Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN KADER POSYANDU BOUGENVILLE DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN
CIPUTAT TIMUR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Elsha Pratiwi
11150541000047
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
1441 H / 2020 M
i
ABSTRAK
Elsha Pratiwi 11150541000047 2020, Peran Kader Posyandu
Bougenville Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur
Melihat para masyarakat yang masih kurang berpartisipasi
dan tidak ikut serta dalam melakukan kegiatan posyandu. Dalam
meningkatkan fungsi posyandu bukan hanya tanggung jawab
pemerintah, melainkan komponen yang ada di masyarakat dan
juga kader. Pada peran kader dalam melaksanakan kegiatan
posyandu sangat besar karena sebagai pemberi informasi
kesehatan dan juga sebagai penggerak atau menggerakkan
masyarakat untuk datang ke posyandu dan melakukan hidup sehat
dan bersih. Maka disini peneliti melihat bagaimana peran kader
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di posyandu
Bougenville.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif
dan jenis penelitian deskriptif berupa obeservasi, dokumentasi,
dan wawancara dengan jumlah narasumber lima orang yaitu satu
orang Ketua Kader, dua orang diantaranya anggota Kader
Posyandu Bougenville, satu orang masyarakat aktif yang
mengikuti kegiatan posyandu dan satu orang diantaranya
masyarakat yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu.
Secara garis besar tujuan penelitian ini membahas tentang Peran
Kader Posyandu Bougenville Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader
posyandu adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat,
memberikan pelayanan-pelayanan yang ada di posyandu,
memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan,
edukasi kepada masyarakat tentang bahaya rokok serta bahaya
narkoba.
Kata Kunci: Peran, Kader, Posyandu, Partisipasi,
Masyarakat.
ii
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat dan kasih
sayang-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan pembuatan
skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata Satu
(S1). Walaupun sudah melakukan yang terbaik untuk skripsi ini,
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi. Maka dari itu, peneliti membutuhkan kritik dan
saran agar skripsi ini dapat menjadi skripsi yang baik.
Dalam pembuatan skripsi peneliti menyadari skripsi ini
tidak akan selesai dengan baik dan tepat pada waktu apabila tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan ini
peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu:
1. Kepada kedua orangtua saya Ayah Hartadi dan Mama
Yayuk Imawati serta Adik Nela Nur Safitri yang selalu
memberikan kasih sayang beserta dorongan, semangat
serta motivasi yang tak henti-hentinya kepada peneliti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA
sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ibu Dr. Siti Napsiyah, BSW, MSW, selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Sihabudin Noor,
MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
iii
Dan Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan.
4. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu
Hj. Nunung Khairiyah, MA, selaku Sekretaris Program
Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan selaku Dosen Pembimbing peneliti skripsi
yang secara ikhlas dan sabar senantiasa memberikan
pemahaman, petunjuk dan arahan baik dalam proses
penyusunan skripsi ini serta memberikan pemahaman diri
kepada peneliti. Semoga Allah SWT memberikan
kesehatan dan limpahan rezeki kepada beliau.
6. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang
telah membuka wawasan dan berbagi ilmu serta
memberikan bimbingan kepada Penulis selama mengikuti
perkuliahan di Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan
sumbangan wawasan dan keilmuan serta bimbingan
kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah menjadi tempat ternyaman bagi Penulis
iv
selama di kampus dengan segudang referensi baik buku,
jurnal, maupun skripsi.
9. Posyandu Bougenville Kelurahan Cempaka Putih
Kecamatan Ciputat Timur yang telah mengizinkan untuk
melakukan penelitian.
10. Ibu Susilowati, Ibu Maryanti Djiko, Ibu Rodiyah, Ibu
Tatik, Ibu Nurlaela, Ibu Estriyatmi, Ibu Sumini, Ibu
Nuryatin yang merupakan para Kader Posyandu yang
telah memberikan arahan serta menerima peneliti dengan
baik di tempat penelitian tersebut.
11. Ibu Titin, dan Ibu Nurrahmi yang memberikan informasi
terkait penelitian ini.
12. Terimakasih kepada Tio Hanifa Warih, S.Sos yang telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi sejak
semester awal perkuliahan hingga di titik seperti ini, serta
tempat peneliti bercerita tentang skripsi ini.
13. Sahabat peneliti sedari Sekolah Dasar yaitu Shella Maliki,
S.Ikom, Rahma Ismi Novia, Refriana Wijayanti, S.Tr.Par.
14. Mentor saya selama penelitian skripsi Chessy Candra
Saputri, S.Sos dan Nesa Putri Syafia, S.Sos yang telah
memberi masukan kepada peneliti dalam menulis skripsi.
15. Teman seperjuangan semasa perkuliahan dan sahabat
tercinta Anisa Yusman, S.sos, Putri Ayu Rizkia, Firdha
Fathiyah, S.Sos, Alm Salsabila Abdat, Tri Noviyanti, Dea
Riska, S.Sos, Ridwan Fauzi Salam, Muhammad Rafi
Naim, Faqih Isnaini, Adelia Nurrizki, Nur Indah
v
Hasibuan, Fani Ayu Lestari, Yolanda Tara Laurensia,
S.Sos, Fathara Rizma Megayanti, S.Sos
16. Teman-teman Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2015.
Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam
membuat skripsi dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga
skripsi ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, serta dapat melengkapi khasanah keilmuan
kesejahteraan sosial.
Jakarta, 8 Mei 2020
Elsha Pratiwi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................... 1
B. Batasan Masalah............................................... 6
C. Rumusan Masalah ............................................ 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................ 7
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .............................. 8
F. Metode Penelitian............................................ 11
G. Sistematika Penulisan ...................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peran ................................................................. 19
B. Gender ............................................................. 24
C. Partisipasi Masyarakat ..................................... 26
D. Kesejahteraan Sosial ....................................... 31
E. Kesehatan ...................................................... 33
F. Kerangka Berfikir ........................................... 36
BAB III GAMBARAN UMUM POSYANDU
A. Posyandu .......................................................... 37
B. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Cempaka Putih 42
C. Struktur Organisasi Posyandu Bougenville ..... 51
D.
vii
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Peran Kader Posyandu Bougenville ................. 52
B. Usaha Kader Posyandu Bougenville Dalam Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat .................................... 61
C. Harapan Masyarakat Terhadap Kader Posyandu
Bougenville ..................................................... 68
BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil Analisa Peran Kader Posyandu Bougenville 70
B. Usaha Kader Posyandu Bougenville Dalam Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat .................................... 76
C. Harapan Masyarakat Terhadap Kader Posyandu
Bougenville ..................................................... 79
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………...….. 81
B. Saran……………………………………………… 82
C. Implikasi………………………………………….. 83
DAFTAR PUSTAKA…………………………………… 84
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Cempaka Putih ............. 44
Gambar 3.2 Logo Posyandu ..................................... 48
Gambar 3.3 Susunan Organisasi Pengurus Posyandu Bougenville
................................................................................... 51
Gambar 4.1 Para Kader Posyandu Bougenville ........ 54
Gambar 4.2 Melakukan Tugasnya di Meja .............. 59
Gambar 4.3 Kader Sedang Melakukan Penimbangan
................................................................................... 60
Gambar 4.4 Usaha Kader Kepada Masyarakat ......... 67
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Informasi Penelitian ..................................... .. 14
Tabel 3.1 Batasan Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
...................................................................................... 45
Tabel 5.1 Pasrtisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Posyandu
...................................................................................... 71
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ....................................... .. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat harus selalu berupaya untuk memaksimalkan
partisipasi, dengan tujuan membuat setiap orang dalam
masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan kegiatan
masyarakat, serta untuk meciptakan kembali masa depan
masyarakat dan individu. Partisipasi merupakan suatu bagian
penting dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin
banyak orang yang menjadi peserta aktif dan semakin lengkap
partisipasinya, semakin ideal kepemilikan dan proses masyarakat
serta proses-proses inklusif yang akan diwujudkan. (Ife Jim 2006,
285).
Partisipasi lebih pada keterlibatan seseorang atau
kelompok pada suatu kegiatan yang dijalankan dengan kesadaran
diri, dengan keterlibatan seseorang atau kelompok maka bisa
dikatakan bahwa seseorang atau kelompok tersebut ikut serta
dalam berpartipasi. Dari sudut terminologi partisipasi masyarakat
dapar diartikan sebagai suatu cara melakukan interaksi antara dua
kelompok, yaitu kelompok yang selama ini melakukan
pengambilan keputusan. (Fahrudin 2006, 36)
Selain itu terdapat pula, tingkat partisipasi masyarakat
memeriksakan kesehatan balitanya ke Pos Pelayanan Kesehatan
2
Terpadu (Posyandu) masih rendah. Kondisi ini salah satunya
dipengaruhi oleh cara pandang orang tua yang merasa anaknya
tidak perlu lagi dibawa ke posyandu seiring dengan pertambahan
umur, selain itu, minimnya kepercayaan para orang tua terhadap
kinerja kader Posyandu juga berkorelasi positif terhadap jumlah
kunjungan balita ke posyandu.
Padahal posyandu merupakan ujung tombak layanan
kesehatan dasar masyarakat. Penimbangan rutin dan penyuluhan
kesehatan dari kader posyandu juga penting disadari oleh para
orang tua khususnya yang memiliki balita untuk memantau
perkembangan kesehatan buah hatinya. Hal ini disampaikan Prof.
Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian
Bogor (IPB) saat temu media Kontes Nasional Kader Posyandu
di Hotel Mercure, Ancol, Selasa (8/10). (Berita Satu, 2013
diakses pada 23 Juni 2020)
Dalam pergerakannya posyandu dimonitori oleh kader
merupakan perempuan terpilih oleh kepala lurah Kelurahan
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur yang aktif dalam setiap
kegiatan yang terlatih untuk melaksanakan kegiatan rutin
posyandu maupun di luar hari buka posyandu Bougenville. dari
wilayah sendiri yang terlatih untuk melaksanakan kegiatan rutin
diposyandu maupun diluar hari buka posyandu (Direktur Jenderal
Bina Gizi 2013, 1). Secara teknis, tugas kader yang terkait
dengan gizi atau kesehatan anak adalah melakukan penimbangan
serta mencatatnya dalam Kartu Menuju Sehat (KMS),
memberikan makanan tambahan, mendistribusikan vitamin A,
3
melakukan penyuluhan kesehatan, pemantauan jumantik atau juru
pemantau jentik. Kader diharapkan berperan aktif dan mampu
menjadi pendorong, motivator, dan penyuluhan masyarakat.
Kader juga diharapkan menyediakan informasi kepada
masyarakat tersebut.
Pentingnya peran kader dalam menumbuhkan persepsi
positif masyarakat untuk memahami, mengerti mengenai fungsi
dari posyandu. Sehingga harapan organisasi ini untuk
meningkatkan partisipasi kepada ibu dan anak dapat tercapai.
Diadakannya penyuluhan-penyuluhan merupakan salah satu
bentuk perilaku kader dalam upaya mensosialisasikan peran
kader posyandu kepada masyarakat. Dari penyuluhan tersebut
diharapkan dapat meningkatkannya pengetahuan masyarakat
untuk bisa mengerti dan memahami keberadaan posyandu.
Salah satu yang menyelenggarakan kesehatan adalah
Posyandu yang dikenal sudah sejak lama sebagai pusat pelayanan
kesehatan dasar bagi ibu, balita dan anak. Kini, posyandu
dituntun untuk mampu menyediakan informasi kesehatan secara
lengkap dan mutahir sehingga menjadi sentra kegiatan kesehatan
masyarakat.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
4
dalam memperoleh pelayanan kesehatan atau sosial dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak
(Departemen Kesehatan RI 2006, 11).
Dalam meningkatkan fungsi posyandu bukan hanya
tanggung jawab pemerintah, melainkan komponen yang ada di
masyarakat dan juga kader. Pada peran kader dalam
melaksanakan kegiatan posyandu sangat besar karena sebagai
pemberi informasi kesehatan dan juga sebagai penggerak atau
menggerakkan masyarakat untuk datang ke posyandu dan
melakukan hidup sehat dan bersih.
Sasaran posyandu adalah bayi, balita, anak-anak, ibu
hamil. Posyandu yang merupakan kegiatan oleh dan untuk
masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat terutama
para ibu dan menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang
anak serta mempunyai pelayanan-pelayanan seperti Kesehatan
Ibu dan Anak, imunisasi, penimbangan anak, jumantik, dan
penyuluhan kesehatan, pengelolaan makanan dan minuman, serta
pencegahan bahaya narkoba dan rokok.
Tidak hanya Posyandu Bougenville, Posyandu Melati
pada tahun 2016 di Desa Tasik Semenai Kecamatan Kota Gasib
di Kabupaten Siak, Riau. Di Posyandu ini ada 10 kader yang
sudah dibina oleh pihak Puskesmas dan Bidang Kesehatan.
Sekalipun mereka memiliki program layaknya posyandu pada
umumnya, tapi ada yang unik soal asupan untuk ibu dan balita.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan
5
(Diskes) Riau, Rozita yang belum lama ini mengunjungi
posyandu tersebut, mengatakan, bahwa posyandu Melati ini
mendapat dukungan penuh dari masyarakat desa pihak kecamatan
serta mendapat perhatian dari Bupati Siak, Syamsuar. "Kader-
kader posyandu Melati ini menggalakkan makanan balita dari
ikan, sedangkan untuk kaum ibu hamil atau menyusui dengan
program pecel herbal," kata Rozita. (Detik Health. 2016 diakses
pada 1 April 2019) Posyandu Melati ini melaksanakan Forum
Peningkatan Komsumsi Ikan Nasional (FORIKAN). Makanan
tambahan balita disisipi bahan baku ikan. Ikan yang dipilih pun
beragam, ada ikan lele, ikan nila. Ikan ini sangat mudah
didapatkan warga desa setempat yang berpenduduk 1.047 jiwa
atau sekitar 298 Kepala Keluarga (KK). (Detik Health. 2016
diakses pada 1 April 2019 ).
Di posyandu Bougenville Kelurahan Cempaka Putih pada
tahun 2013 menjadi posyandu yang giat (baik) sedangkan pada
tahun 2017 posyandu mengalami penurunan. Penurunan disini
adalah Ibu-ibu yang tidak mengikuti kegiatan posyandu,
karenakan ada beberapa orangtua yang memiliki perkerjaan
diluar. Ada juga Ibu-ibu yang sudah memiliki anak berusia 3
Tahun sudah memasuki jenjang Pendidikan Anak Usia Dini atau
PAUD di sini peran kader terjun langsung ke orangtua yang tidak
dapat mengikuti kegiatan dengan cara Door to door yaitu dengan
datang langsung ke rumah-rumah Ibu dan Anak untuk melakukan
penimbangan kepada anak, pengelolaan makanan, bantuan dari
6
pemerintah, Vitamin A, edukasi dan sosialisasi tentang hidup
sehat serta bahaya narkoba dan rokok.
Dengan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
ini, karena melihat masyarakat yang masih kurang berpartisipasi
dan tidak ikut serta dalam melakukan kegiatan posyandu. Kader
sudah bersosialisasi kepada Ibu-ibu namun masih ada saja yang
tidak memperhatikan akan kesehatan anak-anaknya. Disini juga
melihat peran kader yang sudah memenuhi kebutuhan masyarakat
seperti memberikan penimbangan kepada anak, Vitamin A,
pengelolaan makanan, bantuan dari pemerintah, sosialisasi
tentang hidup sehat. Untuk mendapatkan kesehatan yang
terpenuhi anak-anak juga mendapatkan pelayanan yang
dijalankan oleh posyandu. Namun Ibu-ibu tidak mengikuti
pelayanan tersebut karena ibu tersebut berkerja sehingga kurang
memperhatikan kesehatan anaknya sehingga masyarakat yang
lebih percaya kepada rumah sakit besar untuk memeriksakan
anaknya tersebut.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah diatas untuk
mendapatkan hasil secara maksimal tanpa melampaui batas
penafsiran maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu pada Peran Kader Posyandu Bougenville Dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Kelurahan
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur
7
C. Rumusan Masalah
Bagaimana peran kader dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat di posyandu Bougenville?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Memberikan gambaran tentang peran kader dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat.
b. Memberikan gambaran tentang partisipasi masyarakat dalam
kegiatan posyandu Bougenville.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademik
a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan baru kepada ilmu Kesejahteraan Sosial
mengenai peran kader posyandu Bougenville melalui
partisipasi masyarakat.
b) Hasil dari penelitian ini juga dapat melahirkan penelitian-
penelitian selanjutnya dengan bahan kajian yang berbeda,
agar dapat menambah wawasan tentang partisipasi
masyarakat di posyandu.
Manfaat praktisi
a) Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi para
akademis untuk mendapatkan gambaran bagaimana peran
8
kader Bougenville dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat.
b) Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
posyandu untuk meningkatkan partisipasi masyarakarat.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian tentang posyandu ini sudah
banyak dibahas, peneliti terlebih dahulu melakukan tinjauan
pustaka sebagai langkah awal penyusunan skripsi agar terhindar
dari kesamaan isi pada skripsi sebelumnya. Tinjauan pustaka ini
juga dilakukan sebagai:
1. Hosea Ocbrianto, judul “Partisipasi Mayarakat Terhadap
Posyandu Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Balita (Studi
Kasus pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan
Meruyung, Kecamatan Limo, Depok)”. Skripsi Strata 1 pada
Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia. Dalam penelitian ini
membahas partisipasi masyarakat terhadap posyandu dalam
upaya pelayanan kesehatan balita dengan melakukan studi kasus
pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung,
Kecamatan Limo, Depok. Tujuannya untuk memberikan
gambaran bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan balita serta faktor-faktor apa yang
mempengaruhinya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah masyarakat yang tidak berpartisipasi dan
tidak ikut serta dalam melakukan kegiatan posyandu untuk anak-
9
anaknya. Peran Kader sudah bersosialisasi kepada Ibu-ibu namun
masih saja ada yang tidak memperhatikan akan kesehatan anak-
anaknya, menjadikan kader mendatangi rumah-rumah masyarakat
apa bila tidak datang keposyandu dengan cara Door To Door
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada balita dan anak-
anaknya.
2. Deasy Hanura Estuti, judul “Partisipasi Masyarakat Dalam
Layanan Posyandu Terhadap Pertumbuhan Balita (Di Desa
Mergowati Kecamatan Kedu Kabupaten Temangung)”
Skripsi Strata 1 pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Dalam penelitian ini membahas partisipasi masyarakat
peserta posyandu di Desa Mergowati sudah baik terbukti sudah
banyak warga khususnya ibu balita yang dalam kegiatan
posyandu. Warga sudah mulai sadar dengan pentingnya
menimbangkan balita ke posyandu untuk pemantauan
pertumbuhan dan kesehatan balita selain itu warga juga sudah
mulai sadar akan pentingnya menjaga kebersihan rumah dan
lingkungan. layanan posyandu di Desa Mergowati sudah baik
dengan srata posyandu mandiri. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah kurangnya masyarakat yang tidak
berpartisipasi dan tidak ikut serta dalam melakukan kegiatan
posyandu untuk anak-anaknya. Peran Kader sudah bersosialisasi
kepada Ibu-ibu namun masih saja ada yang tidak memperhatikan
akan kesehatan anak-anaknya, menjadikan kader mendatangi
rumah-rumah masyarakat apa bila tidak datang keposyandu
10
dengan cara Door To Door untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada balita dan anak-anaknya.
3. Ulfah Latifah, judul “Pelaksanaan Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu Oleh
Pemerintah Kota Tangerang Di Kelurahan Karawaci Baru”
Skripsi Strata 1 pada Program Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini diantaranya bagaimana
pelaksanaan program 1000 posyandu yang dilakukan oleh setiap
pihak yang terkait oleh Dinas Kesehatan. Dinas Tata Kota,
BPMKB, pihak Kelurahan sampai pada partisipasi masyarakat
secara langsung. Di samping itu juga tentang konsep
pemberdayaan masyarakat yang ada pada program ini Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah kurangnya
masyarakat yang tidak berpartisipasi dan tidak ikut serta dalam
melakukan kegiatan posyandu untuk anak-anaknya. Peran Kader
sudah bersosialisasi kepada Ibu-ibu namun masih saja ada yang
tidak memperhatikan akan kesehatan anak-anaknya, menjadikan
kader mendatangi rumah-rumah masyarakat apa bila tidak datang
keposyandu dengan cara Door To Door untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada balita dan anak-anaknya.
4. Harum Aulia Rahmawati, judul “Efek Pelatihan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Dalam
Kegiatan Penimbangan Balita Pada Kader Posyandu Di
Kelurahan Rengas Kota Tangerangan Selatan Tahun 2017”.
Skripsi Strata 1 pada Program Kesehatan Masyarakat Fakultas
11
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
yang membahas kurang berfungsinya posyandu disebabkan
karena kemampuan kader di posyandu yang masih rendah. Maka
dari itu, sering ditemukan penurunan kinerja posyandu,
keterhambatan dalam prosesnpenyampaian informasi dan pesan-
pesan gizi. Di Puskesmas Rengas sendiri sebanyak 46,7% kader
berpengetahuan rendah dan sebanyak 53,3% kader kurang
terampil. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah saya menggunakan metode kualitatif, kurangnya
masyarakat yang tidak berpartisipasi dan tidak ikut serta dalam
melakukan kegiatan posyandu untuk anak-anaknya. Peran Kader
sudah bersosialisasi kepada Ibu-ibu namun masih saja ada yang
tidak memperhatikan akan kesehatan anak-anaknya, menjadikan
kader mendatangi rumah-rumah masyarakat apa bila tidak datang
keposyandu dengan cara Door To Door untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada balita dan anak-anaknya.
F. Metodelogi Penelitian
1. Metodelogi Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Syamsir Salam
menjelaskan bahwa metodelogi kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. (Syamsir 2006, 30)
12
Sedangkan menurut Lexy J Moleong, penelitian kualitatif
menghasilkan prosedur analisis dan tidak menggunakan analisis
data statitik atau cara kuantifikasi lainnya. Prosedur kualitatif
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-
orang dan perilaku-perilaku dari kegiatan individu yang diamati
oleh penelitian agar bisa menarik kesimpulan. (Lexy J 2006, 4)
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Posyandu Bougenville yang
dikelola oleh Kader yang merupakan perempuan yang terpilih di
wilayah setempat, yang berlokasi di Jalan Semanggi II RT
004/RW 03 No. 78 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan
Ciputat Timur yang di selenggarakan di aula Masjid Al-
Muhajirin. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019
sampai dengan Desember 2019.
3. Subjek, Objek Penelitian dan Informan.
Subjek penelitian adalah informan atau tempat peneliti
memperoleh keterangan informasi serta data. Subjek Penelitian
ini adalah Peran Kader Posyandu Bougenville di Cempaka Putih.
Objek penelitian adalah meningkatkan partisipasi
masyarakat di Posyandu Bougenville di Cempaka Putih.
Informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap
sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi
tentang peran kader posyandu Bougenville dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat. Adapun lima informan dalam penelitian
13
ini diantaranya, Ketua Kader Posyandu Bougenville, dua
informan Kader Posyandu Bougenville, satu anggota masyarakat
yang aktif dalam kegiatan posyandu Bougenville, dan satu
anggota masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu
Bougenville.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan
data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan
menjawab permasalahan penelitian ini. Teknik ini dilakukan
dengan cara:
a. Observasi
Secara pengertian umum Observasi adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan serta pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang menjadikan objek
pengamatan (Djali 2008, 16). Peneliti melakukan pengamatan
langsung di Posyandu Bougenville yang bermaksud melakukan
penelitian untuk memperoleh data dan informan.
b. Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara diawali dengan memilih
subjek atau kepada siapa wawancara dilakukan, menyiapkan
pokok-pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan,
melaksanakan wawancara dilakukan sambil direkam atau Record,
14
mengkonfirmasi hasil wawancara dan yang terakhir menulis hasil
wawancara (Sugiyono 2008, 64).
Untuk memperoleh data akurat dengan kebutuhan
penelitian, maka peneliti akan mengali informasi dengan cara
wawancara kepada kader serta Ibu-ibu yang ada di Posyandu
Bougenville tersebut maupun kepada pihak yang berkaitan
dengan obyek peneliti. Baik secara langsung agar mendapatkan
informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 1.1
Informasi Penelitian
Informan Informasi yang dicari Jumlah
Para kader posyandu
bougenville yang
merupakan Ketua
posyandu, dan
anggota kader serta
sekertaris kader di
posyandu
Bougenville
Memperoleh data secara
terperinci mengenai peran kader
dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat atau keikutserataan
pada kegiatan posyandu
Bougenville
3 orang
Para Ibu-ibu atau
masyarakat yang
tidak mengikuti
kegiatan posyandu
Bougenville
Memperoleh data secara
terperinci untuk mengetahui
kenapa tidak mengikuti posyandu
untuk perkembangan atau tumbuh
kembang anak-anaknya
1 Orang
15
Para Ibu-ibu atau
masyarakat yang
aktif atau ikut dalam
mengikuti kegiatan
posyandu
Bogenville
Memperoleh data secara
terperinci untuk mengetahui
perkembangan atau tumbuh
kembang anak selama mengikuti
kegiatan posyandu Bougenville
serta manfaat yang didapat dalam
mengikuti kegiatan posyandu
Bougenville.
1 Orang
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental seseorang. Dalam bukunya menjelaskan Studi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunakaan metode
wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Teknik
dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian adalah rekaman,
foto-foto dan laporan-laporan atau hasil kegiatan yang telah
dilkaukan yang berkaitan dengan penelitian maupun teori.
(Sugiyono 2010, 72)
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian merupakan bagian dalam
proses penelitian yang sangat penting, karena dengan analisa
inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam
memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir
penelitian. Proses analisis dilakukan setelah melalui proses
16
klasifikasi berupa pengelompokan atau pengumpulan dan
pengategorian data yang telah ditentukan.
Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa
data kualitatif maupun data kuantitatif. Terhadap kualitatif dalam
hal ini dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian
dalam bentuk Bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data
lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran
atau sebaliknya, sehingga peneliti memperoleh gambaran baru
ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan
sebaliknya. Jadi bentuk analisis data ini dilakukan merupakan
penjelasan-penjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau
bentuk angka lainnya.(Syamsir, Aripin 2006, 137 )
6. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan teknik
Triangulasi Sumber. Dalam Triangulasi penelitan kualitatif
digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan
(kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data,
pengecekan data serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis
data di lapangan (Gunawan 2013, 218). Triangulasi Sumber
untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal
ini adalah ketua pengurus Posyandu Bougenville, kader posyandu
Bougenville di Cempaka Putih Ibu-ibu tersebut dan dokumen
yang relevan.
17
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara
sistematis penulisannya dibagi ke dalam enam bab, yang terdiri
dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti mengemukakan latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan teori yang melandasi pemikiran-pemikiran
dalam menganalisa setiap data-data yang sudah terkumpul.
Tinjauan Teoritis berisi tentang kajian teori mengenai pengertian
peran kader serta pengertian partisipasi masyarakat.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Pada bab ini peneliti mengemukakan latar belakangnya
berdirinya Posyandu Bougenville di Cempaka Putih, Profil
Kelurahan Cempaka Putih, profil Posyandu Bougenville, visi dan
misi serta tujuan dari Posyandu Bougenville tersebut.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian tentang peran
kader posyandu dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
18
BAB V PEMBAHASAN,
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai uraian pembahasan
mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
seperti teori dalam melakukan penelitian tersebut.
BAB VI PENUTUP,
Pada bab terakhir peneliti mengemukakan kesimpulan dan saran.
Di akhir penulisan ini Penulis memasukan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Peran
1. Pengertian Peran
Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu
kompleks pengharapan manusia terhadap cara individu bersikap
dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi
sosialnya. (Ahmadi 1982, 50)
Peran sangat penting karena dapat mengatur keperilakuan
seseorang, di samping itu peran menyebabkan seseorang dapat
meramalkan perbuatan orang lain dan batas-batas tertentu
sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri
dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. (Narwoko, Suyanto
2007, 159)
Peran yang melekat kepada diri seseorang harus
dibedakan dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
(Social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan
tempat individu dalam organisasi masyarakat. peran dalam ilmu
peranan sosial adalah suatu pengharapan manusia terhadap cara
individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu
berdasarkan status dan fungsinya. (Ahmadi 2007, 106)
20
Dapat disimpulkan peran sangat menentukan kelompok
sosial masyarakat tersebut, dalam arti diharapkan masing-masing
dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya
yaitu dengan menjalankan hak dan kewajibanya sesuai dengan
kedudukannya dalam masyarakat lingkungan yang ia tinggal.
Biddle dan Thomas dalam Sarlito Sarwono membagi 4
(empat) istilah dalam teori peran, yaitu: (Sarwono 1998, 215)
1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial:
a. Aktor/pelaku adalah orang yang melakoni atau
menjalankan suatu peran.
b. Target/sasaran adalah orang lain dalam lingkungan aktor
yang memiliki hubungan untuk dapat dipengaruhi
perilakunya.
2. Perilaku yang muncul dalam proses interaksi.
Dua bentuk teori peran menurut Malcolm Payne: (Payne
2005, 168)
1. Teori peran structural fungsional yang mengasumsikan
bahwa manusia memiliki kedudukan dalam struktur
sosial. Peran merupakan serangkaian harapan atau
perilaku yang di asosiasikan dengan posisi seseorang
dalam struktur masyarakat.
2. Teori peran dramaturgical melakukan sebagai proses dari
harapan sosial yang dilekatkan dalam masyarakat. peran
akan menilai seseorang dalam interaksi sosialnya.
21
Menurut teori peran, peran seseorang tidak hanya
menentukan perilaku tetapi juga belief (keyakinan) dan sikap.
Individu memiliki sikap yang selaras dengan harapan-harapan
yang menentukan peran mereka. Sehingga perubahan peran akan
membawa pada perubahan sikap. Pada umumnya peran yang
dilakukan seseorang tidak hanya menyalurkan perilakunya tetapi
juga membentuk sikapnya. Peran juga dapat mempengaruhi nilai-
nilai (Values) yang dipegang orang dan mempengaruhi arah dari
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian mereka. (Tri
Dayakisni, Hudaniah 2009, 16)
2. Ciri Peran
Menurut Levinson dikutip oleh Soekanto ciri pokok yang
berhubungan dengan istilah peran dalam ligkungan sosial adalah
terletak kepada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang
dalam masyarakat yang menyangkut dinamika dari cara-cara
bertindak dengan berbagai norma yang ada dan berlaku dalam
masyarakat. Sedangkan fasilitas utama seseorang menjalankan
peran adalah program atau pelayanan yang diberikan dan
dijalankan oleh para kader diposyandu tersebut. Levinson
sebagaimana dikutip oleh Soekanto bahwa peran itu mencakup 3
hal yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan
22
yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.
b. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat. (Abdulsyani
2012, 94)
c. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
3. Fungsi Peran
Menurut Soekanto, dalam pembahasan tentang macam
peran yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat ada
beberapa pertimbangan sehubungan dalam fungsi peran, yaitu
sebagai berikut:
a. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur
masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.
b. Peranan tersebut seharusnya dilekatkan pada individu oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya.
Mereka harus telah terlebih dahulu terlatih dan
mempunyai pendorong untuk melaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-
individu yang tak mampu melaksanakan perannya
sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Oleh
karena mungkin pelaksanaannya memerlukan
pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-
kepentingan pribadinya.
23
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan
perannya, belum tentu masyarakat akan dapat
memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan
seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi
peluang-peluang tersebut. (Abdulsyani 2012, 95)
4. Jenis Peran
Sedangkan menurut Moser (1993, 29-36) Peran Kader
yang merupakan perempuan dibagi menjadi 3 yaitu sebagai
berikut:
a. Peran Masyarakat
Peran masyarakat dibagi menjadi dua jenis yaitu
peran pengelolaan masyarakat dan peran politik
masyarakat. Peran pengelolaan masyarakat adalah
pekerjaan sukarela atau kemauan sendiri yang
banyak dilakukan oleh kader posyandu untuk
mengisi waktu kosong, misalnya mengikuti
organisasi kolektif kegiatan sosial, posyandu,
aktivitas peningkatan kualitas masyarakat, dan
partisipasi dalam kelompok. Sedangkan peran
politik masyarakat lebih dominan dilakukan
kepada laki-laki. Laki-laki memiliki profil yang
lebih tinggi dalam hal cenderung untuk memegang
posisi mayoritas dalam politik lokal. Bahwa saat
ini banyak kaum perempuan yang memiliki ruang
dalam ranah politik.
24
b. Peran Reproduktif
Peran ini berkaitan dengan bagaimana kader
menjalankan perannya diluar kegiatan posyandu
seperti dirumah dalam memperhatikan dan
memelihara rumah tangga dan seluruh anggota
keluarga, termasuk merawat anak-anak,
mempersiapkan makanan untuk anak dan suami,
persediaan alat dan perlengkapan rumah tangga
serta menjaga kesehatan keluarga.
c. Peran Produktif
Peran produktif berkaitan dengan proses produksi
barang-barang konsumsi atau pendapatan melalui
kerja di dalam atau diluar rumah.
Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan Penulis
menyimpulkan bahwa peran adalah suatu proses seseorang
individu dalam melakukan dan menjalankan posisinya sesuai
dengan bagaimana kedudukannya, serta mampu mencapai dan
memenuhi kebutuhan yang baik dalam menjalankan perannya
terhadap diri sendiri maupun kehidupan bermasyarakat atau
sosial.
B. Pengertian Gender
Kata gender sudah tidak asing lagi di kalangan
masyarakat. Namun gender sering kali disamakan
pengegertiannya dengan sex atau jenis kelamin. Kata gender
sendiri dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris yaitu
25
“gender”. H.T. Wilson dalam Sex and Gender (1989:5)
mengartikan bahwa gender sebagai suatu dasar untuk
menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada
kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebagai akibatnya
mereka menjadi laki-laki dan perempuan.
Istilah pemaknaan gender dibedakan menjadi beberapa
pengertian yakni, pertama, gender sebagai istilah asing dengan
makna tertentu: kedua, gender sebagai suatu fenomena sosial-
budaya: ketiga, gender sebagai suatu kesadaran sosial: keempat,
gender sebagai suatu persoalan sosial-budaya: kelima, gender
sebagai suatu perspektif untuk memandang kenyataan. (Hamim
2008, 11)
Menurut Musdah Mulia, gender adalah suatu konsep
hubungan sosial yang membedakan, dalam arti memisahkan
fungsi dan peran laki-laki dan perempuan, pembedaan fungsi
tersebut tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat
perbedaan biologis dan kodrat, tetapi dibedakan atau dipilih
menurut kedudukan, fungsi, dan peran masing-masing dalam
bidang kehidupan dan pembangunan. (Siti Musdah 2007, 126)
Sedangkan Mansour Fakih menjelaskan bahwa gender
adalah perbedaan prilaku antara laki-laki dan perempuan yang
dikontruksi secara sosial. Hal ini lebih memfokuskan pada
perbedaan sebagai sesuatu yang susungguhnya bukanlah kondrat
atau ketentuan Tuhan. Melainkan diciptakan oleh manusia (laki-
26
laki dan perempuan) melalui proses sosial dan kultural yang
panjang.(Mansour 2001, 18)
C. Pengertian Partisipasi Masyarakat
1. Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi menurut Bahasa adalah keikutsertaan, peran
serta dalam suatu kegiatan, peran serta aktif atau proaktif dalam
suatu kegiatan. (Suharto dan Iryanto 1996, 192). Dengan tujuan
membuat setiap orang dalam masyarakat terlibat secara aktif
dalam proses-proses dan kegiatan masyarakat, serta untuk
menciptakan kembali masa depan masyarakat dan individu.
Semakin banyak orang yang menjadi peserta aktif dan semakin
lengkap partisipasinya, semakin ideal kepemilikan dan proses
masyarakat serta proses-proses inklusif yang akan diwujudkan.
(Jim 2016, 285)
Istilah partisipasi menurut Mikkelsen (2005:53-54)
biasanya di gunakan di masyarakat dalam berbagai makna umum,
seperti Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi
lebih peka dalam rangka menerima dan merespons berbagai
proyek pembangunan. (Rukminto 2008, 107)
Definisi partisipasi menurut Siagian (1994:25)
berpendapat bahwa partisipasi itu ada yang bersifat aktif dan ada
juga partisipasi yang bersifat pasif berarti bahwa dalam sikap,
perilaku dan tindakannya tidak melakukan hal-hal yang
mengakibatkan terhambatnya suatu kegiatan pembangunan.
27
Partisipasi masyarakat menurut Adi Fahrudin adalah
keterlibatan seseorang atau masyarakat pada suatu kegiatan yang
dijalankan dengan kesadaran diri, dengan adanya keterlibatan
seseorang atau masyarakat maka bisa dikatakan bahwa seseorang
atau masyarakat tersebut ikut serta dalam berpartisipasi ada
dalam setiap kegiatan. Dalam sudut terminologi partisipasi
masyarakat dapat diartikan sebagai suatu cara melakukan
interaksi antara dua kelompok, yaitu kelompok yang selama ini
melakukan pengambilan keputusan. (Fahrudin 2011, 36)
Menurut Syahlan dalam Kholivah (2009:16) partisipasi
masyarakat adalah keikutsertaan individu, keluarga dan
kelompok masyarakat dalam setiap menggerakkan upaya
kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat.
Menurut peneliti dapat disimpulkan partisipasi adalah
melibatkan diri atau masyarakat dalam mengikutsertakan diri
dalam suatu kegiatan atau program dan pelayanan yang akan
dilaksanakan dari tahap merumuskan, pengambilan keputusan,
pelaksanaannya, dan sampai pada tahap evaluasi. Melibatkan diri
dalam suatu kegiatan atau program menunjukan bahwa
masyarakat cukup aktif, akan tetapi kalau hanya melibatkan pada
pelaksanaan nya saja dan tidak ikut serta dalam pengambilan
keputusan disebut dengan partisipasi yang pasif.
Fungsi partisipasi adalah sebagai sarana edukasi kepada
masyarakat mengenai berbagai persoalan publik. Dalam fungsi
28
ini, partisipasi masyarakat tidak akan mengancam stabilitas
masyarakat yang sedang berjalan di semua jenjang pemerintahan.
Fungsi lain dari partisipasi adalah sebagai sarana untuk
menampilkan keseimbangan kekuasaan antara masyarakat dan
pemerintah sehingga kepentingan dan pengetahuan masyarakat
dapat terserap. Arti penting partisipasi dapat juga dilihat dari
manfaatnya dalam meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat
karena didasarkan pada kepentingan dan pengetahuan yang ada di
dalam masyarakat.
2. Bentuk-Bentuk Partisipasi
Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh Siti
Irene Astuti D (2011:58), terbagi atas :
a. Partisipasi Vertikal
Partisipasi vertikal terjadi dalam bentuk kondisi tertentu
masyarakat yang terlibat dan mengambil bagian dalam suatu
program pihak lain, sehubungan dengan yang masyarakat ada
sebagai posisi bawahan.
b. Partisipasi Horizontal
Partisipasi Horizontal masyarakat memiliki upaya dimana
setiap kelompok anggota atau masyarakat berpartisipasi secara
horizontal dengan satu dan sama lainnya, baik dalam melakukan
kegiatan dengan pihak lain.
29
Partisipasi berdasarkan cara keterlibatkannya dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Partisipasi langsung : keterlibatan seseorang atau
kelompok maupun masyarakat dalam berperan
aktif, dengan cara masyarakat mengikuti kegiatan
posyandu yang diadakan oleh kader itu sendiri.
b. Partisipasi tidak langsung : merupakan pertisipasi
yang dimana seseorang mewakili hak
partisipasinya kepada orang lain yang bisa
mewakilinya dalam aktifitas partisipatif.
3. Faktor Pendorong Partisipasi
Ada tiga alasan utama kenapa partisipasi masyarakat
menjadi sangat penting, menurut Conyers dalam Syerly :
a) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan
sikap masyarakat setempat yang tanpa kehadirannya
program pembangunan.
b) Masyarakat akan percaya suatu pembangunan jika merasa
dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan karena
mereka akan lebih mengetahui ke dalaman proyek itu dan
mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.
c) Merupakan salah satu hak masyarakat jika dilibatkan.
(Syerly 2003, 46)
Dapat disimpulkan faktor pendorong juga bisa karena
timbulnya kesadaran dari masyarakat karena tujuan dari
30
partisipasi ini untuk masyarakat lebih memahami dan
mengetahui apa saja kebutuhan yang diperlukan masyarakat.
4. Faktor Penghambat Partisipasi
Menurut Nurdjati “Rendah partisipasi masyarakat,
menurut para ahli disebabkan keterbatasan kemampuan yang
mereka miliki, seperti kesempatan untuk mendapatkan informasi
dan minimnya pendidikan”. Keterbatasan yang di maksud berupa
pengetahuan, kesadaran, dan tenaga.
Hambatan partisipasi masyarakat terletak pada kesiapan
mereka untuk melakukan partisipasi sepenuhnya. Penyebabnya
yaitu :
a. Lemahnya rasa kebersamaan khususnya bagi mereka yang
baru tinggal ditempat baru.
b. Tidak adanya antusias terhadap partisipasi masyarakat
karena adanya pengalaman-pengalaman tidak
mengenakan di masa lalunya.
c. Terdapat perbedaan kepentingan
d. Tidak adanya kesadaran bahwa masyarakat dan individu
memiliki hak-hak untuk berpartisipasi.
e. Minimnya transparasi. (Nurdjati 1996, 61)
Dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat partisipasi
masyarakat disebabkan keterbatasan kemampuan masyarakat
yang mereka miliki, seperti kurangnya penambahan pembekalan
ilmu dan juga informasi-informasi yang jarang sampai pada
masyarakat sehingga kesempatan untuk berproses melalui
31
fasilitas yang tidak bisa di akses. Maka dari itu harus adanya
perbaikan system yang baik pada pihak Daerah untuk mengontrol
masyarakat yang seharusnya benar-benar sampai informasinya
dan pelaksanaannya kepada masyarakat.
5. Tujuan Partisipasi
Menurut Henry Sanoff mengatakan bahwa tujuan utama
dari partisipasi masyarakat adalah :
a. Melibatkan masyarakat dalam membuat rencana
proses pengambilan keputusan dan sebagai hasilnya
meningkatkan kepercayaan mereka.
b. Menyalurkan dan memfasilitasi masyarakat dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan guna
meningkatkan rasa kebersamaan (sense of community)
dengan mengajak masyarakat untuk mencapai tujuan
bersama. (Tantan H 2009, 48)
D. Kesejahteraan Sosial
1. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan berasal dari kata “Sejahtera”. Sejahtera ini
mengandung pengertian dari Bahasa sansekreta “Cetera” yang
berarti Payung. Kesejahteraan yang terkandung dalam arti
“Catera” (Payung) adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang
dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan,
atau ke khawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir
32
maupun batin. Sedangkan Sosial berasal dari kata “Socius” yang
merupakan teman, kawan dan kerja sama. Orang yang social
adalah orang yang berhubungan dengan orang lain dan
lingkungannya secara baik. Jadi kesejahteraan social dapat
diartikan sebagai kondisi dimana orang dapat memenuhi
kebutuhannya dan dapat berhubungan dengan lingkungannya
secara baik. (Fahrudin 2012, 8).
Menurut Myers, Sweeney and Wittmer (2005:252)
kesejahteraan merupakan cara hidup ke arah mencapai tahap
kesehatan dan kesejahteraan yang optimum meliputi fisik,
mental, dan spiritual yang di integrasikan oleh individu untuk
kehidupan yang berkualitas di dalam masyarakat.
Dalam UU No. 6 Tahun 1974 pasal 2 ayat 2 kesejahteraan
sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,
materill ataupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
keasusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan
bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menunjung
tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila. (Fahrudin 2012, 9)
2. Tujuan Kesejahteraan Sosial
Menurut Adi Fahrudin Kesejahteraan sosial mempunyai
tujuan yaitu :
33
1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam
arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti
sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan
relasi-relasi sosial yang harmonis dengan
lingkungannya.
2. Untuk mencapai penyusuaian diri yang baik
khususnya dengan masyarakat di lingkungan,
misalnya dengan manggali sumber-sumber,
meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup
yang memuaskan. (Fahrudin 2012, 10)
E. Hubungan Posyandu dengan Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis,
dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari
seperti makan, minum, kerja, istirahat serta pengelolaan hidup
emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak bila keadaan
keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada
periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang
mau menyadarinya. (Santoso 2012, 8)
Kesehatan masyarakat meliputi bentuk kegiatan posyandu
atau upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini terutama tanggung jawab
masyarakat. Membahas tentang kesehatan merupakan membahas
tentang jiwa raga dan lingkungan dimana masyarakat itu hidup.
34
Pelayanan kesehatan mengacu pada kesehatan dan
pelayanan yang diberikan oleh posyandu untuk masyarakat.
Pelayanan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang diberikan
seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Pelayanan kesehatan itu sendiri merupakan suatu bentuk aktivitas
yang bertujuan untuk membantu individu, kelompok ataupun
kesehatan masyarakat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
Bidang kesehatan dianggap salah satu indikator utama
dari berkembangnya kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah
geografis tertentu. Hal ini bisa terlihat antara lain dari beberapa
indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (human
development index=HDI) yang masih menempatkan indikator
seperti anga kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan,
angka harapan hidup sehat, angka harapan hidup. (Rukminto,
2013, 61)
Secara konseptual jaminan sosial terdiri dari bantuan
sosial (Social Assitance) dan asuransi sosial (Social Insurance)
(Suharto 2009, 59). Bantuan sosial yang kerap disebut juga
sebagai bantuan public (Public Assistance), dapat berbentuk
tunjungan uang, barang atau pelayanan sosial tanpa
memperhatikan kontribusi atau premi dari penerimaan.
Tunjangan kesejahteraan (Walfare Benefits) bagi keluarga
miskin, jompo, dan anak terlantar adalah contoh bantuan sosial.
35
Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia,
terdapat beragam mekanisme dan inisiatif lokal yang diterapkan
oleh komunitas tertentu untuk melindungi masyarakatnya dari
berbagai resiko dan guncangan sosial. Di perdesaan dan
perkotaan Indonesia, misalanya seperti posyandu, kelompok
arisan, raksa desa, kelompok pengajian, kelompok dana kematian
telah berfungsi sebagai sistem jaminan sosial informal berbasis
swadaya masyarakat. (Suharto 2009, 59)
36
Peran Kader Posyandu
Bougenville
Sosialisasi kepada
masyarakat
Terjun langsung ke
masyarakat
Menjalankan program
atau memfasilitasi
kepada masyarakat
Partisipasi masyarakat:
1. Keikutsertaan
Individu, keluarga, dan
kelompok masyarakat
2. Keterlibatan
masyarakat pada kegiatan
di posyandu Bougenvile
F. Kerangka Berfikir
Bagan 2.1
KERANGKA BERFIKIR
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan singkatan dari Pos Pelayanan
Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah
kegiatan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama dengan masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Dalam pergerakannya posyandu
dimonitori oleh kader merupakan perempuan terpilih dari wilayah
sendiri yang terlatih untuk melaksanakan kegiatan rutin
diposyandu maupun diluar hari buka posyandu (Direktur Jenderal
Bina Gizi 2013, 1)
Menurut Efendi (1998:267) posyandu merupakan forum
komunikasi, dan pelayanan kesehatan masyarakat yang
mempunyai nilai yang strategis dalam pengembangan sumber
daya manusia sejak dini. Posyandu juga pusat kegiatan untuk
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Dengan adanya posyandu ini bisa memantau upaya
untuk membangun sumber daya manusia salah satunya adalah
menyangkut balita, sehingga tercipta SDM yang sehat, aktif dan
produktif.
38
Pentingnya peran kader dalam menumbuhkan persepsi
positif masyarakat untuk memahami, mengerti mengenai fungsi
dari posyandu. Sehingga harapan organisasi ini untuk
meningkatkan partisipasi kepada masyarakat dapat tercapai.
Dalam meningkatkan fungsi posyandu bukan hanya
tanggung jawab pemerintah, melainkan komponen yang ada di
masyarakat dan juga kader. Pada peran kader dalam
melaksanakan kegiatan posyandu sangat besar karena sebagai
pemberi informasi kesehatan dan juga sebagai penggerak atau
menggerakkan masyarakat untuk datang ke posyandu dan
melakukan hidup sehat dan bersih.
2. Tugas-Tugas Kader
Kader posyandu memberikan pelayanan kesehatan, seperti
pendaftaran , pencatatan , memberikan penyuluhan, penimbangan
bayi dan balita, pemberian vitamin A dan memberikan imunisasi
kepada bayi dan balita, edukasi bahaya narkoba dan rokok serta
penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
kebersihan lingkungan.
Sasaran utama kegiatan posyandu adalah balita dan
orangtua, ibu hamil, ibu menyusui dan bayinya dan masyarakat
sekitar yang memiliki balita. Mengundang dan menggerakkan
masyarakat, yaitu memberitahu masyarakat yang memiliki balita
atau anak-anak untuk datang ke posyandu.
39
Tugas kader pada kegiatan posyandu disebut juga dengan
tugas pelayanan 5 meja meliputi :
1. Meja 1, bertugas mendaftar balita atau anaknya yaitu
menuliskan nama pada KMS dan kertas yang diselipkan pada
KMS dan mendaftar ibu hamil, menuliskan nama ibu hamil pada
Formulir atau Registasi.
2. Meja 2, bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat
hasil penimbangan pada kertas yang akan dipindahkan pada
KMS.
3. Meja 3, bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan
catatan hasil penimbangan balita dari kertas ke dalam KMS anak
tersebut.
4. Meja 4, bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan anak
berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam
grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan
memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada
data KMS.
5. Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya
dilakukan oleh petugas kesehatan puskesmas atau yang di utus
oleh puskesmas yaitu bidan atau dokter. Pelayanan yang
diberikan antara lain Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Keluarga
Berencana, pemberian Vitamin A.
40
3. Fungsi Posyandu
Posyandu berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
pelayanan kesehatan terutama penurunan Angka Kematian Ibu,
Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita, yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2. Sebagai wadah informasi dan keterampilan dari kader kepada
masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam rangka
mempercepat penurunan AKI dan AKB.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembnagkan
kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat yang
sehat dan sejahtera. (Departemen Kesehatan RI 2006, 13)
4. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan : Bahwa kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
41
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 19 Tahun
2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Pos Layanan Terpadu.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun
2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja
Oprasional Pembinaan Pos Layanan Terpadu
5. Bentuk-Bentuk Pelayanan
Posyandu yang merupakan jenis Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang memiliki 5
pelayanan untuk masyarakat khususnya untuk balita dan anaknya,
yaitu :
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan anak, pengukuran tekanan darah, pemantauan
nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan anak),
pemberian imunisasi kepada anak-anak.
2) Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader,
jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan
berat badan anak, deteksi dini gangguan
pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi.
3) Pemberian Vitamin A dilakukan oleh kader kepada
balita dan anak-anak yang dilakukan pertiga bulan
sekali dan setahun mendapatkan empat kali Vitamin
A
42
4) Pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba dan
rokok, kader memberikan edukasi dan sosialisasi
kepada masyarakat.
5) Bantuan pemerintah berupa Pemberian Makananan
Tambahan (PMT) yakni biskuit atau sereal untuk
balita dan anak.
6. Tujuan Posyandu
1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka
kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
3. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi
keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga
dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
4. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI dan AKB (Departemen Kesehatan
RI 2006, 12)
B. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih
Kelurahan Cempaka Putih merupakan penanaman
Cempaka Putih tentunya memiliki sejarah dan harapan tersendiri
bagi masyarakat yaitu merupakan bunga yang menebarkan
43
wewangian harum semerbak dengan pohon menjulang tinggi
yang menjanjikan keteduhan yang berdaun panjang serta terlihat
menawan indah nan cantik. Sejarah Desa cempaka Putih adalah
hasil pemekaran dasri Desa Rempoa pada Tahun 1980, dengan
pejabat Kepala Desa Bapak H. Noor Abdullah dan Sekertaris
Desa Bapak Bapak H. Asman Saidan, Kantor Desa Cempaka
Putih saat itu berlokasi di kediaman (almarhum) HM. Mursan:
Kepala Dusun saat itu.
Sebelum terbentuknya Kota Tangerang Selatan,
Kelurahan Cempaka Putih berada dalam wilayah Kecamatan
Ciputat, Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2005 perubahan status
dari desa menjadi kelurahan, pada bulan Juli 2007 Kelurahan
Cempaka Putih masuk kedalam wilayah Kecamatan Ciputat
Timur.
Kelurahan Cempaka Putih terbentuk berdasarkan
peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomer 3 Tahun 2005
tentang Pembentukan 77 Kelurahan di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan UU RI Nomor 51
Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan, sejak
tanggal 26 November 2008 Kelurahan Cempaka Putih berada
dalam wilayah Kecamatan Ciputat Timur Pemerintah Kota
Tangerang Selatan. (Profil Kelurahan Cempaka Putih)
1. Geografis
Kelurahan Cempaka Putih terletak di bagian Timur Kota
Tangerang Selatan yaitu pada titik koordinat 106’38 – 106’47
44
Bujur Timur dan 06’13’30’ – 06’22’30 Lintang Selatan. Luas
wilayah Kelurahan Cempaka Putih : 240 Ha, Kelurahan Cempaka
Putih terletak ditengah-tengah Kecamatan Ciputat Timur yang
berbatasan langsung dengan kelurahan –kelurahan yang ada di
Kecamatan Ciputat Timur. Letak geografis Kelurahan Cempaka
Putih yang hampir berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada
sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kelurahan
Cempaka Putih sebagai salah satu daerah penyangga provinsi
DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan
Provinsi Banten dengan DKI Jakarta.
Gambar 3.1
Peta Kelurahan Cempaka Putih
Sumber:Mading Posyandu
45
Tabel 3.1
Batasan Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
ARAH KELURAHAN
UTARA PONDOK RANJI DAN RENGAS (KEC.
CIPUTAT TIMUR)
SELATAN PISANGAN DAN CIRENDEU (KEC.
CIPUTAT TIMUR)
TIMUR REMPOA (KEC. CIPUTAT TIMUR )
BARAT CIPUTAT DAN SAWAH (KEC. CIPUTAT)
2. Demografi
Secara Administratif Kelurahan Cempaka Putih terdiri
dari 11 (sebelas) Rukun Warga (RW) dan 55 (lima puluh lima)
Rukun Tetangga (RT). Lembaga yang ada di Kelurahan Cempaka
Putih, terdiri dari :
1. TP PKK Kelurahan Cempaka Putih
2. LPM
3. Karang Taruna
4. BKM Cempaka Sejahtera
5. SATGAS PA
6. FORUM KOTA LAYAK ANAK
7. PPT (Pos Pelayan Terpadu)
46
8. AL Hidayah
9. Koperasi Patih
3. Visi dan Misi Kelurahan Cempaka Putih
VISI
Prima dalam pelayanan, dengan menunjung tinggi
akurasi, ketepatan, inovasi dan keramahan tamahan
MISI
1. P = Prima
2. A = Akurat
3. T = Tepat
4. I = Inovasi
5. H = Humanis
4. Lembaga Kesehatan
Dalam bidang kesehatan ada beberapa pos/ lembaga/
kader kesehatan yang membantu dalam hal penanganan
kesehatan di masyarakat. Juga terdapat balai-balai pengobatan
dari pihak swasta berupa rumah sakit/ klinik atau pos pengobatan
dan juga apotik atau toko obat yang terdaftar di Kelurahan
Cempaka Putih. Berikut ini adalah daftar 20 posyandu yang
terdapat di Kelurahan Cempaka Putih :
47
1. Posyandu Nusa Indah : Jln. H. Abd Ghani RT 01/01
2. Ponsyandu Kemuning : Jln. Abd Manaf RT. 03/01
3. Posyandu Flamboyan : Jln. Saman RT.03/01
4. Posyandu Melati : Jln. Bulak III RT 01/02
5. Posyandu Bougenville : Jln. Semanggi II RT 04/03
6. Posyandu Seroja : Jln Semanggi I RT 01/03
7. Posyandu Catelia : Jln. Semanggi II RT 03/03
8. Posyandu Teratai : Jln. Al Ikhlas RT 03/04
9. Posyandu Kenanga : Jln. Husainy RT 02/04
10. Posyandu Sakura : Jln. Jamblang RT 01/05
11. Posyandu Matahari : Jln. Musholla RT 02/05
12. Posyandu Tanjung : Jln. Pepaya RT 03/05
13. Posyandu Anggrek : Jln. Jambu RT 04/05
14. Posyandu Kamboja : Jln. SMP Mabad RT 05/05
15. Posyandu Dahlia : Jln. Masjid RT 01/06
16. Posyandu Cempaka : Jln. Sukun RT 03/06
17. Posyandu Sedap Malam : Jln. Kembang RT 02/08
18. Posyandu Wijaya Kusuma : Jln. H. Echo RT 01/09
19. Posyandu Mawar : Jln. WR Supratman RT 02/09
20. Posyandu Seruni : Jln Bacang RT 03/09
48
5. Profil Posyandu Bougenville
Gambar 3.2
Logo Posyandu
Sumber : Google
Posyandu Bougenville diresmikan pada tanggal 5
Desember 1987 yang pertama kali ketuanya adalah Ibu Nur atau
yang dipanggil Ibu Ipang dan sekarang ketuanya adalah Ibu
Susiowati. Kader posyandu Bougenville terdiri dari 8 anggota
kader beserta ketua kader yang merupakan Ibu Susilowati,
Posyandu Bougenville terletak di Jalan Semanggi II Nomer. 78
RT 004/03 Cempaka Putih Ciputat Timur yang berlokasi di Aula
Masjid Al-Muhajirin. Posyandu terbukti mempunyai peranan
yang besar terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita.
Posyandu Bougenville telah berperan dan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan cakupan program kesehatan
sehingga kunjungan secara rutin dan teratur dapat memantau
49
pertumbuhan dan perkembangan bayi atau balita, sehingga orang
tua, kader dan petugas kesehatan setempat dapat mendeteksi
sedini mungkin kelainan yang mungkin terjadi pada setiap tahap
tumbuh kembang anak dan apabila di temukan kejanggalan dapat
segera dilakukan stimulasi ataupun rujukan secepatnya mungkin
sehingga mampu menurunkan angka kesakitan, kecacatan bahkan
kematian balita.
Posyandu merupakan suatu organisasi wanita yang berasal
dari Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga) dan para Kader PKK ini mengaktualisasikan ke dalam
suatu kelompok dengan membentuk suatu wadah organisasi
untuk dapat melakukan kegiatan dengan anggota dan
melaksanakan program-program posyandu yang tunjukan kepada
masyarakat.
5. Visi dan Misi serta Tujuan Posyandu
VISI
a) Mampu mendeteksi dan memantau perkembangan
kesehatan masyarakat setempat demi terciptanya
peningkatan kesehatan masyarakat.
b) Melaksanakan kegiatan keposyanduaan secara
bertanggung jawab untuk mencapai masa depan
keluarga yang lebih baik.
50
MISI
a) Menjadi organisasi kesehatan yang dapat mendorong
seluruh masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan
lingkungan hidup.
b) Menjadi kader yang berkualitas dengan memiliki
dedikasi tinggi dan keperdulian terhadap
lingungannya.
TUJUAN
a) Menghasilkan anak dalam usia emas dapat tumbuh
dan berkembang baik, sehat jasmani dan rohani, serta
berkualitas.
b) Menghasilkan kegiatan-kegiatan positif yang berguna
bagi masyarakat secara luas.
c) Menghasilkan masyarakat yang sehat dan peduli
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
51
C. Struktur Organisasi Posyandu Bougenville
Gambar 3.3
SUSUNAN ORGANISASI PENGURUS OSYANDU
BOUGENVILLE
52
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian berupa data dan
informasi yang telah dilakukan oleh peneliti selama penelitian
melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data dan
informasi yang dipaparkan berkaitan dengan peran kader
Posyandu Bougenville dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat
Timur. Data dan sumber data yang diperoleh dibatasi sesuai
dengan fokus penelitian.
Oleh karena itu, perlu sekiranya peneliti memaparkan
hasil temuan lapangan terkait peran kader Posyandu Bougenville
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
A. Peran Kader Posyandu Bougenville
Pergerakan posyandu dimonitori oleh kader yang
merupakan perempuan terpilih dari wilayah nya sendiri
dan terlatih untuk melaksanakan kegiatan rutin posyandu
maupun di luar hari buka posyandu. Kegiatan posyandu
dilaksanakan oleh, dari, dan untuk masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan balita
serta anak-anak sampai usia 60 bulan atau 5 tahun.
Penelitian ini dapat dilihat bahwa Posyandu Bougenville
memiliki peran kader yang sangat penting hal ini disampai
kan oleh Ketua Posyandu Bougenville, bahwa:
53
“Memberikan sosialisasi kepada
masyarakat mbak dan terus memberikan
pelayanan-pelayanan seperti Vitamin A,
penimbangan untuk anak dan balita, imunisasi,
penyuntikan vaksin dan memberikan makanan
seperti biskuit dari pemerintah. Peran edukasi
adalah kami para kader memberikan penyuluhan
tentang bahaya narkoba dan rokok untuk
masyarakat.” (Susilowati 2019)
Hal ini diperkuat juga oleh hasil informasi yang
diberikan kader Posyandu Bougenville lainnya dan
pendapat yang diberikan oleh salah satu masyarakat aktif
yang ada di posyandu Bougenville, bahwa:
“Perannya sangat besar justru lebih aktif
dibandingkan organisasi lainnya kan kita harus
mengenal masyarakat harus terjun langsung ke
masyarakat. Setiap kegiatan seperti arisan PKK
(Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) peran
kader posyandu memberikan penyuluhan te ntang
kesehatan jasmani dan rohani, kesehatan balita dan
anak-anak, kesehatan lansia, kesehatan tumbuh
kembang anak dan juga kesehatan lingkungan.”
(Maryanti, 2019)
Sedangkan menurut Masyarakat aktif, yakni:
“Peran kader Alhamdullilah cukup baik
untuk mengajak para masyarakat berkunjung ke
posyandu, kader juga sudah berusaha untuk serta
mengajak masyarakat yang tidak aktif mbak
seperti dating ke rumah-rumah masyarakat dan
bersosialisasi juga dengan masyarakat untuk
dating dalam kegiatan posyandu.” (Titin, 2019)
54
Gambar 4.1
Para Kader Posyandu Bougenville
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Setelah memaparkan beberapa hasil wawancara
diatas dapat disimpulkan bahwa peran yang sudah
dilakukan kader posyandu terhadap masyarakat sudah
baik dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk datang dalam kegiatan posyandu yang dilaksanakan
di minggu ketiga atau setiap akhir bulan. Hal ini diperkuat
oleh data wawancara yang disampaikan ketua kader
posyandu, kader posyandu, dan masyarakat yang aktif
dalam kegiatan posyandu Bougenville Kelurahan
Cempaka Putih, Ciputat Timur. Kegiatan yang dilakukan
kader berupa memberi Vitamin A, Penimbangan untuk
anak dan balita, imunisasi, memantau tumbuh kembang
anak, memantau berat badan anak sesuai dengan usia
55
anak, edukasi dan penyuluhan tentang bahaya narkoba
dan bahaya rokok.
Selain peran kader posyandu Bougenville perlu
juga diketahui bagaimana fungsi kader posyandu terhadap
masyarakat yang datang ke posyandu Bougenville. Hal ini
di sampaikan oleh kader bahwa posyandu Bougenville
memiliki banyak fungsi-fungsi, yakni:
“Fungsinya banyak sih mbak untuk
membantu masyarakat seperti kesehatan terutama
sekarang kan ada Posbindu juga, kalau posyandu
terutama untuk anak-anak. Untuk memantau
perkembangan anak-anak, tumbuh kembang, naik
turun nya anak seperti berat badan (BB) kalau
misalkan dari posyandu anak ini kurang berat nya
kan nanti kita kirim ke puskesmas.kan dari
posyandu ada pengantarnya kaya anak ini sakit
atau kurang gizi contohnya kemarin ada salah satu
anak langsung puskesmas yang turun langsung
untuk mengecheck anak tersebut dan yang
memantau bukan posyandu lagi malah puskesmas
yang memantau. Anak dibilang kurang gizi
sebenarnya nggak juga sih perkembangan nya
lambat anak ini umurnya 2 tahun seharusnya udah
bias kemana-mana ini belum bisa ngapa-ngapain
kalau jalan juga harus dipegang oleh mamanya
gak bisa jalan sendiri gitu mbak dan langsung dari
puskesmas itu yang memantau. Setiap bulan juga
anak ini dapat susu dari puskesmas nya langsung
mbak, sekarang kan yang sudah berusia 3 tahun
masuk sekolah PAUD kan nah kita sebagai kader
fungsi kita ya datang untuk kerumahnya
mengcheck anaknya terus ditimbang berat
badannya berapa itu biasanya kita lakukan setelah
anak itu pulang sekolah atau sorenya.”
(Susilowati, 2019)
56
Pentingnya peran kader dalam menumbuhkan
persepsi positif masyarakat untuk memahami, mengerti
mengenai fungsi dari posyandu. Dan masih ada saja
masyarakat yang kurang kesadaran dan tidak antusias
dalam kegiatan posyandu untuk kesehatan anak-anaknya.
Peran kader adalah mengambil tanggung jawab,
mengembangkan kemampuan serta pemimpin yang
menggerakkan masyarakat berdasarkan asas kebersamaan
dan kemandirian.
Dalam hal ini diperkuat juga oleh pernyataan yang
diberikan oleh kader posyandu bougenville terkait fungsi
apa saja yang dilakukan kader posyandu untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, yakni :
“Kader juga diharapkan berperan aktif dan
mampu menjadi pendorong, motivasi dan
penyuluhan kepada masyarakat. Fungsinya juga
untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan mbak kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang kami
berikan, kader juga menjembatani antara bidan
atau dokter dipuskesmas.” (Rodiyah, 2019)
Dari dua pernyataan informan tersebut terkait
dengan fungsi yang dijalankan oleh kader posyandu
Bougenville dapat disimpulkan bahwa kader posyandu
memiliki fungsi sebagai pendorong, motivasi dan
penyuluhan kepada masyarakat. Hal lain juga
disampaikan oleh ketua kader bahwa hal tersebut
dilakukan untuk memantau tumbuh kembang balita dan
57
anak-anak, naik turunnya berat badan (BB) anak, jika ada
anak yang memiliki permasalahan kurangnya berat badan
akan di rujuk ke puskesmas yang akan di fasilitasi oleh
kader posyandu serta mendatangi rumahnya untuk
mengcheck atau memantau tumbuh kembang anaknya
yang bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini atau
PAUD yang berhalangan hadir ke posyandu.
Fokus terakhir yang dapat dilihat dari kader
posyandu yaitu tugas yang dilakukan oleh kader posyandu
tersebut dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih. Tugas apa saja yang dilakukan
oleh ketua kader posyandu dijelaskan oleh beberapa
informan di bawah ini, yaitu:
“Tugasnya memberikan penyuluhan sama
ibu-ibu balita untuk menjaga kesehatan istilahnya
kaya cuci tangan sebelum makan, terus tugasnya
juga selalu memantau ke warga tentang jentik
nyamuk atau jumantik. Setiap bulan kita juga
memantau jentik nyamuk berjalan terus. Kalau di
posyandu nya itu tugasnya ada pos nya masing-
masing ada 5 meja pertamaa pendaftaran, meja
kedua penimbangan balita dan anak, meja ketiga
mengisi KMS (Kartu Menuju Sehat), meja
keempat menjelaskan KMS kan kadang anak ada
yang berat badannya naik dan berat badannya
turun kalau turunnya bisa 2Kg itu kenapa kita
tanyain ke ibunya terus ibunya bilang sakit bu
kemarin jadi gak napsu buat makan minum susu
juga di muntahin terus kita tanya lagi udah
kepuskesmas belum kalau belum kita sebagai
kader kita kasih surat pengantar ke puskesmas
kader juga ikut ke puskesmas untuk dampingim
58
ibu tersebut, meja kelima kegiatan pelayanan
imunisasi anak.” (Susilowati, 2019)
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh dua
kader posyandu lainnya, bahwa:
“Tugas kader masing-masing ada yang
mencari suatu ide, idenya itu kaya misalkan bulan
depan kan posyandu ulangtahun posyandu
Bougenville ya mbak jadi cari ide gimana ya biar
seru untuk ibu dan anak-anaknya apalagi
ulangtahun nya juga bersamaan dengan Posbindu
mbak terus orang kelurahan pada dateng juga kan,
terus kita juga para kader tiada henti untuk
bersosialisasi secara langsung tentang kesehatan
kepada masyarakat sini.” (Rodiyah, 2019)
Sedangkan menurut kader posyandu, yakni :
“Tugas kader juga memantau
perkembangan anak atau tumbuh kembangnya
ketika kegiatan berlangsung kader juga
mempunyai tugasnya masing-masing ada yang
menimbang balita dan anak ada juga yang
mencatat di KMS atau bisa disebut dengan kartu
menuju sehat dan imunisasi kader juga dibantu
oleh bidan dari puskesmas terdekat untuk
membantu kita, jika masyarakat yang tidak
mengikuti kegiatan posyandu dan mempunyai
anak kecil kita langsung datang kerumahnya atau
jemput bola gitu kenapa tidak datang ke
posyandu” (Maryanti, 2019)
Salah satu masyarakat yang aktif juga menyampaikan
pendapatnya tentang bagaimana tugas dari kader posyandu di
kelurahan cempaka putih ini, yakni:
“Menurut saya sebagai masyarakat yang
mengikuti kegiatan posyandu tugas kader adalah
59
memberikan pelayanan-pelayanan seperti imunisasi,
penimbangan anak dan memberikan vitamin A serta
edukasi dan penyuluhan pencegahan narkotika dan
bahaya rokok yang ada diposyandu bougenville, dan
tugas lain nya juga kader memantau perkembangan
anak-anak saya juga.” (Titin, 2019)
Gambar 4.2
Melakukan Tugasnya di Meja masing-masing
Sumber : Dokumentasi Pribadi
60
Gambar 4.3
Kader Sedang Melakukan Penimbangan kepada Balita dan
Anak
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Melalui beberapa pernyataan informan di atas terkait
bagaimana tugas kader posyandu Bougenville Kelurahan
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur dapat disimpulkan
bahwa kader posyandu memiliki tugas untuk membantu
masyarakat dalam memberikan penyuluhan kesehatan,
memantau tumbuh kembang anak, masing-masing kader
memiliki tugas di pos yang terdiri dari 5 meja. Meja pertama
pendaftaran, meja kedua menimbangkan balitan dan anak,
meja ketiga mengisi KMS atau Kartu Menuju Sehat, meja
keempat menjelaskan KMS atau keadaan anak berdasarkan
data kenaikan berat badan anak, meja kelima kegiatan
pelayanan imunisasi balita dan anak. Serta edukasi tentang
pencegahan narkotika dan bahaya rokok yang ada diposyandu
61
bougenville. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diketahui
bahwa kader posyandu Bougenville Kelurahan Cempaka
Putih Kecamatan Ciputat Timur memiliki tugas yang beragam
hal ini diketahui hasil wawancara yang dilakukan oleh Ketua
Kader, Kader Posyandu serta Masyarakat aktif yang ada
diposyandu tersebut.
B. Usaha Kader Posyandu dalam Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat
Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat,
pemerintah bekerjasama dengan instansi yang terkait dengan
kegiatan posyandu yang dilakukan satu bulan sekali, dimana
adanya program kesehatan seperti penimbangan balita dan
anak, pencatatan hasil penimbangan, penyuluhan tentang
kesehatan, penyuluhan tentang bahaya narkoba dan rokok,
serta pelayanan kesehatan. Untuk menjalankan kegiatan
tersebut dibantu oleh para kader posyandu.
Pada kegiatan posyandu dari persiapan pelaksanaan
kegiatan hari buka posyandu, pelaksanaan kegiatan hari buka
posyadu hingga kegiatan diluar kegiatan hari buka posyandu.
Tingkat partisipasi masyarakat dapat diukur dan dilihat
melalui masyarakat atau anggota masyarakat dalam kegiatan
posyandu, pelayanan kesehatan serta program yang diberikan
oleh posyandu.
62
Melihat Partisipasi Masyarakat dalam meningkatkan
kesadaran akan pentingnya posyandu Bougenville merupakan
hal yang penting dalam penelitian ini. dimana ada keterkaitan
antara peran kader posyandu Bougenville dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat maka pada sub bab ini
akan dipaparkan bagaimana partisipasi masyarakat dalam
kesadaran akan pentingnya posyandu untuk kesehatan balita
dan anaknya. Dapat dilihat dari pernyataan yang diberikan
oleh ketua kader posyandu Bougenville Kelurahan Cempaka
Putih, Kecamatan Ciputat Timur terkait seberapa banyak
presentase masyarakat yang aktif dan tidak aktif dalam
mendatangi posyandu, yakni:
“Masyarakat antusias sih misalkan sama ibu
nya gabisa paling sama neneknya yang dateng, tapi
emang 60% ada masyarakat yang gak bisa dateng ke
posyandu kita tanya kenapa kok ga dateng ke
posyandu dijawab iyaa ketiduran ada juga yang
ditanya di jawab pergi iya paling kita kasih tau besok
jangan lupa dateng yaa. Itu anaknya Kak Nina juga
pernah ditanya kenapa gak dateng ke posyandu eh
dijawab kalau ngecheck anak kaya tumbuh kembang
terus imunisasi anak selalu di rumah sakit anak. Nah
sekarang Kak Tika ikut posyandu dulu anaknya yang
besar sekarang usia 3 tahun gak pernah ke posyandu
kaya imunisasi ga boleh dateng sama suaminya. Kita
kader udah sosialisasi terus Kak Tika bilang iya bu
besok saya dateng keposyandu untuk anak kedua mau
rutin datang ke posyandu. Padahal ke posyandu itu
nggak bayar mbak gratis dari pemerintah yang
imunisasi juga dokter puskesmas kok bukan kader
yang imunisasi. Dulu kan suka ada beranggapan
imunisasi itu dari minyak babi atau haram dulu kan
orang beranggapan begitu ya padahal kan dari
63
puskesmas juga dari pemerintah aman untuk anak”
(Susilowati. 2019)
Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan yang
diberikan oleh kader posyandu Bougenville, bahwa:
“Untuk presentase sendiri terkadang ada
yang berbulan-bulan tidak mendatangi ke
posyandu ditanya kenapa ga datang alasannya
anaknya gak mau di timbang. Pas dilihat KMS
atau di jelaskan Kartu Menuju Sehat terakhir kali
bulan april kesini sekarang saja sudah bulan
desember berarti sudah 8 bulan anaknya tidak di
bawa keposyandu. Lalu anak tersebut dua hari lalu
di bawa ke puskesmas kan sakit pas ditimbang
berat badan tidak sesuai dengan usianya di bilang
gizi buruk terus kita para kader dengar kabar itu
perwakilan langsung ke puskesmas gintung. Nah
baru hari ini anak dibawa keposyandu untuk
penimbangan, ya mungkin 62% tidak mengikuti
kegiatan posyandu ada yang orangtuanya pekerja
sibuk terus dibawa ke rumah sakit ibu dan anak
untuk mengecheck anaknya tersebut. Kalau aktif
ada juga yang antusias dengan kegiatan posyandu
mbak.” (Rodiyah,2019)
Hal berbeda juga disampaikan oleh salah satu
masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu
Bougenville, bahwa:
“Sedari anak saya berusia 1 bulan hingga
sekarang berusia 2 tahun Saya sudah memiliki
tempat pelayanan tersendiri untuk memeriksakan
kondisi keadaan anak saya seperti kesehatannya
dan juga memberikan vitamin A serta
penimbangan anak dan imunisasi. Namun setelah
kader bersosialisasi dengan saya untuk mengajak
ke posyandu kemungkinan saya akan mengikuti di
bulan depan ya mbak”. (Rahmi, 2019)
64
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kehadiran
masyarakat dalam kegiatan posyandu Bougenville
kurangnya kesadaran akan pentingnya posyandu untuk
tumbuh kembang anaknya. Masih banyak masyarakat
yang tidak datang keposyandu dan lebih memilih pergi ke
rumah sakit, bidan, atau klinik sedangkan posyandu
sendiri juga program pemerintah yang pelayanan nya
diberikan kepada masyarakat dengan gratis. Masyarakat
yang tidak aktif jadi ingin mengikuti kegiatan di posyandu
Bougenville setelah para kader bersosialisasi untuk
mengajak datang dalam kegiatan posyandu tersebut.
Setelah melihat bagaimana tingkat kehadiran
masyarakat dalam partisipasinya di kegiatan posyandu
Bougenville peneliti selanjutnya akan menjabarkan
bagaimana hasil wawancara terkait usaha kader posyandu
Bougenville dalam menanggapi masyarakat yang kurang
aktif. Hal ini di perkuat oleh pernyataan yang diberikan
ketua kader posyandu Bougenville, bahwa:
“Kita harus jemput bola kita samperin
kerumahnya, Cuma kadang-kadang alesannya iyaa
maaf lupa, orangtuanya yang sibuk bekerja.
Sekarang ya itu kita samperin kerumahnya yang
nggak dateng ke posyandu Door To Door, paling
gak pernah bosen-bosennya mengajak terus untuk
datang ke posyandu selalu kita ingatkan tapi ya
ada aja masyarakat yang tidak aktif dalam
kegiatan posyandu. Gak ada bosennya lah untuk
mengajak terus masyarakat untuk datang
keposyandu kita kan istilahnya kerja sosial yaa unt
uk kita ajak baik untuk sehat walaupun dia gak
65
mau yaa monggo saja kita ngga ada bosen-
bosennya untuk selalu ngajakin keposyandu untuk
kebaikan mereka sendiri kan. Selama kita berbuat
baik ayo aja ibu-ibu kita dorong untuk dateng. Iya
namanya masyarakat banyak iya begitulah bilang
males padahal kan gak sampe 30 menit di
posyandu.” (Susilowati, 2019)
Hal ini juga diperkuat pernyataan yang diberikan oleh
kader posyandu Bougenville dan masyarakat yang aktif dalam
kegiatan posyandu, bahwa :
“Iya harus sering-sering di sosialisasikan,
sering-sering dimotivasi diingatkan diumumkan
jadi infonya tuh seminggu sebelum penimbangkan
kita infokan melalui majelis ta’alim melalui arisan
PKK juga sudah jauh-jauh hari tuh udah di kasih
tau sehari sebelum kegiatan posyandu juga kami
infokan ke pada masyarakat. Sebelum kegiatan
posyandu kita umumkan dulu di masjid mbak
tengah-tengah kegiatan kok masih nih sasaran
masih ada separo nih nggak datang kita umumkan
lagi. Di atas juga kan mbak sudah tidak produktif
lagi sudah mempunyai dokter sendiri untuk
memeriksakan anaknya. Kami juga para kader
selalu Door To Door selalu memotivasi mbak
untuk datang yaa keposyandu kami juga bulan ini
mau jumantik dari rumah kerumah ada angket juga
dari puskesmas tentang kesehatan gizi.”
(Maryanti, 2019)
Sedangkan menurut masyarakat aktif, yakni :
“Kalau ditanya peran aktif saya untuk
mengajak masyarakat lakukan, karena saya sendiri
hanya seorang ibu yang berkunjung saja bukan
pengurus posyandu. Paling tidak ketika ketemu di
warung ada ibu yang punya anak kecil dan warga
sini tapi saya jarang melihat datang ke posyandu
ya saya tanyain gak pernah datang yaa lalu
66
dijawab iya memang jarang ke posyandu paling
saya cuma ingatkan jangan lupa ya datang karna
diposyandu pelayanan nya baik dan juga bisa
mengecheck kesehatan anak ada bidan juga dari
puskesmas gitu aja sih mbak.” (Titin, 2019)
Adapun hal lain yang menjadi alasan kenapa
beberapa masyarakat memilih untuk tidak aktif dalam
kegiatan posyandu, yaitu :
“Saya jadi kurang mengenal posyandu
bougenville beserta para kadernya, saya juga
menjadi kurang bersosialisasi kepada masyarakat
sekitar serta Ketika posyandu berlangsung anak
saya yang berusia 3 tahun sudah sekolah paud
makanya saya tidak bisa hadir dalam kegiatan
posyandu, dan paling tidak untuk penimbangan
anak atau imunisasi saya lakukan di rumah sakit
dan memberi vitamin saya bisa lakukan dirumah
membeli vitamin nya di apotik.” (Rahmi, 2019)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
usaha yang sudah dilakukan oleh kader untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat sudah maksimal,
dimana para kader tidak segan untuk mendatangi
masyarakat yang tidak aktif atau tidak mengikuti kegiatan
posyandu untuk mengajak masyarakat tersebut mengikuti
kegiatan yang ada di posyandu Bougenville. Hal serupa
juga disampaikan oleh masyarakat aktif lainnya yang turut
membantu kader untuk mengajak masyarakat agar datang
ke posyandu. Namun, hal tersebut dibantah oleh
pernyataan yang diberikan masyarakat yang tidak aktif
67
dimana mereka menanggap peran posyandu sudah dapat
digantikan oleh rumah sakit, bidan, dan sejenisnya.
Beberapa masyarakat yang tidak aktif juga berpendapat
bahwa mereka hanya untuk memberikan vitamin kepada
balita atau anak mereka dapat dilakukan sendiri dengan
membeli obat di apotik terdekat. Untuk itu, peneliti
menyimpulkan bahwa di zaman sekarang ini peran
posyandu sudah bisa digantikan oleh lembaga kesehatan
lainnya seperti rumah sakit, bidan, klinik dan sejenisnya.
Terlebih lagi banyak masyarakat yang merasa sibuk
dengan aktivitasnya dan memilih lembaga kesehatan lain
seperti rumah sakit, bidan, klinik dapat menggantikan
peran posyandu.
Gambar 4.4
Usaha Kader Kepada Masyarakat Untuk Datang
Keposyandu Bougenville
68
C. Harapan Masyarakat Terhadap Kader Posyandu
Bougenville
Untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas posyandu
bougenville maka masyarakat memberikan masukan, seperti:
1. Ibu Titin (28 tahun)
Ibu Titin merupakan anggota aktif posyandu dan
mempunyai tiga orang anak yang masih balita.
Menurut beliau, posyandu bougenville sangat
membantu balita yang ada disekitar masyarakat untuk
mengecek kesehatan, gizi, dan vitamin setiap
bulannya. Dan yang membuat ibu-ibu senang datang
ke posyandu diberikan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan). Untuk meningkatkan kualitas posyandu
bougenville kedepannya maka harapan saya adalah
diberlakukan jumantik dan untuk lebih aktif kegiatan
posbindu.
Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan Ibu Titin,
yakni :
“Sarana dan Prasarana bagi kader posyandu
sekarang sudah cukup baik dan pelayanan yang
diberikan juga sudah bagus. Harapan saya semoga
para kader dapat memotivasi masyarakat atau
memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang
tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu padahal si
ibu itu mempunyai anak kecil untuk kesehatan
anaknya juga kan mbak.” (Titin, 2019)
69
2. Ibu Rahmi (28 Tahun)
Ibu Rahmi merupakan anggota yang cukup aktif
dalam kegiatan di posyandu Bougenville. Disini
dikatakan cukup aktif karena pada tahun 2017 bulan
January hingga April Ibu Rahmi tidak mengikuti
kegiatan Posyandu Bougenville sedangkan pada akhir
tahun 2019 hingga sekarang Ibu Rahmi mengikuti
kegiatan posyandu Bougenville.
Hal ini juga diperkuat juga oleh pernyataan Ibu
Yani, yakni :
“Harapan saya kepada kader posyandu
Bougenville adalah dapat memotivasi para masyarakat
yang tidak aktif atau masyarakat dapat berkunjung ke
posyandu Bougenville. Kader juga lebih dapat cepat
tanggap dalam memberikan pelayanan, terlebihi saya
yang dulunya tidak pernah mengikuti kegiatan
posyandu diberikan penyuluhan atau sosialisasi
tentang pentingnya posyandu” (Rahmi, 2019)
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa harapan
masyarakat kepada kader adalah dapat memotivasi kepada
masyarakat yang tidak aktif atau tidak mengikuti kegiatan
posyandu serta dapat penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
bahaya narkoba dan bahaya merokok. Kader juga lebih dapat
cepat tanggap dalam memberikan pelayanan-pelayanan pada saat
posyandu berlangsung. Dapat meningkatkan pula kesadaran
masyarakat bahwa pentingnya posyandu untuk kesehatan balita
dan anak-anaknya agar tidak terjadi Angka Kematian Bayi
(AKB).
70
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang
telah dilakukan dan dikaitan dengan latar belakang masalah serta
teori yang ditulis pada Bab II. Setelah dilakukan penelitian dan
pengumpulan data di lapangan, baik melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi, maka peneliti memperoleh
data informasi dalam kaitannya dengan “Peran Kader Posyandu
Bougenville Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur”. Peneliti
memperoleh data selama penelitian dengan analisis data yang di
peroleh dari wawancara sehingga dapat diuraikan dalam
penyajian data.
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, fokus
penelitian ini untuk melihat peran kader posyandu Bougenville
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kelurahan Cempaka
Putih Kecamatan Ciputat Timur yang dibuat untuk masyarakat
aktif dalam kegiatan posyandu.
A. Hasil Analisa Peran Kader Posyandu Bougenville
Untuk melihat bagaimana peran kader posyandu
Bougenville dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, maka
71
peneliti akan melakukan analisis dengan keberhasilan peran kader
tersebut seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1
Partisipasi masyarakat terhadap kegitan posyandu
NO Nama Kegiatan Jumlah
Anggota
Posyandu
Anggota
Yang
Hadir
Keterangan
1 Penimbangan
Anak
Imunisasi
68 35 Beberapa
masyarakat lebih
memilih
penimbang
anaknya ke rumah
sakit anak atau
bidan, dan
beberapa ibu-ibu
yang memiliki
anak berusia 3
tahun sudah
bersekolah paud.
2 Pemberian Vitamin A 68 46 Pemberian Vitamin
A merupakan suatu
pelayanan yang di
posyandu untuk
para anak-anaknya
yang diberikan
72
perenam bulan
sekali. Dalam
meningkatkan
partispasi maka
kader posyandu
mensosialisasikan
manfaat dan
pentingnya dari
vitamin tersebut.
3 Jumantik 160 160 Seluruh anggota
masyarakat dapat
menggunakan
jumantik dengan
benar secara gratis
yang dibagikan
oleh posyandu
untuk mencegah.
4. Edukasi dan Sosialisasi
bahaya narkoba dan
rokok
68 25 Sosialisasi
dilaksanan pada
hari kerja antara
senin-jum’at setiap
3 bulan sekali.
Namun masyarakat
kurang antusias
karena peserta
merasa bosan
73
medengarkan
sosialisasi tersebut.
Dari tabel di atas hal ini didukung oleh Teori yang sudah
dipaparkan pada bab II dan data temuan penelitian pada bab IV.
Peran kader dapat sangat menentukan suatu kelompok
sosial masyarakat, dalam arti diharapkan masing-masing dari
suatu kelompok sosial masyarakat yang berkaitan agar
menjalankan perannya yaitu dengan menjalankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat
lingkungan yang ia tinggal. Hal ini juga sudah dipaparkan oleh
peneliti (dapat dilihat di BAB II halaman 20) menurut Malcolm
Payne, peran structural fungsional yang mengasumsikan bahwa
manusia memiliki kedudukan dalam struktur sosial. Peran
merupakan serangkaian harapan atau perilaku yang di asosiasikan
dengan posisi seseorang dalam struktur masyarakat. Bahwa peran
kader tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya. Peranan tersebut
seharusnya dilekatkan pada individu oleh masyarakat dianggap
mampu untuk melaksanakannya. Dalam hal ini kader memiliki
fungsi struktur keanggotaan untuk mempertahankan partisipasi
masyarakat kelurahan Cempaka Putih tetap aktif dalam mengikuti
kegiatan posyandu Bougenville untuk dapat meningkatkan
kesehatan balita dan anak mereka.
Hal ini senada dengan hasil temuan penelitian Bab IV
yaitu dapat disimpulkan bahwa kader posyandu memiliki fungsi
yang dijalankan oleh kader posyandu Bougenville yaitu sebagai
74
pendorong, motivasi, penyuluhan kepada masyarakat dan
membantu masyarakat dalam memberikan penyuluhan kesehatan,
memantau tumbuh kembang anak, dan mendatangi rumahnya
untuk mengcheck atau memantau tumbuh kembang anaknya yang
bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yang
berhalangan hadir ke posyandu, masing-masing kader memiliki
fungsi di pos yang terdiri dari 5 meja. Meja pertama pendaftaran,
meja kedua menimbangkan balitan dan anak, meja ketiga mengisi
KMS atau Kartu Menuju Sehat, meja keempat menjelaskan KMS
atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan anak,
meja kelima kegiatan pelayanan imunisasi balita dan anak. Serta
sosialisasi tentang pencegahan narkotika dan bahaya rokok yang
ada diposyandu Bougenville. Berdasarkan kesimpulan di atas
dapat diketahui bahwa kader posyandu Bougenville Kelurahan
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur memiliki fungsi yang
beragam dilakukan oleh Ketua Kader, Kader Posyandu serta
Masyarakat aktif yang ada diposyandu tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kader posyandu
Bougenville Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur
memiliki struktur fungsional untuk mempertahankan
kelangsungan partisipasi masyarakat yang ada di Kelurahan
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Untuk melangsungkan
fungsi tersebut, kader posyandu Bougenville Kelurahan Cempaka
Putih Kecamatan Ciputat Timur memiliki tugas untuk membantu
masyarakat dalam memberikan penyuluhan kesehatan, memantau
tumbuh kembang anak, serta masing-masing kader memiliki
75
tugas khusus yang terdapat pada pos-pos tertentu. Dalam hal ini
peran kader sudah memenuhi peran tersebut, hal ini di buktikan
dengan adanya kegiatan penyuluhan serta sosialisasi kepada
masyarakat.
Menurut Teori gender (dapat dilihat di BAB II halaman
24) bahwa kader posyandu seluruhnya adalah perempuan karena
sesuai dengan definisi gender menurut Mansour Fakih gender
adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang
dikontruksi secara sosial. Hal ini lebih memfokuskan pada
perbedaan sebagai sesuatu yang susungguhnya bukanlah kondrat
atau ketentuan Tuhan. Melainkan diciptakan oleh manusia (laki-
laki dan perempuan) melalui proses sosial dan kultural yang
panjang. Maka terpilih nya kader yang seluruhnya perempuan
tersusun karena adanya faktor budaya dan pembagian peran
perempuan dalam kegiatan di posyandu Bougenville yang terpilih
langsung oleh kepala lurah kelurahan Cempaka Putih Kecamatan
Ciputat Timur.
Hal tersebut sejalan dengan data temuan penelitian pada
Bab IV, dalam hasil penelitian diketahui bahwa peran yang sudah
dilakukan kader posyandu terhadap masyarakat sudah baik dalam
usaha meningkatkan partisipasi masyarakat untuk datang dalam
kegiatan posyandu yang dilaksanakan di minggu ketiga atau
setiap akhir bulan. Hal ini diperkuat oleh data wawancara yang
disampaikan ketua kader posyandu, kader posyandu, dan
masyarakat yang aktif dalam kegiatan posyandu Bougenville
Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur. Kegiatan yang
76
dilakukan kader berupa memberi Vitamin A, Penimbangan untuk
anak dan balita, imunisasi, memantau tumbuh kembang anak,
memantau berat badan anak sesuai dengan usia anak,edukasi
serta penyuluhan tentang bahaya narkoba dan bahaya rokok.
B. Usaha Kader Posyandu dalam Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat
Untuk melihat bagaimana usaha kader posyandu
Bougenville dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, maka
peneliti akan melakukan analisis dengan menggunakan teori yang
relevan. Hal ini didukung oleh Teori yang sudah dipaparkan pada
Bab II dan data temuan penelitian pada Bab IV.
Dijelaskan (dapat dilihat di BAB II halaman 32) bahwa
dalam UU No. 6 Tahun 1974 pasal 2 ayat 2 Kesejahteraan Sosial
ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materill
ataupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, keasusilaan,
dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap
warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menunjung tinggi hak –
hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.
(Fahrudin 2012, 9).
Dalam hal ini berkaitan jelas dengan usaha yang
dilakukan oleh kader posyandu Bougenville dimana usaha
tersebut dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
77
dan jasmani dari balita dan anak serta untuk masyarakat
kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.
Adanya usaha kader untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat adalah penting, dimana hal ini didukung oleh teori
yang dipaparkan (dapat dilihat di BAB II halaman 27) yaitu
Menurut Syahlan dalam Kholivah (2009:16) partisipasi
masyarakat adalah keikutsertaan individu, keluarga dan
kelompok masyarakat dalam setiap menggerakkan upaya
kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat. Notoatmojo (2010:274) menjelaskan
bahwa partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat
yang diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan diantara
masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan dan berbagai
aktivitas pelayanan dan program kesehatan.
Dalam hasil data dan temuan penelitian kader memiliki
usaha seperti Door To Door atau Jemput Bola yaitu dengan
datang langsung ke rumah-rumah Ibu dan Anak, bersosialisasi
kepada masyarakat yang tidak mengikut kegiatan posyandu,
diinformasikan ketika arisan PKK atau Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga bahwa diminggu ketiga akan kegiatan
posyandu Bougenville berlangsung.
Selain itu dapat diketahui bahwa rendahnya kesadaran
masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Kecataman Ciputat Timur
akan penting nya posyandu untuk tumbuh kembang balita dan
anak-anak mereka. Hal tersebutlah yang membuat kader memiliki
78
usaha untuk memenuhi kebutuhan mereka berupa kesehatan
balita dan anak mereka dan ibu hamil. Untuk itu usaha kader
harus searah dengan partisipasi masyarakat agar memiliki
kebutuhan akan kesehatan tersebut dapat terpenuhi dengan baik.
Ada tiga alasan utama kenapa partisipasi masyarakat
menjadi sangat penting, menurut Conyers dalam Syerly (dapat
dilihat di BAB II halaman 29) :
d) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan
dan sikap masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya program pembangunan.
e) Masyarakat akan percaya suatu pembangunan jika
merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaan karena mereka akan lebih mengetahui ke
dala man proyek itu dan mempunyai rasa memiliki
terhadap proyek tersebut.
f) Merupakan salah satu hak masyarakat jika dilibatkan.
(Syerly 2003, 46)
Dapat disimpulkan faktor pendorong juga bisa karena
timbulnya kesadaran untuk masyarakat dengan tujuan partisipasi
ini masyarakat lebih memahami dan mengetahui apa saja
kebutuhan pelayanan yang diberikan kader terhadap masyarakat
dalam kegiatan posyandu pelayanan-pelayanan ini mencakup
seperti pemberian Vitamin A, imunisasi, penimbangan anak,
mengecheck tumbuh kembang balita dan anak, serta PMT atau
Pemberian Makanan Tambahan. Diluar posyandu itu sendiri
79
kader edukasi dan bersosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya bahaya narkoba dan bahaya rokok. Hal ini berkaitan
dengan usaha yang ingin dicapai para kader. Bahwa dengan
adanya partisipasi masyarakat Kelurahan Cempaka Putih
Kecamatan Ciputat Timur dapat mempercepat usaha yang
dilakukan kader untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan
balita dan anak-anak di Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan
Ciputat Timur. Partisipasi dilakukan agar kader dalam
melakukan suatu usaha meningkatkan partisipasi memiliki
kesadaran untuk masyarakat akan pentingnya kesehatan untuk
balita dan anak-anaknya serta masyarakat merasa dilibatkan
dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
C. Harapan Masyarakat Terhadap Kader Posyandu
Bougenville
Dalam melakukan suatu peran tidak bisa terlepas dari
adanya suatu harapan (dapat dilihat di BAB II halaman 20)
Malcolm Payne: (Payne 2005, 168). Yaitu teori peran
dramaturgical melakukan sebagai proses dari harapan sosial yang
dilekatkan dalam masyarakat, peran akan menilai seseorang
dalam interaksi sosialnya.
Senada juga oleh hasil temuan penelitian pada Bab IV
bahwa harapan masyarakat kepada kader adalah dapat
memotivasi kepada masyarakat yang tidak aktif atau tidak
mengikuti kegiatan posyandu serta mendapatkan edukasi dan
sosialisasi kesehatan untuk masyarakat tentang bahaya narkoba
dan bahaya merokok. Kader juga lebih dapat cepat tanggap dalam
80
memberikan pelayanan-pelayanan pada saat posyandu
berlangsung. Dapat meningkatkan pula kesadaran masyarakat
bahwa pentingnya posyandu untuk kesehatan balita dan anak-
anaknya agar tidak terjadi Angka Kematian Bayi (AKB) atau gizi
buruk.
Teori lain juga disampaikan oleh Abu Ahmad (dapat
dilihat di BAB II halaman 19) yang mendefinisikan peran
sebagai suatu yang kompleks dan pengharapan manusia terhadap
cara individu bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu
berdasarkan status dan fungsi sosialnya. (Ahmadi, 1982, 50). Dari
hal ini dapat diketahui bahwa adanya peran yang dilakukan kader
posyandu Bougenville Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan
Ciputat Timur adalah untuk memenuhi beberapa pengharapan
dari masyarakat. Dimana semua informan memiliki pengharapan
agar kader posyandu Bougenville dapat memotivasi dan dapat
mensosialisasi kepada para masyarakat agar lebih aktif dalam
kegiatan di posyandu Bougenville. Agar semua masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur lebih dapat
berpartisipasi, dan dapat mewujudkan tujuan dari posyandu
tersebut.
81
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan penelitian yang peneliti uraikan
pada bab-bab sebelumnya dengan menggunakan wawancara,
observasi dan studi dokumentasi terkait Peran Kader Posyandu
Bougenville Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran kader posyandu Bougenville dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat Kelurahan Cempaka Putih
Kecamatan Ciputat Timur meliputi kader yang merupakan
perempuan terpilih oleh kepala lurah Kelurahan Cempaka
Putih Kecamatan Ciputat Timur yang aktif dalam setiap
kegiatan di wilayah yang terlatih untuk melaksanakan
kegiatan rutin posyandu maupun di luar hari buka
posyandu Bougenville.
2. Peran kader adalah memberikan sosialisasi kepada
masyarakat, memberikan pelayanan-pelayanan yang ada
di posyandu, memberikan informasi kepada masyarakat
tentang kesehatan, edukasi kepada masyarakat tentang
bahaya rokok serta bahaya narkoba. serta memberikan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan.
3. Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang tidak
antusias atau tidak mengikuti kegiatan posyandu
82
Bougenville para kader memberikan sosialisasi serta Door
To Door atau Jemput Bola yang mendatangi dari rumah
kerumah masyarakat yang tidak hadir dalam kegiatan
posyandu Bougenville berlangsung.
4. Pelayanan-pelayanan yang diberikan kader posyandu
untuk masyarakat yang datang ke posyandu Bougenville
adalah penyuluhan tentang kesehatan, penimbangan balita
dan anak serta pemantauan keseimbangan gizi balita dan
anak, memantau tumbuh kembang anak, memantau berat
badan anak sesuai dengan usia anak, memberikan
imunisasi, Vitamin A, sosialisasi tentang hidup sehat atau
bahaya rokok dan narkoba, memberikan tambahan
pendamping makanan untuk balita dan anak atau PMT
(Pemberian Makanan Tambahan).
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti,
peneliti akan menyampaikan beberapa saran diantanya:
1. Berdirinya posyandu Bougenville diharapkan dapat terus
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengikuti
kegiatan posyandu Bougenville untuk kesehatan balita
dan anaknya.
2. Kader memperkenalkan ke masyarakat tentang posyandu
Bougenville dan diharapkan kepada masyarakat agar lebih
aktif atau ikut serta dalam kegiatan posyandu
Bougenville.
83
C. IMPLIKASI
Peneliti berharap dari penelitian yang telah dilakukan dapat
memberikan manfaat baik dari segi teoritik maupun praktik.
Adapun implikasi dari penelitian ini adalah:
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan baru kepada ilmu Kesejahteraan Sosial
mengenai peran kader posyandu Bougenville melalui
partisipasi masyarakat.
2. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi para
akademis untuk mendapatkan gambaran bagaimana peran
kader Bougenville dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat.
84
Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas
Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaaan
sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan).
Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Sosial. Surabaya: Penerbit PT. Bina
Ilmu.
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya. Cetakan ke-3
Astuti, Siti Irene. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Conyers, Diana. 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu
Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang:
UMM Press
Departemen Pendidikan & Kebudayaan, 1990. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
85
Depkes RI, 2006. Pedoman umum pengelolaan posyandu.
Jakarta: Depkes RI.
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2013.
Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar
Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Djali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang
Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Cet. Pertama.
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat.
Jakarta :EGC
Fahrudin, Adi. 2006 . Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan
Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora.
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung:
PT. Refika Aditama. Cetakan ke-1
Fahrudin, Adi. 2011. Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan
Kapasitas Masyarakat. Bandung:Humaniora
Fakih, Mansour. 2001. Analisis Gender & Transfprmasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hermansyah, Tantan. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan
Masyarakat Dalam Islam, Jakarta: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.
86
Ife, Jim. 2006. Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ife, Jim dan Tesoriero Frank. 2016. Alternatif Pengembangan
Masyarakat di Era Globalisasi Community Development,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet Ke-3.
Ilyas, Hamim dkk. 2008. Perempuan Tertindas? Kajian Hadis-
Hadis Misoginis. Yogyakarta : Elsaq Press. Cet III
J, Dwi Narwoko, Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi: Teks
Pengantar Dan Terapan. Jakarta: Kencana. Cet Ke-3.
Lexy, J. Meleon. 2006. Metodelogi Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Remaja Roskakarya.
Moser, C.O.N. 1993. Gender Planning and Development: Theory,
Practice and Training (terjemah Hartian Silawati).
London/ New York: Routledge.
Mulia, Siti Musdah. 2007. Islam dan Inspirasi Kesetaraan
Gender.
Nugroho, R. 2008. Gender dan Strategi: Pengurus-Utamanya di
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Payne, Malcolm. 2005. Modern Social Work Theory (3rd
Edition).
Palgrave Macmillan.
Profil Kelurahan Cempaka Putih
87
Santoso, Giriwojoyo. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Rosda
Sarwono dan Sarlito Wirawan. 1998. Teori-Teori Psikologi Sosial.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang P. 1994. Administrasi Pembangunan. Jakarta :
PT. Gunung Agung
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV
Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan & Perlindingan Sosial di
Indonesia: Menggagas Model Jaminan Sosial Universal
Bidang Kesehatan. Alfabeta : Bandung. Cetakan ke-1
Suharto, Tata Iryanto, 1996. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya:
Penerbit Indah.
Salam, Syamsir. 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press
Salam, Syamsir. dan Arifin Jaenal. 2006. Metode Penelitian
Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Wjs. Poerwadarmita, 1976. Kamus Modern, Jakarta: Jembatan.
Cet. Ke-2.
88
Wilson, H.T. 1989, Sex and Gender : Making Culture Sense Of
Civilzation, E.J. Brill, Leiden, New York, Kobenhavn,
Koln.
Sumber Jurnal
Ismarawanti, D. N. Peranan Dan Tantangan Pemberdayaanya
Dalam Usaha Peningkatan Gizi Anak Di Indonesia. 2010
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Hal 169-173
Sumber Website
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3310872/posyandu-
ini-sediakan-asupan-gizi-ibu-dari-pecel-herbal-dan-
puding-ikan-untuk-
balita?_ga=2.181008615.1911962911.1551857623-
2104530788.1515222211
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/UU%20No
mor%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Undang-Undang-
Republik-Indonesia-Nomor-36-Tahun-2009-Tentang-
Kesehatan.pdf
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Permendagri_19
_2011.pdf
http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendagri_54_2007.pdf
89
https://www.beritasatu.com/kesehatan/143263-50-balita-
indonesia-jarang-ke-posyandu
https://www.google.com/search?q=logo+posyandu&tbm=isch&ve
d=2ahUKEwig47mYnpfqAhV11XMBHTPeDTcQ2-
cCegQIABAA&oq=logo+posyandu&gs_lcp=CgNpbWcQ
AzIECCMQJzICCAAyAggAMgIIADICCAAyAggAMgI
IADIGCAAQBxAeMgYIABAHEB4yBggAEAcQHlC-
Ilj3MmCgNWgBcAB4AIABiwGIAfsEkgEDMy4zmAEA
oAEBqgELZ3dzLXdpei1pbWc&sclient=img&ei=T5fxXu
D_FPWqz7sPs7y3uAM&bih=609&biw=1350&safe=stric
t#imgrc=v16hPNBt5acqqM
Sumber Skripsi :
M. Syerly. 2003. “Partisipasi Masyarakat Dalam Program
Pembangunan Perumahan Nelayan Desa di Desa
Penjajap di Desa Pemangkat Kota Kabupaten Sambas”,
Tesis pada Pascasarjana UI. Jakarta. Hal. 46
Kholivah. 2009. Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi
Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu Lanjut Usia Di
Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidoreja Kota Salatiga.
Semarang :UNNES.
90
Sumber Wawancara :
Wawancara pribadi dengan Ibu Susilowati selaku ketua kader
Posyandu Bougenville. Tangerang Selatan, 09 Desember
2019
Wawancara pribadi dengan Ibu Rodiyah selaku kader Posyandu
Bougenville. Tangerang Selatan, 15 Desember 2019
Wawancara pribadi dengan Ibu Maryanti selaku kader posyandu
dan juga selaku sekertaris di Posyandu Bougenville.
Tangerang Selatan, 13 Desember 2019
Wawancara pribadi dengan Ibu Rahmi Ruddi selaku masyarakat
tidak aktif dalam kegiatan di Posyandu Bougenville.
Tangerang Selatan, 12 Desember 2019
Waeancara pribadi dengan Ibu Titin selaku masyarakat yang aktif
dalam kegiatan di Posyandu Bougenville. Tangerang
Selatan, 11 Desember 2019
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Ketua Kader Posyandu Bougenville
1. Bagaimana peran yang dilakukan kader posyandu terhadap
masyarakat?
2. Apa saja fungsi kader posyandu terhadap masyarakat yang
datang ke posyandu bougenville?
3. Apa saja tugas kader posyandu terhadap masyarakat?
4. Seberapa banyak presentase masyarakat yang aktif dan tidak
aktif dalam mendatangi posyandu?
5. Bagaimana usaha kader posyandu dalam menanggapi
masyarakat yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu?
6. Bagaimana usaha kader posyandu dalam mempertahankan
anggota posyandu yang aktif?
7. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
8. Bagaimana posyandu mengadakan evaluasi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
Anggota Kader Posyandu Bougenville
1. Bagaimana peran yang dilakukan kader posyandu terhadap
masyarakat?
2. Apa saja fungsi kader posyandu terhadap masyarakat yang
datang ke posyandu bougenville?
3. Apa saja tugas kader posyandu terhadap masyarakat?
4. Seberapa banyak presentase masyarakat yang aktif dan tidak
aktif dalam mendatangi posyandu?
5. Bagaimana usaha kader posyandu dalam menanggapi
masyarakat yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu?
6. Bagaimana usaha kader posyandu dalam mempertahankan
anggota posyandu yang aktif?
7. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
8. Bagaimana posyandu mengadakan evaluasi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
Sekertaris Kader Posyandu Bougenville
1. Bagaimana peran yang dilakukan kader posyandu terhadap
masyarakat?
2. Apa saja fungsi kader posyandu terhadap masyarakat yang
datang ke posyandu bougenville?
3. Apa saja tugas kader posyandu terhadap masyarakat?
4. Seberapa banyak presentase masyarakat yang aktif dan tidak
aktif dalam mendatangi posyandu?
5. Bagaimana usaha kader posyandu dalam menanggapi
masyarakat yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu?
6. Bagaimana usaha kader posyandu dalam mempertahankan
anggota posyandu yang aktif?
7. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
8. Bagaimana posyandu mengadakan evaluasi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
Masyarakat Yang Tidak Aktif
1. Apa tanggapan Ibu mengenai posyandu Bougeville?
2. Menurut Ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
poyandu Bougenville?
3. Setiap berapa bulan sekali Ibu mendatangi posyandu
Bougenville?
4. Apa akibat ibu tidak aktif dalam kegiatan posyandu?
5. Lembaga mana yang ibu kunjungi untuk memeriksakan anak
ibu?
6. Apa suatu saat ibu akan beralih ke posyandu untuk
memeriksakan anak?
7. Bagaimana usaha kader posyandu dalam mengajak ibu untuk
mengikuti kegiatan posyandu bougenville?
8. Bagaimana harapan Ibu untuk kader posyandu Bougenville
kedepannya?
Masyarakat Yang Aktif Dalam Kegiatan Posyandu
Bougenville
1. Apa tanggapan Ibu mengenai posyandu bougenville?
2. Menurut Ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
posyandu Bougenville?
3. Setiap berapa bulan sekali ibu mendatangi posyandu
bougenville?
4. Apa akibat ibu aktif dalam kegiatan posyandu?
5. Bagaimana usaha ibu berhasil dalam mengajak masyarakat
untuk aktif di kegiatan posyandu Bougenville?
6. Sejauh mana usaha ibu berhasil dalam mengajak masyarakat
untuk aktif dikegiatan posyandu Bougenville?
7. Bagaimana peran kader posyandu bougenville dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
8. Bagaimana menurut Ibu tentang tugas kader untuk posyandu
Bougenville?
9. Bagaimana harapan Ibu untuk kader posyandu Bougenville
kedepannya?
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Bersama para kader posyandu Bougenville dalam menyambut
kehadiran Ibu Lurah Kelurahan Cempaka Putih
LAMPIRAN
Hasil Wawancara
Nama Informan : Susilowati
Jabatan : Ketua Posyandu Bougenville
Hari/Tanggal : 09 Desember 2019
Transkip Wawancara
P : Bagaimana peran yang dilakukan kader posyandu
terhadap masyarakat?
J : Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mbak dan terus
memberikan pelayanan-pelayanan seperti Vitamin A,
penimbangan untuk anak dan balita, imunisasi, penyuntikan
vaksin dan memberikan makanan seperti biskuit dari pemerintah.
Peran edukasi adalah kami para kader memberikan penyuluhan
tentang bahaya narkoba dan rokok untuk masyarakat.
P : Apa saja fungsi kader posyandu terhadap masyarakat
yang datang ke posyandu bougenville?
J : Fungsinya banyak sih mbak untuk membantu masyarakat
seperti kesehatan terutama sekarang kan ada Posbindu juga, kalau
posyandu terutama untuk anak-anak. Untuk memantau
perkembangan anak-anak, tumbuh kembang, naik turun nya anak
seperti berat badan (BB) kalau misalkan dari posyandu anak ini
kurang berat badan nya kan nanti kita kirim kepuskesmas. Kan
dari posyandu ada pengantarnya kaya anak ini sakit atau kurang
gizi contohnya kemarin ada salah satu anak langsung puskesmas
yang turun langsung untuk mengecheck anak tersebut dan yang
memantau bukan posyandu lagi malah puskesmas yang
memantaunya. Anak dibilang kurang gizi sebenernya nggak juga
sih perkembangan nya lambat anak ini umurnya 2 tahun
seharusnya udah bisa kemana-mana ini belum bisa ngapa-
ngapain, kalau jalan juga harus dipegang oleh mamanya gak bisa
jalan sendiri gitu mbak langsung dari puskesmas itu yang mantau.
Setiap bulan juga anak ini dapet susu dari puskesmas nya
langsung mbak, sekarang kan yang sudah berusia 3 tahun masuk
sekolah PAUD kan nah kita sebagai kader fungsi kita ya datang
untuk kerumahnya mengcheck anaknya terus ditimbang berat
badannya berapa itu biasanya kita lakukan setelah anak itu pulang
sekolah atau sorenya.
P : Apa saja tugas kader posyandu terhadap masyarakat?
J : Iya tugasnya memberikan penyuluhan sama ibu-ibu balita
untuk menjaga kesehatan istilahnya kayak cuci tangan sebelum
makan cuci kaki gitu, terus tugasnya juga selalu memantau
kewarga tentang jentik nyamuk atau jumantik. Setiap bulan kita
juga memantau jentik nyamuk berjalan terus. Kalo
diposyandunya itu tugasnya ada pos nya masing-masing ada 5
meja pertama pendaftaran, meja kedua penimbangan balita dan
anak, meja ketiga mengisi KMS (Kartu Menuju Sehat), meja
keempat menjelaskan KMS kan kadang anak ada yang berat
badan nya naik dan berat badan nya turun kalau turunnya bisa
2Kg itu kenapa kita tanyainya ke ibunya terus ibunya bilang sakit
bu kemarin jadi ganapsu buat makan minum susu juga
dimuntahin terus kita tanya lagi udah kepuskesmas belum kalau
belum kita sebagai kader kita kasih surat pengantar ke puskesmas
kader juga ikut ke puskesmas untuk dampingin ibu tesebut, meja
kelima kegiatan pelayanan imunisasi anak.
P : Seberapa banyak presentase masyarakat yang aktif dan
tidak aktif dalam mendatangi posyandu?
J : Masyarakat antusias sih misalkan sama ibu nya gabisa paling
sama neneknya yang dating, tapi emang 60% ada masyarakat
yang gak bisa dateng ke posyandu kita tanya kenapa kok ga
dateng ke posyandu dijawab iyaa ketiduran ada juga yang ditanya
di jawab pergi iya paling kita kasih tau besok jangan lupa dateng
yaa. Itu anaknya Kak Nina juga pernah ditanya kenapa gak
dateng ke posyandu eh dijawab kalau ngecheck anak kaya
tumbuh kembang terus imunisasi anak selalu di rumah sakit anak.
Nah sekarang Kak Tika ikut posyandu dulu anaknya yang besar
sekarang usia 3 tahun gak pernah ke posyandu kaya imunisasi ga
boleh dateng sama suaminya. Kita kader udah sosialisasi terus
Kak Tika bilang iya bu besok saya dateng keposyandu untuk anak
kedua mau rutin datang ke posyandu. Padahal ke posyandu itu
nggak bayar mbak gratis dari pemerintah yang imunisasi juga
dokter puskesmas kok bukan kader yang imunisasi. Dulu kan
suka ada beranggapan imunisasi itu dari minyak babi atau haram
dulu kan orang beranggapan begitu ya padahal kan dari
puskesmas juga dari pemerintah aman untuk anak.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam menanggapi
masyarakat yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu?
J : Kita harus jemput bola kita samperin kerumahnya, Cuma
kadang-kadang alesannya iyaa maaf lupa, orangtuanya yang
sibuk bekerja. Sekarang ya itu kita samperin kerumahnya yang
nggak dateng ke posyandu Door To Door, paling gak pernah
bosen-bosennya mengajak terus untuk datang keposyandu selalu
kita ingatkan tapi ya ada aja masyarakat yang tidak aktif dalam
kegiatan posyandu. Gak ada bosennya lah untuk mengajak terus
masyarakat untuk datang keposyandu kita kan istilahnya kerja
sosial yaa untuk kita ajak baik untuk sehat walaupun dia gak mau
yaa monggo saja kita ngga ada bosen-bosennya untuk selalu
ngajakin keposyandu untuk kebaikan mereka sendiri kan. Selama
kita berbuat baik ayo aja ibu-ibu kita dorong untuk dateng. Iya
namanya masyarakat banyak iya begitulah bilang males padahal
kan gak sampe 30 menit di posyandu.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam
mempertahankan anggota posyandu yang aktif?
J : Kita sebelum menjadi kader istilahnya pribadi kita nggak dari
kelurahan nggak dari siapa sebelum kita kita diangkat sebagai
kader kita sudah sepakat kita komit bisa nggak bisa harus okei
siap melayani sudah komitmen dari kader masing-masing.
Makanya selalu ada apa-apa saling komunikasi selalu ada info
apapun saling mengingatkan sesama kader. Selalu kita ingatkan
ke masyarakat disaat arisan PKK selalu kita umumkan sebagai
kader setiap ketemu masyarakat kita beritahu besok keposyandu
yaa dimanapun ketemu selalu mengingatkan ngga ada bosen-
bosennya. Kadang-kadang diingatkan hari H jawabannya iyaa
maaf bu kelupaan yaudah bsk nimbang ya. Nanti juga lama-lama
malu sendiri nggak dateng-dateng keposyandu.
P : Pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
J : Pelayanan seperti penimbangan balita dan anak, untuk
perkembangan balita dan anak. Kadang-kadang kan ibu-ibunya
dikasih biskuit yaa untuk anaknya terus komplen kok ngga ada
bubur sumsum gitu. Terus juga pelayanan jumantik dapet bibit
ABATE dari puskesmas, dulu pernah ada orang menjual bibit
ABATE dari rumah kerumah diperjual belikan dengan harga
Rp.50.000 terus saya omelin saja jangan berjualan di RT sini
karna ABATE sendiri dapat gratis dari kami para kader.
P : Bagaimana posyandu mengadakan evaluasi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
J : Selalu kita habis penimbangan selalu langsung kita evaluasi
selesai kegiatan posyandu kita para kader langsung mengevaluasi.
Misalkan ini kok si A kenapa ga dateng tolong besok disamperin
yaa kader yang paling terdekat dari rumahnya ditanyain kenapa
tadi nggak dateng ke posyandu.
Nama Informan : Rodiyah
Jabatan : Kader Posyandu Bougenville
Hari/Tanggal : 15 Desember 2019
Transkip Wawancara
P : Bagaimana peran yang dilakukan kader posyandu
terhadap masyarakat?
J : Peran yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat untuk terus mengikuti kegiatan posyandu serta
program-program nya seperti imunisasi, penimbangan anak,
pemberian vitamin A dan juga jentik nyamuk atau disingkat
dengan jumantik mbak. Peran kader juga memberikan pelayanan-
pelayanan kepada ibu serta balita atau anak-anak pada usia 0
bulan sampai dengan usia anak 5 tahun mbak.
P : Apa saja fungsi kader posyandu terhadap masyarakat
yang datang ke posyandu bougenville?
J : Kader juga diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi
pendorong, memotivasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
Fungsinya juga untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan mbak kepada masyarakat dalam
pelayanan kesehatan yang kami berikan. Kader juga
menjembatani antara bidan atau dokter dipuskesmas.
P : Apa saja tugas kader posyandu terhadap masyarakat?
J : Tugas kader masing-masing ada yang jadi mencari suatu ide,
idenya itu kaya misalkan bulan depan kan ulangtahun posyandu
bougenville ya mbak jadi cari ide gimana ya biar seru untuk ibu
dan balitanya apalagi ulang tahunnya juga bersamaan dengan
Posbindu mbak terus orang kelurahan pada dateng juga kan.
Terus kita juga para kader tiada henti untuk terus bersosialisasi
secara langsung tentang kesehatan kepada masyarakat sini.
P : Seberapa banyak presentase masyarakat yang aktif dan
tidak aktif dalam mendatangi posyandu?
J : Untuk presentase sendiri terkadang ada yang berbulan-bulan
tidak mendatangi ke posyandu ditanya kenapa ga datang
alasannya anaknya gak mau di timbang. Pas dilihat KMS atau di
jelaskan Kartu Menuju Sehat terakhir kali bulan april kesini
sekarang saja sudah bulan desember berarti sudah 8 bulan
anaknya tidak di bawa keposyandu. Lalu anak tersebut dua hari
lalu di bawa ke puskesmas kan sakit pas ditimbang berat badan
tidak sesuai dengan usianya di bilang gizi buruk terus kita para
kader dengar kabar itu perwakilan langsung ke puskesmas
gintung. Nah baru hari ini anak dibawa keposyandu untuk
penimbangan, ya mungkin 62% tidak mengikuti kegiatan
posyandu ada yang orangtuanya pekerja sibuk terus dibawa ke
rumah sakit ibu dan anak untuk mengecheck anaknya tersebut.
Kalau aktif ada juga yang antusias dengan kegiatan posyandu
mbak.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam menanggapi
masyarakat yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu?
J : Lebih giat untuk bersosialisasi aja mbak kaya kita kan adain
acara juga senam sehat dihari minggu pagi nah dari situ juga kita
kasih tau ke ibu-ibu kalau di hari kamis besok ada posyadu
jangan lupa bawa balita serta anak karna kan gratis juga. Terus
juga kita lihat data nih siapa yang tidak datang lalu kita datang
kerumahnya untuk memeberikan pengarahan agar terus datang
keposyandu untuk kebaikan anaknya.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam
mempertahankan anggota posyandu yang aktif?
J : Kami para kader selalu berkomunikasi kepada masyakarat,
memberikan informasi tentang kesehatan, bersosialisasi kepada
masyarakat ketika ada acara arisan PKK kami memberikan
informasi bahwa minggu ketiga ada kegiatan posyandu jangan
lupa datang yaa membawa balita dan anaknya.
P : Pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
J : Melakukan penimbangan serta mencatatnya dalam Kartu
Menuju Sehat (KMS), memberikan makanan tambahan, serta
mendistribusikan vitamin A, melakukan penyuluhan tentang
kesehatan bahaya narkoba dan bahaya rokok serta kunjungan ke
rumah ibu yang menyusui dan ibu yang memiliki balita dan anak.
P : Bagaimana posyandu mengadakan evaluasi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
J : Mengadakan evaluasi setelah selesai kegiatan posyandu, para
kader berkumpul lalu mengevaluasi kurang-kurangnya kenapa
sasaran kurang lalu kebesokannya kami para kader Door To Door
kerumah masyarakat yang tidak datang kemarin gitu mbak.
Nama Informan : Maryanti
Jabatan : Sekertaris Kader Posyandu Bougenville
Hari/Tanggal : 13 Desember 2019
Transkip Wawancara
P : Bagaimana peran yang dilakukan kader posyandu
terhadap masyarakat?
J : Peran nya sangat besar justru lebih aktif dibandingkan
organisasi lainnya kan kita harus mengenal masyarakat harus
langsung terjun ke masyarakat, perannya pokoknya luar biasalah
peran kita sangat aktif tapi ada saja masyarakat yang tidak
mendatangi posyandu padahal untuk kebaikan anaknya juga kan.
Setiap kegiatan seperti arisan PKK tugas posyandu memberikan
penyuluhan tentang kesehatan jasmani dan rohani, kesehatan
balita, kesehatan lansia juga, kesehatan tumbuh kembang anak
dan juga kesehatan lingkungan.
P : Apa saja fungsi kader posyandu terhadap masyarakat
yang datang ke posyandu bougenville?
J : Fungsinya banyak yang pertama penyuluhan tentang
kesehatan, kedua penimbangan pemantau keseimbangan gizi
anak dan balita, ketiga memantau tumbuh kembang anak,
keempat memantau berat badan anak sesuai dengan usia anak,
kelima memantau ibu hamil dan ibu menyusui sampai nifas,
keenam memberikan tambahan pendampingan makanan untuk
balita atau PMT (Pemberian Makanan Tambahan) .
P : Apa saja tugas kader posyandu terhadap masyarakat?
J : Tugas kader juga memantau perkembangan anak atau tumbuh
kembangnya ketika kegiatan berlangsung kader juga mempunyai
tugasnya masing-masing ada yang menimbang balita dan anak
ada juga yang mencatat di KMS atau bisa disebut dengan kartu
menuju sehat dan imunisasi kader juga dibantu oleh bidan dari
puskesmas terdekat untuk membantu kita, jika masyarakat yang
tidak mengikuti kegiatan posyandu dan mempunyai anak kecil
kita langsung datang kerumahnya atau jemput bola gitu kenapa
tidak datang ke posyandu
P : Seberapa banyak presentase masyarakat yang aktif dan
tidak aktif dalam mendatangi posyandu?
J : Yang aktif 45% mbak, nah sisanya 55% yang tidak aktif. Yang
gak aktif nya tuh kurang kesadaran, karena mereka juga sudah
mempunyai dokter pribadi untuk anak-anaknya jadi tidak datang
ke posyandu padahal diposyandu periksa anak juga gratis untuk
penimbangan dan imunisasi. Perilaku hidup meningkat serta
memandang posyandu itu setara dengan puskesmas dianggapnya
masih sebelah mata lah puskesmas dan posyandu. Orang kalau
datang ke posyandu juga karna mandang gak enak sama kita para
kader sebenanynya kalau untuk periksa kesehatan kan mereka
pada punya dokter pribadi iya salah satu yang punya orangtua ibu
kandungnya sibuk bekerja sehingga yang mengantarkan ke
posyandu bisa pembantu atau neneknya itu yang kurang connect
sama kita ketika kita kasih penyuluhan atau info kurang sampai
atau kurang apresiasi lah. Di dalam masyarakat belum tau tentang
pentingnya posyandu itu seperti apa seolah-olah posyandu itu
hanya memberikan bubur kacang hijau saja padahal banyak
program-program kesehatan untuk anaknya kita juga ada bidan
untuk memeriksakan anak juga mbak.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam menanggapi
masyarakat yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu?
J : Iya harus sering-sering di sosialisasikan, sering-sering
dimotivasi diingatkan diumumkan jadi infonya tuh seminggu
sebelum penimbangkan kita infokan melalui majelis ta’alim
melalui arisan PKK juga sudah jauh-jauh hari tuh udah di kasih
tau sehari sebelum kegiatan posyandu juga kami infokan ke pada
masyarakat. Sebelum kegiatan posyandu kita umumkan dulu di
masjid mbak tengah-tengah kegiatan kok masih nih sasaran masih
ada separo nih nggak datang kita umumkan lagi. Di atas juga kan
mbak sudah tidak produktif lagi sudah mempunyai dokter sendiri
untuk memeriksakan anaknya. Kami juga para kader selalu Door
To Door selalu memotivasi mbak untuk datang yaa keposyandu
kami juga bulan ini mau jumantik dari rumah kerumah ada angket
juga dari puskesmas tentang kesehatan gizi.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam
mempertahankan anggota posyandu yang aktif?
J : Saling memotivasi satu sama lain saling menyadari
kekurangan masing-masing dan kelebihan masing-masing, sering
komunikasi juga kepada masyarakat. Dalam kegiatan apapun juga
kami ingatkan kepada masyarakat untuk datang ya keposyandu,
memberikan penyuluhan juga sangat penting.
P : Pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
J : Pelayanan di sapa dengan ramah ketika ibu-ibunya pada
datang disambut dengan baik juga terus juga ada program-
program seperti memberikan Vitamin A kepada balita dan
anaknya, penimbangan anak, imunisasi, memberikan makanan
biscuit dari pemerintah serta bubur kacang hijau, bubur sum-sum.
Jadi begitu datang kan penyuluhan
P : Bagaimana posyandu mengadakan evaluasi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
J : Evaluasi pasti selalu ada setiap tiga bulan sekali jadi kami para
kader kumpul dengan orang kelurahan juga RAKORKER
dilaksanakan di kelurahan bersama para kader-kader dari 20
posyandu yang ada dikelurahan cempaka putih serta orang
puskesmas juga hadir terutama dokter puskesmas. Evaluasi para
kader posyandu bougenville dilaksanakan sehabis kegiatan
posyandu selelai kita langsung evaluasi apa yang tadi kurang,
cocokin laporan. Terus juga untuk bulan depan harus bagaimana
kadernya komunikasi sih paling penting di dalam evalusi.
Nama Informan : Rahmi Ruddi
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hari/Tanggal : 12 Desember 2019
Transkip Wawancara
P : Apa tanggapan Ibu mengenai posyandu Bougeville?
J : Tidak tau karena saya tidak pernah kesana, keseharian saya
bekerja dan jarang dirumah.
P : Menurut Ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
poyandu Bougenville?
J : Begitupun pelayanan nya saya tidak mengetahui apa saja
pelayanan yang ada diposyandu tersebut namun hanya
mengetahui secara umum posyandu adalah tempat penimbangan
bayi saja.
P : Setiap berapa bulan sekali Ibu mendatangi posyandu
Bougenville?
J : Saya tidak pernah mendatangi posyandu bougenville karena
saya tidak menimbangkan anak saya disana, namun dalam waktu
dekat saya ingin mengikuti posyandu mbak.
P : Apa akibat ibu tidak aktif dalam kegiatan posyandu?
J : Saya jadi kurang mengenal posyandu bougenville beserta para
kadernya, saya juga menjadi kurang bersosialisasi kepada
masyarakat sekitar serta Ketika posyandu berlangsung anak saya
yang berusia 3 tahun sudah sekolah paud makanya saya tidak bisa
hadir dalam kegiatan posyandu, dan paling tidak untuk
penimbangan anak atau imunisasi saya lakukan di rumah sakit
dan memberi vitamin saya bisa lakukan dirumah membeli
vitamin nya di apotik
P : Lembaga mana yang ibu kunjungi untuk memeriksakan
anak ibu?
J : Sedari anak saya berusia 1 bulan hingga sekarang berusia 2
tahun Saya sudah memiliki tempat pelayanan tersendiri untuk
memeriksakan kondisi keadaan anak saya seperti kesehatannya
dan juga memberikan vitamin A serta penimbangan anak dan
imunisasi. Namun setelah kader bersosialisasi dengan saya untuk
mengajak ke posyandu kemungkinan saya akan mengikuti di
bulan depan ya mbak.
P : Apa suatu saat ibu akan beralih ke posyandu untuk
memeriksakan anak?
J : kemungkinan akan mengikuti mbak, dengan datangnya kader
kerumah membuat saya tersadar akan pentingnya untuk
kesehatan anak saya.
P : Bagaimana usaha kader posyandu dalam mengajak ibu
untuk mengikuti kegiatan posyandu bougenville?
J : Kader suka mendatangi rumah saya ketika saya pulang bekerja
untuk memberikan info dan kadang mengajak saya untuk
mengikuti arisan PKK dan minggu ketiga pun ada kegiatan
posyandu gak henti-hentinya kader terus mengajak untuk datang
ke posyandu.
P : Bagaimana harapan Ibu untuk kader posyandu
Bougenville kedepannya?
J : Harapan saya kepada kader posyandu Bougenville adalah
dapat memotivasi para masyarakat yang tidak aktif atau
masyarakat dapat berkunjung ke posyandu Bougenville. Kader
juga lebih dapat cepat tanggap dalam memberikan pelayanan,
terlebihi saya yang dulunya tidak pernah mengikuti kegiatan
posyandu diberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang
pentingnya posyandu
Nama Informan : Titin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hari/Tanggal : 11 Desember 2019
Transkip Wawancara
P : Apa tanggapan Ibu mengenai posyandu bougenville?
J : Posyandu Bougenville alhamdulillah sangat membantu kami
terutama saya sebagai Ibu muda untuk rutin check kesehatan
anak-anak. Mulai dari berat badan dan tinggi badan anak serta
jadwal imunisasi anak-anak.
P : Menurut Ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
posyandu Bougenville?
J : Pelayanan yang diberikan oleh posyandu Bougenville baik dan
Ramah, apalagi para kader yang sangat ramah ketika saya datang.
P : Setiap berapa bulan sekali ibu mendatangi posyandu
bougenville?
J : Setiap sekali di minggu ke 3 tiap bulannya di hari kamis,
posyandu bougenville juga berada di aula masjid al-muhajirin
mbak fasilitas penimbangannya juga unik berbentuk kapal-
kapalan yang tadinya anak saya takut untuk menimbang sekarang
jadi berani karena anak kacil kan suka sama kapal-kapal
difikirnya naik kapal beneran gitu mbak hehe
P : Apa akibat ibu aktif dalam kegiatan posyandu?
J : Dapat manfaat berupa info BB (Berat Badan) dan TB (Tinggi
Badan) anak serta jadwal imunisasi anak-anak, manfaat tentang
hidup sehat untuk keluarga dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat khususnya tentang kesehatan ya mbak.
P : Bagaimana usaha ibu berhasil dalam mengajak
masyarakat untuk aktif di kegiatan posyandu Bougenville?
J : Kalau ditanya peran aktif saya untuk mengajak masyarakat
lakukan, karena saya sendiri hanya seorang ibu yang berkunjung
saja bukan pengurus posyandu. Paling tidak ketika ketemu di
warung ada ibu yang punya anak kecil dan warga sini tapi saya
jarang melihat datang ke posyandu ya saya tanyain gak pernah
datang yaa lalu dijawab iya memang jarang ke posyandu paling
saya cuma ingatkan jangan lupa ya datang karna diposyandu
pelayanan nya baik dan juga bisa mengecheck kesehatan anak
ada bidan juga dari puskesmas gitu aja sih mbak
P : Sejauh mana usaha ibu berhasil dalam mengajak
masyarakat untuk aktif dikegiatan posyandu Bougenville?
J : Belum ini mbak, saya belum pernah ajak masyarakat disini.
Hanya sebatas kakak dan adik saya saja untuk barengan ke
posyandu.
P : Bagaimana peran kader posyandu bougenville dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat?
J : Peran kader Alhamdulillah cukup baik untuk mengajak para
masyarakat berkunjung ke posyandu, kader juga sudah berusaha
untuk serta mengajak masyarakat yang tidak aktif mbak seperti
dateng kerumah-kerumah masyarakat dan bersosialisasi juga
dengan masyarakat untuk datang dalam kegiatan posyandu
P: Bagaimana menurut Ibu tentang tugas kader untuk
posyandu Bougenville?
J : Menurut saya sebagai masyarakat yang mengikuti kegiatan
posyandu tugas kader adalah memberikan pelayanan-pelayanan
seperti imunisasi, penimbangan anak dan memberikan vitamin A
serta edukasi dan penyuluhan pencegahan narkotika dan bahaya
rokok yang ada diposyandu bougenville, dan tugas lain nya juga
kader memantau perkembangan anak-anak saya juga
P : Bagaimana harapan Ibu untuk kader posyandu
Bougenville kedepannya?
J : Sarana dan Prasarana bagi kader posyandu sekarang sudah
cukup baik dan pelayanan yang diberikan juga sudah bagus.
Harapan saya semoga para kader dapat memotivasi masyarakat
atau memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang tidak
pernah mengikuti kegiatan posyandu padahal si ibu itu
mempunyai anak kecil untuk kesehatan anaknya juga kan mbak