141
PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP KECEMASANCALONTKI Disusun Oleh : LAELA MASYITOH NIM: 103070029148 Skiripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psfikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUlLAH JAKARTA 1428 H I 2 0 0 7 M

PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP

KECEMASANCALONTKI

Disusun Oleh :

LAELA MASYITOH

NIM: 103070029148

Skiripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar Sarjana Psfikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUlLAH

JAKARTA

1428 H I 2 0 0 7 M

Page 2: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

"I ngatfufi, 1fanya aengan mengingat Jl[{afi{afi 1fati menjad1 tenter am".

(Q}. Jlr-!J?gai: 28)

'TUfak,kg,fi terafi kgmi rapangkgn aaaamu untuk,mu?

<Dan kgmi fepaskgn 6e6anmu aaripada mu

'Yang mem6eratkgn punggungmu

<Dan kgmi meninggikgn 6agimu se6utan (nama-:Mu)

Se6a6 sesunggufinya sesudafi R,;sufitan itu ada f?,gmudafian

:Makg apa6i{a, kgmu tefufi sefesai, (untSan ditnia) makg

<Bersunggufi-sunggufifafi ( dafam 6eti6adafi)

<Dan fianya R,;pada 'Tufianmu {afi 6erfiarap

(Q}. Jlf-Insyirafi: 1-8)

Page 3: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

I. 1.

Vntuft:Mata 'Tulianftu 'Yang 'Taft <Pernali 'Te.'Pejam,

Vntuk:JafanAgamaftu <Yang 'Taft<PernaliSesat,

Vnturtflir :Mata I6u1ufa 'Yang Jfampir'l(ping,

Vntuft<Puiulartflyaliaiufa 'Yang Sering <Bergetar,

VntuftSenyum 'J(ji/i.gl{; 'J(ji/i.gftLefafijftu <Yang 'Taft 'Terferai,

VntuftSenyum 'J(ji/i.gl{; 'J(ji/i.gft <Perempuanftu <Yang 'Taft:Meiufingin

Vntuft <Penantian 'l(J!/i.gsili 'Yang <Taft <13erlienti <Berfiarap,

Vnturtfl/i.g( <Yang 'Taft <Bosan :Mencari,

Vntuk:fiwa <Yang 'Taft <Pernali <Puas,

VntuftJfati 'Yang 'Taft <Perna Ii :Meminta,

'l(u6uf?Jifi.gn Cinta, :Mesfij :Meragu 'J(jidarJernilinya

Semogafl({afi :Merahmati

-L:M -

..

Page 4: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP

KECEMASAN CALON TKI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Pemb· bing I

Oleh:

LAELA MASYITOH

NIM : 103070029148

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Dr. . b I Mu"ib M.A NIP. 150 283 344

Nenong T~, MllS;. Ps;, NIP. 150 300 679

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M

Page 5: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

HALAMANPENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "PERANAN COPING RELIGIUS TEHHADAP

KECEMASAN GALON TKI" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 27 Desember 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.)

M.Si.

Penguji I,

Yunita Faela Nisa M.Si. NIP. 150 368 748

Pembimbing I,

~ ~

Dr. H. ul Mujib M.Ag NIP. 150 283 344

Sidang Munaqasyah

Ang go ta

Sekretaris Merangkap Anggota,

P nguji II,

~!~ Dr. H. Abdurilflujib M.Ag NIP. 150 283 344

Pembimbing II,

~· Neneng Tati Sumiyati S.Psi. Psi NIP. 150 300 679

Page 6: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

ABSTRAK

(C) LAELA MASYITOH

(A) Fakultas Psikologi (B) November 2007

(D) PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP KECEMASAN GALON TKI

(E) X + 116 Halaman (F)

Penderitaan yang dialami TKI seakan tidak ada habisnya, mulai dari tempat penampungan sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri, para calon TKI harus rnenunggu lama jadwal keberangkatan yang tidak pasti, tidur berjejalan dengan sesama TKI yang lain, makan seadanya, serta masalah kesehatan yang tidak diperhatikan. Bahkan mereka harus memberikan sejumlah uang ke PJTKI tempat mereka ditampung. Adanya kasus-kasus yang terjadi pada Tenaga Kerja Indonesia saat di penarnpungan dapat menimbulkan kecemasan.

Coping religius merupakan salah satu metode coping yang menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Coping religius juga sangat mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam menghadapi situasi sulit.

Kecemasan yang diukur pada penelitian ini adalah mengacu kepada respon­respon kecemasan. Secara fisik dapat berupa dari denyut jantung yang berdebar kencang, keringat yang berpercikan, kepala pusing. Secara psikis dapat berupa perasaan tidak dapat tenang, terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan coping religius terhadap kecemasan calon TKI saat berada di penampungan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.Pada tiga wanita calon TKI yang berada dipenampungan PT. Hasamuri Abadi yang berusia antara 17-45 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara dan observasi yang berlangsung pada bulan Oktober-November 2007.

Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa adanya bentuk-bentuk coping religius yang dilakukan oleh ketiga subyek saat mereka banyak mengalami

iii

Page 7: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

situasi-situasi yang dinilai mengancam seperti mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh, ketidakpastian keberangkatan ke luar negeri, dan adanya pemerasan. Adapun bentuk-bentuk coping religius yang di lakukan adalah melakukan shalat, zikir, berdoa. Menurut pengakuan para subyek dapat membuat mereka merasakan ketenangan.

Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peranan coping religius terhadap kecemasan calon TKI, maka disarankan kepada: Para calon TKI untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan tidak hanya dalam keadaan mengalami kecemasan akan tetapi diharuskan setiap saat seorang wajib untuk selalu ingat kepada Tuhan, untuk pihak PJTKI diharapkan lebih memperhatikan kegiatan agama dalam penampungan agar para calon TKI memiliki landasan keimanan yang kuat, dan juga PJTKI diharuskan mempuyai program kajian Islam rutin di dalam penampungan agar para calon TKI mempuyai kegiatan keagamaan yang dapat menambah wawasan keagamaan calon TKI.

(G) Bahan bacaan 35 buku (tahun1964-2003) + 3 online + laporan penelitian

iv

Page 8: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

KATA PENGANTAR

Bismil\ahirahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul "Peranan Coping Religius terhadap kecemasan calon TKI". Shalawat

serta salam semoga tetap terlimpah atas Nabi Besar Muhammad SAW, yang

telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat manusia, kepada keluarga,

para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang

penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tugas ini dapat terselesaikan

tidak dapat. terlepas dari konstribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh rasa hormat perkenankanlah penulis untuk menguc:apkan terima kasih

yang mendalam kepada:

1. Ora. Hj Netty Hartati, M.Si selaku Oekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatul\ah dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan

pengarahan dan perhatian kepada penulis selama menjalani proses

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

2. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si. selaku Pembantu Oekan Bidang Akademik

yang telah memberikan pengarahan dan perhatian kepada seluruh

mahasiswa.

\I

Page 9: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

3. Dr. H. Abdul Mujib M.Ag selaku pembimbing I dan Neneng Tali Sumiati

S.Psi. P.Si sebagai Pembimbing II yang tidak pernah bosan untuk

menyumbangkan pendapatnya, memberikan kritik yan~1 membangun,

motivasi, dan menumbuhkan rasa percaya diri sehingga penulis dapat

mengatasi kendala dalam penyusunan skripsi ini ..

4. Miftahuddin, M.Si. Selaku Penasehat Akademik Fakultas Psikologi kelas

D." terima kasih atas kesabaran bapak"

5. Para Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmu kepada kami.Serta

para staf karyawan yang telah memberi kemudahan da.n kelancaran

dalam penyusunan skripsi.

6. Yang teristimewa lbunda tercinta, Hj. Roseniah Rahasan, yang tak kenal

lelah berjuang dan berkorban untuk memberikan yang terbaik kepada

penulis. Setiap untaian doa yang !bu panjatkan merupakan sumber

kekuatan bagi ananda untuk menjalani hidup. Serta Ayah tercinta

Almukhiroh Abdul Mukti "Terima kasih atas doa dan kasih". Kakak-kakaku

Herman segala, Edy Rozha, Tuti mutiah, Muksin, Mukrnin, Andi. dan Tini

munani S.E semoga cita-cita kalian bisa tercapai dan mendapatkan yang

terbaik dalam hidup.

7. Yang terkhusus seseorang yang ada dalam hatiku, yang dengan

kebijakan dan kesabarannya meyakinkan penulis untuk terus berjuang

dalam hidup ini. I'm not a perfect person there are many things wish I

didn't do but I continue learning.

vi

Page 10: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

8. Teman-teman Psikologi angkatan 2003, khususnya anak-anak kelas D

terimakasih alas persahabatan dan dukungan yang telah kalian berikan.

9. Direktur PT. Hasamuri Abadi, selaku pemilik PJTKI serta para responden

khususnya, terima kasih karena telah banyak membantu berpartisipasi

dengan meluangkan waktunya dalam proses wawancara. Semoga Allah

memberikan yang terbaik bagi kalian.

10. Semua pihak yang terkait yang tidak disebutkan satu-persatu, terima

kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi diri penulis dan

para pembaca.

Jakarta, 20 November 2007

Laela Masyitoh

vii

Page 11: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

HALAMANJUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO ........................ .

PERSEMBAHAN

OAFTAR. ISi

ABSTRAK ........................................................ .

KAT A PENGANT AR ........... .

DAFTAR ISi

DAFT AR T ABEL ............................................................................... .

DAFT AR SKEMA .

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. ldentifikasi Masalah

1.3. Pembatasan Masalah Penelitian

1 .4. Perumusan Masaiah Penelitian

1. 5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

1.5.2. Manfaat Penelitian

1.6. Sistematika Penulisan ..................................................... .

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1. Coping Religius ............................................................. ..

2.1.1. Definisi Coping Religius

2.1.2. Agama sebagai Coping ....................................... .

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Coping Religius

2.1 A. Jenis-jenis Coping Religius ................................... .

ii

iii

v

viii

x

XI

1

11

11

12

12

12

12

13

15

15

19

24

26

Page 12: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

2.2 Kecemasan . . ............. 41

2.3.1. Definisi Kecemasan ........................................ 41

2.2.2. Sumber-Sumber Kecemasan .................................. 48

2.2.3. Cara Menanggulangi Kecemasan ........................... 50

2.3. Kerangka Berpikir ............................................................ . 51

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................ .. 57

3.2. Vanabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....... 59

3.3. Subyek Penelitian

3.4. Pengumpulan Data

3.5. Teknik Analisis dan lnterpretasi Data ................................ .

3.6. Prosedur Penelitian ..................... .

60

61

63

65

3.6.1. Prosedur Persia pan .. .... .... ...... ............ ............ 65

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ................................ 66

3.6.3. Tahap Pengolahan Data ................. . ................... 66

3.6.4. Tahap Analisis ................. . 67

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian ................................. 68

4.2. Analisis Kasus .............. ..

4.2 1 Kasus NG .

4.2.2. Kasus TW

4.2.3. Kasus GL

4.3 Analisis Antar Kasus .

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................... ........... .. ............................... ..

5.2 Diskusi

5.3 Saran

DAFT AR PUST AKA

LAMPI RAN

'"

69

69

81

106

111

113

116

Page 13: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

DAFT AR SK EMA

Skema 2.1 Peranan Coping Religius terhadap Kecemasan Calon TKI ... 56

Skema 4.1 Peranan Coping Religius terhadap Kecemasan NG ............. 80

Skema 4.2 Peranan Coping Religius terhadap Kecemasan TW .. ......... 93

Skema 4 3 Pera nan Coping Religius terhadap Kecemasan GL .. ....... ... . 105

Page 14: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

DAFTAR TABEL

Ta be I 4 1 Ga111baran U111u111 Subyek Penelitian .. . . . .. .. ... ... . 69

Tabel 4.2 Analisis Antar Kasus Ga111baran Kece111asan ....................... 109

Page 15: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tak b1sa d1pungk1r1. ketimpangan kesempatan kerja merupakan salah satu

masalah utama dalam proses pembangunan Indonesia. Ketimpangan ini

nampak 1elas di antara perkembangan angkatan kerja cli satu pihak dengan

kemampuan penyerapan tenaga kerja di lain pihak. Pertarnbahan angkatan

ker1a vane: berlangsung jauh lebih pesat dibanding kemampuan penyerapan

te11aga ker1a mempunyai darnpak yang cukup besar terhadap pembangunan

Indonesia.

Kct11llfJct110ct1: ct11lct1 a periambahan angkatan ker;:i dan kernampuan

penyerapan kerja yang rendah menyebabkan rneningkatnya angka

pengangguran di Indonesia Jika ditambah dengan rendahnya tingkat

pendidikan maka akan sernakin sulit pekerjaan yang bisa didapatkan di

ciaic111. Nc0c::: Scd1k1li1ya lapanga11 pekerjaan di dalam 11egeri menyebabkan

sebag1a11 masyarakat Indonesia berallh mencari pekerjaan ke luar negeri.

dengan i1arapar1 1119111 mendapatkan penghas1lan yang leb1h besar.

1

Page 16: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

2

Penel1t1an tahun 1999 yang dilakukan di Tulungagung Trenggalek Jawa timur

rnengernukakan faktor yang mendorong dan menyebabkan tingginya

keingginan dan m1nat wanita untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar

negeri Di antaranya adalah karena menganggur. desakan ekonomi, ingin

111e11~1u1Jal11ic1s1b1meningkatkan taraf dan kualitas hidup yang layak).

rnasalah keluarga. menanggung hutang, b1aya menyekolahkan anak-anak,

suami tidak bekerja dan untuk menanggung beban keluar!~a (rumah tangga)

yang semakin sarat dan kompleks (Adum Dasuki, 1999)

Banyak ha! yang dapat membuat orang bekerja menjadi TKI di luar neger1.

Sela1n faktor-faktor yang telah d1sebutkan di atas, 1nformas1 juga menJadi

faktor utama yang menyebabkan banyak orang Indonesia bekerja menjadi

TKI d1 luar neger1 D1 karenakan terg1ur cer1ta-centa 1ndah clar1 tetangga.

kerialan dekat yang terleb1h dahulu menJad1 TKI d1 luar negen Bahkan t1dak

sed1k1t dan mereka yang ingin menjadi TKI karena mendengarkan

kesuksesan menjadi TKI di luar negeri (Adum Dasuki, 1999). lming-iming

bahwa bekerja di luar negeri akan mendapat gaji tinggi. menjad1 dorongan

kuat bagi hasrat banyak orang untuk berebut me'ljadi TKI di Luar negeri,

sebab d1 Indonesia mencari pekerjaan cukup sulit. kalau mendapatkannya

t1ngkat upah umumnya masih rendah debandingkan bekerja di Luar negen

\IVla1ui1 lobing. 1999)

Page 17: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Tingg1nya minat sebagian warga masyarakat untuk menjadi TKI di Luar

neger1 d1 satu s1s1 memang sangat menguntungkan. karena dari kegiatan

tesebut devisa negara akan bertambah dan mengalami peningkatan. Akan

tetapt d1 s1s1 la111 hal itu tidak sedikit pula mendatangkan masalah, terutama

bagi TKI, mengingat pendidikan dan keterampilan mereka rata-rata masih

re11dah Mereka rela bekerJa di luar negeri yang mereka tidak tahu apa jenis

pe'Keqaan yang akan mereka dapat d1 sana. Kebanyakan pekerJaan yang

mereka dapatkan adalah sebagai pembantu rumah tangga (sektor informal).

1d1clikar1 dan keterampilan mereka yang rata-rata masih rendah

menyebabkan mereka belum mampu menjamin sepenuhnya kesiapan dan

kemampua11 sebaga1 mana diharapkan oleh negara yang '1lembutuhkan

De1111k1an 1uga mereka banyak yang belum siap mengantisipasi segala

kemungk1nan keJad1an yang t1dak di1nginkan, seh1ngga dar1 mereka banyak

yang mendapat perlakuan yang kurang senonoh

3

Persoalan f Kl merupakan benang kusut yang rum1t, selalu menempatkan TKI

dalam pos1s1 lemah dan terJep1t. 01 desa-desa, para calon TKI d1rekrut oleh

calo dengar1 kehmusan membayar sejumlah uang, ditampung ditempat

penampungan dengan perlakuan kurang manusiawi tiba d1 nege11 tujuar1

p2ra TKI tlclak me11getahu1 hak dan kewa1ibannya. perlakuan 1na11kan ya11g

se1111g 1nelci111µciu1 IJalas kemanusian, perlalH1a11 konsulat dan kedutaan yang

Page 18: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

"1ff94tCa4, ';J/a<uja ~a# me~ A~ ';J/ati meujadi teuteUlm ".

(2S. Att- 7'?aad: 2%)

7~ ~If, teta4 ~ti~~ dadafflU <'-tut«hna?

'Da1t ~ti l!e;fuw~ Uauma daUftada m.u

114"'9 ~eUl~ ft<t"'99Uff9"11U

'Dau ~"'d meuiff99ikau ~iffta adatcui (uama-?ltaJ

Sdat ae~ <!e4Uda4 ~ tta ada ~~

-~ apaffifa ~a teta4 i!deMti, (~ daeua} ""~

?5~9.u4-<1ttu99.u4Ca4 (daCaui fl~}

'Da1t ~a k,rtada 7~ ta4 flozlf,,'IMl{z

(2S. At-1~: 1-FJ

Page 19: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

rER~EMBAHAN .... 'Untu41Jtata 7ukw6u "!fMCJ 7a4 'Pimta4 7"'1ftefau,,

Uttuiz patau A9ama4u "!fM9 7a4 'Pimta4 SMit,

Uttuiz Am ?Jtata 1Cuffda 1fa"9 ?IMt(Wt 1-:::eWi:~­

Uttuiz 'Puuda& A'falta"da 1fa"9 SeW19 t?01<7et<vi,

Uttuiz Seu'/""' ?-:::a6a4-?-:::a4ak L.etaleiktt 1fM9 7a/z 7entenai,

Uttuiz Se"'f""' ?-:::a~-?-:::a4ak 'Pozem(t&Ut6u "!fM9 7a4 ?lteudfflc;i«

Utta4 fDeuMtian J:::~ 1fM9 7a4 z:?oz/ie,,ti t?ozttaJUV/t,

Uttu4 A6ae "ifMCJ 7a4 t?oaan 1/1enaW,

Uttuiz p@a 1fM9 7a4 'Pimta4 'Puaa,

Uttu4?lati1fau9 7a4 'Pimta4 ?lteutiuta,

?-:::uCa4~ e&ta. 111eaki ?ltozac;u 1-:::adwt pewiili~

Seuw9a Aetalt ~"tat<:

- LM -

ii

Page 20: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

kura119 bark perusahaan Jasa TKI (PJTKI) yang saling lerrrpar tanggung

JawalJ 1111a ada TKI berrnasalah Setelah beberapa tahu11 kernbalr ke Tanah

Air, TKI diperlakukan sebagai rnenusia kelas dua, di bandara diperas dan

111e11galarni berbagai persoalan lainnya.

fVlel1l1al problernatrka TKI tersebut, seharus11ya pemerr11tah lebrh

n1emper1·1at1kan Para calon TKI, terlebih jika rne11e11gok a11gka slalistrk

menyangkut TKI Data yang dirniliki oleh Konsorsiurn Pernbelaan Buruh

fVligra11 Indonesia (kopburni), selama bula11 Januari-April 2001 terjadi

4

I 114 5L'L' r'asus pelar1ggaran hak asasr rnanusra (HAfVI) terhadap TKI. (Adurn

Dasukr, 1999)

Dari jurnlah tersebut, tercatat 10 orang rneninggal saat bekerja dan 69 orang

lagi rnengalami pernerkosaan dan penganiayaan Seda11gka11 LSfVI Ce11ter for

!11clo11es1a fV11g1a11t Workers (ClfVIW) rnencatat selarna Januarr-Aprrl 2001 dr

fVlalaysra tercata 1,5 JU!a buruh trdak berdokurnen, 14.000 dr penJara, 120.000

d1deportas1, 32.000 diberhentikan, dan 6.288 orang ditangkap

nrrp.11www !11ou11es1aMed1a. Comlrubnklmanca 00 June.lit

Dalam kasus TKI yang lain diternukan nama Cer ;atr. Cerra ti adalah seorang

TKW dr Malaysia yang mencoba kabur dari aparternen rnajikannya Ceriati

berusal1a turun darr lantar 15 aparternan rnajikannya karena tidak tahan

terhadap s1ksaa11 yang dilakukan kepadanya Dalarn usahanya untuk turun

Page 21: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Ceriati menggunakan tali yang dibuatnya sendiri dari rangkaian kain.

Usaha11ya untuk turun kurang berl1as1I karena d1a pada lar1ta1 6 dan akh1rnya

harus ditolong petugas pemadam kebakaran setempat. Tetap1 k1sahnya dan

Juga gambarnya (terJebak d1 lanta1 6 gedung bert1ngkat) 111enJad1 head/me

sural kabar indunesia serta Malaysia dan segera rnenyadarkan pemerintah

kedua negara adanya pengaturan yang salah dalam pengelolaan TKI

5

(http· //www. kom pas. com/kom pas-ceta k/0609/30/po I iti k h u kum/2 994 2 85 htnJ)

Ada lagi kasus penyiksaan luar biasa terhadap Nirmala Bonat, buruh migran

perempuan asal Indonesia bulan Mei 2004. Kasus Eka Apri Setiowati yang

d1perkosa dan d1an1aya oleh maj1kannya.

Derita TKI Ceriyat1, Nirmala Bonat, Eka serta masih banyak lag1 patut menJadi

rer1unsiar1 umuk i\1ta sen1ua sudal1 1nelampau1 balas ke111ar1u;sramr '. llulal1

kual1tas derita T Kl, terutama yang 1legal. Uniknya, hal 1tu tak membuat Jera

para TKI Denga11 berdalih gaji yang belum d1bayar atau faktor lain, d1antara

mereka masih tetap bertahan Maka. perlu dipikirkan bagaimana memayungi

TKI yang JUl1llal1nya masih ratusan r1bu orang yang h1ngga k1n1 111e11Jad1

n ke!uarga

http.I/rd. vvrkrpedra.org/wiki/Tenaga Kerja Indonesia

Page 22: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

6

Maraknya kasus-kasus penganiayaan yang banyak membicarakan

pe11de11laa11 ya:1g d1alam1 oleh Tenaga Kerp Indonesia \Tl<I; yang beker1a

diluar 11egeri kl1ususnya pembantu rum ah tangga. Pender taan yang dialamr

TKI seakan tidak ada habisnya, mulai dari tempat penampungan sebelum

mereka diberangkatkan ke luar negeri. para calon TKI harus menunggu lama

jadwal keberangkatan yang tidak pasti, tidur berjejalan dengan sesama Tl<I

yang larn. makan seadanya, serta masalah kesehatan yang tidak

diperhatikan. Bahkan mereka harus memberikan sejumlah uang ke PJTKI

tempat mereka ditampung. Meskipun sudah memberikan sejumlah uang,

rnereka harus rnenunggu job di luar negeri dengan ketidakpastian, itupun

JOb yang rnereka clapatkan hanya sebagai pembantu rumah tangga.

