138
i PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

Penyempurnaan Pedoman Slhd

  • Upload
    sarah

  • View
    114

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyempurnaan Pedoman Slhd

Citation preview

  • i

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

  • i

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    KATA PENGANTAR

    Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara

    Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, hak dan kewajiban bagi

    seluruh warga dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan.

    Salah satu faktor kunci untuk memenuhi hak dan kewajiban dalam perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup adalah tersedianya data dan informasi lingkungan bagi seluruh pihak. Agar data dan

    informasi mengenai lingkungan hidup dapat tersedia dan terakses, pemerintah pusat dan pemerintah

    daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup (SILH) sebagai pijakan untuk pelaksanaan

    dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup dan

    Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

    SILH dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat dengan

    memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan

    hidup lainnya. Seluruh data dan informasi mengenai lingkungan hidup daerah di himpun dalam Laporan Status

    Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). SLHD menjadi bagian penting sebagai sarana penyediaan data dan

    informasi lingkungan hidup untuk menjadi acuan kebijakan dan perencanaan pemerintah daerah dalam

    menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup. Laporan

    SLHD dari provinsi dan kabupaten/kota ini meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data,

    dokumentasi kebijakan, dan penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response).

    Laporan SLHD ini juga sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik sehingga dapat menunjang pencapaian tata

    kelola pemerintahan yang baik sesuai dengan semangat Reformasi Birokrasi. Sebagai penghargaan bagi

    Pemerintah Daerah yang telah menyusun SLHD secara baik, setiap tahunnya Presiden Republik Indonesia

    memberikan apresiasi terhadap penyusun laporan SLHD yang terbaik.

    Agar kualitas data dan informasi lingkungan hidup dapat meningkat dari waktu ke waktu (continous

    improvement), melalui Pedoman Penyusunan SLHD harus menjadi acuan sahih bagi seluruh pihak dalam

    penyusunan SLHD. Dengan demikian, SLHD harus memberikan informasi lingkungan hidup terukur,

    terverifikasi dan terlaporkan sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan serta bermanfaat bagi publik dalam

    rangka upaya bersama dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup menjadi lebih baik.

    Pasa edisi Revisi 2014 ini diterbitkan dalam rangka mendorong budaya pengelolaan data dan

    informasi secara elektronik yang terstandarisasi dan disimpan secara tetap di database masing-

    masing BLH yang ada pada Pusat Data SILH Nasional.

  • ii

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tidak ada perubahan mendasar pada konten dan isi tabel pada buku Data SLHD. Perubahan adalah

    penyesuaian format tabel pada buku Data agar dapat dintegrasikan dengan dan disimpan pada

    aplikasi Modular Tematik SLHD. Dengan demikian data perlindungan dan pengelolaan lingkungan

    hidup yang dimiliki oleh masing-masing pemerintah daerah aka tersimpan secara elektronik dalam

    format yang terstandar dan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer.

    Terima kasih.

    Jakarta, Oktober 2014

    Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis

    Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas,

    Henry Bastaman

  • iii

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    Bab I Pendahuluan

    A. Latar

    Belakang 1

    B. Tujuan

    2

    C. Kerangk

    a Kerja 3

    Bab II Tata Laksana Laporan SLHD 9

    Lampiran I Kumpulan Data SLHD Provinsi 23

    Lampiran II Kumpulan Data SLHD Kabupaten/Kota 74

    Lampiran III Rumus Perhitungan dan Keterangan Lainnya 125

  • iv

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

  • 1

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan hidup dan Pembangunan (The United Nations Conference on Environment and Development/UNCED) di Rio de Janeiro, tahun 1992, telah menghasilkan strategi pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan ke dalam Agenda 21. Dalam Agenda 21 Bab 40, disebutkan perlunya kemampuan pemerintahan dalam mengumpulkan dan memanfaatkan data dan informasi multisektoral pada proses pengambilan keputusan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut menuntut ketersediaan data, keakuratan analisis, dan penyajian informasi lingkungan hidup yang informatif. Pada pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Di bidang lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup antara lain menyatakan bahwa sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pengelolaan lingkungan hidup telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dengan meningkatnya kemampuan pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) diharapkan akan semakin meningkatkan kepedulian kepada pelestarian lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) yang menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan hasil yang telah direncanakan. Sumber informasi utama EKPPD adalah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang disampaikan kepala daerah kepada pemerintah. Pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai, menentukan prioritas masalah, membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan.

  • 2

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Berkaitan dengan akses informasi kepada publik, telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Sebagai Badan Publik pemerintah wajib menyediakan, memberikan, dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Berdasarkan UU KIP tersebut informasi dikategorisasikan menjadi informasi tersedia setiap saat, berkala, serta merta dan informasi yang dikecualikan. Pelaporan status lingkungan hidup merupakan informasi yang disediakan secara berkala. Informasi tersebut disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau, dan dalam bahasa yang mudah dipahami. Pada tahun 2002 pemerintah mulai menerbitkan laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI). Bersamaan dengan itu pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia menerbitkan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). Penyediaan data dan informasi lingkungan hidup di daerah diawali pada tahun 1982 melalui penerbitan Neraca Lingkungan Hidup (NLH). Kemudian pada tahun 1986 diubah menjadi Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Selanjutnya pada tahun 1994 berubah menjadi Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Penyusunan laporan SLHD yang dilakukan sejak 2002 didasarkan pada surat Menteri Lingkungan Hidup kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dengan mengacu kepada Pedoman Umum Penyusunan SLHD yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). B. Tujuan

    1. Memberikan arahan tentang cara penyusunan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2. Adanya keseragaman pelaporan baik SLHD Provinsi maupun SLHD Kabupaten/Kota. 3. Memperjelas informasi yang diperlukan dalam penyusunannya.

    Ruang Lingkup

    Penyusunan laporan SLHD provinsi dan kabupaten/kota meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dokumentasi kebijakan, dan penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response). Ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Status lingkungan hidup yang berdasarkan media air, udara, lahan, kehati, pesisir dan

    laut. 2. Beban pencemaran dan laju/tingkat kerusakan 3. Kelembagaan, kebijakan, program, dan kegiatan 4. Data pendukung (penduduk, sosial ekonomi) 5. Dampak yaitu bencana, aspek kesehatan (penyakit)

  • 3

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    C. Kerangka Kerja (Framework) 1. Dimensi Lingkungan hidup

    Permasalahan lingkungan hidup pada umumnya menyangkut dimensi yang luas, yaitu lintas ruang, lintas pelaku, dan lintas generasi.

    Dimensi lintas ruang adalah suatu kondisi permasalahan lingkungan hidup yang melewati batas wilayah administrasi. Sebagai contoh pada kejadian banjir, permasalahannya mungkin tidak terbatas pada satu administrasi daerah tertentu. Oleh karena itu pengembangan informasi yang berhubungan dengan masalah banjir memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar-wilayah administrasi, sedikitnya pada satu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dimensi Kedua, bahwa fenomena lingkungan hidup selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Salah satu contoh adalah pencemaran sungai dimana sumber pencemar tersebut dapat berasal dari berbagai pihak misalnya sektor industri, pemukiman, dan pertanian. Dimensi ketiga, permasalahan lingkungan hidup selalu menyangkut lintas generasi. Hal ini sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan di mana sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi sekarang dan masa datang.

    Sumber dan Periode Data

    Data dihasilkan dari pemantauan lapangan, pengukuran, perhitungan, dan pencacahan. Sumber data SLHD antara lain sbb: a. Dinas dan instansi di daerah termasuk lembaga yang menangani lingkungan hidup

    (termasuk BLH). b. Hasil penelitian atau survei baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun

    swasta. c. Data dari pihak lainnya.

    Penyusunan Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota menggunakan data dan informasi kondisi lingkungan hidup tahun kalender berjalan (tahun N). Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota dilaporkan pada tahun N+1. Data yang digunakan dan disajikan merupakan data yang paling mutakhir tersedia sesuai kondisi penyediaan data dan informasi. Maksudnya, dalam hal data dan informasi mengenai kegiatan, media dan aktifitas terkait dengan lingkungan hidup tidak tersedia atau tidak dipantau dalam tahun berjalan, digunakan data paling mutakhir. Sebagai contoh, data tutupan lahan yang dimutakhirkan setiap tiga tahun sekali sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan untuk tiga tahun pelaporan SLHD.

  • 4

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    2. Model PSR (Pressure-State-Response)

    Analisa status lingkungan hidup didasari pada model P-S-R, yang dikembangkan oleh UNEP. Model PSR (Pressure-State-Response) adalah hubungan sebab akibat (kausalitas) antara penyebab permasalahan, kondisi lingkungan hidup, dan upaya mengatasinya.

    Tabel penjelasan Pressure-State-Response

    NO PSR URAIAN INDIKATOR CONTOH KETERANGAN A PRESSURE I. Kegiatan Manusia

    1. Pertambangan Beban pencemaran Luas Areal dan Produksi Pertambangan

    Pembukaan lahan Luas areal pertambangan rakyat menurut jenis galian

    2. Pertanian Penggunaan pupuk

    3. Perindustrian Beban pencemaran Jumlah Industri besar/kecil Kualitas air hujan tercemar, kualitas air menurun

    Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk industri menurut jenis bahan bakar

    Jenis Penyakit Utama yang diderita penduduk

    4. Transportasi Pencemaran udara Kualitas udara ambien Konsumsi BBM Jumlah kendaraan menurut jenis

    kendaraan dan bahan bakar yang digunakan

    Sampah dari sarana transportasi (terminal, bandara, pelabuhan)

    5. Peternakan Emisi Jumlah hewan,menurut jenis ternak Jumlah hewan uanggas menurut jenis unggas

    6. Pemukiman limbah Domestik Timbulan Sampah limbah cair dan padat jumlah limbah cair yang diasumsikan

    dari rumah tangga

  • 5

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    II. Alam

    1. Gempa Kerugian jumlah korban

    2. 3. .III. Demografi

    1. Penduduk laju pertumbuhan, jumlah, usia,

    tingkat pendidikan

    kebutuhan perubahan lahan

    2. Pendidikan kebutuhan

    B STATE Lahan Kerusakan tanah di lahan kering

    akibat erosi

    Ketebalan tanah kurang dari 20 cm Tabel SD.5A

    Luas tanah yang terangkut erosi antara

    0,2-1,3 mm3/tahundst

    Kerusakan tanah di lahan kering Jumlah ketebalan solum tanah yang

    hilangJumlah kebatuan permukaan lebih dari

    40%dst

    Kerusakan tanah di lahan basahJumlah ketebalan gambut yang hilang

    Tabel SD.5C

    Kedalaman lapisan berpirit dari

    permukaan tanahKedalaman air tanah dangkal lebih dari

    25 cmdst

    Air Kualitas air sungai Status mutu airParameter air (PH, BOD, COD, TSS)dst

    Kualitas air sumur Status mutu airParameter air (Total coli, Fecal coli)

    dstKualitas air danau/situ/embung Status mutu air

    Parameter air (Total coli, Fecal coli)dst

    Kualitas air laut Status mutu airParameter air (PH, BOD, COD, TSS)dst

    Udara Kualitas udara ambien Status kualitas udaraParameter udara (SOX, NOX, CO)dst

    Kehati Jumlah spesies Flora dan fauna yang diketahui dan

    dilindungiFolra dan fauna yang diketahui

    C RESPONSE Lembaga : lembaga yang

    mengelola LH

    jumlah lembaga jumlah LSM

    Kebijakan peraturan jenis produk hukum daerahAnggaran alokasi anggaran bidang LH alokasi anggaran fungsi LHProgram/Kegiatan rehabilitasi lingkungan kegiatan penghijauan dan reboisasi

    (jumlah pohon dan luasan), kegiatan

    fisik lainnya (jumlah pembangunan

    tempat sampah)pengawasan amdal rekomendasi dan pengawasan UKL/UPL

    Penegakan hukum jumlah dan status pengaduan

    Peran serta masyarakat jumlah LSM, penerima penghargaanSumberdaya Manusia tingkat pendidikan SDM Pendidikan formal

    Data dari beberapa komponen lingkungan hidup yang ada di provinsi, kabupaten/kota dilihat dan dinilai kecenderungannya, kemudian dianalisis untuk diformulasikan dalam bab atau bagian. Beberapa permasalahan lingkungan hidup yang terjadi tentu saja akan mendapatkan reaksi sebagai wujud keperdulian dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat dalam kegiatan yang nyata.

    Kerangka laporan SLHD didasarkan kepada konsep hubungan sebab akibat di mana kegiatan manusia memberikan tekanan kepada lingkungan hidup (pressure) dan menyebabkan perubahan pada sumber daya alam dan lingkungan hidup baik secara kualitas maupun kuantitas (state). Selanjutnya pemerintah dan masyarakat/stakeholder melakukan reaksi terhadap perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun mitigasi melalui berbagai

  • 6

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    kebijakan, program, maupun kegiatan (societal respons). Hal yang terakhir merupakan umpan balik terhadap tekanan melalui kegiatan manusia. Aktivitas manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam akan menimbulkan tekanan pada lingkungan hidup dan mengubah keadaannya, atau kondisinya. Manusia kemudian memberikan respons terhadap perubahan tersebut dengan membangun dan mengimplementasikan kebijakan. Analisis terhadap tekanan yang muncul, kondisi eksisting yang terjadi berikut dampaknya serta respons yang dilakukan kemudian dikenal sebagai pendekatan P-S-R (Pressure State Respons) seperti terlihat dalam diagram alir pada Gambar I-1.

    PRESSURE (Tekanan)

    1. Kegiatan Manusia Pertambangan Pertanian Perindustria Transportasi Peternakan Pemukiman

    2. Alam (gempa)

    3. Demografi Penduduk Pendidikan

    STATE (Status/Kondisi)

    1. Lahan2. Air3. Udara4. Kehati5. Pesisir dan Laut

    Beban PencemaranLaju Kerusakan

    Pemanfaatan

    RENSPONSE (Respon/Upaya)

    1. Lembaga

    2. Kebijakan3. Anggaran

    4. Program/Kegiatan5. Sumber Daya

    FaktorPembatas

    Tata Kelola(Governance)

    Dampak

    Pemulihan,Rehabilitasi,

    Antisipasi

    Gambar I-1. Diagram Model PSR (Tekanan-Status-Respon) Dengan demikian ada tiga indikator utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu: 1. Indikator tekanan terhadap lingkungan hidup (pressure). Indikator ini menggambarkan

    tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup dan sumberdaya alam. 2. Indikator kondisi lingkungan hidup (state). Indikator ini menggambarkan kualitas dan

    kuantitas sumber daya alam dan lingkungan hidup 3. Indikator respon (response). Indikator ini menunjukkan tingkat upaya dari para

    pemangku kepentingan terutama pemerintah terhadap status lingkungan hidup.

  • 7

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tekanan terhadap lingkungan hidup meliputi aktivitas seperti konsumsi energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan dan urbanisasi. Tekanan juga meliputi interaksi-interaksi berikut:

    a. Lingkungan hidup sebagai sumber aktivitas ekonomi manusia seperti mineral,

    makanan dan energi. Dalam prosesnya berpotensi mengurangi (depleting) sumber-

    sumber daya tersebut atau mengganggu ekosistem.

    b. Aktivitas manusia memberikan dampak negatif berupa polutan (sampah/limbah) dan

    kerusakan lingkungan hidup.

    c. Kondisi lingkungan hidup seperti udara, air, dan sumber pangan yang tercemar

    mempunyai dampak langsung terhadap kesehatan manusia dan kesejahteraan.

    Tekanan ini akan mengubah kondisi lingkungan hidup, yang pada gilirannya kembali mempengaruhi kesejahteraan manusia itu sendiri. Kondisi lingkungan hidup ini meliputi kualitas air, udara, lahan, ketersediaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati. Respon masyarakat terhadap perubahan ini pada tingkat yang berbeda dapat berbentuk peraturan, teknologi, dan peningkatan kapasitas lainnya. Respon ini untuk mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan aktivitas manusia. Kemampuan untuk merespon ini tergantung kepada kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia.

    Pengambilan

    Keputusan

    Informasi

    Data

    Rencana AksiLegislasi

    Alat Bantu:

    Sistem Pakar

    Rencana Aksi

    Alat Bantu:

    GIS/RS

    Indikator

    IndeksIsu Terkait

    Data Bio FisikUdara/Atmosfir

    GeologiHidrologi

    TanahTopografi

    Data Sosio EkonomiBatasan Administrasi

    InfrastrukturTataguna Lahan

    PopulasiPermukimanPerdagangan

    Lembaga

    Perencanaan atauLingkungan

    Jaringan NasionalTerdesentralisasi

    Gambar I-2. Kerangka Kerja Analisis Lingkungan hidup

  • 8

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    4. Analisis Lingkungan Hidup

    Model bagi proses analisis lingkungan hidup, seperti yang diberikan dalam Gambar I-2, akan memfasilitasi pemrosesan serta pentransformasian data ke dalam informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, data biofisik dan data sosio-ekonomis haruslah dikumpulkan, diintegrasikan, serta dianalisis untuk dapat mempresentasikan dan menganalisis keadaan lingkungan hidup secara lebih menyeluruh dan multisektoral. Kemampuan untuk mengevaluasi secara akurat perubahan lingkungan hidup sangatlah bergantung pada adanya data dasar di mana perubahan itu akan dibandingkan. Pada umumnya data status lingkungan hidup daerah ini meliputi atmosfer, topografi,

    geologi, hidrologi, tanah, serta flora dan fauna. Selain itu ditunjang oleh data sosio-ekonomi

    seperti data populasi, kesehatan, kemiskinan, pendidikan, keterbatasan administratif, tata

    guna lahan, perdagangan, infrastruktur, serta pemukiman. Data dasar yang berbeda akan

    digunakan untuk mempelajari isu yang berbeda.

  • 9

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    BAB II TATA LAKSANA LAPORAN SLHD

    A. Tujuan

    Ada tiga tujuan dasar dari Laporan SLHD, yaitu: 1. Menyediakan data dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat; 2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai kecenderungan dan kondisi

    lingkungan hidup; 3. Sarana evaluasi kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

    Laporan SLHD dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup. Pelaporan yang rutin akan menjamin akses informasi lingkungan hidup yang terbaru dan akurat secara ilmiah bagi publik, industri, organisasi non-pemerintah, serta semua tingkatan lembaga pemerintah. Laporan SLHD juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan hidup bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis serta meningkatkan kualitas kehidupan di masa kini dan masa datang. Pelaporan keadaan lingkungan hidup yang baik dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti berikut: 1. Secara rutin menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan hidup saat ini

    prospeknya di masa mendatang yang akurat, berkala, dan terjangkau bagi publik, pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta pengambil keputusan;

    2. Memfasilitasi pengembangan, penilaian dan pelaporan indikator dan indeks lingkungan hidup yang disepakati pada tingkat nasional;

    3. Menyediakan peringatan dini akan masalah potensial, dan memungkinkan adanya evaluasi akan rencana mendatang;

    4. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang untuk menjawab perubahan lingkungan hidup, termasuk kemajuan dalam mencapai standar dan target lingkungan hidup;

    5. Memberikan sumbangan dalam menelaah kemajuan bangsa dalam menjamin keberlanjutan ekologis;

    6. Merancang mekanisme integrasi informasi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi, untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang keadaan bangsa;

    7. Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) pengetahuan tentang kondisi dan kecenderungan lingkungan hidup, serta merekomendasikan strategi penelitian dan pemantauan untuk mengisi kesenjangan tersebut, serta membantu pengambil keputusan untuk membuat penilaian yang terinformasi mengenai konsekuensi luas dari kebijakan dan rencana sosial, ekonomis dan terkait lingkungan hidup, serta untuk memenuhi kewajiban bangsa untuk pelaporan lingkungan hidup.

  • 10

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Gambar II-1. Hubungan antara Indikator, Data dan Informasi menurut Pengguna B. Pengguna Produk Pelaporan Keadaan Lingkungan hidup

    Pengetahuan tentang pengguna informasi SLHD adalah penting untuk menentukan sistem pelaporan SLHD yang paling tepat. Laporan SLHD memiliki pengguna potensial yang beragam dalam kaitannya dengan fungsi pelaporan dan pemantauan. Berikut ini adalah daftar beberapa pengguna potensial tersebut: 1. Masyarakat umum; 2. Lembaga kemasyarakatan;

    5. Sekolah, pada tingkat dasar, menengah, serta tingkat lanjut; 6. Kelompok industri; 7. Pengambil keputusan di bidang pemerintahan; 8. Perencana dan pengelola sumber daya alam; 9. Media cetak dan elektronik; 10. Lembaga internasional.

    Masing-masing kelompok pengguna tersebut tentu memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data tersebut perlu mengembangkan basis data sebagai sarana penyusunan laporan keadaan lingkungan hidup di suatu daerah. Pada umumnya dibutuhkan data deret waktu (time series) untuk mendapatkan analisis kecenderungan kualitas lingkungan hidup.

  • 11

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Dengan adanya basis data time series tersebut akan mendukung pengembangan kebijakan pada tingkat daerah dan nasional. C. Prinsip Dasar Penyusunan SLHD Prinsip-prinsip dasar penyusunan laporan SLHD adalah sebegai berikut: 1. Laporan SLHD harus didasarkan pada informasi yang akurat dan ilmiah. Mutu dari SLHD

    tergantung pada transformasi data mentah menjadi informasi terolah yang berguna dalam meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan pengambilan keputusan.

    2. Informasi harus disajikan tanpa bias dan modifikasi dari sumbernya, termasuk sistem monitoring, survei lapangan, serta sumber-sumber jarak jauh (citra satelit, foto udara).

    3. Kemitraan dan kerja sama dengan komunitas, industri, organisasi non-pemerintah, serta pemerintah adalah perlu untuk keberhasilan SLHD.

    4. Laporan SLHD juga perlu memasukkan informasi tentang isu-isu global, universal, dan regional. Sebagai contoh: perubahan iklim dan kerusakan lapisan ozon. Isu global dan regional memerlukan tindakan tingkat lokal dan nasional untuk pemandu tindakan tingkat global. Isu universal mempengaruhi semua negara, misalnya tekanan populasi penduduk, akan tetapi untuk mengembangkan memerlukan tindakan tingkat lokal.

    5. Laporan SLHD harus selalu berusaha menganalisis informasi dan isu lingkungan hidup menurut prinsip pembangunan berwawasan ekologis.

    6. Laporan SLHD harus dipandu dengan kerangka konseptual yang memfasilitasi pengembangan informasi untuk menjawab pertanyaan dasar berikut:

    Apa yang terjadi? Di mana terjadi? (Apa yang merupakan kondisi dan kecenderungan dari lingkungan hidup?)

    Mengapa terjadi? Bagaimana terjadinya? (Apa penyebab perubahan yang dikarenakan oleh manusia dan alam?)

    Mengapa perubahan signifikan? (Apa implikasi biofisik dan sosio-ekonomisnya?)

    Apa respons kita? (Apa respons masyarakat untuk melindungi lingkungan hidupnya?)

    Apakah respons itu cukup? 7. Keberhasilan laporan SLHD tergantung pada tingkat pemahaman terhadap konservasi

    ekosistim dalam rangka pembangunan berkelanjutan. D. Mekanisme Peyampaian Laporan SLHD Mekanisme penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007. Peraturan pemerintah tersebut mengatur tatacara penyampaian laporan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota ke pemerintah pusat secara berjenjang. Inisiasi tindakan penanganan lingkungan hidup ini dapat diperoleh dari laporan Status Lingkungan Hidup Daerah yang ideal.

  • 12

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Dasar dari proses penyusunan laporan yang ideal adalah penelaahan lingkungan hidup secara kolektif dan kooperatif antar negara, serta kerangka pelaporan yang didukung oleh basis data informasi lingkungan hidup (Environmental Information Database) yang komprehensif. Database informasi lingkungan hidup tersebut terdiri dari data dan informasi yang lengkap dan mendalam berdasarkan suatu set indikator secara berkala di review dan dilaporkan. Dengan demikian tujuan utama penyusunan database ini adalah untuk membangun dan menyediakan mekanisme yang disepakati untuk memperbaharui jaringan komprehensif dari database dan komplementernya. Database informasi lingkungan hidup dipergunakan untuk menyusun indikator lingkungan hidup tingkat nasional dan regional, mengukur status dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup, dan kemajuan umum menuju pembangunan berkelanjutan. Informasi yang disarikan dari database lingkungan hidup ini dapat diolah untuk penyusunan laporan SLHD, di samping untuk menelaah dan mengawasi sumber daya yang berada pada kondisi kritis, untuk menentukan respons ekosistem, mengevaluasi efek kerusakan ekosistem utama, serta untuk menentukan kebijakan yang sensitif lingkungan hidup. SLHD dari suatu daerah atau wilayah adalah merujuk pada kondisi yang teramati dari dua perspektif, yaitu kondisi biofisik dan kondisi sosio-ekonomis. Pelaporan keadaan lingkungan hidup ini menyediakan gambaran umum tentang keadaan kondisi biofisik dan sosio-ekonomi, menyediakan pemahaman akan pengaruh kegiatan manusia pada lingkungan hidup serta implikasinya pada kesehatan manusia dan kesejahteraan ekonomis. Pelaporan ini juga menyediakan gambaran umum tentang hasil dari respons seperti inisiatif kebijakan, reformasi legislatif, dan perubahan tingkah laku publik. Selain itu pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan prioritas masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan. Kesadaran akan pembangunan berwawasan ekologis sekarang telah meluas di kalangan individu, komunitas, dan pemerintah. Gaya hidup manusia bergantung kritis pada serangkaian aset alamiah: tanah, air, udara, sumber daya mineral, hutan dan sistem biologis lainnya. Pembangunan berwawasan ekologis tidaklah mungkin tanpa informasi lingkungan hidup yang cukup dan terjangkau. Seluruh masyarakat sangat memperhatikan isu-isu tentang kualitas lingkungan hidup seperti polusi udara, polusi air, polusi laut, hilangnya keanekaragaman hayati, dan erosi tanah pertanian. Pengambil kebijakan memerlukan data yang andal pada isu-isu tersebut serta pada indikator kunci keadaan lingkungan hidup lainnya. Tanpa informasi yang cukup dan terjangkau maka mungkin akan terjadi kerusakan ekosistem alami dibanding tercapainya keberlanjutan ekologis. Pembangunan sosio-ekonomi mungkin tak tercapai karena tidak faham akan dampak potensial dari suatu kegiatan.

  • 13

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    E. Penanggung Jawab dan Koordinasi Laporan SLHD pada dasarnya merupakan laporan kinerja pemerintah daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan merupakan informasi yang terbuka untuk publik. Karena pengelolaan lingkungan hidup sifatnya multisektoral, maka dalam penyusunan SLHD Gubernur/Bupati/Walikota dibantu oleh: 1. Bapedalda/BPLHD/Lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup

    hidup, sebagai penanggung jawab penyusunan laporan. 2. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota. 3. BPS Provinsi/Kabupaten/Kota. 4. Dinas dan instansi terkait sebagai sumber data. 5. Perguruan tinggi. F. Mekanisme Penyusunan Proses penyusunan pada dasarnya merupakan pencatatan proses kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi pemantauan, evaluasi, dan penetapan kebijakan (lihat Gambar II-6).

    Gambar II-6. Diagram Proses Pengelolaan Lingkungan Hidup

  • 14

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Berdasarkan gambar tersebut di atas, proses penyusunan SLHD adalah sebagai berikut: 1. Penetapan Tim Penyusun SLHD oleh Kepala Daerah 2. Pengumpulan data hasil pemantauan secara berkala oleh masing-masing institusi yang

    terkait 3. Melakukan evaluasi data secara berkala yang dilakukan oleh forum Tim SLHD 4. Menyampaikan hasil evaluasi data kepada pimpinan instansi terkait untuk dibahas pada

    forum pimpinan daerah 5. Mendokumentasikan kesepakatan atau hasil rapat pimpinan daerah. 6. Menyusun Laporan SLHD. Jadwal kegiatan penyusunan Laporan SLHD adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    No. Kegiatan Tahun N Tahun N+1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

    1. Penetapan TIM SLHD 2. Pengumpulan data

    3. Pengolahan data 4. Penulisan laporan

    5. Pencetakan laporan 6. Pengiriman laporan

    G. Penyampaian Laporan Laporan SLHD Kabupaten/Kota disampaikan kepada Provinsi, Pusat Pengelolaan Ekoregion, dan Kementerian Lingkungan hidup Hidup. Adapun Laporan SLHD Provinsi diserahkan kepada Pusat Pengelolaan Ekoregion dan Kementerian Lingkungan hidup Hidup.

    H. Penyajian SLHD 1. Fisik Laporan Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari dua buah buku, yaitu: 1. Buku Laporan Status Lingkungan hidup Hidup Daerah (Buku I)

    Berisi analisis keterkaitan antara perubahan kualitas lingkungan hidup hidup (status), kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup (tekanan), dan upaya untuk mengatasinya (respon).

    2. Buku Kumpulan Data (Buku II)

    Berisi data kualitas lingkungan hidup hidup menurut media lingkungan hidup (air, udara, lahan serta pesisir dan pantai), data kegiatan/hasil kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup hidup, data upaya atau kegiatan untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, dan data penunjang lainnya yang diperlukan untuk melengkapi analisis. Kedua buku tersebut disajikan dengan prinsip rapi, formal, dan estetis. Dicetak menggunakan kertas ukuran A4.

  • 15

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Gambar II-8. Sampul Buku Laporan SLHD Kabupaten/Kota

    Gambar II-9. Sampul Buku Data SLHD Kabupaten/Kota

  • 16

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Gambar II-10. Sampul Buku Laporan SLHD Provinsi

    Gambar II-11. Sampul Buku Data SLHD Provinsi

  • 17

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    2. Buku Elektronik SLHD 1. Data yang akan disajikan pada buku kumpulan data SLHD dikelola melalui modular

    tematik SLHD pada Aplikasi SILH. Setelah data diunggah (di-upload) ke dalam modular tematik SLHD, buku kumpulan data SLHD dapat dicetak (di-print) secara elektronik melalui modular tematik SLHD dan kemudian diunduh (di-download), dilengkapi sesuai dengan kebutuhan dan dikonversi menjadi format pdf.

    2. Buku Laporan SLHD yang final juga disajikan dalam bentuk elektronik pdf. Format buku laporan SLHD dalam bentuk pdf harus lengkap sebagaiamana buku cetaknya (hardcopy) termasuk cover depan dan belakang.

    3. Buku Laporan SLHD dan buku kumpulan data SLHD dalam format elektronik tersebut disampaikan bersamaan dengan buku laporan SLHD dan buku kumpulan SLHD versi cetak sebagaiamana pada mekanisme penyampaian laporan sebelumnya (huruf G. diatas). Selain itu, buku laporan SLHD dan buku kumpulan data SLHD dipublikasikan melalui website masing-masing Instansi Pengelola Lingkungan Hidup.

    3. Sistematika Laporan SLHD a. Buku Laporan (Buku I) Buku Laporan SLHD (Buku I) terdiri dari empat bab dengan perincian sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. SISTEMATIKA KETERANGAN

    Kata Pengantar

    Ditandatangani oleh Gubernur, Bupati atau Walikota

    Daftar Isi

    Daftar Tabel

    Daftar Gambar

    Bab I Pendahuluan Menyampaikan : a. profil daerah; b. pemanfaatan dari Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah ; c. menjelaskan sekurangnya satu isu yang dianggap prioritas disertai dengan alasan;

    dan d. analisisnya dalam bentuk status, tekanan dan respon.

    Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

    Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi kualitas tanah/lahan, tutupan lahan, luas kawasan

    lindung, luas lahan kritis dan kualitas tanah - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    B. Keanekaragaman Hayati Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi spesies yang diketahui dan dilindungi serta statusnya - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

  • 18

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    C. Air Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi kondisi (kualitas dan kuantitas) sumber-sumber air di

    daratan termasuk air sungai, air tanah, danau, situ dan waduk - Perbandingan dengan baku mutu (standart/riteria) - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    D. Udara Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi kualitas udara dan keasaman (pH) air hujan - Perbandingan dengan baku mutu (standart/kriteria) - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    E. Laut, Pesisir dan Pantai Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi kualitas air laut, luas dan kondisi terumbu karang,

    padang lamun dan tutupan mangrove - Perbandingan dengan baku mutu (standart/kriteria) - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    F. Iklim Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi curah hujan dan suhu udara rata-rata bulanan - Perbandingan dengan baku mutu (standart/kriteria) - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    G. Bencana Alam Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi luas bencana, korban jiwa dan perkiraan kerugian

    akibat banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan/hutan, dan gempa bumi

    - Perbandingan dengan baku mutu (standart/kriteria) - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    Bab III Tekanan Terhadap Lingkungan

    A. Kependudukan Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi jumlah, pertumbuhan, dan kepadatan penduduk,

    serta pola migrasi - Menyajikan informasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,

    kelompok umur dan status pendidikan - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

  • 19

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    B. Permukiman Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi jumlah rumah tangga yang bertempat tinggal di

    lokasi permukiman mewah, menengah, sederhana, kumuh, bantaran sungai dan di lokasi pasang surut

    - Menyajikan informasi jumlah rumah tangga menurut sumber air untuk minum, tempat pembungan sampah dan tempat pembuangan air besar.

    - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    C. Kesehatan Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi usia harapan hidup, angka kelahiran, angka

    kematian, dan pola penyakit yang banyak diderita - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    D. Pertanian Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi kebutuhan air dan penggunaan pupuk untuk lahan

    sawah, lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan - Menyajikan informasi perubahan lahan pertanian menjadi lahan non

    pertanian dan informasi beban limbah padat dari kegiatan pertanian - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    E. Industri Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi jumlah industri yang berpotensi mencemari sumber

    air, tingkat ketaatan terhadap baku mutu dan jumlah beban limbah cairnya - Menyajikan informasi jumlah industri yang berpotensi mencemari udara,

    tingkat ketaatan terhadap baku mutu dan beban emisinya - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    F. Pertambangan Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi produksi dan luas areal konsesi pertambangan yang

    perizinan dan pengawasannya merupakan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota

    - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    G. Energi Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi perkiraan konsumsi energi untuk kegiatan

    transportasi, industri, dan rumah tangga - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    H. Transportasi Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi panjang jalan, kondisi, dan kepadatan lalu lintas dan

    jumlah limbah padat dan cair yang bersumber dari pelabuhan,terminal dan bandar udara

    - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

  • 20

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    I. Pariwisata Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan lokalisasi wisata dan jumlah pengunjung - Menyajikan informasi jumlah jumlah hotel/penginapan serta limbah cair

    dan padat yang dihasilkan - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    J. Limbah B3 Analisis sedikitnya menyajikan salah satu dari : - Menyajikan infomasi perusahaan penghasil limbah B3 serta perusahaan

    yang mendapatkan izin untuk menyimpan, mengumpulkan, megolah, memanfaatkan, mengangkut dan memusnahkan limbah B3

    - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu - Analisis Statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata)

    Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan A. Rehabilitasi Lingkungan

    - Menyajikan informasi rencana dan realisasi kegiatan reboisasi, penghijauan, dan kegiatan fisik lainnya yang terkait dengan perbaikan kondisi lingkungan

    B. Amdal - Menyajikan informasi rekomendasi Amdal yang diberikan dan hasil

    pengawasan pelaksanaan UKL/UPL

    C. Penegakan Hukum - Menyajikan informasi masalah lingkungan yang diadukan masyarakat dan

    tindak lanjutnya

    D. Peran Serta Masyarakat - Menyajikan informasi upaya perbaikan lingkungnan yang dilakukan oleh

    masyarakat

    E. Kelembagaan - Menyajikan informasi produk hukum yang dihasilkan oleh Pemerintah

    Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, anggaran pengelolaan lingkugan hidup dan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

    b. Buku Data (Buku II) Parameter dan data dari indikator yang diperlukan untuk menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi terfomulasikan dalam beberapa tabel pokok baik dalam lampiran, maupun tabel tambahan. Tabel tambahan tidak termuat dalam buku petunjuk namun untuk mempertajam suatu uraian atau analisis dapat ditambahkan data lain dalam tabel tambahan yang formatnya diserahkan kepada daerah masing-masing. Tabel tambahan merupakan dukungan atau penjelasan dari tabel pokok, oleh karena itu dalam penyusunannya tidak terpisah dari tabel pokok. Sebagai contoh tabel pokoknya DE-1, kalau ada tabel tambahan maka tabel tambahan diberi kode DE-1A, DE-1B dan seterusnya dan maksimal lima tabel tambahan saja.

  • 21

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Data dalam tabel-tabel dikelompokkan dalam masing-masing judul tabel dan kode sebagai berikut: SD: Sumberdaya Alam Kondisi sumberdaya alam suatu daerah DE: Demografi Perubahan dan struktur penduduk DS: Demografi Sosial Korelasi antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan kebutuhan fasilitas SE: Sosial Ekonomi Hubungan timbal balik antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan aktivitas dan pengembangannya SP: Sumber Pencemaran Identifikasi terhadap sumber dan beban pencemaran yang menekan lingkungan hidup BA: Bencana Alam Intensitas kejadian bencana yang telah terjadi di suatu daerah menurut jenis dan jumlah kerugian UP: Pengelolaan Lingkungan hidup Realisasi dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidup hidup Buku Data (Buku II) tetap disertai Kata Pengantar yang sama dengan Buku Laporan (Buku I) yang ditandatangani oleh Kepala Daerah (gubernur, Bupati datau Walikota). Setiap tabel dilengkapi dengan :

    1. Judul Tabel : diisi sesuai format yang tertulis

    2. Provinsi/Kabupaten/Kota : diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota penyusun laporan

    3. Tahun Data : diisi dengan tahun data yang digunakan

    4. Keterangan : diisi dengan penjelasan tanda-tanda baca seperti (-), (NA), (tad), (0) atau penjelasan tentang keberadaan komponen/ sub komponen yang diminta dalam tabel.

    5. Sumber : diisi dengan sumber perolehan data

  • 22

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Lampiran : Lampiran I berisi kumpulan tabel data SLHD Provinsi Lampiran II berisi kumpulan tabel data SLHD Kabupaten/Kota Lampiran III berisi rumus perhitungan perkiraan beban pencemar dan keterangan lainnya

    I. Keterangan Cara Pengisian Data

    1. Data diisi dengan menggunakan format baku desimal bahasa Indonesia yaitu koma dengan tanda ,. Contoh 7,4 bukan 7.4 2. Data yang tidak ada akibat :

    a. tidak dilakukan pemantauan b. tidak adanya media, kegiatan dan c. keterbatasan metodologi, dan alat pemantauan,

    tidak perlu diisi (dikosongkan). Informasi mengapa tabel atau parameter dikosongkan disampaikan pada keterangan tabel. Contohnya : Tabel SD.14 Kualitas Air Sungai, jika ada parameter yang tidak dipantau, misalnya Klorin bebas, maka nilai paramater Klorin bebas dalam tabel dikosongkan saja.

    J. Penilaian Laporan SLHD

    1. P

    enilaian laporan SLHD hanya dilakukan terhadap laporan SLHD yang buku kumpulan data SLHD-nya dicetak secara eletronik melalui modular tematik SLHD pada aplikasi SILH.

    2. Detil kriteria, cara dan mekanisme penilaian Laporan SLHD akan disampaikan pada Pedoman Penilaian Laporan SLHD yang terpisah dari buku Pedoman Penyusunan Laporan SLHD ini.

  • 23

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    LAMPIRAN I KUMPULAN DATA SLHD PROVINSI

    A. Sumber Daya Alam

    Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut PenggunaanLahan Utama

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan: Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas lahan non pertanian yang merupakan lahan terbuka dan pemukiman

    dalam satuan hektar (Ha). (4) Diisi dengan luas lahan sawah yang merupakan pertanian lahan basah dalam satuan hektar (Ha). (5) Diisi dengan luas lahan kering yang merupakan kebun campuran, semak/belukar, tegalan/ladang

    dalam satuan hektar (Ha). (6) Diisi dengan luas lahan perkebunan yang merupakan kebun dengan satu jenis tanaman atau

    komoditi tertentu kecuali kebun campuran dalam satuan hektar (Ha). (8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau dalam satuan hektar (Ha).

  • 24

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status

    Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Fungsi Luas (Ha)

    (1) (2) (3)

    Cagar Alam

    Suaka Margasatwa

    Taman Wisata

    Taman Buru

    Taman Nasional

    Taman Hutan Raya

    Hutan Lindung

    Hutan Produksi

    Hutan Produksi Terbatas

    Hutan Produksi Konservasi

    Hutan Kota

    Keterangan :

    Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Luas kawasn hutan menurut fungsi dan status sesuai ketetapan Kementerian Kehutanan yang dituangkan dalam RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

  • 25

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan

  • 26

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    Isi Tabel Merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya dengan kondisi tutupan lahan tahun berjalan

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas kawasan hutan dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan luas vegetasi yang terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, bakau dan sawah

    lading dalam satuan hektar (Ha) (5) Diisi dengan luas areal terbangun yang merupakan pemukiman dan kawasan industry dalam sataun

    hekatar (Ha) (6) Diisi dengan luas tanah terbuka yang merupakan tanah terbuka, semak belukar dan lahan kosong dalam

    satuan hekatar (Ha) (7) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak dan sungai dalam satuan hekatar (Ha)

  • 27

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Kab/Kota Uraian KSA- KPA HL HPT HP HPK APL

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    Kab/Kota A a. Hutan

    Kab/Kota A b.Non Hutan

    Kab/Kota A c.Tidak ada data

    Kab/Kota B a.Hutan

    Kab/Kota B b.Non Hutan

    Kab/Kota B c.Tidak ada data

    Kab/Kota ... (dst)

    a.Hutan

    Kab/Kota ... (dst)

    b.Non Hutan

    Kab/Kota ... (dst)

    c.Tidak ada data

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    Tabel ini merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara batas administrasi, tutupan lahan (hutan-non hutan) dan kawasan hutan berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan (RTRW) atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya

    KSA-KPA : Kawasan hutan- hutan tetap - kawasan suaka alam kawasan pelestarian alam HL : Kawasan hutan-hutan tetap-Hutan lindung

    HPT : Kawasan hutan-hutan tetap-Hutan produksi terbatas

    HP : Kawasan hutan-hutan tetap-Hutan produksi tetap

    HPK : Kawasan hutan-Hutan produksi yang dapat dikonversi

    APL : Area penggunaan lain (selain kawasan hutan) Tidak ada data : 1. Tidak terpantau/terdeteksi 2. tertutup awan

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan KSA-KPA dalam satuan hektar (Ha)

    (4) Diisi dengan HL dalam satuan hektar (Ha) (5) Diisi dengan HPT dalam satuan hektar (Ha) (6) Diisi dengan HP dalam satuan hektar (Ha) (7) Diisi dengan HPK dalam satuan hektar (Ha)

    Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan

    Hutan

    Provinsi:

    Tahun Data:

  • 28

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    (8) Diisi dengan APL dalam satuan hektar (Ha)

    Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis

    Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha)

    (1) (2) (3) (4)

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah lahan kritis dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah lahan sangat kritis dalam satuan hektar (Ha)

    Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air Provinsi:

    Lokasi:

    Tahun Data:

    No. Tebal Tanah

    Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun)

    Besaran erosi (mm/10 tahun)

    Status Melebihi/Tidak

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 < 20 cm 0,2 - 1,3

    2 20 - < 50 cm 1,3 - < 4

    3 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,0

    4 100 150 cm 9,0 12

    5 > 150 cm > 12

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentangPengendalian

    Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi dengan angka dalam satuan (mm/10 tahun)

    (5) Diisi dengan kata Melebihi atau Tidak

  • 29

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering

    Provinsi:

    Lokasi:

    Tahun Data:

    No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000)

    Hasil Pengamatan

    Status Melebihi/Tidak

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Ketebalan Solum < 20 cm

    2 Kebatuan

    Permukaan > 40 %

    3.A Komposisi Fraksi < 18 % koloid;

    3.B Komposisi Fraksi > 80 % pasir kuarsitik

    4 Berat Isi > 1,4 g/cm3

    5 Porositas Total < 30 % ; > 70 %

    6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam

    7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5

    8 Daya Hantar Listrik

    /DHL > 4,0 mS/cm

    9 Redoks < 200 mV

    10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas

    (3) Cukup jelas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

    (4) Diisiangka hasil pengamatan dengan satuan masing-masing parameter

    (5) Diisi dengan kata Melebihi atau Tidak

  • 30

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah Provinsi:

    Lokasi:

    Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas, sesuai Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000tentang Pengendalian Kerusakan

    Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan masing-masing

    (5) Diisi dengan kata Melebihi atau Tidak Tabel SD-9. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut Penyebabnya Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Penyebab Kerusakan Luas (Ha)

    (1) (2) (3)

    1 Kebakaran Hutan

    2 Ladang Berpindah

    3 Penebangan Liar

    4. Perambahan Hutan

    5. Lainnya

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

  • 31

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut Peruntukkan Provinsi: Tahun Data:

    No. Peruntukan Luas (Ha)

    (1) (2) (3)

    1 Pemukiman 2 Pertanian 3 Perkebunan 4 Industri 5 Pertambangan 6 Lainnya

    Keterangan :

    Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi berdasarkan SK Menteri Kehutanan

    (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Diisidengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

  • 32

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-11. Flora dan Fauna yang Dilindungi

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Pilihan status adalah endemik, terancam, berlimpah dan dilindungi sesuai ketetapan masing-

    masing daerah (1) Golongan fauna dan flora

    (2) Isi dengan nama spesies yang diketahui (3) Diisi dengan pilihan Yaatau Tidak untuk flora dan fauna endemik yang diketahui

    (4) Diisi dengan pilihan Yaatau Tidak untuk flora dan fauna terancam yang diketahui (5) Diisi dengan pilihan Yaatau Tidak untuk flora dan fauna berlimpah yang diketahui (6) Diisi dengan pilihan Yaatau Tidak untuk flora dan fauna dilindungi yang diketahui

  • 33

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-12. Inventarisasi Sungai

    Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Nama Sungai Panjang

    (km)

    Lebar Permukaan

    (m)

    Lebar Dasar (m)

    Kedalaman (m)

    Debit Maks (m3/dtk)

    Debit Min (m3/dtk)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : lebar sungai dan kedalaman sungai dihitung rata-ratanya

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama sungai (3) Diisi dengan menggunakan angka panjang sungai dalam satuan kilometer (Km) (4) Diisi dengan menggunakan angka lebar permukaan sungai dalam satuan meter (m) (5) Diisi dengan menggunakan angka lebar dasar sungai dalam satuan meter (m) (6) Diisi dengan menggunakan angka debit maksimal air sungai dalam satuan meter kubik per detik (m3/detik) (7) Diisi dengan menggunakan angka debit minimal air sungai dalam satuan meter kbik per detik (m3/detik)

  • 34

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-13. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Jenis Inventarisasi Nama Luas (Ha)

    Volume (m3)

    (1) (2) (3) (4)

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Isi dengan Jenis Inventarisasi,seperti Danau, situ, waduk atau embung (2) Diisi dengan nama danau,waduk,situ,embung

    (3) Diisi menggunakan angka luas Danau/ situ/ waduk / embung dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi menggunakan angka volume Danau/ situ/ waduk / embung dalam satuan meter kubik (m3)

  • 35

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-14. Kualitas Air Sungai

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber : Penjelasan Isi Tabel:

    Data Kualitas air sungai Provinsi minimal menggunakan data dari dana Dekonsentrasi pemantauan kualitas air sungai.

    (1) Isi dengan nama sungai (2) Isi dengan nama lokasi titik pantau (3) Isi dengan angka derajat lintang, tambahkan minus (-) jika berada di lintang selatan, (contoh -1) (4) Isi dengan angka menit lintang (5) Isi dengan angka detik lintang, format menggunakan detik desimal dengan tiga angka desimal dibelakang koma (contoh 55,929) (6) Isi dengan angka derajat bujur timur (7) Isi dengan angka menit bujur timur (8) Isi dengan angka detik bujut timur, format menggunakan detik desimal dengan tiga angka desimal dibelakang koma (contoh 55,929) (9) Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn)

    Kolom : (10) (30) Isi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

  • 36

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-15. Kualitas Air Danau/Situ/Embung

    Provinsi: Tahun Data :

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Isi dengan nama Danau/Situ/Embung (2) Isi dengan nama lokasi titik pantau (3) (8) isi titik kordinasi dengan format +/- ' '' (Lintang) " . (Bujur Timur) (9) Isi dengan tanggal pemantauan di masing-masing titik smapling (tgl/bln/thn)

    Kolom : (10) (30) Isi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

  • 37

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-16. Kualitas Air Sumur

    Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan: Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Isi dengan nama lokasi sampling (11) isi titik kordinasi dengan format +/- ' '' (Lintang) " . (Bujur Timur) (2) Isi dengan tanggal pemantauan di masing-masing titik smapling (tgl/bln/thn)

    Kolom : (3) (37) Isi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

  • 38

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

  • 39

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-17. Kualitas Air Laut

    Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Isi dengan nama lokasi (Pelabuhan, wisata bahari atau Biota Laut)

    (2) isi titik kordinasi dengan format +/- ' '' (Lintang) " . (Bujur Timur) (3) Isi dengan tanggal pemantauan di masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn) (4) Isi dengan nama lokasi pengambilan sampling

    Kolom :

    (1) (27) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

  • 40

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-18. Kualitas Udara Ambien

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Lokasi Lama

    Pengukuran

    SO2 (g/Nm

    3)

    CO (g/Nm3)

    N02 (g/Nm3)

    O3 (g/Nm3)

    HC (g/Nm3)

    PM10 (g/Nm3)

    PM2.5 (g/Nm3)

    TSP (g/Nm3)

    Pb (g/Nm3)

    Dustfall (g/Nm3)

    Total Fluorides sebagai F (g/Nm3)

    Fluor Index

    (g/Nm3)

    Khlorine & Khlorine Dioksida

    (g/Nm3)

    Sulphat Index

    (g/Nm3)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

    Keterangan :

    Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Isi dengan nama lokasi pemantauan

    (2) Diisi dengan angka lama pengukuran pengukuran (1jam, 24 jam, 1 tahun) disesuaikan dengan daerah

    Kolom :

    (2) (16) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

  • 41

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

  • 42

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kab/Kota

    Luas Tutupan (Ha)

    Sangat Baik (%) Baik (%) Sedang (%) Rusak

    (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1

    2

    3

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi luasan tutupan lahan menggunakan dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sangat baik (5) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi baik (6) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sedang (7) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi rusak

  • 43

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove

    Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan angka luas padang lamun dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan prosentase area kerusakan

    Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama lokasi hutan mangrove (3) Diisi dengan luasan tutupan mangrove dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan persentase tutupan mangrove (5) Diisi dengan kerapatan tutupan mangrove dalam satuan pohon/hektar(Ha)

  • 44

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pemantauan (2) Diisi dengan menggunakan angka dalam sataun milimeter (mm)

    Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pemantauan

    (3) Diisi menggunakan angka dalam sataun derajat celcius

  • 45

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SD-24. Kualitas Air Hujan Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Cukup Jelas

    Kolom :

    (2) (10) Diisi dengan hasil pengukuran setiap bulan

  • 46

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    B. Bencana Alam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian Provinsi:

    Tahun Data :

    Keterangan :

    Sumber : BNPB

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

    (1) Nomor urut Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan Kabupaten/Kota yang ada di provinsi penyusun Laporan

    (3) Diisi dengan total area terendam dalam satuan hektar (Ha) Diisi dengan total area terendam menggunakan angka dalam satuan hektar (4) Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang (5) Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang

    (6) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat bencana alam dalam satuan rupiah Diisi dengan menggunakan nilai rupiah

    Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan Provinsi :

    Tahun Data :

    No Kabupaten/Kota

    Total Area (Ha)

    Perkiraan Kerugian (Rp)

    (1) (2) (3) (4)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5. Dst

    Keterangan :

    Sumber : BNPB

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

    Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian,

    kegiatan ekonomi dan lingkungan. (1) Nomor urut Cukup jelas

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan Kabupaten/Kota yang ada di provinsi penyusun Laporan

  • 47

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    (3) Diisi dengan total area yang terkena dampak kekeringan dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat kekeringan dalam satuan rupiah

    Diisi dengan jumlah area tanaman yang mengalami gagal panen atau kekeringan dalam satuan hektar (Ha)

    Tabel BA-3. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian Provinsi: Tahun Data :

    No Kabupaten/Kota Perkiraan Luas Hutan/Lahan

    Terbakar (Ha)

    Perkiraan Kerugian (Rp.)

    (1) (2) (3) (4)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5. Dst

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan.

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah perkiraan luas hutan /lahan terbakar dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan menggunakan nilai rupiah

  • 48

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian Provinsi:

    Tahun Data:

    No

    Kabupaten/Kota

    Jenis Bencana

    Jumlah Korban Meninggal

    (jiwa)

    Perkiraan Kerugian

    (Rp.)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1

    2

    3

    4

    5 Dst..

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

    Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

    Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan. (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi Jenis bencana, selain bencana banjir kekeringan misalnya : tanah longsor, gempa bumi, tsunami,

    puting beliung (4) Diisi dengan jumlah korban meninggal dalam satuan orang

    (5) Diisi dengan perkiraan kerugian dalam satuan rupiah

  • 49

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    C. Demografi

    Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

    Provinsi: Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Luas (km2)

    Jumlah Penduduk

    Pertumbuhan Penduduk (%)

    Kepadatan Penduduk (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1

    2

    3

    4 Dst..

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan.

    (3) Diisi dengan luas kabupaten/kota (4) Diisi dengan jumlah penduduk . (5) Diisi dengan prosentase pertumbuhan penduduk.

    (6) Diisi dengan prosentase kepadatan penduduk. Tabel DE-2. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kab/Kota Laki-Laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4)

    1

    2

    3

    4

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DE-2 dan DE-3 dari pedoman sebelumnya

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dalam angka dengan satuan jiwa/orang

    (4) Diisi dengan jumlah penduduk perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang

  • 50

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota Jumlah Desa Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1.

    2.

    3.

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Kawasan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan angka jumlah desa yang ada di wilayah pesisir dan laut

    (4) Diisi dengan angka jumlah penduduk dengan satuan jiwa yang ada di wilayah pesisir dan laut (5) Diisi dengan angka jumlah rumah tangga yang ada di wilayah pesisir dan laut

  • 51

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    D. Demografi Sosial

    Tabel DS-1. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada diprovinsi penyusun laporan (3) - (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa

    Tabel DS-2. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk

    Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

    (1) (2) (3)

    1.

    2.

    3.

    4.

    dst

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan jenis penyakit yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penderita penyakit dalam satuan jiwa

  • 52

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    E. Sosial Ekonomi Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga Miskin

    Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota

    Jumlah Rumah Tangga

    Jumlah Rumah Tangga Miskin

    (1) (2) (3) (4)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi tabel :

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga di masing-masing kabupaten/kota

    (4) Diisi dengan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing kabupaten/kota

  • 53

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Provinsi:

    Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1

    2

    3

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan ledeng sebagai sumber air minum.

    Definisi air ledeng: sumber air yang berasal dari air yang telah melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air.

    (4) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumur sebagai sumber air minum.

    Definisi sumur: air yang berasal dari tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0.8 meter diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur.

    (5) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air sungai sebagai sumber air minum. (6) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air hujan sebagai sumber air minum. (7) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum. (8) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber selain kolom (3)-(7) sebagai sumber air minum

  • 54

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk

    Provinsi : Tahun Data :

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

    (3) Diisi dengan luas lahan sesuai dengan jenis tanaman (4) Diisi dengan jumlah produksi dalam setahun tiap jenis tanaman dalam ton

    (5) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

    (7) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

    (8) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

    (9) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

  • 55

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk

  • 56

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Provinsi: Tahun Data :

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

    (3) Diisi jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (4) Diisi jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (5) Diisi jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi jumlah pemakaian pupuk organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton Tabel SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

    Provinsi: Tahun Data:

    No. Jenis

    Penggunaan Baru Luas (Ha)

    (1)

    (2) (3)

    1 Permukiman 2 Industri 3 Tanah kering 4 Perkebunan 5 Semak belukar 6 Tanah kosong 7 Perairan/kolam

    8 Lainnya (sebutkan)

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas lahan yang beruba pemanfaatannya pada tahun berjalan dalam satuan hektar (ha)

    Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian

  • 57

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Tabel SE- 8 . Jumlah Hewan Ternak

    Provinsi: Tahun Data :

    No. Nama Perusahaan Jenis Bahan

    Galian Luas Areal

    (Ha) Produksi

    (Ton/Tahun)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Keterangan : Sumber Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan tabel SE-14 dan SE-15 pada pedoman sebelumnya. (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan tambang yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jenis bahan galian pertambangan (4) Diisi dengan luas areal produksi dalam satuan Hektar (Ha) (5) Diisi dengan jumlah produksi pertambangan dalam satuan ton per tahun Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per Hektar Provinsi : Tahun Data :

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan luas lahan sawah 1 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar.

    (4) Diisi dengan luas lahan sawah 2 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar.

    (5) Diisi dengan luas lahan sawah 3 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar.

    (6) Diisi dengan jumlah produksi padi dalam satu tahun per hektar dalam ton.

  • 58

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2014

    Provinsi : Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Sapi

    Perah Sapi

    Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1.

    2.

    3.

    4.

    dst

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah sapi perah dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (4) Diisi dengan jumlah sapi potong dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (5) Diisi dengan jumlah kerbau dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

    (6) Diisi dengan jumlah kuda dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

    (7) Diisi dengan jumlah kambing dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (8) Diisi dengan jumlah domba dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (9) Diisi dengan jumlah babi dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

  • 59

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE-9 Jumlah Hewan Unggas dari Jenis Unggas Provinsi :

    Tahun Data :

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel:

    No. Kab/Kota Ayam

    Kampung Ayam Petelur

    Ayam Pedaging

    Itik

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1.

    2.

    3.

    4.

    dst

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada dikabupaten/kota penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah ayam kampung dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (4) Diisi dengan jumlah ayam petelur dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor

    (5) Diisi dengan jumlah ayam pedaging dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah itik dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor

  • 60

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013 2013

    E. Sumber Pencemar Tabel SP-1. Jumlah Jenis Industri/Kegiatan Usaha Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber:

    Penjelasan isi tabel: Tabel ini merupakan penggabungan antara tabel SE-12 dan SP-10 pada pedoman sebelumnya.

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan jenis industri

    (3) Diisi dengan jumlah produksi dalam ton/tahun

    (4) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

    (5) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

    (6) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

    (7) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

  • 61

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013 2013

    Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan

    Provinsi :

    Tahun Data:

    No Jenis Kendaraan Bensin Solar

    (1) (2) (3) (4)

    1 Beban

    2 Penumpang pribadi

    3 Penumpang umum

    4 Bus besar pribadi

    5 Bus besar umum

    6 Bus kecil pribadi

    7 Bus kecil umum

    8 Truk besar

    9 Truk kecil

    10 Roda tiga

    11 Roda dua

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan isi tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai dengan jenis kendaraan yang tertulis

    (3) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar bensin dalam satuan unit

    (4) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar solar dalam satuan unit

  • 62

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013 2013

  • 63

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-3.Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar

    Provinsi :

    Tahun Data:

    No. Klasifikasi

    Industri LPG

    Minyak Bakar

    Minyak Diesel

    Solar Minyak Tanah

    Gas Batubara Biomassa

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    1.

    2.

    3.

    4.

    dst

    Keterangan :

    Sumber :

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan isi tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisiberdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986)

    Contoh: Industri kimia dasar, Industri Mesin dan logam dasar, Industri Kecil, Aneka Industri. (3) Diisi dengan jumlah pemakaian LPG per sektor industri dalam satuan kilogram (kg)

    (4) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak bakar per sektor industri dalam satuan liter (5) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak diesel per sektor industri

    (6) Diisi dengan jumlah pemakaian solar per sektor industri (7) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak tanah per sektor industri

    (8) Diisi dengan jumlah pemakaian gas per sektor industri (9) Diisi dengan jumlah pemakaian batubara per sektor industri

    (10) Diisi dengan jumlah pemakaian biomasa per sektor industri

  • 64

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-4. Konsumsi Bahan Bakar untuk keperluan Rumah Tangga

    Provinsi :

    Tahun Data :

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan isi tabel:

    (1) Nomor Urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah LPG yang digunakan dalam satuan kilogram

    (4) Diisi dengan jumlah minyak tanah yang digunakan dalam satuan liter

    (5) Diisi dengan jumlah briket yang digunakan dalam satuan

    (6) Diisi dengan jumlah kayu bakar yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton

    (7) Diisi dengan jumlah bahan bakar lainnya yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton

  • 65

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat berdasarkan Sarana Transportasi

    Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan:

    Sumber:

    Penjelasan isi tabel

    (1) Diisi dengan sarana transportasi darat, air dan udara

    (2)

    contohnya tempat sarana transportasi darat antara lain ; terminal bus Pulogadung, stasiun kereta api Solo Balapan dll Diisi dengan tipe terminal, jenis pelabuhan, peran & fungsi pelabuhan berdasarkan lampiran...

    (3) Diisi dengan lokasi sarana transportasi (4) Diisi dengan luas kawasan sarana transportasi dalam satuan hektar (Ha)

    (5) Diisi dengan perkiraan volume limbah padat tempat sarana transportasi

  • 66

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung, dan Luas Kawasan Provinsi:

    Tahun Data:

    No.

    Nama Obyek Wisata

    Jenis Obyek Wisata

    Jumlah Pengunjung (orang per tahun)

    Luas Kawasan (Ha)

    Volume Limbah Padat (m3/Hari)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. 2. 3. 4. dst

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan isi tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama obyek wisata yang ada

    (3)

    Diisi dengan jenis obyek wisata, misal Wisata alam, wisata agro, wisata bahari, wisata selam

    (4) Diisi dengan jumlah pengunjung pada obyek wisata (5) Diisi dengan luas kawasan obyek wisata (6) Disii dengan perkiraan volume limbah obyek wisata

  • 67

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-7. Perkiraan beban Limbah padat dan cair berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan: Sumber:

    Penjelasan isi tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kelas hotel yang ada (sesuai standar Kementerian Pariwisata)

    (3) Diisi dengan jumlah kamar yang ada (4) Diisi dengan prosentase tingkat hunian per tahun

    (5) Diisi dengan perkiraan limbah padat (sampah) dalam meter kubik per Hari (6) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair BOD dalam ton per tahun.

    (7) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair COD dalam ton per tahun.

    1.

  • 68

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar

    Provinsi: Tahun Data:

    Sumber : Keterangan :