67
BAB I PENDAHULUAN Untuk memenuhi tuntutan sekolah maka dengan berusaha sedapat mungkin penulis menyusun karya tulis ini yang akhirnya dapat dipersembahkan sebagai suatu karya tulis yang begitu sederhana,namun perlu di perbaiki disana sininya. Di samping untuk memenuhi tuntutan sekolah,dalam menyusun karya tulis ini penulisan diiringi degan suatu kesadaran yang tinggi akan suatu tanggug jawab yang ada di atas pundak kita semua dalam menanggulangi peran Agama kristen megenai pembentukan krakter,penulis belum menemukan sebuah buku yang khusus membahas peran agamakristen dalam pembentukan krakter. Padahal masala pembentukan krakter adalah masala utama bagi peran agama sekarang ini Penulis ini khusus membahas masala peran agama dalam pembentukan krakter yang juga diperan didalamnya . 1

Peran Agama Kristen Dalam Pembentukan Krakter

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Untuk memenuhi tuntutan sekolah maka dengan berusaha sedapat mungkin penulis menyusun karya tulis ini yang akhirnya dapat dipersembahkan sebagai suatu karya tulis yang begitu sederhana,namun perlu di perbaiki disana sininya. Di samping untuk memenuhi tuntutan sekolah,dalam menyusun karya tulis ini penulisan diiringi degan suatu kesadaran yang tinggi akan suatu tanggug jawab yang ada di atas pundak kita semua dalam menanggulangi peran Agama kristen megenai pembentukan krakter,penulis belum menemukan sebuah buku yang khusus membahas peran agamakristen dalam pembentukan krakter. Padahal masala pembentukan krakter adalah masala utama bagi peran agama sekarang iniPenulis ini khusus membahas masala peran agama dalam pembentukan krakter yang juga diperan didalamnya . karena masih terlalu sederhana maka penulis berharap walau hanya sedikit akan bermanfaat bagi pembaca sekalian.Maka itu pentinglah akan pembentukan krakter dimasakini karna banyaknya yang dizaman sekarang ini khususnya dikalangan anak-anak mudah bahkan dikalangan pejabat-pejabat sehingga banyaknya dosa yang ia lakukan baik itu korupsi,penipuan,pembunuhan,pemerkosaan karena semuanya itu berdasarkan dari karakter kalau krakternya baik maka secara otomatis apa yang dia lakukan itu akan berbuah kebaikan.

BAB IIPENGERTIAN AGAMA

2.1 Pengertian agamSecara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta, yang berasal dari akar kata gam artinya pergi. Kemudian akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. Di samping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.Kata religireligion dan religio, secara etimologi menurut Winkler Prins dalam Algemene Encyclopaediemungkin sekali berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata religere atau religare yang berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang ber-religi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari kata religere yang berarti berhati-hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu adalah orang yang senantiasa bersikap hati-hati dengan sesuatu yang dianggap suci.Sedangkan secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas adanya yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada yang Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut.Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada agama dan religi terdapat empat unsur penting, yaitu: 1) tata pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya Yang Agung, 2) tata hubungan atau tata penyembahan terhadap yang Agung itu dalam bentuk ritus, kultus dan pemujaan, 3) tata kaidah/doktrin, sehingga muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik/jujur, dan kesengsaraan bagi yang berbuat buruk/jahat, 4) tata sikap terhadap dunia, yang menghadapi dunia ini kadang-kadang sangat terpengaruh (involved) sebagaimana golongan materialisme atau menyingkir/menjauhi/uzlah (isolated) dari dunia, sebagaimana golongan spiritualisme.Selanjutnya, kata dinsecara etimologiberasal dari bahasa Arab, artinya: patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan hari kemudian. Maksudnya, orang yang berdin ialah orang yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-undang Allah untuk mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian. Oleh karena itu, dalam ini terdapat empat unsur penting, yaitu: 1 tata pengakuan terhadap adanya Yang Agung dalam bentuk iman kepada Allah, 2) tata hubungan terhadap Yang Agung tersebut dalam bentuk ibadah kepada Allah, 3) tata kaidah/doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata penyembahan tersebut yang terdapat dalam al-Qur`an dan Sunnah Nabi, 4) tata sikap terhadap dunia dalam bentuk taqwa, yakni mempergunakan dunia sebagai jenjang untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Sedangkan menurut terminologi, din adalah peraturan Tuhan yang membimbing manusia yang berakal dengan kehendaknya sendiri untuk kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.Berdasarkan pengertian din tersebut, maka din itu memiliki empat ciri, yaitu: 1) ini adalah peraturan Tuhan, 2) din hanya diperuntukkan bagi manusia yang berakal, sesuai hadis Nabi yang berbunyi: al-din huwa al-aqlu la dina liman la aqla lahu, artinya: agama ialah akal tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal, 3) din harus dipeluk atas dasar kehendak sendiri, firman Allah: la ikraha fi al-din, artinya: tidak ada paksaaan untuk memeluk din (agama), 4) din bertujuan rangkap, yakni kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat.2.2 Pengertian Karakter- Karakter merupakan totalitas ciri pribadi membentuk penampilan seseorang atau obyek tertentu. Ciri-ciri personal mempunyai karakter terdiri dari kualitas moral dan etis; kualitas kejujuran, kebranian, integritas, reputasi yang baik, semua nilai tersebut di atas merupakan sebuah kualitas yang melekat pada kekhasan individu. - Adalah sesuatu yang telah dipahat dalam hati sehingga merupakan tanda yg khas, karakter mengacu pada moralitas kehidupan sehari-hari. Karakter bukan merupakan kegiatan sesaat, melainkan kegiatan konsisten muncul baik secara batiniah dan rohaniah. - Karakter mengacu pada kebiasaan berpikir, berperasaan, bersikap, berbuat, membentuk tekstur dan motivasi kehidupan seseorang. Karakter erat dengan pola tingkah laku, kecenderungan untuk berbuat baik.pribadi- Karakter sebagai suatu yang melekat pada personal yaitu totalitas ide, aspirasi, sikap, yang terdapat dlm individu dan telah mengkristal pada pikiran dan tindakan. Hanya individu itu sendiri yang tahu dirinya. 2. 3 Pendidikan Agama KristenTujuan Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi secara spesifik adalah: Membantu terbinanya sarjana beragama, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas, ikut seta dalam kerjasama antar umat beragama dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS untuk kepentingan nasional (Yusri Pangabean, 2000: 1) Sedang tujuan Pendidikan Agama Kristen secara umum adalah agar mahasiswa sebagai generasi penerus mampu menghayati dan mengerti sebagai Umat Allah mempunyai tugas hakiki untuk menjadi berkat bagi dunia, negara dan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan Kristen secara khusus adalah usaha untuk membentuk dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang mencerminkan sebagai gambar Allah yang memiliki sifat kasih dan ketaatan kepada Tuhan, memiliki kecerdasan, ketrampilan, berbudi pekerti yang luhur, kesadaran dan memelihara lingkungan hidup, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut Yusri Panggabean tujuan Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah: Mahasiswa diharapkan mengenal atau menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus dalam bimbingan Roh Kudus sehingga dapat bertumbuh dalam membentuk diri pribadi seutuhnya sebagai manuisa ciptaaan baru yang dewasa dan bertanggung jawab kepada Allah, sesama manusia dan lingkungan serta bersedia mengabdikan seluruh hidup dan pekerjaan demi kepentinggan sesamanya dalam segala aspek lapangan hidup dimana dia berada untuk hormat dan kemulyaan bagiNya (Yusri Pangabean, 2000: 1) Jadi pada prinsipnya konsep belajar kristen ditekankan pada keaktifan setiap pribadi untuk membentuk diri atau menjadi pelaku firman Allah dan mengabdikan seluruhnya untuk bangsa dan negara termasuk cinta tanah air sebagai perwujudan kasihnya kepada Tuhan. Oleh karena konsep belajar dengan semangat pembaruan akan membawa kepada kemajuan yang sangat berarti bagi hakekat kemanusiaan. Sedang interaksi dalam aktivitas pembelajaran merupakan upaya pencarian diri sendiri agar lebih dewasa dan manusiawi.

