Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA KOPERASI
SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) BMT ALFA
DINAR SIMO BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
NGAMILATUL MARZUQOH
NIM :
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ii
PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA KOPERASI
SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) BMT ALFA
DINAR SIMO BOYOLALI
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH
NGAMILATUL MARZUQOH
NIM :
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka Tugas Akhir saudara:
Nama : Ngamilatul Marzuqoh
Nim : - -
Jurusan : D Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Tugas Akhir : Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Alfa
Dinar Simo BOYOLALI
Dapat dijukan dalam sidang munaqosah Tugas Akhir. Demikian surat ini dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, September
Pembimbing
Dr. Hikmah Endraswati, M. Si
NIP.
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. SalatigaTelp. ( ) faksimile ( )
http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
iv
PENGESAHAN
PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA KOPERASI
SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) BMT ALFA
DINAR SIMO BOYOLALI
DISUSUN OLEH
NGAMILATUL MARZUQOH
NIM :
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
tanggal September dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Hikmah Endraswati, M.Si
Sekretaris Penguji : Ari Setyawan., MM
Penguji I : Dr. Agus Waluyo, M.Ag
Penguji II : Mochlasin, M.Ag
Salatiga, September
Dekan
Dr. Anton Bawono, M.Si
NIP.
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. SalatigaTelp. ( ) faksimile ( )
http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Ngamilatul Marzuqoh
Nim : - -
Jurusan : D Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Tugas Akhir : Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Alfa
Dinar Simo BOYOLALI.
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Salatiga, September
Penulis
Ngamilatul Marzuqoh
NIM. - -
vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ngamilatul Marzuqoh
NIM : - -
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan bebas dari
plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap
ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salatiga, Agustus
Saya yang menyatakan,
Ngamilatul Marzuqoh
NIM: - -
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. SalatigaTelp. ( ) faksimile ( )
http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
vii
MOTTO
“Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada
rahmat Allah melainkan orang-orang yang
kufur.” (Q.S. Yusuf: )
“sesungguhnya di antara orang-orang yang terbaik
dari kamu adalah orang yang sebaik-baiknya dalam
membayar hutang. (HR. Bukhari dan Muslim).”
viii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum, wr, wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan limpahan kasih, rahmat serta hidayah-Nya kepada setiap umat
khususnya kepada penulis. Shalawat serta salam kepada junjungan baginda
Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya
hingga akhir zaman.
Penyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul “PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA KSPPS BMT ALFA DINAR SIMO
BOYOLALI” ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan,
pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun
menyampaikan terimakasih pada:
. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Si selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
. Bapak Drs. Alfred L., M.Si selaku Ketua Program Studi D Perbankan
Syariah.
. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku dosen pembimbing Tugas Akhir
yang berjasa membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
ix
. Bapak Wachid Hidayat, S.E., selaku Manajer KSPPS BMT ALFA DINAR
SIMO BOYOLALI, Ibu Ismiati, Ibu Bidayatil Hidayah dan keluarga KSPPS
BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI yang telah mengizinkan melakukan
penelitian dan pemberian data yang diperlukan.
. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam pembuatan Tugas Akhir ini yang tidak dapat ditulis satu persatu.
Semoga Allah SWT mencatat dan membalas kebaikan yang telah
dilakukan dengan balasan yang terbaik dan senantiasa mengalir kemanfaatnya.
Harapan penyusun, walaupun Tugas Akhir ini tidak terlepas dari kesalahan dan
kekurangan, semoga tetap dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi
pembaca umumnya.
Salatiga, Agustus
Penulis,
Ngamilatul Marzuqoh
x
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk orang-orang yang telah memberi
arti dalam perjalanan hidupku, teruntuk orang-orang yang selalu hadir
menemaniku dan berharap keindahan-Nya khususnya untuk:
. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a, dukungan, serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.
. Seseorang yang selalu ada di dalam hati.
. Teman-teman D Perbankan Syariah Angkatan .
. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu kelancaran Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis sadar bahwa tidak ada sesuatu pun
yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritik serta saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, Agustus
Penulis,
Ngamilatul Marzuqoh
NIM
xi
ABSTRAK
Marzuqoh, Ngamilatul. . Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Alfa
Dinar Simo Boyolai. Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi
D Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah yang ada di KSPSS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis kualitatif, dengan mengambil objek penelitan di
KSPSS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali. Pengumpulan data-datanya diperoleh
melalui metode inteview, dengan para informan yang ada di BMT Alfa Dinar
yang dianggap penting yang sesuai dengan maksud penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan
pembiayaan bermasalah adalah karena kesalahan dari pihak dalam atau pihak
nasabah. Upaya yang dilakukan KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali untuk
menyelesaikan pembiayaan bermasalah dilakukan dengan cara memantau secara
langsung, yaitu dengan cara sering bersilaturahim dengan nasabah untuk
menanyakan keadaan usaha, membangkitkan semangat usaha apabila nasabah
mempunyai masalah dengan usahanya. Berdasarkan data pembiayaan bermasalah
di BMT Alfa Dinar Simo Boyolali pertiga tahun terakhir nasabah pembiayaan
lancar dan kurang lancar mengalami kenaikan, sedangkan nasabah pembiayaan
yang diragukan tidak stabil, dan nasabah pembiayaan macet mengalami kenaikan.
Teknik Penghitungan Pembiayaan Bermasalah Di KSPPS BMT Alfa Dinar Simo
Boyolali yaitu anggota yang mengalami keterlambatan pembayaran dikenakan
ta’widh , dari jumlah saldo pokok pembiayaan perbulan keterlambatan
pembayaran pelunasannya dan kafarat dengan sebesar , dari kewajiban
setiap hari keterlambatan jadwal angsuran.
Kata Kunci: Pembiayaan Syariah, Pembiayaan Bermasalah, Ta’widh.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................................... v
MOTTO ...................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xv
BAB PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................................
D. Metode Penelitian .........................................................................................
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ..........................................................................................
B. Pengertian Pembiayaan .............................................................................
C. Pengertian Pembiayaan Bermasalah .........................................................
D. Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah....................................
E. Strategi Pencegahan Pembiayaan Bermasalah ..........................................
F. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah .....................................................
. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ................................................
. Cara Penanganan/Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ...................
. Proses Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah .....................................
BAB III GAMBARAN UMUM BMT ALFA DINAR SIMO
A. Sejarah KSPPS BMT Alfa Dinar Simo ......................................................
B. Visi Misi dan Nilai Dasar KSPPS BMT Alfa Dinar Simo ........................
C. Struktur Organisasi KSPPS BMT Alfa Dinar Simo ...................................
D. Produk-Produk KSPPS BMT Alfa Dinar Simo .........................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BMT Alfa Dinar
Simo ..........................................................................................................
B. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BMT Alfa Dinar .........
C. Pembiayaan Bermasalah KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Selama Tiga
Tahun Terakhir Dari Tahun - ....................................................
D. Tekhnik Penghitungan Pembiayaan Bermasalah KSPPS BMT Alfa Dinar
Simo ..........................................................................................................
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar . Struktur organisasi KSPPS BMT Alfa Dinar Simo BOYOLALI.
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel . Jumlah data nasabah pembiayaan bermasalah per tiga tahun terakhir
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah lembaga keuangan konvensional atau syariah harus
mempunyai cara untuk mengatasi permasalahan yang akan datang seperti
permasalahan yang sering kita jumpai salah satunya adalah pembiayaan
bermasalah dari segi produktivitasnya (performance-nya), yaitu dalam
kaitannya dengan kemampuannya menghasilkan pendapatan bagi lembaga
keuangan mikro syariah sudah berkurang/menurun dan bahkan mungkin
sudah tidak ada lagi. Kasus pembiayaan bermasalah terjadi tidak secara
tiba-tiba, karena pada umumnya sebelum mengalami pembiayaan
bermasalah terlebih dahulu tahap permasalahan. Pada tahap ini lembaga
mikro syariah akan memperingatkan secara kekeluargaan apabila tidak
bisa, maka akan diadakan akad ulang. Risiko pembiayaan sering kali
dikaitkan dengan risiko gagal bayar. Risiko ini mengacu pada potensi
kerugian yang dihadapi lembaga keuangan mikro syariah ketika
pembiayaan yang diberikan macet. Debitur mengalami di mana dia tidak
mampu memenuhi kewajiban mengembalikan modal yang diberikan oleh
lembaga keuangan mikro syariah. Selain pengembalian modal resiko ini
juga mencakup ketidakmampuan debitur menyerahkan porsi keuntungan
yang seharusnya diperoleh oleh lembaga keuangan mikro syariah dan telah
diperjanjikan di awal (Wahyudi dkk., : ).
Pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan
atau karena kondisi di luar kemampuan debitur (Siamat, , hal: ).
Dari sisi lembaga keuangan mikro syariah, pembiayaan bermasalah
mengurangi pendapatan dan memperbesar biaya pencadangan, yaitu
Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA). Sedangkan dari sisi nasional,
mengurangi kontribusinya terhadap pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Lembaga keuangan non lembaga keuangan syariah yang sehat
akan mempengaruhi sistem perekonomian suatu negara secara menyeluruh
(Frianto, : ).
Manajemen risiko diartikan sebagai rangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha
lembaga keuangan mikro syariah (Sumar’in, : ). Risiko yang
dihadapi oleh lembaga keuangan mikro syariah dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu risiko finansial dan risiko non finansial. Risiko
finansial selanjutnya dibagi menjadi risiko pasar dan risiko kredit.
Sedangkan risiko non finansial diantaranya meliputi risiko operasional,
risiko regulator, dan risiko hukum (Tariqullah, : ).
