55
LAPORAN AKHIR PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN BERKELANJUTAN TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH TAHUN 2017 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH DIOREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Desember 2017

PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

LAPORAN AKHIR

PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS

PERKEBUNAN BERKELANJUTAN TANAMAN

SEMUSIM DAN REMPAH

TAHUN 2017

DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH

DIOREKTORAT JENDERAL PERKEBUNANJakarta, Desember 2017

Page 2: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah i

DUKUNGAN LAPORAN AKHIR

PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN

BERKELANJUTAN TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH

TAHUN 2017

Pengarah : Dr. Ir. Agus Wahyudi, MP

Penanggungjawab : Sapto Priono, SE

Penyusun :

Ketua : Budiman, BBA

Anggota : 1. Kursin, SE

2. Ngatini, SE

3. Maryoto

Page 3: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Laporan Akhir Pelaksanaan

Kegiatan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah telah dapat diselesaikan pada waktunya.

Laporan Kegiatan Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan Tanaman dan

Rempah Tahun 2016, meliputi Ringkasan Laporan Kegiatan Perkebunan Tanaman Tebu, Kapas

Nilam, Tembakau, Lada, Pala dan Cengkeh.

Sistematikan laporan ini dengan salinan Bab I. Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan

dan Ruang Lingkup; Bab II. Perencanaan yaitu Penyusunan Program, Rencana Kegiatan dan

Anggaran; Bab III. Penyusunan Pedoman Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah terdiri

dari ; Pedoman Tanaman Serat, Pedoman Budidaya Tanaman Semusim Lainnya dan Pedoman

Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBH-CHT); Bab IV. Koordinasi Pelaksanaan terdiri

dari : Pertemuan Persiapan Pelaksanaan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah, Fasilitasi

Penyelenggaraan Pertemuan Pergulaan Nasional, Pengawalan Identifikasi Penyiapan Lahan dan

Sarana Produksi Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah, Pengembangan Kawasan Tebu

dan Koordinasi Pemanfaatan DBH-CHT; Bab V. Pelaksanaan Pembinaan dan Bimbingan Teknologi

terdiri dari; Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tebu dan Pemanis Lainnya, Bimbingan Teknis

Tanaman Serat dan Atsiri, Bimbingan Teknis Tanaman Semusim dan Rempah Lainnya, Bimbingan

Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas Teknis Budidaya

Tanaman Semusim dan Pendampingan Pelaksanaan Pengawalan Analisis Rendemen Tebu Petani;

Bab VI. Monitoring dan Evaluasi terdiri dari ; Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan

Budidaya Tanaman Semusim dan Rempah, Pertemuan Monitoring, Evaluasi dan Koordinasi

Pelaksanaan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah, Monitoring dan Evaluasi Indikasi

Geografis (IG) Tanaman Rempah, Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan, Koordinasi dangan

Instansi Terkait; Bab VII. Fasilitasi Pelaksanaan Lomba Petani/Kelompok Usaha Yang Berprestasi

dan Bab VIII. Layanan Perkantoran dan Bab IX Penutup.

Didasari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, karena itu saran untuk penyempurnaan

sangat kami harapkan dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran

masukan guna penyelesaian laporan ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini berkenan

bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2017

Direktur Tanaman Semusim dan

Rempah,

Dr. Ir. Agus Wahyudi, MS

Nip. 19600121 198503 1 002

Kepala Sub Bagian Tata Usaha,

Sapto Priono, SE

Nip. 19600204 198203 1 002

Page 4: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Penyusunan Program, Rencana Kegiatan dan Anggaran

Dalam rangka mendukung arah kebijakan Pembangunan Nasional tahun 2015 –

2019 dan Kebijakan Kementerian Pertanian tahun 2015 – 2019, maka Direktorat

Jenderal Perkebunan telah menetapkan arah kebijakan Direktorat Jenderal

Perkebunan tahun 2015 – 2019 sebagai dasar pelaksanaan strategi, program dan

kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 – 2019.

Untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan perkebunan

Tahun 2017, Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat alokasi

dana dari APBN sebesar Rp103.189.450.000,- dan dialokasikan anggaran

tambahan melalui APBNP sebesar Rp161.869.178.000, sehingga total

anggaran yang dapat dipergunakan oleh satker daerah dan pusat

Rp265.058.628.000, dengan realisasi capaian keuangan sebesar

Rp238.789.828.812, (90,10%). Dana untuk satker pusat sebesar

Rp7.425.750.000, dengan realisasi sebesar Rp6176.701.133, atau

(83,18%), dana tersebut untuk melaksanakan kegiatan satker pusat. Dana

yang dialokasikan di satker daerah dipergunakan untuk melaksanakan 4

(empat) Program yaitu 1). Pencapaian Produktifitas Tebu; 2).

Pengembangan Komoditas Ekspor; 3). Pengembangan Komoditas

Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri dan 4). Pengembangan Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan. Sedangkan Satker daerah dengan alokasi

anggaran tahun 2017 sebesar Rp. 257.632.878.000 dengan realisasi

sebesar Rp 232.613.127.976 atau (90,29%).

Arah kebijakan pembangunan perkebunan 5 tahun mendatang ditetapkan

menjadi Arah Kebijakan Umum dan Arah Kebijakan Khusus.

2. Pedoman Tanaman Serat

Kapas (Gossypium hirsutum) dapat menghasilkan serat alam untuk bahan baku

industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta bidang kesehatan dan kecantikan.

Industri TPT ini telah berkembang pesat dan terintegrasi terutama pada industri

intermediate (stapel, filamen, tenun, rajut) dan industri hilirnya (garmen dan

produk tekstil lainnya). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka

permintaan bahan baku Kapas pun meningkat. Akan tetapi perkembangan industri

TPT ini belum diikuti oleh perkembangan pada industri hulunya yaitu pasokan

bahan baku serat Kapas.

Kebutuhan serat Kapas mencapai 1.5 juta ton Kapas berbiji atau sekitar 1.2 juta ha

pertanaman Kapas pada tingkat produksi 1.250 kg/ha (Ditjenbun 2013). Produksi

serat Kapas dalam negeri hanya dapat mencapai + 0.5% kebutuhan nasional,

Page 5: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah iii

sebagian besar diperoleh melalui impor. Komoditas kapas hanya didominasi oleh

perkebunan rakyat (PR), sehingga terjadi penurunan produksi dari tahun ketahun.

Penurunan produksi sangat mungkin disebabkan oleh turunnya produktivitas

tanaman, sehingga Impor Kapas mencapai 611.800 ton. Hal ini sangat

mengkhawatirkan karena kebutuhan serat Kapas terus mengalami peningkatan 3%

per tahun. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi impor serat

Kapas, di antaranya melalui penerapan program intensifikasi Kapas rakyat (IKR),

Fasilitasi penyediaan benih Kapas bermutu bekerjasama dengan Balittas, Fasilitasi

Program Akselerasi Pengembangan Kapas dan pengelolaan hama terpadu (PHT)

perkebunan rakyat. Berbagai upaya fasilitasi oleh pemerintah berkaitan dengan

program pengembangan Kapas tersebut di atas belum memberikan hasil yang

menggembirakan. Kontribusi serat Kapas dalam negeri terhadap kebutuhan bahan

baku TPT hanya sekitar 0,5% dari kebutuhan nasional (500 ton per tahun) atau

sekitar 6% dari total Kapasitas ginnery 86.000 ton.

Rendahnya kontribusi serat Kapas nasional tersebut di atas disebabkan oleh

berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Kapas

di Indonesia antara lain : (1) belum optimalnya penerapan teknologi budidaya

anjuran; (2) keterbatas penyediaan benih Kapas unggul bermutu dengan harga yang

terjangkau; (3) lemahnya permodalan petani; (4) belum optomalnya fungsi

kelembagaan petani yang telah terbentuk; (5) harga kapas berbiji ditingkat petani

kalah bersaing dengan harga komoditas tanaman pangan, sehingga onimo

menanam kapas rendah; dan (6) belum optimalnya dukungan dari semua pihak

yang terkait.

Dengan later belakang kondisi pengembangan Kapas yang saat ini masih belum

menerapkan teknis budi daya yang baik, maka diperlukan pedomann budi daya

Kapas yang mengacu pada Good Agriculture Practice (GAP) sebagai acuan bagi

petugas, pekebun Kapas, dan pelaku usaha tani Kapas. Pedoman ini disusun

dengan memperhatikan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelaku usaha tani

Kapas dan sebagai acuan dan panduan bagi petani, petugas lapang dan stakeholders

dalam melaksanakan kegiatan budi daya Kapas yang baik.

3. Pedoman Budidaya Tanaman Semusim Lainnya

Pada tahun 2016, kegiatan penanaman tembakau yang didanai APBN dialokasikan

pada 7 (tujuh) Provinsi wilayah pengembangan tembakau yaitu Provinsi Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Bali dan Nusa Tenggara

Barat dengan total luas areal 300 ha. Namun dengan adanya penghematan

anggaran Ditjenbun, terjadi perubahan target luasan yang semul 300 Ha menjadi

195 Ha, yang dilaksanakan di 4 Provinsi yaitu di Provinsi Jawa Tengah seluas 50

ha, Sumatera Barat 20 ha, Bali 50 ha dan Nusa Tenggara Barat seluas 75 ha.

Page 6: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah iv

Sedangkan provinsi yang tidak dilaksanakan (anggarannya dihemat) di 3 (tiga)

Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat seluas 60 ha, Jawa Timur seluas 25 ha dan

Provinsi Aceh seluas 20 ha.

4. Pedoman Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBH-CHT)

Pedoman Pemanfaatan Dana Bagi hasil Cukai (DBH-CHT) digunakan sebagai

acuan dalam peningkatan kualitas bahan baku dalam pemanfaatan DBH-CHT

telah dikonsultasikan ke Balittas Malang dan Dinas Provinsi yang membidangi

Perkebunan pada wilayah pengembangan tembakau serta stakeholder terkait. Dalam

penyusunan draft pedoman memperoleh masukan-masukan dari Direktorat Dana

Perimbangan Kementerian Keuangan, Biro Hukum Kementerian Pertanian,

Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, Dinas yang membidangi Perkebunan pada

Provinsi penghasil tembakau seluruh Indonesia, Sekretariat Ditjen Perkebunan

(Subag Hukum dan Humas), Direktorat lingkup Ditjen Perkebunan (Direktorat

Tanaman Semusim dan Rempah).

5. Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pengembangan Tanaman Semusim dan

Rempah

Dalam upaya mengoptimalkan dan mempercepat realisasi pelaksanaan kegiatan

pengembangan tanaman semusim dan rempah Tahun Anggaran 2016, diperlukan

adanya persepsi yang sama dari seluruh instansi terkait, baik pusat maupun daerah,

sehingga diperlukan adanya Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pengembangan

Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2016, yang selanjutnya ditindaklanjuti

dengan pengawalan realisasi kegiatan didaerah serta monitoring dan evaluasi.

6. Fasilitasi Penyelenggaraan Pertemuan Pergulaan Nasional

Untu mencapai sasaran swasembada diperlukan instrumen kebijakan yang tepat

dan iklim usaha yang kondusif. Inilah kunci utama langkah yang akan diterapkan

pada tahun-tahun mendatang. Bertitik tolak dari fakta obyektif dan potensi

pengembangan yang dapat dicapai, Kementerian Pertanian akan menyusun Road

Map Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Gula Tahun 2016-2045. Sasaran yang

akan dicapai pada kegiatan Fasilitasi Pengawalan Percepatan Peningkatan Produksi

dan Produktivitas Tebu Tersusunnya Rencana Percepatan (Road Map) peningkatan

produksi menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2017 s.d 2045

7. Pengawalan Identifikasi Penyiapan Lahan dan Sarana Produksi

Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah

Dengan diperlukannya data dan informasi antara lain : sentra-sentra produksi

tanaman semusim dan rempah, identifikasi potensi lahan (kesesuaian lahan) dan

Page 7: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah v

penyiapan lahan (CP/CL) & Sarana Produksi serta intensitas pembinaannya. Untuk

maksud tersebut diperlukan upaya pembinaan lebih intensif, pengawalan

pelaksanaan di lapangan yang lebih teratur, serta pemantauan kondisi lapangan

yang memadai. Kebijakan program pengembangan komoditi tanaman semusim

perkebunan memerlukan sinergi dan kerjasama semua pihak terkait baik

pemerintah, swasta dan para pelaku agribisnis, sehingga pengembangan komoditi

dapat dilakukan sesuai dengan persyaratan baku teknis (agroklimat), kecocokan

lahan, iklim dan cuaca serta dukungan informasi dan teknologi lainnya seperti

anjuran penggunaan sarana produksi.

8. Fasilitasi Pengawalan Percepatan Peningkatan Produksi dan Produktovitas

Tebu

Kegiatan Fasilitasi Pengawalan Percepatan Peningkatan Produksi dan Produktifitas

Tebu merupakan upaya khusus terhadap peningkatan produksi menuju

swasembada gula, dimana dari kegiatan tersebut menghasilkan Buku Road Map

Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Gula 2016-2045. Ada beberapa tahapan

yang dilakukan, melalui serangkaian Diskusi dan Uji Publik dengan melibatkan

pemangku kepentingan dibidang pergulaan dalam rangka mendukung

swasembada gula Indonesia diproyeksikan dapat mencapai swasembada, 90%

kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi yang didasarkan atas program

restrukturisasi serta pengembangan kebun dan pabrik, sedangkan untuk proyeksi

konsumsi didasarkan dari konsumsi per kapita. Swasembada gula nasional

diproyeksikan tercapai pada tahun 2025 sebesar 6,19 juta ton, baik untuk kebutuhan

langsung maupun industri sebesar 6,34 juta ton. Untuk mencapai swasembada

tersebut diperlukan tambahan areal seluas 705 ribu ha dan pembangunan pabrik

baru sebanyak 16 PG pada tahun 2023.

