Upload
leanh
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA
SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
AG. Toto Marsanto
NIM: 131314007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA
SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
AG. Toto Marsanto
NIM: 131314007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
Skirpsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua-ku “Bapak Mateus Maryunanto dan Ibu Caterina Sulasmi”
dan Adik-ku “Bernadheta Lely Utami” yang selalu mendukung serta
mendoakan-ku.
2. Semua sahabat, teman, dan sanak saudara yang telah mendoakan yang terbaik
untuk-ku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena
mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
(Ulangan 31:6)
Pengetahuan adalah senjata paling hebat untuk mengubah dunia.
(Nelson Mandela)
Tak ada satupun di dunia ini yang bisa diperoleh dengan mudah. Kerja keras dan
Doa merupakan langkah-langkah untuk dapat mempermudahnya.
(AG. Toto Marsanto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis,
AG. Toto Marsanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : AG. Toto Marsanto
NIM : 131314007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA
SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 KASIHAN”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian peryataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 24 Juli 2017
Yang menyatakan,
AG. Toto Marsanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA
SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 KASIHAN
AG. Toto Marsanto
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) motivasi belajar sejarah
siswa selama penerapan model pembelajaran Snowball Throwing, (2) prestasi
belajar sejarah siswa setelah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.
Metode penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model
Kurt Lewin yang dilakukan dalam dua siklus. Metode penelitian ini meliputi
empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan
tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 27 siswa. Selain itu, objek penelitiannya
adalah motivasi belajar sejarah, prestasi belajar sejarah dan model pembelajaran
Snowball Throwing. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, dokumentasi, wawancara, kuesioner dan tes. Analisis data dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.
Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata motivasi belajar sejarah siswa pada pra
siklus sebesar 68,57 meningkat menjadi 76,54 atau 7,97% pada siklus II. (2)
Terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor
rata-rata maupun persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM. Dari segi rata-
rata, keadaan awal sebesar 77,78 meningkat menjadi 78,98 atau 1,2% pada siklus
I dan pada siklus II meningkat menjadi 82,51 atau 3,53%. Dari segi KKM,
keadaan awal siswa yang mencapai KKM sebesar 74,07%, pada siklus I
meningkat menjadi 81,48% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,30%.
Kata kunci : Motivasi belajar, Prestasi Belajar dan Snowball Throwing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT IN LEARNING
HISTORY THROUGH SNOWBALL THROWING LEARNING MODEL
ON STUDENTS OF CLASS X IPS 1 SMA NEGERI 1 KASIHAN
AG. Toto Marsanto
Sanata Dharma University
2017
This study aims to improve: (1) students’ motivation to learn history
during the implementation of the Snowball Throwing learning model, (2)
students’ achievement after the application of Snowball Throwing learning model.
The research method used is Kurt Lewin’s Classroom Action Research
(PTK) model conducted in two cycles. This research method includes four stages,
namely planning, action implementation, observation, and reflection. The subjects
in this study were students of class X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan during
academic year 2016/2017 which consist of 27 students. Besides the object of
research is the motivation to learn history, achievement in learning history and
Snowball Throwing learning model. The data collection instruments used were
observation, interview, questionnaire and test. The data analysis was conducted by
using comparative descriptive analysis technique with percentage.
The results of this research showed that (1) there is an increase in students’
learning motivation during the application of Snowball Throwing learning model.
This is indicated by the average score of students learning motivation in the pre
cycle of 68,57 increased to 76,54 or 7,97% in cycle II. (2) There is an increase in
students’ learning achievement after the application of Snowball Throwing
learning model. This is indicated by the increase of the average score as well as
the percentage is of students who reached the KKM. In terms of average, the
initial state of 77,78 is increased to 78,98 or 1,2% in cycle I, and in cycle II is
increased to 82,51 or 3,53%. In terms of KKM, the initial percentage of students
who reached KKM amounted to 74,07%, in the first cycle is increased to 81,48%
and in the second cycle is increased to 96,30%.
Keywords : Learning Motivation, Learning Achievement and Snowball
Throwing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing
Pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan” ini dapat terselesaikan
dengan baik. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu
dan pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan sebuah karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan kemudahan
bagi penulis selama menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Sejarah.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan segala kasih, perhatian, kesabaran dan selalu
memotivasi selama penulisan skripsi ini.
4. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungannya baik dukungan
moral berupa semangat maupun dukungan finansial serta doa yang selalu
dipanjatkan kepada Tuhan Yesus untuk saya.
5. Adik saya yang selalu memberikan dukungan dan doa.
6. Kepala SMA Negeri 1 Kasihan yang telah memberikan izin kepada saya untuk
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bapak Tavip Wahyudi Raharja, M.Pd., selaku guru sejarah SMA Negeri 1
Kasihan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis ketika penelitian
berlangsung.
8. Seluruh siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan Tahun Ajaran 2016/2017.
9. Teman-teman angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Sejarah yang selama
ini memberi semangat dan motivasi.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis menyadari penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis,
AG. Toto Marsanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
C. Batasan Masalah .................................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
E. Pemecahan Masalah............................................................................................. 6
F. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
G.Manfaat Penelitian................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8
A. Kajian Teori......................................................................................................... 8
1. Konsep Motivasi .............................................................................................. 8
2. Konsep Belajar .............................................................................................. 10
3. Konsep Sejarah .............................................................................................. 11
4. Pembelajaran Sejarah .................................................................................... 12
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah ....................................... 13
6. Prestasi belajar ............................................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
7. Teori Konstruktivisme ................................................................................... 15
8. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................... 17
9. Model Pembelajaran Snowball Throwing ..................................................... 19
B. Materi Pembelajaran .......................................................................................... 23
C. Penelitian yang Relevan .................................................................................... 24
D. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 25
E. Hipotesis ............................................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 27
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 27
B. Setting Penelitian ............................................................................................... 28
1. Tempat Penelitian .......................................................................................... 28
2. Waktu Penelitian ........................................................................................... 28
C. Subjek Penelitian ............................................................................................... 28
D. Objek penelitian ................................................................................................ 29
E. Variabel-variabel Penelitian .............................................................................. 29
F. Definisi Oprasional Variabel ............................................................................. 29
G. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 30
1. Observasi ....................................................................................................... 30
2. Dokumentasi .................................................................................................. 30
3. Tes ................................................................................................................. 30
4. Wawancara .................................................................................................... 31
5. Kuesioner ....................................................................................................... 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................... 31
1. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 31
2. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 33
3. Hasil Uji Coba Instrumen .............................................................................. 35
I. Desain Penelitian ................................................................................................ 37
J. Analisis Data ...................................................................................................... 37
1. Data Kuantitatif .............................................................................................. 38
2. Data Kualitiatif ............................................................................................... 44
3. Analisis Komparatif ........................................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 46
1. Pra Siklus ........................................................................................................ 46
2. Rencana Tindakan .......................................................................................... 47
L. Indikator Keberhasilan....................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 50
A. Deskripsi Pelaksanaan ....................................................................................... 50
1. Observasi Pra Siklus ....................................................................................... 50
2. Siklus I ............................................................................................................ 58
a. Perencanaan Siklus I .................................................................................. 58
b. Tindakan Siklus I ....................................................................................... 59
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa ............................................................. 62
d. Refleksi Siklus I ......................................................................................... 67
3. Siklus II .......................................................................................................... 68
a. Perencanaan Siklus II ................................................................................. 69
b. Tindakan Siklus II...................................................................................... 69
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa ............................................................. 71
d. Refleksi Siklus II ....................................................................................... 76
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Motivasi dan Prestasi Belajar ............................ 78
1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas ................................................. 78
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ....................................................... 78
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................................... 79
2. Komparasi Motivasi Belajar Siswa ............................................................... 80
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus II ..................................................... 80
3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa ................................................................. 83
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ....................................................... 83
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................................... 85
C. Pembahasan ....................................................................................................... 88
1. Motivasi Belajar Siswa .................................................................................. 88
2. Prestasi Belajar Siswa .................................................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 92
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Saran .................................................................................................................. 93
1. Bagi Sekolah ................................................................................................... 93
2. Bagi Guru ....................................................................................................... 93
3. Bagi Siswa ...................................................................................................... 94
4. Bagi Peneliti Berikutnya ................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 95
LAMPIRAN ........................................................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Kerangka Berpikir ...................................................................... 26
Gambar II : Siklus Penelitian ......................................................................... 37
Gambar III : Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa ....................... 55
Gambar IV : Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ......................... 57
Gambar V : Diagram Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus I............. 66
Gambar VI : Diagram Keadaan Akhir Motivasi Belajar Siswa....................... 74
Gambar VII : Diagram Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus II ........... 76
Gambar VIII : Diagram Komparasi Motivasi Belajar Sejarah Pra Siklus
dengan Siklus II .......................................................................... 82
Gambar IX : Diagram Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan
Siklus I ........................................................................................ 85
Gambar X : Diagram Komparasi Prestasi Belajar Siklus I dengan
Siklus II ....................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ...................................... 38
Tabel 2: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa ............................................................ 39
Tabel 3: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa ................................................. 40
Tabel 4: Contoh Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................... 41
Tabel 5: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ...................................... 42
Tabel 6: Analisis Motivasi Belajar Sejarah Siswa ................................................. 42
Tabel 7: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ...................................... 43
Tabel 8: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa ................................................... 43
Tabel 9: Analisis Komparatif Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 44
Tabel 10: Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa ......................................... 45
Tabel 11: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa .......................................... 45
Tabel 12: Indikator Keberhasilan ........................................................................... 49
Tabel 13: On Task .................................................................................................. 51
Tabel 14: Off Task .................................................................................................. 51
Tabel 15: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pra Siklus .............................. 53
Tabel 16: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa ......................................... 54
Tabel 17: Data Kriteria Keadaan Motivasi Belajar Siswa ..................................... 54
Tabel 18: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ........................................... 56
Tabel 19: Data Kriteria Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ............................. 57
Tabel 20: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I ............. 63
Tabel 21: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I ............. 64
Tabel 22: Data Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus I .............................. 65
Tabel 23: Data Kriteria Prestasi Belajar Siswa Siklus I ......................................... 66
Tabel 24: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Siklus II ................................ 71
Tabel 25: Data Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus II ........................... 72
Tabel 26: Data Kriteria Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus II .............. 73
Tabel 27: Data Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus II ............................. 74
Tabel 28: Data Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus II ........... 75
Tabel 29: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I ............ 78
Tabel 30: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II ............... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 31: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus II ........... 80
Tabel 32: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus II ........ 82
Tabel 33: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I .............. 83
Tabel 34: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I ............. 84
Tabel 35: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II ................. 85
Tabel 36: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Siklus I dengan Siklus II ................ 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ................................................................................ 98
Lampiran 2a Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ...................... 99
Lampiran 2b Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ...... 100
Lampiran 2c Surat Izin Penelitian dari DISDIKPORA ....................................... 101
Lampiran 2d Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian di SMA ................ 102
Lampiran 3 Silabus .............................................................................................. 103
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 111
Lampiran 5a Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi I ..................................................... 128
Lampiran 5b Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi II ................................................... 130
Lampiran 6a Soal Uji Kompetensi I..................................................................... 132
Lampiran 6b Soal Uji Kompetensi II ................................................................... 139
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Motivasi ............................................................ 147
Lampiran 8 Kuesioner Motivasi .......................................................................... 149
Lampiran 9 Daftar Hadir Siswa Kelas X IPS 1.................................................... 152
Lampiran 10 Lembar Diskusi Kelompok ............................................................. 153
Lampiran 11 Lembar Jawaban ............................................................................. 154
Lampiran 12 Validitas Motivasi .......................................................................... 155
Lampiran 13 Reliabilitas Motivasi ....................................................................... 156
Lampiran 14a Validitas Soal PG Siklus I ............................................................ 157
Lampiran 14b Validitas Soal Essay Siklus I ........................................................ 158
Lampiran 14c Validitas Soal PG Siklus II ........................................................... 159
Lampiran 14d Validitas Soal Essay Siklus II ....................................................... 160
Lampiran 15a Reliabilitas Soal PG Siklus I ......................................................... 161
Lampiran 15b Reliabilitas Soal Essay Siklus I .................................................... 162
Lampiran 15c Reliabilitas Soal PG Siklus II ....................................................... 163
Lampiran 15d Reliabilitas Soal Essay Siklus II ................................................... 164
Lampiran 16 Dokumentasi ................................................................................... 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMA Negeri 1 Kasihan atau yang biasa disebut SMA Tirtonirmolo adalah
sekolah yang berada di Kabupaten Bantul, daerah perbatasan kota, tepatnya
berada di Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta. SMA Negeri 1 Kasihan resmi berdiri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0292/0/1978 pada tanggal 2 September 1978 terhitung mulai
tanggal 1 April 1978.
Dalam perkembangan dan perjalanannya selama 39 tahun mengarungi
dunia pendidikan, SMA Negeri 1 Kasihan telah menorehkan berbagai macam
prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Salah satu prestasi
di bidang akademik yang sangat baik adalah jarangnya peserta didik SMA Negeri
1 Kasihan yang tidak naik kelas. Selain itu, SMA Negeri 1 Kasihan pernah meraih
Juara I Olimpiade Sains SMA Bidang Astronomi tingkat Kabupaten Bantul.
Adapun prestasi di bidang non akademik yang pernah diraih SMA Negeri 1
Kasihan adalah Juara 3 OOSN Basket Putra dan Putri DIY, Juara 2 FLSSN
Nasional Seni Tari dan menjadi Juara 1 Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional
tahun 2016.
Di sisi lain, meski memiliki prestasi yang sangat baik, SMA Negeri 1
Kasihan memiliki beberapa kekurangan terutama dalam proses pembelajaran di
dalam kelas. Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Negeri 1 Kasihan pada kelas X IPS 1, masih terlihat kurang adanya antusias siswa
terhadap mata pelajaran sejarah. Dalam mengikuti pembelajaran sejarah, hanya
beberapa siswa saja yang mengikuti proses pembelajaran dengan serius,
sedangkan siswa yang lainnya terlihat sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti
mengobrol, bermain handphone dan tidur ketika proses pembelajaran
berlangsung. Walaupun terkadang guru menerapkan diskusi kelompok, namun
metode ceramah masih mendominasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 sangat kurang, kondisi ini diperkuat
berdasarkan hasil kuesioner motivasi belajar yang menunjukkan skor rata-rata
68,57. Dengan motivasi belajar yang kurang, maka akan berpengaruh pada
prestasi belajar siswa tersebut.
Keadaan ini diperkuat berdasarkan hasil ujian sisipan pada materi
“Indonesia Zaman Hindu dan Budha” yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang didapat adalah 77,78. Berdasarkan ujian sisipan yang dilakukan pada materi
tersebut dinyatakan bahwa 7 siswa belum mencapai KKM dan 20 siswa sudah
mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 75.
Dari data tersebut terlihat bahwa prestasi belajar siswa kelas X IPS 1
masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat
menumbuhkan peran aktif atau memberikan kontribusi secara maksimal kepada
siswa dalam proses pembelajaran dan dapat menumbuhkan motivasi siswa
terhadap pembelajaran sejarah di dalam kelas sehingga tidak ada lagi siswa yang
sibuk sendiri dan tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
daya tarik suatu mata pelajaran atau pembelajaran ditentukan oleh dua hal,
pertama oleh mata pelajaran itu sendiri dan kedua adalah cara mengajar guru.
Oleh karena itu, tugas profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang
sebelumnya tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah,
yang tadinya tidak berarti menjadi bermakna.1
Dalam hal ini seorang guru harus kreatif dalam mengembangkan model
pembelajaran supaya siswa dapat serius dan aktif dalam pembelajaran. Salah satu
caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kreatif dan inovatif
sesuai dengan materi yang diajarkan serta didukung sarana dan prasarana sebagai
penunjang pembelajaran.
Dari permasalahan tersebut maka tercetuslah sebuah gagasan dari peneliti
bahwa seorang guru perlu menentukan model pembelajaran yang tepat agar
mencapai tujuan yang diharapkan. Model pembelajaran yang tepat adalah model
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran,
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur dan saling
berinteraksi satu sama lain secara aktif dan efektif melalui model pembelajaran
kooperatif. Untuk mengatasi permasalahan pada mata pelajaran sejarah, peneliti
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing yang diharapkan dapat
mengatasi permasalahan yang ada pada pembelajaran sejarah terutama dalam
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa pada mata pelajaran sejarah.
Model pembelajaran Snowball Throwing ini menuntut agar peserta didik
lebih aktif dan bekerja sama dalam proses pembelajaran. Peserta didik didorong
1 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, Surakarta, Yuma Pustaka, 2009, hlm. 1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
untuk menguasai materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk diskusi kelompok,
interaksi dan bekerja sama dalam kelompok yang menarik dalam setiap proses
pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi termotivasi dalam proses
pembelajaran sejarah.
Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan
pembentukan kelompok, yang diwakili oleh ketua kelompok untuk mendapatkan
tugas dari guru yang kemudian masing-masing kelompok membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke kelompok lain dan
masing-masing kelompok bekerja sama untuk menjawab pertanyaan dari bola
yang diperoleh dari kelompok lain. Melempar di sini maksudnya adalah menukar
kertas berisi soal yang telah dibuat siswa ke siswa lain untuk diselesaikan.
Melalui penerapan model Snowball Throwing diharapkan siswa dapat
lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan diharapkan juga siswa tidak
hanya mampu memahami apa yang telah didiskusikan dengan anggota
kelompoknya, tetapi juga mampu memahami informasi yang didapat melalui bola
soal yang dilempar atau ditukarkan dari kelompok lain. Selain itu, model
pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk saling menghormati teman atau
anggota kelompok apabila terjadi perbedaan pendapat diantara mereka ketika
melakukan diskusi.
Berdasarkan manfaat dan kelebihan yang dapat diperoleh dari model
pembelajaran Snowball Throwing, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam pembelajaran sejarah guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
sejarah pada siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan, dengan judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
“Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model
Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Kasihan”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini.
Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Rendahnya motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar sejarah.
2. Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
C. Batasan Masalah
Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran
Snowball Throwing.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil rumusan :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Kasihan?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Kasihan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dalam
proses pembelajaran sejarah. Dikarenakan melalui model pembelajaran tersebut
dapat melibatkan siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga
diyakini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 di SMA
Negeri 1 Kasihan dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 di SMA
Negeri 1 Kasihan dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwimg.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi sekolah
Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau refrensi bagi
guru khususnya guru mata pelajaran sejarah dalam mengembangkan berbagai
model pembelajaran yang bervariasi untuk menyampaikan materi pembelajaran
sejarah kepada siswa.
3. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan
menambah pemahaman siswa dalam mempelajari pelajaran sejarah, sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Manfaat bagi peneliti
Memberikan sebuah pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam
menerapkan model-model pembelajaran Snowball Throwing pada pembelajaran
sejarah dan untuk menambah pengalaman peneliti sebagai calon guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan
beberapa teori yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Konsep Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Inggris, yakni motivation yang berarti
dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti
mendorong, menyebabkan dan merangsang. Di dalam kegiatan belajar mengajar,
dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan
belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu sendiri
untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya
dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.2
Selain itu, Hamzah B. Uno mengartikan motivasi sebagai kekuatan yang
terdapat dalam individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
2 Ali Imron, Belajar & Pembelajaran, Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya, 1996, hal. 87-88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berbuat sesuatu.3 Jadi, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat antusiasme dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam individu itu sendiri (intrinsik) maupun dari luar
individu (ekstrinsik) seperti kepuasan maupun pujian yang didapatkan dari orang
lain.
b. Jenis Motivasi
Secara garis besar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.4 Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal
dari dalam tanpa ada rangsangan dari luar karena di dalam setiap individu sudah
ada dorongan atau rangsangan untuk melakukan sesuatu seperti antusias dan
ketertarikan yang berasal dari dalam diri untuk bertindak atau melakukan sesuatu.
Selanjutnya adalah motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar.5 Secara umum motivasi ekstrinsik bisa didapat
dari luar diri individu tersebut seperti guru, orang tua, maupun teman sebaya.
c. Pentingnya Motivasi Belajar
Penelitian psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang
perilaku. Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari
kekuatan mental, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi.
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar
menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi
3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007, hlm. 3. 4 Ali Imron, op. cit., hlm. 88. 5 Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hlm. 151.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut
perlu dimiliki oleh siswa SLTP dan SLTA.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa maupun guru ketika dilakukan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar
adalah sebagai berikut:
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan
teman sebaya.
3) Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius.
4) Membesarkan semangat belajar.
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang
bersinambungan.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru. Salah
satu manfaatnya adalah guru dapat membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.6
2. Konsep Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai
akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting
yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai
keuntungan baik bagi individu maupun bagi masyarakat.
Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan untuk menjadi lebih
6 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 84-85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
baik sehingga tingkahlakunya berkembang.7 Secara umum dapat dikatakan bahwa
belajar adalah perubahan yang terjadi dari keadaan belum tahu menjadi tahu, yang
belum mengerti menjadi mengerti dan pada intinya perubahan yang terjadi
mengarah ke tujuan yang lebih baik.
Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan sampai taraf
tertentu dan tidak mengulang. Perubahan yang diakibatkan oleh belajar ini bisa
benar-benar bertahan lama bila peserta didik mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu belajar harus selalu diarahkan terhadap
hal-hal yang sifatnya positif, agar peserta didik mampu mengolah potensi yang
ada di dalam diri mereka secara maksimal.8
3. Konsep Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti
pohon, keturunan, asal-usul, yang kemudian menjadi kata sejarah dalam bahasa
Indonesia. Kata sejarah sama dengan kata history dalam bahasa Inggris yang
berasal dari istoria dalam bahasa Yunani yang berarti ilmu.9 Dalam
perkembangannya kata istoria diperuntukan bagi pengkajian terhadap segala
sesuatu mengenai manusia secara kronologis.
Sejarah adalah gambaran tentang masa lalu manusia dan sekitarnya
sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Sejarah meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan
7 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT Bina Aksara, 1984, hlm. 99. 8 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta, Sketsa, 2014, hlm. 57. 9 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Noto Susanto, Jakarta, UI Press, 1975,
hlm.103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengertian serta pemahaman tentang apa yang telah berlalu.10 Selain itu, sejarah
menjadi salah satu hal yang penting untuk dipelajari oleh semua orang.
Mempelajari sejarah akan membantu kita untuk mengetahui perjalanan bangsa
Indonesia dan akan membantu kita untuk membangun bangsa kita pada masa kini
maupun masa yang akan datang.
4. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan
mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat
hubungannya dengan masa kini.11 Pembelajaran sejarah yang baik akan
membentuk pemahaman sejarah. Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan
berpikir yang merefleksikan nilai-nilai positif dari peristiwa sejarah dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak dalam melihat dan
memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan.12 Pembelajaran sejarah
seharusnya dapat menjadi suatu pembelajaran yang imajinatif yang akan
mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan berbangsa. Selain itu, pembelajaran
sejarah seharusnya mampu menjadi pengikat konstruksi nasionalisme bangsa
Indonesia. Bukan sekedar menghafalkan fakta, pembelajaran sejarah pada
hakekatnya mempunyai beberapa manfaat dalam menanamkan nasionalisme.13
10 Sartono Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, Jakarta, PT
Gramedia, 1982, hlm. 12. 11 I Gede Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta,
Depdikbud, 1989, hlm. 23. 12 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 36. 13 Ibid., hlm. 43-44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkannya “sense of
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang
dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan
saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu
diperoleh peserta didik.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai
muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena
itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem
penyajian materi secara terpadu. Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar.
Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ilmiah dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada sebuah pengembangan
keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.14
Dengan demikian, pendekatan saintifik sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan, pendekatan saintifik mengajak siswa
untuk aktif melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
6. Prestasi Belajar
Menurut Winkel, prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar
atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya.15 Menurut Oemar Hamalik, prestasi belajar
merupakan sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kemampuan
setelah melakukan kegiatan yang bersifat belajar, karena prestasi adalah hasil
belajar yang mengadung penilaian, hasil usaha kerja dan ukuran kecakapan yang
dicapai siswa.16
Pada dasarnya, hasil belajar atau prestasi belajar siswa sangat tergantung
dengan siswa itu sendiri. Hasil belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh dua faktor
14 Direktorat Pembinaan SMA, Pembelajaran Sejarah Melalui Pendekatan Saintifik, Jakarta,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, hlm. 6-7. 15 W.S. Winkel, op.cit., hlm. 162. 16 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm.68.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
utama, yaitu dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan.17
a) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya:
1) Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan.
2) Faktor biologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan
fisik.
b) Faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya:
1) Faktor lingkungan keluarga.
2) Faktor lingkungan sekolah.
3) Faktor masyarakat sekitar.
Faktor-faktor tersebut ada pengaruhnya dalam membantu peningkatan
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa terkait dengan mata pelajaran sejarah
yang sering kali rendah. Selain itu, rendahnya prestasi belajar siswa ini salah
satunya dipengaruhi oleh metode mengajar konvensional yang dilakukan oleh
guru.
