39
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : IMAM BUCHORI MUSLIM NIM. X2707008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN …...Dari hasil tes pada siklus I didapat ketuntasan siswa 67,3%, dengan nilai rata-rata kelas 62,6. Berdasarkan kesepakatan, tindakan

Embed Size (px)

Citation preview

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL

KELAS IV SDN CINTAMANIK 02

TAHUN 2009/2010

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

IMAM BUCHORI MUSLIM

NIM. X2707008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL

KELAS IV SDN CINTAMANIK 02

TAHUN 2009/2010

Oleh :

IMAM BUCHORI MUSLIM

NIM. X2707008

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKART

2010

ii

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd. .......................................

Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. .......................................

Anggota I : Dra. Rukayah, M.Hum. .......................................

Anggota II : Taufik Lilo, S.T., M.T .......................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 19600727198702100

iii

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

Dra. Rukayah, M.Hum. Rumini, S.Pd. NIP. 195708271982032002 NIP. 196505172007012012

iv

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL

KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2007

Oleh

Imam Buchori Muslim NIM. X2707008

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan siswa kelas IV SDN Cintamanik 02. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan pada setiap siklus. Jika pada siklus I belum berhasil maka dilanjutkan dengan siklus II dan seterusnya hingga penelitian tindakan tersebut berhasil. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Kegiatan observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan, sedangkan tes dilakukan pada setiap akhir pemberian tindakan. Dari hasil tes pada siklus I didapat ketuntasan siswa 67,3%, dengan nilai rata-rata kelas 62,6. Berdasarkan kesepakatan, tindakan dikatakan berhasil jika 75% siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM pada kurikulum KTSP di SDN Cintamanik 02. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I belum berhasil, dan perlu diadakan tindakan pada siklus II. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan tindakan, kemudian dilaksanakan tindakan pada siklus II, dari hasil tes pada siklus II ternyata ketuntasan siswa meningkat menjadi 77,6%, dengan nilai rata-rata kelas 66,5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah berhasil meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan kelas IV SDN Cintamanik 02 Kata kunci : prestasi , kontekstual, operasi pecahan.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena atas karuniaNya

penulis dapat menyusun laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Laporan PTK

ini merupakan wujud nyata dari penelitian yang selama ini kami lakukan karena

tugas dan tanggung jawab penulis sebagai seorang pengajar.

Berdasarkan pengalaman penulis mengajarkan mata pelajaran matematika

khususnya materi operasi hitung pecahan di kelas IV SDN Cintamanik 02, para siswa

sangat sulit memahami materi tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin mengamati

permasalahan tersebut dan menemukan solusinya. Untuk itu penulis coba melakukan

PTK, yang berjudul ” Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Pecahan Melalui Model

Pembelajaran Kontekstual Kelas IV SDN Cintamanik 02.

PTK tersebut kami lakukan secara kolaboratif denagan Ibu Rumini S.Pd

sebagai teman sejawat penulis, yang sama-sama bertugas sebagai guru kelas di SDN

Cintamanik 02. Dukungan Bapak Abdul Djalil selaku kepala sekolah SDN

Cintamanik 02 juga sangat membantu kami dalam melakukan PTK ini. Disamping

itu, penulis juga merasa sangat terbantu dengan bimbingan yang diberikan Ibu Dra.

Rukayah, M.Hum selaku dosen pembimbing kami. Beliau selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing kami dalam melakukan PTK, sehingga PTK ini bisa

terlaksana sesuai dengan prosedur yang ada. Oleh karena itu, penulis sangat

berterimakasih kepada beliau-beliu yang telah mendukung pelksanaan PTK ini.

Dengan tidak mengecilkan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah

berkontribusi dalam PTK ini, penulis berharap kritik dan saran konstruktif dari

pembaca untuk penyempurnaan dan masukan bagi penulis ketika akan melakukan

PTK lainya. Semoga penulisan laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Trimakasih.

Penulis,

vi

Imam Buchori Muslim

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 2

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 5

A. Kajian Teori ................................................................................ 5

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 7

D. Kerangka Pikir ............................................................................ 8

E. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 9

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................... 10

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 10

B. Subjek Penelitian ....................................................................... 11

C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 17

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 17

B. Pembahasan ............................................................................... 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 27

A. Simpulan ...................................................................................... 27

vii

B. Saran ......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 29

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Jadwal kegiatan ..........................................................................10

2. Tabel 2. persentase ketuntasan siswa siklus I........................................... 13

3. Tabel 3. Presentase alokasi waktu belajar pada siklus I .......................... 14

4. Tabel 4. Persentase ketuntasan siswa siklus II ........................................ 16

5. Tabel 5. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran

pada siklus I pertemuan 1..........................................................................17

6. Tabel 6. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran

pada siklus I pertemuan 2 ..........................................................................18

7. Tabel 7. Distribusi hasil tes siswa silkus I ................................................19

8. Tabel 8. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran

pada siklus II pertemuan 1 .......................................................................21

