17
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh : Fatrias Ratna Sari G 000 090 203 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN …eprints.ums.ac.id/25823/25/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf2012/2013. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran kepala

Embed Size (px)

Citation preview

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS SDM (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama

Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh :

Fatrias Ratna Sari G 000 090 203

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

ABSTRAK

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013

Peran kepala sekolah adalah peran yang sangat strategis, karena kepala sekolah memimpin staf guru maupun karyawan. Selain itu kepala sekolah harus menerapkan manajemen yang baik kepada siswa yang menjadi tanggung jawabnya. Supaya sumber daya manusia sekolah yang terdiri dari guru-guru dan para karyawan dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah, maka kepala sekolah dituntut untuk dapat mengelola dan mengatur mereka dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas intelektual maupun peningkatan skill.

Tujuan penelitian peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten yaitu untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam meningkatkan SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2012/2013. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2012/2013 dan apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan karyawan. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis SWOT.

Hasil dari penelitian ini adalah peran kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Klaten terbukti sangat efektif dan profesional dengan tipe kepemimpinan demokratisnya. Pembinaan terhadap guru seperti mengikutsertakan guru workshop, diklat, seminar, MGMP, sertifikasi, mengadakan pengajian tarjih dan memberikan dorongan untuk melanjutkan S2. Sedangkan pembinaan terhadap karyawan seperti pelatihan ketrampilan komputer, perpustakaan dan bahasa Inggris, menerapkan disiplin kerja dan waktu, mengadakan piket, mengadakan pengajian tarjih. Faktor pendukungnya yaitu sarana dan prasarana lengkap, letak sekolah yang strategis, gurunya rata-rata sudah S1 dan karyawan sudah berkompetensi sesuai dengan bidangnya, dan kepala sekolah selalu menerapkan supervisi terhadap kinerja bawahannya. Adapun faktor penghambatnya adalah antusiasme masyarakat masih kurang, masih ada 2 guru yang belum S1, ketrampilan karyawan dalam hal ilmu teknologi dan keterlambatan siswa dalam membayar SPP.

Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, Peningkatan SDM

2

PENDAHULUAN

Sebagai penyelenggara

pendidikan formal, sekolah

mempunyai tanggung jawab besar

terhadap berlangsungnya proses

pendidikan, maka produk dari sebuah

sekolah harus berupa lulusan yang

memiliki kompetensi yang unggul.

Oleh sebab itu, diperlukan kepala-

kepala sekolah profesional yang

mampu membentuk manajemen

sekolah yang baik/efektif agar dapat

mewujudkan visi, misi, tujuan, dan

sasaran sekolahnya melalui program-

program yang dilaksanakan secara

terarah dan bertahap. Pemimpin

sekolah tersebut biasa disebut dengan

kepala sekolah.

Komponen pendidikan yang

paling berperan dalam meningkatkan

kualitas pendidikan yaitu kepala

sekolah. Seperti diungkapkan

Supriyadi (dalam Mulyasa, 2007: 24-

25) bahwa:

“Erat hubungannya antara

mutu sekolah dengan berbagai

aspek kehidupan sekolah

seperti disiplin sekolah, iklim

budaya sekolah, dan

menurunnya perilaku nakal

peserta didik”. Dalam pada itu,

kepala sekolah bertanggung

jawab atas manajemen

pendidikan secara mikro, yang

secara langsung berkaitan

dengan proses pembelajaran di

sekolah. Sebagaimana

dikemukakan dalam pasal 12

ayat 1 PP 28 tahun 1990

bahwa: “Kepala sekolah

bertanggung jawab atas

penyelenggaraan kegiatan

pendidikan, administrasi

sekolah, pembinaan tenaga

pemeliharaan sarana dan

prasarana”.

