Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN GURU DALAM PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI 63 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S1)
OLEH :
LINDA DEWI ASTUTI WULANDARI
NIM : TPG.161910
PROGRAM STUDI PENDIDIKANGURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang
mu Telah memebrikan ku kekuatan, memebekali ku dengan ilmu serta
Memperkenalkan ku dengan cinta. Atas karunia seta kemudahan yang engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kehadiran Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi ini Ku persembahkan kepada orang yang sangat ku sayangi Dan ku kasihi
Ayahhanda Jasmin Hendro S dan Ibunda Suparti tercinta Sebagai tanda bakti,
hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga yang Telah memberikan kasih
sayang, segala dukungan, dan do’a serta cinta kasih yang tiada Terhingga yang
tiada mungkin ku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan Kata cinta
dan persembahan
untuk Adikku Anggi Hendra S terimakasih telah hadir didalam keluarga kecil ini
karena berkat kehadiran Mu menjadikan suasan keluarga lebih sempurna
Untuk teman-teman seperjuangan, Rani, Ica, Ike, fira dan teman-teman PGMI
terima kasih atas segala support yang kalian berikan saat aku mengerjakan skripsi
ini, Semoga sukses untuk kita semua.
Aminnn...
viii
MOTTO
نىة ۞ ة ٱلىسى وعظى ة وىٱلمى ب كى بٱلكمى بيل رى سى ن إن ٱدع إلى حسىىدلهم بٱلت هى أ جى وى
علىم بٱلمهتىدينى ىبيلهۦ وىهوى أ ن سى ل عى علىم بمىن ضى
ىبكى هوى أ رى
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(An-Nahl:
125).
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
karunianya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam tak
lupa dikirimkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umat kejalan islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan strata satu (S-1) Pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Penulis sadari bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan
pihak yang telah memberikan banyak motivasi baik moril maupun material untuk
itu penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. H .Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Sebagai Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. Rofiqoh Ferawati SE, ME, Sebagai Wakil Rektor I UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
3. Dr. As’ad Isma, M.Pd, Sebagai Wakil Rektor II UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
4. Dr. Bahrul Ulum, MA, Sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
5. Dr. Hj. Fadillah, M.Pd, Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Dr. Risnita, M.Pd, Sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I,Sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Dr. Yusria, S.Ag M.Ag. ,Sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
x
9. Ikhtiati M.Pd.I, Sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Nayariah Siregar, M.Pd.I Sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Drs. Ilyas Idris, M.Ag, Sebagai Pembimbing I dan Bapak Amirul
Mukminin Al-Anwary, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikiranya demi mengarahkan
penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Retno Mulatsih, M.Pd, sebagai kepala sekolah SDN 63 Kota Jambi yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk memperoleh data
dilapangan
13. Yuni Herteti S.Pd., sebagai wali kelas VI yang telah memberikan banyak
informasi guna mempermudah penulis memperoleh data dikelas.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terimaksih yang tak terhingga, semoga allah membalasnya. Penulis
berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Jambi 22 Januari 2020
Penulis,
Linda Dewi Astuti W
TPG.161896
xi
ABSTRAK
Nama : Linda Dewi Astuti Wulandari
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Peran Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi Pada
Pembelajaran Tematik di Kelas VI SDN 63 Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang peran guru dalam pemanfaatan media animasi pada
pembelajaran tematik. Sebelum guru kelas VI SDN 63 memanfaatkan media
animasi hanya 40% siswa yang aktif karena kurangnya varian guru dalam
menyampaikan materi, setelah menggunakan media animasi 95% siswa aktif
dalam penggunaan media animasi ini karena hampir semua siswa mengeluarkan
pendapatnya serta bertanya-tanya mengenai materi yang di tampilkan melalui
media animasi. Untuk mencapai tujuannya peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Pengumpulan data di
lakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data di lakukan dengan menggambarkan data-data yang ada untuk kenyataan yang
sesuai dengan keadaan di lapangan, pemeriksaan keabsahan data di lakukan
dengan triangulasi. Hasil penelitian ini dapat di sampaikan bahwasannya : (1)
pelaksanaan pemanfaatan media animasi guru kelas VI terlebih dahulu membuat
RPP, memperhatikan tujuan pembelajaran,, mengenal karakteristik siswa dan guru
perlu mengetahui karakteristik dari media animasi. Sedangkan dalam
pelaksanaannya guru kelas VI memanfaatkan media animasi sebagai sarana
penunjang pembelajaran tematik. (2) dengan adanya media animasi siswa merasa
senang, bisa menerima materi dengan baik, pembelajaran menjadi lebih menarik,
serta hasil menjadi lebih baik. (3) kendala guru dalam pemanfaatan media animasi
ialah sarana dan prasana yang belum mendukung seperti tidak adanya proyektor di
dalam kelas dan kurangnya keahlian guru dalam mengoperasikan komputer
sehingga guru merasa kesulitan dalam membuat ataupun mencari animasi dengan
tampilan yang menarik.
Kata Kunci: Peran Guru, Pemanfaatan Media Animasi
xii
ABSTRACK
Name : Linda Dewi Astuti Wulandari
Study Program: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Title : Peran Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi Pada
Pembelajaran Tematik di Kelas VI SDN 63 Kota Jambi
Before grade VI SDN 63 teachers used animation media only 40% of students
were active because of the lack of teacher variants in delivering material, after
using animation media 95% of students were active in using this animation media
because almost all students expressed their opinions and wondered about the
material in display through animated media. To achieve its objectives the
researcher uses a qualitative approach with the type of research is descriptive.
Data collection is done by holding observations, interviews, and documentation.
Data analysis is done by describing the data that is available for reality in
accordance with the conditions in the field, checking the validity of the data is
done by triangulation. The results of this study can be conveyed that: (1) the
implementation of the use of animation media for class VI teachers first make
lesson plans, pay attention to learning objectives ,, recognize the characteristics of
students and teachers need to know the characteristics of the animation media.
Whereas in its implementation, Grade VI teachers utilize animation media as a
means of supporting thematic learning. (2) with the animation media students feel
happy, can receive the material well, learning becomes more interesting, and
results become better. (3) teacher constraints in utilizing animation media are
facilities and infrastructures that do not yet support such as the absence of
projectors in the classroom and the lack of teacher's expertise in operating
computers so that teachers find it difficult to create or look for animations with
attractive displays.
Keywords: Role of Teachers, Utilization of Animation Media
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
NOTA DINAS ........................................................................................................... ii
PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... iv
PERNYATAAN ORIENTASI ................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii
MOTTO .................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................................ xii
ABSTRACT ............................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian................................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
D. Tujuan dan kegunaan penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Landasan Teori ................................................................................................ 7
1. Kajian Peran Guru ..................................................................................... 7
2. Pemanfaatan Media Animasi ..................................................................... 10
3. Media Animasi .......................................................................................... 16
4. Pembelajarn Tematik ................................................................................. 19
B. Penelitian Relevan ........................................................................................... 23 9
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 26
A. Pendekatan dan Desain Pembelajaran .............................................................. 26
B. Seting dan Subjek Penelitian ............................................................................ 27
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 27
D. Teknik pengumpulan Data ................................................................................ 28
xiv
E. Teknik analisis Data ......................................................................................... 30
F. Teknik pemeriksaan keabsahan Data................................................................ 31
G. Jadwal penelitian .............................................................................................. 33
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................................ 36
A. Temuan umum ................................................................................................. 36
1. Sejarah singkat Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi .............................. 36
2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi ............................. 37
3. Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi ................................. 38
4. Struktur Organisasi .................................................................................... 39
5. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi ............. 41
6. Sarana dan prasarana ................................................................................. 42
B. Temuan Khusus ............................................................................................... 50
1. Peran Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi ...................................... 50
2. Manfaat Media Animasi Terhadap Siswa ................................................. 55
3. Kendala Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi ................................. 59
C. Pembahasan ...................................................................................................... 62
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 66
A. Kesimpulan .................................................................................................... 75
B. Saran-saran ..................................................................................................... 76
C. Penutup ........................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pemanfaatan Media Animasi ................................................................. 47
Gambar 4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....................................................... 48
Gambar 4.3 Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 49
Gambar 4.4 Persiapan Sebelum Belajar ..................................................................... 51
Gambar 4.5 Menyajikan Materi ................................................................................. 52
Gambar 4.6 Keaktifan Siswa...................................................................................... 58
Gambar 4.7 Proyektor di Ruang Guru ....................................................................... 60
Gambar 4.8 Keadaan Kelas Tanpa Proyektor ............................................................ 60
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi ......................... 41
Tabel 4.2 Daftar Nama Wali Kelas ............................................................................ 41
Tabel 4.3 Jumlah siswa Perkelas ................................................................................ 42
Tabel 4.4 Keadaan Gedung dan Meubelair ................................................................ 43
Tabel 4.5 Data Sarana ................................................................................................ 43
1 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan manusia yang sangat dasar, dimana dengan
adanya pendidikan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
bisa menjadi bisa dan dengan pendidikan pula manusia dapat mengembangkan
pengetahuan dan potensi yang dimilikinya. Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam
kehidupan masyarakat. (Oemar Hamalik, 2011, hal. 79).
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat 1 menyatakan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. (Citra
Umbara, 2003, hal. 2) Pendidikan diselenggarakan dengan rencana yang mantap,
sistematik, menyeluruh, berjenjang berdasarkan pemikiran yang rasional, obyektif
disertai dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat. Sebagai firman Allah SWT
dalam surat Al-Mujadalah ayat 11.
لكم وإذا قيل ٱنشزوا لس فٱفسحوا يفسح ٱلله ا إذا قيل لكم تفسهحوا فى ٱلمج أيها ٱلهذين ءامنو ي
بما تعمل ون خبير ت وٱلله ٱلهذين ءامنوا منكم وٱلهذين أوتوا ٱلعلم درج فٱنشزوا يرفع ٱلله
Artinya : Wahai orang-orang beriman! apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
2
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Ayat di atas menjelaskan bahwa adanya penghargaan Allah terhadap orang-
orang yang beriman dan berilmu pengetahuan yaitu dengan meninggikan derajat
orang – orang yang beriman dan berilmu. Ilmu di sini tidak terbatas pada ilmu –
ilmu agama saja, tetapi termasuk ilmu – ilmu keduniaan. Apapun ilmu yang di
miliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, ilmu itu
tergolong dalam salah satu tiga pustaka yang yang tidak akan punah meskipun
pemiliknya telah meninggal dunia. Tiga pustaka yang di maksud adalah sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kepada
orang tuanya.
Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapanya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal disekolah-
sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa
secara terencana, baik dalam aspek pemgetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan,
kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah,
rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan
fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televesi,
komputer, perpustakaan. Laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil tekonologi dalam proses
belajar. Para guru di tuntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia,
guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
3
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk
itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran (Azhar Arsyad, 2014, hal. 2).
Komputer merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Komputer sebagai peralatan elektronik
yang terdiri dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen
satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu informasi bedasarkan program
dan data yang ada. Dengan menggunakan komputer, guru bisa menyingkat waktu
karena yang biasanya materi ditulis di papan tulis, guru tidak perlu lagi menulis,
tetapi cukup diberi modul saja dan guru menggunakan komputer yang
disambungkan dengan Proyektor (Azhar Arsyad, 2014, hal. 65).
Media animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah
gerakan. Media animasi dapat menunjukkan urutan dari waktu ke waktu seperti
sebuah proses. Salah satu keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk
menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini
sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian. Sehingga
dapat diartikan media animasi merupakan media yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran (Emy Siswanah, 2003, hal. 8).
Setiap guru profesional harus menguasai pengetahuan yang mendalam
dalam spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang sangat
penting di samping keterampilan-keterampilan lainnya. Namun pertanyaannya
“sudahkah guru menggunakan media animasi dalam pembelajaran tematik?”, jika
sudah “apakah media animasi yang digunakan dan dibuat guru dapat mendorong
peserta didik lebih memperhatikan materi atau bahan pelajaran yang disajikan?”,
atau “apakah penggunaan media animasi tersebut dapat membuat pembelajaran
dengan model tematik menjadi lebih baik serta dapat memotivasi siswa?”.
Pertanyaan-pertanyaan ini timbul dikarenakan sejumlah gejala dan fakta lapangan
yang ditemukan dimana “tidak semua guru mampu menggunakan media animasi
dalam pembelajaran”. Pada pembelajaran tematik peran guru adalah sebagai
fasilitator dan motivator. Namun dia juga memposisikan guru diri sebagai insan
pembelajar pembelaajaran tematik sangat membutuhkan guru yang kreatif. Guru
4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
yang kreatif dapat menemukan subtema-subtema aktual, kreatif mengintegrasikan
materi mata pelajaran kedalamnya, kreatif menemukan media dalam lingkungan,
dan kreatif dalam menemukan pesan moral dalam pembelajaran. (Daryanto,
2014, hal. 17)
Berdasarkan observasi yang ditemukan peneliti pada tanggal 09 Mei
2019 yang beralamat di SDN 63 Kota Jambi di antaranya: SDN 63 Kota Jambi
memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap, seperti papan tulis, proyektor,
media gambar, poster, dan sebagainya. Keberhasilan siswa dalam suatu proses
pembelajaran tidak terlepasnya dari media, metode, dan strategi yang di gunakan
oleh guru. Sama hal nya dengan siswa kelaas VI SDN 63 Kota Jambi berdasarkan
observasi guru wali kelas VI bahwasanya disekolah tersebut memiliki fasiltas
yang menunjang proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas VI SDN 63 Kota Jambi
kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran disebabkan karena kurangnya
variasi guru, keaktifan, kreatif, dan kurang menariknya guru dalam
menyampaikan materi pelajaran sehingga proses pembelajaran yang sangat
monoton yang mengakibatkan sebanyak 25 siswa di kelas VI hanya 40% siswa
yang aktif. Siswa tersebut merupakan siswa yang berprestasi di kelas saja selain
itu minat belajar siswa masih sangat rendah, dengan pertama kalinya
melaksanakan proses pembelajaran dengan media animasi siswa sangat antusias
dan sangat senang sekali, bahkan ada siswa yang sebelumya tidak aktif dalam
pembelajaran mejadi lebih aktif
Menurut pendapat bu Teti sebagai wali kelas VI SDN 63 Kota Jambi,
jika di amati secara keseluruhan 95% siswa aktif dalam penggunaan media
animasi ini karena hampir semua siswa mengeluarkan pendapatnya serta bertanya-
tanya mengenai materi yang di tampilkan melalui media animasi. Guru berperan
penting dalam menerapkan media pembelajaran dikelas untuk mencapai tujuan
belajar yang di inginkan, Pencapaian tujuan memerlukan media pembelajaran
tepat untuk di terapkan dalam proses belajar mengajar dikelas.
Hal ini di lakukan oleh guru kelas VI SDN 63 Kota Jambi dalam
pembelajaran tematik. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi
5
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
kegagalan komunikasi artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru
tidak diterima oleh siswa dengan optimal, tidak seluruh pelajaran dapat dipahami
dengan baik oleh siswa.untuk menghindari semua itu maka guru menyusun
strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi. Dalam pemanfaatan
media animasi yaitu guru harus mampu menyesuaikan materi pembelajaran sesuai
dengan media animasi yang digunakan, animasi pun juga harus menarik agar
dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan di sesuaikan dengan karakteristik
usia siswa serta pemahaman siswa agar mudah dalam menyampaikan materi
pembelajaran
Alasan peneliti ingin meneliti hal ini agar lebih mengetahui seberapa
besarkah peran guru dalam pemanfaatan media animasi pada pembelajaran
tematik untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Dari uraian diatas dapat
dikatakan kegiatan belajar tanpa adanya sesuatu yang mendorongnya tidak akan
membawa kepada suatu tujuan pembelajaran. Mengingat pentingnya media
khususnya media animasi dalam pembelajaran tematik maka peneliti mendapat
dorongan untuk melakukan penelitian guna mengetahui perkembangan
pembelajaran Tematik dengan pemanfaatan media animasi. Oleh karena itu
peneliti mengambil judul “Peran Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi
Pada Pelajaran Tematik Di Kelas VI SDN 63 Kota Jambi”
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka
untuk memudahkan penelitian lebih lanjut peneliti akan memfokuskan
penelitiannya sebagai berikut :
1. Penelitian ini akan di laksanakan di Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi
2. Penelitian ini berfokus pada kelas VI
3. Peran guru dalam pemanfaatkan media animasi
4. Kendala guru dalam pemanfaatan media animasi
6
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemanfaatan media animasi pada pembelajaran tematik di SDN 63
Kota Jambi ?
