Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Ignatus Galih Prasetyo
NIM: 121314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Ignatus Galih Prasetyo
NIM: 121314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persambahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan mencurahkan kasihnya
kepada saya.
2. Kedua orang tuaku “Brigita Jasmini dan Andreas Sukatmo” yang selalu
memberikan doa dan dukungan serta senantiasa mengasihi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus
saling mengasihi.
(Yohanes, 13:34)
Tidak peduli betapa kuat dirimu, jangan pernah mengatasi semua sendirian, jika
itu kau lakukan pasti kau akan gagal.
(Itachi Uchiha)
Jangan melupakan yang pernah kita dapat dari masa lalu, jadikan sebagai
pengajaran dan pembelajaran untuk membentuk masa depan yang lebih baik.
(Ignatus Galih Prasetyo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis:
Nama : Ignatus Galih Prasetyo
NIM : 121314042
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA
NEGERI 2 NGAGLIK
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya dalam karya
ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ignatus Galih Prasetyo
NIM : 121314042
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 04 Oktober 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
Ignatus Galih Prasetyo
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) motivasi belajar sejarah
siswa melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan (2)
prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT).
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas model Kurt
Lewin. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik
yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian adalah motivasi belajar siswa, prestasi
belajar siswa dan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Metode
penelitian meliputi 4 tahap yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi,
dan Refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar
observasi, (2) lembar kerja siswa, (3) kuesioner, dan (4) tes. Analisis data dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan (1) motivasi belajar sejarah
siswa, hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata motivasi belajar sejarah keadaan
awal sebesar 73,34, meningkat menjadi 75,82 atau 2,48% pada siklus I, dan pada
siklus II meningkat menjadi 83,61 atau 7,79%. (2) prestasi belajar sejarah baik
dari segi rata-rata maupun KKM. Dari segi rata-rata, keadaan awal sebesar 72,61,
meningkat menjadi 82,19 atau 9,58% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat
menjadi 86,25 atau 4,09%. Dari segi KKM, keadaan awal siswa yang mencapai
KKM sebesar 41,93%, pada siklus I meningkat menjadi 90,32%, dan pada siklus
II meningkat menjadi 93,54%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF THE MOTIVATION AND ACHIEVEMENT
OF LEARNING HISTORY THROUGH LEARNING MODEL TYPE
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TOWARD THE STUDENTS OF
THE XI GRADE OF SOCIAL 2 IN NGAGLIK 2 SENIOR HIGH SCHOOL
Ignatus Galih Prasetyo
Sanata Dharma University
2016
This study aims to improve: (1) students’ motivation to learn history
through Numbered Head Together (NHT) learning model and (2) students’
achievement to learn history through Numbered Head Together (NHT) learning
model.
This research uses Classroom Action Research model of Kurt Lewin. The
research subjects are the XI Grade of Social 2 the students of Ngaglik 2 Senior
High School which consists of 31 students. The research objects are students’
motivation, students’ achievement and Numbered Head Together (NHT) learning
model. The research methodology includes 4 phases: planning, action,
observation, and reflection.The instrument used in this research were (1) the
observation sheet, (2) the student work sheet, (3) questionnaire, and (4) test. Data
analysis using descriptive comparative analysis with percentages.
The results of the research show that the implementation of learning model
Numbered Head Together (NHT) can increase (1) students’ motivation to learn
the history shown by the average score of motivation to learn the history from
73.34, increasing to 75.82 or 2, 48% in the first cycle, and the second cycle
increased to 83.61 or 7.79%. (2) the achievement is good in terms of average and
minimum completeness criteria (KKM). In terms of average, from the initial state
72.61, increasing to 82.19 or 9.58% in the first cycle, and the second cycle
increased to 86.25 or 4.09%. In terms minimum completeness criteria, from the
initial state 41.93%, in the first cycle increasing to 90.32%, and the second cycle,
93.54%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan
kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan
tulus meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan serta memberikan
dorongan sampai skripsi ini selesai.
4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
5. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungannya, baik
dukungan moral berupa semangat maupun dukungan finansial serta doa yang
selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk saya.
6. Kepada adik saya Agustinus Sigit Prasojo yang selalu memberikan dukungan
dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Kepada Kepala SMA Negeri 2 Ngaglik yang telah memberikan izin kepada
saya untuk melakukan penelitian.
8. Kepada Ibu Siti Aptinah selaku guru sejarah SMA Negeri 2 Ngaglik yang
telah memberikan bimbingan kepada saya ketika penelitian berlangsung.
9. Kepada Dewi Asmarawati Gulo dan Mugianto yang mau berbagi pengalaman,
pengetahuan dan ilmu dalam melaksanakan penelitan sampai penyusunan
skripsi.
10. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
mendukung.
11. Kepada Agnes Wahyu I yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada
saya sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan masukan yang membangun. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.
Yogyakarta, 04 Oktober 2016
Penulis
Ignatus Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PESEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR BAGAN ....................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR DIAGRAM ................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR GRAFIK ......................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Batasan Masalah...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Pemecahan Masalah ................................................................................ 6
F. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1. Manfaat bagi sekolah ........................................................................ 7
2. Manfaat bagi guru ............................................................................. 7
3. Manfaat bagi siswa ............................................................................ 7
4. Manfaat bagi peneliti......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................................ 8
1. Motivasi ............................................................................................ 8
a. Pengertian Motivasi .................................................................... 8
b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik ................................................ 9
c. Pentingnya Motivasi Belajar ..................................................... 10
2. Konsep Belajar ................................................................................ 10
3. Konsep Sejarah................................................................................ 12
4. Materi Pelajaran .............................................................................. 13
5. Prestasi Belajar Sejarah ................................................................... 14
6. Teori Konstruktivisme (Constructivism) ........................................ 15
7. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah................................ 17
8. Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 19
9. Model Pembelajaran Numbered Head Together ............................. 21
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 22
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 23
D. Hipotesis Kerja ...................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 26
B. Setting Penelitian .................................................................................. 27
1. Tempat Penelitian............................................................................ 27
2. Waktu .............................................................................................. 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 27
D. Obyek Penelitian ................................................................................... 27
E. Variabel-variabel Penelitian .................................................................. 27
F. Definisi Operasional.............................................................................. 28
G. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 29
1. Observasi ......................................................................................... 29
2. Tes ................................................................................................... 29
3. Wawancara ...................................................................................... 29
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 29
1. Alat pengumpulan data ................................................................... 30
2. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 30
3. Hasil Uji Coba Instrumen................................................................ 32
I. Desain Siklus Penelitian ........................................................................ 34
J. Teknik Analisis Data ............................................................................. 34
1. Data Kualitatif ................................................................................. 35
2. Data Kuantitatif ............................................................................... 36
K. Prosedur Penelitian................................................................................ 37
1. Pra Siklus ........................................................................................ 37
2. Rencana Tindakan ........................................................................... 38
a) Siklus 1 ...................................................................................... 38
b) Siklus 2 ...................................................................................... 39
L. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Observasi Pra Siklus ....................................................................... 41
2. Siklus I ............................................................................................ 48
a. Perencanaan Siklus I ................................................................. 49
1) Membuat Perangkat Pembelajaran ...................................... 49
2) Membuat Kuesioner ............................................................ 50
b. Tindakan Siklus I ...................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1) Tindakan Pertemuan I ......................................................... 51
2) Tindakan Pertemuan II ........................................................ 52
c. Pengamatan atau Observasi....................................................... 54
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I ........................ 54
2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I .......................................... 55
3) Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................ 58
d. Refleksi Siklus I ........................................................................ 60
3. Siklus II ........................................................................................... 62
a. Perencanaan Siklus II ................................................................ 62
b. Tindakan Siklus II ..................................................................... 62
1) Pertemuan I ......................................................................... 62
2) Pertemuan II ........................................................................ 64
c. Pengamatan atau Observasi....................................................... 65
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas ...................................... 65
2) Motivasi Belajar Siklus II ................................................... 67
3) Prestasi Belajar Siklus II ..................................................... 69
d. Refleksi ..................................................................................... 72
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Motivasi Belajar, dan
Prestasi Belajar ...................................................................................... 74
1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas .................................. 74
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ...................................... 74
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................... 75
2. Komparasi Motivasi Belajar ........................................................... 76
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ...................................... 76
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................... 79
3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa ................................................... 82
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ...................................... 82
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................... 85
C. Pembahasan ........................................................................................... 89
1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa ...................................................... 89
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ........................................................ 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 95
B. Saran ...................................................................................................... 96
1. Bagi Sekolah ................................................................................... 96
2. Bagi Peneliti Berikutnya ................................................................. 96
3. Bagi Guru ........................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97
LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
BAGAN
Gambar I : Bagan Skema Kerangka Berpikir ............................................... 25
Gambar II : Bagan Rancangan Siklus Penelitian ........................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
DIAGRAM
Gambar III : Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar ............................. 45
Gambar IV : Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar ............................... 48
Gambar V : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I .............................. 57
Gambar VI : Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus I ................................ 60
Gambar VII : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 69
Gambar VIII : Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
GRAFIK
Gambar IX : Diagram Perbandingan Motivasi Belajar Pra Siklus dengan
Siklus I .................................................................................... 79
Gambar X : Diagram Perbandingan Motivasi Belajar Siklus I dengan
Siklus II ................................................................................... 82
Gambar XI : Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dengan
Siklus I ..................................................................................... 85
Gambar XII : Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dengan
Siklus II .................................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kriteria penilaian hasil pengamatan aktivitas belajar .................... 36
Tabel 2 : Tingkat Penguasaan Kompetensi ................................................... 37
Tabel 3 : Target Indikator Keberhasilan ....................................................... 40
Tabel 4 : Ontas .............................................................................................. 42
Tabel 5 : Offtas.............................................................................................. 43
Tabel 6 : Data Keadaan Awal Motivasi Belajar............................................ 44
Tabel 7 : Data Tingkat Kriteria Keadaan Awal Motivasi Belajar ................. 45
Tabel 8 : Data Keadaan Awal Prestasi Belajar ............................................. 46
Tabel 9 : Data Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar ........................... 48
Tabel 10 : Data Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus I ........................ 54
Tabel 11 : Data Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ........................... 55
Tabel 12 : Data Motivasi Belajar Siklus I ....................................................... 56
Tabel 13 : Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus I ........................................ 57
Tabel 14 : Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I ........................... 58
Tabel 15 : Data Presentase Prestasi Belajar Siklus I ....................................... 59
Tabel 16 : Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus II .......... 66
Tabel 17 : Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ............. 66
Tabel 18 : Data Motivasi Belajar Siswa Siklus II ........................................... 67
Tabel 19 : Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus II....................................... 68
Tabel 20 : Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ........................................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Tabel 21 : Data Persentase Prestasi Belajar Siklus II ..................................... 71
Tabel 22 : Komparasi Aktivitas Belajar Pra Siklus dengan Siklus I............... 74
Tabel 23 : Komparasi Aktivitas Belajar Siklus I dengan Siklus II ................. 75
Tabel 24 : Komparasi Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I ............... 77
Tabel 25 : Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan
Siklus II .......................................................................................... 78
Tabel 26 : Komparasi Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II .................. 80
Tabel 27 : Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Siklus I
dengan Siklus II ............................................................................. 81
Tabel 28 : Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I ................. 83
Tabel 29 : Komparasi Tingkat Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I ................ 84
Tabel 30 : Komparasi Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ................... 86
Tabel 31 : Komparasi Tingkat Prestasi Belajar Siklus I
dengan Siklus II ............................................................................. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1a : Surat Penelitian dari Universitas Sanata Dharma .................. 99
Lampiran 1b : Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di
SMA Negeri 2 Ngaglik ....................................................... 100
Lampran 2 : Silabus ................................................................................. 101
Lampiran 3a : RPP Pertemuan I .................................................................. 112
Lampiran 3b : RPP Pertemuan II ................................................................ 120
Lampiran 3c : RPP Pertemuan III ............................................................... 129
Lampiran 3d : RPP Pertemuan IV ............................................................... 135
Lampiran 4 : Kisi-kisi Soal ....................................................................... 141
Lampiran 5a : Soal Uji Kompetensi Siklus I .............................................. 147
Lampiran 5b : Soal Uji Kompetensi Siklus II ............................................. 154
Lampiran 6 : Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ............................................... 160
Lampiran 7 : Kuesioner Motivasi ............................................................. 161
Lampiran 8 : Presensi (Daftar Hadir) ........................................................ 164
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa ............................................................ 166
Lampiran 10 : Lembar Jawaban .................................................................. 167
Lampiran 11a : Validitas Motivasi Pra Siklus .............................................. 168
Lampiran 11b : Validitas Instrumen Motivasi Siklus I ................................. 169
Lampiran 11c : Validitas Instrumen Motivasi Siklus II ................................ 170
Lampiran 12a : Reliabilitas Instrumen Motivasi Pra Siklus ......................... 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Lampiran 12b : Reliabelitas Instrumen Motivasi Siklus I ............................ 172
Lampiran 12c : Reliabilitas Instrumen Motivasi Siklus II ............................ 173
Lampiran 13a : Validitas Butir Soal Siklus I ................................................ 174
Lampiran 13b : Validitas Butir Soal Siklus II ............................................... 176
Lampirian 14a : Reliabilitas Butir Soal Siklus I ............................................ 178
Lampiran 14b : Reliabilitas Butir Soal Siklus II ........................................... 179
Lampiran 15 : Dokumentasi ........................................................................ 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan.
Dengan pendidikan seseorang dapat manggapai cita-cita yang diinginkan dan
didamba-dambakan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
mendefinisikan pendidikan sebagai berikut “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian,
kecerdasan, ahklah mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.1 Oleh karena itu pendidikan sangat penting untuk seluruh
bangsa khususnya bangsa Indonesia. Pentingnya pendidikan ini dikarenakan
pendidikan mempunyai tujuan yang harus dicapai demi pendidikan yang bermutu.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional di negara Indonesia adalah untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, tangguh, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmasi dan
rohani.2
Pendidikan di sekolah tidak lepas dari proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam proses ini melibatkan guru dan peserta didik yang keduanya tidak bisa
dipisahkan. Namun pada saat ini masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan
1 Ramlah Ahmadi, Pengantar Pendidkan: Asas dan Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media,
Yogyakarta, 2014, hlm. 38. 2 Ibid, hlm. 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah lemahnya proses pemebelajaran. Pembelajaran ialah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah prilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan sekitar.3 Dalam proses pembelajaran ini siswa kurang
mampu mengembangkan keampuaan berpikir yang ada dalam dirinya. Untuk
mengatasi itu diperlukan adanya interaksi antara peserta didik dan guru maupun
peserta didik dengan peserta didik yang baik. Interaksi antara guru dan peserta
didik sangat penting, karena semua itu menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran terjadi karena adanya suatu
yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai4. Ketercapain tujuan
ini dapat dicapai bila ada intreksi yang baik antara guru dan peserta didik. Sama
halnya dengan pembelajaran sejarah, hendaknya dalam pembelajaran sejarah guru
mampu membangun interaksi dan komunukasi dengan peserta didik maupun
peserta didik dengan peserta didik.
Sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang peristiwa masa
lalu. Dari situ, banyak peserta didik yang kurang tertarik terhadap pelajaran
sejarah yang menyebabkan motivasi belajar menjadi rendah dan akhirnya akan
membuat prestasi belajar peserta didik menjadi rendah. Motivasi sangat penting
dalam proses pembelajaran karena dengan adanya motivasi peserta didik akan
lebih antusias dalam mengikuti semua proses pembelajaran. Dengan motivasi
belajar yang tinggi maka peserta didik akan bisa mendapatkan prestasi yang lebih
baik. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting bagi perkembangan
3 Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka Bani Quraisy, Bandung,
2014, hlm 7. 4 Ibid, hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui prestasi belajar seorang guru
bisa mengetahui tingakat keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi
pelajaran yang telah disampaikan.
Pada saat ini banyak dari peserta didik mengganggap pelajaran sejarah
adalah pelajaran yang kurang menarik. Mereka juga beranggapan bahwa pelajaran
sejarah hanyalah pelajaran yang kurang penting karena hanya mempelajari tentang
masa lalu dan mengakibatkan peserta didik kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu minat belajar yang rendah terhadap pelajaran sejarah juga
merupakan masalah tersendiri yang harus diatasi. Motivasi belajar yang kurang
juga menjadi permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi dalam
pelajaran sejarah. Lalu pemilihan metode serta model pembelajaran yang kurang
sesuai juga merupakan salah satu faktor yang menyebebkan rendahnya minat dan
motivasi belajar perserta didik terhadap pelajaran sejarah yang nanti ujungnya
akan berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar peserta didik. Dilihat dari
berbagai permasalahan di atas dapat dikatagorikan dalam dua hal, yaitu faktor dari
dalam siswa itu sendiri seperti minat belajar rendah, motivasi belajar rendah,
peserta didik kurang aktif dan prestasi belajar yang rendah. Lalu faktor dari luar,
seperti pemilihan model belajar yang tidak tepat. Berdasarkan faktor-faktor di atas
mengakibatkan banyak peserta didik tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal).
Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah prestasi
(nilai) dan motivasi belajar peserta didik kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2
Ngaglik, Sleman yang rendah dan nilai berada di bawah KKM. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
observasi di kelas tingkat motivasi peserta didik dalam belajar sangat rendah. Hal
ini terlihat banyak dari peserta didik dalam proses pembelajaran mereka
cendurung pasif, jarang ada siswa yang mau bertanya serta mereka sibuk sendiri
dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Peserta didik juga malas untuk
mencatat hal-hal yang penting yang sudah disampaikan oleh guru.
Kemudian, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di
SMA Negeri 2 Ngaglik pada kelas XI IPS 2 prestasi belajar sejarah yang
diperoleh peserta didik rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyak peserta didik
yang melakukan perbaikan (remidi) dari hasil MID semester. Hampir semua dari
perseta didik melakukan perbaikan ini. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
prestasi belajar sejarah masih rendah. Oleh kerena itu, perlu diadakan adanya
perbaikan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah perlu
penggunaan model dan metode pembelajaran yang bisa membuat peserta didik
tertarik dalam proses pembelajaran serta melibatkan langsung peserta didik dalam
proses pembelajaran seterta menuntut agat peserta didik dapat aktif dan siap
dalam melakukan proses pembelajaran. Upaya yang dilakukan adalah menerapkan
model pembelajaran “Numbered Head Together” dalam proses pembelajaran di
kelas.
Model pembelajaran ini menuntut agar peserta didik lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Peserta didik diharapkan mampu menguasai materi pelajaran
yang disajikan dalam bentuk diskusi, interaksi dan kerja sama dalam kelas yang
menarik dalam setiap proses pembelajaran, sehingga minat dan motivasi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
didik dalam belajar menjadi lebik baik. Selain itu, model pembelajaran ini juga
mengajarkan kepada peserta didik agar siap dalam proses pembelajaran. Artinya
dengan menggunakan model pembelajaran ini peserta didik dituntut harus siap
dan melatih kesiapan mereka dalam belajar di kelas. Dalam setiap proses
pembelajaran, model pembelajaran ini memuat pemasalahan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran yang harapannya akan membangkitkan ketertarikan
peserta didik terhadap pelajaran sejarah dan akan membangkitkan motivasi belajar
dan pada akhirnya akan meningkatakn pesertasi belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 2
SMA Negeri 2 Ngaglik”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kita melihat permasalahan-permasalahan
yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi lemah yaitu:
1. Peserta didik mengganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang kurang
menarik
2. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran
3. Motivasi belajar yang rendah
4. Pemilihan metode serta model pembelajaran yang kurang sesuai
5. Minat belajar sejarah yang rendah
6. Prestasi belajar sejarah yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Batasan Masalah
Pada batasan masalah, penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Numbered Head
Together.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan masalah:
1. Apakah melalui model pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2
Ngaglik?
2. Apakah melalui model pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2
Ngaglik?
E. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together dalam pembelajaran mata pelajaran sejarah. Model pembelajaran ini
dapat melatih kesiapan siswa saat proses pembelajaran dan melatih kerja sama
antar siswa sehingga siswa akan mudah untuk bertukar pemikiran dan saling
berbagi pengetahuan.
F. Tujuan Penelitian
Adapun dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk:
1. Meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2
Ngaglik melalui model pembelajaran Numbered Head Together.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2
Ngaglik melalui model pembelajaran Numbered Head Together.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini dapat dijadikan acauan guru dalam memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang harus aktif dalam proses pembelajaran.
3. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dan bisa
dijadikan sebagai acuan untuk pemilihan model pembelajaran.
4. Manfaat bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan peneliti dalam
menggunakan atau menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together
yang baik dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan
dijabarkan sebagai berikut.
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak
(move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu,
membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk
menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku
(usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.
Motivasi sangat penting untuk mendorong kemauan seseorang (peserta didik)
untuk lebih aktif lagi untuk mempelajari berbagai hal. Dalam hal ini, motivasi
meliputi dalam dua hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari; (2) memahami
mengapa hal tersebut patut untuk dipelajari5.
Peserta didik belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan
mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental
tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang
menyebut kekuatan mental yang mendorong tejadinya belajar disebut motivasi
5 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta,
2008, hlm. 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
belajar6. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.
Siswa akan memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.
Intinya motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan dan setrategi yang berkaitan
dalam mencapai tujuan belajar tersebut.
Memberikan motivasi kepada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk
melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu7. Dengan memberikan motivasi
ini maka siswa akan merasa bahwa ada keinginan untuk melakukan proses belajar.
Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajarnya8. Maka semakin tinggi motivasi siswa maka makin tinggi juga
keinginan siswa untuk belajar dan akhirnya akan menetukan pencapain prestasi
siswa.
b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Dalam motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.9 Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang akitf dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar10
.
6 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, PT. Reneka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 80.
7 Sardiman AM, op.cit., hlm. 77.
8 Ibid, hlm. 86.
9 Syaiful Bahri J, Psikologo Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hlm. 149.
10 Ibid, hlm. 151.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingya
motivasi belajar adalah sebagai berikut:11
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingakan
dengan teman sebaya.
3) Mengarahkan kegiatan belajar sebagai ilustrasi, setelah diketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius.
4) Membesarkan semangat belajar. Menyadarkan tentang adanaya perjalan
belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan.
2. Konsep Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi
atau materi pelajaran12
. Belajar tidak hanya seperti yang diungkapkan di atas.
Dalam belajar, di dalamnya terdapat proses yang penting yang harus dilalui
sehingga dapat memahami serta mengumpulkan fakta-fakta yang ada dalam setiap
proses belajar.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna
yang terkandung dalam belajar. Selain itu, dangan kemapuan berubah melalui
belajar itu, manusia (peserta didik) secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih,
dan memutuskan keputusan yang penting dalam setiap proses belajar. Oleh sebab
itu, belajar sangatlah penting dalam memahami segala sesuatu khususnya dalam
dunia pendidikan.
11
Dimyati, op.cit., hlm. 84. 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Roedakarya,
Bandung, 1997, hlm. 90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahanan, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan prilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak13
. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychology: The Teacher-Learning Proces, berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif14
. Witting dalam bukunya Psychology of Learning
mendefiniskan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s
behavioral repertoire that accurs as a result of experience. Belajar adalah
perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan
tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman15
. Kemudian belajar adalah key
term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan16
. Berdasarkan beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan belajar adalah usaha yang dilakukan
seseorang untuk memahami dan berdaptasi serta memperoleh suatu perubahan
tingkah laku berdasarakan pengalaman yang dialami.
Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan, sampai taraf
tertentu, tidak menghilang.17
Perubahan yang diakibatkan oleh belajar ini bisa
benar-benar bertahan lama bila siswa mampu mengikuti proses pembelajaran
13
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama,
Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 4. 14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Roedakarya,
Bandung, 1997, hlm. 90. 15
Muhibbin Syah, loc.cit., hlm. 90. 16
Ibid, hlm. 94. 17
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Sketsa, Yogyakarta, 2014, hlm. 57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan baik. Oleh karena itu belajar harus selalu diarahkan pada hal-hal yang
positif, agar siswa mampu mengolah potensi yang ada dalam diri siswa secara
maksimal.
Belajar juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku18
. Oleh karnanya
belajar juga berkaitan erat dengan motivasi. Dalam membangun motivasi, belajar
ini bisa menjadi faktor penting dalam setiap proses dalam memperoleh
pengetahun.
Belajar itu meliputi tiga bidang belajar, yaitu belajar di bidang kognitif,
sensorik-motorik serta dinamika afektif.19
Melalui bidang kognitif, anak
memperoleh pengetahuan dan pemahan. Melalui bidang belajar sensorik-motorik
anak memperoleh berbagai ketrampilan yang melibatkan bagian tubuh yang
berupa motorik (penggerak) dan sensorik (indra), namun pemikiran, perasaan dan
kemauan juga berperan juga (psikomotorik). Melalui belajar dinamika-afektif,
anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang ikut menentukan tindakan-
tindakan yang diambil oleh anak itu sendiri.
3. Konsep Sejarah
Sejarah merupakan bagian penting dalam hidup kita. Dengan sejarah kita
bisa belajar banyak dan menjadi lebih baik. Maka sejarah sangat lah penting untuk
dipelajari. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajara berarti terjadi, syajarah
berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, bahasa Inggris history20
.
