Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENYESUAIAN DIRI DALAM BELAJAR
PADA SISWA YANG BERPRESTASI DI BAWAH RATA-RATA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman
Tahun Ajaran 2018/2019 dan Implikasinya Terhadap Usulan
Topik-topik Bimbingan Belajar)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Kiky Aprilliya
NIM: 151114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut
(bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah
atau ahli ibadah.”
(H.R Ad- Dailami)
“Tanpa terus menerus tumbuh dan berkembang, kata kata seperti
kemajuan, prestasi, dan sukses tak punya arti apa-apa”
(Benjamin Franklin)
“Tidak ada yang tidak mungkin bila kamu memiliki keyakinan tersebut”
(Kiky Aprilliya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah memberikan penguat dalam kehidupan saya
Kedua Orang tua yang saya cintai:
Bapak Yohanes Berman Suradi
Ibu Sri Mulyani
Adik saya yang saya sayangi
Rosita Anggreyani
Terkasih :
Akhmad Syaifuddin
Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si yang setia dan sabar
dalam mendampingi saya selama proses penulisan skripsi
Teman-teman BK Angkatan 2015
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENYESUAIAN DIRI DALAM BELAJAR
PADA SISWA YANG BERPRESTASI DI BAWAH RATA-RATA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman
Tahun Ajaran 2018/2019 dan Implikasinya Terhadap Usulan
Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial)
Kiky Aprilliya
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan tingkat
penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah rata-
rata di kalangan siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun
ajaran 2018/2019. (2) mengidentifikasi item-item pengukuran penyesuaian
diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata yang capaian
skornya rendah sebagai bahan usulan topik Bimbingan untuk siswa kelas
XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman yang
berprestasi di bawah rata-rata sejumlah 40 orang. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner Penyesuaian Diri dalam Belajar dengan 50
item. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan Alpha Cronbach dengan
indeks 0.881. Teknik analisis data yang digunakan adalah norma
kategorisasi menurut Azwar yang terdiri dari 5 kategori yakni sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penyesuaian diri dalam
belajar sebagian besar 20 (50 %) siswa yang di teliti mencapai kategori
sangat baik, 17 (42,5 %) pada kategori baik, 3 (7,5 %) pada kategori cukup
baik. (2) Berdasarkan hasil perhitungan capaian skor item pengukuran
penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata
terdapat 2 item yang capaian skornya berada dalam kategori rendah, hal
tersebut dijadikan sebagai dasar perancangan topik-topik bimbingan untuk
meningkatkan penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata .
Kata kunci: Penyesuaian diri dalam belajar, prestasi di bawah rata-rata,
usulan topik-topik bimbingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE SELF ADJUSTMENT IN LEARNING OF
STUDENTS WITH UNDER AVERAGE ACHIEVEMENT
(Descriptive Study on Class XI IPS Students of SMA N 2 Ngaglik Sleman
Academic Year 2018/2019 and Its Implications on Proposal of
Tutoring Topics)
Kiky Aprilliya
Sanata Dharma University
2019
This study was aimed to: (1) describe the level of self adjustment in
learning for students who performed below the average among students of
class XI IPS of SMA N 2 Ngaglik Sleman academic year 2018/2019. (2)
identify items on the of self-adjustment measurement for students who
perform below the average that had low scores as material for the
proposed topic of Guidance for of class XI IPS students of SMA N 2
Ngaglik Sleman.
The type of this research was quantitative descriptive research.
The research subjects were the class XII students of SMA N 2 Ngaglik
Sleman, that had below average achievement with total subjects were 40
students. The instrument used was the Self-Adjustment in Learning
questionnaire with 50 items of questions. Instrument reliability was
measured using Alpha Cronbach that measured using 0.881 as the index.
The data analysis technique used was the categorization norm according
to Azwar which consists of 5 categorization: very high, high, medium, low,
and very low.
The results of the study showed that: (1) Most of the students' self
adjustments in learning 20 students (50%), that being studied were in a
very good category, 17 students (42.5%) had good self adjustment, and 3
students (7.5%) were considered in quite good category. (2) Based on the
calculation results of the items of self adjustment in learning for students
who have below average achievement, there were 2 items that had low
scores and become the basis for designing guidance topics to improve self
adjustment in learning for student who performed below average.
Keywords: Self adjustment in learning, achievement below average,
proposed topics of guidance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas karuni-nya ,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis
menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan dan kerjasama yang baik dari
pihak-pihak yang terlibat, maka penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik dan cepat, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M,Si selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan juga selaku Dosen
Pembimbing yang dengan sabar mendampingi penulis dalam
menulis skripsi.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Kepala Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
yang telah membimbing dan membagikan ilmunya kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
5. Kedua orangtua yang saya sayangi Bapak Yohanes Berman Suradi
dan Ibu Sri Mulyani yang sudah memberikan dukungan secara
moril dan materil sehingga saya bisa melanjutkan studi ke jejang
perguruan tinggi. Terimakasih doa yang selalu senantiasa Bapak
dan Ibu yang selalu berikan untuk saya.
6. Segenap Yayasan Realino Romo Andri dan Ibu Lasmi yang selalu
memperhatikan saya sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah
saya tanpa kekurangan biaya sedikitpun.
7. Bruder Sarju yang telah memberikan bantuan serta mengarahkan
dan memberikan dukungan kepada saya, sehingga saya bisa
melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN MOTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Batasan Masalah .............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
G. Batasan Istilah.................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Penyesuaian Diri ............................................................... 9
1. Pengertian Penyesuaian Diri .................................................... 9
2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri................................................ 10
3. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri .............................................. 14
4. Karakteristik Individu yang Mampu Penyesuaian Diri ............ 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Hakekat Belajar dan Prestasi di bawah Rata-rata ............................ 21
1. Pengertian Belajar .................................................................... 21
2. Ciri-ciri Belajar ........................................................................ 22
3. Bentuk-bentuk Belajar ............................................................. 23
4. Hasil Belajar ............................................................................. 24
5. Penilaian Hasil Belajar ............................................................. 25
6. Pengertian Prestasi di Bawah Rata-rata ................................... 31
7. Penyesuaian Diri dalam Belajar ............................................... 32
8. Faktor-Faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................ 32
C. Hakekat Remaja ............................................................................... 33
1. Pengertian Remaja ................................................................... 33
2. Karakteristik Perkembangan Remaja ....................................... 35
3. Tugas Perkembangan Remaja .................................................. 36
4. Masalah-masalah dan Kesulitan Remaja dalam
Perkembangan sosial ................................................................ 36
D. Hakekat Bimbingan Belajar............................................................. 38
1. Pengertian Bimbingan Belajar ................................................. 38
2. Tujuan Bimbingan Belajar ....................................................... 39
3. Ruang Lingkup Program Bimbingan Belajar ........................... 39
4. Prosedur Penyusunan Program Bimbingan Belajar ................. 40
E. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... 41
F. Kerangka Berpikir ........................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 45
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 46
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 46
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 50
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 62
B. Pembahasan ..................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 70
B. Keterbatasan .................................................................................... 70
C. Saran ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Subjek Penelitian ................................................................... 46
Tabel 3.2 Norma Skor Kuesioner Penyesuaian Diri
dalam Belajar ......................................................................... 49
Tabel 3.3 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Penyesuaian Diri
dalam Belajar Siswa ............................................................... 52
Tabel 3.4 Kriteria Guilford .................................................................... 55
Tabel 3.5 Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen ................................... 55
Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Penyesuaian Diri ................................... 58
Tabel 3.7 Kategorisasi Data Skor Tingkat Penyesuaian Diri dalam
Belajar Siswa ......................................................................... 60
Tabel 3.8 Penggolongan Tingkat Capaian Skor Item
Penyesuaian Diri dalam Belajar Siswa .................................. 60
Tabel 4.1 Tingkat Penyesuaian Diri dalam Belajar Siswa yang
Berprestasi di Bawah Rata-rata .............................................. 62
Tabel 4.2 Penggolongan Skor Item Penyesuaian Diri dalam Belajar
Siswa yang Berprestasi di Bawah Rata-rata........................... 65
Tabel 4.3 Item yang Memiliki Skor Sangat Rendah .............................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ........................................................... 44
Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri
dalam Belajar Siswa yang Berprestasi
di Bawah Rata-rata ................................................................ 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penyesuaian Diri dalam Belajar
Siswa ................................................................................... 76
Lampiran 2 Tabulasi Data ....................................................................... 83
Lampiran 3 Tabel Data Validitas ............................................................ 84
Lampiran 4 Usulan Topik-topik Bimbingan untuk
Meningkatkan Penyesuaian Diri dalam Belajar .................. 88
Lampira 5 Data siswa yang Berprestasi di Bawah Rata-rata ................ 89
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ............................................................. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan batasan/definisi istilah. Paparan bersifat singkat dan ringkas.
A. Latar Belakang Masalah
Seorang individu dituntut supaya dapat beradaptasi dengan lingkungan baru
atau keadaan yang membuat individu tersebut harus menyesuaikan dengan
kondisi yang ada dalam kehidupan sekitarnya. Tidak semua individu mampu
untuk menyesuaikan diri dengan lancar. Adapula individu yang mengalami
kesulitan dalam belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru atau
keadaan baru. Sundari (2005: 39) mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah
kemampuan individu untuk beraksi karena tuntutan dalam memenuhi dorongan
atau kebutuhan dan mencapai ketentraman batin dalam hubungannya dengan
sekitar. Berdasarkan pernyataan di atas maka penyesuaian diri yang dimaksud
dalam latar belakang ini adalah penyesuaian diri individu dalam mengahadapi
keadaan dimana ia mengalami prestasi belajar di bawah rata-rata, sehingga
individu tersebut dapat menyesuaikan diri dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Siswa (SMA) mengalami peralihan dari (SMP) ke (SMA). Ketika mereka
berada di kelas X, siswa juga mengalami penyesuaian diri dengan lingkungan
baru dan cara belajar yang baru pula, namun terlepas dalam itu semua
penyesuaian diri siswa tidak hanya sampai disitu, selanjutnya siswa harus
beradaptasi dengan belajar. Perubahan dari satu tahap ke tahap belajar
berikutnya yang lebih tinggi membutuhkan penyesuaian, siswa harus
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada dalam dirinya sendiri.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disengaja untuk memperoleh
wawasan yang baru serta pengalaman yang baru pula sehingga kognitif, afektif
mereka berubah. Dari hasil belajar di sekolah siswa akan mendapatkan prestasi.
Pengertian prestasi menurut KBBI adalah hasil yang telah dicapai (dari yang
telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), jadi prestasi belajar yaitu hasil
yang dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru dari hasil yang telah dicapai. Prestasi
belajar dikembangkan menjadi prestasi di atas rata-rata maupun di bawah rata-
rata. Prestasi di atas rata-rata merupakan hasil belajar capaian nilai yang didapat
di atas ketentuan standar nilai yang sudah ditentukan oleh guru ataupun sekolah.
Prestasi di bawah rata-rata adalah hasil belajar yang didapat tidak mencapai
standar nilai yang sudah ditentukan. Siswa yang mendapatkan prestasi di bawah
rata-rata tidak mudah dalam menerima keadaanya sehingga memerlukan
penyesuaian diri. Siswa akan mengalami kurangnya percaya diri dalam belajar,
adapun siswa juga dapat berfikir dan menilai bahwa diri mereka merasa rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diri dalam belajar sebab ia merasakan berbeda dengan teman-teman yang
memiliki prestasi di atas rata-rata.
Penyesuaian diri sangat penting bagi siswa dalam belajar yang prestasinya
di bawah rata-rata untuk menunjang keberlangsungan siswa dalam belajar dan
berada di lingkungan sekolah. Siswa yang memiliki nilai percaya diri akan
memotivasi belajarnya sehingga siswa dapat memperbaiki cara belajar siswa
tersebut, dengan penyesuaian diri yang dimiliki siswa dapat membuat siswa
menerima dirinya terhadap keadaan dan dapat memperbaiki dirinya, sehingga
mendapatkan hasil belajar yang maksimal untuk kedepannya.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman. Peneliti ingin
meneliti di SMA Negeri 2 Ngaglik bermula dari peneliti ingin melihat seberapa
baik kemampuan siswa kelas XI dalam penyesuain diri yang memiliki prestasi
di bawah rata-rata. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana proses belajar yang
dilakukan siswa yang mendapatkan hasil belajar yang prestasi di bawah rata-
rata. Siswa kelas XI harus dapat menaikan peringkat nilai mereka yang mendapat
prestasi di bawah rata-rata sehingga lulus dengan hasil yang baik. Apabila hal
ini tidak dilakukan maka siswa akan mengalami kesulitan belajar di kelas XII.
Melihat bahwa harapan sekolah siswa mampu Lulus di kelas XII dimasa yang
akan datang. Guru BK juga mengeluhkan siswa yang prestasi di bawah rata-rata
kelas XI IPS cenderung mengabaikan tugas dari guru dan sering mengumpulkan
tugas terlambat dari batas pengumpulan. Siswa yang prestasi di bawah rata-rata
cenderung menarik diri dan menyukai kegiatan yang ia senangi sehingga dalam
belajar kurang fokus, sebagai contoh siswa senang memainkan game saat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
belajar di kelas. Siswa harus mampu menyesuaian diri dalam belajar dikarenakan
siswa harus meningkatkan proses belajar mereka dari kelas X ke kelas XI dan
kelas XII. Sekolah memberikan standar capaian nilai yang diberikan pada setiap
kelas seperti kelas X capaian nilai yang harus terpenuhi 65, kelas XI capaian
nilai yang harus terpenuhi 70 dan untuk kelas XII capain skor nilainya 75.
Penyesuaian diri dalam belajar ini perlu dilakukan dengan keadaan yang baru
seperti proses penyesuaian diri dengan tuntutan belajar, proses belajar, tugas-
tugas yang diberikan dan lingkungan sekitar seperti hubungan dengan guru,
teman sebaya.
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Kemampuan Penyesuaian Diri
dalam Belajar pada Siswa yang Berprestasi di bawah Rata-rata (Studi
Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Tahun Ajaran
2018/2019 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi
Sosial)”.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat
peyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah rata-rata
pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Siswa cenderung untuk tidak mengerjakan atau menunda mengerjakan dan
mengumpulkan tugas yang diberikan dari sekolah atau guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Siswa yang berprestasi di bawah rata-rata memiliki sifat kurang percaya diri
dan tidak banyak berbicara dalam interaksi sosial sehingga sulit
menyesuaiakan diri dalam belajar.
3. Siswa kesulitan menyesuaiakan diri dalam bertanggung jawab dan cenderung
mengabaikan proses belajar
4. Penyesuaian diri siswa yang salah menyebabkan motivasi belajar menurun
dan berakibat prestasi belajar siswa di bawah rata-rata.
5. Siswa mengalami kecemasan dan tidak tenang dalam belajar.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menganalisa tingkat
penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata pada
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Tahun Ajaran 2018/2019
pada no 1, 3, dan 4 yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah di atas.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Seberapa baik tingkat peyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi
di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman
tahun ajaran 2018/2019?
2. Item-item pengukuran peyesuaian diri dalam belajar maka yang capaian
skornya rendah, sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan
peningkatan penyesuaian diri dalam belajar dikalangan siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata untuk siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan seberapa baik penyesuaian diri dalam belajar pada siswa
yang berprestasi di bawah rata-rata siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik
Sleman tahun ajaran 2018/2019.
2. Mengidentifikasi butir pengukuran peyesuaian diri dalam belajar yang
skornya rendah pada siswa yang berprestasi di bawah rata-rata.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan informasi bagi peneliti ilmiah, dibidang
penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah rata-
rata dan mengetahui topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan
Konseling, khususnya sebagai data (need assesmen) dalam rangka
penyusunan topik-topik bimbingan yang berkaitan dengan peyesuaian
diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah rata-rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber inspirasi bagi
peneliti lain yang berminat untuk mengkaji lebih mendalam hal
penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah
rata-rata dilihat dari berbagai aspek.
G. Batasan Istilah
1. Penyesuaian Diri dalam Belajar
Penyesuaian diri dalam belajar adalah proses seorang individu untuk
beradaptasi dalam belajar atau berperilaku, bersikap, dan bertindak secara
tepat sesuai situasi belajar yang dialami dan membuat individu dapat
menghadapi perubahan yang terjadi dalam belajar.
2. Hasil belajar
Hasil belajar meupakan hasil penilaian yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses belajar. Penelitian ini mengambil hasil belajar siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Tahun Ajaran 2018/2019 pada mata
pelajaran tertentu seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris,
Geografi, Sosiologi, Ekonomi. Peneliti mengambil mata pelajaran tersebut
ingin melihat seberapa baik penyesuaian diri siswa dalam belajar dari keenam
mata pelajaran tersebut setelah mengikuti belajar-mengajar, yang merupakan
mata pelajaran tersebut diambil dalam Ujian Nasional mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Prestasi di Bawah Rata-rata
Prestasi di bawah rata-rata merupakan hasil belajar yang didapat melalui
hasil pengukuran dengan sebuah instrumen tes atau instrumen yang relevan,
yang menghasilkan capaian atau perolehan belajar yang berada di bawah
standar rata-rata hasil belajar siswa dalam kelompoknya.
4. Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu seorang
indidvidu dalam pribadi sosialnya, sehingga individu mampu berkembang
dengan baik secara pribadi dan terhadap lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas kajian teoritis yang melandasi kerangka konseptual
peneliti ini. Kerangka konseptual penelitian ini meliputi: konsep penyesuaian diri,
konsep belajar dan hasil belajar, konsep remaja, konsep bimbingan pribadi-sosial.
A. Hakekat Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Ali (2005: 176) menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik adalah
individu yang telah belajar bereaksi terhadap dirinya dan lingkunganya dengan
cara-cara yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat, serta dapat mengatasi
konflik mental, frustasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan
perilaku simptomatik dan gangguan psikosomatik yang mengganggu tujuan-
tujuan moral, sosial, agama, dan pekerjaan. Calhoun dan Acocella (Sobur, 2003:
526) mendefinisikan “Penyesuaian diri sebagai inetraksi yang kontinu dengan
diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia.”
Schneiders (Desmita, 2009: 192) menyebutkan penyesuaian diri (adjustment)
sebagai:
“A process involving both mental and behavioral responses, by wich
individual strives to cope successfully with inner needs, tensions, frustrasion
and conflicts, and to effect a degree harmony between these inner demands
and those imposed on him by the objective world in wich he lives.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Jadi penyesuaian diri pada prinsipnya adalah suatu proses yang
mencakup respons mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha
untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,
sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari
dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di mana ia tinggal.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
diri merupakan proses adaptasi seseorang dengan lingkungan dan keadaan
yang ada dalam hidup individu guna mendapatkan keberhasilan dalam
tuntutan kehidupanya.
2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Menurut Rosdiana (2009: 3) aspek-aspek penyesuaian diri dalam belajar
meliputi 10 aspek yaitu:
a. Kepemimpinan (Agency atau leadership)
Kepemimpinan merupakan proses dimana seseorang memberi pengaruh
kepada orang lain. Karakter seseorang pemimpin digambarkan seperti
memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi, persuasife memiliki keterampilan
sosial yang baik, kreatif dan memiliki penyesuaian diri sosial yang baik
(Baron & Byrne; dalam Rosdiana, 2009: 3). Siswa yang memiliki rasa
kepemimpinan akan memperoleh nilai positif dari hal tersebut dan memiliki
karakter seperti yang diutarakan diatas yang dapat mendukungnya dalam
penyesuaian diri dengan baik. Siswa yang penyesuaian dirinya baik akan
memiliki rasa kepemimpinan dan memperoleh nilai positif dari hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan memiliki karakter seperti yang disebutkan. Karnes (Rosdiana, 2009: 3)
menegaskan dengan adanya kemampuan kepemimpinan ini, diharapkan akan
membentuk beberapa karakteristik inisiatif, keterampilan komunikasi,
semangat dan tanggung jawab yang dapat memberi dukungan bagi
keberhasilnnya di sekoah.
b. Kemasyarakatan (Communion)
Steinberg (Rosdiana, 2009: 3) menjelaskan remaja yang sehat tidak hanya
memiliki kemampuan untuk berhasil secara individual tetapi juga mampu
mepertahankan keterikatan yang memuaskan dan sehat dengan orang lain.
Satu elemen yang membentuknya dalam proses belajar di lingkungan
sekitarnya yang berkaitan dengan siswa.
c. Ketahanan (Presistence)
Aspek ini menunjukkan bagaimana siswa bertahan dalam kesulitan dan
kegagalan. Djamarah (Rosdiana, 2009: 4) mengatakan siswa idealnya merasa
yakin pada kemampuan diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain
dalam menghadapi berbagai masalah.
d. Keterlibatan Terhadap Tugas (Task Involvement)
Aspek ini menyangkut bagaimana siswa mampu menghindari gangguan
dan tetap dapat memusatkan perhatian pada tugas. Hal ini juga menunjukkan
kemampuan siswa untuk merasa bertanggungjawab terhadap hasil tugas yang
diberikan kepada siswa. Woolfolk (dalam Rosdiana, 2009: 4) menegaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
siswa dengan task involment lebih peduli terhadap aktivitas belajar dan
pengerjaan tugas-tugas sekolah. Sedangkan siswa dengan ego involment tidak
peduli pada proses belajarnya dan lebih mementingkan pandangan dan
tanggapan orang lain tentang dirinya. Jadi siswa yang lebih peduli, rajin
dalam belajar dan pengerjaan tugas-tugas sekolah merupakan siswa dengan
task involment sedangkan siswa dengan ego involment akan belajar karena
dukungan ingin mendapatkan sebuah pujian dari orang lain.
e. Kepercayaan Diri Akademis (Academic Confidence)
Aspek ini menunjukkan seberapa besar rasa optimis siswa terhadap
kemampuannya dalam menyelesaikan sekolah. Siswa yang memiliki
kepercayaan diri akademis dapat melihat kemampuannya sendiri.
f. Kepercayaan Diri Sosial (Social Confidence)
Aspek ini menggambarkan bagaimana kemampuan siswa dalam menjalin
hubungan siswa dengan orang di sekitarnya sehingga dalam proses
pembelajaran dapat membantu siswa dengan guru, teman sebaya, dan
sebagainya di sekolah.
g. Lokus Control Internal (Internal Locus of Control)
Seseorang diminta untuk menjelaskan hal yang menyebabkan
keberhasilan atau kegagalannya, maka mereka akan cenderung menjelaskan
mengenai locus of control, yang merupakan hal atau orang yang dianggap
memiliki tanggungjawab untuk menyebabkan kegagalan atau keberhasilan.
Seseorang yang melihat kegagalan dan kesuksesan sebagai akibat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perilaku dan karakteristik yang ia miliki merupakan seseorang yang
menggunakan locus of control internal sedangkan orang yang cenderung
menunjuk faktor yang di luar dirinya sebagai penyebab kesuksesan dan
keberhasilan merupakan orang dengan locus of control eksternal. Hal ini
didukung oleh pendapat Ormord (Rosdiana 2009: 4) yang mengatakan dalam
situasi pendidikan, bila seseorang siswa melihat penyebab kegagalan dan
keberhasilan dirinya pada hal yang tidak akurat dan dari variabel yang tidak
terkontrol, yang lebih banyak merupakan variabel di luar diri, maka ia
cenderung tidak ingin mengubah perilakunya di masa depan agar meraih
sukses.
h. Kepercayaan Pengembangan Diri (Incremental Scale)
Aspek ini menggambarkan bahwa kemampuan manusia tidak stabil tetapi
dapat dikontrol sehingga masih dapat dikembangkan. Keyakinan bahwa dapat
dikembangkan dan dapat dikehendakinya merupakan sebuah keyakinan
dalam diri siswa. Pandangan tambahan (incremential view) adalah keyakinan
bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui kerja keras disertai dengan
penambahan pengetahuan dan keterampilan sedangkan tampilan intitas
(entity view) adalah kemampuan bersifat stabil dan merupakan tingkah laku
yang terkontrol. Siswa yang memiliki incremential view percaya keberhasilan
didapat dari kerja keras dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya, sedangkan siswa yang entity view memandang keberuntungan
dan kegagalan merupakan ketidakmampuan dalam diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
i. Hubungan dengan Guru (Teacher Repport)
Aspek ini menunjukkan siswa memperlakukan guru sebagai salah satu
sumber pengetahuan dibandingkan sebagai ancaman. Djamarah (Rosdiana,
2009: 4) mengatakan dengan terjadinya hubungan antara siswa dan guru,
maka mereka saling mengenal kepribadian dan akan lebih memudahkan
dalam proses penyesuaian diri.
j. Hubungan dengan Teman Sebaya (Peer Rapport)
Peer merupakan kumpulan orang-orang yang seusia yang berfungsi
sebagai perbandingan sosial dan sumber informasi di luar keluarga. Santrock
(Rosdiana, 2009: 4) mengatakan dalam hubungan dengan peer ini seseorang
dapat mengembangkan pengetahuan serta keterampilan sosialnya. Melihat
dari sudut pandang orang lain dalam menilai serta memperlakukan dirinya
sebagai prosespembelajaran suatu dimensi untuk menunjukan dirinya sebagai
siswa di sekolah.
3. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri
Hartinah (2008: 190) menyebutkan ada lima faktor yang mempengaruhi
proses penyesuaian diri diantaranya yaitu:
a. Kondisi-kondisi fisik, termasuk didalamnya keturunan, konstitusi fisik,
suasana saraf, kelenjar, dan sistem otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya.
Kondisi jasmani seperti pembawaan dan struktur/konstitusi fisik dan
tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
secara instrinsik berkaitan erat dengan susunan/konstitusi tubuh. Struktur
jasmani merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan
bahwa sistem syaraf, kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting bagi
penyesuaian diri. Gangguan pada sistem syaraf, kelenjar dan otot dapat
menimbulkan gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara
dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula.
b. Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial,
moral, dan emosional.
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai
berbeda pada individu yang satu dengan yang lainnya. Sehingga pencapaian
pola-pola penyesuaian diri berbeda pula secara individu. Kondisi-kondisi
perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti: emosional,
sosial, tanggung jawab, dan intelektual. Dalam fase tertentu salah satu aspek
mungkin lebih penting daripada kematangan sosial, dan kematangan
emosional, merupakan yang terpenting dalam penyesuaian diri.
c. Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman belajar,
pengkondisian, penentuan diri (self determination), frustasi dan konflik.
1) Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri.
Pengalaman-pengalaman tertentu yang mempunyai arti dalam
penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
traumatik. Pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan proses
diri yang baik, sedangkan pengalaman yang traumatik dapat menimbulkan
penyesuaian yang kurang baik.
2) Belajar
Proses belajar merupakan dasar fundamental dalam proses penyesuaian
diri, karena melakui belajar ini akan berkembang pola respon yang akan
membentuk kepribadian.
3) Determinasi diri
Determinasi diri mempunyai peranan penting dalam penyesuain diri
karena mempunyai peranan dalam pengendalaian arah dan pola
penyesuaian diri.
4) Konflik dan Penyesuaian
Secara umum, orang berpandangan bahwa semua konflik bersifat
mengganggu atau merugikan. Kenyataannya ada pula seseorang yang
mempunyai banyak konflik tanpa hasil-hasil yang merusak atau
merugikan. Konflik dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk
meningkatkan usaha kearah pencapaian tujuan yang menguntungkan
secara sosial, atau mungkin sebaliknya ia memecahkan konflik dengan
melarikan diri, khusunya lari kedalam gejala-gejala neuroitis. Gejala
neuroitis merupakan gejala-gejala dalam saraf seperti saraf mata atau
telinga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah.
1) Pengaruh rumah dan keluarga
Interaksi sosial yang pertama diperoleh oleh individu berlangsung dalam
keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan
di masyarakat.
2) Hubungan orangtua dan anak
Pola hubungan antara orangtua dan anak akan mempunyai pengaruh
terhadap proses penyesuaian diri anak-anak. Beberapa pola yang
mempengaruhi penyesuaian diri antara lain:
a) Menerima, yaitu situasi hubungan dimana orangtua menerima anaknya
dengan baik. Sikap penerimaan ini dapat menimbulkan suasana hangat
dan rasa aman.
b) Menghukum dan displin yang berlebihan. Displin yang ditanamkan
orangtua terlalu kaku dan berlebihan sehingga dapat menimbulkan
suasana psikologis yang kurang menguntungkan anak.
c) Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan, hal ini dapat
menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung,
dan gejala-gejala salah suai lainnya.
d) Penolakan, yaitu pola hubungan dimana orangtua menolak kehadiran
anaknya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penolakan orangtua
terhadap anak dapat menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Hubungan saudara
Suasana hubungan saudara yang penuh persahabatan, kooperatif, saling
menghormati, penuh kasih sayang, mempunyai kemungkinan yang lebih
besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih baik. Sebaliknya suasana
permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian dapat menimbulkan kesulitan
dan kegagalan penyesuaian diri.
4) Masyarakat
Keadaan lingkungan masyarakat dimana individu berada merupakan
kondisi yang menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri. Kondisi
ini menunjukkan bahwa gejala tingkah laku yang salah suai bersumber dari
masyarakat. Pergaulan yang salah di kalangan remaja dapat
mempengaruhi pola penyesuaian diri.
5) Sekolah
Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi
kehidupan inetelektual, sosial, dan moral para siswa. Suasana di sekolah
baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian
diri.
6) Penentu kultural, termasuk agama.
Lingkungan kultural dimana individu berada dan berinteraksi akan
menentukan pola penyesuaian diri, misalnya tata cara kehidupan di
sekolah, di masjid, gereja dan semacamnya akan mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
bagaimana seseorang menempatkan diri dan bergaul di masyarakat sekitar.
Agama memberikan suasana psikologis tertentu yang mengurangi konflik,
frustasi, dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai
dan tenang bagi seseorang. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan,
dan pola tingkah laku yang akan memberikan tuntutan bagi arti, tujuan,
dan hidup manusia.
4. Karakteristik Individu yang Mampu Menyesuaikan Diri.
Hartinah (2008: 186) mengatakan karakteristik individu yang mampu
menyesuaikan diri adalah sebagai berikut:
a. Penyesuaian diri secara positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut:
1) Tidak adanya ketegangan emosional.
2) Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.
3) Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.
5) Mampu dalam belajar.
6) Menghargai pengalaman.
7) Bersikap relistik dan objektif.
Berbagai bentuk penyesuaian diri secara positif yang dilakukan oleh
individu, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
dalam situasi ini individu secara langsung menghadapi
masalahnya dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan
segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
2) Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman
untuk dapat menghadapi dan memcahkan masalahnya.
3) Penyesuaian dengan trial and eror atau coba-coba dalam cara
ini individu melakukan segala suatu tindakan coba-coba, dalam
arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak
diteruskan. Taraf pemikiran kurang begitu berperan
dibandingkan cara eksplorasi.
4) Penyesuaian dengan substansi (mencari pengganti) jika individu
merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat
memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
5) Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri dalam hal
ini individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan
khusus dalam dirinya, kemudian dikembangkan sehingga dapat
membantu penyesuaian diri.
6) Penyesuaian dengan belajar; individu akan banyak memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu
menyesuaikan diri.
7) Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan
kemampuan memilih tindakan yang tepat dan pengendalian diri
secara tepat pula. Dalam situasi ini individu berusaha memilih
tindakan maa yang harus dilakukan, dan tindakan mana yang
tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi.
Disamping itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya
dalam melakukan tindakannya.
8) Penyesuaian dengan perencanaan secara cermat
Dalam situasi ini tindakan yang dilakukan merupakan
keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat.
Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi,
antara lain segi untung dan ruginya.
B. Hakekat Belajar dan Prestasi di bawah Rata-rata
1. Pengertian Belajar
Menurut Kingsley (Ahmadi & Supriyono, 2013: 127) belajar adalah proses
dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan. Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia.
Individu yang belajar telah melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang, Semua aktivitas dan pretasi hidup tidak
lain adalah hasil dari belajar (Ahmadi & Supriyono, 2013: 127).
Dengan demikian dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan sebuah proses atau aktivitas mengenai segala perubahan tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
untuk memperoleh perubahan dalam dirinya, baik secara praktek atau latihan
yang dapat memunculkan paradigma baru pada individu tersebut sehingga
tingkah lakunya berkembang. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari interaksi dan
lingkungan yang ada di sekitarnya.
2. Ciri- ciri Belajar
Jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka menurut
Djamarah (2011: 15) ada enam ciri-ciri belajar.
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan
dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapanya bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung
terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya. Misalnya anak yang tidak bisa
membaca sebelumnya maka setelah ia belajar ia dapat membaca.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan- perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Maka semakin banyak usaha belajar
itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan itu diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari.
3. Bentuk-bentuk Belajar
Menurut De Block (Winkel, 2004) bentuk-bentuk belajar menurut fungsi
psikis belajar afektif, belajar kognitif, belajar senso-motorik.
a. Belajar Afektif
Belajar afektif merupakan belajar menghayati nilai dari suatu obyek yang
dihadapi melalui alam perasaan, entah obyek itu berupa orang, benda atau
kejadian/peristiwa. Orang harus belajar pula untuk mengungkapkan perasaan
dalam bentuk ekspresi yang wajar dan dapat diterima oleh masyarakat.
Misalnya anak kecil yang naik pitam karena keinginanya tidak dipenuhi;
belum menguasai cara/bentuk ekspresi marah yang wajar. Rasa marah yang
meluap-luap, belum pernah belajar cara mengekspresikan rasa marah secara
wajar yang dapat diterima oleh orang lain.
b. Belajar Kognitif
Belajar kognitif merupakan belajar memperoleh dan menggunakan suatu
bentuk representasi yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek
itu orang, benda atau kejadian/peristiwa, misalnya seseorang pergi berlibur
keluar negeri dan orang tersebut menceritakan pengalamannya selama diluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
negeri, semua pengalaman tercatat dalam benaknya berbentuk gagasan dan
sejumlah tanggapan. Gagasan dan tanggapan tersebut dituangkan dalam kata-
kata yang disampaikan kepada orang yang mendengar kriterianya
dipresentasikan dalam bentuk gagasan dan tanggapan yang kedua-duanya
bersifat mental; kemudian gagasan dan tanggapan dituangkan dalam kata-
kata yang dapat didengar oleh orang lain, yang menangkap apa yang
dimaksud.
c. Belajar Senso-motorik
Belajar senso-motorik merupakan belajar menghadapi dan menangani
aneka obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Menurut
pandangan Piaget, belajar senso-motorik merupakan dasar bagi belajar
berpikir. Mengamati aneka obyek dengan memegang serta menangani benda,
mendasarkan perkembangan berpikir.
4. Hasil Belajar
Supratiknya (Widodo, 2013: 34) mengatakan hasil belajar yang menjadi
objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh
siswa setelah mereka mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran
tertentu. Suprijono (2012: 5) mengatakan hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan siswa setelah
mereka mengikuti proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran tertentu.
5. Penilaian Hasil Belajar
a. Pengertian Penilaian hasil belajar
Kunandar (2014: 61) mengatakan penilaian hasil belajar merupakan
sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar.
Penilaian hasil belajar maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan
peserta didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan
oleh guru. Melalui penilaian juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat
tingkat keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran. Penilaian hasil
belajar harus dilakukan dengan baik mulai dari penentuan instrument,
penyusunan instrument, telaah instrument, pelaksanaan penilaian, analisis
hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil penilian.
Berdasarkan penjelasan di atas maka, pengertian penilaian hasil belajar
merupakan seberapa besar keberhasilan peserta didik, berdasarkan
kemampuan yang di dapatkan dari proses belajar mengajar, sehingga dapat
memberikan informasi yang bermanfaat tentang proses belajar mengajar
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Bentuk-bentuk penilaian hasil belajar
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 (Abidin, 2014:3) mengatakan penilaian
pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan pencapaian hasil
belajar peserta didik mencakup:
1) Penilaian otentik
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran.
2) Penilaian diri
Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio
Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan identitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan atau kelompok di dalam atau di luar kelas
khususnya pada sikap atau perilaku dan keterampilan.
4) Ulangan
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
pesrta didik.
5) Ulangan harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi
(KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cukupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ujian akhir semester
Ujian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi
Ujian Tingkap Kompetensi yang disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar
yang mempresentasikan kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang disebut UMTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapain
tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi
Dasar yang mempresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
10) Ujian Nasional
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.
11) Ujian Sekolah/Madrasah
Ujian Sekolah/ Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Cara-cara penilaian hasil belajar
Kunandar (2014: 93) mengatakan penilaian hasil belajar peserta didik perlu
dilakukan secara terprogram dan sistematis, jadi cara-cara penilaian terdapat 3
macam yaitu:
1) Penetapan indikator pencapain hasil belajar
Indikator merupakan pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi, ukuran,
karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi atau
menunjukan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diamati
seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan,
menceritakan kembali, mempraktikan, mendemosntrasi, dan
mendiskripsikan.
2) Pemetaan standar kompetensi/kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
dan teknik penilaian.
Pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dilakukan
untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian yang akan
digunakan oleh guru untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
3) Menyusun instrumen penilaian.
Menyusun instrumen penilaian adalah hal yang sangat penting dalam
kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik. Dengan instrumen penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang tepat, maka akan menghasilkan informasi pencapaian kompetensi
peserta didik yang valid dan akurat.
d. Teknik dan Instrumen Penilaian
Permendikbud no. 66 Tahun 2013 (Abidin: 26) memaparkan teknik dan
Instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap
melalui beberapa teknik, diantaranya adalah observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk obeservasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes
tertulis dapat berupa soal, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Untuk instrumen tertentu saja harus dilengkapi
dengan penskoran. Instrumen tes lisan dapat berupa daftar pertanyaan yang
akan ditanyakan pada saat pelaksanan penilaian berlangsung. Instrumen
penugasan berupa pekerjaan rumah atau proyek yang dikerjakan baik secara
individu maupun atau kelompok sesuai dengan karakteristik proyek.
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan. Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta
didik mendemostrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
praktik, projek, dan penialain portofolio. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Intrumen
penilaian harus memiliki berupa persyaratan. Persyaratan yang harus
dipenuhi diantaranya substansi yang mempresentasikan kompetensi yang
dinilai, konstruksi yang memnuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
5. Pengertian Prestasi Belajar di bawah Rata-rata
Menurut Hamdani (2011: 137) pretasi belajar dalam bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap usaha belajar siswa yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotorik, setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggabungkan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Hadi
(2004: 272) mengatakan rata-rata “mean” atau yang biasa disebut dengan nilai
rata-rata diperoleh dari menjumlahkan seluruh nilai dan membaginya dengan
jumlah individu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi dalam belajar
siswa yang berprestasi di bawah rata-rata adalah hasil yang dicapai dalam proses
mengikuti pembelajaran meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan menggabungkan insrumen tes atau instrumen yang relevan, sehingga
mendapatkan hasil belajar atau prestasi rata-rata di bawah angka atau bilangan,
yang sebelumnya nilai yang diperoleh setelah dihitung, sehingga menemukan
nilai tengah sebagai patokan. Individu yang berprestasi di bawah rata-rata berada
dalam kategori nilai yang di dapat berada di bawah ketentuan dari nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
telah dihitung berdasarkan langkah menentukan nilai rata-rata. Maka
dikategorikan memiliki prestasi di bawah rata-rata.
6. Penyesuaian Diri dalam Belajar
Ali (2015: 176) menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik adalah
individu yang telah belajar bereaksi terhadap dirinya dan lingkunganya dengan
cara-cara matang. Hamalik (2009: 45) megatakan bahwa belajar adalah
terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan
perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap.
Berdasarkan penjelasan di atas penyesuaian diri dalam belajar adalah
penyesuaian diri dalam belajar yaitu individu mampu menyesuaiakan diri
terhadap lingkungannya dengan cara-cara matang, dengan belajar individu
mampu memperoleh pengetahuan, perubahan dari persepsi dan keterampilan.
7. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat bersumber dari
faktor Internal maupun faktor eksternal. Ahmadi & Supriyono (2013: 138)
menjelaskan bahwa kedua golongan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Faktor yang tergolong internal meliputi:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya pengelihatan, pendengaran,
struktur tubuh.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a) Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu
kecerdasan dan bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu
prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
b. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal yang merupakan faktor yang asalnya
dari luar diri seseorang atau individu, ialah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
C. Hakekat Remaja
1. Pengertian Remaja
Adoloscene atau remaja berasal dari kata Latin adoloscere yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Menurut Hurlock (Rossum, 2008:
23) masa remaja terbagi menjadi dua yaitu remaja awal yang berlangsung
kira-kira dari usia 13 tahun sampai dengan 16 tahun dan remaja akhir yang
bermula dari 16 tahun sampai usia matang secara hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan penjelasan di atas remaja berarti tumbuh menuju tahap
dewasa. Remaja terbagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dengan
usia kira-kira 13-16 tahun dan yang kedua remaja akhir yang bermula
pada usia 16 tahun sampai usia matang secara hokum.
2. Karakteristik Perkembangan Remaja
Hurlock (1997) mengatakan seperti semua rentang dalam kehidupan
masa remaja yang memiliki ciri-ciri tertentu seperti berikut :
a. Masa remaja sebagai masa peralihan
Pada periode ini remaja ada pada posisi yang sedikit membuatnya
bingung, karena bukan menjadi anak-anak lagi namun belum saatnya
disebut dewasa.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan
Pada masa ini remaja mengalami perubahan seperti perubahan fisik,
perubahan emosi ditandai dengan semakin banyak emosi yan dapat
dikenali bukan hanya marah ataupun senang tetapi juga minat sosial.
c. Masa remaja sebagai usia yang bermasalah
Masa remaja disebut dengan usia bermasalah karena remaja masih sulit
untuk mengatasi masalah yan dihadapinya dengan cara sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Remaja mulai mencari identitas diri dengan melihat orang yang dapat
menjadi model atau figur.
e. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Pada periode ini remaja berusaha untuk menampilkan dirinya yang
dewasa dan bukan lagi anak-anak. Maka remaja akan mencoba
berperilaku seperti orang dewasa.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Hurlock (1997) mengatakan tugas perkembangan remaja sebagai berikut:
a. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
b. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
c. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertangung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
Melihat ciri-ciri dan tugas perkembangan masa remaja, bahwa masa
remaja adalah masa dimana perubahan yang berawal dari usia anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
akhir menuju remaja dengan menunjukan ciri-ciri seorang remaja
mempunyai perubahan berupa fisik, pikiran dan juga emosi oleh sebab itu
masa remaja memiliki tugas perkembangan yan harus terselesaikan supaya
dapat menjadi dewasa yang optimal. Tugas-tugas perkembangan fase
remaja ini berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase
operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat
membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya
itu dengan baik. Supaya dapat terpenuhi dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif
ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
4. Masalah-masalah dan Kesulitan Remaja dalam Perkembangan
Masa remaja seringkali dikenali dengan masa mencari jati diri, oleh
Erickson disebut dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, dalam Rossum,
2013: 25). Hal ini terjadi karena masa remaja merupakan peralihan antara masa
kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Sejumlah sikap yang
sering ditunjukkan oleh remaja yaitu sebagai berikut:
a. Kegelisahan
Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme,
angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan.
Namun, sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang
memadai untuk mewujudkan semua itu. Seringkali angan-angan dan
keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemapuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Di satu pihak mereka menginginkan mendapatkan pengalaman sebanyak-
banyaknya untuk menambah pengetahuan, tetapi dipihak lain mereka merasa
belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani
mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik
menarik antara angan-angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih
belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah.
b. Pertentangan
Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi
psikilogis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih
belum mampu untuk mandiri. Pada umumnya remaja sering mengalami
kebingungan karena sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka
dengan orang tua.
c. Aktivitas berkelompok
Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak dapat terpenuhi
karena bermacam-macam kendala, dan yang sering terjadi adalah tidak
tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua
seringkali melemahkan atau bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan para remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah
mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
Melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala
dapat diatasi bersama-sama menurut (Singgih DS, dalam Rossum, 2013: 25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
d. Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity),
Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin
berpetualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang
belum pernah dialaminya.
D. Hakekat Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Kartadinata (Susanto, 2018: 47) memaparkan bimbingan belajar
merupakan proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya melalui proses perubahan belajar,
individu dapat mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya. Yusuf &
Nurihsan (2010: 10) mengatakan bimbingan belajar yaitu bimbingan yang
diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahka
masalah-masalah akademik. Masalah-masalah akademik meliputi
pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber
belajar, perencanaan pendidikan lanjutan dan lain-lain.
Jadi berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bimbingan belajar
merupakan proses pemberian bantuan pada bidang belajar untuk diberikan
kepada siswa yang memiliki masalah atau kebutuhan di bidang belajar
seperti meningkatkan prestasi, cara belajar, tugas-tugas, pengenalan
kurikulum dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Yusuf dan Nurihsan (2010: 15) memaparkan tujuan bimbingan belajar
sebagai berikut:
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat
pelajaran, dan mempersiapakan diri menghadapi ujian.
d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan
berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Ruang Lingkup Program Bimbingan Belajar
Sriyono (2016: 124) mengatakan ruang lingkup di sekolah mencakup
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, dan bimbingan
karir. Dari ruang lingkup bimbingan dan konseling tersebut, layanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bimbingan dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa merupakan
bagian dari layanan bimbingan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sukardi (Sriyono, 2016: 124), bahwa materi yang diangkat melalui layanan
pembelajaran yaitu meliputi:
a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang
kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
b. Pengembangan motivasi sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c. Pengembangan keterampilan belajar membaca, mencatat, bertanya, dan
menjawab serta menulis.
d. Pengajaran perbaikan
e. Program pengayaan.
4. Prosedur Penyusunan Program Bimbingan Belajar
Winkel & Hastuti (2010: 130) mengatakan penyusunan program
bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau seorang guru-
konselor, yang akan bertugas sebagai koordinator bimbingan, dengan
mengajak bicara tenaga bimbingan yang lain di sekolah. Dalam penyusunan
rencana ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: pola dasar mana yang
sebaiknya dipegang dan pendekatan (strategy) mana yang paling tepat;
komponen-komponen bimbingan belajar mana yang perlu diperioritaskan;
bentuk bimbingan belajar, sifat bimbingan belajar, dan ragam bimbingan
mana yang paling sesuai untuk melayani kebutuhan para siswa;
keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara kelompok
dan secara individual; pengaturan pelayanan konsultasi; cara mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
evaluasi program; pelayanan rutin dan pelayanan incedental pada tingkat
kelas mana saja akan diberikan layanan-layanan bimbingan tertentu;
petunjuk dan interuksi tertentu yang pernah dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang; dan sebagainya. Setelah selesai disusun, rencana itu dibahas
dalam panitia kecil yang disebutkan di atas untuk di bahas seperlunya.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Panditasari (2013) melakukan penelitian tentang dominasi gaya belajar
yang dimiliki siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2012/2013
yang berprestasi belajar rendah dan membuat usulan topik-topik bimbingan
belajar yang sesuai untuk membantu mengoptimalkan penggunaan gaya belajar
siswa. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah studi deskriptif.
Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner skala gaya belajar yang
disusun oleh peneliti dengan memodifikasi kuesioner Sudaryanto (2010) dengan
jumlah 52 item.
Hasil penelitian yang diperoleh ialah siswa yang berprestasi belajar rendah
berjumlah 17 siswa. Berdasarkan aspek yang digunakan dalam penelitian maka
hasil penelitian menunjukkan gaya belajar visual sebesar 29,41%, gaya belajar
auditorial 29,41% dan gaya belajar kinestetik sebesar 41,17%. Peneliti
menyusun usulan topik-topik bimbingan belajar yaitu cara belajar kreatif dan
komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Kerangka Berpikir
Penyesuaian diri dalam belajar merupakan kemampuan individu
mendapatkan sebuah pengalaman, sikap-sikap, nilai-nilai yang dihasilkan dari
belajar, sehingga individu tersebut mampu menyesuaikan diri dalam belajar
dengan baik. Penyesuaian diri dalam belajar merupakan langkah individu untuk
mampu berinteraksi serta mencakup respon-respon mental dan perilaku supaya
individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajar. Individu yang mampu
menyesuaikan diri dengan baik dapat berelasi secara interpersonal dengan baik,
dapat pula belajar dengan baik, bertanggung jawab, mandiri, peduli dan
penerimaan sosial.
Prestasi di bawah rata-rata merupakan hasil dari belajar mengajar seorang
siswa yang hasilnya diperoleh berada di bawah rata-rata. Siswa yang berprestasi
di bawah rata-rata mendapatkan nilai di bawah standar nilai yang telah
ditentukan, hal yang dapat mempengaruhi prestasi siswa di bawah rata-rata
yaitu, (a) faktor jasmaniah, (b) faktor psikologis, (c) kematangan fisik dan psikis,
(d) kematangan spiritual atau kemanan. Faktor- faktor tersebut dapat
ditanggulangi dengan cara siswa tersebut dapat menyesuaiakan diri dengan
keadaan yang ada.
Adapun aspek-aspek penyesuaian diri dalam belajar yang meliputi:
kepemimpinan, kemasyarakatan, ketahanan, keterlibatan terhadap tugas,
kepercayaan diri akademis, kepercayaan diri sosial, locus control internal,
kepercayaan pengembangan diri, hubungan dengan guru, hubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
teman. Berdasarkan pernyataan di atas hal tersebut merupakan ciri-ciri atau
tanda individu mengalami penyesuaian diri dalam belajar.
Bedasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman, pada siswa
kelas XI IPS tahun ajaran 2018/2019, Peneliti ingin melihat seberapa baik
penyesuaian diri pada siswa yang berprestasi di bawah rata-rata. Setelah peneliti
mengetahui hasil penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah
rata-rata, peneliti mengusulkan topik-topik program pendampingan yang sesuai
berdasarkan item-item yang skornya rendah hal ini untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir
Siswa Berprestasi di
bawah Rata-rata
Faktor Prestasi Rendah:
1. Faktor jamaniah.
2. Faktor Psikologis.
3. Faktor kematangan
fisik dan psiskis.
4. Faktor lingkungan
spiritual atau
keamanan. Penyesuaian Diri
Aspek- aspek Penyesuaian
Diri:
1. Kepemimpinan
2. Kemasyarakatan
3. Ketahanan
4. Keterlibatan terhadap
tugas
5. Kepercayaan diri
akademis
6. Kepercayaan diri
sosial
7. Locus control internal
8. Kepercayaan
pengembangan diri
9. Hubungan dengan
guru
10. Hubungan dengan
teman
Karakteri Individu yang
Mampu Menyesuaiakan
Diri:
1. Relasi interpersonal
yang baik
2. Mampu belajar
3. Bertanggung jawab
4. Kemandirian
5. Kepedulian
6. Penerimaan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2015: 14)
mengatakan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Masidjo
(Kristiasanti, 2014: 31) penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status suatu gejala pada saat penelitian itu dilakukan.
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan
penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah rata-rata
pada siswa SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Kelas XI IPS tahun ajaran
2018/2019.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman. Pengumpulan data
penelitian dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 bulan November 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah para siswa SMA XI IPS angkatan 2018/2019 yang
terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 94 siswa. Sugiyono (2015:
118) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan adalah
sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2015: 124) . Teknik ini digunakan untuk pengambilan data
yang dibutuhkan sesuai karakteristik yang diinginkan, sehingga subjek yang
diinginkan dari jumlah siswa 94 ditemukan 40 orang, siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata. Hasil data siswa yang berprestasi di bawah rata-rata terpapar
data tabel berikut:
Tabel 3.1
Subjek Penelitian
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel yakni: (1) Penyesuaian Diri dalam
Belajar, (2) Prestasi belajar di bawah rata-rata. Sunarto dan Hartono (1995)
mengatakan penyesuaian diri dalam belajar individu melalui belajar akan banyak
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu
menyesuaikan diri. Hamdani (2011: 137) mengatakan prestasi belajar dalam
Kelas Jumlah
XI IPS 1 16 orang
XI IPS 2 4 orang
XI IPS 3 20 orang
Total 40 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi
faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran
yang diukur dengan menggabungkan instrumen tes atau instrumen yang relevan
dan rata rata. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini menurut
Rosdiana (2009: 3) terdiri dari aspek kepemimpinan, kemasyarakatan,
ketahanan, keterlibatan terhadap tugas, kepercayaan diri akademis, kepercayaan
diri sosial, lokus control internal, kepercayaan pengembangan diri, hubungan
dengan guru dan hubungan dengan teman sebaya.
E. Teknik dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Sugiyono
(2015: 199) menjelaskan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Pada
penelitian ini, kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengumpulkan data
tentang peyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang berprestasi di bawah
rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran
2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang dapat diperoleh mengenai tingkat penyesuaian diri dalam belajar
siswa, peneliti menggunakan instrumen tingkat penyesuaian diri dalam belajar
siswa yang berprestasi di bawah rata-rata. Instrumen yang digunakan oleh
peneliti disusun berdasarkan aspek-aspek penyesuaian diri akademis. menurut
Rosdiana (2009: 3) terdiri dari aspek kepemimpinan, kemasyarakatan,
ketahanan, keterlibatan terhadap tugas, kepercayaan diri akademis, kpercayaan
diri sosial, lokus control internal, kepercayaan pengembangan diri, hubungan
dengan guru, hubungan dengan teman sebaya.
Kuesioner yang dibuat oleh peniliti adalah kuesioner Penyesuaian Diri
dalam Belajar pada Siswa, yang mengacu pada aspek-aspek penyesuaian diri
dalam belajar secara tertutup. Noor (2011) mengatakan kuesioner tertutup
adalah pertanyaan atau pernyataan yang sudah disediakan dan responden
tinggal memilih salah satu alternatife jawaban yang sudah tersedia.
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner model skala Likert sebagai
pilihan jawaban, agar responden lebih dapat leluasa dalam memilih jawaban
pertanyan kuesioner. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Instrumen penelitian yang digunakan skala Likert dibuat dalam tipe ceklist ()
ataupun pilihan ganda. Tanda checklist diberikan pada kolom yang telah
disediakan. Semua pertanyaan dalam kuesioner disediakan empat alternatife
jawaban dengan menngunakan skala Likert yaitu gradasi tertinggi sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
terendah yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak
sesuai (STS). Berikut ini tabel pemberian skor pada kuesioner penyesuaian diri
dalam belajar siswa yang berprestasi dibawah rata-rata:
Tabel 3.2
Norma Kuesioner Penyesuaian Diri dalam Belajar
Teknik pengumpulan data ini melalui beberapa tahap, sebagai berikut:
a. Menyusun instrumen atau kuesioner penyesuaian diri dalam belajar.
b. Penilaian instrumen atau kuesioner penyesuaian diri dalam belajar yang
dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.
c. Mengumpulkan data dengan menyebar kuesioner penyesuaian diri dalam
belajar siswa kepada subjek.
d. Menghitung validitas dan reliabilitas hasil penelitian serta melakukan
analisis data yang terkumpul.
Alternatif Jawaban Item
Favourable Item
Unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai
(STS)
1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Azwar (2011: 5) mengatakan validitas berasal dari kata validity yang
berarti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Item kuesioner disusun berdasarkan sepuluh aspek penyesuaian diri
yaitu kepemimpinan, kemasyarakatan, ketahanan, keterlibatan terhadap tugas,
kepercayaan diri akademis, kepercayaan diri sosial, lokus control internal,
kepercayaan pengembangan diri, hubungan dengan guru, dan hubungan
dengan teman sebaya. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi.
Azwar (2011: 45) mengatakan validitas isi adalah validitas yang destimasi
lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional. Isi tidak hanya
menunjukkan bahwa tes harus pula memuat isi yang relevan tidak keluar dari
batasan tujuan ukur. Furchan (2007: 296) mengatakan validitas isi tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk angka namun pada pengesahan yang berdasarkan
pertimbangan yang bisa diberikan sejumlah ahli.
Dalam pelaksanaannya maka peneliti meminta pendapat ahli yaitu Dr.
Gendon Barus, M.Si selaku dosen pembimbing. Proses pembuatan kuesioner
dimulai dengan menyusun kisi-kisi berdasarkan aspek-aspek penyesuaian diri,
indikator, sub indikator, hingga penyusunan item-item kuesioner, kemudian
kuesioner diberikan pada ahli yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si untuk mengoreksi
validitas setiap item dan hubungannya dengan indikator, aspek-aspek, serta
kesesuaian kalimat pada setiap item. Setelah dikoreksi kuesioner dikembalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dengan beberapa catatan mengenai penggunaan kata dan kalimat pada
beberapa item, selanjutnya dilakukan uji coba instrumen secara empirik.
Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor
setiap item yang digunakan terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan
analisis korelasi Pearson Product Momen. Formulasi yang digunakan dalam
analisis konsistensi internal butir item adalah sebagai berikut:
𝑅𝑥𝑦 =N ∑XY − (∑X)(∑Y)
√{𝑁∑𝑋)ᶻ − (∑X)ᶻ} {NXYᶻ − (∑Y)ᶻ}
Keterangan :
𝑟𝑋𝑌= korelai skor–skor total kuesioner dan total butir–butir
𝑁 = jumlah subyek
𝑋 = skor butir kuesioner
𝑌 = skor total butir–butir kuesioner
𝑋𝑌 = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Kriteria uji validitas pada instrumen penelitian ini adalah 0,25, berdasarkan
saran Azwar (2006: 65) dikarenakan jumlah item yang yang lolos masih tidak
mencukupi jumlah yang diinginkan apabila menggunakan 0,30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.3
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Penyesuaian Diri dalam Belajar
No Aspek Indikator No butir Jumlah
Item
(+)
Item
(-)
Item
gugur
1. Kepemimpinan
(Agency atau
leadership)
1. Siswa memiliki
motivasi tinggi
untuk berprestasi
1, 41 21 1,41 3
2. Siswa memiliki
karakteristik
inisiatif
2,32 22 2
2. Kemasyarakatan
(Communion)
1. Siswa mampu
mempertahankan
keterikatan dengan
masyarakat
3 43 - 3
2. Siswa mampu
belajar dan terlibat
di dalam
masyarakat
4 23 4
3. Ketahanan
(Persistence)
1. Siswa yakin pada
kemampuan diri
sendiri
5 35 5 2
2. Siswa memiliki
kemampuan
bertahan dalam
belajar
6 26 6
4. Keterlibatan
terhadap tugas
(Task
involment)
1. Siswa memiliki
kepedulian dalam
mengerjakan tugas
yang diberikan
7,30 25 7,30 2
2. Siswa memiliki
kepedulian terhadap
aktivitas belajar
8 38 8
5. Kepercayaan
diri akademis
(Academic
confidence)
1. Siswa memiliki rasa
keyakinan diri
untuk
menyelesaikan
sekolah
9, 28 29 9, 28 3
2. Siswa memiliki
kepercayaan diri
berhasil dalam
belajar
10 20 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
6. Kepercayaan
diri sosial
(social
confidence)
1. Siswa mampu
menjalin hubungan
dengan orang di
sekitarnya dalam
belajar
11,40 31 11 4
2. Siswa mampu
menyesuaiakan diri
dengan lingkungan
belajar
12 12
3. Siswa yakin bahwa
dirinya memiliki
potensi belajar yang
sama dengan orang
lain
39 42 -
7. Lokus control
internal
(Locus of
control)
1. Siswa menyadari
bahwa keberhasilan
dirinya dalam
belajar karena diri
sendiri
13 24 - 2
2. Siswa mampu
memahami
kegagalan dalam
belajar dirinya
karena diri sendiri
14 44 14, 44
8. Kepercayaan
pengembangan
diri
(incremental
scale)
1. Siswa memiliki
kepercayaan diri
belajar untuk
mengembangkan
diri
15, 47 33 - 5
2. Siswa meyakini
dirinya mampu
untuk terus
berusaha lebih keras
dalam belajar
16 34 16
3. Siswa mampu
mengikuti kegiatan
non formal
46 50 46
9. Hubungan
dengan guru
(Teacher
rapport)
1. Siswa mampu
menjalin hubungan
baik dengan guru
17 37 - 4
2. Siswa mampu
membangun
komunikasi yang
baik dengan guru
18 48 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Reliabilitas
Sugiyono (2015: 172) mengatakan reliabilitas berkenaan dengan
derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Hal ini didukung oleh
Azwar (2011: 4) mengatakan bahwa reliabilitas adalah pengukuran yang
menggunakan instrumen penelitian diikatakan mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten
dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Perhitungan indeks reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan
pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
𝛼 = [𝑘−
𝑘 − 1] [
1 − ∑ 𝑆2𝑖
𝑆𝑥2
]
Keterangan:
K = Jumlah instrumen pertanyaan
∑𝑆 2𝑖 = Jumlah varians dari tiap instrumen
Sx2 = Varians dari keseluruhan instrumen
10. Hubungan
dengan teman
sebaya
(Peer rapport)
1. Siswa dapat menjalin
relasi dengan teman
sebaya sebagai
sumber informasi
19 36 36 2
2. Siswa mampu belajar
bersama dengan
teman sebaya.
27 45 45
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford dapat
dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,71 – 0,90 Tinggi
3. 0,41 – 0,70 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Setelah dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 20,
diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh item instrumen menggunakan rumus
koefisien alpha (α). Hasilnya dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Nilai koefisien
Reliabilitas Instrumen
Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuaikan dengan kriteria Guilford.
Reliabilitas kuesioner penyesuaian diri dalam belajar yang diperoleh 0.881
adalah tergolong reliabilitas tinggi.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.881 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2015: 333) menjelaskan bahwa dalam penelitian kuantitatif,
teknik analisa data yang digunakan sudah jelas yaitu untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal, dengan
data kuantitatif maka teknis analisis data menggunkan metode statistik yang
sudah tersedia.
Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian:
1. Menentukan Subjek
Peneliti untuk medapatkan subjek yang memiliki prestasi di bawah rata-rata
menggunakan rumus nilai rata-rata hitung. Santi dan Eniyati (2015: 134)
menjelaskan mengukur rumus nilai rata-rata hitung dengan cara untuk data
tunggal adalah X1, X2,…, Xn merupakan n buah nilai dari Variabel X, maka
rata-rata hitungnya sebagai berikut :
�̅� = ∑𝑥
𝑛 =
𝑥1+𝑥2+⋯+𝑥𝑛
𝑛
Keterangan:
�̅�= Rata-rata hitung
X= Data
n= Jumlah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mencari subjek
siswa yang memiliki prestasi di bawah rata-rata menggunakan rumus seperti
di atas.
Perolehan hasil hitung untuk menemukan subjek yang diteliti menggunakan
rumus di atas sebagai berikut:
Rumus :
�̅� = ∑𝑥
𝑛 =
𝑥1+𝑥2+⋯+𝑥𝑛
𝑛
Rata-rata= 34755 = 369,734
94
Berdasarkan perolehan nilai hitung dalam menentukan subjek yang
berprestasi di bawah rata-rata, maka nilai tengah perolehan hasil hitung
menggunakan (mean) senilai 369. Sehingga dari nilai tersebut, nilai yang
berada di atas jumlah 369 dinyatakan di atas rata-rata, dan yang berada di
bawah 369 maka nilai tersebut berada di bawah rata-rata. Nilai yang berada di
bawah rata-rata dijadikan subjek dalam penelitian.
2. Menentukan Skor dan Pengolahan Data
Penentuan skor pada item angket dilakukan dengan cara memberikan nilai
angka 1 sampai 4 berdasarkan norma scoring yang berlaku dengan melihat
pernyataan favorable dan unfavorable, selanjutnya memasukkanya ke dalam
tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistic menggunkan IBM
SPPS statistica 20.
3. Menentukan Kategori
Pengkategorian penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman tahun
ajaran 2018/2019 disusun berdasarkan model distribusi normal. Kontinu
jenjang pada penelitian ini adalah dari rendah sampai tinggi. Norma
ketegorisasi disusun oleh Azwar (2011). Penyesuaian diri dalam belajar siswa
yang berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019 terdiri atas lima kategori, yaitu:
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Table 3.6
Norma Kategorisasi Penyesuaian Diri dalam Belajar
Keterangan :
- Skor maksimum teoritik : skor tertinggi yang diperoleh subyek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
- Skor minimum teoritik: skor terendah yang diperoleh subjek penelitian
menurut penghitungan skala
Rumus Kategori
µ + 1,5σ < X Sangat tinggi
µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Tinggi
µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Sedang
µ - 1,5σ < X ≤ µ - 0,5σ Rendah
X ≤ µ - 1,5σ Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
- Standar deviasi ( / sd) : luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
- Mean teoritik (µ) : rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi
rendah tingkat penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah
rata-rata berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 30 item yang valid
diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
a. Perhitungan capaian skor subjek variabel penyesuaian diri dalam belajar pada
siswa yang berprestasi di bawah rata-rata (studi deskriptif pada siswa kelas XI
SMA N 2 Ngaglik tahun ajaran 2018/2019), sebagai berikut:
Skor maksimal teoritik :4 x 30 = 120
Skor minimum teoritik :1 x 30 = 30
Luas jarak : 120-30 = 90
Standar deviasi (α/sd) : 90: 6 = 15
Mean teoritik (µ) : (120+30):2 = 75
Hasil penelitian data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat
penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata tersaji
dalam tabel 3.8 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.7
Kategorisasi Data Skor Tingkat Penyesuaian diri dalam Belajar
Norma /Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ + 1,5 α < X 97 < X Sangat Baik
µ + 0,5 α < X ≤ µ + 1,5 α 82 -97 Baik
µ- 0,5 α< X ≤ µ + 0,5 α 67- 82 Cukup Baik
µ - 1,5 α < X ≤ µ- 0,5 α 52- 67 Rendah
X ≤ µ - 1,5 α X ≤ 52 Sangat Rendah
b. Mencari kategorisasi perolehan skor item penyesuaian diri pada siswa
dalam belajar yang berprestasi di bawah rata-rata secara keseluruhan dengan
menggunakan N = 40. Perhitungannya sebagai berikut:
Skor maksimal teoritik : 4 x 40 = 160
Skor minimum teoritik : 1 x 40 = 40
Luas jarak : 160-40 = 120
Standar deviasi (α/sd) : 120 : 6 = 20
Mean teoritik : (160+40):2 = 100
Tabel skor 3.8
Penggolongan Tingkat Rendahnya Skor Item Penyesuaian Diri dalam
Belajar Siswa yang Berprestasi di Bawah Rata-rata
Norma/ Kriteria Skor Rentang Skor Kategor
µ + 1,5 α < X 130 < X Sangat Tinggi
µ + 0,5 α < X ≤ µ + 1,5 α 110 – 130 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
µ- 0,5 α< X ≤ µ + 0,5 α 90 -110 Sedang
µ - 1,5 α < X ≤ µ- 0,5 α 70- 90 Rendah
X ≤ µ - 1,5 α X ≤ 70 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penyesuaian Diri dalam Belajar Siswa yang Berprestasi di Bawah
Rata-rata pada Siswa Kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman Tahun Ajaran
2018/2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran baik buruknya penyesuaian
diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI
SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019. Berdasarkan data-data yang
telah diperoleh dan diolah diketahui tingkat penyesuaian diri dalam belajar siswa
pada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Tingkat Penyesuaian Diri dalam Belajar Siswa yang Berprestasi di
Bawah Rata-rata
Rentang
Skor
Angka
nominal
Presentase Kategori Makna Kategori
97 < X 20 50 % Sangat
Baik
Penyesuaian diri dalam
belajar siswa yang
berprestasi di bawah rata-
rata sangat baik.
82- 97 17 42,5 % Baik Penyesuaian diri dalam
belajar siswa yang
berprestasi di bawah rata-
rata baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
67-82 3 7,5 % Cukup
baik
Penyesuaian diri dalam belajar
siswa yang berprestasi di bawah
rata- rata cukup baik.
66-85 - - Rendah Penyesuaian diri dalam belajar
siswa yang berprestasi dibawah
rata-rata rendah
X ≤ 66 - - Sangat
Rendah
Penyesuaian diri dalam belajar
siswa yang berprestasi dibawah
rata-rata sangat rendah
Kategorisasi tingkat penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata pada siswa kelas XI jurusan IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun
ajaran 2018/2019 menggunakan dalam bentuk diagram dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 4.1
Diagram Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri dalam Belajar Siswa yang
Berprestasi di Bawah Rata-rata
20
17
3
0 00
5
10
15
20
25
Sangat Baik Baik Cukup Baik Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan tabel dan gambar dapat dilihat bahwa: terdapat 20 ( 50 %)
siswa yang tingkat penyesuaian diri masuk dalam kategori sangat baik, 17
(42,5%) siswa tingkat penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata dalam kategori baik dan 3 (7,5 %) siswa yang tingkat
penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata masuk
dalam kategori cukup baik. Jadi kesimpulan berdasarkan data di atas bahwa
sebagian besar siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri dalam belajar yang
berprestasi di bawah rata-rata pada kategori Sangat Baik dan Baik.
2. Item yang Capaian Skornya Rendah dapat sebagai dasar penyusunan program
bimbingan peningkatan penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui item yang masuk dalam capaian
skor rendah pada variabel penyesuaian diri dalam belajar. Berdasarkan hasil
penelitian ini terdapat 2 item yang termasuk dalam kategori rendah, maka
peneliti mengambil kedua item tersebut sebagai dasar penyusunan program
bimbingan. Norma penyesuaian diri dalam belajar disusun berdasarkan norma
kategori yang disusun oleh Azwar (2011). Tingkat penyesuaian diri dalam
belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA
N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019 terdiri dalam kategorisasi, yaitu
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Hasil kategorisasi tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.2
Penggolongan skor item penyesuaian diri dalam belajar siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA N 2
Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa, 3 item yang berada pada
kategori sangat tinggi, 12 item yang berada pada kategori tinggi, 13 item yang
berada pada kategori sedang dan 2 item berada pada kategori rendah, Dengan
demikian, 2 item yang berada pada kategori rendah tersebut dijadikan sebagai
dasar menyusun program usulan topik-topik bimbingan pendampingan yang
cocok untuk diterapkan kepada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman
tahun ajaran 2018/2019 yang memiliki penyesuaian diri dalam belajar yang
berprestasi di bawah rata-rata.
Rentang
skor
Kategori F % Item
130 < X Sangat
Tinggi
3 10 % 10, 15, 19
110- 130 Tinggi 13 43,3 % 3, 13, 17, 18, 21, 27, 31, 32, 33,
39, 40, 43, 47
90- 110 Sedang 12 40 % 20, 23, 24, 25, 26, 34, 35, 36, 37,
38, 42, 48,50
70-90 Rendah 2 6,6 % 22, 29
X ≤ 70 Sangat
Rendah
0 0% -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.3
Item yang Memiliki Skor rendah
N
o
Aspek Item Skor
1 Kepemimpinan Saya sering merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang monoton
(22)
81
2. Kepercayaan diri
akademis Saya merasa takut tinggal kelas atau
tidak lulus sekolah (29)
73
Berdasarkan hasil kategorisasi item tingkat penyesuaian diri dalam belajar
siswa yang berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA N 2
Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019 menunjukan ada 3 item yang diperoleh
dari kategori rendah. Ketiga item tersebut digunakan untuk penyusunan
program bimbingan peningkatan penyesuaian diri dalam belajar siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata. Hal ini digunakan sebagai pencegahan agar tidak
terjadi siswa yang memiliki kemampuan penyesuaian diri dalam belajar siswa
yang berprestasi di bawah rata-rata yang tergolong rendah.
B. Pembahasan
1. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri dalam Belajar Siswa yang Berprestasi di
Bawah Rata-rata pada Siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman Tahun
Ajaran 2018/2019
Berdasarkan hasil penelitian tingkat penyesuaian diri dalam belajar siswa
yang berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik
Sleman tahun ajaran 2018/2019, sebagian besar siswa mengalami penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
diri dalam belajar dalam kategori sangat baik, baik dan cukup baik. Siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata memiliki kategorisasi sangat baik dalam
penyesuaian diri dalam belajar sebanyak 20, artinya dari hasil perhitungan
kategorisasi penyesuaian diri dalam belajar, siswa yang berada pada kategori ini
mengalami penyesuaian diri dalam belajar pada aspek yang paling tinggi
skornya yaitu kepercayaan diri akademis, kepercayaan pengembangan diri, dan
kepercayaan diri sosial. Siswa yang berprestasi di bawah rata-rata memiliki
kategorisasi baik penyesuaian diri dalam belajar sebanyak 17 artinya dari hasil
perhitungan, siswa yang berada pada kategori ini mengalami penyesuaian diri
dalam belajar pada aspek kepemimpinan, kemasyarakatan, ketahanan,
keterlibatan terhadap tugas, kepercayaan diri akademis, kepercayaan diri sosial,
lokus control internal, kepercayaan pengembangan diri, hubungan dengan guru
serta hubungan dengan teman, dan siswa yang berprestasi di bawah rata-rata
memiliki kategorisasi cukup baik penyesuaian diri dalam belajar sebanyak 3
artinya hasil perhitungan, siswa yang berada pada kategori ini mengalami
penyesuaian diri dalam belajar pada aspek kepemimpinan dan kepercayaan diri
akademis.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil observasi penelitian saat
melaksanakan observasi di SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman. Sehingga ada
beberapa kemungkinan yang terjadi seperti siswa tidak mengisi kuesioner
dengan sebenarnya karena ingin memperlihatkan segi baik dan kurangnya
keterbukaan dalam dirinya. Selain kemungkinan ada faktor lain yang
mempengaruhi penelitian sehingga tidak sesuai dengan identifikasi masalah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
observasi penelitian. Hal ini bisa disebabkan oleh pergaulan setiap siswa yang
memiliki berbagai karakteristik, bisa juga disebabkan oleh suasana kelas, dan
lingkungan yang mampu membantu siswa untuk cepat menyesuaiakan diri
dalam blajar di Sekolahnya. Adapun hal yang menyebabkan siswa memiliki
prestasi di bawah rata-rata bukan hanya semata kurangnya penyesuaian diri yang
menimbulkan siswa mendapatkan prestasi di bawah rata-rata, bisa jadi
disebabkan faktor lain yang hanya dirasakan dan dialami oleh siswa dengan
kurangnya keterbukaan.
Artinya bahwa siswa yang memiliki prestasi di bawah rata-rata belum tentu
memiliki tingkat penyesuaian diri dalam belajar yang buruk. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwa penyesuaian diri dalam belajar siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata memiliki penyesuaian diri dalam belajar yang
baik. Penelitian ini tidak sama dengan pendapat Hartinah (2008: 186) yang
menyatakan karakteristik individu yang mampu menyesuaikan diri mampu
dalam belajar. Hartinah juga menyatakan bahwa dengan belajar, individu akan
banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu
menyesuaikan diri. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Rosdiana (2009:4)
mengenai aspek-aspek penyesuaian diri pada keterlibatan terhadap tugas (task
involvement) yang menunjukan kemampuan siswa untuk merasa tanggungjawab
terhadap hasil tugas yang diberikan kepada siswa sedangkan hasil penelitian ini
menunjukan bahwa siswa yang berprestasi di bawah rata-rata mampu
menyesuaiakan diri dalam belajar, serta siswa memiliki keterlibatan terhadap
tugas yang menunjukan rasa tanggungjawab terhadap hasil tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Item yang capaian skornya rendah dapat sebagai dasar penyusunan topik
bimbingan peningkatan penyesuaian diri dalam belajar pada siswa yang
berprestasi di bawah rata-rata.
Berdasarkan hasil kategorisasi item tingkat penyesuaian diri dalam belajar
siswa yang berprestasi di bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA N 2
Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019 yang memiliki capaian skor rendah,
digunakan untuk membuat topik bimbingan untuk meningkatkan penyesuaian
diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata, bagi siswa yang
berada pada kategori sedang. Berdasarkan 2 item yang memiliki skor rendah,
peneliti menyusun topik pada setiap item lebih dari satu. Susunan topik-topik
bimbingan peningkatan penyesuaian diri dalam belajar siswa terlampir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran
A. Kesimpulan
1. Tingkat penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata
pada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019
berada pada kategori sangat baik dan baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan
kategorisasi yang menunjukkan sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA N 2
Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019 memiliki tingkat penyesuaian diri
dalam belajar masuk dalam kategori sangat baik dan baik.
2. Ditemukan 2 item penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di
bawah rata-rata pada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran
2018/2019, yang capaian skor berada pada kategori rendah. Item yang capaian
skor berada dalam kategori rendah dijadikan dasar perancangan program
pendampingan untuk siswa yang memiliki, penyesuaian diri dalam belajar yang
berprestasidi bawah rata-rata.
B. Keterbatasan
Peneliti menyadari bahwa masih ada tata bahasa yang mungkin sulit
dipahami siswa dan pemaknaan kata yang tidak semua siswa mudah mengerti,
seperti halnya pemberian gambaran dalam salah satu aspek yang menyebutkan
metode pembelajaran yang menyenangkan, peneliti memiliki maksud ingin
mempermudah dengan memberikan contoh dengan sebutan media (mind map)
namun ternyata ada salah satu siswa yang bingung dengan maksud media (mind
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
map) tersebut. Peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan hasil
observasi dengan hasil penelitian berbeda. Menurut pengamatan peneliti pada
saat penyebaran angket, tidak semua kuesioner penelitian diisi dengan sungguh-
sungguh karena kurangnya keterbukaan diri hal ini juga dikuatkan dengan hasil
kuesioner yang telah diisi menunjukan beberapa kuesioner diisi secara tidak
sungguh-sungguh dengan memberikan tanda ceklist pada jawaban dengan sama
hingga beberapa nomer.
C. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran bagi beberapa pihak sesuai dengan hasil
penelitian:
1. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memberikan program pendampingan untuk siswa yang
memiliki prestasi di bawah rata-rata sehingga mereka memiliki penyesuaian
diri dalam belajar yang baik. Dengan diadakanya pendampingan dapat
meminimalisir rendahnya penyesuaian diri siswa dalam belajar yang
memiliki prestasi di bawah rata-rata, dan siswa mampu mengembangkan diri
dan potensinya sehingga siswa termotivasi dalam meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 2018/2019.
Siswa yang tergolong dalam kategori sedang diharapkan mampu
memperbaiki sikap, pikiran dan perasaan dalam belajar supaya mampu
menyeimbangkan dengan keadaan, mencoba bangkit dan mengejar prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
yang lebih baik sehingga tidak terjadi penyesuaian diri yang buruk pada masa
yang akan datang.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitu mengenai tingkat
penyesuaian diri dalam belajar siswa yang berprestasi di bawah rata-rata.
Peneliti berharap peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan
ruang lingkup yang dapat diperluas lagi dari penelitian saat ini. Dengan
menggunakan metode analisis kualitatif diharapkan dapat menggali kasus
secara personal namun lebih mendalam dan memiliki variabel yang saling
berkaitan sehingga terdapat unsur perbandingan didalamnya. Peneliti lain
diharapkan mampu meningkatkan rasa keterbukaan siswa sehingga siswa
mampu menjawab kuesioner dengan benar dan keikhlasan dalam mengisi
kuesioner dengan sejujurnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Rizar. (2014). Implementasi Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013
pada Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK 2 Surakarta. Diambil
pada tanggal 29 Januari 2019, dari http://eprints.uny.ac.id/.
Ahmadi, Abu.,& Supriyono, Widodo. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ali, M. (2005).Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azwar, Saifuddin. (2011). Validitas dan Reabilitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka
Belajar
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Furchan, A. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo Offset.
Hamdani.(2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hartinah, Sitti. (2008). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama
Hurlock, E.B. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kristiasanti, F. Yhuvita. (2014). Penyesuaian Diri dalam Belajar ( Studi Deskriptif
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Angkatan 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-
topik Bimbingan Peningkatan Kemampuan Penyesuaian Diri).
(www.Library.usd.ac.id).
Kunandar. (2014). PENILAIAN AUTENTIK (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013. Depok: Rajagrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Panditasari, L. R. (2013). Dominasi gaya belajar siswa kelas XI SMA Santo Mikael
Sleman tahun ajaran 2012/2013 yang berprestasi belajar rendah dan
impilkasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.
(www.Library.usd.ac.id)
Rohman, Noer. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Rosdiana, Dewi. (2009). Penyusunan Modul Pelatihan Penyesuaian Akademis Bagi
Mahasiswa UNISBA Tingkat Pertama. Diambil pada tanggal 23 Oktober
2018, dari https:// ejournal.unisba.ac.id/index.php/schema/article/view/2618.
Rossum, Van Priscilla. (2013). Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Manajemen
Waktu Belajar (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap
Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Belajar). (www.Library.usd.ac.id).
Santi, R.C.N dan Eniyati, Sri. (2015). Implementasi Statistik dan Database Mysql.
Diambil pada tanggal 23 Januari 2018, dari
www.unisbank.ac.id/ojs/index.php,fti1/article/view.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sriyono, H. (2016). Program Bimbingan Belajar Untuk Membantu Meningkatkan
Kemandirian Belajar Siswa. Diambil pada tanggal 1 Februari 2019, dari
http:// digilib.Mercubuana.ac.id.
Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sundari.(2005). Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rieneka Cipta.
Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. (2016). Bimbingan dan Konseling di Sekolah, konsep, teori, dan
aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sutrisno Hadi. (2004). Metodelogi Research jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Widodo, Lusi Widayanti. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTs
Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Diambil pada
tanggal 23 Januari 2019, dari https:// pdm-mipa.ugm.ac.id.
Winkel.(2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Winkel dan Hastuti, Sri.(2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu ., & Nurihsan, Juntika. (2010). Landasan Bimbingan & Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1: Kuesioner Penelitian
ANGKET
PENYESUAIAN DIRI DALAM BELAJAR SISWA
Oleh:
KikyAprilliya
NIM: 151114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Identitas
1. Nama :
2. Kelas :
3. Jenis kelamin :
A. Kata pengantar
Teman-teman yang saya sayangi,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan anada
untuk mengisi data diri yang terkait dengan penelitian ini.
Kemudian anda diharapkan mengisi skala penelitan dengan apa
yang anda alami, rasakan, maupun yang Anda pikirkan
dengan penyesuaian diri Anda dalam belajar. Anda tidak perlu
ragu dalam mengisi semua pernyataan dalam skala ini, karena
tidak ada jawaban benar dan salah. Selain itu jawaban Anda akan
dirahasiakan sehingga tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui jawaban Anda selain saya dan Anda. Saya akan sangat
menghargai apabila Anda bersedia untuk mengisi skala ini dengan
sejujur-jujurnya. Terima kasih atas perhatian dan kesedian Anda.
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah terlebih dahulu data yang ada pada bagian identitas
diri sebelum mengisi skala penelitian ini.
2. Baca dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada.
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah
tertera dikolom, pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri
anda pada prestasi belajar di bawah rata-rata, dengan
memberikan tanda () pada kolom jawaban. Terdapat
empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
Sangat Sesuai (SS) : Hal ini sangat sesuai
dengan apa yang anda alami,
rasakan, maupun pikirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
ketika anda mengalami
penyesuaian diri dalam
belajar yang berprestasi di
bawah rata-rata.
Sesuai (S) : Hal ini sesuai dengan apa
yang anda alami, rasakan,
maupun pikirkan ketika anda
mengalami penyesuaian diri
dalam belajar yang
berprestasi di bawah rata-rata.
Tidak Sesuai (TS) : Hal ini tidak sesuai dengan
apa yang anda alami, rasakan,
maupun pikirkan ketika anda
mengalami penyesuaian diri
dalam belajar yang
berprestasi di bawah rata-rata.
Sangat Tidak Sesuai (STS) : Hal ini sangat tidak sesuai
dengan apa yang anda alami,
rasakan, maupun pikirkan
ketika anda mengalami
penyesuaian diri dalam
belajar yang berprestasi di
bawah rata-rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SS (sangat sesuai) S (sesuai) TS ( tidak sesuai) STS (sangat tidak sesuai)
NO ITEM SS S TS STS
1. Saya ingin mendapatkan peringkat di kelas atau
sekolah
2. saya memiliki metode belajar yang menyenangkan
3. Saya dapat menggunakan jam belajar masyarakat di
lingkungan saya dengan baik
4. Selain di sekolah, saya juga memperoleh
pembelajaran melalui masyarakat
5. Saya yakin dapat menyelesaikan tugas atas
kemampuan diri saya sendiri
6. Saya mampu belajar semalam suntuk, ketika
paginya saya harus mengikuti ujian
7. Saya peduli dan mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
8. Saya mampu memperhatikan guru ketika sedang
mengajar
9. Saya yakin bahwa saya dapat menyelesaiakan
sekolah dengan nilai yang memuaskan
10. Saya yakin bahwa saya mampu mendapatkan
keberhasilan dalam belajar
11. Ketika saya kesulitan dalam mengerjakan tugas,
maka saya meminta bantuan teman
12. Saya merasa senang dengan suasana dan kondisi
kelas saat ini
13. Saya mampu mendapatkan nilai bagus karena
usaha sendiri
14. Saya mampu memahami diri saya, ketika
mengalami kegagalan karena akibat saya sendiri
15. Saya yakin dengan belajar merupakan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam pengembangan diri
16. Dengan terus berusaha lebih baik lagi dalam
belajar, saya yakin dapat merubah diri saya lebih
baik
17 Saya sering menyapa guru di sekolah atau di luar
sekolah
18. Ketika saya kesulitan dalam belajar, saya dapat
mengkonsultasikan kesulitan saya dengan guru
19. Saya dapat bertukar pikiran dengan teman saya saat
belajar di kelas atau saat belajar bersama
20. Saya sering terlibat belajar kelompok dengan
teman-teman saya
21. Saya kurang berminat untuk mendapatkan prestasi
di sekolah
22. Saya sering merasa bosan dengan metode
pembelajaran yang monoton
23. Saya kurang mengerti fungsi dari jam belajar
masyarakat yang berlaku
24. Saya ragu dengan hasil belajar saya sendiri
25. Saya sering mengabaikan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
26. Saya sering merasa cepat bosan dalam belajar
27. Saya lebih senang mengerjakan tugas atau belajar
dengan teman
28. Dengan kemampuan yang saya miliki, saya percaya
pasti berhasil dalam menyelesaiakan tugas belajar
saya
29. Saya merasa takut tinggal kelas atau tidak lulus
sekolah
30. Setelah pulang sekolah, saya langsung mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PR atau tugas dari guru
31. Saya senang menyendiri dan menghindari
keramaian
32. Mind map memudahkan saya dalam belajar
33. Bagi diri saya, belajar bukan hal yang utama dalam
mendapatkan pengetahuan
34. Ketika menemui kesulitan dalam belajar, saya
cenderung cepat mengeluh
35. Sebelum saya menjawab pertanyaan guru, saya
terlebih dahulu bertanya kepada teman
36. Saya senang membaca daripada berdiskusi dengan
teman
37. Ketika guru memberikan penjelasan perihal mata
pelajaran secara pribadi, saya cenderung memilih
untuk menarik diri
38. Saya lebih senang bermain gadget di kelas ketika
guru sedang menjelaskan materi
39. Saya merasa bahwa saya mampu mendapatkan
peringkat 5 besar di kelas
40. Saya lebih senang belajar di dalam kelompok
41. Ketika nilai saya di bawah KKM saya malas untuk
mengikuti remidi atau mencari nilai tambahan
42. Saya menilai bahwa anak pintar cenderung lebih
diprioritaskan
43. Saya jarang bersosialisasi dengan masyarakat luar
44. Ketika saya mendapat nilai jelek karena malas
belajar, maka itu merupakan kesalahan saya
45. Saya lebih suka belajar mandiri daripada ikut
belajar kelompok dengan teman
46. Saya juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sekolah
47. Saya percaya bahwa belajar adalah sumber
pengetahuan
48. Saya sering merasa gugup apabila hendak bertanya
kepada guru
49. Ketika saya sedang belajar di rumah, dan merasa
kesulitan saya dapat menanyakan kepada guru
melalui via media social
50. Saya lebih memilih bermain daripada mengikuti les
tambahan
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN 2: Tabulasi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 3: Tabulasi Data Validitas
No
Item
Parameter Hasil Hitung Keterangan
1. Pearson Correlation ,117 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,474 N 40
2. Pearson Correlation ,065 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,689 N 40
3. Pearson Correlation .314* Valid
Sig. (2-tailed) ,049 N 40
4. Pearson Correlation ,164 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,313 N 40
5. Pearson Correlation ,201 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,213 N 40
6. Pearson Correlation ,042 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,796 N 40
7. Pearson Correlation -,081 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,620 N 40
8. Pearson Correlation ,149 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,358 N 40
9. Pearson Correlation ,090 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,581 N 40
10. Pearson Correlation ,263 Valid
Sig. (2-tailed) ,102 N 40
11. Pearson Correlation ,130 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,423 N 40
12. Pearson Correlation ,183 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,258 N 40
13. Pearson Correlation ,303 Valid
Sig. (2-tailed) ,058 N 40
14. Pearson Correlation ,177 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
N 40 15. Pearson Correlation .370* Valid
Sig. (2-tailed) ,019 N 40
16. Pearson Correlation ,172 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,289 N 40
17. Pearson Correlation .528** Valid
Sig. (2-tailed) ,000 N 40
18. Pearson Correlation .459** Valid
Sig. (2-tailed) ,003 N 40
19. Pearson Correlation .335* Valid
Sig. (2-tailed) ,034 N 40
20. Pearson Correlation ,278 Valid
Sig. (2-tailed) ,083 N 40
21. Pearson Correlation ,269 Valid
Sig. (2-tailed) ,093 N 40
22. Pearson Correlation ,303 Valid
Sig. (2-tailed) ,057 N 40
23. Pearson Correlation .323* Valid
Sig. (2-tailed) ,042 N 40
24. Pearson Correlation .360* Valid
Sig. (2-tailed) ,022 N 40
25. Pearson Correlation .452** Valid
Sig. (2-tailed) ,003 N 40
26. Pearson Correlation .372* Valid
Sig. (2-tailed) ,018 N 40
27. Pearson Correlation .397* Valid
Sig. (2-tailed) ,011 N 40
28. Pearson Correlation ,204 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,206 N 40
29. Pearson Correlation .350* Valid
Sig. (2-tailed) ,027 N 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
30. Pearson Correlation ,078 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,631 N 40
31. Pearson Correlation .428** Valid
Sig. (2-tailed) ,006 N 40
32. Pearson Correlation .429** Valid
Sig. (2-tailed) ,006 N 40
33. Pearson Correlation .351* Valid
Sig. (2-tailed) ,026 N 40
34. Pearson Correlation .622** Valid
Sig. (2-tailed) ,000 N 40
35. Pearson Correlation ,264 Valid
Sig. (2-tailed) ,100 N 40
36. Pearson Correlation ,161 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,322 N 40
37. Pearson Correlation ,277 Valid
Sig. (2-tailed) ,084 N 40
38. Pearson Correlation ,287 Valid
Sig. (2-tailed) ,073 N 40
39. Pearson Correlation .422** Valid
Sig. (2-tailed) ,007 N 40
40. Pearson Correlation .322* Valid
Sig. (2-tailed) ,042 N 40
41. Pearson Correlation -,273 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,088 N 40
42. Pearson Correlation .364* Valid
Sig. (2-tailed) ,021 N 40
43. Pearson Correlation .506** Valid
Sig. (2-tailed) ,001 N 40
44. Pearson Correlation -.314* Tidak valid
Sig. (2-tailed) ,049 N 40
45. Pearson Correlation -,031 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sig. (2-tailed) ,847
N 40 46. Pearson Correlation ,000 Tidak valid
Sig. (2-tailed) ,999 N 40
47. Pearson Correlation .397* Valid
Sig. (2-tailed) ,011 N 40
48. Pearson Correlation .453** Valid
Sig. (2-tailed) ,003 N 40
49. Pearson Correlation ,169 Tidak valid
Sig. (2-tailed) ,297 N 40
50. Pearson Correlation ,297 Valid
Sig. (2-tailed) ,062 N ,117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 4: Usulan Topik-topik Bimbingan untuk Meningkatkan Penyesuaian diri
dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun
ajaran 2018/2019
No Pernyataan/
item
Indikator Aspek Topik Tujuan Metode
1. Saya sering
merasa bosan
dengan
metode
pembelajaran
yang monoton
Siswa
memiliki
karakteristik
inisiatif
Kepemimpinan Smart in
Leadership
Siswa mampu
inisiatif dalam
belajar yang
mengasikan
Presentasi,
dinamika,
video, refleksi,
Berani
melakukan
perubahan
dalam
belajar
yang
positif
Siswa mampu
memiliki
gagasan baru
dalam
pembelajaran
sehingga tidak
cepat bosan
dalam
mengontrol
diri
Video,
dinamika,
sharing,
refleksi
2. Saya merasa
takut tinggal
kelas atau tidak
lulus sekolah
Siswa
memiliki rasa
keyakinan diri
untuk
menyelesaikan
sekolah
Kepercayaan
diri akademis
Aku yakin
dan aku
bisa!
Siswa menjadi
yakin terhadap
dirinya dalam
belajar,
menyelesiakan
tugas,
mengikuti
ujian atau tes.
Presentasi,
dinamika,
video, refleksi
100%
YAKIN
LULUS
Siswa
memiliki
keyakinan
tinggi dalam
dirinya untuk
menyelesaikan
sekolah
Maindfullness,
Presentasi
materi, video,
refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 5: Data Siswa yang Berprestasi di Bawah Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Rumus :
�̅� = ∑𝑥
𝑛 =𝑥1+𝑥2+⋯+𝑥𝑛
𝑛
Rata-rata= 34755 = 369,734
94
Dari jumlah siswa yang berjumlah 94 yang di bawah rata rata dari 369 terdapat
sejumlah 40 siswa yang di bawah rata-rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 6: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI