40
PRAKTIKUM 1. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP 1. KEANEKARAGAMAN PADA TUMBUHAN Tujuan : Untuk Mengetahui adanya variasi pada tumbuhan Landasan Teori Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman dari organisme dalam suatu spesies. Jika kita mengamati sifat-sifat yang ada pada makhluk hidup baik pada hewan maupun tumbuhan akan terlihat adanya persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya sifat-sifat yang menurun dan adanya pengaruh lingkungan. Hewan dan tumbuhan juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk, warna dan ukuran. Bahan yang digunakan 1. bunga bougenvile 4. daun puring 2. bunga mawar 5. bunga pukul empat 3. bunga soka Prosedur 1. Tentukan bahan yang hendak digunakan dan juga sifat yang akan diamati apakah warna, bentuk, ukuran atau sifat-sifat yang lain. 2. Amati sifat dari bahan yang telah ditentukan, cari variasi yang ada. 3. Jumlah bahan yang diamati sebaiknya cukup banyak untuk menghasilkan hasil yang cukup baik. 4. Catat hasil pengamatan saudara dalam lembar yang tersedia. 1

Penuntun Genetika.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 1. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

1. KEANEKARAGAMAN PADA TUMBUHAN

Tujuan : Untuk Mengetahui adanya variasi pada tumbuhan

Landasan Teori

Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies

atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman

dari organisme dalam suatu spesies. Jika kita mengamati sifat-sifat yang ada pada

makhluk hidup baik pada hewan maupun tumbuhan akan terlihat adanya

persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya

sifat-sifat yang menurun dan adanya pengaruh lingkungan. Hewan dan tumbuhan

juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk, warna dan ukuran.

Bahan yang digunakan

1. bunga bougenvile 4. daun puring

2. bunga mawar 5. bunga pukul empat

3. bunga soka

Prosedur

1. Tentukan bahan yang hendak digunakan dan juga sifat yang akan diamati apakah

warna, bentuk, ukuran atau sifat-sifat yang lain.

2. Amati sifat dari bahan yang telah ditentukan, cari variasi yang ada.

3. Jumlah bahan yang diamati sebaiknya cukup banyak untuk menghasilkan hasil yang

cukup baik.

4. Catat hasil pengamatan saudara dalam lembar yang tersedia.

Masalah

1. adakah variasi sifat dari tumbuhan yang saudara amati?

2. adakah persamaan dan perbedaannya?

3. variasi sifat apa yang paling banyak?

4. apa kesimpulan yang dapat saudara ambil dari data pengamatan tersebut

Lembar Pengamatan

1. Obyek yang diamati ; …………..

2. Macam sifat yang diamati :

1

Page 2: Penuntun Genetika.doc

- Bentuk :……………

- Warna : ……………

- Dll

Hasil Pengamatan

Macam sifat : ……………..

No Variasi Jumlah Keterangan

2. KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA

Tujuan

1. Untuk mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat fisik

2. Untuk mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat yang

terbanyak dalam populasi kelas.

Landasan Teori

Tidak ada manusia yang tepat sama, individu satu dengan yang lainnya

mempunyai persamaan dan perbedaan, sifat yang menurun; baik sifat kualitatif

maupun sifat kuantitatif. Perbedaan yang ada diantara individu yang satu dengan

yang lainnya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Akibat adanya

pengaruh lingkungan ini, maka individu yang bergenotip sama kemungkinan akan

mempunyai fenotif yang berbeda. Adanya pewarisan sifat, dalam populasi dapat kita

lihat adanya sifat yang sangat bervariasi sehingga kecil kemungkinan dilihat adanya

persamaannya.

Fenotip

Genotip Lingkungan

2

Page 3: Penuntun Genetika.doc

Berbagai sifat yang diwariskan secara poligenik sehingga variasinya cukup luas

seperti warna kulit, tinggi badan, kecerdasan (IQ), sidik jari, refraksi mata dll

Sifat-sifat pada manusia tersebar dengan penyebaran yang khas untuk populasi

tertentu.

Prosedur

1. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, tiap kelompok diusahakan terdiri dari

putra putri

2. Lakukan candra pada sifat-sifat yang nampak pada setiap anggota kelompok,

sekurang-kurangnya 5 sifat. (lihat tabel 1)

3. Tuliskan hasil pen-candraan pada tabel 2 yang tersedia, tentukan pula

kemungkinan genotip dari sifat tersebut dengan mengingat sifat dominant dan

resesifnya.

4. Buat cakram genetika berdasarkan hasil yang tertulis dalam tabel. Usahakan

sifat setiap individu dalam anggota kelompok diberi warna yang berbeda. Jika

kelompok terdiri dari 5 orang anggota berarti ada lima warna dalam cakram

genetika.

5. Tentukan angka indeks setiap anggota kelompok.

Tabel 1

Sifat dominan / resesif dari berbagai sifat/ciri

Sifat / Ciri Keterangan Daun Telinga Daun telinga bebas/menggantung dominan terhadap yang melekat

(2 fenotip) Lekuk Pipi/Pipit Pipi yang berlekuk pipi dominan terhadap yang tidak berlekuk pipi

(2 fenotip)Rambut Keriting Dominan terhadap yang biasa/lurus (3 fenotip)Ibu jari dapat dibengkokkan

Dominan terhadap yang tidak dibengkokkan sampai pergelangan tangan (2 fenotip)

lidah Dapat menggulung dominan terhadap yang tidak dapat menggulung (2 fenotip)

Ibu Jari Membentuk sudut, tidak membentuk sudut (2 fenotip)Warna Rambut Hitam dominan terhadap yang coklat (2 fenotip)Golongan Darah Gol. A dan B dominan terhadap O, sedang Gol. A dan B dominan

sesamanya (4 fenotip)

3

Page 4: Penuntun Genetika.doc

Tabel 2. Hasil PengamatanCirri yang diamati A B C D1. Jenis

kelamin2. Tinggi

Badan3. Bentuk

Rambut4. Lidah5. Ibu Jari

Tangan6. Telinga7. Dst

Untuk mengisi tabel ini ciri dibandingkan dengan teman satu kelompok, dan tidak perlu

membandingkan dengan kelompok lain.

Ciri yang diperoleh tidak menunjukkan sifat atau ciri yang satu lebih unggul dari sifat

yang lain.

Kesimpulan ……….

4

Page 5: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 2. IMITASI PERBANDINGAN GENETIS MENURUT MENDEL

I. IMITASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Tujuan

1. Membuktikan adanya prinsip segregasi dan berpasangan secara bebas.

2. Membuktikan perbandingan Mendel 1 : 2 : 1 (untuk ratio genotip) dan 3 : 1 (untuk

ratio fenotip).

Landasan Teori

Tiap sifat dari makhluk dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang

dikenal dengan nama gen. sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan yang

lainnya dari induk betina.

Gen yang sepasang ini disebut se atau satu alela. Gen yang se alela akan memisah

pada waktu gametogenesis (dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas) dan

akan kembali berpasang-pasangan pada proses fertilisasi (dikenal dengan prinsip

berpasangan secara bebas).

Alat

Kancing genetika dua warna, masing-masing berjumlah 50 buah.

Prosedur

1. Pisahkan 50 kancing (misalnya warna merah) menjadi dua bagian masing-

masing terdiri dari 25 buah sebagai gamet betina dan gamet jantan. Demikian

pula 50 kancing warna yang lain (misalnya kancing putih) dibagi menjadi 2 yaitu

25 sebagai gamet jantan dan 25 sebagai gamet betina.

2. 25 kancing merah + 25 kancing putih sebagai gamet jantan dimasukkan ke

dalam kotak, demikian pula untuk yang sisanya dimasukkan ke dalam kotak

yang lain, sebagai gamet betina.

3. Ambil secara acak 1 kancing dari kotak 1 dan 1 kancing dari kotak ke-2,

pertemuan dan catat dalam tabulasi.

4. Dengan cara yang sama lakukan terus sampai kancing-kancing yang berfungsi

sebagai gen ini habis.

5

Page 6: Penuntun Genetika.doc

5. Hitung perbandingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun fenotip

setelah sebelumnya di tentukan terlebih dahulu lambang gen dari setiap kancing

dan fenotip yang dikendalikan.

Hasil Percobaan

Pasangan Gen Tabulasi FrekuensiMerah – Merah (Mm)

Merah – Putih (Mm)

Putih-Putih (mm)

…………………………..

…………………………..

…………………………..

…………………………....

……………………………

……………………………

Pertanyaan

1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip yang saudara peroleh

2. Bagaimana hasil saudara dibandingkan dengan hasil dalam kelompok lain?

3. Kesimpulan apa yang saudara dapat tentukan dari percobaan ini?

II. IMITASI PERSILANGAN DIHIBRIDA

Tujuan

Membuktikan Perbandingan Mendel (perbandingan fenotip F2) 9 : 3 : 3 : 1

Alat

Kancing genetika 4 macam warna masing-masing 50 buah

Prosedur

1. Pisahkan tiap-tiap warna menjadi dua bagian yang sama, satu bagian sebagai

gamet jantan dan satu bagian yang lain sebagai gamet betina.

2. Kancingkan/tangkupkan dua kancing menjadi satu dengan kombinasi warna

yang berbeda-beda. Misalkan warna kancing adalah Merah (M), putih (m), hijau

(H) kuning (h) maka kombinasi kancing yang harus dibuat adalah Merah – Hijau

(MH), Merah-Kuning (Mh), Putih- Hijau (mH) dan putik-kuning (mh)

3. Tempelkan gamet jantan dan betina dalam kotak yang berbeda kemudian ambil

satu persatu dari setiap kotak, dipertemukan dan dicatat dalam tabel yang telah

tersedia.

6

Page 7: Penuntun Genetika.doc

Hasil Percobaan

Kombinasi Model Gen

Genotip Fenotip Tabulasi Frekuensi

1. Merah+hijau+ merah – kuning

2. Merah-Hijau+Merah hijau

3. Merah Kuning + putih kuning

MMHh

MMHH

Mmhh

Pertanyaan

1. Berapa perbandingan genotip yang saudara peroleh?

2. Bagaimana hasil saudara jika dibandingkan dengan hasil dari kelompok lain.

3. Beri kesimpulan atas percobaan yang saudara lakukan.

7

Page 8: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 3. PENGAMATAN MORFOLOGI LALAT DROSOPHILA sp.