Aclanya kasus-kasus penganiayaan terhaclap TKI dapat menimbulkan

berbaga, kec,e111asa11 pacla para calon TKI yang akan berangkat ke luar

negerr Para calon TKI banyak mengalami kecemasan dengan banyaknya

masalah yang mereka hadapi saat berada clipena111pu11ga1 serta dengan

hilnyciknyci c:11ccimcin terhciclap TKI di luar negeri

1----~·----~

1 SYl1ffiiF t,,HT1/\V'SrT1i:; ~ ~t1 -~,:~,,,,,. -- ' Kecemasan clapat dilihat clari beberapa respoh yang'lJerm'aear\~'m'acafri'Baik'

-'--~--v·~-~~-.~-M•~,o~,.,,_

respon secara fisrk maupun psikis dari TKI tersebut. Respon fisik yang

clitimbulkan seperti keringat yang berpercikan, clenyut jantung berclebar

kencang, kepala pusing, rng1n mual, hilang nafsu makan, clan lain

sebaga1nya Seclangkan respon psikis seperti takut akan terjacli bahaya,

Page 23: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

7

hilang kepercayaan diri. tidak dapat tenang. ingin lari dari menghadapi

suasana keh1dupan dan lain sebaga1nya. Namun, berita penganiayaan

terhadap TKI tidak banyak mempengaruhi kejiwaan calon TKI bahkan

minatnya menjadi TKI di luar negeri semakin kuat, mereka menganggap

bahwi1 kasus-kasus tersebut dijadikan pelajaran dan pengalaman yang

berharga untuk para TKI. Mereka memiliki keyakinan bahwa tidak semua TKI

bernasib sama. Para calon TKI percaya bahwa nasib setiap manusia berada

d1 tangan Tuhan

Keyak111an sangat berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu

untuk melakukan aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar

IJelal<.1wg !\eyak1na11 cl1nila1 111empuya1 unsur kesuc1an, sena ketaatan

Keterkaitan 1n1 akan memberi pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu

Sebal1l\llya agama Juga sebagai pemberi harapan bagi pelakunya Seseorang

yang melaksanakan per111tah agama umumnya karena aclanya suatu l1arapan

terhaclap kasih sayang Tuhan kepadanya. Agama clapat menjadi suatu

sumber dukungan emosional, sebagai roda clari positive minterpretation and

growth. atau sebagai taktik dalam mengahadapi sumber stres (Carver &

Schier 1989)

Pada saat 1ndiv1clu terkena stress, ia clapat berpaling pada agama, karena

agarna be11ungs1 sebaga1 sumber clukungan emos1, sebaga1 s1asat coping

yang akt1f sifatnya

Page 24: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

8

Lazarus dan Folkman; Moss; Tyler (dalam Pargament, Ensing, dkk, 1990)

mengatakan umumnya coping dipandang sebagai suatu proses yang dialami

seseorang dalam memahami dan menghadapi berbagai tuntutan yang

s1gn1flkan ba1k secara personal ataupun s1tuasional.

Folkman d;m Lazarus mengatakan, bahwa coping adalah segala usaha

secara kognitif atau behavoiral untuk menguasai, mengurangi, atau

iJetiJc1ga1 tur1tulan-tu11tuta11 yang ada \dala111 R1c2. hJ99; Cuµ111g

terbagi pada dua t1pe strategi yaitu: Problem-solving Coping dan Emotion­

Focused Coplllg (Taylor, 1999)

Proble111-Solvlllg Copl!lg berfokus pada masalah mencakup bert1ndak

langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan

dengan so\usi. Contohnya, menyusun jadwal kegiatan harian untuk

menghindari tumpukan tugas perkuliahan Emotion-Focused Coping merujuk

µada iJei1Jaga1 uµaya untuk 111engurang1 berbaga1 reaks1 emos1onal negat1fe

terhadap stress. Contohnya, melakukan relaksasi, mencari rasa nyaman dari

orang 1a1n, atau mendekatkan din kepada Tuhan.

Berbagai bentuk coping dapat 111e111inimalisir situasi stress . salah satunya

adalah dalam bentuk religius. yang disebut dengan Copin9 Religius.

Page 25: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

9

Copmg Relig1us adalah salah satu metode coping yang menggunakan

pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka

hadap1. Copmg religtus mempengaruh1 pola kogn1tif seseorang saat mencari

suius1 cicda;r, ,·1ie;1giladap; s1tuas1 sui1t yang d1hadap1nya da11 dapat

men1ngkatkan religiusitas seseorang (Pargament. 1997)

Belavich (Graham 2001) mengatakan bahwa religi memainkan peran yang

penting dalam mengatasi stress. Dua sumber coping relig us yang biasanya

dilakukan adalah prayer dan faith in God (berdoa dan berserah diri pada

Tuhan)

Hal 1n1 sesuai dengan OS. Al A'raaf (7) ayat 128

"Musa berkata kepada kaumnya: 'Mahon/ah pertolongan kepada Allah dan

bersa/Jarlah. sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah: dipusakakan-Nya

kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-f\lya. Dan kesudahan

yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa ...

Cup111:; 1dtylll::o J;yak1111 dapat membuat seseorang merasakan ketenangan

dalam menghadapi berbagai permasalahan. lndividu dengan coping religius

Page 26: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

yang t1ngg1, serta dengan kadar keimanan seseorang menentukan kadar

kece111asam1ya. se111ak1n t111gg1 imannya, semakin rendah kecemasannya

(Pargament, 1997)

10

Spilka Shaver. dan Kirkpatrick mencatat tiga peran religi dalam coping

process yaitu menawarkan makna kehidupan. 111emberikan sense of control

terbesar dalam mengatasi situasi.

Beberapa penel1t1 Juga menJelaskan copmg re/tgws secarn eksklus1f adalah

sebagai bentuk dari emotion-focused coping. lndividu lebih menyukai kembali

kepada Tuhan untuk memohon pertolongan pada saat stressful. Diyak1111 oleh

kebanyaka11 111d1v1du. melibatkan diri dalam keg1atan relig1us dapat

menenangkan perasaan yang cemas dan distress pada mdividu yang

mengala111i stressful (Pargament, 1997). Dalam Al-Quran d1sebutkan pula

bahwa dengan mengingat Allah, jiwa manusia akan menjadi tenang. Hal ini

terdapal claiam t1rman Allah, yang artmya

"(yaitu) orang-orang) yang /Jeriman dan hati merel<a menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. lngatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati

menjadi tenteram ... Seseorang yang mencintai dan kembali kepada Tuhan

diyakini membantu seseorang dalam menghadapi masa sulitnya dengan lebih

ba1k.

Page 27: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

11

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang hendak diteliti dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kecemasan subyek saat belum diberangkatkan

ke luar negeri dan menjalani hari-hari di penampungan?

2 Bagaimana gambaran Coping religius yang mereka lakukan saat

berada di penampungan?

3. Baga1mana peranan copmg re/1gws terhadap pe11a11ggula11ga11

kecemasan?

1.3. Pembatasan Masalah Penelitian

Mengingat kompleksnya masalah yang akan diteliti, maka penulis memiliki

satu batasan

1. Coping re/igius yang dimaksud adalah proses saat individu berusaha

menangani dan menguasai situasi penuh stress yang menekan akibat

ciar r masalah yang sedang dihadapi. dengan bentul~ pengamalan baik

berupa sikap maupun tindakan dari keberagamaan seseorang.

2. Kecemasan yang dimaksud merupakan reaksi psikologis individu

sctelal1 me11galam1 suatu peristiwa. Rasa cemas seperti proses

emos1onal lainya terjadi, baik disadari maupun tidaf, disadari oleh

111dividu. Rasa cemas adakalanya tampak dalam geJala-geJala sepert1

Page 28: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

takut, ngeri lemah, terancam, khawatir dan lainnya, yang muncul

bersamaan, dan biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada

tubuh seperti jantung berdebar-debar, keringat din~Hn.

1.4. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut, yaitu: "Bagaimana coping religius yang

dilakukan calon TKI dalam mengatasi kecemasan?".

Mengapa copl!)g religllls digunakan oleh calon TKI dalam mengatasi

kecemasan?

1.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peranan coping

religius dapat membuat seseorang tenang atau menghilangkan kecemasan

d1saat seseorang berada dalam permasalahan.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan

konstribusi pemikiran yang bersifat teoritis dan praktis dalam wacana

ps1kolog1s. Manfaat teont1s yang d1maksud adalah memberikan masukan

12

Page 29: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

aplikasi teori dilapangan guna memperluas wacana psikologis terutama

mengenai peranan coping relights apakah dapat membuat tenang atau

meghilangkan kecemasan.

Sedangkan yang bersifat praktis d1antaranya .

1 Sebaga1 sebuah gambaran pada masyarakat tentang solus1 yang harus

dilakukan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi

2 Menambah wawasan penulis khususnya dan para pembaca umumnya

tentang peranan coping religius terhadap kecemasan para calon TKI

3. Dapat d1gunakan oleh berbagai pihak sebagai langkah preventif bila

mengalami kecemasan.

1.6. Sisternatika Penulisan

13

Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi yang

dibahas da.lam proposal skripsi ini, maka penulis mengemukakannya dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Menguraikan tentang latar belakang pengambilan

judul. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan

masalah. tujuan dan manfat penelitian, dan sistematika penulisan

Page 30: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

14

Kajian pustaka yang tentunya membahas teori 1entang coping

religius. agama sebagai coping religius, faktor-faktor yang

mempengaruhi coping religius, jenis-jenis coping religius, dan Juga

rnembahas teori kecemasan, deflnisi kecemasan, sumber

kecemasan, dan penanggulangan kecemasan serta kerangka

berp1kir

Metode penelitian yang mencakup pendekatan dan metode

penelitian, variabel penelitian dan operasional penelitian, subyek

per1el1t1an. pengumpulan data. tek111k anal1sis dan 111terpretas1 data

serta prosedur penelitian.

Hasil Penelitian. Terdiri dari deskripsi umum subyek penelitian,

ana11s1s kasus subyek dan analis1s antar kasus

Kesimpulan Diskusi dan Saran Menjelaskan kesimpulan

penelitian, diskusi hasil penelitian dan saran yang dapat

Jipcrhatikan oleh berbagai pihak yang terkait dengan penelitian

Page 31: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1. Coping Religius

2.1.1. Definisi Coping Religius

Coping re/1gius terd1r1 dari dua kata, yaitu copl/lg dan re/1gws, mas1ng-mas1ng

111e1111!1f,1 pe11yert1ar1 sendrri-sendiri. Coping dalam Kamus Psikologi

disebutkan sebagai . "Setiap perbuatan, dimana rndivrdu nelakukan 111teraksr

dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan untuk menyelesaikan masa:a 11

(Chaplin 1995 dalam Kartono:1997).

Lazarus dalam Shelley (1995), mengungkapkan Coping adalah .·"Coping is

the process by which people try to manage the perceived descrepancy

f!erween uie cfemand and resources they appraise //l a stressful/ situation

Lazarus clan Folkman ( 1998). menclef1ms1kan copli7g sebagai"suatu proses

yang dilakukan individu untuk menghadapi atau mengatasi tuntutan dengan

n1e11gyu11ulw11 sum/Jer daya yang dimiliki.

Kartono (2000), coping, Cope berarti : menanggulangi, menguasar,

me11a11ga11i masalah menurut suatu cara (menghindar, melarikan diri.

me11gura1191 kesulitan. dari bahaya yang timbul

15

Page 32: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Sementara. itu Bachtiar Lubis dalam pengantar Psikiatri Klinik (1993)

mengugkapkan coping berarti menanggulangi. mengatasi. Menangani,

berurusan dengan cara yang sebaik-baiknya menurut kemampuan individu

meskipun tidak selalu sukses terhadap masalah-masalah yang dihadap1

16

Copmg Juga dapat diartikan sebagai: usaha untuk mengubah secara konstan

aspek kogn1t1f dan perilaku-perilaku untuk mengelola tuntutan yang d1n1la1

sebagai beban.

Semua definisi di alas dapat disimpulkan dalam satu kesimpulan bahwa

coping adalah pmses saat individu berusaha menanga111 da11 111e11tJuC1sa1

situasi pen uh stress yang menekan akibat dari masalah yang sedang

dihadapi, dengan cara pada dirinya.

Sedangkan, religius adalah "Seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh

keyakinan. seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam

penghayat0n atas agama yang dianutnya".

Se11ada dengan itu. M Djamaludin (1995) mendefinisikan religius sebagai

1Via1111estas1 seberapa Jauh individu penganut agama menyakini. memahami

mengl1ayati, dan mengamalkan, agama yang dianutnya dalam kehidupan

sehari-hari dalam semua aspek kehidupan".

Page 33: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Jalaludin (2001) me11jelaska11 lebih lanjut te11ta11g re/igius vaitu religius

merupakan bentuk pengarnalan baik berupa sikap maupun t111daka11 dar1

keberagarnaan seseorang Religius adalah keadaan dimana individu

rnerasakan dan rnengakui adanya kekuatan tertinggi yang rnenaungi

kehidupan . .rnanusia, dan hanya kepada-Nya rnanusia berqantung dan

berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya kekuatan Tuhan dan

kekuasaan-Nya, rnaka akan semakin tingqi tingkat religiusnya.

17

Coping religius adalah salah satu metode coping yang menggunakan

pendekatan agama dalam mengatasi perrnasalahan yang sedang mereka

hadapi. Coping religius mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari

solusi dalam menghadapi situasi sulit yang dihadapinya dan dapat

menigkatkan religiusitas seseorang (Pargament, 1999).

Berbaga1 situasi stressful dapat 111ernobil1sas1kan respon dalam melakukan

coping religius. Hal ini dapat dilihat dalam penelitian McCroe (dalam

Pargament 1997) McCroe mengemukakan dari mekanisrne coping yang

digunakan individu pada saat dihadapkan pada tiga kategori kejadian yaitu

kehilangan, bahaya, dan tantangan. Ternyata hasilnya adalah dari 28

mekanisme coping, keyakinan digunakan sebagai mekanisme coping

rnenempatl urutan kedua dengan persentase 75% untul< kejadian bahaya,

Page 34: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

menempati urutan ketiga pada kejadian kehilangan (72%), dan yang paling

sedikit digunakan pada saat menghadapi tantangan (43%).

18

Dan yang lebih mengejutkan, pada beberapa penelitian rrenunjukan bahwa

pada wan1ta, agama lebih membantu mereka dalam men9atasi masalah

(Nei9hbors, dkk, 1983; Bijur, dkk 1993; Conway, 1985-19136; Ellison, 1991;

Ferraro & Koch, 1994, Pollner, 1989) Misalnya pada penelitian Feltey &

Poloma mengenai religious experience pada wanita dan pria ditemukan

bahwa wanita merasa lebih dekat dengan Tuhan (Beit-Hallahmi & Argyle,

1997) Hasil penelitian Conway (1985-1986) terhadap 65 wanita yang

mempuyai masalah dalam pengobatan, bahwa sebanyak 91 % mengatakan

berdoa sebaga1 mekanisme coping.

Peran aga1:na sangat efektif dalam proses coping seseorang dalam

mengatas1 s1tuas1 stress d1 keh1dupannnya. Telah banyak pula pe11el1t1a11

yang dilakukan mengenai penggunaan coping sebagai respon individu

terhadap keadaan yang stressful, misalnya penelrtran yan!~ d1lakukan oleh

Koening. Hays. George. dkk (dalam Azizah. 2003) mengenai hubungan

antara agama, kesehatan fisik, dukungan sosial, dan symptom depresif.

Penelitian diatas membuktikan bahwa pada saat individu dihadapkan pada

situasi stressful atau perasaan tidak nyaman, disitulah terjadi proses coping

Page 35: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

19

religius. Coping religius adalah persepsi dimana dukungan dan petunjuk dari

Tuhan saat menghadapi masalah.

Dan def1111s1-defin1si diatas, maka penulis mengambil kesimpulan coping

religius adalah proses saat individu berusaha menangani dan menguasai

situasi penuh stress yang menekan akibat dari masalah yang sedang

dihadapi seseorang, dengan cara melakukan atau mengamalkan perbuatan

dalam bentuk pengamalan baik berupa sikap maupun tindakan yang sesuai

dengan agamanya. Dan juga menangani masalah atau mengatasi segala

bentuk permasalahan yang dihadap1 dengan cara melakul~an perbuatan­

perbuatan religius dalam bentuk pengamalan baik berupa sikap atau tindakan

dari keberagamaan seseorang.

2.1.2. Agama Sebagai Coping

Menurut Pargament, bagi sebagian besar orang, agama merupakan suatu

orientasi filosofis penting yang mempengaruhi pemahaman mereka mengenai

dunia, selain itu mereka juga dapat memahami serta dapat menahan

penderitaan dan kenyataan yang sedang dihadapi (Azizah, 2003).

Pargament, dkk, (dalam Azizah, 2003) menjelaskan bahwa ada tiga cara

d1rnana agarna dapat dibedakan dalam coping, yaitu:

Page 36: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

20

1. Agama dapat menjadi bagian dari tiap-t1ap elemen proses coping

Kejadian dalam hidup pasti di dalamnya terdapat hal-hal yang bersifat

keagamaan. Baik itu pernikahan, perceraian, pengalarnan mistis, dll.

Dalam agama pula dapat ditemukan makna hidup atau sumber kejelasan

dari suatu keJadian hidup yang dapat menjadi penialain yang religius.

Sebagai contoh: pada peristiwa bencana alam yang tengah sering dilanda

pada saat ini, hampir semua individu mengambil makna dalam suatu

peristiwa ini sebagai bagian dari rencana Tuhan. agar kita lebli1

mendekatkan d1ri kepada Tuhan.

2. Agarna dapat memberi kontribusi pada proses coping

Beberapa dapat menunjukkan bahwa agama dapat berkontribusi dalam

proses coping Sebagai contoh: pada penelitian yang dilakukan oleh

Universitas Miami, mengatakan bahwa pendekatan kepada agama sangat

membantu dalam mengatasi penyakitnta pada para penderita HIV AIDS

(Donnelly, 2006).

3. Agarna dapat menjadi hasil dari proses coping.

Agama lebih disuka1 untuk digunakan ke dalam coping bagi orang yang

menganggap agama sebagai aspek menonJol yang paling besar dari

pe111ahama11 mereka akan diri dan dunia daripada coping bagi orang yang

kurang beriman (dalam Park, Komunikasi Personal, 2003). Survey yang

dilakukan oleh Priceton Religion Research Center tahun 1987 pada orang

dewasa mengenai berbagai kejadian dalam hidup diasosiasikan dengan

Page 37: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

21

laporan menigkatnya keyakinan seseorang. Keyakinan meningkat diikut1

dengan kelahiran bayi kesepian dan promosi kerja (dalam Pargament,

1997).

Pargament (1997) menjabarkan ada tiga pendekatan dalam proses coping

religius yaitu self - Directing (keterikatan tradisional pada agama).

Collaborative (Keterpaduan Usaha dengan Takdir Tuhan), dan Deferring

(Keyakinan Bahwa Solusi dari Permasalahan pasti ada yang terbaik untuk

saya menurut Tuhan). Menurut Wong Mc-Donald (dalam l<asberger. 2002).

menjelaskan proses coping religius tidak hanya cukup dengan tiga

pendekatan d1atas namun Juga aspek Surrender (berserah din kepada

Tuhan) juga bisa dimasukkan dalam proses coping.

a Self-Directing

Pargament (1998), menjelaskan metode Self-Directing dalam proses coping

religius adalah

··self-Directing style, the individual advocates action to solve his or her

problems. Individuals who use this style of coping view themselves as people

whom God granted problem solving abilities and resources".

Pendekatan self-directing, secara aktif melibatkan d1ri sendtri dalam

membantu permasalahannya dan tidak hanya terpaku pada bantuan Tuhan.

Page 38: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

22

Peranan self directing dalam coping religius mempuyai dampak yang pos1t1f

dan mempuyai kematangan dalam memecahkan suatu masalah dengan

berpaku pada proses pendekatan agama serta mengikutsertakan peranan

tuhan di kehidupan seseorang (Hathaway & Pargament, 1990).

b. Col!alJ01alive

Pargament (1998), menjelakaskan metode dalam proses coping religius

adalah:

"Collaborative style. neither the individual nor God plays a passive role m the

problem solving process. They both worl< together to resolve the individua 's

problems. God provides an active voice that influences the dec1s1on of his

followers".

Proses Collaborative adalah metode yang paling sering dipakai dalam coping

religius. Salah satu metode coping religius ini menggambarkan keterpaduan

usaha seseorang dengan tuhannya dalam memecahkan permasalahan

hidupnya. Collaborative adalah keterpaduan usaha dengan Takdir Tuhan

Dimana seseorang dan Tuhan saling bekerjasama dan menganggap Tuhan

sebagai partner dalam memecahkan masalah (Pargamem, 1997).

Hal ini dapat dilihat pada penelitian Pargament. Pargament mengemukakan

pengaruh dukungan agama dalam proses coping, yaitu keterikatan emosional

Page 39: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

23

dengan Tuhan, hubungan yang dekat secara spiritual dengan Tuhan, dan

petunjuk Tul1an dalam memecahkan masalah. Ternyata hasilnya bahwa

seseorang yang menggunakan dukungan agama dalam coping religius

mengambarkan pula ia mampu mengatasi permasalahanya dengan baik.

Dalam penelitian Gray and Molock (1999) pada mahasiswa Afrika Amerika

menemukan bahwa, metode collaborative dalam religius coping sangat efektif

dalam menaikan level ketidakharapan dan ide untuk melakukan bunuh diri.

