76
PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP PENANGANAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Dita Intan Wahyuni 11160541000027 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442/2021

PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER

TERHADAP PENANGANAN ANGGOTA

KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN

JIWA SKIZOFRENIA

Skripsi

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Dita Intan Wahyuni

11160541000027

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442/2021

Page 2: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …
Page 3: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …
Page 4: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …
Page 5: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …
Page 6: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …
Page 7: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …
Page 8: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

i

ABSTRAK

Dita Intan Wahyuni (11160541000027)

Peran Keluarga Sebagai Caregiver Terhadap Penanganan

Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang

menyebabkan penurunan atau hilangnya fungsi-fungsi normal

seperti, fungsi sosial hingga kemunduran fungsi kognitif.

Skizofrenia termasuk pada jenis gangguan jiwa berat yang

memiliki gejala-gejala seperti, memiliki keyakinan yang tidak

benar (delusi atau waham), panca indera berfungsi tanpa

rangsangan (halusinasi), kekacauan dalam berpikir, menarik diri,

agresif dan gaduh gelisah, malas dan tidak punya hasrat, serta

apatis.Adanya keterbatasan yang dimiliki oleh orang dengan

skizofrenia menandakan bahwa dibutuhkan bantuan dari keluarga

agar orang dengan skizofrenia dapat memenuhi kebutuhannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran

keluarga sebagai caregiver terhadap penanganan anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia. penelitian

ini menggunakan metode penelitian kajian kepustakaan yaitu,

dengan menggunakan data dan informasi yang diperlukan melalui

sumber literatur penelitian terdahulu. Penelitian ini menambahkan

tiga subyek caregiver yang merupakan salah satu informan dari

penelitian langsung terdahulu dan dianalisis demi memperkuat

penelitian ini. Penelitian ini secara keseluruhan berfokus pada

teori utama yaitu teori peran keluarga namun, pada analisis tetap

berhubungan dengan teori-teori penting lainnya seperti, teori

sistem, fungsi keluarga, caregiver, dan skizofrenia. Hasil yang

didapat dari penelitian ini yaitu peran keluarga sebagai caregiver

sangat berpengaruh pada kepulihan orang dengan skizofrenia.

Kunci: Skizofrenia, Peran Keluarga Sebagai Caregiver

Page 9: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah,

nikmat, dan segala karunia yang telah diberikan kepada saya

sehingga dapat memperjuangkan dan menyelesaikan penelitian

ini. Sholawat serta salam juga tidak lupa selalu tercurahkan

kepada junjungan tercinta Nabi Muhammad SAW bersama para

keluarga, kerabat, dan sahabat yang telah sangat berjasa

membawa perubahan zaman kepada seluruh umat muslim.

Skripsi yang pada akhirnya bisa diselesaikan ini berjudul “Peran

Keluarga Sebagai Caregiver Terhadap Penanganan Anggota

Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Skizofrenia”

Dalam proses penyusunan skripsi ini, saya mendapat

banyak sekali dukungan, perhatian, semangat, bantuan, masukan,

dan juga doa dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, saya ingin

mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada pihak-pihak yang

telah berperan penting dan sangat berjasa dalam membantu saya

menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Diri saya sendiri yang telah sangat luar biasa berjuang untuk

menyelesaikan skripsi ini meskipun prosesnya tidak mudah

dan banyak hal yang terjadi menemani saat-saat penyusunan

skripsi ini. Terima kasih pada diri saya yang sudah melewati

semuanya hingga bisa seperti saat ini.

2. Keluarga saya yang sangat saya cintai terutama ibu saya

Rosidah yang selalu menguatkan saya, mendukung saya,

menyayangi saya, dan memenuhi segala kebutuhan saya.

Kedua, ayah saya Ujang Dayat yang selalu berusaha

Page 10: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

iii

memenuhi kebutuhan dirumah termasuk saya, mendukung

saya, menyayangi saya, dan mengajarkan banyak hal. Kakak

kembar saya Irvan Nur Hidayat, S.E dan Arvin Nur Hidayat

yang telah sangat berjasa dan bertanggung jawab dalam

perkuliahan saya, menjadi kakak yang sangat baik, selalu

mendukung saya, memberikan banyak pelajaran berharga dan

energi positif pada diri saya. Terakhir dalam keluarga saya,

kedua kakak ipar saya kak Ns. Diya Wilyawati S.Kep dan kak

Elisa Damayanti yang selalu mendukung dan memberikan

energi positif selama saya menyusun skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Bapak Suparto, M.Ed.,

Ph.D. Wakil Dekan Bidang Akademik yaitu Ibu Dr. Siti

Napsiyah Ariefuzzaman, MSW, Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum yaitu Bapak Dr. Sihabuddin Noor, M.A,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yaitu Bapak Drs. Cecep

Sastrawijaya, MA.

4. Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu Bapak Ahmad Zaky, M.Si. dan

Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial yaitu Ibu Hj.

Nunung Khoiriyah, MA yang telah memberikan arahan dan

pengetahuan dalam penyusunan skripsi.

5. Dosen pembimbing akademik saya yaitu Bapak Ahmad

Darda, M.Pd yang telah membantu saya pada tahap awal

penyusunan skripsi.

6. Dosen pembimbing skripsi saya yaitu Bapak Drs. Helmi

Rustandi, M.Ag yang telah banyak sekali membantu saya

Page 11: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

iv

dalam memberikan masukan, arahan, dan koreksi ketika

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.Terima kasih telah

mendukung saya, memberikan nasehat untuk saya, serta

memberikan motivasi dan energi positif sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

banyak ilmu dan pengalaman berharga kepada saya.

8. Teman-teman saya tercinta Amelda, Iyong, Okky, Sita, Eka,

Hani, Hikma, Farhah, Yana, Intan, Erlani, dan Alifatul yang

juga sangat berperan penting dalam kehidupan saya selama di

perkuliahan. Teman-teman yang telah menghabiskan waktu

praktikum satu bersama ketika di RSJ yang kami namai

dengan Tim Halu, Teman-teman praktikum dua di Desa

Kebon, terima kasih telah menemani saya berproses dan

menambah pengetahuan disana. Sahabat saya sejak dulu

Aprillian yang telah mendukung saya ketika menyusun

skripsi.

9. Keluarga Besar Prodi Kesejahteraan Sosial 2016 yang telah

menemani saya berproses dalam perkuliahan serta

memberikan banyak pelajaran dan pengalaman baru untuk

saya.

10. Keluarga Besar PMII dan KOPRI Komisariat Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Cabang Ciputat yang telah

membantu saya berkembang, bertemu banyak orang hebat,

memiliki banyak pengalaman, dan mempelajari banyak hal.

Page 12: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

v

Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk

saya.

11. Keluarga Besar Social Work Sketch yang telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk belajar banyak hal dan

membuka wawasan saya tentang pekerjaan sosial.

12. Day6, NCT, dan SHINee yang telah menciptakan karya yang

luar biasa sehingga dapat menemani, menghibur, dan

memberikan semangat kepada saya dalam masa-masa sulit

kerika saya menyelesaikan skripsi.

Jakarta, 12 Maret 2021

Penulis,

Dita Intan Wahyuni

Page 13: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................... vi

DAFTAR TABEL ..................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................. 8

C. Rumusan Masalah ............................................................... 9

D. Tujuan Penelitian ................................................................. 9

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 10

F. Kajian Terdahulu .............................................................. 11

G. Metode Penelitian .............................................................. 15

H. Sistematika Penulisan ........................................................ 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................... 18

A. Landasan Teori .................................................................. 18

1. Teori Peran ......................................................................... 18

2. Keluarga ............................................................................. 19

3. Teori Sistem ........................................................................ 21

4. Caregiver ............................................................................. 22

Page 14: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

vii

5. Skizofrenia .......................................................................... 24

B. Kerangka Berpikir ............................................................. 26

BAB III DATA DAN TEMUAN .............................................. 29

1. Subyek Pertama ................................................................. 30

2. Subyek Kedua .................................................................... 34

3. Subyek Ketiga .................................................................... 39

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................... 44

1. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Perawatan

Medis Orang dengan Skizofrenia ......................................... 45

2. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Langsung Orang dengan Skizofrenia .............. 47

3. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Emosional Orang dengan Skizofrenia ............. 49

BAB V PENUTUP ..................................................................... 53

A. Kesimpulan ......................................................................... 53

B. Saran ................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 58

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Global Burden of Disease ......................................... 2

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir ................................................... 27

Page 15: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah

kesehatan utama yang ada di negara maju dan moderen.

Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit

kanker, kecelakaan, degeneratif dan gangguan jiwa (Hawari,

2001).

Seseorang yang mengalami gangguan jiwa akan

mengalami ketidakmampuan berfungsi secara optimal dalam

kehidupannya sehari-hari, baik di rumah, di sekolah atau kampus

atau di lingkungan sosialnya. Salah satu faktor penyebab

seseorang mengalami gangguan jiwa adalah ketidakmampuan

individu maupun kelompok dalam melakukan adaptasi atau

penyesuaian diri, baik sebagai akibat dari adanya perubahan

sosial ataupun konflik orang-orang dengan lingkungan sosialnya

(Hawari, 2001).

Dalam data studi World Bank pada tahun 1995 yang

menunjukkan data pada beberapa negara maju dan negara

berkembang, diketahui bahwa masalah kesehatan jiwa

merupakan masalah dengan angka tertinggi penyebab Global

Burden of Disease.

Page 16: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

2

Berdasarkan data ini dapat dilihat bahwa masalah

kesehatan jiwa termasuk pada masalah kesehatan yang cukup

besar dibandingkan masalah kesehatan lainnya yang ada di

masyarakat. Ini berarti bahwa masalah kesehatan jiwa perlu

untuk mendapatkan prioritas yang tinggi dalam upaya menjaga

kesehatan masyarakat. Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah

skizofrenia yang gambarannya mempunyai satu atau lebih dari

gejala psikotik berupa gangguan persepsi terhadap lingkungan,

kekacauan proses berpikir (waham). Kekacauan dalam berbicara

(inkoheren) dan kekacauan dalam tingkah laku dan gejala–gejala

negatif (Erlina, Soewadi, dan Pramono, 2010).

Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang

mempengaruhi berbagai individu termasuk berpikir dan

komunikasi, menerima dan menginterprestasikan realitas,

merasakan dan memajukan emosi serta perilaku dengan sikap

yang tidak bisa diterima secara sosial. Skizofrenia pada

umumnya ditandai oleh penyimpangan mental dan karakteristik

29%

25% 21%

16% 9%

Tabel 1.1

Global Burden of Disease

Kesehatan Jiwa

Tuberkulosis

Kanker

Jantung

Malaria

Page 17: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

3

dari pikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak

wajar/inappropriate atau tumpul/blunted (Rosdiana, 2018).