Dalam perannya kepala

sekolah juga sebagai motor penggerak,

penentu arah kebijakan sekolah, yang

akan menentukan bagaimana tujuan-

tujuan sekolah dan pendidikan pada

umumnya direalisasikan. Sehubungan

dengan MBS, kepala sekolah dituntut

untuk senantiasa meningkatkan

efektifitas kinerja. Dengan begitu,

MBS sebagai paradigma baru

pendidikan dapat memberikan hasil

3

yang memuaskan. Kinerja

kepemimpinan kepala sekolah dalam

kaitannya dengan MBS adalah segala

upaya yang dilakukan dan hasil yang

dapat dicapai oleh kepala sekolah

dalam mengimplementasikan MBS di

sekolahnya untuk mewujudkan tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien

(Mulyasa, 2007: 126). Davis, G.A dan

Thomas, M.A (1989) menyatakan

bahwa: “Kepala sekolah yang efektif

mempunyai karakteristik sebagai

berikut: 1) mempunyai jiwa

kepemimpinan dan mampu memimpin

sekolah, 2) memiliki kemampuan

untuk memecahkan masalah, 3)

mempunyai ketrampilan sosial, 4)

profesional dan kompeten dalam

bidang tugasnya” (dalam Wahyudi,

2009: 63).

Dalam lembaga pendidikan

sekolah terdapat beberapa manajemen

komponen-komponen sekolah.

Manajemen tersebut meliputi

manajemen kurikulum, manajemen

personalia, manajemen kesiswaan,

manajemen keuangan, manajemen

sarana prasarana, manajemen sistem

informasi sekolah, dan manajemen

supervisi pendidikan (TIM FKIP

UMS, 2004: 86-87). Dari beberapa

manajemen tersebut kepala sekolah

mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk mengaturnya. Di sinilah peran

serta profesionalisme kepala sekolah

akan dibuktikan dalam mewujudkan

visi, misi serta meningkatkan mutu

pendidikan di lembaga sekolah

tersebut. Keberhasilan suatu sekolah

terletak pada kemampuan pimpinan

sekolah dalam mengelola manajemen

personalianya. Manajemen personalia

ini juga disebut manajemen tenaga

kependidikan. Dalam manajemen

personalia terdapat Sumber Daya

Manusia (SDM) seperti guru dan

karyawan yang ada dalam sekolah.

Peningkatan kualitas SDM

merupakan persyaratan mutlak untuk

mencapai tujuan pembangunan.

Kualitas SDM ditingkatkan melalui

berbagai program pendidikan yang

sistematis dan terarah berdasarkan

kepentingan yang mengacu pada

kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) dengan dilandasi

oleh keimanan dan ketakwaan

(IMTAQ) (Mulyadi, 2007: 4).

4

Pemberdayaan sumber daya

sekolah merupakan tanggung jawab

kepala sekolah, karena itu kepala

sekolah harus dapat menemukan

faktor-faktor penghambat dan

selanjutnya mencari solusi secara tepat

untuk mengatasi hambatan yang

muncul. Upaya agar mampu mengatasi

berbagai masalah yang terjadi di

sekolah, maka kepala sekolah sebagai

pemimpin sebagai PEMASSLEC yaitu

personnal, educator, manager,

administrator, supervisor, social,

leader, entrepreneur, and climator

(Usman, 2010: 277). Apabila hal ini

terwujud, maka kepala sekolah dapat

dikatakan berhasil dalam

meningkatkan mutu pendidikan di

sekolahnya.

Secara singkat dapat

disimpulkan bahwa peran kepala

sekolah sangat menentukan arah

keberhasilan sekolah. Oleh karena itu

kepala sekolah harus profesional

dalam meningkatkan mutu SDM

dalam pendidikan. Dapat dikatakan

bahwa apabila pimpinan sekolahnya

baik, maka baik pula sekolah tersebut,

begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu

peran kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas SDM ini sangat

diutamakan. Karena keberhasilan suatu

sekolah terletak pada kemampuan

pimpinan sekolah dalam mengelola

SDM yang ada dalam sekolah

termasuk pemberdayaan masyarakat

sekitarnya. SDM yang harus

ditingkatkan adalah seperti

keprofesionalisme guru dan karyawan,

baik secara kognitif, afektif dan

psikomotor agar dapat menjalankan

tugas-tugasnya secara efektif dan

efisien disertai dengan meningkatkan

kesejahteraan guru dan karyawan.

