22

PENYELAMATAN - IPB University

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYELAMATAN - IPB University
Page 2: PENYELAMATAN - IPB University

PENYELAMATANTANAH, AIR, DAN LINGKUNGAN

Editor:Sitanala Arsyad dan Ernan Rustiadi

Crestpent Pressdan

Yayasan Obor IndonesiaJakarta, 2008

Page 3: PENYELAMATAN - IPB University

Penyelarnatan " anah, Air, dan Lingkungan/ Sitanala Arsyad dan Eman Rustiadi(editor). Edisi pertarna, Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia, 2008

xviii + 288 hIm.; 15 x 23 emISBN: 978-979-461-702-1

Ekonomi SumberdayaiKebijakan Publik-Lingkungan hidup

JuduI:Pmye/l1l/1l1tllll Tllllllh, Ai,; dllll LJlIgkllllgall

Sitanala Arsyad dan Eman Rustiad; (editor)

Hak Cipta dilindungi Unda.ng-undangAllrights restr/Jed

Penerbitan buku ini atas kerja sarna Crestpent Pressdan Yayasan Obor Indonesia

Edisi pertarna: November 2008Desain sarnpul: Iksaka Bmu

YO.I: 606.26.28.2008

Crestpent Pre'SJI. PadjajaralJ No.1, Kampus IPLI lhr:1nangsiang

Bogor - 16144TIp. 0251-8359072

E-mail: [email protected]

Yayasan Obor Indonesia

J1. Plaju No. 10 Jakarta 10230

TIp. 021 - 31926978; 3920114

Faks: 021 - 31924488

E-mail: [email protected]

www.obor.or.id

Page 4: PENYELAMATAN - IPB University

Pengantar Penerbit

Stanza I:Indonesia T,mah Airkoe T,mah Toempah DarahkoeDisanalah Akoe Berdiri 'Djadi Pancloe IboekoeIndonesia Kebangsaankoe Bangsa Dan Tanah AirkoeM<\I"ilah Kita Berseroe Indonesia BersatoeHicloeplah Tanahkoe Hidoeplah NegrikoeBangsakoe Ra 'jatkoe Sem 'wanjaBangoenlah Djiwanja Bangoenlah BadannjaOenloek Indonesia RajaReff: Diulang 2 kaliIndonesia Raja Merdeka Merdeka Tanahkoe Negrikoe lang KoetjintaIndonesia Raja Merdeka Merdeka Hicloeplah Indonesia Raja

Stanza 2:Indonesia Tanah lang Moelia Tanah Kita lang KajaDisanalah Akoe Bercliri Oenloek Slama-LamanjaIndonesia Tanah Poesaka p'saka Kita SemoenjaMarilah Kita Mendo'a Lldonesia BahagiaSoeboerlah Tanahnja Soeboerlah DjiwanjaBangsanja Ra 'jalnja Sem 'wanjaSaclarlah Hatinja Sadarlah BoeclinjaOenloek Inclonesia RajaReff: Diulang 2 kali, redIndonesia Raja Merdeka Merdeka Tanahkoe Negrikoe lang Koetjintarndonesia Raja Merdeka Merdeka Hidoeplah Indonesia Raja

SI;1I1L;1 J:Indoncsia Tanah lang Soclji Tanah Kita lang SaktiDis"n"I;l!l i\koc Bcrdiri 'Njaga Iboc ScdjatiIndollcsia Tanah I3crscri T,mah lang Akoe SajangiM;lI-ilah Kita Berdjandji Inclonesia AbadiS'lamallah Ra'jatnja S'lamallah PoetranjaPoelaoenja Laoetnja Sem 'wanjaMadjoelah Negrinja Macljoelah PancloenjaOentoek Indonesia RajaReff: Diulang 2 kaliIndonesia Raja Merdeka Merdeka Tanahkoe Negrikoe lang Koeljinta

Indonesia Raja Merdeka Merdeka Hidoeplah Indonesia Raja.

Kisah clua stanza yang hilang aclalah kisah sebelum clanseJanjutnya clari apa yang climiliki atau cliharapkan dari stanzapertama, sebuah bangunan bangsa yang bersatu dalam keragaman.

-0-

Page 5: PENYELAMATAN - IPB University

Daftar lsi

Pengantar Penerbit vDaftar lsi viiiDaftar Tabel xiiiDaftar Gambar xvKontributor xviiKata Pengantar xixDaftar Akronim dan Singkatan xxiii

Bagian Pertama: Tanah dan Lingkungan 1

iVlanajemen Sumberdaya Lahan dalam UsahaPertanian Berkelanjutan (Supialldi Sabihal11) 3Pendahuluan 4Gambaran tentang Ketersediaan Lahan di Indonesia 5

Profil Lahan Pertanian di Indonesia 5Sumberdaya Lahan dan Permasalahannya 6Kesesuaian Lahan untuk Pertanian 8

Manajemen Sumberdaya Lahan dalam Usaha PertanianBerkelanjutan 9

Pendekatan Ekologis dalam Pembangunan Lahan Berkelanjutan 10Dukungan Lahan dalam Menghasilkan Produksi Tanaman 11