9. Tabel 9. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran

pada siklus II pertemuan 2 ........................................................................21

10. Tabel 10. Distribusi hasil tes siswa silkus I ...............................................22

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Bagan kerngka pikir penerapan model

pembelajaran kontekstual ...................................................................... 8

2. Gambar 2. Grafik distribusi hasil tes siswa siklus I ...............................19

3. Gambar 3. Diagram ketuntasan siswa pada siklus I .............................. 20

4. Gambar 4. Grafik distribusi hasil tes siswa siklus II ............................. 23

5. Gambar 5. Diagram ketuntasan siswa pada siklus II ............................ .23

6. Gambar 6. Grafik perbandingan nilai rata-rata kelas

dan ketuntasan pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ................................... .24

7. Gambar 7. Grafik perbandingan nilai rata-rata kelas

dan ketuntasan pada siklus II pertemuan 1 dan 2.................................. .25

8. Gambar 8. Perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan

siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II ...........................................26

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) ...........................................30

2. Analisa Hasil Hasil Tes Siswa .............................................................48

3. Rekap Hasil Tes Siswa ........................................................................52

4. Lembar Observasi Siswa .....................................................................58

5. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa ........................................64

6. Lembar Pertanyaan Siswa ....................................................................72

7. Daftar Hadir Guru ................................................................................76

8. Buku Absensi Siswa ............................................................................80

9. Curriculum Vitae Peneliti ………………………………………….....83

10. Foto-foto Kegiatan PTK ……………………………………………...84

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat

penting bagi siswa. Hal ini karena, mata pelajaran matematika banyak sekali

digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : menjumlahkan,

mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur, menaksir, dan lain-lain. Berbanding

terbalik dengan pentingnya pelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari siswa,

mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disukai oleh

kebanyakan siswa. Disamping itu prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika umumnya rendah.

Prestasi belajar yang rendah tersebut juga di alami oleh siswa kelas IV di

SDN Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Terbukti dari 49

siswa yang terdiri dari 30 laki-laki dan 19 perempuan setelah dilakukan evaluasi,

hanya 24 siswa (49%) yang mendapat nilai di atas KKM ( KKM = 56), sedang

sisanya sebanyak 25 siswa (51%) belum tuntas. Evaluasi ini dilakukan pada mata

pelajaran matematika dengan kompetensi dasar 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan

urutanya. Keadaan seperti ini merupakan permasalahan yang perlu dipecahkan oleh

guru. Disamping itu dari hasil wawancara dengan siswa, siswa merasa kesulitan

dalam memahami konsep-konsep matematika yang diajarkan guru khususnya pada

operasi hitung pecahan.

Selama ini pembelajaran matematika lebih banyak dengan metode ceramah

yang kemudian diteruskan pemberian soal-soal latihan, bahkan kadang- kadang guru

mengajar tanpa menggunakan media. Pembelajaran semacam ini biasanya membuat

siswa jenuh sehingga konsep matematika yang ingin ditanamkan oleh guru susah

diterima siswa dan kurang membekas pada diri siswa. Misalnya ketika guru

mengajarkan tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa, guru langsung

2

menjelaskan bahwa jika pecahan biasa dikalikan dengan pecahan biasa caranya

adalah dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan

penyebut. Pembelajaran semacam ini tidak dapat menanamkan konsep matematika

secara integral. Sehingga prestasi belajar siswa pada matematika, khususnya operasi

hitung pecahan rendah.

Disamping masalah pembelajaran, kondisi kelas juga menjadi masalah

tambahan bagi guru yang mengajar di kelas IV SDN Cintamanik 02. Jumlah siswa di

kelas IV SDN Cintamanik yang akan diteliti 49 siswa, yang terdiri dari 30 siswa laki-

laki dan 19 siswa perempuan. Jumlah siswa kelas IV SDN Cintamanik 02 ini

tergolong terlalu banyak untuk sebuah kelas yang efektif. Kemampuan akademik

siswa-siswa di kelas IV SDN Cintamanik 02 juga sangat bervariasi. Disamping itu

latar belakang mereka sebagian besar adalah anak buruh tani, yang memungkinkan

kurangnya perhatian terhadap mereka di rumah. Kondisi yang perlu diperhatikan

juga yaitu, sarana dan prasarana yang ada di SDN Cintamanik 02 masih terbatas.

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan mencoba meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV SDN Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching

learning) pada pokok bahasan operasi pecahan.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahanya

1. Rumusan Masalah

Berdasrkan hasil identifikasi dan analisis masalah dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut:

a. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi

pecahan di kelas IV SDN Cintamanik 02?

b. Bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan model

pembelajaran kontekstual pada pembelajaran operasi pecahan di kelas IV

SDN Cintamanik 02?

