Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN PEMERINTAH
KABUPATEN BATANGHARI DALAM MENANGGULANGI
ILLEGAL DRILLING DI DESA POMPA AIR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat - Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh:
VEDI FITRAWAN
NIM: SIP.162503
PEMBIMBING:
Siti Marlina,S.Ag.,M.H.I
Irsadunnas Noveri.,SH.M.H
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 1441 H/2019 M
MOTTO
ظهر ٱلفساد في ٱلبر وٱلبحر بما كسبت أيدي ٱلناس ليذيقهم بعض ٱلذي
عملىا لعلهم يرجعىن
Artinya : Telah Nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan
tangan (Maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (Akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (Kejalan
yang benar).[Ar-rum :41]
PERSEMBAHAN
Sembah dan sujudku serta puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan daya dan upaya kepadaku tanpa berhenti sedikitpun dengan rahmatnya yang baik berupa kesehatan, kesempatan, dan karunianya, danAtas semua yang telah engkau berikan itu maka akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan. Dan tak luput saya panjatkan Sholawat serta salam kepada manusia yang agung, tauladan, pemimpin dan pemberi safaat seluruh umat yaitu baginda Nabi Muhammad SAW.
Saya memberikan ucapan terima kasih yang tidak pernah habis kepada dua manusia yang sangat saya cintai Wahai Ibundaku SRI HARTATI yang lelah menanti keberhasilanku, doamu membuatku berdaya Kasih sayangmu membuatku berupaya tegar hingga mendapatkan hidup yang penuh dengan kesabaran, walaupun beragam cobaan yang menghalangi. Wahai Ibundaku, engkaulah malaikat yang allah berikan dengan kesabaran semoga kesabaranmu menjadi tempat untukku belajar. Dan wahai ayahanda IMAN setetes keringatmu yang sangat berarti luar biasa bagiku. Untuk keluargaku tercinta terima kasih kalian semua telah membantu ananda baik berupa doa dan tenaga semoga ilmu yang ananda dapatkan bisa bermanfaaat dan membanggakan kalian semua, dan juga ananda mohon maaf apabila ananda pernah melakukan kesalahan kepada kalian sungguh anda sangat mencintai dan menyanyangi kalian semua, terima kasih yang tak henti ananda ucapkan. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada sahabat di Posko 03 Gelombang III Tahun 2019. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses dan dapat membanggakan orang tua serta bertemu kembali suatu saat. Dan terimakasi kepada Sahabat Ku Resti Nopriyani serta teman – teman ku Adila , Cici dan Elmiawati.
ABSTRAK
Vedi Fitrawan : SIP.162503; Peran Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam
Menanggulangi Illegal Drilling Di Desa Pompa Air.
Skripsi ini bertujuan mengungkap tentang bagaimana peran pemerintah kabupaten
Batanghari dalam menanggulangi illegal drilling di Desa Pompa Air Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan yuridis
sosiologis. Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan
(verifikasi). Pemeritah dalam hal ini sudah berkerja keras dalam menanggulangi
persoalan illegal drilling ini apalagi kegiatan illegal drilling ini sudah berlangsung
sejak 2017 hingga saat ini. Dalam kegiatan illegal drilling ini ada dua sudut
pandang positif dan negatif. Dari segi positif dalam praktik kegiatan illegal
drilling ini adalah meningkatnya perekonomian warga Desa Pompa Air dan juga
membuka peluang pekerjaan bagi para pengganguran. Kemudian dari segi negatif
kegiatan illegal drilling ini melanggar aturan Undang – Undang Nomor 22 Tahun
2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.
Negara juga mengalami kerugian sebab minyak bumi merupakan salah satu asset
Negara dan juga kerusakan lingkungan di sekitar tempat kegiatan illegal drilling. Adapun hasil dari penelitian ini: Pertama, illegal drilling ini berawal dari ketidak
sengajaan warga untuk mengebor air untuk perternakan ayam buras. Kedua, pemerintah
sudah menaggulangi aktifitas kegiatan illegal drilling ini dengan memberikan tindakan
hukum yang dilakukan oleh pemerintah kepada para pekerja illegal drilling.
Ketiga, pemerintah dalam hal ini sudah sangat maksimal, hal ini di tunjukan
dengan adanya rapat koordinasi di kantor Kesabngpol Kabupaten Batangahri dan
juga sudah di bentuk Tim terpadu oleh Provinsi Jambi.
Kata kunci : Illegal drilling, UU No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi.
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alahamdulillah piji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT berkat
rahma dan hidayah- Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “PERAN
PEMERINTAH KABUPATEN BATANGHARI DALAM
MENANGGULANGI ILLEGAL DRILLING DI DESA POMPA AIR”.
Kemudian Shalawat dan salam saya limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membimbing dan mendidik umatnya kejalan yang
benar, sehingga kita dapat merasakan indahnya Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pemerintahan pada
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui penulisan ini
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA,. Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A.A Miftah M.Ag Selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Hermanto Harun Lc. Ph.D sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik. Ibu Dr Rahmi Hidayati,S.Ag.M.HI selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan. Dan Ibu Dr.
Yuliatin, S.Ag,M.HI selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerja Sama dilingkungan Fakultas Syari’ah UIN Sultahn Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Ibu Mustiah RH, S.Ag, M.Sy dan Ibu Tri Endah Karya Lestiyani S.IP
,M.IP selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Siti Marlina,S.Ag.,M.H.I selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Irsadunnas Noveri.,SH.M.H selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan Ilmu Pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu Karyawan/ti dilingkungan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya.
Akhirnya, semoga Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pegembangan ilmu.
9. Bapak dan Ibu Narasumber yang sudah bersedih memberikan informasi
kepada peneliti
Akhirnya, semoga Allah SWT berkenan membalas segalah
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan penelitian ................................................................................. 8
D. Batasan Masalah .................................................................................. 9
E. Kerangka Teori ................................................................................. 10
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 16
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 20
B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 20
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 22
D. Sistematika Penulisan ....................................................................... 28
E. Jadwal Penelitian .............................................................................. 29
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Geografis Desa Pompa Air................................................. 30
B. Demografi ......................................................................................... 32
C. Keadaan Sosial .................................................................................. 35
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Latar belakang terjadinya illegal drilling di desa pompa air ............ 39
B. Peran pemerintah Kabupaten Batanghari dalam menuntaskan persoalan
illegal drilling di Desa Pompa Air ................................................... 44
C. Kendala dan upaya pemerintah dalam menanggulangi illegal drilling di
Desa Pompa Air ............................................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 59
B. Saran .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
DATA INFORMANT
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR SINGKATAN
BBM : Bahan Bakar Minyak
DLH : Dinas Lingkungan Hidup
ESDM : Energi Dan Sumber Daya Mineral
HA : Hektar
KK : Kartu Keluarga
KESBANGPOL : Kesatuan Bangsa Dan Politik
KUD : Koperasi Unit Desa
LAD : Lembaga Adat Desa
PERDA : Peraturan Daerah
SDA : Sumber Daya Alam
SDM : Sumber Daya Manusia
SKK : Satuan Kerja Khusus
TAHURA : Taman Hutan Raya
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UIN : Universitas Islam Jambi
UU : Undang –Undang
UUD : Undang – Undang Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Yang dipakai sebagai landasan di Indonesia yang berfungsi sebagai pengikat
bagi pelanggar yang bekaitan dengan sumber daya alam, banyak sekali
kekayaan alam (SDA) yang sangat melimpah, dari pertambangan, perikanan,
hutan dan kadungan mineral. Adapun jenis tambang yang menguasai hajat
orang banyak, seperti minyak bumi, gas alam, emas, perak, timah, batubara dan
hasil tambang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, peranan minyak adalah
penting sekali. Yang mana semua kegiatan, baik itu yang dapat dipakai
langsung seperti bahan bakar kendaraan dan kebutuhan rumah tangga, maupun
yang dipakai tidak langsung seperti untuk bahan bakar industri. Isu mengenai
minyak bumi selalu menarik dibicarakan, dengan keberadaannya yang terbatas,
namun perannya sebagai sumber energi utama belum tergantikan, minyak bumi
terus menjadi perhatian seluruh dunia.1 Minyak bumi dan gas bumi adalah
bagian dari sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat dan dibutuhkan
setiap lapisan masyarakat. Sebagai sumber daya alam yang strategis tidak dapat
diperbahrui, minyak dan gas bumi merupakan kebutuhan industri, kebutuhan
energi, dan penghasilan devisa Negara. Oleh karena itu, pengelolaan dan
1 Roziqin, “Pengelolaan Sektor Minyak Bumi Di Indonesia Pasca Reformasi: Analisis
Konsep Negara Kesejahteraan, Jurnal Tata Kelolah & Akuntabilitas Keuangan Negara Vol.1
No.2,2015, hlm128- 140.
pemanfaatan minyak dan gas bumi haruslah dilaksanakan seoptimal mungkin
untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.2
Undang–Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi mendefinisikan Minyak Bumi sebagai berikut:
“Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang
dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair
atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen
yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi termasuk batubara
atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang
diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi”3
Sedangkan gas bumi di artikan sebagaimana di jelaskan pada kalimat
dibawah ini :
“Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang
dalam kondisi tekanan dan temperature atmosfer berupa fasa gas
yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi.”4
Dalam prakteknya, kegiatan pertambangan Migas dibagi menjadi dua,
yakni kegiatan hulu dan hilir. Kegiatan hulu Migas berupa eksplorasi dan
eksploitasi dimana dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dilakukan melalui
mekanisme kontrak kerja sama, sedangkan kegiatan hilir yang berupa
penggelolaan, penimbunan, trasportasi, dan niaga dilakukan dengan
mekanisme pemberian izin.5 Untuk Pelaku Kegiatan Migas, baik hulu maupun
2 Undang – Undang Minyak dan Gas Bumi, No. 22 Tahun, LN No. 136 Tahun 2001, TLN
No. 4152, Penjelasan Umum 3 Ibid., Pasal 1 angka 1.hlm.2
4 Ibid., Pasal 1 angka 2.hlm.2
5 Rachmat Sudibjo, Pokok – Pokok Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang
Minyak Dan Gas Bumi, disampaikan pada “Oil and Gas Course” di kantor konsultan hukum
Hakim dan Reakn, 4 Oktober 2010.
hilir dapat berupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Koperasi, Usaha Kecil, dan Badan Usaha Swasta.6
Selain itu, pencurian minyak terjadi hampir setiap hari dalam tiga modus
yaitu illegal tapping, illegal drilling dan penyelewengan BBM bersubsidi.
1. Modus illegal tapping adalah pencurian minyak dengan cara melubangi pipa
penyaluran minyak milik perusahaan. Selanjutnya minyak tersebut
ditampung dalam tempat tertentu seperti mobil tangki, kolam penampungan
hingga sumur minyak.
2. Modus illegal drilling merupakan penambangan illegal dengan mengolah
minyak dari sumur minyak tua atau membuat sumur tanpa izin.
3. Modus penyelewengan BBM bersubsidi atau sering disebut modus
“kencing” merupakan modus pencurian minyak yang memanfaatkan
kelemahan system distribusi minyak didarat dan dilaut. Kendaraan mobil
atau kapal yang digunakan untuk mengangkut BBM dimodifikasi dengan
penambahan ruang supaya minyak yang tersimpan lebih banyak.
Selanjutnya minyak akan dibawa kepenampungan untuk dijual di dalam
atau luar negeri.
Karena Minyak dan Gas Bumi sangat penting, maka Migas merupakan
kekayaan Nasional yang dikuasi Negara.7 Namun pasar minyak illegal menjadi
6 Undang – Undang Republik Indonesia Tentang Minyak Bumi dan Gas , Pasal 9. hlm.6
7 Pasal 2 ayat (1) Undang – Undang pokok Agraria menyebutkan bahwa atas dasar
ketentuan Pasal 33 ayat 3 Undang – undang Dasar dan hal – hal sebagai yang dimaksud dalam
Pasal 1, bumi air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu
pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Budi
penyebab utama maraknya pencurian minyak di seluruh dunia jika ingin
pencurian minyak berhenti maka permintaan dari konsumen minyak illegal
harus di tekan jumlahnya. Dalam konteks pasar minyak illegal bila di tangani
suatu instansi maka lambat laun permintaan barang illegal dapat di tekan.
