Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA JAMBI
DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU SIPIN
GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata (S-1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah
Oleh :
ARISMAN
SIP.151932
PEMBIMBING:
Dr. Rahmi Hidayati, M.HI
Juharmen, S.HI.,M.SI
KONSENTRASI MENEJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
TAHUN 1443/2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
١٩١.
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tidaklah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S Al-Imran : 191)
vi
ABSTRAK
Nama : Arisman NIM : SIP. 151932 Judul “Peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Jambi Dalam Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin
Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Skripsi ini berjudul Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi dalam
pengembangan Objek Wisata Danau Sipin Guna Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan kota jambi dalam mengembangkan objek wisata danau sipin,
mengetahui hambatan yang dialami dalam mengembangkan wisata danau sipin,
serta untuk mengetahui bagaimana dampak pengembangan objek wisata danau
sipin terhadap pertumbuhan PAD Kota Jambi. Skripsi ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis,
diperoleh hasil dan kesimpulan: Pertama, Peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaaan Kota jambi sejauh ini sudah berjalan namun masih belum berjalan
sepenuhnya. dalam pengembangan objek wisata danau sipin Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan berperan sebagai koordinator, fasilitator, stimulator dan
komunikator. Kedua, hambatan yang dialami Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Jambi ada tiga yaitu sumber daya manusia, insfrastruktur pendukung
aksesibilitas, perencanaan, serta kurangnya kesadaran masyakat tentang
pentingnya pengembangan objek wisata danau sipin. Ketiga, Objek wisata danau
sipin tentu akan sangat mampu memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Jambi
jika dilakukan pengembangan dengan baik dan berkesinambungan.
Kata Kunci : Peran, Disparbud, Pengembangan, PAD
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr.wb
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul: PERAN DINAS PARIWISATA DAN
KEBUDAYAAN KOTA JAMBI DALAM PENGEMBAGAN OBJEK
WISATA DANAU SIPIN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD).
Kemudian tidak lupa pula penulis haturkan sholawat berangkaikan salam
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk dari alam
kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada
sekarag ini, terang bukan lampu yang menyinari dan bukan pula karena bulan dan
matahari akan tetapi terangnya karena ilmu pengetahuan serta keimanannya.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka
menyelesaikan Studi Sarjana Satu (S1) pada fakultas syariah UIN STS JAMBI.
Terwujunya skripsi ini selain merupakan upaya kerja imiah penulis sendiri juga
tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihakyang terkait
dengan penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis rasa sangat perlu menyampaikan
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
2. Bapak Dr. A, A. Miftah, M,.Ag Deka Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
viii
3. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D Wakil Dekan Bidang
Akademik di Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Ibu Dr Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum, Keuangan, dan Perencanaan di Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thah Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag,. M.HI Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
kerjasama di Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Ibu Mustiah RH, S.Ag,. M.Sy Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani, S.IP,.
M.IP Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
7. Pembimbing 1, ibu Dr. Rahmi Hidayati, M.HI dan pembimbing II, Bapak
Juharmen, S.HI.,M.SI yang tidak pernah bosan memberikan arahan,
pengetahuan dan bimbing penulis dalam bimbingan skripsi.
8. Bapak-bapak dan ibu dosen beserta karyawan dilingkungan fakultas
syariah yang memberikan pelayanan dan bantuan serta bimbingannya
sepanjang perkuliahan.
9. Pimpinan dan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
telah sudi membantu dan meminjami referensi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Teman-teman dan sahabat-sahabat seperjuangan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang ikut
memberikan perhatian dan partisipasinya dalam penulisan skripsi ini.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi teknis penulisan analisis maupun dalam
mengagungkan adanya tanggapan dan masukan berupa kritikan dan saran dari
semua pihak demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan tercatat
sebagai amal jariah disisi Allah SWT, dan mendapatkan pahala dan ganjaran yang
sepantasnya.
x
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk
Orang tua saya
Ayahhanda M.Saman dan Ibunda Masita Sahara terimakasih atas kasih sayang
yang berlimpah dari mulai saya lahir, hingga saya sudah sebesar ini. Dan
terimakasih juga atas limpahan doa yang tak berkesudahan serta segala hal yang
telah kalian lakukan semua yang terbaik.
Dan tak luput untuk kakakku Arma Yunita S.Pd dan adikku tercinta Robiansyah,
M.Iqbal, Abizar Fikri yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
setiap langkahku, serta kepada Serly Oktaviani yang sudah mensuport saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
LEMBARAN PERNYATAAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
KATA PERSEMBAHAN ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Batasan Masalah..................................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7
E. Kerangka Teori....................................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 15
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 21
C. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24
D. Sistematika Penulisan .......................................................................... 25
E. Jadwal Penelitian .................................................................................. 25
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi ....................... 28
B. Struktur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi...................... 32
C. Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi ............ 33
D. Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi. ..... 34
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan Kota Jambi Dalam
Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin..............................................
.............................................................................................................. 40
B. Hambatan Yang dialami Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Dalam Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin ..................................
.............................................................................................................. 46
C. Dampak Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin Terhadap
Pertumbuhan PAD Di Kota Jambi ...........................................................
.............................................................................................................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 58
B. Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................................
Curriculum Vitae ........................................................................................................
xiii
DAFTAR TABLE
Table I jadwal penelitian
Table II Nama Kecamatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah, sebagai landasan sistem desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia,
maka setiap daerah memiliki kewenangan dan kekuasaan untuk mengurus dan
megatur daerahnya sendiri. Hal ini juga merupakan langkah awal yang sangat
strategis bagi daerah untuk menggali, mengembangkan, mengelola aset-aset
maupun potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk membangun daerah
setempat, termasuk mengamati sektor-sektor strategis seperti sumber daya yang
potensial yang dapat dimanfaatkan secara maksimal guna menunjang
pembangunan daerah, di mana salah satunya termasuk sektor pariwisata.1
Pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak dikembangkan di
berbagai negara, termasuk daerah-daerah di Indonesia sebagai salah satu sumber
pendapatannya. Pariwisata memiliki peran strategis dalam menyerap tenaga kerja
sekaligus berperan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat.
Diberbagai daerah, objek wisata dibagun dengan berbagai pendekatan guna
menarik para wisatawan domestik dan mancanegara sebanyak mungkin. Namun
menjalankan sektor pariwisata tidaklah mudah, sebab harus didukung oleh
berbagai unsur dan elemen baik dalam dan luar pemerintahan untuk mendukung
1Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
2
pengembangan pariwisata secara keseluruhan dan tepat sasaran, sehingga tidak
menimbulkan kerugian dan permasalahan yang berlarut-larut.
Pada saat ini, kedudukan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor
andalan yang dapat meningkatkan devisa Negara sebagai pendukung komoditi
ekspor migas maupun nonmigas. Pengembangan sektor pariwisata dilakukan
karena mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan devisa
Negara dan disamping itu kegiatan pariwisata merupakan hal yang terkait erat
dengan sumberdaya yang unik dari suatu tujuan wisata yaitu dalam bentuk daya
tarik alam dan daya tarik budaya.
Dengan diberlakukan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung
jawab dengan tetap memberikan perlindungan nilai-nilai agama, budaya yang
hidup dalam masyarakat, kelestarian, dan mutu lingkungan hidup, serta
kepentingan nasional. Pariwisata sebagai salah satu kegiatan pembangunan
diupayakan dapat sejalan dengan konsep dan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan perlu menerapkan kaida-kaidah :
1. Pengembangan pariwisata berorientasi jangka panjang dan menyeluruh
(holistic) tidak hanya memanfaatkan tetapi sekaligus melestarikan objek dan
daya tarik wisata yang memberikan manfaat secara adil bagi semua.
2. Pengembangan pariwisata yang sesuai dengan karakter wilayah, kondisi
lingkungan, kontak social dan dinamika budaya.
3
3. Penciptaan keselarasan sinergi antara kebutuhan wisatawan dan penyediaan
oleh masyarakat local, yang memunculkan hubungan timbal balik dan saling
menghargai, nilai, adat istiadat, kebiasaan, warisan budaya.
4. Pemanfaatan sumberdaya pariwisata yang memperhitungkan kemampuan
lestarinya yang pengelolaannya secara eco-effectivity ( reduce, reuse, dan
recycle) sehingga mencapai eco-effectivity (redistribute, reactual).
5. Pengelolaan kegiatan pariwisata yang tanggap terhadap perubahan yang
terjadi dari kedua sisi permintaan (pasar) dan penawaran (produk).
Nampak jelas bahwa pembangunan dibidang kepariwisataan mempunyai
tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.2
Salah satu daerah yang menarik untuk dikaji terkait dengan
pengembangan pariwisata di Indonesia adalah Kota Jambi sebagai daerah yang
menyimpan ragam lokasi wisata potensial yang perlu dikembangkan, di mana
Pemerintah Kota Jambi juga memberikan perhatian khusus dalam pengelolan
pariwisata di Kota Jambi agar terus maju dan berkembang, seperti beberapa objek
wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata sejarah budaya, wisata religi.3
Wisata alam yang terdapat di Kota Jambi antara lain objek wisata Danau
Kenali, Danau Penyengat, Danau Teluk, Pantai Auduri (Ancol) dan Taman
Anggrek. Taman Hutan Kota Muhammad Sabki, Tanggo Rajo, Jembatan
Batanghari 2, Menara Gentala Arasy. Adapun objek wisata sejarah budaya di
Kota Jambi antara lain wisata Situs Solok Sipin, Rumah Tua, Kawasan Kota
2 Waluyo & Harry. Dukunggan Budaya Terhadap Perkembangan Ekonomi. Dekdipbud,
Jakarta. 1993 3https://disparbud.jambikota.go.id, diakses pada 13 Maret 2019, Pukul 13:00
4
Lama, Tugu Jauang, Bunker Jepang, Museum Perjuangan Rakyat Jambi, Menara
Air, Tugu Kota Baru, Jembatan Makalam. Dan wisata religi yang berada di Kota
Jambi yaitu Makam Habib Husein Baraqbah, Makam Kuno, Madrasah al
Jauharein. Madrasah Nurul Islma, Madrasah Sa’adatuddarein, Madrasah Nurtul
Iman, Masjid Raya Magatsari, Masjid Agung Al-Falah, Taman Makam Rajo-rajo,
Makam Belanda/Kerkhof, Makam Bangsawan Melayu, Rumah Batu Olak
Kemang, Makam Pengeran Wirokusumo, Makam Raden Mat Theher dan Kleteng
Hok Tek.4
Selain beberapa objek wisata di atas, juga terdapat satu lokasi pariwisata
di Kota Jambi yang memiliki potensi guna meningkatkan PAD, yakni objek
wisata Danau Sipin sebagai salah satu lokasi wisata yang merupakan kekayaan
alam yang di tengah-tengah Kota Jambi, Provinsi Jambi. Masyarakat yang telah
lama tinggal disepanjang danau tersebut, menyebutnya dengan Solok Sipin. Solok
merupakan sebutan lain dari danau berdasarkan bahasa masyarakat lokal.
Kawasan Danau Sipin yang mempunyai lokasi strategis yang berada
tengah-tengah Kota Jambi dengan prasarana pendukung (jalan) yang memadai,
mempunyai ketersedian lahan memadai untuk dikembangkan sebagai wisata alam
dan buatan serta memiliki keunikan melayu jambi disekitaran kawasan Danau
Sipin (jambi Sebrang Kota). Sebelumnya pemerintah Kota Jambi telah melakukan
pengembangan dengan membangun beberapa tempat pembangunan di objek
wisata Danau Sipin seperti Joging track, taman, dan lahan parkir. Dalam
pengembangan dan pembangunanya Pemerintahan Kota tidak hanya bekerja
4DRS. H. Junaidi T. Noor, MM & Syahril. SE,MM, Geografi Pariwisata Provinsi Jambi,
Diterbitkan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Jambi Tahun 2006, Hlm. 11-15
5
sendiri untuk menata atau mengembangkan Danau Sipin melainkan bekerja sama
dengan pemerintahan Provinsi Jambi, Pemerintahan Kota, dan Pemerintahan
Pusat. Pemerintahan Provinsi Jambi melalui Dinas PUPR dan Dinas Pariwisata
Provinsi Jambi Juga Dinas BPPRD sebagai instansi yang bertugas menghimpun
pendapatan Daerah untuk membiayai pembangunan, tentunya berharap destinasi
wisata Danau Sipin ini dapat segera terwujud sehingga bisa menjadi sumber
pendapatan daerah Kota Jami. Hal ini juga mengingat pemerintah Kota Jambi
akan menjadikan objek wisata Danau Sipin menjadi destinasi atau icon wisata
unggulan Kota Jambi khususnya Provinsi Jambi.5
Namun menariknya, meskipun objek wisata Danau Sipin merupakan
salah satu icon wisata unggulan Kota Jambi dan memiliki potensi untuk
membantu meningkatan pendapat daerah ternyata belum berjalan maksimal dan
menyeluruh. Hasil observasi awal di lapangan, terlihat beberapa pembangunan di
kawasan wisata Danau Sipin belum sepenuhnya selesai hingga sekarang, selain itu
lahan parkir pun sudah mulai hancur/rusak, begitu juga dengan perawatan pada
beberapa fasilitas yang ada pada objek wisata ini, seperti bak sampah yang sangat
jarang ditemukan disekitaran tepi Danau Sipin, sampah yang masih banyak
ditemukan di tepian pinggir danau. Dengan kondisi seperti itu memperlihatkan
bahwa objek wisata danau sipin dibuat dengan asal jadi dan kurangnya perhatian
serta peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi sebagai instansi
pemerintah yang berfungsi mengembangkan objek wisata danau sipin.
5http://amp/jambi.tribunnews.com/amp/fasha-siapkan-danau-sipin-ikon-destinasi-wisata-
baru-kota-jambi, diakses pada 26 Februari 2019, pukul 17:15 Wib
6
Sehubungan dengan uraian diatas tersebut maka, penulis tertarik untuk
meneliti dan menuangkan nya dalam bentuk tulisan Karya Ilmiah (Skripsi) dengan
judul: “PERAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA
JAMBI DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU SIPIN
GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi dalam
mengembangkan objek wisata Danau Sipin?
2) Bagaimana hambatan yang di alami Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Jambi dalam melakukan pengembangan Objek Wisata Danau Sipin?
3) Bagaimana dampak pengembangan Objek Wisata Danau Sipin terhadap
Pertumbuhan PAD di Kota Jambi.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang
menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang
telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini
hanya membahas pada :
1) Objek Wisata Danau Sipin di Kota Jambi
2) Menyangkut Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
dalam memajukan objek wisata danau sipin.
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu antara lain:
1) Untuk mengetahui peran dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
dalam mengembangkan objek wisata Danau Sipin
2) Untuk menganalisis hambatan yang dialami Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Jambi dalam mengembangkan objek wisata Danau Sipin
3) Untuk mengetahui dampak apa yang diterima dari Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan terhadap pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Jambi
Sedangkan manfaat dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut :
1) Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian
kepustakaan mengenai peran Dinas Pariwisatadan Kebudayaan Kota Jambi
dalam mengembangan Objek Wisata Danau Sipin,
2) Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan
mengembangan Objek Wisata Danau Sipin,
3) Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana stara satu (S1) Ilmu
Pemerintahan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
8
E. Kerangka Teori
1. Peran
Peran menurut kamus indonesia adalah karakter, kapasitas, posisi dan
tugas yang aktif berkontribusi didalam nya.6 Peran dalam suatu organisasi atau
kelompok sangat mempengaruhi proses dan hasil kinerja suatu tujuan yang ingin
dicapai bersama.
“Menurut Moeljarto, Vidhyandika yang dikutip oleh Zubaedi
mengatakan salah satu peran yaitu dengan melakukan metode pendampingan.
Pendampingan bertugas mengarahkan proses pembentukkan dan penyelenggaraan
kelompok sebagai fasilitas (pemandu), komunikator (penhubung), maupun
dinamistator (penggerak).”7
a. Pendamping terdiri dari pekerja sosial dan kelompok yang didampingi atau
diberdayakan. Hubungan pendampin dan pemberdaya bersifat serata, timbal
balik dan mempunyai tujuan yang sama. Memahami berbagai potensi dan
kelemahan yang ada pada dirinya serta masyarakat sekitarnya.
b. Mampu melihat dan memperhitungkan berbgai peluang atau kesempatan
yang ada disekitarnya.
c. Mengatasi berbagai persoalan kemiskininan yang ada pada masyarakat dan
mengembangka kehidupan yang serasi dan juga berkesinambungan.
6Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, hlm 467.
7Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Prakik, (Bengkulu: Kencana Prenada
Media Group, 2012), Hlm. 59.
9
Tujuan akhirnya yaitu agar masyarakat mampu memecahkan masalah-
masalah kemiskinan secara mandiri. Peran pendamping yang dilakukan pada
aktivitas sosial merupakan kemampuan untuk.8
Ada 3 macam peran dan tugas masyarakat dan tugas pekerja masyarakat
dalam melakukan pendampingan masyarakat antara lain yaitu:9
a. Peran pendamping sebagai motivator
Dalam peran ini, pendamping berusaha menggali potensi sumber daya
manusia, alam, dan juga mengembangkan kesadaran anggota masyarakat
terhadap kendala maupun permasalahan yang dihadapi.
b. Peran pendamping sebagai komunikator
Dalam peran ini, pendamping harus menerima dan memberikan informasi
dari berbagai sumber kepada masyarakat yang akan dijadikan rumusan dalam
penangan dan pelaksanaan berbagai program serta sebagai alternatif
pemecahan masalah.
c. Peran pendamping sebagai fasilitator
Dalam peran ini, pendamping berusaha memberikan pengarahan tentang
penggunaan teknis, strategi, dan pelaksanaan dalam program.
Dan sedangkan peran menurut Edi Suharto, dalam bukunya yang
berjudul “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat” yaitu peran
mediator.10
Penjelasannya adalah :
a. Peran Mediator
8Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Prakik, hlm. 59
9Ibid., hlm. 64.
10Ibid., hlm 98-101
10
Peran ini sangat pendamping dalam paradigma generalis. Peran mediator
diperlukan terutama pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah
pada konflik antara berbagai pihak. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
dalam melakukan peran mediator meliputi perilaku, negosiasi, pendamaian pihak
ketiga serta berbagai macam resolusi konflik. Dalam mediasi, upaya-upaya yang
dilakukan pada hakikatnya diarahkan untuk mencapai “solusi menang-menang”
(win-win solution).11
2. Objek Wisata
Menurut M. Kesrul “Objek dan Atraksi wisata memiliki dua karakteristik
yang berbeda. Asal usul dasar perbedaannya, bahwa objek atau atraksi wisata
yang bersifat alami (Natural). Artinya, objek atau atraksi wisata sudah terjadi
sebelum manusia dilahirkan atau terjadinya kondisi atau perubahan alam, contoh,
gunung, pantai, hutan, dan danau. Objek atau atraksi wisata buatan manusia
(manmade) serta perpaduan antara buatan manusia dan keadaan alami. Contoh
pelapuhan alam cilacap, Tembok Tina, dan Candi Borobudur.
Selain itu, objek dan atraksi wisata dapat pula dibedakan bentuknya
sehingga kita mengenal :
a. Objek wisata alam
b. Objek wisata sejarah
c. Objek wisata budayaa
11
Ibid., hlm. 67
11
Kebanyakan tujuan berwisata itu untuk bersenang-senang (iusure). Oleh
karena itu, objek dan atraksi wisata tersebut paling dominan dikunjungi oleh
wisatawan. Disamping itu, kita juga harus memprihatikan kualitas wisata yang
diselenggarakan. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain daya tarik
lokasi, fasilitas, biaya, dan kemudahan-kemudahan lainnya.
Menurut Happy Marpaung (2002) “objek wisata dan daya tarik wisata
adalah suatu bentukan dan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang
dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk dating pada suatu daerah
atau tempat tertentu”. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-
mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai
daya tarik wisata, sampai ada suatu jenis pengembangan tertentu. Misalnya
penyediaan aksebilitas dan fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daya tarik
wisata yang potensial harus dilakukan penelitian, investarisasi, dan evaluasi
sebelum fasilitas wisata dikembangkan suatu area tertentu. Hal ini penting agar
perkembangan daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan.12
3. Pengembangan
Menurut Seels & Richey pengembangan berarti proses menterjemahkan
atau menjabarkan spesifikasi rencana dalam bentuk fitur fisik. Pengembangan
secara khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan pelajaran, pengembangan
12
Jurnal, Dea Pertiwi, Peran Pemuda Olahraga dan Pariwisata Dalam Mengembangkan
Potensi Objek Wisata Di Daerah Kabupaten Kutai Timur. Ejournal Ilmu Pemerintahan 2015, 3
(2): 1070-1082. Diakses pada 6 Februari 2019
12
memusatan perhatiannyaa tidak hanya ada analisis kebutuhan tetapi itu juga pada
isu-isu luas tentang analisis awal dan akhir, seperti analisis kontekstual.
Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temua-temuan
uji lapangan. Menurut Andi Mappi Sammeng “kata pengembangan nampaknya
mempunyai makna dan interprestasi yang berbeda, bukan hanya antar Negara juga
antar peroraangan”. Peengembangan mengisyarakan suatu proses revolusi dengan
konotasi positif atau sekurang-kurangnya tidak jalan di tempat.
Artinya kesimpulan penjelasan pengembangan diatas adalah proses atau
cara yang menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna bagi
Negara maupun perorangan,13
4. Pariwisata
Seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 20004
tentang pemerintahan yang memberikan otonomi penuh kepada daerah
memungkinkan daerah menyelenggarakan pelaksanaan pemerintah daerah yang
serius dengan aspirasi dan kehendak masyarakat setempat. Disisi lain memberikan
kewenangan penuh kepada kepada derah untuk melakukan penataan dan
pengaturan terhadap segala sesuatu yang ada didaerahnya. Kewenangan tersebut
antara lain adalah berupa pembinaan dan pengembangan potensi pariwisata.14
13
Jurnal. Sariladia Retvany. Peran Dinas Kenbudayaan dan Pariwisata Dalam
Mengembangkan Kawasan Wisata DiKabupaten Malinau (Studi Kasus Desa Wisata Setulang)
ISSN.2337-8670, ejournal.Pin.Or.id 6 Februari 2019. Hlm 69 14
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
13
Dalam UU No. 10 Tahun 2009 tentang pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, Pemerintah Daerah.15
Menurut Karyono “Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan
wisatawan”.
Lebih lanjut lagi pendapat dari E. Guyer Freuler yang dikutip dalam S.
Pendit pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan
oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia
sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta
penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan.
Sedangkan menurut Suwantro istilah pariwisata behubungan erat dengan
pengertian perjalanan wisata yaitu “sebagai sesuatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan danbukan untuk
melakukan kegiatan untuk menghasilkan upah dengan demikian dapat dikatakan
atau lebih dengan tujuan antara lain untuk medapatkan kenikmatan dan memenuhi
hasrat ingin mengetahui sesuatu”.16
15
UU No. 10 Tahun 2009 tentang pariwisata 16
Jurnal, Dea Pertiwi,Peran Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Dalam
Mengembangkan Potensi Obyek Wisata Di Daerah Kabupaten Kutai Timur, hlm. 1071
14
5. Pedapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan
yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
salah satu sumber penerimaan daerah yang mendukung kemampuan keuangan
daerah. Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang No.28
Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang
bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah.
Menurut Nurcholis, pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang
diperoleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan
daerah dan lain-lain yang sah. Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu
(UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal
dari dana perimbangan pusat dan daerah juga berasal dari daerah itu sendiri yakni
pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.
Menurut Mardiasmo, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan
daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang sah. Kewenangan untuk memberdayakan sumber keuangan
sendiri dilakukan dalam wadah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sumber
utamanya adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Idealnya suatu perimbangan
15
keuangan pusat dan daerah terjadi apabila setiap tingkat pemerintahan bebas
dalam bidang keuangan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan wewenang
masing-masing. Artinya Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sumber
pendapatan utama atau dominan, sementara subsidi atau transfer dari tingkat
pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan pendukung atau tambahan yang
peranannya tidak dominan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu
sumber pembiayaan pemerintahan daerah yang peranannya sangat tergantung
kemampuan dan kemauan daerah dalam menggali potensi yang ada di daerah.17
F. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui
referensi buku-buku atau literature studi kepustakaan ini dilakukan untuk
memenuhi atau mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat dari para ahli
yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Sepanjang penelitian,
peneliti mengambil buku-buku, skripsi dan tesis serta artikel yang berkaitan
dengan Peran Dinas Pariwisata Dalam Pengembangan dan Pengelolaan Objek
Wisata Danau Sipin di Kota Jambi.
Pertama, penelitian yang disusun oleh Rezi Kurnia Putri, mahasiswi
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Andalas Padang 2015 yang berjudul “ PENGEMBANGAN PARIWISATA
OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA (DISBUDPAR) KOTA
BUKITTINGGI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
(PAD) ”. dalam penelitian tersebut peneliti lebih memfokuskan dengan melihat
17Jurnal, Abid Muhtarom, Analisis Pad (Pendapatan Asli Daerah) Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Lamongan Periode Tahun 2010-2015, hlm., 660-661
16
bagaimana pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bukittinggi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan
kendala apa saja yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
melakukan pengembangan pariwisata. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
pemerintah Kota Bukittinggi telah berusaha melakukan pengembangan terhadap
objek wisata yang terdapat di Kota Bukittinggi termasuk membuka tempat wisata
baru, pengembangan pariwisata yang peneliti teliti berdasarkan teori dari Robert
Chritie Mill tentang analisa pasar, analisa teknik dan perencanaan, analisa
sosioekonomi, analisa bisnis, dan hukum semuanya sangat berpengaruh terhadap
peningkatan kunjungan wisatawan yang otomatis dapat meningkatkan pendapatan
asli daerah. Objek wisata yang memberikan kontribusi dalam pendapatan daerah
disektor pariwisata hanya dua objek yaitu objek wisata TMS-BK dan Taman
Panorama, juga Lobang Jepang.18
Kedua, Penelitian yang disusun oleh Kurniawan, mahasiswa jurusan
Akutansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta 2007 yang
berjudul, “ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN
SLEMAN DILIHAT DARI SEKTOR PAJAK DAN RETRIBUSI”. Dalam
penelitian tersebut peneliti memfokuskan penelitiannya pada pajak hoteldan
restoran serta retribusi tempat rekreasi sebagai salah satu dampak pengembangan
pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sleman untuk
tahun 2000-2004.Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa nilai kontribusi
pajak hotel tertinggi sebesar 22,67 % terjadi pada tahun anggaran 2001, terendah
18
Rezi Kurnia Putri, Pengembangan Pariwisata Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(DISBUDPAR) Kota Bukittinggi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), (Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas Padang, 2015)
17
terjadi pada tahun anggaran 2004 yaitu sebesar 15,06 % dengan rata-rata
kontribusi pajak hotel sebesar 19,7 %. Laju pertumbuhan tertinggi untuk pajak
hotel, pajak restoran serta retribusi tempat rekreasi dan olahraga terjadi pada tahun
anggaran 2001 dengan nilai 68,56% untuk pajak restoran, dan 35,70% untuk
retribusi tempat rekreasi dan olahraga. Untuk nilai terendah laju pertumbuhan
pajak hotel terjadi pada tahun anggaran 2004 sebesar 4,71, untuk pajak restoran
laju pertumbuhan terendah terjadi pada tahun anggaran 2003 sebesar 4,10, dan
untuk nilai laju pertumbuhan terendah retribusi tempat rekreasi dan olahraga
sebesar 2,70n% pada tahun anggaran 2004.19
,
Ketiga, penelitian yang disusun oleh Khairunisa Afsari Nurfadilah,
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung 2017 yang
berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI
PANGANDARAN (Studi Kasus di Kabupaten Pangandaran)”. Dalam penelitian
tersebut peneliti memfokuskan penelitian nya pada Obyek Wsata Pantai
Pangandaran serta instansi terkait yaitu Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan usaha mikro kecil, menengah dan stakeholders. Dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa analisis faktor internal kekuatan menunjukkan pariwisata
Pantai Pangadaran memiliki potensi alam yang menarik, pantai yang landai dan
aman untuk aktivitas bermain air, keamanan dan kenyamanan pantai yang
terjamin, tempat wisata kuliner dan wisata belanja, serta sarana dan prasarana
yang cukup memadai. Sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu, kebersihan
lingkungan pantai yang kurang baik, penataan pedagang dan warung-warung yang
19
Kurniawan, Analisis Pengembangan Pariwisata di kabupaten Sleman dilihat dari Sektot
Pajak dan Retribusi(Skripsi Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007)
18
masih semrawut, keberadaan perahu wisata dan perahu nelayan yang sedikit
mengganggu. Analisis faktor eksternal menunjukkan bahwa pariwisata Pantai
Pangedaran memiliki peluang untuk menjadi destinasi unggulan bertaraf nasional
bahkan dunia, mampu mendatangkan investor. Namun Pariwisata Pantan
Pangadaran juga tak luput dari ancaman yaitu kualitas objek wisata pesaing lebih
baik, juga adanya isu-isu negatif yang beredar dimasayarakat dan wisatawan.20
Keempat, penelitian yang di susun oleh Lisa Putri Rahmalia, mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung 2017 yang berjudul “ ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN
SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH DALAM PRESPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Dinas
Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan) “ dalam peneletian tersebut penelitian
dilakukan pada pemerintah Kabupaten Lampung dengan menggunakan metode
analisis kualitatif. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada strategi
pengembangan sektor pariwisata di Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan
khususnya bidang pengelolaan dan pengembangan pariwisata dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah dalam prespektif Ekonomi Islam. Dalam
penelitiannya juga disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan dalam mengembangkan sektor pariwisatanya yakni
dengan menggunakan strategi pendekatan kepada masyarakat sekitar objek wisata
dan menggunakan teknik pengembangan carrying capacity (daya dukung wisata),
mengadakan pelatihan dan penyuluhan sadar wisata, melakukan promosi melalui
20
Khairunisa Afsari Nurfadilah, Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Pangandara
(Studi Kasus di Kabupaten Pangandaran) (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Lampung 2017)
19
media sosial dan elektronik, mengikuti pameran-pameran budaya diluar dan
didalam daerah. Sektor pariwisata telah memberikan kontribusi terhadap
pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lampung Selatan, walaupun
pendapatan yang bersumber dari sektor pariwisata tidak selalu meningkat
jumlahnya. Hal ini ditandai dengan belum meratanya sarana dan prasarana yang
ada dikawasan objek wisata sebagai penunjang untuk menarik minat para
wisatawan serta belum diputuskannya kawasan strategi untuk daerah Kabupaten
Lampung Selatan.21
Kelima, penelitian yang disusun oleh Ruviyal l Ikhlas, Mahasiswa
Fakultas Teknik Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam
Bandung 2007 yang berjudul “ARAHAN PENGEMBANGAN DANAU SIPIN
SEBAGAI KAWASAN OBYEK WISATA DI KOTA JAMBI”. Dalam penelitian
tersebut peneliti memfokuskan penelitiannya pada arahan pengembangan objek
wisata Danau Sipin sebagai kawasan objek wisata dalam rangka mengembangkan
potensi wisata yang berada di Kota Jambi dengan menggunakan metedologi
pendekatan yang didasarkan pada aspek arahan dan kebijaksanaan pengembangan
pemerintah yang terkait dengan pengembangan pariwisata di Kota Jambi,
metodologi pengumpulan data dan pengelolaan data, dan metode analisis. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa kegiatan pariwisata memberikan peran dalam
menyumbang perkembangan investasi. Sektor pariwisata merupakan salah satu
sektor yang tidak banyak terpengaruh oleh gejolak ekonomi dan monete, karena
21
Lisa Putri Rahmalia, Analisis Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi Pada Dinas
Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan). (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung 2017)
20
didalamnya tercangkup unsur salah satu kepentingan dasar manusia untuk
mendapatkannya. Pariwisata umumnya cenderung berkembang dan meningkat.
Dapat dipahami bahwa industri pariwisata ternyata merupakan komoditas ekspor
yang relatif aman, mempunyai keuntungan komporatif (comparative advantage)
yang menguntungkan jika dilihat dari pendapatan devisa dan penyerapan tenaga
kerja mampu bertahan lama, berdampak ekonomi yang lebih menyeluruh dan luas
serta mampu dunia usaha swasta dan masyarakat. Danau Sipin merupakan salah
satu potensi yang dimiliki oleh Kota Jambi. Namun saat ini kawasan Danau Sipin
tersebut masih belum dimanfaatkan dengan maksimal. Ini terlihat dari belum
adanya tindakan pemerintah dalam memanfaatkan potensi objek wisata yang
dimiliki Danau Sipin.22
Dari beberapa penelitian contoh hasil penelitian diatas, maka dapat
digambarkan beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan dari kelima tinjauan
pustaka diatas adalah sama-sama membahas tentang pengembangan Obyek
pariwisata, yang mana pengembangan yang disimpulkan sebagai pemanfaatan
atau pengendalian atas semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
ataupun menyelesaikan tujuan tertentu. Dan perbedaan yang membedakan dengan
penelitian yang akan penulis lakukan adalah fokus penelitian ,yang mana fokus
penelitian yang nantinya akan di tulis iala hanya pada Peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Jambi dalam pengembangan Obyek Wisata Danau Sipin Guna
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
22
Ruviyal Al Ikhlas, Arahan Pengembangan Danau Sipin Sebagai Kawasan Obyek
Wisata Di Kota Jambi, (Skirpsi Fakultas Teknik Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Islam Bandung 2007)
21
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi
serta lembaga-lembaga terkait lainnya yang penulis harapkan dapat membantu dan
menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
B. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan bentuk dan format judul penelitian, maka dikatagorikan jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sesuai dengan judul penelitian, maka
penelitian ini akan mendeskripsikan Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
dalam Pengembangkan objek wisata Danau Sipin Guna Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga mendeskripsikan kendala-kendala yang
dihadapi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi dalam Pengembangan
Objek Wisata Danau Sipin,
Jenis pendekatan kualitatif yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Menurut Soerjoono Sukanto, penenlitian kualitatif deskriptif adalah penelitian
yang bermaksud memberikan data yang teliti mungkin tentang manusia, keadaan,
atau gejala-gejala lainnya.23
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Ada dua jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu data
primer dan s data skunder.
23
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariahpress, 2014), hlm. 32
22
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
sumber individu atau perorangan seperti wawancara atau hasil pengisian kuisioner
yang biasa dilakukan oleh peneliti.24
Adapun data primer yang penulis maksud
dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara langsung yang berasal dari
informan yang berkenaan dengan Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Jambi Kebudayaan dalam pengembangan objek wisata Danau Sipin guna
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku
yang berhubungan dengan objek penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis,
disertasi, dan peraturan perundang-undangan.25
Data skunder yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen resmi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Jambi maupun bahan perpustakaan lainnya.
b. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek
dari mana data itu diperoleh. Sumber data dapat diperoleh dari tindakan,
pengamatan, ataupun data-data yang didapat pada saat penelitian berlangsung.
Sumber data yang dalam penelitian ini diperoleh dari :
1. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
2. Kepala bidang Perencanaan atau yang tugasnya berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
3. Artikel, buku, dokumen dan sumber data lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
24
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT.
RajaGrafido Persada, 1996), hlm. 42 25
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarat : Sinar Grafika, 2009), hlm. 106
23
2. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, instrumen pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data, instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan
uuntuk mengumpulkan data dan fakta penelitian.
a. Wawancara
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah dari informan,
sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen.26
Narasumber dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui dengan
pasti persoalan-persoalan yang terjadi. Oleh karena itu, secara khusus wawancara
ini di tujukan kepada :
1. Kepala Dinas Pariwisata Kota Jambi
2. Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jambi
3. Kepala Sub Bidang
b. Observasi
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk
mendapatkan data utama dalam menilai Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Jambi Dalam Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin Guna
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah sejumlah dokumen-dokumen
yang telah dikeluarkan oleh orang lain ataupun Dinas Pariwisata dan
26
Ibid, hlm. 38
24
KebudayaanKota Jambi, kebijakan-kebijakan pemerintah, catatan hasil
musyawarah, dan tulisan-tulisan yang sesuai dengan penelitian ini.
C. Teknik Analisi Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah
analisis data. Pada data ini akan di manfaatkan sedemikian rupa sehingga di
peroleh kebenaran-kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalan yang akan
di ajukan dalam penelitian, setelah jenis data yang dikumpulkan maka analisis
data penelitian bersifat kualitatif. Ada tiga tahap yang harus di kerjakan dalam
menganalisis penelitian kualitatif, yaitu :
Reduksi Data
Reduksi data adalah sajian analisis suatu bentuk analisis mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan
mengatur sedemikian rupa sehinnga kesimpulan akhir dilakukan.
Sajian Data
Sajian data adalah satuan rakitan organisasi informal yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat sesuatu penyajian data,
penelitian akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan pekerjaan
suatu analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
Penarikan Kesimpulan
Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang peneliti penganalisis
kulaitatif mulai mencari arti benda-benda, mecatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan
proporsi
25
D. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtun, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini anak disistematisasikan sebagai berikut :27
Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan
penulisan, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.
Bab II mebahas tentang metode penelitian, yang didalamnya membahas
mengenai tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab III berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yang
mencangkup sejarah singkat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi. Letak
geografis, visi dan misi, dan struktur organisasi.
Bab IV membahas mengenai jawaban dari rumusan masalah dan
merupakan hasil penelitian mengenai Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Jambi Dalam Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin Guna
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bab V berisi tentang kesimpulan dan hasil penelitian serta saran-saran
terkait Peran Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi Dalam Pengembangan
Objek Wisata Danau Sipin Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
E. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal,kemudian dilanjutkan
dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan
27
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), cet Ke-2 (Jambi: SyariahPresss,
2014), hlm. 54
26
riset ,maka penulisan mengadakan pengumpulan data ,vertifikasi dan analisis
waktu yang berurutan. Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian
di lapangan, maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada
tabel jadwal penelitian sebagai berikut.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
N0.
Kegiatan
Tahun 2018
April Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
2. Pembuata
n Proposal
3. Perbaikan
Proposal
Dan
Seminar
4. Surat Izin
Riset
5. Pengumpu
27
lan Data
6. Pengolaha
n Data
7 Pembuata
n Laporan
8. Bimbinga
nDan
Perbaikan
9. Agenda
Dan Ujian
Skripsi
10. Perbaikan
Dan
Perjilidan
28
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi adalah Dinas yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukkan
Organisasi Dinas-dinas Daerah Kota Jambi. Pada awalnya Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Jambi adalah Dinas Pemuda Olahraga Seni Budayaan dan
Pariwisata Kota Jambi. Dinas ini memiliki gedung yang beralamatkan di Jl.
Basuki Rahmat Kec. Kota Baru Jambi. Tempatnya berada dikawasan perkantoran
Wali Kota Jambi. Kantor Dinas ini di kepalai oleh bapak Vetmaizar
Wetra,SH.,Me pada saat itu. Namun pada tahun 2017 Dinas ini dipecah menjadi 2
Dinas yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga (DISSPORA) dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi berlokasi di Jl.
Kapten Saleh No.2015, Paal Lima Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36129.
Kota Jambi yang dikenal juga dengan sebutan “Tanah Pilih Pusako
Betuah” merupakan ibukota Provinsi Jambi. Wilayah Kota Jambi dikelilingin oleh
wilayah kabupaten Muaro Jambi dari arah utara, selatan, barat, maupun timur.28
28
Wawancara dengan Damora kabid bidang pariwisata Senin 25, Maret, 2019
29
Luas Kota Jambi yaitu 205,38 km2 yang terdiri dari :
Tabel 2
Nama Kecamatan
No. Nama Kecamatan Luas
1. Kecamatan Kota Baru 77.78 Km (37,87 %)
2. Kecematan Jambi Selatan 34.07 Km (16,59 %)
3. Kecamatan Jelutung 7.92 Km (3,86 %)
4. Kecanatan Pasar Jambi 4.02 Km (1,96 %)
5. Kecamatan Telanai Pura 30.39 Km (14,80 %)
6. Kecamatan Danau Teluk 15.70 Km (7,64 %)
7. Kecamatan Pelayangan 15.29 Km (7,44 %)
8. Kecamatan Jambi Timur 20.21 Km (9,84 %)
Jumlah 205,38 Km2
Dari hasil penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa geografis wilayah Kota
Jambi terletak diantara : 103030
’1,67
” Bujur Timur sampai 103
040
’0,22
” Bujur
Timur 01030
’2,98
” Lintang Selatan sampai 01
040
’1,07
” Lintang Selatan. Geografi
30
wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas 205,38 ha
atau 205.38 Km2.29
Topografi wilayah Kota Jambi terdiri atas wilayah datar dengan
kemiringan hingga 15% dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40% dengan
luas lahan berdasarkan topografi adalah sebagai berikut :
a. Datar ( 1-2%) = 11.326 ha (55%)
b. Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3.1%)
c. Curam (15-40%) = 41 ha (0.002%)
Wilayah Kota Jambi memiliki ketinggian dengan kiasaran 10-60 m, dari
permukaan laut. Berdasarkan Kecamatan, sebagai besar wilayah kecamatan Pasar
Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 10-40 meter dari
permukaan laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, dari
permukaan laut. Jarak dari Kota Jambi ke kabupaten lain dalam provinsi Jambi
dapat terlihat pada tabel 1 dan pada peta Provinsi Jambi.
Dari sisi iklim, Kota Jambi termaksud beriklim tropis, musim hujan jatuh
pada bulan Oktober samapi April (dipengaruhi oleh musim timur selatan) dan
musim kemarau pada bulan april sampai oktober (dipengaruhi oleh musim barat).
Keadaan iklim rata-rata Kota Jambi dalam kurun 2007 sampai 2017 cukup
berflukuasi. Suhu rata-rata terendah berkisar 22,700 c dan tertinggi berkaisar
42,400. Kelmbaban udara rata-rata terendah berkisar 53,33% dan tertinggi berkisar
84,00% curah hujan rata-rata terendah berkisar 143,33% mm/tahun dan tertinggi
29
https://JambiKota.go.id.new.googlecom, diakses pada 04 September 2019
31
berkisar 231,43 mm/tahun. Sedangkan kecepatan angin rata-rata terendah berkisar
7,00 knot dan tertinggi berkisar 11,25 knot.
32
B. Struktur Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Struktur organisasi Dinas pariwisata dan kebudayaan.30
30
Dokumentasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
33
C. VISI dan MISI Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Visi dan Misi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi menyatu
bersama visi dan misi pemerintah Wali Kota Jambi yaitu.
a. Visi :
”Menjadikan Kota Jambi sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis
Masyarakat yang berakhlak dan Berbudaya dengan Mengedepankan Pelayanan
Prima.”
Maksud dari visi walikota diatas adalah untuk pusat perdagangan dan jasa
yaitu sesuai dengan rencana pola ruang dan rencana zonasi RTRWK pusat
perdagangan dan jasa merupakan kawasan pengembangan aktivitas perdagangan
dan jasa dengan skala pelayanan lokal dan regional.
Berbasis masyarakat merupakan suatu upaya pemberdayaan kapasitas
masyarakat untuk dapat mengenali, menelaah dan mengambil inisiatif untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungannya serta bersedia untuk
menerima perubahan.
Berakhlak: berakhlak berarti prilaku, perbuatan, adat dan sopan santu.
Berakhlak berarti seluruh prilaku masyarkat Kota Jambi harus bersikap sopan
santun, baik yang memberikan pelayanan maupun yang menerima pelayanan.
Berbudaya: maksud dari berbudaya dalam visi Walikota yaitu manusia
adalah mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal dan pikiran yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan. Oleh karena itu masyarakat
Kota Jambi harus memiliki etika moral, nilai, kebaikan, kebenaran, keadilan dan
tanggung jawab agar bermakna bagi pembangunan.
34
b. Misi :
Terwujudnya Visi yang dikemukakan terebut merupakan tantangan bagi
pemerintahan Kota Jambi untuk membantu perkembangan pembangunan di Kota
Jambi, agara terlaksana dengan baik maka ditetapkan sebanyak 5 (lima) misi
yaitu:
1. Penguatan birokrasi dan meningkatkan pelayanan masyarakat berbasis
Teknologi Informasi
2. Penguatan penegakan hukum, trantibmas dan kenyaman masyarakat
3. Penguatan pengelolaan insfrastruktur dan utulitas perkotaan serta penataan
lingkungan
4. Penguatan kapasitas Ekonomi perkantoran
5. Meningkatkan kualitas masyarakat perkantoran
D. Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi Dinas-dinas
Daerah Kota Jambi. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pariwisata dan Kebudayaan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang
Pariwisata dan Kebudayaan
3. Perencanaan, Pembangunan, Pembinaan, Pengembangan, Pengendalian dan
pengawasan dibidang Pariwisata dan Kebudayaan, unit pelaksanaan Teknis
Dinas
35
4. Pengkoordinasian dan hubungan kerjasama dengan pihak lain
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Kepala Dinas memiliki tugas pokoknya adalah memimpin, mengatur,
mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas
dan fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai dengan visi dan misi
Walikota sebagaimana terjabarkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), untuk menjalankan tugas pokok ini kemudian
Kepala Dinas mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas
2. Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja da anggaran tahunan
Dinas,
3. Perkoordinasian dan pengendalian seluruh kegiatan operasional Dinas,
4. Penyelenggaraan teknis administrasi bagi semua perangkat Daerah dan
masyrakat dibidang pariwisat dan kebudayaan.
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kemampuan berprestasi para
pegawai dilingkungan Dinas,
6. Pengawasan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan serta penggunaan
anggaran tahunan Dinas.
7. Pelaporan.
Sekretaris Dinas membawahi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan,
Sub Bagian Kepegawaian. Tugas pokok dan fungsi di Sekretariatan adalah
membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan pelayanan umum dan
36
administrasi yang meliputi; urusan umum dan kepegawaian, ketatalaksanaan,
keuangan, perencanaan, perlengkapan dan rumah tangga dinas serta melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Sesuai dengan bidang
tugasnya, untuk melaksanakan tugas, sekretaris mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Penyusunan program dibidang pariwisata dan kebudayaan
2. Pembinaan, pelayanan dan penyelenggaraan administrasi kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan umum; pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Dinas Sesuai dengan tugas dan fungsinya;
Bidang bina Program terdiri dari Seksi Perencanaan, Seksi Data dan
Teknologi Informasi, dan Seksi Monitoring dan Evaluasi, Bina Program
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan
tugas da fungsinya. Bidang bina program dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
Kepala Bidang Bina Program mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
bidang penyusunan program, pengelolaan data, pengembangan sistem dan
teknologi informasi, monitoring dan evaluasi, penelitian dan pengembangan serta
penyusunan laporan kinerja Dinas untuk melaksanakan fungsi sebagaimana
dimaksud. Bidang Bina Program mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :
1. Penyusunan program Bidang Bina Program dan Program Dinas
2. Penyusunan pedoman perencanaan dan pengembangan kebijakan seni budaya
dan pariwisata,
3. Pengelolaan data, mengembangkan system dan teknologi informasi Dinas,
37
4. Penyusunan pedoman dan melaksanakan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program dinas
5. Penyusunan laporan kinerja Dinas da melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Pariwisata berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Dinas
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Bidang pariwisata terdiri dari
Seksi Bimbingan Masyarakat dan Industri Parwisata, Seksi Pengembangan Objek
Daya Tarik Wisata, dan Seksi Pelayanan TDUP, pengendalian dan pengawasan
Pariwisata. Bidang Pariwisata dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kepala bidang
pariwisata mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam bidang sarana dan
prasarana, pelayanan tanda daftar usaha, promosi, pengendalian dan pengawasan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
dan tugasnya. Bidang pariwisata mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan program kerja bidang pariwisata,
2. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan kepariwisataan,
3. Pengembangan sarana dan prasarana,
4. Pelaksanaan pengkajian dan penelitian potensi pariwisata,
5. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan objek dan daya tarik wisata,
6. Pelaksanaan pelayanan tanda daftar usaha pariwisata (TDUP)
7. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian kepariwisataan,
8. Pelaksanaan promosi kepariwisataan.
38
Bidang Kebudayaan dan Kesenian berkedudukan sebagai unsur pembantu
kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Bidang kebudayaan dan
kesenian terdiri dari Seksi Seni Budaya dan Hiburan, Seksi Sejarah dan
Purbakala, Seksi Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan. Bidang kebudayaan
mempunyai fungsi dan tugasnya sebagai berikut:
1. Melaksanakan kerjasama seni dan budaya tingkat daerah, nasional dan
internasional.
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan seni dan budaya,
3. Pelaksanaan penyebarluasan informasi seni dan budayam
4. Perlindungan atau pelestarian, pemeliharaan dan pementasan seni dan
budaya,
5. Pengendalian dan pengawasan seni dan budaya.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Bidang Promosi dan Pemasaran terdiri dari Seksi Promosi dan Pameran,
Seksi pengembangan Pasar Pariwisata dan Seni Budaya, Seki Kemitraan dan
hubungan antar Lembaga. Bidang promosi dan pemasaran bertugas membantu
Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungisnya. Untuk melaksanaka
tugas dibidang promosi dan pemasaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kerjasama antar daerah tingkat provins, nasional dan
internasional
2. Pelaksanaan penelitian kepariwisataan
3. Pelaksanaann pameran dan promosi seni budaya dan pariwisata
39
4. Penyediaan bahan-bahan promosi seni budaya dan pariwisata,
5. Pelaksanaan penyebarluasan promosi seni budaya dan pariwisata.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi Dalam
Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin
Peranan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi dalam
mengembangkan Objek wisata Danau Sipin adalah sesuatu hal yang sangat
penting dan harus dikembangkan sebagai suatu daya tarik wisata dan untuk
dijadikan produk wisata unggulan Kota Jambi. Hal ini dilihat karena unik nya
danau ini yang berada ditengah-tengah perkotaan di Kota Jambi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti telah melakukan
wawancara dengan beberapa informan bahwa peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Jambi, yaitu;
1. Koordinator
Salah satu peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi dalam
mengembangkan potensi objek wisata danau sipin adalah Koordinator.
Koordinator yang dimaksud adalah mengatur dan mengkonsepsikan dari suatu
kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara mengembangkan potensi obyek
wisata dengan cara mempromosikan pariwisata dan pemasaran pariwisata. Disini
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selain itu peran serta masyarakat terhadap
pengembangan objek wisata danau sipin juga diperlukan dengan cara
menyebarluaskan informasi mengenai daerah mereka. Pariwisata tidak akan
41
berkembang jika wisatawan tidak tahu atau tidak berminat untuk berkunjung ke
objek wisata tersebut.
Oleh sebab itu perlu adanya promosi baik melalui media elektronik
maupun dari mulut ke mulut yang bertujuan menarik atau memperkenalkan wisata
kepada masyarakat luas.
Menurut pengamatan penulis menunjukkan bahwa sejauh ini Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi telah melakukan promosi dan pemasaran
objek wisata yang ada di objek wisata danau sipin. Hal ini dibuktikan dengan
mengikuti berbagai macam event atau pameran-pameran untuk mempromosikan
maupun pemasaran objek wisata. Selain itu Dinas Pariwisata juga telah
menyebarkan brosur diberbagai tempat yang ramai agar banyak yang mengenal
objek wisata danau sipin itu sendiri. Hal tersebut juga dilakukan agar banyak
orang yang mengetahui tentang objek wisata danau sipin dan hal itu juga untuk
meningkatkan kunjungan wisata dalam membantu pengembangan Kota Jambi.
Tetapi dari beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan dalam strategi promosi dan pemasaran ada beberapa hal yang penting
salah satunya kurangnya informasi yang diberikan oleh Dinas Pariwisata
mengenai objek wisata danau sipin.
2. Fasilitator
Disini peran Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi sebagai
fasilitator adalah menyediakan fasilitas seperti sarana dan prasarana wisata.
Sarana dan prsarana memiliki peran yang cukup penting dalam mengembangkan
42
obyek wisata dan dapat menarik para pengunjung untuk mengunjungi obyek
wisata tersebut.
Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukkan bahwa sejauh ini Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi telah melakukan upaya dalam
peningkatan sarana dan prasarana pendukung wisata dimana di objek wisata
danau sipin sendiri dalam penyedian sarana dan prsarana telah didukung dengan
adanya beberapa tempat duduk yang berada ditepi danau, toilet (wc), lahan parkir,
tempat makan dan minum yang sudah tersedia diobjek wisata danau sipin ini
sendiri.
3. Stimulator
Peran dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai stimulator adalah
pemerintah dapat menciptakan strategi untuk membangun dan mengembangkan
obyek dan daya tarik wisata danau sipin. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Jambi terus melakukan pembenahan-pembenahan untuk mengembangkan objek
wisata danau sipin yang berada di Kota Jambi.
Disini usaha pemerintah dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
untuk mengiatkan pembangunan-pembangunan pendukung di objek wisata danau
sipin, misalnya bekerja sama dengan masyarakat atau swasta. Pemerintah
menyediakan tempat kantin lalu masyarakat menyewa untuk berjualan agar
pengunjung tidak kesusahan mencari makan atau minum. Lalu masyarakat
menyediakan jasa wahana air untuk wisatawan bermain didanau, seperti wahana
bermain perahu dan berkeliling-keliling di danau. Kegiatan yang seperti ini yang
dapat membuat objek wisata danau sipin berkembang.
43
Dan berdasarkan pengamatan peneleti bahwa Dinas Pariwisata dan
kebudayaan Kota Jambi telah melakukan upaya pengembangan objek wisata
danai sipinn. Namun, pada saat ini belum sepenuhnya terealisasikan karena
minimnya anggaran yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Jambi. Selain itu dengan adanya usaha pemerintah dengan menyediakan tempat
untuk masyarakat berjualan dan agar pengunjung tidak kesusahan dalam mencari
makanan dan minuman saat berada di objek wisata danu sipin ini.
Dan juga “Pengembangan pariwisata juga sangat ditentukan oleh seberapa
besar potensi supply dan demand. Potensi supply memberikan gambaran seberapa
besar daya tarik obyek wisata yang dimiliki oleh suatu Daerah Tujuan Wisata
(DTW). Sedangkan potensi demand memberikan gambaran seberapa besar
potensi wisatawan yang datang dari Daerah Asal Wisatawan (DAW). Masalah
pariwisata sebenarnya tidak hanya akan menjaring mancanegara akan tetapi juga
wisatawan domestik, baik untuk obyek wisata alam maupun obyek wisata
budaya”31
Bagaimanapun dengan adanya kepariwisataan ini akan membuka sejumlah
kesempatan yang memungkinkan orang untuk saling berintegrasi, tukar menukar
pengalaman, pemikiran, dan pengetahuan antara masyarakat setempat dengan para
wisatawan. Dalam kontek ini Dinas Pariwisata juga menjalankan peran dan
fungsionalnya sebagai komunikator, keberadaan pariwisata dirasakan oleh
masyarakat di sekitar obyek wisata tersebut dengan perannya sebagai
31
Hasil wawancara dengan Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi, Damora di
Jambi
44
komunikator pemerintahan Kota dan masyarakat bersinergi menjalin komunikasi
inten dan efektif untuk sama-sama mengembangkan objek wisata danau sipin dan
dapat memberikan keuntungan dengan meningkatnya pendapatan mereka. Di
samping itu pula akan terbukanya wawasan masyarakat tentang dunia luar dengan
adanya interaksi langsung antara wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pariwisata di Danau Sipin Kota Jambi merupakan potensi yang masih
sangat mungkin untuk dikembangkan di Kota Jambi, beberapa objek wisata yang
dimiliki Kota Jambi yang berupa obyek wisata alam, obyek wisata budaya dan
obyek wisata relegius dan berpeluang untuk dikembangkan. Potensi wisata alam
merupakan potensi yang dapat di kembangkan di Kota Jambi karena potensi di
bidang ini tidak akan pernah habis karena alamnya yang elik dan kaya akan
potensi alami dan lainnya. pembangunan dan pengembangan daerah menjadi
tujuan wisata tergantung dari daya tarik itu sendiri yang dapat berupa keindahan
alam, tempat bersejarah, tata cara hidup bermasyarakat maupun upacara
keagamaan.
Pada tahun 2016, Pemerintah Kota Jambi melakukan pengembangan objek
wisata. Dalam pengembangannya, dilakukan secara langsung oleh Pemerintah
Kota Jambi yang dalam hal ini oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi
sebagai instansi yang diberikan tugas, dan hal ini telah termasuk dalam Peraturan
Walikota Jambi Nomor 49 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Eselon
II dan III Serta Rincian Tugas Eselon IV
45
Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi. Adapun tugas pokok
yang diberikan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi yang terdapat
pada pasal 12 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pariwisata adalah
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan pada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata di bidang kepariwisataan yang meliputi promosi dan kerjasama, bina
usaha dan industri wisata serta pengembangan sarana kawasan dan objek wisata.
Selanjutnya pada pasal 15 tentang Rincian Tugas Seksi Pengembangan
Sarana Kawasan Objek Wisata adalah pengembangan sarana kawasan dan objek
wisata mempunyai tugas menyelenggarakan kebijakan teknis pengembangan
sarana kawasan dan prasarana objek wisata dalam arti melaksanakan
pengembangan daya tarik objek wisata, memantau, mengevaluasi serta
melaporkan kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
pariwisata daerah, menyelenggarakan program pengendalian dan pencegahan
pencemaran sekitar lingkungan hidup serta merencanakan dan mengkoordinir
sumber-sumber pendapatan daerah di bidang pariwisata.
Pengembangan objek wisata yang dilakukan tentunya harus dilakukan
sebaik–baiknya dengan memperhatikan konsep pengembangan pariwisata yang
dikemukakan oleh Robert Cristie Mil. Konsep pengembangan pariwisata tersebut
harus memperhatikan empat analisa yang terdiri dari analisa pasar, analisa teknik
dan perencanaan, analisa sosio-ekonomi, analisa bisnis dan hukum.32
Dari beragam obyek wisata potensial yang telah peneliti jelaskan, yang
menjadi unggulan teratas untuk memenuhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
32
Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Jambi: Andi.
46
Taman Danau Sipin. Ini menunjukkan bahwa objek wisata yang lain terkesan
tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi pendapatan asli daerah (PAD)
pemerintah Kota Jambi khususnya pendapatan dalam sektor pariwisata.
Oleh karena itu, pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk
melakukan pembangunan disektor wisata yang diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang cukup berarti bagi pengembangan daerah, sehingga tolak ukur
keberhasilan dari usaha tersebut tidak hanya terbatas pada kesuksesan rencana dan
pelaksanaan program pengembangan pariwisata, akan tetapi seberapa besar sektor
pariwisata mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
Salah satu program pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Jambi sesuai dengan Renacana Stategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Jambi tahun 2015-208 yaitu Program Pengembangan yang
berhubungan dengan Taman Danau Sipin sesuai dengan Rencana Pagu indikasi
Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi Tahun 2018.
B. Hambatan yang di alami Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
dalam melakukan pengembangan Objek Wisata Danau Sipin
Dari hasil penelitian wawancara mengatakan bahwa Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Jambi memaparkan tiga kendala utama pengembangan
kepariwisataan Jambi khususnya wisata Danau Sipin sehingga sektor pariwisata
di Provinsi tersebut saat ini :
“Setelah dianalisa secara seksama, kita berkesimpulan setidaknya ada tiga
faktor utama yang menjadi kendala besar pengembangan kepariwisataan Jambi
47
selama ini sehingga mengalami kemandegan. Ia mengatakan, ketiga faktor minus
tersebut adalah faktor SDM, faktor infrastruktur pendukung aksesibilitas, dan
faktor perencanaan.”33
1. Sumber Daya Manusia
Adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu
organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi
sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Pengertian
sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari dua yaitu SDM makro yaitu
jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada di sebuah wilayah, dan SDM
mikro dalam arti sempit yaitu individu yang bekerja pada sebuah institusi atau
perusahaan.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting
dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi
dibandingkan dengan elemen sumber daya yang lain seperti modal, teknologi,
karena manusia itu sendiri yang mengendalikan faktor yang lain.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat
penting terhadap mengatasi hambatan pada pengembangan wisata kuhsusnya
Danau Sipin sehingga harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi . Oleh karena itu, Manajemen sumber daya manusia merupakan
program aktivitas untuk mendapatkan sumber daya manusia, mengembangkan,
33
Hasil wawancara dengan Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi, Damora di
Jambi
48
memelihara dan mendayagunakan untuk mendukung organisasi mencapai
tujuannya.
2. Infrastruktur Pendukung Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan salah satu bagian dari analisis interaksi kegiatan
dengan sistem jaringan transportasi yang bertujuan untuk memahami cara kerja
sistem tersebut dan menggunakan hubungan analisis antara komponen sistem
untuk meramalkan dampak lalu lintas beberapa tata guna lahan atau kebijakan
transportasi yang berbeda. Aksesibilitas sering dikaitkan dengan jarak, waktu
tempuh dan biaya perjalanan.
Aksesibilitas yang baik diharapkan dapat mengatasi beberapa hambatan
mobilitas, baik berhubungan dengan mobilitas fisik, misalnya mengakses jalan
raya, pertokoan, gedung perkantoran, sekolah, pusat kebudayaan, lokasi industri
dan rekreasi baik aktivitas non fisik seperti kesempatan untuk bekerja,
memperoleh pendidikan, mengakses informasi, mendapat perlindungan dan
jaminan hukum.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan atau aspek fungsional (UU No. 26 Tahun 2007).
Sementara Rustiadi, et al. (2011) menjelaskan wilayah dapat di definisikan
sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu di mana komponen-
komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.
Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali
bersifat dinamis. Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik
49
alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk
kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar
manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu
batasan unit geografis tertentu.
Pengembangan wilayah (Regional Development) adalah upaya Untuk
memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan wilayah dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup. Secara luas, pengembangan wilayah
diartikan sebagai suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori
ke dalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang di dalamnya
mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial dan
lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan.
Kesimpulan tersebut, tambah dia, indikasinya adalah minusnya
komunikasi antara Budparprov dengan Budpar kabupaten kota, kurang terawat
atau terkelolanya objek-objek wisata yang dimiliki bahkan cenderung objek yang
ada banyak yang sudah rusak.
Selain itu juga terindikasi dari tidak adanya aksesibilitas yang memadai,
baik jalan darat maupun udara yang minus, hotel tidak tumbuh normal, kedai
suvenir tidak berkembang, tingkat kunjungan wisatawan tidak terdata, dan
keterlibatan masyarakat yang teramat kecil. "Terutama Jambi tidak memiliki
Rancangan Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) sehingga setiap
upaya yang dilakukan senantiasa berjalan di tempat tanpa memberikan dampak
positif yang berarti”.
50
Pak Rindang mengatakan bahwa mencontohkan keberadaan Kerinci
sebagai magnitud utama kepariwisataan Jambi, hingga kini sama sekali tidak
pernah mampu beranjak menjadi lebih baik meskipun di daerah tersebut telah
memiliki program tetap nasional seperti festival peduli Danau Kerinci (FMPDK)
yang digelar setiap tahunnya.
Karena itulah, tambah dia, penataan kepariwisataan Jambi kedepannya
harus dimulai dari ke tiga faktor utama tersebut yakni dimulai dari penataan
perencanaan dengan menetapkan RIPPDA, lalu meningkatkan komunikasi antara
lembaga, pembenahan infrastruktur, dan peningkatan kualitas SDM di lembaga
kepariwisataan pemerintah.
“Kalau ketiga hal itu bisa dibenahi, maka saya berkeyakinan ke depan
kepariwisataan Jambi akan bertumbuh kembang menjadi destinasi nasional baru
bagi para wisatawan seperti halnya Bali, Sumbar, Danau Toba, Pasundan,
Jogjakarta, Bunaken, Lombok, Raja Ampat Papua, dan daerah pariwisata
lainnya.”34
3. Perencanaan
Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama
beserta cara-cara untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata
sangat dibutuhkan perencanaan untuk mengembangkan suatu Obyek wisata.
Karena dalam kepariwisataan perencanaan tidak lepas dari segala aspek yang
berhubungan dengan pariwisata, dengan demikian perencanaan kepariwisataan
34
Hasil wawancara dengan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi, Rindang di
Jambi
51
mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan pariwisata yaitu diantarnya
adalah :
1. Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).
2. Para pelaku usaha pariwisata.
3. Masyarakat umum.
Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata danau sipin dikarenakan
perencanaan digunakan sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana
untuk memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus
alternatif untuk memecahkanya, sebagai sarana untuk mengarahkan
penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan
wisata secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata
sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik
bagi penyelenggaraan wisata selanjutnya.
Dalam pegembangan objek wisata danau sipin selain disampaikan oleh
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi peneliti juga
menyimpulkan berdasarkan dengan wawancara bersama Kabid Pariwisata bahwa
Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Jambi dalam mengembangkan objek
wisata danau sipin terhambat pada:
a. Anggaran yang terbatas yang kemudia mempengaruhi tidak lancarnya
pembangunan yang terjadi diobjek wisata danau sipin
b. Masih rendahnya informasi yang diberikan kepada seluruh masyrakat baik di
Kota Jambi maupun di daerah-daerah lain tentang objek wisata danau sipin
dan apa saja yang ada dalam objek wisata danau sipin
52
c. Rendahnya kesadaran dari masyarakat setempat mengenai pentingnya
pengembangan objek wisata danau sipin itu sendiri
d. Kurangnya kemauan dari masyarakat untuk saling bekerja sama dengan dinas
pariwisata dan kebudayaan kota jambi dalam mengangkat keramba yang
berada di dalam danau sipin tersebut.
Didalam perencanaan pembangunan objek wisata perlu melakukan
berbagai proses tahapan-tahapan yang dilakukan, begitu juga dengan objek wisata
danau sipin namun masih ditemukan kekurangan dalam perencanaan nya yaitu
diantaranya:
1. Persiapan study, kurangnya persiapan study pemerintah dalam memutuskan
atau menyusun acuan kerja atau organisasi,
2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai study, misalnya
untuk menunjang pengembangan objek wisata danau sipin dalam rangka
meraih manfaat ekonomi yang terukur dan lingkungan serta manfaat bagi
penduduk kota melalui menciptakan lapangan kerja dan memperluas
lapangan kerja serta memperluas pelayanan bagi penduduk sekita maupun
wisatawan
3. Segi semua elemen, kurangnya menghimpun ragam sumber daya
kepariwisataan. Untuk itu perlu dikumpulkan data perihal kebutuhan
pariwisata kota misalnya karakteristik wisatawan, pola perjalanan, dan
kecenderungan dan ketersediaan sumber daya kepariwisataan misalnya, daya
tarik, akomodasi, fasilitas, dan lingkungan.
53
4. Rumusan kebijakan dan rencana menyusun draft rencana pengembangan
berdasarkan pilihan kebijakan pariwisata
5. Dasar pertimbangan usulan, kurangnya tahapan perencanaan seluruhnya
diajukan kepada komisi perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan
memperoleh masukan.
6. Pelaksanaan dan pemantauan rencana, tahap rencana didiwujudkan dalam
tindakan, kegagalan baru disadari saat proses perjalanann nya dan maka dari
itu perlu diadakan pemantauan
7. Tinjauan berkala mengacu pada proses pelaporan balik atas kemajuan rencana
yang masih kurang.
Hirarki dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan perlu meliputi
beberapa tingkatan yaitu diantaranya:
1. Tingkat nasional (Nasional Playning) mencangkup wilayah Nasional dengan
mengacu pada rencana RENSTRA yang meliputi;
a. UU No.10 Tahun 2009
b. RPJM (Rancangan Perencanaan Jangka Menengah)
c. RIPNAS
2. Tingkat DTW, SUB DTW, dan kawasan yang mencangkup wilayah
Kabupaten, Kota dan Provinsi dengan mengacu pada RPJMD, RENSTRADA
yang meliputi RIPDA Tk 1 dan RIPDA serta Rencana Induk Pengembangan
Kawasan
54
3. Objek wisata mencangkup wilayah dimana objek wisata tersebut berada
dengan mengacu pada RTR dan desain teknis yang meliputi rencana tapak
dan desain teknis.
Berdasarkan pengematan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
dikatakan bahwa hambatan yang dialami oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Jambi dalam mengembangkan objek wisata danau sipin adalah kurangnya
Sumber Daya Manusia yang dapat mengkapitalisasi potensi objek wisata danau
sipin, rendahnya kesadaran dari masyarakat setempat tentang pentingnya
pengembangan objek wisata tersebut, kemudian kurangnya perencanaan yang
matang dalam merencanakan pengembangan yang akan dilakukan sehingga
insfrastruktur aksebelitas dalam terhambat. dan hal ini tentunya juga akan
menghambat pengembangan objek wisata danau sipin itu sendiri.
C. Dampak Pengembangan Objek Wisata Danau Sipin Terhadap
Pertumbuhan PAD Di Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian yang dilakukan oleh penulis
bahwa Kabid Bidang Parwisata dan Kebudayaaan Kota Jambi menyatakan:
“Jelas, dengan dilakukan pengembangan objek wisata danau sipin, pasti
akan memberika dampak terhadap pertumbuhan pendapatan asli daerah kota
jambi, contohnya seperti lahan parkir, tempat jualan yang disediakan dari
pemerintah dan disewakan kepada masyarakat yang ingin berjualan”.35
Dapat dikatakan bahwa pariwisata mempengaruhi munculnya pengusaha-
pengusaha di berbagai sector pendukung kegiatan wisata, Usaha Mikro Kecil dan
35
Hasil wawancara dengan Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi, Damora di
Jambi
55
Menengah (UMKM) merupakan salah satu implikasi dari pada pengembangan
pariwisata itu sendiri. dilihat sudah berdirinya beberapa tempat penjualan
makanan khas Jambi, kemudian lahan parkir yang sudah disiapkan. Dengan hal
itu Objek Wisata Danau Sipin sedikit banyak memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan PAD Kota Jambi. Dan hal ini juga menandakan bahwa pariwisata
berdampak positif terhadap masyarakat. Peran masyarakat dalam industri
pariwisata diwujudkan dalam bentuk usaha usaha mikro kecil dan menengah
pendukung pariwisata seperti usaha cinderamata, makanan, dan minuman. Dalam
perkembangannya komoditas yang dihasilkan UMKM sesuai dengan permintaan
komoditas yang dibutuhkan para wisawatan, seperti jasa sewa kendaraan,
restaurant, dan sarana penunjang lainnya.
Artinya pengembangan pariwisata akan memberi stimulus pada
perkembangan Usaha Mikro Kecildan Menengah di sekitar kawasan wisata
tersebut. Amanah UU No 10 Tahun 2009 mengatakan bahwa Pariwisata sejatinya
mampu dirasakan positif oleh pelaku usaha jasa pariwisata utamanya bagi
pengusaha lokal demi membangkitkan ekonomi lokal termasuk salah satunya
dalam bentuk UMKM.
Untuk itu diperlukan kajian dampak pariwisata tersebut. Hal ini
menandakan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi mampu
memicu munculnya kesempatan perekonomian masyarakat lokal dalam bentuk
usaha-usaha kecil.
56
Menurut Richardson dan Fluker dalam (Pitana dan Diarta, 2009)
menyebutkan dampak pariwisata terhadap kehidupan social budaya di daerah
sekitar objek wisata antara lain:
a. Dampak terhadap struktur populasi masyarakat Meningkatnya kegiatan
kepariwisataan di suatu daerah objek wisata memerlukan tenaga kerja untuk
menjalankan usaha pariwisata dan memberikan pelayanan yang diperlukan
wisatawan. Sebagian dari mereka mungkin berasal dari penduduk lokal yang
memutuskan untuk ganti pekerjaan dari sector lain ke sektor pariwisata.
b. Transformasi struktur mata pencaharian Peluang kerja sektor pariwisata harus
diakui memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan sektor lainnya.
Hal ini akan menarik minat orang dari lain pekerjaan dan wilayah untuk
merapat ke sector pariwisata.
c. Transformasi tata nilai Meningkatnya populasi dengan datangnya orang yang
mempunyai attitude berbeda-beda dapat menyebabkan percampuran tata nilai
pada DTW tersebut. Dampak dari adanya pengembangan pariwisata terhadap
tatanan nilai di suatu DTW lebih besar disebabkan karena pengaruh
wisatawan.36
Selain itu, Dampak pengembangan objek wisata Danau Sipin yaitu yang
menyangkat beberapa aspek berikut ini:
a. Dampak terhadap keadaan sosial budaya masyarakat
b. Dampak terhadap keadaan ekonomi.
36
Rahmita Putri Febriana Suharyono Maria Gorreti Wi Endang NP, Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 45 No. 1
April 2017., diakses pada 6 September 2019
57
Berdasarkan pengamatan penelitian bahwasanya Objek wisata danau sipin
mulai berjalan memberikan kotribusi terhadap pertumbuhan PaD Kota Jambi. Hal
ini dapat di lihat dari contoh kecilnya seperti sudah berdirinya lahan parkir,
tempat jualan yang ada dibangun pemerintah kemudian disewa kan kepada
masyarakat yang ingin berjualan, kemudian banyak lagi hal-hal yang dapat
memicu tumbuhnya pertumbuhan PAD di Kota Jambi. Dengan hal itu juga dapat
dikatakan bahwasanya objek wisata danau sipin ini sudah sedikit banya berjalan
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PAD di Kota Jambi itu sendiri.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian data dan pembahasan maka dengan ini penulis
menarik kesimpulan dari permasalahan diatas:
1. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mengembangkan objek wisata
danau sipin sejauh ini sudah terlaksana namun belum belum berjalan dengan
sepenuhnya. Dari segi koordinator peran pemerintah telah terlaksana dengan
baik. Pemerintah begitu giat dalam melaksanakan promosi dan pemasaran
dengan melaksankan event ataupun ikut event setiap tahunnya. Begitu juga
dalam peran nya sebagai fasilitator dan stimulator. Di peran fasilitator Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan telah menyediakan tempat lahan parkir,
kemudian toilet, dan lain-lain. Dan di segi stimulator dinas pariwisata dan
kebudayaan berusaha dengan giatnya membangun pembangunan yang dapat
menambah daya tarik objek wisata danau sipin.
2. Factor penghambat dalam pengembangan objek wisata danau sipin ini ialah
kurangnya sumber daya manusia yang dapat mengkapitalisasi objek wisata
danau sipin, kurangnya pengetahuan masyarakat betapa pentingnya
dilakukannya pengembangan objek wisata danau sipi, perencanaan yang
matang juga kurang dalam melakukan pembangunan-pembangunan
insfrastruktur aksebelitas sehingga terjadinya kemorosotan dan kekurangan
anggaran dalam melakukan pengembangannya.
59
3. Dampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jambi jika Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pengembangan secara baik dan
berkesinambungan tentu akan menimbulkan dampak positif terhadap
pertumbuhan PAD Kota Jambi. itu dapat dilihat dari usaha mikro kecil
menengah (UMKM) sekaligus dapat mempromosikan makanan, minuman,
dan cendera mata khas provinsi jambi. hal ini didasari oleh analisi motivasi
usaha yang menyebutkan bahwa semakin berkembangnya wisatawan semakin
banyak presentase pengusaha yang mendirikan usaha karena peluang
pariwisata.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan yang ada maka adapun saran yang
penulis paparkan sebagai suatu masukan terkait dengan hasil penelitian yang
penulis lakukan yaitu:
1. Pengembangan objek wisata dan atraksi wisata harus terus dilakukan dengan
cara melakukan inovasi produk, hal ini guna memberikan pilihan lain selain
melakukan kegiatan rafting kepada wisatawan. Pengembangan dan
pengelolaan sarana dan fasilitas harus terus dilakukan guna memberikan
kenyamanan bagi wisatawan yang datang ke objek wisata Danau Sipin.
2. Mengingat kegiatan pemasaran sangat penting dalam memperkenalkan
produk wisata yang ditawarkan, diharapkan pengelola objek wisata Danau
Sipindapat meningkatkan kegiatan pemasaran dan promosinya guna menarik
banyak wisatawan untuk berkunjung ke Danau Sipin. Kegiatan pemasaran
60
dapat dibentuk dengan cara melakukan berkerja sama dengan travel agent,
dan sebagainya.
3. Pengembangan sumber daya manusia oleh pengelola objek wisata Danau
Sipin harus terus dilakukan secara berkala guna memberikan tambahan
pengetahuan dan keterampilan yang spesifik. Tambahan ilmu dan
pengetahuan tersebut dapat berguna dalam pengembangan produk baru dan
profesionalisme kerja dari Pihak Danau Sipin.
1
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Afsari Nurfadilah Khairunisa. 2017. Strategi Pengembangan Pariwisata
Pantai Pangandara (Studi Kasus di Kabupaten Pangandaran) (Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung ).
Ali Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum, (Jakarat : Sinar Grafika ).
Al Ikhlas Ruviyal. 2007. Arahan Pengembangan Danau Sipin Sebagai
Kawasan Obyek Wisata Di Kota Jambi. (Skirpsi Fakultas Teknik Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Bandung ).
Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia.
Kurnia Putri Rezi. 2015. Pengembangan Pariwisata Oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bukittinggi untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Andalas Padang).
Kurniawan. 2007. Analisis Pengembangan Pariwisata di kabupaten Sleman
dilihat dari Sektot Pajak dan Retribusi. (Skripsi Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Muhtarom, Abid. 2015. Jurnal Analisis PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Lamongan Periode Tahun
2010-2015.
Pertiwi, Dea. 2015. Jurnal Peran Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata
Dalam Mengembangkan Potensi Obyek Wisata Di Daerah Kabupaten Kutai
Timur.
Putri Rahmalia Lisa. 2017. Analisis Strategi Pengembangan Sektor
Pariwisata Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam
Prespektif Ekonomi Islam (Studi Pada Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Selatan). (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung ).
Rahmita Putri Febriana, Suharyono, Maria Gorreti Wi Endang NP. 2017.
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 45 No. 1 April 2017., diakses pada 25 Maret
2019.
Suwantoro Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Jambi: Andi.
Una Sayuti. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariahpress ).
Una Sayuti. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), cet Ke-2
(Jambi: SyariahPresss ).
Umar Husein. 1996. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
(Jakarta: PT. RajaGrafido Persada ).
Syahril, T. Junaidi. 2006. Geografi Pariwisata Provinsi Jambi, Diterbitkan
Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Jambi.
Zubaedi. 2012. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Prakik, (Bengkulu:
Kencana Prenada Media Group.
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Prakik.
B. Undang-Undang
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009. Tentang Pariwisata.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
C. Internet
http://amp/jambi.tribunnews.com/amp/fasha-siapkan-danau-sipin-ikon-
destinasi-wisata-baru-kota-jambi, diakses pada 26 Februari 2019, pukul 17:15
Wib.
https://disparbud.jambikota.go.id, diakses pada 13 Maret 2019, Pukul 13:00
Wib.
https://JambiKota.go.id.new.googlecom, diakses pada 4 September 2019,
pukul 09.53 Wib
Lampiran-Lampiran
Dokumentasi
Dokumentasi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Dokumentasi Struktur Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
Wawancara dengan Kabid Pariwisata Ibu Damora, SE.,ME
Foto Bersama Kabid Pariwisata Kota Jambi
Foto dengan pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Arisman
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Rengas Bandung, 13 Juni 1997
Alamat Asal : Desa Rengas Bandung, Kec. Jambi Luar Kota,
Kab Muaro Jambi, Provinsi Jambi
Alamat Sekarang : Jln. Lintas Timur Desa Rengas Bandung Rt. 06
Rw. 03
Nama Ayah : M. Saman
Nama Ibu : Masita Sahara
B. Riwayat Pendidikan
SD, Tahun Lulus : SD N 91/XI Desa Rengas Bandung,
SMP/MTS, Tahun Lulus : MTS Negeri Berembang, 2012
SMA/MA, Tahun Lulus : SMA N 8 Muaro Jambi, 2015