2. 4 Peran Agama Kristen dalam Pembentukan Karakter

Membicarakan agama dalam kohesi sosial atau kajian fungsional atas agama yaitu hubungan antara agama dengan sub sistem yang lain, ada tujuh hal yang disebut oleh Dea mengenai fungsi agama yaitu; Pertama: agama merujuk suatu apa yang ada di luar, ia dapat menjadi semangat atau suport, memberi hiburan (pengharapan) dan rekonsiliasi. Manusia memerlukan suport dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti, memberikan pengharapan untuk berjalan dengan iman, atau hiburan ketika menghadapi kekecewaan, dan rekonsiliasi dengan masyarakat bila mengalami keterpencilan dari tujuan dan norma sosial. Kedua; agama memberikan hubungan transendental melalui upacara-upacara persembayangan sehingga memberikan rasa aman dan identitas yang kokoh dalam menghadapi perubahan. Ketiga; agama mensakralkan norma dan nilai dalam masyarakat, menjaga kelestarian dominasi tujuan dan disiplin kelompok atas keinginan dan dorongan-dorongan individual (sebagai sosial kontrol). Keempat: agama sebagai kritik sosial, dimana norma-norma yang sudah melembaga ditinjau ulang, sesuai dengan fungsi kenabiannya (prophetic agama). Kelima; agama memberikan identitas dan menyadarkan tentang siapa mereka dan apa mereka. Keenam: agama berfungsi dalam hubungannya dengan kematangan seseorang individu dalam masyarakat. Ketujuh; agama berfungsi dalam membentuk social solidarity (solidaritas sosial) dan terakhir agama dapat berperan dalam pemerataan pendapatan (Kuntowijoyo, 1977: 7). Jadi kajian fungsi agama sangat berperan dalam memembentuk watak bangsa, nilai-nilai agama bisa memberi semangat bagi individu dan kelompok masyarakat dalam menghadapi krisis multidimensional yang tak kunjung selesai, menghadapi disintegrasi bangsa seperti kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita. Nilai-nilai agama memberi penghiburan dan harapan untuk menghadapi ketidak pastian dan meyakini ada saatnya krisis akan berakhir dan bangsa bisa bersatu mewujudkan tujuan nasionalnya.

2.4.1 Peran Agama dalam kajian Fungsional- Memberi semangat (suport) memberi hiburan dan rekosiliasi. Manusia perlu supor menghadapi masa depan tidak pasti, harapan dalam iman, hiburan ketika kecewa.- Hubungan transendental melalui upacara persembayangan, merasa aman, identitas yang kokoh dalam menghadapi perubahan.- Agama mensakralkan norma (Sebagai sosial kontrol)- Sebagi kritik sosial (noma yang ada ditinjau ulang, sesuai fungsi kenabiannya).- Memberi identitas; menyadarkan tentang siapa, mereka dan apa mereka.- Sebagai solidaritas sosial.- Pemerataan pendapatan- Fungsi agama dapat membentuk watak bangsa, memberi semangat individu dan kelompok dalam hadapi krisis, disintegrasi bangsa. Memberi hiburan dan ketidak pastian masa depan, saatnya krisis akan berakhir.

2.4.2 Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi- Membentuk sarjan beragama, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, rasional, dinamis, pandangannya luas, kerjasama antar umat dalam pengembangan IPTEKS untuk kepentingan nasional.- Tujuan umum mempunyai tugas hakiki menghayati dan mengerti sebagai umat Allah mempunyai tugas hakiki untuk menjadi berkat bagi dunia. usril; Mengenal kasih Allah dan menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus pribadi seutuhnya sebagai manusia ciptaan baru yang dewasa dan bertanggung jawab kepada Allah dan manusia, bersedia mengabdikan seluruh hidupnya untuk kemulyaannya. -Kesimpulan: membentuk pribadi Kristus menjadi pelaku firman untuk mengabdi bagi sesama. -Semangat belajar memperbaharui diri untuk membawa ke arah kemajuan bagi hakekat kemanusiaan. Interaksi dalam pembelajaran upaya mencari diri agar lebih dewasa dan manusiawi.

2..5 Pentingnya Pendidikan Nilai KristenSARA (orang samaria yang baik hati), kita harus mengasihi sesama secara totalitas, oleh karena itu pendid- Moderat dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam Maz 1.- Menstranfer nilai berulang-ulang. Mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari Etika Kristen - Proses tranfer nilai bagaimana seseorang sampai pada suatu pemilihan nilai- Prinsip peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pelaku firman, aktif secara fisik dan mental. Firman itu harus menjadi daging.- Bentuk pendidikan nilai budi pekerti untuk menjadi warganegara yang baik harus di integrasikan setiap pelajaran penanaman nilai liberty, eqalitity, frienternity, unity, demokratisasi, kebangsaan, kebhinekaan, pluralisme.- Yesus meneladani lintas ikan pluralisme penting untuk memgawa kabar damai.-Ia peduli; sakit disembuhkan, lapar dicukupkan, mati dibangkitkan, lumpuh berjalan, buta melihat, Menolak agama Verbalistik, formalisme, iman dan perbuatan, Expresi iman dalam perbuatan thd sesama membutuhkan syalom Allah ada hakekat Kristen.2.6 Sumbngan Pendidikan Agama Kristen dalam Pengembangan Nilai Eqalitarian Dalam mensosialisasikan Pendidikan agama di masyarakat perlu dikembangkan nilai-nilai kebersamaan. Hal yang sangat penting dalam mengembangkan hidup bersama sebagai warga bangsa adalah menanamkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama, bahwa bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dan heterogin. Sikap saling menghormati dan mengharagai perbedaan yang ada harus senantiasa dikembangkan. Oleh karena itu sikap eksklusif dan pemahaman terhadap agama, dan agama sering dijadikan alat legitimasi untuk melakukan kekerasan terhadap pemeluk agama lain harus dihindari. Tindakan antagonis ini sangat counter producitive dengan hakekat kemanusiaan universal. Pemahaman agama yang berada dalam tataran institusi, hanya menghasilkan hal yang formalitas, dan belum mengenai makna yang esensial. Sedang pemahaman makna yang esensial, nilai-nilai agama akan dapat dijadikan motivasi kebersamaan, kesetaraan dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu sangat penting artinya pendidikan agama bagi generasi muda, nilai agama tidak hanya sebagai ritualitas tetapi diharapkan dapat mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama secara baik akan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, dan dapat dijadikan landasan spiritual, moral, etika bagi pembangunan nasional, sehingga dapat memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa ilmu agama sebagaimana dengan paradigma modern peradaban saat ini telah mendorong rasionalisasi memasuki primordialistik, trasdisi keagamaan dan dalam kehidupan bersama. Sasaran yang semula menjadi akar peradaban mulai bergeser ke arah bangun dasar negara yang menjaga stabilitas bangsa. Kehidupan bersama saat ini bagi generasi muda mempunyai makna berbeda, karena situasi dan tantangan zaman berbeda. Perlu dimengerti bahwa kepribadian generasi muda terbentuk oleh jiwa jaman dan untuk membentuk kepribadian global. Anak-anak jaman dimasa yang akan datang adalah generasi yang memiliki kesadaran kemanusiaan, dan nilai-nilai moral yang terkandung secara intrensik di dalamnya. Oleh karena itu bagi generasi tua perlu mewariskan butir-butir kemanusiaan secara universal dan eqalitarian, bukan hanya format struktur kebangsaan melainkan moralitas dan roh yang dapat membangun hidup bersama. Pentingnya bagi generasi penerus, pewaris cita-cita bangsa agar menumbuhkembangkan komitment kebangsaan dan kemanusiaan dalam sebuah masyarakat modern suatu orde generasi dengan kemampuan kreatif dan tidak terbatas pada logika formal yang dangkal. 2.7 Kontribusi Nilai Kekristenan dalam Membentuk Masyarakat SipilMenurut Pendeta Hartoyo nilai-nilai subtansial sebagai akar budaya masyarakat sipil di Amerika dan Eropa Barat adalah nilai kasih yang diimplementasikan dalam segala aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh orang Barat sangat patuh sekali dalam tatatertib berlalu lintas, karena pada prinsipnya jika melanggar berarti akan menyusahkan orang lain, di negeri barat juga dijunjung tinggi nilai-nilai kehidupan orang lain atau sangat menghargai perbedaan dan pendapat orang lain sebagai wujud dari masyarakat sipil. Sedangkan menurut Pdt. Sangadi Mulya peran orang Kristen dalam mewujudkan masyarakat sipil adalah sebagai garam dan terang yang menggarami dalam segenap hidup manusia. Prinsip Kekristenan adalah ibadah yang holistik tidak hanya ibadah ritual tetapi diterapkan dalam segenap aspek kehidupan manusia sehingga menghasilkan buah yang nyata menjadi berkat bagi orang lain . Contoh kongkrit Pelayanan Kristiani telah dilakukan oleh Almarhum Ibu Theresia dari India, Almarhum Dr. Yohanes Lemena, Yos Sudarso, Romo YB Mangun Wijoyo yang memiliki kepekaan sosial terhadap lingkungannya dengan memberikan hidupnya untuk masayarakat marginal (Indra Trenggono, Kedaulatan Rakyat, 29 Oktober 2005; hal 12). Menurut Prof. Dr. Usman Abubakar masyarakat sipil akan terwujud jika bangsa Indonesia mengedepankan pendidikan formal bagi seluruh warga bangsa, jika terjadi kesenjangan pendidikan dan kesenjangan sosial-ekonomi maka bangsa ini mudah terprovokasi untuk melakukan kekerasan terhadap sesama warga bangsa. Dalam sosialisasi pendidikan nilai secara universal dan holistik, perlu dipahami pendidikan formal. Oleh karena kesuksesan pendidikan formal dalam mewujudkan masyarakat sipil yang modern diukur dengan penguasaan nilai-nilai IPTEKS dan soft skils yaitu kemampuan untuk bekerja dengan kelompok, bekerja dalam tekanan, kemampuan memimpin, kemampuan berkoordinasi, berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan asing, tabah dan gigih, percaya diri, memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi informasi untuk mendapatkan dan memanfaatkan informasi dan memiliki nasionalisme tinggi tidak banyak tuntutan . Nilai-nilai kebersamaan perlu dijunjung tinggi seperti kosep manunggaling kawulo gusti yang menekankan kebersamaan dan keteladanan pemimpin terhadap rakyatnya seperti Almarhum Sultan HB IX mengorbankan tahta untuk rakyatnya.Dalam mewujudkan peradaban yang baik perlu strategi perjuangan kultural dan struktural secara bersama, struktural dalam arti politik, perbaikan struktural ini sarana yang paling efektif adalah melalui parpol . Semantara kultural itu merupakan perjuangan panjang. Perjuangan membangun mentalitas melalui nilai-nilai kedadilan dan demokrasi yang berorientasi pada Firmn Allah. Sedang Nilai-nilai di atas dapat diujudkan karena Injil adalah kekuatan Allah yang hidup dan memberikan kemampuan, kesanggupan dan kekuatan bagi penganutnya.2.8 Sosialisasi Pendidikan Karakter- Dibentuk sejak usia dini- Peran Orang tua dan lingkungan dominan - Pemimpin harus punya komitmen untuk meniru Kristus Mengembangkan suara hati anak pekah terhadap lingkungan- Karakter harus dikonsep secara ideal untuk generasi muda- Memberi Norma yang dibakukan- Memodelkan orang tua sebagai Panutan- Diajarkan secara berulang-ulang- Keaktifan anak untuk memilih Nilai- Menjadi habit- Interaksi ke teladanan dan membentuk kondisi lingkungan yang kondusif- Orang tua harus memberi hidupnya bagi anaknya.- Orang tua harus memberikan firman Tuhan semenjak masi kecilKita menjadi kepunyaan bagi setiap saudara seiman!, untuk itu kita harus bersekutu dengan saudara/i yang lain didalam Kristus. Kita tidak dapat berelasi dengan Yesus Kristus tanpa bersekutu dengan umat-Nya yang lain, yaitu dengan saudara seiman kita! dan persekutuan itu bisa dilakukan secara lebih dekat atau lebih nyata melalui kelompok sel.M3. Kita membutuhkan dorongan untuk bertumbuh secara rohani.Kita membutuhkan dukungan untuk bertumbuh secara rohani. Faktanya adalah bahwa kita tidak dapat bertumbuh sendiri di dalam Tuhan.Ibrani 10:24 menuliskan "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik"Sebagai orang Kristen, kita harus senantiasa berpikir dalam terminologi "apa yang dapat saya katakan dan apa yang saya dapat lakukan untuk mendorong orang..Pengkhotbah 4:9-10,12 menegaskan akan hal itu Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka, Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputua pPerlu kita ketahui bahwa dorongan bagi kita untuk bertumbuh secara rohani hanya dapat kita peroleh lewat persekutuan yaitu melalui kelompokA. ORGANISASI KRISTEN PERTAMA Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan monoteistik yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian Lama, juruselamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Pengikutnya beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b). Agama Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7. Melalui gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni, Pancur (Sekarang wilayah dari Deli Serdang) dan Barus (Sekarang wilayah dari: Tapanuli Tengah) di Sumatra (645 SM). Sejarah kedatangan telah tercatat oleh ulama Syaikh Abu Salih al-Armini dalam bukunya dengan judul FIBA Tadhakur Akhbar min al-Kanais wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqtaaih (Daftar berita pada gereja-gereja dan monastries di provinsi-provinsi Mesir dan sekitarnya). Daftar gereja-gereja dan monastries dari naskah asli dalam bahasa Arab dengan 114 halaman ini berisi berita tentang 707 gereja-gereja dan 181 monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia, Abysina, Afrika Barat, Spanyol, Arab dan India . Dalam bukunya (Abu Salih), tanah Indonesia masih dimasukkan Gereja Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja pendatang yang menurut penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, pertama hadir dan datang ke Indoneia yang ditandai dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatera Utara. Namun menurut A.J. Butler M.A., kata Fahsr seharusnya ditulis Mansr, yaitu sebuah negara pada jaman kuno yang terdapat di Barat Laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur).dalam wilayah India (al-Hindah) Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1511 di tanah Aceh, yaitu dari Ordo Karmel, dan 1534 di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 154 Pada 1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak Komunis dan Tionghoa diklaim sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa Tionghoa yang akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan muda bangsa Tionghoa adalah umat Kristen. Kristen di Indonesia lebih bebas untuk menjalankan agama mereka dibandingkan dengan beberapa negara seperti RRC, Malaysia, dan beberapa negara Arab. Di provinsi Papua dan Sulawesi Utara, Protestan merupakan agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga ditemukan di sekitar danau Toba di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, pedalaman Tana Toraja, dan sebagian wilayah di provinsi Maluku. Walaupun Indonesia mayoritas beragama Muslim, para misionaris tetap bebas untuk menyebarkan agama Kristen di Indonesia. Dan banyak sekolah Kristen yang mengajarkan agama Kristen. Protestan di Indonesia terdiri dari berbagai denominasi, yaitu Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Pentakosta, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh , Gereja Yesus Sejati, Mennonit, Gereja Metodis, Gereja Baptis, Gereja Tabernakel Indonesia, Gereja Kristen Protestan Simalungun, Gereja Kristen Rejang dan denominasi lainnya.

A.PERANAN ORANG TUA Alkitab menyatakan bahwa tugas utama dalam mendidik anak ada pada orang tua. Sejak anak dibesarkan, peran orangtua tidak dapat diabaikan, baik pemberian nutrisi, pemeliharaan, pendidikan, dan keteladanan bagi perkembangan anak, baik untuk perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional maupun spiritual. Namun seiring bertambahnya usia anak dan terbatasnya kemampuan orang tua dalam berbagai aspek pengetahuan serta kesibukan tuntutan kehidupan, sebagian orangtua terabaikan perannya sebagai pendidik utama. Mereka hampir sepenuhnya menyerahkan tugas mendidik hanya kepada sekolah.Dalam perspektif Kristen, sekolah adalah mitra orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Sedangkan orangtua adalah pendidik utama. Sekolah Kristen harus menyelaraskan prinsip pendidikan Kristen berkaitan pengembangan karakter dan pendisiplinan anak baik di sekolah maupun di rumah. Sekolah Kristen adalah perpanjangan tangan dari orangtua dalam mendidik anak. Sekolah Kristen berkesempatan menggunakan pertemuan orang tua murid sebagai sarana parenting school dengan tujuannya menjalin relasi dan kebersamaan dalam mengembangkan karakter, sikap, moral, dan spiritual anak. Untuk dapat membangun hubungan tersebut, Sekolah Kristen harus memiliki filsafat dan prinsip-prinsip pendidikan Kristen yang bersumber pada kebenaran Firman Tuhan.Apa yang sebaiknya menjadi pertimbangan orang tua ketika ingin menyerahkan anaknya untuk dididik kepada pihak lain juga, misalnya sekolah? Orang tua memegang peran penting bagi pendidikan anak. Sejak dari bayi sampai memilihkan sekolah bagi anaknya, peran orang tua sebagai pendidik utama sudah dinyatakan. Pendidikan anak-anak adalah tanggung jawab orangtua bersama. Setiap orangtua Kristen harus sadar bahwa anak-anak adalah tugas orang tua yang diperintahkan Tuhan dalam mendidik anak. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya orangtua mendidik dan mengajar anak-anak mereka. Alkitab menyebutkan peran ayah secara spesifik ditugaskan dalam mendidik anak-anak mereka Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Ef. 6:4). Peran ayah dalam mendidik anak juga dinyatakan dalam Ibrani 12:9-10, dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati Bahkan ada pepatah mengatakan seorang ayah yang mengajar lebih dari seratus guru, memberikan gambaran betapa pentingnya ayah (orang tua) yang mengajarPendidikan anak-anak adalah tanggung jawab yang besar. Setiap orang tua Kristen harus bahwa anak-anak adalah pekerjaan rumah yang Tuhan berikan dalam pendidikan anak. Pendidikan anak tidak semata-mata mengajarkan nilai-nilai kehidupan, tetapi mengenal kebenaran Allah, hidup bersama dengan Allah. Mazmur 127:5 mengatakan Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang. Pendidikan pada anak mengajarkan mereka jalan kehidupan, jalan yang menunjukkan juruselamat, hmenunjukkan kebenaran, mengenal hikmat, dan pengetahuan. Pendidikan anak harus berdasarkan pada Firman Tuhan yang merupakan sumber kebenaran mutlak. Oswald Chambers (1874-1917) seorang guru dan penginjil dari gerakan Holiness Movement dari Inggris merespon kegundahanya dalam pendidikan anak. Menurut Chambers, manusia beriman harus mendidik anak dalam iman, sebab bila tidak, mereka akan kesulitan datang B. MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA. tidak ada untuk menolongnya, dia terisolasi dan kesepian. Have I been able to reproduce my own kid spiritually? If so, in a time of difficulty I will be brought through magnificently victorious: but woe be to the spiritual man who has never produced his own kind, when the difficulties come there is none to assist, he is isolated and lonely Oleh sekolah harus mampu menjembataninya dengan pendidikan Kristen dalam setiap aspek kehidupan anak, mempelajari setiap pelajaran dengan perspektif Kristen, penyelenggaraan parenting school bagi orang tua untuk menyelaraskan pendidikan dan pembinaan karakter yang sesuai firman Tuhan baik di rumah maupun di sekolah. Saat ini banyak remaja yang terlibSemua gereja di dunia selalu menuntut kehadiran seorang pemimpin Kristen (Pendeta/Gembala) yang memiliki dedikasi tinggi dan mampu memimpin suatu organisasi gereja lokal dengan baik. Namun, sedikit sekali gereja yang memiliki kesadaran untuk mempersiapkan calon pemimpin Kristen masa depan sejak dini. Akibatnya, banyak pemimpin yang 'sesungguhnya' belum siap menjadi seorang pemimpin. Hal ini tentunya membuka pikiran kita bahwa sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen sejak dini, dan itu dimulai dari usia remaja. Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak dan kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Jika tidak menjadi seorang pemimpin bagi orang lain, minimal ia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebab, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk memimpin. Dengan prinsip seperti ini, kita dapat meyakini bahwa mempersiapkan para remaja untuk menjadi seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan gereja. Sebab, merekalah penerus yang akan memengaruhi kemajuan dan kemunduran kualitas dan kuantitas gereja di masa yang akan datang, Melatih kepemimpinan remaja memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan pengorbanan untuk membentuk remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan. Berikut, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan.Ketika kita mempersiapkan remaja Kristen untuk menjadi seorang pemimpin, kita perlu memperhatikan beberapa pilar kepemimpinan Kristen. Berikut ini adalah pilar-pilar kepemimpinan kristiani yang penting dimiliki oleh remaja Kristen: Menjadi Garam ( matius 5:13 ).Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memengaruhi orang lain. Demikian juga, bagi seorang remaja Kristen. Untuk menjadi seorang pemimpin, hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana ia dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya. Sebab, pengaruh positif akan menjadi suatu penahan bagi kerusakan dunia sehingga orang 'dunia' akan terlindung dari perbuatan jahat mereka dengan melihat setiap tindakan moral yang baik, yang telah diberikan oleh orang percaya. Seorang remaja harus dididik untuk menjadi garam dunia sehingga ia mampu menjadi pelindung bagi orang-orang di sekitarnya supaya tidak mudah jatuh dalam dosa.ebayanya yang mengatakan tidak gaul Menjadi Terang (Matius 5:14-16)Selain mengajar remaja untuk menjadi garam, kita juga harus mendorong mereka untuk menjadi terang bagi orang lain. Hal ini diwujudkan melalui perkataan dan perbuatan yang memancarkan cahaya kemuliaan Kristus, yaitu perbuatan yang dipandang baik di mata Tuhan dan manusia. Dengan begitu, ketika ia memimpin, ia dapat menunjukkan kebenaran melalui perbuatannya kepada orang yang masih belum mengenal kebenaran, untuk menuntun orang-orang itu kepada kebenaran dan Allah.Tamparan (Matius 5:38-39) Ini berbicara tentang kerelaan hati. Seorang remaja harus diajari untuk memiliki hati yang rela berkorban demi kepentingan dan pelayanan Tuhan. Seorang pemimpin Kristen sudah seharusnya menjadi orang yang rela rugi karena menanggung beban yang mungkin bukan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat orang-orang yang dipimpin merasa yakin bahwa pemimpin tersebut benar-benar mencintai, bukan hanya pekerjaannya, namun juga kesungguhannya dalam memimpin suatu organisas Ular dan Merpati (Matius 10:16Alkitab mengajarkan bahwa anak Tuhan harus memiliki kedua sifat ini, yaitu cerdik dan tulus. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki seorang remaja apabila ia hendak menjadi seorang pemimpin. Sebab, kelak ia akan menjadi seorang yang cerdik dalam berpikir dan tulus dalam bertindak. Sehubungan dengan kedua sifat ini, bila berdiri sendiri-sendiri, kecerdikan ular tidaklah lebih daripada kelicikan, dan ketulusan seekor merpati tidaklah lebih baik daripada kelemahan. Akan tetapi, jika keduanya digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan seorang pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya, sementara ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut. Hal ini. tentu sangat penting, mengingat bahwa seorang pemimpin akan menghadapi begitu banyak bahaya dan tantangan dari berbagai pihak ketika ia memimpin sesuatu. Peran Pemimpin dalam Partisipasi Aktif dan Kesatuan AnggotaKetika kita memberikan pelatihan kepemimpinan kepada seorang remaja, kita harus menanamkan motif kepemimpinan Kristen terlebih dahulu. Salah satu motif tersebut adalah kemampuan membina hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, serta orang lain secara umum (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kepemimpinan, remaja harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin ditentukan oleh kadar hubungan. Sebab, hubungan tersebut akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kesatuan dan keharmonisan anggota. Jika kita menggambarkan seorang pemimpin sebagai seorang nakhoda, pemimpin itu harus mampu mengendalikan kapal yang dikemudikan, juga menyatukan dan mengatur seluruh awak kapal yang dipimpinnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus tahu betul posisi dan arah yang ia tuju bersama anggota yang dipimpinnya.Secara umum, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain supaya secara sukarela mereka berpartisipasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang pemimpin pasti tidak akan mencapai tujuan suatu organisasi jika ia tidak dapat menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi. Mengingat bahwa pemimpin bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tertentu, maka remaja harus dilatih dan disadarkan supaya ia mampu memberdayakan partisipasi anggota dan menjaga kesatuan mereka. Hal ini sangat penting bagi pemimpin Kristen. Ketika pemimpin mampu memberdayakan dan menyatukan anggota, ia dapat membangkitkan inisiatif dan partisipasi aktif setiap anggotanya tanpa harus bertindak otoriter. Satu cara paling ampuh untuk mewujudkan hal itu adalah dengan rela berkorban. Seorang pemimpin akan berhasil memberikan pengaruh besar kepada anggotanya apabila ia rela berkorban demi tercapainya suatu tujuan. Pengorbanan pemimpin akan dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin menghargai organisasi sehingga anggota semakin percaya diri dan bangga menjadi bagian dari organisasi. Lebih lanjut, pengorbanan diri pemimpin merupakan contoh nyata bagi anggota untuk melakukan hal yang sama. Anggota akan semakin termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. Inilah yang menjadi catatan ketika kita hendak melatih atau mempersiapkan remaja menjadi pemimpin rohani, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka sikap rela berkorban demi pelayanan Tuhan. Ketika kita memberikan pelatihan sikap itu sejak dini, remaja akan menjadi seorang pemimpin yang menyadari pentingnya pengorbanan dan sanggup melakukannya demi membangun kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan tertentu. C. Persyaratan Pemimpin RohaniDalam kepemimpinan secara umum, mungkin kualitas karakter dan sosial dianggap sebagai hal yang cukup relatif. Namun, dalam kepemimpinan Kristen, kedua hal itu merupakan hal yang sangat ditekankan. Dalam Titus 1:5-9, kita melihat ada dua puluh kriteria yang diberikan bagi seorang pemimpin Kristen. Delapan belas Kriteria berkaitan dengan reputasi, etika, moralitas, temperamen, kebiasaan, dan kedewasaan rohani serta psikisnya. Demikian juga yang diajarkan dalam 1 Timotius 3:1-7. Jika diperhatikan, ada tiga ciri menonjol yang diajarkan, yaitu mencakup: 1) persyaratan fundamen, bukan tugas,2) tingkah laku yang teramati, dan3) karakter. Karakter yang tertulis dalam ayat tersebut sesungguhnya bukan karakter khas Kristen, melainkan merupakan ideal tertinggi moralitas konteks Hellenistis pada zaman itu. Ini berguna demi kesaksian gereja secara kontekstual pada masa itu. Jadi, kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwa, rohani, dan sosial.Sehubungan dengan kepemimpinan Kristen, Tuhan Yesus juga menegaskan adanya perbedaan antara kepemimpinan Kristen dan sekuler, tertulis dalam Markus 10:42-45, "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Konsep kepemimpinan yang diberikan Alkitab dan perlu diajarkan kepada remaja adalah seorang disebut pemimpin rohani (Kristen) bukan karena ia seorang Kristen yang melibatkan diri dalam pelayanan kepemimpinan di gereja, melainkan seorang yang mengenal Allah dalam Kristus secara pribadi dan memiliki hubungan secara pribadi dengan-Nya. Selain itu, seorang pemimpin Kristen juga harus memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan kerohanian Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat rohani Kristennya membuat remaja sanggup memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan memuliakan Allah. Sebab, kemampuan memengaruhi orang lain bukan berasal dari kemampuan diri sendiri, melainkan dari kepribadian yang diperbarui Roh Kudus dan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus.D. LANDASAN ALKITABDua Tawarikh 34:2-3 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan." Mendorong remaja untuk memahami bahwa syarat menjadi seorang pemimpin muda yang berkenan adalah takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya.Ibrani 13:5, berkata: "Sebab barang siapa masih memerlukan susu, ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil". Lebih jelas lagi dalam terjemahan FAYH "Orang yang masih hidup dari susu, belum maju dalam hidup kekristenannya dan tak tahu banyak tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah, ia orang Kristen yang masih bayi!".Dari dua versi ayat ini jelas bahwa harus ada pertumbuhan dalam kehidupan rohani kita. Bukan berarti Allah tidak berkenan pada anak-anak-Nya yang masih bayi atau kecil secara rohani, fase ini memang harus ada sebagaimana Ia menghendaki adanya kelahiran baru (percakapan Yesus dengan Nikodemus). Namun maksud-Nya dengan kelahiran baru, bukanlah Kerajaan Allah hendak dipenuhi dengan bayi-bayi yang sekedar bersih dari noda dan dosa. Dia menghendaki laskar Kristen yang tangguh, bukan pasukan bayi yang suka rewel dan menangis. Maksud Allah melahirkan kita kembali oleh Roh-Nya adalah untuk suatu pertumbuhan!."Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar terhadap kita dengan mengutus Kristus supaya mati untuk kita pada waktu kita masih hidup dalam dosa. Dan semua ini dilakukan-Nya untuk kita dengan darah-Nya, ketika kita masih dalam dosa. Karena itu betapa banyak lagi yang akan dilakukan-Nya untuk kita, sesudah kita dinyatakan tidak bersalah ( Roma 5:9-8 ). Petrus yang telah menjadi sokoguru bagi jemaat mula-mula, khotbahnya yang memukau dan menobatkan banyak orang sekaligus, hikmat dan perkataannya yang sanggup menjernihkan kekeruhan para Rasul tentang sunat, dan masih banyak lagi kehebatannya. Ternyata ia masih tetap digembleng Allah dengan berbagai cara, bahkan dengan cara seakan tak layak bagi seorang Rasul besar. Hanya soal makan bersama dengan orang Yahudi, ia ditegur oleh seorang yang katakanlah belum sesenior dia (Galatia 2:11-14).Kita tak sungkan mengacungkan jempol pada hubungan Daud dengan Tuhan. Kita pun tak menyangsikan Petrus yang sampai dengan kematiannya memuliakan Allah, apabila dalam kondisi yang terasa wah itu mereka masih dibenahi Allah, itu berarti sepanjang hidup orang Kristen, sepanjang itulah Allah tetap berkepentingan untuk mengajar, mendidik, dan menyempurnakan kita sesuai dengan rencana-Nya untuk setiap kita.Dengan demikian kaburlah anggapan semula tentang kedewasaan rohani pribadi Kristen yang demikian hebat, berhikmat, dan bertindak tanpa kesalahan sehingga Allah tak perlu membenahi atau menegur. Sedemikian kuat menaggung penderitaan sehingga tak perlu lagi memerlukan dukungan doa dan moril dari saudara seiman. Begitu tangkas menyelesaikan persoalan hingga tak lagi memerlukan dukungan tangan kasih Allah yang menguatkan.Kehidupan Kristen adalah sebuah proses didikan, ajaran, dan tuntunan Allah seumur hidup. Kedewasaan rohani berarti pengertian dan kerelaan untuk dibentuk Allah seumur hidup kita. Ini berarti kita menerima juga segala bentuk dan cara Allah untuk membawa kita pada taraf pertumbuhan yang dikendaki-Nya, sebagaimana tanah liat di tangan tukang periuk. Sebab di dalam penyerahan diri itulah terdapat keelastisan hati dan jiwa kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang Allah perhadapkan di depan kita. Apakah teguran, kritikan, hadiah, sanjungan, dan penderitaan sekalipun. Kedewasaan Daud bukanlah ketulusan penyembahan dan kejujurannya di hadapan Allah dan manusia yang menjadikan ia raja besar, bukan pula besarnya ketergantungannya sebagai panglima perang pada Allah sebagai andalan. Kedewasaan Daud adalah kerelaannya untuk tetap dibentuk Allah dengan segala cara. Kita tahu tak mudah seseorang raja jadi menyesal karena teguran nabi (misalnya Herodes saat ditegur Yohanes Pembabtis dengan persoalah yang hampir sama). Demikian juga Petrus, kedewasaannya bukanlah khotbahnya yang hebat. Namun kesetiannya untuk tetap melayani Tuhan meskipun terjadi gesekan-gesekan dengan rekan sepelayanannya, itulah kehebatannya, sekalipun untuk itu ia membayar didikan Allah setinggi harga dirinya.Jelas di sini bahwa memiliki kedewasaan rohani di usia muda bukalah suatu pertumbuhan yang abnormal atau mustahil, bukan pula suatu tuntutan surgawi yang sangat sulit dipenuhi di usia muda, ataupun teori yang bisa dicapai dengan upaya dan kekuatan. Sebabnya jelas, karena di antara keduanya (usia muda dan kedewasaan rohani) tidak memiliki sebab akibat. Ada yang secara jasmani telah dewasa, namun memiliki kehidupan rohani yang masih bayi, rewel, dan selalu minta dilayani. Hatinya seperti kaca yang bila terbentur sedikit keras akan hancur berkeping-keping. Namun bukanlah hal yang aneh bila kita jumpai seorang muda (secara jasmani) telah memiliki kedewasaan rohani sebab telah menyerahkan diri pada Allah dan memberi diri didandani Roh Kudus sejak mula pertobatannya. Karena bakat dan potensi di usia muda yang dipertimbangkan raja Nebukatnezar sebagai keuntungan kerajaannya, bawalah Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel ke istana Babel dan mendapat perlakuan yang baik. Bila mereka menolak makanan santapan raja, bukan berarti mogok makan karena dibawa ke istana musuh. Juga bila mereka dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala karena menolak menyembah patung emas, bukanlah protes pada pemerintah sebagai ilmuan atau intelek muda yang kritis dan penuh potensi untuk merombak tradisi. Bukan pula keisengan yang kompak sebagai orang-orang muda. Semua itu mereka lakukan adalah semata-mata karena tidak dapat memalingkan hati dari Allah yang hidup, apapun resikonya.Di usia muda yang penuh potensi yang bisa dikembangkan, sering datang tawaran jenjang karir yang cukup menggiurkan namun menjebak agar kita melepaskan Tuhan. Siapa yang tetap memandang visi Allah, dialah yang akan diluputkan dari api, dengan cara pertolongan yang sangat ajaib. Berani Mengubah Arah Hidup Seorang muda yang terdidik soal hukum taurat tiba-tiba mengubah arah hidupnya dari seorang penganiaya jemaat menjadi pekabar Injil Kristus. Terpaksa banting stir dalam menata masa depan rupanya merupakan pilihan yang banyak diambil oleh orang-orang muda sekarang ini. Kita banyak menjumpai artis yang tiba-tiba berubah menjadi penyanyi rohani. Ada yang tinggal beberapa bulan lagi akan diwisuda jadi dokter atau insinyur tahu-tahu duduk dibangku sekolah Alkitab sebagai mahasiswa baru, karena sebuah momentum pribadi dengan Allah seperti yang dialami Paulus dalam perjalanan ke Damsyik.Keputusan putar arah ini tentu menimbulkan pro dan kontra yang mungkin di luar dugaan, tetapi itulah konsekuensi sebagai seorang yang telah diSuatu pekerjaan yang paling sulit adalah memulai segala sesuatu dari nol kembali. Keputusan banyak orang yang telah jatuh atau tercebur dalam lumpur adalah mandi lumpur sehingga seluruh tubuhnya kotor dan tak lagi terlihat sehingga tak perlu malu. Keistimewaan Simson bukanlah kehebatan otot dan darah mudanya, salah satu hal luar biasa yang dilakukan Simson adalah kemauannya untuk kembali berbalik dan berteriak minta tolong kepada Allah.Seseorang yang dewasa secara rohani adalah orang yang berani menghampiri Tuhan meskipun dengan lumuran dosa sekalipun. Tindakan inilah yang dikehendaki Allah (pengajaran Tuhan Yesus dalam perumpamaan anak yang hilang). Itulah sebabnya Allah memulihkan keadaan Daud setelah penyesalan atas tindakan terhadap Uria dan Betsyeba, Petrus setelah penyangkalan dipulihkan Tuhan secara luar biasa, maka itu sangat lah penting nya proses kehidupan dan pembentukan krakter kristen yang benar di saman sekarang ini untuk gereja yang hidup. Masa remaja adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap dialami remaja adalah pergolakan rohani. Dalam pergolakan rohaninya, remaja mulai menolak nilai-nilai yang tadinya mereka percayai. Berikut akan dipaparkan enam penyebab pergolakan ini dan tanggapan yang sebaiknya diberikan orangtua. Pada masa remaja, anak akan: mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke depan. berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal sehingga rawan mengambil keputusan secaraMasa remaja adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap dialami remaja adalah pergolakan rohani. Dalam pergolakan rohaninya, remaja mulai menolak nilai-nilai yang tadinya mereka percayaiSemua gereja di dunia selalu menuntut kehadiran seorang pemimpin Kristen (Pendeta/Gembala) yang memiliki dedikasi tinggi dan mampu memimpin suatu organisasi gereja lokal dengan baik. Namun, sedikit sekali gereja yang memiliki kesadaran untuk mempersiapkan calon pemimpin Kristen masa depan sejak dini.BAB IIIPERAN AGAMA KRISTEN UNTUK MENJADI GARAM DAN TERANG DIMASYARAKATPeran Agama Kristen diharapkan dapat menghasilkan individu-individu yang menjadi garam dan terang ditengah-tengah masyarakat yang ditekankan dalam bentuk pendidikan nilai (budi pekerti atau value education), memeliki kesadaran berani mengambil sikap positif demi masa depan bangsa yang bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang baik (Good Cetizen) dengan kriteria bersedia memberikan hidupnya untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan profesinya masing-masing. Nilai agama yang diberikan, harus diintegrasikan dalam seluruh jiwa dan melekat pada setiap individu seperti nilai kebebasan, persamaan, persaudaraan, kesatuan (liberty, equality, fraternity, unity), demokrasi-demokratisasi, kebangsaan, kebhinekaan, pluralisme.Demikian juga dengan peran agama dalam pembentukan karakter individu itu sendiri merupakan hal yang sangat penting guna menumbuhkembangkan iman kerohanian masing-masing pribadi agar sesuai dengan karakter Tuhan itu bagaimana sebenarnya. Yesus sendiri merupakan tokoh pluralisme sejati, Ia sendiri telah meneladani murid-muridnya untuk mengasihi sesama manusia seperti dirnya sendiri. Melalui perumpamaan Orang Samaria yang baik hati, Ia telah menjelaskan sikapnya bahwa sebagai warga masyrakat pengikutnya harus mengasihi sesama dengan totalitas hidupnya, tidak memandang suku, antar golongan, ras dan agama. Oleh karena itu pendidikan pluralisme merupakan tututan yang harus ditindaklanjuti oleh setiap orang Kristen dalam rangka misi sebagai pembawa kabar damai sejahtera dan damai sejahtera dalam hidupnya. PengajaranNya sangat peduli terhadap manusia; yang sakit disembuhkan, yang lapar dicukupkan, yang mati dibangkitkan, dan yang lumpuh bisa berjalan serta yang buta melihat. Injil pada dasarnya monolak agama verbalistik, formalisme, tetapi mengutamakan iman dan perbuatan. Ajaran Yesus memerintahkan agar setiap muridNya; mempu mengekspresikan imannya dalam kepedulian terhadap sesama manusia yang paling membutuhkan . Dengan demikian setiap pengikutnya terpanggil untuk mengahdirkan syalom Allah dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu hakekat iman Kristen

B KEBAKTIANBanyak anak-anak muda hari-hari ini tidak menyadari betapa pentingnya untuk berada dan bertumbuh dalam sebuah komunitas rohani. Bahkan oleh banyak anak muda Kristiani, komunitas yang rohani itu dianggap tidak relevan jika dibandingkan dengan komunitas/geng sepeda motor atau mobil, komunitas/geng sekolah, dsb.da beberapa alasan yang menjadikan mengapa sebuah komunitas rohani itu sangat penting bagi orang-orang percaya : 1. Karena menjelang hari Tuhan yang mendekat kita harus semakin giat melakukan pertemuan-pertemuan ibadah.Dalam Ibrani 10:25 dikatakan bahwa kita tidak boleh menjauhi pertemuan-pertemuan ibadah yang telah dibiasakan atau menjadi kebiasaan bagi orang lain, malah menjelang kedatangan Tuhan kita harus semakin giat melakukan pertemuan-pertemuan ibadah kita. Selain harus setia untuk senantiasa hadir dalam pertemuan ibadah raya (Kebaktian Minggu) kita juga harus memberi diri serta hati kita untuk senantiasa hadir atau datang dengan setia dalam pertemuan-pertemuan komunitas sel. Dengan itu kita bisa menjadi pelaku Firman.2. Kita termasuk dalam Keluarga Allah bersama umat percaya lainnya. Dalam Efesus 2:19 dikatakan "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga-keluarga Allah"Kalau kita membaca Alkitab, kita akan menemukan bahwa Alkitab sering membicarakan tentang orang-orang Kristen sebagai saudara-saudara seiman baik laki-laki maupun perempuan. Saudara seiman karena kita semua memiliki Allah yang sama yaitu Allah Bapa di Surga. Roma 12:5 menegaskan "Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."4. Kita harus diubahkan kepada keserupaan dengan KristusFirman Tuhan berkata dalam Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya, menjadi yang sulung diantara banyak saudaraKetika kita beroleh keselamatan, tujuan Allah bukan hanya sekedar menyelamatkan kita tetapi agar kita memiliki karakter yang sama seperti Kristus. Untuk mengalami perubahan karakter dari manusia lama kepada manusia baru setiap kita pasti akan mengalami berbagai proses yakni melalui masalah-masalah yang kita hadapi. Amsal 27;17 berkata "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya"Kelompok sel adalah tempat dimana kita dapat membentuk kepriba dian atau karakter kita sehingga karakter-karakter buruk kita yang lalu dapat berangsur-angsur pulih sehingga kita dapat memiliki karakter seperti Kristus.Hal itu terjadi ketika kita mau memberi diri kita untuk menjadi pelayan atau hamba dalam melayani saudara seiman lainnya di dalam kelompok sel.Tak jarang karakter kita mengalami pembentukkan melalui konflik dengan sesama saudara seiman lain di dalam kelompok sel. Ketika kita mengalami konflik itulah maka kita akan tahu siapa kita ini sesungguhnya? Apakah kita pembentukan tetap ada dalam karakter kita yang lama atau telah memiliki karakter yang baru? Dalam 1 Petrus 4:10 ditulis "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

A. LATAR BELAKANGKata peran agama kristen dalam pembentukan krakter di pakai dalam kehidupan sehari-hari sehingga manusia yang dulunya gelap ia bisa menjadi terang atau garam dunia yang ada karna krakter manusia yang dulunya bobrok dan intergritas pola pikirannya rendah sehingga ia tidak dapa melihat tahta atau kemuliaan Allah itu.Alkitab benar secara moral dan rohani yang sangat penting adalah bahwa Alkitab benar secara moral rohani,ketetapan Alkitab adalah terutama dalam bidang moral dan rohani.Walaupun pembelaan secara intelektual atas Alkitab ada tempatnya namun di atas semuanya adalah argumentasi dari nilai praktisnya dan ternyata Alkitab telah berperan dalam kehidupan manusia karena injil atau firman-Nya itu tela nyata dibuktikan di ( Yohanes 1:1) Pada mulanya adalah firman ,firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah AllahMaka kita bisa lihat bahwa firman itu adalah Allah sendiri sehingga kita tidak dapat menyangkal bahwa Dia adalah firman itu sendiri sehingga kita sebagai manusia tunduk kepada Dia yang mengubah krakter manusia dan Galatia berkata : ( 2 : 20 ) Namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup didalam aku dan hidupku yang kuhidupi sekarang didalam daging,adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk Allah. Karena orang benar akan hidup oleh iman maka itu apa bilah Kristus yang ada didalam dirinya maka talain krakter hidupnya sama akan Kristus selalu hidup suci,tidak kotor,bahkan pola pikirannya atau intergritasnya berfikir secara positif didalam roh dan kebenaran Allah sendiri.

B. TUJUAN PENULISPeran agama kristen yang dimaksut dalam kalimat yang berjudul karya tulis ini adalah,menunjukan kepada keadaan yang nyata dimasa kini dalam pembentukan krakter secara Rohani yang sudah di turun dari ukuran atau standar Allah.Sedangkan kata KRAKTER lebih bertujuan kepada intergritas,moral.dan etika manusia yang harus diubah sepenuhnya sehingga pola pemikirannya akan menjadi pola pemikiran secara rohani yang koko seperti yang Kristus.

KESIMPULANHal megatasi peran agama kristen dalam pembentukan karakter memang bukan suatu pekerjaan yang mudah. Namun dengan bertanggung jawab sepenuhnya untuk bisah membentuk karakter-karakter yang benar dalam pelajaran agama kristen dimasakini.Beberapa cara yang diberikan dalam karya tulis ini,tentuh bukanlah cara satu-satunya. Kita semua telah diberikan hikmat oleh Allah untuk berfikir menurut kemampuan berfikir yang ada pada kita mengenai hal megatasi peran agama kristen dalam pembentukan karakter yang benar. Megatasi peran agama serta pembentukan karakter adalah pekerjaan yang sangat mulia dari Allah yang didalamnya Dia menginginkan keikut sertaan kita sebagai alat-Nya. Allah ingin kita harus berusaha didalam pekerjaan mulia yang Ia kerjakan,hidup saya dan saudara dituntut suatu pegorbanan demi pembentukan karakter.Bangkitlah suatu keinginan yang besar didalam hati suatu kerinduan yang mendalam akan suatu pemulihan bagi manusia,kemudian diiringi oleh usaha yang berapi api dibawa pimpinan karakter kristus marilah kita bersama dengan Allah bekerja dalam pekerjaan peranan agama kristen dalam pembentukan karakter.Segala usaha kita tidak akan menjadi sia-sia,melainkan dengan sungguh-sunggu kita suda berusaha,kita akan melihat hasilnya dan kita akan berkata : TERPUJILAH TUHAN,,Sungguh Dia telah megerjakan suatu pekerjaan yang luar biasa bagi kita.DAFTAR KEPUSTAKAAN

Pengertian agama dan karakter : lembaga pendidikan agama kristen SABDA Allah,duplikasi e-binasiswa : 4 Juli 2013 edisi 19 juli 2013 Buku renungan pagi- Jakarta : 17 juli 2010 Sejara kristen nasional indonesia Jakarta : 4 Oktober 2013 Landasan Alkitab terjemahan lama halaman 10 : Malang penerbit yayasan Sekolah Alkitabia.

KATA PENGANTARSungguh besar kasih Allah yang dinyatakan bagi penulis,maka suda patutnya rasa suka cita dan ucapan syukur ini penulis nyatakan bagi kemuliaan dan kebesaran Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja karena pertolongan-Nya maka pembuatan karya tulis ini dapat diselesaikan.Penulis membuat karya tulis ini karena melihat adanya bahaya yang terdapat di zaman sekarang ini yang tidak disadari oleh umat Tuhan,ada pun penulisan ini dapat terwujud berkat dorongan dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :Ketua sekolah Tinggi Theologia Alkitabia Eklesia Semarang,Pdt. Prof . Dr. Hendrik masengi M.Div. M.Th jajaran pimpinan (STTAES) beserta pihak manajemen sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Diploma Satu (D-I) 41