61
PERAN PENDIDIKAN TNI AL DALAM MEMBENTUK KEPEMIMPINAN TNI AL GUNA MELAHIRKAN PEMIMPIN TNI AL DAN PEMIMPIN BANGSA YANG BERKARAKTER BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Arus globalisasi sangat mempengaruhi secara langsung kepada kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan negara. Seiring dengan itu perkembangan lingkungan strategis senantiasa diwarnai oleh persaingan untuk mewujudkan kepentingan nasional masing- masing negara. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi, baik yang murni muncul dari dalam maupun yang datang dari luar negeri. Persoalan menonjol yang datang dari luar negeri antara lain, konflik regional di sekitar wilayah perbatasan, tentang sumber daya alam, kriminalitas dan pengaruh globalisasi. Ekonomi global adalah salah satu aspek penting yang memiliki implikasi demikian luas. Isu tentang HAM dan demokratisasi lebih bernuansa politis, acapkali ditunggangi dengan aspek ekonomi. Negara-negara maju tidak segan-segan memberikan tekanan politik melalui isu tersebut, justru demi kepentingan ekonomi mereka. Disamping fenomena tersebut, bangsa kita juga menghadapi tantangan lain yang tidak kalah beratnya. Realitas

Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

PERAN PENDIDIKAN TNI AL DALAM MEMBENTUK KEPEMIMPINAN TNI AL GUNA

MELAHIRKAN PEMIMPIN TNI AL DAN PEMIMPIN BANGSA YANG BERKARAKTER

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Arus globalisasi sangat mempengaruhi secara langsung kepada

kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan

keamanan negara. Seiring dengan itu perkembangan lingkungan strategis

senantiasa diwarnai oleh persaingan untuk mewujudkan kepentingan nasional

masing-masing negara. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi,

baik yang murni muncul dari dalam maupun yang datang dari luar negeri.

Persoalan menonjol yang datang dari luar negeri antara lain, konflik regional di

sekitar wilayah perbatasan, tentang sumber daya alam, kriminalitas dan

pengaruh globalisasi. Ekonomi global adalah salah satu aspek penting yang

memiliki implikasi demikian luas. Isu tentang HAM dan demokratisasi lebih

bernuansa politis, acapkali ditunggangi dengan aspek ekonomi. Negara-negara

maju tidak segan-segan memberikan tekanan politik melalui isu tersebut, justru

demi kepentingan ekonomi mereka. Disamping fenomena tersebut, bangsa kita

juga menghadapi tantangan lain yang tidak kalah beratnya. Realitas

keanekaragaman sosial budaya, berhadapan langsung dengan proses

penganekaragaman ganda karena globalisasi.

b. Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting, karena kepemim-

pinanlah yang akan membawa bangsa dan negara kita ke arah pencapaian

tujuan perjuangan. Kapan dan bagaimana tujuan perjuangan itu dapat dicapai,

akan banyak tergantung pada sifat, bentuk dan kualitas kepemimpinan yang ada.

Di masa mendatang, masalah yang dihadapi seorang pemimpin semakin rumit

dengan eskalasi perubahan yang sangat tinggi. Kehormatan dan kepercayaan

Page 2: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

yang diemban oleh seorang pemimpin haruslah dilaksanakan dengan penuh

rasa tanggung jawab disertai moralitas yang tinggi. Artinya, kepemimpinannya itu

mesti dibaktikan kepada suatu tujuan yang luhur. Semakin luhur tujuan yang

hendak dicapai, semakin besar potensi kepemimpian yang diharapkan. Disinilah

dituntut kualitas kepemim-pinan nasional yang berkarakter dan bermutu dengan

etos kepemimpinan yang tangguh, tidak hanya dari aspek intelektual melainkan

juga aspek moralitas. Dalam proses modernisasi yang terlalu memberat pada

aspek intelektual, justru berdampak pada munculnya dehumanisasi,demoralisasi

dan dekadensi moral serta tata nilai kehidupan yang semakin menjauhkan diri

dari nilai-nilai luhur bangsa.

c. Kepemimpinan TNI AL sangat diperlukan untuk memberikan perubahan

ke arah yang lebih baik, karena posisinya yang berada pada kedudukan yang

sangat menentukan untuk menjadi panutan bagi anggota serta unsur pemimpin

di bawahnya. Namun berdasarkan fakta yang ada, telah terjadi suatu fenomena

negatif dimana terdapat sumbatan-sumbatan berkaitan kualitas kepemimpinan

TNI AL yang mengarah pada timbulnya degradasi sehingga menjadi faktor

penghambat dalam upaya meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL.

Adapun persoalan-persoalan kepemimpinan TNI AL yang masih ditemukan pada

beberapa perwira TNI AL antara lain : kurang kuatnya karakter pemimpin, kurang

memiliki kompetensi untuk menghadirkan perubahan, kurang memiliki integritas

dan kurang berinteraksi serta berkomunikasi. Untuk dapat menjawab tantangan

tugas yang semakin kompleks, maka diperlukan kepemimpinan TNI AL masa

depan yang berkarakter dan bermutu melalui peran pendidikan TNI AL. Dengan

demikian perlu disusun suatu naskah makalah yang dapat memberikan jawaban

dan solusi alternatif terhadap kondisi tersebut, yang dapat dijadikan sebagai

bahan masukan bagi pihak-pihak terkait dalam menyelesaikan permasalahan

tentang kepemim-pinan TNI AL melalui peran pendidikan TNI AL.

Page 3: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penyusunan tulisan ini adalah untuk ikut berpartisipasi

dalam Lomba karya tulis ilmiah dalam rangka peringatan Hari Pendidikan TNI AL

(Hardikal) yang ke-68 serta untuk memberikan gambaran tentang upaya

membentuk kepemimpinan TNI AL melalui peran pendidikan TNI AL AL guna

melahirkan pemimpin TNI AL dan pemimpin bangsa yang berkarakter.

b. Tujuan. Sebagai bahan masukan kepada penentu kebijakan yang

berkaitan dengan upaya membentuk kepemimpinan TNI AL melalui peran

pendidikan TNI AL , sehingga dapat merumuskan strategi dan upaya yang tepat

guna melahirkan pemimpin TNI AL dan pemimpin bangsa yang berkarakter.

3. Ruang Lingkup dan Sistematika. Ruang lingkup penulisan ini dibatasi

pada pembahasan tentang upaya membentuk kepemimpinan TNI AL melalui

peran pendidikan TNI AL yang diharapkan mampu melahirkan pemimpin TNI AL

dan pemimpin bangsa yang berkarakter, dengan tata urut/sistematika penulisan

sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan.

b. Bab II Landasan Pemikiran.

c. Bab III Kondisi Kepemimpinan TNI AL saat ini.

d. Bab IV Pengaruh Perkembangan Lingkungan Strategis.

e. Bab V Kondisi Kepemimpinan TNI AL yang Diharapkan.

f. Bab VI Upaya Membentuk Kepemimpinan TNI AL melalui Peran

Pendidikan TNI AL

g. Bab VII Penutup.

Page 4: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

4. Metoda dan Pendekatan.

a. Metode. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah

metode deskriptif analisis, dengan mengumpulkan, mendeskripsikan/men-

jelaskan, mengolah dan menganalisis data sehingga didapatkan solusi yang

tepat dalam menyelesaikan masalah, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.

b. Pendekatan.Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan

pendekatan empiris dan studi kepustakaan dengan mempelajari berbagai

literatur yang ada.

5. Pengertian.

a. Kepemimpinan TNI AL. Adalah seni dan kecakapan dalam mem-

pengaruhi dan membimbing orang atau bawahan sehingga dari pihak yang

dipimpin timbul kemauan, kepercayaan, dan ketaatan yang diperlukan dalam

penuaian tugas-tugas yang dipikulkan padanya, dengan menggunakan alat dan

waktu, tetapi mengandung keserasian antara tujuan kelompok atau kesatuan

dengan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuan perorangan.

b. Pendidikan. Adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

c. Karakter. Merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri manusia melalui

pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan,

dipadukan dengan nilai-nilai dalam diri manusia menjadi nilai intrinsik yang

terwujud dalam sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku

manusia.

d. Integritas (Integrity). Adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai

dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang

sulit. Dengan kata lain “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan

Page 5: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

maksud, ide, dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam

negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

e. Kompetensi. Kompetensi terdiri atas keterampilan, pengetahuan, sikap,

dan tingkah laku inti yang dibutuhkan bagi terwujudnya kinerja yang efektif dalam

melaksanakan tugas, dalam kehidupan sehari-hari, terefleksi dalam cara berpikir

dan bertindak seseorang.

Page 6: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum. Dalam menghadapi ancaman serta persoalan yang dihadapi

bangsa dan negara, TNI AL dituntut untuk mengembangkan kepemimpinan yang

berkarakter, bermoral dan responsif terhadap tantangan tugas yang semakin berat.

Permasalahannya adalah kepemimpinan TNI AL saat ini masih perlu ditingkatkan

kualitasnya sehingga mampu menjawab tantangan tersebut. Untuk dapat mengatasi

permasalahan tersebut, upaya-upaya yang dilakukan harus selalu mengacu dan tidak

akan pernah lepas dari paradigma nasional, perundang-undangan, dan landasan teori

yang terkait.

7. Paradigma Nasional.

a. Pancasila sebagai Landasan Idiil. Pancasila merupakan falsafah dan

pandangan hidup Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai moral, etika,

dan cita-cita luhur serta tujuan yang hendak dicapai Bangsa Indonesia.

