14
84 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAK PUYUH MENGHASILKAN DOQ DENGAN MESIN TETAS SEMI OTOMATIS DI KABUPATEN NGAWI Sugiharti Mulya Handayani 1)2) , Rr. Aulia Qonita 1)2) , dan Ayu Intan Sari 1)2) 1) Fakultas Pertanian UNS 2) Pusat Studi Pendampingan Koperasi dan UMKM Email : [email protected] Abstract This community activity is carried out in Watualang Village, Ngawi District, Ngawi Regency with SME (Small Medium Enterprise) partners: Wahyu Alam Farm and Rizal Farm. The purpose of the event is to increase the productivity of poultry breeders to produce DOQ through a semi-automatic hatching machine. The method used was counseling, mentoring, production training, and business management training. The activity was followed by 10 participants consisting of 2 poultry breeder partners and 8 adoptive partners. During the event, 2 units of hatching semi-automatic hatching machines with a capacity of 1600 eggs and 2 units with a capacity of 400 eggs were given. The results show that this activity can increase the productivity of poultry breeder partners in producing DOQ through the semi-automatic hatching machines with an average successful rate of 79.17%. The success in producing DOQ has caused profits to rise sharply. The success of the partners in raising quail has made more and more people interested in quail breeding so that the social welfare in also increasing. Keywords: poultry breeder, hatching machine, DOQ

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAK PUYUH …blog.undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/PETERNAKAN/PETERNAKAN 2013... · mendapat perhatian dari para peternak. ... Burung puyuh adalah

  • Upload
    lamthuy

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Vol.I No.2 Mei 2013

84

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAK

PUYUH MENGHASILKAN DOQ DENGAN MESIN

TETAS SEMI OTOMATIS DI KABUPATEN NGAWI

Sugiharti Mulya Handayani1)2)

, Rr. Aulia Qonita1)2)

, dan Ayu Intan Sari1)2)

1)

Fakultas Pertanian UNS 2)

Pusat Studi Pendampingan Koperasi dan UMKM

Email : [email protected]

Abstract

This community activity is carried out in Watualang Village, Ngawi District,

Ngawi Regency with SME (Small Medium Enterprise) partners: Wahyu Alam

Farm and Rizal Farm. The purpose of the event is to increase the productivity of

poultry breeders to produce DOQ through a semi-automatic hatching machine.

The method used was counseling, mentoring, production training, and business

management training. The activity was followed by 10 participants consisting of 2

poultry breeder partners and 8 adoptive partners. During the event, 2 units of

hatching semi-automatic hatching machines with a capacity of 1600 eggs and 2

units with a capacity of 400 eggs were given. The results show that this activity

can increase the productivity of poultry breeder partners in producing DOQ

through the semi-automatic hatching machines with an average successful rate of

79.17%. The success in producing DOQ has caused profits to rise sharply. The

success of the partners in raising quail has made more and more people

interested in quail breeding so that the social welfare in also increasing.

Keywords: poultry breeder, hatching machine, DOQ

Vol.I No.2 Mei 2013

85

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Puyuh pada mulanya kurang

mendapat perhatian dari para

peternak. Banyak yang beranggapan

beternak puyuh tidak akan mem-

berikan keuntungan sama sekali. Dari

segi pengelolaan, sampai saat ini

peternak puyuh masih banyak yang

bersikap coba-coba, padahal apabila

diusahakan secara komersial dapat

memberikan keuntungan yang

lumayan.

Kabupaten Ngawi merupakan

salah satu kota kecil di Jawa Timur.

Di kabupaten ini beberapa peternak

mencoba beralih ke komoditas puyuh.

Dengan semakin beragamnya

manfaat telur puyuh sebagai bahan

baku makanan olahan, permintaan

telur puyuh di Kabupaten Ngawi

semakin meningkat. Saat ini telur

puyuh tidak hanya untuk memenuhi

kebutuhan pangan rumah tangga yang

akan diolah menjadi makanan

sederhana seperti disayur, untuk lauk

dan sebagainya tetapi sudah

merambah ke menu makanan yang

secara ekonomi berkelas lebih tinggi

(bergengsi) yaitu untuk bahan

makanan restoran, hotel ataupun

sebagai sajian dalam pesta-pesta.

