Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) 2018 - 2019
`
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
i
KATA PENGANTAR
Perubahan paradigma menuju tata kelola pemerintahan yang baik telah
mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas kinerja bagi penyelenggara
negara, sebagai instrumen utama pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintahan.
Rencana Strategis (Renstra) merupakan salah satu unsur penting dalam sistem
akuntabilitas kinerja, yaitu sebagai instrumen awal untuk mengukur kinerja setiap
instansi pemerintah baik terkait pencapaian visi, misi, tujuan maupun sasaran yang
telah ditetapkan organisasi.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara. Dengan demikian,
Renstra BSSN yang ditetapkan untuk kurun waktu 2018-2019 disusun untuk
mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode
tahun 2015-2019. Renstra tersebut merupakan suatu proses partisipatif, sistematis dan
berkelanjutan untuk memusatkan dan mengarahkan semua kegiatan dalam rangka
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Renstra BSSN juga
merupakan konsep yang mengintegrasikan dan mensinergikan antara kapasitas
sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk menjawab tantangan dan tuntunan
perkembangan lingkungan strategis nasional dan global dalam lingkup keamanan
nasional.
Untuk menjamin keberhasilan pencapaian Visi BSSN yaitu “Menjadi institusi
tepercaya dalam menjaga ketahanan dan keamanan siber dan sandi nasional dengan
menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan keamanan
nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital”, perlu dilakukan evaluasi
setiap tahunnya. Mengingat pentingnya keberhasilan pencapaian visi BSSN, maka
semua unsur pimpinan dan semua unit kerja dan seluruh staf BSSN harus senantiasa
berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) dan melaksanakan seluruh
program kegiatan secara akuntabel. BSSN juga akan selalu memperhatikan stakeholder
nya baik internal maupun eksternal dan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
ii
lingkungan strategis, sehingga jika diperlukan, maka muatan Renstra termasuk
indikator-indikator kinerjanya dapat dilakukan beberapa perubahan/revisi.
Besar harapan dengan telah disusunnya Renstra BSSN Tahun 2018-2019,
diharapkan penyusunan rencana kinerja, penyusunan rencana kerja dan anggaran,
penyusunan penetapan kinerja, pelaksanaan tugas, pengendalian kegiatan dan
pelaporan di lingkungan BSSN serta Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) BSSN dapat
dilakukan dengan lebih efektif , efisien dan akuntabel.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. v
BAB 1 – PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. KONDISI UMUM ............................................................................................................... 1
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN ..................................................................................... 10
BAB 2 – VISI, MISI DAN TUJUAN ..................................................................................................... 27
A. VISI PEMBANGUNAN NASIONAL ................................................................................... 27
B. VISI BSSN ......................................................................................................................... 30
C. MISI BSSN ........................................................................................................................ 31
D. SISTEM NILAI BSSN ......................................................................................................... 32
E. TUJUAN BSSN .................................................................................................................. 33
F. SASARAN STRATEGIS BSSN ............................................................................................. 35
BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ...................................................................................... 38
A. ARAH KEBIJAKAN BSSN .................................................................................................. 38
B. STRATEGI BSSN ................................................................................................................ 39
C. PROGRAM KEGIATAN BSSN ............................................................................................ 40
D. KERANGKA REGULASI BSSN ........................................................................................... 42
E. KERANGKA KELEMBAGAAN BSSN ................................................................................... 48
BAB 4 – TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................................... 54
A. TARGET KINERJA ............................................................................................................. 54
BAB 5 - PENUTUP ............................................................................................................................. 81
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Visi, Misi, dan Tujuan BSSN Tahun 2018-2019 ................................................... 34
Tabel 2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN Tahun 2018 – 2019 ....................................................................................................................... 35
Tabel 2.3 Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan BSSN ....................... 45
Tabel 4.1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Target BSSN Tahun 2018 – 2019 ........................................................................................................... 54
Tabel 4.2. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara ............................................... 56
Tabel 4.3. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN ......................... 58
Tabel 4.4. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara ............................................... 59
Tabel 4.5. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Kegiatan pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN .......... 72
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Tujuh Tahapan Tema Transformasi ................................................................ 8
Gambar 1.2. Populasi dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia September 2017 (dalam Juta) ................................................................................................... 10
Gambar 1.3. Data Transaksi Belanja Online ...................................................................... 11
Gambar 1.4. Kelembagaan Keamanan Siber ..................................................................... 12
Gambar 1.5. Peringkat Keamanan Siber Indonesia ........................................................... 20
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
1
BAB I PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Gelombang transformasi teknologi telah menjadikan seluruh warga dunia
terhubung dalam sebuah ‘desa global’ (global village). Perpaduan teknologi
telekomunikasi, internet, dan penyiaran, telah mendorong munculnya infrastruktur
jaringan pita lebar yang mendorong lahirnya ekonomi baru. Jaringan pita lebar
memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi dengan
globalisasi ekonomi digital. Di sisi lain, keterhubungan dengan jaringan pita lebar global
(global broadband), memunculkan ancaman pada seluruh aset nasional. Keterhubungan
global ini membentuk dunia siber (cyber-world) dengan ciri interaksi daring.
Keterhubungan daring memberi banyak kemudahan, sekaligus menghadirkan kerentanan
dan ancaman baru, yaitu ancaman kedaulatan siber negara RI dalam berbagai aspeknya.
Kenyataannya, Republik Indonesia adalah negara dengan penduduk besar dan
potensi sumber daya alam yang melimpah, sehingga menjadi sasaran spionase asing
dengan salah satu bentuknya berupa perang siber (cyberwarfare). Perkembangan
teknologi yang amat pesat telah membuat teknik perang siber menjadi lebih kompleks dan
lebih canggih. Kemampuan intelijen siber negara Indonesia bukan saja sangat dibutuhkan
karena ancaman perang siber dari hari ke hari semakin besar, namun telah menjadi
pertaruhan besar kemajuan bangsa ke depan.
Dalam konteks ini, berdasarkan laporan The Global Cybersecurity Index (GCI)
Tahun 2017 yang dirilis oleh The UN International Telecommunication Union (ITU),
Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat
Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di Amerika Selatan seperti Brasil dan
Afrika yang dinilai paling rentan terhadap serangan siber. Dari 195 negara, Indonesia
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
2
menempati peringkat ke-70 dengan skor 0,424. Peringkat pertama negara dengan
keamanan siber terbaik adalah Singapura, disusul Amerika Serikat di peringkat kedua, dan
Malaysia dengan skor 0,893 di peringkat ketiga. Catatan Indonesia Security Incident
Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) menunjukkan, sejak Januari hingga Juli
2017 terdapat 177,3 juta serangan siber masuk ke Indonesia. Ini berarti setiap hari terjadi
836.200 serangan siber, umumnya dilancarkan dalam bentuk peretasan, virus, dan
perangkat perusak lainnya (malware).
Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar
pada keamanan siber. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun
2017 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 133 Tahun 2017
tentang Badan Siber dan Sandi Negara, dengan pertimbangan bahwa bidang keamanan
siber merupakan salah satu bidang pemerintahan yang perlu didorong dan diperkuat
sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan keamanan
nasional. Perwujudan hal tersebut dilakukan dengan menata kembali Lembaga Sandi
Negara menjadi Badan Siber dan Sandi Negara guna menjamin terselenggaranya kebijakan
dan program pemerintah di bidang keamanan siber. Badan Siber dan Sandi Negara yang
selanjutnya disebut BSSN adalah lembaga pemerintah non Kementerian. BSSN adalah
lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
BSSN mempunyai tugas melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien
dengan memanfaatkan, mengembangkan, dan mengonsolidasikan semua unsur yang
terkait dengan keamanan siber. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2017, BSSN menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi, proteksi, penanggulangan,
pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi, persandian, penapisan,
diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber, sentra informasi,
dukungan mitigasi, penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi, proteksi, penanggulangan,
pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi, persandian, penapisan,
diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber, sentra informasi,
dukungan mitigasi, penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
3
c. Pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi, proteksi,
penanggulangan, pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi,
persandian, penapisan, diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak
siber, sentra informasi, dukungan mitigasi, penanggulangan kerentanan, insiden
dan/atau serangan siber;
d. Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSSN dan sebagai
wadah koordinasi bagi semua pemangku kepentingan;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan BSSN;
f. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BSSN;
g. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan BSSN; dan
h. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional, dan internasional dalam urusan keamanan
siber.
Organisasi BSSN terdiri atas Kepala, Wakil Kepala, Sekretaris Utama, Deputi
Bidang Identifikasi dan Deteksi, Deputi Bidang Proteksi, Deputi Bidang Penanggulangan
dan Pemulihan dan Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.
Sekretaris Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan BSSN. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Utama menyelenggarakan
fungsi:
a. Koordinasi kegiatan di lingkungan BSSN;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran BSSN;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi di lingkungan
BSSN;
d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan
barang/jasa;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
4
g. Koordinasi kegiatan kerjasama di bidang keamanan siber; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.
Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi dan deteksi keamanan
siber. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang identifikasi potensi dan deteksi terhadap
ancaman dan celah keamanan di bidang keamanan siber;
b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi potensi dan deteksi
terhadap ancaman dan celah keamanan di bidang keamanan siber;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang identifikasi potensi dan deteksi terhadap
ancaman dan celah keamanan di bidang keamanan siber; dan
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.
Deputi Bidang Proteksi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan teknis di bidang proteksi keamanan siber. Dalam
melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Proteksi menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang jaminan keamanan informasi, infrastruktur
informasi kritikal nasional dan publik di bidang keamanan siber;
b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keamanan siber pemerintah,
jaminan keamanan infrastruktur informasi kritikal nasional dan publik;
c. Pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang jaminan keamanan informasi dan
infrastruktur informasi kritikal nasional dan publik di bidang keamanan siber;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang jaminan keamanan informasi,
infrastruktur informasi kritikal nasional dan publik di bidang keamanan siber; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala sesuai dengan bidangnya.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
5
Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penanggulangan dan pemulihan
keamanan siber pada jaringan komunikasi pemerintah, infrastruktur vital nasional, dan
ekonomi digital. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Penanggulangan dan
Pemulihan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang investigasi dan analisis dampak insiden, mitigasi
pasca insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden di bidang
keamanan siber;
b. Koordinasi dan pelaksanaan investigasi dan analisis dampak insiden, mitigasi pasca
insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden di bidang keamanan
siber;
c. Pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang investigasi dan analisis dampak
insiden, mitigasi pasca insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden
di bidang keamanan siber;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang investigasi dan analisis dampak insiden,
mitigasi pasca insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden di bidang
keamanan siber; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.
Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan teknis di bidang pemantauan dan
pengendalian keamanan siber. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Pemantauan
dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang standardisasi sumber daya, sertifikasi produk,
akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi profesi sumber
daya keamanan siber, serta penyidikan, digital forensik dan penapisan konten;
b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang standardisasi sumber daya,
sertifikasi produk, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi
profesi sumber daya keamanan siber, serta penyidikan, digital forensik dan penapisan
konten;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
6
c. Pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang standardisasi sumber daya,
sertifikasi produk, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi
profesi sumber daya keamanan siber;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi sumber daya, sertifikasi
produk, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi profesi
sumber daya keamanan siber, serta penyidikan, digital forensik dan penapisan konten;
dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.
Dengan dibentuknya BSSN maka pelaksanaan seluruh tugas dan fungsi di bidang
keamanan informasi, pengamanan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis
protokol internet, dan keamanan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi pada
Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan pelaksanaan seluruh tugas dan fungsi di
bidang persandian pada Lembaga Sandi Negara dilaksanakan oleh BSSN.
Pembentukan BSSN berpotensi menguatkan kerjasama dan koordinasi antar
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, pihak swasta dan perguruan tinggi
dalam melakukan fungsi-fungsi pengamanan siber. Kolaborasi pihak BSSN dan/atau
dengan lembaga lain menuntut adanya kepercayaan terhadap BSSN untuk dijadikan
landasan utama. Kepercayaan dan penguatan terhadap BSSN merupakan prasyarat agar
kolaborasi antar lembaga berjalan dengan baik. Kolaborasi, kerjasama dan peran antara
pemerintah dan swasta dapat terjadi dalam konteks pengamanan informasi infrastruktur
kritikal dan ranah perdagangan elektronik, sedangkan dalam konteks pengamanan jaringan
pemerintah, kendali berada di tangan pemerintah sepenuhnya.
Dalam proses transformasi Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN, terdapat tujuh
tahapan tema dan tantangan transformasi yang harus dilalui agar BSSN mampu menjadi
organisasi yang unggul dan menjadi pilar utama keamanan siber di Indonesia. Tujuh
tahapan tema dan tantangan transformasi yang harus dilalui tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tahap tema yang pertama yaitu Integrasi Organisasi (Organization Integration).
Sebagai organisasi baru, BSSN menghadapi tantangan terkait integrasi, internalisasi,
dan harmonisasi organisasi dalam rangka membentuk fondasi organisasi yang kuat.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
7
Kebutuhan terhadap dukungan politik dari pemerintah terhadap keberadaan BSSN
secara jelas dan tegas, serta Visi, Misi, Sistem Nilai, Arah Strategis, dan Program
Strategis yang jelas, dapat mendukung operasionalisasi kegiatan BSSN berjalan dengan
lancar.
b. Tahapan tema yang kedua yaitu Sistem dan Pengembangan Standar (system and
standard development).
BSSN membutuhkan peta jalan (roadmap) pengembangan keamanan siber
pemerintahan (secured cyber government) dan keamanan siber negara (secured cyber
nation), mengembangkan standar dan sistem keamanan siber nasional yang mengikuti
tren global, serta kesiapan dari regulasi, standar, sistem, spesifikasi, proses bisnis,
prosedur, dan manual keamanan siber dan sandi.
c. Tahapan tema yang ketiga yaitu Akuisisi Kemampuan (Capabilities Acquisition)
BSSN harus dapat melaksanakan manajemen talenta SDM siber yang berkualifikasi dan
tersertifikasi secara internasional serta melakukan akuisisi dan pembaharuan
infrastruktur, sarana, prasarana, fasilitas, dan teknologi di bidang keamanan siber.
d. Tahapan tema yang keempat yaitu Penerimaan dan Operasional (Acceptance and
Operational)
BSSN harus mampu menciptakan kesadaran penerimaan di seluruh Kementerian/
Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan sektor swasta (private sector) tentang
perlunya keamanan siber di Indonesia serta terbentuknya protokol keamanan siber
yang tersinergi dan terkoordinasi sehingga operasi berjalan dengan lancar.
e. Tahapan tema yang kelima yaitu Pencapaian Skala Nasional (Nation-Wide
Achievement)
BSSN diharapkan dapat menambah dan memperbaharui infrastruktur dan keamanan
siber dan sandi daerah serta melakukan implementasi keamanan siber dan sandi di
provinsi dan kabupaten/kota.
f. Tahapan tema yang keenam yaitu Keamanan Siber Nasional (Secured Cyber Nation)
BSSN diharapkan mampu menciptakan kondisi kesadaran yang tinggi di masyarakat
bahwa keamanan siber merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh setiap individu
(individual concern) serta telah terbangunnya kondisi keamanan siber sebagai budaya
bangsa.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
8
g. Tahapan tema yang ketujuh yaitu Tolak Ukur dan Praktek Terbaik (Best Practices and
Benchmark)
BSSN diharapkan telah menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang keamanan siber
di lingkup ASEAN, Asia, dan global.
