23
Jurnal Pendidikan LIPNAS ISSN 2686-1402 Volume 1 No.1 Januari 2021 website: www.jurnallipnas.com PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ASPEK MEMBACA KALIMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE MENYUSUN KATA PADA SISWA KELAS VII SMPN 03 BELITANG MADANG RAYA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh Erlysa Ivana, S.Pd., MM NIP. 19820212 201409 2 00 3 Guru SMP Negeri 03 Belitang Madang Raya Abstrak: Permasalahan dalam Penelitian ini adalah masih rendahnya prestasi dan minat belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek Membaca Kalimat pada siswa kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan minat belajar peserta didik melalui penerapan metodeMenyusun kata. Teknik ini merupakan salah satu bentuk pengembangan pembelajaran kooperatif yang mempunyai ciri mengembangkan aktivitas berpikir melaui diskusi atau kerja kelompok. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya tahun pelajaran 2019/2020. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini sebanyak dua siklus setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui metode Menyusun kata dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar peserta didik kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek Membaca Kalimat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan angka persentase ketuntasan belajar peserta didik pada kondisi awal yang hanya 54% meningkat menjadi 71% pada siklus I dan mencapai angka 92% pada akhir siklus II.Total peningkatan ketuntasan adalah sebesar 46%Hasil capaian rata-rata pada tahap pra siklus sebesar 58 meningkat menjadi 71 pada siklus I dan menjadi 87 pada siklus II. Total peningkatan rata-rata adalah 29 poin.

PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Jurnal Pendidikan LIPNAS ISSN 2686-1402

Volume 1 No.1 Januari 2021 website: www.jurnallipnas.com

PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ASPEK MEMBACA KALIMAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE MENYUSUN KATA PADA SISWA KELAS

VII SMPN 03 BELITANG MADANG RAYA TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh

Erlysa Ivana, S.Pd., MM

NIP. 19820212 201409 2 00 3

Guru SMP Negeri 03 Belitang Madang Raya

Abstrak: Permasalahan dalam Penelitian ini adalah masih rendahnya prestasi dan minat

belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek Membaca Kalimat pada siswa

kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

prestasi dan minat belajar peserta didik melalui penerapan metodeMenyusun kata. Teknik ini

merupakan salah satu bentuk pengembangan pembelajaran kooperatif yang mempunyai ciri

mengembangkan aktivitas berpikir melaui diskusi atau kerja kelompok. Subyek penelitian

adalah peserta didik kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya tahun pelajaran

2019/2020. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas ini sebanyak dua siklus setiap siklus terdiri dari empat tahap,

yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui

tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik

analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa melalui metode Menyusun kata dapat meningkatkan prestasi dan minat

belajar peserta didik kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya dalam pembelajaran bahasa

Indonesia aspek Membaca Kalimat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan angka persentase

ketuntasan belajar peserta didik pada kondisi awal yang hanya 54% meningkat menjadi 71%

pada siklus I dan mencapai angka 92% pada akhir siklus II.Total peningkatan ketuntasan

adalah sebesar 46%Hasil capaian rata-rata pada tahap pra siklus sebesar 58 meningkat

menjadi 71 pada siklus I dan menjadi 87 pada siklus II. Total peningkatan rata-rata adalah 29

poin.

Page 2: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Kata kunci : Prestasi, Minat Belajar, Bahasa Indonesia, Membaca Kalimat, Metode

Menyusun Kata.

Abstract:

The problem in this study was the low achievement and learning interest of students in

indonesia language learning aspect of reading in class VII students of SMP 3 Belitang

Madang Raya. This study aims to improve student achievement and interest in learning

through the application of word composing methods. This technique is one form of

developing cooperatif learning that has the characteristic of developing thinking activities

through discussion or group work. The research subjects were VII grade students of Belitang

Junior High School 3 of Madang Raya, 2019/2020 school year. The research approach used is

classroom action research (CAR). This class action research is two cycle. Each cycle consists

of four stages, namely : Planning, implementation, observation and reflection,data collection

techniques through tests, interviews, observation, and documentation. Data analysis

techniques consisting of three components,namely data reduction, data presentation and

conclusion. Based on the result of research that has been carried out it can be councluded that

through the method of composing words can improve the achievement and interest in

learningclass VII students of SMPN 3 Belitang Madang Raya in learning indonesian aspects

of reading. This can be seen from the increase in the percentage of students’ mastery learning

in the initial conditions which only 71 % in the first cycle and reached 92 % at the end of

cycle II. The total increase in completeness is 46 %. The result of the average achievement in

the precycle and becoming 87 in the second cycle. The total increase in average is 29 point.

Keywords: Achievement, interest, indonesian, reading, method of composing words.

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Membaca Kalimat sudah diberikan kepada anak sejak awal masuk

Sekolah Dasar (SD) karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai

bidang studi lain. Pembelajaran Membaca Kalimat permulaan merupakan bagian dari materi

pembelajaran yang diajarkan di kelas rendah sekolah dasar.

Dalam pembelajaran Membaca Kalimat, peserta didik tidak saja dituntut untuk

Membaca Kalimatkan kata-kata dalam bahasa Indonesia melainkan juga ia harus bisa

menuliskan kembali isi berita yang telah dibaca. Hal ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang

menyangkut isi dalam suatu berita, biasanya berupa wacana yang sederhana yang menuntut

peserta didik untuk dapat mengemukakan kembali daya serapnya atas wacana yang telah

ditulis.