Selain itu, saat ini ada satu

perkembangan baru yaitu telur puyuh

sebagai jajanan anak sekolah dengan

cara didadar di tempat. Sepintas,

terlihat bahwa telur puyuh untuk

jajanan anak sekolah ini cukup kecil,

tapi dengan melihat bahwa jangkauan

pemasarannya sangat luas dengan

jumlah yang sangat besar, maka

permintaan telur puyuh dari sektor ini

cukup signifikan.

Berdasar uraian di atas dimana

telur puyuh mempunyai manfaat yang

sangat besar, baik untuk memenuhi

kebutuhan gizi masyarakat ataupun

sebagai bahan baku makanan olahan

lain, mengakibatkan permintaan telur

puyuh meningkat terus. Sampai saat

ini permintaan telur puyuh di

Kabupaten Ngawi belum bisa

terpenuhi. Peternak lokal yang

kebanyakan masih beternak secara

sederhana, dengan populasi ternak

yang masih sangat sedikit, belum bisa

memenuhi permintaan pasar. Sampai

saat ini kebutuhan telur puyuh di

Kabupaten Ngawi belum terpenuhi.

Pasokan yang ada dari peternak lokal

baru bisa memenuhi sepertiga dari

permintaan pasar. Pasokan dari kota-

kota lain di sekitar Kabupaten Ngawi

sangat diharapkan untuk memenuhi

kebutuhan. Tapi harapan ini sulit

terwujud mengingat kota-kota di

sekitar Kabupaten Ngawi seperti

Madiun, Magetan dan Solo.juga

masih belum bisa memenuhi

kebutuhan kotanya masing-masing

sehingga tidak ada kelebihan

Vol.I No.2 Mei 2013

86

produksi yang bisa dijual keluar.

Dengan melihat kondisi ini

merupakan suatu peluang yang sangat

menjanjikan apabila bisa menambah

populasi untuk meningkatkan

produksi telur puyuh sehingga bisa

memenuhi permintaan pasar.

Menambah populasi puyuh tidak

semudah yang dibayangkan. Ada

beberapa cara yang bisa dilakukan

untuk menambah populasi. Cara yang

paling mudah adalah dengan membeli

DOQ pada peternak besar yang ada di

luar kota, misalnya dari Solo. Cara ini

relatif mudah, tapi harganya relatiF

mahal, butuh waktu yang cukup lama

untuk bisa mendapatkan DOQ dan

resiko kematian DOQ dalam

perjalanan cukup tinggi.

Kondisi ini tentu saja sangat

tidak diinginkan karena secara

otomatis produksi akan stagnan

dalam jangka waktu yang cukup

lama. Untuk mengatasi masalah ini,

akan sangat menguntungkan apabila

peternak bisa melakukan penetasan

sendiri untuk menambah populasi.

Tujuan kegiatan pengabdian ini

ini adalah meningkatkan produk-

tivitas peternak puyuh menghasilkan

DOQ dengan mesin tetas semi

otomatis sehingga dapat meningkat-

kan keuntungan.

Puyuh

Burung puyuh adalah unggas

daratan yang kecil namun gemuk.

Mereka pemakan biji-bijian namun

juga pemakan serangga dan mangsa

berukuran kecil lainnya. Mereka

bersarang di permukaan tanah dan

mempunyai kemampuan untuk lari

dan terbang dengan kecepatan tinggi

namun dalam jarak tempuh yang

pendek (Wikipedia, 2012)..

