Upload
others
View
29
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN KELAS BELAJAR TERHADAP KONDISI SOSIAL
DAN EKONOMI KELOMPOK TANI DI KECAMATAN
PURING KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2015
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Danang Sarjono
3201411075
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 3 September 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dr. Eva Banowati, M.Si.
NIP. 196109291989012003
Dosen Pembimbing II
Dr. Puji Hardati, M.Si.
NIP. 195801004198032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 29 September 2015
NIP: 19471103 1975011 001
Penguji I
Penguji Utama
Drs. Moch Arifien, M.Si
NIP.19550826 198303 1 003
Penguji II
Dr. Puji Hardati, M.Si
NIP.19582004 198603 2 001
Penguji III
Dr. Eva Banowati, M.Si
NIP.19610929 198901 2 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis ini benar-benar hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 10 - 9 - 2015
Danang Sarjono
NIM. 3201411075
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kita terjatuh.
2. Orang yang bahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal, tapi orang
yang bisa menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan kemudian
mengucap syukur (Warren Buffet).
PERSEMBAHAN:
1. Bapakku Muslimin dan Ibuku Sarobah yang tercinta, yang selalu
memberikan doa, dukungan dan segalanya.
2. Adikku tercinta Danil Edi Susilo dan seluruh saudara-saudaraku.
3. Para sahabat yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan seluruh teman-
temanku yang ada di Pendidikan Geografi 2011.
4. Teman-teman HIMA Geografi periode 2013/2014.
5. Teman-teman seperjuanganku, Angkatan 2011 Jurusan Geografi.
6. Almamaterku.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga skripsi dengan judul “Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan
Ekonomi Kelompok Tani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun
2015” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di
UNNES.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES, yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES, yang
telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.
4. Dr. Eva Banowati, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi.
5. Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi.
6. Drs. Moch Arifien, M.Si., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan
masukan kritik dan saran selama proses sidang dan revisi skripsi.
7. Santoso S.E., sebagai Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Puring
Kabupaten kebumen yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
vii
8. Margono, A.Md., sebagai petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa
Krandegan dan Desa Tambak Mulyo yang telah membantu jalannya
penelitian.
9. Pengurus dan anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido
Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok
Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring yang telah
membantu dalam penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang secara
langsung maupun tidak langsung menbantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
mengingat segala keterbatasan, kemampuan, dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kebaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua yang memerlukan.
Semarang, 10 - 9 - 2015
Danang Sarjono
NIM. 3201411075
viii
SARI
Danang Sarjono. 2015. Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan
Ekonomi Kelompok Tani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2015.
Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Dr. Eva Banowati, M.Si., Pembimbing II: Dr. Puji Hardati, M.Si.
155 halaman.
Kata kunci: Peranan kelas belajar, kondisi sosial dan ekonomi petani
Kelas belajar yang ada pada kelompok tani berfungsi sebagai wadah
belajar untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan baru di bidang
pertanian. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pelaksanaan kelas belajar
pada kelompok tani yang didasarkan pada kajian geografi pertanian di Kecamatan
Puring, (2) Mengetahui kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas
belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring, (3) Mengetahui peranan kelas
belajar pada kelompok tani terhadap kondisi sosial dan ekonomi di Kecamatan
Puring.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian di Desa
Krandegan pada Kelompok Tani Sido Dadi dan Sido Subur serta Desa Tambak
Mulyo pada Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Margo Mulyo, dengan populasi
yaitu anggota kelompok tani dan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Sampel penelitian 50 petani yang diambil menggunakan teknik simple random
sampling, dan 1 PPL yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan analisis Deskriptif Persentase (DP) untuk
mengetahui pelaksanaan kelas belajar, kondisi sosial ekonomi petani setelah
mengikuti kelas belajar dan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui
peranan kelas belajar terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Pelaksanaan kelas belajar pada
kelompok tani di Kecamatan Puring sudah dilaksanakan dengan baik pada setiap
tahapan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, (2) Kondisi
sosial petani yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan petani di bidang
pertanian meningkat setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di
Kecamatan Puring, kondisi ekonomi petani yang meliputi produksi dan
pendapatan petani sangat meningkat setelah mengikuti kelas belajar pada
kelompok tani di Kecamatan Puring, (3) Kelas belajar pada kelompok tani
berperan meningkatkan kondisi sosial petani yang meliputi pengetahuan dan
ketrampilan petani di bidang pertanian serta meningkatkan kondisi ekonomi
petani yang meliputi produksi dan pendapatan petani.
Simpulan penelitian ini yaitu kelas belajar pada kelompok tani berperan
terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen. Saran dari penelitian ini adalah (1) untuk anggota kelompok tani
diharapkan bisa lebih aktif ikut serta dalam kegiatan kelas belajar, (2) untuk ketua
kelompok tani diharapkan bisa lebih berusaha mengajak anggotanya untuk
mengikuti kegiatan kelas belajar.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v
PRAKATA ................................................................................................. vi
SARI ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 5
1.5 Penegasan Istilah ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi ................................ 9
2.2 Kajian Geografi Pertanian ....................................................... 11
2.3 Kelompok Tani ........................................................................ 14
2.4 Kelas Belajar ........................................................................... 17
2.5 Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani ........................................ 21
2.6 Aspek-Aspek yang Dibutuhkan Petani dalam Usaha Tani ..... 26
2.7 Peranan Kelas Belajar ............................................................ 28
2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................... 29
2.9 Kerangka Berpikir ................................................................... 34
2.10 Hipotesis ................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................. 37
3.2. Lokasi Penelitian ..................................................................... 37
3.3. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian ........................................ 37
3.4. Populasi dan Sampel ............................................................... 38
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................... 39
3.5.1 Pelaksanaan Kelas Belajar .............................................. 39
3.5.2 Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani ............................... 43
3.6. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 44
3.7. Uji Instrumen Penelitian.......................................................... 45
3.8. Metode Analisis Data .............................................................. 47
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ..................................................................... 52
4.1.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Sido Dadi .............. 52
4.1.2. Gambaran Umum Kelompok Tani Sido Subur ........... 54
4.1.3. Gambaran Umum Kelompok Tani Ngudi Mulyo …… 55
4.1.4. Gambaran Umum Kelompok Tani Margo Mulyo ........ 57
4.1.5. Kondisi Geografis ......................................................... 59
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................ 65
4.2.1 Pelaksanaan Kelas Belajar ........................................... 65
4.2.2 Kondisi Sosial Petani Setelah Mengikuti Kelas
Belajar .............................................................................. 68
4.2.3 Kondisi Ekonomi Petani Setelah Mengikuti Kelas
Belajar .......................................................................... 72
4.2.4 Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan
Ekonomi Petani ............................................................ 73
4.3 Pembahasan .................................................................................. 76
4.3.1 Pelaksanaan Kelas Belajar ............................................... 76
4.3.2 Kondisi Sosial Petani Setelah Mengikuti Kelas
Belajar ............................................................................. 81
4.3.3 Kondisi Ekonomi Petani Setelah Mengikuti Kelas
Belajar ............................................................................. 89
4.3.3 Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan
Ekonomi Petani ............................................................... 96
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................... 100
5.2 Saran ........................................................................................ 100
DAFTAR PUSAKA ................................................................................... 101
LAMPIRAN ............................................................................................... 104
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian terdahulu ........................................................................... 31
3.1 Jumlah sampel penelitian .................................................................. 39
3.2 Kriteria peranan kelas belajar............................................................ 49
3.4 Kriteria peningkatan kondisi sosial dan ekonomi petani .................. 49
4.1 Pelaksanaan kelas belajar .................................................................. 65
4.2 Kondisi sosial petani setelah mengikuti kelas belajar ....................... 68
4.3 Kondisi ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar .................. 72
4.4 Peranan kelas belajar terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani .. 73
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Ragam alat bantu peraga penyuluhan ............................................... 20
2.2 Skema kerangka berfikir ................................................................... 34
4.1 Lokasi penelitian ............................................................................... 60
4.2 Penggunaan lahan Desa Krandegan .................................................. 62
4.3 Penggunaan lahan Desa Tambak Mulyo ........................................... 64
4.4 Pelaksanaan kelas belajar .................................................................. 67
4.5 Penggunaan traktor............................................................................ 69
4.6 Penerapan sistem tanam jejar legowo ............................................... 70
4.7 Pemanenan padi ................................................................................ 71
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen penelitian ............................................................................ 104
2. Basis data kondisi sosial dan ekonomi petani ..................................... 124
3. Inventaris kelompok tani ..................................................................... 130
4. Responden penelitian .......................................................................... 132
5. Validitas dan reliabilitas instrumen ..................................................... 134
6. Hasil penelitian pelaksanaan kelas belajar .......................................... 138
7. Hasil penelitian kondisi sosial petani ................................................. 140
8. Hasil penelitian kondisi ekonomi petani ............................................. 143
9. Analisis regresi linier sederhana ......................................................... 146
10. Surat ijin mencari data Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan
Provinsi Jawa Tengah ........................................................................ 151
11. Surat ijin penelitian Balai Penyuluhan pertanian Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen ......................................................................... 152
12. Surat ijin penelitian Desa Krandegan Kecamatan Puring ................. 153
13. Surat ijin penelitian Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring .......... 154
14. Surat pemberian penelitian UPT Dinas Pertanian dan Peternakan
Wilayah Petanahan Kecamatan Puring .............................................. 155
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam
konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya 1988 dalam Wardiyatmoko, 2013:7).
Geografi dibedakan menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia.
Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari segala fenomena alam
yang ada di bumi, seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer, pedosfer dan biosfer.
Geografi manusia yaitu cabang geografi yang fokus pada studi pola dan proses
pembentukan manusia dan interaksinya dengan lingkungan. Cabang ilmu ini
mencakup geografi ekonomi, geografi penduduk, geografi sosial, geografi
permukiman dan geografi sosial (Wardiyatmoko, 2013:8).
Geografi ekonomi merupakan salah satu cabang geografi manusia yang
bidang kajiannya merupakan struktur aktivitas keruangan ekonomi, sehingga titik
berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang
didalamnya terdapat bidang pertanian, industri, transportasi dan sebagainya.
Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri dan geografi
transportasi. Geografi pertanian yang merupakan salah satu cabang dari geografi
ekonomi diartikan sebagai ilmu yang mengkaji kegiatan pertanian di bumi sebagai
hasil interaksi manusia dengan lingkungan (Nursid, 1988:54).
2
Kegiatan pertanian dalam kajian geografi pertanian meliputi penggunaan
lahan pertanian, sistem pertanian, produksi pertanian, penggunaan teknologi
pertanian dan komoditas pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang
menempati posisi strategis dalam perekonomian Indonesia yaitu komoditi
tanaman padi (Rukka dkk, 2008:78). Padi yang diolah menjadi beras merupakan
salah satu bahan makanan pokok bagi penduduk indonesia. Hasil SUSENAS-BPS
tahun 2002 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi beras per
kapita yaitu sebesar 1,98 kg/kapita/minggu atau setara dengan 103,18
kg/kapita/tahun (Pusdatin Pertanian, 2014:10). Melihat pentingnya komoditas
padi di Indonesia, maka pengembangan komoditas padi tetap menjadi prioritas
utama dalam pembangunan tanaman pangan pada sektor pertanian (Pradiana dkk,
2007:172).
Hal ini menjadikan petani dituntut kemampuannya dalam memanfaatkan
berbagai potensi yang dimilikinya agar dapat memproduksi padi lebih banyak
supaya mampu mencukupi kebutuhan konsumsi padi di Indonesia. Upaya untuk
menumbuhkan kemampuan petani selama ini dilakukan melalui lembaga atau
kelompok yang mewadahi pembangunan masyarakat, dalam hal ini yaitu
kelompok tani. Kelompok tani yang merupakan kelembagan sosial berfungsi
sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan, ketrampilan serta
kegotongroyongan berusaha tani para anggotanya. Keberadaan kelompok tani
merupakan salah satu potensi yang mempunyai peranan penting dalam
membentuk wawasan, pemikiran dan kemampuan petani untuk menjadikan sistem
pertanian yang maju (Rukka dkk, 2008:78).
3
Kelompok tani merupakan kelembagaan sosial yang paling penting dan
diperlukan di setiap kegiatan usaha tani padi. Kelompok tani mempunyai peran
yang sangat vital dalam penerapan atau adopsi teknologi (Nuryati, 2011:125).
Pentingnya kelompok tani tersebut didukung oleh banyaknya jumlah kelompok
tani di Indonesia yaitu 318.453 (BPPSDM Pertanian, 2013:81). Provinsi Jawa
Tengah menduduki peringkat pertama dalam kepemilikan kelompok tani di
Indonesia yaitu 36.116. Jumlah ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah
telah siap menghadapi tantangan dan peluang di era globalisasi, karena dengan
adanya kelompok tani, petani dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan
mereka melalui kelas belajar yang ada pada kelompok tani (BPPSDM Pertanian,
2013: 81).
Kelas belajar dapat menciptakan petani yang mampu menghadapi
tantangan dan mengambil peluang untuk dapat berkembang di bidang pertanian
yang dijalaninya. Petani yang mampu memanfaatkan peluang tersebut tentunya
akan menikmati hasil kerja kerasnya dan dapat memperbaiki bahkan
meningkatkan kondisi sosial ekonominya. Kecamatan Puring berposisi di bagian
selatan Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan ini memiliki
jumlah kelompok tani sebanyak 118. Jumlah ini menjadikan kecamatan ini
sebagai kecamatan yang memiliki kelompok tani terbanyak dari total 1.923
kelompok tani yang tersebar di 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen
(Setbakorluh Jawa Tengah, 2015:94).
Kecamatan Puring memiliki 23 desa yang setiap desanya memiliki
kelompok tani lebih dari satu. Hal ini menandakan bahwa kesadaran petani akan
4
pentingnya membentuk kelompok untuk mencapai satu tujuan bersama telah
terbangun. Tercatat sebanyak 15.174 orang sebagai anggota kelompok tani di
kecamatan ini dari total penduduk sebanyak 52.262 orang (BPS Kabupaten
Kebumen, 2014:89). Produksi padi kecamatan ini bisa dikatakan tinggi yaitu lebih
dari 25.000 ton setiap tahun, sedangkan pada tahun 2013 mencapai angka 26.076
ton (BPS Kabupaten Kebumen, 2014:173).
Pencapaian ini menjadikan Kecamatan Puring sebagai salah satu Lumbung
Padi di Kabupaten Kebumen, karena memiliki produksi padi lebih dari 25.000 ton
setiap tahunnya. Produksi padi yang tinggi ini tidak terlepas dari kerja keras para
petani yang terus mengembangkan dan meningkatkan usahataninya melalui
pengelolaan lahan pertanian yang tepat guna, penerapan teknologi pada bidang
pertanian serta ketrampilan-ketrampilan lain di bidang pertanian yang diperoleh
dari kelas belajar pada kelompok tani yang sesuai dengan kajian geografi
pertanian. Kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring yang
mempelajari mengenai konsep dan lingkungan geografi pertanian, klasifikasi
sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian
sudah dilaksanakan pada setiap desa, walaupun frekuensi kelas belajar di setiap
desa berbeda-beda.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Peranan Kelas Belajar Pada Kelompok Tani Terhadap
Kondisi Sosial Dan Ekonomi Petani Di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
Tahun 2015”.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani yang didasarkan
pada kajian geografi pertanian di Kecamatan Puring?
1.2.2 Bagaimana kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas
belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring?
1.2.3 Bagaimana peranan kelas belajar pada kelompok tani terhadap kondisi
sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani yang didasarkan
pada kajian geografi pertanian di Kecamatan Puring.
1.3.2 Mengetahui kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas
belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring.
1.3.3 Mengetahui peranan kelas belajar pada kelompok tani terhadap kondisi
sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
1.4.1 Bagi Badan Penyuluhan Pertanian (BPP), sebagai bahan masukan dalam
membuat program penyuluhan pertanian yang sesuai dengan prinsip-prinsip
geografi pertanian untuk meningkatkan status sosial ekonomi petani.
1.4.2 Bagi masyarakat dan mahasiswa, sebagai tambahan informasi dan referensi
untuk penelitian lebih lanjut tentang peranan kelas belajar pada kelompok
tani.
1.5. Penegasan Istilah
Istilah-istilah yang ditegaskan dari judul penelitian ini yaitu meliputi
istilah peranan, kelas belajar, kelompok tani dan sosial ekonomi. Istilah-istilah
tersebut akan ditegaskan sebagai berikut.
1.5.1 Peranan
Peranan adalah perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu
atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Perangkat
harapan-harapan yang dimaksud yaitu seperangkat keinginan berupa peningkatan
kesejahteraan yang dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan,
produksi petani dan pendapatan petani sebagai pemegang peran dalam kehidupan
bermasyarakat.
1.5.2 Kelas Belajar
Kelas belajar merupakan sistem pendidikan di luar sekolah yang bersifat
non formal untuk anggota masyarakat khususnya petani. Kelas belajar dilakukan
melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan, yang disampaikan dengan
menggunakan cara ceramah, diskusi, dan praktek/penerapan di lapangan. Terdapat
7
dua unsur didalam kelas belajar yaitu petani sebagai pihak yang belajar dan
penyuluh pertanian sebagai pengajar. Kelas belajar pada kelompok tani ini yang
merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani. Jadi, kelas
belajar inilah yang menjadi sarana bagi petani untuk mencari informasi,
menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang pertanian, dan yang paling
utama yaitu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani.
1.5.3 Kelompok Tani
Kelompok tani yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lembaga sosial
yang terdiri atas kumpulan petani yang terikat secara non formal dan terbentuk
atas dasar kesamaan kepentingan. Kelompok ini menghendaki terwujudnya
pertanian yang baik, usaha tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera
dalam perkembangan hidupnya. Kelompok tani yang merupakan kelembagan
sosial berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan,
ketrampilan serta kegotongroyongan berusaha tani para anggotanya. Kelompok
tani mempunyai peranan penting dalam membentuk wawasan, pemikiran dan
kemampuan petani untuk menjadikan sistem pertanian yang maju.
1.5.4 Sosial Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan
serta pendapatan (Astrawan, 2014:3). Sosial ekonomi yang dimaksud oleh peneliti
adalah kondisi atau keadaan dari seorang petani yang berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, produksi dan pendapatan petani.
8
Istilah-istilah yang dimaksud dalam judul penelitian ini disimpulkan
menjadi peranan diartikan sebagai perangkat harapan yang dikenakan pada petani
untuk melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan yang diharapkan, kelas
belajar diartikan sebagai sistem pendidikan non formal untuk anggota kelompok
tani yang di laksanakan dengan kegiatan pelatihan dan penyuluhan, kelompok tani
diartikan sebagai lembaga sosial atau kumpulan petani yang terikat secara non
formal dan terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, sosial ekonomi yang
diartikan sebagai kondisi seorang petani yang berkaitan dengan pengetahuan,
ketrampilan, produksi petani dan pendapatan petani.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang dibahas dalam penelitian ini meliputi pengertian dan
ruang lingkup geografi, kajian geografi pertanian, kelompok tani, kelas belajar,
kondisi sosial dan ekonomi petani, aspek-aspek yang dibutuhkan petani dalam
usaha tani serta peranan kelas belajar. Pustaka-pustaka tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut.
