Upload
vodieu
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen
Pada Restoran Cheese Chicken
Penelitian untuk Tesis Magister Perbankan Syariah
Program Studi Magister Perbankan Syariah
Tesis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master
Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Diajukan Oleh
Sri Handayani
NIM 21170850000008
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Sri Handayani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Februari 1975
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Sudah Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Villa Bintaro Regency Blok i 4 No.6
Bintaro - Tangerang Selatan, Banten
PENDIDIKAN FORMAL
1981-1987 : SDN Negeri 04 Senen Jakarta
1987-1990 : SMPN 79 Kemayoran Jakarta
1990-1993 : SMAN 10 Sawah Besar Jakarta
1996-2000 : SI Manajemen Keuangan Dan Perbankan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma
Widya Jakarta
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : H. M.Sayuti Wahid
Ibu : Hj. Andimurtniati
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah Tesis ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kemusyrikan ke zaman ketauhidan dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Atas kehendak Allah SWT dan kerja keras penulis dapat menyelesaikan
Tesis ini yang berjudul “Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli
Konsumen Pada Restoran Cheese Chicken”, Tesis ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Master Ekonomi.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan bimbingan,
baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Tesis ini, kepada :
1. Kedua orang tua, Ayahanda H.M.Sayuti Wahid dan Ibunda Hj.Andi
Murniaty Arahman yang telah membesarkan saya, serta senantiasa selalu
memberi semangat, dan doa disetiap harinya. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada Penulis
selama ini. Aamiin Yaa Rabbal’alamin.
2. Bapak Prof.Dr.Amilin, S.E.Ak, Msi, CA, QIA, BKP, CRMP selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Herni Ali, HT, SE, MM selaku ketua prodi Magister Perbankan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah bersedia meluangkan
vi
waktu, memberikan penggarahan dan masukan yang sangat membantu,
semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak.
4. Bapak Ade Suherlan, MM, MBA selaku Sekretaris Program Magister
Perbankan Syariah yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan
penggarahan dan masukan. Terima kasih bapak atas masukan dan
penggarahan yang sangat membantu. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan bapak.
5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST, M.M selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan penggarahan dan masukan.
Terima kasih Ibu atas penggarahan dan masukan yang sangat membantu,
semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu.
6. Bapak Dr. Desmadi Suharuddin, MA selaku Penguji Sidang Tesis yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dan
memotifasi penulis agar tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan
pengalamannya.
8. Suamiku tercinta, Syahrir Maulana yang selalu berdoa, menasehati,
membantu, serta memberi support untuk menyelesaikan tesis selama ini.
9. Saudaraku tersayang, Kak Icha, Mas Darsono, Andi Mappiare, Andi Putra
dan Daifa yang selalu berdoa, memberi semangat, membantu, selama ini.
vii
viii
ABSTACT
The Role of Logo and Halal Certification towards consumer purchasing intention
in Cheese Chicken Restaurant
The purpose of the research is to find out the effect of logo and halal
certification toward proxy attitudes, subjective norms and behavior control
perceptions of consumer purchasing intention in Cheese Chicken Restaurant
Jakarta and surrounding areas. The research uses primary data through
distributing questionnaires to respondents as many as 100 people by using
convenience sampling method. The data were analyzed using Partial Least
Square and processed using SmartPLS 3.0 statistical software.
The results of the research show that the logo and halal certification
that are proxied attitudes have a positive effect and significant on consumer
purchasing intention of 0,150 with a significant of 0,018. Subjective norms have a
positive effect and significant on consumer purchasing intention of 0.751 with a
level significance of 0.000 and perceptual behavior control has a positive effect
and significant towards consumer purchasing intention of 0.162 with a level
significance of 0.001.
Keyword: Attitudes, Subjective norms, perceptual behavior control and purchasing
intention
ix
ABSTRAK
Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen Pada Restoran
Cheese Chicken
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logo dan sertifikasi
halal dengan proksi sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi terhadap
niat beli konsumen pada restoran Cheese Chicken Jakarta dan sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada
responden sebanyak 100 orang dengan metode convenience sampling. Data
dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square dan diolah menggunakan
perangkat lunak statistik SmartPLS 3,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, logo dan sertifikasi halal yang
diproksi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen
sebesar 0,150 dengan nilai signifikansi 0,018. Norma subjektif berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen sebesar 0,751 dengan
signifikansi 0,000 dan kontrol perilaku persepsi memiliki pengaruh positif sebesar
dan signifikan terhadap niat beli konsumen sebesar 0,162 dengan signifikansi
0,001.
Kata kunci: Sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsi dan niat beli
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Fokus Permasalahan .............................................................. 5
1.2.1. Batasan Masalah ........................................................ 5
1.2.2. Rumusan Masalah ...................................................... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
1.3.1. Tujuan Penelitian ....................................................... 6
1.3.2. Manfaat Penelitian ..................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Konsumen ................................................................ 8
2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen .................................. 8
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen ................................................................... 9
2.1.3. Perspektif Riset Perilaku Konsumen .......................... 14
2.2. Multi Atribut Produk ............................................................. 17
2.2.1. Atribut Produk............................................................ 17
2.2.2. Merek ......................................................................... 23
2.2.3. Sertifikasi Halal.......................................................... 31
xi
2.2.4. Logo Halal.................................................................. 35
2.3. Theory Of Reasoned Action (TRA) ....................................... 37
2.4. Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) ..... 39
2.4.1. Sikap Terhadap Perilaku ............................................ 41
2.4.2. Norma Subjektif ......................................................... 43
2.4.3. Persepsi Kontrol Perilaku
(Perceived Behavioral Control) ................................. 44
2.4.4. Niat Berperilaku (Behavioral Intention) .................... 45
2.5. Penelitian Terdahulu .............................................................. 47
2.6. Kerangka Berpikir .................................................................. 69
2.7. Perumusan Hipotesa .............................................................. 70
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 72
3.2. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 72
3.2.1. Populasi Penelitian ..................................................... 72
3.2.2. Sampel Penelitian ....................................................... 73
3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................... 74
3.4. Metode Analisis Data ............................................................. 76
3.4.1. Merancang Model Pengukuran (Outer Model) .......... 77
3.4.1.1. Convergent Validity .................................. 78
3.4.1.2. Discriminant Validity ................................ 78
3.4.1.3. Average Variance Extracted (AVE) .......... 78
3.4.1.4. Composite Reliability ................................ 79
3.4.1.5. Cronbach Alpha ......................................... 79
3.4.2. Merancang Model Struktur (Inner Model) ................. 79
3.4.3. Konstruksi Diagram Jalur .......................................... 80
3.5. Uji Hipotesis .......................................................................... 82
3.6. Definisi Operasional Variabel ............................................... 83
xii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tentang Restoran Cheese Chicken .......... 85
4.1.1. Profil Restoran Cheese Chicken ............................... 85
4.1.2. Macam-macam Produk Cheese Chicken ................... 86
4.1.3. Kelebihan Restoran Cheese Chiken ........................... 86
4.2. Distribusi Karakteristik Responden ....................................... 90
4.3. Pengujian Hipotesis .............................................................. 93
4.3.1. Skema Model Partical Last Squarce (PLS) ................ 93
4.3.2. Hasil Uji Evaluasi Outer Model ................................. 95
4.3.2.1. Hasil Convergent Validity ......................... 95
4.3.2.2. Hasil Uji Discriminant Validity ................. 96
4.3.2.3. Hasil Uji Composite Reliability ................ 98
4.3.2.4. Hasil Uji Cronbach Alpha ......................... 98
4.3.3. Hasil Uji Evaluasi Inner Model ................................ 99
4.3.3.1. Hasil Uji Path Coefficient ......................... 99
4.3.3.2. Hasil Uji Kebaikan Model
(Goodness Of Fit) ...................................... 100
4.4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 101
4.5. Hasil dan Pembahasan ........................................................... 103
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 109
5.2. Keterbatasan .......................................................................... 110
5.3. Saran ...................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 112
LAMPIRAN ............................................................................................... 116
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu .............................................................. 21
Tabel 3.1: Penetapan Skor ...................................................................... 76
Tabel 3.2 : Ringkasan Rule Of tumb Evaluasi Model Pengukuran Validitas
Dan Reliabilitas Konstruk dengan indikator Reflektif .......... 79
Tabel 3.3 : Indikator Variabel .................................................................. 83
Tabel 4.1: Uji Pretes Validitas ................................................................ 88
Tabel 4.2 : Hasil Uji Pretest Reliabilitas .................................................. 89
Tabel 4.3 : Distribusi Kuesioner .............................................................. 89
Tabel 4.4 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia .......... 90
Tabel 4.5 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Agama ...... 91
Tabel 4.6 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin 91
Tabel 4.7 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan 92
Tabel 4.8 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan .. 92
Tabel 4.9 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan kunjungan . 93
Tabel 4.10 : Hasil Uji Convergent Validity ............................................... 95
Tabel 4.11 : Hasil Uji Discriminant Validity Cross Loading .................... 96
Tabel 4.12 : Hasil Uji Average Variant Extracted (AVE) ........................ 97
Tabel 4.13 : Nilai Composite Reliability .................................................... 98
Tabel 4.14 : Nilai Cronbach Alpha ............................................................. 99
Tabel 4.15 : Hasil Uji R Square ................................................................. 100
Tabel 4.16: Hasil Uji Hipotesis T Statistik dan P-Value ............................ 101
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Of Reasoned Action (TRA) ......................................... 38
Gambar 2.2 Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) ..... 40
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir .................................................................. 70
Gambar 3.1 Model Hubungan Penelitian .................................................. 81
Gambar 3.2 Perancangan Model PLS ........................................................ 82
Gambar 4.1. Outer Model ........................................................................... 94
Gambar 4.2. Inner Model ............................................................................ 94
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ............................................................................................ 116
LAMPIRAN 2 ............................................................................................ 119
LAMPIRAN 3 ............................................................................................ 123
LAMPIRAN 4 ............................................................................................ 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan setiap dasar manusia yang utama dan bagian
dari hak asasi setiap rakyat di Indonesia. Pangan harus senantiasa tersedia secara
cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat. Untuk mencapai semua itu, perlu diselenggarakan suatu
sistem pangan yang memberikan perlindungan, baik bagi pihak yang
memproduksi maupun yang mengkonsumsi. Pemanfaatan pangan atau konsumsi
pangan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul
sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan di Indonesia.
(Hidayat & Siradj, 2016).
Dengan adanya globalisasi perdagangan bebas, maka berdampak pada
peningkatan peredaran produk makanan dan minuman baik lokal maupun import
di masyarakat Indonesia. Produk makanan dan minuman yang beredar di
masyarakat belum tentu memberikan rasa aman, nyaman, tentram dan layak
dikonsumsi oleh konsumen muslim, karena Syariat Islam mewajibkan kepada
umat islam untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. (Syafrida,
2017).
Zulkarnain (2014) mengemukakan bahwa sepanjang tahun, peminat produk
halal meningkat pesat dikalangan masyarakat Muslim bahkan bukan muslim.
Peningkatan tersebut disebabkan adanya kesadaran konsumen dalam
2
mengkonsumsi produk halal dan bagi Muslim hal ini merupakan keharusan
menurut agama islam. Kualitas makanan dan minuman merupakan jaminan
standar untuk pelanggan Muslim atas keraguan mereka dalam pembelian makanan
(samori et al.2014). Bagi konsumen bukan Muslim diseluruh dunia
mengkonsumsi produk halal karena berkualitas tinggi, aman dan higienis
(Maryati, Syarief & Hasbullah, 2016).
Jaminan mengenai produk halal dilakukan sesuai dengan asas perlindungan,
keadilan, kepastian hukum, akuntabilitas dan transparansi, efektifitas dan efisiensi
serta profesionalitas. Jaminan penyelenggaraan produk halal bertujuan
memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, serta kepastian ketersediaan
produk halal bagi seluruh masyarakat dalam mengkonsumsi dan menggunakan
produk halal tersebut, serta meningkatkan dan memajukan nilai tambah bagi
pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal (Syafrida, 2017).
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
produk halal (UU JPH), sebagai landasan hukum memberikan perlindungan
hukum konsumen muslim terhadap ketidakpastian penggunaan berbagai produk
makanan dan minuman halal baik dalam bentuk barang dan jasa sesuai kewajiban
hukum Islam (Syafrida, 2017).
Walaupun sudah diberlakukan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2014
tentang Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH), namun hal ini belum
sepenuhnya memberikan perlindungan hukum bagi konsumen Muslim terhadap
produk makanan dan minuman halal, karena undang-undang ini belum efektif
berlakunya dan efektifnya berlakunya 5 tahun setelah pengesahan yaitu tahun
3
2019, Berdasarkan Pasal 66 Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal menyatakan, Undang-undang yang berlaku sebelum berlakunya
undang-undang ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2014 (Syafrida, 2017).
Badan Pengelolah Jaminan Produk Halal (BPJPH) diresmikan 11 Oktober
2017 di bawah Kementrian Agama sebagai implementasi UU No 33 Tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal ini juga harus proaktif menguatkan basis kerjasama
dan pengembangan diplomasi halal, baik pada level nasional maupun global.
Penguatan kerja sama itu antara lain dilakukan dengan kementerian dan lembaga
terkait, serta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Kerja sama dengan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), misalnya dilakukan
dalam hal pemeriksaan atau pengujian produk. Sedangkan kerja sama dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dengan Majelis Ulama
Indonesia (MUI), dilakukan dalam bentuk sertifikasi auditor halal, penetapan
kehalalan produk, dan akreditasi LPH. Pasca-beroperasinya Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal (BPJPH), kewenangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
tetap penting dan strategis yaitu memberikan fatwa penetapan kehalalan suatu
produk yang kemudian disampaikan kepada BPJPH sebagai dasar penerbitan
Sertifikat Halal, Dalam konteks ekonomi global, perkembangan industri halal
dewasa ini telah menjadi trend dunia. Bahkan dalam proyeksi ke depan,
pemerintah menginginkan Indonesia bisa masuk kategori 10 besar negara
produsen halal dunia (halalmui.org). Sementara untuk label halal yang selama ini
dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga akan berubah. Nantinya Badan
4
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) akan mengeluarkan label halal
dengan logo sendiri. Namun, label halal itu belum bisa dirilis karena masih dalam
proses di Kementerian Hukum dan HAM.
Produk sertifikasi halal dan logo halal diterapkan pada jenis pangan, obat-
obatan dan kosmetik. Berkembangnya restoran di Indonesia khususnya di ibukota
Jakarta yang merupakan central business menarik orang untuk membuka lapangan
kerja berupa restoran untuk skala UMKM, seperti cheeese chicken, D’besto,
hisana dll. Chesee Chicken adalah Salah satu restoran yang mulai berkembang
adalah sebuah perusahaan lokal yang menjual makanan spesial ayam.
Penelitian yang pernah dilakukan pada produk yang bersertifikasi halal baik
pangan maupun kosmetik pernah dilakukan oleh Erian Agustian (2013) meneliti
Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi
Kasus Pada Produk Wall’s Conello menunjukkan bahwa lebelisasi halal
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Tiara Khoerunnisa (2016) Pengaruh Kepercayaan Agama, Logo Halal,
Pemaparan,dan Alasan Kesehatan Terhadap Kesadaran Merek dan Keputusan
Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang, yang menunjukkan
bahwa semua variabel menunjukkan pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian. Kemudian penelitian yang dilakukan Agnesya Balques (2017)
Analisis Sikap, Norma Subjektif, dan Niat Beli Produk Kosmetik Halal pada
Konsumen Muslimah di Surabaya. Hasil menunjukkan bahwa sikap dan norma
subjektif berpengaruh signifikan terhadap niat beli.
5
Berdasarkan uraian dan beberapa penelitian yang relevan terkait dengan
penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti restoran cheese chicken terkait
dengan regulasi Pasca-beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
(BPJPH) berupa logo dan sertifikasi halal yang diproksi oleh variabel sikap,
norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi. Untuk itu peneliti menetapkan
judul “Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen Pada
Restoran Cheese Chicken”
1.2. Fokus Permasalahan
1.2.1. Batasan Masalah
Masalah yang dikemukakan dibatasi pada peran mengenai niat beli
konsumen pada restoran cheese chicken yang berlogo dan bersertifikat halal
di Jabodetabek yang meliputi sikap, norma subyektif, persepsi kontrol
perilaku dan niat beli.
1.2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan penulis
diatas maka permasalahan yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut :
a. Apakah Sikap berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran
Cheese Chicken ?
b. Apakah Norma Subyektif/Kepercayaan berpengaruh terhadap niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken ?
c. Apakah Persepsi Kontrol Perilaku berpengaruh terhadap niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken ?
6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap niat beli konsumen pada
Restoran Cheese Chicken
b. Untuk menganalisis pengaruh norma subyektif terhadap niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken
c. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan atau
manfaat, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat memberi wawasan serta kajian mengenai faktor
yang paling mempengaruhi niat beli pada produk makanan halal.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memberikan
pemahaman, pengetahuan umum tentang perlindungan konsumen
khususnya dalam pemberian sertifikasi halal dan logo halal oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
- Penelitian ini menjadi media untuk menambah pengalaman dan
pemahaman mengenai tema yang menjadi focus penelitian ini.
7
Selain itu,dapat digunakan untuk memperdalam yang didapatkan
selama masa perkuliahan.
- Penelitian ini diharapkan menambah literatur serta sumber
referensi yang dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa
yang akan meneliti permasalahan serupa.
b. Bagi Pelaku Usaha
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan dasar yang
objektif pengambilan keputusan dalam membuat atau mengembangkan
strategi pemasaran produk halal.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2008) perilaku pembelian konsumen adalah
mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan, dan rumah
tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi
(Abdurrahman 2015:35).
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) menyatakan batasan
tentang perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu
(Damiati 2017:11).
Menurut (Sumarwan 2017:3) dalam bukunya perilaku konsumen dan
penerapannya dalam pemasaran bahwa perilaku konsumen adalah semua
kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas
atau kegiatan mengevaluasi. Terdapat beberapa kunci yang di dapat dari
kata konsumen yaitu Pelanggan, Pemakai, Pengguna, Pengambil Keputusan
Barang Jasa, Harga Kemasan, Kualitas, Kredit, Toko, Layanan Purna Jual.
9
Menawar, Mencari Informasi, Membanding Merek Persepsi, Preferensi
Sikap, Loyalitas, Keputusan, Motivasi, Gaya Hidup.
Schiffman dan Kanuk (2010) dalam (Sumarwan 2017:4)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut (Abdurrahman 2015), faktor-faktor yang berpengaruh pada
perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi
dan faktor psikologi. Peran faktor-faktor tersebut berbeda-beda untuk
produk yang berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada
pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh.
1. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh luas dan paling dalam terhadap
perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang di mainkan
oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial pembeli. Masing-masing budaya
terdiri dari sejumlah sub budaya yang lebih menampakkan
identifikasinya dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya
mencangkup kebangsaan, agama, kelompok, ras dan wilayah geografis.
Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratafikasi sosial.
Stratafikasi tersebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta, dimana para
anggota kasta yang berbeda diasuh dengan mendapatkan peran tertentu
10
dan tidak dapat mengubah keanggotan kastanya. Stratifikasi lebih sering
ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang
relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarki dan para
anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti
kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, maka
pemasar harus benar-benar memperhitungkan untuk menyusun strategi
pemasaran.faktor-faktor yang mempengaruhi faktor sosial yaitu :
a. Kelompok
Kelompok seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung
terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa
kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer seperti
keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan
seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi
anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi
dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan
membutuhkan interaksi rutin. Kelompok aspirasi adalah kelompok
yang ingin dimasuki seseorang, sedangkan kelompok dissosiasi
adalah kelompok yang dinilai perilakunya di tolak oleh seseorang.
11
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Dalam hal ini
dapat di bedakan keluarga menjadi dua dalam kehidupan pembeli.
Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapat orientasi atas agama,
politik, dan ekonomi, serta ambisi pribadi harga diri dan cinta.
Walaupun pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam
dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli
dapat tetap nyata. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku
pembelian sehari-hari adalah keluarga yaitu pasangan dan sejumlah
orang anak seseorang. Para pemasar sangat tertarik pada peran dan
pengaruh relatif suami istri dan anak-anak pada pembelian barang
produk dan jasa. Peran itu sangat beragam untuk Negara dan kelas
sosial berbeda.
c. Peran Status
Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang
hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan orang itu
dimasing-masing kelompok dapat di tentukan berdasarkan peran dan
statusnya. Peran meliputi kegiatan yang di harapkan akan dilakukan
oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang–
12
orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan
statusnya di masyakat.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, keperibadian dan konsep diri pembeli
bersangkutan.Menurut (Abdurrahman, 2015) faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan faktor pribadi yaitu :
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang dibeli sepanjang
kehidupan mereka. Kehidupan dan selera seseorang akan berubah
sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup
keluarga, maka pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat
pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup
manusia.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya
dengan demikian, pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang
berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata
terhadap produknya
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar
yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama
13
memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan
dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut
menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk
menetapkan posisi produknya.
d. Gaya Hidup
Orang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama
dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang
menunjukkan pola kehidupan orang bersangkutan yang tercermin
dalam kegiatan, minat dan pendapatannya. Konsep gaya hidup
apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu
untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan
bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan
mempengaruhi perilaku pembelinya.
4. Faktor Psikologi
Menurut (Abdurrahman 2015), biasanya perilaku pembelian
seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis utama berikut :
a. Motivasi
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat
untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat
tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif, apabila
14
kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu
kebutuhan yang cukup menekan seseorang untk mengejar kepuasan.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu
bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang
dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama
mungkin bertindak secara berkala, karena perbedaan persepsi
terhadap situasi itu.
c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman dan kebayakan perilaku manusia
adalah hasil proses belajar.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku
pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah
organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses
kognitif kepada suatu aspek.
2.1.3 Perspektif Riset Perilaku Konsumen
Perspektif riset perilaku konsumen sangat dinamis dan berubah
setiap saat. Riset perilaku konsumen terdiri atas tiga perspektif, ini sangat
15
memengaruhi cara berpikir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku konsumen.(Sumarwan, 2017:5)
1. Perspektif pengambilan keputusan
Konsumen melakukan serangkaian aktivitas dalam membuat keputusan
pembelian. Perspektif ini mengasumsikan bahwa konsumen memiliki
masalah dan melakukan proses pengambilan keputusan rasional untuk
memecahkan masalah tersebut.
2. Perspektif eksperiensial (pengalaman)
Perspektif ini mengemukakan bahwa konsumen seringkali mengambil
keputusan membeli keputusan membeli suatu produk tidak selalu
berdasarkan proses keputusan rasional untuk memecahkan masalah yang
mereka hadapi. Konsumen seringkali membeli suatu produk karena
alasan untuk kegembiraan, fantasi, atau emosi yang diinginkan.
3. Perspektif pengaruh behavioral
Perspektif ini menyatakan bahwa seorang konsumen membeli suatu
produk seringkali bukan karena alasan rasional atau emosional yang
berasal dari dalam dirinya. Perilaku konsumen dalam perspektif ini
menyatakan bahwa perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor luar
seperti program pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor
budaya, faktor lingkungan fisik, faktor ekonomi dan undang-undang,
serta pengaruh lingkungan yang kuat membuat konsumen melakukan
pembelian.
16
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dalam buku
(Sumarwan, 2017:377) pembelian produk dan jasa Yang dilakukan oleh
konsumen bisa digolongkan ke dalam tiga macam:
1. Pembelian yang Terencana Sepenuhnya
Jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh
sebelum pembelian dilakukan, maka ini termasuk pembelian yang
direncanakan sepenuhnya. Pembelian yang terencana sepenuhnya
biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau
keterlibatan yang tinggi.
2. Pembelian yang Separuh Terencana
Konsumen seringkali sudah mengetahui ingin membeli suatu produk
sebelum masuk ke swalayan, namun mungkin ia tidak tahu merek yang
akan dibelinya sampai ia bisa memperoleh informasi yang lengkap dari
pramuniaga atau display di swalayan. Ketika ia sudah tahu produk yang
ingin dibeli sebelumnya dan memutuskan merek dari produk tersebut di
toko, maka ini termasuk pembelian yang separuh terencana.
3. Pembelian yang Tidak Terencana
Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan
terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli sering kali muncul ditoko
atau dimall. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Misalnya,
Display pemotongan harga 50%, yang terlihat mencolok akan menarik
perhatian konsumen.Konsumen akan merasakan kebutuhan untuk
membeli produk tersebut.
17
Menurut Asseal (1987), tipe perilaku pembelian di dasari oleh
tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek, yang
diklasifikasikan sebagai berikut, (Abdullah & Tantri, 2018:125) :
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks jika mereka sangat
terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan
signifikan antara berbagai merek.
2. Pembelian Pengurangan Ketidaksesuaian (disonansi)
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian, tetapi
tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. .
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah
dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan.
2.2 Multi Atribut Produk
2.2.1 Atribut Produk
Kotler (2000) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang dapat
di tawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang,
tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide (Manap 2016:255).
Menurut (Tjiptono 2016:179) Produk dapat di klasifikasikan ke
dalam dua kelompok utama, yaitu :
18
1. Barang (Goods)
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa di
lihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
mengalami perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari segi aspek durabilitas
atau jangka waktu pemakaian, terdapat dua macam barang,yaitu :
1) Barang Tidak Tahan Lama ( Nondurable Goods)
Barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi satu atau beberapa kali pemakaian.
Dengan kata lain nilai ekonomisnya dalam kondisi pemakaian
normal kurang dari satu tahun.Contohnya pasta gigi, sabun,
shamppo, minuman dan makanan ringan dan lain-lainnya. Barang
jenis ini di konsumsinya dengan cepat (dalam waktu singkat) maka
strategi yang paling tepat adalah menyediakannya di banyak lokasi,
menerapkan mark-up harga yang kecil, dan mengiklankannya secara
gencar untuk mendorong konsumen agar mencobanya dan sekaligus
untuk membentuk preferensi produk.
2) Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian, (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara
lain TV, lemari es, mobil, computer dan lainnya. Umumnya jenis
barang ini membutuhkan personal selling pelayanan yang lebih
banyak dibandingkan barang tidak tahan lama. Memberikan margin
19
laba yang lebih besar, dan membutuhkan jaminan/garansi tertentu
dari penjualnya. Manual tentang instalasi, penggunaan, dan
perawatan produk acapkali dibutuhkan.
3) Jasa (Service)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasaan yang ditawarkan
untuk dijual, Jasa bercirikan intangible, inseparable, variable, dan
perishable. Contohnya bengkel, reparasi, salon kecantikan, kursus,
hotel, lembaga pendidikan dan lain-lainnya.
Ada beberapa Tingkatan produk,menurut Kotler (2000) dalam
(Manap, 2015:257) yaitu :
1) Care Benefit , yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli
oleh konsumen Aspek dasar ini harus dipenuhi secara baik oleh
produsen. Seperti orang yang mau menginap di hotel, agar ia dapat tidur
dan istirahat secara memuaskan.
2) Basic Product, sekarang core benefit di rubah menjadi basic product,
oleh karena itu, kamar hotel diberi perlengkapan, tempat tidur, kamar
mandi, handuk, dan sebagainnya.
3) Expected Product, konsumen mempunyai suatu harapan terhadap barang
dan jasa yang dibelinya. Makanya perlengkapan hotel harus disediakan
yang terbaik, bersih, tempat tidur bersih, dan lain sebagainnya.
4) Augmented Product, yaitu sesuatu nilai tambah yang diluar apa yang
dibayangkan oleh konsumen, misalnya dikamar ada TV dengan remote
control dan sebagainnya. Augmented Product ini mempunyai kelemahan
20
dan dapat digunakan persaingan.Karena konsumen sudah terbiasa
dengan peralatan terbaru, Jika ada augmented product, berarti ada
tambahan biaya, jadi harga kamar hotel makin mahal. Namun pihak
pesaing mencoba menawarkan augmented product tetapi tidak
menaikkan harga kamar atau mengenakan tambahan beban kepada
konsumen.
5) Potential Product, yaitu mencari nilai tambah produk yang lain untuk
masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, dapat
memuaskan langganannya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi
langganan.
Menurut Kotler ada 8 tahap proses produk( product Planning) yaitu
: dalam (Manap,2015:258).
1. Penciptaan Ide
Terciptanya ide baru dapat melalui :
- Pelanggan, dapat diperoleh dari hasil survey, kotak saran, atau
diskusi-diskusi
- Ilmuan, melalui riset, laboratorium
- Pemilik, para pemimpin perusahaan
- Pegawai, sebagai hasil penerapan Gugus Kendali Mutu, semua
pegawai boleh memberi saran untuk menggembangkan produk.
2. Penyaringan Ide
Ide yang dikumpul, masih merupakan suatu brainstorming
(sumbang saran) biasanya belum matang, dan ini perlu disaring mana
21
yang mungkin di kembangkan dan mana yang tidak. Dalam menyaring
ide ini perlu daya prediksi yang lebih tinggi sebab adakalanya ada ide
yang dibuang, malahan memiliki prospek yang sangat menguntungkan
di kemudian hari.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Setelah ide disaring dilakukan pengembangan eksperimen. Kemudian
model produk baru diperlihatkan kepada konsumen, sambil diadakan
survey pendapat konsumen terhadap produk baru tersebut, serta
kemungkinan-kemungkinan konsumen akan membeli dan
menyenanginya.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Dalam hal ini perusahaan mulai merencanakan strategi pemasaran
produk baru dengan memilih segmentasi pasar tertentu, beserta teknik
promosi yang digunakan.
5. Analisis Usaha
Dilakukan dengan memperkirakan jumlah penjualan dibandingkan
dengan pembelian bahan baku, biaya produksi, dan perkiraan laba.
6. Pengembangan Produk
Dalam hal ini gagasan produk yang masih dalam rencana dikirim
kebagian produksi untuk dibuat, diberi merek, dan diberi kemasan yang
menarik.
22
7. Market Testing
Produk baru dipasarkan kedaerah segmen yang telah direncanakan,
disini akan diperoleh informasi yang sangat berharga tentang keadaan
barang, penyalur, permintaan, potensial, dan sebagainya.
8. Komersialisasi
Setelah perencanaan matang, dilaksanakan dan diuji, maka akhirnya
dibuat produksi besar-besaran yang membutuhkan modal investasi
cukup besar. Mulailah dilansir produk baru dipasar, yang akan menjalani
proses kehidupan sebagai suatu produk baru, sampai kepada tahap
proses adopsi oleh pihak konsumen, dapat menimbulkan kepuasan bagi
konsumen, dan mendatangkan keuntungan bagi produsen.
Tujuan diadakannya Produk Planning yaitu :
1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2. Untuk menambah omzet penjualan
3. Untuk memenangkan persaingan
4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi.
5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang
sama
6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7. Untuk mencegah kebosanan konsumen
8. Untuk menyederhanakan produk, pembungkus
23
2.2.2 Merek
Menurut Undang-Undang No.15 Pasal 1 Tahun 2001 dalam buku
(Tjiptono, 2016:126).
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa”.
Menurut Kotler dan Gary (1991) dalam buku (Manap, 2016:263).
“Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau
kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang
membedakan suatu produkdengan produk saingan”.
Tujuan Pemberian Merek (Manap2016:265), ialah :
a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh
berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk menyakinkan pihak
konsumen membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang
dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya, dan juga
kemampuannya.
b. Perusahaan menjamin mutu barang.Dengan adanya merek ini
perusahaan menjamin mutu bahwa barang yang dikeluarkan
berkualitas baik, sehingga dalam barang tersebut selain ada merek-
merek juga disebutkan peringatan-peringatan seperti apabila dalam
jenis ini tidak ada tanda-tangan ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.
c. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah
diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya
saja.
24
d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh
margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan
kesetiaan konsumen.
e. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan
merek penangganannya.
Manfaat merek bagi konsumen bisa di kelompokkan menjadi
delapan fungsi utama, (Tjiptono, 2016:129) yaitu :
a. Identifikasi, bisa dilihat dengan jelas, dengan cepat mengidentifikasi
produk yang dibutuhkan atau dicari.menstrukturisasikan persepsi
terhadap rak pajangan
b. Praktikalitas, memfasilitasi penghematan waktu dan energy melalui
pembelian ulang, identik dan loyalitas.
c. Garansi, memberikan jaminan bahwa konsumen bisa mendapatkan
kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu atau
lokasi manapun.
d. Optiomisasi, memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli
alternatif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik
untuk tujuan spesifik.
e. Karakterisasi, mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen
atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain
f. Kontinuitas, kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi
dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi selama bertahun-
tahun.
25
g. Hedonistik, pesona berkaitan dengan daya tarik merek, logo,
komunikasi, dan imbalan eksperiensial.
h. Etika, kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab merek
bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat (contohnya,
ekologi, perilaku kewargaan, ketenagakerjaan, dan periklanan tidak
kontrorversial).
Keller (1993) merumuskan bahwa ekuitas merek adalah efek
diferensial pengetahuan merek (brand knowledge) terhadap respon
konsumen pada pemasaran merek bersangkutan. Brand knowledge
mencerminkan keseluruhan asosiasi yang terkait. Dengan sebuah merek
dalam memori jangka panjang konsumen. Keller (1993) mengidentifikasi
enam faktor kunci (building blocks) ekuitas merek berbasis pelanggan
(Tjiptono, 2016:135) :
a. Brand salience, berkenaan dengan aspek-aspek awareness sebuah
merek, seperti seberapa sering dan mudah sebuah merek diingat, dan
dikenali dalam berbagai situasi ? faktor ini menyangkut seberapa bagus
elemen merek menjalankan fungsinya sebagai pengidentifikasi produk.
b. Brand awareness bukan hanya sekedar menyangkut apakah konsumen
mengetahui nama merek dan pernah melihatnya, namun berkaitan pula
dengan mengkaitkan merek. (nama merek, logo, simbol, dan
seterusnya) dengan asosiasi-asosiasi tertentu dalam memori konsumen
bersangkutan.
26
c. Brand performance, berkenaan dengan kemampuan produk dan jasa
dalam memenuhi kebutuhan fungsional konsumen.Secara garis besar
ada lima atribut dan manfaat pokok yang mendasari kinerja merek :
1. Unsur primer dan fitur suplemen.
2. Reabilitas, durabilitas, dan serviceability produk
3. Efektifitas, efisiensi, dan empati layanan
4. Modal dan desain
5. Harga.
d. Brand ImagerBrand Imagery, menyangkut extrinsicproperties produk
atau jasa, yaitu kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan
psikologis atau sosial pelanggan. Brand imagery bisa berbentuk secara
langsung (melalui pengalaman konsumen dan kontaknya dengan
produk, merek pasar sasaran, atau situasi pemasaran) dan tidak
langsung (melalui iklan dan komunikasi gethok tular). Empat kategori
utama brand imagery meliputi:
1. Profil pemakai, baik berdasarkan faktor demografis deskriptif
(seperti usia, gender, etnis atau pendapatan) maupun psikografis
abstrak (seperti sikap terhadap hidup, karir, kepemilikan, isu sosial
atau institusi politik)
2. Situasi pembelian (berdasarkan tipe saluran distribusi, toko
spesifik, kemudahan pembelian, dan seterusnya)dan situasi
pemakaian (kapan dan dimana merek digunakan)
27
3. Kepribadian dan nilai-nilai
4. Sejarah, warisan (heritage), dan pengalaman .
e. Brand Judgements, berfokus pada pendapat dan evaluasi personal
konsumen terhadap merek berdasarkan kinerja merek dan asosiasi citra
yang dipersepsikannya. Aspek brand judgement meliputi :
1. Brand quality, yakni persepsi konsumen terhadap nilai dan
kepuasan yang di rasakannya
2. Brand Credibility, yaitu seberapa jauh sebuah sebuah merek dinilai
kredibel dalam hal expertise (kompoten, inovatif, pemimpin pasar),
trustworthiness (bisa diandalkan, selalu mengutamakan
kepentingan pelanggan) dan likeability (menarik, fun, dan memang
layak untuk dipilih dan digunakan)
3. Brand Consideration, yaitu sejauh mana sebuah merek
dipertimbangkan untuk dibeli atau digunakan konsumen
4. Brand Superiority, yakni sejauh mana konsumen menilai merek
bersangkutan unik dan lebih baik dibandingkan merek-merek lain.
f. Brand Feeling, yaitu respon dan reaksi emosional konsumen terhadap
merek. Reaksi semacam ini bisa berupa perasaan, warmth, fun,
excitement, security, social approval, dan self respect.
g. Brand Resonance, mengacu pada karakteristik relasi yang dirasakan
pelanggan terhadap merekspesifik. Secara spesifik, resonance meliputi
loyalitas behavioral (share of Category Requirements),loyalitas
attitudinal, sense of community ( identifikasi dengan brand
28
community), dan keterlibatan aktif ( berperan sebagai brand
evangelists dan brand ambassadors)
Pengembangan strategi pemasaran sebagaian besar organisasi
bisnis ditentukan pada upaya membangun, mengembangkan, dan
memelihara merek. Hal ini perlu direncanakan secara cermat. (Tjiptono,
2016:143), yaitu :
a. Pemilihan Nama Merek.
Keputusan branding terpenting adalah menentukan nama merek untuk
produksi atau jasa yang dihasilkan.
b. Brand Sponsor Strategy
Strategi ini menyangkut siapa yang harus mensponsori merek.
Pilihannya adalah :
- Produk menggunakan merek pemanukfatur (manufacturer’s brand
atau dikenal pula dengan istilah national brand
- Pemanufaktur menjual produk ke distributor atau perantara yang
kemudian akan menggunakan house brand atau private label.
- Menerapkan mixed brand strategy (yakni menjual sebagaian produk
dengan menggunakan nama merek pemanufaktur dan sebagian
dengan private label).
c. Brand Hierarchy Strategy
Strategi ini menyangkut apakah setiap produk perlu diberi
merek sendiri ataukah menggunakan corporate brand, Alternatifnya
antara lain :
29
- Corporate brand (company brand) yaitu menggunakan nama
perusahaan (baik perusahaan induk maupun anak perusahaan atau
kantor cabangnya) sebagai merek produksi.
- Family brand (range brand, umbrella brand) yaitu nama merek yang
digunakan di lebih dari satu kategori produk, tetapi tidak harus selalu
merupakan nama perusahaan pemiliknya.
- Individual Brand, yaitu merek yang dibatasi hanya satu kategori
produk, meskipun bisa digunakan untuk beberapa tipe produk
berbeda (variasi ukuran kemasan, model, rasa, warna, corak, dan
seterusnya) dlam kategori yang sama.
- Modifie, yaitu wahana untuk menandakan item spesifik atau tipe
model atau versi/konfigurasi tertentu dari produk.
- Product descriptor, yaitu deskripsi yang menjelaskan tentang apa dan
buat apa produk bersangkutan, serta membantu menspesifikasikan
kompetisi yang relevan dalam bentuk konsumen.
d. Brand Extension Strategy. Dalam brand extension, nama merek yang
telah terbukti sukses dipakai untuk meluncurkan produk baru atau
produk modifikasi dalam kategori produk baru. Brand extension
memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya adalah :
- Pangsa pasar lebih besar
- Efesiensi periklanan lebih besar
- Perusahaan lebih mudah memasuki kategori produk baru.
30
- Produk baru lebih mudah dan lebih cepat dikenal dan diterima
konsumen.
Tetapi Brand extension juga mempunyai kelemahan, seperti:
- Risiko sikap negatif konsumen terhadap produk-produk lain bermerek
sama jika produk baru gagal di pasaran.
