peralatan pentanahan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    1/13

    Pentanahan peralatan adalah penghubungan bagian bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal

    tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara bagian bagian peralatan yang

    tidak dialiri arus dan antara bagian bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk

    semua kondisi operasi baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan ini

    berguna untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan serta

    untuk memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Bila arus

    hubung singkat ke tanah dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tinggi akan

    menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan berbahaya.

    Dalam analisis ini digunakan beberapa parameter yaitu kedalaman penanaman elektroda pentanahan,

    panjang elektroda batang, jumlah elektroda batang (rod), ketebalan lapisan tanah bagian pertama dan

    tahanan jenis tanah tiap lapisan dengan menggunakan beberapa asumsi yaitu:

    Lapisan-lapisan tanah sejajar terhadap permukaan tanah.

    Tahanan jenis tanah adalah konstan untuk setiap lapisan.

    Analisa hanya dilakukan untuk elektroda rod

    Panjang rod (L) untuk semua kemungkinan pemasangan adalah sama (3.5 meter)

    Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan menimbulkan perbedaan

    tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena adanya tahanan tanah. Jika pada waktu

    gangguan itu terjadi seseorang berjalan di atas switch yard sambil memegang atau menyentuh suatu

    peralatan yang diketanahkan yang terkena gangguan, maka akan ada arus mengalir melalui tubuh orang

    tersebut. Arus listrik tersebut mengalir dari tangan ke kedua kaki dan terus ke tanah, bila orang tersebutmenyentuh suatu peralatan atau dari kaki yang satu ke kaki yang lain, bila ia berjalan di switch yard

    tanpa menyentuh peralatan. Arus ini yang membahayakan orang dan biasanya disebut arus kejut. Berat

    ringannya bahaya yang dialami seseorang tergantung pada besarnya arus listrik yang melalui tubuh,

    lamanya arus tersebut mengalir dan frekuensinya.

    1. Arus Melalui Tubuh Manusi

    Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya terbatas dan lamanya

    arus yang masih dapat ditahan sampai yang belum membahayakan sukar ditetapkan. Berdasarkan hal ini

    maka batas - batas arus berdasarkan pengaruhnya terhadap tubuh manusia dijelaskan berikut ini .

    Bila seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari harga nol dan dinaikkan sedikit

    demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang tersebut akan memberikan pengaruh. Mula mula

    akan merangsang syaraf sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus

    bolak balik dan akan terasa sedikit panas pada telapak tangan bila dengan arus searah (arus persepsi)

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    2/13

    Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat arus persepsi dinaikkan lagi maka orang akan

    merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya

    lagi untuk melepaskan konduktor tersebut.

    Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang mempengaruhi otot dapat

    mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai mati, hal ini disebabkan arus listrik tersebut

    mempengaruhi jantung sehingga jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan.

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Dalziel disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang beratnya

    kurang dari 50 kg masih dapat menahan arus pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz yang mengalir melalui

    tubuhnya dan waktu yang ditentukan oleh persamaan sebagai berikut :

    (1)

    (2) Jika k= (3)

    Keterangan :

    Ik : besarnya arus yang mengalir melalui tubuh (Ampere)

    t : lamanya arus mengalir dalam tubuh atau lama ganguan tanah (detik)

    K : konstanta empiris, sehubungan dengan adanya daya kejut yang dapat ditahan oleh X % dari

    sekelompok manusia.

    Untuk X=99.5 %, 50 kg diperoleh K= 0.0135, maka k = 0.116

    Untuk X=99.5 %, 70 kg diperoleh K=0.01246 maka k = 0.157

    Dengan menggunakan persamaan (3) akan diperoleh besarnya arus yang masih dapat ditahan

    seseorang sebagai berikut :

    (4)

    (5)

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    3/13

    2. Tahanan Tubuh Manusia

    Tahanan tubuh manusia berkisar di antara 500 Ohm sampai 100.000 Ohm tergantung dari tegangan,

    keadaan kulit pada tempat yang mengadakan hubungan (kontak) dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit

    yang terdiri dari lapisan tanduk mempunyai tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan yang tinggi

    kulit yang menyentuh konduktor langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini tidak berarti apa-apa.Tahanan tubuh manusia ini yang dapat membatasi arus. Berdasarkan hasil penyelidikan oleh para ahli

    maka sebagai pendekatan diambil harga tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.

    3. Karakteristik Tanah

    Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat

    dengan perencanaan dan sistem pentanahan yang akan digunakan. Sesuai dengan tujuan pentanahan

    bahwa arus gangguan harus secepatnya terdistribusi secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan

    tentang karakteristik tanah sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis tanah

    merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan. Pada

    kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya

    dan faktor faktor lain.

    Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada

    lokasi pembangunan gardu induk karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang

    diperkirakan. Pada suatu lokasi tertentu sering dijumpai beberapa jenis tanah yang mempunyai tahanan

    jenis yang berbeda-beda (non uniform). Pada pemasangan sistem pentanahan dalam suatu lokasi gardu

    induk, tidak jarang peralatan pentanahan tersebut ditanam pada dua atau lebih lapisan tanah yang

    berbeda yang berarti bahwa tahanan jenis tanah di tempat itu tidak sama. Apabila lapisan tanahpertama dari sistem pentanahan mempunyai tahanan jenis sebesar r 1 sedangka lapisan bawahnya

    dengan tahanan jenisnya adalah r 2, maka diperoleh faktor refleksi K seperti pada persamaan :

    (6)

    Dari persamaan (6) di atas memungkinkan faktor refleksi K berharga positif atau negatif.

    Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah antara lain: Pengaruh temperatur,

    pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya arus, pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan

    bahan kimia. Pada sistem pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam

    sehingga mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah sangat besar. Kadangkala pada

    penanaman elektroda memungkinkan kelembaban dan temperatur bervariasi, untuk hal seperti ini

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    4/13

    harga tahanan jenis tanah harus diambil dari keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.

    Berdasarkan harga inilah dibuat suatu perencanaan pengetanahan.

    Nilai tahanan jenis tanah (r ) sangat tergantung pada tahanan tanah ( R ) dan jarak antara elektroda-

    elektroda yang digunakan pada waktu pengukuran. Pengukuran perlu dilakukan pada beberapa tempat

    yang berbeda guna memperoleh niai rata-ratanya. Tahanan jenis rata-rata dari dua lapis tanah menurut

    IEEE standar 81 dimodelkan sebagai berikut :

    (7)

    dimana :

    Rhoav : tahanan jenis rata-rata dua lapis tanah (Ohm-m)

    r 1 : tahanan jenis tanah lapisan pertama (Ohm-m)

    a : jarak antara elektroda (meter)

    h : ketebalan lapisan tanah bagian pertama (meter)

    K : koefesien refleksi

    d : diameter elektroda (meter)

    n : jumlah pengamatan (sampel) tiap lapisan tanah yang diamati

    Perbedaan tahanan jenis tanah akibat iklim biasanya terbatas sampai kedalaman beberapa meter dari

    permukaan tanah, selanjutnya pada bagian yang lebih dalam secara praktis akan konstan.

    4. Konduktor Pentanahan

    Konduktor yang digunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:

    Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga tidak akan memperbesar beda

    potensial lokal yang berbahaya.

    Memiliki kekerasan (kekuatan) secara mekanis pada tingkat yang tinggi terutama bila digunakan pada

    daerah yang tidak terlindung terhadap kerusakan fisik.

    Tahan terhadap peleburan dari keburukan sambungan listrik, walaupun konduktor tersebut akan

    terkena magnitude arus gangguan dalam waktu yang lama.

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    5/13

    Tahan terhadap korosi.

    Dari persamaan kapasitas arus untuk elektroda tembaga yang dianjurkan oleh IEEE Guide standar,

    Onderdonk menemukan suatu persamaan :

    (8)

    dimana :

    A : penampang konduktor (circular mills)

    I : arus gangguan (Ampere)

    t : lama gangguan (detik)

    Tm : suhu maksimum konduktor yang diizinkan ( 0 C )

    Ta : suhu sekeliling tahunan maksimum ( 0 C )

    Persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran penampang minimum dari konduktor

    tembaga yang dipakai sebagai kisi-kisi pentanahan.

    5. Penentuan panjang elektroda pentanahan

    Kebutuhan akan konduktor pentanahan pada umumnya baru diperkirakan setelah diketahui tata letak

    peralatan yang akan diketanahkan serta sistem pentanahan yang akan digunakan. Sebagai dasarpertimbangan dalam penentuan panjang konduktor pentanahan umumnya digunakan tegangan sentuh,

    bukan tegangan langkah dan tegangan pindah. Hal ini disebabkan karena tegangan langkah yang timbul

    di dalam instalasi yang terpasang pada switch yard umumnya lebih kecil daripada tegangan sentuh

    tersebut.

    Pentanahan peralatan gardu induk mula mula dilakukan dengan menanamkan batang konduktor tegak

    lurus permukaan tanah (rod). Penelitian selanjutnya dengan sistem penanaman elektroda secara

    horisontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) dan gabungan sistem grid dengan rod.

    6. Penentuan Jumlah Batang Pengetanahan

    Pada saat arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dengan tanah, tanah akan menjadi

    panas akibat i2r . Suhu tanah harus tetap di bawah 100 0 C untuk menjaga jangan sampai terjadi

    penguapan air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis tanah.

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    6/13

    Kerapatan arus yang diizinkan pada permukaan batang pentanahan dapat dihitung dengan persamaan

    [13] :

    (9)

    dimana :

    i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)

    d : diameter batang pengetanahan (mm)

    d : panas spesifik rata-rata tanah ( 1.75 x 106 watt-detik tiap m2 tiap 0C )

    q : kenaikan suhu tanah yang diizinkan ( 0 C )

    r : tahanan jenis tanah (Ohm-m)

    t : lama waktu gangguan (detik)

    Seluruh panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian arus gangguan ke tanah

    dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedang jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan

    diperoleh dari pembagian panjang total dengan panjang satu batang, atau dalam bentuk lain dituliskan

    sebagai berikut :

    (10)

    dimana :

    Nmin : jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan

    Ig : arus gangguan ke tanah (Ampere)

    i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    7/13

    7. Bentuk-Bentuk Elektroda Pentanahan

    7.1 Pentanahan Rod (Elektroda Batang )

    Di bawah ini diperlihatkan disribusi tegangan yang terjadi untuk satu batang elektroda dan dua batang

    elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah, dimana arus kesalahan mengalir dari elektroda

    tersebut ke tanah sekitarnya.

    dimana Ux : teagangan elektroda pentanahan atau tegangan antara elektroda dengan tanah

    x : jarak dari elektroda

    Dengan demikian untuk jumlah elektroda yang lebih banyak yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah

    maka tahanan pentanahan semakin kecil dan distribusi tegangan akan lebih merata.

    7.1.1 Satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah

    Dari suatu konduktor terdapat hubungan antara tahanan dan kapasitansi sebesar :

    R = r / 2pC (11)

    dimana :

    R : tahanan (Ohm)

    p : tahanan jenis tanah tiap lapisan (Ohm-m)

    C : kapasitansi (statt Farad)

    Kapasitansi ini termasuk kapasitansi dari bayangan konduktor yang ditanam ke dalam tanah. Pada

    gambar-3 satu batang elektroda berbentuk selinder dengan panjang L yang ditanam tegak lurus

    permukaan tanah berdiameter 2a, dengan bayangan di atas permukaan tanah. Untuk menghitung

    kapasitansi elektroda pentanahan dan bayangan, digunakan metode potensial rata rata menurut G.W.O

    Home. Dalam persoalan pentanahan, elektroda pentanahan merupakan bahan penghantar yang

    membawa muatan listrik yang terdistribusi (menyebar) disekeliling elektroda pentanahan. Dengan cara

    seperti ini potensial di setiap tempat pada permukaan elektroda akan sama. Bila pada elektroda

    tersebut diberikan suatu muatan yang merata, maka kapasitansi dapat dihitung dengan metode

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    8/13

    potensial rata rata. Hasil yang didapatkan untuk satu batang elektroda berbentuk selinder yang ditanam

    seluruhnya di dalam tanah dinyatakan dengan persamaan :

    (12)

    Maka tahanan dari satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus permukaan tanah menurut H.B

    Dwight, di dapat dengan mensustitusikan persamaan (12) ke dalam persamaan (11) sehingga diperoleh

    persamaan untuk gambar (3.a) sbb:

    (13)

    Untuk elektroda batang yang ditanam tegak lurus dan pada kedalaman beberapa cm di bawah

    permukaan tanah (gambar 3.b) berlaku hubungan:

    (14)

    Untuk gambar (3.c) satu batang elektroda tegak lurus kedalam tanah, dan menembus lapisan kedua

    tanah tersebut. Hal ini berlaku persamaan :

    (14-a)

    Untuk gambar (3.d) satu batang elektroda tegak lurus kedalam tanah, pada kedalaman beberapa cm di

    bawah permukaan tanah dan menembus lapisan kedua tanah tersebut. Hal ini berlaku persamaan :

    (14-b)

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    9/13

    dimana :

    Rd1 : tahanan untuk satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus permukaan tanah (Ohm)

    L : panjang elektroda batang (meter)

    a : jari-jari batang elektroda (cm)

    r : tahanan jenis tanah rata-rata (Ohm-m)

    (indeks 1 atau 2 menunjukkan lapisan tanah)

    hb : kedalaman penanaman elektroda (meter)

    7.1.2 Dua batang elektroda tegak lurus ke dalam tanah

    Susunan dari dua batang elektroda berbentuk selinder dengan panjang L yang ditanam tegak lurus ke

    dalam tanah dengan jarak antara ke dua elektroda tersebut sebesar S terlihat pada gambar di bawah.

    Nilai tahanan pentanahan dan tahanan jenis tanah yang relatif tinggi, maka untuk menguranginya

    dengan cara menanamkan batang-batang elektroda pentanahan dalam jumlah yang cukup banyak.

    Untuk dua batang elektroda pentanahan yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah oleh Dwight, JL.

    Marshall dengan memperhatikan efek bayangan biasanya adalah dengan menghitung tegangan pada

    salah satu batang elektroda yang disebabkan oleh distribusi muatan yang merata di batang elektroda itu

    sendiri dan pada batang elektroda yang lain termasuk bayangannya. Dengan menghitung tegangan rata-

    rata yang disebabkan oleh muatan batang elektroda itu sendiri dan menghitung tegangan rata-rata yang

    disebabkan oleh muatan batang elektroda yang lain. Tegangan total rata-rata diperoleh dengan

    menjumlahkan antara keduanya.

    Rumus tahanan pentanahan untuk dua batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah

    adalah [13]:

    (15)

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    10/13

    untuk S > L

    (16)

    untuk S < L

    dimana : S : jarak antara kedua elektroda (meter)

    7.1.3 Beberapa batang elektroda (Multiple-Rod) yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah

    Jika susunan batang - batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah dalam jumlah yang

    lebih banyak, maka tahanan pentanahan akan semakin kecil dan distribusi tegangan pada permukaan

    tanah akan lebih merata. Penanaman elektroda yang tegak lurus ke dalam tanah dapat berbentuk bujur

    sangkar atau empat persegi panjang dengan jarak antara batang elektroda pentanahan adalah sama

    seperti pada dalam gambar berikut :

    Nilai tahanan pentanahan untuk beberapa batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah di

    mana rod menembus lapisan tanah paling bawah/kedua, dihitung dengan mengikuti persamaan berikut:

    ( )

    (17)

    dimana Rt adalah tahanan elektroda batang (rod)

    (18)

    (19)

    (20)

    (21)

    (22)

    (24)

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    11/13

    (25)

    Keterangan :

    N : jumlah batang rod

    Cf (shafe factor = 0.9)

    Ra dan Rb (tahanan berdasarkan pososi elektroda ( gambar.5))

    Analisa :

    Dimisalkan :

    panjang tiap konduktor batang =3.5 meter

    diameter konduktor batang = 3/4 inch = 0.01905 meter

    Jari-jari batang konduktor =9.525x10-3 meter

    tahanan jenis tanah rata-rata lapisan pertama =750 Ohm-m

    tahanan jenis tanah rata-rata lapisan kedua =550 Ohm-m

    Ketebalan lapisan tanah bagian atas h = 3.8 meter

    Kedalaman penanaman elektroda hb = 0.5 meter

    1). Berdasarkan gambar (3-a) dengan mengacu pada persamaan (13) diperoleh :

    Rd1 = 214.7256 W

    2). Beradasrkan gambar (3-b) dengan mengacu pada persamaan (14) diperoleh :

    Rd1 = 191.0741 W

    3). Berdasarkan gambar (3-c) dengan mengacu pada persamaan (14-a) diperoleh :

    Rd1 = 157.4655 W

    4). Berdasarkan gambar (3-d) dengan mengacu pada persamaan (14-b) diperoleh :

    Rd1 = 196,6387 W

    5). Berdasarkan gambar (4) dengan mengacu pada persamaan (15) dimana S > L

    untuk S = 4 meter Rd2 = 121.9813 W

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    12/13

    untuk S = 5 meter Rd2 = 118.5008 W

    Berdasarkan gambar (4) dengan mengacu pada persamaan (16) dimana S < L

    untuk S = 3 meter Rd2 = 123.1448 W

    untuk S = 2.5 meter Rd2 = 125.3299 W

    6). Pentanahan dengan Multiple - rod sesuai dengan persamaan (17 - 22) maka :

    N=40

    Dengan cara yang sama diperoleh sbb:

    untuk N = 20 Rt = 30.6359 W

    untuk N = 10 Rt = 61.0867 W

    untuk N = 5 Rt = 122.0373 W

    Kesimpulan

    Dari analisa ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    Bila struktur tanah dianggap homogen

    Tahanan elektroda pentanahan untuk satu batang rod akan semakin kecil bila elektroda tersebut

    ditanam semakin jauh dari permukaan tanah

    Untuk dua batang elektroda, bila jarak antara keduanya menjadi lebih besar dari panjang elektroda nilai

    tahanan pentanahan akan semakin kecil.

    Bila jarak antara kedua elektroda menjadi semakin kecil dibandingkan dengan panjang elektroda

    diperoleh tahanannya semakin besar.

    Dengan menganggap struktur tanah tidak homogen untuk satu batang elektroda diperoleh tanahan

    pentanahan yang lebih kecil dibandingkan dengan tanah homogen

    Bilamana jumlah elektroda semakin banyak, tahanan pentanahannya semakin kecil, baik pada tanah

    homogen maupun tidak homogen

  • 8/13/2019 peralatan pentanahan

    13/13

    Sumber Bacaan

    Baldev Thapar, Victor Gerez and Prince Emmanuel [1993], "Ground Resistance Of The Foot In Substation

    Yards", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol.8 No.1, pp.1-6

    Baldev Thapar, Victor Gerez and Vijay Singh [1993], "Effective Ground Resistance Of The Human Feet In

    High Voltage Switchyards", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol.8 No.1, pp. 7 - 12

    Baldev Thapar, Victor Gerez [1996], "Equivalent Resistivity Of Non-uniform Soil For Grounding Grid

    Design", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol.10 No.2, pp.759-767

    J.Lazzara, N.Barbeito [1990], "Simplified Two Layer Model Substation Grounding Grid Design

    Methodology", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol.5, No.4, pp.1741-1750

    J.M. Nahman, V.B. Djordjevic [1996], "Resistance To Ground of Combined Grid-Multiple Rods

    Electrodes", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol. 11, No. 3, pp.1337 - 1342

    T.S Hutauruk [1991], "Pengetanahan Netral Sistem tenaga & Pengetanahan Peralatan" , Benerbit

    Erlangga Jakarta.

    Y.L. Chow, J.J. Yang, and K.D Srivastava [1995], "Grounding Resistance Of Buried Electrodes in Multi-

    Layer Earth Predicted by Simple Voltage Measurements along Earth Surface-A Theoritical Discussion",

    IEEE Transaction on Power Delivery, Vol.10, No.2, pp.707 - 715.

    Y.L Chow, M.M.A Salama [1994], "A Simplified Method for Calculating The Substation Grounding Grid

    Resistance", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol. 9 No.2 pp.736 - 742.

    Y.L. Chow, M.M Elsherbiny, M.M.A Salama [1996], "Resistance Formula of Grounding System in Two-

    Layer Earth", IEEE Transaction on Power Delivery, Vol.11, No. 3, pp. 1330 - 1336