Meskipun pembelajaran Membaca Kalimat sudah diajarkan sejak kelas I SMP.

Namun, pada kenyataannya pada semester 1, lebih dari 50% peserta didik kelas VII SMPN 3

Belitang Madang Raya belum bisa Membaca Kalimat dengan lancar. Akibatnya

nilai Membaca Kalimat peserta didik masih rendah, bahkan sebagian besar peserta didik

belum mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan

yaitu sebesar 70.

Page 3: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka upaya peningkatan kualitas proses

belajar mengajar dalam merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan

oleh guru dalam meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik. Salah satu cara yang bisa

dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang variatif, dan salah satu

model pembelajaran yang bisa diterapkan dan bisa sangat variatif adalah dengan

diterapkannya metode Menyusun Kata. Teknik ini dikemas dalam bentuk permainan yang

sesuai dengan jiwa anak usia sekolah, sehingga diharapkan anak akan termotivasi untuk

belajar Membaca Kalimat dan kegiatan belajar mengajar akan lebih menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk mengadakan penelitiantindakan

kelas pada SMPN 03 Belitang Madang Raya yang berjudul: Peningkatan prestasi dan minat

belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek Membaca teks berita dengan

menggunakan metode menyusun kata pada siswa kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya

Tahun pelajaran 2019/2020.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah apakah metode menyusun kata dapat meningkatkan prestasi, minat dan

kemampuan Membaca Kalimat peserta didik kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya

Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode

menyusun kata dapat meningkatkan prestasi,minat dan kemampuan Membaca Kalimat teks

berita peserta didik kelas VII SMPN 03 Belitang Madang Raya Tahun Pelajaran 2019/2020.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Siswa, bagi Guru

dan bagi Pihak Sekolah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa: Diharapkan dengan menggunakan metode mind map siswa semakin tertarik dan

semakin berminat dalam belajar, sehinggaaktivitas belajar dan hasil belajar siswa menjadi

meningkat.

b. Bagi Guru: Diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir bagi guru

dalm upayamemperbaiki proses pembelajaran.

c. Bagi Pihak sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah didalam

mengambil kebijakan yang berkenaan dengan peningkatan mutu pembelajaran.

Page 4: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

II.KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti hasil bisnis. Prestasi yang

diperoleh dari upaya yang telah dilakukan. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan

kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan dalam menghadapi semua

aspek situasi kehidupan.

1.1.Pengertian Prestasi menurut para ahli

Prestasi adalah sebagai rumus yang diberikan guru mata pelajaran mengenai

kemajuan atau prestasi belajar selama periode tertentu (Sumadi Suryabrata, 1998). Dalam

kamus besar bahasa Indonesia prestasi merupakan hasil yang telah dicapai, dilakukan,

dilakukan, dan sebagainya. Siti Partini, 2005 juga mengatakan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil seseorang dalam kegiatan pembelajaran. Pendapat lain juga mengatakan

bahwa prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran yang ditampilkan oleh siswa

berdasarkan kemampuan internal yang diperoleh sesuai dengan tujuan instruksional. (WS

Winkel, 1989)

1.2.Macam-macam Prestasi

Ada beberapa prestasi yang dapat dicapai oleh setiap orang, diantaranya:

- Prestasi Belajar

Hasil yang diperoleh untuk usaha belajar. Prestasi siswa misalnya disekolah, menjadi

juara umum setiap tahun.

- Prestasi kerja

Adalah hasil yang diperoleh dari usaha kerja yang telah dilakukan. Misalnya promosi

kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Contoh penghargaan untuk pencapaian

artistik

- Prestasi Seni

Adalah hasil yang diperoleh dari bisnis seni

- Prestasi Olahraga

Hasil yang diperoleh untuk usaha dan kerja keras dibidang olahraga. Contoh, seorang

atlet mendapat medali emas ditempat pertama diraih saat menghadiri Pekan Olahraga

Nasional (PON)

B. Pengertian Minat Belajar Siswa

Minat merupakan kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat

terhadap sesuatu aktivitas maka dia akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten

dan dengan rasa senang.

Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment kecenderungan jiwa

yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan,

emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga

berkaitan dengan kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (Kognitif),

Page 5: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

emosi (Afektif), dan kemampuan (Konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal

atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985).

Hardjana(1994) juga mengatakan bahwa minat belajar siswa merupakan

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa

atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk

dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan

dalam bidang-bidang tertentu (Locmono, 1994).

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap

suatu pelajaran, maka ia akan sungguh-sungguh mempelajari pelajaran tersebut. Siswa akan

mudah mempelajari dan menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan

erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga

tepatlah apabila minat menjadi alat ukur. Proses belajar akan menjadi lancar jika disertai

dengan minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang

diberikan mudah siswa mengerti.

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa

minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan

suatu objek tertentu.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa

melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan

dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana

pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuanya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu

alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting dan bila siswa melihat bahwa

dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan

besar siswa akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya. Konsentrasi itu muncul

jika seseorang.

Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan

aktivitas kejiwaan untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan

bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula

sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar

mengajar disekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan

melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang

sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa,

minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila

dilihat dari faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan

dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial

budaya (Slameto,1995).

Menurut Slameto(1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat di atasi oleh

guru di sekolah dengan cara:

1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya

lebih berseni.

2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap

bidang studi yang sedang diajarkan

Page 6: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur

4. Meningkatkan kondisi fisik siswa

5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa

6. Menyediakan sarana penunjang yang memadai

C. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa. Alat ini dapat dipergunakan

untuk mempermudah kita dalam berkomunikasi satu sama lain yang masing-masing

diantaranya memiliki budaya yang berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus berkomunikasi untuk terus menjaga

komunikasi yang baik dan benar. Karena komunikasi adalah dasar atau langkah awal dalam

manusia bersosialisasi untuk dapat tetap hidup.

Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa yang dipergunakan sesuai dengan

situasi pembicaraan dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Bahasa

Indonesia diresmikan pada tahun 1945 sewaktu Indonesia mencapai kemerdekaan. Bahasa

Indonesia merupakan bahasa yang dinamik yang terus menerus menyerap kata-kata dari

bahasa asing untuk memperkaya perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia.

Keraf (2005:1)memberikan dua pengertian Bahasa Indonesia. Pengertian yang

pertama menyatakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat

berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem

komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer

D. Pengertian Membaca Kalimat

Pembelajaran Membaca Kalimat di kelas sekolah dasar itu merupakan pembelajaran

Membaca Kalimat permulaan tahap awal. Kemampuan Membaca Kalimat yang diperoleh

anak-anak tersebut akan menjadi dasar pembelajaran Membaca Kalimat di kelas rendah

sekolah dasar.Menurut Ritawati (1996:43) Membaca Kalimat permulaan merupakan

Membaca Kalimat awal yang diberikan kepada anak di kelas I (satu) sebagai dasar untuk

pelajaran selanjutnya. Seiring dengan itu Sahari (1994:11) mengemukakan Membaca Kalimat

adalah kegiatan dalam menerapkan dalam kemampuan berbahasa (linguistik) dengan

melibatkan faktor biologis dan psikis yang di pengaruhi oleh lingkungan denagn huruf, suku

kata, kata dan kalimat sebagai objek bacaan sebagai tingkatan awal dalam belajar Membaca

Kalimat pembelajaran Membaca Kalimat di kelas I (satu) merupakan pelajaran Membaca

Kalimat tahap awal. Kemampuan Membaca Kalimat yang di peroleh anak di kelas I

(satu) tersebut akan menjadi dasar pembelajaran Membaca Kalimat kelas-kelas

berikutnya. Supriyadi (1993) mengemukakan bahwa “ kemampuan Membaca Kalimat yang

di peroleh pada Membaca Kalimat permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan

Membaca Kalimat lanjut”. Sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya

maka kemampuan Membaca Kalimat permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru,

sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap Membaca Kalimat lanjut anak akan mengalami

kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan Membaca Kalimat yang memadai.

Kegiatan Membaca Kalimat menurut Combs (dalam Slamet, 2007: 138), ada tiga

tahap, yakni (1) tahap persiapan, (2) tahap perkembangan, dan (3) tahap transisi. Tahap

persiapan, anak mulai menyadari tentang barang cetak, konsep tentang huruf, konsep tentang

Page 7: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

kata. Tahap perkembangan anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang

cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata lain. Selanjutnya, dalam tahap

transisi, anak mulai mengubah kebiasaan Membaca Kalimat dalam hati. Anak mulai dapat

melakukan kegiatan Membaca Kalimat dengan santai atau tidak tegang.

Pengajaran Membaca Kalimat yang paling baik adalah pengajaran Membaca

Kalimat yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah

dikuasai anak. Rubin (dalam Slamet, 2007: 139) mengemukakan beberapa kegiatan yang

dilakukan dalam pengajaran Membaca Kalimat, sebagaimana dikemukakan berikut ini, yakni

(1) peningkatan ucapan; (2) kesadaran fonemik (bunyi bahasa); (3) hubungan antara huruf-

huruf merupakan prasyarat untuk dapat Membaca Kalimat; (4) membedakan bunyi-bunyi

merupakan hal yang penting dalam pemerolehan bahasa, khususnya Membaca Kalimat; (5)

kemampuan mengingat; (6) membedakan huruf; (7) orientasi ke kiri dan kanan;(8)

keterampilan pemahaman; dan (9) penguasaan kosakata.

Kesulitan- kesulitan umum yang dihadapi anak dalam belajar Membaca Kalimat

pada: (1) praMembaca Kalimat pada umumnya kesulitan anak dalam kurangnya memahami

huruf; (2) Membaca Kalimat suara, kesulitannya pada (a) emmbaca kata demi kata, (b)

pemarafrasean yang salah, (c) miskin pelafalan, atau kesalahan pengucapan, (d)

penghilangan, (e) pengulangan, (f) pembalikan, (g) penyisipan, (h) penggantian, dan (3)

pemecahan kode (dekoding) yang meliputi (a) kesulitan konsonan, (b) kesulitan vokal, (c)

kesuliran kluster, diftong, digraf, (d) kesulitan menganalisis struktur kata, dan (e) tidak

mengenali makna kata dalam kalimat.

Tujuan pembelajaran Membaca Kalimat permulaan pada dasarnya ialah memberi

bekal pengetahuan keterampilan kepada peserta didik untuk mengenalkan tentang teknik-

teknik Membaca Kalimat permulaan dan mengenalkan serta menangkap isi bacaan dengan

baik dan dapat menuliskannya. Secara rinci pembelajaran pengenalan Membaca Kalimat

permulaan bertujuan untuk memupuk kesadaran dan mengembangkan kemampuan anak-anak

untuk memahami dan mengenalkan cara Membaca Kalimat permulaan dengan benar. melatih

dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengenal dan menuliskan huruf-huruf. melatih

dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa atau

menuliskan bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya, memperkenalkan dan melatih anak

mampu Membaca Kalimat sesuai dengan teknik-teknik tertentu, melatih keterampilan anak

untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar, atau ditulisnya dan mengingatnya dengan

baik, Melatih keterampilan anak untuk dapat menetapkan arti tetentu dari sebuah kata dalam

suatu konteks.

a. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok.Menurut

Slavin (2009 : 8), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana peserta didik

bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda

dan saling berinteraksi antar anggota kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif peserta

didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang peserta

didik. Setiap kelompok yang heterogen yaitu terdiri dari campuran kemampuan peserta didik,

jenis kelamin dan suku.

Page 8: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Menurut Sugiyanto (2008 : 35) pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja

sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Davidson dan Warsham dalam (Isjoni, 2009 : 27) pembelajaran kooperatif

adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, peserta didik belajar dan

bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar baik pengalaman individu maupun

pengalaman kelompok.

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (teman lain) sebagai sumber

belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya dan menekankan pada penggunaan

kelompok kecil untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Menurut Isjoni (2009 : 73), dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi

model yang dapat diterapkan , yaitu : a) Student Team Achievement Division(STAD),

2) Jigsaw. 3) Teams Games Tournaments (TGT), 4) Group Investigation (GI), 5) Rotating

Trio Exchange, 6) Group Resume.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai variasi model dalam cooperative learning,

peneliti akan mengembangkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran

Membaca Kalimat, yaitu teknik permainan menyusun kata.

b. Teknik Pembelajaran

Teknik mengandung pengertian berbagai cara dan alat yang digunakan guru dalam

kelas. Dengan demikian, teknik adalah cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan

langsung dalam pelaksanaan pengajaran (Subana dkk, 2005: 20). Teknik ini merupakan

kelanjutan dari metode sedangkan arahnya harus sesuai dengan pendekatan

Semi (1993: 105) menyatakan bahwa teknik merupakan cara khas yang operasional

yang digunakan atau dilalui dalam menggapai tujuan yang telah ditetapkan dan dengan

berpegang pada metode. Oleh sebab itu, teknik lebih bersifat tindakan nyata berupa usaha aau

upaya yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Menurut Suyatno (2004: 15), teknik adalah cara konkret yang dipakai saat proses

pembelajaran langsung. Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru bahasa untuk

menyampaikan bahan-bahan pengajaan yang dipilih untuk pelajar-pelajarnya. Teknik yang

dipilih haruslah sejajar dengan kaidah yang dianut. Teknik adalah suatu muslihat atau strategi

atau taktik yang digunakan oleh guru agar mencapai hasil maksimal pada waktu mengajar

sesuatu bagian bahasan tertentu.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat ditarik simpulan bahwa teknik merupakan

alat yang digunakan guru dalam suatu proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik.

Rini (2005: 6) menyatakan bahwa mengajak peserta didik bermain sambil belajar

ternyata memberi manfaat bagi kedua belah pihak, baik guru maupun peserta didik. Terdapat

tiga manfaat permainan bagi guru.1)Memudahkan guru dalam memberikan penjelasan

mengenai suatu materi pelajaran yang sedang diajarkan dengan menerapkannya dalam bentuk

permainan. 2) Membantu guru membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. 3) Memberikan

Page 9: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

prestasi tersendiri bagi guru karena membuat peserta didik berpartisipasi aktif selama proses

belajar mengajar di kelas.

Selain bermanfaat bagi guru, bermain sambil belajar juga bermanfaat bagi peserta

didik. Terdapat lima manfaat bermain sambil belajar bagi peserta didik. 1) Peserta didik akan

lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang dipelajari karena disajikan dalam

bentuk permainan yang menyenangkan. 2) Mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa

bosan dalam kelas.3) Membantu peserta didik mengingat materi pelajaran lebih mudah dan

cepat. 4) Peserta didik menjadi aktif di kelas. 5) Menumbuhkan solidaritas dan sportivitas di

kalangan para peserta didik.

Menurut Suyatno (2004: 14) permainan belajar jika dimanfaatkan secara bijaksana

dapat menyingkirkan keseriusan yang menghambat, menghilangkan stress dalam lingkungan

belajar, mengajak orang terlibat penuh, meningkatkan proses belajar, membangun kreativitas

diri, mencapai tujuan dengan pengalaman, meraih makna belajar melalui pengalaman, dan

memfokuskan peserta didik sebagai subjek belajar. Ciri-ciri permainan di antaranya: adanya

seperangkat peraturan yang eksplisit yang harus diperhatikan oleh para pemain dan adanya

tujuan yang harus dicapai atau tugas yang harus dikerjakan. Permainan bisa bersifat individu

atau kelompok.

Terdapat tujuh syarat keberhasilan permainan berbahasa. 1)Permainan merupakan cara

pendekatan untuk mencapai tujuan belajar mengajar. 2) Permainan memiliki peraturan yang

jelas atau tegas sehingga tidak meresahkan peserta. 3) Tiap regu harus seimbang dalam

jumlah dan kekuatannya. 4) Pilihlah permainan yang sesuai dengan kemampuan berbahasa

peserta didik. 5) Jangan melaksanakan permainan pada awal pelajaran pada saat peserta didik

dalam keadaan segar. 6) Guru betul-betul bertindak sebagai pengelola permainan: yaitu

bersikap riang, lincah, tegas, dan tidak memihak. 7) Hentikan permainan pada saat peserta

didik masih asyik ingin melakukannya.

c. Permainan Menyusun Kata

Permainan menyusun kata merupakan permainan yang digunakan khusus untuk

kemampuan Membaca Kalimat. Penerapannya yaitu guru Membaca Kalimatkan kalimat,

peserta didik harus menyusun kata-kata menjadi kalimat yang sesuai kalimat yang dibaca

guru.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik simpulan bahwa permainan bahasa

menyusun kata adalah sebuah permainan bahasa susun kata yang menggunakan kata-kata

sebagai acuan dalam pembelajaran Membaca Kalimat.

Prosedur pada teknik permainan menyusun kata meliputi: a. Guru menyiapkan papan

stereoform beserta paku-paku kecil untuk menempel.b. Peserta didik dibagi menjadi

beberapa kelompok. c. Guru membagikan kertas kata kepada masing-masing peserta didik,

setiap peserta didik menerima lima kata.d. Guru memberi waktu untuk berdiskusi.e. Guru

melafalkan satu persatu kalimat. f. Masing-masing kelompok berlomba untuk menyusun kata

pada papan stereoform hingga membentuk kalimat yang sesuai dengan kalimat yang

dibacakan guru.g. Kelompok yang paling cepat dan paling benar dalam menyusun kata

menjadi pemenangnya.h. Peserta didik diberi tugas untuk Membaca Kalimat bacaan yang

terdapat pada papan stereoform.

Page 10: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “Ada peningkatan kemampuan

Membaca Kalimat setelah menggunakan teknik permainan menyusun kata pada peserta didik

kelas VII SMPN 3 Belitang Madang Raya Tahun Pelajaran 2019/2020”

5. Penelitian yang relevan

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Elvira Yostasari, dengan judul “Upaya

Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa dalam Membaca Kalimat dan Menulis

dengan menggunakan metode Inkuiri pada siswa kelas II SDN Mohamad Toha Kota

Bandung tahun 2016”. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan minat dan

prestasi siswa dalam Membaca Kalimat dan menulis dari sebelum menggunakan metode

inkuiri dan setelah menggunakan metode inkuiri.

6. Kerangka Berpikir

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan

tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi.Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Belitang

Madang Raya. Subjek Penelitian ini adalah peserta didik kelas VII berjumlah 24 orang.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dua siklus. Secara rinci setiap siklus penelitian tindakan ini

dapat dijabarkan sebagai berikut:

a.Perencanaan yaitu (1) Menyusun rencana pembelajaran Membaca Kalimat dengan

teknik permainan menyusun kata,(2) Membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian

berupa : lembar penilaian, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan pedoman

wawancara, (3) Menyiapkan media pembelajaran berupa kertas kata dan papan stereoform.

Page 11: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

b. Tindakan adalah proses pembelajaran dalam dua kali petemua yaitu; (1)

Pendahuluan yang meliputi kegiatan guru menyapa peserta didik, menanyakan keadaan

peserta didik, memancing peserta didik menyampaikan hambatan yang dialaminya saat

proses pembelajaran Membaca Kalimat, dan menumbuhkan motivasi untuk belajar Membaca

Kalimat.(2) Kegiatan inti, yaitu tahap melakukan kegiatan pembelajaran Membaca

Kalimat dengan teknik permainan menyusun kata. Kegiatan ini meliputi: Guru menyiapkan

papan stereoform beserta paku-paku kecil untuk menempel; peserta didik dibagi menjadi

beberapa kelompok; guru membagikan kertas kata kepada masing-masing peserta didik, guru

memberi waktu peserta didik untuk berdiskusi; guru Membaca Kalimat kalimat; masing-

masing kelompok berlomba untuk menyusun kata pada papan stereoform hingga membentuk

kalimat yang sesuai dengan kalimat yang dibacakan guru; kelompok yang paling cepat dan

paling banyak dalam menyusun kalimat menjadi pemenangnya; peserta didik diberi tugas

untuk Membaca Kalimat kalimat yang terdapat pada papan stereoform.(3) Kegiatan akhir

atau penutup, merupakan refleksi kegiatan yang telah dilakukan hari itu. Tahap ini meliputi:

guru memberikan hadiah bagi kelompok yang menang, kegiatan guru merefleksikan kegiatan

pembelajaran hari itu, guru menanyakan kesulitan yang dialami peserta didik dalam

Membaca Kalimat. c. Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam pengamatan ini akan diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan

pembelajaran, baik aktivitas peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran, maupun respon

peserta didik terhadap teknik pembelajaran. Selanjutnya pada pertemuan ke dua dilakukan tes

untuk mendapatkan nilai hasil belajar pada siklus 1. Selanjutnya data yang diperoleh pada

siklus I dijadikan sebagai bahan refleksi.

Demikian seterusnya dilakukan berulang dua kali (semanyak 2 siklus). Proses

tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hal-hal yang kurang sesuai pada siklus

I diperbaiki pada siklus II.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data siswa dilakukan melelui tes, observasi dan wawancara.

Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan

sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy J.

Moleong, 2001: 178). Ada pun dari triangulasi yang ada hanya menggunakan 2 teknik, yaitu

triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode.

D. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Model

analisis interaktif mempunyai tiga komponen, yaitu: 1) Reduksi Data (Data Reduction), 2)

Penyajian Data (Data Display), 3) Conslucion Drawing(verification).

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah capaian peningkatan kemampuan

Membaca Kalimat peserta didik sebesar 80% dan capaian nilai rata-rata kelas sebesar 85.

Penilaian berdasarkan KKM yang sudah ditentukan.

Page 12: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, pembelajaran Membaca Kalimat dilaksanakan

dengan pembelajaran tradisional. Pembelajaran hanya bersifat monoton, guru menyampaikan

materi pelajaran dengan ceramah dan peserta didik cenderung mendengarkan sehingga

peserta didik akan bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat

dilihat dari banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM yang ditetapkan

sekolah yaitu 70. Dari 24 peserta didik kelas VII SMPN 3 Belitang Madang Raya, pada nilai

ulangan harian sebelum dilakukan penelitian, nilai tertinggi sebesar 80, nilai terendah sebesar

30, dan rata-rata kelas sebesar 58 atau peserta didik yang masih memperoleh nilai < KKM

sebanyak 13 peserta didik atau 54% sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai > KKM

sebanyak 11 peserta didik atau 46 %.

Tabel 1

Nilai Pra Siklus

No Nama Siswa Hasil Tes

Akhir

Ketuntasan Belajar Ket

Tuntas Belum

1 AFRIZAL

IKHSAN

50 TT

2 AGENG

PURNOMO

80 T

3 AHMADES

MIQAILA

30 TT

4 AJENG A. 70 TT

5 DINDA AYU 70 T

6 DIMAS F 50 TT

7 EEN MANDA Y. 70 T

8 EFI JUNITA 30 TT

9 EKA YULITA

SARI

45 TT

10 ELVI KURNIATI 30 TT

11 FAJAR

KURNIAWAN

45 TT

12 FELISIA 70 T

13 GHAITSA 70 T

14 HALIM M. 50 TT

15 KELVIN P. 65 TT

16 LARASATI ADI N. 70 T

17 M. KHOIRUL ANAM 75 T

18 M NUR SOLIHIN 70 T

19 M. RIZKY 70 T

Page 13: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

20 NANDA PANJI M. 50 TT

21 PANCA AHMAD 45 TT

22 RISKA 80 T

23 SYAHRUL 50 TT

24 YUYUN EKA 70 T

Jumlah 1573 11 13

Rata-rata 59,16

46 % 54%

Ulasan hasil belajar dari tabel di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

(Hasil Belajar Pra Siklus)

Jumlah Siswa Dibawah KKM Tercapai KKM % Dibawah

KKM

% Tercapai

KKM

24 13 11 54 % 46 %

Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dilihat bahwa masih rendahnya Hasi belajar

Bahasa Indonesia dalam pembelajaran Membaca Kalimat.

Grafik ketuntasan belajar pra siklus digambarkan pada grafik di bawah ini

Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Dalam pelaksanakan tindakan siklus I, pembelajaran dilakukan dengan penerapan teknik

permainan menyusun kata. pembagian peserta didik dalam kelompok berdasarkan tempat

duduk yang berdekatan.

b. Tindakan

Pada tahap ini adalah proses pembelajaran pada pada hari selasa Maret 2019, terdiri

dari tiga sesi yaitu:

Page 14: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

1. Kegiatan Awal, yaitu: mengucapkan salam, mengabsen peserta didik dan menjelaskan

pokok bahasan yang akan dibahas

2. Kegiatan inti, yaitu: menjelaskan materi pelajaran menggunakan metode menyusun kata.

3. Kegiatan akhir, yaitu: menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dibahas dan

mengucapkan salam.

Foto kegiatan pembelajaran siklus I

Tabel 2

(Hasil Belajar pada Siklus I)

No Nama Siswa Hasil Tes

Akhir

Ketuntasan Belajar Ket

Tuntas Belum

1 AFRIZAL

IKHSAN

50 TT

2 AGENG

PURNOMO

100 T

3 AHMADES

MIQAILA

50 TT

4 AJENG A. 80 TT

5 DINDA AYU 80 T

6 DIMAS F 50 TT

7 EEN MANDA Y. 80 T

8 EFI JUNITA 70 TT

9 EKA YULITA 65 TT

Page 15: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

SARI

10 ELVI KURNIATI 80 T

11 FAJAR

KURNIAWAN

85 T

12 FELISIA 80 T

13 GHAITSA 80 T

14 HALIM M. 75 T

15 KELVIN P. 75 T

16 LARASATI ADI N. 80 T

17 M. KHOIRUL

ANAM

75 T

18 M NUR SOLIHIN 80 T

19 M. RIZKY 80 T

20 NANDA PANJI M. 75 T

21 PANCA AHMAD 75 T

22 RISKA 80 T

23 SYAHRUL 75 T

24 YUYUN EKA 80 T

Jumlah 1800 18 6

Rata-rata 75

71 % 29%

Pada hasil tes tindakan siklus I diperoleh nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah

40, rata-rata kelas dalam siklus I adalah 75. Peserta didik yang masih memperoleh nilai

<KKM sebanyak 6 peserta didik atau 29% sedangka peserta didik yang memperoleh nilai

>KKM sebanyak 16 peserta didik atau 71%.