2. Bagaimana manfaat media animasi terhadap siswa kelas VI di SDN 63 Kota
Jambi ?
3. Apa saja kendala guru dalam pemanfaatan media animasi pada pelajaran
tematik di SDN 63 Kota Jambi ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk medeskripsikan peran guru kelas dalam pemanfaatan media animasi
pada pembelajaran tematik di kelas VI SDN 63 Kota Jambi.
2. Untuk mendeskripsikan manfaat media animasi terhadap siswa kelas VI di
SDN 63 Kota Jambi.
3. Untuk mendeskripsikan apa saja kendala yang dihadapi guru kelas dalam
pemanfaatan media animasi pada pembelajaran tematik di kelas VI SDN 63
Kota Jambi.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi berbagai pihak dalam
dunia pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara Teoritis
Menambah pengethuan, wawasan, dan pengalaman yang berkaitan
dalam masalah pemanfaatan media animasi pada pelajaraan tematik.
2. Secara Praktis
Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
praktis pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Guru
7
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi guru
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Untuk memotivasi siswa dalam belajar serta meningkatkan pemahaman
siswa terhadap pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan dan pengetahuan, khususnya
mengenai penerapan media animasi pada pembelajaran tematik.
8 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kajian tentang Peran Guru
a. Pengertian Guru
Kosa kata ‘guru’ berasal dari kosa kata yang sama dalam bahasa India
yang artinya “orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari kesengsaraan”.
Sementara guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu
artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan
diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru harus ditiru artinya
seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya.
(Muhammad Murdin, 2008, hal. 17).
Sedangkan dalam bahasa arab kata guru dikenal dengan beberapa istilah
seperti al-mu’alim, al-muaddib, al-mudarris, almursyid, dan al ustadz; orang
yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim (lokasi proses pemeblajaran
ilmu). Secara tradisional guru adalah orang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Teacher is a person who causesa person to
know or be able to do something or give a person knowledge. Guru adalah semua
petugas yang terlibat dalam tugastugas kependidikan. (Moh Roqib, 2011, hal. 11).
Pengertian sederhananya guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu
pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Sementara, masyarakat
memandang guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan disekolah, masjid,
mushalla, atau tempat-tempat lain. Semua pihak sependapat bila guru memegang
peranan amat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia melaui
pendidikan (A Aziz Muttaqin, 2014, hal. 18).
b. Peran Utama Guru
Akhirnya, reformasi pendidikan akan kembali kepada guru. Sejauh mana
guru mampu mengimplementasikan program pembaruan di kelasnya untuk
membawa perubahan fundamental bagi anak didik. Sehingga, mereka mampu
9
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
mengeluarkan kemampuan terbaiknya, terasah kreativitasnya, serta bisa
menggeliat dinamitas dan produktivitasnya. Guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-
bidang tertentu, belum dapat disebut sebagi guru. Unutk menjadi guru diperlukan
syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional harus menguasai
bentuk seluk-beluk pendidikan dan pengajaran. (A Aziz Muttaqin, 2014, hal. 21).
Mengajar adalah proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar yang
kemudian diistilahkan dengan pembelajaran. Dengan demikian, maka setiap
proses pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung pada tujuan, materi
pelajaran serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar Oleh sebab itu, guru
perlu merencanakan pembelajaran dengan matang, sebagai bagian dari tugas
profesionalnya. (Wina Sanjaya, 2011, hal. 59)
Tugas dan peran guru tidaklah terbatasi dalam masyarakat, bahkan guru
pada hakikatnya, merupakan komponen strategis yang memiliki peran penting
dalam menentukan garak maju kehidupan bangsa. Keberadaan guru bagi suatu
bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih
bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintas perjalanan zaman
dengan tegnologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai
yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntuk adanya ilmu
dan seni (A Aziz Muttaqin, 2014, hal. 23).
Menurut Jamal Ma’ruf (2011) Mengemukakan semakin akurat para guru
melaksanakan fungsinya, semakin terjamin kesiapan sebagai seorang
pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa pada masa depan
tercermin dari potret guru masa kini. Gerak maju dinamika kehidupan bangsa
berbanding lurus dengan citra para guru ditengah-tengah masyarakat.Sebagai
pendidik, guru mempunyai 13 peran. Berikut ketiga belas peran tersebut.
1) Guru Sebagai Korektor
Guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan, sedangkan nilai yang buruk
harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.
2) Guru Sebagai Inspirator
10
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak
didik. Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang
baik.
3) Guru Sebagai Informator
Guru harus bisa memberikan informasi tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain bahan pelajaran yang telah diprogramkan
dalam kurikulum.
4) Guru Sebagai Organisator
Guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender akademik, dan lain sebagainya.
5) Guru Sebagai Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
dalam belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
6) Guru Sebagai Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan
dan pengajaran. Bukan emngikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
7) Guru Sebagai Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegiatan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan.
8) Guru Sebagai Pembimbing
Guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan
mandiri.
9) Memperagakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang
guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, serta tujuan pengajaran
tercapai dengan efektif dan efisien.
10) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Agar anak didik betah di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya, maka guru harus mampu mengelola kelas dengan
baik.
11) Guru Sebagai Mediator
11
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media
pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.
12) Guru Sebagai Supervisor
Guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap
proses pengajaran.
13) Guru Sebagai Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyangkut intrinsik.Guru tidak hanya
menilai produk, tetapi juga menilai proses.
Peran-peran guru tersebut dimaksudkan untuk meneguhkan fungsi guru
dalam mempersiapkan generasi masa depan bangsa yang mampu berpartisipasi
aktif di tengah gelanggang peradaban dunia yang membutuhkan kreativitas tinggi,
produktivitas diatas rata-rata, dan akselerasi berbagai bidang kehidupan (hal. 206-
211).
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari
bahasa latin yang berarti pengantar atau perantara. Dalam konteks belajar dan
pembelajaran, Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau
materi ajar dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan
sebaliknya. guru berperan penting dalam menerapkan media pembelajaran di
kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Pencapaian tujuan belajar
memerlukan media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses
belajar mengajar di kelas. (Abdorrahman Ginting, 2008, hal. 140).
Ada juga yang mengartikan media sebagai alat bantu mengajar atau
“teaching aid.” Oleh sebab itu, sekalipun telah tersedia media pembelajaran,
masih diperlukan guru, teknik, metode, dan sarana serta prasarana lain termasuk
dukungan lingkungan untuk menciptakan komunikasi untuk penyampaian pesan
12
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
pembelajaran dengan berhasil sebagaimana di rancang oleh guru. (Abdorrahman
Ginting, 2008, hal. 142).
Dalam dunia pendidikan, konsep komunikasi tidak banyak berbada kecuali
dalam aspek kontek berlangsungnya komunikasi itu. Dalam proses pembelajaran,
sumber informasi adalah dosen, guru, mahasiswa, siswa, bahan bacaan, dan lain
sebaagainya penerimaan informasi mungkin juga dosen, guru, mahasiswa, siswa
atau orang lain. Maka dalam hal ini media mendapatkan definisi lebih khusus,
yakni “teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat di manfaatkan untuk
keperluan pembelajaran” atau sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran. (Martinis Yamin, 2007, hal. 77).
b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dipilih untuk digunakan dalam aktivitas
pembelajaran perlu mempertimbangkan faktor kurikulum. Pemanfaatan media
harus dapat menunjang aktivitas pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan sesuaai kurikulum. Isi informasi dan
pengetahuan yang terdapat dalam media yang dipilih sebaiknya baru (up to date).
Media yang berisi informasi dan pengetahuan tentang teknologi komputer,
misalnya perlu diperbaharui secara berkala mengingat teknologi komputer
merupakan teknologi yang berkembang pesat. Media pembelajaran yang dipilih
untuk digunakan dalam aktivitas pembelajaran sebaiknya dilengkapi dengan
panduan tentang penggunaannya. Panduan penggunaan media pada umumnya
menjelaskan tentang bagaimana media tersebut dapat digunakan untuk
memfasilitasi proses belajar. (Benny A, 2008, hal. 103).
Menurut Asnawir dan Basyirudin Usman penulis buku yang berjudul
Media Pembelajaran menjelaskan, Media yang dipilih hendaknya selaras dan
menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan
pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan
dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional,
spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior). (Asnawir,
dkk, 2012, hal. 15)
13
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Menurut Etin Solihatin (2012) Mengemukakan secara umum, kriteria
yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan
sebagai berikut:
1) Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK) yang ingin dicapai? Apakah
tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif, psikomotori atau kombinasinya? Jenis
rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau
kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam?
Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu,
apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak, dan
seterusnya.
2) Sasaran Didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? Bagaimana
karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya,
apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? Apabila
kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak
akan banyak gunanya, mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan
mengmbil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai
benar dengan kondisi mereka.
3) karakteristik Media yang Bersangkutan
bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan
kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan
dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika tidak mengenal
dengan baik karakteristik masing-masing media.
4) Waktu
Yang dimaksud waktu disini adalah berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama
waktu yang tersedia/ yang kita miliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa
waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi
waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran?
14
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
5) Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkanuntuk meningkatkan
efesiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media,
jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria
yang harus kita pertimbangkan.
6) Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita.
Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran?
Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu, tenaga dan
sarana untuk membuatnya? Pertanyaan berikutnya tersediakan sarana yang
diperlukan untuk menyajikan di kelas?
7) Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi
bagaimana media tersebut akan digubakan. Misalnya: apakah untuk belajar
individual, kelompok kecil, kelompok besar atau massal? Dalam hal ini kita perlu
merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan
dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks
penggunaan media tersebut dalam pembelajaran.
8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih dan membeli media siap pakai yang
telah ada, misalnya program audio, video, grafis, atau media cetak lainnya.
Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik cocok?
Apakah suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan
kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita
paksakan penggunaannya. (hal. 197-201).
Dalam pemilihan media pembelajaran perlu adanya pertimbangan yang
matang. Menurut Harjanto dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran bahwa
salah satunya yaitu mempertimbangkan siswa, diantaranya:
a. Student characteristics (watak siswa)
15
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Guru harus memahami tingkat kematangan dan latar belakang
peserta didik. Dengan demikian guru dapat menentukan pilihan-pilihan
media yang sesuai dengan karakter siswa, meliputi masalah tingkah laku
kematangan secara komprehensif (kesatuan menyeluruh).
b. Student relevance (sesuai dengan siswa)
Bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai
tujuan belajar, pengaruhnya akan meningkatkan siswa, pengembangan
pola pikir, analisis pelajaran, hingga dapat menceritakan kembali
(pelajaran yang diajarkan) dengan baik.
c. Stundent involvement (keterlibatan siswa)
Bahan yang disajikan, akan memberikan kemampuan siswa dan
keterlibatan siswa secara pisik dan mental (peran aktif siswa) untuk
meningkatkan potensi belajar.(Hardjanto, 2011, hal. 241-242)
c. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran
Sebagaimana dimaklumi bersama, bahwa proses pembelajaran saat ini
harus berorientasi kepada kepentingan belajar siswa (student centered). Guru
dalam hal ini hendaknya dapat berperan lebih aktif dalam mengelola kelas dan
mampu memberi motivasi pada siswa agar mau belajar dan dapat menguasai
bahan ajar dan berhasil dalam belajar. Guru mempunyai tugas lebih berat, guru
harus mampu memberi motivasi terhadap cara belajar sehingga siswa mampu
menguasai bahan ajar dan sukses dalam belajar. Guru harus mampu menarik
simpati sehingga ia akan menjadi idola dan dapat menjadi motivasi bagi para
siswanya, apa pun pelajaran yang diberikannya. (Ahmad Susanto, 2014, hal. 245).
Sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diperlukan
alat bantu pembelajaran yakni diantaranya media belajar yang tepat dan efektif
yang dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendorong
keberhasilan proses belajar mengajar. Media belajar merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Media sebagai alat bantu dalam
proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri,
karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu pesanpesan dari
16
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa
tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicernah dan dipahami
oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan komplek.
Menurut Ahmad Susanto (2014) dengan pemanfaatan media, maka ada
balikan dari guru dan siswa untuk berinteraksi, dimana di dalam proses belajar
mengajar guru dan siswa sudah dapat berkomunikasi begitu pula dengan siswa
dan siswi. Selain itu, pemanfaatan media ini, adanya interaksi optimal antara guru
dengan siswa dan diantara siswa dan siswa dan lainnya, dimana hal tersebut dapat
dikatakan bahwa didalam proses belajar mengajar dikelas terjalin interaksi yang
baik antara guru, siswa, dan siswa dengan siswa lainnya.
1) Tujuan Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran
Tujuan diterapkannya atau manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, adalah sebagai berikut:
a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi,
sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil
belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu.
d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru dan masyarakat serta
lingkungannya, seperti melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke
musium atau kebun binatang. (hal. 311).
Setiap media pembelajaran tentu memiliki makna dan tujuan masing-
masing, maka setiap guru diharapkan menentukan pilihannya sesuai dengan
kebutuhan pada saat suatu pertemuan. Hal ini dimaksudkan, jangan sampai
penggunaan media menjadi penghalang proses belajar mengajar yang akan
17
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
dilakukan guru di dalam kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi
alat bantu yang dapat mempercepat atau mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran.
Tujuan diterapkan media juga tak bisa dilepaskan dari proses
pembelajaran itu sendiri. Keberagaman media yang digunakan dalam
pembelajaran ilmu-ilmu sosial akan sangat membantu guru untuk memilih jenis
media yang paling sesuai untuk mengajarkan berbagai konsep dan tujuan
intruksional yang beragam. Situasi pembelajaran ilmu sosial yang sangat
fluktuatif dan variatif mengindekasikan tidak adanya satu jenis media yang sesuai
digunakan untuk semua kegiatan pembelajaran ilmu sosial itu sendiri. Dari sudut
pandang peserta didik, penggunaan beragam media pembelajaran akan sangat
membantu mereka untuk mempelajari berbagai hal dalam ilmu sosial melalui
berbagai perspektif. Variasi media yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik akan mampu mengembangkan keterampilan mereka dalam berpartisipasi
aktif untuk menggunakan media pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. (Ahmad Susanto, 2014, hal. 325).
2) Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran
Menurut Kemp yang dikutip oleh Arief S. Sadiman dkk dalam bukunya
Media Pendidikan bahwa, ”Karakteristik media merupakan dasar pemilihan media
yang sesuai dengan situasi belajar terentu. Jadi klasifikasi media, karakteristik
media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
penentuan strategi pembelajaran.”(Arif Sadiman, 2010, hal. 28)
Setalah kita menentukan pilihan media yang akan kita gunakan, maka pada
akhirnya kita dituntut untuk dapat memnfaatkannya dalam proses pembelajaran.
Media yang baik, belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa jika kita tidak
dapat menggunakannya dengan baik. Untuk itu, media yang telah kita pilih
dengan tepat harus dapat kita manfaatkan dengan sebaik mungkin sesuai prinsip-
prinsip pemanfaatan media. (Sadiman Arief, dkk., 2010, hal. 130).
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan
media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
18
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
a) Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu
jenis media yang cocok untuk semua segala macam proses belajar dan
dapat mencapai semua tujuan belajar. Ibaratnya tidak ada satu jenis
obat yang manjur untuk semua jenis penyakit.
b) Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu.
Namun harap diingat, bahwa penggunaan madia yang terlalu banyak
sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan
membingungkan siswa dan tidak akan memperjelas pelajaran. Oleh
karena itu, gunakan media seperlunya, jangan berlebihan.
c) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif.
Lebih baik menggunakan media yang sederhana yang dapat
mengaktifkan seluruh siswa daripada media canggih namun justru
membuat siswa terheran-heran pasif.
d) Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
penyusunan rencana pelajaran. Tentukan bagian materimana saja,
yang akan kita sajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana
strategi dan teknik penggunaannya.
e) Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan
atau sekedar pengisi waktu kosong saja. Jika siswa sadar bahwa media
yang digunakan hanya untuk mengisi waktu kosong, maka kesan ini
akan selalu muncul setiap kali guru menggunakan media.
f) Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum
penggunaan media. Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses
kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan efesien, tetapi justru
mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini terutama perlu
diperhatikan ketika kita akan menggunakan media elektronik.
(Sadiman Arief, dkk, 2010, hal. 134).
19
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
3. Media Animasi
Media animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah
gerakan. Media animasi dapat menunjukkan urutan dari waktu ke waktu seperti
sebuah proses. Salah satu keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk
menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini
sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian. Sehingga
dapat diartikan media animasi merupakan media yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. (Siswanah Emy, 2003, hal. 8).
Menurut Rieber (dalam arsyad, 2007) media animasi berfungsi sebagai:
1). Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan
secara verbal.
2). Meningkatkan motivasi, efektivitas dan efesiensi penyampaian
informasi.
3). Menambah variasi penyajian materi.
4). Dapat menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan
siswa untuk belajar.
5). Memudahkan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga
tidak mudah dilupakan siswa.
6). Memberikan pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang mungkin
abstrak.
7). Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.
Penggunaan animasi dengan bantuan komputer sebagai media
pembelajaran memiliki banyak kelebihan dan dapat menambah kesan realisme.
Penggunaan animasi tidak terlepas pada peran alat bantu komputer. Animasi dapat
diperoleh melalui grafiks tiga dimensi atau dua dimensi. Animasi merupakan
gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa sehingga kelihatan
menarik dan kelihatan lebih hidup. (hal. 170).
Penggunaan media animasi dalam pembelajaran memiliki kemampuan
untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan
dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka Media
animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak
20
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang
dijelaskan dapat tergambarkan. (Arsyad, 2007, hal. 171).
a. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Dengan
Menggunakan Media Animasi
Langkah –langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
animasi adalah sebagai berikut:
1) Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu :
a). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
b). Mempelajari buku petunjuk penggunaan media.
c). Menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan digunakan.
2) Pelaksanaan/penyajian
Saat melaksanakan pembelajaran menggunakan mediaanimasi, guru
perlu mempertimbangkan seperti :
a). Memastikan media dan semua peralatan telah lengkap dan siap
digunakan,
b). Menjelaskan tujuan yang akan dicapai,
c). Menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung,
d). Menghindari sebuah kejadian-kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi siswa.
3) Tindak lanjut
Tindak lanjut ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa
tentang materi yang telah disampaikan menggunakan media animasi, di samping
itu tindak lanjut ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan yangbisa dilakukan di antaranya diskusi, observasi,
eksperimen, latihan dan tes. (Emy, Siswanah, 2003:15).
21
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
b. Kelebihan dan Kekurangan Media Animasi
1). Kelebihan Media Animasi
kelebihan media animasi dalam pembelajaran diantaranya adalah
pengalaman lebih luas, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan
pembelajaran, interaksi yang lebih luas karena didalamnya terdapat animasi
sehingga komunikasi antara guru dan siswa lebih interaktif. Sedangkan menurut
Reiber menjelaskan bahwa animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian
peserta didik jika digunakan secara tepat. Berdasarkan penelitian, peserta didik
yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan rendah cenderung
memerlukan bantuan, salah satunya animasi, untuk menangkap konsep materi
yang disampaikan. (Wahyullah Alanmasir, 2016, vol2, hal. 9).
2). Kekurangan Media Animasi
Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk
mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media
pembelajaran, memerlukan software khusus untuk membukanya, guru sebagai
komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan memahami siswanya,
bukan memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup jelas
tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu
banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa. (Wahyullah
Alanmasir, 2016, vol2, hal. 9).
c. Manfaat Media Animasi Dalam Pembelajaran
Kita lihat manfaat media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah
memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa, dalam hal ini membantu
siswa belajar secara optimal. Tetapi di samping itu ada beberapa manfaat lainnya
yang lebih khusus. Tidak kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu : (Maritis Yamin, 2007, hal. 178)
1) Penyampaian Materi Pelajaran Yang di Seragamkan
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang suatu
hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat di reduksi dan di
sampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau
22
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
mendengar uraian tentang suatu ilmu melalui media yang sama akan nemerima
informasi yang persis seperti yang di terima teman-temannya.
2) Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat di dengar (audio) dan
dapat di lihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu
konsep, suatu proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap
menjadi lebih jelas dan lengkap. Media juga dapat menghadirkan “masa lampau
ke masa kini”, menyajikan gambar dengan warna-warna yang menarik.
Media dapat membangkitkan keingin tahuan siswa, merangsang merekan
untuk beraksi terhadap penjelasan guru, membuat mereka terbawa atau ikut sedih,
memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka
mengkongkretkan sesuatu yang abstrak, dan sebagainya. Dengan demikian media
dapat membantu guru menghidupkan suasana kelasnya dan menghindar suasana
yang monoton dan membosankan.
3) Proses Belajar Siswa Menjadi Lebih Interaktif
Media harus di rancang dengan benar, media dapat membantu guru dan
siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin
akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa saja. Namun dengan media
para guru dapat mengatur kelas mereka sehingga bukan hanya kelas dominasi
guru atau guru yang aktif, tetapi juga siswa yang lebih banyak berperan.
4) Jumlah Waktu Belajar Mengajar Dapat di Kurangi
Seringkali para guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk
menjelaskan suatu materi. Padahal waktu yang di habiskan tidak perlu sebanyak
itu jika mereka memanfaatkan media dengan baik.
5) Kualitas Belajar Siswa Yang di Tingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar-mengajar lebih
efesien, tetapi juga membantu siswa menyeraap materi pelajaran secara lebih
mendalam dan utuh. Dengan mendengar gurunya saja, siswa sudah memahami
permasalahnnya dengan baik. Tetapi, bila pemahaman itu di perkaya dengan
dengan kegiatan melihat, meyentuh, merasakan, atau mengalami melalui media,
pemahaman merekaan terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.
23
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
6) Proses Belajar Dapat Terjadi di Mana Saja dan Kapan Saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa
dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada
keberadaan seorang guru. Program computer yang saat ini banyak tersedia di
pasaran adalah contoh media pendidikan yang memunginkan siswa belajar belajar
secara mandiri.
7) Sikap Positif Siswa Terhadap Bahan Pelajaran Maupun Terhadap
Proses Belajar Itu Sendiri Dapat Di Tingkatkan
Dengan media, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini
dapar meningkatkan kecitaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan
dan proses pencarian ilmu itu sendiri.
8) Peran Guru Dapat Berubah Ke Arah Yang Lebih Positif dan
Produktif
Pertama, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan mereka bila
media digunakan dalam pembelajaran. Kedua, dengan mengurangi uraian
verbal (lisan), guru dapat memberi perhatian lebih banyak kepada aspek-aspek
lain dalam pembelajaran. Ketiga, peran guru tidak lagi menjadi sekedar
“pengajar”, tetapi juga konsultan, penasihat, atau menajer pembelajaran.
Pada saat ini media animasi dianggap sebagai media pembelajaran yang
cukup menarik dalam pembelajaran langsung di sekolah. Yang mempunyai
banyak kelebihan di bandingkan media pembelajaran lainnya, sehingga juga
mempunyai banyak kegunaan dalam pembelajaran, sebagaimana beberapa
manfaat media pembelajaran yang di temukan oleh Martinis Yamin. Dengan
demikian dapat di ketahui bahwa media pembelaajaan, termasuk kecanggihan
media animasi yang di harapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
24
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
4. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Tematik
Kata tema berasal dari kata yunani tithenai yang berarti “menempatkan”
atau “meletakkan” dan kemudia kata itu mengalami perkembangan sehingga kata
tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya, tema berarti “sesuatu yang
telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Pengertian secara luas
tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada
anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud
menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yan utuh, memperkaya
pembendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep
secara mudah dan jelas. (Abdul Majid, 2014, hal. 86).
Menurut Rusman (2011) pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar
mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu kali pertemuan.
Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1). Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat
yang digunakan untuk memahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang
berasal dari bidang studi lainnya.
2). Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
bidang studi yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
3). Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
anak secara simultan.
4). Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang dengan
harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.
25
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh,
tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, kimia, biologi dan
matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti
OPS, bahasa, agama, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat
banyak pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam proses
pembelajaran. (hal. 254-255).
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Triono (2012) Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah
dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
1). Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas
belajar.
2). Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (kongkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang
lebih abstrak.
3). Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4). Penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran
26
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5). Bersifat fleksibel
Pembeajaran tematik bersifat luwes (flesibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada.
6). Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyanangkan (hal.
86-88)
c. Kekuatan dan keterbatasan pembelajaran tematik
Menurut Triono (2012) Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan
dibandingkan pendekatan konvensional, yaitu sebagai berikut.
1). Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan anak.
2). Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
peserta didik.
3). Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga
hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4). Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir
dan sosial peserta didik.
5). Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis.
Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/ lingkungan
riil peserta didik.
6). Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan
kerja sama antar guru dengan nara sumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam siuasi nyata, dan dalam konteks yang lebih
bermakna.
27
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Selain itu, pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting,
yakni sebagai berikut:
1). Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebtuhan anak didik.
2). Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik.
3). Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna.
4). Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan
persoalan yang dihadapi.
5). Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama.
6). Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.
7). Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan
yang dihadapi dalam lingkungan anak didik.
Di samping kelebihan, pembelajaran terpadu memiliki keterbatasan
terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. (hal. 95-
97).
28
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
B. Studi Relevan
1. Skripsi yang ditulis Fajar Wahyunuhari Tahun 2013 Universitas Gunung
Kidul yang berjudul “Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di Sekolah Dasar Negeri Se-
Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung kidul”. Latar belakang penelitian ini
adalah sebagian besar guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan telah
banyak memanfaatkan jenis media seperti VCD, slide (bingkai film) dan
internet, penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam
penyampaian materi pembelajaran kepada siswa sehingga pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Pada hasil penelitian ini
menunjukan bahwa media animasi yang di gunakan sangat membantu guru
menjelaskan yang akan dipraktekan oleh siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dibuat adalah peneitian ini membahas pada membahas
media animasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di SD Negeri se-Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung kidul.
Sedangkan Persamaan dari skripsi yang penulis angkat yaitu sama-sama
membahas pemanfaatan media animasi dalam pembelajaran disekolah
dasar.
2. Skripsi yang ditulis oleh Widayanti, S.Pdi Pada tahun 2016 Universitas
Islam Neggeri Wali Songo semarang yang berjudul “Pemanfaatan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Teknologi dan Informasi
Berbasis Animasi Untuk Peningkatan Kualitas Bacaan Al-Qur’an (studi
kasus MIS Tunas Harapan Semarang)”. Latar belakang penelitian ini adalah
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Tunas Harapan
Semarang, dengan adanya media yang menarik dan efektif yang berbasis
teknologi seperti animasi sangat dibutuhkan untuk mengenalkan materi
supaya dikenal oleh guru dan siswa. Sehingga dengan adanya media
pembelajaran yang menarik dapat mempermudah guru dalam menjelaskan
materi – materi yang akan disampaikan, guru semestinya memanfaatkan dan
menggunakan alaat yang murah dan efesien. Dalam upaya mencapai tujuan
29
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
pembelajaran yang diharapkan guru berupaya mengoptimalkan pemanfaatan
media pembelajaran yang sudah lengkap meliputi ketersediaan leptop, LCD
Proyektor, speaker aktif serta kabel VGA. Pada hasil penelitiannya
menunjukan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran teknologi
dan informasi berbasis animasi siswa dapat membaca al-qur’an dengan baik
dan benar sesuai dengan media yang di berikan dengan guru kepada siswa.
Media yang diberikan oleh siswa yaitu media animasi berbentuk audio
visual peragaan mengaji serta cara membaca makraj huruf hijaiyah dengan
baik dan benar, media dibuat sangat menarik agar siswa bersemangat
mengikuti bacaannya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dibuat adalah penelitian ini membahas media pembelajaran
dengaan teknologi dan informasi berbasis animasi pada mata pelajaran
pendidikan agama islam. Sedangkan persamaan dari skripsi yang penulis
angkat yaitu sama-sama membahas pemanfaatan media animasi.
3. Skripsi yang di tulis oleh Siti Ummami pada tahun 2009 Universitas Negeri
Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Animasi
Terhadap Prestasi Pembelajaran Sholat Kelas 2 SDN Bantul Kota Tahun
Ajaran 2008/2009”. Latar belakang penelitian ini adalah salah satu
fenomena yang ada disekolah ini guru masih minim menggunakan media
pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran agar lebih
aktif dan efektif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
media yang digunakan selama ini belum bervariasi, guru masih
menggunakan metode ceramah dan siswa mencatat materi dari buku
sehingga siswa merasa bosan. Selama proses pembelajaran berlangsung
siswa merasa bosan dan materi sulit dipahami karena guru hanya
menggunakan metode ceramah saja, dari informasi yang diperoleh bahwa
minat belajar siswa kelas untuk mengikuti proses pembelajaran sangat
rendah dan tidak efektif kurangnya minat belajar siswa yang mengakibatkan
siswa tidak aktif apalagi di kelas 2 siswa masih ingin belajar sambil bermain
jadi agar guru dapat membangkitkan motivasi siswa guru harus mampu
membuat media pembelajaran yang menarik dan cocok untuk anak usia
30
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
sekolah dasar. Pada hasil penelitian ini, penelitian menggunkan metode
kuantitatif (quasi eksperimen) dimana penelitian ini menerapkan media
animasi dalam pembelajaran tata cara sholat. Kesimpulan dari skripsi
tersebut adalah terdapat perbedaan lebih unggul antara rata-rata prestasi
kelompok siswa eksperimen dengan kelompok siswa kontrol. Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dibuat adalah
penelitian ini membahas media pembelajaran animai terhadap prestasi
siswa. Sedangkan persamaan dari skripsi yang penulis angkat yaitu sama-
sama membahas pemanfaatan media animasi.
4. Skripsi yang di tulis oleh M. Ikhwanuddin Al Fatakh pada tahun 2010 di
SMAN 1 Parung, Bogor. Yang berjudul “Pengaruh Media Animasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Asam Basa Terintgrasi Nilai”.
Latar belakang penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian tentang
penerapan pendidikan nilai dalam pembelajaran IPA khususnya media
animasi pembelajaran kimia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa
dapat menyadari dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran kimia sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dalam diri siswa
dan siswa lebih tertarik lagi untuk mempelajari kimia disekolah. Pada hasil
penelitian ini, penelitian menggunakan metode kuantitatif dimana penelitian
ini terdapat pengaruh signifikan pada pembelajaran kimia menggunakan
animasi pada konsep asam-basa terintegrasi nilai terhadap hasil belajar
siswa kelas XI A di sekolah SMA Negeri 1 Parung. Adapun perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan di buat adalah penelitian ini
membahas media animasi terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan
persamaan dari skripsi yang penulis angkat yaitu sama-sama membahas
pemanfaatan media animasi.
5. Jurnal pesona dasar yang ditulis oleh Soewarno, dkk pada tahun 2016 vol. 2
No.4 Universitas Syiah Kuala yang berjudul “Kendala – kendala yang di
hadapi guru dalam memanfaatkan media berbasis animasi di SDN 10 Banda
Aceh”. Latar belakang dalam penelitian jurnal ini adalah masalah
pembelajaran yang di hadapi yaitu lambatnya pemahaman peserta didik
31
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
terhadap teori yang bersifat abstrak mengakibatkan rendahnya prestasi
belajar. Hal ini di karenakan guru kurang menguasai teknologi, sehingga
mereka hampir sama sekali tidak menggunakannya. Sebanyak 4 guru dapat
menggunakan media berbasis animasi , kurang bisa 4 orang dan 7 orang
tidak dapat menggunakannya sama sekali. Hal ini kendala dalam
memanfaatkan media berbasis animasi. Pada hasil penelitian jurnal ini
melalui pemberian angket pada kepada para guru di SDN 10 Banda Aceh, di
peroleh tiga aspek kendala yang dihadapi yaitu siswa, guru, dan fasilitas.
Dilihat dari segi siswa latar belakang kemampuan siswa yang berbeda juga
menjadi kendala dalam penggunaan media animasi karena tidak semua
siswa memiliki kemampuan yang sama. Kendala lain yang diperoleh pada
aspek guru adalah guru tidak mahir dalam menggunakan media animasi
dilihat dari persentase jawaban guru yaitu 40% menjawab selalu tidak mahir
dalam menggunakan media animasi dan sebanyak 53,33% guru menjawab
sering tidak memiliki latar belakang pendidikan mahir dalam penggunaan
infokus dan komputer. Kendala dari segi fasilitas juga terlihat pada SDN 10
Banda Aceh hal ini terlihat dari jawaban persentase guru yaitu keterbatasan
fasilitas yang dimiliki sekolah 60% padahal ketersedianya fasilitas disekolah
yang sangat mendukung dalam menggunakan medi berbasis animasi, tetapi
fasilitas yang tersedia belum memperhitungkan kretivitas siswa sehingga
penghambat kreativitas siswa. Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dibuat adalah penelitian ini membahas kedala yang
dihadapi guru dalam pemanfaatan media berbasis animasi. Sedangkan
persamaan dari skripsi yang penulis angkat yaitu sama-sama membahas
pemanfaatan media animasi.
32 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan
kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Abdul Manab, 2015,
hal. 2).
Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yaitu mendiskripsikan
suatu objek, fenomena, atau latar sosial sasaran penelitian dalam tulisan
naratif. Artinya data maupun fakta yang telah dihimpun oleh peneliti
kualitatif berbentuk kata atau gambar. Dalam menuangkan suatu tulisan,
laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan dari data atau fakta
yang telah diungkap di lokasi penelitian untuk selanjutnya peneliti
memberikan ilustrasi yang utuh dan untuk memberikan dukungan
terhadap apa yang disajikan (M djuanaidi ghony, 2012, hal. 44-45).
Menurut lofland dan Guba (1987:47) Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada
bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber
data tertulis, foto, dan statistic. (Dalam Lexy J moleong, 2017, hal. 157)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskripsi, metode deskripsi adalah penelitian yang berusaha untuk
memaparkan suatu gejala ataupun keadaan secara sistematis sehingga
33
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
objek penelitian menjadi jelas dalam penelitian ini digunakan juga
landasan teoritis yang bisa mendukung penelitian kualitatif. Sehingga
peneliti membuat instrument penelitian berupa wawancara, dokumentasi,
dan observasi untuk menganalisis dan menjelaskan peran guru dalam
pemanfaatan media animasi pada pembelajaran tematik di kelas VI.
(Sugiyono, 2016, hal. 15)
B. Seting dan subjek penelitian
1. Setting
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 63 Kota jambi. Alasan peneliti
memilih di sekolah tersebut dikarenakan terdapat proses pembelajaran
yang memanfaatkan media animasi terutama di kelas VI. Adapun media
animasi tersebut telah dapat dikontrubusikan.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau lapangan yang akan
dijadikan penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode
dialog sekaligus menjadikan data dalam penelitian. Subjek penelitian
ini yang dominan adalah guru pengajar dan siswa dikelas VI SDN 63
Kota Jambi. Dengan jumlah siswa/siswi 25 orang. Namun untuk
memperoleh data yang akurat maka di perlukan juga adanya
pendiskusian dengan subjek yang lain seperti kepala sekolah.
Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan cara
purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel
subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai sangkut paut dengan karakteristik tertentu misal meneliti
tentang pendidikan, maka peneliti harus mencari sampel para ahli dalam
pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2016, hal. 81)
34
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
C. Jenis dan sumber data
Menurut Lexy J meleong (2017:157), Data dalam penelitian
kualitatif berupa kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang- orang yang
diamati, atau diwawancarai dan terdokumentasi merupakan sumber data
utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam video,
audio tape, pengambilan foto dan film.
Karena itu, data penelitian berdasarkan fokus dan tujuan penelitian
dengan paparan lisan, tertulis, dan perbuatan yang menggambarkan
fenomena peran guru dalam pemanfaatan media animasi pada
pembelajaran temati di kelas VI SDN 63 Kota Jambi ini. Data penelitian
akan terwujud dalam bentuk teks tertulis atau dokumen, pernyataan lisan
(gagasan, ide, latar belakang, persepsi, pendapat) dan perbuatan.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari kata-kata yang digali
dari para informan, dan juga dokumen yang tertulis serta rekaman
perjalananya. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian menurut
Suharsimi Arikunto(2009:129) adalah subyjek di mana data diperoleh.
Data yang dikaji dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini
menitik beratkan pada manusia, yaitu orang-orang yang dapat
memberikan informasi tentang SDN 63 Kota Jambi tempat penelitian.
Adapun sumber data tersebut terdiri dari:
a). sumber data berupa orang (person), yaitu Kepala Sekolah, Guru Kelas
dan beberapa siswa di kelas VI SDN 63 Kota Jambi.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh pada subyek
penelitian, tetapi biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen,
35
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
misalkan data mengenai masalah yang dibahas oleh peneliti (makalah,
jurnal, literature buku).
1). Sejarah dan Geografis SDN 63 Kota Jambi
2). Sarana Dan prasarana yang menunjang dalam proses belajar
3). Keadaan sekolah, kepala sekolah, guru dan siswa/siswi SDN 63 Kota
Jambi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data
yaitu :
1. Observasi (Observation)
Dalam observasi ini ,penulis terlibat dengan kegiatan sehari hari
orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
peneliti. Menurut (Sugiyono, 2016) menyatakan bahwa “dalam
observasi parsifatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang
mendengarkan apa yang mereka ucapkan ,dan berpartisipasi aktif
dalam aktifitas mereka”. Penelitian partisifatif ini kemudian
dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (Passive participion)artinya
penelitian datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,tetapi tidak
ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (hal. 145)
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terdapat objek penelitian yaitu dengan meminta pandangan mengamati
kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses pemanfaatan
media animasi pada pembelajaran tematik di kelas VI SDN 63 Kota
Jambi.. pada siswa siswi kelas VI di SDN 63 Kota Jambi, metode
media yang dilakukan guru kelas dalam mengajar
36
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. Wawancara
Menurut (Lexy J. Moleong,2005:186) Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang meemberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur (semistructure interview) dimana
plaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan denagn wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan. (Sugiyono, 2016, hal. 233)
Dalam skripsi ini penulis menggunkan metode wawancara yang
dilakukan kepada subjek dengan menggunkan dokumentasi catatan
lapangan. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai
berikut:
a. Latar Belakang, lingkungan dan aktivitas pembelajaran pada siswa
siswi kelas VI di SDN 63 Kota Jambi.
b. Berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam
pemanfaatan media animasi yang di lakukan oleh guru kelas VI di
SDN 63 Kota Jambi.
3. Dokumentasi (Documentation )
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di SDN 63 Kota
Jambi yang ada hubungnya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi
adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil
dengan data data dari catatan dokumentasi, administrasi yang sesuai
dengan masalah yang di teliti dalam hal ini dokumentasi diperoleh
37
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
melalui dokumen atau arsip arsip dari lembaga yang teliti.
(Sugiono,2016,hal.137).
Adapun didalam proposal ini penulis mengumpulkan data
visi dan misi, tujuan, keadaan guru dan karyawan keadaan siswa
,keadaan sarana dan prasaran, prestasi akademik dan non akademik
struktur organisasi, foto atau gambar, penggunaan foto dalam
penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tidak dapat
ditentukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti
penelitian foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan oleh
penelitian di SDN 63 Kota Jambi.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Nasution (1998) dalam (Sugiyono, 2016) Analisis telah mulai
sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,
dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. menganalisis data
adalah suatu proses mengolah dan menginterprestasikan data dengan
tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya
hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian
.dalam hal analisis data penelitian menggunkan teknik (hal. 245).
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemustan perhatian
pada penyederhanaan dan transfortasi data kasar yang muncul dari catatan
– catatan tertulis di lapangan .Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data
dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema
membuat gugus – gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud
menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, adapun data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempengaruhi penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
38
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
dan mencarinya bila diperlukan .dalam penelitian ini data diperoleh
melalui catatan lapangan dan wawancara kemudian data tersebut
dirangkum dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas
kepada penulis
2. Data Displey (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya setelah dat direduksi adalah data display atau
menyajikan data .penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks
naratif, penyajian juga dapat berbentuk matrik. Diagram, tabel, dan bagan,
yang paling sering digunkan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat naratif, dalam penulisan kualitaif,
penyajian data bisa dilakukan dngan bentuk urain singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering
digunkan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam proposal ini
penelitian menggunkan teks yang bersifata naratif.
Penyajian data dilakukan dengan mengklompokkan data sesuai
dengan sub bab-nya masing –masing data yang telah didapatkan dari hasil
wawancara dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka .
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis dan kualitatif
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak
ditentukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
dan berikutnya
Kesimpulan dalam penulisan kualitataif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu subjek objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga
menjadi jelas di teliti.
39
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari
konsep validitas dan keandalan (reabilitas) menurut persi Passitivisme dan
disesuikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma sendiri .
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu, kriteria ini
terdiri atas derajat kepercayaan .keteralihan, kebergantungan dan
kepastian. Masing - masing kriteria tersebut mengutamakan teknik
pemeriksaan sendiri sendiri kriteria derajat kepercayaan. (Lexy J.
Moleong, 2005, hal. 324)
pemeriksaan datanya didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu
terdiri atas derajat kepercayaan, kebergantungan dan kepastian. Dalam
peneliti ini peneliti mengecek keabsahan data menggunakan teknik:
1. Triangulasi
Menurut (Sugiyono,2016,hal.273), Triangulasi adalah pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibiltas data yaitu
mengecek data dari berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu:
40
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan data dari
hasil wawancara guru, kepala sekolah dan siswa kelas .
b. Triangulasi Teknik dilakukan untuk menguji kredilitVas data yang
dilakukan dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini penelitian ini
berusaha membuktikan data hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi.
c. Triangulasi waktu
Waktu juga sering memengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-
ulang sehingga sampai ditemukan kepastian dataya.
G. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja
yang akan dilakukan, dan berapa lama akan dilakukan . Pada umumnya
penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relative lama, antara 6 bulan
sampai 24 bulan. Untuk itu peril direncanakan jadwal pelaksanaan
penelitian. jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
41
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
42
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
No
Kegiatan Bulan/tahun
Mei
2019 Juni 2019
Juli 2019
Agustus 2019
September 2019
Okober 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul x
2 Penulisan proposal x
3 Permohonan dosen pembimbing x
4 Bimbingan dan perbaikan proposal X X X x
5 Seminar proposal X
6 Perbaikan hasil sempro
7 Pengurusan izin riset
8 Pengumpulan data di lapangan
9 Analisis dan penyusunan laporan
10 Seminar hasil/ujian skripsi
11 Perbaikan hasil ujian skripsi
12 Pengesahan hasil ujian oleh timpenguji
13 Penyerahan laporan
43
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah
Latar belakang berdirinya Sekolah Dasar Negeri 63 Kota jambi
menurut hasil wawancara penulis terhadap pak Helmi, S.Ag sebagai
tenaga adminitrasi mengatakan kepada penulis.
“Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi tanggal terbentuknya belum di
ketahui secara pasti karena belum adanya piagam atau surat yang
menunjukan tanggal terbentuknya. Namum sekolah ini berdiri sejak
tahun 1978 yang di gibahkan oleh salah satu masyarakat yang tinggal
dekat sini, tahun 2013 pemerintah membuatkan sertifikat bahwasannya
tanah yang di dirikan sekolah ini udah menjadi milik SDN 63 Kota
Jambi” (wawancara, 18 November 2019)
Sekolah ini merupakan salah satu Sekolah Dasar yang ada di
Provinsi Jambi, Indonesia. Sama dengan SD pada umumnya di
Indonesia masa pendidikan di SDN 63 Kota Jambidi tempuh dalam
waktu 6tahun mulai dari kelas I sampai kelas VI. SDN 63 biasa di
sebut dengan SD bawah karena letaknya tepat di bawah penurunan
jalan.
Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan kurikulum tingkat
satuan pendidikan sebelumnya dengan KBK, tetapi dengan terbitnya
kurikulum 2013 sekolah ini menggunkana kurikulum 2013 yang
berbasis tematik.
44
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. Geografis
Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi termasuk wilayah Kecamatan
kota baru, tepat nya di Jalan Sunan Giri Kelurahan Simpang III Sipin
Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. SDN 63 Kota Jambi merupakan daerah
yang strategis, karena lokasi ini berada dipusat kota jambi dan tidak jauh
dari sarana pendidikan lainya. Sekolah ini letaknya juga berdekatan dengan
MTS dan MA Mahdaliyah Kota Jambi.
3. Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 63 Kota Jambi
a. Visi SDN 63 Kota Jambi
Sekolah dalam lingkungan belajar yang mampu mengembangkan
seluruh potensi peserta didik secara maksimal yang di jiwai oleh nilai –
nilai budaya dan karakter bangsa sehingga terwujudnya siswa yang
berkualitas, terampil, sejahtera lahir dan batin tang berdasarkan hukum,
agama dan budaya melalui pendidikan sehingga dapat :
“Misi terciptanya siswa yang terampil dan berkualitas sejahtera lahir dan
batin yang berdasarkan keimanan, taqwa, bersaing dan berprestasi”
b. Misi SDN 63 Kota Jambi
SDN 63 Kota jambi mempunyai misi sebagai berikut :
1).Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreaktif, efektif, dan
menyenangkan
2). Membantu setiap siswauntuk menggali potensi yang ada pada diri siswa
itu sendiri, sehingga dapat berkembang secara optimal.
3). Meningkatkan kedisiplinan secara intensif seluruh warga sekolah
4). Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif baik di
dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah
45
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
4. Struktur Organisasi Sekolah
Sekolah merupakan suatu organisasi yag mempunyai visi dan misi,
oleh karena itu dibutuhkan suatu struktur dimana setiap bagian pada
struktur itu mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja sehingga sekolah
teroganisasi dengan baik. Adapun struktur organisasi SDN 63 Kota Jambi
adalah sebagai berikut :
46
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH DASAR NEGERI 63
KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2019/2020
Sumber : Arsip Profil SDN 63 Kota Jambi
Penjaga
Kamulyan
Siswa – siswi
SDN 63 Kota
Jambi
Coordinator
Helmi, S.Ag
Komite madrasah
Buang Sudibyo
Kepala madrasah
Retno Mulatsih,M.Pd
Guru Kelas IV
RTS.Syahrumnah
, S.Pd
Guru kelas 1
Annisah
Guru kelas II
Hikmawati, S.Pd
Guru kelas V
Lili Suryani, S.Pd
Guru kelas VI
Yuni Herteti,S.Pd
Bendaharawan
Hikmawati, S.Pd
Tata Usaha
Pustakawan
Zumal Azwira S.IP
Guru kelas III
Sumiati, BA
47
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru merupakan orang yang bertanggung jawab atas terlaksananya proses
pembelajaran, kemudian guru adalah tenaga pendidik yang sangat penting dalam
proses pembelajaran, dimana guru merupakan tenaga edukatif yang bertugas
mengajar, mendidik, membimbing siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Guru meningkatkan kualitas sumber daya manusia , maka di butuhkan
tenaga yang handal dan professional dalam bidangnya masing-masing, yang penulis
ketahui bahwa seluruh personel di SDN 63 Kota Jambi pada tahun ajaran
2019/2020 dapat di lihat pada tabel berikut :
DAFTAR NAMA GURU
SD NEGERI 63 KOTA JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
NO NAMA NIP GOL PENDIDIKAN
TERKAHIR KET
1. Retno Mulatsih,
M.Pd
197106011992122001 IV.b S2 Kepala sekolah
2. Sumiaty, BA 196006241980012001 IV.a STKIP Guru kelas
3. Anisah 196403161983102001 IV.c SPG Guru kelas
4. Hikmawati,S.Pd. 196211131984032005 IV.a SI Guru kelas
5. RTS.Syarumnah,
S.Pd.
196201131983012003 IV.b SI Guru kelas
6. Yuni Herteti,S.Pd 197210301996032002 IV.a SI Guru kelas
7. Lili Suryani,S.Pd 198206292009032009 III.b SI Guru kelas
8. Fahrozi, S.Pd. - - SI Guru agama
48
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
9. Desi Nia A, S.Pd. - - SI Guru
penjaskes
10. Rama Deliana,
S.Pd
- - SI Guru mapel
11. Helmi,S.Ag - - SI Tenaga
Adminitrasi
12. Zumal Azwira ,
S.IP
- - SI Pustakawati
Tabel 4.1 : Daftar nama guru
Sumber : Arsip Profil SDN 63 Kota Jambi
DAFTAR NAMA GURU WALI KELAS
NO KELAS NAMA
1 I Anisah
2 I I Hikmawati,S.Pd.
3 III Sumiaty, BA
4 IV RTS.Syarumnah,S.Pd.
5 V Lili Suryani,S.Pd
6 VI Yuni Herteti,S.Pd
Tabel 4.2 : Daftar guru wali kelas Sumber : Arsip Profil SDN 63 Kota Jambi
b. Keadan Siswa
Siswa SDN 63 Kota Jambi adalah siswa yang diterima melalui proses
seleksi yang telah diterapkan melalui ketentuan sekolah. Jumlah siswa yang
ada berjumlah orang. Berikut ini keadaan siswa yang distribusinya untuk
setiap kelas.
49
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
No Kelas Jumlah
1. 1 16
2. II 23
3. III 22
4. IV 24
5. V 19
6. VI 25
Tabel 4.3 : Jumlah siswa perkelas Sumber : Arsip Profil SDN 63 Kota Jambi
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dapat di
gunakan untuk membantu tercapainya suatu tujuan. Sarana dan
prasarana mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai
suatu tujuan. Lengkap atau tidaknya sesuatu prasarana sangat
mempengaruhi kualitas dan keberhasilan pendidikan yang ingin di
capai.
Kalau di kaitkan dengan dunia pendidikan, maka sarana dan
prasarana yang di maksud adalah sesuatu yang dapat mempermudah
kelancaran proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan, namum kelengkapan sarana dan prasarana bukan satu-
satunya faktor penentu keberhasilan siwa dalam belajar, hal yang sama
juga sangat penting adalah faktor pendidik yang meliputi kualifikasi
pendidik, peraan pendidik dan tingkat pendidikan pendidik perlu di
perhatikan. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SDN 63 Kota
Jambi dapat di rinci sebagai berikut :
50
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
1. Keadaan Gedung dan Meubelair
No Sarana Jumlah Kondisi
1. Gedung 1 Baik
2. Lokal 6 Baik
3. Kantor 1 Baik
4. Perpustakaan 1 Baik
5. Ruang UKS 1 Baik
6. Ruang Bimbingan
Konseling
1 Baik
7. Wc Guru 2 Baik
8. Wc Siswa 3 Baik
Tabel 4.4 : Keadaan gedung Sumber : Arsip Profil SDN 63 Kota Jambi
No Sarana Kondisi
1. Meja Baik
2. Kursi Baik
3. Papan Tulis Baik
4. Komputer Baik
5. Listrik Baik
6. Air Baik
7. Lapangan Basket Kurang Ada
8. Infokus Baik
Tabel 4.5 : Sarana sekolah Sumber : Arsip Profil SDN 63 Kota Jambi
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
51
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
1. Peran Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi Pada Pelajaran
Tematik di Kelas VI SDN 63 Kota Jambi
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni
metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf
tercapai-tidaknya tujuan pengajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan media pengajaran
sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah
satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Oleh karena itu guru berperan
penting dalam menerapkan media pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan
belajar yang diinginkan.
Pencapaian tujuan belajar memerlukan media pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini dilakukan
oleh guru kelas VI dalam pembelajaran tematik di SDN 63 Kota Jambi.
Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat
diterima oleh siswa dengan optimal, tidak seluruh materi pelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa. Untuk menghindari semua itu, maka guru
kelas VI menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi
dalam pembelajaran tematik.
Bu Yuni Herteti selaku guru kelas VI mengajar pembelajaran tematik
menggunakan media pembelajaran animasi agar siswa bisa lebih semangat
dalam belajar. Berdasarkan wawancara dengan bu Teti, yang mengatakan
kepada penulis :
“Dalam pembelajaran sudah memanfaatkan media animasi dengan
memanfaatkan Proyektor sebagai alat bantu dalam penyampaian materi
pelajaran. Yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar serta
siswa bisa lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan, adapun
tampilannya ada animasi, gambar, dan berbagai macam warna, sehingga
siswa tidak jenuh dan semangat jika belajar”.(wawancara, 8 November
2019)
52
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif siswa sehingga dapat menimbulkan kegairahan belajar,
memungkinkan interkasi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan
dan kenyataan, dan memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya. Berdasarkan wawancara dengan Bu Yuni Herteti,
S.Pd yang mengatakan kepada penulis :
“Alasan memilih media animasi sebagai media dalam pembelajaran karena
lebih memiliki keunggulan tersendiri. Mampu mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan daya indera serta dapat menimbulkan kegairahan
belajar. Selain itu media juga dapat menimbulkan persepsi yang sama.”
(wawancara, 8 November 2019)
Pelaksanaan pemanfaatan media animasi oleh guru kelas VI SDN 63
Kota Jambi mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Siswa lebih antusias
dalam belajar dan hasil belajarnya pun mengalami peningkatan dari pada
sebelumnya yang menggunakan metode ceramah. Sesuai dengan hasil
wawancara dengan Bu Yuni Herteti, S.Pd yang menyatakan kepada penulis :
“Dengan media pembelajaran animasi yang diterapkan bisa lebih mudah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, begitu juga siswa sangat
antusias dalam belajar karena materi mudah dipahami oleh siswa dengan
adanya bantuan media animasi tersebut, dan media yang digunakan sudah
bisa dimanfaatkan dengan baik”.(wawancara, 08 November 2019)
Media pembelajaran tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya. Dalam proses belajar mengajar media memiliki fungsi
yang sangat penting, dimana dengan menggunakan media pembelajaran guru
diberi kemudahan dalam penyampaian materi dan siswa mudah dalam
memahami materi yang disampaikan serta meningkatkan motivasi belajarnya.
Siswa dalam mengikuti pembelajaran akan tertarik bila semua indera yang
dimiliki dapat dimanfaatkan dengan lebih baik, oleh karena pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru dan membangkitkan motivasi serta rangsangan kegiatan
belajar bahkan membawa pengaruh terhadap psikologis siswa.
53
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Sebelum guru melaksanakan pemanfaatan media di kelasnya, ia harus
mempersiapkan segala hal yang mendukung pelaksanaan media dalam
pembelajaran tersebut. Tanpa perencanaan yang baik, pelaksanaan
pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Hal ini sesuai hasil
wawancara yang di sampaikan oleh kepala sekolah Ibu Retno Mulatsih, M.Pd
kepada penulis :
“Kesiapan guru dalam mengajar juga harus direncanakan dengan matang,
Ada beberapa perencanaan yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar
berlangsung antara lain mempelajari silabus, membuat RPP, menyiapkan
materi yang akan disampaikan, dan juga memilih yang tepat antara metode
dengan media yang akan digunakan. Dalam penggunaan media tetap harus
menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dalam proses
pembelajaran.”(wawancara, 18 November 2019)
Berdasarkan realita di lapangan yang diperoleh peneliti dalam observasi
dapat disimpulkan bahwa sebelum proses pembelajaran berlangsung, kesiapan
guru dalam mengajar harus direncanakan terlebih dahulu. Adapun perencanaan
guru dalam proses pembelajaran yaitu mempelajari silabus, membuat RPP,
menentukan metode dan media yang akan digunakan ketika pembelajaran. Dari
situ tujuan pembelajaran akan diperoleh, kerena tujuan mampu memberikan
garis yang jelas dan pasti ke mana arah kegiatan pembelajaran akan di bawa.
Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam
mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk
pemilihan menggunakan media Pembelajaran.(Observasi, 22 November 2019)
54
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar guru dalam pemanfaatan media animasi.
Gambar 4.1 : Pemanfaatan Media Animasi
Terkait dengan perencanaan guru dalam pemanfaatan media animasi pada
pelajaran tematik, ada beberapa hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan
oleh guru kelas VI di SDN 63 Kota Jambi, yaitu :
a. Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan materi yang
akan disampaikan.
Adapun perencanaan guru dalam proses pembelajaran yaitu membuat
RPP, metode, media yang akan digunakan serta menyiapkan materi yang akan
disampaikan. Dari situ tujuan pembelajaran akan diperoleh, kerena tujuan
mampu memberikan garis yang jelas dan pasti ke mana arah kegiatan
pembelajaran akan di bawa. Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi
guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran,
termasuk pemilihan menggunakan media pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara dengan Ibu Yuni Herteti,S.Pd kepada penulis :
“Sebelum kegiatan pembelajaran sesama guru terlebih dahulu menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Serta harus menyiapkan materi
karena dibuku tematik pegangan siswa dan guru itu hanya sepersekian persen
yang berisi materi, kemudian dilanjutkan dengan membuat media animasi.
Dalam pembuatan animasi mengacu pada materi yang akan
disampaikan.”(wawancara, 08 November 2019)
55
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Pendapat tersebut juga didukung dari Bapak Helmi,S.Ag selaku tenaga
adminitrasi yang diwawancarai oleh penulis pada saat bersamaan bahwasanya:
“Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangatlah penting
sebelum memulai pembelajaran. RPP sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah. Apalagi dibantu
dengan media animasi menyampaikan materi lebih mudah lebih gampang lagi
serta mampu melatih keaktifan belajar siswa.”(wawancara, 08 November
2019)
Dari hasil observasi di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum
melakukan proses kegiatan pembelajaran seorang guru wajib terlebih dahulu
melakukan persiapan secara matang agar kegiatan belajar mengajar berjalan
dengan lancar, dengan adanya persiapan guru tujuan pembelajaran tersebut akan
tercapai secara maksimal. Apalagi dengan dukungan media pembelajaran yaitu
media animasi khususnya pada pembelajaran tematik, guru akan menjadi lebih
mudah untuk menyampaikan materinya.
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar bagaimana persiapan RPP guru dalam pemanfaatan media animasi.
Gambar 4.2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
56
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
b. Guru memilih media khususnya media animasi harus memperhatikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan
interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam
mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk pemilihan
menggunakan media pembelajaran. Hal ini sesuai hasil wawancara yang di
sampaikan oleh Retno Mulatsih, M.Pd kepada penulis :
“Ketika memilih media pembelajaran yang harus kita perhatikan adalah tujuan
apa yang akan dikuasai siswa. Setelah menerima pelajaran, atau dalam KBK
istilahnya kompetensi, kompetensi dasar maupun tujuan yang tercakup dalam
indikator -indikatornya.”(wawancara, 18 November 2019)
Selanjutnya sesuai hasil wawancara menurut Bu Yuni Herteti, S. Pd
kepada penulis :
“jika kegiatan belajar mengajar tanpa ada sasaran dan media pembelajaran
yang tepat, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah dan tujuan yang
pasti, suatu usaha atau kegiatan yang tidak mempunyai tujuan yang pasti maka
tidak akan tercapai hasil yang diharapkan. menggunaan media animasi mampu
melatih keaktifan belajar siswa.” (wawancara, 08 November 2019)
Dari hasil observasi di atas dapat di simpulkan bahwa dalam memilih suatu media
guru harus mengetahui tujuan pembelajaran baik tujuan khusus maupun tujuan
utama serta aspek-aspek yang perlu dikembangkan baik aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik sehingga pembelajaran dapat efektif dan tidak menyimpang
dari tujuan pengajaran tersebut.
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar tujuan pembelajaran yang ngin di capai oleh guru.
Gambar 4.3 : Tujuan Pembelajaran
57
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
c. Sebelum penggunaan media animasi guru dapat mengenal karakteristik siswa
ataupun perbedaan individual anak.
Perbedaan individual anak didik perlu di pertimbangkan dalam
penggunaan media animasi. Aspek – aspek perbedaan anak didik yang perlu di
pegang adalah aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Di harapkan guru dapat
mengenal situasi dan kondisi siswa, karena dalam kegiatan pembelajaran siswa
mempunyai latar yang berbeda – beda serta kondisi yang berubah – ubah, maka
dalam pemilihan media ini perlu di pertimbang, hal ini sesuai hasil waawancara
dengan Bu Yuni Herteti, S.pd dengan penulis :
“siswa harus menjadi perhatian utama dalam pembelajaran termasuk kesiapan
dalam mengikuti pelajaran yang meliputi ada tidaknya motivasi, keadaan
suasana kelas yang mendukung pembelajaran. Kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran tentu akan mempengaruhi kegiatan dan hasil
belajar”(wawancara, 08 November 2019)
Data yang di peroleh dari hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa
kesiapan siswa dalam mengikutin pembelajaran akan mempengaruhi kegiatan
pembelajaran. Maka dari itu sebelum menggunakan media animasi guru terlebih
dahulu memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa dalam menangkap materi
yang akan di sampaikan oleh guru, dengan cara itu tujuan pembelajaran akan
tercapai.
Data ini di perkuat berdasarkan hasil observasi penulis ketika mengikuti
pelajaran di kelas. Sebelum memulai pelajaraan Bu Teti menanyakan kepada
siswa tentang kesiapan mereka mengikuti pembelajaran, serta memberikan
apersepsi sebelum memulai pelajaran yang di lanjutkan dengan mengecek
kehadiran siswa. (Observasi, 31 Oktober 2019)
58
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar bagaimana apersepsi guru sebelum memulai pembelajaran.
Gambar 4.4 : Persiapan Sebelum Belajar
d. Guru perlu mengetahui karakteristik dari media animasi
Sebelum guru menggunakan media animasi, maka guru perlu mengetahui
karakteristik dari media animasi. Agar proses belajar mengajar bisa berjalan
secara efektif dan efesien. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Bu Yuni Herteti,
S.Pd dengan peneliti :
“ penggunaan media animasi dalam kegiatan belajar dapat mempermudah
siswa dalam memahami suatu materi pelajaran terutama dalam presentasi,
sedangkan ciri khas media animasi dalam pelajaran tematik seperti biasanya
guru memberikan pemahaman kepada siswa dengan menampilkan animasi –
animasi dalam program komputer dengan penjelasan – penjelasan sesuai
materi dengan tujuan supaya siswa mudah menerima materi yang di ajarkan”
(Wawancara, 08 November 2019).
Mengenai pelaksanaan dalam pemanfaatan media animasi ini, Peneliti secara
langsung melakukan observasi ketika pembelajaran tematik berlangsung. Adapun
Hasil dari observasi peneliti selama pembelajaran tematik tersebut, yaitu :
“Guru beserta siswa masuk kelas pada pukul 07.15 WIB. Pertama tama guru
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk menyampaikan materi
seperti LCD dan laptop. setelah itu guru membuka pelajaran dengan salam
dan memberikan apersepsi dengan tujuan siswa bisa lebih semangat dalam
mengikuti pelajaran. pada pada saat penyampaian materi guru manfaatkan
media animasi dengan tampilan animasi – animasi ataupun film pendek
yang berisi materi pelajaran serta tampilan yang menarik. dengan bantuan
59
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
media animasi ini guru tinggal menjelaskannya pada siswa. Media ini juga
dipersiapkan guru lebih matang karena guru sudah membuat rangkuman
dari materi pembelajaran, memudahkan guru menjelaskan, keuntungan lain
dari siswa yaitu siswa lebih faham dengan adanya poin-poin materi yang
jelas, perhatian siswa lebih terfokus pada pelajaran, dan terlihat menjadi
hidup karena siswa terlihat antusias, tidak ada yang ngantuk ketika
pembelajaran”(Observasi, 15 November 2019).
Berdasarkan hasil obeservasi dapat di simpulkan bahwa guru kelas VI SDN
63 Kota Jambi sudah memanfaatkan media animasi dalam pembelajaran tematik,
penggunaan media animasi dalam menyampaikan materi sangat perlu karena
disamping mempermudah dalam penyampaian materi, media ini juga
menimbulkan dampak yang positif terhadap daya minat belajar siswa. (Observasi,
22 November 2019)
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar guru dalam pemanfaatan media animasi di kelas.
Gambar 4.5 : Menyajikan Materi
Media animasi memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Media ini dapat memperlancarkan pemahaman dan memperkuat ingatan siswa.
Dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi
materi pelajaran dengan dunia nyata. Oleh sebab itu penggunaan media secara
kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Adapun dalam pelaksanaan dalam pemanfaatan media animasi ini yang harus di
perhatikan oleh guru tematik di SDN 63 Kota Jambi. Hal ini sesuai hasil
wawancara yang di sampaikan dengan Bu Retno Mulatsih, M.Pd dengan penulis :
60
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
“Guru mempunyai tugasnya mengajar serta mempunyai peranan dalam
pembelajaran diantaranya pengelolaan kelas, baik kondisi siswa maupun
ruangan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Bertujuan agar
terlaksana dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran.”(Wawancara, 18
November 2019)
Sesuai dengan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa disamping guru
yang berkewajiban mengajar juga mempunyai tugas untuk mengelola,
mengkondisikan siswanya agar daya minat belajarnya meningkat. Pengelolaan
ruangan belajar perlu diciptakan oleh guru dalam usaha untuk meningkatkan mutu
pengajarannya, penyediaan tempat belajar yang memungkinkan siswa betah dan
nyaman berada di ruangan yang digunakan pembelajaran. Usaha guru dalam
mengkondisikan siswa, besar kecilnya kapasitas siswa yang ada di ruang belajar
memberikan tantangan bagi guru untuk dapat menciptakan suasana belajar yang
bermutu. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Bu Yuni Herteti,S.Pd dengan
peneliti :
“Untuk kelas VI terdiri dari 25 siswa, sehingga pengelolaan siswa
disesuaikan dengan metode pembelajaran dan media yang digunakan”
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa guru harus mampu
mengkondisikan siswa agar tetap konsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu usaha
guru dalam mengelola siswa dengan cara menggunakan metode dan media
pembelajaran yang sesui dengan materi, misalnya dengan penggunaan media
animasi, dengan penganggunaan media ini dapat memudahkan guru untuk
menyampaikan materi, selain itu guru harus lebih kreatif dalam pembuatan dan
mencari animasi sehingga siswa tidak akan bosan dan lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terlihat pemanfaatan media
animasi dalam pembelajaran tematik berjalan dengan lancar dan siswa terlihat
antusias, hal ini di perkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan Bu Yuni Herteti,
S.Pd selaku guru tematik kelas VI kepada peneliti :
“Khususnya untuk pelajaran tematik sudah memanfaatkan media animasi
dalam menyampaikan materi pelajaran. Karena keberadaan media sangat
penting, disamping dapat membantu dalam menyampaikan materi ini juga
61
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
befungsi untuk memudahkan pemahaman siswa dan membangkitkan
motivasikarena tidak hanya cerita saja tetapi juga bisa mendengar, melihat
adakalanya yang dipraktekkan.”(wawancara, 08 November 2019)
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
animasi sudah dilaksanakan dengan baik khusus pelajaran tematik. Karena
keberadaan media memang mutlak harus digunakan dalam mengajar, hal ini
sangat penting karena hasil akan di tentukan pada proses yaitu media yang
digunakan guru dalam pembelajaran, seperti yang dilakukan Bu Yuni Herteti
selaku guru tematik kelas VI di SDN 63 Kota Jambi yang menggunakan animasi
untuk menyampaikan materi.
1.Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan materi yang akan
2. Guru Memilih media khususnya media animasi harus
memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai
3. sebelum penggunaan media animasi guru dapaat mengenal
karakteristik siswa ataupun perbedaan individual siswa
4. Guru perlu mengetahui karakteristik dari media animasi
A. Peran Guru Dalam Pemanfaatan Media
Animasi Pada Pembelajaran Tematik
Di Kelas VI SDN 63 Kota Jambi
62
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. Manfaat Media Animasi Terhadap Siswa Kelas VI di SDN 63 Kota Jambi
Dari pemanfaatan media animasi yang digunakan guru kelas VI dalam
pembelajaran tematik dapat memperoleh hasil respon siswa yang positif.
Sebagaimana peneliti bertanya kepada Bu Yuni Herteti, S.Pd selaku guru kelas VI
sebagai bukti keberhasilan penggunaan media animasi yaitu mengenai,
bagaimanakah manfaat dan respon siswa ketika ibu memanfaatkan media animasi
dalam pembelajaran tematik? Apakah siswa merasa senang? Berikut
wawancaranya :
“penggunaan media animasi tersebut bermanfaat terhadap siswa dalam
menerima materi, serta respon siswa sangat senang setelah media animasi
digunakan pada pembelajaran, yang jelas dalam proses pembelajaran berjalan
dengan lancar dan siswa bisa menerima materi yang disampaikan dengan
baik.”(Wawancara,08 November 2019)
Berdasarkan hasil wawancara dapat di disimpulkan bahwa dengan adanya
media animasi siswa merasa senang, bisa menerima materi dengan baik serta
mendapat respon yang baik. Selain wawancara peneliti juga memberikan angket
kepada siswa kelas VI yang berjumlah 25 siswa mengenai pemanfaatan media
animasi yang telah digunakan oleh guru dalam pembelajaran, hal ini untuk
mengetahui sejauh mana manfaat dari media animasi terhadap siswa dalam
pembelajaran tematik yang di uraikan dibawah ini:
a. Ketertarikan anak dengan adanya media animasi
Seluruh siswa sangat tertarik dengan adanya penyampaian materi pelajaran
dengan memanfaatkan atau menggunakan media animasi. Hal ini sesuai
hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas VI yang bernama Zahra
kepada penulis :
“kalau belajar pakai yang ada film – film nya kami senang
kak”(wawancara, 11 November 2019)
Berdasarkan observasi bahwa siswa sangat senang, apabila dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan media animasi, tidak ada anak
yang menyatakan biasa-biasa saja atau membosankan dalam menerima
63
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
materi pelajaran dengan memanfaatkan media animasi. (Observasi, 13
November 2019)
b. Kemudahan anak menerima materi pelajaran dengan adanya media
animasi.
Anak sangat mudah menerima materi pelajaran dengan adanya media
animasi karena materi di jelaskan secara detail oleh guru. Hal ini sesuai hasil
wawancara dengan Zahra :
“pelajaran yang di terangin sama bu guru jdi mudah di mengerti kak,
karena ada gambarnya jelas” (wawancara,13 November 2019)
c. Anak lebih aktif dalam menerima materi pelajaran dengan adanya
penggunaan media animasi.
Diketahui bahwa siswa didalam mengikuti pelajaran dengan adanya
penggunaan media animasi menjadi lebih aktif sebagaimana dapat dilihat
dari hasil wawancara dengan salah satu siswa yang bernama Putri :
“kami jadi lebih sering menjawab pertanyaan dari ibu guru kak karena
habis nampilin gambar atau film ibu selalu bertanya yang beraitan
dengan yang kami lihat tdi kak jadi kami lebih aktif”(wawancara,11
November 2019)
Berdasarkan hasil observasi Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
penggunaan media animasi dalam proses belajar mengajar anak lebih aktif
untuk belajar sehingga diharapkan nantinya materi yang disampaikan anak
akan dapat lebih aktif dalam menerima pelajaran.(Observasi,13 November
2019)
d. Motivasi anak untuk lebih memperhatikan materi pelajaran setelah
menggunakan media animasi.
Siswa dalam merespon materi dengan adanya penggunaan media animasi
sangat termotivasi sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu siswa
yang bernama putri :
“kami sangat senang dan menambahkan semangat dalam
memperhatikan materi kak, karena ibu menerangkan pelajarannya
dengan cara yang menarik”(wawancara,11 November 2019)
64
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
e. Mudah paham dalam menerima materi pelajaran dengan adanya
penggunaan media animasi.
Dengan adanya penggunaan media animasi dalam proses belajar tematik
menjadikan anak dengan sangat mudah paham dalam menerima materi
pelajaran sehingga diharapkan nantinya hasil prestasi belajar dapat
memuaskan.
f. Kejenuhan anak terhadap penggunaan media media animasi.
Dengan adanya media animasi dalam proses belajar mengajar tematik
menjadi daya tarik tersendiri bagi anak sehingga anak tidak merasa bosan
di dalam menerima materi yang diajarkan.
g. Kesungguhan anak memperhatikan materi yang disampaikan dengan
penggunaan media animasi.
Dengan adanya media animasi dalam proses belajar mengajar tematik
menjadi sangat menarik perhatian siswa di dalam memperhatikan materi
pelajaran yang sedang disampaikan.
h. Pengaruh pemanfaatan media animasi terhadap hasil belajar siswa.
Dengan adanya pemanfaatan media animasi dapat meningkatkan prestasi
belajar anak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media animasi
dalam proses belajar mengajar pada pelajaran tematik dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwasannya siswa sangat
senang apabila belajar menggunakan media animasi, materi yang mudah di
pahami dan menarik sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran serta terfokus pada materi.(observasi,13 November 2019)
65
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar keaktifan siswa dalam pemanfaatan media animasi di kelas
Gambar 4.6 : Keaktifan Siswa
Manfaat Media Animasi Terhadap Siswa Kelas VI
SDN 63 Kota
1. Anak mejadi tertarik
2.Kemudahan dalam menerima materi
3. Lebih Aktif
4.Meningkatkan motivasi
5.Mudah dalam menerima materi
8.Meningkatkan prestasi
belajar
6.Tidak jenuh dalam belajar
7.Memperhatikan materi
66
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
3. Kendala Guru Dalam Pemanfaatan Media animasi Pada Pelajaran
Tematik di SDN 63 Kota Jambi.
Pemanfaatan media pembelajaran animasi dalam kegiatan belajar
pada pelajaran tematik tentunya juga terdapat faktor-faktor penghambat
dalam pemanfaatannya diantaranya yaitu:
a. Sarana prasarana yang belum maksimal
Salah satu yang menjadi hambatan ketika akan melaksanakan
pembelajaran dengan media animasi adalah tidak adanya proyektor di
dalam kelas sehingga ketika mau melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan media animasi guru terlebih dahulu mempersiapkan
proyektor yang di ambil dari ruang guru, sehingga hal ini menjadikan
waktu terbuang karena harus terlebih dahulu memasang proyektor. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dengan Bu Yuni Herteti beliau
mengatakan:
“Di sini proyektornya tidak terpasang ditiap kelas nak, sehingga saya
setiap mau menggunakan media animasi harus terlebih dahulu
mengambil Proyektornya di ruang guru baru kemudian saya
memasangnya di kelas sehingga waktu pembelajaran terpotong karena
harus mempesiapkan Proyektornya dulu.”(wawancara, 08 November
2019)
Hal serupa juga di sampaikan oleh kepala sekolah Bu Retno Mulatsih,
M.Pd beliau mengatakan:
“setiap guru yang mau menggunakan proyektor maka guru terlebih
dahulu mengambilnya di ruang guru dek, karena sekolah ini belum
ada proyektor ditiap kelasnya, kami masih memiliki 2 buah
proyektor.”(wawancara,18 November 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di dapat disimpulkan bahwa salah satu
hambatan guru dalam pemanfaatan media animasi adalah tidak adanya
LCD proyektor yang sudah dipasang di dalam kelas melainkan guru
terlebih dahulu mengambil dari ruang.
Solusi untuk kendala ini yaitu apabila guru ingin memanfaatkan media
animasi dalam proses pembelajaran sebaiknya guru harus datang lebih
awal untuk mempersiapkan apa saja yang akan di perlukannya, agar ketika
memulai jam pembelajaran media sudah tertata dan siap untuk di gunakan.
67
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwasannya di setiap kelas
belum di pasang proyektor.(Observasi, 22 November 2019)
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti menyajikan
gambar ruangan kelas dan proyektor.
Gambar 4.7 Gambar 4.8
Gambar 4.7 : Proyektor di ruangan guru
Gambar 4.8 : Keadaan kelas tanpa proyektor
b. Kurangya keahlian guru dalam mengoperasikan teknologi komputer
Penyajian pelajaran dengan menggunakan animasi merupakan
suatu keahlian guru yang bersangkutan, namun terkadang guru juga masih
belum menguasainya. Hal ini sebagaimana yang telah dikatakan oleh Bu
Yuni Herteti,S.Pd :
“Saya sebenarnya belum begitu memahami program animasi secara
keseluruhan, sehingga terkadang merasa kesulitan dalam membuat
tampilan yang menarik. Namun kalau hanya menyelipkan gambar
atau animasi sudah lumayan bisa mas, dan saya terus berusaha
belajar terkadang juga minta bantuan kepada guru yang lain apabila
saya merasa kesulitan.”(wawancara, 08 November 2019)
Menurut keterangan dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa kurangnya keahlian guru dalam membuat animasi dengan tampilan
semenarik mungkin sehinga menjadi hambatan dalam pemanfaatan media
animasi pada pelajaran tematik di kelas VI SDN 63 Kota Jambi.
Setiap kendala tentunya ada solusinya untuk mengatasi kendala
tersebut setiap hari kamis setelah pembelajaran berakhir pukul 13:30 WIB
68
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
– 15:00 WIB guru melakukan pelatihan menganai ICT saling berbagai
ilmu dan saling megajarkan sesame rekan guru.
C. Pembahasan
Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan
selanjutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-
masing temuan penelittian akan dibahas mengacu pada teori dan pendapat para
ahli yang sesuai, agar benar-benar dapat menjadikan setiap temuan tersebut
kokoh dan layak untuk dibahas.
A. Peran Guru Kelas VI Dalam Pemanfaatan Media Animasi pada Pelajaran
Tematik
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi
ajar dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan
sebaliknya. guru berperan penting dalam menerapkan media pembelajaran di
kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Pencapaian tujuan belajar
Kendala Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi Pada Pembelajaran
Tematik di SDN 63 Kota Jambi
1. Sarana dan Prasarana yang belum
maksimal
2. Kurangnya keahlian guru dalam mengoprasikan
teknologi komputer
69
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
memerlukan media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses
belajar mengajar di kelas. (Abdorrahman Ginting, 2008, hal.140)
Media animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah
gerakan. Media animasi dapat menunjukkan urutan dari waktu ke waktu seperti
sebuah proses. Salah satu keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk
menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini
sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian. Sehingga
dapat diartikan media animasi merupakan media yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. (Siswanah Emy, 2003, hal. 8).
Di lihat dari kaidah pembelajaran, meningkatkan kadar hasil belajar yang
tinggi, sangat ditunjang oleh penggunaan media pembelajaran. Melalui media
potensi indera peserta didik dapat diakomodasi sehingga kadar hasil belajar akan
meningkat. Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil
belajar adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur media
seperti teks, gambar, animasi, video.
Pelaksanaan pemanfaatan media animasi oleh guru kelas VI SDN 63 Kota
Jambi mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Siswa lebih antusias dalam
belajar dan hasil belajarnya pun mengalami peningkatan. Siswa dalam mengikuti
pembelajaran akan tertarik bila semua indera yang dimiliki dapat dimanfaatkan
dengan lebih baik, oleh karena pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dan
membangkitkan motivasi serta rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa
pengaruh terhadap psikologis siswa.
Temuan peneliti diperkuat adanya teori yang terdahulu mengenai tujuan
diterapkannya atau manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar, adalah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi,
sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar.
70
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak,
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru dan masyarakat serta lingkungannya, seperti
melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke musium atau kebun
binatang.(Ahmad Susanto, 2014, hal. 311)
Banyak sekali macam-macam dari media pembelajaran, yang mana pada
masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Melihat
beraneka ragamnya media pembelajaran, maka perlu adanya perencanaan media
pembelajaran dengan cara memilih media yang tepat dan cermat agar dapat
digunakan secara tepat guna.
Setelah dilakukannya penelitian, peneliti menemukan temuan tentang
bagaimana peran guru dalam perencanaan serta pelaksanaan pemanfaatan media
animasi dalam pembelajaran tematik kelas VI di SDN 63 Kota Jambi. Maka ada
beberapa temuan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Guru Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dan Menyiapkan
Materi Yang Akan di Sampaikan
Persiapan guru sebelum melakukan pembelajaran itu sangat penting agar
kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar serta untuk menghindari
kerancuan ketika proses pembelajaran berlangsung. Maka guru perlu menyusun
RPP agar tujuan pembelajaran tersebut akan tercapai secara maksimal.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan
yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan
71
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan Silabus. Ada guru yang
beranggapan, mengajar bagi seorang guru adalah tugas rutin atau pekerjaan
keseharian, dengan demikian guru yang berpengalaman tidak perlu membuat
perencanaan, sebab ia telah tahu apa yang akan dikerjakan di dalam kelas.
Pendapat it u mungkin ada benarnya seandainya mengajar hanya dianggap sebagai
proses menyampaikan materi pelajaran. Tetapi, arti dari mengajar tidak sesempit
itu.
Mengajar adalah proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar yang
kemudian diistilahkan dengan pembelajaran. Dengan demikian, maka setiap
proses pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung pada tujuan, materi
pelajaran serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar Oleh sebab itu, guru
perlu merencanakan pembelajaran dengan matang, sebagai bagian dari tugas
profesionalnya. (Wina Sanjaya, 2011, hal. 59)
Jadi dalam pembelajaran guru tidak serta merta hanya menyampaikan
materi pelajaran, tetapi juga memerlukan suatu perencanaan yaitu penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Mengingat RPP sangat penting dalam
proses pembelajaran guruperlu untuk menyusunnya, karena RPP merupakan
pedoman pelaksaanaan pembelajaran.
Berdasarkan temuan yang peneliti lakukan sebelum kegiatan pembelajaran
tematik guru kelas VI terlebih dahulu menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Kemudian menyiapkan materi yang akan disampaikan serta
membuat atau mencari media animasi untuk ditampilkan ketika pembelajaran
dimulai.
Sebagaimana yang didapatkan penulis ketika penelitian di SDN 63 Kota
Jambi, peneliti menyimpulkan dari temuannya bahwa guru harus mampu
mengkondisikan siswa agar tetap konsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu usaha
guru dalam mengelola siswa dengan cara menggunakan metode dan media
pembelajaran yang sesui dengan materi, misalnya dengan penggunaan media
animasi , dengan penggunaan media ini dapat memudahkan guru untuk
72
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
menyampaikan materi, selain itu guru harus lebih kreatif dalam pembuatan atau
mencari animasi, sehingga siswa tidak akan bosan dan lebih tertarik dalam
mengikuti pelajaran.
2. Guru Memilih Media Khususnya Media Animasi Harus Memperhatikan
Tujuan Pembelajaran Yang Ingin Dicapai.
Dalam pemilihan media animasi sebagai media dalam pembelajaran
tematik guru juga harus mengetahui tujuan pembelajaran baik tujuan khusus
maupun tujuan utama serta aspek-aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik
sehingga pembelajaran dapat efekif dan tidak menyimpang dari tujuan
pengajaran tersebut.
Menurut Asnawir dan Basyirudin Usman penulis buku yang berjudul
Media Pembelajaran menjelaskan, Media yang dipilih hendaknya selaras dan
menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan
pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan
dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional,
spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior). (Asnawir,
dkk, 2012, hal. 15)
Seperti temuan peneliti terhadap guru kelas VI mengatakan bahwasannya
dalam memilih media pembelajaran ada beberapa pertimbangan yang mana ini
sangat perlu untuk diperhatikan guna untuk kecermatan dan ketepatan dalam
memilih media pembelajaran diantaranya:
a. Media yang dipilih sesui dengan materi yang diajarkan
b. Ketersedian media di sekolah
c. Media yang dipilih seharusnya bisa menjelaskan apa yang akan disampaikan ke
siswa
d. Guru juga harus bisa menggunakan media tersebut
73
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
e. Biaya yang digunakan dalam memanfaatkan media harus seimbang dengan
hasil yang akan dicapai.
Disamping media sebagai alat bantu juga sebagai alat untuk
mempermudah menyampaikan materi agar mencapai pembelajaran yang efektif di
sekolah. Dalam pembuatan atau pencariaanya animasi mengacu pada materi yang
akan disampaikan. Tidak semua penjelesan dimasukan ke animasi, akan tetapi
hanya poin-poinnya saja yang di masukkan ke dalam media tersebut. Dalam
penggunaannya perlu memperhatikan yang namanya kecermatan, ketepatan dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3. Sebelum Menggunakan Media Animasi Guru Dapat Mengenal
Karakteristik Siswa Ataupun Perbedaan Individual Anak
Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur, apakah
siswa akan mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak, sampai mana minat
siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Dalam pemilihan media
pembelajaran perlu adanya pertimbangan yang matang. Menurut Harjanto dalam
bukunya Perencanaan Pembelajaran bahwa salah satunya yaitu
mempertimbangkan siswa, diantaranya:
d. Student characteristics (watak siswa)
Guru harus memahami tingkat kematangan dan latar belakang
peserta didik. Dengan demikian guru dapat menentukan pilihan-pilihan
media yang sesuai dengan karakter siswa, meliputi masalah tingkah laku
kematangan secara komprehensif (kesatuan menyeluruh).
e. Student relevance (sesuai dengan siswa)
Bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai
tujuan belajar, pengaruhnya akan meningkatkan siswa, pengembangan
pola pikir, analisis pelajaran, hingga dapat menceritakan kembali
(pelajaran yang diajarkan) dengan baik.
f. Stundent involvement (keterlibatan siswa)
74
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Bahan yang disajikan, akan memberikan kemampuan siswa dan
keterlibatan siswa secara pisik dan mental (peran aktif siswa) untuk
meningkatkan potensi belajar.(Hardjanto, 2011, hal. 241-242)
Dalam pembelajaran tematik juga tidak serta-merta selalu menggunakan
media animasi dalam setiap pembelajaran tematik, akan tetapi guru perlu
mempertimbangkan media yang akan digunakan diantaranya guru dapat
memahami karakteristik siswa. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran tentu
akan mempengruhi kegiatan dan hasil dicapai pembelajaran, oleh karena itu siswa
harus menjadi perhatian utama dalam pembelajaran termasuk kesiapannya dalam
mengikuti pelajaran yang meliputi ada tidaknya motivasi, keadaan dan suasana
kelas yang mendukung pembelajaran, kemampuan anak-anak untuk melaksanakan
kegiatan tersebut sehingga sebelum menggunakan media animasi selalu
memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa.
4. Guru Perlu Mengetahui Karakteristik Dari Media Animasi.
Setelah pemilihan media yang digunakan untuk pembelajaran, khususnya
pembelajaran tematik guru perlu mengetahui karakteristik dari media tersebut.
Agar proses belajar mengajar bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Kemp yang dikutip oleh Arief S. Sadiman dkk dalam bukunya
Media Pendidikan bahwa, ”Karakteristik media merupakan dasar pemilihan media
yang sesuai dengan situasi belajar terentu. Jadi klasifikasi media, karakteristik
media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
penentuan strategi pembelajaran.”(Arif Sadiman, 2010, hal. 28)
Dalam pemilihannya guru tematik kelas VI SDN 63 Kota Jambi memilih
media animasi sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Penggunaan animasi
dalam kegiatan belajar dapat mempermudah siswa dalam memahami suatu materi
pelajaran. adapun ciri khas media animasi dalam pelajaran tematik, yaitu dengan
menampilkan slide-slide gambar, film dalam program komputer dan penjelasan-
penjelasan dengan tujuan supaya siswa mudah menerima materi yang diajarkan.
75
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Dapat dipahami dari pernyatan diatas bahwa karakteristik dari media
animasi yaitu penyajian materi pelajaran terutama dengan menggunakan program
dalam komputer yang dirancang berupa tampilan-tampilan slide gambar film yang
merupakan proses kejadian, sehingga mempermudah guru dan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar serta tampilannya pun dapat dibuat semenarik mungkin.
Terkait dengan pelaksanaan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran
power point pada pelajaran tematik, ada beberapa hal yang diperhatikan dan
dipertimbangkan oleh guru kelas VI di SDN 63 Kota Jambi, yaitu:
a. Guru kelas VI dalam pemanfaatan Media animasi sebagai sarana penunjang
pembelajaran tematik
Ada berbagai cara yang dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan
belajar siswa, diantaranya adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan. Untuk mengikuti zaman dan juga tuntutan tujuan pembelajaran, guru
dituntut kreatif dalam meningkatkan sarana proses salah satunya adalah
penggunaan media animasi.
Mengingat media animasi adalah suatu media komputer dengan perangkat
lunak yang digunakan oleh guru untuk presentasi atau menyampaikan materi
pelajaran, guna untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa melalui indera pendengaran, pengamatan, atau penglihatan dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Guru kelas VI pada pelajaran tematik di SDN 63 Kota Jambi dapat
diketahui sudah memanfaatkan media animasi dalam menyampaikan materi
pelajarannya. Karena keberadaan media ini sangat penting, disamping dapat
membantu dalam menyampaikan materi ini juga befungsi untuk memudahkan
pemahaman siswa dan membangkitkan motivasi karena tidak hanya cerita saja
tetapi juga bisa mendengar, melihat adakalnya yang dipraktekkan.
Temuan peneliti diperkuat adanya teori yang terdahulu bahwa dalam
penggunaan media pembelajaran dapat berfungsi dan dapat dimanfaatkan.
76
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi
dan berperan sebagai berikut :
1). Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu Peristiwa - peristiwa
penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam
melalui video kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan digunakan dimana kala
diperlukan.
2). Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu Melalui media
pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
menjadi konkrit sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme,
misalnya untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang system peredaran darah
pada manusia, itu dapat ditampilkan melalui komputer.
3). Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Penggunaan media dapat
menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siwa terhadap materi
pelajaran dapat lebih meningkat.(hal. 208)
Dari pernyata di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media
pembelajaran, mampu menampilkan materi pelajaran yang disajikan dan mampu
mengatasi batas ruang kelas, menjadikan media mempunyai fungsi yang lebih
baik dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya dalam pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk bisa mendorong dan merangsang siswa
agar memiliki kemauan belajar salah satunya dengan penggunaan media animasi.
b. Dalam penggunaan media animasi guru mempunyai peranan dalam
pembelajaran diantaranya pengelolaan kelas, baik kondisi siswa maupun
ruangan yang akan digunakan.
Dalam proses pembelajaran berlangsung guru harus pandai-pandai
mengkondisikan siswanya, apakah mereka sudah siap dalam menerima materi
atau belum. Sehingga disaat guru menjelaskan materi menggunakan media
animasi, siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Menurut
Hardjanto dalam bukunya yang berjudul Perencanaan pengajaran mengatakan
77
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
bahwa kondisi pengajaran yang baik sudah tentu mempengaruhi hasil belajar
karena itu dapat disingkat bahwa:
1). Belajar akan berhasil bila tujuan sudah jelas dan kegiatan belajarnya sudah
diatur sedemikian rupa sehhingga mudah mencapai tujuan pembelajaran.
2). Materi yang dipelajari juga teratur (sistematis) mulai dari hal-hal yang mudah
dipelajari hingga hal-hal yang komplek misalnya siswa mula – mula
membenarkan informasi/fakta-fakta, kemudian siswa di ajak berpikir ketingkat
pemikiran yang intelektual yang lebih tinggi untuk memecahkan masalah dan di
lanjutkan dengan kemungkinan – kemungkinan meramalkan dan membuat
hipotensis. (Hardjanto, 2011, hal. 256)
sebagaimana yang di dapat oleh penulis ketika penelitian di SDN 63 Kota
Jambi, peneliti menyimpulkan dari temuan temuanya bahwa guru harus mampu
mengkondisikan siswa agar tetap konsetrasi dalam belajar. Oleh karena itu usaha
guru dalam mengelola siswa dengan cara menggunakan metode dan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi. Misalnya, dengan penggunaan media
animasi media ini dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi, selain itu
guru harus lebih kreatif dalam pembuatan media animasi , sehingga siswa tidak
akan bosan dan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
B. Manfaat Media Animasi Terhadap Siswa Kelas VI di SDN 63 Kota Jambi
Dari pemanfaatan media animasi yang digunakan guru kelas VI dalam
pembelajaran tematik dapat memperoleh hasil respon siswa yang positif. Adapun
manfaat dengan adanya media animasi dalam pembelajaran tematik, antara lain:
1. Siswa merasa senang
Setiap media pembelajaran tentunya mempunyai karakteristik serta
daya tarik tersendiri terhadap penggunanya, seperti halnya siswa kelas
VI SDN 63 Kota Jambi yang merasa senang dengan adanya
pemanfaatan media pembelajaran pada pelajaran tematik. Dengan
adanya media animasi siswa merasa lebih semangat tidak mudah
ngantuk karena tampilan yang selalu menarik.
78
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. Menerima materi dengan baik
penggunaan media dalam pembelajaran bertujuan untuk
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa serta mempermudah
dalam menyampaikan materi. Dengan adanya media animasi dalam
pelaksannan pembelajaran tematik kelas VI di SDN 63 Kota Jambi
siswa merasa bisa menerima materi dengan baik hal ini dikarenakan
tampilan dalam media power point menampilkan gambaran yang nyata
seperti halnya dalam materi “rantai makanan”. Pada materi ini secara
langsung guru menampilkan gambar mengenai rantai makanan
sehingga siswa bisa mengetahui secara langsung komponen-komponen
dalamrantai makanan tersebut.
3. pembelajaran menjadi lebih menarik.
Penyajian yang menarik menjadi daya tarik terhadap siswa
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, yang mana guru kelas
VI membuat atau mencari animasodengan tampilan permainan warna,
huruf dan animasi, baik animasi teks mapun animasi gambar atau foto,
sehingga lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh
informasi tentangbahan ajar yang tersaji, pesan informasi secara visual
mudah dipahami peserta didik.
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan
dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu
konsep, suatu proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap
menjadi lebih jelas dan lengkap. Media juga dapat menghadirkan “masa lampau”
ke masa kini, menyajikan gambar dengan warna-warna yang menarik.
Media dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka
untuk beraksi terhadap penjelasan guru, membuat mereka terbawa atau ikut sedih,
memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka
mengkongkretkan sesuatu yang abstrak, dan sebagainya. Dengan demikian media
dapat membantu guru menghidupkan suasana kelasnya dan menghindar suasana
monoton dan membosankan.
79
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Selain itu penggunaan media tidak hanya membuat proses belajarmengajar
lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih
mendalam dan utuh. Dengan mendengar gurunya saja, siswa sudah memahami
permasalahannya dengan baik. Tetapi, bila pemahaman itu diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami melalui media,
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.
Menurut Etin Solihatin dalam bukunya yang berjudul strategi pembelajaran PPKN
mejelaskan bahwa :
“Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar. Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari
sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari
berbagai sumber tersebut, akan menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa
berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan”.(Etin Solihat, 2012,
hal. 188)
Sedangkan Menurut Martinis Yamin dalam bukunya desain pembelajaran berbasis
tingkat satuan pendidikan juga menyebutkan:
“Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. Dengan media, proses belajar-mengajar
menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa
terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri”(Marinis Yamin,
2010, hal. 180)
Media dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka
untuk beraksi terhadap penjelasan guru, membuat mereka terbawa atau ikut sedih,
memungkinkan mereka meyentuh objek kajian pembelajaran, membantu mereka
mengkongkretkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya.
C. Kendala Guru Dalam Pemanfaatan Media Animasi Pada Pelajaran
Tematik di SDN 63 Kota Jambi
80
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Hambatan-hambatan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran antara
lain kurang maksimalnya sarana prasarana di sekolah seperti tidaknya adanya
Proyektor di dalam kelas sehingga guru harus terlebih dahulu mengambil
Proyektor di ruang guru. Jadi, sebelum pembelajaran guru terlebih dahulu
memasang Proyektor nya sehingga hal tersebuh membutuhkan waktu beberapa
menit.Menurut Etin Solihatin dalam bukunya menjelaskan beberapa kriteria yang
harus dipertimbangkan dalam pemiliha media pembelajaran salah satunya adalah :
Ketersediaan media, kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi
pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah
atau di pasaran? Kalau kita membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu,
tenaga dan sarana untuk membuatnya? Pertanyaan berikutnya tersediakah sara
yang diperlukan untuk menyajikan di kelas? Hal tersebut harus menjadi
pertimbangan oleh semua guru yang mau mengunakan media pembelajaran dalam
proses belajar-mengajar.(Etin Solihat, 2012, hal. 198)
Hambatan guru dalam memanfaatkan media animasi pada pembelajaran tematik
ialah kurangnya keahlian guru dalam mengoperasikan komputer, sehingga sedikit
merasa kesusahan ketika akan membuat atau mencari animasi itu sendiri.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku nya wina sanjaya yang berjudul media
komunikasi pembelajaran yaitu: “Media yang digunakan harus sesuai dengan
kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks
terutama media-media mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media
elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengopersaikannya.”
(Wina Sanjaya, 2012, hal. 76-77)
81 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa permasalahan yang penulis kemukakan pada bab akhir ini
dapat di ambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Sebelum pelaksanaan pemanfaatan media animasi guru kelas VI terlebih
dahulu membuat perencanaan antara lain membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dan menyiapkan materi yang akan disampaikan,
memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,mengenal
karakteristik siswa ataupun perbedaan individual anak, dan guru perlu
mengetahui karakteristik dari media animasi. Sedangkan dalam
pelaksanaannya guru kelas VI memanfaatkan media animasi sebagai
sarana penunjang pembelajaran tematik, dan dalam penggunaan media
animasi guru mempunyai peranan dalam pembelajaran diantaranya
pengelolaan kelas, baik kondisi siswa maupun ruangan yang akan
digunakan.
2. Dari pemanfaatan media animasi yang digunakan guru kelas VI dalam
pembelajaran tematik dapat memperoleh hasil respon siswa yang positif.
Hasil dari wawancara dan observasi yang peneliti berikan dengan adanya
media animasi siswa merasa senang, bisa menerima materi dengan baik,
serta pembelajaran menjadi lebih menarik.
3. Kendala guru dalam pemanfaatan media pembelajaran animasi ialah
sarana prasarana yang belum mendukung seperti tidak adanya Proyektor
di dalam kelas sehingga harus mengambil terlebih dahulu di ruang guru.
Dan kurangnya keahlian guru dalam mengoperasikan ICT menjadikan
hambatan tersendiri sehingga guru kadang merasa kesulitan dalam
membuat atau mencari animasi dengan tampilan yang menarik
82
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis sampaikan maka penulis ingin
menyampaikan saran, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Faktor sarana prasarana dan fasilitas sekolah merupakan bagian yang
menjadi pertimbangan guru dalam memilih dan menetapkan penggunaan
suatu media. Untuk itu kepala sekolah sebagai pimpinan hendaknya
mengupayakan semaksimal mungkin untuk melengkapi sarana sumber
belajar. Memberikan saran kepada guru dalam memilih maupun
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. Bagi Guru
Kepada guru agar mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi
keterampilan dalam pemanfaatan media khususnya media animasi. Serta
menjaga dan merawat media yang sudah tersedia karena sangat berperan
penting demi tercapainya proses belajar yang optimal.
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih aktif belajar dan diharapkan untuk terus memiliki
motivasi yang tinggi dalam mengikuti semua pembelajaran lebih khusus
pada pelajaran tematik.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT, bahwa penulis telah menyelesaikan penelitian kualitatif ini, namun
dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya terdapat kekurangan-kekurangan,
baik dalam sistematika penulisan
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk itu kritik dan saran sangat di harapkan penulis demi memperbaiki
penulisan penelitian kualitatif ini. Kemudian penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan
kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi para guru di SDN 63 Kota Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indonesia. (2001). Al-Qur’an dan Terjemehannya
Surabaya : CV.Assalam
Arif S, Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rieneka Cipta.
. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bumi
Aksara.
Asnawir, dan Basyiruddin Usman. (2002). Media pembelajaran. Jakarta : Ciputat
pers
Arsyad Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Asmani, Jamal Ma’ruf. (2011). Tips Sukses PLPG Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru Jogjakarta: DIVA Press.
Gintings, Abdorrahman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran
Bandung: Humaniora.
Ghony, M Djunaidi. (2012). Metode Penelitian Kualtatif. Yogyakarta : Ar-ruzz
Media
Hamalik, Oemar. ( 2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hardjanto. (2005). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahastya
Manab, Abdul. (2015). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta
: Kalimedia
Meleong, Lexy J. (2017). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Majid, Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Murdin, Muhammad. (2008). Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Muttaqin, A. Azid. (2014). Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press.
83
Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk mendesain pembelajaran sukses.
Jakarta: Dian Rakyat.
Roqib, Moh dan Nurfuadi. (2011). Kepribadian Guru. Yogyakarta: STAIN
Purwokerto Press.
Rusman, Kurniawan.dkk. (2012). pembelajaran berbasis teknologi dan
komunikasi mengembangkan profesionalitas guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sanjaya, Wina. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Siswanah Emi. penggunaaan media animasi dalam pembelajaran triogenemetri
untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa tadris matematika UIN
walisongo semarang. Jurnal phenemeon vol 3/no 2 (oktober,2003)
Solihatin, Etin. (2012). Strategi Pembelajaran Ppkn. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono. (2016). metodelogi pendidikan. Bandung : alfabeta.
Susanto, Ahmad. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Tim Penulis. (2018). Panduan Penulisan Skripsi. Jambi : Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi
Trianto. (2012) . Pembelajaran Tematik. Jakarta : Press
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Citra Umbara.
Wahyullah Alannasir, (2016), jurnal of est , volume : 11, no 2 agustus 2016, E-
issn : 2477-3840, E-issn : 2477-3840.
Yamin, Martinis. (2007). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
i
LAMPIRAN 1 :
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
SEKOLAH DASAR NEGERI 63 KOTA JAMBI
Nama kepala sekolah : Retno Mulatsih, M.Pd
Hari / tanggal : Senin, 18-11-2019
Waktu : 09 : 30 – 11 : 00 WIB
Tempat : Ruangan Kepala Sekolah SDN 63 Kota Jambi
a). Sebelum memanfaatkan media dalam pembelajaran apa yang perlu di
perhatikan oleh seorang guru?
b). Ketika guru memilih media animasi apa yang harus diperhatikan?
c). Bagaimana seharusnya peran guru ketika menggunakan media animasi pada
pembelajaran tematik?
d). Apakah setiap kelas sudah terpasang LCD Proyektor?
ii
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI 63 KOTA JAMBI
Nama wali kelas VI : Yuni Herteti, S.Pd
Hari / tanggal : Senin, 08-11-2019
Waktu : 08.00 – 10 : 15 WIB
Tempat : Ruangan kelas VI
a). Mengapa ibu memilih animasi sebagai media pembelajaran pada pelajaran
tematik?
b). Apakah media animasi tersebut sudah bisa dimanfaatkan dengan baik?
c). Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum pelaksanaan
pembelajaran dengan media animasi?
d). Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan memanfaatkan media
animasi di dalam pembelajaran tematik?
e). bagaimanakah manfaat dan respon siswa ketika ibu memanfaatkan media
animasi dalam pembelajaran tematik? Apakah siswa merasa senang?
f). Apakah ibu sudah mahir dalam mengoperasikan media animasi?
g). Apa hambatan ibu dalam pemanfaatan media animasi itu sendiri?
iii
TRANSKIP WAWANCARA I
Nama : Retno Mulatsih, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SDN 63 Kota Jambi
Hari / tanggal : Senin, 18-11-2019
Waktu : 09 : 30 – 11 : 00 WIB
Tempat : Ruangan Kepala Sekolah
Peneliti : Assalamu’alaikum bu
Informan : Wa’alaikumsalam nak, masuk – masuk sini.
Peneliti : Maaf sebelumnya bu, sudah mengganggu waktu ibu. Saya dari
mahasiswa UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi dari jurusan PGMI,
maksud dan tujuan saya datang kesini adalah melakukan penelitian
dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir salah satu syarat untuk
wisuda. Dalam hal ini saya akan meneliti tentang bagaimana upaya
guru dalam pemanfaatan media animasi pada pembelajaran tematik di
kelas VI SDN 63 Kota Jambi. Bisa minta waktunya sebentar bu untuk
di wawancarai
Informan : iya bisa, silahkan apa yang ingin di tanyakan
Peneliti : Terimakasih untuk waktunya bu, langsung saja Sebelum memanfaatkan
media dalam pembelajaran apa yang perlu dipersiapkan oleh seorang
guru?
Informan : Kesiapan guru dalam mengajar juga harus direncanakan dengan
matang, agar ketika pembelajaran berlangsung tidak terjadi kerancuan,
kesiapan ini berfungsi agar proses pembelajaran itu terarah. Ada
beberapa perencanaan yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar
berlangsung antara lain mempelajari silabus, membuat RPP,
menyiapkan materi yang akan disampaikan, dan juga memilih yang
tepat antara metode dengan media yang akan digunakan. Dalam
iv
penggunaan media tetap harus menyesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan dalam proses pembelajaran.
Peneliti : Ketika guru memilih media animasi apa yang harus diperhatikan?
Informan : Ketika memilih media pembelajaran yang harus kita perhatikanadalah
tujuan apa yang akan dikuasai siswa. Setelah menerima pelajaran, atau
dalam KBK istilahnya kompetensi, kompetensi dasar maupun tujuan
yang tercakup dalam indikator-indikatornya.
Peneliti : Bagaimana seharusnya peran guru ketika menggunakan media animasi
pada pembelajaran tematik?
Informan : Gini nak, guru yang tugasnya mengajar mempunyai peranan dalam
pembelajaran diantaranya pengelolaan kelas, baik kondisi siswa maupun
ruangan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Bertujuan agar
terlaksana dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran.
Peneliti : Apakah setiap kelas sudah terpasang LCD Proyektor?
Informan :Setiap guru yang mau menggunakan LCD Proyektor maka guru
terlebih dahulu mengambilnya di ruang guru nak, karena sekolah ini
belum ada LCD Proyektor ditiap kelasnya, kami masih memiliki 2 buah
LCD Proyektor
v
TRANSKIP WAWANCARA II
Nama : Yuni Herteti, S.Pd
Jabatan : Guru wali kelas VI SDN 63 Kota Jambi
Hari / tanggal : Senin, 08-11-2019
Waktu : 08.00 – 10 : 15 WIB
Tempat : Ruangan kelas VI
Peneliti : Assalamu’alaikum bu
Informan : Wa’alaikumsalam nak, duduk sini mau penelitian di kelas ibu ya?
Peneliti : Iya bu, maaf mengganggu waktunya bu
Informan : Tidak apa – apa nak, kebetulan ibu pagi ini jam kosong. Jadi yang
media animasi kemarin tu ?
Peneliti : Jadi bu, ini saya mau minta waktu nya sebentar untuk mewawancarai
ibu, langsung aja yaa bu Mengapa ibu memilih animasi sebagai media
pembelajaran pada pelajaran tematik?
Informan : Saya memilih media animasi sebagai media dalam pembelajaran nak,
karena lebih memiliki keunggulan tersendiri. Mampu mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera serta dapat menimbulkan
kegairahan belajar. Selain itu media juga dapat menimbulkan persepsi
yang sama.
Peneliti : Apakah media animasi tersebut sudah bisa dimanfaatkan dengan baik?
Informan : Dengan media pembelajaran animasi yang saya terapkan membuat
saya lebih mudah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, begitu
juga siswa sangat antusias dalam belajar karena materi mudah dipahami
oleh siswa dengan adanya bantuan media animasi tersebut, jadi sejauh ini
menurut saya media yang saya gunakan sudah dimanfaatkan dengan
baik.
vi
Peneliti : Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum pelaksanaan
pembelajaran dengan media animasi?
Informan : Sebelum kegiatan pembelajaran sesama guru terlebih dahulu
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Serta harus
menyiapkan materi karena dibuku tematik pegangan siswa dan guru
itu hanya sepersekian persen yang berisi materi, kemudian dilanjutkan
dengan membuat atau mencari animasi. Dalam pencarian animasi
mengacu pada materi yang akan disampaikan.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan memanfaatkan
media animasi di dalam pembelajaran tematik?
Informan : Dalam pelaksanaan antara lain pengelolaan siswa saya sesuaikan
dengan metode pembelajaran dan media yang digunakan. Dengan
menggunakan media animasi saya biasanya memberi tugas secara
kelompok. Di samping itu saya berusaha memberikan petunjuk-petunjuk
yang jelas agar siswa paham dan mengerti dengan tugas yang saya
berikan sehingga tidak terjadi kekacauan suasana di kelas.
Peneliti : Bagaimanakah manfaat dan respon siswa ketika ibu memanfaatkan
media animasi dalam pembelajaran tematik? Apakah siswa merasa
senang?
Informan : iya, menurut penilaian saya media animasi tersebut sudah bermanfaat
terhadap siswa dalam menerima materi, selain itu respon siswa sangat
senang setelah media animasi digunakan pada pembelajaran, yang jelas
dalam proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan siswa bisa
menerima materi yang disampaikan dengan baik.
Peneliti : Apakah ibu sudah mahir dalam mengoperasikan program ICT ?
Informan : Saya sebenarnya belum begitu memahami program ICT secara
keseluruhan, sehingga terkadang merasa kesulitan dalam membuat
tampilan yang menarik. Namun kalau hanya menyelipkan gambar atau
vii
animasi sudah lumayan bisa nak, dan saya terus berusaha belajar
terkadang juga minta bantuan kepada guru yang lain apabila saya merasa
kesulitan.
Peneliti : Apa hambatan ibu dalam pemanfaatan media animasi itu sendiri?
Informan : salah satu yang menjadi hambatan proyektornya tidak terpasang ditiap
kelas nak, sehingga saya setiap mau menggunakan media animasi harus
terlebih dahulu mengambil LCD Proyektornya di ruang guru baru
kemudian saya memasangnya di kelas sehingga waktu pembelajaran
terpotong karena harus mempesiapkan LCD Proyektornya dulu.
viii
TRANSKIP WAWANCARA III
Nama : 1. Zahra
2. Putri
Jabatan : Siswa kelas VI SDN 63 Kota Jambi
Hari / tanggal : Kamis, 11-11-2019
Waktu : 09.15 – 09.45 WIB
Tempat : Ruangan kelas VI
Peneliti : Assalamu’alaikum dek, lagi ngapain tu ramai – ramai ?
Informan 1 : Lagi main kak, ada apa kak ?
Peneliti : kakak boleh minta tolong gak dek ?
Informan 1 : tolong apa kak?
Peneliti : kakak mau minta tolong sama adek-adek untuk kakak wawancarai nanti
kalian jawab apa yang kakak tanya ya.
Informan 1 : oke kak, jangan susah-susah ya kak
Peneliti : tidak susah kok dek , ibu wali kelas pernah kan nerangin pelajaran pakai
kayak layar lebar gitu ?
Informan 2 : pernah kak , enak belajarnya kadang sambil nonton.
Peneliti : menurut pendapat adek kalian suka tidak belajar dengan adanya media
animasi itu ?
Informan 1 : kalau belajar pakai yang film-film kami senang kak.
Peneliti : terus pelajarannya mudah di terima atau di pahami gak dek ?
Informan 1 : pelajaran yang di terangin ibu jadi mudah di mengerti kak karena ada
gambarnya
ix
Peneliti : kalian lebih aktif tidak dalam proses belajar ?
Informan 2 : kami lebih sering jawab pertanyaan dari ibu kak karena habis
nampilin gambar atau film ibu selalu bertanya yang berkaitan dengan
yang kami lihat tdi kak jadi kami lebih aktif.
Peneliti : jadi kalian termotivasi atau tidak saat belajar dek ?
Informan 2 : kami sangat senang dan menambah seangat dalam memperhatikan
materi kak, karena ibu nerangi pelajarannya dengan cara yang menarik.
x
LAMPIRAN II :
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI GURU
NO Segi yang di amati Hasil Pengamatan
Ada Tidak ada
1. Menyiapkan RPP √
2. Tujuan Pembelajaran √
3. Melakukan Apersepsi √
4. Materi pelajaran sesuai media √
5. Penggunaan media animasi √
6. Metode pembelajaran √
7. Penguasaan ICT √
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI SISWA
NO Segi yang di amati Hasil Pengamatan
YA Sebagian Tidak
1. Ketertarikan dengan adanya
media √
2. Kemudahan menerima materi
pelajaran √
3. Keaktifan √
4. Motivasi √
5. Memperhatikan materi √
6. Meningkatkan prestasi belajar √
7. Tidak jenuh dalam belajar √
xi
xii
xiii
LAMPIRAN III :
DOKUMENTASI
Wawancara dengan kepala sekolah Wawancara dengan siswa
Wawancara dengan wali kelas VI Ruangan guru
xiv
Lapangan Sekolah Kegiatan belajar di kelas
Sholat dhuha bersama Makan bersama
xv
xvi
xvii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Linda Dewi Astuti Wulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 30 Maret 1999
Alamat : Jln. Sunan Bonang RT 12 RW O4 No 64 Kel Simpang 3
Sipin, Kec Kota Baru, Jambi
Alamat Email : [email protected]
Nomor Kontak : 082269524892
Riwayat Pendidikan :
1. PG Golden Star : Tahun 2004
2. SDN 63 Kota Jambi : Tahun 2010
3. SMPN 8 Kota Jambi : Tahun2013
4. SMAS Al-Arief : Tahun 2016
5. UIN STS Jambi : Tahun 2020
Moto Hidup : “Kejujuran di atas segalanya”
Jambi, Maret 2020
Penulis,
Linda Dewi A
TPG.161910