Gambar 1.1. Tujuh Tahapan Tema Transformasi
Strategi yang telah dibuat dengan baik dapat mengalamai kegagalan bila tidak
diimplementasikan dengan baik. Bila tidak dilaksanakan dengan baik maka akan terjadi
kegagalan transformasi (burning platform). Berikut ini adalah gambaran kegagalan
transformasi yang harus diatasi dengan baik dalam setiap tahapan tema transformasi :
• Kegagalan transformasi pada tahapan Integrasi Organisasi (organization integration)
terjadi jika integrasi BSSN tidak berjalan baik, harmonisasi dan sinkronisasi
membutuhkan waktu dari satu sampai dua tahun; dukungan politik dan pemerintah
terhadap keberadaan BSSN yang tidak jelas dan tidak tegas; serta pencapaian visi, misi,
arah strategis yang terbentur pada kendala anggaran sehingga implementasi
terhambat;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
9
• Kegagalan transformasi pada tahapan sistem dan pengembangan standar (system and
standard development) akan terjadi apabila pencapaian tahapan dari peta jalan
(roadmap) Pengembangan Keamanan Siber Pemerintahan dan Negara (secured cyber
government and nation) tidak sesuai rencana, pengembangan standar dan sistem
keamanan nasional yang mengalami ketidakmajuan serta ketidakjelasan pada standar,
sistem, spesifikasi, proses bisnis, prosedur, serta manual keamanan siber;
• Kegagalan transformasi pada tahapan kemampuan akuisisi (acquisition capability)
dapat terjadi apabila BSSN kesulitan mendapatkan dan mengembangkan SDM siber
yang berkompetensi dan tersertifikasi internasional karena berbagai kendala, serta
lambatnya proses akuisisi infrastruktur, sarana prasarana, fasilitas, dan teknologi;
• Kegagalan transformasi pada tahapan penerimaan dan operasional (acceptance and
operational) dapat terjadi apabila kesadaran dan penerimaan Kementerian/Lembaga
dan sektor swasta (private sectors) terhadap BSSN masih relatif rendah dan tidak
tercapainya sinergitas dan koordinasi dalam operasional keamanan siber;
• Kegagalan transformasi pada tahapan pencapaian skala nasional (Nation-Wide
Achievement) dapat terjadi apabila peningkatan pembaharuan (update) infrastruktur
dan sistem keamanan siber dan sandi baik di pusat maupun di daerah sangat lambat
serta implementasi keamanan siber dan sandi pada pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota tidak pernah teragendakan;
• Kegagalan transformasi akan terjadi pada tahapan keamanan siber nasional (secured
cyber nation) apabila keamanan siber tidak menjadi perhatian tiap individu (individual
concern) sehingga berdampak pada kasus gangguan keamanan siber yang semakin
meningkat dan cepat menyebar serta ketidakamanan siber yang semakin tinggi;
• Kegagalan transformasi pada tahapan praktik terbaik dan tolak ukur (best practices and
benchmark) akan terjadi apabila peringkat Global Cybersecurity Index Indonesia tetap
atau tidak mengalami peningkatan dan kalah berkembang dibandingkan dengan
negara lain.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
10
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. Potensi
Berdasarkan data Kepios Tahun 2017, jumlah populasi di Indonesia mencapai 264
juta, terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari jumlah tersebut, 55 persen merupakan kaum
urban yang tinggal di daerah perkotaan. Dari populasi tersebut, data menunjukkan tercatat
133 juta pengguna internet, 115 juta pengguna media sosial aktif, dan 106 juta pengguna
medsos via ponsel.1
Gambar 1.2. Populasi dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia September 2017 (dalam Juta)
Pengguna internet terbanyak berada di Jawa yaitu sebanyak 86,3 juta. Ke
depannya, persentase penggunaan internet akan makin tinggi karena didukung oleh
peningkatan penjualan telepon pintar yang ada di Indonesia. Besarnya populasi
memunculkan potensi yang sangat besar dalam ekonomi digital.
Indonesia diprediksi menjadi negara ekonomi digital terbesar di kawasan Asia.
Nilai ekonomi Indonesia diprediksi akan melonjak tinggi, dapat menembus 130 miliar dollar
AS atau sekitar Rp. 1.700 triliun. 2 Potensi ekonomi digital ditunjukkan dengan jumlah
pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta berdasarkan survei Asosiasi
1 Databoks, Katadata Indonesia, “Inilah Potensi Ekonomi Digital Indonesia”, diakses dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/09/inilah-potensi-ekonomi-digital-indonesia, pada tanggal 2 April 2018 pukul 09.57.
2 Sakina Rakhma Diah Setiawan, “7 Tantangan Indonesia Mencapai Ekonomi Digital Senilai Rp 1.700 Triliun di 2020”, diakses dari https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/20/130238926/7-tantangan-indonesia-mencapai-ekonomi-digital-senilai-rp-1700-triliun-di, pada tanggal 2 April 2018 pukul 18.45.
106
133
115
264
0 50 100 150 200 250 300
Pengguna Medsos via Ponsel
Pengguna Internet
Pegguna Medsos Aktif
Populasi
Jumlah
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
11
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016.3 Dalam bidang ekonomi digital,
saat ini sedang dan terus terjadi tren peralihan transaksi dari pasar offline ke pasar online.
Data menunjukkan terus terjadi peningkatan transaksi dari tahun 2013-2017. 4 Data
transaksi ajang belanja online nasional adalah 740 milliar (2013), meningkat menjadi 1,4
triliun (2014), 2,1 triliun (2015), 3,3 triliun (tahun 2016) dan 4,7 triliun (2017). Namun
demikian, peningkatan ekonomi digital pada saat bersamaan meningkatkan risiko ancaman
dan keamanan di dunia siber.
Gambar. 1.3. Data Transaksi Belanja Online
Pembentukan BSSN merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kekuatan
negara menghadapi ancaman siber di Indonesia. Pembentukan BSSN berpotensi
memperkuat kebijakan di bidang keamanan siber dan sandi seluruh stakeholder di bidang
siber, serta menjalin kolaborasi dan kerjasama dengan mengonsolidasikan masyarakat,
akademisi, praktisi, dan komunitas siber di dalam dan luar negeri.
Keberadaan BSSN diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga keamanan siber
Indonesia dalam bentuk koordinasi dan kerjasama antara institusi dan pemangku
kepentingan di bidang siber di Indonesia, yang meliputi Kepolisian Republik Indonesia
(cyber crime), TNI/Kementerian Pertahanan (cyber defense), Kementerian Luar Negeri
3 Yoga Hastyadi Widiartanto, “2016, Pengguna Internet di Indonesia Capai 132 Juta”, diakses dari
https://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.indonesia.capai.132.juta, pada tanggal 2April 2018 pukul 18.50.
4 Databoks, Katadata Indonesia, “Transaksi Harbolnas 2017 Naik 42 Persen”, diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/20/transaksi-harbolnas-2017-naik-42-persen, pada tanggal 2 April 2018 pukul 18.48.
7401400
2100
3300
4700
0
1000
2000
3000
4000
5000
2013 2014 2015 2016 2017
Data Transaksi Belanja Online
Transaksi Belanja Online
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
12
(cyber diplomacy) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tidak tertutup
kemungkinan juga dengan lembaga-lembaga lainnya.
Gambar 1.4. Kelembagaan Keamanan Siber
Potensi BSSN dalam meningkatkan keamanan siber dan sandi sangat besar,
mengingat BSSN dapat bekerjasama dengan lembaga keamanan siber di negara-negara
maju lainnya. BSSN juga dapat melakukan benchmark to best practice pada lembaga-
lembaga keamanan siber di negara lain yang lebih maju.
Pembentukan BSSN meningkatkan potensi pengembangan SDM yang profesional
di bidang keamanan siber di Indonesia. Dalam konteks SDM siber, BSSN berpotensi
membangun SDM siber yang profesional dan adaptif terhadap teknologi (technology
adaptive) baik untuk kebutuhan internal maupun nasional. Keberadaan BSSN diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan SDM siber yang menguasai teknologi informasi yang terus
berkembang pesat di Indonesia.
Adapun dalam konteks kinerja, BSSN berpotensi membangun sistem manajemen
kinerja yang memberi peluang dan penghargaan kepada inovasi-inovasi baru di bidang
keamanan siber di Indonesia. BSSN dapat membangun budaya dan perilaku untuk
meningkatkan produktifitas dan profesionalisme SDM dalam bidang keamanan siber
dengan menginisiasi pemberian penghargaan di bidang keamanan siber untuk berbagai
organisasi, baik pemerintah maupun swasta bahkan untuk tingkat individu.
Pembentukan dan penguatan BSSN juga menciptakan peluang-peluang yang
dapat dioptimalkan agar BSSN dapat berperan secara maksimal, diantaranya dalam
penyusunan Undang-Undang yang membantu penguatan kewenangan dan dukungan
anggaran yang kuat bagi program-program pengamanan siber dan sandi di Indonesia.
KEMENLU
DiplomacyKEMENHANDefense
POLRICrime
BINBSSNSignal Intellegence
BSSNCrypto
BSSNCyber Protection
KEMENKOMINFOInternet Filtering
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
13
BSSN memiliki tantangan besar agar mampu menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya dalam menghadapi ancaman siber di Indonesia. BSSN berada di garis terdepan
dalam mengembangkan kapabilitas unggul SDM siber dan sandi sehingga deteksi, proteksi,
penanggulangan, pemulihan dapat dilaksanakan dengan baik dan akuntabel di sektor
pemerintah, infrastruktur informasi kritikal nasional (critical infrastructure), dan ekonomi
digital (e-commerce).
BSSN di masa depan diharapkan dapat berperan besar dalam memberikan edukasi
kepada publik/masyarakat di bidang keamanan siber, dapat mengambil peran penting
dalam pengendalian informasi dan berita palsu (hoax) melalui literasi-literasi terkait, serta
menjadi juru bicara representatif dalam menghadapi beberapa kejadian nasional di bidang
keamanan siber dan menjadi wakil Indonesia di forum-forum siber internasional sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan kewenangan BSSN.
Selain melaksanakan tupoksi di bidang keamanan siber, BSSN juga tetap
mengemban tupoksi di bidang penyelenggaraan persandian untuk pemerintah atau
negara. Dalam konteks revitalisasi persandian, maka BSSN memiliki tantangan untuk tetap
melakukan penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi di seluruh instansi
pemerintah, baik di pusat, maupun di daerah, melaksanakan kegiatan terkait analisis sinyal,
modernisasi dan sertifikasi peralatan sandi, mengembangkan peralatan sandi karya
mandiri, melaksanakan audit persandian secara sistematis dan terintegrasi, meningkatkan
kuantitas dan kualitas penelitian kriptografi serta terus melakukan pengembangan standar
kriptografi nasional.
2. Permasalahan
Potensi besar yang muncul di ranah ekonomi digital di Indonesia bukan tanpa
hambatan. Beberapa hambatan itu meliputi masalah belum meratanya infrastruktur
teknologi informasi di berbagai daerah di Indonesia, permasalahan regulasi-regulasi yang
harus segera disesuaikan, serta adanya regulasi yang tumpang tindih antara di pusat dan
di daerah. Hambatan lain terkait ekonomi digital adalah belum selesainya integrasi sistem
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
14
pembayaran nasional (national payment gateway) serta struktur industri teknologi
informasi yang masih ketergantungan terhadap jasa dan produk-produk impor.
Sampai saat ini, pemanfaatan ekonomi digital sebagian besar masih digunakan
untuk kegiatan yang sifatnya hiburan (leisure activities), sedangkan dalam konteks bisnis,
pemanfaatannya terbatas pada pelaku ekonomi kecil dan belum merata di seluruh lapisan
masyarakat. Ditinjau dari sisi supply and demand, suplai dari ranah ekonomi digital ini
masih memiliki hambatan yaitu masih kurangnya kuantitas dan kualitas talenta sumber
daya manusia. Indonesia masih memiliki kekurangan jumlah dan kompetensi sumber daya
manusia di bidang programming, coding dan cyber security. Dalam hal ekonomi digital dan
keamanan siber, Indonesia perlu mempersiapkan diri, baik dari sisi perangkat keras,
perangkat lunak dan sikap mental (hardware, software, brainware) yang kuat agar mampu
memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional.
The International Telecommunications Union (ITU) telah mempublikasikan
Measuring the Information Society Report 2017, yang mengukur kesenjangan digital dan
membandingkan kinerja teknologi informasi dan komunikasi antar negara. Studi tersebut
juga menaruh perhatian pada pasar teknologi dan informasi, perkembangan infrastruktur,
kebijakan dan inisiatif pemerintah dalam memperbaiki/meningkatkan akses dan
penggunaan teknologi informasi bagi individu. Pengukurannya menggunakan ICT
Development Index (IDI), dimana mencakup tiga sub-indeks, yaitu akses (access),
penggunaan (use), dan keterampilan (skills). Berdasarkan studi tersebut, secara
keseluruhan, Indonesia masih menempati peringkat yang rendah yaitu berada pada
peringkat 111 dengan nilai indeks 4,33.
Untuk melihat faktor-faktor strategis secara keseluruhan, maka digunakan analisis
PESTLE (Political, Economic, Social, Technological, Legal, dan Environment) sebagai teknik
dalam manajemen strategis yang digunakan untuk melihat faktor-faktor lingkungan
luar/eksternal yang berpengaruh terhadap transformasi BSSN. Faktor-faktor yang dianalisis
mencakup bidang politik (Political), ekonomi (Economic), sosial (Social), teknologi
(Technological), perundang-undangan (Legal) dan lingkungan (Environment).
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
15
1) Analisis Bidang Politik : Faktor politik meliputi seluruh faktor yang mempengaruhi
penguatan dan pelemahan peran BSSN dari kewenangan yang berlaku, kebijakan
pemerintah, dukungan pemerintah dan perhatian/keterlibatan BSSN baik formal atau
informal di lingkungan pemerintah.
2) Analisis Bidang Ekonomi : Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi
keamanan siber dan sandi dari sisi perbankan, transaksi ekonomi, keamanan transaksi
online, perdagangan elektronik, dan aspek lain yang mempengaruhi.
3) Analisis Bidang Sosial : Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi
keamanan siber dan sandi dari sisi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat
pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
4) Analisis Bidang Teknologi : Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat
mempengaruhi keamanan siber dan sandi dari sisi penemuan dan pengembangan baru,
biaya dan penggunaan teknologi, perubahan dalam ilmu pengetahuan, dan dampak
dari perubahan teknologi.
5) Analisis Bidang Perundangan : Faktor perundangan berisikan analisis semua faktor yang
mempengaruhi keamanan siber dan sandi dari sisi pengaruh hukum seperti perubahan
Undang-Undang yang sudah ada atau yang akan disusun dan disahkan, hak asasi
manusia, dan tata kelola.
6) Analisis Bidang Lingkungan : Faktor lingkungan berisikan analisis semua faktor yang
mempengaruhi keamanan siber dan sandi dari sisi kondisi lingkungan yang dapat
diprediksi atau dikendalikan maupun dalam bentuk force majeur (bencana alam).
Analisis Faktor Politik dalam Transformasi BSSN
Di arena geopolitik, dunia masih menghadapi tiga front besar, yaitu situasi di
Timur Tengah dan Afrika Utara, perkembangan di Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya
pasca konflik di Laut Tiongkok Selatan, dan meningkatnya aksi-aksi terorisme di Eropa.
Dalam konteks politik regional, situasi keamanan di semenanjung Korea, Asia Timur, hingga
Laut Tiongkok memiliki peran besar terhadap diplomasi politik luar negeri Republik
Indonesia (RI). Politik luar negeri RI dalam tiga tahun ini selama di bawah pemerintahan
Presiden Joko Widodo secara prinsip dapat dideskripsikan sebagai mobilisasi dukungan
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
16
global untuk optimalisasi pencapaian kepentingan nasional yaitu membangun RI sebagai
poros maritim yang kompetitif.
Terkait situasi politik di dalam negeri, pada tahun 2018-2019, salah satu skenario
yang mempengaruhi kestabilan politik Indonesia yang berdampak pada BSSN yaitu adanya
Pilkada Serentak dan Pemilu Nasional 2019. Pilkada serentak tahun 2018 akan lebih besar
dibandingkan Pilkada pada tahun-tahun sebelumnya. Provinsi yang akan menggelar
pilkada serentak pada tahun 2018 sebanyak 31 provinsi, yang meliputi 381
kabupaten/kota, 5.564 kecamatan, dan 64.526 kelurahan/desa.5 Hasil perhitungan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) mencapai angka 160 juta jiwa. Hasil pengecekan DP4 Pemilihan
Serentak 2018 antara KPU dan Administrasi Kependudukan (Adminduk) Kementerian
Dalam Negeri adalah sebanyak 160.756.143 jiwa, terdiri dari laki-laki 80.608.811 jiwa dan
perempuan 80.147.332 jiwa.
Dalam situasi menjelang Pilkada serentak, suhu politik semakin meningkat.
Peredaran berita hoax, gambar yang menghasut dan fitnah, pernyataan berbau SARA akan
berpotensi membuat perpecahan di masyarakat. Adanya Pilkada Serentak dan Pemilu
Nasional 2019 membuat BSSN dalam waktu dekat harus siap untuk turut serta
mengamankan proses demokrasi yang berlangsung dan membangun kepercayaan (trust)
dari berbagai pihak kepada BSSN.
Penerbitan Perpres mengenai BSSN memunculkan berbagai aspek perubahan
terkait proses transformasi Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN. BSSN ke depannya harus
melayani kepentingan yang lebih luas, dapat diterima oleh semua pihak baik pemerintah
maupun swasta serta dapat menjawab ekspektasi terhadap BSSN yang tinggi yaitu mampu
menjamin keamanan siber nasional.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penguatan peran BSSN
antara lain perlu adanya penetapan Undang-Undang di bidang keamanan siber, sehingga
BSSN memiliki dasar legalitas yang kuat dalam melaksanakan tupoksinya di bidang
keamanan siber di Indonesia serta mempertegas kewenangan-kewenangan BSSN.
5 Estu Suryowati, “Jumlah Pemilih Potensial Pilkada Serentak 2018 Capai 160 Juta Jiwa”, diakses dari
https://nasional.kompas.com/read/2017/12/04/21000011/jumlah-pemilih-potensial-pilkada-serentak-2018-capai-160-juta-jiwa, pada tanggal 2 April 2018 pukul 18.54.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
17
Dukungan di Pemerintah (Presiden), DPR dan partai politik terhadap keberadaan BSSN
dapat berupa dukungan politik dan dukungan penganggaran yang diharapkan dapat
berkontribusi langsung terhadap pencapaian pelaksanaan tupoksi BSSN. Selain itu,
permasalahan terkait proses integrasi organisasi BSSN harus segera diselesaikan, terutama
terkait dengan proses pengalihan peralatan, pembiayaan, arsip dan dokumen (P3D) dari
Direktorat Keamanan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi ke BSSN.
Dukungan dari Kementerian/Lembaga lain yang bergerak di bidang siber akan sangat
dibutuhkan oleh BSSN, dalam bentuk kolaborasi, koordinasi dan sinergitas yang akan
memudahkan BSSN mewujudkan kondisi keamanan siber yang baik di Indonesia.
Faktor-faktor penggerak kunci terkait dengan aspek politik (key drivers in politics)
mencakup aspek sebagai berikut:
1. Dukungan pemerintah, DPR RI dan parpol terhadap keberadaan BSSN.
2. Kecepatan dan kualitas proses integrasi organisasi BSSN.
3. Dukungan integrasi, harmonisasi, sinkronisasi Kementerian/Lembaga (unit-unit siber)
dan trust pada BSSN.
4. Pengembangan trust kelembagaan pada BSSN.
5. Penerimaan sektor swasta terhadap keberadaan BSSN.
6. Pengaturan Perundangan Siber dan Sandi.
7. Iklim demokratisasi dalam Pemilu Serentak.
8. Kondisi demokrasi dalam Pilpres/Kepemimpinan Nasional.
9. Pengaruh pengerakan massa dalam demokrasi di dunia digital (mobocracy digital)
terhadap keamanan siber.
Analisis Faktor Ekonomi dalam Transformasi BSSN
Di bawah payung diplomasi ekonomi, RI membangun kemitraan ekonomi yang
lebih dekat dengan Arab Saudi, Tiongkok, dan Rusia. Hubungan Indonesia dengan tiga
negara tersebut telah berlangsung lama dan kini dikuatkan pada kemitraan yang saling
menguatkan secara ekonomi. Dalam konteks ekonomi digital, data menunjukkan bahwa
Tiongkok menguasai sekitar 42 persen perdagangan elektronik dunia. Produk Tiongkok
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
18
membanjiri pasar dunia melalui perdagangan dan berpengaruh besar pada penjualan
produk-produk ekonomi digital di Indonesia.
Sampai saat ini, pelaku perekonomian Indonesia sebagian besar berada di sektor
usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).6 Beberapa kali krisis ekonomi menunjukkan
sektor UMKM tampil paling stabil dan bertahan di tengah gempuran krisis. Di Indonesia,
saat ini terdapat 56 juta usaha kecil menengah (UKM) dan kontribusinya terhadap Gross
Domestic Product (GDP) sebesar 6%. Melalui perdagangan elektronik, dapat diharapkan
UMKM semakin meningkatkan kontribusinya pada GDP.
Keamanan siber di bidang ekonomi adalah hal yang serius. Data International
Telecommunications Union (ITU) menunjukkan bahwa ancaman dan serangan siber
merugikan secara finansial. Menurut Laporan ITU tahun 2017, rata-rata biaya harus
ditanggung pengguna internet di Indonesia untuk mengurangi atau mencegah infeksi
malware adalah 51 USD. Selain itu, rata-rata besaran kehilangan uang akibat penipuan
finansial melalui online mencapai 111 USD.7
Perdagangan elektronik (e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan,
pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, world
wide web (www), atau jaringan komputer lainnya. Perdagangan elektronik dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen
inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi
melihat kegiatan perdagangan elektronik ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis
yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM
(supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing) atau pemasaran online
(online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing),
pertukaran data elektronik (electronic data interchange), dan lain-lain.
Ada tujuh isu penting yang menghambat berkembangnya industri perdagangan
elektronik di Indonesia. Tujuh isu penting tersebut adalah masalah pendidikan dan SDM,
6 Dinda Audriene, “Kontribusi UMKM Terhadap PDB Tembus Lebih Dari 60 Persen”, diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161121122525-92-174080/kontribusi-umkm-terhadap-pdb-tembus-lebih-dari-60-persen, pada tanggal 3 April 2018 pukul 09.50.
7 Rangga, “Akses Internet Meningkat, Keamanan Siber Lemah”, diakses dari https://tirto.id/akses-internet-meningkat-keamanan-siber-lemah-cAME, pada tanggal 3 April 2018 pukul 10.04.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
19
masalah pendanaan, masalah logistik, masalah perpajakan, masalah infrastruktur
komunikasi, masalah keamanan siber, dan masalah perlindungan konsumen.8
Dalam bidang pendidikan dan SDM, masalah utama adalah masih rendahnya
tingkat kesadaran pendidikan bagi masyarakat. Dalam bidang logistik, pemerintah dapat
mempersiapkan salah satu BUMN untuk menjadi logistik platform untuk perdagangan
elektronik Indonesia. Dalam bidang infrastruktur komunikasi, pemerintah dapat
mendorong reformasi 4G dan Program Palapa Ring, sehingga seluruh wilayah di Indonesia
diharapkan dapat menikmati jaringan telekomunikasi dengan maksimal, meskipun
sekarang sudah ada sekitar 200 kota kabupaten yang terjangkau, dari 500 lebih kota dan
kabupaten yang ada di Indonesia.
Dalam bidang keamanan siber, pemerintah melakukan standardisasi pada tiga
sektor kritis, yaitu keuangan/perbankan, transportasi, dan sektor energi. Pemerintah pun
diharapkan memberikan kepastian perlindungan kepada konsumen, dalam bidang
perpajakan, pemerintah dapat melakukan penyederhanaan pembentukan kewajiban pajak
serta penyusunan tata cara pendaftaran pajak bagi pelaku perdagangan elektronik.
Faktor-faktor penggerak kunci terkait dengan aspek ekonomi (key drivers in
economy) mencakup aspek sebagai berikut:
1. Peningkatan perkembangan perdagangan elektronik dan perbankan.
2. Profesionalisme pengelolaan identitas digital pelaku ekonomi.
3. Pengembangan standar keamanan siber setiap sektor industri.
4. Penyusunan NSPK perdagangan elektronik.
5. Peningkatan aliansi dan pemberdayaan sektor industri.
6. Peningkatan kejahatan siber di bidang ekonomi digital baik oleh individu maupun
organisasi.
7. Kapabilitas perusahaan swasta dalam pengamanan siber.
8. Investasi swasta atau prinsipal dalam keamanan siber untuk kelancaran bisnisnya
(Tokopedia, Lazada, dll).
8 Mohamad Ilham Pratama, “Ini 7 Hal Penghambat Perkembangan e-Commerce di Indonesia”, diakses dari
http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2016/11/12/ini-7-hal-penghambat-perkembangan-e-commerce-di-indonesia-384600, pada tanggal 22 Maret 2018 pukul 16.30.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
20
Analisis Faktor Sosial dalam Transformasi BSSN
Laporan Kaspersky Cybersecurity Index menunjukkan bahwa keamanan siber
Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain. Data dalam laporan
tersebut menunjukkan gambaran posisi negara-negara mengenai tingkat bahaya pengguna
yang terpapar secara online. Pada tahun 2017, di tingkat Asia dan Pasifik, indeks keamanan
siber Indonesia menempati peringkat 19. Adapun negara ASEAN lainnya menempati
peringkat lebih baik seperti Singapura (6), Brunei Darussalam (8), Malaysia (9), Thailand
(10), Filipina (15) dan Vietnam (17).
Gambar 1.5. Peringkat Keamanan Siber Indonesia
Ketertinggalan Indonesia ini, salah satunya disebabkan oleh rendahnya
kepedulian orang terhadap keamanan siber. Data dalam laporan Kaspersky menunjukkan
sebanyak 83 persen masyarakat Indonesia tidak peduli dan tidak percaya bahwa mereka
bisa menjadi target kejahatan siber. Ketidakpedulian tersebut berbanding terbalik dengan
fakta bahwa 47 persen masyarakat pada dasarnya pernah mengalami beragam ancaman
siber, 32 persen telah pernah terserang virus atau serangan malware, dan 15 persen telah
pernah diretas akun onlinenya.
Faktor perilaku sosial turut berpengaruh terhadap peningkatan risiko dan
serangan siber di Indonesia. Faktor sosial tersebut antara lain semakin banyak masyarakat
bisa menikmati secara mudah dan murah teknologi telepon pintar. Data ITU menunjukkan
19
68
910
1517
02468
101214161820
Indonesia Singapura BruneiDarussalam
Malaysia Thailand Filipina Vietnam
Indonesia Singapura Brunei Darussalam Malaysia
Thailand Filipina Vietnam
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
21
pada tahun 2015, sejumlah 21,98 persen masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari 5
tahun telah menggunakan internet. Angka tersebut meningkat menjadi 25,37 persen pada
2016. Peningkatan pengguna pertama internet meningkatkan euforia media sosial.
Dampak lanjutan yang terjadi adalah meningkatnya budaya ingin eksis, pamer (show off),
kegiatan penyebaran informasi palsu menjadi mudah berkembang, ditambah dengan
meningkatnya kebutuhan ekonomi, yang seluruhnya bermuara pada meningkatnya
kerentanan keamanan siber Indonesia.
Seperti diketahui saat ini banyak tersedia operator media sosial
(WhatsApp/Facebook/Twitter) yang menyediakan platform atau server yang berada di luar
negeri, sehingga sulit dilakukan pengawasan/pengendalian, sehingga kerentanan dan
serangan siber mudah dilakukan. Serangan siber dapat ditujukan kepada individu atau
kelompok tertentu, seperti contohnya pada serangan siber yang dilakukan sebagai bentuk
protes sosial kepada pemerintah. Fakta lainnya, pelaku serangan dari luar negeri ternyata
aktornya berasal dari dalam negeri, dan dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan
individu atau kondisi sosial masyarakat di negara kita. Motivasi penyerangan siber tersebut
dilakukan lebih dikarenakan adanya motivasi politik (ujaran kebencian) dibandingkan
motivasi ekonomi (pencurian kartu kredit), seperti praktek yang terjadi pada kemenangan
Pilpres Amerika dimana terdapat banyak intrik siber dari kubu pemenang.
Dalam konteks sosial, respon dari lembaga-lembaga advokasi/gerakan sosial
dapat melemahkan ataupun menguatkan persepsi positif terhadap BSSN. Dalam bentuk
negatif, bisa muncul persepsi negatif tentang BSSN yang dianggap sebagai kompetitor
dikarenakan beberapa Kementerian/Lembaga telah memiliki divisi siber sebelumnya.
Selain itu adanya persepsi negatif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap BSSN
karena dikhawatirkan BSSN menjadi alat negara yang digunakan untuk mengekang
kebebasan berdemokrasi dan privasi individu.
Data ITU menunjukkan bahwa sebesar 149,13 persen penduduk Indonesia telah
berlangganan telepon selular dan 19,14 persen rumah tangga memiliki komputer.
Sejumlah 47,22 persen rumah tangga memiliki akses internet. Terkait indeks penggunaan,
sebanyak 25,37 persen masyarakat menggunakan internet dan 67,30 per 100 penduduk
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
22
aktif berlangganan mobile-broadband. Peningkatan jumlah pengguna internet, jumlah aktif
pelanggan mobile-broadband, dan proporsi rumah tangga yang memiliki akses internet
secara tidak langsung ikut meningkatkan ancaman siber.
Dalam konteks sosial, ancaman siber tidak hanya dilakukan oleh pihak asing,
namun juga oleh individu di dalam negeri yang kurang memiliki tanggung jawab dalam
berinternet. Akun-akun individu dan organisasi dalam wilayah Indonesia yang melakukan
penghinaan atau ujaran kebencian, berita palsu dan sejenisnya dapat membesar menjadi
isu keamanan nasional. Pengendalian media sosial, akun palsu, berita palsu, ucapan
penghinaan atau ujaran kebencian merupakan salah satu faktor utama terwujudnya
keamanan siber. Faktor sosial lain yang perlu diperhatikan dalam penguatan keamanan
siber adalah kualitas rekrutmen dan pendidikan SDM siber. Semakin banyak sekolah dan
perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkompeten di bidang
keamanan siber, akan sangat mempengaruhi iklim sosial keamanan siber di Indonesia.
Berdasarkan analisis di atas, maka berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor
penggerak kunci terkait dengan aspek sosial (key drivers in social) keamanan siber di
Indonesia :
1. Peningkatan euforia media sosial masyarakat.
2. Peningkatan profesional buzzer (saracen, dll).
3. Peningkatan keterbukaan protes sosial melalui siber.
4. Penggunaan siber sebagai media serangan lawan politik.
5. Kondisi kesadaran keamanan siber publik.
6. Persepsi BSSN sebagai perpanjangan pemerintah.
7. Persepsi LSM terhadap BSSN.
8. Pengendalian akun media sosial negatif (hate speech, hoax, dll).
9. Rekrutmen dan pendidikan SDM siber.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
23
Analisis Faktor Teknologi dalam Transformasi BSSN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi antara lain di bidang cloud
computing, big data, Internet of Thing akan menjadi salah satu faktor penentu bagi BSSN
untuk dapat melaksanakan perannya sebagai penjaga keamanan siber di Indonesia. BSSN
harus mampu mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dalam
rangka meningkatkan pengamanan informasi dan siber antara lain melalui pengembangan
public key infrastructure yang menjadi dasar bagi BSSN untuk menjalankan perannya
sebagai Certificate Authority di Indonesia.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas dukungan teknologi dalam
penguatan BSSN di masa depan diantaranya adalah sumber daya dan infrastruktur. Saat
ini, pada aspek sumber daya (resource) teknologi, Indonesia merupakan pasar produk
Teknologi Informasi (TI) Internasional. Hal ini dikarenakan produk keamanan TI di Indonesia
sebagian besar masih diimpor dari luar negeri. Namun jika dianalisis, sumber daya
(resource) yang dibutuhkan oleh BSSN bukanlah terkait dengan teknologi saja, namun juga
terkait dengan SDM internal. BSSN perlu meningkatkan kompetensi SDM internal terutama
kompetensi di bidang sistem kendali industri (industrial control system) yang berguna
untuk pengamanan siber di industri kritis (critical industry). Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah kejelasan pembagian infrastruktur informasi kritis (critical information
infrastructure) yang harus diamankan.
Standardisasi infrastruktur keamanan siber merupakan hal penting untuk
ditangani karena hal tersebut memberikan jaminan kepercayaan (trust) kepada
stakeholder. Di sisi lain, dituntut adanya regulasi yang mengatur standar layanan pada
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah dan sektor privat dalam rangka
pengamanan informasi. Kajian atau asesmen terhadap nilai investasi, kemampuan, dan
manfaat dari perangkat dan infrastruktur teknologi yang ada terkait keamanan siber
merupakan hal mutlak dilakukan. Pada dasarnya, kualitas teknologi keamanan siber juga
ditentukan oleh profesionalisme pengelolaan aset keamanan siber baik di internal maupun
eksternal BSSN.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
24
BSSN perlu membangun kemampuan teknologi siber Indonesia secara mandiri
dan menyamai negara maju sehingga BSSN bisa melihat ancaman siber (cyber threat)
secara global. Lemsaneg memiliki SDM persandian, ketika bertransformasi maka BSSN
belum memiliki SDM siber secara khusus. Permasalahan ini perlu diselesaikan agar BSSN
semakin mampu mengatasi permasalahan keamanan siber yang berkembang secara terus
menerus.
Berdasarkan analisis di atas, maka berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor
penggerak kunci terkait dengan aspek teknologi (key drivers in technology) keamanan siber
di Indonesia:
1. Perkembangan teknologi keamanan siber nasional dan internasional.
2. Perkembangan infrastruktur jaringan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.
3. Modernisasi standar teknologi siber di kementerian dan lembaga.
4. Pengembangan kompetensi SDM siber dan sandi.
5. Pengelolaan aset keamanan siber internal dan eksternal (K/L).
6. Pembagian dan pengamanan infrastruktur informasi kritis nasional.
7. Sertifikasi produk keamanan teknologi informasi.
8. Pengelolaan Digital Signature/Certificate of Authority.
Analisis Faktor Lingkungan dan Perundangan dalam Transformasi BSSN
Lingkungan (alam) memiliki pengaruh terhadap keamanan siber Indonesia.
Contohnya seperti bencana alam yang dapat menghancurkan infrastruktur teknologi
informasi. Faktor lain yang menyebabkan mudahnya infrastruktur teknologi informasi
hancur oleh bencana alam dikarenakan saat ini belum ada manajemen pemulihan insiden
siber akibat bencana alam. Penanganan dan antisipasi yang perlu dilakukan oleh BSSN
dalam menghadapi masalah tersebut antara lain membuat Business Continuity Plan (BCP)
dan Disaster Recovery Plan (DRP) pada infrastruktur/teknologi informasi di lingkup
pemerintahan, infrastruktur informasi kritikal nasional dan perdagangan ekonomi digital
secara komprehensif serta membangun kerjasama dengan instansi dan lembaga terkait
pada lingkup nasional dan global ketika terjadi bencana siber.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
25
Persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh BSSN juga dapat dianalisis dari
perspektif hukum terkait kelembagaan dan peran BSSN. Dalam tataran regulasi keamanan
siber, tatanan perundangan yang terkait secara langsung dengan penerapan keamanan
siber di Indonesia belum memadai. Regulasi yang menjadi referensi saat ini masih bersifat
sektoral yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang telah direvisi menjadi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016. Selain itu, Undang-Undang yang mengatur
tentang informasi adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999
tentang Telekomunikasi, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008
Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Saat ini, Perpres Nomor 53 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Perpres Nomor 133 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara merupakan wujud
konkrit pemerintah untuk beraksi terhadap ancaman siber. Hal ini perlu diapresiasi positif.
Namun masih terdapat masalah terkait yang muncul, seperti contohnya, secara internal
masih ada istilah atau definisi yang belum ada satu kesepahaman. Masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan melakukan perbaikan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara atau
Perangkat Peraturan yang lain dan perbaikan tersebut harus bisa menjadi prioritas BSSN
secara internal. Penguatan eksistensi BSSN yang dilakukan dengan cara penguatan
Undang-undang juga diperlukan dalam menyelesaikan masalah terkait kelembagaan dan
peran BSSN dalam perspektif hukum.
Selain masalah-masalah di atas, juga terdapat beberapa dimensi permasalahan
lain yang harus diatasi terkait keamanan siber dan persandian di Indonesia. Masalah
harmonisasi peraturan keamanan siber antar lembaga, pengaturan prosedur keamanan
siber antar lembaga, pengaturan kewenangan penyidikan siber antar lembaga serta
pengaturan struktur organisasi dan tata kerja persandian dan keamanan siber pada
pemerintahan daerah merupakan faktor penting yang harus diselesaikan terkait aspek
perundangan keamanan siber Indonesia. Selain isu tersebut, sangat penting memperjelas
masalah pengaturan infrastruktur informasi kritikal nasional dan pengaturan regulasi
keamanan siber nasional dan sektoral. Berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
26
penggerak kunci terkait dengan aspek lingkungan dan perundangan (key drivers in
environment and legal) terkait keamanan siber di Indonesia :
1. Bencana alam dan bencana siber.
2. Peraturan penguatan eksistensi BSSN setingkat Undang-Undang UU.
3. Peraturan turunan BSSN sebagai “dirigen” keamanan siber.
4. Harmonisasi peraturan keamanan siber antar lembaga.
5. Pengaturan infrastruktur informasi kritikal nasional.
6. Pengaturan regulasi keamanan siber nasional dan sektoral.
7. Pengaturan prosedur keamanan siber antar lembaga.
8. Pengaturan kewenangan penyidikan siber antar lembaga.
9. Pengaturan struktur organisasi dan tata kerja siber dan sandi daerah.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
27
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN
A. VISI PEMBANGUNAN NASIONAL
Visi Presiden RI 2015–2019 adalah : “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
Adapun Misi Presiden RI 2015-2019, adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi-Misi Presiden RI 2015-2019, selanjutnya diterjemahkan dalam 9
(sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan Nasional yang disebut dengan ‘NAWA CITA’,
yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
28
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan tepercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan tepercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Guna menjawab berbagai tantangan dengan memperhatikan lingkungan strategis
serta hasil analisis PESTLE, BSSN menetapkan dan menjalankan Visi, Misi dan Tujuan
sebagai suatu institusi dan kelembagaan yang unggul dan tepercaya serta visioner dalam
rangka memberikan layanan persandian dan keamanan siber kepada seluruh stakeholder.
Dengan adanya Visi, Misi dan Tujuan yang terarah akan membangkitkan dan mendorong
seluruh entitas BSSN untuk bersinergi, mewujudkan BSSN sebagai institusi pemerintah
yang efektif, efisien dan akuntabel serta diimbangi dengan nilai moral dan budaya kerja
yang tinggi. BSSN diharapkan mampu terus meningkatkan daya kreatifitas yang penuh
inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan tugas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 yang tercantum dalam RPJPN
adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”, Mandiri berarti bangsa mandiri,
yaitu bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa
lain yang telah maju, dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Maju
mempunyai arti yaitu bangsa dengan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian
bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Adil berarti bangsa
dengan tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender, maupun
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
29
wilayah. Sedangkan, Makmur adalah bangsa yang makmur, yaitu bangsa yang sudah
terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti
penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Strategi untuk melaksanakan visi dan misi pembangunan nasional ini dijabarkan
secara bertahap dalam periode lima tahunan melalui Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Masing-masing tahap pembangunan jangka menengah ini,
memiliki skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari
skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Tahun 2015–
2019 merupakan periode ketiga dari pelaksanaan pembangunan nasional, dengan skala
prioritas dan strategi yang ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
Selanjutnya melalui pembentukan Kabinet Kerja, pada tanggal 20 Oktober 2014,
Presiden RI 2015–2019, Ir. Joko Widodo, menegaskan bahwa perlunya
Kementerian/Lembaga untuk menyusun program operasional yang mendukung visi, misi
dan agenda prioritas yang ditetapkan oleh Presiden. Sehingga sangatlah penting bagi setiap
Kementerian/Lembaga untuk meninggalkan ego sektoral dan lebih mengedepankan sinergi
dan kolaborasi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Adapun Visi Presiden
terpilih 2015–2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
Berkenaan dengan visi Presiden RI 2015-2019, BSSN memiliki kontribusi dalam
konteks terwujudnya Indonesia yang Berdaulat dan Mandiri di Bidang Keamanan Siber
dan Persandian. Berdaulat dalam hal ini memiliki sejumlah makna, antara lain :
1. Pertama, BSSN merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk menegakkan
kedaulatan dalam melakukan penjaminan keamanan informasi dan keamanan siber
nasional. Upaya penjaminan tersebut dilakukan untuk menjunjung tinggi
keberlangsungan kepentingan nasional.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
30
2. Kedua, terkait dengan pemanfaatan peralatan keamanan siber dan persandian,
seluruh peralatan keamanan siber dan persandian yang beredar di wilayah NKRI
haruslah terlebih dahulu mendapatkan sertifikat pengesahan dari BSSN.
3. Ketiga, dalam hal penyiapan SDM Siber dan Sandi yang profesional dan beretika, BSSN
memiliki kewenangan penuh untuk memastikan bahwa proses pemenuhannya baik
internal maupun eksternal dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu, pengertian kata Mandiri dalam konteks keamanan siber dan
persandian, dapat dimaknai bahwa BSSN dapat mewujudkan kemandirian di dalam
sejumlah hal, antara lain mandiri dalam hal sikap politik, cara bekerja, pengambilan
keputusan, pengembangan karya, dan kapabilitas untuk menjaga keamanan siber dan
persandian di negara Indonesia.
Terkait dengan misi Presiden RI 2015-2019, BSSN diharapkan dapat memberikan
kiprah nyata untuk turut mensukseskan pelaksanaan misi pertama. Frasa kunci yang
menunjukkan kontribusi BSSN adalah ‘mewujudkan keamanan nasional’.
Sebagai instansi pemerintah yang menjalankan fungsi persandian dan keamanan
siber, upaya yang dilakukan BSSN untuk mewujudkan keamanan nasional adalah dengan
memastikan terjaminnya keamanan informasi berklasifikasi milik pemerintah dan
keamanan siber.
B. VISI BSSN
Visi dan misi BSSN dibangun dengan memperhatikan RPJPN 2005-2025, RPJMN
2015-2019, visi dan misi Presiden RI 2015-2019, serta lingkungan strategis yang
berpengaruh terhadap kinerja BSSN dalam rangka memenuhi harapan para stakeholder.
Sejalan dengan arah kebijakan RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015-2019, visi dan misi
Presiden RI 2015-2019 serta didasari oleh sistem nilai yang mencerminkan budaya
organisasi dan diyakini benar secara bersama merujuk pada Peraturan Badan Siber dan
Sandi Negara Nomor 4 Tahun 2018 tentang Visi Misi Badan Siber dan Sandi Negara, maka
Visi Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018-2019 adalah “Menjadi institusi tepercaya
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
31
dalam menjaga ketahanan dan keamanan siber dan sandi nasional dengan
menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan keamanan nasional
dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital”.
Artikulasi atau pemaknaan dari setiap kata pada Visi BSSN Tahun 2018-2019
adalah sebagai berikut:
1. Menjadi institusi tepercaya berarti BSSN menjadi lembaga yang mengutamakan
profesionalisme, integritas, adaptabilitas, dan kepercayaan dalam mewujudkan
keamanan siber dan sandi di Indonesia.
