30
LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD PERANAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI POTONG DI WILAYAH SELATAN KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh : Mochamad Ali Mauludin Sugeng Winaryanto Syahirul Alim Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2010 Berdasarkan SPK No. 691/H6.26/LPPM/PL/2010 Tanggal 29 Maret 2010 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN

Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

LAPORAN AKHIR PENELITIANPENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD

PERANAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI POTONG

DI WILAYAH SELATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh :Mochamad Ali Mauludin

Sugeng WinaryantoSyahirul Alim

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas PadjadjaranTahun Anggaran 2010

Berdasarkan SPK No. 691/H6.26/LPPM/PL/2010Tanggal 29 Maret 2010

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIANKEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS PADJADJARAN

NOVEMBER, 2010

Page 2: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANLAPORAN AKHIR PENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD

SUMBER DANA DIPA UNPADTAHUN ANGGARAN 2010

1. a. Judul Penelitian : Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak Sapi Potong di Wilayah

Selatan Kabupaten Tasikmalaya b. Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi Peternakan c. Kategori Penelitian : II

2. Pelaksana Penelitian : a. Nama lengkap dengan gelar : Mochamad Ali Mauludin, S.Pt. b. Jenis kelamin : Laki-laki c. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda/IIIa/19810129 200501 1001 d. Jabatan fungsional : Asisten Ahli e. Fakultas/Jurusan : Peternakan/Sosial Ekonomi

3. Jumlah Tim Peneliti : 2 orang 4. Lokasi Penelitian : Kabupaten Tasikmalaya

5. Jangka Waktu Penelitian : 8 (delapan) bulan

6. Biaya Penelitian : Rp. 7. 000 000,- (tujuh juta rupiah)

Mengetahui: Jatinangor, 18 November 2010Dekan Fakultas Peternakan Ketua Peneliti, Universitas Padjadjaran

Dr. Iwan Setiawan, Ir., DEA. Mochamad Ali Mauludin, S.Pt.

NIP. 19600501 198603 1005 NIP. 19810129 200501 1001

Menyetujui:Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Padjadjaran

Prof. Oekan S. Abdoellah, MA., Ph.D.

Page 3: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

NIP. 19540506 198103 1002PERANAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEBERDAYAAN

PETERNAK SAPI POTONG DI WILAYAH SELATANKABUPATEN TASIKMALAYA

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mempelajari: (1) Peran yang dilakukan kelompok peternak dalam fungsinya sebagai kelas belajar, unit produksi, dan wahana kerjasama dan usaha anggota, (2) Keragaan keberdayaan peternak sapi potong, (3) Derajat hubungan antara peran kelompok dengan keberdayaan peternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dirancang sebagai penelitian survei, dengan responden sebanyak 30 peternak dari 5 kelompok peternak. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Peranan kelompok peternak sebagian besar, yaitu sebanyak 83,33 persen tergolong tinggi. Sisanya sebanyak 16,67 persen tergolong cukup. Peran atau fungsi kelompok yang paling menunjang adalah peran kelompok sebagai kelas belajar dan kelompok sebagai unit produksi, (2) Keberdayaan peternak sebagian besar, yaitu sebanyak 53,33 persen tergolong cukup. Sisanya sebanyak 46,67 persen tergolong tinggi. Kecenderungan yang ada menunjukkan bahwa peran peternak, baik sebagai pemelihara maupun sebagai manajer masih belum berjalan optimal, dan (3) Terdapat hubungan yang cukup kuat antara peranan kelompok peternak dengan keberdayaan peternak sapi potong dengan nilai korelasi rank spearman sebesar 0,53.