Pengendalian pasar illegal oleh institusi merupakan pekerjaan besar bagi
Negara-negara. Selanjutnya permasalahan pencurian minyak tidak sekedar di
rasakan oleh Indonesia saja tetapi banyak Negara. Keterhubungan kejahatan
antara Negara exspor dan impor minyak illegal sudah nyata, tanpa terkecuali
Kabupaten Batanghari di Desa Pompa Air juga terjadi pencurian minyak yang
di lakukan oleh masyarakat sekitar, dan orang dari luar daerah. Aktivitas
penambangan minyak illegal di Desa Pompa Air dan Desa Bungku Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi telah merambah ke kawasan
hutan lindung, dilokasi petugas banyak menemukan puluhan sumur minyak
illegal yang tengah dioperasikan oleh penambang.8
Dari hasil observasi peneliti bahwa, dengan berlakunya Undang – Undang
Nomor 22 Tahun 2001 yang menetapkan persoalan minyak bumi dan gas bumi
yang merupakan hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan temperature atmosfir berupa fase gas.9
Harsono. Huku Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan – Peraturan Hukum Tanah, (Djambatan:
Jakarta,2008). hlm 5. 8 https://m.detik.com/news/berita/d-4406744/50-sumur-minyak-ilegal-ditemukan-di-
hutan-lindung-jambi?_ga=2.56379054.444322821.1569124848-886494172.1540182639diakses
pada tanggal 30 Januari 2019 pada jam 16.30 WIB. 9 Undang – Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi Pasal 1 butir 1.
Hasil wawancara dengan bapak indra, sebagai berikut :
Telah terjadinya illegal drilling di Desa Pompa Air sangat
menyalahin aturan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001
kemudian adanya ketidaksengajaan warga saat ingin membuat
sumur bor tanpa disadari air yang keluar mengandung minyak
sehingga dilakukanlah pengeboran sumur minyak .10
Dikutip dari jambilink yang mengatakan, sebagai berikut :
dengan adanya kegiatan illegal drilling ini menewaskan 1 orang
akibat meledaknya mesin robin yang digunakan untuk mengalirkan
minyak dari bak penampungan ke mobil pengangkut minyak .11
Sebagian besar dari daerah Desa Pompa Air dan Desa tetangga menerima
dampak dari penambangan minyak illegal tersebut. Jika dilihat kawasan yang
paling terkena dampak paling besar adalah Dusun empat yang merupakan daerah
terdekat dari kawasan penambangan minyak. Penambang minyak illegal di Desa
Pompa Air dilakukan oleh orang – orang yang mementingkan kepentinga sendiri
tanpa memikirkan dampaknya. Aktivitas yang dilakukan pelaku illegal drilling
mencari lokasi yang akan dilakukan sebagai tempat pengeboran sumur minyak.
Hasil wawancara dengan bapak iman selaku pemilik sumur :
“Untuk melakukan penggeboran biasanya 3-4 hari untuk
menghasilkan sumur yang berisi minyak untuk di jual, parah
pekerja tidak hanya dari warga sekitar tetapi dari warga desa
tetangga dan orang – orang pendatang dari luar daerah.penambang
minyak illegal bekerja 24 jam untuk menghasilkan kurang lebih 1
tangki mobil yang dihargai kurang lebih 20 juta yang akan dikirim
ke sumatera selatan dan tempat tempat pemisahan atau pemasakan
di daerah Kecamatan Bajubang itu sendiri. Setiap warga yang
memiliki sumur minyak cukup besar penghasilannya bisa 50 – 100
juta perbulan.12
10
Wawancara dengan bapak indra selaku kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus
2019, 19.15 WIB. 11
https://jambilink.com/2019/02/18/ilegal-drillig-membunuhmu/amp 12
Wawancara dengan Iman pemilik sumur tambang minyak di Desa Pompa Air, Tgl 9
April 2019, 15.00 WIB.
Menurut Darwis (pengurus) tambang minyak:
“Penambangan terjadi sejak bulan juni 2018 hingga saat ini. Hal ini
menjadi laporan pemkab Batanghari pada 2018 tentang adannya
penambangan minyak illegal.”13
Hasil wawancara dengan bapak indra selaku kepala Desa Pompa Air:
“Apalagi Jumlah yang sumur minyak yang aktif ujar Kepala Desa
adalah 15 Sumur itu dulu kalau sekarang sudah 1000 sumur yang
aktif kalo yang tidak aktif kurang lebih 300 sumur yang tidak
beroperasi.14
Oleh karena itu, penanggulangan perusakan lingkungan yang di sebabkan
oleh penambang minyak harus dilakukannya pengawasan dan pengendalian
sangat perlu dari pemerintah untuk memberikan efek jera kepada pelakunya.
Pemanfaatan sumber daya alam secara lestari mengandung arti bahwa kondisi
kawasan pelestarian alam, kondisi pelestarian alam terdiri dari taman nasional,
taman hutan raya dan taman wisata alam.15
Maraknya terjadi pelanggaran penambangan minyak illegal yang dilakukan
oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab, semua ini membawa
dampak bagi lingkungan. Dijelaskan dalam surat ar-rum ayat 41 berbunyi
sebagai berikut :
ظهر ٱلفساد في ٱلبر وٱلبحر بما كسبت أيدي ٱلناس ليذيقهم بعض ٱلذي عملىا لعلهم
يرجعىن
13
Wawancara dengan Darwis pegawas tambang minyak di Desa Pompa Air, Tgl 9 April
2019, 16.30 WIB. 14
Wawancara dengan Bapak Indra, Kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus 2019,
19.15 WIB. 15
Undang – Undang Nomor 5 Tahun1990 Pasal 36
Artinya : “ Telah Nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan oleh
karena perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan
kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (kejalan yang benar) .16
Dari ayat tersebut diatas pada mulanya daratan dan lautan subur dan bersih,
kerusakan dan tercemarnya daratan karena ulah manusia itu sendiri seperti
kegiatan penambangan minyak secara illegal. Sehingga manusia hendaknya
menghentikan segala kegiatan yang menimbulkan kerusakan baik didarat,
dilaut maupun diudara. Karena apabila daratan itu hancur maka manusia itu
sendiri akan menanggung akibatnya, dan menuai hasil dari perbuatannya.
Berangkat latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang pertambangan minyak illegal yang terjadi di Desa Pompa Air, yang
mana disana terdapat penambangan minyak yang dilakukan oleh warga dan
para pendatang dari luar daerah dan menjual hasilnya sendiri. Mengingat
permasalahan tersebut belum pernah dikaji maka penulis tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut kepermukaan dengan judul: Peran
Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam Menanggulangi Illegal Drilling
Di Desa Pompa Air.
16
Dapartemen agama RI. Alquran Q.S ar-rum: 41Dan Terjemahnya.(Jakarta : 1994,)
hlm. 647
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang akan di
jawab dalam penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Apa yang melatar belakangi terjadinya illegal drilling di Desa Pompa Air ?
2. Bagaimana peran Pemerintah Kabupaten Batanghari dalam menuntaskan
persoalan illegal drilling di Desa Pompa Air ?
3. Upaya pemerintah Kabupaten Batanghari dalam menanggulangi illegal
drilling di Desa Pompa Air ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Ingin mengetahui yang melatar belakangi illegal drilling di Desa Pompa
Air.
b. Ingin mengetahui peran pemerintah Kabupaten Batanghari dalam
menuntaskan persoalan illegal drilling di Desa Pompa Air.
c. Ingin mengetahui upaya Pemerintah Kabupaten Batanghari dalam
menanggulangi Ilegal drilling di Desa Pompa Air.
2. Kegunaan penelitian
Apabila tujuan tersebut telah tercapai, maka jelas ada manfaat yang
ingin diharapkan dari penelitian, antara lain:
1. Manfaat secara teoritis dan praktis
a. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian
kepustakaan mengenai Peran Pemerintah Kabupaten Batanghari
Dalam Menanggulangi Illegal Drilling di Desa Pompa Air.
b. Manfaat secara praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sambungan pemikiran bagi
pemerintah dan masyarakat yang ingin memahami bagaimana
Peran Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam Menanggulangi
Illegal Drilling di Desa Pompa Air. Sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada jurusan Ilmu
Pemerintahan, Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas agar tidak
memperluas masalah yang dibahas dan menyebabkan pembahasan menjadi
tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat sebelumnya,
maka penulis memberikan batasan masalah ini mengenai” Peran Pemerintah
Kabupaten Batanghari Dalam Menanggulangi Ilegal Driling Di Desa Pompa
Air”, Khusus nya pada pertambangan minyak illegal pada tahun 2017-2019.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian ringkasan tentang teori yang digunakan
dan cara menggunakan teori dalam menjawab pertanyaan penelitian.17
1. Teori peran
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan
antara teori orientasi, maupun disiplin ilmu. Menurut Sarwono teori peran
berawal dari sosiologi dan antropologi. Menurut Ahmad dan Taylor teori
peran juga menyatakan bahwa ketika perilaku yang diharapkan oleh
individu tidak konsisten maka kinerja mereka kurang efektif. Di dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang jadi bagian
atau yang memegang pimpinan yang terutama. Menurut Role peranan
merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status).
Menurut Suhardono, bahwa peran menurut ilmu sosial berarti suatu
fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam
struktur sosial tertentu.18
Dengan menduduki, jabatan tertentu, seseorang
dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.
2. Teori pemerintah
Menurut Suradinata pemerintah adalah organisasi yang mempunyai
kekuatan besar dalam suatu Negara, mencakup urusan masyarakat.
Territorial dan urusan kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan Negara.
17
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai
Pustaka,1984). hlm 735 18
http:/ariftetsuya.blogspot.co.id/2014/04pengertian-peran.html diakses tanggal 25 juni
2016, 16.30 WIB.
Menurut W.S.Sayer pemerintah adalah sebagai organisasi dari Negara yang
memperlihatkan dan menjalankan kekuasaanya.19
Pemerintahan daerah pada pasal 1 angka 2 undang – undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang menyatakan pemerintahan
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas – luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam UUD
1945.20
Menurut Bagir Manan yang mengutip pendapat P.J.P tentang wet in
materiele zin melukiskan pengertian dalam arti materil yang esensinya
yaitu21
: Peraturan perundang – undangan berbentuk keputusan tertulis.
Karena merupakan keputusan tertulis, peraturan perundang – undangan
sebagai kaidah hukum tertulis.
Dengan demikian maka dapat diketahui beberapa peraturan perundang
– undangan di bidang minyak dan gas bumi, terdiri dari undang – undang,
peraturan pemerintah, instruksi presiden, keputusan menteri, dan keputusan
badan Negara, berikut ini undang – undang tentang Migas yaitu
a. Undang – undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan
Minyak Dan Gas Bumi.
19
Inu Kencanna Syafiie, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, (Bandung : PT Refika
Aditama, Cet 4, 2013). hlm.5 20
Undang – undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah 21
Mahendra Kurniawan, dkk, Pedoman Naska Akademik PERDA Partisifasi,
(Yogyakarta: Kreasi Total Media,Cet. Ke.1 2007), hlm.5
b. Undang – undang No. 8 Tahun 1971 Tentang Perusahaan Pertambangan
Minyak Dan Bumi.
c. Undang – undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas.
3. Teori kebijakan
Menurut Widodo J. Pudjirahardjo kebijakan adalah aturan tertulis yang
merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang
mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam
masyarakat. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa
menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus memberikan
peluang diintprestasikan sesuai kondisi spesifik yang ada.
a. Kebijakan Publik
Kebijakan publik menurut Thomas Dye menyebutkan
Kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu. Karena Kebijakan Publik mencakup hal-hal
yang diputusan pemerintah untuk dikerjakan dan hal-hal yang
diputuskan pemerintah tidak untuk dikerjakan. Definisi ini
mengandung makna bahwa:
1. Kebijakan Publik di buat oleh badan pemerintahan bukan badan
organisasi swasta.
2. Kebijakan Publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan oleh
badan pemerintahan.22
Secara umum kebijakan dapat dibedakan
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
22
Said Zainal, Kebijakan Publik Edisi 3, (Jakarta : Salemba Humanika, 2016), hlm 5
(a) Kebijakan Umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman
atau petunjuk pelaksanaan, baik yang bersifat positif maupun
negative yang meliputi keseluruhan wilayah atau Instansi yang
bersangkutan.
(b) Kebijakan Pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan
kebijakan umum, untuk tingkat pusat, Peraturan Pemerintah
tentang pelaksanaan suatu undang-undang ataupun keputsan
menteri yang menjabarkan pelaksanaan keputusan presiden.
(c) Kebijakan Teknis adalah kebijakan operasional yang berada
dibawah kebijakan pelaksanaan tersebut.
James E. Anderson sebagaimana dikutip oleh Suharno menyampaikan
kategori kebijakan publik sebagai berikut23
:
a. Kebijakan substantive dan kebijakan prosedural
Kebijakan substantif yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang akan
di lakukan oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedural adalah
bagaimana kebijakan substantif itu di jalankan.
b. Kebijakan distributif dan kebijakan regulatori
Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau
kemanfaatan pada masyarakat atau individu. Kebijakan regulatori
menyangkut kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan
terhadap perilaku individu dan kelompok masyarakat.
23
Taufikqurokman, Kebijakan Publik, (Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Moestopo Beragama Pers), hlm.20
Hukum di Indonesia rebagi menjadi dua yaitu hukum publik dan hukum
privat. Hukum publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum dan
mengatur hubungan penguasa dengan warga negaranya. Dalam hal ini hukum
pidana termasuk dalam golongan hukum publik. Hukum pidana sebagai mana
hukum publik mempunyai hubungan erat dengan hukum administrasi.
Sehingga Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa: tanda – tandan batas
antara hukum pida di satu pihak dan tata usaha Negara di pihak lain terletak
pada rasa keadilannya.24
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi
selanjutnya disebut UU Migas, termasuk salah satu undang – undang yang
mengatur kaidah – kaidah hukum dalam lingkup hukum administrasi Negara.
Hal ini dilihat dari aturan – aturan perizinan berkaitan dengan penyelengaraan
kegiatan usaha hilir. Berbagai peraturan perundang – undangan yang
dikeluarkan pemerintah harus dapat dijalankan dengan tegas apabila terjadi
suatu pelanggaran.
Dalam kehidupan modern permasalahan yang menyakut publik yang
dihadapi pemerintah dimanapun sama saja apalagi di Negara berkembang
seperti Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkesan
kebijakan parsial, padahal idealnya, suatu kebijakan dibuat untuk
menyelesaikan masalah – masalah yang ada di masyarakat kebanyakan
kebijakan publik yang dilahirkan terkesan seperti melakukan sesuatu
24
Wirjono Prodjodikoro, Asas – Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Rafika
Aditama, 2003). hlm.17-18.
bukannya menyelesai masalah. Tujuan utama kebijakan publik yaitu
menciptakan kesejahteraan masyarakat untuk mewujudkan Negara
kesejahteraan harus di dukung oleh kebijakan publik pro rakyat, artinya
kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah harus berdasarkan
keinginan masyarakat dan bisa menyelesaikan masalah yang ada di
masyarakat. Tapi kenyataannya para pejabat publik dan birokrat hanya
sekedar menjalankan kebijakan – kebijakan yang di putuskan oleh para elit.
Sangat jelas bahwa kondisi sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap upaya
pencapaian tujuan. Untuk itu agar kebijakan publik dilaksanakan dengan baik
maka kebijakan seharusnya:
1. Dirancang sesuai dengan kerangka acuan teori yang kuat
2. Disusun korelasi yang jelas antara kebijakan dan implementasinya
3. Ditetapkan adanya organisasi yang mengkoordinir kebijakan pelaksanaan
tersebut sehingga implementasi dapat berjalan.
4. Dilakukan sosialisasi kebijakan yang akan diterapkan sampai organisasi
pelaksan tingkat bawah
5. Dilakukan pemantauan terus – menerus (monitoring)
6. Diberi bobot sama penting antara kebijakan dan implementasinya,
maksudnya pembuat kebijakan harus menilai sama penting antara
kebijakan dan implementasinya sehingga antara kebijakan dan
implementasinya tidak terjadi kesenjangan yang menyulitkan
pelaksanaanya.
Dengan demikian, kebijakan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah
dengan mengunakan sarana-sarana tertentu, dan dalam tahapan waktu tertentu.
Kebijakan umumnya bersifat mendasar, karena kebijakan hanya mengariskan
pedoman umum sebagai landasan bertidak dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi
buku-buku atau literature studi kependudukan ini di lakukan untuk memenuhi
atau mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat dari para ahli yang ada
hubunganya dengan permasalahan yang di teliti. Sepanjang penelitian peneliti
mengambil buku-buku, skripsi, dan artikel yang berkaitan dengan Peran
Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam Menanggulangi Illegal drilling di
Desa Pompa Air.
Pertama, berdasarkan penelitian Arif Dwi Yanto (2007) berjudul Peranan
Penambangan Minyak Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Desa
yang menjelaskan sebagai berikut potensi sumber daya alam dan energi secara
umum akan menjadikan desa berpotensi untuk berkembang. Peranan
pembangunan minyak yang dilakukan oleh masyarakat merupakan potensi bagi
Desa Ledok untuk dapat melaksanakan pembangunan karena telah ikut
menyediakan lapangan kerja dan tentu akan diikuti oleh peningkatan
pendapatan masyarakat. Akan tetapi perannya tidak lepas dari siapa yang
menguasai hak penambangan tersebut.
Adanya penambangan minyak oleh masyarakat tentu akan memberikan
dampak terhadap pembangunan desa dengan orientasinya adalah untuk
pembangunan masyarakat desa yang pada dasarnya memiliki kompleksitas dan
dimensi yang luas. Semua sepakat bahwa tujuan pembangunan desa adalah
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Ukuran kesejahteraan
menggambarkan tingkat pembangunan itu sendiri25
.
Dalam penelitian ini pembangunan masyarakat desa lebih dilihat sebagai
sebuah proses dan metode perubahan masyarakat yang dapat dilihat dari sisi
fisik, sisi ekonomi dan sisi sosial. Dari sisi fisik dapat dilihat dari perubahan
pemukiman penduduk dan infrastruktur lainnya sebelum dan sesudah adanya
penambangan minyak tradisional. Dari sisi ekonomi dilihat dari perubahan
tingkat pendapatan dan dari sisi sosial dilihat dari indikator HDI dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
Kedua, berdasarkan penelitian Yuanda Saputra (2014) yang berjudul
Implementasi Perda No 26 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumur Sumur
Minyak Tua, menjelaskan berdasarkan yang telah diteliti maka dapat diambil
kesimpulan yaitu Pelaksanaan Peraturan Daerah No 26 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Sumur-Sumur Minyak Tua belum terlaksana secara baik, masih
banyak sekali tindakan yang dilakukan oleh penggelolah sumur tua yang tidak
sesuai dengan yang dituangkan dalam pasal – pasal yang tercantum dalam
dalam Perda Kabupaten Musi Banyuasin No 26 Tahun 2007. Dampak dari
implementasi Peraturan Daerah No 26 Tahun 2007 tentang penggelolaan
25
Arif Dwiyanto Tesis: Peranan Penambang Minyak Tradisional Di Ponegoro
,Semarang, 2007.
sumur-sumur tua yaitu ; Terjadinya tindakan illegal tapping (pencurian
minyak), Terjadinya bencana kebakaran, Terjadinya kerugian Negara.Upaya
penanggulangan dampak dari implementasi Perda No.26 Tahun 2007 tentang
penggelolaan sumur-sumur minyak tua di dea bayat yaitu : Jajaran kepolisian
dan TNI melakukan upaya pemberantasan aksi illgal tapping, salah satunya
menutup tempat pengelolaan minyak mentah yang ada di desa bayat.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin membentuk Satuan Tugas Operasi
(satgas ops) untuk mengawasi pipa di titik-titik tempat yang sering terjadi
tindak pencurian minyak.26
Ketiga, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suprianto tentang
Upaya Polri Dalam Penaggulangan Pengangkutan Minyak Tanah Ilegal
menjelaskan sebagaimana hasil penelitian nya ialah : Keberadaan distribusi
minyak tanah illegal diwilayah hukum Polres Kudus dari tahun ketahun
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam kurun waktu tahun 2007
sampai dengan tahun 2009 terdapat sebanyak 21 kasus, diaman 8 kasus
diantara nya menggunakan modus mengumpulkan BBM bersubsidi dari
masyarakat lalu menjualnya pada industri, sedangkan sisanya menggunakan
beberapa modus lain seperti menimbun tanpa memiliki izin, mengalihkan atau
menjual minyak tanah bersubsidi kepada pihak – pihak yang tidak menerima
subsidi atas pembelian minyak tanah dari masyarakat dan solar dari truk tangki
kencing, melakukan usaha pengangkutan BBM tanpa izin, dan menjual minyak
tanah bersubsidi kepada awak trasportasi. Upayah Polres Kudus dalam
26
Yuanda Saputra, Skripsi: Implemetasi Perda No 26 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Sumur – Sumur Minyak Tua, Jambi, Iain Sts Jambi, 2014.
mencegah dan menanggulangi distribusi minyak tanah secara illegal di
Kabupaten Kudus dilakukan melalui tindakan presventif dan refrensif.
Kerjasama dengan dinas perdagangan dan pengelolaan pasar Kabupaten Kudus
dalam memantau pelaksanaan pendistribusian minyak tanah bersubsidi yang
dilakukan oleh agen – agen minyak tanah yang ditunjuk untuk menyalurkan
minyak tanah bersubsidi di Kabupaten Kudus, menindak lanjuti perintah
Kapolda untuk ikut memantau pendistribusian minyak tanah bersubsidi, dan
mendirikan pos-pos pemantauan distribusi minyak tanah disetiap daerah
perbatasan.27
Keempat, Berdasarkan penelitian Vedi Fitrawan, mahasiawa Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2019) yang berjudul Peran
Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam Menaggulangi Illegal Driling di desa
Pompa Air, di atas penulis memberikan perbedaan yang dapat di ambil dari
penelitian yang penulis teliti sebagai, berikut ini penjelasanya penulis lebih
menekankan perbedaannya melalui objek dan tempat penelitian kemudian
Undang – Undang serta PERDA yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Maka itu peneliti tertarik untuk membahas penelitian tentang peran pemerintah
dalam menanggulangi ilegal driling di Desa Pompa Air.
27
Suprianto, Skripsi: Upaya Polri Dalam Penanggulangan Pengangkutan Minyak Tanah
Illegal, Semarang, UNS, 2010.
BAB II
METHODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pompa Air yang berada di Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Dilakukan pada Bulan April
dan Bulan Agustus.
B. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan Kualitatif deskriptif yaitu
penelitian yang menggambarkan data dan informasi dilapangan berdasarkan
fakta yang diperoleh di dalam lapangan.28
dan pendekatannya adalah yuridis
sosiologi yaitu pendekatan penelitian lapangan secara langsung oleh peneliti
sendiri. Pendekatan yuridis sosiologis adalah mengidentifikasi dan
mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang rill dan fungsional dalam
sistem kehidupan yang nyata.29
Pendekatan yuridis sosiologis adalah
menekankan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan hukum
secara empiris dengan terjun langsung ke obyeknya. Sosiologi bersifat empiris
artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat
serta hasilnya tidak spekulatif.30
Menurut Soerjono Soekanto penelitian
Deskriptif adalah penelitian yang bermaksud memberikan data yang teliti
mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.31
Analisis data
28
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ed. Revisi (Bandung: PT, Remaja Rosda
Karya, 1997) cet, Ke 8, hlm.6 29
Journal Etheses. UIN-Malang.Ac.id Pdf. 30
Subandi, Tjipo, Sosiologi, (Surakarta: BP- FKIP UMS, 2008), hlm. 1 31
Sayuti una ,Pedoman Penulisan Skripsi ,(Jambi :Fakultas Syariah.2012), hlm.42
bersifat Induktif / Kualitatif dan penelitian Kualitatif lebih menentukan makna
dari pada generalisasi.32
1. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian yang dipergunakan adalah deskriftif analisis yaitu
melakukan deskripsi terhadap hasil penelitian dengan data yang lengkap.
Deskripsi dimaksudkan adalah terhadap data primer dan juga data skunder.
2. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampe merupakan suatu proses dalam memilih suatu bagian
yang respresentatif dari seluruh populasi. Menurut Ronny Hanitijo
Sormitro, populasi adalah seluruh objek atau seluruh unit yang akan
diteliti.33
Berdasarkan teknik sampling sebagaimana tersebut di atas, maka
memperoleh responden sampel adalah sebagai berikut:
(a). Pejabat pada DLH Kabupaten Batanghari yang berkaitan langsung
dengan permasalahan illegal drilling berdasarkan Undang – Undang
Nomr 22 Tahun 2001 yaitu:
- Kepala Dinas Lingkungan Hidup , dimana dalam peraturan Bupati
Batanghari Tahun 2016 Tentang Tugas dan Fungsi Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. Termask juga
untuk mengatasi persoalan illegal drilling di Desa Pompa Air.
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011).hlm. 09 33
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri: (Jakarta: Ghalia,
1994). Hlm.42
- Kepala Seksi Rehabilitas Kawasan Tahura, yang bertanggung jawab
dalam persoala yang ada di kawasan Tahura dengan kata lain disana
juga ada penambangan illegal drilling.
(b). Pejabat Desa Pompa Air dan Masyarakat, penulis memilih Desa
Pompa Air sebagai tempat penelitian illegal drilling karena sudah
menjadi pembicaraan di jendela Nasional.
- Kepala Desa Pompa Air, yang merupaka pemimpin di Desa tersbut
sehingga sudah memahami apa saja persoalan yang sedang terjadi di
Desa Pompa Air.
-Ketua Rt 08 , yang merupakan salah satu orang yang bisa memahami
terjadinya illegal drilling karena Rt 08 paling dekat dengan Kegiatan
illegal drilling.
-Masyarakat Desa Pompa adalah penduduk yang tinggal dikawasan
Desa Pompa Air yang ikut berperan dalam kegiatan Illegal drilling
mulai dari Dusun I, II, III, IV.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data skunder
Data skunder adalah data atau sejumlah keterangan yang di peroleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini di peroleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini di peroleh
dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat
authebtic, karena sudah di peroleh dari tangan kedua, ketiga dan
seterusnya.34
Data skunder adalah data atau sejumlah keterangan yang di
peroleh secara tidak langsung dan data di peroleh dengan cara mengutip
dari sumber seperti: Al-Qur’an, UU No 22 Tahun 2001, Perda
Batanghari No 16 Tahun 2013, Buku – buku, Jurnal dan Internet.
b. Data primer
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
yaitu data primer dan data skunder. Data Primer utama Al-Qur’an dan
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang
Minyak dan Gas Bumi serta PERDA Kabupaten Batanghari Nomor 16
Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Batanghari Tahun 2011 – 2013 ini Adalah data pokok yang diperlukan
dalam penelitian di peroleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari
lokasi objek penelitianya, atau keseluruhan data hasil penelitian yang
diperoleh di lapangan.35
Yaitu sumber data yang di peroleh secara
langsung dari sumber aslinya sebagai berikut: Kepala Dinas DLH,Seksi
Rehabilitas Kawasan Tahura,Kepala Desa Pompa Air, ketua RT 08 Desa
Pompa Air, Pemilik Sumur Minyak, Pengawas Tambang Minyak dan
Masyarakat.
34
Sayuti Una , Pedoman Penulis Skripsi (edisi revisi) Cet ke 2 Jambi : (Syariah Press Dan
Fakultas Syariah UIN STS Jambi .2014). hlm 34 35
Tim Penyusun ,Pedoman Penulisan Skripsi,cet ke-2 (Jambi : Syariah Press,2014).
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data tersebut di peroleh36
. Sumber / subjek
data dalam penelitian ini meliputi:
a. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batanghari di peroleh melalui
Wawancara dan Dokumentasi.
b. Kantor Kepala Desa Pompa Air
c. Tempat Kejadian Penelitian atau lokasi illegal drilling.Di Desa Pompa
Air Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari. Diperoleh melalui
Domentasi dan Wawancara dengan masyarakat.
3. Unit Analisis
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu pemerintahan maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.37
Sumber data adalah dimana data
tersebut di peroleh38
.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian39
. Instrument pengumpulan data
merupakan langka yang paling utama dalam melakukan penelitian, karena
36
Amiril Hadi Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
hlm.122 37
Duwi Shofia, Strategi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA ) Kota
Jambi Pada Sistem Berbasis E-PLANING ( Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saiffudin Jambi Tahun 2019 )hlm.16 38
Amiril Hadi Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung:Pustaka Setia,
1998). hlm122 39
Lin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardini, Observasi dan Wawancara, (Jawa Timur
:Bayumedia Publising, 2004). hlm 1
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan,
peninjauan, dan penyelidikan riset40
. Observasi atau pengamatan
merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang di lakukan secara
sistematis.
b. Wawancara
Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data kulitatif dengan
mengunakan instrumen yaitu pedoman wawancara. Untuk memperoleh
data yang memadai sebagai cross ceks, seorang peneliti dapat
mengunakan teknik wawancara yang sesuai dengan situasi dan kondisi
subjek yang dalam interaksi sosial yang diangap memiliki pengetahuan.
mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili informasi
atau data yang di butuhkan untuk menjawab fokus penelitian41
. Sumber
data primer diperoleh dari narasumber adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
2. Seksi Rehabilitas Kawasan Tahura
3. Kepala Desa Pompa Air
4. Ketua RT 08 Desa Pompa Air
5. Pemilik Sumur Minyak
6. Pengawas Sumur Minyak
7. Masyarakat
40
W Gulo,Metode Penelitian ,cet. Ke-7,(Jakarta : PT Grasindo ,2007).hlm 116 41
Dr.Iskandar ,M.Pd,Metodologi Penelitian Kualitattif, Cet Ke-1 (Jakarta:Gaung Persada,
2009). hlm 129
c. Dokumentasi
Dokumestasi menurut Guba dan Lincoln. mendefinisikan
pengertian dokumentasi yaitu setiap bahan yang tertulis ataupun film.
dan pengumpulan data di lakukan dengan meneliti catatan-catatan
tertulis, seperti dokumen, buku, dan catatan yang berkaitan dengan
penambangan illegal drilling . Baik berita dalam media cetak maupun
media sosial. Cara ini di lakukan terutama pada studi awal penelitian
yang memperjelas masalah yang akan di teliti. Teknik ini merupakan
penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus
permasalahan penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto-foto,
rekaman kaset.
5. Teknik Analisis Data
Analisis yang di gunakan untuk memahami hubungan dan konsep
dalam data sehingga dapat di kembangkan dan di implementasikan.
Berdasarkan hal di atas dapat di kemukakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat
dengan mudah di pahami dan semuanya dapat di informasikan kepada
orang lain42
. Di dalam analisis data penelitian ini yang di laksanakan
menggunakan beberapa teknik yaitu:
42 Sugiyono ,Metode kualitatif dan RNB, (Bandung :Alfabeta,2013). hlm .137
a. Mereduksi Data
Mereduksi data ialah aktifitas peneliti dalam memilih dan memilah
data yang di anggap relevan untuk di sajikan. Mereduksi data yang di
peroleh dari hasil wawancara, data wawancara ini yang telah di rekam
kemudian di transkipkan dengan tujuan memudahkan peneliti memilih
data-data yang sesuai untuk di analisis. Mereduksi data yaitu data yang
di ambil merupakan data penting tentang Peran Pemerintah Kabupaten
Batanghari Dalam Menaggulangi Illegal Drilling di Desa Pompa Air.
b. Penyajian Data
Data yang di sajikan secara sistematis agar lebih mudah dan
memahami tentang karya ilmiah tentang Peran Pemerintah Kabupaten
Batanghari Dalam Menaggulangi Illegal Drilling di Desa Pompa Air.
c. Penarik Kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data
yang terkumpul, sehingga dapat di ambil langkah-langkah awal
untuk penelitian lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang
di peroleh43
.
43
Sayuti Una ,Pedoman Penulisan Skripsi edisi revisi, (Jambi:Syariah press ,2014 ).hlm
69
D. Sistematik Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtun, pemahaman dalam
penulisan skripsi ini akan sistematisasi sebagai berikut44
.
Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini di uraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batas masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang
merupakan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.
Bab II. Metode penelitian, dalam bab ini membahas mengenai pendekatan
penelitian ,jenis dan sumber data, pengumpulan, serta analisis data, sistematika
penulisan dan jadwal penelitian.
Bab III. Menjelaskan gambaran umum Desa Pompa Air Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari.
Bab IV. Pembahasan, Dalam bab ini membahas tentang “Peran
Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam Menaggulangi Ilegal Drilling
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001.
Bab V .Penutup, Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan hasil
penelitian serta saran-saran terkait dengan Peran Pemerintah Kabupaten
Batanghari Dalam Menaggulangi Ilegal Drilling Berdasarkan UU No.22 Tahun
2001.
44
Tim Penyusun ,Pedoman Penulisan Skripsi edisi revisi ,cet ke-2,(Jambi :Syariah
press,2014) .hlm .54
E. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka
penulis menyusun jadwal sebagai berikut:
No
. Kegiatan
Tahun 2018-2019
Feb
ruari
Maret
Mei
Juni
Juli
Agustu
s
Sep
tember
1 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 1
1. Pengajuan
Judul
X
2. Pembuatan
Proposal
x X
3. Penunjukan
Dosen
Pembimbing
x
4. Keluar Jadwal
Seminar
X
5. Ujian Seminar
Proposal
X
6. Pengesahan
Judul
X
7. Surat Izin
Riset
X
8. Pengumpulan
Data
x x x x
9. Pengelolaan
dan Analisis
Data
10. Bimbingan dan
perbaikan
Skripsi
X
11. Agenda dan
Ujian Skripsi
12. Perbaikan dan
Penjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. KEADAAN GEOGRAFIS DESA POMPA AIR
Desa Pompa Air merupakan sebuah desa yang ada di Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi, desa ini berjarak sekitar 20 km dari
Kota Muara Bulian, Ibukota Kabupaten Batanghari.45
1. Kondisi Desa.
Secara Administratif Desa Pompa Air termasuk dalam Wilayah
Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi dan terletak
dibagian utara Propinsi Jambi. Desa Pompa Air dilihat secara umum
keadaannya merupakan daerah dataran rendah dengan perkebunan karet dan
sebagian perkebunan kelapa sawit, sedikit perbukitan yang dialiri oleh
sungai yaitu sungai Sungai Batanghari dengan anak Sungai yaitu sungai
kelabau.