2. Mewujudkan sinergisitas ketahanan dan keamanan siber nasional berarti BSSN
menunjukkan peran yang strategis dalam menyinergikan seluruh pemangku
kepentingan keamanan siber nasional dan internasional
3. Mewujudkan sinergisitas persandian nasional berarti BSSN menunjukkan peran
strategis dalam menyinergikan seluruh pemangku kepentingan guna memperkuat
sistem persandian nasional.
4. Mewujudkan keamanan nasional berarti BSSN turut serta menciptakan kondisi siber
yang terbebas dari ancaman agar tercapainya keamanan nasional.
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital berarti BSSN berperan dalam
penyelenggaraan perekonomian digital, sehingga masyarakat dengan penuh
kepercayaan merasa aman dan nyaman melakukan aktifitas perekonomian secara
digital sehingga mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
C. MISI BSSN
Misi BSSN Tahun 2018-2019 disusun dalam rangka memperjelas aspek-aspek
penting yang perlu difokuskan dalam pencapaian visi BSSN. Misi BSSN Tahun 2018-2019
adalah sebagai berikut:
1. Menjamin keamanan informasi di sektor pemerintah, infrastruktur informasi kritikal
nasional, dan ekonomi digital dalam mewujudkan keamanan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
2. Membangun dan menerapkan tata kelola keamanan siber dan sandi yang
komprehensif;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
32
3. Membangun kemandirian teknologi keamanan siber dan sandi dengan mendorong
tumbuhnya industri dalam negeri di bidang keamanan siber dan sandi;
4. Membangun, mengoordinasikan, mengolaborasikan, dan mengoperasionalkan sistem
identifikasi, deteksi, mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan, dan pemulihan
terhadap ancaman, insiden, dan/atau serangan siber dan sandi;
5. Membangun budaya keamanan siber sebagai tatanan nilai budaya yang melekat
dengan mendorong tumbuhnya budaya penggunaan internet yang aman dan nyaman
oleh setiap warga negara Indonesia;
6. Menyediakan dan mengoptimalkan sumber daya keamanan siber dan sandi melalui
proses pembelajaran dan peningkatan kualitas yang berkelanjutan dengan didukung
manajemen perkantoran secara transparan dan akuntabel.
D. SISTEM NILAI BSSN
Sistem Nilai merupakan nilai-nilai yang mencerminkan budaya organisasi dan
diyakini benar secara bersama. BSSN telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan
pedoman oleh seluruh entitas BSSN dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
upaya pencapaian visi dan misi BSSN.
Sistem nilai organisasi memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :
1. Sistem nilai terkait dengan etika dan code of conduct (tata cara atau perilaku
organisasi/individu).
2. Sistem nilai terkait dengan kinerja dan pelayanan.
3. Sistem nilai terkait dengan pengembangan kapabilitas organisasi.
4. Sistem nilai terkait dengan hubungan antar unsur BSSN.
5. Sistem nilai terkait dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan stakeholder BSSN.
Sistem nilai BSSN dirumuskan dengan mempertimbangkan semua hal berikut ini:
1. Hasil perumusan sistem nilai yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Hasil perumusan proporsi nilai yang telah dilakukan sebelumnya.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
33
3. Hasil survei terhadap pegawai yang telah dilakukan sebelumnya.
4. Hasil Focus Group Discussion terkait transformasi BSSN.
Sistem nilai BSSN dilakukan perbaikan dan dibuat dalam singkatan menjadi Sistem
Nilai BSSN baik dalam bentuk perwakilan kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
dengan tujuan mudah dihapalkan, mudah diingat, mudah disosialisasikan, mudah
diartikulasikan, mudah dihayati, sehingga secara keseluruhan menjadi lebih mudah
diimplementasikan. Untuk lebih mempermudah mengingat sistem nilai dalam basa
Indonesia, maka dimunculkan singkatan PINTAR. Adapun Sistem Nilai BSSN adalah sebagai
berikut :
a. Profesional – Kami senantiasa kompeten dalam bekerja, bekerja sama dengan pihak
lain untuk mencapai tujuan, dan memiliki komitmen terhadap prosedur yang telah
ditetapkan.
b. INTegritas – Kami senantiasa menjaga perilaku terpuji dalam bekerja, disiplin dalam
berperilaku, dan berdedikasi terhadap tugas dan pekerjaan.
c. Adaptabilitas Teknologi – Kami senantiasa makna berperilaku inovatif serta mengikuti
dan tanggap terhadap perubahan teknologi..
d. TepeRcaya – Kami senantiasa dapat dipercaya, berorientasi pada keamanan informasi,
dan tidak berpihak.
E. TUJUAN BSSN
Pencapaian keamanan siber dan persandian perlu dituangkan dalam tujuan-
tujuan yang jelas. Oleh karena itu, untuk melaksanakan tata kelola organisasi yang
berintegritas, independen, dan profesional, maka BSSN menetapkan tujuan BSSN yang
sejalan dengan Visi Misi Presiden serta Visi Misi BSSN.
Untuk memastikan tercapainya visi dan misi, maka BSSN menetapkan 6 (enam)
tujuan BSSN tahun 2018-2019 sebagai berikut :
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
34
1. Tercapainya fondasi struktur, sistem dan budaya organisasi BSSN yang kuat.
2. Tersusunnya kebijakan, sistem dan prosedur berstandar global dalam bidang
keamanan siber dan sandi di Indonesia.
3. Tersedianya sistem manajemen talenta untuk menarik, memelihara dan meretensi
SDM siber dan sandi terbaik.
4. Tercapainya kinerja pencegahan, deteksi, mitigasi, dan penanggulangan ancaman
keamanan siber dan sandi.
5. Terselenggaranya kerjasama-kerjasama strategis dengan seluruh pihak untuk
membangun keamanan siber dan sandi di Indonesia.
6. Terbentuknya kesadaran, perilaku dan budaya keamanan siber yang baik pada setiap
warga negara Indonesia.
Rumusan Visi, Misi, dan Tujuan BSSN dalam mendukung upaya Pembangunan Nasional
dapat dijelaskan melalui ilustrasi berikut ini.
Tabel 2.1. Visi, Misi, dan Tujuan BSSN Tahun 2018-2019
VISI
Menjadi institusi tepercaya dalam menjaga ketahanan dan keamanan siber dan sandi nasional dengan menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan
keamanan nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital
MISI
1. Menjamin keamanan infrastruktur informasi di sektor pemerintah, Infrastruktur kritikal nasional, dan ekonomi digital dalam dan mewujudkan keamanan nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Membangun kebijakan, sistem dan prosedur berstandar global dalam bidang keamanan siber dan sandi di Indonesia.
3. Membangun kemandirian teknologi keamanan siber dan sandi dengan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri di bidang keamanan siber dan sandi.
TUJUAN
1. Mencapai fondasi struktur, sistem dan budaya organisasi BSSN yang kuat.
2. Menghasilkan kebijakan, sistem dan prosedur berstandar global dalam bidang keamanan siber dan sandi di Indonesia.
3. Menjalankan sistem manajemen talenta untuk menarik, memelihara dan meretensi SDM siber dan sandi terbaik.
4. Mencapai kinerja dalam hal pencegahan, mendeteksi, mitigasi, dan penanggulangan ancaman keamanan siber dan sandi.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
35
4. Membangun, mengkoordinasikan,
mengkolaborasikan dan mengoperasionalkan sistem identifikasi, deteksi, mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan, dan pemulihan ancaman, insiden, dan/atau serangan siber dan sandi yang kuat.
5. Membangun dan mempromosikan budaya keamanan siber sebagai tatanan nilai budaya yang melekat dengan mendorong tumbuhnya budaya penggunaan internet yang aman dan nyaman oleh setiap warga negara Indonesia.
6. Menyediakan dan mengoptimalkan sumber daya keamanan siber dan sandi melalui proses pembelajaran dan peningkatan kualitas yang berkelanjutan yang didukung manajemen perkantoran secara transparan dan akuntabel.
5. Menghasilkan kerjasama-kerjasama
strategis dengan seluruh pihak untuk membangun keamanan siber dan sandi di Indonesia.
6. Mencapai tingkat kesadaran, perilaku dan budaya keamanan siber yang baik pada setiap warga negara Indonesia.
F. SASARAN STRATEGIS BSSN
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi serta tujuan BSSN, maka telah
ditetapkan Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) BSSN Tahun
2018 – 2019. Adapun matriks SS dan IKSS BSSN Tahun 2018 – 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN Tahun 2018 – 2019
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Target 2018
Target 2019
1. Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal, Profesional dan Tepercaya
1.1. Peringkat Indonesia pada Global Cybersecurity Index (Publikasi ITU)
68 64
2. Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan Deteksi yang Andal
2.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber Nasional
25% 30%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
36
2.2. Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi
20% 25%
3. Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang Optimal
3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber
0.600 0.615
4. Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel
4.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder terhadap Insiden Keamanan Siber Nasional
60% 70%
5. Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan dan Pengendalian yang Profesional
5.1. Indeks Persepsi Publik terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) dalam Ranah Siber
3 3.2
6.
Terselenggaranya Pengelolaan SDM, Organisasi dan Tata Kelola yang Kompeten
6.1. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99
SS yang pertama (SS-1) adalah Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal,
Profesional dan Tepercaya dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah
Peringkat Indonesia pada Global Cybersecurity Index yang dipublikasikan oleh ITU setiap
tahunnya. Global Cybersecurity Index adalah inisiatif multi-stakeholder untuk mengukur
komitmen negara terhadap keamanan siber (cybersecurity). Keamanan siber mencakup
industri dan sektor-sektor lainnya. Tingkat perkembangan keamanan siber di setiap negara
akan dianalisis dalam lima kategori, yaitu hukum, teknis, organisasi, pengembangan
kapasitas dan kerjasama. Pencapaian SS-1 dan IKSS-1.1 dilaksanakan oleh seluruh unit kerja
di lingkungan BSSN dengan Deputi Identifikasi dan Deteksi sebagai koordinator
pelaksanaan dan pelaporannya.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
37
SS yang kedua (SS-2) adalah Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan
Deteksi yang Andal dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yaitu IKSS-2.1
adalah Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber Nasional dan IKSS-2.2 adalah
Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi. Pencapaian SS-2, IKSS-2.1
dan IKSS2.2 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi.
SS yang ketiga (SS-3) adalah Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang
Optimal dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yaitu Tingkat Penerapan Proteksi
Keamanan Siber. Pencapaian SS-3 dan IKSS-3.1 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang
Proteksi.
SS yang keempat (SS-4) adalah Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas
Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS) yaitu Tingkat Kesiapan Stakeholder terhadap Insiden Keamanan Siber Nasional.
Pencapaian SS-4 dan IKSS-4.1 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Penanggulangan dan
Pemulihan.
SS yang kelima (SS-5) adalah Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan
dan Pengendalian yang Profesional dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yaitu
Indeks Persepsi Publik Terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) dalam Ranah Siber.
Pencapaian SS-5 dan IKSS-5.1 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Pemantauan dan
Pengendalian.
SS yang keenam (SS-6) atau yang terakhir adalah Terselenggaranya Pengelolaan SDM,
Organisasi dan Tata Kelola yang Kompeten dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS) yaitu Indeks Reformasi Birokrasi BSSN. Pencapaian SS-6 dan IKSS-6.1 menjadi
tanggung jawab Sekretariat Utama.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
38
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. ARAH KEBIJAKAN BSSN
Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan, maka
telah dikembangkan arah Kebijakan sebagai berikut :
1. Penguatan Payung Hukum seperti Undang-Undang dan Peraturan untuk mendukung
pelaksanaan tugas BSSN. Kejelasan regulasi dan kewenangan BSSN sangat diperlukan,
sebab dalam pelaksanaan tugasnya BSSN akan banyak berhadapan dengan lingkungan
eksternal, selain itu diharapkan dapat terwujudnya pembagian kewenangan yang jelas
dengan lembaga pemerintahan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas BSSN.
2. Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga-lembaga terkait untuk penguatan
Keamanan Siber dan Sandi Nasional. Arah kebijakan ini bertujuan untuk membangun
semangat bersinergi dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait, baik dari
pemerintah ataupun swasta, dalam rangka menguatkan peran BSSN untuk memelihara
keamanan siber dan sandi nasional.
3. Pengembangan Roadmap dan Pedoman/Standar di Bidang Keamanan Siber. Arah
kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan roadmap, strategi,
dan pedoman/standar untuk keamanan siber nasional. Sebagai lembaga baru, maka
BSSN memerlukan roadmap yang lengkap dan komprehensif menyangkut peran dan
partisipasi BSSN di masa depan.
4. Pengembangan Sarana, Prasarana dan Teknologi Keamanan Siber. Arah kebijakan ini
adalah untuk mengadakan dan mengembangkan sarana, prasarana dan teknologi yang
diperlukan untuk meningkatkan keamanan siber dan sandi nasional. Di masa
mendatang tantangan yang akan dihadapi BSSN akan sangat kompleks, dan
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
39
membutuhkan kesiapan sarana dan prasarana serta dukungan teknologi yang memadai
seiring dengan pesatnya perubahan teknologi siber dan sandi.
5. Pengembangan SDM yang kompeten di bidang Keamanan Siber. Arah kebijakan ini
ditujukan untuk terus mengembangkan SDM yang kompeten dalam bidang keamanan
siber dan sandi nasional. Kehadiran SDM yang kompeten, baik dari sisi kualitas dan
kuantitas, sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas BSSN
dalam menjaga keamanan siber dan sandi nasional.
6. Pengembangan Tata Kelola Keamanan Siber dan Sandi Nasional. Arah kebijakan ini
ditujukan untuk mengembangkan tata kelola siber dan sandi nasional. Sebagai lembaga
baru, maka BSSN perlu mengembangkan tata kelola yang komprehensif, kolaboratif
dan sinergis dalam memeliharaan keamanan siber dan sandi nasional.
B. STRATEGI BSSN
Untuk mendukung operasionalisasi arah kebijakan yang telah diuraikan di atas,
maka telah disusun serangkaian strategi untuk memastikan arah kebijakan tersebut dapat
diimplementasikan secara optimal. Poin-poin strategi yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendukung arah kebijakan Penguatan Payung Hukum dalam mendukung
pelaksanaan tugas BSSN, maka strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan
analisis mengenai kebutuhan regulasi yang diperlukan untuk menunjang kewenangan
dan optimalisasi kinerja BSSN dan melakukan tindak lanjut atas hasil analisisi tersebut.
2. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga-
lembaga Terkait untuk Penguatan Keamanan Siber dan Sandi Nasional, maka strategi
yang akan dikembangkan adalah secara proaktif melakukan pendekatan dengan
lembaga-lembaga terkait, dan kemudian menjalin kerjasama yang diperlukan untuk
optimalisasi kinerja BSSN. Pendekatan dan kerjasama dilakukan tidak hanya dengan
lembaga pemerintahan terkait, namun juga dengan pihak perguruan tinggi, lembaga
riset, asosiasi, komunitas, dan beragam organisasi swasta yang relevan, baik di dalam
maupun di luar negeri.
3. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Roadmap dan Pedoman/Standar
Keamanan Siber, maka strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan analisis
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
40
kebutuhan pedoman/standar dan roadmap yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan tugas BSSN. Selanjutnya, dari hasil analisis ini akan disusun roadmap dan
pedoman/standar yang komprehensif dan mampu memberikan arahan yang jelas bagi
peningkatan kinerja BSSN di masa mendatang.
4. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Sarana, Prasarana dan Teknologi
Keamanan Siber, maka strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan proses
pengadaan, pemeliharaan dan pengembangan prasarana, sarana, dan teknologi yang
sangat dibutuhkan bagi keamanan siber dan sandi nasional.
5. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan SDM yang Kompeten dalam
Keamanan Siber, maka strategi yang dikembangkan adalah secara terus menerus
melakukan program pendidikan, pelatihan, pengembangan mutu dan peningkatan
kompetensi SDM.
6. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Tata Kelola Keamanan Siber dan
Sandi Nasional, maka strategi yang dikembangkan adalah merumuskan tata kelola
keamanan siber dan sandi secara komperehensif. Proses penyusunan tata kelola ini
dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai lembaga terkait, baik dari sektor
pemerintahan maupun swasta.
C. PROGRAM KEGIATAN BSSN
Dalam rangka penerapan keseluruhan sasaran strategis, BSSN akan melaksanakan
satu program teknis yaitu Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara dan satu
program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya BSSN. Berdasarkan hasil pemetaan tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan dan
strategi BSSN, serta struktur organisasi BSSN, maka dapat ditentukan kebutuhan program
dan kegiatan untuk mewujudkan Sasaran Strategis 2018-2019, yaitu sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara
a. Tujuan
Terselenggaranya fungsi deteksi, identifikasi, proteksi, penanggulangan, pemulihan
dan pemantauan keamanan siber nasional.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
41
b. Kegiatan
• Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi
1) Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Pemerintah
2) Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Infrastuktur Informasi
Kritikal Nasional (IIKN)
3) Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Ekonomi Digital
4) Deteksi Terhadap Ancaman Siber
• Deputi Bidang Proteksi
5) Proteksi Keamanan Informasi Pemerintah
6) Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
7) Proteksi Ekonomi Digital
• Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan
8) Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Pemerintah
9) Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Infrastruktur
Informasi Kritikal Nasional
10) Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Ekonomi
Digital
• Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian
11) Pengendalian Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi Nasional
12) Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi
13) Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital
• Pusat, Sekolah Tinggi, dan Balai
14) Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi
15) Penyelenggaraan Operasi Keamanan Siber Nasional
16) Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Komunikasi
17) Pendidikan dan Pelatihan Bidang Siber dan Sandi
18) Pendidikan Profesional di Bidang Siber dan Sandi
19) Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
42
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSSN
a. Tujuan
Terselenggaranya fungsi manajemen kinerja BSSN secara optimal dengan
melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan dan
pelayanan internal yang dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel.
b. Kegiatan
1) Penyelenggaraan Perencanaan dan Keuangan
2) Penyelenggaraan Organisasi dan SDM
3) Penyelenggaraan Hukum dan Hubungan Masyarakat
4) Penyelenggaraan Dukungan Administratif Bidang Ketatausahaan dan Kearsipan,
Kerumahtanggaan, Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan
5) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Badan Siber dan Sandi
Negara
D. KERANGKA REGULASI BSSN
Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri PPN Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019, penyusunan
kerangka regulasi pada periode Pembangunan Jangka Menengah Nasional ke-3 diarahkan
untuk memfasilitasi, mendorong dan/atau mengatur perilaku masyarakat, termasuk
swasta dan penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan tujuan bernegara
sebagaimana tercantum pada UUD Tahun 1945, dengan prioritas pada peningkatan daya
saing ekonomi dengan fokus pada bidang sumber daya alam, sumber daya manusia serta
ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyusunan Kerangka Regulasi bertujuan untuk
mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan pembangunan
dan meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas
pembangunan.
Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2017 sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 133 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi
Negara, BSSN menjalankan tugas dan fungsi di bidang keamanan siber dan juga bidang
persandian yang semula diselenggarakan oleh Lembaga Sandi Negara. Oleh karena itu,
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
43
BSSN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian telah diberikan kewenangan untuk
dapat memprakarsai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan dua hal
tersebut.
Kerangka regulasi digunakan oleh BSSN untuk memenuhi amanat peraturan
perundang-undangan untuk mendorong dan memperkuat serta meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan keamanan nasional. Penyusunan
Kerangka Regulasi dilakukan sebagai strategis dalam rangka mendukung pencapaian
sasaran strategis BSSN Tahun 2018-2019 adalah sebagai berikut :
1. Penguatan Dasar Hukum BSSN dari Perpres menjadi Undang-Undang
Saat ini dasar pembentukan BSSN adalah Peraturan Presiden. BSSN perlu
memperhatikan dengan seksama dampak dari berbagai peraturan perundang-
undangan yang telah ada. Dari beberapa deskripsi tugas dan fungsi, serta kewenangan
yang dicantumkan dalam peraturan perundang-undangan masing-masing
kelembagaan, sangat mungkin sekali terjadi tumpang tindih antar kelembagaan yang
dapat mengakibatkan terhambatnya BSSN dalam menjalankan tugasnya secara efektif.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka BSSN harus segera mengusulkan rancangan
peraturan perundang-undangan yang telah ada dan/atau membentuk Undang-undang
baru yang menegaskan pembagian dan batas-batas penugasan BSSN dengan lembaga
pemerintah lainnya.
2. Pengesahan Rancangan Undang-Undang Persandian
a. Mengatur mengenai Persandian
Sebagaimana telah diketahui bahwa ketentuan mengenai persandian telah
digunakan beberapa kali dalam Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah adalah salah satu contohnya.
Hal tersebut dirasakan tidak cukup karena ruang lingkup persandian yang diatur
oleh BSSN sudah tidak lagi hanya mengenai persandian pemerintah, namun juga
keamanan informasi yang menyentuh masyarakat.
b. Menegaskan fungsi dan peran BSSN dalam persandian
Perpres mengamanatkan bahwa BSSN tidak hanya menjalankan fungsi keamanan
siber namun juga bertugas di bidang persandian. Namun perlu diakui bahwa
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
44
Perpres tersebut tidaklah cukup karena tidak secara jelas menggambarkan apa saja
tugas, fungsi, kewajiban dan wewenang BSSN dalam menjalankan tugasnya di
bidang persandian. Karena tuntutan dan harapan baik oleh pemerintah dan
masyarakat sudah cukup tinggi untuk bidang persandian ini, maka diharapkan
dengan Undang-undang Persandian dapat membuat BSSN semakin efektif dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Pemetaan definisi atau istilah yang digunakan dalam ranah persandian dan siber serta
integrasi Keputusan/Peraturan Kepala Lemsaneg yang dapat dicabut, diganti, atau
dipertahankan.
Dengan adanya transformasi dari Lemsaneg ke BSSN, maka merupakan saat yang tepat
untuk membenahi persoalan mengenai istilah maupun definisi-definisi penting yang
belum diatur dengan baik melalui peraturan perundang-undangan yang telah ada.
Penyamaan definisi ini dirasa sangat penting untuk dapat mendukung BSSN dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Setidaknya disampaikan beberapa usulan
mengenai definisi yang perlu disepakati yaitu Persandian, Siber, Keamanan Siber,
Keamanan Informasi, Bahaya Siber, Insiden Siber, Sasaran Pengamanan Siber,
Identifikasi, Deteksi, Proteksi, Penanggulangan, Pemulihan dan E-Commerce.
Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Ruang Lingkup BSSN
Sesuai dengan dasar pertimbangan dari Perpres tentang BSSN dimana
Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Keamanan Nasional merupakan bidang pemerintahan
yang perlu didorong dan diperkuat, maka dapat dilakukan pemetaan mengenai kaitan
BSSN dengan peraturan perundang-undangan yang lain. Peraturan Perundang-undangan
yang memiliki keterkaitan dengan BSSN adalah sebagai berikut :
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
45
Tabel 2.3 Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan BSSN
No Undang-Undang Perihal Keterkaitan dengan BSSN
1. Undang-Undang DasarRepublik IndonesiaTahun 1945
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi (Pasal 28F)
Hak perlindungan pribadi. Keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda, serta rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakukan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1)
BSSN sebagai Lembaga Pemerintah yang menjalankan fungsi keamanan siber harus dapat menjamin bahwa hak-hak dasar tersebut dapat dipenuhi.
2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
Pengamanan Telekomunikasi BSSN harus dapat menjalankan tugas dan fungsinya guna mengamankan Telekomunikasi sebagai salah satu Infrastruktur Kritikal Nasional
3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia
Fungsi Kepolisian sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat (pasal 2) termasuk keamanan informasi, penangkalan dan pencegahan terhadap gangguan keamanan informasi
Perlu adanya koordinasi antar dua lembaga agar tidak ada tumpang tindih terkait dengan kewenangan masing-masing badan pemerintah dalam menjalankan fungsi keamanan
4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kriptografi merupakan IPTEK strategis khususnya di bidang pertahanan dan keamanan nasional
BSSN harus dapat memanfaatkan pengembangan IPTEK sebagai bagian dari penguatan Keamanan Siber Nasional
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
46
5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Dalam menjalankan otonomi, daerah mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan daerah, kerukunan nasional serta keutuhan NKRI dimana persandian adalah urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama yang dibagi kepada pemerintah daerah
BSSN memastikan bahwa pembinaan dan pengawasan teknis terhadap persandian pemerintah daerah tetap dijalankan
6 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia Jo. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2007
Satuan Siber TNI disebut Satsiber TNI bertugas menyelenggarakan kegiatan dan operasi siber di lingkungan TNI dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.
BSSN menjalin kerjasama dengan TNI dalam urusan keamanan siber baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan
Ketentuan mengenai larangan dan pembatasan atas ekspor dan impor (Pasal 53)
BSSN perlu mengeluarkan larangan dan pembatasan atas kegiatan ekspor dan impor
8 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
Perlindungan Data Penduduk BSSN wajib memberikan perlindungan data penduduk sebagai bagian dari perlindungan yang dijalankan oleh negara
9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
− Sistem persandian merupakan informasi yang dikecualikan
− Informasi penyidikan dan data pribadi seseorang, serta informasi penyidikan penegakan hukum adalah informasi yang dikecualikan
Walaupun Undang-undang ini merupakan satu-satunya yang memuat definisi mengenai sistem persandian negara, namun pengaturan mengenai sistem persandian ini tidak diatur secara lebih lanjut dalam Undang-undang ini. BSSN harus mampu mendefinisikan informasi tersandi seperti apa yang dapat dikecualikan dari keterbukaan informasi publik, agar tidak menjadi sorotan masyarakat khususnya dengan Komisi Informasi Publik
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
47
10 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Data hasil perhitungan suara harus dijaga dan diamankan (tidak membuka, tidak mengubah, tidak mengganti, tidak merusak, atau tidak menghilangkan)
BSSN harus dapat menjamin keamanan informasi yang berkaitan dengan hasil perhitungan suara pemilihan umum
11 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Penyelenggaraan layanan publik yang akuntabel
Sebagai badan yang akan menyelenggarakan pelayanan publik, maka BSSN harus memenuhi kriteria yang tercantum di dalam Undang-undang ini
12 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan
Arsip terjaga milik negara harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya
BSSN memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengarsipan untuk mewujudkan penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang baik dan bersih
13 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana
Pengamanan konten dan infrastruktur saat transfer dana
Persandian yang digunakan untuk kegiatan transfer dana, harus melalui arahan dari BSSN
14 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Intelijen Negara
− Fungsi deteksi dan pencegahan
− Intelijen negara berwenang melakukan penyadapan dengan penetapan pengadilan namun hanya untuk kepentingan intelijen dan tidak untuk dipublikasikan serta tidak ditujukan untuk menjadi bukti
Harus terdapat batas yang jelas mengenai fungsi intelijen yang dilakukan oleh badan intelijen pemerintah dan fungsi deteksi yang dilakukan oleh BSSN
15 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan
Persandian merupakan industri strategis dibidang pertahanan dan keamanan negara yang perlu dikembangkan dan diatur
BSSN harus bisa menyatakan bahwa industri persandian harus termasuk dalam bagian dari perencanaan strategis di bidang pertahanan dan keamanan
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
48
16 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
Persandian sebagai industri strategis dikuasai negara karena berkaitan dengan pertahanan dan keamanan, sehingga perlu diatur
BSSN harus bisa menyatakan bahwa industri persandian harus termasuk dalam bagian dari perencanaan strategis di bidang pertahanan dan keamanan
Jika melihat kepada perspektif yang diberikan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lain, maka jelas bahwa tugas dan fungsi yang dijalankan oleh BSSN sangat
erat kaitannya dengan pemangku kepentingan yang lain di bidang persandian dan
keamanan siber. Oleh karena itu, sangat penting bagi BSSN agar dapat bersinergi,
berintegrasi, dan berkolaborasi dengan institusi pemerintahan yang lain agar fungsi
persandian dan keamanan siber yang dijalan oleh BSSN dapat berjalan dengan optimal.
E. KERANGKA KELEMBAGAAN
1. Kerangka Kelembagaan BSSN Tahun 2018-2019
Kerangka kelembagaaan adalah perangkat Kementerian/Lembaga berupa
struktur organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan aparatur sipil negara, yang
digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun
dengan berpedoman pada RPJM Nasional.
Struktur organisasi BSSN yang ada saat ini didesain untk menjalankan fungsi
manajemen organisasi sebagai berikut (perspektif Mitzberg) :
• The Strategyc Apex yang berfungsi untuk menyusun visi, misi, tujuan dan rencana
strategis level organisasi adalah :
1. Kepala BSSN.
2. Wakil Kepala BSSN.
3. Sekretaris Utama.
4. Deputi Bidang Identifikasi Dan Deteksi.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
49
5. Deputi Bidang Proteksi.
6. Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan.
7. Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.
• The Middle Line yang berfungsi sebagai penghubung antara strategis manajemen
terkait dengan visi, misi, tujuan dan rencana strategis organisasi adalah:
1. Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Pemerintah.
2. Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal
Nasional.
3. Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital.
4. Direktorat Deteksi Ancaman.
5. Direktorat Proteksi Pemerintah.
6. Direktorat Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional.
7. Direktorat Proteksi Ekonomi Digital.
8. Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah.
9. Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional.
10. Direktorat Penanggulangan Dan Pemulihan Ekonomi Digital.
11. Direktorat Pengendalian Sumber Daya Manusia.
12. Direktorat Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi.
13. Direktorat Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital.
• The Techno Structure yang berfungsi untuk memberikan dukungan teknis terkait
dengan visi, misi, tujuan dan rencana strategis organisasi adalah :
1. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (yang selanjutnya disebut
Puskajibang).
2. Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi (yang selanjutnya disebut Pusdatik).
3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (yang selanjutnya disebut Pusdiklat).
4. Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (yang selanjutnya disebut Pusopskamsinas).
5. Inspektorat.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
50
• The Operating Core yang berfungsi melaksanakan tugas inti guna mencapai visi, misi,
tujuan dan rencana strategis organisasi, adalah :
1. Subdirektorat Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi, beserta jajarannya.
2. Subdirektorat Deputi Bidang Proteksi, beserta jajarannya.
3. Subdirektorat Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan, beserta jajarannya.
4. Subdirektorat Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian, beserta jajarannya.
• The Supporting Staff yang memberikan jasa pendukung tidak langsung kepada
organisasi adalah :
1. Kepala Biro Biro Perencanaan dan Keuangan, beserta jajarannya.
2. Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia, beserta jajarannya.
3. Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, beserta jajarannya.
4. Kepala Biro Umum, beserta jajarannya.
BSSN juga memiliki Sekolah Tinggi Sandi Negara yang diatur melalui Keputusan Presiden
tersendiri sehingga memiliki Rencana Strategisnya sendiri, namun merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam pencapaian Visi dan Misi BSSN.
2. Kebutuhan Tata Laksana
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah juga
sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal yang seharusnya
dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa proses yang pasti karena tidak
terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini kemudian mendorong terciptanya perilaku
hirarkis, feodal, dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur. Peningkatan dan perbaikan
sistem tatalaksana yang diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan, dan sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatkan penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government;
b. Meningkatkan kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
51
c. Meningkatkan penerapan keterbukaan informasi publik;
d. Meningkatkan penerapan sistem pengadaan barang;
e. Meningkatkan penerapan manajemen kearsipan yang handal;
f. Meningkatkan kualitas pelayanan.
Peningkatan dan perbaikan sistem tatalaksana tersebut dalam rangka mendukung
Program Penguatan Tatalaksana Kementerian PAN RB, yaitu sebagai berikut :
a. Perluasan penerapan e-government yang terintegrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di masing-masing K/L dan Pemda;
b. Penerapan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan di setiap K/L dan Pemda;
c. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik di setiap K/L dan Pemda;
d. Penerapan sistem kearsipan yang handal di masing-masing K/L dan Pemda.
3. Kebutuhan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi pemerintah
membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem manajemen SDM-nya dan
bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan secara nasional. Sistem manajemen SDM
yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan, hingga
pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan
berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu,
perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem
manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional. Peningkatan dan
perbaikan pengelolaan sumber daya manusia yang diperlukan dalam rangka mendorong
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan, dan sekaligus juga untuk mengubah
mental aparatur adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan unit yang mengelola SDM untuk mewujudkan Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang kompeten dan kompetitif;
b. Meningkatkan penerapan manajemen SDM aparatur yang berbasis merit;
c. Meningkatkan penerapan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan
meningkatkan kompetensi SDM aparatur;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
52
d. Membentuk talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karir pegawai di
lingkungannya;
e. Mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi;
f. Menerapkan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan;
g. Meningkatkan pengendalian penerapan sistem merit dalam Manajamen SDM
aparatur;
h. Meningkatkan profesionalisme aparatur.
Peningkatan dan perbaikan pengelolaan sumber daya manusia tersebut dilaksanakan
dalam rangka mendukung Program Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Kementerian PAN RB, yaitu sebagai berikut :
a) Perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan ASN di lingkungan masing-
masing K/L dan Pemda;
b) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekrutmen dan seleksi secara transparan
dan berbasis kompetensi di lingkungan masing-masing K/L dan Pemda;
c) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka di lingkungan
masing-masing K/L dan Pemda;
d) Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center;
e) Perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja pegawai di masing-masing K/L
dan Pemda;
f) Perumusan dan penetapan kebijakan reward and punishment berbasis kinerja di
masing-masing K/L dan Pemda;
g) Pembangunan/pengembangan sistem informasi ASN di masing-masing K/L dan Pemda;
h) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan ASN di masing-masing K/L
dan Pemda;
i) Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/pengembangan database profil
kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di masing-masing K/L dan Pemda;
j) Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas diklat di masing-masing K/L
dan Pemda;
k) Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi
didukung makin efektifnya pengawasan oleh Komisi ASN;
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
53
l) Menyusun dan menetapkan pola karir pegawai ASN;
m) Pengukuran gap competency antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi jabatan;
n) Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
54
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN A. TARGET KINERJA
Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan Renstra BSSN 2018-2019 diukur dengan
berbagai indikator kinerja beserta target kinerjanya. Pada sub bab ini akan dijelaskan
sasaran strategis, indikator kinerja sasaran strategis, sasaran program, indikator kinerja
sasaran program, sasaran kegiatan, indikator kinerja sasaran kegiatan dan target
kinerjanya.
1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Target
Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN merupakan alat ukur yang
mengindikasikan keberhasilan pencapaian sasaran strategis BSSN dalam kurun waktu
tertentu. Adapun Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN 2018-2019 beserta target
kinerjanya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Target BSSN 2018 – 2019
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Target 2018
Target 2019
1 Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal, Profesional dan Tepercaya
1.1. Peringkat Indonesia pada Global Cybersecurity Index (Publikasi ITU)
68 64
2 Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan Deteksi yang Andal
2.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber Nasional
25% 30%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
55
2.2. Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi
20% 25%
3 Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang Optimal
3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber
0.600 0.615
4 Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel
4.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder terhadap Insiden Keamanan Siber Nasional
60% 70%
5 Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan dan Pengendalian yang Profesional
5.1. Indeks Persepsi Publik terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) dalam Ranah Siber
3 3.2
6 Terselenggaranya Pengelolaan SDM, Organisasi dan Tata Kelola yang Kompeten
6.1. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99
2. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target
BSSN mengampu dua program yaitu Program Pengembangan Siber dan Sandi
Negara dan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN. Tolok
ukur keberhasilan pencapaian sasaran program ditetapkan dengan indikator kinerja
program (IKP). Berikut disampaikan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran
Program beserta targetnya untuk Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
56
Tabel 4.2. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara
No Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program
Target 2018
Target 2019
1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber yang Andal dan Tepercaya
1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah
25% 30%
1.2. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
30% 35%
1.3. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Ekonomi Digital
20% 25%
2 Terselenggaranya Pengelolaan Deteksi Ancaman yang Andal dan Tepercaya
2.1. Indeks Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi
20% 25%
3 Terselenggaranya Pengelolaan Perlindungan Keamanan Informasi yang Andal dan Tepercaya
3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah
0,600 0,615
3.2. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
0,600 0,615
3.3. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Ekonomi Digital
0,600 0,615
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
57
4 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah yang Andal dan Profesional
4.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah
60% 70%
4.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah
30% 35%
5 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional yang Andal dan Profesional
5.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
60% 70%
5.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
30% 35%
6 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi Digital yang Andal dan Profesional
6.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada sektor Ekonomi Digital
60% 70%
6.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada sektor Ekonomi Digital
30% 35%
7 Terselenggaranya Pemantauan dan Pengendalian Siber dan Sandi yang Andal dan Profesional
7.1. Nilai Kompetensi Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi
45 50
7.2. Tingkat Cakupan Produk Siber dan Sandi yang Telah Dipantau dan Dikendalikan
30% 50%
7.3. Indeks Persepsi Publik Terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) Dalam Ranah Siber
3 3,2
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
58
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN adalah
program yang mendukung pelaksanaan tupoksi BSSN (supporting). Berikut disampaikan
Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program beserta targetnya untuk Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN.
Tabel 4.3. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN
No Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program
Target 2018
Target 2019
1 Terselenggaranya Pengelolaan Perencanaan dan Keuangan yang Andal dan Profesional
1.1. Nilai Sakip B BB
2 Terselenggaranya Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia yang Kompeten
2.1. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99
2.2. Indeks Profesional Aparatur Sipil Negara
82 85
3 Terselenggaranya Pengelolaan Hukum dan Hubungan Masyarakat yang Andal
3.1. Tingkat Penyelesaian Rancangan Perundang-undangan yang Telah Diberikan Tanggapan Hukum dan Diharmonisasi
100% 100%
3.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kehumasan
70% 80%
4 Terselenggaranya Pengelolaan Layanan Perkantoran yang Berkualitas
4.1. Indeks Kepuasan Internal Terhadap Layanan Perkantoran BSSN
80% 85%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
59
5 Terselenggaranya Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur yang Akuntabel
5.1. Opini BPK WTP WTP
3. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target
Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara terdiri dari sembilan belas
kegiatan setingkat Eselon II yang masing-masing memiliki sasaran kegiatan, indikator
kinerja sasaran kegiatan dan target untuk mendukung tercapainya sasaran program.
Berikut disampaikan Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan beserta
targetnya yang berada di bawah Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara.
Tabel 4.4. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Target 2018
Target 2019
3080 Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Pemerintah
Unit Kerja: Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Pemerintah
1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat
1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat
25% 30%
2 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah
2.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah
25% 30%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
60
3081 Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
Unit Kerja: Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
30% 35%
3082 Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Ekonomi Digital
Unit Kerja: Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital
1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Ekonomi Digital
1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Perdagangan Elektronik
20% 25%
1.2. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor E-Business
20% 25%
3083 Deteksi Terhadap Ancaman Siber
Unit Kerja: Direktorat Deteksi Ancaman
1 Terselenggaranya Pengelolaan Deteksi Sancaman Siber yang Andal
1.1. Tingkat Cakupan Potensi Serangan Siber yang Berhasil Dideteksi
20% 25%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
61
2.1. Tingkat Cakupan Sosiokultural yang Berhasil Dideteksi
20% 25%
2.2. Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Sukses Dideteksi
20% 25%
3085 Proteksi Keamanan Informasi Pemerintah
Unit Kerja: Direktorat Proteksi Pemerintah
1 Terselenggaranya Pengelolaan Tata Kelola Keamanan Siber yang Andal dan Tepercaya
1.1. Nilai Penerapan Proteksi Keamanan Siber Pemerintah
0,600 0,615
1.2. Nilai Kepatuhan Penyelenggaraan Persandian Pemerintah Daerah
0,600 0,650
2 Terselenggaranya Pengelolaan Layanan Keamanan Siber yang Andal dan Tepercaya
2.1. Persentase Pemenuhan Layanan Keamanan Informasi
80% 95%
3 Terselenggaranya Pengelolaan Audit Keamanan Informasi yang Andal dan Tepercaya
3.1. Tingkat Cakupan Pemenuhan Audit Keamanan Informasi
80% 90%
3086 Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
Unit Kerja: Direktorat Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
1 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I yang Andal dan Tepercaya
1.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur
0,600 0,615
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
62
Informasi Kritikal Nasional I
2 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II yang Andal dan Tepercaya
2.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II
0,600 0,615
3 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III yang Andal dan Tepercaya
3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III
0,600 0,615
3092 Proteksi Ekonomi Digital
Unit Kerja: Direktorat Proteksi Ekonomi Digital
1 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Informasi Perdagangan Berbasis Elektronik yang Andal dan Tepercaya
1.1. Tingkat Penerapan Proteksi Informasi Perdagangan Berbasis Elektronik
0,600 0,615
2 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Informasi E-Business yang Andal dan Tepercaya
2.1. Tingkat Penerapan Proteksi Informasi E-Bussiness
0,600 0,615
3 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Keamanan Informasi Publik yang Andal dan Tepercaya
3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Informasi Publik
0,600 0,615
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
63
3093 Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Pemerintah
Unit Kerja: Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah
1 Terselenggaranya Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi pada Sektor Pemerintah Pusat yang Andal dan Profesional
1.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat
60% 70%
1.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat
30% 35%
2 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah I yang Andal dan Profesional
2.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah I
60% 70%
2.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah I
30% 35%
3 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah II yang Andal dan Profesional
3.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah II
60% 70%
3.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah II
30% 35%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
64
3094 Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
Unit Kerja: Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
1 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I yang Andal dan Profesional
1.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I
60% 70%
1.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I
30% 35%
2 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II yang Andal dan Profesional
2.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II
60% 70%
2.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II
30% 35%
3 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III
3.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III
60% 70%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
65
yang Andal dan Profesional
3.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III
30% 35%
3095 Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Ekonomi Digital
Unit Kerja: Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi Digital
1 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Perdagangan Berbasis Elektronik yang Andal dan Profesional
1.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Perdagangan Berbasis Elektronik
60% 70%
1.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Perdagangan Berbasis Elektronik
30% 35%
2 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi E-Business yang Andal dan Profesional
2.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor E-Business
60% 70%
2.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor E-Business
30% 35%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
66
3101 Pengendalian Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi Nasional
Unit Kerja: Direktorat Pengendalian Sumber Daya Manusia
1 Terselenggaranya Pengendalian Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi yang Profesional
1.1. Jumlah Peraturan dan Kebijakan Teknis terkait Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi
3 4
1.2. Jumlah Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi
40 100
1.3. Tingkat Cakupan Kelengkapan dan Akurasi Data Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi
25% 40%
3102 Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi
Unit Kerja: Direktorat Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi
1 Pengelolaan Standardisasi dan Sertifikasi Keamanan Modul Sandi yang Tepercaya
1.1. Tingkat Cakupan Pemenuhan Kebijakan Teknis dan Layanan Terkait Keamanan Modul Sandi
30% 50%
2 Pengelolaan Standardisasi dan Sertifikasi Keamanan Perangkat Teknologi Informasi yang Tepercaya
2.1. Tingkat Cakupan Pemenuhan Kebijakan Teknis dan Layanan Terkait Keamanan Perangkat Teknologi Informasi
30% 50%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
67
3 Pengendalian Peredaran Modul Sandi dan Keamanan Perangkat Teknologi Informasi yang Profesional
3.1. Tingkat Cakupan Kelengkapan dan Akurasi Data Modul Sandi dan Perangkat Teknologi Informasi yang Telah Dikendalikan Peredarannya dan Dievaluasi Pemanfaatannya
30% 50%
3106 Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital
Unit Kerja: Direktorat Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital
1 Terpenuhinya Layanan Pengendalian Informasi, Investigasi, Forensik Digital dan Analisis Kripto Bagi Keamanan Siber dan Sandi yang Andal dan Profesional
1.1. Persentase Aduan atau Laporan Konten Negatif yang Berhasil Ditindaklanjuti
33% 38%
1.2. Tingkat Cakupan Pemenuhan Permintaan Investigasi dan Penyidikan Bidang Siber dan Sandi yang Berhasil Diselesaikan
35% 40%
1.3. Tingkat Cakupan Pemenuhan Permintaan Forensik Digital dan Analisis Kripto yang Diselesaikan
35% 40%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
68
3109 Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Komunikasi
Unit Kerja: Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi
1 Terselenggaranya Layanan Data Center, Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Komunikasi yang Aman dan Andal
1.1. Tingkat Kematangan Tata Kelola Berdasarkan Indeks KAMI
Tingkat II Tingkat II+
(penerapan kerangka kerja
dasar)
1.2. Tingkat Pemenuhan Layanan Data Center, Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Komunikasi
85% 87%
1.3. Tingkat Kepuasan Terhadap Layanan Data Center, Sistem Informasi, dan Teknologi Informasi Komunikasi
60% 65%
1.4. Indeks Implementasi E-Government
2,0 2,5
3113 Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi
Unit Kerja: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan
1 Terselenggaranya Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi yang Berkualitas
1.1. Tingkat Pemenuhan Kajian dan Hasil Pengembangan Kajian Teknologi Keamanan Siber dan Sandi
70% 80%
3118 Penyelenggaraan Operasi Keamanan Siber Nasional
Unit Kerja: Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
69
1 Terselenggaranya Layanan Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional yang Andal dan Profesional
1.1. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber Nasional
60% 70%
1.2. Tingkat Pemenuhan Layanan Operasional Keamanan Siber Nasional
80% 100%
3121 Pendidikan dan Pelatihan Bidang Siber dan Sandi
Unit Kerja: Pusat Pendidikan dan Pelatihan
1 Peningkatan Kompetensi Lulusan Diklat yang Profesional
1.1. Jumlah Lulusan Diklat Manajemen
177 200
1.2. Persentase Lulusan Diklat Manajemen dengan Nilai Minimal 80 Terhadap Jumlah Peserta Diklat Manajemen
86% 87%
1.3. Jumlah Lulusan Diklat Fungsional Sandi dan Siber
175 200
1.4. Persentase Lulusan Diklat Fungsional Sandi dan Siber dengan Nilai Minimal 80 Terhadap Jumlah Peserta Diklat Fungsional Sandi dan Siber
80% 81%
1.5. Jumlah Lulusan Diklat Teknis Sandi dan Siber
75 150
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
70
1.6. Persentase Lulusan Diklat Teknis Sandi dan Siber dengan Nilai Minimal 80 Terhadap Jumlah Peserta Diklat Teknis Sandi dan Siber
80% 81%
2 Nilai Akreditasi Diklat 2.1. Nilai Akreditasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan I dan II
B B
2.2. Nilai Akreditasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
B B
2.3. Status Akreditasi Diklat Fungsional
Terakreditasi Terakreditasi
2.4. Status Akreditasi Diklat Teknis
Terakreditasi Terakreditasi
3123 Pendidikan Profesional di Bidang Siber dan Sandi
Unit Kerja: Sekolah Tinggi Sandi Negara
1 Pengembangan Budaya Riset Perguruan Tinggi yang Berkualitas
1.1. Jumlah Penelitian yang Berhasil Dilakukan
3 5
1.2. Jumlah Publikasi Riset di Jurnal Ilmiah Terakreditasi
1 2
2 Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan yang Profesional
2.1. Jumlah Lulusan dan Mahasiswa yang Naik Tingkat Setiap Tahunnya
327 352
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
71
2.2. Tingkat Kepuasan Stakeholder Terhadap Kompetensi Lulusan
90% 95%
3 Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi yang Profesional
3.1. Jumlah Program Studi Terakreditasi B
3 2
3.2. Nilai Akreditasi Perguruan Tinggi
B B
4 Pengembangan Good University Governance yang Profesional
4.1. Tingkat Pemenuhan dan Akurasi Layanan Akademik dan Kemahasiswaan
80% 85%
4.2. Tingkat Pemenuhan dan Akurasi Layanan Administrasi Umum
80% 85%
5 Pengembangan Kerjasama Nasional dan Internasional yang Profesional
5.1. Jumlah Kerjasama Nasional
2 3
5.2. Jumlah Kerjasama Internasional
- 1
3124 Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik
Unit Kerja: Balai Sertifikasi Elektronik
1 Terselenggaranya Layanan Sertifikasi Elektronik yang Andal dan Tepercaya
1.1. Tingkat Pemenuhan Layanan Sertifikasi Elektronik
100% 100%
1.2. Tingkat Kepuasan Layanan Sertifikasi Elektronik
75% 85%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
72
1.3. Tingkat Keandalan dan Keamanan Sistem Sertifikasi Elektronik
90% 95%
1.4. Tingkat Pemenuhan Sistem yang Terintegrasi Modul Sertifikasi Elektronik
100% 100%
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN adalah
program yang mendukung pelaksanaan tupoksi BSSN (supporting). Berikut disampaikan
Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target yang berada di bawah
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN.
Tabel 4.5. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Kegiatan pada
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Target 2018
Target 2019
3075 Penyelenggaraan Perencanaan dan Keuangan
Unit Kerja: Biro Perencanaan dan Keuangan
1 Terselenggaranya Pengelolaan Perencanaan, Kinerja, dan Keuangan yang Andal dan Profesional
1.1. Nilai Kinerja Anggaran 81 85
1.2. Indeks Reformasi Birokrasi Area Akuntabilitas
4,35 4,35
1.3. Nilai Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Anggaran
70 72
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
73
3076 Penyelenggaraan Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Unit Kerja: Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1 Terselenggaranya Pengelolaan Organisasi dan Tata Laksana yang Andal dan Profesional
1.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Organisasi
3,84 4,68
1.2. Indeks Reformasi Birokrasi Area Tata Laksana
3,88 4,34
1.3. Indeks Reformasi Birokrasi Area Manajemen Perubahan
4,23 4,34
2 Terselenggaranya Manajemen Aparatur Sipil Negara yang Profesional
2.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
10,54 13,58
2.2. Indeks Profesionalisme Aparatur Sipil Negara BSSN
82 85
3077 Penyelenggaraan Hukum dan Hubungan Masyarakat
Unit Kerja: Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
1 Terselenggaranya Pengelolaan Hukum dan Kerjasama yang Andal dan Profesional
1.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Penataan Peraturan Perundang-undangan
3,13 3,75
1.2. Jumlah Peraturan Perundang-undangan yang Telah Diberikan Tanggapan Hukum dan Diharmonisasi
10 10
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
74
2 Terselenggaranya Pengelolaan Komunikasi Publik yang Andal dan Profesional
2.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
4,99 5,46
2.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kehumasan
1,09 1,25
3 Terselenggaranya Pengelolaan Dukungan Strategis Pimpinan yang Andal dan Profesional
3.1. Tingkat Pemenuhan Layanan Dukungan Strategis Pimpinan
90% 90%
3078 Penyelenggaraan Dukungan Administratif Bidang Ketatausahaan dan Kearsipan, Kerumahtanggaan, Pengelolaan BMN, dan Layanan Pengadaan
Unit Kerja: Biro Umum
1 Terselenggaranya Pengelolaan Rumah Tangga yang Andal dan Profesional
1.1. Tingkat Pemenuhan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
70% 80%
1.2. Tingkat Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Kantor BSSN
100% 100%
2 Terselenggaranya Pengelolaan Barang Milik Negara yang Andal dan Profesional
2.1. Tingkat Akuntabilitas Pengelolaan Barang Milik Negara
70% 80%
2.2. Nilai Laporan Barang Milik Negara
70% 80%
3 Terselenggaranya Pengelolaan Pengadaan yang Andal dan Profesional
3.1. Tingkat Pemenuhan Proses Pengadaan Secara Tepat Waktu dan Akuntabel
70% 80%
3.2. Persentase Penyelenggaraan E-Procurement
70% 80%
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
75
4 Terselenggaranya Pengelolaan Tata Usaha yang Andal dan Profesional
4.1. Tingkat Akurasi dan Kelengkapan Dokumentasi Kearsipan dan Tata Usaha
70% 80%
3079 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Badan Siber dan Sandi Negara
Unit Kerja: Inspektorat
1 Terselenggaranya Pengelolaan Tugas Inspektorat yang Andal dan Profesional
1.1. Tingkat Maturitas SPIP Level 2 Level 3
1.2. Tingkat Kapabilitas APIP Level 2 Level 3
1.3. Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
90% 95%
1.4. Nilai Sakip BSSN B BB
1.5. Opini Laporan Keuangan BPK
WTP WTP
1.6. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99
1.7. Indeks Reformasi Birokrasi Area Pengawasan
8,32 10,01
4. Kegiatan Prioritas
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis dihadapkan pada kerangka Tujuh
Tahapan Tema Transformasi BSSN, diperlukan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya
strategis dan menjadi prioritas untuk dilaksanakan dengan tidak menutup kemungkinan
untuk dilakukan penyesuaian kegiatan selama masih sejalan dengan rencana strategis.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
76
Sasaran Strategis 1: Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal, Profesional dan
Tepercaya
Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :
1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas BSSN
2. Peningkatan integrasi dengan lembaga terkait seperti ID-SIRTII dan Kementerian
Komunikasi dan Informatika untuk kelancaran pelaksanaan tugas BSSN
Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standar Development :
1. Penyusunan roadmap pengembangan sistem keamanan siber dan sandi nasional
2. Pengembangan panduan standar pengelolaan sistem keamanan siber dan sandi
nasional
3. Perumusan prosedur dan manual keamanan siber dan sandi nasional
4. Pengembangan program sertifikasi dan standarisasi SDM siber dan sandi nasional
5. Penyusunan standar di bidang cybersecurity dalam lingkup nasional
6. Penyusunan kerangka kerja/roadmap untuk sertifikasi dan akreditasi lembaga
7. Penyusunan roadmap tentang tata kelola cybersecurity
Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :
1. Pengembangan SDM siber dan sandi nasional
2. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan deteksi, proteksi, pemulihan
dan pemantauan keamanan siber dan sandi nasional
3. Menumbuhkan dan mengembangkan edukasi kepada generasi muda/masyarakat di
bidang keamanan informasi
4. Mengembangkan research and development di bidang cryptography, cryptoanalysis,
steganography, network and system security assessment, network monitoring, cyber
forensic dan pengembangan kapasitas di bidang cybersecurity
Kegiatan Prioritas Tahapan 4, Penerimaan dan Operasional (Acceptane and Operational) :
1. Mendorong tumbuhnya CERT, CIRT & CSIRT untuk berbagai critical sector
2. Menumbuhkembangkan kondisi keamanan siber yang mendorong pertumbuhan
ekonomi digital
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
77
3. Merintis dan meningkatkan perjanjian kerjasama nasional atau sektoral untuk
berbagi informasi di bidang pengembangan keamanan siber nasional
4. Mengembangkan kerjasama antara pemerintah dan swasta baik nasional maupun
internasional dalam pengembangan keamanan siber nasional
Sasaran Strategis 2: Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan
Deteksi yang Andal
Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :
1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas
Identifikasi Kerentanan Risiko dan Deteksi
Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standard Development :
1. Penyusunan roadmap pengembangan identifikasi kerentanan risiko dan deteksi
nasional
2. Pengembangan panduan standar pengelolaan identifikasi kerentanan risiko dan
deteksi nasional
3. Perumusan prosedur dan manual identifikasi kerentanan risiko dan deteksi nasional
Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :
1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi
keamanan siber dan sandi nasional
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang
Optimal
Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :
1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas
proteksi keamanan siber
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
78
Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standard Development :
1. Penyusunan roadmap pengembangan proteksi keamanan siber nasional
2. Pengembangan panduan standar pengelolaan proteksi keamanan siber nasional
3. Perumusan prosedur dan manual proteksi keamanan siber nasional
Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :
1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi
keamanan siber dan sandi nasional
Sasaran Strategis 4: Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel
Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :
1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas
penanggulangan dan pemulihan gangguan keamanan siber
Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System dan Standard Development :
1. Penyusunan roadmap pengembangan penanggulangan dan pemulihan gangguan
keamanan siber nasional
2. Pengembangan panduan standar pengelolaan penanggulangan dan pemulihan
gangguan keamanan siber nasional
3. Perumusan prosedur dan manual penanggulangan dan pemulihan gangguan
keamanan siber nasional
Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :
1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi
keamanan siber dan sandi nasional
Sasaran Strategis 5: Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan dan
Pengendalian yang Profesional
Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :
1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas
pemantauan dan pengendalian SDM dan produk keamanan siber
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
79
Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standar Development :
1. Penyusunan roadmap pengembangan pemantauan dan pengendalian sdm dan
produk keamanan siber nasional
2. Pengembangan panduan standar pengelolaan pemantauan dan pengendalian sdm
dan produk keamanan siber nasional
3. Perumusan prosedur dan manual pemantauan dan pengendalian sdm dan produk
keamanan siber nasional
Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :
1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi
keamanan siber dan sandi nasional
Sasaran Strategis 6: Terselenggaranya Pengelolaan SDM, Organisasi dan Tata Kelola
yang Kompeten
Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :
1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas
pengembangan SDM, kapabilitas organisasi dan tata kelola BSSN
2. Peningkatan kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah
3. Peningkatan penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan
Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standar Development :
1. Penyusunan roadmap pengembangan SDM, organisasi dan tata kelola di lingkup
internal BSSN
2. Peningkatan penerapan sistem, proses bisnis dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, cepat, terukur, sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis
e-government
3. Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas pengembangan
kompetensi
4. Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi
5. Penyusunan dan penetapan pola karir pegawai BSSN
6. Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja.
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
80
Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :
1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
2. Peningkatan kualitas pelayanan
3. Peningkatan penerapan keterbukaan informasi publik
4. Peningkatan penerapan sistem pengadaan barang
5. Peningkatan penerapan manajemen kearsipan yang handal
6. Penerapan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan
kompetensi SDM aparatur di lingkungan BSSN
7. Pembentukan talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karir pegawai di
lingkungan BSSN
8. Implementasi sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungan
BSSN
9. Peningkatan pengendalian penerapan sistem merit dalam manajamen SDM
aparatur
10. Peningkatan profesionalisme SDM aparatur
11. Pengukuran gap competency antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi
jabatan di lingkungan BSSN
Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019
81
BAB V PENUTUP
Rencana Strategis BSSN Tahun 2018-2019 telah dijabarkan ke dalam Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan, Strategi, Program, dan Kegiatan Pembangunan yang bersifat strategis dan indikatif sesuai tugas dan fungsi BSSN. Selanjutnya, Renstra ini harus dijabarkan lagi oleh setiap satuan unit kerja BSSN untuk menyusun lebih detail secara teknis operasional pada setiap tahunnya dan secara berkesinambungan
Untuk menjamin akuntabilitas dan konsistensi arah pembangunan BSSN, Rencana Strategis BSSN Tahun 2018-2019 perlu dievaluasi setiap tahunnya. Mengingat lingkungan strategis BSSN yang sangat dinamis, dan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi tahunan, maka substansi dan indikator kinerja yang ditetapkan pada Renstra BSSN periode Tahun 2018-2019 ini, dapat direvisi atau diubah, sesuai dengan kebutuhan dan mekanisme yang berlaku
Target pembangunan BSSN yang telah ditetapkan, hanya dapat diwujudkan melalui sinergi dan kolaborasi yang baik antara instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor terkait. Sinergi dan kolaborasi eksternal ini harus diimbangi dengan keterpaduan, kerjasama, keterbukaan, dan etos kerja yang baik pula dari seluruh personil dan unit kerja di lingkungan internal BSSN. Akhir kata, semoga stabilitas keamanan nasional negara dan bangsa Indonesia dapat diwujudkan melalui pembangunan siber dan persandian Tahun 2018-2019.