18
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama,
Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 1. 19
W.S. Winkel, op.cit., hlm. 23. 20
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Bentang Pustaka, Yogyakarta, 1995, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada istilah “history” tekanan pengertian diletakkan pada usaha/keinginan untuk
mengetahui apa yang telah terjadi sebelum kehidupan kita, atau keinginan untuk
mengetahui perjalanan waktu21
. Sedangkan menurut I Gede Widja dalam bukunya
menjelaskan sejarah suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah
dialami manusia di waktu yang lampau dan yang telah meninggalkan jejak-
jejaknya di waktu sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan terutama pada
aspek peristiwanya sendiri dalam hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan
perkembanganya yang kemudian disusun dalam ceritera sejarah22
.
Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan cara: (1) perkembangan
dalam filsafat, (2) perkembangan dalam teori sejarah, (3) perkembangan dalam
ilmu-ilmu lainnya, dan (4) perkembangan dalam metode sejarah. Perkembangan
sejarah selalu berarti berubah bahwa sejarah selalu responsif terhadap kebutuhan
masyarakat akan informasi23
. Dalam hal ini juga, pembelajaran sejarah juga harus
bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang ada supaya pembelajaran sejarah
tidak membosankan dan masih tetap relevan dengan perkembangan zaman.
4. Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini:
a. Akar-akar Nasionalisme Indonesia
KD 3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya
dan pengaruhnya bagi masa kini.
21
I Gede Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana,
Semarang, 1988, hlm. 7. 22
Ibid, hlm. 9. 23
Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Materi pembelajaran
Akar-akar nasionalisme Indonesia
b. Peristiwa Sekitar Proklamasi
KD 3.11 Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945
dan arti penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan saat
ini.
1) Materi pembelajaran
Peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan
5. Prestasi Belajar Sejarah
Dalam pembelajaran, prestasi sangat lah penting untuk mengetahui
seberapa berhasil kah proses pembelajaran itu sendiri. Maka harus dipahami
seperti apa itu prestasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)24
. Sedangkan
belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memahami dan beradaptasi
serta memperoleh suatu perubahan tingkah laku berdasarakan pengalaman yang
dialami. Maka prestasi belajar sejarah dapat disimpulkan bahwa suatu yang
diperoleh atau dicapai berdasarkan usaha yang dilakukan seseorang dalam
melakukan adaptasi (proses pembelajaran) dengan lingkungan (kelas) sehingga
memperoleh suatu perubahan prestasi (nilai) berdasarkan pengalaman belajar di
kelas yang dialami.
Dalam bukunya Winkel menyatakan bahwa “hasil belajar” tidak jauh sama
dengan “prestasi” (performance); di dalam prestasi hasil belajar menampakkan
24
Depdikud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2010, Jakarta, hlm. 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diri.25
Maka yang menentukan baiknya prestasi siswa adalah hasil belajar yang
didapat siswa harus juga baik. Karena dengan hasil belajar yang baik siswa akan
lebih mudah dalam mengikuti tes untuk menguji hasil belajar yang telah diperoleh
ketika proses pembelajaran berlangsung dan hasilnya prestasinya pun akan
menjadi baik.
6. Teori Konstruktivisme (Contructivism)
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman26
. Menurut
konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi
dari dalam diri seseorang.
Muslich mengemukakan, konstruktivisme adalah proses pembelajaran
yang menekankan terbangunnya pemahanan sendiri secara aktif, kreatif, dan
produktif berdasarkan pengetahuan yang terdahulu dan dari pengalaman belajar
yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta konsep, dan kaidah yang
siap dipraktikkan. Manusia harus mengkonstruksinya terlebih dahulu pengetahuan
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam konstruktivisme ada
beberapa hal-hal sebagai berikut.
1. Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya.
2. Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengkonstruksi pengetahuan, bukan
menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui
peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip)
baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar
yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas
penemuan (discovery).
25
W.S. Winkel, op.cit., hlm. 59. 26
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad XII: Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 270.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi
pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan
sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan
masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang dimiliki.
Kemudian Kukla memberikan pandangan konstruktivismenya dengan
menyatakan “all our concept are constructed”. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa semua konsep yang didapat oleh setiap organisme merupakan suatu hasil
dari proses konstruksi.27
Richarson menyatakan bahwa constructivism as the position that
“individual create their own understanding, based upon the interaction of what
the already know and believe, dan the phenomena or ideas which they come in
concept” menurutnya konstruktivisme merupakan sebuah keadaan di mana
individu menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apa yang
mereka ketahui dan percayai, serta ide dan fenomena di mana mereka
berhubungan28
. Maka di sini peserta didik bisa mengambangkan potensi yang ada
dalam diri mereka khususnya dalam proses pembelajaran.
Maka dapat disimpulkan pembelajaran konstruktivisme merupakan suatu
pendekatan dalam proses pembelajaran yang menuntut agar individu bisa
menemukan dan membuat konsepnya sendiri yang muncul dari pendangan dan
gamabaran individu itu sendiri serta berdasarkan inisiatif individu.
27
Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 22. 28
Ibid, hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
7. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Telah diuraikan di atas, konstruktivisme merupakan suatu pendekatan dalam
proses pembelajaran yang menuntut agar individu bisa menemukan dan membuat
konsepnya sendiri yang muncul dari pendangan dan gamabaran individu itu
sendiri serta berdasarkan inisiatif individu, seperti yang telah dinyatakan oleh
Brooks bahwa “the constructivism approach stimulates learning only around
concept in whicht the students have a prekindled interst29
.
Pembelajaran sejarah yang membahas tentang masa lalu sangat berkaitan
dengan waktu. Sejarah ialah ilmu tentang waktu30
. Maka konstruktivisme sangat
penting untuk proses pembelajaran sejarah. Dengan pendekatan konstruktivisme
ini pembelajaran sejarah akan menjadi lebih menarik karena siswa dapat
menemukan dan membuat konsep pemahaman mereka sendiri untuk memahami
pelajaran sejarah. Dengan konsrtuktivisme dalam pembelajaran sejarah, siswa
dituntut untuk bergerak lebih aktif dan mengoptimalkan serta memaksimalkan
potensi yang ada dalam diri siswa itu sendiri sehingga siswa mampu mengolah
dan mengembangkan potensi yang ada dalam proses pembelajaran. Bagi kaum
konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru
ke murid, melainkan sesuatu kegiatan yang memungkinkan bisa membangun
pengetahuannya sendiri.31
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme:
29
Sigit Mangun Wardoyo, op.cit., hlm. 23. 30
Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 14. 31
Paul Suparno, Filasafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta, 2012, hlm.
65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Siswa membawa pengetahuan awal yang khas dan keyakinan-keyakinan pada
situasi pembelajaran;
2. Pengetahuan dibangun secara unik dan individu/personal dalam berbagai cara,
lewat berbagai perangkat, sumber-sumber, dan konteks;
3. Belajar merupakan proses yang aktif dan reflektif;
4. Belajar adalah proses membangun. Kita dapat mempertimbangkan keyakinan
dengan mengasimilasi, mengakomodasi, atau bahkan menolak informasi baru;
5. Interaksi sosial mengenalkan perspektif ganda pada pembelajaran; Belajar
dikendalikan secara internal dan dimediasi oleh siswa32
.
Dalam pembelajaran sejarah, siswa perlu untuk mampu mengkonstruksi
pengetahuannya agar ilmu yang disampaikan dapat mereka pahami dengan
mudah. Di sisi lain agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya dengan
baik, guru juga harus mampu memberikan contoh yang konkret agar siswa
semakin mudah dalam mengolah daya pikirnya. Maka di sini tugas guru adalah
membantu agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sesuai situasi yang
konkret maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
situasi siswa.33
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk
menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta.
Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengetian
yang berbeda.34
Siswa harus punya pengalaman dengan membuat pemahaman
mereka sendiri dengan dalam proses belajar. Mereka harus bisa membuat
hipotesis, memahami konsep-konsep dengan pemikiran mereka sendiri,
memecahkan persoalan serta mengadakan atau membuat refleksi untuk
membentuk konstruksi yang baru.
32
Moh Yamin, Teori dan Metodologi Pembelajaran, Madani, Malang, 2015, hlm. 71. 33
Paul Suparno, op.cit., hlm. 69. 34
Ibid, hlm. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dalam aliran konstruktivisme, guru bukanlah seorang yang mahatahu dan
siswa bukanlah yang belum tahu dan karena itu harus diberi tahu. Dalam proses
pembelajaran siswa aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya,
sedangkan guru membantu agar pencarian itu berjalan baik. Dalam banyak hal
guru dan murid bersama-sama membangun pengetahuan. Dalam artian inilah
hubungan guru dan murid lebih sebagai mitra yang bersama-sama membangun
pengetahuan.35
8. Pembelajaran Kooperatif
Slavin mengemukakan, “In cooperative learning methods, student work
together in four member teams to master material initially presented by the
teacher”. Dari urain tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar36
.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur37
. Pembelajaran
kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar
kooperatif lebih dari sekedar belajar berkelompok karena dalam pembelajaran ini
ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
35
Ibid, hlm. 71. 36
Tukaran Taniredja, Dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm.
55. 37
Tukaran Taniredja, Dkk, loc.cit., hlm. 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
memungkinkan akan terjadinya interaksi secara terbuka antara sesama siswa
maupun dengan guru.
Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya
pembagian tanggung jawab ketika peserta didik mengikuti pembelajaran dan
berorientasi menuju membentuk manusia sosial38
. Maka diharapkan dengan
diterpakannya model pembelajaran kooperatif ini bisa menumbuhkan rasa sosial
peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab peserta didik akan lebih
banyak belajar melalu proses pembentukan (contrucing) dan penciptaan, kerja
dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap
merupakan kunci keberhasilan pembelajaran39
. Maka diharapkan dalam penerapan
pembelajaran kooperatif ini peserta didik dapat lebih aktif dalam kelas karena
seharusnya dalam proses pembelajaran peserta didik lah yang harus lebih aktif.
Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan dalam proses
pembelajaran. Serta mambantu siswa dalam menggali dan mengembangkan
potensi-potensi yang ada dalam diri siswa.
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme.40
Maka dalam pembelajaran kooperatif siswa menjadi sentral.
Siswa harus mampu mengolah fakta-fakta yang diperoleh dari hasil berbagi dalam
pembelajaran kooperatif dan selanjutnya siswa harus mengkonstruksi serta
38
Daryanto dan Mulyo Harajo, Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Gava Media, Yogyakarta,
2012, hlm. 229. 39
Daryanto dan Mulyo Harajo, loc.cit., hlm. 229. 40
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT.
Rajagrafindo Persada, Depok, hlm. 201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengolah fakta-fakta itu dalam pemikiran dan pemahaman mereka agar mereka
bisa merasakan pengalaman belajar secara langsung.
9. Model Pembelajaran Numbered Head Together
Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu dari strategi
pembelajaran kooperatif. Numbered Head Together pertama kali dikembangkan
oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut41
.
Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran
berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas
kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antar siswa yang satu dengan yang
lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima satu dengan yang
lainya42
. Model pembelajaran ini cocok untuk melatih kedisiplian setiap siswa
karena setiap proses pembelajaran siswa dituntut untuk bertanggung jawab atas
kerjaanya atau pun tugas yang diberikan dalam kelompoknya.
a. Langkah-langakah dalam Model Pembelajaran Numbered Head
Together43
1) Setiap siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
41
Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain Model Pemebelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep Landasan an Implementasi pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/TIK), Prendamedia, Jakarta, 2014, hlm. 131. 42
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media,
Yogyakarta, 2014, hlm. 108. 43
Ibid, hlm. 108.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya dengan
baik.
4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar
dari kelompoknya melaporkan atu menjelaskan hasil kerja sama mereka.
5) Tanggapan dari teman yang lainya, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
6) Kesimpulan.
b. Kelebihan Model Pembelajaran Numbered Head Together
Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah setiap siswa
menjadi siap, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Siswa yang
pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, terjadi interaksi secara intens
antarsiswa dalam menjawab soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam
kelompok karena ada nomor yang membatasi.
c. Kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together
Adapun kekurangan dari model pembelajaan ini adalah tidak terlalu cocok
untuk diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
yang lama dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena
kemungkinan waktu yang terbatas.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih
sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel yang ada pada judul penelitian
ini. Peneltian yang relevan juga dapat dijadikan acuan peneliti dalam menentukan
bagaimana kedepanya penelitian ini akan dilaksanakan. Dalam hal ini peneliti
mengambil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Italia mahasiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Universitas Sanata Dharma dengan judul “Peningkatan Keaktivan dan Prestasi
Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together Siswa Kelas X-D SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”. Dalam
penelitian tersebut dinyatakan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Numbered Head Together. Dari rata-
rata awal 50,52 pada siklus pertama meningkat menjadi 78,74 atau 34,85%
kemudian di siklus dua mengalami peningkatan menjadi 80,75 atau 11, 33%.
Selain itu penelitan yang sama yang dilakukan oleh Rusto dengan judul
“Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together Dalam Upaya
Meningkatkan Motivasi Dalam Belajar IPS (Sejarah) Siswa Kelas VII.2 Pada
Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Sumberejo Tahun Pelajaran 2013/2014” juga
berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini
menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalami peningkatan dari tiap siklus. Pada
siklus I terdapat 55,56 % aktivitas siswa yang sudah cukup baik. Siklus II terdapat
63,89 % aktivitas siswa yang sudah cukup baik dan siklus III terdapat 71,42 %
aktivitas yang sudah baik.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran ini dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Bila siswa dapat aktif dalam pembelajaran maka siswa akan mudah
untuk memahami materi pelajaran yang diberikan. Pembelajaran ini juga
dirancang untuk menumbuhkan rasa kerja sama siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran siswa juga dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Numbered Head Together merupakan model pembelajaran yang
memanfatkan media nomor/angka dalam pembelajaran yang dibagiakan kepada
siswa yang dibentuk dalam kelompok. Melalui model pembejaran ini siswa
dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan melatih kerja sama
dalam megerjakan tugas atau soal yang telah diberikan kepada setiap kelompok.
Dalam kelompok siswa dapat saling bertukar pikiran dan berbagi informasi untuk
menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Model pembelajaran ini juga dapat
meningkatkan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
menggunakan Numbered Head Together dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran dan melatih kerja sama setiap siswa serta dapat melatih kesiapan
siswa dalam pembelajaran yang berdampak akan meningkatnya motivasi dan
prestasi belajar sejarah siswa. Selain itu, model pembelajaran ini juga melatih
tanggung jawab siswa terhadap tugas mereka masing-masing karena adanya
tuntutan setiap siswa harus siap dalam proses pembelajaran. Untuk lebih mudah
memahami kerangka berpikir tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pembelajaran
Sejarah
Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar Sejarah
Proses Pembelajaran:
1) Siswa aktif dalam
kelas
2) Siswa bekerja sama
dengan anggota
kelomponya untuk
memecahkan masalah
atau menjawab
pertanyaan
3) Siswa akan siap
belajar dalam setiap
proses pembelajaran
4) Siswa saling berbagi
pemikiran dalam
proses pembelajaran
Model
Pembelajaan
Number Head
Together
Gambar I: Bagan Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Kerja
Adapaun hipotesis kerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2
Ngaglik.
2. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2
Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) model Kurt Lewin. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan
dari classroom action research, yaitu suatu action research yang dilakukan di
kelas.44
Maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat.45
Dalam bukunya yang berjudul “Penelitian Tindakan 2010”,
Suharsimi menjelasakan PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus dan dalam
satu siklus terdiri atas empat langkah yaitu, (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3)
Observasi, dan (4) Refleksi.46
PTK ini sangat bermanfaat untuk peneliti karena bisa melakukan inovasi
dalam pembelajaran dengan menerapkan model pemebajaran yang lebih baik dan
untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Melalui PTK juga peneliti dapat
berperan langsung di dalamnya sehingga peneliti bisa merasakan dan
mengangamati seluruh proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Berikut
ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian yaitu:
44
Amirudin Hatibe, Meodologi Penelitian Tindakan Kelas, Suka Press, Yogyakarta, 2012, hlm.
13. 45
Ibid, hlm. 14. 46
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan 2010, Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Setting Penelitian
Penjelasan mengenai setting penelitian ini akan dibahas sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik untuk
mata pelajaran sejarah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 di semester II,
yaitu pada bulan April – Mei 2016. Waktu penelitian disesuaikan dengan kalender
akademik dari sekolah.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas untuk mengatasi peningkatan
motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.
Adapun jumlah siswa kelas XI IPS 2 adalah berjumlah 31 siswa.
D. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Numbered Head
Together, motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.
E. Variabel-variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas (X) : model pembelajaran Numbered Head Together
2. Variabel terikat (Y) : motivasi dan prestasi belajar sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Definisi Operasional Variabel
1. Belajar
Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahanan, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan prilaku yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Motivasi
Penggerak (daya dorong suatu keinginan) seseorang (peserta didik) untuk
melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah belajar. Sehingga membuat peserta didik
menjadi mempuanyai keingin untuk belajar secara terus menerus.
3. Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai yang berupa nilai
kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran.
4. Konstruktivisme
Proses menyusun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang didapat
peserta didik dalam proses pembelajaran.
5. Pembelajaran Kooperatif
Sebuah metode pembelajaran yang menekankan agar peserta didik saling
bekerja sama dalam kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
6. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together merupakan model pembelajaran berkelompok
yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya,
sehingga tidak ada pemisahan antar siswa yang satu dengan yang lain dalam satu
kelompok untuk saling memberi dan menerima satu dengan yang lainnya.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal keadaan
kelas sebelum penerapan model pembelajaran Numbered Head Together maupun
setelah penerapan model pembelajaran tersebut.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum
maupun sesudah pembelajaran berlangsung.
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa yang
digunakan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat untuk melakukan
PTK ini.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tesebut
menjadi sistematis dan memudahkan dalam memperoleh data tersebut47
.
47
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Alat pengumpulan data
a) Observasi
Obrsevasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
di kelas. Adapun alat-alat dalam observasi adalah lembar observasi aktivitas siswa
di kelas serta lembar kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.
b) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum
dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together.
Adapun alat-alat dalam tes hasil belajar adalah seperti soal-soal pilihan ganda dan
essay dan serta tugas diskusi di kelas.
c) Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan awal motivasi dan prestasi
siswa. Adapun alat dalam wawancara ini adalah lembar pertanyaan untuk guru
mata pelajaran dan peserta didik.
2. Validitas dan Reliabilitas
a) Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah
tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam
arti memiliki kesejajaran antara tes dan kreteria48
.
Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson.
48
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Akasara, Jakarta,
2013, hlm. 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Keterangan:
rxy = koofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
N = jumlah siswa tes
XY = jumlah perkalian antara X dengan Y
X2 = kuadrat dari X
Y2 = kuadrat dari Y
Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus49
:
Keterangan:
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir item
Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t
signifikan50
.
b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes. Konsep
reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila peneliti sudah memahami
konsep validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid sebaliknya,
sebuah tes yang valid biasanya reliabel.51
Dalam mencari reliabilitas instrumen,
peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown yakni dengan teknik belah dua.
49
Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380. 50
Ibid, hlm, 491. 51
Suharsismi Arikunto, op.cit., hlm. 101.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Keterangan:
r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r11 = koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan
3. Hasil Uji Coba Instrumen
Berikut ini merupakan hasil dari pengujian instrumen penelitian di
lapangan yang dilakukan oleh peneliti.
a) Validitas
Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas.
Bila taraf signifikan instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan
gugur. Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas di lapangan.
1) Motivasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 40 item yang
valid berjumlah 37 item, dan instrumen yang gugur berjumlah 3, yaitu nomer 4,
11 dan 16.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 30 item yang
valid berjumlah 25 item dan instrumen yang gugur berjumlah 5 item yaitu nomer
2, 7, 11, 22 dan 25 pada siklus I. Kemudian pada siklus II, dari 30 item yang
valid berjumlah 25 item dan instrumen yang gugur berjumlah 5 item yaitu nomer
5, 7, 11, 21 dan 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b) Reliabilitas
Instrumen dinyatakan reliabel jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas.
Bila taraf signifikan instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan
tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabilitas di lapangan.
1) Motivasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas
instrumen adalah r= 0,748 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 40 item
pada pra siklus. pada siklus I, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,742 atau
taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 40 item. Pada siklus II, tingkat reliabilitas
instrumen adalah r= 0,714 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 40 item.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas
instrumen adalah r= 0,646 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 30 item
pada siklus I. Pada siklus II, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,678 atau
taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 30 item.
Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas, maka dapat
disimpulkan instrumen penelitian ini layak untuk digunakan untuk melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
I. Desain Siklus Penelitian
Berikut ini merupakan desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan:
Gambar II: Bagan Siklus Rancangan Penelitian52
J. Teknik Analisis Data
Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data adalah melakukan analisis
data. Analisis data ini dilakukan dalam setiap aspek penelitian. Pada saat
pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang proses ataupun kegiatan
pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat langsung menganalisis mengenai hal
yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi
antar siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa dan lain sebagainya.
Analisis data itu sendiri mempunyai peranan yang penting dalam penelitian
52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tindakan kelas. Oleh karena itu peneliti harus memahami analisis data dengan baik
dan tepat agar manfaat penelitian mempunyai nilai ilmiah yang tinggi.
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat mengumpulkan data yang
berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis kualitatif, dimana data
hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together.
Aspek yang diamati meliputi berani mengkomunikasikan jawaban, mengambil
giliran, mendengarkan teman saat diskusi, memberikan argumentasi atau
pendapat, dan mencatat hal-hal penting pada saat diskusi kelompok. Selain itu,
kerja sama dalam kelompok juga dapat dilihat dan dinilai saat proses kegiatan
diskusi dalam kelompok berlangsung. Pengamatan aspek-aspek di atas bertujuan
untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kelas. Kemudian hasil pengamatan
dianalsis dengan membandingkan (analisis komparatif) aspek-aspek pengamatan
pada setiap siklus.
Kriteria penilaian menggunakan skala likert 1 – 5 dengan kriteria:
Skor 1 = Sangat Rendah
Skor 2 = Rendah
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 1: Kriteria penilaian hasil pengamatan aktifitas belajar
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
70-79 Cukup
60-69 Rendah
<59 Sangat Rendah
Penilaian dilihat pada lebar observasi akitvitas siswa dalam kelas melalui
model pembelajaran Number Head Together. Skor maksimal dalam penelitian
aktivitas siswa dalam kelas yang didapat dari aspek pengamatan dikalikan kriteria
penilaian menggunaan skala likert 1 – 5.
Cara memperoleh skor sebagai berikut:
Keterangan:
N = nilai hasil pengamatan
skor perolehan = hasil perolehan skor dari aspek yang dinilai
skor maksimal = hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analis komparatif. Data-
data yang diperoleh dari pengamatan dan tes dianalisis dengan analisis
komparatif. Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan rata-rata dan
persentase skor tiap siklusnya. Analisis tiap siklus didasarkan pada hasil
pengamatan atau obeservasi dari pra siklus. Setelah kondisi awal sudah diketahui
kemudian tahap selanjutnya adalah peneliti menuju ke siklus pertama. Jika pada
siklus pertama prestasinya masih kurang, maka peneliti melanjutkan ke siklus
yang kedua. Berikut ini adalah tabel tingkat penguasaaan kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2: Tingkat Penguasaan Kompetensi
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
70-79 Cukup
60-69 Rendah
<59 Sangat Rendah
Cara memperoleh skor sebagai berikut
Keterangan:
N = nilai hasil pengamatan
skor perolehan = hasil perolehan skor dari aspek yang dinilai
skor maksimal = hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah
aspekyang diamati
K. Posedur Penelitian
Dalam proses penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan melalui dua
siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan
(action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Adapun prosedur
pelaksanaanya diuraikan sebagai berikut:
1. Pra Siklus
a) Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2
Ngaglik dan Ketua Jurusan IPS Universitas Sanata Dharma.
b) Observasi
Observasi dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan
jumlah 31 siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum
dilakukan penelitian dan mengatahui model pembelajaran serta media yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas
sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together.
c) Menysun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun sebanyak 4 kali dalam dua siklus. dua RPP digunakan untuk
siklus I dan dua RPP digunkan untuk siklus II.
d) Mempersiapkan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam penelitian adalah power point, kartu angka,
dan lembar kerja siswa.
e) Menyiapkan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yaitu soal test,
lembar pengamatan siswa, lembar diskusi, kuesioner motivasi dan lembar
observasi wawancara.
2. Rencana Tindakan
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi. Tahap-tahap ini
diterapkan pada setiap siklus, di mana siklus yang dijalankan minimal dua siklus,
dan PTK ini masih bisa dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika hasilnya
belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
a) Siklus 1
1) Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan untuk
melakukan penelitian, seperti bahan ajar maupun alat peraga yang dibutuhkan saat
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2) Tindakan
Setalah melakukan perencanaan, peneliti melaksanakan tindakan penelitian
di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan ini, pertama peneliti menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengantar, peneliti
membagi siswa kedalam kelompok, setiap siswa mendapatkan nomor, peneliti
memberikan pertanyaaan kepada setap kelompok, setiap kelompok mendiskusikan
pertanyaan yang telah diberikan, peneliti memanggil siswa berdasarkan nomor
yang telah dibagikan dan siswa mempresentasikan hasil diskusi, memberi
kesempatan siswa lain memberikan tanggapan, dan kesimpulan.
3) Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap kelompok, mengamati
kerja sama kelompok dalam menjawab pertanyaan. Dalam pengamatan ini dibantu
dengan mengunakan instrumen observasi.
4) Refleksi
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran maka peneliti
memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Setelah dilakukan tes, peneliti mengetahui hasilnya dan hasil dari tes ini peneliti
membuat rencana untuk perbaikkan pada siklus kedua dan menganalisis apa saja
yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua.
b) Siklus 2
Tahap-tahap dalam siklus yang kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap
yang dilakukan pada siklus yang pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini
ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1) Perencanaan
Peneliti membuat perencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama dan merupakan renacana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.
2) Pelaksanaan
Peneliti mengimplementasikan model pembelajaran Numbered Head
Together berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3) Pengamatan
Tim peneliti yaitu peneliti dan kolaborator (teman peneliti), melakukan
pengamatan terhadap akitivitas pembelajaran model Numbered Head Together.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Kemudian
melihat adakah peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
siklus 1.
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai
tingakat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam
melakukan peningkatan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam
penelitian ini, peneliti mempunyai target keberhasilan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3: Target Indikator Keberhasilan
Variabel Keadaan Awal Siklus 1 Siklus 2
Motivasi 54,84% 70% 75%
Prestasi 41,93% 80% 85%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik,
Sleman yang terdiri dari dua siklus. Dalam setiap siklus terdapat 3 kali pertemuan.
Pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan
pertemuan ketiga atau terakhir digunakan untuk uji kompetensi atau tes. Sebelum
kegiatan penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk
mengetahui kondisi awal aktivitas siswa di kelas. Dalam penelitian ini,
pengambilan data dilakukan selama 3 minggu tepatnya pada 12 April – 3 Mei
2016. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik
dengan jumlah 31 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak juga sebagai
pengajar di kelas (guru).
1. Observasi Pra Siklus
Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 di kelas IPS 2
SMA Negeri 2 Ngaglik pada mata pelajaran sejarah. Observasi pra siklus ini
dilakukan pada jam pelajaran ke-7 dan 8. Guru mata pelajaran sejarah di kelas ini
adalah Ibu Siti Aptinah.
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai telihat banyak siswa yang
mengeluarkan buku pelajaran sejarah. Ketika guru memberikan apersepsi sebelum
masuk ke materi pelajaran terlihat beberapa siswa kurang memperhatikan apa
yang diberikan oleh guru. Pada saat apersepsi juga guru sempat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pertanyaan kepada siswa namun hanya sedikit yang berani mengemukakan
jawaban di kelas.
Ketika kegiatan belajar mengajar guru membentuk kelompok-kelompok
untuk mendiskusikan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam diskusi
kelompok terlihat hanya beberapa siswa yang aktif dalam diskusi. Banyak dari
mereka yang mengobrol dengan teman satu kelompok. Setelah selesai diskusi
kelompok, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, yang
diwakilkan oleh salah seorang anggota kelompok. Dalam hal ini, terlihat banyak
siswa yang tidak mau mempresentasikan dan cenderung saling tunjuk untuk maju
ke depan kelas. Dalam proses pembelajaran juga hanya sedikit siswa yang mau
bertanya. Berikut ini merupakan tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa
SMA Negeri 2 Ngaglik di kelas.
Tabel 4: Ontas
No. Aspek yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 15 48,38%
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru 13 41,93%
3. Mendengarkan teman saat presentasi 10 32,25%
4. Siswa mencatat hal-hal penting 10 32,25%
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik 18 58,06%
6. Siswa bertanya kepada guru 6 19,35%
7. Siswa membawa buku paket 31 100%
8. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik 9 29,03%
9. Siswa aktif berkerja sama dalam proses
pembelajaran 16 51,61%
10. Siswa berani mengemukakan pendapat di
depan kelas 7 22,58%
11. Siswa mengambil giliran 15 48,38%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 5: Offtas
No. Aspek yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Siswa mengobrol dalam kelas 15 48,38%
2. Siswa banyak yang mengantuk 7 22,58%
3. Siswa sibuk bermain Handphone 6 19,35%
4. Siswa keluar masuk kelas 4 12,90%
5. Siswa kurang memperhatikan proses
pembelajaran 19 61,29%
Berdasarkan obeservasi pra siklus di atas, menunjukkan siswa yang
bertanya kepada guru hanya berjumlah 6 siswa atau 19,35%. Siswa yang berani
mengemukakan pendapat berjumlah 7 siswa atau 22,58%. Dan masih banyak
siswa yang kurang memperhatikan ketika proses pembelajar berjumlah 19 siswa
atau 61,29%. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa siswa cenderung
masih pasif dalam proses pembelajaran. Seharusnya yang diharapkan adalah siswa
harus mampu aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam observasi pra siklus peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
motivasi siswa. Pengamatan motivasi siswa ini dilakukan dengan memberikan
kuesioner pada siswa yang tujuannya untuk mengetahui motivasi belajar siswa di
kelas. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal motivasi belajar
sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 Ngaglik. Berikut ini tabel kondisi awal
motivasi belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 6: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2
NO. NAMA SKOR
1 GGP 67.50
2 IL 66.00
3 KNK 61.00
4 KAY 78.00
5 LSZ 69.50
6 LII 68.00
7 MBB 97.50
8 MFK 69.00
9 MM 88.00
10 MSS 78.50
11 NUN 74.00
12 PP 60.00
13 PNS 66.50
14 PWO 85.00
15 RR 67.00
16 RAP 76.50
17 RP 65.50
18 SH 60.00
19 SER 84.50
20 SSS 81.00
21 SRA 82.50
22 SAS 67.00
23 TK 65.00
24 TWS 84.00
25 TP 77.00
26 VFAS 75.00
27 WSC 69.00
28 YPN 69.00
29 YPR 69.50
30 YP 72.00
31 ZD 80.50
Rata-rata 73.34
Skor Tertinggi 97,50
Skor Terendah 60,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat
menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 7: Data Kriteria Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%)
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 1 3,23
73,34
2. Tinggi 80 – 89 7 22,58
3. Cukup 70 – 79 9 29,03
4. Rendah 60 – 69 14 45,16
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0
Jumlah 31 100
Berdasarkan data di atas, motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2
masih rendah. Ini ditunjukkan dengan adanya data menyebutkan 45,16% motivasi
belajar sejarah siswa yang rendah. Hampir dari setengah jumlah siswa yang
memiliki motivasi rendah sisanya adalah 3,32% motivasi belajar sejarah sangat
tinggi, 22,58% motivasi belajar tinggi, dan 29,03% motivasi belajar cukup.
Berikut ini merupakan diagram persentasi keadaan awal motivasi belajar siswa:
Gambar III: Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2
3,23%
22,58%
29,03%
45,16%
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Selain observasi terhadap motivasi belajar siswa, peneliti juga melihat
keadaan awal prestasi siswa. Ini dilakukan karena salah satu tujuan PTK ini
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil data prestasi belajar siswa
diambil dari nilai MID semester genap. Berikut ini tabel keadaan awal prestasi
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 Ngaglik:
Tabel 8: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2
NO. Nama Nilai Keterangan
Lulus Tidak Lulus
1 GGP 72
2 IL 80
3 KNK 86
4 KAY 72
5 LSZ 68
6 LII 80
7 MBB 84
8 MFK 68
9 MM 75
10 MSS 72
11 NUN 80
12 PP 75
13 PNS 65
14 PWO 76
15 RR 78
16 RAP 76
17 RP 65
18 SH 73
19 SER 64
20 SSS 68
21 SRA 72
22 SAS 68
23 TK 62
24 TWS 72
25 TP 68
26 VFAS 72
27 WSC 75
28 YPN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
29 YPR 76
30 YP 66
31 ZD 68
Jumlah 13 18
KKM 75
Persentase 41,93% 58, 06%
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terendah 64
Rata-rata 72,61
Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas
XI IPS 2 sebelum diterpakannya model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) menunjukkan siswa yang mencapai KKM yang ditentukan dari sekolah
adalah 13 siswa atau 41,93%. Sedangkan siswa yang masih di bawah KKM
berjumlah 18 siswa atau 58,06%. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
bahwa sebelum diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) sebagian besar siswa kelas XI IPS 2 pada pelajaran sejarah yaitu ada
58,06% siswa yang masih berada di bawah KKM. Berdasarkan data di atas,
pretasi belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan setengah lebih dari jumlah
siswa belum mencapai KKM dan harus dilakukan perbaikkan.
Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan
dalam tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 9: Data Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa Kelas
XI IPS 2
No. Kriteria Skala
Prestasi Frekuensi
Persentase
(%)
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 0 0
72,61
2. Tinggi 80 – 89 5 16,13
3. Cukup 70 – 79 15 48,39
4. Rendah 60 – 69 11 35,48
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0
Jumlah 31 100%
Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria pretasi belajar rendah
masih cukup banyak yaitu berjumlah 35,48%. Sedangkan siswa dengan prestasi
belajar tinggi hanya berjumlah 16,13% dan siswa dengan kriteria prestasi belajar
sangat tinggi 0%. Untuk mengetahi jumlah persentase tingkat prestasi belajar
siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar IV: Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa
2. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan yaitu pada pertemuan
pertama dan kedua digunakan untuk mengajar yaitu pada tanggal 12 dan 15 April
2016 sedangkan pertemuan terakhir untuk tes yaitu pada tanggal 22 April 2016.
Pada pertemuan pertama materi pelajarannya tentang “Akar-akar Nasionalisme
16,13%
48,39%
35,48%
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Indonesia” dan pada pertemuan ini semua siswa hadir saat kegiatan belajar
mengajar. Sedangkan pada pertemuan kedua materinya membahas “Peristiwa
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan” dan pada pertemuan ini ada 3 siswa yang
tidak hadir. Pada siklus pertama ini mulai diterapkannya model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindikan siklus I adalah
sebagai:
1) Peneliti membuat perangkat pembelajaran meliputi, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, media
pembelajaran. Urain dari setiap perangkat dijabarkan sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan rancangan kegiatan pembalajaran di kelas yang berupa
langkah-langkah kita dalam menentukan proses pembelajaran. RPP dibuat
dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together. Dalam
perencanaan siklus I ini peneliti membuat dua RPP untuk pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Dalam penyusunan RPP ini peneliti melakukan
konsultasi dengan dosen pembimbing maupun guru bidang studi.
b) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini adalah tentang akar-
akar nasionalisme Indonesia dan pristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia tepatnya peristiwa sebelum Proklamasi Kemerdekaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
c) Lembar Kerja Siswa
Dalam penelitian ini, lembar kerja siswa yang digunakan siswa yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus didiskusikan dalam kelompok
yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
d) Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together adalah kartu
bernomor, yang akan diberikan kepada semua siswa yang gunanya untuk
memanggil siswa untuk presentasi kedepan kelas. Selain itu peneliti juga
menggunakan media pembelajaran berupa Power Point untuk mempermudah
menyampaikan pengantar materi kepada siswa.
2) Membuat Kuesioner Motivasi
Dalam penelitian ini tidak hanya prestasi saja yang ditingkatkan namun
motivasi belajar juga ditingkatkan. Dalam tahap persiapan ini peneliti membuat
kuesioner tentang motivasi yang berjumlah 40 pernyataan yang akan diberikan
ketika siklus pertama telah selesai.
b. Tindakan Siklus I
Tindakan yang dilakukan pada siklus pertama ini mengacu pada RPP.
Dalam tahap ini peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) dalam proses pembelajaran. Pada siklus I tindakan dilakukan
sebanyak dua kali. Berikut ini merupakan uraian pelaksanaan tindakan yang
dilakukan pada siklus pertama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1) Pertemuan I
Dalam tindakan pertemuan I ini, penerapan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) mulai dilakukan. Pertemuan pertama ini
dilakukan pada tanggal 14 April 2016, jam pelajaran 7 – 8 (12.15-13.30 WIB).
Materi pembelajaran yang dibahas adalah tentang “Akar-akar Nasionalisme
Indonesia”.
Pertemuan pertama ini dibuka dengan salam dan menanyakan kehadiran
siswa dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar serta mengecek kebersihan
kelas. Pada kegiatan awal peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan
tayangan gambar-gambar yang terkait dengan materi. Dalam kegiatan apersepsi,
masih banyak siswa yang belum termotivasi untuk menjawab maupun
menanggapi gambar-gambar yang ditayangkan. Pada pertemuan pertama ini
hanya beberapa siswa saja yang antusias untuk menanggapi gambar-gambar yang
ditayangkan. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara singkat mengenai materi
tentang akar-akar nasionalisme Indonesia. Setelah itu, siswa dibagi dalam 8
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Setelah semua siswa berada
dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu nomor
kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk didiskusikan
setiap kelompok. Pada awalnya, siswa kebingungan dengan model pembelajaran
yang digunakan karena semua siswa mendapatkan nomor. Namun setelah
diberikan penjelasan oleh peneliti, siswa pun mulai paham dengan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pembelajaan Number Head Together. Pada saat diskusi kelompok siswa masih
banyak yang kurang aktif. Hanya sebagian siswa yang semangat dalam kegiatan
pembelajaran. Masih banyak yang mengobrolkan hal yang bukan dari materi
pelajaran. Setelah selesai berdiskusi, peneliti memanggil secara acak nomor-
nomor yang telah dibagikan kepada semua siswa. Siswa yang nomornya disebut
mempresentasikan hasil diskusinya di dapan kelas. Setelah selesai
mempresentasikan hasilnya kemudian peneliti memanggil kembali nomor secara
acak lalu siswa mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Pada sesi
presentasi pada pertemuan pertama ini masih banyak siswa yang dipanggil
nomornya untuk presentasi tidak mau. Siswa yang berani untuk presentasi ke
depan kelas hanya sedikit saja.
Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas lanjutan dan meminta
kepada siswa agar merefleksikan meteri pembelajaran yang telah didapat dalam
kehidupan mereka.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan kedua, tindakan yang dilakukan hampir sama dengan
pertemuan yang pertama. Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal 15 April
2016, jam pelajaran ke 3-4 (08.30-10.30 WIB). Materi pembelajaran yang dibahas
pada pertemuan kedua ini adalah tentang “Peristiwa Sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia”.
Pada awal pembelajaran peneliti memberi salam dan menanyakan
kesiapan siswa untuk belajar serta mengecek kebersihan kelas. Kemudian
menanyakan kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua ini, ada tiga siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tidak masuk karena mengikuti lomba. Kemudian guru memberikan apersepsi dan
selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada
pertemuan kedua mulai ada perubahan. Siswa yang awalnya banyak yang kurang
aktif dalam menanggapi apersepsi yang berupa gambar yang diberikan peneliti,
pada pertemuan kedua ini banyak siswa yang mulai aktif dalam menanggapi
gambar-gambar yang ditayangkan.
Pada kegiatan inti peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai
peristiwa sebelum proklamasi kemerdekaan. Kemudian membagi siswa kedalam 7
kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah semua siswa
berada dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu
nomor kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk
didiskusikan setiap kelompok. Pada pertemuan kedua ini terjadi perubahan. Siswa
yang awalnya banyak yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi, pada pertemuan
kedua ini mulai banyak yang aktif. Ini terlihat dari siswa mulai berani untuk
mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan diskusi di dalam kelas. Setelah
selesai berdiskusi, peneliti memanggil secara acak nomor-nomor yang telah
dibagikan kepada semua siswa. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan
hasil diskusinya di dapan kelas. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai berani
presentasi ke depan kelas. Namun masih ada beberapa siswa yang belum berani
untuk presentasi ke depan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya
kemudian guru memanggil kembali nomor secara acak lalu siswa
mempresentasikan hasil diskusinya dan begitu seterusnya. Pada kegiatan penutup
peneliti memberikan tugas lanjutan kepada siswa untuk belajar di rumah karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
minggu depan ada uji kompetensi untuk siklus I dan meminta kepada siswa agar
merefleksikan meteri pembelajaran yang telah didapat dalam kehidupan mereka.
Setelah tindakan pertemuan kedua selesai kemudian peneliti memberikan
lembar observasi motivasi yang berupa kuesioner untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa.
c. Pengamatan atau Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa di kelas. Selain itu,
pengamatan juga dilakukan terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar. Berikut
ini merupakan penjabaran dari hasil observasi atau pengamatan:
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I
Aktivitas kegiatan siswa di kelas diukur dengan indikator yang telah
dibuat di RPP pada kegiatan diskusi. Indikator yang digunakan untuk menilai
aktivitas diskusi siswa di kelas adalah mengkomunikasikan, mengambil giliran,
mendengarkan, berargumen, mencatat hal penting dalam diskusi. Berikut ini
merupakan tabel aktivitas siswa di kelas pada pertemuan pertama dan kedua di
siklus I.
Tabel 10: Data Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I
No. Aspek Model NHT yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Mengkomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok 12
38,70
2. Menggambil giliran saat diskusi 24 77,41
3. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 18 58,06
4. Memberikan argumentasi saat diskusi 18 58,06
5. Mencatat hal penting dalam diskusi 20 64,51
Pada pertemuan pertama di siklus I, terlihat siswa yang
mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 38,70%. Siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mengambil giliran sebanyak 32,25%. Lalu siswa yang mau mendengarkan teman
yang sedang memberikan argumentasinya adalah 58,06%. Siswa yang
memberikan agumentasi dan mencatat hal penting saat diskusi kelompok yaitu
58,06%. Pada pertemuan pertama dari semua indikator masih sangat rendah
terlihat pada persentase tabel di atas. Indikator yang paling rendah persentasenya
adalah mengambil giliran.
Tabel 11: Data Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I
No. Aspek Model NHT yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Mengkomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok 18
58,06
2. Menggambil giliran saat diskusi 22 70,96
3. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 18 58,06
4. Memberikan argumentasi saat diskusi 20 64,51
5. Mencatat hal penting dalam diskusi 22 70,98
Pada pertemuan kedua di siklus I, terlihat siswa yang mengkomunikasikan
jawabanya saat diskusi adalah 58,06%. Siswa yang mengambil giliran sebanyak
70,96%. Lalu siswa yang mau mendengarkan teman yang sedang memberikan
argumentasinya adalah 58,06%. Siswa yang memberikan agumentasi sebanyak
64,51% dan mencatat hal penting saat diskusi kelompok yaitu 58,06%. Pada
pertemuan kedua terjadi perubahan yang mencolok pada indikator mengambil
giliran dan memberkan argumentasi saat diskusi.
2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Motivasi belajar pada siklus I dinilai berdasarkan hasil kuesioner yang
telah dikerjakan oleh siswa di kelas. Adapun hasil motivasi belajar siswa dapat
dilihat melalui tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 12: Data Motivasi Belajar Siklus I Siswa Kelas XI IPS 2
NO. NAMA SKOR
1 GGP 64.57
2 IL 74.29
3 KNK 60.57
4 KAY 80.00
5 LSZ 73.14
6 LII 72.00
7 MBB 97.14
8 MFK 74.86
9 MM 88.57
10 MSS 84.57
11 NUN 69.71
12 PP 82.29
13 PNS 72.57
14 PWO 71.43
15 RR 71.43
16 RAP 78.29
17 RP 70.29
18 SH 79.43
19 SER 81.71
20 SSS 74.86
21 SRA 80.57
22 SAS 73.71
23 TK 73.71
24 TWS 80.57
25 TP 77.71
26 VFAS 79.43
27 WSC 72.57
28 YPN 72.00
29 YPR 72.57
30 YP 68.00
31 ZD 77.71
Rata-rata 75,82
Nilai Tertinggi 97,14
Nilai Terendah 60,57
Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat
menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 13: Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus I Siswa Kelas XI IPS 2
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%)
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 1 3,23
75,82
2. Tinggi 80 – 89 9 29,03
3. Cukup 70 – 79 18 58,06
4. Rendah 60 – 69 3 9,68
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar sejarah siswa mulai mengalami
peningkatan. Jumlah siswa yang motivasi belajarnya rendah adalah 9,68%.
Kemudian motivasi belajar siswa dengan kriteria cukup berjumlah 58,06%, siswa
dengan motivasi belajar tinggi presentasenya adalah 29,03% dan siswa dengan
motivasi belajar sangat tinggi hanya 3,23%. Berikut ini merupakan diagram
tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I. Pada siklus I ini terdapat perubahan
terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan pada kriteria motivasi belajar cukup.
Ini menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap motivasi belajar siswa. Untuk
mengetahui tingkat motivasi sangat rendah sampai dengan sangat tinggi dapat
dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar V: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I
3,23%
29,03%
58,06%
9,68%
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3) Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan hasil penelitian proses dan hasil
penilaian produk. Hasil penilain proses yaitu berupa hasil penilaian terhadap
tugas-tugas kelompok dan pengamatan keterampilan kooperatif siswa saat diskusi.
Sedangkan hasil penilaian produk adalah berupa hasil tes. Adapun prestasi belajar
pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 14: Data Ketuntasan Pretasi Belajar Siswa Siklus I Kelas XI IPS 2
NO.
Nama Nilai Keterangan
Lulus Tidak
Lulus
1 GGP 84
2 IL 80
3 KNK 88
4 KAY 84
5 LSZ 76
6 LII 82
7 MBB 86
8 MFK 74
9 MM 82
10 MSS 88
11 NUN 88
12 PP 80
13 PNS 76
14 PWO 82
15 RR 86
16 RAP 80
17 RP 78
18 SH 84
19 SER 82
20 SSS 72
21 SRA 86
22 SAS 88
23 TK 64
24 TWS 88
25 TP 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
26 VFAS 88
27 WSC 88
28 YPN 80
29 YPR 84
30 YP 84
31 ZD 82
Jumlah 28 3
KKM 75
Persentase 90,32% 9,67%
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 64
Rata-rata 82,19
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang nilainya mencapai KKM berjumalah
28 siswa atau 90,32%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM hanya
berjumalah 3 siswa atau 9,67%. Dan rata-rata yang dicapai pada siklus pertama ini
adalah 82,19. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus pertama terdapat
peningkatan terhadap prestasi siswa.
Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 15: Persentase Prestasi Belajar Siklus I Siswa Kelas XI IPS 2
No. Kriteria Skala Pretasi Frekuensi Persentase
(%)
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 0 0
82,19
2. Tinggi 80 – 89 25 85,65
3. Cukup 70 – 79 5 16,13
4. Rendah 60 – 69 1 3,23
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0
Jumlah 31 100%
Pada siklus I peningkatan begitu terlihat pada kriteria prestasi belajar
tinggi. Siswa yang masuk dalam kriteria prestasi belajar rendah mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
penurunan. Untuk melihat prestasi belajar siswa dari yang sangat tinggi sampai
sangat rendah dapat dilihat pada diagram di dibawah ini:
Gambar VI: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus I
d. Refleksi Siklus I
Refleksi siklus I dilakukan terhadap proses kegiatan pembelajaran, hasil
observasi terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran pada siklus I yang menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) sudah berjalan dengan baik, meskipun masih
terdapat beberapa kekurangan dan hambatan. Kekurangan dalam siklus I ini
seperti pengelolaan waktu yang kurang sesuai dengan yang telah dialokasikan
dalam RPP. Selain itu, pada saat proses pembelajaran masih ada siswa yang
kurang aktif serta masih ada beberapa siswa yang mengobrolkan hal selain tugas
diskusi sehingga waktu untuk berdiskusi menjadi berkurang dan akibatnya ada
beberapa kelompok yang belum siap untuk presentasi.
81,65%
16,13%
3,23%
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada pertemuan pertama saat penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) pada siklus I ini tujuannya adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.
Pada awal pelaksanaan proses pembelajaran siswa masih kebingungan dengan
diterapkannya model pembelajaran ini karena semua siswa diberikan nomor oleh
peneliti. Namun setelah ada penjelasan dari peneliti, siswa paham dengan model
yang digunakan saat pembelajaran. Pada pertemuan yang kedua, mulai nampak
terlihat motivasi belajar siswa mengalami peningkatan meskipun dalam kriteria
yang cukup, ini terlihat dari proses pembelajaran di kelas siswa mulai banyak aktif
dalam kegiatan diskusi dan siswa mulai berani presentasi di depan kelas.
Dapat disimpulkan bahwa pada siklus I, penerapan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) mampu meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar sejarah siswa. Namun hasil yang diperoleh sudah cukup baik dari segi
motivasi belajar maupun prestasi belajar. Namun ada beberapa hal yang menjadi
perhatian yang nantinya perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya seperti:
1) Masih ada beberapa siswa yang mengobrolkan hal yang bukan menjadi materi
diskusi kelompok.
