59
PENULISAN KARYA TULIS PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH, LAPORAN DAN ILMIAH, LAPORAN DAN MAKALAH MAKALAH

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH , LAPORAN DAN MAKALAH

  • Upload
    zaide

  • View
    93

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH , LAPORAN DAN MAKALAH. BAHASA KARYA TULIS ILMIAH. Syarat Kebahasaan a. Baku - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

PENULISAN KARYA TULIS PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH, LAPORAN DAN ILMIAH, LAPORAN DAN

MAKALAHMAKALAH

Page 2: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

BAHASA KARYA TULIS ILMIAHBAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Syarat KebahasaanSyarat Kebahasaana. Bakua. Baku

Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.dengan kaidah ejaan.

b. Logisb. LogisIde atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal. Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.

Page 3: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

c. Kuantitatifc. KuantitatifKeterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti. secara pasti.

d. Tepatd. TepatIde yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.mengandung makna ganda.

e. Denotatife. DenotatifKata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektifilmu itu objektif

f. Ringkasf. RingkasIde dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.

Page 4: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

g. Runtung. RuntunIde diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.

Bahasa Indonesia Benar dengan BaikBahasa Indonesia Benar dengan BaikBahasa vang digunakan akan dikatakan Bahasa vang digunakan akan dikatakan baik baik jika jika

maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang lain, bahasa yang baik baik adalah bahasa vang efektif dalarn adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara). situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara). Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian, kantin. Dengan demikian, bahasa yang benar dengan baik bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai dengan situasi.dengan situasi.

Page 5: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

EJAANEJAANPengertianPengertian

Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca).huruf dan tanda baca).

Lingkup Pembahasan EjaanLingkup Pembahasan EjaanLingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut:berikut:1. pemakaian huruf1. pemakaian huruf2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring3. penulisan kata3. penulisan kata4. penulisan unsur serapan4. penulisan unsur serapan5. pemakaian tanda baca5. pemakaian tanda baca

Page 6: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf MiringPemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring1. Huruf Kapital1. Huruf Kapital

Huruf kapital tidak identik dengan huruf Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar meskipun istilah ini biasa diperlawankan besar meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda dalam kata yang karena memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama tempat, nama orang, dan awal kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan. kapital tidak menimbulkan permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada Kesalahan penulisan sering terjadi pada penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan (A) kapital meskipun terletak di ditulis dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kalimat.tengah atau di akhir kalimat.

Page 7: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

2. Huruf Miring2. Huruf MiringSebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa informasi, antara lain sebagai beberapa informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain-latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain-lain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik lain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per kalimat. ditulis per kata, bukan per kalimat.

Contoh:Contoh:a.a. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains

dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media IndonesiaMedia Indonesia (Salah) (Salah)

b.b. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran MediaMedia Indonesia Indonesia (Betul) (Betul)

Page 8: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Penulisan KataPenulisan Kata

Beberapa hal yang termasuk ke dalam Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) penulisan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (4) kata ganti bentuk ulang, (4) gabungan kata, (4) kata ganti ku, mu, kauku, mu, kau, dan , dan nyanya, (5) partikel, (6) singkatan , (5) partikel, (6) singkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambang dan akronim, dan (7) angka dan lambang bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan

Kesalahan penulisan gabungan kata Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya ditemukan pada istilah khusus yang umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya hanya digunakan dalam salah satu unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal seharusnya sering ditulis terpisah, padahal seharusnya

disatukan.disatukan.

Page 9: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Penulisan Unsur SerapanPenulisan Unsur Serapan

Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina. Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.

Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya). Secara umum bisa dikatakan bahwa kuliah (lampirannya). Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang bahasa Indonesia adalah bahasa yang menulis bunyimenulis bunyi. . Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama

sebunyi) betul.sebunyi) betul.

Page 10: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Pemakaian Tanda Baca Pemakaian Tanda Baca

Kalimat yang baik harus didukung oleh Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak ditemukan kesalahan dalam masih banyak ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca tersebut. pemakaian tanda baca tersebut.

Pemakaian tanda baca dalam kalimat Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban sangat penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari salah satu cara untuk menghindari

kesalahpahaman tersebut.kesalahpahaman tersebut.

Page 11: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

MORFOLOGIMORFOLOGIA.A. DefinisiDefinisiMorfologi : ilmu bahasa yang mempelajari Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari

seluk-beluk kata serta seluk-beluk kata serta pengaruh pengaruh

perubahan bentuk terhadapperubahan bentuk terhadap golongan dan arti kata.golongan dan arti kata.

Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, bahasa bahasa

yang terdiri atas tempelan-tempelan yang terdiri atas tempelan-tempelan (pengimbuhan)(pengimbuhan)Bahasa Indonesia: 1) bentuk bebas, Bahasa Indonesia: 1) bentuk bebas,

2) bentuk terikat 2) bentuk terikat

Page 12: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

B. ImbuhanB. Imbuhan

1.1. Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter -, -,

se -, peng -se -, peng -

2. Sisipan2. Sisipan : -e l -, -e m -, -er -, -in -: -e l -, -e m -, -er -, -in -

3. Akhiran3. Akhiran : -kan, - i, -a n , -n ya: -kan, - i, -a n , -n ya

4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -an, per –an, pe –an, per -I, me -kan, an, per –an, pe –an, per -I, me -kan,

memper -, memper –k an, memper memper -, memper –k an, memper -i-i

Page 13: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

C. Rumus Pembentukan KataC. Rumus Pembentukan Kata1.1. Ketahui/pastikan bentuk dasarnyaKetahui/pastikan bentuk dasarnya2.2. Ketahui/pastikan bentuk terikat yang Ketahui/pastikan bentuk terikat yang

mengimbuhinyamengimbuhinyaContoh:Contoh:

a. kontrakkan : kontrak + -kana. kontrakkan : kontrak + -kanb. kontrakan : kontra + -kanb. kontrakan : kontra + -kan