Ternak puyuh merupakan salah

satu komoditas unggas sebagai

penghasil telur dan daging. Keberada-

annya dapat sebagai pendukung

ketersediaan protein hewani yang

murah dan mudah didapat. Usaha

budidaya puyuh merupakan salah

satu jenis usaha yang banyak diminati

dan dikembangkan karena ternak

puyuh ini merupakan salah satu

ternak yang dapat berproduksi dalam

waktu cepat (40 hari sudah bertelur)

di samping usaha budidaya putuh

dapat dilakukan dengan modal yang

relatif kecil dan tidak memerlukan

lahan yang luas Departemen

Pertanian, 2012).

Menurut Slamet Wuryadi (2011)

puyuh sangat potensial dikembang-

kan untuk diambil telur atau

dagingnya. Di antara semua jenis

unggas petelur, ternyata puyuh

termasuk unggas penghasil telur

terbesar kedua setelah ayam ras

Vol.I No.2 Mei 2013

87

petelur. Selain itu puyuh sudah mulai

bertelur pada usia 45 hari dan akan

terus bertelur selama sekitar 18 bulan.

Selain telur, daging puyuh juga

memiliki rasa yang lezat, gurih dan

bertekstur lembut. Dagingnya me-

miliki kandungan zat gizi yang cukup

tinggi, sehingga bisa dijadikan

sumber bahan makanan alternatif.

Mesin Tetas

Mesin tetas merupakan peralatan

utama yang dibutuhkan bagi usaha

pembibitan puyuh. Prinsip utama

mesin tetas yaitu menggantikan

fungsi induk sebagai pengeram alami

dengan cara memberi perlakuan suhu,

kelembaban dan fentilasi sesuai

dengan yang dibutuhkan telur agar

dapat menetas. Jenis mesin tetas

meliputi :

1. Mesin Tetas manual

2. Mesin Tetas Semi Otomatis

3. Mesin Tetas Otomatis

Ketiga jenis mesin tetas tersebut

memiliki prinsip fungsi yang sama,

yaitu sebagai pengganti induk

pengeram alami, perbedaan hanya

terdapat pada sistem pengoperasian,

dimana mesin tetas otomatis semua

proses penetasan sudah berjalan

otomatis, sehingga tidak perlu proses

pembalikan telur secara manual atau

penjagaan suhu secara berkala.

Komponen mesin tetas terdiri atas :

pengatur suhu (termostat), sumber

pemanas, termometer dan hygro-

meter, pengatur kelembaban, mesin

pemutar rak telur, serta rak telur.

Sebelum digunakan, ada

beberapa perlakuan yang harus

diberikan agar proses penetasan

berjalan lancar, antara lain :

1. Siapkan campuran air dan

desinfektan sebanyak 8 liter

dengan konsentrasi sesuai

petunjuk pemakaian.

2. Semprot seluruh bagian luar dan

dalam mesin tetas serta rak telur

dengan larutan desinfektan.

3. Nyalakan mesin tetas selama 10-

15 menit atau hingga suhu stabil,

pastikan semua komponen

lengkap dan berfungsi dengan

baik.

4. Atur thermostat agar di dalam

mesin tetas suhu berkisar 38-38,5

C.

5. Masukkan telur yang telah

disusun di rak ke dalam mesin

tetas.

Berikut tahapan menetaskan

telur puyuh menggunakan mesin tetas

semi-otomatis :

1. Setelah rak setter penuh dengan

telur puyuh, masukkan rak ke

dalam mesin tetas. Geser tuas

hingga posisi telur menjadi miring

ke kanan atau ke kiri.

Vol.I No.2 Mei 2013

88

2. Setelah 24 jam pertama, lakukan

lagi pembalikan telur dengan arah

yang berlawanan dari yang

sebelumnya.

3. Pada hari ke-2 hingga ke 14,

lakukan pembalikan telur empat

kali sehari yaitu pada pukul 8

pagi, 12 siang, 4 sore, dan 8

malam setiap hari, selama 13 hari

berturut-turut.

4. Pada hari ke 14, keluarkan rak

pembalik telur dari dalam mesin

tetas. Pindahkan telur yang ada di

rak pembalik ke rak penetasan

dengan hati-hati.