Pengejawantahan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berupa

nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila, Sila ke-1 yaitu manusia

Indonesia khususnya bagi seorang pemimpin wajib percaya dan taqwa kepada

Tuhan YME. Sila ke-2 bahwa manusia Indonesia mendasari hidupnya dengan

kemanusiaan yang adil dan beradab mengembangkan sikap saling tenggang

rasa, tepa selira, dan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain serta berani

membela kebenaran dan keadilan. Sila ke-3 menempatkan persatuan dan

kesatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Sila ke-4 menyatakan bahwa dalam

pengambilan keputusan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat

yang harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan YME

sesuai harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Sila ke-5 mengandung nilai-nilai kebenaran, keadilan, mengutamakan persatuan

dan kesatuan demi kepentingan bersama. Internalisasi nilai-nilai Pancasila akan

menjadi lebih strategis apabila diterapkan pada setiap pribadi pemimpin dalam

Page 7: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk diterapkan dalam

kepe-mimpinan TNI AL pada khususnya.

b. UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional. Pada Pembukaan UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tertuang pokok-pokok pikiran tentang

penyelenggaraan pertahanan negara yang dijiwai oleh Pancasila, antara lain

bahwa Bangsa Indonesia pada hakikatnya cinta damai namun lebih cinta

kemerdekaan dan kedaulatan, negara melindungi segenap Bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan.

Pokok-pokok pikiran tersebut terurai dalam batang tubuh UUD 1945 berikut

perubahannya. Pokok-pokok pikiran inilah yang menjadi landasan konstitusional

bagi TNI AL dalam melaksanakan tugas, peran, dan fungsinya dalam rangka

menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI. Hal tersebut juga harus

menjadi landasan bagi para pimpinan TNI AL dalam upaya meningkatkan

profesionalisme prajurit TNI AL.

c. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional. Wawasan nusan-tara

bertujuan untuk menumbuhkembangkan nasionalisme, rasa senasib

sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, mengutamakan kepentingan

nasional tanpa mengorbankan kepentingan perorangan, kelompok, golongan

suku bangsa atau daerah serta komitmen yang kuat untuk terwujudnya cita-cita

dan tujuan nasional. Hal tersebut menjadikan pedoman bagi TNI AL dalam

melaksanakan tugas untuk senantiasa berjuang demi tegaknya kedaulatan dan

keutuhan NKRI. Pemimpin TNI AL dituntut untuk berperan dalam membina dan

mengembangkan wawasan nusantara bagi setiap prajurit yang dipimpinnya,

yang direfleksikan dari rasa nasionalisme dan militansi yang tinggi terhadap

tugas-tugas yang diemban.

d. Ketahanan Nasional sebagai Landasan Konsepsional. Sifat inte-gratif

dalam ketahanan nasional dapat diartikan kesatuan dan keterpaduan yang

seimbang, serasi, dan selaras dari seluruh aspek kehidupan berbangsa dan

bernegara. Tahan adalah kemampuan dan kekuatan menanggung beban, kuat

menderita, ulet dalam usaha yang terus-menerus. Ulet adalah kemauan yang

Page 8: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

keras, tidak kenal menyerah, yakin dan percaya pada diri sendiri. Sifat-sifat

tersebut selaras dengan nilai-nilai kejuangan TNI AL dan harus selalu

dikembangkan dalam kepemimpinan TNI AL.

8. Perundang-Undangan sebagai Landasan Operasional.

a. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam

Undang-Undang tersebut mencakup segala usaha untuk mempertahankan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, keselamatan segenap bangsa dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa. Komponen utama

penyelenggara pertahanan negara adalah TNI, yang siap digunakan untuk

melaksanakan tugas pertahanan. Pada Pasal 6 disebutkan bahwa Pertahanan

negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan,

daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman. Hal

tersebut menjadi dasar bagi TNI,khususnya TNI AL, dalam melakukan

pembinaan kekuatan melalui peningkatan profesionalisme prajurit yang salah

satunya bertumpu kepada peran kepemimpinan TNI AL.

b. UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pada Pasal 2 disebutkan

bahwa salah satu Jati Diri TNI adalah Tentara Profesional, yaitu tentara yang

terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak

berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara

yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan

hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Pada Pasal 7

ayat (1) disebutkan bahwa Tugas pokok TNI AL adalah menegakkan kedaulatan

negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan

terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hal tersebut menjadi dasar hukum serta

pedoman bagi pimpinan TNI AL dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta

melandasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan profesionalisme prajurit

TNI AL.

Page 9: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

9. Landasan Teori. Kepemimpinan adalah ilmu dan seni untuk mempengaruhi

orang lain ataupun bawahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

organisasi. Kepemimpinan bisa dipelajari dan sekaligus menuntut praktek terus

menerus karena proses mempengaruhi selalu berbeda dalam setiap situasi yang

berkembang. Dengan pemahaman ini, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang

memiliki bakat memimpin dan mendapatkan pelatihan kepemimpinan yang memadai,

baik secara formal maupun secara informal.

Kepemimpinan selalu menarik untuk dibahas karena peran pemimpin sangat

menentukan baik dan tidaknya suatu organisasi yang dipimpinnya. Mengingat

pentingnya peran pemimpin dalam organisasi, Fiedler mengklasifikasikan pemimpin

berdasarkan pada perannya sebagai pemimpin yaitu pemimpin yang berorientasi pada

tugas dan pemimpin yang berorientasi pada hubungan.Fiedler tidak memberikan

penilaian gaya kepemimpinan mana yang terbaik karena semua itu tergantung dari

situasi yang ada dalam organisasi yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan ini bersifat

tetap melekat dalam diri pemimpin sehingga pemimpin bisa menjadi tidak efektif dalam

menjalankan kepemimpinannya di suatu organisasi.

Selanjutnya Fiedler mengembangkan teorinya yang disebut dengan teori Sumber

Daya Kognitif.Teori sumber daya kognitif adalah suatu teori kepemim-pinan yang

menyatakan bahwa seorang pemimpin memperoleh kinerja kelompok yang efektif

dengan pertama-tama membuat rencana, keputusan dan strategi yang efektif dan

kemudian mengkomunikasikannya lewat perilaku pengarah (direktif). Pemimpin yang

seperti ini adalah pemimpin yang memiliki kecerdasan dan kompetensi yang tinggi.

Namun demikian, kecerdasan dan kompetensi yang tinggi saja tidak cukup.

Kecerdasan dan kompetensi yang tinggi harus dilengkapi dengan kualitas-kualitas lain

agar pemimpin menjadi efektif dalam memainkan perannya dalam mengarahkan

bawahannya menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Pentingnya kecerdasan dan kompetensi seorang pemimpin juga ditegaskan oleh

Riant Nugroho.Menurutnya, kecerdasan dan kompetensi merupakan salah satu

karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang merupakan sosok individu

yang unggul. Lebih lanjut Riant mengemukakan bahwa seorang pemimpin juga harus

Page 10: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

memiliki kredibilitas. Kredibilitas yang dikemukakan Riant adalah kredibilitas

sebagaimana diungkapkan oleh Stephen M. Bonstein dan Antony F. Sands yaitu

pemimpin yang memiliki komitmen, integritas pribadi termasuk di dalamnya kejujuran

dan dapat dipercaya, keberanian untuk bertanggung jawab atas keyakinannya itu serta

memiliki ketenangan batin untuk mengendalikan dirinya tidak cepat panik dalam

menghadapi situasi yang sulit. Dengan demikian, bagi Riant Nugroho kompetensi

merupakan persyaratan penting agar seseorang menjadi pemimpin yang unggul.

Dengan kompetensi itu, seorang pemimpin yang unggul mampu membuat visi masa

depan yang benar dan akurat.

Disamping itu, Riant Nugroho juga menekankan pentingnya seorang pemim-pin

yang unggul memiliki kemampuan untuk dapat diteladani oleh bawahannya dan siapa

saja yang bergaul dengan dirinya. Keteladanan itu tidak hanya menyangkut kompetensi

dirinya tetapi juga sifat-sifat lain yang patut diacungi jempol oleh siapa saja yang

mengenalnya, termasuk bawahannya. Keteladanan merupakan simbol kedewasaan

karena keteladanan memerlukan toleransi, kerendahan hati, dan kesabaran. Dengan

demikian, jelaslah bahwa Riant Nugroho memberi porsi yang seimbang untuk menjadi

pemimpin yang unggul. Seorang pemimpin yang unggul harus memiliki keahlian atau

kompetensi dan sifat-sifat baik yang pantas diteladani dan yang sangat berguna dalam

menjalankan kepemimpinan. Dengan kombinasi antara kompetensi dan sifat-sifat baik

itu, pemimpin yang unggul mampu menga-yomi anggota yang dipimpinnya.

10. Tinjauan Pustaka.

a. JS. Prabowo dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Militer,

Karakter dan Integritas” mengatakan bahwa kepemimpinan militer tidak cukup

hanya pandai dan pintar saja. Seorang pemimpin militer harus memiliki integritas

diri yaitu satunya kata dan perbuatan serta memiliki karakter.Prabowo

selanjutnya menguraikan bahwa yang dimaksud dengan karakter adalah

kemampuan memegang teguh prinsip-prinsip moral. Pemimpin militer yang

hanya pandai atau pintar saja tidak akan mampu menyelesaikan tugas pokoknya

tetapi pemimpin yang memiliki karakter dan integritas diri akan membuat

bawahan mencintai pemimpinnya. Makalah ini selain menggarisbawahi

Page 11: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

kepandaian yang diwadahi dalam kompetensi juga perlu dimilikinya karakter dan

integritas. Tanpa kepandaian yang memadai tidak akan sanggup untuk

menganalisa tantangan masa depan sehingga bisa dipastikan ia tidak akan

sanggup untuk membentuk visi masa depan.

b. John Maxwell dalam bukunya yang berjudul “Developing the Leaders

Around You” mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat

tergantung dari kemampuannya untuk dapat membangun potensi yang dimiliki

dari orang-orang yang dipimpinnya.Organisasi akan berkembang dan menjadi

kuat manakala pemimpin berhasil membangun orang-orang yang dipimpinnya

memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin.Pemimpin berbuat seperti itu ketika

pemimpin mengorientasikan dirinya sebagai pemimpin yang melayani, memiliki

kasih dan perhatian kepada yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk

kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang

dipimpinnya. Dari pemimpin yang berkualifikasi seperti itu, akan lahir, tumbuh

dan berkembang penerimaan bawahan terhadap kepemimpinannya. Dalam

pemahaman Sally Helgesen, Ann M. Marrison, Judy B. Rosener dan Virginia

Schein yang dikutip oleh Philip J. Cooper dkk bahwa “people accept their

leadership because of demonstrated interpersonal and professional competence

and because they possess credibility and legitimacy”.

