29
PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN, DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP KESEJAHTERAAN PENGRAJIN DI KABUPATEN BADUNG I GEDE WIJAYA PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017 DISERTASI DIAJUKAN UNTUK UJIAN TERTUTUP

PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

  • Upload
    vonhan

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

i

PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,

INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN,

DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP

KESEJAHTERAAN PENGRAJIN

DI KABUPATEN BADUNG

I GEDE WIJAYA

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

DISERTASI

DIAJUKAN

UNTUK UJIAN

TERTUTUP

Page 2: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

i

PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,

INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN,

DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP

KESEJAHTERAAN PENGRAJIN

DI KABUPATEN BADUNG

I GEDE WIJAYA

NIM 1490671006

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

DISERTASI

DIAJUKAN

UNTUK UJIAN

TERTUTUP

Page 3: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

ii

PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,

INFRASTRUKTUR SOSIAL, KEWIRAUSAHAAN,

DAN SUMBERDAYA BERSAING TERHADAP

KESEJAHTERAAN PENGRAJIN

DI KABUPATEN BADUNG

Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor

pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Ekonomi,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GEDE WIJAYA

NIM 1490671006

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 4: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

iii

Lembar Persetujuan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJI PADA UJIAN TERTUTUP

TANGGAL 3 Juli 2017

Promotor,

Prof. Dr. Made Suyana Utama, S.E.,M.S.

NIP. 19540429 198303 1 002

Kopromotor I, Kopromotor II,

Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P. Dr. Gede Sudjana Budhiasa, S.E., M.Si.

NIP. 19580212 198601 1 001 NIP. 19541122 198403 1 002

Mengetahui

Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Dekan

Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Universitas Udayana

Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P. Dr. I N. Mahaendra Yasa, S.E., M.Si.

NIP. 19580212 198601 1 001 NIP. 19610620 198603 1 001

Page 5: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertandatangan di bawah ini, saya penulis disertasi:

Nama : I Gede Wijaya

NIM : 1490671006

Program Studi : Ilmu Ekonomi Program Doktor Pascasarjana Universitas

Udayana

Alamat : Jl. Br. Kesambi No. 29, Kerobokan, Kuta Utara, Badung,

Bali

Telepon : 081236227867

Email : [email protected]

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah disertasi dengan judul “Peran

Kebijakan Pemerintah, Infrastruktur Sosial, Kewirausahaan, dan Sumberdaya

Bersaing Terhadap Kesejahteraan Pengrajin Di Kabupaten Badung” ini bebas dari

plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti ada plagiasi dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan lainnya

yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan jujur dan penuh rasa tanggung

jawab, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, Juni 2017

Yang Membuat Pernyataan,

I Gede Wijaya

NIM 1490671006

Page 6: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya disertasi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Disertasi ini berjudul “Peran Kebijakan

Pemerintah, Infrastruktur Sosial, Kewirausahaan, dan Sumberdaya Bersaing

Terhadap Kesejahteraan Pengrajin Di Kabupaten Badung”. Tuntasnya disertasi

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam bentuk material dan

non-material yang diberikan secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan

tersebut yang memungkinkan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk

itu penulis dengan penuh syukur dan ketulusan hati menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.

Kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-

KEMD. beserta para Wakil Rektor, penulis ucapkan terima kasih atas kesempatan

yang diberikan dan fasilitas yang disediakan untuk dapat menyelesaikan studi dan

disertasi ini.

Kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,

Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan arahan, bimbingan, semangat dan berbagai bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan disertasi ini.

Page 7: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

vi

Ucapan terima kasih kepada Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi,

Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

sekaligus sebagai Ko-Promotor I, Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P.,

seorang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar

yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan berbagai literatur

yang sangat menunjang dalam penulisan disertasi ini, serta selalu

memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan

Program S3 ini.

Prof. Dr. Made Suyana Utama, S.E., M.S., Guru Besar Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana, Denpasar sebagai Promotor yang dengan kecerdasan,

keluasan wawasan dan ketegasan beliau sebagai ilmuwan senior, telah

memberikan bimbingan, mengarahkan dan tantangan bagi penulis untuk

menyelesaikan studi disertasi ini dengan penuh ketekunan tersendiri.

Dr. Gede Sudjana Budhiasa, S.E., M.Si., selaku Ko-Promotor II dan

sekaligus sebagai Dosen Pengampu Matakuliah Penunjang Disertasi (MKPD)

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan disertasi

ini, sehingga penulisan lebih bermakna, penulis ucapkan terima kasih dengan

tulus dan penghargaan.

Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, S.E., M.S., dan Dr. I Gusti Wayan

Murjana Yasa, SE., M.Si. sebagai Dosen Pengampu Matakuliah Penunjang

Disertasi (MKPD) yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan

berbagai literatur yang sangat menunjang dalam penulisan disertasi ini.

Page 8: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

vii

Para dosen pengajar Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program

Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang tidak dapat

Penulis sebutkan satu per satu, ucapan terima kasih ini penulis sampaikan dengan

tulus atas semua perannya dalam memberikan pengetahuan ataupun meletakkan

dasar keilmuan secara kritis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini

dengan baik.

Kepada staf Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Ni Komang Sri Mariatini,

S.E., Ni Putu Sri Suarningsih, S.E., dan I Nyoman Suwendra, S.E., terima kasih

atas bantuan dan fasilitasinya kepada penulis selama masa perkuliahan dan

penyelesaian disertasi ini. Terima kasih penulis juga sampaikan kepada rekan-

rekan di IDEYANA terutama kepada Dr. Paulus Kurniawan dan Dr. Ni Putu Nina

Eka Lestari beserta staf Komang Arsini, atas dukungan dan bantuannya yang

tulus.

Dengan rasa hormat dan bakti serta terimakasih disampaikan kepada

Ayah (alm) dan Ibu (almh) yang melahirkan penulis, Ayah (alm) dan Ibu mertua,

Kakak penulis Drs. I Putu Dhana, Ni Rai Sukasih, Dra. Ni Nyoman Suparmi, dan

Ni Putu Anom Warniti, SH, yang teristimewa Istri tercinta Ni Luh Putu Yuniasih,

SST., dan anak-anak penulis tersayang Putu Taradipa Permana dan Gede Anantha

Restu Permana yang turut serta memotivasi dan membantu kelancaran studi

penulis di Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Page 9: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

viii

Kepada rekan-rekan Dr. Nyoman Reni Suasih, Bapak Dr. Gde Wedana

Arjawa, Bapak I Nyoman Rasmen Adi, dan rekan-rekan Angkatan VI (September

2014) Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana, yang selalu memberikan masukan dan saling

memberikan semangat untuk dapat secepatnya menyelesaikan studi.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus mulia kepada semua pihak

yang telah memberi bantuan yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan amal perbuatan Bapak, Ibu dan Saudara sekalian

mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada akhirnya, penulis bersyukur dapat menyelesaikan disertasi ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberi secercah manfaat kepada para sidang

pembaca dan perkembangan ilmu.

Denpasar, Juni 2017

Penulis

I Gede Wijaya

Page 10: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

ix

ABSTRAK

Sektor kerajinan adalah salah satu penunjang sektor pariwisata serta

sumber ekspor di Provinsi Bali, termasuk di Kabupaten Badung. Industri

kerajinan umumnya adalah industri kecil yang merupakan sumber penghasilan

andalan masyarakat yang memiliki andil besar terhadap kesejahteraan masyarakat

khususnya pengrajin. Sejak tahun 2013 terjadi penurunan pangsa pasar ekspor

kerajinan, serta penurunan penyerapan pinjaman untuk modal kerja. Hal itu

menunjukkan kinerja usaha kerajinan belum optimal, dan digambarkan oleh

kondisi belum tercapainya efisiensi yang optimal dari sumberdaya dunia usaha

dalam menanggapi pressure dinamika pasar global. Sehingga dunia usaha tidak

dapat mencapai daya saing yang diperlukan, serta juga pada gilirannya belum

terbentuk kesejahteraan yang dapat mendorong penguatan inovasi dan kreativitas

produksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) pengaruh

kebijakan pemerintah terhadap infrastruktur sosial; (2) pengaruh kebijakan

pemerintah dan infrastruktur sosial terhadap kewirausahaan; (3) pengaruh

kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial dan kewirausahaan terhadap sumber

daya bersaing; (4) pengaruh kebijakan pemerintah, infrastruktur social,

kewirausahaan dan sumber daya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin; (5)

pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur

sosial; (6) pengaruh kebijakan pemerintah terhadap sumber daya bersaing melalui

infrastruktur sosial dan kewirausahaan; (7) pengaruh kebijakan pemerintah

terhadap kesejahteraan pengrajin melalui infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan

sumber daya bersaing; (8) pengaruh infrastruktur sosial terhadap sumber daya

bersaing melalui kewirausahaan; (9) pengaruh infrastruktur sosial terhadap

kesejahteraan pengrajin melalui kewirausahaan dan sumber daya bersaing; (10)

pengaruh kewirausahaan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya

bersaing pada industri kerajinan di Kabupaten Badung.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan pada

industri kerajinan di Kabupaten Badung. Analisis data dilakukan dengan metode

SEM-PLS. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa: (1) kebijakan

pemerintah secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

infrastruktur sosial; (2) kebijakan pemerintah dan Infrastruktur sosial secara

langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan; (3)

kebijakan pemerintah, Infrastruktur sosial, dan kewirausahaan secara langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing; (4)

infrastruktur sosial dan sumber daya bersaing secara langsung berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin, namun kebijakan pemerintah dan

kewirausahaan secara langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap

kesejahteraan pengrajin; (5) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur

sosial; (6) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh positif dan

signifikan terhadap sumber daya bersaing melalui infrastruktur sosial dan

kewirausahaan; (7) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh

Page 11: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

x

positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui infrastruktur

sosial, kewirausahaan, dan sumber daya bersaing; (8) Infrastruktur sosial secara

tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing

melalui kewirausahaan; (9) Infrastruktur sosial secara tidak langsung berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui kewirausahaan dan

sumber daya bersaing; (10) Kewirausahaan secara tidak langsung berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya

bersaing.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten

Badung perlu diarahkan kepada perbaikan sistem sosial kemasyarakatan pengrajin

atau pengembangan entrepreneurs social infrastructure melalui pemberdayaan

kelompok pengrajin. Pelatihan yang diberikan kepada pengrajin harus ditekankan

pada bidang manajemen dan kewirausahaan berbasis teknologi informasi.

Integritas pengrajin juga diperlukan untuk menjaga mutu produk, sehingga

pengrajin memiliki orientasi usaha jangka panjang.

Kata kunci: kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, sumber

daya bersaing, kesejahteraan pengrajin

Page 12: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xi

ABSTRACT

Craft sector is one of supporting the tourism sector as well as a source of

export in Bali, including in Badung Regency. Craft industry in general is a small

industry that is a mainstay source of income. Since 2013 a decline in market share

of export of handicrafts, as well as decreased absorption of working capital loans.

It shows the performance of the craft business is not optimal, and was described

by the condition of not achieving optimal efficiency of the business world's

resources in response to pressure global market dynamics. So that businesses can

not achieve the necessary competitiveness, and also, in turn, has not formed

welfare to encourage the strengthening of innovation and creativity of production.

The purpose of this study was to analyze: (1) the effect of government

policies on social infrastructure; (2) the effect of government policies and social

infrastructure to entrepreneurship; (3) the effect of government policies, social

infrastructure and entrepreneurship to competitive resources; (4) the effect of

government policies, social infrastructure, entrepreneurship and competitive

resources for the welfare of craftsmen; (5) the effect of government policies on

entrepreneurship through social infrastructure; (6) the effect of government

policies on the competitive resources through social infrastructure and

entrepreneurship; (7) the effect of government policies on the welfare of

craftsmen through social infrastructure, entrepreneurship, and the competitive

resources; (8) the effect of social infrastructure to competitive resources through

entrepreneurship; (9) the effect of the social infrastructure for the welfare of

craftsmen through entrepreneurship and competitive resources; (10) the effect of

entrepreneurship on the craftsmen welfare through the competitive resources in

the craft industry in Badung.

This research is quantitative research conducted in the craft industry in

Badung. Data analysis was performed using SEM-PLS. Results of research and

data analysis show that: (1) government policy directly affect positive and

significant to the social infrastructure; (2) government policy and social

infrastructure directly affect positively and significantly to entrepreneurship; (3)

government policy, social infrastructure and entrepreneurship directly positive and

significant affect to the competitive resources; (4) social infrastructure and

competitive resources directly affect positive and significant affect to the on the

welfare of craftsmen, but government policy and entrepreneurship directly non

significant affect to the welfare of craftsmen; (5) The government policy

indirectly positive and significant affect to the entrepreneurship through social

infrastructure; (6) The government policy indirectly positive and significant affect

to the competitive resources through social infrastructure and entrepreneurship;

(7) The government policy indirectly positive and significant affect to the

craftsmen welfare through social infrastructure, entrepreneurship, and the

competitive resources; (8) Social infrastructure indirectly positive and significant

affect to the competitive resources through entrepreneurship; (9) Social

Page 13: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xii

infrastructure indirectly positive and significant affect to the welfare of craftsmen

through entrepreneurship and competitive resources; (10) Entrepreneurship

indirectly positive and significant impact on the welfare of craftsmen through the

competitive resources.

Programs and activities undertaken by the Government of Badung

Regency need to be directed to the improvement of the social system of the

craftsmen or the development of entrepreneurs social infrastructure through the

empowerment of craftsmen groups. The training given to craftsmen should be

emphasized in the field of management and entrepreneurship based on

information technology. The integrity of the craftsmen is also needed to maintain

the quality of the products, so that the craftsmen have long-term business

orientation

Key words: government policy, social infastructure, entrepreneurship,

competitive resources, welfare of craftsmen

Page 14: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xiii

RINGKASAN

Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari peranan sumber daya

manusia sebagai penentu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang dapat

dicapai suatu daerah. Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang

dapat dicapai oleh suatu wilayah paling tidak memberikan gambaran bahwa

terdapat dukungan perbedaan sumber daya manusia yang bersentuhan dengan

teknologi, sumber daya alam serta entrepreneurs sebagai penggerak aktivitas

inovasi dan kreativitas yang menciptakan nilai tambah produksi, perluasan

investasi dan tenaga kerja. Bersamaan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat khususnya para pengusaha (pengrajin), maka peran pemerintah juga

dapat menjadi bagian yang menentukan dalam mendampingi dunia usaha,

memberikan fasilitas dan kebijakan pengembangan kinerja pasar pada kelompok

pengusaha yang bersangkutan.

Industri kerajinan adalah salah satu penunjang sektor pariwisata serta

sumber ekspor di Provinsi Bali, termasuk di Kabupaten Badung. Otonomi daerah

di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan otonomi daerah diimplementasikan melalui pelimpahan kewenangan

kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota, dengan harapan mendekatkan

pelayanan publik. Pelimpahan kewenangan yang menjadi urusan daerah provinsi

dan kabupaten/kota selanjutnya dilaksanakan melalui kebijakan alokasi anggaran

yang direalisasikan melalui pengeluaran pemerintah dalam bentuk barang dan jasa

publik. Pengeluaran pemerintah sebagai investasi pemerintah pada human capital,

diharapkan meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi daerah dan berpengaruh

terhadap kesejahteraan masyarakat.

Industri kerajinan umumnya adalah industri kecil yang merupakan sumber

penghasilan andalan masyarakat yang memiliki andil besar terhadap kesejahteraan

masyarakat khususnya pengrajin. Sejak tahun 2012 terjadi penurunan pangsa

pasar ekspor kerajinan, serta penurunan penyerapan pinjaman untuk modal kerja.

Hal itu menunjukkan kinerja usaha kerajinan belum optimal, dan digambarkan

oleh kondisi belum tercapainya efisiensi yang optimal dari sumberdaya dunia

usaha dalam menanggapi pressure dinamika pasar global. Sehingga dunia usaha

tidak dapat mencapai daya saing yang diperlukan, serta juga pada gilirannya

belum terbentuk kesejahteraan yang dapat mendorong penguatan inovasi dan

kreativitas produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh kebijakan

pemerintah terhadap infrastruktur sosial; (2) pengaruh kebijakan pemerintah dan

infrastruktur sosial terhadap kewirausahaan; (3) pengaruh kebijakan pemerintah,

infrastruktur sosial dan kewirausahaan terhadap sumber daya bersaing; (4)

pengaruh kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan dan sumber

daya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin; (5) pengaruh kebijakan

pemerintah terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur sosial; (6) pengaruh

kebijakan pemerintah terhadap sumber daya bersaing melalui infrastruktur sosial

dan kewirausahaan; (7) pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan

pengrajin melalui infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumber daya bersaing;

Page 15: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xiv

(8) pengaruh infrastruktur sosial terhadap sumber daya bersaing melalui

kewirausahaan; (9) pengaruh infrastruktur sosial terhadap kesejahteraan pengrajin

melalui kewirausahaan dan sumber daya bersaing; (10) pengaruh kewirausahaan

terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya bersaing pada industri

kerajinan di Kabupaten Badung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

yang dilaksanakan pada industri kerajinan di Kabupaten Badung. Analisis data

dilakukan dengan metode SEM-PLS.

Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa: (1) kebijakan

pemerintah secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

infrastruktur sosial; (2) kebijakan pemerintah dan Infrastruktur sosial secara

langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan; (3)

kebijakan pemerintah, Infrastruktur sosial, dan kewirausahaan secara langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing; (4)

infrastruktur sosial dan sumber daya bersaing secara langsung berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin, namun kebijakan pemerintah dan

kewirausahaan secara langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap

kesejahteraan pengrajin; (5) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kewirausahaan melalui infrastruktur

sosial; (6) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh positif dan

signifikan terhadap sumber daya bersaing melalui infrastruktur sosial dan

kewirausahaan; (7) Kebijakan pemerintah secara tidak langsung berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui infrastruktur

sosial, kewirausahaan, dan sumber daya bersaing; (8) Infrastruktur sosial secara

tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap sumber daya bersaing

melalui kewirausahaan; (9) Infrastruktur sosial secara tidak langsung berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui kewirausahaan dan

sumber daya bersaing; (10) Kewirausahaan secara tidak langsung berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pengrajin melalui sumber daya

bersaing.

Studi ini berhasil menemukan beberapa temuan penting, yaitu sebagai

berikut. Pertama, Kebijakan pemerintah ternyata tidak dapat berefek langsung

bagi kesejahteraan pengrajin di Kabupaten Badung. Kebijakan pemerintah perlu

diimplementasikan pada sektor-sektor yang kiranya dapat menunjang usaha

pengrajin. Contohnya adalah kemudahan dalam perijinan, efek kebijakan tersebut

memang tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan pengrajin, namun

dengan kemudahan perijinan, akan membantu legalitas usaha pengrajin. Hal itu

membuat pengrajin dapat memperluas segmen usaha, pemasaran, serta peluang

untuk mendapatkan modal dari lembaga keuangan. Kedua, Kewirausahaan

ternyata juga tidak berdampak langsung terhadap kesejahteraan pengrajin di

Kabupaten Badung. Jiwa dan kemampuan yang dimiliki pengrajin untuk

berinovasi dan berkreatifitas tidak menjamin peningkatan kesejahteraannya,

sehingga perlu dilengkapi dengan penguatan kualitas sumberdaya saingnya,

seperti penguatan integritas dan peningkatan kemampuan menetapkan visi jangka

panjang dalam berusaha melalui program pendidikan dan pelatihan serta magang

yang intensif. Ketiga, Penguatan teknologi merupakan bentuk kebijakan

pemerintah yang dianggap paling penting saat ini. Hal ini terbukti dari indikator

Page 16: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xv

penguatan teknologi yang memiliki nilai loading paling tinggi pada konstruk

kebijakan pemerintah. Pada era serba online seperti saat ini, teknologi memiliki

kekuatan khsusus, bukan hanya untuk pemasaran produk, tapi sudah berkembang

pada proses jual beli, baik jual beli produk maupun bahan baku. Selain itu,

teknologi tidak terbatas kaitan dengan IT memanfaatkan gadget, tapi juga terkait

teknologi dalam proses produksi kerajinan, seperti penggunaan teknologi tepat

guna dan mesin berteknologi canggih.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai

berikut. Pertama, Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Kabupaten Badung perlu diarahkan kepada perbaikan sistem sosial

kemasyarakatan pengrajin atau pengembangan entrepreneurs social infrastructure

sebagai fondasi sosial-ekonomi kemasyarakatan, peningkatan jiwa kewirausahaan

pengrajin supaya menjadi lebih kreatif dan inovatif, dan peningkatan sumberdaya

saing yang ditunjukkan dengan jiwa responsif terhadap pressure yang terjadi.

Kedua, Pemerintah Kabupaten Badung perlu menyiapkan berbagai program yang

dapat memperkuat cara pandang pengrajin ke arah kebersamaan melalui

pemberdayaan kelompok-kelompok pengrajin, organisasi pengrajin

(ASPERINDA), meningkatkan kerjasama (MOU) kelompok pengrajin dengan

berbagai pihak swasta dan pemerintah lainnya sehingga terbentuk infrastruktur

sosial pengrajin yang menjamin kesinambungan kinerja usaha untuk membangun

kreativitas dan inovasi serta terpeliharanya keberlanjutan inovasi yang

memungkinkan komunitas dapat mengelola daya saingnya. Ketiga, Pelatihan

kepada pengrajin yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Badung harus lebih

menekankan pada bidang manajemen dan kewirausahaan berbasis teknologi

informasi sehingga dapat mendorong daya inovasi dan kreatifitas pengrajin dalam

pengembangan industri yang sarat dengan resiko bisnis, kepemilikan usaha dari

perusahaan dan menggerakkannya dalam rangka menghasilkan laba usaha,

perluasan lapangan kerja, serta pada gilirannya menggerakan pembangunan

ekonomi secara keseluruhan. Keempat, Pemerintah Kabupaten Badung harus tetap

dapat menjaga integritas pengrajin khususnya konsisten dalam menjaga mutu

produk dan mengkondisikan pengrajin agar memiliki orientasi jangka panjang

dalam berusaha melalui pelatihan yang lebih menekankan pada pembinaan pola

pikir (mindset) pengrajin bahwa memperoleh dan memelihara kepercayaan

pembeli/pelanggan merupakan hal sangat penting, demikian pula melalui

pelatihan yang berkesinambungan sehingga pengrajin dapat merubah orientasi

usahanya dari jangka pendek ke jangka panjang.

.

Page 17: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xvi

SUMMARY

Economic development can not be separated from the role of human

resources as a determinant of economic growth and prosperity can be achieved in

a region. Differences in economic growth and prosperity can be achieved by a

region at least give the impression that there is support for differences in human

resources that come into contact with technology, natural resources, and

entrepreneurs as the driving activity of innovation and creativity that creates

value-added production, the expansion of investment and employment. Along

with efforts to improve the welfare of people, especially entrepreneurs

(craftsmen), the role of government may also optionally be a decisive part in

assisting the business world, providing facilities and policy development market

performance on the craftsmen group concerned.

Crafts sector is one of supporting the tourism sector as well as a source of

export in Bali, including in Badung Regency. Regional autonomy in Indonesia

aims to improve the welfare of the community. Implementation of regional

autonomy implemented through a decentralized authority to the provincial and

regency/city, in the hope of the public service closer. Delegation of authority to

the affairs of the provincial and regency/city subsequently implemented through

allocation policy is realized through government spending in the form of public

goods and services. Government spending as government investment in human

capital,are expected to improve the performance of regional economic

development and affect the welfare of the community.

Craft industry in general is a small industry that is a mainstay source of

income. Since 2013 a decline in market share of export of handicrafts, as well as

decreased absorption of working capital loans. It shows the performance of the

craft business is not optimal, and was described by the condition of not achieving

optimal efficiency of the business world's resources in response to pressure global

market dynamics. So that businesses can not achieve the necessary

competitiveness, and also, in turn, has not formed well-being to encourage the

strengthening of innovation and creativity of production.

The purpose of this study was to analyze: (1) the effect of government

policies on social infrastructure; (2) the effect of government policies and social

infrastructure to entrepreneurship; (3) the effect of government policies, social

infrastructure and entrepreneurship to competitive resources; (4) the effect of

government policies, social infrastructure, entrepreneurship and competitive

resources for the welfare of craftsmen; (5) the effect of government policies on

entrepreneurship through social infrastructure; (6) the effect of government

policies on the competitive resources through social infrastructure and

entrepreneurship; (7) the effect of government policies on the welfare of

craftsmen through social infrastructure, entrepreneurship, and the competitive

resources; (8) the effect of social infrastructure to competitive resources through

entrepreneurship; (9) the effect of the social infrastructure for the welfare of

craftsmen through entrepreneurship and competitive resources; (10) the effect of

entrepreneurship on the craftsmen welfare through the competitive resources in

the craft industry in Badung Regency.

Page 18: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xvii

Results of research and data analysis show that: (1) government policy

directly affect positive and significant to the social infrastructure; (2) government

policy and social infrastructure directly affect positively and significantly to

entrepreneurship; (3) government policy, social infrastructure and

entrepreneurship directly positive and significant affect to the competitive

resources; (4) social infrastructure and competitive resources directly affect

positive and significant affect to the on the welfare of craftsmen, but government

policy and entrepreneurship directly non significant affect to the welfare of

craftsmen; (5) The government policy indirectly positive and significant affect to

the entrepreneurship through social infrastructure; (6) The government policy

indirectly positive and significant affect to the competitive resources through

social infrastructure and entrepreneurship; (7) The government policy indirectly

positive and significant affect to the craftsmen welfare through social

infrastructure, entrepreneurship, and the competitive resources; (8) Social

infrastructure indirectly positive and significant affect to the competitive

resources through entrepreneurship; (9) Social infrastructure indirectly positive

and significant affect to the welfare of craftsmen through entrepreneurship and

competitive resources; (10) Entrepreneurship indirectly positive and significant

impact on the welfare of craftsmen through the competitive resources.

The novelty of this research, as follows. First, Government's policy and

entrepreneurship was not to have an effect directly to the welfare of craftsmen in

Badung Regency. Government policies need to be implemented in the sectors

that are supposed to support the efforts of artisans. An example is the ease of

licensing, the effects of these policies does not directly improve the welfare of

artisans, but with the ease of licensing, will help the legality of craftsmen. It

made the craftsman can expand the business segment, marketing, as well as

opportunities to obtain capital from financial institutions. Second,

entrepreneurship also have an indirect effect to the welfare of craftsmen in

Badung Regency. Passion and capacity of the craftsmen to be innovate and

creative can’t surely their welfare will be better. So that, it must complete with

competitive resource developing. For the example are integrity strengthening

and capability increasing to fixed long-term business vision by education and

practical learning. Strengthening of the technology is a form of government

policies that are considered most important at this time. This is evident from the

indicators reinforcement technology that has the highest values loading of the

construct of government policy. In the era of online as it is today, technology

has the power specifically, not only for the marketing of products, but had

developed in the process of buying and selling, both buying and selling of

products or raw materials. In addition, the technology is not limited connection

with IT utilize gadgets, but also related to technology in the production process

of the craft, such as the use of appropriate technology and high-tech machinery.

Page 19: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xviii

Based on the results of this study, it can be suggested things as follows.

First, the programs and activities implemented by Badung Regency need to be

directed to improving the social system of the craftsmen or the development of

entrepreneurs social infrastructures as socio-economic foundations, increasing

the entrepreneurial spirit of the craftsmen to be more creative and innovative,

and increasing the competitiveness which is shown by the soul Responsive to

the pressure that occurs. Second, the Badung Regency Government needs to

prepare various programs that can strengthen the craftsmen's perspective toward

togetherness through the empowerment of craftsmen groups, artisan

organizations (ASPERINDA), increase cooperation (MOU) of craftsmen groups

with various private parties and other governments so as to form the social

infrastructure of craftsmen Which ensures the continuity of business

performance to build creativity and innovation as well as maintaining the

sustainability of innovations that enable communities to manage their

competitiveness. Third, the training to artisans provided by Badung Regency

Government should be more emphasis on management and entrepreneurship

field based on information technology so that it can encourage innovation and

creativity of artisans in the development of industry which is loaded with

business risk, business ownership from the company and move it in order to

generate operating profit, The expansion of employment, and in turn drive the

overall economic development. Fourth, the Government of Badung Regency

must maintain the integrity of the artisans, especially consistent in maintaining

the quality of the products and conditioned the craftsmen to have long-term

orientation in the effort through training that emphasizes the guidance of the

artisans mindset that obtaining and maintaining buyer/customer trust is very

important, as well as through continuous training so that craftsmen can change

their business orientation from short to long term.

Page 20: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xix

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................... xi

RINGKASAN .............................................................................................. xiii

SUMMARY ................................................................................................... xvi

DAFTAR ISI ................................................................................................. xix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xxiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxviii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xxix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 24

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 26

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................... 27

1.4.1 Manfaat Praktis .................................................... 27

1.4.2 Manfaat Teoritis ................................................... 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 29

2.1 Landasan Teori ................................................................. 29

2.1.1 Teori Kesejahteraan ............................................... 29

2.1.2 Kebijakan Pemerintah .......................................... 37

2.1.3 Social Infrastructure dan Entrepreneurs .............. 50

2.1.4 Konsep Teori x-Efficiency .................................... 59

2.2 Kajian Empiris dan Penelitian Sebelumnya ..................... 67

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN .......................................................................... 81

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 81

3.2 Kerangka Konsep ............................................................. 84

3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................... 90

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 92

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................ 92

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 94

4.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................... 95

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......... 96

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .... 101

Page 21: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xx

4.6 Instrumen Penelitian.......................................................... 110

4.7 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian .......... 111

4.8 Prosedur Penelitian ........................................................... 113

4.9 Teknik Analisis Data ........................................................ 116

4.9.1 Analisis Deskriptif ................................................. 116

4.9.2 Analisis Inferensial (Structural Equation

Modelling) ............................................................ 116

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .................... 126

5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................... 126

5.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Badung .................. 126

5.1.2 Letak dan Kondisi Geografis ................................. 127

5.1.3 Topografi ............................................................... 129

5.1.4 Potensi Pengembangan Wilayah ........................... 130

5.1.5 Pemerintahan ......................................................... 134

5.1.6 Demografi .............................................................. 138

5.1.7 Industri .................................................................. 142

5.1.8 Pariwisata ............................................................. 144

5.1.9 Industri Perdagangan, Lembaga Keuangan, Aset

Usaha dan Investasi ............................................... 149

5.1.10 Profil Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Kerajinan ............................................................... 151

5.2 Karakteristik Responden ................................................... 152

5.3 Uji Instrumen Penelitian ................................................... 158

5.3.1 Uji Validitas Instrumen ........................................ 159

5.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen .................................... 161

5.4 Deskripsi Persepsi Responden Atas Variabel Penelitian .. 162

5.4.1 Persepsi Responden Terhadap Variabel

Kebijakan Pemerintah ........................................... 162

5.4.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel

Infrastruktur Sosial ................................................ 163

5.4.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel

Kewirausahaan ...................................................... 165

5.4.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel

Sumber Daya Bersaing .......................................... 166

5.4.5 Persepsi Responden Terhadap Variabel

Kesejahteraan Pengrajin ........................................ 167

5.5 Model Persamaan Struktural Peran Kebijakan

Pemerintah, Infrastruktur Sosial, Kewirausahaan, dan

Sumberdaya Bersaing Terhadap Kesejahteraan Pengrajin

di Kabupaten Badung ....................................................... 168

5.5.1 Uji Outer Model .................................................... 169

5.5.2 Evaluasi Goodness of Fit dari Inner-Model ......... 175

Page 22: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxi

5.6 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan

Pengaruh Total .................................................................. 178

5.6.1 Pengaruh Langsung .............................................. 178

5.6.2 Pengaruh Tidak Langsung ..................................... 179

5.6.3 Pengaruh Total ..................................................... 181

5.7 Pengujian Hipotesis .......................................................... 182

BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................... 199

6.1 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Infrastruktur

Sosial, Kewirausahaan, Sumber Daya Bersaing, dan

Kesejahteraan Pengrajin pada Industri Kerajinan di

Kabupaten Badung .......................................................... 199

6.2 Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap

Kewirausahaan, Sumber Daya Bersaing, dan

Kesejahteraan Pengrajin pada Industri Kerajinan di

Kabupaten Badung .......................................................... 201

6.3 Pengaruh Kewirausahawanan Terhadap Sumber Daya

Bersaing dan Kesejahteraan Pengrajin pada Industri

Kerajinan di Kabupaten Badung ..................................... 205

6.4 Pengaruh Sumber Daya Bersaing Terhadap

Kesejahteraan Pengerajin pada Industri Kerajinan di

Kabupaten Badung .......................................................... 208

6.5 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap

Kewirausahawanan Melalui Infrastruktur Sosial pada

Industri Kerajinan di Kabupaten Badung ....................... 213

6.6 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Sumber

Daya Bersaing Melalui Infrastruktur Sosial dan

Kewirausahaan pada Industri Kerajinan di Kabupaten

Badung ............................................................................ 215

6.7 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap

Kesejahteraan Pengrajin Melalui Infrastruktur Sosial,

Kewirausahaan, dan Sumber Daya Bersaing pada

Industri Kerajinan di Kabupaten Badung ....................... 216

6.8 Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap Sumber Daya

Bersaing Melalui Kewirausahawanan pada Industri

Kerajinan di Kabupaten Badung ..................................... 220

6.9 Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap Kesejahteraan

Pengrajin Melalui Kewirausahaan dan Sumber Daya

Bersaing pada Industri Kerajinan di Kabupaten Badung 221

6.10 Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan

Pengrajin Melalui Sumber Daya Bersaing pada Industri

Kerajinan di Kabupaten Badung ..................................... 222

Page 23: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxii

6.11 Temuan Penelitian .......................................................... 223

6.12 Kontribusi Penelitian ...................................................... 225

6.13 Keterbatasan Penelitian .................................................. 225

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................... 227

7.1 Simpulan ......................................................................... 227

7.2 Saran ............................................................................... 230

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 233

LAMPIRAN ............................................................................................... 242

Page 24: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Perkembangan Ekspor Non Migas Kabupaten Badung dan

Indikator Pendukung Kinerja Ekspor Tahun 2011-2014 ................ 20

4.1 Populasi dan Sampel Industri Kerajinan di Kabupaten Badung ..... 92

4.2 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 95

4.3 Gambar Outer Model dan Persamaan Outer Model ....................... 109

5.1 Luas Wilayah, Ketinggian, dan Luas Terbangun per Kecamatan

Kabupaten Badung Tahun 2014 ...................................................... 117

5.2 Luas dan Persentase Tanah Menurut Penggunaannya Dirinci Per

Kecamatan Tahun 2014 (Hektar) .................................................... 119

5.3 Realisasi Ekspor Non Migas (Kerajinan) Kabupaten Badung

Tahun 2015 ...................................................................................... 122

5.4 Nama Ibukota, Jumlah Kelurahan, Desa Dinas, Banjar Dinas serta

Lingkungan di Kabupaten Badung ................................................. 126

5.5 Jumlah Desa, Banjar, Lingkungan Di Kabupaten Badung Tahun

2014 ................................................................................................ 127

5.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Badung Tahun 2014 ........................ 129

5.7 Luas Wilayah, Rasio, Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk

Menurut Kecamatan di Kabupaten Badung Tahun 2014 ................ 130

5.8 Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Badung Tahun 2014 ........... 131

5.9 Data Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Badung Tahun 2014 131

5.10 Rekapitulasi Data Industri Kecil dan Menengah Per Komoditi di

Kabupaten Badung Tahun 2014 ...................................................... 133

5.11 Rekapitulasi Data Industri Besar dan Sedang Per Jenis Industri di

Kabupaten Badung Tahun 2014 ...................................................... 133

5.12 Daftar Nama Obyek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten

Badung Tahun 2014 ........................................................................ 135

5.13 Jumlah Usaha Akomodasi Di Kabupaten Badung Tahun 2014 ...... 137

5.14 Jumlah Usaha Jasa Boga di Kabupaten Badung Tahun 2014 ......... 137

5.15 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan Umur ...... 141

5.16 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan

Pendidikan Formal yang Berhasil Diselesaikan .............................. 143

5.17 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ........................................................................................... 144

Page 25: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxiv

5.18 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan Status

Perkawinan ...................................................................................... 144

5.19 Distribusi Frekuensi Pengrajin Responden Berdasarkan

Pendapatan ...................................................................................... 145

5.20 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 148

5.21 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ..................................... 149

5.22 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kebijakan Pemerintah ..... 151

5.23 Persepsi Responden Terhadap Variabel Infrastruktur Sosial .......... 152

5.24 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kewirausahaan ................ 153

5.25 Persepsi Responden Terhadap Variabel Sumber Daya Bersaing .... 154

5.26 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kesejahteraan Pengrajin .. 156

5.27 Outer Loading Indikator Terhadap Masing-masing Konstruknya .. 158

5.28 Cross Loading Indikator Terhadap Masing-masing Konstruknya .. 160

5.29 Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability (CR),

dan Cronbach Alpha pada Masing-masing Variabel Penelitian ..... 161

5.30 Root Square Average Variance Extracted (RSAVE) dan Korelasi

Antar Konstruk ................................................................................ 162

5.31 Nilai R-square ................................................................................. 164

5.32 Path Coefficients (Pengaruh Langsung Antara Variabel

Penelitian) ....................................................................................... 167

5.33 Nilai Indirect Effects (Pengaruh Tidak Langsung Variabel

Penelitian) ........................................................................................ 168

5.34 Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan

Pengaruh Total Antar Variabel ....................................................... 169

5.35 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama ........................ 171

5.36 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kedua .......................... 173

5.37 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Ketiga .......................... 175

5.38 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Keempat ...................... 177

5.39 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kelima ......................... 178

5.40 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Keenam ........................ 180

5.41 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Ketujuh ........................ 182

5.42 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kedelapan .................... 183

5.43 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kesembilan .................. 185

5.44 Ringkasan Pengujian Hipotesis Penelitian Kesepuluh .................... 187

Page 26: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Kabupaten Badung,

2009-2015 ........................................................................................ 18

1.2 Pengelompokkan Potensi Industi Kabupaten Badung Tahun 2014 19

2.1 Pengukuran Life of Satisfaction ....................................................... 34

2.2 Institutions, Institutional Change and Economic Performance ..... 46

2.3 Kebijakan Pemerintah Dalam Kerangka Coorporate Social

Responsibility ................................................................................. 47

2.4 Enterpreneur Social Infrastructure ................................................ 50

2.5 Fungsi Utilitas Pekerja Individual ................................................... 58

2.6 Pressure dan Effort x-Efficiency ..................................................... 60

2.7 Entrepreneurship and Economic Development and Growth in

America .......................................................................................... 62

2.8 Entrepreneurial Social Competence dan Business Performance .. 64

3.1 Peran Kebijakan Pemerintah dan Penguatan Kelembagaan ............ 78

3.2 Komponen Pembentuk Kesejahteraan ............................................ 79

3.3 Model Konsep Penelitian .............................................................. 81

4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 84

4.2 Kerangka Operasional Penelitian .................................................... 96

4.3 Full Model ..................................................................................... 108

5.1 Batas Administrasi Wilayah Kabupaten Badung ............................ 116

5.2 Gedung Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung ............................ 125

5.3 Garuda Wisnu Kencana, Bukit Ungasan, Jimbaran ........................ 134

5.4 ODTW Pantai Tanjung Benoa, Air Terjun Nungnung dan Pura

Luhur Taman Ayun ......................................................................... 136

5.5 Kawasan Wisata Jalan Legian Kuta ................................................ 137

5.6 Barang Kerajinan Binaan Dekranasda Kabupaten Badung ............. 139

5.7 Pasar Seni Kuta di Kabupaten Badung ........................................... 140

5.8 Full Model dari Peranan Mediasi Infrastruktur Sosial,

Kewirausahaan, dan Sumberdaya Bersaing dari Kebijakan

Pemerintah Terhadap Kesejahteraan Pengrajin di Kabupaten

Badung ............................................................................................ 157

5.9 Diagram Jalur Inner Model ............................................................ 163

5.10 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Pertama .......................... 170

5.11 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kedua ............................. 173

5.12 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Ketiga ............................. 175

Page 27: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxvi

5.13 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Keempat ......................... 176

5.14 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kelima ............................ 177

5.15 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Keenam .......................... 179

5.16 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Ketujuh ........................... 181

5.17 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kedelapan ....................... 183

5.18 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kesembilan ..................... 184

5.19 Diagram Jalur Atas Hipotesis Penelitian Kesepuluh ....................... 186

Page 28: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner ......................................................................................... 222

2. Data Dasar ......................................................................................... 227

3. Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 232

4. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................. 236

5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ......................................... 238

6. Olahan Data PLS ............................................................................... 240

Page 29: PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR SOSIAL ... · ii peran kebijakan pemerintah, infrastruktur sosial, kewirausahaan, dan sumberdaya bersaing terhadap kesejahteraan pengrajin

xxviii

DAFTAR SINGKATAN

AVE : Average Variance Extracted

BPS : Badan Pusat Statistik

CFA : Confirmatory Factor Analysis

CR : Composite Reliability

CSR : Coorporate Social Responsibility

FGD : Focus Group Discussion

ODTW : Objek Daya Tarik Wisata

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PLS : Partial Least Square

PLS-PM : Partial Least Square Path Modeling

PP : Peraturan Pemerintah

PU : Pekerjaan Umum

Qual : Qualitative

Quan : Quantitative

RS : Rumah Sederhana

RSAVE : Root Square Average Variance Extracted

RSS : Rumah Sangat Sederhana

SEM : Structural Equation Modeling

UU : Undang-Undang