15
Nama : Sesar Fajar Susanto Nim : D1E012237 Kelas : B I. Pengertian Pendidikan Orang Dewasa Pendidikan orang dewasa ialah keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, ataupun isi, tingkatan, metodenya baik formal maupun informal, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula, mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan social, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas (Pannen dalam Supri Janto, 2008). Menurut Kartakusumah (2006), pendidikan orang dewasa sebagai seluruh proses pendidikan yang terorganisir diluar sekolah dengan berbagai bahan belajar, tingkatan dan metode, baik yang bersifat resmi atau tidak, meliputi upaya berkelanjutan atau perbaikan pendidikan yang diperoleh dari sekolah, akademi atau universitas. Diperuntukkan bagi orang-orang dewasa dalam lingkungan masyarakat agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik

Penyuluhan Tugas 3 SESAR FAJAR SUSANTO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pak Nuski

Citation preview

Nama: Sesar Fajar SusantoNim: D1E012237Kelas: B

I. Pengertian Pendidikan Orang DewasaPendidikan orang dewasa ialah keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, ataupun isi, tingkatan, metodenya baik formal maupun informal, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula, mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan social, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas (Pannen dalam Supri Janto, 2008).Menurut Kartakusumah (2006), pendidikan orang dewasa sebagai seluruh proses pendidikan yang terorganisir diluar sekolah dengan berbagai bahan belajar, tingkatan dan metode, baik yang bersifat resmi atau tidak, meliputi upaya berkelanjutan atau perbaikan pendidikan yang diperoleh dari sekolah, akademi atau universitas. Diperuntukkan bagi orang-orang dewasa dalam lingkungan masyarakat agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara baru, serta mengubah sikap dan perilaku. Tujuan pendidikan orang dewasa adalah agar orang dewasa dapat mengembangkan pribadi secara optimal dan dapat berpartisipasi secara seimbang dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berkembang.Menurut Ridwan ( 2009 ) Pendidikan secara umum adalah sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup ditengah-tengah masyarakat.II. Tujuan Pendidikan Orang dewasa2.1 Pengetahuan Menurut Mulyoto (2010) pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau kognitif domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek :positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.2.2 SikapSikap merupakan proses mental yang mana berlaku secara individual terhadap suatu obyek dan sikap tersebut merupakan kecenderungan atau kesiapan mental dari seseorang untuk bertindak bukan merupakan tingkah laku yang nyata ( Rayuningsih, 2008 ). Sikap mempunyai arah yang positif atau negatif, dapat menerima ataupun menolak terhadap suatu obyek atau stimulus yang diterimanya. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk dalam bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi perilaku (reaksi tertutup).2.3 KeterampilanKeterampilan merupakan kompetensi pada bidang pembelajaran, yang mencerminkan pemerataan yang luas dalam keterampilan . Keterampilan di adaptasi, ditransfer, dan digunakan sebagai alat untuk membantu transformasi pembelajaran dalam hubungannya dengan keterampilan penting lainnya seperti membaca, berhitung dan pemecahan masalah ( Santoso, 2005 ).2.4 Materi Pendidikan orang dewasa diharapkan mampu meningkatkan sikap atau perilaku agar menjadi lebih baik serta mampu membuat orang dewasa dapat mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionanya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangkan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikut sertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang dan keterseimambungan hingga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraaan hidupnya ( Suprijatno, 2008 ).

III. Hambatan Pendidikan Orang Dewasa3.1 FisiologiHambatan-hambatan tersebut yaitu hambatan secara fisiologis dan hambatan psikolgis. Terdapat enam faktor hambatan fisiologis yang terjadi pada proses pendidikan orang dewasa menurut Lunadi ( 2008 ), yaitu :1. Titik jenuh penglihatanDengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan (titik terjauh yang dapat dilihat dengan jelas), mulai berkurang semakin pendek2. Titik dekat penglihatanDengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan (titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas), mulai bergerak semakin jauh.3. Kontras warna terangDengan bertambahnya usia, persepsi kontras warna cenderung ke arah merah spektrum, sehingga semakin kurang dapat membedakan warna-warna lembut4. Perlu peneranganDengan bertambahnya usia, jumlah penerangan yang dibutuhkan untuk belajar semakin besar.5. Perbedaan bunyi makin berkurang6. Pendengaran kurangDengan bertambahnya usia, kemampuan mendengar menjadi berkurangDengan bertambahnya usia, kemampuan untuk membedakan bunyi semakin berkurang. Orang yang bicara terlalu cepat menjadi semakin sulit ditangkap. Bunyi sampingan dan suara di latar belakang akan semakin terdengar bagai menyatu dengan suara orang yang sedang berbicara. Bunyi konsonan seperti t,g,b,c dan d akan semakin sukar dibedakan.Perubahan perilaku bagi orang dewasa terjadi melalui adanya proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi orang dewasa pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih kearah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih diperlukannya sebagai penyempumaan hidupnya (Sudjana, 2007).Pendidikan orang dewasa lebih merupakan problem centered daripada subject centered. Ini merupakan proses untuk menemukan masalah dan mengatasi sekarang juga. Menemukan di mana kita sekarang dan kita akan ke mana merupakan inti dari pendekatan pendidikan orang dewasa. Pendidikan orang dewasa dilakukan dengan sasaran seluruh orang dewasa pada tiap kalangan masyarakat. Dengan latar belakang yang berbeda, maka permasalahannyapun akan bervariasi, dan sebisa mungkin permasalahan tersebut diatasi dan dicari (Tukiran, 2011).3.2 Psikologi Nadjamudin (2013), dalam suatu kegiatan belajar orang dewasa, sangatlah mungkin timbul berbagai hambatan, atau bahkan mungkin juga kegagalan, yang situasi psikologis yang ada atau berkembang dalam diri orang dewasa yang sedang belajar tersebut. Agar yang demikian ini dapat dihindarkan, kiranya perlu dipertimbangkan karakteristik-karakteristik psikologis umum orang dewasa dalam belajar seperti yang diuraikan dibawah ini :1. Orang dewasa hanya dapat diajar atau belajar kalau memang ia menghendakinya.2. Orang dewasa hanya akan dapat diajar atau belajar kalau terlihat adanya : arti pribadi bagi dirinya dan sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhannya.3. Belajar bagi orang dewasa sering kali dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan.4. Hanya akan sedikit sekali hasil yang diperoleh dari menceramahi, mengkhotbahi, menggurui orang dewasa.5. Bagi orang dewasa proses belajar adalah khas dan bersifat individual.6. Sumber belajar terkaya bagi orang dewasa sebenarnya terdapat dalam diri orang dewasa yang bersangkutan.7. Belajar adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus.8. Belajar adalah suatu proses evolusi. 9. Belajar adalah hasil kerjasama manusia.Menurut Syamsu (2005), kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadiyang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila orang dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinyasendiri maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik dan sebagainya (Lunadi, 2008).Menurut (Lunandi dalam Nadjamuddin.2013) Hambatan psikologi merupakan;a) Pembelajaran pada orang dewasa lebih banyak berupa motivasi untuk memperoleh pengetahuan dan sikap baru, bukan berupa pelajaran.b) Belajar adalah proses evolusi, kemampuan untuk menerima, mengerti, memahami merupakan proses yang berkembang secara perlahan.c) Belajar juga melibatkan proses emosional, pengalaman yang banyak dan menyempitnya persepsi dan perhatian orang dewasa menyebabkan mereka sulit memusatkan perhatian dan menata memorinya secara baikd) Banyaknya pengalaman yang dimiliki perlu ditata kembali tanpa meninggalkan penghargaan terhadap pengalaman yang telah ada.Menurut Rahman ( 2005 ) secara fisik usia, rangka tubuh, tinggi dan lebarnya tubuh seseorang dapat menunjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang biasa digunakan sebagai ukuran kedewasaan. Akan tetapi segi fisik saja belum dapat menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa. Sebab banyak orang yang sudah cukup usia dan kelihatan dewasa akan tetapi ternyata dia masih sering memperlihatkan sifat kekanak-kanakan. Oleh sebab itu dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi fisiknya harus pula dengan mengetahui sifat/perilakunya.IV. Perilaku yang Menghambat Pengetahuan Orang dewasaOrang dewasa sudah mengumpulkan dasar pengalaman hidup dan pengetahuan yang bisa meliputi kegiatan -kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, dan pendidikan sebelumnya. Mereka perlu menghubungkan training dengan pengetahuan atau pengalaman mereka. Untuk membantunya, trainer seharusnya mengajak mereka mengeluarkan berbagai pengalaman atau pengetahuan yang relevan dengan topik pembicaraan. Teori dan konsep harus dihubungkan dengan pengalaman peserta (Fatimah, 2010).Menurut Astuti (2010) ada dua sikap tradisional Mengenai jalannya perkembangan hidup Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di jumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khusunya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan denganbertambahnya usia.Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :a. PendidikanPendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal( Subrata, 2005 ).b. Massa media / informasiInformasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateimpact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatuhal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Yasinta, 2012).c. Sosial budaya dan ekonomiKebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga statussosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.d. LingkunganLingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang beradadalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.e. PengalamanPengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.f. UsiaUsia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula dayatangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa.sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya ( Jamna, 2005).

DAFTAR PUSTAKA

Jamna, shaleh. 2005. Pendidikan Orang Dewasa; dari Teori hingga Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.Kartakusumah. 2006. Pemimpin adiluhung genealogi kepemimpinan kontemporer. Mizan publika. Jakarta.Lunadi, A. 2008. Pendidikan orang dewasa, sebuah uraian praktis untuk pembimbing, penatar, pelatih dan penyuluh lapangan. Jakarta : gramedia.Lunadi, A. 2008.Pendidikan orang dewasa, sebuah uraian praktis untuk pembimbing, penatar, pelatih dan penyuluh lapangan. Gramedia. Jakarta.Mulyoto, 2010.Perolehan dan penerapan pengetahuan dalam pembelajaran matematika. Ungaran, jurnal ilmiah Inkoma vol.21 no 2.Nadjamuddin.2013. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa. Kemenag Sumatera Utara.Notoadmojo. 2007. Pendidikan orang dewasa. Bumi Aksara. Jakarta.Rahayuningsih, S. 2008. Psikologi umum. mitra grafika. Bandung. Rahman, K. 2005. Pembelajaran Orang dewasa. medical education unit Universitas Andalas. Padang.Ridwan, W. 2009.Prinsip Pendidikan Orang Dewasa.Medik 1 (2) : 36-38.Santoso, Slamet. 2005.Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi AksaraSubrata, H. 2005. Materi Pokok Teori Belajar Orang Dewasa. Universitas Terbuka. Jakarta.Sudjana, D. 2007. Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan Falasafah Dan Teori Pendukung, Serta Azas. Bandung, mitra grafika.Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa, dari Teori Hingga Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.Syamsu, M. 2005. Teori belajar orang dewasa. Jakarta,kemendikbud.Tukiran, T. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta.Bandung. Yasinta Ika. 2012. Hakekat Pendidikan OrangDewasa. jurnal Perencanaan Pendidikan, Jakarta.