Pemilihan Komoditi dan Alternatif Penggunaan Lahan 13

Daftar Pustaka 16

Pelltingnya Konservasi Sumberdaya Lahan(Otcng Harit(jaja) 17Pendahuluan 18Konsep Konservasi dalam Pemanfaatan Sumberdaya Lahanuntuk Pembangunan 18Tantangan Aktivitas Pembangunan dalam MenjagaKeseimbangan Potensi Sumberdaya Lahan 20

Pertambangan Emas, Tembaga, Timah, Batubara, Minyak Bumi, Batu Pasir,dan Lainnya 21Industri, Rumah Tangga dan Transportasi yang MengeluarkanLimbah (Polutan)21

-8-

Page 6: PENYELAMATAN - IPB University

Pembukaan Lahan, Kebijakan Pengelolaan Hutan, Konversi Lahan Hutan

dan Pertanian serta Adanya Fragmentasi Lahan Usaha tani 24

Pengelolaan Sumberdaya Lahan Menuju Pemanfaatansecara Berkesinambungan 27Penutup 30Daftar Pustaka 31

Pemnnfaatnn Lahan Berbasis Rencana Tata Ruangsebagai Upaya PerwlIjudan Ruang Hidup yang Nyaman,Produktif, dan BerkeJanjut3n (A., Hernwnto Dardak) 33Pendahuluan 34lsu Pernanfaatan Lahan dalam Perspektif Penataan Ruang 34

Pemanfaatan Lahan yang Kurang Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan 35Rencana Tata Ruang sebagai Dasar Pemanfaatan 38Aspek Pengendalian Pemanfaatan Lahan 41

Tantangan ke Depan: Reformasi Bidang Penataan Ruang 43Penutup 46

AspekKeagrariaan dalam Pengelolaan Tanah(LlI(ji f. Nasoetion) 47Pendahuluan 48Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Tanah di Indonesiadan Berbagai Masalah Perlerapannya 48Masalah Tata Ruang dan Hubungannya dengan KebijakanAgraria 53

Kondisi Penggunaan Tanah Indonesia 54Perubahan Penggunaan Tanah 55

Penggunaan Tanah dan Tata Ruang 56

Kesimpulan dan Saran 57Oaftar Pustaka 58

Urgcnsi Pengcmbangan Lahan Pertanian Pangan AbadidaJam Perspektif Kctahanan Pangan(Eman R lIstiadi dan Reti rV(~rda) 61Pendahuluan 62Potensi Sumberdaya Lahan Pertanian Pangan 65Penyediaan Lahan Pertanian Abadi 66

Produktivitas (Keterbatasan Lahan Subur untuk PertanianTanaman Pangan)

-8-

Page 7: PENYELAMATAN - IPB University

71Fragmentasi Lahan 72Skala dan Ketimpangan Kepemilikan Lahan Pertanianyang Semakin Mengecil 73Rendahnya Land rent Pertanian 76Konversi Lahan Pertanian (Terutama Sawah) 77Pendapatan Petani 80Sumberdaya Manusia (Sektor Pertanian) 83KebijakanlPolitical Will 84

Rekomendasi Kebijakan 87Daftar Pustaka 89

Bagian Kedua: Air dan Lingkungan 91

Beberapa Dimensi Masalah SumbercIaya Air kc ArahPengelolaan Optimal (Affendi Anwar dan Ans(!fino) 93Pendahuluan 94Dimensi Permasalahan dalam Manajemen, Sumberdaya Air 94Dimensi Permasalahan dalam Pemanfaatan Sumberdaya Airdi Wilayah Perkotaan 98

Tekanan terhadap Potensi Sumb!,rdaya Air Permukaandi Wilayah Perkotaan 98Tekanan terhadap Potensi Air Tanah di Perkotaan 106

Dimensi Permasalahan dalam PemanfaatanSumberdaya Air Irigasi 118Dimensi Permasalahan Kebijaksanaan 125Dimensi Sumberdaya Air dalam Konteks Ekonomi Air 142

Karakteristik Sumberdaya Air 142Dimensi Alokasi Sumberdaya Air 1-19Kriteria yang Dipakai untuk Alokasi Sumberdaya Air 151Masalah Penentuan Harga Air (Water Pricing) 152

Tinjauan Penutup: Dampak Dari Krisis Ekonomi 155Daftar Pustaka 158

Konservasi Tanah dan Air dalam Pcnyc!amatan

SUl11berdaya Air (Sitanala Ar.'yad) 161Pendahuluan 162Konservasi Tanah Dan Air 164

Peranan Konservasi Tanah dan Air 164Metode Konservasi Tanah 165Metode Konservasi Air 170Konservasi Air Pertanian 172Konservasi Air Non-Pertanian 179

Pembahasan dan Saran 182Daftar Pustaka 184

-0-

Page 8: PENYELAMATAN - IPB University

Efisicl1si Pemanfaatan Sumberdaya Air: Suatu Tinjau3ndari Sisi AgrokJimat dan Hidrologi(Gatot Irianto dan Popi Rejekiningrian)PendahuluanKetersediaan dan Patensi Sumberdaya Air