7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Konstruktivisme merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran
yang menuntut agar individu bisa menumbukan dan membuat konsepnya sendiri
yang muncul dari pandangan dan gambaran individu itu sendiri.18 Unsur-unsur
konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pembelajaran
baik di tingkat sekolah dasar, menengah dan universitas. Berikut ini merupakan
langkah pembelajaran sejarah berdasarkan teori konstruktivisme:
a) Dalam proses pembelajaran, pengetahuan dibangun oleh siswa secara individu
maupun kelompok.
17 Angkowo dan Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta, Grasindo, 2007, hlm. 50. 18 Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme, Bandung, Alfabeta, 2013, hlm. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) Pengetahuan tidak bisa dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan
keatifan siswa itu sendiri untuk menalar.
c) Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga terjadi perubahan konsep
menuju yang lebih rinci, lengkap dan sesuai konsep ilmiah.
d) Ketika proses pembelajaran guru hanya membantu menyediakan sarana agar
proses membangun pengetahuan dapat berjalan dengan baik.
e) Evaluasi pembelajaran menekankan pada penyusunan makna yang melibatkan
keterampilan yang terhubung dengan menggunakan masalah dalam konteks
nyata. Selain itu, evaluasi harus diintegrasikan ke dalam tugas-tugas yang
menuntut aktivitas belajar menjadi bermakna.19
Berdasarkan paham konstruktivisme dalam proses belajar mengajar, guru
tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk
yang serba sempurna. Dengan kata lain, peserta didik harus membangun suatu
pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran
adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Selain itu, John Dewey
menguatkan teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahwa pendidik yang
cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun
atau membina pengalaman secara berkesinambungan. Ia juga menekankan
kepentingan keikutsertaan peserta didik di dalam segala aktivitas pengajaran dan
pembelajaran.
Dengan konstruktivisme dalam pembelajaran sejarah, siswa dituntut untuk
bergerak lebih aktif dan mengoptimalkan serta memaksimalkan potensi yang ada
dalam diri siswa itu sendiri sehingga siswa mampu mengolah dan
mengembangkan potensi yang ada dalam proses pembelajaran. Bagi kaum
kontruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke
19 Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme, Jurnal Online,
http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f113/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no 1 april
2010/PARADIGMA%20 PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf, diakses
pada 23 Maret 2017, pukul 11.27 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
murid, melainkan sesuatu kegiatan yang memungkingkan bisa membangun
pengetahuannya sendiri.20
Ciri-ciri pembelajaran sejarah secara konstruktivis adalah:
a) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
b) Siswa belajar sejarah secara bermakna dengan bekerja dan berfikir. Hal ini
agar siswa dapat memberi makna tentang materi sejarah yang sedang dibahas,
maka perlu sebuah materi yang bersifat analisis yang berdasar pada hukum
kausalitas.
c) Siswa belajar bagaimana belajar itu. Melalui pemberian masalah yang
berbobot masalah, diharapkan siswa mampu belajar memahami, menerapkan
dan mampu bersikap terhadap hasil analisis permasalahan.
d) Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu
dengan skema yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi
(materi) menjadi kompleks.
e) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan (inkuiri).
f) Berorientasi pada pemecahan masalah. Sejarah bukan hanya deretan fakta,
namun berdasarkan waktu, kontinyuitas dan perubahan. Oleh sebab itu,
permasalahan yang dimunculkan untuk dikaji oleh siswa adalah permasalahan
kekinian yang harus dicari logika kausalitasnya dengan masa lalu.21
8. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan suatu pendekatan yang melibatkan
siswa secara personal ataupun kelompok utnuk menemukan, membangun,
mengkonstruksi dan mentrasformasikan informasi atau sebuah pengetahuan
secara kompleks. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slavin bahwa pembelajaran
kooperatif membuat siswa berinteraksi secara aktif dalam kelompok dan
20 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 2012, hlm. 65. 21 Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme, Jurnal Online,
http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f113/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no 1 april
2010/PARADIGMA%20 PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf, diakses
pada 23 Maret 2017, pukul 11.27 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
memperbolehkan siswa untuk bertukar ide untuk membangun sebuah pengetahuan
dalam proses pembelajaran sesuai dengan pendekatan konstruktivisme.
Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran yang mana
siswa dituntut aktif, bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu
dalam proses pembelajaran. Anggota kelompok bertanggung jawab atas
ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari maupun
mentransformasikan materi itu sendiri kepada siswa lain.22
b. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif
Manusia memiliki derajat, potensi, latar belakang historis, serta harapan
masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling asah,
asih, dan asuh atau saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif menciptakan
interaksi yang asah, asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa
tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk mengindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan,
sebagai latihan hidup di masyarakat atau lingkungan sekitar.23
c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait.
22 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran : Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Ar-Ruzz
Media, 2016, hlm. 191. 23 Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta, Yuma Pustaka bekerja sama dengan
FKIP UNS, 2010, hlm. 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Elemen-elemen dalam pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie yang
dikutip oleh Sugiyono adalah:
1) Saling ketergantungan positif. Hal ini dimaksudkan dalam pembelajaran
kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa
saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang
dimaksud dengan saling ketergantungan positif.
2) Interaksi tatap muka. Elemen ini akan memaksa siswa saling tatap muka
dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya
dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa
merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Ini juga mencerminkan konsep
pengajaran teman sebaya.
3) Akuntabilitas individual. Maksudnya adalah pembelajaran kooperatif
menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual.
Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada
kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok
yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
4) Keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi. Elemen ini dimaksudkan
setiap siswa harus memiliki keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap
sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani
mempertahankan ide gagasan logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri,
dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar
pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang
tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari
guru juga dari sesama siswa.24
9. Model Pembelajaran Snowball Throwing
a. Pengertian Model Snowball Throwing
Snowball Throwing secara etimologi berarti bola salju, sedangkan
throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat
diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola
salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian
dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor (2010),
Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang dalam
24 Ibid., hlm. 40-42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru disini hanya sebagai
pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya, penertiban
terhadap jalannya pembelajaran.
Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang menjadi
rekomendasi UNESCO. Hal ini dikarenakan model ini termuat aspek belajar
mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do) dan belajar hidup
bersama (learning to be). Model ini adalah suatu pembelajaran yang diawali
dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk membuat
pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa
lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.25
b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing26
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
2) Guru membentuk siswa dalam berkelompok maksimal 4-5 siswa, lalu
memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan
tentang materi.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilemparkan dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 3 menit. 6) Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan, diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut dalam diskusi kelompok. Jika sudah dijawab, maka
bola tersebut dilempar kembali ke kelompok yang lain.
7) Guru memberikan evaluasi sebagai bahan pemahaman materi. 8) Penutup.
25 Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor, Ghalia
Indonesia, 2014, hlm. 158. 26 Ibid., hlm. 159-160.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan Snowball
Throwing, pendidik perlu melakukan beberapa persiapan. Persiapan/langkah yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan, (lebih banyak, lebih baik).
2) Guru menyiapkan bola kecil (bisa bola karet atau bola kain) yang akan
digunakan sebagai alat lempar. 3) Guru menerangkan cara bermain Snowball Throwing.
c. Kelebihan Model Snowball Throwing
Model ini mempunyai beberapa kelebihan yang semuannya melibatkan
dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari model Snowball
Throwing adalah (a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa
seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain. (b) Siswa
mendapat kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain. (c)
Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal
yang dibuat temannya seperti apa. (d) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. (e)
Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam
praktik. (f) Pembelajaran menjadi lebih efektif. (g) Aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor dapat tercapai. (h) Menjadikan siswa untuk saling menghargai di
dalam perbedaan yang ada.
d. Kekurangan atau Kelemahan Model Snowball Throwing
Di samping terdapat kelebihan tentu saja model ini juga mempunyai
kelemahan. Kelemahan dari model ini adalah (a) Sangat bergantung pada
kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa
hanya sedikit. (b) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik
tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
(c) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok. (d) Memerlukan
waktu yang panjang. (e) Murid nakal cenderung untuk berbuat gaduh. (f) Kelas
sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
Namun, kelemah dalam menggunakan model ini dapat tertutupi dengan
melakukan, (a) Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan
didemonstrasikan secara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya. (b)
Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan
kelompok dan pembuatan pertanyaan. (c) Guru ikut serta dalam pembuatan
kelompok sehingga kegaduhan bisa diatasi. (d) Memisahkan grup anak yang
dianggap sering membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda. (e) Tidak
menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis dan
penghargaan kelompok agar siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran.27
e. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif model Snowball Throwing mempunyai
beberapa karakteristik yang membedakan dari model-model pembelajaran lain,
yaitu:
1) Siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok-kelompok (yang sering
disebut tim) untuk menguasai suatu materi yang diberikan.
2) Model ini menuntut seluruh siswa untuk aktif, bertatap muka dan
berkomunikasi secara langsung.
3) Anggota tim harus memiliki keberagaman kemampuan akademik yang tinggi,
sedang maupun rendah.
4) Bila memungkinkan, setiap anggotanya harus heterogen dan dapat ditinjau
dari segi ras (suku, budaya, jenis kelamin, dsb).
27 Ibid., hlm. 161.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Seperti yang disebutkan oleh Anita Lie, bahwa model pembelajaran
kooperatif model Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang
memungkinkan guru untuk mendorong siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, baik berupa tujuan akademik, penerimaan terhadap keberagaman
maupun sebagai suatu sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial.
Sedangkan beberapa karakter yang dimiliki oleh kerja kelompok antara lain:
1) Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif model ini sangat efektif untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran akademik. Melalui pembelajaran koooperatif ini, siswa
difasilitasi untuk memahami konsep-konsep sulit dan berlatih kritis.
2) Model pembelajaran kooperatif model Snowball Throwing mengharuskan
siswa untuk selalu berada dalam kondisi bergantung satu sama lain antar sema
anggota kelompok yang terdiri dari berbagai karakter seperti tingkat
kecerdasan, jenis kelamin dan ras.
3) Ada banyak keterampilan sosial yang bisa untuk dikuasai siswa melalui model
pembelajaran kooperatif model Snowball Throwing. Model ini contohnya
mengharuskan untuk berbagi tugas dengan anggota kelompok, aktif bertanya,
aktif mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, memancing teman
untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, membantu teman, dsb.28
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini diambil dari:
3.8 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya
pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Materi pokok dalam pembelajaran ini adalah “Islamisasi dan Silang
Budaya” di Nusantara. Dalam materi tersebut, akan membahas tentang “Proses
Islamisasi di Wilayah Nusantara (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
28 Ibid., hlm. 163.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tenggara dan Papua). Selain itu, membahas juga tentang “Jaringan Keilmuan di
Nusantara, Akulturasi dan perkembangan Budaya Islam dan Proses Integrasi di
Nusantara).
C. Penelitian yang Relevan
Peneliti mengambil penelitian yang relevan guna mendukung penelitian
yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang relevan dapat dijadikan acuan
peneliti dalam menentukan bagaimana kedepannya penelitian ini akan
dilaksanakan. Dalam hal ini peneliti mengambil penelitian yang relevan oleh
Selpa Wiwit Kurniawati Mahasiswi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Bangun Ruang Sisi Datar Limas Kelas VII-B SMP Budi Mulia Minggir Sleman
Tahun Ajaran 2015/2016. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa prestasi
belajar siswa meningkat melalui model Snowball Throwing. Peningkatan terlihat
pada siklus pertama dengan rata-rata 39,4 atau 10%, kemudian pada siklus kedua
mengalami peningkatan menjadi 75,9 atau 75%.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti
karena memiliki variabel yang sama yaitu menggunakan model Snowball
Throwing di dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa penggunaan model Snowball Throwing diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Kerangkan Berpikir
Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan
dalam pelaksanaan pendidikan. Agar pembelajaran menjadi berhasil, guru harus
membimbing siswa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya
sesuai dengan struktur pengetahuan bidang studi yang dipelajarinya. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut seorang guru harus dapat menggunakan model
pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran. Salah
satunya dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.
Peranan guru dalam model pembelajaran ini hanyalah sebagai fasilitator
dan motivator. Snowball Throwing adalah model pembelajaran kooperatif yang
diawali dengan pembentukan kelompok, yang diwakili oleh ketua kelompok
untuk mendapatkan tugas dari guru yang kemudian masing-masing siswa
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar
ke kelompok lain dan masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang
diperoleh. Melempar di sini maksudnya adalah menukar kertas berisi soal yang
telah dibuat siswa ke siswa lain untuk diselesaikan.
Pada dasarnya model pembelajaran Snowball Throwing ini dirancang
untuk melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan, jika siswa menjadi aktif maka siswa akan menajdi mudah untuk
memahami materi pelajaran sejarah yang diberikan. Adanya keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat membangun potensi yang ada di
dalam diri siswa. Selanjutnya, hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan kemudian meningkatkan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Kasihan.
Dari penjelasan di atas, kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan
pada bagan berikut ini:
Gambar I: Kerangka Berpikir
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis
sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X IPS 1 SMA
Negeri 1 Kasihan.
2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IPS 1 SMA
Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) model Kurt
Lewin yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan (planning),
pelaksanaan rindakan (action), observasi/pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting)29. Penilitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
bersifat relatif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas atau PTK30, yaitu (a) untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar serta
meningkatkan profesionalisme guru dan menumbuhkan budaya dikalangan guru,
(b) peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat, (c) peningkatan relevansi
pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran, (d) sebagai
alat traning in-service, yang melengkapi guru dengan skill dan metode baru,
mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya, (e)
sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem
pemebelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan
29 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Gelora Aksara Pratama, 2014, hlm.
27. 30 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
perubahan, (f) meningkatkan sikap profesionalisme guru dan tenaga
kependidikan.
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dengan cara (1)
merencanakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) mengobservasi, (4) merefleksi
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.31 Berkaitan dengan ini, penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilakukan memiliki tujuan untuk meningkatkan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Kasihan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan,
Kabupaten Bantul, DIY untuk mata pelajaran sejarah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017 di semester
genap, yaitu pada bulan Maret hingga Mei 2017. Waktu penelitian disesuaikan
dengan kalender akademik dari sekolah.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah siswa kelas X
IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan yang berjumlah 27 orang.
31 Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Indeks, 2010, hlm. 199.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Snowball Throwing
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.
E. Variabel-variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas (X) : model pembelajaran Snowball Throwing
2. Variabel Terikat (Y) : motivasi dan prestasi belajar sejarah
F. Definisi Oprasional Variabel
Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil, antara lain
sebagai berikut:
1. Motivasi adalah dorongan atau keseluruhan daya penggerak dari dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu
sendiri untuk mencapai suatu tujuan.
2. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang ditandai dengan kegiatan belajar
seperti mendengarkan, menonton, menulis, membaca, mengunjungi dan
mengihtisar atau merangkum.32
32 Wasty Soemanto, op. cit., hlm. 106.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dalam hal ini, hasil yang dicapai
berupa nilai angka yang didapat dari proses pembelajan sesuai dengan KD
yang diajarkan.
4. Pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan yang terdiri antara 4-5 orang yang memilik latar
belakang kemampuan akademik maupun jenis kelamin yang berbeda.
5. Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang dalam pelaksanaannya menggunakan media bola salju (kertas soal yang
dibuat seperti bola) dan banyak melibatkan siswa di dalam kelas.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal keadaan kelas
sebelum penerapan model pembelajaran Snowball Throwing maupun setelah
penerapan model pembelajaran tersebut.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mengambil foto, video
atau rekaman saat proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
3. Tes
Tes yang digunakan guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah tes tertulis yang dilakukan untuk mengetahui prestasi kognitif
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui informasi dari guru dan siswa
sendiri tanpa melalui perantara apapun, sehingga didapat data yang akurat.
5. Kuesioner
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menyebarkan dan
mengumpulkan kuesioner yang telah dijawab oleh siswa. Kuesioner ini nantinya
akan digunakan pada pra siklus dan akhir siklus untuk mengetahui motivasi siswa
di dalam kelas.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mudah memperoleh data tersebut.33
1. Alat pengumpulan data
Instrumen penelitian terdiri dari:
a) Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara
langsung atau tidak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala di suatu
tempat. Teknik observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Adapun
alat yang digunakan, yaitu lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi
terikait pembelajaran kooperatif di dalam kelas.
33 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa selama menempuh proses pembelajaran. Hasil tes belajar ini dijadikan tolak
ukur untuk mengetahui perbedaan antara kondisi awal sebelum penelitian dengan
sesudah penelitian yang tercermin dalam dua siklus dengan materi yang
digunakan.
c) Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan awal motivasi dan
prestasi siswa. Adapun alat dalam wawancara ini adalah lembar pertanyaan untuk
guru mata pelajaran dan peserta didik.
d) Kuesioner Motivasi
Menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa
di mana dalam penelitian ini kuesioner disebarkan sebanyak dua kali, yakni pada
pra siklus dan akhir siklus. Pernyataan dalam kuesioner terdiri dari dua aspek,
yaitu aspek positif dan negatif.
Penentuan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari lima kategori,
yaitu pertanyaan positif dengan pilihan jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor
5, “Setuju” (S) diberi skor 4, “Ragu-ragu” (R) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS)
diberi skor 2 dan “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 1. Sebaliknya untuk
pertanyaan negatif dengan pilihan jawaban “Sangat Setuju” (STS) diberi skor 1,
“Setuju” (S) diberi skor 2, “Ragu-ragu” (R) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS)
diberi skor 4 dan “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 5.34
34 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2012, hlm. 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Validitas dan Reabilitas
a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu
tes. Sebuah instrumen atau tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila
butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
seperti ingatan (pengetahuan), pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi
apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam
standar kompetensi, KD, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.35
Untuk mengetahui tingkat validitas uji coba instrumen, maka peneliti
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
akan dikorelasikan
N = Jumlah Siswa
∑XY = Jumlah X dengan Y
X² = Kuadrat dari X
Y² = Kuadrat dari Y
Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar
taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus:
Keterangan :
t = Taraf signifikan
r = Korelasi skor item dengan skor total
n = Jumlah butir item
35 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 1999, hlm.
58-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan, keajegan atau konsistensi
suatu tes, yakni suatu tes yang dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang
ajeg, relatif tidak berubah walaupun diujikan pada situasi yang berbeda. Situasi tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. Maka reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan
hasil tes.
Rumus Alpha atau Koofesien Alpha merupakan rumus dasar untuk
menerapkan koofesien reliabilitas dalam pendekatan konsistensi-internal, dan
rumus ini menghasilkan suatu estimasi reliabilitas yang tepat dalam semua
situasi.36 Selain itu, teknik Koofesien Alpha sangat cocok digunakan pada skor
berbentuk skala (misalnya 1-4 atau 1-5) dan skor (0-20 dan 0-50). Teknik
Koofesien Alpha dapat juga digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1) seperti soal
tes pilihan ganda.37 Dalam mencari reliabilitas instrumen, rumus yang digunakan
adalah rumus Koofesien Alpha38, berikut ini:
1) Langkah 1. Mencari σ2 setiap item
2) Langkah 2. Mencari jumlah varian semua item (∑σ2)
Dalam mencari jumlah varian semua item adalah dengan menjumlahkan σ2
semua item.
Contoh σ2(1) + σ2 (2) + σ2(3) + ...
36 Samsi Haryanto, Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Surakarta, Sebelas Maret
University Press, 1994, hlm. 35. 37 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 77. 38 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 109-112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) Langkah 3. Mencari Varian Total
Keterangan simbol langkah 1 sampai langkah 3, sebagai berikut:
σ2 : Varian item
∑σ2 : Jumlah varian semua item
σt2 : Varian total
∑X2 : Jumlah kuadrat skor total
(∑X)2 : Kuadrat dari jumlah skor total
N : Jumlah Siswa
4) Langkah 4. Memasukan ke dalam rumus r11 (Alpha)
Keterangan:
r11 : Reliabilitas yang dicari
n : Jumlah butir soal
∑σ2 : Jumlah varian semua item
3. Hasil Uji Coba Instrumen
Berikut ini merupakan hasil dari pengujian instrumen penelitian di
lapangan yang dilakukan oleh peneliti.
a) Validitas
Intrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,70 ke atas. Bila
taraf signifikan intrumen tersebut berada di bawah 0,70 maka instrumen
dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas di lapangan.
1) Motivasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan pada pra siklus, dari 40
item kuesioner yang valid berjumlah 39 item dan instrumen yang gugur berjumlah
1 item, yaitu item nomor 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan pada siklus I, terdapat
30 item dan item yang valid berjumlah 23 item serta instrumen yang gugur
berjumlah 7 item, yaitu nomor 5, 7, 12, 13, 15, 21 dan 22. Kemudian pada siklus
II, terdapat 30 item dan item yang valid berjumlah 27 item serta instrumen yang
gugur berjumlah 3 item, yaitu nomor 6, 21 dan 22.
b) Reliabilitas
Instrumen dinyatakan reliabel jika taraf signifikannya mencapai 0,70 ke
atas. Bila taraf signifikan instrumen tersebut dibawah 0,70 maka instrumen
dinyatakan tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabilitas di
lapangan.
1) Motivasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas
instrumen motivasi adalah r= 0,906 atau taraf signifikannya 0,993.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas
instrumen Pilihan Ganda (PG) pada siklus I adalah r= 0,448 atau taraf
signifikannya 0,975 dari 25 item dan tingkat reliabilitas instrumen Essay pada
siklus I adalah 0,378 atau taraf signifikannya 0,90 dari 5 item. Selanjutnya, tingkat
reliabilitas instrumen Pilihan Ganda (PG) pada siklus II adalah r= 0,514 atau taraf
signifikannya 0,993 dari 25 item dan tingkat reliabilitas instrumen essay pada
siklus II adalah r= 0,573 atau taraf signifikannya 0,90 dari 5 item. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
hasil dari pengujian instrumen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian ini layak digunkan untuk melakukan penelitian.
I. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas (PTK).
Desain yang akan digunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari Suharsimi
Arikunto, sebagai berikut:
Gambar II: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)39
J. Analisis Data
Pengambilan data di lapangan dilakukan melalui observasi terhadap proses
maupun kegiatan pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat langsung
menganalisis mengenai hal yang diamati seperti situasi dan kondisi kelas, cara
guru mengajar, interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa
39 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2015, hlm. 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dan lain sebagainya. Analisis data mempunyai peranan yang sangat penting dalam
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh karena itu, peneliti harus
memahami analisis data dengan baik dan tepat agar manfaat penelitian
mempunyai nilai ilmiah yang tinggi.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti dapat mengumpulkan data
berupa data kuantitatif dan kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, motivasi,
dan prestasi belajar siswa. Data kuantitatif ini dinyatakan dalam bentuk angka dan
dianalisis dengan teknik statistik.40 Kemudian, data tersebut dianalisis
menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patokan I).41
Tabel 1: Keterangan Penilaian Acuan Patokan (PAP I)
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
a) Data observasi kegiatan siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan
Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas X IPS 1 SMA
Negeri 1 Kasihan, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan
menggunakan persentase. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian
dalam penelitian, karena melalaui kegiatan belajar siswa dapat menunjang
40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2011, hlm. 199. 41 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 236.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah. Hal yang diamati berupa on
task, off task dan aspek kooperatif dalam pembelajaran.
On task meliputi proses positif dalam pembelajaran, memperhatiakan
penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, mencatat hal-hal penting, mengerjakan
tugas dengan baik, membawa buku paket, bekerja sama dalam kelompok,
mengambil giliran, mengemukakan pendapat di depan kelas dan menyelesaikan
tugas. Sementara off task meliputi mengobrol di dalam kelas, mengantuk di dalam
kelas, bermain handphone (HP), keluar masuk kelas dan kurang memperhatikan
proses pembelajaran.