Pertumbuhan produktivitas tebu pada PG existing sampai dengan tahun 2025

diasumsikan mengalami peningkatan sekitar 2,5% per tahun terhadap produksi

pada tahun 2015 dan secara nasional juga sama sebesar 2,5%. Begitu juga

pertumbuhan rendemen tebu pada PG existing sampai tahun 2024 diasumsikan

mengalami peningkatan sekitar 2,5% per tahun terhadap produksi pada tahun 2015

dan secara nasional juga sama sebesar 2,5%. Untuk selanjutnya produktivitas

dihitung flat.

9. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tebu dan Pemanis Lainnya

Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tebu dan Pemanis

Lainnya yang dilaksanakan melalui penyampaian informasi teknis budidaya

tanaman tebu berdasarkan pedoman standard teknis budidaya yang baik dan benar.

Pengawalan pemberian bimbingan teknis ditujukan kepada petugas/tim teknis,

Page 8: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah vi

TKP, PLPTKP dan petani peserta pengembangan/penanaman tebu, kapas dan

nilam sehingga dapat terwujud peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

semusim.

Kegiatan bimbingan teknis budidaya tebu diberikan pada provinsi pengembangan

tebu yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara dan Gorontalo. Sedangkan pengembangan

tebu di Aceh, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara

Barat, dilaksanakan bersamaan pada waktu kegiatan Monitoring, Evaluasi

Pelaksanaan Kegiatan Tebu dan Pemanis Lainnya serta pada saat melaksanakan

kegiatan PengawalanPercepatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tebu.

10. Bimbingan Teknis Tanaman Serat dan Atsiri

Pada T.A 2017 Kegiatan Bimbingan Teknis Kawasan Budidaya Tanaman Serat dan

Atsiri merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang teknis

budidaya tanaman serat dan atsiri yang baik dan benar sesuai dengan situasi dan

kondisi lingkungan yang ada dan sesuai spesifik lokasi masing-masing

wilayah/kawasan pengembangan tanaman serat dan atsiri. Pengetahuan dan

kemampuan petani terhadap teknis budidaya tanaman nilam dan kapas yang benar

dan baik masih kurang, karena selama ini penanaman dilakukan secara tradisional

yang secara teknis sangat sederhana, sehingga diperlukan bimbingan teknis dan

pendampingan secara intensif kepada petani nilam sangat diperlukan agar pada

saat melakukan persemaian benih dan penanaman di lokasi pengembangan sesuai

dengan GAP Kapas dan Nilam. Selain pengetahuan dan kemampuan petani yang

menjadi permasalahan adalah masih terbatasnya benih unggul/bermutu dengan

harga terjangkau sehingga diperlukan sistem perbenihan yang baik. Untuk

memenuhi kebutuhan benih unggul bermutu dalam jumlah dan waktu yang tepat

harus dibangun Sistem Perbenihan Kapas dan nilam yang professional.

Pelatihan SOP Budidaya Nilam/GAP Nilam harus disertai dengan praktek di

lapangan agar petugas dan petani serta penangkar benih nilam dapat memahami

materi pelatihan dengan benar. Peningkatkan produksi dan produktivitas nilam

sangat dipengaruhi oleh kualitas benih, ketepatan waktu tanam dan penerapan

teknis budidaya yang sesuai dengan SOP Budidaya Nilam/GAP Nilam.

11. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Semusim dan Rempah Lainnya

Dalam pelaksanaan kegiatan bimtek banyak dijumpai permasalahan antara lain

adalah : 1). Belum ada persepsi yang sama dalam memahami aturan dan pedoman

yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan (UU tentang perbenihan, UU nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah) terkait kelompok tani penerima bantuan

harus berbadan hukum dan menyesuaikan pedoman teknis kegiatan dari Ditjen

Page 9: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah vii

Perkebunan dengan kondisi di lapangan; 2). Tidak tersedianya benih unggul yang

bersertifikat seperti yang terjadi di Provinsi Jawa Barat dan Aceh mengakibatkan

penanaman tembakau yang anggarannya dari APBN tidak dapat dilaksanakan dan

anggarannya akhirnya dihemat; 3). Adanya anomali iklim yang mengakibatkan

terjadinya cuaca ekstrim (hujan terus menerus) seperti yang terjadi di Kabupaten

Temanggung Provinsi Jawa Tengah menyebabkan petani gagal panen (daun

tembakau rusak) yang mengakibatkan besarnya kerugian yang diderita petani; 4).

Masih terdapat benih unggul lokal tembakau di beberapa Provinsi antara lain

Provinsi Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan yang belum dilepas oleh Menteri

Pertanian menjadi benih unggul yang dapat disertifikasi untuk dijadikan bahan

tanam dalam pengembangan tembakau dan 5). Belum adanya kemitraan dalam

pemasaran hasil tembakau seperti yang terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui maka disarankan antara lain : 1).

Perlunya pengawalan terhadap proses perencanaan kegiatan di daerah; 2). Sebagian

besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung pada musim tanam/iklim.

Dengan adanya perubahan iklim global (cuaca ekstrim) maka perlu antisipasi

sedini mungkin; 3). Sistim penanganan pasca panen harus menajdi perhatian

karena faktor iklim yang tidak menentu, sehingga kualitas tembakau dapat dicapai

sesuai permintaan pabrik rokok; 4). Perlunya membangun kemitraan yang saling

menguntungkan antar petani dan pabrikan (pabrik rokok) untuk keberhasilan

pengembangan tembakau dan 5). Dengan terjadinya penurunan

pengembangan/perluasan areal tembakau, maka diperlukan kegiatan intensifikasi

tembakau untuk dapat meningkatkan produksi tembakau dengan menggunakan

benih unggul yang bersertifikat.

12. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh

Dengan kondisi di lapangan menunjukan bahwa banyak tanaman lada yang sudah

tua dan rusak, adanya serangan hama penyakit, kurangnya pemeliharaan tanaman

dan belum menggunakan benih unggul. Memperhatikan kondisi serta

permasalahan yang terjadi, maka kebijakan dan strategi dalam pengembangan

tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) diarahkan pada Peningkatan produksi

dan produktivitas tanaman rempah berkelanjutan melalui perbaikan mutu

tanaman, pengendalian OPT dan penyediaan benih unggul bermutu serta sarana

produksi, dengan kegiatan utamanya berupa rehabilitasi, intensifikasi dan

Perluasaan. Untuk itu perlu diadakan bimbingan teknis budidaya kepada petani

lada, pala dan cengkeh dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

tersebut.

13. Peningkatan Kapabilitas Teknis Budidaya Tanaman Semusim

Page 10: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah viii

Peningkatan Kapabilitas petugas teknis merupakan kegiatan yang dilaksanakan

dengan tujuan peningkatan pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability) dan

ketrampilan (skill) petugas teknis sesuai dengan tuntutan pekerjaan yaitu

melaksanakan bimbingan teknis budidaya tebu yang baik kepada petani

pengembangan tebu tahun 2016.

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

petugas teknis dalam melakukan pembinaan, pengawalan dan memberikan

bimbingan teknis tebu, dengan sasaran kegiatan adalah tersedianya petugas teknis

pusat yang kompeten dan professional.

14. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pengembangan Areal

Produktif Tanaman Tebu Tahun 2016

Dalam rangka transparansi penetapan rendemen tebu petani oleh PG agar tidak

menimbulkan konflik dengan petani, maka dilakukan kegiatan Fasilitasi Tim

Pengawas Taksasi dan Rendemen Tebu oleh Tim yang terdiri dari Perguruan

Tinggi, Ditjen. Perkebunan, Dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota yang membidangi

perkebunan, APTRI/KPTR, PG dan TKP/PLP-TKP Tebu. Target pelaksanaan

kegiatan Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen Tebu pada tahun 2016

adalah sebanyak 6 Kegiatan yang dialokasikan di 6 Propinsi sentra pengembangan

tebu.

15. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Budidaya Tanaman Lada,

Pala dan Cengkeh

Kegiatan monitoring dan evaluasi budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh

Tahun 2016 terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1). Pembinaan, Pengendalian,

Pengawalan dan Pendampingan Budidaya Tanaman Lada, 2). Pembinaan,

Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan Budidaya Tanaman Pala, 3).

Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan Budidaya Tanaman

Cengkeh.

Kegiatan monitoring dan evaluasi budidaya tanaman lada dilakukan dengan

metode kunjungan langsung ke daerah, melalui surat/faximili dan komunikasi

melalui telepon di 4 provinsi yaitu provinsi Lampung, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur dan Bangka Belitung. Materi yang disampaikan dalam

pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan budidaya di masing-

masing provinsi berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-

masing provinsi, yaitu sesuai hasil need assessment yang dilakukan oleh provinsi

tersebut.

16. Monitoring dan Evaluasi Geografis (IG) Tanaman Rempah

Page 11: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah ix

Tujuan kegiatan adalah melakukan sosialisasi, penyamaan persepsi, serta

pemahaman mengenai kegiatan indikasi geografis tanaman lada, pala dan cengkeh,

melakukan pengawalan, koordinasi dan pembinaan kegiatan indikasi geografis

tanaman lada, pala dan cengkeh dan melakukan pengumpulan data dan informasi

mengenai indikasi geografis tanaman lada, pala dan cengkeh.

Sasaran kegiatan adalah terfasilitasinya pelaksaanaan kegiatan indikasi geografis

tanaman lada, pala dan cengkeh dan tersedianya data potensi indikasi geografis

tanaman lada, pala dan cengkeh.

Cakupan kegiatan meliputi rapat persiapan, rapat penyusunan bahan, rapat

pengolahan, penyusunan dan pembahasan laporan, pelaksanaan pembinaan,

pengawalan, sosialisasi, Monev, Konsultasi & Koordinasi Indikasi Geografis

Tanaman Lada, pala dan cengkeh, pengolahan data dan informasi dan penyusunan

laporan. Biaya kegiatan dibebankan pada Satker Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun Anggaran 2016.

17. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Tanaman Serat dan

Atsiri Tahun 2017.

Pada Tahun 2017 kegiatan pengembangan tanaman kapas yang didanai melalui alokasi

APBN yaitu hanya berupa kegiatan dukungan yang berupa Pemberdayaan Pekebun dan

Penguatan Kelembagaan Tanaman Kapas yang dilaksanakan di 6 Provinsi 14 Kabupaten

dan kegiatan ini sebagian besar terealisasi hanya di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali

yang tidak dapat melaksanakan karena terkena bencana gunung Agung. Dan untuk Provinsi

NTT Kabupaten Timor Tengah Selatan di alokasikan seluas 13 Hektar terkait dengan

Program Pengembangan Industri Tenun Lokal antara Kementerian Pertanian, Kementerian

Perindustrian, dan Pemerintah Daerah Timor Tengah Selatan.

Alokasi pengembangan tanaman kapas yang dialokasikan melalui APBNP Tahun 2017

yaitu di 3 Provinsi 9 Kabupaten dan semua pengembangan kapas dapat terlaksana hingga

100% sesuai dengan target yaitu 2.450 Ha. Wilayah pengembangan ini merupakan wilayah

yang penanamannya di akhir tahun yaitu bulan (November –Desember) sehingga dapat

terlaksana sesuai jadwal penanaman. Benih yang digunakan untuk penanaman kapas

diperoleh dari PT. Sulawesi Cotton Industri (SCI) karena hanya PT SCI yang memiliki benih

cukup untuk pengembangan kapas akhir tahun 2017.

Untuk penanaman nilam Pada Tahun 2017 yang didanai melalui alokasi APBN yaitu hanya

berupa kegiatan dukungan yang berupa Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan

kelembagaan Tanaman Nilam yang dilaksanakan di 9 Provinsi 15 Kabupaten dan kegiatan

ini sebagian besar terealisasi hanya di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Brebes

Provinsi Jawa Tengah yang tidak dapat melaksanakan karena terkendala akibat perubahan

struktur Organisasi di Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan. Selain itu pula kegiatan

lain yang dianggarkan dalam APBN Tahun 2017 yaitu kegiatan Fasilitasi Temu Pelaku

Usaha Nilam yang dilaksanakan di 10 Provinsi kegiatan ini sebagian besar terealisasi hanya

Page 12: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah x

di Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur yang tidak

dapat melaksanakan karena terkendala waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan

kegiatan APBNP sehingga Dinas Provinsi yang mebidangi perkebunan fokus dalam

kegiatan pengembangan APBNP tahun 2017. Untuk alokasi di Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten kegiatan ini terlaksana seluas 3 Ha dengan sumber benih berasal dari

Balitro Bogor.

Alokasi penanaman nilam yang dialokasikan melalui APBNP Tahun 2017 yaitu di 7 Provinsi

17 Kabupaten. Dari total luas penanaman 200 Ha hanya terealisasi 165 Ha, hal ini

disebabkan karena di 2 Provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Bali tidak dapat

dilaksanakan karena lokasi penanaman nilam terkena bencana gunung agung maka

kegiatan penanaman tidak dapat dilaksanakan dan Provinsi Jawa Timur tidak dapat

melaksanakan karena alokasi benih yang semula berasal dari Kebun Benih Sebar yang

dikembangkan oleh penangkar benih di Kabupaten Pacitan mengalami Bencana Kebanjiran

sehingga untuk penanaman nilam tidak dapat dilaksanakan.

18. Fasilitasi Pelaksanaan Lomba Petani/Kelompok Usaha Yang Berprestasi

Fasilitasi Pelaksanaan Lomba Petani/Kelompok Usaha Yang Berprestasi Tahun

Anggaran 2016 merupakan kegiatan penilaian kinerja petani perkebunan dalam

rangka meningkatkan prestasi dan dinamika kelompok masyarakat yang dapat

menghasilkan dan atau memanfaatkan teknologi tepat guna, serta untuk

mendukung usaha agribisnis perkebunan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Berkaitan dengan kegiatan tersebut, Ditjen Perkebunan telah memberikan

penghargaan kepada petani/kelompok usaha yang berprestasi bidang perkebunan

Tahun 2016.

Tujuan dari kegiatan ini adalah : Menumbuhkan dan mendorong semangat,

kreativitas, dan partisipasi masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam

upaya mewujudkan ketahanan pangan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut,

sasaran yang akan dicapai adalah terlaksananya kegiatan Lomba Petani/Kelompok

Usaha Yang Berprestasi.

Penghargaan kelompok tani yang berprestasi Direktorat Jenderal Perkebunan

diberikan kepada 20 (dua puluh) orang petani /kelompok tani hasil penilaian, yaitu

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Barat, Sumsel, Lampung, Jabar, DI.

Yogyakarta, Jateng, Jatim, Sulsel dan Gorontalo. Acara pemberian penghargaan

kepada petani perkebunan/kelompok usaha yang berprestasi dilaksanakan di

Hotel Royal Bogor, pada tanggal 1 Desember 2015. Para pemenang menerima

trophy, piagam dan hadiah uang.

ngan adanya pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memacu atau

memotivasi bagi petani/kelompok usaha perkebunan termasuk memperhatikan

kelestarian lingkungan/ramah lingkungan di sekitarnya, sehingga petani mau dan

Page 13: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah xi

mampu membangun untuk meningkatkan usaha agribisnis perkebunan untuk

mencapai kesejahteraan.

Page 14: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah xii

DATAR ISI

KATA PENGANTAR

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

ii

DAFTAR ISI

x-xi

BAB I PENDAHULUAN YANG TERDIRI DARI LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

1

BAB II PERENCANAAN A. Penyusunan Program, Rencana Kegiatan dan Anggaran; B. Fasilitasi Kegiatan Pergulaan Nasional, Penyusunan Taksasi

Produksi Gula dan Biaya Pokok Produksi (BPP);

BAB III UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI MENUJU SWASEMBADA GULA

BAB IV PENYUSUNAN PEDOMAN PENGEMBANGAN TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH

A. Penyusunan Good Agricultural Practies (GAP) Komoditas Lada,

Pala dan Cengkeh; B. Penyusunan Road-map Komoditas Lada dan Pala; C. Penyusunan Draft Road-map Komoditi Nilam; D. Penyusunan Draft Road-map Tembakau;

BAB V PENGAWALAN

A. Pengawalan Bimbingan Teknologi Tanaman Rempah dan

Semusim Lainnya; B. Pengawalan dan Koordinasi Pemanfaatan DBH-CHT; C. Pengawalan Percepatan Industri Gula Berbasis Tebu dan

Pembangunan Masyarakat dan Perusahaan Perkebunan;

BAB VI IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH TANAMAN SERAT DAN ATSIRI

BAB VII PEMBINAAN DAN BIMBINGAN A. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Serat dan Atsiri; B. Pembinaan dan Bimbingan Penerapan Teknologi dan

Kelembagaan Lada, Pala dan Cengkeh; C. Pembinaan dan Bimbingan Penerapan Teknologi,

Kelembagaan dan Kawasan Lada, Pala dan Cengkeh (P);

Page 15: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dan Rempah xiii

BAB VIII KOORDINASI PELAKSANAAN A. Koordinasi Pengambangan Tanaman Semusim dan Rempah; B. Koordinasi Kejayaan Rempah;

BAB IX PENGUATAN KELEMBAGAAN A. Penguatan Kelembagaan Tanaman Semusim dan Rempah; B. Penguatan Kelembagaan Tanaman Serat dan Atsiri;

BAB X MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH

A. Pembinaan, Pengawalan, Monitoring, Evaluasi dan Koordinasi

Instansi Terkait; B. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengembangan Tanaman

Serat dan Atsiri;

BAB XI ADMINISTRASI KEGIATAN

BAB XII P E N U T U P

Page 16: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/ PD.310/9/2006, tanggal

22 September 2006 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3399/Kpts/

PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009, komoditas binaan Direktorat Jenderal

Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman. Strategi pengembangan komoditas

dilakukan melalui upaya-upaya memprioritaskan pengembangan komoditas

unggulan nasional yang meliputi karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada,

jambu, mete, teh, cengkeh, jarak pagar, kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau, dan

nilam, serta mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembangan

komoditas spesifik dan potensial diwilayahnya. Dari 16 komoditi yang

diprioritaskan 4 diantaranya merupakan komoditi binaan Direktorat Tanaman

Semusim dan yang menjadi komoditas unggulan dalam pembangunan

perkebunan berkelanjutan diantarannya tebu, kapas, nilam, tembakau, lada, pala

dan cengkleh.

Sesuai restrukturisasi program dan kegiatan, Direktorat Jenderal Perkebunan

diamanahkan untuk melaksanakan satu program pembangunan perkebunan

yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan yang dijabarkan dalam 9 (sembilan) kegiatan

pembangunan perkebunan dengan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan

perkebunan yaitu: (1) Revitalisasi perkebunan; (2) Swasembada gula nasional; (3)

Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi); (4) Gerakan

peningkatan produksi dan mutu kakao nasional; (5) Pengembangan komoditas

ekspor; (6) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dan (7)

Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan.

Dari tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan tersebut Direktorat

Tanaman Semusim dan Rempah diamanahkan untuk melaksanakan Program

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan Tanaman Semusim

yang mana didalamnya terdapat empat komoditi unggulan sepeti tebu, kapas,

nilam, tanaman rempah (Lada, Pala dan Cengkeh) yang pengelolaan tanamannya

ada yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Negara, Perkebunan Besar maupun

Perkebunan Rakyat. Data statistik menunjukkan bahwa produksi dan

produktivitas yang dicapai masing-masing komoditi sangat beragam berdasarkan

jenis pengelola usaha taninya meskipun secara umum capaian produktivitas

sebagian besar masih dibawah standar yang diharapkan. Untuk itu pembinaan

yang lebih insentif dan terarah terhadap komoditas binaan perlu dilakukan

melalaui upaya-upaya yang diharapkan dapat memberikan pengaruh secara

Page 17: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 2

nyata dalam peningkatan produksi maupun produktivitas masing-masing

komoditi.

Pengembangan komoditas adalah bagian dari upaya peningkatan devisa negara

melalui komoditas perkebunan termasuk didalamnya komoditas budidaya

tanaman semusim. Untuk meningkatkan peran pengembangan diperlukan

pembinaan dan evaluasi secara utuh terhadap pelaksanaan pengembangan

komoditas di daerah sehingga pelaksanannya sesuai dengan standar baku teknis,

teknologi anjuran dan inovatif serta pelaksanaannya dapat termonitor dengan

baik. Peran evaluasi pemantauan melibatkan kegiatan pelaksanaan pencatatan

hasil dan penerapan teknis budidaya. Evaluasi akan mengamati pelaksanaan

pengembangan komoditas perkebunan didaerah berdasarkan data dan informasi

yang tercatat. Dari kegiatan pemantauan dan evaluasi tersebut diharapkan dapat

diperoleh rekomendasi yang utuh terhadap kegiatan pelaksanaan didaerah,

mengidentifikasi permasalahan dan upaya penyelesaiannya yang dapat

dimanfaatkan untuk penyusunan program dimasa yang akan datang.

Dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi Komoditas

Perkebunan Berkelanjutan Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Tanaman

Semusim dan Rempah di Tahun Anggaran 2016 melakukan Pembinaan dan

Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah yang meliputi kegiatan :

1. Dukungan Layanan Perkantoran Lainnya ;

a. Administrasi Kegiatan;

b. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pengembangan Tanaman Semusim

dan Rempah;

2. Tanaman Tebu dan Pemanis Lain

a. Fasilitasi Penyelenggaraan Pertemuan Pergulaan Nasional b. Fasilitasi Pengawalan Percepatan Peningkatan Produksi dan

Produktovitas Tebu c. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tebu dan Pemanis Lainnya d. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pengembangan Areal

Produktif Tanaman Tebu Tahun 2016

3. Tanaman Serat dan Atsiri

a. Bimbingan Teknis Tanaman Serat dan Atsiri

4. Tanaman Rempah dan Semusim Lain

a. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Semusim dan Rempah Lainnya b. Pengawalan Identifikasi Penyiapan Lahan dan Sarana Produksi

Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah

Page 18: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 3

c. Monitoring dan Evaluasi Geografis (IG) Tanaman Rempah

5. Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh

a. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh b. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Budidaya Tanaman Lada,

Pala dan Cengkeh

6. Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan

Berkelanjutan Tanaman Semusim dan Rempah meliputi :

a. Peningkatan Kapabilitas Teknis Budidaya Tanaman Semusim b. Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan, Koordinasi dengan Instansi

Terkait c. Fasilitasi Pelaksanaan Lomba Petani/Kelompok Usaha Yang Berprestasi

B. Tujuan

Tujuan kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah

adalah untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dilapangan dan

melakukan evaluasi atas pelaksanaannya dan diharapkan dari kegiatan ini akan

diperoleh potret sentra-sentra produksi yang sesuai dengan agroklimat serta

teridentifkasinya permasalahan dan hambatan sehingga dikemudian hari tercipta

kebijakan yang tepat pada sasarannya.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan

Berklanjutan Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Tanaman Semusim dan

Rempah meliputi :

1. Dukungan Layanan Perkantoran Lainnya;

2. Tanaman Tebu dan Pemanis Lain

3. Tanaman Serat dan Atsiri

4. Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh

5. Tanaman Rempah dan Semusim Lain;

Page 19: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 4

II. PERENCANAAN

Penyusunan Program, Rencana Kegiatan dan Anggaran

Undang-undang nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan menyatakan bahwa

perkebuan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya

manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan

pemasaran terkait tanaman perkebunan. Amanat tersebut mengharuskan

penyelenggaraan perkebunan ditujukan untuk (1) meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat; (2) meningkatkan sumber devisa negara; (3)

menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; (4) meningkatkan

produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar; (5)

meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri

dalam negeri; (6) memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan

masyarakat; (7) mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan secara

optimal, bertanggung jawab dan lestari; dan (8) meningkatkan jasa perkebunan.

Dalam rangka mendukung arah kebijakan Pembangunan Nasional tahun 2015 –

2019 dan Kebijakan Kementerian Pertanian tahun 2015 – 2019, maka Direktorat

Jenderal Perkebunan telah menetapkan arah kebijakan Direktorat Jenderal

Perkebunan tahun 2015 – 2019 sebagai dasar pelaksanaan strategi, program dan

kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 – 2019.

Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah dengan kegiatan Peningkatan

Produksi dan Komoditas Perkebunan Berkelanjutan mendapat anggaran sebesar

Rp.5.459.728.000 yang terdiri dari kegiatan Koordinasi dan Perencanaan

Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah dengan anggaran Rp.914.214.000,

kegiatan Penyusunan Pedoman Pengembangan Rp 269.689.000, koordinasi

pelaksanaan Rp.926.261.000, Pelaksanaan Pembinaan dan Bimbingan Tehnologi

Rp.1.513.084.000, Monitoring dan Evaluasi Rp.1.241.150.000, Fasilitasi Pelaksanaan

Lomba Petani/Kelompok Usaha yang berprestasi Rp.243.700.000, dan Layanan

Perkantoran Rp.351.630.000.

Page 20: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 5

Arah kebijakan pembangunan perkebunan 5 tahun mendatang ditetapkan

menjadi Arah Kebijakan Umum dan Arah Kebijakan Khusus.

Terkait dengan upaya pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka

peningkatan produksi gula nasional telah ditetapkan dalam Arah Kebijakan

Khusus. Arah kebijakan ini dimaksudkan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

pangan berbasis tebu (gula) di dalam negeri baik dalam bentuk gula konsumsi

langsung rumah tangga/gula kristal putih (GKP) maupun gula konsumsi yang

diperuntukkan untuk industri gula kristal rafinasi (GKR). Arah kebijakan

pengembangan tebu ditempuh dengan sasaran strategis peningkatan produksi

gula nasional untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Untuk memenuhi pencapaian swasembada gula nasional, maka pada APBN 2016

ini dilakukan kegiatan bongkar ratoon, rawat ratoon serta kegiatan pendukung

lainnya berupa Operasional Tenaga Pendamping (TKP/PL-TKP), Pemberdayaan

Pekebun dan Penguatan Kelembagaan, Bantuan peralatan, Fasilitasi Tim

Pengawas Taksasi dan Rendemen, Pengawalan dan Monev Tanaman Tebu dan

Pengembangan database tebu online yang diberikan di beberapa provinsi wilayah

pengembangan tebu untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan rendemen

gula nasional. Dalam rangka pengawalan kegiiatan tersebut di atas, Direktorat

Tanaman Semusim dan Rempah khususnya Subdit Tanaman Tebu dan Pemanis

Lain melalui kegiatan Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Tanaman

Semusim dan Rempah.

Berdasarkan hasil monitoring evaluasi terhadap realisasi fisik dan keuangan pada

Kegiatan Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Tanaman Semusim dan

Rempah, yang menjadi tugas dan fungsi Subdit Tanaman Tebu dan Pemanis Lain

setelah penghematan dan blokir sebesar Rp. 1.717.968.000 ,- yang telah

direalisasikan sebesar Rp. 1.709.771.886,- atau 99,52 %, dengan realisasi fisik

mencapai 100%.

Disamping komoditas tebu yang merupakan kegiatan utama dalam peningkatan

produkdi komoditas perkebunan, khususnya tanaman pangan tanaman rempah

juga mempunyai peran yang cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, yaitu

Page 21: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 6

sebagai penghasil devisa ekspor, sumber pendapatan petani, penghasil bahan

baku industri, penciptaan lapangan kerja, mendorong agribisnis dan

pengembangan wilayah.

Dalam kelompok rempah (spices), lada menduduki pringkat pertama sebagai

komoditas ekspor. Meskipun sumbangan komoditas lada terhadap total ekspor

non migas relatif kecil (sekitar 1% tiap tahun), tetapi peran lada sebagai sumber

devisa dan sebagai sumber pendapataan pertanian di sentra produksi cukup

tinggi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan tanaman rempah adalah: 1)

sebagian besar petani belum menggunakan benih unggul, kondisi tanaman

merupakan tanaman tua/rusak, pengelolaannya secara monokultur, belum

menerapkan kultur teknis yang sesuai anjuran dari Balai Penelitian Perkebunan

dan terbatasnya penerapan teknologi anjuran karena kurangnya penyuluhan dan

pendampingan, 2) Mutu hasil budidaya tanaman rempah sebagian besar dikelola

adalah perkebunan rakyat yang pada umumnya bermutu rendah dan dalam

bentuk produk primer, 3) peran kelembagaan petani/koperasi dan asosiasi di

wilayah budidaya tanaman rempah belum optimal, dan 4) kemampuan petani

dalam mengakses pasar, sumber permodalan dan teknologi masih rendah.