Tujuan

Dapat membedakan variasi sifat (termasuk mutan) pada Drosophila sp. tipe liar

Landasan Teori

Drosophila sp banyak digunakan dalam penelitian di bidang genetika karena

mempunyai sifat :

- mudah dan cepat berkembang biak

- mempunyai kromosom yang besar dan jumlahnya hanya 4 pasang. Berbagai mutan

Drosophila dapat dijumpai dengan perbedaan warna mata, bentuk dan ukuran

sayap, cirri abdomen, penataan bulu. Panjang tubuh lalat buah Drosophila kurang

lebih 3 mm dapat menghasilkan generasi baru dalam waktu 10 -15 hari. Siklus hidup

pendek yakni, hanya kira-kira 2 minggu. Lalat betina lebih besar dari pada yang

jantan, ujung abdomen meruncing dan terdapat garis melintang pada abdomen.

Pada yang jantan ujung abdomen tumpul, pada kaki belakang terdapat sisir kelamin

(sex comb)

Prosedur

1. Tangkap Lalat Drosophila dengan menggunakan umpan buah pisang yang

masak di dalam botol selei

2. Pelihara dalam botol dan tutup dengan penyumbat busa (dalam botol tersedia

medium).

3. Ambil beberapa lalat dan pindahkan dalam cawan petri yang dilengkapi kapas

yang ditetesi eter, lakukan pembiusan ini lebih kurang 30 detik.

4. Lalat yang dalam keadaan pingsan selama 30 – 60 detik diamati di bawah

mikroskop, bila pengamatan belum selesai lalat sudah sadar/bangun dapat

dimasukkan kembali ke dalam cawan petri.

5. Lakukan pengamatan tentang :

a. Jenis kelamin: jantan atau betina

b. Mata majemuk : bentuk, ukuran, dan warna

c. Mata oceli : 3 mata tunggal pada bagian atas kepala

d. Sungut : bentuk dan cabang-cabangnya

e. Kepala

f. Thorax : warna dasar

g. Abdomen : garis-garis hitam pada segmen abdomen

8

Page 9: Penuntun Genetika.doc

h. Sayap : bentuk, panjang, warna, posisi

6. Gambarkan hasil pengamatan saudara

IV. Pertanyaan

1. Adakah variasi lalat Drosophila yang saudara amati

2. Ciri apakah yang terbanyak ditemukan pada pengamatan? Tentukan persamaan

dan perbedaan yang menonjol terutama tentang warna mata, bentuk mata,

ukuran dan bentuk sayap.

9

Page 10: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 4. DETERMINASI JENIS DROSOPHILA

Tujuan

Dapat mengidentifikasikan jenis Drosophila yang tersebar di alam.

Landasan Teori

Jenis Drosophila di Indonesia tercatat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120

jenis dari suku Drosophilidae (Wheeler, 1981). Drosophila yang sering ditemukan di

Indonesia dan Asia Tenggara adalah jenis Drosophila ananassae, Drosophila kikkawai,

Drosophila malerkotliana, Drosophila replete, Drosophila hypocausta, Drosophila

imigran dan yang lainnya. Lalat buah dari suku Drosophilidae termasuk dalam filum

Arthropoda, kelas insekta (serangga), bangsa Diptera (lalat), anak bangsa cyclophrpha

(pengelompokkan lalat yang pupanya terdapat pada kulit instar 3, mempunyai Jaw

Hooks, seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa).

Ciri umum Drosophila sp.

1. Berukuran kecil, antara 3 – 5 mm

2. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat

dengan tubuhnya.

3. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7 – 12 percabangan

4. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung

5. Mata berwarna merah

6. Setiap jenis Drosophila khususnya jantan memiliki susunan yang berbeda antara

jenis yang satu dengan jenis lainnya.

Alat dan Bahan

1. Mikroskop stereo dan transmisi

2. jarum serangga atau jarum jahit

3. Larutan polivinil lacto fenol

4. Alkohol 70%

5. Kaca obyek dan kaca penutup

6. Cawan makro atau kaca obyek berlekuk (gelas arloji)

Prosedur Kerja

1. Sediakan lalat buah jantan yang baru di bunuh dalam kaca obyek berlekuk yang

berisi alkohol 70%

10

Page 11: Penuntun Genetika.doc

2. Di bawah mikroskop stereo, pisahkan sepasang sayap, kaki depan dan ujung

abdomen dengan menggunakan jarum serangga atau jarum jahit

3. Tempatkan bagian-bagian tersebut pada obyek gelas tepat pada polivinil

lactofenol yang telah ditetesi sebelumnya

4. Aturlah sayap agar tidak terlipat, kaki depan yang satu terlihat bagian luar dan

yang satu lagi terlihat muka bagian dalam

5. Setelah bagian tersebut rapih, teteskan alkohol 70% agar bagian tubuh tersebut

tetap basah

6. Tutup dengan kaca penutup dengan hati-hati, biarkan mengering

7. Amati di bawah mikroskop transmisi

8. Determinasi Drosophila tersebut dengan bantuan kunci Determinasi (lihat

lampiran)

Tabel 3. Hasil PengamatanBagian tubuh (gambar)

Sex Comb Sayap Abdomen Akhir

Pertanyaan :

1. Jelaskan perbedaan antara bagian-bagian tubuh Drosophila sp. liar yang

saudara temukan

2. Jenis Drosophila manakah yang paling banyak ditemukan (tanyakan pada

mahasiswa yang lainnya)

3. Bagaimana ciri-ciri Drosophila sp jantan dan Drosophila sp betina?

Kesimpulan ….

11

Page 12: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 5. PERSILANGAN MONOHIBRID PADA DROSOPHILA sp.

Tujuan

1. Mengetahui keturunan hasil dari persilangan monohybrid pada Drosophyla sp

2. Menguji/membuktikan Hukum Mendel I

Landasan Teori

Sifat – sifat yang dimiliki oleh makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang gen.

Satu alel berasal dari induk jantan dan satu allel dari induk betina. Pada waktu

gametogenesis tejadi peristiwa segregasi yang menyebabkan dibentuknya dua gamet

haploid (yang berbeda genotipnya). Pada waktu fertilisasi terjadi kombinasi antara

gamet jantan dengan gamet betina secara bebas. Interaksi antara gen dengan alelnya

dapat bersifat dominan resesif, kodominan, semidominan, resesif homozigot letak atau

dominan homozigot letal.

Alat dan Bahan

1. Drosophila sp. tipe normal dan tipe mutan

2. Botol biakan beserta mediumnya

3. Mikroskop stereo atau lop

4. Botol pembius dan zat pembius dietil eter

5. Kuas kecil.

Prosedur

1. Kosongkan botol biakan mutan dan normal yang akan disilangkan

2. Sebelum 8 jam pililah dan kawinkan 20 ekor lalat betina dari biakan mutan dan

20 ekor lalat jantan dari biakan normal (atau sebaliknya) dalam botol biakan

baru.

3. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur – larva, pupa, telah berpigmentasi

(berwarna cokelat) semua imago (p) dikeluarkan

4. Imago baru (F1) yang keluar dipindahkan ke botol biakan baru, jumlahnya

kurang lebih 20 pasang. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur – larva pupa.

5. Bila dalam botol telah terdapat pupa yang berpigmentasi, keluarkan semua

imago (F1)

6. Amati dan lakukan perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan uji Chi

Square

12

Page 13: Penuntun Genetika.doc

Tabel 4. Hasil Pengamatan

Parental Keturunan F1

Tabel 5. Hasil Pengamatan F2Hari/tanggal Banyaknya Jumlah

Genotip Fenotip

Pertanyaan

1. Apa yang terjadi bila betina yang saudara gunakan berumur lebih dari 8 jam?

2. Apakah pada jantan harus berumur kurang dari 8 jam ?

3. Apakah uji Chi square telah menunjukkan perbandingan yang diharapkan?

Kesimpulan

13

Page 14: Penuntun Genetika.doc

B. Pengamatan Lalat

Untuk mengamati ciri morfologi mutan mutan Drosophila sp. yang ada digunakan

lalat normal (wild type) sebagai acuannya.

a. Jenis kelamin

Betina : biasanya ukuran tubuhnya agak lebih besar daripada jantan, ujung

abdomennya meruncing, dengan garis – garis hitam pada bagian dorsalnya hingga

diujung.

Betina : Ukuran tubuhnya relative lebih kecil, abdomen berujung tumpul

dengan segmen terakhirnya berwarna hitam. Segmen pertama ( tarsal 1 ) mempunyai

“ sex comb “, sebuah bentukan seperti sikat yang berwarna hitam. Pada jenis lain

posisi dan bentuk “ sex comb “/ sisir kelamin ini berbeda – beda.

b. Mata majemuk/ Facet : perthatikan bentuk dan warnanya

c. Mata tunggal/ Ocelli : terdapat tiga buah pada bagian dorsal kepala didekat antena,

perhatikan posisi dan warnanya.

d. Sungut/ antenna : perhatikan bentuk dan jumlah percabangannya

e. Kepala dan rambut sikat (btistle) dada : perhatikan ukuran rambut tersebut, ada yang

besar ( makroseta ) dan yang kecil ( mikroseta ), posisi dan jumlahnya berbeda -

beda untuk tiap – tiap jenis. Rambut – rambut ini berfungsi sebagai indera.

f. Tubuh : perhatikan bentuk, ukuran, warna dan pola warna yang ada.

g. Sayap : perhatikan bentuk ukuran, posisi saat istirahat, venasi sayapnya ( vena

longitudinal/ longitudinal veins, melintang/ cross dsb. ), perhatikan ada tidaknya duri -

duri tambahan pada sayap, amati pula pola warna yang ada pada sayap ( bercak

atau polos). Dalam identifikasi, yang diamati adalah rasio panjang berbagai jenis

vena pada sayap

h. Alat Kelamin Luar : Kelamin luar jantan dan betina relatif mudah dibedakan.

Perhatikan adanya lekuk genital, anal plate dan vaginal plate pada betina. Lekuk

genital pada jantan dipenuhi dengan rambut/bistle halus, kadang dengan bristle

yang pendek.

14

Page 15: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 6.  ALEL GANDA

Tujuan

Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel

ganda dan mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri.

Landasan Teori

Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang

ditentukan oleh suatu seri alel ganda.

Alat dan Bahan

1. Jari tangan dan darahnya sendiri

2. Loop

Percobaan 1

Dengan menggunakan sebuah loop, tiap orang praktikan mengamati sisi atas

dari jari-jari tangannya sendiri. Perhatikan dengan seksama apakah pada segmen

digitalis tengah dari jari-jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini ditentukan oleh

suatu seri alel ganda :

H1 = rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak dipakai

H2 = rambut pada jari kelingking, manis dan tengah

H3 = rambut pada jari manis dan tengah

H4 = rambut pada jari manis saja

H5 = tiada rambut pada semua empat jari

Dominan dari alel-alel itu ialah : H1 H2 H3 H4 H5

15

Page 16: Penuntun Genetika.doc

Hasil Pengamatan

a. Percobaan 1

Rambut di ruas tengah jari tangan. Tanggal ; …………

Alel Ganda Hasil Individu Hasil KelasJumlah Persentase

H1

H2

H3

H4

H5

b. Percobaan 2

Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner dalam tahun 1900 dan

factor Rh ditemukan oleh Landsteiner bersama Wiener dalam tahun 1942 juga

ditentukan oleh alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya dikenal alel

ganda IA, IB dan i. harus dipahami pengertian tentang antigen zat anti (antibodi) dan

aglutinasi (proses penggumpalan darah).

Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan darah masing-

masing namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkkan sendiri golongan

daranya. Disediakan 3 macam antiserum, yaitu antiserum A, antiserum B dan

antiserum Rh (D)+ (bila ada)

Dengan bantuan 16able di bawah anda akan mengetahui golongan darah anda,

yaitu :

Bila diuji dengan Aglutinasi Golongan Darah

Serum anti A saja

Serum anti B saja

Anti A dan Anti B

Anti A dan Anti B

Anti Rh (D)+

Ada

Ada

Ada

Tidak ada

Ada

A

B

AB

O

Rh+

16

Page 17: Penuntun Genetika.doc

Percobaan ; Menetapkan golongan darah. Tanggal :……………..

Jenis Pengujian Hasil individu (beri tanda X) Hasil kelasJumlah Persentase

Gol. Darah A

Gol. Darah B

Gol. Darah AB

Gol. Darah O

Rh positif

Rh negatif

Buatlah diagram silsilah dalam keluarga ayah dan ibu anda khusus mengenai golongan

darah ABO (jika diketahui). Tunjukkan letak anda di dalam lingkungan silsilah itu.

Bagaimana kira-kira genotip anda ?

Pertanyaan :

1. Separuh dari sejumlah anak dalam suatu keluarga besar ternyata mempunyai

golongan darah B, seperempat AB, dan seperempat lagi A. Bagaimana

kemungkinan fenotip dan genotip orang tua anak-anak itu? Beri buktinya

2. Tiada seorang anak yang memiliki golongan darah ABO yang sama dengan

kepunyaan orang tuanya. Mungkinkah itu? Berikan buktinya.

3. Seorang ibu Rh-mempunyai seorang anak Rh+. Berapakah kemungkinan

bahwa anak no. 2

4. Selain golongan darah ABO dan Rh dikenal pula golongan darah MN. Mengapa

sebelum dilakukan tranfusi darah, golongan darah MN tidak diperiksa lebih dulu.

5. Mengingat adanya kemungkinan inkompatibilitas dalam golongan darah ABO

manakah yang dianggap lebih menguntungkan apakah laki-laki golongan A

menikah dengan perempuan golongan O atau sebaliknya. Berikan bukti untuk

jawaban anda.

6. Buatlah laporan mengenai pengamatan kelas.

Kesimpulan

17

Page 18: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 7. GEN GANDA

1. PEMBENTUKAN SIDIK JARI PADA TANGAN MANUSIA

Tujuan :

1. Untuk mengetahui pola sulur jari tangan

2. Menguji perbandingan genetik pola sulur dari populasi mahasiswa dalam satu

kelas (dengan menggunakan chi square)

Landasan Teori

Sulur-sulur dermis diwariskan secara poligen. Sulur-sulur dermis seseorang

akan tetap mulai usia 3 – 4 bulan kehamilan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Berdasarkan system galton dapat dibedakan 3 pola utama yaitu :

1. Pola Arch atau pola lengkung (A)

2. Pola Loop atau pola sosok (L)

3. Pola Whorl atau pola lingkaran (W)

4. Pola Loop pada dua macam yaitu :

5. 1. Loop radial bila yang terbuka ke ujung jari

6. Loop ulnar bila yang terbuka ke pangkal jari

Pola Loop mempunyai satu triradius, pola whorl mempunyai lebih dari satu triradius

sedang pola arch tidak memiliki triradius. Frekuensi pola-pola tersebut di atas

berbeda untuk setiap bangsa, juga berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Pada

populasi orang kulit putih dan kulit hitam banyak dijumpai yang memiliki pola loops.

Sedangkan pola whorl banyak dijumpai pada populasi bangsa mongoloid, populasi

penduduk asli Australia dan populasi Malanesia di Pasifik. Pola Arch dijumpai paling

sedikit ditemukan untuk semua populasi bangsa, biasanya jumlahnya kurang dari

10%. Hanya pada populasi Bushman (bangsa Negroid yang hidup di Afrika selatan)

pola Arch dijumpai lebih dari 10%.

18

Page 19: Penuntun Genetika.doc

Dalam populasi rata-rata pola Arch dijumpai 5% pola Loop 65 – 70% sedang pola

Whorl 25 – 30%.

Alat dan Bahan

1. Tinta stempel

2. Kertas tulis

3. Kaca pembesar Loop

4. Bantalan stempel

Prosedur Kerja

1. Kenakan 10 jari tangan Saudara pada bantalan stempel

2. Tempelkan masing-masing jari tang pada kertas yang telah tersedia

3. Amati bekas sidik jari saudara pada kertas dengan menggunakan loop/laca

pembesar

4. tentukan tipe/pola sulur ke sepuluh jari tangan saudara

5. Hitung frekuensi masing-masing pola pada seluruh kelas masukkan dalam table

kolom O (= observed value) kemudian uji dengan statistik chi square

(pergunakan taraf signifikan 5%).

Hasil Pengamatan

Tabel 6. Hasil pengamatan

Nama : ……………Ibu Jari Telunjuk Jr. Tengah Jr. Manis Kelingking

Tangan

Kanan

Tangan Kiri

19

Page 20: Penuntun Genetika.doc

Tabel 7. Hasil Pengamatan : Jari tangan pada kelompok kelas No Nama Mhs Jumlah tiap jenis pola sulur jari Jumlah ket

Arch Loop Whorl

Jumlah

Tabel 8. Hasil pengamatan : Perhitungan chi squareArch Loop Whorl Jumlah

Oed

d2/e

5 70 25 100

Pertanyaan :

1. Samakah pola dari kesepuluh jari tangan saudara. Jika tidak sama pola mana

yang terbanyak

2. Pola apa yang terbanyak dari kelas saudara?

3. Jika ada penyimpangan, apakah penyimpangan itu terjadi secara kebetulan?

Penyimpangan itu dapat kita terima atau tidak. Diskusikan dengan kelompok

anda

Catatan :

Chi square (X2) = jumlah dari penyimpangan yang dikwadratkan dibagi jumlah hasil

yang diharapkan.

X2 = ∑ (d2/e)

Keterangan :

X2 = Chi Square

D = Deviaton (penyimpangan) = (O-e)

E = Expexted value (hasil yang diharapkan)

O = Observed value (hasil yang diharapkan)

20

Page 21: Penuntun Genetika.doc

Hasil Chi square dibandingkan dengan tabel statistik di bawah ini ;Derajat kebebasan

P=0,00 p=0,50 p= 0,25 p=0,10 p=0,05 p=0,01

12345678910

0,02 0,45 1,32 2,71 3,84 6,640,21 1,39 2,77 4,60 5,99 9,210,58 2,37 4,11 6,25 7,82 11,341,06 3,36 5,39 7,78 9,49 13,281,61 4,35 6,63 9,24 11,07 15,092,20 5,35 7,84 10,64 12,59 16,812,83 6,35 9,04 12,02 14,07 18,483,49 7,34 10,22 13,36 15,51 20,094,17 8,34 11,39 14,68 16,92 21,674,87 9,34 12,55 15,99 18,32 23,21

Dapat diterima ………………ditolak

2. PENENTUAN JUMLAH SULUR/RIGI JARI TANGAN

Tujuan

1. Untuk mengetahui jumlah rigi pada setiap mahasiswa

2. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dengan frekuensi pada populasi

pada umumnya (dengan chi square)

Landasan Teori

Jumlah sulur atau rigi-rigi jari tangan berbeda untuk laki-laki dan perempuan.

Jumlah rigi dihitung mulai dari triradius sampai pusat dari pola sulur jari. Triradius

yaitu titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan sudut kira-kira 1200.

Pola Arch tidak memiliki triradius sehingga perhitungan rigi tidak dilakukan. Jika ada

dua atau lebih triradius maka yang diambil adalah hasil perhitungan sulur terbanyak

Untuk mendapatkan jumlah perhitungan rigi maka dari semua jari dijumlahkan : hal

ini disebut dengan Total Finger Ridge Count. Pada perempuan jumlah rigi rata-rata

127 sedang pada laki-laki 144 (Suryo, Genetika manusia, 1986).

Alat dan Bahan

1. Tinta stempel

2. Kertas tulis

3. Kaca pembesar

4. Bak stempel

21

Page 22: Penuntun Genetika.doc

Prosedur

1. Kenakan 10 ujung jari tangan saudara pada tinta stempel dan tempelkan kertas

yang tersedia (dapat menggunakan hasil cap jari pada praktikum penentuan pola

sulur)

2. Hitung jumlah rigi-rigi dari kesepuluhan jari tangan saudara

3. Masukkan hasil perhitungan saudara dalam tabel

4. Hitung rata-rata jumlah rigi pada mahasiswa putra dan putri

5. Uji perbandingan genetik dengan menggunakan chi square dengan taraf

signifikansi 5%.

Hasil Pengamatan

Ibu Jari Jr. telunjuk Jr. tengah Jr. manis kelingkingA L W A L W A L W A L W A L W

Pola Sulur o-o o-o o-o o-o o-o

A = Arch L = Loop W = Whorl

Pada pola sulur beri tanda sek (√) pada kolom yang sesuai jumlah rigi pada mahasiswa

seluruh kelas.

No. Mahasiswa Jumlah rigiLaki-laki Perempuan

12345

dst

Uji Perbandingan genetikJumlah rigi

Laki-laki PerempuanOed

d2/e

144 127

Lihat tabel statistik di halaman sebelumnya

22

Page 23: Penuntun Genetika.doc

Pertanyaan :

1. Berapa jumlah sulur saudara? ( total finger ridge count)

2. Berapa rata – rata sulur pada mahasiswa putera dan puteri dikelas saudara?

3. Setelah diuji dengan chi square krsimpulan apa yang saudara lakukan?

Jawaban :

Kesimulan :

23

Page 24: Penuntun Genetika.doc

PRAKTIKUM 8. ISOLASI DNA BUAH

Tujuan

Mengetahui DNA buah berdaging lunak

Landasan Teori

DNA dapat ditemukan dalam semua sel yang mengandung inti, khusus untuk

tumbuhan DNA akan lebih mudah diambil dari seri jaringan lunak misalnya tunas, ujung

akar, daging buah, embrio dan lain-lain . Untuk mengisolasi DNA dari daging buah

diperlukan teknik dan bahan yang sangat sederhana. Teknik isolasi DNA ini dapat

dilakukan disebuah laboratorium dengan fasilitas alat dan bahan yang terbatas. DNA

hasil isolasi ini dapat dianalisis lebih lanjut untuk keperluan misalnya pencarian bibit

unggul, uji kekerabatan dan lain-lain.