Tabel 2: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa
1. On Task
No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase
1 Siswa mengikuti proses pembelajaran
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa mencatat hal-hal yang penting pada saat
pembelajaran berlangsung
5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6 Siswa membawa buku paket sejarah
7 Siswa bekerja sama dalam kelompok
8 Siswa mengambil giliran
9 Siswa mengemukakan pendapat di depan kelas
10 Siswa menyelesaikan tugas
2. Off Task
No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase
1 Siswa mengobrol di dalam kelas
2 Siswa mengantuk di dalam kelas
3 Siswa bermain handphone (HP)
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa kurang memperhatikan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
N = Nilai hasil pengamatan
∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
Selain itu, peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap
kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Kasihan. Berikut ini merupakan tabel aspek kooperatif belajar siswa:
Tabel 3: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa
No. Aspek Kooperaif yang Diamati Jumlah Persentase
1. Bekerja sama dengan anggota kelompok
2. Mendengarkan penjelasan teman saat diskusi
kelompok
3. Menghargai pendapat teman
4. Membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah saat pembelajaran
5. Mengomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok
6. Mengambil giliran saat diskusi kelompok
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
N = Nilai hasil pengamatan
∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
b) Data motivasi belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan
Dalam penelitian ini, data motivasi belajar siswa baik keadaan awal
sebelum tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP I) sebagaimana yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dalam pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis
data motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil pengamatan
∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
1) Tabel motivasi belajar siswa
Untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala
sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap
sebagai berikut:
Tabel 4: Contoh Angket Motivasi Belajar Siswa
No Pernyataan Pilihan
STS TS R S SS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
2) Menghitung tingkat motivasi belajar siswa
Adapun cara untuk menentukan tingkat motivasi belajar siswa, yaitu
dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Menentukan skala motivasi belajar siswa
Tabel 5: Keterangan Penilaian Acuan Patokan (PAP I)
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
b. Tabel tingkat motivasi belajar siswa
Tabel 6. Analisis Motivasi Belajar Sejarah Siswa
No Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-Rata
1 Sangat Tinggi 90-100
2 Tinggi 80-89
3 Cukup 70-89
4 Rendah 60-69
5 Sangat Rendah 0-59
c) Data prestasi belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan
Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan
maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penelitian Acuan
Patokan I (PAP I). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data
prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil pengamatan
∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
1) Menghitung tingkat prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal
maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan PAP I dengan KKM 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Berikut cara untuk menentukan tingkat
prestasi belajar siswa:
a. Menentukan skala prestasi belajar siswa
Tabel 7: Keterangan Penilaian Acuan Patokan (PAP I)
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
b. Tabel tingkat prestasi belajar siswa
Tabel 8. Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-Rata
1 Sangat Tinggi 90-100
2 Tinggi 80-89
3 Cukup 70-89
4 Rendah 60-69
5 Sangat Rendah 0-59
2) Menghitung persentase
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui
presentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai
KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
a. Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
b. Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Data Kualitatif
Data kualitatif dinyatakan secara deskriptif atau dalam bentuk verbal tanpa
menggunakan teknik statistik.42 Data kualitatif pada dasarnya digunakan untuk
menjelaskan atau memaparkan data tentang suatu gejala yang diamati ketika
penelitian dilakukan serta digunakan untuk memaknai tingkat kategori motivasi
serta prestasi belajar sejarah siswa.
a) Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa
selama pemebelajaran berlangsung.
b) Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran serta tingkat keberhasilan
dari penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.
3. Analisis Komparatif
Pada penelitian ini analisis komparatif, yaitu membandingkan hasil
pengamatan kegiatan belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa antara pra
tindakan dan saat tindakan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing. Analisis komparatif ini bertujuan untuk melihat peningkatan kegiatan
belajar, motivasi, dan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model
Snowball Throwing dengan analisis persentase.
a. Tabel analisis komparatif aktivitas belajar siswa
Tabel 9: Analisis Komparatif Aktivitas Belajar Siswa
No. Aspek Kooperatif
yang Diamati
Pra Siklus Siklus I Siklus II Selisih
Ket.
Jmh % Jmh % Jmh % Naik Turun
1. Bekerja sama
dengan anggota
kelompok
42 Sugiyono, op.cit., hlm. 306.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2.
Mendengarkan
penjelasan teman
saat diskusi
kelompok
3. Menghargai
pendapat teman
4.
Membantu anggota
kelompok dalam
menyelesaikan
masalah saat
pembelajaran
5. Mengomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
6. Mengambil giliran
saat diskusi
kelompok
7. Mempresentasikan
hasil kerja
kelompok
b. Tabel analisis komparatif motivasi belajar siswa
Tabel 10: Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa
No. Nama Motivasi
Selisih Ket Persentase Pra Siklus Siklus II
1.
2.
dst.
Jumlah
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa
Tabel 11: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa
No. Nama
Pra Siklus Siklus I Persentase
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1.
2.
dst.
Jumlah
Persentase
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
a) Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Ketua Jurusan PIPS Universitas Sanata Dharma,
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) DIY, Kepala Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) DIY dan Kepala SMA Negeri 1
Kasihan.
b) Observasi
Observasi dilakukan di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan dengan
jumlah siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil berlajar siswa sebelum
dilakukan penelitian dan mengetahui model pembelajaran serta media yang
digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas
sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.
c) Menyusun Silabus
Peneliti menyusun silabus untuk kegiatan pembelajaran sejarah pada siswa
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan.
d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun sebanyak 3 pertemuan untuk dua siklus penelitian.
e) Mempersiapkan Media Pembelajaran
Media yang akan digunakan peneliti adalah power point, gambar, video,
dan papan tulis.
f) Menyiapkan Instrumen Penlitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa soal tes,
lembar pengamatan siswa dan lembar diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Rencana Tindakan
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap, yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi) dan refleksi. Tahap-
tahap ini diterapkan di setiap siklus, dimana siklus yang dijalankan minimal dua
siklus, dan penelitian ini masih bisa dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika
hasilnya belum menunjukan kemajuan yang signifikan.
a) Siklus 1
1) Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian, seperti bahan ajar maupun alat peraga yang
dibutuhkan saat melakukan penelitian.
2) Tindakan
Setelah melakukan perencanaan, guru melaksanakan tindakan penelitian di
kelas. Dalam penalaksanaan tindakan, pertama guru memberikan apersepsi,
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengatar.
Selanjutnya guru masuk ke dalam kegiatan inti pembelajaran dengan membagi
siswa ke dalam kelompok, memanggil ketua kelompok, setiap kelompok
membuat pertanyaan yang kemudian dibuat seperti bola, lalu melemparnya ke
kelompok lain, siswa dalam kelompok mengerjakan soal dari kelompok lain,
siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan ataupun kesimpulan
dan terakhir guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan
kesimpulan mengenai materi yang diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3) Pengamatan
Peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap setiap kelompok
maupun siswa, serta mengamati kerja sama kelompok dalam mengutarakan
pendapat ataupun menjawab pertanyaan. Dalam pengamatan ini, peneliti dibantu
dengan menggunakan instrumen observasi.
4) Refleksi
Untuk mengetahui berhasilnya tindakan pembelajaran, maka peneliti dan
guru memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Hasil dari tes tersebut untuk menjadi ukuran awal siklus I. Selanjutnya
peneliti dan guru membuat rencana untuk perbaikan pada siklus II dan
menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus II.
b) Siklus II
Tahap-tahap dalam siklus II ini pada dasarnya sama dengan tahap yang
dilakukan pada siklus I. Hanya saja tindakan pada siklus II ditentukan berdasarkan
hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I.
1) Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus II.
2) Tindakan
Guru mengimplementasikan model pembelajaran Snowball Throwing
berdasarkan rencana pembelajaran refleksi siklus I yang terdiri dari pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3) Pengamatan
Peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
model Snowball Throwing di dalam kelas.
4) Refleksi
Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II.
Selanjutnya, melihat adakah peningkatan dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan dari siklus pertama ke siklus kedua.
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas. Dalam aspek prestasi
dan motivasi target keberhasilan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 12: Indikator Keberhasilan
Variabel Pra Siklus Siklus I Siklus II
Motivasi 29,63% - 75%
Prestasi (75) 74,07% 85% 95%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2017 di
SMA Negeri 1 Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY dan penelitian ini dilakukan
sebanyak dua siklus. Dalam setiap siklusnya terdapat tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk kegiatan pembelajaran di dalam
kelas dan pertemuan ketiga digunakan untuk uji kompetensi atau tes. Sebelum
kegiatan penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk
mengetahui kondisi awal aktivitas siswa di dalam kelas.
Dalam penelitan ini, pengambilan data dilakukan selama enam minggu,
tepatnya pada 4 April 2017 hingga 23 Mei 2017. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan, Kabupaten Bantul,
DIY dengan jumlah 27 siswa.
1. Observasi Pra Siklus
Observasi dilakukan pada tanggal 4 April 2017 di kelas X IPS 1 SMA
Negeri 1 Kasihan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia Wajib. Observasi pra
siklus ini dilakukan pada jam pelajaran ke 7 dan 8. Guru mata pelajaran sejarah di
kelas ini adalah Bapak Tavip Wahyudi Raharja, M.Pd.
Sebelum pelajaran dimulai, guru menyapa siswa dan mengecek presensi
kehadiran siswa. Selanjutnya, guru mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari
pada hari tersebut. Setelah itu, guru memberi arahan kepada siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Kemudian, guru memberikan
intruksi kepada siswa untuk berdisikusi kelompok dan membuat PPT tentang
materi yang sedang dipelajari. Setelah kurang lebih 20 menit, hasil diskusi dan
PPT kelompok dipresentasikan di depan kelas.
Ketika proses pembelajaran, terlihat beberapa siswa yang tidak mau
terlibat (sibuk mengobrol dengan teman) dalam diskusi kelompok dan ketika
waktu presentasi dimulai, peserta didik cenderung saling tunjuk menunjuk teman
kelompoknya untuk maju ke depan. Setelah dilakukan presentasi kelompok,
hanya sedikit siswa yang memiliki inisiatif untuk bertanya kepada kelompok yang
sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Berikut ini adalah tabel hasil
observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan:
Tabel 13: On Task
No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Siswa mengikuti proses pembelajaran 10 37,04%
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru 13 48,15%
3. Siswa mengajukan pertanyaan 3 11,11%
4. Siswa mencatat hal-hal yang penting pada saat
pembelajaran berlangsung 11 40,74%
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik 11 40,74%
6. Siswa membawa buku paket sejarah 20 74,07%
7. Siswa bekerja sama dalam kelompok 13 48,15%
8. Siswa memperhatikan penjelasan teman 6 22,22%
9. Siswa mengemukakan pendapat di depan kelas 5 18,52%
10. Siswa menyelesaikan tugas 10 37,04%
Tabel 14: Off Task
No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Siswa mengobrol di dalam kelas 9 33,33%
2. Siswa mengantuk/tidur di dalam kelas 6 22,22%
3. Siswa bermain Handphone (HP) 6 22,22%
4. Siswa keluar masuk kelas 4 14,82%
5. Siswa kurang memperhatikan pembelajaran 17 62,96%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan hasil observasi pra siklus di atas, menunjukkan bahwa 10
siswa atau 37,04% mengikuti proses pembelajaran, 13 siswa atau 48,15%
memperhatikan penjelasan guru, 3 siswa atau 11,11% mengajukan pertanyaan, 11
atau 40,74% mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung, 11
atau 40,74% siswa mengerjakan tugas dengan baik, 20 siswa atau 74,07%
membawa buku paket sejarah, 13 siswa atau 48,15% bekerja sama dengan
kelompok, 6 siswa atau 22,22% memperhatikan penjelasan teman, 5 siswa atau
18,52% mengemukakan pendapat di depan kelas, dan 10 siswa atau 37,04%
mengumpulkan tugas. Dari hasil observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang
menonjol adalah siswa membawa buku paket sejarah, memperhatikan penjelasan
guru dan bekerja sama dengan kelompok.
Di sisi lain, terdapat 9 siswa atau 33,33% mengobrol di dalam kelas, 6
siswa atau 22,22% mengantuk atau tidur di dalam kelas, 6 siswa atau 22,22%
bermain HP, 4 siswa atau 14,82% keluar masuk kelas, 17 siswa atau 62,96%
siswa kurang memperhatikan pembelajaran. Kondisi tersebut dimungkinkan
karena jam pelajaran sejarah yang dijadwalkan pada jam ke 7 dan 8. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kegiatan belajar siswa kelas X IPS 1
sebelum penerapan model pembelajaran Snowball Throwing masih perlu
ditingkatkan.
Adapun dalam observasi pada pra siklus, peneliti melakukan pengamatan
terhadap kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA
Negeri 1 Kasihan. Indikator yang digunakan untuk menilai aspek pembelajaran
kooperatif diantaranya, yaitu bekerja sama, mendengarkan penjelasan teman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menghargai pendapat teman, membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan
masalah, mengomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, mengambil
giliran, dan mempresentasikan hasil kerja kelompok. Berikut ini adalah tabel
aspek kooperatif belajar siswa di kelas X IPS 1 pada pra siklus:
Tabel 15: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pra Siklus
No. Aspek Kooperaif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dengan anggota kelompok 13 48,14
2. Mendengarkan penjelasan teman saat diskusi
kelompok 10 37,03
3. Menghargai pendapat teman 15 55,56
4. Membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah saat pembelajaran 9 33,33
5. Mengomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 10 37,03
6. Mengambil giliran saat diskusi kelompok 5 18,51
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 5 18,51
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa 13 siswa atau 48,14%
bekerja sama dengan anggota kelompok, 10 siswa atau 37,03% mendengarkan
penjelasan teman saat diskusi kelompok, 15 siswa atau 55,56% menghargai
pendapat teman, 9 siswa atau 33,33% membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah saat pembelajaran, 10 siswa atau 37,03%
mengomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, 5 siswa atau 18,51%
mengambil giliran saat diskusi kelompok, dan 5 siswa atau 18,51%
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Selain itu, dalam observasi pra siklus ini, peneliti juga melakukan
pengamatan terhadap motivasi siswa dengan memberikan angket atau kuesioner
pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal motivasi belajar
sejarah siswa kelas X IPS 1. Berikut ini tabel kondisi awal motivasi belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 16: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa
No. Nama Skor
1. AK 66,50
2. AM 72,50
3. AS 63,00
4. AFM 78,50
5. ARO 76,00
6. ANQ 66,50
7. ER 62,00
8. EAI 68,50
9. FAA 77,50
10. FRM 65,50
11. FNA 56,00
12. HNA 67,50
13. LS 61,50
14. LFM 81,50
15. MNS 68,50
16. MDR 60,00
17. NAD 79,00
18. NMW 75,00
19. NL 71,50
20. PWA 63,00
21. RSA 62,00
22. REA 77,00
23. SA 78,00
24. SHA 69,50
25. SAL 57,00
26. YZW 64,00
27. ZAA 64,00
Rata-rata 68,57
Skor Tertinggi 81,50
Skor Terendah 56,00
Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat
meggunakan skala kriteria penelitian sebagai berikut:
Tabel 17: Data Kriteria Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
68,57
2. Tinggi 80-89 1 3,70
3. Cukup 70-79 9 33,30
4. Rendah 60-69 15 55,60
5. Sangat Rendah 0-59 2 7,40
Jumlah 27 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berdasarkan data tersebut, motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1
masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data yang
menunjukkan bahwa 15 siswa atau 55,60% motivasi belajar sejarah siswa yang
rendah dan 2 siswa atau 7,40% motivasi belajar sejarah siswa yang sangat rendah.
Setengah dari jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah sisanya adalah 1 siswa
atau 3,70% motivasi belajar sejarah tinggi dan 9 siswa atau 33,30% motivasi
belajar sejarah cukup.
Berikut ini merupakan diagram persentase keadaan awal motivasi belajar siswa:
Gambar III: Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa
Selain melakukan observasi terhadap motivasi belajar siswa, peneliti juga
melihat keadaan awal prestasi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan. Hal
ini dilakukan karena salah satu tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil data prestasi belajar
siswa diambil dari nilai Ujian Tengah Semester yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran sejarah pada semester genap. Berikut ini merupakan tabel keadaan awal
prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 18: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No. Nama Nilai KKM Keterangan
Lulus Tidak Lulus
1. AK 77
75
√
2. AM 80 √
3. AS 74 √
4. AFM 81 √
5. ARO 78 √
6 ANQ 80 √
7. ER 74 √
8. EAI 78 √
9. FAA 88 √
10. FRM 80 √
11. FNA 76 √
12. HNA 85 √
13. LS 84 √
14. LFM 79 √
15. MNS 78 √
16. MDR 72 √
17. NAD 77 √
18. NMW 79 √
19. NL 78 √
20. PWA 74 √
21. RSA 78 √
22. REA 78 √
23. SA 78 √
24. SHA 78 √
25. SAL 74 √
26. YZW 70 √
27. ZAA 72 √
Jumlah 2100 20 7
Nilai Tertinggi 88 Persentase
Nilai Terendah 70 74,07% 25,93%
Rata-rata 77,78
Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas
X IPS 1 sebelum diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing
menunjukkan siswa yang mencapai KKM yang sudah ditentukan dari sekolah
adalah 20 siswa atau 74,07%. Sedangkan siswa yang berada di bawah KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berjumlah 7 siswa atau 25,93%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi
belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan masih perlu
ditingkatkan untuk menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan masih terdapat
beberapa siswa yang belum mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah.
Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 19: Data Kriteria Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
77,78
2. Tinggi 80-89 7 25,93
3. Cukup 70-79 20 74,07
4. Rendah 60-69 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 27 100
Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria prestasi tinggi hanya
berjumlah 7 siswa atau 25,93%. Selain itu, siswa dengan kriteria prestasi cukup
berjumlah 20 siswa atau 74,07%. Sedangkan untuk kriteria sangat tinggi, rendah
dan sangat rendah tidak ada. Untuk mengetahui jumlah persentase keadaaan awal
tingkat prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar IV: Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan
kedua digunakan untuk mengajar yang dimulai pada tanggal 18 dan 25 April
2017, sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk ujian atau tes yang
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2017. Pada pertemuan pertama dan kedua materi
pelajaran yang diajarkan mengenai “Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia”. Pada
siklus I ini, guru mulai menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing yang
akan dijelaskan sebagai berikut ini:
a. Perencanaan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I, yaitu:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rancangan kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang berisikan langkah-
langkah dalam melakukan proses pembelajaran. RPP dibuat dengan
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dan disusun
sebanyak dua RPP untuk pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Dalam
penyusunan RPP ini peneliti melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing dan guru pelajaran sejarah yang bersangkutan.
2) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini adalah
tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, khususnya mengenai proses
Islamisasi di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3) Membuat Lembar Kerja Siswa
Dalam penelitian ini, lembar kerja siswa dibuat dan digunakan
untuk menuliskan hasil atau laporan diskusi kelompok yang nantinya
dipresentasikan di depan kelas.
4) Membuat Media Pembelajaran
Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran adalah model pembelajaran Snowball Throwing atau
bola salju yang di dalamnya terdapat soal atau pertanyaan yang nantinya
dijawab oleh kelompok-kelompok. Selain itu, peneliti juga menggunakan
media pembelajaran berupa Power Point (PPT) untuk mempermudah
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
b. Tindakan Siklus I
Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat
guru dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Pada siklus I
tindakan dilakukan sebanyak dua kali.
Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I:
1) Tindakan Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing. Pada tindakan pertama ini dilakukan pada hari
Selasa, 18 April 2017 pukul 12.30-14.00 WIB. Materi yang diajarkan adalah
proses Islamisasi di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Pada pertemuan pertama ini dibuka dengan mengucapkan salam dan
menanyakan kehadiran siswa serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
proses pembelajaran. Pada kegiatan awal, guru terlebih dahulu melakukan
apresepsi dengan memberikan tayangan video yang berkaitan dengan materi.
Dalam kegiatan apersepsi, terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan
terkesan belum termotivasi. Pada pertemuan ini, hanya beberapa siswa saja yang
memiliki atusias untuk menanggapi dan memperhatikan tayangan video yang
ditayangkan. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih
dahulu agar siswa mengerti tujuan dari pembelejaran yang akan disampaikan.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang materi proses
Islamisasi di Indonesia. Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa bergabung dengan
kelompoknya masing-masing, kemudian guru memanggil setiap ketua kelompok
untuk mendapatkan penjelasan tentang pembagian materi, penjelasan model
pembelajaran Snowball Throwing dan penjelasan membuat soal yang nantinya
akan dijadikan bola salju.
Pada kegiatan diskusi kelompok, beberapa siswa masih banyak yang
kurang berpartisipasi dalam kelompok, hanya sebagian siswa yang memiliki
antusias dalam proses pembelajaran. Setelah diskusi dan membuat soal, guru
memberi arahan untuk melemparkan bola salju (soal pertanyaan) agar siswa
menjadi teratur dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.
Setelah mendapatkan soal-soal dari kelompok lain, seluruh siswa langsung
mengerjakan soal-soal yang sudah dibuat oleh kelompok lain.
Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan semua soal dalam bola
salju tersebut, guru memanggil beberapa kelompok untuk maju ke depan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menjelaskan hasil dari tugas kelompok tersebut. Pada sesi ini, masih banyak siswa
yang malu-malu bahkan tidak mau untuk maju ke depan kelas.
Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa menarik kesimpulan terkait
materi yang sudah dipelajari. Selain itu, guru dan siswa bersama menemukan
nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.
2) Tindakan Pertemuan Kedua
Tindakan kedua pada siklus I dilaksanakan pada 25 April 2017. Materi
yang diajarakan pada pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari materi
minggu lalu, yakni proses Islamisasi di Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa
Tenggara.
Pada awal pembelajaran akan dimulai, guru memberi salam dan
menanyakan kesiapan dan presensi kehadiran siswa. Kemudian, guru memberikan
apersepsi berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan proses Islamisasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu. Pada pertemeuan kedua ini mulai ada
sedikit perubahan dalam perilaku atau sikap siswa. Siswa yang ketika pertemuan
pertama tidak memperhatikan, pada pertemuan kedua ini banyak siswa yang
mulai memperhatikan dan mulai aktif menanggapi seperti halnya bertanya tentang
gambar-gambar yang ditayangkan oleh guru.
Kemudian, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelompoknya
masing-masing, guru memanggil setiap ketua kelompok untuk mendapatkan
penjelasan tentang pembagian materi, penjelasan model pembelajaran Snowball
Throwing dan penjelasan membuat soal yang nantinya akan dijadikan bola salju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Selanjutnya, ketika melakukan diskusi kelompok, mulai terlihat sedikit
perubahan, yakni berapa siswa mulai terlihat aktif dalam kelompok, meskipun
masih ada yang pasif atau diam saja. Setelah setiap kelompok selesai melakukan
diskusi kelompok dan membuat soal, guru memberi arahan untuk melemparkan
bola salju (soal pertanyaan) agar siswa menjadi teratur dalam menerapkan model
pembelajaran Snowball Throwing. Setelah mendapatkan soal-soal dari kelompok
lain, semua kelompok langsung mengerjakan soal-soal yang sudah dibuat oleh
kelompok lain.
Pada saat seluruh kelompok sudah mengerjakan semua soal dalam bola
salju tersebut, guru memanggil beberapa kelompok untuk maju ke depan kelas
menjelaskan hasil dari tugas kelompok tersebut. Pada pertemuan ini, terjadi
sedikit perubahan, yakni siswa mulai berani untuk menjelaskan hasil diskusi
kelompok yang diperoleh di depan kelas.
Saat kegiatan penutup, guru bersama siswa menarik kesimpulan terkait
materi yang sudah dipelajari. Selain itu, peneliti juga memberi tugas kepada siswa
untuk belajar di rumah, karena minggu depan akan dilaksanakan ujian atau tes
tentang materi-materi yang sudah diajarkan.
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kegiatan atau aktivitias siswa di
dalam kelas. Selain itu, pengamatan dilakukan juga terhadap prestasi belajar
siswa. Berikut ini merupakan uraian dari hasil pengamatan atau observasi yang
telah peneliti lakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1) Aktivitas Siswa Kelas X IPS 1 Siklus I
Aktivitas siswa di kelas diukur dengan menggunakan indikator yang sudah
dirancang. Indikator yang digunakan untuk menilai aspek pembelajaran kooperatif
diantaranya bekerja sama, mendengarkan penjelasan teman, menghargai pendapat
individu atau teman, membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah,
mengomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, mengambil giliran, dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Tabel 20: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I
No. Aspek Kooperaif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dengan anggota kelompok 14 51,85
2. Mendengarkan penjelasan teman saat diskusi
kelompok 11 40,74
3. Menghargai pendapat teman 16 59,26
4. Membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah saat pembelajaran 11 40,74
5. Mengomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 12 44,44
6. Mengambil giliran saat diskusi kelompok 6 22,22
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 5 18,52
Pada pertemuan pertama di siklus I, secara keseluruhan aspek yang
diamati mengalami peningkatan dari pra siklus hingga pertemuan pertama siklus I
ini. Aspek siswa bekerja sama dengan anggota kelompok sebanyak 14 siswa atau
51,85%, aspek mendengarkan penjelasan teman saat diskusi kelompok sebanyak
11 siswa atau 40,74%, menghargai pendapat teman sebanyak 16 siswa atau
59,26%, membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah saat
pembelajaran sebanyak 11 siswa atau 40,74%, mengomunikasikan jawaban
kepada anggota kelompok sebanyak 12 siswa atau 44,44%, mengambil giliran
saat diskusi kelompok sebanyak 6 siswa atau 22,22% dan mempersentasikan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kerja kelompok sebanyak 5 siswa atau 18,52%. Namun, aspek yang paling
dominan adalah aspek menghargai pendapat teman dengan jumlah 16 siswa atau
59,26%.