Potensi Sumberdaya Air DuniaPotensi Sumberdaya Air di IndonesiaKebutuhan dan Pemanfaatan AirEfisiensi Pemanfaatan Sumberdaya AirKontribusi Agroklimat dan Hidrologi dalam Meningkatkan Efisiensi

Pengalaman Negara Lain dalam Pemanfaatan Air

Strategi dan Implikasi KebijakanPenutupuilftar Pustaka

PengeloJaan Ekosistem l\Iata Air (PrastOll'o)Ekasistem Mata AirInventarisasi Patensi Mata AirPendayagunaan Mata AirPerizinan, Pengawasan, dan PemantauanKonservasi Ekasistem Mata AirAspek Sosial dan Kelembagaan Pengelalaan Mata AirDaftar Pustaka

Bagian Ketiga: Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Perspektif Sains dalam PcngeJolaan Sumber DayaAlamdan Lingkungan (HidaJ'at Pmvitan)PendahuluanTantangan Pengelalaan Sumberdaya Alam dan Lingkungandi Masa MendatangRealita Perubahan lklim dan Kejadian EkstremPerspektif SainsRencana Aksi: Mitigasi, Adaptasi, dan Kebijakan PublikKesimpulan dan SaranDaftar Pustaka

Epilog

-0-

187188189189191194196108223

226227228

231232233234235237239242

243

245246

247250253256258258

261

Page 9: PENYELAMATAN - IPB University

263264264

264265265266267

268268270270271

IVicnuJu K.eOljai(all i~enyejthmHail 1~,lla~, fur, uanLingkungan Berkelanjutan(SitaJ1a[a Arsyad dan Ernan Rustiadi)PendahuluanTanah dan Permasalahannya

Manajemen Sumberdaya Lahan dalamUsaha Pertanian BerkelanjutanKonservasi Sumberdaya Lahan dalam Pemanfaatan LahanPemanfaatan Lahan dalam Perspektif Penataan RuangAspek Keagrariaan dalam Pengelolaan TanahUrgensi Pengembangan Lahan Pertanian Pangan Abadi

Air dan PermasalahannyaDimensi Ekonomi dalam Manajemen Sumberdaya Air OptimalKonservasi Tanah dan AirEfisiensi Pemanfaatan Sumberdaya AirPengelo!aan Ekosistem Mata Air

Sains dan Teknologi untuk Pengelolaan Sumberdaya Alamdan Lingkungan 273

Perspektif Sains dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 273

Penutup 275

INDEKS SUBYEK

-0-

279

Page 10: PENYELAMATAN - IPB University

Pengelolaan Ekosistem Mata Air

Prastowo

kosislem mata air merupakan salah satu ekosislem lahan basah dan seringkalisebagai permulaan dari sebuah aliran sungai. Sumber air mata air adalah aliranair tanah yang muncul ke permukaan lanah secara alami, yang disebabkan oleh

lerpolongnya aliran air lanah oleh benluk lopografi selempat dan keluar dari baluan.Pada umumnya mala air muncul di daerah kaki perbukilan alau bagian lereng, lembahperbukitan, dan di daerah dalaran.

--Q--

Page 11: PENYELAMATAN - IPB University

Ekosistem Mata Air

Mata air yang muncul ke permukaan tanah kebanyakankarena perubahan topografi dan dipengaruhi oleh perbedaanlapisan permeabel gunung api dengan lapisan impermeabel (lavabongkah) dengan tipe seepage (rembesan). Debit mata air yangkeluar umumnya bervariasi dari <5 I dr l hingga > 100 I dt- I

, dan telahbanyak digunakan oleh masyarakat untuk air minum dan mengairisawah/tegalan, kel11udian mengalir menuju lembah atau sungai

Pada wilayah morfografi kaki gunung api, biasanya banyakditemukan sumber mata air yang relatif besar berupa spring (titik­titik mata air) karena secm'a hidromorfologi wilayah ini merupakanspring belt (jalur mata air) dari suatu hidromorfologj gunung api.Mata air muncul karena bertemunya lapisan permeabel yang mampul11enyimpan dan mengalirkan air tanah di atasnya dengan lapisanimpermeabel di bawahnya yang relatif lebih kompak. Pada wilayahtertentu dapat ditemukan juga beberapa empang/danau kecil karenahasil akumlliasi mata air atau karena terlalu dangkalnya lapisanakifer.

Pada umumnya ketersediaan mata air dipengaruhi oleh faktor­faktor geologi seperti kondisi morfologi, litologi, struktur geologidan tataguna lahan setempat. Menurut jenisnya (Todd, 1995) mataair dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

I. mata air depresi (depresiol1 springs) terbentuk karenapermukaan tanah memotong muka air tanah.

2. mata air rekahan/struktur sesar (jracture/fault springs),muncu1 dari struktur rekahan atau jalur sesar.

3. mata air kontak (contact springs), muncul pada kontakbatuan impermeable (batuan Tersier) dan permeable (batuanKuarter).

4. mata air artesisKondisi daerah resapan (recharge area) sangat berpengaruh

terhadap debit mata air dan kualitas airnya. Tata guna lahan padadaerah resapan berpengaruh langsung terhadap bagian air hujanyang masuk ke dalam tanah sebagai aliran air tanah (sumber mataair). Pada saat ini, beberapa daerah resapan mata air (khususnyadi Pulau lawa) telah mengalami kerusakan yang mengkhawatirkan.Beberapa mata air di daerah Bogor, Purwokerto, dan Malang telahl11engalami penurunan debit bila dibandingkan dengan kondisi

--A--

Page 12: PENYELAMATAN - IPB University

tahun 1970-an. Apabila tidak ada upaya pengendalian kerusakanekosistem mata air, maka dapat dipastikan bahwa pemanfaatanmata air eli masa mendatang akan terganggu. Penurunan/hilangnyadebit mata air juga berarti kerusakan ekosistem mata air secarakeseluruhan sebagai salah satu ekosistem lahan basah. Di WilayahBogar, hingga Tahun 2001 telah terjadi penurunan debit mata airyang dimanfaatkan oleh PDAM setempat, yaitu sebesar 4-15%(Prastowo, 2001).

Dalam upaya pemanfaatan mata ::tir seeara optimal danberkelanjutan, diperlukan langkah-langkah yang tepat, meliputiperumusan strategi dan penyusunan program pengelolaan mata airselia dukungcln kelembagaan yang memadai. Strategi, program,dan dukungan kelembagaan pengelolaan mata air dalam tulisan inidiharagkandagatmemberikanmasukandalamupayamengoptimalkanpemanfaatan mata air sebagai fungsi sosial, ekonomi, dan 1ingkunganhidup. Pengelolaan mata air dan pengendalian kerusakan ekosistemmata air meliputi kegiatan-kegiatan: inventarisasi potensi mata air,penclayagunaan mata air, perizinan, pengawasan dan pemantauan,serta konservasi ekasistem mata air.

Inventarisasi Potensi IVlata Air

Kcgiatan inventarisasi potcnsi mata air meliputi kegiatanpcmclaan, pcn yel id ikan. penel itian, serta penglll11pu Ian data danevaluasi potensi mata air yang mcncakup: sebaran lokasi mata air,jcnis mata air dan lapisan akifer, dacrah rcsapan (recharge area)dan daerah lepasan/pemanfaatan (discharge area), debit mata airdan kllalitas air, debit penllrapan mata air dan jenis pemanfaatannya,s~rta clata lain yang berkaitan dengan ekosistem mata air

I. Sebaran lokasi mata air meneakup data letak geografis, elevasi

dan letak administratif, sedangkan jenis mata ajr diidentifikasiberclasarkan lapisan akifer, sehingga lokasi mata air dapatdengan l1l11clah ditelusuri llntllk keperlllan pendayagunaanmallpllll pengendalian kerusakannya.

2. Delineasi daerah resapan (recharge area) perlu dilakukan

untuk rnengetahui seeal'a pasti batasan wilayah yang harusdiJindllngi atall dikelola llntuk mempertahankan debit dan

--8--

Page 13: PENYELAMATAN - IPB University

kualuas flldl3 arr sen:a fil\:::lljctga KeUcJ ,dllJu ct, p Jludj d,:;uflCidD

mata air.3. Data debit penurapan mata air perIu dibandingkan dengan

debit mata air secara alamiah, sehingga diketahui efisiensipemanfaatan mata air llntuk memenuhi kebutuhan airdomestik, industri, PLTA, pertanian/perikanan, dan atauperuntukan lainnya.

4. Data lain yang berkaitan dengan ekosistem mata air antaralain meliputi tata guna lahan dan keanekaragaman hayati diwilayah:

a. Sekitar (radius 200 meter) lokasi mata air.b.Daerah resapan (recharge area).c. Daerah lepasanJpemanfaatan (discharge area).

Pendayagunaan Mata Air

Perencanaan pemanfaatan mata air untuk memenuhikebutuhan tertentu harus dilakukan dengan mempertimbangkan:

1. kebutl1han mata air jangka panjang, berdasarkan kondisipemanfaatan yang telah ada dan rencana pengembangan mataair di masa mendatang, sehingga dapat didayagunakan secaraberkelanjutan.

2. debit mata air yang keluar secara alarniah, yang ditangkapdengan teknis penurapan yang benar.

3. kemanfaatan llntuk masyarakat, dengan pengertian bahwaselain manfaat finansial, pemanfaatan mata air juga harustetap memberikan manfaat sosial, khususnya masyarakat yangtelah memperoleh manfaat sebell1m mata air dikembangkan.

4. konservasi daerah resapan, untuk menjamin keberIanjutanpemanfaatan mata air.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 22 tahun 1982

tentang Tata Pengaturan Air, maka urutan prioritas peruntukanpemanfaatan mata air adalah sebagai berikut: (1) air minum, (2)rllmah tangga, (3) peternakan dan pertanian sederhana, (4) industri,(5) irigasi, (6) pertambangan, (7) usaha perkotaan, dan (8) untukkepentingan lainnya. Namun demikian prioritas peruntukan mataair ini dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan kepentingan

-8-

Page 14: PENYELAMATAN - IPB University

masyarakat umum serta kondisi spesifik setempat.Pendayagunaan mata air meliputi kegiatan perencanaan, desain

teknis dan konstruksi penurapan mata air. Setiap tahap kegiatanpendayagllnaan mata air ini harus dilakukan dengan mengikutipetllnjllk teknis penurapan mata air yang ditetapkan oleh lembagayang berkompeten.

I. Kegiatan perencanaan pemanfaatan mata air dilakukansebagai dasar untllk pendayagunaan mata air pada suatu satuanwilayah sebaran mata air tertentu. Perencanaan pemanfaatanini harlls dibuat berdasarkan data inventarisasi dan evaluasipotcl1si mata air.

2. Desain teknis dan konstruksi penurapan mata air meneakupbangunan-bangllnan penangkap mata air (bran capturing),jaringan transmisi, reservoir distribusi, dan jaringan distribusi.Desain clan konstruksi ini harus memperhitungkan debitali ran seeal'a alamiah, dalam alii tidak dilakukan denganrekayasa teknik (misalnya dengan melakukan pemompaanatau pemboran) untuk meningkatkan debit penurapan denganmengl!bah cam pemuneulannya. Debit maksimum penurapanmata air ditentukan dengan pertimbangan :a, Tidak melebibi debit minimum mata air yang keluar secara

alamiah dikurangi dengan debit pemanfaatan yang telahacla scbclllll1l1ya.

b. Mcnyediakan air kepada masyarakat (apabila diperlukan),lIlaksillllllll sebcsar 10% clari debit yang diizinkan untukdil:ksploitasi.

Perizinall, Pel1gawasan, d~n PemantaUal1

Proses perizinan harus ditetapkan dan diikuti denganIllelll perti Illbangkan hak-hak kepclll iIibn lahan dan hak-hak

pengelolaan mata air. Kegiatan penurapan mata air dapat dilakukansetelah memperoleh izin penurapan mata air, dengan mengikutiketentuan bahwa perllntukan pemanfaatan mata air lIntllk keperlllanair minllrn dan rumah tangga merupakan prioritas utama di atassegal a keperluan lain. Prioritas pcruntukan pemanfaatan mata air

clapat disesllaikan dengan memperhatikan kepentingan UI1111m dankondisi seteillpat

-8-

Page 15: PENYELAMATAN - IPB University

Perizinan penurapan mata air selain sebagai perwujudan aspeklegalitas, juga dimaksudkan untuk mengendalikan pendayagllnaanmata air dengan cara mengikuti ketentuan-ketentllan teknis yangharus dipatuhi serta daya dukung ketersediannya (debit mata airsecara alami). Rencana penurapan mata air dengan debit sarnaatau lebih besar dari SO liter dr' haws dilengkapi dengan dokllmenAMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sedangkanpenurapan mata air dengan debit kurang dari SO liter dr ' harusdilengkapi dengan dokllmen UKL (Upaya Pengelolaan Lingkllngan)dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan).

Kegiatan penurapan mata air dapat dilakukan setelahmemperoleh izin penurapan dari Instansi yang berwewenangsesuai dengan ketentuan yang berlaku (KepMen Energi danSumberdaya Mineral No 1451 K/l0/MEM/2000). Selain sebagaiperwujudan aspek legalitas, perizinan ini harus disikapi sebagailIpaya pengendalian, agar dapat dilakukan pendayagunaan mata airyang berkelanjutan. Prinsip-prinsip hak kepemilikan lahan harusdipisahkan dengan hak pengelolaan atas mata air.

Keberlanjutan pendayagunaan mata air sangat tergantungpada efektivitas fungsi pengendalian, pengawasan dan pemantauan.Kegiatan pengawasan yang perlu dilakukan meliputi:

1. pengawasan pentaatan terhadap ketentuan teknis yangtercantum dalam perizinan,

2. pengawasan pentaatan terhadap ketentuan daJam UKL danUPL atau AMDAL,

3. penga\vasan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakanekosistem mata air.Kegiatan pemantauan secara berkala dan kontinyu perlu

clilakukan untuk mendapatkan data fluktuasi atau kecenderunganperubahan debit mata air dan kualitas airnya. Pengllkllran danpemantauan dilakukan mjnimal dalam kurun waktll satu tahun,untuk memperoleh data fluktuasi debit sepanjang tahun. Untukselanjutnya pemantauan debit dan kualitas air dapat dilakukanpada musim hujan dan musim kemarau. Kegiatan pengukuran danpemantauan dapat dilakukan oleh pihak penggllna mata air dan atallinstansi yang terkait dengan upaya pendayagllnaan dan konservasimata air. Adapun kegiatan pemantallan yang perlu dilakukanmeliputi: pemantauan debit mata air dan kualitas airnya, pemantauanperubahan penggunaan lahan di daerah resapan, pemantauan

-8-

Page 16: PENYELAMATAN - IPB University

perubahan penggunaan lahan di sekitar mata air, dan pemantauandampak lingkungan akibat pendayagunaan mata air.

Konservasi Ekosistem Mata Air

Upaya konservasi ekosistem mata air sangat diperlukan untukmenjamin keberlanjutan pendayagunaan mata air serta mencegahdan menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan akibatkegiatan eksploitasi mata air. Dengan pemanfaatan secara bijaksanadiharapkan ketersediaan debit mata air maupun kualitasnya dapatteljamin, baik untuk masa kini maupun untuk masa mendatang.Setiap pemegang izin pengambilan mata air wajib melaksanakankonservasi mata air sesuai dengan fungsi kawasan yang ditetapkansesuai tata ruang wilayah yang bersangkutan.

Upaya konservasi mata air yang sangat penting untuk dilakukanadaJah rehabilitasi dan konservasi daerah resapan. Hal ini mengingatbahwa potensi suatu mata air sangat ditentukan oleh kondisi biofisikdaerah resapan, yang menjamin adanya aliran airtanah sebagaisumbcr utama dari mata air. Apabila tata guna lahan pada daerahrcsapan tidak tcrtutup oJch vegetasi yang memadai, maka curahhujall yallg lmull pada daerah resapan sebagian besar akan dialirkansebagCli limpasan (a!iran permukaan). Dengan demikian bagianhujan yang masuk ke dalam tanah yang mengisi aliran airtanah yangakan muneu! sebagai mata air, akan semakin berkurang.

Rehabilitasi dan konservasi daerah resapan harus dilakukansecara tepat, yaitu pada wilayah yang hanls dilindungi atau dikelola,yang telah ditentukan berdasarkan delineasi daerah resapan. Salahsatu kendala yang ada di lapangan dalam upaya konscrvasi mata airadalah dalam hal status pemilikan/pengelolaan lahan. Kepemilikan/pengelolaan daerah resapan maupun dacrah sekitar mata air biasanyamencakup areal yang relatif luas dan melibatkan masyarakat banyak.01eh karena itu, disamping pendekatan teknis, dalam pelaksanaankonservasi mata air perlu dilakukan pende.katan sosiaI, agar upayakonservasi yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Kegiatan konservasi mata air diwajibkan kepada setiappemegang izin penurapan mata air. Pelaksanaan konservasi mataair harus didasarkan pacla hasil inventarisasi potensi mata air,

--8--

Page 17: PENYELAMATAN - IPB University

perencanaan pemanfaatan mata air, penzinan, penentuan debitpenurapan mata air, serta laporan pengawasan dan pemantauan. Halini perlu diperhatikan agar setiap kegiatan konservasi dilakukansecara benar, baik mengenai ketepatan lokasi maupun teknikkonservasinya. Upaya konservasi mata air yang harus dilakukanmeliputi.

1. Rehabilitasi dan konservasi daerah resapan untukmeningkatkan debit imbuhan. Pada sebagian besar lokasimata air, delineasi daerah resapan belum dilakukan sehinggatidak dapat diketahui secara pasti dimana lokasi daerahresapan yang sudah kritis dan memerlukan rehabilitasi. Olehkarena itu pemetaan daerah resapan merupakan langkah awalyang sangat penting, sebagai dasar berpijak untuk penyusunanprogram maupun implementasi kegiatan rehabilitasi dankonservasi mata air. Teknis budidaya kehutanan (silvi kultur)perlu disesuaikan dengan kondisi setempat, khususnyamengenai jenis-jenis tanaman lokal yang potensial Llntukdikembangkan sebagai tanaman konservasi.

2. Pentaatan dan penegakan ketentuan teknis penurapan mataair. Ketentuan teknis ini mencakup bangunan penangkapmata air, jaringan transmisi, reservoir distribusi, dan jaringandistribusi. Tata letak dan pembangunan infrastruktur ini harusdiupayakan sedemikian rupa sehingga mampu menghindarikonflik sosial yang tidak diinginkan. Oleh karen a itu dalammengikuti ketentuan teknis penurapan mata air, harus pulamemperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,misalnya yang terkait dengan hak kepcmilikan lahan padalokasi infrastruktur tersebut.

3. Perlindungan daerah sekitar mata air (radius 200 m). Pada saatini kondisi tata guna lahan sekitar mata air pada setiap daerahsangat beragam. Beberapa lokasi mata air, daerah sekitarnyatelah terdapat bangunan fisik (pel11l1kiman/industri). Padalokasi mata air yang demikian maka yang hams diperhatikanadalah menjaga agar sistem bangunan penangkap mata airyang telah ada tidak diganggu, tetapi haws dipelihara denganbaik. Namun demikian pada lokasi mata air yang masih bebasdari bangunan fisik, maka fungsi lahan sekitar mata air sebagaikawasan lindung hams dipertahankan.

-8-

Page 18: PENYELAMATAN - IPB University

Aspek Sosial dan KelembagaanPengelolaan Mata Air

Untuk mewujudkan agar pendayagunaan mata air dapatrnemberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat, makaperencanaan pemanfaatan mata air hams dilakukan secara bijaksana,c1engan mempertimbangkan faktor-faktor teknis, finansial, sosial,dan pertimbangan lingkungan. Proses penyusunan pemanfaatanmata air hams dilakukan dengan melibatkan:

1. masyarakat dan atau pihak-pihak pengguna mata air sebelummata air yang bersangkutan dikembangkan.

2. masyarakat eli sekitar mata air (radius 200 meter), baik yangberl1lukim maupun yang menggarap/mengelola lahan.

3. masyarakat dan atau pihak-pihak di daerah resapan.4. pemerintahan desa setempat, baik di sebelah hulu (up-stream)

l1laupun di sebelah hilir (down-stream) mata air.S. Seperti halnya dalam proses pemanfaatan mata air,

penyusunan program dan pelaksanaan konservasi ekosistemmata air perlu dilakukan dengan model partisipastif, untukmembangun persepsi dan sikap kepedulian semua pihak yangterkait terhadap pelestarian ekosistem mata air. Hal ini selainmemberikan manfaat finansial dan ekonomi, diharapkan jugadapat memberikan manfaat sosial khususnya bagi masyarakatsekitar.Saat ini, upaya pengembangan mata air telah mengarah kepada

usaha pendayagunaan mata air secara komersial, di antaranyaaclalah inclustri air minum dalam kemasan, suplai air bersih untukperkotaan. pedesaan maupun kawasan. Setiap lokasi mata air dapatdikembangkan untuk salah satu atau lebih dari beberapa a]ternatifpemanfaatan tersebut. Skenario pemanfaatannya dapat berbasispada dua pola. yaitu: pengembangan masing-masing mata air secaraterpisah, dan atau pengembangan zona pemanfaatan mata air secaratel'padu.

Kebel'hasilan pemanfaatan mata air mensyaratkan dukllnganupaya konservasi daerah resapan. Persoa]annya, konservasi seringkUl'ang Il1cndapat l'espon positif c1ari masyarakat karena langkah­langkah oprasionalnya sering bertentangan dengan kepentinganekonomi jangka pendek. Padahal, apabiJa hal ini gagal diwujudkan

-8-'

Page 19: PENYELAMATAN - IPB University

boleh jadi akan terjadi kemsakan daerah resapan atr -yang ditandaioleh perluasan areal laban kritis- sehingga menimbulkan ancamankesulitan air atau bahkan kekeringan pada musim kemarau sertabanjir pada musim penghujan.

Upaya konservasi ekosistem mata air sepatutnyadikembangkan dengan menyerasikan antara pendekatan teknik dankemasyarakatan. Dengan keserasian ini, langkah-Iangkah konservasitidak selalu dipertentangkan dengan kepentingan aktivitasekonomi masyarakat dalam rangka memenuhi jaminan hidup. Polapemanfaatan/pengembangan mata air secara komersial memerlukandukungan kelembagaan/badan usaha seperti perusahaan swasta,perusahaan daerah, koperasi (masyarakat pedesaan dan perkotaan).Bentuk dan hubungan kelembagaan yang ideal untuk setiap kasusharus mempertimbangkan faktor-faktor kondisi ekosistem mata air,pola pemanfaatan dan pengembangan mata air, serta nilai dan ataukriteria investasi.

Menurut Kolopaking et al. (2000), dalam rangka membangunbentuk-bentuk (hubungan) kelembagaan pengelolaan danpemanfaatan mata air, terdapat beberapa faktor yang pentingdiperhatikan, yaitu:

1. masalah hak-hak penguasaan (property rights) atas sumberlmata air. Kepastian hak atas sumber/mata air dan kawasandi sekitamya menjadi penting apabila pola-pola pemanfaatantersebut diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat di kawasan tersebut dan pelestarian sumberdayaalamo Oleh karena itu, perlu dipastikan apakah mata airdan lahan di sekitamya merupakan private property ataucollective property atau public property. Kepastian atas hak­hak penguasaan tersebut perlu agar hllbllngan kelembagaanyang dibangun benar-benar di atas "Iandasan" yang kuat dankokoh;

2. masalah ketidakberdayaan komllnitas lokal terhadapintervensi dari "atas". Ketidakberdayaan komunitas lokal,khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan mata airmemperkuat penetrasi dari kelompok yang bermodal dariluar komunitasnya untuk mendominasi sumber/mata air yangseharusnya menjadi hak bagi anggota kOl11unitas tersebut.Akan tetapi di lain pihak, memang diperlukan peranan darikelompok bermodal dan pemerintah dalam pengelolaan mata

-8-

'----------------------

Page 20: PENYELAMATAN - IPB University

ai r tersebut. Oleb karena itu perIu dijalin suatu hubungankeJernbagaan yang setara dan berkeadilan antara komunitaslokal, kelompok bermodal, dan pemerintah. Kesetaraan itudapat tercapai dil11ulai dengan memberdayakan komunitaslokal tersebut;

3. masalah rendahnya kualitas sumberdaya manUSla ditingkat koniunitas lokal. Rendabnya kualitas sumberdayaIllanusia di komunitas lokal, khususnya pada masyarakatpedcsaan sebenarnya bermuara pada sulitnya membangunkelembagaan sosial dan organisasi sosial dari bawah yangmampu meningkatkan kualitas pemenuhan kebutuhan hidupserta dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdayaalam secm-a profesional dan berkelanjutan. Oleh karena itu,dalam mengembangkan pola-pola pemanfaatan mata airmenjadi penting untuk melibatkan masyarakat pada tingkatkOlllunitas lokel! agar mampu memikirkan, merencanakan,mengimplementasikan, mengawasi, memanfaatkan, danmenilai serta mengembangkan potensi diri dan komunitasdalam membangun dan mengembangkan pengorganisasianpengelolaan sumber /mata air.Berdasarkan tiga faktor tersebut di atas, maka pengembangan

bentuk-bentuk (bubungan) kelembagaan pemanfaatan mata air periumengutamakan: (1) Peran serta komunitas lokaJ pada semua tahapdalam proses pemikiran, pengambilan keputusan, perencanaan,pelaksanaan, pengawasan sertapenilaian pengembanganpengelolaanmata air; (2) Kepastian atas hak-hak penguasaaan atas sumber/mata air yang akan dikelola dan dimanfaatkan; dan (3) DukunganpemerinLah lok,l! dalam bentuk kebijakan yang mendukungpenguatan dan pemberdayaan komunitas lokal, serta peran sertakelompok pemodal agar berminat menanamkan modalnya untukpengelolaan mata air berdasarkan asas kesetaraan dan keadilandalam suatu jaringan sosial yang mantap.

-8-

Page 21: PENYELAMATAN - IPB University

Daftar Pustaka

Budianta. E. 2001. Upaya Peillanfaatan Ekosistelll Mara Air Berkelanjoran.Maka\ah Workshop Pengendalian Kerusakan Ekosistelll Mata Air Bapeelal.

Jakarta. -Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI. 2000. Keputusan Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral nomoI': 1451 Kli0/MEM/2000 tenrang PeclOlllanTeknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan eli Biclang Pengelo1aan Air

Bawah Tanah. Jakarta.Kolopaking, L.M.. clkk. 2000. KonstwkSi Pengeillbangan Aplikasi Inclerap untuk

Sumber Daya Air. Fakultas Pertanian-IPB dan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi. Bogor.Prastowo. 200 I. Pengendalian Kerusakan Mata Air. Makalah Workshop

Pengendalian Kerusakan Ekosistem Mata Air. Bapeda\. Jakarta.Todd OK. 1980. Groundwater Hydrology. New York: John Wiley & Sons.Warel A.D. anel William J .E. 1995. Environmental Hydrology. CRC Press. Lewis

publisher, New York, USA.

-8-

Page 22: PENYELAMATAN - IPB University

~ 789794 61707 I

ISBN 978-979-461-702-1

Ernan RustiadiKepala Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah(P4W-LPPM IPB).Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL).Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL).Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sitanala ArsyadGuru Besar Emeritus Bidang Konservasi Tanah dan Air.Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (lTSL).Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogar.(Mantan Rektor IPB).

Permasalahan yang timbul dalam pengelolaan sumberdaya alam danlingkungan yang dihadapi Inaonesia berakar pada perlakuan kekerasan (abuse)terhadap sumberdaya alam dan lingkungan dengan mengabaikan sains (ilmupengetahuan dan teknologi). Cont6h-contoh khas perlakuan kekerasan danpengabaian sains terhadap sumberdaya alam Indonesia adalah pembalakanhutan-hutan alam secara ilegal dan bencana lumpur Lapindo di Sidoardjo.

Dalam konteks perubahan lingkungan global, kita menghadapi limatantangan adaptasi pengelolaan sumberdaya alam yang disebut "the WEHABChallanges", yaitu (1) water, masalah banjir dan kekeringan, (2) energy, upayamendapatkan energi rendah karbon dan energi bersih, (3) health, munculnyaberbagai penyakit baru dan penyakit yang belum teratasi, (4) agriculture, perubahandalam produksi bahan makanari, dan (5) biodiversity, kehilangan sumberdayakeanekaragaman hayati disebabkan kerusakan ekosistem.

Buku ini memuat buah pemikiran beberapa ahli dalam bidang ilmu­ilmu tanah, air, dan lingkungan. Tujuan penerbitan buku ini untuk memoerikaninformasi kepada khalayak ramai tentang keadaan terkini mengenai kondisilingkungan yang ada di Indonesia. .

• Sitanala Arsyad • Eman Rustiadi • Supiandi Sabiham• Oteng Haridjaja • Lutfi Ibrahim Nasoetion • Ahmad Hermanto Dardak •Affendi Anwar. Ansofino • Reti Wafda • Gatot Irianto • Prastowo • HidayatPawitan • Popi Rejekiningrum