Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
i
PERAN BAZNAS DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN KELUARGA
DI KECAMATAN ALLA, KAB. ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Islam (S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga
(Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH:
LA ODE MURSALIN
NIM: 105261102617
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSHIYAH)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2021
ii
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Peran BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan
Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang
Nama : La Ode Mursalin
NIM : 105261102617
Program Studi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)
Fakultas : Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji ujian
skripsi Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.
Makassar,20 Zulkaidah 1442 M.
1 Juli 2021 H.
Pembimbing I
Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., MA
NIDN: 0909107101
Pembimbing II
Hasan bin Juhanis, Lc., M.S
NIDN: 0911047703
iii
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi saudara La Ode Mursalin, NIM. 105261102617 yang berjudul "Peran
BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla,
Kab. Enrekang" telah diujikan pada tanggal: Sabtu 29 Zulkaidah 1442 H.
Bertepatan dengan tanggal 10 Juli 2021 M dihadapan penguji, dan dinyatakan
telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Hukum Islam (SH) pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H
10 Juli 2021 M
Dewan penguji
1. Ketua: Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si : (…..............………….……..)
2. Sekretaris: Dr. M.Ilham Muchtar. Lc.,MA : (……..........……….………..)
Tim Penguji :
1. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc.,MA. : (…...........………….………..)
2. Hasan bin Juhanis, Lc., .MS : (……………....……..……....)
3. Rapung, Lc., M.H.I : (......………………...……….)
4. Zainal Abidin, S.H., M.H.I : (....……………….………….)
Disahkan oleh :
Dekan Fakultas Agama Islam
Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si.
NBM: 774 234
iv
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222
BERITA ACARA MUNAQASYAH
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, setelah
mengadakan sidang munaqasyah pada:Hari/Tanggal : Sabtu,29 Zulkaidah 1442 H/
10 Juli 2021 M.Tempat: Gedung Prodi Hukum Keluarga (Ahwal
SyakhshiyahFakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl. St.
Alauddin No. 259 Makassar.
MEMUTUSKAN
Bahwa saudara,
Nama : La Ode Mursalin
Nim : 105261102617
Judul Skripsi : Peran BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan
Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang Dinyatakan : Lulus
Ketua
Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si.
NBM: 774 234
Sekretaris
Dr. M. Ilham Muchtar. Lc.,MA
NIDN : 0909107201
Dewan Penguji :
1. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc.,M.A. :(…...........…………………..)
2. Hasan bin Juhanis, Lc., M.S :(………….........……..…...…)
3. Rapung, Lc., M.H.I. :(......…………...…...……….)
4. Zainal Abidin, S.H., M.H.I :(....………...……….……….)
Disahkan Oleh:
Dekan FAI Unismuh Makassar
Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si.
NBM: 774 234
v
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : La Ode Mursalin
NIM : 105261102617
Fakultas : Agama Islam
Prodi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
saya menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuat oleh siapapun )
2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( plagiat) dalam menyususn skripsi
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada nomor 1, 2, dan 3 , saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H
10 Juli 2021 M
Yang membuat pernyataan
La Ode Mursalin NIM : 105261102617
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „alamin puji syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat, hidayah serta kekuatan lahir dan
batin, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Peran BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan
Alla, Kab. Enrekang” setelah melalui proses yang panjang.
Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya. Skripsi
ini disusun sebagai syarat yang harus diselesaikan guna memperoleh gelar sarjana
Hukum Islam dalam bidang Ahwal Syakhshiyah pada Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat
bantuan, bimbingan serta dorongan dari banyak pihak walaupun penulisan skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang tak terhingga dengan penuh ketulusan hati dan keikhlasan
kepada kedua orang tuaku yang tercinta ayahanda La Ode Adu yang gigih dan
tak pantang menyerah dalam bekerja dan ibunda Wa Ode Marulia yang telah
mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang sejak kecil hingga
sekarang, dan segala yang telah diberikan kepada anak-anaknya serta semua
saudara dan saudariku yang selama ini membantu dan mendoakanku. Mudah-
mudahan Allah SWT mengumpulkan kita semua dalam surga-Nya kelak.
vii
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar beserta segenap wakil rektor I sampai dengan
IV.
2. Syekh Dr. (HC) Mohammad MT. Khoory,selaku Donatur Yayasan
Muslim Asia (AMCF) dan segenap pimpinan AMCF.
3. Dr. Amirah Mawardi, ,S.Ag., M. Si, selaku Dekan Fakultas Agama
Islam beserta segenap Wakil Dekan I sampai dengan IV.
4. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc.,MA., selaku Ketua Program Studi Hukum
Keluarga (Ahwal Syakhshiyah), dan juga pembimbing satu penulis.
5. Hasan bin Juhanis, Lc., MS, selaku Sekretaris Program Studi Hukum
Keluarga (Ahwal Syakhshiyah), dan juga pembimbing dua penulis.
6. Segenap dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya pada
Program Studi Ahwal Syakhshiyah Universitas Muhammadiyah
Makassar.
7. Kepada semua teman seperjuangan, mahasiswa program studi Ahwal
Syakhshiyah Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017, yang
selama ini membantu dan selalu memberikan saran dalam penyusunan
skripsi ini.
Mudah-mudahan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah
SWT. Aamiin.
Makassar, Juni 2021
Penulis
La Ode Mursalin
NIM:105261102617
viii
ABSTRAK
LA ODE MURSALIN, 105261102617 2021, Peran BAZNAS Dalam
Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang. Skripsi.
Program Studi Ahwal Syakhshiyah. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I: M. Ilham Muchtar, Pembimbing II: Hasan bin Juhanis.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui bagaimana kondisi
kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang, serta 2) Untuk
mengetahui peran BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan keluarga di
Kecamatan Alla, Kab. Enrekang.
Tulisan pada penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (Field
Research) dengan pendekatan kualitatif. Dimana peneliti turun langsung
kelapangan untuk melakukan wawancara kepada pegawai BAZNAS Kabupaten
Enrekang. Sumber data berdasarkan pada data langsung dari subyek lapangan,
baik data primer maupun sekunder. Data primer yaitu hasil wawancara dan
dokumen yang relevan dengan tema skripsi, sedangkan data sekunder yaitu
literatur lainnya yang relevan dengan judul skripsi. Setelah data terkumpul,
langkah selanjutnya adalah mengolah, menganalisa serta mengambil kesimpulan
dari data yang telah terkumpul.
Setelah dilakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) Kondisi
kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla pada umumnya tidak ada bedanya
dengan daerah lain, ada kelompok yang berada pada kelompok rendah
(masyarakat miskin), kelompok menengah dan kelompok atas, namun kondisi
masyarakat miskin di Kecamatan Alla masih cukup banyak hal ini berdasarkan
data BAZNAS Kabupaten Enrekang tahun 2018-2020. 2) Peran BAZNAS
Kabupaten Enrekang dalam mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Alla dinilai
sangat efektif dan hal itu dilakukan melalui berbagai program yaitu: Enrekang
Peduli, Enrekang Sejahtera, Enrekang Religius, Enrekang Cerdas.
Kata Kunci: Peran BAZNAS, Pengentasan Kemiskinan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iv
BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8
A. Pengertian Zakat ............................................................................... 8
B. Sejarah Perkembangan Zakat ........................................................... 9
C. Dasar Hukum Zakat ......................................................................... 10
D. Syarat Wajib dan Macam-macam Zakat .......................................... 14
E. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat ........................................ 18
F. Tujuan dan Manfaat Zakat ............................................................... 21
G. Badan Amil Zakat Nasional, Tugas, Wewenang
dan Tanggung Jawabnya .................................................................. 26
H. Pengentasan Kemiskinan ................................................................. 28
I. Konsep Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan ............................... 31
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 34
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 34
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 34
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 34
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 35
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 39
A. Gambaran umum lokasi penelitian ................................................... 39
B. Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla .......................... 45
C. Peran BAZNAS Dalam Mengentaskan Kemiskinan Keluarga
di Kecamatan Alla ........................................................................... 50
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 59
A. Kesimpulan ...................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan global yang harus
menjadi perhatian pemerintah di negara manapun. Indonesia dikenal sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki sumber daya alam yang
melimpah, namun angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi. Angka
kemiskinan yang masih cukup tinggi di Indonesia yang kaya akan sumber daya
alam menjadi bahan evaluasi bagi bangsa ini untuk mencari instrumen yang tepat
dalam mempercepat penurunan angka kemiskinan.
Indonesia juga merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam dan salah satu syariat yang diwajibkan kepada umat Islam adalah
mengeluarkan zakat. Islam dengan kesempurnaannya telah mengatur semua sendi
kehidupan manusia termasuk dalam harta seseorang. Islam telah mengatur agar
harta tidak hanya beredar pada orang-orang kaya saja. Allah SWT berfirman
dalam surah Al-Hasyr ayat 7:
كين قرى فل من أىل ٱل ۦٱللو على رسولو ء ما أفا سلو وللرسول ولذي ٱلقرب وٱليتمى وٱلم
سول فخذوه وما ءاتىكم ٱلر وما وٱبن ٱلسبيل كي ل يكون دولة بين ٱلأغنياء منكم عقاب ن هىكم عنو فٱنت هوا وٱت قوا ٱللو إن ٱللو شديد ٱل
Terjemahnya:
“Harta rampasan fai‟ yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul,
Kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-
orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar diantara
orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
2
Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-
Nya”.1
Zakat merupakan salah satu instrumen dalam Islam yang memiliki peranan
penting dalam menurunkan angka kemiskinan jika terkelola dengan baik. Pada
masa kejayaan Islam, khususnya pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz,
yang mengoptimalkan potensi zakat sebagai solusi pengentasan kemiskinan di
negerinya. Terbukti, pada masa kepemimpinannya tidak ditemukan seorang pun
yang mau menerima zakat.
Pada zaman kejayaan Islam, zakat telah berperan besar dalam
mensejahteraan umat. Zakat tidak sekedar sebagai kewajiban, tetapi jika zakat
terkelola dengan baik dan didistribusikan secara merata hingga sampai ke tangan
yang berhak maka akan menciptakan kesejahteraan umat. Zakat merupakan salah
satu rukun Islam, selain merupakan kewajiban mutlak bagi seorang muslim, juga
zakat merupakan instrumen dalam menumbuhkan dan meningkatkan
perekonomian umat, dengan peran besarnya yang mampu menjadi alat distribusi
kesejahteraan umat.2
Zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim yang mempunyai
dampak besar dalam meningkatkan perekonomian penduduk miskin karena
dengan zakat harta terdistribusi dari penduduk kaya ke penduduk miskin. Jika
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar penduduk miskin sudah baik maka
dengan sendirinya mereka dapat bekerja dengan baik dan berkontribusi positif
terhadap perekonomian diberbagai sektor ekonomi. Menurut undang-undang No.
1 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta: Halim
Surabaya, 2013), h.546. 2 Siti Nur Hasanah, Maksimalisasi Potensi Zakat Melalui Peningkatan Kesadaran
Masyarakat, 2018 Jurnal: Vol. 3 No. 2, h. 185.
3
23 tahun 2011 pasal 27 ayat 1, zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif
dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.3
Zakat juga merupakan pondasi dasar yang sangat penting terhadap
bangunan Islam.Hal ini sangat jelas dalam ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits Nabi
SAW. Di dalam Al-Qur‟an, Allah SWT menyebutkan perintah untuk menunaikan
zakat beriringan dengan perintah untuk shalat sebanyak delapan puluh dua kali.Ini
menunjukkan pentingnya zakat dan sangat erat kaitannya dengan shalat. Sehingga
wajar jika khalifah Abu Bakar r.a mengatakan, saya akan memerangi orang yang
memisahkan antara shalat dengan zakat.4
Allah Ta‟ala berfirman, Q.S Al-Baqarah, 2: 43:
واقيموا الصلوة واتوا الزكوة واركعوا مع الركعين
Terjemahnya:
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang
yang rukuk”.5
Rasulullah saw bersabda:
هما قال: قال رسول اللو صلى الله عليو وسلم بن الإسلام " عن ابن عمر، رضي اللو عن إل اللو وأن ممدا رسول اللو، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، على خس: شهادة أن ل إلو
والحج، وصوم رمضان "
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia berkata, telah
mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari „Ikrimah bin
Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw bersabda: “Islam dibangun
3 Dewi Purwanti, Pengaruh Zakat, Infak dan Sedekah terhadap pertumbuhan Ekonomi
Indonesia, 2020, Jurnal. 4 Saleh Al-Fauzan, Fiqih sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h.244.
5 Kementrian Agama RI, h. 7.
4
diatas lima (landasan); Persaksian tidak ada ilah selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, haji dan puasa Ramadhan”.(HR. Bukhari, No.8).6
Melihat ayat al-qur‟an dan hadits Nabi SAW diatas, maka pada dasarnya
sudah sangat cukup untuk menyadarkan umat akan urgensi zakat yang menjadi
pondasi agama dan tonggak pemerataan ekonomi bangsa. Kedudukan zakat, selain
menyelamatkan kaum muslimin diakhirat kelak, maka jika ditinjau dari ilmu
ekonomi akan melahirkan konsep kesejahteraan. Sebab, dengan zakat pemerataan
ekonomi akan terwujud.
Untuk mewujudkan agar zakat menjadi sumber pemerataan ekonomi maka
salah satu upaya pemerintah adalah membentuk lembaga zakat yang bertugas
sebagai kolektor dan distributor zakat. Lembaga dimaksud adalah Badan Amil
Zakat Nasional yang disingkat BAZNAS.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga non struktural
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat. Pembentukan BAZNAS pertama kali ditetapkan dengan
Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2001 tentang Badan Amil Zakat Nasional sesuai
amanat Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang
berlaku saat itu. Setelah perubahan regulasi, BAZNAS pun berstatus sebagai
lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri Agama.
Salah satu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di tingkat
kabupaten/kota adalah BAZNAS Kabupaten Enrekang.Dengan terbentuknya
6Al-Imam Al-Hafidz Abi „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari, Shahih Al-
Bukhari,kitab Iman, (Ar-Riyadh, 1997), h. 25
5
BAZNAS Kabupaten Enrekang sebagai pengelola Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS)
diharapkan mampu memberikan kontribusi sesuai dengan fungsi zakat itu sendiri
seperti mengatasi kesenjangan sosial terutama masalah kemiskinan.
BAZNAS merupakan satu diantara sedikit lembaga non struktural yang
memberikan kontribusi kepada Negara di bidang pembangunan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui pengelolaan dana zakat.
BAZNAS mendapatkan bantuan pembiayaan dari APBN sesuai ketentuan
perundang-undangan, namun manfaat yang diberikan BAZNAS kepada Negara
dan bangsa jauh lebih besar. Dikaitkan dengan amanat UUD 1945 pasal 34 bahwa
“fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”, maka peran
BAZNAS sangat menunjang tugas Negara. Juga berperan sebagai penyedia
bantuan jaminan sosial bagi fakir miskin ditanah air kita.Kehadiran lembaga ini
menopang tugas Negara dalam mensejahterakan masyarakat, sehingga sewajarnya
disokong pemerintah.7
Melihat permasalahan tersebut, BAZNAS berperan penting dalam
mengentaskan kemiskinan guna tercapainya kesejahteraan bersama yaitu untuk
memenuhi kebutuhan hidup orang-orang yang tidak berkecukupan.Maka dari itu,
peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Peran BAZNAS Dalam
Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kab.Enrekang”.
7 Ilham kadir, Membangun Enrekang Bersama BAZNAS: Panduan berzakat sesuai
syariat,(Enrekang: LSQ Makassar dan BAZNAS Enrekang, 2016), h. 22.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla,
Kabupaten Enrekang ?
2. Bagaimana Peran BAZNAS dalam Mengentaskan Kemiskinan
Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang ?
C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa pokok masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla,
Kabupaten Enrekang !
2. Untuk Mengetahui Peran BAZNAS Dalam Mengentaskan Kemiskinan
Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang !
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Akademis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan
wawasan bagi peneliti dan pembaca dalam hal peran BAZNAS
dalam mengentaskan kemiskinan keluarga.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
lebih tentang BAZNAS sebagai pengelola Zakat.
7
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan pihak BAZNAS
untuk meningkatkan program yang dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat di Kecamatan Alla secara khusus dan secara umum di
Kabupaten Enrekang. Selain itu, yang terpenting adalah bagaimana
lembaga BAZNAS sebagai pengelola zakat menjadi solusi
permasalahan ekonomi bangsa secara umum dan secara khusus di
Kabupaten Enrekang.
b. Guna mengembangkan penalaran dan kemampuan penulis dalam
mengkritisi persoalan-persoalan sosial.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
tambahan pengetahuan bagi para pihak terkait.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Zakat
Kata zakat berasal dari kata زكاة merupakan isim masdar, yang secara
etimologis mempunyai beberapa arti diantaranya: tumbuh, berkembang,
menyucikan, membersihkan, dan bertambah.8Makna tumbuh dan berkembang
dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat merupakan sebab
pertumbuhan dan perkembangan harta. Sedangkangkan makna suci dan bersih
menunjukkan bahwa dengan mengeluarkan zakat jiwa seseorang akan menjadi
bersih dan suci. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-qur‟an yang
berbunyi:
يهم با وصل عليهم واللو ان صلوتك سكن لم خذ من اموالم صدقة تطهرىم وت زكيع عليم س
Terjemahnya:
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar,
Maha Mengetahui”. (Q.S. At-Taubah: 103)9
Adapun secara terminologis menurut Yusuf Qardhawi yang dikutip oleh
Mardani zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah dan
diserahkan kepada orang-orang yang berhak.10
Menurut Undang-Undang No 23
tahun 2011 pasal 1 ayat 2 zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
8 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
PustakaProgressif,1997), h. 577. 9 Kementrian Agama RI, h.203.
10Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta; Kencana, 2016), h. 343.
9
muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan syariat Islam.
Selain defenisi diatas, ada beberapa ulama fiqih mendefenisikan sebagai
berikut:11
1. Pendapat Al-Hafidz Ibnu Hajar
“memberikan sebagian dari harta yang sejenis yang sudah sampai nisab
selama setahundan diberikan kepada fakir dan semisalnya yang bukan dari
Bani Hasyim dan Bani Muthalib.” (Kitab Al-Fath)
2. Pendapat Ibnu Taimiyah
“Memberikan bagian tertentu dari harta yang berkembang jika sudah
sampai nisab untuk keperluan tertentu.” (Mausu‟ah Fiqh Ibnu Taimiyah 2:
876; Fatawa 25:8)
3. Pendapat Syaikh Abdullah Al-Bassaam
“Hak wajib dari harta tertentu, untuk golongan tertentu pada waktu
tertentu.”
Tiga pendapat diatas memberikan kesimpulan bahwa zakat adalah jumlah
harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat.
B. Sejarah Perkembangan Zakat
Dalam sejarah kejayaan Islam, zakat terbukti berperan besar dalam
meningkatkan kesejahteraan umat, juga dijadikan sebagai instrumen dalam
11
B. Ali Muhammad, Ensiklopedia Rukun Islam (Zakat), (Surakarta: PT Borobudur
Inspira Nusantara, 2014), h. 5.
10
mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial. Sebagai contoh di
masa pemerintahan Khulafaur-Rasyidin; Khalifah Umar bin Khathab dinegeri
Yaman yang salah satu daerah kekuasaan Khalifah Umar. Pada waktu itu,
kesejahteraan umat tersebar merata, sampai-sampai secara ekonomi tidak ada lagi
warga yang berhak menerima zakat. Begitu pun pada masa setelahnya, pada masa
daulah Bani Umayyah; Khalifah Umar bin Abdul Aziz, dalam waktu singkat
sekitar dua tahun (99-101) berhasil mensejahterakan masyarakat dengan dana
zakat, infaq dan shadaqah, sehingga dana zakat di Baitul Maal ketika itu
berlimpah karena sulit menemukan warga yang tergolong penerima (mustahiq)
zakat.12
Perintah zakat secara syari‟ah, dimulai pada periode Madinah, pada
periode ini perhatian Rasulullah SAW. banyak mengarah pada persoalan sosial
kemasyarakatan, dengan mengacu pada landasan syari‟ah yang diperintahkan
Allah SWT.13
C. Dasar Hukum Zakat
Zakat merupakan kewajiban seorang muslim yang telah ditetapkan dalam
al-qur‟an, as-sunnah dan ijma‟ para ulama.Bagi mereka yang mengingkari
kewajiban zakat maka ia telah kafir.
1. Al-Qur‟an
Dalam al-qur‟an kata zakat terdapat 32 kata, dan 82 kali diulang dengan
menggunakan istilah yang merupakan sinonim dari kata zakat, yaitu kata
12
Andi Bahri S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan umat,
2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2, h. 3. 13
Andi Bahri S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan umat,
2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2,h. 3.
11
shadaqah dan infaq. Dari 32 ayat dalam al-qur‟an yang memuat ketentuan zakat
tersebut, 29 ayat diantaranya menghubungkan ketentuan zakat dengan shalat.14
Hal menunjukkan bahwa, perintah zakat dan shalat saling keterkaitan
antara satu dengan yang lain dan juga sebagai bukti bahwa Islam tidak hanya
memperhatikan hubungan manusia dengan Tuhannya (hablumminallah) tapi juga
memperhatikan hubungan sesama manusia (hablunminannas).
Adapun dalil-dalil dari al-Qur‟an yang berkaitan dengan zakat, diantaranya
firman Allah Ta‟ala:
a) Q.S. Al-Baqarah: 43
واقيموا الصلوة واتوا الزكوة
Terjemahnya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat”.15
b) Q.S. At-Taubah: 103
يهم با وصل عليهم واللو ان صلوتك سكن لم خذ من اموالم صدقة تطهرىم وت زكيع عليم س
Terjrmahnya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo‟alah untuk
mereka.Sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.16
14
Andi Bahri S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan umat,
2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2, h. 4. 15
Kementrian Agama RI, h. 7. 16
Kementrian Agama RI, h. 203.
