Upload
bayumeido
View
167
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gfgf
Citation preview
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 1
PENYAKIT HUTANPENYAKIT HUTAN
Bambang Purnomo, MP. 1
PENILAIAN
QT 15% Prak 25% UTS 30% UAS 30%
Sebutan Huruf Angka PAM
Istimewa A 4 X ≥ 80
Baik B 3 70 ≥ X < 80
Cukup C 2 56 ≥ X < 70
Kurang D 1 46 ≥ X < 56
Gagal E 0 X < 46
Deskripsi Perkuliahan :
Mata kuliah ini membahas tentang : pengertian patologi hutan, diagnosis
dan ekologi penyakit hutan, prinsip-prinsip dan cara-cara pengendalian
penyakit hutan, beberapa contoh penyakit hutan yang penting di
Indonesia dan pengelolaannya
Tujuan Instruksional Umum :
Untuk memberi bekal pengetahuan terhadap prinsip dasar penyakit tanaman
hutan, sehingga mahasiswa mampu membedakan penyebab penyakit, gejala
penyakit, terjadinya penyakit, cara mendiagonosis penyakit dan dapat
melakukan dasar-dasar pengendaliannya
Bambang Purnomo, MP. 2
4 Subyek yang dipelajari dalam
ilmu penyakit hutan
1. Faktor-faktor biotik dan abiotik yang
menyebabkan tanaman-tanaman hutan menjadi
sakit
2. Mekanisme penyimpangan faktor-faktor biotik
dan abiotik sehingga menyebabkan penyakit
pada tanaman
3. Interaksi antara tanaman hutan dengan faktor-
faktor penyebab penyakit
4. Metode pengelolaan hutan untuk mencegah
dan mengurangi kerugian akibat penyakit.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 2
Bambang Purnomo, MP. 3
No Materi Bahasan Kuliah1 Hutan dan Perkembangan ilmu penyakit hutan
2 Konsep timbulnya penyakit hutan
3 Perubahan-perubahan tanaman sakit
4 Hubungan inang, patogen, dan lingkungan hutan
5 Penyakit abiotik dan Lingkungan abiotik hutan
6-7 Penyakit biotik dan Hubungan organisme patogenik dengan tanaman
hutan
8 Hubungan organisme patogenik dan nonpatogenik dengan tanaman
9 UTS
10 Epidemi penyakit hutan (Penularan dan infeksi)
11 Epidemi penyakit hutan (Penyebaran dan pertahanan)
12-13 Prinsip-prinsip pengelolaan penyakit hutan
14 Cara-cara pengelolaan penyakit hutan
15 Penyakit benih dan semai di Indonesia
16 Penyakit-penyakit pada organ tanaman hutan (akar, batang, daun)
17 Penyakit-penyakit pada tanaman utama hutan
18 UAS
Ilmu Penyakit
Hutan
I
FOREST PATHOLOGY
2 – 1
I. PENDAHULUAN
TUJUAN:
Mahasiswa dapat menjelaskan
• Pengertian penyakit hutan
• keseimbangan biologis yang terjadi di dalam
komunitas, hutan
• Kedudukan ilmu penyakit hutan
• Perkembangan studi tentang penyakit hutan,
terutama di Indonesia
Bahasani. Pengertian penyakit hutan
ii. Komunitas dan keseimbangan
iii. Kedudukan ilmu penyakit hutan
iv. Perkembangan ilmu penyakit hutan
Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 3
PENGERTIAN HUTAN
� Kumpulan pepohonan yang
membentuk ekosistem tempat
berlindung flora dan fauna liar
� Kumpulan pepohonan tempat manusia
tergantung kepada kebutuhan hidup,
terutama kayu
� Unit ekosistem pepohonan penghasil
kayu
PENGERTIAN PENYAKIT HUTAN
• Penyakit Hutan sbg Ilmu Pengetahuan� mempelajari proses dan sifat-sifat kerusakan hutan,
sehingga meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hutan
• Penyakit Hutan sbg Seni (Managemen)
� memodifikasi prinsip-prinsip dasar pencegahan dan
manajemen kerusakan hutan melalui pengembangan
metoda, peralatan, material pengendalian
Ilmu Penyakit Hutan mempelajari kerusakan pada
tanaman-tanaman penyusun hutan dan upaya
pengelolaannya dari segi ilmu dan seni
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 4
ALASAN TUMBUHAN HUTAN PERLU
DIPERHATIKAN
1. Penyusun terbesar lingkungan hidup bumi
2. Langsung atau tidak langsung merupakan penyusun
kebutuhan bagi manusia dan hewan (Manusia dan binatang
bergantung pada substansi tumbuhan untuk hidup)
3. Tanaman hutan merupakan organisme tingkat tinggi yang
dapat mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang
dapat dipergunakan dan dapat disimpan
5. Tumbuh dan memberikan hasil dengan baik selama tersedia
cukup nutrien dan lingkungan pada kisaran normal.
6. Dapat menderita sakit dan mengurangi kebutuhan
(merugikan) manusia .
Bambang Purnomo, MP. 7
PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN
• Faktor biotik
– Patogen (mikroorganisme & tumbuhan parasit): hidup pada atau di dalam tubuh tanaman
– Hama (binatang herbivora): memakan tanaman atau bagian tanaman
– Gulma (tumbuhan pesaing): hidup di sekitar pohon dan menyaingi pohon dalam mendapatkan kebutuhan hidup
• Faktor abiotik (fisiopat)
– Lingkungan fisik ekstrem (suhu, air,sinar, api)
– Lingkungan kimia (polusi, hara tak seimbang)
Bambang Purnomo, MP. 8
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 5
Pengertian Penyakit
PENYAKIT
a. Fotosintesis,
b. Transportasi air,
c. Pembentukan cadangan bahan
makanan (dlm bentuk biji, akar,
dan tunas),
d. Pertumbuhan juvenil semai/tunas,
e. Perpanjangan akar dalam usaha
mendapat air dan makanan
Batas 19Bambang Purnomo, MP.
1. Biotik
2. Abiotik
Inang
Lingkungan
Inang
Patogen
(penyebab penyakit)
Indikasi
penyakit:
Gejala
&
Tanda
Inte
rak
siIn
tera
ksi
Indikasi
penyakit:
Gejala
Penyakit berdasarkan penyebabnya AGEN INTERAKSI t AKIBAT
10Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 6
Bambang Purnomo, MP. 11
Perkembangan ilmu penyakit hutan
o Ilmu penyakit tanaman hutan pertama kali
dipelajari oleh Robert Hartig (1830-1901), orang
Jerman yang mempelajari hubungan antara
fungi (jamur, cendawan) dengan kayu lapuk dan
badan buah yang terbentuk pada batang tanaman
hutan
o Di Kanada baru tahun 1908-1925 oleh Jonhn
Dearness dan ahli-ahli lain mengumpulkan dan
mengidentifikasi organisme penyebab penyakit
di hutan Ontario dan Quebec
Bambang Purnomo, MP. 12
Perkembangan ilmu penyakit hutan
o Akibat perang dunia dan perkembangan pasar
dunia, organisme penyebab penyakit menyebar
ke mana-mana yang mengakibatkan kerusakan
hutan di tempat penyebarannya.
o Penyakit dutch elm dan chesnut blight di
Amerika utara dan Eropa, blister rust (cacar)
pada daun pinus di Amerika utara menyebar
secara besar-besaran ke benua lainnya dan
merusak tanaman-tanaman hutan di tempat baru.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 7
Bambang Purnomo, MP. 13
Perkembangan ilmu penyakit hutan
di Indonesia
Dikelompokan menjadi 3 periode
1. Periode sebelum tahun 1960
2. Periode tahun 1960-1980
3. Periode setelah 1980
Bambang Purnomo, MP. 14
Periode sebelum tahun 1960
� Gagasan mempelajari ilmu penyakit tanaman hutan di
Indonesia dicetuskan pertama kali oleh Prof.Dr.Ir. Toyib
Hadiwijaya pada saat menjabat dekan fakultas Pertanian di
Bogor di lingkup Universitas Indonesia
� Hutan yang utama diusahakan adalah hutan tanaman jati
(Tectona grandis),
� hutan kedua mengusahakan tanaman damar (Agatis
dammara), tusam (Pinus merkusii), kesambi (Schleichera
oloesa), sonokeling (Dalbergia latifolia), mahoni (Swietenia
macrophylla), sengon (Paraserianthes falcataria), puspa
(Schima noronhael), akasia mangium (Acasia mangium) dan
akasia (Acasia decurrens)
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 8
Bambang Purnomo, MP. 15
Periode sebelum tahun 1960
�Penyakit tanaman yang menarik
perhatian pada periode ini adalah
penyakit karat (Aecidium fragiforme)
pada damar, lapuk kayu teras (LKT), dan
penyakit kecambah benih dan bibit yang
disebabkan oleh Pythium spp.,
Phytophthora spp., Rhizoctonia solani,
dan Fusarium spp
Bambang Purnomo, MP. 16
Periode tahun 1960-1980
� Pada tahun 1961 penyakit layu yang diduga
disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum
diketahui merusak pertanaman jati berumur setahun
sekitar 30% di Purwakarta Jawa barat
� Pada tahun 1967, lapuk kayu teras banyak dijumpai
pada tanaman yang masih tegak di hutan.
� Pada tahun 1972, pengamatan dan penelitian penyakit
hutan periode 1960-1970 dilaporkan pada
‘Simposium Regional Asia Tenggara Penyakit
Tumbuhan di Daerah Tropis’ di Yogyakarta
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 9
Bambang Purnomo, MP. 17
Periode tahun 1960-1980
�Penelitian penyakit hutan masih terbatas
kepada penyakit semai /bibit di rumah kaca
�Ektomikoriza dipelajari dari segi bagaimana
lingkungannya, tipe tanah, dan pemupukan
yang berpengaruh terhadap perkembangannya
�Pada tahun 1976 penyakit hutan telah
dilaporkan pada simposium yang
membicarakan masalah hama dan penyakit
hutan di Asia Tenggara di Biotrop Bogor
Bambang Purnomo, MP. 18
Periode setelah 1980
� Pada tahun 1980 patologi hutan (ilmu
penyakit hutan) mulai dikembangkan di
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah
Mada
� Setelah tahun 1984 penyakit hutan boleh
dikatakan telah mendapat perhatian
tersendiri seiring dengan banyaknya
hutan tanaman industri (HTI) yang
dikembangkan Indonesia
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 10
Ilmu Penyakit
Hutan
2
FOREST PATHOLOGY
2 – 1
2. KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT
TUJUAN:
Mahasiswa dapat menjelaskan
• Biang keladi penyebab penyakit
hutan
• Sasaran yang perlu dikelola dalam
rangka mengurangi kerugian
akibat penyakit yang diderita
tanaman hutan
Bahasan
i. Konsep lingkungan
ii. Kosep segi tiga & tetrahedron
iii. Konsep segi empat & piramida
Bambang Purnomo, MP.
Bambang Purnomo, MP.
Dari mana timbulnya penyakit?
Tergantung konsep yang
dianut
1. Konsep segitiga
2. Konsep segiempat
3. Konsep piramida
20
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 11
Bambang Purnomo, MP.
Penyakit akan timbul jika terjadi
interaksi antara tumbuhan yang
rentan dengan pengganggu yang
ganas dalam kondisi lingkungan
yang mendukung interaksi.
Lingkungan yang mendukung
interaksi merupakan lingkungan
yang menekan kehidupan
tanaman tetapi mendukung untuk
kehidupan patogen
Konsep segitiga penyakit
21
Bambang Purnomo, MP.
• Kekuatan masing-masing unsur dalam skema segi
tiga penyakit tanaman, diwakili oleh panjang sisi
bangunan ke arah unsur lainnya.
• Jika ketiga unsur dalam konsep segi tiga
penyakit tersebut dapat diukur, maka luas segi
tiga akan dapat dihitung juga
• Analog jika ketiga unsur timbulnya penyakit
dapat diukur, maka berat-ringannya penyakit
juga dapat diukur untuk digunakan sebagai
rambu batas pelaksanaan pengendalian
penyakit
22
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 12
Bambang Purnomo, MP. 23
PERUBAHAN UNSUR DALAM INTERAKSI SEGI TIGA PENYAKIT
HASIL INTERAKSI
KE TIGA UNSUR
MENDUKUNG
Bambang Purnomo, MP.
Penyakit akan timbul jika
terjadi interaksi antara
tumbuhan yang rentan
dengan patogen yang ganas
dalam kondisi lingkungan
yang mendukung interaksi,
akibat campur tangan
manusia
Konsep segiempat penyakit
24
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 13
Bambang Purnomo, MP.
• Kekuatan masing-masing unsur dalam skema segi
empat penyakit tanaman, diwakili oleh panjang
sisi bangunan ke arah unsur lainnya.
• Jika keempat unsur dalam konsep segi empat
penyakit tersebut dapat diukur, maka luas segi
empat akan dapat dihitung juga
• Analog jika keempat unsur timbulnya penyakit
dapat diukur, maka berat-ringannya penyakit
juga dapat diukur untuk digunakan sebagai
rambu batas pelaksanaan pengendalian
penyakit
25
Bambang Purnomo, MP.
Pada konsep piramida penyakit
menyatakan bahwa penyakit
akan menjadi berkembang dan
mungkin mewabah jika tanaman
rentan berinteraksi dengan
patogen virulen dan dalam
lingkungan yang menguntungkan
perkembangan pengganggu,
karena adanya tindakan manusia
yang semuanya berlangsung
dalam waktu yang cukup lama
Konsep piramida penyakit
26
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 14
Bambang Purnomo, MP.
• Kekuatan masing-masing unsur dalam skema
piramida penyakit tanaman, diwakili oleh luas sisi
bangunan ke arah unsur lainnya.
• Jika kelima unsur konsep piramida penyakit
tersebut dapat diukur, maka volume piramida
akan dapat dihitung pula
• Analog jika kelima unsur timbulnya penyakit
dapat diukur, maka berat-ringannya penyakit
juga dapat diukur untuk digunakan sebagai
rambu batas pelaksanaan pengendalian
penyakit
27
Bambang Purnomo, MP.
Jika dirinci, konsep ini ada dua macam, yaitu konsep pada
ekosistem hutan yang tanpa campur tangan manusia dan
ekosistem hutan industri yang di dalamnya terdapat
campur tangan manusia. Oleh karena itu, dua konsep
limas tersebut dapat berupa limas segi tiga (tetrahedron)
dan limas segi empat(biasa kita sebut piramida saja
28
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 15
Bambang Purnomo, MP.
Penyakit menjadi berkembang apabila 1. Kerentanan tanaman inang (I) meningkat atau
ketahanan tanaman menurun
2. Virulensi (keganasan) patogen (P) meningkat
3. Kondisi lingkungan (L) mendekati tingkat optimum
dari yang dibutuhkan patogen.
4. Kondisi lingkungan (L) mendekati titik kritis dari
yang dibutuhkan tanaman
5. Meningkatnya campur tangan manusia (M) yang
mengakibatkan berubahnya keseimbangan
ekosistem hutan
6. Rentang waktu (t) yang menguntungkan interaksi
inang-patogen berlangsung cukup lama atau 1-4
berlangsung lama29
Bambang Purnomo, MP.
Pengendalian penyakit tanaman dalam
konsep piramida penyakit, mempunyai lima
sasaran pokok yang dapat dikendalikan,
yaitu:
1. tanaman,
2. pengganggu,
3. lingkungan,
4. manusia,
5. waktu. Contoh pengendalian menggunakan sasaran waktu
1. menanam tanaman masa rentannya sebentar,
2. menanam tanaman pada waktu pengganggu
sedang tidak ganas30
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 16
FOREST PATHOLOGY
2 – 1
3. PERUBAHAN TANAMAN SAKIT
TUJUAN:
Mahasiswa dapat menjelaskan
• Perubahan-perubahan yang terjadi
jika tanaman dalam keadaan sakit
• Mengukur tingkat kerusakan
Bahasan
i. Perubahan struktural
ii. Perubahan fisiologis
iii. Perubahan fungsional
Bambang Purnomo, MP.
Ilmu Penyakit
Hutan
34
GEJALA (symptom) PENYAKIT TUMBUHAN
Gejala = perubahan atau ketidaknormalan yang ditunjukkan suatu tanaman sakit (ada 3 tipe)
1. Tipe nekrotik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau matinya sel.
2. Tipe hipoplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel
3. Tipe hiperplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan yang biasa
32Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 17
• Gejala hiperplastik dan hipoplastik
diderita oleh tanaman-tanaman
yang masih hidup di lahan
• Gejala nekrotik dapat diderita oleh
tanaman yang masih hidup di
lahan maupun pascapanen
Bambang Purnomo, MP. 33
Gejala tipe nekrotik
Bercak (nekrose) = sekumpulan sel pada jaringan tertentu mati
34Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 18
Gejala tipe nekrotikKlorosis (perubahan warna) = rusaknya kloroplast
Vein bandingVein clearing
35Bambang Purnomo, MP.
Gejala tipe nekrotik
Damping off : mati muda
karena pembusukan pada
pangkal batang dan
berlangsung relatif sangat
cepat.
• Pre emergen damping off =
pembusukan sebelum
kecambah muncul di atas
permukaan tanah.
• Post emergen damping off =
pembususkan terjadi
setelah semai muncul di
atas permukaan tanah.
36Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 19
Gejala tipe nekrotik
Busuk (rot): bercak pada jaringan tebal
• busuk basah (soft rot) jika berair dan busuk kering (dry rot)jika kering.
37Bambang Purnomo, MP.
Gejala tipe nekrotik
Eksudasi atau
perdarahan: keluarnya
substansi cairan
(eksudat)
• Gumosis: jika yang
keluar berupa gom
(blendok).
• Latexosis: jika yang
keluar berupa latex
(getah).
• Resinosis : jika yang
keluar berupa resin
(damar).
38Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 20
Gejala tipe nekrotik
Kanker = kematian jaringan kulit tumbuhan
yang berkayu
39Bambang Purnomo, MP.
Gejala tipe nekrotik
Mati Ujung (die back): kematian ranting atau cabang yang dimulai dari ujung
40Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 21
Gejala-gejala tipe hipoplastis
1. Etiolasi : memucatnya dan memanjangnya bagian tanaman dengan daun-daun yang sempit karena kekurangan cahaya.
2. Kerdil (atrophy): terhambatnya pertumbuhan tanaman sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dari pada biasanya.
3. Perubahan simetri: hambatan pertumbuhan yang terjadi pada bagian atau sisi tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada sisi lainnya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk.
4. Roset: hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan daun-daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu karangan menyerupai susunan bunga mawar ROSET
41Bambang Purnomo, MP.
Gejala-gejala tipe hiperplastis
Sesidia (cecidia), tumor atau gall:
pembengkakan setempat
42Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 22
Gejala-gejala tipe hiperplastis
Erinosa: terbentuknya rambut atau bulu (trichoma) yang
sangat banyak pada permukaan daun atau bagian lain.
43Bambang Purnomo, MP.
Gejala-gejala tipe hiperplastis
Fasiasi: suatu organ yang seharusnya silindris dan
lurus berubah menjadi pipih dan membelok.
44Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 23
Gejala-gejala tipe hiperplastis
Intumesensia
= busung =
oedem:
sekumpulan
sel pada
daerah yang
agak luas
45Bambang Purnomo, MP.
Gejala-gejala tipe hiperplastis
• Rontok: terlepasnya
daun, bunga atau
buah yang terjadi
sebelum waktunya
secara berlebihan
– Rontoknya daun jati
(Tectona grandis) di
musim kemarau
bukan gejala penyakit
46Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 24
Gejala-gejala tipe hiperplastis
• Sapu (witches
broom):
berkembangnya
tunas-tunas ketiak
atau samping yang
biasanya tidur
(latent, dorman)
menjadi seberkas
tunas rapat.
47Bambang Purnomo, MP.
TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN
• Tanda = bentuk fisik
patogen atau bagiannya
yang berhubungan
dengan bagian tanaman
sakit
Contoh :
massa miselium atau
buduk (mold), mildew
48Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 25
TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN
Tubuh buah makroskopis (conks and mushrooms)
49Bambang Purnomo, MP.
TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN
massa tubuh buah mikroskopis fruiting bodies (struktur
reproduksi, perlu loup untuk mengamatinya).
50Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 26
TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN
sklerotia (sclerotia – gumpalan keras miselium)
51Bambang Purnomo, MP.
TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN
lendir atau bau yang berhubungan dengan hancurnya
jaringan
52Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 27
PEMBERIAN NAMA PADA PENYAKIT TUMBUHAN
• Berdasarkan nama gejala :
– Penyakit keriting => penyakit dengan gejala keriting
– Penyakit layu => penyakit dengan gejala layu
– Penyakit kerdil => penyakit dengan gejala kerdil
• Berdasarkan organ atau bagian tanaman yang terpengaruh :
– Penyakit akar => bagian tanaman yg terpengaruh : akarnya
– Penyakit kanopi => bagian tanaman yg terpengaruh : kanopi
– Penyakit buah => bagian tanaman yg terpengaruh : buah
• Berdasarkan gejala dan bagian tanaman yang terpengaruh :
– Penyakit busuk akar => gejalanya busuk dan yang membusuk bagian
akar
– Penyakit kanker batang => gejalanya kanker dan yang mengalami kanker
bagian batang
– Penyakit bercak daun => gejalanya bercak dan yang berbercak bagian
daunnya
53Bambang Purnomo, MP.
PEMBERIAN NAMA PADA PENYAKIT TUMBUHAN
• Berdasarkan kelompok tanaman inang :
– Penyakit tanaman semusim => kelompok tanaman yang sakit berupa
tanaman semusim
– Penyakit tanaman hias => kelompok tanaman yang sakit berupa
tanaman hias
– Penyakit pasca panen => kelompok tanaman yang sakit berupa komoditi
pasca panen
– Penyakit hutan => kelompok tanaman yang sakit berupa tanaman
hutaan
• Berdasarkan kelompok, genus, atau jenis patogen yang menyerang:
– Penyakit bakteri => kelompok patogen yang menyerang berupa bakteri
– Penyakit fusarium => genus jamur patogen yang menyerang berupa
Fusarium
– Penyakit TMV => jenis virus yang menyerang berupa virus mosaik dari
tembakau
54Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 28
MENGUKUR BERAT PENYAKIT =
MENENTUKAN UKURAN BERAT-RINGANNYA PENYAKIT
• Berat ringannya penyakit dapat diamati dari berat-
ringannya gejala tanaman yang sakit
• Yang diukur adalah unit yang sakit (bergejala)
dibanding seluruh unit dalam tanaman atau areal
pertanaman
• Cara mengukur: dapat secara langsung dan secara
tidak langsung
55Bambang Purnomo, MP.
MENENTUKAN
UKURAN BERAT PENYAKIT: Cara langsung
• Cara langsung: mengukur kuantitas yang sakit
dibandingkan dengan kuantitas seluruh bagian tanaman
atau pertanaman, dihitung menggunakan rumus:
• X= berat penyakit
• n= ukuran unit yang sakit
• N= ukuran seluruh unit
Contoh ukuran: berat, volume, jumlah, luas, panjang
Contoh: 1. Satu tanaman terdapat 120 daun, 15 daun diantaranya sakit,
maka X = 15/120 *100% = 12,5%
2. Satu karung buah seberat 120 kg hanya terdapat 90 kg buah
sehat, maka X = (120-90)/120 * 100% = 25%
%100×=
N
nX
56Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 29
MENENTUKAN
UKURAN BERAT PENYAKIT: Cara tak-langsung
• Cara tak-langsung: dengan cara membuat penilaian
kriteria unit yang sakit diprediksi terhadap kerugian
tanaman dalam bentuk skoring
• Berat penyakit dihitung menggunakan rumus
Arti simbul
X = berat penyakitn = jumlah sample setiap skor
N = jumlah populasi pada pengamatan
Z = skor tertinggi yang dibuat
%100)(
×=∑
ZN
nVX
57Bambang Purnomo, MP.
SKOR KRITERIA (ciri-ciri) untuk tanaman umur menjelang berbunga
0 Seluruh daun pada tanaman tidak ditemukan bercak
1 Sebagian besar tanaman tidak berbercak dan hanya beberapa tanaman
terdapat bercak tetapi kurang dari 3 bercak setiap tanamannya
2 Sebagian besar tanaman ditemukan bercak dan beberapa tanaman
bercaknya sudah lebih dari 3
3 Semua tanaman ditemukan berbercak tetapi sebagian bercaknya kurang dari
3 bercak per tanaman
4 Seluruh tanaman ditemukan bercak dan lebih dari 3 bercak per tanaman
5 Sebagian daun mulai rontok karena penuh bercak
6 Seluruh daun rontok sampai tanaman mati
Contoh SKORING untuk menentukan ukuran
berat-ringannya penyakit bergejala bercak
58Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 30
DESKRIPSI DAN NILAI SKOR PENYAKIT MOSAIK, KERDIL, KLOROTIK VIRUS PADA JAGUNG
(Campbell, C.I. & L.V. Madden 1990. Introduction to plant disease epidemiology. John Wiley &
Sons. New York.SKOR KRITERIA (CIRI-CIRI) untuk tanaman umur bertongkol
0 Tidak ditemukan tanaman yang bergejala klorotik
1 Tiga daun teratas atau kurang menjadi moreng (belang klorotik), tetapi tanaman tidak
kerdil
2 Daun-daun di atas tongkol moreng dan atau berubah warna, tanaman tidak kerdil,
ukuran tongkol normal
3 Daun-daun di atas tongkol moreng dan atau berubah warna, tanaman sedikit kerdil,
ukuran tongkol normal
4 Daun-daun di atas tongkol moreng dan atau berubah warna, tanaman kerdil, dan
ukuran tongkol menyusut (lebih kecil)
5 Seluruh daun di atas tongkol dan satuatau dua daun di bawah tongkol moreng atau
berubah warna, tanaman kerdil dan ukuran tongkol menyusut (lebih kecil)
6 Seluruh bagian pohon mengalami perubahan warna, tanaman kerdil dengan tongkol
kecil
7 Seluruh bagian pohon mengalami perubahan warna, tanaman kerdil tidak ada
tongkol dihasilkan
8 Tidak menghasilkan malai dan tanaman mati
59Bambang Purnomo, MP.
• Contoh: Satu petak pertanaman ada 12 tanaman. Berapa berat penyakit jika
hasil pengamatan berat penyakit menggunakan 6 skoring bercak adalah
sebagai berikut:
No.tan i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii
Skor 3 2 4 3 0 0 3 3 2 5 3 3
• Contoh menghitung: Hitung jumlah tanaman untuk setiap skor, kemudian
hitung ∑nV-nya dan masukkan ke rumus, sehingga menghasilkan nilai X
Skor
(V)
Jml
tan
0 2
1 0
2 2
3 6
4 1
5 1
6 0
(nV)
0
0
4
18
4
5
0
∑nV = 0+0+4+18+4+5+0 = 31
Jadi berat penyakit pada satu petak pertanaman
tersebut = 43,05%
%05,43%100126
31
%100
=×
×
=
×=∑
X
ZN
nVX
60Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 31
Ilmu Penyakit
Hutan
5
FOREST PATHOLOGY
2 – 1
5. PENYAKIT BIOTIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN
ORGANISME PATOGENIK
Bambang Purnomo, MP.
Bahasan
i. Hubungan tanaman dengan
mikroorganisme
ii. Sifat-sifat penyakit biotik
TUJUAN:
Mahasiswa dapat menjelaskan
• Perbedaan sifat dan perubahan
pada penyakit biotik .
Tanaman-tanaman yang sakit dapat
diakibatkan oleh
• Serangan patogen (agen biotik = organisme
parasit), misalnya: tumbuhan parasit, fungi,
bakteri, dan virus � Penyakit biotik
• Kondisi lingkungan fisik dan kimia (agen
abiotik) yang tidak mendukung kehidupan
tanaman, misalnya: suhu, kelembaban, sinar,
curah hujan, angin, unsur hara, polutan �
Penyakit abiotik
Bambang Purnomo, MP. 62
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 32
Macam-macam istilah ketahanan tumbuhan
1. rentan (susceptible) artinya tidak mempunyai kemampuan untuk menahan pengaruh yang merusak (membuat penderitaan).
2. peka = sensitif = mudah sakit artinya hanya mempunyai kemampuan yang sangat kecil untuk menahan pengaruh yang merusak
3. toleran = mempunyai kemampuan untuk menahan pengaruh sampai dengan tingkat tertentu saja
4. tahan = resistant = mempunyai kemampuan besaruntuk menahan pengaruh yang merusak
5. immune = kebal = tidak dapat sakit = mempunyai kemampuan yang selalu menang dalam menahan pengaruh yang merusak
63Bambang Purnomo, MP.
Macam-macam istilah asosiasi dan interaksi
antar organisme• PARASITISME = suatu asosiasi diantara organisme hidup
yang berbeda secara taksonomi, berada dalam kontak fisik antara yang satu dengan yang lain, dan mengakibatkan salah satu organisme memper-oleh keuntungan dari yang lainnya.– Organisme yang dirugikan disebut INANG
– Organisme yang memperoleh keuntungan disebut parasit
– Organisme yang menimbulkan penderitaan inang disebut patogen
• ANTAGONISME = suatu asosiasi diantara organisme yang hidup bebas dan tidak pernah terjadi kontak fisik tetapi dapat menyebabkan kerusakan atau penderitaan kepada organisme lainnya
• HIPERPARASITISME = asosiasi diantara organisme yang berada dalam kontak fisik dan mengambil nutrien secara absorsi dari organisme parasit lainnya
64Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 33
Istilah- istilah interaksi antar organisme
• PARASIT = organisme yang berada dalam kontak fisik dan mengambil nutrien secara absorsi dari organisme yang berbeda secara taksonomi
– parasit obligat = biotroph = hanya mampu sebagai parasit
– parasit fakultatif = organisme saprofit yang mampu hidup sebagai parasit.
• Saprofit = organisme hidup yang hidup di dari jaringan mati– Saprofit obligat = necrotrof = hanya mampu hidup sebagai saprofit
– saprofit fakultatif = organisme parasit yang dapat bersifat saprofit
• Patogen = organisme yang mengakibatkan perubahan proses fisiologi dan mengganggu atau merusak fisiologi normal inang– patogenik = bersifat patogen
– Patogenesis = proses yang dilakukan patogen dan mengakibatkan perubahan proses fisiologi inang
– patogenisitas = kemampuan patogen untuk menimbulkan penyakit
– virulen = mampu mempengaruhi inang menjadi menderita atau mampu menimbulkan penyakit
– virulensi = derajat patogenisitas
65Bambang Purnomo, MP.
Macam-macam istilah interaksi
mikroorganisme dengan tumbuhan
• Inokulasi = penularan = proses kontaknya patogen
dengan inang
• Penetrasi = proses masuknya patogen ke dalam sel,
jaringan, atau tubuh inang
• Infeksi = menetapnya patogen di dalam tubuh
inang, biasanya dicirikan dengan telah adanya
pemanfaatan nutrien inang oleh patogen
• Invasi = meluas atau menyebarnya patogen dari satu
sel atau jaringan ke sel atau jaringan di sekitarnya
66Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 34
AGEN BIOTIK
• merupakan agen pengganggu yang berupa
tumbuhan parasit dan mikroorganisme
parasit (jamur, bakteri, virus).
• Penyakit yang disebabkan oleh agen biotik
disebut penyakit parasiter atau penyakit
infeksius (menular)
• Patogen biotik disebut juga patogen
parasitik, animate
Bambang Purnomo, MP. 67
Postulat koch: mikroorganisme dikatakan sebagai
patogen jika
1. Membentuk asosiasi tetap antara mikroorganisme
dengan tanaman yang berupa gejala penyakit
2. Mikroorganisme dapat dipisahkan (diisolasi) dan
ditumbuhkan pada media kultur buatan
3. Mikroorganisme hasil isolasi jika ditularkan
(diinokulasikan) pada tanaman sehat, maka tanaman
akan membentuk asosiasi (menjadi sakit) dengan gejala
yang sama dengan gejala pada asosiasi pertama
4. Mikroorganisme dalam asosiasi baru dapat dipisahkan
kembali dari tanaman yang ditulari pada medium kultur
buatan.
Bambang Purnomo, MP. 68
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 35
Postulat Koch untuk kanker batang
1. Mikroorganisme tertentu yang dicurigai harus selalu
dijumpai berasosiasi dengan buah tomat yang busuk
2. Mikroorganisme yang dicurigai tersebut harus dapat
dipisahkan (diisolasi) dari buah tomat busuk dan
dibiakkan menjadi biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni mikroorganisme dari buah tomat
busuk, akan menimbulkan kebusukan yang sama jika
dengan sengaja ditularkan (diinokulasikan) kepada
buah tomat sehat yang rentan (susceptible)
4. Dengan menggunakan prosedur laboratorium,
mikroorganisme yang sama harus dapat diperoleh
lagi dari buah tomat yang sakit karena sengaja
ditulari
Bambang Purnomo, MP. 69
SIFAT PENTING TUMBUHAN PARASIT
• Tumbuh pada tubuh tanaman inang dan mendapatkan (sebagian karena berklorofil atau seluruhnya karena tanpa klorofil) kebutuhan hidup berasal dari tanaman inang
• Menghasilkan biji dan sering mempunyai alat perekat (pada Loranthaceae) sehingga mudah melekat pada batang atau bagian lain dari tanaman.
• Disebarkan oleh binatang (burung pemakan buah, biji), alat-alat pertanian (terutama parasit akar)
Bambang Purnomo, MP. 70
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 36
Bambang Purnomo, MP. 71
SIFAT PENTING JAMUR / CENDAWAN / FUNGI
PARASIT
• Berupa organisme satu sel (eukariotik) atau berupa benang dan tumbuh pada atau dalam tubuh tanaman
• Tidak berklorofil, sehingga seluruh kebutuhan hidupnya diambil dari tanaman inang
• Pada waktu masih berada pada permukaan tubuh tanaman, jamur sangat membutuhkan lingkungan yang lembab untuk dapat tumbuh dan masuk ke dalam tubuh tanaman
• Masuk ke tubuh tanaman dengan cara tumbuh memanjang ke dalam
• Pertumbuhan jamur menjadi sangat terhambat karena kadar gula yang sangat tinggi
• Jamur dapat disebarkan oleh angin, air, bagian tanaman sakit yang tersebar, bahan dan alat pertanian termasuk orang.
Bambang Purnomo, MP. 72
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 37
CONTOH GEJALA TANAMAN TERSERANG JAMUR
Bambang Purnomo, MP.73
Suspek Ganoderma
Suspek Phytophthora
CONTOH TANDA TANAMAN TERSERANG JAMUR
Bambang Purnomo, MP. 74
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 38
SIFAT-SIFAT PENTING BAKTERI PATOGEN TANAMAN
• Berupa organisme satu sel (prokariotik) yang tumbuh pada atau dalam tubuh tanaman
• Seluruh kebutuhan hidupnya diambil dari tanaman inang
• Pada waktu masih berada pada permukaan tubuh tanaman, bakteri sangat membutuhkan lapisan air untuk dapat tumbuh dan masuk ke dalam tubuh tanaman
• Masuk ke tubuh tanaman umumnya secara pasif (tersedot) atau dimasukan oleh pembawanya (carier)
• Pertumbuhan bakteri umumnya menjadi terhambat karena kadar asam yang tinggi
• Bakteri dapat disebarkan oleh air, sentuhan tanaman sakit, carier yang membawa bakteri atau bagian tanaman sakit yang tersebar, bahan dan alat pertanian termasuk orang
Bambang Purnomo, MP. 75
CONTOH GEJALA TANAMAN TERSERANG BAKTERI
Bambang Purnomo, MP. 76
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 39
Bambang Purnomo, MP.
77
CONTOH TANDA TANAMAN TERSERANG BAKTERI
SIFAT-SIFAT PENTING VIRUS TUMBUHAN
• Berupa mikroorganisme submikroskopis yang memperbanyak diri (replikasi) di dalam sel hidup
• Seluruh kebutuhan hidupnya disediakan oleh tanaman inang
• Pada waktu masih berada di luar tubuh tanaman, virus sangat mudah rusak (mati)
• Masuk ke tubuh tanaman karena dimasukan oleh pembawanya (carier dan vektor)
• Virus akan menjadi tidak aktif (tak dapat hidup) jika di dalam sel yang mati.
• Virus hanya dapat disebarkan oleh carier dan vektor
Bambang Purnomo, MP. 78
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 40
Contoh tanaman terserang virus
Bambang Purnomo, MP. 79
Contoh tanaman terserang virus
Bambang Purnomo, MP. 80
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 41
FOREST PATHOLOGY
2 – 1
6. PENYAKIT ABIOTIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN
LINGKUNGAN ABIOTIK
Bambang Purnomo, MP.
Bahasan
i. Hubungan tanaman dgn
lingkungan
ii. Sifat-sifat penyakit abiotik
TUJUAN:
Mahasiswa dapat menjelaskan
Perbedaan sifat dan perubahan
pada penyakit abiotik
Ilmu Penyakit
Hutan
6
Penyakit Abiotik
• disebabkan oleh faktor-faktor abiotik atau penyebab noninfeksius
• noninfeksius = tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain,
• penyakit abiotik = penyakit noninfeksius
• Faktor-faktor abiotik terdiri dari faktor-faktor yang berada di tanah dan atmosfer yang menyusun lingkungan tempat tumbuhnya tanaman atau tempat penyimpanan atau transportasi produk
– faktor-faktor fisik dan
– faktor-faktor kimia
82Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 42
1. Pengaruh penyakit abiotik :
• Berpengaruh kepada seluruh fase pertumbuhan tanaman
secara langsung dan
• Berpengaruh kapada tingkat kemudahan terjadinya
penyakit biotik (menjadi faktor predisposisi)
• Gejala yang ditimbulkan berdampak kepada seluruh
organ tanaman (bentuk dan ukuran) dapat mulai dari
ringan, berat sampai mati
2. Kisaran lingkungan
� Semua tanaman mempunyai kisaran lingkungan fisik
dan kimia yang tertentu untuk dapat tumbuh dan
berkembang
� Setiap tanaman dapat membutuhkan kisaran lingkungan
yang saling berbeda
� Semakin menyimpang faktor abiotik dari rata-rata
kisaran yang dibutuhkan maka tanaman akan semakin
terpengaruh (parah) 83Bambang Purnomo, MP.
84Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 43
Tiga kelompok tanaman yang mempunyai
kisaran suhu (lingkungan fisik) sangat berbeda
1. Psikrofilik (kryofilik) pada kisaran suhu
rendah,
2. Mesofilik pada kisaran suhu sedang,
3. Termofilik pada kisaran suhu panas.
• Perubahan suhu yang melebihi toleransi akan
mengakibatkan tanaman mengalami
penyimpangan fisiologis
85Bambang Purnomo, MP.
Tiga kelompok tumbuhan yang mempunyai kisaran
kebutuhan air (lingkungan fisik) berbeda
1. Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang
menyesuaikan kehidupannya dengan lingkungan
yang berair.
2. Tumbuhan mesofit adalah tumbuhan yang hidup
pada lingkungan yang tidak terlalu berair sampai
tidak kering.
3. Tumbuhan xerofit merupakan tumbuhan yang
dapat hidup di lingkungan kering
• Tanaman yang ditanam di luar daerah kisaran
kebutuhan air akan mengalami penyimpangan
fisiologi86Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 44
�Ada 13 elemen, unsur, hara mineral penting
yang diperlukan tanaman, yaitu:N, P, K, S, Mg, Ca, Fe, Cl, Mn, Bo, Zn, Cu, & Mo
�Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur
tersebut dapat menimbulkan penyakit
tanaman.• Kelebihan mineral tanaman akan mengalami
keracunan,
• Kekurangan mineral tanaman akan mengalami
defisiensi (starnasi)
87Bambang Purnomo, MP.
Tiga hara sangat penting yaitu N,P, dan K
Defisiensi hara Gejala parah
N (nitrogen) Tumbuh menguning, kerdil, daun
menua sebelum waktunya
P (phosphor) Tumbuh menguning, tegak, pucat,
terdapat warna kebiruan atau
keunguan
K (kalium) Tumbuhan punya tunas kecil kadang
timbul mati ujung. Daun lebih tua
dengan gejala klorosis kecoklatan pada
bagian ujung, pinggir mengering, dan
bercak coklat pada pinggirannya.
Jaringan berdaging menunjukkan
gejala klorosis pada ujungnya.88Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 45
Hara NITROGEN
• Nitrogen merupakan komponen penting
klorofil, enzim, struktur protein, asam nukleat
dan protoplasma.
• Bersifat mobil dari jaringan tua ke jaringan
muda
• Gejala kekurangan N ditunjukan pertama pada
jaringan tua
89Bambang Purnomo, MP.
Hara PHOSPHOR & KALIUM• P: bagian dari ATP (ikatan yang bertanggung
jawab untuk tranfer energi), RNA (sintesis
protein) dan DNA (transfer gen)
• P: di dalam tanah keberadaannya terbatas
dan seringkali berada dalam bentuk tidak
tersedia bagi tanaman karena terikat oleh
besi atau aluminium di tanah asam
� K: aktivator ensim fotosintesisdan respirasi
� K: Menjaga tekanan osmose sel
90Bambang Purnomo, MP.
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 46
Macam dan tingkat keparahan penyakit abiotik yang
diakibatkan tergantung kepada
1. faktor-faktor fisik dan kimia yang terlibat
2. tingkat penyimpangannya dari kisaran yang
dibutuhkan tanaman
3. fase pertumbuhan tanaman ketika faktor
abiotik menyimpang
• Faktor penyebabnya dapat diduga dengan
menggunakan acuan cuaca di sekitar tempat
tumbuh tanaman, kebiasaan tumbuhan, dan
kondisi tanah
91Bambang Purnomo, MP.
TANYA-JAWAB PRA UTS
Bambang Purnomo, MP. 92
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 47
Bambang Purnomo, MP. 93
4 Subyek yang dipelajari dalam
ilmu penyakit hutan
1. Faktor-faktor biotik dan abiotik yang
menyebabkan tanaman-tanaman hutan menjadi
sakit
2. Mekanisme penyimpangan faktor-faktor biotik
dan abiotik sehingga menyebabkan penyakit
pada tanaman
3. Interaksi antara tanaman hutan dengan faktor-
faktor penyebab penyakit
4. Metode pengelolaan hutan untuk mencegah
dan mengurangi kerugian akibat penyakit.
ALASAN APA SEHINGGA TUMBUHAN
HUTAN PERLU DIPERHATIKAN
1. Penyusun terbesar lingkungan hidup bumi
2. Langsung atau tidak langsung merupakan penyusun
kebutuhan bagi manusia dan hewan (Manusia dan binatang
bergantung pada substansi tumbuhan untuk hidup)
3. Tanaman hutan merupakan organisme tingkat tinggi yang
dapat mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang
dapat dipergunakan dan dapat disimpan
5. Tumbuh dan memberikan hasil dengan baik selama tersedia
cukup nutrien dan lingkungan pada kisaran normal.
6. Dapat menderita sakit dan mengurangi kebutuhan
(merugikan) manusia .
Bambang Purnomo, MP. 94
26/10/2011
Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit
Hutan 48
APA YANG DIMAKSUD GEJALA PENYAKIT
Gejala = perubahan atau ketidaknormalan yang ditunjukkan suatu tanaman sakit
Ditinjau dari perubahan sel ada 3 tipe gajela, sebut dan jelaskan?
1. Tipe nekrotik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau matinya sel.
2. Tipe hipoplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel
3. Tipe hiperplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan yang biasa
4. Tanda = bentuk fisik patogen atau bagiannya yang berhubungan dengan bagian tanaman sakit
95Bambang Purnomo, MP.
Bambang Purnomo, MP.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
1. Konsep segitiga
2. Konsep segiempat
3. Konsep piramida
4. Pemberian nama penyakit didasarkan kepada?
5. Apa yang dimaksud dengan faktor predisposisi?
6. Apa saja sifat penting jamur
7. Apa saja sifat penting bakteri
8. Apanya yang diukur untuk menunjukkan
keparahan penyakit?
96