84
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) KABUPATEN PESISIR BARAT LAPORAN AKHIR

PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENDAHULUAN TAHUN ANGGARAN 2015

PENYUSUNAN

ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) KABUPATEN PESISIR BARAT

LAPORAN AKHIR

Page 2: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat

rentan dengan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Lahirnya Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 adalah tonggak baru bagi penegakan dan

pemenuhan hak-hak anak. Dengan hadirnya undang-undang ini, diharapkan

dapat berpihak dan memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan serta

memberikan ruang bagi masa depan anak yang lebih baik, bebas dari berbagai

macam penyalagunaan, diskriminasi dan kekerasan.

Kegiatan Penyusunan Analisis Situasi Ibu dan Anak Kabupaten Pesisir Barat

merupakan salah satu upaya perencanaan dalam rangka Peningkatan kualitas

SDM yang didasarkan pada data dan informasi yg baik. Data dan Informasi

tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang punya

pengaruh kuat terhadap tumbuh kembang individu dan keluarga, yaitu ibu dan

anak sesuai Konsep ”Life Cycle atau Siklus Hidup”. Sebagai dokumen, ASIA setiap

tahun harus dilakukan pemutakhiran data dan informasi tentang situasi ibu dan

anak untuk digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) dan Rencana Kerja SKPD

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu sangat diharapkan masukan yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penyusunan laporan ini. Atas dukungan dari semua pihak

khususnya Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat beserta instansi – instansi teknis

terkait, kami ucapkan terima kasih.

K A T A P E N G A N T A R

Page 3: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

KATA PENGANTAR .................................................................. i-i

DAFTAR ISI ........................................................................... i-ii

DAFTAR TABEL ...................................................................... i-v

DAFTAR GAMBAR .................................................................... i-ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ....................................................... 1 – 1

1.2 TUJUAN ................................................................... 1 – 2

1.3 MANFAAT ................................................................. 1 – 3

1.4 PROSES PENYUSUNAN ASIA ............................................ 1 – 3

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 ADMINISTRASI WILAYAH ............................................................... 2 – 1

2.1.1. Kondisi Geografis .............................................................. 2 – 1

2.2 KONDISI SOSIAL BUDAYA ............................................................... 2 – 3

2.2.1. Kependudukan ................................................................. 2 – 3

2.2.2. Sumber Daya (Ekonomi) ...................................................... 2 – 3

2.2.3. Peribadatan .................................................................... 2 – 4

2.3 KESEHATAN ............................................................................... 2 – 5

2.3.1. Keluarga Berencana ........................................................... 2 - 7

BAB 3 METODOLOGI PENYUSUNAN ASIA

3.1 PENDEKATAN ........................................................... 3 – 1

3.1.1. Pendekatan Eksploratif ........................................ 3 – 1

3.1.2. Pendekatan Studi Dokumenter ............................... 3 – 2

3.1.3. Pendekatan Teoritis ............................................ 3 - 3

DAFTAR ISI

Page 4: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

3.2 METODOLOGI ............................................................ 3 – 3

3.2.1. Pengumpulan Data ............................................. 3 – 3

3.2.2. Kompilasi Data .................................................. 3 – 4

3.2.3. Analisa Data ..................................................... 3 - 4

BAB 4 DATA DAN INFORMASI

4.1 DATA DAN INFORMASI .................................................. 4 – 1

4.1.1 Karakteristik Penduduk ........................................ 4 – 2

4.1.2 Kesehatan ........................................................ 4 – 7

4.1.3 Pendidikan ....................................................... 4 – 10

4.1.4 Ketenagakerjaan ................................................ 4 – 14

4.1.5 Matrix Pola Peran ............................................... 4 - 18

BAB 5 ANALISA ASIA

5.1 PERUMUSAN MASALAH .................................................. 5 – 1

5.2 ANALISIS KEGIATAN UTAMA............................................ 5 – 1

5.2.1. Remaja Wanita dan Pria ....................................... 5 – 1

5.2.2. Wanita dan Pasangan Usia Subur ............................. 5 – 3

5.2.3. Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas ................................. 5 – 4

5.2.4. Ibu Menyusui dan Bayi ......................................... 5 – 5

5.2.5. Balita dan Anak Prasekolah ................................... 5 – 6

5.2.6. Anak Usia Sekolah .............................................. 5 – 8

5.2.7. Anak Perempuan dan Remaja Wanita ....................... 5 – 10

5.2.8. Rumah Tangga, Masyarakat, dan Para Lanjut Usia ........ 5 – 11

5.3 ANALISIS MATRIX POLA PERAN ........................................ 5 – 11 5.3.1. Analisi Matrix Kesenjangan Kapasitas Pemegang Klaim

Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban

Tugas Dalam Kaitannya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan

dan Kesejahteraan ............................................. 5 – 13

5.3.2. Analisis Matrix Kesenjangan Kapasitas Pengemban Tugas

Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya

Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ..... 5 – 19

Page 5: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.3.3. Analisis Matrix Kesenjangan Kapasitas Pemegang Klaim Dalam

Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas

Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi . 5 – 27

5.3.4. Analisis Matrix Kesenjangan Kapasitas Pemegang Tugas

Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya

Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ................................ 5 – 32

BAB 6 PENUTUP

6.1 KESIMPULAN ............................................................. 6 – 1

Page 6: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 2.1 Banyak Desa/Kelurahan Berdasarkan Kecamatan .................. 2 – 2

Tabel 2.2 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat .............. 2 – 6

Tabel 2.3 Banyaknya Bayi Yang Diimunisasi Per Kecamatan .................. 2 – 7

Tabel 4.1 Jumlah dan Rasio Kependudukan per Kecamatan .................. 4 – 1

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk ........................................ 4 – 2

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin ........................................................... 4 – 3

Tabel 4.4 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan

Status Perkawinan ........................................ 4 – 4

Tabel 4.5 Jumlah Peserta KB Terhadap Pencapaian Partisipasi Aktif ....... 4 – 5

Tabel 4.6 Jumlah Bayi Yang Diimunisasi per Kecamatan ...................... 4 – 8

Tabel 4.7 Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat ....................... 4 – 9

Tabel 4.8 Angka Partisipasi Kasar dan Murni Menurut Jenjang Pendidikan 4 – 12

Tabel 4.9 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur ............... 4 – 13

Tabel 4.10 Banyaknya Sekolah per Kecamatan .................................. 4 – 14

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin ........................................ 4 – 16

Tabel 4.12 Mata Pencaharian Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 4 – 17

Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin .............................. 4 – 17

Tabel 4.14 Matrix Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim untuk Masalah Belum Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan ....................... 4 – 18

Tabel 4.15 Matrix Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim untuk Masalah Belum Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ........................................ 4 – 19

DAFTAR TABEL

Page 7: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.1 Matrix Kesenjangan Kapasitas Ibu dan Bayi Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan .................................. 5 – 13

Tabel 5.2 Matrix Kesenjangan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan ........................ 5 – 14

Tabel 5.3 Matrix Kesenjangan Kapasitas Posyandu Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan ............................. 5 – 15

Tabel 5.4 Matrix Kesenjangan Kapasitas Poskesdes/Polindes/Bidan Desa Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan ........................ 5 – 16

Tabel 5.5 Matrix Kesenjangan Kapasitas Puskesmas Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan ................................... 5 – 17

Tabel 5.6 Matrix Kesenjangan Kapasitas Rumah Sakit Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan ........................................ 5 – 18

Tabel 5.7 Matrix Kesenjangan Kapasitas Ibu Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ............. 5 – 19

Tabel 5.8 Matrix Kesenjangan Kapasitas Bapak Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan .............. 5 – 20

Tabel 5.9 Matrix Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholders Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ...................................................... 5 – 21

Tabel 5.10 Matrix Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ........................................................... 5 – 22

Tabel 5.11 Matrix Kesenjangan Kapasitas Desa Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ............. 5 – 23

Tabel 5.12 Matrix Kesenjangan Kapasitas Kecamatan Sebagai Pengemban

Page 8: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ............. 5 – 24 Tabel 5.13 Matrix Kesenjangan Kapasitas Kabupaten (Pemda) Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ........................................................... 5 – 25 Tabel 5.14 Matrix Kesenjangan Kapasitas DPRD Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan ................... 5 – 26

Tabel 5.15 Matrix Kesenjangan Kapasitas Balita Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .......... 5 – 27

Tabel 5.16 Matrix Kesenjangan Kapasitas Keluarga Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .. 5 – 28

Tabel 5.17 Matrix Kesenjangan Kapasitas Posyandu Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .......... 5 – 29

Tabel 5.18 Matrix Kesenjangan Kapasitas Puskesmas Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .. 5 – 30

Tabel 5.19 Matrix Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .. 5 – 31

Tabel 5.20 Matrix Kesenjangan Kapasitas Ibu Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ........................................ 5 – 32

Tabel 5.21 Matrix Kesenjangan Kapasitas Bapak Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .............................................. 5 – 33

Tabel 5.22 Matrix Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholders Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ....................... 5 – 34

Tabel 5.23 Matrix Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ....................... 5 – 35

Tabel 5.24 Matrix Kesenjangan Kapasitas Desa Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi .............................................. 5 – 36

Tabel 5.25 Matrix Kesenjangan Kapasitas Kecamatan Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ........................................ 5 – 37

Page 9: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.26 Matrix Kesenjangan Kapasitas Kabupaten Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ........................................ 5 – 38

Tabel 5.27 Matrix Kesenjangan Kapasitas DPRD Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi ............................................ 5 – 39

Page 10: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Gambar 2.1 Penyebaran Penduduk Pesisir Barat Per Kecamatan ......... 2 – 3

Gambar 2.2 Mata Pencaharian Penduduk .................................... 2 – 4

Gambar 2.3 Persentase Penduduk Menurut Agama ................................. 2 – 5

Gambar 2.4 Persentase Banyaknya Akseptor KB Aktif ...................... 2 - 7

DAFTAR GAMBAR

Page 11: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

1.1. Latar Belakang

Analisis Situasi Ibu dan Anak dengan pendekatan berbasis hak Azasi Manusia

(ASIA-HAM), adalah kajian situasi dan kondisi ibu dan anak di wilayah Kabupaten

Pesisir Barat dengan perspektif keterpenuhan anak dan perempuan dalam

mencapai hak-hak dasarnya.

Metode yang digunakan dalam Analisis Situasi Ibu dan Anak dengan pendekatan

berbasis Hak Azasi Manusia (ASIA-HAM) ini terdiri dari 3 kategori yang bisa

disebut Tiga T yaitu Tinjauan atau Penilaian Situasi (merumuskan permasalahan,

menggambarkan bersarnya permasalahan dan memilih indikator), Telaahan atau

Analisis (analisis kausalitas, analisis pola peran, analisis kesenjangan kapasitas)

dan terakhir Tindakan atau Aksi (memilih aksi kunci, pengembangan kemitraan,

dan rancangan program).

Dari hasil analisis situasi ibu dan anak diketahui bahwa permasalahan-

permasalahan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar dirumuskan sebagai

berikut; Bidang Kesehatan, Bidang Pendidikan, Bidang Perlindungan Anak, Bidang

Keluarga Berencana (KB), dan Bidang Sosial.

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 28B ayat 2 dikatakan

bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Untuk

mengimplementasikan amanat konstitusi, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat

sepakat mengeluarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 12: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Perlindungan Anak. Pemenuhan hak-hak anak agar mereka dapat hidup, tumbuh,

berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak

mulia, dan sejahtera.

Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat

rentan dengan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Lahirnya Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 adalah tonggak baru bagi penegakan dan

pemenuhan hak-hak anak. Dengan hadirnya undang-undang ini, diharapkan dapat

berpihak dan memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan serta

memberikan ruang bagi masa depan anak yang lebih baik, bebas dari berbagai

macam penyalagunaan, diskriminasi dan kekerasan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Penyusunan Analisis Situasi Ibu dan Anak Kabupaten Pesisir

Barat ini adalah untuk :

Sebagai acuan bagi perencana program pembanguan kesehatan pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kesehatan agar dapat megintegrasikan ASIA

kedalam penyusunan rencana program dan kegiatan sehingga kualitas

perencanaan pembangunan sumber daya manusia menyangkut kepentingan

ibu dan anak dapat lebih terarah.

Tersedianya profil ibu dan anak yang dapat digunakan untuk menyusun

dokumen perencaan tahunan, lima tahun dan dua puluh tahun di tingkat

kabupaten yang relevan bagi kebijakan dan perencanaan strategi jangka

panjang untuk peningkatan program Kelangsungan Hidup Perkembangan

Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA).

Tersedianya data dan informasi berdasarkan kondisi saat ini, sehingga

menjadi dasar pemantauan dan evaluasi dari program dan kegiatan yang

terkait situasi ibu dan anak.

Page 13: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dari pelaksanaan dari kegiatan Penyusunan Analisis Situasi Ibu

dan Anak Kabupaten Pesisir Barat adalah :

Dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan dokumen perencanaan

daerah;

Dapat digunakan sebagai sarana penyamaan persepsi dalam pengambilan

keputusan dan menentukan prioritas program pembangunan SDM-Dini Daerah;

Dapat digunakan sebagai informasi dan data yang akurat dalam perencanaan

pembangunan daerah;

Dapat digunakan sebagai alat pengendalian perencanaan dan pelaksanaan

program pembangunan SDM-Dini Daerah.

1.4. Proses Penyusunan ASIA

ASIA merupakan upaya penyediaan data dan informasi kuantitatif dan kualitatif

tentang resiko, kebutuhan, dan hak-hak kelompok rentan, sebaran budaya dan

sosio ekonomi yang mempengaruhinya, sehingga dapat digunakan sebagai acuan

perencanaan program-program peningkatan kualitas SDM di Daerah. Kegiatan

bertujuan untuk :

1. Memperoleh data dan informasi kuantitatif dan kualitatif yang akurat dari

berbagai sumber yang tersedia di Daerah menurut indikator yang relevan.

2. Menyusun interpretasi Situasi Ibu dan Anak yang berkenaan dengan resiko dan

kebutuhannya menurut kelompok sasaran, jumlah dan sebarannya.

3. Menganalisis dan menyimpulkan berbagai intervensi atau program yang ada

(telah dan sedang dilakukan) oleh dinas/instansi terkait atau oleh lintas

sektor.

Manfaat yang di peroleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan dokumen perencanaan

daerah.

b. Dapat digunakan sebagai alat pengendalian perencanaan dan pelaksanaan

program pembangunan SDM-Dini Daerah.

Page 14: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

c. Dapat digunakan sebagai sarana penyamaan persepsi dalam pengambilan

keputusan dan menentukan prioritas program pembangunan SDM-Dini Daerah.