2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang berarti bumi
dan graphein yang berarti tulisan. Secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang
bumi, akan tetapi yang dipelajari dalam geografi tidak hanya berfokus pada
berbagai hal yang ada di permukaan bumi, tetapi juga benda-benda di ruang
angkasa. Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atau
mengkaji segala fenomena yang ada di permukaan bumi, seperti penduduk, fauna,
flora, batuan, air, dan interaksi antara fenomena-fenomena tersebut
(Wardiyatmoko, 2013:6).
Beberapa definisi geografi menurut para ahli geograf adalah sebagai
berikut geography has sometimes been called the mother of sciences, since many
fields of learning that sterted with observations of specific processes wherever
they might be located. Pernyataan ini berarti bahwa geografi dapat dianggap
sebagai induk ilmu pengetahuan karena banyak bidang ilmu pengetahuan yang
diawali dengan pengamatan permukaan bumi yang kemudian berkembang
10
10
menjadi penelitian proses-proses spesifik pada tempat terjadinya (Preston E.
James dalam Wardiyatmoko,2013:6).
Tokoh lain menyatakan geography is concerned to provide accurate,
orderly, and rational description and interpretation of the variable character of
the Earth surface. Arti dari pernyataan ini adalah geografi berkepentingan
menyajikan deskripsi yang akurat, teratur, dan rasional serta interpretasi berbagai
karakter permukaan bumi (Richard Hartshorne dalam Wardiyatmoko, 2013:6).
Salah satu tokoh geografi di Indonesia menyatakan bahwa geografi mempelajari
hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta
permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk
kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto dalam
Saleh, 2014:1)
Suatu definisi yang lain yaitu geografi adalah ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan
dan kelingkungan dalam konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya 1988 dalam
Saleh, 2014:2). Definisi tersebut telah disepakati oleh para ahli geografi di
Indonesia sebagai definisi geografi. Definisi ini mengisyaratkan bahwa geografi
memusatkan perhatiannya pada gejala atau fenomena di muka bumi baik pada
lithosfer, hidrosfer, atmosfer, maupun biosfer dalam sudut pandang kelingkungan
dan kewilayahan, tetapi senantiasa dalam keterkaitan keruangan (Wahana
Komunitas geografi, 2011:1).
11
11
Ruang lingkup studi geografi sangat luas karena mencakup segala sesuatu
yang ada di permukaan bumi, oleh karena itu tidak mungkin dapat dikuasai hanya
dalam satu bidang ilmu saja. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai bidang
disiplin ilmu yang merupakan cabang-cabang dari geografi. Secara garis besar
seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek utama yaitu aspek
fisik dan aspek sosial. Aspek fisik dalam hal ini meliputi aspek kimiawi, biologis,
astronomis dan sebagainya, sedangkan aspek sosial meliputi aspek antropologis,
politis, ekonomis dan sebagainya (Wardiyatmoko, 2013:7).
Geografi merupakan bidang ilmu yang memadukan berbagai disiplin ilmu
sehingga menjadi suatu kajian yang bersifat menyeluruh. Kajian geografi meliputi
dua cabang utama yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik
merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi
yang meliputi lapisan atmosfer, batuan atau lithosfer, tanah atau pedosfer, perairan
atau hidrosfer, flora dan fauna atau biosfer. Geografi manusia merupakan cabang
geografi yang bidang studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan
mengembil manusia sebagai obyek pokoknya (Nursid, 1988:52).
2.2. Kajian Geografi Pertanian
Pengertian geografi pertanian menurut Singh dan Dhilon (1984) yaitu
deskripsi tentang seni mengolah tanah dalam skala luas dengan memperhatikan
kondisi lingkungan alam dan manusia. Ibery (1985) mengungkapkan bahwa
geografi pertanian merupakan usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas
pertanian secara spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi (Saleh, 2014:3).
Pengertian lain mengenai geografi pertanian yaitu ilmu yang mengkaji terpolanya
12
12
fenomena geosfer di dalam ruang pada saat tertentu. Pola tersebut terbentuk
berdasarkan struktur spasial dan proses spasial, sedangkan ruang adalah luasan
atau daerah di permukaan bumi (April, 2010:36).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka geografi pertanian
merupakan ilmu yang mempelajari atau mengkaji kegiatan pertanian di berbagai
belahan bumi sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan lingkungan
(Saleh, 2014:3). Geografi pertanian merupakan cabang dari geografi ekonomi
dimana bidang pertanian yang dikaji dalam geografi pertanian merupakan struktur
keruangan aktivitas ekonomi (Mucien, 2011:2). Geografi ekonomi sendiri
merupakan cabang ilmu dari geografi manusia dimana kajian geografi ekonomi
berupa aktivitas ekonomi manusia yang dalam hal ini berhubungan dengan
eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi,
kemudian usaha transportasi, distribusi dan konsumsi (Wahana Komunitas
Geografi, 2011:1).
Geografi pertanian tidak hanya melakukan kegiatan atau aktivitas ekonomi
saja, namun terdapat juga aktivitas sosial didalamnya. Aktivitas sosial yang ada
dalam geografi pertanian yaitu interaksi antara manusia dengan manusia, seperti
keberadaan lembaga sosial kelompok tani yang merupakan suatu kumpulan
masyarakat yang membentuk kelompok atas dasar tradisi dan kepentingan yang
sama. Jadi geografi pertanian merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi, sosial
dan alam yang saling berkesinambungan (Saleh, 2014:5).
13
13
Kajian geografi pertanian juga dapat dilihat dari sudut pandang pendekatan
ekologis atau kelingkungan yang menekankan antara manusia sebagai makhluk
berbudaya beserta aktivitasnya dengan lingkungan tempat keberadaannya yang
berupa interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan
karena manusia dianggap sebagai variabel bebas atau variabel yang dapat
mempengaruhi keberadaan lingkungan, sehingga apabila manusia tesebut berada
pada kawasan lahan pertanian maka akan memberi pengaruh yang besar terhadap
keberadaan lahan pertanian tersebut (Nugroho, 2015:5).
Perkembangan kegiatan pertanian yang dilakukan dalam geografi
pertanian yaitu pertama lahan pertanian, geografi pertanian membahas bagaimana
lahan pertanian agar tetap produktif dan tersedia. Kedua yaitu produksi tanaman,
geografi pertanian mencakup dari mulai benih tanaman disebar sampai menjadi
hasil yang siap dijual. Ketiga yaitu konservasi sumber daya alam, dalam
penerapan geografi pertanian mencakup dalam menunjang proses konservasi
sumber daya alam, menjaga kelestarian sumber plasmanutfah yang penting dan
berguna bagi manusia.
Keempat yaitu penggunaan teknologi pertanian, dalam geografi pertanian
penggunaan teknologi pertanian sangatlah penting. Peningkatan jumlah produksi
dapat ditingkatkan dengan adanya kemajuan teknologi pertanian. Terakhir yaitu
dampak lingkungan, kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari eksploitasi
berlebihan penggunaan lahan pertanian yang tidak seimbang. Geografi pertanian
membahas kerusakan lingkungan dengan menggunakan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan atau AMDAL (Saleh, 2014:4-5).
14
14
2.3. Kelompok Tani
Kelompok tani menurut Mardikanto (1993) dalam Sihombing (2010:15)
diartikan sebagai kumpulan orang-orang atau petani yang terdiri atas petani
dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara
non formal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar kesamaan kepentingan dan
kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang
kontak tani. Jadi kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di
pedesaan yang ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani supaya
mencapai tujuan dan kepentingan bersama.
Kelompok tani memiliki ciri-ciri yaitu saling mengenal di antara sesama
anggota, mempunyai pandangan dan kepentingan serta tujuan yang sama dalam
berusaha tani, memiliki kesamaan dalam tradisi, hamparan usaha, jenis usaha, status
ekonomi dan sosial, budaya/kultur, adat istiadat, bahasa serta ekologi (Permentan
No.82, 2013:6). Unsur pengikat kelompok tani yaitu adanya kawasan usahatani
yang menjadi tanggungjawab bersama di antara para anggotanya, adanya kader
tani yang berdedikasi tinggi untuk menggerakkan para petani dengan
kepemimpinan yang diterima oleh sesama petani lainnya, adanya kegiatan yang
manfaatnya dapat dirasakan oleh sebagian besar anggotanya, adanya dorongan
atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program yang
telah ditetapkan, adanya pembagian tugas dan tanggungjawab sesama anggota
berdasarkan kesepakatan bersama (Permentan No.82, 2013:6).
Penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok-kelompok atau
organisasi sosial yang ada di masyarakat (misalnya kelompok pengajian,
15
15
kelompok arisan, kelompok remaja desa, kelompok adat dan lain-lain) dengan
jumlah anggota berkisar antara 20 sampai 25 orang atau disesuaikan dengan
kondisi lingkungan masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan
pertanian diarahkan untuk menumbuhkan poktan, yang terikat oleh kepentingan
dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan produktivitas serta
pendapatan dari usahataninya (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:6).
Kegiatan-kegiatan kelompok tani yang dikelola oleh kelompok tani
tergantung kepada kesepakatan anggota kelompok tani, dapat berdasarkan jenis
usaha pertanian, unsur-unsur subsistem agribisnis (pengadaan sarana produksi
pertanian, pemasaran hasil pertanian, pengolahan hasil pertanian dan lain-lain).
Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan dalam penumbuhan kelompok tani yaitu
kesamaan kepentingan antar petani, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban,
saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani (BPTP Kalimantan
Selatan, 2012:6).
Prinsip-prinsip penumbuhan kelompok tani didasarkan kepada kebebasan
yang artinya menghargai individu/petani untuk berkelompok sesuai keinginan dan
kepentingannya. Setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan serta
memilih kelompok tani yang mereka kehendaki sesuai dengan kepentingannya.
Setiap individu dapat menjadi anggota satu atau lebih dari kelompok tani. Prinsip
selanjutnya yaitu keterbukaan yang artinya penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan secara terbuka antara pelaku utama dan pelaku usaha (BPTP
Kalimantan Selatan, 2012:7).
16
16
Proses penumbuhan atau pembentukan kelompok tani diawali dengan para
petani yang memiliki tujuan serta keinginan yang sama untuk dapat melakukan
usaha tani yang lebih baik kemudian para petani membentuk kelompok yang di
beri nama sesuai dengan kesepakatan bersama atau musyawarah mufakat,
kemudian dituangkan dalam surat pernyataan yang diketahui oleh petugas
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat. Pemilihan pengurus kelompok tani
dilakukan secara musyawarah dan mufakat oleh seluruh anggota. Perangkat
kepengurusan kelompok tani sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan seksi-seksi sesuai kebutuhan, yang dituangkan dalam berita acara
yang disahkan oleh kepala desa atau lurah dan diketahui oleh petugas Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) (Permentan No.82, 2013:9).
Perkembangan kelompok tani menjadi kelembagaan petani yang kuat dan
mandiri memerlukan syarat sebagai berikut: melaksanakan pertemuan/rapat
anggota, rapat pengurus kelompok tani yang diselenggarakan berkala dan
berkesinambungan, menyusun rencana kerja kelompok dalam bentuk Rencana
Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK), memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama, memiliki
pengadministrasian organisasi yang rapih, memfasilitasi usaha tani secara
komersial, sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha tani
pada umumnya dan anggota kelompok tani khususnya, melakukan penilaian
klasifikasi kemampuan kelompok tani yang terdiri dari Kelas Pemula, Kelas
Lanjut, Kelas Madya, dan Kelas Utama (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:8).
17
17
2.4. Kelas Belajar
Kelas belajar merupakan bagian dari penyuluhan pertanian yang
didalamnya terdapat dua jenis kegiatan yaitu pelatihan dan penyuluhan. Kelas
belajar dilakukan oleh penyuluh pertanian pada kelompok tani untuk mengubah
perilaku sasaran (petani) agar mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
yang dikehendaki sehingga permasalahan tentang aspek fisik meliputi lahan,
iklim, air, dan udara serta aspek sosial meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan
ekonomi masyarakat yang dihadapi oleh petani dapat diatasi. Melalui kelas
belajar, setiap petani dididik agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi
walaupun harus melalui tahapan-tahapan tertentu (Setiana, 2005:32).
Kelas belajar pada kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggota kelompok tani. Kegiatan kelas belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penyuluhan dan pelatihan yang dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi,
dan praktek/penerapan di lapangan (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2).
Penyuluhan dalam kelas belajar diartikan sebagai kegiatan penyebarluasan
informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) kepada peserta didik agar dapat merangsang terjadinya proses
perubahan perilaku peserta didik, sedangkan pelatihan dalam kelas belajar dapat
diartikan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan
kemampuan dan pengetahuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
ketrampilan. Penyuluhan pada kelas belajar dilaksanakan dengan menggunakan
metode ceramah dan diskusi, sedangkan pelatihan dilaksanakan menggunakan
metode praktek/penerapan langsung (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2).
18
18
Pelaksanaan kelas belajar dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan
kelas belajar, pelaksanaan kelas belajar dan evaluasi pelaksanaan kelas belajar
(Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2). Tahap perencanaan kelas belajar meliputi
perencanaan materi kelas belajar. Materi kelas belajar harus disusun atas dasar
kebutuhan serta permasalahan yang dialami petani. Materi yang baik dalam kelas
belajar adalah yang sesuai dengan kajian geografi pertanian, tidak bertentangan
atau sesuai dengan adat atau kepercayaan yang berkembang di daerah setempat,
menarik karena dapat memperbaiki produksi pertanian, dapat meningkatkan
pendapatan, yang lebih penting lagi dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh sasaran penyuluhan pertanian (Setiana, 2005:53).
Perencanaan yang kedua yaitu perencanaan tempat kelas belajar. Tempat
dilaksanakannya kelas belajar harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan
pada kelas belajar atau disesuaikan dengan jenis pelaksanaan kelas belajar yang
sudah direncanakan. Perencanaan yang ketiga yaitu perencanaan frekuensi
pelaksanaan kelas belajar. Kelas belajar yang baik adalah kelas belajar yang
dilaksanakan dua kali dalam satu bulan, apabila pelaksanaan tersebut sulit untuk
dilakukan maka bisa satu kali dalam satu bulan dan apabila pelaksanaan tersebut
masih sulit dilakukan maka sekurang-kurangnya kelas belajar bisa dilaksanakan
satu kali lebih dari satu bulan (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:4).
Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan kelas belajar, pada tahap ini terdapat
beberapa komponen yang menyangkut kegiatan kelas belajar yaitu peserta,
fasilitator, materi, metode, media, pendekatan dan kendala pada saat pelaksanaan
kelas belajar. Peserta kelas belajar adalah anggota kelompok tani yang menghadiri
19
19
pelaksanaan kelas belajar dan melakukan presensi. Peserta kelas belajar
dikategorikan tinggi apabila dihadiri lebih dari 75% dari total anggota kelompok
tani, kategori sedang apabila dihadiri sekitar 50% sampai dengan 75% dari total
anggota, kategori rendah apabila dihadiri kurang dari 50% dari total anggota
kelompok tani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:4).
Fasilitator kelas belajar adalah orang yang memfasilitasi pelaksanaan kelas
belajar yang dalam hal ini orang tersebut yaitu petugas Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL). Materi dalam kelas belajar adalah segala sesuatu yang
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran, baik yang menyangkut ilmu atau
teknologi. Materi kelas belajar yang didasarkan pada kajian geografi adalah materi
mengenai kawasan pertanian, komoditas pertanian, sistem pertanian, sistem
produksi pertanian, klasifikasi penggunaan lahan untuk pertanian, faktor fisik dan
non fisik dalam pertanian, dampak pertanian, karakteristik dan klasifikasi usaha
tani, dan strategi pengembangan pertanian (April, 2000:36).
Metode penyampaian materi dalam kelas belajar yang digunakan pada
penyuluhan ataupun pelatihan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek,
sedangkan metode pendekatan yang digunakan pada kelas belajar ada tiga yaitu:
metode berdasarkan pendekatan perorangan (personal approach), metode
berdasarkan pendekatan kelompok (group approach), metode berdasarkan
pendekatan massal (mass approach). Penggunaan metode penyampaian materi
dan metode pendekatan kepada anggota kelompok tani diserahkan sepenuhnya
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
(Slamet dalam Setiana, 2005:32).
20
20
Media dalam kelas belajar adalah alat bantu yang digunakan oleh Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) untuk menyampaikan materi kepada peserta kelas
belajar. Media yang digunakan dalam kelas belajar sangat beragam, seperti
digambarkan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Ragam Alat Bantu Peraga Penyuluhan (Setiana, 2005:54)
Media-media seperti pada Gambar 2.1 merupakan media yang digunakan
dalam penyuluhan pertanian secara umum, namun dalam kelas belajar yang
didasarkan pada kajian geografi pertanian media yang digunakan yaitu gambar
dan alat peraga. Pelaksanaan kelas belajar memiliki kendala atau permasalahan
yang dihadapi oleh peserta kelas belajar, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),
atau dialami oleh keduanya. Kendala-kendala yang terdapat dalam pelaksanaan
Lambang Grafika
Alat Peraga
Penyuluhan
Gambar
Diproyeksikan
Barang Cetakan
Benda
Pamflet
Leaflet
Broshur
booklet
Placard
Poster
Flipchard
Photo
Sheet
Slide
Diagram
Schema
Peta
Sampel (contoh)
Model (tiruan)
Specimen (benda
yang diawetkan)
21
21
kelas belajar dibedakan menjadi dua yaitu kendala yang diakibatkan oleh faktor
internal dan kendala yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Kendala yang
diakibatkan oleh faktor internal yaitu kendala-kendala yang disebabkan oleh
permasalahan diri sendiri atau permasalahan dari kelompok tani, sedangkan
kendala yang diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu kendala yang disebabkan
oleh permasalahan yang timbul dari luar kelompok tani (Setiana, 2005: 35).
Tahap yang terakhir yaitu evaluasi pelaksanaan kelas belajar, yang
berfungsi untuk mengetahui keberhasilan belajar mengajar di kelompok tani.
Evaluasi ini dilakukan dengan mengamati beberapa anggota kelompoktani yang
menerapkan dan berhasil. Dilakukan pencatatan penyebab keberhasilan dan
penyebab ketidakberhasilan, serta penyebab anggota kelompoktani yang tidak
menerapkan hasil belajar mengajar. Catatan yang diperoleh digunakan sebagai
dasar merencanakan kegiatan kelas belajar berikutnya (Pusat Penyuluhan
Pertanian, 2012:7).
2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani
Kondisi dalam arti umum diartikan sebagai pernyataan, keadaan atau
sesuatu kenyataan yang dapat dilihat atau dirasakan dan diukur oleh indera
manusia (Poerwadarminta, 2002:519). Sosial artinya adalah segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat (Soekanto, 2007:76), sedangkan arti kata ekonomi
adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-
barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan. Dapat
dikatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan proses pemenuhan kebutuhan
hidup manusia sehari-hari (Rosandi, 2007:14).
22
22
Berdasarkan pengertian diatas kondisi sosial petani adalah kondisi atau
keadaan dari soeorang petani yang berkaitan langsung dengan kehidupan
bermasyarakat. Kondisi sosial petani dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu pengetahuan dan ketrampilan petani tentang pertanian, sedangkan kondisi
ekonomi petani adalah kondisi atau keadaan dari seorang petani yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi petani, yang dalam penelitian ini kondisi
ekonomi petani dibagi menjadi dua yaitu produksi dan pendapatan petani. Kondisi
sosial petani yang berupa pengetahuan dan ketrampilan terhadap pertanian serta
kondisi ekonomi petani yang berupa produksi dan pendapatan petani akan
dijelaskan sebagai berikut.
Pengetahuan pertanian merupakan kemampuan kognitif seorang petani
dalam bidang pertanian yang di peroleh baik dari pendidikan formal ataupun
pendidikan non formal. Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan
pemahaman dan penerapan. Pengetahuan pertanian terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu pengetahuan jenis basis ekologi pertanian yang berupa ekologi sawah
basah dan sawah kering, teknik produksi pertanian yang meliputi: mengatur
pengairan, penggunaan bibit, pemupukan, pencegahan serta pemberantasan hama
dan penyakit, pengolahan tanah dan cara-cara bercocok tanam (Atmadja, 1981:26)
Pengetahuan lainnya yaitu pengetahuan peralatan pertanian meliputi: alat
pengolah tanah, alat pemberantasan hama dan penyakit, peralatan panen dan
pengolahan hasil, pengetahuan teknologi hasil pertanian meliputi: teknik atau cara
panen, cara penjemuran hasil, cara penyimpanan hasil, cara pengolahan hasil, cara
pengawetan hasil dan pengetahuan pemasaran hasil pertanian (Atmadja, 1981:27).
23
23
Pengetahuan pertanian dapat diukur dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
tentang pengetahuan pertanian. Pertanyaan tersebut harus singkat dan jelas
sehingga mudah dipahami oleh petani (Azhar,2013:4).
Pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan petani ditunjukkan oleh kata
kerja antara lain menyebutkan, mendefinisikan, mengidentifikasi, menjelaskan,
memberikan contoh. Cara menganalisis pengetahuan pertanian yaitu dengan cara
menganalisis hasil jawaban dari petani, contoh dengan pertanyaan menyebutkan
jenis alat pengolah tanah, semakin banyak petani mampu menyebutkan jenis alat
pengolah tanah maka pengetahuannya terhadap pertanian semakin tinggi. Begitu
juga dengan pertanyaan memberikan contoh, semakin banyak petani memberikan
contoh dan contoh-contoh tersebut benar atau sesuai dengan materi yang dipelajri
maka pengetahuan petani tinggi (Azhar, 2013:4).
Ketrampilan pertanian adalah kemampuan psikomotorik seorang petani
dalam bidang pertanian yang di peroleh baik dari pendidikan formal, pendidikan
nonformal maupun diperoleh secara autodidak. Kemampuan psikomotorik yang
dimaksud adalah kemampuan mengolah, menjalankan, dan mempraktekkan secara
langsung pemahaman-pemahaman yang telah diperoleh. Ketrampilan pertanian
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu ketrampilan menggunakan berbagai alat
pertanian meliputi: alat penggarapan tanah, alat pemberantas hama dan penyakit,
peralatan panen, peralatan pengolahan dan pengawetan hasil pertanian (Atmadja,
1981:27).
Ketrampilan lainnya yaitu ketrampilan melaksanakan panca usahatani
meliputi: kegiatan pengelolaan pengairan, memilih, memelihara dan
24
24
menggunakan bibit, membuat kompos dan menggunakan pupuk, melakukan
pencegahan dan pemberantasan hama serta penyakit, menggarap/mengolah tanah,
ketrampilan melaksanakan kegiatan usahatani meliputi: melaksanakan kegiatan
usaha tani di sawah, melaksanakan kegiatan usahatani di tanah darat, dan
melaksanakan kegiatan usahatani di pekarangan, ketrampilan melaksanakan
pemungutan (panen) dan pengelolaan hasil pertanian serta ketrampilan
mengolah/mengawetkan hasil pertanian (Atmadja, 1981:27).
Ketrampilan pertanian dapat diukur dengan menggunakan tes kegiatan, tes
ini merupakan alat ukur yang paling baik untuk mengukur ketrampilan petani
dimana petani melakukan/mempraktekkan secara langsung ketrampilan yang
mereka didapat, kemudian dinilai berdasarkan indikator ketrampilan yaitu:
kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan, dan kecermatan. Cara
menganalisis hasil pengukurannya yaitu dengan cara mengolah hasil praktek
petani, semakin kuat, semakin cepat, semakin tepat, semakin seimbang, dan
semakin cermat maka petani tersebut memiliki ketrampilan yang tinggi (Azhar,
2013:5). Cara lain untuk mengukur ketrampilan petani yaitu dengan cara
menggunakan instrumen berupa matriks yang menyatakan perincian aspek yang
akan diukur, dan di beri skor untuk dapat dianalisis hasilnya (Arikunto,
2007:182).
Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau
menambah nilai/guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung
pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Jadi produksi meliputi semua aktivitas menciptakan barang dan jasa (Herlambang,
25
25
2001:30). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka produksi petani adalah
kemampuan petani dalam menghasilkan barang yang dalam hal ini adalah hasil
panen atau hasil usahataninya. Produksi petani dibagi menjadi dua yaitu produksi
dalam satu kali tanam, dan produksi dalam satu tahun. Produksi dalam satu kali
tanam adalah produksi hasil pertanian yang diperoleh pada satu kali tanam,
sedangkan produksi dalam satu tahun adalah produksi yang dihasilkan petani
selama beberapa kali panen namun dalam satu tahun (Gustiyana, 2004:110).
Pendapatan petani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan
biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim
tanam. Pendapatan petani dibagi menjadi dua yaitu pendapatan kotor dan
pendapatan bersih. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh
petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil
penjualan hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan
berat pada saat pemungutan hasil, sedangkan pendapatan bersih yaitu seluruh
pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya
produksi selama proses produksi (Gustiyana, 2004:116).
Pendapatan kotor petani diperoleh dari mengalikan antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual atau menggunakan rumus TR = Y. Py dimana, TR
merupakan total penerimaan, Y merupakan produksi yang diperoleh, dan Py
merupakan nilai harga. Pendapatan bersih diperoleh petani dari selisih antara
pendapatan kotor dengan biaya produksi atau menggunakan rumus Pd = TR – TC
dimana, Pd merupakan pendapatan bersih, TR merupakan pendapatan kotor, dan
TC merupakan total biaya produksi (Suratiyah, 2009:61).
26
26
2.6. Aspek-Aspek Yang Dibutuhkan Petani Dalam Usaha Tani
Usaha tani merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan petani mulai dari
menentukan komoditas pertanian, menyiapkan biaya produksi, menentukan waktu
tanam, sampai dengan melakukan pengelolaan hasil pertanian (Pusat Penyuluhan
Pertanian, 2012:2). Kegiatan usaha tani memerlukan beberapa aspek yang harus
dialkukan oleh petani sebagai pelaku usaha tani. Aspek-aspek tersebut meliputi
penentuan varietas tanaman padi, waktu tanam pada setiap musim, menentukan
pola tanam, penggunaan bibit, pupuk dan alat serta sarana pertanian yang akan
digunakan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:6).
Aspek-aspek dalam melakukan usaha tani sangat penting diketahui oleh
petani sebagai pelaku usaha tani. Kesiapan petani untuk melakukan usaha tani
dapat terlihat dari persiapan mengenai aspek-aspek tersebut, seperti penentuan
varietas tanaman padi. Tanaman padi sendiri memiliki banyak varietas yang
membuat petani harus mampu menentukan varietas apa yang harus digunakan,
varietas tanaman padi memiliki banyak jenis dan tiap jenis memiliki keunggulan
yang berbeda-beda. Aspek selanjutnya yaitu penentuan waktu tanam, penentuan
waktu tanam ini berkaitan dengan iklim daerah setempat sehingga dibutuhkan
kemampuan petani untuk dapat menentukan waktu tanam (Krisna, 2015:6).
Menentukan pola tanam juga merupakan hal penting yang perlu diketahui
petani, kareana pola tanam merupakan suatu sistem tanam pada sebidang lahan
dalam satu musim tanam termasuk di dalamnya masa pengolahan lahan tanah.
Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara
optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan (Wahyudi, 2014:3).
27
27
Kemampuan petani dalam menentukan awal waktu tanam dipengaruhi
oleh faktor iklim yang mana pada saat ini kondisi iklim berubah-ubah, sehingga
berdampak pada perubahan penentuan awal waktu tanam pada setiap musim.
Dahulu petani dapat menentukan awal musim tanam dengan cara melihat tanda-
tanda alam untuk menentukan masuk musim kemarau dan mulai masuk musim
penghujan, namun perubahan iklim sekarang ini menjadi penghalang petani untuk
dapat menentukan awal waktu tanam. Akibat perubahan iklim hampir setiap tahun
petani berhadapan dengan pergeseran musim terkait dengan pola curah hujan,
kondisi tersebut memicu ancaman banjir, kekeringan dan serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT) yang berakibat pada penurunan produksi tanaman,
bahkan gagal panen (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:6).
Menyikapi dampak perubahan iklim tersebut maka diperlukan suatu
panduan yang dapat membantu petani dalam mempersiapkan aspek-aspek yang
dibutuhkan dalam melakukan usaha tani. Panduan tersebut yaitu kalender tanam
terpadu bagi petani. Kalender tanam terpadu ini bermanfaat untuk menentukan
waktu tanam setiap musim (MH dan MK) dimana MH adalah musim hujan yang
terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Maret dan MK adalah musim kemarau
yang terjadi antara bulan April sampai bulan September, menentukan pola tanam,
rekomendasi benih, varietas, pupuk dan alat serta sarana pertanian, menduga
potensi banjir dan kekeringan, potensi luas lahan tanam dan potensi organisme
pengganggu tanaman (OPT). Keberadaan kalender tanam ini digunakan agar
dapat membantu petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:6).
28
28
2.7. Peranan Kelas Belajar
Kelas belajar pada kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggota kelompok tani guna meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta
tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga
produktivitasnya meningkat dan pendapatannya bertambah serta memiliki
kehidupan yang lebih sejahtera (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:5). Kelas belajar
memiliki peranan sebagai wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani.
Peranan-peranan tersebut yaitu: kelas belajar dapat menambah pengetahuan
petani, kelas belajar dapat menambah ketrampilan petani, kelas belajar dapat
meningkatkan hasil produksi petani, kelas belajar dapat meningkatkan pendapatan
petani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2).
Kelas belajar dapat menambah pengetahuan petani di bidang pertanian.
Pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan teknik produksi pertanian,
pengetahuan peralatan pertanian, pengetahuan teknologi hasil pertanian, dan
pengetahuan pemasaran hasil pertanian. Kelas belajar dapat menambah
ketrampilan petani dibidang pertanian. Ketrampilan yang dimaksud adalah
ketrampilan menggunakan alat pertanian, ketrampilan melakukan panca usahatani,
ketrampilan melaksanakan kegiatan usahatani, ketrampilan pemungutan (panen)
dan pengelolaan hasil pertanian serta ketrampilan mengolah/mengawetkan hasil
pertanian (Atmadja, 1981:27).
Kelas belajar dapat meningkatkan hasil produksi petani. Peran kelas
belajar ini akan dirasakan anggota kelompok tani setelah petani memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dalam bidang pertanian yang diperoleh
29
29
dari kelas belajar, sehingga petani tersebut mampu melaksanakan kegiatan
usahataninya menjadi lebih baik dan akan menghasilkan produksi yang lebih
banyak pula. Produksi petani yang dimaksud yaitu produksi padi yang dihasilkan
petani dalam satu kali tanam dan produksi petani dalam satu tahun (Gustiyana,
2004:110).
Kelas belajar dapat meningkatkan pendapatan petani. Setelah petani
memiliki kemampuan dan ketrampilan yang lebih dalam bidang pertanian, dan
hasil produksinya bertambah maka hal tersebut juga akan terjadi pada pendapatan
petani. Hasil produksi petani yang bertambah akan mempengaruhi pendapatan
petani, dimana hasil produksi petani tersebut apabila dijual akan menjadi
penerimaan petani yang dalam hal ini disebut sebagai pendapatan petani
(Surtiyah, 2009:61).
2.8. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pertanian telah banyak dilakukan dan diteliti oleh pakar,
tenaga pendidik, maupun mahasiswa di bidang pertanian, pendidikan, sosial,
ekonomi, dan lain sebagainya. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini
yaitu penelitian dari Anantanyu (2008:34-48) yang berjudul “Tipe Petani Dan Strategi
Pengembangan Kelembagaan Kelompok Petani”, yang bertujuan untuk mengetahui
pola-pola kelembagan kelompok petani yang ada dan mengetahui strategi
pengembangan kapasitas kelembagan kelompok petani, kemudian penelitian
Saadah, dkk. (2011:91-94) yang berjudul “Peranan Penyuluhan Pertanian Terhadap
Pendapatan Petani Yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo”, yang bertujuan
untuk mengetahui peningkatan pendapatan petani setelah menerapkan sistem
30
30
tanam legowo 2;1 dan mengetahui adanya hubungan antara peranan penyuluhan
pertanian ter-hadap peningkatan pendapatan petani.
Penelitian Romadoan, dkk. (2013:199-210) yang berjudul “Peran PKSM
Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani Dan Partisipasi Masyarakat Di
Kabupaten Bima, NTB”, yang bertujuan untuk mengetahui peran PKSM dalam
meningkatkan fungsi kelompok tani dan partisipasi masyarakat, penelitian
Erwinata, dkk. (2013:245-252) yang berjudul “Upaya Peningkatan Pendapatan Petani
Dengan Menerapkan Program SRI”, yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana
program usahatani padi SRI dapat meningkatkan pendapatan petani padi, dan
penelitian dari Nugroho (2014:506-518) yang berjudul “Peran kelompok Tani Sido
Makmur Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani Sido Makmur
Desa Ngaringan Kabupaten Grobogan”, yang bertujuan untuk engetahui peran
kelompok tani Sido Makmur terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Dusun Pangkalan. Penelitian-penelitian ini akan dijelaskan pada Tabel 2.1.
Terdapat perbedaan antara kelima penelitian yang terdapat pada Tabel 2.1
dengan penelitian ini. Penelitian ini lebih difokuskan pada peranan kelas belajar
yang ada pada kelompok tani dalam meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi
petani, sedangkan yang ada pada tabel fokus penelitiannya adalah pada kelompok
tani dan penyuluhan pertanian. Kelas belajar berbeda dengan penyuluhan
pertanian, kelas belajar lebih umum dan lebih luas dari pada penyuluhan pertanian
yaitu sebagai wadah belajar bagi para petani.
31
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No Penulis
dan Tahun
Judul Tujuan Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Sapja
Anantanyu
(2008)
Tipe Petani Dan
Strategi
Pengembangan
Kelembagaan
Kelompok Petani
(Kasus di Provinsi
Jawa Tengah).
Mengetahui pola-
pola kelembagan
kelompok petani
yang ada.
Mengetahui
strategi
pengembangan
kapasitas
kelembagan
kelompok petani
Variabel pada
penelitian ini
adalah
kapasitas
petani, tingkat
partisipasi
petani dalam
kelembagaan,
dan kapasitas
kelembagaan
kelompok
petani.
Penelitian ini
perupakan penelitian
survei. Penentuan
sampel ditentukan
dengan teknik stratified
random sampling.
Metode pengumpulan
data menggunakan
kuesioner dan
wawancara terstruktur.
Teknik analisis data
menggunakan teknik
deskriptif secara
kuantitatif maupun
kualitatif.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
petani pada masing-
masing tipologi
dikategorikan menjadi tiga
tipe yaitu (1) petani
dengan kelembagaan
tinggi dan partisipasi
anggota tinggi, (2) petani
dengan kelembagaan
tinggi dan kapasitas petani
tinggi, (3) petani dengan
partisipasi tinggi dan
kapasitas petani tinggi.
2 Saadah,
Anwar
Sulili, dan
Binindra
Deserama
(2011)
Peranan
Penyuluhan
Pertanian Terhadap
Pendapatan Petani
Yang Menerapkan
Sistem Tanam
Jajar Legowo
Mengetahui
peningkatan
pendapatan petani
setelah
menerapkan sistem
tanam legowo 2;1
Mengetahui
adanya hubungan
Variabel (X)
adalah peranan
penyuluhan
Variabel (Y)
adalah
pendapatan
petani.
Penelitian ini
merupakan penelitian
deskriptif. Sampel
diambil dengan metode
simple random
sampling. Analisis data
menggunakan analisis
(Chi-Square) yang
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
tingkat pendapatan petani
meningkat dari Rp.
12.428.628,- menjadi Rp
20.522.493,- dan peranan
penyuluhan petanian
berhubungan terhadap
32
antara peranan
penyuluhan
pertanian ter-hadap
peningkatan
pendapatan petani
dilanjutkan dengan
analisis koefisien
kontingensi (C).
peningkatan pendapatan
petani setelah menerapkan
sistem tanam jajar legowo
2:1.
3 Sri
Romadoan
,dkk
(2013)
Peran PKSM
Dalam
Meningkatkan
Fungsi Kelompok
Tani
Dan Partisipasi
Masyarakat Di
Kabupaten Bima,
NTB.
Mengetahui peran
PKSM dalam
meningkatkan
fungsi kelompok
tani dan partisipasi
masyarakat.
Peran PKSM
(analisator,
fasilitator,
stimulator,
pendorong)
Fungsi
kelompok tani
(Kelas belajar,
kerjasama,
produksi)
Penelitian ini
menggunakan metode
survei. Teknik
pengumpulan data
menggunakan
gabungan antara
wawancara, observasi
langsung di lapangan,
dan kuesioner. Analisis
yang digunakan adalah
statistik deskriptif dan
inferensial.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa PKSM mempunyai
peran penting dan strategis
dalam mendukung
keberhasilan
pembangunan kehutanan,
serta berperan sebagai
analisator, stimulator,
fasilitator dan
pendorong bagi
masyarakat.
4 Titah
inggil
erwinata,
dkk.