Fabricotore, Handal, Rubio, and Gilner (2004) mengemukakan bahwa

metode collaborative dalam religius coping sebagai alat penghubung antara

beragama dengan menurunkan tingkat stress pada responden yang

mengalami depresi.

c Deferring

Pargament (1998) menjelaskan metode Deffering dalam proses coping

religius adalah:

"Deffering Style, God executes the actual problem solving strategy. Deffering

individuals rely on God to provide a divine sign to tell them which problem

solving approch should be used". Deffering adalah menyerahkan sepenuhnya

alas pencarian solusi dari permasalahan hidup yang dihaclapi kepada Tuhan.

Deferring bersifat pasif, incliviclu menunggu jawaban alas :iolusi masalahnya.

Dalam kenyataannya, proses deferring ini sangat membantu seseorang

dalam mengatasi permasalahan hidupnya (Pargament, 1997)

Page 40: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

24

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Coping Religius

Dalam menentukan strategi coping yang digunakan, terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi pemilihan strateg1 coping itu sendin, (dalam

Yatmi, 2006) yaitu

a. Jenis Kelamin

laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh penggunaannya pada coping

yang terpusat pada emosi. Hanya saja laki-laki cenderung lkabih sering

menggunakan coping yang terpusat pada masalah dibandingkan dengan

perempuan.

b Kepribadian lndividu

Menu rut Lazarus ( 1976), individu dengan tipe kepribad1an internal locus of

control lebih sering menggunakan usaha coping langsung dengan sedikit

usaha suppresion atau menekan, sedangkan pada individu dengan tipe

eksternal locus of control cenderung lebih membuka diri dan tidak menekan

permasalahan yang dihadapinya. Dapat ditarik kesimpulan, tipe kepribadian

seorang individu sangat mempengaruhi strategi coping yang akan digunakan

c. Us1a

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, tidak

ada perbedaan yang signifikan antara subyek berusia muda ataupun berusia

tua dalam menentukan strategi coping yang digunakan.

Page 41: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

25

d. Pend1d1kan

Menurut Billings dan Moss (dalam Holahan & Moss, 1987) subyek dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi sering menggunakan strategi problem

focused coping (coping terpusat masalah), dan sebaliknya pada individu yang

tigkat pendidikannya rendah, akan cenderung menggunakan srtategi emotion

focused coping (coping terpusat emosi) dan akan cenderung menghindar

dalam menghadapi permasalah yang ada. Dari pengertian diatas, pendidikan

yang dimiliki seseorang mempengaruhi srtategi coping seperti apa yang

akan digunakan.

e. Budaya

Pada masyarakat industri, cenderung menampilkan perilaku coping yang

lebih bersifat aktif. Dan sebaliknya, pada masyarakat agraris, cenderung

menampilk·an perilaku coping yang bersifat pasif Pernyataan diatas

menjelaskan, bahwa faktor budaya dimana individu tinggal dan l1idup juga

mernpengaruhi strategi coping yang akan dipakai dalam rnengatasi

permasalahan.

f. Situasional

lndividu yang menganggap stresor dapat ditangani, cenderung memilih

problem focused coping (coping terpusat masalah), dan sebaliknya, jika

individu merasa bahwa situasi yang dihadapi kurang atau tidak dapat

Page 42: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

ditangani dengan baik, maka individu cenderung memilih emotion foused

coping (coping terpusat emosi). Jadi, dalam memilih strategi coping yang

akan dilakukan individu, faktor situasi dam kondisi apa dan bagaimana

permasalahan itu terjadi juga ikut mempengaruhi pemilihan strategi coping

yang akan dilakukan oleh seorang individu dalam mengatasi

permasalahannya.

g. Penilaian Terhadap Tersedianya Dukungan Sosial

26

Strategi coping dengan cara mencari dukungan dari orans1-orang sekitarnya,

cenderung dilakukan pada individu yang menilai bahwa lingkungan yang ada

di sekitarnya mampu untuk memberinya dukungan sosial yang baik.

Sedangkan, strategi coping menghindar, biasanya dilakukan pada 1ndividu

yang kurang memiliki dukungan sosial dari orang-orang disekitarnya.

2.1.4. Jenis-jenis Coping Religius

Menurut Taylor (1999), umumnya ada dua tipe strategi coping, yaitu:

1) Problem-Solving Efforts

Ada usal1a-usaha 1ndividu untuk melakukan hal-hal yang konstruktif

dikarenakan kondisi stressful yang menyakitkan, bahaya, atau

menantang individu. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk

mengatasi situasi stressful yang merupakan tipe ini, antara lain: Planful-

Page 43: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Problem Solving, Confrontive Coping, Seeking Social Support (Folkman

dan Lazarus, Folkman, dkk, dalam Safino, 2002).

2) Emotion Focused

27

Tipe ini melibatkan berbagai upaya coping religius untuk meredakan

sejenak emosi-emosi yang disebabkan oleh peristiwa yang stressful.

Carver, Weintraub, dan Scheier (dalam Sugiarti, 2000), mengemukakan

bahwa turning to religion termasuk dalam strategi coping tipe emotion

focused rnenurut beberapa peneliti tentang coping bahwa agama secara

ekslusif adalah sebagai bentuk dari emotion-focused coping (Pargament,

1997).

Menurut Carver (dalam Azizah, 2003), turning to religion, termasuk dalam

emotion focused coping, dimana individu melakukan perilaku coping dengan

cara kembali berpaling pada agama dalam keadaan ketika sedang

mengalarni stress. Oleh karena itu agarna dapat berfungsr sebagai sumber

dukungan emosi serta solusi untuk mengartikan suatu situasi secara positif

meskipun dapat pula hanya berfungsi sebagai siasat coping aktif.

Menurut Folkman dan Lazarus (dalam Safino, 2002), biasanya individu

menggunakan keduanya, baik tipe Problem-Solving Efforts maupun Emotion

Focused dalam mengahadapi keadaan yang stressful. Diyakini pula bahwa

kedua tipe ini dapat pula digunakan dalarn waktu bersamaan pada saat

individu rnenghadapi peristiwa yang paling stressful.

Page 44: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

28

Dari beberapa hasil penelitian yang telah ada, membuktikan tidak dapat

digeneralisasikan jenis coping yang dipakai pada semua indiv1du, karena

strategi coping yang digunakan oleh setiap individu dapat tergantung dari

kepribadian masing-masing dan sejauh mana tingkat stress dari suatu kondisi

atau masalah yang dialami serta sejauh mana kemampuan individu untuk

menghadapi dan mengatasi permasalahan yang menimbulkan stress tersebut

dengan cara ataupun perilaku yang sebaik-baiknya.

Orang yang tidak merasa tenang, aman serta tenteram dalam hatinya adalah

orang yang sakit rohani atau mentalnya, Tulis H. Carl Witherrington

(M. Buchori).

Agama sebagai keyakinan, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang

terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu

diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul

perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa

diC!ntai atau rasa aman. Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari

kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan.

Agaknya cukup logis kalau setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya

untuk melaksanakan ajaranya secara rutin. Bentukdan pelaksanaan ibadah

agama, paling tidak akan ikut berpengaruh dalam menanamkan keluhuran

Page 45: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

29

budi yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabd1

Tuhan yang setia. Tindakan ibadah setidak-tidaknya akan mmberi rasa

bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Maka, adapun bentuk-bentuk suatu

ibadah sebagai bagian dari coping religius adalah:

1. Zikir

Secara etimologi, kata zikir berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata

Dzakara-yadzkuru yang berarti "ingat". Jadi zikir yaitu suatu pekerjaan

dengan cara mengingat. Lawan dari kata zikir adalah "nisyan" yaitu lupa.

Menurut ilmu jiwa, mengingat atau menyadari adalah pekerjaan Jiwa yang

berhubungan dengan tingkah laku manusia sehari-hari. Pertanyaan yang

timbul sekarang adalah dari manakah ingatan dan kesadaran itu timbul/

Dalam buku Ensiklopedia Nasional Indonesia, zikir berarti ingatan kepada

Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, kemahasucian-Nya,

kemahaterpujian-Nya, dan kemahabesaran-Nya (Ahmad Syafi'i Murad, 1985)

Sedangkan menurut. Mir Valiuddin (1996), zikir adalah senantiasa dan terus

menerus mengingat Allah yang bisa melahirkan cinta kep21da Allah serta

mengosongkan hati dari kecintaan dan keterikatan pada dunia fana mi.

Page 46: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

30

Arti zikir menurut istilah adalah suatu bentuk usaha batiniah dengan melalui

proses panca indera yang sifatnya intelektual dengan sarana menyebut nama

Allah baik secara jahar maupun khofi guna memperoleh kontemplasi tingkat

tinggi.

a. Bentuk-bentuk zikir

Zikir adalah upaya menghubungkan diri secara langsung dengan Allah baik

dengan lisan maupun dengan kalbu atau memadukan keduanya secara

simphoni.

Zikir yang berarti ucapan tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, tadabur, tafakur, dan

pengagungan asma Allah. Bila ucapan itu dibaca dengan niat untuk

membersihkan jiwa dan raga dari rayuan setan dan mengharapkan ridha­

Nya. Maka zikir tersebut akan membekas dalam diri orang yang

membacanya dan akan menentramkan batin dan pikiran (Qomaruddin. 2000)

Dalam praktek sufi dan tarekat, zikir dilakukan sebagai sarana perenungan,

meditasi (muraqobah), dan transendensi (penembusan hakikat, mukasyafah)

b. Manfaat zikir

Salah satu cara untuk menumbuhkan dan mencapai mental yang sehat,

yang melahirkan ketenangan dan kebahagian hidup adalah dengan

banyak berzikir kepada Allah. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam al­

Qur'an surat ar-Ra'ad ayat 28:

Page 47: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

31

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mernka men;ad1 tenteram

dengan mengingat Allah. lngatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah

hati menjadi tenang.

Dalam ayat ini disebutkan bahwa cara memperoleh ketentraman hat1

adalah dengan berzikir kepada Allah. Dengan berzikir kepada Allah

dalam setiap waktu, maka akan tertanam nilai-nilai ilahiyah secara kukuh

dalam . kalbu yang memancarkan kesadaran akan nilai insaniyah,

menguatkan badan, dan membangkitkan hati dan perasaan sehingga

dapat membe1·ikan nilai positif bagi sikap, pandangan dan tingkah laku

seseorang (Ahmad Syafi'i Murad, 1985).

Zikir dapat menimbulkan ketenangan dan kedamaian yang dirasakan,

serta terjadinya penurunan tingkat kecemasan dan kegelisahan akibat dari

seringnya melakukan zikir, terjadinya peluapan emosional (chatharsis)

yang menjadikan seorang merasa terbebas dari ketegangan dan

kecemasan yang menjadikan perasaannya lega, timbul mekanisme

kontrol diri terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi, sehingga

diharapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya, menimbulkan sikap

optimis, penuh harapan, dan keyakinan dalam menghadapi masalah­

masalah yang timbul, dan menjadikan jiwa seseorang menjadi stabil dan

tentram (Hilman Almadi, 2001 ).

Page 48: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

32

2. Shalat

Mushalli adalah orang yang shalat. Shala! secara etimolosJi berarti memohon

(do'a) dengan baik, yaitu permohonan keselamatan, kesejahteraan dan

kedamaian hidup didunia dan akhirat kepada Allah SWT. Sedangkan menurut

istilah, shalat adalah satu perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri

dengan salam beserta mengerjakan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.

Orang yang tekun memiliki kepribadian lebih saleh ketimbang orang yang

tidak mengerjakannya, sebab ia mendapatkan hikmah dari perbuatannya.

Terlebih lagi dinyatakan dalam hadis bahwa shalat merupakan cerminan

tingkah laku individu. Jika shalatnya baik, seluruh perilakunya dianggap baik.

tetapi jika ia buruk, seluruh perilakunya dianggap buruk. Karenanya, shalat

merupakan amalan yang pertama kali dihisab atau dihitung di akhirat kelak

(Abdul Mujib, 2006).

/,J ) ., / / " " .'"

-=-UI ~w ~ J\3 ~')G ~ ~,,,, ~Gi.JI tY ~CJ1 "~ ~b-~ C, J~( J! / / / " /

. ~)· :.._,i;.:. ~ 0.:.W j\ ~ ~.;J\') _.// ' :.../\._.

"Sesungguhnya peri!aku hamba yang pertama ka!i dihisab di hari Kiamat

adalah sha/atnya. Jika shalatnya baik maka ia beruntung clan se/amat, namun

apabila sha/atnya rusak berantakan maka ia rugi dan menyesaf' (HR. al-

Turmudzi, a/-Nasa'i, lbn Majah dan Ahmad dari Abu Hurairah)

Page 49: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

33

a. Bentuk-bentuk Shalat

Bentuk shalat ada dua, yaitu shalat wajib dan shalat sunnah. Pelaksanaan

shalat wajib lima waktu, yaitu Zhuhur, 'Ashar, Maghrib, 'lsya' dan Shubuh.

Sedangkan dalam skripsi ini bentuk shalat sunnah yang akan d1uraikan, ya1tu

shalat sunnah Hajat, Dhuha, lstikharah dan Tahajjud.

1. Shala! Dhuha

Shala! dhuha, yaitu shalat sunnat yang waktunya mulai dari matahari

sepenggalan naik (>07.00) sampai menjelang matahari tegak lurus diatas

bumi (sebelum waktu zuhur datang) dan jumlahnya 12 rakaat dan paling

sedikit 2 rakaat.

Dengan shalat dhuha, didorong oleh keinginan memperoleh rezeki yang

banyak, sebab shalat dhuha dikerjakan pad a saat jam kerja yang efektif

Sembari bekerja, individu senantiasa memohon kepada Allah melalui

shalat, agar diberi rezeki yang banyak, halal dan berkah

2. Shalat Hajat

Shala! sunnat hajat adalah shalat sunnat yang dilaksanakan sendirian,

banyaknya dua rakaat, waktu tidak ditentukan. Seringlah dilakukan, setiap

kali ada yang dicita-citakan atau diidam-idamkan.

Setiap orang mempunyai idaman hati, dambaan atau suatu cita-cita yang

lama diangan-angankannya. Ada orang yang dengan rnudah dapat

menjangkau yang diidamkannya, dan ada pula orang yang dengan susah

Page 50: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

payah berjuang barulah tercapai apa yang diidam-idamkannya. Namun

banyak pula orang yang tidak dapat menemukannya.

Dalam sebuah had is dikatakan: "Dari Abdillah bin Aufa; ia berkata:

34

Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa yang mempuyai dambaan (hajat)

kepada Allah atau kepada salah seorang bani Adam (manusia), maka

hendaklah ia berwudhu dan hendaklah wudhunya itu disempurnakannya

lalu shalat dua rakaat, kemudian pujilah Allah, dan ucapkanlah Shalawat

atas Nabi.

Dengan demikian seorang tidak hanya berusaha dan bekerja dengan

sungguh-sungguh untuk mencapai yang kita idam-iclamkan akan tetapi

kita perJu memperkuat usaha kita clengan shalat clhuha dan cloa.

3. Shalat lstikharah

Shalat istikharah aclalah shalat sunnat dua rakaat yang clilakukan ketika

mengalami kebimbangan clalam menghadapi dua hal yang sulit

memilihnya, karena sama baiknya, tapi berbeda sisi kebaikannya, atau

memilih cli antara clua kebijaksanaan yang suclah jelas arah clan tujuannya

mas1ng-mas1ng.

Cara melaksanakannya seperti melakukan shalat biasa clengan niat untuk

mohon pilihan kepacla Allah, jumlah rakaatnya clua .. waktunya ticlak

clitentukan, kapan saja boleh clilakukan. Namun ada baiknya, jika

clilakukan pacla malam hari (seperti shalat Tahajjucl), di waktu sepi clan

sunyi, agar lebih mantap clan lebih muclah memusatkan perhallan

sehingga clalam memohon kepada Allah benar-benar dapat khusu'.

Page 51: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

35

b. Manfaat Shalat

Pengaruh shalat terhadap psikis amat dirasakan dengan hadirnya

ketenangan dan kedamaian yang muncul ketika pelaksanaan atau setelah

pelaksanaan shalat. Kondisi lunak dan kedamaian jiwa seseorang yang

diciptakan shalat mampu untuk membantu dalam menghilangkan kegelisahan

yang diadukan oleh pasien kejiwaan. Sesungguhnya kondisi lunak dan

damainya ~ejiwaan yang diciptakan shalat biasanya akan terus berlangsung

beberapa lama setelah selesai mengerjakan shalat.

Seseorang yang telah berada dalam kondisi lunak dan damai secara

psikologis terkadang menghadapi beberapa masalah atau situasi yang

memicu munculnya kegelisahan. Namun hal tersebut bisa terbebas dan

terasa longgar karena adanya kedamaian dan ketenangan jiwa yang

dirasakan setelah melaksanakan shalat.

Menurut Haryanto (2001) shalat memiliki efek yang mirip clengan efek obat­

obatan yang disalahgunakan. Misalnya memberikan efek l<etenangan

(depresan), seperti obat bius atau obat penenang. Menurut Chaplin (1986)

Aspek penyaluran berarti pembebasan atau pelepasan ketegangan dan

kecemasan dengan jalan mengalami kembali dan mencurahkan kejadian­

keJadian traumatis di masa lalu.

Page 52: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

36

Setiap orang membutuhkan sarana untuk berkomunikasi, baik dengan dirinya

sendiri, dengan orang lain, dengan alam maupun dengan Tuhan. Komunikas1

akan lebih dibutuhkan tatkala seseorang mengalami masalah. Shalat dapat

dipandang ·sebagai proses penyaluran dan pelepasan, proses l<atarsis atau

l<analisasi terhadap hal-hal yang tersimpan dalam dirinya.

Shalat merupakan sarana hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan-Nya

manusia dapat berdialog secara langsung tanpa perantara dengan sang

pencipta, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan maha kasih sayang, ia setiap

saat dapat senantiasa l<atarsis. Sehingga hal ini akan memberikan efek ia

merasa atau menyadari bahwa dirinya tidak sendirian (lonely), tidak merasa

kesepian, selalu ada yang melihatnya, ada yang memeliharanya, yaitu Allah

SWT. Adanya perasaan ini akan melegakan perasaannya dan akan

membantu proses penyembuhan. Hal ini didukung oleh pendapat Zakiah

Daradjat bahwa shalat, zikir, doa, dan permohonan ampun kepada Allah

merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan pada

ketenangan dan ketentraman jiwa.

lbadah shalat yang dilakukan dengan baik, berpengaruh bagi orang yang

melakukannya. lbadah yang dilakukan akan membawa ketenangan,

ketentraman, dan kedamaian dalam hidup. Manusia yang tenang hatinya,

Page 53: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

tidak akan terguncang dan sedih hati ketika terkena musibah. Dia akan

bersabar untuk menghadapi cobaan.

37

Keadaan yang tentram dan jiwa tenang yang dihasilkan oleh shalat

mempunyai dampak terapeutik yang penting dalam mereclakan ketegangan

syaraf yang timbul akibat berbagai tekanan kehiclupan sehari-hari clan

menurunkan kegelisahan yang cliclerita oleh sebagian orang. Seorang dokter

terkenal berujar: "Komponen ticlur terpenting yang kuketahui selama

bertahun-tahun yang kulalui clalam berbagai pengalaman dan percobaan

ialah shalat. Shala! memang merupakan sarana terpentinQ yang kuketahu1

hingga kini, yang menimbulkan keclamaian clalam jiwa clan membangkitkan

ketenangan dalam syaraf".

3. Doa

Pengertian berclo'a adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah

SWT, tetapi bukan berarti hanya orang yang terkena musibah saja yang layak

memanjatkan clo'a. Sebagai seorang Muslim kita layak berdo'a walaupun kita

clalam keadaan sehat. Do'a merupakan unsur yang paling esensial clalam

ibaclah. Sebagaimana Sabcla Rasulullah saw "Do'a itu ibadah" (H.R. Abu

Daud, Tirmizi, Nasai dan lbnu Majah). "Tiacla sesuatu yang paling mulia

dalam panclangan Allah, selain dari berclo'a kepacla-Nya, sedang kita dalam

keadaan lapang"(H.R. Al Hakim).

Page 54: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

38

Jf"1; r '€:,,. "Dan Tuhanmu berkata, Berdo'a/ah kamu kepada-Ku, Pasti akan

kuperkenankan permintaanmu. Sesungguhnya orang-orang yang

menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam

dalam keadaan hina-dina" (Q.S. Al Mu'min : 60).

a. Manfaat Doa

Doa adalah salah satu bentuk ibadah, bahkan sering dikatakan inti dari

ibadah. Doa merupakan sarana hubungan psikis dan spiritual antara

manusia dengan Tuhan. Melalui doa, disampaikan puji-pujian kepada

Tuhan dan disampaikan pula satu keinginan tertentu kepada-Nya. lbadah

dalam hal ini adalah doa dapat memberikan makna tertentu pada

seseorang, apabila orang itu benar-benar me!aksanakannya dengan baik

dan pen uh kesungguhan (al-Ghazali, 2001 ).

Ditinjau dari segi psikologis bila berdoa dengan sungguh-sungguh,

sepenuh hati dan percaya sepenuhnya akan dikabulkan oleh Allah, tentu

kesungguhan dan kepercayaan yang ada dalam bat1n itu akan

menimbulkan sugesti yang kuat dan dorongan moral yang tinggi untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 55: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Sugesti dan dorongan dari dalam ini merupakan kekuatan psikologis,

kekuatan jiwa atau kekuatan batin yang mempunyai peranan besar dan

penting dalam usaha mencapai suatu tujuan.

39

Berdoa merupakan gambaran dari sikap jiwa berserah diri dari kesadaran

akan kelemahan seseorang sehingga dinyatakan dalam wujud

pengabdian kepada Allah Swt. Doa dapat membentuk pribadi yang tunduk

kepada Allah semata sehingga menyebabkan manusia lebih berani

menghadapi tantangan hidup ini dengan penuh kegairahan dan

membentuk sikap positif terhadap pekerjaan juga motivasi dalam bekerja

(Nashori Fuad, 1985).

