Per Tanya An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

quest

Citation preview

Slide 1

5.Apa Interpretasi dan patofisiologi dari pemeriksaan fisik abnormal? Tekanan darah: 130/80 mmHg : normal (karena tekanan darah dipengaruhi oleh usia )Nadi : 82x/menit : normalNilai normal : 60-100x/menitRR : 14x/menit : normalNilai normal : 14-20x/menitSuhu : 36,8 C : normalNilai normal : 36,5 37,2 C

6.a. Apa Interpretasi dan patofisiologi dari pemeriksaan Mata?

ODOSVOD 6/30 penurunan visusUsia tua proses degeneratif lensa mata denaturasi protein lensa lensa mata keruh katarak senilis media refraksi terganggu cahaya yang masuk terhalang penglihatan kabur seperti melihat asap visus menurun (6/30).VOS 1/300 penurunan visus, hanya dapat melihat lambaian tanganKatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler kompresi arteri retina & papil nervus opticus suplai nutrisi pada retina berkurang apoptosis sel ganglion retina penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus opticus (atropi papil nervus opticus) penjalaran impuls ke otak berkurang visus sangat menurun (1/300).Lensa mata keruh belum merata abnormal, katarakUsia tua proses degeneratif lensa mata denaturasi protein lensa lensa mata keruh namun belum merata katarak senilis imatur.Edema palpebral abnormalkatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler endotel rusak cairan masuk ke stroma kornea edema kornea tekanan hidrostatik transudasi cairan ke jaringan ikat longgar edema palpebral.Shadow test (+) katarak imaturUsia tua proses degeneratif lensa mata denaturasi protein lensa lensa mata keruh namun belum merata katarak senilis imatur bayangan masih dapat dibiaskan shadow test (+).Mixed injeksi (+) abnormalkatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler regangan bola mata penekanan arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior kompensasi dilatasi arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior mixed injeksi (+).Tonometri 17,6 mmHg. normalTekanan intraocular pasien normal (10-21 mmHg).Kornea keruh katarakkatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler endotel rusak cairan masuk ke stroma kornea edema kornea susunan sel melonggar dan warnanya keruh kornea keruh.-Bilik mata depan dangkal abnormalKatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal (bilik mata depan dangkal).-Pupil dilatasikatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler endotel rusak cairan masuk ke stroma kornea edema kornea susunan sel melonggar dan warnanya keruh kornea keruh cahaya yang masuk hanya sedikit mekanisme kompensasi kerja m. dilator pupillae dilatasi pupil sebagai usaha agar banyak cahaya yang masuk.-Refleks pupil (-)katarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler endotel rusak cairan masuk ke stroma kornea edema kornea susunan sel melonggar dan warnanya keruh kornea keruh (diperiksa dengan cahaya senter), cahaya yang masuk terhalang cahaya tidak mencapai pupil refleks pupil (-) -Shadow test tidak bisa dinilaikatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler endotel rusak cairan masuk ke stroma kornea edema kornea susunan sel melonggar dan warnanya keruh kornea keruh shadow test tidak bisa dinilai.-Tonometri 40 mmHgKatarak senilis osmotik lensa meningkat infiltrasi cairan ke dalam lensa lensa membengkak pendorongan iris ke depan sudut camera oculi anterior menjadi dangkal penutupan trabekulum (canalis shlemm) drainase aqueous humor terganggu akumulasi aqueous humor tekanan intraokuler tonometri 40 mmHg.6. b. Apa indikasi pemeriksaan tonometri dan shadow test? Tonometri: menentukan tekanan intraokular, Glaukoma.Shadowtest: melihat tinggat matur katarak.

6. c. Bagaimana Cara pemeriksaan Visus?Mengucapkan salam kepada pasien.Memperkenalkan diri sebagai dokter yang bertugas.Menanyakan identitas pasien.Menjelaskan tujuan dan meminta izin pasien.Ruang pemeriksaan harus dengan penerangan cukup.Pasien duduk pada jarak 6 m (20 kaki) menghadap lurus Snellen chart dengan pandangan mata setinggi bagian tengah dari Snellen chart.Jika pasien memakai kacamata/lensa kontak, maka minta pasien untuk melepasnya.Biasakan untuk memeriksa mata kanan terlebih dahulu dan minta pasien untuk menutup mata yang satu dengan menggunakan telapak tangan atau dengan alat (trial frame + occluder).Pasien diminta untuk melihat lurus ke depan dengan santai.Pasien dipersilahkan untuk membaca huruf/gambar yang terdapat pada Snellen chart, dari yang paling besar (dari atas) sampai pada huruf/gambar terkecil yang masih dapat terlihat oleh mata pasien.

Jika pasien hanya dapat melihat huruf pada Snellen chart dibaris 5/20, artinya pasien hanya dapat melihat pada jarak 5 m yang pada orang normal dapat dibaca dari jarak 20m (visus 5/20)Apabila penderita tak dapat melihat huruf/gambar terbesar yang terdapat pada Snellen chart, maka kita mempergunakan hitung jari. Penderita diminta untuk menghitung jari pemeriksa (satu jari atau dua jari) yang diletakkan secara horizontal di depan tubuh pemeriksa. Pemeriksa mulai pada jarak 1 m, lalu mundur sampai posisi 2 m di depan pasien, dan seterusnya sampai posisi 6 m. Jika penderita dapat melihat pada jarak 1m, maka visus dinyatakan dalam 1/60 (dapat melihat jari pada jarak 1 meter, yang pada orang normal dapat dilakukan pada jarak 60 m). Apabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakan lambaian tangan pemeriksa pada jarak 1 m. Jika penderita dapat mengidentifikasi arah gerak lambaian tangan pemeriksa, maka visus dinyatakan 1/300.Apabila lambaian tangan tak terlihat oleh penderita, maka kita periksa visusnya dengan cahaya (sinar baterai). Apabila pasien dapat melihat sinar tersebut maka visus dinyatakan dalam 1/~ (satu per tak terhingga). Kemudian sinar diarahkan ke empat kuadran penglihatan (atas, bawah, kiri, kanan) dan minta pasien menyebutkan arah datangnya sinar tersebut. Apabila pasien dapat menjawab dengan benar, maka visusnya dinyatakan dalam 1/~ , proyeksi sinar benar. Bila pasien menjawab salah, maka visus dinyatakan dalam 1/~ , proyeksi sinar salah.

Bila penderita tidak dapat mengidentifikasi cahaya senter maka visus dinyatakan nol (NLP = no light perception).Setelah diketahui visus kedua mata, dilakukan koreksi dengan trial lens.Pada mata dipasang trial frame, satu mata ditutup dengan occluder (penghalang).Lensa negatif/positif terkecil dipasang pada bingkai.Penderita kembali diminta membaca huruf/gambar pada Snellen chart sampai baris terbawah.Bila masih belum dapat membaca baris terbawah, lensa diganti dengan ukuran yang lebih besar, hingga penderita dapat membaca baris terbawah Snellen chart (visus 6/6).Lakukan hal yang sama pada kedua mata.Setelah didapatkan ukuran lensa negatif/positif dengan koreksi terbaik pada kedua mata, penderita diminta membaca huruf/gambar pada baris terbawah Snellen chart dengan kedua mata terkoreksi.

Apa Interpretasi dan patofisiologi dari pemeriksaan Laboratorium? BSS: (210 g/dl) meningkat, HyperglikemiaPatofisiologi:Terganggunya reseptor insulin di sel-sel tubuh terhadap insulin glukosa yang dibawa oleh insulint tidak bisa dimetabolisme di sel akumulasi di darah hiperglikemia.

8. Bagaimana Cara mendiagnosis?Anamnesis Keluhan mata kiri tidak bisa melihat disertai nyeri didalam dan disekitar mata yang onset waktunya sejak 2 hari yang lalu.Keluhan sering sakit kepala, mual, muntah, dan sering melihat warna pelangi disekitar bola lampu yang onset waktunya sejak 3 bulan yang lalu.Keluhan penglihatan kedua mata kabur seperti melihat asap sejak 1 tahun yang lalu.Riwayat kencing manis tak terkontrol sejak 10 tahun yang lalu.Pemeriksaan mata Pemeriksaan visus dasar : VOD 6/30 , VOS 1/300Status Oftalmologi :OD : tonometri 17,6 mmHg , lensa mata keruh belum merata, shadow test (+)OS : tonometri 40 mmHg, edema palpebra, mixed injeksi (+), kornea edema, bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, reflek pupil (-), shadow test tidak bisa dinilaiPemeriksaan laboratorium : BSS 210 mg/dl

9. Apa saja Kemungkinan penyakit?

Glaukoma sudut tertutupKatarakUveitis anteriorPenglihatanNyeri periocularNyeri berat-Sangat nyeriMata kemerahan+-+Mual dan muntah+-+ Penglihatan berasap-+-Ketajaman penglihatanTekanan intraocularnormalNormal/PupilMiddilatasinormalKonstriksiKamera okuli anteriordangkalnormalNormalShadow test-+/--Mengenai sisiunilateralUnilateral/bilateralunilateral10.Apa saja pemeriksaan Penunjang yang diperlukan? GonioskopiGonioskopi digunakan untuk melihat sudut bilik mata depan yang memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut bilik mata depan.b. Pemeriksaan Lapang PandangPemeriksaan lapangan pandang secara teratur berperan penting dalam diagnosis dan tindak lanjut glaukoma.

11. Gangguan yang paling mungkin terjadi?Oculi Dextra: Katarak senilis imatur.Oculi Sinistra: Glaukoma akut sekunder ec katarak.

Bagaimana Penatalaksanaan secara komprehensif?a. KATARAK1. PencegahanDisarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit. C ,vit. B2, vit. A dan vit. E dan mengurangi pajanan dari sinar matahari (sinar UV).Indikasi Pembedahan:Secara klinis: bila ditemukan uveitis atau berkembang kearah glaukomaSecara verbal:Bila monokuler harus stadium maturBinokuler: visus orang buta huruf : 5/50Visus orang terpelajar :5/20

b. GlaucomaPenanganan Non BedahPengobatan non bedah menggunakan obat-obatan yang berfungsi menurunkan produksi maupun sekresi dari humor akueous.Obat-obatan topikalSupresi pembentukan humor akueousPenghambat beta adrenergik Apraklonidin (larutan 0,5% tiga kali sehari dan 1% sebelum dan sesudah terapi laser)Dorzolamid hydrochloride larutan 2% dan brinzolamide 1% (dua atau tiga kali sehari).

Fasilitasi aliran keluar humor akueousAnalog prostaglandin berupa larutan bimastoprost 0,003%, latanoprost 0,005% dan travoprost 0,004% masing-masing sekali setiap malam dan larutan unoprostone 0,15% dua kali sehari.

Obat-obatan sistemikInhibitor karbonat anhidrase sistemik asetozolamid diberikan peroral dalam dosis 125-250 mg sampai empat kali sehari atau sebagai Diamox sequels 500 mg sekali atau dua kali sehari, dapat diberikan secara intravena (500 mg).

Penanganan Bedah dan LaserIndikasi penanganan bedah pada pasien glaukoma sudut terbuka primer, Penanganan bedah meliputi: Trabekuloplasti LaserTrabekulektomi

13. Apa Komplikasi yang dapat terjadi?Glaukoma kronisPenatalaksanaan yang tidak adekuat dapat menyebabkan perjalanan progresif dari glaukoma.Sinekia AnteriorApabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jaringan trabekular (sinekia anterior), sehingga menimbulkan sumbatan irreversible sudut kamera anterior dan menghambat aliran aqueous humor.Keruakan saraf optikusKerusakan saraf pada glaukoma umumnya terjadi karena peningkatan tekanan intraokular. Semamin tinggi tekanan intraokular, semakin berat kerusakan saraf yang terjadi.KebutaanKontrol tekanan intraokular yang buruk akan menyebabkan semakin rusaknya N. Optikus dan semakin menurunnya visus hingga menuju kebutaan.

14. Apa Prognosis pada kasus ini?katarakQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad fungsionam : dubia ad bonamGlaukoma akutQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad fungsionam : dubia ad malam

15. Apa Kompetensi Dokter Umum untuk kasus ini?Katarak

Glaukoma

16. Bagaimana Pandangan Islam pada kasus?Hadist Bukhori: 5221Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan penyakit pada kedua matanya, kemudian ia mampu bersabar, maka Aku akan menggantinya dengan surga. maksud (habibataihi) adalah kedua matanya. [HR. Bukhari No.5221].