102
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi Dan Makanan DISUSUN OLEH: YADE METRI PERMATA, S.Farm., M.Si., Apt. Dra. TUTY ROIDA PARDEDE, M.Si., Apt. Prof.Dr. MASFRIA, MS., Apt. Prof.Dr. MUCHLISYAM, M.Si., Apt. LABORATORIUM KIMIA FARMASI KUALITATIF FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

  • Upload
    others

  • View
    205

  • Download
    40

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi Dan Makanan

DISUSUN OLEH:

YADE METRI PERMATA, S.Farm., M.Si., Apt.

Dra. TUTY ROIDA PARDEDE, M.Si., Apt.

Prof.Dr. MASFRIA, MS., Apt.

Prof.Dr. MUCHLISYAM, M.Si., Apt.

LABORATORIUM KIMIA FARMASI KUALITATIF

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

2

KATA PENGANTAR

Buku ini disusun untuk melengkapi pengetahuan tentang identifikasi berbagai bahan

obat dengan cepat secara reaksi kimia sesuai dengan pengalaman kami di laboratorium Kimia

Farmasi Kualitatif. Buku ini dapat dijadikan pegangan bagi mahasiswa sebagai bahan ajar

dalam kimia analisis kualitatif. Hal ini dilakukan atas kesadaran bahwa identifikasi kimia

obat-obatan secara konvensional masih dibutuhkan, walaupun dengan kemajuan tingkat

teknologi identifikasi kualitatif yang modern, tetapi terbatas terutama untuk mengidentifikasi

bahan-bahan yang tidak diketahui. Karena jika menggunakan teknologi identifikasi dengan

alat yang modern dan canggih membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Hal ini

kami alami ketika menerima beberapa permintaan untuk mengidentifikasi beberapa bahan

yang tidak diketahui, tetapi identifikasi dengan menggunakan beberapa reaksi kimia dan

dalam waktu yang singkat telah dapat diketahui kandungan bahan tersebut.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna dan akan berkembang

dengan perkembangan obat baru. Kami mengharapkan saran dan kritik pembaca dalam

kesempurnaan bahan ajar ini. Semoga buku ajar ini bermanfaat bagi kita semua. Terima

kasih.

Medan, September 2019

Penulis

dilarang mengcopy atau memperbanyak isi

buku ini tanpa izin tertulis dari penyusun.

Page 3: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

3

DAFTAR ISI

ANALISIS GUGUS FUNGSI

ANALISIS INFRA MERAH

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN FENOL

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN ASAM KARBOKSILAT

ANALISIS ALKALOIDA DAN SENYAWA NITROGEN

ANALISIS SULFONAMIDA

ANALISIS BARBITURAT

ANALISIS ANTIHISTAMIN

ANALISIS VITAMIN

ANALISIS ANTIBIOTIKA

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

4

ANALISIS GUGUS FUNGSI

Gugus fungsionil adalah gugus yang terdapat dalam suatu senyawa organic yang

berperan pada analisa senyawa tersebut.

Yang termasuk gugus fungsionil antara lain:

Gugus Fungsi Rumus

1. Ikatan tidak jenuh

C C

(Alkena)

2. Gugus Alkohol

R CH2

OH

(R: rantai C alifatis, siklis, aromatis)

3. Hydrokarbon Aromatis

4. Inti Piridin

N

5. Gugus Fenol Ar OH (Ar : rantai C aromatis)

6. Gugus Enol

CH2C

O

C

O

O

CH2C

O

C

O

7. Gugus Karbonil

R CH

O

R C

O

R (Aldehid) (Keton)

8. Gugus metoksi - O – CH3

9. Etoksi - O – C2H5

10. Gugus Asam Karboksilat

R C

O

OH (R: rantai C alifatis, aromatis, siklis)

11. Gugus amina R – NH2

(R: rantai C alifatis, siklis, atau aromatis)

12. Gugus Nitro R – NO2

(R: rantai C alifatis, siklis, atau aromatis)

13. Gugus Sulfon R – SO2

(R: rantai C alifatis, siklis, atau aromatis)

14. Gugus Sulfonat R–SO2–OH

(R: rantai C alifatis, siklis, atau aromatis)

Page 5: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

5

15. Gugus Guanidin

HN C NH2

NH2

16. Gugus Asam α Amino: R

HC

NH2

C

O

H

1.1 Ikatan Tidak Jenuh

Reaksi pengenal:

1. Reaksi addisi terhadap Aqua Brom

0,1 g sampel padat atau 0,2 ml sampel cair ditambahkan larutan Brom 5% dalam CHCl3

setetes demi setetes sambil dikocok. Warna Brom hilang dan larutan tidak terbentuk HBr.

- C = C – + Br2 → - HCBr - BrCH –

Adanya gugus yang bermuatan negatif yang terikat pada atom C tidak jenuh dapat memperlambat atau

menghalangi terjadinya reaksi, misalnya pada reaksi:

C6H5CH=CHCOOH + Br2 → C6H5CHBr - BrHCCOOH (lambat)

Pada beberapa senyawa (phenol, amin primer aromatis) penghilangan warna Brom dapat terjadi karena

reaksi substitusi; Senyawa-senyawa reduktor juga dapat menghilangkan warna Brom (terbentuk HBr).

2. Reaksi terhadap larutan KmnO4 (Reaksi Baeyer).

Pada larutan sampel tambahkan larutan KmnO4 2% setetes demi setetes sambil dikocok,

warna ungu akan hilang. Tambahkan KmnO4 sampai sedikit berlebih (berwarna rosa). Jika

ada ikatan tidak jenuh, mula-mula terbentuk glikol, jika dipanaskan terjadi oksidasi lebih

lanjut dan terbentuk asam karboksilat.

2 KmnO4 + H2O → 2 KOH + 2 MnO2 + 3 (O)

C C + (O) + H2O →

C C

OH OH →

C O

OH +

O C

OH

Reaksi Baeyer ini tidak spesifik untuk ikatan tidak jenuh, karena senyawa-senyawa yang

mudah teroksidasi seperti: Alkohol, Fenol, Aldehid, dan lain-lain juga memberi hasil

positif.

1.2 Gugus Alkohol

Reaksi umum:

1. Reaksi warna Azo

Pereaksi:

Diazo A: larutan asam sulfanilat 0,5% dalam (30 ml HCl 4N dan 70 ml air).

Diazo B: larutan NaNO2 0,5% dalam air.

Page 6: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

6

Cara melakukan:

Masukkan 2 tetes etanol atau larutan sampel dalam air ke dalam tabung reaksi,

tambahkan Diazo A dan Diazo B (4:1 atau 1:1) dan 1-2 tetes NaOH 2N sampai bereaksi

basa, kocok, panaskan di penangas air maka akan terbentuk warna kuning kemerahan

sampai coklat kemerahan. Warna tidak dapat tertarik dengan amil alkohol.

2. Reaksi esterifikasi. (untuk alkohol monovalen)

Pereaksi:

Asam salisilat, asam benzoat atau asam asetat.

Asam sulfat pekat sebagai katalisator.

Cara melakukan:

3 tetes etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan sedikit kristal asam salisilat

dan 1-2 tetes H2SO4 pekat, tutup mulut tabung dengan kapas basah, panaskan dalam

penangas air selama 5 menit. Angkat dan encerkan dengan 1 ml air. Cium baunya maka

akan tercium bau ester (wangi).

R – CH2 – OH + R’ – COOH → R’ – COO- CH2 – R + H2O

Beberapa ester dengan bau spesifik:

Metanol dengan Asam Salisilat → Metil salisilat (bau gandapura)

Metanol dengan Asam Benzoat → Metil Benzoat (bau pisang ambon).

Etanol dengan Asam Salisilat → Etil Salisilat (bau gandapura)

Etanol dengan Asam Benzoat → Etil Benzoat (bau pisang ambon).

Etanol dengan Asam Asetat → Etil Asetat (bau pembersih kutex).

Reaksi untuk Alkohol polivalen.

1. Test dengan Borat/ dapat menaikkan keasaman dari larutan Borat. (untuk alkohol

polivalen)

Pereaksi:

Larutan borat 1% dan larutan fenolftalein 0,2% dalam etanol 70%.

Cara melakukan:

Ke dalam tabung reaksi masukkan 1-2 tetes larutan borat dan 1-2 tetes larutan fenolftalein

dan tambahkan beberapa tetes NaOH sampai larutan menjadi berwarna merah rosa.

Kedalamnya tambahkan 2 tetes gliserin/alkohol polivalen lainnya maka warna merah

akan berkurang atau hilang.

Page 7: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

7

Disini terjadi reaksi antara Alkohol polivalen dengan Borat membentuk asam yang lebih

kuat. Reaksi hanya terjadi pada alkohol polivalen yang mempunyai ikatan cis diol.

2. Reaksi cuprifil (untuk alkohol polivalen)

Pereaksi :

larutan CuSO4 2%, larutan NaOH 2 N

Cara melakukan:

Masukkan sedikit gliserin (atau larutan sampel dalam air) ke dalam tabung reaksi,

tambahkan 1-2 tetes NaOH dan 1 tetes larutan CuSO4, akan terbentuk larutan berwarna

biru tua jernih.

1.3 Gugus Phenol

Reaksi Umum:

1. Reaksi warna Azo

Pereaksi:

Diazo A: larutan asam sulfanilat 0,5% dalam HCl 2%.

Diazo B: larutan NaNO2 0,5% dalam air.

Cara melakukan:

Campur 1 tetes larutan A dan 1 tetes larutan B dalam tabung, lalu tambahkan 1 tetes

NaOH 2N, akan terbentuk warna kuning kemerahan sampai coklat merah (tanpa

pemanasan). Jika dikocok dengan Amil alkohol, warna merah tertarik oleh amil alkohol.

Hasil reaksi beberapa senyawa antara lain:

Phenol → kuning kemerahan

Resorcinol → coklat kemerahan

α Naphtol → coklat kemerahan

β Naphtol → kuning

2. Reaksi dengan FeCl3.

Pereaksi: Larutan FeCl3 1 %.

Cara melakukan:

Sedikit sampel padat atau 1 tetes larutan sampel dalam air atau alkohol (pada plat tetes),

tambahkan 1 tetes pereaksi, akan terbentuk warna-warna( merah ungu, ungu, biru atau

hijau dll).

Beberapa hasil yang spesifik antara lain:

Turunan Salisilat → ungu

Vitamin B6 → merah

Page 8: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

8

3. Reaksi Le Rosen (= reaksi Marquis)

Pereaksi dan cara: sama dengan Hidrokarbon Aromatis.

Catatan: Bandingkan pereaksi ini dengan pereaksi Formaldehyd-Asam sulfat (Clark – 1988).

Marquis : 1bagian Formaldehyd dengan 9 bagian H2SO4 pekat.

Formaldehyd – H2SO4 pekat : 6 bagian Formaldehyd dengan 4 bagian H2SO4 pekat.

Beberapa hasil reaksi antara lain:

Benzen → merah Metil salisilat → merah

Adrenalin → merah → ungu Asam gallat → hijau kuning

Phenol → merah ungu Amphetamin → coklat

Asam salisilat → merah Phloroglucin→ coklat merah

Oxytetracyclin → jingga β Naphtol → coklat

Pyrogallol → merah Phetidin → jingga

Hydroquinon → hitam Resorcinol → merah

Tetracyclin → jingga

4. Reaksi dengan Aqua Brom

Atom H pada inti benzen dari senyawa Phenol dapat disubstitusi dengan Halogen. Jumlah

dan posisi substituen tergantung pada senyawa Phenol yang diperiksa.

Pereaksi:

Larutan Brom jenuh dalam air.

Cara melakukan:

Larutan phenol dalam air (pada plat tetes) tambahkan pereaksi setetes demi setetes

sampai warna kuning muda, akan terbentuk endapan putih atau kuning muda.

Catatan: untuk Phenol Polivalen (mempunyai daya reduksi), warna Brom hilang karena

direduksi, diikuti dengan terbentuknya warna yang berbeda-beda tergantung dari

phenolnya.

Reaksi terhadap Polihidroksi Phenol (phenol polivalen)

1. Dengan Aqua Brom

akan terbentuk warna atau endapan yang berwarna, tergantung pada senyawa Phenol

yang diperiksa.

2. Mempunyai daya reduksi

yang dapat ditest dengan pereaksi Fehling atau dengan Ag amoniakal.

a. Reduksi terhadap Fehling.

Pereaksi:

Page 9: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

9

Fehling A; larutkan 34,64 g CuSO4 dalam air yang mengandung beberapa tetes

H2SO4 encer, tambahkan air sampai 500 ml.

Fehling B: larutkan 60 g NaOH dan 173 g garam Rochell (K Na Tartrat) dalam air,

tambahkan air sampai 500 ml.

Cara melakukan: beberapa tetes larutan Phenol dalam tabung reaksi ditambahkan 1

bagian Fehling A dan 1 bagian Fehling B, bila perlu panaskan, akan terbentuk

endapan kuning sampai merah CuO.

b. Reduksi terhadap Ag Amoniakal.

Pereaksi: 3 ml larutan AgNO3 0,1 N ditambahkan larutan NH4OH yang sangat encer,

setetes demi setetes sampai endapan yang pertama terbentuk, larut kembali.

Cara melakukan: Beberapa tetes larutan Phenol dalam tabung, tambahkan beberapa

tetes pereaksi, akan terbentuk cermin perak pada dinding tabung.

1.4 Gugus Karbonil

Reaksi umum untuk Aldehyda

1. Reaksi Schiff.

Pereaksi:

0,2 g p. Rosanilin HCl (Fuchsin) dilarutkan dalam 2 ml HCl pekat, encerkan dengan 200

ml air dan kedalamnya dilarutkan 2 g NaHSO3 (pereaksi tidak berwarna; jika disimpan

lama dan telah berwarna rosa, pereaksi tidak dapat dipakai).

Cara melakukan:

Dalam tabung masukkan 2 ml air dan 1 tetes Aldehyda, lalu tambahkan 1-2 tetes

pereaksi, akan terbentuk warna merah sampai merah ungu.

Catatan: Beberapa aldehyd aromatis (misalnya; Vanilin, p-dimetil amino benzaldehyd)

memberi hasil negatif.

2. Reaksi reduksi

a. Reduksi terhadap pereaksi Tollens

Aldehyd akan mereduksi pereaksi Tollens atau Ag Amoniakal dan membentuk

cermin perak pada dinding tabung reaksi.

Pereaksi Tollen’s:

Larutan A: 3 g AgNO3 dilarutkan dalam 30 ml air

Larutan B: 3 g NaOH dilarutkan dalam 30 ml air.

Jika akan dipakai, campur sama banyak larutan A dan B dalam tabung, lalu

tambahkan NH4OH encer setetes demi setetes sampai endapan Ag2O larut kembali

(hati-hati jangan dipanaskan).

Page 10: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

10

Cara melakukan: dalam tabung masukkan beberapa tetes pereaksi dan larutan

sampel, bila perlu panaskan dalam penangas air, terbentuk cermin perak pada

dinding tabung.

Reaksi:

RCHO + 2 [Ag(NH3)2]OH → RCOONH4 + 2Ag ↓ + NH3 ↑ + H2O

b. Reduksi terhadap Fehling

Sama pada phenol polivalen

3. Reaksi dengan Phloroglucin dan HCl.

Ploroglucin dapat berkondensasi dengan Aldehyd aromatis menghasilkan senyawa

berwarna rosa jingga.

Cara melakukan:

Pada plat tetes dimasukkan 2 tetes sampel ditambahkan 1 tetes larutan jenuh Phloroglucin

dalam HCl pekat, terbentuk warna rosa jingga.

Reaksi khusus untuk Acetaldehyd

Jika Acetaldehyd ditambahkan kepada larutan Na nitroprussid yang mengandung Piperazin,

Piperidin atau Morpholin (senyawa Amin alifatis sekunder), akan terbentuk warna biru.

Pereaksi:

Larutan Natrium Nitroprussid 5% dalam air

Larutan Morpholin 20% dalam air

Jika akan dipakai kedua larutan dicampur sama banyak.

Cara melakukan:

1 tetes sampel pada plat tetes atau kertas saring ditambahkan 1 tetes pereaksi, terbentuk warna

biru.

Reaksi khusus untuk Formaldehyd

Jika Formaldehyd dipanaskan dengan Asam Chromatropat dalam H2SO4 pekat, akan

terbentuk warna rosa ungu.

Cara melakukan:

1 tetes sampel dicampur dengan 2 ml H2SO4 12 N dalam tabung, tambahkan sedikit kristal

asam / garam natrium chromatropat, panaskan 10 menit pada penangas air (60oC) terbentuk

warna rosa ungu.

Reaksi terhadap gugus Keton

1. Reaksi dengan Na. Nitroprussid (Reaksi Legal Rothera).

Page 11: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

11

Jika Aceton direaksikan dengan Na Nitroprussid, akan terbentuk warna kuning merah:

jika diasamkan dengan asam asetat, warna berubah menjadi rosa ungu.

Pereaksi:

Larutan Na Nitroprussid 5%

Cara melakukan:

1 tetes larutan sampel (dalam air atau etanol) dicampur dengan 1 tetes pereaksi dan 1

tetes NaOH 30%, akan terbentuk warna kuning sampai merah. Jika diasamkan dengan 1-

2 tetes Asam Asetat glasial, warna berubah menjadi merah sampai biru.

Reaksi:

[Fe(CN)5NO]-2

+ CH3COOH+2OH- → [Fe(CN)5ON=CH3COOH]

-4 + 2H2O

Reaksi warna ini terjadi karena gugus Nitro (-NO) dari Nitro prussida bereaksi dengan

Aceton membentuk iso nitroso aseton (kompleks anion), sedangkan Fe+3

tereduksi

menjadi Fe+2

.

Beberapa hasil reaksi:

Aceton → rosa

Acetophenol → biru

Metil etil keton → rosa

2. Reaksi Iodoform

Pereaksi:

- Aqua Iod (larutkan 2 g I2 kedalam larutan 20 g KI dalam air, lalu tambahkan air

sampai 100 ml)

- larutan NaOH 5 %.

Cara melakukan:

Encerkan sampel dengan 1 ml air, tambahkan 1 ml NaOH dan Aqua Iod setetes demi

setetes sambil dikocok sampai berwarna kuning. Biarkan 2 – 3 menit, bila perlu

panaskan diatas tangas air (60°). Hilangkan kelebihan I2 dengan penambahan NaOH

encer sambil dikocok. Encerkan dengan air sama banyak. Biarkan 10 manit.

Akan terbentuk endapan 11ristal kuning. Jika dilihat dimikroskop berbentuk seperti

bunga sakura. Hasil positif untuk Aceton, Etanol, Iso Propanol dan Asam Laktat.

Catatan: Reaksi ini adalah reaksi pengenal untuk Aceton (metil keton; CH3COR). Reaksi

ini juga positif untuk senyawa-senyawa yang dapat teroksidasi menjadi Metil keton pada

kondisi reaksi (seperti: CH3-CH2OH, CH3CRHOH) dan senyawa-senyawa yang

mempunyai gugus CH3-CH=O yang terikat pada – H, - R, -Ar atau ester (-CH2)nCOOR.

Reaksi:

RCH(OH)- CH3 + 2NaOH + I2 → R-COCH3 + 2NaI + 2H2O

Page 12: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

12

RCOCH3 + 3I2 + 3NaOH → RCO- CI3 + 3NaI + 3 H2O

RCOCI3 + NaOH → RCOONa + CHI3 Iodoform (kuning)

1.5 Gugus Karboksilat

Reaksi Identifikasi:

1. Reaksi Esterifikasi.

Campur sedikit sampel dengan 2 bagian Etanol dan beberapa tetes H2SO4 pekat dalam

tabung. Tutup tabung dengan kapas, panaskan dalam penangas air selama 2 menit, lalu

encerkan dengan air. Akan tercium bau ester yang wangi.

Hasil positif untuk asam karboksilat alifatis dan aromatis (mis: asam asetat, asam

benzoat, asam salisilat).

2. Dengan FeCl3, memberikan warna yang berbeda-beda untuk beberapa asam.

1.6 Gugus Amin

Gugus amin dibedakan atas:

1. Amin alifatis primer : R- NH2

Sekunder : R- NHR’

Tersier : R- NR’R”

2. Amin aromatis primer: Ar- NH2

Sekunder : Ar- NHR

Tersier : Ar- NRR’

Reaksi umum:

1. Jika dipanaskan dengan NaOH akan melepaskan gas NH3↑ yang dapat ditest dengan

lakmus merah basah menjadi biru.

2. Reaksi dengan p-DAB HCl

Cara melakukan:

2 tetes sampel dimasukkan dalam plat tetes lalu ditambahkan 1 tetes pereaksi akan

terbentuk warna atau endapan kuning (pada amin alifatis); warna kuning jingga sampai

merah jingga (pada amin aromatis).

3. Reaksi dengan batang korek api.

Cara melakukan:

Batang korek api (mengandung lignin) yang sudah dibasahi dengan HCl encer,

dicelupkan kedalam larutan sampel (amin) dalam HCl maka batang korek api akan

berwarna jingga.

Page 13: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

13

4. Reaksi Indofenol

Cara melakukan:

Panaskan sedikit sampel dengan 2 ml air (dalam tabung) sampai mendidih, tambahkan 2

tetes NaOH (NH4OH) dan beberapa tetes larutan NaOCl, kemudian tambahkan 1 tetes

Phenol cair, akan terbentuk warna-warna yang berbeda. Jika dikocok dengan eter, lapisan

eter umunya akan berwarna merah.

5. Reaksi dengan CuSO4

Cara melakukan:

Sedikit sampel (dalam tabung) ditambahkan 2 ml air dan 2 tetes NaOH, panaskan pada

api kecil sampai mendidih. Dinginkan lalu tambahkan 1-2 tetes larutan CuSO4 dan

beberapa tetes HCl encer sampai netral atau asam lemah, akan terbentuk endapan yang

berwarna, tergantung pada senyawa amin yang diperiksa.

1.7 Gugus Nitro

Gugus Nitro dibedakan atas: Nitro alifatis R- NO2

Nitro aromatis Ar-NO2

Reaksi umum:

1. Reaksi dengan basa NaOH atau KOH

Senyawa nitro alifatis akan menghasilkan warna kuning jika direaksikan dengan NaOH,

bila diasamkan dengan asam asetat pekat, senyawa nitro akan terbentuk kembali.

Senyawa nitro aromatis yang mengandung 2 atau lebih gugus nitro, jika dilarutkan dalam

alkohol atau aseton dan direaksikan dengan NaOH 10% akan menghasilkan warna merah

atau rosa (purple).

2. Reduksi dalam suasana asam menjadi amin primer.

Senyawa nitro direduksi dalam suasana asam menjadi senyawa amin primer. Sebagai

reduktor dapat dipakai Zn dan HCl atau Sn dan HCl.

Amin yang terbentuk dapat ditest dengan reaksi Azo dan pDAB HCl.

Cara melakukan: sampel dilarutkan dalam etanol, tambahkan 3 ml HCl encer, masukkan

serbuk Zn dan sedikit air, panaskan dipenangas air selama 10 menit.

Sampel dibagi 2:

a. pada filtrat ditambahkan 2 tetes larutan NaNO2 dan larutan ß naftol dalam NaOH

akan terbentuk warna atau endapan jingga.

b. Pada filtra ditambahkan 2 tetes p DAB HCl akan terbentuk warna kuning.

Page 14: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

14

1.8 Gugus Sulfon dan Sulfonat

Senyawa Sulfon dan Sulfonat, jika dioksidasi dengan oksidator kuat (H2O2 30%) akan

teroksidasi menjadi sulfat dan dapat ditest dengan larutan BaCl2 sehingga terbentuk endapan

putih BaSO4 .

1.9 Gugus Guanidin

Reaksi identifikasi:

1. Sampel dimasukkan dalam tabung, keringkan pada 180o (pada penangas gliserin) selama

10 menit, mulut tabung ditutup dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan pereaksi

Nessler maka akan terbentuk warna kuning sampai coklat.