4. Membaca Al-Quran

Al-quran menurut bahasa adalah bacaan yang sempurna. Al-Quran

diturunkan sebagai pedoman manusia untuk mengajak kepada ajaran tauhid,

mengajarkan nilai dan sistem baru ideologi maupun kehidupan, menuntut

kepada perilaku positif dan benar yang memuat kebaikan individu

(Muhammad kamil, 2002)

Tilawah adalah kegiatan yang aktif yang dilakukan oleh orang yang beriman

terhadap Al-Qur'an, karena saat itulah otak, lidah dan hati aktif menyatu

untuk merenungi isi Al-Qur'an. Agar otak lebih aktif bersama Al-Qur'an. maka

Page 56: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

40

seseorang harus paham makna ayatnya, minimal memahaminya melalui

terjemahan Al-Our'an. Lidah akan aktif bila dilatih untuk membaca dengan

fasih dan lancar, melalui dengan tahsin tilawah dan talaqi sehingga membaca

satu juz Al-Qur'an hanya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit.

Sebaliknya, jika lidah tidak terlatih dengan baik, maka tilawah satu juz satu

jam atau lebih. suatu kondisi yang terkadang memberatkan seseorang untuk

bertilawah secara rutin. Adapun hati merupakan komponen yang paling vital

dalam tilawah.

Eksperimen yang dilakukan oleh Yayasan Kedokteran lsl21m yang telah

melakukan 210 percobaan pada lima sukarelawan yan~J sehat, tiga laki-laki

dan dua perempuan, masing-masing berusia 22 tahun yang terdiri dari orang­

orang yang bukan beragama Islam dan tidak berbicara dengan bahasa Arab.

Artinya mereka diasumsikan tidak mengerti sama sekali tentang bacaan serta

arti dari al-Quran.

Eksperimen ini membuktikan bahwa pengaruh dari mendengarkan bacaan al­

Quran mampu membuat daya listrik pada otak-otak yang kejang akibat stres

bisa berkurang yang dapat dilihat dari layar monitor komputer (Abdul

Shomad, 2002).

Page 57: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

41

Hasil eksperimen diatas dapat membuktikan 2 hal sekaligus. Pertama fungsi

terapeutik bacaan al-Quran baik dengan membaca sendiri secara lansung,

maupun hanya mendengarkan saja, mampu mengatasi penyakit psikis

maupu fisik. Yang kedua bahwa fungsi terapeutik ini bisa berlaku universal.

2.2. Kecemasan

2.3.1. Definisi Kecemasan

Salah satu fenomena psikologis yang banyak dijumpai dalam kehidupan

manusia adalah kecemasan. Kecemasan adalah reaksi manusiawi yang

paling alamiah dan setiap orang tentu pernah merasa cemas, tetapi bagi

beberapa orang, kecemasan dapat keluar kendali sampai mengacaukan gaya

hidup mereka. !ni biasanya terjadi saat si penderita menjadi sangat ketakutan

terhadap gejala-gejala fisik yang ia rasakan/alami dan mulai menghindari

tempat-tempat dan situasi-situasi yang mereka rasa akan memunculkan

gejala-gejala itu.

Sudah sejak lama para ahli psikologi berupaya untuk menJelaskan mengenai

kecemasan. Secara etimologi kecemasan atau anxiety berasal dari kata-kata

angustus, yang berarti sempit atau terbatas (constricted) dan ango atau anci,

yang berarti mencekik, menahan, atau mengikat (strangle) (Stern, 1964).

Page 58: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

42

Menurut Freud dalam Hall & Lindzey (1993) saat individu menghadapi

keadaan yang dianggapnya mengancam, maka secara umum ia akan

memiliki reaks1 yang biasanya berupa rasa takut. Kebingungan menghadapi

stimulus yang berlebihan yang tidak berhasil dikendalikan oleh ego, maka

ego akan diliputi kecemasan. Kecemasan sebagai tanda peringatan bagi

individu bahwa ia dalam bahaya, merupakan isyarat bagi ego untuk

melakukan. tindakan-tindakan yang tepat.

Selain itu Freud dalam Hall & Lindzey (1993) juga menambahkan bahwa

kecemasan adalah suatu keadaan tegangan dan merupakan suatu dorongan

yang timbul oleh sebab-sebab dari luar. Kecemasan bisa timbul secara

mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari,

kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun.

Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak

sampai letupan kepanikan. Kecemasan merupakan salah satu bagian dari

respon yang penting dalam mempertahankan diri. Sejumlah kecemasan

tertentu merupakan bag·1an dari unsur peringatan yang tepat dalam suatu

spektrum kesadaran, mulai dari tidur-siaga-kecemasan-ketakutan, demikian

berulang-ulang. Kadang sistem kecemasan seseorang tidak berfungsi

dengan baik atau terlalu berlebihan sehingga terladilah suatu penyakit

kecemasan.

Page 59: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

43

Jika kecemasan terjadi bukan pada saat yang tepat atau ~.angat hebat dan

berlangsung lama sehingga menganggu aktivitas kehidupan yang normal,

maka hal ini sudah merupakan suatu penyakit. Penyakit kecemasan sangat

menganggu dan begitu mempengaruhi kehidupan penderitanya sehingga

bisa terjadi depresi. Beberapa penderita memiliki penyakit kecemasan dan

depresi pada saat yang bersamaan, penderita lainnya lebih dulu mengalami

depresi, baru kemudian menderita penyakit kecemasan.

Adapun Kartini Kartono (2002) menyebutkan:

Kecemasan adalah semacam kege/isahan-kegelisahan-kekhawatiran dan

"ketakutan" terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur, dan

mempunyai ciri mengazab pada seseorang. Bila kita merasa bahwa

kehidupan ini terancam o/eh sesuatu-wa/aupun sesuatu yang tidak jelas-,

maka kita menjadi cemas. Kita juga akan merasa cemas apabila kita /\hawalir

kehilangan seseorang yang kila cintai, dan dengan dirinya kita le/ah menjalin

ikatan-ikatan emosional yang kuat sekali. Perasaan-perasaan bersalah dan

berdosa serta bertentangan dengan ha ti nurani, dapat jug a menimbu/kan

banyak kecemasan.

Menu rut Al-lsawi (2005) kecemasan mirip dengan ketakutan dan merupakan

kekuatan pendorong. Kata cemas disini menunjuk pada keadaan yang

memungkinkan terjadinya kejahatan, bahaya, perhatian yang berlebihan,

Page 60: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

45

kesejahteraan organisme seperti ancaman fisik, ancaman terhadap harga

diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan dapat

menimbulkan kecemasan. Linda Dafidoff (1998) mendefinisikan kecemasan

sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan bahaya yang diantisipasi,

termasuk juga ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh bangkitnya

sistem syaraf simpatetik.

Atkinson (1999) menambahkan bahwa kecemasan merupakan salah satu

bagian dari respon yang penting dalam mempertahankan diri. Sejumlah

kecemasan tertentu merupakan bagian dari unsur peringatan yang tepat

dalam suatu keadaan yang berbahaya. Tingkat kecemasan seseorang

memberi pergantian yang tepat dan tak tampak dalam suatu spektrum

kesadaran, mulai dari tidur-siaga-kecemasan-ketakutan, demikian berulang­

ulang. Kadang sistem kecemasan seseorang tidak berfungsi dengan baik

atau terlalu berlebihan sehingga terjadilah suatu penyakit kecemasan. Jika

kecemasan terjadi bukan pada saat yang tepat atau sangat hebat dan

berlangsung lama sehingga menganggu aktivitas kehidupan yang normal,

maka hal ini sudah merupakan suatu penyakit

Kecemasan dapat juga dikatakan sebagai suatu respon yang dapat dipelajari,

menurut teori belajar sosial kecemasan diasosiasikan dengan situasi tertentu

melalui proses belajar. Gad is kecil yang dihukum oleh orang tuanya karena

Page 61: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

46

menentang kehendak mereka dan berusaha memaksakan kehendaknya

sendiri pada akhirnya akan mengasosiasikan ras sakit hukuman dengan

prilaku memaksa. Bila dia memikirkan usaha memaksakan kehendaknya dan

menentang orang tuanya akan mengalami kecemasan. Sedangkan istilah

kecemasar:i dalam psikiatri muncul untuk merujuk suatu respon mental dari

fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam. Secara mendasar

lebih merupakan respon fisiologis ketimbang respon patologis terhadap

ancaman. Sehingga orang cemas tidaklah harus abnormal dalam perilaku

mereka, bahkan kecemasan merupakan perilaku respon yang sangat

diperlukan, ia berperan untuk menyiapkan individu untuk menghadapi

ancaman baik fisik maupun psikologis.

Sela in itu, .kecemasan (anxiety) dapat juga diartikan sebagai perasaan kuatir,

cemas, gelisah dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya

diikuti denan naiknya rangsangan pada tubuh seperti jantung berdebar-debar,

keringat dingin. Kecemasan dapat timbul sebagai reaksi terhadap bahaya

baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari imajinasi saja)

yang sering kali disebut dengan "free-floating anxiety" (kecemasan yang terus

mengambang tanpa diketahui penyebabnya) (Yakub Susabda, 1999).

Kecemasan juga dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (19DO) yaitu manifestasi

dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang

Page 62: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin

(konflik). D'an kecemasan itu sendiri timbul dari konflik di dalam diri individu

terhadap sesuatu yang tidak jelas objeknya.

47

Maesermann membuat batasan terhadap cemas, kecemasan adalah

keadaan tegang yang umum, timbul ketika terjadinya pertentangan antara

dorongan-dorongan dan usaha individu untuk menyesuaikan diri. lni berarti

bahwa cemas tidak lain dari bentuk lahir dari proses emosi yang bercampur

baur, yang terjadi ketika terjadinya frustasi dan konflik-konflik (Mustafa Fahrni,

1997).

Spielberger (dalam Eysenck, 1984) mengatakan bahwa kecemasan adalah

suatu perasaan galau (diffase) yang dirasakan oleh individu yang sifatnya

realistis, dalam arti bahwa perasaan itu timbul dari individu itu sendiri yang

merupakan karakteristik yang dimilikinya, terlepas itu dari stimulus nyata yang

dapat langsung diamati atau tidak.

Dari beberapa definisi di atas maka penulis memberikan satu kesimpulan

bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan mental manusia baik perasaan

kuatir, cemas, gelisah dan takut yang muncul secara bersamaan, yang

biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh seperti jantung

berdebar-debar, keringat dingin, atau semacam '<egelisahan kekhawatiran

Page 63: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

dan "ketakutan" terhadap sesuatu. Kecemasan merupakan suatu keadaan

atau reaksi dasar pada diri seseorang dalam menghadapi situasi yang

dirasakan mengancam atau menganggu dan berbahaya demi ego, dan

timbulnya kecemasan ini dapat disebabkan oleh faktor dari dalam diri

ataupun dari luar individu.

2.2.2. Sumber-Sumber Kecemasan

48

Berbagai macam pernyataan mengenai sumber suatu kecemasan itu muncul,

misalnya saja, menurut Freud sumber kecemasan adalah bahaya yang

berasal dari dunia nyata seperti situasi yang mengarah kepada rasa sakit

tubuh, dan kesadaran akan adanya hukuman yang berkaitan dengan

pelampiasan dorongan, seperti seksual, agresi dan tindakan amoral lainnya

yang dilarang oleh norma budaya. Para psikolog kognitif memusatkan

perhatiannya pada konflik batin antara beberapa harapan, keyakinan, sikap,

persepsi, informasi, konsep-konsep yang mengarah kepada disonasi kognitif

(Davidoff, 1998).

Sedangkan psikolog humanistik menekankan pada konflik mental khususnya

pada sat orang harus memilih gaya hidup yang memuaskan dan bennakna.

Sedangkan psikolog behavioristik menegaskan bahwa sebagian besar

kecemasan adalah akibat pengkondisian (kondisioning), ketika sebuah objek

dari jenis tertentu dikaitkan maknanya dengan pengalaman yang

Page 64: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

49

menimbulkan kecemasan. Oleh karena itu, baik konflik kognisi maupun

situasi yang jelas mengancam dapat menimbulkan kecemasan (Davidoff,

1998). Kecemasan yang terjadi pada individu dapat terjadi melalui suatu

proses yang dimulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal maupun

internal, sampai pada suatu keadaan yang dianggap sebagai ancaman atau

hal yang membahayakan. Spielberger dalam Usman Effendi (1993)

menyebutkan bahwa ada 5 (lima) komponen proses terjadinya kecemasan,

yaitu:

1. Evaiuasi Situation; adanya situasi yang mengancam secara kognitif

sehingga ancaman ini dapat menimbulkan kecemasan

2. Perception of Situation; situasi mengancam diberi penilaian oleh

individu, biasanya penilaian ini mempengaruhi sikap dan pengalaman

individu.

3. Anxiety State of Reaction; individu menganggap bahwa ada situasi

berbahaya, maka reaksi kecemasannya akan timbul. Kompleksitas

respon dikenal sebagai reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan

respon fisiologis seperti denyut jantung dan tekanan darah.

4. Cognitive Reappraisal Follows; individu kemudian menilai kembali

situasi yang mengancam tersebut, untuk itu individu menggunakan

pertahanan diri (defence mechanisme) atau dengan cara

meningkatkan aktivitas atau motoriknya.

Page 65: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

50

5. Coping; proses saat individu berusaha untuk mengatasi

ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan dengan sumber-sumber

pada situasi yang stressful. Coping religius adalah salah satu metode

coping yang menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapi.

2.2.3. Cara Menanggulangi Kecemasan

Ada dua cara utama untuk menanggulangi kecemasan. Cara yang pertama

menitik beratkan masalahnya: idividu menilai situasi yang menimbulkan

kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau

menghindarinya. Kedua, menitikberatkan emosinya: individu berusaha

mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara

langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu. Freud.

menggunakan istilah mekanisme pertahanan (defense mechanism) untuk

menunjukan proses tak sadar yang melindungi seseorang dari kecemasan

pemutarbalikan kenyataan (Rita L Atkinson, 1983:214).

Rudy Hariyono (2000) untuk menanggulangi kecemasan dengan mensyukuri

keadaan diri untuk menekan kecemasan. Seseorang dapat dikatakan

bahagia apabila mereka mau mensyukuri keadaan diri pada saat itu, baik

rezeki yang diterimanya, kesejahteraan hidup maupun kesehatannya. Sikap

inilah yang biasa disebut dengan keadaan hidup sederhana. Selain itu

Page 66: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

51

mendekatkan diri kepada Tuhan juga dapat menanggulangi kecemasan.

Kecemasan disebabkan karena dalam hati dan hidup kita tidak ada

ketenteraman. Orang yang selalu cemas karena dirinya tidak mengenal takdir

nasib dari ~uhan. Orang yang senantiasa hatinya ingat akan pencipta,

makamereka selalu bahagia dalam menikmati hidup. Mereka yakin bahwa

segala hid up dan kehidupannya adalah tergantung oleh Tuhan, ia hanya

mampu berusaha dan berpikir. Hal ini sesuai dengan finnan Allah dalam surat

Ar-Ra'ad ayat 28, yang mengatakan bahwa: " Orang-orang yang beriman dan

hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. lngatlah, hanya

dengan mengingat Allah-lah hati menjadi Tenteram".

Kekhawatiran yang menanggapi jiwa manusia adalah merupakan kelemahan

dari tubuh. Tak dapat kita mengalahkan suatu kelemahan dari tubuh didalam

kekuatan tubuh. Hal ini harus kita berbuat atas kekuasaan Allah. Dann

berdoa adalah yang akan membuka kekuasaan itu. Dengan berdoa, maka

tuhan akan menunjukan kepada kita apa yang harus kita lakukan demi

keberhasilan. (Rudy Haryono, 2000).

2.3. Kerangka Berpikir

Maraknya kasus-kasus penganiayaan yang banyak membicarakan

penderitaan yang dialami oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di

luar negeri khususnya pembantu rumah tangga. Penderitaan yang dialami

Page 67: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

52

TKI seakan tidak ada habisnya, mulai dari tempat penampungan sebelum

mereka diberangkatkan ke luar negeri, para calon TKI harus menunggu lama

jadwal keberangkatan yang tidak pasti, tidur berjejalan clengan sesama TKI

yang lain. Bahkan mereka harus memberikan sejumlah uang ke PJTKI

tempat mereka clitampung. Meskipun suclah memberikan sejumlah uang,

mereka harus menunggu job di luar negeri dengan keticlakpastian, itu pun job

yang mereka clapatkan hanya sebagai pembantu rumah tangga.

Adanya kasus-kasus penganiayaan terhaclap TKI dapat menimbulkan

kecemasan pada calon TKI yang akan berangkat ke luai- negeri. Mereka

banyak mengalami kecemasan clengan banyaknya ancaman terhadap TKI di

luar negeri. Kecemasan dapat dilihat dari beberapa respon yang bermacam­

macam. Baik respon secara fisik maupun psikis dari TKI tersebut Respon

fisik yang ditimbulkan seperti keringat yang berpercikan, denyut jantung

berdebar kencang, kepala pusing, ingin mual, hilang nafsu makan, dan lain

sebagainya. Sedangkan respon psikis seperti takut akan terjadi bahaya,

hilang kepercayaan diri, tidak dapat tenang, ingin lari dari menghadapi

suasana kehidupan dan lain sebagainya.

Namun, berita penganiayaan terhadap TKI tidak banyak mempengaruhi

kejiwaan calon TKI, bahkan minatnya menjadi TKI di luai- negeri semakin

kuat, mereka menganggap bahwa kasus-kasus tersebut dijadikan pelajaran

Page 68: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

53

dan pengalaman yang berharga untuk para TKI. Mereka memiliki keyakinan

bahwa tidak semua TKI bernasib sama. Mereka percaya bahwa nasib setiap

manusia berada di tangan Tuhan.

Keyakinan sangat berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu

untuk melakukan aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar

belakang keyakinan dinilai mempuyai unsur kesucian, serta ketaatan.

Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu.

Sebaliknya agama juga sebagai pemberi harapan bani pelakunya. Seseorang

yang melaksanakan perintah agama umumnya karena adanya suatu harapan

terhadap kasih sayang Tuhan kepadanya. Agama dapat menjadi suatu

sumber dukungan emosional, sebagai roda dari positive reinterpretation and

growth, atau sebagai taktik dalam menghadapi sumber stress.

Pada saat individu terkena stres, ia dapat berpaling pada agama, karena

agama berfungsi sebagai sumber dukungan emosi, sebagai siasat coping

yang aktif sifatnya.

Untuk menanggulangi kecemasan dengan mensyukuri keadaan diri untuk

menekan kecemasan. Seseorang dapat dikatakan baha9ia apabila mereka

mau mensyukuri keadaan diri pada saat itu, baik rezeki yang diterimanya,

kesejahteraan hidup maupun kesehatannya. Sikap inilah yang biasa disebut

Page 69: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

54

dengan keadaan hidup sederhana. Se/ain itu mendekatkan diri kepada Tuhan

juga dapat.menanggulangi kecemasan. Kecemasan disebabkan karena

dalam hati dan hidup tidak ada ketentraman. Orang yang selalu cemas

karena dirinya tidak mengenal takdir nasib dari Tuhan. Orang yang

senantiasa hatinya ingat akan pencipta, maka mereka selalu berbahagia

dalam menikmati hidup. Mereka yakin bahwa segala hid up dan kehidupannya

adalah tergantung oleh Tuhan, ia hanya mampu berusaha dan berpikir. Hal

ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra' ad ayat 28, yang

mengatakan bahwa: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

tenteram dengan mengingat Allah. lngatlah hanya dengan mengingat Allah­

/ah hati menjadi tenteram".

Kekhawatiran yang menghinggapi jiwa manusia adalah merupakan

kelemahan dari tubuh. Tak dapat kita mengalahkan sua1u kelemahan dari

tubuh didalam kekuatan tubuh. Hal ini harus kita berbuat alas kekuasaan

Allah dan berdoa adalah yang akan membuka kekuasaan itu. Dengan

berdoa, maka tuhan akan menunjukkan kepada kita apa yang harus kita

lakukan. Berzikir adalah yang akan membuka rahmat dan pertolongan Allah.

Dengan berzikir, maka Tuhan akan menunjukkan kepada kita apa yang harus

kita lakukan.

Page 70: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

55

Belavich mengatakan bahwa religi memainkan peran yang penting dalam

mengatasi kecemasan. Dua sumber coping yang biasanya dilakukan adalah

prayer and faith in God (berdoa dan berserah diri pada Tuhan). Hal ini sesuai

dengan QS. Al A'raaf ayat 128, yang artinya:

"Musa berkata kepada kaumnya: "Mohan/ah pertolongan kepada Allah dan

bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepuyaan Allah; clipusakakan-Nya

kepacla siapa yang dikehenclaki-Nya clari hamba-hamba-Nya. Dan kesuclahan

yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa."

Beberapa peneliti juga menjelaskan coping religius secara ekslusif adalah

sebagai bentuk dari emotion-focused coping. lndividu lebih menyukai kembali

kepada Tuhan untuk memohon pertolongan pada saat stress. Diyakini oleh

kebanyakan individu, melibatkan diri dalam hal religius dapat menenangkan

perasaan yang cemas dan distress pada individu yang mengalami stressful

Dalam Al-Qur'an disebutkan pula bahwa dengan mengingat Allah, jiwa

manusia akan menjadi tenang. Maka, dari itu penulis sangat yakin bahwa

coping religius sangat berperan dalam mengatasi kecemasan yang dialami

oleh para calon TKI saat berada di penampungan.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini penulis sajikan dalam bentuk skema

sebagai berikut:

Page 71: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

56

Skema 2.1

Peranan Coping Religius Terhadap Kecemasan Galon TKI

I Subyek I

• Mendapatkan perlakuan kurang manusiawi saat berada di penampungan

• Ketidakpastian keberangl<atan ke luar negen

• Kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual

I

Adanya respon dalam menghadapi situasi] yang dinilai mengancam

I

I Kecemasan

I I

-~

Fisik Psikis

• Keringat yang berpercikan • Takut akan teqadi bahaya

• Denyut jantung berdebar • Hilang kepercayaan diri kencang • Tidak tenang

• Kepala pusing dan hilang nafsu makan

--I --

Coping religius: Metode coping yang menggunakan pendekatan agama dan mengatasi

permasalahan yang dihadapi

--

-· Self directing Collaborative Deferring

Aktif melibatkan diri Keterpaduan usaha Menyerahkan sepenuhnya atas sendiri dalam membantu dengan takdir Tuhan pencarian solusi dan

permasalahannya dan tidak hanya permasalahnnya yang dihadap1 terpaku pada bantuan Tuhan kepada Tuhan

I I I

Zikir Sha lat Doa

1 Tilawah

mendatangkan membebaskan memperoleh melalui kebahagiaan dari penyakit hasil yang pasti tantangan hidup

batin dengan tegar

I I I I

I hati menjadi tenang dan tenteram J

Page 72: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

BAB3

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini disusun sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana coping

religius para calon TKI saat berada dipenampungan Maka menurut hemat

peneliti, pendekatan yang lebih tepat digunakan adalah kualitatif.

