23
MOTIVASI BELAJAR PENDAHULUAN Belajar merupakan kegiatan sehari-hari di sekolah, kegiatan tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah atau di tempat lain. Ditinjau dari segi pembelajar kegiatan belajar pebelajar ada yang tergolong dirancang dalam disain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan pembelajar, bila pebelajar belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Disamping itu juga ada kegiatan belajar yang tidak dirancang pembelajar. Artinya, pebelajar belajar karena keinginannya sendiri. Pengetahuan tentang belajar, karena ditugasi dan belajar, karena motivasi diri, penting bagi pembelajar dan calon pembelajar. Tujuan Pembelajaran 29 Setelah mempelajari modul 3 ini dan menyelesaikan tugas-tugas, siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan motivasi belajar berpengaruh pada keberhasilan belajar. 2. Mengidentifikasi jenis dan yang mempengaruhi MODUL 3

Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

MOTIVASI BELAJAR

PENDAHULUAN

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari di sekolah, kegiatan tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah atau di tempat lain. Ditinjau dari segi pembelajar kegiatan belajar pebelajar ada yang tergolong dirancang dalam disain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan pembelajar, bila pebelajar belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Disamping itu juga ada kegiatan belajar yang tidak dirancang pembelajar. Artinya, pebelajar belajar karena keinginannya sendiri. Pengetahuan tentang belajar, karena ditugasi dan belajar, karena motivasi diri, penting bagi pembelajar dan calon pembelajar.

Tujuan Pembelajaran

29

Setelah mempelajari modul 3 ini dan menyelesaikan tugas-tugas, siswa diharapkan dapat:1. Menjelaskan motivasi belajar berpengaruh pada keberhasilan

belajar. 2. Mengidentifikasi jenis dan yang mempengaruhi motivasi

belajar pebelajar

MODUL 3

Page 2: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

KEGIATAN BELAJAR 1

A.Motivasi dan Pentingnya Motivasi

1. Pengertian Motivasi.

Pebelajar belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut digolongkan rendah dan tinggi. Kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar disebut dengan motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keiinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang diharapkan. Misalnya seorang anak yang hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki bahan ajar yang lengkap. Ia memiliki cukup waktu untuk belajar akan tetapi kurang baik untuk mengatur waktu belajar. Sehingga ia mengubah cara belajarnya untuk dapat mencapai tujuan hasil baik.

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan, dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan merupakan inti motivasi. Misalnya seorang anak yang ingin masuk ke salah satu perguruan tinggi dengan jurusan teknik, akan tetapi nilai matematika, fisika, kimia dalam ulangan kesatu rendah. Menyadari hal tersebut anak tersebut menambah waktu belajarnya dengan kursus tambahan. Saat ulangan kedua nilainya ternyata lebih baik, oleh karena itu anak tersebut lebih giat belajar.

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku belajar. Pada peristiwa anak mengambil keputusan untuk belajar lebih giat dan mengambil kursus tambahan, ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan lulus tes di perguruan tinggi dan masuk di fakultas teknik.

Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat yaitu:

30

Page 3: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

a. Kebutuhan fisiologis yang berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan papan,

b. Kebutuhan rasa aman yang berkenaan dengan keamanan yang bersifat fisik dan psikologis,

c. Kebutuhan sosial yang berkenaan dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan untuk maju, merasa diikutsertakan, dan pemilikan harga diri.

d. Kebutuhan akan penghargaan diri yang berkenaan dengan dihargai di masyarakat,

e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri yang berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya.

Mc.Cleland berpendapat bahwa setiap individu memiliki tiga jenis kebutuhan dasar yaitu:

Kebutuhan akan kekuasaan yang berkenaan dengan keinginan mempengaruhi orang lain, Kebutuhan akan berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain, Kebutuhan berprestasi terwujud akan keberhasilan melakukan tugas-tugas yang dibebankan.

Dari segi dorongan, pendapat Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk kebutuhan organism yang dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis tujuan adalah titik akhir sementara pencapaian kebutuhan. Jika tujuan telah tercapai, maka kebutuhan telah terpenehi untuk sementara. Jika kebutuhan telah terpenuhi, maka orang akan menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat berhenti sementara.

2. Pentingnya Motivasi dalam Belajar.

Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri pebelajar. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.