Kelompok Sasaran dalam ASIA

1. Remaja wanita dan pria, usia 15-21 tahun;

2. Wanita usia subur dan pasangan usia subur (usia 15-49 tahun);

3. Ibu hamil, bersalin dan nifas (15-49 tahun);

4. Ibu menyusui (15-49 tahun) dan bayi (0-12) bulan;

5. Balita dan anak prasekolah, usia 12-83 bulan;

6. Anak usia sekolah. Usia 7-15 tahun;

7. Anak perempuan dan remaja wanita, usia 10-19 tahun;

8. Rumah tangga, masyarakat, dan para lanjut usia (lansia).

Page 15: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

2.1. Administrasi Wilayah

Dengan terbentuknya Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah otonom,

Pemerintah Provinsi Lampung berkewajiban membantu dan memfasilitasi

terbentuknya kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Perangkat

Daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta

membantu dan memfasilitasi pemindahan personel, pengalihan aset dan

dokumen untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam

rangka meningkatkan pelayanan publik dan mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat. Dalam melaksanakan

otonomi daerah, Kabupaten Pesisir Barat perlu melakukan berbagai upaya

peningkatan kemampuan ekonomi, penyiapan sarana dan prasarana

pemerintahan, pemberdayaan, dan peningkatan sumber daya manusia, serta

pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Pesisir Barat terletak antara 4, 40', 0" - 6º, 0', 0" Lintang Selatan dan

103º,30', 0" - 104º, 50', 0" Bujur Timur, dengan batas-batas administrasi :

sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas, Desa

Sukabanjar Kecamatan Lumbok Seminung, Desa Kubu Prahu Kecamatan Balik

Bukit, Desa Kutabesi, Desa Sukabumi Kecamatan Batu Brak, Desa Sukamarga,

Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung, Desa Tuguratu, Desa Banding Agung

Kecamatan Suoh, Desa Hantatai, Desa Tembelang, DesaGunung Ratu

Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, Desa Gunung Doh

Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Desa Ngarit, Desa Rejosari, Desa

BAB 2GAMBARAN UMUM WILAYAH

Page 16: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Petekayu, Desa Sirnagalih Kecamatan Ulu Belu, Desa Datar Lebuay

Kecamatan Naningan Kabupaten Tanggamus, Desa Way Beluah, dan Desa

Melaya Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Provinsi Sumatera Selatan,

sebelah Timur berbatasan DesaTampangTua Kecamatan Pematang Sawa,

Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus,

sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,

sebelah Barat dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal Kabupaten

Kaur Provinsi Bengkulu.

Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui memiliki luas wilayah ± 2.907,23

Km2 menaungi 11 kecamatan dengan 116 desa (Pekon), dan 2 kelurahan.

Tabel 2.1 Banyak Desa/Kelurahan Berdasarkan Kecamatan

Sumber : Pesisir Barat Dalam Angka 2013

Kecamatan Ibu Kota Desa/KelurahanPesisir Selatan Biha 15 Desa

Bengkunat Pardasuka 9 Desa

Bengkunat Belimbing Kota Jawa 14 Desa

Ngambur Negeri Ratu Ngambur 9 Desa

Pesisir Tengah Pasar Krui 6 Desa dan 2 Kelurahan

Karya Penggawa Kebuayan 12 Desa

Way Krui Gunung Kemala 10 Desa

Krui Selatan Way Napal 10 Desa

Pesisir Utara Kuripan 12 Desa

Lemong Lemong 13 Desa

Pulau Pisang Pasar Pulau Pisang 6 Desa

Page 17: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

2.2. Kondisi Sosial Budaya

2.2.1. Penduduk

Penduduk Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014 sebanyak ± 148.412jiwa

yang terdiri dari 77.897 jiwa laki-laki (52%) dan 70.515 jiwa perempuan (48%).

Kecamatan Bengkunat Belimbing merupakan Kecamatan yang mempunyai jumlah

penduduk terbanyak di Kabupaten Pesisir Barat, 16,59 persen penduduk

Kabupaten Pesisir Barat berada di kecamatan ini.

Gambar 2.1 Penyebaran Penduduk Pesisir Barat Per Kecamatan

2.2.2. Sumber Daya (Ekonomi)

Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Pesisir Barat tercatat sebanyak 299.328 jiwa.

Penduduk yang bekerja sebesar 82,15 persen dan mencari pekerjaaan sebesar

1,02%, sisanya masih sekolah, ibu rumahtangga dan lainnya. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja di Kabupaten Pesisir Barat tercatat 83,16 persen. Dilihat dari

mata pencaharian utama penduduk, sektor yang menyerap persentase terbesar

tenaga kerja adalah sektor Pertanian (82,10%), dan sektor Jasa (14,67%),

sedangkan yang terkecil adalah Sektor Industri (3,22%) (Gambar 2.2).

Page 18: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Gambar 2.2 Mata Pencaharian Penduduk

2.2.3. Peribadatan

Jenis agama yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat ada empat agama, yakni

Islam dengan persentase tertinggi (99,07%), Kristen Protestan 0,18 persen, Hindu

0,75 persen, dan Budha 0,005 persen. Sedangkan jumlah tempat ibadah yaitu

mesjid 250 buah, 222 buah musholla/langgar, dan 14 buah pura.

Gambar 2.3

Persentase Penduduk Menurut Agama

Page 19: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

2.3. Kesehatan

Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila

pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan

kesejahteraan rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam

menyediakan fasilitas kesehatan terutama puskesmas pembantu terus mengalami

peningkatan. Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber

daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan data kesehatan di Kabupaten

Pesisir Barat pada tahun 2013 ada 6 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, 196

orang bidan dan 55 orang tenaga kesehatan lainnya. Jumlah fasilitas kesehatan

di Kabupaten Pesisir Barat tersaji pada table berikut ini.

Tabel 2.2 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

No Kecamatan RumahSakit Poliklinik Pukesmas/PukesmasPembantu KlinikBersalin PraktekDokter Apotek

1 KecamatanPesisir Tengah 1 1 1 3 4 2

2 KecamatanPesisir Selatan 0 0 4 1 0 0

3 KecamatanLemong 0 0 3 0 0 0

4 KecamatanPesisir Utara 0 0 6 0 0 0

5 KecamatanKaryaPenggawa 0 0 3 0 0 0

6 Kecamatan Way Krui 0 0 0 0 1 0

7 KecamatanKrui Selatan 0 0 2 0 0 0

8 KecamatanNgambur 0 0 5 0 1 0

9 KecamatanBengkunat 0 0 2 0 0 0

10 KecamatanBengkunatBelimbing 0 0 10 0 0 0

11 KecamatanPulauPisang * * * * * *

Total 1 1 36 4 6 2

Sumber : Lampung Barat Dalam Angka 2011

*) Data masih tergabung dengan Kecamatan Induk

Secara umum status gizi di Kabuaten Pesisir Barat sudah baik, banyaknya bayi

yangdiimunisasiDPT 1, Polio 3, Polio 4, dan Campak di masing-masing kecamatan

juga sudah cukup banyak, hanya 2 kecamatan yang belum mempunyai data

banyaknya bayi yang telah mendapatkan imunisasi tersebut, sedangkan untuk

data di kecamatan Pulau Pisang masih tergabung dalam kecamatan induknya.

Page 20: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 2.3 Banyaknya Bayi Yang Diimunisasi Per Kecamatan

Sumber : Pesisir Barat Dalam Angka 2013

*) Data masih bergabung dengan Kecamatan Induk

Kecamatan DPT 1 Polio 3 Polio 4 Campak Jumlah

Pesisir Selatan 432 430 453 499 1,814

Bengkunat 147 146 147 146 586

Bengkunat Belimbing 475 477 493 493 1,938

Ngambur 381 385 383 100 1,249

Pesisir Tengah 747 764 763 759 3,033

Karya Penggawa 287 284 289 289 1,149

Way Krui - - - - -

Krui Selatan - - - - -

Pesisir Utara 230 231 230 227 918

Lemong 308 312 311 311 1,242

Pulau Pisang * * * * *

Jumlah 3,007 3,029 3,069 2,824 11,929

Page 21: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

2.3.1. Keluarga Berencana

Pasangan Usia Subur di Kabupaten Pesisir Barat tercatat 34.526 jiwa dan yang

menjadi Akseptor KB Aktif sebanyak 25.144 jiwa (72,83%). Dari Akseptor KB Aktif

tersebut, lebih banyak menggunakan cara/alat Pil KB dan Suntik KB.

PersentasebanyaknyaAkseptor KB Aktiftersajidalam gambarberikut.

Gambar 2.4 Persentase BanyaknyaAkseptor KB Aktif

Page 22: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.1 Pendekatan

Pendekatan studi merupakan penjabaran konsep yang digunakan pada suatu

pekerjaan, dalam hal ini terhadap proses kegiatan Penyusunan Analisis Situasi

Ibu dan Anak Kabupaten Pesisir Barat. Pendekatan yang digunakan merupakan

penggabungan dasar – dasar pemikiran teoritis, logis dan pragmatis yang

relevan dengan lingkup pekerjaan.

3.1.1 PendekatanEksploratif

Pendekatan eksploratif bercirikan pencarian yang berlangsung secara menerus.

Pendekatan ini akan digunakan baik dalam proses pengumpulan data dan

informasi maupun dalam proses analisa.

Eksplorasi dalam Proses Pengumpulan Data dan Informasi

Dalam proses pengumpulan data dan informasi, pendekatan eksploratif

digunakan mulai dari kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data awal, hingga

eksplorasi literatur yang diperlukan dalam mendukung kegiatan perumusan. Sifat

pendekatan eksploratif yang menerusakan memungkinkan terjadinya

pembaharuan data dan informasi berdasarkan hasil temuan terakhir.

Pendekatan eksploratif juga memungkinkan proses pengumpulan data yang

memanfaatkan sumber informasi secara luas, tidak terbatas pada pelaku

Penyusunan Analisis Situasi Ibu dan Anak saja, namun juga dari berbagai

literature dalam dan luar negeri, baik dalam bentuk buku maupun tulisan singkat

BAB 3METODOLOGI PENYUSUNAN ASIA

Page 23: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

yang memuat mengenai teori-teori, paradigma, studi-studi terkait, maupun

praktik-praktik yang berkaitan dengan kegiatan. Dalam pendekatan eksploratif

ini sangat memungkinkan diperoleh informasi-informasi tambahan dari sumber

yang tidak diprediksi sebelumnya.

Eksplorasi dalam Proses Analisis (Kajian)

Eksplorasi dalam proses analisis dilakukan dalam mengkompilasi hasil kunjungan

lapangan, yaitu mengkategorisasikan temuan-temuan di lapangan sehingga dapat

diperoleh kondisi, permasalahan, strategi penanganan masalah, serta masukan

bagi Penyusunan Analisis Situasi Ibu dan Anak. Selain itu, eksploras juga

digunakan pada saat melakukan sintesa antara kajian teoritik dengan hasil

observasi lapangan yang diperoleh.

Proses eksplorasi ini mendorong kepada pemahaman yang mendalam terhadap

aspek yang dikaji, melalui seluruh dokumen dan informasi yang berhasil

dikumpulkan. Dengan demikian hasil analisis dapat menghasilkan rumusan draft

awal program investasi keciptakaryaan.

3.1.2 Pendekatan Studi Dokumenter

Pendekatan ini dititikberatkan pada kegiatan kajian terhadap seluruh dokumen

terkait penyusunan dan pembahasan kebijakan Penyusunan Analisis Situasi Ibu

dan Anak dan literature berupa tulisan, jurnal, teori, hingga berbagai jenis

peraturan perundang-undangan terkait. Untuk itu, diperlukan model pendekatan

studi dokumenter yang akan menginventarisasi dan mengeksplorasi berbagai

document ersebut.

Studi documenter memiliki ciri pendekatan yang mengandalkan dokumen/data-

data sekunder, yang dalam pekerjaan ini adalah:

Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku baik Pusat maupun Daerah;

Studi/kajian sejenis maupun pendukung.

Page 24: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

3.1.3 PendekatanTeoritis

Pendekatan teoritis merupakan pendekatan dengan menggunakan dasar dan

pedoman yang berasal dari teks book (buku referensi) berupa teori atau model-

model yang dapat digunakan di dalam kegiatan Penyusunan Analisis Situasi Ibu

dan Anak. Teori yang berupa model atau formula tersebut dijadikan sebagai

dasar untuk menganalisa data yang didapat dari hasil survei (data dari wilayah

makro dan wilayah mikro).

5.2 Metodologi

3.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang akan dikumpulkan, yaitu

melalui:

a. Studi Kepustakaan.

Studi kepustakaan atau pengumpulan data sekunder dilakukan untuk

mendapatkan landasan konsepsi dan empirik yang berkaitan dengan Analisis

Situasi Ibu dan Anak; serta peraturan perundangan yang berkaitan.

b. Data instansional atau Data Sekunder.

Data instansional atau data sekunder merupakan data dan informasi yang

diperoleh dari dinas/instansi yang berkaian dengan studi. Data instansional/

data sekunder ini antara lain meliputi data dengan kependudukan,

pendidikan, kesehatan, program-program pembangunan yang terkait dengan

Analisis Situasi Ibu dan Anak dan data lain yang diperlukan.

c. Observasi .

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran wilayah secara fisik melalui

wilayah studi, serta melakukan pencocokan data yang diperoleh melalui studi

pustaka, data sekunder, dan wawancara.

Page 25: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

3.2.2 Kompilasi Data

Kompilasi data digunakan untuk memudahkan analisis data.Kompilasi dilakukan

dengan cara tabulasi dan komputerisasi data yang dikumpulkan.

3.2.3 Analisa Data

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui program-program pembangunan yang

terkait dengan Analisis Situasi Ibu dan Anak dan atau

kebijakan/program/kegiatan pada berbagai bidang pembangunan harus mampu

merespon pengalaman, aspirasi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat,

dalam perspektif pembangunan berwawasan Analisis Situasi Ibu dan Anak dalam

pembangunan daerah.

Page 26: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

4.1 Data dan Informasi

Tinjauan terhadap pembangunan kondisi ibu dan anak tentunya tidak dapat

dilepaskan dari kondisi sumber daya manusia yang ada. Data dan informasi

mengenai kependudukan akan memberikan gambaran mengenai kondisi

kependudukan yang ada baik dari sisi jumlah, rasio, laju pertumbuhan, kelompok

usia dan jenis kelamin serta mata pencaharian yang diusahakan. Melalui data

dan informasi mengenai jumlah penduduk di sebuah wilayah akan terlihat

potensi sumber daya manusia yang dimiliki dan proporsi penduduk yang

mendiami suatu wilayah. Sehingga akan tergambar bagaimana kondisi eksisting

jumlah penduduk yang ada dan seberapa besar kepadatan wilayah dengan

adanya besaran jumlah penduduk terhadap luasan wilayah. Kondisi jumlah

penduduk, rasio antara laki-laki dan perempuan serta kepadatan wilayah di

Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Jumlah dan Rasio Kependudukan per Kecamatan Tahun 2014

Km Rasio Laki-laki PerempuanJumlah

Penduduk

Pesisir Selatan 409,17 14,17 11.755 10.908 22.663 55,39

Bengkunat 215,03 7,45 3.939 3.568 7.507 34,91

Bengkunat Belimbing 943,70 32,69 13.690 11.949 25.639 27,17

Ngambur 327,17 11,33 9.522 8.758 18.280 55,87

Pesisir Tengah 120,64 4,18 9.803 9.095 18.898 156,65

Karya Penggawa 211,13 7,31 7.611 6.895 14.506 68,71

Way Krui 40,92 1,42 4.277 4.009 8.286 202,49

Krui Selatan 36,25 1,26 4.623 4.249 8.872 244,74

Pesisir Utara 84,27 2,92 4.265 3.794 8.059 95,63

Lemong 454,99 15,76 7.710 6.643 14.353 31,55

Pulau Pisang 43,61 1,51 703 646 1.349 30,93

Kab. Pesisir Barat 2.887 100 77.897 70.515 148.412 51,41

Kepadatan

(Jiwa/KM2)

Penduduk (Orang)

Kecamatan

Luas

BAB 4 DATA DAN INFORMASI

Page 27: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2015

Penduduk dan karakteristiknya menjadi sasaran penting dalam pembangunan

yang berkualitas. Perhatian pemerintah dalam permasalahan penduduk

dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga serta Peraturan Presiden (Perpres)

Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014. Berikut akan diuraikan karakteristik penduduk Kabupaten

Pesisir Barat dan perkembangannya.

