Penyimpanan Bahan Pakan Padat, Cair, dan Fumigasi · Bin / Silo •Bangunan bulat ke atas. •Terbuat dari baja. •Biasanya digunakan untuk menyimpan biji-bijian (jagung, sorghum)

Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi www.ugm.ac.id

c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Penyimpanan Bahan Pakan Padat, Cair, dan Fumigasi

Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D.

Laboratorium Teknologi Makanan Ternak

Fakultas Peternakan UGM


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Tipe / Macam Bahan Baku

• Biji-bijian: jagung, dan lain-lain.

• Hasil samping tanaman / pabrik: bungkil, bekatul.

• Hasil samping ternak / ikan: tepung ikan, dll.

• Mineral: kapur, fosfat, garam, dll.

• Cairan: molases, minyak ikan, dll.

• Premixes: obat-obatan, antibiotik, vitamin, dll.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Penyimpanan Bahan Pakan

1. Prinsip / tujuan penyimpanan

2. Tempat penyimpanan

3. Faktor yang mempengaruhi penyimpanan

4. Faktor peubah nilai nutrisi

5. Tipe perubahan yang terjadi selama penyimpanan

6. Indeks kerusakan

7. Fumigasi


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

1. Prinsip / Tujuan Penyimpanan

• Menyediakan bahan baku pakan secara kontinyu untuk pakan jadi cukup lama dengan mempertahankan kualitas aslinya.

• Selama penyimpanan, bahan baku akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi, lebih-lebih apabila faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan menyimpang dari batas-batasnya.

• Perubahan fisik dan kimiawi tidak dapat dihindari.

• Mengurangi terjadinya perubahan fisik dan kimiawi.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

2. Tempat penyimpanan

• Gudang / bangunan

• Bin / silo

• Tangki / drum


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Gudang / Bangunan

• Khusus untuk menyimpan bahan baku, atau bersama-sama dengan alat / mesin produksi.

• Luas gudang dipertimbangkan dengan: – Macam bahan baku (bulky, padat, cair)

– Bahan baku untuk produksi

– Penempatan mesin produksi

• Ventilasi udara cukup, dapat ditambah fan.

• Perlu dipasang kasa (screen) pada lubang udara.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Bin / Silo

• Bangunan bulat ke atas. • Terbuat dari baja. • Biasanya digunakan untuk menyimpan biji-bijian

(jagung, sorghum). • Ukuran dan bentuk tergantung dari beberapa

variabel: – Kapasitas bangunan – Bentuk dan susunan bangunan – Bahan yang disimpan – Lokasi – Manajemen


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Tangki / Drum

• Digunakan untuk menyimpan bahan baku cair, misalnya:

– Minyak ikan

– Molases (tetes)

– Lemak

– Cairan lainnya

• Bahan baku cair diangkut dengan drum atau tangki, langsung disimpan dalam drum atau ditransfer ke tangki di pabrik.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

3. Faktor yang mempengaruhi penyimpanan

• Bahan pakan.

• Keadaan sekeliling / tempat penyimpanan.

• Lama penyimpanan.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Bahan Pakan

• Pemeliharaan tanaman sebelum panen (perawatan, hama & penyakit, pengairan).

• Waktu panen (derajat kematangan, penanganan).

• Pengelolaan pasca panen (pengangkutan, pengemasan, pengeringan, penggilingan).

• Kadar air (maksimal kadar air untuk penyimpanan).


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Kadar Air

• Mempunyai peranan besar (paling dominan) dalam penyimpanan.

• Kadar air bahan baku yang cukup rendah (8 – 10%) akan memperpanjang masa penyimpanan dengan sedikit kerusakan (penurunan kualitas).

• Kadar air di atas 14% akan menurunkan daya simpan & berlanjut ke penurunan kualitas bahan baku.

• Kadar air yang tinggi dalam ruang penyimpanan (kelembaban) akan mempengaruhi juga penyimpanan keseimbangan kadar air (dalam ruangan & bahan baku).


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Keadaan sekeliling / tempat penyimpanan

• Temperatur.

• Kelembaban.

• Konstruksi bangunan tempat penyimpanan.

• Pengaturan bahan baku pakan.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Temperatur

• Berpengaruh pada kualitas bahan baku yang disimpan.

• Temperatur rendah dapat memperlambat kecepatan kerusakan.

• Temperatur relatif tinggi dapat menghambat aktivitas enzim memperlambat laju reaksi kimia.

• Insekta akan berkembang pada temperatur 28 – 38°C, tidak aktif pada temperatur di bawah 18°C & tidak berkembang pada temperatur di bawah 10°C.

• Jamur lebih tahan, dapat hidup di bawah 0°C dan tahan sampai temperatur 70°C.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Kelembaban

• Juga mempengaruhi laju perubahan kimiawi / enzimatik karbohidrat & laju pertumbuhan insekta & jamur.

• Pada temperatur 25 – 30°C, untuk pertumbuhannya insekta memerlukan kelembaban relatif ±70%, sedangkan jamur 65 – 90%.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Konstruksi bangunan tempat penyimpanan

• Besarnya bangunan (gudang) disesuaikan dengan skala produksi.

• Harus cukup kuat. Lantai terbuat dari beton. Dinding dapat dari batu bata, beton, atau yang dilapisi seng (galvazid wall).

• Tinggi dinding bangunan sekitar 3 – 4 m, tergantung jumlah pallet yang disusun (maksimum 2 – 3).

• Sirkulasi udara yang baik.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Pengaturan bahan baku

• Biasanya ditempatkan dalam karung; dapat juga tanpa karung (curah).

• Karung disusun teratur, tidak kontak langsung dengan lantai (digunakan pallet = landasan kayu) atau dinding.

• Mengikuti prinsip penanganan first in first out (FIFO).

• Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Contoh pengaturan bahan baku


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

4. Faktor peubah nilai nutrisi

• Keadaan lingkungan – Temperatur

– Kelembaban

– Ventilasi / oksigen

– Cahaya

– Kadar air bahan baku

• Mikroflora – Bakteri

– Jamur

• Insekta & rondensia


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Ventilasi / oksigen

• Berpengaruh pada penyimpanan, tetapi lebih kecil bila dibandingkan dengan pengaruh air dan temperatur.

• Suplai oksigen cukup banyak akan meningkatkan pertumbuhan jamur, insekta, dan organisme lain akan merusak bahan baku.

• Respirasi meningkat, dapat menimbulkan panas (spontaneous heating).


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Cahaya

• Dapat menimbulkan kerusakan, terutama terhadap vitamin riboflavin, pyridoxin, dan ascorbic acid.

• Terbaik disimpan dalam tempat gelap (botol berwarna).


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Mikroflora

• Termasuk: – Bakteri – Jamur

• Banyaknya mikroflora tergantung dari: – Cuaca / iklim sewaktu bahan baku dihasilkan – Kondisi penyimpanan

• Biasanya terdapat pada biji-bijian dan produknya (bekatul, tepung), membutuhkan bahan organik untuk hidupnya.

• Perubahan yang terjadi pada bahan baku antara lain: – Panas spontan – Bau – Perubahan warna (menjadi pucat).


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Mikroflora

• Dibedakan antara mikroflora interna & mikroflora eksterna (lebih banyak).

• Mikroflora interna terdapat di dalam biji-bijian, misalnya: – Jamur, antara lain:

• Diplodia macrospora • Fusarium spp. • Gibberella fujikuroi

– Bakteri, antara lain: • Bacterium stewartii • Pseudomonas coronafaciens • Xanthomonas translucens


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Mikroflora

• Mikroflora eksterna terdapat di luar biji-bijian, misal:

– Jamur, antara lain:

• Aspergillus candidus

• Aspergillus flavus

• Trichoderma lignorum

– Bakteri, antara lain:

• Pseudomonas maidis

• Micrococcus bulchen

• Lactobacillus caneus


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Mikroflora

• Bakteri: – Kurang penting karena untuk pertumbuhannya

memerlukan kelembaban yang tinggi.

– Penting untuk bahan pakan berasal dari hewan sebagai kontaminan patogen: Salmonella.

• Jamur: – Mensekresi enzim lipase: lipolytik asam lemak

bebas & glycerol.

– Menyebabkan ketengikan (=rancidity).

– Menimbulkan efek panas, terutama Aspergillus flavus.

– Menghasilkan toxic metabolite: aflatoxin.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Insekta & Rodensia

• Rodensia: tikus, cukup berperan dalam merusak bahan baku pakan yang disimpan.

• Insekta: – Juga salah satu perusak bahan baku pakan, dapat

sampai 15%.

– Dikenal beberapa ratus spesies, yang penting ± 50 macam spesies.

– Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan insekta: • Temperatur

• Kadar air


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Insekta & Rodensia

• Faktor temperatur:

– Rendah: perkembangbiakan berkurang, lama-kelamaan akan mati.

– Temperatur 8°C: akan inaktif/laten

– Temperatur > 37°C: akan mematikan

– Temperatur 15°C: untuk pertumbuhan telur.

• Faktor kadar air:

– Rendah: proses kehidupan berkurang

– Kering: akan mati dengan segera.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Insekta & Rodensia

• Insekta merusak butir-butiran dengan melubangi dan masuk ke dalam (endosperm), lubang ditutup dengan gelatin.

• Bertelur dalam endosperm menetas larva pupa dewasa (4 minggu).

• Insekta keluar dari endosperm melubangi butir-butiran yang lain, dst.

• Cara mendeteksi: – Mikroskopik (stereo)

– Laboratoris (pengecatan)


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Pengaruh insekta

• Bahan baku menjadi lebih lembut. • Bau berubah (apek). • Adanya insekta. • Adanya ekskreta. • Panas / temperatur meningkat. • Palatabilitas / intake menurun. • Nilai nutrisi turun. • Timbulnya asam urat / mikotoksin. • Kadar PK meningkat. • Kadar SK meningkat. • Kadar ETN turun.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Insekta & Rodensia

Contoh insekta:

• Acarus siro

• Ephestia cautella

• E. elutella

• Laemophloeus spp.

• Oryzaephilus surinamensis

• Plodia interpuctella

• Sitophilus oryzae

• Sitophilus granarium


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Insekta & Rodensia

• Pemeriksaan kerusakan yang disebabkan oleh insekta: – Bila pengaruhnya masih dalam taraf permulaan,

maka sukar dideteksi.

– Perlu diadakan pemeriksaan yang ditujukan sebagai pencegahan terhadap terjadinya kerusakan yang lebih lanjut, yaitu: • Setiap 2 minggu sekali pada 2 bulan pertama

penyimpanan perlu pemeriksaan (pada butirannya sendiri & pada dinding, langit-langit, lantai, dan lain-lain).


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Insekta & Rodensia

• Pemeriksaan laboratoris (insekta hidup atau mati):

– Sampel dikocok dalam air panas selama 5 menit.

– Kemudian sampel dikocok dalam larutan:

» 50 ml asam asetat glacial.

» 950 ml aquades.

» 6,5 g fuchsin selama 5 menit.

– Bila mengandung insekta atau telur → positif:

» Tutup lubang (gelatin) berwarna merah.

» Bagian lain: merah muda.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

5. Tipe perubahan yang terjadi selama penyimpanan

• Karbohidrat: – Aktivitas enzim amylase

meningkat pada fase permulaan penyimpanan (respirasi sel), mengubah pati menjadi maltose & dekstrin.

– Respirasi meningkat dengan meningkatnya temperatur & kadar air amylase lebih aktif.

– Perubahan: • Penurunan pati • Penurunan gula • Penurunan kadar air


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

• Protein: – Aktivitas enzim proteolitik berjalan

lambat dalam menghidrolisis protein menjadi peptida & asam amino tidak segera dapat diketahui kerusakannya.

– Protein akan lebih cepat mengalami kerusakan apabila kadar air bahan baku masih cukup tinggi.

– Semakin lama penyimpanan dapat mengakibatkan: • Peningkatan asam amino bebas • Penurunan kecernaan protein • Penurunan palatabilitas protein.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

• Lemak

– Terjadi proses oksidasi ransiditas & bau tengik

– Terjadi proses hidrolisis asam lemak bebas & glycerol.

– Dengan timbulnya asam lemak bebas dapat dipakai petunjuk adanya permulaan kerusakan bahan baku pakan.

– Proses oksidasi dapat dihambat dengan perlakuan kimia (karbon tetrakhlorida, propilene oxyde, atau ethylene chlorhydrin): antioksidan.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

• Mineral

– Umumnya tidak ada perubahan.

– Kadar mineral relatif meningkat karena berkurangnya kadar nutrien yang lain.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

• Vitamin

– Kadar karoten menurun, sehingga aktivitas vitamin A berkurang.

– Riboflavin, pyridoxine, dan ascorbic acid dapat dirusak oleh cahaya. Perlu penyimpanan premix yang mengandung vitamin tersebut dalam tempat yang gelap.

– Vitamin B1 sedikit mengalami perubahan.

– Vitamin A, D, & E menurun. Vitamin tersebut tidak stabil selama penyimpanan.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

6. Indeks (Petunjuk) Kerusakan

Dikenal 2 petunjuk:

• Fisik:

– Keadaan umum

– Temperatur

– Bau

– Kerusakan biji-bijian

– Insekta

• Penetapan keasaman


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Indeks Fisik

• Keadaan umum: – Kehilangan sifat aslinya: adanya perubahan warna.

– Timbulnya lubang-lubang.

– Menggumpal.

• Temperatur: – Meningkat karena adanya spontaneous heating

karena pertumbuhan jamur, bila kadar air tinggi & adanya insekta dalam jumlah banyak.

– Dapat dirasakan dengan tangan atau menggunakan thermometer / thermocouples.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Indeks Fisik

• Bau – Abnormal (apek, tengik, atau asam).

– Bau apek, tengik karena pertumbuhan jamur (proses oksidasi atau hydrolysis).

– Bau karena terjadinya proses fermentasi yang berlebihan.

• Kerusakan biji-bijian: – Butiran-butiran tampak tidak utuh lagi, karena jamur

atau insekta.

– Bagian lembaganya berubah warna menjadi coklat kehitaman.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Indeks Fisik

• Insekta

– Kerusakan butir-butiran paling besar disebabkan oleh insekta.

– Panas yang timbul akibat proses respirasi.

– Keberadaan insekta yang hidup / mati menunjukkan indikasi kerusakan.

– Informasi tentang insekta sudah dikemukakan.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Penetapan Keasaman

• Kenaikan keasaman menunjukkan adanya kerusakan bahan pakan yang disimpan.

• Konsentrasi asam tampak jelas terlihat bila kerusakan sudah lanjut.

• Beberapa cara untuk penetapan keasaman, yaitu: – Metode Besley & Baston.

– Metode Greek atau Balland.

– Metode Schulerud.

– Metode AOAC.

– Metode Coleman.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Pengendalian Kutu

• Spraying.

• Fogging.

• Fumigasi.

Metode pengendalian kutu

Setiap gudang

Spraying 2x/seminggu siang hari

Fogging 2x/seminggu sore hari

Obat yang digunakan:

• Bestacid.

• Dalfog.

• Biochlorometyl.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Spraying dan fogging

Fogging gudang Fogging gudang

Fogging silo Spraying silo


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

7. Fumigasi

• Suatu teknologi yang digunakan secara meluas untuk melindungi bahan pakan yang disimpan dari serangan insekta atau hama lainnya.

• Suatu cara untuk membunuh insekta dengan menggunakan bahan kimia berupa gas dengan konsentrasi cukup.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Target fumigasi tidak dapat tercapai bila:

• Gas yang disemprotkan tidak cukup.

• Banyak kebocoran, sehingga terlarut dalam udara.

• Distribusi gas tidak baik.

• Konsentrasi tidak merata.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Persyaratan Fumigan

• Toksik terhadap insekta.

• Punya potensi untuk difusi & penetrasi.

• Tidak bereaksi dengan bahan pakan.

• Mudah penanganan.

• Tidak stabil di udara.

• Tidak mencemari

Lingkungan.

• Mudah dideteksi.

• Tidak menimbulkan residu.


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Bahan baku curah Bahan baku dalam karung

Bahan baku butiran (silo)

Obat yang digunakan: a. Delecia gastoxin b. Mastoxin c. Shenpos Delecia gastoxin: • 4 tablet untuk 1 ton raw material • 7 – 14 hari


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Contoh dosis fumigan

Gas Hari Konsentrasi

Carbon dioxide 15 > 35%

Phosphine 7 100 mg/m3

Methyl bromide 2 150 mg/m3


c.t.

no

via

nd

i@u

gm

.ac.

id

Terimakasih...

Documents

Penyimpanan Bahan Pakan Padat, Cair, dan Fumigasi · Bin / Silo •Bangunan bulat ke atas. •Terbuat dari baja. •Biasanya digunakan untuk menyimpan biji-bijian (jagung, sorghum)