2. Reaksi Sakaguchi

Cara melakukan:

Kedalam larutan sample ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% dan beberapa tetes

larutan αnaftol dalam etanol, dinginkan (15o)

Tambahkan 3 tetes larutan NaOCl akan terbentuk warna merah ungu.

Page 15: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

15

ANALISIS INFRAMERAH

Spektoskopi inframerah merupakan salah satu metode yang umum digunakan, dan

merupakan salah satu metode penting dalam teknik analisis suatu senyawa yang ada saat ini.

Salah satu keuntungan besar dari spektroskopi inframerah adalah hamper semua sampel di

hamper setiap negara dapat dipelajari, baik itu merupaka cairan, larutan, pasta, serbuk, film,

serat, gas dapat diperiksa.

Spektrofotometer inframerah telah dipakai secara komersial sejam tahun 1940-an.

Pada saat itu, instrument mengandalkan prisma untuk bertindak sebagai elemen dispersive.

Kemajuan paling signifikan dalam spektroskopi inframerah terjadi setelah pengenalan Fourier

Transform Spektrometer.

Instrumen ini menggunakan interferometer dan memanfaatkan model matematis

fourier transform. Fourier Transform Inframerah (FTIR) spektroskopi memaksimalkan

spectrum inframerah dan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data.

Selain itu, sejalan dengan perkembangan zaman, peningkatan FTIR sudah didukung dengan

adanya software yang mudah untuk dijalankan.

Spektroskopi inframerah adalah suatu teknik yang didasarkan pada getaran dari atom-

atom molekul. Spektrum inframerah umumnya diperoleh dengan melewatkan radiasi

inframerah melalui sampel dan menentukan sebagian kecil dari energi radiasi tertentu yang

diserap, yaitu energi dimana setiap puncak dalam spektrum absorbsi muncul sesuai dengan

frekuensi getaran bagian tertentu dari suatu molekul sampel.

2.1 Absorpsi Inframerah

Suatu molekul dapat menunjukkan absorbsi inframerah harus memiliki momen dipole

listrik yang berubah selama getaran, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

merupakan suatu molekul diatomik heteronukleus. Momen dipol akan berubah saat suatu

molekul merenggang atau mengkerut. Berbeda dengan molekul homonucleus, karena

Page 16: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

16

keelektronegatifannya sama, maka momen dipol-nya tidak mengalami perubahan atau tetap

nol tidak peduli seberapa panjang ikatan.

2.2 Model Vibrasi

Interaksi radiasi inframerah dengan sampel dapat dipahami berdasarkan perubahan

momen dipol yang dipengaruhi oleh getaranatau vibrasi dan rotasi. Salah satu contoh yang

sederhana adalah molekul diatomik, molekul ini memiliki tiga derajat kebebasan translasi dan

dua derajat kebebasan rotasi. Atom atom dalam molekul juga dapat bergerak relatif terhadap

yang lain.

Model vibrasi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Stretching Bending Stretching

1. Streching (rengangan)

Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya

sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak

berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:

- Regangan simetris, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu

bidang datar.

- Regangan asimetris, yaitu unit struktur bergerak tidak bersamaan.

Regangan simetris Regangan asimetris

2. Bending (lenturan)

Jika pada sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka

dapat menimbulkan vibrasi ini.

- Scissoring

Unit struktur bergerak mengayun simetris dan masih dalam satu bidang datar.

Page 17: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

17

- Rocking

Unit struktur bergerak mengayun asimetris tetapi masih dalam satu bidang datar.

- Wagging

Unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar.

- Twisting

Unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang menghubungkan dengan molekul

induk dan berada di dalam satu bidang datar.

2.3 Kegunaan dan Aplikasi Spektoskopi Inframerah

Spektroskopi inframerah secara umum digunakan untuk mengidentifikasi semua jenis

senyawa organik dan sebagian senyawa anorganik, untuk menentukan gugus fungsi yang

terdapat pada senyawa organik, dan untuk menentukan komposisi molecular pada suatu

permukaan. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi fraksi dari kromatografi,

untuk menentukan kuantitas dari suatu campuran senyawa, untuk menentukan orientasi

molekul (palomer dan larutan) dan untuk mengetahui konformasi molekul (isomer stuktur)

dan stereokimia (isomer geometri) suatu senyawa. Keunggulan metode ini adalah tidak

merusak senyawa yang diperiksa.

Spektroskopi inframerah dapat diaplikasikan didalam penelitian untuk:

- Identifikasi suatu senyawa dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dari

suatu senyawa yang tidak diketahui dengan spektrum senyawa yang telah

diketahui (standar).

- Identifikasi gugus fungsi dari suatu senyawa yang tidak diketahui.

- Identifikasi komponen reaksi, dalam mempelajari laju kinetik reaksi.

Page 18: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

18

1. Lead packing

2. Cell plate (with holes)

3. Lead spacer

4. Cell plate (without holes)

5. Lead cushion

6 . Rubber cushion

7. Plug

8. Sample inlet

9. Fitting screw

10. Cell plate holder

11. Cell plate base

- Identifikasi orientasi molekul dalam sebuah polimer.

- Deteksi kemurnian suatu senyawa.

- Identifikasi polimer, plastik, dan resin.

- Analisis formulasi seperti insektisida dan kopolimer

2.4 Analisis Sampel Cairan

1. Disiapkan seperangkat sealed liquid cell (lihat Gambar di bawah ini).

Keterangan:

2. Diletakkan cell plate holder dengan posisi terbalik.

3. Dipasang lead packing di atasnya lalu diletakkan cell plate yang berlubang.

4. Diletakkan lead spacer, cell plate yang tidak berlubang dan lead cushion.

5. Diletakkan rubber cushion di atas lead cushion.

6. Ditempelkan cell plate holder yang telah dipasang seperti di atas dengan cell plate

base.

7. Dikencangkan dengan empat screw yang tersedia secara perlahan-lahan dan

diagonal.

8. Diambil sampel cairan dengan bantuan injektor yang telah disediakan lalu

disuntikkan ke lubang sample inlet.

Gambar Sealed Liquid Cell

Page 19: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

19

9. Diletakkan ke dalam tempat sampel kemudian dianalisis spektrumnya (sebelumnya

lakukan pembuatan background terlebih dahulu dengan tempat sampel dalam

keadaan kosong).

2.5 Analisis Sampel Padatan

Metode Pasta

1. Dihaluskan sampel padatan kira-kira 10 mg dalam lumpang dan dicampurkan

bersama cairan parafin/nujol.

2. Diletakkan spacer di atas cell plate kemudian diletakkan pasta ke bagian tengah

dengan menggunakan spatula.

3. Diletakkan cell plate lain lalu ditutup dengan metal plate di atasnya. Diusahakan agar

tidak terdapat gelembung.

4. Dikencangkan plate dengan empat screw yang tersedia secara perlahan dan diagonal

(tapi jangan terlalu kencang).

5. Diletakkan ke dalam tempat sampel kemudian dianalisis spektrumnya (sebelumnya

lakukan pembuatan background terlebih dahulu dengan tempat sampel dalam

keadaan kosong).

Metode Film

1. Dilarutkan sampel padat dengan pelarut yang mudah menguap, kemudian letakkan

pada cell plate.

2. Setelah pelarut menguap, diukur sisa film yang terdapat di permukaan cell plate

(ikuti langkah dari no. 2 – 5 seperti di atas).

Menggunakan DRS-8000 (Diffuse Reflectance Measuring)

1. Dicampur sampel dengan serbuk KBr (5 – 10% sample dalam serbuk KBr).

2. Dipasang DRS-8000 pada tempat sampel.

3. Dimasukkan campuran sampel KBR ke sample pan.

4. Diletakkan ke tempat dudukan sample pan.

5. lakukan pembuatan background terlebih dahulu dengan hanya menggunakan serbuk

KBr.

6. Alat IR di running,untuk mendapatkan spektrum sampel dan spectra yang muncul

/dihasilkan dicetak

7. Spektra yang dihasilkan di analisa untuk mengetahui gugus-gugus yang terdapat

pada sampel

Page 20: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

20

2.6 Penafsiran Spektrum Inframerah

Delapan daerah terpenting dan telah ditentukan dengan baik yang digunakan pada

pemeriksaan pendahuluan spektrum inframerah tertera pada tabel berikut ini.

Daerah Spektrum

Ikatan yang Menyebabkan

Absorpsi Panjang

Gelombang

(mikrometer)

Bilangan

Gelombang

( v cm-1)

2,7 – 3,3 3750 – 3000 Regang O–H, N–H

3,0 – 3,4 3300 – 2900 –C≡C–H, =C=CH–, Ar–H

(regang C–H)

3,3 – 3,7 3000 – 2700 CH3–, –CH2–, ≡C–H, O=C–H

(regang C–H)

4,2 – 4,9 2400 – 2100 Regang C≡C, C≡N

5,3 – 6,1 1900 – 1650

Regang C=O

(asam, aldehida, keton, amida, ester,

anhidrida)

5,9 – 6,2 1675 – 1500 Regang =C=C= , =C=N–

(alifatik dan aromatik)

6,8 – 7,7 1475 – 1300 Lentur ≡C–H

10,0 – 15,4 1000 – 650 Lentur =C=CH–, Ar–H

(luar bidang)

Berbagai jenis ikatan C–H menunjukkan absorpsi di bagian tertentu dari daerah regang C–H

(3300 – 2700 cm-1

). Posisi kira-kira pita C–H untuk berbagai jenis gugus adalah sebagai

berikut:

Jenis H v cm-1

Intensitas Pita

Ar–H 3030 Sedang

C≡C–H 3300 Tinggi

C=C–H 3040 – 3010 Sedang

–CH3 2960 & 2870 Tinggi

–CH2– 2930 & 2850 Tinggi

≡CH 2890 Rendah

–CH=O 2720 Rendah

Page 21: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

21

Berikut ini ikhtisar daerah regang simetrik ikatan rangkap tiga

Jenis Ikatan Rangkap Tiga v cm-1

Intensitas Pita

H–C≡C–R 2140 – 2100 Kuat

R–C≡C–R’ 2260 – 2190 Variabel

R–C≡C–R Tidak ada absorpsi

R–C≡N 2260 – 2240 Kuat

Pita penting yang terdapat di daerah karbonil

Jenis Karbonil v cm-1

Intensitas Pita

R–CO–H (jenuh) 1740 – 1720 Kuat

COOH (jenuh) 1705 – 1725 Kuat

R–CO–R (jenuh) 1705 – 1725 Kuat

R–CO–OR

(lakton beranggota 6 & 7)

1750 – 1730 Kuat

Lakton beranggota 5 1780 – 1760 Kuat

Ester (tak lingkar) 1740 – 1710 Kuat

Halida Asam 1815 – 1720 Kuat

Anhidrida

Dua pita terpisah dengan kira-kira 60

cm-1

pada 1850 – 1800 cm-1

dan

1780 – 1740 cm-1

Amida 1700 – 1640 Kuat

Pita daerah regang ikatan rangkap simetrik pada 1680 – 1600 cm-1

disebabkan oleh gugus

sebagai berikut

Jenis Ikatan Rangkap v cm-1

Intensitas Pita

=C=C= 1680 – 1620 Variabel

=C=N– 1690 – 1640 Variabel

–N=N– 1630 – 1575 Variabel

Page 22: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

22

Absorpsi khas yang berguna pada daerah lentur C–H (1000 – 650 cm-1

) alkena.

Jenis Alkena v cm-1

Intensitas Pita

RCH=CH2 990 dan 910 Kuat

RCH=CRH (cis) 690 Sedang sampai kuat

RCH=CRH (trans) 970 Sedang sampai kuat

R2C=CH2 890 Sedang sampai kuat

R2C–CRH 840 – 790 Sedang sampai kuat

Benzena tersubstitusi:

Jenis Substitusi v cm-1

Intensitas Pita

Aromatik monosubstitusi

(5 H berdampingan)

750 dan 700 Biasanya sedang

sampai kuat

Aromatik orto

(4 H berdampingan)

750 Biasanya sedang

sampai kuat

Aromatik meta

(3 H berdampingan)

780 – 810 Biasanya sedang

sampai kuat

Aromatik para

(2 H berdampingan)

850 – 800 Biasanya sedang

sampai kuat

Page 23: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

23

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL

Tujuan:

Agar mahasiswa mampu melakukan reaksi identifikasi golongan alkohol,serta mampu

membedakan alkohol yang satu dengan yang lainnya (terutama yang digunakan/berkaitan

dengan bidang farmasi), dengan menggunakan pereaksi kimia tertentu.

Beberapa contoh senyawa golongan alkohol antara lain:

1. Alkohol monovalen yang cair, misalnya: metanol, etanol, propanol, iso propanol,

butanol, iso butanol, amil alkohol.

2. Alkohol monovalen yang berbentuk padat, misalnya mentol, klor butanol, kloral

hidrat.

3. Alkohol polivalen yang cair, misalnya etilen glikol, propilen glikol, gliserol (gliserin).

4. Alkohol polivalen yang padat, misalnya: manitol dan sorbitol.

Reaksi umum:

1. Reaksi azo (untuk alkohol mono dan polivalen).

Pereaksi:

Diazo A: larutan asam sulfanilat 0,5% dalam (30 ml HCl 4N + 70 ml air).

Diazo B: larutan NaNO2 9% dalam air.

Cara melakukan percobaan:

Masukkan 2 tetes etanol atau larutan sampel dalam air ke dalam tabung reaksi,

tambahkan Diazo A dan Diazo B (4:1 atau 1:1) dan 1-2 tetes NaOH 2N sampai

bereaksi basa, kocok, panaskan di penangas air maka akan terbentuk warna kuning

kemerahan sampai merah. Tambahkan 4 tetes amil alkohol, kocok, warna tidak

tertarik amil alkohol. (lapisan tidak berwarna). (untuk golongan alkohol).

Lakukan percobaan yang sama untuk gliserin, amati dan catat hasilnya. Bandingkan

hasil yang terjadi pada semua sampel yang diperiksa.

2. Reaksi esterifikasi (untuk alkohol monovalen)

Pereaksi:

Asam salisilat, asam benzoat atau asam asetat.

Asam sulfat pekat sebagai katalisator.

Cara melakukan percobaan:

3 tetes etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan sedikit kristal asam

salisilat dan 1-2 tetes H2SO4 pekat, tutup mulut tabung dengan kapas basah, panaskan

dalam penangas air selama 5 menit. Angkat dan encerkan dengan 1 ml air. Cium

baunya maka akan tercium bau gandapura (untuk etanol dan metanol).

Percobaan diulangi dengan menggunakan asam benzoat atau asam asetat. Amati dan

catat baunya.

3. Reaksi cuprifil (untuk alkohol polivalen)

Pereaksi:

Larutan CuSO4 2%, larutan NaOH 2 N

Cara melakukan percobaan:

Page 24: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

24

Masukkan sedikit gliserin (atau larutan sampel dalam air) ke dalam tabung reaksi,

tambahkan 1 larutan CuSO4 dan 2 -3 tetes larutan NaOH, akan terbentuk larutan

berwarna biru tua jernih. Panaskan, tidak terbentuk endapan merah bata.

Lakukan percobaan yang sama terhadap etanol, amati dan catat hasilnya.

Bandingkan hasil yang terjadi pada semua sampel yang diperiksa.

4. Test dengan Borax (untuk alkohol polivalen)

Pereaksi:

Larutan borax 1% dan larutan fenolftalein 0,2% dalam etanol 70%.

Cara melakukan percobaan :

Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 tetes larutan borax dan 1tetes larutan fenolftalein

(larutan menjadi berwarna merah). Tambahkan 2 tetes gliserin. Amati dan catat

hasilnya.

Lakukan percobaaan yang sama terhadap etanol, amati dan catat hasilnya; bandingkan

hasil pada semua sampel.

5. Reaksi Carletty (untuk alkohol polivalen)

Pereaksi:

asam oksalat (kristal)

Resorsin (kristal)

H2SO4 pekat

Cara melakukan percobaan:

2 tetes gliserin bebas air (atau sedikit sampel padat) diletakkan pada plat tetes,

tambahkan sedikit kristal asam oksalat dan sedikit kristal resorsin, aduk dengan batang

pengaduk, lalu tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat, aduk, amati dan catat hasil nya.

Lakukan percobaan yang sama terhadap etanol, amati dan catat hasilnya. Bandingkan

hasil pada semua sampel.

Test pendahuluan dan reaksi umum yang perlu dilakukan untuk identifikasi alkohol antara

lain:

1. Test organoleptis (bentuk, bau, rasa dan warna)

2. Test kelarutan (dalam air atau dalam pelarut organik), kemudian uapkan di atas

penangas air.

3. Test nyala Beilstein: positif untuk kloreton, kloral hidrat

4. Reaksi Azo: positif untuk alkohol yang larut dalam air.

5. Reaksi esterifikasi dengan asam asetat, benzoat atau salisilat. Cium dan bedakan

baunya; positif untuk metanol dan etanol.

6. Reaksi Cuprifil: positif untuk alkohol polivalen.

7. Reaksi Carletty: positif untuk alkohol polivalen.

8. Reaksi dengan borax: positif untuk alkohol polivalen.

9. Reaksi Iodoform: positif untuk etanol

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh pada test di atas,

sesuai dengan monograf masing-masing alkohol yang diduga.

Page 25: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

25

METANOL

OH Cairan bersifat racun, mudah terbakar. Dapat bercampur dengan air, alkohol cair, dan pelarut

organik lain.

Identifikasi:

1. Jika 0,2 ml larutan sampel ditambahkan beberapa tetes KmnO4 1% dan 2-3 tetes

H2SO4 pekat, aduk, setelah 15menit tambahkan 2-3 tetes asam oksalat 5% dalam

H2SO4 50% (sampai warna ungu hilang), lalu tambahkan 2 tetes pereaksi Schiff akan

terbentuk warna merah atau rosa.

2. Jika 1 tetes sampel ditambahkan 1 tetes larutan K2Cr2O7 dan 1 tetes H2SO4 akan

terbentuk warna hijau.

3. Esterifikasi:

- Dengan penambahan asam benzoat dan H2SO4 pekat akan terbentuk metil benzoat

diidentifikasi dengan aroma pisang.

- Dengan penambahan asam salisilat dan H2SO4 pekat akan terbentuk ester dengan

aroma minyak gandapura.

4. Dioksidasi dengan KmnO4 / H2SO4 pekat formaldehid

Formaldehid dapat ditentukan dengan asam kromatropat. Menghasilkan warna ungu.

Cara melakukan:

Jika 1 tetes sampel ditambahkan 1 tetes H3PO4 5% dan 1 tetes KmnO4 5% dalam

tabung reaksi, setalah 1 menit kemudian ditambahkan sedikit kristal NaHSO3, kocok

sampai warna larutan hilang (bila perlu ditambahkan 1 tetes H3PO4 dan NaHSO3).

Lalu ditambahkan 4 ml H2SO4 12 N dan sedikit kristal asam kromatropat, kocok dan

panaskan di atas penangas air (600 selama 10 menit) akan terbentuk warna ungu.

Reaksi ini negatif untuk etanol, propanol, iso propanol, normal propanol, tertier

butanol. Reaksi ini positif untuk gliserin yang akan menghasilkan warna kuning

berflorosensi hijau dan jika ditambahkan furfural warna akan berubah menjadi

kecoklatan.

ETANOL

HO Cairan tidak berwarna, mudah menguap, bau khas. Dapat bercampur dengan air, alkohol cair

lainnya dan pelarut organik lain.

Identifikasi:

1. Dengan penambahan 1 ml H2SO4 pekat dan 2 tetes K2Cr2O7 akan terbentuk warna

hijau dan tercium bau asetaldehida. Asetaldehida dapat ditest dengan penambahan

natrium nitroprusid yang mengandung piperidin atau piperazin akan menghasilkan

warna biru. Jika dibasakan dengan NaOH warna berubah menjadi merah.

2. Reaksi Simon

Cara: campurkan 5 tetes zat dalam tabung reaksi dengan 1 ml larutan KMnO4 1% dan

5 tetes H2SO4 encer, tutup tabung dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan

pereaksi (100 mg natrium nitroprusid dan 500 mg piperazin dilarutkan dalam 5 ml air,

dibuat segar) akan terjadi pewarnaan biru pada kertas

(Dalam praktek, aldehid yang terbentuk ditest dengan kertas saring yang sudah

dibasahi dengan reagen Schiff, akan terbentuk warna merah ungu).

Page 26: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

26

3. Reaksi Iodoform: positif.

Cara melakukan:

5 ml larutan zat 0,5% ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 N dan 2 ml aqua iod setetes demi

setetes (bila perlu panaskan di atas penangas air), terbentuk endapan kuning dan

tercium bau iodoform.

4. Esterifikasi :

- Dengan asam benzoat/H2SO4 pekat → bau pisang ambon

- Dengan asam salisilat/H2SO4 pekat → bau gandapura

- Dengan asam asetat/H2SO4 pekat → bau pembersih cutex

CHLORAL HIDRAT

HO OH

Cl

Cl

Cl

Kristal tidak berwarna, bau merangsang, rasa pahit dan panas. Mudah larut dalam air, etanol

dan eter, dalam 3 bagian CHCl3.

Identifikasi:

1. Larutan zat ditambahkan larutan natrium hidroksida akan terjadi kekeruhan karena

terbentuknya CHCl3.

2. Larutan zat ditambahkan larutan Na2S akan terjadi pewarnaan kuning yang lama

kelamaan menjadi merah selanjutnya terbentuk endapan merah.

3. Campur 1 ml larutan natrium hidroksida dengan 1 ml piridin, kocok lalu panaskan

dalam penangas air selama 2 menit (pereaksi tidak boleh berwarna). Ke dalam

pereaksi ini ditambahkan 1 ml larutan zat, kocok, panaskan di atas penangas air maka

pada lapisan piridin akan berwarna rosa atau merah. Hasil positif untuk klor butanol,

CHCl3, triklor etana, triklor etanol, dan triklor etilena.

4. Dipanaskan dengan beberapa tetes natrium hidroksida dan anilin akan tercium bau

isonitrtil.

5. Test Beilstein positif: terbentuk nyala hijau.

6. Larutan dalam air ditambahkan larutan AgNO3, tidak terbentuk endapan. Pada

campuran ditambahkan beberapa tetes larutan KOH dalam etanol, panaskan di atas

penangas air, asamkan dengan asam HNO3 akan terbentuk endapan putih.

Page 27: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

27

(larutan KOH / etanol dibuat dengan melarutkan 4 g KOH dalam 2 ml air dan

tambahkan etanol 75% sampai 100 ml; biarkan 1 malam, gunakan cairan yang

jernih).

GLYCEROL

OH

HO

OH (Glycerin = propana triol)

Cairan jernih, kental seperti sirop, tidak berbau, rasa manis diikuti rasa panas. Dapat

bercampur dengan air dan etanol, hampir tidak larut dalam eter dan CHCl3. Jika diuapkan

tidak dapat kering.

Identifikasi:

1. Pada cawan porselin panaskan 3 tetes zat dengan 0,1 g asam borat atau KHSO4 akan

terbentuk uap akrolein (baunya merangsang).

Uap akrolein dapat ditest dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan 1 tetes

natrium nitro prussid 5% dan 1 tetes piperidin 20% makan kertas saring akan berwarna

biru gentian.

2. Campur 1 ml zat dengan 10 ml HNO3, hati-hati tambahkan 10 tetes larutan K2Cr2O7

melalui dinding tabung maka pada batas larutan terbentuk cincin biru, yang tidak

berdifusi ke lapisan bawah.

3. Reaksi Cuprifil: 500 mg zat ditambahkan 1 ml natrium hidroksida 10% dan beberapa

tetes larutan CuSO4 akan terbentuk pewarnaan biru jernih (biru tua). Pada pemanasan

tidak terjadi endapan Cu2O.

4. Reaksi Carletty positif: yaitu zat bebas air ditambahkan sedikit kristal asam oksalat,

kristal resorsin dan teteskan beberapa tetes H2SO4 pekat makan akan terjadi warna

ungu kemerahan, jika diencerkan dengan air warna hilang.

5. Reaksi Muliken: yaitu 1 ml larutan zat ditambahkan 3 tetes larutan pirogalol dan 1 ml

H2SO4 pekat, panaskan di atas penangas air selama 2 menit, dinginkan segera (di

bawah aliran air) maka akan terbentuk ungu merah, jika ditambahkan etanol maka

warna akan beruba menjadi merah rosa dan lama kelamaan menjadi tidak berwarna.

ETILEN GLIKOL

HO

OH Cairan agak kental, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis. Dapat bercampur dengan air dan

allkohol.

Identifikasi:

Reaksi-reaksi yang berlaku untuk alkohol Alifatis polivalen umumnya positif.

1. Reaksi Carletty: zat bebas air ditambahkan kristal asam oksalat, kristal resorsin dan

beberapa tetes H2SO4 pekat akan terbentuk warna ungu.

2. Reaksi Muliken: positif

3. Dioksidasi dengan penambahan KmnO4 dan H2SO4 maka akan dihasilkan glikol

aldehid yang dapat ditunjukkan dengan:

Page 28: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

28

- pereaksi Schiff

- ditambah resorsin dalam H2SO4 dan dipanaskan di atas penangas air akan

terbentuk warna merah.

PROPILEN GLIKOL

(Trimetilen glikol)

OH

HO Cairan kental, tidak berbau, rasa manis agak pedas. Dapat bercampur dengan air alkohol cair

lain.

Identifikasi:

Reaksi yang berlaku untuk senyawa alkohol polivalen umumnya postif.

1. Reaksi Cuprifil: positif.

2. Reaksi Akrolein: positif.

3. Reaksi Muliken: positif.

4. Reaksi Carletty: menghasilkan warna jingga coklat, lebih muda daripada etilen glikol.

5. Dioksidasi dengan HNO3 5% akan menghasilkan keton/asam keto propionat yang

dapat ditunjukkan dengan pereaksi Legal Rothera.

MANNITOL dan SORBITOL

HO

HO OH

HO OH

HO

HO

HO OH

HO OH

HO

Mannitol Sorbitol

Keduanya berupa kristal putih, tidak berbau, rasa manis.

Mannit: larut dalam 6 bagian air, sukar larut dalam Gugus fungsi C, H dan O Alifatis, tidak

dalam eter.

Sorbit: larut dalam 1 bagian air, 25 bagian Gugus fungsi C, H dan O Alifatis, tidak larut

dalam eter dan CHCl3.

Identifikasi:

Keduanya memberikan reaksi-reaksi terhadap Gugus fungsi C, H dan O Alifatis polivalen

positif (reaksi azo, Cuprifil, Carletty dan Mulliken).

Sorbitol agak higroskopis, jika larutan masing-masing zat diuapkan di atas penangas air:

mannit meninggalkan sisa (kristal kering), sorbitol meninggalkan sisa cairan kental.

1. Reaksi Carletty: keduanya menghasilkan warna ungu tua.

2. Larutan sorbitol ditambahkan larutan KmnO4 berlebih dan 5 tts NaOH, kemudian

dipanaskan sebentar, kedalam larutan ditambahkan 5 tts larutan α naftol dalam etanol

dan perlahan-lahan ditetesi asam sulfat pekat, akan terbentuk cincin berwarna ungu.

Page 29: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

29

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN FENOL

Tujuan:

1. Agar mahasiswa mampu melakukan reaksi-reaksi untuk mengidentifikasi senyawa

golongan fenol.

2. Agar mahasiswa mampu membedakan antara senyawa fenol yang satu dengan lainnya

berdasarkan hasil reaksi yang terjadi.

Senyawa golongan fenol adalah senyawa yang mempunyai gugus –OH yang terikat pada

ring aromatis.

Rumus umum: OH

Senyawa fenol dibedakan atas:

1. fenol monovalen: yang mempunyai 1gugus –OH terikat pada ring.

2. fenol polivalen: yang mempunyai lebih dari 1gugus –OH terikat pada ring.

Beberapa contoh senyawa golongan fenol, antara lain:

- Fenol monovalen, misalnya: Fenol, kresol,timol, α naftol, β naftol, guaiakol, tiokol,

nipagin ,nipasol, salol, vanilin, vioform , dll .

- Fenol polivalen, misalnya: hidrokinon, resorsinol (2 gugus –OH), dermatol,

floroglusin, pirokatekol, pirogalol (3 gugus –OH).

Percobaan yang perlu dilakukan pada analisis senyawa golongan fenol, antara lain:

I. Test pendahuluan, antara lain:

1. Test organoleptis: bentuk , bau ,warna , rasa .

2. Kelarutan: ditest kelarutannya dalam air atau dalam pelarut organik (etanol atau

aseton dll)

3. Test nyala Beilstein: positif untuk vioform

Test nyala nichrom: positif untuk tiokol.

4. Floresensi: dilihat floresensi zat (dalam bentuk padat ,larutan air atau dalam larutan

NaOH) dibawah sinar UV.

5. Sublimasi: dilakukan terhadap zat padat. jika sampel berupa larutan , lebih dahulu

harus diuapkan sampai kering.

6. Pirolisa: yang meninggalkan sisa pijar: tiokol (sisa putih), dermatol (sisa kuning

jingga)

II. Reaksi umum terhadap gugus fenol:

1. Reaksi Azo (sama dengan pada alkohol, tetapi warna merah dapat terbentuk dalam

keadaan dingin, jika dikocok dengan amil alkohol, umumnya warna merah dapat

tertarik kedalam amil alkohol), (untuk golongan fenol).

2. Reaksi dengan FeCl3

Pada plat tetes, sedikit sampel atau larutan sampel netral dalam air atau etanol

ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3, akan terbentuk warna tergantung pada sampel yang

diperiksa. (amati perubahan warna yang terjadi).

3. Reaksi dengan aqua brom

Page 30: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

30

Dalam tabung reaksi (atau plat tetes) letakkan sedikit larutan sampel (dalam air atau

etanol), ditambahkan aqua brom setetes demi setetes, (amati hasil reaksi pada

penambahan sedikit aqua brom, dan pada penambahan aqua brom berlebihan).

4. Reaksi Lieberman (reaksi dengan NaNO2 dan H2SO4 pekat).

Pereaksi : larutan NaNO2 1% dalam H2SO4 pekat (di buat baru)

Cara : masukkan sedikit sampel atau larutan sampel kedalam tabung reaksi,,

tambahkan 1 – 2 tetes pereaksi, biarkan beberapa menit, lalu encerkan dengan

beberapa tetes air, akan terbentuk warna merah, basakan dengan NaOH atau NH4OH,

warna berubah menjadi biru.

5. Reaksi Marquis:

Pereaksi: campuran 1 bagian formaldehid dengan 9 bagian H2SO4pekat (dibuat baru).

Cara: pada plat tetes sedikit sampel padat ditambahkan 1 tetes pereaksi, akan terbentuk

warna.

6. Reaksi dengan pereaksi Fehling (untuk fenol polivalen).

Dalam tabung reaksi masukkan 2 – 3 tetes larutan sampel dalam air, tambahkan 2 tetes

fehling A dan 2 tetes fehling B, bila perlu panaskan dipenangas air, akan terbentuk

endapan kuning sampai merah bata.

7. Reaksi dengan Perak amoniakal (untukfenol polivalen)

Pereaksi: 0,5 ml AgNO3 0.1N ditambahkan amoniak encer setetes demi setetes sampai

endapan yang terbentuk larut kembali.

Cara: beberapa tetes sampel dalam tabung ditambahkan beberapa tetes pereaksi, bila

perlu panaskan pada penangas air,terbentuk cermin perak pada dinding tabung.

8. Reaksi dengan floroglusin dan NH4OH atau NaOH (untuk fenol polivalen), pereaksi

floroglusin dan NaOH 0,5 N atau NH4OH pekat.

Cara: 1 tetes larutan sampel + sedikit kristal floroglusin + beberapa tetes air + 1 tetes

NaOH, aduk akan terbentuk warna.

atau NH4OH pekat, aduk akan terbentuk warna.

PHENOL

HO

Kristal tidak berwarna, lama-lama menjadi merah sampai coklat, bau spesifik. Larut dalam 15

bagian air, mudah larut dalam pelarut organik.

Identifikasi:

1. Reaksi azo akan menghasilkan warna merah.

2. Larutan zat dalam air ditambahkan larutan FeCl3 akan menghasilkan endapan ungu

tua, jika ditambah etanol berubah menjadi kuning.

3. Larutan zat dalam air ditambahkan aqua brom akan menghasilkan endapan putih yang

mula-mula larut, tetapi mengendap kembali jika pereaksi berlebih.

4. Dengan p DAB – H2SO4 (0,5 g p DAB dilarutkan dalam 60 ml etanol dan 40 ml

H2SO4), bila perlu panaskan akan terbentuk warna jingga, jika diencerkan dengan air

akan berubah menjadi ungu.

5. Dipanaskan dengan hexamin dan asam oksalat akan berflorosensi kuning jika dilihat

dibawah sinar UV .

Page 31: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

31

6. Dengan pereaksi Lieberman akan menghasilkan warna hijau (dengan perubahan warna

dari biru menjadi merah lama kelamaan menjadi hijau).

7. Dengan K2Cr2O7 (larutan zat dalam 0,5ml HCL 2N ditambahkan sedikit kristal

K2Cr2O7) akan terbentuk warna kuning yang kama kelamaan menjai coklat.

8. Reaksi Marquis menghasilkan warna merah ungu.

NIPAGIN (Metil p hidroksi benzoat) pengawet

HO COOCH3

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak membakar. Larut dalam 500 bagian air, 3,5

bagian etanol, 3 bagian aseton, larut dalam 20 bagian air mendidih, larut dalam eter dan alkali

hidroksida .

NIPASOL

(Propil p-hidroksi benzoat) Pengawet

HO COOC3H7

Serbuk kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa. Kelarutan sama seperti Nipagin.

Identifikasi: untuk nipagin dan nipasol

1. 100 mg zat ditambahkan 2 ml etanol 95 %, didihkan kemudian tambahkan larutan

Hg(NO3)2 akan terbentuk cairan berwarna merah.

2. Didihkan zat dengan air lau tambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk warna ungu

merah (untuk nipagin).

larutan nipasol dalam etanol ditambahkan FeCl3 akan terbentuk warna ungu yang lama

kelamaan menjadi rosa muda (nipasol).

3. Panaskan dengan NaOH, dinginkan, asamkan, lalu tambahkan NH4OH, uapkan

sampai kering. Larutkan sisa dengan air dan tambahkan larutan CuSO4, maka untuk

nipagin akan terbantuk kristal jarum warna biru sedangkan pada nipasol akan

terbentuk kristal jarum biru muda.

4. Larutkan zat dalam air dengan pemanasan, tambahkan 2-3 tetes aqua brom:

- nipagin akan terbtnuk endapan putih

- nipasol tidak terjadi perubahan

6. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- aseton air

Cara melakukan:

Larutkan sedikit sampel dengan beberapa tetes aseton, letakkan pada objek glas

yang telah ditetesi 1-2 tetes air. Biarkan aseton menguap, terbentuk kristal dan

diamati di bawah mikroskop.

Page 32: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

32

Kristal aseton air untuk Nipagin

Kristal aseton air untuk Nipasol

RESORSINOL

(m-dioksi benzolum) Keratolitik

OHHO Hablur tidak berwarna atau putih atau abu-abu kemerahan, jika kena cahaya menjadi merah

dan akhirnya menjadi coklat sampai hitam. Rasa manis, mudah larut dalam air dan etanol,

sedikit larut dalam CHCl3, larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Larutan zat ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk warna ungu kebiruan, jika

dibasakan dengan NH4OH encer warna akan berubah menjadi kuning kecoklatan.

2. Dengan penambahan aqua brom akan terbentuk warna kuning citrun, yang lama-lama

terbentuk endapan putih.

3. Larutan zat dalam NaOH dipanaskan dengan 1 tetes CHCl3 akan terbentuk warna

merah tua, jika diasamkan dengan HCl akan menjadi kuning pucat.

4. Reaksi Lieberman menghasilkan warna ungu.

5. Larutan zat ditambahkan pirokatekol dan 2 ml NaOH encer sampai alkali akan

terbentuk warna hijau biru yang berubah menjadi ungu merah pada permukaan

larutan. Jika dibiarkan lama, warnanya turun kebawah dan larutan berwarna ungu

merah.

6. Reduksi Fehling positif setelah dipanaskan.

Page 33: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

33

7. Reaksi Carletty positif: sedikit zat ditambahkan kristal asam oksalat dan gliserin bebas

air lalu teteskan H2SO4 pekat akan terbentuk warna merah ungu.

8. Reaksi Marquis: lapisan bawah akan berwarna ungu muda, lapisan atas seperti susu.

9. Sedikit zat ditambahkan asam ftalat anhidrat dalam H2SO4 p, panaskan pada api kecil

akan terbentuk warna kuning merah atau coklat, dinginkan lalu tambahkan NaOH 4 N

akan terbentuk warna kuning jingga berflorosensi hijau.

10. Sedikit zat dimasukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan larutan 50 mg asam oksalat

dalam 2 ml air dan tambahkan perlahan beberapa tetes asam sulfat pekat sampai

terbentuk lapisan, pada pemanasan perlahan-lahan terbentuk cincin biru pada batas

kedua larutan.

HIDROQUINON

(p-dioxy benzolum)

HO

OH

Kristal jarum halus, warna putih,kena cahaya dan udara menjadi Larut dalam 17 bagian air, 4

bagian etanol, 51 bagian kloroform.

Identifikasi:

1. Dengan penambahan FeCl3 akan terbentuk warna hijau yang berubah menjadi biru

hijau.

2. Dengan penambahan aqua brom akan terbentuk warna kuning muda yang berubah

menjadi jingga.

3. Dengan penambahan perak amoniakal akan terbentuk warna kuning abu-abu lalu

berubah menjadi coklat lama kelamaan menjadi hitam.

4. Reduksi terhadap Fehling akan terbentuk endapan merah bata.

5. Reaksi Lieberman menghasilkan warna merah hijau yang berubah menjadi merah

darah.

6. Zat ditambahkan larutan floroglusin dan NaOH akan menghasilkan warna kuning

merah sampai jingga merah.

7. Zat ditambahkan larutan floroglusin dan NH4OH akan terbentuk warna kuning.

DERMATOL

(Bismuth sub gallat ) Antiseptik COOH

HO

O

O

BiOH Serbuk kuning, tidak berbau. Tidak larut dalam air, etanol, dan eter, mudah larut dalam asam

mineral panas disertai peruraian, larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan kuning

yang segera berubah menjadi merah gelap.

Page 34: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

34

Identifikasi:

1. Sisa pijar memberikan reaksi terhadap bismuth positif.

- sisa pirolisa berwarna jingga diwaktu panas, kuning setelah dingin.

- larutkan sisa pirolisa dalam asam nitrat encer, pada sebagian larutan tambahkan

beberapa tetes larutan KI, terbentuk larutan hitam yang larut jika pereaksi berlebih

menghasilkan larutan jingga.

2. Dengan penambahan FeCl3 akan terbentuk warna hitam kebiruan/hijau kotor.

3. Dengan penambahan NaOH (atau basa lain) menghasilkan warna merah.

GUAIPHENESIN

(Glyceril Guaiacol) Ekspektoran

O

O

CH3

CH2

HC CH2

OH OH

Kristal putih atau keabu-abuan. Larut dalam 33 bagian air, 11 bagian etanol, 11 bagian

CHCl3 dan 100 bagian eter.

Identifikasi:

1. Dengan penambahan FeCl3 menghasilkan warna hijau biru yang berubah menjadi

hijau lama kelamaan menjadi coklat kehijauan.

2. Reaksi marquis menghasilkan warna ungu (dari merah kersen menjadi ungu).

3. Reaksi Mandelin menghasilkan warna hijau abu-abu.

4. Raksi Lieberman menghasilkan warna hitam.

5. Test terhadap gliserin positif yaitu Cuprifil, Carletty dan Mulliken positif.

VIOFORM

N

Cl

I

OH

Serbuk putih kekuningan atau kuning kecoklatan, jika kena cahaya warna makin gelap. Tidak

larut dalam air dan etanol, larut dalam 43 bagian etanol panas, 120 Bagian CHCl3 , sangat

sukar larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Test Beilstein positif.

2. Panaskan dengan spritus KOH lalu diasamkan dengan HNO3, larutan memberikan

reaksi positif terhadap ion I-

dan Cl-.

3. Didihkan dengan HCl encer, lama–lama akan larut dan mengeluarkan bau iodium.

4. Panaskan dengan H2SO4 pekat akan menghasilkan uap iodium (coklat).

5. Larutan zat dalam etanol ditambahkan larutan FeCl3 akan menghasilkan warna biru

hijau.

6. Reaksi kristal: Sublimasi

Page 35: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

35

ANALSIS SENYAWA GOLONGAN ASAM KARBOSILAT

Tujuan:

1. Agar mahasiswa mampu melakukan reaksi-reaksi untuk mengidentifikasi senyawa

asam karboksilat, berdasarkan gugus fungsi yang terdapat pada tiap senyawa.

2. Agar mahasiswa mampu membedakan senyawa asam karboksilat yang satu dengan

lainnya berdasarkan reaksi yang terjadi.

Asam karboksilat adalah senyawa organik yang mengandung gugus –COOH yang

terikat pada rantai C alifatis, aromatis, siklis atau heterosiklis. Ada yang mempunyai gugus

hidroksi alifatis (Gugus fungsi C, H dan O Alifatis), hidroksi aromatis (fenol), amin dll.

Beberapa contoh senyawa asam karboksilat antara lain:

1. Asam bermartabat (valensi) satu;

- Yang berbentuk cair, misal: asam asetat, asam formiat, asam laktat, asam undesilinat,

dll.

- Yang berbentuk padat, misal: asam benzoat, asam salisilat, asetosal, asam galat, asam

tannat (tannin), asam glukonat, dll.

2. Asam bermartabat (valensi) banyak: mempunyai lebih dari 1 gugus –COOH, misal: asam

oksalat, asam suksinat, asam glutamat, asam tartrat, asam sitrat, dll.

Sifat-sifat umum senyawa asam karboksilat:

Umumnya bersifat asam, dapat bereaksi dengan basa membentuk garam yang mudah larut

dalam air.

Asam bermartabat 1 yang mempunyai rantai C pendek, berbentuk cairan yang mudah

bercampur/larut dalam air. Makin panjang rantai C makin sukar larut dalam air.

Asam aromatis umumnya sukar larut dalam air.

Asam bermartabat banyak umumnya mudah larut dalam air.

Identifikasi senyawa asam karboksilat.

Mengingat tidak adanya reaksi umum terhadap asam karboksilat, reaksi identifikasi dilakukan

terhadap gugus fungsional yang mungkin terdapat pada senyawa karboksilat yang diperiksa.

Reaksi/test yang perlu dilakukan pada analisis asam karboksilat

1. Test organoleptis:

- Bentuk: ada yang cair atau yang padat.

- Bau: yang mempunyai bau chas; misal : asam asetat; asam undesilinat, asam laktat.

- Rasa: umumnya berasa asam, dalam bentuk garam rasanya asin.

2. Kelarutan: asam-asam yang larut dalam air mempunyai pH asam, garam-garamnya

bereaksi netral atau basa lemah.

3. Test nyala NiCr: positif untuk asam-asam dalam bentuk garam.

4. Florosensi: beberapa asam organik berflorosensi di bawah sinar ultraviolet.

5. Sublimasi: beberapa asam aromatis dapat menyublim menghasilkan kristal sublimasi

yang spesifik bentuknya.

6. Pirolisa: positif untuk garam-garam karboksilat, misal: garam natrium (Na benzoat, Na

salisilat, K Na tartrat), garam kalsium (Ca laktat, Ca glukonat), garam Pb (Pb asetat),

garam Zn (Zn asetat, Zn undesilinat) dll.

Page 36: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

36

7. Reaksi Baeyer, atau dengan aqua brom: untuk ikatan tidak jenuh, misal: pada asam

undesilinat.

8. Reaksi Azo terhadap asam yang mengandung gugus hidroksi, misal: asam hidroksi

alifatis (sitrat, tartrat, laktat, glukonat); dan asam hidroksi aromatis/mengandung gugus

fenol, (asam salisilat, Bi sub galat, asam tannat).

9. Reaksi Cuprifil: untuk asam polihidroksi alifatis, misal: asam glukonat, asam

gliseroposfat).

10. Reaksi esterifikasi dengan etanol dan H2SO4 pekat: untuk asam asetat, salisilat, dan

benzoat.

11. Reaksi Iodoform: untuk asam laktat.

12. Reaksi dengan FeCl3, aqua brom untuk asam-asam yang mengandung gugus fenol.

13. Test daya reduksi terhadap pereaksi Fehling atau Tollen’s, untuk asam-asam mereduksi,

misal: asam tartrat, asam askorbat.

14. Reaksi Marquis untuk asam yang mempunyai ring aromatis.

Page 37: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

37

ASAM ASETAT

(Asam cuka)

O

HO

Cairan jernih tidak berwarna, bau khas menusuk. Dapat bercampur dengan air, etanol dan

gliserin.

Identifikasi:

1. Reaksi esterifikasi dengan etanol dan H2SO4 pekat menghasilkan etil asetat yang dapat

diidentifikasi dari baunya yaitu bau pembersih kutek.

2. Jika dipanaskan dengan CaO akan menghasilkan aseton, yang dapat diidentifikasi

dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan o-nitro benzaldehid dalam etanol

dan dibasakan dengan NaOH, menghasilkan warna biru indigo.

Pereaksi: larutan o-nitro benzaldehid 2% dalam etanol 95%, dan larutan NaOH 1N.

3. Ke dalam larutan zat 5% tambahkan 5 tetes larutan nitrat, 2 tetes larutan iodium 0,1 N

dan 1 tetes NH4OH encer, panaskan hati-hati pada api kecil menghasilkan warna biru.

4. Jika 1 ml zat yang telah dinetralkan ditambahkan 1 ml FeCl3 10% akan terbentuk

warna merah tua│Fe3(OH)2(CH3COO)6│+, yang jika dipanaskan terbentuk warna

coklat merah, karena terurai menjadi besi asetat basa│Fe(OH)2CH3COO│.

5. Larutan garam asetat yang pekat dan netral ditambahkan larutan AgNO3 akan

terbentuk endapan putih.

ASAM BENZOAT

COOH

Kristal putih, tidak berbau. Larut dalam 350 bagian air, 3 bagian etanol (95%), 3 bagian eter,

dan 8 bagian CHCl3.

Identifikasi:

1. Esterifikasi dengan etanol dan H2SO4 menghasilkan etil benzoat yang dapat

diidentifikasi dari baunya yaitu bau pisang ambon.

2. Didihkan 100 mg zat dengan CaCO3 dan 5 ml air, saring, pada filtrat ditambahkan

larutan FeCl3 akan terbentuk endapan kuning coklat atau jingga kekuningan, jika

dikocok dengan eter, maka lapisan eter akan berwarna merah coklat.

3. Reaksi kristal:

- Aseton air

Page 38: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

38

- sublimasi keping-keping berpelangi.

NATRIUM BENZOAT

COONa

Butiran atau serbuk putih, tidak berbau. Larut dalam 2 bagian air, 90 bagian etanol (95%).

Identifikasi:

1. Reaksi terhadap natrium positif.

2. Larutan dalam air (1:20) ditambahkan larutan FeCl3 akan menghasilkan endapan

coklat kemerahan, bila diasamkan dengan HCl encer mengendap sebagai kristal putih.

3. Larutan dalam air diasamkan dengan HCl encer menghasilkan endapan putih karena

terbentuk asam benzoat yang tidak larut dalam air, yang memberikan test positif

terhadap benzoat.

4. Larutan garam benzoat netral ditambahkan larutan AgNO3 menghasilkan endapan

putih yang dapat larut dalam amonia encer.

ASAM SALISILAT

COOH

OH

Kristal jarum, ringan, warna putih, tidak berbau, rasa agak tajam dan manis. Larut dalam 550

bagian air, 4 bagian etanol, mudah larut dalam eter dan CHCl3.

Identifikasi:

1. Larutan dalam etanol ditambahkan aqua brom akan terbentuk endapan putih

kekuningan.

2. Reaksi Azo positif, dapat ditarik dengan amil.

3. Dengan penambahan larutan FeCl3 akan terbentuk warna ungu (ungu tua kemerahan).

4. Esterifikasi dengan metanol dan H2SO4 pekat akan menghasilkan metil salisilat yang

dapat diidentifikasi dengan baunya yaitu bau gandapura.

5. Reaksi Marquis menghasilkan warna merah.

6. Larutannya dalam basa (NaOH atau KOH) berflorosensi biru.

7. Reaksi Vitali-Morin menghasilkan endapan merah-jingga.

Page 39: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

39

8. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- Aseton air

NATRIUM SALISILAT

COONa

OH

Berbentuk sisik-sisik tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa manis asin, tidak

enak. Larut dalam 1 bagian air, 11 bagian etanol (95%).

Identifikasi:

1. Reaksi terhadap natrium dan salisilat positif.

2. Larutan zat dalam air ditambahkan asam seperti HCl encar akan terbentuk endapan

putih karena terbentuk asam salisilat yang tidak larut dalam air.

ASAM ASETIL SALISILAT

O

OH

C

O

CH3

Kristal serbuk putih, tidak berbau, rasa asam. Agak sukar laruta dalam air, mudah larut dalam

etanol, larut dalam eter dan CHCl3.

Page 40: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

40

Identifikasi:

1. Panaskan 200 mg zat dengan 4 ml NaOH akan menguraikan asetosal menjadi natrium

asetat dan natrium salisilat; asamkan, terbentuk asam asetat dan asam salisilat

(endapan putih). Saring residu memberi test terhadap salisilat positif; filtrat memberi

test terhadap asetat positif.

2. Sedikit zat ditambahkan larutan FeCl3, tidak terjadi reaksi atau terbentuk titik-titik

ungu karena telah terurai sebagian menjadi asam asetat dan asam salisilat.

3. Dipanaskan dengan 2 ml etanol dan 2 ml H2SO4 akan tercium bau etil asetat.

4. Dengan pereaksi Frohde menghasilkan warna biru ungu.

Pereaksi: 0,1 g amonium molibdat dalam 10 ml H2SO4 pekat.

5. Reaksi kristal: sublimasi mirip seperti asam salisilat.

Kristal aseton air:

Kristal sublimasi:

ASAM GLUTAMAT

NH2

O

HO

O

OH

Kristal bentuk belah ketupat, rasa agak asam. Larut di dalam air 1 : 150, tidak larut di dalam

etanol,acetone, eter dan kloroform.

Identifikasi:

1. Reaksi Ninhidrin

Page 41: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

41

Kedalam 1 ml larutan asam glutamat yang netral ditambahkan ninhidrin 1% dalam air,

kemudian dipanaskan sampai mendidih, terbentuk warna biru.

2. Asam glutamat sebanyak 20 mg direaksikan dengan 20 mg resorsin dan 5 tetes asam

sulfat pekat. Campuran ini dipanaskan sampai terbentuk warna biru hijau. Sesudah

dingin ke dalam campuran ditambahkan 30 ml air dan 10 ml larutan ammonia pekat,

larutan berwarna ungu dan berflouresceinsi hijau tua.

ASAM MEFENAMAT

COOH

NH

CH3

CH3 Kristal halus berwarna putih, rasa pahit. Tidak larut didalam air, larut di dalam 200 bagian

etanol, 75 bagian aseton dan 100 bagian eter.

Identifikasi:

1. Asam mefenamat ditambahkan asam sulfat pekat, lalu panaskan di api langsung maka

akan terjadi flouresnsi putih biru, dinginkan, ditambahkan 1 tetes kalium bikromat 0,1

N 1 tetes maka akan terbentuk warna hijau biru.

2. Asam mefenamat dilarutkan didalam etanol lalu ditambahkan FeCl3 di dalam etanol

maka akan terbentuk warna biru.

3. Reaksi Vitalli Morin: Asam Mefenamat ditambahkan asam nitrat pekat, lalu

dipanaskan di api langsung sampai kering, larutkan di dalam aceton lalu ditambahkan

larutan KOH di dalam aseton maka akan terbentuk warna ungu.

4. Reaksi Lieberman Asam mefenamat dilarutkan didalam HCl 3N sebanyak 2 ml

didinginkan pada suhu 5o C kemudian direaksikan dengan NaNO2 1%. Diamkan

selama 5 menit lalu diencerkan dengan air ml dan dikocok 2 kali dengan eter.

Pisahkan lapisan eter, uapkan sampai kering. Kepada sisa penguapan ditambahkan 50

mg fenol, dipanaskan sebentar, didinginkan, dan direaksikan dengan 1 ml H2SO4

terbentuk warna biru hijau, pekat yang bila hasil reaksi dituangkan kedalam air

berubah merah, jika dibasakan warna hijau biru akan muncul kembali.

ASAM NIKOTIN

N

COOH

Kristal putih. Larut di dalam air dan etanol tidak larut di dalam aseton, eter dan kloroform

Identifikasi:

1. Asam nikotin sejumlah 1 mg dicampur dengan 1 klor 2,4 dinitro benzol lalu

dipanaskan hingga mencair, lalu dinginkan setelah dingin tambahkan KOH etanol 0,5

N maka akan terbentuk warna merah tua.

Page 42: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

42

2. Asam nikotin sebanyak 100 mg ditambahkan asam sitrat 10 mg dan 3 tetes asam asetat

anhidrid dipanaskan di penangas air maka akan terbentuk warna merah karmin (ungu

muda).

3. Asam nikotin dilarutkan di dalam air dinetralkan dengan NaOH 0,1 N dan

ditambahkan larutan tembaga sulfat 2%, terbentuk endapan kristal biru terang.

ASAM p-AMINO SALISILAT

(PAS Na)

OH

COOH

NH2 Serbuk putih, voluminus, tidak berbau, rasa agak asam (garam natrium: berasa manis asin).

Larut dalam 700 bagian air, 20 bagian etanol, eter, 10 bagian aseton (garam natrium: larut

dalam 2 bagian air, 30 bagian etanol, 100 bagian aseton, tidak larut dalam eter dan CHCl3).

Identifikasi:

1. Dengan FeCl3:

- Larutan air menghasilkan warna merah (coklat kemerahan).

- Larutan etanol menghasilkan warna biru ungu.

2. Test terhadap amin primer aromatis positif, yaitu dengan penambahan p-DAB HCl

menghasilkan warna jingga.

3. Sedikit zat dalam 1 ml air ditambahkan 2 tetes NaOH 30% dan 10 tetes larutan

K3Fe(CN)6 2% menghasilkan warna biru.

4. Dipanaskan dengan Na2CO3 menghasilkan piridin (bau khas).

5. Sedikit zat dipanaskan dengan 2,4 dinitroklor benzen sampai meleleh, dinginkan,

larutkan dalam spiritus KOH 0,5 N akan menghasilkan warna merah anggur tua.

6. Sedikit zat dipanaskan dengan 10 mg asam sitrat dan 3 tetes asam asetat anhidrat,

panaskan di penangas air terbentuk warna ungu muda atau merah karmin.

7. Larutan zat dalam air ditambahkan NaOH 0,1 N sampai netral, lalu tambahkan larutan

CuSO4 2% akan terbentuk kristal biru terang.

8. Larutan zat dalam air ditambahkan sublimat menghasilkan endapan kristal jarum roset.

9. Jika 1 ml larutan zat 0,1% ditambahkan 3 ml larutan sianogen bromida dan 0,5 ml

anilin 2,5% akan terbentuk warna kuning emas (atau jingga).

Page 43: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

43

ASAM SITRAT

HO

O

OH

O OH

O

HO

Kristal tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, higroskopis. Mudah

larut dalam air, larut dalam 1,5 bagian etanol, sukar larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Larutan zat netral ditambahkan larutan CaCl2 berlebih, tidak terbentuk endapan, tetapi

jika dididihkan terbentuk endapan putih (kalsium sitrat) yang larut dalam asam asetat.

2. Larutan zat ditambahkan pereaksi Deniges (larutan HgSO4) berlebihan, lalu didihkan,

kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan KmnO4 akan menyebabkan warna ungu

hilang dan terbentuk endapan putih susu.

3. Sedikit zat ditambahkan 3,5 ml piridin dan 1,5 ml asam asetat anhidrat, panaskan di

penangas air selama 2-3 menit akan menghasilkan warna merah karmin.

4. Dengan penambahan larutan CuSO4 dan NaOH terbentuk warna biru tua.

5. Asam sitrat tidak mereduksi Fehling dan perak amoniakal tetapi mereduksi KMnO4

dalam suasana H2SO4 pada pemanasan.

6. Zat dipanaskan dengan H2SO4 pekat akan menghasilkan warna kuning muda lemah.

NATRIUM SITRAT

Kristal tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa asin dan dingin. Mudah larut

dalam air, tidak larut dalam etanol.

Identifikasi:

1. Pijar hingga menjadi abu, sisa pijar larutkan dalam air bereaksi basa dan jika ditambah

asam timbul gelembung gas.

2. Reaksi terhadap natrium dan terhadap sitrat positif.

ASAM TARTRAT

OH

OHO

HO

O

OH

Kristal tidak berwarna/serbuk putih, tidak berbau, rasa asam. Larut dalam 1 bagian air, 3

bagian etanol, sukar larut dalam eter dan CHCl3.

Identifikasi:

1. Larutan dalam air ditambahkan sedikit kristal resorsin dan teteskan asam sulfat pekat

hati-hati melalui dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan cairan. Panaskan pada

api kecil pada batas larutan terbentuk warna ungu. Jika pemanasan diteruskan, lapisan

Page 44: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

44

asam sulfat berwarna ungu (reaksi Mohler). Jika diencerkan dengan air warnanya

hilang.

2. Sedikit zat ditambahkan piridin dan asam asetat anhidrat, panaskan pada penangas air

2-5 menit akan menghasilkan warna hijau berflorosensi kuning jika dilihat di bawah

sinar UV (untuk garam-garam tartrat reaksi ini negatif).

3. Larutan zat dalam air ditambahkan 1 tetes FeSO4 3% dan 1 tetes H2O2 3% akan

menghasilkan warna kuning. Tambahkan NaOH 3 N setetes demi setetes sampai

berlebihan (warna hilang), akhirnya terbentuk warna biru sampai ungu (reaksi

Fenton).

4. Larutan zat netral ditambahkan larutan AgNO3 akan menghasilkan endapan putih

seperti dadih susu. Endapan dapat larut dalam tartrat berlebih, dalam amonia encer

atau asam nitrat encer.

5. Dapat mereduksi perak amoniakal. Larutan zat ditambahkan larutan AgNO3, dan

endapan yang terbentuk dilarutkan dengan amonia encer, panaskan di atas penangas

air, terbentuk cermin perak pada dinding tabung.

KALIUM HIDROGEN TARTRAT

(Cream of tartar).

Kristal tidak berwarna atau serbuk putih, rasa asam, larutan pekat bereaksi asam terhadap

lakmus.

Identifikasi:

1. Test terhadap kalium positif (nyala Nichrom, dengan asam pikrat dan dengan natrium

kobalt nitrat).

2. Jika dipijar, tercium bau gula terbakar.

3. Test terhadap tartrat positif.

Page 45: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

45

ANALISIS ALKALOIDA DAN SENYAWA NITROGEN

Yang dimaksud dengan alkaloida pada mulanya adalah senyawa-senyawa nitrogen

yang bersifat basa (mirip alkali = alkali oida); yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, yang

dapat mempengaruhi fungsi faal tubuh manusia.

Dengan makin berkembangnya obat-obatan yang dibuat secara sintesis, defenisi alkaloida

menjadi semakin kabur. Pada percobaan ini dilakukan reaksi identifikasi terhadap senyawa

nitrogen yang merupakan alkaloida alam dan senyawa nitrogen yang tidak tergolong pada

sulfonamida, antihistamin dan lain-lain yang dianalisis sendiri.

Sifat-sifat alkaloida:

1. Mempunyai ikatan nitrogen, dapat berupa ami primer, sekunder atau tersier, baik

alifatis, aromatis atau heterosiklis.

2. Dalam bentuk basa umumnya sukar larut dalam air, larut dalam pelarut organik.

3. Dengan asam-asam umumnya dapat bereaksi membentuk garam yang larut dalam air.

Penggolongan alkaloida sangat sukar dilakukan, umumnya dibedakan atas:

Alkaloida alam

Alkaloida sintesis/semi sintesis

Alkaloida alam:

1. Alkaloida opium (misal: morphin, kodein, papaverin).

2. Alkaloida solanaceae (misal: atropin, hiosiamin, skopolamin).

3. Alkaloida kina (misal: kinin, kinidin).

4. Alkaloida dari radix Rauwolfia (misal: reserpin).

5. Alkaloida turunan xantin (misal: kofein, teobromin, teofilin).

6. Alkaloida dari semen Strichni (misal: strikinin).

Alkaloida sintesis/semi sintesis, antara lain:

1. Turunan pirazolon (misal: antipirin, amidopirin, novalgin).

2. Turunan amino benzoat (misal: benzokain, prokain, tetrakain).

3. Turunan akridin (misal: akriflavin, aterbin, rivanol).

4. Senyawa amin alifatis dengan inti aromatis (misal: efedrin, amfetamin, adrenalin).

5. Turunan pirazolidin-dion (misal: fenilbutazon).

Pembagian alkaloida berdasarkan rumus kimia (struktur intinya):

1. Turunan piridin

Misal: nikotin, nikotinamid.

2. Turunan tropan

Misal: skopolamin, atropin dan hiosiamin.

3. Turunan kinolin

Misal: kinin, klorokin.

4. Turunan isokinolin

Misal: papaverin, noskapin

Page 46: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

46

5. Turunan xantin

Misal: kofein, teofilin.

6. Turunan fenantrena

Misal: morfin, kodein.

7. Turunan pirazolon

Misal: piramidon, novalgin, antipirin.

Cara isolasi alkaloida dan senyawa-senyawa nitrogen basa.

Cara Stass Otto.

Prinsip pemisahan didasarkan kelarutan zat dalam air atau dalam pelarut organik yang tidak

dapat bercampur dengan air. Dalam bentuk garam, suatu zat lebih mudah larut dalam air,

sedang dalam bentuk basa atau asam, lebih mudah larut dalam pelarut organik.

Cara kerja: sampel dibasakan dengan amonia, lalu dikocok dengan CHCl3, ambil lapisan

CHCl3, uapkan diperoleh alkaloida basa.

Reaksi-reaksi umum untuk alkaloida/senyawa nitrogen:

1. Reaksi pengendapan/reaksi kristal

2. Reaksi warna.

I. Reaksi pengendapan:

Alkaloida akan menghasilkan endapan (umumnya berupa kristal) jika direaksikan dengan

pereaksi-pereaksi pengendap tertentu.

Cara melakukan reaksi:

Sedikit sampel padat (hasil isolasi) diletakkan pada objek glass, tambahkan 1 tetes HCl 0,5 N

dan 1 tetes pereaksi, akan terbentuk endapan, biarkan beberapa waktu, akan terbentuk kristal,

amati dimikroskop.

Jika endapan yang terbentuk amorf, lakukan rekristalisasi : pada endapan tambahkan 1 atau 2

tetes etanol 90% sampai endapan larut. Biarkan etanol menguap (endapan terbentuk kembali),

dan setelah beberapa waktu amati kembali di bawah mikroskop.

1. Dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih atau kekuningan.

2. Dengan pereaksi Bouchardat terbentuk endapan kuning coklat.

3. Dengan peraksi Dragendorff akan terbentuk endapan merah jingga sampai merah

coklat.

Pereaksi-pereaksi pengendap lain, antara lain:

1. Larutan K3Fe(CN)6 (1% dalam air).

2. Larutan K4Fe(CN)6 (5% dalam air).

3. Larutan asam pikrat (1% dalam air).

4. Larutan asam pikrolon [jenuh (0,5%) dalam etanol 20%].

5. Larutan HgCl2 5% dalam air (atau HgCl2 padat).

6. Dengan pereaksi Fe kompleks.

Cara: sedikit sampel padat atau hasil isolasi dengan CHCl3 diletakkan pada objek glass;

tambahkan 1 atau 2 tetes pereaksi. Tutup dengan deck glass (kaca tutup), panaskan pada api

kecil sampai mendidih (jangan sampai kering !). Segera angkat dan biarkan beberapa menit.

Amati di bawah mikroskop.

Page 47: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

47

Kristal yang terbentuk umumnya berwarna merah jingga sampai jingga coklat.

II. Reaksi warna

Reaksi warna untuk alkaloida umumnya didasarkan pada gugus fungsional yang terdapat pada

senyawa tersebut.Reaksi umum untuk beberapa golongan senyawa alkaloida, antara lain:

1. Reaksi umum untuk alkaloida Opium:

a. Yang mempunyai inti Phenantrena

Reaksi terhadap gugus phenol:

- Reaksi King (reaksi warna Azo).

- Reaksi dengan FeCl3.

Reaksi terhadap ring aromatis/senyawa Nitrogen:

- Reaksi Marquis.

- Reaksi Frohde.

Pereaksi: larutkan 0,5 g Amonium molibdat dalam 1,5 ml air tambahkan H2SO4

pekat sampai 100 ml (dibuat baru).

Cara (1): pada plat tetes letakkan sedikit sampel padat, tambahkan 1 tetes pereaksi,

akan terbentuk warna.

Cara (2): 1 tetes larutan sampel ditambahkan 1 tetes larutan Amonium molibdat

0,5%, uapkan sampai kering, lalu tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat terbentuk warna.

- Reaksi Mandelin.

Pereaksi: larutkan 0,5 g Amonium vanadat dalam 1,5 ml air, tambahkan H2SO4

pekat sampai 100 ml (dibuat baru).

Cara (1): pada plat tetes letakkan sedikit sampel padat, tambahkan 1 tetes pereaksi,

akan terbentuk warna.

Cara (2): 1 tetes larutan sampel ditambahkan 1 tetes larutan amonium vanadat

0,5%,uapkan sampai kering, lalu tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat, terbentuk warna.

b. Yang mempunyai inti isoquinolin

Reaksi terhadap ring aromatis/senyawa nitrogen, antara lain:

Reaksi Marquis; reaksi Frohde dan reaksi Mandelin.

Husemann: asam sulfat (p) dan asam nitrat (p) sama banyak

2. Reaksi umum terhadap alkaloida Solanaceae.

- Reaksi Vitalli-Morin

Sedikit zat pada cawan penguap ditambahkan 1 tetes HNO3 pekat, panaskan di

penangas air sampai kering. Pada residu (larutan residu dalam aseton) ditambahkan

beberapa tetes larutan KOH 3% dalam etanol, terbentuk warna ungu tua atau biru

ungu.

- Reaksi Wasicky

Sedikit zat pada cawan penguap tambahkan beberapa tetes larutan p DAB 1% dalam

H2SO4 pekat, panaskan di penangas air, akan terbentuk warna ungu.

3. Reaksi umum terhadap alkaloida Kina

- Dalam H2SO4 encer berflorosensi biru.

- Reaksi Thallequin:

1 tetes larutan zat ditambahkan beberapa tetes aqua brom sampai berwarna kuning

muda, lalu tambahkan beberapa tetes NH4OH pekat terbentuk wrna hijau.

Page 48: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

48

- Reaksi Erythrocyn:

Beberapa tetes larutan zat dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes aqua brom

sampai berwarna kuning, lalu tambahkan beberapa tetes larutan K4Fe(CN)6 dan

NH4OH, kocok dengan CHCl3, lapisan CHCl3 berwarna merah.

4. Reaksi umum untuk alkaloida Xantin.

- Reaksi Murexid (Amalic acid test)

Sedikit zat dalam cawan penguap ditambahkan beberapa tetes HCl atau H2SO4 pekat,

tambahkan beberapa tetes oksidator (H2O2 atau HNO3 pekat atau FeCl3) panaskan di

penangas air sampai kering. Tambahkan uap NH3 atau 1 tetes NH4OH pekat, terbentuk

warna ungu. Jika ditambahkan 1-2 tetes NaOH warna hilang.

- Larutan zat jenuh dalam air dengan penambahan larutan tannin akan menghasilkan

endapan putih, yang larut dalam pereaksi berlebihan.

- Larutan zat dalam air dengan larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih (positif

untuk teofilin dan teobromin).

5. Reaksi umum untuk alkaloida turunan Pyridin.

- Sedikit zat dipanaskan dengan Na2CO3 dalam keadaan kering akan menghasilkan

piridin (dikenal dari baunya).

Percobaan pendahuluan dan reaksi umum yang perlu dilakukan pada analisis alkaloida antara

lain:

1. Test pendahuluan:

- Test organoleptis: rasa; umumnya pahit, yang sangat pahit misal: kinin dan

striknin.

- Kelarutan: dalam bentuk garam larut dalam air, pH larutan netral atau asam lemah.

- Test nyala beilstein: untuk garam HCl atau HBr dari alkaloida.

- Test nyala NiCr; misal: untuk novalgin.

- Sublimasi

2. Reaksi umum/reaksi golongan:

- Reaksi Azo, untuk alkaloida yang mengandung gugus hidroksi (alifatis atau

aromatis).

- Dilakukan reaksi warna/reaksi umum untuk menentukan golongan alkaloida yang

diperiksa (sesuai urutan di atas).

- Reaksi Marquis, Frohde, Mandelin, untuk alkaloida yang mengandung ring

aromatis.

- Reaksi dengan p DAB HCl untuk alkaloida yang mengandung gugus amin primer

(misal: alkaloida turunan amino benzoat).

- Reaksi dengan FeCl3 dan aqua brom untuk zat yang mengandung gugus fenol.

- Reaksi dengan AgNO3, untuk mentest adanya garam Cl- atau Br

-.

- Dengan BaCl2atau Ba(NO3)2 untuk test garam-garam sulfat.

- Test anion oksidator untuk mentest adanya garam nitrat.

- Reaksi kristal.

3. Reaksi penetapan: Berdasarkan hasil yang diperoleh pada percobaan pendahuluan dan

reaksi umum, dilakukan reaksi khusus terhadap senyawa yang diduga terdapat dalam

sampel. (sesuai monograpf zat yang diduga).

Page 49: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

49

MORPHINE

OHO OH

H

CH3N

Serbuk kristal halus, rasa pahit. Biasanya dalam bentuk garam HCl, larut di dalam air, etanol

dan benzen.

Identifikasi:

1. Dengan HNO3 akan terbentuk warna kuning jingga.

2. Reaksi Marquis terbentuk warna ungu.

3. Reaksi Kieffers: Sejumlah 5 mg morphin dilarutkan di dalam air ditambahkan larutan

kalium feri sianida yang mengandung 1 tetes FeCl3 maka akan terbentuk warna biru

hijau.

4. Reaksi dengan H2O2, NH4OH dan CuSO4 akan terbentuk warna merah.

KODEIN

OH3CO OH

H

CH3N

Serbuk berbentuk kristal, rasa pahit. Dalam bentuk garam HCl dan garam pospat. Larut di

dalam air dingin dan panas, sukar larut di dalam etanol.

Identifikasi:

Kedalam 5 mg zat ditambahkan 5,0 ml asam sulfat dan 1 tetes FeCl3 10%, dan

campuran ini dipanaskan, terbentuk warna hijau yang berubah menjadi biru yang

lama-lama menjadi biru ungu. Setelah larutan dingin, ditambahkan 2 tetes asam nitrat,

warna berubah menjadi merah.

ETIL MORFIN

(Dionin)

HO

O

HOH

N

Page 50: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

50

Kristal putih, rasa pahit. Biasanya dalam bentuk garam HCl larut di dalam air, etanol dan

kalau dalam bentuk basa tidak larut didalam air tetapi larut didalam etanol, aseton, eter dan

kloroform.

Identifikasi:

Kedalam 5 mg zat ditambahkan 5,0 ml asam sulfat dan 1 tetes FeCl3 10%, dan

campuran ini dipanaskan dipenangas air, terbentuk warna biru. Ditambahkan 4 tetes

asam nitrat 3N, warna berubah menjadi merah coklat.

DEXTROMETHROPHAN HBr

Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit. Larut dalam 60 bagian air, 10 bagian etanol, mudah

larut dalam CHCl3, tidak larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Zat ditambahkan dengan H2SO4 encer, larutan Hg(NO3)2 dan NaNO2, kemudian

disaring, tidak terjadi warna merah, jika dipanaskan selama 15 menit akan

menghasilkan warna kuning sampai merah.

2. Larutan zat ditambahkan dengan 1 tetes HCl encer dan larutan K3Fe(CN)6 yang

mengandung FeCl3, tidak terjadi warna hijau atau hijau kebiruan.

3. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna biru yang berubah menjadi hijau.

4. Zat ditambahkan 2 tetes HNO3 panaskan di penangas air selama 1 menit 1000C, lalu

dinginkan, kemudian diteteskan 8 tetes air, basakan dengan NaOH akan menghasilkan

warna merah jingga.

NOSCAPIN

(Narcotin, Neocodin)

Serbuk putih, tidak berbau, tidak berasa. Tidak larut dalam air, sukar larut dalam alkohol dan

eter, larut dalam CHCl3. (garam HCl : larut dalam 4 bagian air).

Identifikasi:

1. Dalam cawan porselen 100 mg zat ditambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat,

kemudian diaduk akan menghasilkan warna kuning kehijauan, jika dihangatkan akan

menghasilkan warna merah yang berubah menjadi ungu (ungu kotor).

Page 51: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

51

2. Larutan zat dalam HCl ditambahkan campuran sama banyak etanol 95% dan larutan

Na Asetat jenuh, setelah 15 menit terbentuk kristal berkilat.

3. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna merah coklat.

4. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna hijau yang berubah menjadi merah.

5. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna ungu biru.

BRUCIN

Alkaloid sangat pahit yang merupakan turunan dari striknin. Diperoleh dari pohon nux-

vomica Strychnos.

Identifikasi:

1. Dengan reaksi mandelin akan menghasilkan warna jingga.

2. Dengan reaksi frohde akan menghasilkan warna rosa.

3. Dengan reaksi marquis akan menghasilkan warna rosa.

4. Dengan penambahan sam nitrat pekat akan menghasilkan warna merah darah, jika

dipanaskan berubah menjadi kuning dan jika di encerkan dan ditambahkan SnCl2

berubah menjadi ungu.

5. Reaksi kristal:

- Bouchatdat

- Kalium ferrocyanida

- HgCl2

QUININE

OH

N

H

O

N

Biasanya dalam bentuk garam HCl dan garam Sulfat, larut di dalam air, etanol dan kloroform.

Identifikasi:

1. Larutan zat di dalam air atau alkohol berflouresciensi dengan asam sulfat 3N, Asam

nitrat dan asam fosfat encer serta tidak berflouresciensi dengan asam klorida.

Page 52: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

52

2. Reaksi Thalleiochin: sejumlah 10 mg zat basa diberikan 1 tetes asam sulfat 3N dan 0,3

ml air brom 2%, kemudian dilarutkan dalam 10 ml air, satu menit kemudian campuran

direaksikan dengan 2 ml amoniak; larutan berwarna hijau.

3. Reaksi Erytrochin: Sejumlah 10 mg zat ditambahkan sedikit asam klorida, kemudian

dilarutkan dalam 1 ml air. Selanjutnya tambahkan 1 ml larutan brom 0,8%, kocok.

Tambahkan 0,5 ml larutan kalium ferri sianida 5%, teteskan 1 ml 0,1 N NaOH dan

tuangkan 2 ml kloroform maka pada lapisan kloroform terbenuk warna merah.

EUCHININ

N

C2H5OOCO N

HCH

H3CO

H

H

H2C

Kristal jarum putih ringan, tidak berasa. Larut dalam air, alkohol, kloroform dan asam encer.

Berfluoresensi biru kehijauan dalam asam sulfat encer.

Identifikasi:

1. Zat jika ditambah asamakan menghasilkan gas.

2. Zat dalam air ditambahakan H2SO4 encer, aqua brom dan NH4OH (basakan) akan

menghasilkan warna hijau jernih.

PAPAVERIN

N

OCH3

OCH3

H3CO

H3CO

Biasanya dalam bentuk garam HCl, kristal putih, tidak berbau rasa agak pahit. Larut di dalam

air dan eter tidak larut di dalam aseton.

Identifikasi:

1. Papaverin padat dilihat di bawah sinar UV akan terlihat flourescienci biru.

2. Reaksi Coralyn Sejumlah 10 mg zat di tambahkan 1 ml asam asetat anhidrid dan 3

tetes asam sulfat pekat, kemudian dipanaskan maka akan terbentuk warna kuning

hijau.

3. Papaverin dipanaskan bersama-sama asam sulfat pekat akan terbentuk warna violet.

Page 53: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

53

COFFEIN

O

N

N

NN

O

Kristal powder, larut di dalam air panas dan chloroform, sedikit larut di etanol dan ether.

Identifikasi:

1. Caffein ditambahkan pereaksi mayer akan membentuk kristal yang spesifik.

2. Caffein ditambahkan Solutio Iodii dan HCl akan membentuk kristal coklat yang larut

dengan NaOH.

3. Caffein ditambahkan NaOH 10 % akan membentuk derivate Imidazol yang bila

ditambahkan acetyl acetone akan terjadi kondensasi dengan 2 mol 4 Dimetylamino

benzaldehyde didalam suasana asam akan membentuk warna biru.

4. Reaksi Kristal:

- Aseton air

- Fe kompleks

Page 54: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

54

THEOHYLLINE

NH

NN

O

N

O

Kristal putih sedikit larut di dalam air panas, larut dalam acetone.

Identifikasi:

1. Reaksi Murexide positif.

2. Sejumlah zat dilarutkan di dalam air panas lalu ditambahkan beberpa tetes perak nitra

maka akan terbentuk endapan gelatin.

3. Reaksi Teofilidin: Sejumlah zat ditambahkan NaOH dipanaskan sampai mendidih lalu

ditambahkan asam sulfanilat terdiazotasi maka akan terbentuk warna merah.

4. Reaksi kristal:

- Fe kompleks

THEOBROMIN

N

NN

O

HN

O

Granul halus, rasa manis yang kemudian agak pahit. Tidak larut didalam air larut didalam air

panas tidak larut didalam eter.

Identifikasi:

1. Reaksi Murexide positif.

2. Sejumlah 2 mg teobromin di larutkan didalam air panas sebanyak 1 ml lalu

ditambahkan perak nitrat 5% maka akan terbentuk endapan kental yang tembus

cahaya, endapan mudah larut di dalam ammonia.

3. Reaksi kristal:

- Fe kompleks

Page 55: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

55

AMINOPHYLLIN

Serbuk berwarna kuning, rasa pahit, dan larut dalam air.

1. Zat bila dibakar bau pandan.

2. Zat bila dipanaskan dengan NaOH, kan menghasilkan gas NH3.

3. Berfluoresensi biru lemah dalam air atau dalam asam sulfat encer.

4. Larutan zat dalam air jika ditambahkan HCl, maka akan mengasilkan endapan putih

teofilin.

5. Reaksi Murexide positif.

6. Reaksi Parri positif.

7. Dengan pereaksi meyer akan menghasilkan endapan ungu.

8. Dengan pereaksi ROUX akan menghasilkan warna coklat.

9. Reaksi kristal:

- Fe kompleks

EMETIN

NH

N

OCH3

OCH3

H3CO

H3CO

C2H5 Biasanya di dalam garam HCl. Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit. Sedikit larut di dalam

air, larut di dalam etanol dan aseton.

Identifikasi:

Sejumlah 50 mg Emetin HCl dilarutkan di dalam air lalu diteteskan Merkuri asetat,

Kalium asetat dan 2 tetes asam asetat dalam 1 ml air dipanaskan dipenangas air dalam

waktu setengah jam terbentuk warna jingga dan disertai endapan.

Page 56: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

56

BENZOCAIN

H2N C

O

O C2H5 Kristal yang berasa anaestesi, sukar larut di dalam air, etanol, eter dan Chloroform. Larut di

dalam aseton

Identifikasi:

1. Reaksi Simon; Benzocain dipanaskan bersama-sama KHSO4 lalu akan terbentuk

acrolein lalu ditambahkan Na2Fe(CN)5 dan piperidine akan terbentuk warna biru

2. Reaksi untuk Amine primer aromatis: Reaksi Erlich, Reaksi Azo.

3. Zat ditambahkan 0,1 ml asam asetat dan 0,25 ml H2SO4 pekat, panaskan di atas

penangas air akan terbentuk etil asetat yang diidentifikasi dari baunya.

4. Larutan zat dalam HCl encer ditambahkan aqua iod maka akan terbentuk endapan

kuning coklat.

5. Ditambah NaOH dan aqua iod, terbentuk endapan kuning (iodoform).

6. Zat ditambahkan dengan HCl encer dan formalin akan terbentuk endapan putih yang

larut dalam HCl berlebih, panaskan dan dinginkan kemudian tambahkan pereaksi

Mayer akan terbentuk endapan putih (beda dengan anestesi lokal lain).

7. Reaksi kristal:

- Larutan HgCl2

- Asam pikrat

- p DAB HCl

- Dragendorf

- Aseton air

- Fe kompleks

PROCAIN

H2N C

O

O (CH2)2 N(C2H5)2

Dalam bentuk garam HCl, kristal tidak berwarna dengan rasa anaestesi pada lidah.

Identifikasi:

1. Reaksi dengan vitally morin akan terbentuk warna merah, Tetracain warna merah

violet sedangkan lidocain berwarna hijau.

2. Procain dioksidasi dengan KMnO4 dan H2SO4 akan terbentuk warna kuning jingga.

3. Reaksi Amine primer aromatis: Reaksi Erlich, Reaksi Azo.

4. Larutan zat ditambahkan HCl, NaNO2 dan larutan β naftol dalam NaOH terbentuk

warna merah menyala (merah jingga).

5. Zat ditambahkan 2 tetes HCl 7%, 1 ml air dan 2 tetes pereaksi Mayer akan terbentuk

endapan putih kekuningan.

6. Larutkan 5 mg zat dalam 1 ml air ditambahkan 1 ml HCl 3 N, 1 ml fenol 1% dan 2

tetes K2Cr2O7 0,3% akan terbentuk warna merah ungu.

7. Dipanaskan dengan NaOH akan melepaskan uap NH3.

Page 57: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

57

8. Test terhadap Cl- positif.

9. Larutan zat dalam air ditambahkan 5 tetes H2SO4 encer dan 2 tetes KMnO4 0,1%

panaskan selama 2 menit akan menghilangkan warna ungu.

10. Zat pada plat tetes ditambahkan serbuk Hg2Cl2 dan 1 tetes air, aduk dan pisahkan

endapan. Endapan akan berubah menjadi abu-abu (Hg) (=kalomel reduksi).

11. Reaksi kristal:

- Asam pikrat

- Meyer

LIDOCAIN

CH3

CH3

NH C

O

CH2 N(C2H5)2

Lidocain lebih basa dibandingkan dengan procain, biasanya dalam bentuk garama HCl,

Kristal HCl dapat mengabsorpsi air dari udara, larut di dalam air dan etanol, chloroform dan

air tidak larut di dalam eter.

Identifikasi:

1. Pembentukan kompleks dengan kobalt nitrat di dalam suasana alkali membentuk

warna hijau.

2. Pembentukan komplek dengan Cupri sulfat di dalam suasana basa akan membentuk

larutan warna biru tua.

3. Lidocain di hidrolisa dengan Asam sulfat 80% dipanaskan hingga terbentuknya SO3

yang tercium dari baunya dan terbentuk 2,6 dimetilaniline yang dapat dengan reaksi

Erlich dan reaksi Azo.

4. Reaksi pembentukan garam Meisenheimer.

Lidocain ditambahkan HNO3 maka akan terbentuk derivat dinitro lalu ditambahkan

larutan KOH di dalam aseton/metanol maka akan terbentuk acetonyl anion maka akan

terbentuk warna merah ungu.

PARACETAMOL

O

NH

OH

Serbuk tidak berwarna, dalam temperature kamar sukar larut di dalam air, larut di dalam

etanol dan larut di dalam air panas.

Identifikasi:

1. Larutan zat ditambahkan dengan larutan FeCl3 akan menghasilkan warna biru ungu.

2. Campur 100 mg zat dengan 1 ml HCl pekat, didihkan selama 3 menit, kemudian

ditambahkan 10 ml air, lalu didinginkan maka tidak terbentuk endapan, selanjutnya

Page 58: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

58

jika ditambahkan 1 tetes K2Cr2O7 0,1 N akan menghasilkan warna ungu yang tidak

berubah menjadi merah (merupakan reaksi perbedaan dengan phenacetin).

3. Larutan zat ditambahkan 2-3 tetes HCl 10%, lalu dinginkan di es, kemudian

ditambahkan 2 atau 3 tetes larutan NaNO2 1% dan 2-3 tetes larutan (r.p) 1% a naftol

dalam NaOH 10% akan terbentuk warna merah atau jingga merah.

4. Reaksi lieberman akan menghasilkan warna ungu.

5. Dengan penambahan pereaksi nessler akan menghasilkan warna coklat kekuningan

(lambat terbentuk).

6. Dengan penambahan perak amoniakal (pereaksi Tollens) akan menghasilkan warna

cermin perak.

7. Zat ditambahkan dengan HNO3 pekat akan menghasilkan warna merah coklat disertai

gas.

8. Zat ditambahkan dengan H2SO4 pekat dan HNO3 akan menghasilkan endapan kuning

jingga disertai gas.

9. Zat ditambahkan dengan aqua brom akan menghasilkan warna kuning jingga.

10. Reaksi Kristal:

- Fe Kompleks

PHENACETIN

O

HN

O

Phenacetin berbentuk kristal, sukar larut di dalam air larut di dalam etanol dan chloroform.

Identifikasi;

1. Phenacetin di panaskan dengan asam sulfat pekat maka akan terbentuk etanol dan

asam asetat dan akan tercium bau ethyl acetate karena terjadi esterifikasi.

2. Phenacetin dipanaskan dengan K2Cr2O7 maka akan terbentuk warna ungu dan berubah

menjadi merah anggur.

3. Phenacetin dipanaskan bersama-sama asam nitrat encer kemudian didinginkan maka

akan terbentuk warna kuning yang mempunyai titik lebur 102oC.

Page 59: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

59

PHENAZONE

(Antipirin)

O

N

N

Kristal halus berwarna putih, higroskopik, tidak berbau dan tidak berwarna, rasa sedikit

manis, sangat mudah larut didalam air, etanol dan kloroform tetapi praktis tidak larut di dalam

ether.

Identifikasi:

1. Antipirin dengan Natrium nitrit dan HCl akan terbentuk 4-nitrosophenazone yang

berwarna hijau pada sinar tampak pada lamda maksimum 660 nm.

2. Antipirin dengan FeCl3 akan terbentuk warna merah darah warna akan hilang bila

ditambahkan asam sulfat encer.

3. Antipirin dihidrolisa dengan asam mineral encer lalu ditambahkan selenium oksid

akan terbebtuk suatu garam diazonium lalu ditambahkan 1 naphthylamin akan

terbentuk warna merah kekuningan yang lamda maksimum 520 nm.

4. Reaksi kristal

- Asam pikrat

AMINOFENAZON

(Pyramidon)

O

N

N

NH2

Kristal tidak berwarna, rasa pahit, larut di dalam air, etanol, aseton dan pelarut organik

lainnya.

Identifikasi:

Page 60: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

60

1. Pyramidon dilarutkan di dalam air ditambahkan dengan FeCl3 maka akan terbentuk

warna biru ungu.

2. Pyramidon dilarutkan di dalam air lalu ditambahkan asam sulfat 3 N dan NaNO3 1%

terbentuk warna biru ungu yang selanjutnya akan memucat.

3. Pyramidon dilarutkan didalam air ditambahkan 1 tetes larutan perak nitrat 5%

terbentuk warna ungu yang lama lama akan hilang dan terbentuk endapan abu-abu dari

logam perak.

PHENYL BUTAZONE

Kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau rasa sedikit manis lama lama pahit. Tidak larut di

dalam air, larut di dalam etanol dan ether, larut di dalam kloroform dan NaOH.

Identifikasi:

1. Phenylbutazone dihidrolisis dengan KMnO4 dan asam sulfat maka akan terbentuk

Hydrazobenzen kemudian asamkan dengan HCl maka akan terbentuk benzidine dan

azotasi dengan asam klorida dan natrium nitrit lalu ditambahkan 2-Naphtol maka akan

terbentuk warna biru ungu.

2. Phenylbutazone dilarutkan di dalam asam klorida lalu ditanmbahkan aqua brom maka

akan terbentuk endapan dari 4 bromo phenylbutazone.

3. Phenil butazon ditambahkan asam asetat dan HCl kemudian dipanaskan selama 30

menit dalam air mendidih, sesudah dingin, ditambahkan 10 ml air dan 2 ml pereaksi

Diazo A, terbentuk larutan keruh berwarna hijau lalu ditambahkan diazo B maka akan

terbentuk warna endapan merah coklat.

EPHEDRINE

OH

NH

Ephedrine

Ephedrine terdiri dari 3 monograph yaitu :

a. Ephedrine Base

b. Ephedrine 1/2 H2O

c. Ephedrine HCl

Page 61: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

61

Ephedrine di dalam bentuk garam HCl larut di dalam air, etanol tetapi sedikit larut di dalam

CHCl3 dan di dalam ether.

Identifikasi:

1. Reaksi Chen & Kao

Ephedrine ditambahkan Cupri sulfat dan di alkaliskan dengan NaoH akan terbentuk

warna ungu yang bila ditarik dengan Iso butanol akan terbentuk warna ungu

sedangkan pada lapisan air berwarna biru.

2. Larutan Ephedrin 0,2% ditambahkan NaOH 3N 3 tetes dan kalium ferri sianida 5%

sebanyak 3 tetes dipanaskan dipenangas air maka akan tercium bau benzaldehyd, gas

yang menguap akan membirukan lakmus merah.

3. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna merah jingga.

4. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna coklat.

ATROPIN OH

O N

O

Biasa dalam bentuk garam sulfat, kristal tidak berwarna, dan tidak berbau, rasa pahit. Larut

dalam air panas, dan kloroform.

Identifikasi:

Reaksi Vitalli

Sedikit zat ditambahkan asam nitrat pekat, kemudian diupakan sampai kering, sesudah

dingin ditambahkan spiritus KOH akan menghasilkan warna ungu-merah kersen.

ADRENALIN

(Epinerin)

HO

OH

NH

HO

Adrenalin Berbentuk kristal putih atau coklat kemerahan, larut didalam asam maupun basa dengan

membentuk garam. Di pasaran adrenalin dalam bentuk garam tartrat berbentuk kristal yang

larut di dalam air 3 banding 1, sedikit larut di dalam etanol dan praktis tidak larut di dalam

ether maupun kloroform.

Identifikasi:

1. Adrenalin ditambahkan larutan iodium dan kelebihan yodium ditambahkan natrium

thio sulfat, maka akan terbentuk warna merah intensif, karena iodium akan

mengoksidasi adrenalin membentuk adrenochrom. Reaksi ini terjadi pada pH 3 – 4.

Page 62: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

62

2. Reaksi Rosenthaler

Adrenalin ditambahkan HCl dan Larutan Natrium Nitrit maka akan terbentuk warna

merah.

3. Adrenalin dengan FeCl3 akan terbentuk warna hijau dan akan berubah menjadi merah

bila ditambahkan ammonia.

NIKOTINAMIDA

NO

H2N

Nicotinamide Kristal tidak berwarna, rasa pahit. Larut di dalam air, etanol, aseton dan tidak larut di dalam

eter.

Identifikasi:

1. Nikotinamid sebanyak 100 mg ditambahkan natrium karbonat dan dipanaskan maka

tercium bau piridin.

2. Nikotinamida dengan penambahak p-DAB HCl akan menghasilkan warna hijau.

3. Nikotinamid ditambah FeCl3 terbentuk warna coklat.

4. Dengan penambahan liguid Nessler terbentuk warna jingga coklat.

5. Dengan Cyanogen bromida menghasilkan warna jingga.

Pereaksi:

- Aqua brom ditambahkan sedikit kristal KCN sampai warnanya hilang, lalu

ditambahkan beberapa tetes aqua brom sampai berwarna kuning pucat.

- Larutan jenuh anilin dalam air.

Cara melakukan:

1 tetes sampel ditambahkan 1 tetes pereaksi terbentuk warna jingga (reaksi ini juga

diberikan oleh asam nikotinat, nikotin, INH, CTM, dan nikotinamid).

6. Sedikit zat didihkan dengan NaOH, dinginkan, tambahkan 1 tetes phenolftalein dalam

etanol lalu tambahkan H2SO4 encer sampai netral, kemudian tambahkan 1-2 tetes

larutan CuSO4 16% terbentuk endapan biru terang.

7. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- Fe kompleks

- Dragendorf

- Bouchardat

ISONIAZID

(INH) Anti TBC

O

NH

H2N

N

Serbuk kristal putih atau tidak berwarna, rasa mula-mula manis diikuti rasa pahit. Larut dalam

8 bagian air, 45 bagian etanol, sukar larut dalam eter dan CHCl3.

Page 63: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

63

Identifikasi:

1. Dengan penambahan reagen nessler akan menghasilkan warna hitam.

2. Dengan penambahan sianogen bromida akan menghasilkan warna jingga.

3. Larutan zat dalam air ditambahkan larutan hangat vanilin dalam air akan

menghasilkan endapan kuning.

4. Jika sedikit zat dipanaskan dengan NaOH, akan tercium bau piridin.

5. Dapat mereduksi Fehling, perak amoniakal dan KMnO4 dalam keadaan dingin.

6. Reaksi kristal:

- Fe Kompleks

SALISILAMID

Kristal putih, rasa pahit dan tidak berbau. Larut dalam air, eter, kloroform, dan alcohol.

Identifikasi:

1. Zat ditambahkan dengan FeCl3 menghasilkan warna ungu yang stabil.

2. Zat ditambahkan dengan NaOH lau dipanaskan akan menghasilan gas NH3.

3. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- Asam pikrat

- Fe Kompleks

Page 64: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

64

DIURETIN

(Salisilat Na cum Teobromin Na)

Serbuk putih tidak berbau, rasa manis, asin, pahit. Larut dalam air.

1. Berfluoresensi biru baik padat maupun dalam air.

2. Reaksi Mayer positif.

3. Reaksi murexid positif

4. Reaksi untuk salisilat positif.

5. Reaksi untuk teobromin positif.

6. Reaksi uji nyala dan asam pikrat untuk Na positif.

HEKSAMIN

Serbuk atau kristal putih, rasa pahit.

Identifikasi:

1. Jika dipanaskan (pirolisa) akan tercium bau udang.

2. Zat dipanaskan dengan NaOH akan menghasilkan gas NH3.

3. Zat jika ditambah FeCl3 akan menghasilkan warna coklat.

4. Reaksi kristal:

- Fe Kompleks

METAMPIRON

N

N

O

CH3Na+-O3S

H3C

H3C

Serbuk putih atau kekuningan, rasa agak pahit. Larut dalam 1,5 bagian air, 30 bagian etanol,

tidak larut dalam eter, CHCl3 dan aseton.

Identifikasi:

1. Reaksi Frohde akan menghasilkan cincin merah ungu pucat.

2. Reaksi Vitalli akan menghasilkan warna coklat terang / jingga.

3. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna coklat.

4. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna biru.

5. Dengan penambahan lartuan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu.

6. Dengan penambahan HNO2 (NaNO2 dan HCl) akan menghasilkan warna biru yang

tidak stabil. Jika dipanaskan pada suhu 1500 akan menghasilkan warna biru ungu.

Page 65: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

65

7. Zat ditambahkan oksidator (misal: NaNO2; FeCl3; AgNO3, reagen Millon, dll) akan

menghasilkan warna merah sampai biru.

8. Jika 3 ml larutan zat 10% ditambahkan 1 ml HCl encer dan 1 ml FeCl3 10% akan

menghasilkan warna biru merah tidak berwarna.

9. Zat ditambahkan KMnO4 dan H2SO4 pekat akan menghilangkan warna ungu dari

permanganat.

10. Larutan zat ditambahkan AgNO3 akan menghasilkan endapan kristal ungu.

11. Dengan penambahan HNO2 (NaNO2 dan HCl) serta β-naftol akan menghasilkan

endapan jingga - coklat hijau.

12. Nyala NiCr akan menghasilkan warna nyala kuning.

13. Test terhadap sulfonat positif.

14. Reaksi kristal:

- Asam pikrat

ETHAMBUTOL HN

OH

HN

OH Biasanya dalam bentuk garam HCl yang larut di dalam air dan sukar larut di dalam ether.

Identifikasi:

1. Ethambutol di larutkan di dalam air lalu ditambahkan CuSO4 dan ditambahkan NaOH

sampai alkalis maka akan terbentuk warna biru.

SALBUTAMOL

HN

OH

OH

OH

Salbutamol

C(CH3)3

Kristal putih, sukar larut didalam air, sedikit larut di dalam eter dan larut di dalam etanol.

Identifikasi:

1. Reaksi Emerson

Cara kerja: Salbutamol dioksidasi dengan NaOH 10 % lalu ditambahkan Kalium Ferri

Cyanida kemudian dibasakan sampai pH 8 dan tambahkan buffer Na2HPO4 maka

akan terbentuk warna ungu merah.

Page 66: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

66

ANALISIS SULFONAMIDA

Adalah senyawa yang bersifat anti mikroba yang merupakan turunan sulfanilamid (4

amino benzena sulfonamida), dimana 1 atom H pada gugus sulfonamida diganti (disubstitusi

dengan gugus lain.

Rumus umum:

R1 : H atau sisa asam.

R2 : rantai alifatis atau hetero siklis.

Sifat-sifat umum:

1. Senyawa sulfonamida bersifat amfoter, dengan asam mineral (HCl) akan membentuk

garam HCl yang larut dalam air, dalam suasana basa (NaOH) akan membentuk garam

yang larut dalam air.

2. Kelarutan: dalam bentuk bebas umumnya tidak larut/sangat sukar larut dalam air, eter

dan CHCl3. Sedikit larut dalam etanol dan aseton, mudah larut dalam asam mineral

encer dan larutan alkali hidroksida. Dalam bentuk garam natrium, mudah larut dalam

air, sukar larut dalam pelarut dalam pelarut organik.

Reaksi umum:

1. Reaksi terhadap gugus amin primer aromatis positif, (kecuali sulfa-sulfa yang amin

primer aromatisnya telah tersubstitusi, misalnya: ftalil sulfatiazol, suksinil sulfatiazol)

antara lain:

- Reaksi dengan p DAB HCl (reaksi Erlich)

Pereaksi:

1 g p DAB dilarutkan dalam 20 ml HCl 2 N ditambahkan air sampai 100 ml.

Cara melakukan:

Sedikit sampel (padat atau larutan dalam HCl) pada plat tetes ditambahkan 1 tetes

pereaksi, terbentuk warna kuning jingga sampai merah jingga (dapat dilakukan

pada objek glass untuk melihat bentuk kristalnya).

- Reaksi dengan batang korek api

Cara melakukan:

Zat dilarutkan dalam HCl encer, lalu ke dalamnya dicelupkan batang korek api

yang telah dibasahi dengan HCl, maka batang korek api berwarna jingga.

- Reaksi diazotasi (dengan HNO2 dan β naftol)

Pereaksi:

larutan NaNO2 1% dalam air.

larutan β naftol 4% dalam NaOH 2 N.

Cara melakukan: larutkan sedikit sampel dalam HCl 2 N (bila perlu dengan

pemanasan), ditambahkan 1 tetes larutan NaNO2 dan 1 tetes larutan β naftol akan

menghasilkan warna merah terang atau merah jingga.

- Reaksi Indofenol

Sedikit zat dilarutkan dalam NaOH 2 N ditambahkan 1 atau 2 ml air dan sedikit

fenol kristal, lalu dididihkan, dan didinginkan, kemudian ditambahkan sedikit

kaporit atau larutan NaOCl encer, terbentuk warna tergantung pada zat yang

diperiksa.

Page 67: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

67

- Reaksi dengan CuSO4

Pereaksi: larutkan CuSO4 1% dalam air.

Cara melakukan:

Zat dilarutkan dalam sedikit larutan NaOH 0,1 N, lalu tambahkan 1-2 tetes

pereaksi dengan warna-warna tergantung pada sulfa yang diperiksa.

2. Reaksi Roux (pereaksi dibuat baru)

Pereaksi:

10 g Na nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml air (roux I), ditambahkan 5 ml larutan

NaOH 12% (roux II) dan 5 ml larutan KMnO4 5% (roux III), setelah dicampur

terbentuk endapan warna hijau kotor, saring, gunakan filtrat sebagai pereaksi.

Cara melakukan:

Sedikit sampel pada plat tetes ditambahkan 1 atau 2 tetes pereaksi warna (tergantung

pada sulfa yang diperiksa).

(Catatan : dalam praktek, setiap grup (4 orang ) membuat pereaksi Roux dengan

mencampur 1 ml Roux I dengan 1 tetes Roux II dan 1 tetes Roux III).

3. Reaksi dengan kalium bromat

10 mg zat dalam tabung kecil ditambahkan 1 ml asam sulfat 4 N dan 1 tetes larutan

kalium bromat jenuh warna kuning sampai coklat ungu.

4. Reaksi vanilin dan H2SO4

Untuk sulfa-sulfa yang mempunyai gugus metil pirimidin, misal: sulfamerazin,

sulfamezatin).

Cara melakukan:

Zat pada cawan porselin ditambahkan 1-2 tetes H2SO4 dan sedikit kristal vanilin,

panaskan di atas api kecil warna jingga sampai merah.

5. Pirolisa

Sulfa (dalam bentuk murni) dipanaskan di atas titik lelehnya akan terurai dengan

warna-warna yang berbeda, seperti:

- Sulfanilamid: warna ungu

- Sulfathiazol : warna coklat merah

- Sulfadiazin : warna merah

- Sulfaguanidin: warna ungu

6. Reaksi terhadap gugus sulfon positif.

Zat dioksidasi dengan H2O2 30% atau HNO3 p, lalu ditambahkan larutan garam

barium (BaCl2 atau Ba(NO3)2 putih.

7. Reaksi kristal.

Sulfonamida dengan pereaksi-pereaksi pengendap tertentu akan menghasilkan

endapan yang berupa kristal yang berbeda-beda untuk setiap senyawa, yang dapat

dilihat di bawah mikroskop.

- Sublimasi

- Aseton air atau alkohol air (untuk sulfa-sulfa yang tidak larut dalam air).

Prinsip: sulfonamida larut dalam aseton/alkohol, tidak larut dalam air.

Cara melakukan:

Sampel dilarutkan dalam aseton atau alkohol. Pada objek glass diletakkan 1 tetes

air, lalu di atasnya teteskan 2 tetes larutan sampel dalam aseton, biarkan beberapa

waktu sampai aseton menguap, terbentuk kristal, amati di mikroskop.

- Fe kompleks

Page 68: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

68

Cara melakukan:

Sedikit sampel atau isolasi diletakkan pada objek glass, tambahkan 1-2 tetes

pereaksi, tutup dengan kaca tutup, panaskan pada api kecil sampai mendidih

(jangan sampai kering), angkat, dinginkan. Amati di bawah mikroskop.

- Dragendorf

- Asam pikrat

- p DAB HCl

- K4Fe(CN)6

- Bouchardat

- Asam pikrolon

- Sublimat

- K3Fe(CN)6

Cara melakukan:

Sedikit sampel dilarutkan dalam HCl encer, letakkan 1-2 tetes larutan pada objek

glass,tambahkan 1-2 tetes pereaksi, biarkan beberapa waktu sampai terbentuk

kristal, amati di bawah mikroskop.

SULFACETAMID

(Albucid)

HNS

O

O

H2N COCH3

Serbuk kristal putih atau putih kekuningan. Larut dalam 150 bagian air, 15 bagian etanol, 7

bagian aseton, sukar larut dalam eter dan CHCl3.

Garam natrium: larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol dan aseton, tidak

larut dalam eter dan CHCl3.

Identifikasi:

1. Dipanaskan dalam etanol dan H2SO4 pekat akan menghasilkan etil asetat.

Reaksi terhadap amin primer aromatis positif.

2. Larutkan zat dalam HCl encer (bila perlu dengan pemanasan), dinginkan dalam es,

ditambahkan 4 ml larutan NaNO2 1% dan larutan naftol yang mengandung Na asetat

akan menghasilkan warna kuning jingga sampai merah jingga.

3. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan endapan biru (hijau kekuningan,

kocok coklat).

4. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru.

5. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga merah.

6. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna hijau tua.

7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna hijau zamrud (coklat hijau → hijau muda).

8. Test terhadap gugus sulfon: posoitif.

9. Reaksi azo akan menghasilkan warna merah.

10. Dengan penambahan Kalium bromat akan menghasilkan warna kuning yang berubah

menjadi coklat tua.

11. Pirolisa: 500 mg zat dipanaskan dalam tabung, terbentuk cairan warna kuning, terurai

menjadi anilin dan NH3.

Page 69: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

69

12. Esterifikasi dengan etanol dan H2SO4 akan menghasilkan etil asetat yang dapat

diidentifikasi dari baunya.

13. Reaksi kristal:

- Aseton air

- Fe kompleks

- Asam pikrolon

- p DAB HCl

- asam pikrat

SULFADIMIDIN

(Sulfamezatin = Sulfametazin)

= sulfadimetil diazin

HNS

O

O

H2N

N

N

CH3

CH3 Serbuk kristal atau kuning gading, tidak berbau, rasa agak pahit. Sukar larut dalam air, larut

dalam 120 bagian etanol, tidak larut dalam eter, larut dalam 30 bagian aseton, larut dalam

asam mineral encer, larutan alkali hidroksida dan karbonat.

Identifikasi:

1. Reaksi terhadap amin primer aromatis positif.

2. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan warna hijau pucat keruh yang

berubah menjadi suspensi abu-abu kecoklatan lalu menjadi endapan coklat kemerahan

(hijau → coklat merah).

3. Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna rosa ungu.

4. Dengan penambahan HgNO3 akan menghasilkan warna hitam

5. Dengan penambahan HNO2 (reaksi Lieberman) akan menghasilkan warna kuning.

6. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu merah - ungu coklat - hijau tua kotor

(ungu hijau kotor).

7. Dengan penambahan vanilin dan H2SO4 akan menghasilkan warna merah jingga

(merah).

8. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna kuning jingga.

9. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu coklat - coklat kuning

(ungu lemah).

10. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna merah (hijau tua/hijau biru).

11. Reaksi Parri positif.

12. Reaksi Diazo akan menghasilkan endapan merah.

13. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- Bouchardat

- p DAB HCl

- Dragendorf

- Aqua iod

- Fe kompleks

Page 70: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

70

- Aseton air

SULFADIAZIN

(Sulfapyrimidin)

HNS

O

O

H2N

N

N

Serbuk putih atau kekuningan atau agak rosa, tidak berbau dan tidak berasa, jika kena cahaya

menjadi makin gelap. Tidak larut dalam air, eter dan CHCl3, agak sukar larut dalam asam

mineral encer dan alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Test terhadap amin primer aromatis positif: (dengan NaNO2 dan β naftol akan

menghasilkan endapan merah jingga).

2. Zat murni ditambahkan larutan resorsinol 5% dalam etanol (95%) dan H2SO4 pekat

akan menghasilkan warna merah tua, encerkan dengan air es, dan dinetralkan dengan

NH4OH encer akan menghasilkan warna biru kemerahan atau biru (= reaksi Raybin).

3. Dengan penambahan NaOH dan CuSO4 akan menghasilkan endapan coklat ungu

(hijau zaitun - abu-abu ungu).

4. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna rosa ungu (Parri : ungu).

5. Reaksi dengan raksa (I) nitrat (HgNO3) akan menghasilkan warna hitam.

6. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu - hijau - hijau biru.

7. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna merah rosa (hijau kuning - hijau tua).

8. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga kuning.

9. Jika zat dipanaskan akan meleleh dengan warna coklat kemerahan, dan uap yang

dihasilkan bersifat asam (test dengan indikator pH) (test dengan kertas Pb asetat akan

menghasilkan warna hitam).

10. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna kuning jingga.

11. Reaksi kristal:

- Aseton Air

Page 71: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

71

- Fe kompleks

- Asam pikrat

- Sublimasi

- Bouchardat

- Dragendorf

- Aqua iod

- Larutan Na2HPO4

SULFAGUANIDIN

HNS

O

O

H2N C

NH

NH2

Serbuk putih, tidak berbau, rasa agak pahit, kena cahaya lama-lama agak gelap. Mudah larut

dalam air mendidih (1:10) dan asam mineral e, sukar larut dalam etanol, larut dalam 150

bagian aseton, sukar larut dalam air, tidak larut dalam alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Sedikit zat ditambahkan larutan NaOH 20%, jika tidak larut lakukan pemanasan

sampai larut maka akan tercium bau amoniak.

2. Dengan penambahan HNO2 dan β naftol akan menghasilkan endapan seperti jeli

merah cerah (merah).

3. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna biru.

4. Reaksi Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu yang segera hilang.

5. Dipanaskan kering dengan hati-hati akan menghasilkan warna ungu (merah ungu)

disertai uap NH3.

6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga.

7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna kuning hijau - hijau coklat - hijau kotor.

8. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna kuning coklat - hijau kuning.

9. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu - coklat tua.

10. Sedikit zat ditambahkan beberapa tetes HCl encer dan beberapa tetes NaNO2 dan

beberapa tetes difenilamin dalam spritus akan menghasilkan warna merah ungu,

kocok dengan CHCl3, lapisan CHCl3 hijau kuning.

11. Reaksi Burkat: Zat dilarutkan dalam NaOH encer ditambahkan 1 tetes FeCl3 0,5 N dan

1 tetes H2O2, kocok dan larutan dibagi 2 :

- Kocok dengan eter, pada lapisan eter tidak berwarna sedangkan lapisan air

berwarna merah.

- Kocok dengan amil alkohol, pada lapisan amil alkohol rosa, sedangkan lapisan air

berwarna merah.

12. Reaksi kristal:

- Aseton air

- Dragendorf

- Asam pikrat

- Fe kompleks

- Asam pikrolon

- p DAB HCl

Page 72: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

72

SULFAMERAZIN

(Metil sulfadiazin)

HNS

O

O

H2N

N

N

CH3 Serbuk putih kekuningan, tidak berbau, rasa agak pahit, jika kena cahaya, lama-lama menjadi

gelap. Sukar larut dalam air, CHCl3 dan eter, agak sukar larut dalam etanol dan aseton, mudah

larut dalam asama mineral encer dan larutan alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Reaksi terhadap amin primer aromatis positif.

2. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan endapan hijau zaitun - abu-abu tua -

coklat.

3. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna rosa (pink).

4. Dengan penambahan HgNO3 akan menghasilkan warna hitam

5. Reaksi dengan Vanilin dan H2SO4 akan menghasilkan warna merah.

6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga merah.

7. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna rosa - hijau.

8. Reaksi Raybin (dengan resorsin dan H2SO4) positif.

9. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu - biru - hijau.

10. Reaksi Diazo akan menghasilkan warna merah jingga.

11. Reaksi dengan KBrO3 akan menghasilkan warna kuning - jingga.

12. Reaksi kristal:

- Aseton Air

- Sublimasi

- Fe kompleks

- Asam pikrat

- Bouchardat

- Dragendorf

- DAB HCl

- Asam pikrolon

Page 73: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

73

SULFASOMIDIN

(Elkosin - Aristamid)

HNS

O

O

H2N N

CH3

CH3 (isomer sulfamezatin)

Serbuk putih kekuningan, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis. Tidak larut dalam

air, etanol, eter dan CHCl3, larut dalam 750 bagian aseton, larut dalam asam mineral encer

dan larutan alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan endapan kehijauan (hijau terang).

2. Dengan penambahan HNO2 dan β naftol akan menghasilkan endapan merah jingga

(merah).

3. Reaksi Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru yang cepat hilang.

4. Reaksi dengan HNO2 akan menghasilkan warna kuning.

5. Zat dikocok dalam campuran 2,5 ml asam asetat 6 N dan 2,5 ml air, lalu pada filtrat

ditambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer akan menghasilkan endapan kuning

terang.

6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna kuning jingga.

7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu coklat - hijau hitam.

8. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna hijau biru.

9. Reaksi dengan KBrO3 akan menghasilkan warna kuning coklat.

10. Vanilin-asam sulfat negatif.

11. Sedikit zat dalam asam asetat 30% ditambahkan reagen Mayer akan menghasilkan

endapan putih (khas untuk elkosin).

12. Reaksi kristal:

- Dragendorf

- Asam pikrat

- Bouchardat

- Sublimasi

- Fe kompleks

- Asam pikrolon

- Aseton air

Page 74: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

74

SULFANILAMID

NH2S

O

O

H2N

p-aminobenzol sulfonamida.

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis, kena cahaya menjadi

kekuningan, lama-lama menjadi gelap. Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam

air mendidih, larut dalam 30 bagian etanol, 4 bagian aseton, tidak larut dalam eter dan CHCl3.

Identifikasi:

1. Jika sedikit zat dipanaskan akan menghasilkan warna biru ungu, pada pemanasan

selanjutnya akan tercium bau anilin dan NH3.

2. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna biru (endapan putih).

3. Reaksi Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru.

4. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna kuning jingga.

5. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna biru langit (biru tinta).

6. Dengan penambahan vanilin dan H2SO4 akan menghasilkan warna kuning hijau.

7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna hijau coklat - hijau ungu - hijau kotor.

8. Reaksi Diazo akan menghasilkan warna merah.

9. Reaksi dengan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu.

10. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- K2CrO4

- Asam pikrat

- p DAB HCl

- Fe kompleks

- Aseton air

- Asam pikrolon

SULFATIAZOL

(Sulfanil Amidothiazol)

NH2S

O

O

H2N

Serbuk kristal putih, lama-lama menjadi gelap jika kena cahaya. Sukar larut dalam air, tidak

larut dalam CHCl3 dan eter, larut dalam 120 bagian etanol, larut dalam asam mineral encer

dan larutan alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Reaksi terhadap gugus amin primer aromatis positif.

2. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna coklat ungu.

3. Reaksi Kopanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu merah.

4. Dengan penambahan HgNO3 akan menghasilkan warna hitam.

5. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna kuning.

6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga.

Page 75: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

75

7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna hijau kuning.

8. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu lemah - coklat.

9. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna hijau muda.

10. Pirolisa akan menghasilkan warna coklat merah yang disertai lepasnya gas NH3 dan

bau anilin.

11. Reaksi Parri akan menghasilkan warna ungu.

12. Reaksi kristal :

- Aseton air

- Bouchardat

- Fe kompleks

- Asam pikrat

- Aqua iod

- Dragendorf

SULFAMETOXAZOL

Serbuk putih atau kekuningan, tidak berbau, mula-mula tidak berasa lalu agak manis.

Tidak larut dalam air, eter dan CHCl3, larut dalam 20 bagian etanol, 5 bagian aseton, larut

dalam asam mineral (e) dan larutan alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Dengan penambahan HNO2 dan β naftol akan menghasilkan endapan merah jingga.

2. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna kuning emas.

3. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna hijau.

4. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna kuning.

5. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru.

6. Reaksi kristal:

- Larutan Na2HPO4

Page 76: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

76

ANALISIS BARBITURAT

Senyawa barbiturat (barbital) adalah golongan obat tidur (hipnotik/sedatif yang

merupakan turunan asam barbiturat ureida siklis).

Rumus umum:

N

NHR1

R2

R3

R4

O

O

Umumnya: R1 atau R2 adalah alkil atau aril.

R3 adalah H atau CH3.

R4 adalah O (barbiturat) atau S (tio berbiturat).

Ada juga hipnotika yang merupakan senyawa turunan ureum (ureida alifatis), yang kerjanya

sama dengan barbiturat; yaitu adalin dan bromural.

Di samping itu ada senyawa lain yang bukan turunan asam barbiturat, tetapi mempunyai sifat

yang sama dengan turunan asam barbiturat; yaitu senyawa hidantoin, yang digunakan sebagai

anti epilepsi (ayan).

Rumus dasar:

N

HNR2

R3

R4

R1

R5

Sifat-sifat umum:

Senyawa barbiturat umumnya berupa serbuk putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Bersifat

asam lemah karena dapat bertautomeri menjadi bentuk keto-enol. Bentuk enol bersifat asam

karena dapat terionisasi.

N

NHR1

R2

R3

O

O

O

N

NHR1

R2

R3

OH

O

O

N

NHR1

R2

R3

O-

O

O

+ H+

Kelarutan: senyawa barbiturat hampir tidak larut dalam air, agak mudah larut dalam etanol

dan aseton, agak sukar larut dalam eter dan chloroform. Larut dalam alkali hidroksida

membentuk garam. Garam barbiturat mudah larut dalam air; larutannya dalam air tidak stabil

dan mudah terhidrolisa.

Page 77: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

77

Reaksi umum:

1. Jika dipanaskan dengan NaOH akan membebaskan NH3 yang dapat di test dengan

lakmus merah basah.

2. Reaksi Parri

Pereaksi: larutan CoCl2 atau Co(NO3)2 1% dalam metanol absolut

Cara melakukan:

letakkan sedikit sampel padat pada cawan penguap, tambahkan 1 tetes pereaksi, uapkan

di atas penangas air sampai kering. Tambahkan 1 tetes amoniak pekat atau uap NH3;

terbentuk warna ungu.

3. Reaksi Kopannyi Zwikker (Prinsip reaksi = reaksi Parri)

Pereaksi:

larutan Co(NO3)2 1% dalam etanol.

Cara melakukan:

1 tetes larutan sampel dalam etanol diletakkan pada plat tetes, ditambahkan 1 tetes

pereaksi dan 1 tetes piridin atau pirolidin, terbentuk warna ungu.

4. Reaksi Zwikker (= reaksi Parri, di sini digunakan CuSO4 dengan basa piridin).

Pereaksi:

4 ml larutan CuSO4 10% dicampur dengan 1 ml piridin dan 5 ml air.

Cara melakukan:

Sedikit sampel padat atau larutan sampel dalam etanol diletakkan pada plat tetes

ditambahkan 1 tetes pereaksi; akan terbentuk warna ungu atau ungu biru.

Catatan: sebagai basa, selain piridin dapat juga digunakan larutan borax

(Na2B4O7).

5. Reaksi-reaksi terhadap rantai samping pada barbital.

- Adanya ikatan tidak jenuh: dengan penambahan aqua brom atau larutan KMnO4

dan asam sulfat; akan menghilangkan warna pereaksi.

- Adanya rantai aromatis (ring benzena).

- Reaksi Ekkert (=reaksi Marquis).

Cara melakukan:

10 mg sampel ditambahkan 4 tetes asam sulfat pekat dan 1 tetes formalin,

panaskan di atas penangas air, terbentuk warna merah anggur. Reaksi ini positif

untuk luminal.

- Reaksi nitrasi

Cara melakukan: sedikit sampel ditambahkan 20 mg KNO3 atau NaNO3 dan 1 ml

asam sulfat pekat, biarkan, akan terbentuk warna kuning.

6. Reaksi warna yang lain untuk barbital :

- Dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan warna yang berbeda-beda.

- Dengan vanilin dan asam sulfat pekat.

- Cara melakukan:

Pada plat tetes sedikt sampel dicampur dengan sedikit kristal vanilin dan asam

sulfat pekat, akan terbentuk warna.

- Dengan α naftol dan asam sulfat pekat.

Cara melakukan:

Sedikit sampel pada plat tetes dicampur dengan sedikit kristal a naftol dan 1 tetes

asam sulfat, akan terbentuk warna.

7. Reaksi kristal untuk senyawa barbital:

Page 78: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

78

- Sublimasi

- Aseton - air: sedikit sampel dilarutkan dalam aseton, lalu teteskan pada setetes air

di atas objek glass. Biarkan aseton menguap, akan terbentuk kristal.

- Dragendorf: larutkan sedikti sampel dalam etanol atau NaOH, teteskan pada objek

glass dan tambahkan 1-2 tetes pereaksi, biarkan beberapa waktu, akan terbentuk

kristal berwarna jingga merah sampai jingga coklat.

- Bouchardat: cara sama dengan reaksi Dragendorf, terbentuk kristal berwarna putih

kekuningan.

- Zwikker: cara sama dengan reaksi Dragendorff, terbentuk kristal berwarna biru

ungu.

- Fe kompleks: sedikit sampel padat atau larutan dalam etanol diletakkan pada objek

glass, tambahkan 1-2 tetes pereaksi, tutup dengan deck glass, panaskan pada api

kecil sampai mendidih (jangan sampai kering), angkat, biarkan dingin, terbentuk

kristal jingga merah sampai coklat.

PHENOBARBITAL

(Luminal)

HN

HN

O

O

O

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak pahit.

Sukar larut dalam air, larut dalam 8 bagian etanol, 15 bagian aseton, 20 bagian eter dan 70

bagian chloroform (garam natriumnya mudah larut dalam air, larut dalam 10 bagian etanol,

tidak larut dalam eter dan aseton).

Identifikasi:

1. Reaksi Parri akan menghasilkan warna ungu terang.

2. Sedikit zat dilarutkan dalam H2SO4 pekat tambahkan sedikit natrium nitrit, hangatkan,

terbentuk warna kuning jingga sampai jingga merah (reaksi Lieberman).

3. Larutkan 20 mg zat dalam 1 ml air dan 2 tetes NaOH 8%, pada larutan jernih

tambahkan 4 tetes larutan asam sitrat 9%, terbentuk endapan putih (beda dengan

veronal).

4. Larutkan 10 mg zat dalam 10 ml air dengan pemanasan, dinginkan, tuangkan ke dalam

campuran (0,5 ml KBrO3 1,5%, 50 mg KBr, 1 ml HCl 7% dan 5 ml air), kocok,

terbentuk warna kuning kemerahan (beda dengan heksobarbital).

5. Larutan sampel dalam metanol ditambahkan larutan kobalt asetat, panaskan,

tambahkan sedikit larutan borax, panaskan sampai mendidih terbentuk warna biru

ungu (=reaksi Parri).

6. Dengan penambahan K2Cr2O7 akan menghasilkan warna hijau.

7. Dengan penambahan α naftol dan asam sulfat pekat akan menghasilkan warna ungu.

8. Garam natrium: memberi test positif terhadap natrium (nyala Nichrom, asam pikrat

dan zink uranil asetat).

9. Reaksi kristal:

Page 79: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

79

- Aseton air

- Fe kompleks

- Zwikker

- Dragendorf

- Bouchardat

DIPHENILHIDANTOIN NATRIUM

(Phenitoin natrium) anti epilepsi

NH

+Na -N

O

O

Serbuk kristal putih, higroskopis. Jika kena udara mengabsorpsi CO2 dan melepaskan

phenitoin.

Identifikasi:

1. Sedikit zat ditambahkan 4 ml chloroform dan 0,1 ml CoCl2 3% lalu dikocok, akan

terbentuk endapan voluminus dalam larutan yang berwarna ungu biru. Jika

ditambahkan uap NH4OH akan menghasilkan warna biru.

2. Larutan 10 mg zat dalam 1 ml air ditambahkan 1 ml NH4OH 10%, panaskan pada api

kecil sampai mendidih, kemudian dinginkan tambahkan 1 tetes larutan CuSO4 16%,

lalu dikocok, maka akan terbentuk larutan ungu biru disertai endapan hijau biru, jika

dibiarkan selama 3 menit, endapan akan berubah menjadi jarum-jarum rosa (= reaksi

Zwikker).

3. Reaksi Zwikker akan menghasilkan endapan biru.

10 mg zat dilarutkan dalam 1 ml piridin 10% ditambahkan 2 tetes pereaksi Zwikker

akan menghasilkan endapan biru atau biru ungu.

4. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna jingga merah.

5. Sampel ditambah 1 tetes NaOH, akan terbentuk warna merah keunguan tidak stabil

disertai bintik-bintik merah ungu.

6. Pada 1 tetes larutan sampel diteteskan pada kertas saring yang sudah dibasahi dengan

larutan natrium orto fosfat, tambahkan 1 tetes larutan HgNO3 terbentuk warna hitam.

7. Reaksi kristal:

- Zwikker

BROMURAL

(Bromvaleton = Bromeval)

H3C

CH

H3C

HC C

Br

O

HN C

O

NH2

Page 80: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

80

Hablur putih, ringan, tidak berbau dan tidak berasa. Larut dalam 400 bagian air, dalam 8

bagian etanol, 10 bagian aseton, 15 bagian eter. Larut dalam larutan NaOH, asam klorida dan

asam nitrat, mengendap jika diencerkan.

Identifikasi:

1. Dipanaskan dengan NaOH 3 N menghasilkan NH3 (membirukan lakmus merah).

Larutan dibagi 2:

- Bagian pertama diasamkan dengan 1 ml H2SO4 3 N, lalu ditambahkan 1 ml CHCl3

dan 1 ml larutan kloramin T 3%, kemudian dikocok, lapisan CHCl3 berwarna

coklat.

- Bagian kedua diasamkan dengan asam sulfat encer, lalu dipanaskan, tercium bau

khas (asam valerat), dan jika larutannya diasamkan dengan HNO3 dan

ditambahkan AgNO3, terbentuk endapan kuning pucat AgBr, yang dapat larut

dalam NH4OH pekat.

2. Sedikit zat ditambahkan larutan KBrO3 dan H2SO4 akan menghasilkan warna coklat.

3. Jika 100 mg zat ditambahkan 500 mg natrium karbonat anhidrat, panaskan pada api

kecil, larutkan dalam 5 ml air panas, setelah dingin tambahkan asam asetat, saring,

filtrat ditambahkan aqua klor, terbentuk warna kuning coklat. Larutan dibagi 2:

- Bagian 1 dikocok dengan CHCl3, lapisan CHCl3 berwarna coklat.

- Bagian 2 ditambahkan beberapa tetes larutan fenol, terbentuk endapan putih.

4. Reaksi kristal:

- Sublimasi

- Aseton air

Page 81: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

81

ANALISIS SENYAWA TIOL DAN DISULFAN

Senyawa tiol dianggap sebagai analog alkohol dimana atom O diganti dengan S.

senyawa tiol umumnya berupa cairan atau zat padat yang mudah menguap, berbau busuk

(khas); Dalam larutan pekat berada dalam bentuk dimer, tetapi dalam larutan encer berupa

monomer. Tiol bersifat asam lemah, tetapi lebih kuat dari alcohol yang sesuai, perbedaannya

5-6 satuan pKa. Keasamannya berkurang dengan bertambahnya panjang rantai dan

bertambahnya cabang. Spektrum IR disebabkan oleh vibrasi S-H, C-S atau S=O / S-O.

Sebagai garam lemah, tiol dapat membentuk garam yang sukar larut dengan ion-ion

logam berat seperti timbal, merkuri, perak dan tembaga. Pereaksi yang umum digunakan

adalah Pb(CH3COO)2 dan Hg(CN)2.

Reaksu Umum:

1. Beberapa tetes tiol ditambahkan larutan Pb asetat jenuh dalam etanol menghasilkan

endapan kuning.

2. Reaksi Nitrosasi: dengan HONO akan menghasilkan warna merah atau hijau pucat,

tergantung pada senyawa yang diperiksa.

Cara melakukan: ke dalam 1 ml eter larutkan 10 mg senyawa yang mengandung S,

tambahkan 1 tetes HCl 6 N dan beberapa tetes larutan NaNO2, kocok. Amati warna

yang terbentuk. Alkil merkaptan primer dan sekunder menghasilkan warna merah;

alkil merkaptan tersier (R3CSH), tio eter dan disulfide menghasilkan warna hijau pucat

sampai kuning pada lapisan eter. Sulfoksida, sulfon, sulfinat, dan sulfonat tidak

bereaksi.

Catatan: selain HONO, juga dapat digunakan n-butyl nitrit atau etil nitrit.

3. Reaksi dengan aqua brom atau aqua iod. Merkaptan teroksidasi menjadi disulfide

(RSSR) dan menghilangkan warna aqua brom/ aqua iod.

4. Reaksi dengan pereaksi Benedict. Merkaptan (R-SH) dan tiofenol (Ar-SH) dapat

bereaksi dengan pereaksi benedict menghasilkan endapan kuning. Alkil merkaptan

tersier hanya menghasilkan warna biru, seperti yang dihasilkan oleh senyawa yang

mengandung gas sulfisa atau disulfida.

Cara melakukan:

0,2 g senyawa tiol disuspensikan dalam 3 ml larutan NaHCO3 10% ditambahkan 2 ml

larutan Benedict, bila perlu didihkan selama 1 menit, merkaptan alifatis dan aromatis

menghasilkan endapan kuning. Alkil merkaptan tersier menghasilkan warna biru.

5. Reaksi dengan 2,6 diklorofenol indofenol, tiol menghilangkan warna pereaksi.

Larutan tiol ditambahkan larutan 2,6 diklorofenol indofenol (biru) akan

menghilangkan warna biru karena terbentuk senyawa fenolamin dan tiol teroksidasi

menjadi disulfisa R-S-S-R.

6. Tiol juga dapat mereduksi garam tetrazolinum dalam suasana basa menghasilkan

formazan yang tidak berwarna.

7. Reaksi dengan Palladium Klorida (PdCl2) akan menghasilkan warna merah, jingga,

kuning, coklat, atau hitam.

Pereaksi:

Larutkan dengan pemanasan 0,1 g PdCl2 dalam 5 ml HCl 2N, encerkan dengan air

samapi 100 ml. campur larutan ini sama banyak denagn NaOH 2N.

Page 82: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

82

Cara melakukan:

Campur sampel dalam 1 ml pereaksi, panaskan dalam penangas air (100oC) selama 2

menit. Lakukan percobaan blanko.

8. Reaksi dengan natrium nitroprusida dalam suasana basa akan menghasilkan warna

warna ungu.

Pereaksi:

Larutan Natrium nitroprusida 1%

Cara melakukan:

Campur sampel dengan sedikit mungkit NaOH 2N, uapkan sampai kering. Larutkan

residu dalam 2 tetes air, dan tambahkan 0,5 ml pereaksi.

METIL TIO URASIL

NH

HN

O

SH3C

Serbuk Kristal putih. Hampir tidak larut dalam air, larut dalam 150 bag air mendidih, 800 bag

etanol, sukar larut dalam kloroform dan eter, larut dalam NH4OH dan NaOH.

Identifikasi:

1. Kedalam larutan jenuh mendidih ditambahkan sama banyak larutan segar yang

mengandung 0,4 % natrium nitroprusida, 0,4 % hidroksilamin clorida dan 0,8 %

Na2CO3 akan menghasilkan warna warna biru kehijauan.

2. Kedalam 25 mg zat ditambahkan aqua brom tetes demi tetes samapi larut sempurna,

lalu didinginkan, selanjutnya ditambahkan larutan BaCl2 akan menghasilkan endapan

putih, dan pada penambahan NaOH tidak berubah menjadi ungu.

3. Zat dilarutkan dalam NH4OH encer kemudian tambahkan larutan AgNOs akan

menghasilkan warna hijau kotor (putih keabuan).

4. Zat dilarutkan dalam NH4OH encer ditambahkan larutan CuSO4 10 % akan

menghasilkan warna hijau disertai dengan endapan abu-abu.

5. Reaksi Kristal:

- Aseton air

- Fe-Kompleks

PROPIL TIO URASIL

NH

HN

O

SH3C

Serbuk Kristal putih atau krem pucat, rasa pahit. Sangat sukar larut dalam air, 60 bagian

aseton, sukar larut dalam kloroform dan eter, larut dalam larutan alkali hidroksida dan

NH4OH.

Page 83: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

83

Identifikasi:

1. Kedalam larutan jenuh mendidih ditambahkan sama banyak larutan segar yang

mengandung 0,4 % natrium nitroprusida, 0,4 % hidroksilamin clorida dan 0,8 %

Na2CO3 akan menghasilkan warna warna biru kehijauan.

2. Kedalam 25 mg zat ditambahkan aqua brom tetes demi tetes samapi larut sempurna,

lalu didinginkan, selanjutnya ditambahkan larutan BaCl2 akan menghasilkan endapan

putih, dan pada penambahan NaOH tidak berubah menjadi ungu.

3. Zat dilarutkan dalam NH4OH encer ditambahkan larutan AgNO3 akan menghasilkan

warna hijau kotor (putih keabuan).

4. Zat dilarutkan dalam NH4OH encer ditambahkan larutan CuSO4 10 % akan

menghasilkan warna hijau disertai dengan endapan abu-abu.

5. Reaksi Kristal:

- Fe-Kompleks

- Aseton air

KAPTOPRIL

N

COOH SH

O

CH3

H

Serbuk Kristal putih atau hamper putih, bau seperti sulfida. Larut dalam air, etanol, kloroform

dan metanol.

Identifikasi:

1. Dengan penambahan larutan Palladium klorida akan menghasilkan warna jingga.

2. Dengan penambahan Natrium nitroprusid akan menghasilkan warna ungu.

Page 84: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

84

ANALISIS SENYAWA DERIVAT ASAM SULFONAT

KLORAMIN T

NaOSH3C

NCl

O Serbuk Kristal putih atau agak kuning. Terurai di udara dan kehilangan klor menjadi berwana

kuning dan sukar larut dalam air. Berbau klor dan rasa pahit. Larut dalam 7 bagian air, 2

bagian air mendidih, 12 bagian etanol, dan perlahan-lahan terurai. Tidak larut dalam

kloroform dan eter. Lartan 5% mempunyai pH 8-10.

Identifikasi:

1. Larutan dalam air membirukan lakmus merah, dan akhirnya menjadi putih, dalam hal

ini lakmus mula-mula dihidrolisis, kemudian dioksidasi.

2. Larutan 500 mg zat dalam 10 ml air ditambahkan 10 ml H2SO4 encer (3%) akan

menghasilkan endapan putih yang larut jika campuran dipanaskan. Saring larutan

panas dan biarkan mendingin akan menghasilkan endapan Kristal putih, setelah dicuci

dengan air dan dikeringkan mempunyai TL 137oC.

3. Jika zat dipijar akan terurai dan residu dapat di uji terhadap Na+ dan SO4

-2

4. Larutan zat ditambahkan H2O2 akan menghasilkan endapan putih (p-toluen

sulfinamida), yang meleleh pada 137-140oC.

5. Reaksi Kristal:

- Asam pikrat

HIDROKLOROTIAZID

NH

NH

S

O O

S

H2N

O O

Cl

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak pahit. Tidak larut dalam air, kloroform dan eter,

larut dalam 200 bagian etanol, 20 bagian aseton, dapat larut dalam larutan alkali hidroksida.

Identifikasi:

1. Reaksi dengan asam kromatropat akan menghasilkan warna ungu

Cara melakukan:

- Kedalam 10 mg zat ditambahkan 10 mg asam chromatropat, 1 ml air dan 5 ml

H2SO4, kemudian diaduk akan menghasilkan warna merah ungu.

- Jika 10 mg zat dicampur dengan 1 ml H2SO4 yang mengandung 2 mg Na

Chromatropat, aduk selama 2 menit akan menghasilkan warna ungu.

2. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu.

3. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna hijau biru.

4. Test terhadap –NH2, -Cl organik dan sulfon (-SO2-) positif.

Sedikit zat dipanaskan dengan larutan NaOH akan menghasilkan gas (NH3) yang

membirukan lakmus merah. Larutan dibagi 2:

Page 85: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

85

Bagian 1: diasamkan dengan HNO3 ditambahkan larutan AgNO3 akan menghasilkan

endapan putih yang larut dalam NH4OH encer.

Bagian 2: menghilangkan warna aqua iod, dan jika larutan ini ditambahkan larutan

BaCl2 akan menghasilkan endapan putih.

5. Larutkan zat dalam larutan NaCO3 5% ditambahkan larutan KMnO4 1% akan

menghasilkan warna coklat, jika dibiarkan terbentuk endapan koloid warna coklat.

6. Campur 50 mg zat dengan 2 ml HCl 3N, panaskan pada penangas air selama 30 menit

sambil tetap ditambah HCl. Kedalam larutan ditambahkan 2 tetes diazo A, lalu

dituangkan kedalam diazo B akan menghasilkan warna jingga.

7. Reaksi Kristal:

- Aseton air

Page 86: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

86

ANALISIS ANTIHISTAMIN

Antihistamin adalah larutan bahan obat yang digunakan untuk menghambat efek histamin

terhadap tubuh. Merupakan senyawa nitrogen yang bersifat basa, sebagian besar dapat

bereaksi dengan asam membentuk garam yang larut dalam air.

Sifat Umum:

Umumnya berupa serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit. Garam antihistamin umumnya larut

dalam air, sukar larut dalam pelarut organik.

Reaksi Umum:

Dengan asam-asam pekat umunya menghasilkan warna, jika diendapkan dengan air warna

berubah atau hilang.

Percobaan pendahuluan dan reaksi umum yang perlu dilakukan pada analisis antihitamin

antara lain:

- Test nyala Beilstein, untuk garam HCl.

- Reaksi dengan larutan AgNO3.

- Reaksi dengan asam-asam pekat (mis: H2SO4 p, HNO3 p), pereaksi Erdman (campuran

H2SO4 dan HNO3), pereaksi Merquis, pereaksi Frohde, pereaksi Mandelin (amonium

vanadat 0,1% dalam H2SO4 pekat).

- Reaksi dengan pereaksi Lieberman.

- Reaksi dengan aqua brom

- Reaksi dengan FeCl3

- Reaksi dengan pereaksi Roux

- Reaksi dengan larutan p DAB HCl

Cara melakukan percobaan:

Sedikit sampel padat diletakkan pada plat tetes, tambahkan 1-2 tetes pereaksi, bila perlu

diaduk. Amati warna yang terbentuk.

Reaksi kristal untuk antihistamin:

- Sublimasi

- Sublimat (HgCl2)

- Asam pikrat

- Asam pikrolon

- Kalium Ferrosianida

- Kalium Ferrisianida

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dilakukan reaksi khusus terhadap antihistamin yang diduga.

Page 87: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

87

DIPHENHYDRAMIN HCl

(Benadril)

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit disertai rasa tebal. Mudah larut dalam air, etanol,

CHCl3, agak sukar dalam aseton, sangat sukar larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna kuning terang.

2. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna kuning terang (kuning kenari – kuning

jingga).

3. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna kuning (kuning kenari – kuning jingga).

4. Dengan penambahan H2SO4 pekat akan terbentuk warna jingga yang berubah menjadi

jingga merah.

5. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna jingga coklat.

6. Jika 5 mg zat ditambahkan campuran 0,5 ml HNO3 p dan 0,5 ml H2SO4 p akan

menghasilkan warna ungu yang segera berubah menjadi merah lama kelamaan

menjadi kuning.

7. Dengan penambahan HNO3 pekat akan menghasilkan warna coklat ungu yang

berubah menjadi merah rosa dan lama kelamaan menjadi hijau.

8. Reaksi Erdman akan menghasilkan warna kuning jingga.

9. Dengan penambahan Aqua Brom akan menghasilkan warna kuning disertai endapan.

10. Reaksi kristal:

- Asam pikrat

- Asam pikrolon

- K3Fe(CN)6

- K4Fe(CN)4

- HgCl2

CHLOR PHENIRAMIN MALEAT

(CTM)

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak pahit. Larut dalam 4 bagian air, 10 bagian etanol,

10 bagian CHCl3, sangat sukar larut dalam eter.

Page 88: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

88

Identifikasi:

1. Larutan 5 mg dalam 2 ml air ditambahkan reagen Nessler (K2HgI4 basa) akan

menghasilkan endapan putih.

2. Larutan 5 mg dalam 2 ml air ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3, kemudian dididihkan

akan menghasilkan warna jingga kuning.

3. Larutan dalam 10 mg dalam 1 ml NaNO2 1% ditambahkan 1 ml asam sulfanilat (0,5 g

dalam 150 ml Hac 30%), dipanaskan sampai mendidih akan menghasilkan warna

jingga kuning.

4. Larutan 5 mg dalam 2 ml air ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 1%, warna ungu

akan hilang.

5. Dengan penambahan aqua brom akan menghasilkan warna kuning disertai endapan.

6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna biru hijau lemah.

7. Dengan penambahan larutan FeCl3 akan menghasilkan warna coklat merah.

8. Reaksi Kristal:

- Asam pikrolon

- NH4 reinekat

- Asam pikrat

ANTAZOLIN HCl

(Antistin)

Serbuk kristal putih, rasa pahit. Larut dalam 50 bagian air, 16 bagian etanol, sangat sukar larut

dalm CHCl3 dan eter.

Identifikasi:

1. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna purlpe kemerahan (ungu merah).

2. Reaksi Vitallin akan menghasilkan warna merah tua/coklat kuning/jingga coklat.

3. Rekasi Lieberman akan menghasilkan warna merah.

4. Larutan 50 mg dalam 5 ml air ditambahkan 0,5 ml asam nitrat pekat, terbentuk warna

merah yang berubah menjadi hijau tua.

5. Pada 10 mg zat ditambahkan 0,5 ml air dan 0,5 ml p DAB HCl, lalu dididihkan,

terbentuk warna ungu.

6. Reaksi Vitalli-Morin akan menghasilkan warna merah.

7. Dengan penambahan HNO3 pekat akan menghasilkan warna merah hitam sampai

merah terang.

8. Dengan penambahan Aqua Brom akan menghasilkan warna kuning disertai endapan.

9. Dengan penambahan CeSO4 akan menghasilkan warna merah darah yang berubah

menjadi hijau biru (hijau kotor), lama kelaman menjadi ungu.

10. Reaksi kristal:

Page 89: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

89

- Larutan Na2CO3 → kristal jarum

- Larutan KCN → kristal jarum dan batang

- Asam pikrat / HCl 0,5 N

- Asam pikrolon / HCl 0,5 N

- K4Fe(CN)6 / HCl 0,5 N

MEBHIDROLIN NAPADISYLATE

(Incidal)

Serbuk putih, sangat sukar larut dalam air, etanol, CHCl3 dan eter.

Identifikasi:

1. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna biru abu-abu.

2. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna biru terang.

3. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna biru terang.

4. Reaksi Vitalli akan menghasilkan warna hijau kuning.

5. Reaksi Kristal:

- Larutan HgCl2 → jarum-jarum roset.

- Larutan KCN → roset.

CHLORPROMAZIN HCl

(Largactil)

Serbuk kristal putih, kena cahaya lama-lama berubah menjadi kuning - rosa - ungu. Sangat

mudah larut dalam air, larutan dalam 1,3 bagian etanol, 1 bagian CHCl3, tidak larut dalam

eter.

Identifikasi:

1. Reaksi lieberman akan menghasilkan warna coklat merah.

2. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna hijau - ungu - merah ungu.

3. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna ungu merah.

4. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna ungu biru - merah ungu (purple).

5. Larutan 5 mg zat ditambah 2 ml H2SO4, setelah 5 menit terbentuk akan menghasilkan

warna warna merah.

Page 90: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

90

6. Larutan zat 1% dengan HNO3 pekat akan menghasilkan warna merah tua dan berubah

menjadi kekuningan.

7. Dengan penambahan larutan FeCl3 akan menghasilkan warna merah.

8. Reaksi Vitallin-Morin akan menghasilkan warna jingga.

9. Pada 5 mg zat ditambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat akan menghasilkan warna

merah muda - merah tua - coklat.

PROMETHAZIN HCl

S

N

CH3

CHY3H3C

Serbuk putih atau kekuningan, kena udara lama-lama teroksidasi menjadi berwarna biru, rasa

pahit agak membakar, anestesi. Larut dalam 6 bagian air, 9 bagian etanol, 2 bagian CHCl3,

tidak larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Reaksi Mendalin akan menghasilkan warna hijau - ungu.

2. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna ungu.

3. Jika 5 mg zat ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat, setelah 5 menit menjadi merah.

4. Larutan zat dalam air ditambahkan 50 mg PbO, lama-lama menjadi biru.

5. Dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan warna merah tua lama-lama menjadi

kekuningan.

6. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna ungu hitam - merah ungu.

7. Reaksi Vitalli akan menghasilkan warna merah ungu - kuning.

8. Jika 1 mg zat ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat akan menghasilkan warna merah

muda, kemudian ditambahkan 1 tetes HNO3 akan menghasilkan warna hijau tua.

Page 91: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

91

ANALISIS VITAMIN

VITAMIN C

(Ascorbic Acid)

OH

OH

HO

OO

HO

Serbuk kristal putih atau kekuningan. Tidak berbau, rasa asam. Larut dalam 3,5 bagian air, 25

bagian etanol, tidak larut dalam eter, CHCl3 dan benzen.

Identifikasi:

1. Jika 1 ml larutan zat 2% ditambahkan 1 ml fehling, terbentuk endapan kuning jingga

yang berubah menjadi endapan merah kecoklatan (reduksi positif).

2. Larutan 50 mg dalam 2 ml air ditambahkan 4 tetes larutan metil biru, hangatkan

sampai 40o akan terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi tidak berwarna.

3. Larutan 50 mg dalam 2 ml air ditambahkan 1 tetes larutan natrium nitropssid 5% (r.p),

2 ml NaOH encer lalu 0,6 ml HCl, kemudian diaduk, akan menghasilkan warna

kuning yang berubah menjadi biru.

4. Larutan 40 mg zat dalam 4 ml air ditambahkan 0,1 g NaHCO3 dan 20 mg FeSO4,

kemudian dikocok, akan menghasilkan warna ungu tua. Jika ditambahkan 5 ml H2SO4

10%, warna ungu akan hilang.

5. Larutan dalam air ditambahkan 1-2 tetes HNO3 13% dan 1-2 tetes AgNO3 4% akan

menghasilkan endapan abu-abu tua.

6. Mempunyai daya reduksi kuat (terhadap aqua brom, KMnO4, perak amoniakal, 2,6-

diklorfenol indofenol natrium, dll).

7. Vitamin C dinetralkan sampai pH 6-8 kemudian ditambahkan larutan FeCl3 akan

menghasilkan warna ungu.

VITAMIN B6

(Pyridoxin HCl)

NHO

HO OH

HCl

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa asam pahit. Larut dalam 5 bagian air, 100 bagian

etanol, tidak larut dalam aseton, eter dan CHCl3.

Identifiasi:

1. Dengan penambahan larutan FeCl3 akan menghasilkan warna merah coklat, jika

ditambahkan dengan HCl ence, warna merah akan hilang menjadi warna kuning.

2. Jika 0,5 ml larutan asam sulfanilat (0,1 g dalam 30 ml asam asetat) ditambahkan 3

tetes larutan NaNO2 1%, 1 ml NaOH 3N dan larutan sampel akan menghasilkan warna

Page 92: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

92

kuning tua sampai jingga, lalu jika ditambahkan 2 ml asam asetat 3N akan

menghasilkan warna jingga sampai merah.

3. Larutan zat ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 2% dan 1 ml NaOH 3N akan

menghasilkan warna biru ungu.

4. Larutan zat ditambahkan 1 ml larutan diklorokinon klorimida 0,04% dalam etanol

absolut dan 1 tetes NH4OH akan menghasilkan warna biru.

5. Jika percobaan dilakukan dengan lebih dahulu menambahkan larutan asam borat 3%

kedalam larutan zat, tidak terbentuk warna biru.

6. Test terhadap klorida positif (dengan beilstein dan AgNO3)

7. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna biru pucat

8. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna biru yang berubah menjadi hijau abu-abu

lama kelamaan menjadi hijau.

9. Reaksi kristal:

- Bouchardat

- Dragendorf

- Fe Komplek

- Asam pikrat.

VITAMIN M

(Asam Folat = Asam Pteroil Glutamat)

O

HO

HN

O

HN

N

O

HN

H2N

N

N

O

HO

Serbuk kristal kuning jingga, tidak berbau dan tidak berasa. Sangat sukar larut dalam air, tidak

larut dalam etanol, eter, CHCl3, aseton dan benzen; mudah larut dalam HCl e panas dan

H2SO4 e panas menghasilkan larutan kuning pucat,; larutan coklat jingga jenih.

Identifikasi:

1. Larutkan 20 mg zat dalam 2 ml HCl 7% ditambahkan 2 tetes fenol liq dan 3 tetes

larutan KBrO3 1,5% akan menghasilkan warna merah tua.

2. Larutkan 20 mg zat dalam campuran 18 ml air, dan 2 ml NH4OH 10%. Larutan dibagi

dua:

- Pada tabung 1 : 5 ml larutan zat ditambahkan 0,5 ml KMnO4 1%.

- Pada tabung 2 : 1 ml larutan zat ditambahkan 5 ml air.

Lalu pada kedua tabung ditambahkan 2 ml NaNO2 1% dan 2,5 ml HCl 7%, campur,

biarkan selama 2 menit, lalu ditambahkan 3 ml larutan (0,25 g B naftol dalam 15 ml

NaOH 8%); pada tabung 1 akan menghasilkan warna merah, tabung 2 akan

menghasilkan warna kekuningan.

3. Larutan dalam NaOH berfloresensi hijau biru.

Page 93: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

93

VITAMIN B2

(Riboflavin; Lactoflavin)

N

NH

O

N

OH

OH

OH

OH

N O

Serbuk kristal kuning sampai kuning jingga, rasa agak pahit. Sangat sukar larut dalam air dan

etanol, tidak larut dalam eter dan CHCl3, mudah larut dalam basa encer.

Identifikasi:

1. Larutan 1 mg dalam 100 ml berwarna kuning pucat kehijauan, berfloresensi hijau

kekuningan, jika ditambahkan asam, basa atau reduktor, floresensi hilang.

2. Larutan zat ditambahkan larutan AgNO3 akan menghasilkan warna merah yang

berubah menjadi merah jingga (merah kersen)

3. Zat ditambahkan H2SO4 pekat akan menghasilkan warna larutan merah cherry.

4. Zat ditambahkan Zn dan HCl akan menyebabkan warna kuning hilang.

5. Reaksi Iodoform positif.

VITAMIN B1

(Thiamin HCl)

HOH2N

N+

S

N

N

Cl-

Serbuk putih, bau lemah mirip ragi, rasa pahit.

Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Reaksi thiochrom: 10 mg zat ditambahkan 3 ml NaOH 1N, 2 tetes larutan K3Fe(CN)6

5% (dibuat baru) dan iso butanol, kocok-kuat selama 2 menit, setelah terpisah, lapisan

iso butanol berfloresensi biru ungu. Jika diasamkan akan hilang, dan jika dibasakan

akan muncul kembali.

2. Zat ditambahkan larutan NaOH 3N akan menghasilkan warna kuning.

3. Zat ditambahkan 1 ml larutan Pb Asetat 10% dan 2 ml NaOH 6N akan menghasilkan

endapan kuning, jika dipanaskan mejadi coklat dan terbentuk endapan hitam PbS.

4. Reaksi Vitalli: zat dalam cawan porselin ditambahkan 1 tetes HNO3 pekat, uapkan di

atas penangas air dan tambahkan 1 tetes spritus KOH (r.p) akan menghasilkan warna

kuning pucat.

5. Uji Belstein positif.

6. Larutan zat dalam air ditambahkan 1 tetes larutan AgNO3 akan menghasilkan endapan

putih.

Page 94: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

94

7. Reaksi kristal:

- Mayer

- Bouchardat

- Dragendort

- Asam pikrat

- Fe komplek s

Page 95: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

95

ANALISIS ANTIBIOTIKA

Antibiotika adalah senyawa yang bersifat anti mikroba. Ditinjau dari rumus kimia, antibiotika

mempunyai struktur kimia yang berbeda-beda, yang menyebabkan reaksi indentifikasi juga

berbeda.

Antibiotika dibagi atas beberapa golongan, antara lain :

1. Turunan amino glikosida, misalnya: gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, dan

lain-lain.

2. Turunan klorafenicol, misalnya:

Chloramphenicol alcohol dan ester-esternya (ester palmitat, stearat, dan suksinat).

Tiamfenikol.

3. Senyawa makrolida, misalnya:

Erithromisin dan ester-esternya (ester etil suksinat, stearat) medikamisin.

4. Turunan penisilin, misalnya:

Amoksilin, ampisilin, benzilin penisilin, fenoksi metil penisilin, kloksalin, penisilillin

G, dll.

5. Turunan sephalosporin, ,misalnya

Sefadroksil, sefalotin, (Na), sefazolin (Na), Sefotaksim.

6. Turunan Tetrasiklin, misalnya:

Chlor tetrasiklin, oksi tetrasiklin, tetrasiklin (HCl, posfat komplek), dll.

7. lain-lain, misalnya: dihidrostreptomisin, Nistatin, Polimiskin, Streptomisin, Basitrasin

(Zn). Rifampisin.

Percobaan / test yang perlu dilakukan pada analisa senyawa antibiotika, antara lain:

1. Test organoleptis:

Bau: beberapa antibiotika mempunyai bau yang chas, misalnya : turunan penisilin,

Warna: putih, kuning (turunan tertracyclin), merah (rifampisin).

Rasa umumnya pahit, sangat pahit: kloramfenikol.

2. kelarutan: sebagian larut dalam air, terutama yang berada dalam bentuk grama

(dengan basa ataupun dengan asam).

3. Test nyala: Test Beilstein untuk garam halogenida atau mengandung halogen. Test

nyala Nichrom: untuk garam kalium atau natrium.

4. Reaksi azo: untuk senyawa yang mengandung gugus alcohol (mis: streptomisin,

kanamisin, dll) dan gugus fenol (mis: turunan tetrasiklin).

5. Dengan FeCl3: untuk senayawa yang mengandung gugus fenol (mis: turunan

tetrasiklin).

6. Reaksi Marquis, Frohde, Madelin: untuk senyawa yang mengandung cincin aromatis

atau senyawa nitrogen.

7. Reaksi dengan asam sulfat pekat; asam nitrat pekat atau campuran asam sulfat pekat

dengan sedikit asam nitrat pekat: untuk senyawa yang mengangung cincin aromatis.

8. Reaksi Fehling : untuk senyawa – senyawa mereduksi.

9. Reaksi dengan asam kromotropat dan asam sulfat pekat: untuk senyawa penisilin.

Page 96: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

96

Cara: dalam tabung reaksi masukkan 2 mg penisilin, tambahkan 2 mg natrium

kromotropat dan 2 ml asam sulfat pekat, panaskan dalam penangas air, terbentuk

warna yang berbeda untuk tiap senyawa, dan tergantung pada lama pemanasan.

10. Reaksi pembentukan asam hidroksamat, untuk turunan penisilin

11. Reaksi Sakaguchi: untuk senyawa yang mengandung gugus guanidine

12. Reaksi Maltol: untuk streptomisin dan dihidrostreptomisin.

13. Reaksi kristal:

- Aseton air (untuk yang tidak larut dalam air)

CHLORAMPHENICOL

(Kemicetin; Chloromycetin) OH

NH

ClCl

O

N+

O-

O

OH

Serbuk putih sampai putih keabuan atau kristal putih keuningan berbentuk jarum. Rasa sangat

pahit. Larut dalam 400 bagian air, 2,5 bagian etanol, 7 bagian propilen glikol, larut dalam

asseton, sangat sukar larut dalam eter.

Identifikasi:

1. Test Belstein positif.

2. Dipanaskan dengan 2 ml spiritus KOH diatas penangas air selama 15 menit, saring,

filtrat memberi test terhadap Cl positif (dengan larutan endapan putih AgNO3).

3. Direduksi dengan Zn dan H2SO4 encer atau HCl encer, test terhadap amin primer

aromatis positif.

4. Dengan penambahan 3 tetes HCl encer, 3 tetes NaN02 10% dan 5 tetes larutan β-naftol

(10 mg dalam 5 ml NaOH 15%) akan menghasilkan warna merah jingga.

5. Larutan zat dalam piridin ditambahkan 2 ml larutan KOH 5%, panaskan 1000C selama

3 menit, lalu didinginkan, maka lapisan piridin akan berwarna merah dan lapisan air

berwarna kuning.

6. Reaksi kristal:

- aseton air

- alkohol air

Page 97: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

97

CHLORAMPHENICOL Palmitat

Serbuk putih, licin, bau lemah, hampir tidak berasa. Tidak larut dalam air, larut dalam 45

bagian etanol 95%, 6 bagian CHCl3, 14 bagian eter.

Identifikasi:

1. Test terhadap chloramphenicol positif

CHLORAMPHENICOL Stearat

Serbuk putih, tidak berasa, tidak larut dalam air.

Identifikasi:

1. Test terhadap chloramphenicol positif

2. Test terhadap stearat: panaskan 100 mg zat dengan 5 ml HCl encer dan 10 ml air pada

api kecil hingga mendidih, berbentuk tetesan minyak yang naik kepermukaan,

dinginkan, pisahkan lapisan lemak, panaskan dengan NaOH 0,1 N dinginkan, larutan

menjadi gudir (kental).

3. Reaksi kristal:

- Aseton air

CHLORAMPHENICOL Natrium Suksinat

Serbuk putih atau kekuningan, tidak berbau.

Mudah larut dalam air dan alcohol, tidak larut dalam CHCl3.

Identifikasi:

1. Larutkan zat dalam piridin ditambahkan 2 ml larutan KOH 5%, panaskan 1000C

selama 3 menit, dan didinginkan, lapisan piridin berwarna merah dan lapisan air

berwarna kuning.

2. Jika 100 mg zat ditambahkan 200 mg resorsin dan 4 tetes H2S04, panaskan diatas

penangas air sampai terbentuk warna merah, tuangkan larutan hati-hati kedalam cawan

berisi air akan menghasilkan larutan berwarna kuning jingga dengan floresensi hijau.

3. Test terhadap chloramphenicol positif.

STREPTOMISIN

Serbuk putih, tidak beerbau, rasa agak pahit, higroskopis. Larut dalam air, sangat sukar larut

dalam alcohol, eter dan CHCl3.

Identifikasi:

1. Reaksi terhadap gugus guanidine: zat dipanaskan kering pada penangas gliserin

sebesar sampai 2500, akan menghasilkan NH3.

Page 98: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

98

2. Zat dipanaskan dengan diacetil dan kalsium oksida menghasilkan warna merah jingga.

3. Reaksi sakaguchi: pada larutan 1 mg zat dalam 5 ml air ditambahkan 1 ml larutan

NaOH 10% dan 1 ml larutan a naftol 0,05% dalam etanol. Dinginkan pada + 150,

tambahkan 3 tetes larutan natrium hipoklorit encer, terbentuk warna merah/merah

ungu.

4. Maltol test: ½ mg zat dilarutkan dalam beberapa tetes air, tambahkan 1 tetes NaOH 1

N, panaskan diatas penangas air selama 5 menit, kemudian didinginkan, selanjutnya

ditambahkan 1 tetes larutan (100 mg besi (III) ammonium sulfat dalam 5 ml asam

sulfat 1N atau HCl 1N yang dibuat baru); terbentuk warna merah ungu atau merah tua.

5. Pada 1 tetes larutan zat 5% ditambahkan 1 ml air dan 1 tetes pereaksi Roux, terbentuk

warna merah delima; tambahkan 1 tetes asam asetat 2 N, warna berubah menjadi

kuning.

(Pereaksi Roux: 1 g Natrium nitroprussid dilarutkan dalam 4 ml air, ditambahkan 1 ml

NaOH 1 N dan 5 ml KMnO4 0,3 %, diamkan 24 jam ditempat gelap, lalu disaring).

6. Pada 10 mg zat ditambah 1 ml NaOH 1N, panaskan di penangas air 5 menit, kemudian

didinginkan, lalu ditambahkan 1,5 ml HCl 7% dan 1 tetes larutan FeCl3, terbentuk

warna ungu intensif (=modifikasi Maltol test).

7. Larutkan 10 mg zat dalam 2 ml pereaksi (0,1245 g DAB dilarutkan air, dan

ditambahkan 0,2 ml FeCl3 (dibuat baru)), kemudian dipanaskan diatas penangas air 2

menit, akan menghasilkan warna ungu.

8. Test terhadap sulfat positif yaitu dengan penambahan BaCl2 akan terbentuk endapan

putih.

TETRACYCLIN HCl

(Achromycin)

Serbuk kristal kuning, tidak berbau. Larut dalam 10 bagian air, 100 bagian etanol, tidak larut

dalam aseton, eter dan CHCl3.

Identifikasi:

1. Reaksi azo akan menghasilkan warna merah, dapat ditarik dengan amil alcohol.

2. Jika 0,5 mg zat ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat akan menghasilkan warna ungu

sampai merah ungu, jika dencerkan dangan air atau dibiarkan akan berubah menjadi

kuning.

3. Larutan zat ditambahkan dengan 1 tetes larutan FeCl3 1% akan menghasilkan warna

coklat atau merah coklat.

4. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna jingga lemah.

5. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna ungu hitam.

6. Reaksi Mandelin akan menghasilkan warna ungu yang berubah menjadi merah dan

lama kelamaan menjadi jingga.

7. Reaksi vitally akan menghasilkan warna kuning / kuning / coklat.

Page 99: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

99

8. Reaksi kristal:

- Dengan larutan Natrium karbonat

- Dengan larutan natrium posfat

OKSITETRASIKLIN HCl

(Terramycin).

Serbuk kristal kuning, tidak berbau, rasa pahit, hidgroskopis. Larutan dalam 2 bagian air

menghasilkan jernih, dan jika dibiarkan menjadi keruh.

Identifikasi:

1. Dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan warna merah tua, jika diencerkan

dengan air, berubah menjadi kuning.

2. Reaksi Marquis akan menghasilkan warna jingga lemah

3. Reaksi Frohde akan menghasilkan warna ungu hitam

4. Reaksi Mendelin akan menghasilkan warna merah ungu yang berubah menjadi merah,

lama kemalaan menjadi jingga.

AMOKSISILLIN

O

SH

HN

H2N

HO

O

N

O

OH

Serbuk kristal putih, bau spesifik. Larut dalam 400 bagian air, 1000 bagian alkohol, 200

bagian metanol, sangat sukar larut dalam eter, kloroform dan minyak.

Identifikasi:

1. Reaksi dengan asam chromatropat, panaskan pada 150o selama 4 menit, mula-mula

tidak berwarna kuning - ungu - merah bara.

2. Dengan pereaksi fehling akan menghasilkan warna warna lembayung (magenta).

3. Larutkan 2 tetes aniline dalam campuran (1 ml HCl dalam 3 ml air), dinginkan dalam

es, lalu tambahkan larutan 200 mg NaNO2 dalm 1 ml air. Tambahkan campuran ini

setetes demi setetes ke dalam larutan 100 mg zat dalam 2 ml NaOH akan

menghasilkan warna merah cheri tua dan endapan coklat tua.

4. Dengan pereaksi millon akan menghasilkan larutan merah dan endapan yang lebih

merah, ini merupakan test untuk fenol yang posisi ortho-nya bebas, (Ampisillin

menghasilkan endapan putih dengan larutan yang berwarna kuning).

AMPISILLIN

O

SH

HN

H2N O

N

O

OH

Page 100: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

100

Serbuk kristal putih, rasa pahait. Bentuk bebas: larut dalam 170 bagian air, sangat sukar larut

dalam alkoho, eter, CHCl3, aseton dan minyak. Bentuk garam natrium: larut dalam 2 bagian

air, 50 bagian aseton, sangat sukar larut dalam CHCl3, tidak larut dalam eter, paraffin cair dan

minyak.

Identifikasi:

1. Test chromotropat: mulat-mula tidak berwarna, berubah menjadi ungu, akhrinya

menjadi merah bara.

2. Dengan larutan Fehling akan menghasilkan warna ungu megenta (merah ungu).

3. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna jingga.

4. Letakkan 2 tetes larutan 0,1 % ninhidrin pada kertas saring, keringkan pada 1050C,

tambahkan 2 tetes larutan 0,1% sampel, panaskan pada 1050C selama 5 menit, akan

terbentuk warna merah kebiruan.

5. Larutkan zat ditambahkan 0,1 g hidroksilamin HCl dan 1 ml NaOH, setelah 5 menit

asamkan dengan HCl, tambahkan 10 tetes larutan FeCl3, terbentuk warna merah ungu

(merah ungu kotor).

6. Larutkan 5 mg zat dalam 1 ml air, tambahkan 1-2 tetes FeCl3 2,5%, larutan berwarna

kekuningan jernih.

7. Reaksi Marquis: mula-mula tidak berwarna, panaskan diatas penangas air selama 2

menit, dinginkan, terbentuk warna kuning.

TIAMFENIKOL

H3CO2S

HN

Cl

Cl

O

OH

OH

Serbuk kristal putih atau kekuningan, sukar larut dalam air, eter dan etil asetat, larut dalam

asetonitril dan DMF

Identifikasi:

Tes terhadap sulfon, klorida, amin dan hidroksi positif.

Page 101: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

101

DAFTAR PUSTAKA

Auterhoff. H, Kovar. K.A., 1987. Identifikasi Obat. Terjemahan oleh Sugiarso. N.C., penerbit

ITB Bandung.

Clarke’s. 1986. Isolation and Identification of Drug. 2nd

edition. The Pharmaceutical Press.

London.

Ebel. S. 1992. Obat Sintetik. Terjemahan oleh Mathilda. B.W. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Feigl.F. 1966. Spot Test in Organic Analysis. 7th

English edition. Amsterdam. Oxford. New

York.

Shriner.R.L, Fuson. R.C, et all. 1980. The Systematic Identification of Organic Compound.

Sixth edition. John Willey & Son. New York.

Clark.E.G.C. 1969. Isolation and Identification of Drug. 1st edition. The Pharmaceutical

Press. London.

DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III.

The Pharmaceutical Codex. 11th

edition. The Pharmaceutical Press. University Press.

Cambridge. London.

Basic Test For Pharmaceutical Substance. 1986. WHO. Geneva.

Basic Test For Pharmaceutical Dosage Form. 1992. WHO. Geneva.

Page 102: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF - …ffar.usu.ac.id/.../TA_2019-2020/Penuntun-Kimia-Farmasi-Kualitatif.pdf · PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi

1