Motivasi sangan penting bagi pebelajar dan pembelajar. Bagi pebelajar adalah (a) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, misalnya seorang peelajar yang membaca buku pada bab tertentu seperti juga halnya pebelajar yang lain, akan tetapi pebelajar ini kurang

31

Page 4: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

memahami tentang isi bab yang dibacanya, sehingga ia terdorong untuk membaca lagi. (b) menginformasikan tentang usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya, misalnya jika seseorang terbukti usaha belajarnya tidak berhasil, maka ia akan berusaha untuk berhasil seperti teman yang lainnya. (c) mengarahkan kegiatan belajar, misalnya jika diketahui ia belum belajar secara serius terbukti banyak bergurau, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya. (d) membesarkan semangat belajar, misalnya jika ia telah menghabiskan dana belajar yang banyak dan ia masih ada sdik yang juga membutuhkan belajar, maka ia berusaha agar cepat lulus. (e) menyadarkan tentang adanya perjanan belajar dan kemudian bekerja (disela-sela ada istirahat atau bermain) yang berkesinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil, misalnya semua pebelajar diharapkan belajar dirumah, membantu orang tua dan bermain dengan teman sebaya, maka dari apa yang dilakukannya tersebut diharapkan dapat berhasil.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang pembelajar. Prngatahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada pebelajar bermanfaat bagi pembelajar yaitu:

a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat pebalajar untuk belajar sampai berhasil. Membangkitkan bila pebelajar tidak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara bila semangat telah kuat untuk mencapai tujuan belajarnya. Dalam hal ini hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk membangkitkan semangat belajar

b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar pebelajar di kelas yang beragam, ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping ada yang bersemangat untuk belajar. Dengan keberagaman tersebut pembelajar disarankan untuk menggunakan bermacam-macam strategi pembelajaran.

c. Meningkatkan dan menyadarkan pembelajar untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran pedagogis sudah barang tentu sesuai dengan perilaku pebelajar.

d. Memberi peluang pembelajar untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis. Tugas pembelajar membuat pebelajar belajar sampai berhasil. Tantangan pembelajar adalah mengubah pebelajar yang tidak berminat menjadi semangat untuk belajar.

B. Jenis dan Sifat Motivasi

32

Page 5: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

1. Jenis Motivasi

Motivasi Primer adalah motivasi yang berdasarkan pada motif-motif dasar yang beraal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.. Mc Dougall berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif, dan dorongan mencapai kepuasan. Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan. Tingkah laku insting tersebut dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan diorganisasikan. Diantara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun, dan kawin (Koeswara,1989; Jalaluddin Rakhmat,1991).

Freud berpendapat lain yaitu bahwa insting memiliki empat cirri yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin besar energy dalam insting tekanan dalam individu semakin besar. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan. Kepuasan tercapai bila tekanan energy pada insting berkurang, misalnya bila seseorang akan enngan makan karena masih kenyang. Objek insting aalah hal-hal yang memuaskan insting, yang memuaskan insting bias hal-hal yang datangnya dari dalam maupun dari luar. Sumber insting adalah kejasmanian individu.

Segenap insting manusia dibagi menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instincst) yang bertujuan untuk memelihara kelangsungan hidup seperti makan, minum, istirahat, memelihara keturunan, dan insting kematian (death inticst) tertuju pada penghancuran seperti merusak, menganiaya atau membunuh orang lain atai diri sendiri.

Motivasi Sekunder adalahmotivasi yang dipelajari. Misalnya orang yang merasa lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuntuk memperoleh makanan ia harus bekerja. Agar dapat bekerja dengan baik, maka orang harus belajar bekerja. “Bekerja dengan Baik” adalah motivasi sekunder, bila bekerja dengan baik ia akan mendapatkan uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder (penguat umum), dan uang tersebut dapat membeli makan untuk menghilangkan rasa lapar.

Karena manusia adalah makhluk sosial maka perilakunya tidak hanya faktor biologis saja tetapi juga factor social. Perilaku manusi terpengaruh oleh komponen penting yaitu afektif (aspek emosional yaitu terdiri dari motif social, sikap dan emosi), kognitif aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan. Komponen konatif terkait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak (Sumadi Suryabrata, 1991: Jalaluddin Rakhmat, 1991).

33

Page 6: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

Maslow menggolongkan kebutuhan untuk memperoleh rasa aman, memperoleh kasih sayang dan kebersamaan, memperoleh penghargaan, dan pemenuhan diri atau aktualisasi diri. Marx menggilongkan motivasi sekunder menjadi kebutuhan organism seperti rasa ingin tahu, memperoleh kecakapan, berprestasi dan kebutuhan sebagai motif-motif social seperti kasih saying, kekuasaan dan kebebasan.