2) Beberapa siswa juga masih ada yang bermain Handphone saat proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, diharapkan dalam siklus selanjutunya
dalam penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat
ditingkatkan dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus I ini. Diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pada siklus selanjutnya motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dapat
ditingkatkan lagi.
3. Siklus II
Penelitian siklus II didasari dari siklus I. Dalam siklus II dilakukan sebanyak
dua kali. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 26 April 2016, ada dua siswa
yang tidak hadir. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 29 April 2016 dan
semua siswa hadir. Tahapan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan pada siklus I. Berikut ini merupakan tahapan penerapan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II:
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I maka diadakan
tindakan selanjutnya, yaitu siklus II. Perencanaan pada siklus II hampir sama
dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu menyusun RPP, lembar kerja siswa,
menyiapakan materi pelajaran, menyiapkan media pembelajaran dan kuesioner
motivasi.
b. Tindakan Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan pada siklus I. Tindakannya juga dilakukan sebanyak 2 kali. Berikut ini
uraian pelaksanaan tindakan pada siklus II.
1) Pertemuan I
Tindakan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2016
pada jam pelajaran ke 3-4 (8.30-10.30 WIB). Pada pertemuan pertama ini materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pelajaran yang dibahas adalah tentang “Peristiwa-peristiwa Sesudah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia”.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam kemudian
menanyakan kehadiran siswa. Lalu mengecek kebersihan kelas dan menanyakan
kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti memberikan apersepsi dan
selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada
pertemuan pertama ini siswa sudah semakin aktif dan antusias dalam menanggapi
gambar-gambar yang ditayangkan pada saat apersepsi.
Pada kegiatan inti peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai
peristiwa-peristiwa sesudah proklamasi kemerdekaan. Kemudian membagi siswa
ke dalam 8 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah semua
siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan
kartu nomor kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk
didiskusikan setiap kelompok. Kegiatan diskusi pada pertemuan ini sudah berjalan
dengan baik. Siswa semakin aktif dalam kegiatan diskusi yang ditunjukkan
dengan siswa saling berkerja sama dengan baik. Setelah selesai berdiskusi,
peneliti memanggil secara acak nomor-nomor yang telah dibagikan kepada semua
siswa. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya di dapan
kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya kemudian peneliti memanggil
kembali nomor secara acak lalu siswa mempresentasikan hasil diskusinya begitu
seterusnya. Pada pertemuan pertama ini siswa sudah semakin banyak yang berani
untuk presentasi ke depan kelas. Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
lanjutan serta meminta kepada siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang
didapat pada pertemuan pertama di siklus II ini.
2) Pertemuan II
Tindakan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016
pada jam 30-10.30 WIB. Pada pertemuan kedua ini materi pelajaran yang dibahas
adalah tentang “Penegakan Kedaulatan Negara”.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam kemudian
menanyakan kehadiran siswa. Lalu mengecek kebersihan kelas dan menanyakan
kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti memberikan apersepsi berupa
gambar-gambar mengenai materi pada pertemuan pertama dan selanjutnya
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam kegiatan apersepsi
siswa semakin aktif ditunjukkan dengan siswa semakin banyak yang
menganggapi gambar bahkan banyak yang bertanya.
Peda kegiatan inti peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai
penegakan kedaulatan negara. Kemudian membagi siswa kedalam 8 kelompok
dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah semua siswa berada dalam
kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu nomor kepada
semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk didiskusikan setiap
kelompok. Pada pertemuan ini kegiatan diskusi berjalan dengan baik. Siswa
semakin banyak yang saling berkerja sama yang ditunjukkan dengan saling
berbagi pendapat atau argumentasi serta mencatat hal-hal yang penting. Lalu
mendengarkan teman yang sedang presentasi. Setelah selesai berdiskusi, peneliti
memanggil secara acak nomor-nomor yang telah dibagikan kepada semua siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya di dapan kelas.
Setelah selesai mempresentasikan hasilnya kemudian peneliti memanggil kembali
nomor secara acak lalu siswa mempresentasikan hasil diskusinya begitu
seterusnya.
Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas lanjutan yaitu meminta
siswa untuk belajar karena pertemuan selanjutnya diadakan uji kompetensi atau
tes serta meminta kepada siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang didapat
pada pertemuan pertama di siklus II ini.
Setelah tindakan pertemuan kedua selesai kemudian peneliti memberikan
lembar observasi motivasi yang berupa kuesioner untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa.
c. Pengamatan atau Observasi
Observasi yang dilakukan pada silkus II sama dengan yang dilakukan pada
siklus I yaitu melihat aktivitas kegiatan siswa di kelas, melihat tingkat motivasi
belajar sejarah pada siklus II serta melihat hasil prestasi belajar yang dicapai oleh
siswa. Berikut ini merupakan deskripsi hasil pengamatan atau observasi terhadap
siklus II.
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas
Pada siklus II, observasi yang dilakukan sama halnya dengan yang
dilakukan pada siklus I. Aktivitas kegiatan siswa di kelas diukur dengan indikator
yang telah dibuat di RPP pada kegiatan diskusi. Indikator yang digunakan untuk
menilai aktivitas diskusi siswa di kelas adalah mengkomunikasikan, mengambil
giliran, mendengarkan, memberikan argumentasi atau pendapat, mencatat hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
penting dalam diskusi. Berikut ini merupakan tabel aktivitas siswa di kelas pada
pertemuan pertama dan kedua di siklus I:
Tabel 16: Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus II
No. Aspek Model NHT yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Mengkomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok 20 64, 51
2. Menggambil giliran saat diskusi 24 77,41
3. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 20 64,51
4. Memberikan argumentasi saat diskusi 21 67,74
5. Mencatat hal penting dalam diskusi 21 67,74
Pada pertemuan pertama di siklus II, terlihat siswa yang
mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 64,52%. Siswa yang
mengambil giliran sebanyak 77,41%. Lalu siswa yang mau mendengarkan teman
yang sedang memberikan argumentasinya 64,51%, siswa yang memberikan
argumentasi saat diskusi adalah 67,74%. Siswa yang mencatat hal penting saat
diskusi kelompok yaitu 67,74%. Pada pertemuan pertama ini aktivitas belajar
siswa yang paling dominan adalah mengambil giliran sedangkan
mengkomunikasikan jawaban masih rendah.
Tabel 17: Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus II
No. Aspek Model NHT yang Diamati Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Mengkomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok 24 77,41
2. Menggambil giliran saat diskusi 26 83,87
3. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 26 83,87
4. Memberikan argumentai saat diskusi 25 80,64
5. Mencatat hal penting dalam diskusi 23 74,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada pertemuan kedua di siklus II, terlihat siswa yang
mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 77,41%. Siswa yang
mengambil giliran dan mau mendengarkan teman yang sedang memberikan
argumentasinya sebanyak 83,87%. Lalu siswa yang mau memberikan
agumentasinya 80,64%. Siswa yang mencatat hal penting saat diskusi kelompok
yaitu 74,19%. Pada pertemuan kedua yang paling dominan adalah mengambil
giliran mendengarkan teman dan memberikan argumentasi.
2) Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Penilaian motivasi belajar siswa pada siklus II ini cara melihatnya sama
dengan siklus I. Hasil motivasi belajar diperoleh dari penilaian terhadap kuesioner
yang diberikan saat tindakan dua pada setiap siklus sudah selesai. Berikut ini
merupakan tabel motivasi siswa:
Tabel 18: Data Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas XI IPS 2
NO. NAMA SKOR
1 GGP 81.71
2 IL 80.57
3 KNK 84.57
4 KAY 80.00
5 LSZ 81.71
6 LII 82.86
7 MBB 99.43
8 MFK 80.57
9 MM 90.29
10 MSS 95.43
11 NUN 80.00
12 PP 82.29
13 PNS 83.43
14 PWO 86.29
15 RR 82.29
16 RAP 82.86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
17 RP 80.00
18 SH 84.57
19 SER 85.14
20 SSS 86.86
21 SRA 80.00
22 SAS 80.57
23 TK 86.29
24 TWS 84.57
25 TP 82.29
26 VFAS 80.57
27 WSC 80.57
28 YPN 82.86
29 YPR 82.86
30 YP 80.57
31 ZD 80.00
Rata-rata 83,61
Nilai Tertinggi 99,43
Nilai Terendah 80
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat
menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut.
Tabel 19: Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas XI IPS 2
No. Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase
(%)
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 3 9,68
83,61
2. Tinggi 80 – 89 28 90,32
3. Cukup 70 – 79 0 0
4. Rendah 60 – 69 0 0
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar sejarah siswa mulai mengalami
peningkatan. Jumlah siswa yang motivasi belajarnya rendah adalah 0%.
Kemudian motivasi belajar siswa dengan kriteria cukup berjumlah 0%, siswa
dengan motivasi belajar tinggi persentasenya adalah 90,32% dan siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
motivasi belajar sangat tinggi hanya 9,68%. Berikut ini diagram persentase
keadaan motivasi belajar siswa siklus II:
Gambar VII: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram di atas, peningkatan paling dominan terjadi pada motivasi
tinggi dan motivasi sangat tinggi juga terdapat peningkatan dari siklus
sebelumnya.
3) Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Pengukuran prestasi belajar siswa pada siklus II sama dengan yang
dilakukan pada siklus I. Adapun prestasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
9,68%
90,32%
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 20: Data Ketuntasan Prestasi Belajar Sejarah Siklus II Kelas XI IPS 2
NO. Nama Nilai Keterangan
Lulus Tidak Lulus
1 GGP 90
2 IL 90
3 KNK 88
4 KAY 74
5 LSZ 90
6 LII 90
7 MBB 90
8 MFK 84
9 MM 86
10 MSS 88
11 NUN 88
12 PP 80
13 PNS 82
14 PWO 90
15 RR 90
16 RAP 74
17 RP 86
18 SH 82
19 SER 90
20 SSS 80
21 SRA 90
22 SAS 86
23 TK 82
24 TWS 86
25 TP 88
26 VFAS 88
27 WSC 90
28 YPN 90
29 YPR 90
30 YP 86
31 ZD 86
Jumlah 29 2
KKM 75
Persentase 93,54% 6,45%
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 74
Rata-rata 86,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah
29 siswa atau 93,54%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM hanya
berjumalah 2 siswa atau 6,45%. Dan rata-rata yang dicapai pada siklus pertama ini
adalah 86,25. Nilai tertingginya adalah 90 dan nilai terendahya adalah 74. Maka
dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua terdapat peningkatan terhadap
prestasi siswa. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa
ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 21: Data Persentasi Prestasi Belajar Siklus II Siswa Kelas XI IPS 2
No. Kriteria Skala
Prestasi Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 12 38,71
86,25
2. Tinggi 80 – 89 17 54,84
3. Cukup 70 – 79 2 6,45
4. Rendah 60 – 69 0 0
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar sangat tinggi mengalami
peningkatan mejadi 38,71%. Prestasi belajar tinggi berjumlah 54,84%. Prestasi
belajar cukup tinggi adalah 6,45%. Untuk prestasi belajar rendah dan sangat
rendah adalah 0%. Pada siklus kedua ini tejadi peningkatan dimana ditunjukkan
dengan persentase siswa dengan prestasi sangat rendah dan rendah menjadi 0%.
Untuk melihat tingkat prestasi yang sangat rendah sampai prestasi sangat tinggi
dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar VIII: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Seperti halnya dengan siklus yang pertama, pada siklus II juga dilakukan
refleksi terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, motivasi dan prestasi
belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
pada siklus II berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar
siswa di kelas. Dalam proses pembelajaran siswa semakin terlibat aktif dalam
setiap kegiatan diskusi. Walaupun demikian, masih ada kekurangan-kekurangan
dalam pelaksanaan model pembelajaran ini.
Refleksi terhadap pelaksanaan siklus II ini juga mengacu pada refleksi yang
sudah dilakukan pada siklus I. Kekurangan pada siklus I seperti alokasi waktu
yang tidak sesuai dengan yang di RPP sudah bisa diatasi. Kemudian siswa yang
mengorolkan hal yang bukan materi diskusi sudah berkurang.
Refleksi terhadap pengunaan atau penerapan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) pada siklus II sudah mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat siswa mulai nyaman dengan penerapan model pembelajaran ini.
38,71%
54,84%
6,45% Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pada awal penerapan siswa masih kebingungan kemudian siswa menjadi terbiasa
dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ini ditunjukkan dengan siswa
banyak yang memberikan argumentasinya dan bertanya serta mereka saling
bekerja sama dalam kegiatan diskusi untuk menjawab pertanyaan. Siswa juga
mulai terbiasa presentasi ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompok mereka masing-masing.
Pada siklus II prestasi belajar yang diperoleh siswa juga mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus yang pertama. Siswa yang tidak tuntas
atau belum mencapai KKM mulai berkurang bahkan hanya beberapa siswa yang
belum mencapai KKM. Selain prestasi, motivasi belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Ini terlihat dari hasil kuesioner yang telah diberikan menunjukkan
rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus II ini lebih tinggi dibandingkan dengan
siklus I. Dari hasil di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Motivasi dan Prestasi Belajar
Untuk melihat peningkatan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa
dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) maka diperlukan adanya
komparasi atau perbadingan hasil dari setiap siklusnya. Berikut ini merupakan
penjabaran komparasi aktivitas belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas
Untuk mengetahui peningkatan atiktivitas belajar siswa di kelas sebelum
dan sesudah diterpapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
perlu dianalisis menggunakan perbandingan disetiap siklusnya. Berikut ini hasil
komparasi atau perbandingan aktivitas belajar siswa di kelas.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Berikut ini merupakan hasil komparasi yang dilakukan pada aktivitas
belajar siswa di kelas pada pra siklus dan siklus I.
Tabel 22: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Aspek Model NHT
yang Diamati
Pra Siklus Siklus I
Selisih
Keterangan
Jmh % Jmh % Naik Turun
1.
Mengkomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
7 22,58 15 48,38 8 25,80
% -
2. Menggambil giliran
saat diskusi 15 48,38 23 74,19 8
25,80
% -
3. Mendengarkan teman
saat diskusi kelompok 10 32,25 18 58,06 8
25,80
% -
4. Memberikan
argumentai saat diskusi 7 22,58 19 61,29 12
38,70
% -
5. Mencatat hal penting
dalam diskusi 10 32,25 21 67,74 11
35,48
% -
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar di
kelas ketika diterpakannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pada setiap aspeknya. Ini terlihat terjadi peningkatan pada setiap siklusnya.
Komparasi terhadap aktivitas siswa di kelas pada pra siklus dengan siklus pertama
yang dominan mengalami peningkatan adalah pada aspek mengambil giliran.
Pada pra siklus hanya berjumlah 48,38% kemudian pada siklus pertama menjadi
74,19% ini berarti pada aspek mengambil giliran mengalami peningkatan sebesar
25,80%. Peningkatan yang cukup dominan juga terjadi pada aspek mencatat hal
penting. Pada pra siklus hanya berjumlah 32,25% kemudian pada siklus pertama
menjadi 67,74% ini berarti pada aspek mencatat hal penting mengalami
peningkatan sebanyak 35,48%. Begitu juga pada aspek memberikan argumentasi,
pada pra siklus hanya 22,58% pada siklus pertama menjadi 61,29% ini berarti
pada aspek memberikan argumentasi mengalami peningkatan sebanyak 38,70%.
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Berikut ini merupakan hasil komparasi yang dilakukan pada aktivitas
belajar siswa di kelas pada siklus I dan siklus II.
Tabel 23: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Aspek Model NHT
yang Diamati
Siklus I Siklus II
Selisih
Keterangan
Jmh % Jmh % Naik Turun
1.
Mengkomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
15 48,38 22 70,96 6 19,35
% -
2. Menggambil giliran
saat diskusi 23 74,19 25 80,64 2
6,45
% -
3. Mendengarkan teman
saat diskusi kelompok 18 58,06 23 74,19 5
16,12
% -
4. Memberikan
argumentai saat diskusi 19 61,29 23 74,19 4
12,90
% -
5. Mencatat hal penting
dalam diskusi 21 67,74 22 70,96 1
3,25
% -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar di
kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
pada setiap aspeknya. Ini terlihat terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada
aspek mengkomunikasikan jawaban terjadi peningkatan sebesar 19,35%. Ini
dikarenakan pada siklus I jumlah persentasenya adalah 48,38% kemudian pada
siklus II menjadi 70,96%. Kumudian pada aspek mengambil giliran mengalami
peningkatan sebesar 6,45% terlihat pada siklus I persentasenya sebesar 74,19%
menjadi 80,64% pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada aspek
mendengarkan teman saat diskusi sebesar 16,12%, ditunjukkan dengan pada
siklus I sebesar 58,06% kemudian pada siklus II menjadi 74,19%. Pada aspek
memberikan argumentasi juga mengalami peningkatan sebesar 12,90%, terlihat
pada siklus pertama sebesar 61,29% meningkat pada siklus II menjadi 74,19%.
Aspek mencatat hal-hal penting juga mengalami peningkatan sebesar 3,25%
2. Komparasi Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu
dianalisis menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setip
siklusnya. Berikut ini merupakan penjelasan analisis komparatif motivasi belajar
siswa.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk
melihat peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil
komparasi motivasi belajar siswa antara pra siklus dengan siklus I:
Tabel 24: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Nama
Motivasi
Selisih Ket Persentase
Pra Siklus Siklus I
1. GGP 67.50 64.57 -2.93 Menurun 2.93 %
2. IL 66.00 74.29 8.29 Meningkat 8.29 %
3. KNK 61.00 60.57 -0.43 Menurun 0.43 %
4. KAY 78.00 80.00 2.00 Meningkat 2.00 %
5. LSZ 69.50 73.14 3.64 Meningkat 3.64 %
6 LII 68.00 72.00 4.00 Meningkat 4.00 %
7 MBB 97.50 97.14 -0.36 Menurun 0.36 %
8 MFK 69.00 74.86 5.86 Meningkat 5.86 %
9 MM 88.00 88.57 0.57 Meningkat 0.57 %
10 MSS 78.50 84.57 6.07 Meningkat 6.07 %
11 NUN 74.00 69.71 -4.29 Menurun 4.29 %
12 PP 60.00 82.29 22.29 Meningkat 22.29 %
13 PNS 66.50 72.57 6.07 Meningkat 6.07 %
14 PWO 85.00 71.43 -13.57 Menurun 13.57 %
15 RR 67.00 71.43 4.43 Meningkat 4.43 %
16 RAP 76.50 78.29 1.79 Meningkat 1.79 %
17 RP 65.50 70.29 4.79 Meningkat 4.79 %
18 SH 60.00 79.43 19.43 Meningkat 19.43 %
19 SER 84.50 81.71 -2.79 Menurun 2.79 %
20 SSS 81.00 74.86 -6.14 Menurun 6.14 %
21 SRA 82.50 80.57 -1.93 Menurun 1.93 %
22 SAS 67.00 73.71 6.71 Meningkat 6.71 %
23 TK 65.00 73.71 8.71 Meningkat 8.71 %
24 TWS 84.00 80.57 -3.43 Menurun 3.43 %
25 TP 77.00 77.71 0.71 Meningkat 0.71 %
26 VFAS 75.00 79.43 4.43 Meningkat 4.43 %
27 WSC 69.00 72.57 3.57 Meningkat 3.57 %
28 YPN 69.00 72.00 3.00 Meningkat 3.00 %
29 YPR 69.50 72.57 3.07 Meningkat 3.07 %
30 YP 72.00 68.00 -4.00 Menurun 4.00 %
31 ZD 80.50 77.71 -2.79 Menurun 2.79 %
Jumlah 2273,5 2350
Rata-rata 73,34 75,82
Tertinggi 97,5 97,14
Terendah 60,00 60,57
Berdasarkan analisis komparatif terhadap motivasi belajar siswa secara
individu menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together pada pra siklus dan siklus I hasil yang diperoleh siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
peningkatan dan penurunan. Pada pra siklus rata-rata yang diperoleh adalah 73,34
kemudian pada siklus I meningkat menjadi 75,82. Skor tertinggi yang diperoleh
pada pra siklus adalah 97,5 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh pada siklus I
adalah 97,14. Untuk skor terendah, pada pra siklus adalah 60,00 dan pada siklus I
adalah 60,57. Untuk mengetahui secara rinci keadaan motivasi siswa pada setiap
siklusnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel 25: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
No. Kriteria Skala
Motivasi
Pra Siklus Siklus I
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 1 3,23
73,34
1 3,23
75,82
2. Tinggi 80 – 89 7 22,58 9 29,03
3. Cukup 70 – 79 9 29,03 18 58,06
4. Rendah 60 – 69 14 45,16 3 9,68
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0 0 0
Jumlah 31 100 31 100
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan rata-
rata keadaan awal 73,34 pada siklus I meningkat menjadi 75,82. Selain itu
peningkatan motivasi belajar juga terlihat dari tabel motivasi belajar. Terlihat pada
kriteria motivasi rendah pada pra siklus jumlahnya mencapai 45,16% kemudian
setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada
siklus I menjadi berkurang pada siklus I menjadi 9,68%. Peningkatan yang cukup
mencolok terlihat pada kriteria motivasi cukup tinggi di mana pada pra siklus
adalah 29,03%, pada siklus I menjadi 58,06. Untuk kriteria motivasi tinggi juga
mengalami peningkatan, pada pra siklus 22,58% mengalami peningkatan pada
siklus I menjadi 29,03%. Namun pada kriteria motivasi belajar sangat tinggi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mengalami peningkatan. Persentasennya adalah 3.23% dan pada siklus I dan pada
pra siklus sama. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar IX: Grafik Komparasi Tingkat Motivasi belajar siswa Pra Siklus dengan
Siklus I
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk
mengetahui peningkatan pada motivasi belajar siswa ketika diterapkan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil
komparasi motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus I
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 26: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Nama
Motivasi
Selisih Ket Persentase
Siklus I Siklus II
1. GGP 64.57 81.71 17.14 Meningkat 17.14 %
2. IL 74.29 80.57 6.28 Meningkat 6.28 %
3. KNK 60.57 84.57 24.00 Meningkat 24.00 %
4. KAY 80.00 80.00 0.00 Tetap 0.00 %
5. LSZ 73.14 81.71 8.57 Meningkat 8.57 %
6 LII 72.00 82.86 10.86 Meningkat 10.86 %
7 MBB 97.14 99.43 2.29 Meningkat 2.29 %
8 MFK 74.86 80.57 5.71 Meningkat 5.71 %
9 MM 88.57 90.29 1.72 Meningkat 1.72 %
10 MSS 84.57 95.43 10.86 Meningkat 10.86 %
11 NUN 69.71 80.00 10.29 Meningkat 10.29 %
12 PP 82.29 82.29 0.00 Tetap 0.00 %
13 PNS 72.57 83.43 10.86 Meningkat 10.86 %
14 PWO 71.43 86.29 14.86 Meningkat 14.86 %
15 RR 71.43 82.29 10.86 Meningkat 10.86 %
16 RAP 78.29 82.86 4.57 Meningkat 4.57 %
17 RP 70.29 80.00 9.71 Meningkat 9.71 %
18 SH 79.43 84.57 5.14 Meningkat 5.14 %
19 SER 81.71 85.14 3.43 Meningkat 3.43 %
20 SSS 74.86 86.86 12.00 Meningkat 12.00 %
21 SRA 80.57 80.00 -0.57 Menutun 0.57 %
22 SAS 73.71 80.57 6.86 Meningkat 6.86 %
23 TK 73.71 86.29 12.58 Meningkat 12.58 %
24 TWS 80.57 84.57 4.00 Meningkat 4.00 %
25 TP 77.71 82.29 4.58 Meningkat 4.58 %
26 VFAS 79.43 80.57 1.14 Meningkat 1.14 %
27 WSC 72.57 80.57 8.00 Meningkat 8.00 %
28 YPN 72.00 82.86 10.86 Meningkat 10.86 %
29 YPR 72.57 82.86 10.29 Meningkat 10.29 %
30 YP 68.00 80.57 12.57 Meningkat 12.57 %
31 ZD 77.71 80.00 2.29 Meningkat 2.29 %
Jumlah 2350 5992,02
Rata-rata 75,82 83,61
Tertinggi 97,14 99,43
Terendah 60,57 80
Berdasarkan analisis komparatif terhadap motivasi belajar siswa secara
individu menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) pada siklus I dan siklus II hasil yang diperoleh siswa
mengalami peningkatan dan hanya sedikit sekali yang mengalami penurunan.
Pada siklus I rata-rata yang diperoleh adalah 75,82 kemudian pada siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
meningkat menjadi 83,61. skor tertinggi yang diperoleh pada pra siklus adalah
97,14 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 99,43. Skor
terendah pada pra siklus adalah 60,57 dan pada siklus I adalah 80,00. Untuk
mengetahui secara rinci keadaan motivasi siswa pada setiap sisklusnya dapat
dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel 27: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Motivasi
Siklus I Siklus I
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 1 3,23
75,82
3 9,68
83,61
2. Tinggi 80 – 89 9 29,03 28 90,32
3. Cukup 70 – 79 18 58,06 0 0
4. Rendah 60 – 69 3 9,68 0 0
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0 0 0
Jumlah 31 100 31 100
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan rata-
rata pada siklus I 75,82 pada siklus II meningkat menjadi 83,61. Selain itu
peningkatan motivasi belajar juga terlihat dari tabel motivasi belajar. Terlihat pada
kriteria motivasi rendah pada siklus I jumlahnya 9,68% kemudian pada siklus I
menjadi 0%. Peningkatan yang cukup dominan terlihat pada kriteria motivasi
tinggi di mana pada siklus I adalah 29,03%, pada siklus II menjadi 90,32. Untuk
kriteria motivasi sangat tinggi juga mengalami peningkatan. Pada siklus I
berjumlah 3,23% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 9,68. Untuk
mengetahi peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar X: Grafik Komparasi Tingkat Motivasi belajar siswa Siklus I dengan
Siklus II
3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis
menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setip siklusnya. Berikut
ini merupakan penjelasan analisis komparatif prestasi belajar siswa.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk
melihat peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajara Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil
komparasi antara pra siklus dengan siklus I prestasi belajar siswa.
0
5
10
15
20
25
30
Siklus I Siklus II
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 28: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Nama
Pra Siklus Siklus I Keterangan
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1 GGP 72 84 12%
2 IL 80 80 0%
3 KNK 86 88 2%
4 KAY 72 84 12%
5 LSZ 68 76 8%
6 LII 80 82 2%
7 MBB 84 86 2%
8 MFK 68 74 6%
9 MM 75 82 7%
10 MSS 72 88 16%
11 NUN 80 88 8%
12 PP 75 80 5%
13 PNS 65 76 11%
14 PWO 76 82 6%
15 RR 78 86 8%
16 RAP 76 80 4%
17 RP 65 78 13%
18 SH 73 84 18%
19 SER 64 82 11%
20 SSS 68 72 4%
21 SRA 72 86 14%
22 SAS 68 88 20%
23 TK 62 64 2%
24 TWS 72 88 16%
25 TP 68 84 16%
26 VFAS 72 88 16%
27 WSC 75 88 13%
28 YPN 75 80 5%
29 YPR 76 84 8%
30 YP 66 84 18%
31 ZD 68 82 14%
Jumlah 13 18 28 3
Persentase 41,93 % 58,06% 90,32
% 9,67%
Rata-rata 72,61 82,19
Tertinggi 86 88
Terendah 64 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan hasil analisis komparatif di atas, terlihat terjadinya
peningkatan. Pada pra siklus rata-rata nilai adalah 72,61 dengan nilai tertinggi
adalah 86 dan nilai terendahnya 64. Kemudian siswa yang mencapai KKM
berjumalah 41,93% sedangkan yang belum mencapai KKM adalah 58,06%.
Setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada
siklus pertama terjadi peningkatan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada
siklus I adalah 82,19. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 dan nilai
terendahnya 64. Kemudian siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan
pada siklus I menjadi 90,32% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
jumlahnya berkurang menjadi 9,67%. Pada pra siklus, dari segi prestasi individu
juga semua siswa mengalami peningkatan dari pra siklus dibandingkan dengan
siklus I. Untuk melihat perbandingan tingkat pretasi siswa pada pra siklus dan
siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 29: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Kriteria Skala
Pretasi
Pra Siklus Siklus I
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 0 0
72,61
0 0
82,19
2. Tinggi 80 – 89 5 16,13 25 85,65
3. Cukup 70 – 79 15 48,39 5 16,13
4. Rendah 60 – 69 11 35,48 1 3,23
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0 0 0
Jumlah 31 100 31 100
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan yang cukup mencolok terlihat pada
kriteria pretasi belajar tinggi ini ditunjukkan dengan jumlah persentase yang
mencapai 85,65% pada siklus I sedangkan pada pra siklus hanya 16%. Perubahan
yang mencolok juga terlihat pada kriteria prestasi rendah, di mana pada pra siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
berjumlah 35,48% menurun pada siklus I menjadi 3,23%. Sedangkan kriteria
cukup tinggi pada pra siklus adalah 48,39% dan pada siklus I adalah 16,13%.
Pada kriteria pretasi sangat tinggi dan sangan rendah tidak ada perubahan. Untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
Gambar XI: Grafik Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk
mengetahui peningkatan pada pretasi belajar siswa ketika diterapkan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil
komparasi prestasi belajar siswa siklus I dengan siklus II:
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 30: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Nama
Siklus I Siklus II Keterangan
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1 GGP 84 90 6%
2 IL 80 90 10%
3 KNK 88 88 0%
4 KAY 84 74 10%
5 LSZ 76 90 14%
6 LII 82 90 8%
7 MBB 86 90 4%
8 MFK 74 84 10%
9 MM 82 86 4%
10 MSS 88 88 0%
11 NUN 88 88 0%
12 PP 80 80 0%
13 PNS 76 82 6%
14 PWO 82 90 8%
15 RR 86 90 4%
16 RAP 80 74 6%
17 RP 78 86 8%
18 SH 84 82 2%
19 SER 82 90 8%
20 SSS 72 80 8%
21 SRA 86 90 4%
22 SAS 88 86 2%
23 TK 64 82 18%
24 TWS 88 86 2%
25 TP 84 88 4%
26 VFAS 88 88 0%
27 WSC 88 90 2%
28 YPN 80 90 10%
29 YPR 84 90 6%
30 YP 84 86 2%
31 ZD 82 86 4%
Jumlah 28 3 29 2
Perentase 90,32
% 9,67%
93,54
% 6,45%
Rata-rata 82,19 86,25
Tertinggi 88 90
Terendah 64 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada siklus II terjadi pula peningkatan pada prestasi belajar siswa. Siklus
II rata-rata nilai yang diperoleh siswa meningkat menjadi 86,25 sedangkan pada
siklus I rata-rata yang diperoleh 82,19. Nilai tertinggi yang yang dicapai siswa
pada siklus II adalah 90 sedangkan pada siklus I adalah 88. Dan nilai terendah
pada siklus II adalah 74 sedangkan pada siklus I adalah 64. Kemudian siswa yang
mencapai KKM pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93,54% dan yang
belum mencapai KKM 6,45%. Sedangkan pada siklus I siswa yang mencapai
KKM sebanyak 90,32% dan yang belum mencapai KKM adalah 9,67%. Ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dari
siklus I ke Siklus II. Berdasarkan data di atas, penggunaan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan pretasi belajar karena pada
setiap siklus terjadi peningkatan hasil prestasi belajar. Untuk melihat
perbandingan tingkat pretasi siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 31: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Pretasi
Siklus I Siklus II
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90 – 100 0 0
82,19
12 37,71
86,25
2. Tinggi 80 – 89 25 85,65 17 54,84
3. Cukup 70 – 79 5 16,13 2 6,45
4. Rendah 60 – 69 1 3,23 0 0
5. Sangat Rendah 0 – 59 0 0 0 0
Jumlah 31 100 31 100
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan yang cukup dominan dapat dilihat
pada kriteria pretasi belajar sangat tinggi. Ini dapat dilihat pada siklus I kriteria
prestasi belajar sangat tinggi berjumlah 0% sedangkan pada siklus II meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menjadi 37,71%. Perubahan juga terjadi pada kriteria prestasi belajar rendah pada
siklus I memang sudah mengalami perubahan, yaitu hanya 3.23% sedangkan pada
siklus II persentasenya adalah 0%. Kemudian pada kriteria prestasi belajar tinggi
pada siklus I adalah 85,65% sedangkan pada siklus II adalah 54,84%. Pada
kriteria prestasi belajar sangat rendah pada siklus I dan II adalah 0%. Untuk
melihat peningkatan pretasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
Gambar XII: Grafik Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada rata-rata
nilai yang diperoleh siswa XI IPS 2. Rata-rata nilai awal siswa adalah 72,61.
Kemudian diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada
siklus I meningkat menjadi 82,19 dan pada siklus II menjadi 85,25.
0
5
10
15
20
25
30
Siklus I Siklus II
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi
belajar dan prestasi belajar siswa serta mampu meningkatkan aktivitas belajar
siswa di kelas. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai motivasi belajar
serta prestasi belajar siswa.
1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat secara langsung pada saat
proses pembelajaran di kelas. Pada siklus pertama dan kedua motivasi belajar
siswa mengalami peningkatan. Ini berarti penggunaan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
karena dalam implementasinya menekankan kepada siswa untuk siap dalam
proses pembelajaran dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan pertanyaan
dari guru. Selain itu penerapan model pembelajaran ini juga meningatkan aktivitas
belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin banyak siswa yang
bertanya serta mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan yang
diberikan.
Peningkatan aktivitas belajar ini merupakan bentuk dari motivasi belajar
siswa yang semakin tinggi. Pada pra siklus rata-rata skor motivasi siswa kelas XI
IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik adalah 73,34, setelah diterapkannya model
pembelajaran Numbered Head Together pada siklus pertama terjadi peningkatan
rata-rata skor motivasi belajar siswa menjadi 75,82. Lalu pada siklus kedua juga
terjadi peningkatan rata-rata skor motivasi belajar siswa menjadi 83,61. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dapat simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 2 Ngaglik.
Terjadinya peningkatan ini dikarenakan siswa sudah paham dengan cara
kerja model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan siswa mulai
merasakan nyaman dalam setiap proses kegiatan pembelajarannya. Kondisi ini
membuat situasi kelas menjadi kondusif serta siswa menjadi aktif dalam proses
pembelajaran. Ini ditunjukkan dengan siswa banyak yang bertanya, siswa
mengambil giliran saat proses pembelajaran, dan siswa berani mengemukakan
pendapat serta siswa mau menghargai teman yang sedang berbicara atau
mengemukakan pendapat. Penerapan model pembelajaran ini juga menuntut siswa
agar selalu siap saat proses pembelajaran, hal ini menyebabkan siswa termotivasi
agar selalu menyiapkan diri ketika kegiatan pembelajaran dimuai di kelas.
Menurut Syaiful Bahri, tumbuhnya motivasi berasal dari dalam diri pribadi
seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.53
Peningkatan motivasi pada
siklus pertama dan kedua tidak terlepas dari kedua faktor tersebut. Pada siklus
pertama faktor ekstrinsik lebih dominan dari pada faktor intrinsik. Faktor
ekstrinsik itu adalah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) yang menekankan pada kerja sama dan kesiapan siswa dalam proses
pembelajaran. Pada awal pertemuan siswa masih bingung, namun setelah paham
dengan model pembelajaran ini siswa mulai antusias dalam kegiatan pembelajaran
53
Syaiful Bahri J, op.cit., hlm. 149.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
serta motivasi belajar siswa mulai muncul. Peningkatan ini ditunjukkan dengan
siswa banyak yang mengambil giliran, mencatat hal penting serta mengemukakan
pendapat. Pada siklus kedua peningkatan motivasi belajar yang berasal dari dalam
diri mereka sendiri atau intrinsik adalah siswa merasa terdorong untuk selalu siap
dalam kegiatan pembelajaran, ini membuat peningkatan motivasi siswa semakin
baik karena dengan kesiapan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa
akan bisa lebih mendalam dalam mengeksplor kemampuan dan potensi dalam diri
mereka. Selain model pembelajaran faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
meningkatnya motivasi belajar siswa adalah materi pelajaran yang membahas
tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Siswa sangat antusias dalam
menanggapi materi ini sehingga dalam proses pembelajaran siswa banyak yang
mengajukan pertanyaan. Materi ini juga menumbuhkan motivasi siswa untuk
menemukan nilai-nilai yang penting yang terdapat dalam setiap materi, seperti
sikap nasionalisme, patriotisme dan persatuan. Hal ini ditunjukkan dengan ketika
siswa diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai apa saja yang dapat
dipelajari dari materi, siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai
yang terdapat dalam materi pelajaran. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
meningkatnya motivasi belajar adalah model pembelajaran yang diterapkan
membuat mereka nyaman dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam kegiatan
pembelajaran siswa dituntut untuk saling bekerja sama sehingga siswa merasa
saling dihargai satu dengan yang lainnya. Dampaknya adalah mereka merasa
percaya diri untuk mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pendapat saat
proses pembelajaran. Peningkatan motivasi ini telihat dari banyaknya siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mengambil giliran, banyak siswa yang mencatat hal penting dan siswa yang
berani mengemukakan pendapat serta mendengarkan teman ketika mengeluarkan
pendapatnya.
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Pada siklus pertama dan siklus kedua, prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada pra siklus rata-rata nilai yang diperoleh siswa
adalah 72,61. Kemudian, setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) pada siklus pertama rata-rata nilai yang diperoleh siswa
meningkat menjadi 82,19. Pada siklus kedua juga mengalami peningkatan
terhadap prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai pada siklus kedua meningkat
menjadi 86,25. Peningkatan prestasi belajar siswa ini disebabkan adanya
perbaikan pada kualitas pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan
aktivitas kegiatan pembelajaran di kelas dan motivasi belajar siswa yang tinggi.
Peningkatan prestasi belajar siswa juga tidak terlepas dari beberapa faktor
yang mempengaruhi. Faktor dari dalam atau faktor intrinsik adalah timbulnya
motivasi dari dalam diri siswa untuk semakin mendalam dalam mempelajari
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa semakin
termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik agar bisa memperoleh prestasi yang
baik. Sedangkan faktor dari luar atau faktor ekstrinsik lebih kepada penerapan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran ini
menuntut agar siswa lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu
model pembelajaran ini juga mengajarkan kepada siswa agar saling bekerja sama
dalam menyelesaikan persoalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pada awal penerapan siswa memang agak kebingungan dengan model
pembelajaran ini. Namun setelah meraka paham mereka mulai nyaman dengan
langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran ini, salah satu ciri khas
medel pembelajaran ini adalah menuntut kesiapan siswa dalam proses
pembelajaran. Maka, dengan penerapan model pembelajaran ini siswa dilatih
untuk semakin disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga mereka
mudah memahami materi-materi yang diberikan dan akan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Ini ditunjukkan siswa semakin kritis dalam setiap proses
pembelajaran. Siswa semakin berani mengemukakan pendapat di kelas serta siswa
semakin aktif bertanya kepada teman maupun kepada guru. Selain melatih
kesiapan model pembelajaran ini juga dalam penerapannya mengajarkan kepada
siswa untuk saling bekerja sama. Keadaan ini memungkinkan setiap siswa untuk
saling bertukar informasi dan pengetahun dalam menyelesaikan persoalan yang
diberikan pada saat diskusi kelompok. Ini memberi peluang kepada semua siswa
untuk mengeksplorasi kemampuan mereka agar potensi-potensi yang ada dalam
diri siswa semakin keluar. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan hal-hal
baru serta lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang diberikan karena
adanya kerja sama dalam kelompok dan berdampak pada peningkatan pretasi
belajar siswa.
Selain model pembelajaran materi pelajaran juga memicu peningkatan
prestasi belajar siswa. Materi pelajaran yang membehas Akar-akar Nasionalisme
dan Proklmasi Kemerdekaan membuat siswa semakin tertarik untuk mendalami
materi yang disampaikan oleh guru. Mereka semakin ingin mengetahui nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
yang terdapat dalam materi pelajaran serta memaknai setiap materi yang
diberikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan atau penerapan model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) secara baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah yang ada dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2
Ngalik. Berdasarkan hasil penelitian, setiap indikator pada setiap siklusnya sudah
tercapai. Maka penelitian tidak melanjutkan ke siklus yang selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik
secara umum dapat dikatakan baik. Penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) juga berjalan dengan baik meskipun masih ada beberapa
kekurangan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI IPS
2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan peningkatan rata-rata skor motivasi yang diperoleh setiap siklusnya.
Pada keadaan pra siklus skor rata-rata motivasi belajar sejarah siswa adalah
sebesar 73,34, kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 75,82 atau 2,48%. Pada siklus kedua motivasi belajar sejarah siswa
juga mengalami peningkatan menjadi 83,61 atau 7,79%.
2. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah baik dalam hal nilai rata-rata maupun
KKM. Dalam hal nilai rata-rata, ditunjukkan dengan peningkatan yang
diperoleh setiap siklusnya. Nilai rata-rata prestasi belajar pada pra siklus
adalah 72,61, setelah penerapan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 82,1 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
9,58% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,25 atau 4,09%.
Dalam hal pencapaian KKM, pada pra siklus siswa yang mencapai KKM
hanya 41,93%. Setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT), jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi
90,32% pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi
93,54%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan kepala sekolah sebagai acuan
dalam memilih model pembelajaran Numbered Head Together untuk diterapkan
di sekolah. Dengan penerapan model pembelajaran ini, siswa akan selalu aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa di sekolah dan juga akan meningkatkan mutu sekolah tersebut.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai kajian untuk
mengembangkan penelitian lanjutan yang menggunakan model pembelajaran
yang sama terhadap variabel yang berbeda.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai acuan untuk menentukan
model pembelajaran yang menarik dan inovatif agar mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi
Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Amirudin Hatibe. 2012. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Suka Press.
Aris Shihomin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Daryanto dan Harjo Mulyono. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitian
Tindakan Sekolah Beserta contoh-concohnya. Yogyakarta:
Gava Media.
Depdikud. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati. 1998. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran
Abad XII: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
I Gede Widja. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif
Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
Kontowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng Pustaka.
Mohamad Surya. 2014. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Mohammad Yamin. 2015. Teori dan Metodologi Pembelajaran. Malang: Madani.
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Roedakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Ramlah Ahmadi. 2014. Pengantar Pendidkan: Asas dan Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada.
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
________________. 2010 Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media.
________________. 2010. Managemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
________________. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Akasara.
Suparno, Paul. 2012. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Taniredja Tukaren dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabani. 2014. Mendesain Model Pemebelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual: Konsep Landasan an Implementasi pada
Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TIK). Jakarta:
Prendamedia.
Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1a
Surat Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1b
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitan di SMAN 2 Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 2
SILABUS
MATA PELAJARAN SEJARAH (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 NGAGLIK
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas : XI
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
1.1 Menghayati nilai-nilai
peradaban dunia yang
menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang
Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2.1 Mengembangkan sikap
jujur, rasa ingin tahu,
tanggungjawab, peduli,
santun, cinta damai dalam
mempelajari peristiwa
sejarah sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
2.2 Menunjukan sikap cinta
tanah air, nilai-nilai rela
berkorban dan kerjasama
yang dicontohkan para
pemimpin pada masa
pergerakan nasional, meraih
dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
3.1 Menganalisis sistem
pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada
masa kerajaan-kerajaan
besar Hindu-Buddha untuk
menentukan faktor yang
berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat
Indonesia pada masa itu dan
masa kini.
3.2 Menganalisis sistem
pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada
masa kerajaan-kerajaan
besar Islam untuk
menentukan faktor yang
berpengaruh pada kehidupan
Kerajaan-
Kerajaan Besar
Indonesia pada
Masa Kekuasaan
Hindu-Buddha
dan Islam
Sistem
pemerintahan,
sosial, ekonomi,
dan kebudayaan
masyarakat
Indonesia pada
masa kerajaan-
kerajaan besar
Hindu-Buddha
yang
berpengaruh
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
Mengamati:
Membaca buku teks tentang sistem
pemerintahan, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan masyarakat Indonesia pada
masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-
Buddha dan Islam yang berpengaruh pada
kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan perluasan bahan analisis mengenai
sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan masyarakat Indonesia pada
masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-
Buddha dan Islam yang berpengaruh pada
kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi terkait
dengan sistem pemerintahan, sosial,
Tugas: Membuat analisis
mengenai sistem
pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia
pada masa kerajaan-
kerajaan besar Hindu-
Buddha dan Islam yang
berpengaruh pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.
Peserta didik boleh
memilih salah satu pokok
bahasan yang tercantum
dalam Materi Pokok ini.
Observasi: mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
16 jp Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Sumber lain yang
tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
masyarakat Indonesia pada
itu dan masa kini.
4.1 Menyajikan warisan sistem
pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada
masa kerajaan-kerajaan
besar Hindu-Buddha yang
berpengaruh pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini, dalam bentuk tulisan
dan media lain.
4.2 Menyajikan hasil
identifikasi warisan sistem
pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada
masa kerajaan-kerajaan
besar Islam di Indonesia
yang berpengaruh pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini, dalam
bentuk tulisan dan media
lain.
kini.
Sistem
pemerintahan,
sosial, ekonomi,
dan kebudayaan
masyarakat
Indonesia pada
masa kerajaan-
kerajaan besar
Islam di
Indonesia yang
berpengaruh
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
kini.
ekonomi, dan kebudayaan masyarakat
Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan
besar Hindu-Buddha dan Islam yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini, melalui bacaan dan
sumber lain yang tersedia.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data yang
didapat dari bacaan dan sumber lain yang
terkait mengenai sistem pemerintahan,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-
kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam
yang berpengaruh pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
Mengomunikasikan:
Membuat laporan hasil analisis dalam
bentuk tulisan dan atau media lain
mengenai sistem pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan masyarakat
Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan
besar Hindu-Buddha dan Islam yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.
pengumpulan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio: Menilai laporan tertulis
hasil analisis mengenai
sistem pemerintahan,
sosial, ekonomi, dan
kebudayaan masyarakat
Indonesia pada masa
kerajaan-kerajaan besar
Hindu-Buddha dan Islam
yang berpengaruh pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.
Tes:
Menilai menganalisis
tentang sistem
pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
masyarakat Indonesia
pada masa kerajaan-
kerajaan besar Hindu-
Buddha dan Islam yang
berpengaruh pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.
3.3 Menganalisis keterkaitan
antara pemikiran dan
peristiwa-peristiwa penting
di Eropa antara lain:
Merkantilisme, Renaissance,
Reformasi Gereja, Revolusi
Industri dan pengaruhnya
bagi kehidupan bangsa
Indonesia dan bangsa lain di
Peristiwa di Eropa
yang Berpengaruh
terhadap
Kehidupan Umat
Manusia
Pemikiran dan
peristiwa-
peristiwa
penting di Eropa
Mengamati:
Membaca buku teks tentang pemikiran dan
peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara
lain: Merkantilisme, Renaissance,
Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan
pengaruhnya bagi kehidupan bangsa
Indonesia dan bangsa lain di dunia pada
masa itu dan masa kini.
Tugas: Membuat karya tulis
tentang salah satu
pemikiran dan peristiwa-
peristiwa penting di Eropa
antara lain:
Merkantilisme,
Renaissance, Reformasi
Gereja, Revolusi Industri
16 jp
Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Sumber/ media
lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dunia pada masa itu dan
masa kini.
4.3 Membuat karya tulis tentang
pemikiran dan peristiwa-
peristiwa penting di Eropa
antara lain: Merkantilisme,
Renaissance, Reformasi
Gereja, Revolusi Industri
yang berpengaruh bagi
Indonesia dan dunia.
antara lain:
Merkantilisme,
Renaissance,
Reformasi
Gereja, Revolusi
Industri dan
pengaruhnya
bagi kehidupan
bangsa
Indonesia dan
bangsa lain di
dunia pada masa
itu dan masa
kini.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan pendalaman pemahaman tentang
pemikiran serta peristiwa-peristiwa penting
di Eropa antara lain: Merkantilisme,
Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi
Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan
bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia
pada masa itu dan masa kini.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data dan informasi terkait
dengan pemikiran dan peristiwa-peristiwa
penting di Eropa antara lain:
Merkantilisme, Renaissance, Reformasi
Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya
bagi kehidupan bangsa Indonesia dan
bangsa lain di dunia pada masa itu dan
masa kini, melalui bacaan dan sumber-
sumber lainnya yang terkait sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan peserta didik
yang bersangkutan.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data yang
didapat dari bacaan dan sumber lain yang
terkait mengenai pemikiran dan peristiwa-
peristiwa penting di Eropa antara lain:
Merkantilisme, Renaissance, Reformasi
Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya
bagi kehidupan bangsa Indonesia dan
bangsa lain di dunia pada masa itu dan
masa kini.
Mengomunikasikan:
Membuat karya tulis mengenai pemikiran
dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa
antara lain: Merkantilisme, Renaissance,
dan pengaruhnya bagi
kehidupan bangsa
Indonesia dan bangsa lain
di dunia pada masa itu
dan masa kini.
Observasi :
Mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
pengumpulan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio: Menilai karya tulis peserta
didik tentang pemikiran
dan peristiwa-peristiwa
penting di Eropa antara
lain: Merkantilisme,
Renaissance, Reformasi
Gereja, Revolusi Industri
dan pengaruhnya bagi
kehidupan bangsa
Indonesia dan bangsa lain
di dunia pada masa itu
dan masa kini.
Tes:
Menilai kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis tentang
pemikiran dan peristiwa-
peristiwa penting di Eropa
antara lain:
Merkantilisme,
Renaissance, Reformasi
Gereja, Revolusi Industri
dan pengaruhnya bagi
kehidupan bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan
pengaruhnya bagi kehidupan bangsa
Indonesia dan bangsa lain di dunia pada
masa itu dan masa kini.
Indonesia dan bangsa lain
di dunia pada masa itu dan
masa kini.
3.4 Menganalisis keterkaitan
antara revolusi-revolusi
besar dunia (Perancis,
Amerika, Cina, Rusia dan
Indonesia) dan kehidupan
umat manusia pada masa itu
dan masa kini.