5. Masukkan kembali rak penetasan

yang sudah disusun ke dalam

mesin tetas.

6. Pada hari ke 15 telur puyuh

biasanya sudah mulai menetas,

biarkan sampai hari ke 16 sampai

telur menetas semua.

7. Umumnya bulu DOQ pada hari

ke 16 sudah mengering, sehingga

puyuh bias segera dipindahkan ke

kandang starter.

METODE

Kegiatan pengabdian ini di-

lakukan dengan metode penyuluhan,

pendampingan, dan pelatihan

produksi. Materi yang diberikan

dalam kegiatan pelatihan dan

penyuluhan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen pembibitan dan budi-

daya ternak puyuh.

2. Teknis penetasan telur dengan

mesin tetas semi otomatis.

HASIL PENGABDIAN,

PEMBAHASAN, DAN

DAMPAK

Profil Peternak Mitra

Kegiatan pengabdian ini

dilaksanakan di Kabupaten Ngawi

dengan melibatkan 2 (dua) peternak

mitra yaitu Wahyu Alam Farm dan

Rizal Farm. Dalam pelaksanaan

pelatihan, dan penyuluhan selain

kedua peternak mitra juga dilibatkan

peternak kecil yang menjadi anak

asuh dari Wahyu Alam Farm

sebanyak 8 (delapan) peternak,

sehingga keseluruhan peserta

pelatihan ada 10 orang peternak.

Berikut ini adalah profil peternak

yang menjadi mitra dalam kegitan

pengabdian ini:

1. WAHYU ALAM FARM

a. Kegiatan utama adalah

penghasil sekaligus penjual

telur puyuh.

b. Memiliki mesin tetas

sederhana berkapasitas 250

butir sebanyak 1 buah.

c. Populasi ternak puyuhnya

3500 ekor (diawal kegiatan)

dengan rata-rata produksi

Vol.I No.2 Mei 2013

89

telur 2700 butir /hari (setara

dengan 27 kg).

d. Mempunyai anak angkat

sebanyak 8 orang (diawal

kegiatan).

2. RIZAL FARM

a. Kegiatan utama adalah

sebagai pengepul dan

distributor telur puyuh.

b. Populasi ternak puyuhnya <

1000 ekor.

c. Jumlah telur yang

didistribusikan rata-rata 15

dus perhari (1 dus = 750

butir).

Karakteristik Peternak Peserta

Pelatihan

Seperti disampaikan sebelum-

nya, kegiatan pelatihan dan

peyuluhan diikuti 10 orang peserta.

Peserta yang hadir dan aktif

mengikuti kegiatan pelatihan dan

penyuluhan memiliki karakteristik

sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik Peserta Pelatihan dan Penyuluhan

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentasi (%)

Laki-laki

Perempuan

8

2

80

2

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer (2012)

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa

mayoritas peserta pelatihan dan

penyuluhan adalah laki-laki yaitu

sebanyak 8 orang atau 80% dari

keseluruhan peserta. Hal ini me-

nunjukkan bahwa mereka yang aktif

dalam kegiatan peternakan-pertanian

dan kelompok tani ternak adalah laki-

laki yang merupakan kepala keluarga.

Kondisi ini berkaitan dengan pe-

ngambilan keputusan dalam keluarga

biasanya kepala keluarga, termasuk di

dalamnya adalah keputusan untuk

terlibat aktif dalam sebuah organisasi

atau kelompok.

Tabel 2 menunjukkan bahwa

dari segi umur semua peserta

pelatihan dan penyuluhan berada

pada rentang umur produktif (15-64

tahun). Peternak yang masuk dalam

usia ini secara fisik masih bisa

mengerjakan pekerjaan usaha ternak

Vol.I No.2 Mei 2013

90

secara maksimal dan lebih terbuka dalam menerima inovasi.