SMP Muhammadiyah 1 Klaten

termasuk salah satu sekolah swasta

dengan terakreditasi A. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa indikasi yang

terdapat di SMP Muhammadiyah 1

Klaten mencakup kurikulum

pendidikan, output, kualitas guru,

minat orang tua, bangunan gedung

serta fasilitas yang ada di sekolah

tersebut yang dikategorikan

berkualitas. SMP Muhammadiyah 1

Klaten mempunyai kelebihan dalam

Bilingual class dan regular class.

5

Tenaga pengajar yang ada di SMP

Muhammadiyah 1 Klaten merupakan

tenaga yang cukup berkualitas, hal ini

dapat dilihat bahwa guru yang ada

rata-rata lulusan S1.

Berdasarkan permasalahan di

atas, maka menjadi alasan bagi penulis

untuk meneliti bagaimana peran kepala

sekolah dalam meningkatkan kualitas

SDM di SMP Muhammadiyah 1

Klaten sehingga sekolah tersebut

menjadi salah satu sekolah yang maju

dan menjadi sekolah favorit di Klaten.

Penulis tertarik untuk meneliti sekolah

tersebut, maka penulis mengambil

judul penelitian “Peran Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan

Kualitas SDM di SMP

Muhammadiyah 1 Klaten Tahun

Pelajaran 2012/2013”.

LANDASAN TEORI

A. Peran Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal

dari dua kata yaitu kepala dan

sekolah. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kepala

adalah pemimpin, ketua

(kantor, pekerjaan,

perkumpulan, dsb) (Depdiknas,

2005: 545). Sekolah adalah

bangunan atau lembaga untuk

belajar dan mengajar serta

tempat menerima dan memberi

pelajaran (Depdiknas, 2005:

1013). Jadi kepala sekolah

adalah pemimpin dari sebuah

lembaga yang digunakan untuk

proses belajar mengajar.

2. Peran Kepala Sekolah

Dalam bukunya, Usman

(2010, 277-278) berpendapat

bahwa agar dapat mengatasi

berbagai masalah yang terjadi

di sekolah, maka kepala

sekolah memiliki tugas sebagai

PEMASSLEC yaitu personnal,

educator, manager,

administrator, supervisor,

social, leader, entrepreneur,

and climator. Apabila hal ini

terwujud, maka kepala sekolah

dapat dikatakan berhasil dalam

meningkatkan mutu pendidikan

di sekolahnya.

Sebagai Personnal,

kepala sekolah harus memiliki

6

integritas kepribadian dan

akhlak mulia, pengembangan

budaya, keteladanan keinginan

yang kuat dalam

pengembangan diri,

keterbukaan dalam

melaksanakan tugas pokok dan

fungsi, kendali diri dalam

menghadapi masalah dalam

pekerjaan, bakat dan minat

jabatan sebagai pemimpin

pendidikan.

Sebagai Educator,

kepala sekolah berperan

merencanakan, melaksanakan,

menilai hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih,

meneliti dan mengabdi kepada

masyarakat.

Sebagai Manajer,

kepala sekolah harus

melaksanakan perencanaan

program sekolah,

pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan.

Sebagai Administrator,

kepala sekolah harus mampu

mengelola ketatausahaan

sekolah dalam mendukung

pencapaian tujuan sekolah.

Sebagai Supervisor,

kepala sekolah harus

merencanakan supervisi,

melaksanakan supervisi, dan

menindaklanjuti hasil supervisi

untuk meningkatkan

profesionalisme guru.

Sebagai Social, kepala

sekolah harus bekerja sama

dengan pihak lain untuk

kepentingan sekolah,

berpartisipasi dalam kegiatan

sosial kemasyarakatan dan

memiliki kepekaan (empati)

sosial terhadap orang atau

kelompok lain.