Seorang pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin yang

akuntabel (accountable). Akuntabilitas berarti penuh tanggung jawab dan dapat

diandalkan, seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat

dipertanggungjawabkan kepada setiap anggota dalam organisasinya. Pemimpin

yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar terhadap setiap

kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang

melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dari kepentingan

pribadi yang melebihi kepentingan mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan

ego berarti ia akan selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan

tidak mudah emosi ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi

berat.

Page 12: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

Dalam bukunya yang lain yang berjudul “The 21 Indispensable Qualities of

A Leader”, Maxwell menguraikan 21 sifat atau kualitas yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin.Kualitas itu adalah karakter, kharisma, komitmen, komunikasi,

kompetensi, keberanian, kemampuan untuk memilah-milah (discernment), sadar

akan kekuatan dan kelemahannya, baik hati, memiliki inisiatif, mampu

mendengarkan, memiliki rasa belas kasih (passion), memiliki perilaku positif,

mampu memecahkan masalah, mampu menjalin relasi, tanggung jawab,

memberi rasa aman, kedisiplinan diri, kemauan untuk melayani, kemampuan

untuk mengajar, memiliki visi ke depan. Dalam konteks membangun dan

mengembangkan potensi staf atau bawahannya dikatakan oleh Philip J. Cooper

dkk bahwa pemimpin sebagai “Developers of People and Work Teams” akan

mampu membangkitkan potensi bawahan. Dikatakan lebih lanjut “employees

are more than willing to learn, expand their capabilities, and take on new

responsibility.”

Teori Maxwell ini tidak mencantumkan persoalan integritas kepribadian

yang sangat berpengaruh terhadap munculnya kualitas seperti yang diharapkan.

Integritas kepribadian ini menjadi penting agar kualitas yang ditampilkan

merupakan kualitas yang memancar dari pribadi yang sebenarnya. Dalam

keadaan pribadi mengalami keterbelahan (split personality), kualitas yang

ditampilkan hanyalah sebuah kepura-puraan belaka. Tulisan ini akan

memasukkan variabel integritas sebagai sumber dari segala kualitas seperti

yang diharapkan muncul dari pemimpin TNI AL di masa depan yang penuh

dengan tantangan yang sangat kompleks.

c. Hendardji Soepandji dalam bukunya “Membangun Karakter Pemimpin

Militer” mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif membutuhkan

kecerdasan, talenta, dan karakter, tapi yang paling utama adalah karakter yang

kuat, karena kecerdasan dan talenta tinggi dapat menimbulkan arogansi dan

kesombongan yang dapat berbuah kejatuhan.Yang dimaksud dengan karakter

disini adalah pemimpin yang memiliki visi masa depan, komitmen moral, menjadi

motivator yang handal, fokus dalam menghadapi masalah dan konsisten.

Page 13: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

Sependapat dengan Hendardji Soepandji, makalah ini juga menyoroti arti

pentingnya kecerdasan dalam kepemimpinan militer di masa depan sebab tanpa

kecerdasan yang tinggi, tidak mungkin seorang pemimpin yang tidak cerdas

dapat melakukan analisa yang tepat mengenai masa depan sehingga ia akan

memiliki visi masa depan. Kecerdasan atau kepandaian tidak dengan sendirinya

menjadikan seorang pemimpin menjadi arogan. Oleh karena itu, makalah ini juga

mengolah aspek integritas kepribadian dan kemampuan menjalin komunikasi

dan persahabatan dengan semua orang. Dengan aspek itu, kecerdasan akan

menghasilkan seorang pemimpin yang tidak hanya visioner tetapi juga rendah

hati dan dicintai oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Page 14: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

BAB III

KONDISI KEPEMIMPINAN TNI AL SAAT INI

11. Umum. Globalisasi, perkembangan informasi dan teknologi dan tuntutan

reformasi telah menghadapkan TNI AL pada berbagai tantangan yang amat kompleks.

Menghadapi perkembangan situasi yang sangat dinamis dan sarat dengan perubahan,

TNI AL terutama golongan perwira, perlu menyadari untuk meningkatkan kualitas

kepemimpinannya. Namun demikian dalam kenyataannya masih terdapat kekurangan

dan kelemahan dari kepemimpinan beberapa perwira TNI AL yang ditunjukkan

dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut tentunya akan menghambat proses

peningkatan profesionalisme prajurit secara keseluruhan.

12. Kondisi Kepemimpinan TNI AL saat ini.

a. Lemahnya Karakter Kepemimpinan. Akibat derasnya arus globalisasi

yang telah memasuki berbagai sektor kehidupan, karakter beberapa perwira TNI

AL mengalami degradasi atau penurunan. Hal tersebut terlihat dari beberapa

fakta berikut ini :

1) Masih adanya oknum Perwira TNI AL yang mudah menyerah

terhadap keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya atau tidak

tahan terhadap tekanan yang diterima di tempat kerja sehingga Perwira

tersebut melakukan tindakan desersi.

2) Masih adanya indikasi korupsi, gratifikasi, dan penyalahgunaan

wewenang yang dilakukan oleh pimpinan atau perwira di lingkungan TNI

AL.Contohnya adalah penyalahgunaan dana operasional Komandan

Kobangdikal oleh Pejabat Sementarat (Pjs) Pemegang Kas (Pekas)

Kobangdikal

3) Masih adanya pelanggaran disiplin maupun tindak pidana yang

dilakukan oleh beberapa orang perwira. Hal ini dapat dilihat dari data

yang ada yaitu terjadinya kasus perampokan mobil yang dilakukan oleh

oknum Perwira Koarmatim (Komando Armada Wilayah Timur).

Page 15: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

4) Masih adanya perwira yang kurang loyal atau melakukan

insubordinasi. Hal ini tersebut dapat dicontohkan dengan adanya oknum

Perwira yang melakukan insubordinasi di lingkungan TNI AL.

5) Masih adanya pemimpin yang kurang berani mengambil

keputusan/resiko. Kecenderungannya adalah menjadi pemain aman

(safety player) apabila berdampak negatif terhadap dirinya agar terbebas

dari tanggung jawab.

b. Kompetensi yang Rendah. Seorang pemimpin TNI AL dituntut

untuk memiliki kompetensi yang memadai baik dalam hal teknis/taktis,

operasional maupun strategis sesuai pangkat dan jabatannya. Kenyataannya

masih dijumpai beberapa perwira TNI AL yang tidak mempunyai kompetensi

sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini ditunjukkan oleh

beberapa fakta berikut ini :

1) Masih adanya Perwira TNI AL yang kurang dalam pengetahuan

dan kemampuan kemiliteran, kecakapan teknis dan taktis maupun dalam

menjabarkan serta membuat kebijakan yang strategis. Contohnya adalah

terjadinya penembakan terhadap prajurit TNI AL di Papua beberapa waktu

yang lalu.

2) Masih adanya perwira TNI AL yang kurang memahami tugas pokok

dibanding hal-hal lain di luar tugas pokok, lebih mengutamakan

pelaksanaan tugas di luar tugas pokok dan melakukan penilaian terhadap

bawahan atas kemampuan pelaksanaan di luar tugas pokok secara

berlebihan dibandingkan dengan pelaksanaan tugas pokoknya.

3) Masih adanya perwira TNI AL yang belum memenuhi standar

minimum kesemaptaan jasmani atau belum memenuhi standar

kompetensi kemampuan fisik. Hal ini terlihat dalam berbagai uji

kompetensi untuk persyaratan penempatan jabatan di lingkungan TNI AL

Page 16: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

4) Masih sedikitnya perwira TNI AL yang memiliki kemampuan

akademis yang dapat menunjang tugas pokoknya. Misalnya gelar Sarjana

Elektronika untuk perwira TNI AL kecabangan Elektronika, Sarjana Teknik

Mesin untuk perwira kecabangan Teknik,dan lain-lain,yang sesuai

lingkungan kerja dan tugas pokok yang dihadapi.

5) Masih terdapat beberapa perwira TNI AL kurang menguasai

teknologi, serta kurang menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris.

Hal ini dapat dilihat dari penguasaan perwira terhadap teknologi komputer

dan tidak terpenuhinya persyaratan dalam penguasaan bahasa asing

untuk dapat mengikuti tugas belajar di luar negeri.

c. Integritas Kepemimpinan yang Rendah. Integritas merupakan hal yang

sangat sulit ditemukan dalam diri manusia karena setiap orang memiliki

kelebihan tertentu namun juga memiliki kekurangan dalam beberapa aspek. Hal

ini berlaku juga dikalangan TNI AL termasuk bagi pimpinan TNI AL, yang dapat

dibuktikan dengan beberapa fakta berikut ini :

1) Masih adanya perwira TNI AL yang mempunyai wawasan

kebangsaan yang lemah sehingga mudah terpengaruh dan terprovokasi

oleh isu SARA. Contoh kasusnya adalah yang terjadi pada saat konflik

horisontal di Ambon, dimana ada oknum Perwira TNI AL yang berpihak

kepada salah satu golongan tertentu yang terlibat konflik.

2) Masih adanya oknum Perwira TNI AL yang kurang konsisten

terhadap ucapan dan perbuatan.

3) Masih adanya perwira yang selalu ingin dilayani, baik di dalam

maupun di luar jam dinas. Perintah-perintah yang diberikan lebih banyak

pada perintah di luar kedinasan. Perwira tersebut menganggap bawahan

sebagai “karyawan pribadinya” yang tenaganya dapat dimanfaatkan untuk

melayani keperluan pribadi dan keluarganya.

Page 17: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

4) Masih adanya oknum perwira yang senantiasa mencari popularitas

murahan atau hanya sekedar cari muka di depan atasan namun

mengabaikan kepentingan anggotanya. Pelaksanaan tugas lebih

dititikberatkan untuk mendapatkan popularitas pribadi.

d. Rendahnya Kemampuan Berinteraksi dan Berkomunikasi. Kemampuan

berinteraksi dan berkomunikasi merupakan kemampuan interpersonal yang akan

menentukan kualitas hubungan para perwira dengan orang-orang disekitarnya,

baik dengan bawahan maupun dengan masyarakat sekitarnya.Saat ini masih

terdapat beberapa perwira yang belum memiliki kemampuan berinteraksi dan

berkomunikasi sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa indikasi yang

menunjukkan hal tersebut antara lain :

1) Masih ditemukan adanya perwira TNI AL yang menjadikan dirinya

eksklusif dan terlalu menjaga jarak dengan anggotanya. Contohnya

adalah pakaian dan perlengkapan yang dikenakan beberapa perwira TNI

AL yang tidak mengikuti aturan sesuai ketentuan yang berlaku. Kondisi ini

menimbulkan kesan adanya kesenjangan yang lebar antara perwira

sebagai pemimpin dengan para prajuritnya.

2) Masih terdapat oknum perwira TNI AL yang tidak bisa

menggunakan media/sarana yang berlaku, ketika menyampaikan saran

dan masukan kepada atasannya. Contohnya adalah adanya oknum

perwira yang memberikan saran/kritik kepada atasan dalam bentuk tulisan

opini di media massa, yang justru berkembang menjadi opini publik.

3) Kemampuan beberapa perwira TNI AL dalam menerima saran dan

masukan dari bawahan masih kurang, sehingga keputusan yang diambil

sering tidak didukung dan dilaksanakan bawahan. Hal ini bisa dilihat dari

beberapa kasus insubordinasi massal yang dilakukan prajurit di beberapa

satuan, yang menentang kebijakan atasannya.

4) Masih lemahnya kemampuan komunikasi sosial khususnya para

perwira TNI AL yang menjabat sebagai Dansat, sehingga belum terwujud

Page 18: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

hubungan yang harmonis dan sinergis dengan komponen masyarakat

lainnya di daerah tersebut. Hal ini bisa dilihat dari masih adanya beberapa

kasus bentrokan antara prajurit TNI AL dengan prajurit TNI AD, prajurit

TNI AL dengan anggota Polri dan prajurit TNI AL dengan masyarakat

setempat, seperti bentrok antara oknum prajurit Marinir Batalyon 9

Lampung dengan masyarakat sekitar.

5) Masih lemahnya kemampuan beberapa perwira TNI AL khususnya

dalam menjalin networking dengan berbagai pihak di luar institusi TNI AL

maupun dengan angkatan bersenjata negara lain guna mendukung

profesionalisme prajurit TNI AL. Sebagai contoh adalah masih rendahnya

kemampuan untuk menggandeng media massa dalam rangka membentuk

opini maupun kontra opini terhadap kejadian-kejadian yang merugikan

institusi TNI AL.

13. Permasalahan yang dihadapi.

a. Belum optimalnya proses pembentukan, pembinaan dan pengembangan

karakter bagi perwira TNI AL. Dalam kehidupan TNI AL diperlukan adanya

karakter posistif yang diakui dan dapat diteladani para pengikutnya. Karakter

pemimpin dibentuk dari nilai-nilai etika dan moral yang dianut seorang pemimpin.

Karakter merupakan “tenaga dalam” untuk menilai sesuatu yang benar dan

salah, yang terkait dengan pengetahuan untuk menentukan sikap dan tindakan.

Karakter memberikan kekuatan dan keberanian untuk melakukan yang terbaik

dan benar dalam lingkungan ketidakpastian. Pembentukan karakter merupakan

unsur dominan untuk bisa membangun jati diri seorang perwira TNI AL. Pada

kenyataannya proses pembentukan, pembinaan dan pengembangan karakter

bagi perwira TNI AL masih belum optimal.

Upaya keras perlu dilakukan dalam pembentukan karakter perwira,

karena proses membangun karakter (character building) diibaratkan mengukir

atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik/menarik dan

dapat dibedakan dengan orang lain, namun sesuai dengan kepentingan

Page 19: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

organisasi. Pembentukan karakter merupakan proses kompleks yang dapat

dilakukan melalui pendidikan, latihan dan penugasan yang terus menerus dalam

jangka waktu yang panjang.Hal lain yang masih terkendala dalam mewujudkan

karakter perwira TNI AL adalah kesalahan dalam proses rekrutmen calon perwira

yang mengakibatkan diterimanya calon perwira yang tidak memiliki karakter

sesuai dengan standar. Hal tersebut tentunya akan memberatkan proses

pembentukan, pembinaan dan pengembangan karakter perwira itu sendiri

selanjutnya. Begitu pula dengan upaya pembinaan dan pengembangan karakter

yang belum terintegrasi dan menyeluruh akan melemahkan karakter yang

dimiliki.

b. Belum optimalnya peningkatan kompetensi kepemimpinan. Sistem

pendidikan militer merupakan pilar dalam membentuk sumber daya manusia

yang mempunyai peran dan fungsi sangat menentukan dalam membentuk dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia prajurit agar memiliki kriteria

profesional. Kemampuan personel yang mengawaki organisasi TNI AL sangat

ditentukan oleh kualitas keluaran hasil didik dari setiap lembaga pendidikan

militer yang ada di jajaran TNI AL. Kurikulum pendidikan pada strata pendidikan

TNI AL belum saling terintegrasi dengan baik mengingat masih adanya mata

pelajaran tertentu dengan muatan dan bobot yang sama pada level pendidikan

yang berbeda.

Pada kurikulum pendidikan militer sampai saat ini masih digunakan

parameter evaluasi keberhasilan pendidikan yang sama untuk seluruh strata

pendidikan TNI AL. Sedangkan parameter evaluasi keberhasilan pendidikan di

lingkungan pendidikan nasional menggunakan angka mutu dan huruf mutu.

Penyusunan kurikulum pendidikan belum melibatkan pihak luar baik dari Diknas

maupun pihak konsultan dan masyarakat. Proses evaluasi juga belum

didasarkan pada kebutuhan internal (need assesment) dan tuntutan

perkembangan zaman. Seleksi pendidikan yang dilakukan oleh TNI AL masih

belum dilaksanakan secara terbuka / transparan dengan melibatkan pihak-pihak

luar TNI AL. Di samping itu, sistem penerimaan calon prajurit belum

Page 20: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ditambah lagi dengan

realitas tenaga pendidik yang ada di dalam lembaga pendidikan, kualifikasi

Gumil/Pelatih atau Dosen bagi tenaga pendidik masih diragukan, dengan

menyoroti kualitas performansnya. Pada strata pendidikan tertinggi di masing-

masing angkatan, prasyarat Dosen sebagai tenaga pendidik belum

mensyaratkan pendidikan formal setingkat S1. Peningkatan kompetensi bisa

dicapai dengan upaya pendidikan dan latihan. Namun demikian belum

terpenuhinya dan belum bersinerginya 10 (sepuluh) komponen pendidikan

secara optimal akan menghasilkan kualitas hasil didik yang tidak sesuai dengan

harapan. Belum munculnya keinginan yang kuat dalam diri sebagian perwira

untuk mengisi diri dengan kemampuan akademik dan fisik, serta masih adanya

pengangkatan dalam jabatan atau penempatan perwira yang sebenarnya belum

memenuhi syarat kompetensi yang ditetapkan.

c. Belum jelasnya pembentukan integritas bagi para perwira TNI AL.

Pemimpin harus memiliki integritas pribadi yang kuat, artinya harus

memiliki keteguhan hati, pikiran, dan sikap sekalipun menghadapi situasi kritis

dan sulit serta tetap konsisten pada jati dirinya. “Seorang yang memiliki integritas

adalah yang mampu dan berani menetapkan sistem norma dalam

kehidupannya”.Integritas merupakan salah satu faktor penting dalam

pembentukan kepercayaan (trust). Trust merupakan syarat utama dalam

kerjasama tim. Kondisi yang ada saat ini adalah terjadinya penurunan integritas

pribadi perwira TNI AL dan konsep pembentukan serta pembinaan integritas

para perwira masih kabur. Faktor integritas merupakan komoditi yang mulai

menurun karena norma kehidupan sudah berubah, sehingga ada pemimpin yang

memegang status kepemimpinan hanya sekedar mengejar status atau kepuasan

pribadi. Hal itu menyebabkan reputasi dan citranya menurun yang pada akhirnya

tidak mendapatkan kepercayaan dari bawahan. Integritas pemimpin diperoleh

melalui sifat jujur, keteguhan watak yang diimbangi moral, memegang teguh

kebenaran serta memiliki etika keadilan, keberanian bertindak tegas atas prinsip

kebenaran dan aturan, agar tidak mudah untuk dipengaruhi atau dibelokkan

Page 21: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

haluannya, dapat dipercaya, konsistensi antara ucapan dan perbuatan sehingga

memberikan kepastian kepada anggota dalam pelaksanaan tugas.

d. Belum optimalnya pembinaan kemampuan berinteraksi dan ber-

komunikasi bagi para perwira TNI AL. Kemampuan berinteraksi dan

berkomunikasi merupakan kemampuan interpersonal perwira. Hal ini akan

menentukan derajat hubungan perwira TNI AL dengan orang-orang di

sekelilingnya. Semakin tinggi kemampuannya maka akan semakin baik

hubungannya dan sebaliknya. Namun sayang kemampuan tersebut belum dibina

dan diarahkan secara optimal. Pembekalan berupa ilmu komunikasi hanya

dilakukan secara teoritis belum dapat dipraktekkan secara nyata dilapangan.

Ilmu dan materi yang diberikan dalam ilmu komunikasi adalah pengetahuan yang

bersumber pada pelajaran militer sehingga masih cenderung kaku. Faktor lain

yang menjadi penyebab adalah masih adanya persepsi dari kepemimpinan itu

sendiri yang menjadikan pimpinan selalu dominan dalam berinteraksi dan

berkomunikasi sehingga timbul kecenderungan tidak memberikan kesempatan

yang sama kepada pihak lain untuk melakukan interaksi dan komunikasi.

