48
PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI 1. Pemeriksaan tanda vital 2. Linea / regio dinding Toraks (inspeksi /proyeksi organ) 3. Toraks 1 (Jantung - Paru) 4. Jugular Venous Pressure / JVP 5. Balutan 1 : Menghentikan perdarahan akut (tekanan langsung & tekanan titik) Edisi 2 Oktober 2010 TIM PELAKSANA SKILLS LAB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

PENUNTUN SKILLS LAB

BLOK 1.2

KARDIORESPIRASI

1. Pemeriksaan tanda vital

2. Linea / regio dinding Toraks (inspeksi /proyeksi organ)

3. Toraks 1 (Jantung - Paru)

4. Jugular Venous Pressure / JVP

5. Balutan 1 : Menghentikan perdarahan akut

(tekanan langsung & tekanan titik)

Edisi 2

Oktober 2010

TIM PELAKSANA SKILLS LAB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

Page 2: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

1

PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan karena telah berhasil

menyelesaikan pembuatan penuntun skills lab Blok 1.2. Kardiorespirasi ini. Adapun kegiatan skills lab

pada blok 1.2 terdiri dari (sudah termasuk pertemuan untuk evaluasi sumatif):

1. Pemeriksaan fisik umum: 4 x pertemuan

2. Prosedural menghentikan perdarahan akut 2 x pertemuan

Kedua ketrampilan di atas merupakan kompetensi yang perlu diberikan kepada mahasiswa sehingga

secara umum mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai seorang calon dokter.

Penuntun skills lab ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dan instruktur dalam

melakukan kegiatan skills lab pada blok ini. Namun diharapkan juga mereka dapat menggali lebih

banyak pengetahuan dan ketrampilan melalui referensi yang direkomendasikan. Semoga penuntun ini

akan memberikan manfaat bagi mahasiswa dan instruktur skills lab yang terlibat.

Kritik dan saran untuk perbaikan penuntun ini sangat kami harapkan. Akhirnya kepada pihak

yang telah membantu dalam penyusunan dan pengadaan penuntun ini, kami ucapkan terima kasih.

Tim Penyusun

Page 3: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

2

DAFTAR TOPIK SKILLS LAB SETIAP MINGGU

Minggu Ke Jenis keterampilan Topik Tempat

I

Ketrampilan pemeriksaan fisik

Latihan: Pemeriksaan tanda vital dan

pengenalan proyeksi organ

Ruang skills lab

Gedung EF

II Latihan: Pemeriksaan

Fisis Paru

III Latihan: Pemeriksaan Fisis Jantung dan JVP

IV Ujian

V Ketrampilan prosedural

Latihan: Balutan 1.

VI Ujian

PENILAIAN:

Nilai Akhir skills lab pada Blok 1.2 =

2F + 1 P ------------

3

Keterangan: F = Nilai Ketrampilan Pemeriksaan Fisik P = Nilai Ketrampilan Prosedural

Page 4: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

3

I. Seri Ketrampilan Pemeriksaan Fisik:

1. Pemeriksaan tanda vital 2. Linea / regio dinding Toraks(inspeksi /proyeksi organ). 3. Toraks 1 (Jantung - Paru) 4. Jugular Venous Pressure / JVP

Edisi 2

Oktober 2010

TIM PELAKSANA SKILLS LAB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

Page 5: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

4

PENDAHULUAN

Pada blok 1.1 mahasiswa telah diperkenalkan dengan pemeriksaan fisik umum dan

pemeriksaan dasar sebagai prosedur utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon

dokter dengan standar mampu melakukan dengan baik. Pada blok 1.2 ini mahasiswa dilatih

untuk lebih mahir dalam melakukan pemeriksaan tanda vital berupa penilaian keadaan

umum, status mental, tingkat kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas dan suhu. Di samping

mampu memeriksa, mahasiswa juga diharapkan mampu memberikan penilaian terhadap hasil

pemeriksaan dengan baik, sehingga bisa mengenal kondisi patologis dengan tepat.

Pada kegiatan skills lab ketrampilan pemeriksaan fisik pada blok 1.2 merupakan

kelanjutan dari keterampilan pemeriksaan fisik blok 1.1. dengan tambahan materi:

1. Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiorespirasi meliputi Regio/Linea di dinding toraks,

inspeksi/ proyeksi organ-organ torak (jantung dan paru).

2. Pemeriksaan fisik paru dan jantung

3. Pemeriksaan Tekanan Vena Yugularis (Jugular Venous Pressure / JVP)

Secara umum latihan yang diberikan bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan

pemeriksaan fisik sistem kardiorespirasi dan pemeriksaan JVP. Kegiatan di atas merupakan

kemampuan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa kedokteran sehingga

mereka dapat menerapkannya ketika menjadi seorang dokter.

Ketrampilan pemeriksaan fisik ini ditunjang oleh ketrampilan yang sudah didapatkan

oleh mahasiswa pada Blok 1.1. (Ketrampilan Berkomunikasi Sambung Rasa, Pemeriksaan

Fisik). Sementara itu ketrampilan ini menunjang ketrampilan lain pada Blok berikutnya,

yaitu:

1. Blok 1.6 (RJP 1);

2. Blok 2.2 Pemeriksaan Fisik Seluruh Tubuh 1;

3. Blok 3.2 Toraks 2 (Pemeriksaan jantung lengkap) dan EKG 2;

4. Blok 3.3 Toraks 3 (Pemeriksaan Paru Lengkap);

5. Blok 4.3 Pemeriksaan Fisik emergensi (medical emergency) & EKG 3

(Emergensi).

Keterampilan ini akan bermanfaat sebagai dasar bagi keterampilan pemeriksaan fisik

pada blok berikutnya. Waktu yang dibutuhkan untuk berlatih dan evaluasi formatif selama 6 x

50 menit, atau 3 kali pertemuan yang terjadwal dan 2 x 50 menit untuk ujian (minggu ke-4).

Latihan ketrampilan akan diadakan di ruang skills lab FK-Unand.

Page 6: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

5

I. PEMERIKSAAN TANDA VITAL

1. TUJUAN PEMBELAJARAN:

1.1. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah melakukan pelatihan ketrampilan klinik Pemeriksaan Fisik Tanda vital mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan tanda vital dan memberikan interpretasi terhadap hasil pemeriksaan

1.2. Tujuan Instruksional Khusus:

1.2.1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan keadaan umum

1.2.2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan status mental

1.2.3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran (skala Glasgow)

1.2.4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah , nadi, nafas dan suhu dan interpretasinya dengan benar

2. STRATEGI PEMBELAJARAN:

2.1. Responsi

2.2. Bekerja kelompok

2.3. Bekerja dan belajar mandiri

3. PRASYARAT:

- Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih:

Anatomi, Fisiologi dan Fisika.

- Ketrampilan yang terkait:

Ketrampilan komunikasi: perkenalan, interpersonal skills

Higines/Asepsis: Mencuci tangan

4. TEORI

PEMERIKSAAN FISIK TANDA VITAL

Pengertian

Hasil pemeriksaan tanda vital seorang dokter akan mampu menilai keadaan pasien

secara umum. Pemeriksaan ini dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih

lengkap. Pemeriksaan tanda vital meliputi :

1. penilaian keadaan umum,

2. penilaian status mental / tingkat kesadaran

3. pemeriksaan tekanan darah

4. pemeriksaan nadi

5. pemeriksaan nafas

6. pemeriksaan suhu

Page 7: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

6

Teori dan prosedur kerja Pemeriksaan Tanda Vital sudah

dipelajari mahasiswa pada Skills Lab Blok 1.1. (Pemeriksaan

fisik Umum). Sebagai tambahan pada blok 1.2 ini adalah

mahasiswa akan mempelajari penilaian status mental/tingkat

kesadaran, pemeriksaan denyut nadi dan pemeriksaan

pernapasan

I. Penilaian keadaan umum.

Penilaian keadaan umum dilakukan saat seorang dokter pertama kali bertemu dengan

pasien. Secara umum pasien dapat dinilai kondisi sakitnya dalam kondisi sebagai berikut :

Tidak nampak sakit, masih bisa beraktifitas biasa

Sakit ringan, tampak mulai terganggu aktifitas harian

Sakit sedang, memerlukan istirahat tetapi masih dapat melakukan aktifitas pribadi

Sakit berat, terbaring di tempat tidur dan perlu bantuan untuk melakukan aktifitas

pribadi.

II. Penilaian status mental / tingkat kesadaran

Merupakan penilaian tingkat kesadaran berupa :

1. Composmentis, sadar sepenuhnya, baik/sempurna

2. Apatis, perhatian berkurang

3. Somnolen, mudah tertidur walaupun sedang diajak bicara

4. Soporous, dengan rangsangan kuat masih memberi respon gerakan

5. Soporocomatous, hanya tinggal reflek cornea (sentuhan kapas pada kornea, akan

menutup kelopak mata)

6. Koma, tidak memberi respon sama sekali

7. Penilaian kesadaran juga dapat dilakukan dengan menggunakan Glasgow Coma

Scale (GCS). Tabel GCS dapat dilihat pada halaman berikut.

Page 8: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

7

Tabel 1. Glasgow Coma Scale (GCS)

No Membuka mata ( E ) Nilai 1. 2. 3. 4.