Tabel 2. Karakteristik Peserta pelatihan dan Penyuluhan Berdasarkan Umur

Rentang Umur (th) Jumlah Presentasi (%)

< 14

15-64

>65

0

10

0

0

100

0

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer (2012)

Tabel 3 berikut ini menunjuk-

kan bahwa peserta pelatihan memiliki

pekerjaan yang beragam, yaitu petani,

wiraswasta, PNS, dan ibu rumah

tangga. Namun, persentase terbesar

adalah memiliki pekerjaan sebagai

petani yaitu 4 orang atau 40% dari

jumlah peserta. Besarnya jumlah

anggota yang bekerja di sektor

pertanian berkaitan dengan domisili

peserta yang berada di pedesaan.

Tabel 3. Karakteristik Peserta Pelatihan Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentasi (%)

Petani

PNS

Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

4

1

3

2

40

10

30

20

Jumlah 10 100

Menurut Amanah (2007)

penyuluhan merupakan ilmu dan

gerakan transformasi masyarakat

melalui pengembangan potensi yang

dimiliki dengan pendekatan edukasi,

melakukan upaya penyelesaian

masalah, menuju tatanan kehidupan

yang lebih bermutu dan bermartabat.

Peningkatan pengetahuan merupakan

satu aspek mendasar yang dijadikan

parameter keberhasilan penyuluhan.

Pengukuran pengetahuan peserta

Vol.I No.2 Mei 2013

91

sebelum dan sesudah penyuluhan

merupakan salah satu cara evaluasi

terhadap efektivitas peran dan

kegiatan penyuluhan. Untuk itu

dalam kegiatan ini dilakukan pre test

dan post test yang hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan tingkat penge-

tahuan peternak sebelum dan sesudah

penyampaian materi pada kegiatan

penyuluhan dan pelatihan. Hasil pre

test menunjukkan nilai rata-rata

pengetahuan peternak sebelum

penyuluhan sebesar 3,8 sedangkan

hasil post test menunjukkan nilai rata-

rata 6,0 atau mengalami persentase

kenaikan sebesar 20 %. Seluruh

peserta penyuluhan dan pelatihan

(100%) mengalami kenaikan tingkat

pengetahuan, bahkan terdapat 1

peserta memiliki nilai sempurna (10)

pada hasil post tesnya yang berarti

dapat menjawab semua item

pertanyaan dengan benar. Hal ini

membuktikan bahwa keberhasilan

program IbM tercapai ditunjukkan

dari respon peternak terhadap

penyuluhan dan pelatihan dengan

indikator peningkatan jawaban

peserta terhadap pertanyaan soal

obyektif dan subyektif melalui pre

dan post test.

Tabel 4. Rata-rata Nilai Hasil Pre Tes dan Post tes Peserta Pelatian dan Penyuluhan

No Nama Peserta Pre Tes Post Tes

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Wahyu Ganang

Sulistyanto

Wahyu Dwi Haryanto

Sukur

Maryono

Yusuf Setiawan

Heni

Totok

Tri Wahyuni

Sudarsono

4

3

4

2

4

3

3

4

4

7

8

5

6

3

6

4

5

6

7

10

RATA-RATA NILAI 3,8 6,0

Sumber : Analisis Data Primer (2012)

Vol.I No.2 Mei 2013

92

Pelatihan Manajemen Pembibitan

dan Budidaya Ternak Puyuh

1. Menyiapkan Kandang dan

Perlengkapannya

Kandang merupakan faktor

penting yang menentukan produk-

tivitas puyuh, karena unggas ini

memiliki tingkat kepekaan tinggi

terhadap perubahan yang terjadi di

sekitar kandang dan lingkungannya.

Penanganan kandang yang baik

memberikan pengaruh langsung pada

efisiensi teknis dan ekonomi.

Berdasarkan lantai yang digunakan

kandang puyuh dibedakan atas

kandang sistem litter dan baterai. Di

Indonesia, jenis kandang yang lazim

digunakan adalah kandang sistem

baterai. Kandang baterai berbentuk

seperti sangkar dengan dinding dan

lantai terbuat dari kawat ram,

sehingga sirkulasi udara bias lebih

lancar. Berdasarkan fase pemelihara-

an kandang puyuh dibedakan atas tiga

jenis, yaitu kandang starter, grower,

dan kandang layer. Konstruksi yang

digunakan pada ketiga kandang

hampir sama, perbedaan dari sisi

perlengkapan tempat pakan dan

minum.