Menurut data World Health Organization (WHO) 2016,

terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang

terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, dan 47,5 juta

orang terkena demensia. (Biro Komunikasi dan Pelayanan

Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, 2016). Skizofrenia

merupakan gangguan mental yang berat. Pada saat ini, penderita

skizofrenia jumlahnya mengalami peningkatan terkait dengan

berbagai macam permasalahan yang dialami, mulai dari kondisi

perekonomian yang memburuk, kondisi keluarga atau latar

belakang pola asuh anak yang tidak baik sampai bencana alam

yang melanda.. (Pairan, Mubarok, dan Nugraha, 2018)

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa skizofrenia dapat

dialami oleh siapa saja dan dari negara manapun. Dengan angka

penderitanya yang cukup tinggi, membuka pengetahuan bahwa

skizofrenia bukanlah sesuatu yang dapat dianggap sepele.

Diperlukan pengetahuan untuk mempelajari tentang skizofrenia

secara mendalam agar keluarga dapat memberikan penanganan

yang tepat dan dapat membawa kondisi orang dengan

skizofrenia menjadi lebih baik.

Data Riskesdas 2013 memperlihatkan bahwa prevalensi

gangguan jiwa berat di Indonesia seperti, skizofrenia mencapai

sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk

Indonesia. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,

Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Page 18: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

4

Di Indonesia, hampir 70% mereka yang dirawat di

bagian psikiatri adalah karena skizofrenia. Angka di masyarakat

berkisar 1-2% dari seluruh penduduk pernah mengalami

skizofrenia dalam hidup mereka. Indonesia sebagai negara

dengan jumlah penduduk yang banyak dapat memiliki prevalensi

skizofrenia yang tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian

skizofrenia secara komprehensif agar pencegahan penyakit

skizofrenia dapat dilakukan dengan baik (Zahnia dan Sumekar,

2016).

Dalam ilmu kesejahteraan sosial, penderita skizofrenia

dapat dikategorikan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), hal ini dikarenakan orang dengan skizofrenia

memiliki hambatan, kesulitan atau gangguan, yang

menyebabkan terhambatnya atau tidak terlaksananya fungsi

sosial orang dengan skizofrenia, karena itulah orang dengan

skizofrenia sulit untuk menjalin hubungan yang serasi dan

kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi

(Pairan, Mubarok, dan Nugraha, 2018).

Dalam hubungan dengan keluarganya orang dengan

skizofrenia juga menjadi tidak baik begitupun dalam

kepeduliannya terhadap dirinya sendiri, orang dengan

skizofrenia cenderung cuek, pasif, dan malas. Jika hal ini

dibiarkan terus-menerus akan membuat kondisi orang dengan

skizofrenia menjadi lebih buruk. Disinilah peran keluarga sangat

dibutuhkan. Pada orang dengan Skizofrenia, keluarga

Page 19: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

5

merupakan faktor penting yang bisa membantu klien untuk pulih

dan dapat menjalankan kegiatan sehari-harinya secara mandiri.

Seperti yang dikemukakan oleh Zastrow (2004:79) dalam

Isbandi bahwa, keikutsertaan (partisipasi) dari anggota keluarga

biasanya diperlukan dalam proses ‘penyembuhan’ (klien) (Adi,

2015). Keluarga yang berpartisipasi dalam membantu orang

dengan skizofrenia dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya

disebut juga sebagai caregiver.

Caregiver adalah penyedia asuhan kesehatan untuk anak,

dewasa dan Lansia yang mengalami ketidakmampuan fisik atau

psikis kronis (Stanley & Beare, 2006). Caregiver menurut

Oyebade adalah orang yang memberikan asuhan ataupun

perawatan kepada orang lain yang sakit atau tidak mampu

(Timby, 2009).

Terdapat 2 jenis caregiver yaitu formal caregiver dan

Informal caregiver. Formal caregiver merupakan individu yang

menerima bayaran untuk memberikan perhatian, perawatan dan

perlindungan kepada individu yang mengalami sakit. Sedangkan

Informal caregiver merupakan individu yang menyediakan

bantuan untuk individu lain dan masih memiliki hubungan

keluarga maupun dekat dengannya antara lain, keluarga, teman

atau tetangga dan biasanya tidak menerima bayaran (Bumagin

dan Hirn, 2006).

Karena penelitian ini berfokus pada peran keluarga

sebagai caregiver maka, keluarga termasuk pada caregiver

Page 20: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

6

informal. Yang berarti keluarga membantu anggota keluarganya

yang mengalami skizofrenia dalam kehidupan sehari-harinya

tanpa adanya biaya.

Proses penanganan orang dengan skizofrenia memakan

waktu yang tidak sebentar. Pengobatan medis dan perawatan

oleh keluarga dibutuhkan dalam jangka waktu yang tidak bisa

dipastikan hingga kondisi orang dengan skizofrenia menjadi

lebih baik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga

orang dengan skizofrenia. Kedua hal tersebut saling berhubngan

dan membutuhkan satu sama lain. Untuk mencapai kepulihan

orang dengan skizfrenia, keduanya harus diperhatikan dan

dijalankan dengan baik. Semakin dijalalankannya baik

pengobatan medis atapun perawatan yang baik oleh keluarga,

semakin lebih baik kondisi orang dengan skizofrenia.

Seperti yang terdapat dalam penelitian Rosdiana,

dukungan dari keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan oleh

orang dengan skizofrenia. Jika proses pengobatan telah

dijalankan oleh orang dengan skizofrenia akan tetapi, ketika di

rumah dukungan dari keluarga dan lingkungan tidak terpenuhi

hal tersebut akan menghambat kepulihan orang dengan

skizofrenia. Dalam proses penanganan yang memakan waktu

tahunan ini dibutuhkan kesabaran serta ketekunan dari keluarga

(Rosdiana, 2018). Keluarga merupakan sistem pendukung utama

yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan

(sehat-sakit) klien (Yosep, 2011).

Page 21: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

7

Orang dengan skizofrenia membutuhkan pengobatan

medis dan penanganan yang baik melalui keluarga untuk

mencapai kondisi pulihnya. Keluarga juga memiliki kewajiban

untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam merawat anggota

keluarganya termasuk yang mengalami gangguan jiwa

skizofrenia. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al-Qur’an

surah An-Nisa seperti berikut :

وليقو ية ضعفا خافوا عليهم فليتقوا الله لوا قول وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذر

٩ -سديدا

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang

sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di

belakang mereka yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur

kata yang benar.” (QS. An-Nisa:9)

Dalam ayat tersebut dapat dimaknai bahwa Allah telah

meminta kepada kita untuk takut kepada-Nya ketika hendak

melepaskan tanggung jawab kita, kepada anak-anak kita dengan

meninggalkan mereka dengan segala keterbatasannya dan

keadaan yang tidak memungkinkan kesejahteraannya untuk hidup

secara mandiri. Begitupun Nabi juga bersabda:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi

Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah ada dari bayi

yang lahir melainkan terlahir diatas fitrah. Lalu kedua orang

tuanya lah yang meyahudikannya, menashranikannya, atau

memajusikannya. (HR. Bukhari, No. 1358)

Page 22: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

8

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan inilah

peneliti merasa bahwa penelitian ini perlu dilakukan untuk

mencari tahu bagaimana keluarga perlu memenuhi perannya

sebagai caregiver.

B. Batasan Masalah

Demi menghindari banyaknya pembahasan yang keluar

dari topik maka, perlu adanya batasan masalah yang akan diteliti

agar lebih memudahkan peneliti dan penelitian menjadi lebih

terarah. Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi

pembahasan penelitian yang dilakukan dengan memberikan

sebuah contoh penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dan penelitian ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi

peneliti dalam mengumpulkan data sekunder.

Sebagai pembatasan masalah ini peneliti mengambil

contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh Novia Gitasari dan

Siti Ina Savira, yang merupakan mahasiswa prodi Psikologi,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Unesa. Penelitian ini berjudul

“Pengalaman Family Caregiver Orang Dengan Skizofrenia” yang

dilakukan di Surabaya pada tahun 2015. Salah satu subjek

ataupun partisipan yang ada pada penelitian tersebut juga akan

menjadi acuan dalam subjek penelitian saat ini. Penelitian ini juga

akan menjadi acuan untuk menentukan kriteria subyek penelitian

yaitu, merupakan salah satu anggota keluarga yang menjadi

seorang Caregiver utama dan telah mendampingi anggota

keluarganya yang merupakan orang dengan skizofrenia. Sasaran

Page 23: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

9

penelitian ini adalah orang dengan skizofrenia yang masih

membutuhkan bantuan oleh keluarga.

Penelitian ini akan berfokus pada aspek peran keluarga

sebagai caregiver yang terkait pada aspek dukungan, perawatan,

dan perlindungan. Kemudian akan diuraikan sesuai dengan data

yang ditemukan dari sumber data sekunder atau kepustakaan.

C. Rumusan Masalah

Seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang

masalah bahwa orang yang mengalami skizofrenia tidak hanya

membutuhkan pengobatan medis tetapi juga perawatan hingga

pemenuhan kebutuhannya yang tidak dapat dilakukan sendiri.

Maka, sangat dibutuhkan anggota keluarga yang berperan sebagai

caregiver untuk membantu kondisi tersebut dan membuat

keadaan orang yang mengalami skizofrenia menjadi lebih baik.

Dengan begitu, rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu, bagaimana peran keluarga sebagai caregiver dalam

menangani anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa

skizofrenia?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui peran keluarga sebagai caregiver dalam

melakukan tugasnya untuk menangani anggota keluarganya

yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia

Page 24: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

10

2. Tujuan Khusus

Untuk mengidentifikasi bagaimana keluarga menjalankan

perannya sebagai caregiver dalam menangani orang

dengan skizofrenia

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi institusi untuk

lebih mengetahui kondisi keluarga orang dengan skizofrenia

dan menjadi gambaran untuk di masa depan.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi dan

contoh untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan

dan dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam

penelitian ini.

3. Bagi Kesejahteraan Sosial

Diharapkan penelitian ini dapat berguna dan turut serta

menjadi acuan dalam ilmu Pekerjaan Sosial Medis bidang

kejiwaan.

4. Bagi Keluarga

Sebagai acuan dan bahan untuk menambah pengetahuan baru

bagi keluarga klien dan masyarakat.

Page 25: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

11

F. Kajian Terdahulu

Untuk menghindari adanya kesamaan peneliti melakukan

pengkajian kepada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian yang menjadi kajian

adalah sebagai berikut:

1. Pengalaman Caregiver Dalam Merawat Pasien Pasca

Stroke Dirumah Pada Wilayah Kerja Puskesmas Benda Baru

Kota Tangerang Selatan (2013), penelitian ini dilakukan oleh

Erythrina Julianti mahasiswa program studi S-1 Keperawatan

UIN Jakarta. Penelitian ini berfokus pada pengalaman

caregiver ketika merawat pasien pasca stroke. Hasil

penelitian ini terjawab dengan pengalaman caregiver yang

beragam, sebagian besar caregiver juga merupakan pasangan

dari klien yang mana adalah keluarga klien sendiri. Perawatan

yang dilakukan oleh caregiver dirumah meliputi bantuan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bantuan latihan aktivitas,

pemenuhan spiritual, dan lain sebagainya

2. Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien

Perilaku Kekerasan Di Panti Rehabilitasi Mental Wisma Budi

Makarti Boyolali (2015), penelitian ini dilakukan oleh Arifin

Puguh Waskitho mahasiswa program studi S-1 Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penelitian ini berfokus

kepada peran keluarga dalam mendukung proses

penyembuhan pasien perilaku kekerasan. Ada beberapa poin

terkait peran keluarga yang diteliti seperti, dukungan keluarga

Page 26: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

12

terhadap proses penyembuhan, peran keluarga dalam

pengawasan minum obat, peran keluarga mengontrol emosi

pasien, dan peran keluarga mencegah kekambuhan pasien

perilaku kekerasan yang semua hasilnya baik.

3. Peran Keluarga Dalam Proses Resosialisasi Terhadap

Anak Berhadapan Dengan Hukum (Studi Kasus RH di Panti

Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur) (2018),

penelitian ini dilakukan oleh Noor Rachmawaty mahasiswa

program studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian ini berfokus kepada bagaimana keluarga

berperan dalam proses resosialisasi pada anak berhadapan

dengan hukum. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah peran

keluarga sangatlah penting pada proses resosialisasi anak

berhadapan dengan hukum guna mencapai hasil yang ingin

dicapai yaitu, anak berhasil menjalani proses resosialisasi dan

berhasil menjadi selayaknya anak seperti pada umumnya.

4. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga

Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia (2018), penelitian ini

dilakukan oleh A.A. Istri Dalem Hana Yundari dan Ni Made

Yunita Dewi dari program studi Ilmu Keperawatan, STIKes

Wira Medika PPNI Bali. Penelitian ini berfokus pada faktor-

faktor yang berhubungan dengan peran keluarga sebagai

caregiver dengan menggunakan metode kuantitatif desain

penelitian korelasi melalui pendekatan cross sectional.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan pada

Page 27: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

13

faktor pengetahuan dan sikap dengan peran keluarga sebagai

caregiver orang dengan skizofrenia. Selanjutnya, tidak

terdapat hubungan pada faktor fasilitas kesehatan dengan

peran keluarga sebagai caregiver orang dengan skizofrenia.

5. Hubungan Konsep Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Relationship Concept

of Family Support with Recurrence Rate in Schizophrenia

(2020), Penelitian ini dilakukan oleh Cindy Tiara, Woro

Pramesti, Upik Pebriyani, dan Ringgo Alfarisi, dari Program

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati, Departemen Ilmu Kejiwaan Rumah Sakit Jiwa

Propinsi Lampung, Departemen Imunologi, Fakultas

Kedokteran Universitas Malahayati, Departemen Fisiologi,

Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati. Penelitian ini

berfokus pada terdapat atau tidaknya hubungan dukungan

keluarga dengan kekambuhan orang dengan skizofrenia yang

berlokasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung dengan

metode penelitian kuantitatif. Kesimpulan yang didapat dari

penelitian ini adalah terdapat hubungan pada dukungan

keluarga dengan kekambuhan orang dengan skizofrenia.

6. Potret Mantan Penderita Skizofrenia Ditinjau Dari

Strength Perspective (2020), penelitian ini dilakukan oleh

Lukman Effendi, Rudi Saprudin Darwis, dan Nurliana Cipta

Apsari dari Pasca Sarjana Kesejahteraan Sosial FISIP

Universitas Padjajaran, Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan

Page 28: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

14

Sosial FISIP Universitas Padjajaran, dan Pusat Studi CSR,

Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, FISIP

Universitas Padjajaran. Penelitian ini berfokus pada

konseptualisasi perspektif kekuatan dalam keilmuan pekerja

sosial dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil

akhir dari penelitian ini adalah mantan penderita skizofrenia

memiliki potensi dari beberapa aspek seperti sumber-sumber,

aspek pilihan-pilihan, aspek kemungkinan-kemungkinan,

aspek pengecualian-pengecualian dan aspek solusi.

7. Qualitative Study of Resilience of Family Caregivers for

Patients with Schizophrenia in Japan (2016), penelitian ini

dilakukan oleh Manami Amagai selaku Professor of

Psychiatric Mental Health Nursing, Graduate School of

Medicine, Kyoto University, Makiko Takahashi dari Miyoshi

Town Office, Saitama, dan Fumiki Amagai dari National

Center of Neurology and Psychiatry, Tokyo, Japan. Penelitian

ini berfokus pada ketahanan anggota keluarga yang merawat

orang dengan skizfrenia di Jepang dengan metode penelitian

kualitatif deskriptif berdasarkan fenomenologi. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah bahwa ketahanan keluarga dapat

mencegah kekambuhan dan membawa keadaan orang dengan

skizofrenia dalam kepulihan terhadap masyarakat.

Page 29: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

15

G. Metode Penelitian

Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang

dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian diartikan

sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

hati- hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis,

2004, p. 24).

Metode penelitian yang peneliti lakukan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian studi ataupun kajian

kepustakaan yang mana penelitian ini mengacu kepada sumber-

sumber data literatur ilmiah seperti jurnal, buku, artikel, catatan,

dan sebagainya. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian kepustakaan yang bersumber kepada data-data

literatur ilmiah yang ditemukan peneliti secara online. Data-data

yang digunakan merupakan data-data yang saling berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan dengan harapan akan

mendapatkan hasil yang berguna bagi masa yang akan datang.

Dalam Mirzaqon. T, dan Budi Purwoko menurut

Sarwono (2006), penelitian kepustakaan adalah studi yang

mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian

sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan

landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Sementara

itu, menurut Sugiyono (2012) penelitian kepustakaan merupakan

kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang

Page 30: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

16

berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada

situasi sosial yang diteliti (T. dan Purwoko, 2017).

Pendekatan studi kepustakaan ini bermaksud untuk menjawab

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait peran keluarga

sebagai caregiver dalam proses penanganan orang dengan

skizofrenia.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan mencari, mengumpulkan, mencatat,

dan menentukan informasi yang didapatkan melalui kajian

kepustakaan. Penelitian kepustakaan sebagai kegiatan yang

dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan

menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu

guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi melalui

penelitian kepustakaan (Khatibah, 2011). Penelitian kepustakaan

adalah cara penelitian bibiliogafi secara sistematik ilmiah, yang

meliputi pengumpulan bahan-bahan bibiliografi, yang berkaitan

dengan sasaran penelitian, teknik pengumpulan dengan metode

kepustakaan, dan mengorganisasikan serta menyajikan data-data.

(Danandjaja, 2014)

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data sekunder

melalui jurnal-jurnal ilmiah penelitian terdahulu secara online,

baik dalam maupun luar negeri.

Page 31: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

17

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I : Terdiri dari pendahuluan yang berisi pemaparan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : Terdiri dari landasan teori, kajian pustaka, dan

kerangka berpikir

BAB III : Terdiri dari temuan-temuan dan analisa data

BAB IV : Berisi uraian yang mengaitkan dengan latar belakang,

teori, dan analisis dari penelitian.

BAB V : Berisi simpulan dan saran dari penelitian.

Page 32: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Peran

Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam

dunia sosiologi, psikologi dan antropologi yang merupakan

perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Teori

peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa digunakan

dalam dunia teater, dimana seorang aktor dalam teater harus

bermain sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai

tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara tertentu. Posisi

seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan posisi seseorang

dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi.

(Sarwono, 2015, p. 215)

Menurut Biddle dan Thomas dalam Sarwono, istilah teori

peran terbagi dalam empat golongan yaitu, terkait orang-orang

yang mengambil bagian dalam interaksi sosial, perilaku yang

muncul dalam interaksi tersebut, kedudukan orang-orang dalam

berperilaku, serta kaitan antar orang dan perilaku. (Sarwono,

2015, p. 215)

Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Dapat

disimpulkan bahwa peran merupakan interaksi dan tingkah laku

seseorang untuk memenuhi harapan orang lain sesuai dengan

kedudukan dan status mereka. (Soekanto, 2004, p. 243)

Page 33: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

19

2. Keluarga

a. Peran Keluarga

Dalam peran keluarga menurut Nasrul Effendi,

terdapat beberapa peran dari masing-masing anggota

keluarga seperti, peran ayah sebagai suami dari istri dan

anak-anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,

pelindung, pemberi rasa aman dan sebagai kepala keluarga,

sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya.

Peran ibu yang merupakan seorang istri dan ibu

dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik

anak-anaknya, pelindung dan salah satu kelompok dari

peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

Peran anak melaksanakan peranan psikososial

sesuai dengan perkembangannya baik fisik, mental, sosial,

dan spiritual. Dalam peran keluarga, keluarga berperan

penting untuk tumbuh kembangnya seorang anak baik

secara rohani maupun secara fisik. (Effendi, 1998, p. 34)

b. Fungsi Keluarga

Menurut Minuchin seperti dikutip oleh Lestari,

keluarga merupakan tempat yang penting bagi

perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial.

Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih sayang,

Page 34: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

20

perlindungan, dan identitas bagi anggotanya. Keluarga

menjalankan fungsi yang penting untuk keberlangsungan

masyarakat dari generasi ke generasi.

Menurut Berns keluarga memiliki lima fungsi

dasar yaitu, dalam fungsi reproduksi keluarga memiliki

tugas untuk mempertahankan populasi yang ada didalam

masyarakat. Dalam fungsi sosialisasi/edukasi keluarga

menjadi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap,

pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari generasi

sebelumnya ke generasi yang lebih muda.

Keluarga juga memiliki fungsi penugasan peran

sosial dengan memberikan identitas pada para anggotanya

seperti ras, etnik, religi, sosial ekonomi, dan peran gender.

Dukungan ekonomi juga diberikan oleh keluarga dengan

menyediakan tempat berlindung, makanan, dan jaminan

kehidupan. Selanjutnya, dukungan emosi/pemeliharaan

yang diberikan oleh keluarga sebagai pengalaman interaksi

sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi

bersifat mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga

memberikan rasa aman pada anak (Lestari, 2012, p. 22).

Horton dan Hunt mengidentifikasikan fungsi

keluarga yaitu sebagai fungsi dalam mengatur penyaluran

dorongan seks. Tidak ada masyarakat yang

memperbolehkan hubungan seks sebebas-bebasnya. Dalam

fungsi reproduksi, keluarga memiliki fungsi reproduksi

berupa pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan

aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga.

Page 35: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

21

Keluarga juga berfungsi untuk melakukan

sosialisasi anggota baru kepada masyarakat sehingga dapat

memerankan apa yang diharapkan darinya. Keluarga sangat

berperan penting dalam pembentukan diri seseorang. Selain

itu, keluarga mempunyai fungsi afeksi yang berarti,

keluarga memberikan cinta dan kasih pada seorang anak.

Selain pada status yang terkait dengan jenis

kelamin, urutan kelahiran, dan hubungan kekerabatan

keluarga juga memberikan status pada suatu kelas sosial

tertentu. Keluarga juga memberikan perlindungan kepada

anggotanya, baik perlindungan fisik maupun bersifat yang

bersifat kejiwaan. Akhirnya, keluarga pun menjalankan

fungsi ekonomi tertentu seperti produksi, distribusi, dan

konsumsi. (Sunarto, 2004, pp. 63-64)

3. Teori Sistem

Teori sistem dalam pekerjaan sosial berasal dari teori

sistem secara umum yang dikembangkan pada tahun 1940 dan

1950an dalam ilmu managemen dan psikologi dan

disempurnakan oleh Von Bertalanffy (1971). Teori biologis ini

melihat semua organisme sebagai sistem yang dibentuk dari

sub sistem dan sebaliknya adalah bagian dari super sistem.

Teori sistem berlaku dalam sistem sosial, seperti kelompok,

keluarga dan masyarakat serta sistem biologis. Hanson (1995)

berpendapat bahwa nilai teori sistem adalah berhubungan

dengan ‘semua’ dibanding hanya dengan suatu perilaku sosial

Page 36: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

22

sebagaimana dijelaskan oleh teori-teori lainnya.

(Ariefuzzaman & Fuaida, 2011, p. 65)

Sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sistem keluarga. Menurut Zastrow sebagaimana dikutip oleh

Isbandi, dengan melihat keluarga sebagai suatu sistem yang

anggotanya saling berinteraksi dan mempunyai saling

ketergantungan satu dengan lainnya. Karena itu, masalah yang

dihadapi oleh individu biasanya dipengaruhi oleh dinamika

yang ada di keluarga mereka. Sebagai konsekuensinya,

perubahan pada satu anggota keluarga (members of the family)

akan dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain.

Zastrow sebagaimana dikutip oleh Isbandi juga

mengemukakan alasan lain untuk menempatkan keluarga

sebagai fokus perhatian, karena keikutsertaan (partisipasi) dari

anggota keluarga biasanya diperlukan dalam proses

‘penyembuhan’ klien (Adi, 2015, p. 175) .

4. Caregiver

Caregiver merujuk kepada seseorang yang menyediakan

pelayanan kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan (John

Hopkins University, 2006). Menurut Awad dan Voruganti

(2008), Caregiver adalah seorang individu yang mempunyai

tugas untuk merawat dan mendukung orang lain dalam

kehidupannya (Awad & Voruganti, 2008).

The National Family Caregivers Assosiation (NFCA)

mendefinisikan caregiving sebagai pemberian dukungan akan

Page 37: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

23

kebutuhan kesehatan baik fisik maupun mental untuk merawat

salah seorang keluarga (Talley, McCorkle, dan Baile, 2012).

a. Tugas dan Fungsi Caregiver

Menurut Garnand (2012) Ada 3 tugas spesifik

sebagai caregiver yang pertama yaitu, dukungan medis

(medical support) yang termasuk penjadwalan, membantu

dalam pengobatan, monitor efek samping, memanajemen

luka, memonitor rekam medis, dan petunjuk medis. Kedua,

pengaturan jaminan dan keuangan (insurance and financial

management) dengan menyeleksi rencana asuransi yang

tepat, membantu menyiapkan obat baru dan obat-obatan

yang mahal, atau menemukan sumber asuransi dan

menyelamatkan keuangan juga menabung. Manajemen

rumah tangga (household management)berikut kepada

manajemen nutrisi, keamanan, kontrol infeksi, menyiapkan

dukungan fisik emosional dan spiritual. (Garnand, 2012)

b. Keluarga sebagai Caregiver

Menurut MetLife dan NAC (2006) dalam Talley

(2012), caregiver keluarga adalah seseorang yang memberi

perawatan kepada keluarga dan seseorang yang dicintainya

dalam keadaan lemah, menua, atau memiliki keterbatasan

mental dan fisik (Talley, McCorkle, dan Baile, 2012). Bila

salah satu anggota keluarga menderita gangguan

kesehatan, keluarga yang lain mengemban peran sebagai

Page 38: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

24

pemberi asuhan atau caregiver (Friedman, Bowden, dan

Jones, 2010).

Menurut Horowitz (1985), Caregiver keluarga

memberikan perawatan informal mencakup 4 dimensi yaitu

perawatan langsung (seperti membantu dressing,

manajemen obat-obatan), perawatan emosional

(menyediakan dukungan sosial dan dukungan lainnya),

perawatan medis (bernegosiasi dengan orang lain,

termasuk tenaga kesehatan, untuk kepentingan pasien),

pengaturan finansial (mengatur sumber keuangan,

termasuk penghasilan dan pembelanjaan) (Talley,

McCorkle, dan Baile, 2012).

Fungsi dari caregiver keluarga adalah

merawat klien yang menderita suatu penyakit termasuk

juga menyediakan makanan, memebawa klien ke

pelayanan kesehatan, dan memberikan dukungan

emosional, kasih sayang dan perhatian (Tantono, 2006)

5. Skizofrenia

Menurut Keliat (2015) skizofrenia merupakan suatu

gangguan jiwa berat yang bersifat kronis yang ditandai dengan

ganggguan komunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau

waham), afek tidak wajar atau tumpul, gangguan fungsi

kognitif serta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. (Keliat dan Pawirowiyono, 2015)

Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik yang

menimbulkan gejala kejiwaan, seperti kekacauan dalam

Page 39: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

25

berpikir, emosi, persepsi, dan perilaku menyimpang, dengan

gejala utama berupa waham (keyakinan salah), delusi

(pandangan yang tidak benar), dan halusinasi (persepsi tanpa

ada rangsang pancaindra). Skizofrenia merupakan penyakit

yang mudah kambuh dan bisa menetap dalam jangka waktu

yang cukup panjang. Bisa saja penyakit ini menetap pada

penderita seumur hidupnya. Bila dibiarkan, penyakit ini dapat

mengakibatkan kemunduran dalam berbagai aspek kehidupan

sosial penderita. (Pairan, Mubarok, dan Nugraha, 2018, p. 64)

Beberapa penelitian menggolongkan gejala-gejala

(simptom) skizofrenia menjadi dua golongan yaitu skizofrenia

simptom positif dan skizofrenia simptom negatif. Skizofrenia

simptom positif adalah fungsi yang berlebihan atau

penyimpangan dari fungsi normal.

Gejala positif tersebut yakni, delusi atau waham, yaitu

suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal).

Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa

keyakinannya tidak rasional, namun penderita tetap meyakini

kebenarannya. Kemudian juga terdapat halusinasi, yaitu

pengalaman panca indra tanpa ada rangsangan (stimulus).

Misalnya penderita mendengar suara suara/bisikan-bisikan di

telinga padahal tidak ada bisikan atau suara-suara itu.

Kekacauan alam pikir juga terjadi, yang dapat dilihat dari

isi pembicaraan. Misalnya bicaranya kacau. Kondisi yang

gaduh, gelisah tidak dapat diam, agresif, bicara sangat

bersemangat dan gembira berlebihan. Seringkali merasa

dirinya orang besar, merasa serba mampu, serba hebat dan

Page 40: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

26

sejenisnya. Selalu curiga hingga pikirannya penuh dengan

kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya

dan memiliki rasa permusuhan.

Sedangkan, gejala negatif skizofrenia adalah pengurangan

atau hilangnya fungsi-fungsi normal dimulai dari, alam

perasaan (affect) “ tumpul” dan “mendatar”. Dapat dilihat dari

gambaran wajah yang tanpa ekspresi. Senang menarik diri atau

mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak dengan

orang lain dan suka melamun. Minimnya kontak emosional,

sulit diajak bicara dan pendiam.

Menjadi pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan

sosial, menghadapi kesulitan dalam berfikir abstrak, dan tidak

ada/kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif,

tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, monoton,

serta tidak ingin apa-apa dan serba malas. (Hawari, 2001)

B. Kerangka Berpikir

Keluarga berperan sebagai caregiver merupakan hal yang

sangat diperlukan dalam pulihnya orang dengan skizofrenia.

Untuk mencapai kondisi pulih pada orang dengan skizofrenia

memerlukan waktu yang tidak sebentar dan tanpa keluarga yang

berperan sebagai seorang caregiver, kondisi orang dengan

skizofrenia akan sulit untuk pulih dan menjalani hari-hari mereka.

Orang dengan skizofrenia membutuhkan keluarga yang

berperan sebagai caregiver karena mereka kesulitan untuk

memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Orang dengan skizofrenia

Page 41: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

27

memerlukan keluarga untuk selalu mengontrol kondisi mereka

dirumah, melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, minum,

berpakaian, mengkonsumsi obat dengan teratur dan peduli pada

kondisi kesehatan mereka.

Selain itu, orang dengan skizofrenia juga membutuhkan

dukungan emosional berupa perhatian dan kasih sayang. Orang

dengan skizofrenia dengan kondisi emosional yang tidak stabil

memerlukan penyesuaian emosional dari keluarga, ini berarti

keluarga juga perlu untuk mengerti gejala-gejala yang dialami.

Selanjutnya, terdapat uraian secara spesifik bagaimana

peran keluarga sebagai caregiver yang diteliti. Dengan mengacu

kepada teori peran keluarga hingga teori caregiver peneliti

menggabungkan kedua teori tersebut menjadi 3 pokok penelitian

penting yang menjadi kerangka penelitian yang diteliti.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti membuat kerangka

berpikir berikut agar memudahkan penggambaran dalam

penelitian ini: Tabel 2.1

ODS

Dokter

Perawat Medis

Caregiver

Keluarga

Page 42: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

28

1. Dokter dalam orang dengan skizofrenia berperan penting

untuk memberikan diagnosa, memeriksa kondisi fisik,

mengontrol perkembangan, serta memberikan pengobatan baik

melalui obat maupun terapi.

2. Perawat medis berperan untuk melakukan perawatan atau

pengasuhan dan memenuhi segala kebutuhan orang dengan

skizofrenia ketika berada di Rumah Sakit.

3. Caregiver keluarga berperan penting dalam hal memberikan

perawatan ketika dirumah seperti, perawatan medis yang

meliputi pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan

memeriksakan kondisi kesehatan. Selanjutnya, caregiver

keluarga juga berperan penting untuk membantu memenuhi

kebutuhan sehari-hari orang dengan skizofrenia yang meliputi

kebutuhan fisik (makanan, perawatan diri, tempat tinggal) dan

kebutuhan psikis atau emosional (dukungan emosional, kasih

sayang, perhatian). Inilah yang menjadi topik untuk penelitian

ini.

Page 43: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

29

BAB III

DATA DAN TEMUAN

Menjalankan peran sebagai seorang caregiver bukanlah

suatu hal yang mudah dilakukan. Selain karena waktu yang

dilalui tidak sebentar, dibutuhkan juga pengetahuan tentang

skizofrenia serta cara perawatan dirumah yang efektif sehingga

akan berdampak pada keadaan orang dengan skizofrenia yang

lebih membaik dan mandiri. Dibutuhkan juga kesabaran dan

semangat yang luar biasa dalam setiap proses yang dilalui, hingga

ketelatenan seorang caregiver skizofrenia dalam kesehariannya

memenuhi kebutuhan orang dengan skizofrenia.

Seperti yang dikemukakan oleh Herdman (2014) yang

dikutip dari peneitian Yundari & Dewi bahwa, salah satu kriteria

keberhasilan pada perawatan orang dengan skizofrenia dirumah

adalah dengan peran keluarga dalam pengelolaan pengobatan

untuk mencegah kekambuhan dan mendukung proses terapi

(Yundari dan Dewi, 2018, p. 29).

Selanjutnya, pada bagian ini peneliti bermaksud untuk

memberikan informasi berupa subyek yang bersumber dari

penelitian terdahulu berdasarkan pengalaman langsung tiga orang

caregiver dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda.

Dengan adanya beberapa perbedaan tersebut, peneliti berharap

hal tersebut dapat menjadikan penelitian ini lengkap dengan

ragamnya informasi yang didapatkan.

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai subyek

untuk penelitian ini berupa jurnal penelitian yang memiliki

Page 44: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

30

subyek langsung yaitu seorang caregiver dari pihak keluarga

yang dijadikan sebagai sumber informasi. Subyek ini dipilih

untuk lebih menguatkan lagi penelitian ini dengan mengkaji

pengalaman dan informasi yang sudah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Peneliti telah memilih tiga jurnal penelitian yang

memiliki beberapa keterkaitan informasi dan yang sesuai dengan

topik yang diteliti. Ketiga penelitian ini memiliki latar belakang

waktu, budaya, dan tempat yang berbeda. Berikut adalah

beberapa informasi terkait ketiga tersebut yang juga akan menjadi

bagian dari informasi mengenai subjek penelitian :

1. Subyek Pertama

Penelitian yang disusun oleh dua orang mahasiswa Psikologi,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya pada

tahun 2015 yang bernama Novia Gita Sari dan Siti Ina Savira

yang berjudul “Pengalaman Family Caregiver Orang Dengan

Skizofrenia”. Penelitian ini memiliki total 6 orang informan

dengan nama SR, Y, MNC, I, S, LTH, yang semuanya

merupakan seorang caregiver. Semua informan ini telah

bersama dan merawat orang dengan skizofrenia dalam kurun

waktu minimal 1 tahun.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu wawancara dengan jenis wawancara semi

terstruktur. Dari 6 orang informan peneliti memutuskan untuk

memilih SR sebagai subjek. SR dalam penelitian ini

merupakan seorang adik yang memiliki kakak dengan

skizofrenia dan juga merupakan caregiver utama yang

merawat kakaknya. Walaupun kakak-kakak SR yang lain juga

Page 45: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

31

seringkali ikut bergantian merawat akan tetapi, hal tersebut

hanya terjadi ketika SR sudah tidak bisa menangani kakaknya

atau ketika kondisi kakaknya sedang marah dan mengamuk.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa ketika kondisi kakaknya

sedang tidak baik atau sedang marah dan mengamuk, SR

langsung menghubungi kakaknya yang lain untuk membantu

menangani.

Alasan peneliti memilih SR diantara 6 orang informan

caregiver lainnya adalah karena berdasarkan informasi dari

hasil wawancara oleh peneliti sebelumnya mengenai SR, SR

yang paling memenuhi informasi yang dibutuhkan bagi

penelitian ini. Meskipun jika seandainya pada hasil akhir nanti

terdapat beberapa poin yang tidak sesuai, yang ingin

difokuskan oleh peneliti adalah terkait pada temuan-temuan

tersebut dan informasinya.

a. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Perawatan

Medis Orang Dengan Skizofrenia

Dalam penelitian terhadap informan SR, SR

menceritakan pengalamannya terkait pengobatan medis

salah seorang kakaknya yang merupakan orang dengan

skizofrenia. Informan SR mengatakan dalam wawancara

yang dilakukan oleh peneliti terdahulu bahwa, SR sudah

membawa anggota keluarganya yang merupakan orang

dengan skizofrenia untuk melakukan pengobatan medis.

SR juga mengatakan bahwa biaya untuk bisa mendapatkan

obatnya senilai seratus ribu lebih. Harga tersebut cukup

berat bagi SR sehingga, ketika kondisi ekonomi keluarga

Page 46: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

32

sedang tidak baik, keluarga jadi tidak memiliki uang untuk

menyediakan obat yang pada akhirnya konsumsi obat

harus berhenti sementara waktu.

b. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Langsung Orang Dengan Skizofrenia

Informan SR mengakui terus berusaha untuk

memenuhi kebutuhan langsung kakaknya yang merupakan

orang dengan skizofrenia. Meski diliputi kesulitan secara

finansial, SR tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan

akan obat kakaknya dengan memberikan obat kepada

kakaknya. Namun, ketika SR sudah benar-benar kesulitan

secara finansial untuk menebus obat pada akhirnya SR tidak

bisa memberikan obat kepada kakaknya itu.

Dalam penelitian ini juga terdapat informasi

bahwa ketika kesulitan dalam pemberian makanan, SR

sering mendapatkan bantuan dari tetangganya secara cuma-

cuma atau gratis. Terkadang bantuan tersebut juga berupa

uang tunai, lauk pauk, atau bahkan nasi. SR mengaku

bahwa meskipun SR mengalami kesulitan pada saat

menjalankan perannya sebagai seorang caregiver, SR

seringkali mendapatkan bantuan dari anggota keluarganya

yang lain yaitu kakaknya. SR juga percaya bahwa SR tidak

perlu khawatir terhadap beban finansial yang harus

ditanggung dalam merawat kakaknya yang merupakan

orang dengan skizofrenia karena, menurutnya rezeki itu

Page 47: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

33

akan ada pada waktunya dan sudah dipersiapkan untuknya

dan kakaknya.

c. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Emosional Orang Dengan Skizofrenia

Dalam menjaga kestabilan emosi, SR selalu

memanggil anggota keluarga yang lain ketika kondisi orang

dengan skizofrenia sudah tidak terkendali. Ketika dalam

kondisi yang sulit untuk dikendalikan, kakaknya akan

melemparkan apapun dan ketika sudah tidak mampu

mengatasi kondisi tersebut, SR akan menghubungi

kakaknya. Menurutnya, kakaknya itu hanya takut dengan

anggota keluarganya yang lain.

Meskipun terkadang merasakan kesulitan ketika

orang dengan skizofrenia sedang dalam keadaan tidak

terkendali, SR tetap berusaha merawat dan selalu

mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan kakaknya yang

merupakan orang dengan skizofrenia. Bahkan ketika

mengalami kesulitan ekonomi pun SR tetap percaya bahwa

rezeki untuk kakaknya sudah dipersiapkan.

Dari keseluruhan penelitian tersebut yang sudah

dilakukan, peneliti menemukan beberapa hal yang terungkap

ketika seorang anggota keluarga menjadi seorang caregiver.

Pertama, yaitu masalah yang muncul dan harus dihadapi ketika

menjadi seorang caregiver skizofrenia. Dalam subyek SR ini,

terdapat masalah materi atau ekonomi yang tidak hanya dapat

Page 48: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

34

menghambat kepulihan orang dengan skizofrenia tetapi juga,

dapat berdampak pada keberlangsungan hidup keluarga.

Kedua, dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi

keluarga tetap berusaha merawat dan memenuhi kebutuhan

orang dengan skizofrenia. Penelitian ini berfokus pada

kekuatan dan usaha keluarga dalam melewati dan mengatasi

masalah-masalah tersebut.

2. Subyek Kedua

Penelitian yang disusun pada tahun 2017 oleh mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Widyagama

Mahakam Samarinda berlokasi di Sebakung Jaya yang

bernama Rosdiana. Jurnal penelitian ini berjudul “Identifikasi

Peran Keluarga Penderita dalam Upaya Penanganan Gangguan

Jiwa Skizofrenia”. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi

jumlah informan yang terdapat pada penelitian ini ada 6 orang.

Para informan ini terdiri dari 3 orang yang merupakan

caregiver keluarga, 1 orang petugas kesehatan puskesmas

Sebakung Jaya, 1 orang kepala desa, serta 1 orang petugas

Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Samarinda.

Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah hasil

dari dilakukannya wawancara secara mendalam, observasi, dan

dokumentasi pada keluarga maupun orang dengan skizofrenia.

3 orang informan yang juga merupakan caregiver keluarga

masing-masing berinisial S, I, dan D. Dari ketiga caregiver

keluarga yang semuanya merupakan orangtua orang dengan

Page 49: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

35

skizofrenia. Pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk

lebih berfokus pada informasi pada informan I dan anggota

keluarganya yang merupakan orang dengan skizofrenia.

Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa I merupakan

seorang ibu sekaligus seorang caregiver yang berjuang

merawat anak pertamanya yang masih berusia 21 tahun.

Diketahui pula, bahwa I bekerja mengelola perkebunan karet

milik oranglain yang hasilnya dibagi sesuai dengan

persetujuan pemilik perkebunan.

Alasan peneliti memilih untuk lebih berfokus pada

informan I adalah karena I memiliki latar belakang kondisi

keluarga yang berbeda dari subyek yang difokuskan oleh

peneliti dari sumber data jurnal penelitian pertama. Informasi

terkait informan yang dipaparkan oleh penyusun jurnal

tersebut merupakan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti

untuk melengkapi penelitian ini. Beberapa perbedaan pasti

akan selalu ada dan hal tersebut yang membuat informasi

menjadi lengkap dan beragam.

a. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Perawatan

Medis Orang Dengan Skizofrenia

Informan selanjutnya adalah seorang ibu yang juga

sekaligus berperan sebagai caregiver dengan bertanggung

jawab terhadap anaknya. Ibu ini berinisial I yang merawat

anaknya yang sudah mengalami skizofrenia sejak umur 19

tahun. Diketahui bahwa I sudah mengambil keputusan

untuk membawa anaknya menjalani pengobatan medis dan

Page 50: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

36

mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa Atma

Husada Samarinda.

Hanya saja, berdasarkan informasi yang

disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Atma Husada

Samarinda diketahui bahwa, dari pihak orangtua atau pihak

I hanya dua kali datang selama anaknya dirawat disana.

Pertama, ketika pertama kali membawa rujukan dan

mengurus administrasi terkait. Kedua, pada saat

menjemput kepulangan anaknya ketika sudah

diperbolehkan. Keluarga benar-benar menyerahkan seluruh

proses pengobatan kepada pihak rumah sakit. Pengetahuan

keluarga sebagai seorang caregiver skizofrenia sendiri

masih minim ditambah lagi dengan pemikiran bahwa orang

dengan skizofrenia tidak akan bisa pulih.

b. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Langsung Orang Dengan Skizofrenia

Dalam hal kebutuhan obat-obatan ataupun

kebutuhan cek kesehatan bila terjadi masalah lainnya,

diketahui bahwa I telah berusaha memenuhi kebutuhan

tersebut. Menurut petugas kesehatan Puskesmas juga

menyatakan bahwa kontrol ketika kehabisan obat ataupun

ingin melakukan konsultasi adalah hal yang rutin

dilakukan oleh pihak keluarga disana. Bahkan ketika

kondisi orang dengan skizofrenia tidak memungkinkan dan

butuh penanganan intensif, keluarga biasanya langsung

Page 51: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

37

menerima rujukan untuk melakukan perawatan di RSJ

Atma Husada Samarinda.

Dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa

keluarga juga masih kurang dalam memenuhi kebutuhan

langsung orang dengan skizofrenia terutama dalam hal

fisik dan lingkungan. Kondisi kebersihan fisik dan

lingkungan sekitar seperti kamar orang dengan skizofrenia

yang kotor bahkan dapat dikatakan memprihatinkan, pada

akhirnya menimbulkan masalah baru berupa munculnya

penyakit kulit serta penyakit pernafasan yang diderita

orang dengan skizofrenia.

c. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Emosional Orang Dengan Skizofrenia

Terkait informan I, diketahui bahwa pada awalnya

I tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami

skizofrenia. I bahkan merasa ingin marah karena sudah

membiayai anaknya akan tetapi kenyataan terjadi tidak

sesuai dengan yang I harapkan. I merasa kesal, begitu juga

dengan suaminya yang tidak bisa menerima yang akhirnya

suaminya juga pernah bertindak memukul.

Setelah itu I pergi ke Jawa dan bertemu dengan

keluarganya, disana I mendapatkan nasihat yang cukup

membuat hati I menjadi berubah. Nasihat itu akhirnya

membawa I kepada penerimaan diri anaknya. Akhirnya, I

menerima takdir yang sudah ditentukan dengan menerima

kondisi anaknya dan perlahan-lahan mulai memberikan

Page 52: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

38

pengertian kepada suaminya terkait kondisi anaknya yang

juga berakhir pada penerimaan.

Namun, dalam menjalankan perawatan dengan

baik masih tidak dapat dikatakan berjalan. Terlebih pada

perawatan diri orang dengan skizofrenia yang masih kurang.

Dalam pemberian perhatian, kasih sayang, dan dukungan

untuk pulih juga masih kurang, hal ini dibuktikan dengan

informasi dari pihak petugas kesehatan yang mengatakan

bahwa I tidak pernah menjenguk anaknya selama anaknya

menerima perawatan di RSJ Atma Husada Samarinda.

Bahkan hanya dua kali datang selama anaknya menerima

perawatan disana.

Selain itu, terdapat juga informasi bahwa keluarga

tidak mampu untuk menciptakan interaksi yang aktif satu

sama lain sehingga membuat kondisi orang dengan

skizofrenia semakin memburuk. Keluarga juga tidak

mampu menciptakan lingkungan sosial yang kondusif untuk

proses kepulihan orang dengan skizofrenia.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa peran keluarga

sangatlah penting dalam kepulihan orang dengan skizofrenia.

Selain penerimaan diri dan penanganan medis, orang dengan

skizofrenia juga membutuhkan dukungan dan perawatan untuk

pulih. Perawatan diri juga diperlukan agar tidak menimbulkan

penyakit lain yang dapat memperburuk kondisi orang dengan

skizofrenia. Lingkungan sosial juga perlu untuk dimodifikasi

agar orang dengan skizofrenia dapat berinteraksi dan

Page 53: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

39

melakukan komunikasi baik dengan keluarga maupun dengan

orang luar.

3. Subyek Ketiga

Selanjutnya, yang menjadi sumber data dan acuan dalam

peneltian ini adalah penelitian yang disusun oleh mahasiswa

Keperawatan beserta Dosen Pembimbingnya pada tahun 2016,

yang bernama Raphita Diorarta dan Jesika Pasaribu dari STIK

Sint Carolus. Penelitian ini berjudul “Pengalaman Keluarga

Merawat Penderita Skizofrenia Dengan Masalah Utama

Perilaku Kekerasan”. Penelitian dilakukan di RSJ. Soeharto

Heerdjan Jakarta dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif melalui pendekatan fenomenologi deskriptif.

Terdapat total 6 orang informan yang juga merupakan

caregiver keluarga dalam penelitian ini yang memiliki

pengalaman dalam merawat orang dengan skizofrenia.

Pada saat penelitian dilakukan, diketahui kondisi orang

dengan skizofrenia dalam penelitian ini adalah sedang

menerima perawatan langsung di RSJ Jakarta. Kondisi ini

tentu berbeda dengan sumber data penelitian pertama dan

kedua yang mana menurut informasi yang dipaparkan didalam

penelitian pertama dan kedua, kondisi orang dengan

skizofrenia pada penelitian tersebut tidak sedang dirawat di

RSJ melainkan menerima perawatan dirumah.

Hal ini juga menjadi salah satu alasan peneliti

memutuskan untuk memilih penelitian ini sebagai sumber data.

6 orang informan yang merupakan caregiver keluarga dalam

Page 54: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

40

penelitian ini berinisial K1, K2, K3, K4, K5, dan K6. Dari

keenam informan tersebut, peneliti memutuskan untuk lebih

berfokus pada informasi pada K2 dan anggota keluarganya

yang merupakan orang dengan skizofrenia yang dipaparkan

oleh penyusun penelitian tersebut. K2 dalam penelitian ini

berperan sebagai ayah yang merawat anaknya yang mengalami

skizofrenia.

Alasan peneliti memutuskan untuk lebih berfokus pada

pemaparan informasi pada K2 selain karena informasi tersebut

sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yakni,

diantara pemaparan informasi dari semua informan, informasi

dari K2 lah yang lebih lengkap dibandingkan dengan informan

yang lain. K2 juga memiliki latar belakang hubungan keluarga

dan kondisi yang berbeda dari 2 orang informan penelitian

yang lain. Hal tersebut membuat peneliti menjadi semakin

tertarik dalam memberikan fokus pada informasi K2 yang

dipaparkan oleh penyusun penelitian ini sebagai sumber data.

a. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Perawatan

Medis Orang Dengan Skizofrenia

Dalam penelitian tersebut, informan K2

mengatakan bahwa pada awalnya, K2 merasakan

kebingungan ketika melihat perubahan anaknya yang

menurutnya sangat berbeda dari anaknya yang sebelumnya

pendiam dan rajin beribadah. Dikarenakan anaknya berasal

dari pesantren, K2 akhirnya memutuskan untuk membawa

anaknya menemui 28 orang pintar dengan maksud

melakukan pengobatan.

Page 55: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

41

Sayangnya, pengobatan alternatif tersebut tidak

satupun membuahkan hasil yang signifikan. Kondisi orang

dengan skizofrenia tidak kunjung membaik dan hal

tersebut membuat K2 menjadi khawatir. K2 terus berusaha

mencari cara dan informasi untuk membuat kondisi

anaknya menjadi pulih kembali. Setelah berusaha keras

dan berpikir bahwa kondisi anaknya sama sekali tidak bisa

ditangani sendiri oleh K2, K2 akhirnya membuat

keputusan untuk mengandalkan pelayanan kesehatan dan

kemudian membawa anaknya untuk menjalankan

pengobatan di Rumah Sakit Jiwa.

b. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Langsung Orang Dengan Skizofrenia

Informan K2 mengatakan bahwa K2 telah

berusaha mencari informasi dari para teman dan saudaranya

untuk membuat kondisi anaknya pulih kembali. Hingga K2

memutuskan untuk mengandalkan pelayanan kesehatan

yang mengharuskan anaknya untuk dirawat di Rumah Sakit

Jiwa dalam beberapa waktu. K2 juga merasa siap untuk

kembali merawat anaknya ketika dokter mengijinkan

anaknya untuk dirawat dirumah. K2 juga mencari informasi

kepada teman-teman dan saudara-saudaranya bagaimana

cara untuk bisa memperbaiki kondisi anaknya dan

bagaimana cara agar anaknya segera pulih.

Page 56: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

42

c. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Emosional Orang Dengan Skizofrenia

Informan K2 sebagai keluarga utama yang juga

seorang caregiver telah menerima dengan tabah dan ikhlas

kondisi anaknya yang merupakan orang dengan skizofrenia

tersebut. K2 juga selalu berdo’a untuk meminta pertolongan

kepulihan anaknya dan terus berusaha mencari informasi

untuk membawa kondisi anaknya menjadi lebih baik lagi.

Dalam merawat anaknya ketika dirumah, K2

selalu khawatir dan cemas ketika anaknya suka berjalan-

jalan pergi keluar rumah dan tak kunjung pulang. K2

seringkali menunggu anaknya dipinggir jalan hingga pukul

04.00 pagi karena khawatir, dan tidak ada cara lain untuk

mencarinya dan menghubunginya dikarenakan anaknya

tidak menggunakan alat telepon genggam.

K2 juga menyesuaikan kondisi emosional anaknya

yang merupakan orang dengan skizofrenia. K2 mempelajari

kondisi tertentu yang dapat menjadi pemicu emosi dari

anaknya seperti, kondisi dimana tidak boleh ada hal yang

membuatnya tersinggung, merasa tercela, ataupun dikasari.

Menurut K2, kondisi tersebut akan langsung

membawa efek negatif pada kondisi emosional anaknya

yang merupakan orang dengan skizofrenia. Maka dari itu,

sangat dibutuhkan kehati-hatian untuk mengontrol emosi

dari orang dengan skizofrenia yang lebih sensitif dan K2

selalu berusaha mengontrol kondisi tersebut demi kestabilan

emosi anaknya.

Page 57: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

43

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa peran

keluarga dalam kepulihan orang dengan skizofrenia sangatlah

penting. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

akan berdampak pada kepulihan orang dengan skizofrenia.

Seperti halnya K2 yang akhirnya memutuskan untuk melakukan

pengobatan medis dan bersedia untuk mencari segala informasi

yang dibutuhkan untuk kepulihan orang dengan skizofrenia.

Jelas dapat diketahui bahwa pengetahuan keluarga dalam hal

perawatan dirumah adalah hal yang sangat penting dalam

menangani orang dengan skizofrenia.

Page 58: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

44

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menganalisis hasil temuan

melalui kajian kepustakaan yang telah dilakukan oleh penulis

melalui sumber-sumber penelitian terdahulu. Analisis ini akan

ditinjau dan berfokus pada teori utama yaitu, peran keluarga

seperti yang sudah ada pada bab II. Teori peran keluarga (bab II,

hlm 19) yang dikemukakan oleh Nasrul Effendi terdiri dari

beberapa peran yang saling berkaitan 1. Peran Ayah, 2. Peran Ibu,

3. Peran Anak, 4. Peran Keluarga.

Selanjutnya, peneliti lebih memfokuskan isi analisis bab

ini pada teori peran keluarga namun, analisis ini akan tetap

berhubungan dengan teori-teori lainnya yang mendukung dan

berhubungan dengan penelitian ini. Peran keluarga dalam

penelitian ini ditinjau melalui kajian kepustakaan penelitian

terdahulu dengan menambahkan 3 data klien yang telah diteliti

oleh peneliti terdahulu dari sumber yang berbeda-beda. Peran

keluarga yang akan dianalisa disini ada tiga bagian, peran

keluarga sebagai caregiver dalam perawatan medis orang dengan

skizofrenia, peran keluarga sebagai caregiver dalam pemenuhan

kebutuhan langsung orang dengan skizofrenia, peran keluarga

sebagai caregiver dalam pemenuhan kebutuhan emosional orang

dengan skizofrenia.

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak atau yang

bisa disebut keluarga inti adalah faktor yang paling utama dalam

Page 59: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

45

mendukung kepulihan orang dengan skizofrenia. Masing-masing

anggota keluarga memiliki peran yang dijalankan untuk saling

mendukung satu sama lain namun, jika salah satu anggota

keluarga mengalami masalah yang membuatnya tidak dapat

menjalankan perannya atau tugasnya maka, anggota kelurga yang

lain dapat membantu mengisi kekosongan tersebut.

1. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Perawatan

Medis Orang dengan Skizofrenia

Dalam keluarga terdapat kepala keluarga yang sangat

berperan penting dalam keluarga. Ayah memegang peran

utama yang bertanggung jawab atas apapun yang terjadi pada

keluarganya. Dalam merawat orang dengan skizofrenia

tanggung jawab seorang ayah dapat menjadi lebih besar

karena masalah yang dihadapi. Seorang ayah harus mencari

nafkah bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari melainkan

juga untuk memenuhi kebutuhan pengobatan orang dengan

skizorenia dalam mencapai kepulihannya.

Selain mencari nafkah, dalam menangani orang dengan

skizofrenia ayah yang merupakan kepala keluarga juga

memiliki peran untuk melindungi keluarganya dari stigma

negatif masyarakat dan memberikan rasa aman pada

keluarganya termasuk orang dengan skizofrenia. Salah satu

subyek yaitu, K2 adalah seorang ayah yang menjadi caregiver

bagi anaknya yang mengalami skizofrenia.

Pada subyek K2, K2 telah berusaha menjalankan

perannya sebagai seorang ayah yang juga sekaligus seorang

Page 60: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

46

caregiver dengan baik. Dalam hal perawatan medis, K2

berusaha memenuhi pengobatan untuk kepulihan anaknya

dengan membawanya ke RSJ di Jakarta. Begitupun pada

subyek I yang juga sudah berusaha membawa anaknya

melakukan pengobatan medis. I membawa anaknya berobat

mulai dari puskesmas hingga akhirnya menerima rujukan ke

RSJ di Samarinda.

Namun, pada subyek SR yang mengalami kesulitan

ekonomi tidak dapat membawa kakaknya yang merupakan

orang dengan skizofrenia untuk mendapatkan pengobatan

medis sepenuhnya. Pengobatan medis terpaksa berhenti

karena kondisi ekonomi SR yang tidak memungkinkan untuk

memenuhi biaya pengobatan tersebut.

Pada bagian ini sesuai dengan teori peran keluarga (bab II,

hlm 19) yaitu keluarga berperan penting untuk tumbuh

kembangnya seorang anak, sebagai pengasuh, dan juga

sebagai pelindung. Dalam fungsi keluarga seperti yang

dikemukakan oleh Horton dan Hunt (bab II, hlm 20) juga

sesuai bahwa, keluarga memberikan perlindungan kepada

anggotanya, baik yang bersifat fisik maupun kejiwaan.

Dari ketiga subyek ini, dalam memenuhi peran keluarga

sebagai caregiver dalam perawatan medis orang dengan

skizofrenia dapat dikatakan bahwa ketiga subyek ini telah

berusaha untuk memenuhinya. Meskipun pada subyek SR

terdapat masalah yang pada akhirnya membuat proses

perawatan medis tersebut menjadi terhenti.

Page 61: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

47

2. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Langsung Orang dengan Skizofrenia

Sebagai caregiver, keluarga harus memenuhi segala

kebutuhan untuk kepulihan orang dengan skizofrenia.

Keluarga juga harus mendukung dan membuat kondisi rumah

yang baik untuk menunjang kepulihan orang dengan

skizofrenia. Semakin baik keadaan rumah semakin cepat

perkembangan kepulihan orang dengan skizofrenia. Anggota

keluarga lain yang juga memiliki peran yang penting sebagai

keluarga dan seorang caregiver adalah seorang ibu. Sebagai

keluarga dan orangtua peran ibu tidak berbeda jauh dengan

ayah selain itu, peran lain sebagai seorang caregiver juga

harus dijalankan memberikan tanggung jawab baru yang

harus dijalankan oleh keluarga.

Peran keluarga sebagai caregiver dalam memenuhi

kebutuhan langsung orang dengan skizofrenia yang dimaksud

disini mencakup kebutuhan sehari-hari orang dengan

skizofrenia. Kebutuhan sehari-hari tersebut dapat berupa

konsumsi maupun perawatan diri.

Subyek I yang merupakan seorang ibu sekaligus sebagai

caregiver bagi anaknya kurang menjalankan perannya dengan

baik dalam hal perawatan diri. Hal ini terjadi karena

kesibukan yang dialami oleh keluarga dalam pekerjaannya

selain itu, keluarga sudah menganggap orang dengan

skizofrenia tidak dapat pulih. Telah dijelaskan didalam

penelitian sebelumnya temasuk kondisi fisik orang dengan

Page 62: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

48

skizofrenia yang masih kurang dalam hal kebersihan diri dan

perawatan diri.

Dalam penelitian sebelumnya juga dijelaskan bahwa

kondisi lingkungan kamar orang dengan skizofrenia juga

tidak dapat dikatakan bersih. Hal ini dapat membuat kondisi

orang dengan skizofrenia memburuk dengan adanya

kemungkinan terkena penyakit lain seperti gatal-gatal ataupun

gangguan pernafasan.

Saat penelitian dilakukan pada subyek K2, anaknya yang

merupakan orang dengan skizofrenia sedang menerima

tindakan perawatan langsung dari RSJ sehingga, dalam hal

pemenuhan kebutuhan langsung sudah ditanggung oleh pihak

RSJ. Keluarga datang untuk membesuk dan melihat

perkembangan yang terjadi pada orang dengan skizofrenia.

Dalam kondisi yang berbeda, subyek SR yang diliputi

kesulitan ekonomi, sebagai adik dan juga sekaligus sebagai

caregiver, SR selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan

kakaknya yang merupakan orang dengan skizofrenia. Ketika

dalam kesulitan ekonomi pun SR sering dibantu oleh

tetangganya sehingga masih tetap tercukupi untuk kebutuhan

sehari-hari kecuali pengobatan orang dengan skizofrenia.

Pada bagian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

MetLife dan NAC (bab II, hlm 23) bahwa caregiver keluarga

merupakan seseorang yang memberikan perawatan pada

anggota keluarganya dan seseorang yang dicintainya yang

memiliki kondisi yang lemah, menua, atau dalam keterbatasan

fisik maupun mental. Begitupun juga yang dikemukakan oleh

Page 63: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

49

Berns (bab II, hlm 20) bahwa keluarga memberikan tempat

untuk berlindung, makanan, dan juga jaminan kehidupan.

Dapat disimpulkan bahwa sudah menjadi sebuah keharusan

bagi keluarga yang berperan sebagai caregiver untuk

memenuhi kebutuhan langsung sehari-hari orang dengan

skizofrenia.

Berdasarkan analisis dari ketiga subyek dapat dikatakan

bahwa peran keluarga sebagai caregiver dalam pemenuhan

kebutuhan langsung orang dengan skizofrenia sudah dipenuhi

oleh subyek SR dan K2. Pada subyek I dikarenakan

kesibukan sehari-harinya dalam bekerja dan tidak adanya

keyakinan pada kepulihan orang dengan skizofrenia,

membuat proses pemenuhan kebutuhan langsung orang

dengan skizofrenia masih belum terpenuhi.

3. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Emosional Orang dengan Skizofrenia

Dalam orang dengan skizofrenia, pulih adalah tujuan

mereka. Agar orang dengan skizofrenia dapat melakukan

aktivitasnya kembali seperti sedia kala dan melaksanakan

fungsi sosialnya secara mandiri. Kebutuhan akan lingkungan

yang mendukung bagi kepulihannya juga sangat diperlukan.

Bagaimana keluarga selalu melatih orang dengan

skizofrenia untuk aktif dan mandiri, mendengarkan apa yang

dirasakan, memberikan kasih sayang dan perhatian,

mendukung setiap usahanya dan membuatnya terus

bersemangat untuk pulih. Hal tersebut akan sangat berarti dan

Page 64: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

50

berpengaruh dalam kepulihan orang dengan skizofrenia.

Perlahan tapi pasti, orang dengan skizofrenia akan

mendapatkan fungsi sosialnya kembali.

Dalam subyek K2, K2 juga berusaha menjaga anaknya

dengan menerima keadaan anaknya dan selalu melindunginya

hingga mengusahakan kepulihan anaknya. K2 juga membesuk

anaknya ketika mendapatkan perawatan langsung di RSJ, juga

selalu berdoa untuk kepulihan anaknya dan terus berusaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya agar segera pulih.

Dalam penyesuaian emosi juga dilakukan oleh K2, K2

mengerti saat-saat bagaimana emosional orang dengan

skizofrenia naik dan bagaimana cara untuk mencegah hal

tersebut terjadi. Hal ini membuat K2 menyesuaikan

perilakunya pada kondisi emosional orang dengan

skizofrenia. Lewat subyek K2 ini dapat terlihat dengan jelas

bahwa K2 telah menjalankan perannya sebagai seorang

caregiver dalam memberikan kasih sayang dan dukungan

emosional pada orang dengan skizofrenia.

Dalam penerimaan diri dan upaya pengobatan I sudah

berusaha untuk menjalankan perannya. Namun, dalam

pemberian kasih sayang dan perhatian masih kurang sehingga

proses pemulihan orang dengan skizofrenia pun berjalan

lambat. Hal ini dijelaskan didalam penelitian sebelumnya

bahwa I tidak pernah membesuk anaknya ketika menerima

perawatan langsung di RSJ.

Pada subyek SR yang merupakan adik sekaligus caregiver

dari orang dengan skizofrenia, dalam menjalankan perannya

Page 65: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

51

pada pemenuhan kebutuhan emosional orang dengan

skzofrenia dapat dikatakan belum berjalan sepenuhnya. SR

masih belum bisa mengendalikan emosional kakaknya yang

merupakan orang dengan skizofrenia. Ditambah lagi, dengan

terhentinya pengobatan medis pada orang dengan skizofrenia,

dapat menyebabkan kondisi orang dengan skizofrenia sulit

untuk membaik. Hal ini membuat SR tidak dapat mengatasi

kakaknya ketika emosinya sudah mulai naik sehingga, SR

akan langsung menghubungi kakaknya yang lain untuk

membantunya.

Pada bagian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Zastrow (bab II, hlm 22) bahwa keluarga dapat dilihat sebagai

sebuah sistem yang para anggotanya saling berinteraksi dan

berhubungan satu sama lainnya. Lalu, keikutsertaan

(partisipasi) dari anggota keluarga biasanya diperlukan dalam

proses ‘penyembuhan’ klien. Hal ini juga sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Berns (bab II, hlm 20) bahwa keluarga

memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama bagi

anak.

Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh, dan

berdaya tahan sehingga menimbulkan rasa aman pada anak.

Dapat disimpulkan bahwa semakin terbangun interaksi yang

baik maka, semakin timbul rasa pengertian. Hal ini akan

mempermudah caregiver dalam melakukan penyesuaian

emosi terhadap orang dengan skizofrenia.

Page 66: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

52

Melalui ketiga subyek yang diteliti, pada bagian

pemenuhan kebutuhan emosional ini hanya subyek K2 yang

benar-benar sudah memenuhi perannya sebagai caregiver

keluarga pada orang dengan skizofrenia. Sedangkan subyek I

dan SR masih belum bisa menyesuaikan kebutuhan emosinal

pada orang dengan skizofrenia.

Page 67: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada pembahasan penelitian terkait peran keluarga

sebagai caregiver terhadap penanganan orang dengan skizofrenia

dari awal hingga akhir dapat ditarik kesimpulan secara

keseluruhan bahwa, peran keluarga sebagai caregiver sangatlah

berpengaruh terhadap kepulihan orang dengan skizofrenia.

Keluarga merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan satu

sama lain sehingga, ketika salah satu anggota keluarga

mengalami skizofrenia dibutuhkan partisipasi dari keluarga untuk

membawa kondisi orang dengan skizofrenia menjadi lebih baik

atau pulih. Dalam partisipasi tersebut terdapat peran-peran

keluarga yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam

menangani orang dengan skizofrenia, yaitu:

1. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Perawatan

Medis Orang dengan Skizofrenia

Perawatan medis bagi orang dengan skizofrenia

merupakan hal yang sangat penting dan utama pada

penanganan orang dengan skizofrenia. Dalam pengobatan

medis orang dengan skizofrenia memerlukan bantuan dari

keluarga sebagai caregiver, yang mana dalam proses

pengobatan tersebut tidak dapat dilakukan secara mandiri oleh

orang dengan skizofrenia karena keterbatasan yang mereka

miliki. Disinilah keluarga berperan dalam membantu

menyediakan pengobatan medis yang dibutuhkan oleh orang

Page 68: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

54

dengan skizofrenia sebagai bentuk pengasuhan dan

perlindungan dari peran keluarga yang dikemukakan oleh

Nasrul Effendi (bab II, hlm 19) dan juga, sebagai bentuk

peran keluarga sebagai caregiver yang memberikan

perawatan informal berupa perawatan medis sebagaimana

yang dikemukakan oleh Horowitz (bab II, hlm 24).

2. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Langsung Orang dengan Skizofrenia

Orang dengan skizofrenia memiliki keterbatasan dalam

memenuhi kebutuhan langsung sehari-harinya seperti,

konsumsi dan perawatan diri. Hal ini berkaitan dengan

berkurang atau hilangnya fungsi-fungsi normal orang dengan

skizofrenia. Jika tidak dibantu oleh keluarga, hal ini akan

menghambat kepulihan orang dengan skizofrenia. Untuk itu,

keluarga sebagai caregiver sangat berperan penting dalam

membantu orang dengan skizofrenia memenuhi kebutuhan

langsungnya.

3. Peran Keluarga Sebagai Caregiver dalam Pemenuhan

Kebutuhan Emosional Orang dengan Skizofrenia

Pemenuhan kebutuhan emosional orang dengan

skizofrenia penting untuk dilakukan. Orang dengan

skizofrenia juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang

seperti yang dikemukakan oleh Horowitz (bab II, hlm 24),

perawatan emosional harus diberikan oleh keluarga sebagai

caregiver. Selain itu, orang dengan skizofrenia juga

Page 69: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

55

membutuhkan penyesuaian emosional dari orang-orang

sekitarnya. Orang dengan skizofrenia memiliki gejala

emosional yang agresif sehingga, hal tersebut dapat membuat

orang dengan skizofrenia menjadi cenderung sensitif.

Orang yang paling berperan untuk memenuhi kebutuhan

emosional orang dengan skizofrenia adalah keluarganya

sendiri. Dalam peran keluarga juga seperti yang dikemukakan

oleh Nasrul Effendi (bab II, hlm 19) bahwa, keluarga sangat

berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara rohani

dan fisik. Untuk itu, keluarga perlu memahami dan memenuhi

apa yang dibutuhkan oleh orang dengan skizofrenia secara

emosional dapat membuat kondisi emosional orang dengan

skizofrenia menjadi lebih baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan-temuan dan analisis yang ada

terkait Peran Keluarga Sebagai Caregiver Terhadap Penanganan

Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Skizofrenia,

terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan untuk

perbaikan di masa depan:

1. Bagi Keluarga Sebagai Caregiver Skizofrenia

Kepada anggota keluarga yang menjadi seorang caregiver

skizofrenia, tetaplah percaya bahwa orang dengan skizofrenia

dapat pulih dengan menerima penanganan yang tepat. Untuk

itu, tiga peran penting yang sudah dianalisis yaitu, peran

keluarga sebagai caregiver dalam perawatan medis,

pemenuhan kebutuhan langsung, serta pemenuhan kebutuhan

Page 70: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

56

emosional pada orang dengan skizofrenia adalah tiga peran

yang harus dijalankan oleh keluarga yang menjadi seorang

caregiver. Karena ketiga peran ini sangat penting dan saling

berkaitan pada kondisi orang dengan skizofrenia juga

berhubungan pada kepulihannya.

2. Bagi Tenaga Medis di Bidang Kesehatan Jiwa

Kepada tenaga medis di bidang kesehatan jiwa untuk

lebih mensosialisasikan kembali terkait kepulihan orang

dengan skizofrenia. Masih banyak pemikiran negatif dan

pengetahuan yang tidak tepat bahwa orang dengan skizofrenia

tidak dapat pulih. Hal tersebut dapat mempengaruhi

pemikiran keluarga dan dapat membuat keluarga orang

dengan skizofrenia kehilangan motivasi dan keyakinannya

untuk kepulihan orang dengan skizofrenia.

Ketika keluarga yang seharusnya membantu orang dengan

skizofrenia mencapai kepulihannya telah kehilangan motivasi

dan keyakinannya maka, akan terjadi penelataran baik secara

langsung maupun tidak langsung pada orang dengan

skizofrenia. Hal ini tentu saja dapat memperburuk kondisi

orang dengan skizofrenia.

3. Bagi Pekerja Sosial Medis di Bidang Kesehatan Jiwa

Kepada pekerja sosial medis di bidang kesehatan jiwa

untuk lebih terhubung pada keluarga orang dengan

skizofrenia. Karena menjadi seorang caregiver orang dengan

skizofrenia tidak mudah, terdapat permasalahan yang muncul

Page 71: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

57

ketika menangani orang dengan skizofrenia yang mungkin

dapat menghambat kepulihan orang dengan skizofrenia.

Motivasi dan semangat pun ada kalanya dapat menurun

ketika menjadi seorang caregiver orang dengan skizofrenia

selama jangka waktu yang tidak sebentar. Pekerja sosial

medis dapat terhubung dengan keluarga dan memastikan

bahwa keluarga menjalankan perannya sebagai caregiver

dengan baik di rumah.

Page 72: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

58

DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. R. (2015). Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,

Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan). Jakarta:

Rajawali Pers.

Ariefuzzaman, S. N., & Fuaida, L. D. (2011). Belajar Teori

PEKERJAAN SOSIAL. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arifin, J. (2005). Tehnik Penarikan Sample Dan Pengumpulan

Data. Jakarta.

Awad, G., & Voruganti, L. (2008). The Burden of Schizophrenia

on Caregivers. 149-162.

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian

Kesehatan RI. (2016, Oktober O6). PERAN KELUARGA

DUKUNG KESEHATAN JIWA MASYARAKATi.

Retrieved Februari 20, 2020, from KEMENTERIAN

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA:

https://www.kemkes.go.id/article/print/16100700005/pera

n-keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html

Bumagin, V. E., & Hirn, K. F. (2006). Caregiving. Newyork:

Springer Publishing Co Inc.

Danandjaja, J. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan.

Antropologi Indonesia. .

Effendi, N. (1998). Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Kedokteran EGC.

Page 73: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

59

Erlina, Soewadi, & Pramono, D. (2010). DETERMINAN

TERHADAP TIMBULNYA SKIZOFRENIA PADA

PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA

PROF. HB SAANIN PADANG SUMATERA BARAT .

71.

Fahmi, P. D. KESEHATAN JIWA dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat Jilid 1. Jakarta: Bulan Bintang.

Friedman, M., Bowden, V., & Jones, E. G. (2010). Keperawatan

Keluarga: Riset, Teori dan Praktek (5th ed.). Jakarta:

EGC.

Garnand, J. J. (2012). Cancer Caregiver Roles: Why You Need to

Know. U.S.A: Balboa Press.

Ghony, M. D., & Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hawari, D. (2001). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa

Skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

John Hopkins University. (2006). Supporting the Caregiver in

Dementia. Baltimore: John Hopkins University Press.

Keliat, B. A., & Pawirowiyono, A. (2015). Keperawatan Jiwa

Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2. Jakarta: EGC.

Khatibah. (2011). Penelitian Kepustakaan. Jurnal Iqra’ Volume

05 No.01 , 36-39.

Page 74: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

60

Lestari, S. (2012). PSIKOLOGI KELUARGA Penanaman Nilai

dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta:

KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Mardalis. (2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penyusunan Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif:

Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial

Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Murdock, G. P. (1965). Social Structure. Tenth printing. New

York: The McMillan Company.

Pairan, Mubarok, A. M., & Nugraha, E. N. (2018). METODE

PENYEMBUHAN PENDERITA SKIZOFRENIA OLEH

MANTRI DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN

SOSIAL . 64.

Pairan, Mubarok, A. M., & Nugraha, E. N. (2018). METODE

PENYEMBUHAN PENDERITA SKIZOFRENIA OLEH

MANTRI DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN

SOSIAL. 66-76.

Page 75: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

61

Rosdiana. (2018). Identifikasi Peran Keluarga Penderita dalam

Upaya Penanganan Gangguan Jiwa Skizofrenia. 174-180.

Rosdiana. (2018). Identifikasi Peran Keluarga Penderita dalam

Upaya Penanganan Gangguan Jiwa Skizofrenia. 174-180.

Sakri, S. (2018, 02 02). Menjaga Fitrah Anak. Retrieved 09 10,

2020, from KUTTAB AL-FATIH:

https://www.kuttabalfatih.com/menjaga-fitrah-anak-2/

Sarwono, S. W. (2015). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:

Rajawali Pers.

Soekanto, S. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, cet. 37:

Raja Grafindo Persada.

Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku Ajar Keperawatan

Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penyusunan Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif,

Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sukmarini, N. (2009). Optimalisasi Peran Caregiver Dalam

Penatalaksanaan Skizofrenia. Majalah Psikiatri XLII.

Page 76: PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER TERHADAP …

62

Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi (edisi revisi). Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

T., A. M., & Purwoko, B. (2017). Studi Kepustakaan Mengenai

Landasan Teori dan Praktik Konseling Expressive

Writing. Jurnal BK Unesa , 4.

Talley, R., McCorkle, R., & Baile, W. (2012). Cancer Caregiving

in the United States: Research, Practice, Policy. London:

Springer.

Tantono, S. (2006). Beban Caregiver Lanjut Usia di Beberapa

Tempat Sekitar Kota Bandung. Majalah Psikiatri XL, 4,.

32–33.

Timby, B. K. (2009). Fundamental Nursing and Concept. 9th

Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa, (Edisi Revisi). Bandung:

PT. Refika Aditama.

Yundari, A. I., & Dewi, N. M. (2018). FAKTOR-FAKTOR

YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN

KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER PASIEN

SKIZOFRENIA . Journal of Borneo Holistic Health,

Volume 1 No. 1 .

Zahnia, S., & Sumekar, D. W. (2016). Kajian Epidemiologis

Skizofrenia. 161.