Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Penyertaan Allah
Nyata
Dalam rangka Ulang Tahun ke 25
Jemaat Indonesia WPC Bull Creek Oktober 2017
[Untuk kalangan sendiri – Disusun oleh kelompok KTB]
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………….. 1
1. Allah yang pro-aktif ………………….. 3
2. AnugerahNya menakjubkan ...……… 6
3. Berdosa tapi dikasihi .……………… 10
4. Berkat anugerah Tuhan nyata ……. 12
5. Berkat terselubung ………………… 17
6. Diselamatkan dan dipelihara ……... 20
7. Diterima sebagai keluarga ………… 21
8. Gagal tapi lulus …………………….. 24
9. Karena ibu ………………………….. 26
10. Kasih setia Tuhan …………………. 27
11. Kekuatan dari Tuhan ……………… 29
12. Makin mengenal Tuhan …………... 31
13. Melalui ibu, kasih Tuhan nyata …... 34
14. Melalui sekolah, kasih Tuhan nyata 36
15. Melalui teman, kasih Tuhan nyata 38
16. Meragukan keberadaan Allah ……. 40
17. Mujizat Tuhan nyata ………………. 43
18. Penyertaan Allah nyata …………… 47
19. Rancangan damai sejahtera Tuhan 49
20. Seisi rumah percaya ……………… 51
21. Sembuh dari Pneumothorax ……... 54
22. Semua karena anugerahNya …….. 56
23. Trauma Bergereja …………………. 61
24. Tuhan makin nyata dalam hidupku 63
25. Tuhan mencukupi kebutuhanku …. 65
1
Kata Pengantar
Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya
terhadap diriku. (Mazmur 66:16)
Buku ini dibuat sebagai proyek dari Kelompok
Tumbuh Bersama (KTB) WPC Bull Creek
dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun
ke 25 jemaat Indonesia WPC Bull Creek.
Kami mencari info dari jemaat yang bersedia
menceritakan pengalaman kehidupan imannya,
lalu mencoba menuliskan atau merapihkan
dalam struktur seperti yang anda bisa temukan
dalam buku ini.
Jadi buku ini merupakan kumpulan kesaksian
atas berkat atau hal-hal yang dilakukan TUHAN
dalam kehidupan mereka, yang merupakan
bukti nyata bahwa TUHAN adalah Allah yang
hidup, memanggil dan menyertai setiap umat
atau calon umatNya. Hal mana sejalan dengan
tema perayaan ke 25 ini yaitu PERAK
(Penyertaan Allah dalam Kristus).
Untuk keseragaman penulisan, semua nama
tidak dicantumkan atau disamarkan, agar fokus
pembaca hanya tertuju kepada kemuliaan Allah
saja, sehingga kami harapkan dapat menjadi
2
dorongan bagi pembaca untuk merenungkan
juga karya TUHAN dalam hidup anda, tuliskan
serta mau membagikan sebagai kesaksian bagi
orang lain. Hal tersebut sejalan dengan vision
statement gereja WPC Bull Creek:
Making wholehearted disciples of Christ
who know Him and make Him known.
Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.
(Mazmur 66:20)
3
1. Allah Yang Pro-aktif
Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya;
ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.
(Yesaya 65:24)
Saya selalu yakin bahwa Allah dari semua agama
adalah sama. Semua agama baik dan menuntun kita
ke surga. Hanya caranya yang berbeda.
Itu yang saya pegang dan percayai, karena itulah
yang diajarkan selama ini.
Pada tahun 1992, ketika berusia 16 tahun, saya
mengikuti kamp gereja, bapak pendeta pembicara
kamp tersebut menantang saya untuk menerima
Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat,
karena hanya Dia satu-satunya jalan menuju surga.
Yang saya pikirkan saat itu: “Jika yang diajarkan
selama ini benar bahwa semua agama akan
membawa saya ke surga; dan jika yang dikatakan
bapak pendeta itu benar bahwa dengan menerima
Yesus saja saya akan masuk surga; maka ini adalah
‘win-win’ situation (keduanya akan
menguntungkan) bagi saya. Yang manapun yang
benar, saya akan ke surga.
Karena itu saya mengatakan kepadanya: “Ya saya
4
mau menerima Yesus.” – tetapi saya katakan
dengan motivasi yang keliru. Saya masih belum
sungguh-sungguh mengenal Dia.
Allah baik. Dia memakai hal yang terjadi dengan
motivasi yang salah itu untuk menarik saya dekat
datang mengenalNya. Sejak saat itu, saya berjanji
kepada bapak pendeta dan juga teman-teman saya
bahwa saya akan mulai berdoa dan membaca
Alkitab setiap hari. Dari berdoa dan membaca
Alkitab itu, saya bertumbuh makin mengenal Yesus
dan mengalami penyertaanNya dalam berbagai
peristiwa, hingga saat ini. Saya tahu bahwa saya
perlu terus bertumbuh sampai akhirnya bertemu
muka dengan muka dengan Dia.
Saat patah hati, dikhianati, saya merasa berada di
titik terbawah dari hidup saya. Tak ada seorangpun
yang dapat saya ajak bicara. Yang bisa saya lakukan
hanyalah berdoa kepada Tuhan, meski semua telah
saya katakan dan serukan kepadaNya.
Suatu hari, saya diam saat berdoa, karena tak tahu
apa lagi yang harus dikatakan. Dalam kesunyian itu,
saya mendengarNya. Janji FirmanNya yang pernah
saya dengar, kembali muncul dengan begitu jelas.
5
Janji FirmanNya itu memberi saya tujuan hidup.
Kejadian itu juga mengajarkan saya bahwa berdoa
adalah komunikasi dua arah. Bukan hanya saya yang
berbicara kepadaNya, tapi saya juga perlu untuk
mendengarkan Tuhan (FirmanNya). Maka doa akan
menjadi sesuatu yang nyata. Doa jangan hanya
menjadi cadangan terakhir, saat yang lain sudah tak
bisa menolong lagi. Karena doa (atau berbicara
kepada Tuhan) telah menjadi alasan/sebab saya
bisa terus menjalani kehidupan saya.
6
2. AnugerahNya Menakjubkan
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(Matius 6:33)
Dalam tahun pertama di universitas, saya ikut
kelompok pemahaman Alkitab seminggu sekali
setiap hari Jum’at, di saat mahasiswa beragama
Islam sembahyang, sehingga pasti tidak ada kuliah.
Kelompok pemahaman Alkitab itu baru dimulai
tahun itu, karena itu baru ada kelompok dan hanya
terdiri dari 5-6 orang.
Suatu hari, saya yang diberi tugas untuk membuat
bahannya (sok tahu saja, gitu).
Saat saya mencoba memahami arti Lukas 16:16,
semua yang selama ini hanya seperti jigsaw puzzle,
potongan – potongan yang berdiri sendiri, tiba-tiba
'semua'nya klik/fit menjadi satu gambar yang jelas.
Kita TIDAK diminta untuk memenuhi hukum Taurat
lagi. Karena kabar baik tentang Kerajaan Allah telah
diberitakan: Keselamatan hanya karena anugerah
dan iman saja (Saved by grace and faith alone –
Amazing Grace!).
7
Setelah lulus, saya memutuskan menjadi dosen di
Fakultas Tehnik di suatu universitas. Saya menerima
banyak komentar, salah paham dan ‘cemoohan’
dari banyak pihak termasuk keluarga dan teman
dekat di persekutuan.
Sebagian teman khawatir saya tidak akan bisa
memberi nafkah yang cukup bagi keluarga, karena
rendahnya gaji dosen.
Sebagian lagi menganggap saya tidak berani
menghadapi tantangan dunia teknik sipil yang ‘riil’,
dan cuma berani di dunia pendidikan yang teoritis.
Dengan pertolongan Roh Kudus kami dikuatkan
untuk berpegang pada janji Tuhan dalam Matius 6:33
‘Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.’
Sebelum saya mengambil keputusan, seorang
teman dekat, salah satu pemimpin persekutuan di
kampus dengan sangat prihatin mengatakan kepada
saya: “Nanti anakmu terpaksa masuk sekolah negeri
dan bajunya tidak bisa seperti teman-temannya,
sehingga orang akan melihat itu dan kamu akan
mempermalukan Tuhan karena orang Kristen kok
miskin.”
8
Wah, komentar teman tersebut sangat
menggoyahkan; tapi Roh Kudus sungguh
menguatkan saya melalui perenungan arti ayat
Matius 6:33 tersebut. Saya mengambil kesimpulan:
1. Janji Allah dalam ayat tersebut pasti benar,
seperti halnya dengan semua janji Allah yang lain
dalam Alkitab.
2. Hasil dari ketaatan pada Firman Allah (yang
diartikan dengan benar, tentunya), tidak mungkin
akan mempermalukan Allah.
3. Jadi, saya mungkin akan miskin sebagai
konsekuensi pilihan tempat bekerja yang saya
lakukan, tetapi kemiskinan tersebut tidak
mungkin akan mempermalukan Allah.
Kalaupun saya harus miskin, kemiskinan tersebut
juga akan mempermuliakan Allah.
Keputusan nekad? Ya, kalau menurut ukuran dunia,
tetapi tidak kalau menurut ukuran iman kepada
Allah yang memberi makan burung pipit dan
memberi keindahan pada bunga bakung.
His amazing grace, anugerahNya sungguh
menakjubkan, itulah yang saya alami.
9
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
(Efesus 2:8)
10
3. Berdosa Tapi Dikasihi
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Yohanes 3:16)
Saya dilahirkan di keluarga Kristen. Sejak kecil saya
telah diajarkan tentang Firman Tuhan, ke gereja
setiap minggu secara rutin dan mengikuti
persekutuan remaja (Youth) setiap hari Jum’at
malam. Saya juga rajin berdoa.
Ketika saya sudah bertambah usia dan makin
mengenal dunia berdosa di sekitar saya, maka saya
mulai meninggalkan Tuhan. Pada masa di SMA (high
school) saya mulai berpaling pada hal-hal yang
dapat membuat saya senang, puas, dan sempurna.
Itu menjadi berhala (idols) yang saya utamakan.
Tetapi kenyataan yang saya temukan dalam diri
adalah ketidak puasan, ketidak sempurnaan dan
kesedihan, karena hal-hal tersebut tidak dapat
memberikan atau memenuhi impian/harapan saya.
Akhirnya saya sadar bahwa hal-hal duniawi itu tidak
memiliki arti apa-apa, karena itu semua hanya
11
pemenuhan atau kepuasan sementara, kemudian
datanglah kekosongan pada jiwa/diri saya.
Setelah selesai SMA (high school) dan memasuki
studi di universitas, saya menjadi sadar bahwa
meski saya ke persekutuan remaja (Youth) dan ke
gereja, tetapi saya terus menolak Tuhan.
Ketika saya mengikut suatu kamp gereja, saya
menyadari bahwa saya memerlukan Tuhan. Dia
adalah Juruselamat yang sesungguhnya. Meski saya
berdosa begitu banyak, Dia tetap mengasihi saya.
Dia mengirimkan AnakNya yang tunggal untuk mati
di salib. Hal itu menyatakan kasihNya yang lebih
besar dari kasih siapapun juga yang ada di dunia ini.
Setelah menyadari kebenaran itu, maka saya
memutuskan untuk menjadi anggota gereja.
Saya sungguh dilahirkan kembali sebagai manusia
baru. Saya menjadi seorang Kristen.
Tuhan terus menuntun, menolong dan menghibur,
terkhusus dalam masa-masa berat atau duka,
seperti saat ditinggal oleh kakek dan nenek yang
begitu saya kasihi.
12
4. Berkat Anugerah Tuhan Nyata
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima
kasih karunia demi kasih karunia - Grace upon grace.
(Yohanes 1:16)
Meski saya sudah ke gereja, tetapi saya belum
mengerti sepenuhnya tentang iman Kristen.
Saat saya di SMA kelas satu, seorang kakak kelas,
siswa SMA kelas tiga, memperkenalkan kepada saya
tentang pertobatan, keselamatan dalam Yesus dan
bagaimana saya bisa menerimanya. Dengan tekun
dia terus membantu saya bertumbuh dalam iman
dan pengenalan tentang Kristus, sampai saya telah
kuliah di universitas. Sungguh saya bersyukur untuk
kebaikannya.
Saya masih terus belajar menaruh Kristus sebagai
yang utama dalam hidup saya, termasuk dalam
hidup pernikahan. Meski telah menikah lama, kami
masih belum mempunyai anak. Tetapi kami tetap
merasa berbahagia, karena kami telah menerima
kemurahan dan kasih karunia Allah yang terbesar,
yaitu keselamatan Yesus Kristus. Hubungan dengan
Kristus adalah hal yang paling penting bagi kami.
13
Setelah lima belas tahun menikah, istri saya hamil.
Kami tidak memberitahu orang-orang, menunggu
sampai umur kandungannya mencapai tiga bulan.
Kami sungguh-sungguh menjaga kehamilan itu
dengan penuh harap.
Saat usia kandungan mencapai 7-8 minggu, istri
saya mengalami pendarahan. Kami menjadi kaget
dan panik. Segera saya membawa istri ke rumah
sakit. Di bagian gawat darurat (emergency), kami
menunggu dan menjalani semua prosedur dan
pemeriksaan yang dilakukan dengan begitu tegang,
karena usia kandungan yang masih sangat muda.
Setelah dokter melakukan USG dan menemukan
detak jantung janin serta diperiksa oleh seorang
dokter kandungan, maka dinyatakan bahwa
janinnya masih selamat dan sehat. Puji Tuhan!
Pada usia kandungan 12 minggu, kami kontrol ke
dokter kandungan. Kami diberi informasi bahwa
kemungkinan bayi kami mengalami down syndrome
cukup tinggi, karena usia kami yang tidak muda lagi.
Maka kami melakukan segala proses pemeriksaan
untuk mendeteksi kelainan tersebut. Puji Tuhan,
14
dokter akhirnya mengatakan: Congratulations!
Ternyata bahwa bayi kami sehat.
Saat usia kandungan mencapai 13 minggu, istri saya
kembali mengalami pendarahan. Saya ingat betul
itu terjadi pada hari Sabtu sekitar pukul 5 pagi. Istri
saya terus merintih. Saya menjadi pucat dan panik.
Segera kami menuju ke rumah sakit. Saya menjadi
begitu stress karena pendarahannya tak kunjung
berhenti. Ketika dokter yang menanganinya di
ruang gawat darurat (emergency) mengatakan: “It’s
miscarriage”. Istri saya dinyatakan mengalami
keguguran. Hati saya hancur, tapi saya kuatkan diri
untuk bisa menolong istri saya yang sudah terus
menangis.
Dokter dan para staff rumah sakit terus melakukan
tindakan dan monitor. Kami berdua hanya bisa
berseru kepada Tuhan. Datang dokter lain yang
memeriksa istri saya dan juga menyatakan bahwa
istri saya keguguran. Akhirnya diputuskan untuk
melanjutkan dengan prosedur pembersihan rahim.
Untuk itu saya harus menandatangani surat
persetujuan dan berbagai formulir lainnya.
15
Sebelum tindakan pembersihan rahim itu dilakukan,
istri saya harus di-scanned lagi untuk memeriksa
dan memastikan keadaaan rahimnya. Tetapi Karena
itu adalah hari Sabtu, maka kami harus menunggu
pukul 10.00, saat tempat untuk scan itu beroperasi.
Rasanya waktu berjalan begitu lama dan berat.
Kami berdua merasa sangat hancur. Sangat sulit
bagi kami untuk mengatakan ‘amin’ terhadap apa
yang selama ini kami telah pelajari, yaitu: ke-maha
kuasa-an Allah, rencana Allah dan kebesaran Allah.
Bahkan kami menolak, saat ditawari untuk didoakan
oleh pastor yang melayani di rumah sakit itu.
Ketika dilakukan scanning, istri saya tidak mau
melihat layar USG sama sekali. Maka layar besar
dimatikan. Hanya saya dan dokter USG yang melihat
melalui layar monitor kecil. Dokter Bernadette,
dokter USG itu berkata: “The baby is alive!”.
Saya tidak percaya. Dokter Bernadette pun
menunjukkan tanda detak jantung bayi kami yang
tampak pada layar monitor. Saya pun melonjak
kegirangan dan bersorak “Puji Tuhan!”
Istri sayapun tidak percaya akan hal itu dan minta
16
untuk ditunjukkan bukti itu kepadanya. Dan benar,
bayi kami masih hidup.
Ketika bayi kami lahir, maka kami beri dua nama
yang mengandung arti: anugerah/karunia dan lahir
kembali. Nama itu senantiasa akan mengingatkan
kami bahwa hanya anugerah Tuhan dia bisa lahir
kembali. Sama seperti anugerah/kasih karunia
terbesar bagi setiap anak Allah adalah dia bisa lahir
baru, bisa dilahirkan kembali di dalam Yesus Kristus.
17
5. Berkat Terselubung
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
(Mazmur 34:9).
Kira-kira empat tahun yang lalu, tempat saya
bekerja di Melbourne mulai goyang. Karena itu,
saya berusaha mencari pekerjaan yang baru.
Sudah 15 kali saya menjalani interview tapi tidak
satupun yang berhasil, padahal saya sudah berdoa.
Sampai saat diberhentikan, saya masih belum
mendapat pekerjaan juga. Akhirnya saya menerima
panggilan untuk diinterview oleh sebuah
perusahaan di Perth.
Dibandingkan interview sebelumnya, saya merasa
interview ini yang paling berantakan. Hal tersebut
membuat saya sama sekali tidak yakin akan bisa
mendapatkannya. Tetapi di luar dugaan, saya
berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut.
Karena itu saya tahu bahwa itu bukan karena saya
mampu, tapi hanyalah karena kemurahan Tuhan.
Dia telah memberikan pekerjaan terbaik yg pernah
saya dapatkan.
18
Sungguh ini pelajaran rohani yang tidak terlupakan.
Tuhan ingin saya belajar untuk berserah penuh
kepadaNya, bukan mengandalkan kemampuan diri
sendiri.
Setelah pindah ke Perth, saya diajak oleh teman
papi ke gereja WPC Bull Creek, tempat beribadah
saya sampai sekarang.
Mula-mula saya merasakan isi kotbahnya lebih
berat dari gereja saya sebelumnya, karena bukan
hanya mengajarkan tentang hal-hal moral saja.
Apa lagi setelah saya diajak utk mengikuti seminar
Christ Centered Message. Melalui seminar ini saya
makin mengerti kalau kotbah yang baik harus
mempunyai pesan yang berfokus pada Kristus dan
apa yang telah dilakukanNya di kayu salib bagi kita,
bukan pada hal-hal moral saja. Inilah yang selalu
disampaikan dengan konsisten oleh pendeta-
pendeta WPC Bull Creek.
Saya juga mengikuti pelatihan penginjilan dengan
metode Evangelism Explosion (EE). Melalui
pelatihan ini, saya tidak hanya dibekali bagamana
cara menceritakan injil kepada orang lain, tapi juga
saya makin mengerti konsep keselamatan yang
19
benar, sehingga saya makin bersyukur atas
anugerah keselamatan di dalam Yesus.
Jadi, ternyata saya pindah ke Perth ini tidak hanya
diberi Tuhan pekerjaan yang terbaik saja, tapi
terlebih lagi diberi tempat beribadah yang terbaik di
mana iman dan pengenalan saya akan Tuhan Yesus
makin bertumbuh. Amin.
20
6. Diselamatkan Dan Dipelihara
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,
dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
(Yohanes 10:10)
Saya dibesarkan di keluarga Kristen.
Pada tahun 2013, ketika saya di kelas 8 (year 8),
saya mengikuti kamp remaja (Faith Camp). Di kamp
itu saya mengalami perasaan terharu luar biasa,
sungguh tak tertahankan. Saya disadarkan, betapa
Tuhan telah menolong dan berkorban bagi saya;
Yesus datang ke dunia dan menderita bagi saya!
Sejak saat itu, saya menjadi seorang Kristen.
Saya sempat mengikuti salah satu mission trip yang
diadakan. Kami harus berjalan melalui berbatu-batu
dan jalan setapak yang berbahaya. Di atas sebuah
jembatan, saya melihat ke bawah dan “Wow, bila
saya sampai terjatuh, pasti saya akan mati”.
Kami sempat juga bertemu dengan ular, tetapi kami
berhasil menghindarinya. Melalui kejadian-kejadian
itu, saya makin sadar bahwa Tuhan selalu menjaga,
melindungi dan memelihara saya.
21
7. Diterima Seperti Keluarga
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan anggota-anggota keluarga Allah.
(Efesus 2:19)
Saya lahir bukan di keluarga Kristen. Saya mulai
mendengar tentang Yesus ketika kakak-kakak saya
mengajak saya ke gereja.
Ketika SMA (high school) saya mulai ke gereja setiap
minggu. Saya tertarik belajar tentang agama karena
ingin menjadi orang baik, dipandang sebagai orang
baik, melakukan hal-hal yang baik dan pada
akhirnya diberkati oleh Tuhan.
Maka ketika pindah ke Perth karena studi lanjut di
Universitas, saya mulai beribadah di gereja WPC
Bull Creek.
Saat pertama kali datang di WPC, saya langsung
diajak dan ikut ke camp pemuda. Saya sempat ragu
karena belum kenal banyak orang. Tetapi karena
anak-anak mudanya sangat “welcoming” (ramah).
Kakak-kakak, om-om dan tante-tantenya juga
ramah-ramah. Segera gereja ini terasa seperti
22
keluarga besar buat saya, apalagi saya sedang jauh
dari keluarga.
Di WPC saya dibantu untuk belajar Firman lebih
dalam serta menyadari adanya banyak cara-cara
berpikir atau pengertian yang salah tentang
kekristenan dan iman kepada Yesus. Persekutuan
pemuda & PDM, Evangelism Explosion, KTB dan
kebaktian benar-benar menolong saya untuk
semakin mengenal Kristus secara benar.
Pendeta Paulus, Pendeta Erick dan banyak jemaat
lainnya telah menjadi berkat dalam kehidupan
pribadi terkhusus dalam pertumbuhan rohani saya.
Melihat ke belakang, saya bersyukur kepada Tuhan
yang telah menunjukkan kasih setia-Nya, meski saya
seringkali tidak setia bahkan berdosa kepada-Nya.
Meski iman saya lemah, Tuhan tetap sabar. Seperti
Bapa yang baik, Dia menuntun dan menunjukkan
kebaikan-Nya. Di dalam kekurangan saya, Tuhan
memberikan begitu banyak kesempatan untuk
melayani-Nya, baik di gereja, di pekerjaan, di
keluarga dan di tempat-tempat lainnya.
Di dalam diri Yesus dan karya keselamatan-Nya
yang saya terima dengan iman, saya yakin bahwa
23
saya mendapatkan 'acceptance' dari Allah dan
memiliki pengharapan kekal dalam situasi apapun.
Itulah yang mendorong saya untuk hidup
melakukan kehendak-Nya dengan sukacita.
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena
kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:8-10)
24
8. Gagal Tapi Lulus
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
(Pengkotbah 3:11)
Pertama kali saya ke gereja adalah pada saat natal
tahun 2014, karena diajak “boyfriend” saya. Setelah
itu, dia terus berusaha mengajak saya ke gereja
dengan segala cara dan alasan. Karena usahanya
itu, maka akhirnya saya menerima Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat pribadi saya.
Salah satu pengalaman luarbiasa saya setelah itu
adalah saat gagal dalam menyelesaikan salah satu
ujian dalam studi saya.
Saya kecewa berat dan hanya bisa berdoa mohon
penghiburan dari Tuhan serta bertekad untuk
melakukan lebih baik di saat yang akan datang.
Tak lama setelah itu, saya dipanggil oleh pejabat
‘unit coordinator’ dan diminta untuk datang
menemuinya. Dia menanyakan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak sempat saya selesaikan itu.
Puji Tuhan, karena dia cukup puas dengan jawaban
25
dan penjelasan yang saya berikan, maka dia
meluluskan saya untuk ujian tersebut. Saya sungguh
sangat bersyukur untuk kebaikan Tuhan ini.
26
9. Karena Ibu
Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam
kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
(Mazmur 22:11)
Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Ibu saya terus
mendorong saya untuk melayani di gereja dan terus
berbicara tentang betapa luarbiasanya menjadi
seorang Kristen itu.
Akhirnya, dengan menyaksikan dampak/pengaruh
kekristenan atas diri ibu saya dan teman-temannya,
maka sayapun juga menjadi orang Kristen.
Seorang diri, ibu saya membesarkan saya dan kakak
saya. Hal yang tampaknya tidak mungkin akan bisa
dilakukannya, baik secara keuangan, emosi dan hal-
hal lainnya. Tetapi hanya dengan karunia, kebaikan
dan pertolongan Tuhan saja, kami sekeluarga bisa
melalui semua itu dan menyaksikan betapa ajaib
dan besarnya Tuhan itu.
27
10. Kasih Setia Tuhan
Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan,
oleh sebab itu aku akan berharap:
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN,
tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
(Ratapan 3:21-23)
Orang tua saya bukan orang yang mampu, tetapi
mereka rela menjual mobil dan rumah untuk dapat
membelikan tiket ( one way) dan membayar biaya
sekolah saya di Australia, di TAFE selama 1 semester
saja. Tuhan dengan ajaib telah mencukupkan semua
kebutuhan hidup saya, bahkan memberikan saya
pekerjaan part-time, sehingga sayapun dapat
melanjutkan studi ke universitas.
Belas kasihanNya terus berlanjut saat saya studi di
universitas. Tuhan memberikan saya kesehatan dan
kekuatan untuk belajar sambil bekerja.
Sampai sekarangpun kasih setia Tuhan tak berubah,
meskipun saya sering mendukakan Dia.
Hanya karena tuntunan dan kebaikan Tuhan saja,
saya dapat bergereja di Gereja WPC Bull Creek.
Saya selalu diingatkan, baik melalui kotbah hari
28
minggu ataupun teman-teman di kelompok kecil,
bahwa Tuhan adalah Yang memegang kendali (in
control) dan bahwa semua hal di dalam hidup ini
seharusnya dilakukan dengan berpusatkan pada
Kristus, bukan pada diri sendiri.
Sungguh saya bersyukur kepada Tuhan atas segala
kebaikan, tuntunan dan kasih setiaNya yang tak
habis-habisnya itu.
29
11. Kekuatan Dari Tuhan
Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan,
kebijaksanaan-Nya tak terhingga.
(Mazmur 147:5)
Tahun 2016 adalah tahun yang berat dan penuh
tantangan dalam hidup saya, karena berbagai
masalah keluarga yang ada, ditambah dengan
kepergian mama tercinta yang begitu cepat, hanya
dalam waktu satu bulan sejak diketahui sakitnya.
Meskipun demikian, saya harus tetap kuat untuk
pulang ke Indonesia, mengurus penguburan Mama.
Dengan hati yang penuh rasa sedih, saya berdoa
untuk tidak mempertanyakan kuasa Tuhan atas
kepergian Mama.
Puji syukur, Tuhan memampukan saya untuk
menjalankan semua tradisi yang ada di tengah
tengah keluarga yang berbeda kepercayaan.
Tuhan tetap menyertai dan menguatkan saya,
sebagai pengikutNya tanpa rasa gentar sedikitpun.
Tahun ini, saat memperingati satu tahun kepergian
mama di Indonesia, saya kembali diperhadapkan
dengan salah satu sepupu yang sakit keras.
30
Perjalanan antara rumah dan Rumah Sakit telah
membukakan mata hati saya, Tuhan mengijinkan
saya di situ untuk dapat memberikan penghiburan
buat keluarga tante yang berbeda kepercayaan.
Saya dikuatkan untuk tetap teguh didalamNya dan
berdoa bagi kesembuhan sepupuku. Namun
rencana Tuhan berbeda dengan yang dipikirkan
manusia. Pada saat saya kembali ke Perth, sepupu
saya itu dipanggil pulang oleh Tuhan.
Saya bersyukur dengan semua pengalaman hidup
saya, baik dalam pelayanan gereja, dalam pekerjaan
dan dalam keluarga. Tuhan menguatkan saya untuk
dapat melalui semua bersamaNya hingga hari ini.
Saya bersyukur Tuhan selalu menyertai dan tidak
pernah jauh dari saya. Saya terlebih lagi bersyukur
untuk jaminan keselamatan yang Tuhan Yesus
berikan, yang dibayar mahal dengan darahNya.
Untuk itu, saya bersyukur, berterimakasih dan mau
mempersembahkan hidup saya bagi kemuliaan
namaNya, melalui pelayanan yang diperkenan dan
dimampukanNya untuk saya lakukan di masyarakat.
31
12. Makin Mengenal Tuhan
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku
dan domba-domba-Ku mengenal Aku
(Yohanes 10:14)
Saya lahir di keluarga ‘setengah Kristen’, maksudnya
ayah katolik dan ibu Kristen. Ibu mendidik saya
mengenal Tuhan dengan mengajak ke gereja
mengikuti sekolah minggu, tapi ayah tidak ikut.
Kadang beliau ke gereja katolik, kadang tidak pergi
sama sekali. Dari kecil saya sudah tahu cerita-cerita
di Alkitab.
Meski sudah mendengar Injil sejak di sekolah dasar
(SD), tapi saya masih bingung bagaimana caranya
bisa mendapat keselamatan. Masa sih cuma dengan
berdoa dan menerima Tuhan Yesus menjadi
Juruselamat saja? Bukankah seharusnya dengan
melakukan berbagai perbuatan yang baik?
Tapi saya berhenti hanya sampai di situ, tanpa
bertanya atau lainnya.
Saat saya di SMA (high school) dan mulai mengikuti
persekutuan pemuda, saya mengalami ‘titik balik’
(turning point). Itu terjadi saat saya ikut kamp yang
32
diadakan oleh sekolah. Disitu saya ditantang untuk
ikut KTB (kelompok tumbuh bersama), kebetulan
saya berada di kelompok yang dipimpin oleh Kepala
Sekolah. Saya bertumbuh melalui pengajaran dan
disiplin rohani seperti renungan, saat teduh,
pendalaman Alkitab dan menghapal ayat yang
diadakan di dalam KTB itu.
Ayat yang berbicara khusus kepada saya adalah:
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan.” (Roma 10:9)
Ayat itu meneguhkan iman percaya saya.
Kemudian saya juga mengikuti KTB yang dipimpin
oleh pendeta tempat saya bergereja (Pendeta
Hendra). Saya belajar berbagai hal baru tentang
kekristenan, misalnya tentang cara berdoa yang
intim dan pribadi.
Banyak peristiwa dalam hidup dipimpin Tuhan yang
saya alami dan takkan terlupakan. Salah satunya
adalah saat saya mencari kerja. Karena sedang
berlangsung krisis keuangan, maka saya tak kunjung
mendapatkan pekerjaan, meski telah memiliki
pengalaman. Hal itu sempat membuat saya stress
33
(tertekan) dan jadi meragukan Tuhan - apa Tuhan
sebetulnya ada atau hanya imajinasi saja.
Saya sempat mencobai Tuhan dengan menjadi tidak
taat kepadaNya. Sampai akhirnya saya menyerah
dan berserah kepada Tuhan untuk ikut jalanNya.
Dan Tuhan membukakan jalan, sehingga saya bisa
mendapatkan pekerjaan (my second job).
Bagi saya, itulah konfirmasi keberadaan Tuhan.
Tuhan membuka mata hati saya bahwa Dia sungguh
ada dan selalu menyertai. Sukacita besar meliputi
diri saya atas jawaban Tuhan itu!
Dia adalah Tuhan yang hidup, yang menyertai saya
sepanjang hidup. Kenyataan itu memberi sukacita
yang jauh lebih besar dari hal mendapat pekerjaan
itu sendiri. Pelajarannya jelas yaitu melalui berkat-
Nya, Tuhan pimpin kita mengenal Dia, Sang Pemberi
/Sumber Berkat itu sendiri.
34
13. Melalui Ibu, Kasih Tuhan Nyata
"Bagi manusia hal ini tidak mungkin,
tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
(Matius 19:26)
Saya lahir di keluarga Kristen, tetapi saya baru
sungguh-sungguh menjadi Kristen, menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, dalam acara KKR
(kebaktian kebangunan Rohani) Youth Kamp jemaat
Indonesia WPC Bull Creek di tahun 2009.
Setelah itu, tidak langsung berarti perjalanan hidup
saya menjadi mudah dan mulus. Banyak tantangan
masih terus menghadang. Antara lain, perdebatan
dengan ibu yang sangat mengasihi saya. Mulai dari
yang besar, sampai perdebatan tentang masalah-
masalah kecil. Terkadang saya sadar bahwa orang
tua tentu lebih berpengalaman. Tetapi kebanyakan
yang saya lakukan adalah apa yang saya pikir benar,
tak peduli dengan nasihatnya. Meski saya bukan
anak yang baik dan patuh, tetapi Ibu tetap sabar
dan menyayangi saya.
Sungguh saya sangat bersyukur, karena melalui ibu,
saya dapat mengenal Yesus. Melalui ibu, saya dapat
memahami dan merasakan kasih Yesus. Ibu bekerja
35
keras demi biaya studi dan kehidupan kami, anak-
anaknya di Perth, demi masa depan kami.
Sungguh, hanya karena penyertaan TUHAN, melalui
kerja keras ibu itu, kami dapat menikmati banyak
hal dan bisa menjadi seperti kami sekarang ini.
Hal-hal yang pada awalnya tampak sangat mustahil.
Saya juga merasakan kasih dan penyertaan Tuhan
melalui saudara-saudari seiman di gereja WPC Bull
Creek. Terkhusus akhir-akhir ini, saya merasa sangat
dekat dengan mereka.
Melalui diskusi dan tukar pikiran dengan mereka,
saya dapat makin mengenal Tuhan dan iman
percaya saya kepada Tuhan terus bertumbuh makin
kuat.
36
14. Melalui Sekolah, Kasih Tuhan Nyata
Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku:
ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki,
dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
(Yesaya 55:11)
Saya lahir di keluarga bukan Kristen. Tetapi saya
bersekolah di SD Katolik dan SMP Kristen.
Di masa remaja, saya mengalami krisis identitas
karena hubungan kedua orang tua yang retak akibat
adanya orang ketiga.
Hidup terasa hancur berantakan, tanpa tujuan.
Saya bertanya-tanya, “Apakah arti hidup ini?”
Pada saat seperti itu, di gereja yang berlokasi di
SMP tempat saya sekolah, diadakan KKR (Kebaktian
Kebangunan Rohani) tentang ‘DOA’. Tidak lama
kemudian (Juli 1994), juga diadakan Kamp remaja.
Saya mengikuti keduanya. Dalam Kamp itulah saya
digerakkan Tuhan mengambil keputusan untuk
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadi.
Hal berkesan lain adalah sukacita yang saya rasakan
saat menceritakan injil kepada kedua orang tua,
37
adik-adik dan sepupu saya yang tinggal serumah.
Sukacita yang hampir sama dengan saat saya
menerima Yesus sebagai Tuhan pertama kali.
Saya juga bersyukur dapat bergereja di WPC Bull
Creek (Indonesia) selama kurang lebih tiga belas
tahun ini. Meski bukan gereja yang tanpa masalah
/konflik (menurut saya tidak ada gereja di dunia ini
yang sempurna), namun gereja ini selalu menomor-
satukan Kristus dalam setiap hal, baik itu dalam
kotbah, pelayanan, persekutuan, persahabatan dan
lainnya. Saya yakin ini adalah gereja yang baik dan
berkenan kepada Allah. Gereja ini memberi saya
makanan rohani yang sehat, kesempatan untuk
‘exercise’ (latihan) rohani melalui berbagai
kesempatan pelayanan, sehingga saya tidak
menjadi ‘obese’ (kegemukan).
Saya juga dipersiapkan untuk memuridkan orang
lain menjadi murid Kristus, dimulai dari keluarga
(anak-anak) saya.
38
15. Melalui Teman, Kasih Tuhan Nyata
Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu,
bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga
hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
(1Tesalonika 2:8)
Saat di kelas dua SMP di sebuah sekolah Kristen,
seorang teman menceritakan tentang injil kepada
saya. Saat itulah Tuhan menggerakkan hati saya
untuk percaya dan mau diajak ke gereja.
Meski orangtua saya bukan Kristen, saat saya minta
ijin, mereka memperbolehkan saya ke gereja.
Saya bersyukur, bahwa melalui sekolah dan teman-
teman, saya mengenal dan percaya kepada Yesus.
Tidak berhenti di situ. Setelah itu, saya terus juga
belajar dari teman-teman seiman dan sepelayanan
tentang hidup dalam iman percaya. Saya belajar
untuk melayani dengan rendah hati, belajar untuk
berani menyatakan diri dan iman saya, belajar
untuk mengandalkan dan mengalami kuasa doa,
belajar terbuka dan mengandalkan Tuhan dalam
setiap pergumulan saya.
Saya bersyukur, Tuhan memberikan berbagai
macam teman, sehingga memberi saya motivasi
39
untuk menyadari dan berusaha mengatasi berbagai
kelemahan saya sendiri.
Ketika saya pindah dari Indonesia ke Perth, saya
mengalami masa penyesuaian yang berat. Meski
saya mempunyai banyak teman, tapi kadang saya
merasa begitu kesepian. Sungguh saya bersyukur
karena Yesus menyertai dan menjadi tempat
pelarian saya, sehingga saya tidak terbawa untuk
melakukan yang bukan-bukan.
Saya juga sangat bersyukur bisa bergereja di WPC
Bull Creek (Indonesia). Terkhusus pada tahun-tahun
pertama saya di Perth, saya bisa beribadah dan
pelayanan seperti di Indonesia. Terkhusus program
kegiatannya yang banyak macamnya, sangat
membantu proses saya beradaptasi dengan
kehidupan di Perth.
Saya bersyukur dan berterimakasih untuk para
pimpinan gereja WPC Bull Creek dan keluarganya,
yang terus setia dalam pelayanan mereka.
40
16. Meragukan Keberadaan Allah
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya,
yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya,
dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya
sejak dunia diciptakan,
sehingga mereka tidak dapat berdalih.
(Roma 1:20)
Pada usia 22 tahun, saya mengalami masa paling
gelap dalam kehidupan saya. Saya meragukan iman
percaya saya. Pertanyaan yang muncul: “Apakah
Allah sungguh-sungguh ada dalam hidup saya? Atau
itu hanya suatu bayangan yang diciptakan oleh
pikiran, karena saya sudah mendengarnya sejak di
Sekolah Minggu?
Segera semua pengalaman-pengalaman dengan
Allah tampak menjadi tak berarti dan hanya sebagai
suatu kebetulan saja.
"Tidak ada Allah dalam hidup saya ". Pikiran ini
menghantui saya. Saya menjadi takut dan merasa
sendiri. Saya tak pernah merasa sendiri dan tidak
berdaya seperti ini. Tanpa ada yang melindungi atau
memberi tuntunan. Juga tak memiliki hidup kekal.
Yang ada hanya kegelapan dan kekosongan. Semua
41
pikiran buruk datang atas setiap hal yang saya
lakukan. Saya tampak biasa saja dalam hidup sehari-
hari, tetapi di dalam diri saya, terkhusus saat malam
hari, sangat mengerikan.
Saya tahu Allah betul ada, saya hanya ingin
mengetahui dengan pasti bahwa Allah yang saya
kenal adalah Allah yang sesungguhnya. Saya terus
bertanya dalam doa dan tak pernah melewati waktu
teduh untuk mencari jawabannya.
Saya bergumul dan menangis.
Sampai pada suatu hari, waktu teduh saya
mengambil bacaan Alkitab dari Lukas 12:22-31 "Hal
kekuatiran". Waktu teduh itu membahas perihal
jangan kuatir akan hidup, tentang apa yang hendak
kamu makan atau pakai. Tetapi (!!) dalam ayat 28
tertulis: "..., hai orang yg kurang percaya."
Itu seperti sedang bicara kepada saya: “Hai kamu,
ya kamu” dan karena berbagai alasan saya terus
membaca sampai ayat 32:
"Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena
Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu."
Seluruh tubuh saya merinding. Saya berlutut sambil
menangis. Allah berbicara kepada saya. Suatu
42
jawaban langsung. Itu adalah saat yang tak dapat
saya lukiskan. Terimakasih Allahku dan puji Tuhan!
Saya menganggap diri sangat beruntung, masa-
masa yang menyedihkan itu hanya berlangsung
selama dua bulan (meski terasa seperti bertahun-
tahun). Sejak hari itu, saya memiliki kepastian
mengenai iman percaya saya dan saya sangat
bersukacita atas pengalaman ini.
Enam tahun berlalu dan masih ada saja saat-saat
dimana saya ragu kembali, tetapi pengalaman itu
terus mengingatkan saya bahwa saya milikNya.
Apakah anda juga pernah meragukan iman anda?
Teruslah berdoa, bersaat teduh dan jangan
meninggalkan persekutuanmu dengan Kristus.
Dia sungguh ada dan dia pasti akan menjawab
semua yang mencariNya dengan sepenuh hati.
Yang saya alami, itu perlu dua bulan, tapi masa
penantian itu bisa lebih pendek atau lebih panjang
bagi anda.
Atau mungkin Allah sedang memberikan jawab yang
menguatkan iman anda, melalui sharing atau bagi
pengalaman yang singkat ini.
