87
Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) 2018 - 2019 `

Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) 2018 - 2019

`

Page 2: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

i

KATA PENGANTAR

Perubahan paradigma menuju tata kelola pemerintahan yang baik telah

mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas kinerja bagi penyelenggara

negara, sebagai instrumen utama pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintahan.

Rencana Strategis (Renstra) merupakan salah satu unsur penting dalam sistem

akuntabilitas kinerja, yaitu sebagai instrumen awal untuk mengukur kinerja setiap

instansi pemerintah baik terkait pencapaian visi, misi, tujuan maupun sasaran yang

telah ditetapkan organisasi.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara. Dengan demikian,

Renstra BSSN yang ditetapkan untuk kurun waktu 2018-2019 disusun untuk

mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode

tahun 2015-2019. Renstra tersebut merupakan suatu proses partisipatif, sistematis dan

berkelanjutan untuk memusatkan dan mengarahkan semua kegiatan dalam rangka

pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Renstra BSSN juga

merupakan konsep yang mengintegrasikan dan mensinergikan antara kapasitas

sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk menjawab tantangan dan tuntunan

perkembangan lingkungan strategis nasional dan global dalam lingkup keamanan

nasional.

Untuk menjamin keberhasilan pencapaian Visi BSSN yaitu “Menjadi institusi

tepercaya dalam menjaga ketahanan dan keamanan siber dan sandi nasional dengan

menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan keamanan

nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital”, perlu dilakukan evaluasi

setiap tahunnya. Mengingat pentingnya keberhasilan pencapaian visi BSSN, maka

semua unsur pimpinan dan semua unit kerja dan seluruh staf BSSN harus senantiasa

berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) dan melaksanakan seluruh

program kegiatan secara akuntabel. BSSN juga akan selalu memperhatikan stakeholder

nya baik internal maupun eksternal dan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan

Page 3: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

ii

lingkungan strategis, sehingga jika diperlukan, maka muatan Renstra termasuk

indikator-indikator kinerjanya dapat dilakukan beberapa perubahan/revisi.

Besar harapan dengan telah disusunnya Renstra BSSN Tahun 2018-2019,

diharapkan penyusunan rencana kinerja, penyusunan rencana kerja dan anggaran,

penyusunan penetapan kinerja, pelaksanaan tugas, pengendalian kegiatan dan

pelaporan di lingkungan BSSN serta Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) BSSN dapat

dilakukan dengan lebih efektif , efisien dan akuntabel.

Page 4: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. v

BAB 1 – PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. KONDISI UMUM ............................................................................................................... 1

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN ..................................................................................... 10

BAB 2 – VISI, MISI DAN TUJUAN ..................................................................................................... 27

A. VISI PEMBANGUNAN NASIONAL ................................................................................... 27

B. VISI BSSN ......................................................................................................................... 30

C. MISI BSSN ........................................................................................................................ 31

D. SISTEM NILAI BSSN ......................................................................................................... 32

E. TUJUAN BSSN .................................................................................................................. 33

F. SASARAN STRATEGIS BSSN ............................................................................................. 35

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ...................................................................................... 38

A. ARAH KEBIJAKAN BSSN .................................................................................................. 38

B. STRATEGI BSSN ................................................................................................................ 39

C. PROGRAM KEGIATAN BSSN ............................................................................................ 40

D. KERANGKA REGULASI BSSN ........................................................................................... 42

E. KERANGKA KELEMBAGAAN BSSN ................................................................................... 48

BAB 4 – TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................................... 54

A. TARGET KINERJA ............................................................................................................. 54

BAB 5 - PENUTUP ............................................................................................................................. 81

Page 5: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Visi, Misi, dan Tujuan BSSN Tahun 2018-2019 ................................................... 34

Tabel 2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN Tahun 2018 – 2019 ....................................................................................................................... 35

Tabel 2.3 Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan BSSN ....................... 45

Tabel 4.1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Target BSSN Tahun 2018 – 2019 ........................................................................................................... 54

Tabel 4.2. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara ............................................... 56

Tabel 4.3. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN ......................... 58

Tabel 4.4. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara ............................................... 59

Tabel 4.5. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Kegiatan pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN .......... 72

Page 6: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Tujuh Tahapan Tema Transformasi ................................................................ 8

Gambar 1.2. Populasi dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia September 2017 (dalam Juta) ................................................................................................... 10

Gambar 1.3. Data Transaksi Belanja Online ...................................................................... 11

Gambar 1.4. Kelembagaan Keamanan Siber ..................................................................... 12

Gambar 1.5. Peringkat Keamanan Siber Indonesia ........................................................... 20

Page 7: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

1

BAB I PENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Gelombang transformasi teknologi telah menjadikan seluruh warga dunia

terhubung dalam sebuah ‘desa global’ (global village). Perpaduan teknologi

telekomunikasi, internet, dan penyiaran, telah mendorong munculnya infrastruktur

jaringan pita lebar yang mendorong lahirnya ekonomi baru. Jaringan pita lebar

memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi dengan

globalisasi ekonomi digital. Di sisi lain, keterhubungan dengan jaringan pita lebar global

(global broadband), memunculkan ancaman pada seluruh aset nasional. Keterhubungan

global ini membentuk dunia siber (cyber-world) dengan ciri interaksi daring.

Keterhubungan daring memberi banyak kemudahan, sekaligus menghadirkan kerentanan

dan ancaman baru, yaitu ancaman kedaulatan siber negara RI dalam berbagai aspeknya.

Kenyataannya, Republik Indonesia adalah negara dengan penduduk besar dan

potensi sumber daya alam yang melimpah, sehingga menjadi sasaran spionase asing

dengan salah satu bentuknya berupa perang siber (cyberwarfare). Perkembangan

teknologi yang amat pesat telah membuat teknik perang siber menjadi lebih kompleks dan

lebih canggih. Kemampuan intelijen siber negara Indonesia bukan saja sangat dibutuhkan

karena ancaman perang siber dari hari ke hari semakin besar, namun telah menjadi

pertaruhan besar kemajuan bangsa ke depan.

Dalam konteks ini, berdasarkan laporan The Global Cybersecurity Index (GCI)

Tahun 2017 yang dirilis oleh The UN International Telecommunication Union (ITU),

Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat

Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di Amerika Selatan seperti Brasil dan

Afrika yang dinilai paling rentan terhadap serangan siber. Dari 195 negara, Indonesia

Page 8: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

2

menempati peringkat ke-70 dengan skor 0,424. Peringkat pertama negara dengan

keamanan siber terbaik adalah Singapura, disusul Amerika Serikat di peringkat kedua, dan

Malaysia dengan skor 0,893 di peringkat ketiga. Catatan Indonesia Security Incident

Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) menunjukkan, sejak Januari hingga Juli

2017 terdapat 177,3 juta serangan siber masuk ke Indonesia. Ini berarti setiap hari terjadi

836.200 serangan siber, umumnya dilancarkan dalam bentuk peretasan, virus, dan

perangkat perusak lainnya (malware).

Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar

pada keamanan siber. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun

2017 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 133 Tahun 2017

tentang Badan Siber dan Sandi Negara, dengan pertimbangan bahwa bidang keamanan

siber merupakan salah satu bidang pemerintahan yang perlu didorong dan diperkuat

sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan keamanan

nasional. Perwujudan hal tersebut dilakukan dengan menata kembali Lembaga Sandi

Negara menjadi Badan Siber dan Sandi Negara guna menjamin terselenggaranya kebijakan

dan program pemerintah di bidang keamanan siber. Badan Siber dan Sandi Negara yang

selanjutnya disebut BSSN adalah lembaga pemerintah non Kementerian. BSSN adalah

lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

BSSN mempunyai tugas melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien

dengan memanfaatkan, mengembangkan, dan mengonsolidasikan semua unsur yang

terkait dengan keamanan siber. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2017, BSSN menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi, proteksi, penanggulangan,

pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi, persandian, penapisan,

diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber, sentra informasi,

dukungan mitigasi, penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi, proteksi, penanggulangan,

pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi, persandian, penapisan,

diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber, sentra informasi,

dukungan mitigasi, penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber;

Page 9: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

3

c. Pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang identifikasi, deteksi, proteksi,

penanggulangan, pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi,

persandian, penapisan, diplomasi siber, pusat manajemen krisis siber, pusat kontak

siber, sentra informasi, dukungan mitigasi, penanggulangan kerentanan, insiden

dan/atau serangan siber;

d. Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSSN dan sebagai

wadah koordinasi bagi semua pemangku kepentingan;

e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan BSSN;

f. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BSSN;

g. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan BSSN; dan

h. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional, dan internasional dalam urusan keamanan

siber.

Organisasi BSSN terdiri atas Kepala, Wakil Kepala, Sekretaris Utama, Deputi

Bidang Identifikasi dan Deteksi, Deputi Bidang Proteksi, Deputi Bidang Penanggulangan

dan Pemulihan dan Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.

Sekretaris Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan BSSN. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Utama menyelenggarakan

fungsi:

a. Koordinasi kegiatan di lingkungan BSSN;

b. Koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran BSSN;

c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi di lingkungan

BSSN;

d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan

advokasi hukum;

f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan

barang/jasa;

Page 10: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

4

g. Koordinasi kegiatan kerjasama di bidang keamanan siber; dan

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.

Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi dan deteksi keamanan

siber. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang identifikasi potensi dan deteksi terhadap

ancaman dan celah keamanan di bidang keamanan siber;

b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang identifikasi potensi dan deteksi

terhadap ancaman dan celah keamanan di bidang keamanan siber;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang identifikasi potensi dan deteksi terhadap

ancaman dan celah keamanan di bidang keamanan siber; dan

d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.

Deputi Bidang Proteksi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,

pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan teknis di bidang proteksi keamanan siber. Dalam

melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Proteksi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang jaminan keamanan informasi, infrastruktur

informasi kritikal nasional dan publik di bidang keamanan siber;

b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keamanan siber pemerintah,

jaminan keamanan infrastruktur informasi kritikal nasional dan publik;

c. Pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang jaminan keamanan informasi dan

infrastruktur informasi kritikal nasional dan publik di bidang keamanan siber;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang jaminan keamanan informasi,

infrastruktur informasi kritikal nasional dan publik di bidang keamanan siber; dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala sesuai dengan bidangnya.

Page 11: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

5

Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penanggulangan dan pemulihan

keamanan siber pada jaringan komunikasi pemerintah, infrastruktur vital nasional, dan

ekonomi digital. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Penanggulangan dan

Pemulihan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang investigasi dan analisis dampak insiden, mitigasi

pasca insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden di bidang

keamanan siber;

b. Koordinasi dan pelaksanaan investigasi dan analisis dampak insiden, mitigasi pasca

insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden di bidang keamanan

siber;

c. Pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang investigasi dan analisis dampak

insiden, mitigasi pasca insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden

di bidang keamanan siber;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang investigasi dan analisis dampak insiden,

mitigasi pasca insiden, penanggulangan insiden, dan pemulihan pasca insiden di bidang

keamanan siber; dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.

Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan teknis di bidang pemantauan dan

pengendalian keamanan siber. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Pemantauan

dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang standardisasi sumber daya, sertifikasi produk,

akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi profesi sumber

daya keamanan siber, serta penyidikan, digital forensik dan penapisan konten;

b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang standardisasi sumber daya,

sertifikasi produk, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi

profesi sumber daya keamanan siber, serta penyidikan, digital forensik dan penapisan

konten;

Page 12: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

6

c. Pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang standardisasi sumber daya,

sertifikasi produk, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi

profesi sumber daya keamanan siber;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi sumber daya, sertifikasi

produk, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga sertifikasi profesi

sumber daya keamanan siber, serta penyidikan, digital forensik dan penapisan konten;

dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala BSSN sesuai dengan bidangnya.

Dengan dibentuknya BSSN maka pelaksanaan seluruh tugas dan fungsi di bidang

keamanan informasi, pengamanan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis

protokol internet, dan keamanan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi pada

Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan pelaksanaan seluruh tugas dan fungsi di

bidang persandian pada Lembaga Sandi Negara dilaksanakan oleh BSSN.

Pembentukan BSSN berpotensi menguatkan kerjasama dan koordinasi antar

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, pihak swasta dan perguruan tinggi

dalam melakukan fungsi-fungsi pengamanan siber. Kolaborasi pihak BSSN dan/atau

dengan lembaga lain menuntut adanya kepercayaan terhadap BSSN untuk dijadikan

landasan utama. Kepercayaan dan penguatan terhadap BSSN merupakan prasyarat agar

kolaborasi antar lembaga berjalan dengan baik. Kolaborasi, kerjasama dan peran antara

pemerintah dan swasta dapat terjadi dalam konteks pengamanan informasi infrastruktur

kritikal dan ranah perdagangan elektronik, sedangkan dalam konteks pengamanan jaringan

pemerintah, kendali berada di tangan pemerintah sepenuhnya.

Dalam proses transformasi Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN, terdapat tujuh

tahapan tema dan tantangan transformasi yang harus dilalui agar BSSN mampu menjadi

organisasi yang unggul dan menjadi pilar utama keamanan siber di Indonesia. Tujuh

tahapan tema dan tantangan transformasi yang harus dilalui tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Tahap tema yang pertama yaitu Integrasi Organisasi (Organization Integration).

Sebagai organisasi baru, BSSN menghadapi tantangan terkait integrasi, internalisasi,

dan harmonisasi organisasi dalam rangka membentuk fondasi organisasi yang kuat.

Page 13: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

7

Kebutuhan terhadap dukungan politik dari pemerintah terhadap keberadaan BSSN

secara jelas dan tegas, serta Visi, Misi, Sistem Nilai, Arah Strategis, dan Program

Strategis yang jelas, dapat mendukung operasionalisasi kegiatan BSSN berjalan dengan

lancar.

b. Tahapan tema yang kedua yaitu Sistem dan Pengembangan Standar (system and

standard development).

BSSN membutuhkan peta jalan (roadmap) pengembangan keamanan siber

pemerintahan (secured cyber government) dan keamanan siber negara (secured cyber

nation), mengembangkan standar dan sistem keamanan siber nasional yang mengikuti

tren global, serta kesiapan dari regulasi, standar, sistem, spesifikasi, proses bisnis,

prosedur, dan manual keamanan siber dan sandi.

c. Tahapan tema yang ketiga yaitu Akuisisi Kemampuan (Capabilities Acquisition)

BSSN harus dapat melaksanakan manajemen talenta SDM siber yang berkualifikasi dan

tersertifikasi secara internasional serta melakukan akuisisi dan pembaharuan

infrastruktur, sarana, prasarana, fasilitas, dan teknologi di bidang keamanan siber.

d. Tahapan tema yang keempat yaitu Penerimaan dan Operasional (Acceptance and

Operational)

BSSN harus mampu menciptakan kesadaran penerimaan di seluruh Kementerian/

Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan sektor swasta (private sector) tentang

perlunya keamanan siber di Indonesia serta terbentuknya protokol keamanan siber

yang tersinergi dan terkoordinasi sehingga operasi berjalan dengan lancar.

e. Tahapan tema yang kelima yaitu Pencapaian Skala Nasional (Nation-Wide

Achievement)

BSSN diharapkan dapat menambah dan memperbaharui infrastruktur dan keamanan

siber dan sandi daerah serta melakukan implementasi keamanan siber dan sandi di

provinsi dan kabupaten/kota.

f. Tahapan tema yang keenam yaitu Keamanan Siber Nasional (Secured Cyber Nation)

BSSN diharapkan mampu menciptakan kondisi kesadaran yang tinggi di masyarakat

bahwa keamanan siber merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh setiap individu

(individual concern) serta telah terbangunnya kondisi keamanan siber sebagai budaya

bangsa.

Page 14: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

8

g. Tahapan tema yang ketujuh yaitu Tolak Ukur dan Praktek Terbaik (Best Practices and

Benchmark)

BSSN diharapkan telah menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang keamanan siber

di lingkup ASEAN, Asia, dan global.

Gambar 1.1. Tujuh Tahapan Tema Transformasi

Strategi yang telah dibuat dengan baik dapat mengalamai kegagalan bila tidak

diimplementasikan dengan baik. Bila tidak dilaksanakan dengan baik maka akan terjadi

kegagalan transformasi (burning platform). Berikut ini adalah gambaran kegagalan

transformasi yang harus diatasi dengan baik dalam setiap tahapan tema transformasi :

• Kegagalan transformasi pada tahapan Integrasi Organisasi (organization integration)

terjadi jika integrasi BSSN tidak berjalan baik, harmonisasi dan sinkronisasi

membutuhkan waktu dari satu sampai dua tahun; dukungan politik dan pemerintah

terhadap keberadaan BSSN yang tidak jelas dan tidak tegas; serta pencapaian visi, misi,

arah strategis yang terbentur pada kendala anggaran sehingga implementasi

terhambat;

Page 15: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

9

• Kegagalan transformasi pada tahapan sistem dan pengembangan standar (system and

standard development) akan terjadi apabila pencapaian tahapan dari peta jalan

(roadmap) Pengembangan Keamanan Siber Pemerintahan dan Negara (secured cyber

government and nation) tidak sesuai rencana, pengembangan standar dan sistem

keamanan nasional yang mengalami ketidakmajuan serta ketidakjelasan pada standar,

sistem, spesifikasi, proses bisnis, prosedur, serta manual keamanan siber;

• Kegagalan transformasi pada tahapan kemampuan akuisisi (acquisition capability)

dapat terjadi apabila BSSN kesulitan mendapatkan dan mengembangkan SDM siber

yang berkompetensi dan tersertifikasi internasional karena berbagai kendala, serta

lambatnya proses akuisisi infrastruktur, sarana prasarana, fasilitas, dan teknologi;

• Kegagalan transformasi pada tahapan penerimaan dan operasional (acceptance and

operational) dapat terjadi apabila kesadaran dan penerimaan Kementerian/Lembaga

dan sektor swasta (private sectors) terhadap BSSN masih relatif rendah dan tidak

tercapainya sinergitas dan koordinasi dalam operasional keamanan siber;

• Kegagalan transformasi pada tahapan pencapaian skala nasional (Nation-Wide

Achievement) dapat terjadi apabila peningkatan pembaharuan (update) infrastruktur

dan sistem keamanan siber dan sandi baik di pusat maupun di daerah sangat lambat

serta implementasi keamanan siber dan sandi pada pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota tidak pernah teragendakan;

• Kegagalan transformasi akan terjadi pada tahapan keamanan siber nasional (secured

cyber nation) apabila keamanan siber tidak menjadi perhatian tiap individu (individual

concern) sehingga berdampak pada kasus gangguan keamanan siber yang semakin

meningkat dan cepat menyebar serta ketidakamanan siber yang semakin tinggi;

• Kegagalan transformasi pada tahapan praktik terbaik dan tolak ukur (best practices and

benchmark) akan terjadi apabila peringkat Global Cybersecurity Index Indonesia tetap

atau tidak mengalami peningkatan dan kalah berkembang dibandingkan dengan

negara lain.

Page 16: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

10

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. Potensi

Berdasarkan data Kepios Tahun 2017, jumlah populasi di Indonesia mencapai 264

juta, terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari jumlah tersebut, 55 persen merupakan kaum

urban yang tinggal di daerah perkotaan. Dari populasi tersebut, data menunjukkan tercatat

133 juta pengguna internet, 115 juta pengguna media sosial aktif, dan 106 juta pengguna

medsos via ponsel.1

Gambar 1.2. Populasi dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia September 2017 (dalam Juta)

Pengguna internet terbanyak berada di Jawa yaitu sebanyak 86,3 juta. Ke

depannya, persentase penggunaan internet akan makin tinggi karena didukung oleh

peningkatan penjualan telepon pintar yang ada di Indonesia. Besarnya populasi

memunculkan potensi yang sangat besar dalam ekonomi digital.

Indonesia diprediksi menjadi negara ekonomi digital terbesar di kawasan Asia.

Nilai ekonomi Indonesia diprediksi akan melonjak tinggi, dapat menembus 130 miliar dollar

AS atau sekitar Rp. 1.700 triliun. 2 Potensi ekonomi digital ditunjukkan dengan jumlah

pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta berdasarkan survei Asosiasi

1 Databoks, Katadata Indonesia, “Inilah Potensi Ekonomi Digital Indonesia”, diakses dari

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/09/inilah-potensi-ekonomi-digital-indonesia, pada tanggal 2 April 2018 pukul 09.57.

2 Sakina Rakhma Diah Setiawan, “7 Tantangan Indonesia Mencapai Ekonomi Digital Senilai Rp 1.700 Triliun di 2020”, diakses dari https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/20/130238926/7-tantangan-indonesia-mencapai-ekonomi-digital-senilai-rp-1700-triliun-di, pada tanggal 2 April 2018 pukul 18.45.

106

133

115

264

0 50 100 150 200 250 300

Pengguna Medsos via Ponsel

Pengguna Internet

Pegguna Medsos Aktif

Populasi

Jumlah

Page 17: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

11

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016.3 Dalam bidang ekonomi digital,

saat ini sedang dan terus terjadi tren peralihan transaksi dari pasar offline ke pasar online.

Data menunjukkan terus terjadi peningkatan transaksi dari tahun 2013-2017. 4 Data

transaksi ajang belanja online nasional adalah 740 milliar (2013), meningkat menjadi 1,4

triliun (2014), 2,1 triliun (2015), 3,3 triliun (tahun 2016) dan 4,7 triliun (2017). Namun

demikian, peningkatan ekonomi digital pada saat bersamaan meningkatkan risiko ancaman

dan keamanan di dunia siber.

Gambar. 1.3. Data Transaksi Belanja Online

Pembentukan BSSN merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kekuatan

negara menghadapi ancaman siber di Indonesia. Pembentukan BSSN berpotensi

memperkuat kebijakan di bidang keamanan siber dan sandi seluruh stakeholder di bidang

siber, serta menjalin kolaborasi dan kerjasama dengan mengonsolidasikan masyarakat,

akademisi, praktisi, dan komunitas siber di dalam dan luar negeri.

Keberadaan BSSN diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga keamanan siber

Indonesia dalam bentuk koordinasi dan kerjasama antara institusi dan pemangku

kepentingan di bidang siber di Indonesia, yang meliputi Kepolisian Republik Indonesia

(cyber crime), TNI/Kementerian Pertahanan (cyber defense), Kementerian Luar Negeri

3 Yoga Hastyadi Widiartanto, “2016, Pengguna Internet di Indonesia Capai 132 Juta”, diakses dari

https://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.indonesia.capai.132.juta, pada tanggal 2April 2018 pukul 18.50.

4 Databoks, Katadata Indonesia, “Transaksi Harbolnas 2017 Naik 42 Persen”, diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/20/transaksi-harbolnas-2017-naik-42-persen, pada tanggal 2 April 2018 pukul 18.48.

7401400

2100

3300

4700

0

1000

2000

3000

4000

5000

2013 2014 2015 2016 2017

Data Transaksi Belanja Online

Transaksi Belanja Online

Page 18: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

12

(cyber diplomacy) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tidak tertutup

kemungkinan juga dengan lembaga-lembaga lainnya.

Gambar 1.4. Kelembagaan Keamanan Siber

Potensi BSSN dalam meningkatkan keamanan siber dan sandi sangat besar,

mengingat BSSN dapat bekerjasama dengan lembaga keamanan siber di negara-negara

maju lainnya. BSSN juga dapat melakukan benchmark to best practice pada lembaga-

lembaga keamanan siber di negara lain yang lebih maju.

Pembentukan BSSN meningkatkan potensi pengembangan SDM yang profesional

di bidang keamanan siber di Indonesia. Dalam konteks SDM siber, BSSN berpotensi

membangun SDM siber yang profesional dan adaptif terhadap teknologi (technology

adaptive) baik untuk kebutuhan internal maupun nasional. Keberadaan BSSN diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan SDM siber yang menguasai teknologi informasi yang terus

berkembang pesat di Indonesia.

Adapun dalam konteks kinerja, BSSN berpotensi membangun sistem manajemen

kinerja yang memberi peluang dan penghargaan kepada inovasi-inovasi baru di bidang

keamanan siber di Indonesia. BSSN dapat membangun budaya dan perilaku untuk

meningkatkan produktifitas dan profesionalisme SDM dalam bidang keamanan siber

dengan menginisiasi pemberian penghargaan di bidang keamanan siber untuk berbagai

organisasi, baik pemerintah maupun swasta bahkan untuk tingkat individu.

Pembentukan dan penguatan BSSN juga menciptakan peluang-peluang yang

dapat dioptimalkan agar BSSN dapat berperan secara maksimal, diantaranya dalam

penyusunan Undang-Undang yang membantu penguatan kewenangan dan dukungan

anggaran yang kuat bagi program-program pengamanan siber dan sandi di Indonesia.

KEMENLU

DiplomacyKEMENHANDefense

POLRICrime

BINBSSNSignal Intellegence

BSSNCrypto

BSSNCyber Protection

KEMENKOMINFOInternet Filtering

Page 19: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

13

BSSN memiliki tantangan besar agar mampu menjalankan fungsi sebagaimana

mestinya dalam menghadapi ancaman siber di Indonesia. BSSN berada di garis terdepan

dalam mengembangkan kapabilitas unggul SDM siber dan sandi sehingga deteksi, proteksi,

penanggulangan, pemulihan dapat dilaksanakan dengan baik dan akuntabel di sektor

pemerintah, infrastruktur informasi kritikal nasional (critical infrastructure), dan ekonomi

digital (e-commerce).

BSSN di masa depan diharapkan dapat berperan besar dalam memberikan edukasi

kepada publik/masyarakat di bidang keamanan siber, dapat mengambil peran penting

dalam pengendalian informasi dan berita palsu (hoax) melalui literasi-literasi terkait, serta

menjadi juru bicara representatif dalam menghadapi beberapa kejadian nasional di bidang

keamanan siber dan menjadi wakil Indonesia di forum-forum siber internasional sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan kewenangan BSSN.

Selain melaksanakan tupoksi di bidang keamanan siber, BSSN juga tetap

mengemban tupoksi di bidang penyelenggaraan persandian untuk pemerintah atau

negara. Dalam konteks revitalisasi persandian, maka BSSN memiliki tantangan untuk tetap

melakukan penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi di seluruh instansi

pemerintah, baik di pusat, maupun di daerah, melaksanakan kegiatan terkait analisis sinyal,

modernisasi dan sertifikasi peralatan sandi, mengembangkan peralatan sandi karya

mandiri, melaksanakan audit persandian secara sistematis dan terintegrasi, meningkatkan

kuantitas dan kualitas penelitian kriptografi serta terus melakukan pengembangan standar

kriptografi nasional.

2. Permasalahan

Potensi besar yang muncul di ranah ekonomi digital di Indonesia bukan tanpa

hambatan. Beberapa hambatan itu meliputi masalah belum meratanya infrastruktur

teknologi informasi di berbagai daerah di Indonesia, permasalahan regulasi-regulasi yang

harus segera disesuaikan, serta adanya regulasi yang tumpang tindih antara di pusat dan

di daerah. Hambatan lain terkait ekonomi digital adalah belum selesainya integrasi sistem

Page 20: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

14

pembayaran nasional (national payment gateway) serta struktur industri teknologi

informasi yang masih ketergantungan terhadap jasa dan produk-produk impor.

Sampai saat ini, pemanfaatan ekonomi digital sebagian besar masih digunakan

untuk kegiatan yang sifatnya hiburan (leisure activities), sedangkan dalam konteks bisnis,

pemanfaatannya terbatas pada pelaku ekonomi kecil dan belum merata di seluruh lapisan

masyarakat. Ditinjau dari sisi supply and demand, suplai dari ranah ekonomi digital ini

masih memiliki hambatan yaitu masih kurangnya kuantitas dan kualitas talenta sumber

daya manusia. Indonesia masih memiliki kekurangan jumlah dan kompetensi sumber daya

manusia di bidang programming, coding dan cyber security. Dalam hal ekonomi digital dan

keamanan siber, Indonesia perlu mempersiapkan diri, baik dari sisi perangkat keras,

perangkat lunak dan sikap mental (hardware, software, brainware) yang kuat agar mampu

memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional.

The International Telecommunications Union (ITU) telah mempublikasikan

Measuring the Information Society Report 2017, yang mengukur kesenjangan digital dan

membandingkan kinerja teknologi informasi dan komunikasi antar negara. Studi tersebut

juga menaruh perhatian pada pasar teknologi dan informasi, perkembangan infrastruktur,

kebijakan dan inisiatif pemerintah dalam memperbaiki/meningkatkan akses dan

penggunaan teknologi informasi bagi individu. Pengukurannya menggunakan ICT

Development Index (IDI), dimana mencakup tiga sub-indeks, yaitu akses (access),

penggunaan (use), dan keterampilan (skills). Berdasarkan studi tersebut, secara

keseluruhan, Indonesia masih menempati peringkat yang rendah yaitu berada pada

peringkat 111 dengan nilai indeks 4,33.

Untuk melihat faktor-faktor strategis secara keseluruhan, maka digunakan analisis

PESTLE (Political, Economic, Social, Technological, Legal, dan Environment) sebagai teknik

dalam manajemen strategis yang digunakan untuk melihat faktor-faktor lingkungan

luar/eksternal yang berpengaruh terhadap transformasi BSSN. Faktor-faktor yang dianalisis

mencakup bidang politik (Political), ekonomi (Economic), sosial (Social), teknologi

(Technological), perundang-undangan (Legal) dan lingkungan (Environment).

Page 21: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

15

1) Analisis Bidang Politik : Faktor politik meliputi seluruh faktor yang mempengaruhi

penguatan dan pelemahan peran BSSN dari kewenangan yang berlaku, kebijakan

pemerintah, dukungan pemerintah dan perhatian/keterlibatan BSSN baik formal atau

informal di lingkungan pemerintah.

2) Analisis Bidang Ekonomi : Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi

keamanan siber dan sandi dari sisi perbankan, transaksi ekonomi, keamanan transaksi

online, perdagangan elektronik, dan aspek lain yang mempengaruhi.

3) Analisis Bidang Sosial : Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi

keamanan siber dan sandi dari sisi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat

pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja.

4) Analisis Bidang Teknologi : Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat

mempengaruhi keamanan siber dan sandi dari sisi penemuan dan pengembangan baru,

biaya dan penggunaan teknologi, perubahan dalam ilmu pengetahuan, dan dampak

dari perubahan teknologi.

5) Analisis Bidang Perundangan : Faktor perundangan berisikan analisis semua faktor yang

mempengaruhi keamanan siber dan sandi dari sisi pengaruh hukum seperti perubahan

Undang-Undang yang sudah ada atau yang akan disusun dan disahkan, hak asasi

manusia, dan tata kelola.

6) Analisis Bidang Lingkungan : Faktor lingkungan berisikan analisis semua faktor yang

mempengaruhi keamanan siber dan sandi dari sisi kondisi lingkungan yang dapat

diprediksi atau dikendalikan maupun dalam bentuk force majeur (bencana alam).

Analisis Faktor Politik dalam Transformasi BSSN

Di arena geopolitik, dunia masih menghadapi tiga front besar, yaitu situasi di

Timur Tengah dan Afrika Utara, perkembangan di Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya

pasca konflik di Laut Tiongkok Selatan, dan meningkatnya aksi-aksi terorisme di Eropa.

Dalam konteks politik regional, situasi keamanan di semenanjung Korea, Asia Timur, hingga

Laut Tiongkok memiliki peran besar terhadap diplomasi politik luar negeri Republik

Indonesia (RI). Politik luar negeri RI dalam tiga tahun ini selama di bawah pemerintahan

Presiden Joko Widodo secara prinsip dapat dideskripsikan sebagai mobilisasi dukungan

Page 22: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

16

global untuk optimalisasi pencapaian kepentingan nasional yaitu membangun RI sebagai

poros maritim yang kompetitif.

Terkait situasi politik di dalam negeri, pada tahun 2018-2019, salah satu skenario

yang mempengaruhi kestabilan politik Indonesia yang berdampak pada BSSN yaitu adanya

Pilkada Serentak dan Pemilu Nasional 2019. Pilkada serentak tahun 2018 akan lebih besar

dibandingkan Pilkada pada tahun-tahun sebelumnya. Provinsi yang akan menggelar

pilkada serentak pada tahun 2018 sebanyak 31 provinsi, yang meliputi 381

kabupaten/kota, 5.564 kecamatan, dan 64.526 kelurahan/desa.5 Hasil perhitungan Komisi

Pemilihan Umum (KPU) mencapai angka 160 juta jiwa. Hasil pengecekan DP4 Pemilihan

Serentak 2018 antara KPU dan Administrasi Kependudukan (Adminduk) Kementerian

Dalam Negeri adalah sebanyak 160.756.143 jiwa, terdiri dari laki-laki 80.608.811 jiwa dan

perempuan 80.147.332 jiwa.

Dalam situasi menjelang Pilkada serentak, suhu politik semakin meningkat.

Peredaran berita hoax, gambar yang menghasut dan fitnah, pernyataan berbau SARA akan

berpotensi membuat perpecahan di masyarakat. Adanya Pilkada Serentak dan Pemilu

Nasional 2019 membuat BSSN dalam waktu dekat harus siap untuk turut serta

mengamankan proses demokrasi yang berlangsung dan membangun kepercayaan (trust)

dari berbagai pihak kepada BSSN.

Penerbitan Perpres mengenai BSSN memunculkan berbagai aspek perubahan

terkait proses transformasi Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN. BSSN ke depannya harus

melayani kepentingan yang lebih luas, dapat diterima oleh semua pihak baik pemerintah

maupun swasta serta dapat menjawab ekspektasi terhadap BSSN yang tinggi yaitu mampu

menjamin keamanan siber nasional.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penguatan peran BSSN

antara lain perlu adanya penetapan Undang-Undang di bidang keamanan siber, sehingga

BSSN memiliki dasar legalitas yang kuat dalam melaksanakan tupoksinya di bidang

keamanan siber di Indonesia serta mempertegas kewenangan-kewenangan BSSN.

5 Estu Suryowati, “Jumlah Pemilih Potensial Pilkada Serentak 2018 Capai 160 Juta Jiwa”, diakses dari

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/04/21000011/jumlah-pemilih-potensial-pilkada-serentak-2018-capai-160-juta-jiwa, pada tanggal 2 April 2018 pukul 18.54.

Page 23: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

17

Dukungan di Pemerintah (Presiden), DPR dan partai politik terhadap keberadaan BSSN

dapat berupa dukungan politik dan dukungan penganggaran yang diharapkan dapat

berkontribusi langsung terhadap pencapaian pelaksanaan tupoksi BSSN. Selain itu,

permasalahan terkait proses integrasi organisasi BSSN harus segera diselesaikan, terutama

terkait dengan proses pengalihan peralatan, pembiayaan, arsip dan dokumen (P3D) dari

Direktorat Keamanan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi ke BSSN.

Dukungan dari Kementerian/Lembaga lain yang bergerak di bidang siber akan sangat

dibutuhkan oleh BSSN, dalam bentuk kolaborasi, koordinasi dan sinergitas yang akan

memudahkan BSSN mewujudkan kondisi keamanan siber yang baik di Indonesia.

Faktor-faktor penggerak kunci terkait dengan aspek politik (key drivers in politics)

mencakup aspek sebagai berikut:

1. Dukungan pemerintah, DPR RI dan parpol terhadap keberadaan BSSN.

2. Kecepatan dan kualitas proses integrasi organisasi BSSN.

3. Dukungan integrasi, harmonisasi, sinkronisasi Kementerian/Lembaga (unit-unit siber)

dan trust pada BSSN.

4. Pengembangan trust kelembagaan pada BSSN.

5. Penerimaan sektor swasta terhadap keberadaan BSSN.

6. Pengaturan Perundangan Siber dan Sandi.

7. Iklim demokratisasi dalam Pemilu Serentak.

8. Kondisi demokrasi dalam Pilpres/Kepemimpinan Nasional.

9. Pengaruh pengerakan massa dalam demokrasi di dunia digital (mobocracy digital)

terhadap keamanan siber.

Analisis Faktor Ekonomi dalam Transformasi BSSN

Di bawah payung diplomasi ekonomi, RI membangun kemitraan ekonomi yang

lebih dekat dengan Arab Saudi, Tiongkok, dan Rusia. Hubungan Indonesia dengan tiga

negara tersebut telah berlangsung lama dan kini dikuatkan pada kemitraan yang saling

menguatkan secara ekonomi. Dalam konteks ekonomi digital, data menunjukkan bahwa

Tiongkok menguasai sekitar 42 persen perdagangan elektronik dunia. Produk Tiongkok

Page 24: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

18

membanjiri pasar dunia melalui perdagangan dan berpengaruh besar pada penjualan

produk-produk ekonomi digital di Indonesia.

Sampai saat ini, pelaku perekonomian Indonesia sebagian besar berada di sektor

usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).6 Beberapa kali krisis ekonomi menunjukkan

sektor UMKM tampil paling stabil dan bertahan di tengah gempuran krisis. Di Indonesia,

saat ini terdapat 56 juta usaha kecil menengah (UKM) dan kontribusinya terhadap Gross

Domestic Product (GDP) sebesar 6%. Melalui perdagangan elektronik, dapat diharapkan

UMKM semakin meningkatkan kontribusinya pada GDP.

Keamanan siber di bidang ekonomi adalah hal yang serius. Data International

Telecommunications Union (ITU) menunjukkan bahwa ancaman dan serangan siber

merugikan secara finansial. Menurut Laporan ITU tahun 2017, rata-rata biaya harus

ditanggung pengguna internet di Indonesia untuk mengurangi atau mencegah infeksi

malware adalah 51 USD. Selain itu, rata-rata besaran kehilangan uang akibat penipuan

finansial melalui online mencapai 111 USD.7

Perdagangan elektronik (e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan,

pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, world

wide web (www), atau jaringan komputer lainnya. Perdagangan elektronik dapat

melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen

inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi

melihat kegiatan perdagangan elektronik ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis

yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM

(supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing) atau pemasaran online

(online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing),

pertukaran data elektronik (electronic data interchange), dan lain-lain.

Ada tujuh isu penting yang menghambat berkembangnya industri perdagangan

elektronik di Indonesia. Tujuh isu penting tersebut adalah masalah pendidikan dan SDM,

6 Dinda Audriene, “Kontribusi UMKM Terhadap PDB Tembus Lebih Dari 60 Persen”, diakses dari

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161121122525-92-174080/kontribusi-umkm-terhadap-pdb-tembus-lebih-dari-60-persen, pada tanggal 3 April 2018 pukul 09.50.

7 Rangga, “Akses Internet Meningkat, Keamanan Siber Lemah”, diakses dari https://tirto.id/akses-internet-meningkat-keamanan-siber-lemah-cAME, pada tanggal 3 April 2018 pukul 10.04.

Page 25: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

19

masalah pendanaan, masalah logistik, masalah perpajakan, masalah infrastruktur

komunikasi, masalah keamanan siber, dan masalah perlindungan konsumen.8

Dalam bidang pendidikan dan SDM, masalah utama adalah masih rendahnya

tingkat kesadaran pendidikan bagi masyarakat. Dalam bidang logistik, pemerintah dapat

mempersiapkan salah satu BUMN untuk menjadi logistik platform untuk perdagangan

elektronik Indonesia. Dalam bidang infrastruktur komunikasi, pemerintah dapat

mendorong reformasi 4G dan Program Palapa Ring, sehingga seluruh wilayah di Indonesia

diharapkan dapat menikmati jaringan telekomunikasi dengan maksimal, meskipun

sekarang sudah ada sekitar 200 kota kabupaten yang terjangkau, dari 500 lebih kota dan

kabupaten yang ada di Indonesia.

Dalam bidang keamanan siber, pemerintah melakukan standardisasi pada tiga

sektor kritis, yaitu keuangan/perbankan, transportasi, dan sektor energi. Pemerintah pun

diharapkan memberikan kepastian perlindungan kepada konsumen, dalam bidang

perpajakan, pemerintah dapat melakukan penyederhanaan pembentukan kewajiban pajak

serta penyusunan tata cara pendaftaran pajak bagi pelaku perdagangan elektronik.

Faktor-faktor penggerak kunci terkait dengan aspek ekonomi (key drivers in

economy) mencakup aspek sebagai berikut:

1. Peningkatan perkembangan perdagangan elektronik dan perbankan.

2. Profesionalisme pengelolaan identitas digital pelaku ekonomi.

3. Pengembangan standar keamanan siber setiap sektor industri.

4. Penyusunan NSPK perdagangan elektronik.

5. Peningkatan aliansi dan pemberdayaan sektor industri.

6. Peningkatan kejahatan siber di bidang ekonomi digital baik oleh individu maupun

organisasi.

7. Kapabilitas perusahaan swasta dalam pengamanan siber.

8. Investasi swasta atau prinsipal dalam keamanan siber untuk kelancaran bisnisnya

(Tokopedia, Lazada, dll).

8 Mohamad Ilham Pratama, “Ini 7 Hal Penghambat Perkembangan e-Commerce di Indonesia”, diakses dari

http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2016/11/12/ini-7-hal-penghambat-perkembangan-e-commerce-di-indonesia-384600, pada tanggal 22 Maret 2018 pukul 16.30.

Page 26: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

20

Analisis Faktor Sosial dalam Transformasi BSSN

Laporan Kaspersky Cybersecurity Index menunjukkan bahwa keamanan siber

Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain. Data dalam laporan

tersebut menunjukkan gambaran posisi negara-negara mengenai tingkat bahaya pengguna

yang terpapar secara online. Pada tahun 2017, di tingkat Asia dan Pasifik, indeks keamanan

siber Indonesia menempati peringkat 19. Adapun negara ASEAN lainnya menempati

peringkat lebih baik seperti Singapura (6), Brunei Darussalam (8), Malaysia (9), Thailand

(10), Filipina (15) dan Vietnam (17).

Gambar 1.5. Peringkat Keamanan Siber Indonesia

Ketertinggalan Indonesia ini, salah satunya disebabkan oleh rendahnya

kepedulian orang terhadap keamanan siber. Data dalam laporan Kaspersky menunjukkan

sebanyak 83 persen masyarakat Indonesia tidak peduli dan tidak percaya bahwa mereka

bisa menjadi target kejahatan siber. Ketidakpedulian tersebut berbanding terbalik dengan

fakta bahwa 47 persen masyarakat pada dasarnya pernah mengalami beragam ancaman

siber, 32 persen telah pernah terserang virus atau serangan malware, dan 15 persen telah

pernah diretas akun onlinenya.

Faktor perilaku sosial turut berpengaruh terhadap peningkatan risiko dan

serangan siber di Indonesia. Faktor sosial tersebut antara lain semakin banyak masyarakat

bisa menikmati secara mudah dan murah teknologi telepon pintar. Data ITU menunjukkan

19

68

910

1517

02468

101214161820

Indonesia Singapura BruneiDarussalam

Malaysia Thailand Filipina Vietnam

Indonesia Singapura Brunei Darussalam Malaysia

Thailand Filipina Vietnam

Page 27: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

21

pada tahun 2015, sejumlah 21,98 persen masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari 5

tahun telah menggunakan internet. Angka tersebut meningkat menjadi 25,37 persen pada

2016. Peningkatan pengguna pertama internet meningkatkan euforia media sosial.

Dampak lanjutan yang terjadi adalah meningkatnya budaya ingin eksis, pamer (show off),

kegiatan penyebaran informasi palsu menjadi mudah berkembang, ditambah dengan

meningkatnya kebutuhan ekonomi, yang seluruhnya bermuara pada meningkatnya

kerentanan keamanan siber Indonesia.

Seperti diketahui saat ini banyak tersedia operator media sosial

(WhatsApp/Facebook/Twitter) yang menyediakan platform atau server yang berada di luar

negeri, sehingga sulit dilakukan pengawasan/pengendalian, sehingga kerentanan dan

serangan siber mudah dilakukan. Serangan siber dapat ditujukan kepada individu atau

kelompok tertentu, seperti contohnya pada serangan siber yang dilakukan sebagai bentuk

protes sosial kepada pemerintah. Fakta lainnya, pelaku serangan dari luar negeri ternyata

aktornya berasal dari dalam negeri, dan dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan

individu atau kondisi sosial masyarakat di negara kita. Motivasi penyerangan siber tersebut

dilakukan lebih dikarenakan adanya motivasi politik (ujaran kebencian) dibandingkan

motivasi ekonomi (pencurian kartu kredit), seperti praktek yang terjadi pada kemenangan

Pilpres Amerika dimana terdapat banyak intrik siber dari kubu pemenang.

Dalam konteks sosial, respon dari lembaga-lembaga advokasi/gerakan sosial

dapat melemahkan ataupun menguatkan persepsi positif terhadap BSSN. Dalam bentuk

negatif, bisa muncul persepsi negatif tentang BSSN yang dianggap sebagai kompetitor

dikarenakan beberapa Kementerian/Lembaga telah memiliki divisi siber sebelumnya.

Selain itu adanya persepsi negatif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap BSSN

karena dikhawatirkan BSSN menjadi alat negara yang digunakan untuk mengekang

kebebasan berdemokrasi dan privasi individu.

Data ITU menunjukkan bahwa sebesar 149,13 persen penduduk Indonesia telah

berlangganan telepon selular dan 19,14 persen rumah tangga memiliki komputer.

Sejumlah 47,22 persen rumah tangga memiliki akses internet. Terkait indeks penggunaan,

sebanyak 25,37 persen masyarakat menggunakan internet dan 67,30 per 100 penduduk

Page 28: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

22

aktif berlangganan mobile-broadband. Peningkatan jumlah pengguna internet, jumlah aktif

pelanggan mobile-broadband, dan proporsi rumah tangga yang memiliki akses internet

secara tidak langsung ikut meningkatkan ancaman siber.

Dalam konteks sosial, ancaman siber tidak hanya dilakukan oleh pihak asing,

namun juga oleh individu di dalam negeri yang kurang memiliki tanggung jawab dalam

berinternet. Akun-akun individu dan organisasi dalam wilayah Indonesia yang melakukan

penghinaan atau ujaran kebencian, berita palsu dan sejenisnya dapat membesar menjadi

isu keamanan nasional. Pengendalian media sosial, akun palsu, berita palsu, ucapan

penghinaan atau ujaran kebencian merupakan salah satu faktor utama terwujudnya

keamanan siber. Faktor sosial lain yang perlu diperhatikan dalam penguatan keamanan

siber adalah kualitas rekrutmen dan pendidikan SDM siber. Semakin banyak sekolah dan

perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkompeten di bidang

keamanan siber, akan sangat mempengaruhi iklim sosial keamanan siber di Indonesia.

Berdasarkan analisis di atas, maka berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor

penggerak kunci terkait dengan aspek sosial (key drivers in social) keamanan siber di

Indonesia :

1. Peningkatan euforia media sosial masyarakat.

2. Peningkatan profesional buzzer (saracen, dll).

3. Peningkatan keterbukaan protes sosial melalui siber.

4. Penggunaan siber sebagai media serangan lawan politik.

5. Kondisi kesadaran keamanan siber publik.

6. Persepsi BSSN sebagai perpanjangan pemerintah.

7. Persepsi LSM terhadap BSSN.

8. Pengendalian akun media sosial negatif (hate speech, hoax, dll).

9. Rekrutmen dan pendidikan SDM siber.

Page 29: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

23

Analisis Faktor Teknologi dalam Transformasi BSSN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi antara lain di bidang cloud

computing, big data, Internet of Thing akan menjadi salah satu faktor penentu bagi BSSN

untuk dapat melaksanakan perannya sebagai penjaga keamanan siber di Indonesia. BSSN

harus mampu mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dalam

rangka meningkatkan pengamanan informasi dan siber antara lain melalui pengembangan

public key infrastructure yang menjadi dasar bagi BSSN untuk menjalankan perannya

sebagai Certificate Authority di Indonesia.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas dukungan teknologi dalam

penguatan BSSN di masa depan diantaranya adalah sumber daya dan infrastruktur. Saat

ini, pada aspek sumber daya (resource) teknologi, Indonesia merupakan pasar produk

Teknologi Informasi (TI) Internasional. Hal ini dikarenakan produk keamanan TI di Indonesia

sebagian besar masih diimpor dari luar negeri. Namun jika dianalisis, sumber daya

(resource) yang dibutuhkan oleh BSSN bukanlah terkait dengan teknologi saja, namun juga

terkait dengan SDM internal. BSSN perlu meningkatkan kompetensi SDM internal terutama

kompetensi di bidang sistem kendali industri (industrial control system) yang berguna

untuk pengamanan siber di industri kritis (critical industry). Faktor lain yang perlu

diperhatikan adalah kejelasan pembagian infrastruktur informasi kritis (critical information

infrastructure) yang harus diamankan.

Standardisasi infrastruktur keamanan siber merupakan hal penting untuk

ditangani karena hal tersebut memberikan jaminan kepercayaan (trust) kepada

stakeholder. Di sisi lain, dituntut adanya regulasi yang mengatur standar layanan pada

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah dan sektor privat dalam rangka

pengamanan informasi. Kajian atau asesmen terhadap nilai investasi, kemampuan, dan

manfaat dari perangkat dan infrastruktur teknologi yang ada terkait keamanan siber

merupakan hal mutlak dilakukan. Pada dasarnya, kualitas teknologi keamanan siber juga

ditentukan oleh profesionalisme pengelolaan aset keamanan siber baik di internal maupun

eksternal BSSN.

Page 30: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

24

BSSN perlu membangun kemampuan teknologi siber Indonesia secara mandiri

dan menyamai negara maju sehingga BSSN bisa melihat ancaman siber (cyber threat)

secara global. Lemsaneg memiliki SDM persandian, ketika bertransformasi maka BSSN

belum memiliki SDM siber secara khusus. Permasalahan ini perlu diselesaikan agar BSSN

semakin mampu mengatasi permasalahan keamanan siber yang berkembang secara terus

menerus.

Berdasarkan analisis di atas, maka berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor

penggerak kunci terkait dengan aspek teknologi (key drivers in technology) keamanan siber

di Indonesia:

1. Perkembangan teknologi keamanan siber nasional dan internasional.

2. Perkembangan infrastruktur jaringan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.

3. Modernisasi standar teknologi siber di kementerian dan lembaga.

4. Pengembangan kompetensi SDM siber dan sandi.

5. Pengelolaan aset keamanan siber internal dan eksternal (K/L).

6. Pembagian dan pengamanan infrastruktur informasi kritis nasional.

7. Sertifikasi produk keamanan teknologi informasi.

8. Pengelolaan Digital Signature/Certificate of Authority.

Analisis Faktor Lingkungan dan Perundangan dalam Transformasi BSSN

Lingkungan (alam) memiliki pengaruh terhadap keamanan siber Indonesia.

Contohnya seperti bencana alam yang dapat menghancurkan infrastruktur teknologi

informasi. Faktor lain yang menyebabkan mudahnya infrastruktur teknologi informasi

hancur oleh bencana alam dikarenakan saat ini belum ada manajemen pemulihan insiden

siber akibat bencana alam. Penanganan dan antisipasi yang perlu dilakukan oleh BSSN

dalam menghadapi masalah tersebut antara lain membuat Business Continuity Plan (BCP)

dan Disaster Recovery Plan (DRP) pada infrastruktur/teknologi informasi di lingkup

pemerintahan, infrastruktur informasi kritikal nasional dan perdagangan ekonomi digital

secara komprehensif serta membangun kerjasama dengan instansi dan lembaga terkait

pada lingkup nasional dan global ketika terjadi bencana siber.

Page 31: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

25

Persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh BSSN juga dapat dianalisis dari

perspektif hukum terkait kelembagaan dan peran BSSN. Dalam tataran regulasi keamanan

siber, tatanan perundangan yang terkait secara langsung dengan penerapan keamanan

siber di Indonesia belum memadai. Regulasi yang menjadi referensi saat ini masih bersifat

sektoral yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang telah direvisi menjadi Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016. Selain itu, Undang-Undang yang mengatur

tentang informasi adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999

tentang Telekomunikasi, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Saat ini, Perpres Nomor 53 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Perpres Nomor 133 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara merupakan wujud

konkrit pemerintah untuk beraksi terhadap ancaman siber. Hal ini perlu diapresiasi positif.

Namun masih terdapat masalah terkait yang muncul, seperti contohnya, secara internal

masih ada istilah atau definisi yang belum ada satu kesepahaman. Masalah tersebut dapat

diselesaikan dengan melakukan perbaikan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara atau

Perangkat Peraturan yang lain dan perbaikan tersebut harus bisa menjadi prioritas BSSN

secara internal. Penguatan eksistensi BSSN yang dilakukan dengan cara penguatan

Undang-undang juga diperlukan dalam menyelesaikan masalah terkait kelembagaan dan

peran BSSN dalam perspektif hukum.

Selain masalah-masalah di atas, juga terdapat beberapa dimensi permasalahan

lain yang harus diatasi terkait keamanan siber dan persandian di Indonesia. Masalah

harmonisasi peraturan keamanan siber antar lembaga, pengaturan prosedur keamanan

siber antar lembaga, pengaturan kewenangan penyidikan siber antar lembaga serta

pengaturan struktur organisasi dan tata kerja persandian dan keamanan siber pada

pemerintahan daerah merupakan faktor penting yang harus diselesaikan terkait aspek

perundangan keamanan siber Indonesia. Selain isu tersebut, sangat penting memperjelas

masalah pengaturan infrastruktur informasi kritikal nasional dan pengaturan regulasi

keamanan siber nasional dan sektoral. Berikut ini adalah rangkuman faktor-faktor

Page 32: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

26

penggerak kunci terkait dengan aspek lingkungan dan perundangan (key drivers in

environment and legal) terkait keamanan siber di Indonesia :

1. Bencana alam dan bencana siber.

2. Peraturan penguatan eksistensi BSSN setingkat Undang-Undang UU.

3. Peraturan turunan BSSN sebagai “dirigen” keamanan siber.

4. Harmonisasi peraturan keamanan siber antar lembaga.

5. Pengaturan infrastruktur informasi kritikal nasional.

6. Pengaturan regulasi keamanan siber nasional dan sektoral.

7. Pengaturan prosedur keamanan siber antar lembaga.

8. Pengaturan kewenangan penyidikan siber antar lembaga.

9. Pengaturan struktur organisasi dan tata kerja siber dan sandi daerah.

Page 33: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

27

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN

A. VISI PEMBANGUNAN NASIONAL

Visi Presiden RI 2015–2019 adalah : “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.

Adapun Misi Presiden RI 2015-2019, adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan

negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Visi-Misi Presiden RI 2015-2019, selanjutnya diterjemahkan dalam 9

(sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan Nasional yang disebut dengan ‘NAWA CITA’,

yaitu :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara.

Page 34: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

28

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis, dan tepercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan tepercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Guna menjawab berbagai tantangan dengan memperhatikan lingkungan strategis

serta hasil analisis PESTLE, BSSN menetapkan dan menjalankan Visi, Misi dan Tujuan

sebagai suatu institusi dan kelembagaan yang unggul dan tepercaya serta visioner dalam

rangka memberikan layanan persandian dan keamanan siber kepada seluruh stakeholder.

Dengan adanya Visi, Misi dan Tujuan yang terarah akan membangkitkan dan mendorong

seluruh entitas BSSN untuk bersinergi, mewujudkan BSSN sebagai institusi pemerintah

yang efektif, efisien dan akuntabel serta diimbangi dengan nilai moral dan budaya kerja

yang tinggi. BSSN diharapkan mampu terus meningkatkan daya kreatifitas yang penuh

inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan tugas dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 yang tercantum dalam RPJPN

adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”, Mandiri berarti bangsa mandiri,

yaitu bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa

lain yang telah maju, dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Maju

mempunyai arti yaitu bangsa dengan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian

bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Adil berarti bangsa

dengan tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender, maupun

Page 35: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

29

wilayah. Sedangkan, Makmur adalah bangsa yang makmur, yaitu bangsa yang sudah

terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti

penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Strategi untuk melaksanakan visi dan misi pembangunan nasional ini dijabarkan

secara bertahap dalam periode lima tahunan melalui Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN). Masing-masing tahap pembangunan jangka menengah ini,

memiliki skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari

skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Tahun 2015–

2019 merupakan periode ketiga dari pelaksanaan pembangunan nasional, dengan skala

prioritas dan strategi yang ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara

menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif

perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia

berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

Selanjutnya melalui pembentukan Kabinet Kerja, pada tanggal 20 Oktober 2014,

Presiden RI 2015–2019, Ir. Joko Widodo, menegaskan bahwa perlunya

Kementerian/Lembaga untuk menyusun program operasional yang mendukung visi, misi

dan agenda prioritas yang ditetapkan oleh Presiden. Sehingga sangatlah penting bagi setiap

Kementerian/Lembaga untuk meninggalkan ego sektoral dan lebih mengedepankan sinergi

dan kolaborasi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Adapun Visi Presiden

terpilih 2015–2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.

Berkenaan dengan visi Presiden RI 2015-2019, BSSN memiliki kontribusi dalam

konteks terwujudnya Indonesia yang Berdaulat dan Mandiri di Bidang Keamanan Siber

dan Persandian. Berdaulat dalam hal ini memiliki sejumlah makna, antara lain :

1. Pertama, BSSN merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk menegakkan

kedaulatan dalam melakukan penjaminan keamanan informasi dan keamanan siber

nasional. Upaya penjaminan tersebut dilakukan untuk menjunjung tinggi

keberlangsungan kepentingan nasional.

Page 36: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

30

2. Kedua, terkait dengan pemanfaatan peralatan keamanan siber dan persandian,

seluruh peralatan keamanan siber dan persandian yang beredar di wilayah NKRI

haruslah terlebih dahulu mendapatkan sertifikat pengesahan dari BSSN.

3. Ketiga, dalam hal penyiapan SDM Siber dan Sandi yang profesional dan beretika, BSSN

memiliki kewenangan penuh untuk memastikan bahwa proses pemenuhannya baik

internal maupun eksternal dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu, pengertian kata Mandiri dalam konteks keamanan siber dan

persandian, dapat dimaknai bahwa BSSN dapat mewujudkan kemandirian di dalam

sejumlah hal, antara lain mandiri dalam hal sikap politik, cara bekerja, pengambilan

keputusan, pengembangan karya, dan kapabilitas untuk menjaga keamanan siber dan

persandian di negara Indonesia.

Terkait dengan misi Presiden RI 2015-2019, BSSN diharapkan dapat memberikan

kiprah nyata untuk turut mensukseskan pelaksanaan misi pertama. Frasa kunci yang

menunjukkan kontribusi BSSN adalah ‘mewujudkan keamanan nasional’.

Sebagai instansi pemerintah yang menjalankan fungsi persandian dan keamanan

siber, upaya yang dilakukan BSSN untuk mewujudkan keamanan nasional adalah dengan

memastikan terjaminnya keamanan informasi berklasifikasi milik pemerintah dan

keamanan siber.

B. VISI BSSN

Visi dan misi BSSN dibangun dengan memperhatikan RPJPN 2005-2025, RPJMN

2015-2019, visi dan misi Presiden RI 2015-2019, serta lingkungan strategis yang

berpengaruh terhadap kinerja BSSN dalam rangka memenuhi harapan para stakeholder.

Sejalan dengan arah kebijakan RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015-2019, visi dan misi

Presiden RI 2015-2019 serta didasari oleh sistem nilai yang mencerminkan budaya

organisasi dan diyakini benar secara bersama merujuk pada Peraturan Badan Siber dan

Sandi Negara Nomor 4 Tahun 2018 tentang Visi Misi Badan Siber dan Sandi Negara, maka

Visi Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018-2019 adalah “Menjadi institusi tepercaya

Page 37: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

31

dalam menjaga ketahanan dan keamanan siber dan sandi nasional dengan

menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan keamanan nasional

dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital”.

Artikulasi atau pemaknaan dari setiap kata pada Visi BSSN Tahun 2018-2019

adalah sebagai berikut:

1. Menjadi institusi tepercaya berarti BSSN menjadi lembaga yang mengutamakan

profesionalisme, integritas, adaptabilitas, dan kepercayaan dalam mewujudkan

keamanan siber dan sandi di Indonesia.

2. Mewujudkan sinergisitas ketahanan dan keamanan siber nasional berarti BSSN

menunjukkan peran yang strategis dalam menyinergikan seluruh pemangku

kepentingan keamanan siber nasional dan internasional

3. Mewujudkan sinergisitas persandian nasional berarti BSSN menunjukkan peran

strategis dalam menyinergikan seluruh pemangku kepentingan guna memperkuat

sistem persandian nasional.

4. Mewujudkan keamanan nasional berarti BSSN turut serta menciptakan kondisi siber

yang terbebas dari ancaman agar tercapainya keamanan nasional.

5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital berarti BSSN berperan dalam

penyelenggaraan perekonomian digital, sehingga masyarakat dengan penuh

kepercayaan merasa aman dan nyaman melakukan aktifitas perekonomian secara

digital sehingga mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

C. MISI BSSN

Misi BSSN Tahun 2018-2019 disusun dalam rangka memperjelas aspek-aspek

penting yang perlu difokuskan dalam pencapaian visi BSSN. Misi BSSN Tahun 2018-2019

adalah sebagai berikut:

1. Menjamin keamanan informasi di sektor pemerintah, infrastruktur informasi kritikal

nasional, dan ekonomi digital dalam mewujudkan keamanan nasional dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

2. Membangun dan menerapkan tata kelola keamanan siber dan sandi yang

komprehensif;

Page 38: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

32

3. Membangun kemandirian teknologi keamanan siber dan sandi dengan mendorong

tumbuhnya industri dalam negeri di bidang keamanan siber dan sandi;

4. Membangun, mengoordinasikan, mengolaborasikan, dan mengoperasionalkan sistem

identifikasi, deteksi, mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan, dan pemulihan

terhadap ancaman, insiden, dan/atau serangan siber dan sandi;

5. Membangun budaya keamanan siber sebagai tatanan nilai budaya yang melekat

dengan mendorong tumbuhnya budaya penggunaan internet yang aman dan nyaman

oleh setiap warga negara Indonesia;

6. Menyediakan dan mengoptimalkan sumber daya keamanan siber dan sandi melalui

proses pembelajaran dan peningkatan kualitas yang berkelanjutan dengan didukung

manajemen perkantoran secara transparan dan akuntabel.

D. SISTEM NILAI BSSN

Sistem Nilai merupakan nilai-nilai yang mencerminkan budaya organisasi dan

diyakini benar secara bersama. BSSN telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan

pedoman oleh seluruh entitas BSSN dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan

upaya pencapaian visi dan misi BSSN.

Sistem nilai organisasi memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :

1. Sistem nilai terkait dengan etika dan code of conduct (tata cara atau perilaku

organisasi/individu).

2. Sistem nilai terkait dengan kinerja dan pelayanan.

3. Sistem nilai terkait dengan pengembangan kapabilitas organisasi.

4. Sistem nilai terkait dengan hubungan antar unsur BSSN.

5. Sistem nilai terkait dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan stakeholder BSSN.

Sistem nilai BSSN dirumuskan dengan mempertimbangkan semua hal berikut ini:

1. Hasil perumusan sistem nilai yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Hasil perumusan proporsi nilai yang telah dilakukan sebelumnya.

Page 39: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

33

3. Hasil survei terhadap pegawai yang telah dilakukan sebelumnya.

4. Hasil Focus Group Discussion terkait transformasi BSSN.

Sistem nilai BSSN dilakukan perbaikan dan dibuat dalam singkatan menjadi Sistem

Nilai BSSN baik dalam bentuk perwakilan kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

dengan tujuan mudah dihapalkan, mudah diingat, mudah disosialisasikan, mudah

diartikulasikan, mudah dihayati, sehingga secara keseluruhan menjadi lebih mudah

diimplementasikan. Untuk lebih mempermudah mengingat sistem nilai dalam basa

Indonesia, maka dimunculkan singkatan PINTAR. Adapun Sistem Nilai BSSN adalah sebagai

berikut :

a. Profesional – Kami senantiasa kompeten dalam bekerja, bekerja sama dengan pihak

lain untuk mencapai tujuan, dan memiliki komitmen terhadap prosedur yang telah

ditetapkan.

b. INTegritas – Kami senantiasa menjaga perilaku terpuji dalam bekerja, disiplin dalam

berperilaku, dan berdedikasi terhadap tugas dan pekerjaan.

c. Adaptabilitas Teknologi – Kami senantiasa makna berperilaku inovatif serta mengikuti

dan tanggap terhadap perubahan teknologi..

d. TepeRcaya – Kami senantiasa dapat dipercaya, berorientasi pada keamanan informasi,

dan tidak berpihak.

E. TUJUAN BSSN

Pencapaian keamanan siber dan persandian perlu dituangkan dalam tujuan-

tujuan yang jelas. Oleh karena itu, untuk melaksanakan tata kelola organisasi yang

berintegritas, independen, dan profesional, maka BSSN menetapkan tujuan BSSN yang

sejalan dengan Visi Misi Presiden serta Visi Misi BSSN.

Untuk memastikan tercapainya visi dan misi, maka BSSN menetapkan 6 (enam)

tujuan BSSN tahun 2018-2019 sebagai berikut :

Page 40: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

34

1. Tercapainya fondasi struktur, sistem dan budaya organisasi BSSN yang kuat.

2. Tersusunnya kebijakan, sistem dan prosedur berstandar global dalam bidang

keamanan siber dan sandi di Indonesia.

3. Tersedianya sistem manajemen talenta untuk menarik, memelihara dan meretensi

SDM siber dan sandi terbaik.

4. Tercapainya kinerja pencegahan, deteksi, mitigasi, dan penanggulangan ancaman

keamanan siber dan sandi.

5. Terselenggaranya kerjasama-kerjasama strategis dengan seluruh pihak untuk

membangun keamanan siber dan sandi di Indonesia.

6. Terbentuknya kesadaran, perilaku dan budaya keamanan siber yang baik pada setiap

warga negara Indonesia.

Rumusan Visi, Misi, dan Tujuan BSSN dalam mendukung upaya Pembangunan Nasional

dapat dijelaskan melalui ilustrasi berikut ini.

Tabel 2.1. Visi, Misi, dan Tujuan BSSN Tahun 2018-2019

VISI

Menjadi institusi tepercaya dalam menjaga ketahanan dan keamanan siber dan sandi nasional dengan menyinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan

keamanan nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital

MISI

1. Menjamin keamanan infrastruktur informasi di sektor pemerintah, Infrastruktur kritikal nasional, dan ekonomi digital dalam dan mewujudkan keamanan nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Membangun kebijakan, sistem dan prosedur berstandar global dalam bidang keamanan siber dan sandi di Indonesia.

3. Membangun kemandirian teknologi keamanan siber dan sandi dengan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri di bidang keamanan siber dan sandi.

TUJUAN

1. Mencapai fondasi struktur, sistem dan budaya organisasi BSSN yang kuat.

2. Menghasilkan kebijakan, sistem dan prosedur berstandar global dalam bidang keamanan siber dan sandi di Indonesia.

3. Menjalankan sistem manajemen talenta untuk menarik, memelihara dan meretensi SDM siber dan sandi terbaik.

4. Mencapai kinerja dalam hal pencegahan, mendeteksi, mitigasi, dan penanggulangan ancaman keamanan siber dan sandi.

Page 41: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

35

4. Membangun, mengkoordinasikan,

mengkolaborasikan dan mengoperasionalkan sistem identifikasi, deteksi, mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan, dan pemulihan ancaman, insiden, dan/atau serangan siber dan sandi yang kuat.

5. Membangun dan mempromosikan budaya keamanan siber sebagai tatanan nilai budaya yang melekat dengan mendorong tumbuhnya budaya penggunaan internet yang aman dan nyaman oleh setiap warga negara Indonesia.

6. Menyediakan dan mengoptimalkan sumber daya keamanan siber dan sandi melalui proses pembelajaran dan peningkatan kualitas yang berkelanjutan yang didukung manajemen perkantoran secara transparan dan akuntabel.

5. Menghasilkan kerjasama-kerjasama

strategis dengan seluruh pihak untuk membangun keamanan siber dan sandi di Indonesia.

6. Mencapai tingkat kesadaran, perilaku dan budaya keamanan siber yang baik pada setiap warga negara Indonesia.

F. SASARAN STRATEGIS BSSN

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi serta tujuan BSSN, maka telah

ditetapkan Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) BSSN Tahun

2018 – 2019. Adapun matriks SS dan IKSS BSSN Tahun 2018 – 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN Tahun 2018 – 2019

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Target 2018

Target 2019

1. Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal, Profesional dan Tepercaya

1.1. Peringkat Indonesia pada Global Cybersecurity Index (Publikasi ITU)

68 64

2. Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan Deteksi yang Andal

2.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber Nasional

25% 30%

Page 42: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

36

2.2. Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi

20% 25%

3. Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang Optimal

3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber

0.600 0.615

4. Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel

4.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder terhadap Insiden Keamanan Siber Nasional

60% 70%

5. Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan dan Pengendalian yang Profesional

5.1. Indeks Persepsi Publik terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) dalam Ranah Siber

3 3.2

6.

Terselenggaranya Pengelolaan SDM, Organisasi dan Tata Kelola yang Kompeten

6.1. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99

SS yang pertama (SS-1) adalah Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal,

Profesional dan Tepercaya dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah

Peringkat Indonesia pada Global Cybersecurity Index yang dipublikasikan oleh ITU setiap

tahunnya. Global Cybersecurity Index adalah inisiatif multi-stakeholder untuk mengukur

komitmen negara terhadap keamanan siber (cybersecurity). Keamanan siber mencakup

industri dan sektor-sektor lainnya. Tingkat perkembangan keamanan siber di setiap negara

akan dianalisis dalam lima kategori, yaitu hukum, teknis, organisasi, pengembangan

kapasitas dan kerjasama. Pencapaian SS-1 dan IKSS-1.1 dilaksanakan oleh seluruh unit kerja

di lingkungan BSSN dengan Deputi Identifikasi dan Deteksi sebagai koordinator

pelaksanaan dan pelaporannya.

Page 43: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

37

SS yang kedua (SS-2) adalah Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan

Deteksi yang Andal dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yaitu IKSS-2.1

adalah Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber Nasional dan IKSS-2.2 adalah

Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi. Pencapaian SS-2, IKSS-2.1

dan IKSS2.2 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi.

SS yang ketiga (SS-3) adalah Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang

Optimal dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yaitu Tingkat Penerapan Proteksi

Keamanan Siber. Pencapaian SS-3 dan IKSS-3.1 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang

Proteksi.

SS yang keempat (SS-4) adalah Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas

Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

(IKSS) yaitu Tingkat Kesiapan Stakeholder terhadap Insiden Keamanan Siber Nasional.

Pencapaian SS-4 dan IKSS-4.1 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Penanggulangan dan

Pemulihan.

SS yang kelima (SS-5) adalah Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan

dan Pengendalian yang Profesional dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yaitu

Indeks Persepsi Publik Terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) dalam Ranah Siber.

Pencapaian SS-5 dan IKSS-5.1 menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Pemantauan dan

Pengendalian.

SS yang keenam (SS-6) atau yang terakhir adalah Terselenggaranya Pengelolaan SDM,

Organisasi dan Tata Kelola yang Kompeten dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

(IKSS) yaitu Indeks Reformasi Birokrasi BSSN. Pencapaian SS-6 dan IKSS-6.1 menjadi

tanggung jawab Sekretariat Utama.

Page 44: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

38

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. ARAH KEBIJAKAN BSSN

Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan, maka

telah dikembangkan arah Kebijakan sebagai berikut :

1. Penguatan Payung Hukum seperti Undang-Undang dan Peraturan untuk mendukung

pelaksanaan tugas BSSN. Kejelasan regulasi dan kewenangan BSSN sangat diperlukan,

sebab dalam pelaksanaan tugasnya BSSN akan banyak berhadapan dengan lingkungan

eksternal, selain itu diharapkan dapat terwujudnya pembagian kewenangan yang jelas

dengan lembaga pemerintahan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas BSSN.

2. Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga-lembaga terkait untuk penguatan

Keamanan Siber dan Sandi Nasional. Arah kebijakan ini bertujuan untuk membangun

semangat bersinergi dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait, baik dari

pemerintah ataupun swasta, dalam rangka menguatkan peran BSSN untuk memelihara

keamanan siber dan sandi nasional.

3. Pengembangan Roadmap dan Pedoman/Standar di Bidang Keamanan Siber. Arah

kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan roadmap, strategi,

dan pedoman/standar untuk keamanan siber nasional. Sebagai lembaga baru, maka

BSSN memerlukan roadmap yang lengkap dan komprehensif menyangkut peran dan

partisipasi BSSN di masa depan.

4. Pengembangan Sarana, Prasarana dan Teknologi Keamanan Siber. Arah kebijakan ini

adalah untuk mengadakan dan mengembangkan sarana, prasarana dan teknologi yang

diperlukan untuk meningkatkan keamanan siber dan sandi nasional. Di masa

mendatang tantangan yang akan dihadapi BSSN akan sangat kompleks, dan

Page 45: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

39

membutuhkan kesiapan sarana dan prasarana serta dukungan teknologi yang memadai

seiring dengan pesatnya perubahan teknologi siber dan sandi.

5. Pengembangan SDM yang kompeten di bidang Keamanan Siber. Arah kebijakan ini

ditujukan untuk terus mengembangkan SDM yang kompeten dalam bidang keamanan

siber dan sandi nasional. Kehadiran SDM yang kompeten, baik dari sisi kualitas dan

kuantitas, sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas BSSN

dalam menjaga keamanan siber dan sandi nasional.

6. Pengembangan Tata Kelola Keamanan Siber dan Sandi Nasional. Arah kebijakan ini

ditujukan untuk mengembangkan tata kelola siber dan sandi nasional. Sebagai lembaga

baru, maka BSSN perlu mengembangkan tata kelola yang komprehensif, kolaboratif

dan sinergis dalam memeliharaan keamanan siber dan sandi nasional.

B. STRATEGI BSSN

Untuk mendukung operasionalisasi arah kebijakan yang telah diuraikan di atas,

maka telah disusun serangkaian strategi untuk memastikan arah kebijakan tersebut dapat

diimplementasikan secara optimal. Poin-poin strategi yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mendukung arah kebijakan Penguatan Payung Hukum dalam mendukung

pelaksanaan tugas BSSN, maka strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan

analisis mengenai kebutuhan regulasi yang diperlukan untuk menunjang kewenangan

dan optimalisasi kinerja BSSN dan melakukan tindak lanjut atas hasil analisisi tersebut.

2. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga-

lembaga Terkait untuk Penguatan Keamanan Siber dan Sandi Nasional, maka strategi

yang akan dikembangkan adalah secara proaktif melakukan pendekatan dengan

lembaga-lembaga terkait, dan kemudian menjalin kerjasama yang diperlukan untuk

optimalisasi kinerja BSSN. Pendekatan dan kerjasama dilakukan tidak hanya dengan

lembaga pemerintahan terkait, namun juga dengan pihak perguruan tinggi, lembaga

riset, asosiasi, komunitas, dan beragam organisasi swasta yang relevan, baik di dalam

maupun di luar negeri.

3. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Roadmap dan Pedoman/Standar

Keamanan Siber, maka strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan analisis

Page 46: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

40

kebutuhan pedoman/standar dan roadmap yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan tugas BSSN. Selanjutnya, dari hasil analisis ini akan disusun roadmap dan

pedoman/standar yang komprehensif dan mampu memberikan arahan yang jelas bagi

peningkatan kinerja BSSN di masa mendatang.

4. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Sarana, Prasarana dan Teknologi

Keamanan Siber, maka strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan proses

pengadaan, pemeliharaan dan pengembangan prasarana, sarana, dan teknologi yang

sangat dibutuhkan bagi keamanan siber dan sandi nasional.

5. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan SDM yang Kompeten dalam

Keamanan Siber, maka strategi yang dikembangkan adalah secara terus menerus

melakukan program pendidikan, pelatihan, pengembangan mutu dan peningkatan

kompetensi SDM.

6. Untuk mendukung arah kebijakan Pengembangan Tata Kelola Keamanan Siber dan

Sandi Nasional, maka strategi yang dikembangkan adalah merumuskan tata kelola

keamanan siber dan sandi secara komperehensif. Proses penyusunan tata kelola ini

dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai lembaga terkait, baik dari sektor

pemerintahan maupun swasta.

C. PROGRAM KEGIATAN BSSN

Dalam rangka penerapan keseluruhan sasaran strategis, BSSN akan melaksanakan

satu program teknis yaitu Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara dan satu

program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya BSSN. Berdasarkan hasil pemetaan tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan dan

strategi BSSN, serta struktur organisasi BSSN, maka dapat ditentukan kebutuhan program

dan kegiatan untuk mewujudkan Sasaran Strategis 2018-2019, yaitu sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara

a. Tujuan

Terselenggaranya fungsi deteksi, identifikasi, proteksi, penanggulangan, pemulihan

dan pemantauan keamanan siber nasional.

Page 47: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

41

b. Kegiatan

• Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi

1) Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Pemerintah

2) Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Infrastuktur Informasi

Kritikal Nasional (IIKN)

3) Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Ekonomi Digital

4) Deteksi Terhadap Ancaman Siber

• Deputi Bidang Proteksi

5) Proteksi Keamanan Informasi Pemerintah

6) Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

7) Proteksi Ekonomi Digital

• Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan

8) Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Pemerintah

9) Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Infrastruktur

Informasi Kritikal Nasional

10) Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Ekonomi

Digital

• Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian

11) Pengendalian Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi Nasional

12) Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi

13) Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital

• Pusat, Sekolah Tinggi, dan Balai

14) Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi

15) Penyelenggaraan Operasi Keamanan Siber Nasional

16) Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Komunikasi

17) Pendidikan dan Pelatihan Bidang Siber dan Sandi

18) Pendidikan Profesional di Bidang Siber dan Sandi

19) Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik

Page 48: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

42

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSSN

a. Tujuan

Terselenggaranya fungsi manajemen kinerja BSSN secara optimal dengan

melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan dan

pelayanan internal yang dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel.

b. Kegiatan

1) Penyelenggaraan Perencanaan dan Keuangan

2) Penyelenggaraan Organisasi dan SDM

3) Penyelenggaraan Hukum dan Hubungan Masyarakat

4) Penyelenggaraan Dukungan Administratif Bidang Ketatausahaan dan Kearsipan,

Kerumahtanggaan, Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan

5) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Badan Siber dan Sandi

Negara

D. KERANGKA REGULASI BSSN

Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri PPN Nomor 5 Tahun 2014

tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019, penyusunan

kerangka regulasi pada periode Pembangunan Jangka Menengah Nasional ke-3 diarahkan

untuk memfasilitasi, mendorong dan/atau mengatur perilaku masyarakat, termasuk

swasta dan penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan tujuan bernegara

sebagaimana tercantum pada UUD Tahun 1945, dengan prioritas pada peningkatan daya

saing ekonomi dengan fokus pada bidang sumber daya alam, sumber daya manusia serta

ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyusunan Kerangka Regulasi bertujuan untuk

mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan pembangunan

dan meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas

pembangunan.

Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2017 sebagaimana diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 133 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi

Negara, BSSN menjalankan tugas dan fungsi di bidang keamanan siber dan juga bidang

persandian yang semula diselenggarakan oleh Lembaga Sandi Negara. Oleh karena itu,

Page 49: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

43

BSSN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian telah diberikan kewenangan untuk

dapat memprakarsai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan dua hal

tersebut.

Kerangka regulasi digunakan oleh BSSN untuk memenuhi amanat peraturan

perundang-undangan untuk mendorong dan memperkuat serta meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan keamanan nasional. Penyusunan

Kerangka Regulasi dilakukan sebagai strategis dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran strategis BSSN Tahun 2018-2019 adalah sebagai berikut :

1. Penguatan Dasar Hukum BSSN dari Perpres menjadi Undang-Undang

Saat ini dasar pembentukan BSSN adalah Peraturan Presiden. BSSN perlu

memperhatikan dengan seksama dampak dari berbagai peraturan perundang-

undangan yang telah ada. Dari beberapa deskripsi tugas dan fungsi, serta kewenangan

yang dicantumkan dalam peraturan perundang-undangan masing-masing

kelembagaan, sangat mungkin sekali terjadi tumpang tindih antar kelembagaan yang

dapat mengakibatkan terhambatnya BSSN dalam menjalankan tugasnya secara efektif.

Untuk meminimalisir hal tersebut, maka BSSN harus segera mengusulkan rancangan

peraturan perundang-undangan yang telah ada dan/atau membentuk Undang-undang

baru yang menegaskan pembagian dan batas-batas penugasan BSSN dengan lembaga

pemerintah lainnya.

2. Pengesahan Rancangan Undang-Undang Persandian

a. Mengatur mengenai Persandian

Sebagaimana telah diketahui bahwa ketentuan mengenai persandian telah

digunakan beberapa kali dalam Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah adalah salah satu contohnya.

Hal tersebut dirasakan tidak cukup karena ruang lingkup persandian yang diatur

oleh BSSN sudah tidak lagi hanya mengenai persandian pemerintah, namun juga

keamanan informasi yang menyentuh masyarakat.

b. Menegaskan fungsi dan peran BSSN dalam persandian

Perpres mengamanatkan bahwa BSSN tidak hanya menjalankan fungsi keamanan

siber namun juga bertugas di bidang persandian. Namun perlu diakui bahwa

Page 50: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

44

Perpres tersebut tidaklah cukup karena tidak secara jelas menggambarkan apa saja

tugas, fungsi, kewajiban dan wewenang BSSN dalam menjalankan tugasnya di

bidang persandian. Karena tuntutan dan harapan baik oleh pemerintah dan

masyarakat sudah cukup tinggi untuk bidang persandian ini, maka diharapkan

dengan Undang-undang Persandian dapat membuat BSSN semakin efektif dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

3. Pemetaan definisi atau istilah yang digunakan dalam ranah persandian dan siber serta

integrasi Keputusan/Peraturan Kepala Lemsaneg yang dapat dicabut, diganti, atau

dipertahankan.

Dengan adanya transformasi dari Lemsaneg ke BSSN, maka merupakan saat yang tepat

untuk membenahi persoalan mengenai istilah maupun definisi-definisi penting yang

belum diatur dengan baik melalui peraturan perundang-undangan yang telah ada.

Penyamaan definisi ini dirasa sangat penting untuk dapat mendukung BSSN dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. Setidaknya disampaikan beberapa usulan

mengenai definisi yang perlu disepakati yaitu Persandian, Siber, Keamanan Siber,

Keamanan Informasi, Bahaya Siber, Insiden Siber, Sasaran Pengamanan Siber,

Identifikasi, Deteksi, Proteksi, Penanggulangan, Pemulihan dan E-Commerce.

Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Ruang Lingkup BSSN

Sesuai dengan dasar pertimbangan dari Perpres tentang BSSN dimana

Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Keamanan Nasional merupakan bidang pemerintahan

yang perlu didorong dan diperkuat, maka dapat dilakukan pemetaan mengenai kaitan

BSSN dengan peraturan perundang-undangan yang lain. Peraturan Perundang-undangan

yang memiliki keterkaitan dengan BSSN adalah sebagai berikut :

Page 51: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

45

Tabel 2.3 Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan BSSN

No Undang-Undang Perihal Keterkaitan dengan BSSN

1. Undang-Undang DasarRepublik IndonesiaTahun 1945

Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi (Pasal 28F)

Hak perlindungan pribadi. Keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda, serta rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakukan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1)

BSSN sebagai Lembaga Pemerintah yang menjalankan fungsi keamanan siber harus dapat menjamin bahwa hak-hak dasar tersebut dapat dipenuhi.

2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi

Pengamanan Telekomunikasi BSSN harus dapat menjalankan tugas dan fungsinya guna mengamankan Telekomunikasi sebagai salah satu Infrastruktur Kritikal Nasional

3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia

Fungsi Kepolisian sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat (pasal 2) termasuk keamanan informasi, penangkalan dan pencegahan terhadap gangguan keamanan informasi

Perlu adanya koordinasi antar dua lembaga agar tidak ada tumpang tindih terkait dengan kewenangan masing-masing badan pemerintah dalam menjalankan fungsi keamanan

4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kriptografi merupakan IPTEK strategis khususnya di bidang pertahanan dan keamanan nasional

BSSN harus dapat memanfaatkan pengembangan IPTEK sebagai bagian dari penguatan Keamanan Siber Nasional

Page 52: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

46

5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Dalam menjalankan otonomi, daerah mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan daerah, kerukunan nasional serta keutuhan NKRI dimana persandian adalah urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama yang dibagi kepada pemerintah daerah

BSSN memastikan bahwa pembinaan dan pengawasan teknis terhadap persandian pemerintah daerah tetap dijalankan

6 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia Jo. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2007

Satuan Siber TNI disebut Satsiber TNI bertugas menyelenggarakan kegiatan dan operasi siber di lingkungan TNI dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

BSSN menjalin kerjasama dengan TNI dalam urusan keamanan siber baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan

Ketentuan mengenai larangan dan pembatasan atas ekspor dan impor (Pasal 53)

BSSN perlu mengeluarkan larangan dan pembatasan atas kegiatan ekspor dan impor

8 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

Perlindungan Data Penduduk BSSN wajib memberikan perlindungan data penduduk sebagai bagian dari perlindungan yang dijalankan oleh negara

9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

− Sistem persandian merupakan informasi yang dikecualikan

− Informasi penyidikan dan data pribadi seseorang, serta informasi penyidikan penegakan hukum adalah informasi yang dikecualikan

Walaupun Undang-undang ini merupakan satu-satunya yang memuat definisi mengenai sistem persandian negara, namun pengaturan mengenai sistem persandian ini tidak diatur secara lebih lanjut dalam Undang-undang ini. BSSN harus mampu mendefinisikan informasi tersandi seperti apa yang dapat dikecualikan dari keterbukaan informasi publik, agar tidak menjadi sorotan masyarakat khususnya dengan Komisi Informasi Publik

Page 53: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

47

10 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Data hasil perhitungan suara harus dijaga dan diamankan (tidak membuka, tidak mengubah, tidak mengganti, tidak merusak, atau tidak menghilangkan)

BSSN harus dapat menjamin keamanan informasi yang berkaitan dengan hasil perhitungan suara pemilihan umum

11 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Penyelenggaraan layanan publik yang akuntabel

Sebagai badan yang akan menyelenggarakan pelayanan publik, maka BSSN harus memenuhi kriteria yang tercantum di dalam Undang-undang ini

12 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan

Arsip terjaga milik negara harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya

BSSN memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengarsipan untuk mewujudkan penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang baik dan bersih

13 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana

Pengamanan konten dan infrastruktur saat transfer dana

Persandian yang digunakan untuk kegiatan transfer dana, harus melalui arahan dari BSSN

14 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Intelijen Negara

− Fungsi deteksi dan pencegahan

− Intelijen negara berwenang melakukan penyadapan dengan penetapan pengadilan namun hanya untuk kepentingan intelijen dan tidak untuk dipublikasikan serta tidak ditujukan untuk menjadi bukti

Harus terdapat batas yang jelas mengenai fungsi intelijen yang dilakukan oleh badan intelijen pemerintah dan fungsi deteksi yang dilakukan oleh BSSN

15 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan

Persandian merupakan industri strategis dibidang pertahanan dan keamanan negara yang perlu dikembangkan dan diatur

BSSN harus bisa menyatakan bahwa industri persandian harus termasuk dalam bagian dari perencanaan strategis di bidang pertahanan dan keamanan

Page 54: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

48

16 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

Persandian sebagai industri strategis dikuasai negara karena berkaitan dengan pertahanan dan keamanan, sehingga perlu diatur

BSSN harus bisa menyatakan bahwa industri persandian harus termasuk dalam bagian dari perencanaan strategis di bidang pertahanan dan keamanan

Jika melihat kepada perspektif yang diberikan oleh Peraturan Perundang-

undangan yang lain, maka jelas bahwa tugas dan fungsi yang dijalankan oleh BSSN sangat

erat kaitannya dengan pemangku kepentingan yang lain di bidang persandian dan

keamanan siber. Oleh karena itu, sangat penting bagi BSSN agar dapat bersinergi,

berintegrasi, dan berkolaborasi dengan institusi pemerintahan yang lain agar fungsi

persandian dan keamanan siber yang dijalan oleh BSSN dapat berjalan dengan optimal.

E. KERANGKA KELEMBAGAAN

1. Kerangka Kelembagaan BSSN Tahun 2018-2019

Kerangka kelembagaaan adalah perangkat Kementerian/Lembaga berupa

struktur organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan aparatur sipil negara, yang

digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan

pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun

dengan berpedoman pada RPJM Nasional.

Struktur organisasi BSSN yang ada saat ini didesain untk menjalankan fungsi

manajemen organisasi sebagai berikut (perspektif Mitzberg) :

• The Strategyc Apex yang berfungsi untuk menyusun visi, misi, tujuan dan rencana

strategis level organisasi adalah :

1. Kepala BSSN.

2. Wakil Kepala BSSN.

3. Sekretaris Utama.

4. Deputi Bidang Identifikasi Dan Deteksi.

Page 55: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

49

5. Deputi Bidang Proteksi.

6. Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan.

7. Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.

• The Middle Line yang berfungsi sebagai penghubung antara strategis manajemen

terkait dengan visi, misi, tujuan dan rencana strategis organisasi adalah:

1. Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Pemerintah.

2. Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal

Nasional.

3. Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital.

4. Direktorat Deteksi Ancaman.

5. Direktorat Proteksi Pemerintah.

6. Direktorat Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional.

7. Direktorat Proteksi Ekonomi Digital.

8. Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah.

9. Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional.

10. Direktorat Penanggulangan Dan Pemulihan Ekonomi Digital.

11. Direktorat Pengendalian Sumber Daya Manusia.

12. Direktorat Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi.

13. Direktorat Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital.

• The Techno Structure yang berfungsi untuk memberikan dukungan teknis terkait

dengan visi, misi, tujuan dan rencana strategis organisasi adalah :

1. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (yang selanjutnya disebut

Puskajibang).

2. Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi (yang selanjutnya disebut Pusdatik).

3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (yang selanjutnya disebut Pusdiklat).

4. Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (yang selanjutnya disebut Pusopskamsinas).

5. Inspektorat.

Page 56: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

50

• The Operating Core yang berfungsi melaksanakan tugas inti guna mencapai visi, misi,

tujuan dan rencana strategis organisasi, adalah :

1. Subdirektorat Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi, beserta jajarannya.

2. Subdirektorat Deputi Bidang Proteksi, beserta jajarannya.

3. Subdirektorat Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan, beserta jajarannya.

4. Subdirektorat Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian, beserta jajarannya.

• The Supporting Staff yang memberikan jasa pendukung tidak langsung kepada

organisasi adalah :

1. Kepala Biro Biro Perencanaan dan Keuangan, beserta jajarannya.

2. Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia, beserta jajarannya.

3. Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, beserta jajarannya.

4. Kepala Biro Umum, beserta jajarannya.

BSSN juga memiliki Sekolah Tinggi Sandi Negara yang diatur melalui Keputusan Presiden

tersendiri sehingga memiliki Rencana Strategisnya sendiri, namun merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dalam pencapaian Visi dan Misi BSSN.

2. Kebutuhan Tata Laksana

Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah juga

sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal yang seharusnya

dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa proses yang pasti karena tidak

terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini kemudian mendorong terciptanya perilaku

hirarkis, feodal, dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur. Peningkatan dan perbaikan

sistem tatalaksana yang diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan

pemerintahan, pelayanan, dan sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur adalah

sebagai berikut :

a. Meningkatkan penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,

cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government;

b. Meningkatkan kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah;

Page 57: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

51

c. Meningkatkan penerapan keterbukaan informasi publik;

d. Meningkatkan penerapan sistem pengadaan barang;

e. Meningkatkan penerapan manajemen kearsipan yang handal;

f. Meningkatkan kualitas pelayanan.

Peningkatan dan perbaikan sistem tatalaksana tersebut dalam rangka mendukung

Program Penguatan Tatalaksana Kementerian PAN RB, yaitu sebagai berikut :

a. Perluasan penerapan e-government yang terintegrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan di masing-masing K/L dan Pemda;

b. Penerapan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan di setiap K/L dan Pemda;

c. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik di setiap K/L dan Pemda;

d. Penerapan sistem kearsipan yang handal di masing-masing K/L dan Pemda.

3. Kebutuhan Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi pemerintah

membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem manajemen SDM-nya dan

bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan secara nasional. Sistem manajemen SDM

yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan, hingga

pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan

berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu,

perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem

manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional. Peningkatan dan

perbaikan pengelolaan sumber daya manusia yang diperlukan dalam rangka mendorong

efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan, dan sekaligus juga untuk mengubah

mental aparatur adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kemampuan unit yang mengelola SDM untuk mewujudkan Aparatur

Sipil Negara (ASN) yang kompeten dan kompetitif;

b. Meningkatkan penerapan manajemen SDM aparatur yang berbasis merit;

c. Meningkatkan penerapan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan

meningkatkan kompetensi SDM aparatur;

Page 58: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

52

d. Membentuk talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karir pegawai di

lingkungannya;

e. Mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi;

f. Menerapkan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan;

g. Meningkatkan pengendalian penerapan sistem merit dalam Manajamen SDM

aparatur;

h. Meningkatkan profesionalisme aparatur.

Peningkatan dan perbaikan pengelolaan sumber daya manusia tersebut dilaksanakan

dalam rangka mendukung Program Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Kementerian PAN RB, yaitu sebagai berikut :

a) Perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan ASN di lingkungan masing-

masing K/L dan Pemda;

b) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekrutmen dan seleksi secara transparan

dan berbasis kompetensi di lingkungan masing-masing K/L dan Pemda;

c) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka di lingkungan

masing-masing K/L dan Pemda;

d) Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center;

e) Perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja pegawai di masing-masing K/L

dan Pemda;

f) Perumusan dan penetapan kebijakan reward and punishment berbasis kinerja di

masing-masing K/L dan Pemda;

g) Pembangunan/pengembangan sistem informasi ASN di masing-masing K/L dan Pemda;

h) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan ASN di masing-masing K/L

dan Pemda;

i) Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/pengembangan database profil

kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di masing-masing K/L dan Pemda;

j) Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas diklat di masing-masing K/L

dan Pemda;

k) Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi

didukung makin efektifnya pengawasan oleh Komisi ASN;

Page 59: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

53

l) Menyusun dan menetapkan pola karir pegawai ASN;

m) Pengukuran gap competency antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi jabatan;

n) Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja.

Page 60: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

54

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA

PENDANAAN A. TARGET KINERJA

Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan Renstra BSSN 2018-2019 diukur dengan

berbagai indikator kinerja beserta target kinerjanya. Pada sub bab ini akan dijelaskan

sasaran strategis, indikator kinerja sasaran strategis, sasaran program, indikator kinerja

sasaran program, sasaran kegiatan, indikator kinerja sasaran kegiatan dan target

kinerjanya.

1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Target

Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN merupakan alat ukur yang

mengindikasikan keberhasilan pencapaian sasaran strategis BSSN dalam kurun waktu

tertentu. Adapun Indikator Kinerja Sasaran Strategis BSSN 2018-2019 beserta target

kinerjanya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Target BSSN 2018 – 2019

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Target 2018

Target 2019

1 Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal, Profesional dan Tepercaya

1.1. Peringkat Indonesia pada Global Cybersecurity Index (Publikasi ITU)

68 64

2 Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan Deteksi yang Andal

2.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber Nasional

25% 30%

Page 61: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

55

2.2. Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi

20% 25%

3 Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang Optimal

3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber

0.600 0.615

4 Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel

4.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder terhadap Insiden Keamanan Siber Nasional

60% 70%

5 Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan dan Pengendalian yang Profesional

5.1. Indeks Persepsi Publik terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) dalam Ranah Siber

3 3.2

6 Terselenggaranya Pengelolaan SDM, Organisasi dan Tata Kelola yang Kompeten

6.1. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99

2. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target

BSSN mengampu dua program yaitu Program Pengembangan Siber dan Sandi

Negara dan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN. Tolok

ukur keberhasilan pencapaian sasaran program ditetapkan dengan indikator kinerja

program (IKP). Berikut disampaikan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran

Program beserta targetnya untuk Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara.

Page 62: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

56

Tabel 4.2. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara

No Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program

Target 2018

Target 2019

1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber yang Andal dan Tepercaya

1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah

25% 30%

1.2. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

30% 35%

1.3. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Ekonomi Digital

20% 25%

2 Terselenggaranya Pengelolaan Deteksi Ancaman yang Andal dan Tepercaya

2.1. Indeks Ancaman Siber yang Berhasil Dideteksi

20% 25%

3 Terselenggaranya Pengelolaan Perlindungan Keamanan Informasi yang Andal dan Tepercaya

3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah

0,600 0,615

3.2. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

0,600 0,615

3.3. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Ekonomi Digital

0,600 0,615

Page 63: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

57

4 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah yang Andal dan Profesional

4.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah

60% 70%

4.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah

30% 35%

5 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional yang Andal dan Profesional

5.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

60% 70%

5.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

30% 35%

6 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi Digital yang Andal dan Profesional

6.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada sektor Ekonomi Digital

60% 70%

6.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada sektor Ekonomi Digital

30% 35%

7 Terselenggaranya Pemantauan dan Pengendalian Siber dan Sandi yang Andal dan Profesional

7.1. Nilai Kompetensi Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi

45 50

7.2. Tingkat Cakupan Produk Siber dan Sandi yang Telah Dipantau dan Dikendalikan

30% 50%

7.3. Indeks Persepsi Publik Terhadap Reputasi Pemerintah (BSSN) Dalam Ranah Siber

3 3,2

Page 64: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

58

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN adalah

program yang mendukung pelaksanaan tupoksi BSSN (supporting). Berikut disampaikan

Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program beserta targetnya untuk Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN.

Tabel 4.3. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program dan Target Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN

No Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program

Target 2018

Target 2019

1 Terselenggaranya Pengelolaan Perencanaan dan Keuangan yang Andal dan Profesional

1.1. Nilai Sakip B BB

2 Terselenggaranya Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia yang Kompeten

2.1. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99

2.2. Indeks Profesional Aparatur Sipil Negara

82 85

3 Terselenggaranya Pengelolaan Hukum dan Hubungan Masyarakat yang Andal

3.1. Tingkat Penyelesaian Rancangan Perundang-undangan yang Telah Diberikan Tanggapan Hukum dan Diharmonisasi

100% 100%

3.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kehumasan

70% 80%

4 Terselenggaranya Pengelolaan Layanan Perkantoran yang Berkualitas

4.1. Indeks Kepuasan Internal Terhadap Layanan Perkantoran BSSN

80% 85%

Page 65: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

59

5 Terselenggaranya Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur yang Akuntabel

5.1. Opini BPK WTP WTP

3. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target

Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara terdiri dari sembilan belas

kegiatan setingkat Eselon II yang masing-masing memiliki sasaran kegiatan, indikator

kinerja sasaran kegiatan dan target untuk mendukung tercapainya sasaran program.

Berikut disampaikan Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan beserta

targetnya yang berada di bawah Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara.

Tabel 4.4. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target Program Pengembangan Siber dan Sandi Negara

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Target 2018

Target 2019

3080 Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Pemerintah

Unit Kerja: Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Pemerintah

1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat

1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat

25% 30%

2 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah

2.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah

25% 30%

Page 66: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

60

3081 Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

Unit Kerja: Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

30% 35%

3082 Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko pada Sektor Ekonomi Digital

Unit Kerja: Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital

1 Terselenggaranya Pengelolaan Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Ekonomi Digital

1.1. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor Perdagangan Elektronik

20% 25%

1.2. Tingkat Cakupan Penilaian Risiko Keamanan Siber pada Sektor E-Business

20% 25%

3083 Deteksi Terhadap Ancaman Siber

Unit Kerja: Direktorat Deteksi Ancaman

1 Terselenggaranya Pengelolaan Deteksi Sancaman Siber yang Andal

1.1. Tingkat Cakupan Potensi Serangan Siber yang Berhasil Dideteksi

20% 25%

Page 67: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

61

2.1. Tingkat Cakupan Sosiokultural yang Berhasil Dideteksi

20% 25%

2.2. Tingkat Cakupan Potensi Ancaman Siber yang Sukses Dideteksi

20% 25%

3085 Proteksi Keamanan Informasi Pemerintah

Unit Kerja: Direktorat Proteksi Pemerintah

1 Terselenggaranya Pengelolaan Tata Kelola Keamanan Siber yang Andal dan Tepercaya

1.1. Nilai Penerapan Proteksi Keamanan Siber Pemerintah

0,600 0,615

1.2. Nilai Kepatuhan Penyelenggaraan Persandian Pemerintah Daerah

0,600 0,650

2 Terselenggaranya Pengelolaan Layanan Keamanan Siber yang Andal dan Tepercaya

2.1. Persentase Pemenuhan Layanan Keamanan Informasi

80% 95%

3 Terselenggaranya Pengelolaan Audit Keamanan Informasi yang Andal dan Tepercaya

3.1. Tingkat Cakupan Pemenuhan Audit Keamanan Informasi

80% 90%

3086 Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

Unit Kerja: Direktorat Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

1 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I yang Andal dan Tepercaya

1.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur

0,600 0,615

Page 68: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

62

Informasi Kritikal Nasional I

2 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II yang Andal dan Tepercaya

2.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II

0,600 0,615

3 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III yang Andal dan Tepercaya

3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III

0,600 0,615

3092 Proteksi Ekonomi Digital

Unit Kerja: Direktorat Proteksi Ekonomi Digital

1 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Informasi Perdagangan Berbasis Elektronik yang Andal dan Tepercaya

1.1. Tingkat Penerapan Proteksi Informasi Perdagangan Berbasis Elektronik

0,600 0,615

2 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Informasi E-Business yang Andal dan Tepercaya

2.1. Tingkat Penerapan Proteksi Informasi E-Bussiness

0,600 0,615

3 Terselenggaranya Pengelolaan Proteksi Keamanan Informasi Publik yang Andal dan Tepercaya

3.1. Tingkat Penerapan Proteksi Keamanan Informasi Publik

0,600 0,615

Page 69: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

63

3093 Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Pemerintah

Unit Kerja: Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah

1 Terselenggaranya Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi pada Sektor Pemerintah Pusat yang Andal dan Profesional

1.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat

60% 70%

1.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Pusat

30% 35%

2 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah I yang Andal dan Profesional

2.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah I

60% 70%

2.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah I

30% 35%

3 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah II yang Andal dan Profesional

3.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah II

60% 70%

3.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Pemerintah Daerah Wilayah II

30% 35%

Page 70: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

64

3094 Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

Unit Kerja: Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional

1 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I yang Andal dan Profesional

1.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I

60% 70%

1.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I

30% 35%

2 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II yang Andal dan Profesional

2.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II

60% 70%

2.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional II

30% 35%

3 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III

3.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III

60% 70%

Page 71: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

65

yang Andal dan Profesional

3.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III

30% 35%

3095 Penanggulangan dan Pemulihan Keamanan Siber dan Sandi Sektor Ekonomi Digital

Unit Kerja: Direktorat Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi Digital

1 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Perdagangan Berbasis Elektronik yang Andal dan Profesional

1.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor Perdagangan Berbasis Elektronik

60% 70%

1.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor Perdagangan Berbasis Elektronik

30% 35%

2 Terselenggaranya Pengelolaan Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi E-Business yang Andal dan Profesional

2.1. Tingkat Kesiapan Stakeholder Terhadap Insiden Keamanan Siber pada Sektor E-Business

60% 70%

2.2. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber pada Sektor E-Business

30% 35%

Page 72: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

66

3101 Pengendalian Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi Nasional

Unit Kerja: Direktorat Pengendalian Sumber Daya Manusia

1 Terselenggaranya Pengendalian Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi yang Profesional

1.1. Jumlah Peraturan dan Kebijakan Teknis terkait Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi

3 4

1.2. Jumlah Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi

40 100

1.3. Tingkat Cakupan Kelengkapan dan Akurasi Data Sumber Daya Manusia Siber dan Sandi

25% 40%

3102 Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi

Unit Kerja: Direktorat Pemantauan dan Pengendalian Produk Keamanan Siber dan Sandi

1 Pengelolaan Standardisasi dan Sertifikasi Keamanan Modul Sandi yang Tepercaya

1.1. Tingkat Cakupan Pemenuhan Kebijakan Teknis dan Layanan Terkait Keamanan Modul Sandi

30% 50%

2 Pengelolaan Standardisasi dan Sertifikasi Keamanan Perangkat Teknologi Informasi yang Tepercaya

2.1. Tingkat Cakupan Pemenuhan Kebijakan Teknis dan Layanan Terkait Keamanan Perangkat Teknologi Informasi

30% 50%

Page 73: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

67

3 Pengendalian Peredaran Modul Sandi dan Keamanan Perangkat Teknologi Informasi yang Profesional

3.1. Tingkat Cakupan Kelengkapan dan Akurasi Data Modul Sandi dan Perangkat Teknologi Informasi yang Telah Dikendalikan Peredarannya dan Dievaluasi Pemanfaatannya

30% 50%

3106 Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital

Unit Kerja: Direktorat Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital

1 Terpenuhinya Layanan Pengendalian Informasi, Investigasi, Forensik Digital dan Analisis Kripto Bagi Keamanan Siber dan Sandi yang Andal dan Profesional

1.1. Persentase Aduan atau Laporan Konten Negatif yang Berhasil Ditindaklanjuti

33% 38%

1.2. Tingkat Cakupan Pemenuhan Permintaan Investigasi dan Penyidikan Bidang Siber dan Sandi yang Berhasil Diselesaikan

35% 40%

1.3. Tingkat Cakupan Pemenuhan Permintaan Forensik Digital dan Analisis Kripto yang Diselesaikan

35% 40%

Page 74: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

68

3109 Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Komunikasi

Unit Kerja: Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi

1 Terselenggaranya Layanan Data Center, Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Komunikasi yang Aman dan Andal

1.1. Tingkat Kematangan Tata Kelola Berdasarkan Indeks KAMI

Tingkat II Tingkat II+

(penerapan kerangka kerja

dasar)

1.2. Tingkat Pemenuhan Layanan Data Center, Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Komunikasi

85% 87%

1.3. Tingkat Kepuasan Terhadap Layanan Data Center, Sistem Informasi, dan Teknologi Informasi Komunikasi

60% 65%

1.4. Indeks Implementasi E-Government

2,0 2,5

3113 Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi

Unit Kerja: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan

1 Terselenggaranya Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi yang Berkualitas

1.1. Tingkat Pemenuhan Kajian dan Hasil Pengembangan Kajian Teknologi Keamanan Siber dan Sandi

70% 80%

3118 Penyelenggaraan Operasi Keamanan Siber Nasional

Unit Kerja: Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional

Page 75: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

69

1 Terselenggaranya Layanan Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional yang Andal dan Profesional

1.1. Tingkat Pemenuhan Respon Insiden Keamanan Siber Nasional

60% 70%

1.2. Tingkat Pemenuhan Layanan Operasional Keamanan Siber Nasional

80% 100%

3121 Pendidikan dan Pelatihan Bidang Siber dan Sandi

Unit Kerja: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

1 Peningkatan Kompetensi Lulusan Diklat yang Profesional

1.1. Jumlah Lulusan Diklat Manajemen

177 200

1.2. Persentase Lulusan Diklat Manajemen dengan Nilai Minimal 80 Terhadap Jumlah Peserta Diklat Manajemen

86% 87%

1.3. Jumlah Lulusan Diklat Fungsional Sandi dan Siber

175 200

1.4. Persentase Lulusan Diklat Fungsional Sandi dan Siber dengan Nilai Minimal 80 Terhadap Jumlah Peserta Diklat Fungsional Sandi dan Siber

80% 81%

1.5. Jumlah Lulusan Diklat Teknis Sandi dan Siber

75 150

Page 76: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

70

1.6. Persentase Lulusan Diklat Teknis Sandi dan Siber dengan Nilai Minimal 80 Terhadap Jumlah Peserta Diklat Teknis Sandi dan Siber

80% 81%

2 Nilai Akreditasi Diklat 2.1. Nilai Akreditasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan I dan II

B B

2.2. Nilai Akreditasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

B B

2.3. Status Akreditasi Diklat Fungsional

Terakreditasi Terakreditasi

2.4. Status Akreditasi Diklat Teknis

Terakreditasi Terakreditasi

3123 Pendidikan Profesional di Bidang Siber dan Sandi

Unit Kerja: Sekolah Tinggi Sandi Negara

1 Pengembangan Budaya Riset Perguruan Tinggi yang Berkualitas

1.1. Jumlah Penelitian yang Berhasil Dilakukan

3 5

1.2. Jumlah Publikasi Riset di Jurnal Ilmiah Terakreditasi

1 2

2 Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan yang Profesional

2.1. Jumlah Lulusan dan Mahasiswa yang Naik Tingkat Setiap Tahunnya

327 352

Page 77: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

71

2.2. Tingkat Kepuasan Stakeholder Terhadap Kompetensi Lulusan

90% 95%

3 Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi yang Profesional

3.1. Jumlah Program Studi Terakreditasi B

3 2

3.2. Nilai Akreditasi Perguruan Tinggi

B B

4 Pengembangan Good University Governance yang Profesional

4.1. Tingkat Pemenuhan dan Akurasi Layanan Akademik dan Kemahasiswaan

80% 85%

4.2. Tingkat Pemenuhan dan Akurasi Layanan Administrasi Umum

80% 85%

5 Pengembangan Kerjasama Nasional dan Internasional yang Profesional

5.1. Jumlah Kerjasama Nasional

2 3

5.2. Jumlah Kerjasama Internasional

- 1

3124 Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik

Unit Kerja: Balai Sertifikasi Elektronik

1 Terselenggaranya Layanan Sertifikasi Elektronik yang Andal dan Tepercaya

1.1. Tingkat Pemenuhan Layanan Sertifikasi Elektronik

100% 100%

1.2. Tingkat Kepuasan Layanan Sertifikasi Elektronik

75% 85%

Page 78: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

72

1.3. Tingkat Keandalan dan Keamanan Sistem Sertifikasi Elektronik

90% 95%

1.4. Tingkat Pemenuhan Sistem yang Terintegrasi Modul Sertifikasi Elektronik

100% 100%

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN adalah

program yang mendukung pelaksanaan tupoksi BSSN (supporting). Berikut disampaikan

Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target yang berada di bawah

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN.

Tabel 4.5. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Kegiatan pada

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BSSN

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Target 2018

Target 2019

3075 Penyelenggaraan Perencanaan dan Keuangan

Unit Kerja: Biro Perencanaan dan Keuangan

1 Terselenggaranya Pengelolaan Perencanaan, Kinerja, dan Keuangan yang Andal dan Profesional

1.1. Nilai Kinerja Anggaran 81 85

1.2. Indeks Reformasi Birokrasi Area Akuntabilitas

4,35 4,35

1.3. Nilai Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Anggaran

70 72

Page 79: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

73

3076 Penyelenggaraan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Unit Kerja: Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia

1 Terselenggaranya Pengelolaan Organisasi dan Tata Laksana yang Andal dan Profesional

1.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Organisasi

3,84 4,68

1.2. Indeks Reformasi Birokrasi Area Tata Laksana

3,88 4,34

1.3. Indeks Reformasi Birokrasi Area Manajemen Perubahan

4,23 4,34

2 Terselenggaranya Manajemen Aparatur Sipil Negara yang Profesional

2.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia

10,54 13,58

2.2. Indeks Profesionalisme Aparatur Sipil Negara BSSN

82 85

3077 Penyelenggaraan Hukum dan Hubungan Masyarakat

Unit Kerja: Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

1 Terselenggaranya Pengelolaan Hukum dan Kerjasama yang Andal dan Profesional

1.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Penataan Peraturan Perundang-undangan

3,13 3,75

1.2. Jumlah Peraturan Perundang-undangan yang Telah Diberikan Tanggapan Hukum dan Diharmonisasi

10 10

Page 80: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

74

2 Terselenggaranya Pengelolaan Komunikasi Publik yang Andal dan Profesional

2.1. Indeks Reformasi Birokrasi Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

4,99 5,46

2.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kehumasan

1,09 1,25

3 Terselenggaranya Pengelolaan Dukungan Strategis Pimpinan yang Andal dan Profesional

3.1. Tingkat Pemenuhan Layanan Dukungan Strategis Pimpinan

90% 90%

3078 Penyelenggaraan Dukungan Administratif Bidang Ketatausahaan dan Kearsipan, Kerumahtanggaan, Pengelolaan BMN, dan Layanan Pengadaan

Unit Kerja: Biro Umum

1 Terselenggaranya Pengelolaan Rumah Tangga yang Andal dan Profesional

1.1. Tingkat Pemenuhan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

70% 80%

1.2. Tingkat Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Kantor BSSN

100% 100%

2 Terselenggaranya Pengelolaan Barang Milik Negara yang Andal dan Profesional

2.1. Tingkat Akuntabilitas Pengelolaan Barang Milik Negara

70% 80%

2.2. Nilai Laporan Barang Milik Negara

70% 80%

3 Terselenggaranya Pengelolaan Pengadaan yang Andal dan Profesional

3.1. Tingkat Pemenuhan Proses Pengadaan Secara Tepat Waktu dan Akuntabel

70% 80%

3.2. Persentase Penyelenggaraan E-Procurement

70% 80%

Page 81: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

75

4 Terselenggaranya Pengelolaan Tata Usaha yang Andal dan Profesional

4.1. Tingkat Akurasi dan Kelengkapan Dokumentasi Kearsipan dan Tata Usaha

70% 80%

3079 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Badan Siber dan Sandi Negara

Unit Kerja: Inspektorat

1 Terselenggaranya Pengelolaan Tugas Inspektorat yang Andal dan Profesional

1.1. Tingkat Maturitas SPIP Level 2 Level 3

1.2. Tingkat Kapabilitas APIP Level 2 Level 3

1.3. Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

90% 95%

1.4. Nilai Sakip BSSN B BB

1.5. Opini Laporan Keuangan BPK

WTP WTP

1.6. Indeks Reformasi Birokrasi 74,54 82,99

1.7. Indeks Reformasi Birokrasi Area Pengawasan

8,32 10,01

4. Kegiatan Prioritas

Dalam rangka pencapaian sasaran strategis dihadapkan pada kerangka Tujuh

Tahapan Tema Transformasi BSSN, diperlukan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya

strategis dan menjadi prioritas untuk dilaksanakan dengan tidak menutup kemungkinan

untuk dilakukan penyesuaian kegiatan selama masih sejalan dengan rencana strategis.

Page 82: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

76

Sasaran Strategis 1: Terselenggaranya Keamanan Siber secara Andal, Profesional dan

Tepercaya

Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :

1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas BSSN

2. Peningkatan integrasi dengan lembaga terkait seperti ID-SIRTII dan Kementerian

Komunikasi dan Informatika untuk kelancaran pelaksanaan tugas BSSN

Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standar Development :

1. Penyusunan roadmap pengembangan sistem keamanan siber dan sandi nasional

2. Pengembangan panduan standar pengelolaan sistem keamanan siber dan sandi

nasional

3. Perumusan prosedur dan manual keamanan siber dan sandi nasional

4. Pengembangan program sertifikasi dan standarisasi SDM siber dan sandi nasional

5. Penyusunan standar di bidang cybersecurity dalam lingkup nasional

6. Penyusunan kerangka kerja/roadmap untuk sertifikasi dan akreditasi lembaga

7. Penyusunan roadmap tentang tata kelola cybersecurity

Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :

1. Pengembangan SDM siber dan sandi nasional

2. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan deteksi, proteksi, pemulihan

dan pemantauan keamanan siber dan sandi nasional

3. Menumbuhkan dan mengembangkan edukasi kepada generasi muda/masyarakat di

bidang keamanan informasi

4. Mengembangkan research and development di bidang cryptography, cryptoanalysis,

steganography, network and system security assessment, network monitoring, cyber

forensic dan pengembangan kapasitas di bidang cybersecurity

Kegiatan Prioritas Tahapan 4, Penerimaan dan Operasional (Acceptane and Operational) :

1. Mendorong tumbuhnya CERT, CIRT & CSIRT untuk berbagai critical sector

2. Menumbuhkembangkan kondisi keamanan siber yang mendorong pertumbuhan

ekonomi digital

Page 83: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

77

3. Merintis dan meningkatkan perjanjian kerjasama nasional atau sektoral untuk

berbagi informasi di bidang pengembangan keamanan siber nasional

4. Mengembangkan kerjasama antara pemerintah dan swasta baik nasional maupun

internasional dalam pengembangan keamanan siber nasional

Sasaran Strategis 2: Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Identifikasi dan

Deteksi yang Andal

Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :

1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas

Identifikasi Kerentanan Risiko dan Deteksi

Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standard Development :

1. Penyusunan roadmap pengembangan identifikasi kerentanan risiko dan deteksi

nasional

2. Pengembangan panduan standar pengelolaan identifikasi kerentanan risiko dan

deteksi nasional

3. Perumusan prosedur dan manual identifikasi kerentanan risiko dan deteksi nasional

Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :

1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi

keamanan siber dan sandi nasional

Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Proteksi yang

Optimal

Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :

1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas

proteksi keamanan siber

Page 84: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

78

Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standard Development :

1. Penyusunan roadmap pengembangan proteksi keamanan siber nasional

2. Pengembangan panduan standar pengelolaan proteksi keamanan siber nasional

3. Perumusan prosedur dan manual proteksi keamanan siber nasional

Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :

1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi

keamanan siber dan sandi nasional

Sasaran Strategis 4: Terselenggaranya Pengembangan Kapabilitas Penanggulangan dan Pemulihan yang Kapabel

Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :

1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas

penanggulangan dan pemulihan gangguan keamanan siber

Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System dan Standard Development :

1. Penyusunan roadmap pengembangan penanggulangan dan pemulihan gangguan

keamanan siber nasional

2. Pengembangan panduan standar pengelolaan penanggulangan dan pemulihan

gangguan keamanan siber nasional

3. Perumusan prosedur dan manual penanggulangan dan pemulihan gangguan

keamanan siber nasional

Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :

1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi

keamanan siber dan sandi nasional

Sasaran Strategis 5: Terselenggaranya Pendayagunaan Kapabilitas Pemantauan dan

Pengendalian yang Profesional

Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :

1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas

pemantauan dan pengendalian SDM dan produk keamanan siber

Page 85: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

79

Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standar Development :

1. Penyusunan roadmap pengembangan pemantauan dan pengendalian sdm dan

produk keamanan siber nasional

2. Pengembangan panduan standar pengelolaan pemantauan dan pengendalian sdm

dan produk keamanan siber nasional

3. Perumusan prosedur dan manual pemantauan dan pengendalian sdm dan produk

keamanan siber nasional

Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :

1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan identifikasi dan deteksi

keamanan siber dan sandi nasional

Sasaran Strategis 6: Terselenggaranya Pengelolaan SDM, Organisasi dan Tata Kelola

yang Kompeten

Kegiatan Prioritas Tahapan 1, Organization Integration :

1. Penguatan payung hukum dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan tugas

pengembangan SDM, kapabilitas organisasi dan tata kelola BSSN

2. Peningkatan kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah

3. Peningkatan penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan

Kegiatan Prioritas Tahapan 2, System & Standar Development :

1. Penyusunan roadmap pengembangan SDM, organisasi dan tata kelola di lingkup

internal BSSN

2. Peningkatan penerapan sistem, proses bisnis dan prosedur kerja yang jelas, efektif,

efisien, cepat, terukur, sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis

e-government

3. Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas pengembangan

kompetensi

4. Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi

5. Penyusunan dan penetapan pola karir pegawai BSSN

6. Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja.

Page 86: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

80

Kegiatan Prioritas Tahapan 3, Capabilities Enhancement :

1. Pembangunan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi

2. Peningkatan kualitas pelayanan

3. Peningkatan penerapan keterbukaan informasi publik

4. Peningkatan penerapan sistem pengadaan barang

5. Peningkatan penerapan manajemen kearsipan yang handal

6. Penerapan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan

kompetensi SDM aparatur di lingkungan BSSN

7. Pembentukan talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karir pegawai di

lingkungan BSSN

8. Implementasi sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungan

BSSN

9. Peningkatan pengendalian penerapan sistem merit dalam manajamen SDM

aparatur

10. Peningkatan profesionalisme SDM aparatur

11. Pengukuran gap competency antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi

jabatan di lingkungan BSSN

Page 87: Penyusunan Rencana Strategis Badan Siber dan …...Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah. Peringkat Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara di

Rencana Strategis Badan Siber dan Sandi Negara Tahun 2018 - 2019

81

BAB V PENUTUP

Rencana Strategis BSSN Tahun 2018-2019 telah dijabarkan ke dalam Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan, Strategi, Program, dan Kegiatan Pembangunan yang bersifat strategis dan indikatif sesuai tugas dan fungsi BSSN. Selanjutnya, Renstra ini harus dijabarkan lagi oleh setiap satuan unit kerja BSSN untuk menyusun lebih detail secara teknis operasional pada setiap tahunnya dan secara berkesinambungan

Untuk menjamin akuntabilitas dan konsistensi arah pembangunan BSSN, Rencana Strategis BSSN Tahun 2018-2019 perlu dievaluasi setiap tahunnya. Mengingat lingkungan strategis BSSN yang sangat dinamis, dan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi tahunan, maka substansi dan indikator kinerja yang ditetapkan pada Renstra BSSN periode Tahun 2018-2019 ini, dapat direvisi atau diubah, sesuai dengan kebutuhan dan mekanisme yang berlaku

Target pembangunan BSSN yang telah ditetapkan, hanya dapat diwujudkan melalui sinergi dan kolaborasi yang baik antara instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor terkait. Sinergi dan kolaborasi eksternal ini harus diimbangi dengan keterpaduan, kerjasama, keterbukaan, dan etos kerja yang baik pula dari seluruh personil dan unit kerja di lingkungan internal BSSN. Akhir kata, semoga stabilitas keamanan nasional negara dan bangsa Indonesia dapat diwujudkan melalui pembangunan siber dan persandian Tahun 2018-2019.