Kata kunci: Peranan kelompok peternak, keberdayaan peternak sapi potong

Page 4: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

ROLE OF THE GROUP IN DEVELOPING EMPOWERMENTFARMERS CATTLE IN SOUTH REGION

TASIKMALAYA DISTRICT

ABSTRACT

The research aims to study: (1) The role of farmer groups conducted in its function as a classroom learning, production units, and a vehicle for cooperation and business members, (2) Beef cattle farmer empowerment, (3) The degree of relationship between the role of the group with beef cattle farmer empowerment in Tasikmalaya district. The study was designed as a research survey, with respondents as many as 30 farmers from 5 groups of farmers. The results showed: (1) The role of farmer groups in large part, that is as much as 83.33 percent is high. The remaining 16.67 percent is quite. The role or function of most support groups is the role of the group as a classroom learning and group as units of production, (2) Empowerment of farmers in large part, that is quite as much as 53.33 percent. The remaining 46.67 percent is high. The trend suggests that the role of farmers, both as a cultivator and as a manager still has not run optimally, and (3) There is a fairly strong relationship between the role of farmer groups with the empowerment of farmers of beef cattle with a value of Spearman rank correlation is 0.53.

Keywords: Role of farmer groups, empowerment of farmers' cattle

Page 5: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadlirat Allah SWT,

karena atas perkenan dan ridho-Nya kegiatan penelitian dan pelaporannya dapat

diselesaikan. Penelitian ini adalah penelitian yang dibiayai oleh Universitas

Padjadjaran melalui Dana DIPA Universitas Padjadjaran tahun anggaran 2010.

Oleh karenanya, dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada Pihak

Universitas Padjadjaran atas penyediaan dana tersebut. Ucapan terima kasih

disampaikan pula kepada para mahasiswa program strata satu Program Studi

Sosial Ekonomi Peternakan pada Fakultas Peternakan Unpad yang telah turut

membantu penulis selama di lapangan. Kepada pihak LPPM Unpad disampaikan

pula ucapan terima kasih atas fasilitasinya selama ini. Dari hasil penelitian

ini diharapkan akan memberikan tambahan wawasan di dalam pengajaran

Penyuluhan Peternakan khususnya di lingkungan Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran.

Jatinangor, November 2010

Penulis,

Page 6: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

DAFTAR ISIBAB HalamanLEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN …………………….......

i ABSTRAK DAN ABSTRACT …………………………………………. iiKATA PENGANTAR …………………………………………………… ivDAFTAR ISI

…………………………………………………………….. vDAFTAR TABEL ……………………………………………………...... vii I.

PENDAHULUAN ……………………………………………… 1 1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 11.2. Perumusan Masalah ………………………………………… 3 II.

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 42.1. Pengertian Kelompok dan Kelompoktani ………………….. 4 2.2. Peranan

Kelompoktani ……………………………………… 52.3. Keberdayaan Peternak ………………………………………. 6III. TUJUAN DAN MANFAAT

PENELITIAN …………………… 8 3.1. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 8 3.2. Manfaat Penelitian

…………………………………………… 8IV. METODE PENELITIAN ………………………………………… 9 4.1. Rancangan Penelitian

……………………………………….. 9 Unit Analisis dan Contoh Responden ………………………. 9

4.3 Operasionalisasi Variabel …………………………………… 94.4 Cara Pengukuran dan Teknis Analisis Keeratan Hubungan… 11

V HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 12 5.1.

Keadaan Umum Wilayah Penelitian ………………………….. 12 5.2. Karakteristik Responden ……………………………………… 13 5.3. Peranan Kelompok Peternak Sapi Potong ……………………. 15 5.4. Keberdayaan Peternak Sapi Potong …………………………...

205.5. Hubungan Peranan Kelompok dengan Keberdayaan Peternak

Sapi Potong …………………………………………………... 21

VI. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 23 6.1. Kesimpulan …………………………………………………….. 23 6.2. Saran …………………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 25LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 26

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik Responden Peternak Sapi Potong . . . . . . . . . . . . 13

2. Keragaan Peranan Kelompok Peternak Sapi Potong . . . . . . . 15

Page 7: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

3. Keberdayaan Peternak Sapi Potong . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

4. Nilai Koefisien Korelasi Hubungan Peranan Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Sapi Potong . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22

Page 8: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara Peran Kelompok dan Keberdayaan Peternak 7

Page 9: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengalaman pembangunan menunjukkan bahwa pengembangan sumberdaya

manusia menjadi bagian penting untuk berhasilnya pembangunan itu sendiri.

Dalam bidang peternakan urgensi pentingnya sumberdaya peternak yang

berkualitas sangat dirasakan sekali. Saat ini berbagai kebutuhan akan protein asal

hasil ternak sebagian besar masih tergantung pada impor. Padahal dilihat dari

potensi wilayah dan tingkat kebutuhan konsumsi akan protein hewani yang terus

meningkat, maka menjadi keharusan untuk memiliki kemandirian.

Kemandirian pangan ini amat dipentingkan untuk terwujudnya kualitas

sumberdaya manusia Indonesia yang unggul. Di sisi lain tingkat konsumsi per

kapita per tahun rangkat Indonesia untuk berbagai produk pangan, masih sangat

rendah. Tingkat konsumsi rakyat Indonesia untuk daging misalnya baru mencapai

7,1 kilogram per tahun. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi

daging rakyat Malaysia dan Filipina, yaitu masing-masing 46,87 kilogram per

tahun dan 24,96 kilogram per tahun. Tingkat konsumsi protein hewani per kapita

per tahun rakyat Indonesia perlu ditingkatkan, karena sangat menentukan kualitas

pertumbuhan fisik dan kecerdasan bangsa (Siswono, 2006).

Kondisi peternakanpun saat ini masih sebagian besar merupakan peternakan

rakyat. Ada beberapa ciri yang menonjol dari peternakan rakyat ini, yaitu antara

lain: tingkat skala kepemilikan ternaknya yang relatif kecil atau sedikit,

penggunaan input teknologi dan inovasi yang relatif terbatas, dan mengandalkan

kebutuhan pakan, khususnya untuk ternak ruminasia pada penyediaan hijauan

yang sifatnya hanya cukup untuk sehari (cut and carry).

Salah satu strategi yang dapat didayagunakan di dalam meningkatkan kualitas

peternak sehingga memiliki keberdayaan adalah peningkatan peran kelompok

peternak. Sampai saat ini kelompoktani masih digunakan sebagai pendekatan

utama dalam kegiatan penyuluhan (Deptan, 2000). Pendekatan kelompok

dipandang lebih efisien dan dapat menjadi media untuk terjadinya proses belajar

Page 10: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

dan berinteraksi dari para petani, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku

petani ke arah yang lebih baik atau berkualitas (Margono, 2001).

Dengan demikian kelompoktani memiliki kedudukan strategis di dalam

mewujudkan petani yang berkualitas. Petani yang berkualitas antara lain

dicirikan oleh adanya kemandirian dan ketangguhan dalam berusahatani, sehingga

memiliki keberdayaan. Keberdayaan peternak ini dipersonifikasikan sebagai

pelaku usaha tani ternak yang berkualitas (farmers), sekurang-kurangnya harus

dicirikan oleh: (1) dimilikinya kemampuan yang memadai di dalam menguasai

dan melaksanakan aspek teknis dalam beternak, dan (2) dimilikinya kemampuan

yang memadai di dalam pengambilan keputusan dalam rangka pencapaian

keberhasilan usahanya. Peran kelompok di dalam memberdayakan anggotanya,

dapat dilihat antara lain dari: (1) peran sebagai kelas belajar, (2) peran sebagai

unit produksi, (3) peran sebagai wahana kerjasama dan usaha.

Untuk kabupaten Tasikmalaya keberadaan kelompok peternak memiliki peran

strategis di dalam mewujudkan wilayah tersebut menjadi salah satu sentra

agribisnis ternak sapi potong di Jawa Barat. Jumlah kelompoknya sebanyak 100

kelompok, yang tersebar pada Kecamatan Cikatomas, Salopa, Cibalong,

Karangnunggal, Pancatengah, Bantarkalong, dan Cikalong. Data pemotongan di

Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan per tahunnya angka pemotongan ternak

mencapai 12 ribu ekor, sedangkan populasi hanya mencapai sekitar 30 ribu ekor.

Padahal dilihat dari potensi wilayahnya sebenarnya dapat menampung hingga

mencapai sekitar 200 ribu unit ternak. Oleh karenanya, di dalam membantu

mendorong tercapainya wilayah tersebut menjadi sentra agribisnis sapi potong,

maka menjadi amat relevan bila dilakukan kajian yang menfokuskan pada peran

kelompok di dalam memberdayakan peternak sapi potong yang menjadi

anggotanya. Hasil kajian inipun akan membantu memetakan hal-hal apa saja

yang perlu lebih diperhatikan sehingga kelompok dapat berperan optimal di dalam

memberdayakan peternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.

Page 11: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(1) Seberapa jauh peran yang dilakukan kelompok peternak dalam fungsinya

sebagai kelas belajar, unit produksi, dan wahana kerjasama dan usaha

anggota di Kabupaten Tasikmalaya.

(2) Seberapa jauh keragaan keberdayaan peternak sapi potong di Kabupaten

Tasikmalaya.

(3) Seberapa jauh derajat hubungan antara peran kelompok dengan keberdayaan

peternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.

Page 12: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kelompok dan Kelompoktani

Johnson & Johnson (Sarwono, 2001) memberikan definisi kelompok sebagai

dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction),

yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-

masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok, dan

masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai

tujuan bersama.

Kelompok oleh ahli psikologi sosial, Krech dan Crutchfield (Haiman, 1951)

didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang memiliki secara nyata hubungan

yang bersifat psikologis satu dengan yang lainnya. Menurut Sarwono (2001)

dalam pendekatan psikologis ada teori yang menjelaskan terjadinya kelompok,

satu di antaranya adalah teori Firo-B (Fundamental Interpersonal Relation

Orientation Behavior) yang dikemukakan Schutz (1958). Menurut teori ini

kelompok terbentuk karena adanya kebutuhan dasar dalam hubungan individu dan

individu lainnya, yaitu inklusi, kontrol, dan afeksi. Kebutuhan inklusi adalah

kebutuhan untuk terlibat dan termasuk dalam kelompok. Kebutuhan kontrol

adalah kebutuhan arahan, petunjuk dan pedoman dalam berperilaku dalam

kelompok. Kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian

dalam kelompok.

Dari sudut pandang ahli sosiologis, Robert Merton (Chu, 1976) kelompok

didefinisikan sebagai sejumlah individu yang diikat oleh interaksi sosial menurut

pola yang tetap. Interaksi antar orang terjadi karena kepemilikan identitas

mereka sebagai anggota dan rasa dihargainya oleh yang lain sebagai bagian dari

kelompok.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 4 tahun 1992 tentang

Pedoman Pembinaan Kelompok Tani-Nelayan (Dinas Tanaman Pangan DT. I

Jabar (1985) kelompoktani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar

kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,

sumberdaya), keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua.

Page 13: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

Dengan jumlah anggota minimum 20 orang dan maksimum disesuaikan dengan

jenis usahatani dan kondisi setempat.

2.1. Peranan Kelompoktani

Menurut Departemen Pertanian (2000), dengan paradigma baru

pembangunan pertanian yang arahnya lebih melihat petani sebagai subyek atau

pelaku pembangunan, maka kelompok tani dapat berperan sebagai: (1) lembaga

pengubah (change institution), yaitu lembaga petani yang dapat mengubah

perilaku anggotanya untuk meningkatkan keberhasilan usahataninya; (2) lembaga

pembaharu (reform institution), yaitu lembaga petani yang dapat menciptakan

pembaharuan bagi anggotanya melalui inovasi baru dibidang peraturan; dan (3)

lembaga pemodernisasi (modernizing institution), yaitu lembaga petani yang

dapat membawa anggotanya menjadi petani yang modern.

Untuk dapat menjalankan peranannya tersebut kelompok tani harus dapat

melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai: (1) kelas belajar, yaitu kelompok dapat

berfungsi menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

sikap anggota; (2) unit produksi, yaitu kelompok dapat berfungsi sebagai satu unit

produksi untuk dapat mencapai skala ekonomi yang efisien dalam memproduksi

hasil usahataninya; (3) wahana kerjasama, yaitu kelompok dapat berfungsi

sebagai wahana kerjasama diantara sesama anggota, kerjasama dengan kelompok

dan atau pihak lain sehingga produktivitas kelompok dan masing-masing anggota

meningkat; dan (4) kelompok usaha, yaitu kelompok dapat berfungsi sebagai satu

kesatuan usaha yang dijalankan sehingga mampu mencari dan memanfaatkan

berbagai peluang dan kesempatan berusaha (Departemen Pertanian, 2000).

Menurut Kurnia (2000), apabila melihat peran dan fungsi ideal kelompok tani

yang sudah dirumuskan selama ini, yaitu sebagai kelas belajar, sebagai unit

produksi, sebagai wahana kerjasama dan sebagai kelompok usaha, maka ciri-ciri

kelompok tani yang dapat mengatasi berbagai permasalahan yang mereka hadapi

sebenarnya sudah tercakup. Hanya saja dalam pelaksanaannya, masih ada kesan

bahwa kegiatan kelompok tani tersebut baru terbatas sebagai kelas belajar

mengajar dan unit produksi saja. Sebagai wahana kerjasama apalagi sebagai

kelompok usaha dirasakan fungsi ini belum optimal.

Page 14: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

2.3. Keberdayaan Peternak

Keberdayaan peternak dipersonifikasikan bahwa peternak dapat menjadi

sejatinya peternak (farmers), yang ditunjukkan oleh berkembangnya potensi

peternak dalam perannya sebagai manajer usahatani, pemelihara ternak, dan

individu yang otonom, sehingga menjadi pelaku usahatani yang berkualitas

(Yunasaf, 2008).

Mosher (1978) mengemukakan bahwa dalam menjalankan usahatani, petani

memiliki dua peranan, yaitu sebagai seorang jurutani atau pemelihara (cultivator),

dan sebagai pengelola (manager) usahatani. Petani sebagai pemelihara adalah

peranan petani memelihara tanaman dan ternak guna mendapatkan hasil-hasilnya

yang berfaedah, yaitu dengan menguasai dan melaksanakan aspek teknis bertani.

Petani sebagai pengelola adalah peranan petani dalam pengambilan keputusan

atau penetapan pilihan dari akternatif-alternatif yang ada.

Prawirokusumo (1990) menyebutkan beberapa ciri manajer yang berhasil

atau sukses, diantaranya adalah: yang dapat merinci maksud dan tujuan dari

usahanya, yang selalu belajar, dan yang dapat mengenal dan menyusun sistem

prioritas.

Secara ilustratif bagaimana hubungan hipotetis antara Peran Kelompok dan

Keberdayaan Peternak dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara Peran Kelompok dan Keberdayaan Peternak

PERAN KELOMPOK

1. Sebagai Kelas Belajar2. Sebagai Unit

Produksi3. Sebagai Wahana

Kerjasama4. Sebagai Wahana

Usaha

KEBERDAYAAN PETERNAK

1. Sebagai Pemelihara Ternak

2. Sebagai Manajer

Page 15: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

IIITUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari:

(1) Peran yang dilakukan kelompok peternak dalam fungsinya sebagai kelas

belajar, unit produksi, dan wahana kerjasama dan usaha anggota di

Kabupaten Tasikmalaya.

(2) Keragaan keberdayaan peternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.

(3) Derajat hubungan antara peran kelompok dengan keberdayaan peternak sapi

potong di Kabupaten Tasikmalaya.

3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat:

(1) Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan

dengan pengembangan kelompoktani komoditas peternakan.

(2) Memperluas pemahaman tentang pentingnya peran kelompok dalam

mengembangkan keberdayaan peternak yang menjadi anggotanya.

(3) Pengayaan bahan kuliah penyuluhan dan oganisasi sosial dan

kepemimpinan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Page 16: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

IVMETODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif.

4.2. Unit Analisis dan Contoh Responden

Unit analisis dari penelitian ini adalah kelompok peternak yang ada di

Kecamatan Cikatomas. Dipilih kecamatan tersebut, karena merupakan salah satu

wilayah konsentrasi kelompok dan peternak serta ternak sapi potong di Kabupaten

Tasikmalaya.

Contoh (sample) responden adalah para anggota kelompok dari seluruh

kelompoktani ternak sapi potong yang ada di Kecamatan Cikatomas, yang diambil

secara proposional. Jumlah kelompok peternak yang aktif sebanyak lima

kelompok dan jumlah responden yang akan diambil seluruhnya adalah 30

peternak.

4.3. Operasionalisasi Variabel

Variabel yang ditelaah meliputi Peran Kelompok sebagai variabel bebas, dan

Keberdayaan Peternak sebagai variabel terikat.

Variabel Peran Kelompok meliputi:

1. Peran sebagai kelas belajar, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh

kelompok dalam memfasilitasi anggotanya untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Indikatornya terdiri (1) pertemuan

berkala dan berkelanjutan, (2) pengembangan kader kepemimpinan, (3)

fasilitasi komunikasi dengan sumber informasi dan teknologi, (4)

penyelenggaaan pelatihan.

2. Peran sebagai unit produksi, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh

kelompok dalam mendorong tercapainya skala usaha yang efisien.

Indikatornya terdiri: (1) fasilitasi kelompok dalam merencanakan pola usaha,

(2) fasilitasi dalam penyusunan rencana penyediaan input produksi, dan (3)

fasilitasi dalam penerapan teknologi dan aspek zooteknik

Page 17: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

3. Peran sebagai unit usaha, yaitu tingkat peran yang dilakukan kelompok

dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk berhasilnya usaha ternak

anggota. Indikatonya: (1) fasilitasi penyediaan input produksi, (2) fasilitasi

permodalan, dan (5) fasilitasi pemasaran.

4. Peran sebagai wahana kerjasama, yaitu tingkat peran yang dilakukan

kelompok dalam mendorong kerjasama antar anggota dan di luar kelompok.

Indikatornya: (1) kerjasama pengelolaan kelompok, (3) kerjasama

permodalan, (3) kerjasama dengan pihak luar.

Variabel Keberdayaan Peternak meliputi:

1. Keberdayaan peternak sebagai pemelihara ternak, yaitu tingkat

berkembangnya kemampuan peternak di dalam menguasai dan

melaksanakan aspek teknis dalam beternak. Indikatornya terdiri: (1)

tatalaksana reproduksi, (2) tatalaksana makanan ternak, (3) tatalaksana

pemeliharaan, (4) tatalaksana peralatan dan kandang, dan (4) tatalaksana

pemasaran.

2. Keberdayaan peternak sebagai manajer adalah tingkat berkembangnya

kemampuan peternak di dalam pengambilan keputusan dalam rangka

pencapaian keberhasilan dari usahanya. Indikatornya terdiri: (1) perincian

tujuan usaha, (2) penyusunan prioritas pengembangan usaha, dan (3)

pengembangan belajar.

4.4. Cara Pengukuran dan Teknik Analisis Keeratan Hubungan

Cara pengukuran untuk masing-masing indikator variabel dilakukan dengan

skala ordinal. Kategori kelas untuk peranan kelompok adalah :

12,00 – 20,00 : peranan kelompok tinggi

20, 01 – 28,00 : peranan kelompok cukup

28, 01 – 36,00 : peranan kelompok rendah

Kategori kelas untuk keberdayaan peternak adalah:

6,00 – 10,00 : keberdayaan peternak tinggi

10,01 – 14, 00 : Kebedayaan peternak cukup

14,01 – 18,00 : Keberdayaan peternak rendah

Page 18: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan variabel

adalah dengan uji korelasi peringkat Spearman, dengan rumus:

N

6 di

rs =

N3 –N

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi peringkat spearman

di = perbandingan peringkat

N = banyaknya subjek

Page 19: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

(1) Peranan kelompok peternak sebagian besar, yaitu sebanyak 83,33 persen

tergolong tinggi. Sisanya sebanyak 16,67 persen tergolong cukup. Peran atau

fungsi kelompok yang paling menunjang adalah peran kelompok sebagai kelas

belajar dan kelompok sebagai unit produksi.

(2) Keberdayaan peternak sebagian besar, yaitu sebanyak 53,33 persen tergolong

cukup. Sisanya sebanyak 46,67 persen tergolong tinggi. Kecenderungan yang

ada menunjukkan bahwa peran peternak baik sebagai pemelihara maupun

sebagai manajer masih belum berjalan optimal.

(3) Terdapat hubungan yang cukup kuat antara peranan kelompok peternak

dengan keberdayaan peternak sapi potong dengan nilai korelasi rank spearman

sebesar 0,53.

6.2. Saran

Ada beberapa saran yang dapat dikemukakan sesuai dengan temuan

penelitian, yaitu:

(1) Fungsi atau peran kelompok sebagai unit usaha dan wadah kerjasama agar

lebih ditingkatkan lagi, yaitu dengan melakukan pemberian akses yang luas

kepada kelompok dan para anggota di dalam memanfaatkan modal pinjaman

yang berbunga rendah atau pinjaman tanpa bunga, sehingga perkembangan

kepemilikan sapi anggota menjadi semakin bertambah.

(2) Perlu upaya-upaya pembinaan dari dinas intansi yang lebih baik lagi di dalam

membangun kemandirian kelompok peternak, khususnya di dalam kegiatan

pencapaian keswadayaan baik di dalam kegiatan pengadaan hijauan, kegiatan

biaya inseminasi mandiri dan penanganan usaha limbah untuk dapat dijual ke

luar, sehingga kemadirian peternak menjadi lebih meningkat pula.

Page 20: Peranan Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan Peternak

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1992. “Surat Keputusan Mentri Pertanian No. 41 Tahun 1992. tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani-Nelayan.” Dinas Tanaman Pangan Pemda DT. I. Jawa Barat.

Anonymous. 2000. Kebijakan Pemberdayaan Kelembagaan Tani. Biro Perencana- an dan KLN Departemen Pertanian. Jakarta.

Chu, G.D. 1976. “Groups and Development.” Dalam: Communication for Group Transformation in Developmen. Editor Chu, G.D., S. Rahim, dan D.L. Kincain. Hawai: East West Center East West Communication Institut.

Haiman, S.F. 1951. Group Leadership and Democratic Action. Scholl of Speech. Northwestern University. Houghton Miffih Company.

Kurnia, G. 2000. Pemberdayaan Kelompoktani dalam Mewujudkan Kemandirian. Menyongsong Abad 21. Biro Perencanaan Departemen Pertanian. Jakarta. Margono, S. 2001. Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi Daerah. Disajikan pada Seminar Perhiptani 2001. Tasikmalaya.

Mosher, A.T. 1978. Menggerakkan dan Membangun Pertanian: Syarat-syarat Pokok Pembangunan dan Modernisasi. Disadur S. Krisnandi dan B. Samad. Jakarta: CV Yasaguna.

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Yogyakarta: BPFE.

Siswono, Y.H. 2006. Pangan, Kualitas SDM, dan Kemajuan Suatu Negara Bangsa Dalam: Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Sarwono, S.W. 2001. Psikologi Sosial:Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Yunasaf, U. 2008. Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah dan Keberdayaan Anggotanya di Kabupaten Bandung. Disertasi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.