Perilaku sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap yaitu motif yang dipelajari. Ciri sikap adalah merupakan kecenderungan berpikir, merasa kemudian bertindak; memiliki daya dorong untuk bertindak; relative bersifat tetap; kecenderungan melakukan penilaian dan dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.

Perilaku juga terpengaruh oleh emosi yang menunjukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Kegoncangan tersebut disertai oleh proses jasmani, perilaku dan kesadaran. Emosi memiliki fungsi sebagai:

pembangkit energy seperti karena dicemoohkan orang sehingga berusaha keras agar berhasil; pemberi informasi pada orang lain seperti rasa sedih yang terlukis pada wajah; pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain, seperti pembicara yang bersemangan menunjukkan semangat kerja; sumber informasi tentang diri seseorang seperti pemerolehan sehat wal afiat.

Ada emosi yang ringan yang berakibat meningkatkan perhatian pada objek yang dihargai, emosi kuat disertai oleh perubahan fisiologis yang kuat seperti orang yang marah yang disertai dengan detak jantung yang kuat dan emosi disintegrative terjadi bila kekuatan emosi memuncak dan terjadi perubahan perilaku seperti orang yang sedang berdebat dan berlanjut pada perkelahian. Dari lamanya berlaku emosi ada yang berjalan hanya sebentar, ada yang berjam-jam, atau bahkan berhari-hari.

Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya ada kalanya berdasarkan akal atau tidak berdasarkan akal. Pengetahuan tersebut mendorong terjadinya perubahan perilaku seperti orang merokok dengan motivasi yang berbeda, ada yang ingin menunjukkan kejantanan, ada yang mengisi waktu luang, ada pula yang menimbulkan kreatifitas.

Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan perilaku tersebut merupakan hasil belajar. Kemauan seseorang timbul karena adanya:

keiinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan,

34

Page 7: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

energy dan kecerdasan, dan pengeluaran energy yang tepat untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan, dan kemauan.

2. Sifat Motivasi

Motivasi bersumber dari (a) dalam diri sendiri (motivasi internal) dan dari luar (motivasi eksternal). Motivasi intrinsic dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Motivasi intrinsic mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi. Monks berpendapat bahwa motivasi berprestasi telah muncul sejag usia balita, oleh karena itu motivasi instrinsi perlu diperhatikan oleh pembelajar sejak TK.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Motivasi ekstrinsi sewaktu-waktu dapat berubah menjadi motivasi intrinsic yaitu pada saat pebelajar menyadari pentingnya belajar dan pebelajar akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (monks:1989).

Para ahli jiwa member tekanan yang berbeda pada motivasi, sehingga saran tentang pembelajaran juga berbeda-beda. Mc Dougall dan Freud menekankan pentingnya motivasi intrinsic, Skinner dan Bandura menekankan motivasi ekstrinsik, sedangkan Maslow dan Roger menekankan bahwa motivasi intrinsic dan ekstrinsik sama pentingnya.

Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan masyarakat. Hadiah dan peringatan/hukuman diberikan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Peringatan akan tidak menyenangkan pebelajar, motivasi akan meningkat sebab pebelajar tidak senang menerima peringatan/hukuman.

Ada baiknya kita sebagai pembelajar memperhatikan saran Maslow dan Roger yaitu untuk memperhatikan motivasi intrinsic dan ekstrinsik, dimana keduanya sama-sama penting. Selanjutnya Maslow dan Roger menyebutkan bahwa setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Maslow menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasi diri yaitu:

a. berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan terbatas dari subjektivitas;

b. dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar; c. berperilaku spontan, sederhana dan wajar; d. terpusat pada masalah atau tugasnya; e. memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi;

35

Page 8: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

f. memiliki kemandirian dan kebebasan terhadap lingkungan dan kebudayaannya, ia mampu berdisiplin diri, aktif dan bertanggug jawab atas dirinya. Penghormatan berlebihan, pemberian status, populeritas dianggap kurang penting dibandingkan perkembangan diri;

g. dapat menghargai dengan rasa hormat danpenuh gairah; h. dapat mengalami pengalaman puncak, seperti terwujud dalam

kreatifita, penemuan, kegiatan intelektual, atau kegiatan persahabatan;

i. memiliki rasa keterikatan, solideritas kemanusiaan yang tinggi; j. dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar; k. memiliki watak terbuka dan bebas prasangka; l. memiliki standar kesusilaan yang tinggi;m. memiliki rasa humor terpelajar; n. memiliki kreatifitas dalam bidang kehidupan; dan o. memiliki otonomi tinggi. Motivasi mengaktualisasi diri ini berjalan

sesuai dengan kemampuan setiap orang.

