52
MANAGEMENT GIZI INSTITUSI PENYELENGGARAAN MAKANAN DI SEKOLAH MADANIA SD SMP dan SMA Oleh : Ika Rizki Rahmawati Kurniati Asria Nena Maziyah Ratih Swari Puspita Siti Rohmiana PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

penyelenggaraan makan di sekolah madania

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penyelenggaraan makan di sekolah madania

MANAGEMENT GIZI INSTITUSI

PENYELENGGARAAN MAKANAN DI SEKOLAH MADANIA

SD SMP dan SMA

Oleh :

Ika Rizki Rahmawati

Kurniati Asria

Nena Maziyah

Ratih Swari Puspita

Siti Rohmiana

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: penyelenggaraan makan di sekolah madania

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama dan paling mendasar

bagi manusia. Semakin maju suatu bangda, tuntutan dan perhatian terhadap

kualitas makanan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi semakin kompleks. Masyarakat

semakin sadar bahwa makanan merupakan sumber utama pemenuhan kebutuhan

zat- zat gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral untuk

menjaga kesehatan tubuh (Purnawijayanti, 2001). Selain itu, dewasa ini

masyarakat juga menjadi lebih selektif dalam menentukan jenis makanan yang

akan dikonsumsi. Salah satu pertimbangan yang digunakan sebagai dasar

pemilihan adalah factor keamanan makanan.

Institusi pendidikan memiliki sarana tempat penjualan makanan yang

khusus disediakan untuk murid, guru dan staf administrasi. Keberadaan tempat

pengolahan makanan atau biasa disebut kantin di tingkat sekolah bertujuan untuk

memudahkan hal tersebut sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan makanan dan

minuman yang terlindungi dan terjamin kesehatannya. Bagi tingkat sekolah

peranan tempat pengolahan makanan sangat penting dan besar sekali pengaruhnya

dalam menunjang gizi para muridnya. Dua dari beberapa tujuan yang dapat

dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah menurut William H. Roe,

memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik

atau sehat; memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata.

Dilihat dari dua tujuannya saja terlihat bahwa kantin berfungsi membantu

pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang

sehat, bergizi, dan praktis (Depdiknas, 2007).

Kualitas keamanan makanan yang dikonsumsi para murid tergantung dari

kualitas kebersihan tempat pengolahan makanan, oleh karena itu tempat

pengolahan makanan harus memenuhi standar kesehatan seperti factor lokasi dan

bangunan tempat pengolahan makanan. Lokasi dan bangunan yang tidak

Page 3: penyelenggaraan makan di sekolah madania

memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi makanan

oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit, serta bahan- bahan

kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan (Depkes RI, 2006).

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah generasi

penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat

ini. Upaya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini,

sistematis dan berkesinambungan. anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan

secara fisik dan mental yang sangat diperlukan guna menunjang kehidupannya di

masa datang, guna mendukung keadaan tersebut di atas anak sekolah memerlukan

kondisi tubuh yang optimal dan bugar, sehingga memerlukan status gizi yang

baik, dan anak sekolah dapat dijadikan perantara dalam penyuluhan gizi pada

keluarga dan masyarakat sekitarnya (Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat

Direktorat Gizi Masyarakat, 2001:1).

Madania - Progressive Indonesian School merupakan salah satu sekolah

full day yang mengelola kantin sekolah bekerjasama dengan orangtua siswa.

Terdapat tiga kantin di Sekolah Madania yang siap melayani siswa-siswi di tiga

jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA yang bertotal ±870 siswa-siswi. Kantin

sekolah dikelola oleh dua pengelola yang berasal dari tender yang dilakukan pihak

sekolah. Dengan alasan tersebut penulis ingin menggambarkan penyelenggaraan

dan penggelolaan kantin sekolah di sekolah madania.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Diketahuinya Gambaran Umum Penyelenggaraan makanan di kantin

sekolah Madania – Progressive Indonesian School pada setiap tingkatan

SD,SMP dan SMA.

1.2.2 Tujuan Khusus

- Diketahui gambaran umum sekolah Madania – Progressive

Indonesian School

Page 4: penyelenggaraan makan di sekolah madania

- Diketahui gambaran umum tentang penyelenggaraan makanan di

kantin Madania – Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang proses perencanaan menu dalam

penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang proses penerimaan dalam

penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania–

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang proses penyimpanan dalam

penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang proses persiapan dalam

penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang proses pengelolaan bahan makanan

dalam penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang penyajian makanan dalam

penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang proses pendistribusi makanan dalam

penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya informasi tentang sarana, peralatan, dan perlengkapan

dalam penyelenggaraan makanan bagi siswa di kantin Madania –

Progressive Indonesian School

- Diketahuinya kesesuian penyelenggaraan makanan dengan teori di

kantin Madania – Progressive Indonesian School

- Diketahuinya kekuatan dan kelemahan penyelenggaraan makanan di

kantin Madania – Progressive Indonesian School

Page 5: penyelenggaraan makan di sekolah madania

1.3 Manfaat

1.3.1 Mahasiswa

- Menambah khazanah kelimuan dan wawasan tentang

Penyelenggaraan makanan Skala institusi di Sekolah Madania

- Mengaplikasikan ilmu atau teori yang telah diperoleh selama proses

belajar mengajar di bangku kuliah.

1.3.2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SYARIEF

HIDAYATULLAH JAKARTA

- Terlaksananya salah satu dari upaya untuk mengimplementasikan Tri

Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat.

- Terbinanya suatu jaringan kerjasama yang berkelanjutan dengan

Sekolah MADANIA dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan

kesepadanan antara substansi akademik dengan kompetensi sumber

daya yang kompetitif yang dibutuhkan dalam pembangunan

kesehatan masyarakat.

- Mendapat tambahan pustaka tentang Penyelenggaraan makanan di

Sekolah Madania – Progressive Indonesian School

1.3.3 Sekolah Madania – Progressive Indonesian School

- Menjadi bahan masukan yang dapat di aplikasikan untuk menjadikan

kantin Sekolah Madania – Progressive Indonesian School lebih

bermutu lagi.

Page 6: penyelenggaraan makan di sekolah madania

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Makanan

Definisi makanan menurut Permenkes No. 329 Tahun 1976 adalah barang

yang digunakan sebagai makanan atau minuman manusia, termasuk permen karet

dan sejenisnya tetapi bukan obat. Makanan penting untuk pertumbuhan karena

sebagai bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan tubuh,

untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit dan memberikan energy

untuk bekerja.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku

pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan atau pembuatan

makanan dan minuman (UU No. 7 Th. 1996).