3

2. Pemecahan Masalah

Dalam Trianto (2007: 103) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran kontekstual, yakni: kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat

belajar, pemodelan, dan penilaian autentik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian tindakan kelas ini

diterapkan Model Pembelajaran Kontkstual dalam pembelajaran matematika di

kelas IV SDN Cintamanik 02. Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran

Kontekstual adalah dapat menjadi penawar dari pembelajaran yang monoton dan

hanya mengandalkan pada rumus-rumus, tanpa melihat kenyataan yang

sesungguhnya dari masalah-masalah matematika, yang sejatinya adalah masalah-

masalah sering terjadi di lingkungan kehidupan siswa kelas IV SDN Cintamanik

02. Salain itu dengan Model Pembelajaran Kontekstual prestasi belajar siswa

akan meningkat pada mata pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan

0perasi pecahan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

prestasi belajar operasi pecahan siswa kelas IV SDN Cintamanik 02.

2. Mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk menerapkan model pembelajaran

kontekstual pada mata pelajaran matematika tentang operasi pecahan pada siswa

kelas IV SDN Cintamanik 02 dengan model pembelajaran kontekstual.

4

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

1. Manfaat Bagi Siswa

- Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

- Meningkatkan keterampilan operasi hitung siswa.

- Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Manfaat Bagi Guru

- Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kontekstual dalam pembelajaran matematika.

- Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran

dikemudian hari, baik peneliti sendiri maupun teman guru yang lain.

3. Manfaat Bagi Sekolah

- Dapat meningkatkan prestasi belajar matematika di sekolah

- Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

Winkel berpendapat bahwa prestasi adalah usaha yang dicapai sedangkan

belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan,

keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan

berbekas (Winkel : 36).

Adapun Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,

angka, huruf, mauapun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro : 43).

Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh

oleh siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia dalam bentuk nilai berupa

angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang

diberikan pada siswa.

2. Operasi Pecahan

Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis dalam

bentuk ba

dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. simbolik

pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan

desimal,(3) pecahan persen, (4) pecahan campuran.

Yang dimaksud operasi pecahan dalam penelitian ini adalah operasi

hitung yang berkaitan dengan pecahan meliputi penjumlahan, penguranagan,

perkalian dan pembagian.

6

Contoh :

3. Model Pembelajaran Kontekstual

Dalam Sugiyanto (2008: 7) Winataputra menjelaskan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

Elaine B. Johnson (2009: 14) menjelaskan Model Pembelajaran

Kontekstual adalah sebuah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi

bahwa seorang pembelajaran akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran

jika mereka dapat menangkap makna dari pembelajaran tersebut.

Menurut Trianto (2009: 105), karakteristik Model Pembelajaran

Kontekstual:

1. Saling menunjang

2. Kerjasama

3. Menyenangkan, mengasyikan

4. Tidak membosankan (joyfull, comfortable)

5. Belajar dengan bergairah

6. Pembelajaran terintegrasi

7. Menggunakan berbagai sumber siswa aktif

Menurut Trianto (2009: 103), sebuah kelas dikatakan menerapkan Model

Pembelajaran Kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen, yaitu (1)

7

kontruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) permodelan,

(6) refleksi, (7) penilaian yang sebenarnya.

Menurut Trianto (2009: 106), secara garis langkah-langkah pembelajaran

dengan Model pembelakaran kontekstual sebagai berikut.

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya.

2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompoknya)

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan

7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Mukhrozi. 2008. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Penerapan

Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cacaban 01 Tahun

Pelajaran 2007/2008. Jakarta : Universitas Terbuka

Hasil penelitian:

Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V

SD Negeri Cacaban.

2. Sudianto. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan

Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Wotgalih 03

Tahun Pelajaran 2006?2007. Jakarta: Universitas Terbuka

Hasil penelitian:

Pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas IV SD Negeri Wotgalih 03.

8

C. Kerangka Pikir

Selama ini pembelajaran matematika lebih banyak dengan metode ceramah

yang kemudian diteruskan pemberian soal-soal latihan, bahkan kadang- kadang guru

mengajar tanpa menggunakan media. Pembelajaran semacam ini biasanya membuat

siswa jenuh sehingga konsep matematika yang ingin ditanamkan oleh guru susah

diterima siswa dan kurang membekas pada diri siswa. Misalnya ketika guru

mengajarkan tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa, guru langsung

menjelaskan bahwa jika pecahan biasa dikalikan dengan pecahan biasa caranya

adalah dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan

penyebut. Pembelajaran semacam ini tidak dapat menanamkan konsep matematika

secara integral. Sehingga prestasi belajar siswa pada matematika, khususnya opersai

hitung pecahan rendah.

Oleh karena itu, pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dicoba

menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual. Model

pembelajarn kontekstual yang akan diterapkan pada penelitian tindakan kelas ini

yaitu, dengan mengangkat masalah-masalah sehari-hari di sekitar siswa ketika

menjelaskan, member contoh, penugasan, diskusi, maupun ketika melakukan

evaluasi.. Sehingga pembelajarn akan lebih bermakna bagi siswa dan prestasi

belajarnya meningkat. Hal ini seperti pemikiran yang tergambar pada Gambar 1 di

bawah ini.

Gambar 1. Bagan kerngka pikir penerapan model pembelajaran kontekstual

KONDISI AWAL

- Perencanaan - Tindakan - Observasi - Refleksi

Pembelajaran efektif

SIKLUS II

SIKLUS I Model

Pembelajaran Quantum

Kondisi Akhir

PROSES

Motivasi, kemampuan dan prestasi siswa rendah

Pembelajaran dengan metode

konvensional

- Perencanaan - Tindakan

- Observasi - Refleksi

Motivasi, kemampuan dan prestasi siswa meningkat

9

D. Hipotesis Tindakan

Jika Model Pembelajaran Kontekstual diterapkan pada pembelajaran

matematika maka prestasi belajar siswa kelas IV SDN Cintamanik 02 menjadi

meningkat.

10

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IV di SDN

Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari

s.d. Juni 2010, dengan jadwal sesuai Table 1 berikut ini:

Tabel 1. Jadwal kegiatan PTK

BULAN

NO JENIS KEGIATAN JAN FEB MA

R

APR MEI JUN

I

1 Observasi dan identifikasi

masalah

X

2 Penyusunan rancangan

tindakan

X X

3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X

4 Refleksi dan analisis

prestasi siklus 1

X

5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X

6 Refleksi dan analisis

prestasi siklus 2

X

7 Penyusunan laporan PTK X X

11

B. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini, siswa kelas IV di SDN Cintamanik 02, Kecamatan

Bumijawa, Kabupaten Tegal, sebanyak 49 siswa yang terdiri dari 30 laki-laki dan 19

perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing

siklus terdiri empat tahap yang dilalui yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi. Keempat tahap tersebut dilaksanakan untuk satu siklus, masing-masing

siklus dilaksanakan dengan dua pertemuan.

1. Pelaksanaan penelitian Tindakan Siklus I

a. Tahap perencanaan

Rancangan persiapan pada siklus I sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi Masalah (mendiskusikan permasalahan) yang muncul

berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika pokok bahasan operasi pecahan kelas IV pada siklus I..

2) Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang

berkaitan dengan pembelajaran matematika pokok bahasan operasi

pecahan kelas IV ( dalam bentuk RPP ).

3) Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknis analisis data

yang digunakan dalam PTK ini.

4) Menyusun format observasi dan instrumen penilaian untuk mengetahui

prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan

operasi pecahan.

b. Tahap pelaksanaan

1) Pertemuan 1

- Guru menjelaskan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda,

dengan cara mengalikan kedua penyebutnya.

- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan

lembar kerja kelompok

. - Siswa memperhatikan demonstrasi guru menggunakan benda konkrit

tentang penjumlahan pecahan. Kemudian siswa menuliskan bentuk

12

matematikanya dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan

penjumlahan pecahan tersebut. (3 demonstrasi Misal : guru

mendemonstrasikan menggabungkan ¼ buah apel dengan ½ buah

apel.

- Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersama-

sama siswa

- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru dan

mencatatnya.

2) Pertemuan 2

- Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan contoh penjumlahan

pecahan berpenyebut berbeda, Dengan menyamakan penyebutnya

dengan mencari KPKnya.

- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan

lembar kerja kelompok.

- menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan

- Siswa memperhatikan demonstrasi guru menggunakan benda konkrit

tentang penjumlahan pecahan. Kemudian siswa menuliskan bentuk

matematikanya dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan

penjumlahan pecahan tersebut. ( 3 demonstrasi ). Misal : guru

mendemonstrasikan menggabungkan ¼ buah apel dengan ½ buah

apel.

- Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersama-

sama siswa

- Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru dan

mencatatnya.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Observasi terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi

siswa dan guru.

2) Menguji kemampuan siswa pada operasi pecahan dengan menggunakan

soal tes.

13

3) Seluruh data hasil penelitian dianalisis dan diinterprestasikan sebagai

bahan pertimbangan untuk melakukan siklus II.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai prestasi

tindakan berdasarkan data siklus I oleh peneliti dan supervisor, untuk

kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin

memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya pada siklus

II agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik.

Berdasarkan rancanganga penelitian yang telah disetujui, bahwa

pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi hasil belajar siswa mencapai

nilai rata-rata di atas KKM SDN Cintamanik 02 (KKM = 56) dengan

prosentase jumlah siswa yang tuntas lebih dari 75 %. Adapun hasil pada

siklus I sebagai berikut:

Tabel 2. Persentase ketuntasan siswa siklus I

Anak yang medapat nilai No Pertemuan ke

X ≥ 56 X ≤ 56

Prersentase

ketuntasan

1 1 30 19 61,2%

2 2 38 11 77,6%

Rata-rata 69.4%

Dengan demikian kegiatan siklus I antara pertemuan 1 dan pertemuan 2

prestasi siswa mengalami kenaikan. Secara umum pada siklus satu belum

tuntas, karena pada rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2 masih belum

tuntas, maka diperlukan pelaksanaan siklus II.

2. Pelaksanaan penelitian Tindakan Siklus II

a. Tahap perencanaan

Berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor tentang kegiatan pada

siklus I, ternyata masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki untuk

siklus II. Pada pelaksanaan siklus I dalam pengalokasian waktu untuk

kegiatan pembelajaran masih kurang, oleh karena itu perlu diadakan

pengefektifan waktu dengan mengurangi waktu untuk kegiatan awal dan

14

kegiatan akhir. Untuk kegiatan inti pada siklus II alokasi waktu untuk

kegiatan inti di siklus II yang tadinya 40 menit, dengan mengurangi alokasi

waktu pada kegiatan awal dan kegiatan akhir menjadi 45 menit. Hasil

penghitungan alokasi waktu pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada table

berikut.

Tabel 3. Presentase alokasi waktu belajar pada siklus

No Kegiatan Alokasi Waktu

Persentase Selama 70 menit

1 Kegiatan Awal a. Mengkondisikan kelas b. Apersepsi c. Menjelaskan kompetensi yang harus

dikuasai siswa

1 menit 5 menit 1 menit

1,43 % 7,14 % 1,43 %

10 %

2 Kegiatan Inti a. Menjelaskan operasi penjumlahan

pecahan dan mencatat pelajaran b. Melaksanakan kerja kelompok dan

membahasnya c. Latihan mengerjakan soal

7 menit 25 menit 8 menit

10 % 35,71 % 11,43 %

57,14 %

3 Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan materi pelajaran b. Mengerjakan soal tes c. Pemberian PR

3 menit 15 menit 5 menit

4,29 % 21,43 % 7,14 %

32,86 %

Jumlah

70 menit 100 % 100 %

Disamping itu, supervisor memberikan masukan bahwa pada kegiatan

kerja kelompok sebaiknya siswa sendiri yang melakukan kegiatan

demonstrasi untuk menunjukan operasi pecahan dengan benda konkrit.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan perbaikan pada

siklus II. Untuk itu dilaksanakan persiapan untuk siklus II sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah (mendiskusikan permasalahan) yang muncul

berkaitan pada siklus I.

15

2) Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang

berkaitan dengan pembelajaran matematika pokok bahasan operasi

pecahan kelas IV ( dalam bentuk RPP ).

3) Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknis analisis data

yang digunakan dalam PTK ini.

4) Menyusun format observasi dan instrumen penilaian untuk mengetahui

prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan

0perasi pecahan.

b. Tahap pelaksanaan

1) Pertemuan 1

- Guru menjelaskan oprasi pengurangan sambil mendemonstrasikanya

menggunakan buah apel.

- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan

lembar kerja kelompok

. - Siswa mempraktikan contoh pengurangan pecahan menggunakan

benda konkrit dengan bimbingan guru dalam kelompoknya .

Kemudian siswa menuliskan bentuk matematikanya dalam lembar

kerja kelompok dan menyelesaikan pengurangan pecahan tersebut. (3

kegiatan). Misal : siswa memotong ¼ buah apel dari ½ potongan

buah apel

- Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersama-

sama siswa

- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru dan

mencatatnya.

2) Pertemuan 2

- Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan contoh pengurangan

pecahan berpenyebut berbeda dengan menyamakan kedua penyebut

dengan mencari KPKnya.

- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan

lembar kerja kelompok.

- Guru menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan

16

- Siswa mempraktekan menggunakan benda konkrit tentang

pengurangan pecahan. Kemudian siswa menuliskan bentuk

matematikanya dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan

pengurangan pecahan tersebut. ( 3 kegiatan ). Misal : Siswa

memotong 1/8 potong buah apel dari ½ potong buah apel, untuk

menunjukan pengurangan ½ - 1/8Guru membahas tugas kelompok

tersebut di depan kelas bersama-sama siswa

- Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru dan

mencatatnya.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Observasi terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi

siswa dan guru.

2) Menguji kemampuan siswa pada operasi pecahan dengan menggunakan

soal tes.

3) Seluruh data hasil penelitian dianalisis dan diinterprestasikan sebagai

dasar penentuan keberhasilan siswa dan diambil kesimpulanya.

d. Refleksi

Berdasarkan rancanganga penelitian yang telah disetujui, bahwa

pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi hasil belajar siswa mencapai

nilai rata-rata di atas KKM SDN Cintamanik 02 (KKM = 56) dengan

prosentase jumlah siswa yang tuntas lebih dari 75 %. Adapun hasil pada

siklus I sebagai berikut:

Tabel 4. Persentase ketuntasan siswa siklus II

Nilai rata-rata siswa No Pertemuan ke

≥ 56 ≤ 56

Prersentase

ketuntasan

1 1 39 10 79,6%

2 2 40 9 81.6%

80,6%

17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Siklus I

Pelaksanaan PTK siklus I di SDN Cintamanik 02 dilaksanakan dengan

2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2010

dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2010. Alokasi

waktu yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Hasil dari

siklus I meliputi: hasil observasi selama proses pembelajaran dan hasil tes

setiap akhir pembelajaran.

a. Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi yang dilakukan guru dengan 5 buah kriteria sikap

siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama, masih

menunjukan banyak siswa yang belum memenuhi kriteria sikap yang

dapat mendukung pada proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama

anak yang memperhatikan penjelasan guru ketika di jelaskan ada 84%

dari jumlah siswa, aktif bertanya 8%, aktif mencatat pelajaran 98%, aktif

dalam kerja kelompok 45%, dan mengerjakan tugas dengan penuh

tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria sikap siswa yang perlu

ditingkatkan yaitu : keaktifan siswa untuk bertanya dan keaktifan siswa

dalam kerja kelompok. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran

pada siklus I pertemuan 1 Jumlah siswa

Persentase No Kriteria Sikap Siswa

Ya (V)

Tdk(X)

Ya (V)

Tdk (X)

1 Memperhatikan penjelasan guru 41 8 84 % 16%

2 Aktif bertanya 4 45 8% 92%

3 Aktif mencatat pelajaran 48 1 98% 2%

4 Aktif dalam kerja kelompok 22 27 45% 55%

18

5 Mengerjakan tugas dengan

penuh tanggung jawab

49 0 100% 0%

Pada pertemuan kedua anak yang memperhatikan penjelasan guru

ketika di jelaskan ada 86% dari jumlah siswa, aktif bertanya 14%, aktif

mencatat pelajaran 98%, aktif dalam kerja kelompok 41%, dan

mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria

sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu : keaktifan siswa untuk

bertanya dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan2

Jumlah siswa Persentase

No Kriteria Sikap Siswa Ya

(V)

Tdk

(X)

Ya

(V)

Tdk

(X)

1 Memperhatikan penjelasan guru 42 7 86% 14%

2 Aktif bertanya 7 42 14% 86%

3 Aktif mencatat pelajaran 48 1 98% 2%

4 Aktif dalam kerja kelompok 20 29 41% 59%

5 Mengerjakan tugas dengan penuh

tanggung jawab 49 0 100% 0%

b. Hasil Tes

Pada siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dan setiap akhir

pertemuan diadakan tes. Dari hasil tes tersebut ditentukan ketuntasan

berdasarkan KKM pada kompetensi dasar di SDN Cintamanik 02. Siswa

tuntas jika mendapat nilai sama atau lebih dari KKM.

Nilai hasil ulangan pada siklus I kemudian dianalisa tiap butir soal.

Setelah di analisa nilai kemudian dimasukan kedalam daftar nilai siklus I.

Persebaran nilai anak pada siklus I dapat di lihat pada tabel berikut.

19

Tabel 7. Distribusi nilai siswa siklus I

Frekuensi No Nilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 20 1 0 2 30 1 0 3 40 8 6 4 50 9 5 5 60 10 14 6 70 10 12 7 80 7 8 8 90 3 3 9 100 0 1 Jumlah 49 49 Nilai Rata-rata 60,2 64,9 Siswa Tuntas 30 38 % tuntas

Untuk lebih jelasnya persebaran nilai siklus I dapat dilihat pada grafik

berikut.

Dari hasil nilai yang terkumpul pada siklus I, ketuntasan siswa pada

siklus adalah 67,3% dari jumlah siswa. Untuk lebih jelasnya, ketuntasan

siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Fre

kuen

si S

isw

a

20 30 40 50 60 70 80 90 100

Nilai Siswa

Gambar 2. Grafik Distribusi Hasil Tes Siswa Siklus I

PERTEMUAN I

PERTEMUAN II

20

Gambar 3. Diagram Persentase ketuntasan siklus I

67%

33% Tuntas

Belum Tuntas

3. Hasil Siklus II

Pelaksanaan PTK siklus II di SDN Cintamanik 02 dilaksanakan dengan 2

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 7 April 2010 dan

pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 April 2010. Alokasi waktu yang

digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Hasil dari siklus I

meliputi: hasil observasi selama proses pembelajaran dan hasil tes setiap akhir

pembelajaran.

a. Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi yang dilakukan guru dengan 5 buah kriteria sikap siswa

selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama, masih menunjukan

banyak siswa yang belum memenuhi kriteria sikap yang dapat mendukung

pada proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama anak yang

memperhatikan penjelasan guru ketika di jelaskan ada 90% dari jumlah

siswa, aktif bertanya 10%, aktif mencatat pelajaran 100%, aktif dalam kerja

kelompok 67%, dan mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%.

Jadi ada kriteria sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu : keaktifan siswa

untuk bertanya dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut.

