Upload
vonhan
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,
INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN,
DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP
KESEJAHTERAAN PENGRAJIN
DI KABUPATEN BADUNG
I GEDE WIJAYA
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
DISERTASI
DIAJUKAN
UNTUK UJIAN
TERTUTUP
i
PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,
INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN,
DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP
KESEJAHTERAAN PENGRAJIN
DI KABUPATEN BADUNG
I GEDE WIJAYA
NIM 1490671006
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
DISERTASI
DIAJUKAN
UNTUK UJIAN
TERTUTUP
ii
PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,
INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN,
DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP
KESEJAHTERAAN PENGRAJIN
DI KABUPATEN BADUNG
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor
pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Ekonomi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I GEDE WIJAYA
NIM 1490671006
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
iii
Lembar Persetujuan
DISERTASI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJI PADA UJIAN TERTUTUP
TANGGAL 3 Juli 2017
Promotor,
Prof. Dr. Made Suyana Utama, S.E.,M.S.
NIP. 19540429 198303 1 002
Kopromotor I, Kopromotor II,
Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P. Dr. Gede Sudjana Budhiasa, S.E., M.Si.
NIP. 19580212 198601 1 001 NIP. 19541122 198403 1 002
Mengetahui
Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Dekan
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Universitas Udayana
Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P. Dr. I N. Mahaendra Yasa, S.E., M.Si.
NIP. 19580212 198601 1 001 NIP. 19610620 198603 1 001
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini, saya penulis disertasi:
Nama : I Gede Wijaya
NIM : 1490671006
Program Studi : Ilmu Ekonomi Program Doktor Pascasarjana Universitas
Udayana
Alamat : Jl. Br. Kesambi No. 29, Kerobokan, Kuta Utara, Badung,
Bali
Telepon : 081236227867
Email : [email protected]
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah disertasi dengan judul “Peran
Kebijakan Pemerintah, Infrastruktur Sosial, Kewirausahaan, dan Sumberdaya
Bersaing Terhadap Kesejahteraan Pengrajin Di Kabupaten Badung” ini bebas dari
plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti ada plagiasi dalam karya ilmiah ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan lainnya
yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan jujur dan penuh rasa tanggung
jawab, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, Juni 2017
Yang Membuat Pernyataan,
I Gede Wijaya
NIM 1490671006
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya disertasi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Disertasi ini berjudul “Peran Kebijakan
Pemerintah, Infrastruktur Sosial, Kewirausahaan, dan Sumberdaya Bersaing
Terhadap Kesejahteraan Pengrajin Di Kabupaten Badung”. Tuntasnya disertasi
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam bentuk material dan
non-material yang diberikan secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan
tersebut yang memungkinkan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk
itu penulis dengan penuh syukur dan ketulusan hati menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-
KEMD. beserta para Wakil Rektor, penulis ucapkan terima kasih atas kesempatan
yang diberikan dan fasilitas yang disediakan untuk dapat menyelesaikan studi dan
disertasi ini.
Kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,
Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, bimbingan, semangat dan berbagai bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan disertasi ini.
vi
Ucapan terima kasih kepada Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi,
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
sekaligus sebagai Ko-Promotor I, Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P.,
seorang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar
yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan berbagai literatur
yang sangat menunjang dalam penulisan disertasi ini, serta selalu
memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan
Program S3 ini.
Prof. Dr. Made Suyana Utama, S.E., M.S., Guru Besar Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, Denpasar sebagai Promotor yang dengan kecerdasan,
keluasan wawasan dan ketegasan beliau sebagai ilmuwan senior, telah
memberikan bimbingan, mengarahkan dan tantangan bagi penulis untuk
menyelesaikan studi disertasi ini dengan penuh ketekunan tersendiri.
Dr. Gede Sudjana Budhiasa, S.E., M.Si., selaku Ko-Promotor II dan
sekaligus sebagai Dosen Pengampu Matakuliah Penunjang Disertasi (MKPD)
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan disertasi
ini, sehingga penulisan lebih bermakna, penulis ucapkan terima kasih dengan
tulus dan penghargaan.
Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, S.E., M.S., dan Dr. I Gusti Wayan
Murjana Yasa, SE., M.Si. sebagai Dosen Pengampu Matakuliah Penunjang
Disertasi (MKPD) yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan
berbagai literatur yang sangat menunjang dalam penulisan disertasi ini.
vii
Para dosen pengajar Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program
Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang tidak dapat
Penulis sebutkan satu per satu, ucapan terima kasih ini penulis sampaikan dengan
tulus atas semua perannya dalam memberikan pengetahuan ataupun meletakkan
dasar keilmuan secara kritis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini
dengan baik.
Kepada staf Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Ni Komang Sri Mariatini,
S.E., Ni Putu Sri Suarningsih, S.E., dan I Nyoman Suwendra, S.E., terima kasih
atas bantuan dan fasilitasinya kepada penulis selama masa perkuliahan dan
penyelesaian disertasi ini. Terima kasih penulis juga sampaikan kepada rekan-
rekan di IDEYANA terutama kepada Dr. Paulus Kurniawan dan Dr. Ni Putu Nina
Eka Lestari beserta staf Komang Arsini, atas dukungan dan bantuannya yang
tulus.