Meskipun terdapat berbagai permasalahan seperti tersebut diatas, namun

pengembangan tanaman rempah masih memiliki prospek yang menggembirakan,

antara lain (a) meningkatnya permintaan pasar sejalan dengan pertumbuhan

penduduk, (b) meningkatnya industri farmasi dan kosmetik sejalan dengan

kecenderungan masyarakat untuk menggunakan produk alami, (c) meningkatnya

permintaan produksi specialty dan organik, (d) berkembangnya industri makanan

dan minuman, (e) ketersediaan lahan potensial untuk pengembangan tanaman

rempah, (f) tersedianya paket teknologi terapan untuk pengembangan tanaman

rempah serta (g) berkembangnya agrowisata berbasis tanaman rempah. Bila hal

ini dikembangkan akan membantu meningkatkan pendapatan petani dan

penambahan lapangan pekerjaan di desa.

Page 22: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 7

Tanaman serat dan atsiri juga dikembangkan dibeberapa wilayah di Indonesia,

untuk tanaman nilam dikembangkan di 9 Prpvinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I

Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesiu Tenggara, Bali dan

Gorontalo), sedangkan untuk tanaman kapas di 5 Provinsi yaitu Provinsi Jawa

Timur, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, dan NTT.

Page 23: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 8

III. UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI

MENUJU SWASEMBADA GULA

IV. PENYUSUNAN PEDOMAN PENGEMBANGAN

TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH

A. Penyusunan Good Agricultural Practies (GAP) Komoditas Lada,

Pala dan Cengkeh

.........................................................

B. Penyusunan Road-map Komoditas Lada dan Pala

C. Penyusunan Draft Road-map Komoditi Nilam

................................................

D. Penyusunan Draft Road-map Tembakau

Pada tahun 2017, Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah terdapat

kegiatan penyusunan Draft Roadmap Tembakau Tahun 2017 – 2024.

Adapun tujuan penyusunan Roadmap adalah memberikan arah dan

pedoman pembangunan Pertembakauan Nasional, sedangkan

kegunaannya adalah sebagai salah satu acuan atau pedoman bagi para

pemangku kepentingan dalam rangka pembangunan pertembakauan

nasional untuk meningkatkan produksi dan mutu tembakau dalam

negeri, kesejahteraan petani tembakau serta pendapatan negara.

Dalam penyusunan Draft Roadmap Tembakau melibatkan

Kementerian terkait, stakeholder dan narasumber yaitu dari instansi

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Ir. Djayadi,

M.SC, Ph.D dan Universitas Tribuwana Tunggadewi, Prof. Dr. Ir.

Samsuri Tirtosastro. Data-data primer dan sekunder yang digunakan

dalam penyusunan draft Roadmap Tembakau juga berasal dari

Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Gabungan Pengusaha

Rokok Indonesia (GAPPRI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) dan

stakeholder lain.

Penyusunan dan pembahasan draft Roadmap Tembakau telah

dilakukan sebanyak 4 (empat kali) dengan para narasumber dan

Page 24: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 9

stakeholder terkait. Salah satu permasalahan pokok dalam

penyusunan Roadmap adalah menghitung kebutuhan tembakau

untuk industri tembakau, disamping itu kita masih mengimpor

tembakau Virginia, Burley dan Oriental. Tembakau Burley dan Oriental

belum banyak dikembangkan di Indonesia. Hal tersebut merupakan

tantangan bagi pemerintah untuk dapat meminimalisir impor

tembakau tersebut. Dalam roadmap ini disajikan proyeksi kebutuhan,

produksi dan luas areal tembakau virgnia, burley dan oriental tahun

2017-2024. Namun, untuk data tembakau Burley dan Oriental masih

sulit didapati. Diharapkan draft roadmap ini dapat dilanjutkan

penyusunannya pada Tahun Anggaran selanjutnya.

Page 25: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 10

V. P E N G A W A L A N

Pelaksanaan pengembangan perkebunan tanaman semusim dan rempah hingga

saat ini masih belum optimal, baik yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber

daya lahan, penerapan teknologi maupun pengembangan kelembagaan petani.

Hal ini ditandai dengan sulitnya pengembangan areal penanaman, belum

optimalnya produksi, komoditas tanaman semusim dan rempah serta pendapatan

para petaninya.

Dalam upaya mengoptimalkan dan mempercepat realisasi pelaksanaan kegiatan

pengembangan tanaman semusim dan rempah Tahun Anggaran 2017, diperlukan

adanya persepsi yang sama dari seluruh instansi terkait, baik pusat maupun

daerah, sehingga diperlukan adanya Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan

Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2017, yang selanjutnya

ditindaklanjuti dengan pengawalan realisasi kegiatan didaerah serta monitoring

dan evaluasi.

Tujuan Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pengembangan Tanaman Semusim

dan Rempah Tahun 2017 serta ditindak lanjuti dengan pengawalan realisasi

kegiatan adalah untuk membangun persepsi yang sama dari seluruh stakeholders

yang terkait dengan pengembangan tanaman semusim dan rempah dalam upaya

mempercepat dan mengoptimalkan realisasi pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2017.

Kegiatan pengawalan dan Koordinasi Pelaksanaan Pengembangan Tanaman

Semusim dan Rempah yang dibebankan pada POK Direktorat Tanaman Semusim

dan Rempah Tahun Anggaran 2017 terdiri dari :

A. Pengawalan Bimbingan Teknologi Tanaman Rempah dan Semusim Lainnya.

Page 26: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 11

B. Pengawalan dan Koordinasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau

(DBH-CHT)

Pada tahun 2017, Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah melakukan

kegiatan Pengawalan dan Koordinasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau (DBHCHT). Kegiatan ini bertujuan untuk mengawal

pemanfaatan DBHCHT di Provinsi/Kabupaten/Kota agar tepat sasaran.

Pengawalan dan Koordinasi Pemanfaatan DBHCHT dilaksanakan

berdasarkan PMK Nomor 43/PMK.07/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang

Rincian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau TA 2017. DBHCHT diberikan

kepada 17 provinsi 339 kabupaten.

Tahun Anggaran 2017, hanya 6 Provinsi yang dapat dikunjungi terkait dengan

pemanfaatan DBHCHT yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung,

Jambi dan Sulawesi Selatan. Dari provinsi yang ditinjau, porsi DBHCHT untuk

bidang perkebunan kegiatan Peningkatan Kualitas Bahan Baku hanya berkisar

1,2 – 12 %. Dalam pemanfaatan DBHCHT, daerah sangat memerlukan acuan

berupa pedoman yang sampai saat ini belum ditetapkan. Sebagian besar

DBHCHT dimanfaatkan untuk memberi bantuan kepada petani tembakau

berupa benih, sarana produksi pertanian, peralatan pertanian serta peralatan

panen dan pasca panen.

Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Pemanfaatan DBHCHT yang

dilaksanakan di Bandung, 30 Oktober s.d. 01 November 2017 bertujuan untuk

melakukan koordinasi dengan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang

membidangi perkebunan untuk mengetahui pemanfaatan DBHCHT serta

melakukan pembahasan/masukan terhadap Peraturan Menteri Pertanian

tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Bahan Baku Tembakau. Pertemuan

dihadiri wakil dari Dinas Provinsi, Kabupaten dan Bappeda 15 provinsi

penghasil tembakau, dengan narasumber berasal dari berbagai instansi antara

lain Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Biro Administrasi

Provinsi Jawa Timur, Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis dan Industri

Hasil Tembakau.

C. Pengawalan Pengawasan Usaha Perkebunan dan Percepatan

Industri Gula Berbasis Tebu

Penyusunan laporan akhir sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan

Pengawalan Pengawasan Usaha Perkebunan dan Percepatan Industri Gula Berbasis

Tebu yang dilaksanakan melalui kunjungan lapangan serta melalui Pertemuan

Page 27: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 12

Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Usaha Perkebunan yang dilaksanakan di 4

provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi

Tenggara dan Lampung.

Latar belakang dilaksanakannya kegiatan pengembangan Industri gula berbasis tebu

dikarenakan kemampuan pulau Jawa dalam penyediaan areal untuk pertanaman tebu

saat ini telah terbatas, sehingga penyediaan bahan baku Pabrik Gula hanya

dimungkinkan melalui peningkatan produktivitas tebu. Dalam konteks ini, kebijakan

pemerintah dalam meningkatkan produktivitas dan rendemen tebu petani melalui

program perluasan, bongkar ratoon dan rawat ratoon tebu yang masih terus menerus

selalu ditingkatkan, dengan melibatkan seluruh stakeholders tebu.

Pengawalan Pengawasan Usaha Perkebunan dan Percepatan Industri Gula Berbasis

Tebu merupakan salah satu fasilitasi dari pengembangan kawasan tanaman tebu dan

pemanis lainnya yang memerlukan dukungan data dan informasi yang lengkap, dan

untuk memperolehnya perlu upaya - upaya konsultasi dengan instansi terkait di

daerah, identifikasi dan inventarisasi data serta kunjungan lapangan.

Sejumlah permasalahan menghadang perkembangan industri gula nasional, baik dari

sisi on-farm maupun off farm, antara lain : Kondisi PG yang tidak efisien, tidak

diterapkannya teknik budidaya yang baik dan benar, tidak tersedianya sarana

produksi pada waktu dan jumlah yang tepat, serta belum adanya kebijakan on-farm

dan off-farm yang terintegrasi, tidak adanya realisasi pembangunan kebun tebu yang

menjadi kewajiban industri gula rafinasi dan dukungan terhadap kelembagaan riset

penghasil teknologi yang jauh dari memadai. Permasalahan tersebut saling berkaitan

dan sangat berkontribusi terhadap pencapaian kinerja yang tidak optimal.

Kebijakan industri gula dan industri berbasis tebu nasional dalam jangka pendek,

jangka menengah, dan jangka panjang hendaknya ditujukan untuk memberikan

perlindungan terhadap semua stakeholders, dengan menjaga stabilitas harga gula di

pasar domestik serta menjaga perbedaan harga domestik dan harga internasional

yang tidak terlalu besar. Tujuan kebijakan ini harus dicapai seiring dengan

peningkatan produksi gula nasional yang efisien dan memiliki daya saing,

berkurangnya impor gula secara signifikan, serta peningkatan pendapatan petani

tebu.

VI. IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH TANAMAN SERAT DAN

ATSIRI

Page 28: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 13

VII. PEMBINAAN DAN BIMBINGAN TEKNIS TANAMAN

SEMUSIM DAN REMPAH

A. Bimbingan Teknis Tanaman Serat dan Atsiri

Ditinjau dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan merupakan bahan

baku industri baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Adopsi

teknologi yang terbarukan (inovasi baru) pada perkebunan rakyat tidak selalu

sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri, karena selain keterbatasan

dalam mengakses inovasi tersebut, proses adopsinya juga memerlukan waktu

yang relatif lama dan mahal menurut ukuran petani.

Salah satu kegiatan Subdit Tanaman Serat dan Atsiri pada tahun 2017 adalah

Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis Kawasan Budidaya Tanaman Serat

dan Atsiri untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang teknis budidaya

tanaman serat dan atsiri yang baik dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi

lingkungan yang ada dan sesuai spesifik lokasi masing-masing

wilayah/kawasan pengembangan tanaman serat dan atsiri.

Pengetahuan dan kemampuan petani terhadap teknis budidaya tanaman

nilam dan kapas yang benar dan baik masih kurang, karena selama ini

penanaman dilakukan secara tradisional yang secara teknis sangat sederhana,

sehingga diperlukan bimbingan teknis dan pendampingan secara intensif

kepada petani nilam sangat diperlukan agar pada saat melakukan persemaian

benih dan penanaman di lokasi pengembangan sesuai dengan GAP Kapas dan

Nilam. Selain pengetahuan dan kemampuan petani yang menjadi

permasalahan adalah masih terbatasnya benih unggul/bermutu dengan harga

terjangkau sehingga diperlukan sistem perbenihan yang baik. Untuk

memenuhi kebutuhan benih unggul bermutu dalam jumlah dan waktu yang

tepat harus dibangun Sistem Perbenihan Kapas dan nilam yang professional.

Pelatihan SOP Budidaya Nilam/GAP Nilam harus disertai dengan praktek di

lapangan agar petugas dan petani serta penangkar benih nilam dapat

memahami materi pelatihan dengan benar. Peningkatkan produksi dan

produktivitas nilam sangat dipengaruhi oleh kualitas benih, ketepatan waktu

tanam dan penerapan teknis budidaya yang sesuai dengan SOP Budidaya

Nilam/GAP Nilam.

B. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Rempah dan Semusim Lainnya

Pada tahun 2017, Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah

melakukan kegiatan Pengawalan Bimbingan Teknis Tanaman Rempah

dan Semusim Lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mengawal

Page 29: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 14

pelaksanaan budidaya dan pemberdayaan petani melalui

penyampaian informasi tentang teknis budidaya tanaman semusim

yang baik dan benar serta pemberdayaan petani sehingga tercapai

peningkatan produksi dan produktivitas tanaman rempah dan

semusim lain sesuai target yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan kegiatan Pengawalan Bimbingan Teknis Tanaman

Rempah dan Semusim Lainnya dilaksanakan dibeberapa provinsi

pengembangan tanaman tembakau yaitu Provinsi Jawa Tengah,

Lampung, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Pada Tahun Anggaran 2017 tidak ada kegiatan pengembangan

tanaman tembakau dikarenakan keterbatasan anggaran akan tetapi

terdapat anggaran APBN dalam bentuk bantuan pupuk di Provinsi

Jawa Tengah seluas 25 ha. Serta pemberdayaan kelembagaan petani

diberikan dalam bentuk kegiatan Fasilitasi Pengembangan

Kelembagaan Petani Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) di Provinsi

Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Permasalahan yang banyak terjadi di lapangan yaitu 1) Beberapa

daerah pengembangan tembakau mempunyai varietas spesifik unggul

lokal namun varietas tersebut belum dilepas, hal ini menyebabkan

sulitnya memperoleh benih dari varietas yang sudah dilepas yang

sesuai untuk daerah tertentu/spesifik lokasi, 2) Dari beberapa daerah

yang dikunjungi, tanaman tembakau mengalami serangan hama, hal

ini dikarenakan lahan yang digunakan untuk budidaya tembakau

merupakan lahan bekas tanaman bawang merah yang mengakibatkan

tanah kurang subur, pertumbuhan tanaman kerdil dan daun

menguning, 3) Beberapa petani masih terlambat melakukan

pemangkasan, hal ini menyebabkan penurunan produksi tembakau.

C. Pembinaan dan Bimbingan Penerapan Teknologi dan Kelembagaan Lada,

Pala dan Cengkeh

................................

D. Pembinaan dan Bimbingan Penerapan Teknologi, Kelembagaan dan

Kawasan Lada, Pala dan Cengkeh

.............................

E. Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh

Komoditas rempah (lada, pala dan cengkeh) memiliki peranan penting dalam

perekonomian nasional yaitu sebagai sumber pendapatan petani, penyerapan

Page 30: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 15

tenaga kerja, sumber devisa negara, mendorong agroindustri pengembangan

wilayah, dan pelestarian lingkungan. Indonesia dikenal sebagai salah satu

negara penghasil utama lada dan mempunyai peranan penting dalam

perdagangan lada dunia. Pasokan lada Indonesia berasal dari Bangka Belitung

yaitu lada putih dengan sebutan Muntok White Pepper dan dari Lampung

yaitu lada hitam dengan sebutan Lampung Black Pepper. Namun demikian,

dalam perkembangannya menghadapi permasalahan yang dominan di

lapangan adalah rendahnya produktivitas tanaman lada. Kondisi tersebut

antara lain diakibatkan intensitas serangan hama/penyakit lada, belum

menggunakan benih unggul, kurangnya pemeliharaan lada di tingkat

lapangan, dan lemahnya permodalan yang dimiliki petani. Sementara itu

kondisi di lapangan menunjukan bahwa banyak tanaman lada yang sudah tua

dan rusak, adanya serangan hama penyakit, kurangnya pemeliharaan

tanaman dan belum menggunakan benih unggul.

Memperhatikan kondisi serta permasalahan yang terjadi, maka kebijakan dan

strategi dalam pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh)

diarahkan pada Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman rempah

berkelanjutan melalui perbaikan mutu tanaman, pengendalian OPT dan

penyediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi, dengan kegiatan

utamanya berupa rehabilitasi, intensifikasi dan Perluasaan.

F. Peningkatan Kapabilitas Teknis Budidaya Tanaman Semusim

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesionalisme petugas teknis

maka peningkatan kapabilitas dan kualitas petugas teknis menjadi penting dan

perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Petugas teknis pada umumnya mempunyai kemampuan manajerial,

kemampuan teknis (ketrampilan) dan kemampuan teknologis (kemampuan

untuk memanfaatkan hasil-hasil penemuan teknologi) sehingga diperlukan

peningkatan atau pengembangan secara berkelanjutan agar mencapai hasil

kerja yang optimal dan konsisten memberikan konstribusi sesuai dengan

Page 31: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 16

tingkat profesionalisme yang diharapkan serta lebih memiliki perilaku yang

dapat diandalkan.

Peningkatan Kapabilitas petugas teknis merupakan kegiatan yang

dilaksanakan dengan tujuan peningkatan pengetahuan (knowledge),

kemampuan (ability) dan ketrampilan (skill) petugas teknis sesuai dengan

tuntutan pekerjaan yaitu melaksanakan bimbingan teknis budidaya tebu yang

baik kepada petani pengembangan tebu tahun 2016.

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

petugas teknis dalam melakukan pembinaan, pengawalan dan memberikan

bimbingan teknis tebu, dengan sasaran kegiatan adalah tersedianya petugas

teknis pusat yang kompeten dan professional.

Kegiatan Peningkatan Kapabilitas Teknis Budidaya Tanaman Semusim

dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun Anggaran 2016

(018.05.08.5888.004.062.E) dengan target anggaran sebesar Rp. 376.308.000 ,-

telah direalisasikan sebesar Rp. 375.293.561,- atau 99,73 %, dengan realisasi

fisik mencapai 100%.

G. Pendampingan Pelaksanaan Pengawalan Analisis Rendemen Tebu Petani

Dalam rangka transparansi penetapan rendemen tebu petani oleh PG agar

tidak menimbulkan konflik dengan petani, maka dilakukan kegiatan Fasilitasi

Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen Tebu oleh Tim yang terdiri dari

Perguruan Tinggi, Ditjen. Perkebunan, Dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota

yang membidangi perkebunan, APTRI/KPTR, PG dan TKP/PLP-TKP Tebu.

Target pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen

Tebu pada tahun 2016 adalah sebanyak 6 Kegiatan dengan biaya sebesar

Rp.1.584.088,00 yang dialokasikan di 6 Propinsi sentra pengembangan tebu.

Adapun rincian alokasi kegiatan dan anggaran kegiatan Fasilitasi Tim

Pengawas Taksasi dan Rendemen Tebu tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Alokasi Kegiatan Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen Tebu Tahun 2016

Page 32: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 17

No Propinsi Volume Jumlah (Rp)

1. Jawa Barat 1 Keg 252.150.000

2. Lampung 1 Keg 78.850.000

3. Jawa Timur 1 Keg 1.093.950.000

4. Sumatera Utara 1 Keg 57.850.000

5. Sumatera Selatan 1 Keg 78.850.000

6. DI Yogyakarta 1 Keg 22.438.000

TOTAL 6 Keg 1.584.088.000

Adapun realisasi pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi

dan Rendemen Tebu tahun 2016 adalah berikut :

Tabel 2. Realisasi Kegiatan Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan

Rendemen Tebu Tahun 2016

No Propinsi Volume Jumlah (Rp) %

1. Jawa Barat 1 Keg 252.130.000 99,9%

2. Lampung 1 Keg 75.250.000 95,4%

3. Jawa Timur 1 Keg 981.469.500 89,7%

4. Sumatera Utara 1 Keg - -

5. Sumatera Selatan 1 Keg - -

6. DI Yogyakarta 1 Keg 22.436.675 99,9%

TOTAL 6 Keg 1.331.286.175 84,04%

Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen

Tebu yang dilaksanakan adalah berupa pertemuan koordinasi antara

Dinas Perkebunan Kab/Prov dengan Pabrik Gula, Petani/

Koperasi/KPTR, Tim Pengawas Rendemen yang berasal dari Perguruan

Tinggi serta TKP dan PLP-TKP guna membahas persiapan pelaksanaan

pengawasan taksasi produksi dan rendemen tebu, pelaksanaan taksasi

produksi dilapangan yang dilanjutkan dengan pengambilan contoh

nilai brix tebu/kandungan gula pada saaat panen dan pada saat akan

digiling, penghitungan nilai rendemen akhir dari sampel tebu yang

digiling.

Page 33: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 18

VIII. MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pengembangan Areal

Produktif Tanaman Tebu Tahun 2017

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha tanaman

semusim dan rempah antara lain ditentukan oleh teknis pelaksanaan

budidaya oleh petani yang mencakup kegiatan penyiapan lahan,

penyediaan benih, penggunaan benih, cara pemeliharaan, dan panen

yang baik serta sesuai dengan standar teknis yang telah ada untuk

komoditas tanaman semusim dan rempah. Seluruh rangkaian kegiatan

budidaya tanaman semusim dan rempah sangat dipengaruhi oleh

kondisi agroklimat dan waktu penanganan hasil panen seperti tebu

yang sangat dipengaruhi oleh musim tanam dan jadwal giling tebu oleh

Pabrik Gula.

Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah dalam melaksanakan

pembangunan perkebunan Tahun 2017 dengan program utama yaitu:

“Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pengembangan Tanaman

Semusim dan Rempah” pada kegiatan Pengembangan Tebu Tahun

2017 mendapat alokasi dana APBN Rp. 55.357.585.375.

Adapun kegiatan yang dilaksankan oleh Subdit Tanaman Tebu dan

Pemanis Lainnya adalah Kegiatan Pengembangan Areal Produktif Tebu,

dan Fasilitasi Teknis Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah

yang dilakukan di daerah dan pusat melalui dukungan dana APBN

pada tahun 2017. Adapun kegiatan Pengembangan Tebu tahun 2017

yang dialokasikan pada APBNP 2017 sebesar Rp.48.904.156.025,00,-

adalah kegiatan :

1. Rawat Ratoon

Pelaksanaan kegiatan rawat ratoon pada tanaman tebu yang sudah dikepras/ditebang. Dengan bantuan yang diberikan berupa bantuan pupuk majemuk. Pengadaan bantuan pupuk majemuk

dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Provinsi secara kontraktual yang mengacu pada Perpres No. 54 tahun 2010 jo. Perpres No. 70 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengadaan

Barang/Jasa oleh Pemerintah. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan rawat ratoon ini adalah untuk

mengembalikan kembali ketersediaan hara dalam tanah dengan

tambahan pupuk majemuk dan pupuk oragnik sehingga

pertumbuhan tebu menjadi optimal lagi setelah mengalami

pengeprasan/panen. Alokasi kegiatan dan anggaran rawat ratoon pada

tahun 2017 diberikan kepada 6 Provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah,

D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan NTB).

Page 34: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 19

2. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian

Bantuan alat dan mesin pertanian pada pengembangan tebu tahun

2017 dengan target pelaksanaan kegiatan pengadaan bantuan

Grabloader sebanyak 41 unit dengan biaya sebesar Rp.

41.026.880.375,- bantuan Traktor Roda 4 sebanyak 3 unit dengan

biaya sebesar Rp. 2.460.000.000,- dilaksanakan di 4 (empat)

Provinsi yaitu Sumetra Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur dan

Sulawesi Selatan.

Dalam realisasi pelaksanaannya kegiatan pengadaan Grabloader

dilaksanakan melalui e-puchasing/e-katalog yang diadakan oleh

LKPP Pusat dimana distributor Grabloader yang tersedia di dalam

e-katalog hanya 1 (satu) perusahaan yaitu PT. Bestindo Karya

dengan merek alat adalah BEST. Realisasi penggunaan anggaran

dalam pengadaan Grabloader sejumlah 41 unit dengan total biaya

sebesar Rp. 37,304,628,125.00 (90,93%).

3. Penguatan Kelembagaan Petani Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada kegiatan

Penguatan Kelembagaan Petani Tebu, kegiatan yang dilaksanakan

berupa pelatihan teknis budidaya tebu dengan system Regrouping

yang dilaksanakan bekerjasama dengan Puslit Gula Jengkol PTPN

XI di Kediri dan pelatihan operator Alsintan yang dikerjasamakan

dengan PG. Bunga Mayang PTPN VII. Adapun narasumber yang

memberikan materi pelatihan adalah praktisi di bidang budidaya

dan mekanisasi lahan tebu, Dinas Perkebunan Kabupaten dan

Provinsi serta praktisi tebu dari Pabrik Gula.

4. Analisa Tanah Lengkap Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen

padatan, cair dan udara. Ketiga komponen pembentuk tanah tersebut berinteraksi dan selalu berubah mengikuti perubahan di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh radiasi matahari, air

dan udara. Akibatnya tanah tidak pernah berada dalam kondisi seimbang, selalu berubah dalam ruang dan waktu.

Perubahan yang selalu terjadi dalam tanah dapat dinilai keadaanya dengan suatu metode tertentu. Dalam arti mengkuantifikasi sifat-sifat tanah untuk memudahkan karakterisasi dan penilaian sifat-

sifat tanah. Sampai saat ini, metode yang paling sering digunakan untuk mengkuantifikasi sifat-sifat tanah adalah uji tanah, baik

untuk sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Uji tanah adalah cara penentuan status unsur hara di dalam tanah dan sifat fisik tanah secara cepat dan akurat serta dapat diulang

dengan analisis sifat fisik dan kimia tanah. Hasil uji tanah dapat digunakan sebagai dasar rekomendasi pemupukan maupun

Page 35: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 20

reklamasi lahan secara efisien, rasional dan menguntungkan. Uji tanah untuk menilai kualitas tanah diwakili oleh sebongkah contoh

tanah utuh atau sekantong contoh tanah komposit. Oleh karena itu, pengambilan contoh tanah di lapang merupakan tahapan penting dalam penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium.

Analisis tanah atau pengujian tanah adalah aktivitas menganalisa sampel tanah untuk mengetahui kondisi dan karakteristik tanah,

seperti nutrien, kontaminasi, komposisi, keasaman, dan sebagainya. Analisis tanah menentukan tingkat kecocokan tanah terhadap aktivitas pertanian dan jenis tanaman yang ditanam.

5. Penerapan Varietas Tebu Adaptif

Penerapan vareitas tebu adaptif ini sangat penting dan perlu

dilakukan, karena setiap varietas mempunyai karakteristik genetic

yang berbeda. Masing-masing varietas pada kondisi lingkungan

terbatas, umumnya menunjukkan respon yang berbeda. Dengan

diketahuinya keunggulan dan toleransi masing-masing varietas

pada kondisi lingkungan terbatas, maka penempatan varietas pada

tipologi wiayah tumbuh yang sesuai dapat memberikan kontribusi

hasil potensi rendemen yang terbaik.

Kegiatan penerapan varietas tebu adaptif di wilayah pengembangan

baru/kegiatan lanjutan didampingi oleh Tenaga Ahli dari Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GIPasuruan) atau Balai

Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas Malang).

Pelaksanaan penerapan vaietas tebu adaptif ini dilakukan dengan

metode uji adaptasi varietas yang menggunakan Rancangan Acak

Kelompok dengan 3 kali ulangan. Jumlah varietas yang digunakan

minimal 8 varietas komersial yang sudah menjadi benih bina atau

benih unggul local. Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri dari

10-12 juring dengan panjang juring 10 – 20 m dan PKP 110 – 130

cm.

Dalam pelaksanaan uji adaptif ini dilaksanakan mulai dari

penyiapan laha, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan

sampai dengan panen. Selama pelaksanaan uji adaptif ini dilakukan

pengamatan atas pertumbuhan tanaman tebu. Pengamatan

dilakukan dengan menentukan tanaman contoh setiap juring

dengan satuan contoh satu meter panjang juring untuk setiap plot.

6. Mapping Ketersediaan Sumber Air

Kecukupan air dan diberikan pada waktu yang tepat menjadi faktor

kunci dalam budidaya tanaman tebu. Secara total kebutuhan air selama satu musim tanam ± 1.200 mm dapat dipenuhi dari curah

Page 36: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 21

hujan selama satu tahun mencapai 1.500 – 2.000 mm. Secara genetis tanaman tebu (C4) senatiasa membutuhkan air tetapi tidak

mau tergenang air (an aerob) sehingga secara morfologis membutuhkan waktu yang tepat (masa tanam) dalam petumbuhan yang ideal. Artinya pertumbuhan tanaman tebu akan optimal

apabila musim tanam bulan Mei, Juni dan Juli yang pada kurun waktu tersebut air sangat terbatas.

Mapping penyediaan sumber air untuk pengembangan tebu

merupakan suatu upaya untuk mencari potensi sumber air untuk

tanaman tebu yang dilaksanakan dengan cara melakukan survey

lapangan atas ketersediaan sumber air baik sumber air permukaan

maupun sumber air tanah dangkal dan sumber air tanah dalam.

Mapping penyediaan sumber air ini dilakukan pada wilayah sentra

pengembangan tebu dilahan tegalan sulit pengairan. Metode yang

digunakan adalah berupa survey geolistrik dan overlay peta

hidrologi pada lokasi pengembangan tebu. Hasil dari mapping

penyediaan sumber air ini akan dijadikan sebagai dasar

perencanaan tahun berikutnya dalam kegiatan penyediaan sumber

air untuk pengembangan tebu.

Dari hasil monitoring dan evaluasi kegiatan tersebut terealisasi

anggaran sebagai berikut :

Secara umum permasalahan yang didapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Fisik

(Ha)Keuangan (Rp) Fisik

Keuangan

(Rp)

2,250 55,357,585,375 2,150 48,904,156,025 95.56 88.342285

1 5888.05 Rawat ratoon 2,250 7,631,250,000 2,150 5,881,077,600 95.56 77.07

2 Mapping Ketersediaan Air 5 Pkt 2,243,105,000 4 1,464,253,400 65.28

3 Analisa Tanah Lengkap oleh

Lembaga Pendidikan Tinggi

1 Pkt 183,000,000 144,000,000 - 78.69

1 Lampung 1 Pkt 183,000,000 144,000,000 - 78.69 -

4 Bimbingan Teknis Alsintan 1 Pkt 106,750,000 106,750,000 100.00 100.00

1 Lampung 1 Pkt 106,750,000 106,750,000 100.00 100.00

5 Bimbingan teknis petani tebu dan

petugas teknis dalam rangka

pengembangan tebu sistem

regrouping

1 Keg 331,600,000 309,547,200 100.00 93.35

1 Lampung 1 Keg 331,600,000 309,547,200 100.00 93.35

6 Alat dan Mesin Pertanian 41 41,026,880,375 41 37,304,628,125.00 100 90.93

Grab Loader

7 Traktor 100 Hp 3 unit 2,460,000,000 3 2,395,789,000 100 97.39

1 Lampung 3 unit 2,460,000,000 3 2,395,789,000 100 97.39

8 5888.004 Penerapan Varietas Tebu Adapatif di

Wilayah Pengembangan Baru

4 PKT 1,375,000,000 4 1,298,110,700 100 94.41

KetRealisasi Persentase (%)

NO KODE KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN VOLUME ANGGARAN (Rp)

Page 37: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 22

- Keterlambatan proses lelang penyediaan pupuk organik, pupuk majemuk dan bantuan peralatan yang berakibat pada terlambatnya

proses rawat ratoon dan pemupukan,

- Anomali iklim dimana pada awal musim tanam pola I sampai dengan awal pola II curah hujan masih tinggi yang berakibat pada

terlambatnya proses tebang sampai penanaman,

- Petani belum sepenuhnya menerapkan penataan varietas, sehingga masih banyak ditemukan di lapangan varietas dengan tipe

kemasakan awal ditanam di pola tanam I,

- Kurangnya sosialisasi, pengawasan dan pengawalan yang dilaksanakan oleh Tim Teknis Provinsi maupun Kabupaten dalam

pelaksanaan kegiatan, sehingga masih adanya peruban CP/CL dan adanya petani yang mundur dari pelaksanaan kegiatan rawat ratoon

yang berakibat tidak tercapainya target luas areal rawat ratoon.

B. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Tanaman Serat

dan Atsiri Tahun 2017.

Pada Tahun 2017 kegiatan pengembangan tanaman kapas yang didanai

melalui alokasi APBN yaitu hanya berupa kegiatan dukungan yang berupa

Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan Kelembagaan Tanaman Kapas yang

dilaksanakan di 6 Provinsi 14 Kabupaten dan kegiatan ini sebagian besar

terealisasi hanya di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali yang tidak dapat

melaksanakan karena terkena bencana gunung Agung. Dan untuk Provinsi

NTT Kabupaten Timor Tengah Selatan di alokasikan seluas 13 Hektar terkait

dengan Program Pengembangan Industri Tenun Lokal antara Kementerian

Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Pemerintah Daerah Timor Tengah

Selatan.

Alokasi pengembangan tanaman kapas yang dialokasikan melalui APBNP

Tahun 2017 yaitu di 3 Provinsi 9 Kabupaten dan semua pengembangan kapas

dapat terlaksana hingga 100% sesuai dengan target yaitu 2.450 Ha. Wilayah

pengembangan ini merupakan wilayah yang penanamannya di akhir tahun

yaitu bulan (November –Desember) sehingga dapat terlaksana sesuai jadwal

penanaman. Benih yang digunakan untuk penanaman kapas diperoleh dari

PT. Sulawesi Cotton Industri (SCI) karena hanya PT SCI yang memiliki benih

cukup untuk pengembangan kapas akhir tahun 2017.

Untuk penanaman nilam Pada Tahun 2017 yang didanai melalui alokasi APBN

yaitu hanya berupa kegiatan dukungan yang berupa Pemberdayaan Pekebun

dan Penguatan kelembagaan Tanaman Nilam yang dilaksanakan di 9 Provinsi

Page 38: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 23

15 Kabupaten dan kegiatan ini sebagian besar terealisasi hanya di Kabupaten

Semarang dan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah yang tidak dapat

melaksanakan karena terkendala akibat perubahan struktur Organisasi di

Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan. Selain itu pula kegiatan lain

yang dianggarkan dalam APBN Tahun 2017 yaitu kegiatan Fasilitasi Temu

Pelaku Usaha Nilam yang dilaksanakan di 10 Provinsi kegiatan ini sebagian

besar terealisasi hanya di Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan

Provinsi Jawa Timur yang tidak dapat melaksanakan karena terkendala waktu

pelaksanaan yang bersamaan dengan kegiatan APBNP sehingga Dinas

Provinsi yang mebidangi perkebunan fokus dalam kegiatan pengembangan

APBNP tahun 2017. Untuk alokasi di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

kegiatan ini terlaksana seluas 3 Ha dengan sumber benih berasal dari Balitro

Bogor.

Alokasi penanaman nilam yang dialokasikan melalui APBNP Tahun 2017 yaitu

di 7 Provinsi 17 Kabupaten. Dari total luas penanaman 200 Ha hanya terealisasi

165 Ha, hal ini disebabkan karena di 2 Provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, dan

Provinsi Bali tidak dapat dilaksanakan karena lokasi penanaman nilam terkena

bencana gunung agung maka kegiatan penanaman tidak dapat dilaksanakan

dan Provinsi Jawa Timur tidak dapat melaksanakan karena alokasi benih yang

semula berasal dari Kebun Benih Sebar yang dikembangkan oleh penangkar

benih di Kabupaten Pacitan mengalami Bencana Kebanjiran sehingga untuk

penanaman nilam tidak dapat dilaksanakan.

C. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Budidaya Tanaman Lada, Pala

dan Cengkeh

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Budidaya Tanaman Lada, Pala

dan Cengkeh Tahun 2016 merupakan kegiatan yang dilaksanakan di provinsi

wilayah pengembangan tanaman lada, pala dan cengkeh. Tujuan dari kegiatan

ini adalah untuk memonitoring kegiatan budidaya yang telah dilaksanakan di

daerah. Monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan budidaya sangat

diperlukan, karena dalam proses pembangunan perkebunan, petani

merupakan sumberdaya perkebunan yang berperan sebagai pelaku utama

dalam mengembangkan usahataninya.

Kegiatan monitoring dan evaluasi budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh

Tahun 2016 terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1). Pembinaan, Pengendalian,

Page 39: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 24

Pengawalan dan Pendampingan Budidaya Tanaman Lada, 2). Pembinaan,

Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan Budidaya Tanaman Pala, 3).

Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan Budidaya

Tanaman Cengkeh.

Kegiatan monitoring dan evaluasi budidaya tanaman lada dilakukan dengan

metode kunjungan langsung ke daerah, melalui surat/faximili dan komunikasi

melalui telepon di 4 provinsi yaitu provinsi Lampung, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur dan Bangka Belitung. Materi yang disampaikan dalam

pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan budidaya di

masing-masing provinsi berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan

dari masing-masing provinsi, yaitu sesuai hasil need assessment yang dilakukan

oleh provinsi tersebut. Diharapkan setelah dilaksanakan pembinaan,

pengendalian, pengawalan dan pendampingan budidaya dapat meningkatkan

kemampuan dan mempunyai dampak terhadap peningkatan produksi serta

produktivitas lada. Kegiatan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan

pendampingan lada pada Tahun 2016 mendapatkan alokasi anggaran sebesar

Rp.988.500.000,-, dengan realisasi keuangan sebesar Rp.921.476.756,- atau

93,32%, dengan realisasi fisik sebanyak 13 paket dari target 13 paket, meliputi

kegiatan di 4 provinsi (95,00%).

Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi budidaya tanaman pala

dilaksanakan di 5 provinsi, yang terdiri dari Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Dari hasil monitoring dan evaluasi

budidaya tanaman pala dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pembinaan,

pengendalian, pengawalan dan pendampingan budidaya tanaman pala dapat

meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Kegiatan

pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan budidaya

tanaman pala pada Tahun 2016, mendapatkan alokasi anggaran sebesar

Rp.940.548.000,-, realisasi sebesar Rp.684.222.000,- atau 72,75%, dengan

realisasi fisik sebanyak 11 paket dari target 12 paket, meliputi kegiatan di 5

provinsi (85,00%).

Page 40: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 25

Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi budidaya tanaman cengkeh

telah selesai dilaksanakan di 6 provinsi, yaitu provinsi Jawa Barat, Jawa Timur,

Aceh, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Dari hasil

monitoring dan evaluasi budidaya tanaman cengkeh dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya pembinaan, pengendalian, pengawalan dan

pendampingan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) sesuai baku

teknis budidaya cengkeh yang dilakukan di masing-masing wilayah

pengembangan cengkeh, dapat meningkatkan produksi, produktivitas dan

mutu cengkeh yang dihasilkan. Kegiatan pembinaan, pengendalian,

pengawalan dan pendampingan budidaya cengkeh pada Tahun 2016,

mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.1.420.786.000,-, realisasi sebesar

Rp.1.065.055.920,- atau 74,96 %, dengan realisasi fisik sebanyak 16 paket dari

target 16 paket, meliputi kegiatan di 6 provinsi (80,00%).

Dari kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan budidaya tanaman lada,

pala dan cengkeh Tahun 2016 yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan: 1).

Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan budidaya tanaman

lada, pala dan cengkeh merupakan bagian dari kegiatan pengembangan

tanaman rempah berkelanjutan yang menjadi program Direktorat Tanaman

Semusim dan Rempah; 2). Pada pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi

kegiatan budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh Tahun 2016 dilakukan

untuk mendapatkan informasi data yang akurat dalam peningkatan kegiatan

budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh di daerah; 3). Perlu dilakukan

perhatian khusus pada : a). Kegiatan koordinasi antara Tim Teknis

Provinsi/Kabupaten dan Kelompok Tani, serta Lembaga Ekonomi yang

menaungi petani seperti Koperasi Tani, dan Pengolah Hasil; b). Kemudahan

petani dalam mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan seperti bank,

koperasi dan pembiayaan dari lembaga lainnya yang terintegrasi dengan

program pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tingkat suku

bunga yang tidak memberatkan petani dalam melaksanakan kegiatan

usahataninya; c). Dalam melakukan CP/CL harus sesuai ketentuan yang ada,

maka perlu dilakukan evaluasi yang ketat dalam melakukan identifikasi

Page 41: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 26

CP/CL pada tahun berikutnya; d). Tim Teknis provinsi/kabupaten/kota harus

lebih ketat dan aktif dalam mengawal kegiatan rehabilitasi, intensifikasi dan

perluasan, terutama pada saat penyaluran benih, pupuk, serta alat pertanian

kecil (APK) kepada kelompok sasaran/penerima manfaat; e). Perlu adanya

pendataan pengembangan rempah untuk komoditas lada, pala dan cengkeh

terkait luas areal, produksi, produktivitas, dan kelembagaan dalam suatu

database yang terintegrasi antara pusat dan daerah, sebagai bahan penyusunan

kebijakan Subdit Lada, Pala dan Cengkeh, serta kebijakan Direktorat Tanaman

Semusim dan Rempah pada tahun yang akan datang, sekaligus sebagai media

informasi bagi stakeholder dalam memperoleh data lada, pala dan cengkeh; 4).

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sinergitas antara petugas teknis dan

administrasi daerah dan pusat dalam mengawal percepatan pengadaan

barang/jasa untuk diserahkan ke petani dan/atau pemerintah daerah,

sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan budidaya di

lapangan, di damping itu target produksi dan produktivitas dapat tercapai

sesuai tujuan, waktu, program/kegiatan yang telah ditetapkan secara

berkelanjutan; 5). Perubahan nomenklatur dan reorganisasi di Tahun 2016,

baik di pusat, maupun di beberapa daerah (setelah Pemilu Kepala

Daerah/Pilkada) mempengaruhi ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan dan

pengadaan barang/jasa (benih dan sarana produksi/saprodi) untuk

diserahkan ke petani/pemerintah daerah.

Dari penjelasan pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan

tersebut, disarankan sebagai kebijakan di tahun mendatang, yaitu: 1).

Monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan budidaya tanaman lada, pala dan

cengkeh sangat diperlukan karena dalam proses pembangunan perkebunan,

petani merupakan sumberdaya perkebunan yang berperan sebagai pelaku

utama dalam mengembangkan usahataninya; 2). Perlunya monitoring dan

evaluasi budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh secara periodik di daerah,

terutama dinas provinsi/kabupaten/kota yang membidangi perkebunan; 3).

Perlunya pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan bagi

kelompok tani/gapoktan tanaman lada, pala dan cengkeh oleh Direktorat

Page 42: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 27

Tanaman Semusim dan Rempah Cq. Sub Direktorat Tanaman Lada, Pala dan

Cengkeh untuk ketiga komoditas rempah strategis tersebut. Perlunya

pembinaan, pemberdayaan, pelatihan bagi kelompok tani/gapoktan tanaman

lada, pala dan cengkeh terkait teknis budidaya yang baik (Good Agricultural

Practices/GAP), dan penguatan kelembagaan oleh Pemerintah Daerah,

bersinergi dengan Pemerintah Pusat Cq. Subdit Tanaman Lada, Pala dan

Cengkeh Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah. Hal tersebut bertujuan

agar petani, kelompok tani/gapoktan lebih mandiri secara ekonomi, baik

melalui lembaga ekonomi seperti koperasi, koperasi simpan pinjam, maupun

lembaga ekonomi lainnya yang dibentuk petani secara swadaya, misalnya

Lembaga Ekonomi Mandiri (LEM) yang berhasil dijalankan di Provinsi

Sulawesi Tenggara.

D. Monioring dan Evaluasi Geografis (IG) Tanaman Rempah

Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah tahun anggaran 2016 ini terdapat

kegiatan monitoring dan evaluasi Indikasi Geografis (IG) tanaman rempah

(lada, pala dan cengkeh).

Tujuan kegiatan adalah melakukan sosialisasi, penyamaan persepsi, serta

pemahaman mengenai kegiatan indikasi geografis tanaman lada, pala dan

cengkeh, melakukan pengawalan, koordinasi dan pembinaan kegiatan indikasi

geografis tanaman lada, pala dan cengkeh dan melakukan pengumpulan data

dan informasi mengenai indikasi geografis tanaman lada, pala dan cengkeh.

Sasaran kegiatan adalah terfasilitasinya pelaksaanaan kegiatan indikasi

geografis tanaman lada, pala dan cengkeh dan tersedianya data potensi

indikasi geografis tanaman lada, pala dan cengkeh.

Cakupan kegiatan meliputi rapat persiapan, rapat penyusunan bahan, rapat

pengolahan, penyusunan dan pembahasan laporan, pelaksanaan pembinaan,

pengawalan, sosialisasi, Monev, Konsultasi & Koordinasi Indikasi Geografis

Tanaman Lada, pala dan cengkeh, pengolahan data dan informasi dan

penyusunan laporan. Biaya kegiatan dibebankan pada Satker Direktorat

Jenderal Perkebunan Tahun Anggaran 2016.

Page 43: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 28

Realisasi keuangan dan fisik pelakasanaan kegiatan sebagai berikut :

- Realisasi Keuangan

Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah tahun anggaran 2016 ini

mendapat alokasi anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi

indikasi geografis tanaman rempah sebesar Rp.173.350.000, namun

dengan adanya beberapa kali revisi penghematan anggaran (blokir), pada

revisi ke 8 menjadi sebesar Rp. 121.200.000 dan pada revisi ke 9 anggaran

menjadi sebesar Rp. 75.550.000 atau 43,58% dari anggaran awal,

keseluruhan dana yang di blokir sebesar Rp. 97.800.000 atau 56,42% dari

total anggaran awal.

Kegiatan monitoring dan evaluasi indikasi geografis tanaman rempah

terdiri dari :

• Belanja bahan sebesar Rp. 8.550.000 pagu setalah blokir sebesar Rp.

750.000, rincian kegiatan yaitu rapat persiapan, koordinasi, dll sebesar

Rp.2.500.000 (blokir), rapat pengolahan dan penyusunan draft laporan

kegiatan sebesar Rp.2.250.00 (blokir), rapat pembahasan draft dan

finalisasi sebesar Rp. 3.750.000 (blokir) dan penggandaan laporan

sebesar Rp. 750.000.

• Belanja Jasa Profesi sebesar Rp. 11.100.000 dengan rincian honor nara

sumber sebesar Rp.9.000.000 (blokir) dan honor moderator Rp.

2.100.000 (blokir).

• Belanja Perjalanan Biasa, anggaran ini untuk biaya pembinaan,

pengawalan, sosialisasi, monev, konsultasi dan koordinasi indikasi

geografis. Pada awalnya nggaran ini sebesar Rp. 143.000.000, namun

termasuk anggaran yang mendapat blokir, pagu sesudah blokir pada

revisi terakhir menjadi sebesar Rp. 74.800.000.

Realisasi keuangan sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 dari pagu

sesudah blokir sebesar Rp. 75.550.000 adalah sebesar Rp. 71.490.348

(94,63%) atau 58,99% dari pagu awal sedangkan realissai fisik 96%.

Realisasi anggaran tersebut dari anggaran kegiatan belanja perjalanan

dalam rangka pembinaan, pengawalan, sosialisasi, monev, konsultasi dan

Page 44: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 29

koordinasi indikasi geografis dari total anggaran pagu sesudah blokir

sebesar Rp. 74.800.000 terealisasi sebesar Rp. 70.742.748 (94,58%).

- Realisasi Fisik

• Rapat persiapan, penyusunan bahan, pengolahan, penyusunan dan

pembahasan laporan dilaksanakan secara intern di Ruang Subdit Lada

Pala dan Cengkeh. Anggaran kegiatan tersebut termasuk yang di

blokir. Form hasil penyusunan bahan monev Indikasi Geografis seperti

pada Lampiran.

• Pembinaan, pengawalan, sosialisasi, monev, konsultasi dan koordinasi

indikasi geografis tanaman rempah antara lain dilaksanakan pada

daerah yang telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geogarfis, sedang

proses dan daerah potensial indikasi geografis antaralain adalah 1)

monitoring, evaluasi Indikasi Geografis (IG) Munthok White Pepper

Bangka Belitung Di Provinsi Bangka Belitung. 2) monitoring, evaluasi

Indikasi Geografis (IG) Lada Hitam di Provinsi Lampung. 3) Sosialisasi

dan Koordinasi Indikasi Geografis (IG) Lada di Provinsi Kalimantan

Barat. 4) pembinaan, monitoring, evaluasi Indikasi Geografis (IG) Pala

Siau di Provinsi Sulawesi Utara. 5) Pembinaan, monitoring, evaluasi

Indikasi Geografis (IG) Pala Kepulauan Banda di Provinsi Maluku, 6)

Pembinaan, Monitoring, Evaluasi Indikasi Geografis (IG) Kayu Manis

Koerintji di Provinsi Jambi.6) Pembinaan, Monitoring, Evaluasi Indikasi

Geografis (IG) Pala Fak Fak di Provinsi Papua Barat.

Permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan monitoring dan

evaluasi kegiatan indikasi geografis tanaman rempah terdapat beberapa

permasalahan antaralain adanya pagu blokir. Dari hasil monitoring dan

evaluasi ke beberapa daerah dijumpai beberapa permasalahan dalam

pelaksanaan indikasi geografis. Antaralain untuk daerah yang telah

mendapatkan sertifikat indikasi geografis, masih sangat kurang penerapan

proses budidaya, panen, pasca panen dan pemasaran produk yang sesuai

SOP yang telah disusun oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis

Page 45: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 30

(MPIG) dalam buku persyaratan. Saat ini baru beberapa daerah saja yang

telah merasakan dampak dari sertifikat tersebut. Hal tersebut antaralaen

disebabkan belum berjalannya rangkaian agribisnis produk komoditi

rempah tersebut dan masih kurangnya bimbingan/pembinaan dari intansi

teknis.

Page 46: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 31

IX. FASILITASI PELAKSANAAN LOMBA PETANI/ KELOMPOK USAHA YANG BERPRESTASI

Keberhasilan pembangunan perkebunan tidak terlepas dari faktor

pelaku/pelaksana program pembangunan perkebunan yang dalam hal ini

utamanya adalah peran masyarakat petani/kelompok tani. Salah satu upaya

untuk mendorong keberhasilan pembangunan perkebunan tersebut, aspek

pemberdayaan petani menjadi salah satu faktor yang penting yang perlu terus

diupayakan. Peningkatan kemampuan petani/masyarakat dapat ditempuh

dengan peningkatan peran serta petani dan kelembagaannya, yaitu degan

memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mengatasi berbagai masalah

dan tantangan yang dihadapi serta membangun dirinya agar memiliki

kemampuan mengelola usahataninya.

Sejalan dengan hal tersebut dalam rangka.mendorong motivasi para pelaku

usahatani perkebunan, pemerintah memfasilitasi kegiatan lomba dalam

bentuk pemberian penghargaan kepada Petani/ Kelompok Usaha

Perkebunan yang Berprestasi, yang memiliki komitmen tinggi terhadap upaya

peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan.

Pelaksanaan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dan Lomba

Petani/Kelompok Usaha yang Berprestasi Tahun 2016 lingkup Direktorat

Jenderal Perkebunan dengan kategori : (1) Pelayanan Ketahanan Pangan dan

(2) Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan salah satu upaya

yang bertujuan menumbuhkan dan mendorong semangat, kreativitas serta

partisipasi masyarakat (petani/kelompok tani) dan memberikan motivasi

kepada aparatur pemerintah untuk memacu daerah mengambil peran lebih

besar dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan

dan ketahanan pangan di daerah dan meningkatkan produktivitas hasil

perkebunan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, sasaran yang akan dicapai

Page 47: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 32

adalah masyarakat, perorangan, petani/kelompok tani, kelembagaan petani

dan aparatur pemerintah di bidang tanaman perkebunan.

Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Lomba Petani/Kelompok Usaha yang

Berprestasi yang dibebankan pada POK Direktorat Tanaman Semusim dan

Rempah Tahun Anggaran 2016 (018.05.08.5888.004.065.A) dengan target

anggaran sebesar Rp. 231.200.000,- telah direalisasikan sebesar Rp.

230.349.100,- atau 99,63 %, dengan realisasi fisik mencapai 100%.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, melalui fasilitasi pelaksanaan lomba

petani/kelompok usaha yang berprestasi tahun 2016, dilaksanakan identifikasi

kelembagaan petani diharapkan dapat diperoleh kondisi/potret riil dari

lembaga yang ada untuk digunakan memfasilitasi tumbuh dan

berkembangnya motivasi kelompok tani dan aparatur pelayanan, sehingga

dapat bekerja lebih giat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas

tanaman perkebunan. Dengan meningkatnya peran serta pelaku, diharapkan

dapat tercipta suatu lembaga kelompok tani yang dapat mengadopsi inovasi

teknologi pertanian/perkebunan dan mampu melakukan akses ke sumber

teknologi informasi pasar dan permodalan untuk pengembangan usaha

perkebunan.

Pemberian penghargaan petani/kelompok usaha yang berprestasi diberikan

kepada 12 (dua belas) petani/kelompok tani perkebunan yang berprestasi,

mewakili daerahnya masing – masing dan telah diikut sertakan dalam

beberapa kegiatan pemberian penghargaan yaitu : (1). Penghargaan Adhikarya

Pangan Nusantara (APN) di Istana Presiden, tanggal 30 November 2016; (2).

Penghargaan petani di Hari Pangan Sedunia (HPS) di Boyolali, tanggal 28 – 30

Oktober 2016; dan (3). Penghargaan Lomba Petani/Kelompok Usaha

Berprestasi Bidang Perkebunan dilaksanakan di Medan pada tanggal 10

Desember 2016.

Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pelaksanaan lomba petani/kelompok usaha

yang berprestasi Tahun 2016 telah terlaksana dengan baik, penghargaan

Page 48: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 33

diberikan kepada 12 (dua belas) Kelompok Tani/Kelompok Usaha Perkebunan

Berprestasi berasal dari 8 (delapan) Provinsi, yaitu : Provinsi D.I. Yogyakarta,

Prov. Jawa Barat, Prov. Jawa Tengah, Prov. Jambi, Prov. Sumatera Selatan,

Provinsi Sumatera Barat, Prov. Sumatera Utara dan Prov. Gorontalo, yang

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor :

14581/Kpts/KU.060/11/2016 tentang Penetapan Petani Penerima

Penghargaan dan Besarnya Hadiah Penerima Penghargaan Pada Pelaksanaan

Lomba Petani Perkebunan/Kelompok Usaha Yang Berprestasi Tahun 2016,

tanggal 21 November 2016. Pada acara puncak Hari Perkebunan sekaligus

pemberian penghargaan petani perkebunan berprestasi dan peresmian

Musium Perkebunan, dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara dan Direktur

Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian; bertempat di Balai PPKS,

Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 10 Desember 2016.

Dari penjelasan diatas disimpulkan : (1) Pedoman umum dan standar penilaian

untuk pelaksanaan lomba petani di lapangan telah disosialisasikan lebih dulu

kepada dinas provinsi/kabupaten/kota yang membidangi Perkebunan,

kemudian semua provinsi yang telah dialokasikan dana APBN untuk kegiatan

lomba dapat mengusulkan calon petani penerima penghargaan ke Direktorat

Jenderal Perkebunan dan tidak terjadi keterlambatan informasi dan

pemberkasan adminsitrasi; (2). Pedoman Umum Penghargaan Adhikarya

Pangan Nusantara (APN) yang diterbitkan oleh Badan Ketahanan Pangan

dapat disampaikan lebih awal ke masing-masing Eselon I Kementerian

Pertanian agar dapat ditindaklanjuti dengan pembuatan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan (Juknis) oleh masing-masing Eselon I untuk disampaikan ke

daerah, sehingga tidak terjadi keterlambatan informasi; (3) Perencanaan

Kegiatan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) yang dikoordinir

oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Penghargaan Hari

Pangan Sedunia (HPS) dikoordinir oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pertanian dan Penghargaan Lomba Petani/Kelompok Usaha

Perkebunan yang Berprestasi yang dilaksanakan Ditjen Perkebunan perlu

Page 49: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 34

adanya koordinasi secara rinci agar tidak terjadi tumpang tindih jadwal

pelaksanaan kegiatan; (4) Agar lebih ditingkatkan jumlah penerima

penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dan Ketahanan Pangan Eselon I ;

(5) Agar kegiatan lomba ini diperuntukan bagi petani/kelompok tani semua

komoditi perkebunan.

Untuk itu melalui fasilitasi kegiatan lomba yang diawali dengan identifikasi

kelembagaan petani diharapkan dapat diperoleh kondisi/potret riil dari

kelembagaan yang ada untuk digunakan memfasilitasi tumbuh dan

berkembangnya motivasi kelompok tani dan aparatur pelayanan, sehingga

dapat bekerja lebih giat untuk meningkatkan produktivitas dan produk

perkebunan. dengan meningkatnya peran serta pelaku, diharapkan dapat

tercipta suatu kelembagaan kelompok tani yang dapat mengadopsi inovasi

teknologi pertanian/perkebunan yang mampu mengakses sumber-sumber

teknologi informasi pasar serta permodalan untuk pengembangan usaha

perkebunan. Adapun alokasi anggaran untuk kegiatan Pemberian

Penghargaan Petani/Kelompok Tani Berprestasi tahun 2016 adalah sebagai

berikut :

Tabel . Alokasi Anggaran dan Kegiatan Penghargaan Petani/Kelompok Tani

Berprestasi Tahun 2016

No Propinsi Volume Jumlah (Rp.)

1. Jawa Barat 1 Keg 34,050,000

2. Jawa Tengah 1 Keg 37,725,000

3. DI Yogyakarta 1 Keg 36,770,000

4. Aceh 1 Keg 29,900,000

5. Sumatera Utara 1 Keg 38,000,000

6. Sumatera Barat 1 Keg 40,000,000

7. Jambi 1 Keg 36,400,000

8. Sumatera Selatan 1 Keg 40,000,000

9. Lampung 1 Keg 32,000,000

10. Sulawesi Selatan 1 Keg 35,800,000

11. Gorontalo 1 Keg 36,300,000

TOTAL 11 Keg 396,945,000

Page 50: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 35

Dari seluruh usulan calon penerima penghargaan yang telah diterima

Direktur Jenderal Perkebunan kemudian dilakukan penilaian secara

berjenjang, yaitu dimulai dari penilaian tingkat kabupaten/kota sampai pusat.

Dalam hal ini tim kabupaten/kota melaksanakan penilaian terhadap

petani/kelompok tani yang berprestasi di bidang perkebunan di wilayahnya,

dilanjutkan dengan penetapan hasil tingkat kabupaten/kota oleh kepala

Dinas Kabupaten/kota yang membidangi perkebunan dan diusulkan ke

tingkat provinsi, kemudian dari tingkat provinsi mengusulkan ke Direktorat

Jenderal Perkebunan.

Penghargaan Petani/Kelompok Usaha Yang Berprestasi Bidang Perkebunan

hasil seleksi administrasi, verifikasi dan kunjungan ke lapangan diperoleh 12

(dua belas) petani penerima penghargaan Lomba Petani/Kelompok Usaha

Yang Berprestasi Bidang Perkebunan, berasal dari 8 (delapan) Provinsi, yaitu

: Provinsi D.I. Yogyakarta, Prov. Jawa Barat, Prov. Jawa Tengah, Prov. Jambi,

Prov. Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Prov. Sumatera Utara dan

Prov. Gorontalo, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal

Perkebunan Nomor : 14581/Kpts/KU.060/11/2016 tentang Penetapan Petani

Penerima Penghargaan dan Besarnya Hadiah Penerima Penghargaan Pada

Pelaksanaan Lomba Petani Perkebunan/Kelompok Usaha Yang Berprestasi

Tahun 2016, tanggal 21 November 2016.

Penerima Penghargaan Lomba Petani/Kelompok Usaha yang Berprestasi

sebanyak 12 (dua belas) kelompok tani yang masing-masing diwakili oleh

ketua kelompoknya. Petani Pemenang Penghargaan Lomba Petani

Perkebunan/Kelompok Usaha Yang Berprestasi Tahun 2016, seperti tabel

dibawah ini :

Page 51: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 36

Tabel : Daftar Pemenang Penghargaan Lomba Petani /Kelompok Tani

Berprestasi Tahun 2016

No Nama Petani Kelompok Tani Alamat

1. Sawali Purwo Sukoharjo Kab. Gunung Kidul, Prov. DI

Yogyakarta

2. Karno Maju Jaya Kab. Cirebon, Prov. Jabar

3. Sarwoto Maju Lestari Kab. Semarang, Prov. Jateng

4. Sutrisno Harapan Tani Kab. Langkat, Prov . Sumut

5. Tukiran Sari Tebu Kab. Kerinci, Prov. Jambi

6. Alfadrian Syah Gunung Talang Kab. Solok, Prov. Sumbar

7. Tamin Mahmud Wonggahu Kab. Boalemo, Prov.

Gorontalo

8. Sucipto Mekar Sari Kab. OKU Selatan, Prov.

Sumsel

9. Nurdin Nur Manis Manjaloe Kab. Jeneponto, Prov Sulsel

10. Gito Sudarno Rosan Lestari Kab. Sleman, Prov. DI.

Ygyakarta

11. Darsono Tani Mukti Kab. Subang, Prov. Jabar

12. Akhmad Sobirin Manggar Jaya Kab. Banyumas, Prov. Jateng

Page 52: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 37

X. LAYANAN PERKANTORAN

Dukungan Layanan Perkantoran Tanaman Semusim dan Rempah tahun

2016 merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha

Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah. Tugas pokok dan fungsinya

memberikan pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja Tanaman

Semusim dan Rempah secara optimal dan memfasilitasi sarana kerja dan

kelengkapan administrasi perkantoran, serta memfasilitasi pertanggung

jawaban keuangan dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan Direktorat

Tanaman Semusim dan Rempah.

Jumlah pagu anggaran Sub Kegiatan Layanan Perkantoran Tanaman

Semusim dan Rempah sebesar Rp. 351.630.000,- telah direvisi

(pemblokiran) sebesar Rp. 126.120.000,- sehingga sampai dengan akhir

tahun anggaran menjadi Rp. 225.510.000,-

Administrasi Kegiatan merupakan kegiatan yang menunjang urusan

kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat serta

kearsipan. Alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut semula

Rp.331.080.000,- menjadi Rp 219.480.000,- karena adanya pemblokiran

anggaran sebesar Rp 111.600.000,- yang terinci sebagai berikut ; a)

Belanja keperluan perkantoran sebesar Rp. 69.800.000,- b) Belanja

Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat sebesar Rp. 4.500.000,- c) Belanja

Bahan sebesar Rp. 32.380.000,- d) Belanja Barang untuk persediaan

barang konsumsi (ATK) sebesar Rp. 28.800.000,- dan e) Belanja

Perjalanan Biasa (Perjalnan Pimpinan) sebesar Rp. 84.000.000,-

Operasional PPK Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah merupakan

kegiatan untuk mempersiapkan program, rencana kegiatan,

mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan persiapan pelaksanaan kegiatan

pengembangan tanaman semusim dan rempah diawal tahun sebelum

dilaksanakannya kegiatan lapangan, melakukan koordinasi evaluasi pelaksanaan

pengembangan tanaman semusim dan rempah menjelang akhir tahun yang

semula beranggaran Rp 20.550.000,- karena adanya pemblokiran sebesar Rp

14.520.000,- menjadi Rp 6.030.000,- dengan kegiatan sebagai berikut : a) Belanja

Bahan Rp. 2.550.000,- b) Belanja Perjalanan Biasa Rp. 3.480.000,-

Page 53: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 38

Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah T.A. 2016 teralokasi

anggaran sebesar Rp. 5.456.528.000,- terjadi pemblokiran anggaran sebesar Rp.

854.145.000,- sisa setelah pemblokiran sebesar Rp. 4.605.583.000,- telah terealisasi

sebesar Rp. 4.498.692.939,- sehingga sisa anggaran yang tidak terealisir sebesar Rp.

106.890.061,- sehingga realisasi atau serapan anggaran sampai akhir tahun

mencapai 82,40%.

Dengan telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomo 46 Tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, bahwa Sasaran Kerja Pegawai

disusun berdasarkan rencana kerja tahunan yang memuat tugas jabatan dan target

yang harus dicapai. Dalam rangka mendorong peningkatan kinerja pegawai yang

secara langsung akan berdampak pada penyerapan anggaran maka, Menteri

Pertanian telah menerbitkan Peraturan nomor 60/Permentan/KP.340/12/2016

tanggal 6 Desembner 2016 sebagai acuan untuk pegawai dan pejabat penilai

dalam melakukan penilaian kinerja pegawai.

Terlaksananya kegiatan Sub Kegiatan Layanan Perkantoran telah dilaksanakan

berdasarkan kaidah perkantoran dan telah sesuai dengan prosedur dan tata kerja

sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai rencana kerja kegiatan dalam satu

tahun anggaran. Kelengkapan administrasi perkantoran untuk membantu

kelancaran aktivitas dan pertanggungjawaban keuangan telah dilaporkan sesuai

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi organisasi, Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah perlu dukungan

sumber daya manusia yang berkaulitas.

Jumlah Pegawai Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah sampai dengan bulan

Desember 2016 sebanyak 62 orang. Sub Kegiatan Layanan Perkantoran Tanaman

Semusim dengan anggaran sebesar Rp. 351.630.000,- (tiga ratus lima puluh satu juta

enam ratus tiga puluh ribu rupiah) meliputi kegiatan a) Administrasi Kegiatan, b)

Operasional PPK Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, masing-masing

kegiatan dapat dirinci sebagai berikut :

Page 54: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 39

1. Administrasi Kegiatan adalah merupakan kegiatan yang menunjang urusan

kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat serta kearsipan.

Alokasi anggaran untuk :

a. Belanja Keperluan Perkantoran sebesar Rp 75.800.000,-;

b. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat sebesar Rp 9.000.000,-;

c. Belanja Bahan sebesar Rp 40.080.000,-

d. Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi Rp 31.200.000,- dan

e. Belanja Perjalanan Biasa sebesar Rp 175.000.000,-.

2. Operasional PPK Direktorat Tanaman Semusim adalah merupakan kegiatan

untuk mempersiapkan program, rencana kegiatan, mengkoordinasikan dan

mensinkronisasikan persiapan pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman

semusim di awal tahun sebelum dilaksanakannya kegiatan lapangan, serta

melakukan koordinasi evaluasi pelaksanaan pengembangan tanaman

semusim menjelang akhir tahun dengan alokasi anggaran sebesar Rp

20.550.000,- yang terdiri dari :

a. Belanja Bahan sebesar Rp 2.550.000,-;

b. Belanja Perjalanan Biasa sebesar Rp 18.000.000,-.

Terlaksananya kegiatan Sub Kegiatan Layanan Perkantoran dilaksanakan

berdasarkan kaidah perkantoran Kementerian Pertanian dan telah sesuai pula

dengan prosedur dan tata kerja sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai

rencana kerja dalam satu tahun anggaran.

Kelengkapan administrasi perkantoran untuk membantu kelancaran aktivitas dan

pertanggungjawaban keuangan telah dilaporkan sesuai prosedur dan ketentuan

yang berlaku.

Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalisasikan pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi organisasi Direktorat Tanaman Semusim perlu didukung sarana dan

prasarana kerja yang lebih baik dan memadai.

Page 55: PENINGKATAN PRODUKSI KOMIDITAS PERKEBUNAN …tansim.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/... · 2 days ago · Teknis Budidaya Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh, Peningkatan Kapabilutas

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 40

XI. P E N U T U P

Laporan akhir kegiatan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2017

sebagai salah satu output kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan yang

dilaksanakan oleh masing-masing Sub Direktorat sesuai tugas pokok dan

fungsinya dan didukung oleh anggaran DIPA Direktorat Tanaman Semusim dan

Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun Angaran 2017.

Laporan ini merupakan kegiatan pengumpulan bahan penyusunan kebijakan baik

sarana maupun prasarana produksi dalam rangka mendukung peningkatan

produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim dan rempah.

Dengan peningkatan sarana dan prasarana baik lahan, pupuk maupun alat dan

mesin pertanian diharapkan mampu menjadi dasar dan pendukung penyusunan

kebijakan dalam pengembangan tanaman semusim dan rempah dapat tercapai,

khususnya untuk produktivitas tebu dapat memenuhi kebutuhan Pabrik Gula

sehingga swasembada gula dapat terpenuhi. Disamping itu juga untuk dapat,

meningkakan produksi nilam, kapas dan tembakau, kebijakan sarana produksi

yang diambil pemerintah mampu di aplikasikan dan dimanfaatkan secara optimal

untuk kebutuhan bangsa dan negara serta kemakmuran masyarakat dalam

pengembangan tanaman semusim dan rempah.

-------------------ooOoo------------------