Tabel 21: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I
No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dengan anggota kelompok 16 59,26
2. Mendengarkan penjelasan teman saat diskusi
kelompok 13 48,15
3. Menghargai pendapat teman 18 66,67
4. Membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah saat pembelajaran 13 48,15
5. Mengomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 14 51,85
6. Mengambil giliran saat diskusi kelompok 8 29,63
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 7 25,93
Pada pertemuan kedua di siklus I, terlihat sedikit peningkatan dalam setiap
aspeknya. Aspek bekerja sama dengan anggota kelompok sebanyak 16 siswa atau
59,26%, aspek mendengarkan penjelasan teman saat diskusi kelompok sebanyak
13 siswa atau 48.15%, menghargai pendapat teman sebanyak 18 siswa atau
66,67%, membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah saat
pembelajaran sebanyak 13 siswa atau 48,15%, mengomunikasikan jawaban
kepada anggota kelompok sebanyak 14 siswa atau 51,85%, mengambil giliran
saat diskusi kelompok sebanyak 8 siswa atau 29,63% dan mempresentasikan hasil
kerja kelompok sebanyak 7 siswa atau 25.93%. Namun, aspek yang paling
dominan adalah aspek bekerja sama dengan anggota kelompok. Hal ini
dikarenakan, siswa mulai aktif dan mengerti terhadap model pembelajaran yang
diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2) Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan diukur
berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essay yang
dilakukan setelah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing. Prestasi
belajar sejarah siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 22: Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Nilai KKM Keterangan
Lulus Tidak Lulus
1. AK 77
75
√
2. AM 81 √
3. AS 79 √
4. AFM 72 √
5. ARO 72 √
6 ANQ 88 √
7. ER 70 √
8. EAI 79 √
9. FAA 77 √
10. FRM 84 √
11. FNA 77 √
12. HNA 81 √
13. LS 84 √
14. LFM 91 √
15. MNS 81 √
16. MDR 70 √
17. NAD 81 √
18. NMW 81 √
19. NL 79 √
20. PWA 77 √
21. RSA 77 √
22. REA 79 √
23. SA 77 √
24. SHA 77 √
25. SAL 72 √
26. YZW 86 √
27. ZAA 84 √
Jumlah 2133 22 5
Nilai Tertinggi 91 Persentase
Nilai Terendah 70 81,48% 18,52%
Rata-rata 78,98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mencapai KKM berjumlah 22 siswa
atau 81,48%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 5 siswa
atau 18,52%. Adapun rata-rata yang dicapai pada siklus I ini adalah 78,98. Maka
dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terdapat peningkatan terhadap prestasi
belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan. Untuk mengetahui kriteria
keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 23: Data Kriteria Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 1 3,70
78,98
2. Tinggi 80-89 10 37,04
3. Cukup 70-79 16 59,26
4. Rendah 60-69 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 27 100
Pada siklus I ini peningkatan mulai terlihat setelah diterapkan model
pembelajaran Snowball Throwing. Siswa yang masuk dalam kriteria prestasi
belajar cukup mengalami penurunan dan sebaliknya siswa yang berada di kriteria
tinggi dan sangat tinggi mengalami peningkatan. Untuk melihat prestasi belajar
siswa dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar V: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. Refleksi Siklus I
Refleksi siklus I dilakukan terhadap proses kegiatan pembelajaran, hasil
observasi, dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Snowball Throwing yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
pada siklus I.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada siklus I ini
berjalan dengan baik dan lancar. Keadaan ini dibuktikan dengan adanya
perubahan, yaitu peningkatan pada proses pembelajaran maupun prestasi belajar
sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan. Dalam aspek kooperatif,
siswa bekerja sama dengan anggota kelompok pada pra siklus berjumlah 13 siswa
atau 48,14%, lalu meningkat menjadi 14 siswa atau 51,85% pada pertemuan
pertama siklus I dan meningkat kembali menjadi 16 siswa atau 59,26% pada
pertemuan kedua siklus I. Selain aspek bekerja sama dengan anggota kelompok,
terdapat aspek yang mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu membantu
anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah saat pembelajaran. Pada pra
siklus aspek tersebut berjumlah 9 siswa atau 33,33%, lalu pada pertemuan
pertama siklus I meningkat menjadi 11 siswa atau 40,74% dan kembali meningkat
menjadi 13 siswa atau 48,15% pada pertemuan kedua siklus I. Adapun
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan dari nilai rata-rata yang
diperoleh siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan. Pada keadaan awal atau
pra siklus rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77,78 dan meningkat menjadi
78,98 atau 1,2% pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Penggunaan atau penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini
pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah
siswa. Dari hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I, penerapan
model pembelajaran ini mampu menunjukkan peningkatan prestasi belajar sejarah
siswa, namun hasil yang diperoleh dapat dikatakan belum maksimal. Hemat
peneliti, keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya:
1) Siswa masih ketergantungan terhadap teman di dalam kelompok ketika
mengerjakan tugas kelompoknya.
2) Siswa masih menganggap sepele terhadap tugas kelompok yang diberikan.
3) Siswa berbuat gaduh ketika penerapan model pembelajaran Snowball
Throwing.
4) Siswa masih terlihat pasif ketika berdinamika dalam kelompok.
Dari hasil relfeksi tersebut, peneliti berinisiatif untuk melakukan perbaikan
terhadap proses pembelajaran di siklus I ini guna mendapatkan hasil yang baik
sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditargetkan yakni motivasi 75%
dan prestasi 95%, serta mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Jadi,
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal, penelitian tindakan kelas
ini dilanjutkan pada siklus II.
3. Siklus II
Penelitian siklus II didasarkan oleh hasil refleksi siklus I. Siklus II
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk
mengajar yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2017, sedangkan pertemuan kedua
digunakan untuk ujian atau tes yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2017.
Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berikut ini merupakan
tahapan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada siklus II:
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, maka diadakan
tindakan selanjutnya, yaitu siklus II. Perencanaan pada siklus II hampir sama
dengan siklus I, yakni menyusun perangkat pemebelajaran berupa RPP, materi
pembelajaran, media pembelajaran dan kuesioner motivasi.
b. Tindakan Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan pada siklus I. Namun, pelaksanaan tindakan siklus II ini hanya
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dikarenakan pada bulan Mei ini
bertepatan dengan Ujian Akhir Semester (UAS) pada tanggal 30 Mei 2017,
sehingga tindakan siklus II ini sebanyak dua kali pertemuan.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Mei
2017 pukul 12.30-14.00 WIB. Materi pembelajaran pada siklus II adalah
Akulturasi Kebudayaan Budaya Islam dan Proses Integrasi di Nusantara. Pada
tindakan siklus II, guru menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.
Proses pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, mengecek
kebersihan kelas, kehadiran dan kesiapan siswa. Selanjutnya, guru melakukan
apersepsi dengan menayangkan video dan gambar tentang akulturasi kebudayaan,
serta menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat dan jelas.
Selanjutnya, guru menjelaskan secara singkat tentang materi proses
Islamisasi di Indonesia. Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa bergabung dengan
kelompoknya masing-masing, kemudian guru memanggil setiap ketua kelompok
untuk mendapatkan penjelasan tentang pembagian materi, penjelasan model
pembelajaran Snowball Throwing dan penjelasan membuat soal yang nantinya
akan dijadikan bola salju.
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat aktif dalam diskusi
kelompok. Setelah diskusi dan membuat soal, guru memberi arahan untuk
melemparkan bola salju (soal pertanyaan) agar siswa menjadi teratur dalam
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Setelah mendapatkan soal-
soal dari kelompok lain, seluruh siswa langsung mengerjakan soal-soal yang
sudah dibuat oleh kelompok lain. Ketika menjawab pertanyaan dari kelompok
lain, siswa terlihat berpartisipasi dalam membantu dan bekerja sama dengan
anggota kelompok.
Ketika seluruh kelompok sudah mengerjakan semua soal dalam bola salju
tersebut, guru memanggil beberapa kelompok untuk maju ke depan kelas
menjelaskan hasil dari tugas kelompok tersebut. Pada sesi ini, banyak siswa yang
antusias maju ke depan kelas untuk mengutarakan hasil diskusi yang sudah
dikerjakan dalam kelompok.
Pada akhir pembelajaran, guru memberi kesempatan pada siswa untuk
menarik kesimpulan dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama
pembelajaran berlangsung. Setelah menyimpulkan dan menemukan nilai-nilai,
guru memberikan penguatan atas kesimpulan dan nilai-nilai yang telah siswa
sampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Observasi yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan yang
dilakukan pada siklus I, yaitu melihat aktivitas siswa di kelas, melihat tingkat
motivasi belajar sejarah dan melihat hasil prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Berikut ini merupakan deskripsi hasil observasi terhadap siklus II:
1) Aktivitas Siswa Kelas X IPS 1 Siklus II
Aktivitas siswa di dalam kelas diukur dengan menggunakan indikator
yang sudah dirancang. Indikator yang digunakan untuk menilai aspek
pembelajaran kooperatif diantaranya bekerja sama, mendengarkan penjelasan
teman, menghargai pendapat teman, membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah, mengomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok,
mengambil giliran, dan mempresentasikan hasil kerja kelompok. Berikut ini
merupakan tabel aktivitas siswa di kelas pada siklus II:
Tabel 24: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Siklus II
No. Aspek Kooperaif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dengan anggota kelompok 24 88,89
2. Mendengarkan penjelasan teman saat diskusi
kelompok 20 74,07
3. Menghargai pendapat teman 22 81,48
4. Membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah saat pembelajaran 26 96,30
5. Mengomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 25 92,59
6. Mengambil giliran saat diskusi kelompok 20 74,07
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 15 55,56
Pada siklus II ini, semua aspek mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya. Hal ini terlihat dalam setiap aspeknya, seperti bekerja sama dengan
anggota kelompok sebanyak 24 atau 88,89%, mendengarkan penjelasan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
saat diskusi kelompok sebanyak 20 atau 74,07%, menghargai pendapat teman
sebanyak 22 atau 81,48%, membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan
masalah saat pembelajaran sebanyak 26 atau 96,30%, mengomunikasikan
jawaban kepada anggota kelompok sebanyak 25 atau 92,59%, mengambil giliran
saat diskusi kelompok sebanyak 20 atau 74,07% dan mempresentasikan hasil
kerja kelompok sebanyak 15 atau 55,56%. Namun, aktivitas belajar siswa yang
paling dominan pada siklus II adalah aspek mengomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok sebanyak 26 siswa atau 96,30%.
2) Keadaan Akhir Motivasi Belajar Siswa
Penilaian motivasi belajar siswa pada siklus akhir ini cara melihatnya
sama dengan keadaan awal atau pra siklus. Hasil motivasi belajar diperoleh dari
penilaian terhadap angket atau kuesioner yang diberikan saat siklus II. Berikut ini
merupakan tabel motivasi belajar siswa:
Tabel 25: Data Keadaan Akhir Motivasi Belajar Siswa
No. Nama Skor
1. AK 86,00
2. AM 80,00
3. AS 73,00
4. AFM 78,00
5. ARO 78,50
6. ANQ 77,00
7. ER 76,50
8. EAI 76,00
9. FAA 76,00
10. FRM 75,50
11. FNA 71,50
12. HNA 77,00
13. LS 71,50
14. LFM 78,00
15. MNS 71,00
16. MDR 71,50
17. NAD 82,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
18. NMW 80,50
19. NL 75,00
20. PWA 75,50
21. RSA 76,00
22. REA 77,00
23. SA 80,50
24. SHA 77,00
25. SAL 73,50
26. YZW 72,50
27. ZAA 79,50
Rata-rata 76,54
Skor Tertinggi 86,00
Skor Terendah 71,00
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat
menggunakan skala kriteria penelitan sebagai berikut:
Tabel 26: Data Kriteria Keadaan Akhir Motivasi Belajar Siswa
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
76,54
2. Tinggi 80-89 5 18,52
3. Cukup 70-79 22 81,48
4. Rendah 60-69 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar sejarah siswa mengalami
peningkatan. Jumlah siswa pada kriteria rendah dan sangat rendah tidak ada atau
0%. Selain itu, jumlah siswa pada kriteria cukup berjumlah 81,48%, siswa dengan
motivasi belajar dengan kriteria tinggi berjumlah 18,52% dan siswa dengan
motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi tidak ada atau 0%. Berikut ini
diagram persentase motivasi belajar pada siklus II atau keadaan akhir:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar VI: Diagram Keadaan Akhir Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan diagram di atas, peningkatan paling dominan terjadi pada
motivasi kriteria tinggi dan cukup. Keadaan ini menunjukkan perubahan motivasi
belajar siswa kelas X IPS 1 dari keadaan awal hingga keadaan akhir penelitian.
3) Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Pengukuran prestasi belajar siswa pada siklus II tidak berbeda dengan
pengukuran pada siklus I, yaitu hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal
essay. Adapun prestasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 27. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Nilai KKM Keterangan
Lulus Tidak Lulus
1. AK 77
75
√
2. AM 81 √
3. AS 83 √
4. AFM 77 √
5. ARO 77 √
6 ANQ 89 √
7. ER 77 √
8. EAI 77 √
9. FAA 83 √
10. FRM 87 √
11. FNA 85 √
12. HNA 87 √
13. LS 85 √
14. LFM 89 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
15. MNS 83 √
16. MDR 77 √
17. NAD 96 √
18. NMW 87 √
19. NL 77 √
20. PWA 79 √
21. RSA 81 √
22. REA 79 √
23. SA 85 √
24. SHA 77 √
25. SAL 72 √
26. YZW 94 √
27. ZAA 89 √
Jumlah 2228 26 1
Nilai Tertinggi 96 Persentase
Nilai Terendah 72 96,30% 3,70%
Rata-rata 82,51
Berdasarkan data tabel di atas, siswa yang mencapai KKM berjumlah 26
siswa atau 96,30%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM hanya 1 siswa
atau 3,70%. Rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini adalah 82,67. Selain itu,
nilai tertinggi yang peroleh adalah 96 dan nilai terendah, yaitu 74. Dengan adanya
data ini, dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini terdapat peningkatan terhadap
prestasi siswa. Untuk mengetahui kriteria prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 28: Data Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 2 7,44
82,51
2. Tinggi 80-89 14 51,82
3. Cukup 70-79 11 40,74
4. Rendah 60-69 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 27 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar dengan kriteria sangat tinggi
mengalami peningkatan menjadi 7,44%. Selain itu, prestasi belajar dengan kriteria
tinggi berjumlah 51,82% dan prestasi belajar dengan kriteria cukup berjumlah
40,74% serta prestasi belajar kriteria rendah dan sangat rendah adalah 0%. Untuk
melihat tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar VII: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan
model pembelajaran Snowball Throwing, peneliti melihat bahwa sebagian besar
siswa sudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi dan prestasi
belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan pra siklus dan
siklus I.
Setelah diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing pada
siklus II, terlihat bahwa motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa mengalami
peningkatan. Melalui penerapan model yang digunakan dalam proses
pembelajaran, menjadikan siswa untuk aktif dan terlibat dalam proses
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, siswa juga didorong untuk menjalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
komunikasi dengan baik terhadap teman, menghargai pendapat teman dan bekerja
sama dengan teman satu kelompok.
Pelaksanaan siklus II ini dinyatakan berhasil terbukti dari proses kegiatan
pembelajaran, motivasi dan prestasi belajar siswa yang menunjukkan peningkatan
dibandingkan pada siklus pertama. Dalam aspek kooperatif secara keseluruhan
mengalami peningkatan dan terdapat satu indikator yang mengalami peningkatan
secara signifikan saat siklus I dan siklus II, yaitu aspek membantu anggota
kelompok dalam menyelesaikan masalah. Pada siklus I indikator tersebut
jumlahnya adalah 13 siswa atau 48,14%, lalu meningkat menjadi 26 siswa atau
96,30% pada siklus II.
Selain itu, peningkatan juga terlihat pada motivasi belajar siswa dari pra
siklus dan siklus II yang ditunjukkan dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa
kelas X IPS 1. Pada keadaan awal, skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah
68,57 dan meningkat menjadi 76,54 pada keadaan siklus akhir. Adapun
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan dari nilai rata-rata yang
diperoleh siswa kelas X IPS 1. Pada siklus I skor rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 78,98 dan meningkat menjadi 82,51 pada siklus II.
Berdasarkan data yang sudah diperoleh dari keadaan awal, siklus I dan
siklus II ini, maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran
Snowball Throwing pada siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan pada siklus
I dan siklus II dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dan sudah
mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditargetkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Motivasi dan Prestasi Belajar
1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas
Untuk melihat kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelejaran Snowball
Throwing, peneliti melakukan analisis komparatif terhadap aktivitas belajar siswa.
Hasil analisis komparatif kegiatan belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 dapat
dilihat melalui tabel berikut ini:
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Berikut ini merupakan hasil komparasi yang dilakukan pada aktivitas
belajar siswa di kelas pada pra siklus dan siklus I:
Tabel 29: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Aspek Kooperatif
yang Diamati
Pra Siklus Siklus I Selisih
Keterangan
Jmh % Jmh % Naik Turun
1. Bekerja sama
dengan anggota
kelompok
13 48,14 15 55,56 2 7,41% -
2.
Mendengarkan
penjelasan teman
saat diskusi
kelompok
10 37,03 12 44,44 2 7,41% -
3. Menghargai
pendapat teman 15 55,56 17 62,96 2 7,41% -
4.
Membantu anggota
kelompok dalam
menyelesaikan
masalah saat
pembelajaran
9 33,33 12 44,44 3 11,11% -
5. Mengomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
10 37,03 13 48,15 3 11,11% -
6. Mengambil giliran
saat diskusi
kelompok
5 18,51 7 25,93 2 7,41% -
7. Mempresentasikan
hasil kerja
kelompok
5 18,51 6 22,22 1 3,70% -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar di
kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing pada setiap
aspeknya. Komparasi terhadap aktivitas siswa di kelas pada pra siklus dengan
siklus I yang dominan mengalami peningkatan adalah aspek membantu anggota
kelompok dalam menyelesaikan masalah dan mengomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok dengan persentase kenaikan 11,11%. Selain itu, terdapat juga
aspek yang mengalami peningkatan yang rendah, yaitu aspek mempresentasikan
hasil kerja kelompok dengan persentase kenaikan 3,70%. Keadaan yang rendah
ini dikarenakan siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan
cenderung untuk menunjuk teman ketika mempresentasikan hasil kerja kelompok.
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Berikut ini merupakan hasil komparasi yang dilakukan pada aktivitas
belajar siswa di kelas pada siklus I dan siklus II:
Tabel 30: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Aspek Kooperatif yang
Diamati
Siklus I Siklus II Selisih
Keterangan
Jmh % Jmh % Naik Turun
1. Bekerja sama dengan
anggota kelompok 15 55,56 24 88,89 9 33,33 -
2. Mendengarkan penjelasan
teman saat diskusi
kelompok
12 44,44 20 74,07 8 29,63 -
3. Menghargai pendapat
teman 17 62,96 22 81,48 5 18,52 -
4.
Membantu anggota
kelompok dalam
menyelesaikan masalah
saat pembelajaran
12 44,44 26 96,30 14 51,85 -
5. Mengomunikasikan
jawaban kepada anggota
kelompok
13 48,15 25 92,59 12 44,44 -
6. Mengambil giliran saat
diskusi kelompok 7 25,93 20 74,07 13 48,15 -
7. Mempresentasikan hasil
kerja kelompok 6 22,22 15 55,56 9 33,33 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa di
kelas ketika diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada setiap
aspeknya. Keadaan ini terlihat dari ketujuh aspek kooperatif yang mengalami
peningkatan. Selain itu, peningkatan yang sangat tinggi terjadi pada aspek
membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah saat pembelajaran
dengan persentase kenaikan sebesar 51,85%. Adapun peningkatan yang rendah
terlihat pada aspek menghargai pendapat teman dengan persentase kenaikan
18,52%. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran terdapat beberapa siswa
yang memiliki sifat menang sendiri dan hanya ingin pendapatnya saja yang harus
didengarkan.
2. Komparasi Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing perlu dianalisis
menggunakan analisis komparatif. Berikut ini merupakan penjelasan analisis
komparatif motivasi belajar siswa.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus II digunakan untuk
melihat peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model Snowball
Throwing. Berikut ini merupakan hasil komparasi motivasi belajar siswa antara
pra siklus dengan siklus II:
Tabel 31: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus II
No. Nama Motivasi
Selisih Ket Persentase Pra Siklus Siklus II
1. AK 66,50 86,00 19,5 Meningkat 19,5%
2. AM 72,50 80,00 7,5 Meningkat 7,5%
3. AS 63,00 73,00 10 Meningkat 10%
4. AFM 78,50 78,00 -0,5 Menurun 0,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
5. ARO 76,00 78,50 2,5 Meningkat 2,5%
6. ANQ 66,50 77,00 10,5 Meningkat 10,5%
7. ER 62,00 76,50 14,5 Meningkat 14,5%
8. EAI 68,50 76,00 7,5 Meningkat 7,5%
9 FAA 77,50 76,00 -1,5 Menurun 1,5%
10. FRM 65,50 75,50 10 Meningkat 10%
11. FNA 56,00 71,50 15,5 Meningkat 15,5%
12. HNA 67,50 77,00 9,5 Meningkat 9,5%
13. LS 61,50 71,50 10 Meningkat 10%
14. LFM 81,50 78,00 -3,5 Menurun 3,5%
15. MNS 68,50 71,00 2,5 Meningkat 2,5%
16. MDR 60,00 71,50 11,5 Meningkat 11,5%
17. NAD 79,00 82,50 3,5 Meningkat 3,5%
18. NMW 75,00 80,50 5,5 Meningkat 5,5%
19. NL 71,50 75,00 3,5 Meningkat 3,5%
20. PWA 63,00 75,50 12,5 Meningkat 12,5%
21. RSA 62,00 76,00 14 Meningkat 14%
22. REA 77,00 77,00 0 Tetap 0%
23. SA 78,00 80,50 2,5 Meningkat 2,5%
24. SHA 69,50 77,00 7,5 Meningkat 7,5%
25. SAL 57,00 73,50 16,5 Meningkat 16,5%
26. YZW 64,00 72,50 8,5 Meningkat 8,5%
27. ZAA 64,00 79,50 15,5 Meningkat 15,5%
Jumlah 1851,5 2066,5
Rata-rata 68,57 76,54
Tertinggi 81,50 86,00
Terendah 56,00 71,00
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa antara pra siklus dengan siklus II
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, motivasi belajar
siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun, jika dilihat secara
perorangan atau individu, motivasi belajar sejarah siswa mengalami peningkatan,
penurunan maupun terdapat juga siswa yang motivasinya cenderung tetap. Jumlah
siswa yang mengalami peningkatan motivasi berjumlah 23 siswa, sedangkan yang
mengalami penurunan berjumlah 3 siswa dan yang tetap berjumlah 1 siswa. Pada
pra siklus rata-rata yang diperoleh adalah 68,57 dan pada siklus II meningkat
menjadi 76,54. Selanjutnya, untuk mengetahui secara rinci perbandingan keadaan
motivasi siswa pada setiap siklusnya dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 32: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dan Siklus II
No. Kriteria Skala
Motivasi
Pra Siklus Siklus II
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
68,57
0 0
76,54
2. Tinggi 80-89 1 3,70 5 18,52
3. Cukup 70-79 8 29,63 22 81,48
4. Rendah 60-69 15 55,56 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 3 11,11 0 0
Jumlah 27 100 27 100
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa. Terlihat pada kriteria motivasi sangat rendah pra siklus
jumlahnya 11,11% sedangkan pada siklus II 0%. Selanjutnya, pada kriteria rendah
saat pra siklus jumlahnya 55,56% dan ketika siklus II 0%. Selain itu, pada kriteria
cukup pra siklus jumlahnya 29,63% dan ketika siklus II jumlahnya meningkat
menjadi 81,48%. Adapun pada kriteria tinggi mengalami peningkatan dari pra
siklus yang jumlahnya 3,70% menjadi 18,52% pada siklus II. Untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar VIII: Diagram Komparasi Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa
Umtuk mengetahui peningkatatan prestasi belajar siswa sebelum (pra
siklus) dan sesudah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing perlu
dianalisis menggunakan analisis komparatif atau perbandingan setiap siklusnya.