Carl Rogers berpendapat lain bahwa setiap individu memiliki motivasi utama berupa kecenderungan aktualisasi diri, cirri-cirinya adalah:

Dari sifat bawaan; Perilaku bermotivasi mencapai perkembangan diri optimal; Pengaktualisasi diri juga bertindak sebagai evaluasi pengalaman, ini berarti memilih pengalaman positif untuk berkembang secara optimal. Pandangan positif yang dating dari orang lain akan memperkuat kecenderungan aktualisasi diri.

Ciri-ciri orang yang berkembang menjadi aktualisasi diri penuh adalah:

Terbuka terhadap pengalaman hidup; Menjalani kehidupan secara kepribadian, ia tidak terpaku pada masa lampau atau masa yang akan dating; Percaya pada diri sendiri; Memiliki rasa kebebasan; Memiliki kreatifitas. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis pembelajar.

36

Page 9: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

RANGKUMAN:

37

Perilaku belajar ada dalam pebelajar yang berupa kekuatan mental penggerak untuk belajar, kekuatan ini berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita yang disebut motivasi belajar. Komponen utama motivasi adalah kebutuhan, dorongan dan tujuan pebelajar.

Maslow membedakan 5 tingkat kebutuhan: fisiologis, perasaan rasa aman, kebutuhan social, penghargaan diri dan aktualisasi diri.

Mc Cleland membedakan 3 jenis kebutuhan dasar: kebutuhan akan kekuasaan, berafiliasi, dan berprestasi.

Hull menunjukkan pentingnya kebutuhan organism dalam perkembangan motivasi.

Havighurst membedakan bahwa kekuatan mental seharusnya sejalan dengan tugas-tugas perkembangan manusia pada tahap bayi.

Monks kekuatan motivasi dapat dipelihara, diperkuat dan dikembangkan dengan program pendidikan.

Page 10: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

TUGAS:

Petunjuk:1. Diskusikan dengan kelompok. 2. Carilah bahan atau selain membaca Modul ini.3. Buatlah laporan secara kelompok tugas yang telah anda selesaikan.4. Presentasikan tugas yang telah anda selesaikan dengan kelompok

(Tunjuklah sebagai penyaji dan sebagai notulen)

38

Perilaku belajar ada dalam pebelajar yang berupa kekuatan mental penggerak untuk belajar, kekuatan ini berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita yang disebut motivasi belajar. Komponen utama motivasi adalah kebutuhan, dorongan dan tujuan pebelajar.

Maslow membedakan 5 tingkat kebutuhan: fisiologis, perasaan rasa aman, kebutuhan social, penghargaan diri dan aktualisasi diri.

Mc Cleland membedakan 3 jenis kebutuhan dasar: kebutuhan akan kekuasaan, berafiliasi, dan berprestasi.

Hull menunjukkan pentingnya kebutuhan organism dalam perkembangan motivasi.

Havighurst membedakan bahwa kekuatan mental seharusnya sejalan dengan tugas-tugas perkembangan manusia pada tahap bayi.

Monks kekuatan motivasi dapat dipelihara, diperkuat dan dikembangkan dengan program pendidikan.

1. Buatlah rumusan tentang konsep motivasi dengan kata-kata saudara sendiri !! Bandingkan rumusan saudara dengan pendapat para ahli seperti Maslow, Mc Dougall dan lain sebagainya.

2. Berilah pendapat saudara bahwa motivasi belajar berpengaruh pada keberhasilan belajar ?

3. Coba saudara amati pebelajar Sekolah Dasar yang sedang asyik membaca. Kemudian penggillah pebelajar lain yang kebetulan tidak membaca, dan suruhlah juga agar membaca. Setelah ke duanya membaca lekukanlah hal-hal sebagai berikut:a. Catatlah perilaku baca kedua pebelajar tersebutb. Setelah selesai membaca, suruh keduanya menceritakan

Page 11: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

KEGIATAN BELAJAR 2

C.Motivasi dalam Belajar

1. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.

Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis pembelajar. Dengan tindakan perbuatan persiapan mengajar, pelaksanaan pembelajaran, maka pembelajar menguatkan motivasi pebelajar. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian pebelajar, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan pebelajar.

a. Cita-cita atau Aspirasi Pebelajar.

39

1. Buatlah rumusan tentang konsep motivasi dengan kata-kata saudara sendiri !! Bandingkan rumusan saudara dengan pendapat para ahli seperti Maslow, Mc Dougall dan lain sebagainya.

2. Berilah pendapat saudara bahwa motivasi belajar berpengaruh pada keberhasilan belajar ?

3. Coba saudara amati pebelajar Sekolah Dasar yang sedang asyik membaca. Kemudian penggillah pebelajar lain yang kebetulan tidak membaca, dan suruhlah juga agar membaca. Setelah ke duanya membaca lekukanlah hal-hal sebagai berikut:a. Catatlah perilaku baca kedua pebelajar tersebutb. Setelah selesai membaca, suruh keduanya menceritakan

Page 12: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

Motivasi belajar tanpak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, bernyanyi dan lain sebagainya. Keberhasilan mencapai keiinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam dalam kehidupannya. Timbulnya cita-cita dibarengi dengan dengan perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan juga perkembangan kepribadian.

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan tang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan dan kemudian menjadi cita-cita. Keinginan berlangsung sesaat, sedangkan kemauan dapat berlangsung waktu lama. Kemauan telah disertai dengan perhitungan akal sehat. Cita-cita dapat berlangsung waktu sangat lama bahkan sepanjang hayat.

b. Kemampuan Pebelajar.

Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.

c. Kondisi Pebelajar.

Kondisi pebelajar meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang pebelajar yang sedang sakit, lapar atau marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya bila kondisi sehat, kenyang atau gembira akan memusatkan perhatian. Dengan kata lain kondisi jasmani dan rohani pebelajar berpengaruh pada motivasi pebelajar.

d. Kondisi Lingkungan Pebelajar.

Kondisi ini meliputi keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran.

Pebelajar memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dari teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Oleh karena itu lingkungan akan mempengaruhi motivasi belajarnya. Pebelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin baik karena dibangun, merupakan kondisi

40

Page 13: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Pembelajar yang professional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi dan sumber belajar di sekitar untuk motivasi belajar.

f. Upaya Pembelajar dalam Membelajarkan Pebelajar.

Pembelajar adalah seorang pendidik yang professional. Pembelajar bergaul dengan puluhan/ratusan pebelajar. Interaksi efektif pergaulan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa pebelajar. Pebelajar dapat memilah dan memilih yang baik, partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan pebelajar.

Upaya membelajarkan pebelajar terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal:

Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah; Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah; Membina belajar tertib pergaulan; dan Membina tertib lingkungan sekolah. Disamping itu juga ada tertib dalam menghadapi individu yaitu pemahaman tentang diri pebelajar dalam rangka kewajiban tertib belajar, pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna dan mendidik cinta belajar.

Upaya pembelajaran pembelajar di sekolah tidak lepas dari kegiatan di luar sekolah. Pembelajar yang professional dituntut dapat menjalin kerjasama dengan pusat-pusat pendidikan.

2. Upaya meningkatkan Motivasi Belajar.

a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar.

Perilaku belajar di sekolah telah menjadi pola umum. Sejak usia enam tahun yang sekurang-kurangnya selama 9 tahun belajar disekolah dari segi perkembangan, ada pebelajar yang semula hanya ikut-ikutan, suka bermain, belum mengerti faedah belajar. Dengan tugas sekolahnya mereka mulai menyenangi belajar. Pebelajar yang menyadari bahwa bermain, belajar sunguh-sungguh pemberian motivasi belajar, belajar giat, istirahat, belajar lagi, dan kemudian bekerja adalah perilaku kehidupan yang wajar bagi anggota masyarakat.

41

Page 14: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

Kehadiran pebelajar di kelas merupakan awal motivasi belajar. Pembelajar professional tertarik perhatiannya pada membelajarkan pebelajar. Persoalan pembelajar menghadapi pebelajar di kelas adalah:

Apakah pebelajar memiliki motivasi belajar yang tinggi ?Apakah motivasi belajar yang tinggi berlaku pada mata pelajaran tertentu?Apakah motivasi yang tinggi berlaku untuk sembarang jam pelajaran ?Apakah motivasi yang tinggi diberlakukan oleh pebelajar pada setiap pembelajar ?Dapatkan motivasi belajar rendah ditingkatkan menjadi tinggi, sehingga hasil belajar bertambah baik ?