Dengan rasa hormat dan bakti serta terimakasih disampaikan kepada
Ayah (alm) dan Ibu (almh) yang melahirkan penulis, Ayah (alm) dan Ibu mertua,
Kakak penulis Drs. I Putu Dhana, Ni Rai Sukasih, Dra. Ni Nyoman Suparmi, dan
Ni Putu Anom Warniti, SH, yang teristimewa Istri tercinta Ni Luh Putu Yuniasih,
SST., dan anak-anak penulis tersayang Putu Taradipa Permana dan Gede Anantha
Restu Permana yang turut serta memotivasi dan membantu kelancaran studi
penulis di Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
viii
Kepada rekan-rekan Dr. Nyoman Reni Suasih, Bapak Dr. Gde Wedana
Arjawa, Bapak I Nyoman Rasmen Adi, dan rekan-rekan Angkatan VI (September
2014) Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, yang selalu memberikan masukan dan saling
memberikan semangat untuk dapat secepatnya menyelesaikan studi.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus mulia kepada semua pihak
yang telah memberi bantuan yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan amal perbuatan Bapak, Ibu dan Saudara sekalian
mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada akhirnya, penulis bersyukur dapat menyelesaikan disertasi ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberi secercah manfaat kepada para sidang
pembaca dan perkembangan ilmu.
Denpasar, Juni 2017
Penulis
I Gede Wijaya
ix
ABSTRAK
Sektor kerajinan adalah salah satu penunjang sektor pariwisata serta
sumber ekspor di Provinsi Bali, termasuk di Kabupaten Badung. Industri
kerajinan umumnya adalah industri kecil yang merupakan sumber penghasilan
andalan masyarakat yang memiliki andil besar terhadap kesejahteraan masyarakat
khususnya pengrajin. Sejak tahun 2013 terjadi penurunan pangsa pasar ekspor
kerajinan, serta penurunan penyerapan pinjaman untuk modal kerja. Hal itu
menunjukkan kinerja usaha kerajinan belum optimal, dan digambarkan oleh
kondisi belum tercapainya efisiensi yang optimal dari sumberdaya dunia usaha
dalam menanggapi pressure dinamika pasar global. Sehingga dunia usaha tidak
dapat mencapai daya saing yang diperlukan, serta juga pada gilirannya belum
terbentuk kesejahteraan yang dapat mendorong penguatan inovasi dan kreativitas
produksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) pengaruh
kebijakan pemerintah terhadap infrastruktur sosial; (2) pengaruh kebijakan
pemerintah dan infrastruktur sosial terhadap kewirausahaan; (3) pengaruh
kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial dan kewirausahaan terhadap sumber
daya bersaing; (4) pengaruh kebijakan pemerintah, infrastruktur social,
kewirausahaan dan sumber daya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin; (5)
pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur
sosial; (6) pengaruh kebijakan pemerintah terhadap sumber daya bersaing melalui
infrastruktur sosial dan kewirausahaan; (7) pengaruh kebijakan pemerintah
terhadap kesejahteraan pengrajin melalui infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan
sumber daya bersaing; (8) pengaruh infrastruktur sosial terhadap sumber daya
bersaing melalui kewirausahaan; (9) pengaruh infrastruktur sosial terhadap
kesejahteraan pengrajin melalui kewirausahaan dan sumber daya bersaing; (10)
pengaruh kewirausahaan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya
bersaing pada industri kerajinan di Kabupaten Badung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan pada
industri kerajinan di Kabupaten Badung. Analisis data dilakukan dengan metode
SEM-PLS. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa: (1) kebijakan
pemerintah secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap
infrastruktur sosial; (2) kebijakan pemerintah dan Infrastruktur sosial secara
langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan; (3)
kebijakan pemerintah, Infrastruktur sosial, dan kewirausahaan secara langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing; (4)
infrastruktur sosial dan sumber daya bersaing secara langsung berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin, namun kebijakan pemerintah dan
kewirausahaan secara langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap
kesejahteraan pengrajin; (5) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur
sosial; (6) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh positif dan
signifikan terhadap sumber daya bersaing melalui infrastruktur sosial dan
kewirausahaan; (7) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh
x
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui infrastruktur
sosial, kewirausahaan, dan sumber daya bersaing; (8) Infrastruktur sosial secara
tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing
melalui kewirausahaan; (9) Infrastruktur sosial secara tidak langsung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui kewirausahaan dan
sumber daya bersaing; (10) Kewirausahaan secara tidak langsung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya
bersaing.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Badung perlu diarahkan kepada perbaikan sistem sosial kemasyarakatan pengrajin
atau pengembangan entrepreneurs social infrastructure melalui pemberdayaan
kelompok pengrajin. Pelatihan yang diberikan kepada pengrajin harus ditekankan
pada bidang manajemen dan kewirausahaan berbasis teknologi informasi.
Integritas pengrajin juga diperlukan untuk menjaga mutu produk, sehingga
pengrajin memiliki orientasi usaha jangka panjang.
Kata kunci: kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, sumber
daya bersaing, kesejahteraan pengrajin
xi
ABSTRACT
Craft sector is one of supporting the tourism sector as well as a source of
export in Bali, including in Badung Regency. Craft industry in general is a small
industry that is a mainstay source of income. Since 2013 a decline in market share
of export of handicrafts, as well as decreased absorption of working capital loans.
It shows the performance of the craft business is not optimal, and was described
by the condition of not achieving optimal efficiency of the business world's
resources in response to pressure global market dynamics. So that businesses can
not achieve the necessary competitiveness, and also, in turn, has not formed
welfare to encourage the strengthening of innovation and creativity of production.
The purpose of this study was to analyze: (1) the effect of government
policies on social infrastructure; (2) the effect of government policies and social
infrastructure to entrepreneurship; (3) the effect of government policies, social
infrastructure and entrepreneurship to competitive resources; (4) the effect of
government policies, social infrastructure, entrepreneurship and competitive
resources for the welfare of craftsmen; (5) the effect of government policies on
entrepreneurship through social infrastructure; (6) the effect of government
policies on the competitive resources through social infrastructure and
entrepreneurship; (7) the effect of government policies on the welfare of
craftsmen through social infrastructure, entrepreneurship, and the competitive
resources; (8) the effect of social infrastructure to competitive resources through
entrepreneurship; (9) the effect of the social infrastructure for the welfare of
craftsmen through entrepreneurship and competitive resources; (10) the effect of
entrepreneurship on the craftsmen welfare through the competitive resources in
the craft industry in Badung.
This research is quantitative research conducted in the craft industry in
Badung. Data analysis was performed using SEM-PLS. Results of research and
data analysis show that: (1) government policy directly affect positive and
significant to the social infrastructure; (2) government policy and social
infrastructure directly affect positively and significantly to entrepreneurship; (3)
government policy, social infrastructure and entrepreneurship directly positive and
significant affect to the competitive resources; (4) social infrastructure and
competitive resources directly affect positive and significant affect to the on the
welfare of craftsmen, but government policy and entrepreneurship directly non
significant affect to the welfare of craftsmen; (5) The government policy
indirectly positive and significant affect to the entrepreneurship through social
infrastructure; (6) The government policy indirectly positive and significant affect
to the competitive resources through social infrastructure and entrepreneurship;
(7) The government policy indirectly positive and significant affect to the
craftsmen welfare through social infrastructure, entrepreneurship, and the
competitive resources; (8) Social infrastructure indirectly positive and significant
affect to the competitive resources through entrepreneurship; (9) Social
xii
infrastructure indirectly positive and significant affect to the welfare of craftsmen
through entrepreneurship and competitive resources; (10) Entrepreneurship
indirectly positive and significant impact on the welfare of craftsmen through the
competitive resources.
Programs and activities undertaken by the Government of Badung
Regency need to be directed to the improvement of the social system of the
craftsmen or the development of entrepreneurs social infrastructure through the
empowerment of craftsmen groups. The training given to craftsmen should be
emphasized in the field of management and entrepreneurship based on
information technology. The integrity of the craftsmen is also needed to maintain
the quality of the products, so that the craftsmen have long-term business
orientation
Key words: government policy, social infastructure, entrepreneurship,
competitive resources, welfare of craftsmen
xiii
RINGKASAN
Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari peranan sumber daya
manusia sebagai penentu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang dapat
dicapai suatu daerah. Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang
dapat dicapai oleh suatu wilayah paling tidak memberikan gambaran bahwa
terdapat dukungan perbedaan sumber daya manusia yang bersentuhan dengan
teknologi, sumber daya alam serta entrepreneurs sebagai penggerak aktivitas
inovasi dan kreativitas yang menciptakan nilai tambah produksi, perluasan
investasi dan tenaga kerja. Bersamaan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya para pengusaha (pengrajin), maka peran pemerintah juga
dapat menjadi bagian yang menentukan dalam mendampingi dunia usaha,
memberikan fasilitas dan kebijakan pengembangan kinerja pasar pada kelompok
pengusaha yang bersangkutan.
Industri kerajinan adalah salah satu penunjang sektor pariwisata serta
sumber ekspor di Provinsi Bali, termasuk di Kabupaten Badung. Otonomi daerah
di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan otonomi daerah diimplementasikan melalui pelimpahan kewenangan
kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota, dengan harapan mendekatkan
pelayanan publik. Pelimpahan kewenangan yang menjadi urusan daerah provinsi
dan kabupaten/kota selanjutnya dilaksanakan melalui kebijakan alokasi anggaran
yang direalisasikan melalui pengeluaran pemerintah dalam bentuk barang dan jasa
publik. Pengeluaran pemerintah sebagai investasi pemerintah pada human capital,
diharapkan meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi daerah dan berpengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Industri kerajinan umumnya adalah industri kecil yang merupakan sumber
penghasilan andalan masyarakat yang memiliki andil besar terhadap kesejahteraan
masyarakat khususnya pengrajin. Sejak tahun 2012 terjadi penurunan pangsa
pasar ekspor kerajinan, serta penurunan penyerapan pinjaman untuk modal kerja.
Hal itu menunjukkan kinerja usaha kerajinan belum optimal, dan digambarkan
oleh kondisi belum tercapainya efisiensi yang optimal dari sumberdaya dunia
usaha dalam menanggapi pressure dinamika pasar global. Sehingga dunia usaha
tidak dapat mencapai daya saing yang diperlukan, serta juga pada gilirannya
belum terbentuk kesejahteraan yang dapat mendorong penguatan inovasi dan
kreativitas produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh kebijakan
pemerintah terhadap infrastruktur sosial; (2) pengaruh kebijakan pemerintah dan
infrastruktur sosial terhadap kewirausahaan; (3) pengaruh kebijakan pemerintah,
infrastruktur sosial dan kewirausahaan terhadap sumber daya bersaing; (4)
pengaruh kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan dan sumber
daya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin; (5) pengaruh kebijakan
pemerintah terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur sosial; (6) pengaruh
kebijakan pemerintah terhadap sumber daya bersaing melalui infrastruktur sosial
dan kewirausahaan; (7) pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan
pengrajin melalui infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumber daya bersaing;
xiv
(8) pengaruh infrastruktur sosial terhadap sumber daya bersaing melalui
kewirausahaan; (9) pengaruh infrastruktur sosial terhadap kesejahteraan pengrajin
melalui kewirausahaan dan sumber daya bersaing; (10) pengaruh kewirausahaan
terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya bersaing pada industri
kerajinan di Kabupaten Badung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
yang dilaksanakan pada industri kerajinan di Kabupaten Badung. Analisis data
dilakukan dengan metode SEM-PLS.
Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa: (1) kebijakan
pemerintah secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap
infrastruktur sosial; (2) kebijakan pemerintah dan Infrastruktur sosial secara
langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan; (3)
kebijakan pemerintah, Infrastruktur sosial, dan kewirausahaan secara langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing; (4)
infrastruktur sosial dan sumber daya bersaing secara langsung berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin, namun kebijakan pemerintah dan
kewirausahaan secara langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap
kesejahteraan pengrajin; (5) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur
sosial; (6) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh positif dan
signifikan terhadap sumber daya bersaing melalui infrastruktur sosial dan
kewirausahaan; (7) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui infrastruktur
sosial, kewirausahaan, dan sumber daya bersaing; (8) Infrastruktur sosial secara
tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing
melalui kewirausahaan; (9) Infrastruktur sosial secara tidak langsung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui kewirausahaan dan
sumber daya bersaing; (10) Kewirausahaan secara tidak langsung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya
bersaing.
Studi ini berhasil menemukan beberapa temuan penting, yaitu sebagai
berikut. Pertama, Kebijakan pemerintah ternyata tidak dapat berefek langsung
bagi kesejahteraan pengrajin di Kabupaten Badung. Kebijakan pemerintah perlu
diimplementasikan pada sektor-sektor yang kiranya dapat menunjang usaha
pengrajin. Contohnya adalah kemudahan dalam perijinan, efek kebijakan tersebut
memang tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan pengrajin, namun
dengan kemudahan perijinan, akan membantu legalitas usaha pengrajin. Hal itu
membuat pengrajin dapat memperluas segmen usaha, pemasaran, serta peluang
untuk mendapatkan modal dari lembaga keuangan. Kedua, Kewirausahaan
ternyata juga tidak berdampak langsung terhadap kesejahteraan pengrajin di
Kabupaten Badung. Jiwa dan kemampuan yang dimiliki pengrajin untuk
berinovasi dan berkreatifitas tidak menjamin peningkatan kesejahteraannya,
sehingga perlu dilengkapi dengan penguatan kualitas sumberdaya saingnya,
seperti penguatan integritas dan peningkatan kemampuan menetapkan visi jangka
panjang dalam berusaha melalui program pendidikan dan pelatihan serta magang
yang intensif. Ketiga, Penguatan teknologi merupakan bentuk kebijakan
pemerintah yang dianggap paling penting saat ini. Hal ini terbukti dari indikator
xv
penguatan teknologi yang memiliki nilai loading paling tinggi pada konstruk
kebijakan pemerintah. Pada era serba online seperti saat ini, teknologi memiliki
kekuatan khsusus, bukan hanya untuk pemasaran produk, tapi sudah berkembang
pada proses jual beli, baik jual beli produk maupun bahan baku. Selain itu,
teknologi tidak terbatas kaitan dengan IT memanfaatkan gadget, tapi juga terkait
teknologi dalam proses produksi kerajinan, seperti penggunaan teknologi tepat
guna dan mesin berteknologi canggih.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut. Pertama, Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Badung perlu diarahkan kepada perbaikan sistem sosial
kemasyarakatan pengrajin atau pengembangan entrepreneurs social infrastructure
sebagai fondasi sosial-ekonomi kemasyarakatan, peningkatan jiwa kewirausahaan
pengrajin supaya menjadi lebih kreatif dan inovatif, dan peningkatan sumberdaya
saing yang ditunjukkan dengan jiwa responsif terhadap pressure yang terjadi.
Kedua, Pemerintah Kabupaten Badung perlu menyiapkan berbagai program yang
dapat memperkuat cara pandang pengrajin ke arah kebersamaan melalui
pemberdayaan kelompok-kelompok pengrajin, organisasi pengrajin
(ASPERINDA), meningkatkan kerjasama (MOU) kelompok pengrajin dengan
berbagai pihak swasta dan pemerintah lainnya sehingga terbentuk infrastruktur
sosial pengrajin yang menjamin kesinambungan kinerja usaha untuk membangun
kreativitas dan inovasi serta terpeliharanya keberlanjutan inovasi yang
memungkinkan komunitas dapat mengelola daya saingnya. Ketiga, Pelatihan
kepada pengrajin yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Badung harus lebih
menekankan pada bidang manajemen dan kewirausahaan berbasis teknologi
informasi sehingga dapat mendorong daya inovasi dan kreatifitas pengrajin dalam
pengembangan industri yang sarat dengan resiko bisnis, kepemilikan usaha dari
perusahaan dan menggerakkannya dalam rangka menghasilkan laba usaha,
perluasan lapangan kerja, serta pada gilirannya menggerakan pembangunan
ekonomi secara keseluruhan. Keempat, Pemerintah Kabupaten Badung harus tetap
dapat menjaga integritas pengrajin khususnya konsisten dalam menjaga mutu
produk dan mengkondisikan pengrajin agar memiliki orientasi jangka panjang
dalam berusaha melalui pelatihan yang lebih menekankan pada pembinaan pola
pikir (mindset) pengrajin bahwa memperoleh dan memelihara kepercayaan
pembeli/pelanggan merupakan hal sangat penting, demikian pula melalui
pelatihan yang berkesinambungan sehingga pengrajin dapat merubah orientasi
usahanya dari jangka pendek ke jangka panjang.
.
xvi
SUMMARY
Economic development can not be separated from the role of human
resources as a determinant of economic growth and prosperity can be achieved in
a region. Differences in economic growth and prosperity can be achieved by a
region at least give the impression that there is support for differences in human
resources that come into contact with technology, natural resources, and
entrepreneurs as the driving activity of innovation and creativity that creates
value-added production, the expansion of investment and employment. Along
with efforts to improve the welfare of people, especially entrepreneurs
(craftsmen), the role of government may also optionally be a decisive part in
assisting the business world, providing facilities and policy development market
performance on the craftsmen group concerned.
Crafts sector is one of supporting the tourism sector as well as a source of
export in Bali, including in Badung Regency. Regional autonomy in Indonesia
aims to improve the welfare of the community. Implementation of regional
autonomy implemented through a decentralized authority to the provincial and
regency/city, in the hope of the public service closer. Delegation of authority to
the affairs of the provincial and regency/city subsequently implemented through
allocation policy is realized through government spending in the form of public
goods and services. Government spending as government investment in human
capital,are expected to improve the performance of regional economic
development and affect the welfare of the community.
Craft industry in general is a small industry that is a mainstay source of
income. Since 2013 a decline in market share of export of handicrafts, as well as
decreased absorption of working capital loans. It shows the performance of the
craft business is not optimal, and was described by the condition of not achieving
optimal efficiency of the business world's resources in response to pressure global
market dynamics. So that businesses can not achieve the necessary
competitiveness, and also, in turn, has not formed well-being to encourage the
strengthening of innovation and creativity of production.
The purpose of this study was to analyze: (1) the effect of government
policies on social infrastructure; (2) the effect of government policies and social
infrastructure to entrepreneurship; (3) the effect of government policies, social
infrastructure and entrepreneurship to competitive resources; (4) the effect of
government policies, social infrastructure, entrepreneurship and competitive
resources for the welfare of craftsmen; (5) the effect of government policies on
entrepreneurship through social infrastructure; (6) the effect of government
policies on the competitive resources through social infrastructure and
entrepreneurship; (7) the effect of government policies on the welfare of
craftsmen through social infrastructure, entrepreneurship, and the competitive
resources; (8) the effect of social infrastructure to competitive resources through
entrepreneurship; (9) the effect of the social infrastructure for the welfare of
craftsmen through entrepreneurship and competitive resources; (10) the effect of
entrepreneurship on the craftsmen welfare through the competitive resources in
the craft industry in Badung Regency.
xvii
Results of research and data analysis show that: (1) government policy
directly affect positive and significant to the social infrastructure; (2) government
policy and social infrastructure directly affect positively and significantly to
entrepreneurship; (3) government policy, social infrastructure and
entrepreneurship directly positive and significant affect to the competitive
resources; (4) social infrastructure and competitive resources directly affect
positive and significant affect to the on the welfare of craftsmen, but government
policy and entrepreneurship directly non significant affect to the welfare of
craftsmen; (5) The government policy indirectly positive and significant affect to
the entrepreneurship through social infrastructure; (6) The government policy
indirectly positive and significant affect to the competitive resources through
social infrastructure and entrepreneurship; (7) The government policy indirectly
positive and significant affect to the craftsmen welfare through social
infrastructure, entrepreneurship, and the competitive resources; (8) Social
infrastructure indirectly positive and significant affect to the competitive
resources through entrepreneurship; (9) Social infrastructure indirectly positive
and significant affect to the welfare of craftsmen through entrepreneurship and
competitive resources; (10) Entrepreneurship indirectly positive and significant
impact on the welfare of craftsmen through the competitive resources.
The novelty of this research, as follows. First, Government's policy and
entrepreneurship was not to have an effect directly to the welfare of craftsmen in
Badung Regency. Government policies need to be implemented in the sectors
that are supposed to support the efforts of artisans. An example is the ease of
licensing, the effects of these policies does not directly improve the welfare of
artisans, but with the ease of licensing, will help the legality of craftsmen. It
made the craftsman can expand the business segment, marketing, as well as
opportunities to obtain capital from financial institutions. Second,
entrepreneurship also have an indirect effect to the welfare of craftsmen in
Badung Regency. Passion and capacity of the craftsmen to be innovate and
creative can’t surely their welfare will be better. So that, it must complete with
competitive resource developing. For the example are integrity strengthening
and capability increasing to fixed long-term business vision by education and
practical learning. Strengthening of the technology is a form of government
policies that are considered most important at this time. This is evident from the
indicators reinforcement technology that has the highest values loading of the
construct of government policy. In the era of online as it is today, technology
has the power specifically, not only for the marketing of products, but had
developed in the process of buying and selling, both buying and selling of
products or raw materials. In addition, the technology is not limited connection
with IT utilize gadgets, but also related to technology in the production process
of the craft, such as the use of appropriate technology and high-tech machinery.
xviii
Based on the results of this study, it can be suggested things as follows.
First, the programs and activities implemented by Badung Regency need to be
directed to improving the social system of the craftsmen or the development of
entrepreneurs social infrastructures as socio-economic foundations, increasing
the entrepreneurial spirit of the craftsmen to be more creative and innovative,
and increasing the competitiveness which is shown by the soul Responsive to
the pressure that occurs. Second, the Badung Regency Government needs to
prepare various programs that can strengthen the craftsmen's perspective toward
togetherness through the empowerment of craftsmen groups, artisan
organizations (ASPERINDA), increase cooperation (MOU) of craftsmen groups
with various private parties and other governments so as to form the social
infrastructure of craftsmen Which ensures the continuity of business
performance to build creativity and innovation as well as maintaining the
sustainability of innovations that enable communities to manage their
competitiveness. Third, the training to artisans provided by Badung Regency
Government should be more emphasis on management and entrepreneurship
field based on information technology so that it can encourage innovation and
creativity of artisans in the development of industry which is loaded with
business risk, business ownership from the company and move it in order to
generate operating profit, The expansion of employment, and in turn drive the
overall economic development. Fourth, the Government of Badung Regency
must maintain the integrity of the artisans, especially consistent in maintaining
the quality of the products and conditioned the craftsmen to have long-term
orientation in the effort through training that emphasizes the guidance of the
artisans mindset that obtaining and maintaining buyer/customer trust is very
important, as well as through continuous training so that craftsmen can change
their business orientation from short to long term.
xix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... xi
RINGKASAN .............................................................................................. xiii
SUMMARY ................................................................................................... xvi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xxiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxviii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xxix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 24
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 26
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................... 27
1.4.1 Manfaat Praktis .................................................... 27
1.4.2 Manfaat Teoritis ................................................... 28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 29
2.1 Landasan Teori ................................................................. 29
2.1.1 Teori Kesejahteraan ............................................... 29
2.1.2 Kebijakan Pemerintah .......................................... 37
2.1.3 Social Infrastructure dan Entrepreneurs .............. 50
2.1.4 Konsep Teori x-Efficiency .................................... 59
2.2 Kajian Empiris dan Penelitian Sebelumnya ..................... 67
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN .......................................................................... 81
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 81
3.2 Kerangka Konsep ............................................................. 84
3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................... 90
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 92
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................ 92
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 94
4.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................... 95
4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......... 96
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .... 101
xx
4.6 Instrumen Penelitian.......................................................... 110
4.7 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian .......... 111
4.8 Prosedur Penelitian ........................................................... 113
4.9 Teknik Analisis Data ........................................................ 116
4.9.1 Analisis Deskriptif ................................................. 116
4.9.2 Analisis Inferensial (Structural Equation
Modelling) ............................................................ 116
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .................... 126
5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................... 126
5.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Badung .................. 126
5.1.2 Letak dan Kondisi Geografis ................................. 127
5.1.3 Topografi ............................................................... 129
5.1.4 Potensi Pengembangan Wilayah ........................... 130
5.1.5 Pemerintahan ......................................................... 134
5.1.6 Demografi .............................................................. 138
5.1.7 Industri .................................................................. 142
5.1.8 Pariwisata ............................................................. 144
5.1.9 Industri Perdagangan, Lembaga Keuangan, Aset
Usaha dan Investasi ............................................... 149
5.1.10 Profil Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Kerajinan ............................................................... 151
5.2 Karakteristik Responden ................................................... 152
5.3 Uji Instrumen Penelitian ................................................... 158
5.3.1 Uji Validitas Instrumen ........................................ 159
5.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen .................................... 161
5.4 Deskripsi Persepsi Responden Atas Variabel Penelitian .. 162
5.4.1 Persepsi Responden Terhadap Variabel
Kebijakan Pemerintah ........................................... 162
5.4.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel
Infrastruktur Sosial ................................................ 163
5.4.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel
Kewirausahaan ...................................................... 165
5.4.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel
Sumber Daya Bersaing .......................................... 166
5.4.5 Persepsi Responden Terhadap Variabel
Kesejahteraan Pengrajin ........................................ 167
5.5 Model Persamaan Struktural Peran Kebijakan
Pemerintah, Infrastruktur Sosial, Kewirausahaan, dan
Sumberdaya Bersaing Terhadap Kesejahteraan Pengrajin
di Kabupaten Badung ....................................................... 168
5.5.1 Uji Outer Model .................................................... 169
5.5.2 Evaluasi Goodness of Fit dari Inner-Model ......... 175
xxi
5.6 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan
Pengaruh Total .................................................................. 178
5.6.1 Pengaruh Langsung .............................................. 178
5.6.2 Pengaruh Tidak Langsung ..................................... 179
5.6.3 Pengaruh Total ..................................................... 181
5.7 Pengujian Hipotesis .......................................................... 182
BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................... 199
6.1 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Infrastruktur
Sosial, Kewirausahaan, Sumber Daya Bersaing, dan
Kesejahteraan Pengrajin pada Industri Kerajinan di
Kabupaten Badung .......................................................... 199
6.2 Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap
Kewirausahaan, Sumber Daya Bersaing, dan
Kesejahteraan Pengrajin pada Industri Kerajinan di
Kabupaten Badung .......................................................... 201
6.3 Pengaruh Kewirausahawanan Terhadap Sumber Daya
Bersaing dan Kesejahteraan Pengrajin pada Industri
Kerajinan di Kabupaten Badung ..................................... 205
6.4 Pengaruh Sumber Daya Bersaing Terhadap
Kesejahteraan Pengerajin pada Industri Kerajinan di
Kabupaten Badung .......................................................... 208
6.5 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap
Kewirausahawanan Melalui Infrastruktur Sosial pada
Industri Kerajinan di Kabupaten Badung ....................... 213
6.6 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Sumber
Daya Bersaing Melalui Infrastruktur Sosial dan
Kewirausahaan pada Industri Kerajinan di Kabupaten
Badung ............................................................................ 215
6.7 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap
Kesejahteraan Pengrajin Melalui Infrastruktur Sosial,
Kewirausahaan, dan Sumber Daya Bersaing pada
Industri Kerajinan di Kabupaten Badung ....................... 216
6.8 Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap Sumber Daya
Bersaing Melalui Kewirausahawanan pada Industri
Kerajinan di Kabupaten Badung ..................................... 220
6.9 Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap Kesejahteraan
Pengrajin Melalui Kewirausahaan dan Sumber Daya
Bersaing pada Industri Kerajinan di Kabupaten Badung 221
6.10 Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan
Pengrajin Melalui Sumber Daya Bersaing pada Industri
Kerajinan di Kabupaten Badung ..................................... 222
xxii
6.11 Temuan Penelitian .......................................................... 223
6.12 Kontribusi Penelitian ...................................................... 225
6.13 Keterbatasan Penelitian .................................................. 225
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................... 227
7.1 Simpulan ......................................................................... 227
7.2 Saran ............................................................................... 230
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 233
LAMPIRAN ............................................................................................... 242
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perkembangan Ekspor Non Migas Kabupaten Badung dan
Indikator Pendukung Kinerja Ekspor Tahun 2011-2014 ................ 20
4.1 Populasi dan Sampel Industri Kerajinan di Kabupaten Badung ..... 92
4.2 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 95
4.3 Gambar Outer Model dan Persamaan Outer Model ....................... 109
5.1 Luas Wilayah, Ketinggian, dan Luas Terbangun per Kecamatan
Kabupaten Badung Tahun 2014 ...................................................... 117
5.2 Luas dan Persentase Tanah Menurut Penggunaannya Dirinci Per
Kecamatan Tahun 2014 (Hektar) .................................................... 119
5.3 Realisasi Ekspor Non Migas (Kerajinan) Kabupaten Badung
Tahun 2015 ...................................................................................... 122
5.4 Nama Ibukota, Jumlah Kelurahan, Desa Dinas, Banjar Dinas serta
Lingkungan di Kabupaten Badung ................................................. 126
5.5 Jumlah Desa, Banjar, Lingkungan Di Kabupaten Badung Tahun
2014 ................................................................................................ 127
5.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Badung Tahun 2014 ........................ 129
5.7 Luas Wilayah, Rasio, Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Badung Tahun 2014 ................ 130
5.8 Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Badung Tahun 2014 ........... 131
5.9 Data Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Badung Tahun 2014 131
5.10 Rekapitulasi Data Industri Kecil dan Menengah Per Komoditi di
Kabupaten Badung Tahun 2014 ...................................................... 133
5.11 Rekapitulasi Data Industri Besar dan Sedang Per Jenis Industri di
Kabupaten Badung Tahun 2014 ...................................................... 133
5.12 Daftar Nama Obyek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten
Badung Tahun 2014 ........................................................................ 135
5.13 Jumlah Usaha Akomodasi Di Kabupaten Badung Tahun 2014 ...... 137
5.14 Jumlah Usaha Jasa Boga di Kabupaten Badung Tahun 2014 ......... 137
5.15 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan Umur ...... 141
5.16 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan
Pendidikan Formal yang Berhasil Diselesaikan .............................. 143
5.17 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ........................................................................................... 144
xxiv
5.18 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan Status
Perkawinan ...................................................................................... 144
5.19 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan
Pendapatan ...................................................................................... 145
5.20 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 148
5.21 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ..................................... 149
5.22 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kebijakan Pemerintah ..... 151
5.23 Persepsi Responden Terhadap Variabel Infrastruktur Sosial .......... 152
5.24 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kewirausahaan ................ 153
5.25 Persepsi Responden Terhadap Variabel Sumber Daya Bersaing .... 154
5.26 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kesejahteraan Pengrajin .. 156
5.27 Outer Loading Indikator Terhadap Masing-masing Konstruknya .. 158
5.28 Cross Loading Indikator Terhadap Masing-masing Konstruknya .. 160
5.29 Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability (CR),
dan Cronbach Alpha pada Masing-masing Variabel Penelitian ..... 161
5.30 Root Square Average Variance Extracted (RSAVE) dan Korelasi
Antar Konstruk ................................................................................ 162
5.31 Nilai R-square ................................................................................. 164
5.32 Path Coefficients (Pengaruh Langsung Antara Variabel
Penelitian) ....................................................................................... 167
5.33 Nilai Indirect Effects (Pengaruh Tidak Langsung Variabel
Penelitian) ........................................................................................ 168
5.34 Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan
Pengaruh Total Antar Variabel ....................................................... 169
5.35 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama ........................ 171
5.36 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kedua .......................... 173
5.37 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Ketiga .......................... 175
5.38 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Keempat ...................... 177
5.39 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kelima ......................... 178
5.40 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Keenam ........................ 180
5.41 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Ketujuh ........................ 182
5.42 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kedelapan .................... 183
5.43 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kesembilan .................. 185
5.44 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kesepuluh .................... 187
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Kabupaten Badung,
2009-2015 ........................................................................................ 18
1.2 Pengelompokkan Potensi Industi Kabupaten Badung Tahun 2014 19
2.1 Pengukuran Life of Satisfaction ....................................................... 34
2.2 Institutions, Institutional Change and Economic Performance ..... 46
2.3 Kebijakan Pemerintah Dalam Kerangka Coorporate Social
Responsibility ................................................................................. 47
2.4 Enterpreneur Social Infrastructure ................................................ 50
2.5 Fungsi Utilitas Pekerja Individual ................................................... 58
2.6 Pressure dan Effort x-Efficiency ..................................................... 60
2.7 Entrepreneurship and Economic Development and Growth in
America .......................................................................................... 62
2.8 Entrepreneurial Social Competence dan Business Performance .. 64
3.1 Peran Kebijakan Pemerintah dan Penguatan Kelembagaan ............ 78
3.2 Komponen Pembentuk Kesejahteraan ............................................ 79
3.3 Model Konsep Penelitian .............................................................. 81
4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 84
4.2 Kerangka Operasional Penelitian .................................................... 96
4.3 Full Model ..................................................................................... 108
5.1 Batas Administrasi Wilayah Kabupaten Badung ............................ 116
5.2 Gedung Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung ............................ 125
5.3 Garuda Wisnu Kencana, Bukit Ungasan, Jimbaran ........................ 134
5.4 ODTW Pantai Tanjung Benoa, Air Terjun Nungnung dan Pura
Luhur Taman Ayun ......................................................................... 136
5.5 Kawasan Wisata Jalan Legian Kuta ................................................ 137
5.6 Barang Kerajinan Binaan Dekranasda Kabupaten Badung ............. 139
5.7 Pasar Seni Kuta di Kabupaten Badung ........................................... 140
5.8 Full Model dari Peranan Mediasi Infrastruktur Sosial,
Kewirausahaan, dan Sumberdaya Bersaing dari Kebijakan
Pemerintah Terhadap Kesejahteraan Pengrajin di Kabupaten
Badung ............................................................................................ 157
5.9 Diagram Jalur Inner Model ............................................................ 163
5.10 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Pertama .......................... 170
5.11 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kedua ............................. 173
5.12 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Ketiga ............................. 175
xxvi
5.13 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Keempat ......................... 176
5.14 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kelima ............................ 177
5.15 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Keenam .......................... 179
5.16 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Ketujuh ........................... 181
5.17 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kedelapan ....................... 183
5.18 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kesembilan ..................... 184
5.19 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kesepuluh ....................... 186
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner ......................................................................................... 222
2. Data Dasar ......................................................................................... 227
3. Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 232
4. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................. 236
5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ......................................... 238
6. Olahan Data PLS ............................................................................... 240
xxviii
DAFTAR SINGKATAN
AVE : Average Variance Extracted
BPS : Badan Pusat Statistik
CFA : Confirmatory Factor Analysis
CR : Composite Reliability
CSR : Coorporate Social Responsibility
FGD : Focus Group Discussion
ODTW : Objek Daya Tarik Wisata
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
PLS : Partial Least Square
PLS-PM : Partial Least Square Path Modeling
PP : Peraturan Pemerintah
PU : Pekerjaan Umum
Qual : Qualitative
Quan : Quantitative
RS : Rumah Sederhana
RSAVE : Root Square Average Variance Extracted
RSS : Rumah Sangat Sederhana
SEM : Structural Equation Modeling
UU : Undang-Undang