2. Menyiapkan Pakan, Vitamin, dan

Obat-obatan

Pakan merupakan bahan makan-

an yang diformulasikan untuk

aktivitas kimiawi maupun fisiologis

tubuh ternak. Selain untuk

pertumbuhan pakan berfungsi dalam

proses produksi untuk menghasilkan

daging dan telur. Peternak dapat

membuat sendiri pakan sesuai dengan

potensi yang ada di daerah masing-

masing atau di sekitar lokasi

peternakan, seperti jagung, dedak

padi , bungkil kedelai, bungkil

kacang, dan sebagainya. Secara

umum pakan yang baik adalah pakan

yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi

puyuh. Setiap fase pertumbuhan

puyuh membutuhkan jumlah dan

jenis zat gizi yang berbeda-beda

(Tabel 5). Agar lebih mudah dan

efisien peternak biasanya

memberikan complete feed yang

sudah mengandung nutrisi lengkap

sesuai dengan kebutuhan puyuh.

Vol.I No.2 Mei 2013

93

Tabel 5. Kisaran Pakan yang diberikan pada Ternak Puyuh

Umur Ternak (minggu) Jumlah Pakan yang Diberikan

(gram/ekor/hari)

0-1 3,95

1-2 7,15

2-3 9,25

3-4 11,15

4-5 20,67

> 5 22,77

Sumber : Slamet Wuryadi (2011)

Untuk meningkatkan jumlah

telur yg dihasilkan, puyuh diberi

pakan tambahan berupa kulit kepala

cambah yg berwarna hijau atau

cacahan kecambah touge, yg

diberikan dengan cara dicampurkan

atau ditaburkan diatas pakan secara

merata, sebanyak 1% dari total

pemberian pakan, sebanyak 2 kali

seminggu.

3. Pembibitan Puyuh

Bibit yang bermutu merupakan

kunci sukses dalam beternak puyuh.

Peternak bisa memperoleh bibit

puyuh dengan cara membibitkan

sendiri, menetaskan telur yang dibeli,

atau langsung membeli bibit puyuh

berumur satu hari (DOQ). Namun,

tidak ada salahnya peternak mulai

melakukan pembibitan sendiri untuk

jaga-jaga jika tidak ada stok bibit

puyuh di pasaran, Selain itu peluang

usaha pembibitan sangat prospektif

mengingat kebutuhan bibit dan telur

puyuh yang semakin tinggi.

Proses pembibitan tidak lepas

dari tahapan atau seleksi indukan dan

pejantan yang berkualitas tinggi.

Berikut ciri-ciri telur tetas berkualitas

baik :

a. Cangkang halus, bersih, &

tidak retak

b. Bentuk oval dan normal

c. Ukurannya standar (10-11

gr/butir)

d. Keadaan cangkang ideal

(tidak terlalu tebal/tipis)

e. Warna kerabang normal

(terdapat bintik-bintik hitam,

kecoklatan, tidak terlalu

kuning, tidak terlalu coklat

atau putih polos

f. Telur berumur maksimum 4

hari

Vol.I No.2 Mei 2013

94

Syarat indukan unggul sebagai

berikut :

a. Berasal dari strain puyuh dgn

produktivitas tinggi

b. Berasal dari hasil perkawinan

silang grand parent stock

(GPS), bukan dari puyuh

parent stock (PS) atau final

stock (FS)

c. Berasal dari daerah yang

berbeda dengan puyuh

pejantan untuk menghindari

perkawinan sedarah (in-

breeding)

d. Induk betina berumur minimal

2,5 bulan dan sudah

mengalami dewasa kelamin

e. Penampilan fisik baik, sehat

lincah, bobot badan seragam

Sedangkan Syarat Pejantan

Unggul sebagai berikut ini.

1. Berumur lebih muda daripada

puyuh betina.

2. Berasal dari hasil perkawinan

silang grand parent stock (GPS),

bukan dari puyuh parent stock

(PS) atau final stock (FS)

3. Berumur minimal 2 bulan dan

sudah mengalami dewasa kelamin

4. Pejantan hanya dipakai 8 bulan,

karena setelah itu kualitas sperma

menurun

5. Postur tubuh normal, fisik baik,

sehat, lincah.

Penyuluhan dan Pelatihan Mesin

Tetas Semi Otomatis

Dalam kegiatan pengabdian ini

kepada peternak mitra diberikan 2

unit mesin tetas semi otomatis besar

dengan kapasitas 1600 butir dan 2

unit mesin tetas semi otomatis kecil

berkapasitas 400 butir. Mesin tetas

diserahkan kepada mitra pada saat

pelatihan teknik penetasan telur

puyuh. Untuk menjamin mesin tetas

akan digunakan dengan sebaik-

baiknya dan untuk menjamin mesin

tetas tidak akan dipindahtangankan

ataupun dijual, serah terima mesin

dilengkapi dengan berita acara serah

terima bermeterai. Selain bermeterai,

untuk mengikat mitra untuk menepati

kesepakatan kepemilikan dan peng-

gunaan mesin tetas, berita acara serah

terima juga ditandatangani 2 orang

saksi. Hasil penetasan setelah

pelatihan bisa dilihat pada tabel

berikut ini :

Vol.I No.2 Mei 2013

95

Tabel 6. Hasil Penetasan Dengan Mesin Tetas Semi Otomatis

No. Kapasitas Mesin Jumlah Telur

Ditetaskan

Hasil Tetas Prosentase

(%)

1. 1600 1000 5 0,05

2. 400 260 190 73

3. 400 250 198 79,5

4. 400 390 332 85

Sumber : Analisis Data Primer (2012)

Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa penetasan dengan

menggunakan mesin tetas kapasitas

besar hasilnya belum memuaskan.

Kegagalan penetasan dengan meng-

gunakan mesin besar disebabkan

cuaca sangat panas. Cuaca yang

sangat panas ini mempengaruhi suhu

dalam mesin menjadi semakin panas

(mencapai 410). Kegagalan pada

mesin tetas besar ini karena peternak

mitra belum memahami secara benar

bahwa lampu dalam mesin mati

setelah 8 jam sehingga tingginya suhu

tidak terkontrol. Tingginya suhu ini

menyebabkan telur kering sehingga

tidak bisa menetas. Untuk mengatasi

masalah ini suhu harus selalu

dikontrol dan harus dijaga untuk

selalu berada pada suhu 38 derajat.

Adapun penetasan dengan mesin tetas

kapasitas kecil dapat dikatakan

berhasil dengan rata-rata 79,17%.

Angka ini cukup baik dan dikatakan

berhasil mengingat dengan meng-

gunakan mesin tetas manual seperti

yang dilakukan oleh peternak mitra

selama ini, daya tetas maksimal

hanya 50%. Selain itu ukuran

keberhasilan juga dilihat dari daya

tetas maksimal yang direkomen-

dasikan untuk mesin tetas semi

otomatis ini adalah 90%.

Dampak Pengabdian

Setelah mendapatkan pelatihan

dan penyuluhan usaha ternak puyuh

mitra berkembang lebih baik dengan

keuntungan yang meningkat tajam.

Keuntungan yang diraih Wahyu

Alam Farm dari semua usahanya

(penjual DOQ maupun penjualan

telur konsumsi) telah menembus

angka 5 – 6 juta rupiah perbulan

dibanding sebelumnya yang hanya

berkisar 1-2 juta rupiah perbulan.

Keberhasilan yang telah diraih

Wahyu Alam Farm membuat

beberapa orang bersedia menjadi

anak angkat. Sebagai bapak angkat

Wahyu Alam Farm memberikan

Vol.I No.2 Mei 2013

96

pelatihan teknik beternak puyuh dan

konsultasi gratis dan mencarikan

pasar bagi peternak yang lokasinya

jauh dan ingin memasarkan sendiri.

Sedangkan dari sisi anak angkat,

mereka tertarik dan bersedia menjadi

anak angkat karena ada jaminan

pemasaran dari produksinya, modal

awal yang tidak terlalu besar dan bisa

mendapatkan keuntungan dengan

cepat.

Pada saat penyusunan proposal

jumlah anak angkat dari Wahyu Alam

Farm hanya 4 orang, kemudian

bertambah menjadi 8 orang pada saat

pelatihan dan sekarang telah

mencapai 22 orang anak angkat.

Peternak kecil yang menjadi anak

angkat ini berasal dari berbagai

golongan masyarakat dan profesi.

Anak angkat Wahyu Alam Farm ada

yang berprofesi sebagai guru, polisi,

petani, pegawai bank, ibu rumah

tangga dan peterrnak puyuh murni

dengan populasi kecil. Rata-rata

populasi puyuh anak angkat Wahyu

Alam Farm berkisar antara 500 – 600

ekor. Pendidikan yang dimiliki oleh

anak angkat Wahyu Alam Farm

paling rendah lulusan SMA dan yang

paling tinggi sarjana.

PENUTUP

Kemampuan peternak mitra

menghasilkan DOQ meningkat.

Introduksi mesin tetas semi otomatis

berjalan dengan baik. Peralatan dapat

diaplikasikan dengan baik dengan

indikator, mesin tetas kapasitas kecil

(400 butir) daya tetasnya sudah cukup

tinggi dan mendekati daya tetas

maksimal mesin semi otomatis (73%

- 85%). Untuk mesin tetas semi

otomatis kapasitas besar (1600 butir)

perlu pendampingan lebih lanjut.

Dengan meningkatnya kemam-

puan peternak dalam menghasilkan

DOQ, populasi ternak menjadi

semakin besar sehingga keuntungan

yang didapat juga semakin besar.

Keuntungan yang besar serta

kemudahan memperoleh DOQ

menyebabkan banyak masyarakat

yang tertarik untuk terjun dalam

usaha peternakan puyuh. Kondisi ini

akan menyebabkan kesejahteraan

masyarakat secara umum juga

meningkat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan telah selesainya kegiatan

pengabdian dan penyusunan laporan

ini, terimakasih yang tidak terhingga

kami sampaikan kepada pihak-pihak

yang telah memberi kesempatan

untuk melakukan kegiatan dan

memberi bantuan baik berupa dana,

ijin dan partisipasi.

Vol.I No.2 Mei 2013

97

1. Ketua Lembaga Penelitian dan

pengabdian Pada Masyarakat

UNS

2. Kepala Pusat Studi

Pendampingan Koperasi dan

UMKM

3. Kepala Desa Watualang

Kecamatan Ngawi Kabupaten

Ngawi Jawa Timur

4. UKM Wahyu Alam Farm dan

UKM Rizal Farm

5. Semua pihak yang telah

membantu kelancaran

pelaksanaan kegiatan Pengabdian

pada Masyarakat ini.

DAFTAR REFERENSI

Amanah,S. 2007. “Makna

Penyuluhan Dan Transfornasi

Perilaku Manusia. Jurnal

Penyuluhan”. Edisi Maret 2-

007. Vol. 3 ISSN : 1858-2624

Departemen Pertanian, 2012.

“Pedoman Penataan Budidaya

Puyuh”.

http//www.deptan.go.id

diakses pada 5 Desember

2012 (internet)

Slamet Wuryadi, 2011. Buku Pintar

Beternak dan Bisnis Puyuh.

Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Wikipedia, 2012. “Burung Puyuh”.

http//id.wikipedia.org/wiki.

Diakses pada 5 Desember

2012 (internet).