2. Sejarah Desa
Desa Pompa Air berdiri dan terbentuk pertama kali pada tahun 1984
dengan jumlah penduduk lebih kurang 80 KK, hasil dari pemekaran desa
Ladang Peris. Asal mula terjadinya nama desa Pompa Air adalah
dikarenakan adanya mesin pompa air milik peninggalan dari zaman
penjajahan Belanda yang dikelola oleh Pertamina Bajubang. Mesin Pompa
Air tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah desa Pompa Air untuk
45
Data Dokumen, Kantor Balai Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari.
digunakan masyarakat sekitar daerah yang dekat dengan mesin pompa air
tersebut. Sebuah peninggalan yang hingga saat ini masih tetap menjadi
simbol desa Pompa Air karena sejarahnya dan juga manfaatnya terutama
bagi masyarakat desa Pompa Air. Letak mesin pompa air itu sendiri ada
didusun Suka Maju,sangat dekat dengan aliran sungai sehingga sangat
strategis untuk dimanfaatkan kegunaanya bagi masyarakat desa Pompa Air.
Namun sayang, saat ini mesin pompa air tersebut sudah tidak bisa
difungsikan lagi oleh masyarakat desa Pompa Air dikarenakan mungkin
selain usianya yang sudah sangat tua, juga pemeliharaannya yang terkendala
dengan semakin padatnya jumlah penduduk desa Pompa Air yang saat ini
berkembang menjadi 686 KK.46
3. Letak Geografis
Secara geografis desa Pompa Air terletak dibagian barat kabupaten
Batanghari dengan luas wilayah lebih kurang 6300 Ha dan berada pada
posisi 10 20 lintang Selatan sampai dengan 1
0 40 dan diantaranya 102
0 8
Bujur Timur sampai dengan 1020 75 Bujur Timur dengan batas
sebagaiberikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Mekar Jaya
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Sungkai
c. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Bungku
d. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Ladang Peris
46
Data Dokumen, Kantor Balai Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari.
4. Orbitas/Jarak Antar Ibu Kota
Tabel. I
Jarak Antar Ibu Kota47
Jarak (KM)
Desa
Pompa Air
Ibu Kota
Kcamatan
Ibu Kota
Kabupaten
Ibu Kota
Provinsi
Desa
Pompa Air
0 8 20 68
Ibu Kota
Kec
8 0 10 40
Ibu Kota
Kab
20 10 0 48
Ibu Kota
Prov
68 40 48 0
B. DEMOGRAFI
1. Kependudukan
Tabel. II
Data Kependudukan Desa Pompa Air48
Laki – Laki Perempuan Jumlah Total
1475 Jiwa 1279 Jiwa 2754 Jiwa
47
Jarak Antar Ibu Kota Tahun 2019 48
Data Kependudukan Desa Pompa Air Tahun 2019
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar
pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah
penduduk desa Pompa Air adalah 2.783 Jiwa dengan jumlah Kepala
Keluarga 686 Kepala keluarga. Agar dapat menjadi dasar pembangunan
maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas SDM yang
tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang
dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya
pembanguna Desa Pompa Air Berkaitan dengan kependudukan, aspek
yang penting antara lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan
persebaran serta strukturnya.
2. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Pompa Air tergolong
penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia
kelompok umur 0-5 dan 6-10 tahun merupakan yang terbanyak jumlahnya
masing-masing 218 jiwa dan 227 jiwa. Kemudian disusul kelompok umur
26-30 dan 31-35 yaitu masing-masing 212 jiwa dan 206 jiwa. Rasio jenis
kelamin penduduk Desa Pompa Air menunjukkan bahwa penduduk
perempuan relatif lebih banyak dibandingkan laki-laki. Maka dari itu setiap
tahunnya pertumbuhan perbedaan dari kelompok umur dan jenis kelamin di
Desa Pompa Air terus meningkat
Tabel. III
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 49
No Kelompok Umur
Tahun 2017
LK PR Jumlah
1 0 – 5 108 110 218
2 6 – 10 127 100 227
3 11 – 15 96 93 189
4 16 – 20 89 110 199
5 21 – 25 97 96 193
6 26 – 30 108 104 212
7 31 – 35 109 97 206
8 36 – 40 82 76 158
9 41 – 45 64 61 125
10 46 – 50 75 60 135
11 51 – 55 39 35 74
12 56 – 60 42 18 60
13 61 – 65 17 16 33
14 66 – 70 15 12 27
15 71 Keatas 21 10 31
Jumlah
1492 1291 2783
49
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Pompa Air
Tahun 2019
C. Keadaan Sosial
1. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan
sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan
manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh kerena itu
pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat
ini SDM di Desa Pompa Air cukup baik dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Pompa Air secara umum juga
mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk
yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pekerjaan tersebut pada
umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang
dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah.
yang menarik perhatian penduduk.
Desa Pompa Air masih banyak yang memiliki usaha atau mata
pencaharian tetap dibidang pertanian dan perkebunan. Hal ini dapat di
indikasikan bahwa masyarakat Pompa Air terbebasnya dalam ilmu
pengetahuan dibidang pertanian dan perkebunan karet dan kelapa sawit
oleh karena tidak adanya tenaga ahli yang mendampingi mareka dalam hal
ini, bagaimana masyarakat berbuat untuk menjadi petani yang baik dan
hasil yang maksimal. Untuk didapatkan masyarakat untuk mendapakan
ilmu pengetahuan dibidang pertanian dan perkebunan hanyalah dari mulut
petani kemulut petani serta penyaluran pupuk bersubsidi tidak tepat waktu
sehingga berpengaruh pada hasil produksi pertanian dan perkebunan.
Meskipun ada tenanga yang dinanamakan PPL didesa kami tidak berekerja
sebagaimana yang diharapkan pemerintah yang menugaskannya. Ini yang
menyebabkan belum terlepas dari kemiskinan. Pada hal potensi ada.
3. Kondisi Pemerintahan Desa
a. Pembagian wilayah desa
Desa Pompa Air terdiri dari 3 (tiga) Dusun dengan perincian sebagai
berikut :
1. Dusun I terdiri dari RT 01,02,13
2. Dusun II, terdiri dari RT 03, 04,10,12,16
3. Dusun III, terdiri dari RT 05,06,07,11,15
4. Dusun IV, terdiri dari RT 08,09,14.50
50
Data Dokumen, Kantor Balai Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari.
4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pompa Air
a. Susanan Struktur Organisasi Perangkat desa Pompa Air.
KEPALA DESA I N D R A
SEKRETARIS DESA ILHAM SAPUTRA
KEPALA
URUSANPEMBAGUNAN
SUPRIYANTO
KEPALA
URUSAN KEUANGAN
TRI WIDODO.SE
PLH KEPALA
URUSAN PEMERINTAHAN
EKA SURANTI.SE
Kepala Dusun II
KUSTINI Kepala Dusun I
MARIYATI
Kepala Dusun IV
SUKNI RITAUDI
KEPALA
URUSAN UMUM
SUGIATUN,S.TP
Kepala Dusun III
ALI ASRAR
STAF KEPALA
URUSAN KEUANGAN
WAGIYEM
b. Susunan Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa Pompa
Air.
KETUA BPD AKMAL HAKIM
ANGGOTA
TARJANI
ANGGOTA
KRISSON P
SEKRETARIS BPD MELLIYANI
WAKIL KETUA BPD RIDISYAM
ANGGOTA
ZUBAIDAH
ANGGOTA
HENDRIYANTO
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Latar belakang terjadi illegal drilling di Desa Pompa Air
Undang – Undang No 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas yang
mana di jelaskan bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber daya alam
strategis tidak terbaruhkan yang dikuasai oleh Negara serta merupakan
komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai
peran penting dalam perekonomian nasional sehingga penggelolaan harus
dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.51
Illegal drilling di Provinsi Jambi yang berada di Kecamatan Bajubang
Desa Pompa Air menjadi topik pembicaraan saat ini. Banyak sekali
pengeboran sumur - sumur baru yang berada di dua tempat yaitu lahan milik
warga dan hutan raya milik Pemerintah. Dalam hal ini sulit dibayangkah oleh
Pemerintah terhadap pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab atas
perbuatannya pada kearifan lokal di Desa Pompa Air. Illegal drilling ini juga
menghasilkan suatu minyak yang digunakan untuk menggerakan kendaraan.
Selain sebagai bahan bakar dan pelumas, minyak bumi juga digunakan dalam
berbagai industri seperti pembuatan pelarut, baja dan lain – lain.
Penambangan minyak illegal drilling di Desa Pompa Air, Kecamatan
Bajubang , Kabupaten Batangahari merambah kawasan hutan lindung Taman
Hutan Raya (Tahura) di daerah tersebut. Apalagi Pemerintah Kabupaten
51
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan
Gas Bumi.
Batanghari tidak memiliki perda yang menyangkut tentang illegal drilling
sehingga berpedoman pada undang – undang. Awal terjadi nya illegal drilling
ini karena ketidak ketahuan warga hal ini dikatakan oleh Kepala Desa Pompa
Air, Bapak “Indra” sebagai berikut :
”Jadi awal ada nya minyak di desa ini karena ada warga yang ingin
membuat perternakan ayam buras dimana untuk mencari sumber
air bersih dilakukannya pengeboran sumur tanpa diduga sumur
yang dibor itu lama lama mengeluarkan air bercampur minyak
sampai 5 kali dilakukan pengeboran tetapi hasil nya tetap sama
sehingga tidak cocok untuk berternak ayam buras maka dilaporkan
lah kepada pemerintahan desa, oleh masyarakat di lakukanlah
pengeboran sehingga mengeluarkan minyak tetapi tidak ada
sosialisai oleh pemerintah dan orang SKK Migas akan bahayanya
minyak dan gas yang keluar”52
Kejadian di Desa Pompa Air membuat kepala desa menindak lanjuti
kejadian yang melanggar aturan Negara. Saat ini penambang illegal drilling
juga beroperasi di Tahura dengan ratusan sumur minyak yang berada didalam
Tahura tersebut. Hasil wawancara dengan Bapak Indra selaku Kepala Desa
Pompa Air :
“Setelah itu ujar Bapak Indra saya melaporkan kepada Camat
Bajubang kemudian Camat menyuruh saya untuk melaporkan
kepada orang Pertamina ntah bagaiman camat itu berkomukasi
pada pemerintah sehingga turunlah orang SKK Migas dan orang
Pertamina Keterangan dari orang SKK Migas bahawa gas yang
dikeluarkan memang berat tetapi tidak menggangu keadaan
disekitar. Kemudian saya dan masyarakat berkeinginan agar
minyak ini dikelolah bersama KUD.53
52
Wawancara dengan Bapak Indra, Kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus 2019,
19.15 WIB. 53
Wawancara dengan Ibu Riyanti, Ketua Rt 08 Desa Pompa Air, tanggal 11 Agustus
2019, 14.30 WIB.
Wawancara penelitian lanjutan dengan ibu “Riyanti” selaku ketua Rt 08
DesaPompa Air dengan memberikan keterangan sebagai berikut :
“Saya kira terjadinya pengeboran minyak ini bukan karena hal
sengaja tapi karena ketidak sengajaan dan juga pengeboran minyak
ini bukan hanya ada disini tetapi di Palembang juga ada jadi apa
salahnya dicoba untuk mengelolah nya sendiri sehingga nantinya
pemerintah dapat mengeluarkan peraturannya sendiri seperti di
Palembang’54
Peneliti juga mengutip dari BrandNew.CO.ID/NewJambi yang memiliki
keterangan sebagai berikut:
“Dijelaskan oleh Bupati Batanghari Bapak Syahirsah bahwa illegal
drilling ini sudah terjadi sejak Tahun 2015.”55
Sebelum pengeboran minyak terjadi masyarakat sudah menyepakati untuk
menggelolah minyak tersebut yang dihadiri oleh pak camat, Disbangpol dan
terkumpulah poin – poin penting yaitu 10% untuk Desa, 20% untuk pemilik
tanah dan 70% untuk investor. Dikata lagi oleh Kepala Desa Bapak Indra :
“Ternyata setelah dikelolah dan berjalan selama tiga bulan barulah
pemerintah mengatakan bahwa ini illegal drilling, tapi karena
sudah hasil maka tetap lah dilanjutkan karena sangat membantu”56
Jika dilihat dari undang – undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak
Dan Gas Bumi sudah jelas melanggar aturan akan tetapi di dalam peraturan
kabupaten Batanghari juga belum ada aturan untuk illegal minyak tersebut
54
Wawancara dengan Ibu Riyanti, Ketua Rt 08 Desa Pompa Air, tanggal 11 Agustus
2019, 14.30 WIB. 55
Dikutip dari https:brandanews.co.id/gawat-ratusan-sumur-minyak-kejahatan-ilegal-
drilling-beroperasi.html,14 Agustus 2014, 20.00 WIB. 56
Wawancara dengan Bapak Indra, Kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus 2019,
19.15 WIB.
sehingga menjadi pekerjaan berat bagi pemerintah untuk mensosialisasikan
kepada masayarakat untuk menutup illegal minyak tersebut. Kita juga
memahami bahwa kegiatan usaha minyak dan gas bumi membunyai peranan
penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan
ekonomi nasional.57
Didalam undang – undang menjelaskan bahwa kegiatan usaha Minyak dan
Gas Bumi tidak dapat dilaksanakan pada :
1. Tempat pemakaman, tempat yang dianggap suci, tempat umum, sarana dan
prasarana umum, cagar alam, cagar budaya, serta tanah milik masyarakat
adat pelanggaran terhadap salah satu persyaratan yang tercantum.