Ulasan hasil belajar dari tabel di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

Jumlah Siswa Dibawah KKM Tercapai KKM % Dibawah

KKM

% Tercapai

KKM

24 6 18 29 % 71 %

Page 16: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Grafik ketuntasan belajar pada siklus I digambarkan pada grafik di bawah ini

Dari tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan Membaca Kalimat

peserta didik pada tindakan siklus I dibanding dengan kemampuan Membaca Kalimat

sebelum diadakan tindakan. Namun demikian, hasil belajar tersebut belum tercapai indikator

keberhasilan. Penelitian ini dilanjutkan pada siklus II

c. Observasi

Hasil observasi selama proses belajar mengajar yang dilaksanakan dengan

menggunakanmetode menyusun kata berjalan lancar. Lembar observasi sebagai berikut

No Hal yang diamati pada Siswa Skor

A B C D

1 Keaktifan Siswa:

a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran

b. Siswa aktif bertanya

c. Siswa aktif mengajukan ide

2 Perhatian Siswa

a. Diam, Tenang

b. Terfokus pada materi pelaajaran

c. Antusias

3 Kedisiplinan

a. Kehadiran absensi

b. Datang tepat waktu

c. Pulang tepat waktu

Keterangan

A. Sangat baik

B. Baik

C. Kurang Baik

D. Sangat kurang

Page 17: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Berdasarkan lembar observasi masih ada sebagian besar peserta didik yang masih kurang

konsentrasi atau tidak aktif dalam kelompok belajar, masih ada siswa yang bercanda dengan

temanya. Hal itu mungkin dikarenakan teman dalam kelompok sudah terbiasa karena

berdekatan tempat duduk.

d. Refleksi

Dengan melihat tabel hasil belajar pada siklus 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar

rata-rata 75. Persentase ke memberikan tuntasan belajar tercapai sebesar 71 %, dengan

demikian memberikan gambaran keberhasilan belums bahwa indikator dapat dicapai

sepenuhnya. Penulis akan memperbaiki semua kekurangan pada siklus II.

Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Dalam pelaksanakan tindakan siklus I, pembelajaran dilakukan dengan penerapan teknik

permainan menyusun kata. pembagian peserta didik dalam kelompok berdasarkan tempat

duduk yang berdekatan.

b. Tindakan

Pada tahap ini adalah proses pembelajaran pada pada hari selasa Maret 2019, terdiri

dari tiga sesi yaitu:

1. Kegiatan Awal, yaitu: mengucapkan salam, mengabsen peserta didik dan menjelaskan

pokok bahasan yang akan dibahas

2. Kegiatan inti, yaitu: menjelaskan materi pelajaran menggunakan metode menyusun kata.

3. Kegiatan akhir, yaitu: menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dibahas dan

mengucapkan salam.

Foto kegiatan pembelajaran siklus II

Page 18: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Tindakan siklus II dilakukan dengan pembagian kelompok berdasarkan Hasi

belajar peserta didik secara merata. Sehingga aktifitas peserta didik pada tindakan siklus II

terlihat sangat aktif. Keaktifan peserta didik dapat dilihat dari antusias peserta didik dalam

menjawab pertanyaan maupun konsentrasi dalam mengerjakan tugas dalam kelompoknya.

Peserta didik yang cenderung pandai dan aktif akan membantu peserta didik yang kurang

aktif, sehingga dalam kelompok akan dapat menunjukkan keaktifan secara menyeluruh.

Kerjasama dalam kelompok akan semakin terlihat dan saling membantu satu dengan yang

lain. Peserta didik saling berlomba saat diminta untuk mengerjakan tugas menyusun kata

pada papan stereoform. Peserta didik akan merasa lebih senang dan termotivasi untuk

menyusun kata secara cepat dan benar sehingga akan memenangkan permainan. Sehingga

proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Tabel 3

(Hasil Belajar pada Siklus II)

No Nama Siswa Hasil Tes

Akhir

Ketuntasan Belajar Ket

Tuntas Belum

1 AFRIZAL

IKHSAN

95 t

2 AGENG

PURNOMO

100 T

3 AHMADES

MIQAILA

50 TT

Page 19: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

4 AJENG A. 100

5 DINDA AYU 90 T

6 DIMAS F 50 TT

7 EEN MANDA Y. 100 T

8 EFI JUNITA 80

9 EKA YULITA

SARI

100 T

10 ELVI KURNIATI 80 T

11 FAJAR

KURNIAWAN

85 T

12 FELISIA 90 T

13 GHAITSA 90 T

14 HALIM M. 95 T

15 KELVIN P. 95 T

16 LARASATI ADI N. 80 T

17 M. KHOIRUL

ANAM

90 T

18 M NUR SOLIHIN 90 T

19 M. RIZKY 90 T

20 NANDA PANJI M. 90 T

21 PANCA AHMAD 95 T

22 RISKA 80 T

23 SYAHRUL 90 T

24 YUYUN EKA 95 T

Jumlah 2100 18 6

Rata-rata 87,5

92 % 8%

Pada hasil tes tindakan siklus II diperoleh nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah

adalah 50, rata-rata kelas dalam siklus II adalah 87. Persentase ketuntasan belajar sebesar

92%. Artinya dari 24 peserta didik, terdapat 2 peserta didik yang belum tuntas belajar.