Perhatikan pula bentukPerhatikan pula bentuk- tumpukan/tumpukkantumpukan/tumpukkan- pertunjukan/pertunjukkanpertunjukan/pertunjukkan- dlldll

Page 14: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

D. Variasi ImbuhanD. Variasi Imbuhan1. Awalan 1. Awalan ber-ber- bervariasi menjadi bervariasi menjadi bel-bel- jika diserangkaikan jika diserangkaikan

dengan kata dengan kata ajarajar..2. Awalan2. Awalan ber- ber- dan dan ter-ter- bervariasi menjadi be-dan te- jika bervariasi menjadi be-dan te- jika diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya

berbunyi “er”berbunyi “er”Contoh:Contoh:

ber- + cerminber- + cermin : becermin: becerminter- + percayater- + percaya : tepercaya: tepercaya

3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan 3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan dengan

bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata.bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata.Contoh:Contoh:

me- + bomme- + bom = mengebom= mengebomme- + tikme- + tik = mengetik= mengetikme- + lapme- + lap = mengelap= mengelap

Page 15: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

E. Peluluhan (me-/pe-(N)) atau meng-E. Peluluhan (me-/pe-(N)) atau meng- /peng /peng

Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikan diserangkaikan

pada kata dengan huruf pertama pada kata dengan huruf pertama k, t, p, sk, t, p, s (konsonan tidak punya suara)(konsonan tidak punya suara)Contoh:Contoh:

me-/pe-(N) + -kejarme-/pe-(N) + -kejar = = mengejarmengejar

+ -tipu+ -tipu = = menipumenipu + -pukul+ -pukul = =

memukulmemukul + -sikut+ -sikut = =

menyikutmenyikutCatatan: pada kata kajiCatatan: pada kata kaji , kilat: , kilat: kk tidak luluh : tidak luluh :

mengkaji, mengkilatmengkaji, mengkilat

Page 16: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

F. KlasterF. KlasterKata yang diawali dengan dua konsonan berurutan (Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan (kr, tr, prkr, tr, pr, ,

dan dan sysy), ), konsonan tersebut tidak luluh.konsonan tersebut tidak luluh.

Perhatikan:Perhatikan:Me-/pe-(N)Me-/pe-(N) + kritik+ kritik = = mengkritikmengkritik

+ traktir+ traktir = = mentraktirmentraktir+ program + program = = memprogram )*memprogram )*+ syarat+ syarat = =

mensyaratkanmensyaratkan

Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi prpr luluh. luluh.PerhatikanPerhatikan : : memprogrammemprogram : pemrogram: pemrogram

memproduksimemproduksi : pemroduksi: pemroduksi

Page 17: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

G. Pohon KataG. Pohon Kata UbahUbah

berubahberubah mengubahmengubah

perubahanperubahan pengubahanpengubahan

pengubah : peubahpengubah : peubah

ubahanubahanPerhatikan bentuk:Perhatikan bentuk:

- permukiman/pemukiman- permukiman/pemukiman- penatar/petatar- penatar/petatar- peninju/petinju- peninju/petinju- perajin/pengrajin- perajin/pengrajin- pelepasan/penglepasan- pelepasan/penglepasan

Page 18: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

H. Makna Bentukan KataH. Makna Bentukan KataPerhatikan arti beberapa bentukan kata Perhatikan arti beberapa bentukan kata berikut:berikut:

pewaris/mewarisi/ahli warispewaris/mewarisi/ahli warismenugasi/ditugasimenugasi/ditugasimenganugerahi/menganugrahkanmenganugerahi/menganugrahkanmembawahi/membawahkanmembawahi/membawahkanmengatasi/mengataskanmengatasi/mengataskanmencemari/mencemarkanmencemari/mencemarkanberterima/keberterimaanberterima/keberterimaan

Page 19: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

TATA KALIMATTATA KALIMAT

A.A. DefinisiDefinisi

Kalimat :Kalimat :satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),

atau tanda seru (!). (Alwi, dkk., 1998:311atau tanda seru (!). (Alwi, dkk., 1998:311).).

:: gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu menimbulkan makna yang sempurna (Santoso, 1990:127). menimbulkan makna yang sempurna (Santoso, 1990:127). Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang

dimiliki pembuat kalimatdimiliki pembuat kalimat

Page 20: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

B. Fungsi dalam KomunikasiB. Fungsi dalam Komunikasi

Fungsi kalimatFungsi kalimat : menyampaikan : menyampaikan pesan.pesan.

Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim, Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim,

2) Penerima, 3) Sarana 2) Penerima, 3) Sarana Pengirim Penerima Pesan

Sarana/Bahasa-tdk terpengaruh bhs daerah/asing-tdk rancu-tdk taksa-tdk mubazir-logis-lengkap

Page 21: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

c. Pengaruh bahasa daerahc. Pengaruh bahasa daerah

Contoh:Contoh:

1.1. Pengangkatan Pegawai negeri itu Pengangkatan Pegawai negeri itu belum ada surat keputusannyabelum ada surat keputusannya

2.2. Atas perhatian Saudara kami Atas perhatian Saudara kami haturkan terima kasih haturkan terima kasih

3.3. Teknologinya Jepang jauh lebih maju Teknologinya Jepang jauh lebih maju dari kitadari kita

4.4. Kita punya kemampuan terbaikKita punya kemampuan terbaik

Page 22: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

dd. Pengaruh bahasa asing. Pengaruh bahasa asing

Contoh:Contoh:1.1. My name My name isis Andi (nama saya adalah Andi) Andi (nama saya adalah Andi)2.2. He knows a restaurant He knows a restaurant wherewhere we can get a drink we can get a drink

(Dia tahu rumah makan (Dia tahu rumah makan di manadi mana kita bisa kita bisa mendapatkan minuman)mendapatkan minuman)

3.3. AeroplanesAeroplanes whichwhich cross the Atlantic are jets cross the Atlantic are jets (pesawat-pesawat (pesawat-pesawat yang manayang mana mengarungi mengarungi lautan atlantik itu adalah jet)lautan atlantik itu adalah jet)

4.4. The man The man to whomto whom the letter was addressed had the letter was addressed had died months before (orang died months before (orang kepada siapakepada siapa surat surat itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalulalu

5.5. The travelers The travelers with whomwith whom I had spoken come from I had spoken come from distant town (para pelncong distant town (para pelncong dengan siapadengan siapa saya saya telah berbicara datang dari kota yang jauh)telah berbicara datang dari kota yang jauh)

Page 23: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

e. Kalimat Rancue. Kalimat Rancu

Kalimat rancu terjadi jika kekacauanKalimat rancu terjadi jika kekacauanpenggabungan dua bentuk (dua bentuk yangpenggabungan dua bentuk (dua bentuk yangbenar disatukan menjadi salah)benar disatukan menjadi salah)Contoh:Contoh:1.1. DiperlebarkanDiperlebarkan : dilebarkan/diperlebar: dilebarkan/diperlebar2.2. SeringkaliSeringkali : sering-sering/berkali-kali: sering-sering/berkali-kali3.3. Dan lain sebagainya: dan lain-lain/dan Dan lain sebagainya: dan lain-lain/dan

sebagainyasebagainya4.4. KadngkalaKadngkala : :

kadang-kadang/adakalakadang-kadang/adakala5.5. Pada zaman dahulu kala: zaman/kalaPada zaman dahulu kala: zaman/kala

Page 24: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

f. Kalimat Taksaf. Kalimat Taksa

Kalimat yang memiliki makna lebih dari Kalimat yang memiliki makna lebih dari satusatu

(konotatif)(konotatif)

Contoh:Contoh:

1.1. Lukisan Jamilah dipajang juga dalam Lukisan Jamilah dipajang juga dalam pameran itu.pameran itu.

2.2. Garasi mobil yang mewah itu selalu Garasi mobil yang mewah itu selalu terpeliharaterpelihara

3.3. Ibu Ahmad sakitIbu Ahmad sakit

Page 25: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

g. Kalimat Tidak Lengkapg. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harusKalimat lengkap sekurang-kurangnya harusmemiliki S dan P dan berintonasi selesaimemiliki S dan P dan berintonasi selesaiContoh:Contoh:1.1. Jika tidak ada dukungan masyarakat tidak Jika tidak ada dukungan masyarakat tidak

akan terwujudakan terwujud2.2. Film produksi dalam negeri yang kurang Film produksi dalam negeri yang kurang

bermutu yang tidak mampu bersaing di bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran pasaran

3.3. Sepuluh orang mahasiswa ITB yang Sepuluh orang mahasiswa ITB yang berangkat dua bulan lalu dengan berangkat dua bulan lalu dengan menggunakan bus Kramat Jati dengan menggunakan bus Kramat Jati dengan tujuan Sumatra untuk melakukan tujuan Sumatra untuk melakukan penelitian wabah penyakit demam penelitian wabah penyakit demam berdarah yang tiba-tiba berjangkit di berdarah yang tiba-tiba berjangkit di beberapa tempat di pulau itubeberapa tempat di pulau itu

Page 26: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

h. Kalimat Tidak Logish. Kalimat Tidak Logis

Kalimat yang secara semantik tidak Kalimat yang secara semantik tidak bisabisa

diterima akal.diterima akal.

Contoh:Contoh:

1.1. Yang kencing di WC itu harus disiramYang kencing di WC itu harus disiram

2.2. Dilarang kers membuang sampah ke Dilarang kers membuang sampah ke sungai.sungai.

3.3. Jangan memarkir kendaraan di Jangan memarkir kendaraan di daerah bebas parkirdaerah bebas parkir

Page 27: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

i. Kalimat Mubazir/Pleonastisi. Kalimat Mubazir/Pleonastis

Kalimat yang menggunakan kata atauKalimat yang menggunakan kata ataukelompok kata yang berlebihankelompok kata yang berlebihanContoh:Contoh:1.1. Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan semaunya tanpa aturan.lakukan semaunya tanpa aturan.2.2. Tindakan manajer itu terlu keras sehingga Tindakan manajer itu terlu keras sehingga

akibatnya menyebabkan karyawn akibatnya menyebabkan karyawn berunjuk rasa.berunjuk rasa.