2.2 Penyelenggaraan Makanan

Menurut Moehyi (1992), makanan merupakan salah satu kebutuhan utama

manusia. Oleh karena itu penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan,

baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan di luar keluarga.

Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan keluarga diperlukan oleh

sekelompok orang karena berbagai hal sehingga tidak dapat makan bersama

dengan keluarganya di rumah Mereka itu terdiri dari para karyawan pabrik atau

perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, orang sakit, penghuni asrama atau

panti asuhan, narapidana, dan sebagainya. Mereka ini memerlukan pelayanan

makanan di luar rumah yang diselenggaraan secara khusus untuk mereka.

2.2.1 Pengertian Penyelenggaraan Makanan

Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses

menyediakan makanan dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sedangkan

Kemudian Depkes (2003), menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah

Page 7: penyelenggaraan makan di sekolah madania

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang

optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,

pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal

melalui pemberian makan yang tepat.

2.2.2 Jenis Penyelenggaraan Makanan

2.2.2.1 Berdasarkan Waktu Penyelenggaraan

Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan berdasarkan waktu

dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu penyelenggaraan makanan hanya satu kali

saja, baik berupa makanan lengkap atau hanya berupa makanan kecil (snack

food). Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah penyelenggaraan untuk pesta atau

jamuan makan atau snack pada acara tertentu.

Kemudian penyelenggaraan makanan secara tetap untuk jangka waktu

tidak terbatas, biasanya adalah makanan lengkap, baik untuk satu kali makan atau

setiap hari seperti penyelenggaraan makanan untuk asrama, panti asuhan, rumah

sakit dan kampus dan yang terakhir adalah penyelenggaraan makanan dalam

keadaan darurat yang persediannya dilakukan untuk jangka waktu tertentu seperti

kebakaran, tsunami, dll. Moehyi (1992)

2.2.2.2 Berdasarkan Tempat Penyelenggaraan

Penyelenggaraan makanan yang dibedakan berdasarkan tempat memasak dan

menyajikan makanan terdiri dari 2 jenis yaitu jasa boga, bersifat komersial,

makanan jadi diangkut ke tempat lain untuk dihidangkan seperti ke tempat jamuan

makan pesta perkawinan, rapat, kantin atau kaftaria pusat industri. Jasa boga yang

biasanya melayani keluarga biasanya mengantar makanan dengan menggunakan

tempat atau wadah yang disebut rantang. Moehyi (1992)

Penyelenggaraan makanan selanjutnya adalah penyelenggaraan makanan

institusi yaitu bentuk penyelenggaraan makanan yang tempat memasak dan

Page 8: penyelenggaraan makan di sekolah madania

menyajikan makanan berada pada satu tempat. Jenis penyelenggaraan makanan

ini biasanya bersifat non komersial, seperti panti asuhan, asrama, lembaga

pemasyarakatan. Moehyi (1992)

2.2.2.3 Berdasarkan Pengelolaan penyelenggaraan

Ada dua jenis pengelolaan penyelenggaraan makanan yaitu swakelola,

Outsourcing, dan kombinasi kedua-duanya. Swakelola artinya sistem

penyelenggaraaan makanan yang dilakukan menggunakan seluruh sumber daya

yang disediakan oleh institusi tersebut begitu juga pengelolaan dan kebijakan

yang berjalan di dalam insitusi. Keuntungannya adalah pengawasan dapat

dilakukan di setiap langkah atau proses kegiatan secara langsung dan tenaga

instansi banyak berperan. Sedangkan kelemahannya adalah untuk dapat

melakukan seluruh proses kegiatan dibutuhkan tenaga dalam jumlah besar serta

kualifikasi yang sesuai dan kebutuhan sarana dan prasarana termasuk peralatan

masak dan peralatan makan yang besar.(Depkes, 2007)

Kemudian outsourcing yaitu sistem yang memanfaatkan perusahaan jasa

boga atau catering untuk penyelenggaraan makanan. Ada dua kategori sistem

outsourcing yaitu semi outsourcing yaitu menggunakan sarana dan prasarana

milik instansi dan kategori full outsourcing yaitu sarana dan prasarana bukan

berasal dari instansi melainkan dari perusahan jasa boga atau catering sendiri.

Dalam penyelenggaraan makanan sistem outsourcing harus mengikuti

perencanaan menu, penentu sntandar porsi dan pemesanan makanan yang

diajukan oleh instansi. .(Depkes, 2007)

Dan yang terkahir adalah sistem kombinasi yang menjadi alternatif. Dalam

pelaksanaan kegiatan penyelengaraan makanan sering ditemukan banyak masalah

mengenai tenaga ataupun sarana sehingga menyulitkan untuk mengelola secara

swakelola sehingga dapat dipilih pilihan sistem kombinasi swakelola dan

outsourcing dimana sebagian makanan dikelola oleh instansi dan sebagian lagi

oleh outsourcing. Diperlukan pencatatan dan pelaporan yang terpisah agar mudah

dilakukan pengawasan dan pengendalian. .(Depkes, 2007)

Page 9: penyelenggaraan makan di sekolah madania

2.2.2.4 Berdasarkan Sifat Penyelenggaraaan

Sifat penyelengaraan makanan kelompok dapat dibedakan menjadi 2

kelompok yaitu penyelenggaraan makanan yang bersifat komersial dan non

komersial. (Moehyi (1992)

2.2.3 Tujuan Penyelenggaraan Makanan

Menurut nursiah,dkk (1990), setiap pengelolaan makanan di berbagai

institusi menganut tujuan yang hampir sama yaitu dengan tujuan agar institusi

dapat menyediakan makanan yang berkualitas tinggi, dipersiapkan dan dimasak

dengan baik, pelayanan cepat, tepat dan murah, gizi seimbang dengan menu yang

bervariasi, harga tepat dan layak, fasilitas cukup dan nyaman, dan standar

kebersihan dan sanitasi yang tinggi.

2.2.4 Prinsip Sistem Penyelenggaraan Makanan

Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan penerapan prinsip sistem

yaitu strategi yang menetapkan masukan (input) meliputi tenaga, dana, faslitas,

bahan makanan, prosedur. Kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi

penyusunan anggaran, perencanaan menu, penyusunan kebutuhan bahan

makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan

bahan makanan, persiapan dan pengolahan, pendistribusian, pelaporan, evaluasi.

Dimana selama proses berlangsung dilakukan pengawasan dan pengendalian dan

yang terakhir adalah keluaran (output) yaitu makanan yang memenuhi syarat gizi

dan sanitasi, cita rasa dan pelayanan yang baik. (Depkes, 2000)

Menurut Depkes (1998), dalam pelaksanaan penyelenggaraan makanan,

pimpinan pondok pesantren menetapkan ketentuan/peraturan makanan untuk

santri atas dasar kecukupan gizi yang dianjurkan oleh Depkes RI dan dana yang

tersedia.Ketetapan atau peraturan makanan mencakup 9-10 macam bahan

makanan yan biasa dikonsumsi. Berdasarkan ketetapan bahan makanan yang

Page 10: penyelenggaraan makan di sekolah madania

dibeli, mengecek cara persiapan dan pemasakan serta menilai mutu makanan yang

dihasilkan.

2.3 Kantin Sekolah

2.3.1 Pengertian Kantin

Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education mengatakan bahwa:

“cafetaria a room or building in which public school pupuils or college student

select prepared food and serve themselves”. Kantin adalah suatu ruang atau

bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan

makanan pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.

2.3.2 Tujuan Penyediaan Layanan Kantin Di Sekolah

William H. Roe dalam bukunya School Business Management

menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan

kantin di sekolah:

1. memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan

yang baik atau sehat;

2. memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;

3. menganjurkan kebersihan dan kesehatan;

4. menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan

bersama;

5. menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang

berlaku di masyarakat;

6. memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;

7. menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang

industri;

8. menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

kebersihannya dan kesehatannya.

Page 11: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat berfungsi

untuk:

1. membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan

makanan yang sehat, bergizi, dan praktis;

2. mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;

3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;

4. memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada

kesehatan seseorang;

5. memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;

6. mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang

berlaku di masyarakat;

7. sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah,

dan tempat menunggu apabila ada jam kosong.

2.3.3 Bentuk Layanan Kantin Sekolah

Terkait dengan bentuk pelayanan kantin sekolah, terdapat 3 (tiga)

alternatif bentuk layanan, yaitu:

1. Self service system. Sistem pelayanan dimana pembeli melayani dirinya

sendiri makanan yang diingini;

2. Wait service system Sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani

oleh petugas kantin sesuai dengan pesanan;

3. Tray service system. Sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas

kantin, dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau

nampan.

 

2.4 Pembinaan warung / Kantin Sekolah

Page 12: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pengelolaan sekolah, maka

pembinaan warung /kantin di sekolah sejak tahun 1999 telah mengalami

perubahan yang cukup nyata.  Hal ini disebabkan adanya Dewan Sekolah

yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat, orangtua murid, dan donatur

sekolah (Dewan Penyantun Sekolah) yang didukung oleh pemerintah

setempat.  Menurut

Depkes (1999) Warung /Kantin Sekolah hendaknya memiliki

persyaratan sebagai berikut :

a. Tenaga Pengelola

Pengelolaan warung sekolah memerlukan seorang penanggung jawab 

yang mempunyai tugas sebagai penanggung jawab kelangsungan Warung

Sekolah secara keseluruhan, baik ke dalam sekolah maupun keluar yaitu

kepada orang tua murid dan instansi terkait terutama bila terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan atau tak terduga. Misalnya terjadi keracunan makanan yang

dijual di warung sekolah, maka penanggungjawab warung yang harus

mampu memberikan penjelasan dan bertindak untuk penyelamatan murid. 

Sebaiknya penanggungjawab warung sekolah adalah kepala sekolah, namun

tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan oleh guru / pamong/ PKK desa,

dll.

Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan akademik

dan administrasi sekolah dapat merangkap sebagai pengelola dan

penyelenggara Warung Sekolah.  Sementara Guru Sekolah mempunyai tugas

membina dan mengawasi langsung pelaksanaan Warung Sekolah, jenis

makanan dan minuman yang disediakan, kebersihan Warung Sekolah dan

lingkungannya (termasuk pengadaan dan jaminan adanya air bersih).

b. Mitra Pengelola

Orang tua peserta didik (BP3/POMG) bersama tokoh masyarakat dapat

menjadi mitra dan melakukan perencanaan peningkatan kualitas atau

perbaikan warung/kantin sekolah, dengan cara :

a. Berpartisipasi membantu modal Warung Sekolah.

Page 13: penyelenggaraan makan di sekolah madania

b. Ikut menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi

persyaratan kesehatan.

c. Ikut membantu mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara

pemasakan / pengolahan makanan dan minuman di Warung Sekolah

BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

Madania - Progressive Indonesian School (Pusat) yang beralamat di

Telaga Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat. Sejak tahun pendidikan

1998/1999, sekolah telah meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas secara

bertahap dan berkesinambungan.

3.1.1 Visi dan Misi

Visi:

Sekolah yang tepat untuk generasi pemimpin berikutnya.

Misi:

Pendidikan terhadap membangun kesadaran terhadap Tuhan, aktualisasi

standar kelas dunia, cara hidup dengan karakter mulia, dan menghormati

nilai-nilai indonesia

Nilai-nilai:

Kejujuran, inklusif, integritas, kepedulian

Page 14: penyelenggaraan makan di sekolah madania

3.1.2 Struktur Organisasi

3.1.3 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di madania terdiri dari :

Kelas untuk belajar

Ruang ibadah (islam, katolik, protestan, hindu, budha, yudas)

fakultas pendukung belajar

Pelayanan siswa

Laboraturium (komputer dan ilmiah)

Ruang masak

Direktur/ketua umum:

M. Saiful Imam

Kepala sekolah tingkat 1-6

(SD)

Siti Hidayati

Kepala sekolah tingkat 7-9

(SMP)

Alfi Afifah

Kepala sekolah tingkat 10-

12 (SMA)

Wuri Handayani

Manajer administrasi dan keuangan

Eka Ropi

Manajer administrasi dan keuangan

Eka Ropi

Page 15: penyelenggaraan makan di sekolah madania

perpustakaan

Sertifikat penilaian global

Pusat universitas

Audio visual

Musik dan seni (seni, band, vocal, biola, alat musik tradisional,

teater)

Lapangan olahraga (basket, seoakbola, baseball, dan catching box)

Kolam renang dan tribun

Ruang serba guna

Ruang kesehatan

Tempat bermain

Loker siswa

Ruang utama / ruang ketua umum

Penelitian dan pengembangan

Ruang kepala sekolah SD, SMP, SMA (1-6 = SD, dst...)

Administrasi (keuangan, administrasi siswa, dept.personalia dan

TIK << teknologi informasi dan komunikasi)

Ruang guru

Ruang asosiasi orang tua - guru

Gudang

Kantin

Ruang rapat

3.1.4 Karakteristik Murid

Page 16: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Jumlah siswa ± 870 jiwa yang terdiri dari :

- SD terdiri dari 240 Siswa/i

- SMP terdiri dari 320 Siswa/i

- SMA terdiri dari 310 Siswa/i

3.2 Sistem penyelenggaraan makanan di Kantin Sekolah Madania–

Progressive Indonesian School

3.2.1 Gambaran Umum Penyelenggaraan Makanan di Kantin Sekolah

Madania–Progressive Indonesian School

Penyelenggaraan makanan di kantin sekolah madania dikelola oleh

Sekolah dan orangtua siswa yang di beri nama Parent Teacher Assosiasion

(PTA). Tujuan dari penyelenggaraan makanan di kantin sekolah madania ini

Memberikan makanan yang mencukupi, gizi tercukupi dan memenuhi kriteria

sekolah. Kriteria yang dimaksud Halal, baik, sehat, nutrisi, bebas pengawat dan

pewarna, tanpa MSG, tidak ketagihan, no storoform. Kantin di Madania terdiri

dari kantin kawasan Asia untuk SD, kantin kawasan Afrika untuk SMP dan kantin

kawasan Amerika untuk SMA. Ketiga kantin dikelola oleh dua vendor yang telah

memenuhi persyaratan yang diajukan pihak sekolah diantaranya berpengalaman

menyedikan 500 porsi dalam satu waktu, memenuhi seleksi administrasi, food test

oleh siswa dengan mengisi form, pihak sekolah telah mengecek dapur vendor dan

memeriksa bahan dan bumbu yang akan digunakan.

Sistem yang di gunakan pihak kantin dalam proses penjulan makanan

dengan cara berlangganan bulanan ini melibatkan peran orangtua dan secara

langsung ketika anak ingin makan ke kantin. Semua pembayaran di lakukan

secara kontan.

3.2.2 Pengelolaan menu di Kantin Sekolah Madania–Progressive

Indonesian School

Page 17: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Perencanaan menu menurut Depkes (2003) adalah suatu kegiatan

penyusunan menu yang akan diolah untuk memenuhi selera konsumen dan

kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Perencanaan menu

merupakan kegiatan yang kritis, artinya menu yang ditampilkan mempunyai

dampak pada kegiatan penyelenggaraan makanan selanjutnya. Selain itu,

perencanaan menu akan menjadi factor penentu dan citra dari institusi

penyelenggaraan makanan. Tujuan perencanaan menu adalah tersedianya menu

sesuai dengan tujuan system penyelenggaraan makanan, baik komersil maupun

non komersil (Depkes, 2007).

Masing- masing institusi biasanya mempunyai ketentuan- ketentuan atau

peraturan tersendiri misalnya dalam hal penggunaan biaya.

Sedangkan kaidah dalam menyusun menu menurut Depkes (2007), yaitu :

1. Balance

Artinya keseimbangan dalam rasa, warna, dan penggunaan bahan makanan.

Artinya tidak boleh terjadi :

a) Pengulangan warna pada setiap kali makan

b) Pengulangan bahan pada setiap kali makan

c) Pengulangan bentuk pada setiap kali makan

d) Pengulangan rasa pada setiap satu kali makan, misalnya ada lebih dari 1

hidangan yang pedas pada 1 kali makan

2. Bervariasi

Artinya tidak boleh terjadi penggunaan hidangan yang sama dalam satu siklus

menu atau tidak boleh terjadi metode pemasakan yang sama dalam satu kali

makan.

Perencanaan awal menu makanan melibatkan siswa, guru dan orangtua

siswa. Perencanaan awal menu biasanya dilakukan setiap awal tahun ajaran baru,

pihak kantin akan bertanya kepada siswa mengenai makanan yang di inginkan.

Daftar menu kemudian di laporkan kepada pihak guru dan PTA ( Parent Teacher

Asosiasion )yang menangani kantin untuk diseleksi, setelah di seleksi kemudian

menu dapat di aplikasikan di kantin sekolah. Menu yang disajikan kantin berupa :

Page 18: penyelenggaraan makan di sekolah madania

makan siang, ala carte (somay, bakso dll), dan baverage (jus buah, buah potong,

minuman tanpa soda dan alkohol).

Dalam perjalanannya, menu yang di sajikan pihak kantin mengalami

perubahan khususnya menu makan siang setiap satu bulan sekali, hal ini di

lakukan untuk menghindari kejenuhan siswa, setiap perubahan menu melibatkan

pihak guru. Setiap menu diharapkan memenuhi tujuan dari penyelenggaraan

kantin.

Perubahan menu dapat terjadi ketika permintaan meningkat atau menurun,

pihak kantin akan menyediakan makanan yang sedang digemari siswa dan akan

menghilangkan sementara makanan yang kurang digemari.

3.2.3 Penyimpanan Makanan di Kantin Sekolah Madania–Progressive

Indonesian School

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, bahan makanan masuk melalui

gerbang masuk Madania – Progressive Indonesian School dan didistribusikan ke

tempat penyimpanan bahan makanan yang ada di dapur kantin sekolah. Jarak dari

gerbang tempat masuknya bahan makanan ke tempat penyimpanan bahan

makanan cukup jauh, menyebabkan bahan makanan rentan terpapar cemaran. Saat

bahan makanan tersebut telah sampai di tempat penerimaan dan penyimpanan,

karyawan yang bertugas menjaga counter kantin tersebut mengecek kembali

kelengkapan bahan makanan yang didistribusikan, memastikan kecukupan dari

tempat penyimpanan dan mengecek apakah bahan makanan tersebut ada yang

rusak atau tidak. Setelah pengecekan bahan makanan lengkap sudah dilakukan,

bahan makanan tersbut disimpan sesuai dengan tempat penyimpanannya yang

sesuai.

Bahan makanan basah seperti misalnya sosis dan sayur- sayuran disimpan

didalam kulkas yang tersedia disetiap dapur counter. Bahan makanan tersebut

disimpan sampai tiba waktunya pengolahan makanan. Sedangkan untuk bahan

makanan kering seperti misalnya pasta kering biasanya hanya diletakkan diatas

Page 19: penyelenggaraan makan di sekolah madania

meja didekat kompor. Karena berdasarkan hasil observasi, tidak ditemukan

adanya lemari penyimpanan khusus untuk bahan makanan kering.

Gambar . Tempat Penyimpanan Makanan

3.2.4 Pengolahan Makanan di Kantin Sekolah Madania–Progressive

Indonesian School

Pemasakan atau pengolahan bahan makanan adalah suatu kegiatan

mengubah atau memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap

dimakan, berkualitas, dan aman yang dikonsumsi. Pengolahan makanan di

Sekolah Madania bersifat tetap untuk jangka waktu yang tidak di tentukan.

Menurut moehyi, penyelenggaraan makanan secara tetap untuk jangka

waktu tidak terbatas, biasanya adalah makanan lengkap, baik untuk satu kali

makan atau setiap hari seperti penyelenggaraan makanan untuk asrama, panti

asuhan, rumah sakit dan kampus dan yang terakhir adalah penyelenggaraan

makanan dalam keadaan darurat yang persediannya dilakukan untuk jangka waktu

tertentu seperti kebakaran, tsunami, dll.

Pengelolaan makanan yang digunakan oleh kantin Madania - Progressive

Indonesian School menggunakan system penyelenggaraan makanan yaitu

Page 20: penyelenggaraan makan di sekolah madania

commisary dan assembly. Dimana system commisary ini mempunyai proses

pengolahan makanan yang sifatnya membutuhkan waktu lama tidak berlangsung

di dapur kantin, melainkan di dapur lain yaitu dapur pemilik catering dan masak

dalam jumlah besar. Kantin sebagai unit penyajian, setelah proses penerimaan

barang disimpan sampai waktu penyajian, jika keadaannya beku dicairkan (di

letakkan di refrigerator terlebih dahulu) dan jika sudah pada suhu ruang maka

didistribusian atau dilakukan pemorsian.

Beberapa pengelolaan makanan yang menggunakan system assembly

seperti nugget, pasta, sushi, ayam bakar dan ayam goreng. Pada makanan-

makanan tersebut kantin sudah menerima makanan dalam bentuk setengah jadi,

dapur kantin hanya difungsikan untuk menghangatkan kembali masakan dan

mengolah makanan yang siap di sajikan.

Berdasarkan jenis pengelolaannya kantin Madania - Progressive

Indonesian School menggunakan semi outsourcing, dimana sarana dan prasarana

milik instansi seperti meja, kursi. Namun untuk alat masak pihak catering yang

menyediakan. Dalam penyelenggaraan makanan sistem outsourcing harus

mengikuti perencanaan menu, penentu sntandar porsi dan pemesanan makanan

yang diajukan oleh instansi. (Depkes, 2007)

3.2.5 Distribusi Makanan di Kantin Sekolah Madania–Progressive

Indonesian School

Dalam distribusi makanan, pihak yayasan melakukan distribusi

sebanyak 1 kali yang dilaksanakan setiap pagi pada jam 6 pagi. Metode

pendistribusian dilakukan secara desentralized yaitu pemorsian makanan tidak

terjadi di dapur utama tetapi di distribusi sudah dilakukan ke tempat penyajian

(kantin) dalam jumlah besar. Setelah itu di tempat penyajian baru dilakukan

pemorsian. Desentralisasi ialah pengiriman hidangan dengan menggunakan alat-

alat yang ditentukan dalam jumlah porsi lebih dari satu, kemudian diruang

distribusi disajiakan untuk setiap konsumen. System desentralisasi mempunyai

Page 21: penyelenggaraan makan di sekolah madania

syarat yaitu adanya Pantry yang mempunyai alat-alat pendingin, pemanans dan

alat-alat makan. (Depkes, 2007)

3.2.6 Penyajian Makanan di Kantin Sekolah Madania–Progressive

Indonesian School

Ada beberapa cara penyajian makanan, baik dalam penyelenggaraan

makanan indtitusi maupun dalam penyelenggaraan makanan komersial yaitu

sebagai berikut :

1. Penyajian makanan di atas meja makan

2. Penyajian makanan dengan cara prasmanan

3. Penyajian makanan dengan cafeteria

4. Penyajian makanan melalui kemasan

Jenis- jenis pengorganisasian makanan dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Self Service, yaitu dimana konsumen melayani diri sendiri. Self Service

dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

- Drive Thru, konsumen biasanya memesan makanan dari mobil untuk

dibawa pulang

- Machine Vanded, yaitu konsumen membeli makanan melalui mesin

- Cafeteria, konsumen memilih makanannya sendiri namun porsi sudah

ditentukan oleh penjual.

- Buffet, konsumen mengambil sendiri makanannya sesuai dengan porsi

yang diinginkan konsumen itu sendiri.

b. Tray Service, yaitu konsumen mendapatkan makanan yang sudah

diporsikan oleh penjual dan jenis makanannya sudah ditentukan oleh

penjual

c. Waiter Service, yaitu konsumen dilayani oleh pelayan. Waiter service

dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

- Counter, dimana makanan diambilkan oleh pelayan

- Table service, konsumen memilih makanan dan kemudian dilayani

oleh pelayan

Page 22: penyelenggaraan makan di sekolah madania

- Drive in service , konsumen mengkonsumsi makanannya didalam

kendaraan

Menurut hasil observasi yang dilakukan, jenis pelayanan makanan di

Madania – Progressive Indonesian School adalah Self Service – Cafetaria.

Karena di dalam kantin sekolah tersebut, makanan sudah disediakan di meja

penyajian makanan dengan porsi yang sudah dibuat oleh counter selanjutnya

siswa/ guru memilih sendiri makanan yang mereka inginkan.

Gambar . Proses Penyajian Makanan

Page 23: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Gambar. Proses Penyajian Makanan

3.2.7 Sarana, Peralatan, dan Perlengkapan dalam Penyelenggaraan

makanan di Kantin Sekolah Madania–Progressive Indonesian

School

a. Sarana Fisik

1) Letak dapur dan Ruang makan

Dapur dan ruang makan sekolah Madania (SD maupun

SMP/SMA) letaknya strategis karena saling berdekatan

sehingga memudahkan konsumen untuk makan. Selain itu dapur

mendapat udara dan sinar matahari yang cukup serta jauh dari

tempat pembuangan sampah akhir. Letak dapur baik di kantin

SD maupun SMP/SMA kurang strategis untuk penerimaan

bahan makanan dari supplier karena jaraknya cukup jauh antara

dapur dan gerbang masuk sekolah Madania.

Menurut Depkes 2003, letak tempat penyelenggaraan makanan

sebaiknya memperhatikan beberapa hal, antara lain mudah

dicapai dari semua ruangan, kebisingan dan keributan di ruang

Page 24: penyelenggaraan makan di sekolah madania

pengolahan tidak mengganggu ruangan lain disekitarnya, mudah

dicapai kendaraan dari luar untuk memudahkan pengiriman

bahan makanan, tidak dekat dengan tempat pembuangan

sampah, ruang cuci (laundry) dan lingkungan yang kurang

memenuhi syarat kesehatan dan mendapat udara serta sinar yang

cukup.

Sebaiknya, terdapat pintu masuk (gerbang) didekat dapur agar

memudahkan penerimaan bahan makanan dan tidak terlalu

banyak cemaran.

2) Bangunan Dapur dan Ruang Makan

Sekolah Madania dilengkapi dengan dapur dan ruang makan.

Ruangan dapur di kantin Sekolah Madania terdiri dari tempat

memasak, tempat penyimpanan bahan makanan basah maupun

kering, tempat persiapan, tempat pengolahan dan tempat

pembagian makanan.

Konstruksi bagian dapur dan ruang makan Sekolah Madania

cukup kuat dan bersih secara fisik dan tidak terdapat barang sisa

atau bekas bahan bangunan yang ditempatkan sembarangan.

Menurut Depkes (2000), criteria yang perlu diperhatikan pada

bangunan dapur, antara lain jumlah orang yang mendapat

makanan, macam dan jumlah bahan makanan, variasi makanan

yang akan diolah atau diselenggarakan, arus kerja penerimaan,

persiapan, pemasakan, dan pendistribusian makanan, serta dana

atau anggaran yang tersedia. Sedangkan persyaratan banyaknya

ruang di dapur yang dianjurkan, antara lain ruang penerimaan

bahan makanan, ruang penyimpanan bahan makanan, ruang

persiapan bahan makanan, ruang pemasakan, ruang distribusi

makanan, ruang pencucian dan penyimpanan alat masak, ruang

ganti pakaian pegawai (sebaiknya ada kamar mandi dan wc) dan

ruang pengawas atau kepala dapur.

Berdasarkan hasil observasi, bangunan dapur dan ruang makan

Sekolah Madania sudah cukup baik dimana jumlah seluruh

Page 25: penyelenggaraan makan di sekolah madania

siswa sudah mencukupi ruang makan yang tersedia dan

pengolahan bahan makanan tidak terlalu rumit, arus kerja

penerimaan, persiapan, pemasakan, dan pendistribusian

makanan berlangsung baik.

b. Tempat dan Peralatan dalam Penyelenggaraan Makanan

1) Tempat Penerimaan dan Persiapan Bahan Makanan

Bahan makanan yang diterima dari supplier berupa makanan

yang sudah siap diolah dan ada yang bisa langsung di re-heat.

Bahan makanan tersebut disimpan di ruang persiapan bahan

makanan.

Menurut Depkes (2003). Apabila tidak ada ruangan khusus

untuk tempat penerimaan bahan makanan, sebaiknya perlu

disediakan tempat khusus penerimaan bahan makanan yang

letaknya mudah dijangkau dari kendaraan (untuk pengiriman)

dan dekat tempat penyimpanan serta persiapan bahan makanan.

Menurut hasil observasi, tempat penerimaan bahan makanan

kurang sesuai dengan aturan Depkes karena jauh dari akses

masuk penerimaan.

2) Tempat dan Peralatan Penyimpanan Bahan Makanan

Di Sekolah Madania tidak terdapat gudang khusus penyimpanan

bahan makanan kering karena bahan makanan kering yang

masuk langsung diolah di dapur.

Menurut Depkes (2007), gudang bahan makanan kering

tergantung pada jumlah bahan makanan yang akan disimpan,

cara pembelian bahan makanan, dan frekuensi pemesanan bahan

makanan. Untuk penyimpanan bahan makanan kering

dianjurkan pada suhu 10-21˚C.

Untuk tempat penyimpanan bahan makanan basah, tersedia

kulkas dan refrigerator di dapur.

Menurut Tarwotjo (1998). Bagian penyimpanan bahan makanan

basah dapat berupa kamar pendingin atau chiller dan freezer.

Perbedaan chiller dan freezer terletak pada temperature. Chiller

Page 26: penyelenggaraan makan di sekolah madania

untuk menyimpan bahan makanan yang tidak perlu beku hanya

sejuk tidak terlalu dingin, baik untuk menyimpan sayuran

maupun buah- buahan. Kalau freezer untuk menyimpan yang

perlu dibekukan, seperti daging dan sejenisnya, dapat pula untuk

membuat es batu. Ruangan chiller ini dapat pula dibuat dengan

memasang AC, untuk ruangan yang kecil lokasi sebaiknya dekat

dengan pintu masuk dapur.

3) Tempat Pencucian dan Penyimpanan Alat

Syarat tempat pencucian alat makan antara lain (Depkes,2003) :

a. Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan dan

peralatan

b. Tersedia air mengalir dengan jumlah cukup

c. Tersedia air panas dan alat pembersih seperti sabun, deterjen,

dan sebagainya.

Tempat pencucian alat makan di Sekolah Madania berada di luar

ruang makan atau bersebelahan dengan dapur.

4) Tempat Pemasakan Bahan Makanan

Tempat pemasakan bahan makanan di Sekolah Madania

berdekatan dengan tempat penyimpanan bahan makanan kering

dan basah serta tempat persiapan bahan makanan. Pada setiap

counter terdapat masing- masing 1 kompor dan meja.

Disediakan meja di dekat proses pemasakan untuk menyimpan

bahan makanan yang sudah diolah atau makanan yang sudah

setengah diolah.

Menurut Tarwotjo (1998) pada tempat atau bagian pemasakan

sebaiknya terdapat fasilitas seperti kompor atau tungku, oven,

cerobong asap. Apabila ruangan cukup luas sebagian dapat

digunakan untuk menyelesaikan atau menghidangkan makanan

yang telah matang. Ruangan ini dilengkapi dengan meja dan

lemari untuk meletakkan bahan makanan atau masakan matang

dan menyimpan alat- alat untuk memasak.

Page 27: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Tempat pemasakan di Sekolah Madania sudah cukup baik

dimana sudah terdapat kompor yang cukup untuk memasak atau

menghangatkan makanan sesuai dengan siklus menu yang telah

dibuat dan juga terdapat meja untuk meletakkan bahan makanan

dan masakan yang sudah matang.

Namun, di tempat pemasakan ini belum terdapat lemari untuk

menyimpan bahan makanan kering.

5) Tempat/ Ruang Makan dan Pembagian Makanan

Ruang makan bagi para siswa dan guru di Sekolah Madania

dilengkapi dengan meja makan berukuran persegi panjang

beserta kursi kayu panjang yang sesuai dengan tingginya ukuran

meja. Sedangkan makanan untuk para guru dan karyawan

disajikan di meja yang dapat diambil sendiri sesuai dengan porsi

yang diinginkan. Saat penyajian makanan, makanan hanya

ditutup dengan plastic wrap (plastic penutup makanan). Selain

itu juga terdapat wastafel yang dapat dipergunakan oleh siswa/

siswi, guru dan karyawan.

6) Tempat Pembuangan Sampah

Tempat sampah di ruangan dapur kantin Sekolah Madania ada

satu di setiap counter ( ruang pemasakan makanan), dimana

tempat sampah tersebut dilapisi oleh plastic. Juga terdapat

tempat sampah untuk membuang sisa makanan di pinggir ruang

makan. Nantinya sampah tersebut akan dibuang bersamaan ke

tempat pembuangan sampah akhir. Sampah tersebut dibuang

setiap hari.

Menurut Depkes (2003), diperlukan tempat pembuangan

sampah yang cukup untuk menampung sampah yang dihasilkan

dan harus segera dikosongkan begitu sampah terkumpul.

3.3 Kesesuaian Penyelenggaraan Makanan di Kantin Sekolah Madania

dengan Teori

Page 28: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Penyelenggaraan makanan di kantin sekolah madania dilakukan dengan

Proses pengolahan makanan yang sifatnya membutuhkan waktu lama tidak

berlangsung di dapur kantin, melainkan di dapur lain yaitu dapur pemilik catering.

Dapur kantin hanya difungsikan untuk menghangatkan kembali masakan

dan mengolah makanan yang siap di sajikan seperti pasta, sushi, nugget dan

sebagainya.

Di masak dalam jumlah besar, di bawa ke kantin dengan menggunakan

wadah setelah matang dilakuakan Pemorsian di kantin.

Serving unit banyak yang disesuaikan dengn jumlah siswa.

Berdasarkan Kriteria yang ada dikantin sekolah madania jenis

penyelenggaraan yang digunakan adalah kombinsi antara Commisary dan

Assembly yakni dengan rincian pada jenis penyelenggaraan Commisary

- Pembelian bahan makanan dalam jumlah banyak dan pemasakan dalam

jumlah besar dan setelah dimasak langsung di porsi-porsi kan

- Perbedaan dengan jenis penyelenggaraan makanan yang lain adalah tempat

pemasakan dan penyajiannya berbeda

- Serving unit yang banyak.

Dari jenis penyelenggaraan Commisary ini contoh makanan yang di sajikan

seperti ayam goreng, ayam bakar, Sate kambing dan sebagainya. Untuk jenis

penyelenggaraan Assembly termasuk makanan yang setengah jadi/ sudah jadi dan

dapat di Reheat baru dpaat disajikan seperti Sushi Roti bakar, Pisang goreng,

Pisccok, Spagheti , Otak-otak dan lain-lain.

Penyelenggaraan makanan di kantin sekolah madania menggunakan cara siswa

dapat memilih sendiri makanan yang di inginkan, melihat dari stylenya yang

cocok dengan keadaannya self service. Yang di maksud self service ialah

konsumen bisa memilih makanan yang diinginkan.

Page 29: penyelenggaraan makan di sekolah madania

3.4 Kekuatan dan Kelemahan Penyelenggaraan Makanan di Kantin Sekolah

Madania

3.4.1 Kekuatan

Kekuatan dari system penyelenggaraan makanan di kantin Madania – Progressive

Indonesian School ada beberapa hal, yaitu :

- Madania – Progressive Indonesian School mempunyai tim pengawas

untuk mengawasi system dan hasil kerja vendor, sehingga kualitas dan

kuantitas makanan yang disediakan vendor tetap terjamin

- Makanan yang disajikan oleh para vendor dipastikan habis dalam sehari

karena kebanyakan menu yang disajikan adalah menu- menu yang disukai

oleh siswa/siswi Madania – Progressive Indonesian School.

- Kisaran harga makanan di kantin sesuai dengan uang saku para murid

Madania – Progressive Indonesian School, sehingga memungkinkan

para murid bebas memilih makanan yang mereka inginkan.

- Dapur tiap counter di kantin Madania – Progressive Indonesian School

dapat terjamin kebersihannya, karena proses pemasakan dilakukan di

tempat yang berbeda dengan tempat penyajian, di dapur counter hanya

dilakukan re-heat.

- Dengan adanya system penyelenggaraan makanan seprti ini, orang tua

jadi lebih bisa memastikan pola konsumsi anaknya terutama di

sekolah.

Page 30: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Gambar. Kebersihan Dapur tempat re-heat makanan

Gambar. Harga terjangkau di kantin Asia

Page 31: penyelenggaraan makan di sekolah madania

Gambar. Menu yang bisa dipilih oleh orang tua murid

3.4.2 Kelemahan

- Tidak adanya ahli gizi dalam penanganan penyelenggaraan makanan dari pihak Vender sehingga tujuan pencukupan Gizi tercapai.

- Penerimaan barang à jarak gerbang masuk terlalu jauh dengan tempat penerimaan makanan, seharusnya di buat pintu khusus penerimaan agar makanan tidak terlalu lama terkena cemaran atau meminimlisir terjadi kemungkinan lain.

- Jarak meja penyajian makanan terlalu dekat dengan tempat pembungan sisa makanan yang memungkinkan vektor seperti lalat mencemari makanan yang sudah matang.

Page 32: penyelenggaraan makan di sekolah madania

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Madania - Progressive Indonesian School (Pusat) yang beralamat di Telaga

Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat. Memiliki tiga buah kantin, kantin di

Madania terdiri dari kantin kawasan Asia untuk SD melayani ±240 siswa,

kantin kawasan Afrika untuk SMP melayani ± 320 siswa dan kantin kawasan

Amerika untuk SMA melayani ±310 siswa. Tujuan dari penyelenggaraan

makanan di kantin sekolah madania ini Memberikan makanan yang

mencukupi, gizi tercukupi dan memenuhi kriteria sekolah.

Page 33: penyelenggaraan makan di sekolah madania

2. Perencanaan awal menu makanan melibatkan siswa, guru dan orangtua siswa.

Perubahan menu dapat terjadi ketika permintaan meningkat atau menurun,

pihak kantin akan menyediakan makanan yang sedang digemari siswa dan

akan menghilangkan sementara makanan yang kurang digemari.

3. Pengelolaan makanan yang digunakan oleh kantin Madania - Progressive

Indonesian School menggunakan system penyelenggaraan makanan yaitu

commisary dan assembly.

4. Proses penyimpanan yang dilakukan oleh kantin madania langsung dilakukan

di setiap counter kantin. Bahan basah seperti bauh langsung dimasukan ke

dalam kulkas.

5. Dalam distribusi makanan, pihak yayasan melakukan distribusi sebanyak 1

kali yang dilaksanakan setiap pagi pada jam 6 pagi. Metode pendistribusian

dilakukan secara desentralized.

6. Dapur dan ruang makan sekolah Madania (SD maupun SMP/SMA) letaknya

strategis Sekolah Madania dilengkapi dengan dapur dan ruang makan.

Ruangan dapur di kantin Sekolah Madania terdiri dari tempat memasak,

tempat penyimpanan bahan makanan basah maupun kering, tempat persiapan,

tempat pengolahan dan tempat pembagian makanan.Di Sekolah Madania

tidak terdapat gudang khusus penyimpanan bahan makanan kering karena

bahan makanan kering yang masuk langsung diolah di dapur.Tempat

pemasakan di Sekolah Madania sudah cukup baik dimana sudah terdapat

kompor yang cukup untuk memasak atau menghangatkan makanan sesuai

dengan siklus menu yang telah dibuat dan juga terdapat meja untuk

meletakkan bahan makanan dan masakan yang sudah matang.

7. Pelaksanaan penyelenggararaan makanan cukup sesuai dengan teori yang ada,

yaitu jenisnya commisary dan assembly, tipenya selective dan stylenya self

service cafetaria.

8. Namun pada pelaksanaannya, terdapat beberapa kelemahan diantaranya tidak

terdapatnya ahli gizi di vendor maupun sekolah untuk menjamin makanan

Page 34: penyelenggaraan makan di sekolah madania

yang bergizi, jarak penerimaan yang terlalu jauh, masih terlihat tempat

sampah yang berdekatan dengan meja penyajian.

9. Selain kelemahan, ada pula kelebihan yang di miliki kantin sekolah madania,

madania memiliki Parent Teacher Assosiasion (PTA) selaku tim pengawas

untuk mengawasi system dan hasil kerja vendor, sehingga kualitas dan

kuantitas makanan yang disediakan vendor tetap terjamin. Makanan yang di

sajikan habis dalam satu hari, sehingga setiap hari siswa di sajikan makanan

yang fresh. Selain itu makanan yang di jual relatif terjangkau siswa sekolah

madania.

4.2 Saran

1. Untuk memenuhi tujuan dari penyelenggaraan makanan di kantin Madania –

Progressive Indonesian School sebaiknya sekolah bekerjasama dengan ahli

gizi untuk pemenuhan gizi siswa

2. Sebaiknya tim pengawas kantin menyertakan ahli gizi agar makanan yang

dijual sesuai dengan kebutuhan gizi siswa

3. Sebaiknya pada saat tander pihak sekolah lebih memperhatikan makanan-

makanan apa saja yang sesuai dengan tujuan sekolah terutama pada

pemenuhan zat gizi siswa.

4. Sebaiknya PTA dan kantin lebih berinovasi dalam pembuatan menu terutama

menyertakan sayuran agar siswa mendapatkan zat gizi yang banyak terdapat

pada sayur-sayuran.

5. Sebaiknya peran guru dan orang tua dalam mengawasi makan siswa perlu

ditingkatkan lagi agar siswa mau makan dan menghabiskan makanan mereka

sesuai kebutuhan gizi mereka

6. Sebaiknya letak antara meja prasmanan dengan tempat pembuangan sisa

makanan dan piring kotor berjauhan agar terhindar dari cemaran.

Page 35: penyelenggaraan makan di sekolah madania

7. Sebaiknya kondisi pencucian alat makan lebih layak agar alat makan yang

sudah bersih terhindar dari cemaran.

8. Sebaiknya penyimpanan alat makan yang sudah dibersihkan disimpan dalam

lemari yang tertutup sehingga terhindar dari cemaran.

9. Sebaiknya terdapat pintu khusus penerimaan di dekat kantin agar makanan

tidak terlalu lama terkena cemaran.

10. Sebaiknya dilakukan evaluasi dengan penyebaran angket secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2003 Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2007 Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Depdiknas. 2007. Manajemen Layanan Khusus: materi diklat pembinaan

kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah). Jakarta.

Moehyi, Sjahmien 1992 Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bharata, Jakarta

http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?option=com_content&view=article&id=217:tentang-kantin-sekolah-&catid=46:peserta-didik

Page 36: penyelenggaraan makan di sekolah madania

LAMPIRAN

Menu kantin SDDeka Catheringè Penyediaan : 60 porsi

• Sushi, Ayam goreng, Ayam bakar, Sate, Spagheti, Mie ayam, Mie bakso Snack:

• Otak-otak, Roti bakar, Pisang goreng, Soft drink Bu Dede Cathering Menu makanan berat:

• Shabu-shabu, Mi gudong, Dori keju,Nasi+sosis, Makaroni Snack:

• Panada,Gorengan, Pisccok Menu kantin Smp/SmaMenu makanan berat:

• Nasi Goreng Hijau • Sushi • Ayam goreng • Ayam bakar Padang, • Ayam bakar kecap

Page 37: penyelenggaraan makan di sekolah madania

• Ayam Kremes • Sate Ayam • Sate Kambing • Spagheti • Mie ayam • Mie bakso • Sop buntut goreng Sayur Mayur : • Salad • Selada • Wortel • Buncis • Sawi ijo • Daun singkong • Tomat • Timun Snack: • Otak-otak • Roti bakar • Pisang goreng • Soft drink