- Nama merek tertentu bisa jadi tidak cocok untuk produk baru spesifik
(contoh berminatkah anda membeli susu atau pasta gigi mesran ?)
- Resiko brand dilution (nama merek kehilangan positioning unik dalam
benak konsumen dikarenakan overuse atau pemakaian nama merek
secara berlebihan).
Keller mengklasifikasikan bahwa merek lebih luas daripada
daripada sekedar produk, karena karena merek dapat memiliki dimensi-
dimensi yang membedakan sebuah produk dari produk-produk lainnya
yang di rancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan
tersebut bisa bersifat rasional dan berwujud fisik (berkaitan dengan kinerja
produk sebuah merek). Perbedaan lebih lanjut dirumuskan Pringle dan
Field sebagai berikut, (Tjiptono, 2016:127) :
a. Kita membeli sebuah produk atas dasar kinerjanya; kita memilih
sebuah merek atas dasar maknanya
b. Produk menempati rak-rak pajangan pengecer; merek menempati
benak konsumen
c. Produk bisa cepat pudar; merek bersifat langgeng
d. Produk bisa ditiru pesaing; merek bersifat unik
31
Stephen Harris Morley King menggungkapkan perbedaan antara
merek dan produk sebagai berikut, (Tjiptono, 2016:127):
a. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dipabrik, sedangkan merek
diciptakan melalui komunikasi pemasaran dan pengalaman.
b. Produk dapat diduplikasi oleh pesaing, sedangkan merek yang sukses
kerapkali langgeng
c. Produk merupakan istilah generik, sedangkan merek memiliki
kepribadian, karakteristik, dan asosiasi.
2.2.3 Sertifikasi Halal
Sertifikasi halal adalah proses sertifikasi terhadap produk dan jasa
sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Sertifikasi halal dilakukan pertama
kali di Amerika Serikat pada tahun 1960-an sebagai jaminan bagi umat
Muslim yang tinggal di negara non Muslim agar dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan ketentuan agamanya. Halal merupakan persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap produk dan jasa yang dikonsumsi oleh umat Islam,
dan saat ini dipertimbangkan sebagai standar kualitas produk. Standar
kualitas halal diterapkan pada proses penyediaan dan produksi makanan,
kosmetik, obat-obatan dan produk medis serta diterapkan pula pada
pelayanan yang terkait dengan produk halal tersebut (Noordin et al,2014)
(Waharini & Purwantini, 2018).
Produsen makanan harus memenuhi kebutuhan konsumen, baik
konsumen non muslim maupun muslim. Kebutuhan untuk umat muslim
yang utama adalah adanya jaminan halal terhadap produk-produk yang
32
dikonsumsi. Meskipun awalnya sertifikasi halal hanya digunakan di negara-
negara non Muslim untuk memenuhi kebutuhan warga muslim akan produk
halal, saat ini sertifikasi halal dijadikan syarat utama untuk jaminan kualitas
produk (Waharini & Purwantini, 2018).
Jaminan produk halal secara teknis kemudian dijabarkan melalui
proses sertifikasi. Sebelumnya sertifikasi halal bersifat voluntary (sukarela),
dalam UUJPH menjadi mandatory (keharusan). Karena itu, semua produk
yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib
bersertifikat halal. Hal ini yang menjadi pembeda utama dengan produk
perundang-undangan sebelumnya yang lebih dahulu terbit. Nantinya sebagai
penanggung jawab sistem jaminan halal dilakukan oleh pemerintah yang
diselenggarakan Menteri Agama dengan membentuk Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Apabila diperlukan BPJPH
dapat membentuk perwakilan di daerah (Hidayat & Siradj, 2016).
BPJPH memiliki kewenangan sebagai berikut: (1) Merumuskan dan
menetapkan kebijakan JPH; (2) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria JPH; (3) Menerbitkan dan mencabut Sertifikasi Halal dan Label
Halal pada Produk; (4) Melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk
luar negeri; (5) Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal;
(6) Melakukan akreditasi terhadap LPH (lembaga penjamin halal); (7)
Melakukan registrasi Auditor Halal; (8) Melakukan pengawasan terhadap
JPH; (9) Melakukan pembinaan Auditor Halal; (10) Melakukan kerja sama
33
dengan dengan lembaga dalam dan luar negeri di bidang penyelenggara JPH
(Hidayat & Siradj 2016).
Dalam melaksanakan wewenangnya BPJPH bekerja sama dengan
Kementerian dan/atau lembaga terkait, Lembaga Pemeriksa Halal (LPH);
dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerjasama BPJPH dengan LPH
dilakukan untuk memeriksa dan/atau pengujian Produk. Kerjasama BPJPH
dengan MUI dilakukan dalam bentuk sertifikasi Auditor Halal, penetapan
kehalalan produk, akreditasi LPH.
Untuk menjamin kelancaran proses produksi halal pelaku usaha
berhak memperoleh beberapa hal yaitu, informasi, edukasi, dan sosialisasi
mengenai sistem JPH; pembinaan dalam memproduksi Produk Halal; dan
pelayanan untuk mendapatkan Sertifikasi Halal secara cepat, efiesien, biaya
terjangkau, dan tidak diskriminatif. Bagi Pelaku Usaha yang telah
memperoleh sertifikasi halal ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan
yaitu : (1) mencantumkan Label Halal terhadap Produk yang telah mendapat
Sertifikasi Halal; (2) menjaga kehalalan Produk yang telah memperoleh
Sertifikasi Halal; (3) memisahkan lokasi, tempat dan penyembelihan, alat
pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan
penyajian antara Produk Halal dan tidak halal; (4) memperbaharui
Sertifikasi Halal jika masa berlaku Sertifikasi Halal berakhir; (5)
melaporkan perubahan komposisi Bahan kepada BPJPH. (Hidayat & Siradj,
2016).
34
Tata cara memperoleh Sertifikasi Halal diawali dengan pengajuan
permohonan Sertifikasi Halal oleh Pelaku Usaha kepada BPJPH.
Selanjutnya, BPJPH melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen.
Pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan Produk dilakukan oleh LPH.
LPH tersebut harus memperoleh akreditasi dari BPJPH yang bekerjasama
dengan MUI. Penetapan kehalalan Produk dilakukan oleh MUI. Penetapan
kehalalan Produk dilakukan oleh MUI melalui sidang fatwa halal MUI
dalam bentuk keputusan Penetapan Halal Produk yang ditandatangi oleh
MUI. BPJPH menerbitkan Sertifikasi Halal berdasarkan keputusan
Penetapan Halal produk dari MUI tersebut. Sertifikasi Halal berlaku selama
4 (empat) tahun sejak diterbitkan oleh BPJPH, kecuali terdapat perubahan
komposisi Bahan. Sertifikasi Halal wajib diperpanjang oleh Pelaku Usaha
dengan mengajukan pembaharuan Sertifikasi Halal paling lambat 3 bulan
sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir (Hidayat & Siradj, 2016).
Terkait biaya, sertifikasi halal dibebankan kepada pelaku usaha yang
mengajukan permohonan Sertifikasi Halal. Dalam rangka memperlancar
pelaksanaan penyelenggara JPH, Undang-Undang ini memberikan peran
bagi pihak lain seperti Pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja
negara, pemerintah daerah, perusahaan, lembaga sosial, lembaga
keagamaan, asosiasi,, dan komunitas untuk memfasilitasi biaya sertifikasi
halal bagi pelaku usaha mikro dan kecil (Hidayat & Siradj, 2016).
Berdasarkan data BPS, terdapat sekitar 57 juta Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) di Indonesia dan yang telah memiliki sertifikasi
35
halal jumlahnya masih sangat sedikit. Berdasarkan data Majelis Ulama
Indonesia (MUI) selaku lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikasi
halal pada periode 2014-2015 telah terbit sertifikasi halal nasional untuk
6.231 perusahaan dan UMKM. Sedangkan untuk perusahaan dari luar
negeri, MUI telah menerbitkan sertifikasi halal untuk 683 perusahaan yang
artinya masih ada jutaan UMKM yang belum melaksanakan sertifikasi halal
(Tirto, 2016). Oleh karena itu, pemerintah harus mampu memaksimalkan
penerbitan sertifikasi halal untuk UMKM guna meningkatkan pendapatan
industri halal di Indonesia terutama dari sektor makanan halal (Waharini &
Purwantini, 2018).
2.2.4 Logo Halal
Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 10 Nomor 69, setiap produsen
atau distributor pangan, obat-obatan maupun kosmetik yang dikemas ke
dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa
pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran
pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal
pada label dan Logo halal yang diterbitkan oleh MUI (Widyaningrum,
2016).
Faktor logo halal telah di atur oleh pemerintah Indonesia untuk
menyusun strategi dalam pasar halal. Salah satu strategi yang sudah
dilakukan adalah sertifikasi makanan halal yang dilakukan LPPOM MUI
yang berada di bawah Kementrian Agama. Caswell menyatakan bahwa logo
halal yang dicantumkan pada produk merupakan indikator khusus bagi umat
36
Islam bahwa makanan tersebut dapat dikonsumsi. Pemaparan merupakan
tugas bagi produsen untuk memberikan informasi mengenai produk halal
yang dapat meningkatkan kesadaran merek bagi konsumen (Khoerunnisa &
Puspaningrum, 2016).
Sebagai penanda terhadap produk yang telah dinyatakan halal,
LPPOM MUI telah menetapkan logo halal standar terhadap produk yang
telah memiliki sertifikasi halal sebagaimana dituangkan dalam surat
Keputusan Direktur LPPMU MUI No.SK10/Dir/LP POM MUI/XII/07
tentang Logo LPPOM MUI. Sayangnya logo standar yang ditetapkan
LPPOM MUI pada level implementasi dimaknai berbeda-beda oleh pelaku
usaha sehingga di pasaran mudah sekali ditemukan bentuk dan jenis logo
halal pada produk pangan yang beredar di pasaran tetapi bentuk, ukuran,
dan penempatannya tidak sama. Kenyataan ini tentu saja berpotensi
membingungkan konsumen. Hal ini dapat dipahami karena adanya
multiinterprestasi bersumber dari kebijakan LPPOM MUI sendiri dengan
tidak memberikan acuan dan ketentuan secara ketat dalam
memformulasikan syarat dan standar pencantuman logo. Dalam
No.SK10/Dir/LP POM MUI/XII/07 tentang logo LPPOM MUI misalnya
tidak ditemukan penjelasan tentang ukuran logo, ukuran dan jarak garis tepi
lingkaran dalam dengan garis tepi lingkaran luar, jenis huruf (font), warna
logo yang harus dipasang/ditempel, posisi penenpatan nomor sertifikat oleh
pelaku usaha pada produk yang akan mereka pasarkan. Pengaturan teknis
37
dan rigid ini penting agar pelaku usaha lebih disiplin dan konsumen
memperoleh kepastian hukum (Hidayat & Siradj, 2016).
2.3 Theory of Reasoned Action (TRA)
Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA),
dikembangkan tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas
oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980 teori tersebut digunakan
untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk mengembangkan intervensi-
intervensi yang lebih mengena. Pada Tahun 1988, hal ini ditambahkan pada model
reasoned action yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory of
Planned Behavior (TPB), untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan oleh
Ajzen dan Fishbein melalui penelitian-penelitian mereka dengan menggunakan
TRA (Mahyarni,2013).
Icek Ajzen adalah seorang professor psikologi di University of
Massachusetts. Ia menerima gelar Ph.D dibidang psikologi social dari University
of Illinois dan selama beberapa tahun menjadi Visiting Professor Tel-Aviv
Unniversity di Israel. Ia banyak menulis artikel, dan bersama Martin Fishbein
menulis berbagai paper, jurnal dan buku-buku mengenai Theory of Reasoned
Action dan Theory of Planned Behavior. Ajzen dan Fishbein menulis buku
Understanding Attitude and Predicting Social Behavior yang telah banyak dipakai
di kalangan akademik dan di wilayah psikologi sosial, yang diterbitkan pada tahun
1980. Martin Fishbein adalah seorang profesor pada Department of Psychology
and the Institute of Communications Research pada University of Illinois di
Urbana. Ia seorang konsultan pada the International Atomic Energy Agency, The
38
Federal Trade Commission and WarnerCommunications, Inc. Bersama dengan
Ajzen, ia telah menulis buku Belief, Attitude, Intention and Behavior: An
Introduction to Theory and Research pada tahun 1975. Ia juga telah banyak
menulis buku-buku teks, dan artikel-artikel. Ia mulai berfikir mengenai peran
sikap dalam mempengaruhi perilaku di awal 1960-an dan di awal 1970- an
berkolaborasi dengan Ajzen mengembangkan Theory of Reasoned Action dan
Theory of Planned Behavior (Mahyarni, 2013).
Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior), (Ajzen
1991) dianggap sebagai perluasan dari teori tindakan beralasan, (Werner 2004).
Asumsi utama dari teori tindakan beralasan dan teori perilaku yang direncanakan
adalah individu rasional dalam mempertimbangkan tindakan mereka dan
implikasi dari tindakan mereka (pengambilan keputusan). Rasionalitas
pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa keputusan tersebut dibuat di
bawah ketidakpastian, (Basu1996; Eppen et al. 1998). Pembuatan keputusan
rasional menyiratkan bahwa diharapkan adanya hasil yang optimal atau unit
pengambilan keputusan menyadari semua dampak dan konsekuensi, (Basu1996;
Bazerman 2002; Eppen et al. 1998) (Mahyarni, 2013).
Sumber: Fishbein, M., and Ajzen, 1975.
Gambar 2.1. Teori of Reasoned Action (TRA)
SIKAP
NORMA
SUBJEKTIF
NIAT PERILAKU
39
2.4 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Theory of Planned Behavior adalah pengembangan dari Theory of
Reasoned Action (TRA) yang juga dikembangkan oleh Ajzen. Theory of Reasoned
Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980. Lebih lanjut Ajzen
mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu
dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap
(attitute towards behavior) dan yang kedua berhubungan dengan pengaruh sosial
yaitu norma subyektif (subjective norms). Selain dari kedua variabel dalam TRA
terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi niat selain sikap dan norma
subyektif, yaitu PBC (persceived behavior control) (Ajzen, 1991). Karena itulah
Ajzen merubah terorinya menjadi TPB (Theory of Planned Behavior) (Putra &
Nurdin, 2013).
Teori tindakan beralasan dan teori perilaku direncanakan memiliki
beberapa keterbatasan dalam memprediksi perilaku, (warner, 20014).
Keterbatasan pertama adalah bahwa faktor keinginan tidak terbatas pada sikap,
norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku, (Ajzen 1991). Keterbatasan
kedua adalah penelitian empiris menunjukkan bahwa 40% dari varian perilaku
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tindakan beralasan atau teori perilaku
direncanakan (Ajzen 1991); Warner 2004). Keterbatasan ketiga adalah
kemungkinan ada kesenjangan besar waktu antara penilaian keinginan perilaku
dan perilaku yang sebenarnya yang dinilai, dalam selang waktu itu keinginan
individu bisa berubah (Warner 2004). Keterbatasan keempat adalah bahwa kedua
teori tindakan beralasan dan teori perilaku direncanakan adalah model prediksi
40
yang memprediksi tindakan individu berdasarkan kriteria tertentu, namun individu
tidak selalu berperilaku seperti yang diperkirakan oleh kriteria, (Warner 2004)
(Mahyarni, 2013).
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah
meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku
yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Untuk
mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk
perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa
perilaku manusia seperti mengapa seseorang membeli rumah baru, memilih
seorang calon dalam pemilu, mengapa tidak masuk kerja atau mengapa melanggar
peraturan dan lain sebagainya. Meskipun teori ini berangkat dari kajian psikologi
sosial dan dilahirkan oleh profesor di bidang psikologi sosial, tetapi aplikasi ini
telah merambah ke banyak bidang kajian seperti kesehatan, olah raga, pendidikan,
marketing dan lain sebagainya (Maryarni, 2013).
Gambar 2.2. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
Sumber: Ajzen 1991
NORMA SUBJEKTIF
KONTROL PERILAKU
PERSEPSI
NIAT
SIKAP
PERILAKU
Sumber: Ajzen 1991
NORMA SUBJEKTIF
KONTROL PERILAKU
PERSEPSI
NIAT
SIKAP
PERILAKU
41
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi niat seseorang berdasarkan
konsep Teori Perilaku Terencana ialah Sikap, Norma Subjektif/Kepercayaan,
Kontrol Perilaku Persepsi, dan Niat.
2.4.1 Sikap Terhadap Perilaku
Ajzen (1991) mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini
ditentukan oleh keyakinan mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau
secara singkat disebut keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs).
Sikap memiliki berbagai fungsi dan pendekatan – pendekatan yang paling
sedikit mempunyai satu asumsi tujuan yang implisit. Hal ini dikarenakan
sikap adalah perasaan mendukung, memihak atau perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak terhadap suatu objek (Jogiyanto,
2007:36).
Menurut L.L. Thursione (1946) dalam buku Manajemen
Pemasaran (Limakrisna & Purba, 2017:150) Sikap adalah sebagai
tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi disini meliputi:
simbol, kata-kata, slogan, orang lembaga, ide, dan sebagainya. Orang
dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi, apabila ia
suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang
dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia
tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi
(Black, Kurt W, 1977, hal 3 )
42
Solomon (2009) menyatakan tiap-tiap sikap mempunyai 3
komponen, (Sumarwan, 2017:175) yaitu :
a. Komponen Kognitif
Komponen Kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan
persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut
diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan
informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi
tersebut biasanya berbentuk kepercayaan ( belief), artinya konsumen
mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki berbagai atribut dan
perilaku yang spesifik akan mengarahkan kepada hasil yang spesifik.
b. Komponen Afektif
Komponen Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang
terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut
merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau
merek). Afektif menggungkapkan penilaian konsumen kepada suatu
produk apakah baik atau buruk, “disukai” atau “tidak disukai”,
Perasaan dan emosi seseorang tersebut terutama ditujukan kepada
produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-
atribut yang dimiliki produk.
c. Komponen Konatif
Komponen konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang
menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan
tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau jasa
43
tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya
terjadi. Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya
menggungkapkan keinginan membeli dari seseorang konsumen
(intention to buy).
Faktor – faktor yang menyebabkan perubahan sikap,
(Limakrisna & Purba, 2017:157) yaitu :
a. Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang
untuk menerima dan mengelolah pengaruh-pengaruh yang datang
dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya
disesuaikan dengan motif dan sikap didalam diri manusia, terutama
yang menjadi minat perhatiannya. Misalnya : orang yang sangat
haus, akan lebih memperhatikan perangsang dapat menghilangkan
hausnya itu dari perangsang-perangsang yang lain.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang dapat diluar pribadi manusia.
Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya:
Interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia
yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti : surat
kabar, radio, televisi, majalah, dan lain sebagainnya.
2.4.2 Norma Subjektif
Fishbein dan Ajzen (2010) mengemukakan Norma Subjektif
(Subjective Norms) yaitu persepsi individu mengenai pemikiran orang lain
(orang yang penting bagi diri individu tersebut) untuk seharusnya atau
44
tidak seharusnya ia melakukan perilaku tertentu. Norma Subjektif
mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku tersebut (Adelia, Moningka & Jaya, 2018).
Teori Norma subjektif menurut (Suprapti 2010), dapat diukur
secara langsung dengan menilai perasaan konsumen tentang seberapa
relevan orang lain menjadi panutannya dari rujukan sosial seperti
keluarga, (orang tua, pasangan hidup), teman (sahabat), teman kerja akan
menyetujui atau tidak menyetujui tindakan yang dilakukan orang lain atau
kelompok. Norma subjektif termasuk keyakinan normatif dan motovasi
untuk mematuhi. Keyakinan normatif mengacu merasakan harapan
individu rujukan tertentu atau kelompok, dan motovasi untuk mematuhi
adalah kemauan untk mematuhi rujukan individu-individu tertentu atau
pendapat kelompok (Dewi & Ardani, 2016).
