10
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA SUPRIYONO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN J/. BabarsariKotakPos 6101/YKBB Yogyakarta. Email: [email protected] Abstrak PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA. Telah dilakukan suatu kajian penyiapan SDM (sumber Daya Manusia) yang dihasilkan oleh STTN untuk menyongsong kehadiran PLTN di Indonesia. Dalam makalah ini dibahas tentang kebutuhan SDM yang akan berkiprah pada saat sekarang sampai operasinya PLTN di tahun 2016 serta kebutuhan SDM untuk persia pan PLTN berikutnya. STTN sebagai perguruan tinggi kedinasan dibawah BATAN yang berdiri pada tahun 1985 dengan program Diploma III, pada tahun 2001 ditingkatkan menjadi program Diploma IV dengan Jurusan Teknojisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir. Sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan Sarjana Sains Terapan yang khusus dalam bidang teknologi nuklir, sudah sepantasnya lulusannya siap menyongsong era PLTN di Indonesia. Kajian dilakukan dengan melakukan penelusuran pustaka, baik karya-karya ilmiah dari Kementerian ESDM, BATAN, maupun dari perguruan tinggi, sedangkan kajian tentang lulusan.STTN dilakukan dengan melihat buku Panduan Akademik STTN dan telaahan langsung di STTN. Hasil kajian menunjukkan bahwa lulusan STTN layak untuk ikut berkiprah pada kegiatan PLTN, baik kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembangunan dan pengoperasian PLTN, maupun kegiatan ikutannya. Kata kunci: Listrik, reaktor nuklir, sumber daya manusia, STTN. Abstract PREPARING THE NUCLEAR HUMAN RESOURCES IN STTN-BATAN YOGYAKARTA KEEPS UP WITH THE ERA OF NUCLEAR-POWER PLANTS IN INDONESIA. A review was conducted on the preparation of human resource produced by STTN to keep up with the era of Nuclear-Power Plant (NPP) in Indonesia. The review addressed the demand on human resource participating in the recent operation until the fUture operation in 2016 and the demand of human resource for the next plants. STTN as the national college under BATAN was established in 1985 with Diploma III program, and in 2001 it is modified into Diploma IV program with Nuclear Technophysic and Nuclear Technochemistry. As the college which yields the applied science graduates in the Nuclear Technology, it is reasonable that the graduates are ready to take part in the era of Nuclear-Power Plant in Indonesia. The analysis was conducting by reviewing literature, particularly those from the ESDM ministry, BATAN or from colleges. The analysis on the graduate of STTN was conducted by reviewing the academic handbook of STTN or directly observed STTN. The analysis indicated that the graduates of STTN were reasonable to participate in the work of Nuclear-Power Plant, both the immediate activities associating with the development and operation of Nuclear-Power Plant and the supporting activities. Keywodrs: Electricity, Nuclear reactor, human resourse, STTN. Supriyono 343 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

  • Upload
    lythuan

  • View
    233

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATANYOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI

INDONESIA

SUPRIYONO

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATANJ/. BabarsariKotakPos 6101/YKBB Yogyakarta.

Email: [email protected]

Abstrak

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI

INDONESIA. Telah dilakukan suatu kajian penyiapan SDM (sumber Daya Manusia) yang dihasilkan olehSTTN untuk menyongsong kehadiran PLTN di Indonesia. Dalam makalah ini dibahas tentang kebutuhanSDM yang akan berkiprah pada saat sekarang sampai operasinya PLTN di tahun 2016 serta kebutuhanSDM untuk persiapan PLTN berikutnya. STTN sebagai perguruan tinggi kedinasan dibawah BATAN yangberdiri pada tahun 1985 dengan program Diploma III, pada tahun 2001 ditingkatkan menjadi programDiploma IV dengan Jurusan Teknojisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir. Sebagai perguruan tinggi yangmenghasilkan Sarjana Sains Terapan yang khusus dalam bidang teknologi nuklir, sudah sepantasnyalulusannya siap menyongsong era PLTN di Indonesia. Kajian dilakukan dengan melakukan penelusuranpustaka, baik karya-karya ilmiah dari Kementerian ESDM, BATAN, maupun dari perguruan tinggi,sedangkan kajian tentang lulusan.STTN dilakukan dengan melihat buku Panduan Akademik STTN dantelaahan langsung di STTN. Hasil kajian menunjukkan bahwa lulusan STTN layak untuk ikut berkiprah padakegiatan PLTN, baik kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembangunan dan pengoperasian PLTN,maupun kegiatan ikutannya.

Kata kunci: Listrik, reaktor nuklir, sumber daya manusia, STTN.

Abstract

PREPARING THE NUCLEAR HUMAN RESOURCES IN STTN-BATAN YOGYAKARTA KEEPS UPWITH THE ERA OF NUCLEAR-POWER PLANTS IN INDONESIA. A review was conducted on the

preparation of human resource produced by STTN to keep up with the era of Nuclear-Power Plant (NPP)in Indonesia. The review addressed the demand on human resource participating in the recent operationuntil the fUture operation in 2016 and the demand of human resource for the next plants. STTN as thenational college under BATAN was established in 1985 with Diploma III program, and in 2001 it ismodified into Diploma IV program with Nuclear Technophysic and Nuclear Technochemistry. As thecollege which yields the applied science graduates in the Nuclear Technology, it is reasonable that thegraduates are ready to take part in the era of Nuclear-Power Plant in Indonesia. The analysis wasconducting by reviewing literature, particularly those from the ESDM ministry, BATAN or fromcolleges. The analysis on the graduate of STTN was conducted by reviewing the academic handbook ofSTTN or directly observed STTN. The analysis indicated that the graduates of STTN were reasonable toparticipate in the work of Nuclear-Power Plant, both the immediate activities associating with thedevelopment and operation of Nuclear-Power Plant and the supporting activities.

Keywodrs: Electricity, Nuclear reactor, human resourse, STTN.

Supriyono 343 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

Page 2: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia modern,listrik adalah suatu kebutuhan pokok yanghams tersedia sebagai mesin penggerak nadikehidupan. Listrik tidak serta merta munculsebagai energi yang tiba-tiba datang dari langit,tetapi listrik hams dibangkitkan dari suatupembangkit listrik buatan manusia. Tidaksemua bahan yang ada di bumi saat ini dapatdigunakan sebagai bahan bakar pembangkitlistrik, tetapi hanya bahan-bahan tertentu sajayang berpotensi menjadi sumber daya energi.Bahan-bahan tersebut antara lain : minyakbumi, batubara, gas, air, panas bumi, dsb. Adasuatu persoalan yang hams dijadikan perhatiandengan sumber daya energi tersebut, yaitu :1 Keterbatasan sumber minyak yang dimiliki

Indonesia.2 Keterbatasan lahan dan sumber air di Pulau

Jawa.3 Masalah lingkungan akibat emisi gas

berbahaya (SOx, NOx) dan gas rumah kaca.4 Mahalnya biaya modal awal untuk

pembuatan pembangkit daya untukpembangkit listrik tenaga-tenaga tertentu.

Dengan adanya permasalahan tersebut diatas, maka pemerintah telah mengambillangkah-langkah kebijakan, yaitu [Perdanahari,E., 2006]:1. Mengatur pemanfaatan energi yang efisien,

seimbang, berkelanjutan dan akrablingkungan.

2. Meningkatkan program diversifikasi energi,yaitu penganekaragaman pemanfaatansumber energi primer non-fosil, serta energibarn dan terbarukan untuk pembangkittenaga listrik.

3. Menggalakkan program konversi energi.Dari ketiga butir di atas nampak bahwa

pemerintah cenderung menggalakkan programkonversi energi yang telah dituangkan dalamPERPRES No.5 Tahun 2006 tentang energibarn dan terbarukan. Salah satu program jangkapanjang pemerintah untuk membangkitkanlistrik adalah penggunaan Pembangkit ListrikTenaga Nuklir (PLTN). Menurut rencanapembangunan PLTN akan dimulai pada tahun2011 dan PLTN pertama akan dioperasikanpada tahun 2016 di Semenanjung Muria[Perdanahari, 2006]. Dalarn pembangunannya,PLTN hams melalui tahapan-tahapan yang

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

sudah di rencanakan (Lihat Lampiran 1.). Padasetiap tahapan kegiatan tersebut diperlukanSumber Daya Manusia (SDM) yangprofessional dan handal di bidangnya. Olehkarena itu, jika tahapan yang dilaksanakanmulai tahun 2008 adalah ijin tapak dan 2011adalah mulai dilakukannya prosespembangunan konstruksi PLTN, maka akan adakegiatan pekeIjaan yang hams dilaksanakanoleh anak-anak muda lulusan perguruan tinggiyang mempunyai basis pendidikan dalambidang teknologi nuklir.

Untuk menjawab tantangan kesiapanSDM tersebut, Sekolah Tinggi TeknologiNuklir (STTN)-BATAN Yogyakarta sebagaiperguruan tinggi kedinasan di bawah BATANyang berdiri pada tahun 1985 dengan programDiploma III, dan pada tahun 2001 telahditingkatkan menjadi program Diploma IVdengan Jurusan Teknofisika Nuklir danTeknokimia Nuklir, yang menghasilkan SaIjanaSains Terapan yang khusus dalam bidangteknologi nuklir, lulusannya siap menyongsongera PLTN di Indonesia. Untuk mengujikesiapan tersebut, telah dilakukan kajiantentang hubungan antara PLTN mulai dari prakonstruksi sampai pembangunan PLTNberikutnya sampai tahun 2024, dengan lulusanSTTN ditinjau dari jumlah kuantitatif dankualitas lulusannya. Dalam kajian ini tidakdisinggung jenis PLTN yang akandipilih/dibangun, sebab asumsinya jenis PLTNapapun yang dipilih akan membutuhkan SDMyang hampir sarna. Diasumsikan untuk sebuahPLTN berdaya 1000 MW dan sampai tahun2024 akan dibangun sebanyak 4 (empat) buahPLTN.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

Dalam Pedoman Akademik STTN 2006,berdirinya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklirdilatarbelakangi atas adanya suatu gagasandiperlukannya program diploma bagi parateknisi. Pada awal tahun 1983, gagasan inidikembangkan dengan membentuk SatuanTugas Persiapan Pendidikan Ahli Teknik Nuklirberdasar SK Dirjen BATAN No.08/DJ/07/I/1983. Mengingat proses untukmelaksanakan tugas tersebut memerlukanwaktu, tugas Satgas diperpanjang dengan SKDirjen BATAN No. 81/DJN/1984, diikutikemudian dengan pembentukan Satuan Tugas

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 344 Supriyono

Page 3: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

pengelola Pendidikan Ahli Teknik Nuklirdengan SK Dirjen BATAN No. 53/DJIIV/I985.baru pada tanggal 3 Agustus 1985 kegiatanPendidikan Ahli Teknik Nuklir dengansingkatan PATN di Yogyakarta dibuka denganresmi oleh Direktur Jendral BATAN, Bapak Ir.Djali Ahimsa. Ijin operasional dari Dirjen Diktidiperoleh sesuai dengan SK Dirjen Dikti No.1640/D/O/86 tanggal 15 September 1986.

Peningkatan PATN (yangmenyelenggarakan Program Diploma III kebawah) menjadi STTN, ditujukan dalam rangkamencukupi kebutuhan SDM terdidik yangterampil dengan kemampuan teknis danakademis yang lebih baik. Pada bulan Agustus1999 diadakan pertemuan antara BATANdengan Depdiknas (dahulu Depdikbud) yangmembahas rencana pendirian STTN.Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 1999,BATAN mengajukan permohonan pendirianSTTN-BATAN ke Depdikbud. STTN-BATANdinyatakan layak didirikan dengan persetujuanDepdiknas tanggal 15 Maret 2001.

Pembukaan Jurusan dan Program Studidi STTN-BATAN Yogyakarta dilakukan olehDirektur Jenderal Pendidikan Tinggi padatanggal 20 Maret 2001 dengan 2 Jurusan dan 3Program Studi, yaitu Jurusan TeknokimiaNuklir dengan 1 Program Studi Teknokimia,dan Jurusan Teknofisika Nuklir dengan 2Program Studi, yaitu Prodi ElektronikaInstrumentasi dan Prodi Elektromekanik.

Setelah dilakukan pembahasan antaraBATAN dengan Kementrian PendayagunaanAparatur Negara (MENPAN), akhimya padatanggal 8 Juni 2001 diterbitkan KEPPRESnomor 71 tahun 2001 tentang PendirianSekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Keputusanini ditindak lanjuti dengan Keputusan KepalaBATAN Nomor 360/KANII/2001 tentangOrganisasi dan Tata Kerja STTN, danKeputusan Kepala BATAN Nomor542lKA!XI/2002 tentang Statuta SekolahTinggi Teknologi Nuklir.

OrganisasiVisi STTN adalah menjadi Sekolah

Tinggi idaman terdepan dalam pendidikan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir,

dengan mengemban misi menyelenggarakanpendidikan dan penelitian yang mendukungpembangunan dalam bidang teknologi nuklir,menjadikan Sekolah Tinggi yang disegani,melakukan pelayanan prima kepada masyarakatdan konsumen, serta membina kehidupanakademik yang sehat dengan mengoptimalkanpendayagunaan sumberdaya yang tersedia(panduan Akademik STTN, 2006). Untukterlaksananya visi dan misi tersebut, STTNmempunyai organisasi yang tersusun sepertidalam Lampiran 2.

KompetensiAgar organisasi dapat berjalan sesuai

dengan amanat yang tertuang dalam KEPPRESnomor 71 tahun 2001 tentang PendirianSekolah Tinggi Teknologi Nuklir danKeputusan Kepala BATAN Nomor360/KANII/2001 tentang Organisasi dan TataKerja STTN, serta Keputusan Kepala BATANNomor 542/KA/XI/2002 tentang StatutaSekolah Tinggi Teknologi Nuklir, maka STTNmenfokuskan arah organisasi dengankompetensi serta harapan peluang kerja kepadalulusannya seperti ditampilkan pada Tabel 1

Infrastruktur

Untuk melaksanakan kegiatan belajarmengajar, STTN mempunyai fasilitas miliksendiri seperti pada Tabel 2.

Fasilitas-fasilitas tersebut di atas berdiridi atas tanah seluas 7585 m2 dan berbentukbangunan berlantai IV. Selain fasilitas-fasilitasmilik sendiri seperti Tabel 2. di atas, prosesbelajar mengajar juga dilaksanakan di PusatTeknologi Akselerator dan Proses Bahan(PTAPB) BATAN Yogyakarta yang memilikifasilitas, Reaktor Nuklir Kartini, Akselerator,Lab. Proses Bahan Nuklir, Lab. Kimia Analisis,Lab. Proteksi Radiasi, Lab. PengelolaanLimbah, Bengkel Mekanik, Lab. Elektronikadan Instrumentasi, dsb. Proses belajar mengajarjuga dilaksanakan di UGM khususnya di Lab.Pengujian Bahan.

Supriyono 345 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

Page 4: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

TEKNOKIMIA

ProgramStudi

ELEKTROMEKANIK

ELEKTRONIKAINSTRUMENTASI

Peluan~a

Batan/LembagapenelitianlWirausaha

Batan/lndustri/LembagaPenelitianlWirausaha

Batan/lndustril LembagaPenelitianlWirausaha

Tabell. Program Studi, Kompetensi, dan Peluang Kerja

KompetensiProsesKimia

ProsesKimia RadiasiAnalisis Kimia

ProteksiRadiasidan Aplikasi T. Nuklir bidang IndustriPengelolaanLingkunganAplikasi Nuklir/Reaktor

Aplikasi MedisAplikasi Industri

ProteksiRadiasidan Aplikasi T. Nuklir bidang IndustriMekanikElektro

InstrumentasiElektromekanik

ProteksiRadiasidan Aplikasi T. Nuklir bidang IndustriSumber : Pedoman Akademik STTN (2006)

Tabel 2. Fasilitas STTN

No. Nama Ruang Jumlah No. Laboratorium Jumlah1. Ruang Ketua STTN 1 1. Lab. Kimia Dasar 12. RuangStaf Adm. dan Pimpinan 9 2. Lab. Kimia Organik 13. Ruang PengelolaJurusan 2 3. Lab. BengkelMekanik 14. RuangKelas 18 4. Lab. Bengkel Gelas 15. RuangWidyaiswara 1 5. Lab. Radiografi 16. Ruang BadanEksekutifMhs 1 6. Lab. X-Ray 17. Perpustakaan 1 7. Lab. Kimia Proses 18. Ruang Baca Perpustakaan 1 8. Lab. Elektronika 19. Auditorium 1 9. Lab. Komputer 110. RuangUPPM 1 10. Lab. Fisika Dasar 111. Musholla 1 11. Lab. KimiaAnalisis 112. WC/Kamar Mandi 10 12. Lab. Bahasa 1

13. RuangSidang 1 13. Lab. InstrumentasiNuklir 114. MobilDinas 5 14. Lab. Listrik 3

15. Tempat Parkir Mobil 1 15. Lab. Mekatronika 116. Tempat Parkir Motor 1 16. Lab. Kendalidan Robotika 117. Masjid 1 17. Lab. GambarTeknik 1

18. Ruang Pengemudi 1 18. Lab. Proteksi Radiasi 1Sumber : Data dari STTN.

Staf PengajarPada saat ini, jumlah dosen tetap STTN

sebanyak 36 orang, yang terdiri dari 1 orangberpendidikan S3, 7 orang berpendidikan S2, 2orang sedang menempuh program S2, 12 orangberpendidikan SIIDIV dan 3 orang sedangmenempuh DIY. Ke 36 orang dosen tersebut,komposisinya adalah seperti yang tertampilpada Tabel 3 dan Tabek 4.

Ke 36 dosen tetap tersebut semuanyamerupakan alumni fakultas MIPA atau FakultasTeknik dan 90 % nya berbasis pendidikan

nuklir. 15 % dosen STTN merupakan alumniPerguruan Tinggi dari luar negeri (Perancis,Inggris dan Jepang) dan sebagian pemahtraininglkursus di luar negeri (Jepang,Australia, Perancis, India, Pakistan, Singapura,Malaysia dan Republik Dominika). Selaindidukung oleh 36 orang dosen tetap, STTN jugadidukung dosen tidak tetap dari PTAPB­BATAN, DGM, UNY, DIN dan Dewan Gerejaserta Parisada Hindu, dan Dharma Budha.Dntukkelancaran administrasi, STTN didukung 33tenaga administrasi.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 346 Supriyono

Page 5: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176

Tabel3. Jumlah Dosen per Program Studi Berdasarkan Jenjang Pendidikan

ProdiElektronikaInstrumentasiPendidikan Jumlah

83 182 2

8edang 82 181/DIV 7

8edang DIVJumlah 11

Sumber: Data Kepegawaian STTN

ProdiElektroMekanikPendidikan Jumlah

8382 2

8edang 8281/DIV 8

8edang DIV 1Jumlah 11

ProdiTeknikKimiaPendidikan Jumlah

8382 3

8edang 82 181/DIV 8

8edang DIV 2Jumlah 14

Tabel 4. Jum1ah Dosen per Program Studi Berdasarkan Pangkat/Golongan

Prodi ElektronikaInstrumentasiPendidikan JumlahIVD-IVEIVA-IVC 3IIIC-IIiD 5lilA-illS 3Jumlah 11

Sumber : Data Kepegawaian STTN

ProdiELMEKPendidikan JumlahIVO-IVEIVA-IVC 411iG-IIiD 3lilA-illS 4Jumlah 11

ProdiTeknikKimiaPendidikan Jumlah

IVD-IVE 1IVA-IVC' 411iG-IIiD 5iliA-illS 4Jumlah 14

Perkembangan Jumlah Mahasiswa danAlumni STTN

Di tengah persaingan yang semakin ketat,keberadaan STTN sebagai perguruan tinggimasih mendapat kepercayaan tinggi darimasyarakat, karyawan BAT AN dan Pemda

yang dibuktikan dengan semakin meningkatnyajumlah mahasiswa. Data-data mahasiswa danalumni selama 5 tahun terakhir ditampilkanpada Tabel5.

Tabel5. Jumlah Mahasiswa dan Alunmi 2001-2006

Tahun MasukProdiELiNProdiELMEKProdiTeknikKimia

Reg.AljaAlumniReg.AljaAlumniReg.AljaAlumni

200119143013172126527

20021321304111219218

200313226-

-1913132004

27- 41715202005

3210-163-3522006

432-339-38

Jumlah14749627657481572258

Catatan : Reg = Reguler,Alja = Alih Jalur.

Sumber : Data Sub Bagian Alunmi dan Kemahasiswaan STTN

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Tahapan Kegiatan Proyek PembangunanPL TN dan Komponennya

Menurut Wardhana, W.A.[3], tahapankegiatan proyek pembangunan PL TN terdiriatas:

1. Kegiatan Pra Proyek yang meliputikepastian hukum dan perundang-undangan,studi tapak, studi kelayakan dan sosialisasi.

2. Manajemen proyek, meliputi kegiatanpenyiapan Dokumen tender besertapemilihan kontraktor utama.

3. Keteknikan proyek, meliputi penyiapan dayadukung pembangunan PL TN denganmenitik beratkan pada industri dalam negeri.

4. Pengadaan barang, meliputi pengadaanbarang untuk pembangunan PLTN.

5. Aktivitas Jaminan KualitaslPengawasanKualitas, meliputi pembuatan Dokumen

Supriyono 347 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

Page 6: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

348

keselamatan dan Dokumen pengawasanbeserta prosedurnya.

6. Konstruksi PLTN, meliputi pembangunanbangunan utama PL TN dan bangunan­bangunan penunjang lainnya.

7. Komisioning.8. Operasi dan Perawatan PL TN.9. Perencanaan pembangunan PLTN

berikutnya.Menurut Sutrisnanto, A.J. [4]. komponen­

komponen dalam pembangunan PL TN terdiridari :

Sistem

I. Sistem perundang-undangan sebagaipayung hukum PLTN.

2. Program energi nuklir nasional.3. Studi kelayakan ekonomi.4. Studi tentang pembiayaan.5. Penerimaan publik.6. Infrastuktur dan studi tapak.7. Pengembangan distribusi kelistrikan.8. Transportasi.9. AMDAL.

10. Regulasi tentang Nuklir.

OrganisasiI. Tim Persiapan Pembangunan PL TN secara

Nasional

2. Regulasi Badan Pengawas.3. Institusi Pe1aksana Pendidikan dan Latihan.

4. Pemilihan dan penyeleksian pemilik PLTN.5. Perencanaan tentang kedaruratan Nuklir.6. Pusat penelitian dan pengembangan nuklir.7. Perencanaan dan rekayasa.8. Manajemen proyek dan komisioning.9. Pengadaan bahan bakar PLTN.10. Manajemen pengelolaan limbah.

Dampak Pada Industri Dalam NegeriMelihat kegiatan dan komponen-

komponen yang diperlukan pada proyek PL TNtersebut, Kusnanto [5] menyatakan bahwa padaprinsipnya yang akan dibangun hams terdiridari 2 (dua) sistem pokok, yaitu:I. Sistem Primer : bagian atau komponen­

komponen yang ada pada containmentPLTN, bahan bakar nuklir, core/terasreaktor, pompa primer, steam generator,pressurizer, dsb.

2. Sistem Sekunder : bagian atau komponen­komponen yang ada pada sistem sekunder,turbin, generator, kondensor, transmisilistrik, dsb.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -SATAN

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

3. Apabila dilakukan turn key proyek, prosespembangunan, biasanya disyaratkanbermitra dengan partner dalam negeri, dandibangun oleh kontraktor dalam negeridengan komponen import atau lokal.

4. Pembangunan tersebut diperkirakan akanmenimbulkan dampak langsung padaindustri dalam negeri, yaitu :

5. Pada turnkey maupun local project,kebutuhan komponen dan bahan-bahanpendukung PL TN diperkirakan me1ibatkanperan industri lokal sebesar 25% dari totalnilai PL TN (dengan komposisi kebutuhanbarang untuk teknik sipil 19 % dan lainnya 6%).

6. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebelumpembangunan, saat pembangunan dan padasaat beroperasinya PL TN kurang lebih ±3500 tenaga kerja, baik untuk pekerjaanlangsung dengan pembangunan danpengoperasian PLTN, maupun kegiatanikutannya. Kegiatan terbesar yangmembutuhkan tenaga ketja sebanyak ituadalah kegiatan land clearing, konstruksidan industri-industri ikutannya.

7. PLTN sebagai lokomotif kegiatan danpembangunan, sehingga dapat menarikindustri lain yang cukup untukmenggerakkan roda kegiatan ekonomi.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Wardhana, W.A.,[3] dan Soentono,[6]menyatakan bahwa untuk membangun sebuahPL TN, diperkirakan diperlukan tenaga kerjalangsung seperti yang tercantum dalam Tabel 6.

Jika diasumsikan kegiatan awal dimulaitahun 2007, maka ada kemungkinan lulusanSTTN tahun 2007 sebanyak 38 lulusan be1umbisa langsung berkiprah pada pembangunanPLTN, tetapi kemungkinan diantara ke 38lulusan terse but ada sebagian yang direkrutuntuk tenaga "training" yang kelak dapatbekerja langsung di PL TN, sedangkan sisanyadapat bekerja di temp at calon-calon pemasokteknologi, jasa maupun barang, baik pemasokdalam negeri maupun luar negeri. Hal inidimungkinkan karena lulusan STTN adalahtenaga profesional dalam bidang iptek nuklir.Jika tidak dapat terekrut untuk kegiatan­kegiatan yang berhubungan dengan PLTN,lulusan STTN masih dapat mengisi posisi­posisi sebagai Petugas Proteksi Radiasi.

Supriyono

Page 7: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NAS10NAL IISDM TEKNOLOGI NUKL1RYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 20061SSN 1978-0176

Hal yang sama untuk periode 2008-2010,karena kegiatannya masih banyak yangberbentuk manajemen, maka lulusan STTNangkatan 2004, 2005 dan 2006 masih belumbanyak yang direkrut untuk aktivitaspembangunan PLTN. Tetapi sekali lagi, lulusanSTTN dapat mengisi industri-industri lokal

calon pemasok Teknologi, jasa maupun barang.Dengan bekal ilmu yang kompeten sepertiTabel 1 dan didukung dengan tenaga pengajaryang handal, serta dukungan infrastruktur yangmemadai, lulusan STTN masih dapat eksis dibidangnya.

Tabel6. Perkiraan Tenaga Kerja Untuk Pembangunan PLTN

Profesional

24-38

48-63

27-36

180-240

17-28

30-50

70-100

38-50

40-55

45-65

KESIMPULAN

1. Dapat diprediksi bahwa lulusan STTNmulai angkatan 2003 sid angkatan 2026

angkatan 2012 dan angkatan 2013 dari lulusanSTTN.

Menurut gambar dalam Lampiran 1, jikaPL TN berikutnya akan beroperasi tahun 2023dan 2024, maka pada tahun 2017 sudah akandimulai kegiatan yang mirip dengan aktivitaspembangunan PL TN sebelumnya, sehinggagenerasi STTN angkatan 2014 sid 2019 dapatdigunakan untuk tenaga pembangunankonstruksi PL TN dan industri-industri

pemasoknya, dan generasi angkatan 2020 sid2026 dipersiapkan sebagai tenaga yang handaldalam pengoperasian PL TN.

Dari uraian di atas, dengan adanyarencana pembangunan PLTN 1, 2, 3 dan 4,maka untuk 20 - 25 tahun ke depan, lulusanSTTN akan tetap optimis dalam persaingantenaga kerja,. Hal yang sama juga akandirasakan oleh dunia industri, khususnyaindustri nuklir, dimana industri-industri terse butakan lebih ring an bebannya karena telahtersedia SDM yang profesional dengan jumlahyang cukup memadai, yaitu paling tidak setiaptahunnya mulai tahun 2010 jumlah lulusanSTTN berkisar antara 90-100 orang.

Jumlah

2~0

56-74

30-40

310-430

2~080-120

2350-3200

158-230

170-270

Tukang Ahli

2000-2700

80-120

20-35

Teknisi

1-2

8-11

3-4130-190

8-12

50-70

280-400

40-60

110-180

Jenis Kegiatan

Pre ProjectProject Management

- Utility- Main Contractor

Project EngineeringProcurement

AQ I QC ActivityPlant Construction

CommisioningO&M

Licensing & RegulatingSumber : [Soentono, 2005]]

Barn setelah tahun 2011 sid tahun 2016,sebagai tahun pembangunan konstruksi PL TN,dengan asumsi bahwa diantara ribuan orang, 5% nya harns berkualifikasi nuklir, maka 50orang lulusan STTN tiap tahun langsung dapatbekerja di pembangunan PLTN. Dari tabel diatas, jika tiap tahun STTN meluluskan 90orang, maka 50 % nya diasumsikan dapatbekerja di pembangunan PLTN, sedangkansisanya, sesuai dengan kompetensinya,diasumsikan 25 % bekerja di industri pemasokpembangunan PL TN dan sisanya lagi dapatmengisi jalur-jalur yang sekarang ditempuhpara seniornya, yaitu sebagai tenaga PPR diindustri nuklir non-energi. Tahun 2011 sidtahun 2016 akan diisi oleh lulusan-lulusan

STTN angkatan tahun 2007 sid angkatan tahun2011. Jika pada tahun 2017 sudah dapatberoperasi 2 buah PL TN seperti yang tergambarpada Lampiran 1, maka seluruh lulusan STTNdiharapkan dapat terserap semuanya kepembangunan PLTN.

Untuk tahun 2017 ke atas, untuk 2 buahPLTN, maka dalam operasinya juga diperlukantenaga berbasis teknologi nuklir paling tidak 20%. Jika sebuah PL TN memerlukan tenaga ketja400 orang, maka 2 buah PL TN akanmemerlukan tenaga 800 orang, sehingga 20 %dari 800 orang adalah 160 orang. Dan ini dapatdipasok dari 2 angkatan saja, yaitu generasi

Supriyono 349 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

Page 8: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

dapat berkiprah dalam era PLTN diIndonesia.

2. Telah tersedia SDM lulusan STTN yangterampil dan professional yang cukup untukmengisi tenaga kerja, baik untuk job padapembangunan maupun pada pengoperasianPLTN.

3. Industri-industri nuklir baik untuk energimaupun non-energi tidak perlu mempunyaikekhawatiran terhadap ketersediaan SDMnuklir di Indonesia.

4. Simbiose mutualistis antara STTN denganindustri nuklir dapat dibentuk dengan polayang saling menguntungkan.

DAFTARPUSTAKA

1. PERDANAHARI, E., 2006, "KebijakanPengembangan Ketenaga1istrikan Nasional",Seminar Sosialisasi Peningkatan PemahamanMasyarakat Terhadap PLTN SebagaiPembangkit Listrik yang Arnan BagiMasyarakat,Yogyakarta..

2. TIM STTN,2006, PedomanAkademikSTTN­BATAN.

3. WARDHANA, W.A., 2006, "PenyiapanSumber Daya Manusia Untuk PersiapanPembangunan dan Pengoperasian PLTN diIndonesia", Orasi I1miah Widyaiswara, OlehPusdiklat- BATAN, Jakarta.

4. SOETRISNANTO,A.J., 2006, "DampakPembangunanPLTN TerhadapLingkungandanMasyarakatSekitarTapak", SeminarSosialisasiPeningkatanPemahamanMasyarakatTerhadapPLTN Sebagai PembangkitListrik yang ArnanBagi Masyarakat,Yogyakarta.

5. Kusnanto, 2006, "Dampak PembangunanPembangkitListrikTenagaNuklir (PLTN)padaIndustri dan Sumber Daya manusia", SeminarSosialisasi Peningkatan PemahamanMasyarakat Terhadap PLTN SebagaiPembangkit Listrik yang Aman BagiMasyarakat,Yogyakarta.

6. SOENTONO, S., 2005,"Bahan Pidato" DiDepan Civitas Akademika STTN-BATAN,Yogyakarta.

7. Data-dataadministrasiSTTN.

TANYAJAWAB

Dari Herlambang (BAPETEN Jakarta)

SEMINARNASIONALIISDMTEKNOLOGINUKLIR

YOGYAKARTA,21-22DESEMBER2006ISSN 1978-0176

Pertanyaan : Indonesia belum mempunyaipengalaman langsung dalam membangun danmengoperasikan PLTN, yang secara teknologiagak berbeda dengan reactor riset. Bagaimanastrategi STTN dalam mensiasati hal tersebut ?

Jawab : STTN mengenalkan PLTN denganmelalui 4 jalur, yaitu :1. Jalur kuliah : melalui pelajaran di semester

5 berupa mata kuliah Reaktor danPembangkit Daya.

2. Jalur kuliah umum atau kapita selektadengan mengundang pembicara yang ahlidalam bidang reaktor untuk memberikankuliah umum dengan topik PLTN.

3. Jalur studi eskursi atau kuliah lapangandengan mengunjungi Pembangkit Listrikyang sudah berjalan di Indonesia.

4. Jalur tugas akhir dengan mendorongmahasiswa untuk membuat simulasi PLTN.

Dari Yusri (BAPETEN)Pertanyaan : 1. Belum dijelaskan, kompetensimana SDM dari STTN yang akan masuk kepembangunan PLTN. 2. Perlu dilakukan kajiantentang lulusan perguruan tinggi lainnya yangdapat berpartisipasi pada pembangunan PLTN.

Jawab : Dari makalah kami yang ditampilkanpada table 6, maka lulusan STTN dapat mengisipos-pos kegiatan anatar lain : Projectengineering, AQ/QC Activity, Commisioning,Licensing dan Regulating (dengan bekeIja padalembaga yang mengurusi lisensi dan regulasi).Jawaban no. 2, kami belum mengkaji kearahtersebut, tetapi menarik sebagai masukan.

Dari Solikhah (UAD Yogyakarta)Pertanyaan : Mengapa hanya menyoroti SDMSTTN saja ?

Jawab : Karena kajian ini akan digunakansebagai strategi STTN dalam pengembangankurikulum ke depan dan kajian ini dapatmenjadi Public Relation STTN kepada pihak­pihak yang berkepentingan terhadappembangunan PLTN di Indonesia.

Dari Sulaiman (pTAPB-BATAN Yogyakarta)

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 350 Supriyono

Page 9: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

Saran : Dosen STTN supaya distandarisasiseperti perguruan tinggi lainnya.Jawab : Dosen STTN sudah mulai

distandarisasi dengan adanya fungsional dosenLAMPlRAN 1:

clan akan dilanjutkan sehingga semua dosesnSTTN sudah terstandarisasi.

2005

rabun

Catalan:

l1ap unft 1.000 MW~1pffJ'lcn loohooloW

~ yCiJ! coostrucDcn fllflil, cap fqcfor 85 %}

Beriungsinya

bidang

energ! nukilr

201U 2015 2025

Gambar 1. Rencana Operasi PL TN di Indonesia (Sumber : Soetrisnanto, 2006)

Supriyono 351 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

Page 10: PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006

ISSN 1978-0176

LAMPlRAN 2. :

tNi' XMUSf,i;;ot."AHLH r »;:01.1AJTD1.LMT Il'E,Q;jiI.

nWJQI1

t "'»:y:.:;1""~

··~(,r;lw;""l"OCil:!~ri::r .H.*i:.:t;.l~ i

Gambar 2. Struktur Organisasi STTN-BATAN (Sumber: Pedoman Akademik STTN, 2006).

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 352 Supriyono