Upload
hathien
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN EKSTRAKURIKULER WAJIB IQRO’ TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014 (STUDI KASUS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Khumaida Salma
NIM: G000100137
NIRM:10/X/02.2.1/T/5581
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
��� هللا ا�� �� ا�� ���
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Khumaida Salma NIM/NIRM : G000100137/ 10/X/02.2.1/T/5581 Fakultas : Agama Islam Program Studi : Tarbiyah Jenis : Skripsi Judul : Peran Ekstrakurikuler Wajib Iqro’ Terhadap Peningkatan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas X (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo)
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiyah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mangalih formatkan, mengella dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas peanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana metinya.
Surakarta, 22 mei 2014
Yang Menyatakan,
(Khumaida Salma)
1
NASKAH PUBLIKASI
PERAN EKSTRAKURIKULER WAJIB IQRO’ TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
SISWA KELAS X TAHUN AJARAN 2013/2014 (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo)
NAMA: KHUMAIDA SALMA NIM: G000100137
FAKULTAS: AGAMA ISLAM
ABSTRAK
Saat ini, banyaknya siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an menjadikan keresahan bagi guru mata pelajaran PAI. Mengadakan jam tambahan baca al-Qur’an menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut, sebagaimnana SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang mengadakan ekstrakurikuler wajib Iqro’ untuk kelas X sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan banyaknya siswa yang belum mampu membaca al-Qur’an. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran ekstrakurikuler wajib Iqro’ terhadap peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa peran ekstrakurikuler wajib Iqro’ terhadap peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo belum dapat berjalan secara optimal. Akan tetapi pemilihan program ekstakurikuler wajib Iqro’ dengan menggunakan metode Iqro’ yang hanya dilakukan selama satu tahun sudah tepat. Kata Kunci : peran, ekstrakurikuler, kemampuan membaca
A. PENDAHULUAN. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Dinamakan al-Qur’an karena ia merupakan kitab suci yang
1
2
wajib dibaca, dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik1. Ada sebuah Hadi��, bahwa
ثـنا محمود بن حدثـنا أبو داود غيالن حدبأنا شعبة أخبـرني أنـعلقمة بن مرثد قال سمعت سعد بن عبـيدة
دث عن أبي عبد يح الرحمن عن عثمان بن عفان أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ركم من تـعلم قال خيـ
القرآن وعلمه
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitahukan kepada kami, Alqamah bin Martsad mengabarkan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Sa'ad bin Ubaidah bercerita, dari Abu Abdurrahman, dari Utsman bin Affan. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik orang di antara
1 Irfan Supandi, Ensiklopedi Puasa
(Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), hlm. 260.
kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" 2.
Hadi�� di atas menjelaskan, sebagai
umat Islam memiliki kemampuan
membaca al-Qur’an adalah suatu
keharusan dan belajar mengajar al-
Qur’an bagian dari keutamaan menjadi
seorang mukmin.
Saat ini, keresahan yang
dirasakan oleh mayoritas guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI), yakni banyaknya peserta didik
yang kurang lancar atau belum bisa
membaca al-Qur’an, sehingga
menyebabkan adanya kesenjangan di
antara mereka.
Terbatasnya waktu kegiatan
belajar mengajar (KBM), khususnya
untuk mata pelajaran al-Qur’an-Hadis�
2 Sunan Tirmidzi, Hadiṡ no. 2832, dalam Lidwa Pusaka i-Software.
3
sehingga tidak mampu menyelesaikan
permasalahan tentang banyaknya
siswa yang belum bisa membaca al-
Qur’an. Penambahan jam wajib Iqro’
kelas X setelah KBM atau lazim
disebut ekstrakurikuler wajib Iqro’
kelas X menjadi solusi dalam
peningkatan kemampuan siswa
membaca al-Qur’an.
Ekstrakurikuler merupakan
sarana yang dapat digunakan untuk
memberikan tambahan pengetahuan di
luar jam kegiatan belajar mengajar
dalam rangka meningkatkan
kemampuan siswa3. Dengan demikian,
kegiatan ekstrakulikuler dapat menjadi
penunjang dalam proses pembinaan
dan pengembangan peserta didik.
3 Popi Sopiantin, Manajemen Belajar
Berbasis Kepuasan Siswa (Bogor: Galia Indonesia, 2010), hlm. 99.
Kegiatan ekstrakurikuler wajib
Iqro kelas X di SMK Muhammadiyah
1 Sukoharjo dalam rangka peningkatan
kemampuan membaca al-Qur’an bagi
siswa-siswinya merupakan salah satu
kegiatan yang tidak biasa dilakukan
oleh sekolah yang lain. Untuk itu,
penulis berkeinginan untuk meneliti
lebih dalam mengenai Peran
Ekstrakurikuler Wajib Iqro’
Terhadap Peningkatan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas X
(Studi Kasus di SMK Muhammadiyah
1 Sukoharjo).
Munculnya permasalahan yang
telah dipaparkan di atas, penelitian ini
akan merujuk pada bagaimanakah
peran ekstrakurikuler wajib Iqro’
terhadap peningkatan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas X
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo?
4
Hal tersebut dibahas dengan
tujuan dapat mendeskripsikan peran
ekstrakurikuler wajib Iqro’ dalam
meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an siswa kelas X di SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo.
Sedangkan manfaatnya, diharapakan
mampu sebagai kontribusi pemikiran
untuk menambah hazanah
pengetahuan, khususnya tentang peran
ekstrakurikuler wajib Iqro’ terhadap
peningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an. Selain itu, sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan
kualitas peran ekstrakurikuler wajib
Iqro’ di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo.
Dalam tinjauan pustaka yang
penulis paparkan berdasarkan Skripsi
Zam Zam firdaus dengan judul Peran
Guru Agama Islam dalam Mengatasi
Kesulitan Siswa Membaca Al-Quran
(Studi Kasus di SMP Negeri 17
Tangerang Selatan), Skripsi Anis
Haryati, dengan judul Upaya SMA
Muhammadiyah 4 Yogyakarta dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Al-Qur’an bagi Siswa yang belum
Mampu Membaca Al-Qur’an, dan
Kasim Atta, dengan judul Peran
Pusat Studi Dakwah Islam Mahasiswa
(PUSDAM AL-SHAHWAH) dalam
Meningkatkan Mutu Baca Al-Qur’an
Tahun 2006-2007, penelitian tersebut
ditemukan persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan, yakni
sama-sama tentang peningkatan
kemampuan membaca al-Qur’an.
Akan tetapi, terdapat juga perbedaan
dalam penelitian yang akan penulis
lakukan, yakni lokasi yang berbeda,
yaitu di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo. Dengan demikian,
penelitian ini memenuhi kriteria
5
keabsahan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Dalam hal ini, Pendidikan
merupakan upaya untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia. Pendidikan
juga memiliki tujuan untuk
memanusiakan manusia,
mendewasakan manusia, dan
mengubah perilaku manusia menjadi
lebih baik. Sekolah merupakan salah
satu tempat berlangsungnya proses
pendidikan. Keberhasilan pendidikan
di suatu sekolah memerlukan
manajemen siswa yang bagus dalam
pengelolaannya, khususnya pada
proses kegiatan belajar di sekolah 4.
Proses kegiatan belajar di
sekolah terdapat tiga jenis, yakni
kegiatan intrakurikuler, kegiatan ko-
kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
Sedangkan, menurut Lampiran III
4 Popi Sopiatin, Manajemen, hlm.101.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang
Implementasi Kurikulum, dinyatakan
bahwa mekanisme kegiatan
ekstrakurikuler dalam pedoman
kegiatan ekstrakurikuler terbagi
menjadi dua bagian, yakni
ekstakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan.
Upaya memberikan pelayanan
kegiatan ekstrakurikuler yang
berkualitas, hendaknya diperlukan
standar mutu untuk mendapatkan
sasaran terhadap apa yang harus
dicapai. Berdasarkan hal tersebut,
kegiatan ekstrakurikuler yang
berhubungan langsung dengan materi
pelajaran, standar kualitas kegiatannya
dapat ditentukan dari keteraturan
dalam melaksanakan kegiatan, jumlah
siswa yang mengikuti kegiatan, guru
6
yang mempunyai kompetensi sesuai
dengan materi yang diberikan pada
kegiatan ekstrakurikuler dan fasilitas
yang disediakan.5
Tidak hanya mutu yang
dipersiapkan, namun pengelolaan
ekstrakurikuler juga perlu
dipersiapkan. Langkah pengelolaan
yang diperlukan dalam menjaga
eksistensi ekstrakurikuler keagamaan
ini dapat dilakukan dengan
perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengkoordinasian,
pengarahan, dan pengawasan dalam
pelaksanaan kegiatannya 6.
Adapun untuk menunjang
eksistensi ekstrakurikuler keagamaan,
khususnya Baca Tulis al Qur’an
(BTQ) dibutuhkan sarana pendukung,
5 Popi Sopiatin, Manajemen, hlm. 102-
103. 6 Syaiful Sagala, Administrasi
Pendidikan Kontemporer, (Bandung: ALFABET, 2009), hlm. 46-60.
salah satunya adalah metode
pembelajaran. Metode pembelajarana
diharapkan dapat mempermudah dan
memperlancar siswa dalam
meningkatkan kemampuan membaca
al Qur’an. Beberapa metode yang
sudah terbukti dapat digunakan di
antaranya adalah metode Baghdadiyah,
metode Qiro’ati, metode al-Barqy,
dan metode Iqro’7.
Metode Iqro’ merupakan metode
yang disusun oleh K.H. As’ad Humam
pada tahun 1957 dan disusun sebagai
bentuk upaya mengentaskan buta baca-
tulis al-Qur’an serta sebagai
penyempurna metode Qiro’ati.
7 Abd. Gafur, “Kajian Metode
Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Perspektif Multipel Intelligences” dalam Jurnal Madrasah, Volume 5 Nomor 1 Juli-Desember 2012, hlm. 5-7 dalam http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/viewFile/2232/pdf , diakses pada hari Sabtu, 25 Desember 2013, pkl. 06.00.
7
Kelebihan Metode Iqro’ antara
lain ialah praktis dan cepat dalam
mengenali huruf-huruf hijaiyyah,
sehingga secara bertahap santri akan
mampu membaca al-Qur’an dengan
baik dan benar. Selain itu, metode
Iqro’ mengajarkan langsung membaca
huruf hijaiyyah dan ayat-ayat al-
Qur’an tertentu tanpa dieja,
mengenalkan pelajaran tajwid secara
praktis, dan menyesuaikan
kemampuan membaca seperti
menerapkan sistem percepatan bagi
yang sudah menguasai jilid Iqro’
tertentu.8
Kelemahan metode Iqro’ adalah
adanya sistem ‘her’ (pengulangan pada
jilid tertentu jika belum lancar). Hal
tersebut secara psikologis mampu
menurunkan motivasi belajar santri.
Namun, sistem ‘her’ juga menjadi
8 Ibid., hlm. 7.
kelebihan metode Iqro’ yang
digunakan sebagai pengulangan dalam
pemantapan kemampuan membaca al-
Qur’an santri, sehingga mereka bisa
fasih dan lancar membaca dalam setiap
jilidnya.9
Iqro’ memiliki 6 jilid yang
disusun mulai dari yang mudah (huruf
per huruf) hingga disesuaikan dengan
tulisan yang sesungguhnya pada al-
Qur’an. Ketentuan umum pada metode
Iqro’ adalah siswa harus betul-betul
menguasai pelajaran, kemudian baru
bisa berlanjut ke materi bacaan
(halaman) berikutnya. Apabila siswa
belum lancar, maka siswa harus
mengulang sampai betul-betul lancar10.
Ketentuan lain yang perlu
diperhatikan pula, meliputi pengajaran
yang dapat dilakukan dengan privat
9 Ibid.
10 Ibid.
8
maupun klasikal, sistem CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif), sistem akselerasi
(percepatan) dan pemanfaatan asistensi
dari siswa yang telah menguasai
semua jilid Iqro’. Selain itu, target
pengajaran dicapai paling cepat enam
bulan dan paling lambat dua belas
bulan, dan untuk ujian akhir jilid
ditunjuk seorang penguji11.
Dengan demikian, dari uraian
petunjuk penggunaan metode Iqro’
tersebut, metode Iqro ini menjadi
metode penyempurna dari berbagai
metode sebelumnya.
B. METODE PENELITIAN.
Penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research).
Sedangkan pendekatannya dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, para pengampu atau
11 Ibid.
guru mata pelajaran al-Qur’an,
pengampu kegiatan ekstrakurikuler
wajib Iqro’ dan siswa kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Tempat
penelitiannya adalah SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang
berlokasi di Jl. Anggrek No. 2
Sukoharjo 57511 Jawa Tengah.
Metode pengumpulan datanya
dengan menggunakan wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Sedangkang, metode analisis datanya
menggunakan metode deskriptik
analitik.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN.
SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo berdiri pada tanggal 7 Juni
1993 (SK Pendirian Sekolah dari
Yayasan/BPS No. III A 2.B
20/1992tertanggal 1 November 1993
dengan surat Persetujuan dari Kanwil
9
Prop. Jateng No. 496/1.03-1/1993
tertanggal 7 Juni 1993). Yayasan atau
Badan Penyelenggara Sekolah adalah
Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah
Muhammadiyah (PDM) Kab.
Sukoharjo. Nama sekolah awalnya
adalah STM Muhammadiyah
Sukoharjo, dan pada tahun pelajaran
2000/2001 berubah menjadi SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang
terletak di kawasan tengah kota
Sukoharjo. sekolah tersebut
beralamatkan di Jalan Anggrek 2
Sukoharjo, Kelurahan Jetis,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. No.
telp (0271) 593187, dengan Kode Pos
5751. Selatan alun-alun Satya Negara
Kota Sukoharjo, sehingga mudah
dijangkau transportasi dari segala
penjuru12.
12Dikutip dari dokumen data Tata
Visi dari sekolah tersebut adalah
Mewujudkan SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo sebagai pencetak tenaga
kerja tingkat menengah yang beriman
dan bertaqwa, profesional dalam
bidang teknologi industri untuk
menghadapi era global. Sedangkan
Misinya, adalah menghasilkan tamatan
yang berakhlaq mulia, cakap, percaya
diri, dan mampu mengembangkan
keahlian yang dimiliki, menyiapkan
tenaga kerja yang mampu bersaing dan
siap memasuki lapangan kerja pada
dunia usaha maupun industri, dan
menyiapkan wirausahawan yang
tangguh, terampil dan cerdas dalam
bidang teknologi dan industri13.
SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo mempunyai tenaga edukatif
yang berjumlah 90 orang dengan latar
Uasaha (TU) SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo pada 9 Januari 2014.
13Ibid.
10
belakang pendidikan yang beraneka
ragam. Setiap guru memiliki tugas
dan tanggung jawab yang sama
terhadap siswa-siswinya, yaitu
mencerdaskan dan mencetak lulusan
yang berkompeten. Selain itu,
beberapa guru diberi beban tanggung
jawab yang lebih, yaitu sebagai
pengampu ekstrakurikuler.
Siswa di SMK Muhammadiyah
1 Sukoharjo berjumlah 1500 siswa,
dengan jumlah kelas sebanyak 45
kelas, dan setiap kelas terdapat ± 35
siswa. Khusus untuk kelas X
berjumlah 512 siswa14.
Kegiatan ekstrakurikuler Iqro’
yang dilaksanakan SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam
rangka mewujudkan visinya dengan
target dapat memberantas buta huruf
arab dikalangan siswa, meningkatkan
14Ibid.
kemampuan membaca al-Qur’an siswa
dan dapat membantu siswa yang
belum/kurang lancar dalam membaca
al-Qur’an untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar Al-Islam
Kemuhammadiyahan (AIK) .
Kegiatan tersebut menggunakan
metode Iqro’ dan dilakukan setelah
pulang sekolah, yakni pukul 14.15
hingga pukul 15.15 WIB . Sedangkan
pengampunya dari guru mata pelajaran
AIK. Akan tetapi, pengampu juga
memanfaatkan sistem asistensi yang
berasal dari siswa yang telah
menguasai seluruh jilid Iqro’, sehingga
terbatasnya jumlah pengampu
ekstrakurikuler Iqro’ dapat terbantu
dengan sistem asistensi tersebut.
Keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
wajib Iqro’ ini menjadi salah satu
aspek yang dinilai dalam rapor. Dalam
11
proses pembelajaranya evaluasi
dilaksanakan pada saat siswa berada
pada halaman akhir pada tiap jilid
Iqronya dengan pengampu kelas
masing-masing. Namun, untuk
evaluasi kegiatannya dilakukan pada
saat rapat koordinasi sekolah.
Data yang diperoleh berdasarkan
data awal belajar siswa, yakni jumlah
278 siswa dari total 512 siswa yang
mengikuti kegiatan esktrakurikuler
wajib iqro’, menunjukkan bahwa yang
mulai belajar Iqro’dari pembelajaran
Iqro’ jilid I ada 42 siswa, jilid II ada 29
siswa, jilid III ada 20 siswa, jilid IV
ada 16 siswa, jilid V ada 34 siswa, jilid
VI ada 30 siswa, dan al-Qur’an ada 57
siswa. Sedangkan blok warna merah
menunjukkan bahwa tidak ada siswa
yang berada di jilid tersebut dan blok
warna hijau menunjukkan bahwa
jumlah siswa yang tidak aktif
mengikuti kegiatan ada 50 siswa dari
278 siswa. Dengan demikian, siswa
yang aktif mengikuti kegiatan ada 228
siswa.
Jika dilihat dari data
perkembangan siswa selama 1 (satu)
semester , ketercapaian jumlah rata-
rata halaman pada setiap kelas dalam
satu semester terdapat 11 halaman di
kelas X TSM Y dari 23 siswa yang
aktif dengan 9 (sembilan) kali
pertemuan, sedangkan kelas X TSM 4
ada 5 (lima) halaman dari 10 jumlah
murid yang aktif dengan 4 (empat) kali
pertemuan, sedikitnya pertemuan dan
siswa yang mengikuti kegiatan di kelas
TSM 4 disebabkan karena banyak
yang langsung pulang setelah kegiatan
belajar mengajar selesai, sehingga
tingkat keaktifan siswa rendah.
Sedangkan kelas X RPL 1 ada 18
halaman dari 31 siswa yang aktif
12
dengan 12 kali pertemuan, kelas X
RPL 2 ada 11 halaman dari 18 siswa
yang aktif dengan 11 kali pertemuan,
kelas X TAV ada 11 halaman dari 18
siswa yang aktif dengan 11 kali
pertemuan, kelas X TKR 1 ada 8
(delapan) halaman dari 34 siswa yang
aktif dengan 5 (lima) kali pertemuan,
kelas X TKR 3 ada 11 halaman dari 36
siswa yang aktif dengan 7 (tujuh) kali
pertemuan, kelas X TKR 4 ada 15
halaman dari 40 siswa yang aktif
dengan 8 (delapan) kali pertemuan,
dan rata-rata dari seluruh kelas ada 12
halaman dari 228 siswa yang aktif
dengan 8 (delapan) kali pertemuan.
Pemaparan data diatas dianalisis
menggunakan teori Syaiful sagala
yang memberikan hasil bahwa
pemilihan ekstrakurikuler wajib Iqro’
di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
dengan menggunakan metode Iqro’
dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa sudah tepat.
Akan tetapi, pengelolaan dan
pengawasannya belum berjalan dengan
maksimal, karena pada tahap
pengkoordinasian dan pengawasan
seorang pemimpin belum maksimal
dalam melaksanakannya. Selain itu,
pembagian tugas dalam pemanfaatan
asistenti juga belum disusun secara
rinci, sehingga ketercapaian target pun
belum dapat diperoleh dengan
maksimal pula. Dengan demikian,
peran ekstrakurikuler wajib Iqro’
belum dapat dapat berjalan secara
optimal.
D. KESIMPULAN DAN SARAN.
Peran ekstrakurikuler wajib Iqro’
dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa kelas X di
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
belum dapat berjalan secara optimal.
13
Pemilihan program ekstrakurikuler
wajib Iqro dengan menggunakan
metode Iqro’ di SMK Muhammadiyah
1 Sukoharjo yang hanya dilakukan
selama satu tahun sudah tepat. Hal ini
selaras dengan ketentuan metode Iqro’
yang ditargetkan lulus enam jilid
dalam waktu enam bulan atau
selambat-lambatnya dua belas bulan.
Selain itu, adanya ketentuan asistensi
pada metode Iqro’ dapat membantu
pengampu/pengajar yang sedikit
jumlahnya. Namun, pembagian tugas
asisten yang tidak terkoordinasi,
menyebabkan sistem CBSA tidak
berjalan. Sehingga, hasil pembelajaran
menggunakan metode Iqro’ di SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo tidak
sesuai dengan ketentuan metode Iqro’.
Setelah terungkap peran
ekstrakurikuler wajib Iqro dalam
meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an siswa kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo, maka
perkenankanlah penulis
menyampaikan saran-saran sebagai
berikut; Kepada Kepala Sekolah,
seyogyanya lebih memperhatikan
manajemen pengelolaan program-
program yang telah ada dengan
mengacu kepada perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan,
pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam pelaksanaan
kegiatannya, terutama pada
pengkoordinasian dan pengawasan,
sehingga program-program yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan
dengan maksimal, Kepada Waka.
Kesiswaan, selain mendapampingi dan
membantu membuatkan presensi, serta
data perkembangan siswa, seyogyanya
juga memberikan rapat khusus yang
digunakan untuk mengevaluasi
14
kegiatan ekstrakurikuler wajib Iqro’
secara periodik, Dan Kepada
pengampu, seyogyanya lebih kreatif
dalam mengajar. Seorang pengampu
harus dapat membuat suasana belajar
yang menyenangkan, kondusif, dan
tenang agar dapat membantu siswa
berkonsentrasi dalam pembelajaran.
Selain itu, pemanfaatan asistensi
seyogyanya dikelola dengan baik,
seperti memberikan tugas kepada
asisten untuk melaksanakan sistem
CBSA dan setiap asisten diberi
tanggung jawab mengampu satu
kelompok (lima sampai tujuh siswa).
Dengan demikian, program kegiatan
belajar membaca al-Qur’an dengan
metode Iqro dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan ketentuan
metode tersebut.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suhasimi.2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Alsa, Asmadi. 2010. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Atta, Kasim. 2009. Peran Pusat Studi Dakwah Islam Mahasiswa (PUSDAM AL-AHAHWAH) dalam meningkatkan mutu baca al-Qur’an tahun 2006-2007, SKRIPSI UMS. Unpublished .
Firdaus, Zamzam. 2010. Peran Guru Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur’an. SKRIPSI UIN Syarif Hidayatullah http://repository.uinjkt.ac.id, diakses 21 November 2013.
Gafur, Abd. 2012. “ Kajian Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Perspektif
Multipel Intelligences” dalam jurnal Madrasah (Vol. 5 Juli - Desember 2012) http://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/viewFile/2232/pdf. diakses 25 Desember 2013.
Hartati, Zainap. 2004. “Penerapan Metode Iqra’ dalam Membaca al-Qur’an (Studi tentang Penerapan Metode Iqra’ di TKA-TPA BKPRMI, Kota Palangka Raya,
15
Kalimantan Tengah” dalam jurnal Studi Agama dan Masyarakat Volume 1 Nomor 2 Desember 2004 dalam www.scrib.com/doc/76719091/ ulumulqur’an, diakses 5 Januari 2014.
Haryati, Anis. 2009. Upaya SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an bagi Siswa yang belum Mampu Membaca Al-Qur’an, SKRIPSI UIN Sunan Kalijaga. http://digilib.uin.suka.ac.id, diakses 21 November 2013.
Humam, As’ad. 2000. Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an. Yogyakarta: Balai litbang LPTQ Nasional.
Kementrian Agama RI. 2010. Al-Qur’an tajwid dan terjemahannya dilengkapi
dengan asbabun nuzul dan Hadiṡ ṣoḥiḥ. Jakarta: PT Sigma Examedia Arkanmeela.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler (lampiran III:No 81A) dalam http://file.UPI.edu, diakses 5 Desember 2013.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sopiantin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Galia Indonesia.
Supandi, Irfan. 2008. Ensiklopedi Puasa. Surakarta: Indiva Pustaka.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabet.
Tirmidzi, Sunan. Hadiṡ no. 2832 dalam Lidwa Pusaka i-Software.