Page 22: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

BAB IV

PENGARUH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

14. Umum. Perkembangan Lingkungan Strategis merupakan situasi

lingkungan yang setiap saat berubah yang berkaitan dengan kondisi perkembangan

lingkungan global, regional dan nasional. Pengaruh dari fenomena lingkungan

strategis, disatu sisi dapat digunakan untuk mencari peluang yang dapat dimanfaatkan

dalam upaya pembentukan kepemimpinan TNI AL yang berkarakter. Di sisi lain, perlu

dicermati pula kendala-kendala yang dapat menghambat kepemimpinan TNI AL dimasa

depan, untuk selanjutnya kendala-kendala tersebut harus dapat dieliminir agar tidak

mengganggu upaya-upaya yang akan dilakukan.

15. Pengaruh Perkembangan Global. Perkembangan isu global masih

diwarnai oleh penguatan nilai-nilai demokrasi, penegakan HAM dan lingkungan hidup

yang menjadi indikator dan mempengaruhi pola hubungan internasional, terutama

hubungan antar negara baik dalam skala bilateral maupun yang lebih luas. Implikasi

perkembangan lingkungan global menghadirkan keberagaman permasalahan kompleks

dan berakumulasi pada kondisi ketidakpastian dengan derajat cukup tinggi. Di bidang

pertahanan dan keamanan kecenderungan perkembangan global mempengaruhi

karakteristik ancaman dengan munculnya isu-isu keamanan baru yang memerlukan

penanganan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan integratif. Isu-isu

keamanan dan pertahanan tersebut antara lain : terorisme, ancaman keamanan lintas

negara dan peningkatan kebutuhan energi dunia.

Terorisme menjadi ancaman yang mengemuka sehingga konsep keamanan

mengalami perubahan dari yang lebih mengedepankan pendekatan konvensional

kepada yang lebih komprehensif. Ketidakpastian kapan dan dimana aksi terorisme

akan terjadi, menuntut kesiapsiagaan seluruh komponen nasional untuk meng-

hadapinya. Hal ini sering menjadi problematika dalam penyusunan kebijakan

pertahanan karena adanya sensitivitas politik dan hukum dibalik penanganan terorisme,

terutama dalam penggunaan instrumen militer. Karenanya, dibutuhkan kepemimpinan

TNI AL yang handal yang mampu membangun profesionalisme prajurit dalam upaya

Page 23: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

penanggulangan terorisme sesuai tugas TNI AL dalam OMSP (Operasi Militer Selain

Perang).

Isu keamanan energi dalam dekade terakhir ini semakin mengemuka dan

diperkirakan akan berdampak terhadap keamanan global dalam tahun-tahun yang akan

datang. Kebutuhan masyarakat dunia akan energi minyak dan gas bumi yang terus

meningkat, sementara ketersediaannya semakin terbatas, berimplikasi kepada

kebijakan politik, ekonomi, dan keamanan. Bayang-bayang krisis energi dimasa datang

akan semakin serius dan sangat mungkin menjadi sumber konflik antar negara. Oleh

karenanya dibutuhkan kepemimpinan TNI AL yang mampu mengantisipasi potensi

konflik antar negara akibat krisis energi dunia.

Aksi perompakan, penyelundupan senjata dan bahan peledak, penyelundupan

wanita dan anak-anak, imigran gelap, pembalakan liar, pembuangan limbah bahan

berbahaya dan beracun (B3), narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba),

perdagangan manusia serta pencurian ikan merupakan bentuk ancaman keamanan

lintas negara yang paling menonjol pada dekade terakhir. Bagi Indonesia ancaman

keamanan lintas negara sangat merugikan kepentingan nasional sehingga merupakan

suatu prioritas untuk ditangani, termasuk bekerja sama dengan sejumlah negara

tetangga. Dalam menangani ancaman keamanan lintas negara tersebut tentunya

dibutuhkan peran serta TNI AL sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk itu peran kepemimpinan TNI AL akan sangat vital dalam upaya penyiapan prajurit

yang profesional dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut.

16. Pengaruh Perkembangan Regional. Perkembangan lingkungan strategis

dalam kawasan yang terjadi perlu dicermati dan diantisipasi pengaruhnya terhadap

Indonesia. Konflik vertikal yang terjadi di negara-negara kawasan Timur Tengah

banyak dipicu oleh isu demokratisasi. Kejadian konflik vertikal yang terjadi di Libya,

Suriah, Yaman dan Mesir dimana keinginan sebagian masyarakatnya menuntut

Presiden untuk mundur dari jabatannya mengakibatkan reaksi perlawanan bersenjata

dari pihak pemerintah. Isu Senjata nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara, konflik yang

masih berlanjut antar keduanya memerlukan perhatian khusus dari Negara Indonesia

Page 24: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

karena kawasan Asia Timur ke depan masih merupakan tempat yang strategis bagi

Amerika Serikat dan Cina yang merupakan kekuatan baru di kawasan Asia Timur.

Hubungan antar negara ASEAN masih menyisakan masalah bilateral baik

karena faktor sejarah, teritorial, sumber alam, maupun karena isu-isu baru. Masalah-

masalah ini tidak akan menjadi konflik bersenjata, tetapi akan tetap melahirkan beban

politik dan kesalahpahaman yang menghambat kerjasama ASEAN. Dalam banyak hal,

isu-isu transnasional, terutama terorisme, money laundering dan penyelundupan

senjata yang berkembang di Asia Tenggara adalah akibat ketidak-mampuan ASEAN

untuk bergerak dalam aksi yang nyata karena perbedaan kepentingan akibat

perubahan regional dan domestik masing-masing negara anggota. Hal ini menjadi

ancaman yang potensial bagi kedaulatan dan keutuhan NKRI yang harus selalu diikuti

perkembangannya guna menghadapi hakekat ancaman yang mungkin terjadi dimasa.

17.Pengaruh Perkembangan Nasional.

a. Aspek Tri Gatra.

1) Aspek geografis. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari

ribuan pulau, isu tentang pulau-pulau kecil terluar cukup beragam dan

kompleks, diantaranya menyangkut eksistensi, status kepemilikan,

konversi lingkungan, pengamanan dan pengawasannya. Eksistensi pulau-

pulau kecil berfungsi sebagai titik pangkal penarikan batas wilayah NKRI

dan menjadi isu pertahanan yang serius dalam konteks kedaulatan dan

keutuhan wilayah.

2) Aspek demografis. Keanekaragaman, suku bangsa dan agama

menyebabkan masyarakat sangat rentan terhadap konflik yang bernuansa

SARA. Hal tersebut harus dicermati secara seksama terkait dengan

potensi ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI. Dengan

potensi ancaman yang ada maka menjadi penting untuk menganalisa

tugas terkandung dalam menyiapkan prajurit TNI AL melaksanakan tugas

dalam pelaksanaan OMSP.

Page 25: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

3) Aspek Kekayaan Alam. Indonesia merupakan salah satu negara

tropis yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Masuknya

kepentingan asing melalui pintu pengelolaan sumber kekayaan alam,

adanya pembagian hasil antara pemerintah pusat dan daerah yang

seringkali menimbulkan perselisihan antara pemerintah pusat dan daerah

menjadi suatu ancaman yang berpotensi menimbulkan konflik bahkan

disintegrasi bangsa.

b. Aspek Panca Gatra.

1) Aspek Ideologi. Pancasila merupakan ideologi, dasar negara,

dan falsafah hidup bangsa. Namun belakangan ini Pancasila mulai

digugat oleh kelompok tertentu yang mengedepankan paham liberal atau

kebebasan tanpa batas. Demikian pula oleh paham keagamaan yang

bersifat ekstrim dan radikal. Potensi ancaman ini menjadi perhatian yang

serius karena Pancasila mulai dipersandingkan dengan faham neo-

liberalisme dan neo-komunisme.

2) Aspek Politik. Kecenderungan isu-isu politik yang semakin

memanas menjelang pemilihan umum Presiden tahun 2014 membuat

dinamika kehidupan politik di Indonesia semakin dinamis. Elit partai masih

cenderung mengutamakan dan berorientasi pada kepentingan partai serta

mempertahankan kedudukan dan kekuasaan daripada kepentingan

bangsa dan negara. Proses pilkada diberbagai daerah yang secara

normatif berlangsung demokratis tetapi dalam prakteknya masih kental

diwarnai nuansa money politic.

3) Aspek Ekonomi. Meski laju pertumbuhan ekonomi makro

meningkat cukup signifikan, namun belum dirasakan sepenuhnya oleh

kalangan masyarakat miskin. Rendahnya tingkat kesejahteraan ini

berdampak terhadap berbagai kerawanan yang ditimbulkan seperti

tindakan kriminal, tindakan korupsi maupun manipulasi serta penipuan.

Pengaruh ini pun dirasakan dalam kehidupan prajurit TNI AL dengan pola

Page 26: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

hidup masyarakat yang konsumtif dan menghalalkan berbagai cara untuk

mendapatkan uang.

4) Aspek Sosial Budaya. Globalisasi, dari perspektif sosial

budaya sering dipandang sebagai ancaman, karena potensial

menimbulkan benturan antara nilai-nilai global dengan norma sosial yang

berlaku dalam masyarakat. Kemajuan teknologi informasi melalui

berbagai instrumen media, khususnya internet dan jaringan televisi global,

penetrasi budaya berlangsung amat cepat dan potensial merusak tatanan

norma, nilai dan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat.

5) Aspek Pertahanan Keamanan. Ancaman militer berupa invasi

atau agresi militer diperkirakan relatif kecil, namun pembangunan

komponen utama, cadangan dan pendukung tetap perlu dipersiapkan

demi kewibawaan dan martabat bangsa, terutama dalam mengatasi

konflik perbatasan. Stabilitas nasional akhir-akhir ini masih diwarnai

berbagai gangguan keamanan oleh gerakan separatis, kerusuhan yang

bernuansa SARA, gerakan ekstrim kiri dan kanan, serta sikap fanatisme

sempit.

18. Peluang dan Kendala. Dihadapkan dengan perkembangan lingkungan

strategis saat ini yang meliputi perkembangan global, regional dan nasional, baik

langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kepemimpinan TNI AL

dimasa depan.Pengaruhnya disatu sisi dapat menjadi suatu peluang dan disisi lain

dapat menjadi kendala.

a. Peluang.

1) Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya teknologi informasi saat ini menjadi peluang yang cukup besar

untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan personel

prajurit TNI AL khususnya perwira sebagai unsur pimpinan TNI AL. Ke

depan, diharapkan para perwira TNI AL tidak hanya mahir di bidang teknis

Page 27: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

kemiliteran, melainkan juga memiliki pengetahuan umum yang memadai

termasuk untuk menguasai pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi.

2) Adanya kerjasama militer khususnya dibidang pendidikan dan

latihan di kawasan regional. Hal ini dapat mengembangkan dan

meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta kemampuan prajurit TNI

AL khususnya perwira sebagai unsur pimpinan TNI AL.

3) Perkembangan ekonomi makro yang cenderung meningkat, yang

memberikan dampak terhadap kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat termasuk bagi prajurit TNI AL melalui pemberian

tunjangan kinerja yang dapat mengurangi beban moril pimpinan TNI AL

terkait peningkatan kesejahteraan prajuritnya.

b. Kendala.

1) Pelaksanaan dan sistem rekrutmen bagi calon perwira TNI AL serta

pelaksanaan seleksi dalam penentuan suatu jabatan di lingkungan TNI AL

yang masih relatif belum transparan, obyektif dan kompetitif.

2) Masih terbatasnya alokasi dana dan anggaran bagi TNI AL yang

dapat berpengaruh tehadap pencapaian sasaran dalam upaya

mewujudkan profesionalisme prajurit TNI AL.

3) Belum terlembaganya saluran kerjasama komunikasi lintas sektoral

dengan komponen di luar TNI AL dalam rangka membangun pemahaman,

kepercayaan dan hubungan emosional secara dini dimana komunikasi

antara perwira TNI AL dengan komponen di luar TNI AL hanya terjadi

pada level-level strategis dan hanya bersifat temporer.

Page 28: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

BAB V

KONDISI KEPEMIMPINAN TNI AL YANG DIHARAPKAN

19. Umum. Kepemimpinan merupakan salah satu prasyarat bagi suatu

organisasi yang ingin berubah dari baik menjadi besar dan mampu mempertahankan

prestasinya.Salah satu kunci utama dalam peningkatan profesionalisme prajurit TNI AL

adalah kualitas kepemimpinan yang tinggi, yang mampu menjadi panutan atau role

model bagi prajuritnya. Hal ini merupakan tuntutan bagi pimpinan TNI AL untuk

senantiasa mengembangkan diri dalam aspek moralitas dan intelektual disamping

militansi pengabdiannya sebagai prajurit.

20. Kondisi Kepemimpinan TNI AL yang Diharapkan.

a. Kuatnya Karakter Kepemimpinan. Pemimpin yang baik adalah

pemimpin yang memiliki karakter yang kuat.Karakter seorang pemimpin dapat

didefinisikan sebagai resultante dari personalitinya yang ada hubungannya

antara nilai pribadi dengan perilakunya.Dalam diri perwira TNI AL diharapkan

karakter yang terbentuk merupakan karakter yang dilandasi oleh Pancasila dan

Sapta Marga.Beberapa Indikasi terkait dengan karakter pemimpin yang kuat

antara lain :

1) Sikap pantang menyerah dan militansi yang tinggi sehingga

senantiasa siap sedia ditempatkan di mana saja dalam kondisi dan medan

penugasan seberat apapun. Hal ini ditunjukkan dengan kegigihan dan

kesabaran dalam pelaksanaan tugas. Ia juga pantang berkeluh kesah

apalagi di depan bawahan.

2) Sikap anti korupsi dimana ia tidak melakukan tindakan korupsi dan

berupaya untuk mencegah kemungkinan tindakan korupsi yang dilakukan

oleh orang lain. Sikap anti terhadap gratifikasi yang berujung kepada

kompensasi dari pihak yang memberikan untuk mendapatkan kemudahan

atau previlage lebih. Tidak menyalahgunakan wewenang jabatan yang

Page 29: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

ada padanya sehingga tidak terjadi kebijakan yang merugikan organisasi

dan penyelewengan lainnya.

3) Sikap taat pada aturan dan tidak berupaya untuk melakukan

pelanggaran terhadap hukum yang berlaku. Ia senantiasa menjunjung

tinggi hukum dan peraturan yang berlaku baik di lingkungan kedinasan

maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

4) Mempunyai loyalitas yang tinggi baik terhadap atasan, rekan

maupun bawahan. Loyalitas yang diharapkan bukan berarti pem-benaran,

seperti membenarkan tindakan atasan yang tidak tepat, melindungi teman

dan membela anak buah yang salah. Sebaliknya dilakukan untuk

mencegah atasan melakukan kesalahan, mengingat-kan kawan dan

bawahan yang melakukan pelanggaran hukum.

5) Mampu menilai data dan fakta selanjutnya mempertimbangkan

untuk mengambil keputusan yang tepat walaupun kadang sulit diterima

(tidak populis). Tidak berupaya melemparkan kesalahan dan tanggung

jawab kepada orang lain, senantiasa memegang teguh prinsip berani

karena benar.

b. Kompetensi yang Tinggi. Pengikut mau mengikuti pemimpin salah satu

faktornya karena pemimpin tersebut mempunyai kemampuan/kecakapan lebih.

Karenanya pemimpin dituntut untuk memiliki standar kompetensi tertentu.

Kondisi yang diharapkan dari kompetensi para perwira adalah :

1) Memiliki keterampilan dan pengetahuan militer.Perwira TNI AL juga

mengerti tentang kemampuan diri dan memahami mekanisme kerja. Ia

juga memahami peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam kedinasan

sehingga mampu untuk membina diri dan bawahannya.

2) Memahami dan mampu melaksanakan tugas pokoknya secara

baik.Tidak mendahulukan pelaksanaan tugas di luar tugas pokok. Tidak

Page 30: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

menilai baik buruknya bawahan yang didasarkan pada kemampuan

melaksanakan tugas di luar tugas pokok.

3) Memiliki kesamaptaan jasmani yang baik sesuai standar yang telah

ditetapkan. Kesamaptaan yang baik akan mampu menunjang

pelaksanaan tugas pembinaan terhadap bawahan. Tingkat kompetensi

jasmani yang tinggi tentunya akan menjadi motivator dan contoh yang

baik bagi bawahan dalam peningkatan profesionalisme prajurit.

4) Memiliki kemampuan akademis yang dapat menunjang tugas

pokoknya. Kemampuan tersebut menambah kemampuan perwira dalam

membina dan melatih prajuritnya serta mampu menciptakan inovasi baru

demi kemajuan organisasi.

5) Menguasai dan dapat mengikuti perkembangan teknologi, serta

menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris. Penguasaan perwira

TNI AL terhadap teknologi komputer dan mampu berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa asing secara aktif.

c. Integritas Kepemimpinan yang Tinggi. Integritas tinggi tercermin dari sikap

dan perilaku yang sejalan, dilandasi jiwa nasionalisme dan wawasan

kebangsaan tinggi. Seseorang yang memiliki integritas adalah yang mampu dan

berani menetapkan sistem norma dalam kehidupannya.Kondisi yang

diharapkan dari tingginya integrits para perwira adalah :

1) Mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi yang tercermin dalam

pola pikir dan pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepen-tingan

bangsa dan negara. Selain itu juga menjadi garda bangsa dan

memperjuangkan NKRI sebagai harga mati.

2) Mempunyai wawasan kebangsaan dan memahami kemajemukan

bangsa (Pluralistic Society) yang ada. Mampu menjadi nara sumber bagi

bawahannya dalam memahami multikulturalisme bangsa sehingga dapat

meningkatkan wawasan kebangsaan prajuritnya.

Page 31: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

3) Memiliki konsistensi yang tinggi, senantiasa melakukan apa yang

diucapkan. Mampu menjadi contoh teladan dalam mentaati perturan yang

berlaku atau diterapkan di lingkungan kerjanya.

4) Senantiasa menganggap anggotanya sebagai mitra dalam

pencapaian tugas sehingga tidak menuntut penghormatan yang

berlebihan dari bawahannya. Penghormatan hakiki dari bawahan akan

tertanam dengan melihat integritas pemimpin, bukan dari peng-hormatan

semu yang hanya formalitas belaka.

5) Perwira TNI AL yang jauh dari kepura-puraan, tidak mencari

popularitas murahan dan bekerja secara ikhlas demi kepentingan dinas.

d. Kemampuan Berinteraksi dan Berkomunikasi yang Tinggi. Sejalan

dengan apa yang dikemukakan Sondang P. Siagian bahwa salah satu peran

manajerial (managerial role) adalah peranan informasional yaitu selaku unsur

pimpinan dalam organisasi, menjadi pemantau arus informasi dalam organisasi

disamping peranan selaku penerima dan pembagi informasi serta juru bicara

organisasi.Terkait dengan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, maka

diharapkan perwira TNI AL :

1) Tidak bersikap eksklusif dan menjaga jarak dengan anggota-nya,

mengutamakan kebersamaan dan kesetiakawanan untuk dapat

terpeliharanya soliditas prajurit yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas.

Memiliki empati terhadap setiap permasalahan yang dialami oleh orang-

orang di sekitarnya.

2) Mampu menyampaikan saran kepada atasan pada waktu dan

dengan media yang tepat. Mampu untuk memberikan kritik/koreksi

kepada anggotanya dengan baik. Teguran yang diberikan tidak berangkat

dari suatu sentiment pribadi namun murni untuk perbaikan sikap dan

perilaku bawahan.

Page 32: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

3) Mau menerima saran/kritik dari orang lain, mampu menggali nilai

positif dari saran atau kritik yang diterima sepedas apapun. Selain itu juga

tidak bereaksi negatif, spontan dan berlebihan terhadap kritik yang

dilontarkan kepada dirinya dan menanggapi kritik secara bijak.

4) Mampu melakukan kerjasama yang efektif dan efisien dengan

orang-orang disekitarnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat

dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang

dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi

kebutuhannya tanpa bantuan orang lain.