Kata yang sama maknanya:Kata yang sama maknanya:a) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) ulang a) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) ulang

kembali, d) amat sangat sekalikembali, d) amat sangat sekali

Page 28: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

j. Variasi Kalimatj. Variasi Kalimat

Beberapa cara memvariasikan kalimat.Beberapa cara memvariasikan kalimat.1.1. Menggabungkan beberapa kalimat pendek Menggabungkan beberapa kalimat pendek

menjadi satu kalimat panjang. Caranya: a) dua menjadi satu kalimat panjang. Caranya: a) dua kata yang sama ditulis satu saja, b) kata yang sama ditulis satu saja, b) menggunakan konjungsi intrakalimat, c) makna menggunakan konjungsi intrakalimat, c) makna kalimat setelah digabungkan tidak boleh kalimat setelah digabungkan tidak boleh berubah.berubah.Contoh: a) Peralatan untuk bernafas dalam air Contoh: a) Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan. b) Peralatan itu memungkinkan telah ditemukan. b) Peralatan itu memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.keadaan segar.Digabungkan menjadi: Peralatan untuk bernafas Digabungkan menjadi: Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan sehingga dalam air telah ditemukan sehingga memungkinkan dilakukannya pengumpulan memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segarhewan laut dalam keadaan segar

Page 29: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

2. Memenggal satu kalimat panjang 2. Memenggal satu kalimat panjang menjadi menjadi

beberapa kalimat pendek beberapa kalimat pendek

Syarat:Syarat:

1)1) Setiap penggalan minimal harus Setiap penggalan minimal harus memiliki syarat subjek dan predikatmemiliki syarat subjek dan predikat

2)2) Gunakan konjungsi antarkalimatGunakan konjungsi antarkalimat

3)3) Perhatikan apakah kalimat yang Perhatikan apakah kalimat yang telah terpisah tersebut memiliki telah terpisah tersebut memiliki koherensi atau tidakkoherensi atau tidak

Page 30: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

3.3. Mengubah kalimat dengan Mengubah kalimat dengan memindahkan memindahkan

letak gatra (kata/kelompok kata letak gatra (kata/kelompok kata yang yang

mempunyai fungsi dalam kalimat) mempunyai fungsi dalam kalimat)

Syarat:Syarat:

1)1) Bagilah kalimat berdasarkan gatra. Bagilah kalimat berdasarkan gatra. Contoh: (1) Dua hari yang lalu I (2) Contoh: (1) Dua hari yang lalu I (2) teman saya I (3) pergi I (4) ke manilateman saya I (3) pergi I (4) ke manila

2)2) Pindah-pindahkan /pertukarkan Pindah-pindahkan /pertukarkan gatra-gatra tersebut sehingga gatra-gatra tersebut sehingga kalimat bervariasikalimat bervariasi

3)3) Tidak boleh menambah atau Tidak boleh menambah atau mengurngi katamengurngi kata

Page 31: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

PARAGRAFPARAGRAF

DefinisiDefinisiparagraf adalah kelompok kalimat yang paragraf adalah kelompok kalimat yang merupakan bagian langsung dari sebuah merupakan bagian langsung dari sebuah karangan, terdiri atas satu pikiran utama karangan, terdiri atas satu pikiran utama

yang yang dikembangkan dalam beberapa pikiran dikembangkan dalam beberapa pikiran

penjelas, penjelas, dan tersusun secara sistematis-logis”. dan tersusun secara sistematis-logis”.

SyaratSyarat1.1. Memiliki satu pokok PU dan beberapa PPMemiliki satu pokok PU dan beberapa PP2.2. Memiliki kohesi dan koherensiMemiliki kohesi dan koherensi

Page 32: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Unsur-Unsur ParagrafUnsur-Unsur ParagrafTransisiTransisiTransisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata, Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata, kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti akan tetapi, akan tetapi, dengan demikian, jadidengan demikian, jadi, dan , dan oleh sebab ituoleh sebab itu dapat digunakan sebagai transisi. dapat digunakan sebagai transisi.

Pikiran Utama (PU)Pikiran Utama (PU)Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf bersangkutan. bersangkutan.

Pikiran Penjelas (PP)Pikiran Penjelas (PP)Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan

atau inti atau inti persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas

beberapa kalimat.beberapa kalimat.

PenegasPenegasPenegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau

pikiran utamapikiran utamadalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau

penegas PU penegas PU dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf,

menghindarkan menghindarkan kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).

Page 33: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Skema ParagrafSkema Paragraf

Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir hadir

serempak;serempak;(2) Urutan tidak selalu sama (2) Urutan tidak selalu sama

dengan dengan skemaskema

Transisi

PU

PP

Penegas

Page 34: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Jenis ParagrafJenis ParagrafA. Berdasarkan Pola PikirA. Berdasarkan Pola Pikir

1. Paragraf Deduktif1. Paragraf DeduktifParagraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai

dengan inti dengan inti uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan katauraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan katalain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti

pikiranpikiranpenjelas. Contoh:penjelas. Contoh:

““Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga

Rp1.500,00/literRp1.500,00/literkini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp

3.000,00/kg 3.000,00/kg melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang

dulu Rp dulu Rp 2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. 2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg.

Demikian juga Demikian juga bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir

mencapai mencapai 100%” 100%”

Page 35: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

2. Paragraf Induktif2. Paragraf InduktifParagraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari

deduktif, deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama. kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama.

Contoh:Contoh:““Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkandibutuhkan

seseorang belum tentu sama dengan apa yang seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orangdibutuhkan orang

lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh oleh

seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian,demikian,

dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu adadari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu adaSehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat

perbedaanperbedaantersebut akan selalu ada.”tersebut akan selalu ada.”

