Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN KARANG TARUNA DALAM KESEJAHTERAAN
SOSIAL DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH MALIYAH
(STUDI KASUS DI KECAMATAN X KOTO SINGKARAK
KABUPATEN SOLOK)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum (SH) Pada Program Studi Hukum Tatanegara (Siyasah)
Oleh:
INTAN MARDIAH ULFAH
NIM. 1317.049
PROGRAM STUDI HUKUM TATANEGARA (SIYASAH)
FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BUKITTINGGI
TAHUN 2021 M/1442 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial
Ditinjau dari Fiqh Siyasah Maliyah (Studi Kasus di Kecamatan X Koto Singkarak,
Kabupaten Solok)”yang disusun oleh Intan Mardiah Ulfah Nim 1317.049
Program Studi Hukum Tatanegara (Syariah) Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi telah dilakukan bimbingan secara maksimal dan
untuk selanjutnya disetujui untuk dijadikan ke sidang munaqasyah skripsi.
Bukittinggi, 02 Juli 2021
Dosen Pembimbing
Adlan Sanur Tarihoran, M.Ag NIP. 197603222005011003
Mengetahui
Ketua Program Studi Hukum Tata Negara
(Siyasah)
Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi
Dr. Helfi, M.Ag
NIP. 197510022006041000
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Intan Mardiah Ulfah
NIM : 1317049
Tempat/Tanggal Lahir: Padang Panjang, 13 Desember 1997
Program Studi : Hukum Tata Negara (Siyasah)
Fakultas : Syariah
Judul skripsi : Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial
Ditinjau Dari Fiqh Siyasah Maliyah (Studi Kasus
di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten
Solok)
Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) penulis
dengan judul di atas adalah benar asli karya penulis. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri, maka penulis bersedia diproses
sesuai hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan penulis dicopot hingga batas
waktu yang tidak ditentukan. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan
sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, 02 Juli 2021
Yang menyatakan
Intan Mardiah Ulfah
NIM.1317049
iii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul: “Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan
Sosial Ditinjau Dari Fiqh Siyasah Maliyah (Studi Kasus di Kecamatan X
Koto Singkarak Kabupaten Solok)” yang ditulis oleh Intan Mardiah
Ulfah.NIM 1317049, Prodi Hukum Tatanegara (Siyasah) Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi 2021 M/1442 H.
Adapun motivasi penulis dalam pembahasan judul ini dilatar belakangi
untuk maksud mengetahui peran karang taruna di lingkungan masyarakat yang
merupakan salah satu bentuk organisasi kepemudaan di Kecamatan X Koto
Singkarak Kabupaten Solok yang ditinjau dari fiqh Siyasah Maliyah.
Permasalahan dari penulis ini adalah bagaimana peran karang taruna dalam
kesejahteraan sosial, dan bagaimana pandangan fiqh Siyasa Maliyah terhadap
peran karang taruna di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Tujuan
dari peneliti ini ialah untuk mengetahui peran karang taruna, serta mengetahui
pandangan fiqh Siyasah terhadap peran karang taruna.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi langsung di
lapangan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah anggota karang taruna
beserta staf kariawan di kantor wali nagari, sedangkan data sekunder adalah
masyarakat. Adapun dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
kualitatif dan induktif.
Berdasarkan hasil dari penelitian dapat ditemukan bahwa peran karang
taruna dalam kesejahteraan sosial maka adapun peran karang taruna dilihat dari
kegiatan yang berupa bantuan BLT dana desa, bantuan renovasi rumah, dan
bantuan sosial berupa beras yang mana bantua tersebut di khususkan untuk
masyarakat miskin atau kurang mampu yang berdomisili di Singkarak, dan untuk
bantuan renovasi rumah yaitu terdata rumahnya tidak layak huni, yang mana
bantuan tersebut sudah di data langsung oleh karang taruna kelapangan.
Sedangkan ditinjau dari fiqh Siyasah Maliyah terhadap peran karang taruna dalam
kesejahteraan sosial sangat relevan kepada fiqh Siyasah Maliyah yang mana fiqh
Siyasah Maliyah itu mengatur hak-hak orang miskin dan juga mengatur hubungan
antara orang kaya dan orang miskin, dan juga berkaitan dengan baitul mal yang
berfungsi untuk mengawasi kekayaan terutama pemasukan dan penggeluaran
anggaran pendapatan belanja negara.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat beserta salam disampaikan agar tercurah buat Nabi Muhammad SAW.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Hukum Tatanegara Fakultas
Syariah IAIN Bukittinggi. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan
serta dari pihak lain. Oleh karena itu izinkan penulis mengucapkan rasa terima
kasih orang-orang yang telah bersaja dalam penyelesaian skripsi ini antaranya:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Ibu Dr. Ridha Ahida,
M.Hum beserta Bapak-bapak Wakil Rektor, Bapak Dr. Asyari,Sos, M.Si,
Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag, dan Bapak Dr. Miswardi,SH, M.Hum, yang
telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menjalani pendidikan di
IAIN,Bukittinggi
2. Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi,
Bapak Dr. H. Ismail, M.Ag, beserta Bapak- Bapak Wakil Dekan, Bapak Dr.
Nofiardi, M.Ag, Bapak Dr. Busyro, M.Ag, dan Bapak Fajrul Wadi, S.Ag,
M.Hum, serta Ketua Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Bapak Dr.
Helfi, M.Ag yang telah menfasilitasi penulis dalam menjalani pendidikan dan
bimbingan skripsi ini.
3. Pembimbing Skripsi penulis, Bapak Adlan Sanur Tarihoran, M.Ag , yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
v
dalam penyusunan skripsi ini, serta orang tua penulis, Ibunda tercinta Evi
Deswita A.Md, dan seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral.
4. Pimpinan beserta staf perpustakaan yang telah mengijinkan penulis untuk
mengakses buku-buku dan referensi yang dibutuhkan dalam mengumpulkan
data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penulisan
Skripsi ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Nusyirwan, S.Pd, selaku Sekretasis 1 Karang Taruna dan juga saudari Leni
Nirwana, S.Hut yang selaku Sekretasis Umum Walinagari Singkarak, berseta
Ibuk Lely Refnita selaku Masyarakat di nagari singkarak yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Teman-teman seperjuangan pada Prodi Hukum Tata Negara angkatan 2017
serta sahabat yang selalu memberikan semangat dan dorongan bagi penulis
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas
segalanya karena selama ini telah banyak memberikan semangat.
6. Kemudian kepada keluarga Satu Darah Beda Rahim yang mana turut serta
dalam pembuatan skripsi ini, trimakasi kepada bang Adetya S.H, bang Rico
Fernando, dan Dwi
Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan” skripsi ini. “Dengan segala kerendahan hati, penulis sajikan karya
ilmiah dalam bentuk Skripsi dengan harapan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Bukittinggi, 02 Juli 2021
Penulis
Intan Mardiah Ulfah
NIM.1317049
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Penjelasan Judul ................................................................................ 6
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8
G. Metode Penelitian ........................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 13
BAB II KARANG TARUNA DALAM KESEJAHTERAAN SOSIAL
A. Karang Taruna ....................................................................................
1) Pengertian Karang Taruna......................................................... 14
2) Tugas Pokok dan Fungsi (Pedoman Karang Taruna) .............. 17
vii
vii
3) Tujuan Karang Taruna .............................................................. 19
4) Kepengurusan Karang Taruna................................................... 20
5) Keanggotaan Karang Taruna..................................................... 22
B. Kesejahteraan sosial
1) Pengertian Kesejahteraan sosial .................................................. 23
2) Fungsi Kesejahteraan sosial ........................................................ 26
3) Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial ..................... 28
4) Tujuan Kesejahteraan Sosial ....................................................... 28
5) Ciri-Ciri Kesejahteraan Sosial ..................................................... 30
BAB III: FIQH SIYASAH MALIYAH
A. Pengertian Fiqh Siyasah Maliyah ..................................................... 32
B. Sumber Hukum Fiqh Siyasah Maliyah ............................................ 40
1) Al-Qur‟an .................................................................................... 40
2) Hadist ........................................................................................... 43
C. Ruang Lingkup Fiqh Siyasah Maliyah ............................................. 45
1) Hak Milik..................................................................................... 45
2) Zakat ............................................................................................ 46
3) Ghanimah .................................................................................... 48
4) Jizah ............................................................................................. 51
5) Fa‟i ............................................................................................... 54
6) Kharaj .......................................................................................... 56
7) Baitul Mal .................................................................................... 57
viii
viii
BAB IV: PERAN KARANG TARUNA DALAM KESEJAHTERAAN
SOSIAL DITINJAU DARI FIQH SIYASAH MALIYAH
A. Gambaran Umum Kecamatan X Koto Singkarak .......................... 59
B. Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial di Kecamatan X
Koto Singkarak Kabupaten Solok ................................................. 65
C. Pandangan Fiqh Siyasah Maliyah Terhadap Peran Karang Taruna
Dalam Kesejahteraan Sosial di Kecamatan X Koto Singkarak
Kabupaten Solok ............................................................................ 73
D. Analisa Penulis Tentang Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan
Sosial Ditinjau Dari Fiqh Siyasah Maliyah ................................... 78
1) Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial .................. 78
2) Pandangan Fiqh Siyasah Maliyah Terhadap Peran Karang Taruna
Dalam Kesejahteraan ................................................................ 80
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 81
B. Saran .............................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
9
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kecenderungan untuk hidup
saling membutuhkan satu sama lain dan juga hidup secara berkelompok,
kecenderungan ini sudah menjadi fitrah manusia, dalam kehidupan sehari-hari
manusia terbukti ketidak sanggup untuk menjalankan kehidupan nya sendiri, di
dalam sekelompok manusia ada organisasi yang membantu setiap kegiatan yang
dilakukan misalnya di dalam bidang kesehatan, keagaan, kegiatan soisal dan
sebagainya. Dalam masyarakat juga sering terdengar istilah karang taruna, yang
mana sebahagian masyarakat kurang memahami peran dan fungsi yang melekat
pada karang taruna tersebut, kebanyakan masyarakat mengatakan karang taruna
itu hanya sekumpulan pemuda yang mana saat hari peringan 17 agustusan untuk
menghias kampung dan mengadakan kegiatan 17-an. Sangat amat disayangkan
sebenarnya semua presepsi itu salah yang mana karang taruna itu ialah salah satu
organisasi kepemudaan yang ada di bawah binaan dari kementrian sosial yang
fokus sasaran utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.1
Yang mana berdasarkan Permensos 83/HUK/2005 tentang pedoman dasar
karang taruna terkait tugas pokok dan fungsi karang taruna adalah bekerja sama
dengan pihak pemerintahan terkait dan komponen masyarakat lainnya untuk
1 Suhatra, Pengembangan Organisasi Kepemudaan,(Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY,
2009), hal. 2
2
mengatasi berbagai masalah kesejahteraan sosial pengembangan potensi yang
dihadapi generasi muda dilingkungannya.2 Sebagai organisasi soial karang taruna
memiliki tugas pokok bersama-sama dengan pemerintah dan komponen
masyarakat lainnya menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial, baik
bersifat previntif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi muda di
lingkungannya.3
1. Organisasi Dalam Islam
Allah SWT telah memperingatkan umat manusia agar segala pekerjaan
yang akan dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja
sama agar bisa terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai
macam rintangan yang akan di hadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan
kokoh dan rapi. Dalam surah Ash-Shaf ayat 4, Allah SWT memberikan gambaran
sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang (berjuang)
dijalannya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.”
Kata shaffan (barisan) adalah sekelompok dari sekian banyak anggota yang
sejenis dan kompak serta barada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur.
Sedangkan kata marshushun berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang
dimaksud ayat ini adalah tentang pentingnya kelompok barisan, kedisiplinan yang
2 Permensos 83/HUK/2005, di akses pada tanggal 8 februasri 2021, pada pukul 21:29 WIB.
3 Permensoso 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Karang Taruna, di akses pada tanggal 8
februari 2021, pada pukul 21:37 WIB.
3
tinggi, serta kekuatan kerja sama dalam menghadapi berbagai macam rintangan
dan tantangan dalam menjalankan suatu.
Organisasi dalam pandangan Islam membutuhkan kerjasama dan komitmen,
suatu perkerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka hasilnya juga
akan baik.
Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses juga dilakukan secara
terarah dan teratur, seperti yang diterangkan dalam Al-Qur‟an Surah Ash-Shaff
ayat 44.
Didalam Al-Qur‟an sudah mencaeritakan tentang kisah teladan para pemuda
yakni terdapat pada surah Al-Khafi ayat 13
Yang artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan
benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”.
Yang mana pada ayat di atas mencaritakan tentang seorang pemuda yang
taat kepada Allah dan menjalankan perintahnya dan sudah di berikan petunjuk-
petujuk untuk menjadi pemuda yang berakidah yang sesuai ajaran agama
Islam.Pentingnya memperhatikan pemuda dalam rangka kederasi yang dahulu
pernah di sampaikan oleh Rasulullah SAW yang mana pesa beliau.
“Aku pesankan agar kalian berbuat baik kepada para pemuda, karena
sebenarnya hati mereka itu lembut. Allah telah mengutusku dengan agama yang
4 Arifin Tahrir, Buku Ajar Perilaku Organisasi, (Deepublish, Yogyakarta, 2014) Diakses
pada tanggal 10 Januari 2021.
4
lurus dan penuh toleransi, lalu para pemuda bergabung memberikan dukungan
kepadaku sementara para orang tua menentangku”5.
Karang taruna juga di harpkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat desa, sehingga permasalahan seperti kesenjangan antar
wilayah tidak terjadi dan bisa di tanggani oleh Karang Taruna. Juga Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 juga membahas tentang Desa beserta peraturan
pelaksanaanya telah mengamanatkan pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam
pengelolaan kesejahteraan sosial dan kekayaan milik desa.6
2. Fiqih Siyasah Maliyah
Iyalah salah satu bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam karena
menyangkut tentang kesejahteraan masyarakat yang mana berdampak terhadap
kesejahteraan masyarakat, fiqih Maliyah ini membahas tentang sistem
pemerintahan Islam yang menggatur anggaran pendapatan dan belanja negara dan
juga membicarakan bagaimana cara-cara kebijakan yang diambil dalam rangka
untuk mengatur yang diorientasikan terhadap kesejahteraan rakyat, karena dalam
fiqih Siyasah ini ada hubungannya antara tiga faktor, yaitu rakyat, harta, dan
pemetintahan begitu juga dengan kekuasaan.7
Dalam hal ini pemerintah daerah diberikan berbentuk kewenangan dalam
mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri, peraturan daerah yang
berbentuk undang-undang yang mengatur urusan otonomi daerah dan tugas
5 Hari Moekti, Generasi Pemuda Dalam Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1998),hal.
45
6 A. Saibani, Pedoman Umum Penyelenggaraan Pemerintah Desa, (Jakarta: Bee Media
Pustaka), hal. 58
7 A. Djazuli,Fiqih Siyasah, Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu
Syariah, (Kencana, Prenada Media Jakarta, 2009, Cetakan 4), hal. 28
5
pembantu dalam menetapkan suatu organisasi dalam lingkungan pemerintah
provinsi, kabupaten atau kota yang ditetapkan oleh kepala daerah dan dapat
persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)8 .
Oleh karna itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan
hal tersebut di atas dan di tuangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi
dengan judul “Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial Ditinjau Dari
Fiqh Siyasah Maliyah (Studi Kasus Di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten
Solok)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisa penulisan latar belakang yang telah penulis uraikan,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peran karang taruna dalam kesejahteraan sosial di Kecamatan X
Koto Singkarak Kabupaten Solok?
2. Bagaimana pandangan fiqih Siyasah Maliah terhadap peran karang taruna
dalam kesejahteraan sosial di Kecamatan X Koto Singkarak kabupaten solok?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan analisa yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana peran karang taruna dalam kesejahteraan sosial
di nagari singkarak kecamatan x koto singkarak kabupaten solok.
8 Utang Rasidin, Otonomi Daerah dan Desentralisasi (dilengkapi Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Dengan Perubahan-Perubahannya), (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 200
6
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan fiqih Siyasah Maliah terhadap peran
karang taruna dalam mewujudkan kesejahteraan sosial di Kecamatan X koto
Singkarak, Kabupaten Solok.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Skripsi ini di harapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan
terhadap seluruh masyarakat secara umum mengenai peran karang taruna yang
khususnya di nagari singkarak kecamatan x koto singkarak kabupaten solok.
2. Kegunaan Praktis
Skripsi ini di harapkan dapat menjadi referensi tentang peran karang aruna
dalam kesejahteraan sosial di kecamatan x koto singkarak kabupaten solok.
E. Penjelasan Judul
1. Karang Taruna
Pengertian karang taruna menurut Peraturan Mentri Sosial Republik
Indonesia Nomor: 23 tahun 2013 tentang pemberdayaan karang taruna, pasal 1
angka (1) menyebutkan bahwa:
“Karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan
sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang
atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan”9.
Sebab itu karang taruna harus melaksanakan strateginya secara optimal agar
mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mana karang taruna ialah
9 http://crackbone.wordpress.com/review-buku-pedoman-dasar-karang-taruna. Di Akses
pada tanggal 15 januari 2021.
7
sebagai organisasi infra struktur sosial karena peranan dan fungsinya sebagai
tempat mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah Daerah dalam
fungsinya sebagai pembina teknis mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
secara terus menerus kualitas karang taruna.
2. Kesejahteraan sosial
Pengertian kesejahteraan sosial menurut undang-undang No 11 tahun 2009
yatiu kondisi terpenuhinya kebutuhan materi, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan funsi sosialnya.
Pengertian kesejahteraan sosial dalam buku :
“Kesejahteraan sosial adalah sutau institusi atau bidang kegiatan yang
melibatkan aktivitas terorganisir yang di selenggarakan baik oleh lembaga-
lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi,
atau memberikan konstribusi terhadap pemecahan masalah sosial, dan
peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat”.
Di Indonesia, konsep kesejahteraan sosial juga telah lama dikenal. Ia telah
ada dalam sistem ketatanegaraan indonesia. Undang-undang RI No 6 tahun 1974
tentang Ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, misalnya, merumuskan
kesejahteraan sisial sebagai:
Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material amupun spiritual
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin,
yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, dan rohani dan sosial yang sebaik-
8
baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
atau kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”.
Pengertian kesejahteraan sosial juga menunjuk pada segenap aktivitas
pengorganisasian dan pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok
masyarakat, terutama kelompok yang kurang beruntung.10
3. Fiqih siyasah maliyah
Adalah salah satu bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam
karena menyangkut tentang kesejahteraan masyarakat. Fiqih ini juga mengatur
hak-hak orang miskin, mengatur sumber mata air atau irigasi dan berbankan.
Hukum dan peraturan yang mengatur dan juga mengfokuskan untuk kemaslahatan
rakyat dengan pemerintah atau kekuasaan.11
F. Tinjuan Pustaka
Peran Karang Taruna Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat. (Studi Khusus di Desa Bangsri Kecamatan Karang Pandan
Kabupaten Karangayar Tahun 2013) oleh Siska Adi A. 220090155, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta. Kurangnya
pengetahuan dan wawasan masyarakat menjadi salah satu sebab yang diyakini
tidak dapat pengembangakan potensi sebuah desa tersebut, potensi sebuah desa
harus dikembangkan untuk menwujudkan masyarakat yang sejahtera dan makmur
dan bertujuan untuk menambah mendapatan suatu wilayah juga dapat mendorong
atau dapat membantu keuangan negara dengan menyisihkan sebagian pendapat
10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Perkerjaan sosial (Bandung, PT Refika Aditama,
2014),hal.1-5
11 Jeje Abdul Rojak, Hukum Tata Negara Islam,(Surabaya:Uin Sunan Ampel Pres, 2014),
hal. 91
9
dari desa tersebut. Organisasi desa yang disebut Karang Taruna juga mempunyai
peran yang penting dalam memajukan potensi desa guna menciptakan
kesejahteraan bersama.
Peran karang taruna dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
berkaitan dengan pembelajaran PKn yaitu kesejahteraan sosial yang terletak
disalah satu sila Pancasila, yaitu sila kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, begitu pula dengan organisasi karang taruna juga bergerak di bidang
sosial mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi dan
menjunjung tinggi kesejahteraan bersama antar masyarakat. Karang taruna
sebagai organisasi tingkat kelurahan atau desa, yag terdapat dalam salah satu mata
kuliah Pkn yaitu pemerintahan desa.
Peranan Karang Taruna Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat Di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu-Batu, Oleh Moh.Rawis
Firman Firdaus, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fisip, Universitas
Trubuwana Tunggadewi Malang. Karang taruna berdasarkan Pasal 1 angka 1
sampai 7 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 77 HUK Tahun 2010
Tentang pedoman dasar karang taruna. Karang taruna adalah organisasi sosial
kemasyarakatan yang merupakan wadah dan sarana pengembangan generasi muda
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial
dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah
Desa/Kelurahan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
Kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda,
meskipun substansiyna tetap sama. Kesejahteraan Sosial pada intinya mencakup
10
tiga konsepsi (Suharto 2014:2-3). yaitu: 1). Kondisi kehidupan atau keadaan
sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan
sosial. 2). Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga
kesejahteraan dan berbagi profesi kemanusiaan menyelenggarakan usaha
kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3). Aktivitas, yakni suatu kegiatan-
kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.
G. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metode penelitian adalah
mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam suatu
kegiatan penelitian. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian
Untuk dapat menyelesaikan pembahasan skripsi ini penulis menggumpulkan
data dalam bentuk penggalian terhadap literatur yang ada serta mengutip masalah-
masalah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas serta dapat
dipercaya kebenarannya dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapanagn (field researah) mengungkapkan
fakta-fakta yang ada di lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah teknik pengumpulan
data dengan menggunakan teknik gabungan (Triangulasi). Analisa dapat pada
11
metode ini bersifat induktif, yaitu menganalisa data dari umum ke yang khusus,
dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna dari pada generalisasi.12
2. Sumber Data
Untuk memudahkan mengidentifikasikan sumber data menjadi dua sumber
data,yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah yaitu sumber-sumber yang membahas konsep karang
taruna dalam kesejahteraan sosial.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang memberikan penjelasan terhadap data
primer. Data sekunder ini dapat berupa buku-buku (literatur), teks, dokumen-
dokumen, kasus-kasus yang terjadi, jurnal hukum, tulisan-tulisan para ahli di
bidang terkait.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Maka untuk pengumpulan
data menggunakan metode sebagai berikut.
a. Observasi atau pengamatan secara langsung
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung kepada suatu objek penelitian di lapangan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.13
b. Wawancara (interview)
12 Mustika Zed, “Metode Penalitian Kepustakaan”, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia,2004),hal. 5
13
Joko Subagio, Metode penelitian dalam Teori dan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta,2001),hal. 15
12
Wawancara adalah suatu kegiatan yang di lakukan untuk mendapat
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden. Dengan tujuan untuk mengumpulkan keterangan demi
menyempurnakan data. Melalui wawancara ini dengan berkomunikasi secara
langsung dan melakukan tanya jawab dengan ketu pemuda, tokoh masyarakat.
Menurut Herman Warsito personal interview adalah wawancara yang dalam
pelaksanaannya pewancara berhadapan langsung dengan responden yang di
wawancarai14
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusu dari karangan atau tulisan, wasiat, buku,
undangan-undangan, dan sebagainya.15
4. Teknik Analisa Data
Adapun metode analisa data yang penyusun gunakan dalam penelitian ini
adalah analisa data kualitatif, yaitu analisa dengan mengklasifikasikan data-data
berdasarkan kategori-kategori tersebut kemudian data tersebut diuraikan sehingga
diperoleh gambaran yang utuh tentang permasalahan yang diteliti.
5. Penarikan Kesimpulan
Pada penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan terus-menerus
sepanjang proses penelitian dilakukan sampai penulis mendapatkan data yang
14 Herwan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Gramedia, 1993), hal. 73
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), hal. 112
13
diinginkan sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan akhir yang di dukung
oleh bukti yang valid.
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, untuk memberikan gambaran dan pemahaman
yang sistematis, maka penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab Pertama, bagian ini tentang pendahuluan, yang di dalamnya
menjelaskan secara garis besar tentang permasalahan, latar belakang, idenifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, studi terdahulu, manfaat penelitian,
metode penelitian.
Bab Kedua, pada bagian ini penulis menguraikan tentang pengertian karang
taruna, peran karang taruna dalam masyarakat, syarat untuk menjadi anggota
karang taruna, struktur organisasi karang taruna.
Bab Ketiga, di bab ini penulis mengguraikan tentang pengertian fiqih
Siyasah Maliyah, Sumber Hukum Fiqh Siyasah Maliyah, Ruang Lingkup Siyasah
Maliyah
Bab empat, penulis membahas tentang bentuk peranan karang taruna dalam
kesejahteraan sosial di kecamatan x koto singkarak kabupaten solok, bentuk
bagaimana pandangan fiqih Siyasah Maliyah terhadap karang taruna dalam
kesejahteraan sosial di kecamatan X koto Singkarak kabupaten Solok.
Bab Lima, merupakan bagian penutup sebagai akhir dari pembahasan
permasalahan yang meliputi kesimpulan dari pemasalahan dan saran.
14
BAB II
KARANG TARUNA DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
A. Karang Taruna
1. Pengertian Karang Taruna
Karang taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Pengertian
karang taruna menurut Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2013
tentang pemberdayaan karang taruna, Pasal 1 angka (1) ialah organisasi sosial
kemasyarakatan sebagai wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh atas
dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan juga komunitas sosial
sederajat, yang bergerak di bidang kesejahteraan.16
Pada Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 77/HUK/2010
tentang pedoman dasar karang taruna yang mana di sebutkan dalam pasal 1 ayat
(1) pengertian karang taruna itu sendiri ialah organisasi kemasyarakatan yang
tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,
oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah nagari/desa
terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.17
Dari pengertian tersebut dapat di jelaskan bahwa karang taruna tersebut ilah:
a. Karang taruna adalah suatu organisasi sosial, perkumpulan sosial yang di
bentuk oleh masyarakat yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat
dalam melaksanakan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).
16 Hari Wantoro, Buku Profil Karang Taruna Setyo Manunggal,hal.12,
https://www.academia.edu/11140317/Buku_Profil_Karang_Taruna_Setyo_Manunggal, di akses
pada hari jum‟at 18 juni 2021, pada pukul 10.33 WIB. 17 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 77/HUK/2010, Tentan Pedoman Dasar
Karang Taruna, hal. 2
15
b. Sebangai wadah pengembangan generasi muda, karang taruna merupakan
tempat diselenggarakannya berbagai upaya atau kegiatan untuk meningkatkan
dan mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karya generasi muda dalam rangka
pengembangembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Karang taruna tumbuh dan berkembang atas dasar adanya kesadaran terhadap
keadaan dan permasalahan di lingkungannya serta adanya tanggung jawab
sosial untuk turut berusaha menanganinya. Kesasdaran dan tanggung jawab
sosial tersebut merupakan modal dasar tumbuh dan berkembangnya karang
taruna.
d. Karang taruna tumbuh dan berkembang dari generasi muda, diurus atau
dikelola oleh generasi muda dan untuk kepentingan generasi muda dan
masyarakat di wilayah desa/kelurahan. Karenanya setiap desa/kelurahan dapat
menumbuhkan dan mengembangkan karang taruna itu sendiri.
e. Gerakannya di bidang Usaha Kesejateraan Sosial berarti bahwa semua upaya
program dan kegiatan yang diselenggarakan karang taruna ditujukan guna
untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.18
Pembentukan organisasi karang taruna diselenggarakan dalam forum Temu
Karya Karang Taruan (TKKT) di wilayah tingkat masing-masing dan forum
musyawarah Warga Karang Taruna (MWKT) untuk di tingkat Desa/Kelurahan
yang pelaksanaannya tetap mengacu pada PD/PRT karang taruna dan peraturan
Organisasi yang berlaku dan dilaksanakn dalam rangka mendukung
penyelenggaraan pembangunan dan kepemerintahan diwilayah masing-masing
18 Agung Prasetyo, Pedoman Dasar Karang Taruna, (Depok:1993),hal. 15
16
dengan tetap memperhatikan aspirasi yang berkembang baik di kalangan generasi
muda maupun masyarakat.19
Karang taruna merupakan organisasi yang bergerak kepada kepemudaan
yang mana tidak asing lagi di dengar karena merupakan wadah yang telah
memiliki misi untuk membina generasi muda khususnya di nagari/desa, yang
mana visi karang taruna itu sendiri ialah sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan kreativitas generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin
persaudaraan dan rasa kebersamaan menjadi mitra organisasi baik kepemudaan
ataupun pemetintah dalam pengembangan kreativitas.20
Kemampuan ini bergerak
di bidang kesejahteraan sosial baik untuk masyarakat di lingkungan sekitar
ataupun di wilayah lainnya. Dalam bidang kesejahteraan sosial, karang taruna
merupakan sebagai organisasi sosial masyarakat di nagari/desa yang berfungsi
sebagai pengembangan potensi kreatifitas gnerasi muda agar secara terarah dan
sebagai penyalur kesejahteraan sosial.
Karang taruna tumbuh atas kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari
masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri khususnya generasi muda yang ada
di suatu nagari/desa terutama bergerak pada bidang kesejahteraan sosial,
kesejahteraan sosial itu seperti bidang ekonomi, olahraga, keterampilan,
keagamaan dan kesenian sesuai dengan tujuan didirikannya organisasi karang
taruna tersebut. Karang taruna itu sendiri ialah wadah atau tempat pembinaan
19 http://perpustakaan.kemsos.go.id/alib/index.php?p=show_detail&keywords=, Buku
Pedoman Karang Taruna, di akses pada senin 22 februari 2021, pada pukul 16.10 WIB.
20
http://ejurnal.unesa.ac.id/, Diakses pada Rabu 24 februari 2021, pada pukul 10.58 WIB.
17
generasi muda, untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang di miliki oleh masing-masing pemuda tersebut.21
Keterlibatan generasi muda dalam kesejahteraan sosial merupakan bentuk
pemberdayaan pemuda sejak dini. Yang mana pemberdayaan ini merupakan
bentuk persiapan pemuda dalam tanggung jawab dan untuk menghadapi tantangan
global dimasa yang akan datang. Pemberdayaan generasi muda ini diharapkan
mampu untuk membentuk generasi muda agar bisa bersaing dalam masyarakat.
Masyarakat memiliki peran yang penting dalam penanganan masalah sosial.
Sebagaimana dalam peraturan pemerintah sosial (Permensos) No. 77 tahun 2010
menyatakan bahwa karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai
wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak
di bidang usaha kesejahteraan sosial.22
2. Tugas Pokok dan Fungsi (Pedoman Karang Taruna)
Tugas pokok pedoman karang taruna adalah karang taruna mempunyai
tugas pokok secara bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat
pemerintahan lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial
terutama yang dihadapi oleh generasi muda di daerah tersebut baik yang bersifat
preventif, rehabilitatif dan pengembangan potensi generasi muda saat ini.
Fungsi pedoman karang taruna ialah sebagai pelayan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat,
21 Ismay Hilda,Tesis, Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi, (2011), hal. 75
22
Permensos No 77 tahun 2010, Diakses Pada 24 februari 2021, pada pukul 12.11 WIB.
18
penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungan secara komphensif.23
Menurut peran dan fungsi karang taruna dalam pembangunan di desa secara
garis besarnya ialah:
a. Membantu pemerintah desa dan merupakan mitra kerja dalam memberdayakan
masyarakat desa.
b. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif (melibatkan unsur
masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin).
c. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisipatif (melibatkan masyarakat
secara demokrasi pembangunan).
d. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi gotong royong dan swadaya
masyarakat (mengembangkan prakasa masyarakat).
e. Ikut mencari solusi terhadap permasalahan kolektivitas desa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
f. Perencanaan pembangunan desa kelurahan merupakan salah satu bagian yang
sangat penting didalam pengetasan kemiskinan yang di motori oleh lembaga
kemasyarakatan.24
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang di atas karang taruna
sebagaimana majelis pertimbangan forum pengurus yang terdiri atas para mantan
23 Kementrian Sosial Republik Indonesia, Pedoman Dasar Karang Taruna, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, 2013.
24
Dede Sofiyah, Peran Karang Taruna Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Program Kampung Domba,(Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang,2019), hal. 32-33
19
pengurus dan mantan pembina yang memiliki fungsi konsultasi dan pengarah bagi
kepengurusan yang baru.25
3. Tujuan Karang Taruna
Pembinaan karang taruna diatur dalam permensoso 83/HUK/2005 tentang
pedoman dasar karang taruna, tujuan karang taruna adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab
sosial setiap generasi muda warga karang taruna dalam mencegah, menangkal,
menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga karang
atruna yang trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka
mengembangkan keberdayaan warga karang taruna.
d. Termotivasinya setiap generasi muda karang taruna untuk mampu menjalin
toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda karang taruna dalam rangka
mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkatkan generasi muda
di nagari/desa atau komunitas adat sedrajat yang memungkinkan pelaksaan
fungsi sosialnya.
25 Permensos 77/HUK/2010,....,hal.4
20
g. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda secara
komprehensif, terpadu dan terarah oleh karang taruna bersama pemerintah dan
komponen masyarakat lainnya.26
4. Kepengurusan Karang Taruna
Organisasi karang taruna yang di desa/.kelurahan atau komunitas sederajat,
maka pemberdayaan kepengurusan (sebagai pelaksana fungsi karang taruna)
adalah pelaksana pengembangan dan penguat jaringan antar karang taruna dengan
pihak lain, karena itu kepengurusan karang taruna sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan kemitraan program dengan instasi sosial dan teknis
b. Penyelenggaraan mekanisme pengambilan keputusan organisasi
c. Pengelolaan sistem informasi dan komunikasi
d. Pemberdayaan, pengembangan, dan penguat sistem jaringan kerjasama antar
karang taruna serta dengan pihak lain yang terkait
e. Penyelenggara konsolidasi dan sosiaalisasi kebijakan
f. Penyelenggara koordinasi dan konsolidasi kegiatan penanggulangan
permasalahan sosial termasuk dengan unit teknis tersendiri
g. Pemelihara kesetiakawanan sosial, konsistensi, dan citra organisasi
h. Penyelenggara sistem dan koordinasi pengembangan SDM dan kaderisasi
karang taruna
i. Penyelenggara sistem dan koordinasi pendamping dan advokasi karang taruna
j. Penyelenggara sistem dan koordinasi pengembangan pelayanan kesejahteraan
soisal dan kegiatan ekonomi27
26 https://crackbone.wordpress.com, Review Buku Pedoman Dasar Karang Taruna,diakses
pada minggu 14 maret 2021, pada pukul 11.43 WIB.
21
Menurut peraturan menteri sosial Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2013
tentang pemberdayaan karang taruna pada pasal 13 ayat (1), (2), dan (3) sudah di
jelskan tentang kepengurusan karang taruna yang mana:
ayat (1). Pengurus karang taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh
warga karang taruna setempat dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa
b. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila dan undang-undang dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
c. Memiliki pengalaman dan aktif dalam kegiatan Karang Taruna
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan, kemampuan,
dan pengabdian dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
e. Berumur 17 tahun sampai dengan 45 tahun
ayat (2) kepengurusan karang taruna desa atau kelurahan atau nama lain yang
sejenis dipilih, ditetepkan, dan disahkan dalam musyawarah warga karang taruna
di desa atau kelurahan atau nama lain yang sejenisnya dan dikukuhkan oleh
kepala desa atau kelurahan atau nama lain yang sejenis setempat, dengan masa
bhakti 3 tahun.
ayat (3) Kepengurusan Karang Taruna dipilih, ditetepkan, dan disahkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pengurus karang taruna kecamatan dipilih, ditetapkan, dan disahkan melalui
tema karya pengurus Karang Taruna di kecamatan dan dilakukan oleh camat
setempat, dengan masa bakhti 5 tahun
27 Suharta, Pengembangan Organisasi Kepemudaan, (Universitas Negeri
Yogyakarta,2008).hal. 4.
22
b. Pengurus karang taruna kabupaten / Kota dipilih, ditetapkan, dan disahkan
dalam temu karya Karang Taruna kabupaten/kota dan dikukuhkan oleh
Bupati/Wali Kota, dengan masa bhakti 5 tahun
c. Pengurus karang taruna provinsi dipilih, ditetapkan, dan disahkan dalam temu
karya pengurus karang taruna provinsi dan dikukuhkan oleh Gubernur
setempat dengan masa bhakti 5 tahun
d. Pengurus karang taruna nasional dipilih, ditetapkan dan disahkan dalam temu
karya nasional Pengurus Karang Taruna dan di kukuhkan oleh Menteri Sosial,
dengan masa bhakti 5 tahun.28
5. Keanggotaan Karang Taruna
Keanggotaan karang taruna menganut sistem stelsel pasif yang berarti
seluruh anggota masyarakat yang berusia 13 tahun sampai 45 tahun dalam
lingkungan desa atau kelurahan29
atau nama lain yang sejenis merupakan warga
karang taruna.
Warga karang taruna sebagaimana mempunyai hak dan kewajiban yang
sama tanpa membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis
kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik, dan agama.30
28 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang
Pemberdayaan Karang Taruna Pada Pasal 13 ayat (1)(2) dan (3).
29 Permensos Republik Indonesia No. 77/HUK/2010, Tentang Pedoman Dasar Karang
Taruna. hal. 2
30
Ibid. pasal 12 ayat (1)(2).
23
B. Kesejahteraan Sosial
a. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Kata kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berawalan kata ke dan
berakir kata an, sejahtera berarti aman sentosa, makmur, dan selamat, yang artinya
terlepas dari segala macam gangguan dan kesukuran.31
Istilah sosial menurut J.A Ponsion yang mana sosial tersebut mempunyai
dua arti yang berbeda:
a. Sebagai suatu indikasi dari pada kehidupan bersama makhluk manusia,
misalnya dalam kebersamaan rasa, berfikir, dan bertidak dalam hubungan antar
manusia.
b. Pada abat ke-19 istilah sosial ini mempunyai konotasi yang berbeda, yang
mana istilah sosial itu lebih sentimental dan menjadi kabur, yang mana
beberapa istilah serupa dikaitkan dengan persoalan kemiskinan dan
keterlantaran orang.
Dari konotasi di atas adanya perkembangan dalam segala arah yang
bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang bertujuan menggulangi
kesenjang kesejahteraan sosial.32
Al-Qur‟an sebangai pegangan hidup umat islam dan juga banyak dikatakan
oleh S. Vivekanada yang dikutip oleh Maulana W. Khan dalam lessy yang
31 Sri-Edi Swasono, Indonesia Dan Doktrin Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Perkumpulan
Prakarya, 2005), hal. 55
32
http://repository.usu.ac.id, Diakses Pada Senin 22 Maret 2021, Pada Pukul 13:49 WIB.
24
mengatakan “jika ada agama yang melakukan pendekatan terhadap persamaan
maka agama tersebut adalah Islam dan Islam sendiri”.33
Dalam Al-Qur‟an sudah mengatakan dalam Surah Al-Maidah ayat 8:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, ketika menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa dan bertawakallah
kepada Allah, sungguh Allah mahateliti apa yang kamu kerjakan”.34
Dan Allah juga berfirman dalam surah Al-A‟raf ayat 96
Artinya: “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya”.35
Pengertian kesejahteraan sosial menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan,
ketentraman, kemakmuran dan sebagainya.36
Berdasarkan ayat di atas maka bisa di simpulkan bahwa keadilan
mengantarkan ketakwaan, sedangkan ketakwaan akan membawa kepada
33 Zulkipli Lessy, Keadilan Sosial Dan Kesejahteraan Sosial Dalam Islam (Peran Pekerja
Sosial Dalam Mewujudkan Keadilan Dan Kesejateraan Sosial), Dalam Model-Model
Kesejahteraan Sosial Islam Prefektif Normatif Filosofis,( Fakultas Dakwah Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), hal. 30
34
Departemen Agama Republik Indonesia, Qur‟an Dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah
pustaka), hal. 108
35
Ibid, 137
36
Tim Penyusun dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet III, ed.II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hal. 572.
25
kesejahteraan, dimana Allah akan melimpahkan karunia dan kasih sayangnya
untuk orang-orang yang takwa, yaitu orang-orang yang berlaku adil dan bersifat
tawakal.37
Dalam undang-undang Republik Indonesi No 13 tahun 1998 kesejahteraan
sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun
spiritual yang dilipiti oleh rasa keselamatan, kesusilaan, ketentraman lahir dan
batin bagi setiap warga negar untuk kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia serta kewajiban manusia dengan pancasila.38
Menurut PBB (Perserikat Bangsa-Bangsa) bahwa kesejahteraan sosial itu
aialah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu
individu dan masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya juga
meningkatkan kesejahteraan selaras oleh kepentingan keluarga dan masyarakat.
Hal ini menunjukkan sebagai kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan baik oleh
lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah dan
mengatasi atau memberi konstribusi terhadap pemecahan masalah sosial, juga
sebagai peningkatan kualitas hidup individu, kelompok, dan masyarakat.39
Merujuk kepada undang-undang No. 11 tahun 2009 ialah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
37 Hasyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf Dan Psikologi, (Togyakarta: Press, 2002),
hal 176.
38
Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 1998, Tentang Kesejahteraan bab 1
Pasal 1
39
Endi Suharto, Analisa Kebijakan Publik, (Bandung:AIFABETA, 2005), hal. 3
26
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melakukan fungsi
sosial.40
Dari defenisi di atas ialah adanya suatu penekanan bahwa kesejahteraan
sosial itu suaru institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas
terorganisir yang di selenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah
maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan
kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup
individu, kelompok dan masyarakat.41
Pemaknaan yang luas tentang kesejahteraan sosial karena pembahasan
kesejahteraan sosial memiliki berbagai ruang lingkup, mulai dari kesejahteraan
sosial bermakna “kondisi” menurut Undang-Undang No 6 tahun 1974 yang berisi
tentang pokok-pokok kesejahteraan sosial, kesejahteraan sosial sebagai “sistem
organisasi”. Di Indonesi kesejahteraan sosial sering dipandang sebagai tujuan atau
kondisi kehidupan yang sejahtera yakni terpenuhinya kebutuhan pokok manusia.42
b. Fungsi Kesejahteraan Sosial
Fungsi ini bertujuan untuk menghilangkan dan menggurangi tekanan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial ekonomi untuk menghindarkan
terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang negativ serta menciptakan
kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berikut
fungsi-fungsi kesejahteraan sosial sebagai berikut:
40 Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentan Kesejahteraan Sosial.
41
http://bppps.kemensos.go.id, Diakses Pada Senin 22 Maret 2021, Pada Pukul 11:27
WIB.
42
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strateis
Pembangunan Kesejateraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Bandung: Refika Aditama, 2006), hal. 3
27
a. Fungsi Pencegahan (preventive)
Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan
masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru. Upaya
pencegahan ditekankan pada kegiatan membantu menciptakan pola-pola baru
dalam hubungan sosial serta lembaga-lembaga sosial baru.
b. Fungsi Penyembuhan (Curative)
Untuk menghilangkan ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang
yang mengalami masalah dapat berfungsi kembali secara wajar dalam
masyarakat. Fungsi ini tercangkup jiga fungsi pemulihan
c. Fungsi Pengembangan (Development)
Berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung
dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber
daya sosial masyarakat.
d. Fungsi Penunjang (support)
Fungsi ini mencangkup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan
sector atau bidang pelayanan sosial kesejahteraan sosial.43
Fungsi-fungsi diatas yang merupakan dalam meningkatkan derajat
kesejahteraan dilakukan mulai dari langkah pencegahan, penyembuhan, bahkan
pengembangan.44
43 http://ejurnal.ar-raniry.ac.id, Ilmu Kesejateraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, Diakses
Pada Saptu 20 Maret 2021, Pada Pukul 21.10 WIB.
44
repository.unpas.ac.id. 32 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep kesejahteraan sosial,
diakses pada Saptu 20 Maret 2021, pada pukul 21.21WIB.
28
3. Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan sosial
Ketentuan-ketentuan ini di atur dalam undang-undang No. 6 Tahun 1974
yang mana ketentuan umum nya setiap warga negara berhak atas taraf
kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak
mungkin ikut serta dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial.45
Yang dimaksud dengan usaha kesejahteraan sosial (UKS) tersebut ialah
yang mana semua upaya, program dan kegiatan yang di tunjukan untuk
mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan, serta mengembangkan
kesejahteraan sosial.46
4. Tujuan Kesejahteraan Sosial
Tujuan kesejahteraan sosial ini ialah yang mana keberfungsian setiap
individu, kelompok dan masyarakat dalam menjakani kehidupan, yaitu dengan
mengurangi berbagai tekanan dan goncangan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial, yang mana tujuan dari sistem kesejahteraan sosial itu ialah:
a. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya taraf
kehidupan pokok seprti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan relasi-relasi
sosial yang harmonis dengan lingkungannya.
b. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, misalkan dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan
mengembangkan taraf hidup yang sejahtera.47
45 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. 46 I Ketut Sudarsana, Pemberdayaan Usaha Kesejahteraan Sosial Berbasis Pendidikan
Agama Hindu Bagi Anak Panti Asuhan, vol.1, No.1 , Januari 2018, hal.42.
47
Rohiman Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial: Berwawasan Iman Dan
Takwa, (Jakarta: Amzah, 2016). hal. 32.
29
Tujuan yang utama dari kesejahteraan sosial mengemukakan tiga sistem
kesejahteraan sosial yang mana tingkatan tersebut tercemin dalam program
kesejahteraan sosial, yaitu pemeliharaan system, pengawasan system, dan
perubahan system.48
a. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan dan menjaga keseimbangan atau kelangsungan keberadaan nilai-
nilai yang terkandung dalam norma sosial serta aturan dalam kemasyarakatan,
hal-hal yang berkaitan dengan makna dan tujuan hidup, motivasi bagi
kelangsungan hidup seseorang dalam perorangan, kelompok ataupun
masyarakat. Tujuan ini agar tercapainya sosialisasi terhadap norma-norma
yang dapat diterima, peningkatan pengetahuan dan kemampuan unruk
mempergunakan sumber-sumber dan kesempatan yang tersedia dalam
masyarakat melalui pemberian informasi, nasihat, dan bimbingan seperti,
fasilitas, pendidikan, kesehatan dan bantuan sosial lainnya.
b. Pengawasan Sistem
Melakukan pengawasan terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang
dari norma-norma sosial yang ada, kegiatan kesejahteraan sosial untuk
mencapai tujuan yang meliputi fungsi-fungsi pemeliharaan berupa kompensasi,
sosialisai, peningkatan kemapuan serta menjangkau fasilitas yang ada bagi
masyarakat yang memperlihatkan penyimpangan tingkah laku.
48 M Fadhil Nurdin, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Angkasa, 1990), hal.
27
30
c. Perubahan Sistem
Perubahan kearah berkembangnya suatu system yang lebih efektif bagi anggota
mayarakat dalam mengadakan perubahan itu sistem kesejahteraan sosial
merupakan instrument dalam menyisihkan hambatan-hambatan terhadap
partisipasi sepenuhnya dan adil bagi anggota dalam menggambil keputusan.49
5. Ciri-Ciri Kesejahteraan Sosial
Didalam kesejahteraan sosial memiliki bermacam ciri-ciri khusus yang
mana ciri tersebut ialah:
a. Organisasi Formal
Kesejahteraan sosial terorganisasi secara formal. Pertolongan dan pelayanan
modern merupakan bentuk pertolongan yang sifatnya berbeda dengan kegiatan
pertolongan tradisional.
b. Sumber Dana Sosial
Unsur pokok dari pelayanan sosial kesejahteraan sosial. Sumber ini merupakan
tangguang jawab masyarakat sebagai keseluruhan yang artinya dapat dapat di
sediakan oleh pemerintah atau masyarakat secara bersama-sama. Bagi
lembaga-lembaga pelayanan sosial pemerintah, mekanismenya harus
mencerminkan keinginan pemerintah, karena lembaga-lembaga tersebut
merupakan perwakilan pemerintah.
49 Ibid. hal.32
31
c. Untuk Kebutuhan Manusia Secara Fungsional
Ciri ini ialah untuk kebutuhan kesejahteraan sosial yang memandang
kebutuhan-kebutuhan manusia secara keseluruhan, dan tidak hanya
memandang manusia dari satu aspek saja harus dilihat dari keseluruhan nya.50
50 repository.usu.ac.id, Diakses Pada Senin 22 Maret 2021, Pada Pukul 14:34 WIB.
32
BAB III
Fiqih Siyasah Maliyah
A. Pengartian Fiqih Siyasah Maliyah
Kata fiqh berasal dari faqaha-yafqahu-fiqhan. Secara bahasa, pengertian
fiqh adalah “Paham yang mendalam”. Kata “Faqaha” diungkapkan dalam Al-
Qur‟an sebanyak 20 kali, 19 kali di antaranya digunakan untuk pengertian
“kedalaman ilmu yang dapat diambil manfaatnya darinya”.51
Yang mana
dimaksudkan pemehaman yang mendalam dan akurat sehingga dapat memahami
tujuan ucapan dan tindakan tertentu. Dalam secara terminilongi fiqh itu sendiri
didefenisikan sebagai ilmu tentang hukum-hukum syara yang mana bersifat
perbuatan yang di pahami dari dalil-dalil yang terperinci.52
Yang mana dalil-dalil
atau hukum-hukum khusus yang diambil dari sumbernya, seperti Al-Qur‟an dan
As-Sunnah.53
Secara istilah, menurut ulama usul, kata fiqh yaitu mengerti hukum-hukum
syariat yang sebangsa amaliah yang digali dari dalil-dalilnya yang secara
terperinci dan jelas.54
Menurut Saifuddin Al-Amidy memberikan definisi fiqh yaitu ilmu tentang
seperangkat hukum syara, bersifat furu‟iyah yang berhasil didapatkan melalui
51 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstual Doktrin Politik Islam, (Jakrta:
Prenadamedia Group, 2018), hal. 2-3.
52
Ibnu Syarif Mujar Dan Zada Khamami, Fiqh Siyasa, Doktrin Dan Pemikiran Politik
Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 31
53
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal.14
54
Siti Mahmadatun, Konsep Fiqh Siyasah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1983 Jo Nomor 45 Tahun 1990,Program Pascasarjana Magister Ilmu Agama Islam, Fakultas Ilmu
Agama Islam Universitas Islam Indonesia, hal. 310
33
penalaran atau istidlal. Sedangkan ilmu mengandung pengertian sesuatu yang
pasti atau qath‟iy.55
Dengan definisi di atas dapat dirumuskan hakikat dari fiqh yaitu:
a. Fiqh itu adalah ilmu tentang hukum Allah.
b. Yang di bicarakan adalah hal-hal yang bersifat amaliyah furu‟iyah.
c. Pengertian tentang hukum Allah itu didasarkan kepada dalil tafsili.
d. Fiqh digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang mutjahid
faqih.56
Kata Siyasah yang merupakan takbir idhafi yang terbentuk dari kalimat
majemuk yang memiliki dua kata, yakni fiqh dan Siyasah. Yang mana dari dua
kata tersebut berbentuk masdar atau kata benda abstrak dari kata sasa yang
memiliki banyak banyak arti yang mana arti tersebut yaitu mengemudi,
mengendalikan, pengendalian, dan cara mengendalikannya.57
Sebagaimana yang tercantum dalam kalimat sasa al-qaum yang bermakna
mengatur kaum atau memerintah dan memimpin suatu bangsa. Jadi pengertian
Siyasah secara umun itu ialah bukan politik yang mana sebahagiaan orang
mengatakan secara gambang. Namun ini dapat di samakan dalam tingkah/prilaku
politik secara terminologi. Yang mana hal ini terjadi karena tidak di temukan
istilah politik secara khusus dalam aplikasi politik Islam selain Siyasah.58
55 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), Cetakan ke-19, hal. 49
56
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2010), Cetakan ke-3, hal.
20
57
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2007), hal. 3
58
Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah Dusturiyyah),
(Bandung: Pustaka Stia, 2012), hal. 16
34
Kata Siyasah dapat di artikan sebagai politik atau penerapan suatu bentuk
kebijakan pemerintah, yang mengatur kehidupan masyarakat untuk mencapai
kemaslahatan bersama.59
Yang mana sebahagiaan uraian ayat-ayat Al-Qur‟an
tentang politik secara sepintas dapat ditemukan pada ayat-ayat yang berakar kata
hukum. Kata yang sama terbentuk kata “hikmah” yang pada mulanya berarti
“kendali”.60
Sedangkan para ahli fiqh Siyasah berpendapat mengenai kata Siyasah
terdapat dua pendapat yaitu:
a. Sebagai dari bahasa Mongol, yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan
huruf sin.
b. Sebagaimana dianut Ibn Taqhri Birdi, siyasah berasal dari campuran tiga
bahasa, yakni bahasa Persia, Turki, dan Mongol. Partikel si dalam bahasa
persia berarti 30. Sedangkan yasa merupakan kosakata Bahasa Turki dan
Mongol yang berarti larangan, dan karena itu, ia dapat juga dimaknai sebagai
hukum atau aturan.
c. Semisal dianut Manzhur menyatakan, Siyasah berasal dari Bahasa Arab, yakni
bentuk Mashdar dari tashrifan kata sasa-yasusu-siyasatan, yang semula berarti
mengatur, memelihara. Yang mana makna tersebut seseorang yang profesinya
sebagai pemelihara.61
Imam Al-Mawardi mengatakan bahwa Siyasah sebagai kewajiban yang di
lakukan kepala negara pasca kenabian dalam rangka menjaga kemurnian agama
59 Efrinaldi, Fiqh Siyasah Dasar-Dasar Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: Granada Press,
2007), hal. 5
60
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah., hal. 25
61
Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah., hal. 2-3
35
dan mengatur urusan dunia. Allah Ta‟ala yang mengangkat khalifah bagi umat
manusia yang bertugas menggantikan peran kenabian dan melindungi agamanya
serta mengatur negaranya yang bersumber dari agama yang disyari‟atkan agar
terpusat kepada satu pendapat yang di sepakati bersama.62
Sedangkan secara terminologis banyak definisi Siyasah yang di kemukakan
oleh para yuris Islam. Menurut Abu Al-Wafa Ibn „Aqil, Siyasah adalah sebagai
berikut: Siyasah berarti suatu tindakan yang dapat mengatur rakyat lebih dekat
kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kerusakan, kendati pun Rasulullah tidak
menetapkannya dan Allah juga tidak menurunkan wahyu untuk mengaturnya.63
Siyasah juga bisa di artikan sebagai pengurusan kepentingan-kepentingan
umat manusia sesuai dengan syara‟ demi terciptanya kemaslahatan rakyat.64
Menurut Ahmad Fathi Bahansi menyetakan bahwa Siyasah itu sendiri ialah
penaturan kepentingan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan ketentuan-
ketentuan syara‟.65
Fiqh Siyasah membicarakan perundang-undangan, yang menyangkut
pengaturan hubungan antarwarga negara dengan warga negara lainnya, hubungan
antarwarga negara dengan lembaga negara, dan hubungan antar lembaga negara.66
Berdasarkan dari defenisi-defenisi di atas maka pengertian fiqh Siyasah itu
ialah ilmu tata negara Islam yang secara spesifik membahas tentang seluk-beluk
pengaturan kepentingan umat manusia pada umumnya dan negara pada
62 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan
Negara Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: PT Darul Falah, 2006), hal. 38
63
Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah., hal. 9
64
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah., hal. 26
65
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah., hal. 4
66
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah., hal. 25
36
khususnya, berupa penetapan hukum, peraturan, dan kebijakan oleh pemegang
kekuasaan yang bernafaskan atau sejalan dengan ajaran Islam, guna mewujudkan
kemaslahatan bagi manusia dan menghidarkannya dari berbagai kemudaratan
yang mungkin timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang dijalaninya.67
Dalam fiqh Siyasah ini, ulama mujtahid menggali sumber-sumber hukum
Islam, yang terkandung di dalamnya dalam hubungannya dengan kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Sebagai hasil penalaran kreatif, pemikiran para
mujtahid tersebut tidak kebal terhadap perkembangan zaman dan sangat bersifat
debatable (masih bisa diperdebatkan) serta menerima perbedaan.68
Fiqh Siyasah secara garis besar ialah:
a. Peraturan dan perundang-undangan negara sebagai pedoman dan landasan
ideal dalam mewujudkan kemaslahatan umat.
b. Pengorganisasian dan pengaturan untuk mewujudkan kemaslahatan umat.
c. Pengaturan hubungan antara penguasa dan rakyat serta hak dan kewajiban
masing-masing dalam usaha mencapai tujuan negara.69
Objek kajian fiqh Siyasah menurut Abdurrahman Taj, adalah seluruh
perbuatan mukallaf dan hal ihwal yang berkaitan dengan tata cara pengaturan
masyarakat dan negara yang sesuai dengan jiwa dan tujuan syariat, begitu dengan
hal yang diatur itu tidak pernah disinggung baik dalam Al-Qur‟an maupun As-
Sunnah. Yang mana objek kajian tersebut ialah berbagai aspek perbuatan mukallaf
sebagai subyek hukum yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat,
67 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah., hal. 10
68
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah., hal. 4
69
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah., hal. 45
37
berbangsa, dan bernegara yang diatur berdasarkan ketentuan yang tidak
bertentangan debgan prinsip-prinsip dasar nash syariat yang bersifat universal.70
Fiqh Siyasah ini juga dapat di simpulkan bahwa fiqh Siyasah mempunyai
kedudukan penting dan posisi yang strategis dalam masyarakat, yang mana
strategis tersebut untuk memikirkan, merumuskan, dan menetapkan kebijakan
politik praktis yang berguna bagi kemaslahatan masyarakat Muslim khususnya.71
Siyasah Maliyah membahas sumber keuangan negara dan tata cara
pengelolaan dan pendistribusian harta kekayaan negara.72
Kajian ini juga
membahas tentang kebijakan politik keuangan negara dalam perspektif Islam
tidak terlepas dari Al-Qur‟an, Sunnah, praktik yang dikembangkan oleh al-
Rasyidun, dan pemerintahan Islam sepanjang sejarah. Siyasah Maliyah
merupakan kajian yang tidak asing lagi dalam ajaran Islam, yang mana nabi
Muhammad SAW dan penggikutnya menggatakan Siyasah Maliyah adalah suatu
bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam, karena ini menyangkut
tentang anggaran pendapatan dan belanja negara.73
Sedangkan secara etimologi pengertian Siyasah Maliyah adalah politik yang
membahas tentang ilmu keuangan. Sedangkan menurut terminologi Siyasah
Maliyah ialah mengatur segala aspek pemasukan dan penggeluaran keuangan
yang mana sesuai dengan kemaslahatan umat tanpa menghilangkan hak
individu.74
70 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah., hal. 16
71
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah., hal. 13-14
72
Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah., hal. 17
73
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah., hal. 317
74
https://rahmatyudistiawan.wordpress.com/2013/01/23/siyasah-maliyah-hukum-politik-
islam-oleh-rahmat-yudistiawan/, Diakses Pada Selasa 30 Maret 2021, Pada Pukul 12:55 WIB
38
Pengertian fiqh Siyasah Maliyah itu secara singkat juga dapat disimpulkan
bahwa yang mana menggatur tentang kemasukan, pengelolaan dan pengeluaran
dana milik negara.75
Fiqh Siyasah dalam artian bahasa Indonesia ialah politik ekonomi Islam.
Politik ini sebagai kebijakan hukum yang dibuat oleh suatu pemerintahan
menyangkut pembangunan ekonomi agar terjaminnya kebutuhan masyarakat
dengan menjadikan nilai-nilai syariat Islam sebagai tolak ukurnya.76
Siyasah Maliyah atau juga bisa di sebut fiqh maly yang mana orintasinya
membicarakan tentang baitul mal, sumber-sumber keuangan negara, persoalan
perpajakan dan yang lainnya terkait dalam kemaslahatan umat masyarakat.77
Fiqh Siyasah Maliyah merupakan cabang ilmu fiqh, yang mana bersumber
dari Al-Qur‟an dan Hadis nabi. Dari ilmu ini lahirlah fiqh Siyasah yang secara
seknifikan dari fiqh Siyasah yang melahirkan Siyasah Maliyah.78
Fiqh Siyasah
Maliyah di artikan kedalam bahasa Indonesia yaitu politik ekonomi Islam yang
mana membahas tentang kebijakan hukum yang di buat oleh suatu pemerintahan
menyangkut pembangunan ekonomi untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
masyarakat dan didasarkan kepada keadilan sosial yang bersumber kepada Al-
Qur‟an.79
75 A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu
Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 30
76 Andri Nirwana AN, Fiqh Siyasah Maliyah, (Banda Aceh: SEARFIQH, 2017), hal. 2
77 L. Amin Widodo, Fiqh Siyasah Dalam Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya, 1994), hal. 2
78 Suyuthi Pulugan, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1999), hal. 50
79 Mardani, Hukum Sitem Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hal. 20
39
Pengaturan fiqh Siyasah Maliyah itu berorientasi untuk ke sejahteraan
rakyat yang mana ada tiga faktor pendorong utamanya ialah rakyat, harta, dan
negara. Dalam rakyat ada dua kelompok besar yaitu si kaya dan si miskin. Orang
kaya di sentuh hatinya untuk mampu bersikap dermawan, dan kemudian orang
miskin di harapkan bersikap selalu sabar dan bekerja keras. Kebijakan ini di atur
dalam bentuk zakat, infak, sedeqah yang di wajibkan bagi seluruh masyarakat
yang kaya supaya harta pencariannya barokah.80
Tujuan Al mawardi mendirikan sebuah negara ialah agar mengganti tugas
kenabian dalam pemeliharaan Agama dan mengelola dunia.
Pengertian mengelola dunia yakni terciptanya ketertiban sosial yang mana
bersumber ketertiban sosial menurut Mawardi:
a. Agama yang mapan sebangai pengatur nafsu manusia
b. Kekuasaan politik yang legitimate dan mampu memaksa
c. Keadilan, kemakmuran, dan hubungan harmonis antara rakyat dan penguasa
d. Sistem hukum dan perundang-undangan yang tertib dan menghasilkan rasa
aman dan damai
e. Sumber daya yang selalu tersedia dan pemasukan negara yang stabil
f. Jaminan keamanan dalam aktivitas ekonomi masyarakat
Kebijakan ini menyangkut dalam dua hal yaitu:
a) Mengadaptasi ketentuan hukum yang telah tersedia
b) Mengisi kekosongan hukum dengan cara pembuatan aturan81
80 Jeje Abdul Rojak, Hukum Tata Negara Islam, (Surabaya: Uin Sunan Ampel Pres, 2014),
hal. 91
81 Andri Nirwana AN, Fiqh Siyasah Maliyah, (Keuangan Publik Islam), hal. 3
40
Dalam buku Al-Siyasah, Ibnu Tamiyah banyak menyoroti tentang
perekonomian negara yang secara gambalng membahas tentang sumber
pemasukan dan pendistribusian keuangan negara. Yang menurut sumber keuangan
negara terdiri dari “zakat, ghanimah, dan fai‟, yang mana sumber-sumber lain
yang tidak termasuk dalam fai.”
Pandangan Al-Mawardi terhadap keuangan negara lebih ditail dari pada
pandangan Ibnu Tamiyah di atas yang mana sumber-sumber pemasukan keuangan
negara sangat beragam, seperti zakat, ghanimah, dan fai‟, maupun yanggijtihadi,
seperti jizah, kharaj, „usyr dan lain sebagainya, beritu menurut Al-mawardi.82
Penjelasan Al-mawardi di atas bahwa seluruh kegiatan pemasukan dan
pembelanjaan keuangan negara dilakukan dengan sistem administrasian (diwan)
yang berhubungan dengan baitul mal, menurutnya administrasi negara terdiri dari
empat bagian, yaitu bagian yang menggurus data diri tentara dan besarnya gaji,
bagian pencatatan wilayah-wilayah yang berada dalam kekuasaan negara Islam
dan bagian pencatatan baitul mal.83
B. Sumber Hukum Fiqh Siyasah Maliyah
1. Al-Qur‟an
Al-Qur‟an merupakan mazhab paling tinggi bagi umat agama Islam, yang
mana di turunkan pada masa nabi Muhammad SAW bagi kitap yang paling mulia
di mungka bumi dan setiap yang menggamalkan nya di beri safaat InSyaAllah.
82 Mustofa Hasan, Aplikasi Teori Politik Islam Perspektif Kaidah-Kaidah Fikih, (Bandung:
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati), hal.16
83 Abu Hasan Al-Mawardi, Al-ahkam Al-Sulthaniyah, hal. 389
41
Secara etimologi Al-Qur‟an merupakan bentuk masher dari kata qaraa
sewazan dengan kata fu‟lan yang berarti bacaan, yang mana firman Allah berkata
pada surah Al-Qiyamah pada ayat ke-17.
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.84
Al-Qur‟an merupakan sumber hukum fiqh yang mana kehendak (Nya) yaitu
tentang tingkah laku manusia, maka dikatakan juga bahwa pembuat hukum adalah
Allah SWT. Yang mana kata dalam Qu‟an tersebut sebagai ma‟a kitab yang di
turunkan kepada Nabi Muhammad SAW.85
Yang mana ketentuan itu terdapat dalam kumpulan-kumpulan wahyu Nya
yang mana itu di sebut dengan Al-Qur‟an, maka demikian Al-Qur‟an ditetapkan
sebagai sumber hukum Islam yang paling mutlak dan utama yang kedudukannya
itu sebagai sember bagi penetapan hukum dengan petunjuk-petunjuk yang mutlak
tidak boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Al-Qur‟an.86
Berikut ialah contoh sumber hukum fiqh Siyasah Maliyah dalam surah Al-
hasyr ayat ke-11
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang
berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab:
84 Surah Al-Qiyamah Ayat Ke-17
85 H. Amir Syarifudin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Pramedia Group, 2014) hal. 194
86 H. A. Djazuli, Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, Dan Penerapan Hukum Islam,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hal. 76
42
"Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun akan keluar bersamamu; dan
Kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan)
kamu, dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu kamu." dan Allah
menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.87
contoh tersebut juga terdapat dalam surah Luqman ayat yang ke-20
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan
atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.88
Mengambil sumber hukum selain Al-Qur‟an menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Memberikan kemudahan dan tidak menyulitkan
b. Menyedikitkan tuntutan
c. Berharap dalam menerapkan hukum
d. Sejalan dengan kemaslahatan manusia89
Al-Qur‟an memiliki dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horizontal yang
mana dimensi vertikal mengandung aturan khusu sedangkan horizontal
menekannkan hubungan sosial kemasyarakatan.90
Maka dari itu Al-Qur‟an
merupakan sumber yang paling utama sebagai penetapan hukum yang mana
semua keterangan hukum sudah di katakan dalam Al-Qur‟an.91
87 Al-Qur‟an Dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelengara Penterjemah/Penafsir Al-
Qur‟an, 1971), hal. 917
88 Al-Qur‟an Dan Terjemah, Surah Luqman Ayat Ke-20s
89 H. A Djazuli, Ilmu Fiqh Penggalian., hal. 64
90 Abd. Salam Arief, Pembaruan Pemikiran Hukum Islam Antara Fakta Dan Realita,
Kajian Pemikiran Hukum Syaikh Mahmud Syalmut, (Yogyakarta: Lesfi, 2003), hal. 83
91 H. Amir Syarifudin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Pramedia Group, 2014), hal. 194
43
Isyarat-isyarat Al-Qur‟an juga hadist Nabi mengatakan bahwa agama Islam
memiliki kepedulian yang tinggi kepada orang fakir, miskin dan amil atau kaum
lemah yang mana kepeduliannya ini harus menjiwai kebijakan penguasa (ulil
amri) supaya rakyatnya bebas dari kemiskinan yang melanda.92
2. Hadist
Hadits dan fiqh Siyasah Maliyah ialah bagian yang integral dan tidak bisa
dipisakhan satu sama lain keduanya memiliki dua sisi pada uang yang sama.
Dikarenakan fiqh Siyasah dapat dikatakan sebagai ilmu yang lahir dari hasil
pemahaman.
Kata hadist menurut bahasa al-jadid (sesuatu yang baru), hadist juga berarti
al-khabar (berita), yang mana sesuatu dibicarakan dan di pindahkan dari orang
satu ke orang lain, kata jamak al-ahadist dilihat dari sudut pendekatan kata hadist
ini dipergunakan dalam Al-Qur‟an maupun hadist itu sendiri.93
Nabi sebagai orang yang berkuasa tetapi diperoleh melalui kehendak
Ilahiyah oleh karena itu segala perkataan, perbuatan dan tingkah laku beliau
dijadikan pedoman dan panutan oleh umat beragama Islam dalam kehidupan
sehari-hari. Terlebih lagi Nabi selalu mendapat tuntutan wahyu sehingga apa saja
yang berkenaan dengan beliau pasti membawa safaat yang berharga bagi umat
agama Islam.94
Fiqh Siyasah Maliyah yang bersumber hukum dari hadist yang sangkut paut
dengan pengelolaan keuangan, pendapatan Negara dan pengeluaran Negara yang
92 A. Djazuli, Fiqh Siyasah., hal. 278
93 Tim Review MKD 2014, Studi Hadist, (Surabaya: UINSA Pres, 2013), hal. 1-2
94 Tasbin, Kedudukan Dan Fungsi Hadist Sebagai Sumber Hukum Islam, Jurnal Al-Fikir, 3
(2010), h. 332, Diakses Pada Minggu 4 April 2021, Pada Pukul 22:57 WIB
44
sesuai, tetapi pengamalan hukum Allah itu berbentuk tertentu dan suatu perkara
tidak terlaksana menurut apa yang sebelum dikatakan oleh Nabi.”Berikutabentuk
contoh hadist yang bersangkutan dengan fiqh Siyasah Maliyah dari hadist riwayat
Bukhari, Muslim dan Tirmidzi yang mengatakan”nya
Orang yang bekerja untuk orang yang lemah dan orang orang miskin ialah
orang orang jihat di jalan Allah, shalat dan puasa sepanjang masa.95
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara hadist dan fiqh Siyasah
Maliyah adalah bagian yang integral dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan
yang lainnyaayang manaahal itu di sebabkan karena fiqh Siyasah dapat dikatakan
sebagai”suatu ilmu yang lahir dari hasil pemahaman terhadap hadis Nabi SAW”96
Peranan harta di dalam Siyasah Maliyah mengacu pada prinsip-prinsip yang
di gali Al-Qur‟an dan hadist ialah sebagai berikut:
a. Prinsip tauhid dan istimar, yang mana terdapat pandangan bahwa hanya Allah
yang menciptakan alam semesta dan disediakan untuk manusia
b. Prinsip distribusi rizki, yaitu pandangan bahwa harta kekayaan adalah rizki
Allah
c. Prinsip mendahulukan kemaslahatan umum, yaitu pandangan bahwa harta
kekayaan itu hakikatnya milik Allah semata.97
95 Hadist Sahih Dari Hadist Riwayat Bukhari Muslim dan Tirmidzi, Orang Yang Bekerja
Untuk Orang Yang Lemah dan Jihat Di Jalan Allah, Diakses Pada Senin 5 April 2021, Pada Pukul
12:01 WIB.
96 Ibid.,
97 A. Djazuli, Lembaga-lembaga Perekonomian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal.
288
45
C. Ruang Lingkup Fiqh Siyasah Maliyah
Lingkupan Siyasah Maliyah ini merupakan aspek yang sangat penting
dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan untuk kesejahteraan
masyarakat, yang mana Siyasah Maliyah ini merupakan bagian kebijakan yang
harus di ambil agar keharminisan antara orang kaya dan orang miskin, supaya
tidak ada kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.98
Surah Hud ayat ke-61 sudah menceritakan tentang kemakmuran kehidupan
di dunia ini dalam Al-Qur‟an yang mana bunyi nya sebagai berikut:
Yang artinya: Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh.
Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Maksud surah di atas ialah manusia dijadikan penghuni dunia untuk
menguasai dan memakmurkan dunia.99
Yang mana ruang lingkup fiqh Siyasah Maliyah tersebut terdiri dari:
1. Hak Milik
Hak milik perseorangan sudah di tetapkan terhadap harta kekayaan yang
telah dihasilkan tidak melanggar hukum syara‟. Dimana dalam Islam juga
menetapkan cara melindungi harta kekayaan dan harta hak milik. Seseorang atau
pemilik harta juga memiliki hak dan kewenagannya untuk menasarufkan hartanya
98 Tim Review MKD 2014, Studi Hadist., hal.91
99 A-lQur‟an dan Terjemah Surah Huud Ayat yang ke-61, Diakses Pada Selasa 6 April
2021, Pada Pukul 14:41
46
dengan cara menjualnya, menyewakannya atau mewasiatkannya juga orang
tersebut juga dapat mengadaikannya dan memberikan sebagai hak ahliwaris.100
2. Zakat
Zakat ialah sejumlah harta yang tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.101
Zakat juga merupakan kata
dasar zaka yazki tazkiyah yang berarti bertambah, tumbuh, berkembang, bersih
dan juga suci. Menurut istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang di
wajibkan olehgAllah untuk di berikan kepada orang-orang yang berhak menerima
zakat tersebut.102
Zakat merupakan rukun Islam yang ke-4 dan hukumnya fardu „ain yang
mana zakat tersebut dapat membersihkan manusia dari kekikiran atau
keserapahan, zakat juga mampu menyuburkan sifat-sifat baik dalam hati manusia,
zakat tersebut juga sudah di tentukan besarnya yang wajib dikeluarkan pada harta-
harta yang tertentu.103
Zakat berhak diberikan kepada mereka untuk melindungi mereka dari
kejelekan dan yang membahayakan imannya, serta untuk melembutkan hati
mereka, orang yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang yang berjaya dan
jumlah orang Islam sudah banyak dan mereka menjadi kuat dan dahsyat.104
Allah sudah mengatakan tentang zakat ini dalam surah Al-Baqarah ayat
yang ke-43
100 H. A. Djajuli, Fiqh Siyasah Impementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu
Syariah, (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 208
101 Ali Ridlo, Kebijakan Ekonomi Umar Ibn Khattab, Jurnal Al-Adl (Juli, 2013), hal. 5
102 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta:
Kencana, 2014), hal. 317
103 Andri Nirwana AN, Fiqh Siyasah Maliyah, (Banda Aceh: SEARFIQH, 2017), hal. 8
104 Ali Ridlo, Kebijakan Ekonomi., hal. 8
47
Yang artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku.105
Mahzab Maliki mengatakan bahwa dengan mengeluarkan sebagian
khususnya telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada
orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiq). Yang mana kepemilikan itu
penuh dan mencapai haul (setahun), barang tersebut bukan barang tambang dan
pertanian.
Sedangkan menurut mahzab Syafi‟i zakat tersebut ialah sebuah ungkapan
keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkan menurut
mazhab Hambali zakat adalah hak yang diwajibkan dan di keluarkan dari harta
yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok delapan yang
sudah di katakan dalam Al-Qr‟an.106
Adapun dasar yang dijadikan acuan oleh Nabi Muhammad SAW dalam
pengambilan zakat harta dalam firman Allah pada surah At-Taubah ayat yang ke-
103
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[658] dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
105 Al-Qur‟an dan Terjemah, Surah Al-Baqarah ayat yang ke 43
106 Andri Nirwana AN, Fiqh Siyasah Maliyah., hal. 9
48
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda. Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-
sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.107
Hikmah yang dapat diambil dari adanya zakat tersebut ialah:
a. Mengurangi kesenjangan sosial antara orang kaya dengan orang miskin
b. Pilar amal jama‟i antara mereka yang kaya dengan mujahid dan dai‟ yang
berjuang dan berdakwah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT
c. Alat permbersih harta dan menjaga dari ketamakan orang jahat
d. Ungkap rasa syukur atas nikamat yang Allah SWT berikan
e. Menanmbah pendapatan negara untuk proyek-proyek berguna bagi umat
agama Islam108
3. Ghanimah
Ghanimah dalam etimologi berasal darai kata ghanama-ghanimatuh yang
berarti memperoleh rampasan perang, dengan artian ghanimah ialah harta yang
diperoleh umat Islam melalui jalan perang. Dalam firman Allah terdapat dalam
surah Al-Anfal ayat 1 yang berbunyi:
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta
rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan
Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di
antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah
orang-orang yang beriman."
107
Al-Qur‟an dan Terjemah Surah Al-Baqarah Ayat Yang Ke-103
108 Zulkifli, Panduan Praktis Pintar Memahami Zakat, (Pekanbaru: Suska Press, 2014), hal.
13
49
Maksud dari ayat di atas ialah pembagian harta rampasan itu menurut
ketentuan Allah dan RasulNya.109
Dalam hatra Ghanimah untuk dibagikan lima dan menyalurkan
seperlimanya kepada kelompok yang telah disebuktan oleh firman Allah, dan
sisanya dibagikan kepada anggota pasukan yang terjun kedalam pertempuran atau
kedalam perang.110
Bentuk dari keadilan dalam pembagian rampasan perang adalah yang mana
untuk pasukan perjalan kaki mendapatkan satu anak panah, sementara itu pasukan
penunggang kuda yang mengendarai kuda arab miliknya mendapat tiga anak
panah, yang satu anak panahnya diberikan kepada pemilik kuda dan yang dua
diberikan yang menunggangi kuda.
Menurut Sa‟id Hawwa yaitu harta yang didapatkan dari hasil peperangan
dengan kaum musyrik, yang mana menjadi sasaran adalah orang kafir yang bukan
dalam wilayah yang sama (kafir dzimmi) dan harta yang diambil berupa harta
yang bergerak atau harta yang tidak bergerak, misalnya: perhiasan, senjata, unta,
tanag dan lain sebagainya.
Yang mana pembagian harta ghanimah ini sudah di atur dalam firman Allah
surah Al-Anfal ayat ke-41 secara jelas
109
Al-Qur‟an dan Terjemah Surah Al-Anfal Ayat Yang Ke-1
110Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: Erlangga,
2008), hal. 334
50
Artinya: Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh
sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul,
Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu
beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang
diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang
diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam ayat ini
berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr
Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada:
a. Allah dan RasulNya.
b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib).
c. Anak yatim.
d. Fakir miskin.
e. Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang
ikut bertempur.
Yang dimaksud dengan apa Ialah: ayat-ayat Al-Quran, Malaikat dan
pertolongan.
Furqaan Ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang dimaksud
dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan
kekalahan orang kafir, Yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar,
pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriah. sebagian mufassirin
51
berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al
Quranul Kariem pada malam 17 Ramadhan.111
4. Jizah
Jizyah adalah pungutan harta yang dikenakan atas setiap kepala.112
Kata
jizyah itu diambil dari kata Al-jaza yang artinya balasan yang mana bermakna
sebagai balasan atas kekafiran non muslim yang hidup dalam negara Islam
sebagai balasan atas keamanan mereka yang di beri perintah muslim.113
Jizyah berasal dari bahasa arab Jaza yang berarti membalas jasa, mengganti
kerugian”terhadap sesuatu hal atau sesuatu pekerjaan yang telah
dilakukan.”Dalam ilmu fiqh yang berarti pajak yang dipungut oleh negara Islam
dari rakyat non muslim yang membuat perjanjian dengan penguasa Islam, yang
mana dengan membayar tersebut mereka mendapat jaminan perlindungan dari
negara yang bersangkutan dan membuat perjanjian, yang mana perjanjian tersebut
dinamakan perjanjian zimmah sedangkan non muslim yang mengadakan
perjanjian dengan penguasa Islam disebut perjanjian Ahl Al-Zimmah.114
Jizyah juga dapat disebutkan sebgai iuran negara yang di wajibkan atas
orang ahli kitab sebagai imbangan bagi usaha membela mereka dan melindungi
mereka atau sebagai imbalan bahwa mereka memperoleh apa yang diperoleh
orang-orang Islam itu tersendiri baik dalam kemerdekaan diri, pemeliharaan harta,
kehormatan, dan agama. Sedangkan kata Hasbi Ash-Shiddieqy mengatakan jisya
111 Al-Qur‟an dan Terjemah Surah Al-Anfal Ayat Yang Ke-41
112 Iftitah Utami, Konsep Dan Ruang Lingkup Siyasah Maliyah, (Bandung: UIN Press,
2018), hal. 5
113 Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta:
Erlanga, 2008), hal. 301
114 A. Abu Sulayman Hamid, Perhubungan Antara Bangsa, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1988), hal. 119
52
dengan pajak yang diwajibkan kepada semua orang non muslim laki-laki yang
sudah dewasa sehat dan mampu untuk pekerja.”Karena itu setiap warga negara
yang mampu mewajibkan memberi sebahagian hartanya untuk kesejahteraan
bersama sebagai imbangan atau hak-hak yang mereka terima.115
Hukum jizyah ini sudah diatur dalam surah At-Taubah ayat yang ke-29 yang
mana berbunyi:
Artinya: Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang
diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang
benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada
mereka, sampai mereka membayar jizyah[638] dengan patuh sedang mereka
dalam Keadaan tunduk.
Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari
orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka.116
Dari penjelasa ayat di atas sebahagian ahli tafsir mendefenisikan jizyah
ialah”pajak per kepala yang di punggut oleh pemerintah Islam dari orang-orang
yang bukan Islam sebagai imbangan keamanan bagi diri mereka.”
Bagi kelompok non muslim penetapan jizyah dapat dikatagorikan menjadi
empat kelompok yaitu:
115 H.A Djajuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu
Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2003) hal. 229-230
116 Al-Qur‟an dan Terjemah Surah At-Taubah Ayat Yang Ke-29
53
a. Orang-orang arab yang musyrik. Dalam hal ini ulama sepakat untuk tidak
mengambil atau menerima jizyah dari mereka dikarenakan mereka hanya ada
dua pilihan yaitu masuk Islam atau diperangi
b. Orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai golongan ahlul kitab berdasarkan
ketetapan Allah, sehingga dari kelompok ini diterima pengeluaran jizyah
c. Orang-orang Masuji dan Shabi‟un dapat diterima jizyahnya berdasarkan
kesepakatan sahabat dikarenakan Rahulullah sendiri juga pernah menerima dan
mengambil jizyah dari kelompok ini
d. Orang-orang non muslim lainnya seperti penyembah berhala dan sebagainya
tidak ada ketetapan yang pasti untuk mengambilnya, baik itu dari Al-Qur‟an
atupun hadist Nabi117
Para ahli fikih berbeda pendapat tentang besarnya jisyah.”Abuhanifah
mengelompokkan besarnya jizyah yang harus dibayar kepada tiga kelompok yang
mana kelopok terdiri dari 1. Orang kaya dipungut jizyah sebesar empat puluh
delapan (48) dirham, 2. Kalangan menengah di pungut jizyah sebesar dua puluh
(20) dirham, 3. Kalangan fakir di pungut sekedar yang terbesar dan melarang hak
pemerintah untuk menetapkan jizyah ini. Kriteria kekayaan ada berbeda pendapat,
ada mengatakan bahwa yang memiliki harta senilai sepuluh ribu (10.000) dirham
keatas berarti dia orang kaya, kemudian yang memiliki dua ratus (200) dirham
keatas ialah golongan menegah, dan kurang dari dua ratus (-200) dirham adalah
orang yang golongan fakir atau miskin.118
117 Iftitah Utami, Konsep Dan Ruang Lingkup., hal. 7 118 Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah., hal. 344-345
54
5. Fa‟i
Fa‟i ialah harta yang diperoleh dari musuh tanpa perperangan.119
Perolehan
tersebut juga kembali kepada baitul mal supaya dapat didistribusikan terhadap
kebutuhan-kebutuhan umat dan juga untuk kemaslahatan umat.120
Fa‟i juga di bahas dalam Al-Qur‟an yang mana terdapat dalam surah Hasyi
ayat ke-7 sebagai mana yang telah disebut sebelum ini.
Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah
untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu,
Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.121
Allah juga berfirman ketika terjadi perperangan bani Nadhir pasca perang
badar yang mana bunyinya sebagai berikut:
Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan
seekor kuda pun dan (tidak pula) seekor unta pun, tetapi Allah yang memberikan
kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendakiNya.Allah maha
kuasa atas segala sesuatu.
119 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta:
Kencana, 2014), hal. 340
120 Hasanuddin Yusuf Adan, Media Syariah Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata
Sosial, Vol. 19, No. 2, Juli-Desember 2017, hal. 247-248
121 Al-Qur‟an dan Terjemah Surah Al-Hasyr Ayat Yang Ke-7
55
Kondisi seperti ini yang terjadi pada Bani Nadhir atau seperti kejadian
lainnya yaitu takutnya orang-orang kafir kepada umat Islam sehingga mereka
meninggalkan”kampung halaman”dan”harta benda mereka”sendiri. Yang mana
contohnya adalah peristiwa yang terjadi pada penduduk Fadak yang beragama
yahudi yang mana makna fai‟ yang dimaksud firman Allah SWT dalam surah Al-
Hasyr ayat yang ke-6
Artinya: Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) mereka, Maka untuk mendapatkan itu kamu tidak
mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang
memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap apa saja yang
dikehendakiNya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Fai-i ialah harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya
pertempuran. Pembagiannya berlainan dengan pembagian ghanimah. ghanimah
harta rampasan yang diperoleh dari musuh setelah terjadi pertempuran. pembagian
Fai-i sebagai yang tersebut pada ayat 7. sedang pembagian ghanimah tersebut
pada ayat 41 Al Anfal dan yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah)
adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran,
sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam
ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-
Hasyr.Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan
RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. anak yatim. d. fakir
56
miskin. e. Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada
yang ikut bertempur.122
Harta yang dikumpulkan dari fai‟ termasuk harta kekayaan Negara yang
menjadi milik administrasi negara yaitu baitul mal. Allah hanya menyebutkan fai‟
dalam Al-Qur‟an mengingat pada masa Rasulullah SAW yang mana tidak
seorangpun yang meninggal tanpa memiliki ahli waris secara jelas. Seperti yang
terjadi pada kalangan sahabat Rasulullah yang mudah dapat di turut garis
keturunannya.123
6. Kharaj
Kharaj berasal dari kata kharaja-yakhruju-khurujan yang bererti keluar atau
pajak tanah yang dikenakan atas tanah yang ditaklikkan oleh pasukan
Islam.124
Menurut sebahagian ulama mengatakan kharaj merupakan kata asing
yang diarabkan, soalnya asal kata kharaj dari bahasa Aramic dan masuk ke dalam
bahasa Arab melalui bahasa Persia. Dairat Al-Ma‟arif Al-Islamiyah mengatakan
bahwa kharaj berasal dari bahasa Persia Choregia yang mana berarti pajak.125
Kharaj dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu kharaj sebanding (proposional)
dan kharaj yang tetap. Jenis pertama dikenakan secara proposional berdasarkan
total hasil pertanian misalnya seperdua, sepertiga ataupun seperlima dari hasil
122 Al-Qur‟an dan Terjemah Surah Al-Hasyr Ayat Yang Ke-6
123 Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta:
Erlangga, 2008), hal. 340-341
124 Ensikolopedia Hukum Islam, Jilid. 3, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Vanhoeve, 1997), hal.
212
125 Mohammad Al Jose Sidmag, Tinjauan Fikih Siyasah Maliyah Terhadap Pengelolaan
Dana Desa Untuk Kesejahteraan Umum Masyarakat di Desa Bulugedeg Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), hal. 33
57
yang diperoleh. Sedangkan bentuk kedua dibebankan atas (tanah tanpa
membedakan status kepemilikan.126
7. Baitul Mal
Syariat yang mana terdiri dari Al-Qur‟an dan Hadist yang mengatur secara
langsung masalah baitul mal ini, juga tidak ada ketentuan syar‟i yang kita peroleh
hanya dari dasar para khulafaur Rasyidin yang dilakukan dalam praktek
penyelenggaraan negara.
Dari pada itu posisi baitul mal tersebut sangat penting bagi kehidupan
negara Islam yang mana sebagai lembaga penyimpanan harta kekayaan negara,
yang bertanggung jawab atas harta kekayaan negara, didalamnya ada pemasukan,
penyimpanan dan pengeluaran, sudah menjadi keharusan di sistem negara Islam
tersebut.
Baitul mal bertugas untuk mengawasi kekayaan negara terutama pemasukan
dan pengelolaan maupun dengan masalah pengeluaran dalan lain sebagainya.
Baitul mal tersebut memiliki kewajiban dalam tugas khususnya dalam melakukan
penanganan atas segala harta yang dimiliki oleh umat dalam bentuk pendapatan
maupun pengeluaran.127
Harta baitul mal sebagai harta muslim yang harus digunakan dengan
pengelolaan dan pengeluaran harta, yang mana dalam masa pemerintah khalifah
peruntukan masalah-masalah ekonomi apa yang dihadapi umat muslim, sebagai
126 Iftitah Utami, Konsep Dan Ruang Lingkup Siyasah Maliyah, (Bandung: UIN Press,
2018), hal. 8
127 Agus Marlin, Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam Mempelancar
Aktivitas Perekonomian, Jurnal Akuntasi dan Pajak, 02 (Januari, 2014), hal. 40-41
58
umat muslim harus memperhitungkan dalam menetapkan sebagian harta
bendanya.128
Berikut ialah kegunaan baitul mal dalam kebutuhan warga dan negara:
a. Untuk orang fakir miskin
b. Untuk mengingatkan profesionalisme tentara dan rangka pertahanan dan
keamanan negara
c. Untuk meningkatkan supermasi hukum
d. Untuk membiayai sektor pendidikan dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia yang bertakwa dan berilmu pengetahuan
e. Untuk membayar gaji pegawai dan pejabat negara
f. Untuk membangun infastruktur dan sarana atau prasarana fisik
g. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
h. Untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan pemerataan pendapatan kekayaan
Ibnu Human mengatakan dalam karangan kitab Al Bada‟i berkata bahwa
harta yang dimasukan pada kas negara atau baitul mal ada empat macam yaitu:
a. Harta zakat binatang ternak dan pertanian dan harta yang dipungut dari para
pedagang muslim
b. Harta dari pajak tanah, upeti dari setiap pembayaran pajak, harta shadaqah
karena terjadi perdamaian antara Bani Hijran dan Bani Hilal dan Bani Taghlin
c. Harta yang dipungut dari para pedagang non muslim
d. Harta pusaka milik orang yang meninggal dunia, tetapi dia tidak meninggalkan
ahli waris, atau meninggal suami atau istri.
128 Ibid., hal. 41
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kecamatan X Koto Singkarak
1. Letak Geografi dan Iklim
Beradasarkan posisi geografisnya, Kecamatan X Koto singkarak memiliki
batas-batas wilayah yang mana sebelah utara berbatasan dengan kabupaten tanah
datar, sebelah selatan bernatasan dengan kecamatan Kubung dan Kota Solok,
sebelah barat berpatasan dengan Kecamatan X Koto Di Atas, dan sebelah timur
berbatasan dengan Kota Padang.
2. Secara Astronomis, Kecamatan X Koto Singkarak terletak antara 00 36‟ 25”
dan 00 49‟ 13” Lintang Selatan 100 27‟ 05” dan 100 47‟ 21” Bujur Timur.
3. Kecamatan X Koto Singkarak terdiri dari 8 Nagari dengan luas wilayah 295,50
km.
Luas Daerah Menurut Nagari di Kecamatan X Koto Singkarak
Nagari Luas (km) Presentase Luas
Kecamatan
Singkarak 11,35 3,84
Sumani 14,18 4,80
Saning Bakar 91,72 31,40
Koto Sani 70,00 23,69
Aripan 37,45 12,67
Tikalak 10,80 3,66
60
Kacang 30,00 10,15
Tanjung Alai 30,00 10,15
X Koto Singkarak 295,00 100,00129
4. Jumlah Sungai di Kecamatan X Koto Singkarak mempunyai 2 dua sungai
5. Luas Daerah Kecamatan X Koto Singkarak 295,50 km
6. Curah Hujan 7409 mm
7. Ketinggian Permukaan dari Laut 400-800 meter130
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya di Kecamatan X Koto Singkarak
Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)
Lahan Sawah 1997 6,76
Banggunan dan Halaman
Sekitarnya
383 1,3
Tegal / Kebun 868 2,94
Ladang / Huma 519 1,75
Pengembalaan / Padang
Rumput
243 0,82
Sementara Tidak
Diusahakan
2391 8,09
Ditanami Pohon / Hutan
Rakyat
5313 17,98
129 Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok
130 BPS Kabupaten Solok
61
Perkebunan 345 1,17
Lainnya 17491 59,19
JUMLAH 295,50 100,00131
Jarak Kantor Wali Nagari ke Ibukota Kecamatan
Nagari Jarak (km)
Singkarak 1
Sumani 2
Saning Bakar 4
Koto Sani 6
Aripan 8
Tikalak 6
Kacang 12
Tanjung Alai 10
Jarak Kantor Wali Nagari ke Ibukota Kabupaten
Nagari Jarak (km)
Singkarak 40
Sumani 43
Saning Bakar 48
Koto Sani 48
Aripan 37
Tikalak 37
Kacang 35
131 Dinas Pertanian, Pertenakan dan Perikanan Kabupaten Solok
62
Tanjung Alai 39132
Jarak Kantor Wali Nagari ke Ibukota Propinsi
Nagari Jarak (km)
Singkarak 94
Sumani 85
Saning Bakar 50
Koto Sani 62
Aripan 101
Tikalak 99
Kacang 104
Tanjung Alai 104
Hari Pasar Menurut Masing-Masing Nagari di Kecamatan X Koto
Singkarak
Nagari Nama Pasar Hari Pasar
Singkarak Singkarak Rabu
Sumani Sumani Minggu
Saning Bakar Kaget Jum‟at
Koto Sani - -
Aripan Kaget Sabtu
Tikalak - -
Kacang Tembok Selasa / Jum‟at
Tanjung Alai Tanjung Alai Jum‟at133
132 Kantor Kecamatan X Koto Singkarak
133 Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok
63
Nama Jorong Menurut Nagari di Kecamatan X Koto Singkarak
Nagari Nama Jorong
Singkarak
1. Dalimo 5. Lembang
2. Kaluku 6. Talao
3. Kubang Gajah 7. Tampunik
4. Lapau Pulau
Sumani
1. Bandaliko 7. PBS Sumani
2. Guci 8. Pinjangek
3. Koto 9. Ranah
4. Kajang 10. Sikumbang
5. Kapuh 11. Simpang AA
6. Koto Baru 12. Sumagek
Saning Bakar
1. Aia Angek 4. Balai Lalang
2. Balai Batingkah 5. Balai Panjang
3. Balai Gadang 6. Kapalo Labuh
Koto Sani 1. Kasiak 3.Padang
Balimbing
2. Limo Niniak 4. Ujung Ladang
Aripan 1. Data 3. Data Bungo
2. Pintu Rayo
Tikalak 1. Batu Api 3. Tikalak
Tangah
2. Pasir Tikalak
64
Kacang
1. Balai-Balai 4. Cakung
2. Balerong 5. Padang Tangah
3. Biteh 6. Tembok
Tanjung Alai
1. Balai 4. Koto Baru
2. Jambu 5. Kubang
3. Data
Jumlah Penduduk Usia Sekolah 7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun di
Kecamatan X Koto Singkarak.
Kelompok Umur
Jenis
Sekolah
Usia Sekolah Laki-Laki Perempuan
7-12 tahun 1966 1960
13-15 tahun 1000 1045
16-18 tahun 980 1011
JUMLAH 3946 4016
Banyaknya Karang Taruna, TKSK, PSM dan Tagana Kecamatan X Koto
Singkarak
Jenis Jumlah
Karang Taruna 8
TKSK 1
PSM 8
Tagana 6
JUMLAH 23
65
B. Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial di Kecamatan X koto
singkarak, Kabupaten Solok
Karang taruna merupakan suatu organisasi sosial kemasyarakatan sebagai
wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan.134
Karang
taruna di Kecamatan X koto singkarak, Kabupaten Solok berperan penting dalam
penyelenggaraan bantuan Bantuan Sosial, bantua renovasi rumah, dan BLT dana
desa.
Penyelenggaraan BLT dana desa di Kecamatan X Koto Singkarak,
Kabupaten Solok dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Bupati (PERBUP) solok
Nomor 40 Tahun 2020 tentang Perubahan atas peraturan bupati solok Nomor 4
Tahun 2020 tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap
Nagari di Kabupaten Solok tahun anggaran 2020.
Untuk bagaiamana persyaratan penerima BLT dana desa dijelaskan oleh
informan sebagai berikut: calon keluarga penerima BLT dana desa di Kecamatan
X koto Singkarak, Kabupaten Solok harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:135
a. keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Nagari bersangkutan.
134 Hari Wantoro, Buku Profil Karang Taruna Setyo Manunggal,hal.12,
https://www.academia.edu/11140317/Buku_Profil_Karang_Taruna_Setyo_Manunggal, di akses
pada hari jum‟at 18 juni 2021, pada pukul 10.33 WIB.
135 Leni Nirwana, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Tanggal 21 Juni 2021 pada
Pukul 09.30 wib
66
b. tidak termasuk penerima bantuan program keluarga harapan (PKH), Kartu
sembako, dan kartu pra kerja.
c. orang yang sakit bertahun-tahun.
d. orang yang sudah tua.
Untuk mekanisme pendataan BLT dana desa dilakukan demgan cara: yang
pertama yang dilakukan adalah pendataan oleh karang taruna. Setelah data
terkumpul, hasil dari oendataan sasaran keluarga miskin akan dilakukan
musyawarah khusus, dalam musyawarah ini akan membahas agenda tunggak
yaitu validasi dan finalisasi data.136
Kemudian peneliti menanyakan, berapa orang yang mendapatkan BLT dana
desa, dan dijawab oleh informan sebagai berikut: "untuk penerima BLT dana desa
di singkarak sebanyak 110 orang yang terdiri dari 75 orang perempuan dan 35
orang laki-laki"
Selanjutnya peneliti menanyakan berapa besar jumlah uang BLT dana desa
yang diberikan kepada masyarakat, dan informan menjelaskan:" besar uang BLT
dana desa yang diberikan kepada masyarakat sudah disebutkan di dalam Pasal 13
A ayat (6) PERBUP Solok Nomor 40 Tahun 2020 tentang perubahan atas
peraturan Bupati solok Nomor 4 tahun 2020 tentang tata cara pembagian dan
penetapan rincian dana desa setiap nagari di kabupaten solok tahun anggaran
136
Leni NIrwana, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Tanggal 21 Juni 2021 pada
Pukul 09.30 wib
67
2020, besaran BLT Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sebesar:137
a. Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai bulan
ketiga per keluarga penerima manfaat, dan
b. Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk bulan keempat sampai bulan
keenam per kwluarga penerima manfaat.
Tentang peran karang taruna dalam penyelenggaran BLT dana desa di
Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok disampaikan oleh informan
yaitu:138
Karang taruna dalam penyelenggaran BLT dana desa sangat berperan
sekali yang mana karang taruna itu turun kelapangan untuk mendata seluruh
masyarakat singkarak yang mana patut apa tidaknya menerima BLT dana desa,
dan karang taruna juga turut perperan penting dengaan masalah pendanaan yang
di selenggarakan oleh orang nagari.”
Karang taruna juga turut hadir dalam rapat tenang biaya atau pengeluaran
BLT untuk masyarakat, kemudian karang taruna juga ikut menselenggarakan
membrikan BLT tersebut kerumah-rumah apabila orang tersebut sudah terlanjur
tua atau tidak mampu lagi untuk berjalan dan di awasi oleh perangkat nagari.
Kemudian peneliti menanyakan kepada masyarakat tentang, apakah BLT
dana desa yang disalurkan sesuai dengan sasaran, kemudian dijawab oleh salah
137
Pasal 13 A ayat (6) PERBUP Solok Nomor 40 Tahun 2020 tentang perubahan atas
peraturan Bupati solok Nomor 4 tahun 2020 tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian
dana desa setiap nagari di kabupaten solok tahun anggaran 2020 138
Leni NIrwana, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Tanggal 21 Juni 2021 pada
Pukul 09.30 wib
68
seorang masyarakat yang bernama Lely Refnita yang sehari-harinya bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga.
Menurutnya BLT dana desa ada yang tepat ada yang tidak, tapi kebanyakan
tidak tepat sasaran. sebagai contohnya ada warga yang bernama ayek ubai dan tek
sur seharusnya mereka berhak mendapatkan dana tersebut tetapi dia tidak masuk
ke dalam data yang menerima BLT. akan tetapi, keluarga dan sanak saudara
kepala jorong yang yang memiliki kehidupan berkecukupan dan tidak memiliki
syarat penerima BLT mendapatakan BLT dana desa tersebut.139
Apabila
dihubungkan dengan fiqh Siyasah hal tersebut dapat dikategorikan sebagai
perbuatan Nepotisme.
Nepotisme berasal dari kata nepos dan otis, yang berarti cucu lelaki,
keturunan, atau saudara sepupu. “Kemudian kata ini mengalami perluasan arti,
yaitu:140
a. Perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat.
b. Kecendrungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri
terutama dalam jabatan, atau pangkat dalam lingkungan pemerintahan.
c. Suatu tindakan dalam memilih keratau atau sanak saudara sendiri untuk
memegang jabatan pemerintahan (urusan publik).141
Nepotisme adalah penghianatan terhadap amanah (kepercayaan) dengan
mengambil atau menerima barang, uang, atau memanfaatkan yang merugikan
139
Lely Refnita, Masyarakat, Hasil Wawancara, Tanggal 22 Juni 2021 pada Pukul 10.15
wib 140
W.J.S Poerwadarminta dan Prent C.M.J Adisubrata, Kamus Besar Indonesia,
(Yogyakatra: Kanisius), Hal. 726 141
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), Hal. 726
69
publik secara material dan moral.142
“Ada banyak ayat al-qur‟an yang menjelaskan
tentang Nepotisme, diantaranya, yaitu:
Q.S An-Nisa‟ ayat 135
“Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu” “ (Qs. An-Nisa’: 135 )
Mendahulukan perintah penegakan keadilan atas kesaksian karena tidak
sedikit orang yang hanya pandai memerintahkan yang ma‟uf (kebaikan), tetapi dia
sendiri lalai. Ayat ini memerintahkan mereka, bahkan semua orang untuk
melaksanakan keadilan atas dirinya baru menjadi saksi yang mendukung atau
memberatkan orang lain.
Q.S Al-Maidah ayat 8
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
142
Ana Qonita, Pandangan Al-Qur’an Terhadap Praktek Kolusi dan Nepotisme, Skripsi,
(Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo), Hal. 41
70
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang mukmin agar
dapat melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan cermat jujur dan ikhlas
karena Allah SWT, baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan agama maupun
pekerjaan yang pertalian dengan urusan kehidupan duniawi. Surat Al-maidah ayat
8 ini memerintahkan kaum beriman agar selalu bersungguh-sungguh menjadi
pelaksana sempurna terhadap tugas-tugas yang mereka emban dengan
menegakkan kebenaran karena Allah SWT serta menjadi saksi yang adil dan
kebencian terhadap kaum tidak menjadi faktor pendorong seseorang untuk berlaku
tidak adil.143
Kegiatan bantuan sosial yang diselenggarakan oleh karang taruna
merupakan salah satu program jaringan pengamanan sosial yang diharapkan dapat
memenuhi sebagai kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak covid-19 yang
mana berbentuk sembako beras.
Peraturan Bupati Solok Nomor 22 tahun 2017 menimbang bahwa
berdasarkan ketentuan pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
32 tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah telah ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Solok Nomor 22 tahun 2017 tentang perubahan
kedua atas peraturan Bupati Solok Nomor 37 tahun 2012 pemberian batuan
143
Faturrahman Djamil,et.al, Menyingkap Korupsi, Kolusi, dan Neptisme di Indonesia,
9Yogyakarta: Aditya Media, 1999), Hal. 109
71
hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah, bahwa kriteria yang bisa menerima hibah dan batuan sosial yaitu:144
a. kriteria komponen kesehatan seperti ibu hamil, maksimal 2 kali kehamilan,
anak usia 0 sampai usia dengan 6 tahun, maksimal 2 anak, selanjutnya
b. kriteria komponen kesejahteraan sosial seperti lanjut usia mulai 60 keatas,
maksimal 1 (satu) orang dan berada dalam keluarga, penyandang disabilitas
diutamakan penyandang disabilitas berat maksimal 1 orang dalam keluarga145
.
Dari hal-hal di atas nampak bahwa pemerintah Kabupaten Solok
mempunyai beberapa ketentuan terkait tentang penerimaan bantuan sosial, serta
beberapa kriteria mansyarakat yang berhak menerima bantuan sosial.
Peneliti menannyakan, berapa bantuan sembako beras ini diberikan kepada
setiap KPM-PKH, kemudian informan menjawab: sebanyak 5 kg per KPM
dilaksanakan selama 3 bulan berturut berawal pada bulan September sampai
November, banyak bantuan sembako sosial ini mencapai total (satu) 1 ton146
.
Dalam kegiatan pembagian bantuan sosial terdapat berbagai rintangan yang
dilewati oleh anggota karang taruna yang mengurus tentang pembagian bantuan
sosial kepada warga singkarak, yang mana bagi para anggota harus lebih dalam
hal berusaha untuk mendapatkan berbagai data yang diperlukan untuk kelancaran
kegiatan ini dan harus tepat sasaran..
144 https://jdihn.go.id, Peraturan Bupati Solok Nomor 22 Tahun 2017, Diakses pada 21 Juni
2021, Pada Pukul 19.19 WIB.
145 https://nasional.kontan.co.id/news/berikut-kriteria-dan-syarat-penerima-pkh-2021-cair-
januari-2021, Diakses pada 21 Juni 2021, Pada Pukul 19.54 WIB. 146
Leni Nirwana, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Tanggal 21 Juni 2021 pada
Pukul 09.30 wib
72
Bantuan renovasi rumah di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten solok,
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, yang mana program ini bertujuan untuk
meringankan beban masyarakat ditengah-tenggah pandemi covid-19.147
Yang
mana bantuan ini sudah banyak membantu masyarakat kurang mampu yang
mengakibatkan rumahnya terlihat tidak layak huni menjadi layak huni, bantuan
renovasi rumah di Singkarak sendiri terdata sebanyak 52 rumah untuk
memperoleh bantuan renovasi rumah dengan total biaya tiap rumah sebesar
15.000.000.
Berikut syarat mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintahan:
a. Warga negara Indonesia yang sudah berkeluarga.
b. Memiliki atau menguasai tanah dengan bukti kepemilikan yang sah.
c. Memiliki rumah satu-satunya atau menepati rumah tidak layak huni.
d. Belum pernah terdata sebelumnya dalam bantuan pemerintah untuk program
perumahan lainnya.
e. penghasilan kurang atau sama dengan upah minimal.148
Peneliti bertanya kepada salah satu anggota karang taruna yang mana terkait
peran karang taruna dalam bantuan renovasi rumah ini, kemudian anggota karang
taruna itu menjawab peran karang taruna dalam bantuan renovasi rumah ini ialah
mensurve setiap rumah yang telah memenuhi syarat untuk menerima, kemudian
karang taruna ikut serta terjun kelapangan melihat pembuatan dan pemilihan
147 http://solokkab.go.id/kementrian-pupr-gilirkan-program-bantuan-stimulan-perumahan-
swadaya-bsps—ke-nagari-singkarak, Diakses Pada Tanggal 28 Juni 2021, Pada Pukul 16.53 WIB. 148
Leni Nirwana, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 21 Juni 2021
pada Pukul 09.30 WIB
73
material yang akan digunakan untuk renovasi rumah, dan juga ikut serta dalam
merenovasi rumah tersebut.149
C. Pandangan Fiqh Siyasah Maliyah Terhadap Peran Karang Taruna Dalam
Kesejahteraan Sosial di Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.
Fiqh Siyasah terdiri dari dua kata yaitu fiqh dan Siyasah. fiqh berasal dari
kosa kata faqiha, yafqahu yang artinya faham yang mendalam. siyasah berasal
dari kata sasa, yarusu, siyasasatan yang berarti memimpin, mengurus, dan
mengembala. jadi yang dimakasud dengan fiqh Siyasah adalah suatu tatanan yang
berguna untuk mengatur ketatanegaraan dalam bangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan kemashlahatan masyarakat. ada beberapa macam-macam fiqh
Siyasah dan banyak yang berbeda pendapat dalam macam-macam fiqh Siyasah,
antara lain: fiqh Siyasah, fiqh Siyasah Dusturiyah, fiqh Siyasah Maliyah, dan fiqh
siyasah Dauliyah.150
Fiqh Siyasah Maliyah dalam perspektif Islam tidak lepas dari alqur'an,
sunnah Rasulullah SAW dan praktik yang dikembangkan oleh khulafah serta
pemerintahan Islam sepanjang sejarah. Fiqh Siyasah Maliyah adalah salah satu
bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam karena menyangkut tentang
anggaran pendapatan dan belanja negara.151
Fiqh Siayasah Maliyah mengatur hak-hak orang miskin, mengatur sumber
mata air atau irigasi dan perbankan. hukum dan peraturan yang mengatur
149 Nusyirwan, Sekretaris 1 Karang Taruna, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 22 Juni 2021
Pada Pukul 16.22 WIB. 150
Muhammad Al Jose Sidmag, Tinjauan Fiqh Siyasah Maliyah Terhadap Pengelolaan
Dana Desa Untuk Kesejahteraan UmumMasyarakat di Desa Bulugedeg Kecamatan Bendo
kabupaten Magetan, Skripsi, UIN Sunan Ampel: 2018, Hal.57 151
Ibid
74
hubungan diantara orang kaya dan orang miskin, antara negara dan perorangan,
sumber-sumber keuangan negara, baitul mal dan sebagainya. mengenai
pembelanjaan dan pengeluaran belanja negara kebutuhan warga dan negara
sebagai berikut:152
a. Untuk orang miskin
b. Untuk mengingatkan profesionalisme tentara dan rangka pertahanan dan
keamanan negara.
c. Untuk meningkatkan supernasi hukum
d. Untuk membiayai sektor pendidikan dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia yang bertakwa dan berilmu pengetahuan
e. Untuk membayar gaji pegawai dan pejabat negara
f. Untuk pengembangan infrastruktur dan sarana atau prasarana fisik
g. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
h. Untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan pemerataan pendapatan
kekayaan.
Bantuan BLT, Bantuan Sosial, dan Renovasi Rumah merupakan program
membantu masyarakat miskin, memberikan jaminan kesehatan dan tempat tinggal
yang layak bagi penerima bantuan.153
Dalam Islam terdapat konsep fiqh Siyasah Maliyah yang memuat sejumlah
hukum (kebijakan) yang ditujukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
primer setiap individu dan kebutuhan pelengkap sesuai dengan kadar
152
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, Hal.4 153 https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/15/073400665/cara-pendaftaran-penerima-
sosial-blt-pkh-hinggarp-3-juta?page=3 diakses pada tanggal 25 Juni 2021 Pada pukul 14.00 WIB
75
kemampuannya. berikut 4 pandangan dasar ekonomi suatu negara berdasarkan
konsep fiqh Siyasah Maliyah, yaitu:154
a. Setiap orang adalah individu yang membutuhkan pemenuhan atas kebutuhan-
kebutuhannya.
b. Adanya jaminan bagi setiap individu yang hidup di dalam daulah islamiyah
untuk memenuhi kebutuhan primernya.
c. Islam mendorong setiap orang untuk berusaha dan bekerja mencari rezeki agar
bisa mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup, bisa memasuki
mekanisme pasar.
d. Negara menerapkan syari'ah islam untuk mengatur seluruh interakhsi di
tengah-tengah masyarakat serta menjamin terwujudnya nilai-nilai keutamaan
dan keluhuran dalam setiap interaksi termasuk ekonomi.
Nagari Singkarak selaku pemangku kebijakan dari pemerintahan pusat juga
berperan penting dalam proses berjalannya BLT dana desa, Bantuan Sosial, dan
Renovasi Rumah. Nagari Singkarak juga mengikut sertakan karang taruna di
dalam penyelenggara bantuan oleh karena itu karang taruna juga bertanggung
jawab atas terselenggaranya program bantuan ini. BLT dana desa, Bantuan Sosial,
dan Renovasi Rumah ini memberikan kontribusi langsung baik dengan upaya
memberikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan primer maupun mendorong
mereka untuk berusaha dan bekerja mencari rezeki agar bisa mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan hidup sehingga bisa menjadi KPM mandiri.
154
Umi Robitoh,”Kebijakan Dinas Sosial Kabupaten Blitar Terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Fiqh Siyasah”, Skripsi, (Tulungagung: IAIN
Tulungagung, 2018), Hal.100
76
Di dalam penyelenggaran bantuan di Kecamatan X Koto Singkarak,
Kabupaten solok pada tahun 2020 terselenggara dan terealisasi dengan sangat
baik, hal ini tidak hanya terdapat peran karang taruna di dalamnya.
Dalam peran karang taruna di atas sangat relefan dengan fiqh Siyasah
Maliyah yang membahas tentang baitu mal. Dalam fiqh Siyasah Maliyah terdapat
ruang lingkup yang membahas tentang baitul mal yang mana sangat penting bagi
kehidupan negara Islam sebagai lembaga penyimpanan harta kekayaan negara,
yang bertanggung jawab atas harta kekayaan negara, didalamnya ada pemasukan,
penyimpanan dan pengeluaran, sudah menjadi keharusan di sistem negara Islam
tersebut.
Baitul mal bertugas untuk mengawasi kekayaan negara terutama pemasukan
dan pengelolaan maupun dengan masalah pengeluaran dan lain sebagainya. Baitul
mal tersebut memiliki kewajiban dalam tugas khususnya dalam melakukan
penanganan atas segala harta yang dimiliki oleh umat dalam bentuk pendapatan
maupun pengeluaran.155
Dalam konsep fiqh Siyasah Maliyah negara berkewajiban memberikan
jaminan bagi setiap warga negara untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Menurut Imam Nawawi adalah kewajiban negara untuk memberi makan mereka
yang lapar dan memberi pakaian kepada mereka yang tidak punya cukup
pakaian.156
Ibnu khaldun juga menegaskan biaya yang harus ditanggung oleh
negara untuk menjamin kehidupan masyarakat miskin, penuhilah kebutuhan orang
155 Agus Marlin, Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam Mempelancar
Aktivitas Perekonomian, Jurnal Akuntasi dan Pajak, 02 (Januari, 2014), hal. 40-41 156
Umi Robitoh,”Kebijakan Dinas Sosial Kabupaten Blitar Terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Fiqh Siyasah”, Skripsi, (Tulungagung: IAIN
Tulungagung, 2018), Hal.100
77
miski, anak yatim, dan para janda. Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang
berisi tentang menolong fakir miskin dalam ekonominya seperti memberikan
zakat, infaq maupun sedekah. Salah satunya surat at-taubah ayat 60, yaitu:157
.................................................................................................................
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berhutang untk jalan Allah
SWT dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(At-
Taubah:60)
Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan semua
amanah yang telah diberikan kepadanya. Pemerintah dalam islam tidak hanya
bertugas untuk menjaga kamanan, mentaur, dan mengawasi, menciptakan
keadilan, namun juga harus senantiasa berupaya menciptakan kesejahteraan yang
merata dan tertuang dalam sebuah kebijakan. Misalnya kebijakan pemerintah
terkait profram BLT dana desa, Bantuan Sosial, dan Renovasi Rumah yang
sasaran utamanya adalah keluarga kurang mampu sehingga membutuhkan
bantuan pemerintah untuk menopang kehidupan ekonominya, baik sekedar untuk
makan sehari-hari maupun di gunakan untuk modal usaha.158
Begitupun dengan karang taruna di Kecamatan X koto singkarak,
Kabupaten Solok. Karena mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
penyelenggaraan bantuan tersebut. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan
157
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an 20 Baris Terjemah Dua Muka, (Bandung: CV Mikraj
Khazanah Ilmu, 2011), Hal.90 158
Umi Robitoh, “Kebijakan Dinas....,Hal.101
78
penuh dengan tanggung jawab, sehingga mereka tidak melakukan kesalahan
dalam melakukan tugas mereka dalam penyelenggaraan BLT dana desa.159
D. Analisa Penulis tentang Peran Karang Taruna dalam Kesejahteraan
Sosial ditinjau dari Fiqh Siyasah Maliyah
1. Peran Karang Taruna Dalam Kesejahteraan Sosial di Kecamatan X Koto
Singkarak, Kabupaten Solok.
Menurut penulis yang mana peran karang taruna sangat perperan sekali
dalam kesejahteraan yaitu karang taruna ini sebagai peningkatan kestabilan di
masyarakat di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok yang mana
terhadap masyarakat miskin atau kurang mampu yang sudah terdata terlebih
dahulu.
Peran karang taruna tersebut sebagai wadah pembinaan generasi muda yang
berada di desa/kelurahan dalam bidang kesejahteraan sosial masyarakat
sebagaimana tempat pembinaan yang melibatkan seluruh komponen dan potensi
yang ada. Karang taruna tersebut bergerak dibidang pembangunan kesejahteraan
sosial masyarakat dan karang taruna tersebut berfungsi sebagai aluran tangan
bantuan bagi masyarakat yang memiliki kesenjangan kesejahteraan di masyarakat
di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok.
Yang mana bantuan tersebut seperti BLT dana desa, Bantuan Sosial, dan
Renovasi Rumah, dimana karang taruna tersebut terjun langsung kelapangan
untuk mendata siapa saja yang pantas menerima bantuan dan siapa yang tidak
159
Leni NIrwana, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Tanggal 21 Juni 2021 pada
Pukul 09.30 wib
79
pantas menerimanya. Penyelenggaan bantuan yang mana sudah di tentukan oleh
peraturaturan dan undang-undang yang berlaku.
Kegiatan bantuan sosial diselenggarakan oleh karang taruna merupakan
salah satu program jaringan pengamanan sosial di harapkan memenuhi sebagai
kebutuhan pokok masyarakat yang tedampak bencana covid-19.
Namun sebahagian karang taruna ini ada yang bersifat nepotisme yang mana
ia memiliki prilaku yang melibatkan kekuasaan yang berlebih kepada kerabat
dekat, kecenderungan untuk mengutamakan sanak saudara sendiri, yang mana
perilaku ini sangat penghianat terhadap amanah yang merupakan sangat
merugikan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan tersebut.
Namun didalam penyelenggaraan bantuan di Kecamatan X Koto Singkarak
Kabupaten Solok ini yang mana bantuan tersebut terselenggara dan terealisasi
dengan sangat baik, hal ini di karenakan peran karang taruna tersebut di
dalamnya.
2. Pandangan Fiqh Siyasah Maliyah Terhadap Peran Karang Taruna Dalam
Kesejahteraan Sosial
Menurut penulis terhadap pandangan fiqh Siyasah Maliyah sebagaiman
peran karang taruna itu sangat relevan sekali terhadap fiqh Siyasah yang mana
peran karang taruna tersebut masuk kepada mengatur hak-hak orang miskin dan
juga mengatur hubungan antara orang kaya dan orang miskin antara masyarakat di
Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok serta menjaga sumber-sumber
keuangan yang masuk dan keluar serta mengatur pembelanjaan dan pengeluaran
80
belanja bagi kebutuhan masyarakat yang mana pernyataan ini berkenaan dengan
baitu mal yaitu yang berguna untuk:
a. Orang miskin atau tidak mampu
b. Untuk meningkatkan kesejahteraan
c. Untuk membangun infastruktur dan pra sarana
d. Untuk meningkatkan kesejahteraan umum
e. Untuk menyetarakan yang miskin dan yang kaya
Bantuan yang di salurkan oleh karang taruna berupa BLT dana desa,
bantuan sosial, dan renovasi rumah merupakan program pembantu masyarakat
miskin yang mana dalam kesejahteraan sosial yang ditunjukkan untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan primer dan individu.
Berikut ada 4 pandangan fiqh Siyasah Maliyah terhadap dasar ekonomi
yang mana terdiri dari:
a. Setiap orang membutuhkan pemenuhan atas kebutuhannya.
b. Adanya jaminan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan primernya.
c. Jaminan kesejahteraan untuk hidup.
d. Mengatur seluruh intraksi di tengah-tengah masyarakat serta menjamin
terjadinya kesejahteraan antara masyarakat
81
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari rumusan masalah terkait peran karang taruna dalam
kesejahteraan sosial maka menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Adapun peran karang taruna dilihat dari kegiatan yang berupa:
a. BLT dana desa
b. Bantuan renovasi rumah
c. Bantuan sosial
Yang mana bantua tersebut di khususkan untuk masyarakat miskin atau
kurang mampu yang berdomisili di Singkarak, dan untuk bantuan renovasi rumah
yaitu terdata rumahnya tidak layak huni, yang mana bantuan tersebut sudah di
data langsung oleh karang taruna kelapangan.
2. Sedangkan ditinjau dari fiqh Siyasah Maliyah terhadap peran karang taruna
dalam kesejahteraan sosial sangat relevan kepada fiqh Siyasah Maliyah yang
mana fiqh Siyasah Maliyah itu mengatur hak-hak orang miskin dan juga
mengatur hubungan antara orang kaya dan orang miskin, dan juga berkaitan
dengan baitul mal yang berfungsi untuk mengawasi kekayaan terutama
pemasukan dan penggeluaran anggaran pendapatan belanja negara.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, setelah penulis membahas dan menganalisa,
maka penulis hendak menyampaikan saran yang berkaitan dengan pembahasan,
yaitu:
82
1. Kepada organisasi karang taruna hendaknya dalam memberikan pelayanan di
sesuaikan dengan AD-ART dan Undang-Undang yang sudah di buat supaya
tidak mengandung unsur Nepotisme yang membuat kesenjangan kesejahteraan
sosial.
2. Semoga karang taruna selalu berperan dalam penyelenggaraan bantuan atau
yang menyangkut dengan kepentingan kesejahteraan masyarakat.
3. Kepada masyarakat diharapkan untuk memberikan dukungan kepada Karang
Taruna serta pelayanan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adan, Hasanuddin Yusuf, Media Syariah Wahana Kajian Hukum Islam dan
Pranata Sosial, Vol. 19, No. 2, Juli-Desember 2017.
Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum
Islam Di Indonesia, Cetakan ke19, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Al-Mawardi, Imam, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan
Negara Dalam Syari’at Islam, Jakarta: PT Darul Falah, 2006.
AN, Andri Nirwana, Fiqh Siyasah Maliyah, Banda Aceh: SEARFIQH, 2017.
Arief, Abd Salam, Pembaruan Pemikiran Hukum Islam Antara Fakta Dan
Realita, Kajian Pemikiran Hukum Syaikh Mahmud Syalmut, Yogyakarta:
Lesfi, 2003.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2001
Djamil, Faturrahman,et.al, Menyingkap Korupsi, Kolusi, dan Neptisme di
Indonesia, Yogyakarta: Aditya Media, 1999.
Djazuli H. A., Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, Dan Penerapan Hukum
Islam, Jakarta: Prenadamedia Group, 2009.
Efrinaldi, Fiqh Siyasah Dasar-Dasar Pemikiran Politik Islam, Jakarta: Granada
Press, 2007.
Hadist Sahih Dari Hadist Riwayat Bukhari Muslim dan Tirmidzi, “Orang Yang
Bekerja Untuk Orang Yang Lemah dan Jihat Di Jalan Allah”, Diakses Pada
Senin 5 April 2021.
Hamid, A Abu Sulayman, Perhubungan Antara Bangsa, Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1988.
Hasan, Mustofa, Aplikasi Teori Politik Islam Perspektif Kaidah-Kaidah Fikih,
Bandung: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati, 2018.
Hilda, Ismay, Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi, Tesis 2011.
Kementrian Sosial Republik Indonesia, “Pedoman Dasar Karang Taruna”, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, 2013.
Robitoh, Umi,”Kebijakan Dinas Sosial Kabupaten Blitar Terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Fiqh Siyasah”, Skripsi,
Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2018
Iqbal, Muhammad, Fiqh Siyasah Kontekstual Doktrin Politik Islam, Jakrta:
Prenadamedia Group, 2018.
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an 20 Baris Terjemah Dua Muka, Bandung: CV
Mikraj Khazanah Ilmu, 2011.
Lessy, Zulkipli, “Keadilan Sosial Dan Kesejahteraan Sosial Dalam Islam (Peran
Pekerja Sosial Dalam Mewujudkan Keadilan Dan Kesejateraan Sosial),
Dalam Model-Model Kesejahteraan Sosial Islam Prefektif Normatif
Filosofis”,Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2009.
Mahmadatun, Siti, “Konsep Fiqh Siyasah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1983 Jo Nomor 45 Tahun 1990”, Program Pascasarjana Magister
Ilmu Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia.
Mardani, Hukum Sitem Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.
Marlin, Agus, Baitul Maal Sebagai Lembaga Keuangan Islam Dalam
Mempelancar Aktivitas Perekonomian, Jurnal Akuntasi dan Pajak, Januari,
2014.
Moekti, Hari, Generasi Pemuda Dalam Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya,1998.
Muhammad, Hasyim, Dialog Antara Tasawuf Dan Psikologi, Yogyakarta: Press,
2002.
Mujar, Ibnu Syarif Dan Zada Khamami, Fiqh Siyasa, Doktrin Dan Pemikiran
Politik Islam, Jakarta: Erlangga, 2008.
Notowidagdo, Rohiman, Pengantar Kesejahteraan Sosial: Berwawasan Iman
Dan Takwa, Jakarta: Amzah, 2016.
Nurdin, M Fadhil, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, Bandung: Angkasa,
1990.
Pasal 13 A ayat (6) PERBUP Solok Nomor 40 Tahun 2020 tentang perubahan
atas peraturan Bupati Solok Nomor 4 tahun 2020 tentang tata cara
pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap nagari di Kabupaten
Solok tahun anggaran 2020.
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang
Pemberdayaan Karang Taruna Pada Pasal 13 ayat (1)(2) dan (3).
Permensos 83/HUK/2005, Diakses pada tanggal 8 februasri 2021.
Permensoso 77 Tahun 2010, Pedoman Karang Taruna, di akses pada tanggal 8
februari 2021.
Prasetyo, Agung, Pedoman Dasar Karang Taruna, Depok: 1993.
Pulugan, Suyuthi, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999.
Qonita, Ana, Pandangan Al-Qur’an Terhadap Praktek Kolusi dan Nepotisme,
Skripsi, Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo
Rasidin, Utang, Otonomi Daerah dan Desentralisasi (dilengkapi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Dengan Perubahan-Perubahannya), Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Poerwadarminta, W.J.S dan Prent C.M.J Adisubrata, Kamus Besar Indonesia,
Yogyakatra: Kanisius, 2017.
Ridlo, Ali, “Kebijakan Ekonomi Umar Ibn Khattab”, Jurnal Al-Adl, Juli, 2013.
Rojak, Jeje Abdul, “Hukum Tata Negara Islam”, Surabaya: Uin Sunan Ampel
Pres, 2014.
Saebani, Beni Ahmad, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, Bandung:
Pustaka Setia, 2007.
Sidmag, Muhammad Al Jose, “Tinjauan Fiqh Siyasah Maliyah Terhadap
Pengelolaan Dana Desa Untuk Kesejahteraan UmumMasyarakat di Desa
Bulugedeg Kecamatan Bendo kabupaten Magetan”, Skripsi, UIN Sunan
Ampel: 2018.
Situmorang, Jubair, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah Dusturiyyah),
Bandung: Pustaka Stia, 2012.
Sofiyah, Dede, “Peran Karang Taruna Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Program Kampung Domba”, Semarang, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2019.
Subagio, Joko, Metode penelitian dalam Teori dan Praktik Jakarta: Rineka Cipta,
2001.
Sudarsana, I Ketut, “Pemberdayaan Usaha Kesejahteraan Sosial Berbasis
Pendidikan Agama Hindu Bagi Anak Panti Asuhan”, vol.1, No.1 , Januari
2018.
Suharta, Pengembangan Organisasi Kepemudaan, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2008
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Perkerjaan sosial Bandung: PT
Refika Aditama, 2014.
Suhatra, “Pengembangan Organisasi Kepemudaan”, Yogyakarta: UNY Fakultas
Ilmu Pendidikan, 2009.
Swasono, Sri-Edi, Indonesia Dan Doktrin Kesejahteraan Sosial, Jakarta:
Perkumpulan Prakarya, 2005.
Syarif, Mujar Ibnu, Fiqh Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, Jakarta:
Erlangga, 2008.
Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana, 2010.
Tahrir, Arifin, Buku Ajar Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Deepublish, 2014.
Tasbin, Kedudukan Dan Fungsi Hadist Sebagai Sumber Hukum Islam, Jurnal Al-
Fikir, 2010.
Tim Penyusun dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Cet III, ed.II, Jakarta: Balai
Pustaka, 1994.
Tim Review MKD 2014, Studi Hadist, Surabaya: UINSA Pres, 2013.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentan Kesejahteraan Sosial.
Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 1998, Tentang Kesejahteraan
bab 1 Pasal 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
Utami, Iftitah, “Konsep Dan Ruang Lingkup Siyasah Maliyah”, Bandung: UIN
Press, 2018.
Widodo, L Amin, Fiqh Siyasah Dalam Hubungan Internasional, Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 1994
Zed, Mustika, Metode Penalitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004.
Zulkifli, Panduan Praktis Pintar Memahami Zakat, Pekanbaru: Suska Press,
2014.
Nirwana, Leni, Pegawai Wali Nagari, Hasil Wawancara, Tanggal 21 Juni 2021.
Nusyirwan, Sekretaris 1 Karang Taruna, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 22 Juni
2021.
Refnita, Lely, Masyarakat, Hasil Wawancara, Tanggal 22 Juni 2021.
Al-Qur‟an Dan Terjemahnya Jakarta: Yayasan Penyelengara
Penterjemah/Penafsir Al-Qur‟an, 1971.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok
Dinas Pertanian, Pertenakan dan Perikanan Kabupaten Solok
Ensikolopedia Hukum Islam, Jilid. 3, Jakarta: PT Ichtiar Baru Vanhoeve, 1997.
http://bppps.kemensos.go.id, Diakses pada Senin 22 Maret 2021.
http://ejurnal.ar-raniry.ac.id, Ilmu Kesejateraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial,
Diakses Pada Saptu 20 Maret 2021.
http://ejurnal.unesa.ac.id/, Diakses pada Rabu 24 februari 2021.
http://repository.unpas.ac.id 32 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep
kesejahteraan sosial, Diakses pada Saptu 20 Maret 2021.
http://repository.usu.ac.id, Diakses Pada Senin 22 Maret 2021.
http://solokkab.go.id/kementrian-pupr-gilirkan-program-bantuan-stimulan
perumahan-swadaya-bsps—ke-nagari-singkarak, Diakses Pada Tanggal 28
Juni 2021.
https://crackbone.wordpress.com, Review Buku Pedoman Dasar Karang
Taruna,diakses pada minggu 14 maret 2021.
https://jdihn.go.id, Peraturan Bupati Solok Nomor 22 Tahun 2017, Diakses pada
21 Juni 2021.
https://nasional.kontan.co.id/news/berikut-kriteria-dan-syarat-penerima-pkh-2021-
cair-januari-2021, Diakses pada 21 Juni 2021.
https://rahmatyudistiawan.wordpress.com/2013/01/23/siyasah-maliyah-hukum-
plitik-islam-oleh-rahmat-yudistiawan Diakses Pada Selasa 30 Maret 2021.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/15/073400665/cara-pendaftaran-
penerima-sosial-blt-pkh-hinggarp-3-juta?page=3 diakses pada tanggal 25
Juni 2021.
Kantor Kecamatan X Koto Singkarak
Wantoro, Hari, Buku Profil Karang Taruna Setyo Manunggal,
https://www.academia.edu/11140317/Buku_Profil_Karang_Taruna_Setyo_
Manunggal, Di akses pada hari jum‟at 18 juni 2021.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri Nama : Intan Mardiah Ulfah
NIM : 1317049
Jurusan : Hukum Tata Negara
Tempat/tanggal lahir : Padang Panjang, 13 Desember 1997
Alamat : Jln. Tanah Lapang Jorong Kaluku Singkarak
No Hp. : +62813-7101-5556
Anak Dari : Makmur (Ayah) dan Evi Deswita A.Md (Ibu)
Pendidikan 1. Sekolah dasar negeri (SDN) 14 Singkarak
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Singkarak
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Penerbangan Ketaping
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman wawancara terhadap sekretaris 1 karang atruna
a. Apa saja kegiatan karang taruna ini dalam meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat?
b. Apakah kendala dalam menjalankan kegiatan ini?
2. Pedoman wawancara dengan perangkat wali nagari
a. Sudah berapa lama BLT di singkarak di selenggarakan?
b. Dari tanggal berapa?
c. Sudah berapa periode BLT di selenggarakan di Singkarak?
d. Berapa total uang yang di berikan kepada masyarakat?
e. Berapa lama bantuan BLT itu di berikan kepada masyarakat?
f. Berapa orang yang menerima BLT di singkarak?
g. Berapa perempuan yang dapat BLT di singkarak?
h. Berapa laki-laki yang menerima BLT di singkark?
i. Pekerjaan apa saja yang banyak menerima BLT di singkarak?
j. Apa saja persyaratan untuk menerima BLT dana desa, bantuan sosial dan
renovasi rumah di singkarak?
k. Apakah ada peran karang taruna dalam penyelenggaraan BLT dana desa
tersebut?
3. Pedoman wawancara terhadap masyarakat
a. Menurut ibuk bagaimana terhadap bantuan yang di berikan oleh nagari kepada
masyarakat?
b. Menurut ibuk pembagian bantuan saat ini di nagari kita apakah tepat sasaran?
Lampiran
Dokumentasi
1. Wawancara bersama staf kariawan kantor wali nagari Singkarak
2. Wawancara bersama sekretaris 1 kepengurusan karang taruna
3. Wawancara bersama masyarakat Singkarak
4. Rapat karang taruna