4.1.1 Karakteristik Penduduk

Berdasarkan data kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat

tahun 2014 sebesar 148.412 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak

77.897 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 70.515 jiwa. Laju

pertumbuhan penduduk tahun 2011 – 2012 sebesar 0,33%. Untuk hasil proyeksi

laju pertubuhan 2012 – 2013 adalah sebesar 3,37%, hasil proyeksi penduduk

tersebut merupakan hasil proyeksi penduduk setelah mengalami pemekaran

dengan Kabupaten Lampung Barat.

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

Komposisi penduduk dapat dibagi menurut umur dan jenis kelamin. Struktur

umur penduduk sangat penting untuk menjadi dasar perencanaan pemerintah

dalam segala bidang pembangunan termasuk dalam bidang bisnis. Pengetahuan

mengenai struktur umur penduduk di suatu wilayah diharapkan dapat menjadi

2000 2010 2011 2011-2012 2012-2013

Pesisir Selatan 58,462 69,687 70,656 0.11 1.82

Bengkunat *

Bengkunat Belimbing *

Ngambur *

Pesisir Tengah 42,641 48,423 48,948 0.11 1.29

Karya Penggawa *

Way Krui *

Krui Selatan *

Pesisir Utara 22,831 23,421 23,675 0.11 0.26

Lemong *

Pulau Pisang *

Kab. Pesisir Barat 123,934 141,531 143,279 0.33 3.37

Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Orang)

Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun (%)

Page 28: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

dasar atau acuan yang pasti agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan

kebijakan. Salah satu contoh misalnya jika penduduk suatu wilayah banyak yang

termasuk dalam kelompok umur balita maka kebutuhan akan fasilitas kesehatan

balita dan peningkatan gizi akan menjadi hal yang sangat penting. Contoh lain

adalah jika suatu wilayah memiliki jumlah penduduk berusia sekolah dasar yang

cukup besar maka pembangunan akan dapat lebih dikonsentrasikan untuk

membangun sarana dan prasarana untuk pendidikan sekolah dasar sehingga tidak

lagi salah sasaran misalnya dengan membangun sarana dan prasarana untuk

pendidikan tingkat lanjutan.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin

Sumber : Profil Kesehatan Pesisir Barat 2015

Status perkawinan merupakan salah indikator yang dapat menunjukkan pola

kelahiran atau fertilitas dan kelanggengan rumah tangga. Status perkawinan juga

biasa digunakan sebagai variabel antara (intermediate variable) dalam setiap

penelitian seperti dalam analisis ketenagakerjaan dan analisis kemiskinan. Dalam

Usia Laki - Laki Perempuan TotalRasio Jenis

Kelamin

0 - 4 8.612 8.160 16.772 105,54

5 - 9 8.062 7.567 15.629 106,54

10 - 14 7.476 6.918 14.394 108,07

15 - 19 7.275 6.329 13.604 114,95

20 - 24 6.423 5.479 11.902 117,23

25 - 29 6.354 5.527 11.881 114,96

30 - 34 6.086 5.402 11.488 112,66

35 - 39 5.759 5.217 10.976 110,39

40 - 44 5.137 4.930 10.067 104,20

45 - 49 4.648 4.206 8.854 110,51

50 - 54 3.793 3.628 7.421 104,55

55 - 59 3.104 2.473 5.577 125,52

60 - 64 2.181 1.750 3.931 124,63

65 - 69 1.341 1.192 2.533 112,50

≥ 70 1.646 1.737 3.383 94,76

Total 77.897 70.515 148.412 110,47

Page 29: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

hubungannya dengan tingkat fertilitas, status perkawinan berkaitan dengan

lamanya berhubungan kelamin (sexual intercourse). Semakin lama status kawin,

semakin besar resiko melahirkannya sehingga anak yang dilahirkan juga beresiko

semakin banyak.

Tabel 4.4

Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

Dilihat menurut status perkawinannya, persentase penduduk di Kabupaten

Pesisir Barat yang berstatus belum kawin adalah sebesar 45,23%, yang berstatus

kawin sebesar 50,75%, cerai hidup sebesar 1,1%, dan cerai mati sebesar 2,92%.

Berdasarkan data penduduk yang berstatus cerai hidup yang kecil, tergambar

bahwa kesadaran penduduk dalam membina rumah tangga telah mantap dan

stabil.

Indikator kependudukan yang penting untuk dilihat adalah indikator fertilitas.

Indikator fertilitas ini dapat dilihat dari jumlah anak lahir hidup dan jumlah anak

masih hidup. Nuraini (2000) menyatakan bahwa tingkat fertilitas salah satunya

dipengaruhi oleh jumlah anak yang dilahirkan dan Iswahjuni (2008) menyatakan

bahwa tingkat fertilitas dipengaruhi oleh jumlah anak yang lahir hidup.

Kehadiran anak dalam sebuah keluarga merupakan salah satu hal yang dianggap

penting. Darisisi emosional, anak dianggap penting karena dapat membawa

kebahagiaan dan kegembiraan bagi keluarga itu sendiri. Selain itu, kehadiran

UmurBelum

KawinKawin

Cerai

Hidup

Cerai

Mati

Laki-laki 48,63 49,38 0,79 1,2

< 25 95,11 4,89 0 0

25 - 49 9,89 88,05 1,65 0,4

50 + 0,51 90,85 1,03 7,61

Perempuan 41,83 52,12 1,41 4,64

< 25 83,72 15,78 0,5 0

25 - 49 2,58 94,17 1,35 1,91

50 + 1,24 61,44 5,26 32,05

Page 30: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

atau keberadaan anak dalam sebuah keluarga berarti kelanjutan keluarga

tersebut dimasa yang akan datang tidak hilang atau dengan kata lain, anak

mempunyai peran penting dalam meneruskan garis keturunan. Banyaknya anak

dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang ada dan dianut oleh

suatu masyarakat.

Dengan adanya program Keluarga Berencana (KB) mulai awal tahun 1970-an,

terbukti pandangan masyarakat tentang pandangan banyak anak banyak rezeki

mulai luntur dan digantikan menjadi keluarga kecil bahagia sejahtera.

Diharapkan dengan jumlah anak yang tidak terlalu banyak, kebutuhan anak

dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, orang tua dapat mengikuti

perkembangan fisik dan psikologis anaknya lebih optimal. Tujuan akhir program

KB ini diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih baik dan

lebih handal dalam segala bidang dimasa mendatang. Namun sayangnya, di

beberapa wilayah, sejak adanya otonomi daerah dan BKKBN menjadi badan yang

tidak harus ada di setiap daerah, masalah KB bukan lagi menjadi focus

pemerintah daerah sehingga diyakini oleh para demografer bahwa tingkat

fertilitas di Indonesia justru meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun ini.

Tabel 4.5

Jumlah Peserta KB Terhadap Pencapaian Partisipasi Aktif

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

*) Masih tergabung dalam kecamatan induk

IUD MOP MOW Implant Pil Suntik Kondom OvPesisir Selatan 437 3 26 888 737 880 160

Bengkunat 430 2 22 780 245 438 123

Bengkunat Belimbing 390 2 18 723 820 919 122

Ngambur 549 6 22 910 629 897 138

Pesisir Tengah 434 13 28 402 923 1.010 86

Karya Penggawa 481 6 22 742 330 474 121

Way Krui 297 6 7 333 472 508 48

Krui Selatan 290 6 8 256 466 943 44

Pesisir Utara 454 3 25 752 379 432 132

Lemong 427 3 23 738 712 876 116

Pulau Pisang * * * * * * * *

Jumlah 4.189 50 201 6.524 5.713 7.377 1.090 -

MKPJ NonMKPJKecamatan

Page 31: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Jenis alat kontrasepsi yang paling dominan digunakan di Kabupaten Pesisir Barat

pada tahun 2012 adalah suntik KB. Banyaknya PUS yang menggunakan alat

kontrasepsi jenis suntik ada sekitar 21,37% dan yang menggunakan alat

kontrasepsi jenis pil ada sekitar 16,55%. Penggunaan alat kontrasepsi mantap

(kontap) di Kabupaten Pesisir Barat masih relatif sedikit (MOW sebesar 0,58%,

MOP sebesar 0,14 persen).

Kecilnya persentase PUS yang menggunakan kontap ini dimungkinkan karena

masih banyak PUS yang ingin menambah anak sehingga lebih memilih jenis alat

kontrasepsi non kontap sehingga lebih memudahkan jika sewaktu-waktu ingin

mempunyai anak lagi. Selain itu, faktor biaya juga sangat menentukan jenis alat

kontrasepsi ini karena relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan yang lain.

Penggunaan jenis alat kontrasepsi mantap ini juga memiliki kelebihan terlebih

dari segi persentase kegagalannya. Alat kontrasepsi jenis kontap memiliki resiko

kegagalan KB lebih kecil dibanding dengan alat kontrasepsi non kontap sehingga

peluang mendapatkan anak yang tidak diinginkan lebih kecil. Preferensi

penggunaan jenis alat kontrasepsi oleh masyarakat disebabkan oleh banyak

faktor. Menurut Soeradji dan Hatmadji (1987), keikutsertaan dalam program KB

akan dipengaruhi oleh keadaan demografi dan sosial ekonomi daerah serta faktor

lingkungan6. Keadaan demografi berpengaruh terhadap ketersediaan alat

kontrasepsi yang adadan kemudahan mendapatkan alat kontrasepsi yang

digunakan. Kondisi sosial ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan daya beli

akseptor KB terhadap jenis alat KB yang akan digunakan. Selain itu, preferensi

alat kontrasepsi yang digunakan dipengaruhi oleh efek samping dari alat

kontrasepsi tersebut. Beberapa peneliti bahkan menunjukkan adanya hubungan

antara suku dan agama terhadap jenis alat KB yang digunakan. Masyarakat

mempunyai kebebasan dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang paling aman,

nyaman, murah, dan mudah untuk diperoleh. Tugas pemerintah dalam hal ini

adalah memberikan pengarahan akan arti penting perencanaan keluarga dengan

menggunakan alat kontrasepsi dan menyediakan alat KB yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

Page 32: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

4.1.2 Kesehatan

Kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia terlebih jika dikaitkan dengan

hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai yang diamanatkan oleh

Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen pasal 28H. Pembangunan

kesehatan sendiri menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia.Bila

pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka kesejahteraan rakyat secara

langsung akan meningkat. Selain itu, pembangunan kesehatan juga memuat

mutu dan upaya kesehatan yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas

kesehatan.Hal tersebut dilakukan dengan menciptakan akses pelayanan

kesehatan dasar yang didukung oleh sumber daya yang memadai seperti rumah

sakit, puskesmas, tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat), dan ketersediaan

obat.

Berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat antara lain

cuaca, keberadaan lingkungan kumuh, kondisi sanitasi yang baik, kekurangan

gizi, serta kurangnya pengetahuan hidup sehat. Kondisi sosial ekonomi rumah

tangga yang tidak berkecukupan disertai dengan jumlah anggota rumah tangga

yang relatif banyak akan mengakibatkan pola konsumsi makanan yang kurang

baik (pola makan yang cenderung di bawah standar kecukupan gizi), tingkat

hunian tempat tinggal yang terlalu padat sehingga rentan terhadap berbagai

jenis penyakit, dan pada akhirnya, akan menciptakan sumber daya manusia yang

sakit dan kurang berkualitas.Menurut Blum (1974), status kesehatan masyarakat

dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku sosial budaya,

dan lingkungan (baik fisik, kimia, maupun biologi).

Imunisasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk pencegahan penyakit.

Program Imunisasi mulai digalakkan di Indonesia sejak tahun 1956. Sejak tahun

1977, Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dijalankan di Indonesia sejalan

dengan program WHO yang disebut dengan Expanded Program on Immunization

(EPI). Target imunisasi ini adalah penduduk balita.Beberapa jenis imunisasi yang

wajib diberikan pada balita antara lain BCG, DPT, Polio, dan Campak. Oleh

karena itu, salah satu indikator penting dalam bidang kesehatan adalah

pemberian imunisasi pada balita. Indikator yang biasa digunakan untuk melihat

Page 33: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

kesehatan balita dalam hal pemberian imunisasi adalah indikator cakupan

imunisasi (CI) dan indikator persentase balita yang sudah diberikan imunisasi

lengkap (PBD). Yang dimaksud dengan cakupan imunisasi lengkap adalah

pemberian imunisasi yang sesuai aturan, yaitu DPT sebanyak 3 kali, polio

sebanyak 3 kali, BCG sebanyak 1 kali, dan Campak sebanyak 1 kali.

Tabel 4.6

Jumlah Bayi Yang Diimunisasi per Kecamatan

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

*) Masih tergabung dalam kecamatan induk

Kualitas kesehatan penduduk dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dari dalam diri penduduk itu sendiri dan faktor eksternal berupa

ketersediaan fasilitas kesehatan di sekitar tempat tinggal masyarakat. Apabila

kedua faktor tersebut dapat berjalan seiring dan sejalan maka dengan

sendirinya, kondisi kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Prioritas

pembangunan di bidang kesehatan adalah peningkatan kesehatan masyarakat

yang utamanya adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk

mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada

peningkatan jumlah, jaringan, dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.

Kecamatan DPT 1 Polio 3 Polio 4 CampakPesisir Selatan 432 430 453 499

Bengkunat 147 146 147 146

Bengkunat Belimbing 475 477 493 493

Ngambur 381 385 383 100

Pesisir Tengah 747 764 763 759

Karya Penggawa 287 284 289 289

Way Krui - - - -

Krui Selatan - - - -

Pesisir Utara 230 231 230 227

Lemong 308 312 311 311

Pulau Pisang * * * *

Jumlah 3.007 3.029 3.069 2.824

Page 34: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 4.7

Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

No Kecamatan Rumah

Sakit Poliklinik

Pukesmas /

Pukesmas

Pembantu

Klinik

Bersalin

Praktek

Dokter Apotek

1 Kecamatan Pesisir Tengah 1 1 1 3 4 2

2 Kecamatan Pesisir Selatan 0 0 4 1 0 0

3 Kecamatan Lemong 0 0 3 0 0 0

4 Kecamatan Pesisir Utara 0 0 6 0 0 0

5 Kecamatan Karya

Penggawa 0 0 3 0 0 0

6 Kecamatan Way Krui 0 0 0 0 1 0

7 Kecamatan Krui Selatan 0 0 2 0 0 0

8 Kecamatan Ngambur 0 0 5 0 1 0

9 Kecamatan Bengkunat 0 0 2 0 0 0

10 Kecamatan Bengkunat

Belimbing 0 0 10 0 0 0

11 Kecamatan Pulau Pisang * * * * * *

Total 1 1 36 4 6 2

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

*) Masih tergabung dalam kecamatan induk

Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnyakesehatan

yang semakin baik, seyogyanya fasilitas kesehatan yang ada semakin

ditingkatkan sehingga masyarakat semakin mudah mengaksesnya. Selain itu

diperlukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang ada. Salah satunya

adalah dengan menambah fasilitas dan tenaga medis yang tersedia untuk

melayani masyarakat. Adanya pelayanan kesehatan untuk warga miskin yang

memiliki kemampuan yang terbatas juga masih perlu diperhatikan. Oleh karena

itu, pemerintah daerah masih perlu meningkatkan fasilitas sarana kesehatan

yang ada.

