35
0 PERAN PEMUDA DALAM MENINGKATKAN POTENSI WISATA DI KOTA BANJAR MAKALAH Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Sayarat Audisi Internal Mojang Jajaka Kota Banjar Disusun oleh: IRFANI FATHUNAJA

peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Peran Pemuda Dalam Meningkatkan Potensi Wisata di Kota Banjar Jawa Barat

Citation preview

Page 1: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

0

PERAN PEMUDA DALAM MENINGKATKAN POTENSI WISATA

DI KOTA BANJAR

MAKALAH

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Sayarat

Audisi Internal Mojang Jajaka Kota Banjar

Disusun oleh:

IRFANI FATHUNAJA

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN PARIWISATA

KOTA BANJAR

2014

Page 2: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

1

A. Latar belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh

macam-macam ras, suku dan etnis yang berbeda. Masing masing daerah tersebut

memiliki keunggulan sendiri-sendiri termasuk potensi alamnya. Hal ini tentunya

sangat menguntungkan bidang kepariwisataan. Dengan banyaknya potensi alam yang

dimiliki tersebut akan menarik banyak wisatawan asing untuk datang ke Indonesia

dan akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Negara.

Pariwisata sering kali dipandang sebagai sector yang sangat terkemuka dalam

ekonomi dunia. Kalau sector tersebut berkembang atau mundur maka banyak Negara

yang akan berpengaruh secara ekonomis. Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan

yang sifatnya sementara, dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan untuk

menikmati objek dan atraksi wisata. Dalam perkembangannya, dunia pariwisata

mampu berperan sebagai salah satu sumbe pendapatan Negara.

Di dunia international, Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan

potensi pariwisatanya yang beraneka ragam, mulai dari pantai nya yang indah,

pegungunagan yang hijau dan peninggalan peninggalan bersejarah seperti candi juga

banyak di temukan di Indonesia. Salah satu pusat tujuan wisatawan di Indonesia

adalah bali, yang terkenal dengan keindahan alamnya dan tradisi budaya nya yang

masih kental. Selain itu, di jawa barat juga terdapat salah satu kota yang nantinya bisa

menjadi tujuan wisatawan seperti layaknya bali.

Kota Banjar, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota

Banjar berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, yakni dengan Kabupaten

Cilacap. Banjar merupakan menjadi pintu gerbang utama jalur lintas selatan Jawa

Barat. Untuk membedakannya dengan Banjarnegara yang berada di Jawa Tengah,

kota ini sering disebut juga Banjar Patroman (dari nama asal "Banjar Pataruman").

Luas Wilayah Kota Banjar sebesar 13.197,23 Ha, terletak di antara 07°19' - 07°26'

Lintang Selatan dan 108°26' - 108°40' Bujur Timur. Berdasarkan undang-undang

nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat

kurang lebih 113,49 Km2 atau 11.349 Ha.

Page 3: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

2

Pariwisata Kota Banjar sekarang bertambah dengan dibangunnya Waterpark dan

Bendung Situ Leutik. Keberadaan dua objek wisata tersebut semakin menambah

objek andalan pariwisata Kota Banjar. Waterpark yang berada di Parunglesang dilalui

oleh lalu lintas Jalur Selatan Jawa. Baik itu Roda empat maupun Kereta Api.

Potensi Pariwisata Kota Banjar

Wisata Air

1. Objek Wisata Situ Mustika (Danau)

2. Objek Wisata Waterpark.

3. Objek Wisata Situ Leutik.

Wisata Situs/Sejarah

1. Rawa Onom / Pulomajeti (Situs)

2. Kokoplak (Situs)

3. Terowongan Binangun

Wisata Kuliner

1. Jajanan Khas Sunda

2. Jajanan Seafood

3. Jajanan Oriental/Chinese food.

Dari sekian banyak potensi wisata di kota banjar yang tidak di miliki oleh kota

dan ibukota lainnya di jawa barat, akan lebih berkembang lagi apabila dalam

prosesnya melibatkan beberapa pihak. Salah satunya adalah pemuda.

Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang

strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses pengembangan

pariwisata. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Baik buruknya suatu

daerah dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan

pewaris bangsa dan Negara.  Generasi muda  harus mempunyai karakter yang kuat

untuk membangun daerahnya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme,

berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara

global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai

Page 4: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

3

Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat

berguna bagi masyarakat.

Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen

perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai

kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas

dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan

takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum.

Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan,

budaya dan pariwisata untuk bisa membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab,

hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap

lingkungan, penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan

publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, memberikan kemudahan

akses informasi dan melestarikan kebudayaan.

Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan

politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat,

ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap

lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan

pemuda.

Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa

Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda

tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan

mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang

meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa

Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti

bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses

perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.