Dalam upaya pembelajaran pembelajar berhadapan dengan pebelajar dan bahan belajar. Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran disyaratkan:

Pembelajar telah mempelajari bahan pelajaranPembelajar telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang dan sukar.Pembelajar telah menguasaan cara-cara mempelajarai bahan.Pembelajar telah memahami sidat bahan pelajaran.

Upaya pembelajaran terkait dengan prinsip-prinsip belajar. Bebarapa prinsip pembelajaran antara lain adalah :

Belajar menjadi bermakna bila pebelajar memahami tujuan pembelajaran, oleh sebab itu pembelejar perlu menjelaskan tujuan pembelajaran secara hierarkis.belajar lebih menjadi bermakna bila pebelajar dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantang, oleh karena itu perumusan masalah hendaknya disusun oleh pembelajar dengan baik.Belajar menjadi bermakna bila pembelajar mampu memusatkan segala kemampuan mental pebelajar dalam program kegiatan tertentu.

b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran.

Pembelajar dalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Pembelajar lebih memahami keterbatasan waktu bagi pebelajar. Sering dijumpai pebelajar lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu pembelajar dapat mengupayakan optimalisasi unsure-

42

Page 15: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

unsur dinamais yang ada dalam diri pebelajar dan juga lingkungan pebelajar. Upaya optimalisasi tersebut adalah sebagai berikut :

Pemberian kesempatan pada pebelajar untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajarnya. Betapa lambar gerak belajar, pembelajar “tetap secara terus menerus” mendorong. Meminta kesempatan pada orang tua pebelajar atau wali, agar member kesempatan pada pebelajar untuk beraktualisasi diri dalam belajar.Memanfaatkan unsure-unsur leingkungan yang mendorong belajar.Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar, pada tingkat pembelajar diberlakukan upaya “belajar merupakan aktualisasi diri pebelajar”Pembelajar merangsang siswa dengan dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.

c. Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Pebelajar.

Pembelajar adalah penggerak perjalanan belajar bagi pebelajar. Sebagai penggerak, maka pebelajar perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran pebelajar. Sebagai fasilitator belajar, pembelajar diharapkan memantau “tingkat kesukaran pengalaman belajar”. Dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar. Bantuan mengatasi kesukaran belajar perlu diberikan sebelum pebelajar putus asa. Pembelajar wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan pebelajar dalam mengelola pebelajar belajar. Upaya mengoptimalisasi pemanfaatan pengalaman pebelajar dapat dilakukan:

Pebelajar ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca bahan belajar pebelajar mencatat hal-hal yang sukar, catatan hal-hal yang sukar tersebut diserahkan pada pembelajar.Pembelajar mempelajari hal-hal yang sukar bagi pebelajar.Pembelajar memecahkan hal-hal yang sukar, dengan mencari memecahkan.Pembelajar mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian mengatasi kesukaran.Pembelajar mengajak serta pebelajar mengalami dan mengatasi kesukaran.

43

Page 16: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

Pembelajar memberi kesempatan pada pebelajar yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.Pembelajar member penguatan pada pebelajar yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.Pembelajar menghargai pengalaman dan kemampuan pebelajar agar belajar secara mandiri. (Monks, 1989:293-305; Winkel, 1991:110-119); Joyce & Weil, 1980:105-129 dan 147-163).

d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar.

Pembelajar adalah pendidik anak bangsa yang dapat merekayasa dan mendidik cita-cita bangsa. Mendidikkan cita-cita belajar pada pebelajar merupakan upaya meberantas kebodohan masyarakat. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

Pembelajar ciptakan suasana belajar yang menggembirakan, seperti mengatur kelas sehingga pebelajar senang ada di dalam kelas.Pembelajar menggikutsertakan semua pebelajar untuk memelihara fasilitas belajar.Pembelajar mengajak pebelajar untuk membuat perlombaan unjuk belajar, lomba baca, karya tulis ilmiah dan lain sebagainya.Pembelajar mengajak serta orang tua pebelajar untukmemperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan, alat olah raga dan lain sebagainya.Pembelajar memberanikan pebelajar untuk mencatat keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai, pebelajar diajak berdiskusi dengan keberhasilan atau kegagalan mencapai keinginan selajutnya pebelajar diminta untuk merumuskan keinginan yang baru yang diduga dapat dicapai.Pembelajar bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua, ulama, pendeta, pramuka dan para instruktur pendidik pemuda, untuk mendidikan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

Dalam rangka pengembangan cita-cita tersebut, pem,belajar dan pendidik lainnya dapat membuat program-program belajar. Program pembelajaran yang adapt dilakukan bersama-sama adalah:

Lomba baca untuk menyambut hari bersejarah atau apapun.Lomba karya tulis, seni, kerajinan.Program belajar kebaktian social.

