23
Citarum Tercemar dari Hulu Senin, 25 September 2011 | 02:43 WIB Bandung, Kompas - Sungai Citarum, sumber air minum bagi 25 juta warga Jawa Barat dan DKI Jakarta serta pemasok tenaga listrik bagi Pulau Jawa dan Bali, kini tercemar logam berat. Pencemaran disertai pelumpuran dan pendangkalan yang hebat terus berlangsung tanpa ada penanganan serius.Akibatnya, hampir semua fungsi sungai yang sangat strategis bagi kepentingan nasional itu rusak berat. Percemaran dan sedimentasi terjadi mulai dari hulu sungai di Situ Cisanti di kaki Gunung Wayang, Bandung selatan, dan mengalir sepanjang 269 kilometer hingga muara sungai di Pantai Muara Merdeka, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jabar. Sebelum mengalir ke Laut Jawa, sungai terbesar dan terpanjang di Jabar ini digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Waduk Saguling (kapasitas 700-1.400 megawatt), WadukWaduk Cirata (1.008 MW), dan Waduk Jatiluhur (187 MW). Ketiga PLTA itu memasok listrik untuk jaringan interkoneksi Pulau Jawa-Bali yang dihuni hampir separuh dari penduduk negeri ini. Air Citarum yang tercemar juga digunakan untuk perikanan dan irigasi di 420.000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung

penyediaan air bersih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sumber daya air

Citation preview

Citarum Tercemar dari HuluSenin, 25 September 2011 | 02:43 WIB 1Bandung, Kompas - Sungai Citarum, sumber air minum bagi 25 juta warga Jawa Barat dan DKI Jakarta serta pemasok tenaga listrik bagi Pulau Jawa dan Bali, kini tercemar logam berat. Pencemaran disertai pelumpuran dan pendangkalan yang hebat terus berlangsung tanpa ada penanganan serius.Akibatnya, hampir semua fungsi sungai yang sangat strategis bagi kepentingan nasional itu rusak berat. Percemaran dan sedimentasi terjadi mulai dari hulu sungai di Situ Cisanti di kaki Gunung Wayang, Bandung selatan, dan mengalir sepanjang 269 kilometer hingga muara sungai di Pantai Muara Merdeka, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jabar.Sebelum mengalir ke Laut Jawa, sungai terbesar dan terpanjang di Jabar ini digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Waduk Saguling (kapasitas 700-1.400 megawatt), WadukWaduk Cirata (1.008 MW), dan Waduk Jatiluhur (187 MW). Ketiga PLTA itu memasok listrik untuk jaringan interkoneksi Pulau Jawa-Bali yang dihuni hampir separuh dari penduduk negeri ini. Air Citarum yang tercemar juga digunakan untuk perikanan dan irigasi di 420.000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Purwakarta, serta lumbung padi nasional di Kabupaten Karawang, Subang, dan Indramayu.Tingkat kerusakanEkspedisi Sungai Citarum 2011 yang dilakukan Kompas dengan menyusuri sungai dari Situ Cisanti hingga Muara Gembong, pekan lalu, mencatat, perusakan sungai berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan dibiarkan begitu saja melintasi alur sungai. Secara kasatmata, hanya 700 meter dari Situ Cisanti, air Citarum dijadikan tempat pembuangan limbah kotoran sapi.Padahal, air yang keluar dari tujuh mata air di hulu itu sangat bening. Setelah itu, aliran sungai ini melewati perkampungan padat Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, yang sebagian besar penduduknya merupakan petani sayur dan peternak sapi perah. Semua peternak sapi perah di desa ini membuang kotoran sapinya langsung ke sungai, ujar Agus Darajat, tokoh masyarakat yang juga Ketua Kertasari Bersatu. Hasil pemantauan kualitas air Perum Jasa Tirta II menyebutkan, air dari Outlet Cisanti sudah mengandung HS (hidrogen sulfida) dan chemical oxygen demand (COD) melebihi ambang baku mutu.Alih fungsi lahanTokoh masyarakat hulu Citarum, Dede Jauhari, menilai kerusakan itu akibat alih fungsi lahan dari seharusnya kawasan hutan konservasi daerah penangkap air menjadi daerah pertanian semusim. Hampir semua pertanian sayur (wortel, kol, kentang, dan daun bawang) di hulu Citarum menggunakan pestisida dan pupuk kimia.Di sentra industri tekstil Kecamatan Majalaya, 20 km dari Kertasari, limbah industri berwarna pekat dengan bau menyengat serta temperatur dan keasaman tinggi langsung dibuang ke Citarum. Di Kecamatan Dayeuhkolot hingga Soreang, 40-60 km dari hulu, selain limbah industri, sampah domestik yang dibuang dari permukiman padat ke sungai juga memperparah pencemaran. Sampah dari Kota Bandung yang terbawa anak sungai pun turut menjadi bagian dari pencemaran Sungai Citarum.Di Cekungan Bandung ini, sejumlah anak sungai bermuara ke Citarum, yakni Sungai Cikijing, Citarik, Cikeruh, Cidurian, Cikapundung, Cisangkuy, Citepus, dan Cibeureum, yang dijadikan tempat pembuangan limbah dan sampah oleh semua pihak. Berdasarkan hasil evaluasi pemantauan kualitas air oleh Perum Jasa Tirta II, zat kimia Zn (seng), Fe (logam), NH-N, NO-N (nitrogen), HS, Mn (mangan), biochemical oxygen demand (BOD), COD, dan oksigen terlarut melebihi baku mutu air. Sampah dari rumah tangga lebih mudah terurai bila dibandingkan dengan limbah industri yang membahayakan, ujar Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jabar Iwan Setiawan Wangsaatmadja. Pencemaran dan sedimentasi terus berlangsung ke tengah, sekitar Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, hingga ke muara di Laut Jawa.General Manager Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Saguling Erry Wibowo membenarkan, air Citarum yang masuk ke Waduk Saguling sudah tercemar bahan kimia, terutama HS. Pencemaran berlangsung sejak waduk dioperasikan pada 1985 tanpa ada upaya pengendalian. Kami khawatir kasus minamata terjadi di Citarum karena hingga kini belum ada pengendalilan, ujar Erry. Hasil penelitian Pusat Lembaga Sumber Daya Alam Lingkungan Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia Power, Pembangkit Jawa-Bali, dan Perum Jasa Tirta menunjukkan, air di ketiga waduk itu tak layak untuk air baku minum, budidaya perikanan, dan peternakan.Air minum JakartaDari Waduk Jatiluhur, air mengalir ke hilir melalui Bendung Curug yang membagi air ke irigasi Tarum Barat dan Tarum Timur. Tarum Barat mengalirkan air untuk bahan baku air minum 10 juta warga DKI Jakarta. Sebanyak 8.500 liter per detik air baku dikelola PT Aetra Air Jakarta dan 6.000 liter per detik air baku diolah PT Palyja.Di kawasan Muara Gembong, air Citarum berwarna coklat muda langsung masuk ke Laut Jawa. Menurut laporan Perum Jasa Tirta II, April 2011, air Citarum di Muara Gembong mengandung Fe, NO-N, dan HS lebih dari baku mutu. Tahun 2009 pernah semua ikan mati dan mengambang di Sungai Citarum, ungkap Suryana (35), Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku, di balik perannya yang strategis, Citarum juga sering memicu banjir. Luas Daerah Aliran Sungai Citarum tercatat 6.614 km persegi dan dihuni 15,3 juta penduduk. Yang mengherankan, belum ada instansi yang menangani perusakan dan pencemaran Citarum. Selama Citarum masih berair, walaupun tercemar hebat, itu dianggap biasa, ujar Guru Besar Lingkungan Institut Teknologi Bandung Mubiar Purwasasmita.Sumber : Kompas, 25 September 2011RESUMEA. Tanggapan Berdasarkan sumber harian Kompas dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa air di kawasan DAS Citarum sudah mengalami pencemaran yang cukup parah. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakpedulian warga yang bermukim di sepanjang kawasan aliran sungai Citarum dengan selalu membuang sungai di sungai ini. Bukan hanya itu, limbah industri tekstil juga selalu membuang limbah yang belum diolah untuk meminimalisir kandungan berbahaya sisa proses pengolahan ke aliran sungai. Sehingga kawasan hilir juga terkena imbas dari pencemaran yang dilakukan berbagai pihak yaitu warga dan pengelola industri. ternyata pencemaran areal ini sudah terjadi sejak tahun 1985. Hal ini sangat berbahaya jika dibiarkan dan tidak ada upaya untuk mencegah semakin buruknya dampak yang ditimbulkan akibat penurunan kualitas air sungai. Karena air yang mengalir di wilayah DAS Citarum dan anak-anaknya digunakan untuk berbagai keperluan yaitu konsumsi (air minum), pertanian dan perikanan. Jika pencemaran yang berlangsung sangat lama ini tidak segera dicarikan solusi maka tidak menutup kemungkinan 5-10 tahun ke depan akan terjadi kasus seperti di Teluk Minamata. Untuk mencegah timbulnya kasus serupa harus segera dilaksanakan upaya-upaya untuk konservasi dan pengolahan limbah yang tepat. Misalnya, mempertegas sanksi bagi industri yang tidak melakukan pengolahan limbah sisa produksi dengan metode yang tepat sehingga kandungan logam berat atau bahan kimia lainnya tidak membahayakan. Hal ini lebih diperparah dengan penegakan hukum yang masih lemah, diskriminatif dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang fungsi kawasan. Di Sisi lain adanya pandangan secara parsial terhadap pembangunan menyebabkan masing-masing pemerintah daerah kabupaten lebih mementingkan pembangunan ekonomi untuk mengejar pendapatan asli daerah sehingga banyak terjadi perambahan kawasan aliran sungai untuk kegiatan pembuangan limbah baik domestik maupun industri. Eksternalitas adalah dampak atau pengaruh yang dirasakan pihak luar atau orang akibat tidakan orang lain tanpa ada kompensasi (Ganti Rugi) dari pihak yang merugikan. Eksternalitas dibagi menjadi dua yaitu Eksternalitas positif dan Eksternalitas negatif, yang di maksud Eksternalitas positif adalah adalah dampak yang menguntungkan pihak luar tanpa ada konpensasi dari pihak yang di untungkan, sedangkan eksternalitas negatif adalah dampak yang merugikan.Pesatnya pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan kebutuhan air dan lahan. Tingkat pertambahan penduduk begitu pesat, sebaliknya luas DAS Citarum relatif tetap tidak mengalami perubahan, ditambah lagi dengan faktor kemiskinan penduduk yang mengakibatkan semakin meningkatnya perubahan penggunaan lahan yang pada umumnya kurang memperhatikan faktor konservasi tanah dan air dalam pengelolaannya. Faktor pribadi, orang masih tidak memiliki kepedulian pada masalah sampah, yang didasari oleh kurangnya informasi dan pendidikan tentang dampak sampah dan pengolahan sampah. Faktor komunitas, hilangnya gotong royong dalam masyarakat, tidak adanya mekanisme punishment (sanksi) dan reward (pengharagaan) terkait pengolahan sampah dan limbah cair. Selain itu informasi tentang keberhasilan (success story) pengelolaan sampah masih jarang. Faktor pemerintah, kurangnya sosialisasi tentang kebijakan pengolahan samp ah dan kurangnya perhatian pemerintah dalam penyadaran masyarakat. Pemanfaatan potensi DAS Citarum baik sumber daya lahan maupun sumberdaya air yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi akan mengakibatkan degradasi di hulu, tengah dan hilir DAS Citarum. Setiap penduduk dalam setiap harinya menyumbangkan limbah domestik baik cair maupun padat ke aliran sungai. Rendahnya kepedulian masyarakat pada pengolahan sampah selain disebabkan oleh rendahnya kesadaran hidup bersih. juga tidak adanya dorongan dan perhatian dari pemerintah setempat. Sampah rumah tangga lebih mudah terurai dibandingkan sampah limbah industri.Sampah yang tidak bisa terurai akan menumpuk dan mengalir ke wilayah hilir. Sehingga tak heran jika daerah hilirlah yang sangat dirugikan. Pada musim-musim tertentu air di kawasan hilir akan membludak karena terpenuhi oleh sampah-sampah bawaan dari bagian hulu sehingga bencana banjir tak bisa dihindari. Itulah mengapa bencana banjir selalu melanda kota Jakarta tiap musim hujan bahkan cuaca ekstrem seperti saat ini. Bagaimana banjir dapat dicegah jika daerah tangkapan air sudah mengalami kerusakan dan alih fungsi. Rusaknya kualitas air di sungai Citarum memang sungguh ironi, karena 10 juta penduduk DKI Jakarta mengkonsumsi air yang sudah tercemar limbah dan logam berat. Ini menjadi keprihatinan bersama yang harus segara ditindaklanjuti untuk mencari solusi terbaik. Bukan sekedar berbahaya bagi kesehatan manusia, limbah yang tercemar logam berat juga merusak ekosistem bawah air. Biota sungai yang mendiami kawasan tersebut akan karacunan bahkan mati. Air yang terminum oleh manusia akan menyebakan penyakit berbahaya dalam jangka panjang. Padahal kualitas air untuk konsumsi dengan irigasi dan perikanan berbeda. Dimana kualitas air minum merupakan kualitas A sedangkan untuk irigasi dan perikanan bisa di bawah standar itu. bukan sekedar itu, ternyata semua pertanian dan perkebunan di kawasan hulu banyak menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Residu yang mengalir di perairan akan menurunkan kualitas air di kawasan tersebut bahkan tercemar terbawa di bagian hilir. Tidak ada sinergi pengelolaan yang sejalan antara kawasan hulu hingga bagian hilir. Dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 disebutkan, air minum yang dikonsumsi harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas. Persyaratan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) NO. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Parameter kualitas air bersih yang ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 terdiri atas parameter fisik, parameter kimiawi, parameter mikrobiologis.1. PARAMETER FISIK Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Penyimpangan terhadap parameter ini menunjukkan bahwa air tersebut telah terkontaminasi bahan lain yang mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia.

2. PARAMETER KIMIAAir haruslah bebas dari beberapa logam berat yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), air raksa (Hg), dan Mangan (Mn). Air yang terkontaminasi umumnya bisa diketahui dari warna dan baunya.3. PARAMETER MIKROBIOLOGISDalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan Coli tinja dan total Coliforms. Bila mengandung Coli tinja berarti air tersebut tercemar tinja. Tentu saja tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit, di antaranya tifus. Sementara jika tercemar total Coliforms, air itu dapat mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pernapasan.Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Athena (1996) menunjukkan 41.5 % sampel air di Jakarta mengandung Merkuri (Hg) berlebih, 25.4 % sampel air di Bogor mengandung Kadmium (Cd) berlebih, dan 41.1 % sampel air di Bogor mengandung Timbal (Pb) berlebih. Kandungan logam berat pada air minum Bogor dan Jakarta lebih tinggi dibandingkan Bekasi dan Tangerang.Indikator yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran air adalah cemaran logam berat didalamnya. Disebut logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa tinggi (5 gr/cm3) dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya. Di antara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, dan Zn. Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh mahluk hidup.Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis Hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit Akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 miugram/dl dalam darah.Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk, dan lemah.Merkuri (Hg) dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan Merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, Hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala. Jika terjadi Akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil, gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun gangguan mental. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun shock. Arsenik (As) dalam tubuh dapat mengganggu daya pandang mata, hiperpigmentasi (kulit menjadi berwarna gelap), hiperkeratosis (penebalan kulit), pencetus kanker, infeksi kulit (dermatitis). Selain itu, dapat menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang, menurunnya sel darah, gangguan fungsi hati, kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, kerusakan pembuluh darah, varises, gangguan sistem reproduksi, menurunnya daya tahan tubuh, dan gangguan saluran pencernaan.Chromium (Cr) dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap sistem saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Dampak kandungan logam berat memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kita dapat mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran untuk ikut serta melestarikan sumber daya hayati serta menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Salah satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan adalah dengan mendeteksi kondisi air yang kita gunakan sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika kondisi air Anda sudah terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat kita cegah.B. Pemecahan MasalahLangkah pertama yang harus ditempuh yaitu BLH (Badan Lingkungan Hidup) provinsi Jawa Barat harus membentuk kader-kader lingkungan bagi kawasan pemukiman di sepanjang aliran sungai. kader-kader lingkungan ini harus bisa menjadi penghubung antara program pemerintah dan apa yang harus dilakukan masyarakat untuk mencapai program tersebut berkaitan dengan pelestarian sumber daya air. Istilah one river, one plan, one management harus benar-benar dipahami oleh seluruh pihak agar tercipta sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat.Pengelolaan DAS Citarum secara terpadu hulu-hilir dapat dilaksanakan melalui beberapa aspek di bawah ini.a. Penguatan Koordinasi dan Kapasitas KelembagaanPendekatan teknis yang selama ini dijadikan sebagai alternatif pengendalian umumnya bersifat jangka pendek, disamping itu menyebabkan biaya sosial dan finansial yang tinggi, sehingga apabila pendekatan teknis/teknologi ini kurang didukung oleh pendekatan-pendekatan institusi, sosial, ekonomi dan kelembagaan yang mantap maka tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Kelembagaan yang dimaksud adalah mencakup aturan main, organisasi yang perilakunya dipengaruhi oleh aturan main tersebut, serta kelembagaan yang berupa ikatan-ikatan sosial di dalam masyarakat.Pengelolaan DAS Citarum yang melintasi beberapa wilayah administrasi yang berbeda memerlukan koordinasi dan keterpaduan kebijakan pengelolaan dari hulu-hilir, sehingga kebijakan yang dilaksanakan tidak bersifat ego sektoral dan ego wilayah masing-masing. Pengelolaan DAS Citarum harus secara menyeluruh dengan memperhatikan DAS Brantas sebagai unit analisis dan bukan batasan wilayah administrasi.Demikian juga dengan koordinasi antar sektor terkait hulu dan hilir, sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja bukan hal yang mudah, tetapi dengan komitemen bersama dan kesadaran bersama bahwa dalam pengelolaan DAS berlaku prinsip one river, one plan, one management mengindikasikan pentingnya DAS dikelola sebagai suatu kesatuan utuh ekosistem sumberdaya alam. Melalui pola ini pola pengelolaan yang bersifat ego sektor dan parsial dapat dihindari karena orientasi dan komitmen perencana, pelaksana dan pengawas program pengelolaan DAS akan tertuju pada lembaga bersama dan meliputi keseluruhan hulu-hilir DAS.Dalam rangka peningkatan pemahaman dan koordinasi semua sektor dalam pengelolaan DAS terpadu, strategi yang ditempuh pemerintah daerah melalui :1. Memantapkan sistem perencanaan tata ruang dengan meningkatkan ketersediaan rencana tata ruang wilayah yang dilakukan secara transparan, partisipatif dan sesuai dengan kaidah perencanaan.2. Meningkatkan ketertiban pemanfaatan ruang dalam DAS melalui penyediaan rinci tata ruang dan melengkapinya dengan kebijakan, peraturan-peraturan, standar, mekanisme perizinan dalam pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang.3. Meningkatkan kemampuan kelembagaan melalui pengembangan prosedur dan mekanisme, pengembangan organisasi, pemasyarakatan prinsip pengelolaan DAS termasuk hak dan kewajiban masyarakat dalam penyusunan rencana serta perwujudan dan pengendalian dalam pengelolaan DAS.b. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan pada dasarnya merupakan suatu strategi pembangunan yang memberikan semacam ambang batas pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah serta sumberdaya alam yang ada di dalamnya. Ambang batas ini tidaklah bersifat mutlak, melainkan batas yang luwes yang bergantung pada kondisi teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan biosfer untuk menerima dampak kegiatan manusia. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah suatu strategi pengelolaan ekosistem alamiah sedemikian rupa, sehingga kapasitas fungsionalnya untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia tidak rusak.Dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya tersebut diperlukan suatu konsep yang memperhatikan faktor sosial budaya, ekonomi dan lingkungan secara terintegrasi. Strategi pembangunan pertanian secara berkelanjutan harus mencakup aspek-aspek kebijakan di sektor pertanian, diversifikasi program dan usaha tani, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk secara tepat, perencanaan dan pengelolaan lahan yang memperhatikan aspek konservasi tanah dan air, pemanfaatan sumberdaya air secara efisien, pembangunan infrastruktur pendukung dan peningkatan keterampilan petani dan kelembagaan.Kegiatan budidaya pertanian tidak terlepas dari pemanfaatan sumberdaya alam seperti sumberdaya air, tanah, udara dan keanekaragaman hayati untuk mencapai sasaran produksi dan kualitas yang diinginkan. Sumberdaya yang dimanfaatkan tersebut telah memberikan dukungan yang besar dalam pembangunan pertanian, namun pengelolaan sumberdaya yang tidak ramah lingkungan menyebabkan menurunnya kemampuan alam untuk menopang kehidupan. Praktek pertanian yang berorientasi semata-mata hanya pada peningkatan produksi menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga tidak dapat menjamin keberlanjutan pemanfaatannya.Upaya-upaya peningkatan produktivitas di sektor pertanian dirangkum dalam satu strategi yang disebut revitalisasi pertanian untuk memacu perekonomian. Revitalisasi pertanian dilakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian dan mendukung perekonomian daerah.Sedangkan untuk sektor industri hendaknya menggunakan metode yang tepat dalam pengolahan limbah agar meminimalisir kandungan logam berat yang mencemari kawasan perairan. Limbah cair tekstil pada umumnya diolah secara fisik,kimia dan biologi, sebagaimana diuraikan dalam pedoman pengelolaan limbah industri tekstil bahwa, pengolahan limbah tersebut dilakukan melalui pengaturansedimentasi, koagulasi, pH,oksigen terlarut (DO) dan pembuatan kolam lumpur aktif (activated sludge)(1).Limbah tersebut memiliki karakteristikalkalinitas, padatan tersuspensi (SS), suhudan kebutuhan oksigen biokimia (BOD) yang tinggi. Namun demikian, tinggi rendahnyakandungan BOD dalam limbah tekstil sangat dipengaruhi oleh bahan baku tekstil yang digunakan dalam proses produksi. Dalam Nemerow (1978) antara lain disebutkan bahwa limbah cair tekstil dari bahan baku rayon menghasilkan BOD (1200-1800 mg/L) lebih tinggi dibandingkan dengan limbah cair tekstil dengan bahan baku katun yang menghasilkan kadar BOD berkisar anatara 220-600 mg/L. Selanjutnya ditinjau dari bahan baku dan bahan penolong dalam proses pembuatan tekstil, ternyata limbah yang dihasilkan didominasi oleh senyawa organik yang ditunjukan oleh dominasi konsentrasi BOD yang tinggi dalam limbah. Dengan karakteristik tersebut, maka pemanfaatan mikroba pengurai dalam pengolahan limbah tekstil merupakan pertimbangan yang tepat. Oleh karena itu, meskipun awalnya penggunaan teknologi proses pengolahan limbah secara fisika dan kimia lebihmenonjol, secara bertahap penggunaan proses biologi yang memanfaatkan konsorsium mikroba telah menjadi alternatif, baik karena merupakan teknik pengolahan yang sederhana maupun alasan ekonomis karena penggunaan bahan kimia yang semakin dikurangi. Dengan memanfaatkan aktifitas mikroba diharapkan senyawa organik yang terkandung didalam limbah cair tekstil dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi kehidupan perairan. Adapun aktifitas mikroba yang diharapkan adalah perannya dalam proses penguraian (degradasi) senyawa organik. Proses lain dalam pengolahan limbah ini adalah proses koagulasi dan flokulasi yang merupakan proses destabilisasi muatan pada partikel tersuspensi dan koloid yang dilanjutkan dengan fenomena aglomerasi dari partikel yang terkoagulasi menjadi partikel yang terendapkan. Peran inilah yang diharapkan mampu digantikan oleh mikroba, dimana sebelumnya terjadi dengan proses fisik kimia.Bukan hanya metode pengolahan limbah yang tepat tetapi juga ada cara-cara mendapatkan air yang layak konsumsi bagi masyarakat. Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga mendidih setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova, kista dan mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida dan pengendapan kalsium karbonat.1. Disinfeksi kimia.Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di genangan air, tangki atau air sumur.2. Bubuk pemutih.Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan keruh tidak bisa dimurnikan dengan metode ini.3. Tablet klorin.Dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin cukup mahal tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala keciL4. FilterAda beberapa jenis filter, antara lain filter keramik lilin dan UV filter.Bagian utama dari sebuah filter keramik lilin ini adalah lilin yang terbuat dari porselin atau tanah infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang masuk ke dalam akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam minum air, tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa lolos saringan.

MAKALAH RESUME ARTIKELCitarum Tercemar dari HuluOleh :Nama: Rifny ArdianitaNIM: 115100901111009Jurusan/prodi: Keteknikan Pertanian/ TSAL

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2012