106
PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK SKALA MIKRO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM RANGKA PENINGKATAN PENERIMAAN NEGARA Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: DHIMAS KRISNU KUSUMA WARDHANA E.1105069 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

  • Upload
    builiem

  • View
    264

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK

SKALA MIKRO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM RANGKA

PENINGKATAN PENERIMAAN NEGARA

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat

Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

DHIMAS KRISNU KUSUMA WARDHANA

E.1105069

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK

SKALA MIKRO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM RANGKA

PENINGKATAN PENERIMAAN NEGARA

Disusun Oleh:

DHIMAS KRISNU KUSUMA WARDHANA

E1105069

Disetujui untuk Dipertahankan

Pembimbing

WALUYO, S.H.,M.Si.

NIP. 196808131994031001

Page 3: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK

SKALA MIKRO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM RANGKA

PENINGKATAN PENERIMAAN NEGARA

Disusun Oleh:

DHIMAS KRISNU KUSUMA WARDHANA

E1105069

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada:

Hari :

Tanggal :

TIM PENGUJI

1. . : ……………………….

NIP.

2. . : ……………………….

NIP.

3. . : ……………………….

NIP.

MENGETAHUI

Dekan,

(Mohammad Jamin, S.H., M.Hum.)

NIP. 196109301986011001

Page 4: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

PERNYATAAN

Nama : Dhimas Krisnu Kusuma Wardhana

NIM : E1105069

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK

SKALA MIKRO DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM RANGKA

PENINGKATAN PENERIMAAN NEGARA adalah betul-betul karya sendiri. Hal-

hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya

tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi)

ini.

Surakarta,

yang membuat pernyataan

Dhimas Krisnu Kusuma Wardhana

NIM. E1105069

Page 5: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

HALAMAN MOTTO

”Tidak layak bagi seorang Islam laki-laki maupun perempuan apabila Allah dan

Rasul-Nya menetapkan sesuatu peraturan ada pilihan lain bagi mereka”

(QS. Al Ahzab: 36)

”Tinggalkan apa yang meragukanmu, menuju yang tidak meragukanmu”.

(HR At-Tirmidzi)

”Lazimilah kejujuran, sebab kejujuran itu akan menunjukkan kepada kebaikan dan

kebaikan itu akan menunjukkan kepada surga. Seorang laki-laki yang senantiasa

jujur dan melazimi kejujuran akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur”.

(HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Page 6: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

HALAMAN PERSEMBAHAN

LAPORAN SKRIPSI INI, PENULIS

PERSEMBAHKAN KEPADA:

KEDUA ORANGTUAKU YANG SANGAT SAYA HORMATI

DAN CINTAI

TEMAN-TEMAN FAKULTAS HUKUM 2005

KELUARGAKU

ALMAMATERKU

Page 7: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

ABSTRAK

Dhimas Krisnu Kusuma Wardhana, 2010. PENYEDERHANAAN PROSES

PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK SKALA MIKRO DI KABUPATEN

TULUNGAGUNG DALAM RANGKA PENINGKATAN PENERIMAAN

NEGARA. Fakultas Hukum UNS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata cara perizinan perusahaan

rokok, mengetahui kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam proses perizinan, dan

mengetahui potensi peningkatan penerimaan negara atas penyederhanaan proses

perizinan di Kabupaten Tulungagung. Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian

hukum normatif yang bersifat deskriptif. Lokasi penelitian di Perpustakaan Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, dan Perpustakaan Universitas Islam Kediri. Responden yaitu: Bapak

Suprapto selaku Petugas Kantor bea dan Cukai Kediri. Jenis data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama, sedangkan

data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah melalui studi pustaka. Analisis data kualitatif dengan model

interaktif data.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa tatacara perizinan

perusahaan rokok di Kabupaten Tulungagung dapat dimintakan ke Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KBC) dengan mencantumkan

persyaratan-persyaratan yang diminta serta bangunan pabrik rokok yang didirikan

juga harus sesuai dengan persyaratan yang ada. Terhadap pelanggaran ketentuan izin

usaha tersebut akan dikenakan sanksi. Kendala di dalam mendirikan bangunan pabrik

rokok, diantaranya adalah masyarakat/pemohon kurang menjaga kesehatan dan

kebersihan lingkungan sekitar selain itu juga bahwa masyarakat/pemohon sering tidak

mengindahkan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan sering terjadi pula

manipulasi data. Dalam hal pengawasan bangunan pabrik rokok dan peredaran hasil

produksinya masih terdapat kendala pula, yaitu kurangnya personil dan aparat KBC

untuk mengawasinya. Disamping itu pula sarana dan prasarana pendukung masih

kurang. Dipandang perlu membangun suatu wadah perhimpunan (paguyuban)

berbentuk koperasi atau yayasan perusahaan-perusahaan rokok yang menjual atau

meritelkan pita-pita cukai yang dikeluarkan KBC pada perusahaan-perusahaan rokok

(skala mikro). Dalam hal ini harga yang tercantum pada pita cukai disesuaikan dengn

kemampuan perusahaan-perusahaan skala mikro tersebut, sedemikian sehingga

penerimaan daerah dan sekaligus negara menjadi meningkat.

Kata Kunci: perizinan, perusahaan rokok, cukai, penerimaan daerah dan negara

Page 8: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan hukum ini dengan baik.

Penulisan hukum ini membahas tentang Penyederhanaan Proses Perizinan

Perusahaan Rokok Skala Mikro di Kabupaten Tulungagung dalam Rangka

Peningkatan Penerimaan Negara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari

kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisisnya.

Namun penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu memberikan manfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik material maupun non material

sehingga penulisan hukum ini dapat diselesaikan, terutama kepada:

1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum UNS.

2. Bapak Waluyo, S.H.,M.Si. selaku pembimbing penulisan hukum (skripsi), yang

telah menyediakan waktu, arahan dan pikirannya untuk memberikan bimbingan

bagi tersusunnya penulisan hukum (skripsi) ini.

3. Ibu Gayatri Dyah Suprobowati, S.H., M.H., selaku pembimbing akademis.

4. Bapak Lego Karjoko, S.H., M.H selaku ketua bagian penulisan hokum.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Fakultas Hukum UNS.

Page 9: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

6. Bapak Suprapto, S.H. selaku Petugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai Kabupaten Tulungagung, yang telah memberikan data dan informasi

kepada penulis selama mengadakan penelitian.

7. Bapak dan Ibu yang telah membantu doa, memberikan semangat dan memberikan

inspirasi, terima kasih bapak ibu.

8. Sahabatku dan teman-teman: Reza Amin Nugroho, S.H., Anton Tri Anggono,

S.H., Gesied Eka Ardhi Yunata, Bragas Narantaka, P.D. Didit F., Dwi Kiswanto

S.H, Galuh Rina Novitasari, I Putu Wisna Adiwijana, Ilham Yosmidiarso S.H,

yang telah mememani dan memberi doa serta semangat.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta,

Penulis

Page 10: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO.......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vi

ABSTRAK........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... .. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ....... xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Perumusan Masalah........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5

E. Metode Penelitian........................................................................... 6

F. Sistematika Skripsi......................................................................... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 19

A. Kerangka Teori............................................................................ . 19

1. Tinjauan Umum tentang Penerimaan Negara.......................... 19

2. Tinjauan Umum tentang Pemerintahan Daerah ...................... 29

Page 11: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

3. Tinjauan Umum tentang Perizinan ......................................... 31

4. Tinjauan Umum tentang Perusahaan dan Industri.................. 40

5. Tinjauan Teoritis tentang Pendirian Perusahaan Rokok........ 49

B. Kerangka Pemikiran....................................................................... 50

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ .. 53

A. Diskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 53

1. Gambaran umum Kabupaten Tulungagung.............................. 53

2. Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Tulungagung............... 65

B. Tatacara Perizinan Perusahaan Rokok di Kab Tulungagung.......... 71

C. Kendala dalam Perizinan Perusahaan Rokok................................. 76

D. Solusi Penyederhanaan Proses Perizinan Perusahaan Rokok

dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Negara .......................... 78

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 83

A. Simpulan........................................................................................ 83

B. Saran.............................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran A : Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

Lampiran B : Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/M-Dag/Per/9/2009

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No.

No. 36/M-Dag/Per/9/2007 tentang penerbitan Surat Izin

Usaha Perdagangan

Lampiran C : Ijin Usaha Industri di Kabupaten Tulungagung

Page 12: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Model Analisis Data ............................................................... 14

Gambar 2 : Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 51

Gambar 3 : Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Kab Tulungagung .... 66

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung............. 58

Tabel 2 : Perkembangan Penduduk Kabupaten Tulungagung........................... 59

Tabel 3 : Persebaran Perusahaan Rokok di Kabupaten Tulungagung ............. 65

Page 13: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri rokok di Indonesia mengalami pasang surut, pada tahun 1998

yang merupakan awal krisis, industri rokok justru mencapai puncak produksinya.

Selama masa krisis, industri rokok terus mengalami peningkatan. Kondisi ini

akibat adanya efisiensi yang dilakukan perusahaan rokok besar dan sedang yang

memproduksi lebih dari satu jenis rokok. Perusahaan lebih terfokus pada Sigaret

Kretek Mesin (SKM) yang padat modal dibandingkan dengan jenis produksi

Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang padat karya dan syarat dengan isu buruh.

Sebagai salah satu penerimaan negara, cukai mempunyai kontribusi yang

sangat penting dalam APBN khususnya dalam kelompok penerimaan dalam

negeri. Penerimaan cukai di pungut dari 3 (tiga) jenis barang yaitu; etil alkohol,

minuman mengandung etil alkohol dan hasil tembakau (HT) terhadap

penerimaan negara yang tercermin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun anggaran 1990/1991,

penerimaan cukai hanya sebesar RP. 1,8 triliun atau memberi kontribusi sekitar 4

persen dari penerimaan dalam negeri, pada tahun anggaran 1999/2000 jumlah

tersebut telah meningkat menjadi Rp. 10,4 triliun atau menyumbang 7,3 persen

dari penerimaan dalam negeri. Pada tahun anggaran 2003, penerimaan cukai

ditetapkan sebesar Rp. 27,9 triliun atau sebesar 8,3 persen dari penerimaan dalam

negeri. Hal ini berarti kontribusi penerimaan cukai terhadap penerimaan dalam

negeri selama kurun waktu 1 dasawarsa, telah mengalami peningkatan sekitar

100 persen. Dari penerimaan cukai tersebut, 95 persen berasal dari cukai hasil

tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa rokok sigaret kretek mesin,

Page 14: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

rokok sigaret tangan dan rokok sigaret putih mesin, yang dihasilkan oleh industri

rokok (http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian/Tri-2.pdf.).

Dalam satu tahun, sumbangan dari sektor cukai rokok pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara sangat besar. Peningakatan pendapatan negara

dari sektor cukai pada tauhun 2008 adalah sebanyak Rp, 51,2 trliun dan Propinsi

Jawa Timur menyumbang kurang lebih Rp. 32 triliun atau sekitar 62 persen. Dari

sekian banyak penerimaan negara dari sektor cukai hasil tembakau atau rokok,

ternyata berbanding terbalik dengan peredaran rokok ilegal yang mencapai

kurang lebih Rp. 2 triliun rupiah dan ini menggangu kinerja industri rokok.

Karena selain merugikan negara juga menghambat perkembangan perusahaan

rokok di Indonesia. Pelangaaran dibidang cukai yang dominan diantaranya

adalah rokok putih tanpa pita cukai dan lainnya yang lebih besar adalah pita

rokok ilegal (http://www.jatimprov.go.id).

Besarnya potensi penerimaan negara yang hilang akibat pelanggaran

dibidang cukai rokok salah satu nya adalah rokok putih tanpa pita cukai. Salah

satu faktor banyaknya peredaraan rokok tanpa dilekati pita cukai ini adalah

adanya perusahaan rokok yang tidak memiliki izin mendirikan perusahaan,

dimana perusahaan rokok yang belum mempunyai izin untuk mendirikan

perusahaan tersebut tentu tidak dapat memesan pita cukai rokok untuk dilekatkan

pada hasil produksinya, sebagai tanda bahwa hasil produksi perusaahan rokok

tersebut telah mempunyai izin untuk memproduksi dan mengedarkan rokok hasil

produksinya.

Kabupaten Tulungagung yang terletak di Propinsi Jawa Timur merupakan

salah kota Kabupaten yang mempunyai potensi industri rokok yang cukup

signifikan dalam menyumbang penerimaan negara dari sektor cukai rokok, hal

ini tercermin akan banyaknya petani tembakau dan industri rokok bersklala

Page 15: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

mikro di Kabupaten Tulungagung. Banyaknya kegiatan industri pembuatan

rokok yang berskala mikro merupakan usaha sampingan dari para petani

tambakau maupun para pedagang tembakau. Hal tersebut dikarenakan banyaknya

tenaga kerja terampil dibidang industri rokok. Banyak diantara para pelaku usaha

mikro dibidang industri rokok tersebut masih belum memiliki izin usaha

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 1995 tentang cukai

yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007 tentang

cukai dan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, sehingga potensi penerimaan negara dari sektor cukai

tembakau belum dapat dipungut secara maksimal.

Bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007

tentang cukai dan Undang-Undang nomor 18 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah yang mewajibkan setiap orang yang akan menjalankan

kegiatan usaha sebagai pengusaha pabrik harus memiliki izin berupa Nomor

Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dari Menteri Keuangan.

Sehingga setiap orang yang ingin melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang

termasuk kedalam kriteria barang kena cukai wajib mendaftakarkan usahanya

untuk memperoleh izin resmi guna melakukan kegiatan usahanya. Berkaitan

dengan regulasi yang mengatur masalah perizinan, diperlukan untuk

mengamankan potensi penerimaan negara dari sektor cukai, yang diperkirakan

hilang karena belum dimilikinya izin kegiatan oleh para pelaku usaha rokok.

Didalam Undang-Undang Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara,

pendapatan dari dari sektor cukai setiap tahunnya terus mengalami kenaikan

yang sangat signifikan. Apabila potensi penerimaan negara dalam negeri

tersebut dapat dimaksimalkan, berkaitan dengan masalah regulasi atas izin

kegiatan usahanya Industri Rokok tersebut, maka sudah dapat dipastikan akan

Page 16: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

semakin besar potensi kenaikan penerimaan negara, terutama perimaan dalam

negeri dari sektor cukai.

Berdasarkan uraian di atas, mengenai besarnya potensi penerimaan negara

atas regulasi yang diterapkan dalam proses perizinan perusahaan rokok,

khususnya di Kabupaten Tulungagung yang berdampak terhadap meningkatnya

penerimaan negara, maka penulis tertarik untuk mengadakan penulisan hukum

berkaitan dengan permasalahan tersebut dengan mengambil judul:

Penyederhanaan Proses Perizinan Perusahaan Rokok Skala Mikro di

Kabupaten Tulungagung dalam rangka Peningkatan Penerimaan Negara

Menelusuri kepustakaan ternyata belum begitu banyak hasil penelitian dan

karya ilmiah di bidang Bea dan Cukai. Berdasarkan pengamatan penulis,

penelitian tentang Penyederhanaan Proses Perizinan Perusahaan Rokok Skala

Mikro di Kabupaten Tulungagung dalam rangka Peningkatan Penerimaan Negara

sampai saat ini belum pernah ada. Akan tetapi apabila ternyata pernah

dilaksanakan, penelitian yang sama atau sejenis walaupun dengan lokasi yang

berbeda, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pertanyaan penulis mengenai permasalahan

yang akan diteliti, sehingga dengan perumusan masalah yang jelas dapat

memberikan jalan yang lebih mudah dalam memecahkan permasalahan. Adapun

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah tatacara perizinan perusahaan rokok?

2. Kendala apakah yang dihadapi pelaku usaha dalam proses perizinan?

Page 17: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

3. Bagaimanakah potensi dalam penerimaan negara atas penyederhanaan

proses perizinan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai seabagai solusi

atas masalah yang dihadapi dan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan

perorangan dari penulis. Sedangkan tujuan dari penelitian ini sendiri adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui tatacara perizinan perusahaan rokok.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam proses

perizinan.

3. Mengetahui potensi penerimaan negara atas penyederhanaan proses

perizinan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat pelitian adalah kegunaan yang ingin diperoleh dari suatu

penelitian. Adapun dalam penulisan hukum ini, penulis mempunyai dua manfaat

yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dan konstribusi bagi

pengembangan ilmu hukum pada umumnya, dan hukum

administrasi negara pada khususnya, yang berkaitan dengan

masalah perizinan usaha hasil tembakau dan sumber-sumber

penerimaan negara.

Page 18: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

b. Hasil penelitian ini dapat menambah kelengkapan koleksi pustaka

dan menjadi dasar pertimbangan untuk penelitian-penelitian

selanjutnya yang sejenis.

c. Untuk meningkatkan pemahan tentang berbagai teori yang

diperoleh penulis selama kuliah dan memperoleh data sebagai

bahan penulisan hukum guna memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

kepada semua pihak terkait dengan masalah yang berhubungan

dengan proses perizinan perusaahan rokok skala mikro.

b. Untuk memberikan informasi mengenai tata cara dan kendala

proses perizinan perusahaan rokok skala mikro dalam kaitannya

dengan penerimaan negara.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan

konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, yang

bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang

mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu

pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang

bersangkutan (Soerjono Soekanto, 2005: 42-43).

Page 19: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang Penyederhanaan Proses Perizinan Perusahaan Rokok

Skala Mikro di Kabupaten Tulungagung dalam rangka Peningkatan

Penerimaan Negara ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian

yang dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder dengan cara

melakukan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti data sekunder atau bahan-bahan pustaka yang terdiri dari

bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier.

Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal.

Pada penelitian hukum jenis ini, hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis

dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan

sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berpeyang terdapat

didalam peraturan-peraturan perilaku manusia yang dianggap pantas. Oleh

karena itu, pertama sebagai sumber datanya adalah data sekunder, yang terdiri

dari bahan hukum primer, sekunder, atau tertier. Kedua, karena penelitian

hukum normatif sepenuhnya menggunakan data sekunder (bahan

kepustakaan) penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentatif (skema)

dapat ditinggalkan, tetapi penyusunan kerangka konsepsional mutlak

diperlukan, dapat dipergunakan perumusan-perumusan yang terdapat didalam

peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penelitian. Ketiga, dalam

penelitian hukum normatif tidak diperlukan hipotesis, kalaupun ada hanya

hipotesis kerja. Keempat, konsekuensi dari (hanya) menggunakan data

sekunder, maka pada penelitian hukum normatif tidak diperlukan sampling,

karena data sekunder (sebagai sumber utamanya) memiliki bobot dan kualitas

Page 20: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

tersendiri yang tidak bisa diganti dengan data jenis lainnya. Dan biasanya

penyajian data dilakukan sekaligus analisanya (Peter Mahmud Marzuki,

2007:141).

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian hukum ini

adalah bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksukan untuk

memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-

gejala lainnya. Maksudnya adalah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar

dapat membantu didalam memperkuat tepro-teori lama, atau didalam

kerangka penyusunan teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 1986:10).

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif yaitu merupakan suatu penelitian untuk

mencari kebenaran secara ilmiah dan memandang obyek secara keseluruhan

berdasrkan atas fenomena ilmiah dan digunakan sebagai dasar untuk

mengamati dan mengumpulkan informasi.

Kirk and Miller mengemukakan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasnnya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasan dan

peristilahannya” (Lexy Moleong, 2000: 3).

Dalam penelitian yang penting adalah kemampuan peneliti dalam

menerjemahkan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi

kepustakaan atau dokumen lain.

Page 21: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk meneliti penelitian ini antara

lain:

a. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Universitas Islam Kediri.

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini dibedakan antara data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langusng dari masyarakat, sedangkan

data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka disebut data sekunder (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2001:12).

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian hukum ini adalah

data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui pengkajian pustaka-pustaka

yang ada, yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder dalam

penelitian hukum mencakup:

1. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas (Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004: 118).

Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang sifatnya mengikat

dan mendasari bahan hukum lainnya, terdiri dari:

a. Undang-Undang Dasar 1945.

b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1995 tentang

Cukai sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 39 Tahun 2007.

Page 22: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

d. Undang-Undang nomor 16 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 134/PMK.04/2007 tentang

perubahan ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

443/PMK.04/2005 tentang Penetapan Harga Dasar dan Tarif Cukai

Hasil Tembakau.

f. Peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan masalah

dalam penelitian ini.

g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 tentang Tata

Cara Pemberian, Pembekuan, dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha

Barang Kena Cukai Untuk Pengusaha Pabrik dan Importir Hasil

Tembakau.

2. Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan

merupakan dokumen-dokumen resmi, yaitu bahan hukum yang

memberikan petunjuk serta penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang

terdiri dari buku-buku, literatur, makalah, artikel, hasil penelitian dan karya

ilmiah lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Publikasi tentang

hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus, juurnal-jurnal hukum, dan

komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki,2007:141).

3. Bahan hukum tertier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus (hukum), ensiklopedia dan lain-lain (Peter Mahmud

Marzuki, 2007: 141).

6. Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian membutuhkan data yang lengkap dan memiliki nilai

validitas yang cukup tinggi. Untuk mengumpulkan data tersebut, maka perlu

dilakukan dengan cara atau dengan teknik tertentu. Teknik pengumpulan data

Page 23: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

dalam penelitian kepustakaan ini adalah studi dokumen, yaitu mempelajari

materi/bahan-bahan hukum, baik yang berupa peraturan perundang-undangan,

buku-buku literatur, dan karya ilmiah lainnya yang berhubungan dengan

materi penelitian. Penelitian hukum ini menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Inventarisasi Peraturan

Inventarisasi peraturan dilakukan dengan cara memberi dan menghimpun

peraturan-peraturan yang erat kaitannya dengan penelitian. Tujuan

diadakan inventarisasi peraturan adalah untuk mengadakan sinkronisasi

antara peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penelitian hukum ini

serta untuk memperoleh data sekunder yang bersifat mengikat dan

mendasari suatu penelitian.

b. Inventarisasi Kepustakaan

Inventarisasi kepustakaan dilakukan dengancara mencari dan

memanfaatkan buku-buku, artikel-artikel dan sebagainya untuk

memperoleh data sekunder yang menunjang kelengkapan penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian, baik penelitian

kepustakaan dan penelitian lapangan, selanjutnya dianalisis secara deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode analisis data dengan cara mengelompokkan dan

menseleksi data yang diperoleh dari penelitian menurut kualitas dan

kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan

dan teori-teori yang di peroleh dari studi kepustakaan, sehingga diperoleh

jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini.

Page 24: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Tujuan dari analisis data pada dasarnya adalah menyederhanakan data

dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti, menginggat penelitian ini

merupakan penelitian yang bersifat deskriptif maka penelitian ini

menggunakan analisa kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan metode

kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif

analisa, yaitu apa yang dinyatakan secara tertulis atau lisan dan berpijak pada

data yang dipeoleh, dan juga perilaku nyatanya yang diteliti dan dipelajari

secara utuh, menggunakan metode berfikir secara:

a. Deduktif, yaitu cara berfikir dari hal-hal yang bersifat umum

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan kata lain

prinsip deduktif adalah apa saja yang dipandang benar pada semua

peristiwa dalam suatu kelas atau jenis berlaku juga sebagai hal yang

benar pada semua peristiwa dalam satu kelas atau jenis. Jika orang

dapat membuktikan bahwa suatu peristiwa termasuk dalam kelas

yang dipandang benar, maka secara logika orang dapat menarik

kesimpulan bahwa kebenaran yang terdapat dalam kelas itu juga

menjadi kebenaran bagi peristiwa yang khusus itu.

b. Induktif, yaitu cara berfikir mulai dari yang bersifat khusus kemudian

ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dalam generalisasi semacam

ini sudah tentu hal-hal atau peristiwa-peristiwa khusus yang dijadikan

dasar generalisasi itu masih termasuk dalam daerah generalisasi yang

dianggap benar. Artinya, jika suatu generalisasi dikenakan pada

peristiwa-peristiwa khusus dari mana generalisasi itu diambil, maka

harus ada kecocokan hakekat. Setelah data terkumpul, sebelum

dianalisa harus diklasifikasikan terlebih dahulu menurut kategori

masing-masing, untuk kemudian ditafsirkan dalam usaha menjawab

pertanyaan hal-hal tersebut ditunjang data dalam bentuk tabel /

angka.

Page 25: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Pada penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakekatnya

berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum

tertulis tersebut, untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konsturksi

(Soerjono Soekanto, 2005:251).

Penganalisaan data merupakan suatu tahap didalam penelitian yang

berupa pengolahan data yang telah diperoleh menjadi hasil penelitian yang

berupa pengolahan data yang telah diperoleh menjadi hasil penelitian yang

akan dilaporkan. Analisis data pada penelitian hukum normatif ini dilakukan

dengan metode penafsirsn atau interpretasi yaitu salah satu metode penelitian

hukum yang yang memberi penjelasan yang gamblang mengenai teks

Undang-Undang agar ruang lingkup kaedah dapat diterapkan sehubungan

dengan peristiwa tertentu (Sudiko Mertokusumo dan A. Pitlo, 1993:13).

Dalam penelitian hukum ini peneliti menggunakan metode penafsiran:

a. Penafsiran otentik yaitu penafsiran yang secara resmi oleh Undang-

Undang.

b. Penafsiran gramatikal yaitu penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui

makna ketentuan Undang-Undang dengan menguraikannya menurut

bahasa, susunan kata atau bunyinya.

Analisis data dengan menggunakan metode penafsiran bertujuan untuk

memudahkan untuk menganalisa data-data yang relevan dengan penelitian.

Upaya untuk menganalisis data dilakukan melaui proses-proses yang tunduk

pada aturan logika formal yang disebut sebagai silogisme deduksi. Silogisme

deduksi maksudnya mendapat kesimpulan dari sesuatu yang bersifat umum

dihubungkan suatu hal yang bersifat khusus.

Teknis analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan model

analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Dalam analisis ini, digunakan

Page 26: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

empat komponen analisis yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:15). Model

Analisis Interaktif dari Miles dan Huberman dapat digambarkan pada skema

berikut:

Gambar 1. Bagan Model Analisis Data

(Miles dan Huberman,1992:15)

Menurut Lexy J. Moleong (2004;280) “analisis data adalah proses

mengorganisasikan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar,

sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti

disarankan oleh data”. Sedangkan menurut H.B. Sutopo (2002:91)

berpendapat bahwa “dalam proses analisis data terdapat 4 komponen utama

yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama

tersebut adalah: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, 93) sajian data, (4)

penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan-

kesimpulan:

Penarikan/Verifikasi

Page 27: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a. Pengumpulan Data

Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa

kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan studi dokumentasi.

Data yang diperoleh masih berupa data yang mentah yang tidak teratur,

sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur.

b. Reduksi Data

Merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan

abstraksi dari field note (data mentah). H.B. Sutopo (2002:92) berpendapat

bahwa: “reduksi data adalah bagian dari proses analisis, yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang

tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan

penelitian dapat dilakukan”.

c. Sajian Data

Merupakan rakitan dari organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar

atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel Semuanya dirakit secara

teratur guna mempermudah pemahaman informasi.

d. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akhir akan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir

pengumpulan sata, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa

pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar

kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Page 28: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Keempat komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian

dalam proses analisis data yang satu dengan yang lain sehingga tidak dapat

dipisahkan, dimana komponen yang satu merupakan langkah menuju

komponen yang lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif tidak bisa mengambil salah satu komponen.

8. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:

persiapa, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian

(H.B. Sutopo, 2002;187-190). Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Persiapan

a. Mengurus perijinan penelitian

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan

data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian.

b. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan dokumentasi

mendalam, dan mencatat serta merekam dokumen.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul.

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

c. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian.

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di-

crosscheck-kan dengan temuan lapangan.

c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan

proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan

orang yang dianggap lebih ahli.

Page 29: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

d. Penyusunan Pelaporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan: pertemuan diadakan dengan mengundang kurang lebih

2 orang yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan

yang telah disusun sementara.

c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil diskusi.

d. Penyusunan laporan akhir.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Dalam penulisan hukum ini digunakan sistematika penulisan sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada awal bab ini penulis berusaha memberikan gambaran awal tentang

penelitian yang meliputi:

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Metodologi Penelitian

F. Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi mengenai tinjauan mengenai penerimaan negara,

perizinan, perusahaan, ketentuan mengenai pendirian perusahaan rokok,

dan kriteria perusahaan rokok.

Page 30: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan tentang permasalahan pokok yang dibahas

penulis yakni berkenaan dengan tata cara proses pengajuan perizinan

perusahaan rokok skala mikro dan kendala yang dihadapi pelaku usaha

dalam mengajukan proses perizinan serta adanya indikasi potensi

peningkatan peneriamaan negara atas penyederhanaan pengajuan proses

perizinan.

Bab IV Keimpulan dan Saran

Kesimpulan dan hasil analisis serta memberikan saran sebagai

sumbangan pemikiran penulis dalam memecahkan persoalan mengenai

tata cara proses pengajuan perizinan perusahaan rokok skala mikro dan

kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam kaitannya dengan potensi

peningkatan penerimaan negara.

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 31: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Penerimaan Negara

Sumber penerimaan negara terdiri atas penerimaan negara dari pajak,

penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan negara dari hibah, baik

dalam negeri maupun luar negeri (Muhammad Djafar Saidi dan Rohana

Huseng, 2008 : 2-3).

Sumber-sumber penerimaan negara dapat dikelompokkan menjadi

penerimaan dari sektor : (Erly Suandy, 2002 : 2).

a. Pajak

b. Kekayaan Alam

c. Bea dan Cukai

d. Retribusi

e. Iuran

f. Sumbangan

g. Laba dari Badan Usaha Milik Negara

h. Sumber-sumber lain

Pajak adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam

masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan manusia yang pada suatu waktu

berkumpul untuk tujuan tertentu (Rochmat Soemitro, 1992 : 8). Dewasa ini

hampir seluruh negara di dunia telah mengakui bahwa pajak telah menjadi

sumber utama penerimaan negara, dan bahwa pajak adalah alat utama untuk

membiayai kegiatan pemerintah (Safri Nurmantu, 2003 : 8). Adapun definisi

Page 32: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

pajak menurut Rochmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas Negara

(peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan

Undang-Undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen

prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran umum (Rochmat Soemitro, 1994 : 23). Berdasarkan definisi

tersebut, maka terdapat beberapa unsur pokok dari pajak, yaitu : (Safri

Nurmantu, 2003 : 14-21).

a. Iuran atau Pungutan;

b. Di pungut berdasarkan Undang-Undang;

c. Dapat dipaksakan;

d. Tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi;

e. Untuk membiayai pengeluaran umum Pemerintah.

Penerimaan negara dari sektor pajak pada hakikatnya adalah pajak

negara dalam arti luas yang meliputi : pajak penghasilan, pajak pertambahan

nilai barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan

bangunan, bea perolehan atas tanah dan bangunan, cukai, bea masuk, dan bea

materai (Muhammad Djafar Saidi dan Rohana Huseng, 2008 : 26). Adapun

jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku umum adalah :

penerimaan kembali anggaran (sisa anggaran ruitn dan sisa anggaran

pembangunan), penerimaan hasil penjualan barang/kekayaan negara,

penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan negara, penerimaan hasil

penyimpanan uang negara (jasa giro), penerimaan ganti rugi atas kerugian

negara (tuntutan ganti rugi dan tuntutan bendaharawan), penerimaan denda

keterlambatan penyesuaian pekerjaan pemerintah, penerimaan dari hasil

penjualan dokumen lelang (Muhammad Djafar Saidi dan Rohana Huseng,

2008 : 34). Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak pemerintah adalah

bantuan hibah dan atau sumbangan dari dalam dan luar negeri, baik swasta

Page 33: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

maupun pemerintah yang menjadi hak pemerintah (Muhammad Djafar Saidi

dan Rohana Huseng, 2008 : 32).

Di samping pajak, sumber penerimaan negara lainnya adalah Bea dan

Cukai yang merupakan pungutan negara yang dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai berdasarkan Undang-Undang yang berlaku. Bea

masuk diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan

pemungutan Bea masuk. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia

yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-

tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang di

dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.

Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum menghendaki

terwujudnya sistem hukum nasional yang mengabdi pada kepentingan

nasional dan bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Akan tetapi sejak kemerdekaan Republik Indonesia belum dibentuk Undang-

Undang yang mengatur tentang cukai yang sesuai dengan perkembangan

hukum nasional yang merupakan pengganti peraturan atau ordonansi produk

pemerintah Hindia Belanda.

Pengertian cukai berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1995, tentang cukai yang kemudian diperbarui dengan Undang-

Undang Nomor 39 tahun 2007 tentang cukai dan Undang-Undang nomor 18

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, adalah pungutan

negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat

atau karakteristik yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Adapun yang

dimaksud dengan barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan

Page 34: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

karakteristik yang ditetapkan, adalah barang-barang yang dalam

pemakaiannya, antara lain, perlu dibatasi atau diawasi. Barang-barang tersebut

berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1995, tentang Cukai yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang

nomor 39 tahun 2007 tentang Cukai dan Undang-Undang nomor 18 tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dinyatakan sebagai Barang

Kena Cukai.

Berkenaan dengan ketentuan tentang Barang Kena Cukai, khususnya

yang berhubungan dengan hasil tambahan, Pasal 4 ayat (1) huruf c

menentukan bahwa hasil tembakau, yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun,

tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak

mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu

dalam pembuatannya dikenakan cukai atau dikategorikan sebagai Barang

Kena Cukai.

Sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995

tentang cukai yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 39

tahun 2007 tentang cukai dan Undang-Undang nomor 18 tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka peraturan yang berlaku di Indonesia

adalah Ordonansi cukai minyak tanah (Ordanantie Van 27 Desember 1886,

Staatblad 1886. Nomor 249), ordonansi cukai alkohol sulingan (Ordonantie

van 27 Februari 1898, Staatblad 1898 Nomor 90 dan Nomor 92), ordonansi

cukai bir (Bieraccijas Ordonantie, Staatblad 1931 Nomor 488 dan nomor

489) Ordonansi cukai tambahan (Tabaksaccijus Ordonantie, Staatblad 1932,

nomor 517), dan ordonansi cukai gula (suikeraccijas Ordonantie, Staatblad

1933 Nomor 351) beserta peraturan pelaksanaannya yang pada saat itu

berlaku di Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang

Dasar 1945.

Page 35: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Peraturan perundang-undangan cukai sebagaimana diatur dalam

beberapa ordonansi tersebut bersifat diskriminatif dalam pengenaan cukainya,

yang tercermin pada pembebanan cukai di atas impor barang kena cukai, yaitu

gula, hasil tembakau, dan minyak tanah dikenai cukai atas pengimporannya,

sedangkan bir dan alkohol sulingan tidak dikenai cukai. Di samping itu,

peraturan perundang-undangan tentang cukai tersebut di dalam negeri. Oleh

karena itu potensi yang ada masih dapat digali dengan memperluas obyek

cukai sehingga sumbangan dari sektor cukai terhadap penerimaan negara

dapat ditingkatkan. Dengan demikian, segala upaya perlu dilakukan untuk

menggali, meningkatkan dan mengembangkan semua sumberdaya penerimaan

negara dengan tetap memperhatikan aspirasi dan kemampuan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan peraturan perundang-undangan yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta dalam rangka

mendukung kesinambungan pembangunan nasional, diperlukan suatu

Undang-Undang tentang cukai yang mampu menjawab tuntutan pembangunan

dengan menempatkan kewajiban membayar cukai sebagai perwujudan

kewajiban kenegaraan dan merupakan peran serta masyarakat dalam

pembiayaan pembangunan. Untuk itulah pada tanggal 30 Desember 1995

telah diundangkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai,

yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007

tentang Cukai dan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah

]Berdasarkan penjelasan umum angka 4 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1995, yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang nomor 39

tahun 2007 tentang Cukai dan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, prinsip yang berlaku bagi cukai adalah

sebagai berikut :

Page 36: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a. Keadilan dalam keseimbangan, yaitu kewajiban cukai hanya

dibebankan kepada orang-orang yang memang seharusnya

diwajibkan untuk itu dan semua pihak yang terkait diperlukan dengan

cara yang sama dalam hal dan kondisi yang sama.

b. Pemberian insentif yang bermanfaat bagi pertumbuhan perekonomian

nasional, yaitu berupa fasilitas pembebasan cukai.

c. Pembatasan dalam rangka perlindungan masyarakat di bidang

kesehatan, ketertiban dan keamanan.

d. Netral dalam pemungutan cukai yang tidak menimbulkan distorsi

pada perekonomian nasional.

e. Kelayakan administrasi dengan maksud agar pelaksanaan

administrasi cukai dapat dilaksanakan secara tertib, terkendali,

sederhana, dan mudah dipahami oleh anggota masyarakat.

f. Kepentingan penerimaan negara, dalam arti fleksibilitas ketentuan

dalam Undang-Undang ini dapat menjamin peningkatan penerimaan

negara, sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan peningkatan

pembiayaan pembangunan nasional.

g. Pengawasan dan penerapan sanksi untuk menjamin ditaatinya

ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Cukai merupakan pungutan negara yang dibebankan kepada pemakai

dan bersifat selektif serta perluasan pengenaannya berdasarkan sifat atau

karakteristik obyek cukai. Adapun yang dimaksud dengan barang-barang

tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan, adalah

barang-barang yang dalam pemakaiannya, antara lain, perlu dibatasi atau

diawasi. Cukai dikenakan terhadap barang kena cukai yang terdiri dari :

a. Etil alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang

digunakan dan proses pembuatannya.

Page 37: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

b. Minuman yang mengandung etil alkohol dalam kadar berapapun,

dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses

pembuatannya, termasuk konsentrat yang mengandung etil alcohol.

c. Hasil tambahan, yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau

iris dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak

mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan

pembantu dalam pembuatannya.

Pengenaan cukai mulai berlaku untuk barang kena cukai yang dibuat di

Indonesia pada saat selesai dibuat dan untuk barang kena cukai yang diimpor

pada saat pemasukannya ke dalam Daerah Pabean sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang tentang kepabeanan (Undang-Undang Nomor 10 tahun

1945). Penegasan saat pengenaan cukai adalah penting karena sejak saat itulah

secara yuridis (karena Undang-Undang) telah timbul utang cukai sehingga

perlu dilakukan pengawasan terhadap barang tersebut sebab terhadap barang

tersebut telah melekat hak-hak negara. (Didik J. Rachbini, 2001 : 10).

Untuk barang kena cukai yang dibuat di Indonesia, saat pengenaan cukai

adalah pada saat selesai dibuat sehingga saat itulah terhadap barang tersebut di

lakukan pengawasan. Adapun yang dimaksud dengan barang selesai dibuat

adalah saat proses pembuatan barang itu selesai dengan tujuan untuk dipakai.

Sedangkan untuk barang kena cukai yang diimpor, saat pengenaan cukai

adalah pada saat memasuki Daerah Pabean.

Tanggung jawab cukai untuk Barang Kena Cukai yang diproduksi di

Indonesia berada pada Pengusaha Tempat Penyimpanan, dan untuk barang

kena cukai yang diimpor berada pada importir atau pihak-pihak lain

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Kepabeanan. Pemenuhan

ketentuan mengenai pengenaan cukai ini dilakukan dengan menggunakan

Page 38: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

dokumen cukai dan/atau dokumen pelengkap cukai. Adapun yang dimaksud

dengan dokumen pelengkap cukai adalah semua dokumen yang digunakan

sebagai dokumen pelengkap dari dokumen cukai.

Pelunasan cukai terhadap barang kena cukai, baik yang di produksi di

Indonesia, maupun yang diimpor, dilakukan dengan cara pembayaran cukai

atau pelekatan pita cukai dan khusus untuk barang kena cukai yang berupa

hasil tambahan, pelunasan cukainya dilakukan dengan cara pelakatan pita

cukai. Pada prinsipnya pita cukai hanya bisa dilekatkan pada barang kena

cukai yang diproduksi oleh pengusaha yang memesan pita cukai tersebut.

Oleh karena itu, apabila pita cukai yang telah dipesan diproduksi oleh

pengusaha yang memesan pita cukai tersebut. Atau pita cukai yang telah

dipesan dipindahtangankan kepada pihak lain, maka perbuatan tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai tindak pidana karena dapat merugikan keuangan

negara.

Pemalsuan pita cukai atau tanpa pelekatan pita cukai dewasa ini mulai

banyak dilakukan oleh sementara orang yang ingin memperoleh kentungan

besar dari perbuatannya tersebut. Namun dibalik perbuatan tersebut negara

sangat dirugikan karena dengan adanya pita cukai palsu tersebut atau tanpa

pelekatan pita cukai, penerimaan negara menjadi menurun atau berkurang.

Tempo interaktif, memberikatakan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

kantor wilayah VII Surabaya berhasil membongkar 600 ribu keping pita cukai

palsu di Malang dan berhasil meringkus lima orang tersangkanya.

(www.tempointeraktif.com).

Untuk itu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selaku unsur pelaksana

dari tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan

cukai terus berupaya untuk memberantas peredaran dan penggunakan pita

Page 39: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

cukai palsu, terutama terhadap barang kena cukai yang berupa rokok atau

sigaret.

Sigaret adalah hasil tembakau yang dibuat dari tembakau rajangan yang

dibalut dengan kertas dengan cara dilinting untuk dipakai, tanpa

mengindahkan bahan pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam

pembuatannya. Sigaret terdiri dari sigaret kretek, sigaret putih, dan sigaret

kelembak menyan. Sigaret kretek adalah sigaret yang dalam pembuatannya

dicampur dengan cengkih atau bagiannya, baik asli maupun tiruan tanpa

memperhatikan jumlahnya. Sigaret putih adalah sigaret yang dalam

pembuatannya tanpa dicampuri dengan cengkih, kelembak, atau kemenyan.

Sigaret putih dan sigaret kretek terdiri dari sigaret yang dibuat dengan mesin

atau yang dibuat dengan cara lain dari pada mesin (Penjelasan Pasal 4 ayat (1)

huruf c).

Pengertian dari sigaret putih dan sigaret kretek yang dibuat dengan

mesin adalah sigaret putih dan sigaret kretek yang dalam pembuatannya mulai

dari pelintingan, pemasangan filter, pengemasannya dalam kemasan untuk

penjualan eceran, sampai dengan pelekatan pita cukai, selurunya atau

sebagain menggunakan mesin. Adapun yang dimaksud dengan sigaret putih

dan sigaret kretek yang dibuat dengan cara lain dari pada mesin adalah sigaret

kretek yang dalam proses pembuatannya mulai dari pelintungan, pemasangan

filter, pengemasan dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai dengan

pelekatan pita cukai, tanpa menggunakan mesin.

Sigaret kelembak kemenyan adalah sigaret yang dalam pembuatannya di

campur dengan kelembak dan/atau kemenyan asli maupun tiruan tanpa

memperhatikan jumlahnya. Adapun yang dimaksud dengan cerutu adalah

hasil tembakau yang dibuat dari lembaran-lembaran daun tembakau diiris atau

Page 40: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

tidak, dengan cara digulung demikian rupa dengan daun tembakau, untuk

dipakai, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan pembantu yang

digunakan dalam pembuatannya.

Pengertian dari rokok daun adalah hasil tembakau yang dibuat dengan

daun nipah, daun jagung (klobot), atau sejenisnya, dengan cara dilinting,

untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan pembantu

yang digunakan dalam pembuatannya. Selanjutnya yang dimaksud dengan

tembakau iris adalah tembakau yang dirajang, untuk dipakai tanpa

mengindahkan bahan pembuatannya. Kemudian yang dimaksud dengan hasil

pengolahan tembakau lainnya adalah hasil tembakau yang dibuat dari daun

tembakau selain yang disebut dalam huruf c ini yang dibuat secara lain sesuai

dengan perkembangan teknologi dan selera konsumen, tanpa mengindahkan

bahan pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

Penetapan tarif setinggi-tingginya dua ratus lima puluh persen dari harga

jual pabrik atau lima puluh persen dari harga jual eceran didasarkan atas

pertimbangan bahwa apabila barang kena cukai tertentu yang karena sifat atau

karakteristiknya berdampak negatif bagi kesehatan, lingkungan hidup, dan

tertib sosial, seperti minuman yang menggandung etil alkohol dalam kadar

tinggi (minuman keras) ingin dibatasi secara ketat produksi, peredaran, dan

pemakaiannya, cara membatasinya adalah melalui instrumen tarif sehingga

barang kena cukai dimaksud dapat dikenai tarif cukai maksimum. Peranan

instrumen tarif disini tidak berorientasi pada aspek penerimaan, tetapi pada

aspek pembatasan produksi dan konsumsi. (Penjelasan Pasal 5 ayat (1)).

Demikian pula penetapan tarif setinggi-tingginya dua ratus lima puluh

persen dari Nilai Pabean ditambah Bea masuk atau lima puluh persen dari

Harga Jual Eceran didasarkan atas pertimbangan Barang Kena Cukai tertentu

Page 41: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

tersebut ingin dibatasi secara ketat tentang impor, peredaran, dan

pemakaiannya. Adapun cara membatasinya adalah melalui instrumen tarif

sehingga Barang Kena Cukai dimaksud dapat dikenai tarif cukai maksimum.

Peranan instrumen tarif disini tidak berorientasi pada penerimaan, tetapi pada

aspek pembatasan impor dan konsumsi (Penjelasan Pasal 5 ayat (2)).

Pada dasarnya untuk semua jenis Barang Kena Cukai, pelunasan

cukainya dapat dilakukan dengan cara pembayaran atau pelekatan pita cukai.

Atas barang kena cukai seperti etil alkohol dan minuman yang mengandung

etil alkohol pelunasan cukainya dilakukan dengan cara pembayaran,

sedangkan untuk hasil tembakau pelunasan cukainya dilakukan dengan cara

pelekatan pita cukai. Untuk barang yang dibuat di Indonesia, pelekatan pita

cukainya harus dilakukan sebelum Barang Kena Cukai dikeluarkan dari

pabrik atau tempat penyimpanan. Adapun untuk Barang Kena Cukai yang

diimpor, pelunasan cukainya dengan pelekatan pita cukai dan harus dilakukan

dilakukan ditempat penimbunan sementara atau di tempat pembuatan Barang

Kena Cukai ketika masih di luar negeri.

Cukai dianggap tidak dilunasi, apabila pelekatan pita cukai pada Barang

Kena Cukai tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, antara lain :

(Penjelasan Pasal 7 ayat (5)).

a. Pita Cukai yang dilekatkan tidak sesuai dengan tarif cukai dan harga

dasar Barang Kena Cukai yang ditetapkan;

b. Pita Cukai yang dilekatkan tidak utuh atau rusak;

c. Jika kemasan yang penjualan ecerannya dibuka, pita cukainya tidak

rusak.

2. Tinjauan Umum tentang Pemerintahan Daerah

Page 42: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa “pembagian

daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan

pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan

mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan

hak-hak asal-usul daerah-daerah yang bersifat istimewa”.

Dasar mengenai pemerintahan daerah tersebut, memuat pokok-pokok

pikiran sebagai berikut :

a. Daerah Indonesia akan dibagi atas dasar besar dan kecil yang akan diatur

dengan undang-undang;

b. Pengaturan tersebut harus memandang dan mengingat dasar

permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara serta hak-hak asal-

usul dalam daerah yang bersifat istimewa.

Kemudian di dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18

menyebutkan bahwa :

a. Daerah besar dan kecil bukanlah negara bagian, karena daerah tersebut

dibentuk dalam negara kesatuan,

b. Daerah besar dan kecil ada yang bersifat otonom dan ada yang bersifat

administratif,

c. Daerah yang mempunyai hak asal-usul yang bersifat istimewa adalah

swapraja (zelfbestuurende landschappen) dan desa (volks

gemeenschapppen),

d. Republik Indonesia akan menghormati kedudukan daerah yang mempunyai

hak asal-usul yang bersifat istimewa.

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dikenal 3

(tiga) asas penyelenggaraan pemerintahan di daerah, yaitu asas

desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan. Asas-asas

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah

kepada daerah otonom dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 43: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada

Gubenur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah,

sedangkan asas Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah

kepada daerah dan desa, dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas

tertentu yang disertai dengan pembiayaan, saran dan prasarana serta sumber

daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan

mempertanggung-jawabkannya kepada yang menugaskan.

Menurut Penjelasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terdapat

beberapa prinsip pemberian otonomi daerah yang dipakai sebagai pedoman

dalam pembentukan dan penyelenggaraan daerah otonom yaitu :

a. Penyelenggaraan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan

keanekaragaman Daerah;

b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan

bertanggung jawab;

c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada Daerah

Kabupaten dan Daerah Kota, sedangkan Daerah Propinsi merupakan

otonomi yang terbatas;

d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara terjamin

hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar Daerah;

e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian

Daerah Otonom.

3. Tinjauan Umum tentang Perizinan

a. Pengertian Perizinan

Izin adalah merupakan suatu penetapan yang merupakan dispensasi

dari suatu larangan oleh Undang-Undang. Pada umum yang Undang-

Undang bersangkutan berbunyi : “dilarang tanpa ijin (melakukan)” dan

Page 44: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

seterusnya. Selanjutnya larangan tersebut diikuti dengan perincian dan

syarat-syaarat, kriteria dan sebagainya, yang perlu dipenuhi pemohon untuk

memperoleh dispensasi dari larangan tersebut disertai dengan penetapan

prosedur dan petunjuk pelaksanaanya kepada pejabat adminitrasi yang

bersangkutan.

Izin juga merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dalam

hukum adminitrasi, pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis

untuk mengendalikan tingkah laku para warganya. Selain itu, izin juga

sebagai insrtumen pemerintah agar antara masyarakat dan pemerintah

terjadi hubungan timbal balik, masyarakat akan mempengaruhi penguasa

dalam menjalankan tugasnya dan disisi lain penguasa memberi pengaruh

tertentu.

Menurut Sjahran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi

negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret

berdasakan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh

ketentuan peraturan perUndang-Undangan. (Ridwan HR, 2006 : 207).

Adapun pengertian izin menurut N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge dalam

arti luas dan sempit, yaitu : izin dalam arti luas ialah suatu persetujuan dari

penguasa berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah untuk

dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan

perundangan. Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang

yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang

sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenan tindakan yang demi

kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.

Izin (dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu

peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat Undang-

Page 45: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi

keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur tindakan-tindakan

yang oleh pembuat Undang-Undang tidak seluruhnya dianggap tercela,

namun dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya.

Hal pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan

dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-

ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti

diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus. Jadi persoalannya bukanlah

hanya memberi perkenan dalam keadaan –keadaan yang sangat khusus,

tetapi agar tindakan-tindakan yang diperkenankan dilakukan dengan cara

tertentu (dicantumkan dalam ketentuan-ketentuan). (Ridwan HR, 2006 :

208).

b. Unsur Perizinan

Berdasarkan pemaparan pendapat para pakar tersebut, dapat

disebutkan bahwa izin adalah perbuatan pemerintah bersegi satu

berdasarkan peraturan perUndang-Undangan untuk diterapkan pada

peristiwa konkret menurut prosedur dan persyaratan tertentu. Dari

pengertian ini ada beberapa unsur dalam perizinan, yaitu sebagai berikut :

1) Instrument yuridis

Tugas dan kewenangan pemerintah untuk menjaga ketertiban dan

keamanan merupakan tugas klasik yang sampai kini masih tetap

dipertahankan. Dalam rangaka melaksanakan tugas ini kepada

pemerintah diberikan wewenang dalam bidang pengaturan, yang dari

fungsi pengatutran ini muncul beberapa instrumen yuridis untuk

menghadapi peristiwa individual dan konkret, yaitu dalam bentuk

ketetapan. Salah satu wujud dari ketetapan ini adalah izin.

Page 46: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

2) Peraturan PerUndang-Undangan

Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan hukum

pemerintah. Sebagai tindakan hukum, maka harus ada wewenang yang

diberikan oleh peraturan perUndang-Undangn atau harus berdasrkan

pada asas legalitas. Tanpa dasar wewenang, tindakan hukum itu menjadi

tidak sah. Oleh karena itu, dalam hal membuat dan menerbitkan izin

haruslah didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan

perUndang-Undangan yang berlaku karena tanpa adanya dasar

wewenang tersebut ketetapan izin tersebut menjadi tidak sah.

3) Organ Pemerintah

Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan pemerintahan

baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Menurut Sjahran Basah,

dari penelusuran pelbagai ketentuan penyelengggaraan pemerintah dapat

diketahui bahwa mulai dari administrasi negara tertinggi (presiden)

sampai dengan administrasi negara terendah (lurah) berwenang

memberikan izin. Ini berarti terdapat aneka ragam administrasi negara

(termasuk instansinya) pemberi izin, yang didasarkan pada jabatan yang

dijabatnya baik ditingkat pusat maupun daerah.

4) Peristiwa Konkret

Peristiwa konkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu,

orang tertentu, tempat tertentu, dan fakta hukum tertentu. Karena

peristiwa konkret itu beragam, sejalan dengan keragaman

perkembangan masyarakat, izin pun memiliki berbagai keragaman. Izin

yang jenisnya beragam itu dibuat dalam proses yang cara prosedurnya

Page 47: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

tergantung dari kewenangan pemberi izin, macam izin dan struktur

organisasi instansi yang menerbitkannya.

5) Prosedur dan Persyaratan

Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu

yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Disamping harus

menempuh prosedur tertentu, pemohon izin juga harus memenuhi

persyaratan-persayaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh

pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu

berbeda-beda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi

izin. (Ridwan HR, 2006 : 210-216)

c. Aspek Yuridis dari Sistem Perijinan

Sistem perijinan terdiri atas larangan, persetujuan atau izin yang

merupakan dasar perkecualian dari ketentuan-ketentuan yang berhubungan

dengan izin.

1) Larangan

Larangan dan wewenang suatu organ pemerintah untuk menyimpang

dari larangan itu dengan memberi izin, harus ditetapkan dalam suatu

peraturan perUndang-Undangan. Ini timbul dari asas legalitas dalam

negara hukum demokratis, pemerintahan hanya memiliki wewenang-

wewenang yang tegas diberikan kepadanyan dalam Undang-Undang

dasar atau Undang-Undang lain. Latar belakang asas ini juga disebut

asas pemerintahan berdasarkan Undang-Undang, ialah keharusan untuk

memperoleh jaminan-jaminan tertentu terhadap penguasa, karena itu

tindakan-tindakan penguasa diikutkan pada aturan-aturan yang jelas.

Page 48: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Norma larangan yang diuraikan secara abstrak menunjukan tingkah laku

aman yang pada umumnya tidak diperbolehkan. Pelanggaran norma ini

biasanya dikaitkan dengan sanksi-sanksi hukum adminitrasi atau sanksi-

sanksi hukum pidana. Lingkungan kerja larangan tergantung pada uraian

tingkah laku yang di larang. Suatu uraian luas mengakibatkan pengaruh

luas bagi norma larangan, sebagai contoh membangun tanpa izin di

larang, karena disini diuraikan sebagai menempatkan, mendirikan

seluruhnya atau sebagian, membaruhi atau mengubah dan membesarkan

suatu bangunan. Jadi larangan mencakup sejumlah besar tindakan.

Ketentuan-ketentuan larangan menurut teknik perundangan dapat

diformulasikan dengan cara :

a) Larangan dan persetujuan (izin) dapat dituangkan dalam suatu

ketentuan.

b) Norma dapat pula ditetapkan dalam suatu ketentuan tersendiri,

sehingga larangan itu memperoleh tekanan baru.

Aktivitas-aktivitas yang tunduk pada suatu sistem izin dapat dipaparkan

dengan teliti didalam Undang-Undang itu sendiri atau lebih rinci

didalam suatu peraturan yang berdasarkan Undang-Undang.

2) Izin

Ada izin kalau norma larangan umum di kaitkan dengan norma umum

yang memberikan kepada suatu organ pemerintah. Wewenang untuk

menggantikan larangan itu dengan persetujuan dalam suatu bentuk

tertentu. Keputusan yang memberi izin adalah suatu keputusan tata

usaha negara. Keputusan tata usaha negara ialah keputusan sepihak dari

suatu organ pemerintah, diberikan atas dasar wewenang ketatanegaraan

atau ketatausahaan yang menciptakan bagi suatu atau lebih keadaan

Page 49: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

konkrit, individual, suatu hubungan hukum, menetapkannya secara

mengikatatau membebaskannya atau dalam mana itu ditolak, menurut

akibathukumnya. Menurut akibat hukumnya, izin adalah keputusan Tata

Usaha Negara yang menciptakan hukum atau konstitutif, ini berarti

bahwa dengan izin dibentuk suatu hubungan hukum tertentu. Dalam

hubungan hukum ini oleh organ pemerintah diciptakan hak-hak izin dan

kewajiban-kewajiban melalui ketentuan-ketentuan yang berhubungan

dengan izin.

3) Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan izin

Ketentuan-ketentuan adalah syarat-syarat yang menjadi dasar bagi organ

pemerintah memberi izin. Fakta bahwa dalam banyak hal izin dilakukan

pada syarat-syarat, berhubungan erat dengan fungsi sistem perizinan

sebagai salah satu instrumen pengarah dari penguasa.

d. Sifat Keputusan Izin

Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk

mengendalikan tingkah laku para warganya, agar terjadi suatu ketertiban

dengan memberi izin pemerintah atau penguasa memperkenankan

tindakan-tindakan teretntu yang sebenarnya dilarang, kepada orang yang

memohonnya untuk menjadi tindakan yang diperkenankan. Berdasarkan

akibat hukumnya perizinan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1) Keputusan menciptakan hukum dan menetapkan hukum perbedaan

keputusan yang menciptakan hukum atau yang menetapkan hukum

merupakan alat bantu untuk menentukan kebebasan menguji dari hakim.

2) Keputusan bebas atau terikat. Dalam hal keputusan perizinan bersifat

terikat, ini berarti bahwa dalam mengeluarkan izin organ yang

Page 50: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

berwenang akan terikat pada aturan hukum tertulis dan tidak tertulis,

dan tidak dimungkinkan keputusannya bisa ditarik kembali. Sedangkan

dalam keputusan bebas organ pemerintah mempunyai kebebasan

dalammemutuskan pemberian izin dan dimungkinkan keputusan

tersebut untuk di tarik kembali.

3) Keputusanyang menguntungkan atau memberatkan. Menurut isinya izin

merupakan kekputusan yang menguntungkan, karena memberi hak pada

penerimanya. Namun suatu keputusan perizinan dapat mengandung

unsur memberatkan dalam ketentuan-ketentuan yang dikaitkan padanya.

4) Keputusan yang segera berahkir atau berlangsung lama. Didalam

keputusan perizinan dapat diadakan perbedaan antara izin-izin yang

menyangkut tindakan-tindakan yang akan segera berakhir dan izin-izin

yang berkaitan denagan tindakan-tindakan tanpa batas. Izin bangunan

hanya berlaku untuk mendirikan bangunan tidak untuk pengurusan atau

pemakaian yang dibangun termasuk dalam jenis pertama. Perbedaan

antara izin untuk tindakan yang segera berakhir dan izin dalam waktu

yang lama, mempunyai arti bagi pertanyaan tentang

kemungkinanpenarikankembali izin. Secara umum diterimanya bahwa

setelah berlakunya tindakan yang segera berakhir, suatu izin yang

berhubungan dengannya tidak dapat ditarik kembali. Penarikan kembali

hanya dimungkinkan, jika peraturan Undang-Undang menetapkan

dengan tegas atau bila izin diberikan secara salah karena

perbuatantercela dari pemegang izin.

5) Keputusan yang bersifat pribadi atau kebendaan. Suatu izin disebut

pribadi jika isinya tergantung pada sifat aatau kualitas pribadi pemohon

izin. Kebendaan adalah izin yang isinya tergantung pada (sifat) Undang-

Undang gangguan atau izin bangunan diberikan kepada pemohon tanpa

adanya peran dari relasi antara pemohon dan obyek izin. Jadi, suatu izin

Undang-Undang gangguan dapat diminta oleh setiap orang, dalam

Page 51: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

prakteknya sering izin-izin memiliki sifat campuran. Dalam hal ini, izin

terdiri atas unsur-unsur kebendaan dan pribadi.

e. Ketentuan-Ketentuan, Pembatasan, Syarat-Syarat dan Bentuk Izin

Disamping keputusan pasti banyak keputusan Tata Usaha Negara

masih mengandung ketentuan-ketentuan, pembatasan-pembatasan atau

syarat-syarat, meskipun istilah ini dicampur aduk tetapi ada perbedaannya.

1) Ketentuan-Ketentuan (voorschriften)

Yang dimaksud ketentuan ialah kewajiba-kewajiban yang dapat

diuraikan dengan keputusan mengguntungkan. Ketentuan-keputusan

pada izin terdapat pada praktek adminitrasi, hal ini dapat dilihat pada

izin lingkungan, dalam Undang-Undang gangguan misalnya ditujuk

jenis-jenis ketentuan mana yang biasa dikaitkan :

a) Ketentuan-ketentuan tujuan (mewujudkan tujuan-tujuan tertentu)

b) Ketentuan-ketentuan sarana (kewajiban menggunakan sarana

tertentu)

c) Ketentuan-ketentuan instruksi (kkewajiban bagi pemegang izin untuk

memberi instruksi-insstruksi tertulis pada personel dalam lembaga)

d) Ketentuan-ketentuan ukur dan pendaftaran (pengukuran untuk

penilaian kadar bahaya atau gangguan)

Dalam hal ini ketentuan-ketentuan tidak dipatuhi, terdapat pelanggaran

izin. Tentang sanksi yang diberikan atasnya,pemerintahan harus

memutuskan tersendiri.

Page 52: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

2) Pembatasan-pembatasan (beperkingen)

Petunjuk pembatasan-pembatasandalamizin memberi kemungkinan

untuk secara praktis melingkari lebih lanjut tindakan yang

diperbolehkan. Pembatasan-pembatasan dibentuk dengan menunjuk

batas-batas dalam waktu, atau dengan cara lain.

3) Syarat-syarat perizinan

Dengan menetapkan syarat-syarat, akibat-akibat hukum tertentu

digantungkan pada timbulnya suatu peristiwa dikemudian hari yang

belum pasti. Kadang kala syarat-syarat, dengan mengikuti hukum

perdata, dibedakan dalam syarat-syarat penagguhan, ketetapan justru

memperoleh kekuatan setelah adanya peristiwa.

4) Bentuk-bentuk izin yang pada umumnya ada dikalangan masyarakat ada

empat, yang terdiri :

a) Izin (vergunning)

Merupakan pengikatan aktivitas-aktivitas pada suatu peraturan izin

yang pada dasarnya didasarkan pada keinginan pembuat Undang-

Undang untuk mencapai tatanan tertentu atau menghilangkan

keadaan yang buruk.

b) Dispensasi

Merupakan pengecualian atas larangan sebagai aturan umum karena

keadaan khusus pada peristiwa tertentu.

Page 53: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

c) Lisensi

Merupakan izin untuk perorangan atau perusahaan yang berpindah

adalah hak monopoli pemerintah dalam memberikan pelayanan.

d) Konsensi

Merupakan izin khusus yang diberikan kepada suatu bentuk

perusahaan yang berpindah adalah hak biasa.

4. Tinjauan Umum tentang Perusahaan dan Industri

a. Pengertian Perusahaan

Rumusan pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal 1 Undang-

Undang nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

(selanjutnya disingkat UWDP). Dalam Pasal 1 huruf (b) Undang-Undang

nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UWDP), defiisi

perusahaan adalah sebagai berikut : Perusahaan adalah setiap bentuk

usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-

menenrus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah

negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan laba. (C.S.T.

Kansil dan Christine S.T. Kansil, Bagian 3, 1996 : 1).

b. Pengertian Industri

Pengertian industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hasan

Alwi, dkk. (2002 : 431), adalah kegiatan memproses atau mengolah suatu

barang dengan menggunakan sarana dan peralatan tertentu.

Page 54: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Perindustrian No. 5 Tahun

1994, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai

yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun

dan perekayasaan industri.

Sejalan dengan pengertian di atas, menurut Undang-Undang Nomor.

20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, bahwa

pengertian industri adalah suatu unit usaha/kesatuan produksi yang terletak

pada tempat tertentu yang melakukan kegiatan untuk mengubah barang-

barang (bahan baku) dengan mesin atau dengan tangan menjadi produk

baru, atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang

yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk mendekatkan produk

tersebut kepada konsumen akhir. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa

dalam suatu industri terdapat suatu proses untuk menghasilkan barang baru

dengan nilai yang lebih tinggi.

Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, Biro Pusat Statistik (2005 :

242) menggolongkan industri menjadi 4 kelompok, yaitu :

a. Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 100 orang

atau lebih.

b. Industri sedang adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 20-99

orang atau lebih.

Page 55: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

c. Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 5-19 orang

atau lebih.

d. Industri skala mikro adalah usaha kerajinan rumah tangga yang

mempunyai pekerja antara 1–4 orang.

Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang Perindustrian No. 5

Tahun 1994, industri digolongkan menjadi 4 menurut sifat dan tingkatan

dalam proses produksi, yaitu :

a. Industri primer, yaitu industri yang berkaitan dengan sumber dari

alam/permukaan bumi, termasuk di dalamnya pertanian, perikanan,

pertambangan, dan perkebunan.

b. Industri sekunder, di mana pada industri ini sumber-sumber alam yang

terkumpul pada tingkat primer dibuat ke dalam produksi-produksi lain.

Dengan demikian melibatkan pabrik yang banyak dan bisa bersifat

tertentu. Barang-barang yang dibuat oleh salah satu pengusaha, untuk

pengusaha lain, atau langsung untuk masyarakat umum.

c. Industri tersier, yaitu identik dengan perdagangan, pendistribusian

barang, jasa perniagaan untuk ditransfer barang-barang borongan dan

eceran. Perjanjiannya adalah industri-industri perusahaan primer dan

sekunder dalam bentuk barang.

d. Industri kuarter, yaitu industri yang terdiri dari jasa-jasa perorangan.

Perjanjiannya tidak sama dengan industri tersier, tetapi dengan orang-

orang yang memerlukan ketrampilan khusus (1994 : 167-168).

Page 56: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

c. Pengertian Industri Kecil dan Industri Skala Mikro

Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 5 - 19

orang atau lebih (Biro Pusat Statistik, 2005 : 242).

Berdasarkan Undang-Undang Usaha Kecil No. 9 Tahun 1995 (1995 :

10), yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang nomor 20 tahun

2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, bahwa usaha kecil adalah

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Ciri-ciri industri kecil menurut

Mubyarto adalah :

a. Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari dalam rumah tangga dan sanak

keluarga.

b. Teknologi yang digunakan bersifat tradisional, sangat sederhana dan

lebih banyak menggunakan tenaga tanpa mesin.

c. Bahan dasar umum didapat dari pedesaan setempat atau desa sekitarnya.

d. Pemasaran dari industri tidak didasarkan pada profesi dan tengkulak.

e. Industri ini selalu merupakan pekerjaan tambahan untuk menambah

pendapatan keluarga (Mubyarto, 1983 : 26).

Menurut Biro Pusat Statistik (2005 : 242), industri skala mikro adalah

usaha kerajinan rumah tangga yang mempunyai tenaga kerja 1 – 4 orang.

Industri skala mikro pada umumnya berkembang secara bertahap. Pada

Page 57: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

awalnya merupakan usaha sambilan untuk mengisi waktu luang dan hanya

menghasilkan barang-barang untuk keperluan sendiri. Selanjutnya usaha

tersebut berkembang untuk memenuhi kebutuhan tetangga dan kerajinan

yang mulanya hanya sebagai usaha sambilan kemudian berkembang

menjadi usaha pokok.

Berdasarkan eksistensinya, industri kecil dan skala mikro di

Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1) Indutri lokal adalah industri yang masih menggantungkan usahanya

pada pasar setempat.

2) Industri sentra adalah kelompok industri yang jika dipandang dari satuan

usaha mempunyai skala kecil, tapi membentuk satu pengelompokan atau

kawasan produksi yang menghasilkan barang sejenis

3) Industri mandiri adalah industri kecil yang sudah menerapkan teknologi

modern dalam proses kerjanya (Mubyarto, 1985 : 13).

Aktivitas di bidang industri kecil dan skala mikro dapat berhasil

apabila didukung oleh faktor-faktor produksi. Menurut Renner dalam

Mubyarto (1985 : 23), faktor-faktor yang mempengaruhi suatu industri

adalah raw material (bahan baku), capital (modal), labour (tenaga kerja),

power (sumber tenaga), transportation (transportasi), dan market (pasar).

Dalam suatu proses produksi, faktor-faktor tersebut saling mendukung.

Menurut Mubyarto, industri kecil dan rumah tangga memegang

peranan penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan, karena :

Page 58: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a. Industri kecil memberikan lapangan kerja pada penduduk pedesaan yang

pada umumnya tidak bekerja secara rutin

b. Industri kecil memberikan tambahan pendapatan, tidak saja bagi para

pekerja atau kepentingan keluarga, tetapi juga bagi anggota-anggota

lain.

c. Dalam beberapa hal, industri kecil mampu memproduksi barang

keperluan penduduk setempat dan daerah lain secara lebih efisien

dibandingkan dengan industri besar dan sedang (Mubyarto, 1983 : 216).

Pentingnya industri pedesaan juga dikemukakan oleh Donald

Snadgrass dalam Dawam Raharjo, yaitu bahwa kemampuan industri kecil

dan industri skala mikro untuk menyerap tenaga kerja lebih besar dari

kemampuan industri besar dan sedang. Industri kecil dinilai penting tidak

saja dalam segi kesempatan kerja melainkan juga untuk lebih

memantapkan landasan pertumbuhan (Dawam Raharjo, 1984).

Senada dengan pendapat di atas, Mubyarto mengemukakan bahwa

industri kecil yang terdapat di pedesaan pada dasarnya mempunyai peranan

antara lain : dapat memberi nafkah dan peningkatan taraf hidup penduduk

yang terlibat di dalamnya, dapat memberikan lapangan pekerjaan dan

meratakan pendapatan. Dalam hal ini adanya industri di pedesaan akan

dapat membantu dan menopang tenaga kerja yang tidak tertampung di

sektor pertanian, sehingga perkembangan industri kecil akan mampu

Page 59: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

mengurangi pengangguran serta dapat meningkatkan pendapatan

(Mubyarto, 1985 : 12).

Sementara itu menurut Surbakti (1992 : 12), keunggulan dari industri

kecil dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :

a. Mengurangi laju urbanisasi.

b. Sifatnya yang padat karya, akan menyerap tenaga kerja yang lebih besar

perunit yang nantinya akan diinvestasikan.

c. Masih dimungkinkan lagi tenaga kerja yang terserap untuk kembali ke

sektor pertanian, khususnya menjelang saat-saat sibuk karena letaknya

yang berdekatan.

e. Penggunaan teknologi yang sederhana mudah dipelajari dan

dilaksanakan (Mubyarto, 1985 : 65).

Industri kecil merupakan sektor yang secara efisien mampu berperan

sebagai sarana pertumbuhan dan sekaligus pemerataan. Kemampuannya

dalam menyerap tenaga kerja menyebabkan ia dapat berperan sebagai

katup pengaman bagi penyelesaian masalah pengangguran. Jumlahnya

yang sangat banyak dan tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara

memungkinkan industri kecil mampu memainkan peran yang dibebankan

kepadanya (Surbakti, 1992 : 4).

Persebaran suatu industri berhubungan dengan kebijaksanaan

pemerintah. Dalam hal ini pemerintah dapat menentukan lokasi industri.

Kebijaksanaan ini dapat berupa dorongan atau hambatan dan bahkan

Page 60: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

larangan untuk mendirikan industri di tempat tertentu. Dewasa ini,

kebijaksanaan pengaturan lingkungan, perencanaan kota yang didasarkan

atas pembagian daerah, lazim disebut zoning, merupakan kebijaksanaan

yang semakin biasa. Seperti telah disebutkan di atas, maka kebijaksanaan

tersebut tidak hanya mengatur masalah yang ada pada lingkungan, akan

tetapi dapat juga merupakan pertimbangan dan pertahanan dalam hal

perekonomian. Selain industri mengakibatkan pengotoran udara, industri

merupakan sasaran dalam perang, oleh karena itu lokasinya perlu

dipisahkan dari daerah permukiman (Mubyarto, 1985 : 47).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

pembangunan suatu industri harus diarahkan pada pemilihan lokasi yang

tepat, sesuai dengan kondisi dan potensi geografis daerah tersebut,

sehingga diharapkan industri tersebut dapat memberikan manfaat yang

besar bagi kesejahteraan masyarakat.

d. Bentuk Perusahaan yang Diatur Dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Sipil (KUHS) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

a) Perseroan

Menurut Pasal 1618 KUHS, Perseroan (maatschap) adalah suatu

persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk

memasukkan sesuatu dalam persekututan denagn maksud untuk

memabagi keuntungan yang terjadi karenanya. Dalam bentuk perusahaa

ini terdapat beberapa orang yang mengadakan persetujuan akan

Page 61: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

berusaha bersama-sama guna memeperoleh keuntungan benda, dan

untuk mencapai tujuan itu mereka masing-masing berjanji akan

menyerahkan uang atau barang-barang atau menyediakan kekuatan kerja

atau kerajinannya (vide Pasal 1619 KUHS) (C.S.T. Kansil dan Christine

S.T. Kansil, 2005 : 70).

b) Perseroan Firma

Menururt perumusan Pasal 16 dan 18 KUHD, yang dimaksudkan

dengan Persero Firma ialah tiap-tiap perseroan (maatschap) yang

didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama

bersama, dimana anggota-anggotanya langsung dan sendiri-sendiri

bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orang-orang pihak ketiga

(C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2005 : 75-76).

c) Perseroan Komanditer (CV)

Pasal 19 KUHD menyebutkan bahwa Peseroan Komanditer adalah suatu

perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara

satu orang atau beberapa orang pesero yang secara tanggung-

menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung jawab

solider) pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelas uang

(geldschieter) pada pihak yang lain (C.S.T. Kansil dan Christine S.T.

Kansil, 2005 : 84).

d) Perseroan Terbatas (PT)

Pada umumnya orang berpendapat bahwa Perseroan Terbatas (PT)

adalah suatu bentuk perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu

perusahaan dengan modal perseroan tertentu yang terbagi atas saham-

Page 62: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

saham, dalam mana para pemegang saham (persero) ikut serta dengan

mengambil satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan-perbuatan

hukum dibuat oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung jawab

sendiri untuk persetujuan-persetujuan perseroan itu (dengan tanggung

jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka setorkan)

(C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2005 : 91).

5. Tinjauan Teoritis tentang Pendirian Perusahaan Rokok

Berkaitan dengan izin pendirian perusahaan khususnya perusahaan

rokok, sebagaimana diatur dalam Pasal 14 (ayat 1) Undang-Undang Nomor 39

Tahun 2007 tentang cukai dan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2008 tentang

pajak daerah, bahwa “setiap orang yang akan menjalankan kegiatan usaha

sebagai : pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir barang

kena cukai, penyalur, atau pengusaha tempat penjualan eceran, wajib memiliki

izin berupa Nomor Pokok Barang Kena Cukai dari Menteri.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 didalam

Pasal 1 (ayat 2) mengatakan bahwa “Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena

Cukai bagi pengusaha pabrik dan importir hasil tembakau yang selanjutnya

disingkat NPPBKC adalah izin untuk menjalankan kegiatan sebagai

pengusaha pabrik dan importir hasil tembakau”.

Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008

mengatakan bahwa “Setiap orang yang akan menjalankan kegiatan sebagai

pengusaha pabrik atau importir, wajib memiliki NPPBKC”

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 134/PMK.04/2007

tentang perubahan ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

43/PMK.04/2005 tentang Penetapan Harga Dasar dan Tarif Cukia Hasil

Page 63: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Tembakau, Perusaahaan hasil tembakau (rokok) dikelompokkan menjadi tiga

kelompok perusahaan yaitu :

a. Perusahaan dengan skala besar (Golongan Pengusaha Pabrik I) yaitu

perusahaan yang hasil produksinya berupa rokok sigaret putih mesin

(SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM) yang jumlah produksinya lebih dari

2 milyar batang setiap tahunnya

b. Perusahaan dengan sklala menengah (Golongan Pengusaha Pabrik II) yaitu

perusahaan yang hasil produksinya berupa rokok sigaret putih mesin

(SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM) yang jumlah produksinya lebih dari

500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang.

c. Perusahaan dengan skala kecil yaitu (Golongan Pengusaha Pabrik III) yaitu

perusahaaan yang hasil produksinya berupa rokok sigaret putih mesin

(SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM) yang jumlah produksinya tidak

lebih dari 500 juta batang.

Pengelompokan perusahaan hasil tembakau atau rokok tersebut adalah

berdasarkan jumlah produksi rokok batangan yang dihasilkan oleh

perusahaan-perusahaan tersebut.

6. Tinjauan Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan belum ada yang membahas

tentang penyederhanaan proses perizinan perusahaan rokok di Kabupaten

Tulungagung. Beberapa penelitian di bawah dapat penulis jadikan sebagai

acuan dalam penulisan. Berikut penelitian yang relevan:

a. Penelitian dari Yulia Adyana (2008) tentang Perizinan Objek Wisata di

Kabupaten Magelang, bertujuan untuk mengetahui proses perizinan obyek

wisata Kabupaten Magelang yang dilakukan Pemkab Magelang, serta tidak

Page 64: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

lepas dari hambatan dan kendala. Untuk itu, diperlukan kerjasama dari

pihak luar. Hasil dari penelitian ini adalah membantu dari segi pendanaan

untuk mendukung segala aktivitas yang dilakukan oleh Pemkab Magelang.

Dana itu digunakan untuk perizinan kawasan wisata beserta sarana dan

prasarananya.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Puput Tri Komalasari (2005) tentang

Degree of Tax Payer Compliance Tax Tariff the Testing on the Impact of

Income Types bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses

terjadinya pembayaran pajak (cukai) sesuai tarif pita cukai yang tertera

pada kemasan produk. Hasil dari penelitian ini adalah dibentuknya

paguyuban pada komunitas perusahaan ekspor bekerjasama untuk

menerapkan aturan tarif pita cukai yang sesuai dan seukuran kemasan

produk.

c. Penelitian Dhian Widyasari (2007) tentang Ambiguitas Perizinan Pedagang

di Jalan Sriwedari Kota Solo. Hasil dari penelitian ini adalah perizinan

pedagang terhadap kebijakan relokasi yang digulirkan Pemkot Solo bersifat

ganda, yaitu bahwa pemaknaan pedagang secara ideal dimaknai sebagai

sesuatu yang positif pula. Selain itu, perizinan pedagang memunculkan dua

kategorisasi pedagang yang mengikuti relokasi yang akomodatif dan

pedagang liar yang secara terbuka maupun tertutup menolak relokasi.

Dari deskripsi hasil penelitian yang relevan, maka dapat diketahui

bahwa hasil penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan. Persamaannya terdapat pada kajian

teori yang dilakukan, yaitu sama-sama menggunakan teori fenomenologi,

sehingga penelitian yang dilakukan sama-sama ingin mendeskripsikan

interaksi antara pedagang dengan Pemkab Magelang. Selain adanya

persamaan, dalam penelitian juga terdapat perbedaan, yaitu pada tujuan

penelitiannya. Penelitian Yulia Adyana mengatakan bahwa tujuan

Page 65: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

penelitiannya yaitu untuk mengetahui proses perizinan obyek wisata

Kabupaten Magelang yang dilakukan Pemkab Magelang, serta tidak lepas dari

hambatan dan kendala. Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada

implementasi kebijakan Pemkab Magelang dan persepsi masyarakat sekitar

terhadap perizinan pedagang yang berada di kawasan wisata Kabupaten

Magelang.

2. Kerangka Pemikiran

Para pelaku kegiatan usaha dibidang hasil tembakau (rokok) dalam

malakukan kegiatan usahanya diwajibkan memiliki izin usaha berupa Nomor

Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) sebagai mana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007 Pasal 14 (ayat 1 huruf a). Izin usaha

sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 (ayat 1 huruf a) Undang-Undang nomor 39

tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah tersebut berlaku terhadap perusahaan dengan skala besar,

menengah, maupun perusahaan dengan skala mikro dan skala kecil.

Page 66: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

UU No. 39 Tahun 2007

PP No. 72 Tahun 2008

Peraturan Menteri

Keuangan Nomor :

134/PMK.04/2007

Peraturan Menteri

Keuangan Nomor

200/PMK.04/2008

NPPBKC Penerimaan Negara

Perusahaan Rokok

Besar

Kendala

Menengah Kecil

SDM Regulasi Modal

Hilang Peningkatan

Penyederhanaan Saat Ini

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Pengurusan perizinan kegiatan usaha dibidang industri rokok, bagi

perusahhan yang berskala beasr atau menegah tidak akan mengalami kendala

dikarenakan pada umumnya perusahaan skala besar atau menengah memiliki

modal maupun sumberdaya manusia yang memadai. Namun tidak demikian hal

Page 67: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

nya dengan pelaku usaha rokok yang berskala kecil atau sangat kecil,

dikarenakan para pelaku usaha indstri rokok kategori ini tidak memiliki modal

yang memadai bahkan sumber daya manusianya pun sangat terbatas. Pada

umumnya para pelaku usaha industri rokok skala kecil dan sangat kecil banyak

dilakukan sebagai industri rumahan yang dikerjakan hanya dengan satu atau dua

orang tenaga kerja saja dan dengan latar belakang pendidikan yang rendah.

Pelaku usaha industri rokok kategori kecil dan sangat kecil ini akan

menghadapi kendala ketika melegalisasikan izin usaha. Dalam merangka mencari

solusi untuk memudahkan atau memberikan kemudahan atas pengurusan izin

industri rokok, pemerintah daerah kabupaten Tulungagung telah mengeluarkan

keputusan bupati nomor 775 tahun 2005 tentang pelayanan perizinan dengan

sistem pelayanan satu pintu, yaitu pemberian pelayan terhadap pengajuan izin

usaha industri, izin ganguan (HO), izin mendirikan banguan, izin usaha

perdagangan, dan izin pemakaian gudang.

Untuk mendapatkan izin pengusaha industri rokok atau Nomor Pokok

Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC), pelaku usaha harus melengkapi

kelengkapan administrasi beberapa izin dari insatnsi terkait (kantor pelayanan

terpadu), hal tersebut merupakan kemudian akan menjadi kendala bagi pelaku

usaha industri rokok dengan skala kecil dan skala sangat kecil tersebut.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, maka perlu dicari jalan keluar yang lebih

memudahkan bagi para pelaku usaha industri rokok skala kecil dan sangat kecil

agar dapat melegalisasikan usahanya guna memperoleh Nomor Pokok Pengusaha

Barang Kena Cukai (NPPBKC). Untuk menjaga hilangnya potensi penerimaan

negara dari pungutan tembakau agar hak-hak negara yang berasal dari pungutan

cukai rokok dapat dimaksimalkan pemungutannya.

Page 68: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung

Kabupaten Tulungagung adalah salah satu dari 25 Kabupaten/Kota di

Propinsi Jawa Timur yang berada di sisi selatan. Wilayah Kabupaten

Tulungagung membentang ke arah lereng Gunung Wilis. Dengan posisi

tersebut, wilayah Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah hulu Propinsi

Jawa Timur.

Pengembangan wilayah Kabupaten Tulungagung tidak terlepas dari

kondisi Tulungagung sebagai bagian integral dari Jawa Timur. Sesuai dengan

kondisi dan potensi wilayah dan sosial ekonomi masyarakat, pengembangan

pembangunan Kabupaten Tulungagung diarahkan sebagai pusat penghasil

pangan, daerah tujuan wisata, pengembangan industri kecil (hasil tembakau),

agro industri dan industri jasa. Bahkan dalam perkembangannya, Kabupaten

Tulungagung diibaratkan miniatur Indonesia, karena latar belakang budaya

masyarakat Tulungagung yang berasal dari berbagai suku di Indonesia.

Walaupun demikian kehidupan masyarakat Tulungagung baik penduduk asli

dan pendatang sehari-hari tetap menjunjung tinggi nilai budaya Jawa, dengan

ciri khas sikap gotong royong yang tinggi dan sikap yang ramah tamah.

Page 69: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a. Geografi dan Topografi

Kabupaten Tulungagung secara geografis terletak diantara 1080 15’

03’’ dan 1080 29’ 30’’ Bujur Timur, 7

0 34’ 51’’ dan 7

0 47’ 03’’ Lintang

Selatan. Jarak terjauh Utara-Selatan 32 Km, Timur-Barat 35 Km.

Wilayah Kabupaten Tulungagung seluas 18% dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur atau seluas 57.482 ha. Dari

luas wilayah tersebut termanfaatkan untuk tanah sawah seluas 23.426 ha (40,75%), tanah tegalan seluas 6.429 ha

(11,18%), tanah pekarangan seluas 18.794 ha (32,69%), kolam seluas 370 ha (0,64%) dan lain-lain seluas 5.536

ha (9,63%).

Wilayah Kabupaten Tulungagung sebelah selatan berbatasan dengan Laut Kidul, sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Blitar, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri, sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur.

Secara topografis, wilayah Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah dataran perbukitan dan

pegunungan dengan ketinggian antara 100 meter hingga 2.500 meter diatas permukaan laut. Wilayah bagian

selatan relatif datar kecuali perbukitan sebelah tenggara Kecamatan Bandung dan sebagian Kecamatan Ngantru.

Semakin ke selatan kondisi semakin bergelombang. Di bagian utara wilayah Tulungagung (lereng Gunung Wilis)

kondisi alam relatif terjal, namun tingkat kesuburannya tinggi dan terdapat banyak sumber air.

Page 70: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

b. Iklim

Iklim di wilayah Kabupaten Tulungagung

termasuk tropis dengan musim hujan antara

November – April dan musim kemarau antara Mei –

Oktober. Curah hujan rata-rata berkisar antara 1500 –

3000.

c. Pembangunan Kota dan Pusat Pertumbuhan Wilayah

Perkembangan wilayah perkotaan di Kabupaten Tulungagung banyak

dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan masyarakat baik kegiatan sosial

maupun ekonomi. Kegiatan tersebut berkaitan dengan karakteristik

wilayah, jalur lintas antar daerah, wilayah tumbuh cepat dan pusat-pusat

pertumbuhan.

1) Berdasarkan karakteristik sumber daya yang ada, wilayah Kabupaten

Tulungagung terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu:

a) Wilayah lereng Gunung Wilis, dimulai dari jalan yang

menghubungkan kota Tulungagung, Kecamatan Kalidawir,

Kecamatan Rejotangan dan Kecamatan Pucanglaban sampai dengan

puncak Gunung Wilis. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan

ekowisata yang berorientasi pada kegiatan Gunung Wilis dan

ekosistemnya.

b) Wilayah timur yang meliputi Kecamatan Bandung, sebagian

Kecamatan Gondang dan Kecamatan Gondang. Wilayah ini

Page 71: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber

bahan baku putih.

c) Wilayah tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Tulungagung yang

meliputi Kecamatan Ngantru. Wilayah ini merupakan pusat

perdagangan dan jasa.

d) Wilayah barat meliputi Kecamatan Kedungwaru, Kecamatan

Karangrejo, Kecamatan Besuki dan Kecamatan Pakel merupakan

daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber

bahan baku kegiatan industri hasil tembakau, industri kerajinan

mendong, bambu serta gerabah.

2) Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaten

Tulungagung dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi

yang menghubungkan Tulungagung dengan kota-kota lain (Madiun,

Blitar, Surabaya). Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Bandung,

Kecamatan Gondang, Kecamatan Kauman, Kecamatan Pagerwojo dan

Kecamatan Ngantru. Selain itu, wilayah Kecamatan Kauman,

Kecamatan Pagerwojo dan Kecamatan Ngantru juga dilalui jalan lingkar

yang merupakan wilayah yang cepat perkembangannya, yaitu dari

agraris menjadi industri, perdagangan dan jasa.

3) Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah, Kabupaten

Tulungagung merupakan wilayah hinterland. Berdasarkan letak kota

Tulungagung dan mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan

fungsi kota Tulungagung sebagai berikut:

a) Wilayah aglomerasi (perkembangan kota dalam kawasan tertentu).

Karena perkembangan kota Tulungagung, maka Kecamatan yang

berbatasan dengan kota Tulungagung yaitu Kecamatan Kauman,

Kecamatan Ngantru serta sebagian wilayah Kecamatan Sendang dan

Kecamatan Pakel merupakan wilayah aglomerasi kota Tulungagung.

Page 72: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

b) Wilayah sub urban (wilayah prebatasan antar desa dan kota).

Kecamatan Kedungwaru, kota Tulungagung dan Kecamatan

Sendang.

c) Wilayah fungsi khusus/buffer zone (wilayah penyangga) Kecamatan

Kalidawir, Kecamatan Rejotangan dan Kecamatan Bandung

merupakan kota pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya dan

merupakan pendukung dan batas perkembangan kota ditinjau dari

kota Tulungagung.

d. Prioritas Pembangunan Daerah

Prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Tulungagung dirumuskan

sebagai berikut:

1) Mewujudkan Pemerintah Daerah Yang Baik

Prioritas pembangunan untuk mewujudkan pemerintahan

daerah/Kabupaten yang baik dilakukan melalui pembangunan di bidang

hukum, bidang politik, bidang penyelenggaraan pemerintahan, bidang

komunikasi, informasi dan media massa, bidang ketentraman dan

ketertiban.

2) Meningkatkan Kegiatan Ekonomi Daerah

Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, prioritas pembangunan

di bidang ekonomi meliputi industry hasil tembakau (rokok), pertanian

dan kehutanan, sumber daya air dan irigasi, perdagangan, koperasi,

usaha kecil dan menengah, pengembangan usaha dan keuangan daerah,

transportasi, pertambangan, energi dan pariwisata.

Page 73: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

3) Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Prioritas pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

dilakukan melalui pembangunan bidang agama, pendidikan, pemuda

dan oleh raga, kependudukan, keluarga berencana, tenaga kerja dan

transmigrasi, kesehatan dan kesejahteraan sosial, pemberdayaan

perempuan, kebudayaan dan kesenian, serta industry kecil (hasil

tembakau).

4) Meningkatkan Kapasitas Pengembangan Potensi Wilayah

Meningkatkan pembangunan dalam rangka meningkatkan kapasitas

pengembangan potensi wilayah dilaksanakan melalui pembangunan

bidang perdesaan dan perkotaan, pemanfaatan ruang, pertanahan,

perumahan dan pemukiman, wilayah perbatasan serta sumber daya alam

dan lingkungan hidup.

e. Wilayah Administratif

Secara administratif Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi 17

Kecamatan dan 86 Desa. Untuk membantu pelaksanaan pemerintah desa di

Kabupaten Tulungagung terdapat 1.212 dusun, 2.886 RW dan 6.961 RT.

Tabel 1. Pembagian Wilayah Administrasi

Kabupaten Tulungagung

No Kecamatan Banyaknya

Luas (Ha) Desa Dusun

1.

2.

3.

Pakel

Kedungwaru

Karangrejo

4

7

5

65

77

68

2.762

2.684

2.727

Page 74: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Ngantru

Besuki

Boyolangu

Kalidawir

Tulungagung

Sendang

Pagerwojo

Kauman

Pucanglaban

Tanggunggunung

Rejotangan

Sumbergempol

Gondang

Bandung

5

5

4

8

6

5

5

3

5

5

5

4

4

6

59

67

54

98

83

87

74

58

73

61

82

80

58

68

2.925

2.663

4.309

3.249

3.132

3.852

2.852

3.555

4.799

4.384

3.571

3.584

2.299

4.135

Jumlah 86 1.212 57.482

Sumber: BPS Kabupaten Tulungagung, 2009

Dengan mempertimbangkan status Kabupaten Tulungagung sebagai

hiterland dari Kota Tulungagung maka dari 86 desa yang ada 27 desa

terkategorikan sebagai desa pedesaan dan 59 desa merupakan desa

perkotaan.

f. Perkembangan Penduduk

Menurut registrasi penduduk sampai pertengahan tahun 2005 jumlah

penduduk Kabupaten Tulungagung 856.558 (naik 0,84%) yang terdiri dari

423.333 jiwa penduduk laki-laki dan 433.225 jiwa penduduk wanita.

Sementara itu kepadatan penduduk Kabupaten Tulungagung rata-rata

1.490 orang per km2. Kepadatanpenduduk yang tertinggi terdapat di

Kecamatan Kauman yakni 3.102 orang per km2. Sedangkan kepadatan

Page 75: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan Pucanglaban yakni

hanya 554 orang per km2.

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun diupayakan untuk dikendalikan.

Pada tahun 2005 berdasarkan hasil perhitungan rumus dan sensus penduduk (SP) tahun 2003 pertumbuhan

penduduk Kabupaten Tulungagung sebesar 1,43%. Sedangkan berdasarkan data registrasi pertumbuhan

Kabupaten Tulungagung pada tahun 2005 mencapai 1,48%.

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Tulungagung tergolong sangat tinggi dibanding pertumbuhan

penduduk kabupaten lain di Jawa Timur. Migrasi masuk lebih besar dibanding migrasi keluar sebagai tujuan

pendidikan dan akibat pesatnya pertumbuhan perumahan dan pemukiman di Kabupaten Tulungagung. Sampai

bulan Desember 2008 penduduk yang datang mencapai 11,498 orang, lahir 10.610 orang, mati 4.127 orang dan

yang migrasi keluar 6.447 orang.

Tabel 2. Perkembangan Penduduk

Kabupaten Tulungagung

Tahun Luas Km2 Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk

2000

2001

2002

2005

2008

574,82

574,82

574,82

574,82

574,82

819.800

828.960

838.628

850.176

862.314

1.426

1.442

1.442

1.479

1.500

Sumber: BPS Kabupaten Tulungagung, 2009

Jumlah kepala keluarga di Kabupaten Tulungagung 216.137 Kepala

keluarga, terdiri dari kepala keluarga laki-laki 178.952 orang dan kepala

keluarga perempuan 37.185 orang. Rata-rata setiap keluarga terdiri dari 4,2

jiwa.

Dalam memberikan pelayanan di bidang administrasi kependudukan,

telah diterbitkan surat-surat kependudukan yakni: 17.295 lembar kartu

keluarga, 175.625 lembar KTP, 948 lembar surat keterangan pendaftaran

penduduk sementara dan 13.226 lembar surat izin menjadi penduduk.

Sementara jumlah pelayanan catatan sipil terdiri dari akta kelahiran 18.211

lembar, akta perkawinan 746 lembar, akta perceraian 44 lembar, akta

kematian17 lembar, akta pengangkatan anak 17 lembar, perubahan nama 4

Page 76: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

lembar, kutipan akta ke 2,3 dst 99 lembar dan petikan perkawinan 19

lembar.

Dari kegiatan pelayanan di bidang kependudukan Pemerintah

Kabupaten Tulungagung memperoleh pemasukan dari Biaya Akte Catatan

Sipil sebesar Rp. 125.423.500, - atau 104,52% dari target sebesar Rp.

120.000.000,- dan penerimaan dari pembaharuan KTP sebesar

Rp.131.718.750,- atau 92,43% dari target sebesar Rp. 142.500.000,-.

g. Aparat Pemerintah

Untuk melaksanakan kegiatan pemerintah, pembangunan dan

pelayanan masyarakat. Hingga bulan Desember 2005, di lingkungan Pemda

Kabupaten Tulungagung terdapat 14.218 PNS yang terdiri dari 6.255

(43,99%) PNS wanita dan 7.963 (56,01%) PNS laki-laki. Rasio pegawai

terhadap jumlah penduduk 1:60,24 artinya seorang pegawai melayani 60,24

jiwa penduduk

Latar belakang pendidikan PNS terdiri dari S2 sebanyak 36 orang atau

0,25%, S1 sebanyak 2.535 orang atau 17,83%, Diploma sebanyak 4.867

orang atau 34,23, SLTA sejumlah 5.665 orang atau 39,84%, SLTP

sebanyak 589 orang atau 4,14%, SD sebanyak 526 orang atau 3,70%.

Sementara berdasarkan golongan PNS Tulungagung terdiri dari 2,80% atau

398 orang Gol. I, 21,30% atau 3.028 orang Gol. II, 57,64% atau 8.195

orang Gol III dan 18,27 atau 2.597 orang Gol IV.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja aparat pemerintah

Kabupaten Tulungagung, peningkatan kualitas SDM terus diupayakan baik

melalui peningkatan pendidikan formal, pendidikan penjenjangan, teknis

fungsional, maupun Diklat Kader. Untuk tahun anggaran 2005 telah

Page 77: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

dialokasikan dana pendidikan sebesar Rp. 984.730.000 terdiri dari dana

rutin sebesar Rp. 472.290.000 dan dana pembangunan sebesar Rp.

512.440.000. Dari anggaran tersebut telah dihasilkan alumni diklat sebagai

berikut:

a. Diklat Struktural terdiri dari Diklat SPAMEN 8 orang, Diklat

SPAMA 28 orang, dan Diklat ADUM 9 orang.

b. Diklat Fungsional terdiri dari KBD 40 orang, KMP 40 orang, Grafis

1 orang, Upgrading 2 orang, Multi Media 2 orang, Public Relations

2 orang, Balance Score Card 30 orang dan AKIP 1 orang.

Formasi jabatan struktural yang terdapat di Kabupaten Tulungagung

sebanyak 442 yang terdiri dari 1 jabatan eselon II.a, 14 jabatan eselon II.b,

69 jabatan eselon III.a, 17 jabatan eselon III.b dan 341 jabatan eselon IV.a.

Sedangkan jumlah pejabat fungsional sampai dengan bulan Desember 2005

sebanyak 10.482 orang yang terdiri dari guru TK 490 orang, guru SD 4.216

orang, guru SLTP 2.705 orang, guru SMU 1.024 orang, guru SMK 866

orang, guru SLB 173 orang, pengawas 47 orang, tenaga fungsionalis medis

783 orang, pustakawan 4 orang, arsiparis 16 orang, penyuluh pertanian 138

orang, penyuluh kehutanan 18 orang dan penyuluh perindustrian 2 orang.

Dalam membina kedisiplinan pegawai, Pemerintah Kabupaten

Tulungagung telah memberikan hukuman indisipliner kepada 8 orang PNS

terdiri dari:

a. Hukuman Disiplin Ringan sebanyak 2 orang terdiri dari pernyataan

tidak puas secara tertulis 2 orang.

b. Hukuman Disiplin Sedang sebanyak 3 orang berupa penundaan

kenaikan gaji berkala 1 orang, penurunan gaji sebesar satu kali

Page 78: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

kenaikan gaji berkala 1 orang dan penundaan kenaikan pangkat 1

orang.

c. Hukuman Disiplin Berat sebanyak 3 orang terdiri dari penurunan

pangkat 1 orang, pembebasan jabatan 1 orang dan pemberhentian

tidak dengan hormat 2 orang.

h. Pemerintah Daerah

Mulai tahun 2005 Kabupaten Tulungagung melaksanakan otonomi

daerah sesuai dengan UU No 22 tahun 1999. Dalam melaksanakan

otonami daerah, Pemda Kabupaten Tulungagung telah melaksanakan

berbagai penataan kelembagaan, personil dan fisik perkantoran.

Dalam penataan kelembagaan, Pemda hanya menerbitkan sebuah Perda yakni Perda No.12 Tahun 2003

tentang perangkat daerah di Kabupaten Tulungagung, sementara operasionalisasi Perda tersebut dijabarkan

melalui SK Bupati. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembenahan dan penyempurnaan lembaga

perangkat daerah setelah dilaksanakan evaluasi.

Kondisi perangkat daerah setelah otonomi lebih ramping. Apabila sebelumnya perangkat daerah

Kabupaten Tulungagung terdiri dari Sekretariat Wilayah/Daerah, Sekretariat DPRD dan 22 Dinas, maka

berdasarkan Perda No. 12 Tahun 2003 perangkat Daerah di tingkat Kabupaten Tulungagung terdiri dari

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 8 Dinas, 3 Badan dan 4 Kantor.

Secara lengkap kelembagaan Kabupaten Tulungagung adalah sebagai

berikut:

a. Sekretariat Daerah

b. Sekretariat DPRD

c. Dinas Perizinan

d. Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Perhubungan

e. Dinas Pertanian dan Kehutanan

f. Dinas Perekonomian

g. Dinas Kesehatan

Page 79: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

h. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

i. Dinas Kesejahteraan Masyarakat

j. Dinas Ketentraman dan Ketertiban

k. Bappeda

l. BPKKD

m. Badan Pengawasan Daerah

n. Kantor Pelayanan Terpadu

o. Kantor Kepegawaian Daerah

p. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan,

q. Kantor Data Elektronik, Arsip dan Perpustakaan.

Penetapan organisasi daerah tersebut dilakukan dengan pertimbangan

utama menggabungkan perangkat daerah yang memiliki spesifikasi

karakteristik pekerjaan sejenis, yang terbentuk pada saat pelaksanaan

percontohan otonomi daerah tahun 1995.

Dalam menata kelembagaan, Kabupaten Tulungagung berupaya menciptakan pekerjaan untuk

menciptakan pekerjaan bagi pegawai-pegawai limpahan dari pusat. Untukitu pembentukan struktur organisasi

diarahkan sampai level bawah dengan membentuk cabang dinas dan UPTD. Hingga akhir tahun 2005 di

Kabupaten Tulungagung telah dibentuk 25 UPTD di Dinas Kesehatan yang terdiri 1 RSUD dan 24 Puskesmas, 1

UPTD Dinas Kesehatan masyarakat yakni BLK, 1 UPTD di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yakni SKB dan 1

UPTD di Dinas Perekonomian yakni UPTD pasar.

i. Keamanan dan Ketertiban

Dalam menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban umum yang

stabil dan terkendali Kabupaten Tulungagung senantiasa menitikberatkan

sistem ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam kemanunggalan

ABRI dengan rakyat, pembangunan rakyat terlatih (RATIH) dan

perlindungan masyarakat (LINMAS). Untuk itu koordinasi dengan Polres,

Kodim, Sospol dan Mawil Hansip senantiasa dilakukan.

Page 80: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Pada tahun akhir tahun 2005 di Kabupaten Tulungagung tercatat terdapat 40 buah Matrik Hansip

berdasarkan SK Bupati Nomor: 67/Kep.KDH/1993 dengan jumlah anggota jumlah anggota sebanyak 18.897

orang. Dari jumlah tersebut yang memiliki KTA 7.072 orang dan anggota Hansip yang belum ber KTA 13.930

orang.

Untuk memberikan ketrampilan dan wawasan tentang kehansipan tersebut, para anggota Hansip senantiasa

diikutikan: kegiatan Latsar sebanyak 8.404 anggota, Suskalak “B” sebanyak 365 orang, Suskalak “A” sebanyak

133 orang, Suskapin sebanyak 8 orang, latihan SAR sebanyak 158 orang dan pendidikan instruktur sebanyak 2

orang, Targati PPBN tingkat Propinsi 40 orang dan tingkat Kabupaten sebanyak 190 orang.

Kondisi wilayah Kabupaten Tulungagung pada tahun 2005 cukup aman, tertib dan terkendali, walaupun

terdapat gejolak politik dan krisis ekonomi. Peristiwa kejahatan, pelanggaran dan tindak pidana ringan di wilayah

Kabupaten Tulungagung yang terjadi masih dalam skala wajar. Tindak kejahatan yang telah terjadi selama tahun

2005 sebanyak 1.744 kasus dengan jumlah kerugian Rp. 19.625.445.936. Dibandingkan tahun sebelumnya

terdapat peningkatan baik kuantitas maupun nominal kerugiannya.

Untuk mengatasi kabakaran terdapat 1 buah mobil pemadam kebakaran milik Pemda Tulungagung.

Selama tahun anggaran 2005, wilayah Kabupaten Tulungagung yang rawan kejahatan adalah Kecamatan

Kedungwaru dan Kecamatan Kauman.

j. Potensi Industri Hasil Tembakau (Rokok)

Secara umum Kabupaten Tulungagung dikenal sebagai daerah

penghasil produk-produk hasil tembakau walaupun berskala kecil dan

menengah. Peta persebaran perusahaan-perusahaan rokok adalah:

Tabel 3. Persebaran Perusahaan Rokok

Kabupaten Tulungagung

No

Kecamatan

Desa

Jumlah

Perusahaan

Skala

Contoh

Merek

Rokok

1. Pakel Gesikan 200 Mikro Dua Deli

2. Kedungwaru Rejoagung

Boro

6 Mikro Kemangi,

Araya,

Harum Jaya

3. Karangrejo Karangrejo 1 Mikro Nina

Page 81: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

4. Ngantru Ngantru 2 Mikro Fajar

5. Besuki 4 Mikro Jong

6. Boyolangu 16-20 Mikro Berlian

7. Tulungagung Keputihan 2 Menengah Cempaka

8. Sendang 3 Kecil Sari

9. Bandung Bandung 40 Mikro Brown

Sumber: KBC Kabupaten Tulungagung, 2009

Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Tulungagung

Berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No. 775 tahun 2005 tentang

pelimpahan sebagian kewenangan di bidang perizinan dari Bupati kepada

KPT Kabupaten Tulungagung, untuk sementara izin yang dilimpahkan

meliputi izin penggilingan padi dan penyosohan beras, izin penggunaan

lapangan olahraga milik pemerintah, izin reklame, isin usaha bidang

peternakan, dan izin usaha pemutaran film dan usaha rental media elektronik.

Penggunaan system pelayanan satu pintu jenis izin lainnya yang

pemrosesannya melalui KPT ada 7 (tujuh), yaitu Izin Mendirikan Bangunan

(IMB), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Hak Penempatan Fasilitas Pasar

(IHPFP), Izin Gangguan (HO), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan

Surat Izin Pemakaian Gudang (SIPG).

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan tata kerja pada KPT semuanya diatur dalam

Surat Keputusan Bupati Tulungagung nomor 405 tahun 2001 tentang

Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu. Susunan organisasi KPT terdiri

atas:

1) Koordinator

2) Sekretariat

Page 82: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

3) Unit Pelayanan, yang terdiri dari

a) Sub Unit Informasi

b) Sub Unit Operasional

c) Sub Unit Keuangan.

Keterangan:

: Garis Komando

: Garis Koordinator

: Garis Pelaksanaan Teknis

Gambar 3. Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu

Sumber: Surat Keputusan Bupati Tulungagung No. 405, 2001

1) Koordinator

Koordinator mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan umum

kepada masyarakat yang dilakukan secara terpadu pada satu tempat atau

lokasi oleh beberapa instansi di lingkungan pemerintah sesuai dengan

kewenangan masing-masing yang meliputi kegiatan:

a) Merencanakan Progaram Kerja KPT

b) Mencermati, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil kerja

sekretariat dan masing-masing sub unit pada unit pelayanan

berdasarkan laporan yang telah diberikan.

Page 83: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

c) Melakukan pemantauan, pengawasan, pengendalian terhadap

sekretariat pada masing-masing sub unit pada unit pelayanan serta

mengadakan koordinasi penyelenggaraan pelayanan.

d) Melaporkan pelaksanaan tugas.

2) Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas:

a) Menginventarisir dan memonitor permohonan pelayanan sesuai

denganjenis-jenis permohonan yang masuk pada KPT.

b) Menyampaikan berkas permohonan kepada instansi.

c) Memberikan laporan secara tertulis kepada koordinator mengenai

jumlah dan jenis permohonan pelayanan yang masuk.

d) Melaksanakan urusan ketatausahaan dan rumah tangga KPT.

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada koordintor.

3) Unit Pelayanan terdiri atas

a) Sub Unit Informasi mempunyai tugas melayani informasi yang

berkaitan dengan pelayanan umum di KPT.

b) Sub Unit Operasi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan umum

sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam melaksanakan

pelayanan umum sesuai dengan kewenangan yang diberikan secara

teknis dibedakan atas dua jenis pelayanan yaitu:

a) Pelayanan umum yang tidak memerlukan penelitian lapangan,

mempunyai tugas:

Page 84: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Memberikan formulir permohonan.

Meneliti kelengkapan persyaratan administrasi permohonan

pelayanan.

Mengembalikan berkas permohonan bagi pemohon yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Memberikan tanda bukti penerimaan berkas permohonan

pelayanan dan rincian biaya sesuai ketentuan yang berlaku.

Penyampaian dan pencatatan produk pelayanan sesuai dengan

jenis pelayanan yang koordinator.

b) Pelayanan umum yang memerlukan penelitian lapangan, mempunyai

tugas :

Memberikan formulir permohonan

Meneliti kelengkapan persyaratan administrasi

Mengembalikan berkas permohonan bagi pemohon yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Memberikan tanda terima berkas apabila penelitian di lapangan

telah sesuai ketentuan yang berlaku dan menyampaikan rincian

biaya.

Penyampaian dan pencatatan produk pelayanan sesuai dengan

jenis pelayanan yang diberikan.

Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada koordinator.

4) Unit Keuangan mempunyai tugas:

a) Menerima pembayaran

b) Melaksanakan pengesahan pembayaran

c) Melaksanakan pembukuan administrasi keuangan.

Page 85: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

d) Menyetorkan penerimaan pembayaran ke kas daerah atau kas negara

sesuai penerimaan dan masing-masing instansi.

e) Membuat laporan keuangan harian, bulanan maupun tahunan

perinstansi.

Dari masing-masing sub unit pada unit pelayanan bertanggung jawab

kepada koordinator.

b. Hubungan KPT dengan Perizinan

Bahwa fungsi pelayanan kepada masyarakat adalah merupakan satu

tugas pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan Good Govermence.

Misi yang diemban oleh pemerintah daerah yaitu pengabdi masyarakat,

lahir untuk melayani masyarakat/warganya. Pemerintah daerah menaruh

perhatian besar terhadap upaya-upaya reformasi di bidang perizinan dan

pelayanan umum lainnya, salah satunya adalah sistem pelayanan perizinan

dan pelayanan umum satu atap. Adapun lembaga yang mengelola sistem

ini adalah Kantor Pelayanan Terpadu (KPT).

Sistem pelayanan satu atap pada hakekatnya adalah penyelenggaraan

pelayanan perizinan dan lainnya dalam satu gedung. Sistem ini diyakini

sebagai salah satu timbulnya embrio terjadinya proses transformasi dan

akuntabilitas dalam pemberian pelayanan umum oleh pemerintah daerah

kepada masyarakat.

c. Tugas dan Fungsi

Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) mempunyai tugas membantu Bupati

dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang pelayanan perizinan

tertentu dan pelayanan lainnya, yaitu:

Page 86: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a) Memperbaiki pelayanan kepada masyarakat sesuai kewenangan dan

peraturan yang berlaku.

b) Mengupayakan terpenuhinya hak dan kewajiban bagi pemberi dan

penerima pelayanan.

c) Mengupayakan pelayanan yang memenuhi sendi-sendi pelayanan

yang meliputi kesederhanaan, kejelasan, efisiensi, ekonomis, adil,

dan keterbukaan serta tepat waktu.

Fungsi KPT adalah perumusan kebijaksanaan teknis di bidang

pelayanan perizinan dan pelayanan lainnya, pemrosesan pelayanan

perizinan dan pelayanan lainnya, pengelolaan urusan ketatausahaan dan

keuangan kantor, penyampaian informasi pelayanan perizinan dan

pelayanan lainnya, pemrosesan pengaduan masyarakat perihal pelayanan

perizinan dan pelayanan lainnya. Pengelolaan data pelayanan perizinan dan

pelayanan lainnya, yaitu:

a) Memberikan pelayanan kepada masyarakat Tulungagung, dan untuk

menyenangkan warganya sebagai pelanggan.

b) Untuk mewujudkan terlaksananya peningkatan kualitas pelayanan

kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa terlayani dengan

baik dan selanjutnya merasa ikut handarbeni / memiliki guna

mewujudkan kepentingan masyarakat luas.

d. Pembiayaan

Biaya operasional KPT dibebankan pada APBD dan diikutkan dalam

anggaran Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Kabupaten Tulungagung.

e. Sistem dan Prosedur Pelayanan

Page 87: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Sistem pelayanan di KPT Kabupaten Tulungagung telah menggunakan

sistem komputer dengan costumer service yang berada pada counter yang

tersedia, untuk memberikan kenyamaan bagi pemohon, ruangan dilengkapi

dengan AC, TV, sound system, air minum dan ruang tunggu.

f. Dasar Hukum Pembentukan

Keputusan Bupati Tulungagung Nomor 405 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT).

Tatacara Perizinan Perusahaan Rokok

Langkah-langkah proses pengajuan pengajuan perusahaan-perusahaan

rokok baru di wilayah Kabupaten Tulungagung, selama ini mengikuti aturan

yang dikeluarkan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan BC Kabupaten

Kediri, sebagai Kantor Tipe Madya Cukai, yaitu sebagai berikut:

a. Memahami persyaratan pendirian perusahaan rokok, diantaranya:

1) Tidak berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian perusahaan yang dimintakan izin.

2) Tidak berhubungan langsung dengan rumah tinggal.

3) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum.

4) Memiliki luas bangunan pabrik paling sedikit 200 m2.

b. Memahami penggolongan perusahaan rokok, yaitu Golongan I, Golongan

II, dan Golongan III.

c. Memahami jenis rokok yang diproduksi (SKT/SKTF/KLB/SPT/SPM/

SKM/TIS).

d. Membuat konsep Nama Perusahaan Rokok sesuai keinginan.

e. Memahami batasan-batasan Nama Perusahaan Rokok.

Page 88: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

f. Memeriksa kesamaan Nama Perusahaan Rokok. Nama Perusahaan Rokok

tidak boleh sama.

g. Menyiapkan KTP yang masih berlaku, gambar lokasi secara mendetail

(batas kanan, kiri, depan, belakang, nama jalan dan keterangan lain), HO

(Izin Gangguan), IMB (Izin Mendirikan Bangunan), dan Tanda Daftar

Industri (TDI)/Izin Usaha Industri (IUI).

h. Setelah dokumen lengkap, memasukkan permohonan pendahuluan ke

Loket Kantor Bea dan Cukai (KBC). Petugas Bea dan Cukai (BC) akan

meneliti kebenaran/kelengkapan permohonan.

i. Apabila telah lengkap dan benar, maka akan dilakukan wawancara dalam

rangka memeriksa kebenaran atas: data pemohon sebagai penanggung

jawab, dan data dalam lampiran permohonan. Dibuatkan Berita Acara

Wawancara.

j. Kemudian diadakan pemeriksaan fisik/pemeriksaan lokasi calon pebrik

rokok baru.

k. Setelah pemeriksaan lokasi dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Lokasi.

l. Mengisi formulir PMCK-6 dengan huruf cetak, 3 rangkap, disertai dengan

3 materai, dengan lampiran BAP Pemeriksaan, KTP, NPWP, SIUP, TDUP,

TDP/TDI, IUI/IUT, HO, IMB, Akte Pendirian Perusahaan, SKCK,

Rekomendasi Depnakertrans, dan Surat Pernyataan.

m. Menuju loket front office dan menyerahkan semua berkas dalam map.

Petugas loket BC akan meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian

formulir.

1) Pengurusan pendaftaran Perusahaan Rokok Baru ke KBC, sebaiknya

dilakukan si pemilik sendiri tanpa diwakilkan atau dikuasakan pada

pihak lain.

2) Perlu ketelitian terutama pada angka-angka yang tertera dalam IMB,

HO, dan dokumen lainnya harus sesuai satu sama lain.

Page 89: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

3) Selalu membawa file/softcopy ke dalam disket/flashdisk guna perbaikan

di KBC.

4) Selalu membawa stempel perusahan dan cadangan materai.

5) Selalu meminta penjelasan lengkap atau advis atau saran dari para

petugas BC apabila dokumen dinyatakan kurang lengkap atau salah.

n. Apabila berkas telah diterima lengkap dan benar, petugas BC akan

memperoses pendaftaran Perusahaan Rokok Baru. Kepala KBC, atas nama

Menteri Keuangan, mengabulkan atau menolak permohonan dalam jangka

waktu 30 hari sejak permohonan pendaftaran diterima secara lengkap dan

benar.

1) Apabila disetujui akan dikirim surat keputusan tentang penetapan

NPPBKC atas nama si pendaftar.

2) Apabila ditolak akan dikirim surat pemberitahuan penolakan disertai

alas an penolakan dan saran perbaikan.

3) Standar waktu pelayanan (Key Performance Indicator) untuk

pengurusan NPPBKC/Perusahaan Rokok Baru adalah 3 hari kerja per

NPPBKC.

Setiap perusahaan rokok sebelum memperoduksi rokok dengan merek

baru atau mengubah desain atau tampilan kemasan penjualan eceran atas

merek yang sudah ada penetapan tarif cukainya, perusahaan wajib

mengajukan permohonan secara tertulis penetapan tarif cukai rokok kepada

Kepala KBC. Permohonan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga), yang masing-

masing dilampiri dengan:

a. Contoh etiket atau kemasan penjualan eceran rokok.

b. Daftar merek-merek rokok yang dimiliki dan masih berlaku.

c. Surat pernyataan di atas materai yang cukup bahwa merek/desain

kemasan yang dimohonkan tarif cukainya tidak memiliki kesamaan

Page 90: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

pada pokoknya atau pada keseluruhan dengan merek/desain kemasan

yang telah dimiliki atau dipergunakan oleh perusahaan rokok lainnya.

d. Surat penrnyataan di atas materai yang cukup bahwa merek/desain

kemasan yang dimohonkan tarif cukainya bersedia diperiksakan kadar

tar dan nikotinnya.

Sebelum menyesuaikan tarif cukai rokok dari merek yang sudah ada

penetapan tarif cukainya, tanpa melakukan perubahan desain atau tampilan

kemasan penjualan eceran atas merek yang bersangkutan, perusahaan rokok

wajib mengajukan permohonan penetapan penyesuaian tarif cukai rokok

kepada Kepala KBC. Permohonan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) yang

masing-masing dilampiri dengan:

a. Contoh etiket atau kemasan penjualan eceran rokok.

b. Daftar merek-merek rokok yang dimohonkan penyesuaian tarif

cukainya.

Dalam pengajuan penetapan tarif cukai rokok, perusahaan rokok tidak

boleh:

a. Untuk merek baru, dalam hal harga jual ecerannya yang diberitahukan

lebih rendah dari harga jual eceran rokok yang dimiliki dan masih

berlaku dalam satuan batang atau gram untuk jenis-jenis rokok yang

sama, atau

b. Untuk merek yang memiliki kesamaan atau kemiripan nama, logo atau

desain dengan merek yang dimilikinya dan masih berlaku, dalam hal

harga jual ecerannya lebih rndah dari harga jual eceran rokok yang

dimilikinya dan masih berlaku dalam satuan batang atau gram untuk

jenis rokok yang sama.

Page 91: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

c. Untuk merek yang terkait dengan tindak pidana di bidang cukai, dalam

jangka waktu 2 tahunn sejak keputusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hokum tetap.

Kepala KBC melakukan penelitian untuk mengabulkan atau menolak

permohonan dari perusahaan pabrik rokok dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)

hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. Dalam hal

berdasarkan penelitian oleh Kepala KBC permohonan disetujui atau

dikabulkan maka akan diterbitkan Keputusan Penetapan Tarif Cukai Rokok,

dan dalam hal permohonan ditolak akan diterbitkan surat penolakan dengan

disertai alas an penolakan. Khusus untuk Kantor Pengawasan dan Pelayanan

Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Kediri, Kepala KBC dapat mengabulkan

atau menolak permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) jam sejak permohonan

diterima secara lengkap dan benar.

Dalam hal merek/desain kemasan rokok milik perusahaan rokok tidak

dipergunakan lagi oleh yang bersangkutan, maka merek/desain kemasan

rokok tersebut atas persetujuan yang bersangkutan dapat dipergunakan oleh

perusahaan rokok lainnya, dengan catatan bahwa merek/desain kemasan

rokok tersebut oleh perusahaan rokok sebelumnya tidak dipesankan pita

cukainya selama 6 (enam) bulan secara berturut-turut dan dibuktikan dengan

lampiran fotokopi dokumen pemesanan pita cukai terakhir pemilik merek

sebelumnya.

Dalam hal perusahaan rokok mempergunakan merek/desain kemasan

rokok tersebut di atas wajib mengajukan permohonan pengajuan penetapan

tarif cukai dengan dilampiri bukti berupa:

Page 92: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a. Fotokopi surat lisensi dari pemilik merek atau surat perjanjian

persetujuan penggunaan merek/desain kemasan yang telah disahkan

oleh notaries, dan/atau

b. Fotokopi surat penunjukan keagenan, distributor, atau importer tunggal

dari pemegang merek rokok yang akan diimpor, yang disahkan oleh

perusahaan rokok.

Perusahaan rokok wajib mengajukan permohonan penetapan penyesuaian

tarif cukai rokok dalam hal harga transaksi pasar:

a. Telah melampaui batasan harga jual eceran per batang atau gram di

atasnya, atau

b. Berada pada posisi batasan harga jual eceran per batang atau gram

tertinggi pada msing-masing jenis rokok telah melampaui 5% dari

harga jual eceran yang berlaku atau harga yang tercantum dalam pita

cukai.

Kendala dalam Proses Perizinan Perusahaan Rokok

Kalau ditelusuri lebih jauh tatacara perizinan pendirian perusahaan rokok

yang dikeluarkan oleh KBC dan berlaku sekarang ini, ditinjau dari aspek yuridis

sudah memadai dan patut dilaksanakan seoptimal mungkin. Perusahan-

perusahaan rokok di Kabupaten Tulungagung wajib memiliki izin pendirian

tersebut, apabila tidak memiliki izin maka maka pendirian perusahaan itu akan

menjadi illegal dan peredaran rokok hasil produksinya dapat dikenai sanksi.

Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan izin pendirian

perusahaan rokok selama ini masih mengalami hambatan-hambatan antara lain:

1. Dilihat dari segi masyarakat / pemohon :

Page 93: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

a) Pemohon tidak memberikan data yang lengkap, tidak sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena belum tahunya masyarakat

akan syarat-syarat yang harus dipenuhi dan lampiran lampiran yang harus

dipenuhi dalam mengajukan izin.

b) Adanya penyimpangan izin yang dilakukan oleh pemohon izin tidak

digunakan sesuai dengan izin yang ada alias menyimpang, contohnya

pemilik melakukan kegiatan/pekerjaan menambah bentuk bangunan pabrik,

volume produksi, membuat merek rokok yang lain, dan sebagainya.

c) Tidak adanya pemohon izin pada saat dilaksanakan peninjauan ke lapangan

juga merupakan hambatan karena hal ini akan menyebabkan sulitnya para

petugas dalam mengumpulkan data ataupun meneliti kebenaran dari data

yang diberikan oleh pemohon. Keadaan ini disebabkan karena pemohon

kurang mengerti dan kurang memahami arti penting dan syarat-syarat

ataupun lampiran yang diberikan dalam menentukan keluar atau terbitnya

izin. Bahkan karena alasan kesibukan atau tidak paham, ada di antara

pemohon yang enggan untuk melayani petugas yang sangat membutuhkan

data maupun keterangan-keterangan tentang tanah dan bangunan pabrik.

Selain itu juga diakibatkan karena pemohon tersebut bukan pemegang hak

milik atas tanah dan bangunan pabrik tetapi hanya sebagai penyewa yang

tidak tahu/tidak menyimpan surat-surat tanda bukti pemilikan tanah-

tanah/bangunan pabrik. Sehingga untuk mendapatkan data/keterangan-

keterangan harus menghubungi si pemilik atau pemegang hak atas tanah

dan bangunan pabrik tersebut.

d) Pemegang izin kurang menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan,

keselamatan kerja, ketertiban dan keamanan lingkungan, hal ini

menyebabkan keresahan masyarakat.

e) Masyarakat pemilik perusahaan rokok enggan mengurus izin karena

ketidaktahuan serta kurang pemahaman masyarakat akan ketentuan izin

mendirikan perusahaan rokok.

Page 94: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

f) Kesadaran masyarakat masih kurang itu terbukti dengan adanya surat

teguran terlebih dahulu baru mengajukan izin.

g) Masyarakat belum tahu tentang fungsi izin perusahaan rokok yang

sebenarnya.

h) Masyarakat masih menganggap biaya perizinan perusahaan rokok itu

mahal, padahal itu tergantung letak bangunan pabrik dan besarnya volume

produksi rokok.

2. Dilihat dari segi aparatnya (Petugas BC)

a) Sarana dan prasarananya masih kurang. Hal ini terbukti apabila aparat

(pegawai KBC) akan mengadakan pengawasan dan peninjauan lokasi harus

memakai sepeda motornya sendiri.

b) Penugasan di luar kantor tidak rutin. Sehingga itu sangat mempengaruhi

dalam pengawasan/pelaksanaan dari perusahaan-perusahaan rokok ilegal.

c) Keterbatasan petugas di lapangan yang harus mengawasi seluruh

Kabupaten Tulungagung.

d) Dalam melakukan sosialisasi/penyuluhan-penyuluhan tentang izin

perusahaan rokok, tidak rutin waktunya dan hanya dilakukan di tempat-

tempat tertentu saja.

Solusi Penyederhanaan Proses Perizinan Perusahaan Rokok

Dalam Rangka Potensi Peningkatan Penerimaan Negara

Dalam kegiatan pendirian perusahaan rokok, masih banyak permasalahan-

permasalahan yang terjadi. Untuk mengatasi dan mengantisipasi hal tersebut di

perlukan solusi-solusi yang benar-benar dapat menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang ada, karena apabila tidak ada usaha untuk meyelesaikannya

maka akan semakin banyak masalah-masalah yang timbul akibat tidak

terselesaikannya masalah saat ini dan akan mengakibatkan terjadi hal-hal yang

Page 95: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

tidak dinginkan, misalnya ketentuan pelekatan pita cukai rokok yang telah

digariskan tidak dapat dilaksanakan.

Surat izin usaha perusahaan rokok atau fotokopinya yang telah dilegalisasi

diwajibkan senantiasa berada di tempat pekerjaan dan dapat diperlihatkan apabila

sewaktu-waktu diminta oleh pengawas KBC untuk keperluan legalitas. KBC

berwenang untuk memerintahkan penghentian dan pengembalian tindakan pada

suatu perusahaan rokok apabila:

a. Pelaksanaan pendirian perusahaan rokok belum memiliki izin usaha.

b. Pelaksanaan pendirian bangunan pabrik rokok menyimpang dari yang

telah di erikan atau syarat-syarat yang telah ditetapkan.

c. Pelaksanaan pendirian perusahaan rokok dilakukan bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan tindakan dapat berupa perintah tertulis kepada pemilik atau

yang melaksanakan pembangunan pabrik rokok untuk mennyita atau

melaksanakan tindakan lain yang secara teknis dapat dilaksanakan.

Perintah tertulis dapat dilaksanakan selama 3 kali berturut-turut yang

masing-masing bertenggang waktu selama 12 hari kerja. Apabila terjadi

perubahan alamat pemilik perusahaan rokok, maka pemilik harus

memberitahukan secara tertulis kepada KBC. KBC nantinya akan mendatangi

lokasi yang dimohonkan perusahaan rokok terkait untuk mengadakan

pemeriksaan. Pemohon izin dan pelaksana pekerjaan pabrik rokok diwajibkan

untuk memperkenankan dilaksanakan pemeriksaan.

a) Apabila dalam tempo enam bulan sejak dikeluarkannya izin usaha

pekerjaan membangun pabrik rokok belum dimulai, maka izin usaha

tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.

Page 96: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

b) Izin usaha dapat dicabut apabila ternyata dalam melaksanakan

pekerjaan bangunan pabrik rokok dan/atau peredaran hasil produksi

menyimpang dari ketentuan atau menyatu syarat-syarat teknis yang

ditentukan.

c) Setiap bangun pabrik rokok yang didirikan atau dirubah, diperbaiki,

dibongkar tidak sesuai dengan izin usaha, KBC dapat memerintahkan

kepada pemiliknya untuk menyita bangunan-bangunan tersebut

sebagian atau seluruhnya atas beban resiko pemilik.

d) Diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda

setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengeluarkan kebijaksanaan dalam hal

penataan dan pengendalian perusahaan rokok, yaitu dengan dikeluarkannya

Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 4 Tahun 2002 Tentang Izin

Mendirikan Perusahaan Rokok. Akan tetapi, semua peraturan tersebut tidak akan

dapat berfungsi bila penerapan aturan-aturan tidak ditaati dan disertai dengan

penegakan hukumnya, yang dalam kenyataannya masyarakat hanya menganggap

penegakan hukum hanyalah melalui proses di pengadilan semata. Penegakan

hukum dapat dilakukan melalui berbagai cara atau jujur dengan berbagai

sanksinya, misalnya sanksi administratif, sanksi perdata dan sanksi pidana yang

pelaksanaannya dapat melalui pengadilan atau diluar pengadilan.

Penegakan hukum berkaitan erat dengan kemampuan aparatur dan kepatuhan

warga masyarakat terhadap peraturan yang berlaku. Penegakan hukum merupakan

upaya untuk mencapai ketaatan terhadap peraturan dan persyaratan dalam

ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan individual, melalui pengawasan

dan penerapan (atau ancaman) sarana admirnstrasi, kepidanaan dan keperdataan.

Untuk itu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tulungagung

khususnya aparat KBC dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan perizinan

Page 97: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

perusahaan rokok di Kabupaten Tulungagung dapat dilakukan dengan cara

diantaranya:

1. Perlu diadakan penyuluhan tentang perizinan pendirian perusahaan rokok

kepada masyarakat sampai ketingkat bawah agar pengetahuan masyarakat

tentang tatacara perizinan tersebut lebih meningkat. Mengenai bentuk

penyuluhannya dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Secara langsung dapat diwujudkan dengan sarasehan atau diskusi di tingkat

desa, penyuluhan tidak langsung dapat dilakukan melalui media cetak dan

elektronika. Selain itu juga aparat KBC harus selalu mengadakan sosialisasi

perizinan kepada masyarakat setiap ada efek yang berhubungan dengan

masyarakat.

2. Aparat KBC harus sering mengadakan pemantauan dan pengawasan di jalan

jalan yang strategis dan pemantauan ke desa-desa dengan bekerja sama

dengan aparat pemerintah kecamatan dan aparat pemerintah desa, sehingga

pendirian bangunan pabrik rokok yang tidak berizin dapat diminimalisir atau

dicegah.

3. Pihak KBC juga harus mengadakan pemantauan di lapangan tempat akan

didirikannya bangunan pabrik rokok, hal ini dilakukannya untuk mencegah

adanya pemalsuan data yang dilakukan pemohon pendirian perusahaan rokok.

4. Diadakan penambahan personil bagi aparat KBC agar dalam melakukan

pengawasan tidak terjadi kekurangan personil, selain itu juga perlu adanya

penambahan jam untuk ketugasan di luar kantor untuk melakukan

pengawasan.

5. Untuk mengatasi kesulitan mengenai pemegang izin kurang memahami,

menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, keselamatan kerja, ketertiban

dan keamanan lingkungan. Hal ini perlu ditegaskan kewajiban yang berkenaan

dan berhubungan terhadap ketentuan mengenai pengelolaan lingkungan hidup

Page 98: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

yang harus dilaksanakan oleh penanggungjawab usaha dan meningkatkan

partisipasi pengusaha dalam pembangunan pabrik rokok.

6. Diadakan penyebaran panflet-panflet tentang perizinan perusahaan rokok dan

dapat pula diadakan pemasangan spanduk-spanduk tentang perizinan

perusahaan rokok yang diletakkan di jalan-jalan yang strategis.

7. Diadakan penambahan sarana dan prasarana pendukung agar aparat KBC

dapat melaksanakan tugasnya lebih baik untuk kedepannya, baik untuk tugas

pengawasan atau tugas sehari-hari di dalam kantor.

8. Menerapkan sanksi secara penuh tanpa adanya pengecualian, baik itu sanksi

berupa pengenaan denda dan pembongkaran bangunan pabrik rokok, sehingga

apabila sanksi ini benar-benar diterapkan masyarakat akan menjadi patuh dan

akan tercipta ketertiban dalam pelaksanaan izin perusahaan rokok.

9. Setiap rencana usaha atau kegiatan yang memungkinkan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisa mengenai dampak

lingkungan hidup, dengan demikian dapat diketahui bahwa analisa mengenai

dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang harus di penuhi untuk

mendapatkan izin melakukan usaha atau kegiatan.

10. Terhadap bangunan pabrik rokok yang telah berdiri tetapi belum mempunyai

izin, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pemutihan. Permohonan

pemutihan sama dengan pengajuan izin pendirian, tetapi pemohon di wajibkan

untuk memenuhi, persyaratan dan ketentuan yang telah diterapkan.

11. Dipandang perlu membangun koperasi pita cukai yang menjual atau

meritelkan pita-pita cukai yang dikeluarkan KBC pada perusahaan-perusahaan

rokok (skala mikro) yang ada di Kabupaten Tulungagung, sebagaimana halnya

masyarakat membeli perangko untuk berkirim surat atau membeli materai

untuk membuat perjanjian atau transaksi. Dalam hal ini angka harga-harga

yang tercantum pada pita cukai disesuaikan dengan kemampuan perusahaan-

perusahaan skala mikro tersebut. Pita cukai ini lebih murah dibandingkan

dengan pita-pita cukai yang diterapkan pada perusahan-perusahaan besar

Page 99: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

seperti Gudang Garam, Djarum Kudus, Bentoel, Sampoerna, dan sebagainya,

walaupun ukuran kemasan rokok yang diedarkan berukuran sama dengan

kemasan rokok pada umumnya, sedemikian sehingga penerimaan daerah

Kabupaten Tulungagung dan penerimaan negara Indonesia menjadi

meningkat.

Page 100: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penyederhanaan

Proses Perizinan Perusahaan Rokok Skala Mikro di Kabupaten Tulungagung

dalam rangka Peningkatan Penerimaan Negara, maka penulis dapat

menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tatacara perizinan perusahaan rokok dimulai dari pengajuan/ permohonan

izin usaha oleh masyarakat pelaku usaha rokok kepada Kantor Pengawasan

dan Pelayanan Bea dan Cukai (KBC) dengan melengkapi persyaratan-

persyaratan yang diminta serta memberikan data lengkap bangunan pabrik

rokok yang didirikan. Setelah dokumen lengkap, memasukkan permohonan

pendahuluan ke Loket KBC. Petugas KBC akan meneliti

kebenaran/kelengkapan permohonan. Kemudian diadakan pemeriksaan

fisik/pemeriksaan lokasi calon pabrik rokok baru. Kepala KBC, atas nama

Menteri Keuangan, mengabulkan atau menolak permohonan dalam jangka

waktu 30 hari sejak permohonan pendaftaran diterima secara lengkap dan

benar. Apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin usaha maka KBC akan

memberikan sanksi tegas.

2. Kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam proses perizinan perusahaan

rokok di Kabupaten Tulungagung diantaranya adalah: di dalam mendirikan

bangunan pabrik rokok, masyarakat/pemohon kurang menjaga kesehatan dan

kebersihan lingkungan sekitar selain itu juga bahwa masyarakat/pemohon

sering tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan

sering terjadi pula manipulasi data. Dalam hal pengawasan bangunan pabrik

Page 101: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

rokok dan peredaran hasil produksinya masih terdapat kendala pula, yaitu

kurangnya personil dan aparat KBC untuk mengawasinya. Disamping itu pula

sarana dan prasarana pendukung masih kurang. Untuk mengatasi hambatan

tentang pelaksanaan izin usaha perusahaan rokok di Kabupaten Tulungagung,

aparat KBC perlu mengadakan penyuluhan atau sosialisasi mengenai

perizinan baik dilaksanakan secara langsung ataupun lewat media elektronik

sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui tentang proses perizinan

pendirian perusahaan rokok. Disamping itu juga harus diadakan peningkatan

sarana dan prasarana pendukung serta perlu juga penambahan personil KBC

dalam melaksanakan tugasnya agar lebih baik dimasa mendatang.

3. Potensi peningkatan penerimaan negara atas penyederhanaan proses perizinan

sangat besar. Dipandang perlu membangun suatu wadah perhimpunan

(paguyuban) berbentuk koperasi atau yayasan perusahaan-perusahaan rokok

yang menjual atau meritelkan pita-pita cukai yang dikeluarkan KBC pada

perusahaan-perusahaan rokok (skala mikro) yang ada di Kabupaten

Tulungagung, sebagaimana halnya masyarakat membeli perangko untuk

berkirim surat atau membeli materai untuk membuat perjanjian atau transaksi.

Dalam hal ini angka harga-harga yang tercantum pada pita cukai disesuaikan

dengn kemampuan perusahaan-perusahaan skala mikro tersebut. Pita cukai ini

lebih murah dibandingkan dengan pita-pita cukai yang diterapkan pada

perusahan-perusahaan besar seperti Gudang Garam, Jarum Kudus, Bentoel,

Sampoerna, dan sebagainya, walaupun ukuran (size) kemasan rokok yang

diedarkan berukuran sama dengan kemasan rokok pada umumnya,

sedemikian sehingga penerimaan daerah Kabupaten Tulungagung dan

penerimaan negara Indonesia menjadi meningkat.

Page 102: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, penulis akan memberikan

saran terkait dengan penelitian hukum ini. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Untuk kelancaran perizinan perusahaan rokok maka masyarakat/pemohon

harus bersedia memberikan data yang lengkap serta harus menjaga /

kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga dalam pendirian bangunan

pabrik rokok tidak mengganggu lingkungan sekitar.

2. Untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal perizinan

perusahaan rokok yang dapat dilakukan oleh aparat pemerintah khususnya

KBC adalah dengan mengadakan sosialisasi serta penyuluhan-penyuluhan

pada masyarakat tentang pentingnya izin usaha rokok dan pelekatan pita cukai

pada kemasan, dimana hal itu dapat dilakukan secara langsung atau lewat

media elektronik atau media cetak.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung harus mengadakan penambahan

personil KBC untuk melakukan pengawasan pendirian bangunan pabrik rokok

dan peredaran rokok hasil produksinya, dan juga harus meningkatkan sarana

dan prasarana demi kelancaran tugas. Sanksi yang ada harus benar-benar

diterapkan secara penuh agar masyarakat menjadi jera apabila melanggar

ketentuan perizinan tersebut.

Page 103: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Atep Adya Bareta dan Zul Afdi Ardian, 1989, Perpajakan, Jilid I, CV. Amrico,

Bandung.

Atep Adya Bareta dan Zul Afdi Ardian, 2003, Meminimalisasi Dan Menghindari

Sengketa Pajak Dan Bea Cukai, PT. Elek Media Komputindo, Jakarta.Burhan

Ashshofa. 1996, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Biro Pusat Statistik. (2005). Upah Buruh Menurut Pekerjaan. Jakarta: BPS.

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 1996, Hukum Perusahaan Indonesia (aspek

hukum ekonomi) Bagian 1. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

__________________________________. 1996, Hukum Perusahaan Indonesia

(aspek hukum ekonomi) Bagian 3. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Dawam Raharjo. (1984). Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan

Kerja. Jakarta: UI.

Dhian Widyasari. (2007). Ambiguitas Perizinan Pedagang di Jalan Sriwedari Kota

Solo. Yogyakarta: Perpus Pusat UGM

Didik J. Rachbini, 2001, Analisis Kritis Ekonomi Politik Indonesia, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Erly Suandy, 2002, Hukum Pajak, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hasan Alwi, dkk. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian/Tri-2.pdf. (20 Juli 2009 jam 22.00

WIB)

http://www.jatimprov.go.id (20 Juli 2009 jam 22.00 WIB)

Lexyy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdikarya.

Page 104: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Michael P. Devereux, 1996, The Economics of Tax Policy, Bantam Press, London.

Mubyarto. (1983). Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Sinar

Harapan

________. (1985). Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta: BPFE.

Muhamad.Taufik, dkk (2007). Perizinan Pemanfaatan Kawasan Wisata Kabupaten

Magelang. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana, Universitas Gajah Mada.

Muhammad Djafar Saidi dan Rohana Huseng. 2008. Hukum Penerimaan Negara

Bukan Pajak. Jakarta: Rajawali Pers

Peter Mahmud Marzuki. 2007. Penelitian Hukum. Jakarta: kencana Prenada Media

Group.

Puput Tri Komalasari. 2005. Degree of Tax Payer Compliance and Tax Tariff the

Testing on the Impact of Income Types. Universitas Airlangga.

Ridwan H.R. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Rochmat Soemitro, 1992, Pengantar Singkat Hukum Pajak, PT. Eresco, Bandung.

______________, 1994, Dasar-Dasar Hukum Pajak Dan Pajak Pendapatan,, PT.

Eresco, Bandung.

Safri Nurmantu, 2003, Pengantar Perpajakan, Penerbit Granit, Jakarta.

Santoso Brotodihardjo, 1995, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Eresco, Bandung.

Soediyono. (1990). Teori Ekonomi Makro Pengantar Analisis Pendapatan Nasional.

Yogyakarta: Liberty.

Soerjono Soekanto. 1990. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.

Soerjono Soekanto dan Sri Mammudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali

Pers, Jakarta.

Sudikno Mertokusumo dan A. Plito. 1993. Bab-bab Tentang Penemuan Hukum.

Yogjakarta.: PT. Citra Aditya Bakti.

Page 105: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa

Surbakti. 1992. Pembinaan Usaha Kecil. Surabaya: Persero Pupuk

Surabaya.Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Sutopo H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Tubagus Chairul Amachi Zandjani, 1992, Perpajakan, PAU EK-UI Dan PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994 tentang Perindustrian.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas

Undang- undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 134/PMK.04/2007 tentang perubahan ketiga

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 43/PMK.04/2005 tentang

Penetapan Harga Dasar dan Tarif Cukai Hasil Tembakau.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 tentang Tata Cara

Pemberian, Pembekuan, dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang

Kene Cukai Untuk Pengusaha Pabrik dan Importir Hasil Tembakau.

Yulia Adyana. (2008). Perizinan Obyek Wisata Kabupaten Magelang. Yogyakarta:

AMPTA

Page 106: PENYEDERHANAAN PROSES PERIZINAN PERUSAHAAN ROKOK …... · Analisis data kualitatif ... Industri rokok di Indonesia mengalami pasang ... tembakau yang diperoleh dari jenis rokok berupa