Page 36: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

3. Paragraf Campuran3. Paragraf Campuran

Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan intiParagraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan intiuraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), danuraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dandiakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian. diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.

Contoh:Contoh:““Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebutSemua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut

kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serbayang serba

melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari setiap hari

memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu dan menu

makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabi para nabi

sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doatetapi doa

untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada tidak ada

yang bisa hidup abadi”.yang bisa hidup abadi”.

Page 37: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

4. Paragraf Deskriptif4. Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran pikiran

utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut barutersebut baru

bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dandan

menyimpulkannya. menyimpulkannya.

ContohContoh““Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuahsebuah

bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di Tepat di

tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas khas

Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang yang

tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengandengan

bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon-juga pohon-

pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.

Page 38: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

2. Paragraf Perbandingan2. Paragraf PerbandinganPikiran utama dijelaskan dengan Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkanmembandingkan

dua hal, persamaan dan perbedaannya. dua hal, persamaan dan perbedaannya.

ContohContoh““Kedua orang itu selain memiliki persamaan, Kedua orang itu selain memiliki persamaan, jugajuga

memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-samasama

menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka samasama

menyukai piknik ke pantai atau menonton film menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor.humor.

Namun, dalam memilih warna pakaian mereka Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda.berbeda.

Aminah lebih menyukai warna merah, sedangkanAminah lebih menyukai warna merah, sedangkanHindun menyukai warna biru”.Hindun menyukai warna biru”.

Page 39: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

3. Paragraf Analogi3. Paragraf AnalogiPikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau

memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat. kesamaan sifat.

ContohContoh““Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang

berputar, berputar, kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu

waktu waktu mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan

sebab sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-

lubang lubang yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan

yang yang sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri

turunanturunanyang licin”.yang licin”.

Page 40: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

4. Paragraf Sebab-Akibat4. Paragraf Sebab-AkibatPikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atausebab atau

akibat dari pernyataan-pernyataan. akibat dari pernyataan-pernyataan.

ContohContoh““Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai-sungai-

sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang yang

makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semuasembarangan. Semua

faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor Faktor

pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman. permukiman.

Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraupmeraup

Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. FaktorFaktor

ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang yang

mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”. mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”.

Page 41: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

5. Paragraf Kronologi5. Paragraf KronologiPikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan

secarasecaraterperinci dari A sampai Z. terperinci dari A sampai Z.

Contoh:Contoh:Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalahadalah

sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut primatprimat, , muncul muncul

pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yangyang

lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh jutajuta

tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenissejenis

cabang yang disebut cabang yang disebut hominoidhominoid. Setelah menempuh waktu . Setelah menempuh waktu selamaselama

lima belas juta tahun, dari lima belas juta tahun, dari hominoidhominoid itu lahirlah sejenis itu lahirlah sejenis kera yangkera yang

disebut disebut pongidpongid. Setelah menempuh kurun waktu lima . Setelah menempuh kurun waktu lima belas jutabelas juta

tahun lagi, dari tahun lagi, dari pongidpongid lahirlah makhluk baru yang lahirlah makhluk baru yang disebut disebut hominidhominid

(manusia).(manusia).

Page 42: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

6. Paragraf Perincian6. Paragraf Perincian

Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian uraian

secara rinci. secara rinci. ContohContoh

““Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia untukuntuk

mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata,mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata,telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi

untuk untuk mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal rupa atau warna, telinga untuk

mengenal mengenal suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah

untuk untuk mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus

atau atau kasarnya sesuatu”.kasarnya sesuatu”.

Page 43: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

7. Paragraf Definisi7. Paragraf DefinisiSebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran Sebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran utama utama

memerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung memerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung uraian uraian

demikian disebut paragraf definitisi. demikian disebut paragraf definitisi.

ContohContoh““Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan

secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidak tidak

sedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, sedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukan bukan

secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih antara antara

dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknya buruknya

menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dapat

didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusiatanduk manusia

yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik buruknyaburuknya

menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat”. menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat”.

Page 44: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

WACANAWACANA• Kelompok kalimat yang berkaitan, untuk Kelompok kalimat yang berkaitan, untuk menghubungkanmenghubungkan proposisi yang satu denganproposisi yang satu dengan yang lain sehingga membentuk kesatuan.yang lain sehingga membentuk kesatuan.• wacana mengandaikan adanya penyapa dan pesapa wacana mengandaikan adanya penyapa dan pesapa • Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti

situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran. saluran.

• dibagi atas wacana lisan dan wacana tulisan. dibagi atas wacana lisan dan wacana tulisan. • Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa

pidato, ceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainya pidato, ceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainya • Wacana tulisan yang bersifat interaksi antara lain Wacana tulisan yang bersifat interaksi antara lain

polemik dan surat-menyurat antara ilmuwan serta polemik dan surat-menyurat antara ilmuwan serta sastrawan.sastrawan.