Berikut ini merupakan penjelasan analisis komparatif prestasi belajar siswa:
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Tabel 33: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Nama
Pra Siklus Siklus I Persentase
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1. AK 77 √ 77 √ 0%
2. AM 80 √ 81 √ 1%
3. AS 74 √ 79 √ 5%
4. AFM 81 √ 72 √ 9%
5. ARO 78 √ 72 √ 6%
6. ANQ 80 √ 88 √ 8%
7. ER 74 √ 70 √ 4%
8. EAI 78 √ 79 √ 1%
9. FAA 88 √ 77 √ 11%
10. FRM 80 √ 84 √ 4%
11. FNA 76 √ 77 √ 1%
12. HNA 85 √ 81 √ 4%
13. LS 84 √ 84 √ 0%
14. LFM 79 √ 91 √ 12%
15. MNS 78 √ 81 √ 3%
16. MDR 72 √ 70 √ 2%
17. NAD 77 √ 81 √ 4%
18. NMW 79 √ 81 √ 2%
19. NL 78 √ 79 √ 1%
20. PWA 74 √ 77 √ 3%
21. RSA 78 √ 77 √ 1%
22. REA 78 √ 79 √ 1%
23. SA 78 √ 77 √ 1%
24. SHA 78 √ 77 √ 1%
25. SAL 74 √ 72 √ 2%
26. YZW 70 √ 86 √ 16%
27. ZAA 72 √ 84 √ 12%
Jumlah 2100 20 7 21333 22 5
Persentase 74,07% 25,93% 81,48% 18,52%
Rata-rata 77,78 78,98
Tertinggi 88 91
Terendah 70 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan hasil analisis komparatif di atas, terlihat peningkatan terhadap
nilai siswa, meskipun ada beberapa siswa yang nilainya menurun. Namun, secara
keseluruhan nilai siswa mengalami peningkatan. Pada pra siklus rata-rata nilai
adalah 77,78 dengan nilai tertinggi 88 dan terendah 70. Kemudian siswa yang
mencapai KKM berjumlah 74,07% sedangkan yang belum mencapai KKM
25,93%. Setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada siklus I
terjadi peningkatan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus I adalah
78,98 dengan nilai tertinggi 91 dan terendah 70. Pada siklus I siswa yang
mencapai KKM meningkat menjadi 81,48% sedangkan yang belum mencapai
KKM berkurang menjadi 18,52%. Untuk melihat perbandingan tingkat prestasi
siswa pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 34: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Kriteria Skala
Prestasi
Pra Siklus Siklus I
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
77,78
1 3,70
78,98
2. Tinggi 80-89 7 25,93 10 37,04
3. Cukup 70-79 20 74,07 16 59,26
4. Rendah 60-69 0 0 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0 0 0
Jumlah 27 100 27 100
Berdasarkan tabel tersebut, peningkatan yang cukup mencolok terlihat
pada kriteria prestasi belajar tinggi, hal ini ditunjukkan dengan jumlah persentase
yang mencapai 55,56% pada siklus I, sedangkan pada pra siklus hanya 25,93%.
Selain itu, perubahan juga terjadi pada kiriteria perstasi belajar cukup yang pada
pra siklus mencapai 74,07% menjadi berkurang di siklus I yang mencapai
44,44%. Pada kriteria sangat tinggi, rendah dan sangat rendah tidak mengalami
perubahan. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X IPS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SMA Negeri 1 Kasihian pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada diagram
berikut ini:
Gambar IX: Diagram Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian siklus I dan siklus II digunakan untuk
mengetahui peningkatan pada prestasi belajar siswa ketika diterapkannya model
pembelajaran Snowball Throwing. Berikut ini adalah hasil komparasi prestasi
belajar siswa siklus I dengan siklus II:
Tabel 35: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Nama
Siklus I Siklus II Persentase
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1. AK 77 √ 77 √ 0%
2. AM 81 √ 81 √ 0%
3. AS 79 √ 83 √ 4%
4. AFM 72 √ 77 √ 5%
5. ARO 72 √ 77 √ 5%
6. ANQ 88 √ 89 √ 1%
7. ER 70 √ 77 √ 7%
8. EAI 79 √ 77 √ 2%
9. FAA 77 √ 83 √ 6%
10. FRM 84 √ 87 √ 3%
11. FNA 77 √ 85 √ 8%
12. HNA 81 √ 87 √ 6%
13. LS 84 √ 85 √ 1%
14. LFM 91 √ 89 √ 2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
15. MNS 81 √ 83 √ 2%
16. MDR 70 √ 77 √ 7%
17. NAD 81 √ 96 √ 15%
18. NMW 81 √ 87 √ 6%
19. NL 79 √ 77 √ 2%
20. PWA 77 √ 79 √ 2%
21. RSA 77 √ 81 √ 4%
22. REA 79 √ 79 √ 0%
23. SA 77 √ 85 √ 8%
24. SHA 77 √ 77 √ 0%
25. SAL 72 √ 72 √ 0%
26. YZW 86 √ 94 √ 8%
27. ZAA 84 √ 89 √ 5%
Jumlah 2133 22 5 2228 26 1 Persentase 81,48% 18,52% 96,30% 3,70%
Rata-rata 78,98 82,51 Tertinggi 91 96
Terendah 70 72
Berdasarkan hasil analisis komparatif di atas, terlihat peningkatan terhadap
nilai siswa dari siklus I ke siklus II, meskipun terdapat tiga siswa yang nilainya
menurun. Namun, secara keseluruhan nilai siswa mengalami peningkatan. Pada
siklus I rata-rata nilai adalah 78,98 dengan nilai tertinggi 91 dan terendah 70.
Kemudian siswa yang mencapai KKM berjumlah 81,48% sedangkan yang belum
mencapai KKM 18,52%. Selanjutnya, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada
siklus II mencapai 82,51 dengan nilai tertinggi 96 dan terendah 72. Pada siklus II
siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 96,30% sedangkan yang belum
mencapai KKM berkurang menjadi satu siswa atau 3,70%. Untuk melihat
perbandingan tingkat prestasi siswa pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 36: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Prestasi
Siklus I Siklus II
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90-100 1 3,70
78,98
2 7,44
82,51
2. Tinggi 80-89 10 37,04 14 51,82
3. Cukup 70-79 16 59,26 11 40,74
4. Rendah 60-69 0 0 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0 0 0
Jumlah 27 100 27 100
Dari tabel tersebut, peningkatan yang sangat signifikan terlihat pada
kriteria prestasi belajar tinggi, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah
persentase yang mencapai 51,82% pada siklus II, sedangkan pada siklus I 37,04%.
Selain itu, perubahan juga terjadi pada kiriteria perstasi belajar sangat tinggi dan
cukup. Pada kriteria sangat tinggi pada siklus I adalah 3,70% meningkat menjadi
7,44%. Adapun pada kriteria cukup, mengalami perubahan dari 59,26% berkurang
menjadi 40,74%. Sedangkan untuk kriteria rendah dan sangat rendah berjumlah
0%. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar X: Diagram Komparasi Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
C. Pembahasan
1. Motivasi Belajar Siswa
Pada dasarnya motivasi belajar siswa dapat dilihat selama proses
pembelajaran berlangsung terutama dalam aktivitas atau kegiatan belajar di dalam
kelas. Aktivitas atau kegiatan belajar siswa dalam penelitian ini mengalami
peningkatan yang baik atau signifikan pada siklus II. Peningkatan tersebut terlihat
dalam aspek pembelajaran kooperatif seperti bekerja sama, mendengarkan
penjelasan teman, menghargai pendapat individu atau teman, membantu anggota
kelompok dalam menyelesaikan masalah, mengomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok, mengambil giliran, dan mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
Peningkatan aktivitas atau kegiatan belajar siswa pada dasarnya sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar sejarah siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Jika aktivitas atau kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan,
maka dapat dipastikan motivasi belajar siswa juga akan mengalami peningkatan.
Hal ini dikarenakan, aktivitas atau kegiatan belajar siswa tersebut merupakan
wujud dari motivasi belajar siswa itu sendiri.
Berdasarkan data yang sudah peneliti dapatkan dari kuesioner yang telah
dibagikan, bahwa pada pra siklus skor rata-rata motivasi belajar siswa kelas X IPS
1 SMA Negeri 1 Kasihan adalah 68,57 dan setelah diterapkan model
pembelajaran Snowball Throwing terjadi peningkatan dengan skor rata-rata
motivasi belajar siswa menjadi 76,54 atau 7,97%. Hal ini dikarenakan, model
pembelajaran ini dalam aplikasinya sangat mengedepankan siswa untuk menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
aktif seperti memiliki inisiatif bertanya, bekerja sama dengan anggota kelompok,
mengemukakan pendapat, menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sudah dikerjakan.
Hemat peneliti, bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing
mampu meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Kasihan. Terjadinya peningkatan motivasi tersebut, tidak lepas dari faktor
intrinsik maupun ekstrinsik selama proses pembelajaran berlangsung serta
didukung oleh paham pemahaman siswa terhadap langkah-langkah pembelajaran,
sehingga siswa menjadi mudah untuk mengikuti proses pembelajaran di dalam
kelas.
Menurut Ali Imron, timbulnya motivasi pada diri seseorang pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi yang berasal dari dalam atau
intrinsik dan yang berasal dari luar atau ekstrinsik.43 Peningkatan motivasi yang
terjadi pada siklus akhir atau siklus II ini dapat disebabkan oleh faktor dari dalam
siswa dan dari luar diri siswa. Faktor pendorong peningkatan motivasi belajar dari
dalam diri siswa tersebut disebabkan oleh kemauan atau dorongan dari dalam diri
siswa itu sendiri untuk belajar dan menyebabkan siswa menjadi siap ketika
mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas sehingga tanpa disadari terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa yang semakin baik. Sementara faktor
pendorong dari luar diri siswa tersebut disebabkan oleh cara mengajar guru yang
tidak monoton dan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing yang
mengutamakan keaktifan dan kerja sama dengan anggota kelompok, sehingga
43 Ali Imron, op. cit., hlm. 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan adanya kerja sama yang baik diantara siswa yang satu dengan siswa lain
dapat menimbulkan dorongan untuk belajar serta dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, sehingga nantinya dapat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajar siswa tersebut.44
2. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar pada dasarnya dimaknai sebagai bukti keberhasilan yang
telah dicapai oleh seseorang atau individu. Prestasi belajar ini diukur berdasarkan
nilai yang dicapai siswa pada saat penelitian berlangsung dari siklus I hingga
siklus II. Dari data perbadingan atau komparasi nilai yang ada, dapat diketahui
naik atau tidaknya prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Snowball Throwing berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan. Pada pra siklus nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 77,78 dengan 20 siswa yang mencapai KKM dan 7 siswa
yang tidak mencapai KKM. Setelah menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing, pada siklus I nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi
78,98 atau 1,2% dengan 22 siswa yang mencapai KKM dan 5 siswa yang tidak
mencapai KKM. Selanjutnya, pada siklus II nilai rata-rata prestasi belajar siswa
meningkat kembali menjadi 82,51 atau 3,53% dengan 26 siswa yang mencapai
KKM dan 1 siswa yang tidak mencapai KKM.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni
faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan berasal dari luar diri siswa. Faktor
44 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada 2008,
hlm. 86.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh dorongan untuk
mendapatkan nilai yang baik dengan berbagai usaha baik melalui buku pelajaran
maupun bertanya kepada guru.45 Selain itu, faktor yang berasal dari luar diri siswa
dapat disebabkan oleh dorongan dari orang tua, teman dan juga model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model
pembelajaran Snowball Throwing. Dikarenakan model pembelajaran ini sangat
mengedepankan siswa untuk aktif, saling membantu dan bekerja sama dengan
anggota kelompok.
Dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing tersebut,
diyakini dapat merangsang kemampuan berpikir siswa melalui diskusi kelompok,
karena melalui diskusi siswa dapat mengemukakan pendapat, bekerja sama
memecahkan masalah yang ada, mengambil giliran, berkomunikasi dengan
anggota kolompok, bertanya pada guru dan menyelesaikan tugas. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing secara baik dan benar sesuai
dengan prosedur atau langkah-langkahnya terbukti dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan.
45 Angkowo dan Kosasih, op.cit., hlm. 50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakuakan di SMA Negeri 1
Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Begitu
pula dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing juga berjalan
dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan pada siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan, Kabupaten
Bantul, DIY dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran sejarah dengan menerapkan model pembelajaran Snowball
Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peningkatan ini dapat dilihat dari skor rata-rata motivasi belajar sejarah siswa
pada keadaan awal atau pra siklus dan siklus II. Pada keadaan awal atau pra
siklus skor rata-rata motivasi belajar sejarah siswa adalah 68,57, kemudian
setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada siklus akhir
atau siklus II meningkat menjadi 76,54 atau 7,97%.
2. Pembelajaran sejarah dengan menerapkan model pembelajarn Snowball
Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar sejarah
siswa dan jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Pada keadaan awal nilai rata-rata siswa adalah 77,78, pada siklus I meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menjadi 78,98 atau 1,2% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,51 atau
3,53%. Berdasarkan jumlah siswa yang memenuhi KKM, pada keadaan awal
berjumlah 20 siswa atau 74,07%, pada siklus I meningkat menjadi 22 siswa
atau 81,48% dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau 96,30%.
Dengan demikian, penerapan model Snowball Throwing terbukti dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan baik dari segi proses maupun hasil
yang terlihat pada peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah pada siswa
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
B. Saran
Adapun saran bagi guru dan peneliti yang akan melakukan penelitian
berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih model
pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran di dalam kelas. Melalui
penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini, siswa akan menjadi
aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2. Bagi Guru
Model pembelajaran Snowball Throwing ini dapat digunakan sebagai
alternatif pembelajaran untuk mengembangkan keaktifan dan kerjasama siswa
dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, guru perlu memilih model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran sejarah sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan siswa.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran di dalam
kelas. Dengan terlibat aktif, tidak menutup kemungkinan siswa akan
memperoleh tambahan kemampuan akademik maupun non akademik.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya yang hendak melakukan penelitian, hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai pijakan terhadap model pembelajaran maupun
variabel yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
Grasindo.
Ali Imron. 1996. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Dimyati. 1998. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Direktorat Pembinaan SMA. 2014. Pembelajaran Sejarah Melalui Pendekatan
Saitifik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Noto Susanto.
Jakarta: UI Press.
Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
I Gede Widja. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Jamil Suprihatiningrum. 2016. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Jumanta Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Akasara.
Saifuddin Azwar. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Samsi Haryanto. 1994. Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sartono Kartodirjo. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia.
Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
Sigit Mangun Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:
Alfabeta.
Sofian Siregar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenedemia Group.
Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
bekerja sama dengan FKIP UNS.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2012. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
________________. 2009. Manajemen Penlitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
________________. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala
Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
________________. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Suparno, Paul. 2012. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
UU Sisdiknas. 2003. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta.
Wasty Soemanto. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Bina Aksara.
Wijaya Kusuma. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumber Internet:
Subakti, Y. R. Paradigma Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme. Jurnal Online.
http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f113/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april
2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf
(diunduh pada hari Kamis, 23 Maret 2017, pukul 11.27 WIB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1
(Jadwal Penelitian)
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Observasi
3. Siklus I
4. Siklus II
5. Pengolahan Data
6. Penyusunan Laporan
7. Keperluan Administrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2a
(Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2b
(Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 2c
(Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2d
(Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 1 Kasihan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3
(Silabus)
KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN,
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak
langsung (indirect teaching). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
menggunakan pengetahuan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
yang menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung yang disebut dengan
dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah
pembelajaran melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses
pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan memiliki dampak
pengiring (nurturant effect) terhadap pembentukan sikap dan perilaku peserta
didik. Pembelajaran langsung dilaksanakan dalam proses pembelajaran
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti-3 dan Kompetensi Inti 4.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran kelas X, XI,
dan XII disajikan pada tabel berikut.
A. Kelas X
Alokasi waktu: 2 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
3.1 Memahami
konsep berpikir
kronologis,
diakronik,
sinkronik,
ruang, dan
waktu dalam
sejarah
Cara Berpikir Sejarah
Cara berpikir
kronologis dalam
mempelajari sejarah
Cara berpikir
diakronik dalam
mempelajari sejarah
Cara berpikir
sinkronik dalam
mempelajari sejarah
Membaca buku teks
dan/melihat tayangan film
pendek tentang aktivitas
manusia sehari-hari
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.1 Menyajikan
hasil penerapan
konsep berpikir
kronologis,
diakronik,
sinkronik,
ruang, dan
waktu dalam
peristiwa
sejarah dalam
bentuk tulisan
atau bentuk lain
klarifikasi tentang konsep
berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik,
ruang, dan waktu dalam
sejarah
Mengumpulkan informasi
terkait dengan konsep
berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik,
ruang, dan waktu dalam
sejarah dari sumber
tertulis, sumber lainnya
dan/atau internet.
Menganalisis hasil
informasi mendapatkan
kesimpulan tentang konsep
berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik,
ruang, dan waktu dalam
sejarah
Menyajikan secara tertulis
kesimpulan tentang konsep
berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik,
ruang, dan waktu dalam
sejarah
3.2 Memahami
konsep
perubahan dan
keberlanjutan
dalam sejarah
4.2 Menerapkan
konsep
perubahan dan
keberlanjutan
dalam mengkaji
peristiwa sejarah
Konsep Perubahan dan
Keberlanjutan
Makna perubahan
Makna keberlanjutan
Membaca buku teks
dan/melihat tayangan film
pendek tentang aktivitas
manusia sehari-hari
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang konsep
perubahan dan
keberlanjutan dalam
sejarah
Mengumpulkan informasi
terkait dengan konsep
perubahan dan
berkelanjutan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
sejarah dari sumber
tertulis, sumber lainnya
dan/atau internet
Menganalisis hasil
informasi mendapatkan
kesimpulan tentang konsep
perubahan dan
berkelanjutan dalam
sejarah
Menyajikan secara tertulis
kesimpulan tentang konsep
perubahan dan
berkelanjutan dalam
sejarah
3.3 Menganalisis
kehidupan
manusia purba
dan asal-usul
nenek moyang
bangsa Indonesia
(Melanesoid,
Proto, dan
Deutero Melayu)
3.4 Memahami hasil-
hasil dan nilai-
nilai budaya
masyarakat
praaksara
Indonesia dan
pengaruhnya
dalam kehidupan
lingkungan
terdekat
4.2 Menyajikan
informasi
mengenai
kehidupan
manusia purba
dan asal-usul
nenek moyang
bangsa Indonesia
Indonesia Zaman
Praaksara: Awal
Kehidupan Manusia
Indonesia
Manusia purba
Asal-usul nenek
moyang bangsa
Indonesia
Corak kehidupan
masyarakat
Hasil-hasil budaya
masyarakat
Nilai-nilai budaya
masyarakat
Membaca buku teks
dan/atau melihat gambar-
gambar tentang aktifitas
kehidupan masyarakat
zaman praaksara, peta
persebaran asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia
dan peninggalan hasil
kebudayaan pada zaman
praaksara.
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang
kehidupan manusia purba,
asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia, hasil-
hasil budaya dan nilai-nilai
budaya zaman praaksara
Mengumpulkan informasi
terkait dengan pertanyaan
mengenai kehidupan
manusia purba, asal-usul
nenek moyang bangsa
Indonesia, hasil-hasil dan
nilai-nilai budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
(Melanesoid,
Proto, dan
Deutero Melayu)
dalam bentuk
tulisan
4.3 Menyajikan
hasil-hasil dan
nilai-nilai budaya
masyarakat
praaksara
Indonesia dan
pengaruhnya
dalam kehidupan
lingkungan
terdekat dalam
bentuk tulisan
masyarakat praaksara
melalui bacaan sumber-
sumber yang ada di
museum atau peninggalan-
peninggalan yang ada di
lingkungan terdekat
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber lain yang
terkait untuk mendapatkan
kesimpulan tentang
kehidupan manusia purba,
asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia, hasil-
hasil dan nilai-nilai budaya
masyarakat praaksara
Indonesia
Menyajikan informasi
dalam bentuk laporan
tertulis mengenai ;
kehidupan manusia purba,
asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia, hasil-
hasil dan nilai-nilai budaya
masyarakat praaksara
Indonesia dan pengaruhnya
dalam kehidupan
lingkungan terdekat
3.5 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya
agama dan
kebudayaan
Hindu dan
Buddha ke
Indonesia
3.6 Menganalisis
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
Indonesia Zaman Hindu
dan Buddha: Silang
Budaya Lokal dan
Global Tahap Awal
Teori-teori
masuknya agama
dan kebudayaan
Hindu dan Buddha
Kerajaan-kerajaan
Hindu dan Buddha
Bukti-bukti
kehidupan pengaruh
Hindu dan Buddha
yang masih ada
Membaca buku teks
dan/atau melihat gambar-
gambar peninggalan zaman
Hindu dan Buddha di
Indonesia
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
pemerintahan,
dan budaya
pada masa
kerajaan-
kerajaan Hindu
dan Buddha di
Indonesia serta
menunjukkan
contoh bukti-
bukti yang
masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
kini
4.4 Mengolah
informasi
tentang proses
masuknya
agama dan
kebudayaan
Hindu dan
Buddha ke
Indonesia serta
pengaruhnya
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
kini serta
mengemukakan
nya dalam
bentuk tulisan
4.5 Menyajikan
hasil penalaran
dalam bentuk
tulisan tentang
nilai-nilai dan
unsur budaya
yang
berkembang
pada masa
kerajaan Hindu
sampai masa kini
Buddha, perkembangan
masyarakat, pemerintahan
dan budaya kerajaan-
kerajaan Hindu dan
Buddha, serta bukti-bukti
pengaruh Hindu dan
Buddha yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini.
Mengumpulkan informasi
terkait dengan pertanyaan
mengenai teori masuknya
agama dan kebudayaan
Hindu dan Buddha,
perkembangan masyarakat,
pemerintahan dan budaya
kerajaan-kerajaan Hindu
dan Buddha, serta bukti-
bukti pengaruh Hindu dan
Buddha yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini melalui bacaan,
pengamatan terhadap
sumber-sumber zaman
Hindu dan Budha yang ada
di museum atau
peninggalan-peninggalan
yang ada di lingkungan
terdekat
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat dari
bacaan maupun sumber-
sumber lain yang terkait
untuk mendapatkan
kesimpulan tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan
Buddha, perkembangan
masyarakat, pemerintahan
dan budaya kerajaan-
kerajaan Hindu dan
Buddha, serta bukti-bukti
pengaruh Hindu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
dan Buddha
yang masih
berkelanjutan
dalam
kehidupan
bangsa
Indonesia pada
masa kini
Buddha yang masih berlaku
pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini
Menyajikan informasi
dalam bentuk laporan
tertulis mengenai teori
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan
Buddha, perkembangan
masyarakat, pemerintahan
dan budaya kerajaan-
kerajaan Hindu dan
Buddha, serta bukti-bukti
pengaruh Hindu dan
Buddha yang masih berlaku
pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini
3.7 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya
agama dan
kebudayaan
Islam ke
Indonesia
3.8 Menganalisis
karakteristik
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan
dan budaya pada
masa kerajaan-
kerajaan Islam
di Indonesia
serta
menunjukkan
contoh bukti-
bukti yang
masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
Zaman Kerajaan-
Kerajaan Islam di
Indonesia
Teori-teori
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam
Kerajaan-kerajaan
Islam
Bukti-bukti
kehidupan pengaruh
Islam yang masih
ada sampai masa kini
Membaca buku teks dan
melihat gambar-gambar
peninggalan zaman
kerajaan Islam di Indonesia
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Islam,
perkembangan kehidupan
masyarakat, pemerintahan
dan budaya pada masa
kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia serta
menunjukkan contoh
bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini
Mengumpulkan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kini
4.6 Mengolah
informasi teori
tentang proses
masuknya
agama dan
kebudayaan
Islam ke
Indonesia
dengan
menerapkan
cara berpikir
sejarah, serta
mengemukakan
nya dalam
bentuk tulisan
4.7 Menyajikan
hasil penalaran
dalam bentuk
tulisan tentang
nilai-nilai dan
unsur budaya
yang
berkembang
pada masa
kerajaan Islam
dan masih
berkelanjutan
dalam
kehidupan
bangsa
Indonesia pada
masa kini
terkait dengan pertanyaan
tentang teori masuknya
agama dan kebudayaan
Islam, perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan budaya
pada masa kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia serta
menunjukkan contoh
bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini melalui bacaan,
pengamatan terhadap
sumber-sumber zaman
kerajaan-kerajaan Islam
yang ada di museum atau
peninggalan-peninggalan
yang ada di lingkungan
terdekat
Menganalisis informasi
dan data-data yang didapat
baik dari bacaan maupun
dari sumber-sumber lain
yang terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang teori masuknya
agama dan kebudayaan
Islam, perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan budaya
pada masa kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia serta
menunjukkan contoh
bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini
Menyajikan informasi
dalam bentuk laporan
tertulis tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Islam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
perkembangan kehidupan
masyarakat, pemerintahan
dan budaya pada masa
kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia serta
menunjukkan contoh
bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 4
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan
Kelas/Semester : X IPS 1 / 2
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
Alokasi Waktu : 2 JP (2x45 Menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI. 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta
menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
3.8.1 Menganalisis perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di
Nusantara.
3.8.2 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan
dan budaya pada masa kerajaan Islam di Indonesia.
3.8.3 Menemukan bukti-bukti kehidupan pengaruh Islam yang masih
ada sampai masa kini.
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan
unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih
berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
4.8.1 Membuat laporan tertulis berbentuk artikel tentang teori
masuknya agama dan kebudayaan Islam, perkembangan
kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh
bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Menganalisis perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
2. Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
budaya pada masa kerajaan Islam di Indonesia.
3. Menemukan bukti-bukti kehidupan pengaruh Islam yang masih ada
sampai masa kini.
4. Membuat laporan tertulis berbentuk artikel tentang teori masuknya agama
dan kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Proses Islamisasi di Sumatra
2. Proses Islamisasi di Jawa
3. Proses Islamisasi di Kalimantan
4. Proses Islamisasi di Sulawesi
5. Proses Islamisasi di Maluku Utara
6. Proses Islamisasi di Papua
7. Proses Islamisasi di Nusa Tenggara
8. Akulturasi Kebudayaan
9. Proses Integrasi Nusantara
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Pembelajaran : Pembelajaran Saintifik
2. Strategi Pembelajaran : Cooperative Learning
3. Model Pembelajaran : Snowball Throwing
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengadakan presensi untuk siswa
c. Guru mengadakan tanya jawab, berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan melalui PPT
e. Guru memberi motivasi tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dibahas
15
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
f. Guru menyampaikan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
B. Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru menayangkan video tentang proses
Islamisasi di “Sumatra, Jawa, dan Kalimanatan”
b. Peserta didik mengamati video dengan seksama
c. Guru menayangkan sebuah gambar “Keraton
Yogyakarta”
d. Peserta didik memperhatikan gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan Islamisasi di “Sumatra, Jawa dan
Kalimantan”
b. Peserta didik membuat pertanyaan yang belum
jelas dari informasi yang diperoleh, baik itu dari
gambar maupun video yang ditampilkan oleh
guru
Mengumpulkan Informasi
a. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses
pelaksanaan model pembelajaran Snowball
Throwing dari guru
b. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota
5-6 siswa
c. Peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing
d. Guru memanggil setiap ketua kelompok
e. Guru menjelaskan materi kepada setiap ketua
kelompok
f. Ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing
g. Anggota kelompok mendapatkan penjelasan
dari ketua kelompok tentang materi yang
dijelaskan oleh guru
h. Guru menugaskan kelompok untuk membuat
pertanyaan menyangkut materi yang sudah
dijelaskan di sebuah kertas
i. Siswa membuat kertas yang berisikan
pertanyaan menjadi seperti bola dan
dilemparkan dari satu kelompok ke kelompok
lain secara kontinyu
j. Siswa yang mendapat bola kertas diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang
sudah didapatkan melalui diskusi kelompok
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Mengasosiasi
a. Setiap anggota kelompok berperan dalam
menjawab pertanyaan dari kelompok lain
b. Guru memfasilitasi dengan menggunakan buku
pelajaran
Mengkomunikasikan
a. Setiap perwakilan kelompok secara bergiliran
menyampaikan jawaban atas soal-soal yang
sudah dikerjakan
b. Kelompok lain menyimapk dengan baik
c. Guru memberi arahan atas jawaban yang telah
dikemukakan siswa
C. Penutup a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
b. Guru memberikan penguatan terhadap
pencapaian kompetansi peserta didik
c. Guru bersama peserta didik menyimpulkan
pembelajaran tentang materi yang telah
diberikan
15
Menit
Pertemuan kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengadakan presensi untuk siswa
c. Guru mengadakan tanya jawab, berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan melalui PPT
e. Guru memberi motivasi tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dibahas
f. Guru menyampaikan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
15
Menit
B. Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru menayangkan video tentang proses
Islamisasi di “Sulawesi, Maluku Utara, Papua,
dan Nusa Tenggara”
b. Peserta didik mengamati video dengan seksama
c. Guru menayangkan sebuah gambar mengenai
Islamisasi di “Sulawesi, Masjid Bau-Bau”
d. Peserta didik memperhatikan gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan Islamisasi di “Sulawesi, Maluku Utara,
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Papua dan Nusa Tenggara”
b. Peserta didik membuat pertanyaan yang belum
jelas dari informasi yang diperoleh, baik itu dari
gambar maupun video yang ditampilkan oleh
guru
Mengumpulkan Informasi
a. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses
pelaksanaan model pembelajaran Snowball
Throwing dari guru
b. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota
5-6 siswa
c. Peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing
d. Guru memanggil setiap ketua kelompok
e. Guru menjelaskan materi kepada setiap ketua
kelompok
f. Ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing
g. Anggota kelompok mendapatkan penjelasan
dari ketua kelompok tentang materi yang
dijelaskan oleh guru
h. Guru menugaskan kelompok untuk membuat
pertanyaan menyangkut materi yang sudah
dijelaskan di sebuah kertas
i. Siswa membuat kertas yang berisikan
pertanyaan menjadi seperti bola dan
dilemparkan dari satu kelompok ke kelompok
lain secara kontinyu
j. Siswa yang mendapat bola kertas diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang
sudah didapatkan melalui diskusi kelompok
Mengasosiasi
a. Setiap anggota kelompok berperan dalam
menjawab pertanyaan dari kelompok lain
b. Guru memfasilitasi dengan menggunakan buku
pelajaran
Mengkomunikasikan
a. Setiap perwakilan kelompok secara bergiliran
menyampaikan jawaban atas soal-soal yang
sudah dikerjakan
b. Kelompok lain menyimapk dengan baik
c. Guru memberi arahan atas jawaban yang telah
dikemukakan siswa
C. Penutup a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
b. Guru memberikan penguatan terhadap
15
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pencapaian kompetansi peserta didik
c. Guru bersama peserta didik menyimpulkan
pembelajaran tentang materi yang telah
diberikan
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengadakan presensi untuk siswa
c. Guru mengadakan tanya jawab, berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan melalui PPT
e. Guru memberi motivasi tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dibahas
f. Guru menyampaikan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
15
Menit
B. Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru menayangkan video mengenai “akulturasi
kebudayaan Islam & proses integrasi di
Nusantara”
b. Peserta didik mengamati video dengan seksama
c. Guru menayangkan sebuah gambar mengenai
“Masjid Kudus”
d. Peserta didik memperhatikan gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan “akulturasi kebudayaan Islam”
b. Peserta didik membuat pertanyaan yang belum
jelas dari informasi yang diperoleh, baik itu dari
gambar maupun video yang ditampilkan oleh
guru
Mengumpulkan Informasi
a. Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses
pelaksanaan model pembelajaran Snowball
Throwing dari guru
b. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota
5-6 siswa
c. Peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing
d. Guru memanggil setiap ketua kelompok
e. Guru menjelaskan materi kepada setiap ketua
kelompok
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
f. Ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing
g. Anggota kelompok mendapatkan penjelasan
dari ketua kelompok tentang materi yang
dijelaskan oleh guru
h. Guru menugaskan kelompok untuk membuat
pertanyaan menyangkut materi yang sudah
dijelaskan di sebuah kertas
i. Siswa membuat kertas yang berisikan
pertanyaan menjadi seperti bola dan
dilemparkan dari satu kelompok ke kelompok
lain secara kontinyu
j. Siswa yang mendapat bola kertas diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang
sudah didapatkan melalui diskusi kelompok
Mengasosiasi
a. Setiap anggota kelompok berperan dalam
menjawab pertanyaan dari kelompok lain
b. Guru memfasilitasi dengan menggunakan buku
pelajaran
Mengkomunikasikan
a. Setiap perwakilan kelompok secara bergiliran
menyampaikan jawaban atas soal-soal yang
sudah dikerjakan
b. Kelompok lain menyimapk dengan baik
c. Guru memberi arahan atas jawaban yang telah
dikemukakan siswa
C. Penutup a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
b. Guru memberikan penguatan terhadap
pencapaian kompetansi peserta didik
c. Guru bersama peserta didik menyimpulkan
pembelajaran.
15
Menit
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran : PPT (Power Point), Gambar dan Video
2. Alat Pembelajaran : LCD, Laptop, dan Speaker
3. Sumber Pembelajaran :
1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Sejarah Indonesia
untuk SMA Kelas X, Jakarta: Kemendikbud
2) http://www.gurusejarah.com/2015/07/pendapat-pendapat-tentang-
proses-awal.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMIDIAL, DAN PENGAYAAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap
1) Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
1) Penugasan
2) Tanya Jawab
3) Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap diskusi
No. Aspek Kooperaif yang Diamati Skor (1-10)
1. Bekerja sama dengan anggota kelompok
2. Mendengarkan penjelasan teman saat diskusi
kelompok
3. Menghargai pendapat teman
4. Membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan
masalah saat pembelajaran
5. Mengomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok
6. Mengambil giliran saat diskusi kelompok
7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Skor Perolehan
N = Nilai hasil pengamatan
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
(Hasil Diskusi)
No Nama Skor
Jml Skor Nilai 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7 dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Keterangan Penilaian:
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria sebagai berikut:
Skor setiap soal memiliki bobot yang berbeda, yaitu;
Nomor 1-3 diberi skor 10
Nomor 4 dan 5 diberi skor 20
(Soal Uji Kompetensi) Terlampir
b. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan
penilai bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah 75 dengan
mengerjakan kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilaksanakan peserta didik yang mendapatkan nilai di
atas 75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai
proses integrasi nusantara.
Yogyakarta, 4 Mei 2017
Peneliti,
AG. Toto Marsanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Materi Pembelajaran
1. Kerajaan Islam di Sumatra
Sejak awal kedatangan Islam, Pulau Sumatra termasuk daerah pertama dan
terpenting dalam pengembangan agama Islam di Indonesia. Dikatakan
demikian mengingat letak Sumatra yang strategis dan berhadapan langsung
dengan jalur perdangan dunia, yakni Selat Malaka. Berdasarkan catatan Tomé
Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) dikatakan bahwa di Sumatra,
terutama di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat Sumatra terdapat
banyak kerajaan Islam, baik yang besar maupun yang kecil.
a. Sumdra Pasai
Samudra Pasai diperkirakan tumbuh berkembang antara tahun
1270 dan 1275, atau pertengahan abad ke- 13. Kerajaan ini terletak lebih
kurang 15 km di sebelah timur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh
Darussalam, dengan sultan pertamanya bernama Sultan Malik as-Shaleh
(wafat tahun 696 H atau 1297 M). Dalam kitab Sejarah Melayu dan
Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan bahwa Sultan Malik as-Shaleh
sebelumnya hanya seorang kepala Gampong Samudra bernama Marah
Silu. Setelah menganut agama Islam kemudian berganti nama dengan
Malik as-Shaleh.
b. Kesultanan Aceh Darussalam
Pada 1520 Aceh berhasil memasukkan Kerajaan Daya ke dalam
kekuasaan Aceh Darussalam. Tahun 1524, Pedir dan Samudera Pasai
ditaklukkan. Kesultanan Aceh Darussalam di bawah Sultan Ali Mughayat
Syah menyerang kapal Portugis di bawah komandan Simao de Souza
Galvao di Bandar Aceh. Pada 1529 Kesultanan Aceh mengadakan
persiapan untuk menyerang orang Portugis di Malaka, tetapi tidak jadi
karena Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 1530 dan dimakamkan di
Kandang XII, Banda Aceh. Di antara penggantinya yang terkenal adalah
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar (1538-1571).
c. Kerajaan Islam di Riau
Kerajaan Islam yang ada di Riau dan Kepulauan Riau menurut
berita Tome Pires (1512-1515 ) antara lain Siak, Kampar, dan Indragiri.
Kerajaan Kampar, Indragiri, dan Siak pada abad ke-13 dan ke-14 dalam
kekuasaan Kerajaan Melayu dan Singasari-Majapahit, maka kerajaan-
kerajaan tersebut tumbuh menjadi kerajaan bercorak Islam sejak abad ke-
15. Pengaruh Islam yang sampai ke daerah-daerah itu mungkin akibat
perkembangan Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Malaka. Jika kita
dasarkan berita Tome Pires, maka ketiga Kerajaan Kampar, Indragiri dan
Siak senantiasa melakukan perdagangan dengan Malaka bahkan
memberikan upeti kepada Kerajaan Malaka. Ketiga kerajaan di pesisir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Sumatra Timur ini dikuasai Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan
Sultan Mansyur Syah (wafat 1477).
d. Kerajaan Islam di Jambi
Berdasarkan temuan-temuan arkeologis kemungkinan kehadiran
Islam di daerah Jambi diperkirakan dimulai sejak abad ke-9 atau abad ke-
10 sampai abad ke-13. Kemungkinan pada masa itu proses Islamisasi
masih terbatas pada perorangan. Karena proses Islamisasi besar-besaran
bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Kerajaan Islam Jambi
sekitar 1500 M di bawah pemerintahan Orang Kayo Hitam yang juga
meluaskan “Bangsa XII” dari “Bangsa IX”, anak Datuk Paduka Berhala.
Konon menurut Undang-Undang Jambi, Datuk Paduka Berhala adalah
orang dari Turki yang terdampar di Pulau Berhala yang kemudian dikenal
dengan sebutan Ahmad Salim. Ia menikah dengan Putri Salaro Pinang
Masak yang sudah Muslim, turunan raja-raja Pagarruyung yang kemudian
melahirkan Orang Kayo Hitam, Sultan Kerajaan Jambi yang terkenal.
Karena itu kemungkinan besar penyebaran Islam sudah terjadi sejak
sekitar tahun 1460 atau pertengahan abad ke-15.
e. Kerajaan Islam di Sumatra Selatan
Sejak Kerajaan Sriwijaya mengalami kelemahan bahkan runtuh
sekitar abad ke-14, mulailah proses Islamisasi sehingga pada akhir abad
ke-15 muncul komunitas Muslim di Palembang. Palembang pada akhir
abad ke-16 sudah merupakan daerah kantong Islam terpenting atau bahkan
pusat Islam di bagian selatan “Pulau Emas”. Bukan saja karena
reputasinya sebagai pusat perdagangan yang banyak dikunjungi pedagang
Arab/Islam pada abad-abad kejayaan Sriwijaya, tetapi juga dibantu oleh
kebesaran Malaka yang tak pernah melepaskan keterlibatannya dengan
Palembang sebagai tanah asalnya.
f. Kerajaan Islam di Sumatra Barat
Islam di daerah Lampung tidak akan dibicarakan karena daerah ini
sudah sejak awal masuk kekuasaan Kesultanan Banten, karena itu yang
akan dibicarakan pada bagian ini ialah Kerajaan Islam di Sumatra Barat.
Mengenai masuk dan berkembangnya Islam di daerah Sumatra Barat
masih sukar dipastikan. Berdasarkan berita Cina dari Dinasti T’ang yang
menyebutkan sekitar abad ke-7 (674 M) ada kelompok orangorang Arab
(Ta’shih) dan disebutkan oleh W.P. Goeneveldt, wilayah perkampungan
mereka berada di pesisir barat Sumatra. Islam yang datang dan
berkembang di Sumatra Barat diperkirakan pada akhir abad ke-14 atau
abad 15, sudah memperoleh pengaruhnya di kerajaan besar Minangkabau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2. Kerajaan Islam di Jawa
a. Kerajaan Demak
Para ahli memperkirakan Demak berdiri tahun 1500. Sementara
Majapahit hancur beberapa waktu sebelumnya. Menurut sumber sejarah
lokal di Jawa, keruntuhan Majapahit terjadi sekitar tahun 1478. Hal ini
ditandai dengan candrasengkala, Sirna Hilang Kertaning Bhumi yang
berarti memiliki angka tahun 1400 Saka. Raja pertama Kerajaan Demak
adalah Raden Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Raden
Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518. Menurut cerita rakyat
Jawa Timur, Raden Fatah merupakan keturunan raja terakhir dari Kerajaan
Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V.
b. Kerajaan Mataram
Setelah Kerajaan Demak berakhir, berkembanglah Kerajaan Pajang
di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Di bawah kekuasaannya,
Pajang berkembang baik. Bahkan berhasil mengalahkan Arya Penangsang
yang berusaha merebut kekuasaannya. Tokoh yang membantunya
mengalahkan Arya Penangsang di antaranya adalah Ki Ageng Pemanahan
(Ki Gede Pemanahan). la diangkat sebagai bupati (adipati) di Mataram.
Kemudian putranya, Raden Bagus (Danang) Sutawijaya diangkat anak
oleh Sultan Hadiwijaya dan dibesarkan di istana. Sutawijaya
dipersaudarakan dengan putra mahkota, bernama Pangeran Benowo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
c. Kesultanan Banten
Kerajaan Banten berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan
Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa,
dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian
menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam
penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin
atau lebih sohor dengan sebutan Fatahillah, mendirikan benteng
pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi
pusat pemerintahan, yakni Kesultanan Banten.
d. Kesultanan Cirebon
Menurut berita Tome Pires sekitar 1513 diberitakan Cirebon sudah
termasuk ke daerah Jawa di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Penguasa
di Cirebon ialah Lebe Usa sebagai bawahan Pate Rodim. Cirebon terutama
mengekspor beras dan banyak bahan makanan lainnya. Kota ini
berpenduduk sekitar 1.000 orang. Menurut Tome Pires Islam sudah hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
di kota Cirebon 40 tahun sebelum kehadiran Tome Pires sendiri. Perkiraan
kehadiran Islam di kota Cirebon menurut sumber lokal Tjarita Purwaka
Tjaruban Nagari karya Pangeran Arya Cerbon pada 1720 M, dikatakan
bahwa Syarif Hidayatullah datang ke Cirebon pada 1470 M, dan
mengajarkan Islam di Gunung Sembung, bersama-sama Haji Abdullah
Iman atau Pangeran Cakrabumi. Syarif Hidayatullah kawin dengan
Pakungwati dan pada 1479 ia menggantikan mertuanya sebagai Penguasa
Cirebon, lalu mendirikan keraton yang diberi nama Pakungwati di sebelah
timur Keraton Sultan Kasepuhan kini.
3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan
a. Kerajaan Pontianak
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara
lain Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan
Tome Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir
Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan
Malaka dan Jawa, bahkan kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau
mungkin adipati kesemuanya tunduk kepada kerajaan di Jawa yang
diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana)
menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan
makanan. Banyak barang dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke
daerah itu, demikian pula jenis pakaian dari Bengal dan Keling yang
berwarna merah dan hitam dengan harga yang mahal dan yang murah.
b. Kerajaan Banjar (Banjarmasin)
Kerajaan Banjar (Banjarmasin) terdapat di daerah Kalimantan
Selatan yang muncul sejak kerajaan-kerajaan bercorak Hindu yaitu Negara
Dipa, Daha, dan Kahuripan yang berpusat di daerah hulu Sungai Nagara di
Amuntai. Kerajaan Nagara Dipa masa pemerintahan Putri Jungjung Buih
dan patihnya Lembu Amangkurat, pernah mengadakan hubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Kerajaan Majapahit. Mengingat pengaruh Majapahit sudah sampai di
daerah Sungai Nagara, Batang Tabalung, Barito, dan sebagainya tercatat
dalam kitab Nagarakertagama. Hubungan tersebut juga dibuktikan dalam
cerita Hikayat Banjar dan Kronik Banjarmasin. Pada waktu menghadapi
peperangan dengan Daha, Raden Samudera minta bantuan Kerajaan
Demak sehingga mendapat kemenangan.
4. Kerajaan Islam di Sulawesi
a. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo sebelum menjadi kerajaan Islam sering
berperang dengan kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan, seperti dengan
Luwu, Bone, Soppeng, dan Wajo. Kerajaan Luwu yang bersekutu dengan
Wajo ditaklukan oleh Kerajaan Gowa-Tallo. Kemudian Kerajaan Wajo
menjadi daerah taklukan Gowa menurut Hikayat Wajo. Dalam serangan
terhadap Kerajaan Gowa-Tallo, Karaeng Gowa meninggal dan seorang
lagi terbunuh sekitar pada 1565. Ketiga Kerajaan Bone, Wajo, dan
Soppeng mengadakan persatuan untuk mempertahankan kemerdekaannya
yang disebut perjanjian Tellumpocco, sekitar 1582. Sejak Kerajaan Gowa
resmi sebagai kerajaan bercorak Islam pada 1605, Gowa meluaskan
pengaruh politiknya, agar kerajaan-kerajaan lainnya juga memeluk Islam
dan tunduk kepada Kerajaan Gowa-Tallo.
b. Kerajaan Wajo
Berita tentang tumbuh dan berkembangnya Kerajaan Wajo terdapat
pada sumber hikayat lokal. Di hikayat lokal tersebut ada cerita yang
menghubungkan tentang pendirian Kampung Wajo yang didirikan oleh
tiga orang anak raja dari kampung tetangga Cinnotta’bi yaitu berasal dari
keturunan dewa yang mendirikan kampung dan menjadi raja-raja dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
ketiga bagian (limpo) bangsa Wajo: Bettempola, Talonlenreng, dan Tua.
Kepala keluarga dari mereka menjadi raja di seluruh Wajo dengan gelar
Batara Wajo. Batara Wajo yang ketiga dipaksa turun tahta karena
kelakuannya yang buruk dan dibunuh oleh tiga orang Ranreng. Menarik
perhatian kita bahwa sejak itu raja-raja di Wajo tidak lagi turun temurun
tetapi melalui pemilihan dari seorang keluarga raja menjadi arung-matoa
artinya raja yang pertama atau utama.
5. Kerajaan Islam di Maluku Utara
a. Kerajaan Ternate
Pada abad ke-14 dalam kitab Negarakartagama, karya Mpu
Prapanca tahun 1365 M menyebut Maluku dibedakan dengan Ambon yaitu
Ternate. Hal itu juga dapat dihubungkan dengan Hikayat Ternate yang
antara lain menyebutkan Moeloka (Maluku) artinya Ternate, Tidore,
Jailolo, dan Bacan. Pada abad ke-14, masa Kerajaan Majapahit hubungan
pelayaran dan perdagangan antara pelabuhan-pelabuhan terutama Tuban
dan Gresik dengan daerah Hitu, Ternate, Tidore bahkan Ambon sendiri
sudah sering terjadi. Pada abad tersebut pelabuhan-pelabuhan yang masih
di bawah Majapahit juga sudah didatangi para pedagang Muslim. Untuk
memperoleh komoditi berupa rempah-rempah terutama cengkeh dan pala,
para pedagang Muslim dari Arab dan Timur Tengah lainnya itu juga sangat
mungkin mendatangi daerah Maluku.
6. Kerajaan Islam di Papua
Sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua
sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, berdasarkan bukti sejarah terdapat
sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di Papua, yakni: (1) Kerajaan Waigeo (2)
Kerajaan Misool (3) Kerajaan Salawati (4) Kerajaan Sailolof (5) Kerajaan
Fatagar (6) Kerajaan Rumbati (terdiri dari Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi,
Arguni, dan Wertuar) (7) Kerajaan Kowiai (Namatota) (8). Kerajaan Aiduma
(9) Kerajaan Kaimana.
7. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
a. Kerajaan Lombok dan Sumbawa
Selaparang merupakan pusat kerajaan Islam di Lombok di bawah
pemerintahan Prabu Rangkesari. Pada masa itulah Selaparang mengalami
zaman keemasan dan memegang hegemoni di seluruh Lombok.
b. Kerajaan Bima
Bima merupakan pusat pemerintahan atau kerajaan Islam yang
menonjol di Nusa Tenggara dengan nama rajanya yang pertama masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Islam ialah Ruma Ta Ma Bata Wada yang bergelar Sultan Bima I atau
Sultan Abdul Kahir. Sejak itu pula terjalin hubungan erat antara Kerajaan
Bima dengan Kerajaan Gowa, lebih-lebih sejak perjuangan Sultan
Hasanuddin kandas akibat perjanjian Bongaya.
8. Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam
Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia telah
menambah khasanah budaya nasional Indonesia, serta ikut memberikan dan
menentukan corak kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi karena
kebudayaan yang berkembang di Indonesia sudah begitu kuat di lingkungan
masyarakat maka berkembangnya kebudayaan Islam tidak menggantikan atau
memusnahkan kebudayaan yang sudah ada.
Dengan demikian terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan
kebudayaan yang sudah ada. Hasil proses akulturasi antara kebudayaan
praIslam dengan ketika Islam masuk tidak hanya berbentuk fisik kebendaan
seperti seni bangunan, seni ukir atau pahat, dan karya sastra tetapi juga
menyangkut pola hidup dan kebudayaan non fisik lainnya.
9. Proses Integrasi Nusantara
a. Peran Ulama dalam Proses Integrasi
Agama Islam yang masuk dan berkembang di Nusantara
mengajarkan kebersamaan dan mengembangkan toleransi dalam
kehidupan beragama. Islam mengajarkan persamaan dan tidak mengenal
kasta-kasta dalam kehidupan masyarakat.
b. Peran Perdagangan Antarpulau
Proses integrasi juga terlihat melalui kegiatan pelayaran dan
perdagangan antarpulau. Sejak zaman kuno, kegiatan pelayaran dan
perdagangan sudah berlangsung di Kepulauan Indonesia. Pelayaran dan
perdagangan itu berlangsung dari daerah yang satu ke daerah yang lain,
bahkan antara negara yang satu dengan negara yang lain.
c. Peran Bahasa
Perlu juga kamu pahami bahwa bahasa juga memiliki peran yang
strategis dalam proses integrasi. Kamu tahu bahwa Kepulauan Indonesia
terdiri atas beribu-ribu pulau yang dihuni oleh aneka ragam suku bangsa.
Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa masing-masing. Untuk
mempermudah komunikasi antarsuku bangsa, diperlukan satu bahasa yang
menjadi bahasa perantara dan dapat dimengerti oleh semua suku bangsa.
Jika tidak memiliki kesamaan bahasa, persatuan tidak akan terjadi karena
di antara suku bangsa timbul kecurigaan dan prasangka lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5a
(Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi I)
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI I
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan Hari / Tanggal : 9 Mei 2017
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib Waktu : 60 Menit
Kelas / Program : X IPS 1 Tahun Pelajaran : 2016-2017
No KD Materi Pokok Indikator Bentuk
Soal
No.
Soal
Tgkt.
Soal
1. Menganalisis
karakteristik
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan
dan budaya
pada masa
kerajaan-
kerajaan Islam
di Indonesia
serta
menunjukkan
contoh bukti-
bukti yang
masih berlaku
pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
kini.
Proses Islamisasi
di Sumatra
Siswa dapat menganalisis letak kerajaan Samudra Pasai PG 1 C4
2. Siswa dapat menganalisis urutan para raja di Kesultanan Samudra Pasai PG 2 C4
3. Siswa dapat menguraikan asal-usul nama sultan di Kerajaan Samudra Pasai PG 3 C2
4. Siswa dapat menunjukan waktu kejayaan kesultanan Samudra pasai PG 4 C1
5. Siswa dapat menentukan pemimpin kaum padri di Sumatra Barat PG 5 C3
6.
Proses Islamisasi
di Jawa
Siswa dapat menunjukan waktu berdirinya Kerajaan Demak PG 6 C1
7. Siswa dapat mengurutkan wilayah kekuasaan Kerajaan Demak pada masa
pemerintahan Raden Fatah PG 7 C3
8. Siswa dapat menguraikan peranan dari Para Wali dalam menyebarkan agama
Islam Essay 1 C2
9. Siswa dapat menjelaskan akhir dari Kerajaan Demak PG 8 C1
10. Siswa dapat menganalisis peran Sultan Agung dalam bidang politik di Mataram PG 9 C4
11. Siswa dapat mencontohkan tradisi kerajaan mataram yang masih ada hingga saat
ini PG 10 C2
12. Proses Islamisasi
di Kalimantan
Siswa dapat menentukan letak daerah kerajaan Islam di Kalimantan Barat PG 11 C2
13. Siswa dapat menunjukan peninggalan Kesultanan Banjar PG 12 C1
14.
Proses Islamisasi
di Sulawesi
Siswa dapat menganalisis munculnya kerajaan Islam di Sulawesi Essay 2 C4
15. Siswa dapat menyebutkan kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi PG 13 C1
16. Siswa dapat menganalisis islamisasi di Sulawesi Selatan Essay 3 C4
17. Siswa dapat menjelaskan maksud dari perjanjian Tellumpocco PG 14 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
18. Siswa dapat menjunjukan bukti adanya penyebar agama islam di Sulawesi Selatan PG 15 C1
19. Siswa dapat menganalisis tentang hikayat lokal kerajaan Wajo Essay 4 C4
20.
Proses Islamisasi
di Maluku Utara
Siswa dapat menyimpulkan kerajaan yang bercorak Islam di Maluku PG 16 C4
21. Siswa dapat menyelidiki tanda-tanda awal kehadiran Islam ke daerah Maluku PG 17 C3
22. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara Maluku dengan Jawa PG 18 C1
23. Siswa dapat menganalisis julukan “Penguasa 72 Kepulauan” Essay 5 C4
24. Siswa dapat menjelaskan akhir dari orang-orang potugis di Ternate PG 19 C1
25.
Proses Islamisasi
di Papua
Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan Islam di Papua PG 20 C3
26. Siswa dapat menganalisis pendapat kedatangan Islam di Papua PG 21 C4
27. Siswa dapat menunjukan waktu awal proses Islamisasi di Papua PG 22 C1
28. Siswa dapat menjelaskan berbagai faktor proses Islamisasi di Papua PG 23 C1
29. Proses Islamisasi
di Nusa
Tenggara
Siswa dapat menunjukan awal kehadiran Islam di Nusa Tenggara PG 24 C1
30. Siswa dapat menemukan pusat pusat kerajaan Islam di Lombok PG 25 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 5b
(Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi II)
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI II
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan Hari / Tanggal : 23 Mei 2017
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib Waktu : 60 Menit
Kelas / Program : X IPS 1 Tahun Pelajaran : 2016-2017
No KD Materi Pokok Indikator Bentuk
Soal
No.
Soal
Tgkt.
Soal
1. Menganalisis
karakteristik
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan
dan budaya
pada masa
kerajaan-
kerajaan
Islam di
Indonesia
serta
menunjukkan
contoh bukti-
bukti yang
masih berlaku
pada
kehidupan
masyarakat
Akulturasi
Kebudayaan
Siswa dapat mengartikan pengertian akulturasi kebudayaan PG 1 C2
2. Siswa dapat menguraikan hasil proses akulturasi antara kebudayaan pra-
Islam PG 2 C2
3. Siswa dapat membedakan pengertian masjid dari beberapa bahasa PG 3 C2
4. Siswa dapat menjelaskan fungsi masjid secara universal PG 4 C1
5. Siswa dapat menganalisis ciri-ciri yang dimiliki masjid kuno di Indonesia Esai 1 C4
6. Siswa dapat menjelaskan mengenai atap tumpang sebagai ciri masjid kuno
di Indonesia PG 5 C1
7. Siswa dapat menunjukan bukti akulturasi kebudayaan Islam di Nusantara PG 6 C1
8. Siswa dapat menguraikan alasan masjid dianggap keramat PG 7 C2
9. Siswa dapat mencontohkan makam yang berdekatan dengan masjid agung PG 8 C2
10. Siswa dapat menganalisis alasan makam-makam terletak di tempat tinggi Esai 2 C4
11. Siswa dapat menentukan salah satu makam yang paling dihormati yang
letaknya di atas bukit PG 9 C3
12. Siswa dapat menjelaskan pengertian “cungkup” PG 10 C1
13. Siswa dapat menganalisis akulturasi dalam hal upacara keagamaan atau
doa Esai 3 C4
14. Siswa dapat memperkirakan kapan seni ukir zaman Islam sudah mulai
berkembang PG 11 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
15. Indonesia
masa kini.
Siswa dapat menjelaskan kemunculan kreasi baru dalam seni ukir di masa
Islam PG 12 C1
16. Siswa dapat menunjukan bukti akulturasi kebudayaan Islam dalam bidang
seni ukir PG 13 C1
17. Siswa dapat mengklasifikasikan beberapa jenis sastra yang berkembang
pada zaman Islam PG 14 C1
18. Siswa dapat menjelaskan perkembangan seni sastra di zaman Islam PG 15 C1
19. Siswa dapat menyimpulkan pengertian dari hikayat PG 16 C4
20. Siswa dapat menyeleksi contoh karya sastra “Suluk” PG 17 C4
21. Siswa dapat menjelaskan tujuan kesenian yang bernafaskan islam PG 18 C1
22. Siswa dapat menentukan ciri permainan debus PG 19 C3
23. Siswa dapat menjelaskan perkembangan wayang menurut Amir Hamzah PG 20 C1
24. Siswa dapat mengartikan yang dimaksud komariyah PG 21 C2
25. Siswa dapat menunjukan bukti perkembangan sistem penanggalan
menurut Sultan Agung PG 22 C1
26. Siswa dapat menguraikan penetapan awal kalender Sultan Agung PG 23 C2
27.
Proses
Integrasi
Nusantara
Siswa dapat menjelaskan peran ulama dalam proses integrasi PG 24 C1
28. Siswa dapat menyebutkan 3 proses proses integrasi di nusantara pada
masa Islam PG 25 C1
29. Siswa dapat menganalisis peranan bahasa dalam proses integrasi di
Nusantara Esai 4 C4
30. Siswa dapat menguraikan nilai-nilai yang didapat dari materi akulturasi
dan perkembangan budaya Islam di Nusantara Esai 5 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 6a
(Soal Uji Kompetensi 1)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas / Program : X IPS 1
W a k t u : 60 Menit
A. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN MEMBERI
TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, D ATAU E PADA LEMBAR
JAWAB YANG TERSEDIA UNTUK NOMOR 1 S/D 25 !
1. Kerajaan Samudra Pasai terletak lebih kurang 15 km di sebelah ....
A. Timur Lhokseumawe, NAD
B. Selatan Lhokseumawe, NAD
C. Barat Lhokseumawe, NAD
D. Utara Lhokseumawe, NAD
E. Barat Laut Lhokseumawe, NAD
2. Dalam kitab Sejarah Melayu, diceritakan bahwa sultan pertama Kerajaan
Samudra Pasai ialah ....
A. Sultan Malik Ahmad
B. Sultan Malik Ilham
C. Sultan Malih Badaruhin
D. Sultan Malih Abab
E. Sultan Malik As-Shaleh
3. Nama sultan Kerajaan Samudra Pasai diketahui terdapat dalam sumber
Sejarah Melayu. Dari ketujuh nama Sultan tersebut, ada satu nama yang
terdapat dalam mata uang emas, yakni ....
A. Mahmud Malik Ahmad
B. Mahmud Zakir Naik
C. Malikush Shaleh
D. Abu Zain Malik
E. Zainal Abidin
4. Kesultanan Samudra Pasai mencapai puncaknya pada awal abad ke ....
A. 11
B. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
C. 13
D. 16
E. 12
5. Tokoh padri yang berjasa dalam perlawan Padri ialah ....
A. Tuanku Imam Bonjol
B. Tuanku Lubuk Aer
C. Tuanku Nan Renceh
D. Tuanku Bansa
E. Tuanku Galung
6. Para ahli sejarah memperkirakan Kerajaan Demak berdiri pada tahun ....
A. 1300
B. 1400
C. 1500
D. 1550
E. 1600
7. Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan demak meliputi ....
A. Jambi, Lampung, Aceh, dan Padang
B. Jepara, Sedayu, Palembang, Jambi
C. Lubuk, Sekayu, Banten, dan Nias
D. Jepara, Kudus, Bali, dan Toraja
E. Jepara, Lampung, Metro, dan Yogyakarta
8. Setalah lama berkuasa dan mengibarkan panji-panjinya, akhirnya Kerajaan
Demak lemah dan muncul kerajaan baru yang bernama ....
A. Kerajaan Mataram
B. Kerajaan Singasari
C. Kerajaan Cirebon
D. Kerajaan Pajang
E. Kerajaan Gowa
9. Dalam bidang politik pemerintahan, Sultan Agung berhasil memperluas
wilayah Mataram ke berbagai daerah, yaitu ....
A. Surabaya, Lasem, Pasuruan dan Tuban
B. Cilacap, Purwokerto, Banten dan Tuban
C. Surabaya, Kalimantan, Pasuruan dan Tuban
D. Cilacap, Magelang, Ngawi dan Pasuruan
E. Surabaya, Majalengka, Tuban dan Malang
10. Tradisi yang masih dijalankan sejak Kerajan Mataram hingga kini adalah ....
A. Tradisi Sekaten
B. Tradisi Minang
C. Tradisi Sesembahan
D. Tradisi Gunungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
E. A, B, C, D Salah Semua
11. Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat yang memiliki
kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa adalah ....
A. Gowa dan Tallo
B. Tanjung pura dan Pangkalan Bun
C. Tanjung pura dan Pangkal Pinang
D. Tanjung Pura dan Lawe
E. Lawe dan Bontang
12. Kerajaan Banjar yang sudah masuk dalm pengaruh Mataram pada abad ke 16
meninggalkan bukti bahwa Islam sudah masuk. Bukti tersebut adalah ....
A. Masjid Agung Banten
B. Masjid Raya Demak
C. Masjid Agung Sambas
D. Masjid Raya Pontianak
E. Masjid Raya Kalbar
13. Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi diantaranya adalah ....
A. Gowa-Tallo, Bone dan Wajo
B. Soppeng, Kudus dan Buton
C. Maluku dan Bone
D. Demak dan Bone
E. Gowa-Tallo, Bone dan Mataram
14. Tellumpocco adalah pernjanjian mengenai ....
A. Tiga kerajaan yang mengadakan persatuan untuk mempersatukan
kemerdekaanya
B. Pembagian tanah kekuasaan kerajaan Islam di Sulawesi
C. Penetapan raja-raja yang berkuasa di Sulawesi
D. Perjanjian untuk mengadakan peperangan dengan kerajaan-kerajaan
E. Kesepakatan damai antara kerajaan yang sedang bertentangan
15. Di daerah Sulawesi Selatan proses Islamisasi makin mantap dengan adanya ....
A. Para Mubalig yang disebut Dato’
B. Para Wali dari Jawa
C. Para Da’i dari Sumatra
D. Kaum Padri dari Sumatra
E. Kaum Intelektual dari Arab
16. Sejak awal diketahui bahwa di daerah Maluku terdapat dua kerajaan Islam,
yaitu ....
A. Ternate dan Gowa-Tallo
B. Ternate dan Tidore
C. Ternate dan Serawak
D. Tidore dan Gowa-Tallo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
E. Tidore dan Arung-Patoa
17. Tanda-tanda awal kehadiran Islam ke daerah Maluku dapat diketahui dari
sumber-sumber berupa ....
A. Naskah kuno
B. Sabda raja
C. Naskah modern
D. Surat
E. Pepatah
18. Menurut Tome Pires, Maluku dan Jawa memiliki hubungan dalam hal ....
A. Pertanian
B. Perindustrian
C. Perdagangan
D. Pendidikan
E. Budaya
19. Orang-orang Portugis berhasil diusir dan menyingkir ke pulau dekat Tahula
tidak jauh dari Tidore oleh ....
A. Sultan Hasanudin
B. Sultan Syarir
C. Sultan Baabullah
D. Sultan Khadir
E. Sultan Khairun
20. Berdasarkan bukti sejarah terdapat 9 kerajaan Islam di Papua, salah satunya
adalah ....
A. Kerajaan Salman
B. Kerajaan Kimona
C. Kerajaan Anatoa
D. Kerajaan Misool
E. Kerajaan Wahigo
21. Ada pendapat mengenai kedatangan Islam di Papua, yaitu ....
A. Islam datang di Papua pada 1360 disebarkan oleh mubaligh Aceh
B. Islam datang di Papua pada tahun 1360 disebarkan oleh Kaum Padri
C. Islam datang di Papua pada tahun 1360 disebarkan oleh Ulama
D. Islam datang di Papua berasal dari Persia
E. Islam datang di Papua berasal dari Turki
22. Proses Islamisasi tanah Papua, terutama di daerah pesisir barat dilakukan pada
pertengahan abad ke ....
A. 13
B. 14
C. 15
D. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
E. 17
23. Faktor Islamisasi Papua didukung oleh ....
A. Faktor geografis
B. Faktor ekonomis
C. Faktor sosiologis
D. Faktor ekologis
E. Faktor religiusitas
24. Kehadiran Islam ke daerah Nusa Tenggara antara lain ke Lombok diperkirakan
terjadi pada abad ke-16 yang diperkenalkan oleh ....
A. Sultan Baabullah
B. Sultan Khairun
C. Sultan Mohammad
D. Sultan Perapen
E. Sunan Giri
25. Pusat kerajaan Islam di Lombok di bawah pemerintahan Prabu Rangkesari
adalah ....
A. Bima
B. Flores
C. Selaparang
D. Senggigi
E. Dewata
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas !
1. Jelaskan peranan Para Wali dalam menyebarkan agama Islam !
2. Jelaskan proses munculnya kerajaan Islam di Sulawesi !
3. Jelaskan proses islamisasi di Sulawesi Selatan !
4. Analisislah tentang hikayat lokal kerajaan Wajo !
5. Jelaskan apa yang dimaksud julukan “Penguasa 72 Kepulauan” !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda (PG)
1. A 11. D 21. A
2. E 12. C 22. C
3. C 13. A 23. A
4. D 14. A 24. D
5. A 15. A 25. C
6. C 16. B
7. B 17. A
8. D 18. C
9. A 19. C
10. A 20. D
B. Esai
1. Para wali yang merupakan tokoh penting pada perkembangan Kerajaan
Demak ini, memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam kepada
penduduk Jawa. Para wali juga berusaha menyebarkan Islam di luar Pulau
Jawa.
2. Di daerah Sulawesi juga tumbuh kerajaan-kerajaan bercorak Islam.
Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak terlepas dari
perdagangan yang berlangsung ketika itu. Berikut ini adalah beberapa
kerajaan Islam di Sulawesi di antaranya Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan
Soppeng, dan Kesultanan Buton.
3. Di daerah Sulawesi Selatan proses Islamisasi makin mantap dengan adanya
para mubalig yang disebut Dato’ Tallu (Tiga Dato), yaitu Dato’ Ri Bandang
(Abdul Makmur atau Khatib Tunggal) Dato’ Ri Pattimang (Dato’ Sulaemana
atau Khatib Sulung), dan Dato’ Ri Tiro (Abdul Jawad alias Khatib Bungsu),
ketiganya bersaudara dan berasal dari Kolo Tengah, Minangkabau. Para
mubalig itulah yang mengislamkan Raja Luwu yaitu Datu’ La Patiware’
Daeng Parabung dengan gelar Sultan Muhammad pada 15-16 Ramadhan 1013
H (4-5 Februari 1605 M). Kemudian disusul oleh Raja Gowa dan Tallo yaitu
Karaeng Matowaya dari Tallo yang bernama I Mallingkang Daeng Manyonri
(Karaeng Tallo) mengucapkan syahadat pada Jumat sore, 9 Jumadil Awal 1014
H atau 22 September 1605 M dengan gelar Sultan Abdullah. Selanjutnya
Karaeng Gowa I Manga’ rangi Daeng Manrabbia mengucapkan syahadat pada
Jumat, 19 Rajab 1016 H atau 9 November 1607 M.
4. Berita tentang tumbuh dan berkembangnya Kerajaan Wajo terdapat pada
sumber hikayat lokal. Di hikayat lokal tersebut ada cerita yang
menghubungkan tentang pendirian Kampung Wajo yang didirikan oleh tiga
orang anak raja dari kampung tetangga Cinnotta’bi yaitu berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
keturunan dewa yang mendirikan kampung dan menjadi raja-raja dari ketiga
bagian (limpo) bangsa Wajo: Bettempola, Talonlenreng, dan Tua. Kepala
keluarga dari mereka menjadi raja di seluruh Wajo dengan gelar Batara Wajo.
Batara Wajo yang ketiga dipaksa turun tahta karena kelakuannya yang buruk
dan dibunuh oleh tiga orang Ranreng. Menarik perhatian kita bahwa sejak itu
raja-raja di Wajo tidak lagi turun temurun tetapi melalui pemilihan dari
seorang keluarga raja menjadi arung-matoa artinya raja yang pertama atau
utama.
5. Julukan tersebut diberikan kepada Sultan Baabullah sebagai “Penguasa 72
Kepulauan”. Hal ini dikarenakan Sultan Baabullah mampu menguasai
berbagai daerah yang sangat luas dan sangguh mustahil untuk dilakukan,
namun hal tersebut dapat dibuktikan Sultan Baabullah dalam menguasai
wilayah yang sangat luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 6b
(Soal Uji Kompetensi 2)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email :
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas / Program : X IPS 1
W a k t u : 60 Menit
A. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN MEMBERI
TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, D ATAU E PADA LEMBAR
JAWAB YANG TERSEDIA UNTUK NOMOR 1 S/D 25 !
1. Berkembangnya kebudayaan di Indonesia telah memberikan corak
kebudayaan yang amat beragam. Keadaan ini pada dasarnya disebabkan oleh
akulturasi kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut yang dimaksud
akulturasi kebudayaan adalah ....
A. Perkembangan dua kebudayaan secara bersamaan
B. Perkembangan dua kebudayaan tanpa mempengaruhi kebudayaan lain
C. Perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih tanpa menghilangkan sifat
aslinya
D. Penggabungan dua kebudayaan dengan menghilangkan salah satu sifat
kebudayaan yang ada
E. Penggabungan dua kebudayaan dengan menghilangkan kedua ciri
kebudayaan tersebut
2. Hasil akulturasi kebudayaan pra-Islam dengan Islam dapat kita temui dalam
wujud ....
A. Seni bangunan, seni ukir atau pahat dan karya sastra
B. Seni bangunan, Masjid, dan Gereja
C. Seni ukir atau pahat, dan kaligrafi
D. Karya Sastra, Babad, dan Hikayat
E. Seni bangunan, seni ukir, dan Babad
3. Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid. Masjid atau Mesjid dalam
bahasa Arab munkin berasal dari bahasa ….
A. Turki
B. Aramik
C. Ethiopia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
D. Arabian
E. Iran
4. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam
2. Pusat untuk mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan
di kalangan umat muslim
3. Sebagai tempat ibadah umat muslim
4. Tempat untuk diskusi keagamaan di antara sesama umat muslim
Dari pernyataan tersebut yang menunjukan fungsi masjid secara luas atau
universal adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 1 dan 2
5. Banyak masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri beratap tumpang. Atap
yang seperti itu sering juga disebut sebagai ….
A. Mahameru
B. Semeru
C. Meru
D. Merapi
E. Merbabu
6. Bentuk akulturasi kebudayaan Pra-Islam dengan Islam yang ada saat ini, salah
satunya adalah ….
A. Masjid Kudus dan Masjid Kedu
B. Masjid Demak dan Masjid Kudus
C. Masjid Agung Serang dan Masjid Kudus
D. Masjid Demak dan Masjid Raya Jakarta
E. Masjid Agung Semarang dan Masjid Kudus
7. Masjid umumnya didirikan di ibukota dekat keraton. Ada juga masjid yang
dipandang keramat. Alasan dikatakan keramat, karena ….
A. Dibangun oleh Wali Songo
B. Dibangun oleh Para Raja
C. Dibangun oleh Sesepuh kerajaan
D. Dibangun di atas bukit atau dekat makam
E. Dibangun dekat dengan wilayah keratin
8. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Makam raja-raja Mataram Islam Kota Gede
2. Makam sultan-sultan Palembang
3. Makam sultan-sultan Demak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
4. Makam sultan-sultan Aceh
5. Makam sultan-sultan Lampung
Dari pernyataan tersebut, makam-makam yang lokasinya di dataran dekat
masjid agung, kecuali …
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 5
C. 1 dan 4
D. 2 dan 5
E. 5
9. Makam-makam yang lokasinya di atas bukit khususnya yang paling atas
adalah yang dianggap paling dihormati, misalnya ….
A. Sunan Gunung Jati di Gunung Semeru
B. Sultan Agung Hanyokrokusumo di pemakaman Imogiri
C. Sultan-sultan Palembang di bukit
D. Sunan Bonan di Gunung Sembung
E. Sunan Kalijaga di Gunung Sembung
10. Makam walisongo dan sultan-sultan pada umumnya ditempatkan di dalam
bangunan yang disebut cungkup. Cungkup adalah ….
A. Batu Nisan yang ada di makam
B. Tempat untuk menaruh sesaji
C. Tempat untuk berziarah
D. Semacam makam yang terdapat jirat
E. Semacam rumah yang didirikan di atas makam
11. Berkembangnya ajaran seni ukir, patung dan melukis makhluk hidup sudah
ada pada masa perkembangan Islam di zaman ….
A. Sejarah
B. Kuno
C. Madya
D. Modern
E. Post Modern
12. Walaupun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata
tidak diperbolehkan, akan tetapi lambat laun muncul kreasi baru dalam seni
ukir ataupun patung, yaitu ….
A. Lukisan makhluk hidup meskipun disamarkan dengan berbagai hiasan
B. Seni hias dengan huruf arab (Kaligrafi)
C. Seni ukir kaligrafi
D. Lukisan tumbuh-tumbuhan dengan menambahkan huruf Arab
E. Lukisan makhluk hidup yang secara terang-terangan diukir
13. Banyak bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan motif-motif ukiran,
contohnya ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
A. Ukiran pada jendela bangunan keraton
B. Ukiran pada jendela bangunan masjid
C. Ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan masjid atau keraton
D. Ukiran pada langit-langit keraton
E. Ukiran pada dinding keraton
14. Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara dan
tulisan. Dilihat dari corak dan isinya, ada beberapa jenis sastra, yaitu ….
A. Hikayat, Babad, Dongeng, dan Syair
B. Hikayat Amir Hamzah, Legenda, dan Babad
C. Babad Mataram, Syair dan Lirik
D. Hikayat, Babad, Syair dan Suluk
E. Hikayat, Babad, Syair, dan Mitos
15. Pada umumnya seni sastra di zaman Islam berkembangan di daerah …
A. Sulawesi dan Jawa
B. Melayu dan Jawa
C. Kalimantan dan Jawa
D. Sumatra dan Kalimantan
E. Melayu dan Kalimantan
16. Karya sastra yang berisi tentang dongeng ataupun cerita yang berkaitan
dengan sejarah adalah ….
A. Lantunan
B. Babad
C. Suluk
D. Legenda
E. Hikayat
17. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Suluk Sukarsa
2. Suluk Wujil
3. Suluk Malang Sumirang
4. Suluk Malang Bumirang
5. Suluk Surakarta
Dari pernyataan diatas yang bukan merupakan contoh suluk adalah nomor ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4 dan 5
E. Semua pernyataan benar
18. Di Indonesia, Islam menghasilkan kesenian yang bernafaskan Islam yang
bertujuan ….
A. Untuk mencari pengikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
B. Untuk dakwah
C. Untuk menyebarkan pengaruh Islam
D. Untuk menyebarkan ajaran Islam
E. Untuk mengembangkan karya seni
19. Kesenian yang berasal dari kebudayaan Islam salah satunya adalah debus. Ciri
dari permainan debus adalah ….
A. Para pemain menusukan benda tajam ke tubuh boneka peraga
B. Para pemain menari selama tujuh hari tujuh malam
C. Para penari menusukan benda tajam ke dalam tubuhnya tanpa luka
D. Para penari membaca Al Quran bersama
E. Para penari membaca salawat nabi
20. Perhatiakan gambar berikut ini!
Gambar disamping merupakan kesenian pada
zaman Islam. Kemudian berdasarkan cerita Amir
Hamzah kesenian ini dikembangkan pertunjukan
….
A. Wayang Golek
B. Wayang Kulit
C. Wayang Orang
D. Wayang Potehi
E. Wayang Cina
21. Perhitungan tahun yang dipakai atas dasar peredaran bulan disebut ….
A. Hijriah
B. Masehi
C. Komariyah
D. Peredaran Binang
E. Tanggalan Jawa
22. Bukti perkembanga sistem kalender yang diciptakan oleh Sultan Agung
adalah ….
A. Bulan Muharam diganti dengan Pasa
B. Bulan Ramdhan diganti dengan Sura
C. Bulan Puasa diganti dengan Muharam
D. Bulan Muharam diganti dengan Sura
E. Bulan Hijriah diganti dengan Masehi
23. Kalender Sultan Agung dimulai pada tanggal 1 Sura tahun 1555 Jawa. Pada
kalender biasa tanggal tersebut sama saja dengan tanggal ….
A. 8 Agustus 1633
B. 9 Agustus 1633
C. 8 September 1633
D. 9 September 1633
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
E. 9 November 1633
24. Agama Islam masuk dan berkembang di Nusantara mengajarkan ….
A. Kebersamaan dan mengembangkan toleransi
B. Kebersamaan dan gotong royong
C. Persamaan dan kerjasama
D. Persatuan dan kebersamaan
E. Kebersamaan dan persatuan
25. Proses Integrasi Nusantara dilakukan melalui peranan ….
A. Ulama, Perdagangan, dan Perkawinan
B. Ulama, Pendidikan, dan Perdagangan Antarpulau
C. Ulama, Pendidikan, dan Bahasa
D. Ulama, Perdagangan, dan Bahasa
E. Ulama, Pendidikan, dan Perkawinan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas !
1. Analisislah ciri-ciri yang dimiliki masjid-masjid kuno di Indonesia!
2. Jelaskan alasan makam-makam berada di tempat-tempat tinggi atau diatas
bukit!
3. Analisislah akulturasi kebudayaan Islam dengan Pra-Islam dalam upacara
keagamaan atau doa!
4. Jelaskan peranan bahasa dalam proses integrasi Nusantara!
5. Uuraikan nilai-nilai yang terkandung dalam akulturasi dan perkembangan
budaya Islam di Nusantara!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. C 6. B 11. C 16. E 21. C
2. A 7. D 12. A 17. D 22. D
3. B 8. E 13. C 18. D 23. A
4. E 9. B 14. D 19. C 24. A
5. C 10. E 15. B 20. A 25. D
B. Esai
1. Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri; pertama,
Atapnya betupa atap tumpang, yaitu atap bersusun, semakin ke atas semakin
kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang biasanya
selalu gasal/ ganjil, ada yang tiga, ada juga yang lima. Kedua, Tidak ada
menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Berbeda
dengan masjid-masjid di luar Indonesia yang umumnya terdapat menara. Pada
masjidmasjid kuno di Indonesia untuk menandai datangnya waktu salat
dilakukan dengan memukul beduk atau kentongan. Ketiga, Masjid umumnya
didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan. Ada juga masjid-masjid yang
dipandang keramat yang dibangun di atas bukit atau dekat makam. Masjid-
masjid di zaman Wali Sanga umumnya berdekatan dengan makam.
2. Alasan makam-makam berada di tempat tinggi dikarenakan tempat-tempat
tinggi atau bukit-bukit masih menunjukkan kesinambungan tradisi yang
mengandung unsur kepercayaan pada ruh-ruh nenek moyang yang sebenarnya
sudah dikenal dalam pengejawantahan pendirian punden-punden berundak
Megalitik.
3. Akulturasi kebudayaan Islam dengan Pra-Islam dalam upacara keagamaan
atau doa terlihat dalam beberapa bentuk akulturasi, misalnya upacara
kelahiran perkawinan dan kematian. Masyarakat Jawa juga mengenal berbagai
kegiatan selamatan dengan bentuk kenduri. Selamatan diadakan pada waktu
tertentu. Misalnya, selamatan atau kenduri pada 10 Muharam untuk
memperingati Hasan-Husen (putra Ali bin Abu Thalib), Maulid Nabi (untuk
memperingati kelahiran Nabi Muhammad), Ruwahan (Nyadran) untuk
menghormati para leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal.
4. Pada dasarnya bahasa memiliki peran yang strategis dalam proses integrasi.
Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa masing-masing. Untuk mempermudah
komunikasi antarsuku bangsa, diperlukan satu bahasa yang menjadi bahasa
perantara dan dapat dimengerti oleh semua suku bangsa. Jika tidak memiliki
kesamaan bahasa, persatuan tidak akan terjadi karena di antara suku bangsa
timbul kecurigaan dan prasangka lain. Pada dasarnya, bahasa memiliki
peranan yang amat penting untuk mempermudah komunikasi antar bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
5. Nilai Toleransi Dalam hal ini, toleransi menjadi nilai yang teramat penting
dalam proses akulturasi di Nusantara, dikarenakan sejak dahulu sikap maupun
sifat saling menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat pun sudah
tertanam dengan baik. Keadaan ini ditunjukan dari bukti-bukti yang sudah ada
seperti akulturasi pada Masjid Kudus yang di dalamnya terdapat perpaduan
dua kebudayaan ataupun agama yakni Hindu dan Islam yang dapat berjalan
seiringan tanpa mengubah atau menghilangkan sifat aslinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 7
(Kisi-kisi Instrumen Motivasi)
KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA
Variabel Sub
Variabel Aspek Indikator
Item No
Item (+) (-)
Motivasi
Belajar Motivasi
Motivasi
Intrinsik
Antusias
Saya sangat antusias untuk mendengarkan
penjelasan dari teman
Saya merasa mengantuk saat teman
menjelasakan materi di depan kelas 1, 27
Saya sangat antusias untuk membaca
artikel sejarah
Saya tidak suka membaca artikel sejarah 4, 11
Saya sangat antusias untuk menulis catatan Saya malas untuk menulis catatan 16, 36
Saya sangat antusias ketika menonton film
tentang sejarah
Saya merasa bahwa film sejarah
membosankan 26, 3
Keyakinan
Saya yakin terhadap kebenaran sejarah
setelah membaca jurnal sejarah
Saya merasa ragu tentang kebenaran
akan sejarah 37, 15
Saya yakin bisa menulis artikel populer
tentang sejarah
Saya enggan untuk menulis artikel
tentang sejarah 2, 28
Saya yakin kebenaran dari pembelajaran
sejarah di kelas
Saya tidak mengerti terhadap
pembelajaran yang djelaskan oleh guru 38, 39
Saya terdorong untuk meyakini
pembelajaran sejarah setelah menonton
film sejarah
Menonton film sejarah membuat saya
menjadi bingung 12, 29
Inisatif
Saya berinisiatif mendengarkan berita
sejarah untuk menambah wawasan
Saya memilih menonton film kartun
ketimbang berita sejarah 14, 13
Saya selalu berinisiatif untuk membaca
komik sejarah agar dapat memahami
pelajaran sejarah
Membaca novel lebih menyenangkan
dan mengasyikan daripada membaca
buku sejarah
5, 17
Saya berinisiatif menulis laporan Field
Trip karena sudah menjadi tanggung jawab
saya
Saya akan menulis laporan jika sudah
mendekati batas waktu yang ditentukan 31, 32
Saya berinisiatif mengunjungi museum Saya memilih bertamasya daripada 18, 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
untuk mengenal lebih jauh kejadian sejarah
di masa lalu
berkunjung ke museum
Motivasi
Ekstrinsik
Ketertarikan
Saya tertarik ketika mendengarkan siaran
radio tentang sejarah
Saya memilih tidur ketimbang
mendengarkan siaran radio tentang
sejarah
40, 6
Saya tertarik ketika membaca koran
sejarah karena dapat menambah wawasan
Saya tidak tertarik untuk membaca koran
sejarah karena menghabiskan waktu 20, 25
Saya tertarik menyaksikan acara di TV
tentang sejarah seperti (Melawan Lupa di
Metro TV)
Saya memilih menonton sinetron
ketimbang berita 33, 19
Saya tertarik untuk mengunjungi candi di
Yogyakarta
Lebih baik mengunjungi mall daripada
candi karena panas 7, 22
Kemandirian
Bertindak
Saya selalu membaca majalah tentang
sejarah tanpa disuruh
Bagi saya membaca majalah tentang
sejarah itu tidak penting 21, 34
Saya secara mandiri mengunjungi situs
sejarah di sekitar rumah saya
Saya sangat malas mengunjungi situs
sejarah walaupun dekat 24, 8
Penghargaan
Ketika saya berpendapat, mendorong saya
untuk mencintai sejarah
Saya cenderung diam ketika proses
pembelajaran sejarah 9, 23
Saya terdorong untuk membuat ringkasan
materi agar mendapat pujian
Saya enggan untuk membuat ringkasan
karena guru tidak pernah memuji saya 10, 35
Belajar Kegiatan
Belajar
Mendengarka
n
Menonton
Menulis
Membaca
Mengunjungi
Mengihtisar/
Meringkas
Total Item 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 8
(Kuesioner Motivasi)
Nama :
No. Absen :
Kelas/Jurusan : X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan
Petunjuk Pengisian
1) Tulislah identitas anda pada tempat yang tersedia.
2) Bacalah pernyataan-pernyataan dalam kuisioner ini secara teliti dan
cermat.
3) Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya, dengan cara memberi tanda (√) pada kolom pilihan.
4) Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kesimpulan yang
diambil dari data ini bisa benar
5) Periksa kembali nomor pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju RR = Ragu-ragu STS = Sangat Tidak Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju
No Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
1 Saya sangat antusias untuk mendengarkan
penjelasan dari teman
2 Saya yakin bisa menulis artikel populer
tentang sejarah
3 Saya merasa bahwa film sejarah
membosankan
4 Saya sangat antusias untuk membaca artikel
sejarah
5
Saya selalu berinisiatif untuk membaca
komik sejarah agar dapat memahami
pelajaran sejarah
6 Saya memilih tidur ketimbang
mendengarkan siaran radio tentang sejarah
7 Saya tertarik untuk mengunjungi candi-
candi di Yogyakarta
8 Saya sangat malas mengunjungi situs
sejarah walaupun dekat
9 Ketika saya berpendapat, mendorong saya
untuk mencintai sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
No Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
10 Saya terdorong untuk membuat ringkasan
materi agar mendapat pujian dari guru
11 Saya tidak suka membaca artikel sejarah
12
Saya terdorong untuk meyakini
pembelajaran sejarah setelah menonton film
sejarah
13 Saya memilih menonton film kartun
ketimbang berita sejarah
14 Saya berinisiatif mendengarkan berita
sejarah untuk menambah wawasan
15 Saya merasa ragu tentang kebenaran akan
sejarah
16 Saya sangat antusias untuk menulis catatan
17
Membaca novel lebih menyenangkan dan
mengasyikan daripada membaca buku
sejarah
18
Saya berinisiatif mengunjungi museum
untuk mengenal lebih jauh kejadian sejarah
di masa lalu
19 Saya memilih menonton sinetron ketimbang
berita
20 Saya tertarik ketika membaca koran sejarah
karena dapat menambah wawasan
21 Saya selalu membaca majalah tentang
sejarah tanpa disuruh
22 Lebih baik mengunjungi mall daripada
candi karena panas
23 Saya cenderung diam ketika proses
pembelajaran sejarah
24 Saya secara mandiri mengunjungi situs
sejarah di sekitar rumah saya
25 Saya tidak tertarik untuk membaca koran
sejarah karena menghabiskan waktu
26 Saya sangat antusias ketika menonton film
tentang sejarah
27 Saya merasa mengantuk saat teman
menjelasakan materi di depan kelas
28 Saya enggan untuk menulis artikel tentang
sejarah
29 Menonton film sejarah membuat saya
menjadi bingung
30 Saya memilih bertamasya daripada
berkunjung ke museum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
No Pernyataan Pilihan
STS TS R S SS
31 Saya berinisiatif menulis laporan Field Trip
karena sudah menjadi tanggung jawab saya
32 Saya akan menulis laporan jika sudah
mendekati batas waktu yang ditentukan
33
Saya tertarik menyaksikan acara di TV
tentang sejarah seperti (Melawan Lupa di
Metro TV)
34 Bagi saya membaca majalah tentang sejarah
itu tidak penting
35 Saya enggan untuk membuat ringkasan
karena guru tidak pernah memuji saya
36 Saya malas untuk menulis catatan
37 Saya yakin terhadap kebenaran sejarah
setelah membaca jurnal sejarah
38 Saya yakin kebenaran dari pembelajaran
sejarah di kelas
39 Saya tidak mengerti terhadap pembelajaran
yang djelaskan oleh guru
40 Saya tertarik ketika mendengarkan siaran
radio tentang sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 9
(Daftar Hadir Siswa Kelas X IPS 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 10
(Lembar Diskusi Kelompok)
LEMBAR DISKUSI KELOMPOK
NAMA KELOMPOK:
1. _______________________________ (No. Absen ___)
2. _______________________________ (No. Absen ___)
3. _______________________________ (No. Absen ___)
4. _______________________________ (No. Absen ___)
5. _______________________________ (No. Absen ___)
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 11
(Lembar Jawaban)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jl Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
Nama :
No. Absen :
Kelas :
I. PILIHAN GANDA
1 A B C D E 11 A B C D E 21 A B C D E
2 A B C D E 12 A B C D E 22 A B C D E
3 A B C D E 13 A B C D E 23 A B C D E
4 A B C D E 14 A B C D E 24 A B C D E
5 A B C D E 15 A B C D E 25 A B C D E
6 A B C D E 16 A B C D E 26 A B C D E
7 A B C D E 17 A B C D E 27 A B C D E
8 A B C D E 18 A B C D E 28 A B C D E
9 A B C D E 19 A B C D E 29 A B C D E
10 A B C D E 20 A B C D E 30 A B C D E
II. URAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 12
(Validitas Motivasi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 AK 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 133
2 AM 2 3 3 4 4 2 5 5 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 1 5 2 5 3 4 5 5 5 5 3 2 3 5 5 3 5 3 4 3 145
3 AS 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 1 4 3 4 3 126
4 AFM 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 5 3 3 4 5 4 4 3 5 3 4 2 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 4 157
5 ARO 5 3 5 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 5 4 4 3 2 3 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 3 4 152
6 ANQ 4 3 4 4 3 2 5 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 133
7 ER 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 5 3 4 3 3 4 2 124
8 EAI 5 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 137
9 FAA 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 3 4 3 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 5 2 3 4 3 5 3 5 4 3 3 3 155
10 FRM 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 131
11 FNA 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 112
12 HNA 4 3 4 3 2 3 5 5 3 5 3 4 4 4 4 1 3 4 1 4 3 5 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3 5 2 4 3 4 3 135
13 LS 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 2 123
14 LFM 4 3 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 163
15 MNS 4 3 4 4 5 3 5 2 4 2 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 137
16 MDR 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 2 3 2 4 2 3 5 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 2 120
17 NAD 5 3 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 158
18 NMW 4 3 5 4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 150
19 NL 4 4 4 3 4 2 5 3 5 2 4 5 3 5 3 4 4 5 4 5 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 4 143
20 PWA 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 2 4 4 3 3 126
21 RSA 1 4 1 1 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 5 2 4 3 3 2 4 3 4 1 2 1 3 5 3 4 2 3 2 5 4 3 4 124
22 REA 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 154
23 SA 4 3 4 4 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 2 4 3 4 4 4 3 4 4 5 2 3 4 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 156
24 SHA 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 3 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 139
25 SAL 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 114
26 YZW 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 128
27 ZAA 4 3 4 3 3 3 5 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 4 4 3 3 128
0,190 0,396 0,594 0,626 0,336 0,415 0,319 0,516 0,480 0,052 0,803 0,390 0,454 0,617 0,639 0,305 0,592 0,473 0,516 0,455 0,501 0,478 0,482 0,495 0,691 0,511 0,545 0,414 0,630 0,576 0,296 0,415 0,516 0,340 0,398 0,495 0,407 0,370 0,490 0,551
1,192 2,656 5,646 6,331 2,196 2,811 2,180 4,329 3,370 0,320 8,298 2,610 3,138 4,828 5,118 1,972 5,714 3,306 3,712 3,148 3,567 3,353 3,377 3,512 5,886 3,663 4,005 2,808 4,993 4,342 1,908 2,811 3,712 2,227 2,672 3,512 2,745 2,453 3,468 4,069
0,90 0,99 0,993 0,993 0,975 0,993 0,975 0,993 0,993 * 0,993 0,973 0,993 0,993 0,993 0,95 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,95 0,993 0,993 0,975 0,975 0,993 0,993 0,975 0,993 0,993
* = gugur
JMLSkor Pernyataan Motivasi Pra Siklus
Sig
No Nama
t
Ket: * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 13
(Reliabilitas Motivasi)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 27 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,906 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 14a
(Validitas Soal PG Siklus I)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AK 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 21
2 AM 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
3 AS 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
4 AFM 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22
5 ARO 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22
6 ANQ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 22
7 ER 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22
8 EAI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
9 FAA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22
10 FRM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 22
11 FNA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 22
12 HNA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
13 LS 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
14 LFM 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23
15 MNS 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
16 MDR 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
17 NAD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
18 NMW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
19 NL 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 21
20 PWA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 22
21 RSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
22 REA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
23 SA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 22
24 SHA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22
25 SAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23
26 YZW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24
27 ZAA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
0.209 0.177 0.177 0.141 -0.283 0.098 -0.196 0.354 0.098 0.098 0.098 -0.038 -0.071 0.392 -0.196 0.098 0.098 0.098 0.401 0.365 -0.196 -0.377 0.141 0.423 0.098
1.024 0.861 0.861 0.755 -1.413 0.472 -0.973 1.814 0.492 0.492 0.492 -0.183 -0.341 2.042 -0.937 0.472 1.472 2.472 2.098 1.879 -0.943 -1.653 0.755 2.296 0.496
0.90 0.90 0.90 0.75 * 0,70 * 0.95 0,70 0,70 0,70 * * 0.975 * 0,70 0,95 0,975 0.925 0.95 * * 0.75 0.975 0,70Sig
JMLSkor Pilihan Ganda Siklus I
NamaNo
r xy
t- hitung
Ket : * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 14b
(Validitas Soal PG Siklus I)
1 2 3 4 5
1 AK 4 5 3 3 4 19
2 AM 4 4 4 3 4 19
3 AS 3 4 3 3 4 17
4 AFM 2 4 3 3 3 15
5 ARO 3 4 3 3 3 16
6 ANQ 4 4 4 4 5 21
7 ER 3 4 2 3 3 15
8 EAI 3 4 2 3 4 16
9 FAA 3 4 4 3 4 18
10 FRM 4 5 3 3 5 20
11 FNA 5 4 3 2 4 18
12 HNA 4 3 3 3 4 17
13 LS 4 4 3 4 5 20
14 LFM 4 5 3 4 5 21
15 MNS 4 4 2 3 4 17
16 MDR 3 2 3 2 5 15
17 NAD 3 4 3 2 5 17
18 NMW 4 3 3 3 4 17
19 NL 4 4 3 3 5 19
20 PWA 4 4 3 3 4 18
21 RSA 5 4 4 0 3 16
22 REA 4 4 3 3 4 18
23 SA 4 3 3 3 4 17
24 SHA 4 3 3 3 4 17
25 SAL 3 3 2 3 3 14
26 YZW 4 4 3 4 4 19
27 ZAA 4 5 3 2 4 18
0,511 0,536 0,461 0,486 0,701
1,030 1,099 0,889 0,931 1,702
0,90 0,90 0,75 0,75 0,925
NamaNo JMLSoal Essay Siklus I
r xy
t- hitung
Sig
Ket : * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 14c
(Validitas Soal PG Siklus II)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AK 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 16
2 AM 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21
3 AS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21
4 AFM 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
5 ARO 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
6 ANQ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
7 ER 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
8 EAI 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 19
9 FAA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
10 FRM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
11 FNA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
12 HNA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22
13 LS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21
14 LFM 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
15 MNS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
16 MDR 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
17 NAD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
18 NMW 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
19 NL 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19
20 PWA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 19
21 RSA 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
22 REA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21
23 SA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
24 SHA 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
25 SAL 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
26 YZW 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
27 ZAA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
0.035 0.418 0.284 0.347 0.348 -0.042 0.227 0.099 0.246 0.169 0.418 0.529 0.511 0.069 0.511 0.511 0.511 0.511 0.511 0.337 0.287 0.005 0.035 0.511 0.389
0.167 2.204 0.766 1.771 1.778 -0.225 1.116 0.476 1.215 0.821 2.204 2.987 2.848 0.342 2.848 2.848 2.848 2.848 2.848 1.625 1.434 0.023 0.167 2.848 2.022
0.925 0.95 0.75 0.95 0.95 * 0.90 0,70 0.90 0.75 0.975 0.993 0.993 0.700 0.993 0.993 0.993 0.993 0.993 0.925 0.925 * * 0.993 0.975Sig
No NamaSkor Pilihan Ganda Siklus II
JML
r xy
t
Ket: * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 14d
(Validitas Soal Essay Siklus II)
1 2 3 4 5
1 AK 4 5 3 3 4 19
2 AM 4 4 4 3 4 19
3 AS 3 4 3 3 4 17
4 AFM 2 4 3 3 3 15
5 ARO 3 4 3 3 3 16
6 ANQ 4 4 4 4 5 21
7 ER 3 4 2 3 3 15
8 EAI 3 4 2 3 4 16
9 FAA 3 4 4 3 4 18
10 FRM 4 5 3 3 5 20
11 FNA 5 4 3 2 4 18
12 HNA 4 3 3 3 4 17
13 LS 4 4 3 4 5 20
14 LFM 4 5 3 4 5 21
15 MNS 4 4 2 3 4 17
16 MDR 3 2 3 2 5 15
17 NAD 3 4 3 2 5 17
18 NMW 4 3 3 3 4 17
19 NL 4 4 3 3 5 19
20 PWA 4 4 3 3 4 18
21 RSA 5 4 4 0 3 16
22 REA 4 4 3 3 4 18
23 SA 4 3 3 3 4 17
24 SHA 4 3 3 3 4 17
25 SAL 3 3 2 3 3 14
26 YZW 4 4 3 4 4 19
27 ZAA 4 5 3 2 4 18
0,511 0,536 0,461 0,486 0,701
1,030 1,099 0,889 0,931 1,702
0,90 0,90 0,75 0,75 0,925
NamaNo JMLSoal Essay Siklus I
r xy
t- hitung
Sig
Ket: * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 15a
(Reliabilitas Soal PG Siklus I)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 27 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alphaa
N of
Items
,448 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 15b
(Reliabilitas Soal Essay Siklus I)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 27 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,378 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 15c
(Reliabilitas Soal PG Siklus II)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 27 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,514 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 15d
(Reliabilitas Soal Essay Siklus II)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 27 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,573 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 16
(Dokumentasi)
Proses Pembelajaran di Kelas
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan Diskusi Kelompok
(Sumber: Dokmentasi Pribadi)
Penerapan Model Snowball Throwing
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mengerjakan Soal Kelompok Lain
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasihan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI