33
Penyakit Paru Obstruktif Kronik TRIANA PUTRI 20090310133

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dffs

Citation preview

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Penyakit Paru Obstruktif KronikTRIANA PUTRI20090310133Definisi

PPOK penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas, progresif, nonreversibel/ reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

Bronkitis kronikKelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.

EmfisemaSuatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoliPatogenesis Dan PatologiBronkitis kronik pembesaran kelenjar mukosa bronkusmetaplasia sel gobletInflamasihipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.Emfisemapelebaran rongga udara distal bronkiolus terminalkerusakan dinding alveoliSecara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema:Emfisema sentriasinarEmfisema panasinar (panlobuler)Emfisema asinar distal (paraseptal),

Normally, the left side of the heart produces a higher level of blood pressure in order to pump blood to the body; the right side pumps blood through the lungs under much lower pressure. Any condition that leads to prolonged high blood pressure in the arteries or veins of the lungs (called pulmonary hypertension) will be poorly tolerated by the right ventricle of the heart. When this right ventricle fails or is unable to properly pump against these abnormally high pressures, this is called cor pulmonale.

Gambaran Klinis1. AnamnesisRiwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasanRiwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerjaRiwayat penyakit emfisema pada keluargaTerdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara.Batuk berulang dengan atau tanpa dahakSesak dengan atau tanpa bunyi mengi

2. Pemeriksaan fisisa. Inspeksi- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)- Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)- Penggunaan otot bantu napas- Hipertropi otot bantu napas- Pelebaran sela iga- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai- Penampilan pink puffer atau blue bloaterb. PalpasiPada emfisema fremitus melemah, sela iga melebarc. PerkusiPada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawahd. Auskultasi- suara napas vesikuler normal, atau melemah- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa- ekspirasi memanjang- bunyi jantung terdengar jauh

Pink puffer gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed lips breathing.Blue bloater gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer.Pursed - lips breathing sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan rutina. Faal paruSpirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP)Uji bronkodilatorb. Darah rutinc. Radiologi

RadiologiBronkitis kronis

Diperlukan foto toraks PA dan lateral Pada bronkitis kronis tidak selalu memberikan gambaran khas pada foto thoraks.Gambaran radiogram bronkitis kronis hanya memperlihatkan perubahan yang minimal dan biasanya tidak spesifik. Kadang-kadang tampak corakan peribronkial yang bertambah di basis paru oleh penebalan dinding bronkus dan peribronkus.

Bronkitis kronik secara radiologik dibagi dalam 3 golongan antara lain : Ringan ditemukan corakan paru yang ramai dibagian basal paru Sedang corakan paru yang ramai, emfisema dan bronkiektasis di perikardial kanan dan kiri. Beratditemukan hal-hal tersebut diatas dan disertai cor pulmonale sebagai komplikasi bronkitis kronik.

Radiologi Emfisema

Keadaan di mana paru lebih banyak berisi udara, sehingga ukuran paru bertambah baik anterior-posterior maupun ukuran paru secara vertikal ke arah diafragma. Gambaran yang tampak pada penderita emfisema antara lain : hiperinflasi, hiperlusen, ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, dan jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)

Gambaran radiologik emfisema secara umumAkibat penambahan ukuran paru anterior-posterior akan menyebabkan bentuk toraks kifosis,Penambahan ukuran paru vertikal menyebabkan diafragma yang datarAerasi paru yang bertambah pada seluruh paru atau lobaris ataupun segmental, akan menghasilkan bayangan lebih radiolusen, sehingga corakan jaringan paru tampak lebih jelas selain gambaran fibrosisnya dan vaskular paru yang relatif jarang.

Emfisema lobaris

Pd bayi baru lahir : kelainan tulang rawan, bronkus, mukosa bronkial yang tebal, sumbatan mukus (mucous plug), penekanan bronkus dari luar oleh anomali pembuluh darah.Gambaran radiologik : Bayang-bayang radiolusen Pendorongan mediastinum ke arah kontralateralHiperlusen idiopatik unilateralemfisema yang unilateral dengan hipoplasi arteri pulmonalis dan gambaran bronkiektasis. Secara radiologik, paru yang terkena lebih radiolusen tanpa penambahan ukuran paru seperti pada umunya emfisema lainnyaEmfisema hipertrofik kronik

Akibat komplikasi penyakit paru seperti asma bronkial yang parah, bronkiektasis, peradangan paru yang berat, pneumokoniosis ganas, dan tuberkulosis.Gambaran radiologik Peningkatan aerasiPenambahan ukuran toraks pada satu sisiBleb dan bulla : bayangan radiolusen tanpa struktur jaringan paruEmfisema bulla

Emfisema vesikular setempat (1-2 cm/ >), sukar dibedakan dengan pneumotoraks. Penyebabnya tidak diketahui tapi akibat penyumbatan seperti bronkiolotis atau peradangan akut lainnya dan iritasi gas yang terhisap.Gambaran radiologik: Kantong radiolusen di perifer lapangan paru dan basal paru (jaringan paru normal sekitarnya akan terkompresi) sesak.

Emfisema kompensasi

Usaha tubuh secara fisiologik menggantikan jaringan paru yang tidak berfungsi (atelektasis) atau mengisi toraks bagian paru yang terangkat pada pnemotektomi.

Emfisema senilisEmfisema senilis merupakan akibat proses degeneratif orang tua pada kolumna vertebra yang mengalami kifosis dimana ukuran anterior-posterior toraks bertambahan sedangkan tinggi toraks secara vertikal tidak berubah, begitu pula bentuk diafragma dan peranjakan diafragma tetap tidak berubah. Keadaan ini akan menimblkan atrofi septa alveolar dan jaringan paru berkurang dan akan diisi oleh udara sehingga secara radiologik tampak toraks yang lebih radiolusen, corakan bronkovaskular yang jarang dan diafragma yang normal.

Emfisema

2.6 Diagnosis Banding

AsmaSOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis) adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal.Pneumotoraks Gagal jantung kronikPenyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis, destroyed lung.

Perbedaan asma, PPOK dan SOPT

Klasifikasi terbagi 4 :1. Derajat I: PPOK ringanDengan/tanpa gejala batuk produksi sputum.Keterbatasan aliran udara ringan (VEP1 / KVP < 70%; VEP1 > 80% Prediksi).Penderita tidak sadar.2. Derajat II: PPOK sedangVEP1/ KVP < 70%; 50% < VEP1 < 80%), pemendekan nafas. 3. Derajat III: PPOK beratVEP1 / KVP < 70%; 30%