Spontan Terhadap rangsang suara Terhadap rangsangan nyeri Tidak ada reaksi

4 3 2 1

Motorik ( M ) 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Menurut perintah Dapat melokalisir rasa nyeri Mengelak terhadap rangsangan nyeri Gerakan fleksi Gerakan ekstensi Tidak ada reaksi

6 5 4 3 2 1

Verbal ( V ) 1. 2. 3. 4. 5.

Menjawab dengan benar Jawaban tidak sesuai pertanyaan Jawaban salah Suara yang tidak ada artinya Tidak ada reaksinya

5 4 3 2 1

Nilai GCS = (E+M+V).nilai terbaik = 15. Nilai terburuk = 3

III. Penilaian Tekanan Darah

Saat jantung berkontraksi dan relaksasi, sirkulasi darah menyebabkan tekanan pada

dinding arteri. Tekanan darah arteri merupakan tekanan atau gaya lateral darah yang bekerja

pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini berubah-ubah sepanjang siklus jantung. Bila

ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh, tekanan darah saat ini

disebut tekanan sistolik. Bila ventrikel relaksasi, aliran darah dari atrium menuju ke ventrikel,

tekanan darah saat ini disebut tekanan diastolik. Selisih antara tekanan sistolik dan diastolik

disebut tekanan nadi.

Ada 5 faktor yang menentukan tingginya tekanan darah, yaitu : curah jantung, tahanan

pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan kelenturan dinding arteri.

Faktor lain yang menentukan tekanan darah adalah aktifitas fisik, stres emosi, nyeri, dan

temperatur sekitar.

Teknik Mengukur Tekanan Darah

Alat pengukur tekanan darah disebut sfigmomanometer, ada 2 macam manometer yaitu :

manometer air raksa/merkuri dan manometer aneroid (Gambar 1). Untuk mendapatkan

pengukuran yang tepat lebar manset harus sesuai dengan ukuran lengan (Gambar 2).

Pengukuran dapat dilakukan pada arteri apapun, yang dapat dilingkari manset di bagian

Page 9: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

8

proksimal dan dapat diraba di bagian distal. Pengukuran pada arteri brakhialis paling sering

dilakukan karena letaknya yang tepat.

Agar dihasilkan pengukuran tekanan darah yang akurat terdapat beberapa langkah yang harus

dilakukan :

- Hindari merokok, minum caffein, olahraga 30 menit sebelum pemeriksaan.

- Ruang pemeriksaan tenang.

- Ukur setelah beristirahat selama 15 menit. Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan berbaring, duduk dengan lengan diatur sedemikian rupa sehingga

A. brakialis terletak setinggi jantung.

- Lengan bebas dari baju, tidak ada arteriovenous fistula pada pasien yang dihemodialisis atau tanda-tanda lymphedema.

- Palpasi A. brakialis.

- Lengan pada posisi antekubiti, setinggi jantung – dekat pertemuan ruang interkostal 4 dengan sternum.

- Bila pasien duduk, letakkan lengan pada meja; bila pasien berdiri, lengan pada posisi pertengahan dada.

IV. Penilaian Denyut Nadi (Pulse)

Denyut nadi merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Diperiksa dengan cara

palpasi (perabaan) pada Arteri radialis pada pergelangan tangan. Pada tempat lain dapat juga

dilakukan, seperti :

Arteri brakialis pada lengan atas Arteri karotis pada leher Arteri poplitea pada belakang lutut Arteri femoralis pada lipat paha Arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki

Gambar 2. Lebar manset sesuai ukuran lengan

Gambar 1. Manometer air raksa dan aneroid

Page 10: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

9

Sifat-sifat nadi yang dinilai :

1. Frekuensi (kecepatan) nadi

Normal dewasa : 60-90 kali/menit, anak : 90-140 kali/menit

2. Pengisian nadi (size)

Ditentukan oleh pengisian saat sistole dan pengosongan saat diastole

Gambar 2 Normal

Tekanan nadi sekitar 30-40 mmHg. Kontur nadi yang normal adalah halus dan bulat.

(gambar 2).

3. Gelombang nadi (wave)

Ditentukan oleh kecepatan pengisian dan pengosongan nadi. Gelombang nadi sangat

erat hubungannya dengan pengisian nadi, makin besar pengisian maka makin besar

gelombang nadi

4. Irama nadi

Pada orang normal irama nadi teratur, disebut pulsus reguler.

5. Tekanan (tension)

Cara : Dengan memberi tekanan pada A. radialis kanan. Jari ke-2 menekan A. radialis

makin kuat sambil jari ke-3 dan ke-4 merasakan ada atau tidak denyut jantung.

6. Dinding pembuluh darah (kontur)

Diraba pada A. br.akialis. Arteri yang baik pada palpasi terasa dindingnya kenyal.

7. Pulsasi vena

Pulsasi vena tidak dapat diraba seperti halnya arteri, hanya dapat dilihat (inspeksi) dan

sebaiknya diperiksa pada vena jugularis eksterna.

V. Penilaian pernapasan (respirasi)

Terdiri dari inspirasi dan ekspirasi, frekuensi napas normal 14-20 kali permenit (lihat gambar

3).

Gambar 3. Pernapasan normal

.

Yang harus diperhatikan pada pernapasan

adalah : kecepatan, irama, usaha bernapas

(effort of breathing), pola pernapasan,

pengunaan otot-otot pernapasan tambahan

Page 11: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

10

a. Kecepatan pernapasan

Adalah jumlah inspirasi permenit. Kecepatan pernapasan lebih rendah dan kurang teratur

dibandingkan dengan denyut nadi, maka harus dihitung semenit untuk mengurangi

kesalahan.

Kecepatan meningkat pada keadaan :

Emosional seperti ketakutan atau cemas

Kelainan metabolik :

- Diabetes melitus

- Kelainan paru-paru (emfisema)

Kelainan dinding torak yang menghalangi pelebaran dada, misalnya : miastenia

gravis

Kecepatan respirasi berkurang pada keadaan : depresi sistem saraf, misalnya kelebihan

sedasi dan anestesi.

b. Kedalaman pernapasan

Kedalaman pernapasan pada umumnya menggambarkan tidal volume, jumlah udara yan

diambil setiap pernapasan. Pada dewasa normal tidal volume antara 300-500 ml. Volume

udara inspirasi sebenarnya hanya dapat ditentukan dengan spirometer. Untuk

memperkirakan kedalaman pernapasan, observasi dada ketika naik dan turun, nilai usaha

yang dibutuhkan untuk bernapas. Pernapasan hendaklah agak lambat. Tentukan apakah

pernapasan dangkal (superfisial), sedang atau dalam. Napas yang dangkal menunjukkan

kerusakan pada dada seperti tulang iga patah. Pernapasan dalam menunjukkan kelainan

saraf, seperti cerebrovascular accident.

c. Jenis pernapasan

- Thorakal

Rongga toraks mengembang dan mengempis sesuai dengan irama inspirasi dan ekspirasi.

Umumnya wanita mempunyai pernapasan torakal.

- Abdominal

Inspirasi seirama dengan pengembangan perut dan ekspirasi dengan pengempisan perut.

Umumnya pada laki-laki dan anak-anak.

- Thorakoabdominal

Unsur torakal lebih dominan. Sering pada laki-laki dan anak-anak.

- Abdominotorakalis

Unsur abdomen lebih dominan

Page 12: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

11

d. Perubahan bau napas

- Bau alkohol : pada intoksikasi

- Bau urin ; pada uremia (gagal ginjal kronk)

- Bau aseton : pada koma diabetikum (ketoasidosis), kelaparan

- Bau amis/terasi (fetor hepatikum) : pada koma hepatikum

- Bau busuk : - oral higine buruk

- Stomatitis

- Periodontis

- Tonsilitis

- Rhinitis atrofik

- Abses paru

- Bronkiektasis

Perhatikan simetris dinding dada pada saat mengembang waktu inspirasi. Keadaan

asimetris dapat disebabkan oleh kelainan otot, tulang iga patah, atau paru-paru collap.

Perhatikan otot dada atau otot abdomen yang bekerja. Wanita biasanya bernapas dengan otot

dada, sedangkan laki-laki dan anak-anak memakai otot abdomen. Perhatikan juga otot lain

yang bekerja pada pernapasan, misalnya otot skalenus, sternocleidomastoideus dan otot

abdomen. Pemakaian otot tersebut biasanya pada keadaan penyakit paru-paru kronis atau

respiratory distress.

VI. Penilaian Suhu tubuh

Suhu tubuh menunjukkan perbedaan antara jumlah energi yang dihasilkan oleh tubuh

dengan jumlah energi yang hilang. Dalam keadaan normal suhu tubuh dipertahankan dalam

batas normal, hal ini diatur oleh pusat pengaturan panas (thermoregulatory) pada

hipotalamus. Sistem ini mengatur keseimbangan antara panas yang dihasilkan oleh sistem

metabolisme pada tubuh seperti menggigil, kontraksi otot, penyakit, olahraga, peningkatan

aktifitas kelenjar tiroid dengan panas yang hilang sepertu konduksi, konveksi dan evaporasi.

Suhu tubuh normal 36oC-37,5oC. Bila produksi panas berlebihan akan menyebabkan

demam/ peningkatan suhu tubuh (hyperthermia). Kebalikannya, bila aktifitas berlebihan

dapat menyebabkan suhu tubuh menurun disebut hypothermia.

Posisi termometer

a. Oral

Pemeriksaan secara oral dengan memasukkan ujung termometer kaca di bawah bagian

depan lidah lalu mulut ditutup selama 3-5 menit, kemudian baca hasilnya. Letakkan

kembali termometer di bawah lidah beberapa menit, baca hasilnya. Bila suhu masih

bertambah, ulangi prosedur sampai temperatur tetap. Sebelum pemakaian, termometer

Page 13: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

12

dikocok agar kolom air raksa berada dibawah 35,5oC. Dilakukan pada pasien dewasa yang

sadar. Sebelum pemeriksaan pasien tidak bernapas memalui mulut, tidak minum air panas,

air dingin dan tidak merokok selama 15 menit. Faktor-faktor tersebut menyebabkan hasil

pembacaan tidak tepat.

Kemungkinan kesalahan yang terjadi :

Penderita tidak menutup mulut dengan rapat

Penderita baru minum es atau air panas (pemeriksaan diundur 10-15 menit)

Penderita bernapas melalui mulut

Terlalu cepat menilai

Merokok (15 menit sebelumnya)

Cara oral, kontra indikasi dilakukan pada pasien dengan kerusakan mulut, setelah operasi

mulut, anak-anak, pasien tidak sadar, batuk-batuk, kejang dan menggigil. Keadaan ini akan

menyebabkan termometer pecah.

Pada pemakaian termometer elektronik, pembacaan suhu setelah 10 detik. Suhu oral rata-

rata 37oC (98,6oF), pada pagi hari suhu dapat mencapai 35,8oC, siang dan sore hari 37,3oC.

b. Aksila

Cara pengambilan suhu melalui aksila dengan meletakkan ujung termometer pada

ketiak/aksila. Pasien memegang tangan yang lain melalui dada, sehingga posisi termometer

tetap. Bila pasien tidak mampu, pemeriksa yang memegang termometer tersebut.

Temperatur melalui aksila dibaca setelah 5-10 menit. Cara ini dilakukan pada pasien yang

tidak bisa menutup mulut secara oral, misalnya deformitas mulut, operasi mulut, pasien

yang memakai oksigen. Pengukuran dengan termometer digital dilakukan selama 30 detik.

c. Rektal

Penderita berbaring pada 1 sisi dengan paha difleksikan. Ujung termometer diberi pelumas,

masukkan ke anus sedalam 3-4 cm, baca setelah 3 menit. Pada pemakaian termometer

elektronik, pembacaan suhu setelah 10 menit. Suhu rektal lebih tinggi 0,4-0,5oC

dibandingkan suhu oral.

d. Membran timpani

Pengukuran suhu pada membran timpani lebih praktis, cepat, aman. Pastikan kanalis

auditorius eksternal tidak ada cerumen. Posisi sinar infra merah ditujukan ke membran

timpani (jika tidak, pengukuran kurang valid). Tunggu 2-3 detik sampai suhu digital

muncul. Cara tersebut merupakan pengukuran suhu inti tubuh, lebih tinggi 0,8oC

dibandingkan suhu oral.

Page 14: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

13

5. PROSEDUR KERJA

Dalam skills lab ini, alat yang dibutuhkan dan prosedur kerja dapat dilihat pada penuntun skills lab blok 1.1.. Adapun urutan kerja adalah sebagai berikut:

A. Penilaian Tingkat Kesadaran. B. Pengukuran Tekanan Darah C. Pengukuran Denyut Nadi D. Pemeriksaan pernafasan E. Pemeriksaan Suhu Tubuh

A. Penilaian Tingkat Kesadaran:

Alat dan bahan : kapas (refleks kornea)

Prosedur kerja:

1. Pada pasien yang sadar , berikan pertanyaan seperti perjalanan penyakit, orientasi tempat dan

waktu. Bila bisa dijawab dengan baik , penderita dinilai komposmentis

2. Bila tidak direspon dengan baik, berikan rangsangan nyeri kepada pasien seperti menekan

daerah tulang dada atau menekan daerah betis bagian belakang, menyentuh daerah kelopak

mata dengan kapas

3. Respon yang diperoleh menunjukkan tingkat kesadaran pasien. a. Apatis, bila perhatiannya berkurang b. Somnolen, mudah tertidur walaupun sedang diajak bicara c. Soporous, dengan rangsangan kuat masih memberi respon gerakan d. Soporocomatous, hanya tinggal reflek cornea (sentuhan kapas pada kornea, akan menutup

kelopak mata) e. Koma, tidak memberi respon sama sekali

4. Hal yang sama dilakukan bila mengguinakan Glasgow coma scale, namun hasil

dinyatakan dalam bentuk angka, yang kemudian hasil dari angka tersebut

menggambarkan kondisi kesadaran pasien.

B. Pengukuran tekanan Darah:

Alat: spygmomanometer air raksa

Cara Mengukur Tekanan Darah

- Lilitkan manset yang sudah kempis dengan ketat pada lengan atas sehingga batas

bawah manset tersebut sekitar 2,5 cm diatas fosa antekubiti, manset diletakkan pada

permukaan depan medial lengan.

- Mula-mula tentukan tekanan sistolik dengan palpasi. Tekanan darah diukur dengan

palpasi agar kesenjangan auskultasi (auscultatory gap = interval diam antara tekanan

sistolik dan diatolik) masih dapat dideteksi. Raba denyut A. radialis dan pompalah

manset sampai denyut tak teraba lagi. Perlahan-lahan kempiskan manset dan catatlah

angka pada saat denyut teraba lagi. Ini adalah tekanan sistolik (gambar 3).

- Letakkan stetoskop dengan ringan di atas A. brakialis (fossa cubiti).

Page 15: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

14

- Pompa manset secara cepat, sampai 20-30 mmHg diatas tekanan sistolik, kemudian

turunkan

- perlahan-lahan sekitar 2-3 mmHg perdetik.

- Bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik = fase Korotkoff I.

- Saat bunyi tidak terdengar lagi adalah tekanan diastolik = fase Korotkoff II (gambar 5)

Gambar 4. Cara Mengukur Tekanan Gambar 5. Auscultatory gap

darah

Gambar 6 Tekanan sistolik dan diastolik

Cara melaporkan hasil pemeriksaan/pengukuran:

Laporan disampaikan dalam bentuk berapa angka yang tertera di alat pada saat

terdengar korotkoof 1 , merupakan bunyi sistolik, dan saat bunyi menghilang sebagai

fase diastolik

Kesalahan yang mungkin timbul pada ketrampilan tersebut: - memberikan tekanan berlebihan - saat mengurangi tekanan, dilakukan tergesa-gesa sehingga sukar menilai bunyi/ fase

korotkoff

Page 16: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

15

Gambar 7. Pemeriksaan nadi

Pengukuran Denyut Nadi

Alat: stop watch / jam

Cara pemeriksaan :

- Biasanya pada pergelangan tangan kanan.

- Pemeriksa berada di kanan, dengan

menggunakan 2 ujung jari (jari ke-2,3) tangan

kanan yang ditempelkan pada A. radialis.

Tekan A. radialis sampai teraba pulsasi yang

maksimal (gambar 7)

- Bila denyut nadi teratur, hitung kecepatan

selama 15 detik, lalu dikalikan 4.

- Bila denyut nadi tidak teratur (aritmia), hitung selama 60 detik. Dihitung juga denyut

jantung dengan menggunakan stetoskop.

- Periksa pada lengan kanan dan kiri.

Cara melaporkan hasil pemeriksaan/pengukuran:

Hasil dilaporkan berupa jumlah denyut per satu menit atau 60 detik

Kesalahan yang mungkin timbul pada ketrampilan tersebut adalah penekanan nadi terlalu

kuat, sehingga terlewatkan denyut pertama yang terasa

C. Pemeriksaan pernapasan:

Alat : stop watch

Cara pemeriksaan pernapasan

1. Pasien melepaskan baju sesuai kebutuhan 2. Perhatikan gerakan pernapasan melalui gerakan dada pasien (lakukan jangan

sampai pasien merasa malu) 3. Kadang-kadang diperlukan palpasi pada dinding dada untuk membandingkan

gerakan kiri dan kanan. 4. Selama inspirasi, perhatikan gerakan dinding lateral dada, pembesaran sudut

epigastrium dan ekstensi anterior-posterior. 5. Selama ekspirasi, perhatikan gerakan dinding dada, sudut epigastrium dan

anterior-posterior kembali ke posisi semula. 6. Perhatikan otot-otot yang bekerja pada pernapasan. 7. Buat catatan mengenai irama, frekuensi dan gerakan dinding dada abnormal

Cara melaporkan hasil pemeriksaan/pengukuran: Nyatakan jumlah nafas satu menit, tipe pernafasan serta ada tidaknya gerakan tambahan di dinding dada.

Kesalahan yang mungkin timbul pada ketrampilan tersebut;

Ketepatan dalam menghitung jumlah pernafasan, Faktor kooperatif pasien

sangat menentukan

Page 17: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

16

D. Pemeriksaan Suhu Tubuh:

Alat : termometer aksila

Cara Pemeriksaan Suhu Tubuh (melalui aksila)

1. Pemeriksa berada pada sisi kanan pasien

2. Terangkan pada pasien cara pemeriksaan

3. Pasien berada pada posisi duduk atau prone position

4. Goyang termometer sampai air raksa turun 35,5oC

5. Letakkan termometer pada ketiak

6. Tunggu 5-10 menit, catat hasilnya

Cara melaporkan hasil pemeriksaan/pengukuran:

Dilaporkan angka yangg sesuai dengan permukaan air raksa

Kesalahan yang mungkin timbul pada ketrampilan tersebut

- Sebelum memulai pengukuran ,permukaan air raksa tidak berada dalam posisi

terendah

- permukaan aksilla tidak kering

BUKU YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI RUJUKAN

1. Adams. Textbook of Physical Diagnosis.17ed.Williams & Wilkins.1987

2. Delp MH, Manning RT. Major Diagnosis Fisik. Terjemahan Moelia Radja Siregar.

EGC 1996

3 Buku Ajar Fisis Diagnostik Penyakit Dalam FK Unand. Editor Nusirwan Acang, dkk ,

Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

AndalasPadang, 2008

Page 18: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

17

4. EVALUASI

CHECKLIST PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Nama :

BP :

Tanggal :

No Aspek Yang Dinilai SKOR

1 2 3 4 A Persiapan

1. Mengucapkan salam 2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan 3. Menyiapkan alat yang diperlukan 4. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien 5. Pasien tidur telentang dalam keadaan rileks dan dada terbuka

B Anamnesis 6. Menilai status mental penderita 7. Menilai tingkat kesadaran (GCS)

C Inspeksi 8. Menilai bentuk pernafasan 9. Melaporkan jumlah pernafasan permenit

D Palpasi 10. Melaporkan jumlah denyut nadi permenit 11. Menilai sifat nadi 12. Melaporkan suhu tubuh pasien

D Auskultasi 13.Melaporkan posisi bunyi korotkof I 14. Melaporkan posisi bunyi korotkof II

E Kesimpulan JUMLAH

Penilaian: Untuk nomor 1-5: Untuk nomor 6-14:

1= tidak dilakukan 1 = Tidak dilakukan 2= dilakukan 2 = Dilakukan dan perlu banyak perbaikan

3 = Dilakukan dan perlu sedikit perbaikan 4 = Dilakukan dengan sempurna Nilai akhir= total skor x 100 46

Nilai akhir = ..............................

Padang, ...........................2010 Instruktur, (............................................)

Page 19: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

18

II. LINEA / REGIO PADA DINDING TORAKS

(INSPEKSI / PROYEKSI ORGAN )

2.1. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mengikuti kegiatan ketrampilan ini diharapkan mahasiswa dapat mengenali

dan mengidentifikasi proyeksi organ pada dinding Toraks.

2.2. TEORI

PROYEKSI ORGAN

Rongga toraks dibentuk oleh :

- Clavicula - Sternum - Tulang iga (kostae) - Scapula - Vertebrae Thoracalis - Otot-otot dinding Toraks

Besar rongga toraks bervariasi, pada orang dewasa diameter anterior – posterior lebih

kecil dari diameter transversal.

Anatomi Dan Fisiologi Toraks

Pelajarilah kembali anatomi dinding dada kenalilah struktur-struktur yang

terdapat pada gambar di bawah ini (Gambar 1).

Page 20: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

19

Dalam mendeskripsikan hasil pemeriksaan toraks, anda perlu dapat menghitung kosta

beserta spatium interkostalis dengan benar. Angulus sternalis adalah petunjuk yang baik.

Untuk menemukannya, temukanlah dahulu fossa suprasternalis, kemudian gerakkan jari anda

ke bawah sejauh kurang lebih 5 cm, untuk sampai pada tonjolan tulang horisontal yang

menghubungkan antara manubrium sterni dengan korpus sterni. Kemudian gerakkan jari anda

ke lateral untuk menemukan kosta kedua. Spatium interkostalis yang langsung berada di

bawahnya adalah spatium interkostalis ke dua. Dari sini, dengan menggunakan dua jari anda

dapat menyelusuri kosta ke bawah, secara miring ke lateral sesuai dengan garis merah pada

gambar. Jangan menyelusuri tepi sternum, karena di daerah ini kosta sangat rapat. Kenalilah

bahwa hanya 7 buah kartilago kosta yang melekat pada sternum. Kartilago kosta ke 8, 9 dan

ke 10 menempel pada kartilago kosta di atasnya, sedangkan kartilago kosta ke 11 dan ke 12

berujung bebas (Gambar 2).

Pada dinding posterior dada, kosta ke 11 dan ke 12 dapat menjadi titik awal untuk

menghitung kosta dan spatium interkostalis. Biasanya ini menolong untuk mendiskripsi

kelainan pada dada bagian bawah, tetapi dapat menolong juga apabila penghitungan dari

depan tidak memuaskan atau meragukan. Mula-mula dengan satu jari tangan, tekanlah tepi

bawah kosta ke arah dalam dan atas, temukanlah kosta ke 12. Kemudian merambatlah ke atas

pada spatium interkostalis secara miring ke atas dan melingkar ke dinding depan dada

(gambar 3)

Page 21: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

20

Selain itu, ada juga tanda-tanda tulang lain yang dapat dipakai sebagai patokan.

Angulus inferior scapulae biasanya terletak pada level yang sama dengan kosta ke-7. Lokasi

kelainan dapat juga disebutkan dengan menggunakan letak prosesus spinosus dari vertebrae.

Pada waktu seseorang menundukkan kepala, maka prosesus spinosus yang paling menonjol

adalah prosesus yang sama menonjol, mereka adalah milik vertebra servikal 7 dan torakal. 1.

Prosesus spinalis di bawahnya dapat dikenali dan dihitung terutama apabila vertebra dalam

keadaan fleksi.

Selain itu, hasil pemeriksaan dapat dilokalisir menurut garis imajiner (linea) yang

ditarik pada dinding dada (Gambar 3a ).

Perhatikan bentuk prekordial apakah normal, mengalami depresi atau ada penonjolan

asimetris (voussure cardiaque), yang disebabkan pembesaran jantung sejak kecil. Hipertrofi

dan dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat kelainan kongenital.

Garis (linea) imajiner pada permukaan badan yang penting pada permukaan dada,

ialah (Gambar 3) :

- Garis tengah sternal (mid sternal line/MSL)

- Garis tengah klavikular ( mid clavicular line/MCL)

- Garis anterior aksilar (anterior axillary line/AAL)

- Garis para sternal kiri dan kanan (para sternal line/PSL)

Garis-garis tersebut ini perlu untuk menentukan lokasi kelainan yang ditemukan pada

permukaan badan.

Page 22: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

21

Gambar 3. Letak Garis Anatomi Pada Permukaan Badan

Selain itu terdapat istilah lain yang biasa dipakai misalnya supraklavikuler (di atas

klavikula), infraklavikuler (di bawah klavikula), interskapula (di antara dua skapula), dan

infra skapula (gambar 4)

Page 23: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

22

Proyeksi Paru Pada Dinding Dada

Pada waktu memeriksa Toraks, ingatlah akan lokasi paru beserta lobus-lobusnya.

Lokasi ini dapat diproyeksikan pada dinding dada. Kunci proyeksi lokasi ini terletak pada

antara lain :

a. Apex paru terletak kurang lebih 2-4 cm di atas sepertiga medial klavikula

b. Batas bawah paru menyilang kosta ke 6 pada linea midclavikula, dan menyilang

kosta ke 8 pada linea midaxilaris.

c. Pada dinding belakang, batas bawah adalah pada level prosesus spinosus vertebra

thorakalis ke 10.

d. Batas ini dapat turun sampai ke vertebra thorakalis ke 12 pada inspirasi dalam

(Gambar 5).

Tiap paru secara garis besar dibagi dua oleh fisura yang obliq, menjadi lobus superior

dan lobus inferior. Pada dinding dada posterior,. lokasi fisura obliq ini kira-kira sesuai dengan

garis obliq yang ditarik dari prosesus spinosus thorakalis ke 3 ke bawah lateral. Garis ini

berdekatan dengan batas bawah skapula ketika lengan diangkat ke atas kepala (Gambar 6 ).

Page 24: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

23

Paru kanan dibagi lagi oleh fisura horisontal menjadi lobus superior dan lobus medius, Fisura

ini melintang dari linea mid axilaris kanan setinggi kosta ke 5 ke medial setinggi kosta ke 4

(Gambar 7).

Biasanya, anda harus mendeskripsikan hasil pemeriksaan dengan istilah: daerah paru

atas, tengah, atau bawah. Suatu kelainan pada daerah paru kanan atas, misalnya, berarti

berasal dari lobus kanan atas, sedangkan kelainan pada daerah paru kiri bawah berasal dari

lobus inferior kiri. Sedangkan pada pemeriksaan dinding dada sisi lateral kanan, kelainan

dapat berasal dari 3 lobi paru kanan.

Oleh karena hasil pemeriksaan toraks dipengaruhi oleh jarak antara dinding dada

dengan trakhea dan bronchi yang besar, maka lokasi dari organ-organ tersebut harus dikenali.

Perhatikan bahwa trakhea bercabang di daerah setinggi angulus strenalis (di depan) atau

prosesus spinalis vertebra thorakalis ke 4 (di belakang).

Bernafas adalah suatu aksi otomatik yang diatur oleh batang otak dan dilakukan oleh

otot-otot respirasi. Selama inspirasi, diafragma dan otot-otot interkostales berkontraksi,

membesarkan volume rongga toraks, dan memekarkan paru di dalam rongga pleura.

Dinding dada bergerak ke atas, depan, dan ke lateral. Selama diafragma bergerak turun.

Setelah inspirasi berhenti, paru mengempis, diafragma secara pasif akan naik dan dinding

Page 25: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

24

dada akan relax seperti semula. Apabila nafas terpacu oleh karena olahraga atau penyakit,

maka ada otot lain yang ikut bekerja, yaitu otot trapezius, sternomastoid, dan otot scalenus

di leher selama inspirasi, dan otot-otot abdominal selama ekspirasi. Amatilah otot-otot leher

anda di depan cermin pada waktu anda menarik nafas sedalam mungkin.

Suara nafas berasal dari saluran nafas besar, yang melalui paru diteruskan ke dinding

dada, sehingga anda dapat mendengarnya dengan stetoscope. Jaringan yang dilalui oleh

udara pernafasan, meredam dan menyaring suara nafas ini. Sehingga yang anda dengar pada

waktu pemeriksaan auskultasi adalah suara lembut dengan frekuensi rendah pada waktu

inspirasi, dan akan melemah dan kemudian menghilang pada awal ekspirasi.

PROYEKSI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH BESAR PADA DINDING DADA

Pada umumnya jantung diperiksa pada dinding depan dada. Sebagian besar dari

permukaan depan jantung disusun oleh ventrikel kanan. Ventrikel ini bersama dengan arteri

pulmonalius merupakan suatu bentuk baji yang terletak setinggi perbatasan antara sternum

dengan processus xiphoideus. Kemudian ventrikel kanan ini menyempit ke atas dan bersatu

dengan arteria pulmonalis pada daerah kartilago kosta ke 3 kiri di dekat sternum (Gambar 8).

Ventrikel kiri, yang hanya menyusun sebagian kecil dari permukaan depan jantung,

terletak di sebelah kiri dan di belakang ventrikel kanan. Walaupun demikian ventrikel kiri ini

penting secara klinis, karena merup akan batas kiri jantung dan menentukan iktus kordis. Iktus

kordis ini adalah suatu denyutan sistolis sekilas yang biasanya ditemukan pada spatium

interkosta ke- 5. 7-9 cm dari linea midsternalis (Gambar 9).

Page 26: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

25

Batas kanan jantung disusun oleh atrium kanan. Atrium kiri terletak di belakang, dan

tidak dapat diperiksa secara langsung. Walaupun demikian, sebagian kecil dari atrium ini

membentuk sebagian dari batas kiri jantung dengan arteria pulmonalis dan ventrikel kiri. Di

atas jantung terdapat pembuluh darah besar, arteria pulmonalis, bercabang menjadi cabang

kanan dan kiri. Aorta, melengkung ke atas dari ventrikel kiri di daerah angulus sternalis,

kemudian melengkung ke belakang dan ke bawah. Di sebelah kanan, vena kava superior

masuk ke antrium kanan (Gambar 10).

Walaupun tidak digambarkan di atas, vena kava inferior juga masuk ke atrium kanan. Vena

kava superior dan inferior membawa darah venous dari bagian tubuh atas dan bawah.

Page 27: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

26

III. TORAKS 1

PEMERIKSAAN FISIS PARU

3.1. Pendahuluan

Modul ini dibuat agar para mahasiswa dapat mencapai kemampuan tertentu di dalam

pemeriksaan sistem respirasi.

3.2. Tujuan Pembelajaran

3.2.1. Tujuan pembelajaran Umum:

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik sistem respirasi meliputi :

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari sistem respirasi (paru)

3.2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus :

a. Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan

b. Mahasiswa mampu memberikan salam dan memperkenalkan diri.

c. Mahasiswa mampu menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari

pemeriksaan

d. Mahasiswa mampu menyuruh pasien dengan sopan untuk membuka bajunya

dan melakukan apa-apa yang disuruh oleh pemeriksa

e. Mahasiswa mampu menyuruh pasien dengan sopan untuk tidur terlentang dan

diikuti posisi duduk untuk dilakukan pemeriksaan sistem respirasi.

f. Mahasiswa dapat mengambil posisi berdiri disebelah kanan pasien

g. Mahasiswa mampu melakukan inspeksi trakea

h. Mahasiswa mampu melakukan inspeksi toraks dalam keadaan statis dan

dinamis (untuk melihat bentuk toraks dan gerakan pernapasan)

3.2. Waktu Dan Lokasi Ruang skills lab dan 1 x pertemuan perminggu

3.3. Prasyarat

Mengetahui anatomi toraks dan sistem respirasi ( anatomi)

3.4. Teori Dasar

Sistem Respirasi

Saluran nafas bagian atas terdiri dari :

- Oropharynx

- larynx

Page 28: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

27

Saluran nafas bagian bawah terdiri dari :

- Trakhea - Bronkus utama kiri dan kanan - Bronkus - Bronkiolus terminalis - Bronkiolus respiratorius - Saccus alveolaius - Alveoli

Gambar 11. Anatomi paru

Pembagian Regio Paru

Regio paru dapat dibagi mejadi :

1. Regio Apikal

2. Regio Medial

3. Regio Basal

Pemeriksaan Fisis Paru A. PEMERIKSAAN INSPEKSI

Pada pemeriksaan inspeksi Toraks harus dilakukan dalam 2 kondisi yaitu: kondisi diam

(statis) dimana pasien disuruh menahan napas untuk menilai bentuk dinding toraks dan dalam

kondisi bernapas (dinamis) untuk menilai gerakan pernapasan. Dilakukan inspeksi dari depan,

belakang, kiri dan kanan. Dalam keadaan normal secara inspeksi bentuk dan gerakan toraks

adalah simetris baik dalam keadaan statis maupun dinamis.

a. Beberapa Kelainan Dinding Toraks :

Page 29: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

28

i. Pigeon chest sternum ⅓ distal melengkung ke anterior, bagian lateral dinding

Toraks kompressi ke medial (seperti dada burung), etiologi ricketsia dan kelainan

congenital.(gambar 12)

Gambar 12. Pigeon chest

ii. Funnel chest bagian distal dari sternum terdorong kedalam / mencekung

ricketsia/congenital (gambar 13)

Gambar 13.Funnel chest

iii. Flat chest Ø anterior – pasterior memendek etiologi bilateral pleuro pulmonary

fibrosis.(gambar 14)

Gambar 14. Flat chest

Page 30: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

29

iv. Barrel chest (Toraks emfisematous) (gambar 15)

- Ø ant-post memanjang

- Iga-iga mendatar

- Sela iga melebar

- Sudut epigastrium tumpul

- Diafragma mendatar

Terdapat pada Penyakit Paru Obstruktif menahun

(PPOM)

Gambar 15. Barrel chest

v. Scoliosis dari vertebra thoracalis perubahan bentuk dari rongga Toraks (Gambar 16

dan 17)

Gambar 16. Skoliosis Gambar 17. skoliosis

vi. Kyphosis / gibbus dari vertebra thoracalis (gambar 18)

Gambar 18. Kyphosis

Page 31: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

30

vii. Unilateral Flattening : salah satu hemi Toraks menjadi lebih pipih, contoh pada

fibrosis paru atau fibrosis pleura (schwarte)

viii. Unilateral prominence, contoh :

- Efusi Pleura yang banyak

- Pneumo Toraks

Perlu diperhatikan bentuk badan serta tanda-tanda khas yang terdapat pada seorang

pasien, antara lain astenik, hipostenik, atau hiperstenik, berat badan normal, kurus atau

gemuk, tanda-tanda bekas trauma dan adanya deformitas di dada, kelainan kongenital pada

bentuk badan, dan lain-lain.

b. Gerakan Pernapasan (Respiratory Movement)

Toraks ekspansi akibat aktivitas otot pernafasan dan secara pasif kemudian terjadi

ekspirasi, frekwensi pernafasan normal 14-18/mnt, pada bayi baru lahir normal 44x/menit dan

secara gradual berkurang dengan bertambahnya umur.

Pada laki-laki dan anak diafragma lebih berperan, sehingga yang menonjol gerakan

pernafasan bagian atas abdomen dan Toraks bagian bawah. Pada ♀ yang lebih berperan

adalah musculus interkostal, gerakan pernafasan yang menonjol adalah gerakan rongga

Toraks bagian atas.

Dalam kondisi normal gerakan pernapasan yang terlihat dari dinding toraks adalah

simetris kiri dan kanan. Sedangkan pada kondisi patologis misalnya bila terjadi kelainan pada

paru atau pleura seperti pada penyakit tumor paru, atelektasis, efusi pleura, pneumotoraks dll.

Maka akan terlihat gerakan pernapasan tertinggal pada sisi paru yang sakit.

3.5. Prosedur Pemeriksaan Fisis Paru :

1. Mahasiswa memberikan salam dan memperkenalkan diri.

2. Mahasiswa menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari pemeriksaan dan minta

kesediaan pasien.

3. Mahasiswa menyuruh pasien membuka bajunya dan menyuruh pasien agar melakukan

apa-apa yang disuruh oleh pemeriksa

4. Mahasiswa menyuruh pasien tidur terlentang dan diikuti posisi duduk untuk dilakukan

pemeriksaan sistem respirasi. Posisi penderita dapat duduk, berdiri atau berbaring sesuai

dengan pemeriksaan yang akan dilakukan

5. Mahasiswa mengambil posisi berdiri disebelah kanan pasien

6. Mahasiswa melakukan inspeksi trakea dan menujukkan linea-linea imajiner pada toraks.

Page 32: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

31

7. Mahasiswa melakukan inspeksi toraks dalam keadaan statis dan dinamis (untuk melihat

bentuk toraks dan gerakan pernapasan) dari depan, belakang, samping kiri & kanan.

IV. PEMERIKSAAN FISIS JANTUNG DAN JVP

4.1. Tujuan Pembelajaran

4.1.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik jantung dan JVP

4.1.2. Tujuan Instruksional Khusus:

4.1.2.1. Mahasiswa mampu melakukan inspeksi dan mendeskripsikan bentuk

toraks: Normal /Abnormal

4.1.2.2. Mahasiswa mampu melakukan inspeksi dan mendeskripsikan apex cordis:

terlihat/tidak terlihat.

4.1.2.3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan JVP

a. Mengidentifikasi letak Vena Jugularis Eksterna

b. Mengidentifikasi Angulus Sterni Ludovici

c. Mengidentifikasi batas pengisian tertinggi

d. Menginterpretasikan hasil JVP

4.2. Waktu Dan Lokasi

Ruang skills lab dan 1 x pertemuan perminggu

4.3. Prasyarat

a. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler ( anatomi)

b. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler (fisiologi )

c. Mengetahui hemodinamik sirkulasi jantung ( fisika )

4.4. Teori Dasar

PEMERIKSAAN FISIS JANTUNG DAN JVP

Pemeriksaan kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan frekuensi denyut

jantung dan tekanan darah. Kemudian diperiksa pulsasi arteri, pulsasi vena jugularis, dan

akhirnya baru pemeriksaan jantung. Cara pemeriksaan frekuensi denyut jantung dan tekanan

darah dapat dilihat kembali pada teknik pemeriksaan fisik dasar (Blok 1.1).

1. Arteri Karotis

Denyut arteri karotis diraba pada pangkal leher di daerah lateral anterior, denyut ini

mencerminkan kegiatan ventrikel kiri. Gambaran nadi yang terjadi menyerupai gelombang

Page 33: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

32

nadi yang terjadi pada arteri radialis. Pulsasi karotis yang berlebihan dapat timbul karena

tekanan nadi yang besar, misalnya pada insufisiensi aorta ditandai dengan naik dan turunnya

denyut berlangsung cepat.

2. Tekanan Vena Jugularis Eksterna (JVP)

Tekanan darah vena sistemik jauh lebih rendah dibandingkan dengan tekanan arterial. Ini

tergantung pada kuatnya kontraksi ventrikel kiri. Determinator penting lainnya dari tekanan

vena sistemik adalah volume darah dan kapasitas jantung kanan untuk menerima darah dan

memompanya ke dalam sistem arteri pulmonalis. Apabila ada faktor tersebut yang tidak

normal, maka terjadi ketidaknormalan pada tekanan vena. Contohnya, tekanan vena akan

turun apabila volume darah turun atau bila output ventrikel kiri menurun; tekanan vena naik

apabila jantung kanan gagal, atau kenaikan tekanan pada ruang perikardium menghambat

kembalinya darah ke atrium kanan.

Di dalam laboratorium, tekanan vena diukur dari titik nol di atrium kanan. Karena sulit

mendapatkan titik ini pada pemeriksaan fisik, maka digantikan dengan tanda yang stabil, yaitu

angulus sternalis. Baik dalam posisi tegak atau berbaring, angulus sternalis kira-kira terletak 5

cm di atas atrium kanan.

Walaupun pengukuran tekanan vena dapat dilakukan di mana saja pada sistema vena,

perkiraan tekanan atrial kanan, dengan sendirinya berarti juga menunjukkan fungsi jantung

kanan, dilakukan pada vena jugularis interna. Apabila sulit menemukan vena jugularis

interna, dapat dipakai vena jugularis externa. Tingginya tekanan vena ditentukan dengan

menemukan titik di mana vena jugularis externa mulai kolaps. Jarak vertikal dalam sentimeter

antara titik ini dengan angulus sternalis menentukan tekanan vena. Tekanan vena jugularis

externa 2 cm di atas angulus sternalis ekuivalen dengan tekanan vena sentral 7 cm.

3. Dada

Kelainan bentuk dada seringkali berkaitan dengan anatomi dan faal jantung. Di

samping itu juga mempengaruhi faal pernafasan yang kemudian secara tidak langsung

mempengaruhi faal sirkulasi darah yang akan menjadi beban kerja jantung. Kelainan bentuk

dada tidak selalu disertai atau mengakibatkan gangguan faal jantung. Kelainan bentuk dada

dapat dibedakan antara kelainan kongenital atau kelainan yang didapat selama pertumbuhan

badan. Deformitas dada dapat juga terjadi karena trauma yang menyebabkan gangguan

ventilasi pernafasan berupa beban sirkulasi terutama bagi ventrikel kanan.

Pada keadaan normal hanya ditemukan pulsasi apeks di apeks kordis dan dapat diraba

pada jarak ± 8 cm dari garis midsternal pada ruang sela iga IV kiri dan dapat direkam dengan

apeks kardiografi.

Page 34: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

33

Pulsasi abnormal dapat berupa pulsasi diatas ruang iga ke 3, dan ini merupakan pulsasi

abnormal pembuluh darah besar. Pulsasi abnormal yang terada melebar sampai dibawah iga

ke 3, berasal dari ventrikel kanan atau ventrikel kiri yang membesar.

4.5. PROSEDUR KERJA A. PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi.

1. Mulai dengan melihat vena-vena servikal

a) Periksa tingkat distensi vena leher dan fluktuasi tekanan vena.

b) Atur posisi pasien pada tempat pemeriksaan dengan punggung lurus dan kepala ditinggikan 30 derajat dari garis horizontal

c) Perhatikan puncak kolom darah berfluktuasi selama siklus jantung

2. Inspeksi Prekordium

a) Perhatikan kesimetrisan dada

b) Tentukan lokasi apeks jantung

B. PEMERIKSAAN JVP Cara Pemeriksaan:

Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis (Gambar 21-22):

- Pemeriksa berada di sebelah kanan si penderita.

- Penderita dalam posisi santai, kepala sedikit terangkat dengan bantal, dan otot

strenomastoideus dalam keadaan relaks. Naikkan ujung tempat tidur setinggi 30

derajat, atau sesuaikan sehingga pulsasi vena jugularis tampak paling jelas.

- Temukan titik teratas dimana pulsasi vena jugularis interna tampak, kemudian dengan

penggaris ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan angulus sternalis.

- Apabila anda tak dapat menemukan pulsasi vena jugularis interna, anda dapat mencari

pulsasi vena jugularis externa.

- Sudut ketinggian dimana penderita berbaring harus diperhitungkan karena ini

mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Page 35: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

34

Gambar 21. Tekanan Vena Jugular (Ketinggian tekanan dari angulus sterni)

Gambar 22. Pengukuran Tekanan Vena Jugular (Jugular Venous Pressure/JVP)

Perhatikan apakah ada bendungan pada vena jugularis. Pembendungan menunjukan

adanya hipertensi vena, sehingga perlu diukur besarnya tekanan vena jugularis (Gambar 21.

dan Gambar 22.). Bendungan vena bilateral, umumnya ditemukan pada gagal jantung kanan

dan timbulnya bersamaan dengan pembengkakan hati, edema perifer, dan asites.

Refluks hepato jugular, ditemukan pada gagal jantung kanan. Pengisisan vena jugularis

paradoksal pada waktu inspirasi dapat terjadi misalnya pada pernafasan Kussmaul akibat efusi

perikardial dan perikarditis konstriktif.

Apabila dicurigai terjadinya kegagalan jantung kongestif, periksalah adanya

abdominojugular (hepatojugular) reflux. Sesuaikan posisi penderita sehingga batas atas

pulsasi vena jugularis jelas terlihat pada bagian bawah leher. Tempatkan telapak tangan anda

pada tengah abdomen dan pelahan tekan ke dalam, dan tahan tekanan ini sampai 30 - 60 detik.

Tangan harus hangat, dan penderita harus santai dan bernafas dengan mudah. Apabila tangan

anda menekan daerah yang nyeri, geser ke daerah lain. Amatilah apakah ada kenaikan tekanan

vena jugularis.

------------------------------------------

REFERENSI : 1. ADAMS: Physical Diagnosis. Burnside-Mc.Glynn. 17th ed. 2. Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh Dr. Henny Lukmanto. Penerbit EGC. Cet. 4.

tahun 1993. 3. ADAMS. Textbook of Physical Diagnosis.17ed.Williams & Wilkins.1987 4. Delp MH, Manning RT. Major Diagnosis Fisik. Terjemahan Moelia Radja Siregar.

EGC 1996. 5. Acang, N dkk. Buku Ajar Fisis Diagnostik Penyakit Dalam FK Unand (2008).

Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

6. Tim Pelaksana Skills lab FK-Unand (2009), Penuntun Skills lab Blok 1.1. Edisi 1.

Page 36: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

35

PENILAIAN SKILLS LAB BLOK 1.2 PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIORESPIRASI

Nama Mahasiswa :………………………….

BP. : ………………………….. Kelompok:……………..

No. Aspek Penilaian Nilai

1 2 3 4 1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri.

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari pemeriksaan dan minta kesediaan pasien.

3. Menyuruh pasien membuka baju, tidur terlentang atau posisi duduk sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.

4. Mengambil posisi berdiri disebelah kanan pasien

INSPEKSI

5.

Melakukan inspeksi trakea dan menunjukkan linea-linea imajiner pada toraks.

6. Melakukan inspeksi toraks dalam keadaan statis (untuk melihat bentuk toraks) dari depan, belakang, samping kiri & kanan.

7. Mendeskripsikan bentuk toraks yang terlihat normal, atau Abnormal, seperti:

- penonjolan asimetris - funnel chest - juvenile ricketsia - flat chest

- vossoure cardiaque

- pigeon breast - barrel chest

8. Mendeskripsikan apex cordis: terlihat/tidak terlihat.

9. Melakukan inspeksi toraks dalam keadaan dinamis (untuk melihat gerakan pernapasan) dari depan, belakang, samping kiri & kanan.

Total Nilai

Penilaian: Untuk nomor 1-4: Untuk nomor 5-9:

1= tidak dilakukan 1 = Tidak dilakukan 2= dilakukan 2 = Dilakukan dan perlu banyak perbaikan

3 = Dilakukan dan perlu sedikit perbaikan 4 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Jumlah Total x 100 = ………. 26

Padang,.................................2010 Instruktur

( ………………………… )

Page 37: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

36

Seri: Ketrampilan Prosedural

BALUTAN 1 : MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT

(TEKANAN LANGSUNG & TEKANAN TITIK)

Edisi 2

Oktober 2010

TIM PELAKSANA SKILLS LAB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2010

Page 38: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

37

I. PENDAHULUAN

1.1. Definisi

Tindakan penghentian perdarahan merupakan usaha untuk mengendalikan perdarahan

pada pasien yang mengalami cidera yang mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan

perdarahan aktif. Pada situasi tertentu perdarahan harus dapat dihentikan segera karena dapat

mengakibatkan kematian. Perdarahan dapat terjadi internal pada organ bagian dalam, dan

dapat juga terjadi perdarahan eksternal yang dapat terlihat pada permukaan tubuh.

Terdapat beberapa teknik dalam menghentikan perdarahan eksternal seperti;

mengelevasikan sumber perdarahan, penekanan langsung, penekanan tidak langsung,

tourniquet, dan pemberian agen-agen pembekuan darah. Tiap-tiap teknik mempunyai

kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun dapat juaga dilakukan secara bersamaan

untuk mengontrol perdarahan.

Beberapa terminologi yang digunakan pada modul ini :

Perdarahan: keluarnya darah dari pebuluh darah akibat cidera atau akibat abnormalitas

tertentu.

Arteri: merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh

tubuh.

Vena: merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian tubuh ke jantung.

Kassa/ dressing: merupakan material yang diletakkan pada luka. Kassa akan menyerap

darah dan membentuk bekuan darah. Bekuan darah akan menyumbat sumber

perdarahan. Kassa/ dressing juga akan melindungi luka dari kontaminasi dan cidera

lebih lanjut.

Balutan/ bandage: merupakan material yang digunakan untuk memegang kassa/

dressing, sehingga kassa tidak bergeser dari tempat yang diharapkan, dan sekaligus

memberikan tekanan pada sumber perdarahan.

Tourniquet: merupakan alat untuk menekan pembuluh darah pada ekstremitas dengan

tujuan untuk menghentikan perdarahan pada bagian distal alat.

Distal : merupakan petunjuk lokasi yang lebih jauh dari titik pedoman, pada topik ini

jantung merupakan titik sentral. Tangan merupakan distal dari sendi siku, karena

tangan lebih jauh dari jantung dibandingkan dengan siku. Distal merupakan lawan

kata dari proksimal.

1.2. Tujuan Skills Lab Menghentikan Perdarahan Akut

Skills lab ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk dapat

memahami cara menghentikan perdarahan luar dengan teknik penekanan langsung/ balut

tekan dan penekan tidak langsung/ penekanan titik.

Page 39: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

38

1.3. Waktu dan Tempat

Waktu : 2 x 50 menit (2 kali pertemuan)

Tempat : ruang skills lab

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

2.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan penghentian perdarahan akut secara :

Tekanan langsung & balut tekan

Tekanan tidak langsung (tekanan titik)

2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan :

2.2.1 Identifikasi luka

2.2.2 Identifikasi sumber perdarahan

2.2.3 Memilih teknik penghentian perdarahan

2.2.4 Teknik penghentian perdarahan secara tekanan langsung

2.2.5 Teknik penghentian perdarahan secara tekanan titik

III. STRATEGI PEMBELAJARAN

3.1. Responsi

3.2. Bekerja kelompok

3.3. Bekerja dan belajar mandiri

IV. PRASYARAT

4.1 Menguasai anatomi pembuluh darah perifer

4.2 Mengetahui jenis-jenis luka

4.2 Mengetahui jenis jenis cidera pembuluh darah perifer

4.3 Mengetahui patifisiologi pembekuan darah

V. TEORI

BALUTAN 1 : MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT

(TEKANAN LANGSUNG & TEKANAN TITIK)

Tindakan penghentian perdarahan pada keadaan gawat darurat merupakan langkah-

langkah yang dapat dilakukan dalam mengontrol perdarahan pada pasien yang mengalami

cidera atau luka yang diakibatkan oleh penyakit tertentu. Kontrol perdarahan dapat dilakukan

dengan beberapa teknik, diantaranya; penekanan langsung pada pembuluh darah, balut tekan,

Page 40: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

39

dan penggunaan tourniquet yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan dengan menguasai

teknik penggunaan, serta komplikasi yang terjadi. Kontrol perdarahan dapat juga dilakukan

dengan melakukan pengikatan, koagulasi pembuluh darah dan penggunaan bahan kimiawi

untuk menghentikan perdarahan.

Untuk dapat melakukan tindakan penghentian perdarahan, perlu dipahami jenis-jenis

luka dan perdarahan.

a. Jenis-jenis luka

Luka dapat dikategorikan dengan berbagai kriteria. Luka dapat dideskripsikan berdasarkan

ukuran, ketebalan, bentuk pinggir luka, serta dasar luka. Secara umum luka dapat dibagi

atas :

Luka sayat (incisions/ vulnus scissum): disebabkan oleh benda tajam seperti ;

pisau, bentuk metal lainnya yang tajan, atau kaca. Pinggir luka lurus, ukuran

bervariasi tergantung obyek penyebabnya. Jarang terjadi kehilangan jaringan, dan

pinggir luka dapat diketemukan dengan mudah.

Luka robek (laceration/ vulnus laceratum): disebabkan oleh benda dengan

permukaan yang tidak rata, metal atau kaca dengan pinggir yang tidak rata.

Pinggir luka tidak rata atau compang camping.

Luka tusuk (puncture/ vulnus punctum): disebabkan olah benda runcing yang

menembus jaringan. Luka seperti ini dapat mendapatkan penilaian yang keliru.

Pada permukaan terlihat kecil, namun menembus bagian tubuh dengan kedalaman

yang dapat merusak struktur penting seperti pembuluh darah, saraf, organ

pencernaan, dan lain-lain.

Luka lecet (abrasion/ ekskoriasi): luka pada permukaan kulit akibat bergesekan

dengan permukaan yang kasar.

Luka memar (contusion): pada jenis luka ini terjadi kerusakan kapiler pada

epidermis dan dermis, tanpa merusak kulit. Darah keluar dari pembuluh masuk

mengisi ruang antar sel atau ruang interstisial, menyebabkan pembengkakan dan

diskolorasi.

Luka avulsi (avulsion): merupakan tipe luka yang melibatkan seluruh ketebalan

kulit (full thickness), dan sering berbentuk semisirkuler. Luka berbentuk flap yang

jika dilepaskan akan memperlihatkan jaringan bagian dalam.

Page 41: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

40

b. Jenis-jenis cidera pembuluh darah :

Cidera pembuluh darah pada permukaan tubuh pada umumnya dapat dibagi berdasarkan

sumber perdarahan :

Perdarahan arteri : perdarahan berasal dari arteri, dengan karakteristik darah yang

keluar berwarna merah segar karena kaya akan oksigen, menyembur sesuai dengan

denyutan nadi, dan dapat menyebabkan kehilangan darah dengan cepat.

Perdarahan vena : perdarahan berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah

gelap karena kurang oksigen, dan alirannya lambat.

Perdarahan kapiler : perdarahan kapiler biasanya terjadi akibat cidera permukaan

seperti ekskoriasi. Warna darah dapat bervariasi tergantung lokasi dan kadar

oksigen yang dikandung. Alirannya sangat lambat (ooze).

Penghentian perdarahan yang terjadi akibat trauma dapat dilakukan dengan beberapa metode :

1. Penekanan langsung (direct pressure)

Cara yang paling efektif untuk mengontrol perdarahan luar adalah dengan melakukan

penekanan langsung pada luka. Cara ini tidak hanya menghentikan perdarahan tapi

juga menutup luka tanpa merusak pembuluh darah.

2. Penekanan tidak langsung (indirect/ point pressure)

Penekanan tidak langsung merupakan tekini penghentian perdarahan dengan

melakukan penekanan pada pembuluh darah yang memberikan aliran pada luka.

Penekanan dilakukan dengan jari, jempol, atau pangkal permukaan tangan.

3. Elevasi

Mempertahan kan luka lebuh tinggi dari jantung akan menurunkan tekanan darah pada

luka, yang diharapkan akan mengurangi perdarahan. Teknik ini memungkinkan

dilakukan apabila perdarahan terjadi pada tungkai atas, tungkai bawah, dan kepala.

4. Ligasi

Merupakan tindakan pengikatan pembuluh darah dengan menggunakan material

penjahitan.

5. Tourniquet

Tourniquet merupakan metode penghentian perdarahan dengan melakukan pengikatan

proksimal dari sumber perdarahan. Penggunaan tourniquet dapat menghentikan

seluruh aliran darah ke arah distal. Penggunaan tourniquet terlalu lama dapat

menyebabkan kerusakan jaringan pada bagian distal tourniquet.

Page 42: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

41

V. PROSEDUR KERJA

6.1 Penekanan langsung & balut tekan

6.1.1 Tahap persiapan

Perkenalan dengan pasien

Memberikan informasi kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan

(pada keadaan emergensi dilakukan secara simultan)

Mempersiapkan alat balut tekan

o Kassa steril

o Verban elastis

o Sarung tangan karet steril

6.1.2 Tahap pelaksanaan

a. Identifikasi luka

Proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan karet steril. Sarung tangan akan

melindungi penolong dari cairan tubuh dan sekaligus melindungi penderita dari

kontaminasi tangan penolong.

Tempatkan pasien pada lokasi yang tenang

Elevasikan tungkai atau tempat yang mengalami luka

Identifikasi lokasi dan jenis luka (sesuaikan dengan dengan teori menegai jenis-

jenis luka). Jika ada bekuan darah yang menutup luka jangan diangkat. Jika ada

benda asing yang melekat atau menancap pada luka jangan di angkat.

Identifikasi sumber perdarahan (arteri, vena, atau kapiler)

b. Aplikasi penekanan langsung dan balut tekan (Gambar 1)

Setelah dilakukan identifikasi luka dan jenis sumber perdarahan. Lakukan

penekanan langsung dengan permukaan volar tangan menggunakan kassa steril

dengan ketebalan yang cukup (5-10 lapis) tergantung keparahan luka. Lakukan

penekanan kassa dengan tangan selama 5-10 menit. Apabila perdarahan tidak

berhenti, lakukan pemasangan balut tekan, menggunakan kassa yang tebal pada

luka dan dibalut dengan verban elastis dengan tekanan yang cukup. Tekanan yang

diberikan harus cukup untuk menghentikan perdarahan tanpa mengganggu aliran

darah ke bagian distal.

Page 43: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

42

Gambar 1. Teknik pelaksanaan penekanan langsung dan balut tekan

Perlu diperhatikan, apabila kassa telah dipenuhi darah jangan dilepaskan, tetapi

tambah ketebalan kassa dan balutan.

6.1.3 Tahap evaluasi hasil kerja

Periksa hasil pemasangan balut tekan, jika masih terjadi perdarahan dapat diberikan

kassa tambahan diatas luka dan dibalut dengan verban elastis.

Balutan harus memberikan tekanan yang cukup untuk menghentikan perdarahan

tapi tidak mengganggu sirkulasi di distal.

Jika masih tetap berdarah, buka balutan dan evaluasi ulang luka. Pasang lagi kassa

dan balutan pada posisi yang benar.

Periksa warna kulit di distal, pengisian kapiler, dan pulsasi arteri distal.

Jika ada tanda tanda gangguan sirkulasi distal ; kulit pusat kebiruan, dingin,

pengisian kapiler melambat, dan atau pulsasi arteri tidak teraba, longgarkan balutan

dan pasang kembali dengan tekanan yang cukup. Periksa kembali efektifitas

balutan dan sirkulasi distal.

Page 44: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

43

6.1.4 Kesalahan yang mungkin timbul

Kesalahan penempatan balut tekan.

Ketebalan kassa tidak sebanding dengan kondisi luka

Tekanan balutan tidak optimal untuk menghentikan perdarahan.

6.2 Penekanan tidak langsung

6.2.1 Tahap persiapan

Perkenalan dengan pasien

Memberikan informasi kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan

(pada keadaan emergensi dilakukan secara simultan)

6.2.2 Tahap pelaksanaan

a. Identifikasi luka

Proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan karet steril. Sarung tangan akan

melindungi penolong dari cairan tubuh dan sekaligus melindungi penderita dari

kontaminasi tangan penolong.

Tempatkan pasien pada lokasi yang tenang

Elevasikan tungkai atau tempat yang mengalami luka

Identifikasi lokasi dan jenis luka (sesuaikan dengan dengan teori mengenai jenis-

jenis luka). Jika ada bekuan darah yang menutup luka jangan diangkat. Jika ada

benda asing yang melekat atau menancap pada luka jangan di angkat.

Identifikasi sumber perdarahan (arteri, vena, atau kapiler)

b. Aplikasi penekanan tidak langsung/ tekan titik

Teknik penekanan tidak langsung (indirect pressure/point pressure)

Penggunaan penekanan titik merupakan metode penghentian perdarahan dengan

menggunakan tekanan jari, jempol, atau pangkal permukaan tangan untuk

menekan arteri yang menyuplai daerah luka. Arteri yang dapat ditekan dengan cara

ini adalah arteri yang berada di permukaan kulit atau lebih dalam namun berada

diatas tulang. Tekanan ini dapat menurunkan aliran darah ke lokasi luka. Teknik

dapat dikombinasi dengan penekanan langsung.

Page 45: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

44

Gambar 2. Lokasi anatomis penekanan langsung pada arteri.

a. Lengan (arteri brachialis) : penekanan dengan jari untuk menghentikan perdarahan

pada daerah lengan bawah dan tangan.

Identifikasi lokasi arteri brachialis dengan menekan 2 jari diatas fossa cubiti

bagian medial, lekukan antara muskulus bicep brachii dengan muskulus

brachialis.

gunakan jari atau jempol. Lakukan penekanan tepat diatas arteri dan tulang

b. Lipat paha ( arteri femoralis) : penekanan langsung untuk menghentikan

perdarahan pada paha dan tungkai bawah.

Penekanan langsung pada lipat bagian depan, di bagian tengah lipatan.

Gunakan pangkal permukaan tangan antara arteri femoralis dan tulang.

Condongkan badan ke depan untuk memberikan tekanan.

Pada gambar 2 dapat dilihat tempat-tempat penekanan dan lokasi perdarahan yang

dapat dikontrol. Penekanan tidak langsung ini bersifat sementara sampai tersedia alat

untuk balut tekan.

Page 46: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

45

6.2.3 Tahap evaluasi hasil kerja

Periksa lokasi penekanan arteri.

Periksa efektifitas penekanan dengan melihat berhentinya aliran darah pada lokasi

luka.

Jika darah tetap mengalir, kembali lakukan identifikasi dan beri penekanan dengan

tekanan yang lebih kuat.

6.2.4. Kesalahan yang mungkin timbul

Kesalahan identifikasi lokasi arteri.

Kurangnya tekanan yang diberikan untuk menghentikan aliran darah.

VII. DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Brunicardi F C, et al. Swartz’s Principles of Surgery. 8th eds. McGraw-Hill. 2005

2. Snell R S. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Lippincott

Williams & Wilkin. 2000

3. Samsuhidajat R, Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit buku Kedokteran

EGC. 2000

4. Emergency Bleeding Control. Diunduh dari http//:www.Wikipedia.com. Oktober

2009

5. Controlling Bleeding. Survival and Self Reliance. Diunduh dari

http//:www.SSRSI.com. Oktober 2009..

Page 47: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

46

EVALUASI

CHECK LIST PENILAIAN SKILLS LAB

BALUTAN 1 : MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT

(TEKANAN LANGSUNG & TEKANAN TITIK) No. Aspek Penilaian SKOR

1 2 3

1. Memberikan salam pembuka dan

memperkenalkan diri

2. Menginformasikan ke pasien mengenai tindakan

yang akan dilakukan

3. Proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan

karet steril

Aplikasi penekanan langsung dan balut tekan

4. Identifikasi lokasi luka

5. Identifikasi jenis luka

6. Identifikasi sumber perdarahan

7. Persiapan kassa steril

8. Melakukan penekanan langsung dengan kassa dan

tangan

9. Melakukan pemasangan balut tekan

10. Evaluasi perdarahan

11. Evaluasi bagian distal ekstremitas

Aplikasi penekanan tidak langsung/ penekanan titik

12. Identifikasi lokasi luka

13. Identifikasi jenis luka

14. Identifikasi sumber perdarahan

15. Identifikasi lokasi arteri yang mensuplai

perdarahan

16. Melakukan penekanan pada bagian proksimal

arteri

17. Evaluasi perdarahan

18. Evaluasi bagian distal ekstremitas

Page 48: PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 1.2 KARDIORESPIRASI · PDF fileAnatomi, Fisiologi dan Fisika. - Ketrampilan yang terkait: Ketrampilan komunikasi: ... menutup kelopak mata) 6. Koma, tidak

47

Keterangan :

Skor 1 : tidak dilakukan

Skor 2 : dilakukan dengan adanya kesalahan

Skor 3 : dilakukan dengan sempurna

Keterampilan rata-rata : total skor / 54 x 100% = ............

Padang ..........................2010

Instruktur Mahasiswa

Nama : Nama :

NIP : No. BP :