Budiman (2014) menyatakan bahwa norma subjektif mengandung
dua aspek utama yaitu referensi norma harapan, adalah pandangan sisi lain
yang dianggap penting oleh individu yang menunjukkan individu hadir
atau tidak hadir pada perilaku tertentu dan individu memotivasi kemauan
untuk melakukan atau tidak melakukan pendapat pihak lain atau pikiran
yang dianggap penting individu yang harus atau tidak harus berperilaku
(Dewi & Ardani,2016).
2.4.3 Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)
Menurut Ajzen (1991) Perceived Behavior Control yaitu persepsi
individu mengenai sejauh mana mereka mampu atau memiliki kendali
45
untuk melakukan perilaku tersebut. Perceived behavior control mengacu
pada persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan mewujudkan
suatu perilaku tertentu (Adelia, Moningka & Jaya, 2018).
Menurut Taylor dan Todd (1995) mendefinisikan kontrol perilaku
persepsian (perceived behavior control) sebagai persepsi dan kontruk-
konstruk internal dan eksternal dari perilaku (Jogiyanto, 2007:64).
Persepsi kontrol perilaku (perceived behavior control) ini merefleksikan
pengalaman masa lalu perilaku dan juga mengantisipasi halangan-
halangan yang ada. Aturan umumnya adalah, semakin menarik sikap dan
norma subjektif terhadap suatu perilaku, dan semakin besar persepsi
kontrol perilaku semakin kuat minat seseorang untuk melakukan perilaku
yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007:64).
2.4.4 Niat Berperilaku (Behavioral Intention)
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Fishbein & Ajzen (1975)
Niat adalah bagian dari seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif
yang melibatkan hubungan antara seseorang itu sendiri dan beberapa
tindakan (Pangestika & Prasastyo, 2016).
Niat pembelian mengacu pada kemungkinan kesediaan konsumen
untuk membeli suatu produk. Jika konsumen memiliki kesan yang baik
dan sikap terhadap merek atau produk, mereka akan memiliki niat
pembelian. Niat pembelian dianggap sebagai item yang paling tepat untuk
memprediksi perilaku pembelian (Mishra, 2014). Niat mencerminkan
perilaku masa depan, sedangkan laporan dari perilaku aktual
46
mencerminkan apa yang terjadi di masa lalu (Engle et.al, 2008). Niat
diketahui berubah seiring waktu, semakin besar periode interval antara niat
dan perilaku, semakin besar kemungkinan perubahan niat (Pangestika &
Prasastyo, 2016).
Menurut Anoraga (2010) mendefinisikan niat beli adalah
merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pelanggan atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh
pelanggan (Rohmatun & Dewi, 2017). Niat pembelian yang timbul pada
benak konsumen, bukan hanya didasarkan pada pertimbangan gaya hidup
saja, tetapi ada juga dorongan dari faktor-faktor lain yang menimbulkan
keputusan dalam pembelian. Salah satu sikap (Wen et al, 2103). Menurut
Schiffman dan Kanuk (2007) sikap adalah kecenderungan belajar untuk
berperilaku dengan cara yang konsisten atau tidak mengenai suatu objek,
hal ini berarti konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu
produk akan selalu memiliki keinginan yang kuat untuk membeli produk
tersebut begitupun sebaliknya (Wang et al,2013). Dimensi sikap yang
perlu diperhatikan adalah dari segi kepercayaan (kognitif), emosi (afektif)
dan keinginan berperilaku (konatif). Niat sendiri sering dipandang sebagai
komponen konatif sikap, seperti yang telah dijelaskan di atas, konatif
merupakan salah satu komponen sikap yang memiliki kecenderungan
berperilaku atas kepercayaan dan perasaan positif yang dirasakan
(Fishbein &Ajzen) (Suraputra & Warmika, 2017).
47
Menurut Al-Nahdi (2015), Niat merupakan indikasi kesediaan
seseorang untuk melakukan perilaku, dan itu adalah anteseden langsung
dari perilaku. Niat adalah variabel dependen diprediksi oleh variabel
idependen yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang
dipersepsikan. Niat diasumsikan untuk menggambarkan faktor motivasi
yang berdampak pada perilaku, niat merupakan indikasi seberapa keras
orang bersedia untuk mencoba, berapa banyak dari upaya mereka
berencana untuk mengerahkan dalam rangka untuk melakukan perilaku.
Ajzen (1991) (Pangestika & Prasastyo, 2017).
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Agnesya
Balques,
Bustanul
Arifin Noer,
dan Varah
Nuzulfah
(2017)
AnalisisSi
kap,
Norma
Subjektif,
dan
NiatBeli
ProdukKo
smetik
Halal
pada
Konsume
nMuslima
h
di
Surabaya
Penelitian ini
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh
signifikan
antara
halal
awareness,
religiosity,
sertifikasi
halal, dan
pemasaran
halal
terhadap
sikap serta
normasubjekt
if dan sikap
berpengaruhs
ignifikanterh
adap niat beli
produkkosme
tik
Variabel yang di
teliti sama yaitu
sikap, norma
subyektif, niat
beli, sertifikasi
halal.
Variabel yang
belum di
telitipersepsi
control perilaku
(TPB)
Lokasi
penelitian di
kosmetik
wardah di
Surabaya dan
penelitian in
menggunakan
analisis
Structural
Equation
Modeling
(SEM)
48
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
halal.
2 Tiara
Khoerunnisa,
Sunaryo,
Astrid
Puspaningrum
(2016)
Pengaruh
Kepercay
aan
Agama,
Logo
Halal,
Pemapara
n, dan
AlasanKe
sehatan
Terhadap
Kesadara
n Merek
dan
Keputusa
nPembeli
an
Makanan
Halal
pada
penduduk
Kota
Malang
Penelitian ini
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
secara
langsung
antara logo
Halal
terhadap
kesadaran
merek,pemap
aran terhadap
kesadaran
merek, alas
an kesehatan
terhadap
kesadaran
merek,kesad
aran merek
terhadap
keputusan
pembelian,
kepercayaan
agama
terhadap
keputusan
pembelian,
serta alas an
kesehatan
terhadap
keputusan
pembelian.
Selain itu,
ada pengaruh
yang
signifikan
secara tidak
langsung
yakni
pemaparan
terhadap
keputusan
pembelian
melalui
Judul yang di
teliti yang
berkaitan
dengan logo
halal Penelitian
ini mengunakan
analisis Partial
Least Square
Variabelnya
tidak sama yang
di teliti
Penelitian ini
dilakukan di
kabupaten
malang.
49
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
kesadaran
merek dan
alas an
kesehatan
Terhadap
keputusan
pembelian
melalui
kesadaran
merek.
3 Luthfi Sagusta
Putra, Ridwan
Nurdin
(2016)
Penerapan
Theory
Of
Planned
Behavior
dalam
pembelian
makanan
halal pada
masyarak
at di kota
banda
aceh
Berdasarkan
hasil analisis
regresi
menunjukkan
bahwa
variabel
attitude,
subjective
norm, dan
perceived
behavior
control
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Niat
Beli
Makanan
Halal.
Variabel yang
diteliti sama dari
teori TPB, yaitu
sikap, norma
subjektif dan
kontrol persepsi
perilaku
Populasi yang
digunakan di
masyarkat banda
aceh, penelitian
ini memakai
cluster/ area
random
sampling
mengunakan
analisis regresi
berganda
dengan spss.
4 Juliana Kristi,
M. Adhi Putra
Benowo,
Ilham Cahya
Putra
Ramadan dan
Renny Sari
Dewi
(2018)
Analisis
pengaruh
perilaku
konsumen
sadar
halal
terhadap
penerapan
technolog
i
pendeteks
i instan
label
Hasil dari
penelitian
ini adalah
209
responden
yang reliable
dan valid.
Sedangkan
hubungan
antara faktor
perilaku
sadar halal
dengan
penerapan
teknologi
pendeteksi
instan label
MUI bernilai
positif
namun lemah
Judul yang
diteliti
berhubungan
dengan
Sertifikat halal
MUI,
Lokasi ini
dikabupaten
gresik,
penelitian ini
menggunakanan
alisis regresi
linier sederhana
SPSS dan skala
acuannya
memakai skala
likers
50
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
dan hal ini
diperkuat
dengan hasil
analisis
regresi linier
sederhana
yang
menunjukkan
adanya
pengaruh
antara kedua
faktor
tersebut
namun
peningkatann
ya kecil.
5 Tian Nur
Ma’rifat1,
Dyah
Ismoyowati,
Jumeri
Mangun
Wikarta
(2015)
Analisis
Perilaku
Konsume
n Dalam
Pembelia
n Produk
Olahan
Ayam
Bersertifi
kat Halal
di
Provinsi
D.I
Yogyakar
ta
Hasil
penelitian
menujukkan
bahwa faktor
yang
signifikan
mempengaru
hi perilaku
konsumen
dalam
membeli
makanan
olahan ayam
bersertifikat
halal adalah
intensi.
Intensi juga
dipengaruhi
oleh sikap
konsumen.
Sikap
konsumen
dipengaruhi
oleh dua
faktor, lokasi
swalayan dan
kesadaran
konsumen
terhadap
logo halal
yang juga
dipengaruhi
Judul yang
diteliti
Sertifikasi halal
& logo halal.
Lokasi
penelitian ini di
Yogyakarta.
Metode yang
digunakan
dalam penelitian
ini adalah
Structural
Equation
Modelling
(SEM) dan
analisis Cluster
penelitian ini
mengunakan
purposive
sampling
51
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
oleh evaluasi
konsumen
terhadap
lembaga
sertifikasi
halal.
6 Ken Sudarti,
Rio Dan anto
Lazuardi
(2018)
Kontribus
i
pengetahu
an produk
halal,
religiusita
s dan
sikap
dalam
pembentu
kan niat
beli.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
pengetahuan
produk halal,
religiusitas
dan sikap
secara parsial
memiliki
pengaruh
positif
terhadap niat
beli.
Berdasarkan
analisis data
hanya
pengetahuan
produk halal
sikap tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan.
Sikap dalam
penelitian ini
dianggap
sebagai
variabel
intervening.
Variabel yang
digunakan sama
yaitu sikap,
religiusitas, dan
niat Beli
konsumen.
Variabel yang
tidak sama yaitu
persepsi control
perilaku,
penelitian
dilakukan di
restoran pizza
hut di kota
semarang,
dengan analisis
data
menggunakan
Regresi linear
berganda
dengan SPSS.
Teknik
pengambilan
sampling
dengan
purposive
sampling.
7 T. Maryati, R.
Syarief, R.
Hasbullah
(2016)
AnalisisF
aktorKen
daladalam
Pengajuan
Sertifikat
Halal.
(StudiKas
us: Pelaku
Usaha
Mikro,
Kecil
danMene
ngahMak
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
perusahaan
adalah mikro
yang tidak
memiliki
fasilitas
produksi
yang tepat
dan
menggunaka
Judul yang
digunakan sama
yaitu Sertifikasi
halal.
Kegiatanpeneliti
an meliputi
survey
pendahuluan,
pengumpulan
data kuesioner
Penentuan
strategi
alternatifpada
penelitian ini
berdasarkanpen
gujian preferensi
pakar dengan
menggunakan
AHP. Prinsip
kerja AHP
adalah
menyederhanak
an persoalan
52
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
ananBeku
diJabodet
abek)
n teknologi
sederhana.
Otorisasi
pemasaran
merupakan
kendala
dalam
pengiriman
sertifikat
halal.
Meningkatka
n daya saing
(0,575)
dengan
bantuan
(0,321) dari
Badan
Pengawas
Obat dan
Makanan
(0,484)
adalah
prioritas
utama.
Faktor yang
paling
berpengaruh
adalah
fasilitas
produksi
(0,572),
bahan baku
(0,233),
sikap
perusahaan
(0,838), dan
legalitas
(0,432).
Strategi
alternatif
terbaik yang
direkomenda
sikan adalah
mendorong
Produksi
Baik (0,343),
birokrasi
otorisasi
pemasaran
kompleksmenja
di bagian-bagian
yang tertata
dalam rirarki.
Nilainumeric
diberikan para
ahli terhadap
kepentingan
setiap variable
kemudian
dibandingkan
secara relative
dengan variabel
yang lain.
Selanjutnya
sintesa
dilakukan untuk
menetapkan
variabel yang
memilikipriorita
s tertinggi dan
memiliki peran
dapat
mempengaruhih
asil pada
sistem.Keunggul
an AHP yang
dapat
menggambarkan
secara
grafismenjadi
lebihmudah
dipahami oleh
semua
pihak.pengambil
an sampling
dengan
purposive
sampling
53
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
dipercepat
dan
disederhanak
an (0,169)
dan
pembinaan
intensif
(0,153).
8 Anggit
Listyoningrum
(2012)
AnalisisM
inat Beli
Konsume
n Muslim
Terhadap
Produk
Yang
Tidak
Diperpanj
ang
Sertifikat
Halalnya
Hasil dari
penelitian ini
Menunjukka
n bahwa ada
pengaruh
positif semua
variable
bebas
terhadap
minat
belikonsume
nmuslim
Variabel yang
digunakan sama
yaitu sikap,
norma subjektif,
control perilaku
persepsi, Data
penelitian
dikumpulkan
dengan angket
dan melibatkan
100 responden
Variabel
idaksama yaitu
minat beli, dan
produk yang di
pilih adalah
produk roti,
dengan
metodeteknik
judgement
sampling,
Proses
Perhitungan uji
pengaruh
dengan
regresiberganda
menggunakan
program
AMOS.
9 Premi Wahyu
Widyaningrum
(2016)
Pengaruh
Label
Halal Dan
Celebrity
Endorser
Terhadap
Keputusa
n
Pembelia
n
(SurveiPa
da
Konsume
n
Wardah
Di
Ponorogo
)
Temuan
penelitian
menunjukkan
: Label
Halal
berpengaruhs
ignifikanTer
hadap
KeputusanPe
mbelian.
Celebrity
Endorser
berpengaruhs
ignifikanterh
adap
Keputusan
Pembelian.
Judul yang
digunakan sama
yaitu label halal
Penelitian ini
milik
explanatory
penelitian.
Sampel Diambil
dengan
menggunakan
systematic
random
sampling.
Ukuran sampel
ditentukan 30
orang. Populasi.
Dalam
penelitian ini
adalahkonsumen
Wardah yang
belajar di
UniversitasMuh
ammadiyah
Ponorogo. Data
empiris
54
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
dikumpulkan
melaluimetodol
ogi survei. Data
telahdianalisis
melalui
Generalized
Analisis
Komponen
Terstruktur
(GSCA).
10 EriAgustian
&H.
(2013)
Pengaruh
Labelisasi
Halal
Terhadap
Keputusa
n
Pembelia
n
Konsume
n
Studi
Kasus
PadaProd
uk Wall’s
Conello
Hasil analisis
pengaruh
pelabelan
halal
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Umat Islam
memperoleh
persamaan
regresi Y =
9,943 +
0,761 X,
dapat
diartikan
bahwa, jika
nilainya 1
maka
keputusan
pembelian
label halal
akan
meningkat
sebesar
0,761, atau di
lainnya kata-
kata dapat
disimpulkan
bahwa
keputusan
pembelian
Wall's
Conello saat
ini adalah
9,943.
Dengan
koefisien
korelasi
Judulnya
darijurnal ini
samaberhubuga
n dengan label
halal, dan data
yang digunakan
dalam penelitian
ini data primer,
yaitu wawancara
dan penyebaran
kuesioner
Analisis
menggunakan
analisis Regresi
dan Korelasi
dengan alat
pengolah data
SPSS Versi 17.0
dan Microsoft
Excel Penelitian
ini dilakukan di
STIE Kesatuan
Bogor
55
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
sebesar
0,705, yang
berarti ada
hubungan
yang
signifikan
dengan
kedekatan
hubungan
antara label
kuat dan
positif dari
konsumen
Muslim halal
keputusan
pembelian.
Sedangkan
untuk
konsumen
non-Muslim
memperoleh
persamaan
regresi Y =
1.469
+ 1,003 X.
Dengan
koefisien
korelasi
sebesar 0,623
yang berarti
ada yang
signifikan
hubungan
dengan
kedekatan
hubungan
antara
pelabelan
halal yang
kuat dan
positif
Keputusan
pembelian
konsumen
Muslim.
11 Tengku
PutriLindung
Bulan.
Pengaruh
Labelisasi
Halal
Hasil dari
analisis ini
adalah
Judul dari jurnal
ini berhubungan
dengan label
Tehnik sampel
yang digunakan
adalah
56
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
(2016) terhadap
Keputusa
n
Pembelia
n Sosis
di Kuala
Simpang
Kabupate
n Aceh
Tamiang
bahwa
variabel label
halal
berpengaruh
positif dan
Signifikanter
hadap
keputusan
pembelian
sosis di
Kuala
SimpangKab
upaten Aceh
Tamiang.
halal accidentsamplin
g dengan jumlah
sampel
sebanyak 96
orang, Metode
analisis data
Menggunakan
regresi linier
sederhana,
penelitian ini
dilakukan di
Kota Kuala
Simpang
Kabupaten
Aceh Tamiang.
12 Stevia
Septiani1,
Retno
Indraswari.
(2019)
Faktor -
Faktor
yang
Memenga
ruhi
PerilakuK
onsumen
Produk
Kosmetik
Halal
di Kota
Bogor
Diketahuibah
wa variable
laten
Psikologis
memiliki
pengaruh
positiflangsu
ng
terhadapPem
belian,
dengan
koefisien
Jalursebesar
0,603. Faktor
psikologisme
njadi faktor
yang
berpengaruh
pada
pembelian
kosmetik
berlabel halal
dikarenakan
motif
penggunaan
kosmetik
mampumenu
njukkan
pemenuhan
kebutuhanpe
ngakuan
Yakni
penampilan
Judul
berhubungan
dengan perilaku
konsumen,
label halal,
dengan
Pengumpulan
data primer.
Metode
pengolahan data
yang digunakan
antara lain
adalah analisis
Deskriptif dan
analisistructural
Equation
Modeling
(SEM)
denganpendekat
an Partial Least
Squares (PLS).
penelitian ini
dilakukan
dengan metode
purposive
Sampling,
Penelitian ini
dilakukan di
kota Bogor.
57
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
yang
menarik
sebagaiwanit
a pekerja.
13 Della Adelia,
Clara
Moningka,
S.Psi., M.Si,
Yulius.F
Angkawijaya,
M.Psi.,
Psikolog.
(2018)
Kontribus
i Attitude
Toward
Behavior,
Subjectiv
e Norm
dan
Perceived
Behavior
Control
Terhadap
Intensi
Membeli
Produk
Organik.
Hasil Analisa
menunjukan
bahwa
attitude
toward
behavior,
subjective
norm, dan
perceived
behavioral
control
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
intensi
membeli
produk
organik (p
=.000, p <
.05). attitude
toward
behavior,
subjective
norm, dan
perceived
behavioral
control
memiliki
hubungan
sebesar .705
dengan
intensi
membeli
produk
organik.
Judul jurnal
berhubungan
dengan variabel
yang dipilih
yaitu Attitute,
Subjective
Norm,
Perceived
Behavior
Control dari
teori TPB.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dengan regresi
dan korelasi,
Alat ukur yang
digunakan
dalam penelitian
ini yaitu
Intention to Buy
Organic Food
(perilaku yang
direncanakan)
dan Single Item
Intention
(mengevaluasi
perilaku yang
direncanakan).
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive
sampling.
14 Diah Retno
Sufi Fauzia
Edriana
Pangestuti
Aniesa Samira
Bafadhal
(2019)
Pengaruh
Religiusit
as
Sertifikasi
Halal,
Bahan
Produk
Terhadap
Minat
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
1)Variabel
Religiusitas
berpengaruh
tidak
signifikan
Judul
berhubungan
dengan
sertifikasi halal,
Teknik
pengumpulan
data pada
penelitian ini
menggunakan
Jenis penelitian
ini adalah
penelitian
explanatory,
penelitian di
lakukan di kota
malang, Metode
analisis data
dengan
58
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Beli Dan
Keputusa
n
Pembelia
n
terhadap
Minat Beli,
2)Variabel
Sertifikasi
Halal
berpengaruh
signifikan
terhadap
Minat Beli,
3)Variabel
Bahan
Produk
berpengaruh
signifikan
terhadap
Minat Beli,
4)Variabel
Minat Beli
berpengaruh
signifikan
terhadap
Keputusan
Pembelian.
kuesioner menggunakan
regresi berganda
dan sederhana.
Penelitian ini
menggunakan
jenis penelitian
explanatory
research
15 Bebby
Chrysanthini,
Ujang
Sumarwan,
dan Amzul
Rifin.
(2017)
Preferensi
Konsume
n
terhadap
Produk
Sayuran
Organik
(Studi
Kasus
Konsume
n UD
Fabela-
Myfarm)
di Bogor
Jawa
Barat
Hasil
penelitian
menunjukan
variabel
sikap
terhadap
perilaku
sayuran
organik tidak
memberikan
pengaruh
signifikan
terhadap niat
beli. Variabel
norma
subjektif
memberikan
pengaruh
signifikan
terhadap niat
beli dan
variabel
persepsi
pengendalian
perilaku
Variabelnya
berhubungan
dengan teori
TPB yaitu
Sikap, Norma
Subjektif,
Persepsi
Kontrol,
terhadap Niat
Beli. Desain
penelitian ini
dilakukan
dengan
pendekatan
metode
deskriptif
kuantitatif. Data
yang digunakan
adalah data
primer dan
sekunder. Data
primer diperoleh
dengan cara
observasi
dilapangan dan
Metode analisis
yang digunakan
adalah regresi
linear berganda.
Metode
pengambilan
contoh
dilakukan
dengan teknik
purposive
sampling.
Penelitian
dilakukan di
Fabela My-Farm
di Gunung
Picung, Bogor,
Jawa Barat
59
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
memberikan
pengaruh
signifikan
terhadap niat
beli.
Penelitian ini
memberikan
implikasi
manajerial
bahwa
strategi yang
dapat
diterapkan
oleh UD
Fabela-
Myfarm
untuk
meningkatka
n penjualan
menggunaka
n strategi
pemasaran
yang terdiri
dari
produksi,
harga,
promosi,
distribusi dan
strategi
tersebut
berguna
untuk
mengaitkan
konsumen
dari sisi
kuantitas,
mutu, dan
keseimbanga
n yang
mampu
memberikan
keuntungan
lebih baik.
wawancara
terstruktur
dengan
menggunakan
alat bantu
kuisioner. Data
sekunder
diperoleh dari
studi pustaka,
instansi, dan
kelembagaan
lainya.
16 Maghfiroh.
(2017)
Faktor-
Faktor
Yang
Mempeng
aruhi Niat
Membeli
Hasil
penelitian
menunjukkan
dari 4
variabel
bebas
Judul
berhubungan
dengan Sikap,
Niat Beli dan
Berlabel Halal.
Penelitian ini
termasuk
penelitian kausal
asosiatif yang
meneliti
pengaruh
60
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Makanan
Kemasan
Berlabel
Halal
LPPOM-
MUI
terdapat 3
variabel yang
tidak
berpengaruh.
Variabel
yang tidak
berpengaruh
tersebut
yaitu
variabel
faktor
personal,
sosial,inform
asi
sedangkan
variabel
yang
berpengaruh
yaitu
variabel
sikap. Secara
simultan
terdapat
pengaruh
faktor
personal,
sosial,
informasi
dan sikap
terhadap niat
membeli
makanan
kemasan
berlabel halal
LPPOM-
MUI pada
mahasiswa
nonmuslim
UNY.
hubungan
variabel bebas
dan variabel
terikat. analisis
data
mengunakan
metode regresi
probit.Penelitian
ini
menggunakan
metode
purposive
sampling,
Penelitian ini
dilakukan di
Universitas
Negeri
Yogyakarta
17 Sanep Ahmad,
Mohd Ali
Mohd Noor,
Lidia Fitri.
(2014)
Ketekalan
Gelagat
Pengguna
Muslim
Terhadap
Status
Halal:
Kearah
Strategi
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahawa
alasan
pilihan
terhadap
produk halal
adalah
Judul
berhubungan
dengan logo
halal dan
makanan halal,
Kajian ini
menggunakan
100 responden,
metode
Analisis data
menggunakan
analisis faktor
dan purata min.
penelitian ini di
lakukan di dari
Fakulti Ekonomi
Universiti
Kebangsaan
61
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Berkesan
Promosi
Produk
Halal
kerena
faedahnya
iaitu lebih
selamat,
diyakini
kebersihan
dan suci.
Selain itu
keperihatinan
pengguna
terhadap
status halal
barang juga
berbeza yang
mana
ditumpukan
lebih
terhadap
makanan.
Tanda logo
halal bukan
menjadi
aspek utama
diguna oleh
pengguna
dalam
menentukan
status halal
kecuali untuk
obatan dan
kosmetik
sedangkan
bagi bagi
produk
makanan
lebih
berdasarkan
ingredian.
mengguna skala
likert
Malaysia dan
Fakulti Ekonomi
UNSYIAH,
Banda Aceh
18 Saniatun
Nurhasanah,
Jono M
Munandar,
Muhammad
Syamsun.
(2018)
Faktor-
Faktor
yang
Mempeng
aruhi
Minat
Beli
Produk
Makanan
Olahan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kesadaran
halal, alasan
kesehatan,
dan persepsi
nilai
berpengaruh
Judul ini
berhubungan
dengan makanan
halal, logo halal.
skala yang
digunakan
adalah skala
likert
berdasarkan
tingkat
Penelitian ini
menggunakan
metode
voluntery
sampling.
menggunakan
teknik
purposive
sampling
Penelitian ini
62
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Halal
pada
Konsume
n
positif dan
signifikan
terhadap niat
beli.
Pemasaran
halal juga
menunjukkan
efek positif
dan
signifikan
terhadap niat
beli.Sedangk
an
pemasaran
halal
menunjukkan
efek negatif
dan
signifikan
terhadap niat
beli.
Keamanan
pangan,sertif
ikasi halal,
citra merek,
dan kualitas
yang
dirasakan
menunjukkan
efek yang
sama yang
tidak
berpengaruh
langsung
pada niat
beli.
Selanjutnya,
keamanan
pangan
berpengaruh
tidak
langsung
terhadap niat
beli melalui
alasan
kesehatan.
Sertifikasi
halal
memiliki
kesetujuan
responden pada
setiap indikator
dilakukan di
supermarket dan
minimarket di
Kota/Kabupaten
Bogor.
Sedangkan
analisis data
dilakukan
dengan metode
SEM-PLS
63
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
efek tidak
langsung
terhadap niat
beli melalui
variabel citra
merek.
Sedangkan
citra merek
dan persepsi
kualitas
memiliki
pengaruh
tidak
langsung
melalui
persepsi nilai
variable
terhadap niat
beli.
19 Karina Indah
Rohmatun,
Citra Kusuma
Dewi.
(2017)
Pengaruh
Pengetahu
an Dan
Religiusit
as
Terhadap
Niat Beli
Pada
Kosmetik
Halal
Melalui
Sikap
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
pengetahuan
dan
religiusitas
berpengaruh
signifikan
terhadap
sikap secara
parsial
maupun
simultan.
Pengetahuan,
religiusitas
dan sikap
berpengaruh
signifikan
terhadap niat
beli produk
kosmetik
halal secara
parsial
maupun
simultan.
Judul
berhubungan
dengan niat beli
dan sikap,
Metode
penelitian yang
digunakan
dalam penelitian
ini adalah
deskriptif
kuantitatif,
dimana data
yang didapatkan
melalui
kuesioner.
Teknik
pengambilan
sampel.
Penelitian ini
menggunakan
Teknik analisa
data analisis
deskriptif dan
Path Analysis
(Analisis Jalur).
Penelitian ini
dilakukan
Jogyakarta. pada
penelitian ini
adalah
purposive
sampling
20 Eriyani,
Wiyono,
(2012)
Pengaruh
Sikap,
Persepsi
Kontrol
Hasil ini
menunjukkan
bahwa
kesadaran
Judul
berhubungan
dengan Sikap,
Norma
Pengujian
hipotesis
menggunakan
analisis Regresi
64
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Perilaku,
Dan
Norma
Subjektif
Pada Niat
Beli
Kosmetik
Organik:
Studi
Pada
Mahasisw
a
Universita
s Sebelas
Maret
Surakarta
kesehatan
dan
kesadaran
penampilan
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
sikap
terhadap
pembelian
kosmetik
organik
sedangkan
kesadaran
lingkungan
tidak. Sikap
terhadap
pembelian
kosmetik
organik,
kontrol
perilaku
yang
dirasakan,
dan norma
subyektif
berpengaruh
signifikan
terhadap niat
pembelian
kosmetik
organik.
Kontrol
perilaku
yang
dipersepsika
n signifikan
sebagai
variabel
moderasi
yang
mempengaru
hi hubungan
antara sikap
terhadap
pembelian
kosmetik
Subjektif,
Kontrol perilaku
Kontrol, Metode
pengumpulan
dalam penelitian
ini
menggunakan
metode survei
menggunakan
kuesioner,
Sampel
penelitian ini
adalah 100
responden.
Berganda.
Penelitian ini di
lakukan di
surakarta.
Penelitian ini di
kosmetik.
Pengambilan
sampel
menggunakan
teknik purposive
sampling
65
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
organik dan
niat beli
kosmetik
organik.
21 Dwiwiyati
Astogini,Wahy
udin, dan Siti
Zulaikha
Wulandari.
(2011)
Aspek
Religiusit
as Dalam
Keputusa
n
Pembelia
n Produk
Halal
(Studi
tentang
labelisasi
halal pada
produk
makanan
dan
minuman
kemasan)
Hasil ini
menunjukkan
bahwa
Religiusitas
tidak
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
kemasan
makanan dan
minuman
dan Dimensi
Konsekuensi
adalah
dimensi
religiusitas
yang paling
berpengaruh.
Juga
perhatikan
bahwa
sebagian
besar
konsumen
percaya baik
logo halal
LPPOM-
MUI dan
logo halal
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan.
Judul
berhubungan
dengan label
halal pada
makanan.
Sampel dari
penelitian ini
100responden.
Metode
penentuan
sampel yang
digunakan
adalah non
probability
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
metode analisis
regresi
berganda,
penelitian ini
adalah
masyarakat di
Purwokerto.
Metode yang
digunakan
metode
purposive
sampling
22 Megawati
Simanjuntakan
d Muhammad
Mardi
Dewantara.
(2014)
The
Effects of
Knowledg
e,
Religiosit
y Value,
and
Attitude
Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara laki-
laki dan
perempuan
pada variabel
Judul ini
berhubungan
dengan sikap,
perilaku dan
label halal, Data
primer dan
sekunder
diambil dalam
Desain
penelitian ini
adalah cross
sectional study
dengan metode
survei.
menggunakan
teknik
66
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
on Halal
Label
Reading
Behavior
of
Undergra
duate
Students
pengetahuan,
religiosity
value, dan
sikap dalam
membaca
label halal,
sedangkan
perilaku
membaca
label tidak
memiliki
perbedaan
yang
signifikan.
Usia,
religiosity
value, dan
sikap
terbukti
berpengaruh
secara
signifikan
pada perilaku
membaca
halal label
produk
makanan.
penelitian ini.
Dengan
kuesioner
multistage
random
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
metode regresi
linier berganda
dengan SPSS
Penelitian ini
berlokasi di
kampus Institut
Pertanian Bogor
(IPB) di
Dramaga,
Bogor.
23 Mohd
Al'Ikhsan
Ghazalia, Siti
Salwa Md.
Sawari.
(2014)
Amalan
Standard
Halal Di
Negara-
Negara
Asia
Tenggara
Hasil kajian
ini telah
membuktika
n bahawa
standard
halal yang
digunakan di
Malaysia dan
Negara di
Asia
(Indonesia,
Thailand,
Brunei dan
Singapura)
adalah
diselia oleh
pihak
bertanggungj
awab.
Merujuk
kepada
standard
Judul ini
berhubungan
dengan
sertifikasi halal
di negara
indonesia,
penelitian ini
menggunakan
sumber primer
dan sekunder
Kajian ini
berbentuk
kualitatif.
Penelitian ini
Terdapat dua
jenis sumber
yang boleh
diperoleh dari
metode
perpustakaan
ini, dengan
mengumpulkan
sebanyak
mungkin
maklumat dan
informasi
daripada buku,
jurnal, sorotan
akhbar dan
lampiran
majalah yang
berkaitan
67
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
halal yang
digunakan,
setiap negara
mempunyai
ciri-ciri
jaminan yang
tersendiri.
dengan tajuk
industri halal di
Malaysia dan
negara-negara
luar yang teridiri
daripada
Indonesia,
Singapura,
Thailand dan
Brunei
24 Nor Aini Haji
Idris, Mohd
Ali Mohd
Noor.
(2013)
Analisis
Keprihati
nan
Pengguna
Muslim
Terhadap
Isu Halal-
Haram
Produk
Melalui
Pembentu
kan
Indeks
Berdasarkan
penelitian
keimanan,
pengetahuan,
sikap,
persekitaran
dan
kesehatan,
hasil kajian
mendapati
nilai indeks
berada pada
tahap yang
sangat baik
melebihi
paras normal
50.0%.
Kesedaran
yang tinggi
ini adalah
hasil usaha
badan-badan
agama dan
Jabatan
Kemajuan
Islam
Malaysia
(JAKIM)
yang
berterusan
memberi
maklumat
yang berguna
kepada
pengguna
Muslim di
negara ini
mengenai
Judul ini
berhubungan
dengan
sertifikasi halal
dan produk
halal. Penelitian
ini
menggunakan
skala likert
Di samping
penggunaan
analisis SPSS,
analisis
deskriptif dan
chi-square,
pembentukan
indeks
dilakukan
dengan
menggunakan
formula yang
dibangunkan
oleh TIPP
(Technometrica
Institute of
Policy and
Politics).peneliti
an ini dilakukan
di Malaysia
68
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
status halam
haram
produk.
25 Rininta
Nurrachmi.
(2018)
The
Global
Developm
ent of
Halal
Food
Industry:
A Survey
Penelitian ini
menunjukkan
bahwa
walaupun
populasi
muslim di
negara maju
lebih sedikit
tetapi
permintaan
pasar untuk
produk
makanan
Halal tinggi.
Negara-
negara
dengan
jumlah
populasi
muslim yang
sedikit
seperti
Thailand,
Inggris dan
Australia
dapat melihat
kesempatan
akan
meningkatny
a kebutuhan
makanan
Halal di
pasar dunia
sehingga
mayoritas
negara
mengekspor
makanan
Halal dari
negara-
negara
tersebut.
Industri
makanan
Halal dapat
Jurnal ini
berkaitan
dengan
sertifikasi,
makanan halal
dan produk halal
di Indonesia
Metode
kualitatif
diterapkan
dalam penelitian
ini. Pendekatan
ini didasarkan
pada
pengamatan di
lingkungan
bisnis industri
makanan halal,
online
penelitian,
analisis makalah
dari jurnal dan
brainstorming
dengan peneliti
selama satu
tahun dari 2015
hingga 2016.
Selain itu,
karya-karya
sebelumnya
adalah disurvei
terkait dengan
industri
makanan halal
di negara maju
dan berkembang
negara.Malaysia
, Indonesia dan
Thailand dipilih
sebagai negara
berkembang.
69
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
menjadi
katalis
pengembang
an potensi
sektor lain
yang
mendapat
akibat
negatif
karena krisis
ekonomi
pada negara-
negara
dengan
minoritas
muslim.
Sumber: Data direkap Peneliti
2.6 Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif
dan kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli bagi restoran cheese chicken
terkait dengan logo dan sertifikat halal, yang mengacu pada beberapa teori adalah
Theory of Planned Behavior (TPB). Karena teori tersebut menjabarkan mengenai
teori perilaku konsumen.Teory of Planned Behavior (TPB) menyatakan ada
tidaknya suatu perilaku seseorang adalah di bawah pengendaliannya, dan
penelitian terdahulu, maka kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut:
70
Gambar 2.3. Kerangka Berfikir
2.7 Perumusan Hipotesa
Dari penjelasan kerangka pemikiran dan paradigma penelitian sebelumnya
diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ho1 Sikap tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada
Restoran Cheese Chicken
Kesimpulan Dan Saran
Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen Pada
Restoran Cheese Chicken
Sikap Norma
Subyektif
Kontrol Perilaku
Persepsi
Niat Beli
Hasil Dan Interpretasi
Uji Outer Model: 1. Convergent Validdity
2. Discriminant Validity
3. Average Variance Extracted
(AVE)
4. Composite Reliability
5. Cronbach Alpha
Uji Inner Model:
1. Uji Path
Coeficient
2. Uji Goodness of
Fit (R Square)
3. Uji t statistik
SmartPLS 3,0
71
Ha1 Sikap berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran
Cheese Chicken
2. Ho2 Norma Subjektif tidak berpengaruh terhadap niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken
Ha2 Norma Subjektif berpengaruh terhadap niat beli konsumen
pada Restoran Cheese Chicken
3. Ho3 Kontrol Perilaku Konsumen tidak berpengaruh terhadap niat
beli konsumen pada Restoran Cheese Chicken
Ha3 Kontrol Perilaku Konsumen berpengaruh terhadap niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken
72
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data
yang digunakan harus terukur dan akan menghasilkan kesimpulan yang dapat
digeneralisasikan. Pendekatan ini menggunakan metode (alat analisis) stasistik
inferensial (Ansori & Iswati 2017:159).
Dalam penelitian ini pembahasan akan menitikberatkan pada Niat beli
konsumen pada Restoran Cheese Chicken di Jakarta. Dimana penelitian ini
merupakan penelitian terhadap data primer melalui kuesioner sedangkan data
sekunder berasal dari berbagai sumber yang terkait.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independent dan satu variabel
dependent. Dimana variabel independen terdiri dari Sikap (X1), Norma Subjektif
(X2), Persepsi Kontrol Perilaku (X3). Sedangkan variabel dependen adalah niat
beli (Y).
3.2 Metode Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika peneliti ingin
meneliti semua elemen yang terdapat dalam wilayah penelitiannya, maka
penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi
dilakukan jika peneliti ingin melihat semua aspek didalam populasi. Oleh
73
karena itu, subjeknya meliputi semua yang terdapat didalam populasi. Objek
pada populasi diteliti, hasilnya dianalisa, disimpulkan dan kesimpulan
tersebut berlaku untuk semua populasi (Tersiana 2018:75).
Populasi penelitian menerangkan target populasi atau sampel
penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian sedangkan penentuan
sampel penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan. Dalam peneliti
ini peniliti menggunakan konsumen restoran cheese chicken sebagai
populasi, hal ini disebabkan konsumen restoran cheese chicken merupakan
kelompok objek yang semakin berkembang dalam beberapa tahun ini.
3.2.2 Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2011:10), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Teknik pengambilan sampel ini yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non probability sampling yaitu “teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi unsur atau anggota
populasi untuk menjadi sampel” (Sujarweni, 2018:23), dan teknik yang
dipilih adalah convenience sampling. Menurut (Siregar, 2017:20)
“convenience sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan
saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi
responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang yang
74
terdekat saja. Teknik ini dipilih penulis karena merupakan cara terbaik
untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan efisien dalam hal tenaga,
waktu, tempat serta menyesuaikan dengan kegiatan responden. Besarnya
sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menyebarkan kuesioner
sebanyak 100 kuesioner.
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan sampel sebanyak 100
responden yang merupakan konsumen restoran cheese chicken di Jakarta
dan sekitarnya sebagai unit observasinya.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu menggunakan metode
kuesioner dengan membuat beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada
responden. Tujuan mengadakan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dapat dipertanggung jawabkan dimana isi dari kuesioner tersebut
mengenai data karakteristik responden.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder, dengan memberikan kuesioner kepada tiap responden. Kuesioner
adalah suatu tehnik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis
mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang
utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau
oleh sistem yang sudah ada (Siregar, 2017:21)
Kuesioner dalam penelitian ini disebar kepada para konsumen restoran
cheese chicken di Jabodetabek, Dalam penelitian ini jawaban yang diberikan oleh
responden dengan skala likers. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan
75
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Dengan skala likers, variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likers mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Pada skala likers,
responden memilih alternatif jawaban pernyataan sesuai dengan kondisi yang
dialami. Agar penelitian lebih terfokus model skala likers yang digunakan adalah
empat kriteria (Siregar, 2017:25).
Skala likert adalah merupakan skala yang berisi lima tingkatan jawaban
mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan yang
dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Modifikasi skala likers
dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima
tingkat, Modifikasi skala likers meniadakan kategori jawaban yang ditengah
berdasarkan tiga alasan yaitu:
- Kategori tersebut memiliki arti ganda, biasanya diartikan belum dapat
memutuskan atau memberikan jawaban, dapat diartikan netral, setuju
tidak,tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu.
- Tersedianya jawaban yang ditengah menimbulkan kecendrungan menjawab
ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu
atas kecendrungan jawabannya
76
- Maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat
kecendrungan pendapat responden, kearah setuju atau kearah tidak setuju.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut (Siregar, 2017:26) :
Tabel 3.1: Penetapan Skor
Indikator Positive Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber : (Siregar, 2017:26)
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least
Square (PLS). PLS dapat digunakan pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal,
interval, rasio) serta syarat asumsi yang lebih fleksible. PLS juga digunakan untuk
mengukur hubungan setiap indikator dengan konstruknya. Karena dalam
penelitian ini menggunakan indikator untuk mengukur setiap konstruknya, dan
juga model pengukuran bersifat struktural, maka diputuskan menggunakan PLS.
Tujuan utama dari PLS adalah untuk menjelaskan hubungan antar konstrak dan
menekankan pengertian tentang nilai hubungan tersebut. Dalam hal ini, hal
penting yang harus diperhatikan adalah keharusan adanya teori yang memberikan
asumsi untuk menggambarkan model, pemilihan variabel, pendekatan analisis,
dan interpretasi hasil.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar konstrak
(sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi dan niat beli) serta untuk
memahami pengertian keempat konstrak tersebut. Dan juga karena
77
dibutuhkannya indikator dalam penelitian ini, serta model pengukuran bersifat
sruktural maka penelitian ini menggunakan PLS.
Model Spesikasi PLS dalam analisis jalur terdiri atas tiga tipe hubungan,
yaitu“inner model, outer model, dan weight estimate” (Jogiyanto, 2014:187).
3.4.1 Merancang Model pengukuran (Outer Model)
Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam
penelitian ini adalah reflektif karena indikator variabel laten
mempengaruhi indikatornya.
Cara yang sering digunakan oleh peneliti dalam bidang SEM untuk
melakukan pengukuran model melalui analisis faktor konfirmatori dengan
menguji validitas convergent dan discriminant.
Model persamaan dasar dari model pengukuran atau outer model
adalah sebagai berikut:
Untuk konstruk laten eksogen (X)
X =
Untuk konstruk variabel endogen (Y)
Y =
Keterangan :
Simbol (Lamda) : Bobot faktor antara variabel laten dengan
indikatornya
Simbol (Ksi) : Variabel laten eksogen
Simbol (epsilon) : Pengukuran error indikator endogen
Simbol (eta) : Variabel laten endogen
Simbol (delta) : Pengukuran error indikator eksogen
78
Kemudian untuk menguji reliabilitas indikatornya endogan menggunakan
composite reliability dan cronbach alpha(Campbell dan Fiske 1959 dalam
Ghozali, 2015:74 )
3.4.1.1 Convergent Validity
Convergent validity dari measurement model dengan indikator
refleksif dengan prinsip bahwa pengukuran-pengukuran (manifest
variable) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji convergent
validity indikator reflektif dengan smartPLS 3,0 dapat dilihat dari nilai
loading factor untuk setiap indikator konstruk. Rule of tumb yang
digunakan untuk menilai convergent validity yaitu nilai loading factor
harus lebih dari 0,7. (Ghozali, 2015:74).
3.4.1.2 Discriminant Validity
Evaluasi selanjutnya adalah melihat dan membandingkan antara
discriminant validity dan square root of average variance extracted
(AVE). Model pengukuran dinilai berdasarkan pengukuran cross loading
dengan konstruk. Jika kolerasi konstruk dengan setiap indikatornya lebih
besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten memprediksi
indikatornya lebih baik daripada konstrak lainnya. Hal ini menujukkan
bahwa indikator yang digunakan valid. (Ghozali, 2015:74)
3.4.1.3 Average Variance Extracted (AVE)
Uji validitas lainnya dapat dilakukan dengan melihat nilai AVE.
Dipersyaratkan bahwa model yang baik kalau AVE masing-masing
konstruk nilainya lebih tinggi dari 0,50. Ghozali, 2015:75 )
79
3.4.1.4 Composite Reliability
Untuk menentukan composite reliability, apabila nilai
compositereliability > 0,7 dapat dikatakan bahwa konstrak memiliki
reliabilitas yang tinggi atau reliable dan > 0,6 dikatakan cukup reliable
(Ghozali, 2015:75 )
3.4.1.5 Cronbach Alpha
Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach
alpha dimana konsistensi setiap jawaban diujikan. Cronbach alpha
dikatakan baik apabila >0,70. (Ghozali, 2015:75 )
Ringkasan Rule of tumb Evaluasi Model Pengukuran validitas dan
reliabilitas konstruk dengan indikator reflektif terlihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.2. Ringkasan Rule of tumb Evaluasi Model Pengukuran validitas dan
reliabilitas konstruk dengan indikator reflektif Model Pengukuran Parameter Rule of Tumb
Validitas
1 Validitas
Convergent
Loading factor - > 0,70 untuk Confirmatory
Research
2 Average Variance
Extrated
Communality > 0,50 untuk Confirmatory Research
maupun Exploratory Research
3 Validitas
discriminant
Cross loading - > 0,70 setiap variabel
Reliabilitas
1 Composite
Reliability
- > 0,70 untuk Confirmatory
Research
2 Cronbach
Alpha
- > 0,70 untuk Confirmatory
Research
Sumber: Ghozali (2015:77)
3.4.2 Merancang Model Struktural (Inner Model)
“Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variable
laten(structural model), disebut juga dengan inner relation,
80
menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori
substansif penelitian. Dalam menilai struktural model dengan PLS yaitu
dengan melihat nilai R Square. Untuk setiap variabel laten endogen
sebagai kekuatan prediksi dari model struktural. Perubahan nilai R Square
dapat digunakan untuk pengaruh variabel eksogen laten tertentu terhadap
variabel eksogen apakah memilik pengaruh yang substantif. Jika nilai R
Square > 0,75 maka dapat disimpulkan model kuat. Jika nilai R Square
0,50 – 0,74 berarti model memiliki kekuatan moderat, dan jika nilai R
square < 0,50 maka model lemah. Hair et al. 2011 dalam (Ghozali
2015:78).
Disamping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi
dengan melihat Qsquare predictive relevance untuk mengukur seberapa
baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-square lebih besar dari 0 (nol) menunjukan bahwa model
mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Qsquare kurang
dari 0 (nol) menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive
relevance.
3.4.3 Konstruksi Diagram Jalur
Fungsi utama dibuat diagram jalur adalah untuk memvisualisasikan
hubungan antara indikator dengan konstruknya dan hubungan antar
konstruk yang mempermudah peneliti untuk melihat model secara
keseluruhan. Untuk melihat model secara keseluruhan disajikan pada
gambar sebagai berikut:
81
Y =
Y =
Y =
Y =
Gambar 3.1 : Model Hubungan Penelitian
82
Gambar 3.2. Perancangan model PLS
3.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis terkait dengan hubungan antar variabel. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan melihat hasil uji secara parsial untuk masing-masing
variabel. Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang
dapat dibuat merupakan rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan
berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%,
sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05. Dan
menghasilkan nilai tabel sebesar 1.96. (Gozali 2015:80). Sehingga pengambilan
keputuannya adalah:
83
- Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel (t-statistik < 1.96), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
- Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel ( t-statistik > 1.96),
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan objek penelitian dan metode penelitian maka dibawah ini
diungkapkan Definisi Operasional Variabel penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.3. : Indikator Variabel
Variabel Definisi
Variabel Indikator Sub Indikator No.Item
Sikap
(X1)
(Ajzen)
Sikap (Attitue)
adalah sesuatu
yang
menggambarkan
apa yang di
sukai dan tidak
disukai dan
menggarah
kepada tindakan
untuk menerima
atau menolak
sesuatu.
1. Sikap di tentukan
oleh keyakinan
mengenai
konsekuensi suatu
perilaku
Keyakinan akan
logo halal
terhadap makanan
halal
1,2
2. Perasaan
mendukung/tidak
mendukung
terhadap suatu
objek
Motivasi dan
mendukung logo
halal terhadap
makanan halal
3,4,5
Norma
Subjektif
(X2)
Frisbein
& Ajzen
(2010)
Norma Subjektif
adalah Persepsi
individu
mengenai
pemikiran orang
lain (orang yang
penting bagi diri
individu
tersebut) untuk
seharusnya atau
tidak seharusnya
ia melakukan
3. Keyakinan
perilaku di
tujukkan oleh
individu, rujukan
sosial yang berasal
dari orang tua,
pasangan hidup
Pengaruh
keluarga,
pasangan hidup.
1,2
4. Keyakinan
perilaku
ditunjukkan oleh
individu, rujukan
sosial dari sahabat
Pengaruh dari
sahabat, rekan
kerja
3,4
84
perilaku
tertentu.
5. Keyakinan
perilaku dapat di
tentukan oleh
setuju maupun
tidaksetujuan
orang lain atau
kelompok
Motivasi untuk
memenuhi saran
orang lain yang
dianggap penting
5
Persepsi
Kontrol
Perilaku
(X3)
(Frisbein
dan
Ajzen
1991)
Persepsi Kontrol
Perilaku adalah
persepsi
individu
mengenai
kemudahan dan
kesulitan
mewujudkan
suatu perilaku
tertentu
6. Kemudahan/Kesul
itan mewujudkan
suatu perilaku
tertentu.
Merasakan
kemudahan
memperoleh
produk halal
1,2,3
7. Keyakinan control
perilaku sebagian
didasarkan pada
masa lalu dengan
perilaku.
Pengalaman masa
lalu berkaitan den
ng produk
makanan halal.
4,5
Niat (Y)
(Frisbein
dan
Ajzen)
Niat adalah bagi
an dari diri
seseorang dalam
dimensi
probabilitas
subjektif yang
melibatkan
hubungan antara
dirinya dan
beberapa
tindakan.
8. Niat sebagai faktor
motivasi yang
berdampak pada
perilaku
Tertarik mencari
informasi
mengenai produk
makanan berlogo
halal
1
9. Niat memiliki
kecendrungan
berperilaku atas
kepercayaan dan
perasaan positif
yang dirasakan.
Mempertimbangk
an untuk membeli
produk makanan
berlogo halal
2
10. Niat berperilaku
mengacu pada
probabilitas
subjektif
seseorang
Ingin mengetahui
produk makanan
berlogo halal
3
85
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum tentang Restoran Cheese Chicken
4.1.1 Profil Restoran Cheese Chicken
Ayam goreng tepung merupakan olahan bahan baku daging ayam yang
cukup akrab di lidah masyarakat. Penggemarnya pun tidak sedikit, sehingga
sudah banyak usaha jenis makanan ini dimana-mana. Agar mendapatkan pasar
di tengah sesaknya persaingan usaha olahan ayam, banyak pelaku usaha
melakukan inovasi produk. Salah satunya adalah Lewat PT.Sari Multi Boga ,
Restoran ini menawarkan menu makanan ayam goreng tepung keju.
Sesuai dengan produk yang ditawarkan, merek usahanya bernama
Cheese Chicken. Tidak hanya olahan ayam tepung, Cheese Chicken juga
menjual burger dan kentang goreng yang semuanya dicampur dengan
keju.Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 2012 silam. Gerai pertama berdiri di
Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Respons masyarakat cukup tinggi pada saat
itu dan banyak pihak yang menanyakan untuk bisa bermitra dengannya.
Setelah merasa sistem kemitraan sudah siap, mulai menawarkan kemitraan
usaha di akhir 2014.
Saat ini, gerai Cheese Chicken sudah ada 30 (tiga puluh) outlet yang
tersebar di Jakarta, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, Bogor, Puncak. Sukses
membangun brand ini menjadi bisnis waralaba cepat saji yang terkenal.
86
4.1.2 Macam-macam Produk Cheese Chicken
Adapun macam-macam produk Cheese Chicken diantaranya sebagai
berikut:
a. Super Cheese
b. Premium Black
c. Spicy Yolk Burger
d. Rice Bowl Cheese Chicken
e. Cheese French fries
f. Sayap, Paha, Dada Cheese Chicken
g. Hot Spicy Cheese Chicken Wing
h. Milk Moccacino Cincau
i. Refreshing Fruit Tea
j. Milkshakes
4.1.3 Kelebihan Restoran Cheese Chicken :
1. Harga dan Produk Cheese Chicken
a. Produk yang ada direstoran cheese chicken tanpa bahan
pengawet dan berkualitas baik, lezat, bergizi, segar, dan
higienis.
b. Bumbu khas Cheese Chicken dengan rasa keju yang banyak
juga menjadi daya tarik produk ini
c. Harga yang baik dan cukup terjangkau di konsumen
d. Produk yang memiliki keunggulan dengan rasa dan kualitas
ayam.
87
e. Jumlah porsi dan banyaknya makanan dan minuman dalam satu
porsi yang di sediakan.
f. Menu yang ditawarkan banyak oleh restoran cheese chicken
kepada konsumen.
g. Daftar menu adalah produk yang sesuai yang telah di sediakan
oleh pelayan cheese chicken.
2. Pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh Restoran Cheese
Chicken adalah :
a. Melayani makan ditempat (dine-in), bungkus/bawa pulang
(take-away), dan pemesanan dalam jumlah besar (group order).
b. Tempat parkir untuk menyimpan kendaraan para pengunjung
ke restoran cheese chicken.
c. Keramahan dan sopan santun merupakan sikap yang
ditampilkan oleh pelayan kepada konsumen selama
mengunjungi restoran cheese chicken.
d. Penampilan pelayanan adalah pakaian yang rapi dan sopan
yang dikenakan karyawan selalu bersih
e. Kecepatan dalam penyajikan makanan dan minuman ke
konsumen tepat waktu.
f. Dalam melayani pembayaran konsumen, kasir dapat melakukan
dengan cepat dan teliti
g. Kebersihan restoran cheese chicken diantaranya adalah ruangan
tempat makan, wastafel, toilet, dapur dan lain sebagainya.
88
Berdasarkan lokasi yang telah disebutkan di atas, peneliti
mengumpulkan data penelitian melalui kuesioner secara langsung ke restoran
cheese chicken tersebut, dengan melakukan uji coba pengujian sample (pree
test) terhadap responden dibeberapa lokasi restoran di Jakarta dan sekitarnya.
Adapun hasil uji preetes untuk validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 50
responden dengan hasil sebagai berikut:
Tabel. 4.1 : Uji pretes Validitas
NO Butir
Pertanyaan
Loading
factor Rule of tumb Keterangan
1 SKP1 0.784 0,70 Valid
2 SKP2 0.714 0,70 Valid
3 SKP3 0.808 0,70 Valid
4 SKP4 0.800 0,70 Valid
5 SKP5 0.788 0,70 Valid
6 NS1 0.926 0,70 Valid
7 NS2 0.828 0,70 Valid
8 NS3 0.935 0,70 Valid
9 NS4 0.957 0,70 Valid
10 NS5 0.712 0,70 Valid
11 KPP1 0.799 0,70 Valid
12 KPP2 0.850 0,70 Valid
13 KPP3 0.861 0,70 Valid
14 KPP4 0.735 0,70 Valid
15 KPP5 0.841 0,70 Valid
16 NB1 0.928 0,70 Valid
17 NB2 0.896 0,70 Valid
18 NB3 0.797 0,70 Valid
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan hasil uji coba kuesioner yang ditampilkan pada tabel 4.1
diatas menunjukkan bahwa, dengan responden sebanyak 50 responden,
menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dari variabel sikap, variabel
norma subjektif, variabel kontrol perilaku dan niat beli menunjukkan nilai
89
diatas loading factor diatas 0,7. Dengan demikian seluruh butir pernyataan
valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Selanjutnya untuk uji pretest reliabilitas disajikan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.2 : Hasil uji pretest reliabilitas
Variabel Cronbachs Alpha
SIKAP (X1) 0.846
NORMA SUBJEKTIF (X2) 0.922
KONTROL PERILAKU PERSEPSI
(KPP) 0.879
NIAT BELI (Y) 0.846
Sumber: Data diolah peneliti
Berdasarkan hasil uji pretest reliabilitas pada tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa nilai cronbach alpha pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol
perilaku persepsi dan niat beli menunjukkan nilai diatas 0,70. Dengan
demikian, semua variabel dinyatakan reliable atau handal sehingga jika
diajukan pada responden yang lain akan memiliki nilai yang relatif sama.
Dengan demikian dapat digunakan untuk pengujian penelitian.
Selanjutnya dalam melakukan penelitian ini, peneliti memilih
responden pada perusahaan restoran cheese chicken dengan mendistribusikan
kuesioner sebanyak 100 responden dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 4.3 : Distribusi Kuesioner
No Wilayah Kuesioner
didistribusikan
Kuesioner
tidak kembali
Kuesionet
dapat diolah
1 Tangerang Selatan 20 - 20
2 Depok 20 - 20
3 Bekasi 20 - 20
4 Bogor 20 - 20
5 Jakarta Timur 20 - 20
JUMLAH 100 0 100
Sumber: Data direkap peneliti.
90
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kuesioner yang
didistribusikan sebanyak 100 responden dari berbagai wilayah restoran cheese
chicken. Tiap lokasi didistribusikan sebanyak 20 kuesioner dengan tingkat
pengembalian 100% artinya semua kuesioner yang dididstribusikan dikembalikan,
sehinggga dapat dijadikan data secara keseluruhan.
4.2 Distribusi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, sample yang digunakan adalah sebanyak 100
responden, disebar secara acak dengan tingkat pengembalian kuesioner (respon
rate) sebesar 100%, responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung atau
konsumen restoran Cheese Chicken di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Untuk mengetahui karakteristik responden yang akan diteliti maka
dilakukan analisis deskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini, meliputi
usia, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah kunjungan.
Hasil pengolahan distribusi karakteristik responden disajikan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.4 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia
KARAKTERISTIK
RESPONDEN FREKUENSI
PRESENTASE
FREKUENSI
17 - 25 TAHUN 16 16%
> 26 - 30 TAHUN 20 20%
> 30 - 35 TAHUN 20 20%
> 35 TAHUN 44 44%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti
91
Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa, karakter
responden dalam penelitian ini berdasarkan usia, yang paling banyak didominasi
usia diatas 35 tahun yaitu sebanyak 44 responden.Kemudian untuk responden
yang berusia 26 – 30 tahun dan 30 – 35 tahun masing-masing 20 orang. Dan yang
terakhir adalah responden dengan usia 17 – 25 tahun sebanyak 16 orang.
Tabel 4.5 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Agama
KARAKTERISTIK
RESPONDEN REKUENSI
PRESENTASE
FREKUENSI
ISLAM 97 97%
KATOLIK 2 2%
PROTESTAN 1 1%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan
karakteristik agama, didominasi oleh responden beragama islam dengan jumlah
97 responden atau 97%. Berikutnya adalah agama katolik 2 orang atau 2% dan
protestan hanya 1 orang atau 1%. Dengan demikian responden yang dijadikan
sampel penelitian mayoritas muslim.
Tabel 4.6 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
KARAKTERISTIK
RESPONDEN REKUENSI
PRESENTASE
FREKUENSI
LAKI-LAKI 49 49%
PEREMPUAN 51 51%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari karakteristik jenis
kelamin, responden laki-laki berjumlah 49 orang atau 49% dan perempuan
berjumlah 51 orang atau 51%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
responden laki-laki dan perempuan hampir sama atau seimbang.
92
Tabel 4.7 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
KARAKTERISTIK
RESPONDEN REKUENSI
PRESENTASE
FREKUENSI
SD 5 5%
SMP 13 13%
SMA 54 54%
PERGURUAN TINGGI 28 28%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan pendidikan didominasi oleh responden berpendidikan
SMA sederajat yaitu sebanyak 54 orang atau 54%. Sedangkan untuk responden
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 28 orang atau 28%. Selanjutnya untuk
responden berpendidikan SMP sebanyak 13 orang atau 13%. Dan yang terakhir
responden yang berpendidikan SD sebanayak 5 orang atau 5%.
Tabel 4.8 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
KARAKTERISTIK
RESPONDEN REKUENSI
PRESENTASE
FREKUENSI
PROFESIONAL 11 11%
NON PROFESI 62 62%
TIDAK BEKERJA 27 27%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa responden yang
dijadikan sampel penelitian berdasarkan pekerjaan, didominasi oleh responden
yang bekerja sebagai non profesi atau karyawan sebanyak 62 orang atau 62%.
Selanjutnya responden yang tidak bekerja sebanyak 27 orang atau 27%.
Selanjutnya responden yang bekerja sebagai profesional sebanyak 11 orang atau
11%.
93
Tabel 4.9 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan kunjungan
KARAKTERISTIK
RESPONDEN REKUENSI
PRESENTASE
FREKUENSI
SERING 44 44%
JARANG 52 52%
TIDAK PERNAH 4 4%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa responden yang
dijadikan sampel penelitian berdasarkan jumlah kunjungan, didominasi oleh
responden yang jarang berkunjung sebanyak 52 orang atau 52%. Selanjutnya
responden yang sering berkunjung sebanyak 44 orang atau 44%. Selanjutnya
responden yang tidak pernah berkunjung sebanyak 4orang atau 4%.
4.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli.
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode SEM-PLS dan diuji
dengan menggunakan program SmartPLS.
4.3.1 Skema Model Partial Least Square (PLS)
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis
Partial Least Square (PLS) dengan program smartPLS 3.0. Model ini
digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang menghubungkan
indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam penelitian ini adalah
reflektif karena indikator variabel laten mempengaruhi indikatornya. Cara
yang sering digunakan oleh peneliti dalam bidang SEM untuk melakukan
pengukuran model melalui analisis faktor konfirmatori dengan menguji
94
validitas convergent dan discriminant. Skema model program PLS yang
diujikan disajikan pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1. Outer Model
Gambar 4.2. Inner Model
95
4.3.2 Hasil Uji Evaluasi Outer Model
4.3.2.1 Hasil Convergent Validity
Untuk menguji convergent validity digunakan nilai outer
loading atau loading factor. Suatu indikator dinyatakan memenuhi
convergent validity dalam kategori baik apabila nilai loading factor
harus lebih dari 0,7. (Ghozali, 2015:74). Berikut adalah nilai outer
loading dari masing-masing indikator pada variabel penelitian:
Tabel 4.10 : Hasil Uji convergent Validity
NO VARIABEL INDIKATOR LOADING
FACTOR
1 Sikap (X1) SKP1 0.770
SKP2 0.780
SKP3 0.802
SKP4 0.818
SKP5 0.780
2 Norma Subjektif (X2) NS1 0.933
NS2 0.726
NS3 0.883
NS4 0.963
NS5 0.809
3 Kontrol Perilaku Persepsi
(X3)
KPP1 0.749
KPP2 0.750
KPP3 0.864
KPP4 0.764
KPP5 0.780
4 Niat Beli (Y) NB1 0.930
NB2 0.883
NB3 0.703
Sumber : Data diolah peneliti dengan SmartPLS 3,0
Berdasarkan sajian data dalam tabel 4.10 di atas, diketahui
bahwa masing-masing indikator variabel penelitian banyak yang
memiliki nilai outer loading > 0,7. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa indikator dinyatakan layak atau valid untuk
96
digunakan menjelaskan variable latennya dalam penelitian dan dapat
digunakan untuk analisis lebih lanjut.
4.3.2.2 Hasil Uji Discriminant Validity
Pada bagian ini akan diuraikan hasil uji discriminant validity.
Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading. Suatu
indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity apabila nilai
cross loading indikator pada variabelnya adalah yang terbesar
dibandingkan pada variabel lainnya. Hal ini menujukkan bahwa
indikator yang digunakan valid. (Ghozali, 2015:74). Untuk melihat
nilai berikut ini adalah nilai cross loading masing-masing indikator:
Tabel 4.11 : Hasil Uji discriminant validity Cross loading
VARIABEL
KONTROL
PERILAKU
PERSEPSI (X3)
NIAT
BELI
(Y)
NORMA
SUBJEKTIF
(X2)
SIKAP
(X1)
KPP1 0.749 0.399 0.335 0.358
KPP2 0.750 0.370 0.256 0.492
KPP3 0.864 0.559 0.376 0.595
KPP4 0.764 0.365 0.271 0.428
KPP5 0.780 0.295 0.150 0.362
NB1 0.402 0.930 0.895 0.589
NB2 0.317 0.883 0.840 0.561
NB3 0.690 0.703 0.502 0.676
NS1 0.363 0.817 0.933 0.593
NS2 0.267 0.578 0.726 0.441
NS3 0.373 0.881 0.883 0.575
NS4 0.363 0.883 0.963 0.613
NS5 0.218 0.702 0.809 0.414
SKP1 0.359 0.721 0.708 0.770
SKP2 0.372 0.429 0.384 0.780
SKP3 0.696 0.618 0.468 0.802
SKP4 0.443 0.466 0.413 0.818
SKP5 0.413 0.425 0.315 0.780
Sumber: Data diolah Peneliti dengan Smart PLS 3,0
97
Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa
masing-masing indikator pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol
perilaku persepsi dan niat beli, nilai cross loading terbesar pada
variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading
pada variabel lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat
dinyatakan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian
ini telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun
variabelnya masing-masing.
Selain mengamati nilai cross loading, discriminant validity
juga dapat diketahui melalui metode lainnya yaitu dengan melihat nilai
average variant extracted (AVE) untuk masing-masing indikator
dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 untuk model yang baik. Untuk
melihat nilai Average Variance extracted (AVE) disajikan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.12 : Hasil Uji average variant extracted (AVE)
VARIABEL Average Variance
Extracted (AVE)
KONTROL PERILAKU PERSEPSI (X3) 0.613
NIAT BELI (Y) 0.713
NORMA SUBJEKTIF (X2) 0.751
SIKAP (X1) 0.625
Sumber: Data diolah Peneliti dengan Smart PLS 3,0
Berdasarkan sajian data dalam tabel 4.12 di atas, diketahui
bahwa variabel sikap, norma subjektif, kontor perilaku persepsi dan
niat beli memiliki nilai AVE > 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap variabel penelitian telah memiliki discriminant validity
yang baik.
98
4.3.2.3 Hasil Uji Composite Reliability
Composite Reliability merupakan bagian yang digunakan untuk
menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu variabel. Suatu
variabel dapat dinyatakan memenuhi composite reliability apabila
memiliki nilai composite reliability > 0,7 (Ghozali, 2015:74 ).
Untuk mengetahui nilai composite reliability dari masing-
masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat
pada sajian tabel berikut ini:
Tabel 4.13 : Nilai Composite Reliability
NAMA VARIABEL Nilai Composite
Reliability
Sikap 0,893
Norma Subjektif 0,937
Kontrol Perilaku Persepsi 0,887
Niat Beli 0,880
Sumber: Data diolah SmartPLS 3,0
Berdasarkan hasil pengujian dengan smartPLS 3,0 yang
disajikan pada tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
composite reliability semua variabel penelitian > 0,7. Hasil ini
menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi
composite realibility sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi.
4.3.2.4 Hasil Uji Cronbach Alpha
Untuk memperkuat reliabilitas hasil composite reability diuji
juga menggunakan nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat
dinyatakan reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki
99
nilai cronbach alpha > 0,7. Berikut ini adalah nilai cronbach alpha
dari masing-masing variabel:
Tabel 4.14 : NilaiCronbach Alpha
NAMA VARIABEL Nilai cronbach alpha
Sikap 0,853
Norma Subjektif 0,915
Kontrol Perilaku Persepsi 0,843
Niat Beli 0,793
Sumber: Data diolah SmartPLS 3,0
Berdasarkan sajian data di atas pada tabel 4.14, dapat diketahui
bahwa nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian >
0,7. Dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-
masing variabel penelitian telah memenuhi persyaratan nilai cronbach
alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
4.3.3 Hasil Uji Evaluasi Inner Model
Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji path coefficient, uji
goodness of fit dan uji hipotesis.
4.3.3.1 Hasil Uji Path Coefficient
Evaluasi path coefficient digunakan untuk menunjukkan seberapa
kuat efek atau pengaruh variabel independen kepada variabel dependen.
Sedangkan coefficient determination (R-Square) digunakan untuk
mengukur seberapa banyak variabel endogen dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Perubahan nilai R Square dapat digunakan untuk pengaruh
variabel eksogen laten tertentu terhadap variabel eksogen apakah
memilik pengaruh yang substantif. Jika nilai R Square > 0,75 maka
100
dapat disimpulkan model kuat. Jika nilai R Square 0,50 – 0,74 berarti
model memiliki kekuatan moderat, dan jika nilai R square < 0,50 maka
model lemah. Hair et al. 2011 dalam (Ghozali 2015:78).
Berdasarkan skema inner model yang telah ditampilkan pada
gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai path coefficient terbesar
ditunjukkan dengan pengaruh norma subjektif terhadap niat beli sebesar
15.888. Kemudian pengaruh terbesar kedua adalah pengaruh kontrol
perilaku persepsi terhadap niat beli sebesar 3.243 dan pengaruh yang
paling kecil ditunjukkan oleh pengaruh sikap terhadap niat beli sebesar
2.365.
Berdasarkan uraian hasil tersebut, menunjukkan bahwa
keseluruhan variabel dalam model ini memiliki path coefficient dengan
angka yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin besar
nilai path coefficient pada satu variabel independen terhadap variabel
dependen, maka semakin kuat pula pengaruh antar variable eksogen
terhadap variabel endogen tersebut.
4.3.3.2 Hasil Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan
menggunakan program smartPLS 3.0, diperoleh nilai R-Square sebagai
berikut:
Tabel 4.15 : Hasil Uji R Square
R Square Adjusted
R Square
NIAT BELI (Y) 0.870
Sumber: Data diolah SmartPLS 3,0
101
Berdasarkan sajian data pada tabel 4.15 di atas, dapat diketahui
bahwa nilai R-Square untuk variabel variabel sikap, norma subjektif
dan kontrol perilaku persepsi dalam menjelaskan variabel niat beli
adalah 0,870. Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa presentase
besarnya niat beli dapat dijelaskan oleh variabel sikap, norma subjektif
dan kontrol perilaku persepsi sebesar 87 %. Sisanya sebesar 13 %
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan daam penelitian ini.
4.4 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan olah data yang telah dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk
menjawab hipotesis pada penelitian ini. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan
dengan melihat nilai T-Statistics dan nilai P-Values. Hipotesis penelitian dapat
dinyatakan diterima apabila t statistik lebih besar dari 1,96 atau nilai P-Values
<0,05. Hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini melalui inner
modeldisajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.16 : Hasil Uji hipotesis t statistik dan p-value
Path Coefficients
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
P
Values
KONTROL PERILAKU
PERSEPSI (X3) -> NIAT
BELI (Y)
0.162 0.162 0.050 3.243 0.001
NORMA SUBJEKTIF
(X2) -> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 0.047 15.888 0.000
SIKAP (X1) -> NIAT
BELI (Y) 0.150 0.153 0.064 2.365 0.018
Sumber: Hasil olah data SmartPLS 3,0
102
Berdasarkan pada tabel 4.16 di atas, dapat diketahui bahwa dari tiga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini memiliki hasil sebagai berikut:
Hipotesis pertama (H1), yaitu pengaruh sikap terhadap niat beli
menunjukkan nilai t statistik sebesar 2,365> 1,96 dengan p-value sebesar 0,018<
0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
Ho1 = ditolak
Ha1 = diterima
Artinya Sikap berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran Cheese
Chicken
Selanjutnya Hipotesis kedua (H2) yaitu pengaruh norma subjektif terhadap
niat beli konsumen menujukkan nilai T-statistik 15,888> 1,96 dengan P-value
0,000 < 0,050. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa:
Ho2 = ditolak
Ha2 = diterima
Artinya Norma subjektif berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran
Cheese Chicken.
Selanjutnya Hipotesis ketiga (H3) yaitu pengaruh kontrol perilaku persepsi
terhadap niat beli konsumen menujukkan nilai T-statistik 3,243> 1,96 dengan P-
value 0,001< 0,050. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa:
Ho3 = ditolak
Ha3 = diterima
Artinya kontrol perilaku persepsi berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada
Restoran Cheese Chicken.
103
Secara keseluruhan hipotesis dapat diterima karena masing-masing
pengaruh yang ditunjukkan memiliki nilai T statistik > 1,96 dan P-Values < 0,05.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel eksogen Sikap, norma subjektif dan
kontrol perilaku persepsi memiliki pengaruh terhadap variabel endogen niat beli
konsumen pada restoran Chese Chicken.
4.5 Hasil dan Pembahasan
1. Pengaruh Sikap terhadap niat beli konsumen pada Restoran Cheese
Chicken
Menurut Fishbein dan Ajzen sikap adalah sebagai jumlah dari
afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau
menolak suatu objek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur
yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub, misalnya
baik atau jelek, setuju atau menolak dan lainnya. (Jogiyanto, 2007:36)
Dalam konsep pengambilan keputusan pembelian produk, maka
sangat dipengaruhi oleh sikap dari para konsumen terhadap produk
tersebut. Sikap ini dapat dipengaruhi oleh pandangan konsumen yang
bisa terbentuk dari pengalaman dan informasi yang didapatkan melalui
berbagai sumber.
Adanya pengalaman yang baik dan menyenangkan akan
menumbuhkan sikap yang baik dari para konsumen sehingga akan terus
melakukan pembelian produk yang sama. Sementara informasi yang
didapat dari berbagai sumber menjadi dasar untuk memberikan penilaian
apakah produk yang akan dibeli nantinya bisa memberikan manfaat atau
104
kepuasan bagi dirinya. Informasi yang positif mengenai produk akan
dapat menumbuhkan sikap yang baik sehingga memutuskan untuk
melakukan pembelian.
Selain itu dalam menentukan pilihan pembelian produk, ada hal
penting yang mempengaruhi sikap seseorang, jika dilihat dari halal dan
haram suatu produk. Hal tersebut merupakan prinsip yang dimiliki
seseorang apakah akan memilih produk yang halal atau tidak. Salah satu
usaha pemerintah dalam hal memberikan kepercayaan kepada
masyarakat dengan mengeluarkan logo halal dan sertifikasi halal pada
usaha restoran.
Beberapa penelitian yang relevan diantaranya oleh Agnesya
Balques (2017) menunjukkan bahwa Sikap berpengaruh signifikan
terhadap niat beli produk kosmetik halal. Penelitian yang dilakukan
maghfiroh (2017) tentang aktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat
Membeli Makanan Kemasan Berlabel Halal LPPOM-MUI menunjukkan
bahwa secara simultan terdapat pengaruh faktor personal, sosial,
informasi dan sikap terhadap niat membeli makanan kemasan berlabel
halal LPPOM-MUI pada mahasiswa nonmuslim UNY.
Dari hasil analisis yang diperoleh pada penelitian ini, bahwa
sikap sesorang dalam memilih produk para konsumen lebih dominan
bahwa logo halal dan sertifikasi halal sangat diperlukan, sehingga
dengan adanya hal tersebut mereka akan membeli produk tersebut.
Sehingga hasil menunjukkan bahwa sikap berpengaruh secara signifikan
105
terhadap niat beli konsumen pada Restoran cheese chicken di wilayah
jakarta dan sekitarnya.
2. Pengaruh norma subjektif terhadap niat beli konsumen pada
Restoran Cheese Chicken
Norma Subjektif (subjective norms) adalah persepsi atau
pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain
yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007:42)
Jadi disini norma merupakan suatu acuan bagi anggota suatu
kelompok sosial ketika berperilaku didalam kelompoknya. Apabila
dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan pembelian produk
maka perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang ketika melakukan
pembelian suatu merek produk tertentu menjadi acuan orang-orang di
sekelilingnya untuk melakukan tindakan yang sama. Hal ini karena
adanya faktor kedekatan sehingga mereka bisa saling berkomunikasi
memberikan informasi mengenai produk dan juga sebagai bentuk
keseragaman untuk melakukan tindakan yang sama dengan orang-orang
yang ada di kelompok sosialnya.
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu oleh
Luthfi Sagusta Putra, Ridwan Nurdin (2016) Penerapan Theory Of
Planned Behavior dalam pembelian makanan halal pada masyarakat di
kota banda aceh Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa
106
variabel attitude, subjective norm, dan perceived behavior control
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Niat Beli Makanan Halal.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Della Adelia (2018)
tentang Kontribusi Attitude Toward Behavior, Subjective Norm dan
Perceived Behavior Control Terhadap Intensi Membeli Produk Organik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salahsatu variabel subjective norm,
berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk organik.
Dalam penelitian ini hasil menunjukkan bahwa norma subjektif
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli konsumen pada
restoran cheese chicken di Jakarta dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan
bahwa motivasi dari orang terdekat, seperti keluarga, teman dekat sangat
berpengaruh. Semakin banyak orang yang memberikan saran untuk
memperhatikan produk yang berlogo halal dan bersertifikasi halal, maka
hal tersebut dapt memberikan motivasi untuk membeli produk tersebut.
3. Pengaruh kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli konsumen
pada Restoran Cheese Chicken
Perilaku konsumen sangat dinamis dan berubah setiap saat.Riset
perilaku konsumen menurut (Sumarwan, 2015:6) terdiri atas tiga
perspektif. Yaitu perspektif pengambilan keputusan, perspektif
pengalaman dan perspektif pengaruh behavioral. Perspektif ini
menyatakan bahwa seorang konsumen membeli suatu produk seringkali
bukan karena alasan rasional atau emosional yang berasal dari dalam
dirinya. Perilaku konsumen dalam perspektif ini menyatakan bahwa
107
perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor luar seperti program
pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor budaya, faktor
lingkungan fisik, faktor ekonomi dan undang-undang, serta pengaruh
lingkungan yang kuat membuat konsumen melakukan pembelian.
Dalam perspektif lain, peneliti melihat bahwa dengan
perkembangan informasi, halal karena lokasi terjangkau, harga
terjangkau, banyak alternative atau pilihan makanan dan minuman, atau
karena informasi di dapat dari media online. Hal ini sangat
mempengaruhi niat beli konsumen.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan
persepsi diantaranya dilakukan oleh Della Adelia (2018) tentang
Kontribusi Attitude Toward Behavior, Subjective Norm dan Perceived
Behavior Control Terhadap Intensi Membeli Produk Organik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa salah satu variabel Perceived Behavior
Control berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk
organik.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Bebby Chrysanthini
(2017) Preferensi Konsumen terhadap Produk Sayuran Organik (Studi
Kasus Konsumen UD Fabela-Myfarm) di Bogor Jawa Barat. Penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel persepsi pengendalian perilaku
memberikan pengaruh signifikan terhadap niat beli.
Restoran cheese chicken yang sudah banyak tersebar di Jakarta
dan sekitarnya dapat diakses dengan mudah, harga terjangkau. Hal ini
108
membuktikan bawa persepsi seseorang dalam memilih produk yang
halal bisa diinformasikan oleh pihak pengelola agar dapat
menumbuhkan niat beli. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan
yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Hal ini dibuktikan oleh
hasil penelitian bahwa persepsi seseorang berpengaruh signifikan
terhadap niat beli konsumen pada restoran cheese chicken di Jakarta dan
sekitarnya.
109
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian atas penelitian sikap, norma subjektif
dan kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli konsumen pada pengunjung
Restoran Cheese Chicken di wilayah Jakarta dan sekitarnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sikap seseorang memiliki pengaruh terhadap niat beli konsumen pada
restoran Cheese chicken. Jadi seseorang yang mempunyai anggapan bahwa
sikap terhadap logo dan sertifikasi halal sangat mempengaruhi akan
membeli produk yang dijual pada restoran cheese chicken.
2. Norma subjektif seseorang memiliki pengaruh terhadap niat beli
konsumen pada restoran Cheese chicken. Hal ini menunjukkan bahwa
Motivasi dari orang lain berperan dalam menentukan pilihan untuk
membeli produk yang berlogo dan bersertifikasi halal.
3. Kontrol perilaku persepsi seseorang memiliki pengaruh terhadap niat beli
konsumen pada restoran Cheese chicken. Semakin seseorang memiliki
persepsi yang baik terhadap logo dan sertifikasi halal yang diterapkan
restoran, maka akan menumbuhkan niat beli konsumen pada restoran
cheese chicken.
110
5.2. Keterbatasan
Dalam penelitian ini masih ada keterbatasan yang perlu disempurnakan,
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian melibatkan subyek penelitian dalam jumlah terbatas, yakni
sebanyak 100 orang, sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasikan
pada kelompok subyek dengan jumlah yang besar.
2. Variabel penelitian hanya mengunakan tiga variabel yang dijadikan
variabel independen yaitu sikap, norma subjektif dan persepsi, sehingga
hasil terbatas pada hasil yang dicerminkan. Masih banyak faktor lain
yang mempengaruhi niat beli konsumen yang harus diteliti seperti peran
teknologi, lokasi, pengetahuan produk dan lainnya.
5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai penambahan
khasanah keilmuan pada bidang ekonomi khususnya teori tentang sikap,
norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi pada penerapan logo dan
sertifikat halal.
2. Bagi peneliti lain untuk mempertimbangkan beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini diantaranya keterbatasan pemilihan sample dan dapat
menambahkan variabel penelitian.
111
3. Bagi pihak restoran cheese chicken agar lebih memperhatikan penggunaan
logo dan sertifikasi halal yang dikeluarkan MUI agar mencapai target yang
diinginkan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurrahman dan Sanusi (2015), Manajemen Strategi Pemasaran, Pustaka Setia
bandung
Abdullah dan Tantri (2018), Manajemen Pemasaran, Cetakan 7, Raja Grafindo
Persada, Depok
Anshori dan Sri Iswati (2017), Metodelogi Penelitian Kuantitatif/Muslich,
Cetakan 1 –Surabaya: Airlangga University Press, 2017, 161 hlm.:23 cm
Damiati, Masdarini, Suriani, Adnyawati, Marsiti, Widiartini, Angendari (2017),
Perilaku Konsumen, Cetakan ke 1, Raja Grafindo Persada, Depok
Ghozali Imam, 2015.Partian Least Squares, Konsep, teknik dan Aplikasi
menggunakan program SmartPLS 3,0, Universitas Diponegoro.
Jogiyanto, (2007) Sistem Informasi Keperilakuan, Andi Offset, Jogyakarta
Jogianto dan Willy (2015), Partial Least Square (PLS) Alternatif Stuctural
Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis, Andi Offset, Jogyakarta
Limakrisna dan Purba (2017), Manajemen Pemasaran, Teori dan Aplikasi dalam
Bisnis Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta
Manap (2016), Revolusi Manajemen Pemasaran, Mitra Wacana Media, Edisi
Pertama, Jakarta
Siregar, Syofian, (2017) Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Cetakan ke 4, Jakarta :
Kencana
Sumarwan, U. (2014). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna.V (2018), Statistik untuk Bisnis Dan Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Jogyakarta.
Tjiptono, Fandy (2016), Pemasaran Esensi dan Aplikasi, Andi Offset, Jogyakarta
Tersiana, Andra (2018), Metode Penelitian Cetakan pertama Juni 2018,
Jogyakarta
113
Jurnal
Anggit Listyoningrum, A. (2012). Analisis Minat Beli Konsumen Muslim
Terhadap Produk Yang Tidak Diperpanjang Sertifikat Halalnya. Jurnal
Ekonomi & Keuangan Islam, 2(1), 40–51.
Adelia, D., Jaya, U. P., Moningka, C., & Jaya, U. P. (2018). KONTRIBUSI
ATTITUDE TOWARD BEHAVIOR , SUBJECTIVE NORM , dan
PERCEIVED BEHAVIOR CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI
PRODUK, (February).
Ahmad, S., Mohd Noor, M. A., Fitri, L., Ali, M., Noor, M., & Fitri, L. (2014).
Ketekalan Gelagat Pengguna Muslim Terhadap Status Halal: Kearah Strategi
Berkesan Promosi Produk Halal. Prosiding PERKEM VI, 9, 736–746.
Astogini, D, Wahyudin & Zulaikha, S (2011). Aspek Religiusitas Dalam
Keputusan Pembelian Produk. JEBA, Vol 13, No.1 Maret 2011
Beli, M., & Keputusan, D. A. N. (n.d.). Pengaruh religiusitas, sertifikasi halal,
bahan produk terhadap minat beli dan keputusan pembelian, 66(1), 37–46
Bulan, T. P. L. (2016). Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian
Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Manajemen Dan
Keuangan, 5(1), 430–439.
Balques, A., Noer, B. A., Nuzulfah, V., … Its, T. Sikap, A., Subjektif, N., Beli,
N., (2017). di Surabaya, 6(2). https://doi.org/10.1016/j.ajog.2017.02.002
Chrysanthini, B., Sumarwan, U., & Rifin, A. (2017). Preferensi Konsumen
terhadap Produk Sayuran Organik ( Studi Kasus Konsumen UD Fabela-
Myfarm ) di Bogor Jawa Barat. Manajemen IKM, 12(2), 151–160.
https://doi.org/10.29244/%P
Dewi, N. P. R. A., & Ardani, I. G. A. K. S. (2016). Pengaruh Sikap, Norma
Subyektif Terhadap Niat beli Ulang Produk Fashion Via Online di Kota
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), 650–677.
Eriyani dan Wiyono. (2012). Pengaruh Sikap, Persepsi Kontrol Perilaku, Dan
Norma Subjektif Pada Niat Beli Kosmetik Organik: Studi Pada Mahasiswa
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 11(2), 140–154.
H, E. A., & Sujana. (2013). Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello. Ilmiah
Manajemen Kesatuan, 1(2), 169–178.
Hidayat, A. S., & Siradj, M. (2016). SERTIFIKASI HALAL DAN SERTIFIKASI
NON HALAL PADA PRODUK PANGAN INDUSTRI. AHKAM:Jurnal
Ilmu Syariah. https://doi.org/10.15408/ajis.v15i2.2864
Idris, N. A. H., Noor, M. A. M., Nor Aini Haji Idris, & Mohd Ali Mohd Noor.
114
(2013). Analisis Keprihatinan Pengguna Muslim Terhadap Isu Halal-Haram
Produk Melalui Pembentukan Indeks. Persidangan Kebangsaan Ekonomi
Malaysia Ke-8 (PERKEM Ke-8).
Khoerunnisa, T., & Puspaningrum, A. (2016). Pengaruh Kepercayaan Agama,
Logo Halal, Pemaparan, dan Alasan Kesehatan terhadap Kesadaran Merek
dan Keputusan Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang.
Ekonomi Bisnis, 21(1), 36–45.
Maryati, T., Syarief, R., & Hasbullah, R. (2016). Analisis Faktor Kendala dalam
Pengajuan Sertifikat Halal ( Studi Kasus : Pelaku Usaha Mikro , Kecil dan
Menengah Makanan Beku di Jabodetabek ). Jurnal Ilmu Produksi Dan
Teknologi Hasil Peternakan, 04(3), 364–371.
Maghfiroh, M. (2017). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Niat Membeli Makanan
Kemasan Berlabel Halal Lppom-Mui. Jurnal Economia, 11(2), 169.
https://doi.org/10.21831/economia.v11i2.8240
Ma ’rifat, T. N., Ismoyowati, D., & Wikarta, J. M. (2015). Analisis Perilaku
Konsumen Dalam Pembelian Produk Olahan Ayam Bersertifikat Halal di
Provinsi D.I Yogyakarta. Prosiding Seminar Agroindustri Dan Lokakarya
Nasional FKPT-TPI, (September), 2–3.
Mahyarni. (2013). Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior
(Sebuah Kajian Historis tentang Perilaku). Jurnal El-Riyasah.
Najihah, M. A. F., & Badaruddin Faudzinaim. (2014). International Journal of
Islamic and Civilizational Studies. International Journal of Islamic and
Civilization Studies, 01(2016), 35–44.
Nurhasah, S., Munandar, J. M., & Syamsun, M. (2018). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Produk Makanan Olahan Halal pada Konsumen.
Jurnal Manajemen Dan Organisasi. https://doi.org/10.29244/jmo.v8i3.22069
Nurrachmi, R. (2018). The Global Development of Halal Food Industry: A
Survey. Tazkia Islamic Finance and Business Review.
https://doi.org/10.30993/tifbr.v11i1.113
Putra, L. S., & Nurdin, R. (2013). Penerapan Theory of Planned Behavior dalam
pembelian makanan halal pada masyarakat di Kota Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 3(2), 13–21.
Pt, K., Indonesia, S., Tbk, P., & Veteran, J. (2018). PENERAPAN TEKNOLOGI
PENDETEKSI INSTAN LABEL MUI Juliana Kristi * , M . Adhi Putra
Benowo , Ilham Cahya Putra Ramadan dan Renny Sari Dewi Departemen
Sistem Informasi , Universitas Internasional Semen Indonesia Indonesia
merupakan salah satu negara dengan p, 115–120.
Pangestika, S & Prasastyo, K.W (2017), Pengaruh Sikap, Norma Subjektif,
115
Kontrol Perilaku Yang Dipersepsikan Terhadap Niat Untuk Membeli
Apartemen Di DKI Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Akutansi Vol,19 No.1a
November 2017 Issue 4, Hlm 249-255
Rohmatun, K. I., & Dewi, C. K. (2017). Pengaruh Pengetahuan Dan Religiusitas
Terhadap Niat Beli Pada Kosmetik Halal Melalui Sikap. Journal Ecodemica,
1(1), 27–35.
Septiani, S., & Indraswari, R. (2019). Faktor - Faktor yang Memengaruhi Perilaku
Konsumen Produk Kosmetik Halal di Kota Bogor. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 9(1), 59. https://doi.org/10.29244/jmo.v1i1.25370
Simanjuntak, M., & Dewantara, M. M. (2016). The Effects of Knowledge,
Religiosity Value, and Attitude on Halal Label Reading Behavior of
Undergraduate Students. ASEAN Marketing Journal, 6(2), 65–76.
https://doi.org/10.21002/amj.v6i2.4216
Syafrida. (2017). Sertikat Halal Pada Produk dan Minuman Memberi
Perlindungan dan Kepastian Hukum Hak-Hak Konsumen Muslim. Adil:
Jurnal Hukum.
Sudarti, K, Dananto, R & Lazuari (2018). Kontribusi Pengetahuan Produk
Halal,Religiusitas dan Sikap dalam pembentukan Niat Beli.: Majalah Ilmiah
Solusi Vo.16, No.3 Juli 2018.
Suraputra, I.W & Warmika, I,G.K (2017): Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Niat
Pembelian Sepeda Motor Sport Honda Yang Dimediasi Oleh Sikap. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol 6, No.1, 2017 : 176-203
Waharini, F. M., & Purwantini, A. H. (2018). Model Pengembangan Industri
Halal Food di Indonesia. Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah. https://doi.org/10.18326/muqtasid.v9i1.1-13
Widyaningrum, P. W. (2016). Pengaruh Label Halal Dan Celebrity Endorser
Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen Wardah Di
Ponorogo). Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Volume VI, Hal 83-98.
Internet
UU No.33 Thn 2014, http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1615.pdf
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/56/1362/page/1,
diakses tanggal 20 Maret 2019, Pukul 12.10
116
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth, No.Responden:
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
Di Tempat
Responden yang terhormat,
Saya adalah mahasiswi S2 Universitas Islam Negeri, Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Jurusan Ekonomi Perbankan Syariah, sedang melakukan penelitian untuk
kepentingan akademisi yaitu penyusunan Tesis yang digunakan sebagai
persyaratan untuk penyelesaian studi S2 di Universitas Islam Negeri (UIN
Jakarta).
Bersama dengan akan dilakukan penelitian tersebut, maka saya mohon kerelaan
Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Pendapat saudara/i dapat menjawab
kuesioner ini akan memberikan kontribusi yang berharga bagi saya. Atas
kesediaan dan bantuan saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 17 Januari 2019
Sri Handayani
Identitas Responden 1. Nama ( Jika berkenan diisi) : ............................
2. Usia
17 – 25
26 – 30
31 – 35
> 35
3. Agama
Islam
Kristen Katolik
Kristen Protestan
Hindu
Budha
Yang Lainnya
4. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
5. Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan
Profesional (Dr, Perawat, Guru, Dosen, Akutansi, Dll)
Non Profesional (Wiraswasta,Pedagang,PNS,Karyawan/i BUMN Dll)
117
Tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga,Pelajar,Mahasiswa)
7. Sudah berapa kali berkunjung di Restoran Cheese Chicken
Rutin
Jarang
Belum Pernah
Peran Logo Dan Sertifikasi Halal terhadap Niat Beli Konsumen Pada
Restoran Cheese Chicken
Berikan tanda silang (X) pada salah satu kolom yang mewakili diri Anda
untuk setiap pernyataan bawah ini.
Pilihan jawaban yang tersedia adalah :
1. STS = apabila Anda merasa Sangat Tidak Setuju
2. TS = apabila Anda merasa Tidak Setuju
3. N = apabila Anda merasa Ragu-ragu/Netral
4. S = apabila Anda merasa Setuju
5. SS = apabila Anda merasa Sangat Setuju
1. SIKAP
No Pernyataan Respon
STS TS N S SS
1 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal terjamin kehalalannya
2 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal berkualitas
3 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal bersih hiegienis
4 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal aman dikonsumsi
5 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal sehat dikonsumsi
2. NORMA
No Pernyataan Respon
STS TS N S SS
1 Orang tua memotivasi saya untuk selalu memilih
makanan dan minuman di restoran halal
2 Suami/Istri memotivasi saya untuk selalu memilih
makanan dan minuman di restoran halal
3 Sahabat memotivasi saya untuk selalu memilih
118
makanan dan minuman di restoran halal
4 Teman/Rekan kerja memotivasi saya untuk selalu
memilih makanan dan minuman di restoran halal
5 Ustad/Guru mengaji memotivsi saya untuk selalu
memilih makanan dan minuman di restoran halal
3. PERSEPSI
No Pernyataan Respon
STS TS N S SS
1 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena dekat rumah, kantor, pusat
pembelanjaan
2 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena harga terjangkau
3 Saya memilih di restoran halal karena banyak
alternative atau pilihan makanan dan minuman
4 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena mudah di akses atau bebas macet
5 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena informasi di dapat dari media online
4. NIAT BELI
No Pernyataan Respon
STS TS N S SS
1 Pertimbangan saya untuk mengunjungi restoran
halal cukup kuat
2 Saya berniat untuk berkunjung ke restoran halal
3 Saya memilih untuk berkunjung di restoran halal
sesuai syariat islam
119
LAMPIRAN 2
DATASKOR KUESIONER No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
1 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
7 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
12 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
13 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4
23 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
120
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
24 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 5 5 5
25 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 5 4
26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4
27 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4
29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
32 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
33 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
34 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4
35 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
36 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
37 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
38 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
42 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
43 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4
45 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 3
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
48 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
121
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4
52 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
53 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4
54 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4
55 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 3 5 5 4
56 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
57 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 2 4 4 4
58 5 4 3 3 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 3 5 5 4
59 2 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 4 5 3 5 3
60 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
61 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
62 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
63 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
64 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4 5 4 3 5 3 4 4
65 4 5 5 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 3 5
66 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 3
67 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5
70 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
71 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4
72 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
73 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 4 5 5 5 5 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5
75 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
122
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5
77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
78 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
83 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
84 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4
85 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4
86 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 4 5 4 5 3 3 3
87 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4
88 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
89 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3
90 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
91 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
92 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5
93 3 4 3 5 5 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3 3 3
94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 4 3 3 3
95 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
96 5 5 3 5 5 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3
97 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4
98 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2
99 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4
100 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
123
LAMPIRAN 3
SmartPLS Report Please cite the use of SmartPLS: Ringle, C. M., Wende, S., and Becker,
J.-M. 2015. "SmartPLS 3." Boenningstedt: SmartPLS GmbH, http://www.smartpls.com.
back to navigation
Outer Loadings
KONTROL PERILAKU PERSEPSI (X3)
NIAT BELI (Y)
NORMA SUBJEKTIF (X2)
SIKAP (X1)
KPP1 0.749
KPP2 0.750
KPP3 0.864
KPP4 0.764
KPP5 0.780
NB1 0.930
NB2 0.883
NB3 0.703
NS1 0.933
NS2 0.726
NS3 0.883
NS4 0.963
NS5 0.809
SKP1 0.770
SKP2 0.780
SKP3 0.802
SKP4 0.818
SKP5 0.780
124
Path Coefficients
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Original Sample
(O)
Sample Mean (M)
Standard Error
(STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
P Values
KONTROL PERILAKU PERSEPSI (X3) -> NIAT BELI (Y) 0.162 0.162 0.050 3.243 0.001
NORMA SUBJEKTIF (X2) -> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 0.047 15.888 0.000
SIKAP (X1) -> NIAT BELI (Y) 0.150 0.153 0.064 2.365 0.018
Confidence Intervals
Original Sample (O)
Sample Mean (M) 2.5% 97.5%
KONTROL PERILAKU PERSEPSI (X3) -> NIAT BELI (Y) 0.162 0.162 0.070 0.263
NORMA SUBJEKTIF (X2) -> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 0.655 0.835
SIKAP (X1) -> NIAT BELI (Y) 0.150 0.153 0.035 0.272
Confidence Intervals Bias Corrected
Original Sample (O)
Sample Mean (M) Bias 2.5% 97.5%
KONTROL PERILAKU PERSEPSI (X3) -> NIAT BELI (Y) 0.162 0.162 0.000 0.061 0.250
NORMA SUBJEKTIF (X2) -> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 -0.005 0.646 0.827
SIKAP (X1) -> NIAT BELI (Y) 0.150 0.153 0.002 0.041 0.279
Quality Criteria
R Square
125
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
P Values
NIAT BELI (Y) 0.870 0.877 0.030 29.335 0.000
Confidence Intervals
Original Sample (O)
Sample Mean (M) 2.5% 97.5%
NIAT BELI (Y) 0.870 0.877 0.808 0.923
Confidence Intervals Bias Corrected
Original Sample (O)
Sample Mean (M) Bias 2.5% 97.5%
NIAT BELI (Y) 0.870 0.877 0.007 0.839 0.936
126
LAMPIRAN 4
Logo Perusahaan
Outlet Perusahaan