Terdapat dua pendekatan untuk memperoleh data dalam penelitian di bidang

sosial yakni kualitatif dan kuantitatif. Dalam pemilihan pendekatan, bukan

karena salah satunya lebih baik, melainkan karena pendekatan yang dipilih

memang sesuai dengan masalah penelitian dan paling tepat untuk menjawab

masalah (Poerwandari, 2001 ).

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat mendeskripsikan perilaku

manusia yang kompleks. Brannen (dalam Alsa, 2004) menegaskan bahwa

pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah rnakhluk yang aktif

yang mernpuyai kebebasan, kemauan yang perilakunya hanya dapat

dipahami dalam konteks budayanya, dan yang perilakunya tidak didasarkan

pada hukum sebab akibat. Oleh karena itu, logis kalau penelitian yang

rnenggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami obyeknya,

57

Page 73: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

tidak untuk menemukan hukum-hukum, tidak untuk mernbuat generalisasi,

melainkan mambuat ekstrapolasi.

58

Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang dif[Unakan untuk

memahami geja/a perilaku nyata dan emosi manusia menurut penghayatan

individu atau melalui sudut pandang subyek penelitian. 1\11elalui pendekatan

ini, peneliti dapat memahami suatu gejala dengan lebih mendalam dan lebih

terperinci tanpa dihambat oleh batasan-batasan variabel. Da/am pendekatan

ini, dihasilkan dan diolah data yang sifatnya deskriptif, seperti traskrip

wawancara, catatan lapangan, gambar foto, rekaman video, dan sebagainya

(Poerwandari, 2001 ).

Menurut Bogdan dalam Poerwandari (2001)

studi kasus adalah kajian yang rinci atas dasar satu latar atau satu orang

subyek atau satu tempat penyimpanan dokumen. Penelitian studi kasus

tersebut dipilih karena lebih akomodatif terhadap peneliti dan informannya

untuk sa/ing kerjasama, saling menghormati, saling berinteraksi, dan saling

membantu (Wijaya, 1996).

Menurut Gay dalam Sevilla, at. al (1997) metode deskriptif adalah kegiatan

yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau

menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang

Page 74: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

berjalan dari suatu pokok penelitian. Penelitian deskriptif ini bertujuan

menggambarkan suatu keadaan atau satu fenomena tertentu berdasarkan

data-data yang diperoleh.

59

Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk

studi kasus yang bersifat deskriptif ini adalah : pertama, tujuan penelitian ini

diwarnai oleh adanya interaksi di antara realitas. Kedua, menurut hemat

penulis, untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai bagaimana

peranan coping religius terhadap kecemasan calon TKI.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasi'onal Variabel

lstilah variabel selalu ada dalam setiap penelitian F.N. Kerlinger dalam

Suharsimi Arikunto (1992) menjelaskan bahwa variabel adalah symbol atau

lambang yang padanya kita lekatkan bilangan atau nilai. Dalam penelitian ini

yang berperan sebagai independent variabel adalah kecemasan dan

dependent variabel adalah coping religius

Dalam penelitian ini definisi operasional yang dipakai untuk kedua variabel

penelitian adalah sebagai berikut:

1. coping re/igius yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala tindakan

dan perilaku seseorang yang berdasarkan pada keyakinan agamanya,

Page 75: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

60

dengan tujuan untuk menyelesaikan masalahnya dengan meminta

bantuan kepada Tuhan-Nya.dengan bentuk-bentuk coping religius seperti

zikir, shalat, membaca Al-Quran, berpuasa, berdoa dll.

2. Kecemasan yang dimaksud dalam penelitian ini adcdah kecemasan yang

dapat dilihat dari beberapa respon yang bermacarn-rnacam. Baik respon

fisik maupun psikis. Respon fisik yang dapat ditimbulkan seperti keringat

yang berpercikan, denyut jantung berdebar kencani;1. kepala pusing,

hilang nafsu makan, dan lain sebagainya Sedangkari respon psikis

seperti takut akan terjadi bahaya, hilang kepercayaan diri, tidak dapat

tenang.

3.3. Subyek Penelitian

penelitian ini menggunakan teknik pengarnbilan subyek dilakukan dengan

teknik purposive sampling (subyek bertujuan). Dalam penelitian kualitatif tidak

ada ketentuan baku berkaitan dengan minimal jumlah subyek yang harus

dipenuhi, artinya jika data yang diperoleh sudah cukup mendalam, dan

subyek dianggap sebagai responden l<ey (subyek kunci/utama) dalam

penelitian, maka dapat diambil dalam jumlah kecil. Jadi dalam penelitian ini

subyek yang diteliti berjurnlah tiga orang TKI yang berada di penampungan

PT. Hasamuri Abadi yang beralamat di Kampung Melayu. Wawancara

dilakukan di tempat penampungan, peneliti melakukan penelitian selam 7 hari

Page 76: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

61

dari jam 09.00 - 04.00. Sampel bergantung pada apa yang ingin diteliti,

tujuan peneliti dalam konteks penelitian, serta dapat dilakukan dengan waktu

sumber data yang tersedia (Poerwandari, 1998)

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menentukan tiga orang TKI yang

dijadikan subyek, dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Usia subyek dibatasi dari 17-45 tahun yang tentunya para calon TKI

b. Pendidikan. Pendidikan subyek dalam hal ini tidak dibatasi dan tidak

ditentukan

c. Pembatasan selanjutnya seperti yang menjadi masa!ah penelitian ini,

calon TKI yang menjadi subyek adalah calon TKI yang mengalami

kecemasan.

3.4. Pengurnpulan Data

3.4.1 Metode dan lnstrumen Penelitian

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

wawancara mendalam sebagai metode utama dan metode observasi yang

bersifat menunjang.

lnstrumen penelitian berkaitan dengan alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini

Page 77: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

menggunakan daftar pertanyaan atau panduan wawancara dan panduan

observasi.

a. Wawancara

62

penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang tidak terstruktur. Teknik

ini dilakukan dengan pertimbangan agar pewawancara lebih leluasa

mengajukan pertanyaan kepada interviewee sehingga informasi yang

selengkap-lengkapnya dapat diperoleh. Hal ini sejalan dengan jenis

wawancara yang diterapkan yaitu wawancara yang mendalam (in-depth

interview). Menurut Kerlinger (1998), bahwa wawancara mendalam adalah

wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara. Namun,

penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur. Pedoman wawancara

yang berisi open-ended question bertujuan untuk menja9a arah wawancara

agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Observasi

Metode pengumpu/an data yang kedua adalah observasi yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat secara

sistematis gejala yang diselidiki (Moleong, 2002). Observasi dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fisik subyek, penampilan subyek

dan sikap subyek selama wawancara berlangsung, termasuk raut muka,

mimik, intonasi, maupun vibrasi suara.

Page 78: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

63

Metode observasi digunakan untuk memperoleh inform<01si perilaku manusia

yang menggunakan tempat-tempat umum baik untuk bersosialisasi maupun

untuk melakukan kegiatan mandiri. Metode ini menggunakan pendekatan

pengamatan obyek yang diamati.

3.5. Teknik Analisis dan lnterpretasi Data

Maleong (2002) menjelaskan analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milah menjadi satuan

yang dapat dikelola, menyintesiskan, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan

apa yang dapat diceritakan kepada orang umum.

Pada bagian pertama, proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan

responden, observasi yang telah dituliskan dalam lembar observasi lapangan,

dan sebagainya. Data-data tersebut tidak lain hanyalah kumpulan kata-kata

mentah yang masih perlu dibaca, dipelajari dan ditelaah lebih lanjut. Untuk

mengubah kata-kata mentah tersebut menjadi bermakna maka penulis

kemudian mengadakan reduksi data.

Page 79: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

64

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggo/ongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan­

kesimpu/an finalnya dapat ditarik/diverifikasi. Penyajian data sebagai

sekumpu/an informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan

dapat dilakukan tergantung pada besarnya data kumpulan-kumpulan catatan

di Japangan, pengkodean, penyimpanan, kecakapan peneliti.

Langkah selanjutnya, adalah menyusunnya dalam satuan-satuan dengan

merinci kompleksitas data menjadi bagian-bagian yang kemudian

dikategorisasikan menjadi berbagai tipologi pada langkah berikutnya, sambil

melakukan pengkodean (coding). Data yang relevan diberi kode dan

penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorisasikan

berdasarkan outline analisis yang dibuat. Kategorisasi dibuat berdasarkan

pada kategori emik (emic category), yaitu struktur atau po/a konseptual dari

responden yang sedang diteliti. Dengan demikian peneliti tinggal memakai

kategori-kategori yang telah ada.

Pada bagian kedua, penu/is membandingkan analisis masing-masing kasus

subyek penelitian untuk menarik benang merah yang menunjukkan

persamaan dan karakteristik pada masing-masing.

Page 80: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Pada bagian akhir, dari semua data yang diperoleh selanjutnya dibuat

kesimpulan atas dasar data-data yang bersifat umum dan memperhatikan

pada data-data yang bersifat khusus. Teknik perbandin~1an yang

berkelanjutan ini berlangsung dengan melalui tahapan, yaitu :

1. Membandingkan butir-butir yang mungkin dimasukkan pada setiap

kategori

2. menggabungkan kategori-kategori beserta ciri-cirinya.

3. memberikan pembatasan pada masing-masing kate~1ori, dan

4. kategori-kategori tersebut kemudian dijadikan determinan pola-pola

sebagai temuan penelitian.

3.6. Prosedur Penelitian

Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini, yaitu:

3.6.1. Prosedur persiapan

65

Sebelum penulis mengambil data di lapangan, terlebih dahulu dilakukan

beberapa persiapan, meliputi: memilih, menjajaki dan kemudian menentukan

responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, kemudian memberi

penjelasan mengenai tujuan penelitian dan memintai kesediaanya serta

menyusun pedoman (guidance) wawancara yang dibuat berdasarkan tinjauan

teoritis yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, sebagaimana

Page 81: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

termuat dalam bab 2, mempersiapkan lembar observasi, tape recorder

sebagai alat bantu atau perekam wawancara dan mempersiapkan

perlengkapan lainnya yang dirasa perlu, sehingga peneliti dapat

mempersiapkan diri dengan matang untuk melakukan penelitian.

3.6.2. Tahap pelaksanaan penelitian

66

Pengambilan data dengan melakukan wawancara, mengobservasi responden

dan melakukan cross ceck melalui wawancara dengan pihak-pihak yang

memiliki hubungan dengan responden, melakukan analisis dokumen pribadi

untuk memperoleh informasi yang mendalam dengan tetap memperhatikan

batasan-batasan yang ada.

3.6.3. Tahap pengolahan data

Hasil wawancara di lapangan yang telah direkam kemudian dipindahkan

secara verbatim ke dalam bentuk naskah (teks). Adapun sistematika

penulisan naskah yang digunakan adalah dengan memilah-milah hasil

wawancara berdasarkan pedoman wawancara. Selanjutnya dianalisis secara

kualitatif, yaitu menggambarkan data dengan kata atau kalimat yang dipisah­

pisah menurut kategori tertentu untuk memperoleh kesimpulan dan gambaran

secara umum.

Page 82: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

67

3.6.4. Tahap analisis

Membandingkan analisis masing-masing kasus subyek penelitian untuk

menarik benang merah yang menunjukkan persamaan dan karakteristik khas

pada masing-masing kasus untuk memudahkan melihat perbedaan

gambaran masing-masing subyek serta dilakukan analis.is dengan berbagai

pendekatar secara keseluruhan. Pada tahap akhir ini, semua data hasil

analisis dibuat kesimpulan dan diinterpretasikan dalam bahasa yang mudah

dipahami.

Page 83: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dijelaskan dan

dipaparkan secara sistematis. Berdasarkan kode etik penelitian yang berlaku,

nama subyek, dan orang yang terkait dalam kasus ini bukanlah nama yang

sebenarnya, tetapi menggunakan inisial saja. Hal ini climaksudkan untuk

menjaga kerahasian data subyek serta pihak yang terkait.

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah tiga orang, dengan karakteristik

subyek yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya, yaitu: individu yang

berusia dari 17-45 tahun yang tentunya berstatus calon TKI, subyek atau

calon TKI berpendidikan tidak dibatasi clan tidak ditentukan, calon TKI yang

menjadi subyek ada/ah calon TKI yang mengalami kecemasan.

Adapun menge11ai waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada

rentang waktu yang telah ditentukan clan disepakati antara penulis dan

subyek itu sendiri, yaitu antara tanggal 05, 07 dan 09 November 2007.

Begitupun mengenai tempat-tempat clan jam guna berlangsungnya penelitian

terlebih dahulu telah penulis sepakati dengan subyek.

68

Page 84: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

69

Untuk lebih jelasnya gambaran umum ketiga subyek dapat dilihat dalam label

berikut ini:

Tabel 4.1

Gambaran umum Subyek Penelitian

I Nam a !:~a Jen is I Pendidi~an I -Kelamin

' I 1 Terakhir 1

NG 25 Perempuan SMP ' '

TW 35 Perempuan SD ---

GL 17 Perempuan SMP ' ' ~-~--

__ L_ - - - ------····-------~--- -- ·--------------·- -·-

~--uku- . ,, Status

-Siogl~ Janda ,

-l----·~-1' I Single I I

3unda

Jawa

3unda

4.2. Analisis Kasus

4.2.1 Kasus NG

Wawancara dengan NG berlangsung di sebuah Mushalla, yang ada dalam

penampungan calon TKI. Wawancara dilakukan di Mushalla tersebut atas

kesepakatan penulis dan subyek. Kala itu, subyek masih menggunakan

mukena atau pakaian shalat khas perempuan sehingga terkesan santai dan

nyaman.

Proses wawancara berlangsung dengan disaksikan oleh teman-teman calon

TKI yang lain. Teman-teman subyek tertarik menyaksikan proses wawancara

namun tidak menghambat subyek untuk bersikap terbuka dan menjawab

Page 85: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

dengan gahlblang dengan dialek khas Sunda, subyek bersikap dernikian

dengan alasan bahwa ia cukup rnengetahui kesulitan dalarn rnenyusun

skripsi sehingga sepantasnya penyusunnya dibantu rneski hanya dengan

kooperatif dalarn proses wawancara ini.

70

Subyek yang berusia 25 tahun ini rnerupakan anak pertarna dari ernpat

bersaudara. Subyek lahir di Sukaburni pada tahun 1982. Saal ini, ia rnasih

berstatus single. Subyek rnerupakan orang tua bagi ke ernpat adik-adiknya.

Dikarenakan kedua orang tuanya telah rneninggal dunia lirna tahun yang lalu,

otornatis subyeklah pengganti orang tua bagi adik-adiknya. Adik keduanya

adalah lelaki, rnenginjak usia 18 tahun dan rnenduduki kelas dua SMU. Yang

ketiga juga lelaki berusia 13 tahun dan rnenginjak kelas dua SMP.

Sedangkan yang bungsu adalah perernpuan dengan usia 10 tahun dan

duduk di kelas ernpat SD. Menurut pengakuan subyek, sernenjak orang

tuanya rneninggal, keadaan ekonorni subyek sangat mernprihatinkan. Subyek

juga adalah topangan hidup dan tulang punggung bagi kehidupan adik­

adiknya. SubYek hanya rnengandalkan upah dari rnencuci baju para tetangga

untuk rnernenuhi kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah adik-adiknya. Hal

ini karena keterbatasan pendidikan yang sangat minim, dan lapangan

pekerjaan yang sangat susah didapatkan. Hal inilah yann tarnpaknya

mernbuat nekad dan motivasi subyek untuk rnenjadi TKI ke luar negeri.

Page 86: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

71

Subyek bertekad mengadu nasib di negeri orang demi untuk ketiga adik-

adiknya agar tetap dapat sekolah yang setinggi-tingginya.

Menurut subyek, menjadi TKI adalah jalan satu-satuny21 untuk subyek agar

dapat menopang kehidupan ketiga adiknya. Kondisi ekonomi yang serba

kekurangan, gaji (penghasilan) yang sangat tinggi seba~1ai TKI dan keinginan

untuk mencari serta mengumpulkan modal menjadi Faktor dominan yang

memotivasi subyek berangkat ke luar negeri untuk menjadi TKI.

Saya teh .. memang niat banget pengen jadi TKI, supaya bisa nyekolahin adek-adek saya, saya teh .. kepengennya mereka jadi orang, supaya hidup enggak susah, biar ajah .. saya yang banting tulang cari duit, asalkan adik saya bisa sekolah. Maka dari itu saya teh .. nekat banget pengen kerja jadi pembantu di luar negeri (Wawancara dengan subyek, 05 November 2007)

Motivasi yang tinggi serta tekad yang kuat, tampaknya membuat subyek

sangat berambisi agar cepat kerja ke luar negeri. Subyek rela menjual

warisan dari orang tuanya yaitu sepetak sawah untuk biaya berangkat ke luar

negeri. Subyek merasakan ketidaknyamanan tinggal di penampungan.

Adanya kebutuhan calon TKI untuk memperoleh pekerjaan di suatu pihak dan

adanya kebebasan pihak PJTKI untuk menentukan biaya penempatan di lain

pihak, menjadikan calon TKI sebagai sumber pemerasan berbagai pihak

pengelola penempatan TKI ke luar negeri.

Page 87: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

72

Terus terang ajah ini mah ... saya teh udah kesel, sama pihak pengelola PJTKI disini..mereka seenaknya ajah .. sering baget mintain duitkita untuk inilah .. untuk itulah .. ya .. saya teh nurut saja yang penting saya cepet-cepet diberangkatkan.

Tekad yang kuat serta motivasi yang tinggi, tak menyurutkan semangat

subyek untuk tetap bertahan di penampungan, walaupun banyak kejadian

dan masalah yang sering kali membuat subyek resah.

Sudah bukan rahasia lagi jika pengiriman TKI ke luar negeri diliputi dengan

beragam persoalan. Mulai dari proses perekrutan ilegal melalui calo yang

sarat dengan indikasi penipuan, pemerasan atau lainnya. Di penampungan,

para calon TKI tak ubahnya seperti di penjara, tidur berdesakan, kadang

masih pula dibebani hutang-hutang untuk kebutuhan sehari-hari.

Ya .. ginilah keadaan saya .. harus kuat sama keadaan di penampungan ini, makan seadanya .. tidur berdesakan .. hareudang (panas),,padahal saya teh .. sudah ngeluarin uang sekian juta, saya juga udah lama banget di penampungan ini .. saya tidak tahu kenapa saya belum juga diberangkatkan

Setiap harinya para calon TKI termasuk subyek, harus bangun pagi-pagi

sekali, para calon TKI di penampungan ini setiap harinyai harus melakukan

kerja bakti untuk memasak nasi, menyapu lantai, mengepel, membersihkan

kaca-kaca jendela dan lain sebagainya.

Saya itu disini..bagun pagi .. untuk kerja bakti..kalaw semuanya udah selesai saya .. cuci baju atau ngobrol kesana-kemari sama teman­teman, ya kadang-kadang ikut sedikit pelatihan dari pihak PJTKI.

Page 88: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

73

Subyek merasakan bahwa adanya ketidakpastian dirinya untuk

diberangkatkan ke luar negeri terbukti subyek sudah lima bulan berada di

penampungan, dengan selalu melakukan aktivitas yang sama setiap harinya.

lni membuat subyek jenuh dan stress. lnilah salah satu efek yang sangat

dominan yang menurut subyek yang menimbulkan kecemasan pada subyek.

Subyek merasa cemas jika setiap kali subyek menanyakan ke pihak PJTKI

kapan subyek diberangkatkan, tidak pernah ada jawaban pasti tentang kapan

diberangkatkan ke luar negeri. Tanda-tanda semacam keringat yang

berpercikan, degup jantung lebih cepat, hingga pikiran sering dipenuhi rasa

ketakutan. Subyek akan lebih cemas lagi ketika ia menyadari subyek sudah

cukup lama di penampungan ini.

Kecemasan yang dirasakan subyek diakui berbuah ketidaktenangan. Subyek

sendiri merasa seringkali tidak tenang dan tentunya senantiasa selalu merasa

was-was ada di penampungan dalam jalani hidup.

Saya sering banget ngerasain .. takut .. saya teh .. takut, kalau-kalau saya tidak diberangkatkan, nanti gimana sama cita-cita saya.

Ketakutan tersebut dijelaskannya seperti, subyek selalu merasakan ketakutan

dan kecemasan amat sangat, ada saja alasan dari pihak pengelola yang

belum juga memberangkatkan subyek ke luar negeri.

Page 89: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Saya enggak ngerti .. kenapa sampai sekarang saya teh .. belum juga diberangkatkan, yang saya tahu .. saya sudah melengkapi semua persyaratan

Respon-respon yang subyek lakukan sangat wajar, mengingat sudah

lamanya subyek berada di penampungan. Selain ketakutan yang di

rasakanny. Subyek juga mengaku cemas akan nasibnya. Pad a dasarnya

subyek merasa tetap yakin jika saja pihak pengelola PJTKI memberikan

jawaban yang pasti. Subyek merasa cemas jika pihak P.JTKI selalu

memberikan jawaban yang tidak pernah pasti, karena kecemasan tersebut,

subyek selalu merasakan resah. Sebagai contoh, subyek sering menangis,

mengurung diri,

Ya .. bagaimana lagi..saya hanya bisanya ceurik (nangis) ya Gusti Pangeran .. kapan saya teh bisa ke luar negeri

Menyikapi faktor kecemasan tersebut, subyek menerapkan perilaku coping

religius. Metode coping yang menggunakan pendekatan agama dalam

74

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Coping re!igius yang dilakukan oleh

subyek di penampungan adalah rajin melakukan shalat lima waktu, sedapat

mungkin subyek melakukan shalat wajib dengan pula melakukan sunnahnya,

subyek juga tidak pernah lepas dari kitab suci al-Quran. Setelah melakukan

shalat subyek selalu membaca al-Quran. Hanya itu yang dapat dilakukan

oleh subyek untuk mengisi hari-hari yang penuh dengan keresahan. Hanya

Page 90: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

75

berserah diri kepada Allah, kerap kali melakukan zikir di tengah malam, saat

subyek melakukan shalat malam.