• Karangan ilmiah bisa disebut juga Karangan ilmiah bisa disebut juga wacana ilmiahwacana ilmiah

Page 45: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

SILOGISME, DEFINISI, dan SILOGISME, DEFINISI, dan ISTILAHISTILAH

SilogismeSilogismeSilogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan.Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan.Simpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut Simpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut terpenuhi.terpenuhi.a. Kedua pemyataan atau salah satu dari kedua a. Kedua pemyataan atau salah satu dari kedua pernyataan pernyataan itu berlaku umum. Secaraitu berlaku umum. Secara eksplisit, eksplisit, pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata semuasemua atau yang searti dengan atau yang searti dengan semua.semua.b. Kedua pernyataan atau b. Kedua pernyataan atau ssalah satu dari kedua alah satu dari kedua pernyataan itu positifpernyataan itu positifc. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang samac. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang sama

Page 46: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Contoh: Contoh: (1)(1) Semua manusia normal Semua manusia normal tahu tentang baik dan tahu tentang baik dan

buruk. (umum, positif)buruk. (umum, positif)(2) Pada umumnya (2) Pada umumnya manusia normalmanusia normal tidak tidak

menyukai kecurangan. (sebagian, negatif)menyukai kecurangan. (sebagian, negatif)Yang bercetak miring adalah bagian yang sama. Yang bercetak miring adalah bagian yang sama. Perangkat pemyataan di atas memenuhi Perangkat pemyataan di atas memenuhi

pernyataan pernyataan silogisme.silogisme.

(1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka (1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka minuman keras.(umum, negatif)minuman keras.(umum, negatif)

(2) Semua yang suka minuman keras tidak baik (2) Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi pendidik.(umum, negatif)menjadi pendidik.(umum, negatif)

Perangkat pemyataan di atas tidak menenuhi Perangkat pemyataan di atas tidak menenuhi persyaratan silogisme.persyaratan silogisme.

Page 47: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal‑hal Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal‑hal berikut.berikut.(1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu (1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu

positif;positif;(2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan (2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan

ituitu negatif;negatif;(3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari (3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari pernyataan itu berlaku pernyataan itu berlaku untuk sebagian; untuk sebagian; (4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak (4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak dicantumkan dalam simpulan.dicantumkan dalam simpulan.

Contoh:Contoh:(1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang (1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang

PancasilaPancasila..(2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak(2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak tahu tentangtahu tentang Pancasila.Pancasila.Simpulan: Simpulan: Beberapa orang dari kelompok itu bukan Beberapa orang dari kelompok itu bukan

warga negara Indonesiawarga negara Indonesia

Page 48: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

DefinisiDefinisi: : batasan, uraian sesingkat mungkin untuk batasan, uraian sesingkat mungkin untuk memberikan memberikan

pengertian tentang sesuatupengertian tentang sesuatu..

Persyaratan Persyaratan DefinisiDefinisiI. RumusannyaI. Rumusannya harus tertuang dalam satu kalimat.harus tertuang dalam satu kalimat.2. Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa 2. Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa

perubaban arti.perubaban arti.3. Tidak menggunakan kalimat negatif3. Tidak menggunakan kalimat negatif4. Tidak mengulang istilah yang didefinisikan4. Tidak mengulang istilah yang didefinisikan5. Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).5. Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).Jenis-jenis DefinisiJenis-jenis Definisi1.1. Definisi logis/formal/bentuk, yaitu definisi yang memnuskan Definisi logis/formal/bentuk, yaitu definisi yang memnuskan

sesuatu sesuatu berdasarkan bentuknya.berdasarkan bentuknya. Contoh : Segitiga adalah bidang yang dibatasi oleh tiga garis Contoh : Segitiga adalah bidang yang dibatasi oleh tiga garis

lurus yanglurus yang berpotongan.berpotongan.2. Definisi fungsional yaitu definisi yang merumuskan sesuatu 2. Definisi fungsional yaitu definisi yang merumuskan sesuatu

berdasarkan berdasarkan fungsinyafungsinya Contoh : Mata ialah indera untuk melihat.Contoh : Mata ialah indera untuk melihat.3. Definisi analitis, yaitu definisi yang merumuskan sesuatu 3. Definisi analitis, yaitu definisi yang merumuskan sesuatu

berdasarkan berdasarkan sifatnya, cirinya. Contoh : Manusia adalah makhluk yang dapat sifatnya, cirinya. Contoh : Manusia adalah makhluk yang dapat

berpikir dan merasa secara ruhani.berpikir dan merasa secara ruhani.

Page 49: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

IstilahIstilah1.1. kata atau gabungan kata yang secara cermat kata atau gabungan kata yang secara cermat

mengungkapkan makna konsep, proses, mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.tertentu.

2.2. nama atau sebutan: tante girang, janda nama atau sebutan: tante girang, janda kembang, om senangkembang, om senang

Pembentukan IstilahPembentukan Istilah1.1. melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi, melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi,

dll.dll.

2.2. melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network), melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network), pengobatan (medication), perkembangan pengobatan (medication), perkembangan (development), dll.(development), dll.

3.3. melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus. melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus.

Contoh: kantor pos (pos office),Contoh: kantor pos (pos office), morfem terikat morfem terikat (bound morpheme) (bound morpheme)

Page 50: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

Seleksi Pemakaian IstilahSeleksi Pemakaian Istilah

Jika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), Jika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), perlu perlu

dipilih salah satu. Karena itu dikenal istilah yang dipilih salah satu. Karena itu dikenal istilah yang diutamakan, diutamakan,

istilah yang diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.istilah yang diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.

1.1. Istilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan Istilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan sebagai istilah baku. Contoh: partikel (lebih baik sebagai istilah baku. Contoh: partikel (lebih baik daripada bagian kecil), mikro (daripada renik), dll.daripada bagian kecil), mikro (daripada renik), dll.

2.2. Istilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yang Istilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yang diutamakan. Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan. Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan: percepatan), nisbi (relatif), kekerapan diutamakan: percepatan), nisbi (relatif), kekerapan (freukensi), dll.(freukensi), dll.