Ulasan hasil belajar dari tabel di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

Jumlah Siswa Dibawah KKM Tercapai KKM % Dibawah

KKM

% Tercapai

KKM

24 2 22 8 % 92 %

Page 20: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Grafik ketuntasan belajar pada siklus I digambarkan pada grafik di bawah ini

Dari tabel di atas adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan dengan ketuntasan

Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) pada seluruh peserta didik. Meskipun masih terdapar 2

peserta didik yang belum tuntas belajar, namun peningkatan kemampuan Membaca Kalimat

sudah signifikan dan indikator keberhasilan sudah dapat dicapai. Bagi peserta yang didik

yang belum tuntas belajar akan diremidial dan diberi bimbingan khusus.

d. Observasi

Hasil observasi selama proses belajar mengajar siklus II yang dilaksanakan dengan

menggunakan metode menyusun kata berjalan lancar. Lembar observasi sebagai berikut

No Hal yang diamati pada Siswa Skor

A B C D

1 Keaktifan Siswa:

a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran

b. Siswa aktif bertanya

c. Siswa aktif mengajukan ide

2 Perhatian Siswa

a. Diam, Tenang

b. Terfokus pada materi pelaajaran

c. Antusias

3 Kedisiplinan

a. Kehadiran absensi

b. Datang tepat waktu

c. Pulang tepat waktu

Keterangan

A. Sangat baik

B. Baik

C. Kurang Baik

D. Sangat kurang

Page 21: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

d. Refleksi

Dengan melihat hasil siklus II dapat diketahui bahwa hasil belajar rata-rata 87.

Persentase ketuntasan belajar mencapai 92 %. Dengan demikian memberikan gambaran

bahwa indikator keberhasilan sudah dapat dicapai

Antar Siklus

Hasil tes dari pra siklus, siklus I dan siklus II, dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

(Hasil Belajar Antar Siklus)

No Tindakan Banyak Peserta didik Prosentase (%) KKM)

< KKM > KKM < KKM > KKM

1 SSebelum

Tindakan

13 11 54% 46%

2 Siklus I 6 18 29% 71%

3 Siklus II 2 22 8% 92%

Dari tabel 4 di atas dapat diperoleh data sebagai berikut :

Pra Siklus: Siswa yang belum mencapai KKM 13 siswa (54%), siswa yang mencapai KKM

11 siswa (46 %)

Siklus I : Siswa yang belum mencapai KKM 6 siswa (29%, siswa yang mencapai KKM 18

siswa (71%)

Siklus II : Siswa yang belum mencapai KKM 2 siswa (8%, siswa yang mencapai KKM 22

siswa (92 %)

Hasil belajar dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 terjadi peningkatan yang signifikan.

Grafik Ketuntasan Belajar Antar Siklus digambarkan pada grafik di bawah ini

Page 22: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus

dapat disimpulkan bahwa kemampuan Membaca Kalimat peserta didik dapat ditingkatkan

melalui penggunaan teknik permainan menyusun kata. Peningkatan kemampuan Membaca

Kalimat dapat dilihat dari peningkatan angka persentase ketuntasan belajar peserta didik pada

kondisi awal yang hanya 46% meningkat menjadi 71% pada siklus I dan mencapai 92% pada

akhir siklus II. Total peningkatan ketuntasan adalah sebesar 46%peningkatan Hasil capaian

rata-rata pada tahap pra siklus sebesar 58 meningkat menjadi 71 pada siklus I dan menjadi 87

pada siklus II. Total peningkatan rata-rata adalah 29 poin.

2. Saran

a. Saran kepada guru

Disarankan kepada guru bahasa indonesia didalam mengajarkan bahasa Indonesia

sebaiknya menggunakan Metode Kooperatif, hal ini terbukti bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia dengan Metode Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Saran pada pihak sekolah

Pada pihak Sekolah disarankan untuk dapat meningkatkan sarana dan prasarana yang

terkait dengan media pembelajaran agar semua guru terdorong untuk menggunakan

media dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru

Dayan, abdi Saka. 2009. “Mengenali Karakter Peserta didik SD”. Bulletin Derap Guru Edisi

113/Th.IX/Juni 2009. Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Bandung:Alfabeta.

Hardjana. 1994. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Kartono, K. 1995. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.

Loekmono. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Rini, Ayu. 2005. Exellent English Games. Jakarta: Kesaint Blanc.

Page 23: PENINGKATAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA …

Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Slamet, St. Y dan Suwarto. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

Sekolah Dasar. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. II. Jakarta: Rineka

Cipta.

Slavin. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Soejono. 1975. Petunjuk Membaca Kalimat Menulis Permulaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Subana, Dkk..2005. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru.

Sunardi. 1997. Mengenal Peserta didik Berkesulitan Belajar. Surakarta: UNS.

Supriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di sekolah Dasar.

Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Suryabrata, Sumadhi. 1998. Metodologi Penelitian. Universitas Gajah Mada.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.