Page 35: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

4.1.3 Pendidikan

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal

31 yang menjelaskan bahwa ”setiap warga negara berhak atas pendidikan” dan

dijabarkan dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.24/PUU-V/2007 menetapkan

bahwa pemerintah harus mengalokasikan 20 persen anggaran untuk belanja

pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan nasional

yang dimaksud adalah pendidikan berdasarkan UUD dan Pancasila yang berakar

pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan

komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional (biasa dikenal dengan sisdiknas

atau SPN) dimaksudsebagai arah dan strategi pembangunan nasional di bidang

pendidikan.

Strategi pembangunan pendidikan dijabarkan melalui empat sendi pokok, yaitu

pemerataan kesempatan, relevansi pendidikan dengan pembangunan, kualitas

pendidikan, dan efisiensi pengelolaan. Pemerataan kesempatan pendidikan

diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar seperti gedung

sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari pendidikan dasar

sampai pendidikan tinggi. Relevansi pendidikan merupakan konsep “Link dan

Match”, yaitu pendekatan atau strategi meningkatkan relevansi sistem

pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Pendidikan yang berkualitas

adalah pendidikan yang menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal

sesuai dengan kebutuhan zaman. Yang dimaksud dengan efisiensi pengelolaan

pendidikan adalah pendidikan yang diselenggarakan diharapkan dapat berdaya

guna dan berhasil guna.

Upaya perbaikan pendidikan di Indonesia telah dilaksanakan pemerintah sejak

tahun 1994. Mulai tahun tersebut, pemerintah mulai melaksanakan program

wajib belajar 6 tahun yang dilanjutkan dengan program wajib belajar 9 tahun.

Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini, diharapkan tingkat pendidikan

masyarakat semakin membaik. Bersamaan dengan itu, pembangunan sarana fisik

Page 36: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

dan prasarana pendidikan juga terus dipacu sehingga penduduk usia sekolah

dapat semakin mudah mengakses fasilitas pendidikan yang ada. Untuk

mempercepat program wajib belajar 9 tahun, pemerintah juga memberikan

subsidi berupa Biaya Operasional Sekolah (BOS) pada tingkat SD dan SLTP. Selain

itu, ketetapan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mewajibkan pemerintah harus

mengalokasikan 20 persen anggaran pemerintah di bidang pendidikan seharusnya

memacu percepatan perbaikan pendidikan rakyat Indonesia. Peningkatan

kualitas masyarakat tentunya tidak hanya terbatas pada kelompok usia sekolah

saja tetapi diharapkan dapat mencakup kelompok usia menengah ke atas. Wujud

dari penerapan tujuan tersebut antara lain dengan dilaksanakannya program

Kejar Paket A dan Kejar Paket B. Dengan adanya program ini, diharapkan

kelompok penduduk yang tidak masuk dalam usia sekolah dapat mengambil

kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dasar dan menengah.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat sendiri telah melakukan berbagai upaya

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan maupun penyediaan fasilitas

pendidikan yang ada. Hal ini seiring dengan adanya program wajib belajar 9

tahun yang semakin memacu pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas

pendidikan yang ada. Diharapkan, upaya yang ada ini dapat mengarah pada

perbaikan pendidikan penduduk. Beberapa indikator pendidikan yang digunakan

untuk melihat perkembangan pembangunan di bidang pendidikan adalah angka

partisipasi kasar, angka partisipasi murni, angka partisipasi sekolah, dan

ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang ada.

Angka partisipasi kasar merupakan indikator pendidikan yang digunakan untuk

mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam

kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka

partisipasi kasar dapat memberikan gambaran tentang banyaknya anak yang

menerima pendidikan pada jenjang tertentu.

Page 37: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 4.8

Angka Partisipasi Kasar dan Murni Menurut Jenjang Pendidikan

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

Dapat dilihat bahwa pola angka partisipasi kasar semakin rendah seiring dengan

semakin tingginya jenjang pendidikan. Salah satunya penyebabnya adalah masih

kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidikan. Selain itu,

kondisi sosial ekonomi yang relatif masih rendah dan ratarata jumlah anggota

keluarga yang masih relatif banyak mendorong pendidikan yang dimiliki masih

relatif rendah. Dengan kata lain, semakin sedikit penduduk yang mengenyam

pendidikan seiring dengan semakin tinggi jenjang pendidikannya.

Sedangkan Angka partisipasi murni menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu

kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan

kelompok umurnya. Angka partisipasi murni akan selalu lebih rendah

dibandingkan angka partisipasi kasar karena pembilangnya lebih kecil sementara

penyebutnya sama. Angka partisipasi murni membatasi usia murid sesuai dengan

usia sekolah dan jenjang pendidikannya sehingga angkanya lebih kecil. Indikator

angka partisipasi murni dapat memberikan gambaran yang lebih baik daripada

angka partisipasi kasar karena indikator ini memberikan gambaran kekonsistenan

antara umur penduduk dengan pendidikan yang disarankan untuk usia yang

bersangkutan.

Angka partisipasi murni Kabupaten Pesisir Barat yang meningkat menandakan

meningkatnya roporsi anak yang bersekolah tepat waktu. Angka partisipasi murni

juga menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat

memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya.

Jenjang

Pendidikan APK APM

SD/MI 108,09% 93,18%

SMP/MTs 89,09% 69,48%

SMA/MA 62,52% 46,64%

Page 38: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Angka partisipasi sekolah mengukur proporsi anak yang bersekolah pada suatu

kelompok umur sekolah jenjang pendidikan tertentu. Angka partisipasi sekolah

memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak kelompok umur

tertentu yang sedang bersekolah tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang

sedang diikuti. Secara aktual, evaluasi program pendidikan lebih tergambar oleh

angka partisipasi sekolah, yaitu angka yang menunjukkan secara lebih tepat

jumlah penduduk yang masih bersekolah menurut kelompok usianya. Indikator

angka partisipasi sekolah sedikit berbeda dengan angka partisipasi kasar karena

angka partisipasi kasar lebih menekankan pada keikutsertaan sekolah anak

berdasarkan jenjang pendidikan sedangkan indikator angka partisipasi sekolah

lebih menekankan pada keikutsertaan dari kelompok usia pendidikan.

Tabel 4.9

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2011

Dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa untuk kelompok umur 7-15 tahun

(kelompok wajib belajar 9 tahun), angka partisipasi sekolah sudah cukup baik

dibanding dengan kelompok umur diatasnya. Namun demikian, angka partisipasi

sekolah yang ada harus tetap ditingkatkan guna peningkatan sumber daya

manusia yang ada. Angka Partisipasi Sekolah yang tinggi menunjukkan

terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan secara umum

Disamping indikator-indikator yang memperlihatkan perkembangan sekolah, juga

perlu dilihat keberadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki serta

daya serap fasilitas dan tenaga pengajar. Penyediaan sarana dan prasarana

belajar mengajar merupakan salah satu bagian dari upaya pemerataan

kesempatan pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Dengan adanya

Angka Partisipasi

Sekolah2010 2012

7 - 12 98,26% 97,66%

13 - 15 88,10% 88,89%

16 - 18 60,70% 55,57%

Page 39: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

peningkatan sarana pendidikan, diharapkan partisipasi sekolah juga semakin

meningkat (Wahjoetomo, 1993).

Tabel 4.10

Banyaknya Sekolah per Kecamatan

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

*) Masih tergabung dalam kecamatan induk

Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan mulai dari tingkat sekolah taman

kanak-kanak sampai sekolah menengah atas semakin diperbaiki baik dari segi

jumlah maupun fasilitasnya dari tahun ke tahun. Ini dapat diartikan bahwa

pemerintah daerah memiliki perhatian yang cukup baik dalam rangka

peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Pesisir Barat. Keberadaan fasilitas

pendidikan yang ada seharusnya dapat dengan mudah diakses oleh seluruh

peserta didik dalam upaya peningkatan partisipasi sekolah. Oleh karena itu,

selain peningkatan sarana, yang perlu diperhatikan adalah letak fasilitas yang

ada harus merata dan mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat.

4.1.4 Ketenagakerjaan

Kesempatan kerja bagi warga negara Indonesia merupakan hak yang dijamin oleh

negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2

yang berbunyi “Tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak”. Untuk itu, pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar dalam

penyediaan lapangan pekerjaan bagi warga negaranya. Dalam era otonomi

daerah ini, data dan indikator ketenagakerjaan memberikan peranan yang besar

TK SDMadrasah

IbtidaiyahSMP

Madrasah

TsanawiyahSMU

Madrasah

Aliyah

Pesisir Selatan 9 17 3 5 4 1 1

Bengkunat 3 5 1 2 0 1 0

Bengkunat Belimbing 1 12 3 5 3 1 1

Ngambur 7 10 4 4 2 2 1

Pesisir Tengah 5 11 1 3 5 5 2

Karya Penggawa 5 11 0 1 3 1 1

Way Krui 1 5 0 1 0 0 0

Krui Selatan 2 8 0 1 0 1 1

Pesisir Utara 9 14 0 3 2 1 1

Lemong 11 16 1 6 1 1 0

Pulau Pisang * * * * * * *

Jumlah 53 109 13 31 20 14 8

Kecamatan

Page 40: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

dalam mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan. Dengan mengetahui

indikator ketenagakerjaan suatu daerah, diharapkan dapat diketahui besarnya

potensi penduduk yang dapat aktif dalam kegiatan ekonomi sehingga output yang

akan dihasilkandapat diperkirakan. Pada akhirnya, dengan indikator

ketenagakerjaan yang ada, dapat diketahui daya serap perekonomian terhadap

pertumbuhan tenaga kerja, struktur perekonomian, serta tingkat kesejahteraan

masyarakat. Berikut ini akan diuraikan masing-masing indikator ketenagakerjaan

yang ada di Kabupaten Pesisir Barat.

Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan besaran rasio antara jumlah

angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Adapun yang termasuk angkatan

kerja (labor force) adalah penduduk usia kerja yang bekerja (employed), tidak

bekerja, dan mencari pekerjaan (unemployed). Yang termasuk dalam kategori

bukan angkatan kerja (not in labor force) adalah penduduk usia kerja yang masih

sekolah, mengurus rumah tangga, dan melaksanakan kegiatan lainnya (pensiun,

cacat, dan sebagainya).

BPS mendefinisikan bekerja sebagai kegiatan ekonomi yang dimaksud untuk

memperoleh atau membantu memperoleh upah atau gaji, pendapatan, atau

keuntungan, paling tidak satu jam selama periode yang termasuk dalam rujukan

survei (seminggu yang lalu). Selanjutnya, konsep mencari kerja (BPS, 2007)

didefinisikan sebagai kegiatan dari seseorang yang berusaha mendapatkan

pekerjaan. Kegiatan mencari pekerjaan tidak terbatas dalam jangka waktu

seminggu yang lalu saja tetapi bias dilakukan beberapa waktu yang lalu asalkan

seminggu yang lalu masih menunggu jawaban. Dengan demikian, yang termasuk

dalam kategori ini juga adalah mereka yang telah memasukkan lamaran dan

sedang menunggu hasilnya. Yang digolongkan mencari pekerjaan:

a. Mereka yang bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi karena suatu hal

masih berusaha mendapatkan pekerjaan lain.

b. Mereka yang dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan lain.

c. Mereka yang bekerja paling sedikit 1 jam selama seminggu yang lalu dan

sedang berusaha mendapatkan pekerjaan lain.

Page 41: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

d. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan

pekerjaan.

e. Mereka yang sudah pernah bekerja kemudian berhenti atau diberhentikan

karena sesuatu hal dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

f. Mereka yang biasanya sekolah atau mengurus rumah tangga dan sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan.

Tabel 4.11

Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

Struktur perekonomian berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang

ada. Padaindikator ini, sektor penyerapan tenaga kerja dikelompokkan

berdasarkan konsep ILO dengan menggunakan KILM 4 (pengelompokan penduduk

bekerja menurut sektor). Klasifikasi atau pengelompokan dilakukan dalam 5

sektor besar, yaitu sektor pertanian yang terdiri dari pertanian, kehutanan,

perburuan, dan perikanan; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan

besar, eceran, rumah makan, dan hotel; sektor jasa kemasyarakatan; dan sektor

lainnya yang mencakup sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air

minum, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi,

usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan.

Kondisi struktur perekonomian yang masih tertumpu pada sektor pertanian

mendorong penyerapan tenaga kerja terbesar di sektor pertanian. Pada tahun

Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan JumlahAngkatan Kerja 144.517 104.407 248.924

Bekerja 144.226 101.658 245.884

Penganggur 291 2.749 3.040

Bukan Angkatan Kerja 16.148 34.256 50.404

Jumlah 160.665 138.663 299.328

TPAK 89,95% 75,30% 83,16%

Tingkat Bekerja 89,77% 73,31% 82,15%

Tingkat Penganguran 0,18% 1,98% 1,02%

Page 42: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

2012, penyerapan tenaga kerja disektor pertanian sebanyak 201.883 jiwa,

sedangkan sektor lain yang cukup dominan adalah sektor jasa.

Tabel 4.12

Mata Pencaharian Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

Latar belakang pendidikan pekerja juga berpengaruh terhadap sektor lapangan

pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Mayoritas penduduk usia 15 tahun ke atas

yang bekerja di Kabupaten Pesisir Barat memiliki tingkat pendidikan kurang dari

tamat SD. Hal ini juga yang mendorong sektor pertanian menjadi sektor lapangan

pekerjaan yang dipilih karena tidak membutuhkan keahlian (skill) khusus dan

pendidikan tertentu. Hanya sebagian kecil pekerja saja yang berpendidikan

tamat diploma/sarjana dan pekerja yang berpendidikan ini sebagian besar

terserap di sektor jasa pemerintahan dan bekerja sebagai pegawai pemerintah.

Tabel 4.13

Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Sumber : Pesisir Barat dalam Angka 2013

Tingkat

Pendidikan yang

Ditamatkan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

SD ke bawah 2.486 1.188 3.656

SLTP 4.490 1.587 6.077

SLTA ke atas 1.908 3.297 5.205

Jumlah 8.884 6.072 14.938

Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan JumlahPertanian 120.009 81.874 201.883

Industri 7.085 841 7.926

Jasa 17.132 18.943 36.075

Jumlah 144.226 101.658 245.884

Page 43: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

4.1.5 Matrix Pola Peran

Pola peran antara pengemban tugas terhadap pemegang klaim untuk masalah

belum terpenuhinya hak ibu dan bayi atas kesehatan dan kesejahteraan

dijadikan satu, dibuat satu maktris. Satu Alasan yang penting adalah jika

perhatian telah dilakukan terhadap ibu dalam hal ini ibu hamil secara otomatis

perhatian telah ditujukan pula pada bayi dalam kandungan sampai bayi tersebut

dilahirkan dan hidup sampai batasan usia 1 tahun.

Tabel 4.14

Matrix Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim untuk

Masalah Belum Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi Atas Kesehatan dan

Kesejahteraan

Pengemban

TugasIbu dan Bayi

Keluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

PUSKESMAS RSUD

Ibu

Memperhatikan

bayi dari dalam

kandungan sampai

lahir

Melibatkan

keluarga dan

masyarakat

AktifSelalu kontrol

kehamilan

Selalu control

kehamilanSiap dirujuk

Orang Tua (Bapak) Suami siaga

Menjamin

kebutuhan gizi dan

kesehatan keluarga

Berpartisipasi

dalam kegiatan

Posyandu

Berpartisipasi

dalam pelayanan

kebidanan dan

SIAGA

SIAGA ke

PuskesmasSIAGA ke RSUD

LSM/StakeholdersMemfasilitasi

kegiatan ibu-ibu

Memotivasi dan

mengfungsikan

keluarga dan

masyarakat

Menggerakan

masyarakat untuk

berpartisipasi

Bermitra dengan

bidan desa

Bermitra dengan

Puskesmas

Mempermudah

akses

terhadap

pelayanan

RSUD

Petugas KesehatanMemberikan

Kesehatan

Pembinaan dan

pemberdayaan

Memberikan

pelayanan di

Posyandu

Melakukan

pembinaan ke

Bidan desa

emberikan

pelayanan

kesehatan di

Puskesmas

Mendampingi Ibu

dalam pelayanan

rujukan

Pem. DesMemfasilitasi ibu-

ibu dalam kegiatan

PKK Desa

Menetapkan ibu

sebagai prioritas

pembangunan

Bertanggung jawab

terhadap fungsi

Posyandu

Integrasi dalam

pembangunan

kesehatan desa

Membantu

puskesmas

dalam

pembangunan

kesehatan desa

mempermudah

system

rujukan

Pem. Kec

Memfasilitasi ibu-

ibu dalam kegiatan

PKK Kec. Bidang

Kesehatan

Menetapkan ibu

sebagai prioritas

pembangunan

Menetapkan dan

meningkatkan

fungsi Posyandu

Menetapkan dan

meningkatkan

fungsi

poskesdes

Coordinator dalam

melaksanakan

tupoksi

puskesmas

Mempermudak

akses

terhadap

pelayanan

RSUD

Pem. Kab

(Bappeda/DinKes)

Menetapkan ibu

sebagai prioritas

Mengfungsikan

dan memotifasi

keluarga dan

masyarakat

Menetapkan dan

meningkatkan

fungsi Posyandu

Menetapkan dan

meningkatkan

fungsi

poskesdes

Alokasi anggaran

Mengembangkan

RSU

sebagai pusat

rujukan

DPRD

Menetapkan ibu

sebagai prioritas

pembangunan

Mengfungsikan

dan memotifasi

keluarga dan

masyarakat

Alokasi anggaran

Pemegang Klaim

Page 44: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Sedangkan untuk pola peran Antara pengemban tugas terhadap pemegang klaim

untuk masalah belum terpenuhinya hak anak atas perbaikan gizi juga dibuatkan

kedalam satu matrix.

Tabel 4.15

Matrix Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim untuk

Masalah Belum Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Pengemban

TugasBalita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Orang Tua (Ibu)Merawat (memberi

susu, makan,

dll) anak

Membawa anaknya

ke posyandu

secara rutin

Pemeriksaan

kesehatan

Bantuan tenaga

kesehatan dan PMT

Orang Tua (Bapak)

Suami siaga,

perhatian dan

kasih

sayang

Memenuhi

kebutuhan Suami siaga

Mengantar

(kordinasi dan

komunikasi)

LSM/Stakeholders Bantuan PMT Pendampingan Advokasi AdvokasiIntervensi dan

monev

Petugas KesehatanMemberi layanan

giziKonseling Memberi layanan Merujuk

Memberi laporan

24 jam

Pem. Desa Bantuan PMT Pemberian raskin

Menfasilitasi dan

Mengembangkan

posyandu

Adminitrasi dan

kordinasi tiap

bulan

Memberi laporan

24 jam

Pem. Kecamatan

Menjamin

terlaksananya

status gizi

balita

Menfasilitasi Penyedia data Penyedia data

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes) Alokasi anggaran Alokasi anggaran

Kebijakan /

keputusan aturan

DPRD Anggaran

Pemegang Klaim

Page 45: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan kelompok sasaran dalam situasi

ibu dan anak, berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Pesisir Barat

yang akan digunakan sebagai dasar analisis dan pengembangan program

selanjutnya. Perumusan masalah mencakup tiga kegiatan utama, yaitu :

1. Kelangsungan hidup dan perkembangan (Tingkat individu)

2. Bimbingan dan perlindungan (Tingkat keluarga)

3. Perlindungan, partisipasi dan tanggung jawab (Tingkat masyarakat)

5.4 Analisis Kegiatan Utama

5.2.1 Remaja Wanita dan Pria (15 – 24 tahun)

Remaja usia 15 - 24 tahun, khususnya wanita mempunyai kedudukan sangat

penting dalam siklus generatif manusia karena pada fase inilah dilakukan

persiapan calon ibu.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Status gizi remaja wanita merupakan kunci keberhasilan kelangsungan hidup

mereka dan anak-anak yang akan dilahirkan dimasa depan. Keadaan Kesehatan,

gizi, dan mental pada fase ini sangat berpengaruh terhadap keadaan kehamilan

kelak pada saat dewasa, demikian pula terhadap hasil kehamilan baik terhadap

bayinya maupun terhadap dirinya sendiri.

BAB 5 ANALISIS ASIA

Page 46: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Salah satu indikator penting untuk melihat apakah pelaksana penyuluhan gizi

kesehatan sudah memadai, sehingga bisa mencerminkan tingkat kesadaran

perilaku hidup sehat adalah LILA. Jika remaja dengan LILA <23,5 cm tinggi maka

masyarakat remaja wanita khususnya belum mengerti arti penting indikator LILA.

Rendahnya lingkar lengan remaja wanita tersebut mungkin disebabkan oleh

pemasukan (intake) kalori dan protein lebih rendah daripada kebutuhannya, atau

karena menjalani diit untuk melangsingkan badan secara tidak terkontrol.

Rendahnya pendidikan sangat berpengaruh terhadap bagaimana cara yang benar

bagi ibu untuk memelihara kandungan, sampai mengasuh anak-anaknya. Adanya

program wajib belajar 9 tahun dan program pendidikan gratis telah membantu

peningkatan pendidikan terutama pada masyarakat kurang mampu yang ada di

Kabupaten Pesisir Barat ini. Apabila ibunya tidak tahu bagaimana memberi

makan bayinya dengan makanan yang bergizi, maka berat otak akan mengalami

defisit sampai 20-30 persen. Artinya bayi yang lahir dalam kondisi kurang gizi

tersebut mempunyai kemampuan intelektual yang jauh lebih rendah dari bayi

normal.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Rendahnya kemampuan ekonomi keluarga, akan sangat berpengaruh terhadap

kesempatan bagi anak-anak untuk sekolah.

Dari data yang ada terlihat bahwa remaja yang sudah aktif secara ekonomis

sebesar 11,35% (laki-laki) dan 7,07% (perempuan). Umumnya remaja yang

bekerja sebagai pekerja keluarga yang ikut membantu orangtuanya mencari

nafkah atau menjadi pekerja dengan gaji rendah dibawah UMP terutama remaja

wanita.

Kondisi ini diperkirakan akibat dari rendahnya kemampuan ekonomi keluarga,

dimana apabila mereka secara aktif membantu perekonomian keluarga sehingga

sekolah terabaikan.

Page 47: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Akses terhadap pendidikan yang layak dan berkualitas tinggi ikut menentukan

kualitas SDM-Dini. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu wilayah

memberikan gambaran tentang kesempatan penduduk untuk bersosialisasi, untuk

penyaluran aktivitas dan bakat yang berguna untuk mencapai prestasi.

Dari data yang ada terlihat angka partisipasi murni jenjang pendidikan di

Kabupaten Pesisir Barat untuk Pendidkan SD/MI sebesar 93,18%, SMP/MTs 69,48%

dan SMA/MA 46,64%. Hal ini sebanding dengan banyaknya jumlah murid SD/MI

dibandingkan dengan jumlah SMP/MTs dan SMA/MA.

5.2.2 Wanita dan Pasangan Usia Subur (15 – 49 tahun)

Pasangan usia subur penting untuk mengetahui dan menerapkan program-

program keluarga berencana. Mereka perlu memahami tentang pengaturan jarak

kehamilan agar dapat mengurangi resiko kelahiran BBLR dan kematian pranatal.

Pasangan usia subur hendaknya paham bahwa kehamilan akan berdampak kurang

menguntungkan bila isteri terlalu muda atau terlalu tua.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Pasangan Usia Subur di Kabupaten Pesisir Barat sebanyak 34.526 orang, yang

menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 25.144 orang (72,83%) dan 13.508 orang

(39,12%) merupakan peserta KB baru.

Pada umumnya tingkat pengetahuan wanita umur <20 tahun tentang melahirkan

pada usia muda sudah cukup baik, disamping itu mereka sadar bahwa jarak

kelahiran kurang dari 2 tahun dan melahirkan anak >4 orang bisa berdampak

kurang baik bagi kesehatan ibu dan anak.

Perlu upaya peningkatan keadaan gizi pada pasangan usia subur sehingga tidak

ada lagi penderita kurus tingkat berat/ringan maupun gemuk tingkat

berat/ringan.

Page 48: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Keikutsertaan KB (khususnya kontap) cukup diminati sekalipun masih dalam skala

kecil. Umumnya alat KB yang dipakai adalah suntik KB (21,37%) dan implant KB

(18,90%). Keinginan dalam membatasi jumlah anak dan makin membaiknya

pendidikan masyarakat sehingga program KB juga mendapat dukungan para

suami.

Suksesnya program KB juga diakibatkan makin membaiknya pengetahuan

pasangan khususnya para wanita tentang KB. Perlu upaya untuk meningkatkan

keikut-sertaan KB (khususnya kontap) bagi pasangan usia subur yang sudah

mempunyai dua anak.

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Employment rate untuk wanita usia subur lebih rendah daripada employment

rate pria usia subur (pria 58,66%, wanita 41,34%).

5.2.3 Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas (15 – 49 tahun)

Meskipun kehamilan merupakan suatu proses fisiologi yang normal, namun

komplikasi yang tidak terduga dapat saja terjadi walau dalam perawatan yang

serba cukup.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Keadaan gizi ibu hamil, bersalin dan nifas di Kabupaten Pesisir Barat cukup baik

dilihat dari tingkat motivasi dan keingginan dari ibu hamil untuk dapat

mendapatkan imunasi secara lengkap, persentase imunisasi TT2 lengkap untuk

ibu hamil sebesar 62,59%.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil sudah memadai karena rata-rata kunjungan

ibu hamil yang memeriksakan kesehatan lebih dari 4 kali dan ibu hamil yang

dirujuk ke rumah sakit hanya yang beresiko tinggi dan cakupan kunjungan

Page 49: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

neonatal. Sudah tingginya persalinan yang dilakukan tenaga kesehatan dan

dukun terlatih sisanya oleh famili/keluarga.

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ibu cukup baik jika kesadaran ibu

dalam mengatur jarak kehamilan sudah meningkat dan pengetahuan tentang

penggunaan alat kontrasepsi perlu terus digalakkan serta pengetahuan tentang

HIV/AIDS masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat.

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Tingkat partisipasi masyarakat dalam hal penyediaan sarana, tempat, dan

terminal dalam pelayanan perawatan untuk mempercepat pelayanan persalinan

cukup baik terlihat dari banyaknya puskesmas yang sudah beroperasi di masing-

masing kecamatan. Ada 4 klinik bersalin sebagai pondok sayang ibu yaitu

tempat/rumah terminal untuk memepercepat pelayanan persalinan.

5.2.4 Ibu Menyusui (15 – 49 tahun) dan Bayi (0 – 12 Bulan)

Pada umumnya ibu-ibu menyusui bayinya sampai usia dua tahun, namun banyak

dijumpai ibu-ibu yang memberikan makanan tambahan terlalu dini, yaitu

dibawah empat bulan. Bayi muda sangat rawan terhadap penyakit infeksi,

sehingga bila diberi makanan tambahan terlalu awal terutama yang kurang

higienis bayi akan mudah jatuh sakit. Perlu diketahui bahwa ASI cukup

memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk bertumbuh- kembang sampai berumur 4

bulan, karenanya bayi 0-4 bulan belum memerlukan makanan tambahan.

Kandungan ASI tidak lagi mencukupi seluruh kebutuhan bayi setelah bayi

berumur 6 bulan, sehingga bayi memerlukan makanan tambahan yang disebut

sebagai Makanan Pendamping ASI.

Untuk ibu menyusui, setelah satu bulan melahirkan, sangat memerlukan

tambahan Vitamin A dan pil yang mengandung zat besi, yang berfungsi untuk

memulihkan kesehatan ibu, disamping makanan bergizi dan susu agar ASI yang

keluar bermutu tinggi dan ibu segar bugar.

Page 50: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Cakupan ibu nifas yang diberi Vitamin A sudah cukup tinggi, menunjukkan cukup

berhasilnya penyuluhan mengenai pentingnya penambahan zat-zat gizi kepada

ibu nifas, yang mungkin juga disebabkan oleh adanya efek samping obat yang

dimakan seperti misalnya perut mual, dan lain-lain sehingga obat yang sudah

diberikan oleh petugas tidak dimakan sebagaimana mestinya. Kesadaran

masyarakat akan pentingnya mengimunisasi anak demi kekebalan tubuh terhadap

penyakit sudah baik. Sebanyak 9.105 bayi di Pesisir Barat sudah dimunisasi

secara lengkap, sedangkan banyaknya bayi yang sudah menerima imunisasi

campak sebanyak 2.824 bayi.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui puskesmas, termasuk

puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan bidan di desa. Melalui

ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang

baik selama proses pengobatan kesehatan akan memberikan dampak yang besar

terhadap kesembuhan dan kesehatan masyarakat. Tentunya dengan adanya

dukungan dalam hal penguatan gizi keluarga di masyarakat sebagai pencegahan

dari sakit dengan kondisi tubuh yang prima melalui asupan gizi yang baik

tentunya.

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Kabupaten Pesisir Barat hingga kini belum mempunyai tempat penitipan anak

(TPA) yang memadai, hal ini dikarenakan pola asuh anak masih bisa ditangani

oleh keluarga yang ada. Sebagai tanggungjawab masyarakat akan pentingnya

pola asuh anak yang baik, diperlukan di desa adanya tempat untuk pola asuh

anak yang baik dimana merupakan bagian dari puskesmas maupun posyandu.

Pada umumnya yang menjadi kepala keluarga adalah laki-laki, tetapi ada juga

perempuan sebagai kepala keluarga.

5.2.5 Balita dan Anak Prasekolah (12 – 83 Bulan)

Anak Bawah Lima Tahun (Balita) harus mendapatkan perhatian ekstra dari orang

tuanya karena pada fase ini sedang mengalami proses tumbuh-kembang yang

Page 51: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

cepat. Pada usia balita, pertumbuhan fisik merupakan indikator keadaan gizi dan

keadaan kesehatan seorang anak. Makanan bergizi yang cukup untuk anak balita

merupakan faktor penting untuk mencegahnya dari kondisi kekurangan gizi dan

berbagai macam penyakit infektif.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Cukupnya suplemen vitamin A dapat mencegah anak menderita xerophthalmia

yang menyebabkan kebutaan, serta menurunkan resiko komplikasi karena

pneumonia dan diare.

Namun Vitamin A saja nampaknya belum cukup, perlu adanya dukungan gizi baik

sebagai bagian terpenting bagi tubuh sehingga tubuh akan senantiasa dalam

keadaan prima dan kuat melawan penyakit yang akan mengganggu kesehatan.

Kondisi ini bisa terjadi berkat adanya kerjasama yang baik antara petugas

kesehatan dan ibu balita.

Kegiatan prasekolah dinilai penting bagi pengembangan intelektual anak karena

dalam kegiatan ini anak akan belajar bersosialisasi dengan anak-anak seusianya.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Secara umum masyarakat sudah mengerti dan menerapkan apa yang disebut

dengan perilaku sehat. Hal tersebut terlihat dari tingginya jumlah bayi yang

mendapatkan imunisasi lengkap (9.105 bayi), diimunisasi campak sebanyak 2.824

bayi, banyaknya rumah tangga yang sudah mengkonsumsi air bersih. Kondisi ini

tidak terlepas dari gencarnya penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan selama

ini, dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

Namun demikian tidak semua rumah tangga yang mempunyai jamban sendiri.

Kondisi ini diperkirakan terjadi pada masyarakat yang bermukim di bantaran

sungai/pantai. Mereka lebih memilih untuk menggunakan jamban umum yang

banyak terdapat di pinggiran sungai, atau langsung ke pantai untuk buang air

besar.

Page 52: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Pada umumnya desa di Kabupaten Pesisir Barat banyak sekali mempunyai

taman/tempat bermain bagi anak balita. Kondisi ini dinilai sangat memadai bagi

pengembangan sosial, psikososial, dan untuk rekreasi anak balita, dimana

ditempat-tempat tersebut anak balita bisa bersosialisasi dengan anak-anak

seusianya.

5.2.6 Anak Usia Sekolah (7 – 15 Tahun)

Pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak usia sekolah 7-15 tahun sangat penting

diperhatikan. Asupan gizi yang baik akan mempengaruhi perkembangan otaknya

dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Mereka yang kekurangan gizi dapat

menurunkan kegiatan belajarnya, badan menjadi lesu dan sakit-sakitan sehingga

aktivitas belajarnya terganggu. Adanya anak yang mengalami KEP tersebut perlu

mendapat perhatian pihak sekolah, terutama pemberian makanan tambahan bagi

anak usia sekolah.

Adanya kesetaraaan gender atau Kesempatan yang sama bagi laki-laki dan

perempuan untuk sekolah, membuka kesempatan bagi perempuan untuk maju

setara dengan laki- laki. Program wajib belajar 9 tahun memberikan persepsi

bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi anak usia sekolah 7-15 tahun

harus bersekolah memenuhi pendidikan dasar sampai tingkat SLTP. Angka

partisipasi sekolah pada usia ini terlihat sangat menggembirakan dimana untuk

usia 7 – 12 tahun sebesar 97,66% dan usia 13 – 15 tahun sebesar 88,89%.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Anak-anak sekolah yang kurang sehat atau terserang penyakit-penyakit yang

membahayakan cenderung akan mengalami penurunan prestasi belajar di

sekolah. Sebaliknya anak yang sehat akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk

maju dalam semua mata pelajaran dan tidak akan banyak mengalami kesulitan

dalam upaya pegembangan diri.

Page 53: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Dari data yang ada diketahui bahwa Program Imunisasi Anak Sekolah sudah

terlaksana dengan baik, terlihat dari persentase anak SD yang mendapat

imunisasi (62,59%). Ini menunjukkan berhasilnya penyuluhan akan pentingnya

imunisasi bagi kesehatan anak, sehingga tumbuh kesadaran anak/orang tua

tentang pentingnya imunisasi.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Keluarga sebagai pembimbing dan pelindung anak, seyogyanya melakukan

fungsinya tersebut dalam bentuk dorongan untuk bersekolah dengan serius,

belajar di rumah dengan rutin, dan menyediakan semua kebutuhan anak

berkaitan dengan sekolahnya. Akan tetapi kenyataannya masih ada anak usia 7-

15 tahun yang sudah ikut bekerja, Ini diduga akibat perekonomian rumah tangga

yang lemah mengharuskan mereka ikut bekerja untuk menambah penghasilan

keluarga.

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Jumlah dan fasilitas pendidikan agama cukup, namun untuk pemberdayaan yang

lebih luas lagi dalam kaitannya dengan status sebagai daerah agamis, diperlukan

peningkatan baik jumlah gedung maupun fasilitas pendidikannya. Di Kabupaten

Pesisir Barat tercatat 13 Madrasah Ibtidaiyah setingkat SD dan 20 Madrasah

Tsanawiyah setingkat SLTP.

Pendidikan merupakan tanggungjawab rumahtangga/keluarga. Agar pendidikan

dalam keluarga baik maka pengeluaran untuk pendidikan anak harus

diproporsikan dengan baik walaupun adanya SPP gratis tetapi harus diupayakan

penambahan kegiatan yang menunjang seperti kursus dan sebagainya yang

notabene harus mengeluarkan biaya. Persentase pengeluaran untuk pendidikan

terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga masih sangat rendah, kalau dinilai

dari asumsi bahwa semakin tinggi kesejahteraan suatu masyarakat maka semakin

tinggi pula proporsi pengeluaran untuk non makanan, yang salah satu unsurnya

adalah untuk pendidikan.

Page 54: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.2.7 Anak Perempuan dan Remaja Wanita (10 - 19 Tahun)

Remaja puteri dimulai pada umur 10 tahun yaitu saat akil balig, sampai usia 19

tahun pada saat berakhir masa pertumbuhan fisik. Pada masa remaja tersebut

terjadi pertumbuhan yang cepat serta perubahan fisiologi dan mental dari

seorang anak menjadi calon ibu.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Remaja puteri membutuhkan energi, protein, vitamin dan mineral lebih banyak

daripada orang dewasa, karena selain mempertahankan kebutuhan untuk

kesehatan juga kebutuhan untuk pertumbuhan. Banyak remaja tidak mampu

mendapatkan cukup zat- zat gizi yang dibutuhkan terutama energi, protein dan

zat-zat mikro seperti zat besi, kalsium dan yodium dari makanan sehari-hari.

Konsekuensi dari kondisi ini dapat menimbulkan Kurang Energi Protein (KEP),

yang pada akhirnya akan menimbulkan resiko terhadap janin yang akan

dilahirkan yaitu keguguran, lahir mati, prematur, BBLR, berat otak ringan (bodoh

dan kretin).

Secara tradisional, remaja puteri bekerja di rumah (membantu ibunya) atau di

luar rumah pada usia sangat muda, banyak drop out di sekolah, menderita

kurang gizi, dan kawin pada usia sangat muda. Manifestasi dari hal-hal tersebut

berakibat pada rendahnya status sosial dan beresiko tinggi pada kehamilan.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Remaja puteri yang sudah bekerja di Kabupaten Pesisir Barat sebesar 7,07%.

Anak-anak yang bekerja akan kehilangan waktu mereka untuk sekolah dan

bermain. Hal ini mempengaruhi perkembangan kepribadiannya dan psikologinya

untuk bersosialisasi yang berakibat rendahnya mutu SDM kita. Khusus remaja

puteri, hal ini juga menghambat dalam pengembangan dirinya atau kesempatan

untuk mempersiapkan diri sebagai calon ibu.

Page 55: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Persentase wanita yang kawin pada usia muda (<16 tahun) sebesar 13,36%,

sedangkan antara 16 - 24 tahun sebesar 78,94%. Jadi wanita yang kawin dibawah

usia 25 tahun di Kabupaten Pesisir Barat tercatat 15,78%. Besarnya angka kawin

di usia muda berpengaruh pada besarnya kesempatan memperoleh anak banyak

sehingga mempercepat ledakan penduduk, dismaping efek samping seperti resiko

kematian yang tinggi pada saat kehamilan dan persalinan.

5.2.8 Rumah Tangga, Masyarakat dan Para Lanjut Usia (Lansia)

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan (Tingkat Individu)

Perlu kesadaran sayang orang tua sehingga tidak ada lagi lansia yang terlantar

dan program sayang orang tua.

Bimbingan dan Perlindungan (Tingkat Keluarga)

Perlu penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dalam keluarga seperti

pentingnya MCK dan mengkonsumsi garam beryodium dan perilaku hidup sehat

lainnya.

Perlindungan, Partisipasi dan Tanggung Jawab (Tingkat Masyarakat)

Keberadaan lansia merupakan tanggungjawab rumahtangga/keluarga untuk

dapat diperhatikan dengan baik dan masyarakat secara umum. Agar lansia

dalam keluarga baik maka diperlukan adanya asupan gizi dan penjagaan

kesehatan yang harus diproporsikan dengan baik walaupun adanya bantuan dari

pemerintah terkait penangan lansia tetapi harus diupayakan penambahan

kegiatan yang menunjang kesehatan yang lebih baik.

5.5 Analisis Matrix Pola Peran

Pengelolaan dan penangangan terhadap kondisi kesehatan dan kesejahteraan ibu

dan bayi sangatlah penting bagi tumbuh dan berkembangnya sumber daya

manusia yang sehat, kuat menuju kesejahteraan dimasa mendatang. Hal ini

mengingat bahwa peran ibu sebagai komponen terpenting dalam sebuah rumah

tangga memegang peranan penting dalam mengelola keberlangsungan

Page 56: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

keluarganya ditinjau dari sisi mengasuh dan membesarkan anak-anaknya selain

yang mengandung dan melahirkan anak-anaknya.

Tentunya dibutuhkan kesehatan ibu yang prima sehingga tugas dan tanggung

jawab yang diembannya dapat dijalankan dengan baik. Diperlukan adanya

perhatian yang besar terhadap kesenjangan kapasitas pemegang klaim dalam

rangka hak-hak harus diperoleh oleh ibu dan anak kepada pengemban tugas

sehingga tujuan yang ingin dicapai berupa adanya peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan dapat terwujud dengan baik. Kondisi kesenjangan ini dapat dilihat

dalam gambaran matriks yang diuraikan sebagai berikut :

Page 57: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.3.1 Kesenjangan Kapasitas Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam

Kaitannya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Tabel 5.1

Matrix Kesenjangan Kapasitas Ibu dan Bayi Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas IbuOrang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)Kesehatan Pem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Ibu tidak

mempunyai

kemampuan

membuat

keputusan

dan tidak punya

kemampuan

membagi tugas

merawat bayi dan

anak kepada bapak

* Ibu tidak tahu

bahwa ada

orangorang yang

peduli

terhadapnya

Ibu tidak tahu

bahwa ada

pelayanan

kesehatan gratis,

ibu tidak dapat

berkomunikasi

dengan orangorang

kesehatan

dengan baik dan

benar tentang

kehamilan dan

merawat bayi

Ibu tidak digayomi

oleh pemerintah

desa/kel, tidak

diikutkan dalam

kegiatan desa

terutama yang

berhubungan

dengan

Kesehatan Ibu dan

Anak

Ibu merasa

sendirian ketika

harus

berhubungan

dengan kecamatan

Ibu tidak tahu

bahwa ia bersama

ibu-ibu yang lain

masuk dalam

target pelayanan

kesehatan ibu dan

anak

Ibu tidak tahu

bahwa ia bersama

ibu-ibu yang lain

masuk dalam

target pelayanan

kesehatan ibu dan

anak

Page 58: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.2

Matrix Kesenjangan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas IbuOrang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)Kesehatan Pem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Kurang

Bertanggung

Jawab secara non

klinis terhadap

pelayanan

Kesehatan Ibu dan

Bayi

Kurang Mendukung

Orang tua

Mendaptkan

bimbingan/konseli

ng keluarga dan

masyarakat

mengenai

kesehatan ibu dan

anak.

Mendukung dan

memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan Ibu dan

Bayi.

Mendukung dan

berpartisipasi

dalam

kegiatan

Kesehatan

ibu dan bayi

Kurang

mendapatkan

prioritas

Kurang

Mendapatkan

motivasi dan fungsi

dalam

pengambilan

keputusan

Bertanggung

jawab untuk

menyampaikan

aspirasi

Wewenang

Kurang

berwewenang

dalam Memberikan

pelayanan non

klinis

Mengajak

keterlibatan pria

dalam menjamin

Kehamilan dan

persalinan yang

aman

Advokasi dan

penyuluhan.

Kurang ikut

berpartisipasi

dalam kegiatan

kesehatan

Kurang

Mendapatkan

informasi yang

akurat

Mendapatkan

informasi yang

akurat.

Mendapatkan

informasi yang

akurat.

Mendapatkan

informasi yang

akurat.

Sumberdaya

Kurang dimotivasi

dan difungsikan

dalam pelayanan

KIA

Rendahnya

penghasilan.

Minimnya

ketrampilan dan

kreatifitas untuk

menangkap

peluang

usaha

Masih sempitnya

ruang gerak LSM.

Keterbatasan

dana.

Kurangnya tenaga

ahli kesehatan.

Kurang meratanya

persebaran tenaga

kesehatan.

Masih minimnya

kepekaan aparat

desa terhadap apa

yang terjadi.

Kurang

pengetahuan.

Dana anggaran

yang

tersedia minim.

Pengambil

Keputusan

Mendukung

keputusan yang

salah

Dominasi suami

dalam

pengambilan

keputusan

* * *

Komunikasi

bu tidak mampu

atau berani

menyampaikan

pendapatnya

Suami tidak

mampu

berkomunikasi

dengan baik

*

Tidak mampu

memberikan

informasi yang

akurat

Tidak mampu

memberikan

informasi yang

akurat

Tidak mampu

memberikan

informasi yang

akurat

* *

Pengemban Tugas

Page 59: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.3

Matrix Kesenjangan Kapasitas Posyandu Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiOrang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Masih kurang

bertanggung jawab

pelayanan

kesehatan

ibu dan bayi

Tidak bertanggung

jawab terhadap

Keberadaan suami

Tidak adanya

koordinasi diantara

kedua belah pihak

Masih kurangnya

koordinasi dalam

pengaturan tugas

dan fungsi

Wewenang

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi dan

kesehatan

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi

dan kesehatan

Tidak bermitra

Melibatkan

posyandu

dalam

pengumpulan

informasi dan data

yang akurat.

* * * *

Sumberdaya * * * * * * *

Pengambil

Keputusan* * * * * * * *

Komunikasi

Tidak terjalin

komunikasi

Tidak terjalin

komunikasi

Tidak terjalinnya

komunikasi yang

baik dalam hal

pemberian

penyuluhan

Masih ditemukan

belum sejalan

tugas

dan fungsi

Ruang gerak masih

sangat dibatasi

Ruang gerak

masih sangat

dibatasi

Tidak adanya

kesempatan untuk

ikut berkontribusi

Tidak adanya

kesempatan

untuk ikut

berkontribusi

Pengemban Tugas

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Page 60: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-4

Matrix Kesenjangan Kapasitas Poskesdes/Polindes/Bidan Desa Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiOrang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Masih kurang

bertanggung jawab

pelayanan

kesehatan

ibu dan bayi

Tidak bertanggung

jawab terhadap

Keberadaan suami

Tidak adanya

koordinasi diantara

kedua belah pihak

Masih kurangnya

koordinasi dalam

pengaturan tugas

dan fungsi

Wewenang

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi dan

kesehatan

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi

dan kesehatan

Tidak bermitra

Melibatkan

posyandu

dalam

pengumpulan

informasi dan data

yang akurat.

Wilayah

kerja yang luas

Kewenangan

sama dengan

Kecamatan

Melaksanakan

kebijakan

Melaksanakan

aturan perda

SumberdayaTidak sebanding

dengan jumlah

sasaran

Tidak sebanding

dengan jumlah

sasaran

Tidak diberdayakan

Kurangnya tenaga

kesehatan (bidan

Perdesa)

Tidak cukup

per desa (Bidan

Desa)

Bagian integral

dari kecamatan

Tidak adanya

kesempatan

untuk ikut

berkontribusi

Tidak adanya

kesempatan

untuk ikut

berkontribusi

Pengambil

Keputusan

Membuat

rekomendasi

rujukan

Membuat

Persetujuan

Tidak melibatkan

LSM

Membuat Surat

Tugas

Melibatkan

Pemerintah

Desa

Membuat

Bahan untuk

koordinasi

Kualitas

layanan/kinerja

yang kurang

karena saran

yang kurang

memadai

*

Komunikasi

Kurang terjalin

komunikasi

Kurang terjalin

komunikasi

Tidak terjalinnya

komunikasi yang

baik dalam hal

pemberian

penyuluhan

Masih ditemukan

belum sejalan

tugas

dan fungsi

Ruang gerak masih

sangat dibatasi

Ruang gerak

masih sangat

dibatasi

Tidak adanya

kesempatan untuk

ikut berkontribusi

Tidak adanya

kesempatan

untuk ikut

berkontribusi

Pengemban Tugas

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Page 61: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.5

Matrix Kesenjangan Kapasitas Puskesmas Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiOrang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Masih kurang

bertanggung jawab

pelayanan

kesehatan

ibu dan bayi

Tidak bertanggung

jawab terhadap

Keberadaan suami

Tidak adanya

koordinasi diantara

kedua belah pihak

Masih kurangnya

koordinasi dalam

pengaturan tugas

dan fungsi

Wewenang

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi dan

kesehatan

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi

dan kesehatan

Tidak bermitra

Melibatkan

posyandu

dalam

pengumpulan

informasi dan data

yang akurat.

Wilayah

kerja yang luas

Kewenangan

sama dengan

Kecamatan

Melaksanakan

kebijakan

Melaksanakan

aturan perda

SumberdayaTidak sebanding

dengan jumlah

sasaran

Tidak sebanding

dengan jumlah

sasaran

Tidak diberdayakan

Kurangnya tenaga

kesehatan (bidan

Perdesa)

Tidak cukup

per desa (Bidan

Desa)

Bagian integral

dari kecamatan* *

Pengambil

Keputusan

Membuat

rekomendasi

rujukan

Membuat

Persetujuan

Tidak melibatkan

LSM

Membuat Surat

Tugas

Melibatkan

Pemerintah

Desa

Membuat

Bahan untuk

koordinasi

* *

Komunikasi

Kurang terjalin

komunikasi

Kurang terjalin

komunikasi

Tidak terjalinnya

komunikasi yang

baik dalam hal

pemberian

penyuluhan

Masih ditemukan

belum sejalan

tugas

dan fungsi

Ruang gerak masih

sangat dibatasi

Ruang gerak

masih sangat

dibatasi

Tidak adanya

kesempatan untuk

ikut berkontribusi

Tidak adanya

kesempatan

untuk ikut

berkontribusi

Pengemban Tugas

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Page 62: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.6

Matrix Kesenjangan Kapasitas Rumah Sakit Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas IbuOrang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

RSUD kurang

bertanggung jawab

kepada ibu-ibu

yang

menginginkan

keselamatan.

RSUD kadang

sewenang-wenang

kepada

pengunjung ibu

rawat jalan

maupun rawat inap

RSUD kurang

bertanggung jawab

kepada kepala

keluarga yang

menginginkan

keselamatan.

RSUD kadang

tidak memberikan

penjelasan kepada

kepala keluarga

terhadap ibu rawat

jalan maupun

rawat inap

Tanggung jawab

RSUD kurang

mampu

memberian

penjelasan

RSUD selalu tidak

mau diintervensi

lebih jauh

RSUD kurang

memperdayakan

petugas kesehatan

dan kurang

komunikati

RSUD kurang

komunikatif

terhadap

pemerintah Desa

perihal

persyaratan

administrasi

rujukan

RSUD kurang

komunikatif

terhadap

pemerintah

Kecamatan perihal

persyaratan

administrasi

rujukan

Kurang

koordinasi dan

tindak lanjut

keluhan

Kurang

koordinasi dan

tindak lanjut

keluhan

Page 63: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.3.2 Analisis Kesenjangan Kapasitas Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu

dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Tabel 5-7

Matrix Kesenjangan Kapasitas Ibu Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Ibu kurang mampu

melaksanakan

tugas sebagai ibu

rumah tangga

Ibu kadang

melaksanakan

kegiatan diluar

wewenangnya,

Kurang dapat

mengambil

keputusan dalam

pemenuhan hak

ibu dan bayi

Ibu tidak

mengantar

bayi di Posyandu

Ibu tidak terlibat

dalam kegiatan

posyandu

Ibu tidak

mengantar bayi

Ibu tidak terlibat

dalam kegiatan

poskesdes

Ibu tidak selalu ke

Puskesmas untuk

memeriksaan diri

dan bayinya

Ibu tidak mampu

menindak lanjuti

arahanarahan

puskesmas

Ibu tidak siap di

periksa dan

dirawat di RUSD

Page 64: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-8

Matrix Kesenjangan Kapasitas Bapak Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Bapak kurang

bertanggung jawab

terhadap peran ibu

sebagai ibu rumah

tangga Pengambil

keputusan

sepenuhnya

dilakukan Bapak

Bapak dan ibu

kurang komunikatif

Bapak kurang

terlibat dengan

keluarga besar dan

masyarakat

disekitarnya.

Bapak tidak

mempunyai

wewenang untuk

ikut dalam

kegiatan

kemasyarakatan

Bapak tidak terlibat

dalam kegiatan

posyandu.

Tidak mengetahui

pentingnya ibu dan

anak terlibat dalam

kegiatan posyandu

Bapak tidak terlibat

dalam kegiatan

poskesdes

Tidak mengetahui

pentingnya ibu dan

anak terlibat dalam

kegiatan

Poskesdes

Tidak masuk dalam

kepengurusan

Poskesdesa

Bapak tidak

bersikap sebagai

Suami SIAGA

Bapak tidak terlibat

sebagai Suami

SIAGA

Tidak terlibat

dalam keputusan-

keputusan

Puskesmas

Bapak tidak tercata

di Rekam medic

puskesmas.

Bapak sebagai

kepala Keluarga

tidak mampu

membuat

keputusan

gawat darurat

Bapak tidak

mempunyai

komunikasi yang

baik dengan RSUD

Page 65: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-9

Matrix Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholders Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

* Masalah ibu belum

dianggap sebagai

masalah yang

mendesak

diselesaikan

(perspektif gender

yang masih kurang)

* Kurang melibatkan

ibu (dari keluarga

miskin) dalam

kegiatan

* Kurang melibatkan

keluarga miskin dalam

proses pengambilan

keputusan di

lingkungan

masyarakat

* Tingkat Kepedulian

sebagaian kelompok

terhadap keluarga

miskin yang masih

kurang

* Kurang memahami

kebutuhan keluarga

miskin (pemilik

kepentingan)

* Belum menjalin

kerjasama dengan

kader posyandu

* Kurang terjalin

komunikasi dengan

baik

* Kurang Integrasi

dan koordinasi

* Kurang Koordinasi

dan Komunikasi

Page 66: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-10

Matrix Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

* Tidak bisa

menjangkau semua

ibu dan bayi karena

kondisi geografis dan

jumlah tenaga

kesehatan yang

sangat terbatas.

* Data tentang ibu dan

bayi yang tidak

tersedia/tidak akurat

* Tidak melibatkan ibu

usia produktif

khususnya dari

keluarga miskin dalam

proses pengambilan

keputusan

* Layanan kesehatan

ke Ibu dan bayi yang

kurang maksimal

(kualitas layanan)

karena keterbatasan

fasilitas

* Tidak bisa

menjangkau semua

keluarga miskin

karena kondisi

geografis

* Data tentang

keluarga miskin tidak

akurat (by name and

by address)

* Tidak melibatkan

keluarga miskin

dalam proses

pengambilan

keputusan

* Layanan kesehatan

ke keluarga miskin

kurang maksimal

(kualitas layanan)

* Koordinasi dan

komunikasi dengan

kader kurang

maksimal

* Kadang tidak hadir

dalam kegiatan

posyandu

* Kadang tidak ada di

tempat kerja (sering

pulang ke

kampungnya/bukan

warga setempat)

* Jumlah petugas

kesehatan pada

setiap

POSKEDES/POLINDES

sangat terbatas

(biasanya hanya 1

orang)

* Tidak memberikan

data Ibu dan Bayi

secara akurat

* Jarak desa dengan

puskesmas yang

jauh sehingga

komunikasi dan

koordinasi kurang

maksimal

*Kondisi jaringan

transportasi yang

kurang memadai

sehingga

komunikasi dan

koordinasi kurang

maksimal

* Jarak desa

dengan puskesmas

yang jauh sehingga

komunikasi dan

koordinasi kurang

maksimal

* Kondisi jaringan

transportasi dan

Komunikasi yang

kurang memadai

sehingga komunikasi

dan koordinasi

Page 67: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-11

Matrix Kesenjangan Kapasitas Desa Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

* Tidak bisa

menjangkau semua

ibu dan bayi karena

kondisi geografis

* Data tentang ibu

dan bayi yang tidak

tersedia/tidakakurat

* Tidak melibatkan ibu

usia produktif

khususnya dari

keluarga miskin

dalam proses

pengambilan

keputusan

* Tidak bisa

menjangkau

semua keluarga

miskin karena

kondisi geografis

* Data tentang

keluarga miskin

tidak akurat (by

name and by

address)

* Tidak melibatkan

keluarga miskin

dalam proses

pengambilan

keputusan

* Tidak menyediakan

sarana posyandu

yang memadai

* Jumlah posyandu

yang tersedia tidak

sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

(jumlah penduduk

dan luas

wilayah/kondisi

geografis)

* Kurang melakukan

koordinasi dengan

baik

* Dokumen

perencanaan di

tingkat desa tidak

memetakan

kebutuhan terkait

dengan sarana dan

prasarana

POSKEDES/POLINDES

* Tidak memberikan

data Ibu dan Bayi

secara akurat

* Jarak desa dengan

puskesmas yang jauh

sehingga komunikasi

dan koordinasi kurang

maksimal

* Kondisi jaringan

transportasi yang

kurang memadai

sehinggakomunikasi

dankoordinasi kurang

maksimal

* Kurang

memaksimalkan

potensi warga untuk

menjadi warga siaga

* Jarak desa dengan

RSUD yang jauh

sehingga komunikasi

dan koordinasi

kurang maksimal

* Kondisi jaringan

transportasi dan

komunikasi yang

kurang memadai

sehingga komunikasi

dan koordinasi kurang

maksimal

* Kurang

memaksimalkan

potensi warga untuk

menjadi warga siaga

Page 68: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-12

Matrix Kesenjangan Kapasitas Kecamatan Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Kecamatan tidak

punya data base

tentang ibu dan

bayi.

Kecamatan kurang

mempunyai sumber

daya dalam

memenuhi hak ibu

dan bayi

Kecamatan tidak

punya data base yang

update tentang

keluarga dan

masyarakat

Kurang mengkoordinir

keluarga dan

masyarakat

Kurang

memaksimalkan

(memberdayakan)

potensi keluarga dan

masyarakat

Tidak ada struktruk

yang jelas tentang

tentang tanggung

jawab dan wewenang

Kecamatan tentang

keberadaan

posyandu.

Hasil kegiatan

posyandu kurang

ditindak lanjuti.

Tidak ada struktruk

yang jelas tentang

tentang tanggung

jawab dan wewenang

Kecamatan tentang

keberadaan

poskesdes.

Hasil kegiatan

poskesdes kurang

ditindak lanjuti atau

kurang berkelanjutan

Tidak ada struktruk

yang jelas tentang

tanggung jawab dan

wewenang antara

kecamatan dan

puskesmas terhadap

pembangunan

kesehatan kecamatan

Kecamatan kurang

menindak lanjuti

upayah-upaya yang

dilakukan puskesmas

Kecamatan kurang

koordinasi dengan

RSUD

Kecamatan kurang

membangun

hubungan yang

jelas dengan

RSUD.

Page 69: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-13

Matrix Kesenjangan Kapasitas Kabupaten (Pemda) Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Tanggung jawab

dan wewenang pemda

tidak sampai

terjabarkan kepada

ibu dan bayi.

Aturan pemda tentang

Hak ibu dan bayi akan

kesehatan tidak

sampai.

Tanggung jawab dan

wewenang pemda

tidak sampai

terjabarkan kepada

keluarga dan

masyarakat

Aturan pemda

tentang Hak ibu dan

bayi akan kesehatan

tidak sampai.

Pemda cenderung

lebih memberikan

insentif Kader dari

pada memberdayakan

posyandu.

Pemda tidak

mengetahui hasilhasil

kegiatan

posyandu

Pemda kurang

menjadikan

Poskesdes sebagai

wadah masyarakat

untuk

mengembangkan

kesehatan desa

Pemda kurang

menempatkan

tugas dan tanggung

jawab puskesmas

seperti hal Kecamatan

yang mempunyai

wilayah kerja yang

sama

Pemda lambat

dalam

mengembangkan

RSUD yang peduli

akan hal ibu dan

bayi.

Pemda kurang

menfasilitasi RSUD

untuk berhuhubungan

dengan Rumah Sakit

lainnya dan

masyarakatnya

Page 70: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-14

Matrix Kesenjangan Kapasitas DPRD Sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

Kapasitas Ibu dan BayiKeluarga dan

MasyarakatPosyandu

POSKESDES/

POLINDES/

BIDAN DESA

Puskesmas RSUD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

DPRD kurang

memberikan porsi

Anggaran yang layak

untuk ibu dan bayi

DPRD kurang

mengawasi dan

menindaklanjuti

permasalah kesehatan

dan kesejateraan ibu

dan bayi

DPRD lambat

membuat aturan

tentang kesehatan

dan

kesejahteraan ibu dan

bayi

DPRD kurang

memberikan porsi

Anggaran yang layak

pengembangan

keluarga dan

masyarakat

DPRD kurang

mengawasi dan

menindaklanjuti

permasalahan

keluarga

DPRD lambat

membuat aturan

tentang keluarga

yang peduli terhadap

gizi dan kesehatan

DPRD tidak

memberikan porsi

anggaran untuk

kemandirian

Posyandu.

DPRD tidak

mengetahui hasil-

hasil kegiatan

posyandu

DPRD kurang menjadi

Poskesdes sebagai

wadah masyarakat

untuk

mengembangkan

kesehatan desa dan

sumber informasi

pengawasan,

penganggaran dan

legislasi.

DPRD kurang

menempatkan tugas

dan tanggung jawab

puskesmas seperti hal

Kecamatan yang

mempunyai wilayah

kerja yang sama dalam

aturan legislatif,

anggaran dan

pengawasan yang

dibuat.

DPRD lambat dalam

mendukung RSUD

yang peduli akan hal

ibu dan bayi.