(2013)
Upaya Peningkatan
Pendapatan Petani
Dengan
Menerapkan
Program SRI
(Studi Kasus di
Kecamatan
Megaluh
Kabupaten
Jombang)
Menganalisis
sejauh mana
program usahatani
padi SRI dapat
meningkatkan
pendapatan petani
padi.
Variabel (X)
adalah
penerapan
program SRI.
Variabel (Y)
adalah
pendapatan
petani.
Pengambilan sampel
dengan teknik Cluster
Sampling. Teknik
pengumpulan data
meliputi wawancara
dan dokumentasi.
Teknik analisis
menggunakan
perbandingan rata-rata
dan analisis fungsi
pendapatan.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa
program usahatani padi
SRI dapat meningkatkan
pendapatan petani padi
hingga 65,9% lebih tinggi.
33
5 Setyo
Adhi
Nugroho
dan Sri
Rahayu
(2014)
Peran kelompok
Tani Sido Makmur
Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan
Anggota
Kelompok Tani
Sido Makmur Desa
Ngaringan
Kabupaten
Grobogan.
Mengetahui peran
kelompok tani Sido
Makmur terhadap
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat di
Dusun Pangkalan.
Variabel (X)
adalah peran
kelompok tani
Sido Makmur.
Variabel (Y)
adalah
peningkatan
kesejahteraan
anggota
kelompok tani.
Pengambilan sampel
pada penelitian ini
menggunakan teknik
simple random
sampling. Metode
pengumpulan data
menggunakan
wawancara , observasi,
dan dokumentasi.
Analisis data
menggunakan analisis
deskriptif, selanjutnya
dilakukan uji statistik
regresi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kesejahteraan petani
meningkat sejak mengikuti
kegiatan kegiatan
kelompok tani, hal ini
dapat dilihat dari
meningkatnya pendapatan
petani, struktur
pengeluaran, ketahanan
pangan dan daya beli
petani.
Sumber: (Anantanyu, 2008:34-48), (Saadah, 2011:91-94), (Romadoan, 2013:199-210), (Erwinata, 2013:245-252), (Nugroho,
2014:506-518).
.
34
34
2.9. Kerangka Berpikir
Peranan kelas belajar terhadap kondisi sosial ekonomi kelompok tani di
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen merupakan obyek yang akan diteliti.
Upaya untuk mempermudah jalannya penelitian yaitu perlu disusun kerangka
berfikir yang berupa konsep-konsep relevan dan terintegrasi dalam satu sistem
penjelasan untuk pedoman penelitian. Secara skematis kerangka berfikir dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2
Skema Kerangka Berpikir
Keterangan : = Menyatakan Hubungan
= Menyatakan Pengaruh
Kelas Belajar
Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL)
Kosmopolitan
Kelompok Tani
Kegiatan Kelompok
Kondisi sosial
ekonomi :
1. Pegetahuan
2. Ketrampilan
3. Produksi
4. Pendapatan
Usaha Tani
35
35
Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang terikat secara non formal
dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama
dibawah bimbingan Penyuluh Pertanian. Kelompok tani mempunyai 3 peranan
yaitu: sebagai kelas belajar, sebagai wahana kerjasama, dan sebagai unit produksi.
Melalui peranan kelompok tani diharapkan adanya peningkatan status sosial
ekonomi petani dari anggotanya.
Kegiatan kelompok tani di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi
dan faktor sosial. Faktor ekonomi berupa pendapatan petani dan produktivitas
petani, sedangkan yang termasuk faktor sosial adalah pengetahuan dan
ketrampilan petani. Upaya peningkatan pengetahuan, pendapatan, produktivitas
dan ketrampilan petani ini harus memanfaatkan kelompok tani sebagai sarana
belajar untuk mendapatkan informasi terkait dengan pengetahuan dan teknologi
baru dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertanian yang bertugas
sebagai penyebar informasi bagi petani, terutama untuk mengajarkan ketrampilan
kepada petani memberi saran dan rekomendasi melalui kelas belajar. Kelas belajar
dilaksanakan berdasarkan kepentingan petani. Penyampaian program dalam kelas
belajar pastilah berpengaruh terhadap sikap anggota kelompok tani. Salah satu
unsur yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan kelas belajar adalah
tingkat kosmopolitan atau sikap keterbukaan petani terhadap pengaruh dari luar
kelompok masyarakat itu sendiri.
36
36
2.10. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut.
Ha : Kelas Belajar Pada kelompok Tani Berperan Terhadap Kondisi Sosial
Dan Ekonomi Petani Di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun
2015.
H0 : Kelas Belajar Pada Kelompok Tani Tidak Berperan Terhadap Kondisi
Sosial Dan Ekonomi Kelompok Tani Di Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen Tahun 2015.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, karena data yang dikumpulkan berupa data angka-angka
dan dianalisis menggunakan rumus statistik.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Desa Krandegan pada Kelompok Tani Sido
Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur serta Desa Tambak Mulyo pada Kelompok
Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo yang ada di Kecamatan
Puring, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada bulan April 2015
sampai dengan bulan Mei 2015.
3.3. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian
Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan Desa Krandegan merupakan satu-
satunya Desa Mandiri Pangan di Kecamatan Puring, artinya sejumlah 22 desa di
Kecamatan Puring merupakan Desa Tidak Mandiri Pangan. Desa Tambak Mulyo
merupakan salah satu dari 22 Desa Tidak Mandiri Pangan yang ada di Kecamatan
Puring. Alasan dipilihnya Desa Tambak Mulyo ini selain karena termasuk salah
satu Desa Tidak Mandiri Pangan yaitu juga dikarenakan perbedaan morfologi atau
bentuk lahan dimana Desa Tambak Mulyo merupakan daerah pantai sedangkan
kebanyakan desa lain merupakan dataran rendah termasuk juga Desa Krandegan
yang jelas memiliki perbedaan jenis tanah, keberadaan air, cuaca dan sebagainya.
38
38
Alasan pemilihan Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido
Subur di Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani
Margo Mulyo di Desa Tambak Mulyo karena berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti, kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang
memiliki keinginan belajar atau memiliki keinginan untuk melaksanakan kegiatan
kelas belajar secara rutin dan terencana, meskipun dengan kondisi petugas
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang sangat sibuk karena mendapat tugas
untuk menyuluh lebih dari 5 desa di Kecamatan Puring.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang terdaftar menjadi
anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur di Desa
Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo
di Desa Tambak Mulyo beserta dengan petugas Penyuluh Pertanian Lapangannya.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan untuk menentukan responden dari
petani yaitu menggunakan probability sampling dengan teknik simple random
sampling yang diambil sebesar 5% dari total populasi.
Alasan sampel yang diambil hanya 5% dari total populasi yaitu disebabkan
karena banyak anggota yang hanya tercantum namanya sebagai anggota namun
tidak aktif di kegiatan kelompok tani, sedangkan untuk menentukan responden
dari petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yaitu menggunakan teknik total
sampling karena di kedua desa tersebut hanya ada satu petugas Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL).
39
39
Berikut adalah proporsi dan sebaran sampel pada masing-masing
kelompok tani.
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian
No Kelompok Tani Desa Anggota PPL Jumlah Sampel
1 Sido Dadi Krandegan
290
1
14
2 Sido Subur 112 6
3 Ngudi Mulyo Tambak
Mulyo
257 13
4 Margo Mulyo 339 17
Jumlah 998 1 50
Sumber: Setbakorluh, 2014:94
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu Pelaksanaan kelas belajar dan
kondisi sosial dan ekonomi petani. Variabel-variabel tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut.
3.5.1 Pelaksanaan Kelas Belajar
Variabel ini merupakan variabel yang tentang bagaimana pelaksanaan
kelas belajar yang ada pada masing-masing kelompok tani. Variabel ini memiliki
sub-variabel sebagai berikut.
3.5.1.1 Perencanaan Kelas Belajar
Perencanaan kelas belajar dibuat atas kesepakatan bersama anggota dan
pengurus kelompok tani. Kelas belajar diharapkan dapat terlaksana dengan baik
apabila semua hal berkaitan dengan pelaksanaan kelas belajar sudah
direncanakan. Ada tiga hal yang perlu direncanakan yaitu sebagai berikut.
3.5.1.1.1 Materi Belajar
Materi yang direncanakan harus disusun berdasarkan kebutuhan petani
yang berkaitan dengan masalah-masalah peranian. Indikator perencanaan materi
40
40
yang baik yaitu disusun atas dasar kebutuhan petani kemudian dikonsultasikan
dengan fasilitator, perencanaan materi cukup baik apabila petani tidak menyusun
materi melainkan fasilitator yang merencanakan, perencanaan materi tidak baik
apabila petani dan fasilitator tidak melakukan perencanaan.
3.5.1.1.2 Tempat Pelaksanaan
Tempat yang dimaksud dalam variabel ini adalah tempat atau lokasi yang
digunakan oleh anggota kelompok tani dan fasilitator untuk dilaksanakan kegiatan
kelas belajar. Indikator perencanaan tempat yang baik yaitu direncanakan dan
disesuaikan dengan materi yang sudah disusun, perencanaan tempat yang cukup
baik yaitu tempat direncanakan namun tidak disesuaikan dengan materi yang
sudah disusun, perencanaan tempat yang tidak baik yaitu tempat tidak
direncanakan.
3.5.1.1.3 Frekuensi Pelaksanaan
Frekuensi atau intensitas merupakan perencanaan waktu pelaksanaan kelas
belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan petani. Indikator
perencanaan frekuensi yang baik yaitu kelas belajar dilaksanakan dua kali dalam
satu bulan/selapan, perencanaan yang cukup baik yaitu kelas belajar dilaksanakan
satu kali dalam satu bulan/selapan, perencanaan yang tidak baik yaitu kelas
belajar dilaksanakan satu kali lebih dari satu bulan/selapan.
3.5.1.2 Pelaksanaan Kelas Belajar
Pelaksanaan kelas belajar dilakukan berdasarkan rencana belajar yang
telah disusun dan telah disepakati. Ada beberapa hal yang harus ada pada saat
pelaksanaan kelas belajar, hal tersebut yaitu sebagai berikut.
41
41
3.5.1.2.1 Peserta Kelas Belajar
Peserta yang dimaksud dalam variabel ini adalah anggota kelompok tani
yang menghadiri kegiatan kelas belajar, dan telah melakukan presensi. Indikator
dalam jumlah peserta yaitu tinggi apabila kelas belajar dihadiri lebih dari 75%
dari total anggota, sedang apabila kelas belajar dihadiri antara 50% sampai dengan
75% dari total anggota, rendah apabila kelas belajar dihadiri kurang dari 50% dari
total anggota.
3.5.1.2.2 Fasilitator Kelas Belajar
Fasilitator dalam kelas belajar adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
yang hadir pada saat kelas belajar. Indikator fasilitator yang baik yaitu hadir dan
menyampaikan materi sesuai dengan perencanaan materi belajar yang sudah
disusun, fasilitator yang cukup baik yaitu hadir namun tidak menyampaikan
materi sesuai dengan yang sudah direncanakan, fasilitator yang tidak baik yaitu
tidak hadir pada saat kelas belajar.
3.5.1.2.3 Materi Kelas belajar
Materi kelas belajar adalah materi yang sesuai dengan kajian geoagrafi
pertanian meliputi materi mengenai kawasan pertanian, komoditas pertanian, sistem
pertanian, sistem produksi pertanian, klasifikasi penggunaan lahan untuk pertanian,
faktor fisik dan non fisik dalam pertanian, dampak pertanian, karakteristik dan
klasifikasi usaha tani, dan strategi pengembangan pertanian. Indikator materi yang
baik yaitu semua materi ada dalam pelaksanaan kelas belajar, materi yang cukup baik
yaitu terdapat empat sampai dengan delapan materi dalam pelaksanaan kelas belajar,
materi yang tidak baik hanya terdapat satu sampai dengan tiga materi dalam
pelaksanaan kelas belajar.
42
42
3.5.1.2.4 Metode Kelas belajar
Metode merupakan cara yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) untuk dapat menyampaikan materi kepada peserta kelas belajar.
Indikator metode kelas belajar yang baik yaitu ada menggunakan metode, petani
mampu dengan jelas memahami materi yang disampaiakan, metode yang cukup
baik yaitu menggunakan metode, namun petani tidak mampu memahami materi
yang disampaiakan, metode yang tidak baik yaitu tidak menggunakan metode.
3.5.1.2.5 Media Kelas belajar
Alat bantu yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
untuk menyampaikan materi kepada peserta kelas belajar. Indikator media yang
baik yaitu ada media dan pesan atau informasi yang disampaiakan diterima oleh
petani, media yang cukup baik yaitu ada media, namun pesan atau informasi yang
disampikan tidak dapat diterima oleh petani, media yang tidak baik yaitu tidak
menggunakan media.
3.5.1.2.6 Pendekatan Kelas Belajar
Pendekatan adalah cara yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) untuk menjadi lebih dekat kepada peserta kelas belajar. Indikator
pendekatan yang baik yaitu menggunakan pendekatan, petani dimudahkan apabila
ingin bertanya lebih lanjut seputar materi yang belum dipahami, pendekatan yang
cukup baik yaitu menggunakan pendekatan, namun petani tidak dimudahkan
untuk bertanya seputar materi yang belum dipahami, pendekatan yang tidak baik
yaitu tidak menggunakan pendekatan.
43
43
3.5.1.2.7 Kendala Kelas Belajar
Kendala dalam kelas belajar dibagi menjadi dua yaitu kendala yang
disebabkan faktor internal dan kendala yang disebabkan oleh faktor eksternal.
Indikator kendala pada pelaksanaan kelas belajar yang baik yaitu tidak ada
kendala pada saat kelas belajar, kendala yang cukup baik yaitu ada kendala namun
bisa diatasi, kendala yang tidak baik yaitu ada kendala dan tidak bisa teratasi.
3.5.1.3 Evaluasi Kelas belajar
Evaluasi pelaksanaan kelas belajar bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan belajar mengajar di kelompok tani. Indikator evaluasi yang baik
yaitu dilakukan evaluasi dan ditindak lanjuti, evaluasi yang cukup baik yaitu
dilakukan evaluasi namun tidak ditindak lanjuti, evaluasi yang tidak baik yaitu
tidak dilakukan evaluasi.
3.5.2 Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani
Variabel ini merupakan variabel yang menjelaskan tentang kondisi sosial
dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar. Variabel ini memiliki sub-
variabel sebagai berikut.
3.5.2.1 Pengetahuan Petani
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan teknik produksi pertanian,
pengetahuan peralatan pertanian, pengetahuan teknologi hasil pertanian, dan
pengetahuan pemasaran hasil pertanian. Indikator pengetahuan dikatakan
bertambah apabila setelah mengikuti kelas belajar petani mampu mengetahui dan
memahami semua yang telah disampaikan, tidak bertambah apabila petani tidak
mampu mengetahui dan memahami materi yang telah disampaikan.
44
44
3.5.2.2 Ketrampilan Petani
Ketrampilan tersebut meliputi ketrampilan menggunakan alat pertanian,
ketrampilan melakukan panca usahatani, ketrampilan melaksanakan kegiatan
usahatani, ketrampilan pemungutan (panen) dan pengelolaan hasil pertanian serta
ketrampilan mengolah/mengawetkan hasil pertanian. Indikator ketrampilan
dikatakan bertambah apabila petani mampu mempraktekkannya sendiri dan
hasilnya sama seperti yang telah disampaikan, tidak bertambah apabila petani
tidak dapat mempraktekkan sendiri apa yang telah di sampaikan.
3.5.2.3 Produksi Petani
Produksi tersebut meliputi produksi petani dalam satu kali tanam dan
produksi petani dalam satu tahun. Indikator produksi dikatakan meningkat apabila
setelah mengikuti kelas belajar produksi petani mengalami peningkatan, tidak
meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar produksi petani sama dengan
sebelum mengikuti kelas belajar.
3.5.2.4 Pendapatan Petani
Pendapatan tersebut meliputi pendapatan bersih dan pendapatan kotor.
Indikator pendapatan dikatakan meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar
mengalami peningkatan, tidak meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar
pendapatan petani sama dengan sebelum mengikuti kelas belajar.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ada tiga,
yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk
mengetahui data berupa tempat, waktu dilaksanakannya kelas belajar. Selain itu
45
45
juga untuk mengetahui kelengkapan dan proses pelaksanaan atau kegiatan belajar
mengajar yang ada pada kelas belajar seperti keaktifan peserta, diskusi dan
pemecahan masalah.
Metode wawancara digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang
sudah ditentukan peneliti, seperti mengetahui pelaksanaan kelas belajar yang telah
diikuti oleh petani dan mengetahui peranan kelas belajar dalam meningkatkan
kondisi sosial ekonomi petani. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari
kelengkapan berkas kelas belajar (legalitasnya), dan dokumen-dokumen yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani.
3.7. Uji Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian yaitu dengan
validitas dan reliabilitas instrumen. Pada penelitian ini, uji validitas digunakan
untuk mengukur valid tidaknya pertanyaan yang akan diberikan kepada
responden. Validitas instrumen untuk pertanyaan dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut.
rxy =
√ (Arikunto, 2010:213)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
N : jumlah subyek
X : skor soal yang dicari validitasnya
Y : skor total
46
46
Harga rxy yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel harga
product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika rxy > rtabel maka butir
pertanyaan tersebut valid.
Hasil perhitungan validitas butir pertanyaan seperti pada Lampiran 4
menunjukkan bahwa 11 pertanyaan untuk variabel pelaksanaan kelas belajar yang
diuji cobakan kepada 10 responden semuanya valid, sedangkan 32 pertanyaan
untuk variabel kondisi sosial dan ekonomi petani tidak semuanya valid.
Pertanyaan yang valid sebanyak 30 pertanyaan dan sisanya sebanyak 2 pertanyaan
tidak valid, sehingga 2 pertanyaan tersebut diperbaiki untuk digunakan sebagai
instrumen penelitian. Intrumen yang telah diperbaiki dan digunakan sebagai
instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
Uji instrumen yang selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Suatu instrumen
cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Reliabiltas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan. Rumus untuk menghitung
reliabilitas adalah rumus Spearman Brown sebagai berikut.
(Sugiyono, 2012:359)
Keterangan:
= reliabilitas internal seluruh instrumen
= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
b
bi
r
rr
1
2
47
47
Setelah ri diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtable, yang
diperoleh dari r product moment taraf signifikan 5%. Apabila ri > rtabel maka
dikatakan instrument tersebut dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan
nilai ri diperoleh sebesar 0,84. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtable yaitu 0,632,
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan reliabilitas intrumen dapat
dilihat pada Lampiran 4.
3.8. Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif Presentase (DP)
Analisis Deskriptif Presentase (DP) digunakan untuk mengetahui variabel
pelaksanaan kelas belajar serta variabel kondisi sosial dan ekonomi petani.
Sebelum data dihitung dengan rumus Deskriptif Presentase (DP), maka terlebih
dahulu menghitung nilai/skor jawaban dari masing-masing responden dengan
memberikan tingkat skor untuk untuk masing-masing jawaban.
Pemberian skor untuk variabel pelaksanaan kelas belajar adalah sebagai
berikut.
1. Pilihan 1 diberi skor 3
2. Pilihan 2 diberi skor 2
3. Pilihan 3 diberi skor 1
Pemberian skor untuk variabel kondisi sosial dan ekonomi petani adalah
sebagai berikut.
1. Jawaban “bertambah/meningkat” diberi skor 1
2. Jawaban “tidak bertambah/tidak meningkat” diberi skor 0
48
48
Setelah semua item soal dari seluruh responden diketahui maka dapat
dihitung analisis Deskriptif Presentase (DP) untuk mengetahui variabel
pelaksanaan kelas belajar dan kondisi sosial ekonomi petani, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
P =
x100%
Keterangan:
P = Deskriptif Presentase
f = Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah seluruh nilai
(Arikunto, 2010:43)
Hasil perhitungan Deskriptif Persentase (DP) kemudian disajikan dengan
kalimat deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan persentase tertinggi
=
x 100%
=
x 100% = 100%
2. Menetapkan persentase terendah
=
x 100%
=
x 100% = 0%
49
49
3. Menetapkan interval kelas
=
=
= 25 %
4. Membuat tabel kriteria Deskriptif Persentase (DP)
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan rumus Deskriptif Persentase (DP) untuk variabel
pelaksanaan kelas belajar, diketahui kriteria pelaksanaan kelas belajar seperti
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Pelaksanaan Kelas Belajar
Interval skor % Kriteria
76 < x ≤ 100 Sangat Baik
51 < x ≤ 75 Baik
26 < x ≤ 50 Cukup Baik
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan rumus Deskriptif Persentase (DP) untuk variabel
kondisi sosial dan ekonomi petani, diketahui kriteria kondisi sosial dan
ekonomi petani seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani
Interval skor % Kriteria
76 < x ≤ 100 Sangat Meningkat
51 < x ≤ 75 Meningkat
26 < x ≤ 50 Cukup Meningkat
3.8.2 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menganalisis peranan
kelas belajar terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani. Langkah-langkah dalam
analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut.
50
50
1. Menentukan persamaan regresi Y dan X
Y= a + bX
Keterangan:
Y : variabel terikat
X : variabel bebas
a : harga Y bila X = 0
b : koefisien regresi variabel X
(Sugiyono, 2012:261)
Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut.
a = –
b = –
(Muhidin, 2007: 188)
2. Menentukan korelasi
Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya korelasi menggunakan uji
korelasi product moment adalah sebagai berikut.
rxy =
√
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
N : jumlah subyek
X : skor soal yang dicari validitasnya
Y : skor total
(Muhidin, 2007:123)
51
51
3. Uji koefisien regresi
Untuk menguji koefisien regresi digunakan uji regF . Untuk menentukan nilai
uji regF dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi )( )(aregJK dengan rumus berikut.
)( )(aregJK=
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a )( )/( abregJK dengan rumus berikut.
)( )/( abregJK= b (∑XY-
)
c. Menghitung jumlah kuadrat residu )( resJK dengan rumus berikut.
)( resJK= ∑ -
)( )/( abregJK -
)( )(aregJK
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a )( )/( abregRJK dengan rumus
berikut.
)( )/( abregRJK=
)( )/( abregJK
e. Menghitung rata-rata jumlah residu )( resRJK dengan rumus berikut.
)( resRJK = )( resJK
f. Menghitung nilai varians (regF ) dengan rumus berikut.
regF = )( )/( abregRJK
)( resRJK
(Sugiyono, 2012:265)
Setelah mendapatkan nilai regF , selanjutnya yaitu menentukan nilai F tabel
( tabF ) pada derajat kebebasan (dk) pembilang = 1 dan derajat kebebasan (db)
penyebut = n-2. Setelah ditemukan kemudian dibandingkan nilai regF dengan nilai
tabF , dengan kriteria uji apabila nilai hitung regF lebih besar atau sama dengan (≥)
nilai tabF , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
100
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa kelas belajar yang dilaksanakan pada kelompok tani di
Kecamatan Puring masuk dalam kategori baik. Pelaksanaan kelas belajar sudah
sesuai dengan kajian geografi pertanian yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kelas belajar. Kondisi sosial yang meliputi
pengetahuan dan ketrampilan petani meningkat setelah mengikuti kelas belajar
pada kelompok tani di Kecamatan Puring Kabupeten kebumen. Kondisi ekonomi
petani yang meliputi produksi dan pendapatan petani sangat meningkat setelah
mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen. Kelas belajar pada kelompok tani berperan terhadap kondisi sosial dan
ekonomi petani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukakan pada masing-masing
kelompok tani, saran yang dapat peneliti sampaikan dalam penelitian ini yaitu
kepada para anggota kelompok tani diharapkan bisa secara rutin mengikuti
pelaksanaan kelas belajar karena kelas belajar merupakan wadah belajar mengajar
bagi anggota kelompok tani, kepada ketua kelompok tani diharapkan bisa
berusaha mengajak anggotanya untuk mengikuti kegiatan kelas belajar.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ahzar, Api. 2015. “Pembuatan Alat Ukur Evaluasi Penyuluhan Pertanian”.
http://hartapplcng.blogspot.com/2015/01/pembuatan-alat-ukur-evaluasi-
penyuluhan-pertanian_1048.html diakses pada tanggal 01/03/2015 pukul
22.30.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atmadja, Jeff Mustopha. 1981. Pendidikan Ketrampilan Pertanian. Jakarta: CV
Karya indah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2015. Kalender Tanam Terpadu.
Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. 2012. Pembinaan
Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Kalimantan Selatan:
Badan Penelitian Pertanian.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 2013.
Statistik Sumber Daya Pertanian dan Kelembagaan Pertanian. Jakarta:
Kementerian Pertanian.
Badan Pusat Statistika. 2014. Kabupaten Kebumen dalam Angka 2014. Kebumen:
BPS Kabupaten Kebumen.
_______ 2014. Kecamatan Puring dalam Angka 2014. Kebumen: BPS Kabupaten
Kebumen.
Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.
Jakarta: Salemba Empat.
Herlambang, Tedi, dkk, 2001. Ekonomi Makro Teori, Analisis dan Kebijakan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Monografi Desa Kabupaten Kebumen. 2014. Monografi Desa Krandegan
Kecamatan Puring 2014. Kebumen: Pemerintah Kabupaten Kebumen.
________ 2014. Monografi Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring 2014.
Kebumen : Pemerintah Kabupaten Kebumen.
Mosher, A. T. 1985. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV.
Yasaguna
102
102
Mucien. 2011. Kedudukan Geografi di Tengah Ilmu yang Lain. Artikel.
http://muchsinz.blogspot.com/2011/10/penentu-jenis-kelamin-bayi.html
diakses tanggal 9/9/2015 pukul 16.30 WIB.
Nugroho, Setyo Adhi. 2013. „Peran Kelompok Tani Sido Makmur Dalam
Meningkatkan kesejahteraan Anggota Kelompok Tani Sido Makmur Desa
Ngaringan Kabupaten Grobogan‟. Dalam Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kota. Vol.3, (No. 3). Semarang: Fakultas Teknik UNDIP
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/5675/pdf_48
diakses pada 15 Januari 2015, pukul 00.58 WIB.
Nursid, Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Alumni: Bandung
Nuryati, Sri. 2011. „Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi
Pertanian‟. Dalam Argo Ekonomi vol.29. no.2. Bogor: Pusat Sosial
Ekonom http://www.pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE29-2d.pdf
diakses pada 19 Februari 2015, pukul 19.46 WIB
Pemerintah Kabupaten Kebumen. “Kebumen Beriman”.
http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/page/index/23 diakses
14/01/2015 pukul 22:24
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.
2013. Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1055.
Poerwadarminta. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pradiana, Wida, dkk. 2007. „Pengembangan Agribisnis Padi Sawah Melalui
Pemberdayaan Kelompok Tani‟. Dalam Jurnal Penyuluhan Pertanian
Vol.2. No.2. Bogor: STTP Bogor. http://www.stpp-
bogor.ac.id/download/al92.pdf diakses Tanggal 27 Februari 2015, pukul
20.29.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Buletin Konsumsi Pangan.
Jakarta: Kementerian Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian. 2012. Kelompok Tani Sebagai Kelas Belajar.
Jakarta: Balai Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian.
Rukka, Hermaya, dkk. 2008. „Peranan Kelompok Tani Paraikatte dalam
Pemenuhan Kebutuhan Usahatani‟ Dalam Jurnal Agrisistem vol.4 no.2.
Gowa: STTP Gowa. http://www.stppgowa.ac.id/informasi/download-
103
103
centre/file/133-peranan-kelompok-tani-paraikatte-dalam-pemenuhan-
kebutuhan-usahatani diakses Tanggal 27 Februari 2015, pukul 16.15.
Saadah, dkk. 2010. „Peranan Penyuluhan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani
Yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo‟. Dalam Jurnal
Agrisistem. Vol. 7, (No. 7). Makassar: Fakultas Pertanian Universitas
Hasanudin. http://www.stppgowa.ac.id/DataDownloadCentrePap/data-
jurnal-agrisistem-stpp-gowa/4 diakses tanggal 15 Januari 2015, pukul
22.00 WIB.
Saleh. 2014. Geografi Pertanian dan Permasalahan Pangan. Artikel.
http://hadwinsaleh.blogspot.com/geografi-pertanian-dan-permasalahan-
pangan.html diakses Tanggal 10/9/2015 pukul 14.35 WIB.
Setbakorluh Jawa Tengah. 2015. Katalog Kelompok Tani, Gabungan Kelompok
Tani, dan Desa Usaha Tani. Jateng: Setbakorluh
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sihombing, Ulima Hotmaida. 2010. „Peranan Kelompok Tani dalam Peningkatan
Status Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Rumah Pil-
Pil, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang)‟. Skripsi. Medan:
Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16348 diakses pada tanggal
15 Januari 2015, pukul 00.27 WIB.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suryantini, H. 2004. „Pemamfaatan Informasi Teknologi Pertanian Oleh Penyuluh
Pertanian‟. Dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian Volume 13, No.1.
Tahun 2004.
Wahana Komunitas Geografi. 2011. Hakekat dan Ruang Lingkup geografi
Ekonomi. Artikel. http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/03/hakekat-
dan-ruang-lingkup-geografi.html diakses Tanggal 9/9/2015 pukul 18.19
WIB.
Wardiyatmoko. 2013. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
LAMPIRAN
104
104
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN
Kepada
Yth Bapak/Ibu warga
di Desa Krandegan dan Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring
Dengan hormat,
Saya Danang Sarjono mahasiswa Universitas Negeri Semarang Program
Studi Pendidikan Geografi, bermaksud mengadakan penelitian yang berkaitan
dengan skripsi yang saya ajukan ke Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial yang
berjudul “Peranan Kelas Belajar Pada Kelompok Tani dalam Upaya Peningkatan
Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani di Kecamatan Puring Tahun 2015”.
Berkaitan dengan hal tersebut, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu
ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan yang saya tanyakan sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Survei ini bukan tes sehingga tidak ada jawaban yang salah.
Bapak/Ibu diharapkan menjawab seluruh pertanyaan dalam pedoman wawancara
ini agar hasilnya dapat diolah dan dianalisis.
Hasil wawancara ini tidak akan disampaikan dalam bentuk yang dapat
mengidentifikasikan identitas responden. Kerahasiaan data Bapak/Ibu secara
individual dijamin penuh sesuia undang-undang statistik yang berlaku di
Indonesia. Demikian surat pengantar ini saya buat, atas partisipasi Bapak/Ibu saya
ucapkan terimakasih.
Semarang, April 2015
Hormat Saya,
Danang Sarjono
NIM. 3201411075
105
105
PEDOMAN WAWANCARA
PERANAN KELAS BELAJAR PADA KELOMPOK TANI DALAM
UPAYA PENINGKATAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PETANI
DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015
Untuk Anggota Kelompok Tani
a. Identitas Diri
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Nama kelompok tani :
4. Jabatan di kelompok tani :
5. Usia : Tahun
6. Pekerjaan
a. Pekerjaan di sektor pertanian :
b. Pekerjaan di luar sektor pertanian:
7. Alamat rumah :
8. Pendidikan terakhir :
9. Lama menjadi anggota :
b. Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban Skor
Disusun berdasarkan kebutuhan petani
Disusun tidak berdasarkan kebutuhan
petani
Tidak ada perencanaan materi
Direncanakan dan disesuaikan dengan
materi kelas belajar
Direncanakan, tetapi tidak disesuaikan
dengan materi kelas belajar
Tidak direncanakan
Dua kali dalam satu bulan/selapan
Satu kali dalam satu bulan/selapan
Satu kali lebih dari satu bulan/selapan
> 75% anggota hadir
50% - 75% anggota hadir
< 50% anggota hadir
Ada, menyampaikan materi sesuai
perencanaan materi belajar yang telah
dibuat
Ada, tidak menyampaikan materi
sesuai perencanaan materi belajar yang
telah dibuat
Tidak ada fasilitator
Variabel Kelas Belajar
Berapa peserta yang hadir pada saat
pelaksanaan kelas belajar?
4
Apakah ada fasilitator dalam kelas
belajar? Dan bagaimana penyampaian
materinya?
5
Berapa frekuensi pelaksanaan kelas
belajar?
Perencanaan Kelas Belajar
Pelaksanaan Kelas Belajar
1 Bagaimana perencanaan yang dilakukan
untuk materi kelas belajar?
2 Bagaimana perencanaan yang dilakukan
untuk tempat kelas belajar?
3
106
106
Ada, Lengkap
Ada, 4-8 unsur
Ada, 1-3 unsur
Menggunakan metode, petani mampu
dengan jelas memahami materi yang
disampaikan
Menggunakan metode, petani tidak
mampu dengan jelas memahami materi
yang disampaikan
Tidak menggunakan metode
Menggunakan media, pesan/informasi
yang disampaikan diterima oleh petani
Menggunakan media, pesan/informasi
yang disampaikan tidak diterima oleh
petani Tidak menggunakan media
PPL menggunakan pendekatan, petani
dimudahkan apabila ingin bertanya lebih
lanjut seputar materi yang belum
dimengerti PPL menggunakan pendekatan, petani
tidak dimudahkan apabila ingin bertanya
lebih lanjut seputar materi yang belum
dimengerti
PPL tidak menggunakan pendekatan
Tidak ada kendala
Ada kendala, namun bisa teratasi
Ada kendala dan tidak bisa teratasi
Dilakukan evaluasi dan ditindaklanjuti
Dilakukan evaluasi, namun tidak
ditindaklanjuti
Tidak dilakukan evaluasi
Apakah PPL menggunakan metode pada
saat pelaksanaan kelas belajar? Dan
bagaimana hasil dari pengunaan metode
tersebut?
7
8
Apakah ada materi yang disampaikan
pada saat kelas belajar? Dan berapa
materi yang disampaikan?
6
Apakah dilakukan evaluasi setelah
pelaksanaan kelas belajar?
11
Apakah PPL menggunakan pendekatan
pada saat pelaksanaan kelas belajar? Dan
bagaimana hasil dari pendekatan
tersebut?
9
10 Apakah ada kendala pada saat
pelaksanaan kelas belajar?
Apakah PPL menggunakan media pada
saat pelaksanaan kelas belajar? Dan
bagaimana hasil dari penggunaan media
tersebut?
Evaluasi Kelas Belajar
107
107
Daftar pertanyaan terbuka variabel kelas belajar
Perencanaan kelas belajar
1. Jika rencana materi disusun, maka bagaimana proses penyusunan materi
tersebut?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Jika tempat kelas belajar direncanakan, dimana biasanya kelas belajar
dilaksanakan?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Jika frekuensi kelas belajar satu kali lebih dari satu bulan, mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
Pelaksanaan kelas belajar
4. Jika peserta < 50%, maka faktor apa yang menyebabkan kehadiran peserta
kurang dari 50%?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Apakah fasilitator tersebut ditemani oleh orang lain atau hanya sendiri?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
6. Apakah materi yang disampaikan oleh PPL mudah dipahami?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
7. Jika menggunakan metode, maka metode apa yang digunakan PPL dalam
menyampaikan materi pada kelas belajar?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
8. Jika menggunakan media, media apa yang biasanya digunakan dalam kelas
belajar dan bagaimana cara penggunaannya?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
9. Jika PPL menggunakan pendekatan, pendekatan apa yang digunakan oleh
PPL dalam kegiatan kelas belajar?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
10. Jika terdapat kendala, kendala apakah yang Bapak/Ibu ketahui dan bagaimana
cara mengatasinya?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
Evaluasi kelas belajar
11. Jika dilakukan evaluasi, seperti apa evaluasi tersebut dan berapa kali evaluasi
hasil belajar dilaksanakan dalam satu bulan?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
108
PEDOMAN WAWANCARA
PERANAN KELAS BELAJAR PADA KELOMPOK TANI DALAM UPAYA PENINGKATAN KONDISI SOSIAL DAN
EKONOMI PETANI DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015
Untuk Anggota kelompok Tani
Identitas Diri
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Usia : Tahun
d. Nama kelompok tani :
e. Jabatan di kelompok tani :
f. Pekerjaan
1. Pekerjaan di sektor pertanian :
2. Pekerjaan di luar sektor pertanian:
g. Jumlah tanggungan keluarga : Orang
h. Alamat Rumah :
i. Pendidikan terakhir :
j. Lama menjadi anggota :
109
Variabel pengetahuan petani
Pengetahuan teknik produksi pertanian
No Pertanyaan Jawaban Berta
mbah
Tidak
Berta
mbah
1 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai pengairan sawah setelah
mengikuti kegiatan kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang
Bapak/Ibu ketahui untuk mengairi sawah?
b. Setelah mengikuti kelas belajar cara apa saja yang
Bapak/Ibu ketahui untuk mengairi sawah?
2 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai cara pembibitan setelah
mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apakah yang
digunakan untuk pembibitan benih padi?
b. Setelah mengikuti kelas belajar cara apakah yang
digunakan untuk pembibitan benih padi?
3 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai penggunaan bibit setelah
mengikuti kelas belajar
a. Umur berapakah bibit padi yang siap Bapak/Ibu
gunakan untuk di tanam sebelum mengikuti kelas
belajar?
b. Adakah perbedaan penggunaan bibit yang siap tanam
setelah mengikuti kelas belajar?
110
4 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai jenis-jenis pupuk yang
digunakan untuk tanaman padi setelah Bapak/Ibu
mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar jenis pupuk apa saja
yang Bapak/Ibu ketahui untuk tanaman padi?
b. Selain jenis pupuk yang sudah disebutkan adakah jenis
pupuk lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah mengikuti
kelas belajar?
5 Pengetahuan Bapak/Ibu menegenai cara pencegahan serta
pemberantasan hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas
belajar
a. Cara apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk mencegah
dan memberantas hama sebelum mengikuti kelas
belajar?
b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
Pengetahuan peralatan pertanian
6 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai peralatan pertanian
berupa jenis alat pengolah tanah setelah Bapak/Ibu
mengikuti kelas belajar
a. Alat apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk mengolah
tanah sebelum mengikuti kelas belajar?
b. Setelah mengikuti kelas belajar adakah alat pengolah
tanah yang Bapak/Ibu ketahui?
111
7 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai peralatan pertanian
berupa alat pemberantas hama setelah Bapak/Ibu mengikuti
kelas belajar
a. Alat apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk
mencegah dan memberantas hama sebelum mengikuti
kelas belajar?
b. Adakah alat lain yang Bapak/Ibu gunakan setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
8 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai peralatan panen setelah
mengikuti kelas belajar
a. Alat panen apa saja yang Bapak/Ibu ketahui sebelum
mengikuti kelas belajar?
b. Setelah mengikuti kelas belajar adakah alat panen
yang Bapak/Ibu ketahui?
Pengetahuan teknologi hasil pertanian
9 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai cara pemenenan setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang
Bapak/Ibu ketahui untuk memanen?
b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
10 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai cara penjemuran hasil
pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang
112
Bapak/Ibu ketahui untuk menjemur hasil pertanian?
b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
11 Pengetahuan Bapak/Ibu menegenai cara penyimpanan hasil
pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang
Bapak/Ibu ketahui untuk menyimpan hasil pertanian?
b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
Pengetahuan pemasaran hasil pertanian
12 Bagaimanakah pengetahun Bapak/Ibu mengenai pemasaran
hasil pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
a. Sebelum mengikuti kelas belajar kemanakah
Bapak/Ibu menjual hasil pertanian?
b. Setelah mengikuti kelas belajar adakah tempat
pemasaran lain yang Bapak/Ibu ketahui?
Variabel ketrampilan petani
Ketrampilan menggunakan alat pertanian
13 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan alat-alat
pengolah tanah setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Alat apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk mengolah
tanah sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar?
b. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengolah tanah
yang Bapak/Ibu miliki dengan menggunakan alat yang
113
sekarang?
c. Pada saat awal menggunakan alat ini berapa waktu
yang diperlukan untuk mengolah tanah?
14 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan alat-alat
pemberantas hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas
belajar
a. Alat apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk memberantas
hama sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar?
b. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk
memberantas hama di sawah yang Bapak/Ibu miliki
dengan menggunakan alat yang sekarang?
c. Pada saat awal penggunakan alat ini berapa waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan sawah yang
Bapak/Ibu miliki?
15 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan alat-alat
untuk pemanenan setelah mengikuti kelas belajar
a. Alat apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk memanen
hasil pertanian sebelum dan sesudah mengikuti kelas
belajar?
b. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memanen
di sawah yang Bapak/Ibu miliki dengan menggunakan
alat yang sekarang?
c. Pada saat awal menggunakan alat ini berapa waktu
yang diperlukan untuk memanen hasil di sawah yang
Bapak/Ibu miliki?
114
Ketrampilan melakukan panca usaha tani
16 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan
pengairan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
bapak/Ibu untuk mengairi sawah?
b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu untuk mengairi sawah?
17 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam penggunaan bibit setelah
mengikuti kelas belajar?
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam menggunakan bibit pada saat
penanaman?
b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam menggunakan bibit pada saat
penanaman?
18 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam pemilihan bibit setelah
mengikuti kelas belajar?
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu memilih bibit yang baik dan siap tanam?
b. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu memilih bibit yang baik dan siap tanam?
19 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam penggunaan pupuk setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam menggunakan pupuk untuk tanaman
115
padi?
b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam menggunakan pupuk untuk tanaman
padi?
20 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan
pemberantasan hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas
belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam memberantas hama tanaman padi?
b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam memberantas hama tanaman padi?
21 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam mengolah tanah setelah
Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam mengolah tanah?
b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam mengolah tanah?
Ketrampilan melakukan kegiatan usaha tani
22 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan
usaha tani di sawah setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas
belajar
a. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan usaha tani
116
di sawah?
b. Bagaimana ketrampilan Bapak/Ibu dalam
melaksanakan kegiatan usaha tani di sawah sebelum
dan sesudah mengikuti kelas belajar?
23 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan
usaha tani di tegalan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas
belajar
a. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan usaha tani
di tegalan?
b. Bagaimana ketrampilan Bapak/Ibu dalam
melaksanakan kegiatan usaha tani di tegalan sebelum
dan sesudah mengikuti kelas belajar?
24 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan
usaha tani di pekarangan setelah Bapak/Ibu mengikuti
kelas belajar
a. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan usaha tani
di pekarangan?
b. Bagaimana ketrampilan Bapak/Ibu dalam
melaksanakan kegiatan usaha tani di pekarangan
sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar?
Ketrampilan melakukan pemanenan hasil pertanian
25 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam pemanenan hasil pertanian
setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memanen sebelum
117
dan sesudah mengikuti kelas belajar?
b. Berapa lama waktu yang ditempuh untuk memanen
padi di sawah yang dimiliki Bapak/Ibu sebelum dan
sesudah mengikuti kelas belajar?
Ketrampilan melakukan pengelolaan hasil pertanian
26 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam pengelolaan hasil pertanian
setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengelola hasil
pertanian sebelum mengikuti kelas belajar?
b. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengelola hasil
pertanian setelah mengikuti kelas belajar?
Ketrampilan mengawetkan hasil pertanian
27 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam mengawetkan hasil
pertanian setelah mengikuti kelas belajar
a. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengawetkan hasil
pertanian sebelum mengikuti kelas belajar?
b. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengawetkan hasil
pertanian setelah mengikuti kelas belajar?
Ketrampilan mengolah tanah pasca panen
28 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam mengolah lahan pertanian
pasca panen setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar
a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu mengolah lahan pasca panen?
b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara
Bapak/Ibu mengolah lahan pasca panen?
118
No Pertanyaan Jawaban Menin
gkat
Tidak
Menin
gkat
Variabel produksi petani
Produksi dalam satu kali tanam
29 Produksi padi dalam satu kali tanam setelah Bapak/Ibu
mengikuti kelas belajar
a. Berapa produksi padi dalam satu kali tanam sebelum
mengikuti kelas belajar?
b. Berapa produksi padi dalam satu kali tanam setelah
mengikuti kelas belajar?
Produksi dalam satu tahun
30 Produksi padi dalam satu tahun setelah Bapak/Ibu
mengikuti kelas belajar
a. Berapa produksi padi dalam satu tahun sebelum
mengikuti kelas belajar?
b. Berapa produksi padi dalam satu tahun setelah
mengikuti kelas belajar?
Variabel pendapatan petani
Pendapatan kotor petani
119
31 Pendapatan kotor Bapak/Ibu setelah mengikuti kelas
belajar
a. Berapa pendapatan kotor Bapak/Ibu sebelum
mengikuti kelas belajar?
b. Berapa pendapatan kotor Bapak/Ibu setelah mengikuti
kelas belajar?
Pendapatan bersih petani
32 Bagaimana pendapatan bersih Bapak/Ibu setelah mengikuti
kelas belajar?
a. Berapa pendapatan bersih Bapak/Ibu sebelum
mengikuti kelas belajar?
b. Berapa pendapatan bersih Bapak/Ibu setelah
mengikuti kelas belajar?
120
120
PEDOMAN WAWANCARA
PERANAN KELAS BELAJAR PADA KELOMPOK TANI DALAM
UPAYA PENINGKATAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PETANI
DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015
Untuk Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Krandegan dan Desa
Tambak Mulyo
a. Identitas Diri
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Usia : Tahun
4. Pekerjaan
a. Pekerjaan di sektor pertanian :
b. Pekerjaan di luar sektor pertanian :
5. Alamat rumah :
6. Pendidikan terakhir :
7. Lama menjadi penyuluh :
b. Pertanyaan
Perencanaan kelas belajar
1. Jika rencana materi disusun, maka bagaimana proses penyusunan materi
tersebut?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Jika tempat kelas belajar direncanakan, dimana biasanya kelas belajar
dilaksanakan?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Jika frekuensi kelas belajar satu kali lebih dari satu bulan, mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
Pelaksanaan kelas belajar
4. Jika peserta < 50%, maka faktor apa yang menyebabkan kehadiran peserta
kurang dari 50%?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Apakah Bapak/Ibu ditemani oleh orang lain atau hanya sendiri?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
6. Apakah materi yang Bapak/Ibu sampaikan mudah dipahami oleh petani?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
7. Jika menggunakan metode, maka metode apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam
menyampaikan materi pada kelas belajar?
Jawab ..................................................................................................................
121
121
.............................................................................................................................
8. Jika menggunakan media, media apa yang biasanya digunakan dalam kelas
belajar dan bagaimana cara penggunaannya?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
9. Jika PPL menggunakan pendekatan, pendekatan apa yang digunakan
Bapak/Ibu dalam kegiatan kelas belajar?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
10. Jika terdapat kendala, kendala apakah yang Bapak/Ibu ketahui dan bagaimana
cara mengatasinya?
Jawab ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
Evaluasi kelas belajar
11. Jika dilakukan evaluasi, seperti apa evaluasi tersebut dan berapa kali evaluasi
hasil belajar dilaksanakan dalam satu bulan?
Jawab ..................................................................................................................
122
122
PEDOMAN DOKUMENTASI UNTUK PENELITI
1. Melalui Arsip Tertulis
a. Visi dan Misi serta struktur kepengurusan Kelompok Tani Sido Dadi dan
Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi
Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
b. Arsip data anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido
Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok
Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
c. Arsip inventaris Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido
Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok
Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
d. Arsip rencana kegiatan kelas belajar yang berisi waktu, materi, fasilitator,
peserta, sarana dan tempat pada Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok
Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan
Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
e. Arsip laporan pelaksanaan pembelajaran dan penerapan oleh
anggota/manfaat pembelajaran untuk anggota Kelompok Tani Sido Dadi
dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani
Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
2. Foto
a. Tempat pelaksanaan kelas belajar Kelompok Tani Sido Dadi dan
Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi
Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
b. Fasilitas kelas belajar yang dimiliki Kelompok Tani Sido Dadi dan
Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi
Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
c. Laporan pelaksanaan/notulen kelas belajar pada Kelompok Tani Sido Dadi
dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani
Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
123
123
PEDOMAN OBSERVASI UNTUK PENELITI
Pelaksanaan kelas belajar Kelompok Tani Sido Dadi dan Sido Subur Desa
Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo
Desa Tambak Mulyo
Hari......... Tanggal...................
Variabel pelaksanaan kelas belajar
No Hal Check list () Deskripsi
1 Tempat kelas belajar
2 Metode pembelajaran
3 Media pembelajaran
4 Materi pembelajaran
5 Penyuluh pertanian
6 Peserta kelas belajar
7 Penggalian masalah
8 Diskusi petani dengan
petani
9 Diskusi petani dengan
penyuluh
10 Pertanyaan yang di ajukan
petani
11 Pemecahan masalah
12 Evaluasi pelaksanaan
kegiatan
124
Lampiran 2. Basis Data Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani
No.
soal
Jawaban Berta
mbah
Tidak
Berta
mbah Sebelum mengikuti kelas belajar Setelah mengikuti kelas belajar
1 Mengairi sawah menggunakan aliran sungai mas sama air
hujan
Kalau sekarang dengan sistem irigasi dan menggunakan
dam atau bendungan
2 disebar di lahan atau leleran sawah, dan di semai Disebar di lahan atau leleran sawah dan di semai
3 Kalau sudah tua dan berwarna hijau tua. Ada 18- 21 hari alasannya malah lebih baik bibit yang
tidak terlalu tua supaya cepat nglilir.
4 Urea, ponska Za, npk,sp-36, organik
5 Untuk hama selain tikus ya di semprot, kalau tukus di
gropyok
ada, untuk tikus di asapi dan yang sedang tren
menggunakan burung hantu mas
6 cangkul Traktor
7 Tangki semprot Alat pengasapan
8 Dulu ya ani-ani, arit dan gepyok Ada tresher onthel, tresher mesin, kombe
9 Ya dengan cara di ani-ani kemudian di arit dan digepyok Ada, masih pake arit cuma mesinnya beda dulu digepyok
sekarang pake tresher
10 Di jemur di bawah sinar matahari Di jemur di bawah sinar matahari
11 Di masukkan ke karung, di taruh di gudang Tidak ada
12 Ke pengepul atau tengkulak mas Tidak ada
13 Menggunakan cangkul membutuhkan waktu lebih dari satu
hari mas untuk 100 ubinnya.
Menggunakan traktor, untuk 100 ubin 3 jam selesai, pada
saat awal penggunaan ya bisa 4 jam untuk 100 ubin
No. Responden : R.08
125
14 Menggunakan tangki semprot mas, untuk 100 ubin bisa
membutuhkan waktu 1 jam mas
Masih menggunakan tangki semprot namun waktu
yang dibutuhkan lebih singkat yaitu sekitar 30 menit
untuk menyemprot 100 ubin
15 Menggunakan arit dan gepyokan menggunakan arit dan mesin tresher, untuk 100 ubin di
arit sekitar 3 jam dan di mesin sekitar 1 jam
16 Mengalirkan air langsung dari aliran sungai, dengan cara
membuka pematang-pematang sawah.
Gotong royong di jadwal penggunaan aliran irigasi
dari dam
17 Saya menggunakan bibit yang tua kebih dari 25 hari
supaya kuat dan tidak dimakan keong
Penggunaan bibit dengan umur 20-25 hari dengan satu
lubang di isi 2 bibit dengan sistem jejar legowo
18 Yang saya pilih bibit yang sudah tua warnanya hijau tua Kalau sekarang saya memilih bibit yang masih muda
dengan unur sekitar 20-25 hari
19 Di sebar namun komposisi antara urea dan ponska
hanya perkiraan saja
Tetap disebar menggunakan tangan, namun komposisi
ikut arahan PPL dengan di tambah penggunaan pupuk
organik
20 Untuk hama selain tikus saya pake semprotan mas,
untuk hama tikus biasanya di gropyok bersama warga
yang lain
Untuk hama selain tikus menggunakan obat pembasmi
hama dengan cara di semprotkan, untuk hama tikus di
asapi
21 Di olah menggunakan cangkul mas dengan cara
membalik permukaan tanah bekas panen dengan
permukaan tanah bagian bawah
Tetap menggunakan cangkul mas, karena belum lihai
menggunakan traktor
22 Saya melaksanakan kegiatan pertanian di sawah atas
dasar pengalaman dan ajaran dari orang tua saya
Setelah mengikuti kelas belajar banyak ketrampilan
baru yang saya dapatkan seperti penggunaan alat-alat
pertanian berupa tresher, dll
23 Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan
24 Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan
126
25 Dulu saya menggunakan ani-ani kemudian digepyok, lalu
menggunakan ari lalu di gepyok dan membutuhkan waktu
seharian untuk memanen padi 100 ubin
Tetap menggunakan arit namun tidak digepyok
melainkan menggunakan treser onthel dan sekarang
menggunakan yang mesin, membutuhkan waktu kira-kira
3 jam untuk memanen padi 100 ubin
26 Dikelola setelah panen dijemur di bawah sinar matahari
setelah kering di masukkan ke dalam karung lalu di simpan
di gudang
Masih tetap sama seperti sebelum mengikuti kelas belajar
27 Supaya awet dulu hasil panen saya jemur sampai kering Masih sama caranya seperti sebelum mengikuti kelas
belajar
28 Cara saya mengolah lahan pasca panen itu lahan yang
masih ada airnya di cangkul namun apabila sawah pasca
panen tidak ada airnya biasanya disiapkan untuk tanaman
palawija
Kalau sekarang lahan yang masih ada airnya langsung di
traktor untuk persiapan tanam selanjutnya, namun
apabila tidak ada airnya biasanya di siapkan untuk
palawija
29 Dulu dengan cara tanam yang saya dapatkan dari orang tua
untuk 100 ubin keluar maksimal 8 kwintal
Sekarang dengan sistem penggarapan yang baik itu bisa
mencapai 1 ton untuk 100 ubin dalam satu kali tanam
30 Kalau di rata-rata hasil panen musim penghujan dan
kemarau dalam satu tahun kurang lebih 1 ton setengah mas
untuk 100 ubin
Kalau sekarang itu bisa mencapai 1 ton 8 kwintal atau
bisa mencapai 2 ton dalam satu tahun untuk 100 ubin
31 Harga padi 1 kwintal 400 ribu x 8 kwintal hasilnya
3.200.000 untuk sekali tanam dalam 100 ubin
Kalau setelah mengikuti kelas belajar hasile 10 kwintal
dengan harga 1 kwintal 400 ribu maka diperoleh
4.000.000 dalam 100 ubin
32 Tinggal dikurangi aja mas. Pendapatan kotor 100 ubin
3.200.000 dikurangi total biaya produksi sebesar
300.000 untuk penggarapan padi 100 ubin menjadi
2.900.000
Kalau sekarang saya bisa mendapatkan pendapatan
bersih sebesar 3.700.000 untuk 100 ubin.
127
No Jawaban Berta
mbah
Tidak
Berta
mbah Sebelum mengikuti kelas belajar Setelah mengikuti kelas belajar
1 Mengairi sawah menggunakan air yang disedot dengan
mesin disel
Masih sam acara yang digunakan sebelum mengikuti
kelas belajar karena sumber air disini susah di jadikan
irigasi mas
2 disebar di lahan atau leleran sawah, dan di semai Disebar di lahan atau leleran sawah dan di semai
3 Lebih dari 25 hari mas supaya tua dulu. Ada, yaitu sekitar 20-25 hari alasannya malah lebih
baik bibit yang tidak terlalu tua supaya cepat nglilir.
4 Urea atau mes mas Ponska, organik, NPK
5 Untuk hama selain tikus ya di semprot, kalau tikus di
gropyok
ada, untuk tikus di asapi dan yang sedang tren
menggunakan burung hantu mas
6 cangkul Traktor
7 Tangki semprot Alat smoker mas
8 Dulu ya arit dan gepyok Ada, menggunakan gleser onthel, tresher onthel
9 Ya dengan cara di arit terlebih dahulu baru kemudian
digepyok
Ada, masih pake arit cuma mesinnya beda dulu
digepyok sekarang pake tresher onthel
10 Di jemur di bawah sinar matahari Di jemur di bawah sinar matahari
11 Di masukkan ke karung, di taruh di gudang Tidak ada
12 Ke pengepul atau tengkulak mas Tidak ada
13 Menggunakan cangkul membutuhkan waktu lebih dari
satu hari mas untuk 100 ubinnya.
Menggunakan traktor, untuk 100 ubin 4 jam selesai,
pada saat awal penggunaan ya bisa 5 jam untuk 100
ubin
No. Responden : S.04
128
14 Menggunakan tangki semprot mas, untuk 100 ubin bisa
membutuhkan waktu 1 jam mas
Masih menggunakan tangki semprot namun waktu
yang dibutuhkan lebih singkat yaitu sekitar kurang
lebih 30 menit untuk menyemprot 100 ubin
15 Menggunakan arit dan gepyokan menggunakan arit dan mesin tresher, untuk 100 ubin di
arit sekitar 3 jam dan di mesin sekitar 1 jam
16 Mengalirkan air langsung dari aliran sungai, dengan cara
menyedot dengan mesin disel
Paling-paling yang bisa dilakukan sekarang pengaturan
pengaliran air untuk tiap-tiap petani
17 Saya menggunakan bibit yang tua kebih dari 25 hari
supaya kuat dan tidak dimakan keong
Penggunaan bibit dengan umur 20-25 hari dengan satu
lubang di isi 2 bibit dengan sistem jejar legowo
18 Yang saya pilih bibit yang sudah tua warnanya hijau tua Kalau sekarang saya memilih bibit yang masih muda
dengan unur sekitar 20-25 hari
19 Di sebar namun komposisi antara urea dan ponska
hanya perkiraan saja
Tetap disebar menggunakan tangan, namun komposisi
ikut arahan PPL dengan di tambah penggunaan pupuk
organik
20 Untuk hama selain tikus saya pake semprotan mas,
untuk hama tikus biasanya di gropyok bersama warga
yang lain
Untuk hama selain tikus menggunakan obat pembasmi
hama dengan cara di semprotkan, untuk hama tikus di
asapi
21 Di olah menggunakan cangkul mas dengan cara
membalik permukaan tanah bekas panen dengan
permukaan tanah bagian bawah
Kalau sekarang menggunakan traktor yang pertama
tanah di balik dulu dengan garu, kemudian di buat
leleran.
22 Saya melaksanakan kegiatan pertanian di sawah atas
dasar pengalaman dan ajaran dari orang tua saya
Setelah mengikuti kelas belajar banyak ketrampilan
baru yang saya dapatkan seperti penggunaan alat-alat
pertanian traktor, tresher, dll
23 Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan
24 Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan
129
25 Dulu saya menggunakan arit kemudian digepyok dan
membutuhkan waktu seharian untuk memanen padi 100
ubin
Tetap menggunakan arit namun tidak digepyok
melainkan menggunakan treser onthel dan sekarang
menggunakan yang mesin, membutuhkan waktu kira-kira
3 jam untuk memanen padi 100 ubin
26 Dikelola setelah panen dijemur di bawah sinar matahari
setelah kering di masukkan ke dalam karung lalu di simpan
di gudang
Masih tetap sama seperti sebelum mengikuti kelas belajar
27 Supaya awet dulu hasil panen saya jemur sampai kering
dan kadar airnya berkurang
Masih sama caranya seperti sebelum mengikuti kelas
belajar
28 Cara saya mengolah lahan pasca panen itu lahan yang
masih ada airnya di cangkul namun apabila sawah pasca
panen tidak ada airnya biasanya disiapkan untuk tanaman
palawija
Kalau sekarang lahan yang masih ada airnya langsung di
traktor untuk persiapan tanam selanjutnya, namun
apabila tidak ada airnya biasanya di siapkan untuk
palawija
29 Dengan cara tanam yang saya dapatkan dari pengalaman
untuk 100 ubin keluar maksimal 7 kwintal
Sekarang dengan sistem penggarapan yang baik itu bisa
mencapai 9 kwintal untuk 100 ubin dalam satu kali
tanam
30 Kalau di rata-rata hasil panen musim penghujan dan
kemarau dalam satu tahun kurang lebih 1 ton 3 kwintal itu
pun kalau hasil kemarau juga bagus mas untuk 100 ubin
Kalau sekarang itu bisa mencapai 1 ton 8 kwintal atau
bisa mencapai 2 ton dalam satu tahun untuk 100 ubin
31 Harga padi 1 kwintal sekitar 400 ribu x 7 kwintal hasilnya
2.800.000 untuk sekali tanam dalam 100 ubin
Kalau setelah mengikuti kelas belajar hasile 9 kwintal
dengan harga 1 kwintal 400 ribu maka diperoleh
3.600.000 dalam 100 ubin
32 Pendapatan kotor 100 ubin 2.800.000 dikurangi total
biaya produksi sebesar 450.000 untuk penggarapan padi
100 ubin menjadi 2.350.000
Kalau sekarang saya bisa mendapatkan pendapatan
bersih sebesar 3.150.000 untuk 100 ubin dengan total
biaya produksi sebesar 450.000.
130
130
Lampiran 3. Inventaris Kelompok Tani
Inventaris Kelompok Tani Sido Dadi
No Jenis Barang Jumlah Pemilik Keterangan
1 Cangkul 70 Buah Anggota Swadaya
2 Power threser 1 Buah Kelompok Bantuan
3 Traktor 1 Unit Kelompok Bantuan
4 Sabit 75 Buah Anggota Swadaya
5 Emposan Tikus 2 Buah Kelompok Swadaya
6 Hand Sprayer 42 Buah Anggota Swadaya
7 Lahan Percontohan ¼ Ha Pemdes Bantuan
8 Combe 1 Unit Kelompok Bantuan
9 Kandang+Tyto Alba 4 Buah Kelompok Bantuan
10 Pengering Padi 1 Unit Kelompok Bantuan
Inventaris Kelompok Tani Sido Subur
No Jenis Barang Jumlah Pemilik Keterangan
1 Cangkul 64 Buah Anggota Swadaya
2 Power threser 3 Buah Kelompok Bantuan
3 Traktor 1 Unit Kelompok Bantuan
4 Sabit 50 Buah Anggota Swadaya
5 Emposan Tikus 5 Buah Kelompok Swadaya
6 Hand Sprayer 35 Buah Anggota Swadaya
7 Lahan Percontohan ¼ Ha Pemdes Bantuan
8 Penggilingan Padi 1 Unit Kelompok Bantuan
131
131
Inventaris Kelompok Tani Ngudi Mulyo
No Jenis Barang Jumlah Pemilik Keterangan
1 Cangkul 50 Buah Anggota Swadaya
2 Pedal Tresher 3 Buah Anggota Swadaya
3 Power threser 1 Buah Kelompok Bantuan
4 Traktor 1 Unit Kelompok Bantuan
5 Sabit 39 Buah Anggota Swadaya
6 Emposan Tikus 10 Buah Kelompok Bantuan
7 Hand Sprayer 35 Buah Anggota Swadaya
8 Lahan Percontohan ½ Ha Pemdes Bantuan
9 Mesin Diesel 2 Unit Kelompok Swadaya
Inventaris Kelompok Tani Ngudi Mulyo
No Jenis Barang Jumlah Pemilik Keterangan
1 Cangkul 35 Buah Anggota Swadaya
2 Power threser 3 Buah Kelompok Bantuan
3 Traktor 2 Unit Kelompok Bantuan
4 Sabit 55 Buah Anggota Swadaya
5 Emposan Tikus 20 Buah Kelompok Bantuan
6 Hand Sprayer 45 Buah Anggota Swadaya
7 Lahan Percontohan ½ Ha Pemdes Bantuan
8 Mesin Diesel 4 Unit Kelompok Swadaya
132
132
Lampiran 4. Responden Penelitian
KT. Sido Dadi
No Nama Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)
Jabatan Pekerjaan
utama
Pekerjaan
Sampingan
Jumlah tanggungan
keluarga (orang)
R.01 Untung parsono Laki-laki 50 Ketua Petani Ketua RW 2
R.02 Winardi Laki-laki 47 Sekertaris Petani Ketua RT 4
R.03 Roil al abdul haqi Laki-laki 44 Bendahara Petani Tidak ada 4
R.04 Sahid purnomo Laki-laki 45 Anggota Petani Pedagang 5
R.05 Qomarudin Laki-laki 50 Anggota Petani Tidak ada 1
R.06 Sadyo Laki-laki 52 Anggota Petani Tidak ada 2
R.07 Masrun anwari Laki-laki 30 Anggota Petani Kuli Bangunan 4
R.08 Ruslan Laki-laki 47 Anggota Petani Tidak ada 4
R.09 Subardjo Laki-laki 52 Anggota Petani Pengrajin Kayu 3
R.10 Samsi Laki-laki 49 Anggota Petani Tidak ada 6
R.11 Sankardi Laki-laki 45 Anggota Petani Pedagang 3
R.12 Slamet madsuryat Laki-laki 53 Anggota Petani Tidak ada 3
R.13 Ngadimun Laki-laki 49 Anggota Petani Tidak ada 3
R.14 Marwoto Laki-laki 47 Anggota Petani Pedagang 4
No Nama Jenis
Kelamin
Usia Jabatan Pekerjaan
utama
Pekerjaan
Sampingan
Jumlah tanggungan
keluarga (orang)
P.01 Machali Laki-laki 62 tahun Ketua Petani Ketua RW 4
P.02 Mastur Laki-laki 39 tahun Sekertaris Petani Ketua RT 3
P.03 Sobari laki-laki 46 tahun Bendahara Petani Bendahara RT 4
P.04 Suhudin Laki-laki 45 tahun Anggota Petani Pedagang 5
P.05 Mubarok Laki-laki 50 tahun Anggota Petani Pedagang 4
P.06 Asngad Laki-laki 47 tahun Anggota Petani Tidak ada 2
No Nama Jenis
Kelamin
Usia Jabatan Pekerjaan
utama
Pekerjaan
Sampingan
Jumlah tanggungan
keluarga (orang)
S.01 Jarkasih Laki-laki 60 tahun Ketua Petani Ketua RW 3
S.02 Rudiyo Laki-laki 54 tahun Sekertaris Petani Sekertaris RT 2
S.03 Madkalil Laki-laki 47 tahun Bendahara Petani Pedagang 1
S.04 Paiman Laki-laki 46 tahun Anggota Petani Tidak ada 4
S.05 Madkaeni Laki-laki 50 tahun Anggota Petani Tidak ada 1
S.06 Suradi Laki-laki 44 tahun Anggota Petani Tidak ada 2
S.07 Samikun Laki-laki 49 tahun Anggota Petani Pedagang 4
S.08 Turyadi Laki-laki 51 tahun Anggota Petani Tidak ada 4
S.09 Wasito Laki-laki 50 tahun Anggota Petani Tukang kebun SD 2
S.10 Suratno Laki-laki 44 tahun Anggota Petani Tidak ada 2
S.11 Rasikin Laki-laki 48 tahun Anggota Petani Pedagang 1
S.12 Saiman Laki-laki 43 tahun Anggota Petani Tidak ada 1
S.13 Sukarman Laki-laki 52 tahun Anggota Petani Kuli Bangunan 4
KT. Sido Subur
KT. Ngudi Mulyo
133
133
No Nama Jenis
Kelamin
Usia Jabatan Pekerjaan
utama
Pekerjaan
Sampingan
Jumlah tanggungan
keluarga (orang)
T.01 Slamet siswo S Laki-laki 60 tahun Ketua Petani Ketua RW 5
T.02 Sultoni Laki-laki 53 tahun Sekertaris Petani Ketua RT 3
T.03 Jumadi Laki-laki 48 tahun Bendahara Petani Bendahara RT 4
T.04 Nurhadi Laki-laki 44 tahun Anggota Petani Pedagang 1
T.05 Dalikun Laki-laki 50 tahun Anggota Petani Tidak ada 1
T.06 Mardi Laki-laki 49 tahun Anggota Petani Pengrajin Nipah 2
T.07 Sanmursi Laki-laki 47 tahun Anggota Petani Pedagang 4
T.08 Dulah kasikin Laki-laki 55 tahun Anggota Petani Tidak ada 4
T.09 Parman sukarto Laki-laki 47 tahun Anggota Petani Pengrajin Nipah 2
T.10 Hadi siswoyo Laki-laki 47 tahun Anggota Petani Tidak ada 2
T.11 Daryono Laki-laki 50 tahun Anggota Petani Pedagang 3
T.12 Turyadi Laki-laki 51 tahun Anggota Petani Tidak ada 1
T.13 Sankarjo Laki-laki 49 tahun Anggota Petani Pengrajin Kayu 3
T.14 Parjo sukarto Laki-laki 54 tahun Anggota Petani Pengrajin Nipah 4
T.15 Kartono Laki-laki 48 tahun Anggota Petani Pengrajin Nipah 3
T.16 Samsudin Laki-laki 45 tahun Anggota Petani Pedagang 4
T.17 Parno Laki-laki 55 tahun Anggota Petani Tidak ada 1
KT. Margo Mulyo
134
Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Variabel Kelas Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total skor
1 R-1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 16
2 R-2 3 3 3 2 3 1 3 1 1 1 1 22
3 R-3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 31
4 R-4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 29
5 R-5 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 31
6 R-6 3 3 2 1 3 2 3 1 3 1 2 24
7 R-7 3 3 2 1 3 1 3 1 1 2 1 21
8 R-8 3 3 2 1 3 1 2 3 1 3 1 23
9 R-9 2 2 2 1 2 2 2 1 3 1 3 21
10 R-10 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 16∑X 27 27 24 14 27 15 26 18 20 18 18 234
∑XY
r 0,722 0,722 0,762 0,762 0,722 0,731 0,691 0,801 0,731 0,724 0,701
rtable 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
Criteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
valid
itas
Item Indikator
VALIDITAS INSTRUMEN
No Code
135
Item Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 R-1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
2 R-2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 R-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 R-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 R-5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 R-6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
7 R-7 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
8 R-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 R-9 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
10 R-10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
∑X 5 4 5 6 5 6 5 6 6 4 6 6
∑XY
r 0,731 0,801 0,500 0,612 0,500 0,416 0,692 0,416 0,455 0,801 0,534 0,416
rtable 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
Criteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No Code
val
idit
as
Variabel kondisi sosial ekonomi petani
136
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
6 3 5 6 6 5 6 6 6 4 5 9 7 5
0,534 0,537 0,692 0,455 0,416 0,731 0,534 0,416 0,534 0,801 0,500 0,154 0,470 0,808
0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid
137
27 28 29 30 31 32 Total skor
0 1 1 1 0 0 14
1 0 1 0 1 0 8
1 1 1 1 1 1 31
1 1 1 1 1 1 32
1 1 1 1 1 1 32
0 0 0 0 0 0 7
0 0 0 0 0 0 2
1 1 1 1 1 1 32
0 1 1 1 0 0 12
0 0 1 0 0 0 7
5 6 8 6 5 4 177
0,731 0,416 0,087 0,416 0,731 0,801
0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
Valid Valid Invalid Valid Valid Valid
ri = 2 x 0,725
1 + 0,725
= 1,45
1,725
= 0,84 > 0,632 maka reliabel
b
bi
r
rr
1
2
138
Lampiran 6. Hasil Penelitian Pelaksanaan Kelas Belajar
KT. Sido Dadi
No resp
onden
∑ total skor total KriteriaNo soal
1 2 3 ∑ skor Kriteria 4 5 6 7 8 9 10 ∑ skor Kriteria 11 ∑ skor Kriteria
R.01 3 3 2 8 88% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 29 88% Sangat Baik
R.02 3 3 2 8 88% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 29 88% Sangat Baik
R.03 3 3 2 8 88% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 29 88% Sangat Baik
R.04 3 3 2 8 88% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 29 88% Sangat Baik
R.05 3 2 2 7 78% SB 2 3 1 3 3 3 2 17 81% SB 3 3 100% SB 27 82% Sangat Baik
R.06 3 2 2 7 78% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 28 85% Sangat Baik
R.07 3 3 2 8 88% SB 2 3 2 3 3 3 1 17 81% SB 3 3 100% SB 28 85% Sangat Baik
R.08 3 2 2 7 78% SB 2 3 1 3 3 3 1 16 76% SB 3 3 100% SB 26 79% Sangat Baik
R.09 2 3 2 7 78% SB 2 3 1 3 3 3 2 17 81% SB 3 3 100% SB 27 82% Sangat Baik
R.10 3 3 2 8 88% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 29 88% Sangat Baik
R.11 2 3 2 7 78% SB 2 3 2 3 3 3 1 17 81% SB 3 3 100% SB 27 82% Sangat Baik
R.12 3 2 2 7 78% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 3 3 100% SB 28 85% Sangat Baik
R.13 3 2 2 7 78% SB 2 3 1 3 3 3 3 18 86% SB 3 3 100% SB 28 85% Sangat Baik
R.14 2 2 2 6 67% B 2 3 1 3 3 3 3 18 86% SB 3 3 100% SB 27 82% Sangat Baik
82% SB 84% SB 100% SB 85% Sangat Baik
Kriteria
KT. Sido Subur
No resp
onden
∑ total skor total
No resp
onden
∑ total skor total Kriteria
Rata-rata
No soal
No soal
1 2 3 ∑ skor Kriteria 4 5 6 7 8 9 10 ∑ skor Kriteria 11 ∑ skor Kriteria
P.01 3 3 2 8 89% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 2 2 66% B 28 85% Sangat Baik
P.02 3 3 2 8 89% SB 2 3 2 3 3 3 2 18 86% SB 2 2 66% B 28 85% Sangat Baik
P.03 3 3 2 8 89% SB 2 3 2 3 3 3 1 17 81% SB 2 2 66% B 27 82% Sangat Baik
P.04 3 2 2 7 78% SB 2 3 2 3 3 3 1 17 81% SB 2 2 66% B 26 79% Sangat Baik
P.05 3 2 2 7 78% SB 2 3 1 3 3 3 1 16 76% SB 2 2 66% B 25 76% Sangat Baik
P.06 3 2 2 7 78% SB 2 3 1 3 3 3 1 16 76% SB 2 2 66% B 25 76% Sangat Baik
83% SB 81% SB 66% B 80% Sangat Baik
KriteriaNo re
sponden
∑ total skor totalNo soal
Rata-rata
139
KT. Ngudi Mulyo
No resp
onden
∑ total skor total KriteriaNo soal
1 2 3 ∑ skor Kriteria 4 5 6 7 8 9 10 ∑ skor Kriteria 11 ∑ skor Kriteria
S.01 3 3 1 7 78% SB 1 3 2 3 1 3 3 16 76% SB 1 1 33% CB 24 73% Baik
S.02 3 3 1 7 78% SB 1 3 2 3 1 3 3 16 76% SB 1 1 33% CB 24 73% Baik
S.03 3 3 1 7 78% SB 1 3 1 3 1 3 2 14 67% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
S.04 2 2 1 5 56% B 1 3 2 3 1 3 3 16 76% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
S.05 2 2 1 5 56% B 1 3 1 2 1 3 2 13 62% B 1 1 33% CB 19 58% Baik
S.06 2 2 1 5 56% B 1 2 1 2 1 3 3 13 62% B 1 1 33% CB 19 58% Baik
S.07 3 3 1 7 78% SB 1 3 1 3 1 1 3 13 62% B 1 1 33% CB 21 64% Baik
S.08 2 3 1 6 67% B 1 3 2 2 1 1 3 13 62% B 1 1 33% CB 20 61% Baik
S.09 2 2 1 5 56% B 1 3 2 3 1 1 2 13 62% B 1 1 33% CB 19 58% Baik
S.10 3 2 1 6 67% B 1 2 2 2 1 1 2 11 52% B 1 1 33% CB 18 55% Baik
S.11 3 2 1 6 67% B 1 3 1 3 1 3 3 15 71% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
S.12 3 2 1 6 67% B 1 2 1 2 1 1 3 11 52% B 1 1 33% CB 18 55% Baik
S.13 3 2 1 6 67% B 1 2 1 2 1 1 3 11 52% B 1 1 33% CB 18 55% Baik
67% B 64% B 33% CB 62% Baik
No resp
onden
∑ total skor total Kriteria
Rata-rata
No soal
Kriteria
KT. Margo Mulyo
No resp
onden
∑ total skor totalNo soal
1 2 3 ∑ skor Kriteria 4 5 6 7 8 9 10 ∑ skor Kriteria 11 ∑ skor Kriteria
T.01 3 3 3 9 100% SB 1 3 2 3 1 3 1 14 67% B 1 1 33% CB 24 73% Baik
T.02 3 3 3 9 100% SB 1 3 2 3 1 3 1 14 67% B 1 1 33% CB 24 73% Baik
T.03 3 3 3 9 100% SB 1 3 2 3 1 1 1 12 57% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
T.04 3 2 3 8 89% SB 1 3 2 3 1 3 1 14 67% B 1 1 33% CB 23 70% Baik
T.05 3 2 3 8 89% SB 1 2 2 3 1 3 2 14 67% B 1 1 33% CB 23 70% Baik
T.06 2 2 3 7 78% SB 1 3 2 2 1 1 1 11 52% B 1 1 33% CB 19 58% Baik
T.07 2 2 3 7 78% SB 1 3 2 3 1 3 1 14 67% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
T.08 2 2 3 7 78% SB 1 2 1 3 1 1 2 11 52% B 1 1 33% CB 19 58% Baik
T.09 3 2 3 8 89% SB 1 3 2 2 1 3 1 13 62% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
T.10 2 3 3 8 89% SB 1 2 2 3 1 3 1 13 62% B 1 1 33% CB 22 67% Baik
T.11 2 2 3 7 78% SB 1 3 2 3 1 1 2 13 62% B 1 1 33% CB 21 64% Baik
T.12 2 3 3 8 89% SB 1 3 1 2 1 3 1 12 57% B 1 1 33% CB 21 64% Baik
T.13 2 2 3 7 78% SB 1 3 2 3 1 1 1 12 57% B 1 1 33% CB 20 61% Baik
T.14 3 2 3 8 89% SB 1 3 1 3 1 1 2 12 57% B 1 1 33% CB 21 64% Baik
T.15 2 2 3 7 78% SB 1 3 2 2 1 1 2 12 57% B 1 1 33% CB 20 61% Baik
T.16 3 2 3 8 89% SB 1 3 1 3 1 3 2 14 67% B 1 1 33% CB 23 70% Baik
T.17 3 3 3 9 100% SB 1 3 1 2 1 1 2 11 52% B 1 1 33% CB 21 64% Baik
Rata-rata 88% SB 61% B 33% CB 66% Baik
KriteriaNo re
sponden
∑ total skor totalNo soal
140
140
Lampiran 7. Hasil Penelitian Kondisi Sosial Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar
Variabel pengetahuan petani
KriteriaNo re
sponden
No soal∑ skor No
KT. Sido Dadi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 R.01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
2 R.02 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
3 R.03 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
4 R.04 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
5 R.05 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
6 R.06 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
7 R.07 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
8 R.08 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
9 R.09 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
10 R.10 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
11 R.11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
12 R.12 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
13 R.13 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
14 R.14 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
61% Meningkat
KriteriaNo re
sponden
No soal∑ skor No
skor Kriteria
KT. Sido Subur
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
15 P.01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 66% Meningkat
16 P.02 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
17 P.03 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 66% Meningkat
18 P.04 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 8 66% Meningkat
19 P.05 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
20 P.06 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
64% Meningkat
skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
KT. Ngudi Mulyo
skor KriteriaNoNo re
sponden
No soal∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
21 S.01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
22 S.02 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
23 S.03 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 66% Meningkat
24 S.04 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
25 S.05 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
26 S.06 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 41% Cukup Meningkat
27 S.07 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
28 S.08 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 58% Meningkat
29 S.09 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
30 S.10 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
31 S.11 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 58% Meningkat
32 S.12 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
33 S.13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
62% Meningkat
skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
141
141
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
KT. Margo Mulyo
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
34 T.01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
35 T.02 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 66% Meningkat
36 T.03 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
37 T.04 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
38 T.05 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 66% Meningkat
39 T.06 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
40 T.07 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 66% Meningkat
41 T.08 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
42 T.09 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
43 T.10 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
44 T.11 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 58% Meningkat
45 T.12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 66% Meningkat
46 T.13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 66% Meningkat
47 T.14 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 50% Cukup Meningkat
48 T.15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 75% Meningkat
49 T.16 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 58% Meningkat
50 T.17 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 66% Meningkat
64% MeningkatRata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
Variabel ketrampilan petani
No soalNo
No resp
onden
∑ skor Kriteria
KT. Sido Dadi
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 R.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat
2 R.02 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
3 R.03 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
4 R.04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat
5 R.05 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
6 R.06 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
7 R.07 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
8 R.08 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
9 R.09 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
10 R.10 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
11 R.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat
12 R.12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
13 R.13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
14 R.14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
68% MeningkatRata-rata
No soalNo
No resp
onden
∑ skor Kriteria
NoNo re
sponden
No soal∑ skor
KT. Sido Subur
Kriteria13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
15 P.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat
16 P.02 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
17 P.03 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
18 P.04 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
19 P.05 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
20 P.06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
68% Meningkat
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
Rata-rata
142
142
No soal∑ skor Kriteria
KT. Ngudi Mulyo
NoNo re
sponden
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
21 S.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
22 S.02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
23 S.03 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
24 S.04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
25 S.05 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
26 S.06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
27 S.07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
28 S.08 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
29 S.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
30 S.10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
31 S.11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
32 S.12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
33 S.13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
70% Meningkat
No soal∑ skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
skor Kriteria
Kt. Margo Mulyo
NoNo re
sponden
No soal∑
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
34 T.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
35 T.02 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
36 T.03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
37 T.04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
38 T.05 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
39 T.06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
40 T.07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
41 T.08 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
42 T.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
43 T.10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
44 T.11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
45 T.12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
46 T.13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
47 T.14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
48 T.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Meningkat
49 T.16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat
50 T.17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat
69% Meningkat
skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
143
143
Lampiran 8. Hasil Penelitian Kondisi Ekonomi Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar
Variabel produksi petani
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
KT. Sido Dadi
29 30
1 R.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
2 R.02 1 1 2 100% Sangat Meningkat
3 R.03 1 1 2 100% Sangat Meningkat
4 R.04 1 1 2 100% Cukup Meningkat
5 R.05 1 0 1 50% Cukup Meningkat
6 R.06 1 1 2 100% Sangat Meningkat
7 R.07 1 1 2 100% Cukup Meningkat
8 R.08 1 0 1 50% Cukup Meningkat
9 R.09 1 0 1 50% Cukup Meningkat
10 R.10 1 1 2 100% Sangat Meningkat
11 R.11 1 1 2 100% Sangat Meningkat
12 R.12 1 0 1 50% Cukup Meningkat
13 R.13 1 0 1 50% Cukup Meningkat
14 R.14 1 0 1 50% Cukup Meningkat
79% Sangat Meningkat
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
KT. Sido Subur
skor Kriteria29 30
15 P.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
16 P.02 1 1 2 100% Sangat Meningkat
17 P.03 1 0 1 50% Cukup meningkat
18 P.04 1 0 1 50% Cukup meningkat
19 P.05 1 1 2 100% Sangat Meningkat
20 P.06 1 0 1 50% Sangat Meningkat
75% Meningkat
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
Rata-rata
No resp
onden
No soal∑ skor Kriteria
KT. Ngudi Mulyo
No29 30
21 S.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
22 S.02 1 1 2 100% Sangat Meningkat
23 S.03 1 0 1 50% Cukup Meningkat
24 S.04 1 1 2 100% Sangat Meningkat
25 S.05 1 0 1 50% Cukup Meningkat
26 S.06 1 0 1 50% Cukup Meningkat
27 S.07 1 0 1 50% Cukup Meningkat
28 S.08 1 0 1 50% Cukup Meningkat
29 S.09 1 1 2 100% Sangat Meningkat
30 S.10 1 1 2 100% Sangat Meningkat
31 S.11 1 0 1 50% Cukup Meningkat
32 S.12 1 0 1 50% Cukup Meningkat
33 S.13 1 1 2 100% Sangat Meningkat
73% Meningkat
No resp
onden
No soal∑ skor Kriteria
Rata-rata
No
144
144
skor Kriteria
KT. Margo Mulyo
NoNo re
sponden
No soal∑
29 30
34 T.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
35 T.02 1 0 1 50% Cukup Meningkat
36 T.03 1 1 2 100% Sangat Meningkat
37 T.04 1 1 2 100% Sangat Meningkat
38 T.05 1 0 1 50% Cukup Meningkat
39 T.06 1 1 2 100% Sangat Meningkat
40 T.07 1 0 1 50% Cukup Meningkat
41 T.08 1 0 1 50% Cukup Meningkat
42 T.09 1 0 1 50% Cukup Meningkat
43 T.10 1 1 2 100% Sangat Meningkat
44 T.11 1 1 2 100% Sangat Meningkat
45 T.12 1 0 1 50% Cukup Meningkat
46 T.13 1 0 1 50% Cukup Meningkat
47 T.14 1 0 1 50% Cukup Meningkat
48 T.15 1 1 2 100% Sangat Meningkat
49 T.16 1 0 1 50% Cukup Meningkat
50 T.17 1 1 2 100% Sangat Meningkat
74% Meningkat
skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
Variabel pendapatan petani
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
KT. Sido Dadi
31 32
1 R.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
2 R.02 1 1 2 100% Sangat Meningkat
3 R.03 1 0 1 50% Cukup Meningkat
4 R.04 1 1 2 100% Sangat Meningkat
5 R.05 1 0 1 50% Cukup Meningkat
6 R.06 1 0 1 50% Cukup Meningkat
7 R.07 1 1 2 100% Sangat Meningkat
8 R.08 1 1 2 100% Sangat Meningkat
9 R.09 1 1 2 100% Sangat Meningkat
10 R.10 1 0 1 50% Cukup Meningkat
11 R.11 1 1 2 100% Sangat Meningkat
12 R.12 1 1 2 100% Sangat Meningkat
13 R.13 1 0 1 50% Cukup Meningkat
14 R.14 1 0 1 50% Cukup Meningkat
79% Sangat MeningkatRata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑ skor Kriteria
145
145
NoNo re
sponden
No soal∑ skor
KT. Sido Subur
Kriteria31 32
15 P.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
16 P.02 1 1 2 100% Cukup Meningkat
17 P.03 1 0 1 50% Cukup Meningkat
18 P.04 1 0 1 50% Sangat Meningkat
19 P.05 1 1 2 100% Sangat Meningkat
20 P.06 1 1 2 100% Sangat Meningkat
83% Sangat Meningkat
No soal∑ skor Kriteria
NoNo re
sponden
No soal∑ skor
KT. Ngudi Mulyo
Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
31 32
21 S.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
22 S.02 1 0 1 50% Cukup Meningkat
23 S.03 1 0 1 50% Cukup Meningkat
24 S.04 1 1 2 100% Sangat Meningkat
25 S.05 1 1 2 100% Sangat Meningkat
26 S.06 1 1 2 100% Sangat Meningkat
27 S.07 1 0 1 50% Cukup Meningkat
28 S.08 1 1 2 100% Sangat Meningkat
29 S.09 1 0 1 50% Cukup Meningkat
30 S.10 1 0 1 50% Cukup Meningkat
31 S.11 1 1 2 100% Sangat Meningkat
32 S.12 1 0 1 50% Cukup Meningkat
33 S.13 1 0 1 50% Cukup Meningkat
73% Meningkat
No soal∑ skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
skor Kriteria
KT. Margo Mulyo
NoNo re
sponden
No soal∑
31 32
34 T.01 1 1 2 100% Sangat Meningkat
35 T.02 1 1 2 100% Sangat Meningkat
36 T.03 1 0 1 50% Cukup Meningkat
37 T.04 1 0 1 50% Cukup Meningkat
38 T.05 1 0 1 50% Cukup Meningkat
39 T.06 1 0 1 50% Cukup Meningkat
40 T.07 1 1 2 100% Sangat Meningkat
41 T.08 1 1 2 100% Sangat Meningkat
42 T.09 1 0 1 50% Cukup Meningkat
43 T.10 1 1 2 100% Sangat Meningkat
44 T.11 1 1 2 100% Sangat Meningkat
45 T.12 1 0 1 50% Cukup Meningkat
46 T.13 1 0 1 50% Cukup Meningkat
47 T.14 1 0 1 50% Cukup Meningkat
48 T.15 1 1 2 100% Sangat Meningkat
49 T.16 1 0 1 50% Cukup Meningkat
50 T.17 1 1 2 100% Sangat Meningkat
74% Meningkat
skor Kriteria
Rata-rata
NoNo re
sponden
No soal∑
146
Lampiran 9. Analisis regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Uji Corelasi
rxy = 14 x 9618,0 - 391,0 x 344,0
(( 14 x 10933,0 ) - 391,0 2) x (( 14 x 8482,0 ) - 344,0
rxy = 134652 - 134504
( 153062 - 152881 ) x ( 118748 - 118336 )
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama rxy = 0,542
2222xyr
147
Uji Corelasi
rxy = 6 x 3767,0 - 159,0 x 142,0
(( 6 x 4223,0 ) - 159,0 2) x (( 6 x 3368,0 ) - 142,0 2
)
-
( - 25281 ) x ( 20208 - )
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
20164
rxy = 0,479
rxy =22602 22578
25338
2222xyr
148
Uji Corelasi
13 x - 266,0 x 298,0
(( 13 x 5500,0 ) - 266,0 2) x (( 13 x 6850,0 ) - 298,0 2
)
-
( - 70756 ) x ( 89050 - )
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
rxy =6113,0
rxy =79469 79268
71500 88804
rxy = 0,470
2222xyr
149
Uji Corelasi
17 x - 367,0 x 393,0
(( 17 x 7961,0 ) - 367,0 2) x (( 17 x 9123,0 ) - 393,0 2
)
-
( - 134689 ) x ( 155091 - )
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
rxy =8508,0
rxy =144636 144231
135337 154449
rxy = 0,628
2222xyr
150
= = b (∑XY- ) b = =
= 1385329 = 0,252(28006-27663,82) = 50(28006)-(1183)(1177)
50 = 0,252(342,18) 50(28617)-(1399489)
= 27706,58 = 86,229 = 1400300-1392391
1430850-1399489
= ∑ - - = 7909
= 28617-27706,58-86,229 31361
= 824,191 = 0,252
=
= =
= 824,191 = 86,229
48 17,17
= 17,17 = 5,022 > F tabel (1,48) = 4,04
= H0 ditolak
Uji Koefisien regresi
)( )(aregJK )( )/( abregJK
)( resJK )( )/( abregJK)( )(aregJK
)( )/( abregRJK )( )/( abregJK
)( resRJK regF
seluruh sampel
No. Kode
RespondenKelas Belajar
Kondisi Sosial
EkonomiX
2Y
2 XY
1 R.01 29,0 26 841,0 676,0 754,0
2 R.02 29,0 26 841,0 676,0 754,0
3 R.03 29,0 25 841,0 625,0 725,0
4 R.04 29,0 26 841,0 676,0 754,0
5 R.05 27,0 21 729,0 441,0 567,0
6 R.06 28,0 25 784,0 625,0 700,0
7 R.07 28,0 24 784,0 576,0 672,0
8 R.08 26,0 22 676,0 484,0 572,0
9 R.09 27,0 25 729,0 625,0 675,0
10 R.10 29,0 24 841,0 576,0 696,0
11 R.11 27,0 26 729,0 676,0 702,0
12 R.12 28,0 24 784,0 576,0 672,0
13 R.13 28,0 25 784,0 625,0 700,0
14 R.14 27,0 25 729,0 625,0 675,0
15 P.01 28,0 25 784,0 625,0 700,0
16 P.02 28,0 23 784,0 529,0 644,0
17 P.03 27,0 25 729,0 625,0 675,0
18 P.04 26,0 23 676,0 529,0 598,0
19 P.05 25,0 24 625,0 576,0 600,0
20 P.06 25,0 22 625,0 484,0 550,0
21 S.01 24,0 25 576,0 625,0 600,0
22 S.02 24,0 24 576,0 576,0 576,0
23 S.03 22,0 23 484,0 529,0 506,0
24 S.04 22,0 24 484,0 576,0 528,0
25 S.05 19,0 23 361,0 529,0 437,0
26 S.06 19,0 21 361,0 441,0 399,0
27 S.07 21,0 22 441,0 484,0 462,0
28 S.08 20,0 22 400,0 484,0 440,0
29 S.09 19,0 25 361,0 625,0 475,0
30 S.10 18,0 22 324,0 484,0 396,0
31 S.11 22,0 22 484,0 484,0 484,0
32 S.12 18,0 23 324,0 529,0 414,0
33 S.13 18,0 22 324,0 484,0 396,0
34 T.01 24,0 25 576,0 625,0 600,0
35 T.02 24,0 26 576,0 676,0 624,0
36 T.03 22,0 24 484,0 576,0 528,0
37 T.04 23,0 25 529,0 625,0 575,0
38 T.05 23,0 25 529,0 625,0 575,0
39 T.06 19,0 22 361,0 484,0 418,0
40 T.07 22,0 23 484,0 529,0 506,0
41 T.08 19,0 24 361,0 576,0 456,0
42 T.09 22,0 23 484,0 529,0 506,0
43 T.10 22,0 23 484,0 529,0 506,0
44 T.11 21,0 21 441,0 441,0 441,0
45 T.12 21,0 21 441,0 441,0 441,0
46 T.13 20,0 23 400,0 529,0 460,0
47 T.14 21,0 21 441,0 441,0 441,0
48 T.15 20,0 22 400,0 484,0 440,0
49 T.16 23,0 23 529,0 529,0 529,0
50 T.17 21,0 22 441,0 484,0 462,0
Jumlah 1183,0 1177,0 28617,0 27823,0 28006,0
Rata-rata 23,7 23,5
151
151
Lampiran 10. Surat Ijin Mencari Data Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan
Provinsi Jawa Tengah
152
152
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen
153
153
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian Desa Krandegan Kecamatan Puring
154
154
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring
155
155
Lampiran 14. Surat Pemberian Ijin UPT Dinas Pertanian dan Peternakan Wilayah
Petanahan kecamatan Puring