Sebagai Leader, kepala

sekolah harus mampu

memimpin sekolah dalam

rangka pendayagunaan sumber

daya sekolah secara optimal.

Sebagai Entrepreneur,

kepala sekolah harus kreatif,

inovatif, bekerja keras, etos

kerja, ulet (pantang menyerah),

naluri kewirausahaan.

7

Sebagai Climator,

kepala sekolah harus mampu

menciptakan iklim sekolah

yang kondusif (Usman, 2010:

277-278).

3. Teori Kepemimpinan

Teori tentang

kepemimpinan memang terus

berkembang seiiring dengan

perkembangan zaman. Teori-

teori tersebut pada umumnya

menunjukkan perbedaan karena

setiap peneliti mempunyai

pandangan yang berbeda

dengan peneliti lainnya. Teori-

teori yang membahas

kepemimpinan secara garis

besar dapat dikelompokkan

kedalam teori, yaitu: teori sifat,

teori perilaku, dan teori

situasional (TIM FKIP UMS,

2004: 79).

4. Tipe Kepemimpinan

Secara umum tipe-tipe

kepemimpinan dapat

diklasifikasikan menjadi tiga

macam yaitu: Tipe

kepemimpinan Otoriter, laissez

faire, dan Demokratis.

5. Kompetensi Kepala Sekolah

Menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomer 13

Tahun 2007 (dalam Wahyudi,

2009: 29-32) tentang Standar

Kepala Sekolah atau Madrasah,

bahwa kepala sekolah harus

memiliki standar kompetensi

sebagai berikut ini:

Kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan,

supervisi dan sosial.

6. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam kaitannya

dengan peningkatan kinerja

tenaga kependidikan (guru dan

karyawan) dan kualitas

sekolah, kepala sekolah yang

profesional seperti disarankan

Sellis (dalam Mulyasa, 2007:

86) harus memperhatikan hal-

hal berikut ini:

a. Mempunyai visi atau daya

pandang yang mendalam

tentang mutu yang terpadu

bagi lembaga maupun bagi

tenaga kependidikan dan

8

peserta didik yang ada di

sekolah.

b. Mempunyai komitmen

yang jelas pada proses

peningkatan kualitas.

c. Mengkomunikasikan pesan

yang berkaitan dengan

kualitas.

d. Menjamin kebutuhan

peserta didik sebagai

perhatian kegiatan dan

kebijakan lembaga atau

sekolah.

e. Menyakinkan terhadap para

pelanggan (peserta didik,

orang tua, dan masyarakat)

bahwa terdapat “channel”

cocok untuk

menyampaikan harapan dan

keinginannya.

f. Pemimpin mendukung

pengembangan tenaga

kependidikan.

g. Tidak menyalahkan pihak

lain jika ada masalah yang

muncul tanpa dilandasi

bukti yang kuat.

h. Pemimpin melakukan

inovasi terhadap sekolah.

i. Menjamin struktur

organisasi yang

menggambarkan tanggung

jawab yang jelas.

j. Mengembangkan

komitmen untuk

menghilangkan setiap

penghalang. baik yang

bersifat organisasional

maupun budaya.

k. Membangun tim kerja yang

efektif.

l. Mengembangkan

mekanisme yang cocok

untuk melakukan

monitoring dan evaluasi.

7. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kepemimpinan

Kepala Sekolah dalam

Meningkatkan Kualitas SDM

a. Meskipun di antara para

pemimpin banyak yang

memiliki keahlian dan

jabatan dalam pekerjaan

yang sama, tetapi terdapat

juga perbedaan-perbedaan

dalam perilaku dan sikap

serta gaya

9

kepemimpinannya. Hal ini

disebabkan karena adanya

berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi nya.

Adapun faktor-faktor yang

dimaksud adalah

(Purwanto, 2008: 59-61):

keahlian dan pengetahuan

yang dimiliki oleh

pimpinan dalam

menjalankan

kepemimpinannya, jenis

pekerjaan atau lembaga

tempat pemimpin itu

melaksanakan tugas

jabatannya, sifat-sifat

kepribadian pemimpin,

sifat-sifat kepribadian

pengikut atau sekelompok

yang dipimpinnya, sangsi-

sangsi yang ada di tangan

pemimpin.

B. Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Sumber Daya

Manusia

Sumber daya manusia

adalah potensi manusia yang

dapat dikembangkan untuk

proses produksi (Depdiknas,

2005: 1102). Komariah dan

Cepi (2005: 4) menjelaskan

bahwa input sumber daya

meliputi sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya.

Sumber daya manusia sekolah

terdiri dari kepala sekolah,

guru dan tenaga kependidikan

lainnya. Sedangkan sumber

daya lainnya meliputi uang,

peralatan, perlengkapan, bahan,

bangunan, dan sebagainya.

2. Fungsi Manajemen SDM

Menurut Edwin B.

Flippo (1996: 5) fungsi

manajemen sumber daya

manusia seperti halnya fungsi

manajemen umum, yaitu:

a. Fungsi Manajerial meliputi

Perencanaan (Planning),

Pengorganisasian

(Organizing), Pengarahan

(Directing), Pengendalian

(Controlling).

b. Fungsi Operasional

meliputi Pengadaan

Tenaga Kerja atau

Pengadaan Sumber Daya

Manusia (recruitment),

10

Pengembangan

(development),

Kompensasi

(compensation),

Pengintegrasian

(integration),

Pemeliharaan

(maintenance), Pemutusan

Hubungan Tenaga Kerja

(separation).

3. Peran Kepala Sekolah dalam

Rangka Meningkatkan Kualitas

SDM

Upaya untuk

memanfaatkan kekuatan dan

peluang serta mengatasi

kelemahan dan ancaman

terhadap paradigma baru

kepala sekolah profesional

harus menerapkan cara antara

lain (Mulyasa, 2007: 77):

pembinaan kemampuan

profesional tenaga

kependidikan, revitalisasi

MGMP dan MKKS di sekolah,

peningkatan disiplin,

pembentukan kelompok diskusi

profesi, dan peningkatan

layanan perpustakaan dan

penambahan koleksi.

Upaya yang dilakukan

oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas SDM di

sekolah antara lain: pembinaan

disiplin tenaga kependidikan,

pemberian motivasi,

penghargaan (reward), dan

persepsi.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan

penelitian lapangan (field

research) karena didasarkan pada

data-data yang terkumpul dari

lapangan secara langsung. Jenis

penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan

deskriptif, yaitu data yang

terkumpul dijelaskan dengan kata-

kata atau kalimat, gambar dan

bukan dengan angka (Moleong,

2004: 11).

2. Metode Pengumpulan Subjek

Dalam penelitian ini

sumber data yang digunakan

berupa sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber

11

data primer dalam penelitian ini

yaitu kepala sekolah, guru dan

karyawan di SMP Muhammadiyah

1 Klaten. Sedangkan sumber data

sekunder yaitu data yang diperoleh

dari penelitian kepustakaan dan

dokumentasi atau wawancara.

Sumber data sekunder dalam

penelitian ini yaitu berupa data-

data tertulis seperti data guru tetap,

karyawan dan siswa, struktur

organisasi, daftar inventaris dan

lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh

informasi dari sumbernya.

Wawancara ini digunakan

untuk mencari data tentang

peran kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas SDM.

b. Observasi adalah cara

pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang

diteliti. Observasi ini

digunakan untuk mencari data

yang berhubungan dengan

kondisi sekolah, sarana

prasarana, kegiatan-kegiatan

guru, karyawan dan siswa, dll.

c. Metode Dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hak-

hak atau variabel yang dapat

berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda,

dan sebagainya. Yaitu untuk

melengkapi data wawancara

dan observasi.

4. Analisis Data

Analisis data dalam

penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data

berlangsung, hingga selesai

pengumpulan data. Miles dan

Huberman (1984), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas. Aktivitas

dalam analisis data, yaitu reduksi

data, penyajian data, verifikasi atau

penarikan kesimpulan. Dalam

analisis faktor pendukung dan

penghambat menggunakan analisis

SWOT.

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peran Kepala sekolah dalam

Meningkatkan Kualitas SDM di

SMP Muhammadiyah 1 Klaten.

a. Pembinaan terhadap guru

meliputi: Memberikan

pembinaan dan pengarahan

untuk membuat program

tahunan, program semester,

silabus dan RPP;

Mengikutsertakan guru dalam

kegiatan MGMP sekolah lain,

workshop, diklat, seminar,

sertifikasi, dan pengajian tarjih;

Memotivasi guru untuk S2;

Mengadakan pelatihan

informasi teknologi, bahasa

Inggris, dan olahraga (senam);

Menerapkan disiplin kerja,

disiplin waktu dan piket;

Memberikan dukungan bagi

guru tidak tetap untuk dapat

dijadikan guru tetap yayasan

dan guru tetap yayasan untuk

dapat menjadi pegawai negeri

sipil; Memberikan penghargaan

bagi guru berprestasi.

b. Pembinaan terhadap karyawan

meliputi: Memberikan

pembinaan dan pengarahan

untuk membuat laporan hasil

kerja; Mengadakan pelatihan

ketrampilan, menerapkan

disiplin kerja, disiplin waktu,

dan piket; memberikan

dukungan bagi karyawan tidak

tetap untuk dapat dijadikan

karyawan tetap yayasan;

Memberikan penghargaan bagi

karyawan berprestasi;

Mengikutsertakan dalam

pengajian tarjih; Selalu

menanyakan keperluan

insidentil yang diperlukan oleh

karyawan guna untuk

memenuhi prasarana sekolah

dan proses akreditasi.

2. Faktor-faktor Pendukung dalam

Meningkatkan Kualitas SDM di

SMP Muhammadiyah 1 Klaten

meliputi: Sarana dan prasarana

lengkap, tenaga pendidiknya dan

karyawan sudah berkompetensi

sesuai dengan bidangnya masing-

masing, letak sekolah yang

strategis, kepala sekolah selalu

melaksanakan supervisi terhadap

kinerja guru dan karyawan,

13

hubungan dengan masyarakat

sekitar sekolah terjalin harmonis,

memiliki SDM yang mempunyai

semangat bekerja untuk

mewujudkan visi dan misi yang

akan diraih sekolah, kepala sekolah

menerapkan program kelas reguler

dan kelas Bilingual, kepala sekolah

memberikan bantuan berupa SPP,

menciptakan rasa kekeluargaan

dan rasa nyaman di sekolah, dan

kepala sekolah selalu menerapkan

sifat disiplin waktu dan disiplin

kerja.

3. Faktor-faktor Penghambat dalam

Meningkatkan Kualitas SDM di

SMP Muhammadiyah 1 Klaten

meliputi: antusiasme masyarakat

masih kurang sehingga siswa

masih sedikit, ekstra pembelajaran

bagi siswa yang nilainya masih

kurang baik, kejuaraan dalam

bidang IPTEK masih rendah,

masih ada 2 guru yang belum S1,

sering terjadi keterlambatan siswa

dalam membayar SPP sekolah, dan

ketrampilan karyawan dalam hal

IT (Ilmu Teknologi) masih kurang

khususnya dalam bidang

komputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aan, Komariah dan Triatna, Cepi. 2005. Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2005. Kamus besar

Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka

. 2003. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

E, Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala

Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

. Manajemen

Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

. Standar

Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi

Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara

Husaini, Usman. 2010. Manajemen

Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara

14

Kunandar. 2010. Guru Profesional “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru”. Jakarta: Rajawali Pers

Nawawi, Hadari. 2001. Perencanaan

SDM Untuk Organisasi Profit Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

.

Kepemimpinan Menurut

Islam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

. 2003.

Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ngalim, Purwanto. 2008. Admintrasi

Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis

Sekolah. Jakarta: Grasindo