Upload
eddy-pasangka
View
70
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modul Penyakit Jantung Rematik
Divisi kardiovaskular
CynthiaPetriana Primiastanti
Pembimbing:
Prof. dr. Suzanna Immanuel, Sp.PK (K)
DIVISI KARDIOVASKULARDEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIARS UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO
JAKARTA2008
Daftar Isi
Pendahuluan.......................................................................................................................3
Epidemiologi....................................................................................................................... 3
Patogenesis........................................................................................................................ 3
Diagnosa.............................................................................................................................4
Gejala Klinik........................................................................................................................5
Kriteria mayor.................................................................................................................5
Karditis........................................................................................................................ 5
Poliartritis....................................................................................................................6
Korea...........................................................................................................................6
Eritema marginatum...................................................................................................6
Nodul Sbkutan.............................................................................................................6
Kriteria minor..................................................................................................................6
Pemeriksaan laboratorium.................................................................................................6
Tes netralisasi ASO..........................................................................................................7
Tes Anti-Hyaluronidase...................................................................................................8
Tes antideoksiribonuklease B..........................................................................................9
Komplikasi........................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka.........................................................................................................................10
Modul Penyakit Jantung Rematik 2
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
PENDAHULUAN
Penyakit jantung rematik adalah suatu kondisi dimana katup jantung rusak oleh
demam rematik. Demam rematik merupakan penyakit inflamasi yang diawali dengan
infeksi bakteri streptokokus di tenggorokan. Demam rematik dapat mengenai beberapa
jaringan tubuh, seperti jantung, otak, persendian, dan kulit. Demam rematik terutama
terjadi pada anak usia 5 – 15 tahun.1
EPIDEMIOLOGI
Data tahun 2002 menunjukkan 12 juta orang menderita demam rematik dan
penyakit jantung rematik, dua pertiganya adalah anak-anak usia 5 -15 tahun. Sekitar 300
ribu orang meninggal setiap tahunnya oleh karena penyakit ini dengan sekitar 2 juta
orang memerlukan perawatan rumah sakit berulang dan 1 juta orang orang memerlukan
operasi pada 5 – 20 tahun mendatang.2
PATOGENESIS
Pendekatan terhadap patogenesis demam rematik terbagi dalam 3 kategori
besar yaitu: (1) Infeksi langsung oleh streptococcus grup A. (2) Efek toksik produk
ekstraseluler streptococcus pada jaringan induk. (3) Disfungsi / abnormalitas respon
imun terhadap satu atau lebih antigen ekstraseluler terhadap streptococcus grup A (=
antigen mimicry).3
Tidak terdapat cukup bukti yang mendukung terjadinya infeksi langsung oleh
streptococcus grup A. Hanya terdapat sedikit bukti yang menunjukkan adanya peranan
streptolysin O pada penyakit ini. Pengetahuan utama difokuskan pada peranan respon
imun abnormal oleh jaringan induk.3
Hipotesis “antigen mimicry” antara manusia dan antigen streptococcus grup A
telah dipelajari dengan sangat luas dan disimpulkan melalui dua interaksi. Pertama
adalah kemiripan antara karbohidrat streptococcus grup A dan glycoprotein katup
Modul Penyakit Jantung Rematik 3
jantung. Kedua adalah adanya kemiripan membran sel streptococcus, sarkolema protein
M streptococcal, dan sel miokardium manusia. 3
Gambar 1. Perjalanan Penyakit Jantung Rematik4
DiagnosaTidak ada tes laboratorium spesifik yang dipakai menegakkan diagnosa demam
rematik. Oleh karena itu diperlukan bukti klnis yang didukung gambaran laboratorium
mikrobiologi dan imunologi. Karena banyaknya tanda dan gejala, tahun 1992 American
Heart Association (AHA) mengeluarkan kriteria yang merupakan revisi kriteria Jones.
Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dua kriteria mayor, atau satu
mayor dan 2 minor, dan adanya bukti infeksi sebelumnya oleh streptococcal
menunjukkan kemungkinan kuat adanya demam rematik.3
Modul Penyakit Jantung Rematik 4
Tabel 1. Kriteria Jones (1992)-telah dimodifikasi3
Kriteria mayor Kriteria minor
Karditis Demam Poliartritis AthralgiaErythema marginatum Peningkatan acute phase reactan
(LED,CRP)Korea Pemanjangan interval PR di EKGNodule subcutanDitambah : Adanya bukti sebelumnya ada bukti infeksi streptococcus (kultur, antigen cepat, dan peningkatan antibodi).
Gejala Klinik
Kriteria mayor
Karditis
Karditis pada demam rematik akut adalah pankarditis yang meliputi perikardium,
miokardium, dan endokardium. Karditis bermanifestasi sebagai sinus takikardi, suara
murmur dari regurgitasi mitral, bunyi gallop S3, friction rub pericardial dan kardiomegali.
Penggunaan ekokardiografi dapat membantu identifikasi kelainan katup mitral, karena
kelainan ini terdapat pada 20% penderita tanpa adanya murmur.3
Penyembuhan dari infeksi katup jantung akibat rematik dapat menyebabkan
penebalan dan adesi jaringan ikat, mengakibatkan komplikasi paling serius dari demam
rematik yaitu stenosis dan atau regurgitasi katup. Katub jantung yang paling sering
terkena adalah katup mitral dan dan katup aorta.3
Poliartritis berpindah
Keadaan ini didapatkan pada 75% kasus, paling sering pada pergelangan kaki dan
tangan, lutut dan siku. Sedangkan persendian kecil pada tangan dan kaki (jari-jari) dan
pinggang jarang terkena. Artritis akibat demam rematik sangat nyeri. Artritis dengan
gambaran nyeri dan bengkak pada persendian harus dibedakan dari atralgia yang
merupakan gejala subyektif berupa nyeri persendian.3
Modul Penyakit Jantung Rematik 5
Korea Sydenham’s
Terjadi pada kurang dari 10% penderita dengan demam rematik. Terdapat
periode laten selama beberap bulan antara terjadinya infeksi streptococcus dan
timbulnya korea. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk identifikasi korea.
Penderita dengan Korea Sydenham’s harus diberi profilaksis untuk mencegah serangan
kedua.3
Nodul Subkutan dan Eritema marginatum
Merupakan kriteria mayor yang jarang didapatkan pada penyakit jantung rematik,
ditemukan pada < 10% penderita. Nodul subkutan ditemukan pada permukaan ekstensor
persendian, terjadi pada penderita lama penyakit jantung rematik, jarang pada penderita baru.3
Eritema marginatum merupakan erupsi makular dengan batas bundar, biasanya terletak
di anggota gerak.3
Kriteria minorKriteria minor tidak spesifik dan dapat ditemukan pada banyak kondisi klinis.3
Pemeriksaan laboratoriumCara terbaik untuk membantu membuktikan adanya infeksi streptococcus yang
baru terjadi adalah isolasi streptococcus. Namun pada banyak pasien seringkali sudah
tidak dijumpai adanya Streptococcus. Bukti serologis seringkali menjadi satu-satunya
bukti adanya infeksi. Tes ASO positif pada 80% pasien demam rematik tetapi negatif
untuk glomerulonefritis akut yang disebabkan oleh Streptococcus. Tes anti-hialuronidase
positif untuk lebih sedikit pasien demam rematik tetapi juga positif untuk
glomerulonefritis akut. Test anti-DNase B bertahan positif untuk waktu yang paling lama.
Dianjurkan mengunakan kombinasi untuk mengidentifikasi infeksi Streptococcus.5
Tabel 2. Perbandingan tes serologis untuk Streptococcus.5
Tes Demam rematik Glomerulonefritis akutAnti Streptolisin O +++ 0Tes Anti Hialuronidase ++ ++Anti-Dnase B ++++ ++++
Modul Penyakit Jantung Rematik 6
Tes netralisasi ASO5
Streptolisin O paling banyak diproduksi oleh Streptococcus B-hemolitikus group
A, dan juga sedikit strain grup C dan G. Streptolisin O bersama dengan hemolisin S
menyebabkan lisis pada agar darah. Antibodi terhadap streptolisin O (ASO) menetralkan
akitivitas streptolisin O. Peningkatan titer Antibodi terhadap streptolisin O menandakan
baru saja terjadi infeksi dengan streptococcus grup A. Infeksi dengan grup C dan G lebih
jarang disbanding dengan grup A. Peningkatan ASO dapat disebabkan oleh grup C atau
G, meskipun keadaan ini jarang.
Hasil kultur pasien streptococcal menunjukkan peningkatan titer ASO mulai
minggu pertama dan mencapai puncaknya padaminggu ke-3 sampai ke-6 setelah infeksi.
Pada saat demam rematik muncul, titer ASO dapat menurun, khususnya pada pasien
yang tidak menunjukkan gejala demam rematik berbulan-bulan setelah infeksi
Streptococcus grup A. Pasien dengan pyoderma dan sequela nya, glomerulonefritis
akutdapat meningkatkan titer ASO.
Prinsip
Prinsip ini didasarkan pada reaksi enzim-inhibisi (netralisasi). Pasien yang
terinfeksi Streptococcal group A, antibodinya akan menetralkan reagen Streptolisin O,
sehingga tidak akan terjadi hemolisis pada sel darah merah.
Prosedur
Reagen Streptolisin O ditambahkan ke control dan larutan serum pasien (dalam
buffer). Setelah inkubasi, 5% sel darah merah penderita ditambahkan diikuti dengan
inkubasi 37C. Selanjutnya tabung disentrifugasi dan dibaca hemolisisnya.
Hasil
Reagen streptolisin menghemolisis sel darah merah. Hemolisis tidak terjadi bila
terjadi netralisasi reagen streptolisin O oleh antibodi pada serum pasien. Titer
ditunjukkan dengan tabung terakhir (pengenceran tertinggi) yang tidak ada hemolisis
sama sekali. Komite revisi kriteria Jones seperti yang dikutip Sheehan menyatakan
bahwa titer tunggal 250 unit pada dewasa dan 333 pada anak (lebih dari 5 tahun)
merupakan bukti adanya infeksi streptococcus.
Modul Penyakit Jantung Rematik 7
Penilaian
Titer Normal:6
– Dewasa /lebih tua: ≤ 160 U/ml
– Baru lahir : sama dengan nilai ibu
• 6 bulan – 2 thn : ≤ 50 U/ml
• 2 - 4 tahun : ≤ 160 U/ml
• 5 -12 tahun : 170 – 330 U/ml
Peningkatan 4 kali serum penderita saat akut sampai pemulihan menandakan
adanya bukti baru terjadi infeksi streptococcus grup A. Titer ASO tidak berhubungan
dengan beratnya demam rematik.Hasil positif palsu didapatkan pada penyakit hati,
pertumbuhan bakteri di serum, atau terjadi oksidasi pada reagen Streptolisin O.
Bila menggunakan teknik rapid latex agglutination, hasil dinyatakan positif atau
negatif dari hasil pengenceran serum tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi. Hasil
positif jika titer > 200 U/mL.
Tes Anti-Hialuronidase 5
Enzim hialuronidase dihasilkan oleh streptococcus b-hemolitikus grup A dan anti-hialuronidase ditemukan pada darah pasien yang baru saja terinfeksi streptococcus. Antibodi terhadap hyaluronidase yang diproduksi pasien dengan infeksi kulit dan tenggorokan.
Prinsip
Prinsip tes berdasarkan netralisasi antibodi terhadap antigen sehingga mencegah enzim memecah substrat (potassium hialuronat).
Prosedur
Pengenceran bertahap serum pasien disiapkan. Selanjutnya ditambahkan hialuronidase. Bila serum pasien mengandung anti-hialuronidase, akan terjadi inaktivasi.Setelah inkubasi pada suhu 37 C tabung didinginkan dan substrat (potassium hyaluronate) ditambahkan pada tiap tabung. Tabung diikubasi kembali pada 37 C dan didinginkan dalam kulkas.
Modul Penyakit Jantung Rematik 8
Pada tiap tabung ditambahkan asam asetat 2N. Bila pasien tidak mempunyai antibodi untuk menginaktivasi hialuronidase, hialuronidase akan dihidrolisis sehingga akan terjadi kekeruhan dengan penambahan asam. Pada tabung yang enzimnya sudah dinetralisasi asam akan bereaksi dengan potassium hialuronidase. Hialuronidase yang telah diinaktivasi oleh antibodi, tidak dapat menghancurkan potassium hialuronate, sehingga potassium hialuronate dapat bereaksi dengan asam membentuk bekuan musin.
Hasil
Titer ditentukan dengan pengenceran tertinggi pembentukan bekuan.
Interpretasi
Peningkatan titer 4 kali membuktikan adanya infeksi streptococcus. Jika serum saat
penyembuhan diperiksa, kadar bermakna bila lebih dari 256 U/mL.
Tes antideoksiribonuklease B5
Strain Streptococcus pyogenes menghasilkan enzim DNase A, B, C, D. DNase B
dihasilkan oleh streptococcus grup A, dan beberapa strain grup C dan G. DNase
diproduksi lebih lambat daripada ASO, mencapai puncak pada 4-6 minggu setelah infeksi
dan bertahan di serum sampai beberapa bulan.
Prinsip
Prinsip pemeriksaan adalah netralisasi, yaitu anti DNase menghambat enzim
strepto DNase dari depolimerisasi DNA. Substrat yang dipakai adalah DNA methyl green
complex.
Prosedur
Serum dan control dicampur dengan buffer kemudian dinkubasi pada 37° C
dengan enzim DNase B. Selanjutnya ditambahkan substrat dan diinkubasi semalam pada
suhu 37° C, diamati warna yang terjadi. Jika DNase menghidrolisa DNA, warna hijau akan
hilang.
Hasil
Rentang warna dinilai dari 0 sampai 4+ (tidak berberwarna sampai hijau).
Intepretasi
Peningkatan titer 4 kali lipat menandakan adanya infeksi streptococcus.
Modul Penyakit Jantung Rematik 9
KomplikasiPenyembuhan dari infeksi katup reumatik menyebabkan jaringan ikat menetap
dan menempel menyebabkan komplikasi paling serius dari penyakit jantung rematik
yaitu stenosis vaskuler dan atau regurgitasi.3
DAFTAR PUSTAKA
Modul Penyakit Jantung Rematik 10