43
17. Mujizat Tuhan Nyata
"Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
(Lukas 18:27)
Banyak peristiwa besar maupun kecil terjadi selama
hidupku bersama Tuhan. Salah satu dari peristiwa
tersebut adalah mujizat Tuhan yang nyata kualami.
Pada tahun 2000 ibuku mengalami stroke, sehingga
kaki tangan sebelah kirinya tidak bisa digerakkan.
Kadar gula darah dan tekanan darah tinggi adalah
pemicunya.
Dalam masa delapan tahun setelah itu, kondisi
ibuku dapat dikatakan masih cukup bagus.
Setiap tahun dia masih dapat berkunjung ke Perth
dan tinggal selama sebulan pada setiap
kunjungannya. Kebahagiaan terpancar dari muka
ibuku pada saat berada di Perth. Kami menikmati
setiap detik saat kebersamaan itu. Sebaliknya,
akupun berusaha sebanyak mungkin untuk
mengunjunginya di Jakarta.
Namun pada tahun 2009, kondisinya semakin
menurun. Akhirnya, karena mengalami komplikasi
paru-paru, jantung lemah, tekanan darah tinggi dan
44
gula darah meninggi, maka ibuku mengalami
serangan stroke kembali.
Selama 1 bulan dia dirawat di rumah sakit dan tidak
mendapat kesembuhan yang berarti. Mereka pada
akhirnya mengakui bahwa mereka tidak memiliki
obat-obatan yang diperlukan untuk ibuku.
Mereka menganjurkan agar ibuku segera dibawa ke
Singapore. Saran mereka ini baru diberikan karena
melihat suhu tubuh ibuku sudah tidak menurun lagi
dan kedua bola mata hitam ibuku sudah mengarah
ke atas penuh, bisa terkena serangan stroke lagi.
Kami bergegas menghubungi pihak rumah sakit
Singapore untuk bisa dikirimkan pesawat khusus
yang dapat membawa ibuku segera mungkin.
Pelayanan pihak rumah sakit Mt Elizabeth terpuji
untuk mengatasi pasien yang dalam kondisi kritis
seperti ibuku saat itu.
Setiba di rumah sakit Mt Elizabeth dengan
pelayanan yang istimewa sekitar 7 dokter specialists
sudah menunggu di pintu masuk. Mereka dengan
sangat cekatan menggiring ibuku ke ruang operasi.
Mereka adalah dokter yang masing-masing memiliki
gelar professor dari berbagai universitas terkenal
45
mancanegara dengan keahlian yang berbeda-beda,
seperti brain (otak), lung (paru-paru), diabetes
(kencing manis), hypertension (darah tinggi) dan
lainnya.
Mereka tidak melakukan operasi otak, karena team
ahli dokter lainnya tidak setuju, mengingat kondisi
ibuku yang sudah melemah. Menurut mereka,
gumpalan darah di otak bisa segera membesar dan
pecah setiap saat. Maka akan berakibat fatal jika
dilakukan pengangkatan gumpalan darah tersebut.
Setelah debat panjang, team ahli dokter tersebut
pada akhirnya menyerah dan memutuskan untuk
tidak melakukan apapun. Mereka hanya
menghimbau agar segera memanggil pihak keluarga
berkumpul untuk segera mempersiapkan acara
funeral. Mereka berpendapat dengan kondisi
seperti itu, ibuku hanya akan bertahan paling lama
tiga hari.
Kami sangat terpukul dan sedih mendengar
keputusan team ahli dokter tersebut.
Di dalam kesedihan yang mendalam, keputus-asaan
dan ketidak mampuan itu, aku masih mempunyai
harapan di dalam Tuhan Yesus. Aku berlutut berdoa
46
memohon Tuhan Yesus untuk memberikan mujizat
di kamar ICU, di mana ibuku terbaring koma, penuh
dikelilingi selang-selang alat kedokteran.
Tak putus-putusnya aku berdoa memohon
pertolongan Tuhan. Aku percaya Tuhan mendengar
seruanku. Pada hari ketujuh ibuku terjaga dari
komanya dan bisa dipindahkan ke ruang pemulihan
selama dua bulan. Kemudian ibuku diperbolehkan
pulang ke Jakarta, tapi tetap harus datang untuk
melakukan check up ke Singapore.
Pihak team ahli dokter terkagum dan hanya mampu
menggelengkan kepala atas apa yang terjadi dengan
ibuku. Menurut mereka, ibuku hanya bisa bertahan
paling lama tiga hari lagi, namun kuasa Tuhan
menentukan berbeda.
Ucapan syukur dan terima kasihku kepada Tuhan
tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Tuhan
masih mengijinkan ibuku untuk hidup lebih lama
(dua tahun) bersama kami.
Pada tahun 2012 ibuku menghembuskan nafasnya
yang terakhir dengan tenang di tempat tidurnya.
Dia kembali ke rumah Bapa surgawi.
47
18. Penyertaan Allah Nyata
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau;
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.
(Yesaya 41:10a)
Saya lahir dan bertumbuh dalam keluarga Kristen.
Saat saya masih remaja, kami sekeluarga dengan
keluarga teman papa pergi berliburan. Kami pergi
bertujuh dengan mengendarai sebuah mobil.
Tiba-tiba teman papa saya yang menyetir mobil itu
menabrak sebuat pohon asem yang besar di daerah
Jatiroto, Jember.
Semua orang di daerah itu mengatakan bahwa
pohon asem itu angker. Biasanya, semua mobil yang
menabraknya, semua penumpangnya meninggal.
Saya sungguh bersyukur kalau kami bertujuh,
semua selamat.
Banyak orang datang menolong kami.
Dalam kecelakaan itu, saya yang menderita luka
paling berat. Dengan sebuah mobil sedan sewaan,
saya dibawa ke sebuah rumah sakit di Surabaya.
Selain luka-luka, saya juga mengalami gegar otak.
48
Saya dirawat di rumah sakit selama kurang lebih
sebulan. Tetapi akibat dari kecelakaan itu, saya
sempat mengalami kesulitan dalam sekolah
sehingga tidak naik kelas. Namun saya sungguh
bersyukur kepada Tuhan, hanya karena penyertaan-
Nya saja, kalau hingga hari ini saya bisa tetap
menjalani hidup penuh berkat.
Kasih Allah yang begitu besar juga selalu menyertai
dan menyediakan apa yang kami perlu. Begitu juga
ketika kami datang ke Perth. Kami sempat bergereja
di salah satu Chinese Presbyterian Church selama
kurang lebih 10 tahun. Tetapi karena istri saya
mengalami kesulitan untuk memahami kotbah
dalam Bahasa Mandarin, maka kami pindah ke
gereja berbahasa Indonesia. Saat ini, kami sudah 7
tahun bergereja di WPC Bull Creek dan kami merasa
cocok dan terberkati.
49
19. Rancangan Damai Sejahtera TUHAN
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
(Yeremia 29:11)
Kami tiba di Perth tanpa tahu harus kerja atau
usaha apa. Tetapi ketika kami mendaftarkan
sekolah untuk anak-anak, kami berkenalan dengan
sepasang suami-istri yang juga berasal dari
Indonesia. Mereka sangat ramah dan bersahabat.
Segera kami menjadi akrab, bahkan berlanjut
dengan bekerjasama dalam usaha restaurant ‘fish &
chips’, yang kemudian beralih ke usaha ‘post office’.
Kami sangat terkesan dengan cara kerja mereka
yang rajin dan tekun; terbuka, jujur dan tak pernah
bersungut-sungut. Selama ini, kami tak pernah
bertemu orang atau teman sebaik mereka.
Ketika mereka mengajak kami untuk ikut ke gereja,
tentu kami dengan senang hati menyambut ajakan
mereka itu. Meski saat itu kami bukan orang
Kristen, tapi karena kami sangat menghormati dan
menghargai mereka sebagai teman baik, maka kami
mau ikut mereka.
50
Minggu demi minggu, mereka terus menemani dan
mendorong kami datang ke gereja. Dari tidak
mengerti sama sekali, kami mulai sedikit-sedikit
menangkap yang dikotbahkan. Suatu saat, mereka
juga yang mengaturkan waktu khusus untuk
dibimbing pendeta, maka akhirnya kamipun
menerima Yesus, dibaptis dan menjadi anggota
gereja WPC Bull Creek.
Setelah itu, jalan hidup kami bukan tanpa cobaan
atau kesusahan, bahkan saat ini kekuatan fisik kami
telah menurun karena usia, tapi kami telah
mengenal dan percaya Tuhan. Dia yang telah
merancang jalan-jalan kami, rancangan yang
memberi damai sejahtera bukan kecelakaan. Dia
yang telah memberi harapan pasti akan hari depan
dalam kekekalan nanti bersamaNya.
Kami percaya dan yakin akan hal itu, mengingat
bagaimana Tuhan yang telah mengaturkan begitu
rupa, sehingga kami bisa bertemu dengan teman
baik kami, yang kemudian mengenalkan kami
dengan Yesus, Juruselamat dan TUHAN kami.
51
20. Seisi Rumah Percaya
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus
dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
(Kisah 16:31)
Saya lahir sebagai anak pertama di keluarga bukan
Kristen dan mendapat kesempatan untuk kuliah di
Melbourne. Di Melbourne saya diajak teman ke
gereja Kristen. Ketika orang tua mengetahuinya,
mereka langsung melarangnya. Tapi bersyukur
karena mereka di Indonesia, jadi saya bisa tetap
pergi ke gereja.
Kira-kira 11 tahun yang lalu, saya pindah ke Perth
dan bergereja di WPC Bullcreek, di mana adik papa
dan keluarganya beribadah. Melalui kotbah-kotbah
tiap minggu, iman saya pun makin bertumbuh dan
dikuatkan. Di gereja itu, Tuhan mempertemukan
saya dengan suami dan juga mengaruniakan anak-
anak. Dengan mengikuti kelompok Mums & Tods
kemudian Growing Kids God's Way, kami belajar
bagaimana mendidik anak-anak dan bagaimana
menjadi ibu/orang tua seperti yang Tuhan
kehendaki, serta saling menguatkan/mendoakan
sesama anggota kelompok. Saya juga bersyukur
52
karena dikelilingi teman-teman yang baik dan
bijaksana.
Akhirnya orang tua mengijinkan menjadi Kristen,
meski mereka masih tidak percaya kepada Tuhan
Yesus. Saya hanya bisa mendoakan mereka dan juga
ketiga adik saya agar mereka bisa percaya Tuhan
Yesus. Saya pegang janji firmanNya bahwa bila satu
orang saja percaya, maka seisi keluarganya akan
diselamatkan. Ternyata Tuhan menjawab doa saya,
satu per satu adik-adik saya mulai percaya Tuhan
Yesus dan menjadi Kristen. Tapi sayang, orang tua
saya, terkhusus papa, masih mengeraskan hati.
Tahun lalu, adik kedua saya jatuh sakit dan harus
dirawat di Rumah sakit. Saya sangat sedih, tapi dia
percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana yang
indah dengan sakitnya itu. Ternyata penyakitnya
bertambah buruk, sehingga membuat papa betul-
betul kehilangan harapan. Pada saat pendeta dari
gereja adik saya datang berkunjung, dia memakai
kesempatan itu untuk menantang papa agar mau
percaya kepada Tuhan Yesus; dan …… papa mau!
Puji Tuhan.
53
Sejak saat itu papa dan mama saya tiap hari rajin
mengikut Tuhan, bersaat teduh dan membaca
Firman. Juga papa minta saya mengajarkan
bagaimana cara berdoa. Mujizat-pun terjadi,
penyakit adik saya berangsur-angsur sembuh.
Akhirnya, sekarang semua anggota keluarga saya
sudah mengenal Tuhan Yesus. Semua hanya karena
anugerahNya. Soli Deo Gloria. Amin.
54
21. Sembuh Dari Pneumothorax
Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu
dan berkata kepadamu:
"Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."
(Yesaya 41:13)
Saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pada acara KKR (Kebaktian
Kebangunan Rohani) di salah satu Youth Camp WPC
Bull Creek.
Pengalaman yang berkesan sejak saya hidup di
dalam Yesus adalah saat saya menderita sakit
pneumothorax.
Dokter mengatakan bahwa saya harus ke rumah
sakit untuk mengeluarkan udara yang terperangkap
di sekitar dada saya.
Beberapa orang dari gereja datang mengunjungi.
Kami berdoa bersama. Lalu om Erick mengantar
saya ke rumah sakit, karena kedua orang tua saya
sedang ada di Indonesia.
Setelah diperiksa di rumah sakit dan beberapa lama
diobati dokter, akhirnya saya dapat menjadi sehat
kembali.
55
Saya sungguh bersyukur dan berterimakasih kepada
Tuhan yang telah menolong saya melalui masa-
masa sulit itu dengan segala yang saya perlukan.
56
22. Semua Karena AnugerahNya
Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau.
Ia membimbingku ke air yang tenang.
(Mazmur 23:1,2)
Semasa muda aku belum mengenal Allah Tritunggal.
Aku condong kepada hal-hal Sekular, free thinker,
tidak beragama. Fisalfat hidupku mengikuti “Pantha
Rhei” – semuanya mengalir bagaikan air sungai dan
segalanya senantiasa berubah. Dalam hatiku, aku
mendambakan QUALITY OF LIFE (hidup yang
berkwalitas).
Namun sekalipun aku belum mengenal Allah,
bahkan mungkin masih seteruNya, kasih Allah yang
tak berkesudahan, tanpa sepengetahuanku, ada
bersamaku. Dia sedang merenda dan menenunku,
membuat segalanya indah pada waktuNya.
Sepanjang hidupku, aku diluputkan dari mara
bahaya dan diperjumpakan dengan orang-orang
dan situasi yang “HEAVENLY SENT” (dihadirkan
secara ajaib).
Secara ajaib Dia menuntunku, Dia membuka jalan
57
saat tiada jalan. Dia tahu apa yang aku perlukan dan
Dia mencukupiNya sebelum aku memintanya.
Aku dipertemukan dengan jodohku, yang kemudian
menjadi isteriku yang cocok “chemistry”-nya,
sehingga kami bisa saling melengkapi.
Kami dianugerahi kebahagiaan, meski kami menikah
secara Sekular (tanpa upacara agama apapun) di
tengah suasana dalam negeri Indonesia dan dunia
yang sedang berkecamuk huru-hara serta berbagai
peperangan.
Setelah lewat masa kegelapan datanglah masa
damai dan “booming” di Indonesia dan di berbagai
negara lain. Kami sekeluarga boleh menikmati hidup
berkecukupan dan nyaman. Namun justru hal itu
membuatku merenungkan kembali cita-citaku
meraih “Quality of Life”.
Mulailah aku mencari-cari informasi tentang
negara-negara mana yang cocok untuk ber-
emigrasi. Ternyata syarat-syaratnya berat, sehingga
kami perlu menunggu beberapa tahun lagi.
Aku percaya, dalam hal memilih ini pasti juga ada
campur tanganNya, sehingga akhirnya kami berhasil
pindah ke Perth, Australia.
58
Mengawali hidup baru di negara baru bisa serba
sulit, bisa pula menarik, karena berjumpa dengan
orang-orang dan kebudayaan asing. Butuh waktu
lama untuk menyesuaikan diri dengan “sikon”
(situasi dan kondisi) dan iklim, apalagi usiaku ketika
itu sudah mencapai 49 tahun. Tuhan membuatku
lupa akan kesusahanku. Tuhan mengajari kami
seperti seorang Bapa mengajari anak-anakNya.
Sejak menetap di Perth tahun 1990-an, aku mulai
mengikuti berbagai kebaktian dan kegiatan suatu
Persekutuan atau Fellowship, hanya sekedar untuk
“sosialisasi” saja. Belum ada gedung gerejanya dan
belum ada Pendetanya.
Selang beberapa waktu baru mereka memperoleh
tempat beribadah di gedung gereja WPC Bullcreek
dan kemudian mendatangkan Pendeta Paulus
Surya.
Sampai suatu hari di tahun Millenium (tahun 2000),
kala usiaku menjelang 60 tahun yang berarti
memasuki umur golongan Senior, aku meneropong
dan merenungkan masa silam, masa kini dan masa
mendatang. Akhirnya aku memutuskan untuk
dibaptis dan itu dilaksanakan oleh Pendeta Paulus
59
Surya pada tanggal 2 Desember 2000. Seperti ada
skenario yang diatur Tuhan yang juga mendengar
doa ibuku selama puluhan tahun (ibuku meninggal
4 Desember 2003) dan juga pengaruh pergaulan
dengan teman-teman seiman. Ada sukacita sejati,
ada damai sejahtera. Aku mengikuti arus SUNGAI
KEHIDUPAN sebagaimana penglihatan Nabi
Yehezkiel (47:1-12).
Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau.
Ia membimbingku ke air yang tenang.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku;
gadamu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.
(Mazmur 23:1,2,4)
Sampai saat ini di kala usiaku menjelang 77 tahun
dan usia pernikahan kami 51 tahun, kami bersyukur
boleh tetap mendapatkan kasih karunia dan belas
kasihan Tuhan. Sampai masa tua kami, Tuhan terus
menggendong dan membimbing kami sehingga
kami tidak menjadi “part of the problems” (bagian
dari masalah-masalah) dan kami diperlengkapi
dengan perasaan “content” (puas). Sungguh
60
TUHANku adalah JEHOVAH JIREH (Tuhan yang
menyediakan segalanya).
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan
ketertiban. (2 Timotius 1 :7)
Aku bersyukur TUHAN, Allahku membawa aku masuk ke dalam
negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan
danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon
anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan
pohon zaitun dan madunya; suatu negeri dimana engkau akan
makan roti dengan tidak usah berhemat, dimana engkau tidak
akan kekurangan apapun; suatu negeri yang batunya
mengandung besi dan dari gunungnya akan kau gali tembaga.
Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan
memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang
diberikan-Nya kepadamu itu. (Ulangan 8:7-10)
61
23. Trauma Bergereja
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang mendekat.
(Ibrani 10:25)
Ketika masih di Indonesia, kami pernah bergereja
yang pendetanya liberal. Ketika menjelaskan
Yohanes 5:1-16, dia mengatakan bahwa kolam
tersebut bergoncang karena gempa bumi.
Sejak saat itu saya dan istri berusaha mencari gereja
yang mengajarkan kebenaran.
Ketika kami pindah ke Perth, kami memilih gereja
dari dominasi reformed. Tetapi kembali kami
mengalami trauma bergereja, karena terjadi konflik
di dalam gereja itu, yang begitu buruk dampaknya.
Maka kami memutuskan untuk mencoba mencari
gereja berbahasa Inggris yang juga menekankan
kebenaran.
Kami pindah dari satu gereja ke gereja lain, hingga
suatu kali kami mendengar kotbah dari pendeta
Steve Schoof. Saya bisa mengikuti dan memahami
penuh kotbahnya tersebut. Maka kami mulai sering
62
datang. Saya mulai merasa cocok, tetapi istri saya
masih mengalami kesulitan untuk memahami
kotbah dalam Bahasa Inggris.
Suatu kali kami mendengar pendeta Paulus Surya
berkotbah di kebaktian berbahasa Inggris. Saya
merasa kotbahnya sangat mudah dipahami dan inti
kotbahnya menjelaskan kebenaran. Tetapi trauma
bergereja di jemaat berbahasa Indonesia masih
membuat kami segan untuk mencoba datang ke
kebaktian Indonesia WPC Bull Creek. Tapi saat
menimbang-nimbang, kami pikir: “Kita coba deh.
Kita lihat jemaatnya. Kalau membuat kita tidak
nyaman, ya sudah, kita tetap bergereja di kebaktian
berbahasa Inggris saja.”
Maka kami memberanikan diri datang. Ternyata
jemaatnya begitu berbeda dari yang kami kira.
Kamipun merasa nyaman bergereja di jemaat
Indonesia WPC Bull Creek.
Setelah berhati-hati mempertimbangkan selama 1-2
tahun, maka kamipun memutuskan untuk menjadi
anggota dan turut aktif dalam pelayanan yang ada.
Kami sungguh bersyukur bisa bergereja di WPC Bull
Creek dan benar-benar bertumbuh dalam iman.
63
24. Tuhan Makin Nyata Dalam Hidupku
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(Matius 6:33)
Meski aku telah giat melayani di gereja, menghapal
ayat-ayat Alkitab, terkhusus Matius 6:33, tapi hatiku
terasa kosong dan tidak ada pertobatan yang sejati.
Tuhan belum menjadi prioritas hidupku dan bukan
Raja yang bertahta dalam pikiran, hati, perkataan
dan segala laku-ku.
Aku makin merasa munafik, setiap minggu
mendengar kotbah tentang kasih Tuhan dan
dorongan untuk berbuat baik, tetapi aku masih
lebih mengasihi hal-hal duniawi dan diriku daripada
mengasihi Tuhan.
Di tahun 2008, suatu hal buruk terjadi, aku kecewa
berat dan ingin meninggalkan gereja.
Tahun 2010, aku pindah ke Perth dan bergereja di
WPC Bull Creek (Indonesia). Seorang sahabat
memberi dan mendorongku untuk membaca buku
Rick Warren yang berjudul ‘The purpose driven life’.
Tuhan membuatku meratap dan menyesali semua
perbuatanku.
64
Kemudian Tuhan membuat aku sungguh bertobat,
saat menerima pengajaran tentang anugerah dan
kejatuhan manusia di gereja WPC.
Aku diperbaharuiNya. Pikiran dan keinginan hatiku
mulai berubah. Aku mulai bisa sungguh mengecap
dan menikmati kebaikan dan keagungan Tuhan.
Perintah dalam Matius 6:33 mulai makin kupahami
dan menjadi penuntun dalam hidupku, walaupun
masih belum sepenuhnya.
Sungguh aku bersyukur karena makin memahami
arti kematian Tuhan Yesus di kayu salib untuk
menebus dosaku. Aku yang berdosa dan ada di
bawah murka Allah, dibenarkan, diperdamaikan dan
diberi hidup yang kekal. Aku dipersekutukan dengan
diriNya melalui penderitaan Yesus disalib.
Alah dan kasihNya makin nyata dan makin ku kenal.
Aku makin yakin akan rumahku bukan dunia ini tapi
hidup bersamaNya.
65
25. Tuhan mencukupi kebutuhanku
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan
dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19).
Tujuan kami pindah ke Perth sebenarnya adalah
untuk mendapatkan kehidupan dan masa depan
yang lebih baik, di samping juga karena mendengar
cerita-cerita dari sanak saudara yang sudah terlebih
dahulu pindah ke Perth. Dengan berat hati, kami
meninggalkan orang tua, teman-teman, gereja dan
pelayanan kami di Indonesia.
Mula-mula, kami tinggal menumpang di rumah
sanak saudara kami pada waktu baru tiba di sini.
Kami tidak mempunyai teman, anak masih kecil,
belum mempunyai driver license Australia, dan
bahasa Inggris adalah kendala yang utama.
Istilahnya “Bagaikan burung di dalam sangkar”,
tidak bisa kemana-mana dan tidak tahu harus
bagaimana? Bahkan pada suatu hari, saya sangat
sedih sampai menangis ingin minta pulang karena
tidak menemukan damai sejahtera.
Tapi Tuhan sungguh baik, setiap kali saya ke gereja,
saya mendengar kotbah atau membaca renungan,
saya diingatkan akan cerita Abraham dimana Tuhan
66
menyuruh Abraham untuk meninggalkan sanak
saudara dan pergi ke tanah yang akan Tuhan
tunjukkan (Kejadian 12:1). Cerita ini sungguh
menguatkan saya. Firman Tuhan jadi hidup dalam
diri saya dan perlahan-lahan Tuhan menunjukkan
teman-teman, saya juga akhirnya bergereja di satu
tempat dan juga melayani disana. Selain itu saya
juga mendapatkan treatment kesehatan tanpa
biaya, juga semakin confidence (percaya diri)
dengan bahasa Inggris.
Akhirnya kami bisa mulai menyicil rumah dan hidup
sebagaimana layaknya sebagai keluarga. Tuhan
terus memimpin kehidupan kami dan memberi
kecukupan sehingga kami tidak pernah kekurangan
walaupun suami juga pernah kena redundancy
(pengurangan karyawan). Tuhan terus mencukupi
sampai akhirnya suami saya bisa mendapatkan
pekerjaan lagi, bahkan saya sendiri juga mendapat
pekerjaan baru. Dengan hidup di dalam Dia, kita
tidak akan mengalami kekurangan.
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan
dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19).
67
Pada saat itu kami sudah bergereja di tempat lain
untuk beberapa saat, tapi karena beberapa faktor
dan setelah bergumul beberapa lama, akhirnya
kami memutuskan untuk bergereja di WPC Bull
Creek dimana kami bisa merasakan support
(dukungan) dari teman-teman seiman, terlibat
dalam pelayanan dan ikut dalam berbagai kegiatan
dan yang terutama iman kami semakin bertumbuh.