12
c) Q.S. Al-Munafiqun: 10
وت ف ي قول رب لول أخرتن إل ت أحدكم كم من قبل أن يأن وأنفقوا من ما رزقأجل ٱلم
ق وأكن من ٱلصلحين قريب فأصد
Terjemahnya:
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu
sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia
berkata (menyesali, “Yaa Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda
(kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan
termasuk orang-orang yang shaleh”.17
2. Al-Sunnah
Adapun dalil dari Al-Sunnah yaitu sabda Nabi saw yang berbunyi :
هما: أن النب صلى الله عليو وسلم ب عث معاذا رضي اللو عن ابن عباس رضي اللو عن ادعهم إل شهادة أن ل إلو إل اللو، وأن رسول اللو، فإن ىم »ف قال: عنو إل اليمن،
لة، فإ ن أطاعوا لذلك، فأعلمهم أن اللو قد اف ت رض عليهم خس صلوات ف كل ي وم ولي ، فأعلمهم أن اللو اف ت رض عليهم صدقة ف أموالم ت ؤخذ من أغنيائهم ىم أطاعوا لذلك «وت رد على ف قرائهم
Artinya:
“Dari Ibnu „Abbas radhiyallahu „anhuma bahwa ketika Nabi saw
mengutus Mu‟adz r.a ke negeri Yaman, Beliau bersabda: “Ajaklah mereka
kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali
Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah menaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima
waktu sehari semalam. Dan jika kereka telah menaatinya, maka
beritahukanlah bahwa Allah telah mweajibkan atas mereka shadaqah
(zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan
diberikan kepada orang-orang faqir mereka”.18
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Rasulullah saw bersabda:
17 Kementrian Agama, h. 555.
18 Abu „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari, Imam Al-Bukhari, Shahih Al-
Bukhari, (Ar-Riyadh: Baitul Afkar, 1997), h. 272.
13
هما قال: قال رسول اللو صلى الله عليو وسلم عن ابن عمر بن الإسلام " رضي اللو عن وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، على خس: شهادة أن ل إلو إل اللو وأن ممدا رسول اللو،
والحج، وصوم رمضان "
Artinya:
“Dari Ibnu Umar radhiyallahu „anhuma berkata: Rasulullah saw bersabda:
Islam dibangun diatas lima (landasan); Persaksian tidak ada ilah selain
Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (H.R. Bukhari, No.8).19
ث نا عاصم وىو ابن ممد بن زيد بن عبد الله بن عمر، عن أبيو، قال: قال عبد الله: حدسلام على خس، شهادة أن ل إلو إل الله، »صلى الله عليو وسلم: قال رسول الله بن الإ
«وأن ممدا عبده ورسولو، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وحج الب يت، وصوم رمضان
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami „Ashim –yaitu Ibnu Muhammad bin
Zaid bin „Abdullah bin „Umar- dari bapaknya; dia berkata: Abdullah
berkata: Rasulullah saw bersabda: Islam dibangun atas lima dasar: yaitu
persaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Allah, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan”.
(H.R. Muslim, No. 22).20
3. Ijma‟
Para ulama sepakat akan kewajiban mengeluarkan zakat bagi kaum
muslimin. Bahkan di masa Klulafaur Rasyidin, Abu Bakar ra, menyatakan perang
kepada orang-orang yang menolak membayar zakat sampai mereka mau
menunaikannya kembali, sebagaimana dia memerangi orang yang murtad.
19
Abu „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari, Imam Al-Bukhari, Shahih Al-
Bukhari, (Ar-Riyadh: Baitul Afkar, 1997), h. 25. 20
Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusayri An-Naisabury, Imam Muslim, Shahih
Muslim, h. 37.
14
Zakat selain diatur oleh agama dalam ayat suci al-qur‟an dan juga hadits
atau perkataan nabi zakat sendiri juga diatur oleh instrumen Negara seperti
Undang-Undang dan aturan hukum lainnya, diantaranya Undang-Undang nomor
23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
D. Syarat Wajib dan Macam-Macam Zakat
1. Syarat Wajib Zakat
Seseorang tidak wajib berzakat kecuali memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh syariat. Jika seseorang belum memenuhi syarat-syarat tersebut
maka syariat tidak mewajibkan baginya untuk mengeluarkan zakat. Adapun
syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi adalah orang-orang dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Beragama Islam. Orang yang tidak beragama Islam tidak ada
kewajiban bagi mereka untuk menunaikan zakat karena Allah tidak
menerima amalan orang-orang kafir.
b. Merdeka. Tidak ada kewajiban bagi budak untuk mengeluarkan zakat
meskipun dia beragama Islam, karena harta budak adalah milik
tuannya.
c. Memiliki nishab. Nishab adalah ukuran harta tertentu yang ketika
sudah tercapai, harta wajib dizakati.
Syarat-syarat nishab:
1) Nishab berada di luar kebutuhan-kebutuhan utama yang tidak bisa
dikesampingkan seseorang, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan
15
tempat tinggal karena zakat diwajibkan untuk membantu orang-
orang fakir. Untuk itu, orang yang berzakat bukanlah orang miskin.
2) Nishab dimiliki seseorang secara tertentu secara penuh. Untuk itu,
zakat tidak diwajibkan pada harta yang tidak dimiliki seseorang
secara tertentu. Seperti uang yang terkumpul untuk membangun
masjid, uang wakaf untuk kepentingan-kepentingan umum, atau
uang yang berada di kotak-kotak organisasi social.
d. Berlalu selama satu haul (satu tahun). Haul adalah hitungan satu tahun
hijriyah secara penuh. Maksudnya, nishab yang dimiliki seseorang
berlalu selama dua belas bulan qomariyah. Syarat ini hanya berlaku
untuk emas dan perak, barang-barang perdagangan, unta, sapi, dan
kambing. Untuk tanaman, buah-buahan, barang-barang tambang dan
rikaz tidak disyaratkan haul.21
2. Macam-Macam Zakat
Dalam Islam zakat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu zakat fitrah
dan zakat maal.
a. Zakat Fitrah
Mengeluarkan zakat fitrah adalah wajib bagi setiap individu kaum
muslimin. Rasulullah SAW bersabda:
أن رسول الله صلى الله عليو وسلم ف رض زكاة الفطر من رمضان على »عن ابن عمر: أو عبد، ذكر أو أن ثى، من الناس، صاعا من تر، أو صاعا من شعير، على كل حر
«المسلمين
21
Abdullah Salim Bahammam, Panduan Fiqih Ibadah Bergambar, (Solo: Zam-zam,
2019),h. 353.
16
Artinya:
Dari ibnu „Umar bahwasannya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah
pada bulan Ramadhan dari setiap manusia sebanyak satu sha‟ dari kurma
atau satu sha‟ dari gandum terhadap orang merdeka, budak, laki-laki,
perempuan dari kaum muslimin”. (HR. Muslim).
ف رض رسول الله صلى الله عليو وسلم زكاة الفطر صاعا من تر، أو »عن ابن عمر، قال: ، صغير أو «كبير صاعا من شعير، على كل عبد أو حر
Artinya:
Dari ibnu „Umar berkata: “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu
sha‟ dari kurma, atau satu sha‟ dari gandum terhadap budak, orang
merdeka, anak kecil dan orang dewasa”. (HR. Muslim).
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan sekali setahun yaitu pada
bulan Ramadhan, biasanya zakat fitrah dikeluarkan menjelang idul fitri atau
diakhir-akhir bulan Ramadhan. Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap individu
baik yang tua, muda dan balita.
Diantara hikmah disyariatkannya zakat fitrah adalah sebagai pembersih
dan penyuci jiwa orang yang berpuasa dari hal-hal yang tidak berguna, kata-kata
kotor dan membantu orang-orang fakir dan orang-orang miskin sehingga tidak
meminta-minta pada hari Idul Fitri.22
b. Zakat Maal (Zakat Harta)
Zakat Maal (Zakat Harta) merupakan salah satu dari macam-macam zakat
yang diwajibkan kepada umat Islam.
1. Emas, perak, barang-barang dagangan yang sejenis dengannya, barang
tambang, dan harta terpendam yang sejenis dengannya, serta uang. Allah
SWT berfirman dalam surah At-Taubah: 34:
22
Fadhli Bahri, Ensiklopedi Muslim, (Bekasi: PT Darul Falah, 2012), h. 410.
17
ىم بعذاب أليما ف سبيل ٱللو ف بشر فضة ول ينفقون ه وٱلذين يكنزون ٱلذىب وٱلTerjemahnya:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih”.23
Rasulullah SAW bersabda:
ليس فيما دون :عن جابر بن عبد الله، عن رسول الله صلى الله عليو وسلم أنو قال من الورق صدقة خس أواق
Artinya:
“Dari Jabir ibn „Abdillah, dari Rasulullah SAW beliau bersabda:
perak yang tidak mencapai lima awaq (satu awaq sama dengan 28
gram) tidak terkena zakat”.(HR. Muslim)
2. Hewan ternak, yaitu unta, lembu, dan kambing. Allah SWT berfirman
dalam surah Al-Baqarah: 267:
ض قوا من طيبت ما كسبتم وما أخرجنا لكم من ٱلأر ا أنف يأي ها ٱلذين ءامنو Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untukmu”.24
3. Buah-buahan dan biji-bijian
Biji-bijian adalah apa saja yang bisa disimpan dan dimakan, misalnya
gandum, kacang tanah, padi, dan lain sebagainya. Sedangkan buah-buahan adalah
23
Kementrian Agama RI, h. 192. 24 Kementrian Agama RI, h. 45.
18
kurma, zaitun, dan anggur kering.25
Allah SWT berfirman dalam surah Al-
Baqarah: 267 dan surah Al-An‟am: 141:
ض قوا من طيبت ما كسبتم وما أخرجنا لكم من ٱلأر ا أنف يأي ها ٱلذين ءامنو Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untukmu”.26
تمع أنشأ جنت وىو ٱلذي توغير مع روش تون وٱلزي ۥوٱلنخل وٱلزرع متلفا أكلو روشبهوٱلرمان بوا وغير متش ول تسرفوا ۦ يوم حصاده ۥإذا أثر وءاتوا حقو ۦكلوا من ثره متش
س ۥإنو رفين ل يب ٱلم
Terjemahnya:
“Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat
dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka
ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila
ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik
hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.27
E. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat
Zakat merupakan ibadah sosial yang sangat penting dalam kehidupan
seorang muslim. Di dalam al-qur‟an Allah SWT menyebutkan secara rinci orang-
orang yang berhak menerima zakat.28
Mereka ada delapan golongan yang Allah Ta‟ala sebutkan pada firman-
Nya.
25
Fadhli Bahri, Ensiklopedi Muslim, (Bekasi: PT Darul Falah, 2012), h. 397. 26
Kementrian Agama RI, h. 45. 27
Kementrian Agama RI, h. 146. 28
Abdul Aziz Mabruk dkk, Fiqih Muyassar, (Jakarta: Darul Haq, 2016), h. 234.
19
ها والمؤلفة ق لوب هم وف الرقاب ا الصدقت للفقراء والمسكين والعملين علي والغرمين انبيل واللو عليم حكيم فريضة من اللو وف سبيل اللو وابن الس
Terjemahnya:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin,
amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan)
hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. (Q.S.
At-Taubah: 60).29
Dalam surah at-taubah ayat 60 ini menjelaskan orang-orang yang berhak
menerima zakat. Mereka ada delapan golongan antara lain:
1. Fakir
Fakir yaitu orang yang tidak memiliki harta yang bisa menutupi
hajatnya dan hajat keluarganya, berupa makanan, minuman, pakaian dan
tempat tinggal. Dia sama sekali tidak memiliki sesuatu atau memiliki harta
yang kurang dari setengah kadar kecukupannya.
2. Miskin
Miskin yaitu orang yang mempunyai setengah dari kadar
kecukupannya atau lebih dari setengah, seperti orang yang memiliki
seratus padahal dia membutuhkan dua ratus.
3. Amil Zakat
Amil Zakat yaitu orang yang diutus oleh pemimpin (Pemerintah)
untuk mengumpulkan zakat, maka pemimpin memberinya zakat yang
mencukupinya untuk berangkat dan pulang walaupun dia orang yang
berkecukupan, karena amil zakat sudah memberikan dirinya sepenuhnya
29
Kementrian Agama RI, h. 196.
20
untuk pekerjaan ini.Amil Zakat adalah semua pihak yang bekerja dalam
mengumpulkan, mencatat, menjaga, dan membagikan zakat kepada
penerima zakat.
4. Muallaf
Muallaf yaitu orang yang diberi zakat dalam rangka melunakkan
hatinya kepada Islam bila dia orang kafir, atau dalam rangka meneguhkan
imannya bila dia termasuk orang-orang lemah imannya yang
menyepelekan ibadah, atau untuk menganjurkan kerabat mereka kepada
Islam atau untuk meminta bantuan mereka atau mencegah keburukan
mereka.
5. Riqab
Riqab adalah hamba sahaya Muslim laki-laki atau wanita, dia
dibeli dengan harta zakat lalu dimerdekakan atau dia seorang mukatab
(sahaya yang ingin memerdekakan dirinya dengan membayar ganti rugi
kepada tauannya), maka dia diberi zakat untuk melunasi pembayaran
dirinya kepada tuannya agar bisa merdeka dan bisa bertindak sesuai
keinginannya dan menjadi anggota masyarakat yang berguna, mampu
beribadah kepada Allah secara sempurna. Demikian juga tawanan Muslim,
dia boleh dibebaskan dari musuh dengan uang zakat.
6. Gharim
Gharim yaitu orang yang berhutang yang menanggung beban
hutangnya bukan untuk bermaksiat kepada Allah, sama saja, baik untuk
dirinya dalam perkara mubah atau selainnya seperti mendamaikan dua
21
pihak yang bertikai. Orang yang berhutang dalam rangka mendamaikan
diantara dua pihak yang bertikai itu berhak diberi zakat sekalipun dia
orang kaya.
7. Fii Sabilillah
Fii Sabilillah yaitu orang-orang yang berperang di jalan Allah
secara sukarela, yang mereka tidak memiliki gaji dari Baitul Mal, maka
mereka berhak diberi zakat, sama saja, baik mereka miskin atau kaya.
8. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil yaitu musafir yang terpisah dari negerinya yang
memerlukan biaya untuk melanjutkan safarnya ke negerinya bila dia tidak
mendapatkan orang yang mau memberinya hutang.
F. Tujuan dan Manfaat Zakat
Menurut M. Quraish Shihab, sebagaimana dikutip oleh Mardani bahwa
zakat mempunyai dampak dan tujuan sebagai berikut:30
1. Mengikis habis sifat-sifat kikir didalam jiwa seseorang, serta melatihnya
memiliki sifat-sifat dermawan, mengantarkannya mensyukuri nikmat
Allah, sehingga pada akhirnya ia dapat menyucikan diri dan
mengembangkan kepribadiannya.
2. Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya kepada penerima,
melainkan juga kepada pemberi zakat, infak dan sedekah.
3. Mengembangkan harta benda. Pengembangan ini dapat ditinajau dari dua
sisi:
30
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta; Kencana, 2016), h. 348.
22
a. Sisi spiritual, berdasarkan firman Allah Q.S Al-Baqarah [2]: 276
ب ٱلصدقت يحق ٱللو ٱلرب وا وير Terjemahnya:
“Allah memusnakhan riba dan menyuburkan sedekah”.31
b. Sisi ekonomis-psikologis, yaitu ketenangan batin dari pemberi zakat,
infak dan sedekah akan mengantarkannya berkonsepsi dalam
pemikiran dan usaha pengembngan harta; disamping itu, penerima
zakat atau infak dan sedekah akan mendorong terciptanya daya beli
dan produksi baru bagi produsen yang dalam hal ini adalah pemberi
zakat atau infak dan sedekah itu.
Menurut Cholid Fadhlullah, sebagaimana dikutip Mardani bahwa manfaat
ibadah zakat, termasuk infak/sedekah sangat banyak, yaitu:32
1. Bagi yang menunaikan (muzakki, munfiq, musaddiq)
a. Membersihkan atau menyucikan jiwanya dari sifat-sifat kikir, bakhil,
loba, dan tamak.
b. Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah
(dhuafa).
c. Mengembangkan rasa dan semangat kesetiakawanan dan kepedulian
sosial.
d. Membersihkan harta yang kotor, karena di dalam kekayaan itu sendiri
terdapat (terselip) harta benda yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk
31
Kementrian Agama RI, h. 47. 32
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta; Kencana, 2016), h.348.
23
dikeluarkan, yang ini merupakan hak bagi delapan golongan (ashnaf)
penerimanya.
e. Menumbuhkan kekayaan sipemilik, jika dalam memberikan zakat,
infak dan sedekah tersebut dilandasi rasa tulus ikhlas dan lillahi ta‟ala.
f. Terhindar dari ancaman Allah yang berupa siksaan pedih di hari
kemudian nanti (hari pembalasan).
2. Bagi Penerima
a. Membersihkan (menghilangkan) perasaan sakit hati, iri hati, benci, dan
dendam terhadap golongan kaya yang hidup serba cukup dan
bermewah-mewahan, tetapi tidak ambil pusing terhadap penderitaan
orang lain.
b. Menimbulkan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih
serta simpati kepada golongan berada (kaya), karena diperingan
penderitaan dan beban hidupnya.
c. Memperoleh modal kerja untuk usaha mandiri dan kesempatan hidup
layak, tanpa tergantung belas kasihan pihak lain.
3. Bagi Umara (Pemerintah)
a. Menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan dalam
meningkatkan kesejahteraan warganya.
b. Mengurangi beban umara dan mengatasi kasus-kasus kecemburuan
sosial yang dapat mengganggu ketertiban dan ketentraman masyarakat.
24
Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Mardani, tujuan zakat
adalah sebagai berikut:33
1. Tujuan zakat dan dampaknya bagi pemberi, yaitu:
a. Zakat menyucikan jiwa dari sifat kikir.
b. Zakat mendidik berinfak dan memberi.
c. Berakhlak dengan akhlak Allah.
d. Zakat merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah.
e. Zakat mengobati hati dari cinta dunia.
f. Zakat mengembangkan kekayaan batin.
g. Zakat menarik rasa simpati/ cinta.
h. Zakat menyucikan harta, tetapi zakat tidak menyucikan harta yang
haram.
i. Zakat mengembangkan harta.
2. Tujuan zakat dan dampaknya bagi penerima, yaitu:
a. Zakat membebaskan si penerima dari kebutuhan.
b. Zakat menghilangkan sifat benci dan dengki.
3. Tujuan zakat dan dampaknya dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
a. Zakat dan tanggung jawab sosial
Pada sasaran ini ada yang bersifat identitas sosial, seperti menolong
orang yang mempunyai kebutuhan, menolong orang-orang lemah,
seperti fakir, miskin, orang yang berutang dan ibnu sabil.
33
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 350
25
b. Zakat dan aspek ekonominya
Zakat dilihat dari aspek ekonomi adalah merangsang sipemilik
harta kepada amal perbuatan untuk mengganti apa yang telah diambil
dari mereka. Ini terutama jelas sekali pada mata uang, dimana Islam
melarang menumpuknya, menahannya dari peredaran dan
pengembangan. Allah Ta‟ala berfirman Q.S. At-Taubah [9]: 34
والذين يكنزون الذىب والفضة ول ي نفقون ها ف سبيل اللو
Terjemahnya:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menginfakkannya di jalan Allah”.34
c. Zakat dan tegaknya jiwa umat
Zakat mempunyai sasaran-sasaran dan dampak-dampak dalam
menegakkan akhlak yang mulia yang diikuti dan dilaksanakan oleh
umat Islam, dibangun kesadarannya dan dibedakannya dengan
kepribadiannya.
Dari tujuan-tujuan diatas tergambar bahwa zakat, sebagai salah satu ibadah
khusus yang langsung kepada Allah mempunyai dampak yang sangat besar untuk
kesejahteraan manusia dalam masyarakat.
Dengan terlaksananya lembaga zakat secara baik dan benar, kesulitan dan
penderitaan fakir miskin akan berkurang. Disamping itu permasalahan yang
terjadi dalam masyarakat, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan
para mustahiq juga dapat dipecahkan. Dengan adanya pemberian zakat para
muzakki kepada mustahiq kekeluargaan sesama umat Islam semakin tampak,
34
Kementrian Agama, h. 192.
26
sehingga jurang pemisah antara orang kaya dan miskin akan berkurang,
diharapkan nantinya akan hilang sama sekali.
Zakat diperintahkan dengan tujuan untuk menjaga jangan sampai orang
miskin iri hati terhadap golongan kaya. Membersihkan yang dimaksud oleh
firman Allah dalam perintah zakat dapat dipahami sebagai membersihkan orang
kaya dari sifat kikir dan membersihkan orang miskin dari sifat dengki dan iri hati.
G. Badan Amil Zakat Nasional, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawabnya
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berkedudukan di Jakarta sebagai
ibukota Negara.Pengurus BAZNAS diangkat dengan keputusan presiden atas usul
Menteri Agama.Kepengurusan BAZNAS terdiri atas dewan pertimbangan dan
komisi pengawas yang masing-masing terdiri dari seorang ketua, seorang wakil
ketua.
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit di
atas adalah sebagai berikut:35
1. Badan Pelaksana Amil Zakat Nasional yang bertugas:
a. Menyelenggarakan tugas administratif dan teknis pengumpulan,
pendistribusian dan pendayahgunaan zakat.
b. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk
menyusun rencana pengelolaan zakat.
c. Menyelenggarakan tugas penelitian, pengembangan, komunikasi,
informasi dan edukasi pengelolaan zakat.
35
Nur Huda, 2018. “Zakat dan Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Barat)”, Skripsi: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
27
d. Membentuk dan mengukuhkan Unit Pengumpul Zakat sesuai
wilayah operasional.
2. Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional yang bertugas
memberikan pertimbangan kepada Badan Pelaksana baik diminta
maupun tidak dalam pelaksanaan tugas organisasi.
3. Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional bertugas:
a. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
tugas Badan Pelaksana dalam pengelolaan zakat.
b. Menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit pengelolaan
keungan zakat.
Dalam melaksanakan program dan kegiatannya, Badan Amil Zakat
Nasional memiliki visi dan misi yang dibuatnya:
Visi yang hendak dicapai BAZNAS adalah:
1. Menjadi lembaga pengumpul dan penyalur zakat yang dapat
membantu membangkitkan ekonomi umat. Dalam visinya atau bahasa
yang lain, BAZNAS menyebut visinya “Menjadi pengelola zakat yang
terpercaya”.
2. Mengangkat harkat umat Islam untuk senantiasa membayar zakat
secara benar guna mensucikan hartanya.
3. Mengakat derajat kaum miskin untuk segera terlepas dari kesulitan
hidupnya.
Adapun Misi BAZNAS adalah:
1. Meningkatkan pengumpulan dana
28
2. Mendistribusikan dana secara merata dan professional
3. Memudahkan pelayanan pembayaran dan penyaluran
4. Memperkenalkan pengelolaan zakat dengan teknologi modern
5. Mengembangkan menejemen modern dalam pengelolaan zakat
6. Merubah mustahik menjadi muzakki
H. Pengentasan Kemiskinan
Dalam al-Qur‟an tidak didapatkan petunjuk-petunjuk praktis operasional
tentang pengentasan kemiskinan. Karena pada dasarnya al-Qur‟an yang menjadi
rujukan adalah kitab yang bersifat global. Sehingga jangankan persoalan
kemasyarakatan, masalah-masalah yang berkaitan dengan ibadah mahdhah
(murni) sekalipun, hampir tidak ditemukan rincian operasionalnya kecuali dalam
As-Sunnah, seperti misalnya rincian shalat dan haji. Sementara rincian petunjuk
menyangkut segi kehidupan bermasyarakat, kalaupun ditemukan dari sunnahNabi,
maka hal tersebut lebih basyak berkaitan dengan kondisi masyarakat yang beliau
temui, sehingga masyarakat sesudahnya perlu melakukan penyesuaian-penyesuain
sesuai dengan kondisinya masing-masing, tanpa mengabaikan nilai-nilai Ilahi itu.
Kemiskinan dan pengentasannya termasuk persoalan kemasyarakatan,
yang factor penyebab dan tolok ukur kadarnya, dapat berbeda akibat perbedaan
lokasi dan situasi.Karena itu Al-Qur‟an tidak menetapkan kadarnya, dan tidak
memberikan petunjuk operasional yang rinci untuk pengentasannya.36
36
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), h.448.
29
1. Pengertian kemiskinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “miskin” diartikan sebagai
tidak berharta benda; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).37
Sedangkan fakir diartikan sebagai orang yang sangat berkekurangan; orang yang
terlalu miskin.38
Dari bahasa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata sakana yang
berarti diam atau tenang, sedang faqir dari kata faqr yang pada mulanya berarti
tulang punggung.Faqir adalah orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti
bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga “mematahkan” tulang
punggungnya.
Sebagai akibat dari tidak adanya defenisi yang dikemukakan Al-Qur‟an
untuk kedua istilah tersebut, para pakar Islam berbeda pendapat dalam
menetapkan tolok ukur kemiskinan dan kefakiran.
Sebagian mereka berpendapat bahwa fakir adalah orang yang
berpenghasilan kurang dari setengah kebutuhan pokoknya, sedangkan miskin
adalah yang berpenghasilan diatas itu, namun tidak cukup untuk menutupi
kebutuhan pokoknya.Ada juga yang mendefenisikan sebaliknya, sehingga
menurut mereka keadaan sifakir relatif lebih baik dari si miskin.
2. Faktor Penyebab Kemiskinan
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut
Hartomo dan Azizyaitu: pendidikan yang terlampau rendah, malas bekerja,
37
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 749. 38
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 312.
30
keterbatasan sumber alam, terbatasnya lapangan kerja, keterbatasan modal, beban
keluarga.
Menurut Kartasasmita dalam Rahmawati, kondisi kemiskinan dapat
disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, yaitu: rendahnya taraf
pendidikan, rendahnya derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, kondisi
keterisolasian.39
Menurut Suryadningrat, kemiskinan pada hakikatnya disebabkan oleh
kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaran agama,
kejujuran dan keadilan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penganiayaan manusia
terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Penganiayaan manusia terhadap diri
sendiri tercermin dari adanya:
1) Keengganan bekerja dan berusaha
2) Kebodohan
3) Motivasi rendah
4) Tidak memiliki rencana jangka panjang
5) Budaya kemiskinan
6) Pemahaman keliru terhadap kemiskinan
Sedangkan penganiayaan terhadap orang lain terlihat dari
ketidakmampuan seseorang bekerja dan berusaha akibat:
1) Ketidakpedulian orang mampu kepada yang memerlukan atau tidak
mampu
39
Rah Adi Fahmi Ginanjar dkk, Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan di
Provinsi Banten, 2018 Jurnal: Vol. 8 No. 2 h. 235
31
2) Kebijakan yang tidak memihak kepada orang miskin40
I. Konsep Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan
Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan
bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus
dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat,
dan dilaksankan secara terpadu. Kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama
dari penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia, karena
aspek dasar yang dapat dijadikan acuan keberhasilan pembangunan ekonomi
adalah teratasinya masalah kemiskinan.
Dikemukakan beberapa konsep perekonomian untuk mengentaskan
kemiskinan. Muncul konsep komunisme, dengan prinsip “sama rata sama rasa”.
Sama ratakan perekonomian, apa yang dirasakan orang kaya harus pula dirasakan
orang miskin. Sejenak prinsip ini terlihat mulia, namun pada akhirnya melahirkan
keirihatian bagi si kaya dan kemalasan bagi si miskin, dan terjadilah konflik yang
begitu besar.
Lahir konsep kapitalisme, tiap-tiap individu yang mempunyai modal besar
untuk menguasai perekonomian.Namun, pada akhirnya prinsip ini hanya
melahirkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin bertambah
miskin.Akibatnya nasib orang miskin selalu di bawah, di injak-injak, diperas,
ditindas, dicekik, diperkosa bahkan dibunuh hak-haknya.
Polemik kemiskinan semakin hebat, konsep-konsep ekonomi pun semakin
marak untuk mengentaskan kemiskinan.Namun, tak satu pun dari sekian banyak
40
Rah Adi Fahmi Ginanjar dkk, Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan di
Provinsi Banten, 2018 Jurnal: Vol. 8 No. 2 h. 236.
32
konsep itu yang mampu memberikan solusi, kecuali konsep yang diajarkan dalam
agama Islam yaitu zakat. Konsep zakat adalah konsep Islam dalam prinsip
keesimbangan dalam mendistribusikan harta, agar harta tidak bergulir pada orang-
orang kaya saja, tetapi mengalir pada kaum dhu‟afa.Juga tidak menyamaratakan
hak di antara manusia, karena masing-masing di antaranya sudah ditetapkan
rezekinya oleh Allah SWT sesuai dengan kadarnya.41
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Sehingga zakat secara normatif
merupakan suatu kewajiban mutlak yang dimiliki oleh setiap muslim. Oleh sebab
itu, zakat menjadi salah satu landasan keimanan seorang muslim, dan zakat juga
dapat dijadikan sebagai indikator kualitas keislaman yang merupakan bentuk
komitmen solidaritas seorang muslim deengan sesama muslim yang lain.
Zakat juga merupakan suatu ibadah yang memiliki nilai sosial yang tinggi.
Selain itu, zakat juga member dampak positif terhadap kesejahteraan
masyarakat.Bahwa dengan berzakat golongan kaya (muzakki) dapat
mendistribusikan sebagian hartanya kepada golongan fakir miskin (mustahiq),
maka terjadilah hubungan yang harmonis antara golongan kaya dan
miskin.Sehingga golongan fakir miskin dapat menjalankan kegiatan ekonomi di
kehidupannya.
Zakat juga memiliki peran yang begitu luas.Salah satu peran yang dimiliki
oleh zakat adalah peran terhadap pengurangan angka kemiskinan masyarakat. Dan
zakat dikumpulkan kepada amil zakat yang selanjutnya dikelola dengan baik dan
zakat akhirnya didistribusikan kepada mustahiq. Dengan demikian, mustahiq
41
Bambang Sudibyo dkk, Kumpulan Khutbah Zakat, (Jakarta: Badan Amil Zakat
Nasional, 2017), h. 101
33
diharapkan akan berubah statusnya menjadi muzakki. Sehingga angka kemiskinan
di masyarakat dapat berkurang dengan adanya perubahan status mustahiq menjadi
muzakki.
Peran zakat secara makro jika kita melihat sejarah pemerintahan khalifah
Umar bin Khattab, bahwa zakat merupakan sumber pemasukan negara selain
pajak dan lain sebagainya. Sehingga zakat mempunyai peran yang sangat sentral
dalam ekonomi Islam. Bukan hanya individu saja yang dapat merasakan dampak
positif zakat, melainkan sebuah negara juga dapat merasakan dampak dari zakat
untuk perekonomian negara, yakni sebagai sumber lain pemasukan negara.42
42
Ali Ridlo, Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, 2014 Jurnal: Vol. 7 No. 1 h. 119
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskiptif kualitatif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi tertentu.43
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah kantor BAZNAS Kabupaten Enrekang
yang terletak di Jalan Buntu Juppandang No. 77, Kelurahan Juppandang,
Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.44
Populasi dalam penelitian
ini adalah para karyawan BAZNAS Enrekang.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.45
Adapun teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sehingga dalam
menentukan sampel diperlukan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun
43
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur), (Bandung:
Prenada Media Group, 2013), h. 59. 44
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), h. 55. 45
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), h. 56
35
kriteria yang digunakan adalah individu yang menjabat di kantor BAZNAS
Enrekang pada Maret 2020 hingga sekarang.
D. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data adalah wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara atau interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan.46
Wawancara atau interview yaitu pengumpulan data berbentuk
pengajuan pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara itu telah disiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan
instrumennya.47
Adapun metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan alat bantu berupa
pedoman wawancara. Peneliti menggunakan metode ini untuk
memperoleh data tentang peran BAZNAS dalam mengentaskan
kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumbernya yakni
ketua dan karyawan BAZNAS Enrekang yang menjabat dari periode
Maret 2020 hingga sekarang.
46
Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015), h. 143 47
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 29
36
2. Dokumentasi
Catatan dokumentasi merupakan instrument penelitian yang
digunakan untuk mengambil data, atau tentang dokumen-dokumen yang
dianggap penting yang dapat memberikan informasi kepada penulis.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti ketika
mengumpul data untuk membuat tugasnya lebih mudah dan mendapatkan hasil
yang lebih baik, sempurna dan sistematis sehingga data tersebut mudah untuk
diproses.Instrumen ini dapat berbentuk dalam angket, daftar observasi, tes, dan
lain-lain.48
Adapun, instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitianini
adalah wawancara (interview) terstruktur dengan menggunakan
panduanwawancara untuk mengetahui Peran BAZNAS dalam Mengentaskan
Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.
Di dalam pelaksanaannya, peneliti mungkin menggunakanalat bantu
berupa perekam suara, dokumentasi (kamera), alat tulis sebagaipendukung dalam
mengumpulkan data.
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
berupa penelitian kualitatif meliputi:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 203.
37
data melalui reduksi data.Menurut Sugiyono mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu.49
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Dalam
hal ini Miles and Huberman menyatakan bahwa paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.50
Penyajian dalam penelitian ini peneliti paparkan dengan teks yang
bersifat deskriptif atau penjelasan.Mendispalay data dilakukan setelah data
direduksi. Display data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan
sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
difahami tersebut.
3. Conclusion Drawing /verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakanmasih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 338. 50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 341.
38
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.51
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 345.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Badan Amil Zakat Nasional Kab. Enrekang
Pada tanggal 21 Agustus 2009 bupati Enrekang saat itu Haji La Tinro La
Tunrung mengeluarkan keputusan bupati Enrekang Nomor 291/KEP/VIII/2009
tentang susunan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Enrekang masa
bakti 2009-2012. Keputusan ini memperhatikan hasil musyawarah tokoh agama,
tokoh masyarakat, cendekiawan, ulama, professional, wakil pemerintah, dan
pengurus BAZ lama tanggal 13 juli 2009 tentang pemilihan pengurus Badan Amil
Zakat (BAZ) Kabupaten Enrekang. Selain itu, usul Kepala Kantor Departemen
Agama Kabupaten Enrekang nomor: kd.21.20/7/BA.03/2/753/2009 tanggal 18 juli
2009 tentang pembentukan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten
Enrekang masa bakti 2009-2012.
Ketua: H.M. Amin Palmansyah, SH., MM
Wakil Ketua: 1. Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd
2. Drs. H. Kamaruddin, SL., M.Ag
Sekretaris: 1. Penyelenggara Zakat & Wakaf
2. Drs. Lamir Dacing, M.Si
3. Amiruddin, S.Pd.I
Bendahara: Sanafiah, S.Ag
Wakil Bendahara: Rugayyah, S.Ag
40
Semula, masa bakti keputusan bupati ini hingga tahun 2012.Namun seiring
waktu berjalan keputusan ini berlanjut hingga 2015. Hingga akhirnya, bupati
Enrekang yang saat itu menjabat H. Muslimin Bando mempelopori terbentuknya
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Enrekang dengan
mengeluarkan keputusan bupati enrekang nomor: 479/KEP/X/2015 tentang
pembentukan panitia seleksi calon pimpinan Badan Amil Zakat Kabupaten
Enrekang periode 2015-2019.
Hasilnya, pada tanggal 19 februari 2016, bupati Enrekang mengeluarkan
keputusan bupati Enrekang nomor: 65/KEP/II/2016 tentang susunan pengurus
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Enrekang periode 2016-2021 dengan
memperhatikan surat keputusan BAZNAS pusat nomor 057/BP/BAZNAS/I/2016
tentang jawaban permohonan pertimbangan pimpinan BAZNAS Kabupaten
Enrekang dan juga berita acara panitia seleksi pimpinan BAZNAS Kabupaten
Enrekang nomor 06/PANSEL-BAZNASKAB-EK/II/2016.52
52
https://kabenrekang.baznas.go.id/
41
3. Letak BAZNAS Kabupaten Enrekang
BAZNAS Kabupaten Enrekang terletak di Kota Enrekang, yakni di jalan
Buttu Juppandang No. 77, Juppandang, Tlp. 0852-3474-4155/0811-4230-400.
42
4. Visi, Misi dan Nilai BAZNAS Kab. Enrekang
Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Enrekang sejak
terbentuknya memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Visi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Enrekang “Menjadi
Kabupaten Muzakki”
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut dapat ditempuh melalui 7 (tujuh) misi
BAZNAS Kabupaten Enrekang sebagai berikut:
- Mengembangkan kompetensi lembaga dan pengelola zakat sehingga
menjadi lembaga pilihan utama umat;
- Membangun pusat rujukan zakat tingkat pengelolaan nasional untuk
tata kelola, aspek syari‟ah, inovasi program, dan pusat data zakat bagi
seluruh pengelola zakat;
- Mengembangkan kapabilitas pengelolaan zakat berbasis teknologi
modern sehingga terwujud pelayanan zakat yang transparan, efektif
dan efisien;
- Menjalankan pengelolaan yang amanah sehingga mendapat
kepercayaan dari masyarakat;
- Memberikan pelayanan bagi muzakki untuk menuanaikan zakat
dengan benar sesuai syari‟ah;
- Mengembangkan pelayanan dan program pemberdayaan untuk
meningkatkan kesejahteraan mustahik; dan
43
- Mensinergikan seluruh potensi dan kekuatan para pemangku
kepentingan (stakeholders) zakat untuk memberdayakan umat.
c. Nilai
Nilai- nilai BAZNAS Kabupaten Enrekang adalah:
- Takwa: semua hal yang dilakukan BAZNAS Kabupaten
Enrekang dan amilnya adalah dalam rangka mengabdi kepada
Allah dan akan mempertanggungjawabkannya kepada Allah.
- Shiddiq: BAZNAS Kabupaten Enrekang merupakan lembaga
yang akuntabel (dapat memberikan pertanggungjawaban atas
kinerja yang dilakukan) kepada publik sesuai dengan standar
pelayanan dan tolok ukur yang jelas.
- Tabligh: BAZNAS Kabupaten Enrekang merupakan lembaga
yang mampu mengajak dan membangun seluruh potensi zakat
di daerah untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan
mustahik sebagai wujud rahmatan lil‟alamiin.
- Amanah: BAZNAS Kabupaten Enrekang merupakan lembaga
yang mendasarkan pengelolaannya pada aspek kejujuran dan
integritas secara kelembagaan maupun personal para amilnya.
- Fathanah: BAZNAS Kabupaten Enrekang merupakan lembaga
yang mampu membangun kapasitas pelayanan berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan dan inovasi
pelayanan.
44
5. Susunan Struktur Organisasi BAZNAS Kab. Enrekang
Tabel.1.1
Struktur Organisasi
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Enrekang
Periode 2016-2021
Sebuah lembaga atau organisasi, harus memiliki pengurus agar organisasi
tersebut diatur dan dikelola dengan baik.BAZNAS Kabupaten Enrekang
KETUA
Ir. Mursjid Saleh Mallappa
SATUAN AUDIT INTERNAL
Al-furqan Akbar Syah, S.E., Ak
WAKIL
KETUA II
Bidang
Pendistribusian
dan
Pendayahgunaa
n
WAKIL
KETUA III
Bagian
Administrasi,
SDM dan
Umum
WAKIL
KETUA III
Bagian
Perencanaan,
Keuangan dan
Pelaporan
WAKIL
KETUA I
Bidang
Pengumpulan
Kadir Lesang,
S.Ag
DR. Ilham
Kadir, M.A
Basruddin, S.E Baharuddin,
S.E
STAF STAF STAF STAF
UPZ
45
merupakan lembaga atau organisasi resmi yang dibentuk oleh pemerintah dan
memiliki pengurus yang diangkat langsung oleh bupati Enrekang.
6. Dasar Hukum Pendirian BAZNAS Kabupaten Enrekang
Ada beberapa dasar/landasan hukum yang dijadikan rujukan untuk
berdirinya BAZNAS Kabupaten Enrekang, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014
tentang pelaksanaan undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat.
c. Intruksi Presiden Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2014 tentang
optimalisasi pengumpulan zakat.
d. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 6 Tahun 2015 tentang
pengelolaan zakat.
e. Peraturan Bupati Enrekang Nomor 8 Tahun 2016 tentang pedoman
perhitungan, pengumpulan, dan pendayahgunaa zakat, infaq, shadaqah,
dan dana sosial keagamaan lainnya.
B. Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla
Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan bagi pemerintah
pusat, provinsi maupun kabupaten atau kota. Di Indonesia angka kemiskinan
meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data terkait kemiskinan di
Indonesia, berdasarkan Survei Ekonomi Nasional september 2020.
46
Menurut data tersebut, persentase penduduk miskin pada September 2020
naik menjadi 10,19 persen, meningkat 0,41 persen pada Maret 2020 dan
meningkat 0,97 persen pada September 2019.
Disebutkan, jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55
juta orang, meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76
juta orang terhadap September 2019.
Kelompok kemiskinan ini dibagi menjadi dua yaitu perkotaan dan
pedesaan. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2020 sebesar 7,38
persen, naik menjadi 7,88 persen pada September 2020. Sementara itu, persentase
penduduk miskin pedesaan pada Maret 2020 sebesar 12,82 persen naik menjadi
13,20 persen pada September 2020.53
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendidikan yang rendah, kualitas
kesehatan buruk, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Tingkat pendidikan
yang rendah bisa membuat seseorang kurang memiliki keterampilan, wawasan
serta pengetahuan yang memadai untuk kehidupannya. Jika dilihat lebih jauh lagi,
dalam dunia kerja atau dunia usaha pendidikan adalah modal untuk bersaing jika
ingin mendapatkan kesejahteraan nantinya. Maka tidak heran, jika banyak
pengangguran yang dikarenakan faktor penyebab kemiskinan yaitu tingkat
pendidikan rendah.
Kemiskinan menurut Parsudi Suparlan yang dikutip oleh Muhammad Istan
sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat
53
https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/18/110300865/angka-kemiskinan-
indonesia-naik-ini-data-per-provinsi?page=all.
47
kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam komunitas masyarakat yyang lebih
rendah antar golongan dengan standar kehidupan yang berlaku secara umum
dalam komunitas masyarakat yang bersangkutan.54
Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan
permasalahan sosial yang sangat penting untuk dihilangkan karena tidak sedikit
manusia melakukan pelanggaran syariat seperti mencuri, merampok dan yang
semilnya disebabkan karena factor kefakiran.Karena dalam riwayat disebutkan
bahwa kefakiran itu mendekati kepada kekufuran.
Pemberantasan kemiskinan merupakan tantangan terbesar pemerintah
dalam memajukan Indonesia. Penduduk miskin di kabupaten Enrekang secara
umum untuk empat tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk miskin di Enrekang mengalami peningkatan namun dengan upaya yang
dilakukan pemerintah dengan cara merencanakan program pengentasan
kemiskinan sehingga pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin mengalami
penurunan. Trend positif ini berlanjut hingga tahun 2018. Dilihat dari grafik 8.2
persentase penduduk miskin di kabupaten Enrekang tahun 2018 sebesar 12,49
persen atau 26700 penduduk menurun sebanyak 0,71 persen jika dibandingkan
dengan tahun 2017 sebesar 13,2 persen.55
54
Muhammad Istan, Pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi umat
menurut perspektif islam. Journal of Islamic economics.Vol.2 no. 1. 2017,5 55
Badan Pusat Statistika Kabupaten Enrekang (BPS), “Indikator Kesejahteraan Rakyat
Kabupaten Enrekang Tahun 2018.
48
Sumber: Kabupaten Enrekang dalam Angka 2019
Kecamatan Alla merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan.Kecamatan Alla adalah kecamatan yang
membawahi 8 kelurahan dan desa, masing-masing terdiri dari 3 kelurahan dan 5
desa.Adapun yang termasuk kelurahan yaitu kelurahan Kambiolangi, Buntu Sugi,
dan Kalosi.Sedangkan yang termasuk desa adalah desa Pana, Bolang, Taulo,
Sumillan, dan Mata Allo.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Drs. H. Syawal Sitonda,
M.Ag selaku plt Baznas Enreakang mengatakan bahwa:
“Secara umum kondisi kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla tidak ada
bedanya dengan daerah lain, kalau ingin memetakan kondisi keluarga
setidaknya ada tiga kelompok, kelompok pertama adalah kelompok yang
berada pada kelompok yang rendah, kedua berada pada kelompok
menengah, ketiga berada pada kelompok diatas. Kelompok yang berada
pada kelompok yang rendah inilah yang berhak menerima zakat atau
mustahik, kelompok yang berada kemompok menengah terbagi dua ada
yang sudah mampu melakukan kewajibannya sebagai muzakki artinya
yang mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah dan ada juga yang berada
pada posisi menerima, sedangkan kelompok yang ketiga atau yang berada
pada kelompok yang mampu, apakah dia pengusaha atau petani sukses dll,
mereka inilah yang disebut kelompok muzakki”56
56
Drs. H. Syawal Sitonda, M.Ag, wawancara, 18 Mei 2021
49
Dari hasil wawancara diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa orang
yang berada pada kelompok bawah (masyarakat miskin) yang berhak
mendapatkan zakat. Maka setelah adanya Undang-Undang pengelolaan zakat
BAZNAS Kabupaten Enrekang sebagai pengelola zakat bergerak mencari orang-
orang berhak membutuhkan bantuan diwilayah Kabupaten Enrekang dan salah
satunya di Kecamatan Alla. Dari hasil survey lapangan BAZNAS Kabupaten
Enrekang kemudian memberikan bantuan sesuai kebutuhan masyarakat tersebut.
“Setelah lahirnya Undang-undang pengelolaan zakat maka BAZNAS
Kabuapten Enrekang Kemudian bergerak untuk mengentaskan
kemiskinan”57
Maka dalam rangka mengentaskan kemiskinan tersebut BAZNAS
langsung turun kelapangan untuk melihat kondisi suatu masyarakat siapa yang
tergolong orang-orang yang berhak menerima zakat.
Berikut tabel uraian penerima dana zakat dari BAZNAS Kabupaten
Enrekang kepada masyarakat Kecamatan Alla tahun 2018-2020.
57
Drs. H. Syawal Sitonda, M.Ag, wawancara, 18 Mei 2021
50
Tabel 1.1
No Uraian KK/Kelompok Jiwa
1 Bantuan modal usaha 18 79
2 Bedah rumah 10 24
3. Bantuan langsung tunai 640
4 Pengobatan 13
5 Beasiswa 7
6 Penyelesaian studi 8
Jumlah 28 771
Sumber: Kantor BAZNAS Enrekang
Kondisi masyarakat miskin di Kecamatan Alla masih cukup banyak, hal
itu berdasarkan data BAZNAS Kabupaten Enrekang tahun 2018- 2020 lalu, rata-
rata masyarakat yang menerima zakat dari BAZNAS Enrekang adalah 771 jiwa
dan mereka inilah yang menerima zakat dari BAZNAS Enrekang berupa: modal
usaha, bedah rumah, biaya pengobatan, beasiswa, dan bantuan langsung tunai
(BLT).
C. Peran BAZNAS Dalam Mengentaskan Kemiskinan Keluarga Di
Kecamatan Alla
BAZNAS merupakan badan resmi yang memiliki tugas dan fungsi untuk
menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah pada tingkat nasional
yang dibentuk oleh pemerintah pusat berdasarkan keputusan presiden republik
Indonesia nomor 8 tahun 2001.Lahirnya undang-undang nomor 23 tahun 2011
semakin memperkukuh peranan BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang
51
melakukan pengelolaan zakat secara nasional.Dalam undang-undang tersebut,
BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat
mandiri dan bertanggung jawab kepada presiden melalui Menteri Agama. Dengan
demikian, BAZNAS bersama pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal
pengelolaan zakat yang berasaskan:
a. Syariat Islam;
b. Amanah;
c. Kemanfaatan;
d. Keadilan;
e. Kepastian hukum;
f. Terintegrasi; dan
g. Akuntabilitas.58
Badan Amil zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Enrekang, Sulawesi
Selatan memiliki potensi zakat yang cukup besar apalagi sejak Bupati Enrekang
mencetuskan pemotongan gaji PNS sebanyak 2,5% di lingkup pemerintah
Kabupaten Enrekang. Pemotongan gaji PNS tersebut tertuang dalam perda No. 6
tahun 2015. Peraturan daerah ini dibentuk untuk mengelola zakat sesuai dengan
syariat Islam. Perda ini disusun berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2011.59
Hal diatas sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Dr. Ilham
Kadir, M.Ag:
“Potensi zakat untuk Kabupaten Enrekang sekitar 30 miliar namun Baznas
Kabupaten Enrekang baru mengumpulkan 50 % dari target diatas dan
58
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat” 59
Hardianti, “pengelolaan dana zakat dalam pengembangan usaha mikro (studi
masyarakat binaan pada BAZNAS Kabupaten Enrekang)” (Skripsi sarjana; Ekonomi Islam:
Makassar), h. 5-6
52
Muzakki pada BAZNAS Kabupaten Enrekang adalah dari berbagai
macam kalangan seperti aparatur sipil Negara (ASN), dan para petani
namun yang lebih mendominasi membayar zakatnya di BAZNAS adalah
dari kalangan ASN karena gaji yang mereka terima setiap bulan langsung
dipotong 2,5 % kemudian dari kalangan umum”.60
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat penulis simpulkan bahwa
meskipun potensi zakat kabupaten Enrekang besar tetapi ketika tidak ada
kesadaran dari para muzakki untuk mengeluarkan zakatnya maka target 30 miliar
tidak akan tercapai. Sehingga BAZNAS membutuhkan kesadaran dari para
muzakki agar potensi zakat tersebut bisa tercapai.
BAZNAS Kabupaten Enrekang dalam menjalankan tugasnya baik itu
menghimpun, mengumpulkan, menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah dari
muzakki disalurkan kemustahiq dibantu oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang
ada diwilayah Kabupaten Enrekang. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah unit
lembaga zakat terkecil yang dibentuk oleh BAZNAS pada tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) ditempatkan dikecamatan,
kelurahan, kantor pemerintahan, kantor swasta, masjid dan tempat lainnya. Dan
salah satu Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Yang ada di Kabupaten Enrekang
ditingkat kecamatan adalah Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan Alla yang
dibentuk oleh BAZNAS Enrekang semenjak tahun 2016 dengan tugasnya untuk
mengumpulkan dan menyalurkan zakat dari dan kemasyarakat umum.
“Pengumpulan ZIS masih terfokus pada bulan Ramadhan, ketika sudah
terkumpul diserahkan ke BAZNAS untuk dikelola dan didistribusikan,
karena UPZ tidak berkewajiban untuk mendayahgunakan dana zakat, UPZ
hanya memberikan dan membantu mengantarkan jika bantuannya sudah
60
Dr. Ilham Kadir, M.A, (Ketua IV Baznas Kabupaten Enrekang), Wawancara, 3 Juni
2021
53
cair sedangkan zakat fitrah disalurkan sendiri oleh amil zakat fitrah masjid
yang bersangkutan”.61
Tabel 1.1 Rekap Laporan Pengumpulan Zakat Dan Infaq Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Enrekang Periode 2017-2020
NO TAHUN ZAKAT + FITRAH INFAQ JUMLAH
1 2017 4,109,263,123 2,195,278,709 6,304,541,832
2 2018 4,498,110,459 2,110,323,705 6,608,434,164
3 2019 5,361,908,916 2,709,813,775 8,071,722,691
4 2020 8,790,437,415 5,222,633,071 14,013,070,486
Penerimaan
Komulatif
22,759,719,913 12,238,049,260 34,997,769,173
Sumber: Kantor BAZNAS Kabupaten Enrekang
Dari data diatas, dana zakat dan infaq yang masuk pada BAZNAS
Kabupaten Enrekang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tentu ini tidak
terlepas dari kesadaran para muzakki untuk mengeluarkan zakatnya dan didukung
dengan sosialisasi zakat yang dilakukan lembaga zakat diberbagai media
meskipun belum sesuai target yang diinginkan.
“Untuk mendapatkan muzakki baru kami melakukan sosialisasi dengan
mengumpulkan para petani dan para pedagang untuk memberikan
pencerahan kepada mereka terkait pentingnya berzakat dan pentingnya
saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat”.62
BAZNAS Kabupaten Enrekang dalam mendistribusikan dana zakat ini
terbagi menjadi dua yakni pembagian bersifat konsumtif dan produktif.
61
Marwan Khalid, S.Pd.I, (sekertaris UPZ Kecamatan Alla), wawancara, 12 Juni 2021. 62
Nur Kholis, Staf Baznas Enrekang, wawancara, 3 Juni 2021.
54
Dalam wawancara peneliti dengan Ilham Kadir, M.A selaku ketua IV
menjelaskan bahwa:
“Dalam memberikan bantuan kepada mustahik ada yang bersifat
konsumtif, konsumtif itu adalah memberi makan misalnya orang yang
sudah tua renta, tidak ada yang pelihara, tidak ada yang bisa menyediakan
makanan ini harus diberikan bantuan bersifat konsumtif kemudian yang
kedua adalah bersifat produktif yang diberikan kepada masyarakat yang
memiliki potensi untuk diberdayakan seperti bantuan modal usaha dan lain
sebagainya”.63
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam
pendistribusian dana zakat ada yang sifatnya konsumtif yang sifatnya siap saji dan
ini hanya diberikan kepada orang fakir yang benar-benar tidak bisa berusaha
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sementara yang sifatnya produktif
diberikan pada orang miskin yang mampu untuk berusaha namun tidak memiliki
modal untuk mengembangkan usahanya.
Dalam pendistribusian dana zakat yang berhak menerima zakat adalah
masyarakat yang dalam kategori kurang mampu, yang telah ditetapkan dalam al-
qur‟an surah at-taubah ayat 60.
“Zakat hanya diperuntukkan kepada delapan asnaf yang disebutkan dalam
al-qur‟an surah at-taubah ayat 60, dengan dasar ini BAZNAS di dalam
program-programnya menyentuh berbagai aspek, baik itu aspek sosial,
aspek kemasyarakatan, aspek pendidikan semuanya disentuh oleh
BAZNAS dalam rangka untuk menekan angka kemiskinan”.64
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam
pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah harus berpedoman pada al-qur‟an
surah at-taubah ayat 60.
63
Dr. Ilham Kadir, M.A, (ketua IV BAZNAS Kabupaten Enrekang), wawancara, 11
April 2021. 64
Drs. H. Syawal Sitonda, M.Ag, (Plt BAZNAS Kabupaten Enrekang), wawancara,18
Mei 2021.
55
BAZNAS Kabupaten Enrekang sangat mengupayakan membantu
perekonomian mustahik agar dapat semakin baik dan semakin mengembangkan
usaha-usaha yang sedang digeluti, dengan harapan agar nantinya para mustahik ini
dapat menaikkan levelnya menjadi muzakki.
Mengeluarkan zakat adalah salah satu dari rukun Islam dan merupakan
suatu kewajiban setiap muslim yang memiliki kelebihan harta. Zakat dijadikan
sebagai salah satu instrumen Islami baik itu zakat fitrah, zakat mal dan zakat yang
lainnya yang diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan melalui program
zakat produktif.
Dalam mengentaskan kemiskinanan BAZNAS Kabupaten Enrekang
membuat beberapa program sebagaimana hasil wawancara bersama bapak Dr.
Ilham Kadir, M.A.
“Untuk mengentaskan kemiskinan BAZNAS Enrekang mempunyai
beberapa program utama, yang pertama Enrekang peduli, Enrekang
sejahtera, Enrekang religius, Enrekang cerdas, Enrekang sehat”65
Dalam wawancara peneliti dengan Drs. H. Syawal Sitonda, M.Ag selaku
Plt BAZNAS Kabupaten Enrekang menjelaskan bahwa:
“Untuk menjawab bagaimana peran BAZNAS dalam mengentaskan
kemiskinan, salah satu bentuknya adalah penguatan lembaga, lembaga
BAZNAS dikuatkan melalui mekanisme kemudian ada dorongan dan
dukungan dari pemerintah”.66
1. Enrekang peduli, program ini merupakan program untuk memberikan
bantuan kepada mustahik yang meliputi kegiatan seperti bantuan
65
Dr. Ilham Kadir, M.A, (ketua IV BAZNAS Kabupaten Enrekang),wawancara,11 April
2021. 66
Drs. H. Syawal Sitonda,M.Ag (plt BAZNAS Kabupaten Enrekng), wawancara, 18 Mei
2021
56
langsung tunai kepada kaum fakir, pantia asuhan, panti jompo, tanggap
bencana dan bantuan bedah rumah.
Program ini sudah dirasakan oleh salah satu warga Kec.Alla yakni Ibu
Tika Lestari, yang dulunya menempati tempat yang kurang layak ditempati,
BAZNAS kemudian hadir memberikan bantuan berupa bedah rumah.
Dalam wawancara penulis dengan Ibu Tika Lestari beliau mengatakan:
“Jadi saya disuruh istrinya bupati untuk foto tempat tinggal kami untuk
dikirim di BAZNAS kemudian BAZNAS datang melihat tempat.
Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali dengan BAZNAS, saya
sampai menangis ketika dikasi dana untuk perbaikan rumah. Saya dan
keluarga sangat terbantu dengan bantuan ini.Dulu sebelum kami dapat
bantuan dari BAZNAS tempat tinggal dibawah kolong rumah yang kurang
layak karena ketika hujan ada air masuk di rumah. Mudah-mudahan sehat-
sehat pegawainya BAZNAS, lancar-lancar rezekinya”67
2. Program Enrekang Sejahtera, program ini merupakan program bantuan
kepada mustahik fakir atau miskin yang masih mempunyai potensi/
kemampuan melakukan usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya
apabila diberi bantuan usaha. Hal ini turut dirasakan oleh oleh Ibu
Ririn Safitri Desa Sumilan, Dusun Pebu Kec. Alla.
“iya saya mendapatkan bantuan dari BAZNAS bukan hanya berupa
dana tapi ada alat usaha yang diberikan berupa mesin jahit”68
3. Enrekang religius, program ini merupakan program untuk
meningkatkan iman dan takwa masyarakat kabupaten enrekang.
4. Enrekang cerdas, program ini merupakan program pemberian biaya
pendidikan kepada murid, siswa-siswi, mahasiswa/mahasiswi jenjang
diploma dan sarjana yang termasuk dalam kategori kurang mampu.
67
Ibu Tika Lestari, wawancara, 22 Mei 2021 68
Ibu Ririn, wawancara, 20 Mei 2021
57
Program ini sudah dirasakan oleh masyarakat setempat salah satunya
adalah juharni surahman untuk penyelesaian study.
5. Program enrekang sehat, program ini merupakan program pemberian
bantuan biaya pengobatan bagi warga masyarakat fakir atau
miskinyang tidak mempunyai program jaminan kesehatan seperti
Kartu Indonesia Sehat atau penerima bantuan iuran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
Tabel 1.1 Uraian pendistribusian dan pendayahgunaan zakat dan
infaq/shadaqah BAZNAS Kabupaten Enrekang di Kecamatan Alla
tahun 2018
NO Kriteria pendistribusian Jumlah (Rp)
1 Enrekang Peduli 174.000.000
2 Enrekang Cerdas 10.500.000
3 Enrekang Sehat 17.000.000
4 Enrekang Sejahtera 21.500.000
Jumlah Pendistribusian 223.000.000
Sumber: Kantor BAZNAS Kabupaten Enrekang
58
Tabel 1.2 Uraian pendistribusian dan pendayahgunaan zakat dan
infaq/shadaqah BAZNAS Kabupaten Enrekang di Kecamatan Alla
Tahun 2019
NO Kriteria pendistribusian Jumlah (Rp)
1 Enrekang Peduli 184.000.000
2 Enrekang Cerdas 30.000.000
3 Enrekang Sehat 16.500.000
4 Enrekang Sejahtera 48.000.000
Jumlah Pendistribusian 278.500.000
Sumber: Kantor BAZNAS Kabupaten Enrekang
Tabel 1.3 Uraian pendistribusian dan pendayahgunaan zakat dan
infaq/shadaqah BAZNAS Kabupaten Enrekang di Kecamatan Alla
Tahun 2020
NO Kriteria pendistribusian Jumlah (Rp)
1 Enrekang Peduli 30.000.000
2 Enrekang Cerdas 4.000.000
3 Enrekang Sehat 7.500.000
4 Enrekang Sejahtera
Jumlah Pendistribusian 41.500.000
Sumber: Kantor BAZNAS Kabupaten Enrekang
Berdasarkan uraian diatas yang dipertegas data hasil wawancara dan tabel-
tabel, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran BAZNAS dalam
mengentaskan kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla sangat efektif.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran BAZNAS dalam pengentasan
kemiskinan di kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi kemiskinan keluarga di kecamatan Alla pada umumnya tidak
ada bedanya dengan daerah lain, ada kelompok yang berada pada
kelompok rendah (masyarakat miskin), kelompok menengah dan
kelompok atas, namun kondisi masyarakat miskin di Kecamatan Alla
masih cukup banyak hal ini berdasarkan data BAZNAS Kabupaten
Enrekang tahun 2020-2021.
2. Peran BAZNAS Enrekang dalam mengentaskan kemiskinan di
Kecamatan Alla dinilai sangat efektif dan hal itu dilakukan melalui
berbagai macam program yaitu: Program Enrekang peduli seperti
bedah rumah dan lain-lain, Program Enrekang Sejahtera seperti
memberikan bantuan kepada mustahik berupa modal usaha dan lain-
lain, Program Enrekang Religius, Program Enrekang Cerdas yaitu
memberikan bantuan beasiswa dan penyelesaian study bagi
mahasiswa-mahasiswi kabupaten Enrekang dan Program Enrekang
Sehat adalah wujud perhatian BAZNAS Kabupaten Enrekang dalam
membantu mustahik terkait dengan penjaminan kesehatan masyarakat.
60
B. Saran
Dengan uraian diatas maka penulis dapat memberikan saran untuk menjadi
bahan pertimbangan:
1. Bagi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Enrekang
- Diharapkan terus meningkatkan pemberdayaan para mustahik
sehingga kedepannya menjadi muzakki.
- Mempertahankan program-program yang telah disusun guna
mengurangi angka kemiskinan sesuai harapan pemerintah.
2. Bagi peneliti selanjutnya
- Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mampu menemukan
solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
mengeluarkan zakatnya.
61
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahannya
Al Husein Abu Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusayri An-Naisabury, Imam Muslim,
Shahih Muslim, (Beirut: Darul Afkar, 2003)
Al-Imam Al-Hafidz Abi „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari, Shahih Al-
Bukhari,kitab Iman, (Ar-Riyadh, 1997)
Arikunto, Suharmisi, Menjadi Peneliti Kualitatif. (Bandung: Pustaka Setia, 2002)
Bahammam, Abdullah Salim, Panduan Fiqih Ibadah Bergambar, (Solo: Zam-
zam, 2019)
Badan Pusat Statistika Kabupaten Enrekang (BPS), “Indikator Kesejahteraan
Rakyat Kabupaten Enrekang Tahun 2018”.
Bahri, Andi S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan
umat, 2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2
Fadhli Bahri, Ensiklopedi Muslim, (Bekasi: PT Darul Falah, 2012)
Ginanjar, Rah Adi Fahmi dkk, Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan di
Provinsi Banten, 2018 Jurnal: Vol. 8 No. 2
Hasanah, Siti Nur, Maksimalisasi Potensi Zakat Melalui Peningkatan Kesadaran
Masyarakat, 2018 Jurnal: Vol. 3 No. 2
Hardianti, “Pengelolaan dana zakat dalam pengembangan usaha mikro (studi
masyarakat binaan pada BAZNAS Kabupaten Enrekang)” (Skripsi
sarjana; Ekonomi Islam: Makassar)
Huda, Nur, 2018. “Zakat dan Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Badan Amil
Zakat Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Barat)”, Skripsi: Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Ismail, Ahmad Satori dkk, Fiqih Zakat Kontekstual Indonesia, (Jakarta Pusat:
Badan Amil Zakat Nasional, 2018)
Istan, Muhammad, Pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi umat
menurut perspektif islam. Journal of Islamic economics.Vol.2 no. 1.
2017
62
Kadir, Ilham, Membangun Enrekang Bersama BAZNAS: Panduan berzakat
sesuai syariat,(Enrekang: LSQ Makassar dan BAZNAS Enrekang,
2016)
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
Munawwir, Ahmad Warson, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
PustakaProgressif,1997)
Mabruk, Abdul Aziz dkk, Fiqih Muyassar, (Jakarta: Darul Haq, 2016
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta; Kencana, 2016)
Muhammad, B. Ali, Ensiklopedia Rukun Islam (Zakat), (Surakarta: PT Borobudur
Inspira)
Mustami, Muh. Khalifah, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015 Purwanti, Dewi, Pengaruh Zakat, Infak dan Sedekah terhadap pertumbuhan
Ekonomi Indonesia, 2020, Jurnal.
Ridlo, Ali, Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, 2014 Jurnal: Vol. 7 No. 1
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
Sudibyo, Bambang dkk, Kumpulan Khutbah Zakat, (Jakarta: Badan Amil Zakat
Nasional, 2017)
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007)
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandun g: CV. Alfabeta, 2002)
…………, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2010)
Saleh Al-Fauzan, Fiqih sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005)
Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur), (Bandung:
Prenada Media Group, 2013)
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
https://kabenrekang.baznas.go.id/
63
https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/18/110300865/angka-kemiskinan-
indonesia-naik-ini-data-per-provinsi?page=all.
Profil BAZNAS http://pusat.baznas.go.id/profil/
64
L A M P I R A N
DOKUMENTASI
65
66
67
Profil BAZNAS Kabupaten Enrekang
68
Gambar 1. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Enrekang
Gambar 2. Visi & Misi BAZNAS Kabupaten Enrekang
69
Gambar 1. Wawancara bersama Ketua IV BAZNAS Kabupaten Enrekang
Gambar 2. Wawancara bersama Plt BAZNAS Kabupaten Enrekang
70
Gambar 3. Wawancara bersama Staf Pengumpulan BAZNAS Kabupaten
Enrekang
Gambar 4. Bersama Sekertaris UPZ Kecamatan Alla
71
Dokumentasi bersama masyarakat penerima bantuan
BAZNAS Kabupaten Enrekang
72
RIWAYAT PENULIS
La Ode Mursalin dilahirkan di Guali, 9 September
1994. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara,
pasangan bapak La Ode Adu dan Ibu Wa Ode Marulia.
Pendidikan formal pertamanya di SDN 10 Kusambi, Kec.
Kusambi, Kab. Muna, Prov. Sulawesi Tenggara selesai pada
tahun 2007. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Madrasah Tsanawiyah Swasta Khairu Ummah, selesai pada
tahun 2010. Kemudian pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Madrasah
Aliyah Khairu Ummah, selesai pada tahun 2013. Selanjutnya, pada tahun 2013
penulis melanjutkan studi diploma (D2) Bahasa Arab dan Studi Islam di Ma‟had
Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar, selesai pada tahun 2016. Untuk
strata S1 dikenyam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar dengan konsentrasi jurusan Ahwal Syakhshiyah (Hukum Keluarga)
pada tahun 2017, dan selesai pada tahun 2021. Selain aktif dalam perkuliahan,
penulis juga aktif dalam organisasi internal dan eksternal kampus. Organisasi
internal kampus yang pernah diampuh: Menjadi Pengurus Himaprodi ASy
(periode 2018-2019) dan (periode 2019-2020).