Dalam proses pembangunan pariwisata, pemuda merupakan kekuatan moral,

kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran,

karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan pariwisata dan

Page 5: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

4

budaya. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi

pembangunan pariwisata dan budaya perlu ditingkatkan dalam kerangka memajukan

daerahnya menjadi lebih baik.

Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu

mempunyai peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi.

Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu,

ketika menjatuhkan rezim Soekarno (orde lama), hingga kembali menjatuhkan rezim

Soeharto (orde baru), pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan

perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.  Pemuda akan

selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap

waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa. Secara

kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi

besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 % pemuda dari

total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan akan lebih

besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun. Keterlibatan pemuda dalam

pembangunan bangsa sudah tidak dapat diragukan lagi, hal ini akan menjadi poin

penting apabila dilibatkan dalam pembangunan pariwisata secara penuh.

B. Rumusan Masalah

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu upaya yang bisa ditempuh

untuk memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri. Dalam makalah ini akan

membahas bagaimana peran pemuda dalam meningkatkan potensi wisata yang ada di

kota banjar?

C. Tujuan dan manfaat

Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam rangka

meningkatkan potensi wisata yang ada di kota banjar.

Memberikan gambaran maupun informasi bahwa pemuda juga memiliki peran

yang cukup bersar dalam pengembangan potensi pariwisata. Selain itu, memberikan

gambaran dan wacana baru bahwa tidak selamanya pemuda itu dipandang sebagai

Page 6: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

5

generasi yang tidak mampu melakukan peran terhadap pengembangan pariwisata di

daerahnya.

D. Konsep pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata

Tantangan yang dihadapi umat manusia dewasa ini adalah perubahan

peradaban yang terjadi dalam waktu cepat, dengan skala besar dan secara substansi

mendasar. Michell, dkk. (2000) mengupas lebih jauh bahwa perubahan menimbulkan

kompleksitas, ketidakpastian dan konflik sebagai peluang tetapi juga sekaligus

mendatangkan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pembangunan menimbulkan perubahan keadaan dan pergeseran peran pelaku, ada

yang diuntungkan dan dirugikan. Kepariwisataan sebagai salah satu kegiatan

pembangunan diupayakan dapat sejalan dengan konsep dan prinsip pembangunan

berkelanjutan, perlu menerapkan kaidah-kaidah sebagai berikut:

1. Pengembangan pariwisata berorientasi jangka panjang dan menyeluruh

(holistic) tidak hanya memanfaatkan tetapi sekaligus melestarikan obyek dan

daya tarik wisata yang memberikan manfaat secara adil bagi semua.

2. Pengembangan pariwisata yang sesuai dengan karakter wilayah, kondisi

lingkungan, konteks sosial dan dinamika budaya.

3. Penciptaan keselarasan, senergitas antara kebutuhan wisatawan dan penyedia

oleh masyarakat lokal, yang memunculkan hubungan timbal balik dan saling

menghargai nilai, adat istiadat, kebiasaan, warisan, budaya, dan lain-lain.

4. Pemanfaatan sumber daya pariwisata yang memperhitungkan kemampuan

kelestariannya yang pengelolaannya secara eco-efficiency (reduce, reuse, dan

recyle) sehingga mencapai eco-effectivity (redistribute, reactual).

5. Pengelolaan kegiatan pariwisata yang tanggap terhadap perubahan yang

terjadi dari kedua sisi permintaan (pasar) dan penawaran (produk).

Pariwisata berbasis masyarakat sebagai sebuah pendekatan pemberdayaan

yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku penting dalam konteks

paradigma baru pembangunan yakni pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development paradigma) pariwisata berbasis masyarakat merupakan peluang untuk

Page 7: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

6

menggerakkan segenap potensi dan dinamika masyarakat, guna mengimbangi peran

pelaku usaha pariwisata skala besar. Pariwisata berbasis masyarakat tidak berarti

merupakan upaya kecil dan lokal semata, tetapi perlu diletakkan dalam konteks

kerjasama masyarakat secara global. Dari beberapa ulasan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa pariwisata berbasis masyarakat adalah pariwisata dimana

masyarakat atau warga setempat memainkan peranan penting dan utama dalam

pengambilan keputusan mempengaruhi dan memberi manfaat terhadap kehidupan

dan lingkungan mereka.

Dalam konsep pariwisata berbasis masyarakat terkandung didalamnya adalah

konsep pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya

selalu dihubungkan dengan karakteristik sasaran sebagai suatu komunitas yang

mempunyai ciri, latar belakang, dan pemberdayaan masyarakat, yang terpenting

adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi suasana, atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Dalam mencapai tujuan

pemberdayaan, berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi.