4.4 Menyajikan hasil analisis
tentang revolusi-revolusi
besar dunia (Perancis,
Amerika, Cina, Rusia dan
Indonesia) serta
pengaruhnya terhadap
kehidupan umat manusia
dalam bentuk tulisan dan
media lain.
Revolusi Besar
Dunia dan
Pengaruhnya
Terhadap Umat
Manusia
Revolusi-
revolusi besar
dunia (Perancis,
Amerika, Cina,
Rusia dan
Indonesia) dan
kehidupan umat
manusia pada
masa itu dan
masa kini.
Mengamati:
Membaca buku teks mengenai keterkaitan
antara revolusi-revolusi besar dunia
(Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan
Indonesia) dan kehidupan umat manusia
pada masa itu dan masa kini.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan pendalaman pemahaman mengenai
keterkaitan antara revolusi-revolusi besar
dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan
Indonesia) dan kehidupan umat manusia
pada masa itu dan masa kini.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi
mengenai keterkaitan antara revolusi-
revolusi besar dunia (Perancis, Amerika,
Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan
umat manusia pada masa itu dan masa kini,
melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya
yang terkait, sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan peserta didik.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data yang
didapat mengenai keterkaitan antara
revolusi-revolusi besar dunia (Perancis,
Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan
kehidupan umat manusia pada masa itu dan
masa kini, melalui bacaan dan sumber-
Tugas: Membuat tulisan dan atau
media lain mengenai
keterkaitan antara
revolusi-revolusi besar
dunia (Perancis, Amerika,
Cina, Rusia dan
Indonesia) dan kehidupan
umat manusia pada masa
itu dan masa kini sesuai
dengan pertanyaan yang
diajukan oleh peserta
didik. Peserta didik
memilih peristiwa yang
sesuai dengan pertanyaan
yang diajukannya.
Observasi: Mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
pengumpulan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio:
Menilai tulisan dan atau
media lain mengenai
keterkaitan antara
revolusi-revolusi besar
dunia (Perancis, Amerika,
Cina, Rusia dan
Indonesia) dan kehidupan
umat manusia pada masa
itu dan masa kini.
20 jp
Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Gambar Revolusi-
revolusi besar
dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sumber lainnya.
Mengomunikasikan:
Membuat laporan dalam bentuk tulisan dan
media lain mengenai keterkaitan antara
revolusi-revolusi besar dunia (Perancis,
Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan
kehidupan umat manusia pada masa itu dan
masa kini, melalui bacaan dan sumber-
sumber lainnya.
Tes:
Menilai kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis keterkaitan
antara revolusi-revolusi
besar dunia (Perancis,
Amerika, Cina, Rusia dan
Indonesia) dan kehidupan
umat manusia pada masa
itu dan masa kini.
3.5 Menganalisis hubungan
perkembangan faham-faham
besar seperti nasionalisme,
liberalisme, sosialisme,
demokrasi, Pan Islamisme
dengan gerakan
nasionalisme di Asia-Afrika
pada masa itu dan masa kini.
4.5 Menyajikan hasil analisis
tentang hubungan
perkembangan faham-faham
besar seperti nasionalisme,
liberalisme, sosialisme,
demokrasi, Pan Islamisme
dengan gerakan
nasionalisme di Asia-Afrika
dalam bentuk tulisan dan
media lain.
Ideologi, Perang
Dunia dan
Pengaruhnya
terhadap Gerakan
Kemerdekaan di
Asia dan Afrika.
Perkembangan
faham-faham
besar seperti
nasionalisme,
liberalisme,
sosialisme,
demokrasi, Pan
Islamisme
dengan gerakan
nasionalisme di
Asia-Afrika
pada masa itu
dan masa kini.
Mengamati:
Membaca buku teks mengenai hubungan
perkembangan faham-faham besar seperti
nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan
nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu
dan masa kini.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan pendalaman pemahaman mengenai
hubungan perkembangan faham-faham
besar seperti nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme
dengan gerakan nasionalisme di Asia-
Afrika pada masa itu dan masa kini.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data dan informasi terkait
dengan pertanyaan dan materi mengenai
hubungan perkembangan faham-faham
besar seperti nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme
dengan gerakan nasionalisme di Asia-
Afrika pada masa itu dan masa kini, sesuai
dengan pertanyaan yang diajukannya.
Tugas: Membuat tulisan dan atau
media lain mengenai
hubungan perkembangan
faham-faham besar seperti
nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, demokrasi,
Pan Islamisme dengan
gerakan nasionalisme di
Asia-Afrika pada masa itu
dan masa kini. Peserta
didik membuat tulisan
mengenai salah satu
peristiwa yang dipilihnya.
Observasi:
mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
pengumpulan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio:
Menilai tulisan dan atau
media lain mengenai
hubungan perkembangan
faham-faham besar seperti
12 jp
Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Sumber lain yang
tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data yang
didapat dari bacaan dan sumber lain yang
terkait mengenai hubungan perkembangan
faham-faham besar seperti nasionalisme,
liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan
Islamisme dengan gerakan nasionalisme di
Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.
Mengomunikasikan:
Membuat laporandalam bentuk tulisan dan
atau media lain mengenai hubungan
perkembangan faham-faham besar seperti
nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan
nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu
dan masa kini.
nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, demokrasi,
Pan Islamisme dengan
gerakan nasionalisme di
Asia-Afrika pada masa itu
dan masa kini.
Tes:
Menilai kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis hubungan
perkembangan faham-
faham besar seperti
nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, demokrasi,
Pan Islamisme dengan
gerakan nasionalisme di
Asia-Afrika pada masa itu
dan masa kini.
3.6 Menganalisis pengaruh PD
I dan PD II terhadap
kehidupan politik, sosial-
ekonomi dan hubungan
internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan
regional.
4.6 Menyajikan hasil evaluasi
tentang pengaruh PD I dan
PD II terhadap kehidupan
politik, sosial-ekonomi dan
hubungan internasional
(LBB, PBB), pergerakan
nasional dan regional dalam
bentuk tulisan dan media
lain.
Perang Dunia dan
Kelembagaan
Dunia
Pengaruh PD I
dan PD II
terhadap
kehidupan
politik, sosial-
ekonomi dan
hubungan
internasional
(LBB, PBB),
pergerakan
nasional dan
regional.
Mengamati:
Membaca buku teks mengenai pengaruh
PD I dan PD II terhadap kehidupan politik,
sosial-ekonomi dan hubungan internasional
(LBB, PBB), pergerakan nasional dan
regional.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan pendalaman pemahaman mengenai
pengaruh PD I dan PD II terhadap
kehidupan politik, sosial-ekonomi dan
hubungan internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan regional.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan informasi mengenai
Tugas:
Membuat tulisan dan atau
media lain mengenai
pengaruh PD I dan PD II
terhadap kehidupan
politik, sosial-ekonomi
dan hubungan
internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan
regional, sesuai dengan
pilihannnya.
Observasi:
Mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
pengumpulan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
20 jp
Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Sumber/media
lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
pengaruh PD I dan PD II terhadap
kehidupan politik, sosial-ekonomi dan
hubungan internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan regional, melalui
bacaan serta sumber-sumber lain yang
terkait, sesuai dengan pertanyaannya.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data yang
didapat dari bacaan dan sumber lain yang
terkait untuk menyimpulkan keterkaitan
pengaruh PD I dan PD II terhadap
kehidupan politik, sosial-ekonomi dan
hubungan internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan regional.
Mengomunikasikan:
Menyajikan dalam bentuk tulisan dan atau
media lain mengenai pengaruh PD I dan
PD II terhadap kehidupan politik, sosial-
ekonomi dan hubungan internasional
(LBB, PBB).
Portofolio:
Menilai tulisan dan atau
media lain mengenai
pengaruh PD I dan PD II
terhadap kehidupan
politik, sosial-ekonomi
dan hubungan
internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan
regional.
Tes:
Menilai kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis pengaruh PD
I dan PD II terhadap
kehidupan politik, sosial-
ekonomi dan hubungan
internasional (LBB, PBB),
pergerakan nasional dan
regional.
3.7 Menganalisis pengaruh
imperialisme dan
kolonialisme Barat di
Indonesia dalam bidang
politik, ekonomi, sosial-
budaya, pendidikan dan
agama serta perlawanan
kerajaan Indonesia
terhadap imperialisme dan
kolonialisme Barat.
3.8 Menganalisis peran
Sumpah Pemuda bagi
kehidupan kebangsaan di
Indonesia pada masa itu
Kebangkitan
Heroisme dan
Kesadaran
Kebangsaan
Pengaruh
imperialisme
dan kolonialisme
Barat di
Indonesia
Sumpah Pemuda
Pendudukan
meliter Jepang
di Indonesia.
Akar-akar
nasionalisme
Mengamati:
Membaca buku teks dan mengamati
sumber lain mengenai Imperialisme dan
Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda,
pendudukan militer Jepang dan akar-akar
nasionalisme Indonesia.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan pendalaman pemahaman mengenai
Imperialisme dan Kolonialisme Bartat,
Sumpah Pemuda, pendudukan militer
Jepang dan akar-akar nasionalisme
Indonesia, sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan peserta didik.
Tugas:
Membuat tulisan dan atau
media lain mengenai salah
satu pokok bahasan :
Imperialisme dan
Kolonialisme Barat,
Sumpah Pemuda,
pendudukan militer
Jepang dan akar-akar
nasionalisme Indonesia.
Observasi: Mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
pengumpulan data,
28 jp
Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Sumber/media
lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dan masa kini.
3.9 Menganalisis kehidupan
sosial, ekonomi, budaya,
militer dan pendidikan di
Indonesia pada zaman
pendudukan Jepang.
3.10 Menganalisis akar-akar
nasionalisme Indonesia
pada masa kelahirannya
dan pengaruhnya bagi
masa kini.
4.7 Menyajikan hasil evaluasi
tentang pengaruh
imperialisme dan
kolonialisme Barat di
Indonesia dalam bidang
politik, ekonomi, sosial-
budaya, pendidikan dan
agama serta perlawanan
kerajaan Indonesia dalam
bentuk tulisan dan media
lain.
4.8 Menyajikan hasil evaluasi
penerapan semangat
Sumpah Pemuda dalam
kehidupan generasi muda
Indonesia dan dalam
kehidupan bernegara
bangsa Indonesia masa
kini, dalam bentuk tulisan
atau media lain.
4.9 Membuat kliping tentang
kehidupan sosial,
yang terkandung
dalam Sarekat
Islam, Indische
Partij, dan Budi
Oetomo,
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data atau informasi
melalui bacaan dan sumber-sumber lain
yang terkait mengenai Imperialisme dan
Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda,
pendudukan militer Jepang dan akar-akar
nasionalisme Indonesia.
Mengasosiasi:
Menganalisis dan menyimpulkan pengaruh
Imperialisme dan Kolonialisme Barat di
Indonesia, peran Sumpah Pemuda bagi
kehidupan kebangsaan di Indonesia,
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer
dan pendidikan pada zaman pendudukan
Jepang, serta akar-akar nasionalisme
Indonesia
Mengomunikasikan:
Menyajikan dalam bentuk tulisan dan atau
media lain tentang kajian yang dilakukan
pada kegiatan menanya dan mengexplorasi
tentang: Imperialisme dan Kolonialisme
Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan
militer Jepang dan akar-akar nasionalisme
Indonesia.
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio: Menilai tulisan dan atau
media lain mengenai
Imperialisme dan
Kolonialisme Barat,
Sumpah Pemuda,
pendudukan militer
Jepang dan akar-akar
nasionalisme Indonesia.
Tes:
Menilai kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis mengenai
Imperialisme dan
Kolonialisme Barat,
Sumpah Pemuda,
pendudukan militer
Jepang dan akar-akar
nasionalisme Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
ekonomi, budaya, militer
dan pendidikan di
Indonesia pada zaman
pendudukan Jepang.
4.10 Menyajikan berbagai
peristiwa yang
menunjukkan akar-akar
nasionalisme Indonesia
seperti Sarekat Islam,
Indische Partij, Budi
Utomo, dalam bentuk
tulisan dan media lain.
3.11 Menganalisis peristiwa-
peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan
bernegara pada masa itu
dan masa kini.
4.11 Menyajikan gambaran
peristiwa-peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam bentuk
media visual.
Proklamasi
Kemerdekaan
sebagai Penegakan
Hak Bangsa
Indonesia
Peristiwa-
peristiwa sekitar
Proklamasi 17
Agustus 1945
dan artinya bagi
kehidupan
berbangsa dan
bernegara pada
masa itu dan
masa kini.
Mengamati:
Membaca buku teks dan mengamati
sumber lain mengenai peristiwa-peristiwa
sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
artinya bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara pada masa itu dan masa kini.
Menanya:
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi
dan pendalaman pemahaman mengenai
peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara pada masa itu dan
masa kini.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi melalui
bacaan dan sumber-sumber lain yang
terkait mengenai peristiwa-peristiwa
sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
artinya bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara pada masa itu dan masa kini.
Mengasosiasi:
Menganalisis dan menyimpulkan mengenai
Tugas:
Membuat media gambar
mengenai peristiwa-
peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan
bernegara pada masa itu
dan masa kini.
Observasi: Mengamati kegiatan
peserta didik dalam proses
pengumpulan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio: Menilai media gambar
karya peserta didik
tentang peristiwa-
peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan
bernegara pada masa itu
24 jp
Buku Teks
Pelajaran Sejarah
Kelas XI
Buku-buku
lainnya
Internet (jika
tersedia)
Gambar-gambar
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan RI
17 Agustus 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi 17
Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara pada masa itu dan
masa kini.
Mengomunikasikan:
Menyajikan dalam bentuk media gambar
hasil penalaran mengenai peristiwa-
peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara pada masa itu dan masa kini.
dan masa kini.
Tes:
Menilai kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis materi
peristiwa-peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan
bernegara pada masa itu
dan masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 3a
RPP Pertemuan Pertama
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik
Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial)
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Akar-akar Nasionalisme di Indonesia
Alokasi Waktu : 2x45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
1.1. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. KD pada KI-2
2.2. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan
kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan
nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KD pada KI-3
3.10. Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa
kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini.
4. KD pada KI-4
4.10. Menyajikan berbagai peristiwa yang menunjukkan akar-akar
nasionalisme Indonesia seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Budi
Utomo, dalam bentuk tulisan dan media lain.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan
YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Indikator KD pada KI-2
Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung
jawab dalam kegiatan diskusi mengenai akar-akar nasionalisme
Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini
Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan mengenai akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa
kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini.
3. Indikator KD pada KI-3
Peserta didik mampu menjelaskan sebab-sebab munculnya akar-akar
nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya
Peserta didik mampu menganalisis peranan organisasi-organisasi
seperti Sarekat Islam, Budi Oetomo, Indische Partij dan lainya dalam
melahirkan nasionalisme di Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis pengaruh akar-akar nasionalisme
Indonesia bagi masa kini
4. Indikator KD pada KI-4
Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang berbagai
peristiwa yang menunjukkan akar-akar nasionalisme Indonesia seperti
Sarekat Islam, Indische Partij, Budi Utomo, dalam bentuk tulisan
maupun presentasi
D. Materi Pembelajaran
1. Akar-Akar Nasionalisme Indonesia
Budi Oetomo, Indische Partij, dan Sarekat Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Mengucapkan salam dan doa sebelum
pembelajaran
Menayakan kehadiran peserta didik
(presensi)
Menanyakan kesiapan peserta didik dalam
proses pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
10
Menit
Inti
Mengamati
a. Peserta didik mengamati tayangan
gambar tokoh masa pergerakan Nasional
Menanya
a. Setelah mengamati beberapa gambar
yang ditayangkan diharapakan peserta
didik akan akan mengajukan pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
disampaikan
Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan
diskusi kelompok
a. Peserta didik dibagi kedalam 7
kelompok. Setiap peserta didik dalam
kelompok mendapatkan nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-
masing kelompok mengerjakannya
Tugas kelompok : Menyebutkan Latar
belakang berdirinya, Tujuan, Kontribusi,
pembelajaran yang dapat diambil dari
Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische
Partij
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawaban
dengan baik
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Mencoba/Mengasosiasikan
a. Guru memanggil salah satu nomor
peserta didik dan nomor yang dipanggil
keluar dari kelompok melaporkan atau
menjelaskan hasil kerja sama mereka
b. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan
diskusi
Penutup
Peserta didik merefleksikan pembelajaran
yang didapat hari ini
Guru memberikan tugas lanjutan membuat
tulisan tetang nilai
Memberikan kesimpulan dari semua
pertemuan hari ini
20
Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
- Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
- Penugasan
- Tanya jawab
- Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mengkom
unikasikan
Mengambi
l giliran
Mendeng
arkan
Berargu
mentasi
Mencat
at
Jumlah
Skor
1
2
Dst
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
Skor 1 = Sangat Rendah
Skor 2 = Rendah
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
b. Instrument Penilaian Pengetahuan
1) Hasil Diskusi
No Nama
Aspek Penilaian
Jumlah Skor Kelengkapan
Jawaban
Keteladanan Yang
Dapat Diambil
1
2
Dst.
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut
Nilai tertinggi 50
Nilai terendah 0
2) Soal Uji Kompetensi
(Terlampir)
3) Lembar Penilaian Tugas Lanjutan
No Nama EYD Isi Tulisan Nilai yang penting
yang diambil
Jumlah
Skor
1
2
Dst
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
Skor 1 = Sangat Rendah
Skor 2 = Rendah
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan
penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan
mengerjakan kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas
75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai peranan
Budi Utomo, Sarekat Islam dan Indische Partij.
G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media
a. Laptop
b. Viewer
c. Spidol
d. Papan tulis
2. Bahan
a. Lembar Kerja
3. Sumber Belajar
a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud.
b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
c. Buku – buku lain yang relevan
d. Internet
Yogyakarta, April 2015
Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN
A. Materi Pelajaran
1. Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh
para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya.
Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo yang
sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk
Studiefounds.
Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1. memajukan pengajaran;
2. memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan;
3. memajukan teknik dan industry
4. menghidupkan kembali kebudayaan.
Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik
melainkan merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya.
Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh
cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta,
Surabaya, dan Ponorogo. Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7
cabangnya), Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada
tanggal 3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut.
1. Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.
2. Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan
kebudayaan.
3. Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
4. Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua.
5. Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.
2. Sarekat Islam
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah
Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik
dari Laweyan Solo.
Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini.
a. Agama Islam.
b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan
sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya).
c. Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian
diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas anggota
sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja.
Mengingat perkembangan Sarekat Islam yang begitu pesat maka timbullah
kekhawatiran dari pihak Gubernur Jenderal Indenberg sehingga
permohonan Sarekat Islam sebagai organisasi nasional yang berbadan hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal. Pada tahun 1914 telah
berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan hukum.
Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang
berkedudukan di Surabaya. Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan
kerjasama antar Sarekat Islam lokal. Pada tanggal 17–24 Juni 1916 diadakan
Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat
Islam lokal dengan anggota 360.000 orang anggota. Dalam kongres tersebut
telah disepakati istilah "nasional", dimaksudkan bahwa Sarekat
Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi
satu bangsa.
3. Indiche Partij
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912
oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan
yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina,
Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan
membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij banyak
disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 3b
RPP Pertemuan Kedua
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik
Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial)
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Preistiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Alokasi Waktu : 2x45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
1.2. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
2. KD pada KI-2
4.2. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan
kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan
nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KD pada KI-3
3.11. Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa
itu dan masa kini.
4. KD pada KI-4
4.11. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam bentuk media visual.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan
YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Indikator KD pada KI-2
Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung
jawab dalam kegiatan diskusi mengenai peristiwa-peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus 1945.
Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945.
3. Indikator KD pada KI-3
Peserta didik mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa penting sebelum
proklamasi kemerdekaan
Peserta didik mampu menganalisis peranan tokoh-tokoh dalam
menyiapkan proklamasi kemerdekaan
Peserta didik mampu menjelaskan peranan BPUPK dan pembentukan
PPKI
Peserta didik mempu menganalisis peristiwa-peristiwa menjelang
proklamasi kemerdekaan
4. Indikator KD pada KI-4
Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang peristiwa-
peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini
dalam bentuk tulisan maupun presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
D. Materi Pembelajaran
Akar-Akar Nasionalisme Indonesia
a. Peristiwa-peristiwa sebelum proklamasi kemerdekaan
b. Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Mengucapkan salam dan doa sebelum
pembelajaran
Menayakan kehadiran peserta didik
(presensi)
Menanyakan kesiapan peserta didik dalam
proses pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
10
Menit
Inti
Mengamati
a. Peserta didik mengamati tayangan
gambar sekitar proklamasi kemerdekaan
Menanya
a. Setelah mengamati beberapa gambar
yang ditayangkan diharapakan peserta
didik akan akan mengajukan pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
disampaikan
Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan
diskusi kelompok
a. Peserta didik dibagi kedalam 7
kelompok. Setiap peserta didik dalam
kelompok mendapatkan nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-
masing kelompok mengerjakannya
Tugas kelompok : Peseta didik
menganalisis dan mendiskusikan tentang
dan pembelajaran yang penting yang
dapat diambil dari peristiwa-peristiwa di
bawah ini
1) Pembentukan BPUPKI
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
2) Sidang-sidang BPUPKI
3) Pembentukan PPKI
4) Landasan Dasar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
5) Peristiwa Rengasdengklok
6) Perumusan teks proklamasi
kemerdekaan
7) Detik-detik proklamasi kemerdekaan
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawaban
dengan baik
Mencoba/Mengasosiasikan
a. Guru memanggil salah satu nomor
peserta didik dan nomor yang dipanggil
keluar dari kelompok melaporkan atau
menjelaskan hasil kerja sama mereka
b. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan
diskusi
Penutup
Peserta didik merefleksikan pembelajaran
yang didapat hari ini
Guru memberikan tugas lanjutan untuk
mempelajari kisi-kisi soal uji kompetensi
Memberikan kesimpulan dari semua
pertemuan hari ini
20
Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
- Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
- Penugasan
- Tanya jawab
- Observasi terhadap kegiatan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mengkomu
nikasikan
Mengamb
il giliran
Mendeng
arkan
Berargu
mentasi
Mencat
at
Jumlah
Skor
1
2
Dst
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
Skor 1 = Sangat Rendah
Skor 2 = Rendah
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
b. Instrument Penilaian Pengetahuan
1) Hasil Diskusi
No Nama
Aspek Penilaian
Jumlah Skor Kelengkapan
Jawaban
Keteladanan Yang
Dapat Diambil
1
2
Dst.
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 0
2) Soal Uji Kompetensi
(Terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan
penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan
mengerjakan kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas
75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai peristiwa-
peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.
G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media
a. Laptop
b. Viewer
c. Spidol
d. Papan tulis
2. Bahan
a. Lembar Kerja
3. Sumber Belajar
a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud.
b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
c. Buku – buku lain yang relevan
d. Internet
Yogyakarta, April 2016
Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN
A. Materi Pelajaran
1. Pembentukan BPUPKI
Jepang membentuk sebuah badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha
kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil
ketua, serta para anggotanya, sebagai berikut :
1. Ketua: Dr.K. R. T.Radjiman Wediodininingrat.
2. Wakil ketua : Itibangase Yosio dan R. P. Soeroso.
3. Anggota :Sejumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan wakil ketua.
Dari 60 orang anggota, tidak termasuk ketua dan wakil ketua, bangsa
Indonesia kebanyakannya berasal dari pulau Jawa, tetapi terdapat beberapa dari
Sumatra, Maluku, Sulawesi, dan beberapa orang peranakan Eropa, China,
Arab.Semuanya itu bertempat tinggal di Jawa, karena Badan Penyelidik Itu
diadakan oleh Sikikan di Jawa. Jadi, BPUPKI bukanlah badan yang dibentuk atas
dasar pemilihan yang demokratis, meskipun Soekarno dan Muhammad Hatta
berusaha agar anggota dalam badan ini cukup representative mewakili berbagai
golongan dalam masyarakat Indonesia.
2. PPKI
PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk pada
tanggal 7 Agustus 1945 beranggotakan 21 orang. 12 orang Jawa, 3 orang dari
Sumatera, 3 orang dari Sulawesi, sedangkan Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku
dan Tionghua diwakili masing-masing 1 orang.
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, wakil ketua Dr. Moh. Hatta, dan
penasihat Ahmad Soebardjo.Anggota PPKI dipilih langsung oleh Jenderal
Terauchi selaku penguasa perang tertinggi Jepang di Asia Tenggara.
Tanpa sepengetahuan Jepang, PPKI menambah 6 orang lagi anggota yakni
R.A.A. Wiranatakoesoema, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo,
Sayuti Melik, Iwa Koesumasumantri, dan Mr. Ahmad Soebardjo. Dengan
demikian, PPKI diambil alih oleh bangsa Indonesia dari badan bentukan Jepang
menjadi alat perjuangan rakyat Indonesia sendiri.