21

Tabel 8. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan 1

Jumlah siswa Persentase No Kriteria Sikap Siswa Ya

(V) Tidak

(X) Ya (V)

Tidak (X)

1 Memperhatikan penjelasan guru 44 5 90 % 10%

2 Aktif bertanya 5 44 10% 90%

3 Aktif mencatat pelajaran 49 0 100% 0%

4 Aktif dalam kerja kelompok 33 16 67% 33%

5 Mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 49 0 100% 0%

Pada pertemuan kedua anak yang memperhatikan penjelasan guru

ketika di jelaskan ada 92% dari jumlah siswa, aktif bertanya 18%, aktif

mencatat pelajaran 100%, aktif dalam kerja kelompok 86%, dan

mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria

sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu keaktifan siswa untuk

bertanya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 9. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan 2

Jumlah siswa Persentase No Kriteria Sikap Siswa Ya

(V) Tidak

(X) Ya (V)

Tidak (X)

1 Memperhatikan penjelasan guru 45 4 92% 8%

2 Aktif bertanya 9 40 18% 82%

3 Aktif mencatat pelajaran 49 0 100% 0%

4 Aktif dalam kerja kelompok 42 7 86% 14%

5 Mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 49 0 100% 0%

22

Disamping dilakukan observasi oleh peneliti, kegitan pembelajaran

juga diobservasi oleh supervisor. Hasil obserasi supervisor dapat dilihat di

dalam lampiran.

b. Hasil Tes

Pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dan setiap akhir

pertemuan diadakan tes. Hasil tes tersebut ditentukan ketuntasanya

berdasarkan KKM pada kompetensi dasar. Siswa tuntas jika mendapat nilai

sama atau lebih dari KKM. Nilai hasil ulangan pada siklus II kemudian

dianalisa tiap butir soal. Setelah di analisa nilai kemudian dimasukan kedalam

daftar nilai siklus II. Persebaran nilai siswa pada siklus II dapat di lihat pada

tabel berikut.

Tabel 10. Distribusii nilai siswa pada siklus II

Frekuensi No Nilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 20 1 0

2 30 0 0

3 40 5 4

4 50 4 5

5 60 20 11

6 70 6 10

7 80 11 11

8 90 1 4

9 100 1 4

Jumlah 49 49

Nilai Rata-rata 63,5 69,6

Siswa Tuntas 39 40

% tuntas

Untuk lebih jelasnya persebaran nilai siklus II dapat dilihat pada grafik

berikut.

23

Dari hasil nilai yang terkumpul pada siklus I, ketuntasan siswa pada

siklus adalah 67,3% dari jumlah siswa. Untuk lebih jelasnya, ketuntasan

siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.

Gambar 5 . Diagaram persentase ketuntasan siklus II

78%

22%

Tuntas

Belum Tuntas

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Fre

kuen

si S

isw

a

20 30 40 50 60 70 80 90 100

Nilai Siswa

Gambar 4. Grafik Distribusi Hasil Tes Siklus II

PERTMUAN I

PETEMUAN II

24

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus

sangat penting untuk dilakukan pembahasan. Pembahasan tersebut meliputi

siklus I, Siklus II, dan pembahasan antar siklus I dan siklus II.

1. Pembahasan Siklus I

Berdasarkan penelitian pada siklus I pada pertemuan pertama, siswa

yang sudah tuntas sebanyak 30 siswa atau 61,2% siswa dan yang belum

tuntas sebanyak 19 siswa atau 38,8%. Nilai rata-rata kelas pada pertemuan

pertama 60,2. Pada pertemuan kedua, siswa yang tuntas sebanyak 38 siswa

atau 77,6% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 22,4%. Sedang

nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua 64,9. Ini menunjukan adanya

peningkatan prestasi belajar siswa.

Meskipun antara pertemuan pertama dan kedua ada kenaikan, tapi

secara umum untuk siklus I belum dianggap tuntas. Jika nilai pertemuan

pertama dengan pertemuan kedua siswa dirata-rata, jumlah siswa yang sudah

tuntas hanya sebanyak 33 siswa atau 67,3% dan yang tidak tuntas 16 siswa

atau 32,7%. Sedang nilai rata-ratan kelas 62,6. Jadi, tindakan pada siklus

pertama belum berhasil, karena kriteria untuk dikatakan berhasil jumlah siswa

yang tuntas harus lebih dari atau sama dengan 75% dari seluruh siswa.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pertemuan1 Pertemuan 2

Gambar 6 . Diagram Perbandingan Hasil Pertemuan 1 dan 2 pada Sklus I

Rata-rata

% tuntas

25

Disamping itu dari hasil observasi guru dalam proses pembelajaran,

masih sedikit siswa yang aktif bertanya dan aktif dalam kerja kelompok.

2. Pembahasan Siklus II

Berdasarkan penelitian pada siklus II pada pertemuan pertama, siswa

yang sudah tuntas sebanyak 39 siswa atau 79,6% siswa dan yang belum

tuntas sebanyak 10 siswa atau 20,4%. Nilai rata-rata kelas siswa pada

pertemuan pertama 63,5 Pada pertemuan kedua, siswa yang tuntas sebanyak

40 siswa atau 81,6% dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 18,4%.

Sedang nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua 69,6. Ini menunjukan

adanya peningkatan prestasi belajar siswa.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar7. DiagramPerbandingan Hasil Pertemuan 1 dan 2 pada Siklus II

Rata2 kelas

Ketuntasan siswa

Pada siklus II penelitian tindakan dapat dikatakan berhasil. Hal inai

karena apabila nilai pertemuan pertama dirata-rata dengan nilai siswa pada

pertemuan kedua, nilai rata-rata siswa pada pertemuan pertama dan kedua,

adalah 77,6% dengan nilai rata-rata kelas 66,5sudah melebih kriteria yang di

tentukan yang tuntas hanya sebanyak 33 siswa atau 67,3% dan yang tidak

tuntas 16 siswa atau 32,7%. Sedang nilai rata-ratanya 62,6. Jadi, tindakan

26

pada siklus pertama belum berhasil, karena kriteria untuk dikatakan berhasil

jumlah siswa yang tuntas harus lebih dari dan sama dengan 75% dari seluruh

siswa.

3. Pembahasan Antar Siklus I dan Siklus II

. Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas ini telah berhasil. Hal ini dapat di lihat dari hasil tes

dan observasi. Ternyata setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual

pada operasi pecahan pada siswa kelas IV SDN Cintamanik 02, prestasi

belajar siswa mengalami peningkatan yang segnifikan. Setelah dilakukan

tindakan tersebut ternyata ketuntasan siswa pada mata pelajaran matematika

materi operasi pecahan mengalami kenaikan dari siklus I hingga siklus II. Ini

dapat digambarkan pada Diagram berikut.

Gambar 8. Perbandinag Hasil Pra siklus, Siklus I, Siklus II

0102030405060708090

Pra siklus Siklus I Siklus II

Rata2 kelas

%tuntas

27

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan Selesainya PTK ini, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara

lain:

a. Langkah-langkah yang perlu diterapakan dalam menerapkan model

pembelajaran kontekstual pada operasi pecahan di kelas IV, antara lain:

1. Memahami kompetensi yang harus dikuasai siswa.

2. Menentukan metode, strategi, dan media pembelajaran yang

memungkinkan terciptanya pembelajaran yang kontekstual.

3. Membuat sekenario pembelajaran.

4. Melaksanakan pembelajaran.

5. Mengadakan evaluasi proses dan hasil.

6. Menindak lanjuti hasil evaluasi yaitu dengan pengayaan dan perbaikan.

b. Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar operasi

pecahan pada siswa kelas IV SDN Cintamanik 02.

c. Dalam pembelajaran peran media pembelajaran sangat penting, karena sangat

membantu siswa dalam memahami materi yang dijelaskan guru..

d. Dalam membelajarkan mata pelajaran matematika metode-metode yang

bervariasi sangat diperlukan. Hal ini, dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam

pembelajaran matematika. Tapi perlu diperhatikan, metode yang digunakan

harus sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan guru, sehinga

metode pembelajaran mudah diterapkan dan efektif.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa pelajaran yang dapat diambil bagi

seorang guru, antara lain:

28

a. Model pembelajaran kontekstual bisa kita terapkan dalam pembelajaran

matematika.

b. Dalam kegiatan pembelajaran tidak ada metode, strategi, dan media yang

paling tepat. Semua tergantung kemampuan guru yang bersangkutan.

c. Agar tercipta pembelajaran yang efektif, seorang guru tidak boleh

meninggalkan prosedur pembelajaran : merncanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, melakukan evalusi, melkukan tindak lanjut,

dan memberikan bimbingan pada siswa.

d. Penelitian Tindakan Kelas sangat diperlukan oleh seorang guru, karena

dengan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat menambah wawasan dan

mengembagkan keterampilanya sebagai seorang guru yang profesional.

29

Daftar Pustaka

Abimanyu, Soli. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Ditjen Dikti

Johnson, Elaine B. 2009. Terjemahan Contextual Teaching and Learning.

Bandung: MLC.

Klien, S. B. 1996. Principles and Applicatin, third edition. New York :

McGwaw-Hill

Sugiyanto. 2008. Modul PLPG Model-model Pembelajaran Inovatif.

Surakarta: PSG Rayon 13.

Satrio, Adi. 2005. Kamus Ilmiah Populer. www.scribd.com › School Work ›

Essays & Theses. Diakses 10-01-2010.

Sukayati. 2009. Pembelajaran Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan

di SD. www.slideshare.net/.../pembelajaran-operasi-hitung-

perkalian-pembagian-pecahan-di-sd - Amerika Serikat -

Tembolok. Diakses 10-01-2010

Trianto. 2009. Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana

Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali

Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo