29
Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu infeksi dan intoksikasi. Infeksi terjadi bila setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen hidup, kemudian timbul gejala-gejala penyakit. Ada pun keracunan makanan terjadi apabila di dalam makanan terdapat racun, baik racun kimiawi maupun intoksikasi. Intoksikasi adalah keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa beracun. Senyawa beracun tersebut dapat berasal dari tanaman atau hewan yang terdapat secara alamiah atau diproduksi oleh mikroba pada bahan pangan. Berikut disajikan skema jenis penyakit yang ditimbulkan melalui makanan. Penyakit yang ditularkan melalui makanan tersebut dapat menyebabkan penyakit yang ringan maupun yang dapat mengakibatkan kematian. Besarnya dampak terhadap kesehatan belum diketahui, karena hanya sebagian kecil dari kasus-kasus yang akhirnya dilaporkan ke pelayanan kesehatan dan jauh lebih sedikit lagi yang diselidiki. Kasus-kasus yang dilaporkan di negara maju diperkirakan hanya sekitar 5 – 10 %, sedangkan di banyak negara berkembang data kuantitatif yang dapat diandalkan pada umumnya sangat terbatas. Kasus keracunan makanan yang terjadi di Amerika Serikat sebanyak 77 % disebabkan oleh makanan yang diproduksi oleh industri katering/jasa boga, 20 % kasus disebabkan makanan yang dipersiapkan di rumah, dan hanya 3 % kasus disebabkan oleh makanan yang diproduksi oleh industri pangan. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam makanan, racun alamiah yang terdapat dalam jaringan tanaman atau hewan dan bahan kimia beracun yang terdapat dalam makanan. [box]Intoksikasi oleh mikroorganisme[/box] Mikroorganisme yang dapat menghasilkan racun dalam makanan dapat berasal dari bakteri seperti Clostrodium botulinum, Staphylococus aureus, Pseudomonas cocovevenans; kapang/jamur yang disebut dengan mikotoksin. Berikut diuraikan spesifikasi masing-masing.

Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

Page 1: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu infeksi dan intoksikasi. Infeksi terjadi bila setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen hidup, kemudian timbul gejala-gejala penyakit. Ada pun keracunan makanan terjadi apabila di dalam makanan terdapat racun, baik racun kimiawi maupun intoksikasi.

Intoksikasi adalah keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa beracun. Senyawa beracun tersebut dapat berasal dari tanaman atau hewan yang terdapat secara alamiah atau diproduksi oleh mikroba pada bahan pangan. Berikut disajikan skema jenis penyakit yang ditimbulkan melalui makanan.

Penyakit yang ditularkan melalui makanan tersebut dapat menyebabkan penyakit yang ringan maupun yang dapat mengakibatkan kematian. Besarnya dampak terhadap kesehatan belum diketahui, karena hanya sebagian kecil dari kasus-kasus yang akhirnya dilaporkan ke pelayanan kesehatan dan jauh lebih sedikit lagi yang diselidiki. Kasus-kasus yang dilaporkan di negara maju diperkirakan hanya sekitar 5 – 10 %, sedangkan di banyak negara berkembang data kuantitatif yang dapat diandalkan pada umumnya sangat terbatas.

Kasus keracunan makanan yang terjadi di Amerika Serikat sebanyak 77 % disebabkan oleh makanan yang diproduksi oleh industri katering/jasa boga, 20 % kasus disebabkan makanan yang dipersiapkan di rumah, dan hanya 3 % kasus disebabkan oleh makanan yang diproduksi oleh industri pangan.

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam makanan, racun alamiah yang terdapat dalam jaringan tanaman atau hewan dan bahan kimia beracun yang terdapat dalam makanan.

[box]Intoksikasi oleh mikroorganisme[/box]

Mikroorganisme yang dapat menghasilkan racun dalam makanan dapat berasal dari bakteri seperti Clostrodium botulinum, Staphylococus aureus, Pseudomonas cocovevenans; kapang/jamur yang disebut dengan mikotoksin. Berikut diuraikan spesifikasi masing-masing.

 Clostridium botulinum

Racun yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum adalah neurotoksin/botulinin. Bakteri Clostridium botulinum dapat membentuk spora yang sangat tahan panas. Bakteri ini ditemukan pada makanan kaleng yang proses pemanasannya tidak memadai. Makanan kaleng yang sering menyebabkan botulism adalah makanan yang berasam rendah dan sedang seperti buncis, jagung manis, bit, asparagus dan bayam. Botulism mungkin juga terjadi pada ikan asap.

Berdasarkan perbedaan sifat antigenik dari racun botulinin yang dihasilkan, C. botilinum dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Galur yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah tipe A, B, E, dan tipe F, sedangkan tipe C dan D menyebabkan penyakit pada bangsa burung dan mamalia selain manusia. Tipe G belum diketahu apakah menyebabkan penyakit.

Page 2: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Dosis yang fatal dari racun botulinin biasanya ditetapkan secara relative berdasarkan dosis yang mematikan (lethal dose) dari tikus yaitu MLD (Mouses Lethal Dose) per kg berat badan, manusia umumnya lebih sensitif daripada kera. Dosis yang fatal untuk kera disajikan pada tabel berikut :

Jenis Toksin Botulinin MLD/kg berat badanToksin A 180Toksin B 650Toksin C1 250.000 –1.000.000Toksin C2 dan E 1.500 – 2.500Toksin D 600.000Toksin F 50.000 – 75.000

Sumber : Supardi dan Sukamto (1999)

Keracunan yang ditimbulkannya disebut botulism. Racun yang diproduksi sangat berbahaya bagi manusia, dan dapat menyebabkan kematian. Gejala botulism timbul dalam 12 – 36 jam, dengan tahapan : 1) gangguan pencernaan yang akut, mual, muntah-muntah, diare, fatig (lemas fisik dan mental), pusing dan sakit kepala, 2) pendangan berubah menjadi dua, sulit menalan dan berbicara, 3) Kelumpuhan otot yang menyebar pada sistem pernafasan dan jantung, serta kematian akibat kesulitan bernafas.

Tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keracunan botulism adalah : 1) menggunakan proses pemanasan yang sudah diuji untuk makanan kaleng, 2) membuang makanan kaleng yang menggembung atau yang rusak kemasannya, 3) tidak mencicipi makanan yang diragukan, 4) menghindari mengkonsumsi makanan yang telah dimasak, dibiarkan dan tidak dipanaskan kembali dan 5) mendidihkan makanan kaleng, terutama yang memiliki pH di atas 4,5, selama paling sedikit 15 menit.

Staphylococcus aureus

Bakteri ini ditemukan pada manusia, terdapat pada ingus dan dahak, tangan dan kulit, pada luka yang terinfeksi, serta pada bisul dan jerawat. Staphylococcus aureus ditemukan pula pada feses dan rambut. Diperkirakan bakteri ini terdapat pada 20 % orang dengan kesehatan yang tampaknya baik. Makanan dapat terkontaminasi bakteri Staphylococcus aureus setelah  proses pemasakan dari pekerja yang terinfeksi. Makanan yang sering menimbulkan keracunan adalah makanan-makanan panggang yang berisi krim, ham dan daging unggas, daging dan produknya, susu dan produknya, salad, pudding, serta makanan yang mengandung protein tinggi lainnya.

Racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus adalah enterotoksin, pada suhu 15,60C-46,10C, dan produksi terbaik pada 400C. Racun ini tahan panas dan masih dapat aktif setelah dipanaskan selama 1 jam pada suhu 1000C. Waktu inkubasi 1–8 jam, dan paling sering antara 2–4 jam. Gejala keracunan adalah banyak mengeluarkan ludah, mual, muntah, kejang perut, diare berdarah dan mengandung lendir, sakit kepala, kejang otot, berkeringat dingin, lemas, nafas

Page 3: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

pendek dan suhu tubuh di bawah normal. Gejala keracunan akan hilang setelah 1–2 hari, dan jarang menyebabkan kematian.

Pencegahan keracunan dapat dilakukan dengan : 1) menghindari pekerja yang sedang sakit dalam proses pengolahan makanan, dan menerapkan hygiene perorangan yang baik 2) mendinginkan dengan segera semua bahan makanan, baik mentah maupun masak (dibawah suhu 6–70C dan menurunkan pH, 3) melakukan pemanasan yang memadai pada makanan.

Pseudomonas cocovenenans

Bakteri Pseudomonas cocovenenans sering menyebabkan keracunan karena mengkonsumsi tempe bongkrek. Tempe bongkrek adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kelapa dan difermentasi dengan jamur tempe (Rhizopus sp). Bakteri ini dapat menghasilkan 2 macam racun, yaitu toksoflavin dan asam bongkrek. Pseudomonas cocovenenans dapat memecah minyak kelapa dengan memproduksi enzim yang dapat menghidrolisa gliserida menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol selanjutnya diubah menjadi toksoflavin, sedangkan asam lemak, terutama asam oleat diubah menjadi asam bongkrek yang tidak berwarna. Toksin yang dihasilkan bakteri ini bersifat antibiotik terhadap jamur tempe, sehingga kontaminasi bakteri ini dapat ditandai dengan hasil fermentasi tempe yang tidak baik, karena pertumbuhan jamur terganggu.

Toksoflavin merupakan suatu antibiotika yang keaktifannya telah terbukti terhadap beberapa mikroba. Toksoflavin sangat efektif menghambat pertumbuhan beberapa bakteri seperti E. coli, S. aureus, Shigella, dan Bacillus subtilis, tetapi kurang efektif terhadap Pseudomonas dan Proteus.

Tikus yang disuntik dengan 5 – 10 mg toksoflavin ke dalam tubuhnya akan mati dalam waktu satu jam, tetapi jika toksoflavin tersebut diberikan melalui mulut (per oral) ternyata kurang beracun. Kera dengan berat badan 1 kg yang diberi 1–2 mg toksoflavin hanya akan merasa pusing dan mengantuk, kemudian akan normal kembali setelah 12 jam. LD-50 secara oral 8,4 mg/kg.

Toksin asam bongkrek merupakan toksin yang tidak berwarna dan sangat berbahaya bagi manusia. Di samping itu asam bongkrek merupakan antibiotik yang sangat aktif terhadap kapang Rhizopus sp, P. glaucum, Cladosporium cucumerinum, S. cerevisiae dan B. subtilis. Kera dengan berat badan 1 – 2 kg yang diberi 1 – 1,5 mg asam bongkrek dalam bentuk garam natrium yang tidak murni, melalui mulut dapat menyebabkan kematian. Asam bongkrek lebih beracun daripada toksoflavin.

Asam bongkrek dapat mengganggu metabolisme glikogen dengan mobilisasi glikogen dari hati sehingga terjadi hiperglikemia (peningkatan kadar gula di dalam darah). Setelah persediaan glikogen di dalam hati dan otot habis, akan menjadi hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun) dan akhirnya menimbulkan kematian. Konsumsi toksin dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 4 hari. Dosis fatal (LD50) adalah 1 – 1,5 mg/kg bb monyet atau 1,41 mg/kg bb tikus.

Page 4: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Untuk mencegah pertumbuhan Pseudomonas cocovenenans dapat dilakukan dengan menurunkan pH ampas kelapa yang akan difermentasi menjadi 5,5 atau di bawahnya, dan menambahkan daun cilincing. Di samping itu pencegahan sebelum pengolahan dengan penggunaan bahan-bahan mentah yang bersih dan bebas dari kontaminasi mikroba, dan perlu diperhatikan kebersihan ruang, peralatan dan higiene perorangan.

[box]Racun dalam jamur / kapang[/box]

Beberapa jenis jamur atau kapang yang mengkontaminasi makanan dapat memproduksi racun disebut dengan mikotoksin. Mikotoksin dapat menimbulkan penyakit yang sifatnya kronis atau menahun. Toksin ini berbahaya bagi hewan atau manusia karena bersifat karsinogenik atau memacu timbulnya kanker dan mutagenik yang menyebabkan terjadinya mutasi genetik. Sedangkan racun dari bakteri bersifat akut, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Lebih dari 300 mikotoksin telah diidentifikasi tetapi hanya sedikit yang tampak dalam makanan dan hidup dengan kadar yang cukup untuk menimbulkan masalah.

FAO telah memperkirakan sekitar 25 % makanan di dunia secara signifikan terkontaminasi mikotoksin. Mikotoksin dihasilkan oleh jamur yang menyerang hasil pertanian, terutama serealia dan biji-bijian yang mengandung minyak, selama pertumbuhan dan penyimpanan pasca panen. Kebeadaan mikotoksin akibat interaksi yang rumit antara organisme toksinogenik, tanaman penjamu, dan beberapa faktor lingkungan seperti suhu, uap air dan penyimpangan.

Mikotoksin juga ditemukan dalam susu, daging, dan produk olahannya akibat hewan penghasilnya mengkonsumsi makanan yang mengandung mikotoksin. Mikotoksin tidak terpengaruh oleh perlakuan pasteurisasi dan tetap dapat ditemukan dalam produk seperti yogurt, keju, dan krim. Beberapa jenis mikotoksin beserta karakteristiknya disajikan pada tabel berikut :

JENIS

MIKOTOKSIN

SUMBER PANGAN

SPESIES UMUM YANG

MEMPRODUKSI

AKTIVITAS

BIOLOGIS

LD50

(mg Kg-1)

Aflatoksin Jagung, kacangtanah, kurma,

susu dan

produknya

Aspergillus flavusAspergillus parasiticus

 

Hepatotoksik,karsinogenik

0,5 (anjing)9,0 (mencit)

 

Patulin Jus apel, buahpomme yg rusak

Penicillium expansum Edema, hemoragi,kemungkinan

karsinogenik

35 (mencit) 

Cycloplazonicacid

Keju, jagung, kctanah, rodo

millet

Aspergillus flavusPenicillium

kejang 36 (tikus) 

Page 5: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

JENIS

MIKOTOKSIN

SUMBER PANGAN

SPESIES UMUM YANG

MEMPRODUKSI

AKTIVITAS

BIOLOGIS

LD50

(mg Kg-1)

Aurantiogriseum

 Deoksinivalenol sereal Fusarium

graminerumFusarium culmorum

Muntah,menolak makan 70 (mencit) 

Toksin T-2 Sereal Fusariumsporotrichiodes Alimentary toxicaleukia 4 (tikus) Ergotamin Rye

(sejenisgandum)

Claviceps purpurea   neurotoksin

Fumonisin jagung Fusarium moniliforme Equineencepalomalasia,

edema paru pada

babi, karsinoma

esofagusOkratoksin Jagung,

sereal,biji kopi

 

Penicillium verrucosumAspergillus achraceus

nefrotoksik 20 –30 (tikus) 

Panitrem A kenari Penicilliumaurantigriseum

tremorgen 1,05 (mencit)

Sterigmatocystin Sereal, biji kopi,keju

Aspergillus versicolor Hepatotoksik,karsinogenik

166 (tikus) 

Tenuazonic acid Pasta tomat Alternaria tenuis Kejang,hemoragi 81 (mencit betina)186 (mencit jantan)

Zearalenon Jagung, gandum

Fusarium graminerum oestrogenik Tidak toksik akut

Sumber : Adams dan Motarjemi (2004)

[box]Intoksikasi karena Racun Alami[/box]

Intoksikasi dapat terjadi karena mengkonsumsi jaringan tanaman mau pun hewan yang secara alamiah mengandung racun. Tanaman yang mengandung diantaranya singkong, kentang, tomat,

Page 6: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

kacang-kacangan, biji jengkol, dll. Sedangkan hewan yang mungkin mengandung racun adalah ikan dan telur.

Glikosida alkaloid steroidal

Racun glikosida alkaloid steroidal atau disebut solanin terdapat pada kentang, terong dan tomat. Kentang yang mengandung solanin tinggi ditandai oleh rasanya yang pahit, warna kulit hijau karena penyimpanan terkena langsung dengan sinar matahari dan ada lingkaran coklat pada daging kentang. Solanin berbahaya bila kadarnya melebihi 200 µg/g bahan segar dan dapat menyebabkan kematian. Gejala keracunan solanin adalah gangguan pencernaan seperti mual, muntah dan diare dan pendarahan dalam pencernaan.

Glikosida sianogenik

Racun glikosida sianogenik terdapat pada ketela pohon varietas tertentu, biji buah-buahan seperti apel, almond pahit, lemon, pear dan peach. Racun ini juga ditemukan pada lima beans, rebung, shorgum dan jagung. Hasil hidrólisis senyawa glikosida sianogenik adalah hidrogen sianida (HCN) yang beracun.

Tanda-tanda keracunan adalah respirasi dirangsang, menggigil, nafas sakit, kejang-kejang, lemah, koma dan dapat menyebabkan kematian. Dosis yang dapat mematikan adalah 2 – 3 mg/kg BB. Pencegahan keracunan dapat dilakukan dengan merendam bahan makanan dalam air mengalir, pemanasan basah dan dengan cara fermentasi. Di samping itu proses penjemuran pada sinar matahari dapat menguraikan HCN sampai 80 %. Konsentrasi HCN di kulit singkong dapat mencapai 15 kali lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi HCN di daging umbi singkong, sehingga apabila akan diolah perlu dilakukan pengupasan terlebih dahulu.

Hemaglutinin

Racun hemaglutinin terdapat pada kacang-kacngan seperti kedelai dan kacang merah. Hemaglutinin yang paling beracun terdapat pada buah jarak yang disebut dengan ricin. Hemaglutinin membahayakan manusia karena dapat menggumpalkan sel darah merah sehingga mengakibatkan berkurangnya zat gizi yang diserap oleh dinding usus. Hemaglutinin bersifat tidak tahan terhadap pemanasan sehingga aktivitasnya dapat dihilangkan dengan pemasakan.

Myristin

Racun myristin terdapat pada biji pala. Dosis tinggi racun ini akan menyebabkan keracunan dengan gejala yang sama dengan mabuk karena narkotika atau alkohol. Bila dosisnya sangat tinggi dapat merusak hati dan menimbulkan kematian.

Asam jengkolat

Racun asam jengkolat terdapat pada biji jengkol, sebanyak 1 – 2 % dari berat bijinya. Biji yang berwarna hitam kecoklatan kadar asam jengkolat yang lebih tinggi, yakni 3 – 4 %. Asam jengkolat dapat menyebabkan gangguan air seni. Asam jengkolat tidak berbahaya bila pH urin

Page 7: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

basa (pH urine normal 6,4), karena asam jengkolat akan larut dan keluar bersama air seni. Apabila pH urine bersifat asam maka asam jengkolat akan mengkristal di dalam ginjal dan mengakibatkan gangguan dalam pembuangan air seni.

Keracunan asam jengkolat dapat disebabkan karena 1) terlalu banyak mengkonsumsi jengkol, b) cara penyediaan atau pengolahan yang kurang tepat, 3) dikonsumsi bersama pangan lain terutama yang bersifat asam, 4) tingkat kepekaan seseorang, dan 5) varietas jengkol yang dikonsumsi. Cara untuk menurunkan asam jengkolat adalah dibuat jengkol sepi dengan cara ditanam di dalam tanah selama sekitar 1 minggu, dan dibuat kripik jengkol.

Nitrit

Racun nitrit dapat mengakibatkan keracunan terdapat pada bayam. Sayuran bayam yang diberi pupuk nitrat akan meningkatkan kadar nitratnya. Sayuran tersebut apabila dimakan, nitrat akan diubah menjadi nitrit. Di samping itu penggunaan sendawa sebagai sumber nitrit dan nitrat secara luas pada proses curing untuk memperoleh warna merah yang seragam pada produk-produk daging yang diawet, seperti sosis, kornet, hamburger dan dendeng. Selain sebagai pembentuk warna dan bahan pengawet, nitrit dan nitrat dapat membentuk flavour yang lezat.

Sendawa yang mengandung nitrit dan nitrat baik di dalam makanan maupun di dalam saluran pencernaan mudah berubah, yaitu nitrat diubah menjadi nitrit, yang selanjutnya nitrit dipecah sehingga menghasilkan nitroso (NO).

Senyawa nitroso yang terserap dalam darah dapat mengubah haemoglobin menjadi nitrosohaemoglobin atau methaemoglobin yang tidak mampu mengangkut oksigen. Akibatnya penderita keracunan nitrit menjadi pucat, cianosis (kulit menjadi biru), sesak nafas, muntah dan shock. Kemudian penderita akan mati bila kandungan methaemoglobin lebih tinggi 70 %. Pada umumnya bayi lebih sensitif terhadap methaemoglobin daripada orang dewasa, 5 % methaemoglobin merupakan batas aman sebelum terjadi gejala klinis (keracunan).

Hasil penelitian menunjukkan dari 130 macam senyawa nitrosamin yang diuji, sekitar 80 % menunjukkan sifat karsinogenik, dengan potensi karsinogenik yang sangat bervariasi. Nitrosodimetilamin (NDMA) merupakan karsinogen kuat terutama pada hati dan kadang-kadang ginjal pada 6 spesies hewan percobaan dan nitrosodietilamin (NDEA) pada 20 spesies termasuk kera. Tidak satu pun hewan percobaan dapat bertahan terhadap aksi karsinogenik nitrosamin, oleh karena itu dapat dipastikan manusia pun dapat terserang.

Dibanding dengan karsinogen lain nitrosamin mempunyai kapasitas untuk menimbulkan kanker atau tumor pada bermacam-macam organ. Senyawa nitrosamin dianggap sebagai karsinogen yang sangat luas kemungkinannya.

Upaya pencegahan terbentuknya nitrosamin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Mengurangi jumlah nitrit dalam proses curing sampai sekitar 50 mg/kg bahan makanan, disertai dengan penambahan bahan pangawet lain seperti sorbat.

2. Menambah vitamin C dan vitamin E ke dalam produk daging

Page 8: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

3. Tidak menggunakan rempah-rempah sebagai sumber senyawa amin pada proses curing4. Banyak mengkonsumsi produk olahan kedelai (tahu, susu kedelai, miso, dll) karena

senyawa-senyawa phenolik yang terkandung dalam produk tersebut dapat mengurangi kadar nitrit dan mencegah pembentukan nitrosamin.

Histamin

Racun histamin terdapat pada ikan scombroid seperti ikan tuna, mackerel dan tongkol. Histamin yang ada merupakan hasil peruraian asam amino histidin oleh aktivitas bakteri yang mengkontaminasi ikan. Gejala keracunan adalah sakit kepala hebat, diare, mual, muntah-muntah, sulit menelan dan bentol-bentol pada kulit. Gejala timbul dalam waktu beberapa menit sampai satu jam setelah mengkonsumsi ikan dan akan hilang kurang lebih 12 jam. Pencegahan keracunan dapat dilakukan dengan segera memasak dan mengkonsumsi ikan setelah ditangkap dan ikan segera didinginkan dengan proses yang memadai.

[box]Intoksikasi karena Residu Pestisida[/box]

Pestisida yang diaplikasikan dalam lingkungan merupakan sebab utama terjadinya pencemaran di alam. Aplikasi pestisida yang dilakukan untuk mengendalikan organisme pengganggu baik ada tanaman dan hasilnya maupun pada manusia, sebagian jatuh sebagai endapan (deposit) pada permukaan bagian tanaman atau hasilnya, permukaan bagian bangunan dan permukaan tanah, sedangkan sebagian lagi terangkut ke air, udara dan organisme hidup lainnya yang berpindah-pindah tempat. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh bentuk formulasi pestisida, arah dan kecepatan angin, suhu dan alat aplikasi. Kadarnya dalam lingkungan lama kelamaan akan berkurang. Kecepatan berkurangnya atau lamanya pestisida di dalam lingkungan dinyatakan dengan waktu paruh (half life), yaitu waktu menurunnya kadar pestisida sampai dengan setengah dari pestisida yang dipaparkan ke dalam lingkungan (deposit). Residu pestisida yang persisten akan tetap tinggal sampai bertahun-tahun meskipun kadarnya makin berkurang di dalam tanah atau air. Berkurangnya pestisida persisten di dalam tanah karena diabsorpsi oleh akar tanaman, pencucian oleh air hujan dan dimakan oleh organisme air, sedangkan didalam air karena dimakan oleh organisme air. Hilangnya pestisida dari tanah merupakan kombinasi antara proses adsorpsi/desorpsi, pelindihan/difusi, penguapan dan degradasi. Oleh kaena itu hilangnya pestisida dari tanah pada umumnya mengikuti hukum kinetika orde pertama.

Aplikasi pestisida dalam memproduksi hasil pertanian yang tidak terkendali akan menimbulkan residu pestisida pada tanaman maupun ternak. Residu pestisida pada hasil tanaman biasanya berasal dari pestisida organophosphor, sedangkan pada hasil ternak dari golongan organoklorin.

Ikan yang keracunan insektisida Carbamat carbofuran apabila dikonsumsi dapat mengakibatkan sakit perut dan mencret selama 3 hari. Residu pestisida juga bisa terdapat dalam tubuh manusia. Orang yang bekerja di pabrik DDT selama 11 – 19 tahun, di dalam lemak badannya mengandung sekitar 647 ppm, sedangkan kadar rata-rata orang dalam populasi hanya sekitar 6 – 8 ppm. Konsentrasi DDT tersebut dalam tubuh manusia sebanyak 85 – 95 % berasal dari makanan, sisanya berasal dari udara, air, aerosol, kosmetik dan pakaian. Di Arizona, USA ditemukan pada ASI yang diambil dari ibu menyusui mengandung DDT sebanyak 0,093 – 0,50 ppm.

Page 9: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Penggunaan pestisida dapat menimbulkan keracunan baik yang bersifat akut maupun kronis. Keracunan akut adalah keracunan yang terjadi secara mendadak karena pemaparan kadar tinggi dapat menimbulkan kematian.

Keracunan akut diukur berdasarkan nilai dosis letal (LD-50). Keracunan kronis adalah keracunan yang disebabkan oleh pemaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparandalam jangka waktu singkat dengan akibat kronis.

Pestisida yang mengakibatkan paling banyak mengakibatkan keracunan adalah organofosfat dan karbamat, diikuti pentaklorofenol, rodentisida dan organoklorin. Penyebab keracunan sebagian besar bukan karena kontaminasi pestisida tetapi tercemarnya bahan makanan oleh pestisida.

Pestisida golongan khlorhidrokarbon seperti dieldrin, endosulfan, fanodan thiodan, sevidan, klordan dan lindan, dapat mengakibatkan keracunan dengan gejala sakit kepala, pusing, mual, muntah, mencret, badan lemah, gemetar, kejang-kejang dan kesadaran hilang. Sedangkan gejala keracunaan pestisida golongan organofosfat (diazinon, azinfosmetil, klorfiritos, diklorvos, dimetoat) dan karbamat (karbaril, karbofuran) adalah timbulnya gerakan-gerakan otot tertentu, pupil mata menyempit menyebabkan pandangan kabur, mata berair, mulut berbusa dan berair liur banyak, sakit kepala, keringat banyak, detak jantung cepat, mual, muntah, kejang perut, mencret, sukar bernafas, otot tak dapat digerakkan atau lumpuh dan pingsan.

Dalam studi terhadap 63 kasus luar biasa (KLB) intoksikasi akibat pestisida, ada empat penyebab kontaminasi makanan yang berhasil diidentifikasi :

1. Kontaminasi selama transportasi dan penyimpanan. Kasus-kasus tipikal yang melibatkan bubuk, seperti gula dan tepung, yang diangkut atau disimpan bersama dengan suatu pestisida atau di dalam wagah yang sebelumnya terkontaminasi pestisida.

2. Memakan benih sebar yang telah diberi pestisida. Khusus yang berkaitan dengan fungisida merkuri organic, KLB terjadi terutama selama masa kekurangan pangan saatbenih yang telah diberi pestisida didistribusikan, sementara petani telah terlanjur menyebarkan benih mereka sendiri. Penduduk seetmpat tidak dapat membaca segel peringatan dalam kantong atau keliru beraggapan bahwa membersihan pewarna jga berarti membersihkan pestisida.

3. Salah penggunaan dalam penyiapan makanan. Hal ini terjadi apabila pestisida dianggap sebagai bahan makanan seperti gula, garam, dan tepung.

4. Salah penggunaan dalam pertanian. Pestisida ditemukan dalam makanan atau air karena digunakanpada waktu yang salah yaitu mendekati saat panen, penggunaan wadah yang salah, kontaminasi air tanah, dan penggunaan dosis tinggi secara berlebihan dalam pertanian.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi residu pestisida adalah : 1) mencuci bahan makanan, residu carbamyl dapat hilang dengan pencucian sebanyak 66 – 87 %, DDT sebanyak 17 – 48 %, 96 % malathion dan parathion sebanyak 0 – 9 %; 2) Blansir dengan air panas, dapat menghilangkan DDT sebanyak 38 – 60 %, 49 –71 % parathion, dan 96 – 97 % carbamyl; 3 ) Pengolahan dengan proses pengalengan buah-buahan dapat menghilangkan 95 % residu stirofos. Sebaliknya proses pengolahan pada produk daging seperti penggodokan, pembakaran,

Page 10: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

penggorengan atau pemasakan dengan autoklaf tidak banyak mengurangi residu pestisida, karena kandungan lemak sebelum dan sesudah pengolahan tidak berubah.

Kepustakaan

Siti Fathonah, 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Fakultas Teknik Universitas Semarang

http://gizimu.wordpress.com/2011/11/07/keracunan-makanan-dan-minuman/

Page 11: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Menurut Gaman dan Sherington (1996 : 255-256) yang mengatakan bahwa keracunan makanan adalah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang beracun atau terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme. Gejala yang paling umum adalah sakit perut, pusing, muntah dan diare. Makanan yang dapat menyebabkan terjadinya gejala keracunan makanan, bisa juga nampak kurang membahayakan, misalnya warna, rasa dan bentuk fisik yang tampak normal dan tidak ada tanda-tanda kerusakan, tetapi ternyata mengandung bakteri atau mikroorganisme yang membahayakan. Ditinjau dari penyebabnya, keracunan makanan disebabkan oleh tiga hal yaitu :

1. Keracunan makanan secara kimiawi

Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan kimia beracun dalam makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan insektisida sangat penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi beberapa dari senyawa ini dapat membahayakan jika digunakan tidak sesuai dengan aturan karena dapat bersifat toksis jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi. Sedangkan pada jumlah yang kecil biasanya tidak menimbulkan pengaruh bahaya di dalam tubuh. Bahan kimia pembasmi rumput dan insektisida harus diuji terlebih dahulu sebelum dipasarkan dan petani harus diberi instruksi yang rinci tentang cara-cara penggunaannya yang baik. Keracunan juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari logam tertentu (misalnya timah, merkuri, dan kadmium) di dalam tubuh. Kadar kadmium dan merkuri yang tinggi telah ditemukan pada ikan yang ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan buangan industri. Keracunan timah dapat timbul oleh air minum yang melewati pipa yang terbuat dari timah hitam.

2. Keracunan makanan secara biologis.

Keracunan makanan secara biologik karena memakan tumbuhan yang mengandung substansi yang terdapat secara alami dan bersifat membahayakan. Ada beberapa spesies jamur beracun, seperti Amanda phalloides dan A. Virosa, yang dapat menyebabkan sakit dan juga dapat menyebabkan kematian. "Deadly nightshade " adalah sejenis tanaman semak yang tumbuh di selurula Eropa dan Asia . Semua bagian tanaman tersebut mengandung obat "Belladonna", yang kadang-kadang digunakan dalam pengobatan untuk penyembuhan asma, penyakit paru-paru, dan penyakit jantung. Tetapi obat tersebut juga dapat menyebabkan kematian, jika dosisnya terlalu tinggi, kematian juga dapat terjadi pada anak-anak yang keracunan akibat memakan buah dari tanaman tersebut. Jenis-jenis kentang yang merupakan anggota keluarga "nightshade", salah satunya adalah kentang hijau yang mengandung bahan yang disebut solanin, yang menyebabkan sakit bahkan kematian bila dimakan dalam jumlah yang banyak.

Asam oksalat dalam bentuk kalium oksalat, terdapat di dalam getah tanaman seperti bayam. Senyawa tersebut juga terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi jika dalam jumlah yang banyak senyawa tersebut dapat berbahaya, dan mengkonsumsi bayam dalam jumlah yang banyak juga dapat membahayakan tubuh manusia.

3. Keracunan makanan karena mikroorganisme

Page 12: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Pada dasarnya mikroorganisme dapat membantu kehidupan makhluk hidup yang lain, tetapi mikroorganisme juga dapat membahayakan karena beberapa dari jenis mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan sakit yang cukup serius pada makhluk hidup yang lain ( Gaman dan Sherrington, 2000 : 255 ).

Keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme ini, disebabkan oleh :

a. Orang yang menangani atau mengolah makanan

Staphyloccocus aureus, Salmonella, dan Clostridium perfringens semua dapat dibawa oleh orang yang terlibat dalam penyiapan makanan.

b. Lingkungan atau area dan peralatan

Spora Clostridium perfringens dan Bacillus cereus dapat dijumpai pada debu di ruangan tempat menyimpan bahan makanan. Juga, semua bakteri penyebab keracunan makan dapat menyebar dengan kontaminasi silang.

c. Bahan makanan

Bahan makanan sendiri juga mengandung bakteri penyebab keracunan pada saat dibawa ke dapur, atau bakteri dapat masuk ke bahan makanan karena kegagalan pengolahan selama persiapan.

Diterbitkan di: 02 Agustus, 2011

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2194192-pengertian-keracunan-makanan-dan-penyebabnya/#ixzz2RvADx4BI

Keracunan Makanan dan Jenis Jenis Keracunan MakananPosted on October 9, 2009

Keracunan makanan adalah Gastroenteritis akut disebabkan oleh konsumsi bahan makanan atau minuman yang mengandung organisme mikro patogenik atau bahan beracun. Kejadian keracunan makanan adalah umum terjadi di hostel, hotel, komunal menyusui, dan festivel musim.

Sekelompok orang akan terpengaruh dengan jenis gejala sama, dan mereka memberikan sejarah konsumsi makanan umum sebelum beberapa jam.

Page 13: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Jenis-jenis keracunan makanan

1) Bakteri keracunan makanan :

Di sini mikro organisme yang disebut bakteri responsible. Bahan makanan mungkin berisi bacteriae patogenik atau racun dan akan tertelan bersama dengan makanan.

2) Non keracunan makanan bakteri:

Karena adanya bahan kimia beracun seperti pupuk, insectisides, logam berat dan ect.

Sejak bakteri keracunan makanan itu adalah umum dibahas di sini. Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang

Keracunan makanan bakteri:

Semua bakteri tidak patogenik berbahaya.There adalah beberapa bakteri yang mengeluarkan racun dan menyebabkan manifestations.These klinis organisme memasuki tubuh manusia melalui artikel makanan atau minuman.

Bagaimana keracunan makanan occures:

1) Kehadiran bakteri dalam air.

2) bahan baku untuk makanan mungkin mengandung racun.

3) Bangunan dimana makanan siap mungkin berisi mikro organisme atau racun.

4) Para penangan makanan mungkin memiliki beberapa penyakit menular.

5) Beberapa binatang seperti anjing, tikus dapat mencemari makanan.

6) Jika makanan siap disimpan dalam suhu kamar untuk waktu yang lama dan dipanaskan lagi bisa membuat kesempatan untuk keracunan makanan.

7) sengaja beberapa tubuh mencampur racun dalam makanan.

Beberapa bakteri umum keracunan makanan.

1) Salmonella keracunan makanan:

Ada tiga varietas yang berbeda dari bakteri salmonella. (Salmonella typhimurium, salmonella suis kolera, salmonella enteritidis) Bakteri ini terdapat pada susu, produk susu dan telur. Gejala keracunan makanan ini termasuk mual, muntah dan diare. Demam juga umum.

2) botulisme:

Page 14: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Ini adalah jenis yang berbahaya keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium botulinum. Spora dari organisme ini terlihat di dalam tanah dan memasuki tubuh manusia melalui acar dan ikan kaleng ect.Compared keracunan makanan lain di sini muntah-muntah dan diare jarang Terutama sistem saraf gejala affected.The dimulai dengan penglihatan ganda, mati rasa dengan kelemahan . Nanti akan ada kelumpuhan dengan jantung dan kegagalan pernafasan yang berakhir dengan kematian.

3) keracunan makanan stafilokokus:

Hal ini disebabkan oleh staphylo Bakteri kokus aureus. Organisme ini biasanya menyebabkan masalah kulit seperti bisul dan eruptions.It cow.Through menyebabkan mastitis dalam susu dan produk susu itu gastroenteritis.There Enders dan akan menyebabkan muntah, kram perut dengan diare.

4) keracunan makanan Closteridium:

Hal ini disebabkan oleh closteridium perfringens.They yang hadir di bangku, tanah dan air. Mereka memasuki tubuh lewat, daging, hidangan daging dan telur ect.If artikel makanan dimasak dan disimpan dalam suhu kamar untuk waktu yang lama dan dipanaskan kembali sebelum makan dapat mengakibatkan poisoning.Symptoms makanan ini meliputi muntah, diare dan keram perut.

5) Bacillus cereus:

Spora dari organisme ini dapat bertahan memasak dan menyebabkan enteritis. Diare dan muntah adalah umum pada infeksi ini.

Bagaimana untuk menyelidiki keracunan makanan?

1) Periksa masing-masing dan setiap orang yang terkena.

2) Air harus diuji sampel.

3) Dapur, kamar dan menyimpan sampel makanan harus diperiksa.

4) Si juru masak dan para penangan makanan harus dipertanyakan dan diperiksa.

5) Contoh vomitus dan tinja dari semua korban harus diuji untuk mengidentifikasi bakteri.

Cara mencegah keracunan makanan: –

1) Hanya air murni harus digunakan.

2) Kebersihan harus dipelihara oleh semua orang tetap bersentuhan dengan makanan.

3) Pekerja harus menggunakan masker, topi dan sarung tangan selama memasak dan melayani.

Page 15: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

4) Sakit individu harus tidak bersentuhan dengan bahan makanan.

5) Dapur dan bangunan harus rapi dan bersih.

5) Vessels harus dicuci dengan sabun dan air panas.

6) Jika tidak menyimpan makanan siap untuk waktu yang lama dalam suhu kamar.

7) Semua bahan makanan harus disimpan dalam wadah tertutup.

8) Hewan seperti anjing, kucing, tikus dll tidak boleh bersentuhan dengan bahan makanan.

9) Sayuran harus dicuci sebelum dimasak.

10) Daging harus segar dan harus dibeli dari rumah pembantaian diakui.

Beberapa Ciri Keracunan Makanan

Written By Anita Nurani on 15 Mei 2012 | 23.33.00

Keracunan makanan

Keracunan makanan tentu bukan hal sepele, rekomendasi orang-orang untuk mengkonsumsi makanan sehat perlu diperhatikan. Tak ada yang ingin aktifitasnya terganggu akibat keracunan makanan, niatnya mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan pasokan energi, malah keracunan. bagi anda yang tak ingin kena gangguan seperti ini, jangan abaikan pola makan sehat.

Anda juga perlu mengenali ciri-ciri keracunan makanan, agar pengalaman buruk ini dapat diatasi sebelum berlarut-larut. artikel berikut akan menyampaikan beberapa ciri-ciri umum dari keracunan makanan.

Tidak semua kasus keracunan harus ditangani secara medis, apabila kasusnya tergolong ringan bisa ditangani sendiri, sedangkan jika parah dan sampai mengancam jiwa harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Page 16: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Beberapa tanda-tanda keracunan makanan, seperti:

1. Perut KramPerut kram umumnya terjadi setelah beberapa saat mengkonsumsi makanan yang mengandung racun, atau dalam waktu 12-72 jam. Keadaan ini merupakan salah satu usaha tubuh menolak racun yang masuk ke perut. Kram perut biasanya hilang sendiri dalam waktu 4-7 hari, tapi jika kram perutnya parah segera bawa ke dokter.

2. Muntah dan diareMuntah dan diare merupakan akibat umum dari keracunan makanan, dimana tubuh melakukan usaha untuk membersihkan diri dari racun yang masuk. Jika muntah dan diare berlangsung terus menerus akan dapat menghilangkan nutrisi penting dan cairan tubuh. Segera cari pertolongan medis apabila semakin parah.

3. DehidrasiDehidrasi berarti kehilangan cairan tubuh, elektrolit dan juga mineral yang bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan. Kondisi dehidrasi diperparah dengan adanya diare dan muntah.

Untuk dehidrasi yang parah akan membutuhkan cairan pengganti (lewat infus). Untuk mencegah dehidrasi sebaiknya tetap minum air yang banyak atau minuman yang mengandung elektrolit.

Ketika kita sedang mengalami keracunan, makanan yang baik untuk dikonsumsi antara lain pisang, nasi, roti dan apel, setelah 2 hari boleh mengkonsumsi kentang, wortel yang dimasak, biskuit serta sayuran lainnya.

Sedangkan untuk minumannya bisa air putih, minuman yang mengandung elektrolit, teh herbal atau jus buah (jangan jus pir atau jus apel, karena bisa memicu diare).

Page 17: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Biasakan mencuci tangan untuk menghindari keracunan makanan

Sedangkan makanan dan minuman yang harus dihindari yaitu makanan kaya serat, makanan berlemak, makanan minuman yang terlalu manis, pedas, minuman bersoda dan yang mengandung kafein. Dari sekarang, mulailah memperhatikan kebersihan makanan agar tubuh anda terhindar dari keracunan makananhttp://www.makanansehat.web.id/2012/05/beberapa-ciri-keracunan-makanan.html

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN INTOKSIKASI INSEKTISIDA

Monday, 8 October 20120 comments A. Pengertian.

Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.

Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.Termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak digunakan dalam pertanian :

1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon )

2. Isektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase insectisida )

Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti golongan IHK.

Page 18: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Macam-macam IFO adalah malathion ( Tolly ) Paraathion,diazinon,Basudin,Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah IFO Murni dan golongan carbamate.Salah satu contoh gol.carbamate adalah baygon.

B. Patogenesis.

IFO bekerja dengan cara menghabat ( inaktivasi ) enzim asetikolinesterase tubuh ( KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid( AKH ) dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersifat inaktif.Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejal;a ransangan Akh yang berlebihan ,yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP )

Pada keracunan IFO ,ikatan Ikatan IFO – KhE bersifat menetap (ireversibel ) ,sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible ).Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :

1. Muskarini,terutama pada saluran pencernaan,kelenjar ludah dan keringat,pupil,bronkus dan jantung.

2. Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak mata dan otot pernafasan.

3. SSP, menimbulkan nyeri kepala,perubahan emosi,kejang-kejang(Konvulsi ) sampai koma.

C. Gambaran Klinik.

Yang paling menonjol adalah kelainan visus,hiperaktifitas kelenjar ludah,keringat dan ggn saluran pencernaan,serta kesukaran bernafas.Gejala ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada lidah,kelopak mata,pupil miosis.

Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva, hiperhidrosis,fasikulasi otot dan bradikardi.

Keracunan berat : diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi,koma, blokade jantung akhirnya meningal.

D. Pemeriksaan.

1. Laboratorik.

Page 19: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari harga normal ).

Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 %

Sedang : 20 - 40 %

Berat : < 20 %

Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N

2. Patologi Anatomi ( PA ).

Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya.

E. Penatalaksanaan.

1. Resusitasi.Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.

2. Eliminasi.

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil.

Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar.

Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.

Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.

Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.

Page 20: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

3. Anti dotum.

Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat penumpukan.

Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg

b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).

c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam.

d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.

Pengkajian difokusakan padfa masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa,adanya gangguan asam basa,keadaan status jantung,status kesadran.

Riwayat kesadaran : riwayat keracunan,bahan racun yang digunakan,berapa lama diketahui setelah keracunan,ada masalah lain sebagi pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.

Masalah keperawatan. Yang mungkin timbul adalah :

Tidak efektifnya pola nafas

Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh.

Gangguan kesadaran

Tidak efektifnya koping individu.

C. Intervensi.

Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yan meliputi resusitasi, : Air way,

Page 21: Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Makanan Dapat Digolongkan Menjadi 2

breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui pencernaaan dengan cara kumbah lambung,emesis, ata katarsis dan kerammas rambut.

Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian SA.

Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak samapi demamatau mengigil,monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat,distress pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau kematian.Monitir vital sign setiap 15 menit untuk bebrapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter.Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor semua muntah akan adanya darah. Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.

Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa diperlukan.

Jika keracunan sebagai uasaha untuk mebunuh diri maka lakukan safety precautions . Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis. Pertimbangkan juga masalah kelainan kepribadian,reaksi depresi,psikosis .neurosis, mental retardasi dan lain-lain.

SUMBER.

Emerton, D M ( 1989 ) Principle And Practise Of nursing , University of Quennsland Press, Australia.

Departemen kesehatan RI, ( 2000 ) Resusitasi jantung, paru otak Bantuan hidup lanjut ( Advanced Life Support ) Jakarta.

La/UPF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Soetomo Surabaya,( 1994 ) Pedoman Diagnosis dan Terapi, Surabaya.

Phipps , ect, ( 1999 ) Medikal Surgical Nursing : Consept dan Clinical Pratise, Mosby Year Book, Toronto.

http://infokesehatan-healthy.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-pasien-dengan_6616.html