Salah satu strategi yang memungkinkan dalam pemberdayaan masyarakat adalah

pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang secara konseptual memiliki ciri-

ciri uni serta sejumlah karakter yang oleh Nasikun (2000:26-27) dikemukakan

sebagai berikut:

1. Pariwisata berbasis masyarakat menemukan rasionalitasnya dalam properti

dan ciri-ciri unik dan karakter yang lebih unik diorganisasi dalam skala yang

kecil, jenis pariwisata ini pada dasarnya merupakan, secara ekologis aman,

dan tidak banyak menimbulkan dampak negatif seperti yang dihasilkan oleh

jenis pariwisata konvensional

2. Pariwisata berbasis komunitas memiliki peluang lebih mampu

mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-atraksi wisata berskala kecil dan

oleh karena itu dapat dikelola oleh komunitas-komunitas dan pengusaha-

pengusaha lokal.

Page 8: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

7

3. Berkaitan sangat erat dan sebagai konsekuensi dari keduanya lebih dari

pariwisata konvensional, dimana komunitas lokal melibatkan diri dalam

menikmati keuntungan perkembangan pariwisata, dan oleh karena itu lebih

memberdayakan masyarakat.

Tantangan mewujudkan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat adalah

memerlukan pemberdayaan masyarakat yang sungguh-sungguh dilakukan oleh, dari,

dan untuk masyarakat secara partisipatif muncul sebagai alternatif terhadap

pendekatan pembangunan yang serba sentralistik dan bersifat top down.

Munculnya proses partisipasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat

mendasarkan atas dua perefektif, Pertama; pelibatan masyarakat setempat dalam

pemilihan, perancangan, perencanaan dan pelaksanaan, program yang akan mewarnai

kehidupan masyarakat. Kedua; partisipasi transformasional sebagai tujuan untuk

mengubah kondisi lemah dan marjinal menjadi berdaya dan mandiri.

E. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat pariwisata merupakan konsep yang mudah

dilontarkan tertapi sangat sulit untuk dilaksanakan, karena konsep ini merupakan

suatu konsep yang holistis dan terus menerus untuk digali dan diberdayakan yaitu

mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan kaum manula (masyarakat lanjut usia)

harus ikut dilabatkan dan dipahamkan. Diberdayakan dalam anti filosofi hidup di

masyarakat, pendidikan, keterampilan, sikap/tata krama, aturan bermasyarakat, adat,

bahkan sampai pada penampilan masyarakat itu sendiri.

1. Filosofi hidup di masyarakat

Filosofi hidup di masyarakat perlu diarahkan dan diperhatikan, agar sesuai

dengan filosofi pembangunan kepariwisataan karena apabila belum selaras akan

menjadi ganjalan dan kendala. Mindset masyarakat dalam memandang tamu atau

wisatawan harus diubah yang tadinya wisatawan sebagai saingan diubah menjadi

aset dan sumber kehidupan. Perlu disadarkan bahwa wisatawan yang datang

adalah masyarakat yang membawa biaya/uang yang akan dibelanjakan dan dapat

menambah kesejahteraan masyarakat dan akan menciptakan berbagai lapangan

Page 9: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

8

pekerjaan. Harus ditanamkan pada masyarakat bahwa tamu atau turis merupakan

lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat mempunya kewajiban untuk

menghormati dan melayani agar tamu menjadi betah dan berlama-lama tinggal di

tempat wisata.

2. Pendidikan generasi muda

Pendidikan sebagai media yang ampuh untuk menyiapkan generasi muda

untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi bagi wisatawan, baik

informasi mengenai kondisi fisikal daerah maupun kultural yang berkembang di

masyarakat. Pendidikan yang ditekankan adalah pendidikan yang dapat

memelihara kelestarian objek dan budaya, agar menjadi aset dan jasa yang bisa

dijual. Banyak informasi yang terkandung di lokasi pariwisata (objek) tidak dapat

dijual karena keterbatasan pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat pariwisata.

Bentuk pendidikan yang perlu dikembangkan baik berupa pendidikan formal

maupun pendidikan non formal. Untuk dapat menjelaskan kepada wisatawan

secara lengkap dan benar maka diperlukan pengetahuan dan ilmu yang cukup

mengenai berbagai kondisi alam dan historisnya, sehingga menjadi bekal dan

pengetahuan yang berguna bagi pengunjung.

3. Keterampilan masyarakat

Keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat sebagai kunci pengembangan

kepariwisataan. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan dalam

menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan, baik berupa keterampilan dalam

menerima atau .keterampilan dalam menyuguhkan berbagai atraksi maupun

informasi yang dibutuhkan, sampai pada keterampilan dalam membuat berbagai

cinderamata yang khas dan yang diminati oleh wisatawan. Keterampilan yang

dimiliki oleh masyarakat sangat berkaitan erat dengan kreativitas dan ide-ide atau

gagasan yang dimiliki oleh masyarakat, oleh karena itu pembinaan kreativitas

harus selalu dipupuk dan dikembangkan.

Page 10: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

9

4. Sikap/tata karma

Sikap/tata krama sangat berkaitan dengan filosofi yang dipegang oleh

masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu apa bila filosofinya sudah disesuaikan

maka sikap dan tata kramanya pun akan sesuai. Masyarakat yang ada di sekitar

objek atau tempat wisata ibarat tuan rumah yang sedang menerima tamu. Apabila

tuan rumah memiliki sikap dan tata krama yang baik akan menyebabkan tamu

menjadi betah dan mau tinggal berlama-lama di tempat wisata.

Pada dasarnya pariwisata akan berkembang dengan baik apabila

wisatawan memiliki waktu kunjungan yang lama dan mau tinggal di tempat

wisata, artinya tamu akan banyak mengeluarkan biaya atau uang di tempat wisata.

Oleh karena itu perlu secara terus menerus membina sikap/tata krama masyarakat

ke arah yang lebih baik. Memang tidak berarti masyarakat sekitar daerah wisata

harus merubah sikap/tata krama sesuai dengan sikap/tata krama yang dimiliki

wisatawan melainkan harus menunjukkan kemuliaan agar wisatawan menjadi

betah dan merasa aman di tempat wisata.

5. Aturan bermasyarakat

Banyak kalangan yang memandang jika pariwisata berkembang maka

aturan bermasyarakat semakin longgar dan rusak. Pandangan semacam ini keliru

dan perlu diluruskan, mestinya aturan bermasyarakat dapat dikemas menjadi daya

tarik wisata, dan kadang-kadang wisatawan merasa tertarik dan ingin mempelajari

aturan bermasyarakat yang dipegang teguh. Tidak berarti memaksa wisatawan

untuk mengikuti aturan bermasyarakat yang ada di tempat wisata, tetapi menjadi

media pendidikan bagi para wisatawan akan kemuliaan dan keunggulan aturan

bermasyarakat yang dikembangkan.

6. Adat

Adat merupakan aset wisata, sehingga adat yang baik perlu terus

dikembangkan dan diperkenalkan. Misalnya berbagai kepercayaan atau upacara

yang dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat. Banyak wisatawan yang ingin

datang ke suatu lokasi wisata yang hanya tertarik oleh berbagai keunikan adat

Page 11: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

10

istiadat yang dipegang teguh oleh masyarakatnya. Adat biasanya muncul tidak

serta-merta melainkan merupakan suatu hasil proses kehidupan bermasyarakat

yang cukup panjang sepanjang kehidupan masyarakat itu sendiri, sehingga

mengandung berbagai filosofi hidup dan mengandung nilai-nilai pendidikan yang

luar biasa.

7. Penampilan

Penampilan merupakan akumulasi dari berbagai pemahaman dan

pengetahuan termasuk keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, cerminan dari

akumulasi tersebut akan nampak berupa penampilan sikap dan aura jiwa dari

masyarakat tersebut. Pencitraan berupa penampilan masyarakat maupun

penampilan lingkungan yang ada juga merupakan suatu daya tarik yang tidak

kalah pentingnya dalam mendatangkan dan ketertarikan wisatawan. Oleh karena

itu perlu dipelihara dan dipertahankan terutama penampilan yang membuat

wisatawan merasa aman, tenteram, dan menimbulkan semangat hidup untuk

berkarya dan bersikap ke arah yang lebih baik.

8. Partisipasi Masyarakat

Pola pembinaan pemberdayaan masyarakat menitikberatkan kepada

partisipasi masyarakat, agar masyarakat dapat diajak terlibat guna mengarahkan

kegiatan yang berhubungan langsung dengan mereka yang berkaitan dengan :

1. Perumusan persoalan lebih efektif

2. Mendapatkan informasi dan pemahaman realitas sumber asli.

3. Merumuskan alternatif penyelesaian masalah secara sosial diterima

4. Menumbuhkan rasa memiliki terhadap rencana sehingga memperlancar

rencana sehingga mempelancar penerpaan

5. Menghindari pertentangan yang tajam

6. Menggalang swadaya akan lebih mudah

7. Memperkuat posisi pemberdayaan masyarakat agar setara dengan para

stakeholder kuat.

Page 12: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

11

F. Tahap-tahap Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target

masyarakat mampu untuk mandiri dan dilepas untuk mandiri, dengan demikian

pemberdayaan melalui satu proses belajar, hingga mencapai status mandiri. Oleh

karena pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap

yang harus dilalui menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2004:83), meliputi:

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan

membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan,

keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan, keterampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan INOVATIF untuk

mengantarkan kepada kemandirian.

4. Tahapan pertama atau tahap penyadaran dan pembentukan perilaku

merupakan tahap persiapan dalam pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini

para pelaku pemberdayaan masyarakat berusaha menciptakan prakondisi agar

dalam tahap ini dapat mencapai kesadaran tentang perlunya memperbaiki

kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Tahap ini

merangsang pula kesadaran dan kemauan belajar dengan demikian

masyarakat semakin terbuka dan merasa membutuhkan pengetahuan, dan

keterampilan untuk memperbaiki kondisi.

5. Tahap kedua adalah tahap kelanjutan pertama, jika tahap pertama telah

terkondisi, maka tahap kedua adalah tahap dimana masyarakat akan menjalani

proses belajar tetang pengetahuan, kecakapan, keterampilan yang memiliki

hubungan dengan apa yang menjadi kebutuhan. Dengan demikian menguasai

kecakapan, pada tahapan ini masyarakat hanya menjadi pengikut, yaitu

sekedar menjadi obyek pembangunan saja, belum menjadi subyek

pembangunan.

Page 13: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

12

6. Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas,

kecakapan dan keterampilan yang diperlukan, agar mereka dapat membentuk

kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan diwujudkan dalam

bentuk inovasi,

kreativitas, inisiatif dan kreasi-kreasi dalam lingkungannya. Apabila

masyarakat telah sampai pada tahap ini, masyarakat akan menjadi pemeran utama

dalam berbagai konteks pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan. Namun,

demikian dalam konteks pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, maka

tahapan-tahapan pemberdayaan yang berkaitan dengan kedewasaan sikap masyarakat,

merupakan tahapan yang perlu dicermati secara seksama mengingat dalam

pemberdayaan masyarakat, masyarakat akan berproses secara bertahap, dalam waktu

yang tidak singkat. Proses tahapan akan memberikan gambaran terhadap keterkaitan

antara pengetahuan (know ledge), sikap (attitude) dan keterampilan (practice) dengan

tahapan proses pemahaman masyarakat terhadap tahapan pembelajaran pada masing-

masing tahapan Ambar Teguh Sulistiyani (2004:84-85), mengenai sikap kedewasaan

masyarakat, pada masing-masing tahapan dapat diamati pada model perlakuan untuk

meningkatkan aspek afektif, konitif, psikomotorik dan konatif.

Mengenai tahapan-tahapan yang mengarah kepada perubahan-perubahan

seperti pada tahap afeksi sangat rendah usaha dibutuhkan penyuluhan untuk

penyadaran, pada tahapan afeksi sangat rendah, tahap kognitif tidak berpengaruh,

perlakuannya adalah pembelajaran untuk membuka wawasan bilamana afeksi dan

kognitif dalam keadaan unskilled, akan berpengaruh kepada konatif. Pada tahap

pertama bilamana afeksi sangat rendah secara linear berpengaruh kepada perlakuan

kognitif, psikomotorik, dan konatif demikian pula pada tahap selanjutnya setiap

tahapan akan selalu mengalami perubahan, sangat tergantung pada perubahan, sangat

tergantung pada tingkat kesadaran. Komponen kognisi berkaitan dengan daya

nalar/pikiran, gagasan/ide dan keyakinan. Sedangkan komponen afeksi berkaitan

dengan perasaan, komponen konasi berkenaan sikap seseorang yang bertingkah laku

sesuai dengan sikapnya. Apabila kebiasaan sikap tersebut telah terbentuk dan

Page 14: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

13

tertanamkan pada masyarakat, maka tidak perlu lagi dipaksa atau, didorong untuk

melakukan sesuatu kesadaran akan pentingnya perubahan kemandirian akan tumbuh

dengan sendirinya, sejalan dengan itu dalam pembinaan pemberdayaan masyarakat

pariwisata, tentunya tahapan-tahapan demi tahapan dibutuhkan waktu untuk

mencapai perubahan-perubahan.

G. Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Pada umumnya sejumlah kalangan sepakat perlu dikembangkan partisipasi

sebagai upaya menyertakan masyarakat seluas-luasnya yang mendorong,

berkembangnya proses kebersamaan. Munculnya proses partisipasi dalam rangka

pemberdayaan masyarakat mendasarkan atas dua pendekatan. Pertama; pelibatan

masyarakat dalam pemilihan, perancangan, perencanaan dan pelaksanaan program,

sehingga dengan demikian adanya jaminan pola sikap dan pola pikir serta nilai-nilai

dan pengetahuannya ikut dipertimbangkan. Kedua; membuat umpan balik yang pada

hakikatnya merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari kegiatan pembangunan.

Mikkelsen (1999), mengidentifikasi ada dua penggunaan partisipasi yaitu

sebagai tujuan pada dirinya sendiri dan sebagai alat mengembangkan diri. Keduanya

merupakan satu kesatuan yang satu bersifat partisipasi transformasional dan yang lain

bersifat partisipasi instrumental. Partisipasi merupakan cara sederhana yang dapat

dilakukan atau biasa dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat. Partisipasi

transformasional, satu bentuk partisipasi yang memiliki tujuan untuk merubah kondisi

yang lemah dan marjinal menjadi berdaya dan mandiri. Partisipasi semacam ini

terkait dengan agenda-agenda besar seperti pembangunan kebudayaan yang berkaitan

dengan situs-situs, kawasan wisata budaya, dan lain-lain, sedangkan partisipasi

instrumental diartikan sebagai alat operasional yang terkait dengan cara-cara

memadukan persepsi, aspirasi, merumuskan perencanaan, mengumpulkan sumber

daya dan mengelola pelaksanaan kegiatan. Dalam pembinaan pemberdayaan

masyarakat dibidang pariwisata. Kedua bentuk partisipasi tersebut baik

transformasional dan instrumental perlu dikembangkan, mengingat pada tahap

transformasional, partisipasi masyarakat dibutuhkan dalam membentuk gagasan besar

Page 15: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

14

yang mampu menggalang kesadaran untuk perubahan dalam pembangunan

kebudayaan dan kepariwisataan, mengingat pembangunan kepariwisataan memiliki

titik singgung multidimensional yang keberhasilan pembangunannya banyak

mengandalkan hasil dari sektor pembangunan lainnya. Disamping itu pengayaan

kesadaran dan tanggung jawab bersama merupakan upaya yang harus terus digalang

sebagai penggerak proses partisipasi.

Partisipasi instrumental merupakan bentuk yang secara proses pembelajaran

dalam masyarakat yang bergerak dibidang pariwisata, merupakan cara-cara yang

mendorong untuk merumuskan permasalahan secara efektif seperti dalam perumusan

rencana pengembangan kebudayaan dan pariwisata, sehingga menumbuhkan rasa

memiliki terhadap rencana dan memperlancar dalam pelaksanaannya dan dapat

mengurangi pertentangan, karena sejak awal telah terjadi kesepakatan dengan

demikian akan memperkuat posisi pemberdayaan masyarakat agar setara dengan para

pelaku lainnya. Partisipasi sudah menjadi bahasa baku masyarakat dan sudah

merupakan kebiasaan sehari-hari masyarakat dan menjadi pengetahuan dan

pengalaman masyarakat, hanya saja dalam pelaksanaannya dibutuhkan fasilitator

yang dapat mengkondinir dan merumuskan berbagai kegiatan dan permasalahan, baik

program maupun data dan fakta. Proses belajar adalah merupakan langkah yang

penting dalam partisipasi.

H. Kemitraan Dalam Memperkuat Jaringan Usaha Pariwisata

Kemitraan merupakan kesatuan hubungan antar pelaku pembangunan yang

saling menghargai dalam mengembangkan potensi bersama agar dapat saling

menguntungkan (mutual benefits) dalam rangka memperkuat kemandirian, bukan

ketergantungan. Kemitraan dalam kaitannya dengan pengembangan kebudayaan dan

pariwisata dapat diartikan sebagai upaya membangun kekuatan sosial dan

pertumbuhan ekonomi pariwisata yang ditandai dengan indikator-indikator

peningkatan kunjungan wisatawan, belanja wisatawan, dan lama tinggal wisatawan.

Kekuatan sosial dan pertumbuhan ekonomi tersebut dengan bertumpukan pada

Page 16: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

15

pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan antara lainnya rumah tangga miskin dan usaha kecil (UKM).

Dalam pola kemitraan tersebut di atas pada dasarnya perlu didasari oleh

beberapa komitmen diantara pelaku kemitraan untuk menciptakan kerjasama dan

saling mempercayai antara pelaku dan mengembangkan sikap tanggap dalam

pengelolaan program pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan, disamping itu

dengan kemitraan perlu diciptakan sinergi melalui jaringan dan komunikasi

informasi, pengetahuan dan pengalaman. Dalam proses pemberdayaan dibidang

pengambilan keputusan, pemerintah sebaiknya memberikan fasilitas sistem edukasi

masyarakat, dengan cara:

1. Memberikan ruang yang lebar kepada masyarakat untuk menyampaikan saran,

ide, masukan, kritik merasa keberatan tanpa dibebani sangsi dan ancaman.

2. Memberikan informasi secara transparan kepada masyarakat

3. Pelibatan masyarakat dalam formulasi kebijakan dengan melihat

profesionalisme, kompetensi disamping nilai kepentingan masyarakat terhadap

program pemberdayaan.

Sedangkan dalam hal pendanaan pemerintah lebih melandaskan kebijakan

dalam hal membangun permodalan dengan mempersatukan suatu bangunan struktur

sosial yang dapat menjadi permasalahan dalam sistem investasi, aliran dana, dan

tumbuh berkembangnya basis perekonomian, dengan demikian ekonomi rakyat

diharapkan dapat berkembang secara merata.

Peran dunia usaha lebih banyak mengambil peran dalam hal implementasi

penentuan langkah/policy action bersama masyarakat. Peran dunia usaha dalam

implementasi kebijakan pemberdayaan mencakup juga kontribusi dana melalui

investasi yang bermanfaat untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,

disamping itu dukungan terhadap berbagai pelaksanaan program yang menjadi

kebijakan pemerintah berupa pemanfaatan tenaga ahli serta teknologi memadai.

Secara umum peran masyarakat lebih menitikberatkan kepada partisipasi. Tinggi

rendahnya partisipasi yang diberikan akan berdasarkan pada tingkat keberdayaan

Page 17: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

16

yang dimiliki oleh masyarakat dan kemampuan pemahaman pada setiap level dalam

proses kebijakan public. Pada dasarnya tidak semua masyarakat sudah mampu

memberikan saran, kritik, ide dan sebagainya. Peran lain dapat digali adalah

partisipasi dibidang pendanaan. Pengerahan dana masyarakat sering kali dilakukan

sebagai perbandingan kemampuan masyarakat terhadap pendanaan dalam satu

kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak

swasta, sumber pendanaan yang dihimpun masyarakat lebih populer disebut dengan

swadaya masyarakat. Peran masyarakat yang lain adalah memiliki fungsi pada

kontrol sosial dalam rangka pelestarian dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.

Dalam mengembangkan ketiga peran dalam pemberdayaan masyarakat

pariwisata, maka hal-hal yang paling penting dan mendasar adalah semangat gotong

royong diantara ketiga peran tersebut, oleh karena itu dalam kemitraan dengan

masyarakat tidak hanya terbatas dalam SDM atau pengarahan tenaga kerja semata

akan tetapi sejauh mana memposisikan pengembangan kebudayaan dan pariwisata

sebagai subyek pembangunan. Swadaya masyarakat merupakan dasar yang cukup

kuat namun kenyataannya dalam pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan,

swadaya masyarakat untuk membangun kekuatan di sektor tersebut masih dirasakan

jauh memadai, dan masih peranannya dimiliki oleh sektor usaha swasta, terutama

dalam pemberdayaan pariwisata yang mampu mengundang kesadaran dan inisiatif

masyarakat dalam membangun kepariwisataan yang dapat menguntungkan bagi

kesejahteraan mereka.

I. Kemitraan Lintas Pelaku dalam Pemberdayaan Masyarakat

Dalam proses kemitraan pemberdayaan masyarakat terdapat berbagai

komponen yang terlibat dan memegang peranan sebagai pelaku kemitraan

pemberdayaan masyarakat, para pelaku tersebut diantaranya: pemerintah, pakar,

dunia usaha, LSM, dan masyarakat. Dalam menjalin kemitraan diantara unsur-unsur

tersebut membuat jaringan-jaringan kerja efektif dan efisien untuk tercapai

keuntungan bersama melalui berbagai dimensi kegiatan antara lain kegiatan

pengembangan usaha ekonomi rakyat, penguatan modal sosial masyarakat. Dalam

Page 18: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

17

jaringan kerja kemitraan tersebut pada dasarnya lebih menitikberatkan kepada

bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh setiap komponen pemberdayaan

masyarakat, agar masyarakat yang tidak mampu dan belum berdaya menjadi berdaya,

oleh karena itu dalam fase kegiatan pengembangan usaha ekonomi rakyat.

Tergambarkan tiga unsur penting adalah produksi rakyat, hasil yang dicapai rakyat

dan dapat memberikan kehidupan. Pengelolaan pasca produksi mampu

mengembangkan keuntungan melalui inovasi produksi dan pemasaran.

J. Plan Project

Tentukan objek Kordinasi antara rencana dinas dengan pemuda, yang dipelopori oleh duta wisata

Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyrakat

Persiapan SDM Sarana dan prasarana

Publikasi media

Cetak Elektronik

Keterlibatan pemuda

Mentoring dan pendampingan

Page 19: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

18

K. Target project

Target jangka

Pendek Menengah Panjang

1. Masyarakat paham mengenai konsep pemberdayaan melalui desa wisata

2. Penyuluhan dan sosialisasi mengenai prospek wisata menghadapi ASEAN Community 2015

3. Pelatihan soft skil secara berkala

4. List kemabali mengenai potensi yang akan di jadikan sebagai media pariwisata dan kebudaayaan.

1. Perbaiki sarana dan prasarana.

2. Publikasi besar-besaran melalui berbagai media, baik local, nasional ataupun international.

3. Kerjasama dengan berbagai pihak.

1. Evaluasi dan pendampingan secara berkala

2. Tingkatkan pelayanan sesuai permintaan wisatawan disesuaikan dengan kondisi.

3. Wisatawan bukan hanya datang dari daerah melainkan dari mancanegara.

4. Perputaran ekonomi stabil.

5. Bisa menjadi desa percontohan bagi kota dan kabupaten lain.

Ket.

1. Durasi waktu setiap target max 1 tahun.

2. Evaluasi dan mentoring berjangka waktu min 2-3 minggu sekali.

3. Kerjasama bisa dilakukan dengan investor baik dari swasta ataupun negeri

namun dengan prinsip take and give.

Page 20: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

19

L. Simpulan

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan menciptakan suatu kondisi

masyarakat yang sejahtera, maju dan mandiri. Pemerintah berusaha mengupayakan

pemberdayaan masyarakat melalui pendirian pokdarwis. Program pokdarwis ini

untuk menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat baik secara individu

ataupun kelompok dalam meningkatkan berbagai persoalan terkait dengan

peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan.

Salah satu sector yang dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat

adalah melalui sector pariwisata. Program pengembangan pariwisata akan

disinergikan dengan program pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana kita ketahui

bahwa sector yang di unggulkan di Indonesia adalah sector pariwisata. Dengan

dikembangkannya sector pariwisata maka akan menunbuhkan sector sector ekonomi

yang lainnya.

Page 21: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

20

DAFTAR PUSTAKA

http://www.cifor.org/acm/download/pub/Kabar/Kabar%2019.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/fpips/lainnya/gumelar_s/hand_out_matkul_konsep_resort_and_leisure/pemberdayaan_masyarakat_berbasis_pariwisata.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/8267/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/4374/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

http://kalisongku.wordpress.com/2011/09/01/pengembangan-ekowisata-pariwisata-berbasis-masyarakat/

http://kolom.pacific.net.id/ind/setyanto_p._santosa/artikel_setyanto_p._santosa/pengembangan__pariwisata__indonesia.html

file:///C:/Users/SANTAN4/AppData/Local/Temp/digital_20293547-T29802-Pemberdayaan%20masyarakat.pdf

http://ariesulistya.wordpress.com/2012/04/07/pentingnya-peran-pemuda-dan-mahasiswa-terhadap-kemajuan-bangsa-2/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33356/5/Chapter%20I.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banjar

Page 22: peran pemudan dalam meningkatkan potensi wisata di kota banjar

21

CURRICULUM VITAE

Personal Details

Name : Irfani Fathunaja

Place, Date of : Ciamis, 23rd of May 1993

Birth

Marital Status : Single

Height, Weight : 170cm, 62kg

Occupation : University Student at State College of Islamic Studies Purwokerto

Address : Dsn. Kedungwaringin RT 02/01 Ds. Waringinsari Kec. Langensari Kota Banjar- Jawa Barat

Mobile : +62 8564 7598 488 / + 62 8211 8112 611

E-mail : irfani_fathunaja @yahoo.com

Achievements.

Delegate for Future Leader Summit, Semarang 2014 STAIN Purwokerto Delegate for Art Immertion and Student Exchange in Chiang Mai

University, Thailand 2013 Delegate for The 2nd Congress of Indonesian Diaspora 2013 Selected LO for ASEAN+9 Youth Assembly for ASEAN Community 2015 Delegate for Young Leader Forum for Asia Pacific Region, Jakarta 2013 Delegate for World Culture Forum in Bali, Indonesia 2013 Delegate for Youth for Clime Camp in Jakarta 2013 Delegate for Youth Educator Regional Training in Brawijaya University, Malang 2013 The 3rd Winner of Tourism Ambassador in Banyumas 2013 The 1st Winner of Duta Mahasiswa GenRe Karesidenan Banyumas 2012 The 3rd Winner of Duta Mahasiswa GenRe in Cental Java province 2012 The 1st Djarum Beasiswa Plus 2012/2013 from STAIN Purwokerto Finalist of Tourism Ambassador in Kota Banjar 2012 Finalist Da’i Muda Pilihan ANTV Yogyakarta 2011 The 2nd Winner of Motivation Speech Contest in Porsema STAIN Purwokerto 2011