44

Page 17: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

RANGKUMAN:

TUGAS:

Petunjuk:1. Diskusikan dengan kelompok. 2. Carilah bahan atau selain membaca Modul ini.3. Buatlah laporan secara kelompok tugas yang telah anda selesaikan.4. Presentasikan tugas yang telah anda selesaikan dengan kelompok

(Tunjuklah sebagai penyaji dan sebagai notulen)

45

Beberapa pandangan bahwa pembelajar hendaknya bersifat taktis dan kreatif dalam mengelola motivasi pebelajar. Motivasi ini merupakan kekuatan mental pebelajar dalam belajar

Dari sisi pebelajar: motivasi harus dikuatkan secara terus menerus agar pebelajar terjadi belajar sepanjang hayat.

Dari sisi pembelajar: pembelajar berpeluang untuk meningkatkan, mengembangkan dan memelihara motivasi belajar dengan optimalisasi:

Terapan prinsip belajar, dinamisasi perilaku pribadi pebelajar seutuhnya, pemanfaatan pengalaman dan kemampuan pebelajar, aspirasi dan cita-cita serta tindakan pembelajaran sesuai rekayasa pedagogis.

1. Coba cari kenalan saudara SLTA. Yang seorang adalah pebelajar yang cerdas, yang lain pebelajar yang mempunyai nilai kurang baik. Coba tanyakan kepada kedua pebelajar tersebut tentang:a. Jadwal belajar tiap harib. Hambatan yang dialami untuk belajarc. Keinginan untuk belajard. Cita-cita setelah selesai sekolahe. Simpulkan motivasi belajar di anatara kedua anak tersebut. Diskusikan simpulan saudara dengan pembelajar/Pembina mata kuliah saudara !!

2. Kunjungilah suatu lembaga pendidikan, boleh sekolah, boleh lembaga agama, sanggar pramuka atau sanggar pendidikanyang alain. Tanyakan kepada pendidik di lembagai tersebut tentang fasilitas pendidikan yang tersedia. Amatilah ruang-ruang belajar yang tersedia. Simpulkan apakah fasilitas di pusat pendidikan tersebut dapat memperkuat motivasi belajar ? Berilah pendapat saudara ?

Page 18: Pentingnya Membangun Motivasi Belajar

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne, 1989, Bidang-bidang Psikologi Terapan (terjemahan: Aryatmu Siswaharjono dkk) Jakarta: Rajawali Pers.

Drouin, Cecile & Dubos, Alain, 1988, Bagaimana Mengetahui Kemampuan Anak Anda. Jakarta: Penerbit Metro Pers.

Jalaluddin Rakhmat, 1991, Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja, Rosdakarya.

Jersild, Arthur T., 1957 The Psychology of Adolescence, New York: The MacMillan Company.

Joyce, Bruce & Weil, Marsha, 1980. Models of Teaching, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Gunarsa, Singgih, 1990, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Koeswara, E., 1989, Mptivasi, Bandung: Angkasa.Lefrancois, Guy R., 1985, Psychology for Teaching, California: Wodswork

Publishing Company.Muesell, James L., 1954, Successful Teaching, New York: McGraw-Hill Book

Company, Inc.Monks, FJ., Knoers, AMP., Siti Rahayu Hadinoto, 1989, Pasikologi

Perkembangan, Yokyakarta: Gajah Mada University Press.Scheinm Edgar H., 1991, Psikologi Organisasi (Terjemahan: Nurul Iman),

Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.Sumadi Suryabrata, 1991, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali.___________, 1991, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Rajawali.Siagian, SP., 1989, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Bina Aksara.Winkel, WS., 1991, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.Wrightsman, Lawrence S., 1972, Social Psikology in the Seventies, California:

Brooks/Cole Pub. Cmpany.

46