Alat dan Bahan

1. Buah-buahan berdaging lunak misalnya ; pisang, alpukat, tomat dll

2. Garam dapur

3. Deterjen cair

4. Aquadest

5. Etanol absolute dingin

6. Sumpit mie

7. Gelas kimia dan tabung reaksi

8. Garpu

9. Saringan halus

Prosedur

1. Kupas buah dan potong menjadi 4 bagian lalu lumatkan di dalam gelas kimia

dengan menggunakan garpu.

2. Tambahkan 3 gram garam dapur ke dalam gelas kimia berisi buah yang telah

dilumatkan tadi.

3. Tambahkan cairan deterjen sebanyak ukuran 1 :1 (mis. 10 mL buah yang telah

dilumatkan ditambah 10 mL cairan deterjen.

4. Selanjutnya tambahkan 50 – 100mL air kedalam gelas kimia tadi, aduk perlahan

sampai homogen, kemudian diamkan selama 5-15 menit

24

Page 25: Penuntun Genetika.doc

5. Saring buah tadi ke dalam gelas kimia yang baru

6. Tuangkan buah yang telah disaring tadi ke dalam tabung reaksi sampai sekitar ¼

dari volume tabung reaksi

7. Tambahkan etanol absolute dingin dengan cara mengalirkannya melalui dinding

tabung reaksi secara perlahan. Massa bening akan segera terlihatterpisah dari

sari buah. Massa putih tersebut adalah DNA buah tersebut. Untuk mendapatkan

massa DNA pada bagian atas permukaan etanol secara sempurna diperlukan

bantuan sumpit mei untuk menarik massa putih tersebut secara perlahan ke

permukaan etanol

Hasil positif terlihat adanya 3 lapisan, yaitu lapisan pertama di dasar tabung reaksi

berisi sari buah, lapisan tengah berisi etanol dan lapisan ketiga berisi massa putih

DNA buah.

Data pengamatan

Kesimpulan

25

Page 26: Penuntun Genetika.doc

Lampiran TATA CARA MENANGANI DROSOPHILA

1. Medium pemeliharaan Drosophila

Tujuan

Membuat media pemeliharaan Drosophila yang baik

Landasan Teori

Pemeliharaan dan pembiakan Drosophila membutuhkan media yang tepat supaya

Drosophila dapat hidup dan berkembang dengan baik. Untuk pemeliharaan

Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium yaitu medium yang

sederhana yang hanya terdiri dari pisang ambon dan tape ketela pohon dengan

perbandingan 6 :1 atau medium lengkap yang terdiri dari pisang ambon, agar-agar,

gula merah dan ragi roti.

Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Botol kultur 1. Pisang ambon lumut

2. Timbangan 2. Pepaya

3. Lubang martil 3. Tape ketela pohon

4. Pengaduk 4. Agar

5. Kompor pemanas 5. Gula merah

6. Beaker gelas 6. Air

7. Kertas saring 7. Asam benzoate

8. Penyumbat gabus 8. Ragi roti

9. Syrink 20 cc 9. Gula aren

10. Aquades

11. Corbid acid

12. Metil paraben

Cara pembuatan media

1. Media Pisang-Tape

1. Pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6 : 1 dihaluskan sampai

rata/homogen

2. Masukkan ke dalam botol kultur yang sebelumnya telah dsterilkan

3. Masukkan/pasangkan kertas saring/pupasi dengan posisi miring

4. Tutup dengan penyumbat busa

26

Page 27: Penuntun Genetika.doc

2. Media Pepaya-Tape

Caranya sama dengan medium pisang – tape, hanya perbandingan yang

dianjurkan adalah pepaya 40% : tape 60%

3. Medium Agar-Pisang-Ragi-Gula Merah

1. Sebanyak 400 mL air direbus sampai mendidih, masukkan 7 gram agar-

agar (1 bungkus) kedalamnya dan diaduk

2. Gula merah 150 gram dimasukkan ke dalam larutan agar-agar tersebut

sampai semua gula merah larut

3. Pisang ambon 600 gram dihaluskan dengan mortal atau blender,

selanjutnya, masukkan ke dalam campuran tadi, masak hingga matang,

kemudian tambahkan ragi roti sebanyak 20 gram.

4. Bila telah matang, dinginkan sebentar, kemudian beri zat anti jamur, yaitu

Nipagen 7 mL yang dicampur dengan asam ascorbat jenuh 5 mL

5. Selanjutnya, masukkan adonan tadi ke dalam botol kultur kurang lebih 40

mL per botol

6. Adonan tersebut dapat digunakan untuk 25 botol

4. Media Pisang Ambon Lumut -Agar-Ragi-Gula Aren

1. Aquades 500 ml + gula aren 150 gr + agar-agar 7 gr (1 bungkus) dimasak

bersama-sama dengan pisang 550 gr yang sudah diblender sampai

mendidih.

2. Ascorbid acid 5 ml + metal paraben 5 ml dimasukkan dan diaduk hingga

rata

3. Botol media disiapkan, media yang telah dibuat diambil dengan

menggunakan syrink (media masih dalam keadaan panas). Media

ditempatkan ke dalam botol media dan dibiarkan hingga adonan menjadi

agak dingin

4. Butiran fermipan sebanyak 5-6 butir dimasukkan ke dalam botol media,

kemudian botol media ditutup dengan spon penutup.

27

Page 28: Penuntun Genetika.doc

2. Cara membius Lalat Drosophila

Tujuan

Membius Drosophila dengan cara yang tepat

Landasan Teori

Dalam melakukan praktikum genetika kita akan selalu berhubungan dengan

pembuktian hukum-hukum Genetika melalui cara pengamatan dan perhitungan

fenotip. Pada praktikum ini yang digunakan sebagai obyek adalah lalat Drosophila,

oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang tepat cara membius Drosophila untuk

tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktikum, yaitu pengamatan mutan

Drosophila dalam keadaan tetap hidup. Sehingga usahakan pembiusan yang

dialkukan tidak menyebabkan Drosophila menjadi mati, karena Drosophila mati akan

berubah warnanya, terutama warna mata dan tubuhnya. Drosophila yang mati dapat

dikenali dengan cara mengamati posisi sayap Drosophila yang umumnya naik

keatas (berbeda dengan posisi sayap Drosophila hidup).

Prosedur

1. Botol kultur disentakkan pelan-pelan pada bantalan karet atau Styrofoam hingga

semua lalat yang ada dalam ruangan di sebelah atas botol akan jatuh ke bawah.

2. Buka sumbat busanya dan perautkan botol eterisasi dihadapan mulut botol

biakan tersebut. Arahkan kedua botol dengan mulut saling berhadapan kearah

datangnya cahaya (Drosophila bersifat geotaksis negatif dan fototaksis positif)

dengan memegang kedua botol itu pada tempat pertautan dengan tangan kiri.

3. Dengan tangan kanan yang masih bebas botol kultur diputar perlahan-lahan

untuk merangsang lalat di dalam botol keluar kearah botol eterisasi

4. Apabila sejumlah Drosophila telah masuk ke dalam botol eterisasi, sumbatlah

kedua botol tersebut dengan cepat tetapi hati-hati

5. Teteskan beberapa tetes eter atau etil asetat. Biarkan beberapa saat sampai

semua lalat pingsan dan tunggu antara 30 sampai 60 detik (tidak boleh lebih)

6. Lalat dikeluarkan dan dapat diamati selama kurang lebih 5 menit. Lalat yang

bangun kembali sebelum selesai perhitungan dapat dibius dengan menggunakan

cawan Petri berkapas

28

Page 29: Penuntun Genetika.doc

7. Lalat yang sudah dihitung dan tidak dipergunakan lagi harus dibunuh dalam botol

yang berisi larutan deterjen untuk menghindari kontaminasi dari mutan-mutan

lain yang tidak dikehendaki.

8. Dalam melakukan pemisahan dan perhitungan mutan gunakan kuas kecil (no. 1-

3) yang tersedia.

3. Isolasi Drosophila Virgin

Tujuan

Mengisolasi Drosophila virgin dengan cara yang tepat

Landasan Teori

Drosophila dikenal sebagai organisme yang tidak mempunyai pasangan tetap dan

dapat kawin berulang kali. Selain dari pada itu hewan betina mempunyai

specmateca yang digunakan untuk menyimpan hasil imseminasi untuk waktu yang

cukup panjang. Jadi kalau kita akan menyilangkan Drosophila, kita harus yakin

bahwa lalat betina yang akan kita silangkan belum pernah kawin (masih virgin).

Alat dan Bahan

1. Kultur Drosophila yang sudah jadi

2. Obat bius etil asetat atau dietil eter

3. Botol pembius/botol eterisasi

4. Kuas kecil

5. Cawan Petri

6. Botol kultur berisi media

Prosedur

1. Kultur Drosophila yang sudah jadi berisi lalat dewasa, pupa dan larva disiapkan.

2. Kosongkan botol kultur tersebut (lalat dewasa dikeluarkan) sehingga tidak ada

satu pun lalat dewasa yang tertinggal. Botol kultur tinggal berisi larva dan pupa

saja

3. Menjelang jam ke delapan atau sebelumnya pupa akan berubah menjadi imago

yang dapat dipastikan belum pernah kawin (virgin)

4. Pisahkan imago/virgin betina dari yang jantan dan dapat dipakai dalam

percobaan persilangan.

29

Page 30: Penuntun Genetika.doc

Isolasi virgin dapat pula dilakukan pada stadium larva dan pupa. Pada saat stadium

pupa, isolasi virgin dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Ambil pupa yang sudah tua dari botol kultur dengan menggunakan kuas

2. Letakkan pupa tersebut dalam cawan Petri dan periksa dibawah mikroskop

3. Amati pupa, bila terdapat warna hitam di bagian tengah (sex comb) menunjukkan

calon lalat jantan, sedangkan bila tidak ada warna hitam adalah calon lalat

betina.

4. Pisahkan pupa jantan dan betina tersebut dan pindahkan/tempatkan pada cawan

Petri yang lembab (diisi kertas saring basah)

5. Kurang lebih satu hari kemudian pupa betina akan menjadi imago dan siap untuk

dipakai dalam percobaan persilangan.

Pertanyaan

1. Dari hasil pengamatan saudara coba berikan ciri-ciri lalat virgin

2. Apakah lalat jantan yang dipakai harus virgin pula? Berikan alasan saudara

3. Mengapa pemilihan lalat virgin harus dilakukan sebelum 8 jam

4. Mengapa lalat betina yang sudah pernah kawin tidak dapat digunakan dalam

persilangan ? Apakah hal ini juga berlaku bagi organisme lain?

Kesimpulan

30