3.3. Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Contoh: zat lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti Contoh: zat lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti (matematika), dll.(matematika), dll.

Page 51: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAHMENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH

Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas dengan syarat berikut ini.dengan syarat berikut ini.

ProblematisProblematis artinya menuntut pemecahan masalah, artinya menuntut pemecahan masalah, tidak hanya membicarakan sesuatu tetapi harus tidak hanya membicarakan sesuatu tetapi harus mencari pemecahan masalah. Dengan kata lain, mencari pemecahan masalah. Dengan kata lain, sebuah topik tidak hanya dideskripsikan, tetapi sebuah topik tidak hanya dideskripsikan, tetapi dianalisis dan dicari solusinya sampai pada akhirnya dianalisis dan dicari solusinya sampai pada akhirnya ditegaskan pada simpulan dan bila perlu diusulkan ditegaskan pada simpulan dan bila perlu diusulkan dengan saran. Misalnya, topik dengan saran. Misalnya, topik pengembangan industri pengembangan industri kayu.kayu. Di sini kita tidak hanya berbicara apa dan Di sini kita tidak hanya berbicara apa dan bagaimana perkembanganbagaimana perkembangan industri kayu industri kayu itu. Akan itu. Akan tetapi, kita harus mencari upaya apa yang harus tetapi, kita harus mencari upaya apa yang harus ditempuh untuk mengembangkan industri kayu ditempuh untuk mengembangkan industri kayu sebagai salah satu kegiatan ekonomi masyarakat.sebagai salah satu kegiatan ekonomi masyarakat.

Page 52: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

TerbatasTerbatas maksudnya pokok bahasan tidak maksudnya pokok bahasan tidak terlalu melebar jauh sehingga penulis tidak mungkin terlalu melebar jauh sehingga penulis tidak mungkin mengkajinya dan data tak mungkin diperoleh. Topik mengkajinya dan data tak mungkin diperoleh. Topik yang terlalu luas harus dibatasi dengan pembatasan yang terlalu luas harus dibatasi dengan pembatasan substansi, lokasi, waktu dsb. Misalnya, urusan substansi, lokasi, waktu dsb. Misalnya, urusan penanggulangan pencemaranpenanggulangan pencemaran harus dibatasi harus dibatasi pencemaran apa , misalnya, pencemaran apa , misalnya, limbah, limbah, lalu lalu limbahlimbah apa apa misalnya misalnya limbah rumah sakit. limbah rumah sakit. Pada judul dapat Pada judul dapat dibatasi lagi dengan menambahkan lokasinya dibatasi lagi dengan menambahkan lokasinya dimana. Dengan pembatasan demikian, penulis dapat dimana. Dengan pembatasan demikian, penulis dapat mengkaji dan membahas masalah tersebut secara mengkaji dan membahas masalah tersebut secara mendalam dan tuntas dengan data yang jelas dapat mendalam dan tuntas dengan data yang jelas dapat diperoleh. Dengan demikian, karangan itu memenuhi diperoleh. Dengan demikian, karangan itu memenuhi salah satu ciri karangan ilmiah.salah satu ciri karangan ilmiah.

Syarat lain yang tak kurang pentingnya adalah Syarat lain yang tak kurang pentingnya adalah topik itu menarik, penting, aktual, dan data dapat topik itu menarik, penting, aktual, dan data dapat diperoleh baik data literatur maupun lapangan.diperoleh baik data literatur maupun lapangan.

Page 53: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

TemaTema

Tema adalah topik yang sudah jelas Tema adalah topik yang sudah jelas mengandung tujuan. Contoh: jika topik mengandung tujuan. Contoh: jika topik penanggulangan pencemaran udara penanggulangan pencemaran udara disertai disertai tujuantujuan menanggulangi pencemaran udara menanggulangi pencemaran udara dengan mengurangi emisi kendaraan dengan mengurangi emisi kendaraan bermotorbermotor maka temanya : maka temanya : penanggulangan penanggulangan pencemaran udara melalui pengurangan emisi pencemaran udara melalui pengurangan emisi kendaraan bermotor kendaraan bermotor

Dari topik dan tema dapat diangkat menjadi Dari topik dan tema dapat diangkat menjadi judul karangan ilmiah. Judul karangan ilmiah judul karangan ilmiah. Judul karangan ilmiah harus memenuhi syarat (a) menggambarkan harus memenuhi syarat (a) menggambarkan isi, (b) singkat, (c) menarik minat pembaca, isi, (b) singkat, (c) menarik minat pembaca, dan (d) tidak provokatif. Contoh :dan (d) tidak provokatif. Contoh :

Upaya menurunkan risiko bahaya gempa Upaya menurunkan risiko bahaya gempa bumibumi

Page 54: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

MENYUSUN KERANGKA MENYUSUN KERANGKA KARANGANKARANGAN

Kerangka karangan adalah rencana karangan secara garis Kerangka karangan adalah rencana karangan secara garis besar yang memuat pokok-pokok bahasan yang disusun besar yang memuat pokok-pokok bahasan yang disusun menurut tingkat kepentingan dan relevansinya. Fungsi kerangka menurut tingkat kepentingan dan relevansinya. Fungsi kerangka bagi penulis agar ia dapat mengungkapkan idenya secara bagi penulis agar ia dapat mengungkapkan idenya secara terinci, sistematis, dan lengkap. terinci, sistematis, dan lengkap.

Ada tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat Ada tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat dijadikan pedoman yaitu:dijadikan pedoman yaitu:

1. curah ide atau inventarisasi ide, maksudnya semua ide yang 1. curah ide atau inventarisasi ide, maksudnya semua ide yang berkaitanberkaitan

ditulis tanpa penyaringan secara cermat.ditulis tanpa penyaringan secara cermat.

2. pengoreksian dan penyempurnaan ide, maksudnya ide yang 2. pengoreksian dan penyempurnaan ide, maksudnya ide yang ditulisditulis

dikoreksi ditambah, dikurang, diganti dsb. sesuai dengan ide dikoreksi ditambah, dikurang, diganti dsb. sesuai dengan ide baru yang baru yang

lebih baik.lebih baik.

3. pengelompokan ide, artinya semua ide dikelompokkan 3. pengelompokan ide, artinya semua ide dikelompokkan menurut jenis menurut jenis

dan tingkatannya dan disusun menurut bab, pasal, dan tingkatannya dan disusun menurut bab, pasal,

subpasal dstsubpasal dst..

Page 55: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

ORGANISASI KARANGANORGANISASI KARANGAN

Organisasi karya tulis ilmiah disebut pula Organisasi karya tulis ilmiah disebut pula pembabakan karangan menuntun penulis untuk pembabakan karangan menuntun penulis untuk menyusun organ atau komponen karangan yang menyusun organ atau komponen karangan yang diperlukan dan di mana ditempatkannya sesuai diperlukan dan di mana ditempatkannya sesuai dengan konvensi naskah. Ada tiga komponen utama dengan konvensi naskah. Ada tiga komponen utama dalam karangan sesuai dengan konvensi yaitu dalam karangan sesuai dengan konvensi yaitu

a. komponen pelengkap awal (disebut pula bagian a. komponen pelengkap awal (disebut pula bagian pendahulu) yang berisi butir berikut sesuai dengan pendahulu) yang berisi butir berikut sesuai dengan kebutuhan dengan urutan kebutuhan dengan urutan

1. halaman judul1. halaman judul

2. halaman pengesahan (untuk tugas akhir dsb)2. halaman pengesahan (untuk tugas akhir dsb)

3. prakata3. prakata

4. kata pengantar (bila perlu)4. kata pengantar (bila perlu)

Page 56: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

5.sari (abstrak dalam bahasa Indonesia)5.sari (abstrak dalam bahasa Indonesia)

6.abstrak dalam bahasa Inggris dsb.6.abstrak dalam bahasa Inggris dsb.

7.daftar isi7.daftar isi

8.daftar tabel8.daftar tabel

9.daftar gambar (peta, ilustrasi)9.daftar gambar (peta, ilustrasi)

10.daftar lampiran10.daftar lampiran

11.daftar lambang dan singkatan11.daftar lambang dan singkatan

12.daftar istilah (diberi penjelasan)12.daftar istilah (diberi penjelasan)

b. komponen utama (bagian isi) yang memuat uraian bab demi b. komponen utama (bagian isi) yang memuat uraian bab demi bab, bab,

pasal demi pasal sesuai dengan kerangka organisasi/isi.pasal demi pasal sesuai dengan kerangka organisasi/isi.

c. komponen pelengkap akhir (bagian penyudah) yang memuat c. komponen pelengkap akhir (bagian penyudah) yang memuat organ organ

berikut dengan urutanberikut dengan urutan

1.1. PustakaPustaka

2.2. LampiranLampiran

3.3. indeks (penjurus) dapat berupa indeks istilah atau namaindeks (penjurus) dapat berupa indeks istilah atau nama

4.4. riwayat hidup penulisriwayat hidup penulis

Page 57: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

KONVENSI NASKAHKONVENSI NASKAH

Konvensi naskah menyangkut uraian tentang:Konvensi naskah menyangkut uraian tentang:

1.1. Penggunaan kertasPenggunaan kertas

2.2. PiasPias

3.3. Halaman Judul KaranganHalaman Judul Karangan

4.4. Judul Organ Karangan dalam UraianJudul Organ Karangan dalam Uraian

5.5. Sistem Simbol Organisasi karanganSistem Simbol Organisasi karangan

6.6. Nomor HalamanNomor Halaman

7.7. Spasi KetikanSpasi Ketikan

8.8. ParagrafParagraf

9.9. LampiranLampiran

10.10.Penulisan Catatan KakiPenulisan Catatan Kaki

11.11.Penyusunan Daftar PustkaPenyusunan Daftar Pustka

Page 58: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

PENULISAN CATATAN KAKIPENULISAN CATATAN KAKI

Menyangkut penjelasan tentang:Menyangkut penjelasan tentang:

1.1. Pengertian Pengertian

2.2. FungsiFungsi

3.3. Tata cara penulisanTata cara penulisan

4.4. Singkatan-singkatan yang digunakan:Singkatan-singkatan yang digunakan:

a. Ibidema. Ibidem

b. Loc.citb. Loc.cit

c. Op.citc. Op.cit

Page 59: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ,  LAPORAN  DAN  MAKALAH

PENULISAN DAFTAR PUSTAKAPENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Melingkupi cara penulisan daftar pustaka berupa:Melingkupi cara penulisan daftar pustaka berupa:

1.1. BukuBuku

2.2. Artikel MajalahArtikel Majalah

3.3. Artikel JurnalArtikel Jurnal

4.4. Artikel Surat KabarArtikel Surat Kabar

5.5. Situs InternetSitus Internet