51
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari kegiatan rumah sakit adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatif dari kegiatan rumah sakit antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan yang perlu perhatian khusus. (Rudiyanto, 2012) Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, dengan berkumpulnya orang sakit dan sehat tersebut memunculkan resiko yang dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Menurut Kepmenkes 1204, 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit Teori HM Bloom menyebutkan bahwa lingkungan merupakan salah satu unsur penting di dalam kehidupan diantara host dan agent penyakit, dalam hal ini lingkungan sebagai instrumen penyeimbang kehidupan, apabila kualitas lingkungan menurun, maka agent penyakit akan naik dan derajat kesehatan masyarakat akan turun. Penyehatan lingkungan rumah sakit merupakan kegiatan penunjang yang cukup vital dalam kegiatan pelayanan rumah sakit. Pedoman Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, terdapat beberapa pokok pengelolahan sanitasi kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah, pengelolaan sampah medis, pengelolaan makanan, pengelolaan linen, sanitasi ruangan dan peralatan, serta pengendalian serangga dan tikus. Semua kegiatan sanitasi di lingkungan rumah sakit berada di bawah program kerja Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL). Instalasi penyehatan lingkungan sebagai unit kerja RSUD Dr. Saiful Anwar Malang mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan manajemen

Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bagaimana pelaksanaan penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman di RS dr, Saiful Anwar Malang

Citation preview

Page 1: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak

positif maupun negatif. Dampak positif dari kegiatan rumah sakit adalah meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatif dari kegiatan rumah sakit antara

lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit

dan pencemaran lingkungan yang perlu perhatian khusus. (Rudiyanto, 2012)

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang

sakit maupun orang sehat, dengan berkumpulnya orang sakit dan sehat tersebut

memunculkan resiko yang dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Menurut Kepmenkes 1204,

2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit

Teori HM Bloom menyebutkan bahwa lingkungan merupakan salah satu unsur

penting di dalam kehidupan diantara host dan agent penyakit, dalam hal ini lingkungan

sebagai instrumen penyeimbang kehidupan, apabila kualitas lingkungan menurun, maka

agent penyakit akan naik dan derajat kesehatan masyarakat akan turun.

Penyehatan lingkungan rumah sakit merupakan kegiatan penunjang yang cukup

vital dalam kegiatan pelayanan rumah sakit. Pedoman Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, terdapat beberapa pokok pengelolahan

sanitasi kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan

limbah cair, pengelolaan sampah, pengelolaan sampah medis, pengelolaan makanan,

pengelolaan linen, sanitasi ruangan dan peralatan, serta pengendalian serangga dan tikus.

Semua kegiatan sanitasi di lingkungan rumah sakit berada di bawah program kerja

Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL). Instalasi penyehatan lingkungan sebagai unit kerja

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan manajemen

Page 2: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

2

penyehatan lingkungan rumah sakit. Kegiatan manajemen tersebut dilakukan dengan

program-program yang mengacu pada peraturan dan pedoman yang berlaku dengan tujuan

utama peningkatan mutu pengelolaan dan pemantauan lingkungan RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang. Salah satu program instalasi penyehatan lingkungan rumah sakit adalah sanitasi

bangunan, ruangan, dan halaman. Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau

alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan, oleh karena itu

perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja

dengan produktif secara sosial ekonomis. Sarana dan bangunan umum dinyatakan

memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis

dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat

sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.

(Fahmi, 2009)

WHO dan kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan

rumah sakit menyatakan bahwa Sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman rumah sakit

adalah suatu usaha untuk mengawasi berbagai faktor lingkungan fisik yang berpengaruh

terhadap manusia, terutama terhadap hal-hal yang yang mempunyai efek merusak

perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup semua ruang/unit dan halaman

yang ada di dalam batas pagar rumah sakit(bangunan fisik dan kelengkapannya) yang

dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.

Sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman terdapat berbagai macam persyaratan

yang harus dipenuhi untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan oleh konstruksi

bangunan, ruangan, dan halaman tersebut.

Ruangan rumah sakit terbagi berbagai zona resiko. Diantaranya zona resiko

rendah, resiko sedang, resiko tinggi, dan resiko sangat tinggi. Diantara zona-zona tersebut

persyaratannya tidak sama. Yang mana antara zona rendah dan zona yang lainnya ada

perbedaan persyaratan yang harus dipenuhi, baik fisik maupun mutu.

Page 3: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

3

Salah satu contoh adalah ruangan di resiko sangat tinggi dindingnya harus mudah

dibersihkan, tidak boleh ada sudut, dinding pertemuan harus konus. Persyaratan ini mutlak

harus dipenuhi. Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi maka dampak yang ditimbulkan akan

sangat besar baik bagi pasien maupun tenaga kesehatan ataupun orang yang ada di rumah

sakit tersebut.

Oleh karena itu diperlukan upaya penyehatan lingkungan rumah sakit khususnya

sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan

karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari dampak kegiatan

rumah sakit tersebut.

Page 4: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

4

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kegiatan lapangan di IPL RSUD dr. Saiful Anwar?

2. Bagaimana sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman di RSUD dr Saiful Anwar Malang

sudah sesuai dengan kepmenkes 1204/MENKES/SK/IX/2004 ?

3. Apa saja masalah-masalah yang terdapat dalam program sanitasi bangunan, ruangan, dan

halaman di RSUD dr. Saiful Anwar Malang?

4. Bagaimana solusi alternatif untuk memecahkan masalah yang ada di program sanitasi

bangunan, ruangan, dan halaman di RSUD dr. Saiful Anwar Malang?

1.3 TUJUAN

1.3.1. Tujuan umum

Memperoleh ketrampilan, penyesuaian, pengetahuan, dan sikap serta mendeskripsikan

kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman di

RSUD Saiful Anwar Malang

1.3.2. Tujuan khusus

1. Menggambarkan kegiatan lapangan di Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL)

RSUD dr. Saiful Anwar

2. Mengetahui apakah sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman di RSUD Saiful

Anwar sudah sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang kesehatan

lingkungan rumah sakit

3. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam program sanitasi bangunan, ruangan, dan

halaman di RSUD dr. Saiful Anwar Malang

4. Menganalisis solusi alternatif tentang pemecahan masalah yang ada di program

sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman di RSUD dr. Saiful Anwar

Page 5: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

5

1.4. MANFAAT

1.4.1. Bagi Mahasiswa

Memperoleh wawasan, pemahaman, dan penghayatan serta pengalaman lapangan

ruang lingkup Instalasi Penyehatan Lingkungan di RSUD dr Saiful Anwar Malang

terutama di bidang sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman.

1.4.2. Bagi Program Studi

1. Mendapatkan masukan tentang perkembangan di bidang keilmuan dan teknologi

yang diterapkan dalam praktik kerja di instansi tersebut

2. Menjalin kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan instansi dalam

upaya memberikan bekal mahasiswa untuk mengetahui dunia kerja

1.4.3. Bagi Instansi atau RSUD dr. Saiful Anwar Malang

1. Sebagai bahan pertimbangan evaluasi dan penetapan kebijakan di IPL RSSA

khususnya sanitasi bangunan, ruang, dan halaman. Dalam pelaksanaan program

di wilayah kerja Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL) RSUD dr. Saiful Anwar

Malang.

Page 6: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Lingkungan

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin

keadaan sehat dari manusia.

Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan

kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut World Health Organization

(WHO), yaitu :

1. Penyediaan air minum

2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan sampah padat

4. Pengendalian vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

Page 7: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

7

16. Tindakan sanitasi dihubungkan dengan epidemi, darurat, bencana, daerah urban dan

transmigrasi.

17. Tindakan pencegaan

2.2. Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Menurut WHO Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi berbagai faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap manusia, terutama terhadap hal-hal yang yang

mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup.

Sanitasi lebih menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor

lingkungan yang mempengarui derajat kesehatan manusia dengan mengutamakan usaha

pencegahan sehingga dapat menghindari munculnya penyakit. (Azwar, 1990)

Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul

untuk melakukan kegiatan secara insidentil maupun terus menerus, secara membayar

maupun tidak membayar.(Soeparlan, 1989)

Jadi sanitasi tempat-tempat umum bisa diartikan sebagai usaha untuk mengawasi

dan mencegah kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh

dan untuk umum terutama terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya / menularnya

suatu penyakit. (Karbi, 2007)

2.2.1. Jenis tempat-tempat umum antara lain : (Karbi, 2007)

1. Yang berhubungan dengan sarana pariwisata :

a. Penginapan/losmen

b. Kolam renang

c. Bioskop

d. Tempat hiburan

e. Tempat rekreasi

f. Bilyard

g. Tempat bersejarah

Page 8: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

8

2. Yang berhubungan dengan sarana perhubungan :

a. Terminal angkutan darat

b. Terminal angkutan sungai

3. Yang berhubungan dengan sarana komersial

a. Pemangkas rambut

b. Salon kecantikan

c. Pasar-pasar

d. Apotik

e. Toko obat perbelanjaan

4. Yang berhubungan dengan sarana sosial :

a. Tempat-tempat ibadah

b. Rumah sakit

c. Klinik bersalin

d. Sekolah-sekolah/asrama

e. Panti asuhan

5. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta termasuk bank-bank pemerintah dan

swasta

2.2.2. Secara umum sanitasi tempat umum dapat dilihat dari :

1. Kualitas bangunan

a. Bahan bangunan dan konstruksinya bisa menentukan apakah bangunan

tersebut mudah rusak, terbakar, lembab, panas, sebagai sarang serangga

pembawa penyakit, bising, kecelakaan, kebakaran, penyakit ISPA, penyakit

bawaan vektor.

b. Denah bangunan dan kecukupan ruang sesuai dengan fungsinya.

Page 9: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

9

2. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan

a. Bersih, kuat, mencegah sebagai tempat serangga dan binatang mengerat tata

ruang sesui dengan fungsinya

b. Kontruksi :

1. Lantai kuat, kedap air, rata, tidak licin, mudah dibersihkan, lantai kontak

air kemiringan 2-3%.

2. Dinding rata, mudah dibersihkan

3. Ventilasi : menjamin peredaran udara dalam ruang denga baik, atau bisa

diberi ventilasi mekanis

4. Atap tidak bocor, tidak menjadi genagan air

5. Langit-langit tinggi minimal 2,5 m, mudah dibersihkan.

6. Pintu dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.

7. Pencahayaan ruangan sesuai dengan aktifitas

3. Persyaratan kesehatan ruang/ kamar

Bersih, tersedia tempat sampah, bebas dari serangga dan tikus, udara tidak

berbau (terutama H2S dan Amoniak), tidak berasap, kadar debu kurang dari 0,26

mg/m3, suhu 18-28 C, kelembaban 40% – 70 %, Tingkat kebisingan sesuai

dengan fungsi ruangan.

4. Persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi

a. Penyediaan air bersih kualitas dan kuantitas memenuhi syarat, selalu tersedia

pada setiap kegiatan secara berkesinanbungan, sistem perpiupaan dan

mempunyai tekanan positif.

b. Pembuangan air limbah sistem tertutup, kedap air, lancar dan diolah.

c. Tempat sampah kuat, ringan, tahan karat, tahan air, mudah dibuka dan ditutup,

sampah setiap hari dibuang, ada tempat pengumpul sampah

5. Ada peralatan yang mencegah masuknya serangga dan tikus.

Page 10: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

10

2.3. Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan rumah sakit

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh instalasi penyehatan bangunan, ruangan,

dan halaman, antara lain:

1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit

a. Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang kelas,

dilengkapi dengan agar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau

binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.

b. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan

keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi

dengan rambu parkir.

c. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika

berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk

mengatasinya.

d. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok

e. Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas

cahaya yang cukup.

f. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak terdapat

genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia

lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman

g. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah,

masing-masing dihubungkan langsung dengan

h. instalasi pengolahan limbah.

i. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu yang

menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.

j. Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan

bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang

memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai

tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan

binatang pengganggu lainnya

Page 11: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

11

2. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit

a. Lantai, dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,

warna terang, dan mudah dibersihkan.

2. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup

ke arah saluran pembuangan air limbah

3. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah

dibersihkan

b. Dinding

c. Ventilasi

1. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang

dengan baik.

2. Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai

3. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan

baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis.

4. Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan

ruangan.

d. Atap

1. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga,

tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

2. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.

e. Langit-langit

1. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.

2. Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.

3. Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.

f. Konstruksi

Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi

genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.

Page 12: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

12

g. Pintu

Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah

masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

h. Jaringan Instalasi

1. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik,

sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi

persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan

kesehatan.

2. Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah

dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum.

i. Lalu Lintas Antar Ruangan

1. Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didesain sedemikian

rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan

hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya

kecelakaan dan kontaminasi

2. Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana

pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang

mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai harus

dilengkapi ARD (Automatic Rexserve Divide) yaitu alat yang dapat mencari

lantai terdekat bila listrik mati.

3. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila

terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk

brankar.

j. Fasilitas Pemadam Kebakaran

Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Page 13: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

13

3. Ruang Bangunan

a. Zona dengan Risiko Rendah

Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer,

ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang

pendidikan/pelatihan. Dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang

2. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air,

berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus

berbentuk konus.

3. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat,

warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal

2,70 meter dari lantai.

4. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang

bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.

5. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan

baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin

6. adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan

mekanis (exhauster) .

7. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter

dari lantai.

b. Zona dengan Risiko Sedang

Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit

menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan

bangunan pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona

risiko rendah.

c. Zona dengan Risiko Tinggi

Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif,

laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang bedah mayat

(autopsy), dan ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 14: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

14

1. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang.

a. Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi

1,50 meter dari lantai dan sisanya dicat warna terang.

b. Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap, dengan

ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan

dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara

ruang Sinar X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette.

2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna

terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus

3. Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atu bahan yang kuat, warna

terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70

meter dari lantai.

4. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang

bawah jendela minimal 1,00 meter dari lanti.

5. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter

dari lantai.

d. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi

Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang

perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau dicat

dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.Langit-langit

terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal 2,70 meter dari

lantai.

2. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua

pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.

3. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan

berwarna terang.

Page 15: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

15

4. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah

dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-

langit

5. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai

6. Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang

dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan

ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara

bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah.

Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi organ harus

menggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System

7. Tidak dibaenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu

harus dibuat ruang antara.

8. Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat ke dalam ruang operasi

perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian

cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat diuka dan ditutup.

9. Pemasangan gas media secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau

di atas langit-langit.

10. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.

4. Kualitas Udara Ruang

a. Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak)

b. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan

rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 µg/m3, dan tidak

mengandung debu asbes.

5. Tata Laksana

a. Pemeliharaan Ruang Bangunan

1. Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore hari.

2. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah

pembenahan/merapi-kan tempat tidur pasien, jam makan, jam kunjungan

dokter, kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu bilamana diperlukan.

3. Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari.

Page 16: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

16

4. Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih (pel)

yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat.

5. Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel tersendiri.

2. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua)

3. Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada dinding harus segera

dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.

b. Pencahayaan

1. Lingkungan rumah sakit, baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat

cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.

2. Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk menyimpan

barang/peralatan perlu diberikan penerangan. c. Ruang pasien/bangsal harus

disediakan penerangan umum dan penerangan untuk malam hari dan

disediakan saklar dekat pintu masuk, sekitar individu ditempatkan pada titik

yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan berisik.

c. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara

1. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus harus mendapat perhatian

yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin, hendaknya dipelihara dan

dioperasikan sesuai buku petunjuk sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran

udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit

yang menggunakan pengatur udara (AC) sentral harus diperhatikan cooling

tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri legionella dan untuk AHU

(Air Handling Unit) filter udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri

atau jamur.

a. Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan

exhaustfan hendaknya diletakkan pada ujung sistem ventilasi.

b. Ruangan dengan volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1 (satu) fan

dengan diameter 50 cm dengan debit udara 0,5 m3/detik,

Page 17: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

17

2. Frekuensi pergantian udara per jam adalah 2 (dua) sampai dengan 12 kali.

a. Pengambilan supplai udara dari luar, kecuali unit ruang individual,

hendaknya diletakkan sejauh mungkin, minimal 7,50 meter dari

exhauster atau perlengkapan pembakaran.

b. Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap.

3. Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.

4. Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi, perawatan bayi, diambil

dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya ddisediakan 2 (dua)

buah exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai.

5. Suplai udara di atas lantai.

6. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya

tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC,

toilet, gudang.

7. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilenglengkapi dengan saringan 2

beds. Saringan I dipasang di bagian penerimaan udara dari luar dengan

efisiensi 30 % dan saringan II (filter bakteri) dipasang 90 %. Untuk

mempelajari sistem ventilasi sentral dalam gedung hendaknya mempelajari

khusus central air conditioning system.

8. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross

ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak

9. terhalang.

10. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi

dibandingkan ruang-ruang lain dan menggunakan cara mekanis (air

conditioner)

11. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner

dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum

0,20 meter dari langit-langit.

12. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1 (satu) kali

sebulan harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol (resorcinol, trietylin

Page 18: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

18

glikol), atau disaring dengan elektron presipitator atau menggunakan

penyinaran ultra violet.

13. Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan

pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter kualitas udara (kuman, debu,

dan gas).

d. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara

1. Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa sehingga kamar

dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan.

2. Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitarnya agar

diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan cara :

a. Pada sumber bising di rumah sakit peredaman. Penyekatan, pemindahan,

pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber bising.

b. Pada sumber bising dari luar rumah sakit : penyekatan/penyerapan bising

dengan penanaman pohon (freen belt), meninggikan tembok, dan

meninggikan tanah (bukit buatan).

e. Fasilitas Penyediaan Air Minum dan Air Bersih

1. Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan.

2. Tersedia air bersih minimum 500 lt/tempat tidur/hari

3. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang

membutuhkan secara berkesinambungan.

4. Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangan/kamar harus

menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.

5. Persyaratan penyehatan air termasuk kualitas air minum dan kualitas air

bersih

f. Penyehatan Air.

1. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi

a. Harus tersedia dan selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih.

b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna

terang, dan mudah dibersihkan.

Page 19: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

19

c. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan

tempat cuci tangan)tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar

karyawan harus tersedia kamar mandi.

d. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan

penahan bau (water seal).

e. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan

dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya.

f. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.

g. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanit, unit rawat

inap dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.

h. Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan

ada petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1

(satu) toilet untuk 1 – 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 – 30

pengunjung pria.

i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara

kebersihan.

j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat

menjadi tempat perindukan nyamuk.

k. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi

Page 20: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

20

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan tanggal 13 Februari sampai 10

Maret 2012 di Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL) RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Di

IPL terdapat beberpa program, sehingga dari 14 orang dibagi menjadi 4 kelompok yang

terdiri dari 4 dan 3 orang di dalam kelompok tersebut yang masing-masing terdapat

pembimbing. Di dalam pelaksanaan PKL sehari-hari dirolling sesuai dengan program kerja

pembimbing yang mana 1 pembimbing lapangan mendampingi PKL selama 3 hari sesuai

dengan program kerja pembimbing tersebut.

3.2 Sanitasi Bangunan, Ruangan, dan Halaman

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki

peran sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat,

maka kepuasan pasien adalah hal yang paling diutamakan, sehingga harus meningkatkan

kualitas pelayanan baik medis maupun non medis, termasuk didalamnya fasilitas sanitasi

sebagai penunjang pelayanan yang ada.

Berikut ini data RSUD Saiful Anwar yang berhubungan dengan sanitasi

bangunan, ruangan, dan halaman sebagai penunjan pelayanan kesehatan yang tercantum di

dalam tabel 3.1

Page 21: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

21

Tabel 3.1. Rincian sanitasi bangunan, ruangan dan halaman RSUD dr. Saiful Anwar

No Jenis Jumlah satuan

1 Luas lahan 84.106,60 m2

2 Luas bangunan lantai I 54.718,38 m2

3 Luas seluruh bangunan 76.689,98 m2

4 Jumlah ruangan/ bangunan 86 buah

5 Jumlah KM / WC 278 buah

6 Jumlah westafel 404 buah

7 Luas selasar 15.106,16 m2

8 Luas saluran air/ got/ pagar 1.813,11 m2

9 Luas halaman, jalan aspal dan tempat

parkir

18.610,15 m2

10 Luas taman 8.964,96 m2

3.2.1. Sanitasi Kontruksi Bangunan dan Ruangan

a. Lantai

Kontruksi lantai di RSSA terbuat dari keramik, mudah dibersihkan, di

zona resiko rendah dan resiko sedang, diantara dinding dan lantai

pertemuananya membentuk sudut, sedangkan di zona resiko tinggi dan resiko

sangat tinggi pertemuan antara lantai dengan dinding tidak membentuk sudut

(konus).

Page 22: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

22

Lantai RSUD Saiful Anwar terdapat gambar yang menuntun kita ke

pintu darurat (keluar) apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti

kebakaran ataupun gempa bumi.

Gambar 3.1 Kontruksi lantai

b. Dinding

Gambar 3.2 Kontruksi dinding

Page 23: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

23

Kontruksi dinding di RSSA terbuat dari batu bata dengan cat yang cerah,

dan di zona resiko tinggi dan sangat tinggi dinding ruangannya terbuat dari

keramik atau batu bata dengan dicat minyak bertujuan supaya mudah

dibersihkan

c. Ventilasi

Ventilasi di ruang-ruang RSSA dibuat menurut zona resiko yang mana

bisa terdiri dari ventilasi alamiah, ventilasi buatan, ataupun keduanya. Ventilasi

alamiah terdapat di ruang-ruang dengan zona resiko rendah. Di zona sedang

bisa memakai keduanya baik ventilasi alami maupun buatan. Dan untuk

ventilasi buatan terdapat di ruangan zona tinggi dan sangat tinggi.

Ventilasi ruangan-ruangan di RSSA juga menggunakan cross

ventilation, dan masing-masing ventilasi terdiri dari ventilasi insidental dan

ventilasi permanen.

Gambar 3.3. Kontruksi ventilasi

Page 24: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

24

d. Atap

Atap gedung RSSA terbuat dari genteng dan ada juga yang terbuat dari

beton, yang dilengkapi dengan penagkal petir

Gambar 3.4. Kontruksi atap genteng

Gambar 3.5. Kontruksi atap beton

Page 25: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

25

e. Langit-langit

Langit-langit ada yang terbuat dari asbes, juga ada yang terbuat dari

beton dengan cat rata-rata warna putih, permukaan rata tidak berlobang,

sehingga mudah dibersihkan.

Gambar 3.6. Kontruksi langit-langit

f. Pintu

Gambar 3.7. Kontruksi pintu

Page 26: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

26

Pintu yang ada di RSSA ada yang terbuat dari kayu dan dari kaca. Di

pintu masuk RSSA pintu membuka kedalam, sedangkan di pintu keluar pintu

dan pintu darurat membuka keluar. Dan lebar pintu minimal 1,5 meter

g. Lalu lintas antar ruangan (selasar)

Selasar utama di RSSA dari IRNA 1-4 luas selasar 4 meter, dan untuk

selasar menuju ruang-ruang perawatan lebarnya 3 meter. Dengan tujuan agar

lalu lintas karyawan, pasien, maupun barang di dalam rumah sakit lancar.

Gambar 3.8. Kontruksi selasar

h. Fasilitas pemadam kebakaran

Dimasing-masing gedung dan ruangan ada APAR (Alat Pemadam Api

Ringan) yang setiap bulan di kontrol oleh petugas IPL dan apabila sudah

kedualuarsa akan ditukar kembali ke CV APAR tersebut.

Page 27: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

27

Gambar 3.9. APAR RSUD dr. Saiful Anwar

i. Jaringan instalasi

Jaringan instalasi di RSUD Saiful anwar sudah tertata dengan baik,

ditanam di bawah tanah. Jalur instalasi air maupun limbah sudah terpisahkan.

Di jalur air limbah sendiri sebelum menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air

Limbah) juga dipisahkan antara pipa air limbah dari dapur, pipa air limbah dari

kamar pasien, dan pipa air limbah dari laundry. Sebelum semuanya mengalir

ke saluran pipa yang menuju IPAL terlebih dahulu ditampung di dalam bak

Pre Treatment Basin (PTB) yang berfungsi untuk memperingan kerja dari

IPAL. Di setiap pipa yang dialiri oleh air limbah terpasang bak control yang

fungsinya sebagai control terhadap saluran, apabila tersumbat maka akan cepat

untuk dilakukan penanganan. Sehingga kemungkinan terjadinya kontaminasi

silang sangat kecil.

Page 28: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

28

Gambar 3.10. Bak Pre Treatment Basin (PTB)

Gambar 3.11. Bak kontrol

Page 29: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

29

j. Pencahayaan

Pencahayaan di masing-masing ruangan RSUD Saiful Anwar

menggunakan lampu listrik dengan saklar lampu ditaruh di dekat pintu dan

intensitas cahaya diatur berdasarkan jenis ruangan yang ada. Untuk ruangan

pelatihan akan tidak sama dengan ruangan operasi. Dan untuk mengkontrol

intensitas cahaya yang ada di masing-masing ruangan dilakukan kontrol setiap

6 bulan sekali menggunakan lux meter. Hal ini bertujuan supaya cahaya yang

ada masih tetap ada pada batas yang dianjurkan sesuai dengan kepmenkes 1204

tentang kesehatan lingkungan rumah sakit

Gambar 3.12. Pencahayaan di ruang pelatihan

Page 30: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

30

k. Penghawaan

Penghawaan di ruang dengan resiko tinggi dan sangat tinggi sangat

penting. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi bakteri maupun . Penghawaan

ini bisa memakai exhauster yang diletakkan 2 meter diatas lantai tepatnya

diatas jendela. Selain menggunakan exhaust fan juga bisa menggunakan AC

dan lampu tambahan. Di zona resiko tinggi yang penulis datangi lebih tepanya

di ruangan isolasi bayi, penghawaannya menggunakan exhauster dan lampu

tambahan.

Gambar 3.13. Penghawaan di ruang isolasi bayi

Page 31: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

31

l. Penyehatan air bersih

Penyehatan air bersih yang ada di RSUD Saiful anwar adalah dengan

selalu mengkontrol sisa chlor agar selalu standar. Untuk mengontrol sisa chlor

petugas selalu mengecek di ruangan klorinasi setiap pagi dan sore. Di ruang

klorinasi ini terdapat alat digital yang berfungsi sebagai alat klorinasi secara

otomatis, dari kaleng yang sudah berisi air dan chlor, melalui alat ini secara

otomatis dialirkan ke tendon air. Untuk memastikan alat klorinasi otomatis

tersebut fungsi yang kita harapkan maka kita harus cek sisa chlor nya secara

manual. Apabila alat tersebut tidak sama dengan uji chlor secara manual,

maka alat klorinasi tersebut harus dikalibrasi. Sehingga alat klorinasi bekerja

sesuai yang kita harapkan

Gambar 3.14. Mengisi air sebagai pengenceran bahan chlor

Page 32: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

32

m. Fasilitas toilet dan kamar mandi

Toilet/kamar mandi yang ada di RSUD Saiful Anwar terdapat 278 buah

yang tersebar di seluruh bangunan rumah sakit. Untuk keluarga pasien terletak

di dekat ruang tunggu pasien. Di perkantoran terdapat di masing2 bagian

ruangan. Kamar pasien setiap 2 ruangan yang terdiri dari 4 pasien terdapat 1

kamar mandi. Dan untuk setiap poli terdapat 1 wastafel. Untuk membersihkan

kamar mandi in memakai jasa pihak ketiga, pekerja outsourcing. Kondisi toilet

yang ada di RSUD Saiful Anwar yang terletak di ruang tunggu pasien kurang

terawat. Untuk di perkantoran dan ruang pasien sudah terawatt dengan baik.

Gambar 3.15. Toilet/kamar mandi karyawan yang terawat dengan baik

Page 33: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

33

3.1.2. Sanitasi Ruang bangunan

Pembagian zona-zona menurut resiko adalah bertujuan untuk

meminimalisai infeksi nosokomial. Berikut adalah pembagian zona-zona ruangan

yang ada di RSSA antara lain:

a. Zona resiko rendah

Zona resiko rendah adalah zona yang terdiri dari ruangan-ruangan yang

di dalam kegiatannya tidak beresiko terhadap adanya pencemaran silang

ataupun infeksi nosokomial. Pada zona ini terdiri dari ruang perkantoran yang

tidak berhubungan langsung dengan pasien rumah sakit. Ruangan yang

termasuk di dalam zona resiko rendah adalah:

1. Ruang administrasi dan pertemuan

2. Koridor

3. Ruang komputer

4. Ruang perpustakaan

5. Ruang resepsionis/loket

6. Ruang lobby

7. Ruang pendidikan/pelatihan

8. Ruang arsip, rekam medik

Page 34: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

34

b. Zona resiko sedang

Zona resiko sedang adalah zona yang terdiri dari ruangan-ruangan yang

di dalam kegiatannya tidak terlalu beresiko terhadap adanya pencemaran silang

ataupun infeksi nosokomial. Pada zona ini terdiri dari ruangan yang kontak

langsung dengan barang yang berhubungan dengan pelayanan pasien baik medis

maupun non medis. Ruangan yang termasuk di dalam zona resiko sedang

adalah:

1. Sterlilisasi

2. Dapur

3. Ruang pasien

4. Ruang tunggu pasien

5. Ruang ganti pakaian

6. Lift/tangga

7. Ruang rehabilitasi medis

8. Ruang bengkel

9. Ruang IPAL

10. Kantin/food center

c. Zona resiko tinggi

Zona resiko tinggi adalah zona yang terdiri dari ruangan-ruangan yang

di dalam kegiatannya beresiko terhadap adanya pencemaran silang ataupun

infeksi nosokomial. Pada zona ini terdiri dari ruangan yang kontak langsung

dengan pasien rumah sakit. Ruangan yang termasuk di dalam zona resiko tinggi

adalah:

Page 35: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

35

1. Pemulihan, perawatan

2. Observasi bayi

3. Perawatan bayi

4. Perawatan premature

5. ICU

6. Jenazah/autopsy

7. Penginderaan medis

8. Laboratorium

9. Radiologi

10. Ruang luka bakar

11. Endoscopy

12. Ruang cuci/laundry

13. Ruang isolasi

14. Ruang khusus penyakit tetanus

15. Ruang bank darah

16. ICCU

17. Ruang hemodialisa

Page 36: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

36

d. Zona resiko sangat tinggi

Zona resiko sangat tinggi adalah zona yang terdiri dari ruangan-ruangan

yang di dalam kegiatannya sangat beresiko terhadap adanya pencemaran silang

ataupun infeksi nosokomial. Pada zona ini terdiri dari ruangan yang kontak

langsung dengan pasien rumah sakit dan sangat rentan terjadi adanya infeksi.

Sehingga perlu dilakukan penanganan yang lebih khusus. Ruangan yang

termasuk di dalam zona resiko sangat tinggi adalah:

1. Operasi

2. Bersalin

3. Ruang poli gigi

4. Ruang patologi

5. Ruang poli bedah

Page 37: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

37

3.2.3. Sanitasi Lingkungan Halaman Rumah Sakit

Sanitasi lingkungan halaman rumah sakit juga sangat penting, hal ini

dikarenakan penataan halaman yang terdiri dari halaman parkir, taman, dan ruang

terbuka hijau disamping mempengaruhi aktivitas rumah sakit juga akan

berpengaruh pada suplai udara bersih serta nilai estetika dan kenyamanan pasien

serta orang yang berada di rumah sakit.

a. Halaman rumah sakit

1. Pagar RSUD dr. Saiful Anwar

Pagar lingkungan rumah sakit terdiri dari dua jenis. Untuk pagar yang

ada di halaman depan rumah sakit menggunakan pagar besi, sedangkan di

halaman belakang rumah sakit menggunakan pagar yang terbuat dari

tembok. Pemberian pagar bertujuan supaya orang atau hewan peliharaan

tidak bebas keluar masuk. Khususnya para pengunjung, karena untuk

pengunjung yang bertujuan untuk menjenguk ada jam-jam tertentu.

Sehingga dengan adanya pagar rumah sakit petugas keamanan bisa

mengkontrol pengunjung.

RSUD dr. Saiful Anwar memiliki jam berkunjung antara jam 16.00-

18.00 wib. Sehingga diluar jam berkunjung tersebut orang yang akan masuk

ke lingkungan rumah sakit dengan tujuan menjenguk orang sakit akan

dilarang oleh security rumah sakit.

Page 38: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

38

Gambar 3.16. Pagar halaman belakang rumah sakit

2. Halaman parkir

Halaman parkir di RSUD dr. Saiful Anwar telah dilengkapi dengan

rambu-rambu untuk keamanan pengendara, serta dilengkapi juga dengan

tempat sampah. Hal ini bertujuan agar halaman rumah sakit senantiasa

bersih.

Gambar 3.17. Halaman parkir yang dilengkapi dengan tempat sampah

Page 39: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

39

3. Lingkungan rumah sakit

Lingkungan di RSUD dr. Saiful Anwar telah dilengkapi dengan

tempat sampah baik medis maupun non medis dengan ditandainya warna

tempat sampah. Hijau untuk sampah umum dan kuning untuk sampah medis

yang tersebar di seluruh lingkungan rumah sakit, dengan harapan petugas

IPL akan lebih mudah dalam mengelolanya. Di lingkungan rumah sakit juga

diberi papan peringatan yang berkaitan dengan ketertiban pengunjung.

Bahkan awal masuk rumah sakit sudah ada peringatan-peringatan bagi

pengunjung. Seperti contoh dialarang merokok di kawasan rumah sakit. Hal

ini bertujuan untuk ketertiban dan kenyamanan pengunjung serta pasien

yang ada di rumah sakit.

Akses jalan di lingkungan rumah sakit beraspal dan menggunakan

batako, sehingga saat hujan turun lingkungan rumah sakit tidak becek.

Gambar 3.18. Selasar RSUD dr. Saiful Anwar dengan papan peringatan

Page 40: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

40

Gambar 3.19. Jalan beraspal di lingkungan RSUD dr. Saiful Anwar

Gambar 3.20. Tempat sampah umum yang ada di depan perkantoran

Page 41: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

41

2. Taman atau ruang terbuka hijau rumah sakit

Taman/RTH yang berada di RSUD dr. Saiful Anwar selain bertujuan

untuk suplai udara bersih juga sebagai nilai estetika rumah sakit, sehingga RTH

rumah sakit secara psikologis bisa mempercepat penyembuhan pasien juga

menimbulkan kesan dingin dan sejuk berada di dalam rumah sakit.

Gambar 3.21. Salah satu RTH di lingkungan RSUD dr. Saiful Anwar

3.3. Permasalahan

Setiap program kerja IPL RSUD dr. Saiful Anwar pasti terdapat

permasalahan-permasalahan, begitu juga di program kerja penyehatan sanitasi

bangunan, ruangan, dan halaman.

Permasalahan ada di dalam sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman antara

lain:

1. Kurang sadarnya pengunjung untuk membuang sampah sembarang tempat

sehingga meskipun tersedia tempat sampah yang sudah tersebar di lingkungan

rumah sakit masih saja terlihat sampah berserakan di lingkungan RSUD dr. Saiful

Anwar

Page 42: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

42

2. Sampah masih banyak terlihat terselip di antara rumput-rumput taman/RTH RSUD

dr. Saiful Anwar sehingga mengurangi nilai estetika rumah sakit

3. Taman/RTH dipakai jalan pintas pejalan kaki, sehingga mengurangi nilai estetika

taman.

4. Kamar mandi/toilet umum yang ada di ruang tunggu kondisi kebersihannya masih

kurang

5. Saluran air limbah menuju IPAL sering tersumbat oleh pembalut yang dibuang

oleh pengunjung yang berasal dari kamar mandi.

3.4. Alternatif Solusi

Adanya permasalahan yang terdapat di IPL RSUD dr. Saiful Anwar,

khususnya sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman, penyusun mencoba member

alternatif solusi yang mungkin berguna bagi instansi antara lain:

1. Memberikan sosialisasi terhadap pengunjung rumah sakit tentang dampak

membuang sampah sembarangan di lingkungan rumah sakit dalam bentuk poster,

brosur, artikel, yang tersebar di seluruh lingkungan maupun ruangan rumah sakit

2. Petugas selalu memotong atau merapikan taman-taman yang sudah mulai tidak

rapi secara rutin, sehingga pengunjung tidak lagi menyisipkan sampah mereka ke

dalam tanaman atau rumput yang tinggi

3. Menanam tanaman lebih banyak lagi dan bervariasai sehingga taman tidak lagi

dibuat jalan pintas oleh pejalan kaki

4. Memberikan poster yang memperingatkan pengunjung untuk selalu menjaga

kebersihan kamar mandi, selain itu juga memberikan sabun serta tempat sampah di

dalam kamar mandi. Sehingga kebersihan kamar mandi tetap terjaga dan tidak

menimbulkan bau serta pengunjung maupun pasien tidak lagi membuang sampah

atau pembalut ke dalam WC

Page 43: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

43

3.5. Analisa masalah

Permasalahan yang ada di sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman,

penyusun akan membahas permasalahan tersebut dengan disiplin ilmu kesehatan

lingkungan antara lain:

1. Masih banyak sampah yang berserakan dimana-mana, sampah disini merupakan

limbah yang dihasilkan oleh individu akibat aktivitas mereka. Sampah yang

dihasilkan ini jenisnya sampah umum atau domestik. Rumah sakit menurut

kepmenkes no 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan, harus

bersih tidak boleh ada sampah berserakan. Tujuan semua itu adalah upaya untuk

mengurangi dampak yang ditimbulkan dari sampah tersebut. Karena sampah di

rumah sakit akan banyak mempengaruhi, antara lain:

a. Kesembuhan pasien, karena secara psikologi pasien akan dengan cepat sembuh

kalau suasana rumah sakit sangat nyaman dan bersih.

b. Sampah menjadi salah satu tempat perindukan bakteri, sehingga apabila sampah

berserakan akan mempengaruhi infeksi nosokomial ataupun pencemaran silang.

c. Sampah mempengaruhi nilai estetika bagi lingkungan rumah sakit. Apabila

dibiarkan nilai estetika berkurang karena sampah maka rumah sakit akan tidak

lagi menjadi rujukan masyarakat untuk berobat di rumah sakit tersebut.

2. Banyak sampah yang diselipkan di sela-sela rumput taman rumah sakit yang

meninggi. Sampah-sampah ini apabila dibiarkan maka akan menjadi tempat

perindukan bakteri maupun hewan vektor seperti nyamuk. Untuk mengatasi maslah

ini penyusun mencoba memberi alternatif solusi tentang perawatan dan pemotongan

rumput secara berkala, karena dengan rumput yang dirawat orang tidak akan

menyelipkan lagi sampah-sampah mereka kedalam rumput taman. Karena selama

pengamatan penyusun sampah yang diselipkan di dalam rumput taman adalah di

rumput yang sudah meninggi. Dengan tidak adanya sampah di taman rumah sakit

akan menambah nilai estetika rumah sakit.

Page 44: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

44

3. Taman masih dipakai jalan pintas oleh pejalan kaki. Taman merupakan nilai

estetika bagi rumah sakit. Apabila taman ini dipakai jalan pintas oleh pejalan kaki,

maka selain merusak tanaman tersebut juga merusak nilai estetika dari taman

tersebut, sehingg penyusun memberikan alternatif solusi dengan menambah koleksi

tanaman untuk taman rumah sakit. Dengan beragamnya tanaman RTH selain

menambah nilai estetika, juga menambah suplai udara bersih rumah sakit, serta

orang tidak lagi membuat taman yang kosong/ kurang kolesi tanamannya sebagai

jalan pintas, karena sudah tidak ada lagi lahan kosong yang mereka gunakan

sebagai jalan pintas.

4. Kamar mandi/ toilet harus senantiasa bersih dan dibersihkan karena dengan

bersihnya toilet maka akan mengurangi pencemaran silang maupun infeksi

nosokomial di rumah sakit. Karena kamar mandi yang kotor adalah sumber

pencemaran silang maupun infeksi nosokomial

5. Saluran menuju IPAL tersumbat bisa menjadi sumber pencemaran silang maupun

infeksi nosokomial. Karena saluran ini berisi limbah yang harus segera diolah.

Apabila tersumbat, otomatis saluran ini akan terhenti. Terhentinya saluran air

limbah ini akan membuat bakteri dengan mudah berkembang biak di tempat ini.

Sehingga bisa denagan mudah menjadi sumber pencemaran silang maupun infeksi

nosokomial.

Jadi, untuk mengatasi permasalahan yang ada di sanitasi bangunan, ruangan, dan

halaman tidak hanya dibebankan pada petugas IPL, akan tetapi dibutuhkan peran aktif seluruh

elemen rumah sakit, baik petugas, pasien, maupun pengunjung.

Page 45: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

45

BAB IV

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Instalasi penyehatan lingkungan rumah sakit yang ada di RSUD dr. Saiful Anwar

sudah merujuk pada Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan. 9 program kerja yang ada di IPL RSUD dr. Saiful Anwar sudah berjalan dengan

baik, mulai dari prosedur kerja sampai kerja di lapangan.

Sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman di RSUD dr. Saiful Anwar semua sudah

merujuk pada Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan lingkungan rumah sakit.

Hanya ada sebagian kecil saja yang belum memenuhi, salah satunya adalah kontruksi dinding

di ruang isolasi bayi yang menurut Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan

lingkungan rumah sakit, pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus tidak

membentuk sudut, akan tetapi di ruangan isolasi bayi tidak konus atau masih membentuk

sudut. Dinding harus konus mempunyai tujuan yaitu supaya mudah dibersihkan sehingga

tidak apabila dibersihkan benar-benar bersih tanpa meninggalkan sedikitpun kotoran, karena

kotoran adalah media bakteri untuk berkembang biak. Lepas dari itu semua kondisi lapangan

yang ada di ruang isolasi bayi menurut hasil laboratorium dari sampel sweap dinding, lantai,

melalui uji MPN, hasilnya adalah untuk bakteri di ruangan tersebut masih dalam batas

ambang normal. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode sterilisasi dan desinfeksi yang

dilakukan petugas ruang isolasi bayi sangat baik.

Meskipun sudah terencana dengan baik dalam pelaksanaan program kerja di

Instalasi Penyehatan Lingkungan terutama di sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman, tidak

menutup kemungkinan terdapat permasalahan-permasalahan yang menghambat program

kerja tersebut. Di dalam sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman terdapat beberapa masalah

tentang habit baik dari pengunjung maupun dari petugas rumah sakit sendiri sehingga

penyusun memberikan alternatif solusi yang mungkin berguna bagi instansi. Untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada sebenarnya tidak hanya dibebankan kepada

Page 46: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

46

petugas IPL, akan tetapi semua yang terkait dengan rumah sakit ikut berperan aktif didalam

mengatasi permasalahan yang ada di IPL terutama di sanitasi bangunan, ruangan, dan

halaman.

Dan alternatif solusi yang diberikan juga berkaitan dengan solusi kesehatan

lingkungan rumah sakit yang pada intinya adalah upaya untuk membuat sanitasi bangunan,

ruangan, dan halaman, lebih baik lagi seperti pada ulasan bab III.

5.2 SARAN

Program-program yang ada di Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL) RSUD dr.

Saiful Anwar terutama di sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman sudah merujuk pada

Kepmenkes 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Hanya

ada sebagian kecil yang belum memenuhi. Untuk itu penyusun menyarankan agar ruangan

yang belum memenuhi persyaratan segera dipenuhi demi meminimallisasi dampak yang

ditimbulkan. Selain itu, kami sebagai mahasiswa S1 Kesehatan Lingkungan menyarankan

pada instansi IPL RSUD dr. Saiful Anwar umumnya dan laboratorium IPAL khususnya,

untuk ruangan laboratorium dipisahkan tersendiri dengan IPAL. Karena suara bising dari

mesin-mesin IPAL bisa mengganggu konsentrasi dalam pengujian sampel, selain itu seperti

yang telah kita ketahui bersama adalah efek kronis kebisingan dari suara mesin yang ada di

IPAL bisa menyebabkan ketulian.

Page 47: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

47

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. laporan Tahunan IPL. Malang: IPL RSUD dr. Saiful Anwar

Arifin, Munif. 2010. Dasar Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

inspeksisanitasi.blogspot.com/2010/04/seri-kesehatan-lingkungan-rmuah-sakit.html

(sitasi tanggal 16 Maret 2012 pukul 10.30 wib)

Karbi, 2007. Pengantar Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Malang: STIKES WIDYAGAMA

HUSADA

Kepmenkes,1204. 2004. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

www.jasamediavest.com/files/permenkes_1204-2004-persyaratan_kes_rs_pdf (sitasi

tanggal 16 Maret 2012 pukul 10.30 wib)

Nasibu, Edwin. 2011. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Malang: STIKES

WIDYAGAMA HUSADA

Rudiyanto, 2012. Laporan PKL Analisa limbah cair di Instalasi Pengolahan Air Limbah.

Malang: UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Zainurita, 2010. Evaluasi Terhadap Sanitasi Ruang Perawatan Rumah Sakit Yasmin

Banyuwangi. Surabaya: FKM Universitas Airlangga

Page 48: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

48

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Orientasi dengan pembimbing lapangan

Lampiran 2. Insenerator IPL RSUD dr. Saiful Anwar

Page 49: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

49

Lampiran 3. TPS RSUD dr. Saiful Anwar

Lampiran 4. Abu insenerator yang selanjutnya digiling hingga menjadi pasir.

Page 50: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

50

Lampiran 5. Pengambilan sampel di IPAL

Lampiran 6. Pengecekan APAR

Page 51: Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes widyagama husada malang

51

Lampiran 7. Pemasangan racun tikus di gedung pavilyun

Lampiran 8. Kegiatan Laboratorium