Pemda kurang

menfasilitasi RSUD

untuk berhuhubungan

dengan Rumah Sakit

lainnya dan

masyarakatnya

sebagai bagian dari

fungsi

pengawasannya

Page 71: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.3.3 Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas

Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Tabel 5-15

Matrix Kesenjangan Kapasitas Balita Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Orang Tua (Ibu)Orang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Balita dalam

menyampaian Hak-

haknya tidak

dimengerti oleh

ibu akan

kebutuhan gizi dan

kesehatan serta

kesejateraaannya

Masih banyak

balita

yang gizi kurang

dan mempunyai

gangguan

kesehatan yang

tidak dimengerti

ibu

Balita dalam

menyampaian Hak-

haknya tidak

dimengerti oleh

ibu akan

kebutuhan gizi dan

kesehatan serta

kesejateraaannya

Masih banyak

balita yang gizi

kurang dan

mempunyai

gangguan

kesehatan yang

tidak dimengerti

bapaknya

Banyak Balita

tidak mempunyai

kemampuan

tumbuh kembang

kurang

diperhatikan oleh

orang-orang yang

berkepentingan

Banyak Balita

tidak mempunyai

kemampuan

tumbuh kembang

kurang

diperhatikan dan

ditindak lanjuti

oleh petugas

kesehatan

Balita yang gizi

kuang dan buruk

serta adanya

gangguan

kesehatan kurang

diperhatikan dan

ditindak lanjuti

pemdes

Balita yang gizi

kuang dan buruk

serta adanya

gangguan

kesehatan kurang

diperhatikan dan

ditindak lanjuti

Kecanatan

Hak yang diminta

balita untuk

dilindungi kurang

ditindak lanjuti

Hak yang diminta

balita untuk

dilindungi kurang

ditindak lanjuti

Page 72: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-16

Matrix Kesenjangan Kapasitas Keluarga Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

KapasitasOrang Tua

(Ibu)

Orang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Tidak membantu

dan memberikan

waktu yang lebih

banyak dalam

mengurus rumah

tangga

Tidak memimpin ,

memperhatikan

dan menjamin

pemenuhan

kebutuhan hidup

keluarga

Tidak memberikan

bimbingan/konseli

ng keluarga

mengenai

kesehatan ibu dan

anak.

Tidak memberikan

pelayanan

kesehatan yang

cepat,tepat dan

memadai tanpa

pilih2 status

pasien.

Tidak memberikan

bantuan secara

adil.

Melakukan

pendampingan.

Tidak memberikan

kemudahan dalam

pelayanan

administrasi

kepemerintaha

Tidak memberikan

kemudahan dalam

pelayanan

administrasi

kepemerintaha

Tidak membuat

peraturan atau UU

yang pro rakyat.

Wewenang

Tidak menyajikan

asupan makanan

yang bergizi.

Memperhatikan

kesehatan dan

tumbuh kembang

anak

Tidak memberikan

nafkah yang

mencukupi

kebutuhan hidup

minimal

Tidak adanya

advokasi dan

penyuluhan.

Tidak memberikan

pengobatan.

Mendapatkan

imbalan jasa dari

apa yang telah

dilakukan

Tidak

mendapatkan

informasi yang

akurat.

Tidak

mendapatkan

informasi yang

akurat.

Tidak

mendapatkan

informasi yang

akurat.

Tidak

mendapatkan

informasi yang

akurat.

Sumberdaya

Pengetahuan yang

terbatas.

Waktu untuk

memperhatikan

keluarga tidak

cukup karena

harus bekerja

Rendahnya

penghasilan.

Minimnya

ketrampilan dan

kreatifitas untuk

menangkap

peluang usaha

Masih sempitnya

ruang gerak LSM.

Keterbatasan

dana

Kurangnya tenaga

ahli kesehatan.

Kurang meratanya

persebaran tenaga

kesehatan

Masih minimnya

kepekaan aparat

desa terhadap apa

yang terjadi.

Kurang

pengetahuan.

Dana anggaran

yang tersedia

minim

Pengambil

Keputusan

Istri diabaikan

dalam mengambil

keputusan

keluarga

Dominasi suami

dalam

pengambilan

keputusan

- - -

Komunikasi

Istri tidak mampu

atau berani

menyampaikan

pendapatnya

Suami tidak

mampu

berkomunikasi

dengan baik

-

Tidak mampu

memberikan

informasi yang

akurat

Tidak mampu

memberikan

informasi yang

akurat

Tidak mampu

memberikan

informasi yang

akurat

- -

Pengemban Tugas

Page 73: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-17

Matrix Kesenjangan Kapasitas Posyandu Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

KapasitasOrang Tua

(Ibu)

Orang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi

Tidak memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi

Tidak adanya

koordinasi diantara

kedua belah pihak

Masih kurangnya

koordinasi dalam

pengaturan tugas

dan fungsi

Wewenang - - -

Melibatkan

posyandu dalam

pengumpulan

informasi dan data

yang akurat.

- - - -

Sumberdaya - - -

Kurangnya

ketersediaan

tenaga ahli

kesehatan

- - - -

Pengambil

Keputusan- - - - - - - -

KomunikasiTidak terjalin

komunikas

Tidak terjalin

komunikas

Tidak terjalinnya

komunikasi yang

baik dalam hal

pemberian

penyuluhan

Masih ditemukan

belum sejalan

tugas dan fungsi

Ruang gerak

masih sangat

dibatasi

Ruang gerak

masih sangat

dibatasi

Tidak adanya

kesempatan untuk

ikut berkontribusi

Tidak adanya

kesempatan untuk

ikut berkontribusi

Pengemban Tugas

Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak

Page 74: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-18

Matrix Kesenjangan Kapasitas Puskesmas Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Orang Tua (Ibu)Orang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Tidak mampu

memberikan

penyadaran

kesehatan seluruh

ibu dan Tidak

mampu

menjangkau

seluruh ibu d

wilayah nya.

Karena kurang

sumber daya

kesehatan, dan

menganggap ibu

tidak mempunyai

kesadaran

Tidak mampu

memberikan

penyadaran

seluruh Kepala

Keluarga dan

Tidak mampu

menjangkau dan

menggerakan

seluruh kepala

keluarga di wilayah

nya karena

terbatasnya

sumber daya

Tidak mampu

menjalin

kemitraan

yang

berkelanjutan,

tidak merasa

berwewenangan

dan kurang

koordinasi serta

keputusan yang

dibuat berbeda.

Puskesmas tidak

mampu

menciptakan

budaya kerja yang

baik dan benar

Puskesmas tidak

dapat berbagi

tanggung jawab

dan tidak

berwewenang

terhadap peran

pemdes terhadap

upaya perbaikan

gizi

Tidak

jelaspembagian

tugas dan

wewenang dalam

pembangunan

kesehatan

kecamatan

Tidak mampu

melaksanakan

tugas secara

mandiri karena

sebagain ditangani

oleh kabupaten,

Tidak mampu

melaksanakan

tugas secara utuh

karena ketiadaan

aturan yang tegas.

Page 75: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-19

Matrix Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Orang Tua (Ibu)Orang Tua

(Bapak)

Stakeholders

(LSM/Ormas)

Petugas

KesehatanPem. Desa Pem. Kecamatan

Pem. Kabupaten

(Bappeda/DinKes)DPRD

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Tidak mampu

menyediakan data

real jumlah ibu,

kurang sumber

daya dalam

komunikasi dalam

upaya peningkatan

pendidikan gizi ibu

Tidak mampu

menyediakan data

jumlah kepala

keluarga dan

tercatat dalam data

base kesehatan

dalam upaya

peningkatan

keluarga sadar gizi

Pembagian peran

yang belum baik,

koordinasi yang

tidak maksimal

untuk

mempercepat

upaya-upaya

perbaikan gizi

Kurang

pemantanpan

sistem

pembangunan

kesehatan dan

perbaikan gizi

terutama sistem

kewaspadaan

pangan dan giz

Tidak mampu

menjadi

pemerintah desa

sebagai bagaian

dari komponen

pembangunan

kesehatan dan gizi

tingkat desa

Tidak mampu

menjadi

pemerintah

Kecamatan

sebagai bagaian

dari komponen

pembangunan

kesehatan dan

perbaikan gizi

tingkat Kecamatan

Kurang menajlin

kerja sama

horizontal dalam

mempercepat

upaya perbaikan

gizi

Kurang menajlin

kerja sama

horizontal dalam

mempercepat

upaya perbaikan

gizi

Page 76: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

5.3.4 Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak

Atas Perbaikan Gizi

Tabel 5.20

Matrix Kesenjangan Kapasitas Ibu Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Ibu tidak mampu

melihat gangguan

tumbuh kembang

balita, dan tidak

merasa

berwewenang

untuk melaporkan

kepada pihak-

pihak tertentu

Ibu tidak mampu

menuntuk keluarga

dalam

pemenuhan gizi

anak

Ibu tidak sadar

bahwa

posyandu dapat

menjadikan anak

sehat

Ibu tidak

mempunyai

kemampuan

bahwa

ia adalah sasaran

puskesmas dalam

pendidikan gizi

Ibu tidak

mempunyai

kemampuan

melaporkan

sebagai bagian dari

data real

perbaikan gizi

Page 77: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.21

Matrix Kesenjangan Kapasitas Bapak Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Bapak tidak

mampu melihat

gangguan tumbuh

kembang

balita, dan tidak

merasa

berwewenang

untuk melaporkan

kepada pihak-

pihak tertentu

Bapak tidak

mampu

menuntuk

keluarganya

yang lain dalam

pemenuhan gizi

anak

Bapak tidak sadar

bahwa posyandu

dapat menjadikan

anak sehat dan

menuntut bahwa

posyandu harus

memperhatikan

upaya perbaikan

gizi

Bapak tidak

mempunyai

kemampuan

bahwa

ia adalah sasaran

kepala keluarga

dalam kegiatan gizi

puskesmas

Bapak tidak

mempunyai

kemampuan

melaporkan ia

adalah kepala

keluarga bagian

dari data real

perbaikan gizi

Page 78: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.22

Matrix Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholders Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Balita Tidak

diintervensi

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

advokasi

Tidak adanya

advokasi

Wewenang

Tidak memberikan

bantuan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

penguatan

kapasitas

Tidak adanya

advokasi

Tidak adanya

advokasi

Sumberdaya

Tidak adanya

survey lapangan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

advokasi

Tidak adanya

advokasi

Pengambil

Keputusan- - - -

Tidak adanya

advokasi

Komunikasi -

Tidak adanya

konseling dan

penyuluhan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

penguatan

informasi

Tidak adanya

kordinasi dan

komunikasi

Pengemban Tugas

Page 79: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-23

Matrix Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Tidak semua balita

menjadi binaan

gizi, tidak

mengetahui

kejadian gizi

kurang dan buruk.

Tidak semua

keluarga menjadi

sasaran keluarga

sadar gizi dan tidak

mengetahui ada

keluarga yang tidak

mampumemenuhi

kebutuhan gizi

balitanya

Petugas tidak

mampu

mengkoordinir

kebutuhan

posyandu dalam

upaya memenuhi

upaya perbaikan

gizi balita dan ibu

hamil

Petugas tidak

mampu menindak

lanjuti kebutuhan

gizi sasaran

diwilayah

puskesmas

Petugas tidak

mampu menindak

lanjuti kebutuhan

gizi sasaran

diwilayah

puskesmas

Page 80: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5-24

Matrix Kesenjangan Kapasitas Desa Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Tidak adanya

intervensi

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

advokasi

Tidak adanya

advokasi

Wewenang

Tidak memberikan

bantuan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

penguatan

kapasitas

Tidak adanya

advokasi

Tidak adanya

advokasi

Sumberdaya

Tidak adanya

survey lapangan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

advokasi

Tidak adanya

advokasi

Pengambil

Keputusan- - - -

Tidak adanya

advokasi

Komunikasi -

Pengemban

Tugas

Tidak adanya

pendampingan

Tidak adanya

penguatan

informasi

Tidak adanya

kordinasi dan

komunikasi

Pengemban Tugas

Page 81: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.25

Matrix Kesenjangan Kapasitas Kecamatan Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Kecamatan tidak

menyadari bahwa

balita berhak

dipenuhi

kebutuhan gizinya

Kecamatan tidak

menyadari bahwa

masih ada keluarga

yang tidak

terpenuhi

kebutuhan pangan

dan gizinya

Kecamatan tidak

menyadai bahwa

posyandu bukan

milik Kesehatan

Kecamatan tidak

menyadari bahwa

tanggung jawab

Puskesmas adalah

seluruh wilayah

kecamatan

Kecamatan tidak

menyadari

bahwa upaya

perbaikan gizi

adalah tanggung

jawabnya

Page 82: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.26

Matrix Kesenjangan Kapasitas Kabupaten Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

Pemkab tidak

menyadari

bahwa memenuhi

kebutuhan

gizi anak adalah

investasi masa

depan. Kurang

mampu

menggerakan

masyarakat untuk

peduli terhadap

gizi balita

Pemkab kurang

memperhatikan

keluarga yang

kurang pangan dan

gizi, terutama yang

tidak terdata

Pemkab lebih

mementingkan

insentif kader

posyandu dari pada

memandirikan

posyandu

Pemkab belum

mampu

memberikan

anggaran gizi

puskesmas untuk

keseluruhan

sasaran gizi

Pemkab belum

sepenuhnya

menanggung

kebutuhan paket

gizi buruk dan

kurang pada

keluarga tidak

mampu

Page 83: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

Tabel 5.27

Matrix Kesenjangan Kapasitas DPRD Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi

Kapasitas Balita Keluarga Posyandu PUSKESMAS DinKes

Tanggung Jawab

Wewenang

Sumberdaya

Pengambil

Keputusan

Komunikasi

Pengemban Tugas

DPRD belum

menetapkan

peraturan daerah

tentang

perlindungan pada

balita yang

mengalami gizi

buruk, kurang

menganggap anak

sebagai generasi

penerus cita-cita

bangsa.

DPRD kurang

peduli

terhadap

pemberdayan

keluarga mandiri

sadar gizi, Kurang

mengetahui

keluarga

mempunyai tugas

yang besar untuk

memenuhi

gizi anak.

DPRD kurang

mengarahkan

Posyandu

untuk mandiri,

lebih

mementingkan

insentif kader, dari

pada insentif

posyandu.

wilayah kerja

program gizi dan

kesehatan

Puskesmas seluruh

desa/kel kurang

ditanggapi sebagai

tanggung jawab

yang besar

DPRD kurang

mendukung

kebutuhan paket

gizi buruk

dan kurang pada

keluarga

tidak mampu

sebagai dana

rutin yang setiap

saat dapat

digunakan.

Page 84: PENYUSUNAN ANALISIS IBU DAN ANAK (ASIA) · Anak dan perempuan merupakan dua kelompok manusia yang lemah dan sangat ... tersebut khususnya diarahkan pada situasi kelompok sasaran yang

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Analisis Ibu dan Anak (ASIA) TAHUN ANGGARAN 2015

6.1 Kesimpulan

Dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

dapat disimpulkan masih ada beberapa indikator yang terkait dengan dengan

kondisi ibu dan anak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar dapat

meminimalisir permasalahan ibu dan anak di Kabupaten Pesisir Barat.

Adapun rekomendasi berdasarkan hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak tahun 2015 :

Meningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan beberapa

kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

dalam bentuk; amanah persalinan, pelacakan kasus kematian ibu/bayi, serta

AMP non klinik.

Mengurangi gizi buruk dan kurang (kekurangan gizi) bagi ibu dan balita

melalui program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan-kegiatan;

penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi; Pemberian tambahan

makanan dan vitamin; penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia

gizi besi, GAKY, kurang Vit. A & kekurangan zat gizi mikro lain yang terdiri

dari kegiatan penanggulangan GAKY dan anemia gizi serta penanggulangan

kekurangan vitamin A; Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga

sadar gizi yang mencakup pada pelatihan kader posyandu baru

Membuat matriks usulan aksi kunci terkait dengan matrik kesenjangan dalam

hal hak kesejahteraan bagi ibu dan anak serta hak perbaikan gizi bagi anak.

BAB 6 P E N U T U P