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali memiliki dua produk yang
ditawarkan, yaitu produk funding (simpanan) dan lending (pembiayaan),
sistem yang digunakan oleh KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali
adalah dengan sistem syariah (bagi hasil). Produk penyaluran dana berupa
jenis pembiayaan untuk kegiatan usaha produktif baik investasi maupun
modal kerja meliputi pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil), pembiayaan
Murabahah (Jual Beli), dan pembiayaan Al Ijarah (Company Profil
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali).
Sehubungan dengan fungsi bank syariah sebagai lembaga
intermediary dalam kegiatannya dengan penyaluran dana masyarakat atau
fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tersebut, lembaga
keuangan mikro syariah menanggung risiko kredit atau risiko pembiayaan
(Wangsawidjaja, : ).
Seperti halnya di bank syariah, KSPPS BMT Alfa Dinar juga
memiliki risiko kredit atau risiko pembiayaan, di mana dalam pemberian
fasilitas pembiayaan tidak kembalinya pokok pembiayaan dan tidak
mendapat imbalan, ujrah, atau bagi hasil sebagaimana telah disepakati
dalam akad pembiayaan antara KSPPS dan anggota penerima fasilitas.
Risiko pembiayaan timbul apabila kualitas pembiayaan dari lancar
menjadi kurang lancar (golongan III), diragukan (golongan IV), dan macet
(golongan V), atau dalam praktik disebut pembiayaan bermasalah atau non
performing financing (NPF) (Wangsawidjaja, : ).
NPF (Non Performing Financing) pada salah satu cabang KSPPS
BMT Alfa Dinar, yakni KSPPS BMT Alfa Dinar cabang Simo periode
Juli mengalami kenaikan dari , menjadi , . Pembiayaan
bermasalah pada tahun ini terbilang sangat tinggi dibandingkan pada
tahun sebelumnya yang mencapai , . Karena pembiayaan
merupakan sumber utama pendapatan bagi BMT, pembiayaan sendiri
merupakan penyediaan dana kepada mudharib berdasarkan akad yang
sesuai dengan pembiayaan yang dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih
dalam tentang upaya yang dilakukan KSPPS BMT Alfa Dinar dalam
menyelesaikan pembiayaan bermasalah, yang dituangkan dalam tugas
akhir ini dengan judul “Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan
merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
. Apa yang menjadi penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali ?
. Bagaimana upaya yang dilakukan KSPPS BMT Alfa Dinar Simo
Boyolali untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah ?
. Bagaimana pembiayaan bermasalah KSPPS BMT Alfa Dinar Simo
Boyolali selama tiga tahun terakhir dari tahun - ?
. Bagaimana teknik penghitungan pembiayaan bermasalah di KSPPS
BMT Alfa Dinar Simo Boyolali?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
b. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan KSPPS BMT
Alfa Dinar Simo Boyolali untuk menyelesaikan pembiayaan
bermasalah.
c. Untuk mengetahui pembiayaan bermasalah KSPPS BMT Alfa
Dinar Simo Boyolali selama tiga tahun terakhir dari tahun -
.
d. Untuk mengetahui teknik penghitungan pembiayaan bermasalah di
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat:
a. Bagi Penulis
Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan serta memantapkan
pengetahuan yang diterima selama perkuliahan terutama mengenai
penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dan upaya
penyelesaian pembiayaan bermasalah, sehingga dapat menjadi
bekal pengetahuan yang berguna bagi masa yang akan datang,
selain itu dapat mengasah keterampilan penulis dalam menulis
sebuah karya ilmiah.
b. Bagi D Perbankan Syariah
Menambah informasi dan dapat dijadikan referensi,
khususnya bagi akademisi mengenai pembiayaan bermasalah.
c. Bagi KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali
Memberikan solusi permasalahan dan kontribusi pemikiran
dalam hal menyelesaikan pembiayaan bermasalah.
d. Bagi Masyarakat
Menambah informasi dan wawasan kepada masyarakat
mengenai upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di KSPPS
BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) ini, penulis melakukan
penelitian dari data-data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan
diproses. Adapun metode penelitiannya adalah sebagai berikut:
. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yakni penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan
bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan
penelitian kuantitatif dengan positivisme-nya (Gunawan, : ).
. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di KSPPS BMT Alfa Dinar Simo
Boyolali Jln. Raya Madu, Simo, Boyolali Telp. - .
. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh si peneliti langsung
dari objek yang di teliti (Soewadji, : ). Dalam hal ini
penulis melakukan interview atau wawancara langsung dengan
pihak KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen,
publikasi yang sudah dalam bentuk jadi. Data sekunder adalah
data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan (Soewadji, :
). Dalam hal ini, penulis memperoleh data dari catatan-
catatan buku atau modul, laporan-laporan atau dokumen.
. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan wawancara adalah cara atau
teknik untuk mendapatkan informasi atau data dari interview atau
responden dengan wawancara secara langsung face to face, antara
interview dengan interview (Soewadji, : ). Wawancara ini
dilakukan dengan cara tanya jawab kepada bagian marketing,
bagian operasional, dan pihak-pihak lain yang terkait tentang
pembiayaan bermasalah, sehingga dapat memperoleh data yang
lengkap dan akurat.
b. Observasi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
pengumpulan data dengan observasi. Alat pengumpulan datanya
adalah panduan observasi, sedangkan sumber data bisa berupa
benda tertentu atau kondisi tertentu atau situasi tertentu, atau
proses tertentu, atau perilaku orang tertentu. Dalam hal ini penulis
memperoleh data dengan mengamati secara langsung sistem dan
prosedur KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali berkaitan dengan
pembiayaan bermasalah.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi
adalah cara mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-
catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, dan lainnya (Soewadji, : ). Data-data
mengenai pembiayaan bermasalah melalui referensi buku atau
catatan buku, dan dengan mempelajari buku panduan.
. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah
tertentu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat
deskriptif analisis yang berarti interpretasi isi dibuat dan disusun secara
sistematis atau menyeluruh dan sistematis. Data-data yang diperoleh
kemudian penulis analisa dengan mengaitkan antara pembiayaan
bermasalah dan upaya penanganannya di KSPPS BMT Alfa Dinar
Simo Boyolali.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini merupakan hal yang sangat
penting karena memiliki fungsi menyatakan garis-garis besar masing-
masing bab yang saling berkaitan dan berurutan.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, Rumusan masalah,
tujuan dan manfaat, kerangka pemikiran, metode penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang telaah pustaka, pengertian
pembiayaan, jenis pembiayaan, prinsip-prinsip pembiayaan, pengertian
pembiayaan bermasalah, sebab-sebab pembiayaan bermasalah, dan
penyelesaian pembiayaan bermasalah.
BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum KSPPS BMT Alfa Dinar Simo
Boyolali, dipaparkan tentang sejarah berdirinya, visi misi dan struktur
organisasi dan job description masing-masing bidang serta produk-produk
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
BAB IV ANALISI DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis di KSPPS
BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI yaitu tentang upaya penyelesaian
pembiayaan bermasalah yang dilakukan KSPPS BMT ALFA DINAR
SIMO BOYOLALI.
BAB V PENUTUP
Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Dalam hal ini peneliti mengambil skripsi atau tugas akhir sebelumnya
sebagai penelitian terdahulu. Penulis menggunakan beberapa jurnal penelitian
terdahulu sebagai salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian. Hal
ini ditujukan agar dapat memperkaya teori dalam mengkaji penelitian.
Kusmiyati ( ) meneliti tentang Risiko Akad dalam Pembiayaan
Murabahah pada BMT di Yogyakarta (dari Teori ke Terapan). Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pada BMT Amratani Sejahtera,
penanganan pembiayaan bermasalah dengan salah satu atau beberapa cara
yaitu resceduling, restructuring, kombinasi R (resceduling dan
restructuring), dan eksekusi. Resceduling dilakukan dengan cara menjadwal
ulang seluruh/sebagian kewajiban anggota (misalnya: jangka waktu dirubah
dengan cara diperpanjang, jumlah angsuran dirubah, margin dirubah dengan
cara dikurangi atau pemberian discount). Sedangkan restructuring dilakukan
dengan merubah komposisi pembiayaan. Tindakan akhir setelah semua cara
tidak berhasil adalah dengan eksekusi, yaitu dengan menyita dan melelang
barang jaminan untuk menutup kewajiban anggota.
Faiz ( ) meneliti tentang Ketahanan Kredit Perbankan Syariah
Terhadap Krisis Keuangan Global. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
bank konvensional lebih tinggi volatilitas-nya saat terjadi krisis dibanding
bank syariah. Perbankan syariah pada awalnya menunjukkan volatilitas yang
rendah (stabil) tetapi cenderung naik saat terjadi krisis melalui mekanisme
moderate extent. Penelitian ini menggunakan Generailzed Autoregressive
Conditional Heteroskedasticity (GARCH) yang memperkuat hipotesis bahwa
bank Islam cenderung lebih tahan (immune) terhadap gejolak krisis subprime
mortgage serta menunjukkan bahwa bank Islam bukanlah subyek spekulasi
yang mengakibatkan krisis sebagaimana bank konvensional. Tetapi penelitian
ini tidak menafikan bahwa bank syariah pada akhirnya terkena juga imbas
krisis subprime mortgage melalui mekanisme sektor riil karena imbas krisis
yang mengakibatkan kelesuan perekonomian secara umum. Hal ini bisa
dimengerti mengingat operasionalisasi bank syariah sangat tergantung pada
kinerja sektor riil (sebagaimana konsep profit and loss sharing/PLS) sehingga
apabila sektor riil mengalami kelesuan maka bank syariah juga akan terkena
dampaknya. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan bank konvensional
(berbasis bunga/interest) yang juga banyak bergantung pada pengambilan
resiko di financial market. Artinya dari penelitian ini dapat pula kita
simpulkan jika bank konvensional turut pula berperan dalam penciptaan krisis
maka bank syariah lebih sebagai korban gelombang krisis keuangan
global.
Wahyuni ( ) meneliti tentang Prosedur Penyelesaian Pembiayaan
Mikro Bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kcp Buleleng. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa dalam upaya menghindari terjadinya
kredit bermasalah pada pembiayaan mikro, PT. Bank Syariah Mandiri KCP
Buleleng sudah baik, yaitu dapat dilihat dari awal permohonan pengajuan
pembiayaan telah dilakukan analisis secara menyeluruh yang pelaksanaannya
berpedoman pada prinsip C. Calon nasabah yang pembiayaannya disetujui
pembiayaannya merupakan calon nasabah yang benar-benar layak untuk
diberi pembiayaan. Akan tetapi tidak adanya denda bagi nasabah yang
terlambat melakukan pembayaran, atau pembayaran dilakukan sudah lewat
tanggal jatuh tempo angsuran membuat nasabah memiliki kebiasaan untuk
terlambat membayar sehingga peluang terjadinya kredit bermasalah masih
ada.
Supatra ( ) meneliti tentang Strategi Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah Di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa penyebab pembiayaan bermasalah adalah faktor ekstern
yaitu kondisi usaha nasabah pembiayaan yang lagi menurun, berhutang
ditempat lain, adanya i’tikad kurang baik dari nasabah pembiayaan dengan
menunda-nunda pembayaran padahal dia mampu untuk membayarnya,
nasabah kurang cakap dalam mengelola usahanya, adanya kebijakan
pemerintah, bencana alam, dan tindak kriminal, kurang teliti dalam
memberikan pembiayaan, kurang hati-hati dalam memberikan pembiayaan,
kurangnya komunikasi dengan nasabah.dan cara penyelesain melaksanakan
SOP yaitu strategi administrative, strategi rescheduling (mengubah jangka
waktu pembayaran, jadwal pembayaran dan jumlah angsuran), jaminan, dan
write off. Upaya pencegahan supaya tidak terjadi lagi pembiayaan yang
bermasalah di KJKS BMT Syari’ah Sejahtera Boyolali, yaitu melaksanakan
SOP dengan benar yaitu menerapkan C secara tepat, menerapkan prinsip
kehati-hatian, nasabah pembiayaan diharapkan membuat rekening di KJKS
BMT Syari’ah Sejahtera Boyolali. Melihat prospek usaha nasabah,
meningkatkan mutu pelayanan dan skill karyawan, tidak memberikan
pembiayaan lagi bagi nasabah yang kena blacklist, meningkatkan pengawasan
internal.
Rujiyati ( ) meneliti tentang Analisis Pembiayaan Bermasalah di
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Artha Amanah Ummat Ungaran.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penyebab terjadinya pembiayaan
bermasalah adalah faktor dari nasabah dan Lembaga Keuangan` Syariah
sendiri, cara penyelesaiannya menggunakan C. Faktor yang menyebabkan
pembiayaan bermasalah yang pertama faktor internal, terjadi karena analisa
yang tidak akurat dan kemampuan Account Officer yang kurang pandai
dalam menganalisa. Hal ini terjadi karena faktor pendidikan dan jam
terbang/pengalaman yang kurang dari Account Officer-nya yaitu terjadi
karena dua unsur, unsur kesengajaan dan ketidaksengajaan. Unsur
kesengajaan terjadi karena nasabah tidak memiliki keinginan/itikad baik
untuk mengembalikan dana yang diberikan oleh Lembaga Keuangan`
Syariah. Unsur ketidaksengajaan terjadi karena usaha yang dijalani nasabah
mengalami musibah, seperti kebakaran, kebanjiran, atau mengalami musibah
penipuan, sehingga kemampuan nasabah dalam mengembalikan pembiayaan
tidak ada. Strategi pencegahan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah yag
dilakukan oleh Lembaga Keuangan` Syariah yaitu strategi pencegahan
dilakukan dengan pemilihan nasabah yang tepat melalui prinsip C, yaitu
character, capacity, capital, condition, collateral. Pembinaan nasabah dengan
cara pengawasan nasabah setelah pencairan, pengawasan terhadap
usaha/pekerjaan milik nasabah, dan pengawasan terhadap jaminan.
Penyelesaian yang dilakukan terhadap pembiayaan-pembiayaan yaitu
pembiayaan lancar, cukup di-monitoring usaha yang dilakukan nasabah,
pembiayaan kurang lancar dengan cara rescheduling (penjadwalan ulang),
dan reconditioning (memperkecil margin keuntungan). Pembiayaan
diragukan dengan cara rescheduling, restructuring, dan reconditioning. Jika
pembiayaan sudah macet lembaga keuangan mikro syariah menghapus
pembiayaan dan menyita jaminan.
Tanjung ( ) meneliti tentang Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Di BMT Amanah Mulia Magelang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
penyebab terjadinya pembiyaan bermasalah adalah faktor intern dan cara
penyelesain upaya preventif. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pembiayaan bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang terdiri dari faktor
internal (karyawan belum cakap, faktor kedekatan dengan keluarga, kekurang
telitian petugas dalam menganalisis anggota) dan faktor eksternal (kondisi
perekonomian yang kurang baik, banyaknya persaingan usaha, sulitnya bahan
baku, keengganan anggota dalam kewajiban membayar pinjaman atau
anggota beritikad tidak baik, dan terjadinya bencana alam yang tak terduga).
Dalam menyelesaiakan pembiayaan bermasalah, BMT Amanah Mulia
Magelang melakukan upaya (pencegahan), analisa sebab pembiayaan
bermasalah, dan menggali potensi peminjam, kemudian melakukan tindakan
rescheduling (penjadwalan kembali), reconditioning (persyaratan kembali),
penyelesaian melalui jaminan (eksekusi), dan write off final (peghapusbukuan
dan penghapustagihan).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penyelesaian pembiayaan yang
dilakukan adalah dengan cara rescheduling (penjadwalan ulang), dan
reconditioning (memperkecil margin keuntungan). Pembiayaan diragukan
dengan cara rescheduling, restructuring, dan reconditioning. Jika pembiayaan
sudah macet lembaga keuangan mikro syariah menghapus pembiayaan dan
menyita jaminan. Sedangkan penelitian tentang teknik perhitungan
pembiayaan bermasalah belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan
demikian penulis melakukan penelitian yang akan membahas tentang teknik
perhitungan pembiayaan bermasalah.
Nuriyana ( ) meneliti tentang Strategi Penanganan pembiayaan
Bermasalah Pada Pembiayaan Murobahah di BMT Bina Ihsanul Fikri
Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diketahui dalam
penanganan terhadap nasabah yang pembiayaannya bermasalah, BMT Bina
Ihsanul Fikri menggunakan cara-cara yang lebih bersifat kekeluargaan, seperti
melakukan silaturrahim, pembinaan, rescheduling, memberi peringatan,
kemudian sita jaminan. Untuk sita jaminan, BMT Bina Ihsanul Fikri belum
pernah menerapkannya kepada nasabah yang sudah bermasalah, sekalipun
nasabah tersebut sudah macet pembiayaannya.
B. Pengertian Pembiayaan
. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dijalankan oleh orang lain. Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah
kepada nasabah (Mohammad, : ). Pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan pinjaman berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara KSU (Koperasi
Simpah Usaha) dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan
pembiayaan imbalan (Widianto, : ).
Berdasarkan PBI No. /PBI/ tentang Penilaian Kualitas
Aktiva bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna‟.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard, dan
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa (www.bi.go.id).
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Lembaga
Keuangan` Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi
hasil (Wangsawidjaja, : ).
Dari pengertian mengenai pembiayaan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa:
) Sesuai dengan fungsinya, dalam transaksi pembiayaan bank syariah
bertindak sebagai penyedia dana.
) Setiap nasabah penerima fasilitas (debitur) yang telah mendapat
pembiayaan dari bank syariah apapun jenisnya, setelah jangka waktu
tertentu wajib untuk mengembalikan pembiayaan tersebut kepada bank
syariah berikut imbalan atau bagi hasil (Antonio, : ).
. Jenis Pembiayaan
Jenis-jenis pembiayaan menurut (Antonio, : ) adalah sebagai
berikut:
a. Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal
sebagai berikut:
) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun
investasi.
) Pembiayaan Konsumif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
b. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi
dua hal berikut:
. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan:
( ) Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah
hasil produksi.
( ) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan.
( ) utility of place dari suatu barang.
. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang
barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat
kaitannya dengan itu.
. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Islam
Untuk menyesuaikan dengan aturan-aturan dan norma-norma
islam, lima segi religius, yang berkedudukan dengan literatur, harus
diterapkan dalam perilaku investasi. Lima segi tersebut adalah (Lewis dan
Latifa, : ):
a. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga.
b. Pengenalan pajak religius atau pemberian sedekah, zakat.
c. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem
nilai islam (haram).
d. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (judi) dan
gharar ( ketidakpastian).
e. Penyediaan Tafakul (Asuransi Islam)
C. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
. Pengertian Pembiyaan Bermasalah
Risiko yang terjadi dari peminjam adalah peminjam yang tertunda
atau ketidakmampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah
dibebankan (Mohammad, : ). NPF (non performing financing)
atau Pembiayaan Bermasalah adalah pembiayaan yang kualitasnya berada
dalam golongan kurang lancar (golongan III), diragukan (golongan IV),
dan macet (golongan V). Untuk menghindari terjadinya kegagalan
pembiayaan maka bank syariah harus melakukan pembinaan dan regular
monitoring, yaitu dengan cara monitoring aktif dan monitoring pasif.
Monitoring aktif yaitu mengunjungi nasabah secara reguler, memantau
laporan keuangan secara rutin, dan memberikan laporan kunjungna
nasabah/call report kepada komite pembiayaan/supervisor, sedangkan
monitoring pasif, yaitu monitoring pembayaran kewajiban nasabah kepada
bank syariah setiap akhir bulan. Bersama pula diberikan pembinaan
dengan memberikan saran, informasi maupun pembinaan teknis yang
bertujuan untuk menghindari kegagalan pembiayaan (Trisandina, Shomad,
: ).
. Dasar Hukum Pembiayaan
Adapun landasan syariah tentang pembiayaan dan mendukung
upaya restrukturisasi pembiayaan terdapat pada Al-Qur’an dan Hadist.
a. Al Qur’an
Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
إنو يس لكم إن كىتم ت عل مىن قىا خ د أ ن ت ص ة و س يس ة إل ى م ة ف ى ظس ان ذو عسس ك
٠٨٢
Artinya :“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui.”(Q.S Al Baqarah:
)
Dalam surat tersebut Allah memerintahkan dalam memberikan
hutang, namun orang yang berhutang tersebut kesulitan membayar,
maka berilah toleransi sampai orang yang berhutang mampu
membayar hutangnya, dan Allah menganjurkan untuk menyedekahkan
sebagian atau semua hutang, jika orang tersebut benar-benar dalam
kesulitan.
Dari kutipan ayat di atas dapat digaris bawahi pentingnya
sedekah dan tuntunan akan perlunya toleransi terhadap nasabah jika
sedang mengalami kesulitan (dalam arti sebenar-benarnya) membayar
kewajibannya.
b. Al Qur’an
Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
ف ئن ت قبىض ه م اتبا ف سه ل م ت جدوا ك ف س و ل ى س إن كىتم ع ۞و
د ى ت ه ٱؤتمه ٱلريأ مه ب عضكم ب عضا ف ليؤ لي تق ۥأ م به ٱلل و ل ۥ ز و
ة ت كتمىا د ه م ٱلش اثم ق ۥ ه ي كتمه ا ف ئوه و و لبه ۥ ء ليم ٱلل لىن ع ا ت عم بم
٠٨٢
Artinya :“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu´amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.
Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S Al
Baqarah: ).
Perkataan rihaan menurut bahasa berasal dari kata dari sesuatu
yang ditahan, tetap, tidak berubah. Sedangkan menurut istilah syari’ah
ialah suatu barang yang dijadikan jaminan sehingga pemiliknya tidak bisa
menjual atau menukar dengan lain. Kalimat farihan almaqbudhoh
(jaminan yang bisa dipegang), terkait dengan ketika diperjalanan. Hal ini
menimbulkan pertanyaan apakah boleh utang piutang dengan jaminan
walau berada di tempat sendiri? Secara tersurat dalam ayat ini, jaminan itu
diperlukan bila utang piutang dilakukan dalam perjalanan. Namun
bila kedua belah pihak memerlukan jaminan dalam keadaan muqim
tempat), tetap diperbolehkan demi menjaga kepercayaan dan ketenangan.
Fungsi jaminan utamanya adalah untuk menjaga kepercayaan bersama,
dan pegangan bagi yang punya piutang dari yang berutang.
c. Hadits
من أخذ أموال الناس يريد إتلافها أتلفه الل
Artinya : “Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dengan niat
ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan
menghancurkan dirinya.” (HR. Bukhari no. dan Ibnu
Majah no. ).
Di antara maksud hadits ini adalah barang siapa yang
mengambil harta manusia melalui jalan hutang, lalu dia berniat tidak
ingin mengembalikan hutang tersebut, maka Allah pun akan
menghancurkannya (Sumber: https://rumaysho.com/ -bahaya-
orang-yang-enggan-melunasi-hutangnya.html).
. Sebab- Sebab Terjadinya Pembiyaan Bermasalah
Sebab-sebab pembiayaan bermasalah dapat berasal dari pihak
internal Lembaga Keuangan` Syariah dan pihak eksternal Lembaga
Keuangan` Syariah (Arifin: ) diantaranya sebagai berikut:
) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam perusahaan itu
sendiri. Faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial.
Dapat dilihat dari beberapa hal, lemahnya pengawasan biaya dan
pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang
berlebihan pada aktifa tetap, pemodalan yang tidak cukup.
) Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di luar kekuasaan
manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan, perubahan
kondisi dalam perekonomian dan perdagangan, perubahan teknologi
dan lain-lain.
Bila kemacetan disebabkan oleh faktor eksternal tersebut,
lembaga keuangan perlu menganalisa lebih lanjut yaitu bagaimana
membantu nasabah untuk segera memperoleh pengganti dari
perusahaan asuransi. Faktor internal Yang perlu diteliti yaitu yang
terjadi karena sebab-sebab manajerial lembaga keuangan yang telah
melakukan pengawasan secara seksama dari bulan-bulan dan tahun-
tahun, lalu timbul kemacetan terkait pula dengan pengawasan itu
sendiri, kecuali bila aktifitas pengawasan dilakukan dengan baik atau
kesulitan itu disengaja oleh manajemen perusahaan yang berarti telah
melakukan hal-hal yang tidak jujur (Arifin; ).
Menurut (Kasmir; ) ada beberapa hal yang menyebabkan
terjdinya kemacetan suatu fasilitas pembiayaan:
( ) Dari pihak perbankan
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik
dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun
salah dalam melakukan penghitungan dengan rasio-rasio yang
ada. Akibatnya apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi
sebelumnya. Kemacetan suatu kredit dapat pula terjadi akibat
kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga
dalam analisisnya dilakukan secara tidak obyektif.
( ) Dari pihak nasabah
Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah
diakibatkan oleh dua hal:
a. Adanya unsur kesengajaan, artinya nasabah sengaja tidak
mau membayar kewajibannya kepada lembaga keuangan
mikro syariah sehingga kredit yang diberikan dengan
sendirinya mengalami kemacetan.
b. Adanya unsur tidak sengaja, artinya memiliki kemauan
untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan
usaha yang dibiayai terkena musibah. Apabila kemacetan
tersebut akibat kelalaian, pelanggaran atau kecurangan
nasabah, maka lembaga keuangan mikro syariah dapat
meminta agar nasabah menyelesaiakn segera, termasuk
menyerahkan barang yang diagunkan. Bila penyelesaian di
luar pengadilan negeri atau badan arbitrase, perbankan
syariah akan lebih memilih Badan Arbitrase Muamalah
Indonesia.
. Dampak Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah bagaimanapun akan berdampak negatif
baik secara mikro (bagi bank dan nasabah) maupun secara makro (sistem
perbankan dan perekonomian Negara. Dampak dari pembiayaan
bermasalah tersebut sangat berpengaruh pada:
a. Kolektivitas dan penyisihan penghapusan aktiva (PPA) semakin
meningkat.
b. Kerugian semakin besar sehingga laba yang diperoleh semakin turun.
c. Modal semakin turun karena terkuras membentuk PPA, akibatnya
Lembaga Keuangan` Syariah tidak dapat melakukan ekspansi
pembiayaan.
d. CAR dan tingkat kesehatan lembaga keuangan syariah menurun.
e. Menurunnya reputasi lembaga keuangan syariah berakibat investor
tidak berminat terhadap lembaga keuangan syarian dan dapat
membahayakan sistem perbankan maka ijin usaha lembaga keuangan
syariah dapat dicabut menanamkan modalnya atau berkurangnya
investor atau berpindahnya investor.
f. Dari aspek moral,lembaga keuangan syariah telah bertindak tidak hati-
hati dalam menyalurkan dana sehingga lembaga keuangan syariah
tidak dapat memberikan bagi hasil untuk nasabah yang telah
menempakan dananya.
g. Meningkatnya biaya operasional untuk penagihan.
h. Meningkatkan biaya operasional jika berbicara secara litigasi, dan
i. Jika pembiayaan bermasalah yang dihadapi (Lewis dan Algaoud, :
).
D. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah yang ada di
lembaga keuangan syariah (Kasmir, : ) yaitu:
a. Dari pihak perbankan
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek
kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan
perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang harusnya
terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Kemacetan suatu kredit dapat pula
terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga
dalam analisisnya dilakukan secara tidak obyektif.
b. Dari pihak nasabah
Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan dua
hal,yaitu:
) Adanya unsur kesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada lembaga keuangan syariah sehingga
kredit yang diberikan dengan sendiri macet.
) Adanya unsur ketidaksengajaan. Artinya nasabah memiliki kemauan
untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang
dibiayai terkena musibah misalnya kebanjiran atau kebakaran.
E. Strategi Pencegahan Pembiayaan Bermasalah
a. Pemilihan Nasabah yang Tepat
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah
bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang
berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia
perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan C + S (Antonio,
: ) yaitu :
a) Character
Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima
pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa
penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.
b) Capacity
Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima
pembiayaan untuk melakukan pembayaran.Kemampuan diukur dengan
catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung
dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko,
karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.
c) Capital
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh
calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan
secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan
pada komposisi modalnya.
d) Collateral
Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian
ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan
pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai
pengganti dari kewajiban.
e) Condition
Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di
masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha
yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena
kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon
penerima pembiayaan.
f) Syariah
Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan
dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan
fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah.”
b. Pembinaan nasabah
) Pengawasan nasabah setelah pencairan
Misalnya melakukan pengecekan terhadap dana yang diberikan
oleh lembaga keuangan syariah apakah benar-benar digunakan sesuai
perjanjian atau tidak, caranya yaitu lembaga keuangan syariah
meminta tanda bukti dari hasil pembelian barang dan dana tersebut
benar-benar digunakan untuk membeli barang sesuai dengan informasi
yang diberikan nasabah kepada lembaga keuangan mikro syariah.
) Pengawasan terhadap usaha/pekerjaan
Dengan cara dipantau dan dikunjungi untuk melihat bagaimana
usaha yang dikelola nasabah apakah mengalami perkembangan atau
malah sebaliknya.
) Pengawasan terhadap jaminan
Lembaga keuangan syariah melakukan pengecekan terhadap
barang jaminan yang digunakan nasabah untuk menjamin pinjaman,
apakah jaminan tersebut benar-benar ada, sesuai dengan bukti tertulis yang
diserahkan kepada lembaga keungan mikro syariah (www.zenal-
pml.blogspot.co.id).
F. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Penanganan terhadap pembiayaan bermasalah perlu dilakukan dengan cara
sebagai berikut (Utung, : ):
a. Preventif (Pencegahan)
) Pencegahan dan pelaksanaan proses pembiayaan yang benar,
menyangkut internal (koperasi) dan eksternal (mitra dan
lingkupnya).
) Pemantauan dan pembinaan pembiayaan (on site dan on desk
monitoring).
) Memahami faktor yang menjadi penyebab dan gejala dini
pembiayaan bermasalah.
b. Kuratif (Penyelesaian)
Account Officer melakukan analisis-evaluasi ulang mengenai
aspek (manajemen, pemasaran, produksi, keuangan, yuridis, agunan).
. Cara penanganan/penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan
dalam bentuk (Untung, : ):
a Revitalisasi dilakukan dengan cara:
) Penataan kembali (Restructuring)
Ada tiga bentuk penataan kembali yaitu :
a) Ditambah dana (Suplesi)
Mitra boleh mengambil kembali sisa baki debet selama masih
dalam jangka waktu pembiayaan yang disetujui dalam akad.
b) Novasi
Perjanjian antara koperasi dengan mitra yang menyebabkan
pembiayaan lama menjadi hangus. Novasi Subyektif Pasif terjadi
apabila mitra baru ditunjuk untuk menggantikan mitra lama yang
oleh koperasi dibebaskan dari perikatannya. Kewajiban mitra
lama otomatis berpindah kepada mitra baru. Mitra lama tidak
dapat dituntut kecuali telah diperjanjikan secara tegas di awal.
Atau pada saat penggantian mitra tersebut sudah dalam keadaan
bangkrut.
c) Pembaruan pembiayaan
Hal ini bukan merupakan pembaruan perjanjian yang
menyebabkan perjanjian lama menjadi hangus dengan adanya
perusahaan yang mungkin tidak tepat lagi dengan menggunakan
perjanjian semula.
) Bantuan Manajemen
Apabila dari hasil evaluasi ulang aspek manajemen yang
menjadi faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah, maka
koperasi akan melakukan asistensi atau bantuan manajemen terhadap
usaha mitra (Buchori, : ).
b. Collection Agent
Apabila pejabat koperasi dalam melakukan penagihan pembiayaan
bermasalah hasilnya tidak cukup efektif, maka boleh menggunakan jasa
pihak ketiga untuk melakukan penagihan, dengan syarat bahwa personal
yang bersangkutan harus capable, credible, amanah dan memahami
prisnsip-prinsip syariah dalam menagih (Wangsawidjaja, ) .
c. Penyelesaian Melalui Jaminan (Eksekusi)
Penyelesaian melalui jaminan dilakukan dengan cara (Untung,
):
. Non litigasi
Adalah penyelesaian masalah hukum diluar proses peradilan,
tujuannya adalah memberikan bantuan dan nasehat hukum dalam rangka
mengantisipasi dan mengurangi adanya sengketa, pertentangan dan
perbedaan, serta mengantisipasi adanya masalah-masalah hukum yang
timbul.
. Likuidasi
Likuidasi adalah penjualan agunan yang hasilnya digunakan
untuk melunasi kewajiban nasabah kepada Lembaga Keuangan Syariah,
baik dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan atau oleh pemilik
barang agunan dengan persetujuan dan dibawah pengawasan Lembaga
Keuangan Syariah. Likuidasi agunan dapat dilakukan melalui dua
tindakan, yakni penjualan agunan dan penebusan agunan, dengan
penjelasan sebagai berikut (Untung, : ):
a. Penjualan agunan. Penjualan agunan dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu:
) Penjualan agunan secara dibawah tangan
) Penjualan agunan secara lelang.
) Penebusan agunan.
Penebusan agunan yaitu pencairan atau penarikan
agunan pembiayaan dari Lembaga Keuangan Syariah oleh
nasabah/pemilik agunan/ahli waris pemilik agunan (bukan
nasabah) dalam rangka penyelesaian pembiayaan dengan
menyetorkan sejumlah uang yang besarnya ditetapkan oleh
Lembaga Keuangan Syariah (Untung, : ).
. Parate Eksekusi
Parate eksekusi adalah pelaksanaan dari suatu perikatan dengan
langsung tanpa melalui suatu vonis pengadilan. Parate eksekusi
dilakukan melalui dua tindakan yaitu (www.hukumonline.com):
a. Ambil alih jaminan (Off Set) .
b. Menjual Jaminan.
. Write off sementara.
write off sementara dilakukan dengan off balance sheet. Jika mitra
kembali membayar atau dilakukan restrukturisasi pembiayaan, maka
diberlakukan on balance sheet kembali (Soemitra, ).
a. Klasifikasi Write Off
) Hapus Buku Yaitu penghapusbukuan seluruh pembiayaan mitra
yang sudah tergolong macet, akan tetapi masih akan tetap ditagih.
) Hapus Tagih Yaitu penghapusbukuan dan penghapustagihan
seluruh pembiayaan mitra yang sudah nyata-nyata macet.
b. Syarat Kondisi
) Penghapusbukuan hanya boleh dilakukan terhadap mitra yang
pembiayaannya sudah tergolong macet akan tetapi berdasar
analisis koperasi secara material masih ada sumber walau sangat
terbatas jumlahnya untuk membayar.
) Penghapustagihan hanyalah dilakukan terhadap mitra yang
pembiayaannya sudah macet dan berdasarkan analisis ekonomi
yang dilakukan pihak koperasi, mitra yang bersangkutan
nyatanyata tidak mempunyai sumber dan kemampuan untuk
membayar.
) Sumber Penghapusan Pembiayaan
( ) Sumber penghapusbukuan adalah dana Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk (PPAP WD).
Perolehan pembayaran kembali dari mitra yang
dihapusbukukan akan dimasukkan ke dalam rekening PPAP.
( ) Sumber penghapustagihan adalah dana zakat yang dikelola
oleh Baitul Maal.
c. Mekanisme Pengambilan Keputusan
Untuk setiap rencana penghapusan pembiayaan, baik yang
berupa penghapusbukuan dan terlebih penghapustagihan
haruslah diajukan oleh Manajer KJKS atau UJKS Koperasi
kepada pengurus. Kemudian berdasarkan data-data mitra yang
diajukan tersebut, pengurus akan melakukan penelitian dan
memberikan persetujuan dan atau penolakan.
. Proses Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui proses
sebagai berikut (Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi Peraturan Menteri
Tahun ):
a. Menganalisis/mengkaji ulang penyebab pembiayaan bermasalah
b. Penentuan alternatif solusi
c. Pelaksanaan penanganan/penyelesaian
d. Monitoring dan evaluasi.
e. Pembenahan pembiayaan secara preventif ini oleh Account Officer
tetap harus diajukan kepada panitia pembiayaan untuk disetujui.
Setelah disetujui, maka proses berikutnya sama seperti proses
pembiayaan terhadap mitra baru.
f. Terhadap pembiayaan yang menunggak antara - bulan, Account
Officer harus memberikan surat pemberitahuan tunggakan. Apabila
dalam jangka waktu tertentu mitra tetap tidak menyelesaikannya, maka
Account Officer dapat mengalihkan mitra tersebut ke urusan/seksi
Legal dan Remedial.
g. Penanganan mitra pembiayaan bermasalah oleh urusan/seksi legal dan
remedial berbeda dari Account Officer. Oleh karena itu sebelum
pembiayaannya dialihkan, mitra harus terlebih dahulu diberitahu hal
tersebut.
h. Wewenang urusan/seksi Legal dan Remedial adalah menyelesaikan
tunggakan mitra. Jika kolektibilitas pembiayaannya telah lancar
kembali, maka dapat diserahkan lagi kepada Account Officer.
i. Sanksi Dan Denda
a) Mitra yang mampu akan tetapi menunda-nunda dan atau
melalaikan pembayaran pembiayaannya kepada koperasi
dikenakan sanksi berupa denda untuk setiap hari keterlambatan.
b) Besarnya denda tersebut harus dibuat dan disepakati pada saat
penandatanganan akad pembiayaan antara mitra dengan koperasi.
c) Dana yang diperoleh dari denda tersebut dimasukkan dalam
rekening khusus dan diperuntukkan untuk dana sosial-kebijakan.
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Sejarah KSPPS BMT Alfa Dinar
. Sejarah Berdirinya
KJKS BMT Alfa Dinar didirikan pada Juni oleh aktivis
Masjid dan penggiat ekonomi Islam di Kabupaten Karanganyar.
Kesepakatan rapat pendirian BMT bahwa peserta rapat bersedia
menjadi anggota pendiri BMT dengan keputusan rapat sebagai berikut:
a. Mengesahkan Anggaran Dasar.
b. Memilih dan menetapkan pengurus serta menunjuk:
( ) Ketua, Drs. Jularso.
( ) Sekretaris, Mulyadi, A.Ma.Pd.
( ) Bendahara, Parmanto.
Yang diberi kuasa penuh oleh Rapat Anggota untuk menandatangani
Anggaran Dasar dan pengajuan Akta Pendirian Koperasi.
c. Menetapkan Nama Koperasi yaitu Koperasi Serba Usaha Syariah Alfa
Dinar (KSU Syariah Alfa Dinar).
d. Menetapkan Alamat Jln. Lawu No. Dk. Tegalasri, Kl. Bejen Kec.
Karanganyar Kab. Karanganyar.
KSU Syariah Alfa Dinar mulai beroperasi sejak tanggal Juni
dan diresmikan tanggal Juni oleh pengurus dan pengelola
Alfa Dinar dan pejabat kelurahan Bejen Karanganyar, sampai akhir Juni
terkumpul dana Rp . . ,- sebagai modal awal. KSU Syariah
Alfa Dinar telah mendapat legalitas Badan Hukum dengan Akte Notaris
Pendirian Koperasi No. /BH/ . . /VII/ tanggal Juli .
Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Khusus KSU Syariah Alfa Dinar
pada tanggal Oktober atau Sya’ban H dengan pembahasan
perubahan Anggaran Dasar, menetapkan perubahan Badan Hukum menjadi
Koperasi Simpan Pinjam Syariah Alfa Dinar dan telah mendapat legalitas
Badan Hukum dengan Akte Perubahan No. /BH/PAD/KDK.II/I/
tanggal Januari .
Berdasarkan keputusan Rapat Khusus tanggal Februari ,
menetapkan merubah Anggaran Dasar Koperasi Simpan Pinjam Syariah
Alfa Dinar menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Alfa Dinar
(KJKS BMT Alfa Dinar) dan menunjuk Anggota untuk mewakili dan
tertulis dalam perubahan Anggaran Dasar, dan mendapat Pengesahan
Perubahan Anggaran Dasar Badan Hukum Nomor:
/PAD/KDK. /VII/ tanggal Juli .
Pada tanggal Januari diadakan Rapat Anggota Perubahan
Anggaran Dasar, yang mana wilayah kerja KJKS BMT Alfa Dinar dari
wilayah kerja Propinsi Jawa Tengah ditingkatkan menjadi wilayah kerja
Nasional (Wilayah Republik Indonesia). Keputusan ini dituangkan dalam
Akta Perubahan Anggaran Dasar KJKS BMT Alfa Dinar No. Tanggal
Maret di Notaris & PPAT Budi Yojantiningrum, SH. Serta telah
dilaporkan ke Kementerian Koperasi dan UMKM RI dan dicatat dalam
buku yang telah disediakan untuk itu nomor : /Lap-PAD/VIII/
tanggal Agustus .
Kantor pusat KJKS BMT Alfa Dinar di Jl. Lawu No. Tegalasri,
Bejen, Karanganyar kode pos Telp./Fax. ( ) . Jumlah
kantor baitul maal ( ) satu kantor serta kantor cabang operasional simpan
pinjam (baitut tamwil) ada (Sepuluh) yaitu di Kabupaten Karanganyar
meliputi Kecamatan Karanganyar, Karangpandan, Kerjo, Mojogedang, dan
Gondangrejo. Satu kantor di Simo kabupaten Boyolali, satu kantor di Kota
Surakarta serta tiga di Bandung Jawa Barat.
. Badan Hukum
a. Akte Pendirian: No. /BH/ . - /VII/ Tanggal Juli
b. Akte Perubahan Badan Hukum:
( ) Akte Perubahan No. /BH/PAD/KDK.II/I/ tanggal
Januari , Perubahan Badan Hukum dari Koperasi Serba Usaha
Syariah Alfa Dinar (KSU Syariah Alfa Dinar) menjadi Koperasi
Simpan Pinjam Syariah Alfa Dinar (KSP Syariah Alfa Dinar).
( ) Akte Perubahan No. /PAD/KDK. /VII/ tanggal Juli
, Perubahan Badan Hukum dari Koperasi Simpan Pinjam
Syariah Alfa Dinar (KSP Syariah Alfa Dinar) menjadi Koperasi
Jasa Keuangan Syariah BMT Alfa Dinar (KJKS BMT Alfa Dinar).
( ) Akte Notaris & PPAT Budi Yojantiningrum, SH No. Tanggal
Maret , Perubahan Anggaran Dasar (PAD) KJKS BMT
Alfa Dinar dari wilayah Jawa Tengah menjadi Wilayah Republik
Indonesia (Nasional). Laporan sudah dicatat di Kementerian
Koperasi dan UKM RI No. /Lap/VIII/ tanggal Agustus
.
. Perijinan, TDP, SIUP, dan NPWP
a. Surat Ijin Usaha Simpan Pinjam Koperasi dari Dinas Koperasi dan
UMKM Jawa Tengah No. /SISPK/KDK. /VII/
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Koperasi No. yang
berlaku sampai dengan September
c. SIUP No. . /SIUP-PK/IX/
d. NPWP No. . . . - .
B. Visi, Misi, Budaya Kerja, dan Nilai Dasar
. Visi
Menjadi lembaga keuangan syariah yang sehat melalui layanan
terbaik serta terdepan dalam inovasi produk oleh SDI profesional dan
diridhoi Allah SWT.
. Misi
a. Mengedepankan akhlakul karimah
b. Mengutamakan kejujuran dan kedisiplinan
c. Menciptakan produk-produk berkualitas
d. Menjalin kemitraan jangka panjang
e. Meningkatkan produktivitas
f. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas
. Budaya Kerja (Corporate Culture)
Senantiasa mengutamakan kerja ikhlas, kerja keras kerja cerdas, serta
kerja tuntas.
. Nilai Dasar (corporate value)
a. Dakwah tugas kami
b. Ibadah kepada Allah tujuan kami
c. Niat ikhlas landasan kerja kami
d. Ahsanu „amala cita-cita kami
e. Rahmatan Lil „alamin semboyan kami
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi KSPPS BMT Alfa Dinar:
. Dewan Pengurus
a. Ketua Pengurus : H. Jularso
b. Sekretaris : Supri Hartono, SE
c. Bendahara : Juli Fajar Prayitno
d. Anggota : Anton Budi Santoso
e. Anggota : Sunarno
f. Anggota : Mustaqim, SE
. Dewan Pengawas Manajemen
a. Ketua Pengawas : H. Suyoto, S.Pd
b. Sekretaris : Bambang Haryanto, SE
c. Anggota : Tri Joko Wahyono, S.Kom
. Dewan Pengawas Syariah
a. Ketua : Kadarusman, M.Ag
b. Anggota : H. Drs. Sarijo, M.Pd
. Manajemen
a. Administrasi Keuangan : Suyatmi, SE
b. IT dan Otorita : TJ. Wahyono, S.Kom
. Manager Baitul Maal : Yusuf Helmi
. Kepala Kantor Cabang
a. Karanganyar : Agus Mulyono
b. Karangpandan : Rustam Djunaedi, S.Sos
c. Mojogedang : T. Adi Saputra
d. Kerjo : Trisiya Daheruwati, SE
e. Gondangrejo : Bawa Setyanta, SP
f. Solo : Daru Kartiko, ST
g. Simo : Wahid Hidayat
. Alamat Kantor
a. Cabang Karanganyar
Jln. Lawu No. Tegalasri, Bejen, Karanganyar, Telp.Fax. -
b. Cabang Karangpandan
Jln. Raya Solo – Tawangmangu Km Karangpandan, Kab.
Karanganyar Telp, -
c. Cabang Kerjo
Depan PTP IX Kerjo Arum, Kerjo, Kab. Karanganyar, Telp. -
d. Cabang Mojogedang
Suroboyo, Ds. Munggur, Kec. Mojogedang Kab. Karanganyar, Telp.
-
e. Cabang Gondangrejo
Jln. Raya Solo Purwodadi Km. Gondangrejo Kab. KaranganyarTelp.
- ,
f. Cabang Solo
Jln. Adi Sumarmo No. Banyuanyar, Surakarta, Telp. -
g. Cabang Simo Boyolali
Jln. Raya Madu, Simo, Boyolali Telp. -
h. Baitul Maal Alfa Dinar
Jln. Pleret Utama No. Banyuanyar Surakarta Telp. -
i. Cabang Bandung Kota
Jln. Sukarno-Hatta No. Blok D Metro Trade Center (MTC)
Bandung Jawa Barat Telp. -
j. Cabang Banjaran Bandung
Jln. Raya Banjaran – Pangalengan No. Kab. BandungTelp. -
k. Cabang Cicalengka Bandung
Kampung Kebun Kelapa Cicalengka Kab. BandungTelp. -
Gambar .
Struktur Organisasi KSPPS BMT Alfa Dinar
Sumber: Company KSPPS BMT Alfa Dinar
RAPAT ANGGOTA
DEWAN
PENGURUS
DEWAN PENGAWAS
SYARIAH
MANAJEMEN
CAB
KERJO
MAAL(SOSIAL)
CAB
KARANG-
ANYAR
TAMWIL
(SIMPAN/PINJAM)
CAB
SIMO
CAB SURAKARTA
CAB
GONDANGREJO
CAB
KARANGPANDA
N
CAB
MOJOGEDANG
CAB CICALENGKA
BANDUNG
CAB BANJARAN
BANDUNG
CAB BANDUNG
KOTA
D. Produk-Produk KSPPS Alfa Dinar Simo Boyolali
. Simpanan Isy Karima
Simpanan Isy Karima adalah simpanan yang diperuntukkan bagi
keluarga dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih
terjamin.Simpanan ini menggunakan prinsip wadi‟ah yad adh-dhomanah,
dalam hal ini BMT Alfa Dinar mengelola dana Isy Karima dan digunakan
untuk pembiayaan kepada anggota. Keuntungan yang diperoleh dari
pembiayaan tersebut akan dibagi pada anggota dalam bentuk bonus.
. Arisan Modal Usaha
Arisan Modal Usaha adalah arisan bentuk simpanan secara kelompok
untuk merencanakan peningkatan modal usaha. Arisan ini menggunakan
prinsip wadi‟ah yad adh-dhomanah, dalam hal ini BMT Alfa Dinar akan
mengelola dana arisan dan digunakan untuk pembiayaan kepada anggota.
Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut akan dibagi kepada
anggota arisan modal usaha dalam bentuk bonus.
. Pembiayaan Multi Jasa
Pembiayaan diperuntukan bagi anggota yang akan memenuhi
kewajiban kepada pihak ketiga berupa pembayaran jasa seperti, biaya rumah
sakit atau dokter, biaya sekolah, upah tenaga kerja, dll. Pembiayaan ini
menggunakan prinsip ijaroh artinya KJKS BMT Alfa Dinar dalam hal ini
selaku penjual jasa yang akan membayarkan sesuai kepentingan anggota
kepada rumah sakit atau dokter, sekolah, tenaga kerja, dll. Adapun atas jasa
tersebut pihak KJKS BMT Alfa Dinar berhak menerima ujroh sedangkan
dana yang dibutuhkan di akadkan menggunakan prinsipqord, dimana
anggota akan membayar dana pinjaman dan jasanya secara tenggang waktu
ataupun bisa diangsur.
. Simpanan Berjangka Wadi‟ah
Simpanan Berjangka Wadi‟ah adalah simpanan titipan anggota
dengan prinsip wadi‟ah yad adh-dhomanah. Dalam hal ini, lembaga akan
menerima uang titipan tersebut untuk dimanfaatkan/dikelola secara
produktif dalam bentuk pembiayaan kepada anggota, keuntungan yang
diberikan kepada anggota dalam bentuk bonus.
. Investasi Isy Karima
Investasi Isy Karima merupakan suatu produk investasi dengan
menggunakan prinsip mudhorobah mutlaqoh. Yakni investor sebagai
pemilik dana (shohibul maal) sedangkan pihak BMT Alfa Dinar selaku
penerima dana (mudharib) yang akan mengelola investasi tersebut melalui
pembiayaan kepada sektor usaha yang produktif dan menguntungkan secara
profesional dan sesuai prinsip syariah.
. Simpanan Qurban
Simpanan Qurban adalah produk BMT Alfa Dinar yang membantu
anggota untuk mempersiapkan hewan qurban dengan terencana. Dengan
perencanaan yang baik, maka ibadah qurban akan lebih mudah terlaksana
(Brosur KSPPS BMT Alfa Dinar).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BMT Alfa Dinar
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer KSPPS BMT Alfa
Dinar faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pembiayaan
bermasalah meliputi:
. Dari pihak KSPPS
Hal ini terjadi karena pihak analisis kurang teliti atau yang di
prediksikan tidak terjadi.
. Dari pihak anggota
Penyebab pembiayaan bermasalah dari pihak nasabah ini biasanya
tejadi karena hal-hal berikut:
a. Usaha Anggota Colaps
Dalam kondisi ini anggota tidak mampu mengangsur
kewajibannya kepada KSPPS Alfa Dinar karena usaha anggota
mengalami kebangkrutan, sehingga anggota kesulitan
membayar kewajibannya dan pembiayaannya tidak terurus
kemudian menjadi bermasalah. Contoh untuk kondisi ini
KSPPS memberikan pembiayaan kepada petani, namun di
tengah jalan terjadi bencana atau kebanjiran atau musibah lain
yang menyebabkan gagal panen sehingga petani mengalami
kerugian.
b. Anggota di PHK
Dalam kondisi ini anggota tidak mampu mengangsur
kewajibannya kepada KSPPS BMT Alfa Dinar karena anggota
mendapat PHK dari tempat kerjanya, sehingga anggota tidak
mempunyai penghasilan tetap dan kewajibannya pada KSPPS
BMT Alfa Dinar tidak mampu di angsur kemudian menjadi
bermasalah.
c. Konflik Rumah Tangga
Dalam kondisi ini anggota terjadi konflik rumah tangga, yang
mengakibatkan manajemen dalam rumah tangga tersebut
bermasalah sehingga kewajiban pada KSPPS BMT Alfa Dinar
tidak dapat dipenuhi.
B. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada KSPPS BMT Alfa Dinar
Dalam hal penagihan diperlukan tahapan-tahapan untuk menjaga
kelancaran pembayaran guna untuk menjaga komunikasi antara KSPPS
BMT Alfa Dinar dengan anggota. Setelah terjadi tunggakan bulan atau
pembiayaan bermasalah, maka standar penyelesaian harus secara tegas
melakukan tahapan-tahapan penagihan yang bersifat simultan sehingga
dapat menekan kenaikan NPF (Non Permorming Finance). Syarat
penagihan di KSPPS BMT Alfa Dinar adalah penagihan hanya dilakukan
bila debitur yang bersangkutan tidak membayar angsuran dan Bagi
Hasil/Margin sesuai dengan jadwal atau sulit untuk dilakukan penarikan
dan atau sudah jatuh tempo tetapi yang bersangkutan belum melunasinya.
Berikut adalah prosedur penagihan KSPPS BMT Alfa Dinar berdasarkan
Buku SOP KSPPS BMT Alfa Dinar:
. Penagihan dilakukan dengan bahasa yang baik, dan sopan serta
melakukan pendekatan yang agamis.
. Penagihna pertama dilakukan secara lisan oleh marketing/Collector
petugas yang diberi tugas oleh manajer cabang.
. Penagihan kedua dilakukan dengan surat yang diantar oleh petugas
yang diberi tugas oleh manajer cabang.
. Bila penagihan kedua dengan surat tidak ada tanggapan/tindak
lanjut/realisasi maka akan ada pemanggilan ke kantor.
. Apabila penagihan pertama dan kedua tidak berhasil serta pemanggilan
juga tidak ada tanggapan atau tindak lanjut dan atau tidak ada realisasi
maka dapat dilakukan proses penarikan agunan dan pelelangan agunan.
Penyelesaian pembiayaan bermasalah KSPPS BMT Alfa Dinar
bertujuan membantu anggota dalam menyelesaikan kewajibannya.
Penyelesaian KSPPS BMT Alfa Dinar dilakukan melalui cara-cara berikut:
. Menjaga hubungan baik dengan anggota
Menjaga hubungan baik dengan anggota sangat perlu dilakukan
sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan, apabila usaha anggota
yang dibiayai masih memiliki prospek yang baik serta mampu memenuhi
kewajibannya setelah dibiayai, KSPPS BMT Alfa Dinar dapat
mempertimbangkan hubungan baiknya dengan cara restrukturisasi
pembiayaan, antara lain melalui:
a. Rescedulling (penjadwalan kembali)
Dengan cara ini maka anggota mempunyai waktu yang lebih lama
untuk melunasi kewajibannya. Karena dalam hal ini KSPPS
memberikan keringan dengan perubahan jadwal pembayaran,
jangka waktu serta jumlah angsuran yang harus diselesaikan.
b. Reconditioning (persyaratan kembali)
Dalam hal ini terjadi perubahan persyaratan pembiayaan, KSPPS
BMT Alfa Dinar memberikan keringanan dengan memperkecil
margin keuntungan/bagi hasil.
c. Restructuring (penataan kembali)
Dapat dilakukan dengan perubahan persyaratan pembiayaan, misal
dengan menambah modal, atau jumlah pembiayaan atau konversi
pembiayaan.
. Peringatan I, II dan III
Surat peringatan diberikan secara bertahap dengan jarak tiga
minggu, apabila peringatan I dihiraukan, maka akan diberi peringatan ke
II, apabila peringatan ke II masih dihiraukan, akan diberi peringatan ke III.
. Mengamankan jaminan
Pengamanan jaminan ini adalah cara akhir setelah anggota tidak
mampu membayar dan tidak memiliki itikat baik mengembalikan
kewajibannya. Anggota yang diamankan barang jaminannya namun tetap
tidak mampu melunasi pembiayaannya maka untuk benda vidusa
(bergerak) KSPPS BMT Alfa Dinar akan mengamankan barang jaminan
tersebut di kantor KSPPS BMT Alfa Dinar. Dan untuk benda APHT (akte
pengalihan hak tanggungan) yaitu dengan melalui balai lelang (wawancara
dengan manajer BMT Alfa Dinar).
. Hapus buku
Nasabah yang melakukan pembiayaan pada KSPPS BMT Alfa
Dinar akan tetapi nasabah tersebut melarikan diri dan sudah tidak bisa
dicari lagi oleh KSPPS BMT Alfa Dinar maka akan dilakukan hapus buku.
Dari analisis di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembiayaan
bermasalah dapat terjadi karena pihak intern KSPPS juga pihak ekstern
atau anggota. Upaya yang dilakukan KSPPS BMT Alfa Dinar dalam
menyelesaikan pembiayaan bermasalah sejauh ini sudah sesuai dengan
ketentuan dan prosedur yang telah terstruktur.
C. Pembiayaam Bermasalah KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali
Selama tiga Tahun Terakhir Dari Tahun - .
NPF (Non performing finance) pada dasarnya disebabkan oleh
faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut tidak dapat dihindari
mengingat adanya kepentingan yang saling berkaitan sehingga
mempengaruhi kegiatan usaha lembaga keuangan syariah”. Beberapa
literatur menyebutkan bahwa tingkat risiko pembiayaan yang dihadapi oleh
sebuah lembaga keuangan syariah akan berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas lembaga keuangan syariah yang bersangkutan. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah (Non
Performing Finance) memiliki hubungan dengan profitabilitas KSPPS
BMT Simo Boyolali dalam kurun waktu tiga tahun KSPPS BMT Simo
Boyolali sebagai berikut:
Tabel .
Jumlah Data Nasabah Pembiayaan Bermasalah Per Tahun Terakhir
No Kolektabilitas Tahun Tahun Tahun
Jumlah
pembiayaan
Rp
. . ,
Rp
. . ,
Rp
. . ,
Lancar
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Sumber: KSPPS BMT Alfa Dinar
Dari data nasabah pembiayaan bermasalah di atas yang
menjelaskan tentang nasabah pembiayaan bermasalah di BMT Alfa Dinar
per tiga tahun terakhir menjelaskan pada tahun nasabah pembiayaan
lancar sebanyak nasabah, kurang lancar nasabah, diragukan
nasabah, dan macet nasabah. Pada tahun nasabah pembiayaan yang
lancar sebanyak nasabah, kurang lancar nasabah, diragukan
nasabah, dan macet nasabah. Pada tahun nasabah pembiayaan yang
lancar sebanyak nasabah, kurang lancar nasabah, diragukan
nasabah, dan macet nasabah. Dari data tersebut bisa dilihat bahwa
nasabah pembiayaan bermasalah di BMT Alfa Dinar Simo Boyolali
pertigatahun terakhir nasabah pembiayaan lancar dan kurang
lancarmengalami kenaikan, sedangkan nasabah pembiayaan yang
diragukan tidak stabil, dan nasabah pembiayaan macet mengalami
kenaikan.
Walaupun berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegahnya
melalui penyempurnaan sistem dan peningkatan mutu dan kualitas sumber
daya manusia yang ada, belum menutup kemungkinan terjadinya
pembiayaan bermasalah di masa mendatang. Terlepas dari faktor kelalaian
pihak BMT Alfa Dinar sendiri maupun kesengajaan yang mungkin
dilakukan nasabah, pembiayaan bermasalah dapat terjadi akibat apa yang
diprediksikan tidak terjadi, seperti perubahan kebijakan pemerintah,
terjadinya resesi ekonomi, munculnya teknologi baru yang lebih maju
sehingga teknologi yang digunakan debitur menjadi usang, dan bencana
alam. Faktor-faktor di atas merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol
dan diramalkan secara pasti pada waktu pencairan biaya.
D. Bagaimana Teknik Penghitungan Pembiayaan Bermasalah Di
KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan
diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan
yang merupakan unsur utama dalam pembiayaan benar-benar terwujud
sehingga pembiayaan yang diberikan dapat mengenai sasarannya dan
terjaminnya pengembalian pembiayaan tersebut tepat waktunya sesuai
dengan akad perjanjian. Tidak kembalinya pembiayaan yang diberikan
oleh suatu BTM berarti secara langsung mengancam kelangsungan hidup
bagi KSPPS BTM Afa Dinar itu sendiri.
Hal tersebut karena penghasilan KSPPS BTM Alfa Dinar yang
utama adalah dari bagi hasil ataupun keuntungan (Margin) yang dikenakan
terhadap pembiayaan yang diberikan. Jangan dilupakan bahwa dana
pembiayaan yang diberikan tersebut sebagian berasal dari simpanan
masyarakat baik yang berbentuk giro, tabungan, maupun simpanan
berjangka sebagai nasabah yang tertarik menyimpannya karena antara lain
diberikan bagi hasil, yang bagi KSPPS BTM itu sendiri merupakan biaya.
Pembiayaan yang disalurkan oleh KSPPS BMT Simo Boyolali baik yang
digunakan untuk modal kerja maupun untuk kebutuhan mendesak ada
kalanya terjadi hambatan pengembalian oleh para nasabah sehingga
menimbulkan pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah sendiri
sering menimbulkan dampak bagi petugas atau BMT Sendiri, sehingga
KSPPS BMT Simo Boyolali juga mempunyai cara bagaimana menghitung
pembiayaan bermasalah, dalam perhitungannya anggota yang bermasalah
dikenakan ta‟width dan kafarat.
Untuk ketentuan ta‟width dan kafarat dalah sebagai berikut berdasarkan
buku SOP KSPPS BMT Alfa Dinar:
a Kafarat Akad
a) Kafarat akad dikenakan karena debitur cidera janji dan yang
bersangkutan tidak menepati pembayaran sesuai jadwal angsuran
b) Atas keterlambatan pembayaran angsuran dikenakan kafarat akad
sebesar , dari kewajiban setiap hari keterlambatan jadwal
angsuran.
c) Kafarat akad penggunaannya diserahkan kepada lembaga baitul
maal.
b Ta‟width Akad
a) Ta‟width akad pembiayaan dikenakan karena debitur cidera janji
dan yang bersangkutan tidak menepati janji pembayaran pelunasan
pembiayaan sesuai dengan jadwal pelunasan pembiayaan.
b) Besarnya ta‟width akad pembiayaan , dari jumlah saldo pokok
pembiayaan perbulan keterlambatan pembayaran pelunasannya.
c) Ta‟width akad pembiayaan merupakan pendapatan operasional
lembaga (Buku SOP KSPPS BMT Alfa Dinar Simo).
Berikut adalah contoh perhitungan tanggungan yang harus
dibayar oleh anggota kepada BMT Alfa Dinar. Contoh kasus: Bapak
Gunawan meminjam uang Rp. . . dengan jangka waktu
bulan dengan margin . /tahun dengan saldo pembiayaan yang
belum terbayar Rp. . . selama bulan.
Berdasarkan tabel pada lampiran jumlah yang harus dibayar Bapak
Gunawan adalah sebagai berikut
Jumlah yang harus dibayar bapak gunawan adalah sebagai berikut:
a. Kafarat
=(pokok+bahas)* . *jumlah hari
=( . . . . ) x . *
= . . x . x
= . .
b. Ta‟width
= . *sisa pokok*jumlah bulan
= . x . . x
= . .
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Bapak Gunawan
memiliki tanggungan kafarat sejumlah . . dan ta‟width sebesar
. . . Berdasarkan hitungan tersebut di atas ada perbedaan hitungan waktu
pada ta‟width menggunakan bulan dan hitungan kafarat hari, hal ini
menunjukkan ketidaksesuaian perhitungannya. Dan untuk pembayaran ta‟width
dan kafarat tidak sepenuhnya wajib dibayarkan oleh anggota yang bermasalah,
karena dari pihak BMT masih memberikan keringanan kepada anggota untuk
membayar penuh atau sebagian atau sama sekali tidak dibayarkan, hal tersebut
berdasarkan hasil survey pihak BMT terhadap kondisi ekonomi setiap anggota
yang bermasalah dan pihak KSPPS BMT Alfa Dinar belum sepenuhnya
menerapkan kafarat dan ta‟width kepada anggota karena penerapan kafarat dan
ta‟width ini diperuntukkan bagi anggota yang mampu tetapi tidak mau membayar
angsuran dan anggota tersebut juga mampu membayar kafarat dan ta‟width.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai penyelesaian pembiayaan
bermasalah di atas, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai
berikut:
Setiap lembaga keuangan baik bank maupun non bank pasti
memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah di
lembaganya.
. Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di KSPS BMT Alfa Dinar
Simo Boyolali adalah karena faktor intern dan faktor ekstern.
. Motode yang digunakan KSPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali dalam
penyelesaian pembiayaan bermasalah adalah :
a. Menjaga hubungan baik dengan anggota
b. Peringatan I,II dan III
c. Mengamankan jaminan
d. Hapus buku
. Pembiayaan Bermasalah KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali
Selama Tahun Terakhir Dari Tahun - menunjukkan
kenaikan.
. Untuk teknik perhitungan pembiayaan bermasalah di KSPPS BMT
Alfa Dinar Simo Boyolali dengan menggunakan kafarat , dan
ta‟width , .
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis ingin memberikan
beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukan
bagi BMT pada umumnya dan KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
. Meskipun unsur utama dalam hutang piutang adalah kepercayaan,
namun jaminan sangat diperlukan sebagai bentuk antisipasi risiko
pembiayaan. berapa pun nominalnya, jaminan merupakan bentuk
meminimalisir risiko pembiayaan.
. KJKS harus memiliki strategi pencegahan pembiayaan bermasalah
yang kuat agar pembiayaan bermasalah benar-benar dapat
diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. . Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Faiz, Ahmad. . Ketahanan Kredit Perbankan Syariah Terhadap Krisis Keuangan
Global. Jurnal La Riba. Vol. IV. No. .
Gunawan, Imam. . Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Kasmir. . Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kusmiyati, Asmi. . Risiko Akad dalam Pembiayaan Murabahah pada BMT di
Yogyakarta (dari Teori ke Terapan). Jurnal La Riba. Vol. . No. .
Lewis & Algout. . Perbankan Syariah Prinisp, Praktik, dan Prospek. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta.
Muhamad. . Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Pandia, Frianto. . Managemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Rujiyati. . Analisis Pembiayaan Bermasalah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) Artha Amanah Ummat Ungaran. Tugas Akhir. IAIN Wali Songo.
Soemitra, Andri. . Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Soewadji, Jusuf. . Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Supatra. . Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di KJKS BMT Syariah
Sejahtera Boyolali. Tugas Akhir. UNPAD.
Tanjung. . Penanganan Pembiayaan Bermasalah Di BMT Amanah Mulia Magelang.
Tugas Akhir. UNISULA.
Trisandia, Somad. . Transaksi Bank Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Utung, Budi. . Kredit Perbankan Di Indonesia. Andi: Yogyakarta.
Wahyuni, Tri. . Prosedur Penyelesaian Pembiayaan Mikro Bermasalah pada PT.
Bank Syariah Mandiri Kcp Buleleng. Jurnal Riset Ankuntansi. Vol. . No. .
Wangsawidjaja Z., A. . Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT. Gramedia.
________. SE BI Nomor /DPbs. www.bi.go.id. Diunduh tanggal Agustus
.
________. Brosur KSPPS BMT Alfa Dinar Cabang Simo.
________. Buku SOP KSPPS BMT Alfa Dinar Simo Boyolali.
________. Company Profile KSPPS BMT Alfa Dinar.
________. . Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah Peraturan Menteri No. .
www.permen. .standard.operating.procedure.kjks.ujks.koperasi.pdf. Diunduh
pada tanggal Agustus .
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : NgamilatulMarzuqoh
Tempat, Tgl Lahir : Semarang, Oktober
Alamat : Dusun Jambe Rt Rw Desa DadapAyam Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan
. - : MI DADAP AYAM
. - : MTs DARUL ULUM SURUH
. - : MAN SURUH
. - : IAIN Salatiga
Penulis
NgamilatulMarzuqoh
- -