Menurut subyek, subyek yakin Allah pasti memberi jalan yang terbaik untuk

dirinya. Semua sudah diatur yang di atas. lni terbukti subyek masih tetap

bertahan di penampungan meski sudah lima bulan berada di penampungan.

Saya pasrah ajah lah sama yang di atas .. saya teh sekarang mikirnya ke adek-adek saya, apapun halangannya, apapun rintangannya akan saya jalani dengan tabah, saya yakin Allah pasti ngasih yang terbaik bu at saya .. saya masih tetep nekat pengen ke luar negeri, soalnya saya pengen dapet duit

Berbagai respon coping dapat mernobilisasi situasi stressful, salah satunya

adalah dalam bentuk religius, yang disebut coping religius. Coping re/igius

adalah salah satu metode coping yang menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Coping religius

mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam

menghadapi situasi sulit yang dihadapainya dan dapat meningkatkan

religiusitas seseorang.

Hal inilah yang dirasakan oleh subyek dimana ketika subyek mengalami

ketakutan dan kesedihan, hanya kepada Tuhan mengadu dan meminta

pertolongan. Dengan keyakinan pertolongan pertolongan dari Tuhan inilah

yang membuat subyek masih tetap bertahan di penampungan. Subyek

Page 91: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

76

merasakan hanya dengan kembali dan meminta pertolongan kepada Allah

membuat perasaan subyek tenang, dengan mendekatkan diri kepada Allah

subyek dapat merasakan ketenangan, subyek tetap menjalani hari-harinya di

penampungan dengan kesabaran, meski banyak sekali masalah yang

dihadapinya, namun subyek percaya Allah akan membantunya ini terbukti

subyek tetap bertahan berada di penampungan.

Adapun proses coping religius subyek nampaknya sejalan dengan tiga

pendekatan dalam proses coping religius, sebagaimana yang dipaparkan

oleh Pargament (1999), yaitu:

1. Self- Directing (Keterikatan pada agama)

Subyek yakin dan aktif melibatkan diri sendiri dalam membantu

permasalahannya dan tidak hanya terpaku pada bantuan Tuhan semata.

Peranan self-directing dalam religius coping mempunyai dampak yang

sangat positif bagi subyek dalam memecahkan masalah yang dihadapinya

dengan berpaku pada proses pendekatan agama serta mengikutsertakan

peranan Tuhan di kehudupan individu. lni merupakan sebuah hidayah

terindah bagi subyek.

Selain sama teman saya ... saya juga sering sekali curhat sama yang diatas untuk memohon pertolongan .. ya .. kalau sama teman mah gak bisa ngasih jalan keluar..tapi kalu sama yang diatas saya sangat yakin dan'percaya.

Page 92: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

2. Co/labo_rative (Keterpaduan usaha dengan takdir Tuhan)

Subyek menggunakan metode coping re/igius ini sebagai upaya untuk

memecahkan permasalahan hidupnya. Dikala subyek mengalami

ketidaktenangan dan adanya perasaan takut dalam dirinya, subyek hanya

ingat dan pasrah kepada yang Maha Kuasa.

77

Saya juga gak diem aja sama masalah ini .. bahkan mungkin mulut saya ini sudah busaan .. ngomong terus sama pihak PJTKI kapan saya itu diberangkatkan, tapi mungkin belum waktunya .. saya selalu bangun malam mohon petunjuk sama yang diatas supaya urusan saya dimudahkan

Subyek, banyak mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan melakukan shalat,

membaca Al-Ouran dan berzikir saat subyek bangun di tengah malam untuk

melaksanakan shalat malam. Hal yangn dilakukan oleh subyek dirasakan ada

pengaruh dalam kehidupannya, yaitu subyek merasa adanya perasaan

tenang, dan adanya dampak yang dirasakan oleh subyek, yaitu subyek lebih

dapat bersabar dan subyek yakin Allah akan memberikan jalan yang terbaik

bagi diri subyek.

3. Deferring (menyerahkan sepenuhnya atas pencarian solusi dan

permas,alahan yang dihadapi kepada Tuhan)

Setelah subyek, banyak melakukan berbagai usaha pendekatan kepada

Tuhan, dengan selalu melakukan ibadah-ibadah kepada Allah, subyek pun

hanya dapat pasrah akan nasibnya dipenampungaan, subyek hanya dapat

menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

Sekarang saya harus banyak bersabar .. hanya yang diatas yang dapat membantu masa/ah yang saya hadapi.

Page 93: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

78

Analisis Kasus NG

Dari uraian latar belakang kasus yang terjadi pada subyek, bisa dikatakan

subyek adalah tulang punggung bagi keluarganya, subyek harus menopang

kehidupan ketiga adik-adiknya. Tanggung jawab yang besar, keadaan

ekonomi yang sangat pas-pasan, ketiadaan lapangan pekerjaan adalah

sebuah alasan yang sangat kuat bagi subyek untuk rnengadu nasib di negeri

orang.

Harapan yang tinggi untuk dapat dengan cepat bekerja ke luar negeri

ternyata tidak sesuai dengan keinginan subyek, ia mengalami ketidakpastian

dalam keberangkatannya ke luar negeri. Subyek harus rnenunggu lama

jadwal keberangkatan yang tidak pasti, tidur berjejalan dengan sesama calon

TKI yang lain. Bahkan mereka harus memberikan sejumlah uang ke pihak

PJTKI tempat mereka ditampung. Meskipun sudah memberikan sejumlah

uang, mereka harus menunggu job di luar negeri dengan ketidakpastian.

Dengan adanya problem-problem yang dihadapi oleh subyek, yakni, dengan

keterlambatan subyek untuk diberangkatkan ke luar negeri. Muncullah respon

dalam diri subyek dalam menghadapi situasi yang dinilai subyek akan

mengancam dirinya, yaitu ada perasaan takut dan khawatir selama subyek di

penampungan, membuat subyek semakin mengalami kecemasan dalam

keadaan yang tidak pernah pasti.

Page 94: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

79

Kecemasan itu muncul dan dialami oleh subyek dengan keadaan/jawaban

dari pihak yang bersangkutan yang tidak pernah pasti memberikan jawaban

keberangkatan. Kecemasan subyek terlihat dari berbagai respon yang

dialaminya. Subyek sering mengeluarkan keringat, jantungnya selalu

berdebar kencang, subyek juga merasa takut akan tidak diberangkatkan ke

luar negeri.

Kekawatiran dan perasaan takut yang menghinggapi jiwa manusia adalah hal

yang sangat wajar dan manusiawi dan juga merupakan bentuk kelemahan

dari tubuh .. Tak dapat mengalahkan suatu kelemahan dari tubuh di dalam

kekuatan tubuh. Kecemasan hinggap di jiwa manusia disebabkan karena

dalam hati dan hidup tidak ada ketentraman. Orang yan9 selalu cemas

karena dirinya tidak mengenal takdir Tuhan.

Namun, karena keyakinan serta keinginan yang kuat dari subyek, maka

dalam menghadapi situasi-situasi yang stressful sepe1ii ini, subyek

menghadapi semua tekanan dengan perasaan positif. lni terbukti subyek

masih saja. bertahan di penampungan meski sudah lima bulan.

Hanya dengan berserah diri kepada Tuhan, dengan selalu meminta

pertolongan kepada Allah yang selalu subyek lakukan. Subyek memiliki

keyakinan bahwa semua sudah diatur oleh Tuhan, dan semua ada waktunya.

Page 95: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

80

Skema 4.1

Peranan Coping Religius terhadap Kecemasan NG

I NG I '

• Ketidakpastian subyek diberangkatkan ke luar negeri, dengan sudah lamanya subyek dipenampungan

I

Adanya respon subyek dalam menghadap] situasi yang dinilai mengancam

I

I Ce mas

I I

Fisik Psikis

• Subyek mengeluarkan • Subyek merasakan takut keringat • Subyek merasakan

• Denyut jantung subyek ketidaktenangan berdebar kencang

I ·-

Coping religius Metode coping yang menggunakan

pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapai

--' -

Self directing Collaborative Deferring Subyek mendapat suatu hidayah Subyek berusaha Subyek pasrah dan tawakkal

berupa kesabaran dalam dengan cara dengan sabar menjalani hari-hari mendekatkan diri dipenampungan pada Allah

I I

Zikir Sha lat Doa

l Tilawah

mendatangkan membebaskan memperoleh melalui kebahagiaan dari penyakit hasil yang pasti tantangan h1dup

batin dengan tegar

I I I I

subyek merasakan ketenangan

Page 96: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

4.2.2 Kasus TW

Gambaran Kasus TW

Pada hari dan jam yang telah ditentukan, penulis datang ke penampungan.

Namun sebelum wawancara berlangsung, ternyata subyek sedang asyik

menjahit bajunya yang sedikit sobek di bagian ketiak. Selang lima menit

kemudian, barulah subyek siap untuk memberikan jawaban-jawaban yang

dilontarkan penulis.

Adapun tempat wawancara berlangsung diteras belakang tempat

penampungan yang menurut subyek lebih santai dan leluasa untuk

memberikan jawaban seputar masalah yang terjadi pada dirinya.

81

Subyek yang saat itu mengenakan kaos lengan panjang putih, dipadankan

dengan celana panjang hitam memberikan kesan nyantai dengan memakai

jilbab bergo berwarna putih. Sebelum wawancara dimulai, tidak hanya penulis

yang ada di situ, tetapi saat itu subyek juga ditemani oleh seorang temannya.

Namun hal itu tidak begitu mengganggu proses berlangsungnya wawancara.

Subyek selalu menjawab setiap pertanyaan dengan diiringi senyuman. Hal

ini mengesankan subyek cukup welcome dan terbuka dalam menjawab

pertanyaan penulis. Disela-sela wawancara, subyek selalu mengingatkan

agar pembicaraan yang disampaikan dengan santai saja, tetapi dari jawaban

Page 97: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

82

tersebut justru tidak mengurangi makna dari pertanyaan yang diberikan

penulis.

Subyek bersuku Jawa ini tinggal di Kebumen sejak 35 tahun yang lalu, yakni

sejak ia dilahirkan. Seorang janda cantik dari satu orangi anak laki-laki ini

adalah seorang single parent semenjak 5 tahun yang lalu, yakni tepatnya

semenjak sang suami yang tercinta meninggal dunia akibat kecelakaan.

Wanita yang nada bicaranya ini sangat kental dengan aksen Jawa mengaku

susahnya hidup tanpa sang suami di sampingnya. Subyek harus berjuang

menghidupi anak semata wayang yang kini telah memasuki jenjang

perguruan tinggi.

Menurut pengakuan subyek, alasan mengapa subyek rnenjadi TKI adalah

untuk membiayai sekolah anaknya. Subyek sangat ingin melihat anaknya

yang semata wayang ini dapat lulus dari perguruan tingfJi. Subyek mengaku

bahwa tak dapat mengandalkan gajih pensiunan (aim) suaminya yang hanya

cukup untuk makan sehari-hari

Ya .. wong namanya juga saya ini orang tua tunggal, saya seharusnya bekerja keras supaya dapat mewujudkan cita-cita anak saya yang sedang kuliah ... abisnya piye to mbak .. wong gaji bapake, ora cukup opo-opo. Yang saya harus berkorban untuk anak saya. (Wawancara dengan subyek, 07 November 2007)

Page 98: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

83

Menurut subyek menjadi TKI adalah jalan satu-satunya untuk subyek agar

dapat mewujudkan cita-citanya, agar anak semata wayangnya dapat lulus

dari perguruan tinggi, tujuan yang berorientasi untuk terus memperbaiki dan

meningkatkan taraf hidup dan ekonomi keluarga. Menjadi sasaran paling

utama dan essensial bagi subyek untuk menjadi TKI di luar negeri.

Saya .. yo memang niat banget..buat pergi ke luar negeri .. soalnya saya itu punya cita-cita agar anak saya bisa sekolah yang setinggi­tingginya.

Motivasi yang tinggi serta keingginan yang kuat, tampaknya membuat subyek

sangat ingin bekerja ke luar negeri. Subyek rela meninggalkan anak semata

wayangnya. Subyek juga rela berhutang pada seorang rentenir untuk biaya

menjadi TKI.

Saya ini niat banget to .. mba, pengen jadi TKI di luar negeri soalnya banyak tetangga dikampung saya yang sukses. Saya juga rela to .. mbak, ngutang duit sama tengkulak untuk biaya saya ... abis piye mbak .. gak ada jalan lain wong saya ini orak nduwe duit.

Untuk mewujudkan niat bekerja di luar negeri sebagai Tl<I, subyek berani

untuk berhutang, dan subyek pun harus mengembalikan segalanya harus

ditambah dengan bunga. Sungguh suatu tekad yang luar biasa, demi sebuah

cita-cita.

Page 99: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

84

Subyek merasakan ketidaknyamanan saat berada di penampungan. Adanya

kebutuhan.calon TKI untuk memperoleh pekerjaan di suatu pihak dan adanya

kebebasan PJTKI untuk menentukan biaya penempatan di lain pihak,

menjadikan calon TKI sebagai sumber pemerasan, berbagai pihak pengelola

penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.

Ya .. kesel banget ya mbak .. wong saya juga uang dapet ngutang eh .. malahe duit saya selalu terbuang gitu aja .. pihak PJTKI selalu saja mintain duit saya. Saya ndak ngerti to .. untuk apa tapi saya itu wong deso .. ya manut aja yang penting saya bisa kerja l~e luar negeri.

Tekad yang begitu kuat, tak menyurutkan semangat subyek untuk tetap

bertahan di penampungan, walaupun subyek banyak mengalami kejadian

yang sering kali membuat subyek resah.

Subyek sering menerima perlakuan yang tidak senonoh dari pihak PJTKI.

Ada salah satu oknum yang selalu bersikap kurang ajar pada subyek. lni

terjadi pada subyek mungkin dikarenakan subyek adalah seorang wanita

yang cantik.

Saya kesel banget mba ... Ada tuh, mba' salah satu dari pihak PJTKI yang sering kurang ajar sama saya ... sering nyolek-nyolek. Uh ... geli dan benci banget saya.

Sudah bukan rahasia lagi jika pengiriman TKI ke luar ne9eri diliputi dengan

beragam persoalan, mulai dari proses perekrutan ilegal melalui calo yang

Page 100: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

85

sarat dengan indikasi penipuan, pemerasan atau lainnya yaitu para calon TKI

sering mendapatkan perlakuan yang kurang senonoh.

Di penampungan, mereka tak ubahnya seperti terpenjara, tidur berdesakan,

kadang masih pula dibebani hutang untuk kebutuhan sehari-hari. TKI selalu

bangun pagi-pagi sekali, para calon TKI harus kerja bakti, membersihkan

tempat penampungan, memasak dan setelah kegiatan itu semua selesai,

para calon TKI sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang

mengobrol dengan sesama calon TKI yang lain, ada yang hanya tidur-tiduran.

Saya sudah banyak ngeluarin uang ... saya juga rela tidur sempit­sempitan, makan seadanya, tapi ndak seharusnya mereka bertindak kurang ajar sama saya ... mangnya saya wadon apa

Subyek merasakan bahwa adanya kekurangajaran yang sering subyek

terima, ini terbukti subyek sering diganggu oleh oknum dari pihak PJTKI,

subyek pernah mendapatkan perlakuan pelecehan seksual, subyek (maaf)

dijamah payudaranya. lnilah salah satu efek yang sangat dominan yang

menurut subyek menimbulkan kecemasan yang amat sangat padanya.

Subyek merasa cemas jika setiap kali bertemu oknum tersebut, subyek

sering melihatkan tanda-tanda semacam keringat yang ~;eluar dengan

berpercikan, jantung berdebar dengan kencang, dan kepala menjadi sangat

pusing, hingga pikiran sering sering dipenuhi rasa ketakutan. Subyek akan

Page 101: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

86

lebih cemas dan lemas lagi jika oknum tersebut sudah sangat bertindak

sangat jauh.

Sa ya sering sekali mengalami pusing .. jantung ini seperti mau copot kalau ketemu sama bapak itu ... ad uh saya takut banget

Kecemasan yang dirasakan subyek diakui berbuah keticlaktenangan. Subyek

sendiri merasa seringkali tidak tenang dan tentunya senantiasa selalu merasa

was-was ada di penampungan.

Gimana .. saya ndak takut mbak, siapa yang endak cemas dapat perlakuan seperti itu ..... dasar wong edan.

Ketakutan tersebut dijelaskannya seperti , subyek selalu merasakan

ketakutan dan kecemasan yang amat sangat, ada saja alasan pihak oknum

tersebut untuk berbuat yang tidak senonoh pada dirinya.

Dasar edan ... emangnya dia ora nduwe bojo, kok tega-teganya sama saya.

Respon yang subyek timbulkan sangat wajar, mengingat seringnya

mendapatkan perlakuan yang kurang senonoh, selain ketakutan yang

dirasakannya, subyek juga mengaku sangat cemas akan nasibnya selama

subyek ber.ada cli penampungan tersebut. Pada dasarnya subyek merasa

tetap dapat bersikap biasa jika saja oknum tersebut bersikap wajar saja, tidak

berlebihan. Subyek merasa cemas jika oknum tersebut selalu melakukan

pelecehan seksual, karena kecemasan tersebut, subyek selalu merasakan

Page 102: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

87

takut. Sebagai contoh, subyek sering menangis dan sampai tidak berani

keluar dari kamar, subyek selalu mengurung diri, dan ini sangat menyulitkan

subyek untuk berinteraksi dengan teman-temannya yan9 Jain.

Ya . .wong saya takut banget mbak ... itu orang anehnya selalu ada, jadikan saya lebih baik dikamar aja.

Menyikapi faktor kecemasan tersebut, subyek menerapkan perilaku coping

religius. Metode coping yang menggunakan pendekatan agama dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Coping religius yang dilakukan oleh

subyek adalah berzikir dan berdoa yang subyek lakukan setiap saat, hanya

memohon pertolongan pada Allah subyek kerap kali melakukan zikir /stighfar

setiap saat.

Menurut subyek, subyek yakin Allah pasti akan memberikan pertolongan

pada hambanya yang dizalimi, semua dikembalikan pada Allah. lni terbukti

oknum tersebut dipecat dari pekerjaannya.

Maturnuwun .. ya Gusti, saya lega banget sekara119 .. tuh oran9 dah keluar dari sini.

Berbagai respon coping dapat memobilisasi situasi stressful, salah satunya

adalah dalam bentuk religius, yang disebut coping religius. Coping religius

adalah salah satu metode coping yang menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Coping religius

Page 103: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

88

mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam mengatasi

situasi sulit yang dihadapinya dan dapat meningkatkan religiusitas seseorang.

Hal inilah yang dirasakan oleh subyek. Dimana ketika subyek mengalami

ketakutan dan kesedihan, hanya kepada Tuhan subyek mengadu dan

meminta pertolongan. Dengan keyakinan pertolongan dari Allah inilah yang

membuat subyek tidak takut dan masih tetap bertahan c'i penampungan.

Adapun proses coping religius subyek nampaknya sejalan dengan tiga

pendekatan dalam proses coping religius, sebagaimana yang dipaparkan

oleh Pargament(1999), yaitu:

1. Self-Directing (keterikatan tradisional pada agama)

Subyek aktif melibatkan diri sendiri dalam membantu permasalahanya dan

tidak hanya terpaku pada bantuan Tuhan. Peranan self-directing dalam

coping religius mempuyai dampak yang positif bagi subyek dalam

memecahkan masalah yang dihadapi dengan berpaku pada proses

pendekatan agama serta mengikutsertakan peranan Tuhan dalam kehidupan

individu. lni merupakan sebuah bentuk pertolongan pada subyek.

Saya memang selalu mengajak teman-teman yang ada di penampungan ini untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah ... ya sama siapa lagi kita minta pertolongan kalau bukan sama yang di alas.

Page 104: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

89

2. Collaborative (Keterpaduan usaha dengan takdir Tuhan)

Subyek menggunakan metode coping religius ini sebagai upaya untuk

memecahkan permasalahan hidupnya. Dikala subyek mengalami

ketidaktenangan dan adanya perasaan takut dalam dirinya. Subyek hanya

ingat dan berpasrah kepada yang Maha Kuasa.

Saya sangat merasakan ketenangan setiap kali saya melafajkan zikir, dengan zikir setiap saat saya merasa Tuhan ada didekat saya

Subyek, banyak mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan selalu berzikir, hal

yang dilakukan oleh subyek dirasakan mempuyai peranan yang sangat

berarti dalam hidupnya, yaitu subyek merasa yakin Allah akan memberikan

pertolongan pada hambanya.

3. Deferring (Menyerahkan sepenuhnya atas pencarian solusi dan

permasalahan yang dihadapi kepada Tuhan)

Subyek mempasrahkan segala sesuatunya pada Allal1, subyek yakin Allah

akan memberikan pertolongan untuk hamba yang memohon pertolongan.

Dengan sangat yakin sebagai manusia biasa, kita hanya bisa berpasrah diri, toh saya sudah berusaha dengan selalu melaksanakan perintah agama, kewajiban kita hanya berusaha, Tuhanlah yang menentukan hasilnya

Page 105: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

90

Analisis Kasus TW

Dari uraian latar belakang kasus yang terjadi pada subyek, bisa dikatakan

subyek merupakan tulang punggung bagi anak semata wayangnya, subyek

harus menafkahi kehidupan anaknya.

Tanggung jawab yang besar, keadaan ekonomi yang pas-pasan, ketiadaan

lapangan pekerjaan, serta sebuah cita-cita yang sangat muliya yaitu demi

pendidikan sang anak adalah sebuah alasan yang sangat kuat bagi subyek

untuk mengadu nasib di negeri orang.

Kondisi ekonomi yang serba kekurangan adalah tujuan yang berorientasi

untuk terus memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup dan ekonomi

keluarga menjadi sasaran utama dan ha! yang essensial dari subyek untuk

menjadi TKI di luar negeri.

Harapan yang tinggi untuk dapat dengan cepat bekerja ke luar negeri

ternyata banyak mengalami banyak kendala dan kejadian-kejadian yang tidak

diinginkan. Subyek harus menerima perilaku yang tidak senonoh, tidur

berjejalan dengan sesama calon TKI yang lain. Bahkan mereka harus

memberikan sejumlah uang ke pihak PJTKI tempat mereka ditampung.

Meskipun sudah memberikan sejumlah uang, mereka masih saja

mendapatkan perlakuan yang kurang manusiawi.

Page 106: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

91

Problem-problem yang dihadapi oleh subyek, yakni, selalu mendapatkan

perlakuan yang tidak senonoh dari seorang oknum. Respon subyek dalam

menghadapi situasi yang dinilai akan mengancam dirinya, yaitu ada perasaan

takut dan khawatir selama subyek di penampungan, membuat subyek

semakin mengalami kecemasan ketika mendapatkan perlakuan yang sangat

kurang ajar. Kecemasan itu muncul dan dialami subyek dengan adanya

perlakuan pelecehan seksual dari seseorang oknum yang tidak bertanggung

jawab.

Kecemasan subyek terlihat dari berbagai respon yang dialaminya. Subyek

sering mengeluarkan keringat dingin, jantung yang selalu berdetak kencang,

kepala yang sering pusing, subyek juga merasa takut dengan perlakuan yang

tidak senonoh dari seorang oknum.

Kekhawatiran dan perasaan takut yang menghinggapi jiwa manusia adalah

ha! yang sangat manusiawi dan juga bentuk merupakan bentuk kelemahan

dari tubuh. Tak dapat kita mengalahkan suatu kelemahan dari tubuh di dalam

kekuatan tubuh.

Kecemasan disebabkan karena dalam hati dan hidup tidak ada ketentraman.

Orang yang selalu cemas, karena dirinya tidak mengenal takdir Tuhan.

Namun, karena hanya keyakinan serta keinginan yang kuat dari subyek,

Page 107: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

maka dalam menghadapi situasi-situasi yang stressful seperti ini, subyek

menghadapi semua tekanan dengan perasaan positif. lni terbukti subyek

dapat menanggulagi kecemasan, dan ini tetap membulatkan keyakinan

subyek untuk tetap pergi ke luar negeri.

92

Hanya dengan berserah diri kepada Tuhan, dengan selalu meminta

pertolonga[l kepada Allah yang subyek lakukan. Subyek memiliki keyakinan

atas pertolongan Allah kepada dirinya.

Page 108: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

93

SKEMA4.2

Peranan Coping Religius terhadap Kecemasan TW

I TW I I

• Mendapatkan perilaku yang kurang senonoh dari oknum yang tidak bertanggung jawab

I

Adanya respon subyek dalam menghadapi I situasi yang dinilai mengancam

I

I Cemas

I I

-~

Fisik Psikis

• Subyek mengeluarkan • Subyek merasakan takut keringat • Subyek merasakan

• Denyut jantung subyek ketidakl:enangan berdebar kencang • Gelisah dan was-was

• Kepala pusing

I

Coping religius Metode coping yang menggunakan

pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapai

--I

-· Self directing Collaborative Deferring

Subyek mendapat suatu hidayah Subyek berusaha Subyek pasrah dan tawak kal berupa kesabaran dalam dengan cara dengan sabar

menjalani hari-hari mendekatkan diri dipenampungan pada Allah

-

I I

Zikir Sha lat Doa l Tilawah mendatangkan membebaskan memperoleh melalui kebahagiaan dari penyakit hasil yang pasti tantangan hidu

batin dengan tegar p

I I I

I subyek merasakan ketenangan ·1

Page 109: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

4.2.3 Kasus GL

Gambaran Kasus GL

94

Waktu dilaksanakan wawancara ini, subyek baru selesai melaksanakan

shalat zhuhur. Pada hari itu pula subyek bersedia diwawancarai. Hal ini

dikarenakan subyek tidak terbiasa untuk tidur siang, sehingga pada waktu itu

diharapkan proses wawancara pun akan berlangsung santai dan kondusif

tanpa ada hal-hal yang sifatnya dapat mengganggu berlangsungnya proses

wawancara.

Ketika itu subyek mengenakan baju warna hitam bermotif bunga, diserasikan

dengan celana hitam tiga perempat. Hal ini menambah kesan modis dan

santai dengan rambut agak ikal yang dicat pirang sebahu dibiarkan tergerai.

Subyek yang berusia 17 tahun ini merupakan anak pertama dari dua

bersaudara dari hasil perkawinan orang tuanya yang pertama. Saal subyek

berusia 6 tahun, ibunya meninggal dunia karena suatu penyakit. Oleh karena

itu ayah subyek memutuskan untuk menikah lagi saat usia subyek 15 tahun.

Dari perkawinan yang kedua ini menghasilkan satu orang anak laki-laki yang

sekarang sudah duduk di taman kanak-kanak. Menurut pengakuan subyek,

semenjak ayahnya menikah lagi, pendapatan ekonomi ayahnya menjadi

menurun, hal ini karena menurut subyek, ibu tirinya hanya mengharapkan

materi ayahnya saja. Selain itu, subyek merasa ayahnya tidak mau

membiayai sekolahnya lagi, ayah subyek merasa terbebani dengan adanya

Page 110: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

95

subyek, oleh karena itu, subyek berusaha memenuhi kebutuhan sehari-

harinya dengan cara menjadi buruh upah membuat emping dengan

menghasilkan sehari hanya lima ribu rupiah.

Bekerja sebagai buruh karena keterbatasan pendidikan yang sangat minim,

serta pekerjaan yang sangat susah didapatkan. Hal inilah yang tampaknya

membuat tekad dan motivasi subyek untuk menjadi TKI ke luar negeri.

Menurut pengakuan subyek, alasan mengapa subyek menjadi TKI adalah

untuk membiayai sekolahnya yang tertunda, subyek sangat ingin sekolah

agar nantinya dapat mendapatkan pekerjaaan yang layak. Subyek mengaku

tak dapat mengandalkan ayahnya yang tidak mempuyai uang untuk

membiayai sekolahnya.

Ya .. saya cukup tahu diri mbak, saya ini orang gak punya duit, ya istilah kata aja makan aja susah apalagi untuk biaya saya sekolah .. alasan itulah ken a pa saya mau jadi TKI. .saya pengen sekolah mbak. (Wawancara dengan subyek, 09 November 2007)

Menurut subyek menjadi TKI adalah jalan-jalan satu-satunya untuk subyek

agar dapat mewujudkan cita-citanya, agar subyek dapat melanjutkan

sekolahnya yang tertunda. Tujuan yang berorientasi untuk terus memperbaiki

dan meningkatkan taraf hidup dan ekonomi keluarga rnenjadi sasaran paling

utama dan esensial bagi subyek untuk menjadi TKI di luar negeri.

Page 111: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Memang saya niat banget pengen jadi TKI. .. soalnya dengan jalan seperti itu saya bisa mewujudkan cita-cita saya, agar saya bisa sekolah.

96

Motivasi yang tinggi serta keingginan yang kuat, tampaknya membuat subyek

sangat ingin kerja di luar negeri. Subyek rela meninggalkan ayahnya dan

kampung halamannya. Subyek juga rela menjual warisan tanah dari (aim)

ibunya untuk biaya menjadi TKI. Padahal menurut pengakuan subyek itu

adalah harta satu-satunya yang di miliki subyek, sungguh suatu tekad yang

luar biasa demi sebuah cita-cita.

Terpaksa mbak, saya jual tanah warisan ibu saya .. bagaimana lagi Cuma itu yang dapat membantu saya agar saya bisa berangkat ke luar negen.

Subyek merasakan ketidaknyamanan saat berada di penampungan. Adanya

kebutuhan calon TKI untuk memperoleh pekerjaan di satu pihak dan adanya

kebebasan PJTKI untuk menentukan biaya penempatan di lain pihak,

menjadikan calon TKI sebagai sumber pemerasan oleh berbagai pihak

pengelola penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.

Saya pribadi sangat menyesalkan sikap dari pil1ak PJTKI yang memanfaatkan ketidakberdayaan kami, saya pribadi tidak bisa menolak ataupun melawan dikarenakan saya sangat membutuhkan pekerjaan sebagai TKl..jadi saya patuh aja deh.

Page 112: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Tekad yang begitu bulat, tak menyurutkan semangat subyek untuk tetap

bertahan di penampungan, walaupun subyek banyak mengalami kejadian

yang sering kali membuat subyek resah.

Subyek sering mendapatkan perlakuan pemerasan oleh pihak PJTKI. Ada

salah satu oknum yang selalu memintai uang pada subyek, ini terjadi pada

subyek, mungkin ini dikarenakan subyek terlihat lugu dan pendiam

Saya kesel banget mbakl, ada salah satu oknum dari pihak penampungan, yang sering memeras saya, dia sering mintain duit say a

97

Sudah bukan rahasia lagi jika pengiriman TKI ke luar ne9eri, diliputi dengan

beragam persoalan, mulai dari proses perekrutan ilegal melalui calo yang erat

dengan indikasi penipuan, pemerasan, atau lainya yaitu para calon TKI sering

mendapatkan pihak TKI memeras para ca Ion TKI.

Saal di penampungan para calon TKI tak ubahnya seperti dipenjara, tidur

berdesakan, kadang masih pula dibebani hutang untuk kebutuhan sehari-

hari. Para calon TKI juga dalam menjalani hari-hari mereka, sangat dirasakan

membosankan, karena mereka selalu menjalankan aktivitas yang sama,

mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Menurut pengakuan subyek dalam

menjalankan hari-harinya di penampungan, subyek banyak menghabiskan

waktu untuk membaca buku. Hal ini karena subyek sangat hobi membaca

Page 113: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

98

buku. Selain itu subyek juga menjalani hari-harinya seperti saat subyek

berada di rumah. Subyek mencuci baju, menjalankan tugas pike! harian

seperti: memasak, membersihkan tempat penampungan dan lain sebagainya

Bukannya enak tinggal dipenampungan .. udah ternpatnya begini .. kita juga harus kerja, saya sebenarnya kesel tapi gimana lagi..ini semua harus saya jalani.

Subyek mE'.rasakan bahwa ada oknum di penampungan yang sering meminta

uang pada subyek. lni terbukti subyek sering mendapatkan ancaman dari

oknum tersebui apabila tidak memberi uang. lnilah salah satu efek yang

sangat dominan yang menurut subyek yang menimbulkan kecemasan yang

amat sangat pada subyek. Subyek merasa cemas jika setiap kali dimintai

uang oleh oknum yang bersangkutan, subyek sering rnelihatkan tanda-tanda

semacam jantung yang berdebar, serta tubuh yang lemas, hingga pikiran

sering dipenuhi ketakutan. Subyek akan lebih cemas lagi jika oknum tersebut

sudah mengeluarkan ancaman.

Kecemasan yang dirasakan subyek diakui berbuah ketidaktenangan. Subyek

sendiri merasa sering kali tidak tenang dan tentunya senantiasa selalu

merasa was-was ada di penampungan,

Gimana gak takut, kalau kita dapat perlakuan seperti itu .. emangnya saya ini punya banyak duit apa, dia kan tahu saya jadi TKI karena memang saya itu butuh uang .. eh malah dimintai dasar orang gak punya otak.

Page 114: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

99

Ketakutan tersebut dijelaskannya seperti, subyek selalu merasakan ketakutan

dan kecemasan yang amat sangat. Ada saja alasan pihak oknum tersebut

untuk memeras subyek.

Tuh orang gak mikir apa, saya itu gak punya duit. untuk biaya saja saya harus menjual tanah warisan ibu saya .. gak punya perasaan.

Respon yang subyek timbulkan sangat wajar, mengingat seringnya

mendapatkan perlakuan pemerasan dari pihak oknum yang terkait. Selain

ketakutan yang dirasakannya, subyek juga mengaku sangat cemas akan

nasibnya selama berada dipenampungan. Pada dasarnya subyek merasa

dapat bersikap biasa jika saja oknum tersebut tidak ada per/akuan yang

mengancatn, subyek merasa cemas jika oknum tersebut selalu memeras

dengan perilaku mengancam.

Karena kecemasan tersebut, subyek selalu merasakan takut. Sebagai

contoh, subyek sering menangis dan tidak berani ke luar. lni menyu/itkan

subyek untuk bergaul dengan teman-temannya yang lain.

Sa ya takut mbak, makanya saya gak berani ke/uar .. daripada ketemu sama orang gila, mendingan saya dalam kamar aja

Menyikapi faktor kecemasan tersebut, subyek menerapkan perilaku coping

religius. Metode coping yang menggunakan pendekatan agama da/am

mengatasi permasa/ahan yang dihadapi. Coping religius yang di/akukan o/eh

Page 115: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

subyek adalah berdoa pada setiap melakukan shalat lima waktu, hanya

memohon pertolongan pada Allah subyek selalu memanjatkan doa yang

panjang.

Menurut subyek, subyek yakin Allah pasti akan memberikan pertolongan

pada dirinya. Semua ini subyek serahkan pada Allah semata.

Sebagai mahluk yang bertuhan saya hanya men9harapkan pertolongan Allah, saya yakin Allah akan menolong saya,

100

Berbagai respon coping dapat memobilisasi situasi stressful, salah satunya

adalah dalam bentuk religius, yang disebut coping religius. Coping religius

adalah salah satu metode coping yang menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Coping religius

mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam

menghadapi situasi sulit yang dihadapinya dan dapat meningkatkan

religiusitas' seseorang.

Hal inilah yang dirasakan oleh subyek. Ketika subyek mengalami ketakutan

dan kesedihan, hanya kepada Tuhan subyek mengadu clan meminta

pertolongan. Dengan keyakinan pertolongan clari Tuhan inilah yang membuat

subyek tidak takut dan masih tetap bertahan di penampungan.

Page 116: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

101

Adapun proses coping religius subyek nampaknya sejalan dengan tiga

pendekatan dalam proses coping religius, sebagaimana yang dipaparkan

oleh Pargament (1999), yaitu:

1. Self-Directing (Keterikatan tradisional pada agama)

Subyek aktif melibatkan diri sendiri dalam membantu permasalahanya dan

tidak hanya terpaku pada bantuan Tuhan. Peranan self directing dalam

religius coping mempuyai dampak yang positif bagi subyek dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya dengan berpaku pada proses

pendekatan agama serta mengikutsertakan peranan Tuhan dikehiclupan

individu. lni merupakan sebuah bentuk pertolongan pacla subyek.

Saya gak mau hanya berdiam diri saja .. sebagai manusia kita punya Tuhan untuk memohon ... saya yakin Gusti Pan~1eran mau membantu saya

2. Collaborative (keterpaduan usaha dengan takdir Tuhan)

Subyek menggunakan metode coping religius ini sebagai upaya untuk

memecahkan permasalahan hidupnya. Dikala subyek mengalami

ketidaktenangan clan adanya perasaan takut dalam dirinya. Subyek hanya

ingat clan pasrah kepacla Tuhan.

Subyek, banyak mendekatkan diri kepada Allah, dengan selalu memanjatkan

doa setiap kali selesai melaksanakan shalat lima waktu. Hal yang dilakukan

oleh subyek dirasakan mempuyai peranan yang sangat berarti dalam

hidupnya. Yaitu subyek merasa yakin Allah akan memberikan pertolongan

Page 117: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

102

pada hambanya dan ini mempuyai dampak yang sangat berarti bagi subyek,

subyek merasakan ketenangan dalam menjalankan hari-harinya.

Setiap ha bis shalat saya selalu berdo sama yang diatas .. semoga saya selalu diberikan ketabahan dalam menjalai kehidupan.

3. Deferring (menyerahkan sepenuhnya alas pencarian solusi dan

permas'alahanya yang dihadapi kepada Tuhan)

Subyek mempasrahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, subyek sangat

yakin Tuhan akan memberikan pertolongan pada dirinya,

Saya yakin dengan banyak melakukan ksemua perintah Tuhan , saya akan dibantu, saya serahkan semuanya sama yang diatas mau dibawa kemana hidup saya

Analisis Kasus GL

Dari uraian latar belakang kasus yang terjadi pada subyek, bisa dikatakan

subyek me_rupakan adalah sosok seorang yang sangat bertanggung jawab

pada kelangsungan hidupnya. Subyek adalah sosok seorang yang tidak mau

membebani orang lain, termasuk orang tuanya sendiri. Tanggung jawab pada

kehidupannya, keadaan ekonomi yang sangat pas-pasan, ketiadaan

lapangan pekerjaan, serta sebuah cita-cita yang sangat mulia yaitu subyek

ingin melanjutkan sekolahnya yang tertunda adalah sebuah alasan yang

sangat kuat bagi subyek untuk mengadu nasib di negeri orang.

Kondisi ekonomi yang serba kekurangan adalah tujuan yang berorientasi

untuk terus memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup clan ekonomi

Page 118: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

103

keluarga menjadi sasaran utama dan hal yang essensial dari subyek untuk

menjadi TKI di luar negeri.

Harapan yang tinggi untuk dapat dengan cepat bekeqa ke luar negeri

ternyata banyak mengalami banyak kendala dan kejadian yang tidak di

inginkan. Subyek harus mendapatkan perilaku pemerasan dari pihak yang

terkait, tidur berjejalan dengan sesama calon TKI yang lain. Bahkan mereka

harus memberikan sejumlah uang ke pihak PJTKI tempat mereka ditampung.

Meskipun sudah memberikan sejumlah uang, mereka masih saja

mendapatkan perlakuan-perlakuan yang kurang manusiawi.

Problem-problem yang dihadapi oleh subyek, yakni, selalu mendapatkan

perilaku pemerasan dari seorang oknum terkait. Respon dalam diri subyek

dalam menghadapi situasi yang dinilai mengancam dirinya, membuat subyek

semakin mengalami kecemasan mendapatkan perlakuan tersebut.

Kecemasan itu muncul dan di alami subyek dengan adanya tindakan

pemerasan dari seorang oknum yang tidak bertanggung jawab.

Kecemasan subyek terlihat dari berbagai respon yang dialami subyek.

Subyek sering berdebar-debar jantungnya. Subyek juga merasa sangat takut

dengan tindakan pemerasan yang dilakukan oleh salah satu oknum yang

terkait.

Page 119: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

104

Kekhawatiran dan perasaan takut yang menghinggapi jiwa manusia adalah

hal yang sangat manusiawi dan juga merupakan bentuk kelemahan dari

tubuh. Tak dapat kita mengalahkan suatu kelemahan dari tubuh didalam

kekuatan tubuh. Kecemasan disebabkan karena dalam hati dan hidup tidak

ada ketenteraman. Orang yang selalu cemas, karena dirinya tidak mengenal

takdir dari nasib Tuhan.

Namun, hanya keyakinan serta keinginan yang kuat dari subyek, maka dalam

menghadapi situasi-situasi yang stressful seperti ini, subyek menghadapi

semua tekanan dengan perasaan positif ini terbukti subyek masih saja

bertahan di penampungan. Hanya dengan berserah diri kepada Tuhan,

dengan selalu meminta pertolongan kepada Allah yang subyek lakukan.

Subyek memiliki keyakinan alas pertolongan Allah kepada dirinya.

Page 120: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

105

Skema 4.3

peraan Coping Religius terhadap Kecemasan GL

I GL I I

• Mendapatkan tindakan pemerasan dari pihak yang bersangkutan

I

Adanya respon subyek dalam menghada:=:J situasi yang dinilai mengancam

I

I Cemas

I

Fisik Psikis

• Subyek mengeluarkan • Subyek merasakan takut keringat • Subyek merasakan

• Denyut jantung subyek ketidaktenangan berdebar kencang • Was-was dan gelisah

• Kepala pusing

--Coping religius

Metode coping yang menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapai

·-'

' ' ~-

Self directing Collaborative Deferring Subyek mendapat suatu hidayah Subyek berusaha Subyek pasrah dan tawakkal

berupa kesabaran dalam dengan cara dengan sabar menjalani hari-hari mendekatkan diri dipenampungan pada Allah

~-

I I I

Zikir Sha lat Doa l Tilawah mendatangkan membebaskan memperoleh melalui kebahagiaan dari penyakit hasil yang pasti tantangan hidup

batin dengan tegar

I I

I subyek merasakan ketenangan I

Page 121: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

106

4.3 Analisis Antar Kasus

Dari ketiga subyek tersebut di alas, dapat ditemukan beberapa persamaan

dan tentunya juga perbedaan baik dalam analisis mereka terhadap coping

religius yang mereka lakukan maupun gambaran kecemasan yang mereka

alami saat·berada di penampungan.

Pada ketiga subyek ditemukan persamaan dalam bentuk-bentuk coping

religius yang mereka lakukan. Menurutnya, coping religius mempuyai

perenan dan pengaruh yang sangat luar biasa dalam mengatasi kecemasan.

Jadi, hemat subyek dengan ibadah akan memperbaiki dan mempengaruhi

seseorang saatmencari solusi dalam menghadapi situasi yang sulit yang

dihadapi dan dapat meningkatkan religiusitas seseorang.

Adapun dalam menganalisis faktor yang menyebabkan kecemasan,

nampaknya terdapat sedikit perbedaan antara mereka. Subyek pertama

menganggap faktor yang menyebabkan ia cemas adalah lamanya subyek di

penampungan yang tidak pernah pasti kapan akan diberangkatkan, ada saja

alasan dari pihak PJTKI dalam rnemberikan jawaban, dalam menyikapi faktor

kecemasan tersebut, subyek menerapkan perilaku coping religius, adapun

bentuk coping religius yang subyek lakukan adalah subyek selalu

menunaikan shalat ditengah malam. lni sangat berpengaruh bagi subyek,

subyek merasakan hidup harus sabar. Subyek sadar Allah akan memberikan

Page 122: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

107

yang terbaik baginya. Menurut subyek coping religius yang subyek lakukan

mempuyai pengaruh yang sangat luar biasa. lni terbukti semakin kuat

tekadnya untuk terus bertahan di panampungan.

Pada subyek kedua, kecemasan subyel< nampaknya menimbulkan respon

yang sangat luar biasa. Respon fisik subyek ditandai dengan keringat yang

berpercikan, dengup jantung yang selalu berdebar kencang, kepala pusing.

Respon psikis ditandai dengan subyek selalu ketakutan dalam keseharian,

gelisah dan selalu was-was dalam menyikapi faktor kecemasan tersebut.

Subyek menerapkan perilaku coping religius, adapun bentuk coping religius

yang subyek lakukan adalah subyek selalu berpikir setiap saat.

Sementara pada subyek ketiga, faktor yang menyababkan kecemasan

adalah seringnya subyek mengalami pemerasan dari pihak PJTKI, subyek

sering diminta uang untuk membayar sesuatu yang sebenarnya tidak ada

dalam syarat-syarat dalam keberangkatan ke luar negeri. Dalam menyikapi

faktor kec€'.masan tersebut, subyek menerapkan perilaku coping religius.

Adapun bentuk coping religius yang subyek lakukan adalah subyek selalu

berdoa.

Dengan analisis faktor penyebab yang cukup berbeda, maka wajar saja jika

ketiganya mengalami kecemasan, khususnya terhadap keselamatan dirinya

Page 123: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

108

ketika tinggal di penampungan. Sebab analisis mereka kurang lebih tepat

dengan realitas yang terjadi di penampungan. Hal ini juga didukung bahwa

tempat penampungan tersebut sangat rawan akan kriminalitas.

Kecemasan yang dialami akibat ulah oknum dari pihak PJTKI, sebagai petrel

realitas penampungan calon TKI di Indonesia. Namun dalam menyikapi faktor

kecemasan tersebut, para subyek dapat mengatasi den£1an perilaku coping

religius. Adapun proses coping religius subyek nampaknya sejalan dengan

tiga pendekatan dalam proses coping religius sebagaimana yang dipaparkan

oleh Pergament, yaitu:

1. Self-Directing (Keterlibatan tradisional pada agama)

Apa yang terjadi pada para subyek, para subyek menyadari apapun yang

terjadi pada mereka itu adalah kehendak dari Tuhan, para subyek pun harus

berusaha untuk memecahkan masalah yang mereka had'api

2. Collaborative (Keterpaduan usaha dengan takdir Tuhan)

Para subyek menggunakan metode coping ini sebagai uapaya untuk

memecahkan permasalahan yang dialami. Subyek menyadari mereka harus

ada usaha. Manusia wajib berusaha, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

Page 124: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

109

3. Deferring (menyerahkan sepenuhnya alas pencarian solusi yang dihadapi

kepada Tuhan)

Setelah berbagai usaha yang dilakukan oleh para subyek, subyek hanya

pasrah, bertawakkal, dan menyerahkan segalanya pada Tuhan.

Tabel 4.2

Analisis antar kasus gambaran kecemasan

Gambaran kecemasan ~-q NG T GL -

Fisik

[

Keringat dingin Jantung berdebar

Kepala pusing Hilang nafsu makan

Psikis

Ketakutan

Gelisah

Tidak tenang

Khawatir

...} ...}

...} ...}

...} ...}

Analisis kasus faktor yang menyebabkan cemas

Faktor Penyebab Cemas

Ketidakpastian keberangkatan ke luar negeri

Pelecehan seksual

Pemerasan

NG TW

I

...}

...}

GL

Page 125: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

110

Analisis antar kasus peranan coping rnligius

EBent~k Coping Religius

' Zikir I I - Shala!

Doa

Membaca Al-Qur'an

Pengaruh Coping Religius

--+--~NG_~_ GL __ _

I Subyek s

I tenang

Subyek tenang

Subek tenang

Analisis kasus bentuk coping yang dilakukan

F------------- I Bentuk Coping Religius NG TVV GL ---~··· .

- Zikir Subyek Subyek Subyek

- Shala! melakukan melakukan melakukan

Doa shalat Zikir dengan doa

Membaca al-Quran ma lam kalimat"Allah"

Page 126: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh terhadap ketiga orang subyek, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

Coping religius dilakukan oleh ketiga calon TKI untuk mengatasi

kecemasannya. Adapun perilaku coping religius ketiga subyek bermacam­

macam. Subyek pertama selalu menerapkan shalat malam dalam rnemohon

pertolongan kepada Allah. Subyek yakin dengan melakukan shalat malam, ini

dapat lebih. mendekatkan diri kepada Allah, mengadu dan memohon kepada­

Nya. Maka hati yang tadinya resah gelisah, akan menjadi lega. Dunia yang

tadinya nampak kelabu kini menjadi cerah. Subyek juga merasakan

kesabaran dalam menjalani kehidupan.

Subyek yang kedua yang memang dalam kesehariannya dipenuhi dengan

aktivitas keagamaan ini, selalu menerapkan zikir. Zikir yang subyek lakukan

setiap hari adalah zikir dengan hati yaitu subyek selalu mengingat dan

menyebut kalimat "Allah" dalam hati. lni dikarenakan zikir tersebut tidak

mudah diganggu oleh kesibukan-kesibukan yang dilakukan saat di

111

Page 127: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

112

penampungan. Subyek selalu mendekatkan diri pada Allah sebagai sandaran

kelemahannya. Hal ini yang ditempuhnya berdasarkan pemahaman bahwa

tugas manusia hanyalah berusaha, sementara Tuhanlah yang lebih lanjut

menetukan nasibnya. Bagaimana pun manusia tetaplah makhluk yang lemah

dalam segala hal.

Adapun subyek ketiga relatif sama dengan subyek yang lainnya. Subyek

menerapkan kekuatan doa dalam memohon pertolongan dan karunia Tuhan.

Subyek yakin doa merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah.

Subyek juga sangat yakin dengan doa akan membukakan jalan bagi dirinya

dalam menjalani kehidupan. Adapun doa yang subyek amalkan setiap hari

adalah doa mohon dijauhkan dari kegelisahan, dan himpitan hutang.

Coping religius dilakukan oleh ketiga subyek karena ketiga subyek sangat

yakin coping religius diyakini dapat membuat seseorang merasakan

ketenangan dalam menghadapi berbagai pennasalahan. lndividu dengan

coping religius yang tinggi, serta dengan kadar keimanan seseorang

menetukan kadar kecemasannya. Semakin tinggi imannya, semakin rendah

kecemasannya.

lndividu juga lebih menyukai kembali kepada Tuhan untuk memohon

pertolongan pada saat mengalami berbagai permasalahan dan kondisi-

Page 128: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

113

kondisi yang menimbulkan stress. Diyakini oleh kebanyakan individu,

melibatkan diri dalam hal religius dapat menenangkan perasaan yang cemas

(Pargament, 1997).

Dalam Al-Qur'an disebutkan pula bahwa dengan mengingat Allah, jiwa

manusia akan menjadi tenang. Hal ini terdapat dalam firman Allah, yang

artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. lngatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tenang". Seseorang yang mencintai dan kembali kepada Tuhan diyakini

membantu seseorang dalam menghadapi masa sulitnya dengan lebih baik.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa coping religius

berperan dalam menanggulangi kecemasan yang dialami oleh calon TKI

yang tinggal di penampungan.

Hal ini dikarenakan para calon TKI tersebut mempuyai tekad dan motivasi

yang tinggi untuk menjadi TKL Para calon TKI tersebut juga memiliki

keyakinan dan mereka percaya bahwa nasib setiap manusia berada di

tangan Tuhan. Mereka hanya berusaha agar dapat memperbaiki taraf hidup

dari segi ekonomi.

Page 129: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

114

Hal ini pun didukung oleh Aryo Sudoko, aktivis LSM Perburuhan ketika

diwawancarai oleh Dwi Septiawati Djafar. Tim liputan Ummi, menurut Aryo,

para TKI tetap ngotot kerja di luar negeri, karena empat alasan: pertama,

karena itu adalah hak, "kita tidak bisa melarang orang untuk mencari

pekerjaan" kedua, karena lapangan pekerjaan di Indonesia sempit,

sementarajumlah tenaga kerja terus bertambah. Keti£1a, lemahnya mentalitas

yang membuat mereka prestise bisa bekerja di luar negeri, walaupun saat

dipenampungan terkadang mengalami penderitaan, keempat mereka yakin

pada Tuhan (Dwi Septiawati Djafar, laporan tim liputan Ummi, dalam majalah

wanita ummi: Nasib Buram TKI Kita, 2004).

Hasil penelitian ini menjawab pertanyaan bagaimana peranan coping religius

dalam mengatasi kecemasan dan mengapa coping religius digunakan oleh

calon TKI dalam mengatasi kecemasan.

Coping religius mempuyai peranan yang sangat berarti dalam mengatasi

kecemasan para calon TKI saat berada di penampungan. lni dikarenakan

bahwa religi memainkan peranan yang sangat penting dalam mengatasi

stress atau kecemasan (Belavich, dalam Graham, 2001).

Beberapa peneliti juga menjelaskan coping religius adalah sebagai bentuk

dari emotion-focused coping. lndividu lebih menyukai kembali kepada Tuhan

Page 130: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

115

untuk memohom pertolongan pada saat mengalami masalah. lni diyakini oleh

para subyek dalam penelitian ini bahwa melibatkan diri dalam hal religius

dapat menenangkan perasaan yang cemas. Dalam Al-Quran disebut pula

bahwa dengan mengingat Allah, jiwa manusia akan menjadi tenang.

Para subyek pun mengalami proses coping religius yaitu

Self-Directing, yaitu salah satu metode pendekatan secara aktif melibatkan

diri sendiri dalam membantu permasalahannya dan tidak hanya terpaku pada

bantuan Tuhan. Peranan self-directing dalam coping religius mempuyai

dampak yang positif dan mempuyai kematangan dalam memecahkan suatu

masalah dengan berpaku pada proses pendekatan agama serta

mengikutsertakan peranan Tuhan di kehidupan seseorang.

Proses collaborative adalah metode yang paling sering dipakai dalam coping

religius. Salah satu metode coping religius ini menggambarkan keterpaduan

usaha seseorang dengan Tuhannya dalam memecahkan permasalahan

hidupnya. Sedangkan proses deferring adalah proses menyerahkan

sepenuhnya alas pencarian solusi dari permasalahan hiclup yang di hadapi

kepada Tuhan (Pargament, 1997).

Page 131: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

116

5.3 Saran

Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa coping religius memiliki

peranan terhadap kecemasan yang dialami oleh calon TKI, maka disarankan

kepada:

1. Para calon TKI untuk selalu mendekatkan diri kepadc1 Tuhan tidal< hanya

dalam keadaan mengalami kecemasan akan tetapi diharuskan setiap saat

seorang wajib untuk selalu ingat kepada Tuhan.

2. Untuk pihak PJTKI diharapkan lebih memperhatikan kegiatan agama

dalam penampungan agar para calon TKI memiliki landasan keimanan

yang kuat.

3. Perusahaan PJTKI diharuskan mempunyai program kajian Islam rutin di

dalam penampungan, agar para calon TKI mempunyai kegiatan

keagamaan yang dapat menambah wawasan keagarnaan Galon TKI.

4. Untuk menanggulangi kualitas kecemasan, hendaknya para calon TKI jeli

dalam memilih PJTKI. Hendaknya juga para calon TKI waspada terhadap

bahaya untuk mengantisipasi diri dari hal-hal yang sekiranya orang lain

untuk berprilaku tidak baik.

Page 132: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

DAFT AR PUST AKA

Abdul Shomad, (2002). Mukjizat llmiah Dalam al-Quran. Jakarta: Penerbit Akbar

Abdul, Mujib, (2006). Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Adum, Dasuki. (1999). Faktor-faktor yang Memotivasi Wanita menjadi TKI di Indonesia Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial dan Keluarga (Studi di daerah Kantung Pengiriman TKW di Jawa Timur Malang).

Ahmad Syafi'i, Murad (1985). Dzikir sebagai Pembina Kesejahteraan Jiwa, Bandung: PT. Bina llmu.

Al-Gazali, (1989). Menangkap ke dalam Ruhaniah Pribadi Islam. Jakarta: Rajawali Press.

Atkinson, Rita, L; Atkinson, R. C; & Hilgard, E.R, (1999). Pengantar Psikologi, (2) Nirjanah Taufik, alih bahasa. Jakarta: Erlangga.

Carver, C. S. & Schier, M. F. (1998). Assesing Coping Strategis: A theoritically based approach- Jurnal of Personality and Social Psychology.

Chaplin, J.P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: l'\ajaGrafindo Persada.

Dafidoff, Linda, L. (1998). Psikologi Suatu Pengantar, (Jld. 2), Mari Juniaty (trj), Jakarta: Erlangga.

Departemen Agama Rl.(1989). Al-Quran dan Terjemahan, Semarang: Taha putra

Hall dan Lindzey. (1995). Psikologi Kepribadian 1, Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius

Hasan, Al, Bana. (1996). Dzikir dan Doa yang Dianjurkan Rasul, Jakarta: Media Dakwah.

Hasby, Ash-shidieqie. (1994). "Dzikir dan Doa". Jakarta: l'\uhama.

Page 133: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Hesti R. Wijaya. (1996). Penelitian Berperspektif Gender dalam Jurnal Analisis Sosia/; Analisis Gender dalam memahami persoa/an Perempuan, Ed.Keempat. Bandung: Akatiga.

Hilman, Almadani. (2001 ). "Muhasabah; lmplikasinya ierhadap Kesehatan Mentaf' Skripsi, Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Imam, Nawawi.(2003). Khasiat Dzikir clan Doa Terjemahan Kitab Al Adzkaarun Nawawiyah, Bandung: Sinar Baru Algansindo

Jalaluddin, Rakhmat.(2001 ). Psikologi Agama, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kartini, Kartono. (1998). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.

Kerlinger. Fred, N. (1998). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajafi Mada University Press.

Kristi, E. Poerwandari. (2001) Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 UI.

Maruli, Tobing. Dkk. (1999), Perjalanan Nasib TKl-TKW antara Rantai Kemiskinan clan Nasib Perempuan. Jakarta: Bina Aksara

Mir, Valiuddin, (1996). Dzikir clan Kontemplasi dalam Tasawuf. Bandung: Pustaka Hidayah

Moleong, Lexy J (2000). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mustafa, Fahrni. (1997). Kesehatan Jiwa II, dalam Ke/uarga, Seka/ah clan Masyarakat. Jakarta: Bulan Bintang

Pargament, K .. I. (1997). The Psychology of Religion and Coping: Theory, Research, Practice. New York: The Guilford Press.

Qomaruddin, (2000). Zikir Lisan clan Zikir Ka/bu. Jakarta: PT. Serambi llmu

Rudy, Hariyono. (2000). Mengatasi Rasa Cemas, Rahasia-rahasia Mengatasi Rasa Cemas. Jakarta: Putra Pelajar.

Sarafino, E. P. (1994). Health Psychology" Biopsychology Interaction. USA: Jhon Wiley & Sons, Inc

Page 134: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Sevilla, Cousuello G; at. Al. (1997). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Gunung Mulia.

Stern. (1964 ). The Abnormal Person, New Jersey: Van /\lostrad, Co.

Suharsimi, Arikunto. (1992). Prosedur Penelitian; Suatu F'endekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Effendi, (1993). Pengantar Psilwlogi. Bandung: 1'.\ngkasa Bandung.

Zakiah, Daradjat. (1990). Kesehatan Mental. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Zakiah, Daradjat. (1990). Peranan Agama da/am Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Zakiah, Daradjat. (1996). Sha/at menjadikan hidup bermakna. Ruhama, Jakarta

Internet:

Musyadad (2004) Permasalahan TKI bak benang kusut. Minggu 02 Agustus 2007. From http://www. Indonesia Media. Com/rubrik/manca oo June, ht.

Rajawali Muda Said (2007) TKI berkalang tanah. Rabu, 27 Agustus 2007. From http:/www; Kompas. Com/ Kompas- Cetak/0609/30/ Politik hukum/2994285.htm.

Jarih Ayu (2005). Tenaga Kerja Indonesia. Jumat 29 A~1ustus 2007. From http://Wikipedia. Org/Wiki/Tenaga_Kerja_lndonesia.

Page 135: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Informed Consent

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dengan Hormat,

PENGANTAR

Salam sejahtera kepada saudara/i semoga dalam lindun9an Allah SVVT.

Amin.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini"

Laela Masyitoh

Mahasiswi

Nama

Pekerjaan

Pendidikan

Alam at

S1 Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kampung Utan-Ciputat

Sedang m~ngadakan penelitian sebagai tugas akhir skripsi yang berjudul "

Peranan Coping Religius Terhadap Kecemasan Ca/on TKI". Meminta

kesedian saudara untuk menjadi subyek penelitian saya.

Saya berharap anda berkenan mengisi format sebagai bukti pernyataan

bahwa anda bersedia dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Segala informasi dan data subyek penelitian akan dirahasiakan dan hanya

dipergunakan untuk kepentingan penelitian saja. Atas partisevasinya saya

ucapkan terima kasih

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Jakarta, November 2007

Honnat saya

Laela Masyitoh

Page 136: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Informed Consent

PERNYATAAN KESEDIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Na ma

Usia

Pendidikan

Suku

Menyatakan bahwa:

1. Bersedia untuk dijadikan subyek penelitian yang bersangkutan sebagai

tugas akhir skripsi

2. Saya bersedia untuk memberikan data dan onformasi yang sebenar­

benarnya, sesuai dengan apa yang saya alami.

3. Data dan informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaannya dan

hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian saja.

Jakarta, November 2007

Honnat saya

Page 137: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

Wawancara ke

Subyek

Tempat

1/2/3

LEMBAR OBSERVASI

Tanggal

Jam . s/d .

1. keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar

tempat wawancara

2. Gambaran fisik dan penampilan subyek

3. Ringkasan sikap subyek selama jalanya wawancara (suara intonasi, sikap

tubuh, antusiasme, sikap kepada interviewer dll)

4. ringkasan awal dan akhir wawancara meliputi h21-hal apa saja yang

dilakukan interviewer dan subyek.

5. gangguan dan hambatan selama wawancara.

6. catatan khusus selama wawancara.

Page 138: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

lndentitas subyek

Nama inisial

Usia

Pendidikan

Suku

Urutan dalam keluarga

Alasan berniat menjadi TKI ke luar negeri

Di negara mana Anda akan bekerja

Jumlah tanggungan dalam keluarga

Faktor apa yang menyebabkan menjadi Tkl ke luar negeri

Alasan memilih bekerja di luar negeri

Harapan jika bekerja di luar negeri

Faktor lain yang mendorong bekerja di luar negeri

Page 139: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

PEDOMAN WAWANCARA

1. Dari mana anda mengetahui PJTKI Hasamuri Abadi

2. Kenapa anda memutuskan untuk menjadi TKI ke luar negeri

3. Apa pendapat anda tentang tempat tinggal penampungan anda

sekarang

4. Bagaimana anda menjalani hari-hari anda di penampungan

5. Apa saja yang anda lakukan di penampungan ini

6. Apa anda merasa nyaman tinggal dipenampungan ini

7. Apakah selama anda tinggal dipenampungan ini anda pernah

mengalami suatu kasus

8. Kasus apa yang terjadi pada diri anda

9. Apakah kejadian tersebut mempuyai dampak terhadap anda

10. Kecemasan seperti apa yang anda alami

11. dengan adanya kasus yang anda alami, apakah anda merasakan

dampak pada anda

12. apa respon anda terhadap kasus yang menimpa anda

13. respon fisik dan respon psikis seperti apa yang timbul pada anda

14. Apa yang anda lakukan setelah anda mendapatkan perilaku tersebut

15. Bentuk ibadah seperti apa yang anda lakukan

16. Apakah mempuyai dampak bagi anda

17. Dengan kasus yang menimpa anda, apakah anda masih tetap ingin

menjadi TKI

Page 140: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

DEPA:RTE.iV'.i.i1.,\ A(iA:Il1A UNI VERSITAs' ISLAM NEGEHl {U1r·~) SY ARIF HlDAYATULLAH .JAI<lART A

FAKUL T AS PSIKOLOGJ

JI. Kcrta Mui<ti No 5 Cil·eildc Jr.lrnrta Sclnta'1 15419 Tdp. (021) 7433060 Fax. 74714714

··----... - .............................. _...;;-;,,_..,.__.,_;.......... __ ... ,,~.---~- ........... _;:.;;;;;;;,;;=-=~=-=--"'· ===== r : Un.OL'F7/KM.0 l/ 1rfi, •. 1, /2007 Jakarta, 3(1 Oktober 2007

: Jzin Pe11eiitia11

Kepacla Yth. Manager Personalia PT. HASAMURI ABADI di Bekas1

Assalamu'alaikum \Yr. Wb.

Nam a Tempat/Tgl Lahir Alam at

Laela Mas;;aoh Bakauhetmi,16 April 198.'. Jl.Kamp1;ng Utan- Ciputut

Aclalah benar mahasiswa Fakultas P:;i:rnlogi UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Se111ester Nomor Pol:ok Tahun Akademik Program

IX (Sembib1) 103070029148 2007/2008 Strata l (S .. l)

Sehubungaa ccngan tugas peny~lcst.ian skripsi yang berjudul : "l'cranan Cotling Rdigius tcrhndap ke(:~nrnsnu ca ion TKI. "mahasiswa tersebut memerlukan izin PcEelitian di lembaga yang Bapak/lbu/Saudara Pimpin. Oleh karena itu kami mo:wn kesediaan Bapak/Ibu/Saudara nntuk menerima mahasi:;wa tersebut dan m~;uberikan br.ntuannya.

Ou1aikir.r1 ntas pcl1c1! ian ·fan ban!Ll'ill Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima lrn.sih.

A.n. Dekan Pemb<intu Dekan Bidang Aki~nik

.;(;~~( ~% t;)' - ... '\.( Dra .. Z~.hro Nihayah, M.Sif ·

' NIP. 1501.. g;73

Page 141: PERANAN COPING RELIGIUS TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24502/1/LAELA... ·

PT. HASAMURI ABA.DI

ASRA'.VIA/l'ENAlVIPUNGAN CALON TK<J

KAMPUNG MELA YU

.Tl. Kan1pung duri-Karnpung Mdayu-fakarta Utarn ====="'•'"'"'-=="""==;;m;;;==r.--->.;-;a;;;; .... _..__..;:;_,,,_.......,.;;;;;;;;;===;;;;;;;;;;;

No Lamp I-I al

1 Surat. Surat keterangan

Kepacb Y th. Pcmbantu Deka:1 Bidang Akademi!c Fakultas l'sikologi Di Ciputal

Plssaiun1u 'aiaikun1 Wr. 'A'b. Dcngan horn1at, karni samp1ikan b;ihwa:

Jakarl a, 12 November 2007

Nam a Tcmpat/Ta;1ggal Lahir Alamal

Lacla Masyitoh Bakauheuni., 16 April 1985 Kam;nmg Utan-Ciputat

Adaialt bcnar tcla 1t 111c11gadaka11 pcnclitian di PT. I-lasarnuri Abadi yang bcral.rn;al d1 Kampung Mciayn, da:·i langgal 05·· 10 November 2007. Scbagai pcnyelesaian tugas skripsi dengan judul "Peranan Coping Hcligius Tcrltadap Kc·ccmasan Calon 'fKI".

Demikian surat pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan sebag::!in1ana tnt~stinya.

Wassa!arnu '«laikurn Wr. Wb.