2. Lapangan dan bangunan pertahanan Negara serta tanah di sekitarnya
3. Bagunan bersejarah dan simbol – simbol
4. Bagunan, rumah tinggal, atau pabrik beserta tanah pekarangan sekitarnya,
kecuali dengan izin dari instansi Pemerintah, persetujuan masyarakat, dan
perseorangan yang berkaitan dengan hal tersebut.58
57
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi. 58
Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi, Pasal 33 Ayat (3)
Gambar 1.1
Penampakan lokasi kegiatan ilegal drilling di Desa Pompa Air dari atas
Tahun 2019
Gambar 1.2
Keadaan sumur tempat pengambilan minyak mentah di Desa Pompa Air
Tahun 2019
B. Peran Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam Menuntaskan Persoalan
Illegal Drilling Di Desa Pompa Air
Tantangan pemerintah yang perlu mendapat perhatian dengan adanya
kegiatan Illegal Driling di Desa Pompa Air. Terhadap kondisi ini telah
dilakukan upaya koordinasi dengan instansi terkait, survey dan sosialisai, serta
pembentukan tim dan penutupan sumur. Atas masalah ini diharapkan untuk
dapat di percepat dasar hukum penertiban untuk menuntaskan Illegal Driling.
Keberadaan Illegal Driling perlu mendapatkan perhatian serius karna di
perbuatan Illeggal yang meelangar hukum, kegiatan illegal drilling juga sangat
berbahaya bagi masyrakat dan lingkungan hidup sehingga peran Pemerintah
sangat diutuhkan dalam menyelesaikan permassalahan ini. Menurut Wahab
juga Mengatakan bahwa kebijakan yang mengalami kegagalan disebabkan oleh
“kebijakan itu jelek, faktor – faktor pelaksanaannya yang jelek atau kebijakan
bernasip jelek”.59
Maka dari itu pemerintah harus memberikan perannya untuk
menghilngkan Illegal drilling.
Ilegal drilling di Kabupaten Batanghari Kecamatan Bajubang Desa Pompa
Air semakin marak terjadi setiap harinya. Pemerintah berupaya menuntaskan
tindakan yang sudah melanggara undang – undang dan juga merugiakan
Negara. Penambangan illegal drilling di kabupaten Batanghari sudah sangat
tersohor di media Nasional dan menjadi hal sulit bagi Pemerintah daerah
setempat untuk menuntaskannya.
59
Journal Administrasi Publik(JAP), Vol 1, No.2, hlm125-123
Wawancara saya bersama Bapak Kepala Desa Pompa Air mengatakan
sebagai berikut :
“Dalam proses terjadinya illegal drilling ini terdapat dua sisi yaitu
negatif dan positif. Sisi negatif nya adalah ini perbuatan salah
karena melangaran aturan yang ada dari sisi positif nya ini sangat
membantu perekonomian masyarakat setempat”60
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi mempunyai peranan penting dalam
memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional
yang meningkat dan berkelanjutan.61
Ini lah yang sedang berjalan di Kabupaten
Batanghari yaitu penambangan minyak mentah tanpa mengantongi surat izin
resmi dari pemerintah. Sehingga menjadi kegiatan eksploitasi yang bertujuan
untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari wilayah kerja yang telah
ditentukan, yang terdiri dari pengeboran minyak dan penyelesaian sumur,
pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengelolaan untuk
pemisahan dan permurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan
lain yang mendukungnya.62
Berdasarkan kutipan dari BRANDANEW.CO.ID/NewJambi menjelaskan
bahwa:
“Bupati Batanghari H Syahirsah mengatakan, terdapat ribuan lebih
sumur minyak illegal daerahnya. Namun pihaknya tidak punya
kewenangan untuk menghentikan kegiatan illegal drilling itu.
Sudah ribuan sumur yang berada di desa pompa air dan desa
60
Wawancara dengan Bapak Indra, Kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus 2019,
19.15 WIB. 61
Undang – Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi. Hlm.1 62
Undang – Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi Pasal 1 butir 9.
bungku. Akibat itu kita di daerah ini bias berbuat apa untuk
menghentikan kegiatan illegal drilling itu sementara tanggung
jawab sudah ada di pemerintah provinsi jambi. Makanya
Pemerintah Kabupaten Batanghari tidak dapat melakukan
penindakan terkecuali hanya menyampaikan adanya kegiatan
illegal drilling di daerahnya kepada Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi Jambi.”63
Kegiatan illegal drilling seperti yang terjadi di Desa Pompa Air,
Kecamatan Bajubang, Kabupaten Btanghari jelas sangat membahayakan yang
menjadi ancaman serius terhadap kerusakan lingkungan. Illegal drilling ini
sekarang kondisinya semakin parah dan meluas di pemukiman warga sekitar.
Padahal beberapa kali sudah ada yang ditutup dan razia, tidak menghentikan
para pelaku melakukan pengeboran lagi. Permasalahan di tengah masyarakat
selalu mengalami perubahan dan akan terus berkembang mengikuti dinamika
masyarakat itu sendiri. Tidak terkecuali masyarakat Desa Pompa Air yang
merupakan suatu desa yang sangat mengalami perkembangan ekonomi yang
cukup cepat meningkat. Bagaimana tidak penghasilan yang cukup besar
dengan melakukan pengeboran terus menerus untuk bisa menstabilakan
perekonomian di daerah tersebut.
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Darwis selaku pekerja tambang
minyak, sebagai berikut:
“kalo untuk pendapat kami sangat terbantu dengan ada
penambangan minyak ini biasa nya kalo kerja biasa itu paling
dapat sedikit kalo disini bisa lebih”
63
Dikutip Dari https://brandanew.co.id/gawat-ratusan-sumur-minyak-kejahatan-ilegal-
drilling-beroperasi.html. di akses pada tanggal, 14 Agustus 2019 , 21.00 WIB
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Bapak Indra selaku Kepala Desa
Pompa Air menjelaskan :
“ Illegal drilling ini salah menurut aturan tetapi kita bisa berbuat
apa banyak sekali dampak positif, akan tetapi jika ingin di tutup ,
tutup dengan benar jangan asal – asal. Jadi untuk menutup satu
sumur itu perlu anggaran dan 2,5 Milyar sehingga pemerintah tidak
sanggup ini dibicarakan pada saat rapat di Kesbangpol Kabupaten
Batangahari.”64
Bencana kebakaran akibat illegal drilling terbesar di Indonesia mungkin
terjadi di Provinsi Jambi. Beberapa waktu lalu terjadi bencana kebakaran hebat
akibat illegal drilling yang memakan korban, setidaknya satu orang tewas dan
dua orang mengalami luka bakar yang serius. Korban akibat illegal drilling
tersebut ikut terbakar bersama minyak mentah yang meledak di tempat
kejadian illegal drilling tersebut. Sealain itu dari korban manusia, juga terjadi
kerugian material Negara dirugikan setidaknya Miliaran rupiah. Angka itu
belum memasuki perhitungan kerugian yang lainnya atau di tempat
penambangan minyak yang berbeda.
Ditambahnya kebakaran sumur minyak di Desa Pompa Air Kecamatan
Bajubang sangat membahayakan bagi pekerja ilegal drilling. Pertamina
bersama unsur lainnya yang tergabung dalam tim terpadu penutupan ilegal
drilling , terus berupaya melakukan edukasi baik kepada masyarakat maupun
pemerintah akan bahaya minyak ilegal drilling ini. Dan juga ancaman pidana
64
Wawancara dengan Bapak Indra, Kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus 2019,
19.15 WIB.
aktivitas sudah sangat jelas, sebagaimana diatur dalam Undang – Undang No.
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dimana dalam pasal 52
disebutkan bahwa setiap orang yang melakukan Eksplorasi tanpa kontrak kerja
sama sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) dipidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi rp. 60.000.000.000,00 (enam
puluh miliar rupiah).65
Hasil wawancara dengan bapak “Parlaungan” selaku kepala dinas
lingkungan hidup kabupaten Batanghari:
“Akibat kegiatan dari ilegal drilling sering kali terjadi kebakaran
yang sangat mengancam nyawa dan ekosistem disekitarnya apalagi
ilegal drilling ini sangat rentang akan percikan api. Semenjak
kegiatan ilegal drilling berlangsung kurun waktu dari tahun 2017
sampai dengan bulan juni 2019 telah terjadi kebakaran sebanyak 7
(tujuh) kali”66
65
Undang – Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi Pasal 52. 66
Wawancara dengan bapak Parlaungan, kepala dinas lingkungan hidup, tanggal 28
Agustus 2019, 09.00 WIB.
Gambar 1.3
Kebakaran dilokasi kegiatan ilegal drilling di Desa Pompa Air Tahun 2019
Gambar 1.4
Kebakaran di tempat penampungan bak minyak di Desa Pompa Air Tahun
2019
Pencemaran lingkungan juga terjadi bukan hanya kebakaran saja pada
dampak illegal drilling tersebut. Pencemaran lingkungan atau sering disebut
polusi ini menjadi isu hangat dari segalah aspek sosial karena pencemaran
lingkungan menyangkut keselamatan, kesehatan, serta kehidupan manusia dan
makhluk lainnya.67
Jika dilakukan terus menerus penambangan minyak illegal
ini akan dapat menimbulkan penyakin kakner bagi orang yang berada disekitar
lokasi penambangan. Lingkungan juga rusak dan kebakaran yang sering
terdengar dimana kebakaran ini sangat merugikan selain itu juga merusak
tanah,mata air,menyebabkan polusi udarah.68
akibat penambangn minyak
tersebut juga mencemari sumber air warga sekitar. Dampak aktifitas illegal
drilling yang masih marak terjadi di Kabupaten Batangahari. Tidak hanya
merusak hutan dan tanah, selain itu juga dampak pada lingkungan sekitar. Dan
juga dalam kegiatan ini menimbulkan korban jiwa.
Hasil wawancara dengan bapak “Parlaungan” selaku kepala dinas
lingkungan hidup kabupaten Batanghari :
“Selama kegiatan ilegal drilling terjadi dari tahun 2017 telah
menelan korban jiwa sebanyak 1 orang, korban merupakan warga
Sumatera Selatan yang bekerja di lokasi ilegal drilling , korban
jiwa terjadi saat pekerja ilegal drilling ingin mengaliri minyak
keluar dari lokasi ilegal drilling”69
Dari hasil wawancara dengan bapak “Sandi’ selaku kepala seksi
rehabilitas kawasan tahura :
”kondisi lingkungan di lokasi ilegal drilling mengalami degradasi
yang sangat parah dimana sungai – sungai yang mengalir di tempat
tersebut sudah tercemar dan dibawa baku mutu. Selain itu sumur –
67
Tri Haryanto.Pencemaran Lingkungan,(Klaten:Penerbit Cempaka Putih,2018). 68
Sumarna. Seri Bencana Alam Kebakaran,(Klaten:PT MEDIANTARA
SEMESTA,2017). 69
Wawancara dengan bapak Parlaungan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, tanggal 28
Agustus 2019, 09.00 WIB
sumur warga sekitar lokasi khususnya warga desa pompa air dan
bungku kecamatan bajubang juga terkena rembesan minyak selain
itu vegetasi tanaman di lokasi ilegal drilling sudah banyak yang
mati”70
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Batanghari, hingga saat ini,
aktifitas penambangan minyak illegal dikecamatan bajubang mencapai ratusan
titik. Yang berada di Desa Pompa Air. Begitu pula yang ada dikawasan hutan
tahura. Dengan maraknya dan terus berjalannya aktifitas tersebut,
mengakibatkan perubahan lingkungan dan alam diantaranya mengakibatkan
tercemarnya air sungai disekitar lokasi penambangan.
Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak “Sandi” selaku kepala seksi
rehabilitas kawasan tahura :
“ Kami selaku pemerintah sangat bertindak tegas untuk persoalan
ilegal drilling ini yang jelas pemerintah tidak akan diam dan terus
melakukan penertiban sampai oknum ilegal drilling meninggalkan
lokasi dikawasan Tahura”71
Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak “iman” selaku pengawas di
salah satu tempat pengeboran minyak ilegal tersebut:
“selama ini sayo raso pemerintah sudah menertipkan Cuma ya itu
tadi lah kembali sama orang yang melakukan kegiatan ilegal ini
,yang jelas banyak dampak positif nya dan juga seandainya ditutup
banyak juga toke – toke yang rugi bukan sedikit modal yang
dikeluarkan untuk pengeboran jadi kami ni berharap pemerintah
biso cari solusi yang baik atau dibuatkan peraturan macam di
palembang”72
70
Wawancara dengan bapak Sandhya , Seksi Rehabilitas Kawasan Tahura , tanggal 28
Agustus 2019, 10.00 WIB 71
Wawancara dengan bapak Sandhya , Seksi Rehabilitas Kawasan Tahura , tanggal 28
Agustus 2019, 10.00 WIB. 72
Wawancara dengan bapak Iman, pengawas di salah satu kegiatan ilegal drilling ,
tanggal 29 Agustus 2019, 10.30 WIB.
C. Kendala Dan Upaya Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam
Menaggulangi Ilegal Driling Di Desa Pompa Air
Kabupaten Batanghari menjadi salah satu tempat pengeboran minyak
seperti yang terjadi di Kabupaten Sarolangun dan kabupaten Banyuasin.73
Hal
ini membuat pemerintah kewalahan menertibkan penegeboran minyak illegal
(illegal drilling) hal tersebut tercermin masih maraknya aksi tersebut.
Pengeboran minyak merupakan tindakan pidana sebab melakukan kegiatan
tanpa memiliki izin dan dari sisi keamanan membahayakan, hal ini karena
pengeboran minyak tidak mempertimbangakn faktor keamanan dan
lingkungan. Illegal drilling merupakan permasalahan faktor migas jadi
tantangan pemerintahan. Menurut peraturan perundang – undangan tidak
memiliki izin sebagai tindakan pidana.
Pengeboran minyak secara illegal, hal ini tercantum di dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. Sejak bulan
Juni 2016 Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah bersinergi untuk
mengatasi illegal drilling namun dalam perkembanganya saat ini masih
banyak sumur yang di buka kembali oleh masyrakat. Wakil Gubernur Jambi
bapak Fachrori Umar telah mengirimkan surat kepada kementrian ESDM
menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi bersama PT Pertamina Aset 1
telah menutup 22 sumur minyak Illegal namun tanpa di awasi masyrakat
membuka kembali sumur-sumur tersebut. 74
73
https://jambilink.com/2019/02/07/dpr-sorot-82-sumur-ilegal-di-wk-pertamina/amp 74
https://migas.esdm.go.id/post/read/pemerintah-dan-pemda-bersinergi-atasi-illegal-
driling
Praktik illegal drilling ini terjadi di dua desa yaitu Desa Pompa Air
dan Desa Bungku yang berada di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari.
Pertumbuhan jumlah sumur minyak di dua desa ini semakin hari semakin
banyak. Bahkan sudah merambat ke Hutan Tanam Rakyat. Dalam hal ini
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batanghari terus berpatroli untuk
melakukan pencegahan agar penyebaran sumur minyak tidak semakin luas.
Masalah illegal drilling ini bukan hanya merugikan Pertaminan dalam
masalah produktivitasnya, tetapi juga berdampak pada kerusakan lingkungan.
Ini semua mempunyai implikasi yang bias menelan korban.75
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Indra selaku kepala Desa Pompa
Air yaitu:
“Pada saat rapat di Kesbangpol pemerintah ingin menutup sumur
illegal tersebut tetapi kami minta tutup lah dengan benar jangan
asal – asal saja, pemerintah juga membuat TIM terpadu yang
difungsikan untuk pencegahan Ilegal drilling di kawasan Desa
Pompa Air tempat kami tinggal. Hingga pada waktu itu turun lah
Bupati Batanghari ke lokasi illegal drilling. Ujarnya kepada saya
kita tutup dulu ya pak kades, ya mau gimana lagi tanggap saya
nama nya juga illegal pak”76
Penambangan minyak Illegal telah menjadi sorotan di lingkungan di duga
adanya oknum aparat keamanan dan pemerintah di duga menjadi peenyebab
utama maraknya Illegal Driling di Kecamatan Bajubang Kabupateen
Batanghari padahal dalaam dua tahun terakhir sudah beberapa kali dilakukan
75
Dikutip dari https://jambi.tribunnews.com/2019/05/15/upaya-pencegahan-illegal-
drilling-bupati-batanghari-kirim-surat-ke-klhk,diakses pada tanggal 16 September 2019, 21.30
WIB 76
Wawancara dengan Bapak Indra, Kepala Desa Pompa Air, tanggal 10 Agustus 2019,
19.15 WIB.
penutupan oleh pemerintan Provinsi Jambi tapi masih terus terjadi praktik
Illegal Driling di wilayah Desa Pompa Air.
Selanjutnya saya mengutip dari JAMBIONE.COM dengan memberikan
pernyataan sebagai berikut :
”Pemkab Batanghari tidak tutup mata terhadap kegiatan
pengeboran sumur minyak illegal di Desa Pompa Air, Kecamatan
Bajubang, Kabupaten Batanghari. Berbagai upaya telah dilakukan
Pemkap untuk memberantas kegiatan illegal itu. Sudah
melaporkannya ke Kementerian ESDM. Saat ini tidak ada lagi
kewenangan Pemerintah Kabupaten mengurus wilayah
pertambangan. Kita sudah beberap kali melaporkan ke Pemerintah
Pusat terkait upaya untuk menyelesaikan masalah ini. Kami
diminta untuk menciptakan kondisi lingkungan yang baik.
Sementara kondisi saat ini tidak baik lagi. Kita juga sudah rapat
beberapa kali tapi tindak lanjutnya tidak ada, kami sangat prihatin
dulu hanya ada dua sampe tiga sumur. Sekarang mungkin sudah
ratusan bahkan ribuan sumur illegal drilling.77
Ilegal drilling merupakan salah satu permasalahan dalam sub sektor
minyak dan gas bumi yang saat ini masih menjadi tantangan bagi pemerintah.
Untuk mengatasi ilegal drilling ini, pemeritah Kabupaten Batanghari
membentuk Tim terpadu untuk mengatasi kegiatan illegal drilling. Tim terpadu
ini nantinya diharapkan dapat secara khusus menangani praktik illegal drilling .
kegiatan ilegal drilling merupakan pelanggaran atas UU Nomor 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi
Dari hasil pengamatan TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN
mengatakan :
”Untuk wilayah di dalam tahura, kami sudah melakukan patrol
bersama dengan pihak terkait seperti polisi hutan. Pencegahan ini
sudah dilakukan sejak tahun 2018. Bahkan Bupati Batanghari telah
mengirim surat ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
untuk menindak lanjuti permasalahan ini. Karena kami tidak punya
77
Dikutip dari https://jambione.com/read/2019/06/28/4737/bupati-punya-power-hentikan-
illegal-drilling/,di akses pada tanggal 15 Agustus 2019, 14.45 WIB.
personil penyidik kepolisian dan lainnya untuk menangani ini.
Ujar Parlaungan saat di konfirmasi”78
Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak “sandi” selaku kepala seksi
rehabilitas kawasan tahura :
“Kami sudah melakukan semaksimal kami dalam kasus ini setiap
hari kami selalu melakukan patroli ke kawasan kegiatan ilegal
drilling untuk memantau agar semakin berkurangannya kegiatan
disana , jika ada kegiatan disana respon kami langsung menindak
lanjuti kepada oknum – oknum untuk di bawa ke kantor dan di
proses agar membuat jera kepada para oknum pengeboran minyak
ilegal tersebut “79
Jajaran kepolisian dan TNI terus melakukan upaya pemberantasan aksi
illegal drilling, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menutup tempat
pengeboran minyak mentah di Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batanghari. Penutupan tempat pengeboran minyak illegal dilakukan
oleh tim gabungan yang dibentuk oleh Provinsi Jambi terdiri dari Polres
Batanghari, TNI, Polisi Kehutanan dan pihak Pertamina turut hadir juga Kades
Desa Pompa Air. Aksi penertiban dan penutupan sempat diwarnai aksi protes
ratusan pekerja dan warga Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari. Warga dan pekerja meminta agar tim gabungan tidak membongkar
tempat pengembilan minyak mentah mereka, karena mereka bisa membongkar
sendiri, karena jika dirusak barang – barang milik mereka tersebut tidak dapat
digunakan lagi atau dijual. Upayah penutup ilegal drilling ini sangat sulit bagi
pemerintah secara perlahan kegiatan ini di brantas.80
78
Dikutip dari https://jambi.tribunnews.com/2019/05/15/upaya-pencegahan-illegal-
drilling-bupati-batanghari-kirim-surat-ke-klhk,diakses pada tanggal 16 September 2019, 21.30
WIB 79
Wawancara dengan bapak Sandhya , seksi rehabilitas kawasan tahura , tanggal 28
Agustus 2019, 10.00 WIB. 80
Dikutip dari https:m.republika.co.id/amp/pm6pct368
Hasil wawancara dengan bapak “Parlaungan” selaku kepala dinas
lingkungan hidup kabupaten Batanghari:
“Upaya Pemerintah sudah maksimal, bahkan pemerintah dalam hal
ini Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten sudah maksimal. Hal
ini ditunjukan dengan beberapa kali dilakukan rapat koordinasi
baik di pusat, Provinsi dan Kabupaten dengan melibatkan
Kemenpolhukam, Kemenlhk, Polri, TNI, Dinas ESDM Provinsi,
Pertamina, DLH, dan lain – lainnya. Ujar bapak Parlaungan”81
Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak “Sandi” selaku kepala seksi
rehabilitas kawasan tahura :
“Dinas Lingkungan Hidup telah melakukan penertiban sejak tahun
2017, dimana saat itu ilegal drilling belum banyak berkembang
seperti saat ini, adapun yang dilakukan adalah memberikan
himbauan/sosialisasi kepada para pelaku pemasanga rambu –
rambu larangan dilokasi ilegal drilling . penertiban / patrol di
lokasi ilegal drilling dengan melibatkan Polri, TNI, Drijen Gakkum
Kementrian LHK”82
Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak “Sarijan” selaku masyarakat
Desa Pompa Air :
“Sebenarnya pemerintah itu sudah melakukan yang terbaik untuk
menutup kegiatan ilegal drilling ini tetapi bagaimana ya kami
sebagai masyarakat disini keberatan untuk di tutup , memang disini
ada 2 tempat pengeboran pertama di tanah milik warga sendiri
kedua di tanah pemerintaha kalau pemerintah mau menutup tutup
lah yang di tanah milik negara jangan punya warga karena ilegal
drilling ini sangat membantu perekonomia warga di desa sini”83
81
Wawancara dengan bapak Parlaungan, kepala dinas lingkungan hidup, tanggal 28
Agustus 2019, 09.00 WIB 82
Wawancara dengan bapak Sandhya , seksi rehabilitas kawasan tahura , tanggal 28
Agustus 2019, 10.00 WIB. 83
Wawancara dengan bapak Sarijan, masyarakat desa pompa air, tanggal 10 Agustus
2019, 20.30 WIB.
Sila kelima memberikan arah setiap individu untuk menjunjung keadilan,
bersama orang lain dan seluruh masyarakat. Dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
Amandemen ke IV berbunyi:84
“Negara Indonesia Adalah Negara hukum sacara yuridis hal ini
mengandung pengertian seberapa besar kemampuan hukum untuk
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat karena hukum
dibuat oleh Negara dan ditunjukan untuk tujuan tertentu.”
Maka dari itu pemerintah Kabupatan Batanghari harus berupaya dalam
persoalan illegal drilling ini karena dengan ada nya undang – undang dapat
memberikan landasan apabila ada yang melanggara peraturan tersebut.
Gambar 1.5
Penutupan lubang sumur menggunakan semen di Desa Pompa Air Tahun
2019
84
H.R. Otje Salam dan Anton F Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan, dan
Membuka Kembali, Bandung: Refika Aditama,2004). hlm. 156.
Gambar 1.6
Tindakan tim SKK Migas terhadap ilegal driling di Desa Pompa Air Tahun
2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa permasalahan yang dikemukakan diatas, maka pada
bab akhir ini dapat penulis tarik beberapa kesimpulan antara lain:
Peneliti menggunakan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi yang dipakai sebagai pedoman untuk penulisan
skripsi ini.
1. Latar belakang terjadinya ilegal drilling di desa Pompa Air Kecamatan
Bajubang Kabupaten Batanghari yaitu: adanya ketidak segajaan yang
dilakukan oleh warga saat ingin mengebor air sehingga tanpa disadari
ada kandungan air yang bercampur minyak. Sehingga membuat warga
untuk mencoba mengebor sumur minyak Lama kelamaan terjadilah
kegiatan pengeboran minyak yang di lakukan oleh warga sekitar dan
orang – orang pendatang. Penambangan minyak tersebut sudah
berkoordinasi dengan pihak Desa untuk dikelolah bersama KUD,
kemudian kepala Desa Pompa Air melaporkan kepada Camat
Bajubang bahwa ada penambangan minyak yag dilakukan di desa
Pompa Air yang ingin di kelolah oleh pihak Desa. Akan tetatpi
diadakan rapat di kantor Disbangpol Kabupaten Batanghari bersama
Pemerintah yang bersangkutan dengan pertambangan minyak dan
hasilnya pemerintah mengatakan bahwa ini adalah illegal drilling.
2. Peran Pemerintah Kabupaten Batanghari dalam menanggulangi ilegal
drilling di Desa Pompa Air yaitu :
Sejauh ini peran pemerintah Kabupaten Batangahari dalam
menaggulangi illegal drilling telah berfungsi yaitu dengan membentuk
Tim terpadu yang di bentuk oleh Pemerintah Provinsi Jambi yang di
dalam nya terdapat :
a. Polres Kabupaten Batanghari
b. TNI
c. Polisi Kehutanan
d. Dinas Lingkungan Hidup
TIM gabungan tersebut mendatangi lokasi terjadinya illegal drilling
yaitu di Kabupaten Batangahari dengan melakukan kegiatan razia
setiap hari ke tempat lokasi illegal drilling terjadi terutama dikwasan
Tahura (Taman Hutan Raya). Kegiatan illegal drilling di Desa Pompa
air semakin marak terjadi setiap hari. Pemerintah berupaya
menuntaskan tindakan yang sudah melanggara Undang – undang
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang sangat
tersohor di media Nasional. Pemerintah Kabupaten Batanghari sangat
bertindak tegas untuk persoalan illegal drilling dan pemerintah tidak
ambil diam dan terus melakukan penertiban sampai oknum illegal
drilling meninggalkan kawasan penambangan minyak tersebut.
3. Upaya pemerintah Kabupaten Batanghari dalam menanggulangi illegal
drilling di Desa Pompa Air yaitu, illegal drilling merupakan
permasalahan faktor migas dan menjadi tantangan bagi pemerintah
Kabupaten Batanghari, Provinsi dan Pusat. Pemerintah Provinsi Jambi
teelah menetapkan TIM Yerpadu yang di fungsikan untuk pencegahan
Illegal Driling di kawasan Desa Pompa Air khusunya di Tahura. Tidak
hanya itu saja Pemerintah juga memberikan himbauan atau sosialisasi
kepada masyarakat Desa Pompa Air tentang akan bahayanya dampak
Ilegal drilling. Pihak pemerintah juga sudah melaporkan ke kementrian
ESDM Pusat dengan adanya illegal Drilimg tersebut di esa Pompa air.
Ada nya penegak hukum yang melindungi ilegal drilling sehingga sulit
untuk memberantasnya dan Banyak nya oknum-oknum pengeboran
minyak dari luar daerah tersebut dan sudah banyaknya sumur sumur
minyak yang beroperasi di Desa Pompa Air.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Batanghari
Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Batanghari Untuk
memberikan hukaman kepada pelanggar guna memberikan efek jera
terhadap para pelangar supaya tidak mengulangi perbuatan tersebut dan
untuk pemerintah harus segera mengesahkan kegiatan illegal drilling
ini seperti di Sumatra Selatan, jika tidak bisa mengesahkan sebaikanya
pemerintah bertindak lebih tegas dan melarang supaya tidak adanya
kegiatan illegal drilling tersebut.
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penelitian sejenis, metode yang sama ataupun berbeda tempat yang lain
dengan jumlah sampel yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang
objektif dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Anonim, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Thoha Pura, 1989.
Husni, Sukanda. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta: Sinar
Grafika, 2009.
Iskandar. Metode Penelitian Kualitatif, Cet Ke-1, Jakarta: Gaung Persada,
2009.
Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, Cet Ke-8, Jakarta: PT. Remaja
Rosda Karya, 1997.
Prodjodikoro, Wirjono, Asas – Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Rafika
Aditama, 2003.
Rahmadi, Takdir. Hukum Lingkungan Di Indonesia, Depok: PT RajaGrafindo
Persada, 2018.
Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian, Bandung: CV PUSTAKA SETIA,
2008.
Soemitro, Ronny Hanitijo. Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri, Jakarta:
Ghalia, 1994.
Sumarna. Seri Bencana Alam Kebakaran, Klaten: PT MEDIANTARA
SEMESTA,2017.
Syaiful, Bakhri. Hukum Migas; Telaah Penggunaan Hukum Pidana Dalam
Perundang – Undangan, Jakarta Selatan: Totalmedia P3IH UMJ,
2012.
Tri Haryanto. Pencemaran Lingkungan, Klaten: Penerbit Cempaka
Putih,2018.
Una, Sayuti. Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2012.
Wahab, Solichin Abdul. Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi
Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
B. Perundang Undangan
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak
dan Gas Bumi
Peraturan Daerah Kabupaten Batanghari Nomor 16 Tahun 2013 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batanghari Tahun 2011-2-31
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
dan Pengendalian Pencemaran Air
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang – undang Nomor 44 Prp Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1971 Tentang Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
C. Karya Ilmiah , Jurnal, Skripsi
Journal Of Internasional Relations, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2017.
Journal Administrasi Publik(JAP), Vol 1, No.2
Roziqin, Pengelolaan Sektor Minyak Bumi Di Indonesia Pasca Reformasi:
Analisis Konsep Negara Kesejahteraan, Jurnal Tata Kelolah &
Akuntabilitas Keuangan Negara Vol.1 No.2, 2015.
Ve, Ly.Organised Crime typologies: Structure, Activites and Conditions,”
International Journal of Criminology and Sociology, vol 1. 2012. .
D. Websites
https://m.detik.com/news/berita/d-4406744/50-sumur-minyak-ilegal-ditemukan-di-
hutan-lindung-jambi?_ga=2.56379054.444322821.1569124848-
886494172.1540182639
https:brandanews.co.id/gawat-ratusan-sumur-minyak-kejahatan-ilegal-drilling-
beroperasi.html,
https://brandanew.co.id/gawat-ratusan-sumur-minyak-kejahatan-ilegal-drilling-
beroperasi.html.
https://jambione.com/read/2019/06/28/4737/bupati-punya-power-hentikan-illegal-
drilling/,
https://jambi.tribunnews.com/2019/05/15/upaya-pencegahan-illegal-drilling-bupati-
batanghari-kirim-surat-ke-klhk
https://jambilink.com/2019/020070dpr-sorot-82-sumur-ilegal-di-wk-pertamina/amp
https://m.republika.co.id/amp/pm6pct368
https://jambilink.com/2019/02/18/ilegal-drillig-membunuhmu/amp
E. Skripsi
Arif Dwiyanto,Peran Penambang Minyak Tradisional Di Ponerogo,
Semarang,2007.
Suprianto, Upaya Polri Dalam Penanggulangan Pengangkutan Minyak Tanah
Ilegal, Semarang, UNS,2010.
Yuanda Saputra, Implementasi Perda No 26 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Sumur – Sumur Minyak Tua, Jamb, Iain Sts Jambi,2014.
No Nama Umur Jabatan
1 Parlaungan, SP 45 Tahun Kepala Dinas
Lingkungan Hidup
2 Sandhya Ananda, S. Hut. MM 40 Tahun Seksi Rehabilitas
Kawasan Tahura
3 Indra 39 Tahun Kepala Desa
Pompa Air
4 Riyanti 41 Tahun Ketua RT 08 Desa
Pompa Air
5 Iman 43 Tahun Pemilik Tambang
Minyak
6 Darwis 25 Tahun Pengawas
Tambang Minyak
7 Sarijan 50 Tahun Masyrakat Yang
bekerja di
tambang minyak
DOKUMENTASI
Gambar .1.1
[Foto Bersama Di Rumah Bapak Indra Selaku Kepala Desa Pompa Air]
Gambar.1.2
[Foto Bersama Di Kantor DLH Kabupaten Batanghari Dengan Bapak
Sandhya Ananda Selaku Seksi Kawasan Rehabilitas Tahura]
Gambar.1.3
[Foto Bersama Bapak Sarijan Selaku Masyarakat Desa Pompa Air]
Gambar . 1.4
[Melakukan Penutupan Sumur Minyak Oleh Kepolisian Dan Pertamina]
Gambar. 1.5
[Dokumentasi Para Pelaku Ilegal Driling Di Desa Pompa air]
Gambar. 1.6
[Pengambilan Barang Bukti Berupa Mesin Pengebor Dilokasi Ilegal Driling
Di Desa Pompa Air]
CURRICULUM VITAE
Nama : VEDI FITRAWAN
NIM : SIP 162503
TTL : Jambi, 21 Januari 1999
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Desa Pompa Air, Dusun IV, RT 08
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
No Hp : +6282282050001
A. Riwayat Pendidikan
NO JENJANG PENDIDIKAN TEMPAT TAHUN
1 SDN 165 PELAYANGAN Kabupaten Batanghari,
Muara Bulian
2005-2006
2 SDN 107 PASIR PUTIH Kota Jambi,Kecamatan
Jambi Selatan
2006-2007
3 SDN 178 DESA POMPA
AIR
Kabupaten Batanghari,
Kecamatan Bajubang
2007-2010
3 SMPN 25 DESA MEKAR
JAYA
Kabupaten Batanghari,
Kecamatan Bajubang
2010-2013
4 SMK N 2 BATANGHARI Kabupaten Batanghari,
Kecamatan Muara Bulian
2014-2016
5 S.1 UIN STS JAMBI Muaro Jambi 2019