PPKI dibentuk sesaat setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang pada
tanggal 7 Agustus 1945, karena BPUPKI dianggap terlalu cepat mewujudkan
kehendak Indonesia merdeka, dan juga menolak adanya keterlibatan pemimpin
pendudukan Jepang dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
1. Peristiwa menjelang Proklamasi
Penyerahan Jepang kepada Sekutu menyebabkan reaksi yang berbeda di
antara para tokoh pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para anggota PPKI,
seperti Soekarno dan Hatta tetap menginginkan proklamasi dilakukan sesuai
mekanisme PPKI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Alasannya kekuasaan Jepang di Indonesia belum diambil alih.
Tetapi, golongan muda, seperti Tan Malaka dan Sukarni
menginginkan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin.
Para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia
dalam keadaan vakum atau kekosongan kekuasaan. Pertentangan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda inilah yang melatarbelakangi terjadinya
peristiwa Rengasdengklok.
Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Soekarno Hatta.
Mereka telah menyetujui bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus segera
dikumandangkan. Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00. Setelah
singgah di rumah masing-masing, mereka langsung menuju rumah kediaman
Laksamada Maeda. Hal ini dilakukan karena pertemuan Soekarno dengan
Mayjen Nishimura dalam rangka membahas Proklamasi Kemerdekaan yang akan
dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 tidak membuahkan hasil. Soekarno baru
sadar bahwa berbicara dengan penjajah tidak ada gunanya. Nishimura melarang
Soekarno dan Hatta untuk melaksanakan rapat PPKI dalam rangka melaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan.
Berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo,
diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang
berbunyi:
Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan
tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Djakarta, 17-8-’05
Wakil-wakil bangsa Indonesi.
3. Detik-detik Proklamasi
Pada waktu fajar tanggal 17 Agustus 1945, para perumus teks proklamasi
baru keluar dari rumah laksamana Maeda. Beberapa jam berikutnya, mereka
berkumpul kembali dikediaman Soekarno untuk melaksanakan upacara
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Orang-orang kemudian sibuk mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara.
Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal
rumah Bung Karno dan pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang
bendera dari bambu. Bendera merah putih yang dijahit ibu Fatmawati telah
disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief Hendraningrat dan
Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga disekitar rumah
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat
upacara. Diantaranya Dr. Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar
Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono, S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr.
Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan para tokoh
pemuda.
Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul
10.00 wib dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan
susunan acara:
a. Pembacaan teks Proklamasi.
b. Pengibaran bendera merah putih.
c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 3c
RPP Pertemuan Ketiga
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik
Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial)
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Alokasi Waktu : 2x45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
1.3. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. KD pada KI-2
4.3. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan
kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan
nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KD pada KI-3
3.12. Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa
itu dan masa kini.
4. KD pada KI-4
4.12. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam bentuk media visual.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan
YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Indikator KD pada KI-2
Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung
jawab dalam kegiatan diskusi mengenai peristiwa-peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus 1945.
Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945.
3. Indikator KD pada KI-3
Peserta didik mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa penting sesudah
proklamasi kemerdekaan
Peserta didik mampu menganalisis peranan tokoh-tokoh dalam
menyebar-luaskan proklamasi kemerdekaan
Peserta didik mempu menganalisis tindakan-tindakan Heroik di
berbagai daerah setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
4. Indikator KD pada KI-4
Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang peristiwa-
peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini
dalam bentuk tulisan maupun presentasi
D. Materi Pembelajaran
Peristiwa Sesudah Proklamasi Kemerdekaan
1. Penyeberluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
2. Peristiwa Heorik di Berbagai Daerah Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Mengucapkan salam dan doa sebelum
pembelajaran
Menayakan kehadiran peserta didik
(presensi)
Menanyakan kesiapan peserta didik dalam
proses pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
10
Menit
Inti
Mengamati
a. Peserta didik mengamati tayangan
gambar pristiwa proklamasi kemerdekaan
Menanya
a. Setelah mengamati beberapa gambar
yang ditayangkan diharapakan peserta
didik akan akan mengajukan pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
disampaikan
Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan
diskusi kelompok
a. Peserta didik dibagi kedalam 7
kelompok. Setiap peserta didik dalam
kelompok mendapatkan nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-
masing kelompok mengerjakannya
Tugas kelompok : Peseta didik
menganalisis dan mendiskusikan serta
mengambil nilai-nilai penting tentang:
1) Penyebarluasan berita Proklamasi
Kemerdekaan
2) Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
3) Pernyataan Sri Sultan HB IX dan
tindakan Heroik di Yogyakarta
4) Tindakan heroik di Surabaya, Sulsel,
Bali
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
5) Tindakan heroik di Banda Aceh,
Sumbawa, Palembang
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakan/mengetahui
jawaban dengan baik
Mencoba/Mengasosiasikan
a. Guru memanggil salah satu nomor
peserta didik dan nomor yang dipanggil
keluar dari kelompok melaporkan atau
menjelaskan hasil kerja sama mereka
b. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan
diskusi
Penutup
Peserta didik merefleksikan pembelajaran
yang didapat hari ini
Memberikan kesimpulan dari semua
pertemuan hari ini
20
Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
- Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
- Penugasan
- Tanya jawab
- Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mengkom
unikasikan
Mengambi
l giliran
Mendeng
arkan
Berargu
mentasi
Mencat
at
Jumlah
Skor
1
2
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
Skor 1 = Sangat Rendah
Skor 2 = Rendah
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
b. Instrument Penilaian Pengetahuan
1) Hasil Diskusi
No Nama
Aspek Penilaian
Jumlah Skor Kelengkapan
Jawaban
Keteladanan Yang
Dapat Diambil
1
2
Dst.
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 0
3. Soal Uji Kompetensi
(Terlampir)
4. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan
penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan
mengerjakan kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas
75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai peristiwa-
peristiwa sesuadah Proklamasi 17 Agustus 1945.
G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media
a. Laptop
b. Viewer
c. Spidol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
d. Papan tulis
2. Bahan
a. Lembar Kerja
3. Sumber Belajar
a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud.
b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
c. Buku – buku lain yang relevan
d. Internet
Yogyakarta, April 2016
Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 3d
RPP Pertemuan Keempat
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik
Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial)
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Alokasi Waktu : 2x45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
1.4. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
2. KD pada KI-2
4.4. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan
kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan
nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KD pada KI-3
3.13. Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa
itu dan masa kini.
4. KD pada KI-4
4.13. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam bentuk media visual.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan
YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Indikator KD pada KI-2
Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung
jawab dalam kegiatan diskusi mengenai peristiwa-peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus 1945.
Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945.
3. Indikator KD pada KI-3
Peserta didik mampu menganalisis hasil sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Peserta didik mampu menganalisis pembentukan KNIP, Kabinet, dan
pembentukan Provinsi pada awal kemerdekaan Indonesia
Peserta didik mempu menganalisis pemebentukan parpol, dan badan
keamanan negara awal kemerdekaan Indonesia.
4. Indikator KD pada KI-4
Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang peristiwa-
peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini
dalam bentuk tulisan maupun presentasi
D. Materi Pembelajaran
2. Akar-Akar Nasionalisme Indonesia
a. Penegakkan Kedaulatan Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Mengucapkan salam dan doa sebelum
pembelajaran
Menayakan kehadiran peserta didik
(presensi)
Menanyakan kesiapan peserta didik dalam
proses pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
10
Menit
Inti
Mengamati
a. Peserta didik mengamati tayangan
gambar pristiwa proklamasi kemerdekaan
Menanya
a. Setelah mengamati beberapa gambar
yang ditayangkan diharapakan peserta
didik akan akan mengajukan pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
disampaikan
Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan
diskusi kelompok
a. Peserta didik dibagi kedalam 7
kelompok. Setiap peserta didik dalam
kelompok mendapatkan nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-
masing kelompok mengerjakannya
Tugas kelompok : Peseta didik
menganalisis dan mendiskusikan tentang
6) Hasil sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
7) Pembentukan KNIP, Kabinet, dan
pembentukan Provinsi pada awal
kemerdekaan Indonesia
8) Pemebentukan parpol, dan badan
keamanan negara awal kemerdekaan
Indonesia
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawaban
dengan baik
Mencoba/Mengasosiasikan
a. Guru memanggil salah satu nomor
peserta didik dan nomor yang dipanggil
keluar dari kelompok melaporkan atau
menjelaskan hasil kerja sama mereka
b. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan
diskusi
Penutup
Peserta didik merefleksikan pembelajaran
yang didapat hari ini
Memberikan kesimpulan dari semua
pertemuan hari ini
20
Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
- Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
- Penugasan
- Tanya jawab
- Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mengkom
unikasikan
Mengambi
l giliran
Mendeng
arkan
Berargu
mentasi
Mencat
at
Jumlah
Skor
1
2
Dst
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
Skor 1 = Sangat Rendah
Skor 2 = Rendah
Skor 3 = Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
b. Instrument Penilaian Pengetahuan
1) Hasil Diskusi
No Nama
Aspek Penilaian
Jumlah Skor Kelengkapan
Jawaban
Keteladanan Yang
Dapat Diambil
1
2
Dst.
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 0
2) Soal Uji Kompetensi
(Terlampir)
c. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan penilaian
bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan mengerjakan
kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas 75
dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai penegakan
kedaulatan negara Indonesia.
G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media
a. Laptop
b. Viewer
c. Spidol
d. Papan tulis
2. Bahan
a. Lembar Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3. Sumber Belajar
a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud.
b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
c. Buku – buku lain yang relevan
d. Internet
Yogyakarta, April 2016
Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 4
Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
KISI-KISI SOAL
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan Ilmu-ilmu Sosial) Jumlah Soal : 30 Soal
Kelas/Semester : XI/IPS Penulis :
No Kompetensi Inti Kompetensi
Dasar Materi Indikator Soal
Bentuk
Tes
No.
Soal
Tingkatan
Soal
1. 3. Memahami,
menerapkan, dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural, dan
3.10
Menganalisis
akar-akar
nasionalisme
Indonesia pada
masa
kelahirannya dan
pengaruh bagi
1. Budi Utomo
Siswa dapat menentukan haluan organisasi Budi Utomo PG 1 C3
2. Siswa dapat menyebutkan penyelenggaraan kongres
pertama BU PG 2 C1
3. Siswa dapat menjelaskan tujuan organisasi BU dan
menganlisis nilai yang dapat diambil E 1 C4
4. 2. Serikat Islam
Siswa dapat mengemukakan tujuan dibentuknya Serikat
dagang Islam PG 3 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
5. metakognitif
berdasarkan rasa
ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, dan
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab
fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian
yang spesifik
sesuai dengan
bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah.
masa kini. Siswa dapat menyebutkan tokoh yang mengubah Serikat
Dagang Islam menjadi Serikat Islam PG 4 C1
6. Siswa dapat menentukan tujuan dari serikat Islam PG 5 C3
7. Siswa dapat menyebutkan penyebab pecahnya Serikat
Islam PG 6 C1
8.
3. Indische Partij
(PI)
Siswa dapat menyebutkan tanggal berdirinya Indische
Partij PG 7 C1
9. Siswa dapat menguraiakan program kerja Indiche Partij PG 8 C2
10. Siswa dapat menyebutkan tokoh pendiri Indiche Partij PG 9 C1
11. Siswa dapat menyebutkan organisasi pertama yang terang-
terangan menyebut diri sebagai partai politik PG 10 C1
12. 3.11 Mengalisis
peristiwa-
peristiwa sekitar
Proklamasi 17
Agustus 1945 dan
artinya bagi
kehidupan bangsa
dan bernegara
pada masa itu dan
masa kini
4. Pembentukan
Bandan
penyelidik usaha-
usaha Persiapan
Kemerdekaan
Kemerdekaan
Indonesia
(BPUPKI)
Siswa dapat menyebutkan kota di Jepang yang di bom
oleh sekutu PG 11 C1
13. Siswa dapat menyebutkan tanggal dibentuknya BPUPKI PG 12 C1
14. Siswa dapat menyebutkan ketua BPUPKI PG 13 C1
15. Siswa dapat menentukan topik kedua pada pembahasan
BPUPKI PG 14 C3
16. Siswa dapat mengemukakan tujuan panitia Sembilan PG 15 C2
17. Siswa dapat menganalisis Piagam Jakarta E 2 C4
18. Siswa dapat menyebutkan tempat menerima informasi
tentang kemerdekaan Indonesia PG 16 C1
19. siswa dapat menyebutkan radio yang mengumumkan
tentang kekalahlan Jepang terhadap sekutu. PG 17 C1
20. siswa dapat menyebutkan Landasan Dasar Nasional dalam
menentukan proklamasi kemerdekaan PG 18 C1
21. Siswa dapat menjelaskan Piagam Atlantik PG 19 C2
22. Peristiwa
Menjelang
Proklamasi
Kemerdekaan
Siswa dapat menyebutkan rumah tempat pegasingan
Soekarno dan Moh. Hatta PG 20 C1
23. Siswa dapat menganalsis hasil sidang PPKI E 3 C4
24. Siswa dapat menjelaskan perdaan pendapat tentang E 4 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Proklamasi antara golongan muda dan golongan muda
25. Siswa dapat menyebutkan tokoh yang mengetik naskah
proklamasi PG 21 C1
26. Siswa dapat menganalsis Rengasdengklok menjadi tempat
pengasingan Soekarno dan Moh Hatta E 5 C4
27. Siswa dapat megidentifikasi rumah yang menjadi tempat
perumusan PG 22 C2
28. Siswa dapat menyebutkan penjahit bendera Merah Putih PG 23 C1
29. Siswa dapat menyebutkan tempat proklamasi PG 24 C1
30. Siswa dapat menyebutkan pengibar bendera pada saat
Proklamasi PG 25 C1
Yogyakarta, 29 Aprl 2016
Ig. Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
KISI-KISI SOAL
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan Ilmu-ilmu Sosial) Jumlah Soal : 30 Soal
Kelas/Semester : XI/IPS Penulis :
No. Kopetensi Inti Kompetesi
Dasar Materi Indikator
Bentuk
Soal No. Soal
Tingkatan
Soal
1. 3. Mengolah, menalar
dan menyajikan
daesuai kaidah
keilmuanlam ranah
kongkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari
dipelajarinya disekolah
secara mandiri
bertindak secara
efektif dan kreatif serta
mampu mengunakan
metode
3.11
Menganalisis
peristiwa-
peristiwa
sekitar
Proklamasi 17
Agustus 1945
dan artinya
bagi kehidupan
berbangsa dan
bernegara pada
masa itu dan
masa kini.
Peristiwa-
peristiwa
setelah
proklamasi
kemerdekaan
Siswa dapat menentukan nama surat kabar yang
menyebarkan berita kemerdekaan PG 1 C3
2.
Siswa dapat menyebutkan kantor berita yang
menyiarkan dan menyebarluaskan berita
Proklamasi Kemerdekaan
PG 2 C1
3. Siswa dapat menyebutkan inti pidato Presiden
Soekarno dilapangan Ikada PG 3 C1
4. Siswa dapat menganalisis hasil rapat raksasa di
Lapangan Ikada E 1 C4
5.
Siswa dapat memahami penyataan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX terhadap dukungan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
PG 4 C2
6. Tindakan
heroik
diberbagai
daerah
Siswa dapat menyebutkan insiden bendera di
Surabaya PG 5 C1
7. Siswa dapat menyebutkan kelompok yang
menyusun kekuatan di Sulawesi selatan PG 6 C1
8. Siswa dapat menganalisis tindakan Heroik E 2 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
pemuda di Surabaya yang berani melawan NICA
dan Belanda
9. Siswa dapat menyebutkan tanggal pemuda Bali
merebut kekuasaan dari tangan Jepang. PG 7 C1
10. Siswa dapat menunjukan tempat terbentuknya
Angkatan Muda Indonesia PG 8 C1
11. Siswa dapat menentukan syarat terbentuknya
negara PG 9 C3
12.
Penegakan
Kedaulatan
Negara
Indonesia
Siswa dapat membedakan unsur-unsur
pembentuk sebuah negara secara konstituf
maupun deklaratif
PG 10 C2
13. Siswa dapat menyebutkan ketua dari PPKI PG 11 C1
14. Siswa dapat membedakan hasil siding PPKI 1, 2,
dan 3 PG 12 C2
15. Siswa dapat menganalisis hasil sidang PPKI 1 E 3 C4
16. Siswa dapat membedakan hasil siding PPKI 1, 2,
dan 3 PG 13 C2
17. Siswa dapat menganalisis daerah yang menjadi
wilayah dari NKRI E 4 C4
18. Pembentukan
Komite
Nasional
Indonesia
Siswa dapat menyebutkan Maklumat Wapres RI
nomor X PG 14 C1
19. Siswa dapat menentukan hasil sidang KNIP
pertama PG 15 C3
20. Siswa dapat menyebutkan isi Maklumat
Pemerintah No. 3 tanggal 3 November 1945 PG 16 C1
21. Siswa dapat menyebutkan angota KNID PG 17 C1
22. Pembentukan
kabinet Pertama
Republik
Indonesia
Siswa dapat menyebutkan ketua Departeman
Keamanan rakyat PG 18 C1
23. Siswa dapat menyebutkan ketua departeman
Kehakiman PG 20 C1
24.
Siswa dapat menyebutkan ketua Departeman
Mahkamah Agung dalam empat alat
kelengkapan negara
PG 21 C1
25. Siswa mampu menyebutkan tanggal PG 19 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
pembentukan Parpol berasarkan usul BP-NIP
26. Pembentukan
provinsi
Siswa dapat menyebutkan perwakilan dari
Provinsi Maluku PG 22 C1
27. Badan-Badan
Perjungan
Siswa dapat menyebutkan Markas Komite Van
Aksi PG 24 C1
28.
Pembentukan
tentara
Keamanan
Siswa dapat menyebutkan tanggal pemilihan
pemimpin TKR yang baru PG 25 C1
29. Siswa dapat menunjukkan tempat markas
tertinggi TKR PG 23 C1
30. Siswa dapat menganalisis latar belakang
terbentuknya TKR dan peranannya E 5 C4
Yogyakarta, 29 April 2016
Ig. Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 5a
Soal Uji Kompetensi I
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas/Jurusan : XI/IPS
Hari/Tanggal : Selasa, 19 April 2016
Waktu : 90 Menit
Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan
pengaruh bagi masa kini
3.11 Mengalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
artinya bagi kehidupan bangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini
I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-25
1. Perhatikan sifat haluan organisasi di bawah ini!
1) Bidang Agama
2) Bidang Sosial
3) Bidang Ekonomi
4) Bidang Kebudayaan
5) Bidang Politik
Berdasarkan data-data di atas, 3 bidang yang menjadi haluan organisasi
Budi Utomo adalah nomor ….
A. 1), 2), 3)
B. 2), 3), 4)
C. 3), 4), 5)
D. 4), 5), 1)
E. 5), 1), 2)
2. Kongres pertama Budi Utomo diselenggarakan pada bulan Oktober
1908 bertempat di ….
A. Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
B. Semarang
C. Jakarta
D. Surabaya
E. Bandung
3. Tujuan dari dibentuknya Sarekat Dagang Islam oleh H. Samanhudi
adalah ….
A. Melawan pemerinah Hindia Belanda
B. Membentuk sebuah negara Islam
C. Melakukan perlawanan terhadap monopoli China dalam
perdaganan dan membentuk kemandirian ekonomi pengusaha
bumiputra.
D. Bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda dalam
perdaganagan
E. Mendukung komunisme
4. Sarekat Dagang Islam yang dibentuk oleh H. Samanhudi kemudian pada
tahun 1912 diubah menjadi Sarekat Islam. Tokoh yang mengubah
perkumpulan ini adalah ….
A. Soekarno
B. Ki Hajar Dewantoro
C. Haji H.O.S. Tjokroaminoto
D. Semaun
E. Alimin
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini !
1) Mendukung pemerintah Hindia Belanda
2) Menjalankan usaha dagang pribumi
3) Melakukan perlawanan terbuka terhadap pemerintah Hindia Belanda
4) Memperbaiki pendapat yang keliru dalam praktik agama Iaslam
Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan tujuan dari Sarekat
Islam ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1) dan 2)
B. 2) dan 3)
C. 3) dan 4)
D. 1) dan 3)
E. 2) dan 4)
6. Dalam perkembanganya Sarekat Islam (SI) mengalami perpecahan
sehingga muncul SI Merah dan SI Putih. Penyebab dari perpecahan
tersebut adalah ….
A. Rendanya semangat berorganisasi para anggota SI
B. Perbedaan pendapat di antara anggota-anggota SI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
C. Sistem Organisasi yang kurang kuat
D. Masuknya pengaruh komunis ke dalam SI
E. Adanya praktik korupsi di dalam organisasi
7. Selain Budi Utomo dan Sarekat Islam, ada salah satu organisasi penting
dalam menumbuhkan akar-akar nasionalisme Indonesia yaitu Indische
Partij (IP) yang didirikan pada tanggal ….
A. 21 Desember 1912
B. 22 Desember 1912
C. 23 Desember 1912
D. 24 Desember 1912
E. 25 Desember 1912
8. Perhatikan pernyaraan di bawah ini!
1) Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia
2) Mempererat hubungan dengan pemerintah Hindia Belanda
3) Memberanta segala bentuk tindakan yang membangkitkan kebencian
antaragama dan ras
4) Mendukung adanya komunisme di Indonesia
Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan program kerja dari
Indische Partij adalah ….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (1) dan (3)
E. (2) dan (4)
9. Indische Patij didirikan oleh tiga tokoh penting yang disebut dengan
“Tiga Serangkai”. Tokoh-tokoh tersebut adalah ….
A. Ki Hajar Dewantaro, Douwes Deker, dan Soekarno
B. H. Samanhudi, Cipto Mangunkusumo, dan H.O.S Tjokroaminoto
C. Douwes Deker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara
D. Cipto Mangunkusumo, Soekarno, dan Douwes Deker
E. H. Samanhudi, H.O.S Tjokroaminoto, dan Soekarno
10. Organisai pertama yang terang-terangan meyebut sebagai partai politik
pada masa pergerakan nasional yaitu ….
A. Indische Partij
B. Sarekat Dagang Islam
C. Budi Utomo
D. Jong Java
E. Sarekat Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
11. Kekalahan Jepang terhadap sekutu ditandai dengan dibomnya dua kota
di Jepang yang mengakibkan dampak yang luar biasa bagi Jepang.
Nama kedua kota tersebut adalah ….
A. Tokyo dan Kyoto
B. Hiroshima dan Tokyo
C. Nagasaki dan Kyoto
D. Tokyo dan Osaka
E. Hiroshima dan Nagasaki
12. Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, maka dibentuk lah
Badan Penyelidikan Usuah-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang terbentuk pada tanggal ….
A. 25 Mei 1945
B. 26 Mei 1945
C. 27 Mei 1945
D. 28 Mei 1945
E. 29 Mei 1945
13. Pada tanggal 29 April diumumkan pengangkatan pengurus BPUPKI,
dan ketua terpilihnya adalah ….
A. Ir. Soekarno
B. Drs. Moh. Hatta
C. Dr. K.R.T Radjiman Widyodingnrat
D. Ichibangase
E. Mr. Moh. Yamin
14. Sidang BPUPKI yang kedua yang dilangsungkan pada 10-17 Juli 1945
membahas tentang ….
A. rancangan undang-undang dasar
B. rumusan dasar negara
C. presiden dan wakil presiden
D. naskah proklamasi kemerdekaan
E. susunan lambaga negara
15. Dalam siding BPUPKI Pertama terbentuklah panitia kecil yang diebut
Panitia Sembilan yang mempaunyai tugas untuk ….
A. merancang dasar negara
B. merancang Udang-Undang Dasar
C. membentuk lembaga-lembaga negara
D. merancang teks proklamasi
E. merancang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
16. Tugas PPKI adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan
pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.
Tokoh yang ditunjuk sebagai penasehat PPKI adalah ….
A. A.A Maramis
B. Wongsonegoro
C. Ahmad Subarjo
D. Singgih
E. Agus Salim
17. Pada tanggal 15 Agustus 1945, pasukan Jepang menyerah tanpa syarat
kepada pihak sekutu. Berita tersebut dirahasiakan oleh tentara Jepang
yang ada diwilayah Indonesia. Di bawah ini nama radio yang
menyiarkan berita kekelahan Jepang terhadap sekutu adalah ….
A. BBC
B. Soeara Fadjar
C. Times
D. RRI
E. Asia News
18. Yang merupakan landasan dasar nasional Republik Indonesia dalam
menentukan proklamasi kemerdekaan adalah ….
A. Pancasila
B. Bhinika Tunggal Ika
C. Pembukaan UUD 1945
D. Demokrasi
E. Reformasi
19. Perhatikan penyataan berikut:
1. Tidak ada perluasan daerah tanpa persetujuan dari penduduk asli.
2. Hubungan kerjasama antar negara harus terjalin dengan baik
3. Setiap bangsa berhak menentukan dan menetapkan bentuk
pemerintahannya sendiri
4. Setiap bangsa berhak mendapat kesempatan untuk bebas rasa dari
rasa takut dan bebas dari kemiskinan.
5. Semua sumber daya alam harus dimanfaatkan sebaik mungkin
Dari pernyataan diatas, yang merupakan isi Piagam Atlantik ditunjukkan
oleh nomor ….
