24
PEPER PEMBUATAN RORAK Disusun Oleh : FRISKHA HERDIANTINI PUTRI 10/13679/SMBP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2011

PEPER PEMBUATAN RORAK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEPER PEMBUATAN RORAK

PEPER PEMBUATAN RORAK

Disusun Oleh :

FRISKHA HERDIANTINI PUTRI

10/13679/SMBP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2011

Page 2: PEPER PEMBUATAN RORAK

KATA PENGANTAR

Pedoman teknis pembuatan Rorak dalam rangka upaya konservasi tanah

dan air ini disusun dalam rangka memberikan acuan atau arahan pelaksanaan

kepada para petugas teknis Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten/Kota serta

para petugas lapangandalam melakukan pengembangan dan pembinaan

pengelolaan usaha tani konservasi lahan di lapangan.

Isi dan substasi pedoman ini hanya memuat garis besarnya saja antara lain:

ruang lingkup kegiatan, spesifikasi teknis, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan

pelaporan, indikator kinerja serta uraian tentang pembuatan bangunan Rorak

sebagai salah satu bentuk bangunan konservasi dalam rangka mengendalikan erosi

pada lahan usahatan. Untuk itu maka Dinas Pertanian Propinsi dan

Kabupaten/Kota untuk selanjutnya dapat menyusun petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis yang lebih spesifik berdasar kondisi sosial, ekonomi, budaya

lokal, kebutuhan lapang serta karakterisitik bio-fisik lokasi kegiatan setempat,

tanpa mengurangi standar teknis dan manfaat yang diperoleh.

Semoga pedoman teknis ini dapat memberi manfaat sebagai pedoman

kerja para petugas dalam upaya melestarikan sumber daya lahan sekaligus

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani .

Page 3: PEPER PEMBUATAN RORAK

PENDAHULUAN

Tanah dan air adalah merupakan sumber daya alam dan sekaligus juga

lingkungan hidup yang tidak terlepas dari peran manusia (masyarakat) sebagai

pengelola sumber daya alam. Pada dasarnya pembangunan pertanian harus

berwawasan lingkungan.

Pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah merupakan

upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumberdaya secara

secara arif dan bijaksana untuk meningkatkan hasil produksi dan sekaligus

menjaga kelestarian lahan dan air.

Kebutuhan manusia akan tanah dan air semakin meningkat dari waktu ke

waktu. Bukan saja diakibatkan karena pertammbahan penduduk, tetapi juga

karena meningkatnya intensitas (jumlah) dan ragam kebutuhannya, padahal

ketersediaan tanah dan air sangat terbatas.

Usaha peningkatan produksi hasil pertanian selalu tidak dapat

mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk. Hal ini antara lain karena

kondisi tanah dan air sebagai sumber daya alam pada umumnya sudah mengalami

penurunan produktivitasnya sedemikian rupa sehingga memerlukan usaha

konservasi.

Usahatani konservasi tanah dan air ini penting karena di berbagai daerah

telah terjadi kerusakan lahan yang berakibat menurunkan tingkat produktivitas

tanah dan kualitas air, terutama karena erosi dan aliran permukaan (run off).

Berbagai contoh bencana alam yang terjadi atau yang kita dengar dan lihat

selama ini, salah satu faktor utamanya adalah akibat erosi dan sedimentasi,

misalnya : banjir, kekeringan, tanah longsor dan lain-lain sering terjadi di beberpa

daerah di Indonesia. Hal ini disebabkan antara lain karena pengolahan tanah dan

air tidak/ kurang memperhatikan dan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah

dan air.

Untuk mengatasi hal – hal tersebut diatas, maka sangat dirasakan

pentingnya dilakukan pembinaan terhadap masyarakat tani, sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melakukan usaha tani

konservasi tanah dan air khususnya dalam pembuatan Rorak.

Page 4: PEPER PEMBUATAN RORAK

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk membekali para petugas di lingkup

dinas pertanian propinsi dan kabupaten/ kota dalam melaksanakan tugas dan

fungsiya yang berkaitan dengan aspek konservasi tanah dan air, maka perlu ada

pedoman teknis pembuatan Rorak dalam upaya penerapan kaidah-kaidah

konservasi tanah dan air.

Page 5: PEPER PEMBUATAN RORAK

PEMBAHASAN

Pengertian dan Fungsi

Rorak adalah lubang-lubang buntu dengan ukuran tertentu yang dibuat

pada bidang olah dan sejajar dengan garis kontur. Fungsi rorak adalah untuk

menjebak dan meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen

dari bidang olah.

Pembuatan rorak dapat dikombinasikan dengan mulsa vertikal untuk

memperoleh kompos.

Rorak dan Pengendalian Banjir

Rorak adalah bangunan konservasi tanah dan air yang  relatif mudah diuat.

Adanya rorak akan menjebak aliran permukaan dan memberikan kesempatan

kepada air hujan untuk terinfiltrasi ke dalam tanah. Dengan demikian rorak akan

menurunkan aliran permukaan yang keluar dari persil lahan secara signifikan. Hal

ini tentu saja akan ikut berkontribusi terhadap pengendalian banjir. 

Ukuran dan Jarak Rorak

Ukuran dan jarak rorak yang direkomendasikan cukup beragam. Arsyad

(2006) merekomendasikan dimensi rorak: dalam 60 cm, lebar 50 cm dengan

panjang berkisar antara satu meter sampai 5 meter. Jarak ke samping disarankan

agar sama dengan panjang rorak dan diatur penempatannya di lapangan dilakukan

secara berselang-seling seperti pada gambar agar terdapat penutupan areal yang

merata. Jarak searah lereng berkisar dari 10 sampai 15 meter pada lahan yang

landai (3% – 8%) dan agak miring (8% – 15%), 5 sampai 3 meter untuk lereng

yang miring (15% – 30%).

Page 6: PEPER PEMBUATAN RORAK

Pembuatan rorak/saluran buntu adalah merupakan salah satu upaya

penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air dalam upaya pengendalian erosi

pada lahan-lahan usaha pertanian.serta selakigus meningkatkan produktivitas

lahan, dan pendapatan petani setempat. Oleh karena itu, indikator keberhasilan

pembuatan rorak/saluran buntu ini terletak bukan saja pada penurunan tingkat

erosi, perbaikan fungsi hidrologis/resapan, dan peningkatan produktifitas, tetapi

juga pada peningakatan pendapatan petani.

Disadari bahwa untuk tahun anggaran 2006 ini, cakupan kegiatannya baru

meliputi 513 hektar/15.390 unit yang tersebar di 10 Propinsi pada 22 Kabupaten.

Namun demikian, dibandingkan dengan luas lahan usaha tani yang memiliki

potensi degradasi akibat erosi sangatlah belum memadai.  Untuk tahun anggaran

mendatang, diharapkan kegiatannya akan lebih luas mencakup seluruh propinsi

terutama pada daerah-daerah lahan kering yang peka terhadap erosi.

Untuk lebih menjamin keberhasilan kegiatan pembuatan rorak/saluran

buntu dalam upaya konservasi tanah dan air ini koordinasi vertikal maupun

horizontal dengan instansi terkait serta pemberdayaan petani dan petugas,

terutama petugas penyuluh lapangan, harus menjadi prioritas utama. Pada

akhirnya pedoman ini diharapkan dapat dijadikan acuan pelaksanaan bagi para

petugas Dinas Pertanian baik di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, maupun

lapangan sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan hasil dan manfaat

sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan dan dapat dikembangkan lebih lanjut

ke lokasi lain dengan dana APBD Propinsi ataupun Kabupaten

Page 7: PEPER PEMBUATAN RORAK

Pembuatan Rorak dan Optimalisasi Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit

Faktor-faktor yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain

dalam menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit adalah :1)

lingkungan, 2) bahan tanaman, dan 3) tindakan kultur teknis.

Pengaruh faktor yang sulit dilawan namun dapat dieliminasi menjadi

faktor pendukung adalah faktor lingkungan khususnya iklim..

Tabel 1. Faktor Pembatas kondisi iklim berdasarkan Kelas Lahan untuk

Perkebunan Kelapa sawit.

Faktor Pembatas Iklim

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Curah hujan/tahun (mm)

2000-2500 1800-2000 1500-1800 1500

Defisit air/tahun (mm)

0-150 150-250 240-400 400

Hari terpanjang tidak hujan

10 10 10 10

Lama Penyinaran matahari (jam)

6 6 6 6

Kelembaban 80 80 80 80

Page 8: PEPER PEMBUATAN RORAK

Tabel 2 menunjukkan bulan kemarau cukup panjang dengan pola

penyebaran yang bervariasi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap target produksi

dan sebaran produksi yang telah diperkirakan pada pembuatan Budget. Realisasi

bisa menjadi tidak sesuai pencapaiannya. Tentunya pula kebijakan yang sudah

ditetapkan berdasarkan budget tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang

ada. Dan kita cukup prihatin terhadap hasil sensus produksi semesterI tahun 2005

yang menunjukkan angka yang kurang menggembirakan.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk optimalisasiproduktivitas

tanaman kelapa sawit antara lain:

1. Pembuatan Rorak.

Fungsi rorak adalah sebagai penyimpan air yang berasal dari air hujan.

Air yang tertampung di rorak tersebut (H2O), banyaknya helai daun pelepah

(zat Chlorofil), serta lamanya penyinaran matahari merupakan syarat mutlak

bagi proses fotosintesis. Saat hujan turun di siang hari ataupun setelah hujan

berhenti biasanya langit masih diselimuti awan yang cukup tebal, hal ini jelas

dapat mengurangi lama penyinaran dan intensitas cahayamatahari yang masuk

(H2O cukup, lama penyinarankurang, fotosintesis tidak optimal).

Beberapa hari mungkin hujan tidak lagi turun, panasnya sinar

matahari akan mengurangi kelembaban tanah (Evaporasi) hingga pada saatnya

kelembaban tanah mencapai titik kritis air (penyinaran cukup, H2O kurang,

fotosintesis tidak optimal). Defisit air yang berkepanjangan dapat

mempengaruhi sex differentation pada tanaman yang dapat

Page 9: PEPER PEMBUATAN RORAK

menghambat proses pembentukan buah, dan efek ini dapat dirasakan sampai

23 bulan kedepan.

Gambar 1 menunjukkan efek dari defisit air terhadap sex

differentation tanaman kelapa sawit. Tabel 3 menunjukkan rata-rata volume

air berkurang 26 liter per hari akibat evaporasi dan konsumsi oleh tanaman.

Tabel 4 menunjukkan pengaruh rorak yang sangat nyata terhadap peningkatan

BJR, efek positif dari pembuatan rorak baru terlihat setelah lebih dari 1

tahun. Gambar 2 adalah posisi rorak yang dibuat di antara pokok .

Tabel 3 . Rata –Rata Pengurangan Volume Air Akibat Evaporasi dan

Asimilasi oleh

Tanaman

Pengamatan Hari Ke Volume air berkurangKondisi Cuacasehari sebelumnya

Pertama 35 Liter cerah

Kedua 16,5 Liter Mendung

Ketiga 27 Liter Sedikit mendung

Rata-rata per hari 26 Liter

Page 10: PEPER PEMBUATAN RORAK

Catatan : Pengamatan dilakukan jam 06.30 Witaterhadap 10 buah rorak yang

telah terisi penuh oleh air hujan yang turun lebat sehari sebelumnya.

Page 11: PEPER PEMBUATAN RORAK

2.Menutup sebagian parit alam atau parit buatan .

Menutup hanya sebagian pada parit alam atau buatan harus

diperhitungkan agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan areal tanaman

sawit tergenang pada musim hujan dan air tidak habis terbawa ke hilir pada

musim kemarau.

3.Pembuatan tapak kuda, teras bersambung , benteng teras, serta sistim

draenase (parit buatan).

Pembuatan sarana pencegah run off yang memang membutuhkan

biaya tinggi sering terabaikan, padahal akibat yang ditimbulkan membuat

kerugian yang tidak sedikit. Hanya sebagian kecil pupuk yang di aplikasi

dapat dimanfaatkan tanaman, selebihnya pupuk akan hilang percuma larut

dan terbawa air. Pembuatan parit dan pintu air pada areal rawa bertujuan

untuk menjaga ketinggian air dari permukaan tanah setinggi 75 cm selama

musim kering, dan kelebihan air dapat dikeluarkan selama musim hujan.

4.Meningkatkan Pengawasan dan Supervisi Tunas progressif .

Meningkatkan pengawasan kualitas tunasan dengan pemeriksaan

mutu tunasan bersamaan dengan pemeriksaan mutu hancak panen

yang dilakukan setiap hari secara bersama-sama oleh asisten, mandor I,

mandor panen dan seminggu sekali bersama manager dan semua staff untuk

masing-masing afdeling. Pola yang dilakukan adalah setiap pemeriksa

mengambil 1 pasar rintis secara berurutan, minimal 4 pasar rintis/pemeriksa

(240 pokok/pemeriksa).

Page 12: PEPER PEMBUATAN RORAK

Contoh. Setiap hari Jum’at minggu pertama pemeriksaan dilakukan di

Afdeling 1, Urutan pembagian hancak pemeriksaan adalah sebagai berikut:

PemeriksaBlok F 31 Blok F 32

No baris No baris No baris No baris

Asisten Afdeling I 11 dan 12 65 dan 66 27 dan 28 71 dan 72Asisten Afdeling III 13 dan 14 67 dan 68 29 dan 30 73 dan 74Manager 15 dan 16 69 dan 70 31 dan 32 75 dan 76Mandor I Afdeling I 17 dan 18 71 dan 72 33 dan 34 77 dan 78Asisten Afdeling IV 19 dan 20 73 dan 74 35 dan 36 79 dan 80

Mandor Panen A 21 dan 22 75 dan 76 37 dan 38 81 dan 82Asisten Afdeling II 23 dan 24 77 dan 78 39 dan 40 83 dan 84

Mandor PanenB 25 dan 26 79 dan 80 41 dan 42 85 dan 86Dengan pola tersebut akan memperkecil peluang tenaga melakukan

kesalahan karena cukup banyak pokok dan baris yang diperiksa, serta

dengan no baris yang berdekatan bila dijumpai hal-hal yang perlu

didiskusikan akan mudah untuk memanggil dan mengumpulkan semua

pemeriksa.Penerapan sanksi denda mutlak diberlakukan bagi tenaga yang

melanggar aturan,

Contoh:

Penyusunan pelepah harus menyebar, tidak boleh menumpuk tinggi

Tahun tanam 98 dan 97 harus songgo 3

Tahun tanam 96 harus songgo 2

Tahun tanam 95 harus songgo 1

Bila penyusunan pelepah tidak beraturan dan ada pokok yang tidak

ditunas atau over prunning maka denda per pokok adalah Rp 1500.-

Page 13: PEPER PEMBUATAN RORAK

5. Pemeliharaan gawangan yang selektif, , penanaman pakis jenis neprolepis,

penanaman Casia, serta aplikasi janjangan kosong/effluent.

Tidak semua tanaman yang tumbuh diareal kebun sawit adalah

gulma yang boleh diberantas habis. Clean weeding dapat mengundang

serangan hama khususnya ulat api dan mengurangi kelembaban tanah.

Beberapa jenis seperti Neprolepsis, Casiacubanensis,

dan Turnera subulata layak dipertahankan. Jenis pakis Neprolepis berguna

untuk mempertahankan kelembaban tanah, Casia dan Turnera adalah

sebagai inang dariCantheconidea (predator hama ulat api). Aplikasi

Janjangan kosong atau effluen selain menambah unsur hara juga berfungsi

untuk menjaga kelembaban tanah.

6. Block Manuring System (BMS) yang terencana dan teraplikasi dengan

benar.

Penentuan dosis pupuk adalah berdasarkan analisa daun yang

dilakukan oleh riset. Pengambilan sample daun ke 17 oleh tenaga afdeling

tentunya menuntut kejujuran dan ketelitian yang tinggi. Peran asisten

kebun serta supervisi menjadi sangat penting dalam memilih tenaga yang

mampu melakukan pekerjaan tersebut.

Pengadaan kedatangan pupuk di kebun dengan memperhatikan

musim penghujan dan kemarau sangatlah penting artinya. Pengadaan

Page 14: PEPER PEMBUATAN RORAK

pupuk yang ter akumulasi pada 1 atau 2 bulan tertentu (sering

terjadikedatangan pupuk pada 2 bulan terakhir) tentunya sangat

menyulitkan kebun untuk dapat melakukan aplikasi pupuk dengan benar.

Koordinasi dan kerja sama yang baik antara purchasing department dengan

pihak kebun akan dapat menghilangkan kerugian yang ditimbulkan akibat

aplikasi yang tidak tepat waktu.

Page 15: PEPER PEMBUATAN RORAK

PENUTUP

Pembuatan rorak/saluran buntu adalah merupakan salah satu upaya

penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air dalam upaya pengendalian erosi

pada lahan-lahan usaha pertanian.serta selakigus meningkatkan produktivitas

lahan, dan pendapatan petani setempat. Oleh karena itu, indikator keberhasilan

pembuatan rorak/saluran buntu ini terletak bukan saja pada penurunan tingkat

erosi, perbaikan fungsi hidrologis/resapan, dan peningkatan produktifitas, tetapi

juga pada peningakatan pendapatan petani.

Disadari bahwa untuk tahun anggaran 2006 ini, cakupan kegiatannya baru

meliputi 513 hektar/15.390 unit yang tersebar di 10 Propinsi pada 22 Kabupaten.

Namun demikian, dibandingkan dengan luas lahan usaha tani yang memiliki

potensi degradasi akibat erosi sangatlah belum memadai.  Untuk tahun anggaran

mendatang, diharapkan kegiatannya akan lebih luas mencakup seluruh propinsi

terutama pada daerah-daerah lahan kering yang peka terhadap erosi.

Untuk lebih menjamin keberhasilan kegiatan pembuatan rorak/saluran

buntu dalam upaya konservasi tanah dan air ini koordinasi vertikal maupun

horizontal dengan instansi terkait serta pemberdayaan petani dan petugas,

terutama petugas penyuluh lapangan, harus menjadi prioritas utama. Pada

akhirnya pedoman ini diharapkan dapat dijadikan acuan pelaksanaan bagi para

petugas Dinas Pertanian baik di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, maupun

lapangan sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan hasil dan manfaat

sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan dan dapat dikembangkan lebih lanjut

ke lokasi lain dengan dana APBD Propinsi ataupun Kabupaten.

Page 16: PEPER PEMBUATAN RORAK

PEPER TATA CARA DAN FUNGSI PEMUPUKAN

Disusun Oleh :

FRISKHA HERDIANTINI PUTRI

10/13679/SMBP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2011

Page 17: PEPER PEMBUATAN RORAK

Dalam arti luas yang dimaksud pupuk  ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.

Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman yaitu nitrogen.

Bahan pupuk selain mengandung  hara tanaman umumnya mengandung bahan lain, yaitu: Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).

1.Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.

2.Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.

3.Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata

Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam pupuk antara lain ialah: Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.

1.Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer  ialah perbandingan unsur N,P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer. Misalnya gradefertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.

2.Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl dicampur  menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.