5) Mampu membangun “net working” yang baik dengan pihak di

dalam maupun di luar institusi TNI AL, di dalam dan di luar negeri serta

mampu menggandeng stake holders terkait dalam pelaksanaan tugas

pokoknya.

21. Indikator Keberhasilan. Kepemimpinan memegang peranan sentral dalam

membawa organisasi menuju tujuan yang ditetapkan.[28] Untuk mengetahui kepemim-

pinan TNI AL yang diharapkan, perlu dirinci indikator keberhasilan dari kepemimpinan

tersebut, yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Adapun indikator

keberhasilan dalam kepemimpinan TNI AL antara lain sebagai berikut :

a. Indikator keberhasilan dari terbentuknya karakter yang kuat adalah

diterapkannya proses pembinaan personel dan materiil yang transparan, bebas

kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dan tertanamannya nilai-nilai sejarah

perjuangan TNI AL/Bangsa dalam diri setiap perwira TNI AL.

b. Indikator keberhasilan dari meningkatnya kompetensi adalah program

pendidikan dan latihan mampu menciptakan perwira TNI AL yang unggul dan

diterapkannya kompetisi berbasis kompetensi.

c. Indikator keberhasilan dari terwujudnya integritas yang tinggi adalah

dipahaminya identitas dan jati diri TNI AL dan terbentuknya kepercayaan kepada

pimpinan.

Page 33: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

d. Indikator keberhasilan dari meningkatnya kemampuan berinteraksi dan

berkomunikasi adalah terciptanya hubungan yang harmonis di lingkungan TNI

AL dan keluarga besarnya serta meningkatnya citra TNI AL di mata masyarakat.

Page 34: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

BAB VI

UPAYA MEMBENTUK KEPEMIMPINAN TNI AL MELALUI

PERAN PENDIDIKAN TNI AL

22. Umum. Dengan dilandasi pemikiran bahwa TNI AL harus mampu

menghadapi tuntutan dan tantangan tugas di masa depan, maka perlu dirumuskan

suatu upaya peningkatan kepemimpinan TNI AL, sehingga dapat melahirkan pemimpin

bangsa yang berkarakter melalui peran pendidikan TNI AL. Upaya tersebut dituangkan

dalam suatu kebijakan dan strategi yang jelas dan terarah meliputi tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai, sarana dan prasarana yang diperlukan, subyek dan obyek, metode

yang digunakan, serta upaya-upaya baik ke dalam maupun ke luar organisasi TNI AL.

23. Kebijakan. Mencermati kondisi kepemimpinan TNI AL saat ini dihadapkan

pada tuntutan tugas masa depan menunjukkan kepemimpinan TNI AL masih perlu

ditingkatkan. Dihadapkan pada berbagai masalah kepemimpinan TNI AL yang ada dan

pengaruh lingkungan strategis serta paradigma nasional, diperlukan kebijakan sebagai

berikut :

“Terwujudnya kepemimpinan TNI AL masa depan melalui pembentukan karakter

yang kuat, peningkatan kompetensi, perwujudan integritas yang tinggi, peningkatan

kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi guna melahirkan pemimpin bangsa yang

berkarakter.”

24. Strategi. Untuk mendukung arah kebijakan yang telah ditentukan, maka

disusun strategi-strategi sebagai berikut :

a. Strategi I. Mewujudkan pemimpin TNI AL yang memiliki karakter kuat,

yang diwujudkan dengan komitmen tinggi, mampu membuat keputusan ber-

dasarkan prinsip, berjiwa pantang menyerah dan rela berkorban (militansi)

sehingga dapat membawa prajurit pada peningkatan profesionalitasnya.

b. Strategi II. Mewujudkan pemimpin TNI AL yang memiliki kompetensi

tinggi, yang diwujudkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Page 35: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

penguasaan secara teknis, taktis dan strategi militer sehingga dapat membawa

prajurit pada peningkatan profesionalitasnya.

c. Strategi III. Mewujudkan pemimpin TNI AL yang memiliki integritas

tinggi, yang diwujudkan dengan wawasan kebangsaan yang tinggi, kualitas

moral yang baik, sifat jujur, dan berdisiplin sehingga dapat membawa prajurit

pada peningkatan profesionalitasnya.

d. Strategi IV. Mewujudkan pemimpin TNI AL yang memiliki kemampuan

berinteraksi dan berkomunikasi tinggi, yang diwujudkan dengan sifat yang tidak

individualis, memiliki rasa empati dan mampu untuk bekerja sama sehingga

dapat membawa prajurit pada peningkatan profesionalitasnya.

25. Upaya. Dari rumusan kebijakan dan strategi diatas, maka selanjutnya

dijabarkan dalam upaya-upaya konkrit dalam rangka mendapatkan kriteria yang

diharapkan. Upaya-upaya yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Strategi I. Membentuk Karakter yang Kuat.

1) Melakukan kajian terhadap pendidikan di lingkungan TNI AL yang

berlangsung selama ini untuk mengetahui sejauh mana pendidikan

pembentukan karakter yang selama ini dijalankan meliputi kurikulum

pendidikan dan bahan pelajaran yang terkait. Hasil kajian itu diguna-kan

untuk merumuskan pendidikan di lingkungan TNI AL terutama pen-didikan

yang mampu membentuk karakter yang baik bagi seorang perwira TNI AL

yang dilaksanakan melalui pendidikan pertama, pen-didikan

pembentukan, pendidikan pengembangan umum maupun pendidikan

pengembangan spesialisasi.

2) Melakukan kajian atas konsep kepemimpinan yang digunakan oleh

TNI AL selama ini untuk melihat sejauh mana konsep itu menge-

depankan aspek karakter yang dibutuhkan untuk seorang perwira yang

nota bene merupakan unsur pimpinan di lingkungan TNI AL. Dengan

konsep kepemimpinan tersebut maka dapat ditetapkan model

Page 36: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

kepemimpinan yang memiliki karakter yang kuat bagi pimpinan TNI AL

sesuai dengan tingkatannya.

3) Mengkoordinir pendidikan di lingkungan TNI AL dalam suatu forum

untuk dapat menyamakan persepsi mengenai karakter yang dibutuh-kan

bagi seorang perwira TNI AL yang selanjutnya dapat disosialisasikan

melalui pendidikan yang ada pada masing-masing angkatan maupun yang

diselenggarakan secara terpadu oleh Mabes TNI AL.

4) Memerintahkan Lembaga Pendidikan di lingkungan TNI AL dan

Angkatan untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

(a) Merumuskan loyalitas dalam arti positif yaitu melaksana-kan

perintah dan memberi saran kepada atasan dalam rangka kebaikan

organisasi dan bukan untuk memenuhi kepentingan pribadi atasan

yang bersangkutan. Rumusan itu dipraktekkan dalam studi kasus

yang didiskusikan dalam materi kepemimpinan di dalam kurikulum

maupun di luar kurikulum pada jam bimbingan dan pengasuhan.

(b) Memberikan porsi yang cukup untuk studi kasus atas

terjadinya KKN di lingkungan TNI AL, pelanggaran-pelanggaran

hukum yang dilakukan oleh perwira TNI AL serta berkembangnya

sikap yang mudah menyerah pada keadaan/situasi yang ada.

(c) Memberikan konseling yang cukup kepada perwira siswa

TNI AL yang mengikuti pendidikan dalam rangka pembentukan

karakter yang dibutuhkan bagi perwira tersebut dalam pelaksanaan

tugas di satuan.

(d) Memberi simulasi yang bersifat membangkitkan sikap

pantang menyerah, kemampuan mengambil keputusan dan

menanggung segala resiko atas keputusan yang telah diambilnya

serta sikap loyal terhadap kebijakan dan perintah atasan dalam arti

yang positif.

Page 37: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

5) Melakukan peninjauan kembali materi pengajaran pembentukan

karakter yang selama ini dijalankan dalam kurikulum untuk melihat sejauh

mana materi itu mampu membangkitkan semangat untuk tidak mengenal

menyerah, menghindarkan diri dari perilaku Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme yang merupakan tindakan yang tidak terpuji.

6) Membuat kebijakan untuk memperbesar porsi materi hukum dalam

rangka pembentukan karakter perwira yang taat pada peraturan

perundang-undangan.

b. Strategi II : Meningkatkan Kompetensi.

1) Merumuskan indikator atau standar kompetensi yang harus dimiliki

oleh setiap perwira TNI AL dalam strata pangkat dan jabatannya dalam

bentuk peranti lunak atau buku petunjuk teknis. Merumuskan kriteria untuk

uji profesi atau jabatan dan melaksanakan uji tersebut secara berkala dan

berkesinambungan. Mengimplementasikan secara konsisten peraturan-

peraturan yang telah dibuat terkait uji kompetensi dan melakukan evaluasi

terhadap aturan yang telah ditetapkan.

2) Menjamin 10 (sepuluh) komponen pendidikan dapat berjalan

secara utuh di seluruh lembaga pendidikan jajaran TNI AL sehingga

proses belajar mengajar dapat terlaksana dan mendapatkan hasil didik

yang berkualitas.

3) Melakukan pembenahan pendidikan berbasis kompetensi di

lembaga pendidikan TNI AL yang meliputi kurikulum, pembelajaran dan

penilaian pendidikan yang dioperasionalkan dengan menekankan pada

pencapaian hasil belajar sesuai standar kompetensi. [29] Kurikulum yang

dikembangkan berisi bahan ajaran yang diberikan kepada serdik melalui

proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang

mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian dan sumber/bahan

pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar serdik dapat dilihat pada

Page 38: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai

sesuai dengan standar tertentu.

4) Menyediakan fasilitas e-library dan e-learning untuk menambah

pengetahuan dan wawasan serta menyegarkan pengetahuan dan

keterampilan militer yang dimiliki para perwira. Memanfaatkan tek-nologi

informatika untuk selalu memberikan penugasan-penugasan yang harus

dijawab oleh para perwira di satuan melalui e-mail jabatan yang dibuat

oleh Disinfolahta sesuai dengan jabatan masing-masing, tidak hanya pada

saat pendidikan saja untuk selalu mengetahui perkembangan perwira

bawahannya.

5) Meningkatkan kuantitas dan kualitas latihan, baik yang terprogram

maupun non program terutama latihan yang relevan dengan hakekat

ancaman faktual dan potensial yang dihadapi NKRI.

6) Memformulasi ulang standar kemampuan jasmani bagi seluruh

perwira TNI AL sehingga diharapkan terdapat keseragaman dan standar

ideal sesuai tuntutan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

7) Membuat pemetaan potensi para perwira yang mampu

menunjukkan kompetensi yang dimiliki guna memberikan kesempatan

untuk maju bagi para perwira yang benar-benar mempunyai potensi yang

tinggi.

8) Menerapkan merit system dalam pembinaan karier agar terwujud

kompetensi yang sehat antar perwira TNI AL dalam satuan sehingga tidak

ada kesan yang timbul like or dislike dalam menempatkan perwira TNI AL

pada suatu jabatan tertentu.

9) Merumuskan stratifikasi pendidikan sesuai dengan kompetensi

yang harus dimiliki pada strata jabatan dan kepangkatan perwira TNI AL.

Page 39: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

c. Strategi III : Mewujudkan Integritas yang Tinggi.

1) Melaksanakan seleksi dan rekrutmen secara selektif terhadap

calon prajurit perwira TNI AL, baik calon prajurit perwira karier, sukarela

maupun reguler sehingga perwira-perwira TNI AL tersebut memiliki

kualitas pengabdian yang baik yang berwawasan kebangsaan serta

nasionalisme yang tinggi.

2) Meningkatkan pembinaan mental melalui pendidikan, penataran

dan kursus secara terprogram sepanjang tahun anggaran. Pembinaan

mental yang cenderung identik dengan kegiatan yang membosankan

harus dirubah menjadi kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas moral

para pemimpin TNI AL. Pembinaan mental ini dititikberatkan pada

kegiatan mental ideologi dan kejuangan sehingga diharapkan akan

tertanam rasa kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi dari perwira TNI

AL sebagai pemimpin di lingkungan satuan yang dipimpinnya.

3) Memberlakukan Tour of Duty (TOD) dan Tour of Area (TOA) di

seluruh wilayah Indonesia bagi pemimpin TNI AL sehingga menambah

wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi dalam diri setiap

pemimpin TNI AL. Pengenalan secara langsung budaya dan adat istiadat

yang beraneka ragam sangat berguna bagi perkembangan wawasan

kebangsaan serta nasionalisme bagi setiap pemimpin TNI AL.

4) Memberikan contoh teladan dalam penegakkan hukum dengan

pemberian sanksi terhadap Perwira TNI AL yang melanggar disiplin

melalui “Reward and Punishment”. Perwira TNI AL yang tidak berdisiplin

harus diberikan hukuman secara proporsional, karena disiplin seorang

Pemimpin sangat berperan dalam kepemimpinannya. Pemberian Reward

and Punishment ini terutama dititikberatkan pada kegiatan yang bersifat

inkonsistensi terhadap pelaksanaan tugas pokok yang dilaksanakan.

5) Dalam proses penempatan jabatan dilaksanakan secara selektif

dengan memperhatikan talent scouting dari personel perwira TNI AL

Page 40: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

tersebut. Dimana proses seleksi ini harus dilaksanakan secara transparan

dan akuntabel dengan memperhatikan rekam jejak calon yang memiliki

integritas yang tinggi.

6) Senantiasa mengedepankan transparansi dalam mensosiali-

sasikan fakta tentang kasus-kasus pelanggaran yang dilaksanakan oleh

setiap perwira dari seluruh strata dan jabatan dengan mempertimbangkan

kepentingan TNI AL secara organisasi dan selalu bersikap objektif dalam

menilai setiap perkembangan situasi serta menjauhkan diri dari penilaian

yang subjektif.

7) Memberikan keteladan secara top down di lingkungan satuan-nya

mulai dari satuan tertinggi sampai dengan yang terendah dengan tidak

mengedepankan popularitas murahan dalam pelaksanaan tugas, akan

tetapi kegiatan apapun yang dilaksanakan harus selalu berorientasi pada

pelaksanaan tugas pokok.

d. Strategi IV : Meningkatkan Kemampuan Berinteraksi dan Berkomuni-

kasi.

1) Memberikan studi kasus miskomunikasi dan misinteraksi pada

perwira TNI AL untuk didiskusikan secara formal maupun informal baik di

Lembaga Pendidikan maupun di satuan untuk mencari solusi agar hal

tersebut dapat dijadikan pelajaran dan bekal bagi perwira dalam

mengimplementasikan kepemimpinannya.

2) Mempersyaratkan perwira TNI AL harus memiliki kemampuan ber-

komunikasi yang efektif dan efisien. Hal ini dilaksanakan dengan

mengadakan test psikologi atau fit and proper test. Komunikasi memiliki

hubungan erat dengan kepemimpinan bahkan dapat dikatakan tiada

kepemimpinan tanpa komunikasi. Rogers mengatakan “Leadership is

Communication”, kemampuan berkomunikasi akan menentukan

keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, disinilah

Page 41: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

pentingnya kemampuan komunikasi dalam usaha mempengaruhi perilaku

orang lain.

3) Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para perwira TNI

AL untuk mengikuti berbagai even seperti, pendidikan, olah raga, seminar,

kegiatan sosial budaya, expo-expo dan lain-lain, sehingga mereka

memiliki net working dan wawasan luas serta kemampuan berinteraksi

dan berkomunikasi menjadi lebih baik.

4) Melalui Dinas Penerangan TNI AL memberdayakan website TNI AL

yang bersifat interaktif sebagai wahana komunikasi dan saling bertukar

informasi diantara perwira TNI AL dalam rangka memperluas wawasan

dan kemampuan berkomunikasi.

5) Mengintensifkan pembuatan karya tulis ilmiah (Taskap/ Karmil)

guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi para perwira secara

tertulis dan menuangkan ide-ide baru untuk pengembangan diri.

6) Mengintensifkan Jam Komandan sebagai sarana komunikasi

antara pimpinan dengan bawahan. Melalui Jam Komandan akan terjadi

interaksi dan komunikasi dua arah sehingga pimpinan dapat

menyampaikan pokok-pokok keinginannya sekaligus mendapatkan

masukan dari bawahan. Disamping itu komunikasi yang intensif antara

pimpinan dan bawahan melalui Jam Komandan ini dapat meningkat-kan

rasa empati pimpinan terhadap permasalahan yang berkembang dan

dialami oleh bawahan.

7) Memberdayakan Dinas Psikologi TNI AL untuk melatih kerjasama

dan memberikan pencerahan kepada seluruh Perwira TNI AL untuk

meningkatkan interaksi dan komunikasi sehingga sikap induvidualis yang

negatif tidak muncul.

8) Memperbaiki sistem birokrasi kerja yang terlalu lama dalam

penanganan permasalahan dan pencapaian tupok dengan pembuatan

Page 42: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

protap, revisi protap yang tidak relevan lagi serta membuat mekanisme

hubungan kerja yang baku baik dilingkungan TNI AL maupun dengan

instansi lain.

9) Melaksanakan pembekalan bagi perwira yang dipersiapkan untuk

melaksakan tour of area (TOA) tentang kondisi geografi, demografi dan

kondisi sosial terutama aspek budaya dan bahasa dimana perwira TNI AL

tersebut akan ditugaskan. Sehingga ketika mereka ditugaskan di tempat

yang baru tidak mengalami kendala berarti dalam berkomunikasi dan

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

10) Memberikan penataran/pelatihan pengembangan diri sendiri dalam

bekerjasama dan berkomunikasi secara efektif dan efisien, melalui

seminar dan Round Table Discussion (RTD) dengan melibatkan

Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat dan instansi diluar TNI AL sehingga

terjalin komunikasi yang baik antara TNI AL-Rakyat.

Page 43: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

BAB VII

PENUTUP

26. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisis masalah yang telah

dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Kepemimpinan TNI AL sangat diperlukan untuk memberikan perubahan

ke arah yang lebih baik, karena posisinya berada pada kedudukan yang sangat

menentukan. Untuk dapat menjawab permasalahan terkait lemahnya

kepemimpinan TNI AL diperlukan kualitas kepemimpinan TNI AL masa depan

yang memiliki karakter yang kuat, kompetensi yang tinggi, integritas yang tinggi,

kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga dapat berperan secara

optimal dalam meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL.

b. Karakter pemimpin TNI AL yang kuat diwujudkan dengan komitmen yang

tinggi, mampu membuat keputusan berdasarkan prinsip, berjiwa pantang

menyerah dan rela berkorban (militansi). Kompetensi yang tinggi tercermin dari

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, penguasaan secara teknis, taktis

dan strategis terhadap ilmu kemiliteran. Integritas yang tinggi diwujudkan dengan

wawasan kebangsaan yang tinggi, kualitas moral yang baik, sifat jujur, dan

berdisiplin. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi yang tinggi diwujudkan

dengan sifat yang tidak individualis, memiliki empati, dan mampu untuk bekerja

sama.

c. Untuk mewujudkan kualitas kepemimpinan TNI AL masa depan sesuai

dengan kriteria tersebut, memerlukan langkah-langkah dan tindakan dari pihak-

pihak terkait. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan metode edukasi,

sosialisasi, seminar/dialog/diskusi, revisi penak, rekrutmen, regulasi, penugasan

dan keteladanan. Jika kriteria tersebut dapat diwujudkan dalam kepemimpinan

TNI AL maka diharapkan akan dapat melahirkan pemimpin TNI AL dan

pemimpin bangsa yang berkarakter.

Page 44: Peran Pendidikan Tni Al Dalam Membentuk Kepemimpinan Tni Al Guna Melahirkan Pemimpin Tni Al Yang Berkarakter

Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat dijadikan bahan masukan bagi

pimpinan TNI AL dan pemerintah dalam pengembangan dan pembinaan unsur

pimpinan TNI AL masa depan. Kami menyadari apa yang telah tertuang dalam makalah

ini masih ada kekurangan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati kami

mengharapkan adanya masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun demi

sempurnanya tulisan ini.