Upload
imelda-suryadita
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
paru
Citation preview
Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Imelda suryadita102011377
c5
Kasus 8Tn Z, 57 thn datang dengan keluhan sesak napas yang
berat dan terus menerus sejak 5 jam yang lalu.
Sejak 3 hari yang lalu mengeluh batuk berdahak warna
putih. Pasien mengatakan dirinya tidak demam. Pasien
memiliki riwayat merokok sejak usia 30 th sebanyak 1-2
bungkus/hari. Keluhan seperti ini sudah beberapa kali
timbul, sejak 3 tahun terakhir pasien sudah merasa
napas terasa berat terutama jika beraktifitas berat
dan terutama bila dirinya sedang demam dan batuk.
Hasil pd kasusInspeksi : statis dan dinamis
Vokal fremitus simetris
Retraksi interkostalis
Perkusi : sonor pada kedua
lap. Paru.
Auskultasi : vesikuler,
wheezing, ronki basah kasar
minimal.
Nadi : 100 x /menit
Td 120/70 mmHgRr : 30x/menitSuhu ; 36 derajat
C
Hb ; 16Leukosit 6500Tromb; 300.000
Anamnesis• Keluhan Utama
Sesak napas yang memberat terus menerus sejak 5 jam yang lalu
Riwayat penyakit sekarang
1. Berapa lama pasien merasa sesak napas ? kapan pasien merasa sesak napas; saat istirahat atau
saat beraktivitas?
2. Apa yang dilakukan pasien sebelum sebelum merasa sulit bernapas? Berapa jauh pasien dapat
berjalan ?
3. Apakah pasien batuk ? jika ya adakah sputum, berapa banyak dan apa warnanya ?
4. Apakan terdapat mengi ? jika ya, kapan ?
5. Berapa lama pasien mengalami keadaan seburuk ini ? kira-kira apa pemicunya ?
6. Apakah pasien mengalami nyeri dada atau sesak napas saat berbaring ?
Riwayat penyakit keluarga dan sosial
1. Bagaimanakah pekerjaan pasien (pneumokoniasis)
2. Adakah riwayat masalah pernapasan kronis di keluarga (pertimbangkan defisiensi alfa1 antitripsin)
3. Bisa tidak jika melakukan kerja yang berat ?
Identitas Pasien• Nama lengkap____jenis kelamin_____• Tanggal
lahir____Alamat____pendidikan____
Pemeriksaan fisikinspeksi
bentuk dada seperti tong (barrel
chest),
terdapat cara bernapas seperti
orang meniup,
hipertrofi otot-otot bantu napas,
pelebaran sela iga
Perkusi
Hipersonor
auskultasi
fremitus melemah,
suara napas vesikuler melemah atau normal,
ekspirasi memanjang,
ronki, dan mengi (wheezing).
Anatomi Sistem Pernapasan pada Manusia :
Hidung Faring Trakea Bronkus Bronkiouls paru-paru
Fisiologis:
1. Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari dalam paru.
2. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan
pembuluh darah.
3. sedangkan perfusi adalah distribusi darah yang sudah teroksigenasi.
EpidemiologiPPOK merupakan masalah kesehatan utama di
masyarakat yang menyebabkan 26.000 kematian/tahun
di inggris. Prevalensinya adalah > 600.000. angka ini
lebih tinggi di negara maju, daerah perkotaan ,
kelompok masyarakat menengah kebawah, dan pada
manula.
Penyebab keempat kematian di Amerika Selatan.
Bronkitis kronis Emfisema Asma bronkial Bronkoekstasis
Definis
i
Batuk-batuk
hampir setiap
hari +
dahak(mukoid
/mukopurulen)
min 3 bulan dalm
1 tahun dan
terjadi min
selama 2 tahun
berturut-turut.
Laki’’> wanita
Pasien > 35
tahun
Emfisema dalah penyakit
obstruksi kronis dengan
karakteristik penurunan
elastisitas paru dan luas
permukaan alveolus yang
kurang akibat destruksi
dinding alveolus dan
pelebaran ruang distal udara
ke bronkiolus terminal.
emfisematus di temukan α1-
antitripsin
Radang menahun
dari saluran udara
yg menyebabkan
episode berulang
dari wheezing,
sesak napas, rasa
penuh dada, dan
batuk karena
obstruksi saluran
napas yang
reversibel.
GENETIK
Dilatasi abnormal
dari bronkus dan
bronkiolus yang di
dahului oleh infeksi
menahun yang
menimbulkan
nekrosis.
Etiolog
i
Merokok, polutan
udaraMerokok Penyebab
imunologik atau
tidak di ketahui
(stress)
Infeksi yang
persisten atau berat
Gejala
klinis
Batuk-batuk,
produksi sputum
(mukoid /
mukopurulen),
mengi.
SESAK saat kerja berat,
kadang batuk dan mengi.
Batuk dengan
wheezing yang
bersifat episodik,
dispnea
Batuk produktif,
sputum yang
purulen, umumnya
sputum lebih banyak
pg hari, hemoptisis,
sesak napas, demam
Bronkitis kronis Emfisema Asma bronkial Bronkoekstasis
Pemeri
ksaan
fisik
1. ronki pd saat ekspirasi
dalam, Ada sesak ronki
terdengar inspirasi +
ekspirasi
2. Kadang + wheezing
3. Barrel chest
4. Perkusi hipersonor
5. Peranjakan hati lebih
mengeci
6. Batas paru hati lebih
kebawah
7. Suara napas dan jantunag
lemah
perkusi hipersonor
dan napas pendek.
Sulit ekspirasi,
pekak hati
menurun, suara
napas sangat
lemah.
Wheezing(ekspirasi
memanjang) , sesak napas,
pernapasan cepat –
sianosis, rasa penuh dada,
dan batuk
Ronki basah pada
bawah lobus paru.
Hebat retraksi
dinding dada,
berkurangnya
gerakan dada,
Pemeri
ksaan
penunj
ang
Foto thoraks biasanya normal
Pemeriksaan sputum = >
dominan neutrofil
Foto toraks
Emfisema
panlobular :
Terlihat diafragma
yang rendah dan
datar, menciut
pembulu darah,
Spirometri respon
bronkodilator ( gol.
Adrenergik beta). =
peningkatan VEP1 > 20%
= (+) asma
Pemeriksaan sputum = >
dominsn eosinofil
Eosinofil total dlm darah
sangat meningkat
Uji kulit
Analisis gas darah =
Asma yg berat.
Lab ; tdk khas ,
polisitemia
sekunder, anemia,
leukositosis,.
Infk sekunder
sputum jd purulen
Radiologis : khas
menunjukan kista-
kista kecil seperti
sarang tawon
Bronkitis kronis Emfisema Asma bronkial Bronkoekstasis
Penatalak
sanaan
Mengurangi sekresi mukus
Ekspektoran ( gliseril
guaiakolat, kalium yodida,
amonium klorida)
Mukolitik ( ambroksol,
asetilsistein)
Uap air
Pemberian bronkodilator
Golongan teofilin 10-15
mg/kgBB
Golongan agonis B2 (secara
aerosol atau nebuliser, dpt
jg kombinasi dg oral)
ES; tremor
Kortikosteroid
3-4 minggu (tdk ada reaksi
hentikan perlahan)
Agonis beta 2 hirup
Kortikosteroid hirup
Banyak istirahat
1. Buang ruangan hangat
2. Mukolitik
3. Antibiotik (cegah ISPA)
4. Pengobatan simtomatik
Istilah klinis Lokasi
anatomis
Perubahan patologi yang
utama
Bronkitis kronik Bronkus Hiperplasia kelenjar mukus,
hipersekresi
Emfisema paru Asinus Pelebaran rongga udara,
destruksi dinding alveoli
Asma bronkial Bronkus Hiperplasia otot polos, sekresi
mukus yang berlebihan,
inflamasi
Bronkiektasis Bronkus Dilatasi saluran napas dan
pembentukan parut
Bronkitis kronisBronkitis kronis dan emfisema lebih sering pd pasien usia tua
(dengan lamanya merokok)
ex :
15-25 th mulai merokok
25-35 th kemampuan kerja berat menurun
35-55 th batuk produktif dan fungsi paru menurun, sesak
napas, hipoksemia
55-65 th menjadi cor-pulmonal sebagai komplikasi
Patogenesis
Komplikasigagal napas kronik,
gagal napas akut
pada gagal napas kronik, infeksi berulang,
dan kor pulmonale
Penatalaksanaanpenghentian merokok,
imunisasi influenza,
vaksisn pneumokokus,
pemberian antibiotik (dibebrapa negara bahkan sebagai
profilaksis) jika ada demam dan dicurigai penyebabnya
bakteri.
bronkodilator terapi oksigen,
pengontrolan sekresi,
serta latihan dan rehabilitasi yang berupa latihan fisik dan
latihan napas khusus dan bantuan psikis
Penatalaksanaan farmakologis kronis IpratropiumBeta-2 agonist inhalasi Teofilin Steroid
Prognosis Untuk pasien PPOK bergantung pada keparahan
obstruksi aliran udara.
Pasien dengan kebiasaan merokok, kor pulmonal,
hiperkapnia, dan penurunan berat badan memiliki
prognosis buruk. Kematian biasanya terjadi akibat
infeksi , gagal napas akut, embolus paru atau aritmia
jantung.
Terapi oksigen jangka panjang merupakan satu-satunya
terapi yang terbukti memperbaiki angka harapan hidup.
KesimpulanHipotesis diterima
tn Z menderita bronkotis kronis dan di temukan pula emfisema.
Terimakasih