A. (1), (2), (3)
B. (2), (3), (4)
C. (3), (4), (5)
D. (4), (5), (1)
E. (3), (1), (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
20. Ketika diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno dan Moh Hatta di
tempatkan di rumah milik warga keturunan Tionghoa yang bernama ….
A. Laksamana Maeda
B. Soe Hok Gie
C. Zhang li
D. Djiaw Kie Siong
E. Wang Young
21. Tokoh yang berjasa dalam mengetik naskah proklamasi kemerdekaan
adalah ….
A. Sayuti Melik
B. Sukarni
C. Ahmad Subarjo
D. Sudiro
E. Sutan Syahrir
22. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut!
1) Merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia mencapai
Kermerdekaan
2) Lahirnya negara republik Indonesia
3) Indonesia terlepas belenggu penjajahan asing
4) Indonesia menjadi negara yang maju
5) Indonesia menjadi Macan Asia
Makna adanya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
ditunjukan pada nomor ….
A. 1), 2) dan 3)
B. 1), 3) dan 5)
C. 1), 3) dan 4)
D. 2), 3) dan 5)
E. 1), 3) dan 4)
23. Setelah pembacaan naskah proklamsi, acara dilanjutkan dengan
pengibarkan bendara Merah Putih. Siapakah yang menjahit bendera
Bedera Merah Putih tersebut ….
A. Inggit Ganarsih
B. Fatmawati
C. Hartini
D. Kartini Manoppo
E. Haryati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
24. Pengibaran bendera Merah Putih di halaman Gedung Pegangsaan Timur
dilakukan oleh ….
A. Syahrir dan Sayuti Melik
B. Ahmad Subarjo dan Sukarni
C. Latief dan Arifin
D. Sudarsih dan Harsimi
E. Suhud dan Latief
25. Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsanakan di ….
A. Jalan Pegangsaan Barat No. 45
B. Jalan Pegangsaan Barat No. 50
C. Jalan Pegangsaan Timur No. 56
D. Jalan Pegangsaan Timur No. 59
E. Jalan Pegangsaan Selatan No. 70
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas !
1. Jelaskan tujuan organisasi Budi Utomo dan analsislah nilai apa yang
dapat diambil dari organisasi Budi Utomo!
2. Panitia Sembilan menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan
negara Indonesia merdeka. Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam
Jakarta atau Jakarta Charter. Analsislah isi Jakarta Charter tersebut!
3. Jelaskan hasil sidang kedua PPKI 19 Agustus 1945!
4. Jelaskan pebedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda
mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan!
5. Analisislah mengapa rengasdengklok menjadi tempat pengasingan bagi
Soekarno dan Moh Hatta!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 5b
Soal Uji Kompetensi II
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK
Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas/Jurusan : XI/IPS
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Waktu : 90 Menit
Kompetensi Dasar
3.12 Mengalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
artinya bagi kehidupan bangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini
I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-25
1. Perhatikan nama surat kabar berikut ini !
1) Tjahaja
2) Kompas
3) Tempo
4) Soeara Asia
Berdasarkan data-data di atas, surat kabar yang menyiarkan berita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia adalah ….
A. 1) dan 2)
B. 2) dan 3)
C. 1) dan 4)
D. 3) dan 4)
E. 1) dan 5)
2. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, berita tentang peristiwa penting ini segera
menyebar luas ke seluruh negeri. Namun ada kantor berita yang dilarang Jepang
untuk menyiarkan dan menyebarluaskan berita ini. Nama kantor berita tersebut
adalah ….
A. Domei
B. Suara Fadjar
C. RRI
D. Kedaulatan Rakyat (KR)
E. Ramayana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
3. Berikut ini adalah hasil pidato singkat Ir. Soekarno dalam rapat raksasa di
Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) adalah, kecuali ….
A. Mememinta dukungan rakyat Indonesia
B. Meminta rakyat agar mematuhi kebijakan pemerintah dengan disiplin
C. Menyerang tentarang Jepang yang menghalang-halangi rapat raksasa
D. Meminta kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Republik Indonesia
E. Memerintahkan rakyat untuk meninggalkan Lapangan Ikada dengan tenang
4. Setelah berita Proklamasi Kemerdekaan tersebar di berbagai daerah, tanggapan
dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah ….
A. Tetap memilih untuk menjadi kerajaan yang independen
B. Menyatakan negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bergabung menjadi
bagian dari RI
C. Tidak ikut campur dengan apa yang sedang terjadi di Republik Indonesia
D. Mendukung kemerdekaan Indonesia tanpa ikut bergabung di dalamnya
E. Negri Ngayogyakarta bergabung dengan RI dan melebur sistem kerajaan.
5. Insiden Bendera adalah peristiwa yang terjadi karena tindakan orang-orang
Belanda bekas tawanan tentara Jepang mengibarkan bendera belanda di suatu
hotel di Surabaya. Akibatnya para pemuda Indonesia tersulut emosinya dan
merobek bendera belanda yang warnanya biru sehingga tinggalah hanya warna
merah dan putih saja. Nama hotel yang menjadi saksi bisu peristiwa pemting ini
adalah ….
A. Hotel Melati
B. Hotel Surabaya
C. Hotel Perdjuangan
D. Hotel Yamato
E. Hotel Benteng
6. Rombongan Dr. Sam Ratulangi pada tanggal 19 Agustus 1945 datang di Sapura
Bulukumba, kemudian Sam Ratulangi menusun pemeritahan dan menegakan
kedaulatan Indonesi namun di tentang oleh pemuda. Mengapa para pemuda
menentang rombongan Dr. Sam Ratulangi ….
A. Terlalu berhati-hati dalam mengambil tindakan
B. Terlalu radikal melawan para penjajah
C. Kebanyakan rembukan ketimbang tindakan
D. Tidak bergerak sama sekali
E. Sangat otoriter dalam megambil keputusan
7. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Jepang masih menggangap mereka
mempunyai kekuasaan di sana sehingga menimbulkan tindakan-tindakan Heorik
di berbagai daerah. Di Bali, terdapat gerakan pemuda yang bertujuan untuk
merebut kekuasaan dari tangan Jepang yang terjadi pada tanggal ….
A. 13 Desember 1945
B. 14 Desember 1945
C. 15 Desember 1945
D. 16 Desember 1945
E. 17 Desember 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
8. Pada tanggal 6 Oktober 1945, terdapat sekelompok pemuda dan tokoh
masyarakat yang membentuk Angkatan Pemuda Indonesi (API). Berikut ini yang
merupakan tempat pembentukan API adalah ….
A. Medan
B. Palembang
C. Surabaya
D. Jakarta
E. Aceh
9. Perhatikan unsur-unsur pembentuk negara di bawah ini!
1) Rakyat
2) Wilayah
3) Pemerintah yang berdaulat
4) Pengakuan dari negara lain
Berdasarkan data di atas, yang merupakan 3 unsur pokok (konstitutif) syarat
berdirinya sebuah negara adalah pada nomor …
A. 1), 2), dan 3)
B. 2), 3), dan 4)
C. 3), 4) dan 1)
D. 4), 1), dan 2)
E. 3), 2), dan 4)
10. Berikut ini unsur pembentuk negara yang bersifat deklaratif adalah ….
A. Rakyat
B. Pemerintah yang berdaulat
C. Pengakuan dari negara lain
D. UUD
E. Wilayah
11. Setelah dibubarkannya BPUPKI, kemudian dibentuk lah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh ….
A. Ki Hajar Dewantoro
B. Ir. Soekarno
C. Ahmad Subarjo
D. Moh. Hatta
E. Otto Iskandardinata
12. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Mensahkan UUD
2) Menetapkan kementrian negara
3) Mengangkat presiden dan wakil presiden
4) Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi
5) Membentuk komite nasional
Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan hasil dari sidang PPKI yang
pertama pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah ….
A. 1) dan 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
B. 2) dan 3)
C. 3) dan 4)
D. 4) dan 5)
E. 1) dan 3)
13. Berdasarkan pernyatan nomor 12, yang merupakan hasil dari sidang kedua PPKI
adalah ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1) dan 2)
B. 2) dan 3)
C. 1) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 4) dan 5)
14. Pada tanggal 16 Oktober 1945, Wakil Presiden RI mengeluarkan Maklumat no.
X. berikut ini yang merupakan isi dari maklumat tersebut adalah ….
A. Pembentukan Badan Pekerja Komite Nasional
B. Merumuskan haluan politik negara
C. Pemberian kekuasaan legislatif
D. Membantu tugas para mentri
E. Melakukan peyempurnaan UUD
15. Setalah terbentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), badan ini
menyelenggarakan beberapa sidang. Berikut ini yang merupakan hasil dari sidang
KNIP adalah ….
A. Menetapkan dua belas kementrian yang membantu presiden
B. Membagi wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi
C. Membentuk badan keaman rakyar
D. Mengusulkan kepada presiden supaya KNIP diberikan hak kekuasaan
legislatif selama lembaga MPR/DPR belum terbentuk
E. Membentuk partai nasional
16. Pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat No. 3 yang
isinya tentang ….
A. anjuran pembentukan partai-partai politik
B. ajuran pembentukan badan keamanan
C. anjuran pembentukan kementrian negara
D. anjuran untuk merevisi UUD
E. anjuran pembentukan DPR/MPR
17. Secara resmi anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1925 di Gedung
Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Sisapakah yang menjadi ketua pada sidang KNIP
pertama ….
A. Kasman Singodimejo
B. Mr. Ahmad Subarjo
C. Abiskusno Cokrosuyono
D. Wahid Hasyim
E. Prof. Dr. Supomo
18. Sebagai realisasi dari sidang PPKI kedua tanggal 19 Agustus 1945 tentang
pembentukan dua belas kementrian, maka pada tanggal 2 September 1946
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
dibentuk Kabinet Pertama Republik Indonesia. Siapakah yang menjadi ketua
Departemen Keamanan rakyat ….
A. R.A.A Riranatakusuma
B. Otto Iskandardinata
C. Mr. R.M Sartono
D. Mr. Amir Syarifudin
E. Supriyadi
19. Berdasarkan usul BP-NIP menyetujuai pembentukan partai-partai politik
sebagai wadah pergerakan dan aspirasi rakyat Indonesia. Berikut ini yang
merupakan tanggal persetujauan pembentukan partai-partai politik adalah ….
A. Tanggal 3 November 1945
B. Tanggal 4 November 1945
C. Tanggal 5 November 1945
D. Tanggal 6 November 1945
E. Tanggal 7 November 1945
20. Sebagai realisasi dari sidang PPKI kedua tanggal 19 Agustus 1945 tentang
pembentukan dua belas kementrian, maka pada tanggal 2 September 1946
dibentuk Kabinet Pertama Republik Indonesia. berikut ini yang menjadi ketua
Departemen Kehakiman rakyat adalah ….
A. Mr. Ahmad Subarjo
B. Mr. Amir Syarifudin
C. Prof. Dr Supomo
D. Supriadi
E. Wahid Hasyim
21. Bersamaan dengan penetapan delapan provinsi, maka di tetapkan pula empat alat
perlengkapan negara lainnya. Berikut ini yang nama tokoh yang menjadi ketua
Mahkamah Agung adalah ….
A. Dr. Kusumah Atmadja
B. Gatot Tarumaniharja
C. A.G. Pringgodigdo
D. Sukarjo Wiryopronto
E. Mahmud
22. Berdasarkan keputusan PPKI tanggal 19 Agustus, maka Presiden menugaskan
Mr. Ahmad Suba rjo dan kawan-kawan membentuk suatu panitia kecil. Tugas
panitia kecil adalah membentuk departemen dan membeagi wilayah Indonesia ke
dalam provinsi-provinsi. Berikut ini yang menjadi perwakilan provinsi Maluku
adalah ….
A. Teuku Moh. Hassan
B. R. Panji Suroso
C. R.A Suryo
D. G.S.S.J. Ratulangi
E. I Latuharhary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
23. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 dibentuk lah Markas
Tertinggi TKR. Berikut ini yang merupakan tempat Markas Tinggi TKR di
Indonesia adalah …
A. Jakarta
B. Bandung
C. Yogyakarta
D. Blitar
E. Surabaya
24. Pembentukan BKR tidak berkalan mulus. Hal tersebut terjadi karena adanya
keinginan untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat namun ditolak oleh
pemerintah. Penolakan tersebut membuat membentuk Komite Van Aksi. Berikut
ini yang merupakan markas Komite Van Aksi adalah ….
A. Jalan Menteng No. 30 Jakarta
B. Jalan Menteng No. 31 Jakarta
C. Jalan Pahlawan No. 32 Surabaya
D. Jalan Pahlawan No. 33 Surabaya
E. Jalan Pahlawan No. 34 Surabaya
25. Terbentuknya lascar-laskar perjuangan diberbagai daerah menyebabkan situasi
keamanan Indonesia menjadi kacau. Hal tersebut diakibatkan tidak terkendalinya
perlawanan melawan sekutu dan NICA. Maka dikeluarkanlah maklumat
pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal berapakah
dikeluarkannya maklumat tersebut ….
A. 1 Oktober 1945
B. 2 Oktober 1945
C. 3 Oktober 1945
D. 4 Oktober 1945
E. 5 Oktober 1945
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas !
1. Analisislah hal-hal yang penting yang terjadi pada saat rapat besar di Lapangan
Ikada dan berilah sebutkan nilai yang perlu dicontoh dari hal tersebut!
2. Analisalah tindakan yang dilakukan para pemuda di Surabaya ketika insiden
Bendera! dan sikap apa yang bisa dijadikan contoh sebagai generasi muda
penerus bangsa?
3. Analisilah hasil sidang PPKI yang pertama!
4. Sebutkan daerah yang menjadi wilayah dari NKRI, dan jelaskan mengapa
daerah-daerah itu dijadikan sebagai wilayah dari NKRI!
5. Jelaskan latar belakang terbentuknya TKR dan jelaskan sebarapa penting kah
peranan TKR bagi Indonesia yang baru merdeka!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Motivasi
KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA
No Variabel Indikator
Komponen Sikap
Total Persen
tase Kognitif Afektif Konatif
(+) (-) (+) (-) (+) (-)
1. Motivasi
merupakan
penggerakkan
(daya dorong
suatu
keinginan)
seseorang
(peserta didik)
untuk
melakukan
sesuatu, dalam
hal ini adalah
belajar.
Sehingga
membuat
peserta didik
menjadi
mempuanyai
keingin untuk
belajar.
Antusias 1 2 3 4 5 6 6
Perhatian 7 8 9 10 11 12 6
Inisiatif 13 14 15 16 17 18 6
Komitmen 19 20 21 22 23 24 6
Kepuasan 25 26 27 28 29 30 6
TOTAL 5 5 5 5 5 5 30 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 7
Instrumen Penilaian Motivasi
Nama :
No. Absen :
Kelas/Jurusan :
Petunjuk Pengisian
1) Tulislah identitas anda pada tempat yang tersedia.
2) Bacalah pernyataan – pernyataan dalam Kuisioner ini secara teliti dan
cermat.
3) Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya, dengan cara memberi tanda ( ) pada kolom pilihan.
4) Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kesimpulan yang
diambil dari data ini bisa benar.
5) Periksa kembali nomor pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju
No Pernyataan Pilihan
STS TS S SS
1. Saya merasa terdorong untuk membaca buku sejarah
2. Saya kurang semangat untuk membaca buku sejarah
3. Saya merasa terdorong untuk mengetahui sejarah
bangsa Indonesia
4. Saya kurang tertarik dalam mempelajari sejarah
bangsa Indonesia
5. Saya merasa terdorong untuk mempelajari nilai-nilai
penting yang terdapat dalam pelajaran sejarah
6. Saya kurang paham tentang nilai-nilai yang terdapat
dalam pelajaran sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
7. Saya merasa terdorong untuk belajar sejarah karena
dapat menumbuhkan nasionalisme
8. Saya kurang semangat dalam belajar sejarah karena
hanya mempelajari tentang masa lalu
9. Saya merasa terdorong untuk membaca sumber-
sumber tetang sejarah
10. Saya merasa membaca sumber-sumber tentang
sejarah membosankan
11. Saya merasa terdorong untuk selalu memahi
pelajaran sejarah pada saat belajar
12. Saya merasa sulit untuk mengerti pada saat
penjelasan tentang pelajaran sejarah
13. Saya merasa terdorong untuk menyelesaikan tugas
pelajaran sejarah
14. Saya merasa tugas sejarah sangat sulit untuk
dikerjakan
15.
Saya merasa terdorong untuk mempelajari topik
pelajaran selanjutnya karena saya menyukai pelajaran
ini
16. Saya merasa pelajaran sejarah dalam pembelajaranya
membosankan dan tidak menarik
17. Saya merasa pelajaran sejarah mengandung banyak
informasi yang penting untuk dipelajari
18. Saya merasa banyaknya informasi dalam pelajaran
sejarah membuat saya sukar mengambil kesimpulan
19.
Saya merasa terdorong untuk membuat catatan-
catatan penting setelah mempelajari topik bahasan
mengenai pelajaran sejarah
20.
Saya merasa pelajaran sejarah terlalu banyak
mempelajari hal-hal yang sulit sehingga sulit untuk
membuat catatan-catatan penting.
21. Saya merasa terdorong untuk mengambil hikmah dari
segala peristiwa sejarah yang terjadi
22. Saya merasa peristiwa sejarah kurang penting karena
sudah berlalu
23.
Saya merasa terdorong belajar sejarah karena
menyenagkan bisa mengetahui berbagai
perkembangan dunia
24.
Saya merasa tidak terlalu paham dengan berbagai
perkembangan dunia yang termuat dalam pelajaran
sejarah
24. Saya merasa terdorong untuk mengetahui peranan
tokoh-tokoh bangsa dengan membanca buku-buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
sejarah
26. Saya meresa bosan membaca biografi tentang para
tokoh-tokoh dalam sejarah
27. Saya merasa terdorong untuk selalu mencari
kebenaran tetang sejarah masa lalu
28. Saya merasa sejarah tidak perlu diungkap lagi
kebenarannya
29. Saya merasa terdorong untuk selalu aktif dalam
setiap pembelajaran sejarah
30. Saya merasa pasif dalam pembelajaran sejarah
31. Saya merasa terdorong untuk beratanya kepada guru
pada saat pelajaran sejarah
32. Saya merasa kurang tertarik untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru pada saat pelajaran sejarah
33.
Saya merasa terdorong untuk maju kedepan kelas
untuk menyampaikan pendapat saya tentang materi
pelajaran sejarah
34.
Saya merasa takut bila dipanggil guru untuk
menyampaikan pendapat saya tentang materi
pelajaran sejarah
35.
Saya merasa terdorong untuk saling berbagi
pemikiran saat diskusi kelompok pada pelajaran
sejarah
36. Saya merasa bila sudah memahami materi pelajaran
tidak perlu berdiskusi dengan teman lagi
37.
Saya merasa terdorong untuk selalu mempelajari
materi pelajaran sejarah sebelum guru ajarkan di
sekolah
38. Saya merasa belajar sejarah saat diajarkan di sekolah
saja
39. Saya merasa terdorong untuk langsung mengerjakan
tugas pelajaran sejarah setelah pulang sekolah
40. Saya merasa mengerjakan tugas sejarah nanti-nanti
saja karena kurang penting dibanding pelajaran lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 8
Daftar Hadir Siswa (Presensi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 9
Lembar Kerja Siswa
LEMBAR HASIL DISKUSI
Nama Anggota Kelomok :_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
Kelas/Jurusan :
Hari, Tanggal :
Topik Pembahasan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 10
Lembar Jawaban
LEMBAR JAWABAN
Nama Tanda Tangan
Kelas/Jurusan
No. Absen
I. PILIHAN GANDA
No A B C D E
No A B C D E
No A B C D E
1 A B C D E
11 A B C D E
21 A B C D E
2 A B C D E
12 A B C D E
22 A B C D E
3 A B C D E
13 A B C D E
23 A B C D E
4 A B C D E
14 A B C D E
24 A B C D E
5 A B C D E
15 A B C D E
25 A B C D E
6 A B C D E
16 A B C D E
26 A B C D E
7 A B C D E
17 A B C D E
27 A B C D E
8 A B C D E
18 A B C D E
28 A B C D E
9 A B C D E
19 A B C D E
29 A B C D E
10 A B C D E
20 A B C D E
30 A B C D E
II. Uraian
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 11a
Validitas Motivasi Pra Siklus
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 11b
Validitas Motivasi Siklus I
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 11c
Validitas Motivasi Siklus II
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 12a
Reliabilitas Motivasi Pra Siklus
RELIABILITAS MOTIVASI PRA SIKLUS
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 31 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 31 100.0
Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.748 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 12b
Reliabilitas Motivasi Siklus I
RELIABILITAS MOTIVASI SIKLUS I
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 31 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 31 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.742 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 12c
Reliabilitas Motivasi Siklus II
RELIABILITAS MOTIVASI SISWA SIKLUS II
Case Processing Summary N %
Cases
Valid 31 100.0 Excluded
a 0 0.0
Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.716 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 13a
Validitas Butir Soal Siklus I
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
VALIDITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS I
NO. NAMA SOAL URAIAN SIKLUS I
JUMLAH 1 2 3 4 5
1 GGP 3 5 3 3 4 18
2 IL 3 5 3 4 3 18
3 KNK 4 4 3 5 4 20
4 KAY 3 4 4 4 4 19
5 LSZ 3 3 3 4 5 18
6 LII 3 3 3 4 5 18
7 MBB 4 4 3 5 5 21
8 MFK 4 3 3 3 4 17
9 MM 3 4 3 3 4 17
10 MS 4 5 3 4 4 20
11 NUN 3 5 3 5 3 19
12 RP 3 5 3 4 5 20
13 PRS 3 4 3 3 3 16
14 PWO 3 4 3 5 4 19
15 RR 4 4 3 4 5 20
16 RAP 3 5 3 3 2 16
17 RP 3 4 3 4 2 16
18 TK 4 5 3 5 4 21
19 SER 3 4 3 4 5 19
20 SD 3 4 3 3 3 16
21 SRA 3 3 3 4 5 18
22 SAS 3 5 3 4 5 20
23 TK 3 3 2 3 3 14
24 TWS 3 5 3 4 5 20
25 TR 3 4 3 5 5 20
26 VSAF 3 4 3 5 4 19
27 WSC 4 5 3 4 5 21
28 YP 4 3 3 4 4 18
29 YPR 3 5 3 5 4 20
30 YP 3 5 3 4 4 19
31 ZD 3 3 3 4 5 18
rxy 0.417 0.452 0.373 0.722 0.645
T 2.47 2.73 2.17 5.62 4.54
Sig 0,99 0,99 0,975 0,995 0,99
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 13b
Validitas Butir Soal Siklus II
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
VALIDITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS II
NO. NAMA SOAL URAIAN SIKLUS II
JUMLAH 1 2 3 4 5
1 GGP 4 5 4 4 4 21
2 IL 4 4 5 4 4 21
3 KNK 4 4 4 4 4 20
4 KAY 3 3 4 3 3 16
5 LSZ 5 4 5 4 5 23
6 LII 4 5 4 4 4 21
7 MBB 5 5 4 4 5 23
8 MFK 4 4 4 5 4 21
9 MM 4 4 4 3 4 19
10 MS 4 4 4 4 4 20
11 NUN 4 4 4 4 4 20
12 RP 4 4 4 3 4 19
13 PRS 4 4 4 4 4 20
14 PWO 5 4 4 4 4 21
15 RR 4 4 5 4 4 21
16 RAP 3 3 3 4 3 16
17 RP 4 4 4 3 4 19
18 TK 4 3 4 4 4 19
19 SER 4 4 5 4 4 21
20 SD 4 4 4 3 3 18
21 SRA 4 4 4 5 4 21
22 SAS 4 4 4 4 4 20
23 TK 4 4 4 4 4 20
24 TWS 4 4 4 3 4 19
25 TR 4 4 4 4 4 20
26 VSAF 4 4 4 4 4 20
27 WSC 4 4 4 5 4 21
28 YP 4 5 4 4 4 21
29 YPR 4 5 4 4 4 21
30 YP 4 4 4 4 4 20
31 ZD 4 4 4 4 5 21
Rxy 0.795 0.670 0.532 0.536 0.825
T 7.06 4.86 3.38 3.41 7.87
Sig 0,995 0,995 0,995 0,99 0,995
Keterangan:
*gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 14a
Reliabilitas Butir Soal Siklus I
RELIABILITAS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 31 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 31 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.612 26
RELIABILITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS I
Case Processing Summary N % Cases Valid 31 100.0 Excluded
a 0 0.0
Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.680 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 14b
Reliabilitas Butir Soal Siklus II
RELIABILITAS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS II
Case Processing Summary N %
Cases
Valid 31 100.0 Excluded
a 0 0.0
Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.473 26
RELIABILITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS II
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 31 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 31 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.763 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 15
Dokumentasi Pengambilan Data di SMA Negeri 2 Ngaglik
Proses Kegiatan Pembelajaran di Kelas Proses Diskusi Kelompok di Kelas
Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Siswa Menjawab Pertanyaan
SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI